rencana pembangunan rs

Upload: rickywibisono

Post on 04-Mar-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

deskripsi

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

PAGE

BAB II PENGERTIAN DASAR RUMAH SAKIT2.1Rumah Sakit

Pengertian Rumah Sakit

a. Departemen Kesehatan RI

Suatu kompleks atau ruangan-ruangan yang digunakan untuk menampung atau merawat orang sakit atau bersalin.

Kamar-kamar orang sakit yang berada dalam perumahan khusus, seperti rumah sakit khusus, rumah bersalin, lembaga masyarakat. Rumah sakit yang melaksanakan pelayanan dan adanya ahli-ahli dalam rumah sakit disertai dengan implementasi komponen pelengkapnya.

Sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitasi) secara paripurna.

b. W.H.O (World Health Organization)Menurut WHO Rumah Sakit adalah organisasi terpadu dari bidang sosial dan medik yang berfungsi sebagai pusat pemberi pelayanan kesehatan, baik pencegahan penyembuhan dan pusat latihan dan penelitian biologi-sosial.

c. Rumah Sakit adalah suatu fasilitas umum (public facility) yang berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan meliputi pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan kesehatan secara paripurna.

Penggolongan Rumah Sakit (Peraturan Menteri Kesehatan RI Tentang Rumah Sakit, BAB I Ketentuan Umum, Pasal 1)

a. Berdasarkan Bentuk Pelayanan Rumah Sakit Umum

Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai sub spesialistik.

Rumah Sakit Khusus Rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu.

b. Berdasarkan Jumlah Tempat Tidur, Pemilik, dan Pengelola :

Rumah sakit kelas A

1000-1500 tempat tidur, pemilik dan pengelola Pemerintah (Depkes).

Rumah sakit kelas B

400-1000 tempat tidur, pemilik dan pengelola Pemerintah Dati I _di Ibu kota propinsi).

Rumah sakit kelas C

100-300 tempat tidur, pemilik dan pengelola Pemerintah Dati II/III, memiliki minimal 4 cabang spesialis.

Rumah sakit kelas D

25-100 tempat tidur, pemilik dan pengelola Pemerintah Dati I/II/III, umum.

Rumah sakit kelas E

Pelayanan kesehatan tertentu (kusta, paru-paru, bersalin, dan lain-lain).

c. Berdasarkan Kepemilikan dan Penyelenggaraan

1. Rumah Sakit Pemerintah

Rumah sakit yang dibiayai, dipelihara, dan diawasi oleh Departemen Kesehatan, Pemerintah Daerah, ABRI, dan departemen lain, termasuk BUMN. Misalnya Rumah Sakit Umum Pusat, Provinsi, Kabupaten dan lokal. Usaha ini dijalankan berdasarkan usaha sosial.2. Rumah Sakit Swasta

Rumah sakit yang dijalankan oleh suatu yayasan atau swata lain yang umumnya juga berdasarkan sosial serta tujuan ekonomi (mencari keuntungan).

Persyaratan Penyelenggaraan Rumah Sakit

Berdasarkan kepemilikannya, rumah sakit dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta. Pada dasarnya, peraturan yang dilakukan pada kedua jenis rumah sakit tersebut sama, namun ada beberapa peraturan yang membedakannya. Misalnya penyelenggaraan rumah sakit bertujuan untuk memberikan pelayanan penyembuhan penyakit, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pemulihan kesehatan individu yang bermutu, efisien, efektif, dan merata; Rumah sakit wajib mempunyai ruangan untuk penyelenggaraan rawat jalan, rawat inap minimal 25 tempat tidur, rawat darurat, penunjang medik dan non-medik; Kelas pelayanan rumah sakit terdiri dari kelas VIP, kelas I, kelas II, kelas III.

