analisis efisiensi penggunaan modal kerja dalam usaha meningkatkan rentabilitas pada perusahaan...
DESCRIPTION
Pembelanjaan perusahaan adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang keuangan secara menyeluruh. kegiatan tersebut merupakan masalah sentral di dalam perusahaan dalam usaha untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya tujuan perusahaan perseorangan sama dengan perusahaan yang lain, yaitu keberhasilan dalam mempertahankan hidup, mendapatkan laba dan berkembang. Agar dapat mencapai tujuannya, maka semua bagian yang ada dalam perusahaan harus saling mendukung demi kelancaran operasi perusahaan.TRANSCRIPT
A. JUDUL :
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA DALAM
USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN
BATIK MENUR KLATEN
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pembelanjaan perusahaan adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh
mereka yang bertanggung jawab dalam bidang keuangan secara menyeluruh.
kegiatan tersebut merupakan masalah sentral di dalam perusahaan dalam
usaha untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya tujuan perusahaan perseorangan
sama dengan perusahaan yang lain, yaitu keberhasilan dalam mempertahankan
hidup, mendapatkan laba dan berkembang. Agar dapat mencapai tujuannya,
maka semua bagian yang ada dalam perusahaan harus saling mendukung demi
kelancaran operasi perusahaan.
Pembelanjaan merupakan salah satu kegiatan yang penting bagi
keberhasilan usaha suatu perusahaan, karena kegagalan dalam pembelanjaan
dapat berakibat terhambatnya kelancaran usaha perusahaan secara
keseluruhan. Menurut Bambang Riyanto (1994:6) kegiatan pembelanjaan
perusahaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan aktifitas perusahaan yang
bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya
yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha
untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
Dari pengertian diatas, prinsip efisiensi mutlak diperlukan baik dalam
memperoleh maupun dalam menggunakan dana. Hal ini berarti bahwa
perusahaan dalam memperoleh dana yang dibutuhkan harus
mempertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya dari masing-masing sumber
dana, dan sekaligus mengalokasikan dana tersebut berdasarkan pada
perencanaan yang tepat sehingga penggunaannya dapat optimal.(Bambang
Riyanto, 1994:4) misalnya, terjadi inefisiensi dalam pemakaian dana akan
mengakibatkan adanya barang ekonomi tinggi, sehingga menaikkan harga
pokok produksi yang pada akhirnya menyebabkan harga jual yang tinggi.
Dengan harga jual yang tinggi menyebabkan perusahaan kurang dapat
berkompetisi dengan perusahaan yang lain, hal ini akan menghambat
pencapaian tujuan perusahaan.
Pengelolaan modal kerja merupakan salah satu aspek penting dalam
keseluruhan pembelanjaan. Sehingga perhatian yang besar terhadap modal
kerja perlu dilakukan. Dalam pengelolaan modal kerja perusahaan dituntut
untuk selalu mempertahankan jumlah modal kerja yang menguntungkan, agar
perusahaan dapat beroperasi secara berkesinambungan. Selain itu pengelolaan
modal kerja penting karena akan berpengaruh pada keberhasilan perusahaan
secara keseluruhan.
Oleh karena itu adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi
perusahaan agar dapat beroperasi dengan ekonomis atau efisien. Selain itu
perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam menghadapi bahaya yang
mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Menurut S
Munawir (2001:114), modal kerja yang berlebih menunjukkan adanya dana
yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan
karena adanya kesempatan untuk mendapatkan keuntungan telah disia-siakan.
Sebaliknya adanya ketidakcukupan modal kerja merupakan sebab utama
kegagalan suatu perusahaan. Selain itu modal kerja yang cukup juga
memberikan keuntungan lain, yaitu:
(S Munawir, 2001:116)
1) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena
turunnya nilai dari aktiva lancar.
2) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang
cukup untuk melayani konsumennya.
Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas lebih penting
daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah cukup sebagai
ukuran bahwa perusahaan itu bekerja secara efisien. Efisiensi baru dapat
diketahui dengan cara membandingkannya dengan kekayaan atau modal yang
menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain dengan menghitung
rentabilitasnya.(Bambang Riyanto, 1994:37)
Berdasarkan uraian diatas, kiranya perlu dilakukan penelitian dengan
judul “ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA
DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA
PERUSAHAAN BATIK MENUR KLATEN”
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah: “Apakah penggunaan modal kerja pada Perusahaan
Batik Menur Klaten telah digunakan secara efisien dalam usaha meningkatkan
rentabilitas?”
D. BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah analisis efisiensi
penggunaan modal kerja Perusahaan Batik Menur Klaten selama 4 tahun
terakhir.
E. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan selama
4 tahun terakhir dalam kaitannya dengan rentabilitas.
F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan.
Untuk memberikan saran pada pimpinan perusahaan dalam mengambil
kebijaksanaan khususnya mengenai efisiensi penggunaan modal kerja guna
menjaga kelangsungan hidup serta pengembangan usaha perusahaan.
2. Bagi akademisi dan peneliti.
Untuk memberi bukti empiris mengenai efisiensi penggunaan modal kerja
dan memberi masukan bagi penelitian-penelitian berikutnya tentang
efisiensi penggunaan modal kerja dalam usaha meningkatkan rentabilitas.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Efisiensi
Dalam usaha meningkatkan laba dan menekan biaya yang serendah-
rendahnya, perusahaan dituntut untuk dapat bekerja seefisien mungkin.
Efisiensi merupakan tolok ukur yang digunakan untuk berbagai kegiatan.
Hani Handoko (1991:7) bahwa efisiensi merupakan kemampuan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Dalam perusahaan, usaha
meningkatkan efisiensi umumnya dihubungkan dengan biaya yang kecil
untuk memperoleh hasil tertentu, atau biaya tertentu untuk mendapatkan
hasil yang banyak. Ini berarti pemborosan ditekan sekecil mungkin, dan
suatu yang memungkinkan untuk mengurangi biaya ini dilakukan dengan
efisiensi.
Dalam pembelanjaan, efisiensi selalu dihubungkan dengan tingkat
laba dan rentabilitas, karena laba yang besar saja belum merupakan ukuran
bahwa perusahaan telah bekerja dengan efisien.(Bambang
Riyanto,1994:37)
2. Pengertian Modal Kerja
Modal kerja menurut Bambang Riyanto (1994:57-58) dapat dikemukakan
dalam beberapa konsep, yaitu:
a. Konsep Kuntitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam
unsur-unsur aktiva lancar. Aktiva ini merupakan aktiva yang sekali
berputar dan akan segera kembali dalam bentuk semula atau aktiva
dimana dana yang didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu
pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah
keseluruhan dari jumlah aktiva lancar atau modal kerja bruto (gross
working capital).
b. Konsep Kualitatif
Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang
benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan
tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan
aktiva lancar diatas utang lancar atau modal kerja netto(net working
capital).
c. Konsep Fungsional
Konsep ini berdasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan
pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan
adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Wilford J.
Eiteman J.h. Holtz, mendefinisikan modal kerja sebagai dana yang
digunakan selama periode accounting yang dimaksudkan untuk
menghasilkan current income yang sesuai dengan maksud utama
didirikan perusahaan tersebut.
3. Sumber Modal Kerja
Pada dasarnya modal kerja terdiri dari dua bagian pokok, yaitu:
bagian yang tetap (permanen) yaitu jumlah minimum yang harus tersedia
agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan,
dan jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada
aktivitas musiman dan kebutuhan diluar aktivitas yang biasa.
Kebutuhan modal kerja yang permanen sebaiknya dibiayai oleh
pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Semakin besar jumlah
modal kerja yang dibiayai atau berasal dari investasi pemilik perusahaan
akan semakin baik bagi perusahaan tersebut karena akan semakin besar
kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit, dan semakin besar
jaminan bagi kreditur jangka pendek. Selain itu kebutuhan modal kerja
yang permanen dapat pula dibiayai dari hutang jangka panjang lainnya,
tetapi dalam hal ini berarti perusahaan harus mempertimbangkan jatuh
tempo dari hutang jangka panjang ini disamping juga harus
mempertimbangkan beban bunga yang harus dibayar perusahaan.
4. Pengertian Rentabilitas Modal Kerja
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara
laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan
kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Cara untuk menilai rentabilitas
suatu perusahaan bermacam-macam tergantung pada aktiva atau modal
mana yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya. Laba yang akan
diperbandingkan bisa berasal dari laba netto sebelum pajak atau dapat pula
dengan menggunakan laba sesudah pajak, sedangkan modal yang
digunakan adalah seluruh aktiva atau hanya modal sendiri. Tingkat
rentabilitas modal kerja yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan
telah efisien dalam menggunakan modal kerjanya. Sedangkan tingkat
rentabilitas yang semakin rendah menunjukkan semakin tidak efisiennya
penggunaan modal kerjanya.
