rentabilitas modal sendiri

Upload: muhrom

Post on 18-Oct-2015

127 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 76

    ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHISTRUKTUR PENDANAAN DAN PENGARUHNYA BERSAMA

    BEBAN BUNGA, RETURN ON ASSET TERHADAPRENTABILITAS MODAL SENDIRI

    Jaelani La MasidondaFakultas Ekonomi Universitas Darussalan, Ambon

    Ghozali MaskiM.S. Idrus

    Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

    Abstract

    The market globalization, primarily occur because of the technologies,can be poured into the opportunities and threats problems which based on thestrengths and weaknesses of each industry in facing the competition thatfirms. Only the globally operation-scale firm that can continually has an oppor-tunity to maintain and to increase its growth. To deal with those conditions,many companies take note of the financial problems, apart from the other pro-blems such as marketing, production, personnel, etc.

    The aims of the research are: (1) to find out the magnitude of the assetstructure, sales growth, firm size, tax, and retained earnings variables influ-ence on the financing, and the magnitude of the financing, interest, and returnon asset variables influence on the equity rentability, (2) which variable influ-ences the most significant and dominant on the financing and the equityrentability, respectively.

    Twenty-three go-public food and beverage companies in the JSX wereused as the population, and seven companies were collected as the samplesusing the porposive sampling technique. Recursive Models of the MultipleLinear Regression, which was used as the analysis model, divided into twosteps: (1) regressing the magnitude of the asset structure, sales growth, firmsize, tax, and retained earnings variables as the independet variables on thefinancing as the dependet variable, (2) regressing the magnitude of the finan-cing, interest and return on asset variables as the independet variables on theequity rentability as the dependet variable.

    Related to the aims, the results showed: (1) simultaneously, the fivevariables significantly influenced the financing; whereas, partially, only reta-ined earning variable not significantly influenced. Simultaneously, the threevariables significantly influenced the equity rentability; whereas, partially,only interest variable not significantly influenced. (2) Only the firm size andtax variables significantly and dominantly influenced the financial structure,and only the return on asset variable most significantly and dominantlyinfluenced the equity rentability.

    In order to improve the welfare of stockholders, a company should beconsidered to enhance the components of financial structure by the debt finan-cing. By that the company can be more increase the equity rentability refers to

  • TEMA, Volume II, Nomor 1, Maret 2001

    77

    fact that the return on asset is higher than the interest, which was thecompanys financial liability.

    Keywords: Asset structure, Growth of sales, Firm size, Earning and Financing

    1. PendahuluanLatar Belakang

    Teknologi merupakan salah satu penyebab utama terjadinya globalisasi pasar.Globalisasi pasar dapat bermuara pada masalah peluang dan tantangan yang dihadapiberdasarkan pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing industridalam menghadapi semakin ketatnya per-saingan. Hanya perusahan yang memiliki skalaoperasi global yang dapat terus-menerus memiliki peluang mempertahankan dan mem-pertinggi tingkat pertumbuhannya.

    Menghadapi kondisi perekonomian seperti ini, banyak perusahaan baik yangberskala besar maupun kecil, apakah yang bersifat profit motive maupun non profitmotive akan menaruh perhatian pada masalah manejemen pendanaan disamping masa-lah-masalah lainnya seperti produksi, marketing dan personalia dalam usaha pencapaitujuan perusahaan.

    Manajemen pendanaan pada hakekat-nya menyangkut keseimbangan finansial didalam perusahaan yakni keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang dibutuhkanbeserta mencari susunan kualitatif dari aktiva dan pasiva tersebut dengan sebaik-baiknya. Pemilihan susunan kualitatif dari aktiva akan menentukan struktur kekayaanperusahaan, sedangkan pemilihan susunan kualitatif dari pasiva akan menentukanstruktur finansial (struktur pendanaan) dan struktur modal perusahaan (Bambang1995).

    Pada prinsipnya, setiap perusahaan membutuhkan dana. Pemenuhan dana terse-but dapat berasal dari sumber intern atupun sumber ekstern. Namun umumnya perusa-haan cenderung menggunakan modal sendiri sebagai modal parmanen ketimbang modalasing yang hanya digunakan sebagai pelengkap apabila dana yang diperlukan kurangmencukupi. Karena itu, para manajer keuangan dengan tetap memperhatikan cost ofcapital perlu menentukan struktur pendanaan dalam upaya menetapkan apakahkebutuhan dana pe-rusahaan dipenuhi dengan modal sendiri ataukah dipenuhi denganmodal asing.

    Dalam melakukan keputusan pen-danaan, perusahaan dituntut untuk memperti-bangkan dan menganalisis kombinasi sumber-sumber dana ekonomis guna mem-belanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. Untuk itu, dalampenetapan struktur pendanaan, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai variabelyang mempengaruhinya. Weston dan Brigham (1994) mengemukakan beberapa variabelyang mempengaruhi struktur pendanaan perusahaan; pertumbuhan penjualan, stabili-tas penjualan, struktur saingan, struktur aktiva, sikap manajemen, sikap pemberi pinja-man.

    Menurut Weston dan Copeland (1997) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mem-pengaruhi struktur pendanaan dari perusahaan adalah tingkat pertumbuhan penjualan,stabilitas arus kas, karakteristik industri, struktur aktiva, sikap manajemen dan sikappemberi pinjaman. Selain itu, R. Agus (1998) mengemukakan bahwa variabel-variabelyang mempengaruhi struktur pendanaan adalah ukuran perusahaan, kelas industri,operating leverage, risiko bisnis, profitabilitas dan kebijaksanaan dividen.

    Struktur pendanaan merupakan salah satu keputusan penting dari manejerpendanaan dalam meningkatkan profitabilitas bagi kemakmuran pemilik perusahaan.Sutrisno (2000) menyatakan bahwa kemakmuran para pemegang saham diperlihatkandalam wujud semakin tingginya harga saham yang merupakan pencerminan dari kepu-tusan investasi, pendanaan dan kebijakan dividen. Oleh karena itu, kemakmuran parapemegang saham dapat dijadikan sebagai dasar analisis dan tindakan rasional dalam

  • Masidonda, dkk., Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Pendanaan

    78

    proses pembuatan keputusan. Untuk itu, bagi suatu perusahaan dalam memutuskanmodal mana yang akan diambil, apakah sebaiknya menggunakan modal sendiri ataukahdengan modal asing, secara finansial penambahan modal tersebut harus dapatmeningkatkan kemakmuran pemilik.

    Dengan mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel struktur pendanaandan pengaruhya bersama beban bunga dan return on asset terhadap rentabilitas modalsendiri, dapat membantu industri makanan dan minuman dalam menentukan bagai-mana seharusnya pemenuhan kebutuhan dana harus dilakukan sehingga tujuanmemaksimumkan kemakmuran para pemegang saham (pemilik) dapat tercapai melaluipeningkatan rentabilitas modal sendiri

    Berdasarkan pemikiran di atas, peneliti tertarik untuk meneliti variabel-variabelyang mempengaruhi struktur pendanaan dan pengaruhnya bersama beban bunga, returnon asset terhadap rentabilitas modal sendiri pada industri makanan dan minuman yanggo publik di Bursa Efek Jakarta.

    Perumusan MasalahBerdasakan kepada latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan

    pokok dalam penelitian ini adalah:! Apakah ada pengaruh signifikan dari variabel struktur aktiva, ukuran perusahaan,

    pertumbuhan penjualan, beban pajak, dan laba ditahan terhadap struktur pendana-an serta pengaruh signifikan variabel struktur pendanaan, beban bunga dan return onasset terhadap rentabilitas modal sendiri pada industri makanan dan minuman yanggo publik di BEJ.

    ! Dari ke lima variabel yang mempengaruhi struktur pendanaan di atas, variabelmanakah yang paling berpengaruh signifikan terhadap struktur pendanaan dan dariketiga variabel yang mempengaruhi rentabilitas modal sendiri, manakah yang palingber-pengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri pada industri makanandan minuman yang go publik di BEJ.

    Tujuan Penelitian! Untuk menginvestigasi pengaruh variabel struktur aktiva, ukuran perusahaan, per-

    tumbuhan penjualan, beban pajak, dan laba ditahan terhadap struktur pendanaanserta pengaruh variabel struktur pendanaan, beban bunga dan return on assetterhadap rentabilitas modal sendiri pada industri makanan dan minuman yang gopublik di BEJ.

    ! Untuk mengetahui dari ke lima variabel yang mempengaruhi struktur pendanaan,variabel manakah yang paling berpengaruh signifikan terhadap struktur pendanaandan dari ketiga variabel yang mempengaruhi RMS, variabel manakah yang palingberpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri pada industri makanandan minuman yang go publik di BEJ.

    Manafaat Penelitian! Sebagai bahan masukan bagi industri makanan dan minuman terutama manejer

    pendanaan untuk dijadikan pertimbangan dalam penentuan struktur pendanaan danupaya meningkatan rentabilitas modal sendiri pada industri makan dan minuman.

    ! Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, informasi dan wawasan teoritiskhususnya masalah struktur pendanaan dan pengaruh struktur pendanaan, bebanbunga dan return on asset terhadap rentabilitas modal sendiri industri makan danminuman.

