analisis rasio likuiditas, rasio rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri untuk menilai...

22
  An ali s i s Ras i o Li ku i ditas, Ra s i o Re ntabi li tas Ek onomi s dan Re ntabil it as M odal  Se ndir i U ntuk M e ni lai Ki nerj a pada PT. F as tfood I ndone s ia, Tbk. ( KF C )    OLEH: M.RIZKI WANAHDI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT  TAHUN 2009 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan pembiayaan dalam menjalankan usahanya, dan yang terpenting adalah sebagai alat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.  Laba hanya bisa diperoleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan itu sendiri. Untuk itu penilaian terhadap perusahaan sangat penting dan bermanfaat, baik bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan yang  berkepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Bagi suatu perusahaan kinerja dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menilai keberhasilan usahanya, juga dapat digunakan sebagai bahan per timbangan dalam  pengambilan keputusan dan perencanaan dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi pihak luar perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi terhadap perusahaan yang  bersangkutan. Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangan dan aspek non keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja dapat diketahui dengan cara, mengukur tingkat kejelasan pembagian fungsi dan wewenang dalam struktur organisasinya, mengukur tingkat kualitas sumber daya yang dimilikinya, mengukur tingkat kesejahteraan pegawai dan karyawannya, mengukur kualitas produksinya, mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan serta dengan mengukur tingkat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosisal sekitarnya. Penilaian kinerja melalui aspek non-keuangan relatif lebih sulit dilakukan, karena penilaian dari satu orang  berbeda dengan hasil penilaian orang lain. Sehingga dalam penilaian kinerja kebanyakanperusahaan menggunakan aspek keuangan. Analisis keuangan yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan adalah analisis rasio keuangan. Dengan analisis rasio keuangan akan dapat diketahui tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas dan tingkat rentabilitas perusahaan. Dengan mengetahui ti ngkat suatu perubahan, maka akan dapat diketahui kemampuan

Upload: rikaa-santika-yulianti

Post on 30-Oct-2015

675 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 1/22

”  Anali sis Rasio Li kuiditas, Rasio Rentabi li tas Ekonomis dan Rentabil itas Modal 

Sendir i Untuk Meni lai Kinerj a pada PT. Fastfood Indonesia, Tbk. ( KFC ) ”  OLEH:

M.RIZKI WANAHDI 

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 

TAHUN 2009 

BAB I 

PENDAHULUAN 

1.  Latar Belakang 

Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil

yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat

digunakan perusahaan untuk tambahan pembiayaan dalam menjalankan usahanya, dan yang terpenting adalah

sebagai alat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. 

Laba hanya bisa diperoleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan itu sendiri. Untuk itu penilaian

terhadap perusahaan sangat penting dan bermanfaat, baik bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Bagi suatu perusahaan kinerja dapat digunakan sebagai

alat ukur dalam menilai keberhasilan usahanya, juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

 pengambilan keputusan dan perencanaan dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi pihak luar perusahaan dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi terhadap perusahaan yang

 bersangkutan. 

Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangan dan aspek non keuangan.

Dari aspek non-keuangan, kinerja dapat diketahui dengan cara, mengukur tingkat kejelasan pembagian fungsi dan

wewenang dalam struktur organisasinya, mengukur tingkat kualitas sumber daya yang dimilikinya, mengukur 

tingkat kesejahteraan pegawai dan karyawannya, mengukur kualitas produksinya, mengukur tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap perusahaan serta dengan mengukur tingkat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosisal

sekitarnya. 

Penilaian kinerja melalui aspek non-keuangan relatif lebih sulit dilakukan, karena penilaian dari satu orang

 berbeda dengan hasil penilaian orang lain. Sehingga dalam penilaian kinerja kebanyakanperusahaan menggunakan

aspek keuangan. 

Analisis keuangan yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan adalah analisis rasio

keuangan. Dengan analisis rasio keuangan akan dapat diketahui tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas dan tingkat

rentabilitas perusahaan. Dengan mengetahui tingkat suatu perubahan, maka akan dapat diketahui kemampuan

Page 2: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 2/22

 perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan jaminan harta lancarnya. Tingkat likuiditas ini

sangat berguna bagi perusahaan khususnya kreditur yang memberikan kredit jangka pendek. Pada tingkat

solvabilitas, akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya dengan

 jaminan harta yang dimilikinya, tingkat solvabilitas ini sangat berguna bagi kreditur, untuk memberikan

kredit jangka pendek maupun jangka panjang. Dan dengan mengetahui rentabilitas, maka akan dapat diketahui

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya, hal ini sangat penting untuk 

mengetahui efisiensi suatu perusahaan. 

Jadi dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas suatu perusahaan, maka akan dapat

diketahui keadaan perusahaan yang bersangkutan, apakah perusahaan tersebut baik atau buruk sehingga dapat

diperkirakan tentang kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. 

Menurut Munawir (2004 : 64), mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan

keuangan merupakan dasar untuk dapat mengintrepretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu

 perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang

terjadi dalam jumlah rupiah, prosentase serta trendnya, penganalisa menyendiri bahwa rasio secara individu akan

membantu dalam menganalisa dan mengintretasikan posisi keuangan suatu perusahaan. 

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan atau perimbangan (mathematical relationship)

antara suatu terntu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa beruapa rasio ini akan dapat

menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan

suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang

digunakan sebagai standar. 

 Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas

 jaringan usaha secara cepat. Dengan demikian, franchising bukanlah sebuah alternatif melainkan salah satu cara

yang sama kuatnya, sama strategisnya dengan cara konvensional dalam mengembangkan usaha. Bahklan

sistem franchise dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan manajemen,

kecuali kerelaan pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain.  Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi

yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan franchiser . 

Di Indonesia franchise dikenal sejak tahun 70an ketika masuknya Shakey Pisa, KFC, Swensen, dan Burger 

King, yang perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai sekitar 1995. Data Deperindag pada 1997 mencatat

sekitar 259 perusahaan penerima franchise di Indonesia tapi usaha franchise ini mengalami

kemerosotan ketika terjadi krisis moneter. Para penerima franchise asing terpaksa menutup usahanya karena nilai

rupiah yang terperosok sangat dalam. Hingga tahun 2000, franchise asing masih menunggu untuk masuk ke

Indonesia. Hal itu disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang belum stabili ditandai dengan perseteruan para elit

 politik. Barulah pada 2003, usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan yang sangat pesat

(www.majalahfranchise.com). 

