cinta yang tak pernah hilang - smk krian 1
TRANSCRIPT
1
Cinta Yang Tak Pernah Hilang
Oleh : Annisa Damayanti H
2
Sinopsis:
Mengisahkan kisah cinta sepasang kekasih bernama Imam dan Latifah yang
berasal dari status sosial yang berbeda pada zaman pemerintahan Hindia-
Belanda.Imam yang seorang anak yatim piatu asal Banjarbaru,Kalimantan Selatan
memiliki seorang teman yang kaya raya bernama Harlan saat mereka duduk di
bangku sekolah dasar.Pada suatu hari Harlan dan keluarganya pindah ke
Banjarmasin,karena ada suatu urusan.Imam yang selama ini memiliki mimpi untuk
menjadi dokter,disaat dewasa ia pergi merantau ke Banjarmasin.Saat di
Banjarmasin,ia jatuh cinta dengan seorang gadis kaya yang bernama
Latifah,begitupun dengan Latifah.Namun cinta mereka terhalang oleh restu orang tua
Latifah,karena status sosial mereka yang berbeda.Cinta mereka begitu tulus dan
suci,sehingga mereka bersumpah untuk selalu bersama.
Pada suatu hari Imam berencana untuk mengikuti tes calon penerima beasiswa
sekolah kedokteran di Belanda yang diselenggarakan di Surabaya.Sebelum
keberangkatannya ke Surabaya Imam berjanji pada Latifah jika ia diterima, sebelum
pergi ke Belanda ia akan melamar Latifah dan menikahi Latifah serta membawa
Latifah ikut serta pergi ke Belanda untuk menemaninya selama sekolah di
Belanda.Namun sebelum keberangkatannya juga,secara tak sengaja Imam bertemu
kembali dengan teman lamanya yaitu Harlan.Namun dengan situasi dan kondisi yang
berbeda,dimana Harlan juga mencintai Latifah.Hingga pada akhirnya saat Imam
berada di Surabaya,kedua orang tua Latifah meminta Latifah menikah dengan
Harlan,karena mereka menganggap Harlan adalah calon suami yang tepat dan setara
dengan Latifah.Tetapi,Latifah tidak mencintai Harlan,dan ia akan menunggu
kedatangan Imam dari Surabaya yang akan melamarnya dan menikahinya sebelum
pergi ke Belanda.Kedua orang tua Latifah tetap memaksa Latifah untuk menikah
dengan Harlan,sehingga membuat Latifah sedih dan tak tahu harus
bagaimana.Akankah Latifah menikah dengan Harlan? Dan akankah Imam dan
Latifah bertemu kembali dan dapat berbahagia selamanya?
3
1
Jakarta, 3 Agustus 1965 adalah hari dimana Ramli seorang penulis berbakat
melakukan syukuran atas suksesnya penjualan novel karyanya yang berjudul “Cinta
Yang Tak Pernah Hilang”.Acara hari itu diselenggarakan di sebuah area yang berada
di dalam sebuah perpustakaan besar yang ia kelola sendiri.Banyak tamu-tamu yang
sengaja datang pada hari itu untuk mengucapkan selamat secara langsung pada
Ramli.
“Selamat Tuan Ramli,novel gubahan anda menjadi penjualan nomor satu dan terbaik
di negeri ini.”Ujar salah satu tamu yang datang dengan menyalaminya langsung pada
Ramli.
“Terima kasih tuan.”Ujar Ramli.
Selain ingin mengucapkan selamat secara langsung ,mereka tamu-tamu yang
datang juga ingin mencari tahu mengenai novel karya Ramli itu.Dari kalangan tamu-
tamu tersebut,terdapat juga wartawan-wartawan dari berbagai media yang
memberitakan syukuran atas penjualan novel karya Ramli tersebut secara lebih
detail.Pada hari syukuran penjualannya, berita syukuran penjualan tersebut menjadi
berita nomor satu di berbagai surat kabar di berbagai kota di Indonesia.Maklum
saja,novel karya Ramli tersebut terjual laris,karena banyak di sukai oleh pembaca di
seluruh negeri ini.Jalan cerita yang sangat menyentuh hati membuat para pembaca
terpikat akan novel tersebut.Tamu-tamu yang datang pada hari itu bukan hanya dari
kalangan orang-orang penting dan wartawan saja,tetapi juga dari kalangan pelajar
seperti mahasiswa yang sengaja datang untuk melakukan wawancara eksklusif pada
Ramli dan menonton wawancara eksklusif tersebut.
Tepat di puncak acara,Ramli naik ke atas panggung dan duduk di kursi yang
sudah tersedia diatas panggung untuk melakukan wawancara eksklusif yang dipandu
oleh seorang mahasiswi dari sebuha universitas di Indonesia dan disaksikan oleh
seluruh tamu yang datang pada hari itu.
Wawancara eksklusif itu dimulai,satu per satu pertanyaan di lontarkan oleh seorang
mahasiswi yang menjadi pemandu di wawancara eksklusif itu.
“Tuan Ramli,kalau boleh tahu kapan anda memulai menulis novel ini?”Ujar
Mahasiswi tersebut.
4
“Novel ini pertama kali mulai saya tulis tepatnya pada tahun 1948.”Ujar Ramli.
“Novel ini menjadi penjualan terbaik di negeri ini,karena kisahnya yang sangat
menyentuh hati.Kalau kami boleh tahu,apakah kisah yang anda ceritakan pada novel
ini adalah kisah nyata?”Ujar Mahasiswi itu.
“Iya,kisah yang saya ceritakan didalam novel ini adalah kisah nyata.Kisah nyata dari
seseorang yang saya anggap lebih dari sekedar sahabat.Dia adalah seseorang yang
sudah saya anggap sebagai saudara sendiri dan guru buat saya.Sehingga saya dapat
seperti sekarang ini.”Ujar Ramli tersenyum penuh rasa bangga terhadap seseorang
yang selama ini menjadi inspirasinya.
“Kalau boleh,bisakah anda menceritakan siapa dia dan bagaimana kisahnya hingga
anda mendapat inspirasi untuk menulis novel ini ?”Ujar Mahasiswi tersebut.
“Baiklah,saya akan menceritakannya kepada anda-anda semua yang menjadi tamu
saya pada hari ini.”Ujar Ramli memulai cerita.
****
Kotabaru,Kalimantan Selatan di tahun 1920 hiduplah seorang anak lelaki
berusia sepuluh tahun yang bernama Imam Zulkifli.Imam adalah seorang anak lelaki
yang terlahir dari pasangan suami istri yang miskin.Ayahnya hanyalah seorang
penjual buah di pasar,sedangkan ibunya telah meninggal dunia saat
melahirkannya.Sehari-hari Imam membantu ayahnya bekerja berjualan buah di pasar
untuk biaya hidup sehari-hari dan biaya sekolah.Imam anak yang tak pernah putus
asa,dan tidak pernah menyerah.Ia memiliki cita-cita yang besar,yaitu cita-cita
menjadi seorang dokter.Ia juga memiliki banyak teman,karena sifatnya yang ramah
dan baik hati.Ia juga memiliki seorang sahabat yang merupakan seorang anak lelaki
keturunan Belanda dan berasal dari keluarga kaya raya yang bernama Harlan.Imam
dan Harlan sudah cukup lama bersahabat,mereka mulai saling kenal saat Imam
menolong Harlan yang sedang mengalami kecelakaan,akibat terjatuh dari kuda saat
sedang berkeliling-keliling sambil menunggangi kuda.Harlan mengalami luka pada
bagian kakinya,sehingga membuatnya sulit untuk berdiri.Melihat ,luka yang merasa
kesakitan akibat luka yang dideritanya,dengan sigap Imam pun langsung
membersihkan luka yang ada di kaki Harlan dengan menggunakan daun.Selain
membersihkan luka,Imam juga rela merangkul dan mengantar Harlan sampai ke
rumahnya.
5
“Terima kasih banyak atas pertolongannya.”Ujar Harlan.
“Sama-sama.”Ujar Imam
“Saya Harlan.”Ujar Harlan menjulurkan tangannya.
“Imam”Ujar Imam dengan senyuman sambil berjabat tangan dengan Harlan.
“Senang dapat berkenalan dengan kau.”Ujar Harlan.
“Sama-sama Harlan.”Ujar Imam.
“Ngomong-ngomong kau bersekolah dimana?”Ujar Harlan.
“Saya bersekolah di situ Harlan,itu yang gedung itu.”Ujar Imam dengan
menunjukkan gedung sekolahnya.
“Ohh…kalau begitu sekolah kita berdekatan.”Ujar Harlan.
“Memangnya kau bersekolah dimana Harlan?”Ujar Imam.
“Saya bersekolah di gedung itu,yang ada di seberang gedung sekolah kau
Imam.”Ujar Harlan dengan menunjukkan gedung sekolahnya juga.
“Ohh…di situ,maaf kalau begitu saya harus pulang dahulu Harlan,karena langit
sudah mulai gelap.”Ujar Imam.
“Baiklah,kalau begitu hati-hati Imam.”Ujar Harlan.
Setelah perkenalan itu Imam dan Harlan menjadi saling berteman hingga
menjadi sahabat.Sebagai seorang anak lelaki,setiap setelah pulang dari sekolah dan
di hari libur,Imam dan Harlan selalu bermain sepak bola bersama dan pergi
memancing ikan bersama.Tak jarang disaat sedang tidak ada orang di rumah,Harlan
mengajak Imam makan bersama di rumahnya yang besar.Wajah ceria layaknya anak-
anak yang lainnya sangat terlihat dari dua anak lelaki ini,disaat mereka sedang
bermain bersama.
Dua tahun kemudian,Harlan dan keluarganya harus pindah ke
Banjarmasin,karena ia dan keluarganya harus tinggal bersama ayahnya yang seorang
pria Belanda di Banjarmasin,yang merupakan seorang pemiliki perkebunan kelapa
sawit di Banjarmasin.Semenjak Harlan dan keluarganya pindah ke
Banjarmasin,Imam sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Harlan.Dua tahun setelah
Harlan dan keluarganya pindah ke Banjarmasin,ayah Imam menikah lagi dengan
Fatimah seorang janda miskin yang telah memiliki satu orang anak dari pernikahan
terdahulunya yang bernaam Karim.Selama ayahnya masih hidup,Fatimah selalu
memperlakukan Imam dengan baik,layaknya anak sendiri.Tetapi,pada tahun 1927
setelah ayahnya meninggal dunia ,saat ia baru saja tamat dari Sekolah Menengah
Atas-nya ,sifat Fatimah langsunglah berubah,ia tidak lagi baik hati pada Imam dan
6
memperlakukan Imam layaknya anak sendiri.Tetapi,kini ia sudah menunjukkan sifat
aslinya yang dingin dan kejam.
Setelah ayahnya meninggal dunia dan selama hidup bersama ibu tiri dan kakak
tirinya,Imam tak pernah diperlakukan selayaknya seorang anak oleh ibu tirinya.Ia
sering sekali diperlakukan kasar oleh ibu tiri dan kakak tirinya.Selama tinggal
bersama sang ibu tiri dan kakak tiri,Imam sering dipaksa kerja berdagang buah di
pasar,karena ibu dan kakak tirinya adalah tipikal orang yang pemalas dan pemeras.
Karim kakak tiri Imam adalah seorang pengangguran yang kerjaannya hanya
mabuk-mabukan,berjudi dan pembuat onar.Selain itu Karim juga sering memfitnah
Imam,sehingga membuat Fatimah marah pada Imam ,dan memberikan hukuman
pada Imam, seperti mengunci Imam di dalam kamarnya,dan tak jarang Fatimah juga
melakukan kekerasan pada Imam seperti memukulnya dengan sapu lantai. Disaat
sedang dihukum seperti itu,Imam selalu teringat akan cita- citanya sejak kecil yang
ingin menjadi dokter.Setiap hari saat sedang berada di kamar,ia selalu menghitung
jumlah uang tabungannya yang ia kumpulkan dari sisa uang saku saat masih sekolah
dan sisa uang setoran hasil penjualan buah dari tahun ke tahun.Tetapi uang itu
sangatlah jauh dari kata mencukupi untuk biaya sekolah kedokteran.Pada suatu
ketika di tahun 1930,saat usianya sudah memasukki dua puluh tahun, Imam terbesit
ide untuk pergi merantau ke Banjarmasin untuk mencari kerja dan dapat
mengumpulkan uang lebih banyak lagi,dan hingga pada akhinya ia memutuskan
bertekad memberanikan diri untuk pergi merantau ke Banjarmasin, untuk mencari
pekerjaan agar ia mendapatkan biaya agar untuk dapat bersekolah kedokteran,dan
selama di Banjarmasin ia berencana untuk tinggal di rumah Ramli teman semasa
SMA-nya yang pindah dari Kotabaru, dan tinggal di Banjarmasin.Pada suatu malam
seusai shalat isya,Imam keluar dari kamarnya yang sangat kecil untuk menemui ibu
tiri dan kakak tirinya yang sedang menikmati makan malam di ruang makan.
“Ma ?”Sapa Imam.
“APA?”Ujar Fatimah dengan ketus.
“Boleh ulun berbicara?”Ujar Imam.
“YAA..KALAU MAU BICARA,BICARA SAJA !”Ujar Fatimah dengan ketusnya.
“Mak,Ulun ingin sekali mewujudkan cita-cita ulun menjadi dokter.Maka dari itu
bolehkah ulun pergi merantau ke Banjarmasin Ma?”Ujar Imam.
7
“APA ?? HANDAK JADI DOKTER??? KADA SALAH KAH IKAM NII???
BERMIMPI SAJA IKAM JADI DOKTER !!! IKAM KADA BULIH KE
BANJARMASIN !!!”Ujar Fatimah.
“Tetapi,itu sudah cita-cita ulun ma,mengapa kada bulih?”Ujar Imam.
“KALAU MAMA BILANG KADA BULIH, YAA KADA BULIH !!!”Ujar Fatimah.
“Lagi pula ikam tuh kada usah bermimpi menjadi dokter,ikam tuh cocoknya jadi
budak saja hahahaha.”Ujar Karim.
“Betul apa kata Karim,ikam tuh cocoknya jadi budak saja, bukan jadi dokter
hahahaha.”Ujar Fatimah.
Dengan perasaan sakit hati dan kecewa,Imam langsung kembali masuk ke kamarnya
dan mengunci diri di dalam kamarnya.
“Saya tak boleh hidup seperti ini terus menerus,saya harus pergi dari rumah ini,saya
harus mewujudkan cita-cita saya !!!”Batin Imam.
Ulun : Saya
Ikam : Kamu (dalam bahasa kasar)
Kada : Tidak
Bulih : Boleh
****
Beberapa hari kemudian pada suatu malam saat Fatimah dan Karim telah tertidur
lelap.Secara diam-diam Imam dengan membawa sebuah tas yang berisi
pakaiannya,melalui jendela kamarnya yang tak terkunci, Imam berhasil kabur dari
rumahnya dan pergi ke Banjarmasin.Ketika hari sudah pagi,di saat Fatimah berteriak
memanggil Imam untuk menyuruhnya pergi ke pasar,Fatimah sangat terkejut karena
Imam sama sekali tak menjawab panggilannya.
“Kenapa dengan anak ini,mengapa ia tak menjawab?”Gumam Fatimah.
Saat itu Karim kebetulan baru saja keluar dari kamarnya.
“Ada apa Ma?”Ujar Karim.
“Dari tadi mama berteriak – teriak memanggil Imam,dia tak merespon-respon.”Ujar
Fatimah.
“Kita dobrak saja ma pintunya.”Ujar Karim.
“Oh..iya betul juga yaa.Ayoo kita dobrak saja !”Ujar Fatimah.
Fatimah dan Karim mendobrak pintu kamar Imam,saat pintu berhasil di dobrak
mereka sangat terkejut sekali karena Imam sama sekali tak ada di dalam
8
kamarnya.Di dalam kamar Imam,Fatimah dan Karim hanya menemukan seberkas
surat dari Imam yang tergeletak diatas tempat tidurnya.
Kepada
Mama Fatimah dan Bang Karim
Assalamu alaikum,jika Ma Fatimah dan Bang Karim membaca surat ini.Imam
ingin meminta maaf karena Imam pergi tanpa seizin mama dan abang.Imam pergi
merantau ke Banjarmasin,Imam ingin mewujudkan cita-cita Imam.Imam ucapkan
terima kasih pada Ma Fatimah,karena selama ini Ma Fatimah sudah berusaha untuk
membesarkan Imam.Imam juga ucapkan terima kasih pada bang Karim,yang sudah
bersedia menjadi kakak Imam,walaupun bukan kakak kandung tetapi Imam selalu
menganggap bang Karim sebagai saudara Imam sendiri.Imam mohon doa dari Mak
Fatimah dan bang Karim,agar Imam dapat mewujudkan cita-cita Imam. Sekian
surat dari Imam,semoga Mak Fatimah dan Bang Karim selalu diberikan kesehatan
dilindungi oleh Allah SWT.
Salam
Imam
Setelah membaca surat itu,Fatimah pun langsung terdiam.
****
Hari itu sangat cerah sekali,terlihat pemandangan kota Banjarmasin yang nampak
elok dan nikmat di pandang.Banyak anak-anak bermain di hulu sungai,dan terlihat
pula para ibu-ibu yang sedang mencuci pakaian di sungai.Sedangkan para kaum
adam terlihat sibuk mencari nafkah.Siang itu udara sejuk yang menyelimuti kota
Banjarmasin menyambut kedatangan Imam.
“Nah..ini dia rumah Ramli.”Ujar Imam saat tiba di depan rumah Ramli.
“Assalamu alaikum.”Sapa Imam sambil mengetuk pintu.
“Waalaikum salam,maaf piyan ini siapa yaa?”Ujar Badrun ayah Ramli.
“Ulun Imam paman dari Kotabaru,ulun kawan sekolah Ramli.”Ujar Imam dengan
senyum ramah.
9
“Oohh...Imam dari Kotabaru.Ayoo…masuklah sini !”Ujar Badrun menyuruh Imam
masuk ke dalam rumahnya.
Badrun menyuruh Imam duduk di ruang tamu.Ia pun lekas pergi ke dapur
membuatkan teh untuk Imam.
“Duduklah dahulu,si Ramli setiap siang-siang seperti ini dia selalu pergi keluar untuk
mencari inspirasi katanya.Maklum saja,ia sangat berambisi besar menjadi seorang
penulis.”Ujar Badrun sambil membuatkan teh.
“Oohh…jadi begitu paman.Waaah..kada usah repot-repot membuatkan teh untuk
ulun.Gampang saja nanti ulun buat sendiri jika ulun handak.”Ujar Imam.
“Sudah,kada apa-apa.Paman tahu piyan ini lelah dan haus.”Ujar Badrun menaruh
teh tersebut di meja ruang tamu.
“Terima kasihlah paman,maaf ulun sudah merepotkan paman.”Ujar Imam merendah
diri.
Piyan : Kamu
Handak : Hendak/Ingin
****
Tak lama kemudian Ramli datang,saat bertemu Imam dan Ramli langsung
berpelukan dan saling merangkul untuk melepas rasa rindu.
“Hai…pemuda Kotabaru?akhirnya kau ini datang jua ke Banjar.”Ujar Ramli.
“Abah,Imam ini kawan lama ulun di Sekolah Menengah Atas.Prestasinya tidak
pernah menurun,selalu di peringkat satu.Dan ia ini ingin sekali menjadi seorang
dokter.”Ujar Ramli dengan semangat.
“Paman sungguh takjub padamu Imam dan usahamu,paman akan usahakan untuk
membantumu meraih cita-cita.”Ujar Badrun.
“Ulun ucapkan banyak terima kasih sebelumnya paman atas bantuan paman.Paman
sudah begitu baik lawan ulun.”Ujar Imam dengan senyuman.
“Ya…sudah lebih baik sekarang taruh barang-barang kau di kamar yang ada di
belakang.Beristirahatlah dahulu,nanti sore saya ajak kau jalan-jalan ke hulu
sungai.”Ujar Ramli.
“Baiklah”Ujar Imam dengan senyuman.
Jua : Juga
10
Di Sore hari yang cerah,Imam dan Ramli pergi berjalan-jalan ke hulu
sungai.Suasana langit di sore itu nampak cerah dan nikmat di pandang.Saat berada di
hulu sungai,Ramli dan Imam melihat dua orang gadis cantik yang mengenakan
selendang berwarna putih dan merah muda sedang mengambil air di sungai dengan
menggunakan bambu.
“Lihat gadis-gadis itu ,mereka cantik sekali bukan ?”Ujar Ramli mengacungkan jari
telunjuknya ke arah dua orang gadis itu.
“Iya,cantik sekali mereka.”Ujar Imam yang tak henti-hentinya memandang gadis
yang memakai selendang berwarna merah muda.
“Namun sayang,kedua gadis itu tidak sepadan dengan kita.Gadis yang memakai
selendang berwarna putih itu ia bernama Khodijah,ia adalah anak seorang walikota
di sini.Sedangkan gadis yang memakai selendang merah muda itu,ia bernama
Latifah.Menurut para lelaki di sini Latifah adalah gadis paling cantik di sini,ia
bagaikan bunga yang selalu menyegarkan.Namun,sayang ia tidak sepadan dengan
kita,karena ia berasal dari keluarga yang sangat terpandang di sini.Ayahnya
Hj.Sholeh adalah seorang pengusaha meubel sukses dan pemasok di sini.Ia juga
pemasok buah-buahan dari Jawa.Kedua orang tuanya dan keluarganya sangat
melindunginya .Untuk berteman dengannya saja sulit,apalagi untuk menjadi
kekasih.”Ujar Ramli.
Imam yang saat itu sedang berada di hulu sungai bersama Ramli,terlihat begitu
terpana dengan kecantikan Latifah saat ia pertama kali melihat Latifah.Imam tetap
tak henti-hentinya menatap dan memandang Latifah.Sadar bahwa Imam tidak henti-
hentinya menatap dirinya,dengan malu-malu saat akan meninggalkan hulu
sungai,Latifah membalas tatapan Imam dan memberikan senyuman manis untuk
Imam. Begitu juga dengan Imam,ia pun membalas senyuman Latifah dengan senyum
manis nan cerah.
“Heyy…kau ini kenapa?dari tadi tersenyum sendiri dan tak henti-hentinya menatap
Latifah.Kau naksir ya?”Ujar Ramli sadar bahwa Imam tak henti-hentinya menatap
Latifah.
“Sepertinya,Latifah sudah membuatku terpana.Hatiku terasa amat berbedar
melihatnya.”Ujar Imam tersenyum cerah.
11
“Kau harus ingat,Latifah itu anak dari keluarga terpandang.Untuk menjadikannya
sebagai kekasih,sepertinya banyak rintangan berat yang harus dilalui.”Ujar Ramli
mengingatkan Imam.
“Apapun rintangannya insya allah saya akan siap hadapi.”Ujar Imam.
****
Di petang hari saat akan memasukki waktu shalat maghrib,Imam pergi berangkat
ke surau untuk melaksanakan shalat maghrib berjamaah dan mengikuti
pengajian.Saat ia sedang berjalan kaki menuju surau,ia tak sengaja bertemu dengan
Latifah yang juga sedang berjalan kaki menuju surau sambil membawa peralatan
shalat dan al-Qur’an.Imam terlihat gugup ketika melihat Latifah yang sedang
berjalan menuju surau,tetapi secara perlahan ia memberanikan diri untuk
menghampiri Latifah dan menyapa Latifah.
“Latifah,bolehkah kita berjalan bersama?”Ujar Imam mengajak Latifah.
“Tentu boleh”Ujar Latifah memberikan dengan senyuman manis.
Perjalanan menuju surau lumayan agak jauh,namun semua itu tidak akan terasa
ketika diiringi obrolan-obrolan yang ringan namun cukup menarik.
“Sepertinya saya belum pernah melihat kau sebelumnya,kalau boleh tahu siapa nama
kau?dan dari mana engkau tahu nama saya?”Ujar Latifah dengan ramah dan sopan.
“Nama saya Imam,saya datang dari Kotabaru.Saya tahu nama kau dari Ramli kawan
saya.”Jelas Imam dengan wajah berseri-seri.
“Ohh…jadi kau ini kawan bang Ramli?”Ujar Latifah tersenyum tersipu.
“Iya,saya dan Ramli sudah berkawan lama sejak kami duduk di Sekolah Menengah
Atas di Kotabaru.”Jelas Imam.
“Kau berangkat sendirian ke surau?”Ujar Imam.
“Iya,hari ini kebetulan teman saya Khadijah sedang berhalangan jadi ia tak bisa pergi
ke surau untuk melaksanakan shalat berjamaah.”Ujar Latifah.
“Ooh..,jadi begitu”Ujar Imam.
“Sudah berapa lama kau berada di Banjarmasin Imam?”Ujar Latifah.
“Belum lama,baru tiga hari saya berada di sini.”Ujar Imam.
12
Tak terasa berjalan,akhirnya mereka pun tiba juga di surau.Setibanya di surau
mereka langsung melangsungkan shalat maghrib berjamaah yang dilanjut dengan
pengajian hingga waktu isya tiba.Selepas shalat isya seluruh jamaah membubarkan
diri dan pulang menuju rumah mereka masing-masing.Saat akan keluar dari surau
cuaca sedang tidak bersahabat,hujan turun amat deras sekali.Di depan surau Imam
bertemu kembali dengan Latifah yang saat itu sedang menunggu hujan reda.
“Latifah,engkau masih di sini?”Ujar Imam dengan wajah berseri-seri.
“Iya,menunggu hujan reda.Imam engkau belum pulang?”Ujar Latifah dengan wajah
yang berseri-seri juga.
“Belum,menunggu hujan reda jua.”Ujar Imam sambil memandangi hujan.
Ketika itu Imam melihat sebuah pohon pisang berdiri tepat berada di depan
surau,dari situlah ia mendapatkan sebuah ide.
“Latifah,bagaimana kalau kita pulang bersama sekarang saja?”Ujar Imam mengajak
Latifah pulang bersama.
“Bagaimana kita bisa pulang?sedangkan hujan belum juga reda.”Ujar Latifah.
Imam mematahkan sebatang daun pisang untuk di jadikan payung.
“Latifah engkau tidak perlu khawatir,kita gunakan daun pisang ini sebagai
payung.Nanti biar saya antar engkau sampai rumah.”Ajak Imam.
“Lalu bagaimana engkau pulang nanti Imam?”Ujar Latifah.
“Kau tak perlu khawatir,saya bisa pulang sendiri.Bagaimana?”Ujar Imam.
“Baik lah kalau begitu,terima kasih sebelumnya Imam.”Ujar Latifah mengangguk
tersenyum tersipu.
"Sama-sama Latifah"Ujar Imam membalas senyuman Latifah.
****
Hujan nampak sudah mulai reda,Imam dan Latifah tiba di depan rumah Latifah
yang besar dan megah.Ketika itu sebelum Latifah masuk ke rumah,dengan
keberanian Imam mengajak Latifah untuk mengambil air bersama di hulu sungai
besok sore.
“Latifah,besok sore mau kah engkau bertemu denganku di hulu sungai?kita
mengambil air bersama.”Ujar Imam tersenyum malu.
“Tentu saja saya mau.Dengan senang hati saya terima ajakkanmu.”Ujar Latifah
dengan wajah berseri-seri.
13
“Syukurlah kalau begitu,saya senang mendengarnya.”Ujar Imam tersenyum senang.
“Kalau begitu sampai jumpa besok sore Imam,terima kasih engkau sudah begitu baik
padaku.”Ujar Latifah.
Latifah lantas pergi masuk ke dalam rumah.Sebelum masuk ke dalam rumah,Latifah
memberikan senyuman manis pada Imam dengan wajah yang berseri-seri.Ketika
itu,Imam merasa bahagia sekali.
****
Di malam hari,Imam dan Ramli nampak sedang duduk di sebuah kursi kayu yang
ada di teras rumah dengan di temani secangkir teh manis hangat.
“Imam,bagaimana dengan tujuan kau untuk mencari pekerjaan?apakah kau sudah
mendapatkan pekerjaan?”Ujar Ramli.
“Belum dapat Ram,bisakah engkau membantuku mencari pekerjaan?”Ujar Imam
dengan raut wajah pasrah.
“Ehmm…begini saja,gimana kalau kau membantu saya berjualan buah di
pasar.Nanti hasilnya akan saya bagi,gimana?”Ujar Ramli menawarkan pekerjaan
pada Imam.
“Wahh…boleh itu Ram.Kebetulan sekali,saya dahulu juga pernah berjualan buah di
pasar.”Ujar Imam sumringah.
“Oke,kalau begitu besok pagi selepas shubuh kita berangkat ke pasar.”Ujar Ramli
dengan senang hati.
****
Selepas shalat shubuh,Imam dan Ramli langsung pergi menuju pasar sentral
untuk membeli buah sebelum dijual di pasar tradisional.Sepanjang hari dengan
semangat mereka melayani setiap pembeli yang ada di pasar.
“Ram,sejak kapan kau berjualan buah seperti ini?”Ujar Imam saat sedang menanti
pembeli.
“Sudah lumayan lama,semenjak Mama meninggal dan semenjak pindah ke
Banjarmasin.Saya dan abah memutuskan untuk berjualan buah di pasar
14
tradisional.Tapi,sekarang ini abah kan fisiknya sudah kurang sehat,jadi saya yang
berjualan sendiri melayani pembeli di pasar.”Jelas Ramli.
“Maaf mama kau sudah meninggal?sejak kapan dia meninggal Ram?”Ujar Imam
terkejut ketika mendengar bahwa ibu Ramli sudah meninggal dunia.
“Mama saya meninggal sejak dua tahun lalu,beliau meninggal karena terserang
penyakit TBC.Kala itu kami tidak ada biaya untuk membawa mama ke dokter atau
rumah sakit ,karena tidak ada biaya dan abah sudah tidak bekerja lagi sebagai
wartawan di kantor surat kabar yang ada di Kalimantan Selatan ini.Kantor surat
kabar itu tutup karena bangkrut,hingga akhirnya mama meninggal.Selepas Mama
meninggal saya dan abah pindah ke Banjarmasin untuk mengadu nasib.Dan beginilah
sekarang.”Jelas Ramli menceritakan masa lalunya.
“Maaf Ram,saya sudah membuat kau sedih.Saya turut berduka cita atas
meninggalnya mama kau Ram.”Ujar Imam.
“Tak apa,itu semua sudah masa lalu.Lagi pula inilah yang namanya hidup yang
sedang diatas dapat berada dibawah,dan yang dibawah dapat berada diatas.Ini semua
sudah Allah tentukan,boleh bersedih tetapi tidak perlu kita ratapi dengan apa semua
yang telah terjadi.”Ujar Ramli.
Di sore harinya di kala langit sudah mulai gelap,Imam dan Latifah terlihat
sedang berada di hulu sungai.Mereka mengambil air bersama di hulu sungai.Mereka
nampak akrab sekali,seperti sudah kenal lama.
“Engkau itu terlihat pendiam,namun kalau sudah kenal engkau,ternyata engkau ini
tidak pendiam seperti yang terlihat.”Ujar Imam.
“Memang banyak sudah orang yang menyangka saya ini orang yang pendiam,namun
kalau mereka sudah kenal dengan saya mereka mengatakan yang sama sepertimu
Imam.”Ujar Latifah.
“Latifah,kau sudah memiliki kekasih?”Ujar Imam.
“Ehm…belum Imam.”Ujar Latifah.
“Masa gadis seperti kau tidak memiliki kekasih?”Ujar Imam.
“Serius,saya belum memiliki kekasih.Kau sendiri bagaimana?”Ujar Latifah.
“Saya juga belum memiliki kekasih.”Ujar Imam.
“Tetapi,pasti ada gadis yang kau sukai kan?”Ujar Latifah.
“Kenapa kau bisa menduga seperti itu ?”Ujar Imam.
15
“Saya dapat melihatnya dari kedua matamu,dan wajahmu yang sedang memiliki rona
bahagia.”Ujar Latifah.
“Kau ini bisa saja.”Ujar Imam.
Tak terasa hari sudah mulai gelap,Imam dan Latifah harus segera
pulang.Sebelum pulang ke rumah Latifah memberikan sepucuk surat untuk
Imam.Imam nampak senang ketika Latifah memberinya sepucuk surat itu.Tak lupa
sebelum pergi meninggalkan Imam,Latifah pun memberikan senyuman manis untuk
Imam.Imam nampak senang kala itu ketika Latifah memberikannya sepucuk surat
dan senyuman manis untuknya.Setiba di rumah Ramli,dan saat berada di dalam
kamar Imam langsung membuka dan membaca surat dari Latifah.
Kepada
Saudara Imam
Bersamaan dengan surat ini,saya Latifah ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada engkau Imam.Jujur saja sebenarnya saya amat sangat senang dapat
berkenalan denganmu Imam,karena bagi saya selama tidak ada seseorang pria pun
yang berani untuk dekat dengan saya dan mau berteman dengan saya.Saya sangat
takjub padamu Imam,engkau sosok pria yang baik hati dan pemberani.Mungkin
lebih enak jika saya mengungkapkan siapa saya yang sebenarnya melalui
surat.Sebenarnya saya ini adalah gadis kaya yang malang,di luar mungkin saya
terlihat seperti gadis yang penuh dengan kebahagiaan dan kekayaan,tetapi di dalam
hati saya sebenarnya saya menangis dan kesepian.Kedua orang tua sayalah yang
membuat saya seperti ini,mereka sangat membatasi pergaulan saya.Maka dari itu
saya tidak memiliki teman di sini,teman untuk bergaul dan teman curhat.Maaf kalau
saya sudah banyak mencurahkan seluruh isi hati saya padamu,tetapi inilah
kenyataannya dalam hidup saya.Sebagai tanda pertemanan,melalui surat ini saya
juga ingin mengundangmu untuk makan malam bersama besok malam di rumah
saya.Saya harap engkau bersedia untuk makam malam dengan saya dan keluarga
besok malam.Sekian dulu surat dari saya Imam,jika saya ada salah saya minta maaf.
Dari
Latifah
16
****
Raut wajahnya nampak bahagia sekali ketika membaca seluruh isi surat dari
Latifah,hatinya pun riang sekali rasanya.Tetapi,ia juga turut merasakan prihatin dan
sedih dengan kehidupan Latifah yang sebenarnya.
“Waahh…surat dari siapa itu?sepertinya kau terlihat serius sekali
membacanya.”Ujar Ramli yang tiba-tiba saja datang.
“Surat ini dari Latifah Ram,dia mengundang saya untuk makan malam esok di
rumahnya,dan dia juga menceritakan kehidupannya yang malang pada surat ini.”Ujar
Imam.
“Coba sini saya baca.”Ujar Ramli.
“Malang betul kehidupannya,saya sangat prihatin mendengarnya.Sepertinya dia
sangat bahagia bersama kau Imam.”Ujar Ramli.
“Maka dari itu esok rencananya saya akan datang memenuhi undangan makan
malam bersama keluargnya.”Ujar Imam,
“Waaahh…kalau begitu,besok engkau harus terlihat tampan dan rapih,tidak seperti
ini.”Ujar Ramli.
“Kalau begitu bisa kah kau bantu saya,untuk mencarikan pakaian yang pas dan
dandanan yang pas untuk saya?”Ujar Imam.
“Kau tenang saja,besok pasti kau akan kubantu.”Ujar Ramli merangkul pundak
Imam.
“Terima kasih sebelumnya Ram.”Ujar Imam.
“Iya sama-sama,sebagai sahabat harus saling membantu.Besok seusai berdagang kita
pergi ke pasar,kita beli pakaian yang bagus di sana.”Ujar Ramli.
****
Keesokkan paginya,Latifah yang sedang berada di dalam kamarnya menerima
surat balasan dari Imam melalui salah seorang asisten rumah tangganya.Latifah
nampak antusias ketika menerima surat itu,sepertinya ia sudah menunggu surat
balasan dari Imam.
Kepada saudari Latifah
17
Bersama surat balasan ini,saya sampaikan bahwa saya sangat senang sekali
dapat berkenalan denganmu Latifah dan dapat menjadi temanmu.Setelah membaca
suratmu dan seluruh isi curahan hatimu,saya turut prihatin atas semua yang engkau
alami selama ini Latifah.Jika engkau berkenan,saya bersedia menjadi tempat
curahan hatimu dan keluh kesahmu.Engkau tak perlu sungkan untuk berkeluh kesah
denganku.Dengan berkeluh kesah,insya allah hati akan lebih tenang dan beban
pikiran akan menjadi lebih ringan.Atas undangan makan malammu,saya ucapkan
banyak terima kasih sebelumnya.Alangkah merasa terhormat dan senang sekali
dapat hadir untuk makan malam bersamamu.Nanti malam insya allah saya akan
datang ke rumahmu untuk makan malam bersama.Sekian dulu surat balasan ini,saya
mohon maaf apabila ada salah denganmu.Sampai jumpa nanti malam Latifah.
Dari
Imam
****
Hari ini Imam dan Ramli berdagang hanya setengah hari saja, karena seluruh
buah sudah habis terjual.Seusai berdagang mereka berdua pergi ke sebuah pasar
untuk membeli pakaian yang pantas dikenakan oleh Imam untuk makan malam nanti
malam.Untuk mendapatkan pakaian yang pas dengan harga yang pas,satu per satu
penjual pakaian di pasar mereka kunjungi, hingga akhirnya Imam menemukan
pakaian yang pas untuk di pakai nanti malam.Setelah mendapatkan pakaian yang
pas,Ramli membawa Imam pergi ke sebuah salon pangkas rambut pria,karena Ramli
melihat model rambut Imam harus di rubah.
“Ram buat apa kita ke sini?”Ujar Imam.
“Untuk makan malam nanti kau harus tampil sempurna di depan Latifah,sudahlah
ayo masuk saja !”Ujar Ramli mengajak Imam masuk ke salon.
Setelah dari salon,Imam pun terlihat lebih tampan dari sebelumnya dan rambutnya
juga terlihat lebih rapih.
****
Malam itu Latifah dan Imam akan makan malam bersama di rumah
Latifah.Makan malam itu akan di mulai pada jam setengah delapan malam,namun
18
hingga pukul tujuh malam Imam belum juga datang ke rumah Latifah.Malam itu
Latifah terlihat berdiri di depan jendela rumahnya menunggu kedatangan Imam.
“Mana kawan piyan yang piyan undang itu?dia balum datang kah?”Tanya Hj.Sholeh
ayah Latifah.
“Mungkin satumat lagi bah dia datang.”Ujar Latifah.Tak lama kemudian terdengar
suara Imam mengucapkan salam dari depan rumah Latifah.
“Assalamu alaikum “Ujar Imam.Latifah mengintip dari jendela,ia nampak sumringah
ketika Imam datang.
“Waalaikumsalam.Abah itu kawan ulun sudah datang.”Ujar Latifah.Latifah
membukakan pintu dan menyambut Imam dengan wajah sumringah dan senyum
manis.
“Selamat malam”Ujar Imam memberikan senyuman manis.
“Malam,ayoo Imam mari silahkan masuk !”Ujar Latifah tersenyum manis membalas
senyuman manis Imam.Latifah nampak begitu senang dengan kedatangan Imam
untuk makan malam bersama keluarganya malam itu,begitu juga dengan Imam ia
juga merasa bahagia sekali dapat makan malam bersama Latifah dan
keluarganya.Tetapi lain halnya dengan kedua orang tua Latifah,mereka terlihat tidak
suka dengan Imam dan mereka juga terlihat tidak menyukai Latifah berteman dengan
Imam,karena Imam yang berasal dari kalangan orang miskin dan asal usulnya yang
tidak jelas.
“Imam,kalau saya boleh tahu,kau punya usaha apa?”Ujar Hj.Sholeh dengan
pandangan sinis.
“Selama ini saya belum punya usaha apapun Tuan.”Ujar Imam dengan sopan santun.
Sebenarnya Latifah merasa tidak enak hati dengan Imam atas pertanyaan
ayahnya itu,tapi ia tidak dapat berbuat apapun karena ia sudah tahu bahwa ayahnya
tidak suka dengan hadirnya Imam pada makan malam bersama malam itu.
“Belum punya usaha apapun,lalu apa pekerjaanmu saat ini?”Ujar Hj.Sholeh.
“Untuk sementara ini saya hanya membantu teman saya Ramli berdagang buah di
pasar.
Tetapi nanti jika saya sudah ada uang, saya akan masuk ke sekolah
kedokteran.Karena,menjadi seorang dokter adalah cita-cita saya dari awal
Tuan.”Ujar Imam.
19
“Jadi hanya seorang pedagang buah di pasar,saya rasa butuh waktu cukup lama untuk
dapat mengabulkan cita-citamu itu.Apalagi pedagang pasti sangat lama.”Ujar
Hj.Sholeh meremehkan Imam.
“Abah..”Ujar Latifah.
“Sudah berapa lama kalian saling kenal?”Ujar ibunya Latifah memotong dengan
pandangan sinis.
“Kami baru beberapa minggu kenal Ma.”Ujar Latifah.
Balum : Belum
Setumat : Sebentar
Piyan: Kamu
Abah : Ayah
****
Ayah Latifah Hj.Sholeh semakin menunjukkan rasa tidak sukanya dengan
Imam.Ia membakar cerutunya lalu ia menyindir Latifah yang mengundang Imam
untuk makan malam bersama.
“Baru beberapa minggu kenal sudah berani mengajak makan malam di rumah.”Ujar
Hj.Sholeh.
“Maafkan saya tuan,kalau saya sudah lancang datang ke rumah tuan.”Ujar Imam
dengan sopan.
“Sudah,engkau tak perlu meminta maaf,ini salah saya bukan salahmu.Sayalah yang
mengundangmu untuk datang makan malam di rumah saya.”Ujar Latifah.
Suasana makan malam pada malam itu nampaknya tidak seperti yang
dibayangkan oleh Imam dan Latifah.Kedua orang tua Latifah tidak suka dengan
Imam ,dan tidak menyukai dengan kedatangan Imam.Hal ini mereka perlihatkan
ketika mereka memperlakukan Imam dengan sangat dingin ,dan meninggalkan Imam
dan Latifah di meja makan berdua.Karena suasana malam itu sudah tidak enak,Imam
memutuskan untuk pamit pulang.
“Latifah saya pamit pulang dahulu.”Ujar Imam.
“Engkau hati-hati Imam,terima kasih engkau sudah bersedia datang pada makan
malam ini.Maaf atas kejadian tadi,saya jadi tak enak denganmu”Ujar Latifah dengan
senyum manis.
20
“Sama-sama Latifah saya juga juga berterima kasih, karena engkau sudah
mengundang saya untuk makan malam bersama.Tak apa Latifah,saya tak ambil hati
atas kejadian tadi.Apa yang dikatakan ayahmu benar,karena itulah faktanya.”Ujar
Imam dengan senyuman.
Sebelum pergi Imam memberikan Latifah sebuah surat yang ia keluarkan dari saku
celananya.
“Nanti engkau baca surat ini saat sudah berada dikamar.”Ujar Imam sebelum pergi
pulang.
“Baiklah kalau begitu Imam,nanti saya pasti akan baca surat ini.”Ujar Latifah.
“Ya,sudah kalau begitu saya pamit pulang dahulu.”Ujar Imam.
“Hati-hati di jalan Imam.”Ujar Latifah.
****
Imam tiba di rumah Ramli,setibanya di rumah Ramli ia langsung masuk ke
dalam kamarnya untuk berganti baju.Setelah berganti baju,Ramli datang masuk
kedalam kamarnya.
“Bagaimana acara tadi?bagaimana dengan reaksi keluarganya?”Ujar Ramli
penasaran.
“Semua baik-baik saja.Tetapi ada satu hal Ram.”Ujar Imam.
“Apa ?kenapa?”Ujar Ramli.
“Kedua orang tua Latifah tidak menyukai saya , dan mereka juga tidak suka jika
saya dekat dengan Latifah.Karena,saya dianggap tidak sepadan dengan mereka.”Ujar
Imam.
“Sungguh benar-benar keterlaluan sekali mereka ! sudahlah kau tak usah lagi kejar
cintanya Latifah.Mereka pasti tak akan bisa menerima engkau.Lebih,baik kau fokus
saja dengan cita-citamu itu.”Ujar Ramli.
“Kalau untuk meraih cita-cita saya tetap fokus dan berusaha,tetapi untuk berhenti
mencintai Latifah sepertinya tidak bisa Ram,karena dia berbeda dari gadis-gadis
yang selama ini saya kenal.Sampai kapanpun saya akan selalu mencintainya dan saya
berusaha untuk selalu membahagiakannya.”Ujar Imam.
****
21
Setelah Imam pergi meninggalkan rumahnya,Hj.Sholeh menemui Latifah yang
baru saja menutup pintu rumahnya.
“Latifah apakah lelaki itu adalah lelaki yang mengantar piyan di waktu itu?”Ujar
Hj.Sholeh dengan tegas.
“Dari mana abah tahu soal itu?”Ujar Latifah.
“Waktu itu abah melihat piyan diantar olehnya.Dimana piyan kenal
dengannya?”Ujar Hj.Sholeh lagi.
“Di surau abah.Imam adalah lelaki yang baik abah.”Ujar Latifah.
“Sudah abah peringatkan beberapa kali,piyan kada boleh berkawan dengan
sembarang urang.”Ujar Hj.Sholeh dengan tegas.
Latifah menunduk dan hanya dapat meminta maaf pada ayahnya.
“Maafkan ulun abah,tapi ulun percaya bahwa Imam adalah urang baik.Dia satu-
satunya urang yang menolong ulun di saat ulun kehujanan saat itu.Jika tak ada
Imam,mungkin ulun tidak bisa pulang malam itu.”Ujar Latifah.
“Ya,kali ini abah maafkan.Tetapi,piyan lawan dia kada boleh lebih dari sekadar
kawan.Piyan harus ingat,dia itu kada sepadan lawan Piyan.Sudah sana masuk ke
kamar !”Ujar Hj.Sholeh.
“Baik abah,ulun permisi dulu.”Ujar Latifah.
Sebelum tidur,saat berada di dalam kamarnya Latifah membuka dan membaca
terlebih dahulu surat pemberian dari Imam.
Kepada
Saudari Latifah
Assalamu alaikum,Melalui surat ini saya ingin mengajak engkau pergi ke pasar
apung esok pagi.Jika engkau bersedia pergi ke pasar apung bersama saya,temuilah
saya esok pagi di hulu sungai.Esok kita berangkat bersama ke pasar apung dari hulu
sungai.Banyak hal yang saya ingin ungkapkan padamu di sana.Saya tunggu esok
pagi di hulu sungai.
Dari
Imam
22
Rona wajah ceria dan senyuman bahagia mewarnai wajah Latifah setelah ia
membaca isi surat dari Imam.Lain halnya dengan Imam,disaat sebelum pergi tidur ia
pun masih sangat kepikiran dengan ajakkannya itu pada Latifah.
“Latifah saya sangat berharap engkau bersedia dengan ajakkanku besok,karena ada
hal yang saya ingin ungkapkan kepadamu,sesuatu hal yang selama ini saya pendam
Latifah.”Batin Imam sebelum tidur.
Di Pagi hari di saat langit masih cerah,matahari baru saja terbit dan
pemandangan yang terlihat sangat elok ,terlihat seorang pria yang sedang duduk di
hulu sungai sambil memandang wajahnya yang nampak pada air sungai.Pria tu
adalah Imam yang sedang menunggu Latifah.Tak lama kemudian dari atas air terlihat
pantulan wajah Latifah gadis cantik yang sedang ia tunggu.
“Imam?”Sapa Latifah dari belakangnya dengan senyum sumringah.
“Latifah !”Ujar Imam dengan rasa senang.
“Sudah lama menunggu?”Ujar Latifah.
“Ohh..tidak,baru saja kok.Saya kira engkau tidak datang.”Ujar Imam dengan ramah.
“Tidak,untukmu pasti saya datang.”Ujar Latifah memegang tangan Imam.
“Terima kasih Latifah,engkau sudah bersedia datang untukku.”Ujar Imam dengan
senyuman dan wajah tersipu. “Ahh…sama-sama.”Ujar Imam dengan senyuman
manis dan wajah yang tersipu-sipu.
Berkawan : berteman
Urang : orang
Imam dan Latifah pergi ke pasar apung,suasana pasar Apung pada pagi itu ramai
sekali,banyak penjual yang menjajakan dagangannya dan banyak juga pembeli yang
sedang melakukan tawar-menawar dengan pedagang.Imam dan Latifah sangat
senang sekali dapat berjalan-jalan bersama-sama ke pasar apung.Mereka juga terlihat
menikmati sekali saat-saat berdua berada di pasar Apung.Selama berada di pasar
Apung,Imam dan Latifah berkeliling pasar Apung dengan menggunakan sebuah
perahu.
“Gimana kau senang saya ajak jalan-jalan ke pasar Apung?”Ujar Imam.
“Saya sangat senang sekali Imam.Saya tak pernah merasakan seperti ini
sebelumnya.”Ujar Latifah menebar senyum.
23
Imam dan Latifah sangat menikmati pemandangan suasana pasar Apung.Saat
keduanya sedang menikmati pemandangan suasana pasar Apung secara perlahan
dan dengan penuh perasaan Imam memegang erat tangan Latifah yang saat itu
sedang menikmati pemandangan.Menyadari Imam memegang tangannya,dengan
penuh perasaan Latifah pun memegang erat tangan Imam.
“Sebenarnya ada satu hal yang sudah cukup lama ingin saya ungkapkan
Latifah.”Ujar Imam.
“Apa yang ingin kau ungkapkan ungkapkanlah.Tak usahlah kau ragu Imam.”Ujar
Latifah.
“Sebenarnya saya ini sudah lama menyimpan perasaan cinta padamu Latifah.Maaf
kalau saya sudah lancang,tak sepantasnya lelaki seperti saya mengungkapkan
perasaan cinta pada gadis sepertimu Latifah.”Ujar Imam.
Latifah terdiam sejenak.
“Latifah kau marah dengan saya?”Ujar Imam.
“Mengapa saya harus marah?saya senang bahwa kau mencintai saya,karena
sesungguhnya saya memiliki perasaan yang sama denganmu Imam.Saya
mencintaimu juga.”Ujar Latifah dengan senyum manisnya.
“Sudikah engkau jika menjadi kekasihku Latifah?”Ujar Imam.
“Tentu saya mau menjadi kekasihmu Imam.”Ujar Latifah dengan senyuman.
Rona bahagia menghampiri perasaan mereka berdua ,setelah mereka berdua
menyatakan perasaannya masing-masing.
Di sore harinya Imam menemui Ramli yang sedang berada di teras depan
rumahnya.Kala itu Ramli sedang duduk sambil menulis sebuah gubahan.Imam
menemui Ramli dengan raut wajah sedang berbahagia dan sumringah sekali.
“Kau sedang apa Ram?”Ujar Imam.
“Biasa,menulis yang tak ada tujuan.”Ujar Ramli.
“Maksudmu tidak ada tujuan?”Ujar Imam.
“Menulis yang tidak tahu untuk siapa,karena tak ada pembaca.”Ujar Ramli pasrah.
“Jangan bilang seperti itu,suatu saat seluruh Indonesia yang akan membaca
tulisanmu ini.”Ujar Imam.
“Amiin”Ujar Ramli.
“Kalau begitu boleh saya baca gubahan kau ini.”Ujar Imam.
“Silahkan saja kau baca.”Ujar Ramli menyerahkan lembaran tulisan gubahannya itu
pada Imam.
24
“Judulnya Perempuan yang teraniaya.Mengisahkan seorang gadis Banjarmasin nan
kaya raya,tetapi hatinya tertekan akan cinta.”Ujar Imam membaca sekilas isi dari
gubahan fiksi yang ditulis oleh Ramli.
Imam membaca keseluruhan isi gubahan fiksi yang ditulis oleh Ramli,menurutnya
cerita fiksi yang ditulis oleh Ramli sangatlah bagus dan menarik.
“Gubahan kau ini ceritanya sangat bagus Ram dan menarik.”Ujar Imam setelah
membaca cerita yang ditulis oleh Ramli.
“Terima kasih.Asalkan kau tahu, kau adalah orang yang kesekian kalinya yang
mengatakan cerita karangan saya itu bagus.Maka dari itu saya sangat yakin,suatu saat
pasti seluruh gubahan-gubahan saya pasti dapat diterbitkan.”Ujar Ramli.
“Amiin.”Ujar Imam.
Di sore itu juga Imam bercerita pada Ramli,bahwa ia dan Latifah sudah menjadi
sepasang kekasih.Ramli begitu terkejut sekali mendengar cerita Imam,Ramli merasa
tidak percaya bahwa Latifah bisa jatuh hati dengan lelaki seperti Imam yang miskin
dan tak jelas asal-usulnya.Tetapi,setelah Imam menjelaskannya dengan penuh
keyakinan,pada akhirnya Ramli pun percaya bahwa Imam dan Latifah sudah menjadi
sepasang kekasih.
“Kalau begitu selamatlah,saya turut berbahagia mendengarnya.Semoga Allah
senantiasa merahmati kalian berdua, hingga kalian berdua berada pada sebuah akad
pernikahan.”Ujar Ramli.
“Amiin.Terima kasih Ram,engkau sudah begitu baik pada saya,sudahnya banyak
kebaikan dan perhatian yang engkau berikan pada saya.”Ujar Imam.
****
Keesokan paginya,saat sedang berada di rumah Latifah menerima sebuah paket
dari seseorang yang ia belum ketahui siapa pengirimnya.Ia langsung membawa paket
itu ke dalam kamarnya,dan membuka bungkusan paket itu.Setelah dibuka,ternyata
paket itu berisi sebuah buku harian atau Diary berwarna merah yang nampak cantik
sekali.Pada buku harian tersebut terselip sebuah surat dari pengirimnya.
Kepada kekasihku Latifah
25
Selamat ulang tahun kekasihku,semoga engkau senantiasa berada dalam
rahmat Allah dan lindungannya.Maafkan saya kekasihku,saya belum dapat
mengucapkan selamat ulang tahun padamu secara langsung,dikarenakan saya harus
berdagang pagi ini.Tetapi,rasa cinta ini akan tetap terus mengalir untukmu
kekasihku.Ini adalah pemberian pertama dari saya untukmu kekasihku.Sebuah buku
harian atau jika dalam bahasa Belanda adalah Dagboek.Mungkin hanya buku ini
dan cinta yang dapat saya berikan untukmu di hari ulang tahunmu ini
kekasihku.Saya harap engkau menyukai buku ini dan buku ini dapat dijadikan
sebagai wadah untuk mencurahkan seluruh isi hatimu.Sekian sura dari saya
ini,sekali lagi saya ucapkan selamat ulang tahun kekasihku.Cintaku akan terus
mengalir untukmu.
Dari
Kekasihmu
Imam
Latifah sangat senang sekali ketika mengetahui bahwa Imam yang mengirim
paket kado spesial itu di hari ulang tahunnya.Surat ucapan selamat ulang tahun dari
Imam tak lupa ia simpan di dalam sebuah kotak berwarna merah yang selama ini
menjadi kotak penyimpanan surat-surat dari Imam.Di dalam kotak berwarna merah
itulah Latifah menyimpan semua surat-surat dari Imam.
Di sore hari sepulang dari berdagang,saat sedang berada di dalam kamarnya
Imam melihat sebuah surat yang berada diatas sebuah meja.Ia mengambil surat
itu,dan ternyata setelah di lihat pada bagian depan amplopnya, surat itu adalah surat
balasan dari Latifah kekasihnya.
“Tadi siang Latifah datang ke sini,dan dia menitipkan surat untukmu pada
paman.”Ujar Badrun dari luar kamar.
“Ohh…terima kasih paman.”Ujar Imam.Imam membuka surat itu dan membaca
seluruh isi surat itu.
“Iya sama-sama Imam.”Ujar Badrun.
Kepada Imam kekasihku
26
Imam kekasihku,senang sekali rasanya ketika saya mendapatkan kado spesial
ini darimu.Buku harian yang akan menjadi barang yang sangat berharga dan
bermanfaat bagiku. Saya sangat berterima kasih padamu kekasihku,atas semua yang
kau berikan untukku,begitu juga dengan doa dan harapan.Saya akan selalu
mencintaimu kekasihku.Cinta ini akan terus mengalir untukmu kekasihku walau
badai yang selalu menghadang cinta kita berdua.Cinta ini takkan pernah putus dan
akan terus mengalir untukmu selamanya.Semoga di tahun-tahun yang akan datang
kita dapat menghabiskan momen ulang tahun bersama-sama.
Dari
Kekasihmu
Latifah
“Alhamdulillah Ya Allah,Latifah menyukai kado pemberian saya.”Batin Imam
dengan raut wajah bahagia dan sumringah.
Satu tahun kemudian
Satu tahun sudah berlalu,masa-masa indah selama menjalin kasih telah Imam
dan Latifah lalui selama satu tahun lamanya.Semenjak menjalin kasih,Imam dan
Latifah selalu pergi ke surau bersama,berjalan-jalan ke pasar Apung bersama, hingga
mereka sering menghabiskan waktu bersama di hulu sungai tempat yang menjadi
tempat kesukaan mereka.Saat berada di hulu sungai sebelum Imam pergi berdagang,
biasanya Imam dan Latifah saling mencurahkan isi hati mereka masing-masing
sambil memandang indahnya pemandangan pagi hari di Banjarmasin.
“Semoga cinta kita akan seindah pemandangan di pagi hari.”Ujar Imam.
“ Amiin.”Ujar Latifah.
“Sampai kapanpun cintaku padamu tak akan pudar,cinta ini tak akan mati
Latifah.”Ujar Imam.
“Cintaku padamu juga tak akan pudar,cinta ini tak akan mati dan akan terus mengalir
untukmu Imam.”Ujar Latifah.
****
27
Secara tak sengaja Hj.Sholeh yang kala itu sedang lewat di sekitar hulu
sungai,dari dalam mobilnya ia melihat Latifah dan Imam yang sedang berada di hulu
sungai.
“Hentikan dahulu !”Ujar Hj.Sholeh.
“Baik tuan.”Ujar Supir.
“Kau tahu siapa lelaki itu yang sedang bersama Latifah di hulu sungai?”Ujar
Hj.Sholeh.
“Tentu saya tahu tuan,lelaki itu bernama Imam Zulkifli biasanya dipanggil Imam,dia
adalah seorang yatim piatu berasal dari Kotabaru.Menurut berita yang beredar dia
adalah kekasih Non Latifah tuan.”Ujar Supir.
“Ya,sudah kalau begitu lanjutkan perjalanan.”Ujar Hj.Sholeh.
“Baik tuan.”Ujar Supir.
Rona kebencian dan ketidak sukaan nampak jelas pada wajah Hj.Sholeh saat melihat
kebersamaan Latifah dan Imam di hulu sungai.
****
Saat tiba di rumahnya,Hj.Sholeh langsung mencari Latifah dan meminta Latifah
untuk menemuinya sekarang juga.
“Mana Latifah?Dia sudah pulang?”Ujar Hj.Sholeh penuh amarah.
“Ada itu dikamarnya,sebenarnya ada apa sih datang kok marah-marah begini?”Ujar
ibunya Latifiah yang sedang duduk santai di ruang keluarga.
“Panggil saja dia sekarang,bilang temui saya di ruang keluarga.”Ujar Hj.Sholeh.
“Iyaa….iyaa saya panggilkan dia.”Ujar Ibunya Latifah.
Istrinya langsung memanggil Latifah yang sedang berada di dalam kamarnya.Tak
lama kemudian Latifah datang bersama ibunya menemui Hj.Sholeh di ruang
keluarga.
“Dari mana saja ikam tadi?”Ujar Hj.Sholeh sambil menghisap cerutunya.
“Ulun hanya dari hulu sungai saja abah,ulun bertemu dengan Khodijah.”Ujar Latifah
dengan gugup.
“Khodijah ? atau lelaki yang ikam temui itu?”Ujar Hj.Sholeh.
“Ehmm…Latifah hanya…”Ujar Latifah sangat gugup.
28
“Rupanya sudah berani berbohong.SIAPA LELAKI YANG NAMPAK MESRA
DENGAN IKAM ITU LATIFAH ??!!!”Ujar Hj.Sholeh penuh amarah.
Latifah berlutut di depan ayahnya.Di hadapan ayahnya,ia tak dapat menahan air mata
yang jatuh membasahi wajahnya.
“Lelaki itu bernama Imam abah.”Ujar Latifah.
“IMAM LELAKI MISKIN YANG TAK JELAS ASAL USULNYA ITU??!!”Ujar
Hj.Sholeh.
Dengan penuh air mata Latifah mengangguk.
“SUNGGUH MEMALUKAN,IKAM MENJALIN HUBUNGAN
DENGANYA??!!”Ujar Hj.Sholeh.
“Kami menjalin hubungan.Hubungan kami masih berada di jalan yang benar tidak
melanggar norma apapun.Cinta kami tulus abah.”Ujar Latifah penuh dengan derai air
mata.
“LATIFAH SUNGGUH MEMALUKAN SAJA IKAM INI.IKAM SUDAH
MEMBUAT MALU MAMA DAN ABAH,DAN JUGA NAMA BAIK KELUARGA
KITA !! MAU DITARUH DIMANA MUKA MAMA SAMA ABAH IKAM
INI??!!!”Ujar Ibunya Latifah.
“Maafkan ulun mama abah, ulun kada bermaksud begitu,tetapi cinta kami sangatlah
tulus.”Ujar Latifah penuh dengan derai air mata.
“MULAI SEKARANG IKAM JAUHI LELAKI ITU,DIA TAK PANTAS BUAT
IKAM !!!”Ujar Hj.Sholeh yang langsung pergi bersama istrinya meninggalkan
Latifah yang sedang menangis.
Saat itu dengan derai air mata,Latifah langsung pergi ke kamarnya.Latifah pergi
ke atas tempat tidurnya,ia pun menangis dan merasakan sedih yang teramat sangat
mendalam di kala hubungan cintanya dengan Imam bertetentangan dengan kedua
orang tua yang telah merawatnya dari kecil.Untuk meluapkan rasa sedihnya,Latifah
mencurahkan seluruh isi hatinya kedalam tulisan yang ia tulis di dalam buku harian
pemberian dari Imam di saat hari ulang tahunnya pada tahun kemarin.Semenjak
mendapatkan buku harian dari Imam,ia selalu mencurahkan seluruh isi hatinya pada
buku itu.Rasa senang dan rasa sedih ia curahkan ke dalam buku itu.
12 Maret 1931
29
Sedih hati ini rasanya,hubungan cinta yang sudah setahun saya jalani
bertentangan dengan kedua orang tua.Saya tak tahu harus bagaimana?saya lelah
dengan semua keadaan ini.Saya sangat mencintai Imam,saya sangat ingin sekali
dapat bersatu dan bersama Imam dalam sebuah maghligai pernikahan dengan
penuh kebahagian tanpa menyakiti perasan siapapun termasuk kedua orang
tua.Cinta ini sudah sulit rasanya untuk dipisahkan sekalipun dengan status
sosial.Dalam kehidupan,saya selalu membayangkan untuk dapat selalu berada di
sampingmu Imam dan selalu bersamamu.Tetapi mengapa saya dan Imam harus
mendapatkan cobaan yang berat ini.Begitulah isi dari curahan hati Latifah yang ia
tulis dalam buku hariannya.
Secara diam-diam Hj.Sholeh memerintah seseorang untuk mencari tahu semua
tentang Imam termasuk tempat tinggalnya selama di Banjarmasin.Orang suruhan itu
diam-diam mengikuti seluruh gerak-gerik dan aktifitas Imam, dari mulai Imam
melaksanakan kegiatan shalat dan pengajian di masjid,berdagang hingga pada saat
Imam sedang bersama Latifah.Setelah seluruh informasi tentang Imam didapat,orang
suruhan itu langsung memberikan semua informasi yang didapat pada Hj.Sholeh.
****
Di esok paginya Latifah datang ke rumah Ramli dengan membawa kue Bingka
dan soto yang ia masak khusus untuk Imam dan keluarga Ramli.
“Assalamu alaikum”Ujar Latifah.
“Walaikum salam,Latifah ?Ada apa datang kemari ?”Ujar Ramli saat menyambut
Latifah di depan pintu dengan ramah.
“Saya datang ke sini untuk mencari Imam bang Ramli.”Ujar Latifah dengan ramah.
“Imam ada di dalam,mari masuklah dahulu.”Ujar Ramli.
“Terima kasih bang Ramli.”Ujar Latifah.
Saat berada di rumah Ramli,Latifah di sambut hangat oleh Ramli dan ayahnya yang
sedang duduk santai sambil membaca koran.
“Abah ini ada Latifah datang?”Ujar Ramli.
“Eh…Latifah tumben datang kemari?”Ujar Badrun ramah.
“Iya,Paman maksud kedatangan saya kemari ingin bertemu dengan Imam.”Ujar
Latifah dengan ramah.
“Oh..Imam ada di kamarnya,duduklah dahulu.”Ujar Badrun dengan ramah.
30
“Ini ada kue Bingka dan soto buatan saya untuk Paman dan bang Ramli dan juga
Imam,semoga kalian suka dengan kue bingka dan soto ini.”Ujar Latifah.
“Wadduuhh…enak sekali nampaknya,tak sabar saya ingin memakannya.”Ujar Ramli
yang langsung mengambil piring dan sendok di meja makan.
“Waahh…kau ini repot-repot sekali Latifah.”Ujar Badrun .
“Tak apa paman.”Ujar Latifah dengan senyum.
Tak lama kemudian Imam datang,Ia pun nampak terkejut dengan kedatangan Latifah
di rumah Ramli pada pagi itu.
“Latifah?”Ujar Imam.
“Imam kau harus makan sekarang,soto buatan Latifah ini enak sekali.”Sambung
Ramli yang sedang makan soto.
“Saya sengaja datang ke sini untuk bertemu denganmu Imam,saya bawakan soto dan
kue bingka untukmu.”Ujar Latifah.
“Terima kasih Latifah,pasti saya akan langsung makan semuanya sekarang.”Ujar
Imam dengan senyuman.
Imam begitu sumringah sekali dengan kedatangan Latifah.Pagi itu
Latifah,Imam,Ramli dan Badrun sarapan soto bersama.Imam terlihat lahap sekali
saat melahap soto buatan Latifah.Ia pun merasa sangat puas dengan soto buatan
Latifah yang enak rasanya.Begitu juga dengan Latifah ,ia senang sekali Imam
menyukai soto buatanya itu.
“Rasa soto buatanmu ini seperti tiada tandingannya.”Puji Imam.
“Ahh…kau ini bisa saja.”Ujar Latifah tersenyum tersipu.
Setelah sarapan bersama Imam dan Ramli lansung pergi ke pasar untuk
berdagang.Pagi itu Latifah juga ikut berdagang di pasar bersama Imam dan Ramli.
“Seharusnya kau tak perlu ikut berdagang seperti ini.Saya takut kau nanti sakit
karena terlalu lelah.”Ujar Imam saat sedang menunggu dagangannya terjual.
“Sudahlah kau tak perlu khawatir Imam.”Ujar Latifah dengan lemah lembut.
****
Menjelang tengah hari panas semakin menyengat rasa haus dan lapar mulai
mereka rasakan.Siang itu Latifah berinisiatif untuk membeli minum dan makanan
untuk Imam,Ramli dan juga dirinya sendiri.Namun,ketika sedang ia sedang membeli
makanan dan minuman di sebuah warung nasi yang letaknya masih berada di sekitar
31
pasar,ia tak sengaja bertemu dengan Hj.Sholeh yang sedang berada di pasar bersama
tiga orang ajudannya.
“LATIFAH???SEDANG APA IKAM DISINI??!!”Ujar Hj.Sholeh.
“Abah?? Tidak,Latifah hanya sedang menukar makanan saja.”Ujar Latifah sangat
gugup.
Kala itu Hj.Sholeh melihat Latifah membawa tiga bungkus nasi,Hj.Sholeh langsung
menduga bahwa Latifah membeli makanan untuk Imam.
“MAKANAN ITU UNTUK IMAM KAN??IKAM TUKAR MAKANAN ITU
UNTUK IMAM KAN ???!!!”Ujar Hj.Sholeh.
“Abah,benar ulun tukar makanan ini untuk Imam.Karena,ulun kasihan dengannya
Abah.”Ujar Latifah dengan air mata.
“APA KASIHAN???KASIHAN DENGANNYA ??UNTUK APA IKAM KASIHAN
DENGANNYA ???LELAKI SEPERTI DIA SUDAH BIASA HIDUP SEPERTI ITU
MISKIN DAN KELAPARAN !! IKAM TAK PERLU PEDULI DENGANNYA
!!!”Ujar Hj.Sholeh.
“Tetapi ulun sayang dengannya,rasa sayang dan cinta ulun tulus untuknya.Lagi pula
dalam memberi,ulun tak pernah memandang siapa dia.Baik dia urang kaya ataupun
urang miskin.Ulun selalu ikhlas dalam memberi.”Ujar Latifah dengan air mata.
“IKAM LEBIH SAYANG DENGAN DIA,DARI PADA DENGAN MAMA DAN
ABAH IKAM YANG SUDAH IKAM BUAT MALU !! SEKARANG JUGA IKAM
BULIK KE RUMAH !!! BULIK KE RUMAH !!!!!”Ujar Hj.Sholeh dengan penuh
amarah.
Dengan sangat terpaksa Latifah menuruti perintah Hj.Sholeh,ia tinggalkan nasi yang
beli di warung nasi tersebut ia langsung berlari pergi meninggalkan pasar dengan
derai air mata.
Menukar : Membeli
Bulik : Pulang
****
Siang itu Imam dan Ramli menunggu Latifah yang tak kunjung datang
membawa makanan.Di tambah lagi sepinya pembeli pada hari itu,membuat rasa
lapar dan haus pun semakin terasa.
32
“Kemana Latifah ??mengapa ia tak kunjung datang? Saya khawatir terjadi sesuatu
dengannya.”Batin Imam.
Tak lama kemudian disaat sedang menunggu pembeli,secara mengejutkan Hj.Sholeh
beserta tiga orang ajudannya datang menemui Imam dan Ramli.
“OHHH…JADI KAU BERDAGANG DISINI RUPANYA ??!!”Ujar Hj.Sholeh.
“Tuan ??? iya benar saya berdagang di sini Tuan.”Ujar Imam sangat gugup dan
terkejut.
“Maaf ada perlu apa ya tuan datang ke sini?”Ujar Ramli.
“SIAPA KAU INI ?KAWANNYA?”Ujar Hj.Sholeh.
“Iya betul saya kawannya tuan,ada maksud apa yaa tuan datang ke sini?Kalau tidak
ada tujuan,silahkan tinggalkan lapak dagangan kami !”Ujar Ramli.
“SAYA HANYA INGIN MEMPERINGATKAN KAWAN KAU INI,TOLONG
JAUHI ANAK SAYA LATIFAH !! JANGAN PERNAH BERHARAP KAU
DAPAT MENJALIN CINTA DENGAN ANAK SAYA !!! KARENA KAU TAK
SEPADAN DENGAN ANAK SAYA .INGAT ITU BAIK-BAIK !!! JANGAN
SAMPAI SAYA BERBUAT KEKERASAN PADA KAU !!”Ujar Hj.Sholeh.
Imam tak dapat berbuat apa-apa saat itu,ia hanya dapat menunduk dan merendah di
hadapan Hj.Sholeh.Setelah memberi peringatan pada Imam,Hj.Sholeh berserta tiga
orang ajudannya langsung pergi bergitu saja meninggalkan Imam dan Ramli.
“Hai…Imam,kau ini di hina mengapa kau hanya terdiam ??mengapa kau tak
melawannya ??”Ujar Ramli.