  • TEMA, Volume II, Nomor 1, Maret 2001

    79

    2. Kerangka Konseptual dan Teori

    Struktur PendanaanKonsep penting manajamen pendanaan adalah masalah sumber dan penggunaan

    dana. Dana dapat dipenuhi dari sumber intern ataupun sumber ekstern perusahaan.Dana tersebut kemudian dialokasikan untuk mem-belanjai aktiva-aktiva perusahaan.

    Pada hakikatnya, pemenuhan dan pengalokasian dana menyangkut masalah kese-imbangan finansial dalam perusahaan. Yaitu mengadakan keseimbangan antara aktivadengan pasiva yang dibutuhkan beserta mencari susunan kualitatif dari aktiva danpasiva tersebut dengan sebaik-baiknya. Penyusunan kualitatif dari aktiva akan menen-tukan struktur kekayaan, sedangkan pemilihan susunan kualitatif dari pasiva akanmenentukan struktur keuangan (Bambang 1995)

    Struktur keuangan atau biasa juga disebut struktur pendanaan merupakan kom-binasi atau bauran segenap pos yang masuk ke dalam sisi kanan neraca pendanaanperusahaan (Martin, et.al.,1994). Sedangkan Weston dan Copeland (1997) mengartikanstruktur pendanaan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya. Strukturdapat dilihat pada seluruh sisi kanan neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek,hutang jangka panjang dan modal pemegang saham.

    Dengan demikian, struktur pendanaan adalah pencerminan dari cara suatuperusahaan untuk membiayai aktivanya yang merupakan komposisi dari sumber modalyang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegangsaham.

    Konsep penting lainnya dalam struktur pendanaan adalah faktor leverage. Dalammanajemen pendanaan, leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana (sources offunds) oleh perusahan dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegangsaham (R. Agus 1998). Konsep leverage tersebut sangat penting terutama untukmenunjukan kepada analis pendanaan dalam melihat trade-off antara risiko dan tingkatkeuntungan dari berbagai tipe keputusan finansial.

    Tingkat pertumbuhan penjulan masa depan merupakan ukuran sampai sejauhmana laba per saham suatu perusahan dapat ditingkatkan oleh leverage. Jika penjualandan laba meningkat per tahun, maka pembiayaan dengan hutang dengan beban tetaptertentu akan meningkatkan pendapatan pemilik saham. Perusahaan harus mempertim-bangkan keuntungan mengunakan leverage dengan adanya kesempatan untuk mening-katkan modal saham ketika harga sahamnya tinggi.

    Perusahaan dengan tingkat penjualan yang stabil dapat menggunakan utang lebihbesar dari pada perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil. Perusahaan yangmempunyai tingkat pertumbuhan dan profitabilitas tinggi cenderung akan menggunakanhutang lebih besar. Karena penggunaan hutang yang besar dapat meningkatkan renta-bilitas modal sendiri yang ditunjukan oleh ratio antara laba bersih dengan modal sendiriyang digunakan.

    Perusahaan dengan struktur aktiva yang fleksibel cenderung menggunakan leve-rage lebih besar dari pada perusahaan yang struktur aktivanya tidak fleksibel (R.Agus,1998). Weston dan Brigham (1994) mengemukakan bahwa apabila aktiva perusa-haan cocok untuk dijadikan agunan kredit, maka perusahaan tersebut akan cenderungmenggunakan jumlah hutang yang lebih besar. Aktiva multiguna dapat digunakanperusahaan sebagai agunan yang baik dibandingkan dengan aktiva yang hanya diguna-kan untuk tujuan tertentu. Dengan demikian perusahaan yang memiliki aktiva yangdapat digunakan sebagai agunan hutang akan cenderung menggunakan hutang yanglebih besar.

    Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yangditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva (Ferri dan Jones 1979). Napa dan Mulyadi (1996) mengemukakan bahwaperusahaan yang lebih besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan pe-

  • Masidonda, dkk., Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Pendanaan

    80

    rusahaan kecil. Olehnya itu, memungkinkan perusahaan besar tingkat leveragenya akanlebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil. Dengan demikian, ukuran perusa-haan berpengaruh terhadap struktur pendanaan dengan didasarkan pada kenyataanbahwa semakin besar suatu perusahaan, ada kecenderungan untuk menggunakanjumlah pinjaman yang lebih besar.

    Keuntungan penggunaan leverage pada perusahaan adalah melalui pembayaranbunga sebagai biaya yang dapat mengurangi pajak.Konsekuensinya, total dana yangtersedia untuk membayar pemegang saham akan lebih besar jika perusahan mengguna-kan hutang (R. Agus, 1994). Horne (1995) menyatakan bahwa keuntungan penggunaanhutang di dalam suatu perusahaan adalah pajak. Karena beban bunga yang dibayarkanperusahaan merupakan pengurang pajak atau penghematan pajak. Semakin tinggibeban pajak perusahan semakin besar keuntungan dari penggunaan hutang.

    Modigliani dan Miller (MM) dalam (Sutrisno 2000) mengemukakan bahwa bila adapajak maka perubahan struktur modal menjadi relevan. Hal ini disebabkan karenabunga yang dibayarkan berfungsi sebagai pengurang pajak atau sebagai tax deductable.Bagi perusahaan yang mengguna-kan hutang bisa menghemat pajak dan tentunya akandapat meningkatkan kesejahteraan pemilik atau meningkatkan rentabilitas modalsendiri. Nilai perusahaan yang menggunakan hutang lebih besar dibandingkan dengannilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang yaitu sebesar Present Value penghe-matan tersebut.

    Dari bebarapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan yangmenggunakan hutang akan mendapatkan penghematan pajak, akibatnya perusahaancenderung menggunakan sumber dana dari hutang yang lebih besar, hal ini tentu sajaberpengaruh terhadap struktur pendanaan dan RMS perusahan. Karena dengan adanyapenghematan pajak dapat memperbesar earning after taxes (EAT) yang diperoleh.

    Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu sumber dana yang palingpenting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Setiap perusahaan menginginkanadanya pertumbuhan disamping dapat mem-bayarkan dividen kepada para pemegangsaham namun kedua tujuan tersebut selalu bertentangan.

    Semakin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin kecil laba yangdapat ditahan sebagai akibatnya menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth)dalam pendapatan. Kalau perusahaan menahan se-bagian besar pendapatannya dalamperusahaan, berarti bagian pendapatan yang tersedia untuk dibayarkan sebagai dividenakan semakin kecil (Bambang 1995).

    Dari uraian di atas, terlihat bahwa semakin tinggi prosentase bagian laba yangditetapkan untuk pembayaran dividen, semakin kecil bagian laba (dana) untukditanamkan kembali didalam perusahaan. Hal ini berarti berpengaruh terhadap strukturpendanaan karena dapat memperkecil jumlah modal sendiri yang pada akhirnyaberpengaruh pula terhadap kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungandengan modal sendiri yang dimiliki. Sementara itu, Bambang (1995) mengemukakanbahwa salah satu fungsi penting dari manejer pendanaan adalah menentukan alokasikeuntungan neto sesudah pajak untuk pembayaran dividen disatu pihak dan untuk labaditahan dilain pihak dimana keputusan tersebut dapat berpengaruh terhadap nilaiperusahaan.

    Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)Rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasil-

    kan laba dengan modal sendiri. Karena yang bekerja hanya modal sendiri, maka labayang dibagi adalah laba untuk pemegang saham yakni earning after tax. SelanjutnyaReturn on equity (ROE) adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keun-tungan dengan modal sendiri yang dimiki, sehingga ROE ini ada yang menyebutkansebagai rentabilitas modal sendiri (Sutrisno 2000).

    Return on equity mengukur kemampu-an perusahaan untuk memperoleh labayang tersedia bagi pemegang saham perusahaan (R. Agus 1998). Ratio ini dipengaruhioleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka ratio ini

  • TEMA, Volume II, Nomor 1, Maret 2001

    81

    juga akan makin besar. Sedangkan menurut Lukman (1998) Return on equity merupakansuatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaanatas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.

    Beban bunga adalah biaya yang ditanggung perusahaan karena menggunakansumber dana yang berasal dari pinjaman (Sutrisno 2000). Dengan demikian, bebanbunga adalah sebesar tingkat keuntungan yang diminta (requaired rate of return) olehinvestor atau pemilik dana (R. Agus 1998). Besarnya tingkat keuntungan yang dimintakreditor (Kd) tersebut adalah sama dengan tingkat bunga yang menyamakan presentvalue penerimaan dimasa mendatang berupa bunga dan pokok pinjaman dengan danayang diberikan saat ini. Besarnya Kd ini, kemudian dijadikan sebagai pembandinginternal rate of return yang merupakan informasi untuk menerima atau menolak suatuinvestasi. Apabila besarnya Kd sama dengan besarnya internal rate of return, berartiperusahaan tidak akan mampu untuk membayar tingkat bunga dan pokok pinjamannyayang berarti pula menyebabkan turunnya tingkat keuntungan (earning per share). Bungaadalah merupakan salah satu faktor-faktor yang menyebabkan berkurangnya incomeyang tersedia bagi pemegang saham biasa, dengan demikian akan berpengaruh pulaterhadap rentavilitas moal sendiri.