Perkembangan bisnis waralaba atau franchise saat ini memicu pertumbuhan ekonomi yang sehat dan

membuka kesempatan lapangan kerja baru. Serta mempermudah peluang pengadaan kesempatan bisnis kepada

khalayak luas. 

Krisis ekonomi global membuat bisnis waralaba sedikit mengalami penurunan. Dari data yang ada, tahun

2007 kemarin omzet waralaba bisa mencapai Rp 81 Trilyun. Pada tahun 2008 omzet naik signifikan mencapai 10 -

15 %. Untuk tahun ini hanya diprediksi meningkat 5 %, ini dikarenakan menurunnya daya beli masyarakat. Hingga

saat ini total bisnis waralaba di Indonesia mencapai 360 franchise baik lokal maupun asing. Selama beberapa

tahun franchise terus mengevaluasi diri dengan menempatkan posisi sebagai pembawa gagasan bisnis yang berbekal

semangat kewirausahaan, Serta menyimpan potensi luar biasa terkait pengembangan perekonomian rakyat

(www.Detailnews.com). 

Page 3: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 3/22

Dalam kondisi ekonomi yang tak terduga dan ketidakadanya kepastian yang dipengaruhi oleh krisis global

yang berkepanjangan, peningkatan inflasi dan penurunan GDP, PT. Fast Food Indonesia tetap memperoleh

 profitabilitas dan pertumbuhan yang konsisten. Berdasarkan laporan keuangan KFC tahun 2008, penjualan naik 

sebesar 27,3% menjadi Rp. 2,023 triliun, pembukaan restoran baru bertambah 31 outlet di hamper 90 kota diseluruh

Indonesia. Laba ditingkat restoran naik menjadi 32,6% dan laba Perseroan secara keseluruhan sebelum pajak naik 

menjadi 16,5%. Selain itu hasil penjualan pada 2008 naik menjadi 2,023% menjadi Rp. 2,023 triliun, lebih tinggi dari Rp.

1,590 triliun pada tahun 2007. peningkatan tersebut berasal dari kenaikan rata-rata harga jual yang terjadi pada tahun

2008 sebesar 17%, penjualan restoran baru, dan pertumbuhan dari restoran dan fasilitas yang sudah hadir.

Peningkatan pun terlihat pada sejumlah indicator lain, laba bersih sebelum pajak tahun 2008 naik menjadi Rp.

167,90 milyar atau naik 16,5% dari Rp.144,16 milyar pada tahun 2007.  

Harga pokok penjualan sebagai persentase penjualan sedikit turun dari 38,8% pada tahun 2007 menjadi

38,6% pada 2008, sedikit menaikan margin laba kotor. Beben usaha meningkat menjadi Rp. 1,100 triliun dari Rp.

838,81 milyar pada 2007 atau sekitar 31,2% disebabkan oleh tekanan harga dari inflasi dan ketentuan upah

minimum yang baru dari pemerintah. 

Aktiva meningkat menjadi Rp.784,76 milyar pada tahun 2008 dari Rp. 629,49 milyar pada tahun 2007 atau

kenaikan 24,7% hasil dari investasi secara terus-menerus untuk melakukan ekspansi jaringan restoran perseroan.

Aktiva tak lancar meningkat Rp. 81, 57 milyar atau 21% pada tahun 2008, sementara aktiva lancar meningkat Rp.

73,69 milyar atau 30,6% pada tahun 2008. arus kas masuk bersihtahun 2008 Rp. 37,45 milyarhanya setengah dari

kenaikan Rp. 76,48 milyar yang dihasilakn pada tahun 2007. 

Kewajiban meningkat Rp. 50,08 milyar atau 19,9% dari Rp. 252,13 milyar pada tahun 2007 menjadi Rp.

302,21 milyar pada tahun 2008. kewajiban lancar naik sebesar Rp. 40,25 milyar atau 21,4%, tetapi peningkatan luar 

 biasa pada aktiva lacar secara dramatis mingkatkan current ratio dari 128% menjadi 137,9 % di tahun 2008.

 perbandingan hutang jangka panjang denagn ekuitas turun dari 17% menjai 15,4% di tahun 2008. 

Beban pokok penjualan meningkat 26,7% dari Rp. 617,10% menjadi Rp. 781,63 milyar di tahun 2008.

 beban uasah meningkat hamper 31,2% dari Rp. 838,81 milyar menjadi Rp. 1,100 triliun pada tahun 2008 

Berdasarkan data dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul laporan

akhir yang di susun penulis adalah : “Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis dan Rentabilitas

Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja pada PT. Fastfood Indonesia, Tbk. ( KFC ) “ 

2.  Perumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan ditas maka peneliti merumuskan permasalahan dalam peneliti

adalah : 

“Bagaimana kinerja PT. Fastfood ndonesia, Tbk (KFC) berdasarkan analisis likuiditas dan

rentabilitas ?”. 

3.  Tujuan Penelitian 

Berdasarkan perumusan masalah yang ingin di teliti oleh peneliti maka yang menjadi tujuan dari penelitian

adalah : 

“Untuk mengetahui kenerja PT. Fastfood Indonesia, Tbk (KFC) dilihat dari rasio likuiditas dan

rasio rentabilitasnya.” 

4.  Manfaat Penelitian 

Adapin manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 

Page 4: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 4/22

1.  Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang pastinya

 berguna diwaktu yang akan datang. 

2.  Bagi perusahaan yang bersangkutan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau

masukan untuk kebijakan kebijakan perusahaan pada periode-periode selanjutnya. 

3.  Bagi pihak-pihak lain,diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta

menjadi referensi atau bahan masukan dalam penelitian serupa pada penelitian yang akan datang. BAB II 

TINJAUAN PUSTAKA 

1.  Landasan Teori 

1.  Pengertian Laporan Keuangan 

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan

dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. 

Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:“Laporan keuangan merupakan bagian

dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan

 posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus

dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal

informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”  

Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang

lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen. 

Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-

 bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk 

mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi. 

Ada beberapa definisi laporan keuangan keuangan yang dikemiukakan oleh para ahli yaitu :  

1.  Laporan Keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama

dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan ( J. Fred 

Weston & Thomas E. Copeland, 1994: 24). Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil

 perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat

tertentu. 

2.  Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai unluk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang

terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan, dan laporan posisi keuangan, (Sawir ,2001.:

2). 

3.  Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi, yang meliputi neraca, perhitungan rugi laba dan

laba vang ditahan. laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan, ( Harnanto,

1987:9). 

4.  Laporan keuangan menurut Munawir adalah laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses

akuntansi vang dapat digunakan sebagai alat unluk berkomunikaxi antara data keuangan atau aktivitas

suatu perusahaan dengan pihak-pihak vang berkepentingan dengan utau aktivitas pcrusahaann tersebut,

(2000: 2) . 

Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-

kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan,

akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan.

Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori

Page 5: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 5/22

ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap

 perusahaan tertentu. 

Ada banyak laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan, tetapi yang umum digunakan adalah : 

1.  Laporan Laba Rugi 

 Munawir mendefinisikan laporan rugi laba adalah:"Laporan rugi laba merupakan sualu laporan yang

sistemalis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh organisasi suatu perusahaan selama periode

tertentu. (2000:26 ) ". 

Menurut Harnanto, Laporan rugi/ laba adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan tujuan untuk 

memberikan informasi tentang hasil usaha dan perusahaan, selama jangka waktu yang tercakup dalam laporan

tersebut, (1984:1) ". 

Adapun bentuk Laporan Laba - Rugi ini yakni : 

1.  Single Step (Langkah Tunggal) 

2.  Multiple Step (Langkah Ganda) 

Adapun penyajian Laporan Laba - Rugi ini harus memenuhi : 

1.  Beban atau Biaya disajikan berdasarkan klasifikasi sifat / fungsinya didalam perusahaan.

Beban atau biaya itu dapat digolongkan dalam : 

i.  Beban atau biaya yang berhubungan langsung dengan usaha ex : Biaya Penjualan, Biaya

Adm. Umum 

ii.  Beban atau biaya yang tdk berhubungan lansung dengan usaha ex : Biaya Bank, Selisih Kurs.  

2.  Laporan Laba - Rugi disajikan secara komparatif  

2.   Neraca 

Munawir menyatakan bahwa:"Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal 

dari suatu laporan yang disusun pada suatu saat tertentu, (2000:13) ". 

Menurut Harnanto, neraca adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan maksud untuk menunjukkan

keadaan (posisi) finansial perusahaan pada saat (tanggal tertentu, (1984: I) ".  

Bentuk meraca yang ada pada perusahaan-perusahaan tidak ada yang seragam, bentuk dan susunannya

tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Bentuk neraca yang lazim digunakan adaiah sebagai berikut: 

1.  Bentuk skontro, dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri/debet dan hutang serta modal

tercantum sebelah kanan/kredit. 

2.  Bentuk vertikal, dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas yang selanjutnya diikuti

hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal. 

2.  Laporan Perubahan Laba Ditahan 

Laporan Perubahan Laba Ditahan menunjukkan laba yang diperoleh perusahaan dan dividen yang

dibayarkan selama satu periode sehingga menyebabkan perubahan laba ditahan.  

2.  Laporan Arus Kas 

Laporan Arus Kas merupakan ringkasan arus kas selama satu periode. Laporan ini menunjukkan perubahan

arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi, investasi dan financial sehingga posisi/saldo kas berubah. 

Tujuan yang paling utama dari Laporan Arus Kas ini adalah untuk memberikan informasi penting atau

yang relevan mengenai penerimaan-penerimaan dan pengeluaran-pengeluaran kas selama periode berjalan.

Adapun bentuk penyajian Laporan Arus Kas ini dibagi menjadi empat, yakni : 

Page 6: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 6/22

1.  Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Operasi seperti Penjualan Tunai, Pelunasan Hutang, Pembayaran

Biaya-biayanya. 

2.  Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Investasi seperti menginvestasikan dana yang tidak terpakai 

3.  Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Pendanaan seperti dana pinjaman dari luar perusahaan (Hutang

Jangka panjang) 

4.  Disesuaikan dengan bisnis perusahaan 

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan 

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia tujuan laporan

keuangan adalah Meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinereja, serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. 

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagaian besar pemakai.

namun demikian,laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam

mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu,

dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.Laporan keuangan juga menunjukan apa yang

telah dilakukan manajemen ( stewardship),atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya. 

Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat

demikian agar mereka dapat membuat keputusan (ekonomi). Keputusan ini menycakup, misalnya, keputusan untuk 

menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keuputusan untuk mengangkat kembali atau

mengganti manajemen. 

2.1.3 Sifat Laporan Keuangan 

Menurut Munawir mengenai sifat laporan keuangan adalah sebagai berikut:"Laporan keuangan

dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report )

secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan". Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis

serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil

dari suatu kombinasi antara lain: 

1.  Fakta yang telah dicatat (recordedfact). 

Fakta-fakta yang telah dicatat berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan

akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di Bank, jumlah

 piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dan

 pos-pos ini berdasarkan catatan historis dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi masa lampau, dan jumlah-

 jumlah uang yang tercatat dalam pos-pos itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa

tersebut. 

2.  Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate). 

Prinsip-prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi, berarti data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur 

maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, hal ini dilakukan

dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman. Disamping itu di dalam akuntansi juga

digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan

antara lain: 

a. Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau 

kontinuitas usaha, konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan  

terus. Konsekuensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan 

Page 7: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 7/22

merupakan nilai-nilai untuk perusahaan yang masih yang berjalan yang 

didasarkan pada nilai atau harga pada saat terjadinya peristiwa itu. Terjadi 

 jumlah-jumlah uang yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi 

 jika aktiva itu dijual atau dikuasai, 

b. Daya beli dari uang dianggap tetap, stabil atau konstan, walaupun hal ini 

 bertentangan dengan kenyataan namun akuntansi mencatat semua transaksi atau peristiwa dalam jumlah uangnya dan tidak mengadakan perbedaan antara 

nilai-nilai dari berbagai tahun. 