5. Hubungan Antara Modal Kerja dengan Rentabilitas
Kesalahan perusahaan dalam menginvestasikan modal kerjanya akan
berpengaruh pada likuiditas perusahaan itu sendiri yang akan
mempengaruhi rentabilitas perusahaan. Tingkat rentabilitas yang rendah
dilihat dari modal kerjanya menunjukkan kemungkinan antara lain:
(S Munawir, 2001:87)
1) Adanya over invesment dalam aktiva yang digunakan untuk operasi
dalam hubunganya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan
aktiva tersebut.
2) Rendahnya penjualan dibandingkan dengan biaya yang diperlukan.
3) Adanya inefisiensi baik dalam produksi maupun pemasaran.
4) Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.
H. KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Keterangan:
Dalam menentukan efisiensi penggunaan Modal kerja dapat dilihat dari
laporan keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Rugi / Laba
perusahaan yang bersangkutan. Dari Laporan keuangan itu kemudian dianalisa
perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan perputaran
modal kerja keseluruhan. Dari analisa tersebut kemudian dibandingkan
masing-masing elemen antara kebutuhan yang sesungguhnya (riil) yang tertera
Laporan KeuanganNeraca dan Lap.Rugi/Laba
Perputaran Kas Perputaran piutang
Perputaran Persediaan
Perputaran Modal Kerja Keseluruhan
Perbandingan antara Kas, Piutang, Persediaan dan modal Kerja riil dengan
yang ideal
Efisiensi kebutuhan Modal Kerja
Kebijakan pengambilan keputusan penggunaan
modal kerja
dalam neraca dengan kebutuhan yang ideal yaitu modal kerja yang optimum
yang tidak mengalami kelebihan atau kekurangan. Setelah itu efisiensi
penggunaan modal kerja perusahaan dianalisa. Hasil dari analisa tersebut
dapat digunakan untuk menentukan arah kebijakan pengambilan keputusan
khususnya dalam penggunaan modal kerja.
I. HIPOTESIS
Besarnya jumlah piutang dalam aktiva lancar menyebabkan adanya
kemungkinan resiko tidak terbayarnya piutang sehingga diduga modal kerja
pada Perusahan Batik Menur Klaten masih belum dikelola secara efisien
dalam usaha meningkatkan rentabilitas.
J. METODE PENELITIAN
1. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode studi kasus (case study) dengan
obyek penelitian yaitu Perusahaan Batik Menur Klaten
2. Jenis Data yang Diperlukan
Data kuantitatif, yang diambil dari laporan keuangan perusahaan seperti
neraca, laporan rugi laba dan laporan harga pokok penjualan yang berkaitan
dengan operasional perusahaan.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian.
Contoh : Observasi dan wawancara langsung dengan pimpinan dan
karyawan perusahaan yang berhubungan dengan penelitian.
b. Data
sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan yang ada diperusahaan
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Contoh : Neraca, Laporan rugi laba dan laporan keuangan lainnya.
4. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data, digunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut.
a. Wawancara, yaitu mengadakan wawancara langsung kepada bagian
bagian yang terkait khususnya kepada bagian keuangan atau bagian
bagian lainnya yang diperlukan informasinya.
b. Obsevasi, yaitu mengamati secara langsung keadaan pada perusahaan
yang diteliti kemudian mencatat hasil pengamatan tersebut.
c. Studi Pustaka, yaitu mempelajari literatur-literatur yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
5. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penyelesaian masalah dalam
penyusunan skripsi ini adalah:
1. Tingkat perputaran dari setiap elemen modal
kerja, yaitu:
a. Perputaran Kas atau cash turnover
Yaitu kemampuan kas berputar dalam suatu periode tertentu melalui
penjualannya.
b. Perputaran Piutang atau receivable
turnover
Yaitu kemampuan piutang dagang berputar selama periode tertentu
melalui penjualannya.
c. Perputaran persediaan atau inventory
turnover
Yaitu kemampuan persediaan berputar selama periode tertentu
melalui penjualannya.
2. Tingkat Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja dapat dicari dengan membandingkan
jumlah penjualan bersih dengan modal kerja yang yang dipakai untuk
operasi perusahaan. Dapat dirumuskan sebagai berikut : (Suad Husnan,
1993:198)
Jumlah penjualan bersih Perputaran Modal Kerja = =….kali Rata-rata saldo modal kerja
Analisis ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana keseluruhan
dana yang tertanam dalam modal kerja telah digunakan dalam operasi
perusahaan.