“Saya tak boleh melawannya,beliau adalah orang tua.Terlebih lagi beliau adalah
orang tua dari kekasih yang sangat saya cintai.Lagi pula saya bukan tipe orang yang
membalas emosi dengan emosi.Saya tak mau menjadi orang yang durhaka,meskipun
beliau bukan orang tua saya.Saya harus hormat dan sopan santun terhadapnya.”Ujar
Imam.
“Kau ini memang betul-betul lelaki sholeh dan baik hati.”Ujar Ramli.
33
2
Di malam hari di kamarnya,Imam memecahkan celengan ayamnya yang berisi
uang-uang yang ia kumpulkan selama ini untuk biaya masuk ke sekolah
kedokteran.Dengan sabar dan teliti satu per satu ia hitung uang yang ia kumpulkan
dari hasil berdagang buah bersama Ramli selama ini.Setelah dengan sabar dan teliti
uang itu ia hitung,jumlah uang yang selama ini ia kumpulkan ternyata jumlahnya
masih sangat jauh untuk mencukupi biaya masuk ke sekolah kedokteran.Mengetahui
uangnya belum cukup untuk masuk ke sekolah kedokteran,Imam pun mencoba
untuk tetap bersabar dan berusaha untuk mendapatkan uang lebih banyak
lagi.Melihat Imam yang sedang menghitung uang tabungannya di dalam
kamar,Badrun langsung mengambil sebuah koran yang ada diatas meja makan dan
datang menemui Imam di kamarnya.
“Imam piyan sedang apa?”Ujar Badrun duduk di samping Imam.
“Eh…Paman,ini ulun sedang menghitung uang tabungan ulun untuk sekolah.Paman
kok balum guring?”Ujar Imam.
“Paman balum mengantuk.Imam coba piyan baca iklan yang ada di surat kabar
ini.”Ujar Badrun memberikan surat kabar yang ia bawa pada Imam.
Balum : Belum
Guring : Tidur
Beasiswa Sekolah Kedokteran Melalui iklan yang tertera pada surat kabar ini,pemerintah Hindia Belanda memberikan
beasiswa sekolah kedokteran di Belanda gratis untuk anda yang ingin menjadi seorang
dokter.Ikutilah seleksinya di kantor kami yang berada di Rumah Sakit
Darmo,Surabaya.Kumpulkan surat pengajuan anda sebelum tanggal 3 Mei 1931.
34
Setelah membaca iklan yang ada di surat kabar itu,sepertinya Imam sangat tertarik
untuk mengikuti seleksi program beasiswa tersebut,walaupun ia harus pergi ke
Surabaya untuk mengikuti seleksinya.
“Ikutilah beasiswa itu,paman yakin piyan mampu.”Ujar Badrun.
“Terima kasih paman,pasti ulun ikuti beasiswa ini.”Ujar Imam memeluk Badrun.
****
Keesokan harinya di siang hari di saat dagangan sedang sepi pembeli,Imam
menunjukkan iklan yang ada di surat kabar pemberian Badrun itu pada
Ramli.Dengan sangat antusias Ramli membaca iklan yang ada di surat kabar
itu.Setelah membaca surat kabar itu,Ramli pun sangat mendukung Imam untuk
mengikuti seleksi program beasiswa itu,walaupun berada di Surabaya.Karena,bagi
Ramli program ini merupakan kesempatan emas dan kesempatan langka bagi Imam.
“Imam ini kesempatan kau ..!!Ini kesempatan emas. Kau harus pergi ke Surabaya
Imam.Di tanah Jawi sanalah tempat mengadu nasib yang sesungguhnya.”Ujar Ramli.
“Pasti…pasti saya akan pergi ke Surabaya Ram.Saya sangat ingin mengikuti seleksi
program beasiswa itu.”Ujar Imam.
“Saya akan temani kau nanti di Surabaya,sekalian saya akan mencoba menerbitkan
gubahan-gubahan saya di sana.Kebetulan saya ada teman tinggal disana,ia bernama
Jamal mungkin nanti kita bisa meminta bantuannya.”Ujar Ramli.
“Terima kasih Ram sebelumnya.Kita berjuang sama-sama menggapai impian kita
esok di tanah Jawi. ”Ujar Imam dengan senyuman.
****
Di sore hari menjelang petang selepas berdagang,Imam dan Latifah bertemu di
hulu sungai.Binar-binar cinta yang dalam terlihat dari mata keduanya.Mereka
berdua menghabiskan waktu bersama sore itu di hulu sungai dengan memandang
pemandangan langit menjelang petang dan keindahan alam yang tak dapat
diungkapkan lagi, seperti cinta suci mereka yang sudah tak dapat mereka ungkapkan
dengan kata-kata apapun.
“Latifah bila saya pergi masihkah engkau cinta pada saya?”Ujar Imam.
35
Perlahan Latifah memegang kedua tangan Imam.
“Sampai kapanpun saya takkan pernah berhenti untuk mencintaimu Imam.Kaulah
cinta pertamaku dan kaulah cinta terakhirku sampai akhir.”Ujar Latifah dengan derai
air mata.
“Sungguh dalam cintamu pada saya Latifah.Saya juga sangat mencintaimu
Latifah.Saya sangat-sangat mencintaimu Latifah.”Ujar Imam dengan derai air mata
“Mengapa kau tanyakan seperti itu Imam?”Ujar Latifah.
Imam menunjukan iklan beasiswa itu pada Latifah,dan ia menjelaskan pada Latifah
mengenai seleksi beasiswa itu.
“Rencananya saya akan mengikuti seleksi beasiswa sekolah kedokteran yang
diadakan oleh pemerintah Hindia-Belanda di Surabaya.”Ujar Imam.
“Jadi kau akan pergi ke Surabaya?”Ujar Latifah.
“Iya,insya Allah senin depan saya dan Ramli akan pergi ke Surabaya untuk
mengajukkan surat permohonan beasiswa sekolah kedokteran.Jika saya sudah
dapatkan beasiswa itu,saya akan kembali ke Banjarmasin.Apakah kau keberatan jika
saya pergi ke Surabaya untuk mengikuti seleksi beasiswa itu?”Ujar Imam.
“Saya sangat tidak keberatan Imam,saya akan mendukung penuh langkahmu itu
untuk mengikuti seleksi beasiswa itu.”Ujar Latifah dengan senyuman.
Alhamdulillah kalau begitu,saya sangat senang mendengarnya.Nanti jika saya sudah
dapatkan beasiswa itu,saya akan datang ke rumahmu untuk melamarmu
Latifah.Sebelum berangkat ke Belanda kita menikah.Maukah engkau menikah
dengan saya Latifah?setelah menikah nanti kita pergi ke Belanda.Kau temani saya di
sana selama saya menempuh pendidikan.”Ujar Imam.
“Tentu saya mau menikah denganmu Imam,saya akan mendukungmu dan
menemanimu selalu Imam.”Ujar Latifah dengan senyuman.Rona kebahagiaan
menyelimuti hati Imam dan Latifah sore itu.
****
Siang itu Latifah sedang duduk di depan cermin di dalam kamarnya, sambil
menyisir rambutnya yang panjang.Saat sedang menyisir rambutnya yang
panjang,ibunya datang menemuinya di dalam kamar.
“Mama ?”Sapa Latifah.
Ibu Latifah mengambil alih sisir Latifah dan dengan lemah lembut menyisiri rambut
Latifah yang panjang.
36
“Latifah,Mama punya kabar gembira untuk piyan.”Ujar Ibunya.
“Kabar gembira apa itu Ma?”Ujar latifah.
“Besok Farida dan Harlan bersama keluarganya dari Martapura akan datang ke
sini,dan mereka akan tinggal bersama kita selama beberapa hari.”Ujar ibunya
Latifah.
“Kau masih ingatkan dengan mereka? anak bos abah yang telah membuat hidup kita
seperti sekarang ini.”Ujar ibunya Latifah.
“Iya,saya ingat Ma.”Ujar Latifah.
Saat itu reaksi Latifah terlihat dingin mendengar kedua anak mantan bos ayahnya itu
akan datang.
“Besok Farida dan Harlan akan datang ke sini?”Ujar Latifah.
“Iya mereka akan datang ke sini untuk berlibur.Piyan kada senang kah?”Ujar Ibunya
Latifah.
“Tidak,Ulun senang mereka akan datang.”Ujar Latifah.
“Ya sudah,besok piyan berdandan yang cantik dan bersikaplah sopan santun
dihadapan mereka.”Ujar Ibunya Latifah.
“Baik Ma.”Ujar Latifah mengangguk.
****
Keesokan harinya di siang hari,Harlan berserta adiknya yang bernama Farida
gadis sebaya Latifah dan beserta ibunya tiba di rumah Latifah dengan menumpangi
sebuah mobil mewah.Kedatangan mereka siang itu di sambut hangat oleh ayah dan
ibunya Latifah.
“Wahh…sepertinya rumah ini masih sama seperti sepuluh tahun lalu.”Ujar Ibunya
Harlan.
“Memang keluarga kami sengaja untuk tidak merubahnya.”Ujar ibunya Latifah.
“Wah…itu pasti foto Latifah ketika kecil ?”Ujar ibunya Harlan melihat foto Latifah
semasa kecil yang terpajang di ruang tamu.
“Iya,itu foto Latifah ketika dia berumur lima tahun.”Ujar ibunya Latifah dengan
ramah.
“Harlan pasti kau masih ingat betul kan dengan Latifah ?”Ujar ibunya Latifah.
“Ooohh…tentu,tentu saya masih ingat sekali dengan Latifah.Bahkan saya sekarang
37
saya ingin sekali bertemu dengannya.Kemana dia ?mengapa dia tidak bersama-sama
kita di sini?”Ujar Harlan.
“Ohh…dia ada,tunggu sebentar biarkan paman memanggilnya di kamar.”Ujar
Hj.Sholeh.Hj.Sholeh pergi memanggil Latifah yang sedang berada di dalam
kamarnya.Tak lama kemudian Latifah datang menemui mereka di ruang
tamu.Latifah nampak bergitu cantik saat itu,sehingga membuat Harlan sangat terpana
melihatnya. “Sudah lama kita tak bertemu,kau begitu cantik sekali.”Ujar Harlan.
“Terima kasih.”Ujar Latifah.
****
Harlan dan Farida adalah anak mantan bos Hj.Sholeh semasa Hj.Sholeh masih
bekerja di pekebunan kelapa sawit milik keluarga mereka.Harlan dan Farida berasal
dari keluarga kaya raya.Ayah mereka merupakan seorang pria Belanda dan ibu
mereka merupakan keturunan Banjar asli.Namun,ayahnya Harlan dan Farida telah
meninggal dunia saat mereka masih bersekolah SMP,dan meninggalkan harta
warisan yang jumlahnya banyak sekali termasuk perkebunan kelapa sawit.Tetapi
secara perlahan dari tahun ke tahun harta warisan itu mulai habis,karena untuk
memenuhi kebutuhan hidup.Perkebunan kelapa sawit juga telah mereka jual pada
pemerintah Hindia-Belanda,sehingga membuat Harlan harus bekerja sebagai
pegawai di perkebunan tersebut.Lima tahun lalu Harlan dan Farida berserta
keluarganya pernah tinggal di Banjarmasin, dan jarak rumah mereka dengan rumah
Latifah juga tidak begitu jauh.Namun,dikarenakan ada urusan pekerjaan ayah Harlan
membawa Harlan dan keluarganya pindah ke Banjarbaru.
****
Ditengah terik mata hari yang panas,Imam dan Ramli nampak sabar menunggu
pembeli yang akan membeli buah dagangan mereka.Pada siang itu pengunjuk pasar
nampak terlihat sepi,tak seperti hari biasanya.Disaat sedang menunggu pembeli,tiba-
tiba saja terdengar suara seorang lelaki yang ingin membeli buah dagangan
mereka.Lelaki itu ternyata tak lain adalah Harlan,sahabat Imam yang telah lama tak
Imam jumpai.Harlan dan Imam terlihat terkejut dan tak menyangka dapat bertemu
kembali,mereka pun saling berpelukan untuk melepas rasa rindu.Sebagai seorang
38
sahabat yang baik,tentu Imam memperkenalkan Harlan pada Ramli,dan
menceritakan tentang Harlan pada Ramli.
Harlan begitu ramah sekali saat berkenalan dengan Ramli,begitupun dengan
Ramli.Tak segan untuk melepas rindu,Harlan pun mengajak Imam pergi sebentar
untuk sekedar mengobrol.Sebelum pergi meninggalkan Ramli,tentunya Imam
meminta izin terlebih dahulu pada Ramli.Dan sebagai sahabat yang baik,Ramli pun
mengizinkan Imam untuk pergi bersama Harlan.Harlan mengajak Imam ke sebuah
rumah makan yang ada di sekitar pasar, dan mentraktir Imam makan siang.Disanalah
mereka nampak asik mengobrol-ngobrol,bernostalgia dan melepas rasa rindu
mereka.
“Saya tak menyangka kita dapat bertemu kembali Imam.”Ujar Harlan.
“Saya juga Harlan,saya tak menyangka dapat bertemu dengan kau disini.”Ujar Imam.
“Saya pikir kau masih tinggal di Kotabaru.”Ujar Harlan.
“Sudah tak lagi.Sekarang saya merantau di Banjarmasin.”Ujar Imam.
“Ohh….begitu.Ngomong-ngomong selama di Banjarmasin ini,kau tinggal
dimana?”Ujar Harlan.
“Saya tinggal bersama teman saya Ramli dan ayahnya.Tak jauh dari sini
Harlan.”Ujar Imam.
“Ohh…begitu.”Ujar Harlan.
“Kalau kau tinggal dimana Harlan?”Ujar Imam.
“Sebenarnya saya tinggal di Banjarbaru,tetapi saat ini saya sedang berlibur di
Banjarmasin, jadi saya tinggal di rumah keluarga bekas anak buah ayah saya.”Ujar
Imam.
“Wow…jadi kau sedang berlibur?”Ujar Imam.
“Iya,saya dan keluarga sedang berlibur.Sekalian bersilaturahmi dengan keluarga
mereka,terutama dengan anak perempuan mereka satu-satunya.Saya ingin sekali
lebih dekat lagi dengannya.”Ujar Harlan.
“Kau jatuh cinta dengan anak perempuannya?”Ujar Imam.
“Iya,saya benar-benar jatuh cinta padanya Imam,dia sangat mempesona.Kalau kau
sendiri bagaimana? Adakah perempuan Banjarmasin yang kau sukai?”Ujar Harlan.
“Saya telah memiliki kekasih Harlan,saya sangat cinta dengannya.Dia tak hanya
cantik parasnya,tetapi hatinya pun juga cantik.”Ujar Imam.
“Kalau boleh tahu siapa nama kekasih kau itu?”Ujar Harlan.
39
“Sepertinya saya belum bisa memberitahukannya sekarang,mungkin nanti jika dia
ada ,saya akan perkenalkan dengan kau Harlan.”Ujar Imam.
“Ohh…baiklah,kalau begitu.”Ujar Harlan.
“Oh…iya,Harlan sepertinya saya sudah harus kembali.Kasihan Ramli berjaga
sendirian.”Ujar Imam.
“Oke,kalau begitu.Sampai jumpa di lain waktu Imam.”Ujar Harlan.
“Assalamu alaikum”Ujar Imam.
“Waalaikum salam”Jawab Harlan.
****
Di sore harinya Harlan beserta adiknya Farida mengajak Latifah pergi ke suatu
tempat.Mereka pergi ke suatu tempat dengan menumpangi mobil milik Harlan.Saat
itu Latifah tidak mengetahui mereka akan membawanya kemana.
“Farida kemana sebenarnya tujuan kita?”Ujar Latifah.
“Nanti kau juga tahu Latifah,sudahlah sekarang nikmati saja.”Ujar Farida dengan
santai.
Tak lama kemudian,tibalah mereka di sebuah jalan yang sepi.Di jalan itu hanya
terlihat dua buah mobil yang sedang terparkir dan beberapa orang teman-teman
Harlan yang berasal dari kalangan kelas atas.
“Ayoo…gimana kalian sudah siap?”Ujar Harlan.
“Siipp…tancap gas !!!”Ujar salah satu teman Harlan yang bernama Benny.
Harlan langsung menancap gas mobilnya kala itu,ia dan teman-temannya juga
nampak asik bermain kebut-kebutan.Latifah yang duduk di kursi penumpang
belakang nampak tersiksa dan tidak nyaman dengan aksi kebut-kebutan Harlan.
“Sudahlah Latifah nikmati saja,asik lagi huuu….!!”Ujar Farida mengangkat kedua
tangannya.Saat itu kemenangan di raih oleh Harlan.Karena,Harlan yang menang
maka beberapa orang temannya tersebut harus menyerahkan uang kepada Harlan
sebagai uang taruhan.Aksi taruhan itu tidak di ketahui oleh Farida dan Latifah,karena
pemberian uang tersebut tidak dilakukan di depan Farida dan Latifah,dan selama ini
Farida dan keluarganya tak pernah mengetahui kebiasaan buruk Harlan yang suka
taruhan.
Usai kebut-kebutan dengan teman-temannya,Harlan bersama Farida dan teman-
temannya mengajak Latifah makan di sebuah restoran yang berada di kota.Selain
40
makan di restoran,Harlan juga membelikan beberapa pakaian modern dan perhiasan
untuk Latifah.Sebenarnya Latifah menolak pemberian beberapa pakaian dan
perhiasan-perhiasan itu, karena ia merasa beberapa pakaian dan perhiasan –
perhiasan itu sangat tidak cocok dipakai olehnya.
“Pakaian ini kurang pantas untuk saya Farida.”Ujar Latifah.
“Mungkin karena kau belum terbiasa memakainya,nanti kalau kau sudah terbiasa
memakainya rasanya juga nyaman kok.”Ujar Farida memilihkan baju yang pas untuk
Latifah.
“Pakaian ini mahal sekali,bagaimana saya harus menggantinya nanti?”Ujar Latifah.
“Latifah,kau tak perlu khawatir semua ini kakakku lah membayarnya.”Ujar Farida.
“Latifah,kau tak perlu khawatir.Semua ini saya yang bayar,lagi pula baju-baju dan
perhiasan dengan harga segini tidak seberapa buat saya.”Ujar Harlan.
Saat itu dengan terpaksa Latifah menerima semua barang-barang yang dibelikan oleh
Harlan.
“Terima kasih bang Harlan.”Ujar Latifah.
“Sama-sama”Ujar Harlan.
****
Selepas pergi bersama Harlan dan Farida,saat tiba di rumahnya Latifah
menerima surat dari Imam.Surat itu diantar langsung oleh Imam dan dititipkan ke
salah seorang asisten rumah tangga di rumah Latifah,ketika Latifah sedang pergi
bersama Harlan dan Farida.Seusai berdagang,secara diam-diam Imam datang ke
rumah Latifah dan menitipkan surat itu ke salah seorang asisten rumah tangga yang
tengah bekerja membersihkan halaman rumah.Latifah menerima surat itu dan
membaca surat itu saat sedang berada di dalam kamarnya.Di dalam surat itu Imam
mengajak Latifah untuk bertemu dengannya di pasar rakyat yang diadakan setahun
sekali besok siang,karena ia ingin menghabiskan waktu di pasar rakyat bersama
kekasihnya yang sangat ia cintai yaitu Latifah.Hati Latifah nampak gembira sekali
setelah membaca surat itu.Ia pun tak sabar untuk segera bertemu dengan Imam di
Pasar Rakyat esok siang.
41
Esok harinya di siang hari,Latifah pergi ke Pasar Rakyat untuk bertemu dengan
Imam disana.Tetapi,tanpa disangka-sangka ketika ia akan berangkat ke Pasar
Rakya,tiba-tiba saja Farida dan Harlan mengajaknya pergi ke Pasar Rakyat
bersama,karena kebetulan mereka juga akan pergi ke pasar itu.Saat itu Latifah
bingung harus mengatakan apa pada Farida dan Harlan,karena ia sebenarnya ingin
pergi ke Pasar Rakyat sendirian saja dan ingin menghabiskan waktu di Pasar Rakyat
berdua saja bersama Imam.Tetapi,saat Farida dan Harlan sedang mengajaknya untuk
pergi bersama,secara kebetulan Hj.Sholeh yang sedang duduk di teras rumah
mendengar dan melihat secara langsung,hingga akhirnya ia meminta Latifah untuk
pergi ke Pasar Rakyat bersama Farida dan Harlan.Pada saat itu,Latifah pun tak dapat
berbuat apa-apa lagi,hingga pada akhirnya dengan sangat terpaksa ia harus ikut
bersama Farida dan Harlan pergi ke Pasar Rakyat.Setelah tiba di Pasar
Rakyat,Latifah pun langsung menemui Imam yang telah menantinya.Ia juga
langsung memperkenalkan Imam pada Harlan dan Farida sebagai kekasihnya, saat
berada di Pasar Rakyat.Betapa terkejutnya Imam saat melihat Latifah datang bersama
Harlan dan Farida.
“Farida,bang Harlan,kenalkan ini kekasih saya Imam .”Ujar Latifah.
“Imam”Ujar Imam tersenyum ramah dan berjabat tangan dengan Farida.
“Farida”Ujar Farida dengan senyuman dan berjabat tangan dengan Imam.
Betapa terkejutnya Harlan dan Imam ketika mereka bertemu di Pasar Rakyat.Harlan
langsung terdiam saat itu,begitu pula Imam.Agar Latifah dan Farida tidak
mengetahui bahwa Harlan dan Imam telah saling kenal,Harlan pun nampak berpura-
pura berkenalan dengan Imam.
“Harlan”Ujar Harlan tersenyum.
“Imam”Ujar Imam ramah.
****
Tak lama kemudian setelah perkenalan itu,Harlan tak sengaja melihat sebuah
papan reklame sebuah pertunjukkan sulap yang akan di tampilkan di dalam sebuah
tenda yang cukup besar.Saat itu Harlan pun langsung mengajak Farida,Latifah dan
Imam untuk menonton pertunjukkan sulap bersama.
“Imam,Ayoo kita menonton pertunjukkan sulap bersama-sama.”Ujar Latifah.
Imam nampak terlihat kurang antusias saat diajak nonton sulap bersama-sama
dengan Farida dan Harlan,ia pun terlihat dingin saja.
42
“Ayoo ”Ujar Imam hanya mengangguk.
Sebelum memasukki area pertunjukkan sulap,para penonton di wajibkan untuk
membeli tiket pertunjukkan terlebih dahulu di loket tiket yang berada di depan pintu
masuk area pertunjukkan sulap.Di saat Latifah dan Imam akan membeli tiket
pertunjukkan,Harlan datang menghampiri mereka berdua.
“Kalian tak perlu mengeluarkan uang sepeser pun.Semua biaya tiket pertunjukkan ini
saya yang tanggung.”Ujar Harlan.
“Tetapi,bang Harlan…”Ujar Latifah.
“Latifah,sudahlah.Lebih kau anggap saja tiket ini sebagai hadiah dari saya
ehmm…untuk kau dan Imam.”Ujar Harlan.
“Terima kasih sebelumnya bang Harlan.”Ujar Latifah.
“Kalau begitu saya juga ucapkan terima kasih sebelumnya Harlan.”Ujar Imam
dengan perasaan dingin.
“Sama-sama”Ujar Harlan.
Setelah membeli tiket mereka semua masuk ke dalam tenda perntujukkan,dan
tak lama kemudian pertunjukkan sulap pun di mulai.Saat pertunjukan
dimulai,suasana panggung pertunjukkan nampak bergumuruh dan meriah sekali saat
itu.Seluruh penonton juga nampak riuh dan ramai sekali di dalam area
pertunjukkan.Pertunjukkan sulap tersebut begitu menarik dan seru,sehingga
membuat penonton terpukau tanpa terkecuali Harlan,Farida,Latifah dan
Imam.Setelah dua jam lamanya pertunjukkan,akhirnya pertunjukkan sulap tersebut
usai sudah.Seusai pertunjukkan,secara diam-diam tanpa sepengetahuan Latifah dan
Farida, Harlan mengajak Imam pergi ke belakang tenda.
“SAYA TAK SANGKA,TERNYATA KAU MEMACARI LATIFAH !!! WANITA
YANG SELAMA INI SAYA SUKAI.”Ujar Harlan dengan nada kesal.
“Maafkan saya Harlan,saya selama ini tak tahu jika Latifah adalah wanita yang kau
sukai itu.”Ujar Imam.
“MAAF ?? MAAF KATA KAU??KAU TAK TAHU BETAPA SAKITNYA HATI
SAYA,KETIKA KAU MENUSUK SAYA DARI BELAKANG SEPERTI INI
!!!”Ujar Harlan.
“Maafkan saya Harlan,bukan maksud saya untuk menusuk kau dari belakang.Saya
benar-benar tidak tahu.”Ujar Imam.
“KALAU BEGITU MULAI SAAT INI ,SAYA MINTA KAU AKHIRI
HUBUNGAN KAU DENGAN LATIFAH !!”Ujar Harlan.
43
“APAA?? MENGAKHIRI??”Ujar Imam.
“IYA,MENGAKHIRI.”Ujar Harlan.
“Saya,tidak bisa memutuskannya.Cinta kami begitu tulus.Biarkanlah Latifah saja
yang memilih diantara kau atau saya.”Ujar Imam.
“APAA???”Ujar Harlan terkejut.
“SAYA TIDAK BISA !!”Ujar Imam.
Tanpa pikir panjang lagi Harlan langsung mendaratkan tonjokkannya ke wajah
Imam,sambil berkata “PERS*TAN KAU IMAM !!!”.Kata-kata itu membuat Imam
sakit hati,hingga pada akhirnya Imam membalas Harlan dengan tonjokkan yang sama
hingga Harlan terjatuh.
“Sampai kapapun saya tak akan mengakhiri hubungan saya bersama Latifah.Saya
lebih baik kehilangan orang egois seperti kau !!!”Ujar Imam.
Setelah adu jotos bersama,Imam dan Harlan kembali menemui Latifah dan Farida
dengan luka lebam yang ada di wajah mereka masing-masing.Farida dan Latifah
sangat terkejut saat melihat Imam dan Harlan yang datang dengan luka lebam di
wajah.
“Ya Allah Imam,bang Harlan,kalian kenapa?”Ujar Latifah.
“Tidak apa-apa kok Latifah,tadi kami secara tak sengaja terjatuh.”Ujar Imam.
“Iya,benar apa kata Imam.Tadi,disaat kami akan ke kamar kecil,secara tiba-tiba saja
kami tergelincir hingga kami terjatuh,karena lantainya yang licin.”Ujar Harlan.
“Kalau begitu biar sini kita obtain dahulu luka kalian berdua?”Ujar Latifah.
“Iya bang,diobatin dahulu yaa lukanya?”Ujar Farida
“Sudah tak perlu ,kami berdua tak apa-apa kok .Lagipula ini hanya luka kecil
saja.”Ujar Harlan.
“Iya,kami tak apa-apa kok.Dan luka ini hanyalah luka kecil saja.”Ujar Imam.
“Baiklah.Kalau begitu syukurlah,jika kalian tak apa-apa.”Ujar Latifah
****
Seusai menonton pertunjukkan sulap,Latifah dan Imam memutuskan berpisah
dari Harlan dan Farida untuk sementara waktu,karena mereka ingin menghabiskan
waktu berdua.
44
“Farida dan Bang Harlan,bagaimana kalau sementara waktu ini kita berpisah
dahulu?karena saya dan Imam ingin berjalan-jalan berkeliling pasar ini.”Ujar Latifah
dengan ramah.
“Oh..Ya sudah kalau begitu,tak apa saya dan Farida juga ingin berjalan-jalan
berkeliling pasar ini berdua saja.”Ujar Harlan dengan ramah.
“Kalau begitu saya dan Imam pamit dahulu.”Ujar Latifah.
Latifah dan Imam pergi meninggalkan Farida dan Harlan.Ketika itu Latifah dan
Imam nampak bahagia sekali dapat berjalan-jalan bersama berdua saja.
“Mengapa kau berikan mereka kesempatan untuk bersama?Bukankah kau menyukai
Latifah sejak lima tahun lalu?”Ujar Farida.
“Farida,kau tak perlu khawatir.Cara itu adalah taktik yang tepat.Tak mungkin saya
dapat kalah dengan pria sepertiii….yaa…sepertiii… itulah.Lebih baik kalah sekarang
dan menang di kemudian.Sudahlah lebih baik sekarang kita pulang saja.”Ujar Harlan
sambil menghisap cerutunya.
“Latifah,sebenarnya siapa Farida dan Harlan itu?apakah dia itu keluarga kau?”Ujar
Imam saat sedang berjalan bersama Latifah mengelilingi pasar.
“Mereka bukan keluarga saya.Mereka berdua adalah anak dari mantan bos
abah.Mereka sedang berlibur disini sekaligus ingin bersilaturahmi dengan keluarga
kami katanya.”Ujar Latifah.
****
Suasana pasar sangatlah ramai,banyak sekali pengunjung yang datang.Di pasar
itu juga terdapat beberapa wahana-wahana permainan yang dapat dinaiki oleh
pengunjung termasuk wahana kincir angina salah satunya.Selain wahana
permanainan,di pasar tersebut juga terdapat banyak penjual dari penjual makanan
hingga pakaian.Di pasar tersebut juga terdapat banyak seniman yang menjajakan jasa
mereka untuk melukis.Ketika sedang berjalan berkeliling pasar,Imam dan Latifah
melihat seorang seniman yang menjajakan jasanya untuk melukis.Saat itu Imam dan
Latifah berhenti sejenak,dan meminta seniman tersebut melukis potret mereka
berdua.
“Berapa harga untuk sekali jasa lukisnya Paman?”Ujar Imam.
“Cukup dengan 2 rupiah saja.”Ujar Seniman.
“Kalau begitu lukislah kami berdua Paman.”Ujar Imam.
“Baiklah.Kalau begitu silahkan kalian duduk di kursi ini.”Ujar Seniman.
45
Imam dan Latifah pun duduk berselebelahan di kursi yang telah disediakan oleh sang
seniman.Senyuman bahagia mereka tebarkan disaat sang seniman memulai
menggesekkan kuasnya diatas kanvas.
****
Mobil yang ditumpangi Harlan dan Farida tiba di depan rumah Latifah.Ketika
Harlan dan Farida tiba di rumah Latifah,Hj.Sholeh yang kebetulan sedang duduk
sambil menikmati secangkir teh manis di depan teras rumahnya, nampak bingung
melihat Faridan dan Harlan yang pulang tidak bersama Latifah.Saat tiba di rumah
Latifah,Farida dan Harlan pun langsung mencium tangan Hj.Sholeh yang sedang
duduk di depan teras rumah.
“Sore paman?”Ujar Harlan.
“Soree.Lhoo...wajah kau kenapa Harlan? Mengapa ada lebam begitu.”Ujar
Hj.Sholeh.
“Tak apa paman,hanya kecelakaan kecil tadi.”Ujar Harlan.
“Alhamdulillah jika tak apa-apa.”Ujar Hj.Sholeh.
“Oh…iya kemana Latifah? mengapa ia tak pulang bersama kau dan Farida?”Ujar
Hj.Sholeh.
“Ehmm…Latifah tidak ikut dengan kami,karena ia ingin menghabiskan waktu
dengan kekasihnya Imam.”Ujar Harlan.
“APAA????DIA SEDANG BERSAMA LELAKI ITU??MENGAPA KAU
IZINKAN DIA PERGI BERSAMA LELAKI ITU HARLAN ???!!!”Ujar Hj.Sholeh.
“Maafkan saya paman,bukan maksud saya untuk mengizinkan Latifah pergi bersama
lelaki itu.Tetapi,lelaki itulah yang memaksa saya,dia mengancam saya paman !”Ujar
Harlan.
“Ya sudah kau tak apa.Lebih baik sekarang kau antar paman ke pasar itu sekarang !
”Ujar Hj.Sholeh.
“Kalau begitu baiklah paman.”Ujar Harlan.
Sore itu Hj.Sholeh dengan diantar oleh Harlan dan dua orang ajudannya pergi
menuju Pasar Rakyat untuk menemui Latifah dan Imam.
46
Setelah dua jam lamanya dilukis,akhirnya lukisan potret Imam dan Latifah
selesai juga.Setelah lukisan itu selesai,sang seniman langsung menunjukkan lukisan
itu pada Imam dan Latifah.Lukisan itu sangat indah dan bagus sekali,di dalam
lukisan itu Imam dan Latifah nampak cantik dan tampan selagi menebarkan
senyuman kebahagiaan.Setelah melihat hasil lukisannya,Imam dan Latifah merasa
puas sekali dengan hasil lukisan itu.Di dalam lukisan itu Imam dan Latifah terlihat
duduk berdampingan.
“Bagaimana dengan hasilnya?apakah kalian suka?”Ujar Seniman.
“Waahh…saya puas sekali dengan hasil lukisannya.Paman begitu hebat !”Ujar
Imam.
“Alhamdulillah”Ujar seniman.
Disaat mereka baru saja selesai dilukis,secara tiba-tiba saja terdengar suara
Hj.Sholeh memanggil Latifah.
“LATIFAAHH…!!! LATIFAAAHH…!!!”Suara Hj.Sholeh memanggil Latifah.
“Abaahh???”Ujar Latifah terkejut dengan kehadirian Hj.Sholeh yang secara tiba-
tiba.Tanpa membuang-bunga waktu,Hj.Sholeh langsung saja menarik tangan Latifah
dan memaksanya pulang.
“LEKAS…BULIK !!! BULIIIKK…!!!”Ujar Hj.Sholeh menarik tangan Latifah.
“Jangan pisahkan ulun lawan Imam abah.Ulun masih ingin bersama Imam.”Ujar
Latifah dengan derai air mata.
“IKAM BERANI MENENTANG ABAH??”Ujar Hj.Sholeh.
“Ulun mohon bah,ulun handak berjalan-jalan sebentar saja lawan Imam..”Ujar
Latifah dengan derai air mata.
“Latifah pulanglah sekarang bersama abah kau.Janganlah kau menjadi seseorang
yang durhaka.”Ujar Imam penuh dengan air mata.
“Imam..”Ujar Latifah.
“LEKAS BULIKK!!!AYOO…BULIIIKK…!!!”Ujar Hj.Sholeh menarik tangan
Latifah.
“Pulanglah Latifah.”Ujar Imam.
“Maafkan saya Imam.”Ujar Latifah.
Dengan terpaksa dan penuh dengan derai air mata mereka harus berpisah pada sore
itu.Senyum kesenangan nampak dari wajah Harlan ,yang kala itu secara diam-diam
ia menyaksikan peristiwa itu dari dalam mobil.
47
“Sampai kapanpun saya tak akan pernah kalah dengan kau Imam,saya akan selalu
berusaha untuk menang dan mendapatkan apa yang saya mau.”Batin Harlan.
****
Setelah lukisan itu selesai,Imam langsung membayar lukisan itu dengan uang
yang ada di saku celananya.
“Ini paman uangnya.”Ujar Imam dengan wajah lesu dan hati yang berkecamuk
antara sedih dan kecewa.
“Terima kasih anak muda.Bersabarlah dan bersemangatlah dalam
hidup,perjalananmu masih panjang.Janganlah kau terpuruk dengan hal seperti ini
saja,raihlah cita-citamu yaitu sebuah kesuksesan.Buatlah mereka yang
meremehkanmu tercengang akan kesuksesanmu anak muda.”Ujar Seniman.
“Terima kasih paman atas nasihat-nasihat paman.”Ujar Imam dengan senyuman.
“Sama-sama anak muda.”Ujar Seniman.
****
Dengan membawa lukisan itu,Imam pulang menuju rumah Ramli dengan
perasaan sedikit masih sedih.Saat berada di dalam kamarnya,Imam langsung
memajang lukisan itu di dinding kamarnya,dan memandang lukisan itu.Saat Imam
sedang memandang lukisan itu di dalam kamarnya,tiba-tiba saja Ramli masuk ke
dalam kamarnya dan melihat lukisan itu.
“Wow…lukisan ini indah sekali,siapa pria dan wanita yang ada di lukisan itu?”Ujar
Ramli.
“Saya dan Latifah yang ada dilukisan itu.”Ujar Imam.
“Wow,sangat indah sekali.Di mana kau buat lukisan itu?”Ujar Ramli.
“Tadi,saat kami sedang berada di Pasar Rakyat.Saya membayar seorang seniman
yang menjajakan jasanya untuk melukis kami.”Ujar Imam.
“Betapa cintanya kau dengan Latifah.”Ujar Ramli.
“Cinta mati saya dengan Latifah.”Ujar Imam dengan senyum sumringah.
48
Beberapa hari kemudian.Sudah beberapa hari ini Imam dan Latifah tak saling
bertemu.Terakhir kali mereka bertemu saat mereka berada di Pasar Rakyat.Dua hari
sebelum keberangkatannya ke Surabaya,Imam mengirimkan sebuah surat untuk
Latifah.Surat tanda perpisahan yang sangat menyentuh hati,dan membuat Latifah
menangis membacanya.Hingga pada akhirnya tepat di hari senin pagi yang nampak
cerah dengan udara sejuk nan segar menyertai kulit dan pemandangan indah yang
enak dipandang mata.Di sisi barat tepi sungai,bertemulah Imam dan
Latifah.Pertemuan ini adalah pertemuan perpisahan bagi mereka berdua sebelum
Imam pergi ke pelabuhan dan pergi menuju Surabaya.Di sekitar mereka terparkirlah
sebuah kereta kuda, yang telah siap untuk mengantar Imam yang ditemani Ramli
sahabatnya untuk pergi ke pelabuhan.
“Imam jangan pernah tinggalkan cintaku,setialah pada janji kita.”Ujar Latifah
dengan derai air mata.
“Saya tak akan pernah ingkar Latifah.Cintaku padamu akan terus mengalir.Saya janji
ketika saya pulang nanti,saya akan melamarmu.Kita menikah lalu kita pergi ke
Belanda dan hidup bahagia.”Ujar Imam dengan derai air matamu.
“Imam kaulah imamku ,dan kaulah Imam cintaku.Sampai kapanpun saya akan
menunggu kau datang untuk melamarku.Cintaku untukmu tak akan pernah
berakhir,meskipun begitu banyak cobaan yang kita lalui.”Ujar Latifah memegang
tangan Imam.
“Begitu dalam cintamu padaku Latifah.Saya sangat bersyukur sekali memiliki
kekasih sepertimu.”Ujar Imam.
“Imam lekaslah kita berangkat, kapal berangkat jam sembilan !”Ujar Ramli dari
dalam kereta kuda.
“Imam sebelum kau pergi,saya mohon tinggalkanlah sebuah tanda mata darimu
untuk saya sebagai penawar rindu jika sedang merindukanmu”Ujar Latifah.
“Kau tak perlu khawatir Latifah,sudah saya persiapkan tanda mata untukmu.”Ujar
Imam.
Imam mengambil tanda mata itu dari dalam sebuah tas yang berada di dalam kereta
kuda.Tanda mata itu adalah lukisan potret mereka berdua saat sedang berada di pasar
rakyat.
“Ini lukisan kita berdua,sekarang kau saja yang simpan lukisan ini.Jika kau
merindukanku ,kau pandangi saja lukisan itu.”Ujar Imam.
49
“Lukisan ini akan menjadi barang yang sangat berarti dan bernilai tinggi bagi saya
kekasihku.”Ujar Latifah dengan derai air mata.
“Latifah,sepertinya saya harus pergi sekarang.Sampai jumpa Latifah kekasihku.”Ujar
Imam.
Imam melangkahkan kakinya,dengan rasa berat hati ia naik ke kereta kuda
yang sudah menunggunya dari tadi.Saat berada di dalam kereta kuda,melalui jendela
ia pun menjulurkan tangannya dan berusaha untuk memegang Latifah.Begitu pula
Latifah,ia berusaha untuk tetap memegang tangan Imam sebelum kereta kuda
melaju.Tak lama kemudian kereta kuda mulai melaju,disaat kereta kuda sudah mulai
melaju,dengan derai air mata Latifah berusaha untuk mengejar Imam yang akan
pergi menuju pelabuhan.Kereta kuda melaju semakin cepat hingga pada akhirnya
membuat kedua tangan mereka yang tadinya tetap berpegangan harus
terpisahkan,karena Latifah sudah tak dapat lagi berlari mengejar kereta kuda yang
melaju semakin cepat.Pada hari itu derai air mata perpisahan mengiringi kepergiaan
Imam.
****
Setelah lamanya menempuh perjalanan,akhirnya Imam dan Ramli tiba di
pelabuhan Tanjung Perak,Surabaya.Siang itu setibanya di pelabuhan ,kedatangan
mereka di sambut dengan sebuah gapura yang bertuliskan “ Selamat Datang di
Pelaboehan Tandjung Perak Soerabaia”.Untuk sementara tinggal di Surabaya Imam
dan Ramli akan akan menyewa sebuah kamar kos di sebuah tempat kos milik teman
Ramli yang bernama Jamal.Sebelum mendatangi rumah Jamal,Imam dan Ramli
menyempatkan dahulu untuk berjalan-jalan berkeliling kota Surabaya. Saat
berkeliling kota,Imam dan Ramli nampak terpukau melihat kota Surabaya.Suasana
kota yang begitu modern dan sibuk sekali jauh berbeda dengan Banjarmasin.
“Inilah kota ! jauh berbeda bukan dengan kampung halaman kita ?”Ujar Ramli.
“Menakjubkan sekali ! ya,disini nampak sibuk sekali dan ramai sekali.”Ujar Imam
terkagum-kagum.
“Ayoo… ! kita berjalan-jalan lagi.”Ujar Ramli.
Saat mereka sedang berjalan-jalan terlihatlah sebuah toko roti yang ramai sekali
dengan pembeli.Imam dan Ramli berhenti sejenak dan masuk ke toko roti itu untuk
membeli roti, karena sudah seharian ini mereka belum makan.Roti-roti yang dijual
50
terlihat begitu menarik sekali,sehingga menarik hati Imam dan Ramli untuk
membelinya.Tetapi apa mau dikata harga roti di toko itu begitu mahal,sehingga
mereka berdua tak jadi membelinya.
“Mau makan apa kita ini ?Jika harga disini mahal-mahal sekali.”Gumam Ramli.
“Harga di sini sangat begitu jauh dari harga di kampung.”Ujar Imam.
Saat sedang kebingungan memikirkan harga makanan,secara tak sengaja Imam
melihat sebuah warung nasi yang begitu ramai sekali dengan pembeli.Saat itu Imam
langsung mengajak Ramli ke warung nasi tersebut..
“Gimana kalau kita coba ke warung nasi itu?”Ujar Imam.
“Kau yakin harganya murah?”Ujar Ramli.
“Mungkin saja.”Ujar Imam.
“Baiklah kalau begitu kita coba kesana.”Ujar Ramli.
Imam dan Ramli pergi ke warung nasi itu.Setelah dilihat-lihat daftar harga
makanan yang dijual,ternyata harga yang ditawarkan warung nasi itu begitu murah
dan sesuai dengan kantong mereka berdua.Imam dan Ramli nampak lahap sekali
memakan nasi beserta lauk pauk yang mereka pesan di warung nasi itu.Berbekal
alamat yang dibawa Ramli,setelah makan siang Imam dan Ramli langsung pergi
menuju rumah Jamal.
****
Dua jam kemudian mereka tiba di rumah Jamal.Jamal dan keluarga menyambut
hangat kedatangan mereka berdua.Dua cangkir teh hangat disajikan untuk Imam dan
Ramli di ruang tamu saat berada di rumah Jamal.Saat berada di rumah Jamal,mereka
menceritakan semua maksud dan tujuan mereka datang ke Surabaya pada
Jamal.Selain itu Ramli dan Jamal juga nampak asik dan penuh tawa bernostalgia
membicarakan tentang masa lalu mereka saat berada di Sekolah Menengah Atas di
Banjarmasin.Beruntunglah Imam dan Ramli dapat mengenal orang seperti
Jamal.Jamal yang merupakan pengusaha penyewaan kamar kos dan perantauan
sukses di Surabaya,bersedia membantu Imam dan Ramli dan menyewakan salah satu
kamar kos miliknya dengan harga murah.
“Nah…ini dia kamarnya,silahkanlah kalian lihat-lihat dulu kamarnya.”Ujar Jamal.
“Wah…kamar ini sudah cukup nyaman buat kami.Terima kasih Jamal.”Ujar Ramli.
“Oke sama-sama,kalau begitu kalian selamat beristirahat.”Ujar Jamal.
51
Setelah mendapatkan kamar kost,mereka langsung menaruh barang-barang bawaan
mereka dan beristirahat.
****
Malam harinya,Imam menuliskan sebuah surat untuk Latifah.Setelah suratnya
selesai ia tuliskan,surat itu ia kirimkan keesokan harinya di kantor pos terdekat.Surat
itu diterima Latifah tiga hari kemudian,saat Latifah sedang berada di dalam
kamarnya.Tiba-tiba saja seorang pekerja di rumahnya mengetuk pintu kamarnya dan
memberikan surat itu pada Latifah.Begitu senangnya Latifah ketika ia mendapatkan
surat dari Imam.
Kepada
Kekasihku Latifah
Kekasihku Latifah apa kabarmu? Saya harap engkau baik-baik saja dan selalu
berada dibawah lindungan Allah SWT. Rindu rasanya sudah beberapa hari tak
bertemu denganmu.Walaupun kita telah berpisah pulau dan lautan tetapi cinta ini
dan hati ini rasanya tidak berpisah darimu.Melalui surat ini,saya ingin
memberitahukan keadaan saya di sini agar engkau tak perlu khawatir dengan
saya.Alhamdulillah tiga hari lalu saya dan Ramli telah sampai di Surabaya .Dan
kami juga telah mendapatkan sebuah tempat tinggal yang cukup layak buat
kami.Latifah hari ini adalah hari dimana saya harus mengikuti seleksi beasiswa
sekolah kedokteran.Saya mohon doamu dan dukunganmu Latifah.Karena hati ini
terasa sangat amat sangat berdebar sekali.Karena engkaulah orang yang selalu
membuatku semangat untuk menjalani hidup dan meraih cita-cita.Saya harap kau
selalu mendukung dan mendoakan saya Latifah.Saya selalu cinta padamu Latifah.
Kekasihmu
Imam
Latifah menitihkan air matanya ketika membaca surat itu.Ia merasa
bahagia,bangga sekaligus terharu dengan Imam.Keesokan harinya Latifah pun
langsung mengirimkan surat balasan untuk Imam.Setelah surat itu sampai dan
diterima oleh Imam,Imam merasa bahagia sekali setelah membaca surat balasan dari
52
Latifah.Didalam surat itu Latifah mengatakan bahwa ia baik-baik saja,dan sangat
merindukan Imam.Didalam surat itu ia juga mengatakn bahwa ia sangat mendukung
langkah Imam,dan selalu mengirimkan doa untuk Imam,agar Imam dapat diberikan
kemudahan dalam mengikuti seleksi.
****
Dua minggu kemudiaan,siang itu Imam membeli sebuah surat kabar pada
seorang pedagang surat kabar yang sedang mangkal di depan kosan-nya.Dengan
semangat ia langsung membuka surat kabar yang telah ia beli tersebut,dan mencari
berita hasil pengumuman beasiswa yang terdapat pada surat kabar
tersebut.Terlihatlah daftar nama-nama sepuluh orang yang berhak mendapatkan
beasiswa sekolah kedokteran di Belanda.Tak disangka-sangka nama Imam yang
bernama lengkap Imam Zulkifli itu, tertera pada daftar nama sepuluh orang
tersebut.Ia sangat senang dan bahagia sekali saat mengetahui dirinya termasuk dari
sepuluh orang penerima beasiswa sekolah kedokteran di Belanda.
“Alhamdulillah ya Allah,tidak sia-sia perjuangan saya selama ini.”Ungkap Imam.
Disaat itu juga Imam langsung kembali ke kosan-nya ,dan memberitahukan Ramli
dan Jamal soal berita ini.Setelah mengetahui Imam akan mendapatkan
beasiswa,Ramli dan Jamal merasa ikut senang saat mengetahui Imam berhasil
mendapatkan beasiswa sekolah kedokteran di Belanda.
“Selamat Imam,perjuangan kau selama ini tak sia-sia.Saya turut senang
rasanya.”Ujar Ramli.
“Terima kasih Ram,terima kasih juga karena selama ini kau telah banyak membantu
saya.”Ujar Imam.
“Ah…sama-sama.Kau juga selama ini sudah banyak membantu saya,kalau tidak ada
kau tidak mungkin saya bisa sampai ke Surabaya.Doakan saya juga yaa,mudah-
mudahan tulisan-tulisan gubahan saya,dapat diterima di media cetak.”Ujar Ramli.
“Pasti selalu saya doakan Ram.”Ujar Imam.
“Selamat ya Imam.”Ujar Jamal.
“Terima kasih Jamal.”Ujar Imam.
Keesokan harinya di siang hari,Imam datang kembali ke Rumah Sakit Darmo
untuk mengurus beasiswanya.Setelah semuanya selesai diurus,akhirnya Imam dapat
bernafas lega,dan ia pun dapat segera berangkat ke Belanda.Namun,ia baru dapat
53
berangkat ke Belanda lima bulan lagi,karena masih ada beberapa surat yang masih
dalam proses pengurusan.
****
Satu bulan kemudian.Harlan dan keluarganya sedang menikmati makan siang
mereka di meja makan di rumahnya.Saat itu mereka juga membicarakan mengenai
soal rencana Harlan yang akan melamar Latifah.Karena,Harlan telah jatuh cinta pada
Latifah.Begitupun dengan keluarganya yang telah merasa cocok dengan Latifah.
“Harlan,kapan kau ini akan melamar Latifah?mama sudah merasa sangat cocok
sekali dengannya.”Ujar Ibunya Harlan.
“Harlan masih belum tahu Ma,karena Latifah sampai sekarang ini masih cinta
dengan kekasihnya yang bernama Imam itu.”Ujar Harlan.
“Kak,bukankah sekarang ini Imam sedang berada di Surabaya,dan dia cukup lama
disana.Inilah saatnya Kak untuk kau melamar Latifah.Kau harus secepatnya melamar
Latifah,janganlah engkau kalah dengan lelaki miskin seperti Imam itu Kak.”Ujar
Farida.
“Kau ada benarnya juga,Kakakmu ini harus segera melamar Latifah,dan secepatnya
melamar Latifah!”Ujar Harlan.
Di malam harinya,Latifah dipanggil oleh Hj.Sholeh dan istrinya untuk
menghadap mereka di ruang tamu,karena ada suatu hal penting yang akan
dibicarakan.
“Ada apa mama dan abah panggil ulun kemari?”Ujar Latifah.
“Tadi siang ibunya Harlan menelepon abah dan mama,katanya Harlan menyukai
piyan dan sangat cocok lawan piyan.Harlan handak ingin melamar piyan dan
menjadikan piyan istri.”Ujar ibunya Latifah.
“Maksud mama dan abah?”Ujar Latifah.
“Sudah piyan terima saja lamaran Harlan,besok dia dan keluarganya akan datang ke
sini untuk melamar piyan secara resmi.”Ujar Hj.Sholeh.
“Tapi Bah,cinta ulun hanya untuk Imam seorang.Ulun hanya ingin menikah dengan
Imam.”Ujar Latifah dengan derai air mata.
“LATIFAH???APA IKAM NII…!!! IKAM HANDAK MEMPERMALUKAN
ABAH DAN MAMA ???!!! IMAM ITU TIDAK MEMILIKI APAPUN,IA TIDAK
PANTAS UNTUK IKAM DAN IA JUGA TIDAK PANTAS MASUK KE
54
KELUARGA KITA !!! ABAH KADA MAU TAHU LAGI,IKAM HARUS
MENIKAH DENGAN HARLAN !!!”Ujar Hj.Sholeh.
“BAGAIMANAPUN IKAM HARUS PIKIRKAN BAIK-BAIK ITU LATIFAH
!!”Ujar Ibunya.
“Tapi,Bah,Ma bukanlah harta yang saya inginkan dari seorang pria,melainkan cinta
dan kasih sayang yang tulus.”Ujar Latifah dengan derai air mata.
“KAMI TIDAK MAU TAHU LATIFAH !!! SEKARANG TINGGAL KAU PILIH
MAMA DAN ABAH ATAU PILIH LELAKI ITU??JIKA KAU MEMILIH MAMA
DAN ABAH MENIKAHLAH DENGAN HARLAN LATIFAH.”
“Baiklah ulun bersedia menikah dengan Harlan.Ulun turuti apa kemauan Abah dan
Mama.”Ujar Latifah dengan derai air mata.
“Baguslah kalau begitu,sebagai anak sudah sepantasnya menuruti keinginan orang
tua.”Ujar Hj.Sholeh.
Saat itu dengan derai air mata,Latifah langsung masuk ke dalam kamarnya.Ia
menangis dan langsung memeluk erat guling yang ada diatas tempat tidurnya.
Lawan : Dengan
****
Keesokan harinya acara lamaran pun digelar dengan prosesi adat.Acara
lamaran hari itu berjalan dengan khidmat dan lancar, walaupun hati Latifah
sebenarnya sangat sedih sekali, namun ia mencoba untuk tetap tegar dan menerima
lamaran Harlan.
“Alhamdulillah,lamaran Tuan Harlan sudah kami terima.Sekarang ini,kami ingin
menanyakan kapan pernikahan akan digelar?”Ujar Hj.Sholeh.
“Kalau Latifah dan keluarga tidak keberatan,bagaimana kalau pernikahan digelar dua
bulan lagi?”Ujar Ibunya Harlan.
“Ooohh…tentu kami sangat tidak keberatan.Bagaimana Latifah,kau setuju?”Ujar
Hj.Sholeh.
“Ulun nurut saja apa kata Abah.”Ujar Latifah yang hanya menunduk.
“Kalau begitu Latifah setuju ,dan pernikahan akan segera digelar dua bulan
lagi.”Ujar Hj.Sholeh nampak sumringah.
Berbeda dengan Imam,pada hari itu di kosan-nya Imam sedang sibuk mencari
pekerjaan untuk menyambung hidup sebelum ia pergi ke Belanda.Selain untuk
55
menyambung hidup sebelum pergi ke Belanda,uang hasil kerjanya itu juga akan ia
kumpulkan untuk menambahi tabungannya untuk membeli sebuah cincin yang akan
ia gunakan untuk melamar Latifah.Siang itu satu persatu iklan baris lowongan
pekerjaan yang ada tertera pada surat kabar ia baca dan ia catat alamatnya pada buku
catatannya.Disaat Imam sedang melihat iklan baris lowongan pekerjaan yang ada di
surat kabar,tiba-tiba saja Ramli datang dengan wajah sumringah dan bahagia.
“Hey…sedang apa kau,sepertinya serius sekali?”Ujar Ramli.
“Sedang mencari lowongan pekerjaan.”Ujar Imam.
“Kau sedang mencari pekerjaan?”Ujar Ramli.
“Iyaa,hanya untuk sementara sebelum berangkat ke Belanda.Karena sepertinya kalau
saya tidak bekerja,uang tabungan akan habis nanti.Saya lihat kau sepertinya sedang
berbahagia Ram?Ada apa?Apakah gubahan-gubahanmu sudah diterima di
perusahaan media cetak?”Ujar Imam.
“Itu dia Ram,maksud kedatangan saya menemui kau untuk memberikan kabar
bahagia ini .Alhamdulillah,sudah ada satu perusahaan media cetak yang tertarik
dengan gubahan-gubahan saya.Bahkan mereka mempekerjakan saya sebagai penulis
cerita bersambung di surat kabar yang diterbitkannya.”Ujar Ramli.
“Alhamdulillah,syukurlah kalau begitu.Selamat Ram.”Ujar Imam langsung memeluk
Ramli.
“Terima kasih Imam,ini semua berkat bantuan kau.”Ujar Ramli.
“Tidak,ini semua berkat Allah SWT dan usaha kau selama ini.Saya hanya perantara
saja.”Ujar Imam.
“Semua ini memang dari Allah,tetapi bagi saya jika tidak ada kau tetap saja saya
belum tentu bisa sampai ke sini.Maka dari itu saya sangat bersyukur memiliki
sahabat seperti kau ini Imam.”Ujar Ramli.
“Sama-sama Ram,saya juga bersyukur memiliki sahabat seperti kau yang selalu
mendukung dan membantu saya.Jika ayah kau tidak memberitahukan iklan seleksi
beasiswa kedokteran itu yang ada di surat kabar,mungkin belum tentu saya dapat
berada disini,dan mengikuti seleksi itu.”Ujar Imam.
“Sudahlah.Itu semua sudah jalan dari Allah dan ayah saya-lah yang menjadi
perantaranya.Seperti katamu tadi.”Canda Ramli.
“Ahh…kau ini bisa saja.”Balas Imam dengan canda.
56
Keesokan harinya saat di siang hari,Imam mendatangi sebuah restoran Jawa
yang letaknya berada di tengah kota.Sesampainya di depan restoran itu,ia melihat
restoran itu sangat ramai sekali ramai dengan pengunjung yang makan di restoran
itu.Tanpa berlama-lama lagi,Imam langsung masuk ke dalam restoran itu dan
menemui pemiliknya yang kebetulan baru saja selesai melayani pembeli.
“Maaf permisi Pak?”Ujar Imam.
“Iya ada apa ya Mas?”Ujar pemilik restoran.
“Saya ingin bertemu dengan Bapak Tjahyono,apa beliau ada disini?”Ujar Imam.
“Ohh…saya sendiri Pak Tjahyono,ada keperluan apa anda ingin bertemu dengan
saya?”Ujar Tjahyono dengan ramah.
“Begini Pak,kemarin saya melihat bahwa restoran milik bapak ini memasang iklan
lowongan pekerjaan di iklan baris disebuah koran.Maksud kedatangan saya kesini
saya ingin melamar pekerjaan di restoran ini sebagai pelayan.Kalau bapak bersedia
menerima saya,saya siap untuk berkerja kapan saja.”Ujar Imam.
“Ooohh…kebetulan sekali dari kemarin-kemarin restoran saya memasang iklan
tetapi tidak ada juga yang datang untuk melamar,kalau begitu anda saya
terima.Besok pagi anda sudah bisa kerja di sini.”Ujar Tjahyono dengan ramah.
“Alhamdulillah,kalau begitu terima kasih banyak Pak.Pasti besok saya akan datang
pagi untuk bekerja di restoran bapak.”Ujar Imam.
Mulai esok pagi hingga beberapa bulan kemudian Imam bekerja di restoran
Jawa itu sebagai pelayan.Ia bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 5 sore.Semenjak
bekerja,setiap pulang kerja ia selalu menyempatkan diri untuk membeli makanan
untuknya dan Ramli,setelah itu sisa uangnya ia simpan kedalam tabungannya.Begitu
juga dengan Ramli,setiap menyelesaikan karangannya dan mendapat upah dari
karangannya itu,selalu ia gunakan untuk membeli makanan untuk dirinya dan Imam
setelah itu sisa uangnya ia tabung.
“Lihatlah cerita gubahan siapa yang ada di koran ini ?”Ujar Ramli memberikan
sebuah koran pada Imam,saat mereka sedang beristirahat malam di kamar kostan
mereka.
“Keren sekali ! Cerita bersambung gubahanmu ini sudah dimuat di koran.”Ujar
Imam.
“Iya,Alhamdulillah koran yang memuat gubahan saya yang berjudul Dua Pemuda
Kampoeng telah diterbitkan.Mudah-mudahan saja masyarakat menyukai
57
ceritanya,dan dapat meningkatkan nilai dari koran yang memuat gubahan saya
ini.”Ujar Ramli.
“Amiin,sudah ayoo kita tidur saja sudah malam.”Ujar Imam.
****
Setelah menggelar acara lamaran,dua bulan kemudian Latifah dan Harlan
melangsungkan pernikahan mereka di Banjarmasin.Akad nikah digelar pada pagi
hari,tepat pada pukul sembilan pagi .Saat akad nikah digelar,suasana nampak
khidmat pada akad dan sakral.
“Saya terima nikah dan kawinnya Latifah Nuraini binti Hj.Sholeh dengan mas kawin
seperangkat alat sholat dan perhiasan emas seberat dua puluh gram dibayar
tunai.”Ucap Harlan dengan tepat dan sekali nafas.
“Bagaimana saksi sah?”Ujar Penghulu.
“Sah”Ujar tiga orang saksi.
“Barakallah..”Ujar tamu-tamu yang menghadiri akad nikah Harlan dan Latifah.
Setelah akad nikah selesai dan sah menjadi suami istri,Harlan langsung
menjemput Latifah yang sudah menunggunya di dalam kamar.Pada hari
pernikahannya itu,Latifah nampak cantik dan anggun sekali mengenakan pakaian
pengantin adat Banjarmasin.Banyak sekali masyarakat sekitar yang menghadiri
pernikahan mereka hari itu termasuk Khadijah sahabat Latifah.Bagi masyarakat
sekitar saat itu pernikahan mereka dilangsungkan secara besar-besaran dan
meriah,seluruh warga desa juga turut diundang ke acara pernikahan Latifah dan
Harlan,termasuk Badrun ayah Ramli.
Maafkan saya Imam kekasih yang selama ini saya rindui dan sangat saya
cintai.Saya terpaksa harus mengingkari janji kita dan menerima lamaran Harlan
serta menikah dengan Harlan,karena orang tualah yang meminta saya untuk
menikah dengannya.Sebenarnya hati saya sangat berat untuk menerima semua
ini.Tetapi,saya tidak mau menjadi seorang anak yang durhaka.Maka dari itu saya
bersedia menikah dengan Harlan.Saya tahu jika kau mengetahui pernikahan
ini,pasti engkau akan sangat marah pada saya.Tetapi,dalam lubuk hati saya yang
terdalam saya sangat mencintaimu,merinduimu dan selalu menunggu kedatanganmu
58
walaupun saya telah menjadi istri orang saat ini. Tulis Latifah dalam buku
hariannya.
Setelah menikah Latifah dibawa Harlan ke Banjarbaru,dan mereka tinggal bersama
di rumah milik Harlan yang berada di Banjarbaru.
****
Beberapa hari kemudian.Hari ini adalah hari dimana hari cairnya uang gajian
bagi seluruh karyawan restoran milik Tjahyono.Seluruh karyawan pada siang itu
nampak antusias mengantri menunggu panggilan dari sang pemilik restoran untuk
menerima gaji ,termasuk Imam ia juga nampak begitu antusias sekali mengantri
untuk menerima gaji bulan kedua semenjak ia bekerja di restoran itu.Satu per satu
karyawan masuk ke ruangan sang pemilik restoran dan menghadap sang pemilik
restoran untuk menerima gaji.Tak lama kemudian setelah beberapa karyawan lain
dipanggil,Imam pun dipanggil untuk mengambil gajinya.
“Ini gaji anda untuk bulan ini.Kerjaan anda sangat memuaskan,jadi saya beri anda
tambahan gaji.”Ujar Tjahyono.
“Alhamdulillah,terima kasih banyak Pak,terima kasih banyak.Alhamdulillah ya
Allah.”Ujar Imam.
Setelah menerima gaji,Imam langsung pulang menuju tempat kos-nya.Setibanya
di kamar kos,Imam langsung membuka lemari bajunya dan mengambil celengan
ayamnya yang terbuat dari tanah liat.Celengan itu langsung ia pecahkan dan ia hitung
jumlah uang yang selama ini ia simpan di dalam celengan ayam itu.Satu per satu
uang yang ia simpan ia hitung.Setelah ia hitung,jumlah uang yang berada di celengan
ayam itu ia tambahkan dengan gaji yang baru ia dapat pada hari ini.
“Alhamdulillah,uangnya sudah lebih dari cukup.Dengan uang ini saya dapat membeli
cincin untuk melamar Latifah,serta untuk ongkos pulang ke Banjarmasin.Tunggu
saya Latifah,saya akan segera pulang untuk melamar kau,kita menikah dan hidup
bahagia selamanya.”Batin Imam.
****
Keesokan harinya di saat sedang libur kerja,Imam pergi ke sebuah toko
perhiasan.Di toko perhiasan itu Imam memesan sepasang cincin emas yang sangat
59
indah sekali,walaupun harga cincin emas itu adalah cincin dengan harga paling
murah di toko itu.Tetapi,cincin itu sangat berarti baginya,karena Imam memesan
cincin itu dengan namanya dan nama Latifah yang terukir pada masing-masing
cincin.
****
Siang itu sedang istirahat jam kantor,saat itu Ramli yang sudah bekerja di
sebuah perusahaan penerbitan media cetak di Surbaya akan mencari makan diluar
kantor.Saat itu ketika ia sedang berada di Lobby secara tidak sengaja ia bertemu
dengan Khodijah yang sedang berdiri seorang diri di Lobby.
“Khadijah ?”Sapa Ramli.
“Bang Ramli?”Sapa Khadijah.
“Khadijah,sedang apa disini?”Ujar Ramli dengan ramah.
“Ini kebetulan saya kesini,saya habis menemui salah satu famili saya yang bekerja di
sini.”Ujar Khadijah dengan ramah.
“Ooohh…jadi begitu.”Ujar Ramli
“Iya.Bang Ramli sendiri sedang apa disini?”Ujar Khadijah dengan ramah.
“Saya kerja disini.Alhamdulillah ,saya diterima kerja disini.”Ujar Ramli.
“Alhamdulillah,syukurlah kalau begitu Bang.”Ujar Khodijah.
“Bagaimana kalau kita lanjutkan ngobrolnya di luar saja,di restoran misalnya?”Ujar
Ramli.
“Ayoo..boleh kalau begitu Bang.”Ujar Khadijah.
Siang itu Ramli dan Khodijah melanjutkan pembicaraan mereka di sebuah restoran
sambil makan siang bersama.
“Saya masih tak menyangka bertemu kau di Surabaya,sebenarnya kau sedang apa di
Surabaya ini?”Ujar Ramli.
“Saya sudah dua hari berada di sini,kebetulan saya sedang berlibur di rumah sanak
keluarga saya yang tinggal disini.”Ujar Khadijah.
Ditengah-tengah pembicaraan,Ramli mengeluarkan sebuah koran yang memuat
cerita karangannya.Dan koran itu langsung ia berikan pada Khadijah.
“Walaupun koran bukan koran terbitan baru, tetapi ini cerita gubahan saya,kalau
Khodijah suka silahkan bawa saja.”Ujar Ramli.
“Benar koran ini boleh saya bawa?”Ujar Khadijah.
60
“Benar boleh kok.”Ujar Ramli.
“Kalau begitu terima kasih Bang,sepertinya ceritanya bagus mengisahkan Dua
pemuda dari kampung yang pergi merantau ke kota.”Ujar Khodijah.
“Sama-sama,lebih baik kau baca saja ceritanya.Saya harap mudah-mudahan kau dan
masyarakat Banjarmasin lainnya menyukai cerita ini.”Ujar Ramli.
“Oh…iya Bang,bagaimana kabar Imam?Apakah dia baik-baik saja?”Ujar Khadijah.
“Alhamdulillah dia baik-baik saja,beasiswa sekolah kedokteran juga berhasil ia
dapatkan.Insya Allah ,bulan depan ia akan berangkat ke Belanda.Dan sebelum
berangkat ke Belanda,rencananya ia akan pulang ke Banjarmasin untuk melamar
Latifah katanya.”Ujar Ramli.
“Melamar Latifah?”Ujar Khadijah.
“Iya,katanya sih ia ingin melamar Latifah.Memang ada apa Khodijah?”Ujar Ramli.
“Apakah Imam belum mengetahui yang sebenarnya?”Ujar Khadijah.
“Maksudnya mengetahui apa?”Ujar Ramli.
“Sebenarnya beberapa hari yang lalu Latifah telah melangsungkan pernikahannya
dengan Harlan.Ia diminta menikah oleh kedua orang tuanya.Acara pernikahannya
digelar secara besar-besaran.”Ujar Khodijah.
Selain bercerita bahwa Latifah telah menikah dengan Harlan,Khadijah juga
menunjukkan dua buah foto pernikahan Latifah dan Harlan.Pada salah satu foto
terdapat dirinya yang sedang berfoto bersama Latifah dan Harlan yang sedang
menjadi pengantin diatas pelaminan.Setelah mendengar cerita Khadijah dan melihat
foto-foto pernikahan Latifah dan Harlan,Ramli sangat terkejut sekali dan bingung
harus berbuat apa pada Imam.
“Saya tak habis pikir,bisa-bisanya Latifah menikah dengan orang lain.Bagaimana
perasaan Imam nanti jika ia mengetahui soal ini?”Ujar Ramli.
“Maka dari itu,demi menjaga perasaan Imam lebih baik bang Ramli jangan ceritakan
hal ini terlebih dahulu pada Imam.Biarkan saja Imam tahu dengan
tersendirinya.”Ujar Khadijah.
“Saya tidak akan menceritakan hal ini pada Imam.”Ujar Ramli.
****
Ramli baru saja pulang dari kantornya,ia pulang sudah larut malam karena ia
harus menyelesaikan tulisannya terlebih dahulu di kantornya.Saat tiba di kamar kos
61
,ia melihat Imam yang sudah tertidur lelap di kasurnya.Ramli duduk di kasur
Imam,dan memandang Imam yang saat itutengah tertidur lelap.Ia merasa kasihan
pada Imam,namun ia juga tidak mau Imam mengetahui darinya bahwa Latifah
sebenarnya sudah menikah.Karena sudah sangat lelah,Ramli pun terbangun dari
duduknya.Lantas ia mencuci kaki dan wajahnya serta berganti baju, ia naik keatas
kasur lalu pergi tidur.Kamar kos yang Imam dan Ramli sewa tidak terlalu sempit,jadi
dapat memuat dua buah kasur untuk tidur mereka masing-masing.Setelah pagi
tiba,Imam dan Ramli pun bangun dari tidurnya untuk bersiap berangkat
kerja.Sebelum berangkat bekerja,Imam terlebih dahulu menyiapkan barang-barang
yang akan ia bawa ke Banjarmasin.
“Kapan kau akan berangkat ke Banjar Mam?”Ujar Ramli di pagi harinya.
“Mungkin insya Allah lima hari lagi Ram,bagaimana kau?Mau ikut?”Ujar Imam
sambil membereskan barang-barang yang akan ia bawa ke Banjarmasin.
“Iyaa,saya ikut yaa?Kebetulan saya sudah rindu dengan kampung halaman.Dan
kebetulan juga saya ada libur beberapa hari.Tetapi,mungkin jika kau masih lama
disana,saya akan kembali ke Surabaya duluan.”Ujar Ramli.
“Boleh saja,kalau begitu nanti sore kita pesan tiket kapal menuju Banjarmasin.”Ujar
Imam.
****
Semenjak menikah dengan Harlan,sebagai istri yang baik setiap pagi Latifah
selalu membuatkan teh dan menyiapkan makan pagi,karena sebelum Harlan pergi
bekerja,mereka selalu meminum teh bersama dan makan pagi bersama di meja
makan.Saat-saat di meja makan seperti itulah biasanya mereka saling mengobrol dan
membicarakan hal-hal apapun.
“Bang,semenjak menikah kita kan belum pernah datang menjenguk mama dan abah
di Banjarmasin.Kebetulan dalam minggu ini abang kan ada libur,bagaimana kalau
waktu libur abang kita habiskan di Banjarmasin untuk mengunjungi mama dan
abah?”Ujar Latifah.
“Latifah ingin pulang?rindu dengan kedua orang tua?kalau begitu baiklah besok kita
pergi ke Banjarmasin.Kita suruh supir pribadi untuk mengantar kita.”Ujar Harlan.
Latifah pun langsung tersenyum sumringah saat itu.Tak lama setelah makan
pagi,Harlan langsung berangkat bekerja.
“Abang berangkat dahulu yaa,kau hati-hati di rumah.”Ujar Harlan.
62
“Iya bang,hati-hati ya bang.”Ujar Latifah sambil mencium tangan Harlan.