    Return on asset atau return on investment menunjukan kemampuan meng-hasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan (R. Agus 1998). Sedangkan Lukman (1998)mengemukakan return on investment (ROI) adalah merupakan pengukuran kemampuanperusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlahkeseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Dengan demikian semakin tinggiratio ini semakin baik posisi perusahaan yang berarti semakin besar kemampuanperusahaan untuk menutup investasi yang digunakan. Hal ini dapat memungkinkanperusahaan untuk membiayai investasi dari dana yang berasal dari sumber internal yangtersedia dalam laba di tahan. Brigham dan Gapensqi di dalam (Maryam 1998) mengemu-kakan bahwa perusahaan yang tingkat pengembalian investasinya tinggi secara relatifmenggunakan hutang yang lebih kecil. Karena perusahaan mampu menggunakanpersediaan dana yang cukup melalui laba ditahan.

    Pengaruh ROA terhadap rentabilitas modal sendiri pada berbagai penggunaanmodal asing atau hutang secara teoritis dapatlah dikatakan bahwa makin tinggirentabilitas ekonomis (ROA dengan tingkat bunga tetap) penggunaan modal asing yanglebih besar akan mengakibatkan kenaikan rentabilitas modal sendiri. Sebaliknya dalamsituasi ekonomi yang memburuk, di mana rentabilitas ekonomis perusahaan umumnyamenurun, perusahaan yang membiayai aktivitasnya dengan jumlah hutang yang lebihbesar akan mengalami penurunan rentabilitas modal sendiri yang lebih besar jikadibandingkan dengan perusahaan lain yang menggunakan jumlah hutang lebih besar(Bambang 1995).

    Basu dan Sukotjo (1993) mengemukakan bahwa antara rentabilitas ekonomisdengan rentabilitas modal sendiri saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam seti-ap pengambilan keputusan. Yaitu, apabila rentabilitas ekonomis lebih kecil dari tingkatbunga modal asing, lebih baik menggunakan modal sendiri, sebab rentabilitas modalsendiri akan lebih besar dibandingkan apabila digunakan modal asing. SebaliknyaApabila rentabilitas ekonomis lebih besar dibanding dengan tingkat bunga modal asing,lebih baik digunakan modal asing, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besardibandingkan apabila digunakan modal sendiri. Pada pe-nelitian ini, peneliti mengacupada konsep rentabilitas ekonomis sebagai ukuran ke-mampuan perusahaan untukmenghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini labayang digunakan adalah laba sebelum bunga dan pajak (Sutrisno 2000). Struktur pendanaan merupakan salah satu keputusan penting dari manejerpendanaan dalam rangka meningkatkan profitabilitas perusahaan. Pengaruh strukturpendanaan terhadap rentabilitas modal sendiri pada berbagai pengunaan modal asing,secara teori dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan untukmenghasilkan laba dengan menggunakan modal asing dan modal sendiri (dengan tingkatbunga tetap), penggunaan modal asing yang lebih besar akan meningkatkan rentabilitas

  • Masidonda, dkk., Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Pendanaan

    82

    modal sendiri. Dengan kata lain, dalam keadaan demikian perusahaan yang menggu-nakan modal asing lebih besar akan memperoleh kenaikan rentabilitas modal sendiriyang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang mempunyai modalasing yang lebih kecil.

    Besar kecilnya ratio hutang-modal sendiri mempengaruhi arus perubahan lababersih yang akan diperoleh perusahaan. Untuk itu, setiap perusahaan harus melakukanpenetapan struktur pendanaannya secara tepat, karena dengan demikian perusahaandapat meningkatkan profitabilitasnya (RMS) atas modal yang digunakan. Dalam hal ini,perusahaan perlu menetapkan suatu target mengenai besarnya perimbangan hutangjangka pendek dan hutang jangka panjang dengan modal sendiri atau target debt toequity ratio (Brealy dan Myers 1991).

    Hipotesis! Diduga bahwa struktur aktiva, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, beban

    pajak, dan laba ditahan secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadapstruktur pendanaan serta diduga bahwa variabel struktur pendanaan, beban bungadan return on asset secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadaprentabilitas modal sendiri pada industri makanan dan minuman yang go publik diBEJ.

    ! Diduga bahwa variabel struktur aktiva secara parsial berpengaruh sangat signifikandan dominan terhadap struktur pendanaan serta variabel return on asset secaraparsial bepengaruh sangat signifikan dan dominan terhadap rentabilitas modalsendiri pada industri makanan dan minuman yang go publik di BEJ.

    3. Metode PenelitianLokasi Penelitian

    Penelitian ini mengambil lokasi pada Bursa Efek Jakarta (BEJ). DitetapkannyaBursa Efek Jakarta sebagai tempat penelitian, dengan pertimbangan bahwa Bursa EfekJakarta merupakan salah satu sentral penjualaan saham perusahaan yang Go Publik diIndonesia. Disamping itu BEJ juga merupakan bursa effek yang terbesar di Indonesia.

    Populasi dan Penentuan SampelPopulasi penelitian adalah industri makanan dan minuman yang Go Publik di

    Bursa Efek Jakarta sampai tahun 1997 sejumlah 23 perusahaan, sampel yang diambil 7perusahaan. Dengan penentuan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling atauJudgment Sampling, salah satu teknik pengambilan sampel non probabilistik yangdilakukan berdasarkan kriteria yang disesuai-kan dengan tujuan penelitian atau pertim-bangan tertentu dari peneliti.

    Sumber dan Teknik Pengumpulan DataData yang digunakan bersumber dari data sekunder yang berasal dan dipublika-

    sikan oleh pemerintah, swasta ataupun lembaga-lembaga lainnya antara lain Bursa EfekJakarta, berupa laporan hasil penelitian, jurnal imiah, majalah, Indonesian CapitalMarket Directory, terutama laporan pendanaan dan literatur yang memuat informasitentang perkembangan industri makanan dan minuman. Untuk pengumpulan datamenggunakan teknik dokumentasi dengan tipe pooled data. Pooled data dimaksudkanagar jumlah observasi memenuhi syarat OLS dalam analisis regresi. Dengan tipe pooleddata jumlah observasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 35 cases yang diperoleh darijumlah tahun penelitian dikalikan dengan jumlah perusahaan sampel.

  • TEMA, Volume II, Nomor 1, Maret 2001

    83

    Identifikasi Variabel Dependent Variable (Variabel Terikat)

    Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Adadua variabel dependen yaitu struktur pendanaan dan rentabilitas modal sendiri(RMS). Dari ke dua variabel tersebut, masing-masing struktur pendanaan sebagaivariabel Y1 dan rentabilitas modal sendiri sebagai variabel Y2.

    Independen Variabel (Variabel Bebas)Varaibel bebas adalah variabel yang diduga secara bebas berpengaruh terhadap

    variabel dependen, yaitu : struktur pendanaan (Y1), struktur aktiva (X1), pertumbuhanpenjualan (X2), ukuran perusahaan(X3), beban pajak (X4), laba ditahan (X5), bebanbunga (X6), return on asset (X7)

    Model AnalisisModel analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda

    dengan Model Berulang (Recursive Models), Gujarati (1999). Model analisis ini dipilihkarena penelitian ini dirancang untuk meneliti pengaruh variabel independen terhadapdua variabel dependen yang dianalisis secara berulang.

    Dengan demikian, model berulang analisis penelitian ini dapat dirumuskansebagai berikut : (Gunawan 1999).

    Y1 = 10 + 11 X1 + 12 X2 + 13 X3 + 14 X4 + 15X5 + u1tY2 = 20 + 21 Y1 + 26 X6 + 27X7 + u2 t

    Langkah-langkah untuk melakukan anlisis regresi dilakukan sebagai berikut :! Meregresi antara variabel dependen struktur pendanaan (Y1) dengan variabel-variabel

    independen (X1, X2, X3, X4, X5,) kemudian dilakukan uji F dan uji t.! Melakukan regresi antara variabel dependen Rentabilitas Modal Sendiri (Y2) dengan

    variabel-variabel independennya Y1 dan (X6, X7) selanjutnya juga dilakukan uji F danuji t.

    4. Hasil dan PembahasanKondisi Umum Struktur Pendanaan Dan Rentabilitas Modal Sendiri

    Perusahaan dalam melakukan keputusan pendanaan guna membelanjai aktivanyasebagai upaya meningkatkan RMS, terlebih dahulu harus mempertimbangkan beberapavariabel yang mempengaruhinya. Untuk mengetahui ratio pendanaan perusahaanindividu dalam keadaan baik atau tidak, dapat digunakan ratio industri untuk pemban-ding, sebagai cermin kinerja perusahaan secara menyeluruh dalam upaya pencapaiantarget perusahaan periode yang akan datang. Pada penelitian ini, ratio industri diukurdari akumulasi data keungan perusahaan yang dijadikan sampel penelitian, denganasumsi penentuan sampel telah representatif dan sudah mencerminkan industri. Berikutini, disajikan gambaran tentang kondisi umum masing-masing variabel yang digunakandalam penelitian ini.

