rencana penyuluhan diare

11
1 BAB I IDENTIFIKASI MASALAH 1.1 Latar Belakang Permasalahan Setiap manusia tentu tidak ingin terkena suatu penyakit, tetapi di dunia yang semakin berkembang ini, semakin berkembang pula kemampuan suatu agent untuk menginfeksi suatu penyakit pada diri manusia yaitu bagi tubuh yang memiliki imun yang lemah terutama pada bayi dan balita. Menurut hasil survey beberapa dekade tahun ini para wanita yang telah menikah rata-rata banyak yang memilih menjadi wanita karir dibandingkan hanya menjadi Ibu Rumah tangga (RT). hal ini dapat kita lihat dari banyaknya seorang ibu yang memilih untuk menyewa baby sitter atau pengasuh anak untuk menjaga buah hati mereka. Dengan demikian bayi mereka pun hanya diberi susu formula, padahal bayi dan balita sangat memerlukan ASI untuk membantunya dalam pembuatan imun, agar tidak mudah terserang penyakit terutama Diare. Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun ke tahun. Pada dasarnya orang menyepelekan penyakit diare, tapi tahukah anda bahwa diare dapat menyebabkan kematian pada anak-anak? Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahun karena diare, sebagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang. Penyakit diare ini adalah penyakit yang multifaktoral, dimana dapat muncul akibat tingkat pendidikan dan social ekonomi yang kurang serta akibat kebiasaan atau budaya masyarakat yang salah. Salah satu penyebab masih tingginya angka kesakitan dan kematian tersebut karena: Kondisi kesehatan lingkungan yang belum memadai Rendahnya ketersediaan air bersih Sanitasi buruk Perilaku hidup tidak sehat terutama perilaku BABS (Buang Air Besar Sembarangan) Perilaku masyarakat terutama anak-anak yang enggan mencuci tangan dan Rendahnya pengetahuan mengenai diare Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua

Upload: cintia-risma-yuliani

Post on 22-Oct-2015

496 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA PENYULUHAN DIARE

1

BAB I

IDENTIFIKASI MASALAH

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Setiap manusia tentu tidak ingin terkena suatu penyakit, tetapi di dunia yang semakin

berkembang ini, semakin berkembang pula kemampuan suatu agent untuk menginfeksi suatu

penyakit pada diri manusia yaitu bagi tubuh yang memiliki imun yang lemah terutama pada

bayi dan balita. Menurut hasil survey beberapa dekade tahun ini para wanita yang telah

menikah rata-rata banyak yang memilih menjadi wanita karir dibandingkan hanya menjadi

Ibu Rumah tangga (RT). hal ini dapat kita lihat dari banyaknya seorang ibu yang memilih

untuk menyewa baby sitter atau pengasuh anak untuk menjaga buah hati mereka. Dengan

demikian bayi mereka pun hanya diberi susu formula, padahal bayi dan balita sangat

memerlukan ASI untuk membantunya dalam pembuatan imun, agar tidak mudah terserang

penyakit terutama Diare. Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia, Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare

dari tahun ke tahun. Pada dasarnya orang menyepelekan penyakit diare, tapi tahukah anda

bahwa diare dapat menyebabkan kematian pada anak-anak? Di dunia, sebanyak 6 juta anak

meninggal setiap tahun karena diare, sebagian kematian tersebut terjadi di negara

berkembang. Penyakit diare ini adalah penyakit yang multifaktoral, dimana dapat muncul

akibat tingkat pendidikan dan social ekonomi yang kurang serta akibat kebiasaan atau budaya

masyarakat yang salah. Salah satu penyebab masih tingginya angka kesakitan dan kematian

tersebut karena:

Kondisi kesehatan lingkungan yang belum memadai

Rendahnya ketersediaan air bersih

Sanitasi buruk

Perilaku hidup tidak sehat terutama perilaku BABS (Buang Air Besar Sembarangan)

Perilaku masyarakat terutama anak-anak yang enggan mencuci tangan dan

Rendahnya pengetahuan mengenai diare

Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di

Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap

harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan

penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua

Page 2: RENCANA PENYULUHAN DIARE

2

umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6 – 2 kali per tahun.