Harlan pergi meninggalkan Latifah sendirian di rumah dengan mengendarai
mobilnya.Sebenarnya saat itu ia pergi bukanlah pergi untuk bekerja,melainkan ia
pergi ke sebuah café untuk bertemu dengan seseorang.Di Café itu terlihat seorang
wanita cantik dan seksi bernama Sinta.Wanita itu telihat duduk sendirian sedang
menunggu seseorang sambil menikmati secangkir kopi.Tak lama
kemudian,datanglah Harlan menemui wanita yang bernama Sinta itu dan duduk
dihadapannya.
“Sudah lama menunggu?”Ujar Harlan.
“Lumayan.”Ujar Sinta.
“Ya..sudah,ayoo kita langsung saja.”Ujar Harlan.
Harlan dan Sinta pergi ke sebuah hotel,dan pada hari itu tanpa sepengetahuan
Latifah mereka menghabiskan waktu bersama di kamar hotel.
“Istri kamu enggak marah,kamu masih berhubungan sama aku?”Ujar Sinta.
“Dia dan keluarganya itu sangat tunduk sama aku,jadi tidak mungkinlah dia marah
sama aku sayang.Lagipula dia juga tidak tahu dengan hubungan kita.”Ujar Harlan.
“Bukankah kamu seharusnya hari ini bekerja?”Ujar Sinta.
“Hari ini tuh aku libur sayang,cuma aku berbohong saja sama istriku.”Ujar Harlan.
“Kamu tuh memang pandai sekali berbohong.”Ujar Sinta.
“Aku kan berbohong demi kamu sayang,demi bisa bersama kamu selalu.”Ujar
Harlan.
“Seberapa sayang sih kamu sama aku?”Ujar Sinta.
“Rasa sayangku ke kamu itu tidak terhingga.Aku rela melakukan apapun untuk
kamu.”Ujar Harlan.
“Serius kamu rela melakukan apapun untuk aku?”Ujar Sinta.
“Iya serius.Kau ingin minta apalagi dari aku? Mobil dan rumah sudah,uang juga rutin
kuberikan untukmu.Sekarang apalagi yang kau inginkan,akan kubelikan.”Ujar
Harlan.
“Aku minta kamu menikah denganku,dan menjadi suamiku seorang.Bagaimana
apakah kau sanggup?”Ujar Sinta.
“Maaf sayang kalau yang itu tidak bisa.Minta yang lain saja yaa.”Ujar Harlan.
Tak terasa waktu menunjukkan pada pukul 4.00 sore,pada waktu inilah Harlan harus
pulang karena pada pukul 4.00 sore ini biasanya waktu Harlan pulang dari tempat
63
kerjanya di perkebunan kelapa sawit milik Belanda.Pada saat itu ia langsung
bergegas untuk bersiap-siap pulang.
“Aku pulang dahulu yaa.”Ujar Harlan.
“Hati-hati yaa sayang.”Ujar Sinta.
“Oh…iya ini uang untukmu sayang.”Ujar Harlan.
“Terima kasih sayang,I love you.”Ujar Sinta.
“I love you too sayang.”Ujar Harlan.
****
Sore itu Imam baru saja pulang dari tempatnya bekerja.Sepulang bekerja ia
singgah dahulu ke toko perhiasan tempat ia memesan cincin untuk mengambil
cincin yang ia pesan.Sang pelayan langsung melayani Imam dengan ramah,sang
pelayan juga langsung memperlihatkan sepasang cincin itu pada Imam.Sepasang
cincin itu nampak begitu indah sekali,sehingga ia tak sabar untuk segera melamar
Latifah dengan cincin itu.Imam langsung melakukan pembayaran pada hari itu
juga,dan dengan semangat ia pun langsung membawa sepasang cincin itu pulang
menuju kostannya.Saat tiba di kamar kost terlihat Ramli yang sudah pulang duluan
dan baru saja selesai berkemas-kemas barang yang akan ia bawa pulang ke
Banjarmasin.Imam duduk di tempat tidur di samping Ramli,dan saat itu ia langsung
memperlihatkan sepasang cincin itu pada Ramli.
“Bagaimana indah bukan?”Ujar Imam memperlihat sepasang cincin itu yang
tersimpan pada sebuah kotak perhiasan berwarna merah nan indah.
“Wow..indah sekali,cincin siapa itu ?”Ujar Imam.
“Ini cincin yang saya pesan khusus untuk melamar Latifah.”Ujar Imam dengan
senyum sumringah.
Ramli langsung terdiam saat itu,ia tak dapat berkata apapun,karena ia sebenarnya
merasa kasihan dengan Imam.
“Ram,kau kenapa?”Ujar Imam.
“Oh..tidak apa,bagus kok cincinnya.Cincin itu pasti sangat cocok dijari manis
Latifah.”Ujar Ramli.
“Cincin ini pasti sangat cocok dengan jari manis Latifah,Latifah pasti
menyukainya.Saya tak sabar untuk bertemu dengannya.”Ujar Imam.
“Apakah Latifah sudah mengetahui bahwa kau akan pulang ke Banjar?”Ujar Ramli.
64
“Kemarin saya sudah kirim surat untuknya,mudah-mudahan saja ia membaca surat
itu.”Ujar Imam.
****
Keesokan paginya dengan diantar supir pribadi, Latifah dan Harlan pergi
menuju rumah orang tua Latifah di Banjarmasin.Setibanya di sana,mereka disambut
hangat oleh kedua orang tua mereka dan juga pekerja-pekerja yang ada di rumah
Latifah.Kedua orang tua Latifah juga melepas rindu mereka dengan anak semata
wayang mereka yaitu Latifah.
“Anakku Latifah.”Ujar Ibunya Latifah memeluk Latifah.
“Mama.”Ujar Latifah sambil memeluk ibunya.
“Abah.”Ujar Latifah sambil memeluk Hj.Sholeh.
“Latifah anakku.”Ujar Hj.Sholeh.
“Mama,Abah apa kabar?”Ujar Harlan sambil mencium tangan kedua orang tua
Latifah.
“Alhamdulillah kami baik-baik saja.Ayoo…masuk !”Ujar Ibunya Latifah.
Latifah dan Harlan masuk kedalam rumah kedua orang tua Latifah.Setibanya di
sana,mereka langsung menuju kamar Latifah dan menaruh barang-barang bawaan
mereka di kamar Latifah.Seusai menaruh barang ,sang ayah Hj.Sholeh meminta
mereka berkumpul di ruang keluarga untuk mengobrol-ngobrol dan meminum teh
bersama.
“Latifah Abang ke ruang keluarga duluan yaa,tidak enak dengan Abah dia sudah
menunggu.”Ujar Harlan.
“Oh…iya Bang,nanti saya akan menyusul.”Ujar Latifah.
Tak lama kemudian saat Latifah sedang menaruh barang sendirian di
kamar,secara diam-diam seorang pekerja di rumahnya masuk ke dalam kamarnya
dan memberikan sebuah surat pada Latifah.Surat itu adalah surat yang Imam
kirimkan kemarin lusa,Latifah sangat senang sekali saat menerima surat itu,karena
sudah lama sekali ia menantikan surat dari Imam.
“Ya…tuhan,sudah lama sekali saya menantikan surat ini.Surat pemberian dari orang
yang sangat saya cintai dan sangat saya rindui,walaupun saat ini saya sudah tak dapat
memilikinya lagi.”Dalam hati Latifah.
Latifah langsung membuka surat itu dan membaca seluruh isi surat itu.
65
Kepada
Kekasihku Latifah
Assalamu alaikum,Kekasihku
Saya senang sekali akhirnya saya dapat menuliskan surat ini untukmu
kekasihku.Rasa rindu ini sepertinya sudah tak dapat terbendung lagi untuk bertemu
dengan kau kekasihku.Sebenarnya melalui surat ini saya ingin memberitahukan
kau,bahwa saya akan pulang ke Banjarmasin pada hari ini dan tiba esok
pagi.Tetapi,mungkin saya tidak dapat berlama-lama di Banjarmasin,karena saya
harus kembali ke Surabaya.Saya sengaja menyempatkan waktu untuk pulang ke
Banjarmasin sebelum saya pergi ke Belanda untuk mentunaikan janji saya untuk
melamarmu, menikahimu,dan hidup bahagia bersamamu.Saya ingin esok sore kita
bertemu di tepi barat sungai tempat kita berpisah dahulu ketika saya pergi
meninggalkanmu ke Surabaya.Demikian surat dari saya kekasihku.Saya selalu
mencintaimu selamanya.
Kekasihmu
Imam
Latifah tak kuasa menahan tangisnya saat membaca surat dari Imam,air
matanya pun menetes membasahi kertas surat itu.Perasaan didalam hatinya
bercampur aduk antara sedih dan bahagia akan bertemu dengan Imam.Dengan derai
air mata ia dekap surat itu dengan penuh perasaan.Ia sangat ingin sekali bertemu
dengan Imam,tetapi ia juga tidak mau membuat Imam sedih,jika suatu saat Imam
mengetahui bahwa ia telah menikah dengan Harlan.
****
Dua hari kemudian,di pagi hari Imam dan Ramli tiba di rumah Badrun di
Banjarmasin.Setibanya di rumah Badrun,Ramli dan Imam langsung melepas rindu
mereka pada Badrun.Badrun begitu bangga terhadap mereka berdua yang sedikit-
66
sedikit mulai dapat menggapai cita-cita mereka ,walaupun belum tercapai
sepenuhnya.Perjalanan jauh dari Surabaya ke Banjarmasin sangat membuat
lelah,untuk melepas lelah Imam pun masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat
sejenak.Saat berada di dalam kamar ia melihat sebuah surat berada diatas meja.Ia
ambil surat itu dan ia lihat siapa pengirimnya.Pengirim surat itu ternyata Latifah,dan
surat itu adalah surat balasan dari Latifah.Dengan rasa senang dan sumringah Imam
langsung membuka surat itu.
Kepada
Kekasihku Imam
Assalamu alaikum,Kekasihku
Kemarin saya sudah membaca surat darimu,senang sekali rasanya hati ini saat
mendengar kau akan pulang ke Banjarmasin.Saya disini sudah tak sabar lagi untuk
dapat bertemu dengan kau kekasihku.Rindu ini sudah tak dapat terpendam
lagi,walaupun esok sore kita akan bertemu.Semoga tuhan tetap mentakdirkan kita
untuk bertemu esok sore.Sampai jumpa esok sore kekasihku.Sampai kapanpun saya
akan selalu mencintaimu selamanya.
Kekasihmu Latifah.
“Jadi piyan sudah baca surat dari Latifah?”Ujar Badrun dari depan pintu kamar
Imam.
“Iya,ulun sudah baca paman.Kalau boleh tahu kapan surat ini sampai?”Ujar Imam.
“Kemarin sore ia datang kemari,menitipkan surat ini pada paman.”Ujar Badrun.
Badrun langsung terdiam sejenak,ia teringat saat Latifah datang ke rumahnya untuk
menitipkan surat itu padanya.
Kemarin sore menjelang petang Latifah datang ke rumah Badrun seorang diri
dengan membawa surat itu.Sore itu Badrun sedang membaca sebuah surat kabar di
dalam rumahnya,tiba-tiba saja mendengar seseorang perempuan mengucapkan
salam dari depan rumahnya.Ia langsung membuka pintu depan rumahnya saat itu.Tak
disangka-sangka ternyata yang datang pada sore itu adalah Latifah dengan membawa
sebuah surat untuk Imam.Ia melihat Latifah berdiri seorang diri di depan rumahnya.
“Kau ?”Ujar Badrun.
67
Latifah hanya tersenyum saat itu.
“Ada maksud tujuan apa engkau datang ke sini?”Ujar Badrun.
“Maaf Paman sudah mengganggu paman.Maksud kedatangan saya kemari,saya
hanya ingin menitipkan surat ini pada Paman.Saya mohon jika Imam sudah
tiba,tolong sampaikan surat ini.”Ujar Latifah dengan ramah.
“MASIH ADA HATI KAU DENGAN IMAM?BUKANKAH KAU SUDAH
MENIKAH?”Ujar Badrun dengan nada sinis.
“Saya tahu Paman,saya ini sudah menikah.Tetapi,Imam belum mengetahui
semuanya.Ia ingin bertemu dengan saya esok sore,saya mohon Paman.”Ujar Latifah
dengan tetesan air mata.
“Baiklah kalau begitu,tetapi bagaimana jika kelak ia tahu semuanya?apakah engkau
tega melihatnya sakit?sakit karena cintanya yang selama ini tulus dibalas dengan keji
oleh kekasihnya yang ia sangat cintai.Ia rela merantau jauh ke kota orang lain agar ia
sukses dan dapat menikahi kekasihnya.Tetapi,kekasihnya disana tega meninggalkan
cintanya dengan menikahi lelaki lain yang jauh berharta.”Ujar Badrun.
“Terima kasih Paman,tetapi saya mohon Paman jangan ceritakan hal ini pada
Imam.Biarlah saya sendiri yang memberitahunya,saya tak peduli apapun perlakuan
dia terhadap saya nanti ,jika ia sudah mengetahui hal ini.Karena,saya tahu hal ini
sangat menyakitkan baginya.”Ujar Latifah dengan air mata.
“Ya..sudah kalau begitu sekarang kau lebih baik pulang,hari sudah menjelang waktu
shalat maghrib.Paman juga tidak akan menceritakannya pada Imam.”Ujar Badrun.
“Baiklah Paman,kalau begitu saya pamit dahulu.Assalamu alaikum.”Ujar Latifah.
“Waalaikum salam.”Ujar Badrun.
****
Imam mengambil kotak cincin dari dalam tasnya,ia membuka kotak cincin itu
dan memperlihatkan sepasang cincin itu pada Badrun.Sepasang cincin itu membuat
Badrun terpukau karena keindahannya.Selain itu Imam juga menunjukkan ukiran
nama yang terukir pada masing –masing cincin itu.Dengan perasaan senang dan rasa
semangat ia bercerita pada Badrun bahwa ia akan melamar Latifah sore ini.Badrun
menunjukkan rasa senang pada Imam saat mendengar cerita Imam,tetapi sebenarnya
dalam hatinya ia merasa sedih dan kasihan melihat Imam yang tertipu,karena
sebenarnya Latifah sudah menikah dengan lelaki lain.
68
“Paman tahu engkau pasti akan sangat sedih,jika saja engkau tahu apa yang
sebenarnya terjadi disaat engkau tidak ada kemarin.”Dalam hati Badrun.
****
Tak terasa hari sudah sore,dengan semangat Imam pergi menuju sisi barat tepi
sungai dimana tempat ia dan Latifah akan bertemu pada sore ini.Katika Imam
sampai,suasana di tepi sungai saat itu terlihat sepi sekali tidak ada orang satu pun
termasuk Latifah.Ia berdiri memandang pemandangan sungai yang indah sambil
menunggu Latifah datang.Tak lama kemudian dari belakang terdengar seorang
wanita memanggil namanya dengan suara yang lemah lembut.Imam langsung
menoleh kebelakang,dan seraya memberikan senyuman pada wanita yang
memanggilnya itu dari belakang yang tak lain adalah Latifah.
“Latifah kekasihku ?”Ujar Imam dengan senyuman.
“Imam” Ujar Latifah dengan lemah lembut.
“Sudah lama kita tak bertemu,rindu sekali rasanya hati ini.”Ujar Imam dengan
tetesan air mata.
Imam yang baru saja bertemu kembali dengan Latifah saat itu langsung
meneteskan air mata ,karena ia dapat bertemu kembali dengan Latifah kekasih yang
sangat ia cintai dan ia rindukan,begitu pula dengan Latifah yang tak kuasa menahan
air matanya saat ia bertemu kembali dengan Imam.
“Saya sangat merindukanmu Latifah.”Ujar Imam dengan senyuman dan tetesan air
mata.
“Saya juga sangat merindukkanmu Imam.”Ujar Latifah dengan senyuman dan
tetesan air mata juga.
“Oh…iya saya membawa ini untukmu kekasihku,saya harap kamu
menyukainya.”Ujar Imam sambil mengambil kotak cincin dari dalam saku
celananya.
“Apa itu Imam?”Ujar Latifah.
Imam langsung membukakan kotak cincin itu,dan menunjukkan sepasang cincin itu
pada Latifah.
“Ini adalah sepasang cincin.Pada masing-masing cincin ini terdapat nama saya dan
nama kau Latifah.Dengan cincin ini saya akan melamarmu sekarang dan cincin ini
juga yang akan menjadi cincin pernikahan kita.Saya pakai cincin yang bertuliskan
69
namamu,dan kau memakai cincin yang bertuliskan nama saya.Latifah maukah
engkau menikah denganku?kita minta restu orang tuamu nanti,setelah itu kita
tunaikan ibadah pernikahan ini dan hidup berbahagia selamanya.”Ujar Imam
melamar Latifah.
Saat itu Latifah tak dapat berkata apapun,ia hanya menangis sambil
menyembunyikan kedua telapak tangannya dibalik badannya.
“Latifah,mana jari manismu?berikan pada saya,saya akan pakaikan cincin yang
bertuliskan nama saya ini di jari manismu.”Ujar Imam dengan tetesan air mata
kebahagiaan.
Dengan derai air mata,secara perlahan Latifah menunjukkan telapak tangannya
yang terdapat tinta hena dan jari manisnya yang telah bercincin.Imam nampak
terkejut sekali saat melihat sebuah cincin telah melingkar di jari manis Latifah dan
bekas hena pernikahan yang membekas pada telapak tangan Latifah.
“Latifah,Kau?”Ujar Imam saat melihat telapak tangan Latifah.
“Maafkan saya Imam.Saya telah menikah dengan Harlan.”Ujar Latifah dengan
tetesan air mata.
“APAAA??? KAU TELAH MENIKAH DENGAN HARLAN???”Ujar Imam.
“Iya saya telah menikah dengan Harlan Imam, Lebih baik sekarang kita berteman
saja.”Ujar Latifah dengan meneteskan air matanya.
Saat itu juga Imam langsung membatalkan untuk memasukkan cincin itu pada
jari manis Latifah.Hatinya sudah terlanjur hancur dan sakit.Air mata yang tadinya
bertanda kebahagiaan berubah menjadi air mata kesedihan dan kekecewaan buat
Imam.
“SUNGGUH KAU KEJAM SEKALI PADA SAYA LATIFAH !! SAYA SUDAH
BANTING TULANG DI SURABAYA UNTUK DAPAT MEMBELI CINCIN
UNTUK MELAMARMU DAN MENIKAHIMU SEBELUM BERANGKAT KE
BELANDA.TETAPI INIKAH BALASANMU???KAU BALAS CINTA TULUS
SAYA SELAMA INI DENGAN MENIKAHI LELAKI LAIN !! SUNGGUH KAU
TELAH MEMBUAT HATIKU HANCUR LATIFAH !!”Ujar Imam dengan emosi
dan dengan derai air mata kekecewaan.
Saat itu Latifah hanya dapat menangis ia tak dapat berkata apapun saat
itu.Sedangkan Imam,karena ia merasa sakit hati yang mendalam pada Latifah ia
langsung berjalan meninggalkan Latifah,dan ia juga langsung membuang begitu saja
cincin yang tadinya akan ia pakaikan di jari manis Latifah.Melihat cincin itu dibuang
70
begitu saja,Latifah pun langsung mengambil kembali cincin itu dan menyimpannya
dalam saku bajunya.
“Maafkan saya Imam,saya terpaksa melakukan semua ini.”Ujar Latifah dengan derai
air mata.
“Cincin ini akan saya simpan selalu,sebagai pelepas rindu saat merindukanmu Imam
dan juga sebagai kenang-kenangan.”Batin Latifah.
****
Sore itu dari dalam mobilnya, secara diam-diam Harlan menyaksikan Imam
yang sedang menangis sambil berjalan meninggalkan Latifah.Melihat Imam berjalan
meninggalkan Latifah dengan keadaan sedih,Harlan langsung menghisap cerutunya
dan menebarkan senyum kegembiraan.
“Inilah kemenangan,kemenangan yang sesungguhnya.”Dalam hati Harlan sambil
menghisap cerutunya.
Setelah beberapa langkah Imam meninggalkan Latifah,Harlan pun langsung keluar
dari mobilnya dan menjemput Latifah,karena sebenarnya Latifah pergi ke tepi sungai
itu tidak seorang diri,melainkan diantar oleh Harlan.
“Ayooo…pulang !! Buat apa kau berlama-lama disini,tak ada gunanya kau mengenal
lagi lelaki miskin seperti dia !”Ujar Harlan.
Imam yang baru saja beberapa langkah berjalan, mendengar suara Harlan yang
meminta Latifah pulang dan ia juga mendengar perkataan Harlan yang
menghinannya itu.Ia menoleh sebentar kearah Latifah dan Harlan,namun ia tak
menghiraukannya,hingga akhirnya ia memutuskan untuk kembali berjalan.
****
Imam pulang dengan perasaan sedih dan kecewa,Ramli yang saat itu sedang
duduk di teras rumahnya melihat Imam pulang dengan raut wajah muram.Ia
langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa mengucap sepatah kata apapun pada
Ramli.Ramli yang penasaran datang menghampiri Imam yang berada di dalam
kamarnya.
“Imam apa yang terjadi pada kau?”Ujar Ramli.
71
Imam mengeluarkan air mata kepedihannya saat itu,dan menceritakannya pada
Ramli apa yang sebenarnya terjadi.
“Latifah Ram…Latifaaahh…!!”Ujar Imam.
“Ada apa dengan Latifah?”Ujar Ramli yang sebenarnya pura-pura tidak mengetahui.
“Dia begitu keji,dia begitu tega pada saya !”Ujar Imam.
“Coba ceritakan pada saya apa yang sebenarnya yang terjadi pada kau Ramli?siapa
tahu saya dapat membantu.”Ujar Ramli.
“Dia sudah menikah dengan lelaki lain.”Ujar Imam dengan perasaan sedih dan
kecewa.
“Jahat sekali ia padamu Mam ! Teganya !”Ujar Ramli.
“Sudahlah Mam,kau tak perlu meratapinya.Sedih itu adalah hal yang
manusiawi,tetapi janganlah berkelanjutan.Jangan hal seperti ini menjadi penghalang
untuk menggapai mimpi.Mungkin Latifah itu bukanlah jodoh yang dikirimkan tuhan
untukmu Imam.Sudahlah jangan bersedih.”Ujar Ramli.
“Saya tak akan bersedih berkelanjutan,besok sore kita kembali saja ke Surabaya,kita
percepat keberangkatan kita.Saya ingin melupakan semua yang terjadi di sini,saya
juga ingin fokus pada mimpi dan cita-cita saya.”Ujar Imam.
“Baiklah kalau begitu.Saya akan kemasi barang-barang malam ini.”Ujar Ramli
Latifah sedang tidur-tiduran di atas tempat tidurnya sendirian,ia nampak
menangis malam itu.Ia bersedih karena ia telah membuat suatu pengharapan palsu
pada Imam dan telah menghancurkan perasaan Imam.Ia sangat menyesali
semuanya,terlebih lagi ia telah membuat Imam marah dan tak ingin lagi bertemu
dengannya.Pada akhirnya terbesit pada pikirannya untuk menemui Imam di rumah
Badrun besok pagi.Tetapi,apa boleh dikata,keesokan paginya saat tiba di rumah
Badrun,ia tidak bertemu dengan Imam karena Imam tidak ingin bertemu
dengannya.Pada pagi itu Latifah hanya bertemu dengan Ramli yang sedang menyapu
halaman depan rumahnya.
“Latifah?”Ujar Ramli saat sedang menyapu halaman.
“Maaf Bang Ramli mengganggu,boleh kah saya bertemu dengan Imam?”Ujar
Latifah.
Saat itu Imam mengetahui kedatangan Latifah,ia mendengar suara Latifah dari
dalam kamarnya yang berada tepat di depan Latifah berdiri.Tetapi,jendela kamarnya
72
tetap ia tutup rapat.Hanya ada sedikit lubang ventilasi yang Imam gunakan untuk
melihat Latifah dari dalam kamarnya.
“Kalau begitu kau silahkan tunggu disini,biar saya panggilkan Imam.”Ujar Ramli.
“Baik kalau begitu.”Ujar Latifah.
Ramli masuk ke dalam rumahnya untuk memanggilkan Imam.
“Imam,Latifah ingin bertemu dengan kau.Apakah kau ingin menemuinya?”Ujar
Ramli.
“Saya tidak ingin bertemu dengannya,bilang saja saya tidak ingin bertemu
dengannya.”Ujar Imam.
“Tetapi,apakah kau tidak kasihan dengannya?”Ujar Ramli.
“Sepertinya rasa kasihan saya telah hilang untuknya.”Ujar Imam.
“Baiklah kalau begitu,saya akan menemui Latifah sekarang.”Ujar Ramli.
Setelah berbicara pada Imam,Ramli pun kembali menemui Latifah yang telah
menunggunya di depan rumah.
“Imam tidak mau bertemu denganmu,dia begitu marah dan kecewa padamu
Latifah.”Ujar Ramli.
“Tetapi,apakah saya tidak bisa bertemu dengannya sebentar saja ?Saya ingin
meminta maaf dengannya.”Ujar Latifah dengan tetesan air mata.
“Saya sudah tanya dengannya tadi,tetapi ia tetap saja tidak mau bertemu dengan kau
Latifah.Sepertinya ia sangat sakit hati dengan kau,karena kau telah memberikan
suatu pengharapan palsu padanya.”Ujar Ramli.
“Saya tahu itu Bang,Maka dari itu saya ingin sekali bertemu dengannya dan
meminta maaf padanya.Jujur saja dari lubuk hati yang paling dalam saya masih
sangat mencintai Imam.”Ujar Latifah menangis.
Dari dalam kamarnya,Imam meneteskan air matanya sambil menatap Latifah dari
sebuah lubang ventilasi yang ada pada jendela kamarnya.
“Ehmm…begini saja,bagaimana kalau saya tanyakan lagi pada Imam?”Ujar Ramli.
“Boleh bang Ramli,terima kasih.”Ujar Latifah.
Ramli kembali menemui Imam di dalam kamarnya.Saat menemui Imam,Ramli
menjelaskan pada Imam bahwa Latifah sangat ingin bertemu dengannya,ia ingin
meminta maaf pada Imam atas segala kesalahannya.Setelah Ramli menjelaskan
semuanya pada Imam,pada akhirnya Imam memberikan kesempatan buat Latifah
untuk bertemu dengannya di pelabuhan sebelum jam lima sore.Seusai menemui
Imam,Ramli pun kembali menemui Latifah yang tengah menunggunya.
73
“Imam bilang katanya ia mau bertemu denganmu Latifah di pelabuhan sebelum
pukul lima sore,karena kapal yang akan membawa kami ke Surabaya akan berangkat
pada pukul lima sore hari ini.”Ujar Ramli.
“Kapal akan berangkat pada pukul lima sore hari ini? Maksud bang Ramli,Imam dan
bang Ramli akan kembali ke Surabaya pada sore hari ini?”Ujar Latifah.
“Iya saya dan Imam akan kembali ke Surabaya pada hari ini.Imam yang ingin
mempercepat keberangkatannya ke Surabaya,katanya ia ingin melupakan semua
yang terjadi di sini.Ia juga ingin fokus pada mimpi dan cita-citanya.”Ujar Ramli.
Latifah sangat sedih sekali saat mengetahui bahwa Imam akan kembali ke
Surabaya,ia tak kuasa menahan tangisnya.
“Kalau begitu saya pamit pulang Bang.Nanti pasti saya akan menemui Imam.”Ujar
Latifah.
“Hati-hatilah kalau begitu.”Ujar Ramli.
Setelah Latifah pulang,Ramli langsung masuk ke dalam rumahnya dan
menemui Imam yang berada di dalam kamarnya.Pada saat itu,Ramli menjelaskan
pada Imam bahwa Latifah ingin menemuinya di pelabuhan nanti sebelum jam lima
sore.
****
Pagi itu Latifah dan Harlan sedang meminum teh bersama di rumah
Latifah.Sambil menikmati secangkir teh,saat itu Latifah meminta izin pada Harlan
untuk pergi menemui Imam di pelabuhan tepat sebelum pukul lima sore.Harlan yang
saat itu sedang membaca surat kabar,langsung melipat surat kabar yang sedang ia
baca dan mengizinkan Latifah untuk pergi menemui Imam di pelabuhan.Latifah
sangat senang sekali mendengarnya,tetapi kesenangan itu langsung sirna saat Harlan
mengizinkannya berangkat pada pukul setengah lima sore,karena Harlan akan pergi
ke kantor dan baru akan pulang pada pukul setengah lima sore.Sedangkan jarak
menuju pelabuhan cukup jauh,dan jika menggunakan mobil membutuhkan waktu
satu jam untuk dapat sampai ke sana.
“Bang,apa saya tidak boleh pergi sendiri saja?Karena,setengah lima itu sudah sangat
mepet sekali.”Ujar Latifah.
“KALAU SAYA BILANG TIDAK BOLEH TETAP TIDAK BOLEH !!! KAU
TETAP HARUS PERGI DENGAN MENGGUNAKAN MOBIL DAN DIANTAR
SUPIR.MASIH UNTUNG KAU SAYA BERI IZIN.”Ujar Harlan dengan jutek dan
kasar.
74
Sebenarnya Harlan memiliki rencana lain agar Latifah dan Imam gagal
bertemu.Harlan berbohong pada Latifah bahwa ia akan pergi ke kantor,padahal
sebenarnya saat itu ia akan pergi bersenang-senang bersama Sinta dengan
menggunakan mobil yang akan ditumpangi Latifah.
****
Pada pukul tiga sore Imam dan Ramli pergi meninggalkan rumah
Badrun.Perjalanan mereka lalui selama satu jam untuk dapat sampai ke pelabuhan
dengan menggunakan kereta kuda .Saat tiba di pelabuhan,suasana pelabuhan nampak
ramai sekali.Terdapat ribuan orang yang berada di pelabuhan .Dari sekian ribu orang
,Imam memperhatikan satu per satu orang – orang yang berada di pelabuhan untuk
mencari Latifah tetapi tetap saja ia tidak menemukkan Latifah.
“Kau yakin tadi Latifah bilang begitu?”Ujar Imam.
“Iya,tadi dia bilang pada saya bahwa dia akan datang ke pelabuhan.”Ujar Ramli.
“Saya tak yakin dia masih peduli dengan saya.”Ujar Imam.
“Coba kita tunggu saja dahulu,kalau dia masih peduli dengan kau pasti dia akan
datang.”Ujar Ramli.
Imam dan Ramli memutuskan untuk menunggu Latifah di pelabuhan.Mereka
duduk menunggu di sebuah warung yang berada di pelabuhan sambil meminum
segelas kopi hangat.Tepat pada pukul setengah lima sore mereka mulai
gelisah,karena Latifah belum juga menunjukkan batang hidungnya,selain itu langit
juga sudah mulai tak bersahabat sehingga pada akhirnya turunlah hujan yang sangat
deras sekali.Disisi lain,Latifah yang sudah siap untuk pergi tetapi masih berada di
rumahnya, nampak merasa cemas karena Harlan belum juga kembali.Sebentar-
sebentar ia melihat jam dindingnya yang sudah menunjukkan pukul setengah lima
lewat sepuluh menit.Setelah cukup lama menunggu,tak lama kemudian pada
akhirnya Harlan tiba juga di rumah Latifah.Saat Harlan tiba di rumah,Latifah
langsung buru-buru berpamitan pergi pada Harlan karena waktu tinggal sepuluh
menit lagi.
“Bang,Latifah pergi dulu yaa?”Ujar Latifah mencium tangan Harlan.
“Ya,sudah kalau begitu kau hati-hati.”Ujar Harlan.
75
Sore itu Latifah pergi dengan diantar supir pribadinya.Mobil yang Latifah
tumpangi melaju sangat kencang sekali ,karena waktu yang tersisa hanya tinggal
sepuluh menit lagi.Walaupun pada sore itu cuaca sangat tidak bersahabat
sekali,hujan mengguyur dengan derasnya dan jarak pandang yang sangat pendek
serta jalan yang nampak berliku.Namun hal itu tidak menghalangi Latifah untuk
pergi ke pelabuhan menemui Imam.Selama dalam perjalanan, secara terus menerus
dengan kondisi panik Latifah meminta sang supir untuk terus melajukan mobilnya
lebih cepat lagi,karena waktu yang menunjukkan pada pukul setengah lima lewat
lima puluh lima menit.
“Pak,cepat yaa Pak !!! Sebentar lagi waktu menunjukkan jam lima sore !!!”Ujar
Latifah dengan kondisi panik.
“Iya,Non ini saya sudah lajukan.”Ujar supir.
“Imam…Imamm…tunggu saya Imam,saya akan datang.”Batin Latifah.
Tak lama kemudian,disaat kondisi cuaca yang sedang hujan deras dan berkabut
serta jarak pandang yang pendek dan kondisi jalan yang licin, membuat sang supir
sudah tak dapat lagi mengendalikan mobil hingga terjadilah suatu peristiwa yang
yang sangat mengerikan, dimana pada sore itu mobil yang ditumpangi Latifah
bertabrakan dengan sebuah truk yang berasal dari arah berlawanan.Beberapa saat
setelah terjadi kecelakaan itu,para warga langsung berkerumun ditengah-tengah
tempat kejadian.Kondisi mobil yang ditumpangi Latifah mengalami kerusakkan yang
sangat parah,begitu juga dengan truknya.Supir pribadi Latifah meninggal di
tempat,sedangkan Latifah ditemukan tak sadarkan diri dan mengalami luka serius di
bagian dahi serta matanya yang mengeluarkan darah.Setelah terjadi kecelakaan
itu,Latifah langsung dibawa ke rumah sakit oleh warga yang menolongnya.
****
Hari sudah semakin sore,jam sudah menunjukkan pukul lima tepat.Pluit kapal
telah berbunyi namun Latifah tak kunjung datang juga menemui Imam.Hingga pada
akhirnya dengan terpaksa Imam dan Ramli berjalan melangkah menuju kapal
meninggalkan kota Banjarmasin.
“Selamat tinggal Latifah,selamat tinggal untuk semua kenangan kita.”Dalam hati
Imam sebelum masuk ke dalam kapal.
76
Malam harinya seseorang warga mendatangi rumah Latifah,dan memberikan
kabar pada kedua orang tua Latifah dan Harlan suaminya,bahwa Latifah mengalami
kecelakaan dan sedang berada di rumah sakit.Malam itu juga kedua orang tua Latifah
bersama Harlan langsung mendatangi Latifah di rumah sakit.Ayah dan ibunya
Latifah terlihat sangat panik dan cemas sekali dengan keadaan anaknya.Dan
setibanya di rumah sakit,salah satu perawat rumah sakit dan dokter yang menangani
Latifah ,langsung mengantar mereka bertiga menuju kamar tempat Latifah di
rawat.Kondisi Latifah sangatlah memprihatinkan sekali,ia masih tidak sadarkan diri
dan kedua matanya serta dahinya ditutup oleh perban karena mengalami luka serius.
“Kemungkinan besok pagi dia akan siuman.Saya harap ibu dan bapak dapat
menerima semua keadaan Latifah,dan dapat selalu menenangkannya.”Ujar Dokter.
“Memangnya apa yang terjadi pada istri saya Dok?”Ujar Harlan.
“Pada kornea mata istri anda terdapat luka yang cukup parah akibat terkena banyak
serpihan kaca,jadi mohon maaf istri anda mengalami kebutaan.”Ujar Dokter.
“Apaaa??? Latifah buta???Dokter pasti bohong kan ???”Ujar Ibunya dengan derai air
mata.
“Maafkan saya Bu,itu semua benar.Kami telah melakukan penanganan sebaik
mungkin,tetapi tetap saja Latifah akan mengalami kebutaan.”Ujar Dokter.
“Dok apa istri saya tidak dapat di sembuhkan?”Ujar Harlan.
“Istri anda bisa saja disembuhkah melalui tindakan operasi dengan biaya yang sangat
besar pastinya.Tetapi,tindakan operasi tidak dapat dilakukan di sini ,karena peralatan
yang tidak memadai.Tindakan operasi hanya dapat dilakukan di Batavia ataupun
Surabaya,karena peralatan disana sudah memadai.Kalau begitu saya pamit
dulu.”Ujar Dokter.
“Latifah anakku”Ujar Hj,Sholeh dengan perasaan sedih.
****
Keesokan harinya Latifah mulai siuman,namun ia belum dapat membukakan
kedua matanya,karena masih terdapat perban pada kedua matanya.Saat
siuman,Latifah sangat terkejut karena ia tak dapat melihat apapun,seluruh
penglihatannya gelap gulita.Sang ibu dan ayah yang menungguinya hingga
siuman,berusaha untuk menenangkan Latifah dan tidak memberitahukan pada
77
Latifah apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.Ayah dan ibu Latifah baru akan
menjelaskan pada Latifah saat dokter telah melepaskan perban pada kedua mata
Latifah.
“Ma,mengapa kedua mata ulun harus diperban seperti ini oleh dokter,apa yang
sebenarnya terjadi pada ulun?”Ujar Latifah.
“Mama dan Abah juga kada tahu nak,nanti saja piyan dengarkan sendiri apa
penjelasan dari dokter.Lebih baik sekarang piyan tenang dahulu.”Ujar ibunya
Latifah.
“Iya,Latifah benar apa kata mama ,tenanglah dahulu.Jangan piyan pikirkan.”Ujar
Hj.Sholeh.
“Ehm…Latifah,Mama ingin tanya pada piyan.Sebenarnya kemarin piyaan tulak
handak ketemu kawan, siapa?”Ujar ibunya Latifah.
“Hah...ketemu teman?”Pikir Latifah.
“Kemarin Harlan cerita,katanya piyan handak ketemu kawan piyan,siapa dia?”Ujar
ibunya Latifah.
“Ohh…kemarin itu ulun handak bertemu kawan lama ulun Khadijah.Karena,kami
handak reuni.”Ujar Latifah dengan gugup.
“Oh..jadi piyan handak reuni lawan kawan pian.”Ujar ibunya.
“Iya Ma.”Ujar Latifah.
“Maafkan ulun,ulun terpaksa berbohong pada mama dan abah.Ulun kada mahu
mama dan abah tahu,kalau ulun handak bertemu dengan Imam.”Dalam hati Latifah.
Disaat itu Latifah langsung teringat pada Imam,dan ia juga teringat bahwa ia
akan menemui Imam di pelabuhan.Tetapi,apaboleh buat tuhan berkehendak
lain.Kecelakaanlah yang menggagalkan pertemuan mereka sebelum Imam berangkat
ke Belanda.
“Imam,saya ingin sekali bertemu denganmu.Sudah pergi kah kau dariku untuk
selamanya?”Dalam hati Latifah.
Tulak : pergi
****
Keesokan paginya dokter bersama seorang perawat datang menemui Latifah
untuk membukakan perban pada kedua matanya dan memberikan penjelasan pada
Latifah mengenai luka yang dialaminya.Pagi itu kedua orang tua Latifah bersama
Harlan dan keluarganya berkumpul mendampingi Latifah saat perban Latifah akan
78
segera dibuka.Secara perlahan dokter dan perawat melepaskan perban yang ada pada
kedua mata Latifah.Setelah semua perban dilepas,secara perlahan Latifah
membukakan kedua matanya dan mencoba untuk melihat kembali dunia
ini.Namun,apadaya saat itu Latifah tidak dapat melihat apapun,seluruh
pandangannya gelap gulita tak ada cahaya satu pun yang masuk.Latifah nampak
panik, karena ia tak dapat melihat apapun.Hingga pada akhirnya secara perlahan dan
jelas dokter menjelaskan pada Latifah bahwa ia telah mengalami kebutaan,karena
kornea matanya yang terluka parah akibat terkena banyak serpihan kaca saat ia
mengalami kecelakaan.Latifah langsung mengalami shock berat saat mendengar
penjelasan dokter,ia pun merasa tidak dapat menerima semua yang harus ia alami
saat ini.Mengetahui bahwa Latifah buta,keluarga Harlan yang kala itu ikut
mendampingi Latifah juga merasakan shock atas kebutaan yang dialami Latifah.
Pada siang hari,disaat Latifah sedang sendiri dikamarnya datanglah Khadijah
yang sengaja datang untuk menjenguk Latifah.Siang itu Khadijah datang dengan
membawa sebuah surat kabar pemberian dari Ramli.Khadijah yang saat itu datang
untuk menjenguk,ia duduk disebuah kursi yang berada disamping tempat tidur
Latifah.Dengan ramah,Khadijah langsung menyapa Latifah yang sedang terbaring
lemah.
“Latifah ini saya Khadijah.”Ujar Khadijah dengan ramah.
“Khadijah?”Sapa Latifah.
“Saya tahu cobaan yang sedang kau alami ini sangatlah berat,kau yang sabar
yaa.”Ujar Khadijah.
“Saya sekarang ini buta Khadijah.”Ujar Latifah.
“Saya tahu itu Latifah.Saya sangat sedih dan prihatin sekali pada kau Latifah.”Ujar
Khadijah.
“Kau tahu dari mana saya mengalami kecelakaan dan sedang berada di rumah
sakit?”Ujar Latifah.
“Seorang warga yang kebetulan tetangga saya cerita pada saya,bahwa kau
mengalami kecelakaan saat akan menuju ke pelabuhan.Dan kau di rawat di rumah
sakit.Ehmmm….kalau boleh tahu apa tujuanmu ke pelabuhan Latifah?”Ujar
Khadijah.
“Saya pergi ke pelabuhan untuk menemui Imam.Imam kembali ke Banjarmasin,dan
ia telah mengetahui semuanya.Maka dari itu sebelum ia berangkat ke Surabaya,saya
79
ingin bertemu dengannya,dan ingin sekali meminta maaf padanya.Saya ingin sekali
bertemu dengannya.”Ujar Latifah dengan tetesan air mata.
“Jadi Imam sudah mengetahui semuanya?”Ujar Khadijah.
Latifah mengangguk mengiyakan.
“Khadijah apakah kau tahu jika Imam sudah benar-benar pergi dari
Banjarmasin?”Ujar Latifah dengan tetesan air mata.
“Tadi saat saya sedang berada di dalam perjalanan untuk menjengukmu di rumah
sakit,secara tak sengaja saya bertemu dengan paman Badrun.Saya bertanya pada
paman Badrun apakah Imam dan Ramli masih berada di Banjar?Dan paman Badrun
bilang,mereka telah berangkat ke Surabaya kemarin sore.”Ujar Khadijah.
“Jadi ia sudah benar-benar pergi?”Ujar Latifah dengan tetesan air mata dan suara
yang serak.
“Iya dia sudah benar-benar pergi.Sekarang ini sudahlah Latifah,lebih baik mulai
sekarang kau tak usah lagi pikirkan dia.Dia sedang menggapai mimpinya di
sana.Lebih baik kau pikirkan saja kesehatanmu dahulu.”Ujar Khadijah.
“Tetapi saya ingin sekali bertemu dengannya.Dan saya tak mungkin bisa untuk tidak
memikirkannya,karena saya sangat cinta padanya.”Ujar Latifah dengan tetesan air
mata dan suaranya yang serak.
Khadijah memberikan surat kabar pemberian Ramli yang ia bawa untuk Latifah.
“Surat kabar ini adalah pemberian dari Bang Ramli.Di dalam surat kabar ini terdapat
cerita gubahan Bang Ramli.Ia telah menjadi seorang penulis surat kabar lokal di
sana.Surat kabar ini kuberikan untuk kau.”Ujar Khadijah.
“Dari mana kau dapatkan surat kabar ini Khadijah?”Ujar Latifah.
“Beberapa waktu lalu saya pergi berlibur ke Surabaya,secara tak sengaja saya
bertemu dengan Bang Ramli disana.Ia memberikan surat kabar ini pada saya,katanya
di dalam surat kabar ini terdapat cerita gubahannya.Cerita gubahannya itu berjudul
Dua Pemuda Kampung,ceritanya sangatlah bagus.”Ujar Khadijah.
“Khadijah,bolehkah saya meminta tolong bacakan cerita itu?saya ingin mengetahui
ceritanya.”Ujar Latifah dengan senyuman.
“Baiklah kalau begitu Latifah.”Ujar Khadijah dengan senang hati.
80
Dua Pemuda Kampung
Di sebuah desa di Banjarmasin hiduplah dua orang pemuda yang memiliki
mimpi dan cita-cita setinggi langit.Dua pemuda itu bernama Kasim dan
Solihin,mereka adalah dua orang sahabat yang telah menjalin persahabatan sejak
duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.Mereka berdua memiliki cita-cita yang
sama yaitu menjadi seorang yang sukses dan dapat menjadi suri tauladan bagi
generasi muda Indonesia lainnya.Kasim memiliki cita-cita menjadi seorang
dokter,sedangkan Solihin ingin menjadi seorang penulis terkenal.Pada suatu hari
mereka pergi merantau ke Surabaya karena Kasim mendapatkan beasiswa.Selama di
kota perantauan mereka bekerja keras untuk dapat menggapai cita-cita mereka
masing-masing.Solihin bekerja keras untuk dapat menjadi penulis terkenal,setiap
karya tulisannya ia tawarkan pada perusahaan-perusahaan penerbit media
cetak,sedangkan Kasim ia terus bekerja keras untuk menggapai cita-citanya yaitu
dengan cara mengikuti tes peserta beasiswa.Alhamdulillah,kerja keras Kasim dan
Solihin berbuah manis,Kasim telah berhasil mendapatkan beasiswa dan pergi
bersekolah di luar negeri,sedangkan Solihin telah berhasil memikat salah satu
perusahaan penerbit di Surabaya hingga pada akhirnya kini ia berkerja di
perusahaan itu.
“Ceritanya sangatlah bagus sekali,cerita itu mengisahkan kerja keras Imam dan Bang
Ramli.”Ujar Latifah tersenyum setelah mendengarkan cerita itu.
81
3 Satu bulan kemudian Imam berangkat ke Belanda.Saat akan berangkat ke
Belanda ,Ramli dan Jamal mengantar Imam sampai ke pelabuhan.
“Imam,hati-hatilah kau disana.Nanti jika engkau telah sampai di Belanda kirim
suratlah pada kami.”Ujar Ramli.
“Pastinya Ram,kau juga hati-hati disini ya Ram.Semoga cita-cita kita dapat
terwujud.”Ujar Imam sebelum naik ke kapal.
“Amiin,semoga kau sukses Mam dan apa yang kau cita-citakan dapat
tercapai.Selamat jalan Mam,Semoga selamat sampai tujuan.”Ujar Ramli.
“Amiin,terima kasih Ram.Oh..iya Jamal terima kasih yaa atas segala bantuannya
selama ini,kalau tidak ada engkau saya tak tahu harus tinggal dimana.”Ujar Imam.
“Sama-sama,selamat jalan Imam.Semoga selamat sampai tujuan.”Ujar Jamal.
“Oke,kalau begitu saya berangkat dahulu.Ramli,Jamal terima kasih sudah mengantar
saya sampai ke pelabuhan.”Ujar Imam.
“Siip,sama-sama”Ujar Jamal.
Imam berjalan naik ke kapal yang akan membawanya ke Belanda.Saat berada di atas
kapal, dan saat kapal mulai berjalan pelan meninggalkan pelabuhan Imam melambai-
lambaikan tangannya pada Ramli dan Jamal,begitu juga dengan Ramli dan Jamal
dari pelabuhan mereka melambai-lambaikan tanganya pada Imam.
****
Beberapa bulan kemudian Ramli pindah dari kosan-nya.Ia kini mengontrak
sebuah rumah kecil nan sederhana namun nyaman untuk ia tinggali.Ramli
mengontrak rumah karena ia telah memiliki cukup uang untuk mengontrak
rumah.Pada suatu hari di pagi hari,saat ia baru saja keluar dari rumahnya, saat akan
berangkat menuju kantornya,ia melihat sebuah surat yang tergeletak di teras
rumahnya.Ramli mengambil surat yang terbungkus amplop itu,dan pada amplop itu
tertulis surat itu untuknya dan pengirimnya adalah Imam dari Amsterdam.Dengan
perasaan senang Ramli langsung membuka amplop surat itu,dan langsung membaca
seluruh isi suratnya.Dalam surat itu Imam menanyakan kabar Ramli,dan ia juga
mengatakan bahwa dirinya telah berada di Amsterdam,Belanda.Dan keadaannya pun
82
baik-baik saja.Ramli merasa lega setelah membaca isi surat itu,karena Imam telah
berada di Belanda dan keadaannya baik-baik saja.Pada malam harinya selepas pulang
dari kantornya,Ramli langsung membalas surat itu untuk Imam.Dalam surat
balasannya Ramli mengatakan bahwa ia kini telah mengontrak rumah dari hasil uang
selama ini dia kerja.Ramli juga mengatakan pada Imam bahwa keadaanya baik –
baik saja.Ia juga senang karena kini sudah semakin banyak masyarakat yang
menyukai karya-karyanya.Sehingga pada tahun depan ia berencana untuk membuat
sebuah novel.Surat balasan itu langsung ia kirim keesokannya.Setelah surat itu
sampai pada Imam,Imam yang saat itu tinggal di asrama di Amsterdam dengan
semangat dan perasaan yang berbahagia langsung membuka surat balasan dari
Ramli.Setelah membaca surat itu Imam nampak senang sekali,karena keadaan Ramli
baik-baik saja.Ia juga sangat mendukung karir Ramli sebagai penulis.
****
Setelah keluar dari rumah sakit Latifah kembali tinggal di rumahnya di
Banjarbaru, kini ia banyak berlatih menulis huruf braille di sebuah tempat kursus
khusus untuk kaum difabel.Dengan semangat Latifah terus berlatih dan mempelajari
huruf-huruf braille hingga ia bisa.Setelah bisa menulis huruf braille,Latifah sering
menuliskan menuliskan curahan hatinya pada buku hariannya dengan menggunakan
huruf braille.
****
Pada suatu hari Harlan pergi ke kantornya untuk menemui bosnya yang seorang
Belanda.Setelah berada di kantor ia pun masuk ke ruangan bosnya.Saat itu Harlan
tidak mengetahui mengapa bosnya memanggilnya.Namun saat Harlan bertemu
dengan bosnya,bosnya terlihat marah pada Harlan karena banyaknya hasil
perkebunan yang tidak memuaskan.Harlan berusaha memberikan penjelasan dan
membela diri,namun karena ia sudah membuat bosnya kecewa maka ia langsung
dipecat oleh bosnya dan diusir dari ruangannya.
“BRENGSEK !! SIAAALL !!!”Gumam Harlan setelah dipecat dan diusir dari
ruangan bosnya.
Setelah dipecat dari pekerjaannya,Harlan tak pernah memberitahukan Latifah
bahwa ia telah dipecat.Ia sering berbohong pada Latifah dengan berpura-pura
83
berangkat ke kantor,walaupun sebenarnya tanpa sepengetahuan Latifah,Harlan pergi
menghabiskan waktu bersama Sinta wanita selingkuhannya yang selalu memoroti
uang Harlan, hingga membuat tabungan Harlan banyak terkuras.Harlan dan Sinta
sering menghabiskan waktu bersama hingga larut malam,biasanya mereka pergi ke
sebuah klub malam dan hotel.
“Sinta,kamu tuh memang selalu bisa bikin abang senang.”Ujar Harlan saat sedang
bermesraan di kamar hotel bersama Sinta sambil meminum sebotol minuman keras.
“Abang ini bisa saja,memangnya cuma Sinta yang bisa bikin abang senang?istri
abang bagaimana?”Ujar Sinta dengan gaya bicara nakalnya.
“Kamu itu ngapain sih bahas dia,sudah deh kamu itu enggak usah bahas-bahas
dia.”Ujar Harlan.
“Kalau begitu Sinta minta maaf ya bang?”Ujar Sinta manja.
“Iya,abang maafin.Tapi,jangan ulangi lagi yaa?”Ujar Harlan mengecup kening Sinta.
“Sinta janji enggak akan ulangi lagi.”Ujar Sinta.
****
Hari sudah larut malam,dengan sabar Latifah menunggu Harlan yang belum
saja pulang ke rumah.Di meja makan tersaji masakan enak nan hangat berserta air
dan teh hangat yang telah ia siapkan untuk Harlan, jika Harlan telah pulang
nanti.Walaupun rasa ngantuk terus menyerang,namun ia tetap sabar menunggu
Harlan di ruang keluarga.Hingga pada akhirnya rasa ngantuk sudah tak dapat ia tahan
lagi,dan secara tak sengaja Latifah tertidur diatas sebuah sofa yang ada di ruang
keluarga.Tepat pada jam dua belas malam, Harlan tiba di rumahnya.Malam itu
Harlan mengetuk pintu dengan cukup keras.Sehingga membuat Latifah yang telah
tertidur terbangun ,dan buru-buru membukakan Harlan pintu walaupun kondisinya
buta.
“Ya..ampun abang ?”Ujar Latifah.
“LAMA SEKALI MEMBUKAKAN PINTU ?!!”Ujar Harlan dengan kasar.
“Maafkan saya bang,tadi saya ketiduran saat menunggu abang.”Ujar Latifah.
“AAAAHHHH…ALASAN SAJA !!”Ujar Harlan.
“Maafkan saya Bang ?Saya sudah siapkan makanan dan teh hangat,Abang makan
yaa?Abang pasti lapar.”Ujar Latifah.
84
“SIMPAN SAJA MAKANAN ITU,ABANG TIDAK LAPAR !! ABANG INGIN
TIDUR SAJA!!!”Ujar Harlan langsung berjalan masuk ke kamarnya.
****
Selama sekolah di Belanda,Imam selalu mendapatkan prestasi terbaik di
kampusnya.Ia juga selalu menjadi asisten dosen di kampusnya,karena prestasinya
itu.Setiap kali menjadi asisten dosen,ia selalu mendapatkan uang walaupun tidak
banyak.Namun,uang itu lebih dari cukup bagi Imam untuk biaya hidupnya selama di
Belanda,karena setiap bulan ia juga mendapatkan uang saku dari pemerintah Hindia-
Belanda.Uang yang diperolehnya selalu ia sisihkan untuk menabung,untuk masa
depannya kelak.Sesekali ia juga mengirimkan surat beserta uang untuk Badrun ayah
Ramli,sebagai bentuk tanda terima kasih sekaligus rasa kasih sayang terhadap
Badrun ayah Ramli yang selalu mendukungnya, dan telah ia anggap seperti orang tua
sendiri.Setiap kali menerima surat dari Imam,Badrun merasa senang sekaligus
bangga,karena Imam telah berhasil meraih mimpinya.
Selama berada di Belanda,saat sedang berjalan-jalan sendirian di kota
Amsterdam,ia sering teringat dengan sosok Latifah kekasih hati yang sudah tak dapat
ia miliki lagi.Ketika teringat dengan sosok Latifah,Imam selalu melihat kembali
nama Latifah yang terukir pada cincin yang tadinya akan ia gunakan untuk melamar
Latifah,serta menjadi cincin kawin pernikahannya dengan Latifah.Selama ini diam-
diam Imam masih menyimpan cincin itu dengan baik,dan cincin itu juga selalu ia
bawa kemanapun ia pergi.
****
Pada suatu hari,ditengah hari dengan pakaian yang menggoda Sinta datang ke
rumah Latifah dan Harlan.Dan ketika Sinta datang,Latifah lah yang menyambutnya
dan membukakannya pintu.Latifah nampak asing dengan suara Sinta,karena
sebelumnya Latifah tidak pernah bertemu dengan Sinta.
“Selamat siang,Harlan ada?”Ujar Sinta.
“Maaf kalau boleh tahu anda ini siapa ya?”Ujar Latifah.
“Oh,iya perkenalkan saya Sinta teman Harlan.”Ujar Sinta menjulurkan tangannya.
“Latifah”Ujar Latifah berjabat tangan dengan Sinta.
85
Tak lama kemudian Harlan datang menghampiri mereka berdua.
“Sinta,kamu sudah lama menunggu?”Ujar Harlan.
“Belum kok bang,Sinta baru saja datang.”Ujar Sinta dengan gayanya yang
menggoda.
“Ya,sudah kalau begitu kita langsung pergi saja sekarang.”Ujar Harlan.
“Abang mau pergi kemana?”Ujar Latifah.
“Saya ada perlu sama Sinta,jadi kau lebih baik di rumah saja !”Ujar Harlan.
“Tapi bang?”Ujar Latifah.
“Sudah lebih baik kau di rumah saja !!! Dan hati-hati dirumah.”Ujar Harlan yang
langsung masuk ke dalam mobilnya bersama Sinta.
Latifah memiliki rasa curiga dengan Harlan dan Sinta.Ia curiga bahwa Harlan
telah berselingkuh dengan Sinta.
“Ya…tuhan mengapa saya merasa curiga Harlan telah berselingkuh?”Batin Latifah.
“Ahh…mungkin ini hanya pikiran saya saja yang negatif terhadap Harlan.”Batin
Latifah.
****
Siang itu,disaat sedang sendiri secara tiba-tiba saja Latifah teringat dengan
Imam,dan rasa rindunya pada Imam semakin menyerang hatinya yang sedang hampa
dan kesepian.Ketika itu Latifah langsung pergi ke kamarnya.Ia membuka sebuah laci
yang ada di dalam lemari pakaiannya, setelah itu dari dalam laci ia mengambil
sebuah lukisan yang menggambarkan sosok dirinya bersama Imam saat sedang
dilukis di Pasar Rakyat.Selama ini diam-diam tanpa sepengetahuan Harlan,Latifah
masih menyimpan barang-barang kenangannya bersama Imam di dalam sebuah laci
yang terkunci termasuk lukisan itu.Latifah meraba lukisan itu dengan halus,kedua
matanya mengeluarkan air mata saat ia meraba lukisan itu.Ia teringat saat-saat
bersama Imam,dan ia juga sangat merindukan Imam walaupun sekarang ini ia tak
tahu kabar Imam dan keberadaan Imam.Setelah itu ia langsung mengambil buku
hariannya yang ia simpan di lemarinya,lalu dengan tetesan air mata ia tuliskan
dengan huruf braile curahan hatinya itu pada buku hariannya yang merupakan kado
spesial dari Imam,saat ia berulang tahun satu tahun lalu.
86
Semakin hari rasa rindu ini semakin menusuk di hati meskipun saya tak tahu kau
berada dimana saat ini,saya selalu merindukanmu.Saya teringat selalu setiap
momen indah bersamamu,disaat kita pertama kali bertemu,dan di saat kita berada di
hulu sungai,serta disaat kau menyatakan cinta pada saya di Pasar Apung.Hati ini
sangat rindu sekali,rasanya ingin sekali saya bertemu dengan kau,dan melihat kau
tersenyum bahagia walaupun sebentar saja.Tulis Latifah pada buku hariannya.
****
Hari itu Harlan sedang bersama dengan teman-temannya,seperti biasa meraka
akan melakukan balapan liar dengan mobil sebagai taruhannya.Hari itu di siang hari
di sebuah jalan kosong,dua buah mobil terlihat berjejer di depan garis start termasuk
mobil Harlan.Masing-masing mobil mulai menancapkan gas untuk memulai start.
“Brumm…brummm….brummmm….”
“1…..2……3…..!!!”Ujar seorang wanita yang menjadi pemandu balapan.
Masing-masing mobil langsung melaju dengan cepat, termasuk mobil yang
dikendarai Harlan.Hari itu Harlan melawan kawannya yang bernama Rony yang
menjadi salah satu lawan yang Harlan takutkan selama ini.
Balapan pada hari itu berjalan selama dua putaran,pada putaran pertama Harlan
berhasil memasuki garis finish pada urutan pertama.Namun,pada putaran kedua
Romy berhasil menyalip Harlan.Ketika itu Harlan begitu panik, karena ia takut
Romy akan menjadi pemenangnya.Sebelum memasuki garis finish,sebisa mungkin
Harlan mencoba untuk menyalip Romy,namun usaha itu gagal karena Romy berhasil
melawati garis finish terlebih dahulu.Harlan yang begitu ketakutan karena mobilnya
akan diambil oleh teman-teman balap liarnya,ia pun memutuskan untuk menancap
gas dan kabur dari area balap liar.Ketika melihat Harlan berusaha kabur,teman-teman
balap liarnya pun langsung masuk ke dalam mobilnya masing-masing dan berusaha
mengejar Harlan.
“HEY…HARLAN,JANGAN COBA-COBA KABUR KAU DARI KAMI!!!”Ujar
salah satu temannya dari belakang.
“SIAAALL TERNYATA MEREKA MENGEJAR SAYA !!”Dalam hati Harlan
sambil mengendarai mobilnya.
“BERHENTI KAU HARLAN !!!”Ujar Romy dari belakang Harlan.
87
Harlan melajukan mobilnya semakin kencang,hingga membuat teman-temannya
sulit untuk mengejarnya.Saat itu ia mengendarai mobilnya hingga ke sebuah desa
yang tak ia ketahui,dan saat di desa itu ia berhasil bersembunyi dibalik pepohonan
rindang sehingga ia berhasil mengelabui teman-teman yang mengejarnya.
“SIAL KEMANA ITU SI HARLAN ?? AWAS SAJA KALAU SAMPAI KETEMU
NANTI !!”Ujar Romy.
Romy beserta teman-teman Harlan yang lain meninggalkan desa tersebut,dan setelah
suasana kembali kondusif dan tenang ,Harlan pun langsung keluar dari
persembunyiannya, dan langsung mengendarai mobilnya pergi meninggalkan desa
itu.
****
Siang itu Latifah sedang membereskan meja makannya,secara perlahan piring-
piring bekas ia makan bersama Harlan ia taruh kedalam tempat cuci piring.Saat ia
baru saja menaruh piring,terdengarlah suara seseorang berteriak-teriak memanggil
Harlan sambil mengetuk-ngetuk pintu rumahnya.Latifah menghampiri orang itu dan
membukakan pintu orang itu.Setelah pintu di buka,ternyata orang yang datang
memanggil Harlan adalah Romy bersama tiga orang teman-temannya yang sengaja
mendatangi rumah Harlan untuk mengambil mobilnya.
“Mana Harlan ?!”Ujar Romy dengan kasar.
“Maaf anda siapa ya?dan mengapa anda mencari suami saya?”Ujar Latifah.
“Saya Romy,Ehmm…saya teman Harlan.Kau Latifah?istrinya?”Ujar Romy.
“Iya benar saya Latifah istrinya,Harlan sedang tidak ada di rumah,dia baru saja
berangkat ke kantornya.”Ujar Latifah.
“Apaa ??? ke kantor?? Dia itu sudah lama dipecat dan sudah lama tak bekerja.”Ujar
Romy.
“Apaa?? Harlan sudah dipecat???”Ujar Latifah.
“Iya,benar dia sudah dipecat.Tapi mungkin ia tak pernah bercerita dengan
kau.Asalkan kau tahu saja mungkin selama ini ia berpura-pura berangkat ke kantor
tetapi sebenarnya ia pergi menghabiskan waktu bersama Sinta hingga larut
malam.”Ujar Romy.
“Jadi Sinta itu selingkuhan Harlan?”Ujar Latifah.
“Iya,sepertinya begitu.”Ujar Romy.
88
Latifah yang kini keadaannya buta,sudah tak bisa menahan lagi air matanya.Ia
langsung menangis saat mengetahui bahwa Harlan telah berselingkuh darinya.
“Lalu apa sebenarnya maksud kedatangan anda ke sini?”Ujar Latifah dengan tetesan
air matanya.
“Oke,kalau begitu saya jelaskan maksud kedatangan saya ke sini.Maksud kedatangan
saya ke sini itu ingin bertemu dengan Harlan,saya ingin mengambil mobilnya,
karena saya telah berhasil memenangkan taruhan,jadi saya berhak atas mobil
Harlan.Jadi sekarang saya ingin bertemu dengan Harlan.”Ujar Romy.
“Tapi,Harlan benar-benar sedang tidak berada di rumah !”Ujar Latifah.
“Teman-teman coba periksa dalam rumahnya !! Siapa tahu dia bersembunyi di
dalam.”Ujar Romy.
Latifah berusaha menghadang Romy dan teman-temannya untuk masuk ke dalam
rumah.Namun,Romy dan teman-temannya memperlakukan Latifah dengan
kasar,mereka mendorong Latifah hingga Latifah terjatuh dan tak dapat berbuat apa-
apa lagi.Romy dan teman-temannya langsung masuk ke dalam rumah dan memeriksa
seluruh bagian rumah.Setelah seluruh bagian rumah diperiksa,mereka tak
menemukan Harlan berada di dalam rumahnya sehingga mereka langsung
meninggalkan rumah Latifah begitu saja.Setelah Romy dan teman-temannya
pergi,Latifah berusaha bangun dan mengambil tongkatnya kembali.Dengan menahan
rasa sakit ,Latifah langsung menutup rapat-rapat pintu rumahnya.
“Ya…tuhan mengapa cobaan berat datang bertubi-tubi pada hambamu ini.Hamba
telah berusaha untuk mencintai suami hamba apa adanya,tetapi mengapa diumur
pernikahan yang baru seumur jagung ini,suami hamba sudah begitu tega bertubi-tubi
menyakiti hambamu ini ya tuhan.Apa salah hamba dan dosa hambamu ini ya
tuhan?”Batin Latifah dengan derai air matanya.
****
Pada malam hari dengan mengendarai mobilnya Harlan pergi menuju sebuah
café tempat ia biasa bertemu dengan Sinta.Malam itu Sinta telah menunggunya di
café itu,ketika tiba di café ia langsung menghampiri Sinta.Namun naas,saat ia sedang
menemui Sinta tiba-tiba saja Romy memukulnya dari belakang dan sehingga
membuat Harlan langsung jatuh tersungkur tak berdaya pada saat itu.Setelah Harlan
terjatuh,tiba-tiba saja beberapa orang teman Romy juga ikut memukulinya
memukulinya hingga membuat dirinya berdarah-darah penuh luka dan memar.
89
“HEH…MANA MOBIL???”Ujar Romy dengan kasar.
“SAYA TAK AKAN BERIKAN MOBIL SAYA !!!”Ujar Harlan yang telah tak
berdaya.
“HEH…KALAU KAU TAK BERIKAN MOBIL ITU PADA SAYA,SAYA
HABISI KAU !!!!”Ujar Romy.
Dengan sangat terpaksa pada akhirnya Harlan menyerahkan kunci mobilnya pada
Romy.
“Sintaaa……tolong abang, Sintaaa…..”Ujar Harlan merintih kesakitan.
“Maaf sekali ya bang,Sinta sudah tidak bisa menolong abang lagi.Sinta sudah tahu
dengan kondisi ekonomi abang sekarang ini .”Ujar Sinta yang langsung
meninggalkan Harlan begitu saja,dan pergi bersama Romy.
“Sayang ayoo kita pergi !”Ujar Romy.
“Ayoo”Ujar Sinta.
Harlan nampak kecewa ketika Sinta wanita yang selama ini menjadi
selingkuhannya pergi begitu saja meninggalkannya, disaat ia sedang susah.Pada
akhirnya Harlan pulang kembali ke rumahnya dengan kondisi tubuh penuh dengan
lebam dan luka-luka.Saat tiba di rumah waktu telah menunjukkan pukul 00.00,dari
luar rumahnya ia langsung mengetuk-ngetuk pintu rumahnya dan berteriak-teriak
memanggil Latifah.Latifah yang sudah tertidur di kamarnya,langsung mengambil
tongkatnya dan bangkit dari tempat tidurnya ketika mendengar Harlan mengetuk
pintu rumah dan memanggil-manggil namanya.Malam itu dengan cepat Latifah
langsung membukakan pintu suaminya.
“HEH…LAMA SEKALI !! KEMANA SAJA KAU ? !!!”Ujar Harlan.
“Tadi saya sudah tertidur Bang.”Ujar Latifah.
Harlan masuk ke dalam,dan saat berada di ruang keluarga dengan kasar ia
langsung menjambak rambut Latifah yang panjang.
“TIDUR ??? TIDUR??? JADI ISTRI KERJAANNYA HANYA TIDUR SAJA
!!!”Ujar Harlan dengan kasar.
“Maafkan saya bang,saya tadi menunggu abang,tetapi karena abang belum juga
pulang,akhirnya saya memutuskan untuk tidur sambil menunggu Abang
pulang.”Ujar Latifah.
“ALASAN SAJA !!! DASAR ISTRI TIDAK BERGUNA !!! SUDAH SEKARANG
AMBILKAN SAYA OBAT,SAYA MAU MENGOBATI LUKA SAYA !!!”Ujar
Harlan dengan kasarnya.
90
“Abang terluka? Apa yang terjadi pada abang?”Ujar Latifah terkejut saat mengetahui
Harlan terluka.
“Sudah kau ambilkan saja obat,nanti saya jelaskan.”Ujar Harlan.
Latifah mengambil obat di kotak obat dan ia juga mengambil kain beserta
sebaskom air untuk membasuh luka Harlan.Kemudian ia langsung menghampiri
Harlan yang sedang duduk menunggunya di ruang keluarga.Dengan lemah-lembut
Latifah membasuh dan mengobati luka-luka yang ada pada tubuh Harlan.
“Sebenarnya apa yang terjadi Bang?Mengapa Abang bisa terluka seperti ini ?”Ujar
Latifah.
“Tadi Abang habis dikeroyok oleh Romy dan teman-teman,karena abang tidak juga
menyerahkan mobil pada Romy.”Ujar Harlan.
“Maksud abang?”Ujar Latifah.
“Beberapa hari lalu,abang dan Romy bertanding balapan liar.,dan Abang kalah saat
itu.Akhirnya dengan terpaksa mobil yang biasa kita gunakan harus diberikan pada
Romy.Karena,balapan pada hari itu taruhannya mobil.Maafkan abang Latifah.”Ujar
Harlan.
“Ya,sudah tak apa bang,tetapi lain kali saya dharap abang tidak ikutan balap liar
lagi.Lebih baik sekarang Abang beristirahat saja sampai luka Abang sembuh.”Ujar
Latifah.
“Pasti Latifah,pasti abang tak akan ikut balap liar itu lagi.”Ujar Harlan.
“Bang sebenarnya ada yang saya ingin tanyakan pada Abang.”Ujar Latifah.
“Apa yang kau ingin tanyakan?”Ujar Harlan.
“Ehm…apa benar sekarang ini Abang sudah tak bekerja lagi?”Ujar Latifah.
“Maafkan Abang Latifah,Abang sudah tak bekerja,Abang sudah dipecat.Maafkan
Abang,karena Abang tak bercerita pada kau soal ini.Abang malu Latifah.”Ujar
Harlan.
“Jika ini sudah suratan takdir dari yang maha kuasa,kita tak perlu malu bang, asalkan
kita masih berada pada hal yang positif.”Ujar Latifah.
“Kau benar Latiah,sudah lebih baik sekarang kita beristirahat saja yaa.”Ujar Harlan.
****
Satu tahun kemudian.Di pagi yang cerah di Surabaya ,pagi itu Ramli akan
berangkat menuju kantornya.Saat ia membuka pintu ia dikagetkan dengan sebuah
kiriman paket yang sudah berada tepat di depan pintu rumahnya.Secara perlahan
91
Ramli mengambil paket itu,dan membawanya masuk ke dalam rumahnya.Ia tak tahu
siapa pengirim dari paket itu,namun di pada paket tersebut terlihat sebuah amplop
berwarna putih yang bertuliskan untuk dirinya.Ramli mengambil amplop itu dan
langsung membuka amplop itu.Ketika ia buka amplop itu,ternyata di dalam amplop
itu terdapat sebuah kartu ucapan yang bertuliskan :
Selamat ulang tahun sahabat dan saudaraku Ramli.Semoga kado ini dapat
membantumu dalam meniti karir.