Berikut adalah perbedaan persyaratan penyelenggaraan Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta.

a. Pemerintah

Rumah sakit pemerintah dimiliki dan diselenggarakan oleh:

1. Departemen Kesehatan

2. Pemerintah Daerah

3. ABRI

4. Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah terdiri dari:

a. Kelas A mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub-spesialistk luas.

b. Kelas B II mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayana medik spesialistik luas dan sub-spesialistik terbatas.

c. Kelas B I mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik sekurang-kurangnya 11 jenis spesialistik.

d. Kelas C mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik sekurang-kurangnya spesialistik 4 dasar lengkap.

e. Kelas D mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik dasar.

Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah ditentukan berdasarkan tingkat fasilitas dan kemampuan pelayanan dalam bidang kekhususannya dan ditetapkan tersendiri oleh Menteri Kesehatan.

b. Swasta Rumah sakit swasta diselenggarakan berasaskan kemandirian dengan prinsip wirausaha dengan tetap melaksanakan fungsi sosial.

Kepemilikan rumah sakit berbentuk yayasan, Perseroan Terbatas (P.T), koperasi dan atau badan hokum lainnya.

Rumah sakit swasta harus memenuhi persyaratan standar bangunan, prasarana, dan peralatan sesuai dengan jenis dan klasifikasi rumah sakit, meliputi :

1. Lokasi atau letak bangunan prasrana harus sesuai dengan rencana umum tataruang dan terhindar dari pencemaran.

2. Bangunan, prasarana, peralatan, harus dalam kondisi terpelihara dan memenuhi standar keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan kerja.

3. Memenuhi persyaratan teknis bengunan, prasarana, peralatan, dan dampak lingkungan internal dan eksternal.

4. Peralatan medik harus memenuhi persyaratan pengujian/kalibrasi.

Rumah sakit swasta dalam memberikan pelayanan harus menjamin hak-hak pasien. Rumah sakit swasta wajib menyelenggarakan peningkatan mutu pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Rumah sakit swasta wajib mempunyai komite medik dan komite keperawatan.

Rumah sakit swasta wajib merujuk pasien ke rumah sakit yang lebih mampu pelayanannya apabila rumah sakit tersebut tidak mampu menangani pasien tersebut.

Bentuk pelayanan rumah sakit swasta adalah rumah sakit umum dan rumah sakit khusus.

Rumah sakit khusus swasta diklasifikasikan menjadi rumah sakit khusus swasta pratama dan madya.

Setiap rumah sakit swasta wajib melaksanakan fungsi sosial.

Rumah sakit swasta yang dimiliki yayasan, perhimpunan, perkumpulan sosial, dan rumah sakit BUMN yang melayani pasien umum minimal 25%, dan rumah sakit swasta yang dimiliki pemilik modal minimal 10 %.2.2 Rumah Sakit Bersalin

Pengertian Rumah Sakit Bersalinpengertian bersalin dapat dijabarkan sebagai berikut Dalam arti sempit :

Proses pengeluaran bayi dan ari-ari.

Dalam arti luas :

Agar segala soal yang ersangkutan dengan kelahirannya yaitu mulai dari kehamilan persalinan nifas dan bai yang baru dilahirkan.

Bersalin adalah sesuatu tindakan atau perbuatan melahirkan anak.

Rumah Sakit Bersalin adalah lembaga yang sekaligus sebagai wadah yang memberi pertolongan berupa pengobatan, perawatan dan pelayanan kesehatan bagi wanita masa hamil, bersalin, serta bayinya dimana dokter ahli kebidanan/kandungan bertanggung jawab secara medik. Fungsi Rumah Sakit Bersalin

Rumah sakit bersalin termasuk sebagai :a. Rumah sakit Khusus, karena menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan penyakit tertentu (penyakit kandungan) dan disiplin ilmu tertentu (kedokteran kandungan).

b. Golongan rumah sakit kelas E, dimana memberikan pelayanan kesehatan khusus, yaitu kandungan.

c. Rumah Sakit Swasta, karena dijalankan oleh suatu yayasan atau swasta lain yang umumnya juga berdasarkan social serta tujuan ekonomi (mencari keuntungan).