    Struktur PendanaanStruktur pendanaan dapat diketahui dengan membandingkan antara total hutang

    dengan total modal sendiri. Semakin besar struktur pendanaan perusahaan menunjukanbahwa semakin besar total hutang yang dimiliki perusahaan. Secara umum rata-ratastruktur pendanaan industri makanan dan minuman perusahaan selama periodepenelitian 1993-1997 sebesar 94,12% dengan rata-ra kisaran antara 35,80% dan217,47%. Dalam periode tahunan, rata-rata struktur pendanaan indusri menunjukanpeningkatan dari tahun 1994 sebesar 78,48% menjadi 126,10% pada tahun 1997.

  • Masidonda, dkk., Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Pendanaan

    84

    Peningkatan tersebut dikarenakan peningkatan rata-rata total hutang yang lebih besardari rata-rata peningkatan RMS.

    Rentabilitas Modal SendiriRentabilitas modal sendiri dapat diketahui dengan membandingkan antara laba

    bersih dengan modal sendiri. Secara umum rata-rata RMS industri periode 1993-1997adalah sebesar 19,91% dengan kisaran rata-rata tertinggi dan terendah masing-masing36,29% dan 6,31%. Hal ini berarti bahwa industri makanan dan minuman rata-ratamempunyai kemampuan untuk meng-hasilkan laba besih dengan modal sendiri yangdimiliki sebesar 19,91%. Untuk periode tahunan, rata-rata RMS industri terendah terjadipada tahun 1997 sebesar 14,71%, hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya modalsendiri yang tidak sebanding dengan peningkatan profitabilitas (EAT).

    Struktur AktivaStrktur aktiva dapat diketahui dengan membandingkan antara aktiva tetap

    dengan total aktiva. Nampak bahwa, perusahaan sampel selama periode 1993-1997secara umum memiliki rata-rata struktur aktiva sebesar 41,19% dengan rata-ratakisaran terendah 33,65% dan tertinggi 48,15%. Dengan demikian berarti, rata-rataindustri makanan dan minuman menginvestasikan dananya pada aktiva tetap sebesar41,19%, sedangkan sisanya 58,81% diinvestasikan pada aktiva lancar. Hal inimenunjukn bahwa kurang memiliki aktiva tetap yang dapat dijadikan sebagai agunanhutang jangka panjang.

    Pertumbuhan PenjualanPertumbuhan penjualan dapat dike-tahui dengan membandingkan antara

    penjualan tahun yang bersangkutan dengan penjualan tahun sebelumnya. Terlihatbahwa, secara umum rata-rata pertumbuhan penjualan industri makanan dan minumanperiode 1993-1997 sebesar 26,12% dengan kisaran terendah 12,60% dan tertinggi39,41%. Dalam periode tahunan, rata-rata pertumbuhan penjualan industri tertinggiterjadi pada tahun 1994 sebesar 46,01%, hal ini dikarenakan oleh meningkatnya jumlahpenjualan yang jauh lebih besar dari tahun sebelumnya. sedangkan terendah terjadipada tahun 1996 yakni 11,22%.

    Ukuran PerusahaanUkuran perusahaan dalam penelitian ini di ukur dengan total aktiva yang dimiki

    perusahaan. Terlihat bahwa, secara umum rata-rata ukuran perusahaan industri 1993-1997 adalah sebesar 251880,3 derngan rata-rata kisaran tertinggi dan terendah masing-masing Rp.698709,0 dan Rp.100488,6 Dalam periode tahunan rata-rata ukuranperusahan menunjukan peningkatan, hal ini disebabkan meningkatnya hutang danmodal sendiri setiap tahunnya.

    Beban PajakBeban pajak dapat di ketahui dengan membandingkan antara beban pajak dengan

    laba sebelum pajak. Terlihat bahwa, secara umum rata-rata industri makanan danminuman yang diteliti periode 1993-1997 memiliki beban pajak sebesar 26,17% denganrata-rata kisaran tertinggi 38,78% dan terendah 12,24 %. Perusahaan yang memilikirata-rata tertinggi adalah PT. Aqua Golden M sebesar 38,78% dan terendah pada PT.Fast Food Indonesia 12,24%. Untuk periode tahunan rata-rata beban pajak industrimenunjukan adanya penurunan dimana tahun 1993 sebesar 29,81 turun hingga 22,83%di tahun 1996 meskipun tahun 1997 naik menjadi 25,23 %, hal ini disebabkan olehperubahan biaya pajak yang lebih tinggi dari perubahan EBIT karena perusahaan sampelmelakukan investasi pada aktiva tetap yang belum dapat menghasilkan pendapatan.

  • TEMA, Volume II, Nomor 1, Maret 2001

    85

    Laba ditahanLaba ditahan merupakan pengukuran besarnya laba ditahan yang dinyatakan

    dalam prosentase dapat di ketahui dengan mengunakan formula (1-c) dimana c = % labadibagi. Nampak bahwa, secara umum rata-rata industri makanan dan minuman yangditeliti periode 1993-1997 memiliki laba ditahan sebesar 75,24% dengan kisaran antara82,91% dan 67,09%, ini berarti bahwa rata-rata sebesar 75,24% dari laba bersih yangdiper-oleh perusahaan sampel berbentuk laba ditahan sedangkan sisanya sebesar24,76% dibagikan sebagai dividend. Perusahaan yang memiliki rata-rata tertinggi adalahPT. Ultrajaya Milk Industry sebesar 82,91% dan terendah pada PT. .Multi BintangIndonesia 67,09%, hal ini disebabkan karena perusahaan selama periode penelitianmelakukan pembayaran dividen setiap tahunnya.

    Beban BungaBeban bunga dapat diketahui dengan membandingkan antara beban bunga

    dengan total hutang. Terlihat bahwa rata-rata industri makanan dan minuman periode1993-1997 memiliki beban bunga sebesar 6,11% dengan rata-rata kisaran terendah1,68% dan terttinggi 10,99%. Dari sisi industri rata-rata beban bunga mengalamifluktuasi dimana tertinggi terjadi pada tahun 1997 yakni sebesar 7,62% sementaraterendah terjadi pada tahun 1996 sebesar 5,00%, hal ini karena terjadinya persentasepenurunan jumlah hutang. Dan perusahaan yang memiliki rata-rata tertinggi di atasrata-rata industri adalah PT. Fast Food Indonesia 10,99% dan terendah pada PT.MultiBintang Indonesia sbebsar 1,68.%. Untuk setiap tahunnya, rata-rata beban bungatertinggi untuk perusahaan terjadi pada tahun 1993 dan terendah 1996.

    Return on assetReturn on asset dapat diketahui dengan membandingkan antara laba sebelum

    bunga dan pajak dengan total aktiva. Rata-rata industri makanan dan minuman 1993-1997 memiliki return on asset sebesar 14,95% artinya rata-rata tingkat kemapuanperusahan untuk mendapatkan laba dengan total asset yang digunakan adalah sebesar14,95%. Dari sisi industri rata-rata return on asset menunjukan penurunan dimanareturn on asset tertinggi terjadi pada tahun 1993 sebesar 16,94% sementara terendahterjadi pada tahun 1997 sebesar 11,44%, hal ini terjadi karena persentase peningkatanasset yang tidak diimbangi peningkatan EBIT. Perusahaan yang memiliki ratio tertinggidi atas ratio rata-rata industri 1993-1997 adalah PT. Sari Husada 25,59% dan terendahPT. Mayora Indah 6,97%.

    Anaisis RegresiPada bagian ini dilakukan regresi dua langkah, karena antar variabel

    hubungannya adalah semetri rekursif ( recursive symetri ) dan secara bertahap hasilnyadapat disimak dalam tabel berikut.

    Analisis Regresi Antara Variabel X terhadap Variabel Y

    Hasil Regresi Variabel-Variabel X terthadap Variabel Y1 adalah sebagai berikut:

    Variabel Koefisien Regresi Stand. Coef. Beta Sig t

    X1 0,454092 0.222181 0,0764 **

    X2 - 0,269861 - 0.310670 0,0281 *

    X3 - 0,387863 - 0.357753 0,0132 *

    X4 0,627239 0.344937 0,0156 *

    X5 - 0,115809 - 0.051233 0,3648

    Konstanta 6,620630 0,0207 *

  • Masidonda, dkk., Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Pendanaan

    86

    F Sig = 0,0032

    R Square = 0,44388

    Sumber : Data diolah

    Keterangan :X1 = Struktur AktivaX2 = Pertumbuhan PenjualanX3 = Ukuran PerusahaanX4 = Beban PajakX5 = Laba di Tahan* = Signifikan pada = 0.05 atau level 5% ** = Signifikan pada = 0.10 atau level 10%

    Berdasarkan tabel di atas, maka model analisis regresi berganda antara variabel Xterhadap variabel Y1 dapat diformulasikan dalam model persamaan sebagai berikut :

    Y1 = 6,620630 + 0,454092X1 0,269861X2 0,387863X3 + 0,627239X40,115809X5

    Dari hasil persamaan regresi berganda tersebut, masing-masning variabel dapatdi-interpretasikan pengaruhnya terhadap struktur pendanaan sebagai berikut :! Struktur aktiva (X1) memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,454092; hal

    ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainya tetap (tidakberubah), maka perubahan variabel struktur aktiva sebesar 1% akan meningkatkanstruktur pendanaan sebesar 0,454092 atau 45,4092 %. Hal ini sesuai dengan teoriyang dikemukakan Weston dan Brigham (1994) bahwa perusahaan yang memilikiaktiva sebagai agunan hutang cenderung akan meng-gunakan modal asing yang lebihbesar. Hasil penelitian ini, sesuai dengan penelitian Achmad (1998), Meivinita (1999)dan Irani (1999) yang menemukan bahwa struktur aktiva ber-pengaruh positifterhadap struktur pendanaan perusahaan. Juga didukung hasil penelitian Kee K.H.(1993) dalam penelitiannya mengenai karakteristik aktiva perusahaan denganleverage perusahaan, mengemuka-kan bahwa struktur aktiva yang lebih besarmempunyai tendensi untuk menggunakan hutang jangka panjang yang lebih besar.Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan temuan Mac Millan at al (1982) yangmenemukan bahwa total assets/sales berpengaruh negatif dan signifikan pada semuasel matrik portofolio BCG. Perbedaan ini disebabkan oleh tinjauannya yang berbeda,dimana Mac Millan melihat pengaruh total assets/sales terhadap semua sel matrikportofolio BCG, sedangkan dalam penelitian ini melihat pengaruh struktur aktivaterhadap struktur pendanaan.

    Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan volumepen-jualan, perusahaan dapat meningkatkan aktiva tetapnya, memanfaatkankapasitas produksi dan mencari sumber-sumber pembiayaan yang relatif lebihmurah. Hal ini dapat dipahami bahwa turunya struktur aktiva akan diikuti turunyastruktur pendanaan. Untuk ini, pembiayaan dengan hutang untuk aktiva tetap,hendaknya juga mempertimbangkan pembiayaan aktiva lainya agar tingkatrentabilitas yang diharapkan dapat terjaga.

    ! Pertumbuhan penjualan (X2), koefisien regresinya sebesar -0,269861, artinya apabilanilai koefisien regresi variabel lainya tetap (tidak berubah), maka perubahan variabelpertumbuhan penjualan 1% akan menyebabkan struktur pendanaan turun sebesar0,269861 atau 26,9861%. Hasil penelitin ini, tidak sejalan dengan temuan Achmad(1998), Meivinita (1998) bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadapstruktur pendanaan. Serta tidak sesuai teori Weston dan Copeland (1997) bahwa jikapenjualan dan laba meningkat pembiayaan dengan hutang dengan beban tetaptertentu akan meningkatkan pendapatan pemilik saham. R. Agus (1998) bahwaperusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi cenderung mengguanakan sumber

  • TEMA, Volume II, Nomor 1, Maret 2001

    87

    dana dari luar. Pengaruh negatif pada penelitian ini, disebabkan karena perusahaancenderung menahan pendapatannya dalam bentuk laba ditahan untuk diinvestasikankebali pada perusahaan ketimbang menggunakan dana berupa hutang terutama padatahun 1997. Sebagai akibatnya struktur pendanaan perusahan akan menurun.Dilakukannya kebijakan menahan pendapatannya dalam bentuk laba ditahan,dikarena pertumbuhan penjualan meningkat setiap tahunnya selama periodepenelitian dan perusahaan mengalami kesulitan dalam medapatkan sumber danaekstern (hutang) akibat krisis moneter yang dialami Indonesia. Akibat hilangnyakepercayaan investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

    Dengan demikian, dalam melakukan kebijakan menahan pendapatannyasebagai laba ditahan, perusahaan hendaknya mempertimbangkan pembagian dividendalam upaya meningkatkan nilai pe-rusahaan dengan meningkatkan harga saham.Artinya, bagi perusahaan dengan tirngkat ROA yang lebih besar dari beban bungahendaknya mempertimbangkan untuk mencari sumber dana berupa hutang(pembiayaan dengan leverage) ketimbang menggunakan modal sendiri, karena jikapenjualan dan laba meningkat pertahun, pembiayaan dengan hutang akan dapatmeningkatkan pendapatan pemilik saham. Hal ini sesuai dengan (R. Agus 1998)bahwa perusahan harus memperhatikan keuntungan menggunakan leverage denganadanya kesempatan untuk meningkatkan modal saham ketika harga saham naik.

    ! Ukuran perusahaan (X3), koefisien regresinya sebesar 0,387863, artinya apabilanilai koefisien regresi variabel lainya tetap (tidak berubah), maka perubahan variabelukuran perusahaan 1% akan menyebabkan struktur pendanaan turun sebesar0,387863 atau 38,7863%. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang menge-mukakanbahwa perusahaan yang lebih besar akan lebih mudah memperoleh pin-jaman, yangmemungkinkan leveragenya lebih besar dibandingkan perusahaan dengan ukurankecil (Napa dan Mulyadi 1996). Hasil penelitian ini mengindikasi-kan bahwaperusahaan lebih cenderung memperbesar usahanya (perusahaan) dengan menggu-nakan sumber dana intern dalam membiayai aktivitasnya (aktivanya) ke-timbangmenggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman. Hasil penelitian inimendukung hasil temuan Budianto (1998) dan Irani (1999), juga hasil pe-nelitian inimendukung temuan Hall dan Weiss (1967) bahwa ukuran perusahaan yang diukurdengan total aktiva ber-pengaruh signifikan dan negatif terhadap strukturpendanaan. Namun hasil penelitian ini, berbeda dengan hasil penelitian Ferry danJones (1979), Achmad (1998), Meivinita (1999) yang menemukan bahwa semakinbesar perusahaan cenderung untuk menggunakan dana pinjaman (debt financing)yang semakin besar. Perbedaan ini, mungkin disebabkan oleh ukuran perusahaanyang digunakan, dimana Achmad (1998), Meivinita (1999) meng-gunakan rata-ratatotal aktiva, sedangkan dalam penelitian ini maupun penelitian Budianto (1998) danIrani (1999), meng-gunakan total aktiva sebagai ukuran perusahaan.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koefisien negatif dapat terjadidengan pemikiran bahwa semakin besar perusahaan cenderung mengurangi kompo-sisi struktur pendanaan. Dan perusahan dalam memperbesar usahannya cenderungmenurunkan komponen struktur pendanaan seperti hutang jangka pendek. Untukitu, perusahaan dalam meningkatkan ukuran perusahaan (usahanya), baik melaluipeningkatan asset ataupun volume pe-njualan, hendaknya mempertimbangkankomponen-komponen aktiva terutama aktiva tetap. Upaya meningkatkan asset danvolume penjualan seyogyanya dibelanjai dengan hutang jangka panjang dan modalsendiri.

    ! Beban pajak (X4), koefisien regresinya sebesar 0,627239 artinya apabila nilaikoefisien regresi variabel lainya tetap (tidak berubah), maka perubahan beban pajak1% akan menyebabkan struktur pendanaan naik sebesar 0,627239 atau 62,7239%.Hal ini tidak sejalan dengan Maryam (1998) bahwa beban pajak berpengaruhsignifikan negatif terhadap struktur pendanaan karena perubahan hutang dalamjumlah besar tidak mendapatkan penghematan pajak akibat melakukan alokasi yangtidak tepat. Penelitian ini sesuai hasil temuan MM (1958) dalam penelitiannya dengan

  • Masidonda, dkk., Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Pendanaan

    88

    memasukan pajak perseroan, mengemuka-kan bahwa dengan semakin besarnyaleverage yang digunakan perusahaan akan memperbesar nilai perusahaan sebagaiakibat adanya penghematan pajak. Fischer (1989) mengemukakan bahwa tax ratemempunyai koefisien yang signifikan dan mempunyai tanda positif terhadapleverage.

    Penelitian ini, juga didukung teori yang dikemukakan oleh Horne (1995) yangmengemukakan bahwa keuntungan dari pengunaan hutang oleh perusahaan adalahpajak karena tingkat bunga merupakan penghematan atas pajak (tax deductable).Sabardi (1994) bahwa keuntungan penggunaan hutang di dalam pajak perusahaanadalah melalui pembayaran bunga sebagai biaya yang dapat mengurangi pajak padapenerbitan hutang perusahaan. Konsekuensinya total dana yang tersedia untukpemegang saham lebih besar jika perusahaan menggunakan hutang. Modigliani danMiller dalam R. Agus (2000) mengemukakan bila ada pajak maka perubahan strukturmodal menjadi relevan. Selanjutnya Sutrisno mengemukakan apabila ada duaperusahaan yang menghasilkan laba yang sama, yang satu menggunakan hutang danyang satunya tidak, maka pajak penghasilan yang dibayarkan tidak sama,perusahaan yang menggunakan hutang akan membayar pajak lebih kecil.

    Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menggunakanhutang akan mendapatkan penghematan pajak, akibatnya perusahaan menggunakansumber dana dari hutang yang lebih besar. Disamping pertimbangan penghematanpajak, perusahaan perlu memperhatikan tingkat return yang dapat diperoleh darikomposisi hutang dan modal sendiri yang digunakan, hal ini menyangkut resikofinansial yang sewaktu-waktu dapat dialami perusahaan. Gordnerd dan Thzinka(1992), menemukan bahwa resiko hutang mem-pengaruhi kegiatan pinjamanperusahaan.