3.  Pendapat pribadi (personal judgment). 

Pendapat pribadi (personal judgment), dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh

konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar konvensi yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek 

 pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil-dalil dasar tersebut tergantung dari pada

akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Pendapat ini tergantung kepada kemampuan atau

integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar 

akuntansi yang telah disetujui akan digunakan didalam beberapa hal, diantaranya menggunakan metode untuk 

menaksir piutang tidak dapat ditagih dan penentuan beban penyusutan serta penentuan umur dan suatu aktiva

tetap akan sangat tergantung, pada pendapat pribadi menajemennya dan berdasar pengalaman masa lalu.  

4.  Keterbatasan Laporan Keuangan 

Dengan melihat beberapa sifat laporan keuangan tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa laporan

keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:  

1.  Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (interm report) dan bukan merupakan

laporan final. 

2.  Adanya beberapa standar nilai yang bergabung. 

Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan

akumulasi penghapusannya, karenanya nilai aktiva itu dalam laporan keuangan akan tercantum sebesar nilai

 bukunya. 3. Adanya pengaruh daya beli uang berubah. 

Daya beli uang dari hari kehari selalu berubah sesuai dengan kehidupan perekonomian sehari-hari. 

4. Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang. 

Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi transaksi perusahaan yang dapat

dinyatakan dengan satuan uang. 

5. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat, oleh karena itu

laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan

keputusan ekonomi. 

6. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak tertentu. 

7. Proses penyusunan ilaporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran-taksiran dan berbagai

 pertimbangan. 

8. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. 

9. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.  

Bila terdapat beberapa kemungkinan konklusi yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka

lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.  

10. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu peristiwa/transaksi dari pada bentuk 

hukumnya (formalitas). 

Page 8: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 8/22

11. Laporan keuangan di susun dengan istlah-istilah teknis. 

12. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran

sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.  

13. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dikuantifikasikan umumnya diabaikan.  

14. Nilai yang tercantum dineraca hanyalah nilai pada suatu saat tertentu saja. 

15. Analisis harus menyadari kemungkinan adanya suatu window dressing. 16 Nilai beli rupiah makin lemah. 

2.1.5 Analisis Laporan Keuangan 

Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan keuangan

 perusahaan, sedangkan pengertian analisa laporan keuangan oleh beberapa ahli adalah: 

 Harahap mengemukakan anatisa laporan keuangan sebagai berikut:"Analisa laporan keuangan yaitu

menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat

signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuiantitatif maupun non

kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangatl penting dalam proses

menghasilkan keputusan yung tepat, (1998:3) ". 

Sedangkan menurut Djahidin analisa laporan keuangan adalah:"Analisa laporan keuangan mencakup

 penerapan metode dari teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-

ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan (1983) ". 

Munawir mengemukakan pengertian analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:"Mempelajari

hubungan-hubungan di dalam suatu setiap laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan kecenderungan-

kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu (1998) ". 

Dalam melakukan analisa laporan keuangan suatu perusahaan digunakan beberapa metode dan teknik 

analisa. Metode dan teknik tersebut merupakan alat untuk mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam

laporan keuangan sehingga diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut. 

Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu: 

1.  Analisa Horisontal (dinamis) Adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa

saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. 

2.  Analisa Vertikal (stalls) 

Perbandingan antara pos-pos yang diliputi periode saja sehingga akan diketahui keadaan keuangan pada

saat itu saja. 

Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut: 

1.  Analisa perbandingan laporan keuangan 

2.  Trend 

3.  Laporan dengan persentase per komponen (common size statement)  

4.  Analisa sumber dan penggunaan modal kerja  

5.  Analisa sumber dan penggunaan kas 

6.  Analisa rasio 

7.  Analisa perubahan laba kotor  

Page 9: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 9/22

8.  Analisa Break-even 

2.1.6 Analisa Rasio Keuangan 

Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja

suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca,

laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical 

relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. 

Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau

 pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan

 penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan

hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.  

Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya.

Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko

dan peluang di masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan

yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat

kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup,

sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan

dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur,

analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri. 

Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk 

melaporkan keadaan dan posisi keungannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan , terutama bagi pihak kreditur,

investor dan pihak-pihak manajemen dari perusahaan itu sendiri. 

Dengan menggunakan analisis rasio akan membantu stakeholder dalam hal : 

1.  Memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.  

2.  Memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang disajikan.  

3.  Memudahkan dalam menginteprestasikan laporan keuangan 

Rasio keuangan merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukan hubungan diantara angka-

angka tertenntu. Dalam analisis keuangan angka-angka berasala dari data-data keuangan, analisis rasio mampu

menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk menilai kondisi

keuangan 

Analisis rasio pada dasarnya terdiri dari dua macam perbandingan, yaitu : 

1.  Perbandingan Eksternal (Cross Sectional Approach) yaitu dengan cara membandingkan rasio-rasio

keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari perusahaan lain yang

sejenis/industri (rasio industri) dalam waktu yang sama. 

2.  Perbandingan Internal (Time Series Analysis) yaitu dengan cara membandingkan rasio-rasio waktu-waktu

tertentu dengan rasio dari waktu-waktu sebelumnya dari perusahaan yang sama, cara ini akan membrikan

informasi rasio dari waktu kewaktu sehingga dapat diketahui perkembangannya dan untuk proyeksi dimasa

yang akan dating. 

Rasio-rasio keuangan dikelompokkan ke dalam lima kelompok dasar, yaitu: 

1.  Rasio Likuiditas 

Page 10: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 10/22

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban

 jangka pendeknya 

2.  Rasio Leverage (hutang) 

Rasio hutang digunakan untuk mengukur seberapa besar operasi perusahaan dibiayai dari hutang 

3.  Rasio Aktivitas 

Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam memanfaatkan sumber-

sumber dana yang ada. 