Persyaratan Penyelenggaraan Rumah Sakit Bersalin

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, diketahui beberapa hal yang dapat membedakan penyelenggaraan Rumah Sakit Bersalin dengan Rumah Sakit Khusus lainnya, yaitu :

Dipimpin oleh seorang dokter spesialis kandungan.

Memiliki Unit Gawat Darurat untuk memberikan pertolongan pertama kecelakaan pada kandungan.

Peralatan yang digunakan adalah peralatan khusus untuk kebidanan yang menunjang selama proses pemeriksaan di Rumah Sakit Berasalin, yaitu :

1. CTG2. USG

3. Curratage set

4. Doppler

5. Stetoskop Laenec

6. IVD dan injeksi KB

7. Pap Smear set

8. Timbangan bayi

9. Meja Ginekologi

10. Partus set

11. Forsep set

12. (Neigel, keiland, pip)

13. Obstetrik Vakum

14. CVP set

15. Laparatomi set

16. Histeroktomi set

17. Embrotomi set

18. Resusitator set

19. Inkubator bayi

20. Laparoskopi untuk sterilisasi ring aplikator

21. Endoskopik Videomonitor

Poliklinik yang tersedia merupakan poli sub-spesialistik kebidanan. Perawatan setelah operasi.

Memiliki :

1. Surat Ijin Mendirikan Bangunan.

2. Surat Keputusan Dinas Pengawasan Bangunan Kota.

3. Surat Ijin Usaha berdasarkan /undang-Undang Gangguan.

4. Surat Tanah.

5. Tanda Daftar Perusahaan.

6. Pajak Bumi dan Bangunan.2.3 Data Rumah Sakit Bersalin Limijati

Gambar 1 .Tampak depan gedung RS Limijati Data ProyekNama Proyek

:Rumah Sakit Bersalin LimijatiLokasi

:Jl. LLRE. Martadinata no.39 BandungTipe Pelayanan

:Pelayanan Medis Sub-spesialistik

Status

:Rumah Sakit Khusus

Pemilik

:Badan Swasta

Sejarah Rumah Sakit Bersalin Limijati

Rumah sakit bersalin Limijati berkembang dari sebuah klinik bersalin, yang didirikan oleh zuster/bidan Liem (Ny. Hetty Limijati) pada tahun 1961. sejak tahun 1970 dikembangkan dengan mengadakan renovasi dan perluasan baik bangunan atau gedung maupun peralatannya, sehingga pada bulan mei 1973 klinik bersalin berubah status menjadi Rumah sakit Bersalin.

Renovasi dan perluasan bangunan berjalan terus dan berhasil membangun gedung bertingkat tiga dengan segala fasilitasnya. Pada tanggal 23 januari 1995 Rumah Sakit Bersalin Limijati diresmikan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen RI propinsi Jawa Barat.

Misi, Falsafah dan Motto

MISI

Memberikan pelayanan kesehatan paripurna bermutu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan, kesejahteraan bagi ibu dan bayinya serta menyelenggarakan kegiatan pelayanan yang ada kaitannya dengan perawatan medis dan non medis.

FALSAFAH

Pelayanan pasien yang bermutu adalah tujuan kami.

Pelayanan professional dan kerja sama adalah modal kami.

MOTTO

Kepuasan anda adalah kebahagiaan kami Struktur Organisasi

Jenis Pelayanan

Pelayanan Medis Persalinan normal dengan dokter spesialis atau bidan.

Gambar 2 .Ruang Persalinan Gambar 4 .Partus Kit / Bidan Kit Persalinan dengan operasi Secto Caesarea Gambar 3 .Ruang Operasi

Kuretase, MOW/strerilisasi pada ibu Poliklinik Kebidanan/ BKIA

1. pemeriksaan bayi sehat, pemeriksaan ibu hamil dan pasca salin.