    ! Laba ditahan (X5), koefisien regresinya sebesar 0,115809 artinya apabila nilaikoefisien regresi variabel lainya tetap (tidak berubah), maka perubahan variabel labaditahan 1% akan menyebabkan struktur pendanaan turun sebesar 0,115809 atau11,5809%. Hal ini sesuai teori R. Agus (1998) bahwa jika perusahaan memilih untukmenahan laba yang diperoleh maka kemampuan untuk membentuk dana internsemakin besar. Juga didukung teori Sutrisno (2000) bahwa apabila perusahan tidakmembagikan labanya sebagai dividen akan dapat memperbesar sumber dana internperusahaan. Selanjutnya Bambang (1995) mengemukakan bahwa salah satu fungsipenting manejer pendanaan adalah menentukan alokasi keuntungan neto sesudahpajak disatu pihak dan untuk laba ditahan dilain pihak dimana keputusan tersebutberpengaruh terhadap nilai perusahan. Kalau perusahaan menahan sebagian besarpendapatanya dalam perusahaan, berarti bagian pendapatan yang tersedia untukdibayarkan sebagai dividen akan semakin kecil.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar presentase bagianlaba yang ditetapkan sebagai laba ditahan, akan memperkecil dividen payout ratioyang berarti akan memperbesar modal sendiri. Dengan demikian akan mem-perkecilstruktur pendanaan karena perusaha-an cenderung menggunakan sumber danainteren ketimbang menggunakan hutang. Namun dengan menggunakan uji t variabelini tidak signifikan artinya secara statistik tidak berpengaruh nyata dalammenentukan struktur pendanaan. Hal ini, terjadi karena presentase peningkatanmodal asing terhadap presentase peningkatan modal sendiri masih lebih besarmeskipun perusahaan telah melalukan kebijakan untuk menahan pendapatannyadalam bentuk laba ditahan. Untuk itu, perusahaan hendaknya melakukan kebijakanpembayan dividen yang lebih besar, karena dengan demikian akan meningkatkanharga saham. Jika harga saham meningkat berarti meningkatkan nilai perusahaan(R. Agus 1998).

  • TEMA, Volume II, Nomor 1, Maret 2001

    89

    Analaisis Regresi Antara Variabel X Dan Y1 Terhadap Variabel Y2

    Tabel 12. Hasil Regresi Variabel-Variabel X , Y1 terthadap Variabel Y2Variabel Koefisien Regresi Standard Beta Sig t

    Y1 0,294399 0.289216 0,0629 **

    X6 0,014110 0.013158 0,9645

    X7 0,953678 0.773159 0,0017 *

    Konstanta -0.902591 0,4894

    F Sig = 0,0015

    R Square = 0,38635

    Sumber : Data diolahKeterangan :X6 = Beban BungaX7 = Return on assetsY1 = Struktur Pendanaan* = Signifikan pada = 0.05 atau level 5% ** = Signifikan pada = 0.10 atau level 10%

    Dari hasil regresi pada tabel di atas, persamaan regresi berganda antara variabel Xdan Y1 terhadap variabel Y2 dapat difor-mulasikan dalam model persamaan :

    Y2 = -0.902591+ 0,294399Y1 + 0,014110X6 + 0,953678X7

    Interpretasi hasil analisis regresi antara variabel X bersama variabel Y1 terhadapvariabel Y2, sebagai berikut :! Struktur pendanaan (Y1), memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar

    0,294399; hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabellainya tetap (tidak berubah), maka perubahan variabel Y1 sebesar 1% akanmeningkatkan RMS sebesar 0,294399 atau 29,4399%. Hal ini berarti bahwa bilajumlah modal asing perusahaan meningkat, akan meningkatkan kemampuanperusahaan untuk meng-hasilkan laba dengan modal sendiri yang digunakan. Hasiltemuan ini mendukung penelitian Maryam (1998), Nunung (1997) yang menemukanbahwa struktur pendanaan berpengaruh signifikan positif terhadap rentabilitas modalsendiri. Hasil ini diperkuat oleh teori yang dikemukakan Gale (1972) dalam Maryam(1998) bahwa leverage mempunyai dampak yang positif dan signifikan terhadap ROEperusahan. Selanjutnya (Sutrisno 2000), mengemuka-kan pengaruh positif terjadiapabila penggunaan hutang mengakibatkan makin besarnya RMS, hal ini terjadi jikaROA lebih besar dari tingkat bunga. Teori ini diperkuat oleh Bambang (1995) bahwatambahan modal asing hanya akan memberikan efek yang menguntungkan terhadaprentabilitas modal sendiri apabila rete of return dari tambahan modal asing itu lebihbesar dari biaya modalnya. Atau dapat dikatakan bahwa tambahan modal asing ituhanya dapat dibenarkan apabila rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modalasing lebih besar dari rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal sendiri.

    ! Beban bunga (X6), koefisien regresinya sebesar 0,014110 artinya apabila nilaikoefisien regresi variabel lainya tetap (tidak berubah), maka perubahan variabelbeban bunga 1% akan menyebabkan rentabilitas modal sendiri meningkat sebesar0,014110 atau 1,4110%. Pengaruh positif beban bunga dalam penelitian ini sejalandengan teori yang dikemukakan (Bambang 1995) bahwa apabila semakin tinggitingkat bunga, perusahaan akan cenderung meng-gunakan modal sendiri, jikarentabilitas ekonomisnya lebih kecil dari tingkat bunga sebap dengan menggunakanmodal sendiri akan meningkatkan RMS. Namun dalam penelitian ini menunjukanpengaruh yang tidak siknifikan. Hal ini tidak sejalan dengan Mandra (1995) yang

  • Masidonda, dkk., Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Pendanaan

    90

    menemukan bahwa bunga berpengaruh signifikan terhadap ROE. Pengaruh tidaksignifikan pada penelitian ini dikarenakan beban bunga yang lebih kecil dari ROA.Disamping itu perusahaan lebih banyak menggunakan modal sendiri ketimbangmodal asing, melalui kebijakan menahan pendapatannya dalam bentuk laba ditahandari pada dibagikan sebagai dividen.

    ! Return on asset (X7) koefisien regresinya sebesar 0,953678 artinya apabila nilaikoefisien regresi variabel lainya tetap (tidak berubah), maka perubahan variabel returnon asset 1% akan menyebabkan RMS naik sebesar 0,953678 atau 95,3678%.Temuan ini sejalan dengan Mandra (1995) dan Maryam (1998), yang mengemukakanbahwa return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. Selain itu,Nunung (1997) menemukan bahwa rentabilitas ekonomis memiliki pengaruh yangpositif dan signifikan terhadap RMS. Pengaruh positif dalam penelitian ini disebabkankarena return on asset lebih besar dari beban bunga. Dengan demikianmengindikasikan bahwa perusahaan sebaik-nya membiayai aktivitas usahanyadengan hutang karena akan lebih meningkatkan RMS. Hal ini sejalan dengan Titmandan Wessels (1988), bahwa profitabilitas yang diukur dengan operating income oversales mempunyai hubungan positif dan kuat terhadap ukuran leverage. SelanjutnyaBambang (1995) dalam teorinya menge-mukakan bahwa apabila ROA lebih besardari beban bunga maka lebih baik perusahaan menggunakan modal asing, karenadengan menggunakan modal asing RMS akan lebih besar jika dibandingkan apabilaperusahaan menggunakan modal sendiri. Horne (1995) mengemukakan bahwa RMSjuga ditentukan oleh ROA selain struktur pendanaan. Dengan demikian, dapatdikemukakan bahwa semakin tinggi ROA, maka RMS akan semakin tinggi jika ROAlebih tinggi dari beban bunga.

    Dari urain tiga variabel di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaanhendaknya menggunakan hutang dalam membiayai usahanya, karena pembiayandengan hutang akan lebih meningkatkan rentabilitas modal sendiri, karena tingkatprofitabilitas yang di tunjukan oleh ROA lebih besar dibandingkan beban bunga yangharus dibayarkan perusahaan.

    Pengujian HipotesisPengujian Hipotesis Pertama

    Dalam melakukan pengujian hipotesis pertama, dilakukan dengan Uji F untukmengetahui pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependendan Uji t untuk mengetahui pengaruh secara parsial.! Berdasarkan hasil regresi berganda pada tabel 11 di atas, dengan menggunakan Uji F

    terlihat bahwa pada industri makanan dan minuman secara simultan variabelstruktur aktiva, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, beban pajak, dan labaditahan berpengaruh signifikan terhadap struktur pendanaan (Sig F = 0,0032 < =0.05), berarti hipotesis pertama yang menyatakan bahwa variabel-variabel tersebutber-pengaruh secara simultan terhadap struktur pendanaan terbukti. Dari Uji tdiketahui bahwa secara parsial hanya struktur aktiva (t Sig = 0,0764 < = 0.10),pertumbuhan penjulaan (t Sig = 0,0281 < = 0.05), ukuran perusahaan (t Sig =0,0132 < = 0.05), dan beban pajak (t Sig = 0,0156 < = 0.05) yang berpengaruhsignifikan terhadap struktur pendanaan sementara variabel lainya tidak signifikanyakni laba ditahan (t Sig = 0,3648 > = 0.05), berarti hipotesis pertama yangmenyatakan secara parsial variabel-variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadapstruktur pendanaan ternyata hanya empat variabel yang terbukti signifikan sedang-kan satu variabel lainya yakni laba ditahan tidak terbukti.