4.  Rasio Profitabilitas 

Yaitu rasio untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan laba. 

5.  Rasio Penilaian 

Yaitu nisbah untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai perusahaan. 

Rasio keuangan menurut Skousen, dkk (2001 : 69) bertujuan untuk menekan bahwa pembuatan dari laporan

keuangan oleh akuntan bukanlah akhir dari proses, tetapi awal. Laporan kemudian dianalisis oleh penanam

modal, kreditur, dan manajemen untuk mendeteksi tanda adanya kinerja yang kurang dan memperkirakan

 bagaimana perusahaan akan dilakujkan dimasan akan datang. 

Kebenaran untuk mengartikan rasio tergantung pada perbandingan nilai rasio perusahaan dengan nilai

untuk perusahaan yang sama dalam tahun sebelumnya, sama seperti untuk menilai perusahaan lain dalam

industri yang sama. “Suatu rasio mengungkapkan hubungan matematik antara suatu jumlah dengan jumlah

lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya” (Dwi Prastowo, 1995 : 54). 

Sedangkan untuk jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 

1.  Rasio Likuiditas 

2.  Rasio Rentabilitas 

2.1.7 Alat-alat Pengukur Kinerja 

Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan financial suatu perusahaan, perlu diadakan

interpretasi atau analisis terhadap data financial dari perusahaan yang bersangkutan, yang tercermin dalam laporan

keuangannya. 

1.  Rasio Likuiditas 

Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera

dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendek 

yang dimiliki (Brealey, Myer dan Marcus, 1995). Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas

 perusahaan aktiva lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban

 jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut likuid. 

Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi kreditur dan bagi pihak managemen , Rasio

likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada. Jadi rasio likuiditas mengukur kemampuan tersebut. Rasio

likuiditas merupakan indikator yang baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak. Ukuran

yang sering digunakan adalah Current ratio (CR) dan Quick (Acid-Test) Ratio (QR).  

1.  Current Rasio. 

Page 11: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 11/22

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancer jadi current rasio

merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan untuk 

membayar hutang yang segera harusdipenuhi dengan aktiva lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar 

dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila

rasio 1 : 1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.  

 Aktiva Lancar

Current Rasio =

Hutang Lancar

Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.Current ratio = 2,0 dapat dikategorikan bahwa

 perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini tergantung pada industrinya.Misalnya rasio 1,0

 baik bagi perusahaan public utility tetapi tidak baik bagi industri manufaktur.  

2.  Acid Test Rasio. 

Acid-Test Ratio adalah Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar 

yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio merupakan ukuran yang sama dengan current ratio, tanpa

memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudahdijual, dan kalaupun dijual biasanya dengan kredit/tidak tunai). Menunjukan kemampuan perusahaan untuk 

memenuhi hutang-hutangnya tanpa memperhitungkan persediaan 

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.

Semakin besar ratio ini semakin baik.Dengan ratio ini persediaan dianggap membutuhkan waktu yang relatif 

lama untuk direalisasikan menjadi uang. 

 Acid Test Rasio =

( Aktiva Lancar – Persedian )

Hutang Lancar

Page 12: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 12/22

Ratio ini dimulai lebih tajam daripada current ratio karena lainnya memperhitungkan aktiva lancar yang

sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick rationya rendah, hal ini menunjukan adanya investasi yang besar 

dalam persediaan. 

2.  Perputaran Piutang. Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan piutang dagang rata-

rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam

 piutang berputar dalam periode tertentu. 

Total Penjualan Kredit 

adi Tur n Over Receivable menunjukan posisi piutang serta taksiran umur / waktu pengumpulanya. 

Perputaran Piutang =

Piutang Rata-rata

Semakin tinggi ratio turn over menunjukan modal kerja yang tertanam dalam piutang rendah, sehingga

keuntungan bagi perusahaan.Sedangkan untuk mengetahui berapa hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat

ditagih (days of receivable ) adalah: 

Days of Receivable = Piutang Rata-rata x 360 atau 360 

Penjualan Kredit Perputaran Piutang 

Semakin tinggi ratio days of receivable menunjukan kelemahan bagian penagihan piutang. 

 Keterangan:1. Turn over menunjukan bahwa penagihan piutang rata-rata sebanyak 3 kali dalam satu

tahun.2. Days of receivable menunjukan bahwa rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang adalah

 selama 120 hari.3. Turn over 3 atau 300% berarti bahwa penjualan tahun tersebut sebesar 300% dari rata-rata

 piutang.4. Ratio 300% juga menunjukan bahwa Rp. 3 penjualan kredit maka sebesar Rp. 1 belum dapat ditagih

 sampai akhir tahun. 

2.  Perputaran Persediaan. 

Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian persediaan dalam satu tahun serta tersimpannya

 persediaan tersebut di dalam gudang.Pada perusahaan manufaktur terdapat tiga macam persediaan: 

a. RAW MATERIAL TURNOVER  = Cost of raw material used

Page 13: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 13/22

( Barang mentah ) Average raw material inventory 

 b. GOODS IN PROCESS TURNOVER = Cost of good manufactured

(Barang dalam proses) Average work in process inventory 

c. FINISHED GOODS TURNOVER = Cost Of Goods Sold

(Barang jadi ) Average finished goods inventory 

5.  Perputaran Modal Kerja. 

Untuk menganalisa posisi modal kerja dapat juga digunaka beberapa rasio lainnya, misalnya rasio antara

aktiva lancar dengan total aktiva,rasio antara tiap pos-pos dalam aktiva lancar dengan total aktiva lancar, rasio

antara total hutang lancar dengan total hutang lancar dan lain-lain. Maka perputararn modal kerja dapat

diformulasikan sebagai berikut : 

2.  Rasio Rentabilitas 

Dari laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan maka pihak manajemen perusahaan akan dapat

melakukan rencana-rencana untuk menentukan tujuan perusahaan. Salah astu rencana perusahaan adalah melakukan

analisa rentabilitas yang berkitan dengan peningkatan efisiensi kerja perusahaan. 

Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara laba diperoleh dalam operasi

 perusahaan dengan modal, dalam hal ini penulis akan mengemukakan beberapa pendapat antara lain : Menurut

 pendapat S. Munawir (2004 : 33), pengertian tentang rentabilitas sebagai berikut : ” Rentabilitas atau probabilitas

adalah menunjkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.” 

Page 14: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 14/22

Sedangkan menurut Bambang Riyanto (Bambang Riyanto, 1995 : 27) memberikan pengertian rentabilitas

adalah sebagai berikut : ”Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau

modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk 

menghasilkan laba selam periode tertentu.” 

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa rentabilitas suatu perusahaan merupakan

 pencerminan kemampuan modal perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena

rentabilitas merupakan pencermian efisiensi suatu perusahaan di dalam menggunakan modal kerjanya, maka cara

mengguankan tingkat rentabilitas untuk ukuran efisiensi suatu perusahaan merupakan cara yang baik.  

Dengan demikian jelaslah bahwa rentabilitas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu

 perusahaan, sebagai suatu usaha efisiensi di mana setiap perusahaan dalam operasinya selalu berusaha

meningkatkan labanya agar asset rentabilitas sesuai dengan standar. 

Menurut Abbas Kartadinata (1983 : 66), pada dasarnya profitablitas dapat di bagi dalam 2 jenis, yaitu :  

1.  Perbandingan laba terhadap penjualan. 

2.   perbandingan laba terhdap aktiva. 

Perbandingan antara laba dengan penjualan dikenal dengan profit on sales, sedangkan perbandingan antara

laba dengan aktiva dikenal dengan return on assets, sering juga disebut dengan rentabilitas. 

1.  Rentabilitas Ekonomis (Earning Power) 

Protabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dengan modal asing

yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001: 26) dengan

demikian profitabilitas ekonomi menujukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan seluruh modal yang

 bekerja didalamnya. Modal yang dipergunakan dalam menghitung profitabilitas ekonomi hanyalah modal yang

 bekerja dalam perusahaan demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas ekonomi hanya

laba yang berasal dari operasi perusahaan operating profit. Oleh karena itu, laba yang diperoleh diluar perusahaan

atau dari efek tidak diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas ekonomi, bagi perusahaan disamping laba

 profitabilitas merupakan masalah yang penting karena laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa perusahaan

tersebut telah dapat bekerja secara efesien. Efesiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan dengan modal

yang digunakan. 

Jadi yang dimaksud dengan rentalitas ekonomis adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal

sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut yang dinyatakan dalam prosentase.

Loek karena pengertian rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan maka rentabilitas

ekonimis dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modalnya yang ada untuk 

menghasilkan laba. 

”Rentabilitas ekonomi merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari keseluruhan modal, baik 

modal asing maupun sendiri yang diguakan menghasulkan laba tersebut”,  ( Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo, 1998 :

255). 

Laba yang besar bukanlah suatu ukuran bahwa perusahaan telah dapat bekerja dengan efisien. Efisien baru

dapat digunakan atau dengan menbandingakan laba yang diperoleh dengan modal yang digunakan atau dengan

menghitung rentabilitasnya. 

Menurut Bambang Riyanto (1995 : 30), bahwa tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis ditentukan oleh 2

(dua) faktor yaitu : 

1.  Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales, perbandingan mana

dinyatakan dengan persentase. 

Page 15: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 15/22

2.  Turnover of operating assets (tingkatan perputaran aktiva usaha) yaitu kecepatan perputaran operating

assets dalam suatu periode tertntu. Turnover tersebut dapat ditentukan dengan membagi antara net sales

dengan operating assets. 

Untuk dapat meningkatkan rentabilitas ekonomisatau earning power dari suatu perusahaan, terdapat faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi earning power adalah sebagai berikut : 

1.  Profit margin 

Yang dimaksud dengan profit margin adalah perbandingan antara net operating income dengan sales atau

 penjualan bersih dan dinyataka dalam persentase, yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 

2.  Turnover operating asset ( Tingkat perputaran modal usaha ) 

Yaitu denagn cara membandingkan antara net sales atau penjualan bresih dengan operating asset atau

modal usaha, dan dapat dirumuskan sebagai berikut : 

Dengan dasar kedua faktor di atas, maka secara matematis dapat diketahui besarnya rentabilitas ekonomi

yaitu hasil kali profit margin dan turnover of operating assets. 

Apabila ingin memoerbesar rentabilitas ekonomi dengan memperbesar  profit margin, ini berarti hubungan

dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi di bidang produksi, penjualan dan pembenahan administrasi. Sedangkan

untuk memperbesar rentabilitas ekonomi dengan memperbesar turnover of operating assets, dan berhubungan

dengan kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.  

2. Rentabiltas modal sendiri 

Page 16: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 16/22

Yang dimaksud dengan rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba dengan modal

sendiri di pihak lain, atau denan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan

dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Namin dalam perhitunagn laba

disini ada perbedaan dengan rentabilitas ekonomi laba yang diperhitungkan adalah laba yang berasal dari operasi

 perusahaan, sedangkan laba yang diperhitungkan dalam rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah

dikurangi dengan bunga modal asing atau pinjaman dan pajak perseroan. Dengan demikian maka jelaslah perbedaan

antara rentabilitas ekonomis dengan rentabilitas mosal sendiri baik dari segi modal yang diperhitungkan ataupun

dari laba yang dipergunakn untuk menentukan tingkat rentabilitas bagi suatu perusahaan. 

Menurut Bambang Riyanto (1995 : 28), rentabilitas juga di bedakan menjadi 2 macam, yaitu : 

1.  Rentabilitas ekonomis ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang

digunakn untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam proses. 

Rentabilitas ekonomis dapat pula di artikan sebagai perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri

dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.

Rentabilitas ekonomis sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba.

Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomis hanyalah laba yang berasal dari operasi

 perusahaan atau disebut dengan laba usaha. Sedangkan laba yang berasal dari luar usaha tidaklah

diperhitungkan. Begitu pula dengan modal, modal yang digunakan hanyalah modal yang bekerja dalam

 perusahaan sedangkan modal yang berasal dari luar perusahaan tidak diperhitungkan. 