Oleh karena itu keberhasilan menurunkan diare sangat bergantung dari sikap setiap anggota

masyarakat, terutama membudayakan penggunaan larutan oralit dan cairan rumah tangga

pada anak yang menderita diare. Saat ini sedang digalakan dan dikembangkan pada

masyarakat luas untuk menanggulangi diare dengan upaya rehidrasi oral (oralit) dan ternyata

dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat diare.

Menurut data Profil Kesehatan Puskesmas Singandaru tahun 2012 kasus diare menduduki

kasus terbanyak kedua setelah ISPA yang terjadi di wilayah Singandaru. Berikut penyakit

yang terjadi di wilayah singandaru tahun 2012:

PENYAKIT JUMLAH KASUS

ISPA

3210

umur 1-5 tahun sebesar 1333

umur >5 tahun sebesar 1877

Diare 1185

paling banyak diderita oleh bayi dan balita umur 1-5 tahun

Pneumonia 280

TB Paru 29

Kusta 5

DBD 2

Campak 1

IMS 1

AKB 17

AKI 0

Berdasarkan uraian diatas maka kami mengambil kasus diare yang merupakan salah satu

penyakit endemic di Indonesia sebagai tugas kami untuk membuat perencanaan kegiatan

dalam hal meminimalisir angka kesakitan dan kematian pada anak-anak akibat diare. Dari

tabel diatas sebanyak 1185 balita yang terkena diare terdapat di tiga kelurahan, yakni

Kelurahan Kagungan 436 balita, Kelurahan Lontar Baru 377 balita, dan Kelurahan Kota Baru

372 balita.

Page 3: RENCANA PENYULUHAN DIARE

3

1.2 Prioritas masalah

Masalah yang diambil adalah tentang meningkatkan pengetahuan mengenai diare pada

masyarakat Kelurahan Kagungan. Karena di Kelurahan Kagungan kejadian terkena diare

merupakan angka tertinggi yaitu 433 balita.

1.3 Manfaat Rencana Program

1) Manfaat Ilmiah

Rencana program ini dapat memperkaya pengetahuan bagi kami khususnya sebagai

penulis, dan pembaca pada umumnya.

2) Manfaat Institusi

Rencana program ini diharapkan dapat menjadi salah satu motivasi dan bahan

masukan bagi Dinas Kesehatan, khususnya puskesmas Singandaru serta pihak lain

dalam menentukan kebijakan untuk menekan dan menangani kasus diare pada bayi

dan balita.

3) Manfaat Praktis

Untuk mengetahui dan mendapatkan pengalaman yang nyata dalam melaksanakan

program penanggulangan diare khususnya mengenai beberapa faktor yang

berhubungan dengan penyebab diare.

1.4 Perencanaan Kegiatan

Mengacu pada latar belakang tersebut maka kegiatan yang akan direncanakan adalah

Penyuluhan kepada perorangan dan kelompok masyarakat diarahkan pada penyuluhan

untuk mencegah dan menanggulangi diare secara benar. Kami memilih menggunakan

penyuluhan karena dirasa lebih efektif, dibandingkan hanya memberi leaflet.

1.5 Acara Kegiatan

No Waktu Tempat Kegiatan Pihak yang

terlibat Sasaran

1

Senin, 13 Januari

2014

Pukul 09.00 WIB

s/d selesai

Pustu

Kelurahan

Kagungan

Advokasi

Staf

puskesmas

Mahasiswa

Ketua RW

Ketua RT

Kader

2

Selasa, 14 Januari

2014

Pukul 09.00 –

10.00 WIB

Pustu

Kelurahan

Kagungan

Penyuluhan

tentang

diare

Staf

Puskesmas

Mahasiswa

Kader

Ibu-ibu yang

memiliki

bayi dan

balita

Page 4: RENCANA PENYULUHAN DIARE

4

1.6 Tujuan Kegiatan

1) Advokasi

Mendapatkan izin dari pihak setempat untuk melakukan kegiatan yang direncanakan.

2) Penyuluhan

Memberikan pendidikan dan informasi kepada ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita

tentang pencegahan dan penanggulangan diare serta bahaya diare pada bayi dan

balita

BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN ATAU KEGIATAN

2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum setelah dilakukan penyuluhan tentang diare di Desa Kagungan, diharapkan

warga dapat memahami tentang pencegahan penyakit diare.