    ! Selanjutnya dari hasil regresi berganda pada tabel 12 di atas, dengan menggunakanUji F terlihat bahwa pada industri makanan dan minuman secara simultan variabelstruktur pendanaan, beban bunga dan return on asset berpengaruh signifikanterhadap rentabilitas modal sendiri (Sig F = 0,0015 < = 0.05), berarti hipotesispertama yang menyatakan bahwwa variabel-variabel tersebut berpengaruh secara

  • TEMA, Volume II, Nomor 1, Maret 2001

    91

    simultan terhadap rentabilitas modal sendiri terbukti. Sedangkan dengan Uji tdiketahui secara parsial hanya variabel struktur pendanaan (t Sing = 0,0629 < =0.10), dan return on asset (t Sig = 0,0017 < = 0.05) yang ber-pengaruh signifikanterhadap rentabilitas modal sendiri sementara variabel lainya tidak signifikan yaknivariabel beban bunga (t Sing = 0,9645 > = 0.05), berarti hipotesis pertama yangmenyatakan secara parsial variabel-variabel tersebut ber-pengaruh signifikanterhadap rentabilitas modal sendiri ternyata hanya dua variabel yang terbuktisedangkan satu variabel lainya yakni beban bunga tidak terbukti.

    Pengujian Hipotesis Ke duaDari hasil regresi berganda pada tabel 11, terlihat bahwa yang memiliki standard

    beta tertinggi adalah ukuran perusahaan (Standard Beta = -0.357753) dan beban pajak(Standard Beta = 0.344937). Dengan demikian berarti variabel ukuran perusahaan danbeban pajak yang berpengaruh sangat signifikan dan dominan terhadap strukturpendanaan. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa variabelstruktur aktiva yang ber-pengaruh signifikan dan dominan terhadap struktur pendanaantidak terbukti. Sedangkan pada tabel 12, terlihat bahwa yang memiliki standard betatertinggi adalah return on asset (Standard Beta = 0.773159). Dengan demikian variabelreturn on asset yang berpengaruh sangat signifikan dan dominan terhadap rentabilitasmodal sendiri, hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa return on asset yangbepengaruh sangat dominan terbukti.

    Interpretasi Koefisien DeterminasiBerdasarkan tabel 11, diketahu nilai R2 sebesar 0,44388 atau 44,39%, hal berarti

    variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 44,39% ataudengan kata lain variasi nilai variabel Y1 ditentukan oleh variasi nilai variabel X sebesar44,39% sedangkan sisanya sebesar 45,61% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabellain yang tidak termasuk dalam model ini. Sedangkan pada tabel 12, diketahu nilai R2sebesar 0,38635 atau 38,635%, hal berarti variabel independen mampu menjelaskanvariabel dependen sebesar 38,635% atau dengan kata lain variasi nilai variabel Y2ditentukan oleh variasi nilai variabel X dan Y1 sebesar 38,64% sedangkan sisanyasebesar 61,36% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasukdalam model ini.

    5. Simpulan dan ImplikasiSimpulan

    Dari hasil analisis yang telah dibahas di atas, dapat diberikan kesimpulan sebagaiberikut :

    Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur pendanaan yang diteliti meliputi:struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, beban pajak dan labaditahan, menunjukan bahwa secara simultan ber-pengaruh signifikan terhadap strukturpendanaan. Sedangkan secara parsial dari variabel-variabel tersebut, hanya laba ditahanyang tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur pendanaan. Diantara ke limavariabel tersebut ukuran perusahaan dan beban pajak yang sangat berpengaruhsignifikan dan dominan terhadap struktur pendanaan.

    Dari variabel-variabel yang mem-pengaruhi RMS yang diteliti, yakni strukturpendanaan, beban bunga dan ROA, menunjukan bahwa secara simultan berpengaruhsignifikan terhadap RMS. Namun secara parsial hanya struktur pendanaan dan ROAyang berpengaruh signifikan, sedangkan beban bunga tidak berpengaruh signifikanterhadap RMS. Diantara ke tiga variabel tersebut variabel ROA yang sangat berpengaruhsignifikan dan dominan terhadap RMS.

    Hasil analisis menunjukan bahwa perusahaan cenderung lebih besar menahanpendapatannya dalam bentuk laba ditahan daripada dibagikan sebagai dividen, yang

  • Masidonda, dkk., Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Pendanaan

    92

    berarti mengutamakan pembiayaan dengan sumber dana intern (modal sendiri) semen-tara ROA lebih tinggi dari beban bunga yang harus dibayar perusahaan. Hal ini meng-indikasikan bahwa perusahaan dalam membelanjai aktivitasnya lebih baik mengguna-kan modal asing karena akan lebih meningkatkan profitabilitasnya.

    Berdasarkan hasil regresi variabel dependen struktur pendanaan diperoleh nilaikoefisien determinasi (R2) sebesar 0,44388, hal berarti variabel independen mampumenjelas-kan variabel dependen struktur pendanaan sebesar 44,39% sedangkan sisanyasebesar 45,61% dijelaskan atau dipengaruhi variabel lain yang tidak termasuk dalammodel. Sedangkan untuk hasil regresi variabel depende RMS diketahu nilai R2 sebesar0,38635, hal berarti variabel independen mampu men-jelaskan variabel dependen RMSsebesar 38,64% sedangkan sisanya sebesar 61,36% dijelaskan atau ditentukan variabellain yang tidak termasuk dalam model.

    ImplikasiStruktur Pendanaan

    Struktur aktiva memiliki koefisien parameter positif dan signifikan, hal ini menun-jukan bahwa perubahan pada struktur aktiva akan diikuti perubahan yang serah secaranyata dari komponen-komponen struktur pendanaan. Dalam upaya menigkatkan volumepenjualan, dapat dilakukan dengan meman-faatkan kapasitas produksi dan meningkat-kan aktiva tetap melalui sumber-sumber pem-biayaan yang lebih murah. Hal ini dapatdipahami mengingat turunnya struktur aktiva akan diikuti juga dengan menurunyastruktur keuagan. Untuk itu peningkatan hutang yang diarahkan pada peningkataninvestasi aktiva tetap, senantiasa juga memperhatikan pem-biayaan komponen lainnyaagar tingkat rentabilitas yang diharapkan tetap terjaga dengan baik.

    Pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan negatif terhadap strukturkeuangan, yang berarti dalam upaya mencapai penjualan tertentu dibutuhkan totalaktiva yang tidak diimbangi peningkatan struktur keuagan. Hal ini mencerminkanadanya resiko bagi investor dalam melakukan investasi. Untuk itu perusahan diharap-kan mempertimbangkan keuntungan menggunakan leverage dengan adanya kesempatanmeningkatkan modal saham ketika harga saham naik.

    Koefisien parameter ukuran perusa-haan bertanda negatif, hal ini dapat terjadidengan pemikiran bahwa semakin besar perusahaan cenderung menguragi komposisistruktur pendanaan. Dan manajemen dalam memperbesar usahanya, baik melaluipening-katan asset maupun volume penjualan cenderung menurunkan komponen-komponen struktur pendanaan seperti hutang jangka pendek. Untuk itu, perusahaandalam mening-katkan ukuran perusahaan baik melalui peningkatan asset maupunvolume penjualan seyogyanya dibelanjai dengan hutang jangka panjang (atau modalsendiri).

    Beban pajak menunjukan koefisien parameter bertanda positif terhadap strukturkeuagan. Peningkatan ratio ini menjadi pertimbangan manajemen dalam melakukanupaya penghematan pajak dari tingkat return yang dapat diperoleh melalui penggunaanleverage. Sedangkan laba ditahan menunjukan pengaruh positif namun tidak signifikan.Untuk itu perusahaan lebih mengarahkan perhatiannya pada kebijakan pembayarandividen dalam upaya meningkatan harga saham yang berarti juga meningkatkan nilaiperusahaan.

    Rentabilitas Modal SendiriPerusahaan, hendaknya mempertim-bangkan peningkatan komponen-komponen

    struktur pendanaan, khususnya pembiayaan dengan hutang. Karena dapat meningkat-kan rentabilitas modal sendiri yang ditunjukan oleh tingkat ROA yang lebih besar daribeban bunga yang menjadi kewajiban perusahaan.

  • TEMA, Volume II, Nomor 1, Maret 2001

    93

    Keterbatasan PenelitianPenelitian ini hanya menggunakan variabel-variabel yang sifatnya kuantitatif dan

    belum memasukan variabel-variabel yang bersifat kualitatif dalam melakukan analisis,sehingga variabel yang diharapkan untuk lebih menentukan dalam penetapan strukturpendanaan dan pengaruhnya terhadap RMS, hanya dapat ditunjukan oleh variabel yangsifatnya kuatitatif.