A dapun rumusnya dapat dilihat sebagai berikut: 

2.  Rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha ialah perbandingan antara jumlah laba tersedia bagi

 pemilik modal sensiri di satu pihak, jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba di pihak lain atau

dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang

 bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Dapat dirtikan juga sebagai perbandingan antara

 jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang

menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Atau dengan kata lain merupakan kemampuan suatu perusahaan

dengan modal sendiri yang bekerja untuk menghasilkan keuntungan. Sehingga rumusnya adalah sebagai

 berikut: 

Maka rentabilitas modal sendiri dapat diformulasikan sebagai berikut :  

2.1.8 Kinerja 

Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur dengan cara menganalisis laporan keuangan

yang tersedia. Melalui analisis laporan keuangan, keadaan dan perkembangan financial  perusahaan serta hasil-hasil

Page 17: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 17/22

yang telah dicapai perusahaan dapat diketahui, baik di waktu lampau maupun di waktu yang sedang berjalan

sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan. 

A. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja 

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. 

Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang

telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan

 barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan

efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. 

Berdasarkan keputusan menteri keuangan Republik Indonesia No. 740/KMK.00/1989 tanggal 28 januari

1989 tentang peningkatan efisiensi dan produktivitas badan usaha milik negara, disebutkan bahwakinerja adalah

 prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan

 perusahaan. 

Kinerja ( performance) suatu bank berarti bagaimana kemampuan bank dalam mengeelola dana masyarakat

yang dipercayakan kepadanya, tolak ukur yang dapat digunakan antara lain laba yang dihasilkan, pinjaman yangdiberikan dan lain-lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi tolak ukur dari kinerja bank adalah EVA ( Economic

Value Added ) atau nilai tambahan ekonomis yang diperoleh bank. 

2.  Tujuan Pengukuran Kinerja 

Tujuan pengukuran dan penilaian kerja adalah memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi

dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang

diinginkan. Selain itu, penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk 

merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya

serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Mulyadi, 2001).  

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan

kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi. 

Tujuan daripada pengukuran kinerja perusahaan adalah untuk mengetahui: 

1.  Tingkat likuiditas, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus

dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. 

2.  Tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek 

maupu jangka panjang. 

3.  Tingkat rentabilitas/profitabilitas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan laba pada periode tertentu.  

4.  Stabilitas usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk 

membayar tingkat bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan perusahaan untuk 

membayar dividen secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis

keuangan (Munawir, 2000). 

Jadi penilaian kinerja dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana aktifitas bisnis telah dijalankan sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan strategis serta untuk mencegah pemborosan.  

Page 18: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 18/22

2.2 Penelitian Sebelumnya. 

 Nama peneliti : Devi Indah Sari 

Judul penelititan : Analisis Rasio Likuiditas dan RASIO rentabilitas untuk  

Menilai Kinerja Perusahaan pada PT. Berlian Maju Motor  

Objek penelitian : PT. Berlian Maju Motor  

Hasil pernelitian : Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa PT Berlian Maju Motor memilikiefisiensi

yang semakin menurun. Hal tersebut tampak dari meningkatnya beban usaha,

namun tidak diikuti oleh peningkatan penjualan. Keadaan yang demikian

 berakibat pada menurunnya laba bersih perusahaan, selain itu berdasrkan

analisis rasio, kinerja PT Berlian Maju Motor cendrung menurun.  

 Nama Peneliti : Yaumil Nikmat, M. Pd 

Judul peneliti : Analisis Rentabilitas untuk Mengukur Efisiensi Kinerja Perusahaan pada CV Pandan Harum di

Balikpapan. 

Objek penelitian : CV Pandan Harum di Balikpapan 

Hasil penelitian : Berdasarkan hasil analisa data yang telah diuraikan terdahulu dapatlah penulis memberikan

kesimpulan sebagai berikut : 

1.  CV Pandan Harum Balikpapan, mulai berdiri tahun 1989 sampai sekarang sudah mengalami perkembangan

yang cukup baik, dari segi manajemen maupun dari produk yang di hasilkan. 

2.  Dalam perkembangan usahanya pada tahun 1998,1999 sampai tahun 2000 telah terjadi penurunan tingkat

rentabilitas dikarenakan biaya operasional yang cukup tinggi dibandingkan keuntungan yang dicapai. 

3.  Dari hasil analisis pembuktian hipotesis maka dapat diketahui bahwa setelah diadaka perbaikan terhadap

sistem manajemen keuangannya yakni melalui penekanan biaya operasional diharapkan tingkat

 profitabilitas dapat tercapai 

2.3 Kerangka Pikir Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari

PT.Fastfood Indonesia, Tbk(KFC),berupa laporan keuangan perusahaan yang berupa laporan labarugi dan laporan

neraca. Kemudian data-data tersebut dianalisis dengan dengan menggunakn analisis rasio likuiditas dan analisis

rasio rentabilitas. Dalam hal ini, analisis rasio likiuditas mencakup current rasio, acid test rasio, perputaran piutang,

 perputaran persediaan, dan mancakup rasio rentabilitas ekonomis (earning power) dan rasio rentabilitas modal

sendiri. Setelah diketahui masing-masing likuiditas dan rentabilitasnya, maka akan dilakukan intrepretasi hasil

 pengolahan data tersebut untuk mengetahui kinerja pada PT. Fastfood Indonesia, Tbk(KFC). 