Dari sahabatmu
Imam
Ramli langsung tersenyum sumringah saat mengetahui bahwa pengirim paket itu
adalah Imam.Tak lama kemudian,Ramli langsung membawa masuk paket itu ke
dalam rumahnya ,dan membuka paket kiriman dari Imam yang terbungkus oleh
kertas berwarna coklat itu.Ketika dibuka,ternyata paket itu berisi sebuah mesin ketik
yang kebetulan saat ini sedang ia butuhkan untuk menulis novel,karena mesin ketik
milik Ramli sudah rusak.Ramli nampak sangat senang sekali ketika ia mendapat
kado sebuah mesin ketik dari Imam.Ia tak tahu harus bagaimana lagi untuk
membalas kebaikan Imam padanya.
****
Semenjak Imam memberikannya sebuah mesin ketik,Ramli menjadi semakin
semangat dalam menulis novel.Kini ia pun baru saja menyelesaikan sebuah novel
pertamanya yang berjudul Perempuan yang teraniaya dan novel itu rencananya akan
ia luncurkan pada bulan depan.Tepat pada satu bulan kemudian,Ramli meluncurkan
sebuah novel karyanya itu yang berjudul Perempuan yang teraniaya acara
peluncuran pada hari itu sangat sederhana dan hanya dihadiri rekan-rekan kerja
Ramli di kantornya.Namun,satu bulan setelah novel itu diluncurkan,novel itu
berhasil meraih hati masyarakat karena kisahnya yang begitu mengena dihati
sehingga membuat novel karya Ramli itu sangat laris dipasaran.Banyak orang yang
mengeluarkan air mata ketika membaca novel ini terutama wanita,karena kisah
diceritakan dalam novel ini sangat sedih mengisahkan seorang wanita yang hidup
terkekang akan aturan orang tua dan wanita itu juga terpaksa berpisah dengan
kekasihnya. Karena,novel karyanya itu sangat laris pada akhirnya sebuah perusahaan
92
media cetak di Batavia tertarik untuk meminang Ramli bekerja sebagai editor di
perusahaannya dengan gaji yang lebih besar.Ramli sangat tertarik dengan tawaran
pekerjaan itu,hingga akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari perusahaannya yang
lama dan pindah ke Batavia.Setelah pindah ke Batavia,Ramli langsung diterima kerja
di perusahaan tersebut,dan selama di Batavia Ramli tinggal di sebuah rumah
kontrakan yang sederhana juga.Setelah tinggal di Batavia,Ramli mengirimkan surat
pada Imam dan mengabarkan bahwa ia kini telah pindah ke Batavia dan bekerja di
Batavia.Imam yang menerima surat dari Ramli,sangat senang saat mengetahui bahwa
sahabatnya itu telah bekerja di Batavia.
****
Malam itu Imam baru saja tiba di asramanya setelah satu hari penuh ia habiskan
waktunya di kampus.Ia sangat lelah saat itu,ia taruh semua perlengkapan kuliahnya
di laci meja belajarnya.Ketika ia membuka laci mejanya,ia melihat sebuah kotak
cincin berada di dalam laci itu.Saat itu Imam langsung membuka kotak cincin itu
dan mengambil cincin yang ada di dalamnya.Ketika,memandang cincin itu ,tiba-tiba
saja ia teringat dengan Latifah,dan saat teringat ia langsung meneteskan air matanya.
****
Setelah satu tahun lamanya tak bekerja,Harlan mengalami krisis perekonomian
hingga pada akhirnya untuk memenuhi kebutuhan hidup ia harus banyak menjual
barang-barang miliknya termasuk rumah tempat ia tinggal bersama Latifah.Setelah
tak memiliki rumah lagi,Harlan dan Latifah mengontrak sebuah rumah kecil di
kawasan Banjarbaru.Hidup susah telah Latifah jalani dengan sabar bersama
Harlan,hingga pada suatu hari di waktu siang ketika Harlan sedang menikmati
secangkir kopi di sebuah café di Banjarbaru ,secara tak sengaja ia bertemu dengan
Dani teman lamanya dari Makassar yang kebetulan adalah seorang pengusaha di
bidang perhotelan.Pada hari itu Dani nampak terkejut dengan kondisi Harlan yang
terlihat sudah tak seperti dahulu lagi.Hari itu Harlan menceritakan semua perihal
kondisi hidupnya pada Dani,hingga pada akhirnya Dani tercetus ide untuk mengajak
Harlan untuk membantu mengembangkan bisnis perhotelannya di Makassar,karena
ia tahu betul Harlan adalah seorang yang kompeten.Harlan sangat tertarik pada
ajakkan Dani itu,hingga pada akhirnya pada saat sedang di rumah ia pun
93
menceritakan ajakkan Dani itu pada Latifah.Setelah Latifah mendengar cerita dari
Harlan,Latifah nampak sangat setuju dengan ajakkan Dani.
“Pokoknya dua minggu lagi kita berangkat ke Makassar,kau siapkan barang-barang
yang perlu dibawa nanti saat kita berangkat ke Makassar.”Ujar Harlan.
“Baik bang,saya akan siapkan.”Ujar Latifah.
****
Keesokan harinya di siang hari,Khadijah datang menemui Latifah di rumahnya.
“Tok….tok….tok….Assalamu alaikum?”Ujar Khadijah sambil mengetuk pintu
rumah Latifah.Siang itu Latifah sedang mengambil air minum di dapur,saat ia
mendengar suara Khadijah mengetuk pintu dan mengucapkan salam,Latifah
langsung membukakan pintu Khadijah.
“Walaikum salam,Khadijah?”Ujar Latifah.
Latifah dan Khadijah sudah cukup lama tak bertemu,maka pada saat itu untuk
melepas rindu Khadijah langsung memeluk erat Latifah, begitu pula dengan Latifah.
“Ayoo,masuk Khadijah?”Ujar Latifah.
“Silahkan duduk Khadijah.”Ujar Latifah.
“Terima kasih Latifah.”Ujar Khadiaj.
“Dari mana kau tahu rumahku,Khadijah?”Ujar Latifah.
“Saya tahu dari Farida,kemarin siang saya datang ke rumah kau yang lama ,tetapi
ketika saya datang ternyata sudah bukan kau dan Harlan yang tinggal di rumah
itu.Hingga pada akhirnya,saya pergi ke rumah orang tua Harlan, dan pada saat saya
sedang di rumah Harlan ,kebetulan Farida sedang ada di rumah ,dan akhirnya ia pun
menceritakan pada saya bahwa rumah kau dan Harlan yang lama telah dijual.Selain
itu Farida juga bercerita bahwa kau dan Harlan kini mengontrak rumah di daerah
sini.Ketika itu saya minta alamat kau dari Farida,Latifah.”Ujar Khadijah.
“Ohh…jadi begitu.”Ujar Latifah.
“Iya,Maaf sebelumnya Latifah,kalau boleh tahu apa yang sebenarnya terjadi pada
kau dan Harlan.Hingga pada akhirnya kau dan Harlan harus menjual rumah?”Ujar
Khadijah.
Pada saat itu dengan tetes air mata,Latifah menceritakan kondisi hidupnya setelah
menikah dengan Harlan.Khadijah merasa sangat prihatin dengan kondisi hidup
Latifah setelah ia mendengarkan cerita Latifah.
94
“Saya merasa sangat prihatin dengan kondisi kau sekarang ini Latifah.Tak
sepantasnya Harlan berbuat seperti itu pada kau.”Ujar Khadijah.
“Saya tahu itu Khadijah,tapi saya tak tahu harus berbuat apa selain hanya
bersabar.Saya harap kau jangan cerita hal ini pada kedua orang tua saya,karena saya
tak mau mereka tahu soal kehidupan saya yang sekarang ini.”Ujar Latifah.
“Kau tak perlu khawatir Latifah,saya tak akan menceritakannya pada kedua orang
tuamu.”Ujar Khadijah.
“Terima kasih Khadijah,kau sudah begitu baik padaku.”Ujar Latifah.
“Sama-sama Latifah.Latifah sebenarnya ada hal yang ingin saya sampaikan
padamu.”Ujar Khadijah.
“Apa itu Khadijah?”Ujar Latifah.
“Sebenarnya maksud kedatangan saya kesini,selain untuk ingin mengetahui kabar
kau,saya juga ingin berpamitan pada kau Latifah.Esok pagi saya akan berangkat ke
Batavia,karena saya telah diterima kerja di sebuah perusahaan penerbitan di
Batavia,yaa walaupun hanya di bagian receptionist.”Ujar Khadijah.
“Wahh…syukurlah kau Khadijah,saya senang mendengarnya.Semoga saja,kau
sukses di Batavia.”Ujar Latifah.
“Amiin,terima kasih Latifah.”Ujar Khadijah seraya tersenyum.
Khadijah melihat jam dinding telah menunjukkan pukul satu siang.
“Sepertinya saya harus pulang sekarang Latifah,karena mama saya telah menunggu
di rumah paman saya.”Ujar Khadijah.
“Ohh…baiklah kalau begitu,hati-hati dijalan Khadijah.Semoga dilain waktu kita
dapat berjumpa kembali.”Ujar Latifah.
“Amiin,terima kasih Latifah.Semoga kita dapat berjumpa kembali sahabatku.”Ujar
Khadijah memeluk erat Latifah.
“Semoga sahabatku.”Ujar Latifah dengan tetesan air mata.
****
Dua minggu kemudian Latifah dan Harlan berangkat ke Makassar.Pada hari
keberangkatannya itu kedua orang tua Latifah turut mengantar Latifah dan Harlan
sampai ke pelabuhan.Dengan senyum senang kedua orang tua Latifah melambai-
lambaikan tangan mereka pada Latifah dan Harlan yang sudah berada diatas
kapal.Tepat beberapa hari sebelum keberangkatannya,Latifah dan Harlan
95
mengunjungi rumah kedua orang tua Latifah untuk berpamitan.Pada saat Latifah dan
Harlan datang,kedua orang tua Latifah menyambut kedatangan mereka dengan
hangat.Pada saat kedatangannya Latifah langsung memeluk ayah dan ibunya untuk
melepas rindu karena sudah lama sekali tak bertemu.Saat Latifah dan Harlan sedang
berada di rumah kedua orang tua Latifah,Harlan bercerita pada kedua orang tua
Latifah bahwa mereka memiliki bisnis di Makassar,maka dari itu mereka berdua
akan pindah ke Makassar beberapa hari lagi.Kedua orang tua Latifah sangat
mendukung bisnis yang Harlan ceritakan,maka dari itu kedua orang tua Latifah
sangat mengijinkan mereka pindah ke Makassar.Kedua orang tua Latifah,sama sekali
kondisi kehidupan Latifah yang sebenarnya terjadi semenjak Latifah menikah dengan
Harlan,karena Latifah tidak ingin kedua orang tuanya tahu dan membuat kedua orang
tuanya sakit.
****
Dua minggu kemudian.Pagi itu Ramli baru saja tiba di kantornya,saat ia sedang
berjalan di lobby secara tiba-tiba saja terdengar seorang wanita memanggil namanya.
“Selamat pagi bang Ramli.”Ujar wanita itu.
Suara wanita itu nampaknya sudah tak asing lagi bagi Ramli,saat mendengar suara
wanita yang memanggilnya itu,Ramli pun langsung menoleh kearah wanita itu.Ramli
begitu terkejut sekali saat mengetahui bahwa wanita yang memanggil namanya itu
adalah Khadijah yang kini bekerja sebagai Receptionist dikantor tempat Ramli
bekerja.
“Khadijah??”Ujar Ramli.
“Hai…bang Ramli apa kabar?”Ujar Khadijah.
“Alhamdulillah baik,kau bekerja di sini?”Ujar Ramli.
“Iya bang,Alhamdulillah saya bekerja disini sekarang.”Ujar Khadijah.
“Syukur alhamdulillah,bang Ramli turut senang mendengarnya.”Ujar Ramli.
Ramli melihat jarum jam pada jam tangannya yang menunjukkan pukul 7.00 pagi.
“Maaf Khadijah,bang Ramli harus masuk kantor dahulu.Karena waktu sudah
menunjukkan pukul tujuh pagi,nanti pada saat waktu istirahat kita lanjutkan kembali
obrolan kita.”Ujar Ramli.
“Oh…baik bang kalau begitu,nanti saya tunggu bang Ramli di lobby saat waktu
istirahat tiba.”Ujar Khadijah.
96
Pada saat jam istirahat kantor, Ramli dan Khadijah melanjutkan obrolan mereka
di sebuah café yang berada di sekitar kantor mereka.
“Jadi sudah berapa lama Khadijah bekerja di sini?”Ujar Ramli.
“Belum lama Bang,baru tiga hari yang lalu.”Ujar Khadijah.
“Ohh…pantas saja bang Ramli tak pernah lihat Khadijah sebelum-sebelumnya.”Ujar
Ramli.
“Oh..iya,sebelumnya selamat yaa atas penjualan novel bang Ramli yang begitu
laris.”Ujar Khadijah tersenyum sambil menjulurkan tangan kanannya.
“Terima kasih Khadijah,alhamdulillah satu per satu yang abang cita-citakan sudah
tercapai.”Ujar Ramli tersenyum sambil berjabat tangan dengan Khadijah.
“Oh..iya,ngomong-ngomong bagaimana kabar Latifah?Apakah dia baik-baik
saja?”Ujar Ramli.
Khadijah terdiam sejenak saat ditanya mengenai kabar Latifah oleh
Ramli.Tetapi,perlahan-lahan dengan tetesan air mata Khadijah mulai menceritakan
mengenai keadaan Latifah pada Ramli.
“Kalau saja bang Ramli dan bang Imam tahu bagaimana kondisi Latifah pada saat
ini…”Ujar Khadijah dengan tetesan air mata.
“Maksud kau,apa yang terjadi dengan Latifah?”Potong Ramli.
“Latifah sudah tak dapat melihat lagi bang,ia telah kehilangan penglihatannya.”Ujar
Khadijah dengan tetesan air mata.
“Jadi maksud kau,Latifah buta??”Ujar Ramli terkejut saat mendengar cerita
Khadijah.
“Iya,bang Latifah sekarang buta.Ia mengalami kebutaan semenjak ia mengalami
kecelakaan mobil, saat ia sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan bang Imam
di Pelabuhan.Terlebih lagi sekarang Harlan sudah tak bekerja,karena ia sudah dipecat
dari kantornya.Rumahnya juga telah dijual untuk menyambung hidup.”Ujar
Khadijah.
Setelah mengetahui semua kondisi Latifah,Ramli turut merasa prihatin dengan
Latifah.
“Kasihan sekali Latifah,malang betul nasibnya.”Ujar Ramli.
“Tapi, ngomong-ngomong tinggal dimana ia sekarang Khadijah?”Ujar Ramli.
97
“Saya kurang tahu Latifah sekarang tinggal dimana,yang saya dengar kini Latifah
telah pindah ke Makassar ikut suaminya mengurus bisnis di Makassar.”Ujar
Khadijah.
“Saya sangat sedih mendengarnya,kasihan sekali Latifah.”Ujar Ramli.
****
Semenjak bekerja di kantor yang sama,Ramli dan Khadijah menjadi semakin
dekat.Mereka sering sekali menghabiskan waktu bersama dan berbagi cerita bersama
hingga pada akhirnya satu tahun kemudian Ramli memutuskan melamar Khadijah
dan menikahi Khadijah.Beberapa hari sebelum hari pernikahannya dengan
Khadijah,Ramli sempat mengirim surat untuk Imam dan memberitahukan bahwa ia
dan Khadijah akan segera menikah.Imam sangat senang mendengar sahabatnya itu
akan menikah.Namun sayang Imam tak dapat menghadiri pernikahan sahabatnya itu
karena ia masih harus menyelesaikan sekolahnya di Belanda.Tetapi,Imam tetap
mengirimkan doa untuk sahabatnya itu agar pernikahan sahabatnya langgeng sampai
ajal menjemput. Setelah menikah Khadijah keluar dari kantor tempat ia bekerja,dan
hanya menjadi ibu rumah tangga biasa.
98
4
Delapan tahun kemudian di tahun 1940,Imam kembali ke Batavia setelah
menyelesaikan sekolahnya di Belanda.Saat kembali ke Batavia,Ramli berserta
Khadijah dan Hamdan buah hati mereka seorang anak laki-laki yang baru menginjak
usia lima tahun datang menjemput Imam di pelabuhan.
“Imam !”Sapa Ramli dengan melambaikan tangannya.
“Ramli !”Sapa Imam saat sedang berjalan keluar dari kapal.
Imam langsung cepat-cepat menghampiri Ramli dan Khadijah yang sudah berdiri di
pelabuhan.
“Setelah delapan tahun lamanya bersekolah di Belanda,akhirnya kau pulang
juga.”Ujar Ramli memeluk Imam.
“Alhamdulillah akhirnya kita semua dapat bertemu kembali.”Ujar Imam.
“Perkenalkan ini istri saya namanya Khadijah,dia itu kawan Latifah yang dulu
pernah saya ceritakan pada kau.Bagaimana cantik bukan?”Ujar Ramli.
“Ohh…iya..iya,saya ingat.Waahhh…istrimu cantik sekali Ram.”Ujar Imam.
“Terima kasih.”Ujar Khadijah tersenyum tersipu.
“Oh..iya,perkenalkan ini anak kami namanya Hamdan.”Ujar Ramli.
“Hamdan,ayoo…salim dulu sama Om !”Ujar Khadijah.
Hamdan mencium tangan Imam.
“Anak kalian pintar sekali.”Ujar Imam.
“Siapa dulu bapaknya hahahaha.Oh…iya,Imam selagi kau tak ada rumah di
Batavia,lebih baik kau tinggal saja di rumah kami,kebetulan di rumah kami masih
ada satu kamar kosong.Bukan begitu Khadijah?”Ujar Ramli.
“Iya,lebih baik Bang Imam tinggal saja dulu di rumah kami.”Ujar Khadijah.
“Oke,baiklah kalau begitu.Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas
tumpangannya.”Ujar Imam.
“Sepertinya kau perlu banyak istirahat,lebih baik sekarang kita pulang ke
rumah.”Ujar Ramli.
99
Pada siang itu Imam,Ramli dan Khadijah berserta anak mereka tiba di rumah
Ramli yang kecil dan sederhana.Setibanya di rumah,Ramli langsung menunjukkan
kamar yang akan Imam tempati selama tinggal di rumahnya.
“Nah ini kamar kau Imam,maaf jika kamarnya kecil.Maklum saya baru bisa mencicil
rumah yang ukuran kecil.”Ujar Ramli.
“Tak apa,syukur Alhamdulillah kau sudah dapat mencicil rumah.Walaupun kecil dan
sederhana yang penting rumah ini milik kau dan keluarga kau sendiri.Yang
terpenting rumah ini nyaman untuk kau dan keluarga kau tempati.”Ujar Imam.
“Betul apa kata kau Mam.Ya…sudah saya keluar dulu yaa,selamat beristirahat
Mam.”Ujar Ramli.
****
Setelah delapan tahun merantau di Makassar,Harlan berhasil mengembalikan
kesuksesannya.Ia berhasil mengembangkan bisnis perhotelan milik temannya itu
sampai ke pulau Jawa.Dari hasil kerjanya itu,kini Harlan sudah memiliki banyak
uang,rumah mewah dan beberapa mobil mewah.Namun,meskipun sudah memiliki
banyak uang,ia masih tetap tidak berusaha untuk menyembuhkan Latifah dari
kebutaannya.Sifat Harlan tidak berubah walaupun Latifah telah setia
mendampinginya saat susah maupun senang, hingga Harlan telah berhasil kembali
meraih kesuksesannya seperti saat ini.Kesuksesan yang telah berhasil diraih dan
kepercayaan yang berhasil ia dapat dari Dani temannya,membuatnya berambisi
untuk memiliki sepenuhnya perusahaan Dani.
Pada suatu malam diam-diam Harlan mendatangi rumah Dani seorang diri
,dengan membawa seberkas surat yang ia simpan di dalam sebuah map.Pada malam
itu kebetulan Dani sedang sendirian tak ada satu orang pun di rumahnya.
“Tok..tok…tok…”Harlan mengetuk pintu.
Saat itu Dani sedang berada di ruang kerjanya,ketika Harlan mengetuk pintu
rumahnya ia langsung pergi membukakan Harlan pintu.
“Harlan? Ada perlu apa malam-malam datang kemari?”Ujar Dani.
“Ada hal yang perlu kita biacarakan,ini menyangkut perusahaan.”Ujar Harlan.
“Ya..sudah silahkan masuk.”Ujar Dani.
Dani menyuruh Harlan masuk ke rumahnya,dan masuk ke ruang kerjanya.Ketika
sedang berada di ruang kerja,Harlan menyerahkan map itu dan meminta Dani untuk
segera menandatangani surat itu.
100
“Surat apa ini?”Ujar Dani.
“Itu surat penyerahan kepemilikan perusahaan,sekarang lebih baik sekarang kau
tanda tangani saja surat itu !”Ujar Harlan.
Dani membaca seluruh isi surat itu.
“KAU SUDAH GILA !! MANA MUNGKIN SAYA MENYERAHKAN
KEPEMILIKAN PERUSAHAAN SEPENUHNYA PADA KAU HARLAN
!!!!”Ujar Dani dengan emosi setelah membaca seluruh isi surat.
Saat itu Harlan langsung mengeluarkan sebilah pisau lipat dari saku
celananya.Dengan pisau itu Harlan langsung memberikan Dani ancaman
pembunuhan apabila Dani tidak menandatangani surat itu.
“TANDA TANGANI SURAT ITU ATAU KAU MATI !!!”Ujar Harlan dengan
melingkarkan pisau ke leher Dani.
“Taa…taa..taapii.”Ujar Dani yang ketakutan.
“TANDA TANGAN ATAU KAU MATI !!!”Ujar Harlan.
Karena takut dengan ancaman Harlan,maka dengan terpaksa Dani
menandatangani surat penyerahan kepemilikan perusahaan itu.Harlan merasa puas
setelah Dani menandatangani surat itu.Namun,tak lama kemudian dengan cepat
Harlan langsung menusuk Dani dengan pisau secara berkali-kali hingga Dani tewas
dengan bersimbah darah.Malam itu tanpa sepengetahuan orang siapapun,Harlan
memasukkan jasad Dani yang bersimbah darah itu kedalam mobilnya,lalu ia bawa
jasad Dani itu ke tepi sebuah jurang dan ia buang jasad Dani kedalam sebuah jurang
yang sangat dalam.Setelah membuang jasad Dani,Harlan pergi kembali ke rumah
Dani untuk membersihkan darah-darah Dani yang masih berceceran di lantai rumah
Dani.Setelah membersihkan rumah Dani,Harlan kembali ke mobilnya untuk
mengambil baju.Setelah berganti baju dan bersih dari darah,Harlan langsung pulang
ke rumahnya.Sebelum kembali ke rumahnya,Harlan singgah sebentar di suatu tempat
yang sangat sepi untuk membakar bajunya yang banyak terkena darah.
Beberapa hari kemudian,pagi itu Harlan sedang sarapan di meja makan bersama
Latifah.Saat ia sedang sarapan,tak lama kemudian bibik asisten rumah tangga di
rumah memberikannya sebuah surat kabar yang biasa Harlan baca setiap paginya.
“Maaf tuan,ini surat kabar pagi tadi baru saja sampai.”Ujar Bibik.
“Oh..iya,terima kasih Bik.”Ujar Harlan.
Harlan langsung membaca surat kabar itu,dan ternyata berita utama dalam surat
kabar itu yaitu berita tentang hilangnya Dani dengan judul berita “Seorang pebisnis
101
muda hilang !”.Saat membaca berita utama dan berita pada surat kabar itu,Harlan
langsung tersenyum puas.Setelah membaca berita pada koran itu,Harlan langsung
melipat kembali koran itu dan kembali melanjutkan sarapannya.
“Latifah abang punya kabar baik untukmu.”Ujar Harlan.
“Kabar baik apa Bang?”Ujar Latifah.
“Perusahaan Dani sudah menjadi milik kita sekarang.”Ujar Harlan.
“Menjadi milik kita?Bagaimana bisa?itukan milik Dani.”Ujar Latifah.
“Dani sendiri yang telah menyerahkannya pada abang.”Ujar Harlan.
“Bang,bukankah sekarang ini Dani sedang hilang dan tak diketahui
keberadaannya?”Ujar Latifah.
“Kau tahu dari mana Dani hilang?”Ujar Harlan.
Latifah sama sekali tidak mengetahui bahwa Harlan telah membunuh Dani,karena
pada malam pembunuhan itu Harlan berpamitan pada Latifah akan pergi ke kantor
karena ada suatu hal.
“Kemarin ketika saya sedang memetik buah di halaman ada dua orang pria dan
wanita kebetulan lewat depan rumah,ketika itu saya tak sengaja mendengar
pembicaraan mereka bawha Dani Fahrudin dinyatakan hilang.”Ujar Latifah.
“Iya,Dani dinyatakan hilang.Tetapi,sebelum hilang ia telah memberikan
perusahaannya pada abang.Yaa,mudah-mudahan saja Dani segera ditemukan.”Ujar
Harlan.
“Ya,mudah-mudahan saja ya bang.”Ujar Latifah.
****
Beberapa hari kemudian.Pada malam itu Latifah sedang berada di dalam
kamarnya.Ia terlihat sedang bersolek di depan meja riasnya.ketika ia sedang
bersolek,tiba-tiba saja seseorang mengetuk pintu kamarnya.
“Tok…tok…tok…”
“Masuk !”Ujar Latifah.
“Maaf nyonya,saya hanya ingin menyampaikan bahwa tuan sudah menunggu nyonya
di meja makan ,untuk makan malam bersama.”Ujar Bibik asisten rumah tangga
Latifah.
“Oh..baik Bi,tolong sampaikan pada tuan saya akan segera kesana.”Ujar Latifah.
“Baik nyonya.”Ujar Bibik.
102
Di saat sedang bersolek tiba-tiba saja Latifah merasakan sakit kepala yang teramat
sangat,sehingga membuat dirinya lemas tak berdaya.Sakit kepala ini sudah lama
Latifah rasakan,tetapi Latifah tidak pernah memeriksakannya ke dokter,karena ia
selalu memendam rasa sakitnya.Setelah rasa sakit di kepalanya hilang ,Latifah
langsung datang menemui Harlan yang telah menunggunya di meja makan.
“Kau lama sekali?”Ujar Harlan.
“Maaf Bang,tadi saya berdandan sebentar.”Ujar Latifah.
“Oh…baiklah.Sebenarnya ada yang abang ingin bicarakan pada kau Latifah,ini
menyangkut perusahaan.”Ujar Harlan.
“Menyangkut perusahaan?”Ujar Latifah
“Jadi begini,sebelumnya abang dan Dani kan sudah berhasil mengembangkan bisnis
perhotelan kita sampai ke pulau Jawa.Maka dari itu untuk memudahkan segala
urusan kita harus pindah ke Batavia.”Ujar Harlan.
“Pindah ke Batavia ?Ehm…mungkin dengan cara pindah ke Batavia ini,suatu saat
saya akan dapat bertemu kembali dengan Imam, walaupun sudah tak dapat bersama
lagi.”Pikir Latifah.
“Ehmm…gimana kau setuju?”Ujar Harlan.
“Kalau untuk hal baik saya setuju saja bang”Ujar Latifah.
****
Beberapa bulan setelah kembali dari Belanda,Imam bekerja sebagai dokter di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Batavia.Selama menjadi seorang dokter,sudah
banyak sekali pasien-pasien yang ia tangani.Rata-rata dari pasien tersebut sangat
puas dengan kinerja Imam yang telah berhasil menyembuhkan penyakit
mereka,sehingga Imam dinobatkan menjadi salah satu dokter terbaik di Rumah Sakit
itu.Selain itu,Imam juga sering melakukan bakti sosial seperti pengobatan gratis bagi
pasien yang kurang mampu.Ketika sedang melakukan bakti sosial Imam selalu
dibantu oleh orang –orang terdekatnya yaitu Ramli dan Khadijah.Selain dibantu oleh
orang-orang terdekat,Imam juga selalu dibantu oleh seorang wanita yang juga
berprofesi seorang dokter yang bernama Ratna.Ratna adalah teman seprofesi Imam
di Rumah Sakit,mereka mulai saling kenal dan berteman ketika mereka bekerja di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.Saat Imam sedang mengadakan pengobatan
gratis,pasien yang datang selalu banyak dan sampai mengantri.Banyak pasien merasa
103
terbantu dengan adanya pengobatan gratis yang dilakukan oleh
Imam.Karena,banyaknya pasien yang datang dan merasa terbantu,maka pengobatan
gratis yang dilakukan oleh Imam sering masuk ke dalam koran-koran.
“Ram,kira-kira masih berapa banyak lagi pasien yang mengantri?”Ujar Imam saat
sedang melakukan pengobatan gratis.
“Kira-kira sepuluh orang Mam,dan semuanya lansia.”Ujar Ramli yang bertugas
mengumpulkan data pasien.
“Oh…Ya sudah kalau begitu.”Ujar Imam.
Di saat sedang melayani pasien,Khadijah melihat seorang pria paruh baya dengan
mengenakan dasi dan jas datang menghampiri tenda pengobatan gratis itu.Saat itu
Khadijah langsung menemui pria itu di depan tenda pengobatan gratis.
“Maaf ada yang bisa saya bantu Pak?”Ujar Khadijah.
“Bisa saya bertemu dengan dokter Imam Zulkifli?saya dari Geneeskundige
Hoogeschool.”Ujar pria itu.
“Tunggu sebentar ya Pak.”Ujar Khadijah.
Khadijah datang menemui Imam yang sedang menangani pasien bersama Ratna.
“Bang Imam ada yang ingin dengan bang Imam.”Ujar Khadijah.
“Ohh..siapa Khadijah?”Ujar Imam.
“Seorang bapak-bapak katanya dia dari Geneeskundige Hoogeschool.”Ujar
Khadijah.
“Ohh..kalau begitu suruh dia tunggu,nanti saya akan menemuinya selepas menangani
pasien ini.”Ujar Imam.
“Baik bang Imam.”Ujar Khadijah.
Setelah selesai menangani pasiennya,Imam langsung menemui pria itu dan
menyuruh pria itu masuk ke dalam tenda .Pria itu bernama Hendra,ia merupakan
salah satu pengajar di Geneeskundige Hoogeschool (Sebuah sekolah tinggi
kedokteran) yang ingin mengajak Imam mengajar di sekolah itu.
“Jadi begini dokter Imam,kebetulan di sekolah kami ini sedang kekurangan tenaga
pengajar.Dan kami lihat dari prestasi dokter Imam,prestasi dokter Imam sangatlah
baik.Maka dari itu maksud kedatangan saya ke sini yaitu saya selaku perwakilan
dari sekolah ingin mengajak dokter untuk bergabung mengajar bersama kami.Itu pun
kalau dokter tidak keberatan,kalau dokter merasa keberatan ya tidak apa-apa.”Ujar
pria itu.
104
“Kalau soal itu bapak tak perlu khawatir,saya sangat tak keberatan untuk menjadi
pengajar di Geneeskundige Hoogeschool,karena saya tahu di negeri kita ini masih
memerlukan banyak tenaga pengajar terutama di bidang kedokteran.Lagi pula,saya
masih ada waktu luang yang dapat saya lakukan untuk hal yang positif seperti
ini.”Ujar Imam dengan ramah.
“Wahh..kalau begitu syukurlah dokter mau mengajar di sekolah kami,pokoknya
dokter tak perlu khawatir soal bayarannya.”Ujar Pria itu dengan senang hati.
“Pak,saya membantu ikhlas tak perlu dibayar.”Ujar Imam dengan ramah.
“Sungguh dokter?”Ujar Pria itu.
“Sungguh”Ujar Imam dengan senyum manisnya.
“Alhamdulillah,terima kasih dok,dokter memang berhati mulia.”Ujar Pria itu.
“Ahh..tak usah berlebihan seperti itu pak,semua ilmu yang saya punya ini adalah
karunia dari Allah SWT.Alangkah baiknya saya bagikan ilmu ini kepada siapapun
yang membutuhkannya dan ingin mempelajarinya.”Ujar Imam.
Saat itu Ratna yang sedang duduk sambil memasukkan data pasien yang
kebetulan berjarak beberapa meter saja dari Imam,diam-diam memandangi Imam
seraya tersenyum kagum pada Imam.
“Imam kau benar-benar berhati mulia.Tak salah saya mengagumi kau dari sejak awal
bertemu.”Dalam hati Ratna.
****
Setelah pindah ke Batavia,Harlan dan Latifah membeli sebuah rumah yang
cukup besar untuk mereka tinggali.Selain membeli rumah,Harlan juga membangun
sebuah gedung yang akan ia gunakan sebagai kantornya.Malam itu Latifah sedang
tidur-tiduran di kamarnya sambil menunggu Harlan.Saat sedang tidur-tiduran di
kamarnya,tiba-tiba saja ia teringat pada Imam dan sangat merindukan Imam.
“Imam saya sangat merindukkanmu Imam,dimana kau sekarang?masih ingatkah
engkau pada saya? dan momen-momen indah yang kita pernah lalui bersama? Saya
ingin sekali dapat bertemu kembali denganmu Imam.Dari dulu semenjak kau pergi
saya selalu merindukkanmu Imam.Apakah kau disana merindukanku juga?”Batin
Latifah saat sedang tidur-tiduran di kamarnya.
Pada pukul dua belas malam Harlan baru saja tiba di rumah,saat itu Latifah tak
sengaja ketiduran di dalam kamarnya saat sedang menunggu Harlan.Dengan emosi
105
dan berteriak-teriak Harlan memanggil-manggil Latifah dari depan pintu
rumahnya.Saat mendengar suara Harlan,Latifah pun langsung bangun dan
mengambil tongkatnya serta berjalan menuju pintu depan rumah.Setelah berada di
depan pintu rumah,Latifah langsung cepat-cepat membukakan Harlan pintu.
“HEH…KEMANA SAJA KAU LAMA SEKALI ?!!!”Ujar Harlan dengan emosi.
“Maafkan saya bang,tadi saya tak sengaja ketiduran saat menunggu abang
pulang.”Ujar Latifah.
“TIDUR …TIDUR…TIDUR TERUS KERJAAN KAU,DASAR ISTRI TAK
GUNA !!!”Ujar Harlan.
“Maafkan saya bang,bukan maksud saya bang....”Ujar Latifah dengan derai air mata.
Dengan kasar Harlan langsung menarik Latifah masuk ke dalam rumahnya.
“AYOO…MASUK !!! MASUK !!!”Ujar Harlan sambil menarik Latifah dengan
kasar.
Saat itu Harlan menarik Latifah masuk ke dalam kamarnya,saat berada di dalam
kamar Harlan dengan ringan tangannya ia langsung menampar Latifah secara dua
kali dari sebelah kanan dan kiri hingga membuat Latifah kesakitan dan meninggalkan
bekas merah pada kedua pipi Latifah,.
“ITU HUKUMAN BUAT ISTRI YANG TAK NURUT SUAMI SEPERTI KAU
!!”Ujar Harlan.
“SEKARANG KAU SIAPKAN SAYA MAKAN MALAM DI MEJA MAKAN !
SAYA MAU MANDI DULU.”Ujar Harlan.
“Ba...iiikk,Baa…ng.”Ujar Latifah yang masih merintih kesakitan.
Latifah langsung menuruti perintah Harlan,ia langsung pergi ke dapur untuk
menyiapkan makan untuk Harlan.Beberapa saat kemudian,saat itu Harlan baru saja
selesai mandi.Setelah selesai mandi,Harlan membuka lemari pakaiannya untuk
mengambil pakaian.Saat membuka lemari pakaiannya,secara tak sengaja di dalam
lemarinya ia melihat sebuah kotak merah yang terletak di sebelah tumpukkan baju
milik Latifah.Harlan langsung mengambil kotak merah itu dan membuka kotak
merah itu.Ketika dibuka ternyata isi kotak merah itu adalah kumpulan surat-surat
dari Imam yang selama ini Latifah simpan.Harlan cukup terkejut saat itu,dan ia
sempat berniat untuk membuang langsung surat-surat itu kedalam tempat
sampah,namun ia membatalkan niatnya itu,karena ia memiliki rencana lain.Saat itu
setelah berganti baju,ia pun langsung memanggil Latifah dan meminta Latifah untuk
datang ke kamar.
106
“LATIFAH !!!! LATIFAAH !!!”Ujar Harlan.
Ketika Harlan memanggilnya,Latifah yang saat itu sedang menyiapkan makanan
langsung menghentikan aktifitasnya itu,dan cepat-cepat datang menghampiri Harlan.
“Ada apa bang memanggil saya?”Ujar Latifah.
“Kau tahu apa yang sedang saya pegang sekarang?”Ujar Harlan.
“Saya tidak tahu Bang.”Ujar Latifah.
“SAYA SEDANG PEGANG SURAT-SURAT DARI IMAM YANG KAU
SIMPAN DI DALAM LEMARI.SAMPAI SEKARANG INI RUPANYA KAU
MASIH CINTA DENGANNYA?!!”Ujar Harlan dengan ketus.
“Imam hanyalah masa lalu bang,yang saya cinta sekarang ini adalah abang suami
saya.”Ujar Latifah.
Dengan kasar Harlan melemparkan surat-surat itu di depan Latifah.
“TAK USAH BANYAK ALASAN KAU !!! SAYA TAHU KAU MASIH SANGAT
CINTA DENGANNYA,BAHKAN KAU TAK PERNAH MEMBUKAKAN HATI
UNTUK SAYA !!!”Ujar Harlan.
“Bang Harlan,Imam itu hanyalah masa lalu saya,kalau saya tak pernah membukakan
hati saya pada abang,buat apa saya mau menikah dengan abang.Bukankah dahulu
sebelum kita menikah,abang menjajikan suatu kebahagiaan buat saya?Mana
kebahagiaan yang abang janjikan dahulu? ”Ujar Latifah dengan derai air mata.
“APA KEBAHAGIAAN KATA KAU?? ITU MASA LALU.BERKACALAH !
APAKAH KAU TELAH MEMBERIKAN SAYA KEBAHAGIAAN?APAKAH
KAU TELAH MEMBERIKAN SAYA KETURUNAN ? SUDAH DELAPAN
TAHUN KITA MENIKAH, KAU BELUM JUGA MEMBERIKAN KETURUNAN
UNTUK SAYA !!! DASAR WANITA TAK BERGUNA !!!”Ujar Harlan.
Dengan derai air mata Latifah bertekuk lutut di depan Harlan,ia pun memohon
maaf pada Harlan ,karena sampai sekarang ini Latifah belum bisa memberikan
keturunan untuk Harlan.Tetapi,permohonan maaf itu sama sekali tak digubris oleh
Harlan.Ia malah pergi meninggalkan Latifah begitu saja di kamarnya.
“SUDAH LELAH SAYA MENDENGAR TANGISAN DAN PERMINTAAN
MAAF KAU,DASAR ISTRI TAK BERGUNA !!!”Ujar Harlan.
Latifah nampak menangis saat itu,dan setelah Harlan pergi ia pun berusaha untuk
mengumpulkan kembali surat-surat pemberian dari Imam dan menaruhnya kembali
di dalam kotak merah yang ia simpan di dalam lemari pakaian.
107
Kini Imam selain menjadi seorang dokter ia juga menjadi seorang pengajar.Ia
mengajar di sela-sela waktu luangnya,sebagai pengajar ia banyak sekali disukai oleh
para mahasiswanya,karena ia mengajarkan seluruh ilmunya dengan sangat baik
sehingga ilmu yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para
mahasiswa.Para mahasiswa sering memberinya gelar sebagai pengajar terbaik.Selain
menjadi pengajar terbaik,sebagai dokter Imam juga sangat cekatan dalam menangani
pasiennya,sehingga semakin banyak pasien yang berobat padanya dan percaya
padanya.Hal ini tentu saja membuat pundi-pundi pendapatan Imam
bertambah.Setelah menjadi dokter,dan memiliki cukup banyak uang,Imam pun
membeli sebuah rumah untuk dirinya sendiri.Rumah yang ia beli berukuran cukup
besar dan memiliki halaman yang luas sehingga sangat nyaman untuk ditempati.Saat
Imam melakukan pindahan, Ramli dan istrinya Khadijah berserta Ratna pun ikut
membantu Imam memindahkan barangnya dari rumah Ramli ke rumah miliknya.
“Wahh…sepertinya masih ada satu lagi yang kurang Mam.”Ujar Ramli saat berada
di rumah Imam.
“Apa itu yang kurang Ram?”Ujar Imam.
“Istri yang kurang Mam.”Ujar Ramli bercanda.
“Kau ini bisa saja Ram.”Ujar Imam.
“Betul kan apa kata saya? Menikahlah Mam,kau ini sudah mapan.Memilki istri itu
sangatlah enak.Sepertinya Ratna cocok untukmu”Ujar Ramli.
“Betul apa kata kau,tetapi kalau untuk menikah rasanya saya belum siap,walaupun
dengan Ratna.”Ujar Imam.
“Mengapa?kau masih mencintai Latifah?”Ujar Ramli berbisik.
“Lebih baik kita bicara di teras belakang saja Ram.”Ujar Imam.
“Oke,Baiklah kalau begitu.”Ujar Ramli.
Imam dan Ramli melanjutkan pembicaraan mereka di teras belakang rumah.
“Oh..iya apakah kau masih cinta dengan Latifah?”Ujar Ramli.
“Saya selalu ingat dengannya ,bahkan setiap hal-hal indah saat sedang bersamanya
saya selalu ingat.Tetapi,saya juga teringat betapa menyakitkannya dia menyakiti
saya.Dia menikah dengan lelaki lain ,di saat saya sedang berjuang di kota orang
untuk dapat membahagiakannya.Padahal sebelumnya kami pernah bersumpah
108
bersama untuk saling mencintai selamanya,tetapi dia yang menghancurkan sumpah
itu.”Ujar Imam.
“Imam saya tahu betapa sakitnya hatimu saat itu,tetapi sebaiknya sekarang kau tak
perlu marah dengan Latifah,karena Latifah sebenarnya terpaksa menikah dengan
Harlan,karena ia dipaksa oleh kedua orang tuanya.Dari lubuk hatinya yang paling
dalam dia sangat cinta dengan kau.”Ujar Ramli.
“Kau tahu soal itu dari mana Ram?”Ujar Imam.
“Beberapa tahun lalu Khadijah bercerita pada saya.”Ujar Ramli.
Imam terdiam sejenak.
“Ehmm…apakah kau tak mau tahu bagaimana keadaan Latifah sekarang?”Ujar
Ramli.
“Kau tahu keadaan Latifah bagaimana?”Ujar Imam.
“Tentu saya tahu,beberapa tahun lalu Khadijah bercerita pada saya,bahwa kondisi
Latifah sekarang buta.Ia kehilangan penglihatannya saat musibah kecelakaan mobil
menimpanya.Kecelakaan itu terjadi ketika ia sedang berada dalam perjalanan untuk
menemui kau di pelabuhan.”Ujar Ramli.
Imam sangat terkejut sekali saat mengetahui kondisi Latifah yang buta,dan
setelah mendengar cerita Ramli bahwa Latifah buta,Ia pun sudah tak dapat menutupi
kesedihannya lagi.Kedua matanya terlihat berkaca-kaca saat itu walaupun ia telah
berusaha untuk menahan air matanya.
“Apa??Latifah buta???”Ujar Imam terkejut.
“Iya,dia buta Mam.”Ujar Ramli.
“Lalu tinggal dimana ia sekarang Ram?”Ujar Imam.
“Saya sendiri tidak tahu,katanya ia sudah tidak tinggal di Banjar lagi.Ia sudah pindah
keluar pulau Kalimantan.”Ujar Ramli.
“Jika saja pada saat itu saya tidak memberikan kesempatan padanya untuk
bertemu,mungkin kecelakaan seperti itu tidak akan menimpa Latifah,dan Latifah
juga tak akan kehilangan penglihatannya.”Ujar Imam.
“Ya,jika saja.Tetapi,mau bagaimana lagi? Kita tak tahu rencana tuhan.Kau tak perlu
menyesalinya Imam,karena semua ini adalah sudah rencana tuhan yang kita tidak
pernah ketahui.”Ujar Ramli.
109
Beberapa minggu kemudian,siang itu Imam sedang melayani pasien-pasiennya
di rumah sakit Cipto Mangunkusumo.Disaat ia sedang melayani pasien-pasiennya
tiba-tiba saja seorang suster masuk ke ruangannya dan mengatakan bahwa ada
seseorang yang ingin bertemu dengannya.Saat itu Imam mengatakan pada suster itu
bahwa ia meminta orang tersebut menunggunya,karena ia masih harus melayani
banyak pasien.Setelah selesai melayani para pasiennya,Imam langsung menemui
orang itu yang sudah menunggunya di kafetaria yang ada di rumah sakit.Ternyata
setelah ditemui oleh Imam,orang tersebut adalah seorang pria paruh baya bernama
Soebroto seorang pengusaha dan pemilik sebuah rumah sakit di Batavia.
“Perkenalkan saya Soebroto atau biasa di panggil Broto dari Rumah Sakit Mitra
Kesehatan.”Ujar Soebroto.
“Oh..iya,saya dokter Imam Zulkifli.Maaf,ada perlu apa bapak ingin bertemu dengan
saya ?”Ujar Imam dengan ramah.
“Jadi begini,saya ini kan memiliki sebuah rumah sakit namanya Rumah Sakit
Pribumi,dan dalam rumah sakit yang saya miliki ini sedang kosong kursi
kepemimpinannya ,karena baru saja di tinggal direktur utamanya.Maka dari itu saya
ingin mengajak dokter Imam untuk bergabung sebagai direktur utama baru di rumah
sakit saya.Saya tahu dokter Imam ini adalah seorang dokter yang memiliki prestasi
baik,citra baik ,serta pekerja keras.Jika dokter Imam tidak keberatan besok siang
mungkin saya bisa mengajak dokter melihat-lihat dahulu rumah sakitnya.Bagaimana
dokter Imam?”Ujar Soebroto.
“Oke,kalau begitu besok mungkin saya akan melihat-lihat dahulu rumah sakitnya
sebelum saya memutuskan.”Ujar Imam.
“Oke,kalau begitu sampai bertemu besok dok.”Ujar Soebroto.
****
Keesokan harinya dengan ditemani Soebroto,Imam mengunjungi dan melihat-
lihat keseluruhan kondisi rumah sakit milik Soebroto.Setelah melihat-lihat seluru isi
dan kondisi rumah sakit,akhirnya Imam bersedia untuk bekerja di rumah sakit
tersebut.
“Kalau begitu mungkin besok dokter Imam sudah dapat memindahkan barang-
barang keperluan dokter di ruangan dokter.”Ujar Soebroto dengan ramah.
“Terima kasih pak sebelumnya.”Ujar Imam.
110
Pada hari esoknya saat di siang hari Ramli pergi ke sebuah bank untuk
membayar cicilan rumahnya.Saat itu ia mendatangi Teller bank untuk membayar
cicilan rumahnya,saat ia akan membayar cicilan rumah betapa terkejutnya ia ketika
salah satu pegawai bank yang melayaninya di Teller mengatakan bahwa cicilannya
telah lunas dilunasi oleh seseorang.
“Benar cicilan saya sudah lunas mbak?”Ujar Ramli.
“Benar Pak,di sini ada datanya bahwa cicilan rumah bapak telah dilunasi seseorang
kemarin siang.”Ujar pegawai bank.
“Kalau boleh tahu siapa orangnya mbak?”Ujar Ramli.
“Tunggu sebentar ya pak saya lihat dulu datanya.”Ujar pegawai bank.
“Berdasarkan data yang ada ,orang melunasi cicilan rumah bapak bernama Imam
Zulkifli.”Ujar pegawai bank.
“Oh..ya sudah,terima kasih mbak.”Ujar Ramli.
Setelah dari bank,Ramli langsung pergi menemui Imam di rumahnya.
“Tok..tok..tok..”Ramli mengetuk pintu.
“Eh..kau Ramli,ayo masuklah.”Ujar Imam dengan ramah.
“Waahh…sudah satu minggu tak datang ke rumah ini,ternyata sudah banyak berubah
pada rumah ini.”Ujar Ramli.
“Alhamdulillah,saya mulai bisa mencicil perabotan-perabotan rumah walaupun
sedikit.”Ujar Imam.
“Oh..iya,terima kasih banyak yaa kau sudah repot-repot melunasi cicilan rumah
saya.Saya jadi tak enak dengan kau Mam.”Ujar Ramli.
“Sama-sama Ram,tak apa kebetulan alhamdulillah saya lagi ada rezeki,jadi saya
ingin berbagi rezeki dengan sahabat sekaligus orang yang sudah saya anggap seperti
saudara sendiri yaitu kau Ram.”Ujar Imam.
“Alhamdulillah,terima kasih Mam.Semoga Allah selalu memurahkan rezekimu
Mam.”Ujar Ramli.
“Amiin,oh…iya mungkin saya belum cerita dengan kau Ram,bahwa saya akan
pindah kerja.Saya akan bekerja di Rumah Sakit Pribumi sebagai direktur
utama.”Ujar Imam.
“Sungguh ???kau akan menjadi direktur utama???”Ujar Ramli.
111
“Iya,Alhamdulillah kemarin Pak Soebroto menemui saya di rumah sakit dan
mempercayai saya untuk menjadi direktur utama di rumah sakit miliknya.”Ujar
Imam.
“Saya saluut sekali padamu,kau hebaatt !! akhirnya cita-citamu untuk menjadi
seorang dokter dan orang sukses perlahan mulai tercapai.”Ujar Ramli.
“Alhamdulillah,Ram.”Ujar Imam dengan senyuman.
****
Beberapa bulan kemudian,pagi itu Ratna yang baru saja menyelesaikan
tugasnya di Bandung selama beberapa bulan terlihat sedang berjalan sendirian di
lorong rumah sakit.Ia berniat untuk menemui Imam di ruangannya,namun saat ia tiba
di depan ruangan Imam,ia sangat terkejut karena sudah bukan Imam lagi yang
menempati ruangan itu melainkan dokter lain.
“Suster,dokter Imam sudah pindah ruangan ya?”Ujar Ratna.
“Bukan pindah ruangan lagi dok,tetapi sudah pindah rumah sakit.”Ujar Suster.
“Apa? Pindah rumah sakit??”Ujar Ratna terkejut.
“Iya,dok.Dokter Imam telah pindah rumah sakit sudah beberapa bulan yang
lalu.”Ujar Suster.
“Imam sudah pindah rumah sakit?”Batin Ratna.
“Suster tahu di rumah sakit apa tempat dokter Imam bekerja sekarang?”Ujar Ratna.
“Setahu saya dokter Imam sekarang menjadi direktur di rumah sakit Pribumi
dok.”Ujar Suster.
“Wow…Oke,kalau begitu terima kasih yaa Sus”Ujar Rata.
“Sama-sama dok.”Ujar Suster.
****
Siang itu Imam sedang mengadakan rapat dengan para dokter yang ada di
rumah sakit tempat ia bekerja.Rapat pada hari itu membahas mengenai rencana
programnya yang menerapkan sistem subsidi silang guna untuk pasien yang tidak
mamput.
“Jadi begini,sistem subsidi silang yang saya rencanakan itu ialah untuk membantu
pasien yang tidak mampu.Dengan cara,biaya cukup tinggi yang dibayarkan oleh
pasien kalangan mampu akan digunakan untuk membantu biaya pengobatan pasien
112
yang kurang mampu.Jadi dengan metode seperti ini saya rasa,kita dapat membantu
orang – orang sekitar kita yang membutuhkan.Bagaimana setuju dengan rencana
program saya?”Ujar Imam saat presentasi.
“Kami sangat setuju dengan rencana dokter,karena masih banyak pasien yang tidak
mampu di negara kita ini yang membutuhkan pengobatan gratis.”Ujar dokter Iwan.
“Iya betul dok,kami sangat setuju dengan rencana dokter !”Ujar para dokter yang
mengikuti rapat.
“Syukur alhamdulillah kalau begitu,oke rapat hari ini kita akhiri sampai disini.”Ujar
Imam.
Imam keluar dari ruang rapat,saat ia keluar dari ruang rapat tiba-tiba saja seorang
suster menghampirinya dengan membawa sebuah amplop berwarna putih.
“Dokter ini tadi ada titipan dari Pak Soebroto,dan tadi juga ada seorang wanita yang
ingin bertemu dengan dokter.”Ujar suster.
“Siapa wanita itu sus?”Ujar Imam.
“Saya tidak tahu siapa nama wanita itu,tadi wanita itu hanya berpesan bahwa ia akan
menemui dokter nanti sore di Lobby.”Ujar Suster.
“Oh..begitu,oke terima kasih ya sus.”Ujar Imam.
“Sama-sama dok.”Ujar Suster.
Imam langsung membuka amplop itu saat berada di ruangan kerjanya.Setelah
dibuka ternyata isi amplop itu adalah sebuah undangan perayaan ulang tahun
pernikahan Soebroto dan istrinya yang ke 25 tahun.Dalam undangan itu tertulis
bahwa pesta akan diselenggarakan lusa di Hotel Schomper yang merupakan salah
satu hotel mewah di Batavia.Di dalam undangan itu juga tertulis bahwa setiap
undangan diharapkan membawa pasangannya masing-masing karena akan diadakan
pesta dansa.
****
Hari sudah menjelang sore sebagian karyawan rumah sakit pulang menuju
rumah mereka masing-masing termasuk Imam yang terlihat sedang bersiap-siap
pulang,pada saat itu Imam baru saja keluar dari ruangannya dengan membawa
sebuah tas yang biasa ia pakai bekerja.Ketika Imam sedang berjalan di lobby,secara
kebetulan ia melihat Ratna yang sedang duduk di sebuah sofa sambil membaca
koran.
“Ratna ?”Sapa Imam.
113
“Eh..Imam,akhirnya kau pulang juga.”Ujar Ratna.
“Sudah lama menunggu?”Ujar Imam.
“Tidak belum lama kok.”Ujar Ratna dengan senyuman.
“Bagaimana kalau kita ngobrolnya di café saja?”Ujar Imam.
“Oke.”Ujar Ratna.
Imam dan Ratna berjalan menuju tempat parkir mobil.Ketika berada di tempat parkir
mobil,tertujulah mereka pada sebuah mobil berwarna krem.
“Wow…sepertinya mobil baru?”Ujar Ratna ketika melihat mobil Imam.
“Ah…tidak juga sudah lumayan lama.Ayoo masuk !”Ujar Imam.
****
Di waktu yang sama,sore itu Harlan baru saja pulang dari kantornya ia terlihat
sangat lelah sekali.Ia duduk di sebuah sofa yang berada di ruang keluarga.Saat ia
sedang lelah,dengan penuh rasa perhatian Latifah membawakan segelas air putih
untuk suaminya dan menaruhkan tas bawaan suaminya.Setelah menaruhkan tas,ia
pun langsung duduk di sofa di samping Harlan.
“Abang mau saya pijat?Sepertinya abang lelah sekali.”Ujar Latifah.
“Tak usah Latifah,abang sedang tidak ingin dipijat.”Ujar Harlan.
Tak lama kemudian Harlan mengeluarkan sebuah amplop berwarna putih dari dalam
kantung jasnya.Ia membuka amplop putih itu dan menunjukkannya pada Latifah.
“Tadi,ketika di kantor abang mendapat kiriman undangan dari Pak
Soebroto.Undangan perayaan ulang tahun pernikahan,dan katanya juga akan ada
pesta dansa.”Ujar Harlan.
“Kapan acaranya Bang?dan dimana?”Ujar Latifah yang begitu antusias dengan pesta
itu.
“Lusa di Hotel Schomper.”Ujar Harlan.
“Bawalah saya ke pesta itu Bang,saya ingin sekali datang ke pesta itu.”Ujar Latifah.
“Engkau mau datang ke pesta itu?,Tidak takut jika nanti mereka akan memandangmu
rendah,karena kondisi kau yang buta?”Ujar Harlan.
“Tidak bang, saya tidak takut,saya yakin mereka tidak akan memandang seperti
itu.”Ujar Latifah.
“Baiklah kalau begitu,besok kita akan datang bersama-sama ke pesta itu.”Ujar
Harlan.
114
Malam itu di waktu yang sama,Imam dan Ratna sedang menikmati makan
malam mereka di sebuah restoran.Obrolan ringan cerita masa lalu mereka ketika
sekolah serta tawa mengiringi makan malam mereka,hingga pada akhirnya secara tak
Ratna bercerita pada Imam bahwa ia sangat menyukai pesta,dan pesta pertamanya
adalah pesta ulang tahunnya yang ke tiga tahun yang dirayakan secara besar-
besaran.Imam nampak bergitu antusias saat mendengarkan cerita Ratna h,ingga pada
akhirnya dari obrolan tentang pesta itulah akhirnya Imam terbesit pikiran untuk
menunjukkan undangan pesta dari Soebroto dan menceritakan perihal pesta itu.
“Oh..iya kau pernah mengadakan sebuah pesta atau menghadiri sebuah pesta?”Ujar
Ratna.
“Saya tak pernah mengadakan pesta ataupun menghadiri pesta,tetapi ini…”Ujar
Imam sambil mengeluarkan undangan itu dan menunjukkannya pada Ratna.
“Mungkin saya akan menghadiri sebuah pesta,tetapi saya masih bingung dengan
siapa saya kesana?”Ujar Imam.
“Boleh saya lihat?”Ujar Ratna.
“Oh..ya,silahkan.”Ujar Imam.
Ratna melihat undangan itu,dan membaca seluruh isi undangan itu.
“Imam kau harus datang ke pesta ini !,acaranya nampaknya sangat menarik
sekali,terlebih lagi ada pesta dansa.”Ujar Ratna dengan antusias.
“Saya tahu itu,tapi saya tak tahu harus datang dengan siapa? Saya tak punya
pasangan.”Ujar Imam.
Tangan Ratna perlahan memegang tangan Imam.
“Kalau kau tak keberatan,saya bersedia menemani kau Imam.”Ujar Ratna.
“Sungguh?”Ujar Imam.
“Iya.”Ujar Ratna mengangguk dan tersenyum.
“Oke,kalau begitu esok lusa kau saya jemput.”Ujar Imam.
“Senang rasanya hati ini,akhirnya satu persatu pendekatan saya berhasil.Tak sabar
menanti pesta itu,terlebih lagi ada pesta dansa pasti suasana akan terasa
romantic.”Batin Ratna.
115
5 Dua hari kemudian.Suasana pesta malam itu nampak meriah,banyak sekali
tamu-tamu penting yang berdatangan ke pesta itu.Diantara tamu-tamu itu terdapat
juga Harlan dan Latifah yang baru saja tiba di pesta itu.Harlan dan Latifah
melangkahkan kakinya masuk ke ruangan pesta yang sudah ramai dengan
tamu.Ditengah-tengah para tamu tersebut,terlihat Soebroto dan istrinya yang tengah
asik berbincang-bincang dengan salah satu tamu di pesta itu.Saat itu Harlan dan
Latifah langsung datang menghampiri Soebroto dan istrinya untuk memberikan
ucapan selamat.
“Pak Soebroto?”Sapa Harlan.
“Pak Harlan?”Sapa Soebroto.
“Selamat atas ulang tahun pernikahan bapak,semoga bapak dan istri langgeng
selalu.”Ujar Harlan.
“Amiin,terima kasih lhoo pak Harlan sudah bersedia datang kesini.Oh..iya,ngomong-
ngomong ini istri anda?”Ujar Soebroto.
“Oh..iya perkenalkan ini istri saya namanya Latifah.”Ujar Harlan.
“Latifah.”Ujar Latifah.
“Soebroto.”Ujar Soebroto.
“Anda pintar sekali memilih istri,istri anda cantik sekali.”Ujar Soebroto.
“Aaahh…anda ini bisa saja.”Ujar Harlan.
“Oh..iya bagaimana dengan bisnis anda sekarang? Saya dengar sudah ada pimpinan
baru dalam perusahaan anda sekarang ini.Kalau boleh tahu siapa yang menjadi
pimpinan perusahaan anda sekarang?’’Sambung Harlan.
“Ya,Alhamdulillah sudah ada orang yang pas untuk menjadi pimpinan perusahaan
saya.Anda tahu sendiri saya dan istri ini tak memiliki anak,jadi saya harus
mendapatkan orang yang dapat dipercaya untuk memimpin perusahaan saya.Dia
sangat jenius,bijaksana dan rendah hati.”Ujar Soebroto.
“Ohh…wow.Beruntung sekali anda mendapatkan orang seperti dia.”Ujar Harlan.
Saat itu Soebroto langsung mencari Imam,ia pun langsung melihat-lihat orang-
orang yang ada di sekitarnya.Hingga pada akhirnya,ia melihat Imam yang
mengenakan sebuah jas berwarna hitam dan sedang menikmati segelas minuman
bersama Ratna.
116
“Nah…itu dia orangnya.”Ujar Soebroto menunjukkan Imam pada Harlan.
“Oh..itu orangnya Pak.”Ujar Harlan.
Harlan melihat Imam secara kurang jelas,ia hanya melihat Imam dari bagian
belakangnya saja saja.Tetapi,ia merasa seperti sudah tidak asing lagi dengan fisik
Imam dari belakang.
“Nanti saya akan kenalkan pak Harlan dengan pimpinan baru perusahaan saya
itu.”Ujar Soebroto.
“Terima kasih sebelumnya Pak,sepertinya saya sudah tak sabar ingin berkenalan
dengan orang yang menjadi pimpinan perusahaan bapak .”Ujar Harlan tersenyum.
Secara diam-diam tanpa sepengetahuan Soebroto,dari kejauhan Harlan terus
memperhatikan gerak-gerik Imam.
“Mengapa saat melihat pimpinan baru perusahaan Pak Soebroto itu saya merasa
sudah tak asing lagi?Sebenarnya siapa dia pimpinan perusahaan Pak Soebroto
itu?”Batin Harlan.
Pada pesta malam itu Imam datang bersama Ratna.Ia nampak gagah dan tampan
mengenakan jas berwarna hitam,begitu juga dengan Ratna ia juga tak kalah cantik
dengan Latifah pada malam itu.Imam dan Ratna sebenarnya sudah datang lebih
dahulu dari Latifah dan Harlan.Mereka juga yang lebih dahulu memberikan ucapan
selamat pada Soebroto dan istrinya.Namun,karena banyaknya tamu yang datang
Imam, Latifah,dan Harlan pun tidak saling bertemu.Hingga pada akhirnya saat Imam
dan Ratna tengah menikmati minuman yang disediakan,tiba-tiba saja Soebroto dan
istrinya bersama Harlan dan Latifah datang menghampirinya.
“Pak Imam?”Sapa Soebroto dari belakang.
Imam membalikan badannya.
“Eh..Pak Soebroto.”Ujar Imam.
Saat Imam membalikan badannya ia terkejut sekali saat melihat Soebroto datang
bersama Harlan dan Latifah.Begitu juga dengan Harlan,ia sangat terkejut sekali saat
bertemu dengan Imam dan mengetahui bahwa Imamlah orang yang dijadikan
Soebroto sebagai pimpinan perusahaannya.Pada saat itu,Harlan merasa sangat tak
menyangka sekali bertemu dengan Imam di pesta pada malam itu.Begitu pula dengan
Imam,ia sangat tak menyangka dapat bertemu kembali dengan Latifah dan Harlan
pada pesta malam itu setelah sekian lamanya mereka tak bertemu.
117
“Nah…ini dia Pak Harlan pimpinan baru perusahaan saya,namanya Imam
Zulkifli.Pak Imam perkenalkan ini rekan saya,namanya Harlan dan istrinya yang
bernama Latifah.”Ujar Soebroto.
“Imam Zulkifli?”Batin Latifah setelah mendengar nama Imam.
“Ehm…Harlan.”Ujar Harlan menjulurkan tangannya.
“Imam.”Ujar Imam berjabat tangan dengan Harlan.
Didepan Soebroto dan istrinya serta di depan para tamu-tamu yang hadir,Harlan
sengaja berpura-pura berkenalan dengan Imam,agar mereka tidak mengetahui bahwa
sebenarnya ia dan Imam sudah saling kenal sejak lama.Selain itu,Harlan juga sengaja
memperkenalkan Latifah sebagai istrinya pada Imam,agar membuat Imam panas.
“Oh..iya,perkenalkan ini istri saya namanya Latifah.”Ujar Harlan.
Dengan perlahan dan perasaan yang campur aduk,Imam mencoba memberanikan diri
untuk berjabat tangan dengan Latifah.
“Imam”Ujar Imam dengan menjulurkan tangannya.
“Latifah”Ujar Latifah berjabat tangan dengan Imam.
Pertemuan dengan Latifah pada malam itu sungguh tak ia sangka-sangka.Hatinya
senang dapat bertemu kembali dengan Latifah,tetapi ia juga sedih karena Latifah
pada malam itu bukanlah Latifah yang dahulu.Latifah pada malam itu adalah Latifah
yang sudah menjadi istri orang lain dan diperkenalkan sebagai istri orang lain.Selain
itu,Imam juga sedih dan prihatin saat melihat kondisi Latifah sekarang yang buta.
“Saya senang dapat bertemu kembali dengan kau Latifah,walaupun saya tahu kau tak
dapat melihat saya, dan tak mengetahui bahwa engkau bertemu kembali dengan
saya.Tetapi,saya juga sedih karena Latifah yang sekarang bukanlah Latifah yang
dahulu,melainkan Latifah yang sudah diperkenalkan sebagai istri dari orang
lain.”Batin Imam sambil menahan tangis dan menutupi rasa sedihnya.
“Apakah Imam yang saat ini berkenalan dengan saya adalah engkau Imam yang
selama ini saya rindukan?saya merasa tak ada yang asing saat menyentuh
tangannya,terlebih lagi saat mendengar namanya.Imam engkaukah itu?Engkaukah
Imam yang saat ini bertemu dengan saya?”Batin Latifah.
“Oh..iya Imam,wanita ini siapa?dia kekasih anda?”Ujar Harlan.
“Oh..iya perkenalkan ini Ratna , dia teman saya.”Ujar Imam memperkenalkan Ratna
pada Soebroto,Harlan dan Latifah.
Dengan senyuman Ratna dan Harlan dan juga Latifah saling berkenalan pada malm
itu.
118
Sepertinya Harlan tak mau berlama-lama lagi berada diantara Imam dan
Ratna.Karena sebenarnya ia sangat membenci pertemuan yang tak disangka-sangka
ini.Sebagai alasannya,ia pun ingin menikmati aneka hidangan lezat yang tersedia
bersama Latifah.
“Sepertinya hidangan-hidangan disini lezat sekali,boleh saya dan istri saya pergi
untuk menikmati hidangan ?”Ujar Harlan.
“Oh.,.tentu boleh,silahkan-silahkan.”Ujar Soebroto.
“Kalau begitu saya dan istri saya pamit dahulu.”Ujar Harlan dengan ramah.
“Oh..iya silahkan.”Ujar Soebroto.
“Ayo Latifah !”Ujar Harlan.
****
Satu jam kemudian pesta dansa dimulai,para tamu telah bersiap dengan pasangan
mereka masing-masing,alunan musik berirama lembut pun diputarkan.Seluruh tamu
menikmati pesta dansa pada malam itu,mereka terlihat terbuai dengan alunan musik
yang mengiringi pesta dansa pada malam itu.Diantara para tamu yang
berdansa,terlihat Harlan dan Latifah yang sedang berdansa walaupun sebenarnya
Latifah sendiri tidak menikmati berdansa dengan Harlan,tetapi ia tetap menutupinya
dari para khalayak.Selain Harlan dan Latifah,Imam dan Ratna juga nampak
berdansa.Ratna nampak menikmati berdansa bersama Imam.Namun lain halnya
dengan Imam,ia nampak tidak menikmati berdansa dengan Ratna,dan sesekali ia
selalu melihat kearah Latifah yang sedang berdansa dengan Harlan.
“Pesta dansa seperti inilah yang sebenarnya saya inginkan sejak dahulu.Sejak dahulu
saya selalu menginginkan sebuah pesta dansa,dan saya dapat melewatinya bersama
Imam.Tetapi,sayang kini saya harus melewati sebuah pesta dansa bukan dengan
Imam.”Batin Latifah.
Walaupun terlihat kurang menikmati pesta dansa pada malam itu,Imam tetaplah
berusaha menutupinya dari Ratna.Begitu juga dengan Latifah dan Harlan yang tetap
berdansa mengikuti alunan musik hingga secara tak sengaja Ia dan Imam
bersebelahan pada saat mereka sedang berdansa dengan pasangan masing-
masing.Disaat sedang berdansa,diam-diam sesekali Imam memandang Latifah yang
sedang berdansa dengan Harlan.
“Imam kau kenapa?”Ujar Ratna.
119
“Oh..tidak apa-apa.”Ujar Imam dengan senyuman.
“Oohh.”Ujar Ratna.
****
Tak lama kemudian disaat sedang berdansa,tiba-tiba saja Ratna memiliki ide
untuk bertukar pasangan dansa agar pesta dansa pada malam itu semakin asik.Ide
bertukar pasangan itu langsung ia usulkan pada Imam.
“Imam bagaimana kalau kita bertukar pasangan?agar pesta dansanya semakin
asik.”Ujar Ratna.
“Bertukar pasangan?”Ujar Imam.
“Iya,kita bertukar pasangan.Saya berdansa dengan Harlan dan kau berdansa dengan
Latifah,Bagaimana?”Ujar Ratna.
“Oke,Baiklah kalau begitu.”Ujar Imam dengan senyuman.
Ratna menghampiri Harlan dan Latifah yang sudah menepi dari area dansa dan
sedang menikmati minuman,dan pada saat itu Ratna mengajak mereka untuk
bertukar pasangan dansa.Karena tak enak dengan Ratna,pada akhirnya Harlan
terpaksa meninggalkan Latifah seorang diri dan menerima ajakkan dansa Ratna dan
pergi berdansa bersama Ratna.Disaat Latifah sedang sendiri sambil menikmati
minuman,tiba-tiba saja dari belakangnya terdengar suara seseorang yang
mengajaknya untuk berdansa.
“Maukah kau berdansa dengan saya?”Ujar Imam yang nampak canggung karena
sudah lama sekali tak bertemu dengan Latifah.
Latifah langsung membalikkan badannya kearah seseorang pria tersebut,dan ternyata
setelah Latifah membalikkan badannya, pria yang mengajaknya berdansa itu adalah
Imam yang memberanikan diri untuk mengajak Latifah berdansa.
“Sungguh kau ingin berdansa dengan saya?saya ini seorang wanita buta.”Ujar
Latifah.
“Saya tahu itu,dan saya pun sangat sungguh-sungguh untuk mengajak kau
berdansa.Jadi,maukah kau berdansa dengan saya?”Ujar Imam dengan lembut.
“Oke baiklah kalau begitu.”Ujar Latifah dengan senyuman.
Imam langsung menggandeng Latifah berjalan menuju area dansa ,dan beberapa
saat kemudian mereka pun mulai berdansa.Imam dan Latifah nampak begitu
menikmati dansa itu,alunan musik romantis diputarkan mengiringi pesta dansa pada
120
malam itu.Setelah beberapa menit berdansa,Imam dan Latifah terbuai dalam dansa
mereka dan alunan musik romantis yang diputarkan.Saat sedang berdansa mereka
sangat menikmatinya,sehingga membuat mata semua orang tertuju pada mereka
berdua.Mereka pun berdansa,berdansa dan berdansa terus hingga mereka berdansa
disebuah ruangan yang sepi dan hanya ada mereka berdua.Hati Imam terasa
bergejolak saat sedang berdansa,ia merasa senang dapat berdansa dengan Latifah
mantan kekasihnya,namun ia juga sedih karena keinginannya untuk dapat berdansa
bersama Latifah baru dapat terwujud setelah Latifah menjadi istri dari orang lain.