2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khususnya adalah sebagai berikut:

Setelah 60 menit penyajian materi diharapkan masyarakat dapat :

Masyarakat mampu menjelaskan pengertian diare

Masyarakat dpat memberi informasi tentang penyakit diare akibat tidak memperhatikan

kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat

Masyarakat dapat mengenal tanda dan gejala dari penyakit diare

Masyarakat dapat menyebutkan penyebab dari penyakit diare

Masyarakat mampu menjelaskan cara pencegahan penyakit diare

BAB III

PENETAPAN PERILAKU YANG DIHARAPKAN

Seluruh sasaran diharapkan dapat memahami dan melaksanakan upaya pencegahan diare

serta timbulnya kesadaran untuk merubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat

Page 5: RENCANA PENYULUHAN DIARE

5

BAB IV

SUMBER-SUMBER POTENSIAL YANG DIPERLUKAN

4.1 Petugas-petugas yang dilibatkan:

1. Ketua RW

2. Ketua RT

3. Staf Puskesmas (ahli gizi dan ahli kesmas)

4. Mahasiswa

5. Kader

4.2 Kebutuhan alat-alat untuk menunjang kegiatan:

1. Laptop

2. Infocus

3. Leaflet

4. Poster

Page 6: RENCANA PENYULUHAN DIARE

6

BAB V

RENCANA OPERASIONAL PENDIDIKAN

Rencana yang akan kami lakukan adalah penyuluhan dan penanganan mengenai diare yang

bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat.

Hari/Tanggal : 14 Januari 2014

Waktu : 09.00 – 10.00 WIB

Topik Kegiatan : Penyuluhan kesehatan tentang penyakit diare

Tempat : Didepan pustu desa Kagungan

Sasaran : Masyarakat umum desa Kagungan

Jumlah : 40 orang

Anggaran :

Media yang digunakan:

Laptop

Laptop berfungsi sebagai alat yang membantu dalam penyajian materi

Infocus

Infocus berfungsi sebagai menampilkan slide power point

Leaflet

Leaflet ditujukan untuk membantu menjelaskan materi yang akan disampaikan. Leaflet

akan berisi penjelasan mengenai pengertian diare, gejala diare, penyebab diare, bahaya

diare dan pencegahan diare.

Poster

Poster ditujukan agar mengundang perhatian masyarakat untuk membaca mengenai diare.

Kamera digital

Kamera digital berfungsi untuk mendokumentasikan kegiatan

PENGELUARAN JUMLAH

Leaflet Rp. 40.000

Poster Rp. 35.000

Konsumsi dan hadiah peserta Rp. 200.000

Jumlah Rp. 275.000

Page 7: RENCANA PENYULUHAN DIARE

7

Metode yang digunakan:

1) Ceramah

2) Tanya – Jawab

Rencana jadwal kegiatan penyuluhan diare adalah sebagai berikut:

Waktu Acara Deskripsi

09.00 – 09.05

09.05 – 09.15

09.15 – 09.30

09.30 – 09.40

09.40 – 09.50

09.50 – 09.55

09.55 – 10.00

Pembukaan

Pre test

Penyampaian

materi

Diskusi

Materi penutup

Post test

Penutupan

Penyuluh membuka acara didahului berkenalan.

Para peserta penyuluhan mengisi test awal tentang

Diare

Penyuluh memberikan materi tentang diare, gejala

diare, penyebab diare, pencegahan diare, dan

pengobatan

Penyuluh memimpin diskusi tentang materi yang

telah disampaikan

Penyuluh menegaskan kembali materi-materi yang

ingin disampaikan dan kesimpulan yang dapat

diambil

Peserta penyuluhan mengisi test akhir setelah

pemberian materi

Page 8: RENCANA PENYULUHAN DIARE

8

BAB VI

RENCANA EVALUASI DAN PENILAIAN

6.1 Evaluasi Untuk Penyuluh

Dalam penyuluhan dilakukan oleh pembimbing di puskesmas ditinjau dari beberapa

indicator seperti kesesuaian materi, penyampaian materi, kesesuaian metode, penggunaan

media, dan efektifitas waktu. Penilaian dilakukan pada saat proses penyuluhan sedang

berlangsung.