Berikut adalah bagan yang menggambarkan kerangka pikir : 

Gambar 1 

Kerangka Pikir 

Page 19: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 19/22

 

BAB III 

METODE PENELITIAN 

1.  Objek Penelitian 

Adapun penelitian yang peneliti pilih adalah PT. Fastfood Indonesia Tbk . PT. Fastfood Indonesia

Tbk.Adalah sebuah badan usaha yang didirikan oleh Kelompok Gelael pada tahun 1978, dan dengan bergabungnya

Kelompok Salim pada tahun 1990, terdaftar sebagai perusahaan public pada tahun 1994. operasi restoran pertama

 pada bulan Oktober 1979 berawal dari pembukuan restoran pertama di Jalan Melawai, Jakarta. Suskses restoran

QSR (Quick Service Restaurant) asing pertam aini kemudian diikuti dengan penambahan ini kemudian diikuti

Page 20: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 20/22

dengan penambahan restoran ke kota-kota besar lainya di Indonesia. Sebagai pemegang hak waralaba tunggal pada

saat ini, Perseroan terus membangun KFC brand, dan berbekal 26 tahun kesuksesannya di bidang ini telah

menjadikan KFC pemimpin pasar restoran cepat saji yang dominant dan dikenal luas. Pada saat ini memiliki 270

restoran termasuk 1 unit mobile catering yang terbesar di 60 kota di Indonesia, dan memperkerjakan 10.293

karyawan dengan total penjualan lebih dari Rp. 1,276 triliun pada akhir 2006.  

Perseroan terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 

79,54% yang dimiliki oleh PT. Gelael Pratama (43,84%) dan PT Megah Eraraharja (35,84%), dan sisa saham lainya

sebesar 20,32% adalah milik Pershing Lic Main Costody Accc (10,31%), dan lain-lain (10,01%). PT Gelael Pratama

dimiliki oleh Kelompok Gelael sebagai pendiri KFC di Indonesia, sementara PT Megah Eraraharja (35,84%) adalah

anak perusahaan Kelompok Salim yang bergabung dengan Perseroan sebagai pemegang saham mayoritas pada

tahun 1990. 

Berikut adalah Struktur kepemilikan dan Franchise Relationship PT. Fastfood Indonesia Tbk :  

MANAJEMEN 

Komisaris :  - Anthony Salim 

- Elizabeth Gelael 

- Benny S Santoso 

- Rudy Tanudjaja Saputra 

- Anton Aditya Subowo 

- Ken Laksono 

Direktur Utama :  -Dick Gelael 

Wakil Direktur Utama :  -Fery Noviar Yosaputra 

Direktur :  - Ricardo Gelael 

- Adhi Indrawan 

- Leonny Elimin 

Page 21: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 21/22

 

Justinus J Juwono

2.  Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 

1.  data kuantatif, yaitu data berupa angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu,yaitu

laporan keuangan perusahaan (neraca dan laporan laba rugi ). 

2.  data kuantitatif, yaitu data yang tidak dinyatakan dalm bentuk angka, seperti sejarah singkat perusahaan

dan bidang usaha perusahaan. 

Adapin sumber data dalam penelititan ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang diperoleh

dari situs internet ( www.idx.co.id ) 

3.  Teknik Pengumpulan Data 

Teknik pegumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, yakni pengumpulan data yang dilakukan

dengan memepelajari dokumen atau arsip-arsip dari perusahaan ataupun data-data yang berkaitan dengan keperluan

 penelitian. 

4.  Populasi dan Sampel 

Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh perusahaan yang terdaftar di BEJ. Penelitian ini

menggunakan sampel PT. Fastfood Indonesia, Tbk. ( KFC ), yaitu perusahaan yang telah terdaftar di BEJ. 

5.  Definisi Operasional 

Berdasarkan perumusan masalah dan model analisis, maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalh sebagai berikut : 

1.  current rasio, yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi dengan aktiva

lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan

 perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. 

2.  Acid Test Rasio, yaitu Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva

lancar yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio merupakan ukuran yang sama dengan current ratio,

tanpa memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta lancar yang paling tidak likuid karena tidak 

mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya dengan kredit/tidak tunai). 

3.  Perputaran Piutang, adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan piutang dagang

rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang tertanam

dalam piutang berputar dalam periode tertentu. 

4.  Perputaran Persediaan, Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian persediaan dalam satu

tahun serta tersimpannya persediaan tersebut di dalam gudang. 

Page 22: Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

7/15/2019 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis Dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-rasio-likuiditas-rasio-rentabilitas-ekonomis-dan-rentabilitas-modal 22/22

5.  Perputaran Modal Kerja, yaitu untuk menganalisa posisi modal kerja dapat juga digunaka beberapa rasio

lainnya, misalnya rasio antara aktiva lancar dengan total aktiva,rasio antara tiap pos-pos dalam aktiva

lancar dengan total aktiva lancar, rasio antara total hutang lancar dengan total hutang lancar dan lain-lain.  

6.  Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales, perbandingan mana

dinyatakan dengan persentase. 

7.  Turnover of operating assets (tingkatan perputaran aktiva usaha) yaitu kecepatan perputaran operating

assets dalam suatu periode tertntu. Turnover tersebut dapat ditentukan dengan membagi antara net sales

dengan operating assets. 

8.  Rentabilitas Ekonomis (Earning Power), yaitu perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan

modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut yang dinyatakan dalam prosentase. 

9.  Rentabiltas modal sendiri, perbandingan antara jumlah laba dengan modal sendiri di pihak lain, atau

dengan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal

sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. 

6.  Teknik Analisa Data 

Teknik analisis data dengan menggunakan rasio likuiditas terbaginatas, yaitu: 

1.  Current Rasio 

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancer jadi current rasio

merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan untuk 

membayar hutang yang segera harusdipenuhi dengan aktiva lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar 

dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila

rasio 1 : 1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.  

Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.Current ratio = 2,0 dapat dikategorikan bahwa

 perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini tergantung pada industrinya. Misalnya rasio

1,0 baik bagi perusahaan public utility tetapi tidak baik bagi industri manufaktur.  

2.  Acid Test Rasio 

Acid-Test Ratio adalah Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar 

yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio merupakan ukuran yang sama dengan current ratio, tanpa

memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudah

dijual, dan kalaupun dijual biasanya dengan kredit/tidak tunai). 

R  asio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.Semakin besar ratio ini semakin baik.Dengan ratio ini persediaan dianggap membutuhkan waktu yangrelatif lama untuk direalisasikan menjadi uang. 

Ratio ini dimulai lebih tajam daripada current ratio karena lainnya memperhitungkan aktiva lancar yang

sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick rationya rendah, hal ini menunjukan adanya investasi yang besar 

dalam persediaan.