“Imam kau kah yang saat ini sedang berdansa dengan saya?”Ujar Latifah dengan
tetesan air mata.
“Tolong jawab Imam,saya dapat tahu kau ada disini dan sedang berdansa dengan
saya.Saya dapat merasakan kehadiranmu Imam.”Ujar Latifah dengan tetesan air
mata.
Imam terdiam sejenak,dan tak lama kemudian dengan tetesan air mata Imam
menjawab bahwa ia adalah Imam .
“Iya,ini saya Latifah.Mantan kekasih yang dahulu sangat engkau cintai.”Ujar Imam
dengan tetesan air mata.
“Imam sungguhkah ini engkau?kau Imam kekasihku?”Ujar Latifah dengan tetesan
air mata.
“Iya ini saya Imam yang dahulu pernah menjadi kekasih kau.”Ujar Imam dengan
tetesan air mata.
“Imam,saya sangat senang dapat bertemu kembali dengan kau,dari dulu saya ingin
sekali bertemu dengan kau.Imam bolehkah saya memelukmu?saya tahu,saya ini telah
menjadi istri orang lain,tetapi saya ingin memelukmu sekali saja.Jadi boleh kah saya
memelukmu?”Ujar Latifah dengan derai air mata.
“Iya,boleh.”Ujar Imam yang nampak canggung.
Disaat yang bersamaan,Ratna dan Harlan baru saja selesai berdansa.Namun
ketika selesai berdansa,Ratna tidak melihat keberadaan Imam sama sekali.Hingga
pada akhirnya ia pun memutuskan untuk mencari Imam.Ketika sedang mencari
Imam,Ratna kebetulan lewat di depan ruangan tempat Imam dan Latifah berada,dan
pada saat itu secara tak sengaja Ratna melihat Imam dan Latifah yang sedang
berpelukan.
“Pada malam ini jujur saja,saya senaaaangg sekali dapat bertemu dengan kau
Imam.Dari dulu semenjak kau pergi,saya selalu merindukkan kau,saya selalu ingin
121
bertemu kembali dengan kau Imam.Walaupun saya sekarang ini buta,saya tetap
senang dapat bertemu kembali dengan kau Imam.Terlebih lagi kita dapat berdansa
bersama pada malam ini,sungguh ini adalah hal yang tak pernah saya duga
sebelumnya Imam.”Ujar Latifah dengan tetes air mata saat sedang memeluk Imam.
****
Hati Imam semakin bersedih saat berpelukkan dengan Latifah hingga ia sudah
tak dapat lagi menahan air matanya lagi.Saat itu dari luar ruangan,Ratna mendengar
semua perkataan Latifah,hingga pada akhirnya dengan perasaan sedih dan kecewa ia
pun pergi meninggalkan ruangan itu.Saat sedang berpelukkan dengan Imam,tiba-tiba
saja Latifah kembali merasakan pusing dan sakit kepala yang teramat sangat
sakit.Selain itu tubuhnya juga terlihat semakin lemas.Hingga pada akhirnya Latifah
jatuh pingsan tak sadarkan diri.Saat mengetahui Latifah tak sadarkan diri,Imam
langsung terlihat panik,dan berusaha mencari cara untuk menolong Latifah.
“Latifah,bangun Latifah !! Latifah,bangun Latifah !!”Ujar Imam berusaha
membangunkan Latifah.
Dengan perasaan cemas dan khawatir Imam berusaha untuk membangunkan
Latifah,tetapi pada malam itu Latifah sama sekali tidak membukakan
matanya.Diwaktu yang bersamaan,langkah demi langkah Ratna meninggalkan
ruangan tempat Imam dan Latifah berdansa,hatinya terasa sangat sedih dan hancur
sekali saat melihat Imam dan Latifah yang nampak mesra pada malam
itu.Namun,disaat sudah beberapa langkah berjalan,secara tak sengaja ia mendengar
suara Imam seperti sedang meminta pertolongan.Ketika mendengar suara
Imam,Ratna langsung menghentikan langkahnya dan berjalan kembali menuju
ruangan itu.Saat itu Ratna melihat Latifah yang tak sadarkan diri dan Imam yang
tengah panik,dengan sigap ia langsung berusaha untuk membantu Imam menolong
Latifah walaupun ia masih merasakan sakit hati.Mengetahui Latifah tidak sadarkan
diri,Ratna langsung memberitahu Harlan,dan pada malam itu Imam,Harlan berserta
Ratna langsung membawa Latifah menuju rumah sakit.
122
Esok hari di waktu siang,Latifah terlihat masih terbaring tak sadarkan diri di
salah satu kamar rawat inap di rumah saki Pribumi.Suasana ruangan sangat sunyi
sepi dan hanya ada Harlan seorang yang sedang berharap akan kesadaran
Latifah.Dari luar ruangan tanpa diketahui oleh Harlan terlihat Imam yang masih
mengenakan pakaian kerjanya sedang melihat dan memperhatikan Latifah dari
jendela kamar.Raut w ajahnya terlihat sedih melihat kondisi Latifah yang terbaring
tak sadarkan diri.Sesekali air matanya menetes tetapi ia langsung mengelap air
matanya dengan tangannya,dan tetap berusaha menutupi kesedihannya yang
mendalam,hingga pada akhirnya Imam pun melangkahkan kakinya meninggalkan
ruangan itu.Saat Imam mulai berjalan meninggalkan kamar rawat inap,tiba-tiba saja
secara perlahan Latifah mulai menggerakan jari jemarinya dan mulutnya pun
beberapa kali menyebut nama Imam walaupun ia masih memejamkan kedua
matanya.Saat itu Harlan yang sedang berada bersama Latifah mengetahui dan
mendengar langsung bahwa istrinya itu menyebut-nyebut nama Imam.
“Dari lubuk hati kau yang paling dalam,ternyata kau masih sangat mencintai lelaki
itu.Mengapa lelaki itu selalu ada di dalam hati kau Latifah ?!!”Dalam hati Harlan
dengat sikap dinginnya sambil memandang wajah Latifah.
Secara diam-diam tanpa sepengetahuan Imam,dari jarak sekitar sepuluh meter
ternyata Ratna melihat Imam dan memperhatikan Imam yang sedang berdiri di depan
jendela kamar rawat inap tempat Latifah di rawat.Pada saat itu Ratna tak dapat
berbuat apapun,selain merasakan sakit hati yang mendalam.
****
Disore harinya,Ratna mendatangi kediaman Ramli sambil membawa sekotak roti.
“Tok…tok…tok…”Ratna mengetuk pintu.
“Assalamu alaikum…”Ujar Ratna.
Tak lama kemudian Ramli membuka pintu rumahnya.
“Waalaikum salam” Jawab Ramli.
“Eh…Ratna,ayo silahkan masuk ?”Ujar Ramli.
“Terima kasih bang.”Ujar Ratna.
Saat berada di dalam rumah,Ramli langsung memanggil Khadijah yang sedang
berada di dapur dan memberitahu kedatangan Ratna di rumahnya.
123
“Khadijaaahh…ini ada Ratna datang , tolong siapkan minuman untuk Ratna!”Ujar
Ramli.
“Tak usah repot-repot bang.”Ujar Ratna.
“Sudah tak apa-apa.”Ujar Ramli.
“Ohh…iya ini ada roti buat abang sekeluarga.”Uja Ratna.
“Ya…ampun kau pakai repot-repot segala,terima kasih ya Rat.”Ujar Ramli.
“Sama-sama Bang.”Ujar Ratna.
Tak lama kemudian Khadijah datang dengan membawa dua cangkir teh manis
hangat.
“Silahkan diminum dulu Ratna.”Ujar Khadijah dengan ramah.
“Ya..ampun Khadijah kau ini pakai repot-repot segala membuatkan teh.”Ujar Ratna.
“Ahhh….tidak kok.”Ujar Khadijah.
“Sebenarnya ada apa dengan kedatangan kau sore-sore ini Ratna?”Ujar Ramli.
“Maksud kedatangan saya kemari,sebenarnya ada yang saya ingin tanyakan pada
bang Ramli.Apakah bang Ramli kenal dengan wanita yang bernama Latifah?”Ujar
Ratna.
Ramli sedikit terkejut dengan pertanyaan Ratna yang menanyakan tentang Latifah.
“Ya,saya kenal dengannya.Memangnya ada apa Rat? Dan kenapa kau menyakan soal
Latifah?”Ujar Ramli.
“Saya hanya ingin tahu siapa sebenarnya Latifah?dan apa hubungannya dengan
Imam bang?”Ujar Ratna.
“Latifah adalah cinta lama Imam,cinta lama saat masih berada di
Banjarmasin.Dahulu sekitar sebelas tahun lalu,Imam dan Latifah pernah menjalin
cinta,namun sepuluh tahun lalu jalinan cinta mereka kandas karena tak mendapatkan
restu dari orang tua Latifah,dan Latifah memilih untuk menikah dengan pria lain
pilihan orang tua Latifah yang bernama Harlan.Sedangkan Imam,setelah mengetahui
bahwa Latifah telah menikah,ia memilih pergi ke Belanda mengejar mimpinya
untuk bersekolah kedokteran dan melepaskan cinta lamanya itu pergi dari
genggamannya.”Ujar Ramli.
Setelah mendengar cerita tentang Latifah dari Ramli,rasa sakit hati dan kecewa itu
semakin terasa menyakitkan buat Ratna.
“Tapi,sepertinya cinta lama yang dahulu pernah ia lepaskan kini telah datang
kembali padanya.Walaupun ia sudah tak dapat menggenggamnya lagi.”Ujar Ratna.
“Maksud kau Ratna?”Ujar Khadijah.
124
“Imam dan Latifah telah bertemu kembali.Mereka bertemu saat pesta dansa
kemarin.”Ujar Ratna.
Ramli dan Khadijah nampak terkejut saat mengetahui bahwa Imam dan Latifah telah
bertemu kembali.
“Jadi mereka telah bertemu kembali?”Ujar Ramli.
“Iya”Ujar Ratna mengangguk.
“Bahkan mereka sempat berdansa bersama di pesta dansa itu,tetapi pada saat Imam
dan Latifah sedang berdansa bersama tiba-tiba saja Latifah jatuh dan tak sadarkan
diri,hingga pada akhirnya kami membawanya ke rumah sakit.”Ujar Ratna.
“Jadi,Latifah sekarang sedang berada di Batavia,dan ia sedang di rawat di rumah
sakit?”Ujar Khadijah.
“Iya,sekarang ini dia sedang dirawat inap di rumah sakit tempat saya dan Imam
bekerja.”Ujar Ratna.
Tak lama kemudian Ratna melihat langit yang sudah mulai gelap,karena langit
yang sudah mulai gelap dan informasi yang didapat di rasa sudah cukup,Ratna pun
berpamitan pulang pada Ramli dan Khadijah.
****
Setelah dari kemarin malam tak sadarkan diri,akhirnya pada malam harinya
Latifah mulai siuman.Namun pada saat siuman,ia melihat sekelilingnya sangat sepi
sekali dan tak ada satu orang pun yang berada di dalam kamar itu selain
dirinya.Tetapi,tak lama kemudian Harlan pun datang dengan membawa makanan.
“Jadi kau telah sadar?Baguslah kalau kau telah sadar,jadi kita bisa cepat-cepat
pulang.”Ujar Harlan.
“Mengapa saya ada di rumah sakit Bang?”Ujar Latifah.
“Tadi malam kau pingsan.”Ujar Harlan.
“Lalu siapa yang membawa saya ke rumah sakit ini Bang?”Ujar Latifah.
“Ehhmmm….saya dan Ratna yang membawa kau ke sini.Lelaki yang berdansa
dengan kau itu,dia tak melakukan apapun disaat kau pingsan,malah dia
meninggalkan kau tergelelatak di lantai begitu saja.”Ujar Harlan dengan sikap
dinginnya.
“Tak mungkin Imam berbuat seperti itu Bang.”Ujar Latifah.
“Coba kau fikirkan saja !”Ujar Harlan.
125
Keesokannya di siang hari Imam terlihat sedang berjalan melewati lorong rumah
sakit menuju ruang kerja Ratna,karena sudah seharian ini ia tak melihat Ratna berada
di rumah sakit.Saat tiba di ruang kerja Ratna,Imam cukup terkejut karena ruang kerja
Ratna terlihat sangat sepi dan tak ada orang satu pun di dalam ruangan itu.
“Ruangnya sepi.Kemana Ratna?Apa dia tak masuk kerja hari ini?Tak biasanya dia
seperti ini.Biasanya jika dia tak masuk kerja pasti dia selalu memberi tahu
saya.”Batin Imam.
Setelah tak menemukan Ratna di dalam ruangannya,Imam meninggalkan ruang kerja
Ratna.Setelah meninggalkan ruang kerja Ratna,Imam langsung berjalan menuju
ruang perawat dan bertanya pada salah satu perawat yang ada di ruang itu.
“Selamat siang Pak Imam,ada yang bisa saya bantu?”Ujar perawat.
“Siang Sus,ehmm…saya mau tanya suster tahu ibu Ratna dimana?”Ujar Imam.
“Sepertinya hari ini ibu Ratna tidak masuk kerja Pak.”Ujar Perawat.
“Ohh..jadi begitu yaa,apakah suster tahu mengapa ibu Ratna tidak masuk kerja?”Ujar
Imam.
“Saya tidak tahu Pak,karena ibu Ratna hari ini tidak memberikan pesan apapun.”Ujar
Perawat.
“Ehhmm…kalau begitu terima kasih Sus.”Ujar Imam.
“Sama-sama Pak.”Ujar Perawat.
Imam pun memutuskan untuk kembali ke ruang kerjanya setelah tak
menemukan keberadaan Ratna di rumah sakit,namun di saat akan berjalan melewati
kamar tempat Latifah dirawat inap,secara tak sengaja ia melihat seorang dokter yang
tak lain adalah kawannya sendiri yaitu dokter Ibrahim beserta perawat masuk ke
dalam kamar rawat inap Latifah untuk melakukan pemeriksaan.Pada saat itu,Imam
langsung berhenti sejenak dan diam-diam dari balik jendela ia pun melihat Latifah
yang sedang diperiksa kondisinya oleh dokter Ibrahim.Pada saat dokter Ibrahim
melakukan pemeriksaan,Harlan pun juga ada di dalam kamar itu.
“Jadi bagaimana hasilnya dok?istri saya sakit apa?”Ujar Harlan.
“Begini Pak Harlan,dari hasil pemeriksaan istri anda terkena penyakit kanker mata
stadium lanjut.”Ujar dokter.
“Apa???istri saya sakit kanker mata dok???”Ujar Harlan terkejut.
126
“Iya,sepertinya istri anda sudah lama terkena kanker,tetapi mungkin baru terdeteksi
sekarang ini.”Ujar dokter Ibrahim.
“Tidak mungkin istri saya terkena kanker mata !”Ujar Harlan
“Ini benar Pak Harlan,berdasarkan pemeriksaan di dalam mata istri anda ditemukan
serpihan-serpihan benda asing.Serpihan bendah asing itu telah lama berada di dalam
mata istri anda dan menyebabkan infeksi pada kornea mata istri anda.Kalau boleh
tahu apakah dahulu istri anda pernah mengalami kecelakaan?.”Ujar dokter Ibrahim.
“Iya,dia pernah mengalami kecelakaan mobil sekitar sepuluh tahun lalu,dan
kecelakaan itulah yang membuatnya buta.”Ujar Harlan.
“Dari kecelakaan itu kemungkinan serpihan itu berasal,dan serpihan ini sudah
meninggalkan luka yang cukup lama pada mata istri anda,maka dari itu tumbulah
kanker pada kedua mata istri anda.”Ujar dokter.
“Lalu bagaimana cara penyembuhannya dokter?”Ujar Harlan.
“Penyembuhan dapat melalui operasi pembedahan,tetapi rasanya sulit untuk
dilakukan karena kanker mata istri anda yang sudah cukup parah.”Ujar dokter
Ibrahim.
Saat itu dokter hanya dapat mengatakan pada Harlan bahwa kanker yang diderita
Latifah sangat kecil untuk dapat disembuhkan,namun jika Latifah bersemangat untuk
hidup kemungkinan umur dapat lebih panjang.Ketika mendengar apa yang dikatakan
dokter,Latifah yang masih terbaring ditempat tidur merasa dirinya tidak dapat
menerima takdir yang harus ia hadapi.
“Tidak mungkin dok,tidak mungkin !!”Ujar Latifah dengan derai air matanya.
“ Semua ini sudah kehendak Allah SWT Bu Latifah,sekarang Bu Latifah hanya dapat
berdoa dan berusaha serta bersemangat dalam menjalani hidup.Saya yakin hanya
dengan doa,usaha dan semangatlah penyakit Latifah dapat disembuhkan.”Ujar
dokter.
“Maaf saya permisi dulu.”Ujar dokter Ibrahim.
Imam yang kala itu juga mendengar perkataan dokter serta menyaksikan
langsung reaksi Latifah,ia juga merasa sangat terkejut bahwa Latifah menderita
penyakit kanker mata stadium lanjut.Setelah mengetahui,Latifah terkena penyakit
kanker mata dan kemungkinan umurnya tak akan lama lagi, rasa penyesalan muncul
dalam diri Imam.Ia menyesal karena selama ini ia sudah beperasangka buruk pada
Latifah.Selain menyesal,Imam juga turut merasakan sedih yang mendalam saat
mengetahui Latifah menderita penyakit kanker mata dan umurnya kemungkinan
127
tidak akan lama lagi.Imam tahu dan dapat merasakan betul apa yang dirasakan oleh
Latifah.Maka pada saat itu Imam pun sempat meneteskan air matanya.
****
Keesokan harinya di pagi hari,Harlan pergi ke kantornya.Saat berada di ruang
kerjanya,ia dikejutkan dengan kedatangan beberapa karyawan di kantornya yang
memberikan laporan keuangan bahwa perusahaan mengalami kerugian besar secara
terus-menerus.Harlan merasa pusing tujuh keliling menghadapi kerugian besar yang
dialami perusahan perhotelan miliknya itu.Ia sudah berusaha menangani masalah
kerugian yang melanda perusahaannya itu,tetapi masalah tak kunjung selesai.Ia tak
mau perusahaan tersebut dijual,dan ia juga tak mau jatuh miskin.
“Apakah seluruh laporan keuangan ini sudah dihitung dengan benar?”Ujar Harlan.
“Kami sudah menghitungnya secara berulang kali pak.Dari masing-masing
cabang,juga melaporkan bahwa mereka mengalami kerugiaan.Bahkan sudah ada
beberapa cabang yang terpaksa harus gulung tikar.”Ujar karyawan.
“Hotel kita sudah sangat tertinggal,kalah saing dengan hotel milik Budi
Jaya.”Sambung karyawan itu.
“Ya…sudah kalau begitu ,silahkan anda tinggalkan saya sendiri.”Ujar Harlan.
****
Siang itu Latifah sedang terbaring diatas tempat tidur di kamarnya tak ada
Harlan yang biasanya berada di dalam kamarnya.Ketika,Latifah sedang sendirian di
kamarnya,tiba-tiba saja terdengar seseorang mengetuk pintu kamarnya dan
mengucapkan salam kepadanya.Suara itu nampak sudah tak asing lagi di telinga
Latifah,hingga akhirnya ia pun meminta orang tersebut masuk ke dalam
kamarnya.Seseorang yang mengucapkan salam dan mengetuk pintu itu ternyata
adalah Khadijah teman lama Latifah yang datang bersama Ramli dengan membawa
rantang yang berisi makanan.
“Latifah ?”Sapa Khadijah yang sudah lama sekali tak bertemu dengan Khadijah.
“Khadijah ?”Sapa Latifah juga.
Latifah dapat mengetahui bahwa yang datang itu adalah Khadijah melalui suara.
128
Siang itu Latifah merasa sangat senang sekali dapat dikunjungi oleh Khadijah,ia
juga tak menyangka ia dapat bertemu kembali dengan teman lamanya itu di
Batavia.Untuk melepas rindu disaat Khadijah datang,Khadijah dan Latifah pun
langsung saling berpelukan.
“Saya tak sangka dapat bertemu kembali dengan kau Khadijah.”Ujar Latifah dengan
memeluk erat Khadijah.
“Saya juga Latifah,saya senang sekali kita dapat bertemu kembali.”Ujar Khadijah.
“Oh…iya ngomong-ngomong kau tahu dari mana saya sedang di rawat di rumah
sakit ini?”Ujar Latifah.
“Kemarin Ratna yang memberitahu saya dan Bang Ramli.”Ujar Khadijah.
“Ohh…jadi Ratna.Ngomong-ngomong kau kesini datang bersama Bang Ramli?”Ujar
Latifah.
“Iya saya kesini bersama Bang Ramli,ini Bang Ramli.”Ujar Khadijah.
“Hai Latifah,gimana keadaan kau sekarang ini? Apa sudah ada perkembangan?”Ujar
Ramli.
Ketika ditanya mengenai keadaannya,Latifah tak kuasa untuk menahan
tangisnya.Hingga pada akhirnya dengan tetesan air mata,ia menceritakan mengenai
penyakit yang dideritanya pada Khadijah dan Ramli.Setelah Latifah bercerita
mengenai penyakit yang dideritanya,Ramli dan Khadijah sangat terkejut sekali dan
merasa sangat prihatin terhadap Latifah,hingga Khadijah pun tak kuasa juga untuk
mengeluarkan air matanya.
“Kau yang sabar yaa Latifah.”Ujar Ramli.
“Iya Bang pastinya.Bang Ramli sendiri apa kabar?Lama sekali kita tak bertemu”Ujar
Latifah dengan senyum manisnya.
“Alhamdulillah abang baik-baik saja.”Ujar Ramli.
“Syukurlah kalau begitu Bang.”Ujar Latifah.
“Latifah,mengapa harus seperti ini?Mengapa cobaan tak ada hentinya datang
menghampiri kau ?”Ujar Khadijah dengan tetesan air mata.
“Mungkin ini sudah suratan takdir dari yang maha kuasa yang harus saya lalui
Khadijah.Sudahlah kau tak perlu bersedih,saya tak apa-apa dan saya juga yakin suatu
saat nanti pasti saya akan sembuh.”Ujar Latifah.
“Oh…iya,saya dengar kalian berdua telah menikah?”Ujar Latifah dengan senyuman.
“Kami berdua sudah menikah beberapa tahun lalu dan kini kami telah memiliki satu
orang anak,maaf jika kami tak mengundang kau.Sebenarnya kami sangat ingin kau
129
hadir di acara pernikahan kami,tetapi saat itu kami tak dapat kontak kau
Latifah.”Ujar Khadijah.
“Tak apa,semoga kalian berdua selalu menjadi keluarga yang sakinah dan selalu
berada didalam kebahagiaan.”Ujar Latifah dengan suara seraknya.
“Amiin,terima kasih atas doanya Latifah.”Ujar Ramli dengan senyuman.
Tak lama kemudian Latifah mulai menanyakan soal Imam kepada Ramli.
“Bang Ramli,bagaimana kabar Imam?bagaimana ia sekarang ini?Apakah Imam telah
menjadi seorang dokter?”Ujar Latifah.
Ramli dan Khadijah terdiam dan saling menatap saat Latifah bertanya mengenai
Imam.
“Ehmm….Imam baik-baik saja,sekarang ia telah berhasil meraih cita-citanya
menjadi seorang dokter.”Ujar Ramli dengan rasa gugup.
“Syukurlah kalau begitu,saya senang sekali Imam telah berhasil meraih cita-citanya
menjadi seorang dokter.Apakah Bang Ramli tahu Imam berkerja di rumah sakit
mana?”Ujar Latifah dengan senyuman.
“Ehhmm…iya saya tahu Latifah.”Ujar Ramli dengan rasa gugup.
“Kalau boleh tahu Imam di rumah sakit mana Imam bekerja Bang?Saya ingin sekali
bertemu dengannya.”Ujar Latifah dengan suara serak.
“Ehmmm…..ehmmm…..Imam bekerja di rumah sakit ini Latifah,dia adalah
pimpinan di rumah sakit ini Latifah.”Ujar Ramli.
“Dan kemarin Ratna bercerita pada kami,bahwa disaat kau sedang pingsan Imam dan
Ratna lah yang membawa kau ke rumah sakit ini Latifah.”Sambung Khadijah.
Latifah sangat terkejut saat mengetahui Imam bekerja di rumah sakit tempat ia
dirawat,dan hatinya juga senang ketika mengetahui bahwa Imam bekerja di rumah
sakit tempat ia di rawat.
“Oh..iya saya bawakan makanan untuk kau Latifah,saya suapi engkau yaa?saya tahu
kau pasti belum makan siang.”Ujar Khadijah.
“Terima kasih yaa Khadijah sudah repot-repot membawakan makanan,kebetulan
sekali saya belum makan siang.”Ujar Latifah dengan senyuman.
“Ahh…tak apa-apa.”Ujar Khadijah.
****
Siang itu di hari yang sama,Harlan pergi ke sebuah café yang berada di tengah
kota, hanya untuk sekedar meminum kopi saja sambil menenangkan pikiran.Saat tiba
130
di café tersebut,ia melihat sebuah meja pelanggan yang kosong dengan sebuah surat
kabar yang berada diatas meja itu.Melihat meja yang kosong,ia pun langsung duduk
di meja itu dan memesan kopi yang ditawarkan oleh pelayan café.Sambil menunggu
pesanan kopi datang,Harlan membakar cerutunya dan membuka koran yang ada
diatas meja itu.Ketika membuka surat kabar itu,Harlan sangat terkejut sekali saat
membaca berita utama surat kabar itu yang mengatakan bahwa jasad Dani Fahrudin
telah ditemukan dan kini polisi tengah mencari siapa pembunuhnya?.Setelah
membaca berita utama yang ada di koran itu,hati dan perasaan Harlan merasa campur
aduk,ia takut dan cemas jika nanti ia tertangkap.
“Jadi jasad Dani telah ditemukan???”Batin Harlan dengan perasaan bercampur aduk.
Tak lama setelah membaca berita itu , tiba-tiba saja sebuah siaran radio
berkumandang dari sebuah radio yang di café itu yang mengatakan
“Jasad pengusaha muda Dani Fahrudin yang pernah dikabarkan hilang kini telah
ditemukan,dan polisi sedang mencari tahu siapa pembunuhnya.”
Tak lama kemudian setelah berita itu berkumandang,datanglah kopi pesanan
Harlan.Untuk menenangkan diri dan pikiran Harlan langsung mensruput kopi
pesanannya tersebut.Saat itu tidak hanya Harlan yang mendengar berita penemuan
jasad Dani dari radio,Latifah juga mendengar berita itu dari radio yang ada di kamar
tempat ia dirawat.Begitu pula dengan Ramli,Khadijah dan Imam mereka telah
membaca berita itu dari sebuah surat kabar yang mereka temukan di teras rumah
mereka masing-masing.
Di malam hari,disaat hanya ada Latifah seorang diri yang telah tertidur dalam
lelapnya,Imam membuka pintu kamar rawat inap Latifah dan masuk ke dalam kamar
itu dengan membawa sebuket bunga yang indah dan wangi.Sebuket bunga itu
sengaja ia beli tadi sore hanya untuk Latifah seorang.Imam melangkahkan kakinya
berjalan menuju tempat tidur,disaat itu ia menatap Latifah dengan seksama dengan
penuh makna cinta yang masih tersimpan di dalam hatinya yang paling dalam.Tak
lama kemudian,Imam menaruh sebuket bunga yang indah itu diatas meja yang ada
disamping tempat tidur Latifah, lalu ia melangkahkan kakinya berjalan keluar dari
kamar.Saat pagi tiba Latifah terbangun dari tidurnya,ketika bangun tidur ia mencium
aroma wangi yang sangat nikmat dihidung.Wangi itu datang dari atas meja yang ada
di samping tempat tidurnya.Latifah sangat penasaran dari mana wangi itu
131
berasal,hingga akhirnya ia meraba-raba meja itu dengan tangannya dan menemukan
sebuket bunga yang Imam tinggalkan khusus untuknya.
“Sebuket bunga?”Ujar Latifah.
Latifah mencium aroma wangi bunga itu,dan sangat menikmati aroma wanginya.
“Siapa yang menaruh bunga ini untuk saya?”Ujar Latifah.
Pada sebuket bunga itu Latifah menemukkan sebuah kartu ucapan,yang tertulis
“Semoga kau lekas sembuh,Maaf saya baru dapat memberikan sebuket bunga ini
untuk kau.Mungkin ini adalah bunga pertama yang saya berikan untuk kau”tulisnya
dengan huruf braile.
“Saya yakin pasti Imam yang memberikan bunga ini untuk saya.Saya akan simpan
bunga ini.”Ujar Latifah.
Selama beberapa hari ini,agar dapat mengerti huruf braile dapat menulis di kartu
ucapan itu dengan huruf braile,Imam rela menghabiskan waktu luangnya untuk
mempelajari huruf braile.Imam banyak mempelajari mengenai huruf braile dari
buku-buku yang ia beli di toko buku.
****
Pagi itu tepat pada pukul tujuh pagi Imam baru saja tiba di rumah sakit tempat ia
bekerja.Saat ia baru saja masuk ke ruangan kerjanya, ia melihat sebuah amplop surat
untuknya yang sudah tergeletak diatas meja kerjanya,dan pada amplop tersebut
tertulis nama Ratna sebagai pengirimnya.Imam langsung membuka amplop dari
Ratna,dan membaca seluruh isi surat dari Ratna.
Kepada Imam
Sahabatku
Assalamu alaikum,
Sahabatku Imam,maafkan saya sebelumnya jika saya tak pernah menceritakan
hal ini pada kau.Beberapa hari lalu saya telah mengajukkan surat pengunduran diri
saya ke bagian tenaga kerja dan surat itu kini telah disetujui.Saya mengundurkan
diri karena saya akan pergi meninggalkan Batavia dalam jangka waktu yang
lama.Saya akan pergi ke Aceh untuk mengabdi sebagai tenaga medis di klinik milik
keluarga saya.Maafkan saya jika selama ini saya memiliki salah pada kau
132
Imam.Terima kasih saya ucapkan atas semua kebaikanmu Imam,selamat tinggal
Imam,semoga kau selalu mendapatkan kebahagiaan.
Wassalam
Dari Sahabatmu
Ratna
Ratna memutuskan untuk pergi meninggalkan Imam selamanya,karena ia ingin
fokus pada pekerjaannya.Selain fokus pada pekerjaan,Ratna juga ingin melupakan
Imam dari ingatannya.Ketika menuliskan surat untuk Imam,Ratna sempat beberapa
kali meneteskan air matanya.Ratna menuliskan surat itu kemarin siang saat masih
berada di rumah kontrakannya.Dan pada sore hari sebelum berangkat ke pelabuhan
,ia datang sebentar ke rumah sakit Pribumi untuk menitipkan surat itu ke salah
seorang perawat di rumah sakit.Setelah dari rumah sakit,ia pun langsung pergi
menuju pelabuhan.Suasana pelabuhan pada sore itu sangat ramai dan sibuk,setibanya
di pelabuhan Ratna langsung melangkahkan kakinya naik keatas kapal.Dan tak lama
kemudian kapal yang ditumpangi Ratna berangkat menuju Nangroe Aceh
Darusalam.
Imam nampak terkejut setelah membaca seluruh isi surat dari Ratna.Disaat itu
juga ia langsung berpamitan pada salah seorang perawat di rumah sakit bahwa ia
akan keluar sebentar.Setelah berpamitan,ia langsung berlari menuju mobilnya yang
terparkir di tempat parkir mobil.Saat itu juga ia langsung pergi ke rumah kontrakan
Ratna.Namun,apa daya ketika sampai di rumah kontrakan Ratna,rumah kontrakan
Ratna terlihat kosong dan sudah tak ada seseorangpun yang tinggal di rumah
itu.Hingga pada akhirnya,ada seorang tetangga Ratna memberitahukan Imam bahwa
Ratna telah pergi kemarin sore.Tahu Ratna telah pergi ,akhirnya Imam pun
memutuskan kembali ke rumah sakit.Sebenarnya Imam ingin sekali membalas surat
dari Ratna,namun ia tak dapat membalas surat dari Ratna , karena ia tak tahu alamat
tempat tinggal Ratna di Aceh.
****
Di pagi yang sama tepat pada pukul sepuluh pagi Harlan terlihat sedang tidur di
kamar hotel dengan seorang wanita penghibur yang bernama Cyntia, yang tidur di
133
sebelahnya.Ketika sedang tidur tiba-tiba saja ia terbangun dan nampak seperti sedang
gelisah.
“Kau kenapa? Kenapa kau terlihat gelisah?”Ujar Cyntia.
“Saya ini sedang banyak pikiran.”Ujar Harlan.
“Pikiran? Apa yang sedang kau pikirkan?”Ujar Cyntia.
“Iya,istri saya sakit,harta kini mulai menipis.Selain itu kini polisi juga sudah mulai
mencari tahu siapa pembunuh Dani Fahrudin.Saya takut jika polisi tahu bahwa
sayalah yang membunuhnya.”Ujar Harlan dengan perasaan gelisah.
“Sudahlah kau tenang saja,lebih baik sekarang kau minum ini,lalu kita bersenang-
senang lagi.Kau lupakan semua itu,lagi pula polisi juga belum mengetahui bahwa
kaulah pembunuhnya.”Ujar wanita itu sambil memberikan satu botol minuman keras.
“Benar apa kata kau,lebih baik kita bersenang-senang saja dahulu.”Ujar Harlan
sambil menenggak minuman keras.
Selama satu malam Harlan tak pulang ke rumahnya dan tak juga menemani
Latifah di rumah sakit.Selama satu malam kemarin ia habiskan dengan mabuk-
mabukan di klub malam dan bersenang-senang dengan wanita penghibur yang
bernama Cyntia .Setelah menghabiskan waktu bersama Cyntia,Harlan pun langsung
pergi menuju kantor Budi Jaya dan menemui pemiliknya langsung yang bernama
Budi Jaya,untuk menawarkan perusahaan hotel miliknya yang sedang “kritis”.
“Jadi maksud kedatangan pak Harlan kemari untuk menjual perusahaan perhotelan
milik bapak?”Ujar Budi Jaya.
“Iya pak,saya mohon belilah perusahaan perhotelan milik saya itu.Saya jamin akan
menguntungkan buat bapak.”Ujar Harlan.
“Kalau boleh tahu mengapa anda menjual perusahaan anda pada saya?”Ujar Budi
Jaya.
“Perusahaan saya sedang mengalami masalah kerugiaan yang sangat besar,saya
sudah berusaha untuk menangani ,tetapi masalah tak kunjung selesai.Selain itu saya
juga sedang butuh uang pak untuk biaya hidup saya bersama istri saya.”Ujar Harlan.
“Ya…sudah kalau begitu saya hargai perusahaan anda sekian.”Ujar Budi Jaya.
“Harga segini telalu murah untuk sebuah perusahaan??? Apa tidak bisa lebih tinggi
lagi?”ujar Harlan.
“Pak Harlan perusahaan anda yang anda jual itu sedang dalam keadaan kritis,jadi
wajar saja jika saya hargai dengan harga murah.Kalau jika anda tidak setuju dengan
134
ya sudah saya tak akan membeli.Silahkan anda pikirkan lagi pak Harlan.”Ujar Budi
Jaya.
Setelah berpikir-pikir panjang,akhirnya keesokan harinya Harlan datang lagi ke
kantor Budi Jaya dan menyatakan bersedia untuk menjual perusahaannya dengan
harga yang diminta oleh Budi Jaya.
****
Siang itu Latifah yang sedang sendirian dikamar terlihat sedang menulis buku
hariannya dengan huruf braile.Dengan cekatan ia tulis satu persatu kata dengan huruf
braile diatas kertas buku hariannya.Dan sepertinya ia sedang menceritakan isi hatinya
yang baru saja mendapatkan kiriman bunga dari seseorang yang misterius yang ia
yakini adalah Imam sang pengirim bunga tersebut.Namun,disaat sedang menulis
tiba-tiba saja ia mendengar suara langkah kaki seseorang dari luar kamar yang
sedang berjalan menuju kamarnya.Ia takut seseorang yang berjalan itu adalah Harlan
yang akan masuk ke dalam kamarnya,dan secepat mungkin ia langsung
menyembunyikan buku harian itu didalam laci meja yang ada disamping tempat
tidurnya.Dan tak lama kemudian seseorang tersebut masuk kedalam kamarnya,dan
ternyata benar dugaan Latifah seseorang yang sedang berjalan menuju kamarnya itu
adalah Harlan.
“Abang kira kau sedang tidur Latifah?”Ujar Harlan.
“Tidak bang,Abang dari mana saja ?Mengapa beberapa hari ini tak datang kemari
menemani Latifah?”Ujar Latifah.
“Ehmm…tadi malam abang tidur di rumah,abang lelah jika tidur disini
terus.Oh..iya,itu abang bawakan kue untuk kau.”Ujar Harlan.
“Terima kasih bang,abang sudah repot-repot membawakan saya kue.”Ujar Latifah.
Tak lama kemudian secara tak sengaja Harlan melihat sebuket bunga yang ada
diatas meja yang ada di samping tempat tidur Latifah.Kedua mata Harlan langsung
tertuju pada sebuket bunga itu,dan ia pun langsung berjalan mengambil sebuket
bunga itu.Ketika melihat sebuket bunga itu,ia teringat pada kemarin sore secara tak
sengaja ia melihat Imam yang memasuki sebuah toko bunga,dan tak lama kemudian
Imam pun keluar dari toko bunga itu dengan membawa sebuket bunga yang sama
dengan yang ia lihat saat ini.Hati dan perasaan Harlan nampak sangat geram ketika
melihat sebuket bunga ini ada dikamar Latifah.
“Bunga ini pemberian dari siapa Latifah?”Ujar Harlan yang mulai geram.
135
“Saya tidak tahu bang.”Ujar Latifah.
“JANGAN BOHONG KAU SAMA ABANG !!”Ujar Harlan.
“Saya tidak bohong bang,Saya benar-benar tidak tahu.”Ujar Latifah yang mulai
ketakutan.
“ABANG TAHU KAU INI BOHONG,KARENA KAU INGIN KEMBALI
DENGANNYA KAN ?!!!”Ujar Harlan dengan keras.
Latifah sangat ketakutan saat itu,dan ia pun terlihat menangis.
“Saya sama sekali tak tahu bang.Bunga itu sudah ada meja sejak tadi pagi saat saya
baru saja bangun tidur.”Ujar Latifah dengan derai air mata.
“Sepertinya ia benar-benar tak tahu siapa pengirim bunga ini.”Batin Harlan.
“Oh..kalau begitu ya sudahlah,lebih baik kau buang saja bunga itu.”Ujar Harlan.
“Mengapa harus dibuang bang?”Ujar Latifah.
“Abang hanya tidak ingin kau menerima bunga dari orang lain, apalagi dari pria
lain.”Ujar Harlan.
“Tetapi saya sangat menyukai bunga ini bang,saya mohon ijinkan saya untuk
menyimpan bunga ini di rumah sekali ini saja bang.Selama ini saya kan tak pernah
meminta apapun pada abang.Tolong berikanlah izin pada istrimu ini bang ,untuk
merawat bunga ini.”Ujar Latifah.
Harlan pun terdiam sejenak,dan tak lama kemudian ia pun mengatakan pada
Latifah bahwa ia memperbolehkannya merawat bunga itu di rumah.Saat itu Harlan
memberikan ijin karena ia pikir Latifah tak mengetahui siapa pengirim bunga itu.
“Terima kasih bang,abang sudah memperbolehkan saya untuk merawat bunga
ini.”Ujar Latifah dengan rasa senang.
“Sudahlah.Oh..iya hari ini kita pulang ke rumah.”Ujar Harlan.
“Pulang ke rumah bang?tetapi saya kan belum sembuh total bang.”Ujar Latifah.
“Iya kita pulang ke rumah,tadi ketika sedang berjalan di lorong abang tak sengaja
bertemu dokter Ibrahim, dokter yang memeriksa kau,katanya kau sudah bisa pulang
hari ini.Maka dari itu dari pada kau berlama-lama disini,Abang pikir lebih baik kau
pulang hari ini.Jadi,nanti kita kemasi barang kau Latifah.”Ujar Harlan.
“Baik bang,syukurlah kalau saya sudah bisa pulang.”Ujar Latifah.
Harlan terpaksa membohongi Latifah dan memaksa Latifah pulang,karena ia tahu
Imam bekerja di rumah sakit ini.Dan ia sangat tak ingin Imam dan Latifah dapat
bertemu dan dekat kembali.
136
Beberapa jam kemudian setelah Latifah keluar dari rumah sakit,Khadijah dengan
ditemani Ramli datang ke rumah sakit tempat Latifah di rawat untuk menjenguk
Latifah kembali.Namun saat mereka datang,mereka melihat kamar itu sudah sedang
dibereskan dan dibersihkan oleh petugas kebersihan di rumah sakit.Saat itu mereka
langsung pergi menuju ruang administrasi dan bertanya pada petugas administrasi
mengenai Latifah.
“Maaf bu,saya ingin tanya apakah pasien yang bernama Latifah Nuraini masih di
rawat di rumah sakit ini?”Ujar Ramli.
“Tunggu sebentar yaa pak,saya lihat dulu datanya.”Ujar petugas administrasi.
“Maaf pak,pasien yang bernama Latifah Nuraini sudah tidak dirawat lagi
disini.Beliau baru saja tadi pulang.”Ujar petugas administrasi.
“Oh..jadi begitu,baiklah terima kasih.”Ujar Ramli.
Tak lama kemudian saat Ramli dan Khadijah masih berada di ruang
administrasi,seorang petugas kebersihan datang dengan membawa buku harian milik
Latifah yang tertinggal di dalam laci di kamar bekas Latifah di rawat,dan
memberikannya pada petugas adinistrasi tersebut.
“Bu,ini sepertinya barang milik pasien yang bernama Latifah ada yang tertinggal di
dalam kamar.”Ujar petugas kebersihan.
“Oh..iya,sini biar saya yang simpan.”Ujar petugas administrasi.
“Maaf bu,bagaimana jika kami saja yang simpan buku ini?kami berdua sahabat
Latifah.Nanti kami berdua yang berikan langsung buku ini pada Latifah.”Ujar
Khadijah.
“Oh…baiklah kalau begitu,buku ini saya serahkan pada anda berdua.”Ujar petugas
administrasi.
“Terima kasih”Ujar Khadijah.
137
6
Hari ini adalah hari libur bagi seluruh karyawan rumah sakit termasuk
Imam.Disaat hari libur seperti ini Imam selalu menggunakan hari liburnya untuk
mengajar di Geneeskundige Hoogeschool.Biasanya ia mengajar di Geneeskundige
Hoogeschool dari pukul delapan pagi hingga pukul satu siang.Selepas mengajar
biasanya Imam tak langsung pulang ke rumah,melainkan ia menghabiskan waktunya
di perpustakaan yang ada di Geneeskundige Hoogeschool untuk membaca buku-
buku tentang kedokteran.Disaat ia sedang berada di perpustakaan,secara tiba-tiba
saja ia terbesit ide untuk membangun sebuah perpustakaan di halaman
rumahnya.Mengingat ia masih memiliki halaman rumah yang luas dan cukup untuk
dibangun sebuah perpustakaan.Selain itu Imam juga berniat untuk menjadikan
perpustakaannya sebagai sarana tempat belajar gratis bagi siapa saja,maka dari itu ia
akan menggratiskan bagi siapa saja yang ingin meminjam buku yang ada di
perpustakaan miliknya kelak.Ketika terbesit ide untuk membangun
perpustakaan,pada sore harinya Imam langsung menemui Ramli yang sedang berada
di rumahnya untuk membicarakan idenya tersebut.
“Tok…tok….tok….”Imam mengetuk pintu rumah Ramli.
“Assalamu alaikum”Ujar Imam.
Tak lama kemudian Ramli datang menemuinya.
“Hai…Imam,masuklah !”Ujar Ramli.
“Duduklah !”Ujar Ramli.
“Rumah kau terlihat sepi,kemana Khadijah dan Hamdan?”Ujar Imam.
“Biasa dia sedang pergi sebentar bersama Hamdan membeli sembako.”Ujar Ramli.
“Maaf Ramli,saya datang sore seperti ini mengganggu istirahat kau.Habisnya saya
tak ada waktu lagi selain membicarakannya sore ini.”Ujar Imam.
“Buat apa kau ini meminta maaf,saya sama sekali tak terganggu dengan kedatangan
kau.Apa yang ingin kau bicarakan Imam?”Ujar Ramli.
“Begini,tadi siang saya terbesit ide untuk membangun sebuah perpustakaan di
halaman rumah saya,sebuah perpustakaan gratis untuk siapapun yang ingin membaca
dan meminjam buku.Mengingat rumah saya masih memiliki halaman yang luas dan
138
sayang jika tak dimanfaatkan.Menurut kau bagaimana jika dibangun sebuah
perpustakaan pada halaman rumah saya itu?”Ujar Imam.
“Wah..itu ide yang sangat bagus,saya sangat setuju Mam.Bagaimana jika nanti saya
bantu kau untuk mencari buku-buku yang bagus untuk disimpan di perpustakaan kau
Imam,bagaimana?”Ujar Ramli.
“Terima kasih sebelumnya Ram,saya sangat senang jika kau ingin membantu.”Ujar
Imam.
“Ah…sama-sama,lagipula kebetulan perusahaan penerbit tempat saya bekerja
banyak menerbitkan buku-buku yang bagus.Mungkin nanti kau dapat membeli buku-
buku dari perusahaan tempat saya bekerja dengan harga yang lebih murah.”Ujar
Ramli.
Pembicaraan mengenai perpustakaan ini berlanjut hingga keesokan siang harinya
disaat jam istirahat kantor,mereka makan siang bersama di café yang ada pusat kota.
“Jadi bagaimana dengan arsiteknya ?apakah kau sudah pikirkan itu Mam?”Ujar
Ramli.
“Rencananya saya akan pakai seorang arsitek Belanda yang sudah banyak
membangun gedung di Batavia ini.”Ujar Imam.
“Tetapi apakah kau sudah mendapatkan alamat atau kontak teleponnya?”Ujar Ramli.
“Saya tak mendapatkan kontak teleponnya tetapi saya telah mendapatkan alamat
rumahnya dari rekan-rekan saya.Dan besok rencananya saya akan menemuinya di
rumahnya.”Ujar Imam.
“Kalau begitu besok saya temani kau.”Ujar Ramli.
“Oke”Ujar Imam dengan senyuman.
Disaat sedang membicarakan mengenai pembangunan perpustakaan,tiba-tiba saja
Ramli menyinggung soal Latifah pada Imam.
“Oh..iya,Mam bagaimana keadaan Latifah?Apakah ia sudah mulai membaik?”Ujar
Ramli.
“Saya tak tahu Ram,dari sejak kemarin saya belum melihat keadaannya lagi.”Ujar
Imam.
****
Setelah pergi makan siang bersama Ramli,melalui seorang perawat yang sedang
berjaga, Imam meminta dokter Ibrahim,dokter yang merawat Latifah untuk datang
ke ruangannya.Dan pada siang itu juga tak lama kemudian dokter tersebut datang
139
menemuinya di ruangannya.Pada siang itu mereka berdua nampak membicarakan
penyakit yang diderita Latifah dan kesembuhan Latifah.
"Jadi benar Latifah terkena penyakit kanker mata dok?"Ujar Imam.
"Benar pak Imam,berdasarkan hasil pemeriksaan masih ditemukan serpihan-sepihan
benda bekas kecelakaan yang dialaminya dulu dibagian kornea matanya.Dari
serpihan-serpihan tersebut menimbulkan luka dan infeksi.Luka dan infeksi tersebut
sudah terlalu lama dan tak pernah diobati maka dari itulah muncul kanker."Ujar
dokter.
"Tetapi apakah masih dapat disembuhkan dok?Dan apakah Latifah masih dapat
melihat kembali?"Ujar Imam.
"Jika untuk melihat kembali hal itu tentu saja bisa,terlebih lagi Latifah hanya
membutuhkan donor kornea saja dan donor kornea tersebut tidak dapat dilakukan
oleh orang yang masih hidup.”Ujar dokter.
“Ohh…ya…yaa,jadi seperti itu.”Ujar Imam mengangguk.
“Lalu bagaimana dengan kankernya itu sendiri dok,apa masih dapat
disembuhkan?”Lanjut Imam.
“Kalau kankernya dapat disembuhkan dengan melalui oprasi,tetapi sepertinya
mengingat kanker Latifah yang sudah stadium lanjut kemungkinan untuk sembuh
sepertinya sangat kecil.”Ujar dokter.
"Ohhh...jadi begitu,apakah Latifah sudah mengetahui hal ini?"Ujar Imam.
"Pasien sendiri belum tahu soal ini pak,hanya suaminya saja yang sudah tahu."Ujar
dokter.
"Bagaimana kalau kita ke kamarnya sekarang?,kita beritahukan tentang ini"Ujar
Imam.
"Oke,baiklah kalau begitu pak."Ujar dokter.
Imam bersama dokter Ibrahim pergi ke kamar Latifah,namun ketika tiba disana
mereka dikejutkan dengan suasana kamar yang sepi seperti sudah tidak berpenghuni
lagi.Pada saat itu tak lama kemudian Imam dengan ditemani dokter Ibrahim,pergi ke
ruang administrasi dan menanyakannya pada petugas administrasi.Saat itu petugas
administrasi bilang pada Imam bahwa Latifah telah pulang kemarin siang.Imam
nampak terkejut sekali saat tahu bahwa Latifah telah pulang kemarin siang begitu
juga dengan dokter Ibrahim.
140
“Sebenarnya lebih baik pasien seperti Latifah ini di rawat terlebih dahulu sampai ia
lebih baik dari sebelumnya.Maafkan saya,saya tak tahu kalau Latifah telah
pulang.”Ujar dokter Ibrahim.
“Iya,saya juga berharap seperti itu.Sudahlah dokter Ibrahim tidak apa-apa.”Ujar
Imam.
"Terima kasih pak Imam.Maaf sepertinya saya harus kembali ke ruangan,karena ada
beberapa berkas yang harus saya tanda tangani."Ujar dokter.
"Oohh..baiklah silahkan kalau begitu dok."Ujar Imam.
****
Pada malam harinya Harlan dan Latifah sedang berada di dalam kamar.Pada
malam itu sebelum pergi tidur,Harlan memberitahukan pada Latifah bahwa
sebenarnya keuangan mereka kini sedang kritis,dan seluruh perusahaan telah dijual
demi kelangsungan hidup mereka.
“Latifah ada yang sebenarnya abang ingin beritahukan pada kau?”Ujar Harlan.
“Apa bang?”Ujar Latifah.
“Kau tahu sebenarnya keuangan kita kini sedang menipis,dan perusahaan hotel kita
juga telah abang jual ,karena keuangan kita tak mampu untuk menutupi kerugian
perusahaan.”Ujar Harlan.
Latifah sangat terkejut sekali saat mengetahui bahwa Harlan telah menjual
perusahaan.
“Jadi abang telah menjual perusahaan hotel kita??”Ujar Latifah.
“Iya,maka dari itu abang minta kau untuk menjual seluruh perhiasan milik kau,demi
kelangsungan hidup kita.”Ujar Harlan.
“Tetapi bang perhiasan-perihasan yang saya miliki adalah pemberian dari mama dan
abah.Tidak mungkin rasanya jika perhiasan ini harus dijual.”Ujar Latifah.
“Latifah ini demi kelangsungan hidup kita !!!”Ujar Harlan.
“Tapi bang…”Ujar Latifah.
“Tidak ada kata tapi-tapian,pokoknya besok kau harus jual perhiasan itu !!!”Ujar
Harlan.
Keesokan harinya dengan ditemani Harlan,Latifah dengan terpaksa menjual seluruh
perhiasan miliknya di sebuah toko perhiasan.Dari hasil penjualan perhiasan
141
itu,Harlan dan Latifah mendapatkan jumlah uang yang cukup banyak,yang dapat
digunakan oleh mereka untuk sehari-hari.
****
Keesokan harinya Imam bersama Ramli pergi menemui seorang arsitek Belanda
di rumahnya.Hari itu mereka membicarakan mengenai pembangunan perpustakaan
yang direncanakan oleh Imam.Imam menjelaskan secara detil mengenai
perpustakaan yang akan ia bangun.Setelah semuanya jelas,barulah sang arsitek
memberikan gambaran rancangannya begitu juga taksiran biaya biaya
pembangunan.Mengenai biaya rasanya tak masalah bagi Imam,seberapapun biayanya
akan ia bayar.Dan akhirnya setelah seluruh biaya disetujui oleh Imam,barulah
mereka melakukan kesepakatan.
“Lalu kapan anda rencananya akan melakukan survey di rumah saya?”Ujar Imam.
“Mungkin besok siang,saya akan datang ke rumah anda.”Ujar arsitek.
“Lalu kira-kira akan memakan waktu berapa lama untuk pembangunannya?”Ujar
Ramli.
“Kemungkinan delapan bulan lamanya,jika tak ada kendala.”Ujar arsitek.
“Oke,kalau begitu terima kasih banyak.Saya dan teman saya pamit dulu.”Ujar Imam.
“Oh..iya sama-sama,silahkan.”Ujar arsitek.
****
Siang itu Latifah sedang sendirian di rumahnya,tak ada Harlan kala itu, karena
dia sedang pergi tak tahu kemana.Pada waktu itu selagi Harlan sedang pergi,diam-
diam Latifah meminta seorang sopir pribadinya yang bernama Budi dan kebetulan
sedang menganggur di rumah untuk mengantarnya ke rumah sakit Pribumi.Satu jam
kemudian,ketika sampai di rumah sakit Latifah langsung bergegas pergi ke ruang
administrasi dan mengatakan pada salah satu petugas administrasi bahwa ia ingin
bertemu dengan seseorang petinggi di rumah sakit itu yang bernama Imam
Zulkifli.Namun,sangat disayangkan pada siang itu petugas adminitrasi mengatakan
padanya bahwa Imam sedang tidak ada di rumah sakit karena ia sedang mengadakan
pengobatan gratis di suatu tempat.Pada saat itu Latifah tak putus asa begitu saja,ia
meminta alamat pengobatan gratis itu dari petugas adminitrasi tersebut,karena ia
142
sangat ingin sekali bertemu dengan Imam.Setelah alamat didapat dengan diantar oleh
sopir pribadinya,Latifah pun langsung bergegas menuju alamat tersebut.
****
Setelah menemui arsitek Belanda itu,Imam langsung pergi ke tempat pengobatan
gratis yang ia lakukan bersama rumah sakit yang dipimpinnya.Lokasi pengobatan
gratis pada hari itu berada di sebuah perkampungan yang ada di Batavia,dimana para
warganya banyak yang dari kalangan kurang mampu.Suasana pengobatan pada hari
itu nampak ramai sekali,banyak warga yang memanfaatkan pengobatan gratis ini
untuk memeriksakan kesehatan mereka ataupun mengobati penyakit yang mereka
derita.Pada setiap pengobatan gratis yang diadakan,Imam nampak tak segan turun
tangan langsung ke lapangan seperti melayani pasien dan mengobati pasien secara
langsung walaupun ia sudah memiliki kedudukan di rumah sakit ternama di
Batavia.Bagi Imam,ia memiliki rasa kebahagiaan tersendiri apabila ia dapat
membantu orang lain dan bermanfaat bagi orang lain.Maka dari itu Imam sangat
dikenal luas oleh masyarakat sebagai dokter yang dermawan dan baik hati.Pada hari
itu juga satu per satu pasien ia layani dengan sangat ramah tamah walaupun pasien
yang nampak begitu banyak dan rasa lelah yang selalu menghampiri tetapi rasa lelah
itu ia hadang dengan semangatnya untuk dapat membantu orang lain hingga pasien
terakhir.Setelah seluruh pasien selesai dilayani,Imam pun beristirahat sejenak di
dalam tenda pengobatan gratis untuk melepas rasa lelah.Setelah beristirahat
sejenak,Ia pun langsung membereskan peralatan medis, karena pengobatan gratis
pada hari ini telah usai.Disaat Imam sedang membereskan peralatan medis,tiba-tiba
saja salah seorang perawat datang memberitahukan bahwa ada seseorang yang ingin
bertemu dengannya.
“Maaf Pak Imam,mengganggu sebentar?”Ujar perawat.
“Iya,ada apa sus?”Ujar Imam yang sedang membereskan peralatan
“Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Pak Imam.”Ujar Perawat.
“Ehm..siapa dia sus?”Ujar Imam.
“Dia seorang perempuan,dia tak menyebutkan namanya.”Ujar Perawat.
“Kalau begitu suruh saja dia masuk.”Ujar Imam.
“Baik Pak,akan saya panggilkan dia.”Ujar Perawat.
Tak lama kemudian Latifah menemui Imam dan menyapa Imam.
143
“Hai…Imam?”Sapa Latifah dengan halus.
Suara seseorang yang menyapa itu sudah tidak asing ditelinga Imam.Dan ketika
Latifah menyapanya,Imam nampak sangat terkejut dan ia juga nampak gugup begitu
pula dengan Latifah,ia pun juga terlihat gugup,karena sudah lama sekali mereka tidak
saling menyapa dan mengobrol seperti ini.
“Oh..Hai Latifah.”Ujar Imam dengan gugup.
“Maaf jika saya sudah mengganggu kau Imam.”Ujar Latifah.
“Tak apa,duduklah !”ujar Imam.
“Terima kasih.Sebenarnya dengan maksud kedatangan saya disini ada yang saya
ingin biacarakan pada kau Imam.Bisakah kita berbicara sebentar?”Ujar Latifah.
“Tentu bisa,tapi sebaiknya kita berbicara di luar saja.Kebetulan di dekat sana ada
sebuah kursi,mungkin kita dapat berbicara di sana sambil duduk di kursi
itu.Bagaimana?”Ujar Imam.
“Baiklah kalau begitu.”Ujar Latifah dengan senyuman.
“Sini biar saya bantu berjalan.”Ujar Imam membantu Latifah berjalan.
“Terima kasih sebelumnya Imam.”Ujar Latifah.
Latifah dan Imam nampak duduk di kursi ,pada saat itu mereka berdua terlihat
nampak canggung karena telah lama tak bertemu dan berbicara.
“Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan pada saya Latifah?”Ujar Imam.
“Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih pada kau Imam,karena kau yang
selama ini telah menolong saya.Seperti membawa saya ke rumah sakit pada saat saya
pingsan dan memberikan dokter terbaik seperti dokter Ibrahim untuk saya agar saya
mendapatkan penanganan yang maksimal.Kemarin ketika Khadijah dan Ramli
datang menjenguk,Khadijah bercerita bahwa kau lah yang menolong saya,kau bawa
saya ke rumah sakit terbaik dan kau berikan saya dokter terbaik seperti dokter
Ibrahim agar saya cepat sembuh.Khadijah juga bercerita bahwa ia dapatkan
informasi itu dari Ratna yang bercerita saat ia datang kerumah Khadijah.Jadi sudah
selayaknya saya ingin mengucapkan banyak terima kasih pada kau Imam.”Ujar
Latifah.
“Sebagai seorang teman sudah layaknya saling tolong menolong.”Ujar Imam.
“Oh…iya terima kasih juga atas bunga yang kau berikan untuk saya kemarin.Saya
sangat senang sekali.”Ujar Latifah.
“Bunga?,Bagaimana kau bisa menduga saya yang memberikan bunga itu untuk kau
Latifah?”Ujar Imam.
144
“Walaupun saya buta, saya dapat mengetahui keberadaan kau Imam.Sejak dahulu
sebelum saya seperti ini pun saya juga dapat mengetahui keberadaan kau, saat kau
berada di sisi saya,karena perasaan ini sangat kuat.Selain itu saya juga masih ingat
dengan yang semua telah lalui dahulu.”Ujar Latifah.
“Mengapa kau masih menyimpan memori yang pernah kita lalui dahulu?, Mengapa
kau masih mengingatnya?”Ujar Imam.
Latifah tak kuasa menahan air mata kesedihannya,saat akan menjawab pertanyaan
yang dilontarkan Imam.
“Memori itu terlalu indah,sehingga membuat saya takkan pernah lupa dengan semua
yang pernah kita lalui dahulu.Apakah kau masih menyimpan memori-memori indah
yang kita miliki dahulu di dalam ingatan kau Imam?”Ujar Latifah dengan tetesan air
mata.
“Memori-memori itu sudah tak ada lagi di dalam ingatan saya.Saya sudah kubur
dalam-dalam memori-memori itu.”Ujar Imam.
“Saya tak sangka,ternyata kau sudah melupakan semua masa-masa indah yang
pernah kita lalui dahulu.”Ujar Latifah dengan tetesan air mata.
“Saya tak berhak lagi untuk mengingat semuanya,karena orang yang ada dengan
saya di masa-masa indah itu,sudah memiliki lembaran masa-masa indah yang baru
dengan orang lain yang kini jadi suaminya.Jadi,saya rasa lebih baik saya melupakan
semuanya dan menguburkannya dalam-dalam, dari pada membuat sakit hati ini.”Ujar
Imam.
“Asalkan kau tahu Imam,walaupun saya telah menikah dengan Harlan tetapi kau
selalu masih ada di dalam ingatan saya.Semua memori-memori indah saat bersama
kau,masih selalu saya simpan didalam hati saya.”Ujar Latifah dengan tetesan air
mata.
“Sudahlah,lebih baik sekarang kau pulang.Hari sudah mulai sore,suami kau pasti
sudah menunggu di rumah.Nanti biar saya antar kau sampai rumah.”Ujar Imam.
“Tak perlu,ada sopir yang antar saya.”Ujar Latifah.
“Baiklah,kalau begitu saya antar kau sampai mobil.”Ujar Imam.
Hari itu Imam mengantar Latifah sampai ke mobilnya.
“Jujur saja saya sangat senang dapat bertemu kau kembali,dan saya juga sangat ingin
sekali dapat melihat wajah kau kembali Imam.”Ujar Latifah sebelum masuk kedalam
mobilnya.
145
“Ya…sama-sama saya juga sangat senang dapat bertemu kau kembali Latifah.Saya
juga sangat ingin sekali kau dapat melihat kembali.”Ujar Imam.
“Terima kasih banyak atas waktunya Imam,sampai jumpa.”Ujar Latifah sebelum
masuk kedalam mobil.
“Ya,sama-sama.Hati-hati di jalan.”Ujar Imam.
Mobil yang ditumpangi Latifah berjalan semakin jauh meninggalkan Imam.Disaat itu
Imam yang masih berdiri dibelakang mobil Latifah,terlihat mengeluarkan air
matanya.
“Maafkan saya Latifah,saya harus bohongi kau.Saya tak mau jika kau mengetahui
perasaan saya yang sebenarnya masih mencintai dan menyayangi kau.Karena,saya
tak ingin jika kau tahu kau akan kembali kepada saya dengan meninggalkan rumah
tangga yang selama ini telah kau bina bersama Harlan.”Batin Imam dengan tetesan
air mata.
****
Sore itu Latifah tiba di rumahnya.Saat tiba di rumahnya Harlan terlihat berdiri di
teras rumahnya sambil asik menghisap cerutunya.Sambil menghisap cerutu,Harlan
berjalan menghampiri Latifah yang baru saja keluar dari dalam mobil.
“HEY…DARI MANA SAJA KAU?!!!”Ujar Harlan dengan nada emosi.
“Saya habis dari rumah sakit bang.”Ujar Latifah.
“DARI RUMAH SAKIT?ADA URUSAN APA? MENEMUI SIAPA?IMAM SI
BRENGSEK ITU??!!!”Ujar Harlan.
“Bang Harlan,mengapa kau tak berubah?,dia itu bukan brengsek bang.Dia itu orang
baik,jika tak ada dia mungkin saja istrimu ini sekarang telah tiada.Saya menemuinya,
karena saya ingin mengucapkan banyak terima kasih padanya.”Ujar Latifah.
“SUDAH TAK USAH BANYAK OMONG KAU !! SEKARANG KAU MASUK !!
AYOO…MASUK !!!”Ujar Harlan menarik paksa tangan Latifah untuk masuk ke
dalam rumah.
Harlan memaksa Latifah masuk ke dalam rumahnya dengan cara kasar,ia pegang
erat tangan Latifah.Dengan cara kasar ia menarik Latifah dan mendorongnya masuk
ke dalam kamar.
“MULAI SEKARANG KAU TAK DAPAT PERGI KEMANAPUN,SAYA AKAN
MENGUNCI KAU DARI LUAR !!!”Ujar Harlan.
Saat itu dengan derai air mata dan sambil memeluk kaki Harlan, Latifah memohon
pada Harlan agar ia tak menguncikannya di dalam kamar.
146
“Tolong bang,saya mohon jangan kunci saya di kamar ini !”Ujar Latifah dengan
derai air mata.
Hati Harlan nampaknya sudah membatu,ia tak peduli lagi dengan Latifah yang
sedang memohon-mohon padanya agar ia tidak menguncikannya di kamar.Pada saat
itu,Harlan berusaha melepaskan kakinya dari Latifah dengan cara menendang
Latifah.Setelah kakinya terlepas dari Latifah,ia pun langsung pergi meninggalkan
Latifah dan menguncikannya di dalam kamar.
“Abaaangg…jangan kunci saya baaaanggg !!! Jangan kunci saya dikamar baaangg
!!!”Ujar Latifah sambil memukul-mukul pintu.
“TAHU RASA KAU SEKARANG !!! DASAR ISTRI TAK GUNA !!”Ujar Harlan.
Setelah menguncikan Latifah di dalam kamarnya,Harlan langsung menemui Budi
sopir pribadi yang mengantar Latifah yang masih berada di depan teras rumah.
“Maaf ada yang dapat saya bantu tuan?”Ujar Budi.
“Saya hanya ingin beritahukan pada pak Budi,bahwa mulai sekarang ini sampai
seterusnya pak Budi sudah tak perlu bekerja lagi bersama saya.Pak Budi saya
pecat.”Ujar Harlan.
“Tuan mengapa saya dipecat?Apa salah saya tuan?”Ujar Budi.
“SUDAH TAK USAH BANYAK TANYA,SEKARANG LEBIH BAIK KELUAR
DARI RUMAH SAYA !!!!”Ujar Harlan dengan emosi.
“Baik…baik..tuan.”Ujar Budi yang nampak ketakutan.
Untuk memastikan bahwa Latifah tidak dapat keluar dari dalam kamar,dan tak
ada yang menolong.Harlan pun menyewa sekelompok preman bersenjata api untuk
menjaga Latifah yang ia atur untuk menjaga dibeberapa sudut rumah.
****
Dua hari kemudian.Malam itu Ramli sedang berada di dalam ruang kerja yang
ada di rumahnya.Ia nampak sedang sibuk mengetik dengan menggunakan mesin
ketik pemberian dari Imam.Disaat Ramli sedang mengetik tak lama kemudian
Khadijah datang dengan membawakan secangkir teh manis hangat dan sepotong kue.
“Masih belum selesai bang menulis cerita pendeknya?”Ujar Khadijah.
“Sepertinya sedikit lagi.”Ujar Ramli.
Malam itu Ramli sedang mengetik sebuah cerita pendek gubahannya yang akan
dimuat di sebuah surat kabar cetakan perusahaan tempat ia bekerja.
“Cerita pendeknya tentang apa bang?”Ujar Khadijah.
147
“Tentang persahabatan saja.Abang ini sedang rindu sekali menulis,karena sudah
lama tak menulis.Selain itu,perusahaan juga meminta abang untuk menulis cerita
pendek dan memuatnya di surat kabar yang akan dicetak minggu depan karena
pembaca sudah lama menunggu cerita gubahan abang.”Ujar Ramli.
Semenjak bekerja di sebuah perusahaan penerbitan,Ramli sudah tak pernah menulis
lagi,karena ia sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai editor di perusahaan
penerbitan tersebut.
“Bang,saya dan Latifah itu kan telah lama berteman.Dan kami baru saja bertemu
kemarin setelah sekian lama tak bertemu.Kalau abang mengizinkan,boleh tidak
besok sore saya berkunjung ke rumah Latifah besok? sekalian saya ingin
memberikan buku harian milik Latifah yang kemarin tertinggal di rumah
sakit,kebetulan Hamdan kan juga sedang liburan di rumah neneknya.”Ujar Khadijah.
“Lhoo…memangnya Latifah sudah tak dirawat di rumah sakit?”Ujar Ramli.
“Latifah sudah pulang sejak beberapa hari lalu bang.Kemarin,saat saya berniat
menjenguk lagi Latifah di rumah sakit,petugas administrasi bilang bahwa Latifah
sudah pulang beberapa hari yang lalu.”Ujar Khadijah.
“Tapi,apakah kau tahu alamat rumah Latifah di Batavia?”Ujar Ramli.
“Kita kan telah mendapat alamatnya.Masa abang tak ingat?”Ujar Khadijah.
Pada saat Khadijah dan Ramli menjenguk Latifah di rumah sakit,Khadijah
sempat meminta alamat rumah Latifah pada Latifah,dan Latifah pun dengan senang
hati memberikan alamat rumahnya pada Ramli dan Khadijah.
“Ya,boleh dong.Masa abang larang kau bertemu dengan Latifah.”Ujar Ramli.
“Terima kasih yaa bang.”Ujar Khadijah sambil memeluk Ramli.
“Iya,sama-sama.”Ujar Ramli.
****
Keesokan harinya pada pukul empat sore,Khadijah berangkat menuju rumah
Latifah dengan menumpangi sebuah kereta kuda.Ketika sampai di depan rumah
Latifah,Khadijah meminta kusir untuk menunggunya sebentar.Dan saat turun dari
kereta kuda,ia melihat sekelompok orang bersenjata yang tengah berjaga di rumah
Latifah.Secara perlahan Khadijah melangkahkan kakinya berjalan masuk ke area
depan pintu gerbang rumah Latifah,namun saat berada di pintu gerbang seorang pria
dengan membawa senjata api yang tengah berjaga di pintu gerbang rumah
Latifah,datang menghampiri Khadijah.
148
“Maaf siapa anda?dan ada keperluan apa datang kemari?”Ujar priatersebut dengan
tegas.
“Saya Khadijah,teman Latifah nyonya di rumah ini.Bolehkah saya bertemu dengan
Latifah?”Ujar Khadijah.
“TIDAK BISA !!! LEBIH BAIK SEKARANG ANDA PULANG !!!”Ujar pria
tersebut mengusir Khadijah.
“Tapi Pak,saya ini sahabatnya Latifah !”Ujar Khadijah.
“LEBIH BAIK SEKARANG ANDA PULANG !!!”Ujar orang bersenjata itu.
Khadijah nampak ketakutan dan akhirnya ia pun memutuskan untuk pulang dengan
menumpangi kereta kuda yang sudah menunggunya di depan rumah Latifah.
“Sepertinya ada sesuatu yang terjadi pada Latifah.Saya harus beri tahu bang Ramli
dan bang Imam sekarang juga.”Batin Khadijah.
Ketika itu Ramli sedang berada di ruang kerjanya,ia sibuk mengetik cerita
pendek gubahannya.Setelah sekian jam mengetik,akhirnya cerita pendek gubahannya
itu selesai juga ia ketik.Setelah selesai diketik,ia membawa lembaran-lembaran cerita
pendeknya itu kedalam kamarnya untuk disimpan di lemari.Setelah disimpan di
dalam lemari,saat ia berada di dalam kamarnya,ia melihat buku harian milik Latifah
yang seharusnya dibawa oleh Khadijah tertinggal diatas tempat tidurnya.
“Bagaimana si Khadijah ini??,buku harian milik Latifah bisa-bisanya
tertinggal.”Ujar Ramli.