6.2 Evaluasi Bagi Peserta/masyarakat Penyuluhan

Evaluasi yang kami lakukan adalah evaluasi secara langsung yaitu melalui tanya jawab

sesudah (post test) dan sebelum (pre test) penyuluhan mengenai materi yang akan

disampaikan. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat penyerapan informasi dari

peserta selama proses penyuluhan. Selain itu kami juga memperhatikan perubahan yang

terjadi pada masing-masing individu yang telah mengikuti penyuluhan. Evaluasi ini kami

lakukan untuk mengetahui keberhasilan suatu usaha penyuluhan kami, dalam hal ini

keberhasilan harus sesuai dengan rencana yang telah disusun. Karena itu evaluasi juga

termasuk penilaian proses yang berlangsung, tidak hanya sekedar membandingkan hasil

pencapaian tujuan penyuluhan.

6.3 Evaluasi sebelum dan setelah penyuluhan

Metode evaluasi yang digunakan adalah tanya jawab

Kriteria Hasil:

1) Struktur:

a. Leader, Memimpin segala proses sebelum dan sampai selesai penyuluhan

b. Co Leader, membantu leader

c. Pemateri, Mempersiapan materi sesuai dengan apa yang diharapkan,semua meteri

dijelaskan kepada sasaran.

d. Fasilitator, Mempersiapkan ruangan, media penyuluhan, sasaran, kontrak waktu

telah sesuai dengan kebutuhan.

e. Observer, Mengamati jalannya penyuluhan, reaksi audience, mengamati

keberhasilan penyuluhanan.

f. Media penyuluhan lengkap dan dapat berfungsi dengan optimal.

Page 9: RENCANA PENYULUHAN DIARE

9

g. Penyuluh melakukan fungsinya dengan baik.

h. Lokasi penyuluhan dapat dengan mudah dijangkau dan tersedia fasilitas yang

memadai untuk penyuluhan.

2) Proses:

Kegiatan penyuluhan berlangsung secara kondusif

Sasaran memperhatikan saat diberikan pendidikan kesehatan

Sasaran aktif bertanya

Sasaran mampu mengulangi materi yang disampaikan penyaji

Sasaran mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir

3) Hasil:

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta penyuluhan mampu:

a. Menjelaskan pengertian diare.

b. Menyebutkan macam-macam diare.

c. Menjelaskan penyebab diare.

d. Menyebutkan tanda atau gejala diare

e. Menjelaskan cara penularan diare

f. Menyebutkan akibat dari diare.

g. Menjelaskan tentang pencegahan diare.

Sasaran mampu menjawab pertanyaan

a) > 80 % = Berhasil

b) 50 – 80 % = Cukup

c) < 50 % = Kurang berhasil

4) Isi materi:

Padat dan jelas

Materi pembahasan sesuai dari awal hingga akhir

Page 10: RENCANA PENYULUHAN DIARE

10

6.4 Penilaian

Untuk memantau sejauh mana keberhasilan penyuluhan kami, maka kami mengadakan

penilaian rutin tiap 3 bulan sekali dan Penilaian meliputi semua aspek program, termasuk

reaksi masyarakat terhadap program tersebut. Dikatakan kegiatan kami berhasil jika

adanya penurunan diare dan perubahan perilaku hidup sehat dikawasan tersebut dan

dikatakan gagal apabila tidak ada perubahan mengenai kasus diare dan perubahan

perilaku dari masyarakat. Jika gagal maka kami akan menggunakan metode lain seperti

bimbingan konseling, pemberian stiker mengenai pentingnya PHBS untuk masing-masing

keluarga dan menganjurkan untuk menempelkan stiker tersebut ditempat yang sering

terlihat.

Page 11: RENCANA PENYULUHAN DIARE

11

DAFTAR PUSTAKA

Profil Puskesmas Singandaru, 2012.

Suharyono, 1991. Diare Akut Klinik dan Laboratorik. Cetakan Pertama, Jakarta: Rhineka

Cipta.

Departemen Kesehatan RI. 1992, Diare dan Upaya Pemberantasannya. Dirjen P3M.

Jakarta.

http://kesmas21.blogspot.com/2013/06/proposal-program-penyuluhan-diare_2.html

http://marsupilami13.blogspot.com/2013/04/satuan-acara-penyuluhan-diare.html

http://kumpulansapdanleaflet.blogspot.com/2011/07/satuan-acara-penyuluhan-diare.html

http://muhsyafar.blogspot.com/2010/11/satuan-acara-penyuluhan-penyakit-diare.html