3. Penentuan Besarnya Modal Kerja
Untuk mengetahui efisien tidaknya penggunaan modal kerja secara
keseluruhan, perlu adanya analisis perbandingan antara elemen-elemen
modal kerja yang sesungguhnya dibutuhkan perusahaan (ideal) dengan
elemen modal kerja yang digunakan (riil). Elemen modal kerja yang
diperbandingkan meliputi kas, piutang, persediaan dan modal kerja
keseluruhan. Sedangkan besarnya modal kerja ideal dapat dirumuskan
sebagai berikut: (Affif dan Supandi, 1988:16)
Penjualan Kebutuhan modal kerja = Perputaran modal kerja
Dengan demikian akan diketahui efisien atau tidaknya modal kerja
yang dipakai untuk operasi perusahaan selama periode yang
bersangkutan. (Suad Husnan, 1993:195)
4. Modal Kerja Ideal
a. Kas Ideal
periode rata-rata perputaran kas x pengeluaran kas/hari
b. Piutang Ideal
Rata-rata penjualan /hari x Periode rata-rata terikatnya piutang
c. Persediaan Ideal
Rata-rata penjualan/hari x Periode rata-rata terikatnya persediaan
Asumsi yang dipakai dalam melakukan perhitungan modal kerja ideal
adalah perhitungan modal kerja rata-rata selama 5 tahun terakhir.
5. Rentabilitas Modal Kerja (Return on working capital)
Rentabilitas modal kerja merupakan modal kerja untuk
memberikan sumbangan terhadap laba usaha perusahaan. Rasio ini dapat
dirumuskan : (Suad Husnan, 1993:200)
Laba OperasiRentabilitas modal kerja =
Modal Kerja
Analisis ini digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan
modal kerja secara keseluruhan, setelah rentabilitas modal kerja dihitung
kemudian dibandingkan dari tahun ke tahun untuk mengetahui kenaikan
dan penurunan rentabilitas perusahaan.
Rentabilitas Modal Kerja yang terus menurun menunjukkan
kebijaksanaan pengelolaan modal kerja belum optimal artinya
penggunaan modal kerja untuk menghasilkan laba masih belum efisien,
sehingga berpengaruh pada tingkat rentabilitas yang terus menurun.
Manajemen perusahaan masih belum dapat memanfaatkan modal kerja
yang ada untuk menghasilkan laba secara optimal. Laba usaha yang
meningkat tidak bisa mengimbangi naiknya modal kerja rata-rata atau
walau laba usaha meningkat tetapi prosentasenya lebih kecil dibanding
peningkatan modal kerja. sehingga dari segi rentabilitas modal kerja
pengelolaan modal kerja perusahaan belum efisien. Demikian juga
sebaliknya pengelolaan modal kerja yang efisien akan meningkatkan
rentabilitas modal kerja.
K. SISTEMATIKA PENYUSUNAN SKRIPSI
Sistematika skripsi dalam penelitian ini terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika
skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan tentang landasan teori yang mendasari
timbulnya penelitian ini serta kajian pustaka berkenaan dengan tema
pokok penelitian, sehingga memberikan landasan yang kuat tentang
pentingnya masalah ini untuk diteliti.
BAB III: GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum mengenai
obyek penelitian.
BAB IV: ANALISIS DATA
Pada bab ini akan diuraikan tentang analisis data penelitian dan
sekaligus menjawab masalah yang sedang diteliti.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian
dan saran dari sejumlah materi pembahasan dan analisis pada bab-
bab sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Riyanto, 1995. Dasar Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta, BPFE
Brigham F Eugene dan Houston F. Joel,1999. Manejemen Keuangan. Penerjemah Dodo Suharto dan Herman Wibowo. Jakarta, Erlangga
Faisal Afiff dan Utjup Supandi, 1998. Manajemen Modal Kerja. Bandung, Remaja Karya, CV.
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, 1999. Pedoman Penyusunan Skripsi. Surakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
R.Agus Sartono, 2000. Manejemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta, BPFE.
S Munawir, 2001. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta, Liberty.
Suad Husnan, 1993. Pembelanjaan Perusahaan (Dasar-Dasar Manajemen Keuangan). Yogyakarta, Liberty.