Namun pada saat itu,rasa penasaran untuk membuka dan membaca isi buku
harian milik Latifah menghampiri Ramli.Tetapi berungkali ia berusaha
mengurungkan niatnya itu.
“Penasaran juga saya dengan isi buku ini,apa lebih baik saya buka lalu saya baca saja
isi buku ini?”Batin Ramli.
“Ahh…tetapi kan buku ini berisi rahasia Latifah,tak sopan jika saya
membacanya.”Batin Ramli.
“Sepertinya jika tak ketahuan siapapun,tidak apa-apa saya membacanya.Siapa tahu
ada sesuatu hal penting yang Latifah ungkapkan pada buku ini.”Batin Ramli.
Saat itu diam-diam Ramli membaca buku harian milik Latifah,tetapi ia hanya
dapat membaca beberapa halaman saja.Karena hanya beberapa halaman tulisan yang
menggunakan huruf abjad,dan selebihnya sudah menggunakan huruf braile yang
sama sekali ia tak dapat mengerti.
149
“Apa sebaiknya saya temui Imam saja sekarang? saya tak mengerti huruf-huruf
ini,lagipula saya rasa Imam harus tahu mengenai isi buku harian ini.”Batin Ramli.
Setelah membuka beberapa halaman ,Ramli pun langsung pergi ke rumah Imam.
Hari itu langit sudah mulai gelap,suara azan maghrib berkumandang mewarnai hari
yang mulai malam.Imam melaksanakan shalat maghribnya di musholla yang ada di
rumahnya,selepas shalat maghrib dan berdoa tak lama kemudian terdengar seseorang
mengetuk pintu rumahnya.Imam yang masih mengenakan peci pun langsung
bergegas membukakan pintu,dan setelah dibuka terlihatlah Ramli yang berdiri di
depannya dengan membawa buku harian milik Latifah.
“Ramli?”Sapa Imam.
“Ayo,masuklah !”Ujar Imam.
“Mengapa kau terlihat panik sekali Ramli?sebenarnya apa yang terjadi?”Ujar Imam.
“Ini saya bawakan ini untuk kau,kau bacalah sekarang !”Ujar Ramli memberikan
buku harian itu pada Imam.
“Ini kan buku harian milik Latifah,yang pernah saya berikan dahulu.Kau dapatkan
dari mana ini Ram?”Ujar Imam.
“Saya dapatkan buku itu kemarin,ketika di rumah sakit.Ketika saya dan Khadijah
berniat untuk menjenguk kembali Latifah di rumah sakit saya dapatkan buku itu dari
petugas administrasi.”Ujar Ramli.
“Sudah lebih baik kau baca buku harian itu sekarang Imam !”Ujar Ramli.
Secara perlahan Imam mulai membuka buku harian itu,dan lembar demi lembar ia
membaca seluruh isi curahan hati Latifah yang ia tuangkan di dalam buku itu.
“Sedih hati ini rasanya,hubungan cinta yang telah lama saya jalani
bertentangan dengan kedua orang tua.Saya tak tahu harus bagaimana?saya lelah
dengan semua keadaan ini.Saya sangat mencintai Imam,saya sangat ingin sekali
dapat bersatu dan bersama Imam dalam sebuah maghligai pernikahan dengan
penuh kebahagian tanpa menyakiti perasan siapapun termasuk kedua orang
tua.Cinta ini sudah sulit rasanya untuk dipisahkan sekalipun dengan status
sosial.Dalam kehidupan,saya selalu membayangkan untuk dapat selalu berada di
sampingmu Imam dan selalu bersamamu.Tetapi mengapa saya dan Imam harus
mendapatkan cobaan yang berat ini ?”
150
“Dengan terpaksa saya harus rela menikah dengan Harlan,karena saya harus
memilih kedua orang tua.Sungguh pilihan yang sangat berat sekali,yang membuat
saya tak dapat melakukan apa-apa ,selain menuruti perintah orang tua yaitu
menikah dengan Harlan,walaupun saya tak pernah cinta padanya.”
Dari sekian tulisan yang dituliskan oleh Latifah pada buku hariannya,sebagian
tulisan –tulisan tersebut memakai huruf braile.Tetapi,walaupun Latifah
menuliskannya dengan huruf braile,Imam tetap berusaha untuk membaca tulisan –
tulisan tersebut ,dan memahami isi curahan hati Latifah,karena ia telah mempelajari
huruf braile sebelumnya.
“Semakin hari rasa rindu ini semakin menusuk di hati meskipun saya tak tahu
kau berada dimana saat ini,saya selalu merindukanmu.Saya teringat selalu setiap
momen indah bersamamu,disaat kita pertama kali bertemu,dan di saat kita berada di
hulu sungai,serta disaat kau menyatakan cinta pada saya di Pasar Apung.Hati ini
sangat rindu sekali,rasanya ingin sekali saya bertemu dengan kau,dan melihat kau
tersenyum bahagia walaupun sebentar saja.”
“Tahun ini adalah tahun ketujuh pernikahan saya bersama
Harlan.Tapi,mengapa sikap suami saya pada saya tak pernah berubah?padahal
saya sudah selalu berusaha untuk mencintainya dan berusaha menjadi seorang istri
yang baik menurut agama dan norma masyarakat.Ya tuhan mengapa kebahagiaan
belum juga datang pada hambamu ini.Padahal fisik,hati dan perasaan hamba sangat
sakit sekali memiliki suami yang selalu melakukan kekerasan pada hamba.Tanpa
hamba ketahui apa salah hamba.”
Walaupun tak membaca seluruh isi buku,air mata nampak menetes membasahi
wajah Imam,ketika ia membaca curahan hati-curahan hati wanita yang ia cintainya
itu.
“Sepertinya sesuatu yang buruk sedang menimpa Latifah.”Ujar Imam.
“Ayolah Imam,selagi belum terlambat kita harus selamatkan Latifah !”Ujar Ramli.
“Saya punya firasat buruk terhadap Latifah,sepertinya Latifah tak bahagia dengan
pernikahannya,dan sepertinya Harlan tidak menyayanginya sebagai istri.”Ujar Ramli.
151
“Saya juga punya firasat seperti itu,bahkan firasat saya sepertinya lebih buruk dari
firasat kau Ram.”Ujar Imam.
“Ayoo ! kita pergi ke rumah Latifah sekarang.”Ujar Imam.
Sangat kebetulan sekali,selang beberapa detik kemudian Khadijah tiba di rumah
Imam.Setibanya di rumah Imam,setelah membayar ongkos kereta kuda,Khadijah
yang terlihat sedang panik dan terburu- buru, langsung mengetuk pintu rumah Imam
dan menemui Imam.
“Tok…tok…tok…”
“Assalamu alaikum…bang Imam…bang Imam !”Ujar Khadijah.
“Nah…itu sepertinya itu suara Khadijah,kebetulan sekali dia datang.Dia tahu alamat
rumah Latifah dan dia baru saja datang dari rumah Latifah.”Ujar Ramli.
Hari itu langit sudah gelap,Imam pun langsung membukakan pintu dan menyuruh
Khadijah masuk.
“Bang Ramli,kebetulan abang ada di sini.”Ujar Khadijah dengan nafas yang
tersenggal-senggal.
“Apa yang sebenarnya terjadi Khadijah?Ada apa sebenarnya?”Ujar Imam yang
sudah terlihat panik.
“Kita-kita harus segera selamatkan Latifah,karena dia sepertinya di sekap di
rumahnya sendiri ! tadi barusan saya lihat banyak sekali sekelompok orang
bersenjata berjaga di sekeliling rumah Latifah.Ayo lebih baik kita selamatkan Latifah
sekarang, kita tak boleh biarkan dia menderita !!!”Ujar Khadijah.
“Ayo kita berangkat sekarang !!!”Ujar Imam.
Pada malam itu juga Imam,Ramli dan Khadijah pergi menuju rumah Latifah
dengan menggunakan mobil pribadi milik Imam.Pada malam itu,Imam nampak
panik takut terjadi sesuatu pada Latifah maka dari itu ia pun mengemudikkan
mobilnya dengan kecepatan tinggi.Tak lama kemudian mereka pun tiba di area
komplek rumah Latifah.Saat tiba di komplek rumah Latifah,Imam memarkirkan
mobilnya di depan komplek rumah Latifah.
“Khadijah sebaiknya kau tunggu di mobil saja,biar saya dan Ramli yang masuk ke
dalam.”Ujar Imam.
“Oh..iya,hati-hati bang,dan hati-hati juga bang Ramli.”Ujar Khadijah.
“iya pastinya.”Ujar Ramli.
“Ayo..Ram !”Ujar Imam.
152
Imam dan Ramli berjalan secara pelan-pelan menuju rumah Latifah agar tidak
ketahuan siapapun.Hingga tak lama kemudian setelah mereka berjalan pelan-
pelan,akhirnya mereka tiba juga di depan rumah Latifah.Agar tidak ketahuan pula
mereka juga harus berbicara dengan suara pelan-pelan.
“Kau yakin ini rumah Latifah?”Ujar Ramli dengan suara pelan-pelan.
“Insya Allah ini benar rumah Latifah.”Ujar Imam dengan suara pelan-pelan juga.
“Bagaimana kalau kita cara jalan lain untuk kita masuk?siapa tahu kita bisa masuk
lewat belakang rumah.”Ujar Ramli.
“Ohh…bagus juga itu Ram,okelah kalau begitu kita cari jalan lain.”Ujar Imam.
Imam dan Ramli mencoba mencari jalan lain untuk dapat masuk ke rumah
Latifah.Mereka berdua mengelilingi sekitar rumah Latifah,hingga akhirnya mereka
menemukan jalan masuk ke rumah Latifah yaitu dengan melalui pintu
belakang.Secara perlahan Imam dan Ramli memasuki halaman belakang
rumah,disaat itu terlihatlah tiga buah mobil milik para preman-preman itu yang
terparkir dihalaman belakang rumah.Disaat mereka sudah memasuki area halaman
belakang rumah,tiba-tiba saja terlihat seorang preman bersenjata api keluar dari
dalam rumah.Saat itu Imam dan Ramli cepat-cepat bersembunyi,bersembunyi dibalik
salah satu mobil yang terparkir.Tak beberapa lama kemudian disaat preman itu
sedang lengah,Imam dan Ramli dengan cepat menghampiri preman tersebut dan
mengroyok preman tersebut hingga preman tersebut tewas tak berdaya.Setelah
preman tersebut tewas dengan cepat Imam langsung mengambil senjata api laras
panjang yang dipegang preman tersebut,lalu ia bersama Ramli secara perlahan
langsung masuk ke dalam rumah Latifah melalui pintu dapur.Pada saat memasuki
rumah,hanya terlihat preman-preman yang sedang berkumpul di ruang keluarga
sambil meminum minuman-minuman keras.Tak ada Harlan pada malam itu,karena ia
sedang menghabiskan malam bersama seorang wanita penghibur di klub malam.
“Dimana Latifah?”Ujar Ramli dengan suara pelan-pelan.
“Saya yakin pasti dia masih ada di sini.”Ujar Imam dengan suara pelan-pelan juga.
“Ya,sudah lebih baik sekarang kita bersembunyi disini dahulu,kita pantau keadaan
rumah dahulu.”Ujar Ramli.
Pada saat itu para preman tersebut terlihat sedang asik bermain kartu sambil
meminum-minuman keras.
“Heh…ngomong-ngomong kemana si Ujang?Dari tadi jaga dibelakang rumah tak
kembali-kembali.”Ujar boss preman.
153
“Mungkin lagi asik jaga kali boss.”Ujar salah satu preman.
“Sini biar saya cek ! takutnya ada sesuatu terjadi.”Ujar preman yang lain.
Salah satu preman mencoba untuk mengecek rekan mereka yang berjaga di
halaman belakang rumah.Namun,ketika melewati dapur Imam dan Ramli yang
sedang bersembunyi didalam sebuah lemari didapur langsung membuka pintu lemari
tersebut dan langsung menghajar preman tersebut dengan pintu lemari.Pada saat itu
preman tersebut sempat melakukan perlawanan dan beberapa kali melepaskan
tembakan namun Imam dan Ramli berhasil menghindari peluru yang keluar dari
tembakkan itu dan pada akhirnya mereka dapat melawan preman itu hingga preman
itu tewas.
“Huhh…ternyata saya ini jago juga bela diri.”Ujar Ramli.
Suara keributan saat Imam dan Ramli adu jotos dengan preman itu dan suara
tembakkan yang dilepaskan oleh preman itu terdengar oleh preman-preman yang
sedang berkumpul di ruang keluarga.
“SUARA KERIBUTAN APA ITU??!!!”Ujar boss preman.
“Boss lebih baik sekarang kita datangi saja si Ujang sama si Tatang sepertinya ada
sesuatu yang mencurigakan.”Ujar salah seorang preman.
“Ayo !! kita kelilingi rumah ini,sepertinya ada yang mencurigakan.”Ujar boss
preman.
Suara keributan dan suara senjata api itu tidak hanya terdengar oleh preman-preman
itu saja,tetapi sampai terdengar juga ketelinga Latifah yang nampak lemas di dalam
kamarnya.
“Ya…tuhan apa yang terjadi di luar sana?Apakah ini jalan pertolongan untuk
saya?”Ujar Latifah.
Pada saat itu Latifah langsung berjalan menuju pintu kamarnya dan berteriak
meminta pertolongan sambil menggebrak-gebrak pintu kamarnya.
“Tolong…tolong….saya…tolong…!!!”Teriak Latifah dari dalam kamarnya.
Imam dan Ramli yang sedang berjalan mencari-cari kamar tempat Latifah di
sembunyikan,secara tak sengaja mendengar suara teriakan meminta tolong Latifah
dari sebuah kamar yang berada di lantai dua.Saat itu dengan cepat Imam dan Ramli
pun langsung naik ke lantai dua.Suara teriakan meminta tolong Latifah terdengar
oleh para preman tersebut,hingga akhirnya para preman tersebut langsung menuju
kamar Latifah.
“Latifah ini saya Imam,saya datang untuk selamatkan kau.”Ujar Imam.
154
Latifah terlihat sangat bahagia ketika Imam datang untuk menyelamatkannya,rasa
haru pun menyelimutinya pada saat itu hingga air matanya rasa haru tak dapat ia
bendung lagi.
“Imam ini kah kau?kau masih bersedia untuk menyelamatkan saya?”Ujar Latifah
dengan tangis haru..
“Iya,saya berubah pikiran setelah mengetahui semuanya.”Ujar Imam.
“Latifah,kau tahu dimana kunci pintunya?kita harus cepat Latifah sebelum para
preman itu datang.”Ujar Imam dalam keadaan panik sambil berusaha membuka
pintu.
“Harlan yang memegang kunci itu,dan kau harus mengambilnya dari
Harlan.Ayo,cepat Imam ! kau harus cepat !!”Ujar Latifah dalam keadaan panik juga.
“Apa Harlan??? Harlan tak ada dirumah.”Ujar Imam.
“Ya..sudah kalau begitu kau coba cari alat yang dapat membuka pintu ini
Imam,cepat!!”Ujar Latifah.
“Oke…oke….kau tunggu sebentar yaa,saya dan Ramli akan cari alat.”Ujar Imam.
“Ram..kita harus bagaimana nihh?kita harus cari alat yang dapat membuka pintu
ini.”Ujar Imam.
Ramli pun membantu Imam memikirkan alat apa yang dapat digunakan untuk
membuka pintu kamar Latifah.Dan saat sedang memikir,tiba-tiba saja ia teringat
bahwa ia membawa sebuah pisau lipat kecil yang ada disaku celananya.
“Ehm…saya baru ingat,kalau saya punya ini.”Ujar Ramli.
“Kau ternyata bawa pisau lipat kecil.”Ujar Imam.
“Iya,tadi saya bawa ini dari rumah untuk berbekal senjata saja.Sekarang lebih baik
kita coba pisau ini untuk membuka pintu kamar Latifah,siapa tahu saja pisau ini
dapat menggantikan kunci untuk membuka pintu kamar Latifah.”Ujar Ramli.
“Wahh…ada benarnya juga kau Ram.”Ujar Imam.
Imam memasukkan pisau itu kedalam lubang kunci serta memutarnya dan
ternyata “KLEK” pisau tersebut sesuai dengan lubang kunci pintu kamar
Latifah.Pada saat pintu kamar Latifah dapat dibuka dengan pisau tersebut,dengan
cepat Imam pun langsung membuka pintu kamar Latifah dan masuk ke dalam kamar
Latifah untuk menyelamatkan Latifah.Sedangkan Ramli ia tak ikut masuk ke dalam
kamar Latifah,karena ia yang berjaga di depan kamar Latifah.
“Latifah”Ujar Imam dengan tangis haru.
“Imam “Ujar Latifah dengan tangis haru juga.
155
“Saya tak menyangka kau masih pedulikan saya.”Ujar Latifah dengan tetesan air
mata.
“Ya,saya memang masih peduli dengan kau Latifah,saya sangat sayang dengan kau
Latifah.”Ujar Imam.
Mendengar apa yang dikatakan Imam,hati Latifah pun terasa amat sangat
senang.Senyuman kebahagiaan ,kembali merona mewarnai wajahnya yang cantik.
“Ayo ! kita harus cepat-cepat keluar dari rumah ini !”Ujar Imam yang langsung
menggendong Latifah.
Karena keadaan Latifah yang sudah lemas,pada saat itu Imam menyelamatkan
Latifah dengan menggendong Latifah.Imam dan Latifah berusaha keluar dari
kamar,namun naas bagi Imam dan Latifah saat mereka baru saja keluar dari kamar
tiga orang dari para preman tersebut terlanjur datang dan memergoki mereka dan
berusaha menembaki mereka dan juga Ramli.Pada saat itu Imam,Latifah dan Ramli
berusaha menghindari tembakan-tembakan dari preman-preman tersebut dengan
bersembunyi di balik meja.
“Ram,kau jaga Latifah yaa.Biar saya yang membalas tembakkan mereka.”Ujar
Imam.
Imam membalas satu persatu tembakan-tembakan dari preman-preman tersebut
dengan senjata api yang ia pegang ,hingga satu per satu preman-preman tersebut
tewas terkena tembakkan Imam.Setelah dirasa sepi,Imam dan Ramli pun langsung
membawa Latifah turun ke lantai satu tetapi ketika berada ditangga secara tak
sengaja mereka berpas-pasan dengan empat orang preman lainnya yang akan naik
menuju lantai dua.Pada saat itu,mereka pun langsung beradu jotos dengan keempat
preman tersebut menendangnya dan menonjoknya dengan sekuat tenaga hingga
keempat preman tersebut tak sadarkan diri.Setelah beradu jotos dengan keempat
preman tersebut,Imam dan Ramli langsung berlari sambil membawa Latifah menuju
pintu dapur untuk keluar dari rumah tersebut.Pada saat mereka berlari sambil
membawa Latifah menuju pintu dapur,para preman yang berjaga termasuk boss para
preman tersebut memergoki mereka dan mengejar mereka.Mengetahui para preman
tersebut mengejar,mereka pun langsung cepat-cepat keluar dari rumah tersebut dan
berlari secepat mungkin menuju mobil milik Imam yang terparkir di depan komplek.
“Ayo..cepat !! cepat !!”Ujar Khadijah.
“Khadijah kau jaga Latifah yaa,dia lemas.”Ujar Imam.
“Oke,kau tak perlu khawatir.”Ujar Khadijah.
156
“Ram kau yang menyetir biar saya yang berjaga.”Ujar Imam.
“Ini kunci mobilnya.”Ujar Imam melemparkan kunci mobilnya kearah Ramli.
“Oke,sip”Ujar Ramli.
Para preman tersebut melihat dan mengetahui bahwa Imam dan Ramli berusaha
kabur dengan mengendari mobil,pada saat itu juga dengan dua buah mobil para
preman tersebut berusaha mengejar Imam dan Ramli.
“Boss kita harus siapkan mobil !!! mereka menggunakan mobil !!”Ujar salah satu
preman.
“KURANG AJARRR !!! AYO KALAU BEGITU SIAPKAN MOBIL !!!! KITA
KEJAR MEREKA SAMPAI DAPAT!!!”Ujar boss preman.
****
“Kemudikan mobilnya lebih cepat lagi Ram.”Ujar Imam.Pada saat itu secara tak
sengaja dari kaca spion Imam melihat para preman tersebut masih mengejar mereka
dengan menggunakan dua buah mobil.
“Gawat Ram,mereka masih mengejar kita dengan menggunakan dua buah mobil
!!”Ujar Imam.
Ramli melihat kaca spion mobil,dan ia nampak terkejut ketika melihat para
preman tersebut masih mengejar dengan menggunakan dua buah mobil.
“Benar kau Mam.Kalau begitu kita harus lebih cepat lagi.”Ujar Ramli sambil
menancap gas.
Tak lama kemudian salah satu preman dari salah satu mobil keluar dan
menembaki mobil yang dikendarai oleh Ramli tersebut.Pada saat preman tersebut
menembakki mobil yang dikendarai Ramli,seisi mobil pun merunduk untuk
menghindari peluru,selain itu Ramli juga mengendarai mobil dengan kecepatan
tinggi dan melaju dengan cara zig zag agar dapat terhindari dari peluru.Untuk
membalas tembakkan,Imam pun mengeluarkan separuh badannya dari jendela mobil
dan menembakki mobil preman tersebut dengan senjata api laras panjang yang ia
curi dari para preman tersebut.Pada saat Imam berusaha menembakki mobil-mobil
preman tersebut dengan senjata api laras panjang,salah seorang preman dari masing-
masing mobil mengeluarkan setengah badannya dan membalas tembakan-tembakan
Imam hingga terjadi kontak senjata yang teramat sangat menegangkan antara Imam
dan para preman.
157
Pada saat terjadi kontak senjata,para preman tak berhasil juga menembak
Imam,hingga pada akhirnya boss preman tersebut yang berada di dalam salah satu
mobil mengambil alih senjata yang dipegang para preman tersebut dan berusaha
menembakki Imam.Walaupun boss preman berusaha menembakkinya,Imam tetap
dapat menghindari tembakkan-tembakkan tersebut tanpa sedikitpun luka
ditubuhnya.Sedangkan Ramli ia tetap mengemudikkan mobil dengan kecepatan
tinggi dan tak tentu arah hingga memasukki jalan di tengah kota yang sangat
ramai.Ketika berada di jalan yang ramai,ketiga mobil pun masih terlibat aksi kejar-
kejaran dan kontak senjata.Pada saat terjadi aksi kontak senjata antara Imam dan
boss preman,dengan sengaja Imam melepaskan tembakkannya secara dua kali kearah
ban depan sebelah kanan mobil dan ban depan sebelah kiri mobil hingga ban mobil
pecah dan menyebabkan mobil yang ditumpangi boss preman kehilangan kendali
lalu terguling dan meledak.Salah satu mobil dari dua mobil preman telah berhasil
dihancurkan,tetapi bukan berarti mereka dapat begitu saja bernafas lega,karena masih
ada satu mobil lagi yang mengejar mereka dan menembakki mereka.Pada saat akan
membalas tembakkan dari mobil preman yang mengejarnya dari belakang,naas
peluru yang ada didalam senjata api laras panjang yang menjadi andalan Imam
ternyata sudah habis,dan pada saat itu Imam pun tak dapat berbuat apa-apa selain
mengandalkan Ramli yang mengemudikkan mobil dan membantu Ramli mencari
jalan pintas agar mereka dapat lolos dari kejaran preman.
“Ram,belok kiri Ram…..belok kanan….belok kiri…!!!”Ujar Imam dengan keadaan
panik.
“Ayo…cepat bang !!! cepat !!!! mereka masih mengejar kita !!!”Ujar Khadijah.
Pada saat itu Ramli langsung menancapkan gas dan menambah kecepatan laju
mobil,hingga mereka memasukki sebuah jalan yang ramai dengan pertokoan.Pada
saat sedang melaju di jalan tersebut,Imam,Ramli dan Khadijah sangat terkejut saat
mengetahui jalan tersebut ternyata jalan buntu dan ada sebuah toko baju di depannya
sedangkan mobil para preman tersebut masih mengejar mereka.Disaat itu secara
mendadak Ramli langsung menginjak rem mobil dan membanting stir kearah kiri
agar tidak menabrak toko baju itu.Saat itu Ramli berhasil menyelamatkan dirinya
beserta kedua temannya Imam dan Latifah,dan juga Khadijah
istrinya.Sedangkan,mobil para preman tersebut tidak dapat menghindar hingga
akhirnya mobil tersebut dengan dahsyatnya menabrak toko baju tersebut hingga toko
158
tersebut hancur.Ketika mobil preman itu menabrak,Imam,Ramli dan Khadijah juga
menyaksikannnya dari dalam mobil.
“Akhirnya mereka hancur juga ! dan kita lolos dari kejaran mereka !”Ujar Ramli.
“Alhamdulillah ya Allah kau masih melindungi kami semua.”Ujar Imam.
Setelah tak ada lagi preman yang mengejar,Imam,Ramli dan Khadijah dapat
bernafas lega.Begitu pula dengan Latifah,walaupun kondisinya sangat lemas ia pun
juga dapat bernafas lega.
“Khadijah,Bang Ramli saya sangat berterima kasih pada kalian,karena kalian telah
berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan saya.Saya jadi tak enak pada
kalian.”Ujar Latifah.
“Sama-sama,sudahlah tak merasa tak enak seperti itu,kita sebagai seorang sahabat
ataupun saudara kita memang harus saling tolong menolong.”Ujar Ramli.
“Iya benar itu Latifah.”Ujar Khadijah.
“Kalian sungguh orang-orang yang paling baik pada saya.”Ujar Latifah dengan
senyuman.
“Oh…iya,Imam saya juga sangat berterima kasih pada kau,karena kau telah berusaha
mati-matian untuk menyelamatkan saya.”Ujar Latifah.
“Sama-sama Latifah,sebagai orang yang sayang dengan kau tentu pastinya saya akan
berusaha mati-matian menyelamatkan kau dari marabahaya.”Ujar Imam dengan
senyuman.
Latifah sangat bahagia saat Imam mengatakan bahwa ia sayang dengannya.Saat
itu senyuman bahagia langsung merona dari wajahnya yang cantik.
“Oh..iya,Latifah bagaimana kalau mulai malam ini kau tinggal bersama saya dan
bang Ramli? Agar kau lebih aman.”Ujar Khadijah.
“Saya tak mau repotkan kau dan bang Ramli Khadijah.”Ujar Latifah.
“Latifah,saya dan Khadijah sama sekali tak keberatan jika kau tinggal di rumah
kami,karena kamilah yang berniat untuk mengajak kau tinggal bersama kami,agar
kau lebih aman.Lagi pula kau tidak dapat tinggal bersama Imam,karena kau dan
Imam bukanlah pasangan suami istri yang sah baik secara agama dan negara.”Ujar
Ramli.
“Iya,Latifah kebetulan di rumah kami ada satu kamar kosong yang dapat kau
tempati,kamar itu kamar bekas Imam tidur dahulu.”Ujar Khadijah.
“Sudahlah Latifah,lebih baik kau tinggal bersama mereka.Lagi pula kondisi rumah
kau saat ini sudah tidak kondusif dan aman untuk kau.”Ujar Imam.
159
“Insya Allah kau akan lebih aman tinggal bersama kami Latifah.Bagaimana?”Ujar
Khadijah.
“Baiklah kalau begitu saya akan tinggal bersama kalian.Terima kasih banyak
sebelumnya,kalian sudah bersedia menampung gadis buta seperti saya.”Ujar Latifah.
“Sama-sama Latifah,kalau begitu mulai malam kau akan tinggal bersama kami.”Ujar
Ramli dengan ramah.
Pada malam itu mereka langsung pergi menuju rumah Khadijah dan
Ramli.Setibanya di rumah,Khadijah langsung menunjukkan kamar yang akan Latifah
tempati selama tinggal bersama Khadijah dan Ramli.
“Nah…ini dia kamarnya Latifah,semoga kau betah tinggal di kamar ini.”Ujar
Khadijah.
“Pasti saya akan betah tinggal disini,terima kasih Khadijah dan bang Ramli kalian
sudah berbaik hati menampung saya di rumah kalian.”Ujar Latifah.
“Sama-sama Latifah,kami senang malah jika kami dapat membantu sahabat
kami.”Ujar Ramli
“Oh…iya,rumah Imam juga tak jauh dari rumah kami.Hanya berjarak seratus meter
saja Latifah.Iya kan bang Imam?”Ujar Khadijah.
“Iya benar,jika kau butuh bantuan kau juga bisa datangi saya di rumah.”Ujar Imam.
“Iya benar itu Latifah,nanti saya antar kau jika kau ingin berkunjung ke rumah
Imam.”Ujar Khadijah.
“Terima kasih sebelumnya Imam.”Ujar Laitifah.
“Terima kasih juga sebelumnya Khadijah.”Ujar Latifah.
“Sepertinya Latifah lelah dan harus beristirahat,ayoo …semuanya lebih baik kita
keluar biarkan Latifah beristirahat.”Ujar Khadijah.
“Ayo”Ujar Ramli.
“Selamat beristirahat Latifah,saya pulang dahulu.”Ujar Imam.
“Selamat beristirahat juga Imam.”Ujar Latifah.
****
Keesokan pagi harinya Harlan pulang ke rumahnya dengan mengendarai mobil
miliknya,setibanya di depan rumah ia dikejutkan dengan adanya beberapa orang
polisi yang sedang memeriksa rumahnya.Pada saat itu ia langsung menghentikan
160
mobilnya,keluar dari mobilnya dan bertanya pada salah satu polisi yang sedang
melakukan pemeriksaan di rumahnya itu.
“Maaf,ada apa ini pak? Mengapa rumah saya diperiksa seperti ini?”Ujar Harlan.
“Maaf anda ini siapa?”Ujar petugas kepolisian tersebut.
“Saya Harlan pemilik rumah ini.Ada apa dengan rumah saya ini Pak?”Ujar Harlan.
“Oh…jadi begini pak,kemarin malam terjadi peristiwa perampokan di rumah milik
pak Harlan ini.Menurut warga sekitar yang melaporkan kejadian,beberapa preman
berusaha masuk ke dalam rumah bapak,tetapi preman-preman tersebut gagal
merampok dan mereka ditemukkan tewas di rumah bapak.”Ujar polisi.
“Perampok di rumah saya?”Ujar Harlan.
“Iya,salah satu warga sekitar melaporkan bahwa telah terjadi perampokan di rumah
bapak ini.Dan tadi malam juga di temukan beberapa jasad preman tersebut,tetapi
jasad dari preman-preman tersebut sudah di bawa ke rumah sakit dengan
menggunakan ambulan.”Ujar polisi.
“Jangan-jangan terjadi sesuatu tadi malam,dan Latifah telah berhasil kabur.”Batin
Harlan.
“Lebih baik untuk mengetahui secara lebih jelasnya pak Harlan ikut masuk ke dalam
rumah bersama kami.Ayo,mari pak Harlan.”Ujar polisi.
“Terima kasih pak”Ujar Harlan.
Harlan masuk ke dalam rumahnya bersama beberapa orang polisi.Saat berada di
dalam rumahnya dan mengelilingi rumahnya,Harlan melihat kondisi rumahnya yang
berantakan dan sangat porak-poranda.Selain itu ia juga melihat pintu kamar Latifah
yang telah terbuka lebar.
“Jadi benar dugaan saya saat ini,Latifah telah pergi.Dia telah pergi meninggalkan
saya sendiri.”Batin Harlan.
Saat melihat pintu kamar Latifah yang terbuka lebar,Harlan pun langsung
melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar itu sendirian.Ia membuka lemari baju
milik Latifah dan mengambil salah satu baju yang biasa Latifah kenakan.Saat itu ia
duduk diatas sebuah kursi sambil memeluk baju itu dengan tetesan air mata yang
perlahan mulai membasahi wajahnya.
“Maafkan abang Latifah,abang sangat menyesal tak pernah membuat kau
bahagia.Abang sangat menyesal telah membuat kau menderita,baru sekarang rasanya
abang merasakan kehilangan kau.Rasa kehilangan yang begitu dalam.”Batin Harlan
dengan derai air mata.
161
“Maaf pak Harlan sepertinya kami harus permisi dahulu.”Ujar salah seorang polisi
dari depan pintu.
“Oh…iya terima kasih pak.”Ujar Harlan.
“Sama-sama pak.”Ujar polisi.
Nampaknya Harlan sangat menyesal dengan perbuatannya selama ini.Ia pun
berteriak sambil memegangi kepalanya, ia merasa stress dengan kehidupan yang ia
alami sekarang ini.Beberapa saat kemudian,setelah keadaan rumahnya sepi Harlan
pergi keluar meninggalkan rumahnya dangan berjalan kaki.Sebelum pergi
meninggalkan rumah,ia menitipkan kunci rumahnya itu pada seorang tetangga yang
kebetulan rumahnya hanya berjarak lima puluh meter saja dari rumahnya.
****
Pagi itu Khadijah dan Ramli baru saja bangun tidur.Saat mereka baru saja keluar
dari kamar,tiba-tiba saja mereka mendengar seseorang yang sedang memasak di
dapur.Mereka berdua penasaran siapa yang memasak di dapur,dan mereka pun
langsung pergi menuju dapur.Ketika berada di dapur mereka melihat Latifah yang
sedang sibuk memasak.
“Latifah kau sudah bangun?”Ujar Khadijah.
“Eh…Khadijah ternyata kau sudah bangun.Iya,ini saya sengaja bangun lebih
pagi,karena saya ingin membuatkan sarapan buat keluarga kau Khadijah.”Ujar
Latifah.
“Latifah,seharusnya kau tak usah repot-repot membuatkan sarapan buat kami.”Ujar
Ramli.
“Eh…ternyata bang Ramli sudah bangun juga.Tak apa kok bang ,ini sudah niatan
saya.”Ujar Latifah.
“Kau masak apa Latifah ? Sepertinya enak.”Ujar Ramli.
“Saya masak sayur tumis sama ayam goreng bang.Dan ini saya juga bikin kue bingka
buat bang Rami dan .”Ujar Latifah.
“Waaahh…enak sekali.Oh..iya ngomong-ngomong kue bingka yang satunya lagi kau
buat untuk siapa?”Ujar Ramli.
“Oh…yang satu ini saya buatkan buat Imam,saya yakin pasti ia sudah lama sekali
tidak makan kue ini.”Ujar Latifah.
162
“Khadijah kalau kau tak keberatan,bisakah nanti setelah sarapan kau antar saya ke
rumah Imam?”Ujar Latifah.
“Tenang saja Latifah,pasti nanti saya antar.”Ujar Khadijah.
Setelah sarapan pagi bersama,Latifah dengan diantar Khadijah pergi menuju rumah
Imam.Ketika berada di depan pintu masuk,hanya ada asisten rumah tangga Imam
yang menyambut kedatangan mereka berdua di depan pintu rumah.
“Eh…ibu Khadijah,silahkan masuk bu !”Ujar asisten rumah tangga.
“Bi,saya kesini hanya mengantarkan ini teman saya namanya Latifah,dia ini
temannya tuan Imam juga.Tuan Imamnya ada bi?”Ujar Khadijah.
“Tunggu ya biar saya panggilkan tuan dahulu.”Ujar asisten rumah tangga.
Tak lama kemudian asisten rumah tangga datang kembali menemui mereka.
“Tuan Imam sedang meminum teh di dalam,kata tuan anda-anda ini di suruh masuk
saja.”Ujar asisten rumah tangga.
“Latifah,saya tak ikut yaa?kau saja yang masuk sendiri menemui Imam.”Ujar
Khadijah.
“Lhoo…mengapa kau tak ikut Khadijah?”Ujar Latifah.
“Kebetulan pagi ini Hamdan akan datang,dia pagi ini pulang dari rumah
neneknya.Oh..iya,nanti jika kau mau pulang telepon saja rumah,insya allah saya ada
di rumah selalu.”Ujar Khadijah.
“Oh…begitu,baiklah kalau begitu Khadijah.”Ujar Latifah.
“Saya pulang dahulu yaa,assalamu alaikum.”Ujar Khadijah.
“Waalaikum salam.”Ujar Latifah.
Latifah masuk ke dalam rumah Imam yang besar itu.Dengan diantar asisten rumah
tangga yang menyambutnya di pintu depan,ia datang menemui Imam yang sedang
membaca sebuah surat kabar sambil menikmati teh manis hangat di ruang santai.
“Permisi tuan ini seseorang yang ingin bertemu dengan tuan.”Ujar asisten rumah
tangga.
“Oh…iya,silahkan duduk Latifah.”Ujar Imam.
“Bi,tolong buatkan satu cangkir lagi teh manis untuk Latifah yaa.”Ujar Imam.
“Baik tuan.”Ujar asisten rumah tangga.
Ini adalah pertama kalinya mereka Imam dan Latifah hanya berdua saja semenjak
mereka berpisah beberapa tahun silam.Pada pertemuan mereka pada kali ini,mereka
nampak canggung,karena telah lama sekali tak bertemu dan mengobrol berdua
seperti ini.
163
“Maaf apakah kedatangan saya menganggu kau Imam?”Ujar Latifah.
“Buat apa meminta maaf,kedatangan kau sama sekali tak mengganggu saya
Latifah.”Ujar Imam.
“Syukurlah kalau begitu.”Ujar Latifah dengan senyuman.
“Oh…iya,ini saya bawakan kue bingka buat kau Imam.Saya sengaja buatkan ini
untuk kau.”Ujar Latifah.
“Repot-repot sekali kau buatkan saya kue bingka ini.Tapi,terima kasih kau sudah
membuatkan kue bingka ini untuk saya.”Ujar Imam.
“Tak apa Imam,saya merasa tidak di repotkan.Saya yakin pasti kau sudah lama sekali
tak makan kue bingka.”Ujar Latifah.
“Iya,kau benar sekali Latifah.Saya sudah tak sabar ingin mencicipi kue bingka
buatan kau Latifah.”Ujar Imam.
Tak lama kemudian asisten rumah tangga dengan membawakan secangkir teh
untuk Latifah.Setelah asisten rumah tangga menaruh secangkir teh tersebut di atas
meja,Imam langsung meminta tolong diambilkan dua buah piring kecil dan dua buah
sendok serta satu buah pisau kue oleh asisten rumah tangga.Setelah asisten rumah
tangga memberikan dua buah piring,sendok serta satu buah pisau.Imam dan Latifah
pun langsung menikmati kue bingka tersebut dengan ditemani secangkir teh manis
hangat.
“Kue bingka buatan kau enak sekali Latifah.”Ujar Imam.
“Syukur Alhamdulillah kalau begitu.”Ujar Latifah.
“Sudah sangat lama sekali tidak mendengar kata-kata pujian manis dari mulutmu
Imam.Sungguh sebenarnya saya sangat merindukan waktu-waktu seperti ini.Waktu-
waktu seperti dahulu beberapa tahun lalu,saat kita masih bersama.”Batin Latifah.
“Kalau boleh tahu bersama siapa kau tinggal di rumah yang sebesar ini Imam?”Ujar
Latifah.
“Saya tinggal di rumah ini seorang diri,hanya ada beberapa asisten rumah tangga
yang membantu saya.”Ujar Imam.
“Apakah kau tak merasa kesepian tinggal di rumah sebesar ini seorang diri?”Ujar
Latifah.
Imam langsung terdiam saat itu,ia tak tahu harus berkata apa pada
Latifah.Sebenarnya hatinya sangatlah kesepian,tetapi ia tak mau Latifah mengetahui
isi hatinya itu.
164
“Tidak,saya sama sekali tidak merasa kesepian.Saya masih memliki sahabat-sahabat
seperti Ramli,Khadijah,dan kau yang seperti sekarang ini.”Ujar Imam berkelakar.
Latifah hanya tersenyum saat mendengar jawaban dari Imam.Sebenarnya ia
merasa kecewa setelah mendengar bahwa Imam sekarang ini hanya menganggapnya
tak lebih dari seorang sahabat.Tetapi,menutupi perasaannya itu dari Imam.
“Latifah bagaimana kalau kita mengobrolnya di luar saja ? di café misalnya.”Ujar
Imam
“Baiklah kalau begitu.”Ujar Latifah.
****
Terik matahari di siang hari menyelimuti kota Batavia pada hari itu.Dengan
suasana kota yang sibuk nan ramai pejalan kaki,di sebuah trotoar terlihat seorang pria
dengan mengenakan topi hitam bergaya Charlie chapplin nampak sedang duduk di
sebuah trotoar sambil menundukkan wajahnya.Tak lama kemudian diantara para
pejalan kaki yang lewat didepannya,terlihat Cyntia wanita penghibur yang pada
bebrapa waktu lalu menemani Harlan berhenti di depannya dan menyapanya.
“Harlan?”Sapa Cyntia.
“Cyntia?”Sapa Harlan.
“Mengapa kau ada di sini?”Ujar Cyntia.
“Tak apa.”Ujar Harlan dengan singkat.
“Ayo,ikut saya.Lebih baik kita jangan mengobrol disini.”Ujar Cyntia.
Harlan dan Cyntia masuk kedalam sebuah kedai kopi yang masih berada di area
tersebut.Saat berada di dalam kedai kopi tersebut,dengan ditemani secangkir kopi
mereka berdua nampak serius mengobrol.Pada saat itu Harlan juga begitu banyak
bercerita pada Cyntia mengenai hidupnya sekarang ini dan yang sedang terjadi
padanya saat ini.Cyntia yang mendengar cerita Harlan nampak terkejut dan prihatin
terhadap Harlan.
“Lalu sekarang kau tinggal dimana?Mengapa kau tak kembali ke rumah kau
Harlan?”Ujar Cyntia.
“Saya tak tahu harus tinggal dimana.Saya tak mau kembali ke rumah,karena saya
rasa saya sudah tak pantas untuk tinggal di rumah itu.Kau tahu rumah itu saya beli
dengan uang haram,uang dari hasil keuntungan perusahaan milik Dani yang saya
rebut.Jujur saja semenjak polisi mencari siapa pembunuh Dani,hidup saya terasa
sangat tidak tenang,hati saya gelisah dan penuh rasa ketakutan.”Ujar Harlan.
165
“Saya turut prihatin dengan apa yang dialami kau.Lalu bagaimana dengan istri kau
Harlan?”Ujar Cyntia.
“Istri saya sudah tak bersamanya lagi,ia sudah pergi semenjak peristiwa yang terjadi
di rumah saya kemarin.Saya tak ingin mencarinya lagi,karena saya tak ingin
mengganggu ketenangannya dan kebahagiaannya lagi.Semenjak peristiwa kemarin
yang tejadi di rumah saya,saya amat sangat menyesali segala perbuatan saya yang
teramat jahat.”Ujar Harlan.
“Harlan,kalau kau mau kau bisa tinggal di rumah saya,kebetulan masih ada kamar
kosong di rumah saya.Saya akan jamin polisi tidak akan menemukan kau.”Ujar
Cyntia.
“Terima kasih atas tawarannya,tetapi sepertinya saya harus permisi dahulu.”Ujar
Harlan.Saat itu Harlan langsung berpamitan dan pergi meninggalkan Cyntia begitu
saja di kedai kopi.
****
Imam dan Latifah pergi ke sebuah café yang berada tak jauh dengan kedai kopi
yang dikunjungi oleh Harlan dan Cyntia.Selama berada di café dengan ditemani
hidangan-hidangan yang mereka pesan, mereka terlihat mengobrol seperti
biasa,walaupun terkadang rasa canggung masih menerpa mereka berdua.
“Bagaimana kabar abah dan mama kau di Banjar Latifah? Apakah mereka baik-baik
saja?”Ujar Imam sambil menikmati hidangan.
“Saya tak tahu bagaimana kabar abah dan mama sekarang.Semenjak menikah dengan
Harlan,saya tak pernah lagi pulang kampung ke Banjar dan juga tak pernah lagi
mendengar kabar dari abah dan mama.”Ujar Latifah.
“Lhoo…mengapa kau tak pulang?”Ujar Imam.
Perlahan Latifah mulai meneteskan air matanya,dan dengan tetesan air mata ia
menceritakan yang sebenarnya pada Imam.
“Sebenarnya saya sangat ingin sekali pulang kampung ke Banjar.Saya sangat
merindukan mereka.Tetapi,Harlan selalu melarang saya untuk pulang.”Ujar Latifah.
“Oh…jadi seperti yang sebenarnya?”Ujar Imam.
“Ya”Ujar Latifah dengan senyuman.
“Imam,jujur saja saya sangat senang sekali kau dapat berubah pada saya.”Ujar
Latifah dengan senyuman.
166
“Semuanya berubah setelah saya membaca buku harian milik kau Latifah.”Ujar
Imam.
“Buku harian?”Ujar Latifah.
“Maaf jika saya lancang membaca buku harian milik kau.Buku itu saya dapatkan dari
Ramli.Ia menemukan buku harian milik kau itu di kamar tempat kau di rawat
kemarin.”Ujar Imam.
“Tak saya sama sekali tak marah.”Ujar Latifah.
“Nanti pasti saya langsung kembalikan.”Ujar Imam sambil melanjutkan menikmati
hidangan yang tersaji.
“Imam jujur saja semenjak saya bertemu kembali dengan kau,saya takjub pada kau
Imam.Begitu suksesnya engkau saat ini,dan semua yang kau cita-citakan dahulu
sekarang telah tercapai.”Ujar Latifah.
“Alhamdulillah,itu semua berkat usaha,doa serta karunia dari Allah.”Ujar Imam.
“Semua cita-cita kau telah tercapai.Tetapi,apakah kau tidak memiliki cita-cita atau
keinginan untuk menikah dengan seseorang yang kau cintai?”Ujar Latifah.
“Mengapa kau tanyakan itu Latifah?”Ujar Imam.
Secara perlahan tangan Latifah memegang tangan Imam.
“Saya berkata seperti itu,karena jujur saja sebenarnya saya masih sangat cinta dengan
kau Imam.”Ujar Latifah.
Dengan gugup Imam langsung melepaskan tangannya dari tangan Latifah,dan
mengatakan pada Latifah,bahwa kebersamaan itu sudah tak dapat terjadi lagi,karena
Latifah sudah terikat pernikahan dengan orang lain.
“Lupakan semua yang pernah terjadi di masa lalu.Kita yang sekarang adalah yang
sekarang,bukan kita yang dahulu.”Ujar Imam.
Hati dan perasaan Latifah terasa sangat sedih sekali saat mendengar perkataan
Imam.Ia pun tak kuasa meneteskan air matanya,
Dengan perasaan sedih Latifah pun terpaksa menuruti apa kata Imam.
“Mengapa kau berkata seperti itu Imam?Lalu apalah artinya kau menyelamatkan
saya kemarin?”Ujar Latifah.
“Saya berserta Ramli dan Khadijah menyelamatkan kau hanyalah sebagai tanda rasa
peduli seorang sahabat dan saudara sekampung yang sedang membutuhkan
pertolongan.Seorang sahabat yang sedang disekap dan ditinggal pergi oleh suaminya
yang tak tahu kemana.Jadi lebih baik kau jangan salah paham dengan maksud dan
tujuan saya menolong kau Latifah.Perasaan itu kini sudah hilang di dalam hati
167
saya,yang ada hanyalah perasaan rasa sayang dan peduli terhadap seorang
sahabat.”Ujar Imam.
“Tetapi,apakah kau sudah benar-benar lupa dengan semua yang pernah kita lalui
dahulu?”Ujar Latifah.
“Sudahlah jangan bahas itu lagi.Kau masih istri sah Harlan,tak sepantasnya kau
membahas itu.”Ujar Imam.
Dengan perasaan sedih,Latifah terpaksa menuruti apa kata Imam.
“Baiklah.”Ujar Latifah.
Perasaan cinta itu sebenarnya tak pernah hilang dari lubuk hati Imam yang paling
dalam.Tetapi,Imam tak ingin Latifah mengetahui perasaannya itu.Karena,Latifah
telah berstatus istri orang.
****
Hari menjelang siang,panas terik matahari menyelimuti kota Batavia yang sangat
sibuk dengan segala aktifitas.Siang itu Harlan nampak sedang berjalan di emperan
toko dengan wajah yang terlihat nampak lelah penuh dengan segala pikiran.Disaat ia
sedang berjalan,secara tak sengaja ia melihat Latifah dan Imam yang baru saja keluar
dari sebuah café dan akan masuk ke dalam mobil.Ia pun berhenti sejenak dan melihat
Latifah yang nampak begitu tenang meninggalkan sebuah café dengan pria yang
dicintainya dari dulu sampai sekarang.Kala itu,ia pun tak menghiraukan lagi Latifah
pergi bersama Imam,dan ia pun akhirnya memutuskan untuk kembali berjalan.Harlan
berjalan cukup jauh dan tak tentu arah,karena ia tak memiliki tujuan.Hingga pada
akhirnya saat waktu salat dzuhur tiba,secara tak sengaja ia melewati sebuah masjid
yang sedang mengumandangkan azan.
“Allahu akbar…Allahu akbar….”
Ia pun berhenti sejenak saat mendengar suara azan tersebut,dan duduk di teras masjid
sambil memandangi para jemaah yang sedang melaksanakan shalat dzuhur.Setelah
shalat berjamaah selesai,dan para jemaah telah keluar dari masjid,tiba-tiba saja
seorang pria paruh baya yang menjadi imam saat shalat berjamaah dilaksanakan
datang menghampiri Harlan yang sedang duduk di teras masjid.
“Bapak sudah shalat?”Ujar pria tersebut dengan ramah.
“Apakah jika saya shalat,Allah masih menerima seseorang yang penuh dengan dosa
ini?”Ujar Harlan.
168
“Insya allah allah akan menerima siapapun hambanya yang bertaubat.Allah adalah
tuhan yang maha pemaaf,pengasih dan maha penyayang.”Ujar pria itu.
“Jika anda melakukan shalat,maka hati anda akan terasa lebih tenang dan insya allah
dapat terhindar dari segala apapun perbuatan jahat.”Sambung pria itu.
“Tetapi apakah Allah akan mengampuni segala dosa-dosa saya?”Ujar Harlan.
“Insya allah,jika anda benar-benar bertaubat,insya allah allah akan mengampuni
dosa-dosa yang pernah anda buat.Maka dari itu ayo dirikanlah shalat,insya allah hati
akan terasa lebih tenang dan pikiran pun jernih.”Ujar pria itu.
Sepertinya Harlan sadar akan segala perbuatan jahat dan perbuatan berdosa yang
pernah ia lakukan.Maka dari itu,pada siang itu Harlan pun langsung mengambil air
wudhu dan mendirikan shalat.Saat itu Harlan shalat dengan sangat khusyuk,dan
setelah shalat dengan penuh derai air mata ia pun berdoa memohon ampun pada
Allah SWT atas segala perbuatan jahat dan dosa-dosa yang ia lakukan selama
ini.Setelah selesai shalat,Harlan kembali menghampiri pria paruh baya itu yang
masih berada di teras masjid.
“Pak terima kasih banyak atas segala nasihat-nasihat bapak yang telah mengingatkan
saya akan shalat.”Ujar Harlan dengan ramah.
“Sama-sama,sudah kewajiban umat muslim untuk saling mengingatkan dengan umat
muslim lainnya.”Ujar pria tersebut dengan senyuman.
“Betul pak.”Ujar Harlan dengan senyuman.
“Kalau boleh tahu anda tinggal dimana pak?”Ujar pria tersebut.
“Ehm….saya…saya tinggal tidak jauh dari masjid ini.”Ujar Harlan dengan perasaan
gugup.
“Kalau begitu sering-seringlah datang ke masjid,kebetulan di masjid ini kami sering
melakukan kegiatan keagaaman serta silaturahmi dengan masyarakat sekitar.”Ujar
pria itu.
“Insya allah saya akan datang,kalau begitu saya permisi dahulu pak.”Ujar Harlan
dengan ramah.
“Oh..iya hati-hati pak.”Ujar pria itu.
Harlan melangkahkan kakinya meninggalkan masjid itu,ia berjalan cukup jauh
dengan jarak hingga berkilo-kilometer,hingga akhirnya pada sore hari ia tiba di
tempat yang ia tuju yaitu kantor polisi.Dengan segala kekuatan mental yang ia
miliki,Harlan memberanikan diri melangkahkan kakinya masuk ke dalam kantor
polisi.Saat berada di dalam kantor polisi,Harlan pun langsung mengakui seluruh
169
perbuatannya pada polisi,bahwa ialah pelaku pembunuhan terhadap Dani Fahrudin
yang terjadi beberapa tahun silam.Setelah mengakui seluruh perbuatannya,polisi
langsung menahan Harlan dan memasukinya ke dalam sel.
****
Keesokan paginya saat sedang menyapu halaman rumah,Khadijah mendengar
seorang pedagang penjaja surat kabar bersepeda melemparkan sebuah surat kabar ke
teras rumahnya.Khadijah langsung mengambil koran tersebut di teras dan langsung
berita utama koran tersebut yang mengatakan bahwa Harlan menjadi tersangka atas
pembunuhan Dani Fahrudin.Saat membaca berita utama pada surat kabar
tersebut,Khadijah nampak sangat terkejut sekali.Pada saat itu Khadijah langsung
menemui Latifah yang sedang memasuk-masukkan bajunya ke dalam lemar.
“Latifah?”Sapa Khadijah.
“Iya,ada apa Khadijah?”Ujar Latifah.
Khadijah merasa ragu untuk memberitahukan berita itu pada Latifah,ia merasa tak
tega melihat kesedihan Latifah yang terus bertambah.Tetapi,mau tak mau ia harus
memberitahukan berita itu pada Latifah,karena bagaimanapun juga Latifah harus
mengetahui berita ini.
“Ada yang saya ingin beritahukan pada kau.”Ujar Khadijah
“Apa yang ingin kau beritahukan pada saya Khadijah?”Ujar Latifah.
Tiba-tiba saja Ramli yang sedang bersiap untuk berangkat kerja,tak sengaja lewat
depan kamar Latifah,saat itu ia pun singgah sebentar ke kamar Latifah.
“Wah…ibu-ibu pagi-pagi begini sudah ngerumpi saja.”Canda Ramli.
“Ah…bang Ramli bisa saja.”Ujar Latifah.
“Ehmm…Latifah,kau tunggu di sini dahulu yaa,soalnya saya ingin bicara dengan
bang Ramli sebentar.Nanti saya akan kembali lagi.”Ujar Khadijah.
“Oh,baiklah Khadijah.”Ujar Latifah.
“Memang apa yang kau ingin bicarakan pada abang?”Ujar Ramli.
Khadijah langsung memegang tangan Ramli,dan membawanya keluar dari kamar
Latifah.Khadijah dan Ramli pergi ke kamar mereka,saat berada di dalam kamar
mereka itulah Khadijah langsung menunjukkan berita utama yang tertera pada surat
kabar yang ia pegang.
170
“Pengusaha perhotelan Harlan Abdullah tersangka pembunuhan Dani
Fahrudin”Begitulah judul berita yang tertulis pada surat kabar di pagi itu.
Ramli begitu terkejut ketika membaca berita utama pada koran itu,ia merasa tak
menyangka bahwa Harlan adalah pelaku pembunuhan Dani Fahrudin.Selain itu pada
berita tersebut juga diberitahukan bahwa sidang di pengadilan terhadap Harlan akan
dilaksanakan dua hari lagi.
“Tega tidak tega kita harus beritahu berita ini sekarang pada Latifah.Dia harus
mengetahui berita ini !”Ujar Ramli.
“Ayo,bang kita beritahu Latifah sekarang !”Ujar Khadijah.
Ramli dan Khadijah kembali ke kamar Latifah untuk memberitahukan berita tersebut
pada Latifah.Pada saat itu Latifah terlihat sedang duduk di atas tempat tidurnya
sambil menunggu Khadijah.
“Latifah,maaf ya saya lama.”Ujar Khadijah.
“Ahh…tak apa Khadijah.”Ujar Latifah.
“Latifah sebenarnya dari tadi ada yang saya ingin beritahukan pada kau Latifah.”Ujar
Khadijah.
“Apa yang dari tadi ingin kau beritahukan pada saya Khadijah? Saya sangat
penasaran.”Ujar Latifah dengan ramah.
“Kau pegang ini.”Ujar Khadijah memberikan surat kabar tersebut.
Latifah meraba-raba benda yang diberikan Khadijah untuk mengenali benda tersebut.
“Sebuah surat kabar? Ada apa dengan surat kabar ini Khadijah?”Ujar Latifah.
“Sebenarnya saya dan bang Ramli sangat tak tega untuk memberitahukan hal ini
pada kau Latifah,tetapi mau tak mau kau harus tahu hal ini Latifah.”Ujar Khadijah
dengan tetesan air mata.
“Iya,betul Latifah.”Ujar Ramli.
“Apa?Apa yang ingin kalian beritahukan pada saya?berita apa?”Ujar Latifah.
“Suami kau Harlan…ehm…suami kau Harlan menjadi tersangka kasus pembunuhan
Dani Fahrudin Latifah,dan kini ia telah ditangkap polisi.Saya baca berita itu dari
koran yang saat ini kau pegang Latifah,koran yang saya ambil tadi di teras saat saya
sedang menyapu halaman.”Ujar Khadijah.
Setelah tahu Harlan menjadi tersangka pembunuhan Dani Fahrudin dan telah
ditangkap polisi,Latifah nampak sangat shock sekali.
“TIDAK MUNGKIN !!! TIDAK MUNGKIN !!!”Ujar Latifah dengan derai air mata.
171
Karena sangat shock sekali,tak lama kemudian Latifah pun jatuh pingsan.Saat
Latifah pingsan,Khadijah dan Ramli nampak begitu panik,dan mereka pun berusaha
menolong Latifah semaksimal mungkin.Ketika Latifah jatuh pingsan,sebelum pergi
bekerja melalui telepon rumah Ramli menghubungi Imam yang sedang berada di
ruangannya di rumah sakit tempat ia bekerja untuk memberitahukan bahwa Latifah
jatuh pingsan.Saat mengetahui kabar Latifah jatuh pingsan,Imam pun langsung
terkejut sekali dan hatinya merasa sangat cemas dengan kondisi Latifah,maka dari
itu ia pun meminta seorang dokter untuk datang ke rumah Ramli,karena Imam tidak
dapat meninggalkan pekerjaannya saat ini.Setelah mengabari Imam,barulah Ramli
pergi berangkat ke kantornya.
“Khadijah abang berangkat dahulu yaa.Kau jaga Latifah baik-baik,Imam telah
mengirimkan seorang dokter untuk memeriksa keadaan Latifah.”Ujar Khadijah.
“Iya bang,Khadijah pasti bakal jaga Latifah sebaik mungkin.Abang hati-hati yaa di
jalan.”Ujar Khadijah.
“Ya,assalamu alaikum.”Ujar Ramli.
“Waalaikum salam.”Ujar Khadijah.
Setelah Ramli berangkat,tak lama kemudian dokter yang dikirimkan Imam tiba di
rumah Khadijah.Saat dokter itu tiba,sang dokter langsung diajak Khadijah masuk ke
dalam kamar Latifah,dan langsung memeriksa kondisi Latifah yang masih terbaring
lemah diatas tempat tidurnya.
“Bagaimana kondisinya dok?”Ujar Khadijah.
“Kondisi pasien normal dan baik-baik saja.Insya allah pada hari ini juga ia akan
siuman,walaupun tak tahu kapan waktunya.”Ujar dokter.
“Syukur Alhamdulillah.”Ujar Khadijah sambil menghela nafasnya.
“Kalau begitu saya mohon pamit dahulu ibu.”Ujar dokter.
“Oh…iya, kalau begitu terima kasih banyak dok.”Ujar Khadijah.
“Sama-sama bu.”Ujar dokter.
****
Pada jam empat sore,sepulang dari rumah sakit,sebelum menuju rumahnya Imam
menyempatkan diri datang ke rumah Khadijah untuk menjenguk Latifah.Saat Imam
datang,Khadijah langsung mengantarkannya ke dalam kamar Latifah agar Imam
dapat melihat kondisi Latifah yang masih terbaring lemah diatas tempat tidurnya
secara langsung.
172
“Tadi dokter bilang katanya kondisi Latifah baik-baik saja,dan kata dokter insya
allah dia akan siuman pada hari ini juga,walaupun tak dapat diketahui kapan
waktunya.”Ujar Khaidjah.
“Alhamdulillah kalau begitu.”Ujar Imam.
Saat melihat Latifah yang tebaring lemah diatas tempat tidur,Imam tak kuasa
menahan kesedihannya,sehingga tetes demi tetes air mata pun jatuh membasahi
wajahnya.
“Mengapa ia bisa pingsan seperti ini Khadijah?”Ujar Imam.
Khadijah mengambilkan surat kabar yang ia taruh diatas meja yang ada di kamar
Latifah.
“Ini bang Imam.”Ujar Khadijah sambil memberikan surat kabar itu.
“Ada apa dengan surat kabar ini Khadijah?”Ujar Imam.
“Coba bang Imam baca saja berita utama yang ada pada surat kabar itu.”Ujar
Khadijah.
Imam membaca berita utama yang ada pada surat kabar itu.Ketika membaca berita
utama tersebut,Imam sangat terkejut sekali karena ia tak menyangka bahwa Harlan
adalah pembunuh Dani Fahrudin.Nampaknya setelah mengetahui Harlan ditangkap
polisi atas kasus pembunuhan Dani Fahrudin,ia dapat merasakan apa yang dirasakan
Latifah sekarang ini.Selain itu ia juga sangat prihatin dengan Latifah yang terus
menerus mendapat cobaan.
“Jadi ini yang membuat Latifah pingsan.Pantas saja ia pingsan.Saya sendiri tak
menyangka Harlan menjadi tersangka pembunuhan Dani Fahrudin.”Ujar Imam.
“Kasihan sekali Latifah,cobaan tiada henti menghampirinya.Pada awalnya saya tak
tega untuk memberitahukan berita ini pada Latifah,tetapi bagaimanapun juga ia harus
mengetahui berita ini bang.”Ujar Khadijah.
Tak lama kemudian Latifah mulai siuman,secara perlahan ia pun mulai membukakan
matanya.
“Kha..di…jah?”Ujar Latifah yang nampak masih lemah.
“Latifah kau sudah sadar ?”Ujar Khadijah.
Khadijah mengambil segelas air putih dan memberikannya pada Latifah.
“Ayo,diminum dahulu Latifah !”Ujar Khadijah sambil memberikan segelas air putih.
“Terima kasih Khadijah.”Ujar Latifah.
“Sama-sama Latifah.”Ujar Khadijah.
“Imam kau berada disini rupanya.”Ujar Latifah.
173
“Iya,saya sengaja datang untuk menjenguk kau Latifah.Soalnya tadi pagi Ramli
mengabarkan saya bahwa kau pingsan.”Ujar Imam.
“Terima kasih kau sudah bersedia menjenguk saya Imam.”Ujar Latifah.
“Iya sama-sama.Bagaimana kau sudah merasa baikkan?”Ujar Imam.
“Sepertinya sudah lumayan.”Ujar Latifah.
“Saya turut prihatin dengan yang kau alami Latifah.Saya juga tak menyangka bahwa
Harlan adalah tersangka pembunuhan Dani Fahrudin.”Ujar Imam.
“Ya…mungkin ini sudah jalan hidup yang harus saya lalui.Bertubi-tubi masalah
datang menghampiri saya.”Ujar Latifah.
“Latifah apakah kau tidak ingin mengetahui bagaimana kabar Harlan suami
kau?”Ujar Imam.
“Saya sebenarnya ingin mengetahui bagaimana kabarnya,dan ingin sekali bertemu
dengannya.Bagimanapun juga saya adalah istrinya.”Ujar Latifah.
“Bagaimana jika hari selasa ini kau temui dia dipengadilan?jika kau mau nanti saya
akan antar dan temani kau.Sebagai seorang istri alangkah baiknya kau menemui
suami kau yang sedang terkena masalah.Memberi dukungan moril padanya,agar ia
dapat dengan mudah melalui segala cobaannya.Harlan akan menjalani sidang di
pengadilan dua hari lagi tepatnya hari selasa.Begitulah beritanya yang say abaca di
surat kabar.”Ujar Imam.
“Pasti saya akan temui dia.Terima kasih sebelumnya Imam,kau sudah bersedia
mengantar dan menemani saya.”Ujar Latifah.
****
Dua hari kemudian digelarlah sidang terhadap kasus Harlan.Pada hari itu suasana
ruang sidang cukup ramai,terdapat banyak penonton dan wartawan dari berbagai
media cetak dan radio untuk meliput suasana sidang.Diantara para penonton yang
duduk di kursi penonton terdapat Latifah dan Imam yang menyaksikan sidang
tersebut.Tak lama kemudian saat sidang akan dimulai,masuklah Harlan beserta dua
orang penjaga yang menjagainya.
“Latifah itu Harlan ,dia sudah datang.”Ujar Imam memberitahu Latifah.
“Harlaann….Harlaaan….suamiku….!”Teriak Latifah.
Harlan mendengar teriakan Latifah dari kursi penonton,dan ia pun melihat Latifah
yang datang mengunjunginya dengan ditemani Imam.Tetapi,pada saat itu Harlan tak
174
menghiraukan Latifah yang berteriak memanggilnya dan ia pun langsung duduk di
kursi terdakwa.Sidang pada hari itu berjalan selama empat jam,berdasarkan bukti-
bukti yang ada dan keterangan dari Harlan sendiri,jaksa penuntut menginginkan
tuntutan hukuman mati untuk Harlan karena ia telah melakukan pembunuhan
berencana dan pembunuhan secara kejam terhadap Dani Fahrudin.Begitu juga
dengan mayoritas penonton sidang yang membenci Harlan,mereka menuntut Harlan
diberikan hukuman mati.Ketika jaksa menuntut hukuman mati,Harlan pun hanya bisa
pasrah,hingga pada akhirnya hakim mengabulkan tuntutan jaksa.Setelah hakim
melakukan ketuk palu ,Harlan pun hanya terdiam,ia hanya bisa pasrah dengan nasib
yang harus diterimanya ini.Saat mengetahui Harlan terkena hukuman mati,Latifah
juga merasakan kesedihan yang mendalam.Ia sangat prihatin dengan nasib Harlan
begitupula dengan Imam.
Setelah sidang selesai,Latifah dan Imam berusaha untuk menemui Harlan,tetapi
Harlan tak menghiraukan mereka berdua pada saat itu.Keesokan harinya,Latifah
dengan ditemani Imam kembali mendatangi lapas tempat Harlan dipenjara untuk
menjenguk Harlan.Pada hari itu mereka diminta oleh petugas lapas untuk menunggu
di sebuah ruangan khusus yang digunakan untuk para tahanan bertemu dengan
kerabatnya,dimana pada ruangan tersebut terdapat sebuah pembatas yang terbuat dari
besi antara tahanan dan penjenguk.Setelah lima menit menunggu,akhirnya Harlan
pun datang juga menemui mereka.
“Bang Harlan?”Sapa Latifah.
“Latifah? Untuk apa kau datang ke sini?”Ujar Harlan.
“Saya datang ke sini sengaja untuk menjenguk bang Harlan.”Ujar Latifah.
“Iya,Latifah sengaja datang ke sini untuk menjenguk bang Harlan,dan maaf jika saya
datang ke sini bersama Latifah,saya hanya menemaninya saja.”Ujar Imam.
Saat dijenguk oleh Latifah dan Imam,Harlan pun merasa senang dan haru,karena
Latifah dan Imam telah bersedia untuk menjengukknya,sehingga air mata bahagia
pun jatuh menetes membasahi wajah Harlan.
“Tak apa Imam,justru saya senang kalian berdua sudah bersedia menjenguk
saya,terutama pada kau Latifah.Saya sangat senang kau telah bersedia datang untuk
menjenguk saya,walaupun saya sering berlaku kasar pada kau Latifah.”Ujar Harlan.
“Sudah kewajiban saya sebagai seorang istri untuk menjenguk dan memberikan
dukungan kepada suaminya yang sedang mengalami sebuah masalah.Jujur saja saya
175
sangat terkejut dan sedih ketika mengetahui bang Harlan masuk kedalam penjara atas
dan dijatuhi hukuman mati atas kasus pembunuhan Dani Fahrudin.”Ujar Latifah.
“Maafkan abang Latifah,selama ini abang telah berlaku kasar pada kau dan tak jujur
pada kau tentang pembunuhan yang abang lakukan terhadap Dani.”Ujar Harlan.
“Saya sudah maafkan abang ,dan saya juga sudah melupakan segala perbuatan yang
pernah abang lakukan terhadap saya.Sekarang ini saya bangga dengan bang
Harlan,karena bang Harlan sudah berani jujur dan bertanggung jawab dengan apa
yang sudah abang lakukan.”Ujar Latifah.
“Terima kasih Latifah kau sudah memaafkan abang.Sekarang ini abang ingin sekali
melihat kau hidup bahagia.’Ujar Harlan.
“Bang sekarang ini Latifah sudah bahagia dapat bertemu kembali dengan
abang.”Ujar Latifah dengan senyuman.
“Bukan itu maksud abang.Maksud abang,abang ingin kau hidup berbahagia dengan
seseorang yang sejak dahulu kau cintai.”Ujar Harlan.
“Itu tidak mungkin bang,Latifah adalah istri abang.”Ujar Latifah.
“Iya benar itu tidak mungkin terjadi .”Ujar Imam.
“Tidak ada yang tidak mungkin,karena satu bulan lagi saya akan dieksekusi
mati.Maka dari itu setelah saya dieksekusi mati,saya harap kalian berdua menikah
dan hidup bahagia selamanya.Karena,saya tahu kalian saling sangat mencintai dari
dahulu sampai sekarang ini.Maka dari itu saya ingin melihat kalian berbahagia
terutama Latifah.”Ujar Harlan.
Latifah dan Imam terdiam dan nampak canggung ketika Harlan meminta mereka
berdua untuk menikah,dan sebelum meninggalkan ruangan Harlan pun meninggalkan
pesan untuk Imam dan Latifah.
“Imam,bahagiakanlah Latifah dan jagalah dia.”Ujar Harlan.
“Pasti saya akan selalu jaga dan bahagiakan Latifah.”Ujar Imam.
“Oh…iya ambilah barang-barang milik kau Latifah,sebelum pihak pengadilan
menyita rumah kita,karena pihak pengadilan akan menyita rumah kita.Kunci rumah
sudah saya titipkan ke tetangga,nanti kau dapat mengambilnya di tetangga.”Ujar
Harlan.
“Baik bang.”Ujar Latifah mengangguk.
“Imam,saya minta maaf atas segala kesalahan saya selama ini pada kau.”Ujar Harlan.
“Saya telah memaafkan kau Harlan.”Ujar Imam dengan senyuman.
“Terima kasih Imam.”Ujar Harlan dengan senyuman juga.
176
Setelah Harlan meminta mereka untuk menikah ,dan setelah meninggalkan
ruangan,Latifah dan Imam pun nampak canggung,hingga pada akhirnya dengan
perasaan canggung ,Latifah meminta Imam untuk pulang ke rumah.
“Ayo kita ambil barang kau sekarang !”Ujar Imam dengan terbata-bata karena
gugup.
“Ayo”Ujar Latifah.
****
Setelah menjenguk Harlan di penjara,Latifah dan Imam pergi ke rumah Latifah
untuk mengambil barang-barang Latifah yang masih berada di rumah.Saat sampai di
depan rumahnya,Latifah langsung mengambil kunci rumah itu di tetangga,dan
setelah kunci rumah sudah ada di tangan, Latifah langsung pergi menuju kamarnya
yang berada di lantai dua untuk mengambil seluruh barangnya yang berada di
kamar.Begitu pula dengan Imam,ia turut ikut masuk ke kamar Latifah untuk
menemani Latifah dan membantu membatu Latifah membereskan barang-
barangnya.Latifah membuka lemari pakaiannya,ia mengambil sebuah kopor besar
miliknya dimana kopor tersebut akan ia gunakan untuk membawa dan menyimpan
barang-barang miliknya.Dari dalam lemari pakaiannya Latifah langsung mengambil
pakai-pakaian miliknya dan akan memasukkan pakaian-pakaian miliknya itu ke
dalam kopor tersebut.Tetapi,ketika Latifah akan memasukkan pakaian-pakaian
miliknya ke dalam kopor,Imam menghadangnya karena ia ingin Latifah hanya cukup
mengeluarkan barang-barangnya saja dan ia yang memasukkannya ke dalam kopor.