    Penelitian ini hanya melihat pengaruh variabel dependen persamaan pertamaterhadap variabel dependen persamaan ke dua, belum melihat adanya indikasi untukpengaruh sebaliknya. Dan belum melihat adanya pengaruh langsung maupun tidaklangsung variabel independen persamaan pertama terhadap variabel dependen persama-an ke dua.

    Saran-SaranBagi Pemilik dan Manajemen

    Perusahaan hendaknya mempertim-bangkan ke lima variabel yang secara bersa-ma-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap struktur pendanaan, terutamavariabel ukuran perusahaan dan beban pajak dalam menentukan proporsi hutang secaratepat karena sagat berpengaruh nyata terhadap struktur pendanaan.

    Karena kemampuan untuk men-dapatkan laba yang ditunjukan oleh ROA lebihbesar dari beban bunganya, maka perusahaan hendaknya dapat mempertahankandengan upaya pembiayaan aktivanya melaui modal asing dan mengurangi pembiayaandengan modal sendiri, karena dapat lebih mening-katkan RMS.

    Bagi Kreditur dan InvestorDalam memberikan dana pinjaman hendaknya selalu memperhatikan kemampuan

    perusahaan dalam melunasi kewajiban finansialnya. Hal ini, menyangkut resiko kreditmacet akibat pembiayaan dengan hutang yang akan dilakukan perusahaan.

    Dalam menamkan modalnya pada perusahaan, hendaknya mempertimbangkanstruktur pendanaan dan tingkat return (ROA) yang dapat diperoleh perusahaan. Jikastruktur keungan perusahaan tinggi dan return (ROA) yang diharapkan lebih rendahdari tingkat bunga, maka para investor lebih tepat melakukan investasi pada industrilain karena keuntungannya akan lebih besar.

    Bagi Peneliti Lebih LanjutPeneliti yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai masalah struktur

    pendanaan dan pengaruhnya terhadap RMS. Disarankan untuk menambah variabel-variabel lain, terutama yang sifatnya kualitatif, sehingga hasilnya dapat lebih menen-tukan penetapan struktur pendanaan dalam upaya meningkatkan RMS. Dan dapatmenggunakan objek yang lebih luas, tidak hanya industri makanan dan minuman tetapijuga ditambah jenis industri lainnya.

    Bagi peneliti, disarakan agar dalam menggunakan model persamaan simultantidak hanya melihat pengaruh variabel dependen persamaan sebelumnya terhadapvariabel dependen persamaan berukutnya, tetapi juga dapat melihat adanya pengaruhsebaliknya serta pengaruh langsung maupun tidak langsung variabel independenpersamaan sebelumnya terhadap variabel dependen persamaan berukutnya.

    Daftar Pustaka

    Firdiansjah, Achmad (1998) Analisis Beberapa Variabel Yang mempengaruhi StrukturPendanaan Padaa Industri Properti Yang Go Publik di Indonesia, Tesis, ProgramPascasarjana, Universitas Brawijaya Malang.

    Sabardi, Agus (1994) Manajemen Pendanaan, Jilid Dua, Edisi Pertama, CetakanPertama,UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

  • Masidonda, dkk., Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Pendanaan

    94

    Algifari (1997) Analisis Regresi (Teori, Kasus dan Solusi), Edisi Pertama, PenerbitBPFE,Yogyakarta.

    Riyanto, Bambang (1995) Dasar- Dasar Pem-belanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.

    Basu, Swastha, dan W. Sukotjo, I. (1993) Pengantar Bisnis Modern, Edisi Ketiga, CetakanKetiga, Liberti Offset, Yogyakarta.

    Brealy, Richard A. and Steward, C. Myers (1991) Principles of Corporate Finance, FourthEdition, Richard D.Erwin, Inc.

    Budianto, Tedjasuksmana (1998) a. Analisis Variabel-Variabel Yang MempengaruhiStruktur Pendanaan Pada Industri Kimia/Farmasi Yang Go Pu\blik di BES,Tesis,Program Pascasarjana, Universitas Brawijaya Malang.

    (1998) b. Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur PendanaanPada Industri Kimia/Farmasi Yang Go Pu\blik di BES, Wacana Jurnal PenelitianIlmu-Ilmu Sosial, Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang, Volume 1,No.2.

    Ferry, M.G. and Jones, W.H (1979) Determinats Of Finacial structure a NewMethodological Approach. The jurnal of Financial Vol XXXIV, No.3.

    Fischer, O., Edwin, Heinkel, Robert and Zechner, Josef (1989) Dynamic Capital StructureChoice: Theory and Test, The Journal Accounting, Vol. XX.

    Gordner, John, C. and Charles, Thzinka A. (1992) All-Equity Firms and The BalancingTheory of Capital Structure, Jurnal of Financial Research, Vol.XV, No.1

    Gujarati,Damodar (1999) Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta.Gunawan, Sumodiningrat (1998) Ekonometrika Pengantar, Edisi Pertama, Cetakan Ke

    empat, Penerbit BPFE-Yogyakarta, 1998Horne, Van, C.J. (1995) Financial Manjement and Policy, Tenth Edition, Prentice Hall,

    International Edition, New Jersey.Irani, Windhyastiti (1999) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Dan

    Pengaruhnya Terhadap Biaya Modal Industri Manufaktur (Makanan dan Minuman)dan Industri Jasa (Lembaga Pembiayaan), Tesis, Program Pascasarjana, UniversitasBrawijaya Malang.

    Kee, K.H. (1993) Asset Characteristic and Cooperate Debt Policy: An Empirical Test, TheJournal of Business Finance and Accounting, Vol.XX.

    Syamsuddin, Lukman (1998) Majemen Ke-uangan Perusahaaan Konsep Aplikasi DalamPerencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan , Edisi Baru, CetakanKeempat, Penerbit Raja Grafindu Persada, Jakarta.

    Mac, Millan, L.C., Hambrick, Donald, C. and Day, Diana, L. (1982) Product Portfolio andProfitability, Acadamy of Manajemen Journal, Vol. XXV, No.4.

    Mandra (1995) Anaisis Perkembangan Profitabilitas Equitas dan Faktor-Faktor YangMempengaruhinya Pada Perusahaan Perusahaan Industri Tekstil Yang MasukPasar Modal Indonesia, Tesis, Program Pascasarjana Universitas AirlanggaSurabaya.

    M., Ikbal, Hasan (1999) Pokok Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensi), Penerbit BumiAksara, Cetakan pertama, Jakarta

    Maryam, Zanariah (1998) Variabel- Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Ke-uanganSerta Pengaruh Struktur Keunagn Terhadap ROE Pada Perusahan Produk MentalYang Go Publik di Bursa Effek Jakarta, Tesis, Program Pascasarjana, UniversitasBrawijaya Malang.

    Meivinita (1998) Anaisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Ke-uanganPerusahaan Jasa Perhotelan Yang Go Publik Di Indonesia), Tesis, ProgramPascasarjana, Universitas Brawijaya Malang.

    Modigliani, F. and H. Miller, Marton (1968) The Cost of Capital, Corporation Finance andThe Theory of Investment, Jurnal American Economic Review, Volume XLVIII.

    Napa, I.A. dan Mulyadi P.S. (1996) Keputusan Keputusan Pendanaan Perusahaan (Teoridan Hasil Pengujian Empirik), Edisi Ke Dua, Liberty, Yogyakarta

  • TEMA, Volume II, Nomor 1, Maret 2001

    95

    Nunung, Goniyah (1997) Analisis Perngaruh Struktur Modal Terhadap Rentabilitas ModalSendiri dan Laba Per Saham Pada Industri Food and Beverage Yang Go Publik diIndonesia, Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Brawijaya Malang.

    R., Agus, Sartono (1998) Manajemen Pendanaan Teori dan Aplikasi, Edisi Ketiga,Cetakan Keempat, BPFE, Yogyakarta.

    Schwartz, Eli and Aronson, J. Richard (1967) Some Surrogate Evidence in Support of TheConcept of Optimal Financial Structure, Jurnal of Finance.

    Titman, Sheridan and Wessels, Roberto (1988) The Detreminants of Capital StructureChoice, The Jurnal Of Financial, Vol. XLII, No.1.

    Weston, J.F. dan Brigham, U. F. (1994) Dasar- Dasar Manajemen Pendanaan, EdisiKetujuh, Jilid dua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

    Weston, J.F. dan Copland, T.E. (1997) Manajemen Pendanaan, Edisi Ke-sembilan,Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta.

    ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHIBEBAN BUNGA, RETURN ON ASSET TERHADAPFakultas Ekonomi Universitas Darussalan, AmbonFakultas Ekonomi Universitas BrawijayaAbstract

    2. Kerangka Konseptual dan TeoriStruktur PendanaanHipotesis4. Hasil dan PembahasanKondisi Umum Struktur Pendanaan Dan Rentabilitas Modal SendiriStruktur PendanaanRentabilitas Modal SendiriStruktur Aktiva

    Pertumbuhan PenjualanUkuran PerusahaanBeban PajakLaba ditahanBeban BungaReturn on assetInterpretasi Koefisien Determinasi

    Keterbatasan PenelitianBagi Kreditur dan InvestorBagi Peneliti Lebih Lanjut