“Latifah biarkan saya saja yang melipatkan dan memasukkan baju-baju milik kau ke
dalam kopor.”Ujar Imam.
“Tapi Imam saya tak mau saya membuat repot kau.”Ujar Latifah.
“Sudah biarkan saja,saya sama sekali tak dibuat repot.Lagi pula saya ikut ke sini kan
karena saya memiliki niat untuk membantu kau Latifah.Jadi biarkan saya untuk
membantu kau Latifah.”Ujar Imam.
“Baiklah,terima kasih Imam.”Ujar Latifah dengan senyuman manisnya.
“Ya,sama-sama.”Ujar Imam dengan senyuman.
Latifah kembali mengeluarkan pakaian-pakaian dari dalam lemari pakaian,disaat
sedang mengeluarkan pakaian-pakaiannya dari dalam lemari secara tak sengaja ia
menyentuh lukisan potret dirinya bersama Imam saat mereka dilukis di pasar rakyat
177
yang selama ini ia simpan di dalam lemari pakaiannya.Secara perlahan Latifah
mengambil lukisan itu dan meraba-raba lukisan itu.
“Lukisan ini ?”Batin Latifah.
Hati Latifah terasa sangat senang ketika ia menemukkan lukisan itu,ia pun langsung
memeluk lukisan itu hingga ia tak kuasa untuk menahan air mata
kebahagiaanya.Imam yang kala itu sedang memasuk-masukkan pakaian-pakaian
milik Latifah,tiba-tiba saja secara tak sengaja melihat Latifah yang sedang berurai air
mata sambil memeluk sebuah lukisan.Ketika melihat Latifah yang sedang berurai air
mata ia pun langsung menghentikan pekerjaannya sejenak,dan pergi menghampiri
Latifah.
“Latifah,kenapa kau menangis?”Ujar Imam.
“Tidak,tidak apa-apa.Saya hanya merasa senang karena lukisan ini dapat saya miliki
kembali.”Ujar Latifah.
“Memangnya lukisan apa yang kau peluk itu Latifah?”Ujar Imam.
“Apakah kau benar-benar ingin melihat lukisan ini?”Ujar Latifah.
“Ya…kalau kau mengizinkan saya ingin sekali melihatnya.”Ujar Imam.
“Ini lihatlah !”Ujar Latifah.
Latifah menunjukkan lukisan itu pada Imam,dan Imam nampak terkejut sekali saat
melihat lukisan yang Latifah peluk itu adalah lukisan potret dirinya bersama Latifah
ketika mereka dilukis di pasar rakyat beberapa tahun silam.Ia pun juga nampak
meneteskan air matanya ketika melihat lukisan itu.
“Lukisan ini?? Ternyata kau masih menyimpan lukisan ini Latifah?”Ujar Imam
dengan tetesan air mata.
“Ya,saya memang berusaha untuk selalu menyimpannya dengan baik.Karena,lukisan
ini teramat sangat berharga dan berarti buat saya,maka dari itu saya ingin sekali
menyimpan lukisan ini selamanya.”Ujar Latifah.
Tetesan air mata jatuh dari kedua mata Imam ketika ia mendengarkan apa yang
Latifah katakan,ia merasa terkejut dan terharu ketika mengetahui bahwa Latifah
masih menyimpan lukisan itu.
“Jujur saja sebenarnya saya tidak hanya menyimpan lukisan ini,tetapi saya juga
menyimpan barang-barang lainnya yang sangat berarti buat saya.”Ujar Latifah.
“Barang lain apa yang kau simpan Latifah?”Ujar Imam.
“Tunggu sebentar biar saya ambil dahulu.”Ujar Latifah.
178
Latifah mengambil sebuah kotak berwarna merah dari dalam lemari pakaiannya,dan
setelah kotak itu ia ambil,ia pun langsung memberikan kota tersebut pada Imam.
“Kotak apa ini Latifah?”Ujar Imam.
“Bukalah “Ujar Latifah dengan senyuman.
Secara perlahan Imam membuka kotak itu,dan setelah membuka dan melihat isi
kotak tersebut,Imam nampak terkejut dan terharu sekali karena kotak tersebut
ternyata berisi kumpulan surat-surat yang dahulu ia berikan untuk Latifah.
“Surat-surat ini?”Ujar Imam yang nampak terkejut.
“Ya…surat-surat itu adalah surat-surat pemberian dari kau Imam yang saya
kumpulkan untuk disimpan.”Ujar Latifah.
“Saya tak sangka kau masih menyimpan semua barang-barang pemberian dari saya
Latifah.”Ujar Imma.
“Sengaja saya simpan barang-barang itu untuk sebagai obat penawar rindu di saat
saya sedang merindukan kau Imam,karena sesungguhnya di dalam hati ini masih
terdapat cinta yang sangat besar walaupun cinta tersebut dipisahkan oleh jarak dan
status perkawinan.Dan saat saya dapat bertemu kembali dengan kau,sebenarnya saya
merasa sangat senang walaupun saat itu kita sudah tak dapat bersama lagi.”Ujar
Latifah.
Imam nampak menangis ketika mendengarkan cerita Latifah,ia pun terdiam sejenak
saat itu,hingga pada akhirnya secara perlahan kedua tangannya mengambil kedua
tangan Latifah dan memegangnya cukup erat.
“Sebenarnya saat bertemu kembali dengan kau,saya juga merasa sangat senang
sekali.Tetapi,saat itu saya selalu berusaha untuk berjaga jarak pada kau,karena kau
telah memiliki suami.Selain itu, saya juga sangat senang kau masih menyimpan
semua barang-barang itu Latifah.Jujur saja lukisan itu juga sangat berarti buat
saya,karena pada saat dilukis itulah adalah masa-masa paling indah saat kita masih
bersama dahulu,dimana pada saat itu untuk pertama kalinya kita mengabadikan
potret diri kita bersama.Sebenarnya saat saya masih bersekolah di Belanda,saya
selalu ingat dengan kau,merindukkan kau berserta masa-masa indah saat bersama
kau.Karena sebenarnya dari dahulu dan juga sampai sekarang ini di dalam lubuk hati
saya yang paling dalam ini masih ada cinta yang sangat besar untuk kau
Latifah.”Ujar Imam dengan senyuman dan tetesan air mata.
“Sungguh? Benarkah?”Ujar Latifah dengan perasaan bahagia dan air mata bahagia.
179
“Ya…sungguh masih benar-benar mencintai kau Latifah dari dahulu sampai
sekarang ini.”Ujar Imam dengan senyuman dan air mata bahagia.
“Imam,bolehkah saya memeluk kau?”Ujar Latifah dengan tetesan air mata bahagia.
“Ya,tentu.”Ujar Imam.
“Saya sangat mencintai kau Imam.”Ujar Latifah dengan air mata bahagia.
“Saya juga sangat mencintai kau Latifah.”Ujar Imam dengan air mata bahagia.
****
Setelah dari rumah Latifah,Imam dan Latifah langsung kembali ke rumah
Ramli.Setibanya di rumah Ramli,dengan dibantu oleh Imam dan Khadijah,Latifah
langsung membereskan barang-barangnya di kamarnya,termasuk lukisan itu.Latifah
mengambil lukisan itu dari dalam kopornya,dan memajangnya di dinding di depan
tempat tidurnya.
“Imam,bagaimana menurut kau ? bagus tidak jika lukisan ini saya pajang di
sini?”Ujar Latifah.
“Menurut saya lukisan itu cocok dipajang disitu.Pokoknya saya setuju saja kau ingin
memajang lukisan itu dimanapun yang menurut kau cocok.”Ujar Imam.
“Kau tak tanyakan saya juga Latifah?”Ujar Khadijah.
“Oh…iya maafkan saya Khadijah.”Ujar Latifah.
“Tak apa Latifah,saya hanya bercanda saja.”Ujar Khadijah.
“Tak apa-apa Khadijah.Jadi menurut kau bagaimana cocok tidak jika lukisan ini saya
pajang di sini?”Ujar Latifah.
“Kalau menurut saya sih cocok banget,karena dengan dipajangnya lukisan itu di
situ,maka dengan mudah kau akan memandangi lukisan itu dan ingat terus dengan
Imam.”Canda Khadijah.
“Ah…kau ini bisa saja.”Canda Latifah.
****
Keesokan harinya di siang hari Imam dan Ramli bertemu dengan arsitek Belanda
yang menjadi arsitek perpustakaan yang sedang dibangun oleh Imam di lokasi
pembangunan gedung perpustakaan tersebut.Pada siang itu,mereka nampak
180
membicarakan pembangunan gedung perpustakaan tersebut,dan memantau
perkembangan pembangunan gedung perpustakaan tersebut.
“Kira-kira bahan apa lagi yang anda butuhkan saat ini?”Ujar Imam.
“Kalau bahan sih untuk saat ini masih cukup pak.”Ujar arsitek.
“Oh…syukurlah kalau begitu,nanti jika anda ada butuh sesuatu anda tinggal bilang
saja ke saya.”Ujar Imam.
“Pokoknya anda tenang saja,pasti nanti jika ada butuh bahan lagi saya akan hubungi
anda.”Ujar arsitek.
“Lalu kira-kira kapan pembangunan perpustakaan ini akan selesai?”Ujar Imam.
“Jika tidak ada halangan kemungkinan delapan bulan lagi gedung perpustakaan ini
sudah siap untuk digunakan.”Ujar arsitek.
Disaat mereka sedang mengobrol-ngobrol sambil mengelilingi area pembangunan
gedung,tiba-tiba saja Khadijah datang menghampiri mereka,dan mengatakan pada
mereka bahwa minuman dan makanan telah siap.
“Ayo…pak kita beristirahat dahulu,kita santai-santai sejenak.”Ujar Imam.
“Terima kasih pak Imam.”Ujar arsitek.
Imam dan Ramli beserta arsitek Belanda itu datang menghampiri Latifah dan
Khadijah yang sudah berdiri di depan meja makan.Pada siang itu mereka semua
nampak mengobrol-ngobrol santai sambil menikmati minuman dan makanan yang
telah disiapkan oleh Latifah dan Khadijah.Setelah makan siang dan mengobrol-
ngobrol cukup lama,arsitek Belanda itu berpamitan pulang,ia beralasan bahwa ia
masih memiliki pekerjaan lain.Saat arsitek Belanda itu pulang,Imam dan Ramli pun
mengantar arsitek Belanda itu sampai ia masuk ke dalam mobilnya yang terparkir di
depan rumah Imam.
“Terima kasih banyak pak,anda sudah membantu saya dalam membangun
perpustakaan ini.”Ujar Imam.
“Sama-sama,itu semua sudahlah tugas saya sebagai arsitek.Saya pamit dahulu pak
Imam dan pak Ramli.”Ujar arsitek itu.
“Oh…iya pak hati-hati dijalan.”Ujar Ramli.
****
Saat itu Latifah dan Khadijah sedang berada di dapur bersama para asisten rumah
tangga di rumah Imam.Latifah dan Khadijah nampak sedang sibuk mencuci piring
181
dan gelas-gelas berkas makan siang tadi hingga piring-piring tersebut nampak bersih
kembali.Disaat Latifah baru saja selesai mencuci piring,tiba-tiba saja Imam
menghampirinya di dapur.
“Latifah?”Sapa Imam.
“Imam?”Sapa Latifah.
“Ayo,kau ikut saya sekarang !”Ujar Imam.
“Kemana?”Ujar Latifah.
“Sudaaahh….ayo ikut saja.”Ujar Imam.
Saat itu Imam mengajak Latifah berjalan-jalan mengelilingi lokasi pembangunan
perpustakaan tersebut.Karena,selama ini Imam belum pernah mengajak Latifah ke
lokasi pembangunan perpustakaan tersebut.
“Sebenarnya kau ini mengajak saya kemana ?”Ujar Latifah.
“Saya mengajak kau berjalan berdua mengelilingi lokasi pembangunan perpustakaan
yang sedang saya bangun sekarang.”Ujar Imam.
“Wow…jadi kau mengajak saya berkeliling?”Ujar Latifah dengan senyuman
bahagia.
“Ya”Ujar Imam dengan senyuman bahagia.
“Imam,saya senang sekali diajak kau berkeliling.Walaupun saya tak dapat
melihat.”Ujar Latifah.
“Saya senang mendengarnya jika kau senang.Walaupun sekarang ini kau belum
dapat melihatnya.Tetapi disaat pembangunan perpustakaan ini telah usai,saya ingin
kau tidak hanya dapat merasakan keberadaan perpustakaan ini,tetapi kau juga dapat
melihat perpustakaan ini berdiri dengan megah.Karena,saya tak ingin kau seperti ini
terus menerus,saya akan usahakan kau untuk sembuh dan dapat melihat
kembali.”Ujar Imam.
“Sungguh mulia sekai cita-cita kau,tetapi tak mungkin rasanya jika saya dapat
melihat lagi.”Ujar Latifah dengan tetesan air mata.
“Tak ada yang tak mungkin Latifah,jika kita terus berusaha dan berdoa pasti selalu
ada jalan untuk kau dapat sembuh.Saya berjanji akan usakan kau agar kau dapat
kembali melihat.Saya berjanji akan usahakan itu Latifah.”Ujar Imam.
Latifah tak dapat berkata-kata lagi saat itu,ia nampak meneteskan air matanya dan
terharu pada Imam yang telah berjanji untuk menyembuhkannya.
“Ayo,kita jalan !”Ujar Imam.
“Ayo”Ujar Latifah.
182
Imam dan Latifah berjalan berkeliling lokasi pembangunan perpustakaan tersebut
sambil melihat-lihat proses pembangunan yang sedang dikerjakan oleh para pekerja
bangunan.
“Imam,sungguh saya sangat takjub pada kau.Semua cita-cita yang dahulu kau cita-
citakan kini semuanya telah tercapai.Selain itu kau juga memiliki hati yang
mulia.Kau bangun perpustakaan ini untuk orang lain.”Ujar Latifah.
“Semua ini tercapai berkat doa dari saya dan orang-orang disekeliling saya serta
usaha yang selama ini telah saya lakukan.Atas ridho dari Allah,Allah memberikan
jalan untuk saya agar saya dapat sukses seperti saat ini dan dengan rizki darinya saya
dapat membangun perpustakaan ini yang dapat berguna untuk orang lain.Saya tidak
bisa dikatakan mulia,karena kemuliaan hanyalah milik Allah.Saya hanya media
penyalur rizki dari Allah untuk dibagi-bagikan kepada yang membutuhkan,baik
berupa ilmu pengetahuan,tenaga maupun barang.”Ujar Imam.
“Imam saya sangat takjub pada kau,saya sanagt bersyukur memiliki kekasih seperti
kau.”Ujar Latifah.
Tak terasa langit sudah senja,dua jam sudah mereka berjalan berkeliling dan
mengobrol-ngobrol berdua.Setelah dua jam lamanya berjalan,akhirnya mereka
berdua pun kembali ke rumah Imam.Saat tiba di rumah Imam,mereka berdua pun
langsung disambut dengan candaan Ramli dan Khadijah yang sedang santai di
sebuah kursi santai.
“Sepertinya hati Imam sudah nampak berbunga-bunga kembali.”Canda Ramli.
“Apa kau ini Ram ?”Canda Imam.
“Latifah juga sepertinya begitu,saat ini saya yakin hatinya sedang berbunga-
bunga.”Canda Khadijah.
“Aaahh…kau ini bisa saja.”Canda Khadijah.
“Mereka ini sekarang sudah bagaikan perangko yang sulit untuk dipisahkan.”Canda
Ramli.
“Kau ini pintar sekali membuat kata-kata.”Canda Imam.
“Khadijah,bang Ramli ayo kita pulang,langit sudah mulai gelap.”Ujar Latifah.
“Oh..iya,ayolah kalau begitu.Kasihan juga Hamdan dia terlalu lama menunggu di
rumah.Ayo Khadijah kita pulang !”Ujar Ramli.
“Ayo”Ujar Khadijah.
183
Karena langit sudah mulai gelap,Latifah ,Khadijah dan Ramli berpamitan pulang
pada Imam.Saat mereka pulang,Imam mengantarkan mereka sampai depan pintu
rumahnya.
“Imam,terima kasih atas segalanya hari ini.Sampai jumpa besok.”Ujar Latifah
dengan senyuman.
“Iya,sama-sama.Sampai jumpa besok juga Latifah.”Ujar Imam dengan senyuman.
****
Dua hari kemudian,pagi itu Imam tengah berada di ruangannya di rumah sakit.Ia
terlihat sedang membaca sebuah buku mengenai tindakan operasi mata,tak beberapa
lama kemudian setelah ia membaca buku,ia memanggil seorang perawat dan
meminta perawat tersebut untuk memanggil dokter Ibrahim agar menemuinya di
ruangannya.Pada pagi itu dokter Ibrahim langsung datang menemui Imam di
ruangannya.
“Ada apa pak Imam memanggil saya?”Ujar dokter Ibrahim.
“Silahkan duduk dok !”Ujar Imam.
“Begini dok,saya ingin menanyakan mengenai pasien dokter yang bernama Latifah
yang terkena penyakit kanker mata itu.”Ujar Imam.
“Oh…Latifah,memang ada apa pak dengannya?”Ujar dokter Ibrahim.
“Saya ingin tanya apakah kebutaan yang diderita Latifah dapat disembuhkan?”Ujar
Imam.
“Bisa pak Imam asalkan ada orang yang bersedia mendonorkan kornea matanya
untuk Latifah,dan orang tersebut haruslah orang yang sudah meninggal.”Ujar dokter
Ibrahim.
“Lalu bagaimana dengan kanker mata yang dideritanya ?apakah dapat disembuhkan
juga dok?”Ujar Imam.
“Kalau kanker mata yang diderita oleh Latifah,kemungkinannya kecil untuk
disembuhkan pak Imam.”Ujar Ibrahim.
“Apakah sudah tidak ada cara lain untuk menyembuhkan kankernya dok?”Ujar
Imam.
“Tidak ada pak Imam,kanker mata yang diderita oleh Latifah sudah cukup
parah.Mungkin kanker yang diderita oleh Latifah hanya dapat dikurangi melalui
tindakan operasi mata,dan selain itu Latifah juga harus banyak beristirahat agar
184
tubuhnya selalu tetap dalam keadaan yang sehat.Terlebih lagi dia memiliki banyak
sekali cobaan hidup,dari mulai penyakit yang dideritanya sampai suaminya yang
masuk penjara dan dijatuhi hukuman mati.Saya sangat prihatin dengannya.”Ujar
dokter Ibrahim.
“Maka dari itu saya ingin sekali menyenangkan hatinya dok,saya ingin dia sembuh
apapun caranya itu.Dokter,apakah dapat dokter membantu saya untuk
menyembuhkan Latifah? Saya ingin Latifah sembuh dan dapat melihat
kembali.”Ujar Imam.
“Pasti saya akan membantu anda,saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk
dapat menyembuhkan Latifah.Saya juga akan bantu cari orang yang bersedia
mendonorkan kornea matanya jika ia meninggal kelak.”Ujar dokter Ibrahim.
“Terima kasih dokter,terima kasih banyak.”Ujar Imam.
Setelah bertemu dengan dokter Ibrahim,Imam pun langsung berjalan keluar dari
ruangannya menuju ruang bank mata yang ada di rumah sakit tempat ia
bekerja.Ketika tiba di ruang bank mata,Imam pun langsung menanyakan kepada
salah seorang petugas yang bertugas di bagian administrasi ruang bank mata
mengenai ketersedian pendonor yang akan mendonorkan mata.Pada saat itu petugas
tersebut pun langsung memeriksa semua data-data pendonor,namun sayang sekali
setelah dicek ternyata sudah tidak ada lagi pendonor yang akan mendonorkan
matanya.Imam cukup merasa kecewa saat itu,tetapi ia pun tak putus asa untuk
mencari pendonor yang bersedia mendonorkan matanya untuk Latifah.
Siang itu suasana lembaga pemasyarakatan tempat Harlan ditahan nampaklah
sepi,hanya ada beberapa orang sipir yang bertugas menjaga sel.Di salah satu sel
terdapat Harlan yang sedang duduk termenung sendirian dengan wajahnya sudah tak
sebersih dahulu dan pakaiannya yang kotor.Di saat Harlan sedang duduk termenung
sendirian,tiba-tiba saja seorang sipir datang menghampirinya dan memberitahukan
bahwa ada seseorang yang ingin bertemu dengannya.Sipir tersebut membukakan
kunci pintu sel tempat Harlan ditahan,dan mengantarkan Harlan sampai ke sebuah
ruangan,dimana di dalam ruangan tersebut terlihat seorang wanita berambut pendek
yang mengenakan sebuah dress berwana merah muda dan sebuah tas selempang
berbahan kulit yang tergantung di pundaknya.Sipir tersebut pun meninggalkan
Harlan dan wanita tersebut di ruangan itu dan mereka pun diberikan waktu sekitar
185
lima puluh menit untuk saling bertatap muka dan mengobrol-ngobrol.Setelah sipir
tersebut pergi barulah wanita tersebut membalikkan badannya dan menyapa Harlan.
“Bang Harlan?”Sapa wanita tersebut.
“Farida ??”Ujar Harlan.
Wanita tersebut ternyata adalah Farida yang sengaja datang dari Banjamasin untuk
menjenguk Harlan.Ketika bertemu kembali dengan Harlan,dan melihat kondisi
Harlan yang seperti saat ini,Farida pun merasa sangat sedih dan ia pun menangis
ketika bertemu dengan Harlan.Begitu pula dengan Harlan,ia juga nampak
mengeluarkan air matanya ketika bertemu kembali dengan Farida.Adik
perempuannya yang telah lama putus kontak dengannya.
“Bang Harlan”Ujar Farida dengan derai air mata.
“Farida mengapa kau datang kemari menemui saya? saya ini orang jahat.”Ujar
Harlan.
“Bang,saya sama sekali tak menganggap abang orang jahat .Dimata saya abang
adalah abang yang terbaik buat saya dan mama kita.Maka dari itu setelah saya
mengetahui abang di penjara dari sebuah surat kabar,saya sengaja datang ke Batavia
untuk menjenguk bang Harlan.”Ujar Farida dengan derai air mata.
“Terima kasih Farida,ternyata kau masih menganggap abang ini abang
kau.Walaupun abang ini sudah berlaku jahat dan menjadi narapidana saat ini.”Ujar
Harlan dengan tetesan air mata.
“Sama-sama bang,sampai kapanpun saya akan selalu menjadi adik yang selalu
menyayangi abang.”Ujar Farida.
“Abang juga akan selalu menyayangimu Farida.”Ujar Harlan.
“Farida bagaimana keadaan kau dan mama sekarang ini?”Ujar Harlan.
“Keadaan saya baik-baik saja bang,kalau keadaan mamaaa….”Ujar Farida dengan
derai air mata.
“Ada apa dengan mama Farida? Ada apaaa ??!!”Ujar Harlan.
“Mama sudah meninggal bang.”Ujar Farida dengan derai air mata.
Tangis Harlan pun pecah setelah mengetahui bahwa ibunya telah meninggal dunia.
“Apa ??? mama sudah meninggal ????!!!!”Ujar Harlan dengan derai air mata.
“Iya bang,mama mengalami serangan jantung setelah membaca berita abang
dipenjara dan dijatuhi hukuman mati di sebuah surat kabar.Dan tak lama kemudian
mama pun langsung meninggal bang.”Ujar Farida dengan derai air mata.
“Mamaaa….!”Ujar Harlan dengan derai air mata.
186
“Maka dari itu saya sengaja datang kesini selain untuk menjenguk bang Harlan,saya
juga ingin memberitahukan berita ini pada bang Harlan.”Ujar Farida.
“Abang sangat menyesal Farida,abang sangat menyesal dengan semua yang telah
abang perbuat.”Ujar Harlan.
“Sudahlah bang,tak usah disesali lagi.Karena,semuanya telah terjadi dan tak dapat
kembali lagi.Yang dapat abang lakukan saat ini hanyalah berdoa untuk mama
kita.”Ujar Farida.
Tak terasa empat puluh menit sudah mereka bertatap muka dan mengobrol-ngobrol
bersama.Setelah empat puluh menit berlalu,seorang sipir bersama seorang polisi
datang menghampiri mereka berdua dan meminta Farida untuk segera keluar dari
ruangan,karena waktu besuk telah habis.
“Maaf,nona waktu besuk telah habis.Silahkan nona meninggalkan ruangan ini !”Ujar
polisi.
“Bang Harlan,Farida pergi dahulu yaa.Jaga diri abang baik-baik yaa.Saya pasti akan
selalu merindukan abang.”Ujar Farida dengan tetesan air mata.
“Hati-hati Farida,jagalah diri kau baik-baik.Abang pasti juga akan selalu merindukan
kau Farida.”Ujar Harlan dengan tetesan air mata.
Pertemuan itu menjadi pertemuan terakhir Harlan dan Farida sebelum Harlan
menjalani eksekusi mati.
****
Keesokan harinya saat disiang hari Imam membawa Latifah pergi menemui dokter
Ibrahim di Rumah Sakit Pribumi untuk melakukan cek kesehatan .Imam dan Latifah
menemui dokter Ibrahim di ruangannya,saat berada di ruangannya dokter Ibrahim
pun langsung memeriksa kondisi kesehatan Latifah dan kondisi kesehatan mata
Latifah dengan sangat teliti.Setelah melakukan pemeriksaan,dokter Ibrahim pun
langsung memberikan analisa hasil pemeriksaanya pada Imam dan Latifah.Menurut
dokter Ibrahim kondisi tubuh dan mata Latifah sehat-sehat saja,dan siap untuk
melakukan operasi walaupun kanker masih menyerang tubuhnya.Tetapi,Latifah
belum dapat melakukan operasi dalam waktu dekat ini,karena belum ada orang yang
bersedia untuk mendonorkan matanya untuk Latifah.
“Jadi sebenarnya mata saya ini masih dapat melihat kembali dok?”Ujar Latifah.
“Iya benar Latifah.”Ujar dokter Ibrahim.
187
“Dan saya dengan dibantu dokter Ibrahim sebenarnya sedang berusaha mencari
pendonor mata untuk kau Latifah,agar kau dapat segera melakukan operasi.”Ujar
Imam.
“Benarkah ?”Ujar Latifah.
“Iya semua itu benar.”Ujar Imam.
“Terima kasih atas segalanya Imam,saya sangat senang mendengarnya.”Ujar Latifah.
“Sama-sama Latifah,saya juga sangat senang jika kau merasa senang Latifah.”Ujar
Imam.
Latifah merasa sangat senang saat mengetahui bahwa ia masih dapat kembali
melihat ,walaupun ia belum dapat menjalani operasi secepatnya.Setelah menemani
Latifah menjalani pemeriksaan di ruangan dokter Ibrahim,Imam pun kembali ke
ruangan kerjanya untuk melanjutkan pekerjaannya.Pada hari itu Imam bekerja
dengan ditemani Latifah yang setia menunggunya di ruangan kerjanya hingga jam
kerja Imam selesai.Seusai bekerja,saat di sore hari sepulang dari rumah sakit Imam
mengajak Latifah pergi ke suatu tempat yang menurut Imam sangat indah
sekali,tempat itu adalah sebuah taman bunga yang nampak indah sekali dengan
beribu-ribu bunga yang berwarna-warni nan indah dipandang mata.
“Imam,kita ini ada dimana sih?”Ujar Latifah dengan senyuman bahagia.
“Ada disebuah tempat yang sangat indah.”Ujar Imam.
“Wah…tempat apa itu?”Ujar Latifah.
“Sebuah taman bunga,taman bunga yang indah sekali.”Ujar Imam.
“Saya sangat ingin sekali dapat melihat keindahan taman bunga ini,saya ingin
menikmati pemandangan indah di taman ini bersama kau Imam.”Ujar Latifah.
“Nanti jika kau telah melakukan operasi,saya janji saya akan membawa kau kembali
ke taman bunga ini.Dan kita habiskan waktu bersama-sama di taman ini.”Ujar Imam.
“Terima kasih Imam.Saya sangat mencintai kau.”Ujar Latifah dengan senyuman
bahagia.
“Saya juga sangat mencintai kau Latifah.”Ujar Imam dengan senyuman.
Imam memetik sebuah bunga yang indah,dan menaruhkannya ditelinga Latifah.
“Bunga itu semakin terlihat indah saat kau kenakan ditelinga kau Latifah.”Ujar
Imam.
“Sekarang cobalah kau tutup mata untuk beberapa menit saja.Kau rasakan segarnya
udara yang ada ditaman ini.Dengan merasakan udara segar seperti ini,kau akan
mendapatkan sebuah kenikmatan dunia yang jarang sekali dapat kau
188
dapatkan.Sebuah kenikmatan yang dapat menyegarkan kita dari segala pikiran.”Ujar
Imam.
Latifah memejamkan kedua matanya,dan menikmati kesegaran udara yang
berhembus di taman itu selama beberapa menit.
“Sekarang coba kau buka mata.Dan bagaimana rasanya?”Ujar Imam.
“Rasanya sangat segar sekali,saya sangat merasakan ketenangan.”Ujar Latifah.
Sore itu Imam dan Latifah menghabiskan waktu mereka di taman bunga
tersebut.Mereka menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan mengelilingi taman
hingga langit sudah mulai gelap.Saat mereka telah lelah berjalan mengelilingi
taman,mereka pun duduk di sebuah kursi santai yang ada di taman tersebut sambil
mengobrol-ngobrol.
“Imam pernahkah engkau datang ke taman ini dengan seorang wanita selain
saya?”Ujar Latifah.
“Maksudnya?”Ujar Imam.
“Ya…wanita lain,seperti Ratna gitu?”Ujar Latifah.
“Saya dan Ratna tak pernah pergi ke taman ini.Hubungan kami hanyalah sebatas
hubungan teman kerja.Ini adalah pertama kalinya saya pergi ke taman ini.Sebenarnya
saya sudah lama sekali ingin mengajak kau pergi ke taman ini,hanya saja waktu itu
belum ada waktu yang pas.”Ujar Imam.
“Imam saya senang sekali kau mengajak saya pergi ke tempat yang indah seperti
taman ini,karena saya sebenarnya dari dahulu saya sangat ingin sekali dapat pergi ke
sebuah tempat yang indah bersama kau dan menghabiskan waktu bersama kau
seperti saat ini.Saya juga sangat bersyukur dapat bertemu kau kembali dan menjadi
kekasih kau kembali.”Ujar Latifah.
“Itu semua sudah jalan dari Allah kita dapat dipertemukan kembali,dan selain itu
kekuatan cinta kitalah yang menyatukan cinta kita kembali.”Ujar Imam.
Senyuman dan rona bahagia pun nampak dari wajah mereka berdua pada saat
itu.Setelah menghabiskan waktu bersama di taman dari sore hari hingga langit sudah
gelap,Imam pun mengantarkan Latifah pulang ke rumah Ramli.
“Terima kasih atas semua waktu-waktu indah yang kau berikan pada hari ini
Imam.”Ujar Latifah.
“Sama-sama Latifah.Tolong sampaikan pada Ramli dan Khadijah,saya meminta
maaf karena saya tak sempat mampir ke rumah mereka pada malam ini,karena sudah
larut malam.”Ujar Imam.
189
“Baiklah Imam.”Ujar Latifah.
“Sudah sekarang lebih baik kau masuk kedalam,beristirahatlah agar tubuh kau selalu
sehat.Saya pamit pulang dahulu,assalamu alaikum.”Ujar Imam.
“Waalaikum salam.”Ujar Latifah.
****
Pada siang hari disaat hari libur dengan cuaca yang cerah,Imam dan Ramli terlihat
sedang berkeliling lokasi pembangunan gedung perpustakaan.Mereka berkeliling
untuk memantau pembangunan gedung yang sedang berjalan dan mengontrol para
pekerja yang sedang bekerja membangun gedung perpustakaan tersebut.Proses
pembangunan gedung sudah berjalan selama satu bulan,sehingga perkiraan proses
pembangunan akan selesai sekitar tujuh bulan lagi.
“Sepertinya proses pembangunan gedung akan cepat selesai.”Ujar Ramli.
“Insya Allah kemungkinan sekitar tujuh bulan lagi,gedung ini sudah dapat
digunakan.”Ujar Imam.
“Saya tak sangka seorang Imam yang dahulu hanya seorang anak kampung yang
terbuang kini dapat sesukses ini di kota besar seperti Batavia.”Ujar Ramli.
“Alhamdulillah Ram,semua ini sudah rezeki dari Allah.Dan rezeki yang Allah
berikan ini semuanya hanyalah titipan yang harus dipergunakan dengan baik dan
dapat bermanfaat bagi kita dan orang lain.”Ujar Imam.
“Kau memang betul-betul seseorang yang tahu akan rasa bersyukur Mam.”Ujar
Ramli.
“Karena kita sebagai manusia tidak dapat lepas dari pertolongan Allah.Jika tanpa
ridho dari Allah semua yang kita perbuat hanyalah sia-sia dan tak akan berjalan
sukses.”Ujar Imam.
Ramli pun tersenyum bangga pada Imam.
“Lalu bagaimana dengan Latifah? Apakah kau sudah menemukan orang yang
bersedia mendonorkan kornea matanya?”Ujar Ramli.
“Sampai sekarang ini belum ada Ram.Tetapi,saya tak akan menyerah untuk mencari
orang yang bersedia mendonorkan kornea matanya untuk Latifah.”Ujar Imam.
“Semoga saja Allah memberikan kemudahan untuk kau dan Latifah Mam.”Ujar
Ramli.
“Amiin.Oh..iya nanti malam rencananya saya akan mengadakan makan malam
bersama untuk menjaga silaturahmi dengan rekan-rekan,saya harap kau dan keluarga
190
kau beserta Latifah datang ke rumah saya.Kita makan malam bersama nanti malam
di rumah saya.”Ujar Imam.
“Pasti saya dan keluarga berserta Latifah akan datang pada makan malam nanti
malam.Nanti setelah saya dari rumah kau saya akan beritahukan mereka.Terima
kasih Mam atas undangannya.”Ujar Ramli.
“Sama-sama Ram.Sebagai seorang sahabat pasti saya tak akan lupa untuk
mengundang seorang sahabat yang sudah saya anggap seperti saudara sendiri.”Ujar
Imam.
Ramli merasa terharu dan bangga pada Imam,tak segan ia pun langsung memeluk
Imam saat itu.
“Saya sangat terharu dan bangga mendengarnya,sebagai seseorang yang sudah
sukses seperti sekarang ini kau tetap tak lupa dengan orang-orang yang ada di masa
lalu kau,masa di saat susah.”Ujar Ramli.
Pada malam harinya tepat pada pukul tujuh malam,para tamu undangan terlihat
mulai memadati rumah Imam.Para tamu tersebut terdiri rekan-rekan Imam sesama
dokter,perawat yang biasa membantu Imam,pak Soebroto dan istrinya selaku pemilik
rumah sakit tempat Imam bekerja,dan juga Ramli dan keluarganya berserta
Latifah.Imam menyambut hangat dan ramah pada setiap tamu yang datang pada
malam itu.Disebuah meja makan yang panjang nampak sudah tersaji berbagai
hidangan lezat nan berkelas yang telah siap untuk disantap.Para tamu pun berkumpul
di meja makan,dan siap untuk menyantap aneka hidangan yang telah tersaji di depan
mata mereka.Obrolan-obrolan ringan pun mewarnai makan malam pada malam itu.
“Para hadirin sekalian,perlu anda ketahui pak Imam ini adalah orang yang pekerja
keras,dia datang dari Banjarmasin pergi merantau ke Surabaya untuk mendapatkan
beasiswa sekolah kedokteran.Hingga pada akhirnya ia mendapatkan sekolah
kedokteran,dan setelah lulus ia menjadi sukses seperti sekarang ini.Betul begitu pak
Imam?”Ujar Soebroto.
“Iya,betul pak Soebroto.”Ujar Imam dengan senyuman.
“Wah…saya ini sangat takjub dengan pak Imam,dengan semua usaha keras dan
kesabaran pak Imam agar dapat menjadi seorang yang sukses seperti sekarang
ini.”Ujar salah satu tamu.
“Kalau boleh tahu pak Imam,adakah rahasia khusus yang pak Imam gunakan agar
dapat menjadi sukses seperti pak Imam sekarang ini?”Ujar tamu yang lainnya.
191
“Saya tidak memiliki rahasia khusus apapun dalam menggapai sebuah mimpi.Saya
hanya berusaha keras dan berdoa kepada Allah agar saya dapat selalu diberikan jalan
kemudahan dalam menggapai cita-cita saya.Selain itu dukungan dan doa dari orang-
orang sekitar saya juga membantu saya menjadi seorang yang sukses seperti
sekarang ini.Orang-orang yang selalu mendukung saya itu adalah pak Ramli dan
keluarganya,serta Latifah.Merekalah yang dari dahulu selalu mendukung saya,dari
saya yang bukan apa-apa,sampai saya menjadi seorang dokter seperti sekarang
ini.Itulah yang membuat diri saya seperti sekarang ini.”Ujar Imam.
Latifah merasa terharu dan wajahnya nampak berseri ketika Imam menyebutkan
namanya.Begitu pula dengan Ramli dan Khadijah yang begitu terharu dan bangga
pada Imam.
“Selain itu tali silaturahmi juga membantu saya agar saya dapat seperti sekarang
ini,jika kita tidak melupakan orang-orang yang selalu mendukung kita,dan kita tetap
menjaga silaturahmi dengan mereka ataupun kawan-kawan kita dan saudara-saudara
kita yang lainnya,insya allah pintu rezeki akan selalu terbuka untuk kita.Dan melalui
tali silaturahmi juga insya allah kita akan selalu diberi jalan kemudahan dalam
menghadapi masalah apapun.”Ujar Imam.
“Wah…saya sangat setuju dengan pak Imam,dengan menjaga tali silaturahmi dan
persaudaran,insya allah kita akan selalu diberikan jalan kemudahan dan pintu rezeki
dari Allah SWT.”Ujar salah satu tamu dengan memberikan tepuk tangan pada Imam.
Pada malam itu para tamu yang datang setuju dengan apa yang dikatakan oleh
Imam,pada saat itu mereka semua pun memberikan apresiasi pada Imam dengan
memberikan tepuk tangan meriah.Acara makan malam berlangsung selama dua
jam,tepat pada pukul sembilan malam acara makan malam tersebut pun usai,dan para
tamu yang hadir satu per satu mulai meninggalkan rumah Imam.Saat para tamu
pulang,Imam nampak berdiri di depan pintu rumahnya untuk memberikan sekedar
ucapan terima kasih pada semua tamu yang telah hadir.
“Terima kasih atas kehadirannya bapak dan ibu.”Ujar Imam.
Tak lama kemudian setelah para tamu baru saja pulang,Ramli datang
menghampiri Imam yang sedang berdiri di depan pintu masuk rumahnya.Ramli
meminta Imam untuk masuk ke dalam rumah,karena ada hal yang ingin ia
bicarakan.Saat Imam dan Ramli sudah berada di dalam rumah,Ramli pun meminta
Khadijah dan Latifah untuk datang berkumpul dengan Imam dan dirinya.Pada malam
192
itu mereka berkumpul di ruang keluarga di rumah Imam,pada malam itu sepertinya
Ramlin ingin memberikan kejutan untuk Imam,Latifah dan Khadijah.
“Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan pada kami Ram?”Ujar Imam yang
nampak penasaran.
“Ehm….ayo,sini kalian dengarkan baik-baik yaa !”Ujar Ramli.
“Kami pasti dengarkan dengan baik bang Ramli.”Ujar Latifah.
“Ayo,apa yang ingin kau bicarakan pada kami Ramli?saya sangat penasaran.”Ujar
Imam.
“Oke kalau begitu,baiklah saya akan memulai.”Ujar Ramli.
“Kemarin saya baru saja mendapatkan sebuah kupon dari bos saya,kupon menginap
gratis di hotel selama dua malam.Bagaimana kalau diakhir pekan besok kita pergi
bertamasya ke pantai? Dan kita menginap disana.”Ujar Ramli.
“Wow…sepertinya sangat asik dan menggembirakan jika kita bertamasya ke
pantai.Tetapi,ngomong-ngomong bagaimana bos kau dapat memberikan kupon
tersebut untuk kau?”Ujar Imam.
“Begini ceritanya,cerita pendek yang waktu itu saya karang telah membuat sukses
penjualan majalah yang memuatnya.Maka dari itu sebagai hadiah,bos saya
memberikan saya kupon ini.Bagaimana ? kalian mau tidak jika kita pergi ke pantai
esok diakhir pekan?”Ujar Ramli.
“Kalau saya sih sangat ingin sekali,karena menurut saya hal tersebut pasti sangat
mengasikkan dan menggembirakan.”Ujar Imam.
“Saya juga ingin sekali kita pergi ke pantai apalagi bersama-sama.”Ujar Khadijah.
“Baiklah begitu,kalau Latifah bagaimana?”Ujar Ramli.
“Saya sangat senang mendengarnya,saya juga sangat ingin pergi ke pantai apalagi
bersama kalian semua,pasti sangat menyenangkan.”Ujar Latifah dengan senyuman.
“Oke,kalau begitu diakhir pekan besok kita pergi ke pantai !”Ujar Ramli.
****
Pada pagi itu diakhir pekan Imam mengemudikan mobilnya dengan cukup
kencang,di dalam mobil terdapat Latifah,Ramli,dan juga Khadijah serta Hamdan
anak lelaki satu-satunya Ramli dan Khadijah yang juga ikut berlibur ke pantai.Pada
saat itu mereka pergi ke pantai dengan hati penuh rasa kegembiraan.Dengan hati
yang penuh dengan rasa kegembiraan,selama perjalanan mereka memutar musik
193
yang sedang popular dizamannya sambil bernyanyi dan bercanda-canda penuh
tawa,hingga tak terasa satu jam kemudian mereka pun tiba di pantai yang mereka
tuju.Saat tiba di pantai,mereka langsung mengambil barang-barang yang mereka
bawa di bagasi,seperti makanan dan minuman serta alas tikar untuk mereka
duduk.Tak lama kemudian setelah semuanya siap,mereka semua langsung menikmati
makanan yang mereka bawa sambil menikmati indahnya pemandangan pantai.
“Waktu-waktu seperti inilah yang tak akan pernah terlupakan.”Ujar Ramli sambil
menyantap makanan.
“Betul apa kata bang Ramli,waktu-waktu saat bersama inilah yang tak akan pernah
dapat dilupakan dalam hidup kita.”Ujar Latifah.
“Waktu-waktu seperti inilah yang akan selalu rindukan.”Ujar Khadijah.
“Alhamdulillah Allah masih memberikan kita waktu dan rezeki untuk kita,sehingga
kita dapat berkumpul bersama dan berekreasi bersama seperti ini.”Ujar Imam.
“Alhamdulillah”Ujar Ramli.
Mereka pun melanjutkan makan mereka sambil menikmati pemandangan
pantai.Setelah makan bersama selesai,tiba-tiba saja Hamdan anak Ramli dan
Khadijah mengajak ayah dan ibunya itu bermain bola bersama di pantai.Ramli tak
dapat mengelak saat anaknya itu mengajaknya bermain bola bersama di pantai,begitu
pula Khadijah hingga pada akhirnya Ramli dan Khadijah meninggalkan Imam dan
Latifah yang sedang duduk di atas tikar.
“Imam,Latifah maaf saya tinggal dahulu sebentar yaa.”Ujar Khadijah.
“Iya,tak apa Khadijah.”Ujar Imam.
Ramli,Khadijah dan Hamdan nampak begitu ceria bermain-main bola bersama di
pantai.Tawa dan senyuman bahagia terpancar dari wajah mereka.Imam yang sedang
duduk bsersama Latifah memandangi mereka,merasa terharu dengan mereka yang
begitu bahagia dan sangat harmonis.
“Imam apa yang sedang dilakukan Khadijah dan keluarganya?”Ujar Latifah.
Dengan nada lembut dan senyuman serta tatapan mata yang penuh makna,Imam
langsung menjelaskan pada Latifah apa yang sedang dilakukan oleh Khadijah dan
keluarganya.
“Mereka sedang bermain bola bersama di pinggiran pantai.Mereka terlihat ceria dan
bahagia sekali.Mereka keluarga yang sangat harmonis.”Ujar Imam.
“Saya senang mendengarnya mereka bahagia.”Ujar Latifah dengan senyuman.
194
“Latifah,bagaimana kalau kita sekarang berjalan-jalan mengelilingi pantai ini ?”Ujar
Imam.
“Sepertinya akan sangat menyenangkan,kalau begitu baiklah.”Ujar Latifah.
Imam dan Latifah berjalan-jalan bersama mengelilingi pantai.Selama
menghabiskan waktu di pantai berdua,mereka tak hanya berjalan-jalan mengelilingi
pantai,tetapi mereka juga bermain-main di pantai,seperti bermain pasir dan bermain-
main air.Saat bermain-main di pantai Latifah terlihat sangat bahagia sekali,terlebih
lagi saat ia menyentuh pasir pantai yang sangat lembut ia merasa sangat senang.
“Saya sangat senang sekali dapat menyentuh pasir pantai ini,sebenarnya saya sudah
lama sekali ingin pergi ke pantai,terlebih lagi bersama kau Imam.”Ujar Latifah.
“Syukurlah jika kau senang,saya sangat senang mendengarnya.”Ujar Imam dengan
senyuman.
Tak lama kemudian Imam mengambil sebuah potongan ranting yang berada tak jauh
di dekatnya,lalu ia menuliskan namanya dan nama Latifah diatas pasir pantai dengan
menggunakan ranting tersebut.
“Kau tahu apa yang saya tulis diatas pasir ini?”Ujar Imam.
“Waw…kau menulis apa Imam?”Ujar Latifah.
Imam langsung mengambil tangan Latifah,dan menuntunnya untuk meraba tulisan ia
tulis.
“Saya menulis nama kita berdua diatas pasir ini.”Ujar Imam dengan senyuman.
Senyuman terpancar dari wajah Latifah yang cantik saat mengetahui Imam menulis
namanya dan nama Imam diatas pasir.Ia juga nampak terharu dan bahagia sekali
dengan apa yang dilakukan Imam untuknya.Begitu pula dengan Imam,ia senang
melihat Latifah yang memancarkan senyuman saat mengetahui apa yang
dilakukannya,dan ia juga senang saat mengetahui Latifah bahagia dengan apa yang
dilakukannya itu.Tak lama kemudian disaat Latifah sedang meraba-raba tulisan yang
ditulisnya,Imam mengambil sedikit pasir dan dengan tingkah isengnya ia pun
mengoleskan pasir diwajah Latifah.Latifah begitu terkejut saat Imam mengoleskan
pasir diwajahnya,dan tanpa berlama-lama lagi ia pun langsung membalas Imam
dengan mengoleskan pasir di wajah Imam.Latifah nampak tertawa puas ketika ia
berhasil membalas Imam,namun ketika Latifah sedang tertawa-tawa tiba-tiba saja
Imam kembali mengoleskan pasir diwajah Latifah,tetapi ketika Latifah akan
membalasnya kembali Imam langsung berlari dari Latifah dan meminta Latifah
untuk menangkapnya.
195
“Ayoo !! Latifah kejar saya !!!”Teriak Imam sambil tertawa-tawa.
“Awas saja kau,saya akan mengejar kau Imam !!!”Teriak Latifah dengan tawa
bahagia.
Walaupun buta dengan semangat Latifah selalu berusaha mengejar
Imam,walaupun ia tak pernah berhasil menangkap Imam,karena Imam selalu dapat
menghindar dari kejarannya.
“Imam kau dimana? Saya sudah lelah mengejar kau.”Ujar Latifah dengan tawa
bahagia.
Tak lama kemudian secara tiba-tiba Imam memeluk Latifah dari belakang,seketika
itu juga Latifah merasa terkejut sekaligus merasa senang.
“Nah…dapat kau sekarang !”Ujar Imam penuh canda.
“Sekarang kau sudah dapatkan saya kembali,apakah kau akan melepaskan
saya?”Balas canda Latifah.
“Tidak,saya tidak akan melepaskan kau selamanya.Saya ingin bersama kau
selamanya,dan berbahagia selamanya di dalam mahligai rumah tangga.”Ujar Imam.
“Sungguh?”Ujar Latifah.
“Sungguh,setelah kau menjalani operasi nanti saya akan melamar kau dan menikahi
kau.”Ujar Imam.
“Imam saya merasa sangat bahagia sekali,dan saya tak sabar untuk menantikan hal
itu.”Ujar Latifah dengan senyuman bahagia.
Imam semakin erat memeluk Latifah dari belakang,pada saat itu mereka berdua
terlihat bahagia sambil memandangi indahnya pemandangan pantai dan deburan
ombak yang menerjang pasir pantai.Imam dan Latifah menghabiskan waktu berdua
di pantai hingga waktu matahari terbenam tiba,saat matahari terbenam Latifah
terlihat duduk di sebelah Imam sambil mensandarkan kepalanya di pundak Imam
yang sedang duduk memandangi indahnya matahari terbenam bersama Latifah.
“Imam,saya merasa sangat senang sekali hari ini dapat menghabiskan waktu bersama
kau di pantai.Terima kasih atas segalanya Imam.”Ujar Latifah.
“Sama-sama Latifah.saya juga sangat senang dapat menghabiskan waktu bersama
kau berdua bersama kau di pantai ini.Jujur saja saya sangat merindukan waktu-waktu
seperti saat ini.”Ujar Imam.
“Imam bagi saya saat ini adalah hal yang paling teromantis yang saya pernah lakukan
seumur hidup saya.Saya belum pernah melakukan hal seromantis ini bersama
seorang lelaki,dan saya juga belum pernah merasa bahagia dengan lelaki selain kau
196
Imam.Jujur saja bertemu kembali dengan kau adalah suatu anugerah terindah dalam
hidup saya yang takkan pernah terlupakan walaupun saya tak dapat menatap wajah
dan mata kau Imam,karena dari dulu saya selalu memimpikkan untuk dapat bertemu
kembali dengan kau Imam walaupun itu semua tak akan mudah.”Ujar Latifah dengan
tetesan air mata.
Imam nampak meneteskan air matanya,setelah mendengar kata-kata yang diucapkan
Latifah.Ia pun langsung memegang erat telapak tangan Latifah,dan membalas
perkataan Latifah tersebut.
“Demi kebahagiaan kau saya rela untuk melakukan apapun Latifah,karena kau
adalah satu-satunya wanita yang saya sangat cintai dari dulu hingga sekarang
ini.Nanti jika saya dan dokter Ibrahim telah menemukan pendonor kornea untuk
kau,secepatnya kau akan melakukan operasi,agar penglihatan kau dapat kembali
lagi.”Ujar Imam tersenyum dengan tetesan air mata.
Selang waktu beberapa menit kemudian,Ramli berserta Khadijah dan Hamdan
datang menghampiri mereka berdua dengan membawa keranjang tempat makan dan
alas tikar.
“Dicari-cari ternyata kalian berdua ada disini.”Ujar Ramli.
“Eh…kau Ram.Iya dari tadi kami disini sedang menikmati pemandangan
pantai.”Ujar Imam.
“Ooohh…begitu.Sepertinya hari sudah mulai gelap,bagaimana kalau kita pulang saja
sekarang ? karena esok pagi kita sudah harus pergi bekerja.”Ujar Ramli.
“Oh…iya esok pagi saya juga sudah harus berangkat ke rumah sakit,kalau begitu
baiklah sekarang kita pulang saja.”Ujar Imam.
“Ayo”Ujar Latifah.
Karena hari yang sudah mulai gelap dan esok pagi Ramli dan Imam harus sudah
berangkat bekerja,mereka semua pun akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah.
197
7 Keesokan harinya saat siang hari di balik jeruji besi Harlan terlihat sedang
berbaring diatas tempat tidurnya dengan ditemani rasa sepi dan bosan di dalam
penjara.Saat itu Harlan terlihat sedang memikirkan sesuatu sambil memandangi
langit-langit penjara.Tak lama kemudian ia pun langsung membuka laci meja yang
berada di sebelah tempat tidurnya dan mengambil secarik kertas berserta pensil yang
ada di dalam laci tersebut.Ketika itu ia langsung bergegas menulis sebuah surat yang
ia tujukan kepada seseorang.Setelah surat tersebut selesai ia tulis,ia pun langsung
melipat surat tersebut dan menyimpannya di dalam laci.Ketika sipir yang sedang
bertugas datang untuk memeriksa kondisi sel-nya,ia pun menitipkan surat itu pada
sipir tersebut dan memohon pada sipir tersebut untuk menyampaikan surat tersebut
kepada seseorang yang ia tuju.
“Saya mohon pak,tolong sampaikan surat itu !”Ujar Harlan.
“Saya tak dapat menyampaikan surat ini begitu saja,saya harus membaca terlebih
dahulu isi surat ini agar saya dapat mengetahui isi surat ini.”Ujar Sipir.
“Kalau begitu silahkan bapak membaca terlebih dahulu isi surat itu.”Ujar Harlan.
Sipir tersebut membuka surat itu dan membaca isi surat itu,dan setelah membaca
surat itu,sipir tersebut pun bersedia untuk menyampaikan surat tersebut.Disore
harinya sipir tersebut menemui hakim yang menangani kasus Harlan di ruangannya.
“Tok…tok…tok…”
“Masuk !” Ujar Hakim.
“Selamat sore Pak”Ujar sipir.
“Sore,maaf ada perlu apa yaa?”Ujar Hakim.
“Saya datang ke sini untuk memberikan surat ini pada bapak.”Ujar
“Surat? Surat dari siapa?”Ujar Hakim.
“Ini surat untuk bapak dari Harlan narapidana hukuman mati itu pak.”Ujar Sipir.
“Ooh…kalau begitu terima kasih.”Ujar Hakim.
“Baiklah kalau begitu saya permisi dulu pak.”Ujar Sipir.
Hakim tersebut langsung membuka surat itu,dan membaca seluruh isi surat itu.Di
malam harinya setelah membaca surat itu,bersama satu orang sipir sang hakim
menemui Harlan di dalam selnya.Saat ditemui Harlan terlihat sedang duduk di lantai
sambil termenung dengan kondisi fisik Harlan yang sudah tak lagi seperti dahulu,ia
198
terlihat menua dan pakaiannya pun juga nampak lusuh dan kotor.Ketika hakim
tersebut datang bersama seorang sipir,Harlan nampak terkejut dan ia pun langsung
bangun dari duduknya.
“Selamat malam,maaf saya mengganggu anda.”Ujar Hakim.
“Malam pak,oh..iya tidak apa-apa pak.”Ujar Harlan.
“Tadi saya telah membaca surat dari anda,dan maksud saya menemui anda disini
saya ingin membicarakannya pada anda mengenai permohonan anda yang anda tulis
di dalam surat itu.”Ujar Hakim.
“Oh…iya pak bagaimana? Apakah permohonan saya tersebut dapat
dikabulkan?”Ujar Harlan.
“Maaf untuk soal itu saya tidak dapat memutuskannya sendiri,saya harus
membicarakannya pada rekan-rekan saya di pengadilan.”Ujar Hakim.
“Tetapi saya mohon pak,tolong bapak usahakan untuk mengabulkan permohonan
saya itu,karena saya ingin sekali menolongnya dan menebus segala kejahatan yang
pernah saya lakukan padanya pak.”Ujar Harlan.
“Niat anda memang mulia,tetapi sayang sekali saat ini saya belum dapat
memutuskannya.”Ujar Hakim.
“Oh…jadi begitu,baiklah.”Ujar Harlan dengan perasaan sedikit kecewa.
“Sepertinya saya sudah tak ada lagi keperluan dengan anda,jadi saya permisi
dulu.”Ujar Hakim.
Walaupun jawaban hakim pada saat itu sedikit mengecewakan,tetapi di dalam
hatinya Harlan tetap yakin bahwa permohonannya itu akan dipenuhi oleh pihak yang
pengadilan dan kepolisian.Hingga beberapa hari kemudian pada suatu malam hakim
tersebut kembali menemui Harlan di dalam selnya,dan memberitahukan pada Harlan
bahwa permohonannya tersebut akan dipenuhi.Harlan nampak senang dan merasa
lega saat mendengar kabar yang disampaikan hakim tersebut.
“Niat anda begitu mulia,maka dari itu kami setuju untuk mengabulkan permohonan
anda.”Ujar Harlan.
“Terima kasih banyak pak sudah bersedia membantu saya.”Ujar Harlan dengan tetes
air mata kebahagiaan.
“Sama-sama”Ujar hakim tersebut dengan senyuman.
199
Disaat waktu istirahat makan siang,selepas makan siang Imam menyempatkan diri
untuk pergi ke sebuah bank mata untuk mencari pendonor yang bersedia
mendonorkan kornea matanya untuk Latifah.Sesampainya di bank mata,ia langsung
menanyakan pada petugas administrasi yang ada pada bank mata tersebut mengenai
ketersediaan pendonor.Namun sayang ketika petugas mengecek data pendonor,pada
saat ini tidak ada pendonor mata yang siap untuk di donorkan matanya.Imam sedikit
kecewa saat itu,tetapi ia tetap optimis bahwa suatu saat pasti ia akan menemukan
pendonor yang siap mendonorkan kornea matanya untuk Latifah.Karena tidak
menemukan pendonor di bank mata,Imam pun kembali ke rumah sakit dan menemui
dokter Ibrahim di ruangannya untuk membicarakan masalah pendonor mata untuk
Latifah.
“Bagaimana dokter,apakah dokter sudah menemukan pendonor untuk Latifah?”Ujar
Imam.
“Sampai sekarang ini saya juga belum menemukannya pak Imam.”Ujar dokter
Ibrahim.
“Ya Allah,harus bagaimana lagi saya mencari pendonor untuk Latifah?”Ujar Imam.
“Sabar pak Imam,ini semua sudah rencana Allah.Allah pasti akan memberikan jalan
terbaik untuk Latifah dan kita semua.”Ujar dokter Ibrahim.
“Pasti”Ujar Imam.
****
Disore harinya tepat pada pukul setengah lima sore,Latifah pergi menuju rumah
Imam dengan membawa sebuah lukisan.Ia pergi seorang diri tanpa Khadijah yang
menemani.Sesampainya di rumah Imam,ia hanya disambut oleh salah seorang asisten
rumah tangga yang bekerja di rumah Imam.Saat tiba di rumah Imam sang asisten
rumah tangga meminta Latifah untuk menunggu di ruang tamu,karena kebetulan
pada sore itu Imam belum tiba di rumah.Sore itu,Latifah pun dengan sabar
menunggu Imam di ruang tamu,hingga pada akhirnya tak lama kemudian Imam tiba
di rumahnya.Ketika tiba di rumah,Imam cukup terkejut dengan kehadiran Latifah
yang telah menunggu di ruang tamu di rumahnya.
“Latifah?”Sapa Imam.
“Imam kau sudah pulang?”Ujar Latifah.
“Ya.Kau sudah lama menunggu?”Ujar Imam.
“Belum.Saya belum lama menunggu”Ujar Latifah.
200
“Kau datang ke sini bersama siapa?”Ujar Imam.
“Saya datang ke sini seorang diri,kebetulan sekarang ini saya sudah hafal jumlah
langkah kaki dari rumah Khadijah menuju rumah kau.Begitupun sebaliknya.”Ujar
Latifah.
“Jumlah langkah kaki? Kau menghitung jumlah langkah kaki untuk menuju rumah
saya?”Ujar Imam.
“Ya.saya selalu menghitung jumlah langkah kaki menuju rumah kau,dan kemanapun
itu.Maka dari itu dengan cara seperti ini saya dapat bepergian seorang diri walaupun
saya buta.”Ujar Latifah.
“Saya sangat takjub dengan kau Latifah.”Ujar Imam.
“Oh…iya,ini saya bawa lukisan kita berdua saat kita berada di pasar rakyat
dulu.”Ujar Latifah.
“Untuk apa kau membawa lukisan ini Latifah?”Ujar Imam.
“Saya harap kau dapat menyimpannya Imam.”Ujar Latifah.
“Tidak Latifah,lukisan ini memang lukisan kita dan kenangan kita,tetapi lukisan ini
adalah milik kau Latifah.”Ujar Imam.
“Tetapi saya ingin saat ini kau yang menyimpannya Imam.Saya yakin kau dapat
menyimpan lukisan ini dengan baik.”Ujar Latifah.
“Tetapi Latifah…”Ujar Imam.
Latifah memegang erat tangan Imam dan memohon pada Imam untuk menyimpan
lukisan itu.
“Saya mohon Imam,saat ini saya sudah tidak punya tempat penyimpanan lagi untuk
menyimpan lukisan itu.Maka dari itu saya ingin saat ini kau yang menyimpan lukisan
itu,dan nanti setelah kita menikah kita pajang kembali lukisan itu di rumah kita
ataupun di tempat lain yang menurut kau bagus.Jadi saya mohon saat ini kau yang
menyimpan lukisan itu.”Ujar Latifah.
“Baiklah kalau begitu,saya akan simpan lukisan ini dengan baik.”Ujar Imam.
Imam meninggalkan Latifah sejenak di ruang tamu.Ia pergi ke kamar untuk
menyimpan lukisan itu.Setelah dari kamar,ia pun kembali menemui Latifah yang
sedang duduk di ruang tamu dan mengajak Latifah pergi ke taman untuk sekedar
berjalan-jalan dan mengobrol-ngobrol.Saat berada di taman mereka menghabiskan
waktu mereka berdua hingga malam tiba.
201
“Disaat jalan-jalan seperti inilah saya selalu teringat dengan kedua orang tua
saya.Dahulu saat saya masih kecil,mama dan abah sering mengajak saya berjalan-
jalan di taman hari.”Ujar Latifah.
“Betapa nikmatnya memiliki kedua orang tua.Terlebih lagi seperti kau yang memiliki
banyak kenangan manis dengan orang tua.”Ujar Imam
“Ya.Seperti itulah.”Ujar Latifah.
“Oh…iya ngomong-ngomong bagaimana kabar orang tua kau Latifah?”Ujar Imam.
“Saya sudah tidak tahu lagi bagaimana kabar orang tua saya saat ini.Kami putus
komunikasi.”Ujar Latifah.
“Mengapa itu semua bisa terjadi? Sejak kapan kau putus komunikasi dengan kedua
orang tua kau?”Ujar Imam.
“Semenjak menikah dengan Harlan saya tak pernah lagi mendengar kabar dari kedua
orang tua saya,karena Harlan selalu melarang saya untuk berhubungan lagi dengan
keluarga saya.Ia memutuskan segala hal yang dapat berhubungan dengan keluarga
saya.”Ujar Latifah.
“Sungguh kejam sekali.Saya yakin saat ini pasti kau sangat merindukan kedua orang
tua kau Latifah.”Ujar Imam.
“Iya,dari dulu hingga saat ini saya sangat merindukan kedua orang tua saya.Saya
ingin sekali bertemu dengan mereka kembali.”Ujar Latifah dengan tetesan air mata.
Imam merasa tersentuh dengan apa yang dialami Latifah,ia pun langsung merangkul
Latifah,agar Latifah merasa lebih tenang.
“Saya punya ide bagus untuk kau Latifah,bagaimana jika setelah kau operasi mata
nanti,kita pulang ke Banjar kita temui keluarga kau.Saya yakin keluarga kau pasti
akan senang melihat kau kembali,dan kembali melihat seperti dahulu.”Ujar Imam.
“Terima kasih Imam,kau begitu baik pada saya.Saya senang sekali
mendengarnya.Saya bersyukur memiliki kekasih seperti kau,walaupun keluarga saya
pernah menyakiti kau.”Ujar Latifah.
“Itu semua masa lalu,lagi pula saya telah memaafkan keluarga kau Latifah.Lagi pula
dengan cara seperti ini,kita akan kembali menjalin silaturahmi dengan orang-orang
yang menyayangi kita.Saya yakin sekarang ini pasti kedua orang tua kau sudah lagi
tak seperti dahulu.”Ujar Imam.
“Saya juga yakin kedua orang tua saya pasti telah berubah dan akan merestui
hubungan kita sampai ke jenjang pernikahan.”Ujar Latifah.
202
“Amiin.Maka dari itu perbanyaklah doa agar kau cepat mendapatkan pendonor yang
bersedia mendonorkan matanya untuk kau Latifah.”Ujar Imam.
“Pasti”Ujar Latifah dengan senyuman.
“Imam kau begitu baik pada saya,kau berusaha keras mencari pendonor yang
bersedia mendonorkan matanya untuk saya agar saya dapat sembuh dari penyakit
saya dan kembali melihat,walaupun saya pernah mengkhianati kau.”Batin Latifah.
****
Beberapa Minggu kemudian.Hari ini adalah hari dimana Harlan akan menemui
ajalnya,karena pada hari ini ia akan dieksekusi mati.Suasana penjara pada pagi itu
sangat sunyi sepi,begitu pula di dalam sel Harlan yang terdengar hanyalah suara
lantunan ayat suci al-Qur’an yang di lantunkan oleh Harlan disaat sedang menunggu
para petugas yang akan menjemputnya untuk melaksanakan eksekusi mati.Tak lama
kemudian tepat pada pukul enam pagi,seorang jaksa bersama beberapa petugas
lainnya datang menjemput Harlan di selnya dan membawa Harlan menuju tempat
eksekusi.Ketika dijemput oleh jaksa dan petugas,Harlan terlihat pasrah dan telah siap
untuk menjalani hukuman mati.Saat itu Harlan dibawa ke sebuah lapangan yang
cukup luas,dimana ditengah-tengah lapangan tersebut terdapat beberapa tiang dan
terdakwa lainnya yang juga akan menjalani hukuman mati berbarengan dengan
Harlan.Setelah berada di lapangan,salah seorang petugas pun menutup kedua mata
Harlan dengan kain putih lalu menggiringnya menuju salah satu tiang dan
mengikatkan tubuhnya pada salah satu tiang tersebut.Setelah semua terdakwa telah
siap untuk dihukum mati,regu tembak pun langsung bersiap untuk mengeksekusi
para terdakwa,hingga tak lama kemudian terdengarlah suara ledakan yang
dikeluarkan dari senapan yang dipegang oleh regu tembak,yang menandakan bahwa
regu tembak telah melepaskan tembakannya dan eksekusi tengah berlangsung.Proses
eksekusi pada pagi ituhanya memerlukan waktu beberapa menit,setelah para
terdakwa dinyatakan telah meninggal,eksekusi mati pun selesai.Eksekusi pada pagi
itu berjalan secara tertutup,tanpa ada masyarakat yang tahu kecuali media.Berita
eksekusi mati pada pagi itu tersebar luas ke seluruh pelosok negeri,hingga seluruh
masyarkat tahu termasuk Ramli,ia tahu Harlan telah dieksekusi dari surat kabar pagi
terbitan perusahaan tempat ia bekerja yang diberikan oleh seorang karyawati saat ia
sedang berada di ruang kerjanya.
203
“Innalillahi wainaillaihi radjiun,jadi Harlan telah dieksekusi.”Batin Ramli.
Harlan menjalani eksekusi mati, pada siang dokter Ibrahim menelepon Imam yang
sedang berada di rumahnya karena hari ini adalah hari libur.Pada saat itu melalui
telepon dokter Ibrahim menyampaikan pada Imam bahwa ia telah menemukan
pendonor kornea mata untuk Latifah,dan meminta Imam dan Latifah untuk segera ke
rumah sakit,karena Latifah sudah dapat menjalani operasi mata siang ini.Mendengar
kabar dari dokter Ibrahim,Imam pun langsung merasa senang bukan kepalang dengan
semangat ia juga langsung pergi ke rumah Khadijah untuk menjemput Latifah.Ketika
Imam tiba di rumah Khadijah,saat itu Latifah dan Khadijah sedang memasak
bersama di dapur sambil mengobrol-ngobrol.
“Assalamu alaikum,Khadijah ? Latifah?”Ujar Imam.
“Latifah sepertinya ada yang datang,kau tunggu sebentar disini yaa.”Ujar Khadijah.
“Baiklah Khadijah.”Ujar Latifah dengan ramah.
“Waalaikum salam,eh..bang Imam.”Ujar Khadijah saat membukakan Imam pintu.
“Khadijah mana Latifah? ada yang saya ingin bicarakan padanya.”Ujar Imam dengan
menggebu-menggebu.
“Tunggu sebentar ya bang,biar saya panggilkan Latifah.”Ujar Khadijah.
“Oke”Ujar Imam.
Tak lama kemudian setelah Khadijah memanggilnya di dapur,Latifah pun datang
menemui Imam yang menunggu di depan pintu masuk.
“Imam?”Ujar Latifah.
“Latifah baru saja saya mendapat kabar dari dokter Ibrahim,bahwa ia telah
mendapatkan pendonor mata.”Ujar Imam dengan menggebu-menggebu.
“Alhamdulillah,akhirnya kau dapat menjalani operasi mata juga Latifah.”Ujar
Khadijah.
“Alhamdulillah”Ujar Latifah dengan perasan senang.
“Ayo,maka dari itu sekarang kita pergi ke rumah sakit.Karena dokter Ibrahim akan
mengoprasi kau besok pagi.”Ujar Imam.
“Ayo !”Ujar Latifah.
“Ayo,Latifah kita kemasi barang-barang sekarang !”Ujar Khadijah.
Dengan dibantu Khadijah,Latifah mengemasi barang-barang keperluannya untuk
dibawa ke rumah sakit.Setelah selesai mengemasi barang,mereka bertiga pun
langsung pergi menuju rumah sakit Pribumi.Setelah melalui beberapa pemeriksaan
kesehatan,pada keesokan harinya di pagi hari Latifah siap menjalani operasi
204
mata.Operasi mata pada hari itu memakan waktu cukup lama,sehingga membuat
perasaan ketiga orang terdekatnya itu harap-harap cemas saat menunggu.Selama
operasi berlangsung Ramli dan Khadijah hanya dapat menunggu Latifah di depan
ruang operasi.Sedangkan Imam menunggu di ruang kerjanya dengan perasaan harap-
harap cemas.Berjam-jam sudah Latifah menjalani operasi,setelah berjam-jam
menjalani operasi akhirnya operasi pun selesai juga.Seusai menjalani operasi,Latifah
pun keluar dari ruangan operasi dengan kondisi masih dalam pengaruh obat anastesi
dan kedua mata yang terbalut dengan perban.Perasaan lega di rasakan Imam,Ramli
dan Khadijah saat Latifah keluar dari ruang operasi.Saat Latifah baru saja keluar dari
ruang operasi Imam pun datang dan melihat Latifah yang telah keluar dari ruang
operasi.
“Bagaimana dengan operasinya dok?”Ujar Imam.
“Alhamdulillah,operasinya berjalan dengan lancar.”Ujar dokter Ibrahim.
“Alhamdulillah”Ujar Imam dengan perasaan lega dan senang.
“Tetapi,perlu diingat lagi oleh pak Imam,bahwa Latifah tidak seratus persen sembuh
dari penyakit yang dideritanya.Operasi mata ini hanyalah mengembalikan
penglihatan Latifah.”Ujar dokter Ibrahim.
“Iya,saya mengerti dok.Terima kasih atas segala bantuannya selama ini dok.”Ujar
Imam dengan senyuman.
“Sama-sama pak Imam.”Ujar dokter Ibrahim.
Saat para perawat akan mengantar Latifah menuju ruang perawatan,Imam ,Ramli,dan
Khadijah ikut mengantar Latifah sampai ke ruang perawatan.
****
Disaat waktu istirahat makan siang,Imam menghabiskan waktu istirahatnya
bersama Ramli di sebuah kedai kopi yang berada di sekitar rumah sakit.Siang itu
Imam dan Ramli nampak menikmati secangkir kopi sambil mengobrol-ngobrol
mengenai operasi yang dijalani Latifah.
“Akhirnya Latifah dapat menjalani operasi juga.”Ujar Ramli.
“Alhamdulillah,akhirnya.Setelah sekian lama mencari pendonor,akhirnya ada juga
pendonor yang berbudiman yang bersedia mendonorkan matanya untuk
Latifah.”Ujar Imam.
205
“Alhamdulillah.Tetapi,apakah operasi ini dapat menyembuhkan Latifah dari
penyakitnya juga?”Ujar Ramli.
“Operasi ini tidak dapat menyembuhkan penyakit yang diderita Latifah,karena
penyakitnya sudah terlalu parah.Operasi ini hanya mengembalikan penglihatannya
saja.Latifah hanya bisa beristirahat yang cukup,agar ia dapat tetap melanjutkan
hidupnya.”Ujar Imam.
“Hmmm…malang betul Latifah,tetapi semoga saja Allah memberikan jalan agar ia
dapat sembuh dari penyakit.”Ujar Ramli.
“Amiinn”Ujar Imam.
“Oh…iya Imam,apakah kau sudah tahu berita tentang Harlan?”Ujar Ramli.
“Belum,saya belum tahu karena dari kemarin saya sibuk bekerja dan mengurus
Latifah,jadi saya belum mengetahui berita apapun dan dari manapun,termasuk dari
koran dan radio.Memangnya ada apa dengan Harlan Ram?”Ujar Imam.
“Harlan telah menjalani eksekusi mati pada kemarin pagi Mam.”Ujar Ramli.
“Benar itu Ram?”Ujar Imam cukup terkejut mendengar berita kematian Harlan.
“Benar,kemarin pagi saat berada di kantor saya membaca beritanya di sebuah surat
kabar.”Ujar Ramli.
Ramli mengambil surat kabar tersebut dari dalam rompinya,dan memberikan surat
kabar tersebut pada Imam.
“Ini kau bacalah beritanya !”Ujar Ramli.
Imam langsung membaca berita yang tertera pada surat kabar tersebut.Ketika
membaca berita eksekusi itu,Imam nampak cukup terkejut dengan berita ini.
“Inalillahi wainaillahi rodjiun.Ternyata benar Harlan sudah menjalani eksekusi mati
itu.Semoga Allah menerima segala amal ibadahnya.”Ujar Imam.
“Saya pikir kau sudah tahu berita ini.”Ujar Ramli.
“Belum Ram.”Ujar Imam.
“Sama seperti halnya Khadijah dan Latifah mereka juga belum mengetahui berita
ini.”Ujar Ramli.
“Demi menjaga kesehatan Latifah,untuk saat ini lebih baik jangan beri tahu dahulu
mereka sampai Latifah kembali pulih.Karena,hal ini pasti akan membuat Latifah
sedih.”Ujar Imam.
Setelah sekian jam Latifah masih dalam pengaruh obat anastesi,akhirnya disiang
itu Latifah mulai siuman dan secara perlahan dengan suaranya yang masih serak ia
berusaha memanggil nama Imam.
206
“Ii…maamm….Ii…maamm”Ujar Latifah dengan terbata-bata.
“Latifah akhirnya kau sadar juga.”Ujar Khadijah yang dari tadi dengan setia
menunggu disamping tempat tidurnya.
“Khadijah?kau dimana?”Ujar Latifah.
“Ini saya di samping kau Latifah.”Ujar Khadijah dengan senyuman.
“Dari tadi kau menunggu disamping saya?”Ujar Latifah.
“Iya Latifah,dari tadi saya berada disini menunggu kau.”Ujar Khadijah.
“Terima kasih Khadijah,kau sudah bersedia menemani saya disini.”Ujar Latifah
dengan senyuman.
“Sama-sama Latifah,sebagai seorang sahabat saya sangat senang dapat menemani
kau selama disini.Karena,saya merasa sangat senang sahabat saya telah menjalani
operasi dengan lancar,dan akan segera melihat dunia lagi.”Ujar Khadijah.
“Alhamdulillah,saya juga merasa lega dan senang bahwa operasinya berjalan dengan
lancar.Saya sudah tak sabar rasanya untuk melepas perban ini untuk kembali melihat
dunia dan melihat wajah-wajah orang-orang yang saya sangat sayangi termasuk kau
sahabat saya dari kecil Khadijah.”Ujar Latifah.
“Saya juga Latifah.”Ujar Khadijah yang perlahan mulai meneteskan air matanya
karena merasa senang dan terharu terhadap Latifah.
“Oh…iya,Khadijah ngomong-ngomong Imam dan bang Ramli kemana?”Ujar
Latifah.
“Mereka sedang pergi keluar sebentar.”Ujar Khadijah.
Tak lama kemudian Imam dan Ramli datang dengan membawa makanan.Begitu
sampai di ruang perawatan,Imam nampak senang saat melihat Latifah yang sudah
siuman.Ia pun langsung menghampiri Latifah yang masih berada diatas tempat
tidur,memegang erat telapak tangan Latifah serta membelai telapak tangan Latifah
dengan halus.
“Latifah ternyata kau telah sadar.”Ujar Imam.
“Ya,dan saya sudah tak sabar ingin melepas perban ini untuk dapat melihat kembali
wajah kau Imam.”Ujar Latifah.
“Kata dokter Ibrahim empat hari lagi kau dapat melepas perban ini.Saya juga tidak
sabar untuk dapat melihat hasil operasinya.”Ujar Imam.
“Sepertinya saya harus sabar menanti selama empat hari.Jika saya dapat melihat
nanti maukah kau membawa saya pergi ke taman bunga yang biasa kita datangi?Saya
ingin sekali melihat bunga-bunganya yang indah.”Ujar Latifah.
207
“Pasti saya akan membawa kau pergi kesana Latifah,saya berjanji.”Ujar Imam
dengan senyuman.
“Saya akan tagih janji kau nanti.”Canda Latifah.
“Tagihlah pasti akan saya tepati.”Canda Imam.
“Imam,apakah kau siapa pendonor yang berhati mulia yang bersedia mendonorkan
kornea matanya untuk saya?”Ujar Latifah.
“Sampai saat ini saya belum tahu siapa pendonor yang mendonorkan kornea matanya
untuk kau.Dokter Ibrahim belum memberitahu mengenai siapa pendonornya.”Ujar
Imam.
“Jika saja nanti saya telah tahu,saya ingin sekali mengirimkannya doa setelah shalat
dan berziarah ke makamnya untuk mengucapkan terima kasih padanya.”Ujar Latifah.
“Iya,nanti kita ziarah ke makamnya jika kita sudah tahu siapa pendonor yang berhati
mulia itu.Lebih baik sekarang ini kau beristirahat saja,karena kau masih harus
banyak beristirahat.”Ujar Imam.
“Baiklah,saya akan beristirahat.”Ujar Latifah.
****
Empat hari kemudian dengan dibantu dokter Ibrahim,secara perlahan Latifah
membuka perban yang melekat dibagian matanya.Khadijah,Imam,dan Ramli nampak
berada disekeliling Latifah untuk menemani Latifah.Saat Latifah membuka
perban,ketiganya pun merasa cemas dan jatung mereka berdebar-debar.Setelah lapis
demi lapis perban terbuka,secara perlahan Latifah mulai membuka kedua
matanya.Saat membuka mata,Latifah mulai dapat melihat wajah Imam,Khadijah,dan
Ramli yang semakin lama semakin jelas terlihat.Latifah merasa bahagia sekali saat ia
dapat melihat kondisi yang ada di sekitarnya dann seluruh wajah orang-orang yang
sangat dicintainya itu.
“Latifah bagaimana?”Ujar Ramli.
“Alhamdulillah penglihatan saya telah kembali,dan saya dapat melihat semuanya
dengan jelas.”Ujar Latifah yang sedang berbahagia.
“Alhamdulillah”Ujar Ramli.
“Alhamudillah,Latifah kini kau dapat melihat kembali.”Ujar Khadijah dengan
perasaan senang.
208
“Iya,Alhamdulillah Khadijah,kini saya dapat melihat kembali.”Ujar Latifah dengan
rasa bahagia.
“Alhamudulillah,terima kasih dokter Ibrahim atas segalanya”Ujar Imam.
“Terima kasih dokter,telah bersedia membantu saya sehingga saya dapat melihat
kembali.”Ujar Latifah.
“Sama-sama Latifah dan pak Imam.Ini Sudah menjadi tugas saya sebagi dokter
untuk menolong masyarakat.”Ujar dokter Ibrahim.
“Oh…iya dok ngomong-ngomong kalau boleh tahu siapa pendonor berhati mulia
yang mendonorkan kornea matanya ini pada Latifah dok?”Ujar Imam.
“Iya,kalau boleh tahu siapa dia dok?”Ujar Latifah.
Dokter Ibrahim terdiam sejenak saat ditanya soal itu oleh Imam dan Latifah,hingga
pada akhirnya tak lama kemudian secara perlahan dokter Ibrahim menjawab
pertanyaan yang dilontarkan Imam dan Latifah.
“Pendonor yang mendonorkan korna matanya untuk anda adalah mantan suami anda
Harlan.”Ujar dokter Ibrahim.
“Apa??Harlan dok???”Ujar Latifah yang nampak terkejut dengan perasaan yang
bercampur aduk antara sedih dan senang saat mengetahui bahwa Harlan.
“Iya,Harlan.Kemarin beberapa waktu lalu,seorang kepala lembaga pemasyarakatan
dari tempat Harlan di penjara bersama satu orang anggota polisi datang menemui
saya di rumah sakit.Mereka meminta saya untuk datang disaat eksekusi mati
dilaksanakan,karena Harlan ingin mendonorkan kornea matanya pada anda,dan
Harlan meminta saya untuk menjadi dokter yang mengoperasi matanya setelah ia
dieksekusi mati ,dan mengoperasi mata anda Latifah saat menjalani operasi
mata.Dan ternyata,agar keinginannya dapat mendonorkan kornea matanya
dikabulkan ia meminta bantuan pada seorang hakim beberapa waktu lalu.”Ujar
dokter Ibrahim.
Semua nampak terkejut dan tak menyangka saat mengetahui bahwa Harlan lah
yang mendonorkan kornea matanya untuk Latifah.Terlebih lagi Latifah,ia tak kuasa
menahan tangis dan rasa sedihnya saat mendengar cerita dari dokter Ibrahim.
“Jadi Harlan telah dieksekusi mati?”Ujar Latifah dengan tetesan air mata.
“Iya benar Latifah,kau dapat baca beritanya pada surat kabar ini.”Ujar Ramli
memberikan surat kabar yang ia pegang pada Latifah.
209
Latifah membaca berita yang ada di surat kabar yang diberikan oleh Ramli,saat
membaca berita itu,ia pun semakin tak kuasa untuk menahan tangisnya dan rasa
sedih.
“Inalillahi wainaillaihi rodjiun”Ujar Latifah dengan rasa sedih.
“Inalillahi wainaillaihi rodjiun”Ujar Khadijah sambil menenangkan Latifah.
“Maafkan saya Latifah,saya baru dapat memberi tahukan berita itu pada kau
Latifah.Karena,saya tak ingin kesehatan kau menurun karena membaca berita
itu.”Ujar Ramli.
“Dan satu lagi,sebelum meninggal dia menitipkan surat ini untuk kau.”Ujar dokter
Ibrahim.
“Terima kasih dokter.”Ujar Latifah dengan tetesan air mata.
“Semoga kau lekas sembuh Latifah,saya permisi dahulu.”Ujar dokter Ibrahim.
Latifah langsung membuka surat pemberian dari Harlan itu,dan ia langsung
membaca seluruh isi surat itu,yang membuat Latifah meneteskan air matanya.
Kepada
Latifah
Assalamu alaikum,Latifah mantan istriku sudikah engkau membaca surat dari
seorang mantan suami yang sering berlaku kasar pada kau dan menyakiti hati
kau?saya harap kau bersedia untuk membacanya.Mungkin disaat kau membaca
surat ini,saya telah tiada.Kini hidup saya telah berubah,tak seperti Harlan yang
dahulu.Penjara telah merubah hidup saya dan pola pikir saya.Melalui surat ini dan
sebelum kematian menjemput ,saya ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya pada
kau,atas semua kesalahan saya terhadap kau.Mungkin hanya kornea mata ini yang
dapat saya berikan pada kau,sebagai tebusan atas segala perbuatan saya dahulu
terhadap kau.Mudah-mudahan,kornea mata ini dapat memberikan manfaat bagi kau
serta memberikan kebahagiaan untuk kau dan Imam.Sampaikan juga maaf serta
salam saya untuk semuanya.Semoga kau dan Imam berbahagia selalu.
Harlan
Mantan suamimu.
Setelah keluar dari rumah sakit,Latifah berserta Imam,Ramli,dan juga Khadijah
pergi berziarah ke makam Harlan.Cuaca pada hari itu nampak sedang hujan
210
deras,namun hal itu tetap tidak menyurutkan niat mereka untuk berziarah ke makam
Harlan.Latifah yang pada kala itu mengenakan busana berwarna hitam,nampak
bersedih ketika tiba di makam Harlan.Dengan rasa persaudaraan,mereka semua
menaburkan bunga diatas pusara Harlan serta mengirimkan doa untuk Harlan,agar
Harlan mendapatkan ampunan dari yang maha kuasa serta diberikan tempat terbaik
olehnya.Sebelum pergi meninggalkan makam,dengan rasa penuh kasih sayang
Latifah menaruhkan sebuket bunga yang indah diatas pusara Harlan.
Setelah dari makam Harlan,pada sore harinya Imam mengajak Latifah pergi ke
taman bunga yang selama ini sering mereka kunjungi.Imam menutup kedua mata
Latifah dengan kedua tangannya saat mereka baru saja tiba ditaman.Imam sengaja
menutup kedua mata Latifah,karena ia ingin memberikan kejutan pada
Latifah.Latifah begitu penasaran dengan keindahan taman itu,sehingga ia tak sabar
untuk dapat segera melihatnya.
“Seindah apa sebenarnya taman ini? Saya sangat penasaran.”Ujar Latifah.
“Dalam hitungan ketiga saya akan segera membukakan kedua mata
kau.Oke,1….2…3.”Ujar Imam.
“Wow….! Taman ini sungguh indah sekali,lebih indah dari yang selama ini saya
bayangkan.”Ujar Latifah.
Latifah dan berjalan menyusuri taman sambil melihat-melihat bunga-bunga yang
bermekaran indah.Diantara semua bunga jenis bunga yang ada pada taman itu
terdapat satu bunga jenis yang menurut Imam sangat indah,bunga itu adalah bunga
mawar putih yang memiliki arti warna putih adalah warna suatu kesucian.Imam
memetik setangkai bunga mawar putih lalu ia berikan bunga itu pada kekasih hatinya
yaitu Latifah.
“Untukmu”Ujar Imam.
“Wow…sungguh indah sekali bunga ini.Bunga mawar putih nan indah dengan warna
putih yang memiliki arti sebuah kesucian.Terima kasih Imam kekasihku.”Ujar
Latifah.
“Sama-sama kekasihku.Bunga ini saya berikan atas dasar cinta saya yang suci sesuai
dengan arti warna bunga ini.”Ujar Imam.
“Cintaku untukmu juga suci seperti halnya cintamu untukku wahai kekasihku.”Ujar
Latifah.
“Wahai kekasihku,saya akan segera menikahimu.Saat kita berada di Banjar esok,kita
mohon restu kedua orang tua dan orang-orang terdekat kita.Sesuai dengan janji yang
211
pernah saya katakan pada kau,kita akan pergi ke Banjar selepas kau operasi
mata.”Ujar Imam.
“Terima kasih banyak Imam,saya sangat senang sekali mendengarnya.Saya tak sabar
untuk segera dapat kembali ke Banjar untuk bertemu kedua orang tua dan sanak
keluarga.”Ujar Latifah dengan senyuman kebahagiaan.
****
Beberapa hari kemudian Latifah dan Imam berangkat ke Banjarmasin dengan
menumpangi kapal laut.Ramli dan Khadijah mengantar mereka sampai ke
pelabuhan.Sebelum Imam dan Latifah naik ke kapal,Ramli menitipkan salam dan
sebuah amplop pada Imam untuk Badrun.Tak lama setelah Imam dan Latifah naik
keatas kapal, pluit kapal pun berbunyi tanda kapal akan segera berangkat.Setelah
menempuh perjalanan yang cukup lama,akhirnya tiba jugalah mereka di
Banjarmasin.Setibanya di Banjar,mereka berdua langsung pergi menuju rumah
Latifah.Rumah Latifah pada siang itu terlihat sepi seperti sedang tidak ada aktifitas di
rumah itu.
“Saya sangat rindu sekali dengan rumah ini.Saya senang sekali,akhirnya saya dapat
kembali ke rumah ini.”Ujar Latifah.
“Tok…tok…tok…”Latifah mengetuk pintu rumahnya.
“Assalamu alaikum….”Ujar Latifah.
“Tok…tok…tok…”Latifah mengetuk pintu rumahnya lagi.
“Assalamu alaikum…”Ujar Latifah.
“Waalaikum salam”Jawab seorang wanita paruh baya dari dalam rumah Latifah.
Wanita paruh baya itu menjawab salam yang diucapkan Latifah,dan ketika membuka
pintu betapa terkejutnya ia saat mengetahui bahwa orang yang datang itu adalah anak
perempuannya yang telah lama tak ia ketahui kabarnya.
“Latifah?”Ujar ibunya Latifah.
“Mama ?”Ujar Latifah dengan tetesan air mata.
Latifah langsung memeluk ibunya saat itu,tangisan kebahagiaan menyertai ibu dan
anak itu yang baru saja bertemu kembali,setelah lama tak bertemu.Imam yang berada
di samping Latifah,merasa terharu dengan apa yang sedang ia lihat.Ia pun ikut
meneteskan air mata dan merasakan kebahagiaan melihat Latifah dan ibunya yang
sedang berbahagia.
212
“Latifah,mama tak sangka sekali hari ini kau kembali.”Ujar mama Latifah.
“Maafkan Latifah Ma,selama ini Latifah tak pernah mengirim kabar atau surat untuk
mama dan abah.”Ujar Latifah.
“Kau tak perlu meminta maaf,seharunya mama dan abah yang meminta maaf pada
kau,karena mama dan abah telah menikahkan kau pada Harlan.Mama dan abah
menyesal telah menikahkan kau pada Harlan.Dia itu ternyata bukanlah lelaki yang
baik.”Ujar ibunya Latifah.
“Sudahlah ma,tak perlu disesali.Itu semua memang sudah jalan hidup ulun.”Ujar
Latifah.
“Kau…kau…kau saat ini telah dapat melihat kembali ?”Ujar ibunya Latifah.
“Iya Ma,alhamudillah kini dapat melihat kembali.Imam tiada henti-hentinya
membantu dan mendoakan saya,agar saya dapat sembuh dan menjalani operasi.”Ujar
Latifah.
“Imam ?”Ujar ibunya Latifah menatap Imam yang berdiri disamping Latifah.
“Iya, Imam.Masih ingatkah mama pada Imam yang dahulu sering sekali diremehkan
dan diolok-olok oleh keluarga kita?Sekarang ini dia telah menjadi seorang lelaki
sukses,yang sukses dengan segalanya.Bahkan jika sekarang ini dia ingin
meremehkan keluarga kita atau mengolok-olok keluarga kita,dia dapat
melakukannya dengan lebih kejam.Tetapi,Imam bukanlah lelaki yang seperti
itu.Bukan lelaki yang pendendam dengan orang yang pernah menyakitinya.”Ujar
Latifah.
Setelah mendengar apa yang dikatakan Latifah,ibunya Latifah langsung bertekuk
lutut dihadapan Imam,dan memohon maaf pada Imam atas semua kesalahannya dan
kesalahan suaminya dahulu.
“Maafkan saya Imam,maafkan saya atas perilaku saya dan suami saya
Imam.Maafkan saya !”Ujar ibunya Latifah dengan derai air mata.
“Sudahlah acil tak bertekuk lutut seperti ini,sejak dahulu saya telah memaafkan
kesalahan acil dan paman.Sudahlah lebih baik sekarang acil hapus air mata acil.”Ujar
Imam dengan senyuman.
“Terima kasih Imam,kau benar-benar lelaki berhati mulia.”Ujar ibunya Latifah
dengan senyuman.
“Mama ada yang ingin saya ceritakan pada mama.”Ujar Latifah.
“Ceritalah,kau ingin cerita apa?”Ujar ibunya Latifah.
213
Ibunya Latifah meminta Latifah dan Imam masuk kedalam rumah.Saat berada di
dalam rumah,Latifah teringat akan semua kenangan masa kecilnya di rumah ini.
“Ternyata rumah ini sejak dahulu sampai sekarang tak pernah berubah.”Ujar Latifah.
“Mama dan abah sengaja tak ingin merubahnya.”Ujar mama Latifah.
“Oh…iya ma,ngomong-ngomong kemana abah?dari tadi saya tak terlihat batang
hidungnya.”Ujar Latifah.
Ibunya Latifah terdiam sejenak,seperti ada hal yang belum ia beritahukan pada
Latifah.
“Mari ikut mama,biar mama antar kau.”Ujar mama Latifah.
Bersama Imam Latifah berjalan mengikuti mamanya,hingga pada akhirnya
mereka tiba di suatu tempat yang tak jauh dari rumah Latifah.Di tempat itu terlihat
sebuah pusara dengan batu nissan yang berdiri dengan tegak.Latifah,Imam dan
mama Latifah berjalan mendekati pusara itu.Pada batu nissan yang berdiri tegak itu
tertulis nama Hj.Sholeh yang merupakan ayah kandung dari Latifah.Betapa terkejut
dan histerisnya Latifah,saat mengetahui bahwa ternyata ayahnya telah meninggal
dunia.
“Tidaaakk….tidak mungkin ! semua ini pasti tidak benar kan Ma?”Ujar Latifah.
“Semua ini benar nak,abah kau telah meninggal dunia.”Ujar ibunya Latifah dengan
derai air mata.
“Sabarlah Latifah,sabaar.”Ujar Imam mencoba menenangkan Latifah.
“Kapan abah meninggal ma? Dan apa penyebabnya?”Ujar Latifah.
“Abah kau telah meninggal tiga tahun yang lalu.Ia terserang penyakit stroke
semenjak ia mengetahui dari warga sekitar bahwa Harlan bukanlah lelaki yang
baik.Kata warga ia sering main wanita,mabuk dan berpesta pora.Terlebih lagi
sebelum meninggal dunia tubuh abah semakin kurus memikirkan kau Latifah.”Ujar
mama Latifah.
“ Abaahh…”Ujar Latifah meneteskan air mata.
****
Imam mendatangi rumah Badrun yang kini nampak berbeda dari sebelumnya.Saat
Imam tiba betapa terkejutnya Badrun dengan kedatangan Imam yang tak disangkah-
sangka.Keduanya langsung berpelukan untuk melepas rasa rindu.Setelah melepas
rasa rindu, Badrun langsung menyuruh Imam masuk dan membuatkannya secangkir
214
teh manis hangat.Betapa senangnya Imam pada hari itu dapat bertemu kembali
dengan Badrun ayah Ramli.
“Tak perlu repot-repot membuatkan teh paman.”Ujar Imam.
“Tak apa,paman yang handak sekali membuatkan piyan teh.Piyan pasti haus? lagi
pula setahun sekali saja belum tentu paman dapat membuatkan teh untuk piyan.”Ujar
Badrun.
“Terima kasih paman.”Ujar Imam.
“Sama-sama”Ujar Badrun.
“Lama sekali ulun tak datang ke rumah ini,sepertinya rumah ini sudah banyak
berubah.”Ujar Imam.
“Alhamdulillah,ini semua berkat piyan Imam.”Ujar Badrun.
“Berkat ulun?”Ujar Imam.
“Iya,uang yang selama ini setiap bulan piyan kirimkan ke paman,paman gunakan
untuk merapihkan rumah dan membeli lahan untuk ditanami buah-buahan,sehingga
sekarang ini paman tak perlu lagi membeli buah ditengkulak.Selain itu uang tersebut
juga paman gunakan untuk membeli sebuah kios kecil dipasar untuk menjual
buah.Dan hasilnya selama ini alhamdulillah jauh lebih menguntungkan dari
sebelumnya.Kau benar-benar anak yang baik,paman ucapkan terima kasih banyak
atas semuanya selama ini Imam.”Ujar Badrun.
“Alhamdulillah,tetapi itu bagi ulun tidaklah seberapa dibandingkan jasa paman yang
begitu besar terhadap ulun.Dan satu lagi,ini ada titipan dari Ramli,katanya ia belum
sempat mengirimkannya ke paman,jadi ia menitipkannya pada ulun.”Ujar Imam.
“Terima kasih Imam,dan sampaikan juga terima kasih pada Ramli.”Ujar Badrun.
“Sama-sama paman.Nanti,ulun sampaikan pada Ramli.”Ujar Imam.
“Piyan pasti lelah,sekarang lebih baik piyan taruh barang-barang piyan di kamar dan
beristirahatlah.”Ujar Badrun.
****
Disaat hari mulai senja,Imam dan Latifah pergi ke hulu sungai untuk mengenang
masa-masa indah mereka dahulu.Tempat ini merupakan tempat bersejarah bagi
mereka,karena di tempat inilah dahulu mereka sering menghabiskan waktu luang
bersama.
“Ternyata tempat ini tidak berubah,pemandangannya masih indah seperti
dahulu.Begitu pula dengan udaranya yang sejuk.”Ujar Latifah.
215
“Tempat ini sangatlah bersejarah bagi saya,karena ditempat inilah untuk pertama
kalinya saya bertemu dengan kau Latifah.”Ujar Imam.
“Tempat pertama kali bertemu? Bukankah kita pertama kali bertemu saat kita akan
pergi ke surau?”Ujar Latifah.
“Saat akan ke surau itu adalah pertemuan pertama kita,tetapi bagi saya itu bukanlah
yang pertama.Bagi saya yang pertama itu adalah saat di hulu sungai,saat saya
pertama kali melihat kau sedang bersama Khodijah walaupun kita tidak saling
bertegur sapa.”Ujar Imam.
“Lalu mengapa kau tak menghampiri saya saat itu?dan berkenalan?”Ujar Latifah.
“Tidak,karena waktu itu saya belum siap untuk berkenalan dengan gadis seperti
kau,gadis berkelas dan berasal dari keluarga terpandang.”Ujar Imam.
“Tetapi ternyata gadis yang kau anggap berkelas itu,tidaklah memandang kelas sosial
dalam berteman dan mencari kekasih.”Ujar Latifah.
“Ya,itu benar.Ternyata saya yang salah menilai saat itu.”Ujar Imam dengan
senyuman.
****
Setelah dari hulu sungai,mereka pergi menuju tepi barat sungai.Ditempat ini
mereka menghabiskan waktu bersama hingga langit mulai gelap.Tempat ini memiliki
kenangan sendiri bagi mereka,ditempat inilah mereka berpisah dan ditempat inilah
saat pertama kali Imam mencoba melamar Latifah.Mereka menghabiskan waktu
mereka pada hari itu dengan duduk santai bersama sambil memandangi indahnya
pemandangan dan mengingat segala kenangan mereka di tempat ini.
“Masih ingatkah engkau dengan tempat ini?”Ujar Imam.
“Tentu saya masih sangat ingat pada tempat ini,karena di tempat inilah pernah terjadi
sebuah peristiwa dimana menurut saya peristiwa itu sangatlah indah dan berarti
dalam hidup saya.Peristiwa itu adalah peristiwa dimana kau mencoba melamar
saya.Walaupun saya menolaknya saat itu.”Ujar Latifah dengan tetesan air mata.
Latifah mengeluarkan sebuah cincin yang dahulu pernah Imam gunakan untuk
melamarnya dari dalam dompetnya.
“Sampai sekarang saya masih simpan cincin ini Imam,cincin ini begitu berarti untuk
saya.Cincin ini,cincin yang dahulu pernah kau gunakan untuk melamar saya,masih
ingatkah engkau?”Ujar Latifah.
216
“Ya,saya masih ingat.Bahkan saya juga masih menyimpan cincin pasangan dari
cincin itu.”Ujar Imam sambil menunjukkan cincin pasangan dari cincin itu,yang ia
simpan di dalam saku celananya.
Rasa terkejut,senang dan haru bercampur di dalam hati Latifah saat mengetahui
Imam masih menyimpan pasangan dari cincin itu,begitu pula dengan Imam ia juga
merasakan yang sama seperti yang Latifah rasakan.
“Bagaimana jika peristiwa tersebut kini terulang lagi,masih menolakkah
engkau?”Ujar Imam.
Latifah terkejut dan ia pun langsung terdiam tak dapat berkata-kata.Ia bertekuk lutut
dihadapan Latifah,dan berkata pada Latifah
“Latifah kekasihku bersediakah engkau menikah dengan saya?dan menjadi istri
saya baik senang maupun duka?Jika bersedia izinkan saya memakaikan cincin ini
pada jari manismu.”
Latifah begitu terharu dan bahagia melihatnya,sehingga membuatnya tak kuasa untuk
menitihkan air matanya.
“Ya,tentu saya sangat bersedia.”
Dengan perlahan Imam memakaikan cincin yang ia pegang pada jari manis
Latifah,begitu pula dengan Latifah dengan perasaan halus dan lemah lembut ia
memasangkan cincin yang ia pegang pada jari manis Imam.Pada saat itu,sepasang
cincin yang dahulu terpisah jauh kini dapat bersatu kembali.Perasaan bahagia
menyelimuti hati mereka disaat itu.
“Sebelum kita menikah bolehkah saya meminta satu hal pada kau?”Ujar Latifah.
“Apa? Sebutkan saja.Jika saya bisa,saya akan wujudkan keinginan kau itu.”Ujar
Imam.
“Bisakah kita membuat sebuah taman yang indah seperti taman yang sering kita
kunjungi itu ? kita buat taman itu diatas lahan yang kosong dengan udara yang
sejuk.Saya ingin kita memiliki sebuah taman yang indah,dan disaat kita telah
menikah nanti kita dapat menghabiskan waktu ditaman itu sepuasnya.”Ujar Latifah.
“Ya,nanti setibanya kita di Batavia,kita buat taman yang indah sesuai dengan
keinginan kau.”Ujar Imam.
217
“Terima kasih Imam,saya harap jika taman tersebut telah jadi,taman itu dapat
berguna buat kita dan juga orang lain.”Ujar Latifah.
****
Keesokan harinya Imam dan Latifah berkunjung ke rumah Latifah untuk menemui
ibunya Latifah yang sedang berada di rumah.Mereka datang untuk memohon restu
dari ibunya Latifah atas rencana pernikahan mereka.Imam nampak berdebar-debar
ketika akan berbicara tentang rencana pernikahannya dengan Latifah dann meminta
restu pada ibunya Latifah,ia takut jika ibunya Latifah akan menolaknya kela.Begitu
pula dengan Latifah,ia juga merasakan yang sama seperti yang Imam sedang
rasakan.Namun,setelah mereka berbicara dengan jelas mengenai rencana pernikahan
mereka,ibunya Latifah nampak senang dengan rencana pernikahan mereka dan
dengan senang hati ia memberikan doa serta restu untuk mereka berdua.
“Mama sangat senang dengan rencana pernikahan kalian,dengan senang hati mama
akan memberikan restu serta doa untuk kalian berdua.”Ujar ibunya Latifah dengan
tetesan air mata.
Hati Imam dan Latifah terasa lega sekali setelah mendapatkan restu dari ibunya
Latifah,ia dan Latifah pun langsung sungkem didepan ibunya Latifah sebagai tanda
terima kasih dan bakti seorang anak terhadap orang tua.
“Terima kasih…terima kasih yang sebesar-besarnya mama atas restu yang kau
berikan untuk anakmu ini.Sungguh suatu pernikahan tak akan berarti dan tak akan
mudah dijalani jika tanpa restu dari orang tua.”Ujar Latifah dengan tetesan air mata.
“Terima kasih cil,acil telah memaafkan saya dan telah bersedia menerima saya
sebagai calon menantu.Sungguh saat ini merupakan saat-saat yang tak akan pernah
saya lupakan seumur hidup saya.”Ujar Imam dengan tetesan air mata.
“Kau anak yang baik,mulai sekarang panggilah saya mama.”Ujar ibunya Latifah
dengan senyuman.
“Baiklah mama.”Ujar Imam tersenyum.
Setelah mengunjungi rumah Latifah,mereka berdua berkunjung ke rumah Badrun
untuk memohon doa serta restu atas pernikahan mereka kelak.Badrun saat senang
mendengarnya bahwa mereka akan menikah.Ia pun juga mendoakan Imam dan
Latifah agar dapat berbahagia selamanya.
218
“Alhamdulillah ya Imam,apa yang kita rencanakan saat ini dapat berjalan dengan
lancar.Mama juga telah memberikan restu untuk kita.”Ujar Latifah.
“Ya,alhamdulillah.Alhamdulillah juga pernikahan yang sejak dahulu kita cita-citakan
akhirnya akan segera tercapai.”Ujar Imam.
“Saya senang sekali pernikahan kita akan segera terlaksana,dan kita akan bersatu
selamanya dalam suatu rumah tangga yang bahagia.Semoga saja Allah memberikan
kelacaran sampai kita ke jenjang pernikahan.”Ujar Latifah.
“Amiin.Latifah,esok pagi rencananya saya akan berangkat ke Kotabaru untuk
bersilaturahmi dengan kakak tiri dan ibu tiri saya yang sudah lama tak saya
temui.Kau mau ikut?”Ujar Imam.
“Dengan senang hati,lagi pula saya juga ingin bertemu dan berkenalan dengan
mereka.”Ujar Latifah.
****
Imam dan Latifah pergi ke Kotabaru,setibanya di kampung halaman Imam melihat
sebuah rumah kayu yang kini terlihat lusuh seperti sudah tak terawat lagi.Ia
mengenal betul rumah itu,karena di rumah itulah dahulu Imam tinggal bersama ibu
tiri dan kakak tirinya yang bernama Karim.Imam dan Latifah mendatangi rumah
itu,mengucapkan salam serta mengetuk pintu rumah itu.Setelah Imam mengucapkan
salam dan mengetuk pintu rumah itu,tak lama kemudian keluarlah seorang Kasim
dengan wajahnya yang mulai keriput dari dalam rumah itu.Imam nampak terkejut
setelah melihat kondisi Karim dengan tubuh yang sangat kurus dan pakaiannya juga
nampak lusuh seperti jarang diganti.Begitupun juga dengan dengan Kasim nampak
terkejut dan bingung ketika Imam dan Latifah datang,ia sama sekali tak mengenali
Imam yang kini telah berubah dan mengenakan pakaian modern nan berkelas.
“Maaf tuan dan nyonya ini siapa? Dan ada perlu apa datang kemari?”Ujar Karim.
“Bang Karim,ini saya Imam.”Ujar Imam.
“Imam???”Ujar Karim.
“Iya bang ini Imam,masihkah kau ingat?”Ujar Imam dengan senyum dan tetesan air
mata.
“Iya saya ingat.Buat apa kau kembali ke sini?bukankah kau kini telah sukses menjadi
seorang dokter ternama.”Ujar Karim.
“Saya datang kesini untuk bertemu dengan bang Karim dan mama Fatimah.”Ujar
Imam.
219
“Mama Fatimah telah meninggal dunia.”Ujar Karim meneteskan air matanya.
“Innalilahi wainaillaihi rodjiun,kapan mama meninggal bang?”Ujar Imam
meneteskan air mata.
“Sudah lama sekitar lima tahun lalu,mama meninggal karena terserang malaria dan
kami tak memiliki uang untuk berobat.”Ujar Karim.
“Innalillahi wainaillahi rodjiun”Ujar Latifah.
“Jadi buat apa sekarang kau ke sini menemui orang seperti saya yang jahat terhadap
kau.Yang seharusnya tak pantas untuk kau temui.”Ujar Kasim.
“Bang Karim saya kesini tulus ingin bertemu dengan bang Karim dan mama
Fatimah,saya telah memaafkan mama Fatimah dan bang Karim sejak lama.Saya
kesini juga ingin menjalin tali silaturahmi dengan bang Kasim dan bang Kasim yang
saya telah anggap sebagai keluarga saya.”Ujar Imam.
“Kau anggap saya sebagai keluarga? walaupun saya telah berbuat jahat pada
kau?”Ujar Karim dengan tetesan air mata.
“Ya bang,saya anggap bang Karim dan mama Fatimah adalah keluarga saya
sendiri.Maka dari itu tujuan saya datang kesini benar-benar untuk menemui bang
Kasim dan mama Fatimah.”Ujar Imam.
Kasim merasa tersentuh dengan apa yang dikatakan Imam,ia tak kuasa menahan
tangisnya ,dan dengan derai air mata ia pun langsung memeluk Imam dengan erat.
“Terima kasih Imam kau telah memaafkan mama dan bang Karim serta menganggap
kami sebagai keluarga,walaupun kami sering berlaku jahat pada kau.Kau benar-benar
anak yang baik Imam.Bang Karim senang sekali dapat bertemu kembali dengan kau
Imam.”Ujar Karim.
“Ya,sama-sama bang.Imam juga senang sekali dapat bertemu kembali dengan bang
Karim.”Ujar Imam dengan tetesan air mata.
“Oh…iya,bang perkenalkan ini Latifah dari Banjarmasin,dia calon istri Imam.”Ujar
Imam.
“Latifah”Ujar Latifah dengan senyuman.
“Karim”Ujar Karim dengan senyuman juga.
“Calon istri kau sangat cantik,dia sangat pantas untuk bersanding bersama kau.”Ujar
Karim.
“Terima kasih bang.”Ujar Imam.
Setelah pertemuan itu,Karim mengantar Imam dan Latifah ke makam
Fatimah.Imam nampak menitihkan air matanya saat berada di makam Fatimah,ia tak
220
kuasa menahan rasa sedihnya atas kepergian Fatimah ibu tiri yang dahulu sering
berlaku jahat padanya.Ia bersama Karim dan Latifah pun mengirim doa untuk
Fatimah,agar Fatimah tenang di alam sana.
“Bang Karim sepertinya saya tak dapat berlama-lama disini,karena esok pagi saya
dan Latifah harus sudah kembali ke Batavia.”Ujar Imam.
“Ya..sudah kalau begitu,hati-hatilah di jalan.”Ujar Karim.
“Oh…bang Karim ,jika bang Karim ada waktu datanglah ke pernikahan kami di
Batavia.Kalau soal ongkos bang Karim tak perlu khawatir,saya akan ongkosi bang
Karim pulang pergi.”Ujar Imam.
“Pasti saya akan datang Imam.”Ujar Karim.
“Syukurlah kalau begitu.Oh…iya ini ada sedikit uang dari saya untuk bang
Karim,semoga uang ini dapat bermanfaat untuk bang Karim.”Ujar Imam.
“Tak usah Imam…tak usaaah..!”Ujar Karim.
“Tak apa,ambillah uang ini bang.Saya harap uang ini dapat berguna bagi bang
Kasim,walaupun jumlahnya tak banyak.”Ujar Imam.
“Baiklah,terima kasih Imam.Kau sudah begitu baik terhadap saya.”Ujar Karim.
“Sama-sama,kalau begitu saya dan Latifah pamit pulang dahulu.”Ujar Imam.
“Hati-hatilah di jalan Imam.”Ujar Karim.
“Assalamu alaikum”Ujar Imam.
“Waalaikum salam”Ujar Karim.
****
Beberapa hari kemudian setelah dari Banjarmasin saat telah berada di
Batavia,Imam dan Latifah langsung mencari sebuah lahan kosong untuk mereka
jadikan sebuah taman yang indah.Didapatlah sebuah lahan seluas satu hektar yang
letaknya tak jauh dari rumah Imam.Imam dan Latifah sepertinya sangat cocok
dengan lahan tersebut,karena letaknya yang tak jauh dari rumah Imam dan udaranya
yang juga masih sejuk,karena di daerah tempat Imam tinggal udaranya masih sejuk
dan ditumbuhi pepohonan yang rimbun.Lahan tersebut mereka beli dengan harga
yang cukup tinggi,dan setelah semua kepemilikan lahan jatuh ke tangan
mereka,dengan dibantu beberapa asisten rumah tangga yang bekerja di rumah
Imam,mereka langsung merapihkan dan membersihkan lahan tersebut lalu menanami
lahan tersebut dengan berbagai jenis tanaman dan bunga-bunga yang indah termasuk
bunga mawar putih,bunga kesukaan mereka yang memiliki warna putih yang berarti
221
suci sesuai dengan cinta mereka yang suci.Butuh waktu satu minggu lamanya bagi
mereka untuk merapihkan lahan tersebut dan menanami lahan tersebut dengan
berbagai jenis tanaman dan bunga-bunga sehingga dapat menjadi sebuah taman yang
indah.Setelah satu minggu lamanya bekerja keras untuk menjadikan lahan tersebut
menjadi sebuah taman,akhirnya selesai juga lahan tersebut dikerjakan menjadi
sebuah taman yang sangat indah.Namun sayang karena telalu banyak bekerja
keras,kesehatan Latifah pun menurun sehingga wajahnya terlihat sangat
pucat.Tetapi,walaupun kesehatannya menurun,Latifah tetap ingin merayakan jadinya
taman tersebut dengan mengundang Ramli dan keluarga serta para pekerja yang
bekerja di rumah Imam untuk makan malam bersama pada malam harinya.Imam
sudah berusaha menasihati Latifah untuk beristirahat dan menunda perayaan,tetapi
Latifah tetap saja bersih keras untuk merayakan jadinya taman tersebut pada malam
harinya.
“Imam kau tak perlu khawatir,saya akan baik-baik saja.”Ujar Latifah.
“Baiklah kalau itu maumu,saya hanya khawatir dengan kesehatan kau
Latifah.Apalagi minggu depan kita akan menikah.”Ujar Imam.
“Insya Allah saya tak apa ,percayalah.”Ujar Latifah.
“Ya,saya percaya pada kau Latifah.”Ujar Imam.
****
Di malam harinya,Imam dan Latifah berserta Ramli dan keluarganya dan para
pekerja di rumah Imam, mengadakan sebuah acara perayaan kecil-kecilan di taman
itu.Acara pada malam itu,diisi dengan makan malam bersama.Namun,pada saat
sedang makan malam bersam,tiba-tiba saja Latifah pingsan dan hal ini sontak saja
membuat Imam dan semuanya panik.Imam bersama Ramli dan Khadijah langsung
membawa Latifah ke rumah sakit Pribumi.Ia juga langsung menelepon dokter
Ibrahim melalui telepon yang ada di ruangan kerjanya di rumah sakit.Dokter Ibrahim
langsung datang ke rumah sakit Pribumi,dengan cepat ia pun langsung menangani
Latifah yang masih dalam keadaan pingsan di ruangan Unit Gawat Darurat.
“Bagaimana dok kondisi Latifah?”Ujar Imam.
“Kesehatannya sangat menurun,seharusnya dia banyak beristirahat untuk saat
ini.”Ujar dokter Ibrahim.
222
“Sebaiknya anda banyak-banyak berdoa saja pak Imam,agar kesehatan Latifah
semakin membaik.”Ujar dokter Ibrahim.
“Terima kasih dokter.”Ujar Imam.
Imam terlihat menangis saat itu,ia menangis setelah melihat kondisi kesehatan
kekasihnya itu yang semakin hari semakin menurun.Setelah dokter Ibrahim
melakukan pemeriksaan terhadap Latifah,Latifah pun dipindahkan ke ruang
perawatan.Dua jam kemudian saat berada di ruang perawatan,dengan wajahnya yang
masih terlihat pucat dan kondisinya yang masih sangat lemah,Latifah tersadar dari
pingsan yang ia alami.
“Iii…maamm?”Ujar Latifah dengan suara serak.
“Latifah kau sudah sadar?”Ujar Imam.
“Sayaaa beraa..da dimanaa ?”Ujar Latifah dengan terbata-bata.
“Kau sedang berada di rumah sakit Latifah,tadi kau pingsan.”Ujar Imam.
“Kemaa..naa Kha..di..jah daan bang Ram…lii?”Ujar Latifah.
“Tadi mereka ada disini,tetapi mereka sudah pamit pulang,karena tak ada menjaga
dirumah.”Ujar Imam.
“Ehmm…Latifah,kau banyak-banyak beristirahat yaa.Sepertinya lebih baik
pernikahan kita ditunda saja sampai kau benar-benar sehat.”Ujar Imam.
“Jangan tunda pernikahan kita Imam,saya mohon jangan tunda.Saya akan baik-baik
saja.”Ujar Latifah.
“Tetapi,kesehatan kau sangat menurun Latifah.Kau harus banyak-banyak
istirahat.”Ujar Imam.
“Saya merasa sudah lebih baik saat ini,dan esok saya sudah bisa pulang.Jika saya
terlalu banyak istirahat,saya justru merasa semakin lemas.Jadi jangan tunda hari
pernikahan kita Imam.”Ujar Latifah.
“Baiklah jika itu yang kau mau.Besok jika kau telah keluar dari rumah sakit kita beli
cincin yang baru untuk cincin pernikahan kita.”Ujar Imam.
“Sepertinya kita tak perlu cincin yang baru untuk pernikahan kita,sebaiknya kita
pakai saja cincin yang lama.Karena,bagi saya cincin itu memiliki arti dan nilai
tersendiri,dimana cincin itu adalah cincin yang kau gunakan untuk melamar saya saat
pertama kalinya.Cincin ini juga salah satunya barang yang sering saya pandangi
disaat saya sedang merindukan kau.Dan,cincin itu juga yang menjadi saksi
perjalanan cinta kita.Jadi,bagaimana menurut kau Imam?”Ujar Latifah.
223
“Ya,kita pakai saja cincin yang lama untuk cincin pernikahan kita.”Ujar Imam
dengan senyuman dan tetesan air mata.
****
Beberapa hari kemudian ibunya Latifah,Karim dan juga Badrun tiba di
Batavia.Setibanya mereka di Batavia,Imam menjemput mereka di pelabuhan
walaupun dengan jadwal tiba kapal yang berbeda.Saat ibunya Latifah,Karim,dan
Badrun tiba di rumah Imam, Latifah tentulah merasa senang dan kebahagiaan
tersendiri saat sang mereka dapat hadir di pernikahannya kelak,terutama dengan
ibunya yang bersedia datang untuk memberikan restu..Begitupun dengan ibunya
Latifah,ia merasa senang dan bahagia dapat menghadiri pernikahan anak
perempuannya dengan seorang pria yang selama ini sangat dicintainya.
“Mama ?”Ujar Latifah dengan tetesan air mata saat ibunya baru saja tiba di rumah
Imam.
“Latifah?”Ujar ibunya dengan tetesan air mata juga.
“Saya senang sekali mama datang ke Batavia,maafkan Latifah tadi tidak ikut
menjemput mama,karena saya harus membantu para pekerja untuk menyiapkan
pernikahan saya lusa.”Ujar Latifah.
“Tak apa-apa Latifah.”Ujar ibunya Latifah.
“Oh….iya Latifah,maafkan paman yaa dahulu paman pernah berkata sinis pada
kau.”Ujar Badrun.
“Tak apa paman,Latifah tak ambil hati.”Ujar Latifah.
“Terima kasih Latifah.”Ujar Badrun.
“Oh…iya ma,nanti malam mama tidur di rumah Imam saja.Karena,di rumah Imam
masih banyak kamar yang kosong.”Ujar Imam.
“Terima kasih Imam.”Ujar Ibunya Latifah.
“Latifah,mungkin selama ada mama,kau dapat tidur di sini menemani mama.Kasihan
mama dia tidur sendirian,dan pasti ia masih ingin bercengkrama melepas rindu
dengan kau.”Ujar Imam.
“Ya,nanti malam saya akan tidur disini bersama mama.”Ujar Latifah Latifah
tersenyum sumringah.
“Ya..sudah lebih baik sekarang kita taruh barang-barang mama di kamar.”Ujar
Imam.
224
Latifah begitu sibuk ikut bekerja untuk mempersiapkan pernikahannya dengan
Imam.Sehingga ia lupa dengan penyakit yang selalu menggrogoti tubuhnya.Disaat ia
baru saja menaruh rangkaian bunga mawar putih di dalam vas bunga,tiba-tiba saja ia
kembali merasakan sakit kepala yang mendalam.Latifah langsung pergi ke kamar
mandi dan meminum obat yang diberikan oleh dokter Ibrahim.Ia membasuh
wajahnya dengan menggunakan air keran yang ada di westafel,ia pun bercermin
dan melihat wajahnya yang nampak sangat pucat.Ia juga menyisir rambutnya yang
panjang dengan sisir yang ada di kamar mandi,dan ia pun melihat rambutnya yang
sejak beberapa minggu ini mengalami kerontokan yang cukup parah.Sebenarnya
Latifah merasa sangat frustasi dengan keadaan ini,tetapi ia tetap berusaha untuk
bangkit dan semangat untuk menjalani hidup.
****
Setelah selesai mempersiapkan pernikahan,dengan wajahnya yang nampak
pucat,Latifah meminta Imam untuk membawanya ke pantai yang dahulu pernah
mereka kunjungi.Namun,Imam menolaknya karena ia melihat wajah Latifah yang
nampak sangat pucat.Ia khawatir Latifah akan kelelahan dan kondisi kesehatannya
semakin menurun.Tetapi,Latifah tetap memaksa untuk pergi ke pantai
bersamanya,dan meyakinkannya bahwa ia sehat-sehat saja.Imam sudah tak dapat lagi
berkata apapun dan menolaknya,hingga akhirnya mereka berdua pun pergi ke
pantai.Saat berada di pantai,mereka berdua terlihat duduk bersama diatas pasir pantai
yang nampak putih bersih itu,sambil memandangi keindahan pantai dan proses
terbenamnya matahari.
“Mengapa kau meminta saya untuk membawa kau ke pantai Latifah,padahal wajah
kau terlihat sangat pucat.Saya sangat khawatir dengan kau Latifah.”Ujar Imam.
“Saya meminta kau kesini,selagi ada waktu saya ingin sekali melihat pemandangan
proses terbenamnya matahari yang sangat indah,karena seumur hidup saya belum
pernah melihat pemandangan seindah ini.Kau tak perlu mengkhawatirkan saya
Imam,saya tak apa-apa.Hanya wajah saja yang terlihat pucat,tetapi saya merasa
tubuh saya sehat.”Ujar Latifah.
Secara perlahan dan dengan tetesan air mata , Imam memegang tangan Latifah
dan berkata pada Latifah bahwa ia tidak ingin kehilangan Latifah.Latifah nampak
225
mengeluar air mata saat itu,ia pun berkata pada Imam bahwa ia akan selalu ada,dan
cintanya tak akan pernah hilang.
“Imam masih ingat kah kau dengan perkataan kau di pantai ini saat itu?dimana kau
berkata bahwa kau tak akan melepaskan saya selama-lamanya.”Ujar Latifah.
“Iya,saya ingat itu Latifah.”Ujar Imam.
“Saya harap kau tak akan pernah mengatakan itu lagi Imam.”Ujar Latifah.
“Memangnya kenapa jika saya mengatakan itu Latifah? bukankah itu sebuah janji
dan bukti rasa cinta saya pada kau Latifah,serta sebagai tanda jika saya tak ingin
kehilangan kau lagi.”Ujar Imam.
“Imam,kita boleh saling mencintai.Tetapi,siapakah yang dapat melawan takdir dari
sebuah kehidupan? Tentu tidak ada siapapun yang dapat melawannya.Ketika lahir
semua manusia dilahirkan dari rahim ibunya dan bagi yang beruntung pada hari
itulah untuk pertama kalinya ia dipertemukan oleh ibu kandungya yang suatu saat
juga akan dipisahkan oleh takdir,walaupun kita tak tahu kapan takdir akan
memisahkan kita.Karena di dalam takdir kehidupan,setiap pertemuan pasti akan ada
perpisahan,walaupun kita dengan orang tua dan keluarga kita,kita dengan istri atau
suami kita,ataupun kita dengan kekasih kita semuanya akan berpisah,karena
kehidupan di dunia tak akan abadi.Maka dari itu janganlah kau ucapkan kata-kata itu
lagi,karena perpisahan pasti akan terjadi,walaupun kita tak tahu melalui apa
perpisahan itu akan terjadi.”Ujar Latifah.
“Ya,saya berjanji tak akan mengucapkannya lagi.”Ujar Imam dengan senyuman dan
tetesan air mata.
****
Keesokan harinya.Siang itu Latifah sedang terbaring di tempat tidur di kamarnya
dengan tubuh yang sangat lemas.Di dalam kamar itu terdapat sebuah cermin yang
letaknya tak jauh dari tempat tidurnya.Dengan kondisi tubuh yang lemas Latifah
berusaha untuk bangkit dan bercermin.Di dalam cermin itu, ia melihat bayangan
wajahnya yang kini semakin pucat dengan aura kecantikannya yang semakin lama
semakin hilang dan rambut yang semakin cepat rontok.Latifah nampak menangis
melihat wajahnya yang semakin hari semakin pucat dan aura kecantikannya yang
semakin hilang.Ia langsung mengambil baju kebaya putih yang akan ia kenakan saat
hari pernikahannya esok,dan ia pun langsung mengenakan baju kebaya itu lengkap
226
dengan rok kain batik sebagai bawahannya.Setelah mengenakan baju kebaya
tersebut,Latifah mengambil bedak dan gincu miliknya lalu ia langsung merias
wajahnya dengan riasan sederhana untuk menutupi wajah pucatnya.Saat Latifah baru
saja selesai merias wajahnya,tiba-tiba saja ibunya masuk ke kamarnya dan melihat
Latifah yang tengah mengenakan baju kebaya pengantin.
“Latifah? kau sedang apa nak?”Ujar Ibunya.
“Saya hanya sedang mencobanya saja ma.”Ujar Latifah.
“Latifah kau terlihat sangat cantik sekali.”Ujar ibunya Latifah.
“Ma,sebentar lagi Imam akan pulang,karena hari ini dia pulang lebih awal.Latifah
harus memasak makan siang untuknya sekarang.”Ujar Latifah.
Imam pulang lebih awal pada hari ini,setibanya di rumah dengan mengenakan
kebaya putih yang akan dikenakannya di hari pernikahannya esok Latifah
menyambut kedatangan Imam dengan senyuman dan semangat.Imam merasa senang
pada saat itu,tetapi ia juga merasa sedih jika suatu saat ia harus kehilangan Latifah
sehingga ia pun meneteskan air matanya.
“Mengapa kau menangis Imam?”Ujar Latifah.
“Tidak apa-apa,saya hanya bahagia melihat kau nampak begitu sehat.”Ujar Imam
dengan senyum dan tetesan air mata.
“Kau pasti lapar ? saya telah buatkan kau makan siang di meja makan.Ayo,kita
makan siang bersama!”Ujar Latifah.
“Ayo”Ujar Imam.
Latifah dan Imam makan siang bersama di meja makan.Setelah makan siang
bersama,mereka pergi ke taman milik mereka dan menghabiskan waktu di taman
itu.Selama berada ditaman itu,mereka habiskan waktu mereka untuk berjalan-jalan
mengelilingi taman sambil melihat-lihat bunga-bunga indah yang mereka
tanam.Setelah lelah berjalan Latifah megajak Imam duduk di sebuah kursi yang
berada di tengah-tengah bunga-bunga yang indah yang ada di taman itu.Mereka
duduk sambil mengobrol-ngobrol dan memandang keindahan bunga-bunga yang ada
di taman itu.Sungguh mereka terlihat sangat menikmati saat – saat itu,walaupun
perasaan senang dan rasa sedih tak pernah hilang hati masing-masing.
“Imam bagaimana menurut kau ?apakah saya tampak cantik mengenakan kebaya
ini?”Ujar Latifah dengan suaranya yang serak.
“Kau sangat cantik Latifah,kau betul-betul sangat cantik.”Ujar Imam dengan tetesan
air mata.
227
“Imam bolehkah saya meminjam tanganmu? Saya ingin memeluk tanganmu dan
mensandarkan kepala pada lenganmu.”Ujar Latifah.
Imam merelakan tangannya pada Latifah,dengan perlahan dan penuh perasaan
Latifah memeluk tangan Imam dan mensandarkan kepalanya pada lengan Imam.
“Kau begitu hangat.Saya selalu mencintaimu.”Ujar Latifah dengan suaranya yang
serak.
Setelah menyatakan rasa cintanya pada Imam,secara perlahan Latifah menutup kedua
matanya.
“Saya juga selalu mencintaimu Latifah,sampai kapanpun.”Ujar Imam dengan tetesan
air mata.
Setelah beberapa menit kemudian,Imam mulai merasakan tidak ada pergerakan
lagi dari Latifah,dan Latifah juga tidak berbicara apapun lagi padanya.Ia pun
langsung panik saat itu,dan berusaha untuk membangunkan Latifah.Tetapi,Latifah
tak kunjung membukakan mata untuknya.Dengan perasaan panik dan derai air
mata,Imam mencoba memeriksa denyut nadi dan nafas Latifah,namun sayang ketika
ia memeriksanya denyut nadi sudah tidak ada dan nafas itu juga sudah tak lagi
berhembus.Imam merasakan kesedihan yang teramat sangat mendalam atas
kepergian Latifah.Ia pun langsung memeluk jasad Latifah dan tak henti-hentinya
menangis.
“Latifah,jangan tinggalkan saya ! Jangan tinggalkan saya Latifah !”Ujar Imam
dengan derai air mata.
****
Esok harinya yang seharusnya menjadi hari bahagia Imam dan Latifah,berubah
menjadi hari yang penuh duka cita.Latifah wanita cantik asal Banjarmasin itu,telah
pergi untuk selama-lamanya meninggalkan Imam kekasihnya dan juga keluarga serta
sahabat-sahabat yang selalu menyayanginya.Imam cinta sejatinya,merasa sangat
kehilangan dan berduka cita atas kepergiannya.Ia pun memakamkan jasad Latifah di
area taman yang ia bangun bersama Latifah.Banyak pelayat yang datang pada acara
pemakamam hari itu,diantara mereka adalah keluarga Latifah dan juga Ramli beserta
keluarganya yang begitu merasakan kesedihan atas meninggalnya Latifah.Kematian
Latifah membuat Imam begitu terpukul dan kehilangan.
Di sela-sela kesibukannya bekerja Imam selalu menyempatkan diri untuk datang
ke makam Latifah dan menaburkan bunga serta menaruh setangkai bunga mawar
228
putih diatas makam Latifah,agar makam Latifah dapat selalu segar dan wangi akan
bunga.Beberapa bulan kemudian,Imam meresmikan perpustakaan yang selama ini ia
bangun.Saat peresmian ia mengadakan sebuah syukuran dengan membagikan
bantuan sosial kepada para orang fakir miskin dan anak yatim piatu,serta menggelar
membaca buku bersama secara gratis.Satu tahun kemudian Imam mundur dari
jabatannya sebagai pimpinan rumah sakit Pribumi dan pengajar di sekolah
kedokteran Geneeskundige Hogeschool.Ia memilih untuk fokus mengelola
perpustakaan miliknya,disamping itu ia juga masih merasakan kesedihan yang
mendalam atas kepergian Latifah,sehingga membuatnya kurang berkonsentrasi
dalam bekerja.Setelah keluar dari rumah sakit,Imam lebih banyak menghabiskan
waktunya di kantornya yang ada di perpustakaan miliknya itu.Ramli yang selalu
membantunya mengelola perpustakaan,hanya dapat prihatin dengan kondisi Imam
yang sampai sekarang ini masih saja merasakan kesedihan.
“Sudahlah Imam,janganlah kau bersedih terus.Jalan hidup kau masih panjang.Masih
banyak diluar sana wanita baik yang dapat kau jadikan pendamping hidup kau
Imam.”Ujar Ramli.
“Bagi saya Latifah hanyalah satu-satunya wanita yang saya cintai Ram.Cinta saya
sampai kapanpun tak akan pernah hilang untuknya.”Ujar Imam.
Begitu berartinya Latifah bagi Imam,sehingga pada suatu hari Imam meminta
seniman untuk membuat kembali lukisan dirinya bersama Latifah saat di pasar rakyat
dengan ukuran yang besar.Setelah lukisan itu jadi,Imam pun memajang lukisan itu di
ruang utama perpustakaan.Lukisan itu begitu indah dan nikmat di pandang
mata,senyuman Latifah dan Imam yang penuh dengan cinta menyejukkan mata bagi
orang yang memandangnya.Lukisan itu menjadi lambang cinta sejati antara Imam
dan Latifah.
“Mengapa kau pergi begitu cepat ? Padahal cinta saya begitu besar untuk kau.”Ujar
Imam dengan tetesan air mata saat memandang lukisan mereka berdua.
229
8 Lima tahun kemudian,setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia,Imam
memutuskan kembali menjadi dokter.Ia kembali menjadi dokter,tetapi bukanlah
seorang dokter yang melakukan praktek di rumah sakit,tetapi ia memilih sebagai
dokter relawan di Palang Merah Indonesia.Selama menjadi relawan,telah ribuan
orang-orang miskin dan korban-korban perang yang terbantu olehnya.Disamping
menjadi seorang relawan di PMI,pada 1946 Imam memilih masuk ke militer untuk
mengabdi pada negara yang sedang perang melawan tentara sekutu dan tentara NICA
Belanda.Sebelum masuk ke militer,Imam dengan suka rela menyerahkan rumahnya
pada PMI untuk dijadikan klinik atau rumah sakit bagi orang-orang miskin dan juga
para korban perang.Ia juga menyerahkan kepengurusan perpustakaan pada
sahabatnya Ramli.Melihat hal itu,Ramli sungguh takjub pada Imam dan kebaikan
Imam.Walaupun setelah Imam masuk ke militer,mereka berdua menjadi jarang sekali
bertemu,hanya sesekali saja disaat ada waktu luang mereka manfaatkan untuk
bertemu dan menjalin tali silaturahmi.
“Sebagai sahabat saya takjub padamu Imam,saya sangat bangga sekali padamu
Imam.”Batin Ramli.
Selain aktif di bidang militer,Imam juga masih aktif menjadi relawan PMI.Satu
tahun kemudian,Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melakukan agresi militer I
dimana agresi militer I dilakukan di pulau Jawa dan Sumatera.Pada saat terjadi agresi
militer Belanda I itu,pemerintah menugaskan Imam bersama dengan Agustinus
Adisucipto, Abdulrahman Saleh, Adi Sumarmo, dan F.A Gani pergi ke India melalui
jalur udara untuk mengambil obat-obatan bantuan dari Palang Merah Internasional
yang akan diberikan kepada Palang Merah Indonesia.Setelah mengambil obat-obatan
dari India, pada tanggal 29 Juli 1947 Imam bersama Agustinus Adisucipto,
Abdulrahman Saleh, Adi Sumarmo, dan F.A Gani kembali ke Yogyakarta.Namun
naas,saat pesawat Dakota DC-3 yang mereka tumpangi akan mendarat di
Maguwo,tiba-tiba saja sebuah pesawat P-40 Kitty-Hawk milik Belanda menembaki
pesawat Dakota DC-3 yang mereka tumpangi,sehingga pesawat kehilangan
keseimbangan dan menyambar sebuah pohon hingga badannya patah menjadi dua
dan terbakar hebat.Kecelakaan tersebut menyebabkan tiga orang meninggal
dunia,dan dua orang selamat yaitu Imam dan F.A Gani.
230
Berita atas kecelakaan pesawat tersebut tersebar luas ke seluruh pelosok
negeri.Ramli dan Khadijah yang mengetahui berita kecelakaan pesawat tersebut dari
surat kabar,langsung bergegas pergi ke Yogyakarta dengan menumpangi kereta api
untuk menemui Imam dan mengetahui kondisi Imam.Saat berada di
Yogyakarta,suasana di rumah sakit tempat Imam di rawat sangatlah sibuk dan ramai
sekali di penuhi oleh pasien,sehingga membuat Ramli dan Khadijah sedikit kesulitan
mencari Imam.Hingga pada akhirnya mereka menemukan sebuah ruangan dimana di
dalam ruangan tersebut hanya terdapat satu orang pasien yang sedang mengalami
koma di dalamnya yang terbalut perban di sekujur tubuhnya dengan berbagai macam
alat bantu kesehatan yang terpasang di tubuhnya.Secara perlahan Ramli dan
Khadijah masuk ke dalam ruangan tersebut dan melihat papan nama pasien tersebut
yang bertuliskan nama Imam Zulkifli.Ramli dan Khadijah sangat terkejut dan
langsung meneteskan air mata saat melihat kondisi Imam yang sangat
memprihatinkan dengan sembilan puluh lima persen luka bakar yang ia alami.
“Imam bangunlah,ini saya sahabat kau Ramli.”Ujar Ramli dengan meneteskan air
matanya.
Imam mendengar suara dari sahabat yang selalu menyayanginya dan mendukungnya
itu.Secara perlahan ia pun mulai menggerakan jari-jemarinya dan membukakan
kedua matanya.
“Raaamm…li,kau…kah…itu?”Ujar Imam dengan suara serak dan terbata-bata.
“Iya,ini saya Ramli dan ini Khadijah.”Ujar Ramli dengan tetesan air mata.
“Tee..rii…maa kasih,kaa…liaan su..dah ber…se..dia men..je…nguk saa..yaa.”Ujar
Imam dengan terbata-bata.
“Sama-sama Imam.Imam kuatkanlah diri kau,agar kau dapat kembali sembuh.”Ujar
Ramli.
“Raam..li,saa...ya se..rah..kan per…pus…taka..an itu paa…da..mu,too…long jaa..ga
baa…ik-baa..ik per…pus…takaan iitu.”Ujar Imam dengan terbata-bata.
“Saya berjanji,sampai kapanpun saya akan menjaga perpustakaan itu sebaik
mungkin.”Ujar Ramli dengan tetesan air mata.
Secara perlahan Imam kembali menutup kedua matanya.Didalam tidurnya ia
bermimpi sedang berdansa bersama Latifah disebuah tempat yang sangat mewah dan
indah seperti istana, dengan mengenakan busana serba berwarna putih dan gaun
berwarna putih.Latifah terlihat sangat cantik dan berseri,begitu pula dengan Imam
231
yang terlihat sangat tampan sekali.Mereka nampak bahagia sekali,beberapa saat
setelah berdansa mereka keluar dari tempat yang seperti istana itu,dan pergi
kesebuah tempat yang sangat indah sekali melebihi keindahan apapun yang ada di
dunia ini.Di tempat itu udaranya sangat sejuk sekali,terdapat banyak air mengalir
yang airnya sangat bening sekali,dan juga banyak bunga-bunga yang sangat indah
serta buah-buahan yang segar.
“Imam saya senang sekali,akhirnya kita dapat bertemu kembali.”Ujar Latifah.
“Saya juga sangat senang sekali Latifah kita dapat bertemu kembali,setelah sekian
tahun kita berpisah dan saya sangat merindukanmu.”Ujar Imam.
“Imam,sekarang ini maukah kau ikut dengan saya?, dan kita akan bahagia
selamanya.”Ujar Latifah.
“Tentu saya mau ikut denganmu Latifah,sampai kapanpun kita akan selalu bersama
selamanya.”Ujar Imam.
****
Dua hari kemudian pada siang jasad Imam dimakamkan berdampingan dengan
makam Latifah yang berada di taman milik mereka.Banyak pelayat yang datang
untuk mengantarkan jasad Imam menuju liang lahat.Selain banyak pelayat,banyak
karangan bunga berjejer di depan pintu masuk rumah Imam,sebagai tanda rasa duka
cita yang mendalam atas kepergian Imam yang dikenal sebagai dokter yang
dermawan.Diantara para pelayat yang hadir tersebut terlihat Ramli dan Khadijah
yang dari tadi tak henti-hentinya menangis.Ramli dan Khadijah sangat kehilangan
Imam sahabat terbaik mereka yang mereka anggap seperti keluarga sendiri.Sebagai
orang yang terakhir meninggalkan makam,sebelum meninggalkan makam Ramli
menaruhkan setangkai bunga mawar putih di tengah-tengah makam Imam dan
Latifah.
“Saya tahu bunga ini adalah bunga yang paling kalian sukai.Semoga kalian
berbahagia selamanya.”Ujar Ramli.
****
Satu tahun kemudian,di tahun 1948 Ramli kembali menulis sebuah novel.Novel
yang ditulis ini terinspirasi dari kisah cinta Imam dan Latifah yang berliku dan
penuh dengan segala cobaan.Ramli memberikan sebuah judul pada novel yang
ditulisnya itu dengan judul “Cinta Yang Tak Pernah Hilang”,karena bagi Ramli cinta
232
Imam dan Latifah tak akan pernah hilang sampai kapapun.Setelah novel itu
diluncurkan di tahun 1949,novel tersebut sangat laris terjual,sehingga melambungkan
nama Ramli sebagai penulis.Sebagian keuntungan dari penjualan novel
tersebut,Ramli sumbangkan ke sebuah panti asuhan dan ia gunakan untuk perawatan
perpustakaan serta sisanya lagi ia gunakan untuk biaya hidupnya.
****
“Imam sangat setia dengan cinta sejatinya yaitu Latifah.Bahkan semenjak Latifah
meninggal cintanya tak pernah berpaling sedikitpun dari Latifah.Hingga akhir
hayatnya pun cintanya tak berpaling dari Latifah.Bagi saya Imam adalah sahabat
sekaligus saudara terbaik saya.Dia orang yang selalu mendukung saya dan
menyayangi saya layak saudara sendiri.Sebagai sahabat banyak masa-masa indah
yang sangat terkenang,dan sampai kapanpun saya tak akan melupakan masa-masa
itu.”Kenang Ramli sambil meneteskan air matanya.
Cerita Ramli telah membuat para tamu yang hadir ikut menangis, dan merasa
terharu dengan kisah cinta Imam dan Latifah.Setelah Ramli selesai bercerita,para
tamu yang hadir pun langsung memberikan tepuk tangan pada Ramli.
“Cerita anda sangatlah menyentuh,dan membuat kami ikut terbuai apa yang
dirasakan Imam dan Latifah.”Ujar salah satu tamu.
“Terima kasih anda semua telah bersedia mendengarkan cerita saya.Bagi saya,Imam
dan Latifah akan selalu ada di dalam hidup saya,mereka tak akan pernah
terlupakan.”Ujar Ramli.
****
Setelah para tamu pulang,Ramli dan Khadijah berziarah ke makam Imam dan
Latifah ,dan menaburkan bunga diatas makam Imam dan Latifah,agar makam
mereka selalu segar dan wangi.Setelah berziarah,sebelum meninggalkan makam
Ramli kembali menaruhkan setangkai bunga mawar putih di tengah-tengah makam
mereka.
“Berbahagialah selamanya,cinta kalian abadi.”Ujar Ramli dengan senyuman.
Setelah meninggalkan makam,Ramli dan Khadijah kembali ke perpustakaan.Saat
berada di perpustakaan,Ramli dan Khadijah terlihat memandang lukisan Imam dan
Latifah yang terpampang di ruang utama.
233
“Cinta dan jiwa kalian akan selalu ada,dan tak akan pernah terlupakan.Saya berjanji
untuk selalu menjaga perpustakaan ini”Ujar Ramli sambil merangkul Khadijah.
“Bang Imam dan Latifah,kami sangat merindukan kalian selalu.”Ujar Khadijah.
-TAMAT-
Oleh : Annisa Damayanti Hakim