2. Imunisasi

3. Konsultasi dan pemberian KB Poliklinik Anak

Pijat Bayi

Poliklinik Gizi dan Laktasi

Konsultasi ini ditujukan bagi anak-anak yang mengalami gangguan pertumbuhan, atau untuk ibu menyusui yang mempunyai masalah, seperti produksi ASI yang dirasakan tidak mencukupi dll. Poliklinik Tumbuh Kembang dengan Psikologi anak

Klinik Tumbuh Kembang adalah klinik terpadu yang menangani gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak dengan mengikuti program:

1. Tes pertumbuhan dan perkembangan bayi.2. Tes kecerdasan IQ.

3. Tes untuk mengetahui kesiapan sekolah.

Dan juga menyediakan materi dan kursus tata cara perawatan bayi,

yang berisi :1. Membekali diri dengan cara-cara praktis merawat bayi, memandikan bayi, merawat tali pusat dll.

2. Pengetahuan tentang Imunisasi dan makanan bayi.

3. Pengetahuan P3K pada bayi di rumah dan keluarga berencana.

4. Memberi pengetahuan-pengetahuan baru sesuai dengan perkembangan medis.

Pelayanan Penunjang Medis

Laboratorium USG 2D dan USG 3-4D

Gambar 5 .Alat untuk mendeteksi janin (USG 3-4D)

Apotik (obat-obatan)

Gambar 1 .Ruang Apotik

Pelayanan Non Medis

Senam Hamil

Gambar 1 .Ruang Senam HamilMemberikan dukungan dan bekal bagi ibu-ibu hamil untuk siap menghadapi persalinan. Senam hamil pada kehamilan normal dapat dimulai pada usia kehamilan 6 bulan.

Adapun materi senam hamil meliputi :

1. Perawatan kebidanan dan rawat gabung.

2. Latihan pernapasan dan otot-otot tubuh untuk persalinan.3. Pengetahuan tentang gizi ibu hamil.

4. Hubungan senam hamil dengan persalinan serta pengetahuan tentang proses persalinan normal dan abnormal.

5. Pengetahuan dan pelatihan bersama0sama (praktek) tentang cara=cara perawatan payudara agar diperoleh ASI yang maksimal.

6. Pengetahuan tentang perawatan luka pasca salin.

Lingkup PelayananPerhitungan jumlah tempat tidur dan jumlah rawat inap RSB Limijati

BANDUNG

Jumlah Penduduk di Bandung 2005: 2.209.772 Jiwa

Jumlah Rumah Sakit di Bandung: 25 Rumah Sakit

Jumlah Rumah Sakit di Bandung dengan RSB Limijati : 26 Rumah Sakit

Standard perhitungan untuk menentukan jumlah tempat tidur ( TT ) yang diambil dari Ernst Neufert Data Arsitek, Jilid 1 yaitu :

0.5 TT / 1000 Jumlah Penduduk

Maka perhitungan jumlah TT yang akan direncanakan adalah :

(Jumlah Penduduk : 1000) x 0.5

Jumlah TT R.S. di Bandung

((2209772 : 1000) x 0.5

(1104,886 = 1108 TT

Jadi Jumlah tempat tidur yang diperlukan Rumah Sakit Bersalin Limijati di Bandung adalah :

= 1108 TT : 26 RS

= 42,49 = 42 TT

Pelayanan untuk menengah keatas RS Limijati adalah sekitar 52% yaitu VIP, dan Kelas 1

Perincian Ruang Rawat Inap :

VIP ( 21%(Kap. 1 TT( 9 Ruang(Jmlh 9 TT

Kls. 1 ( 31%( Kap. 1 TT( 13 Ruang(Jmlh 13 TT

Kls. 2 ( 24%(Kap. 2 TT ( 5 Ruang(Jmlh 10 TT

Kls. 3 ( 24%(Kap. 5 TT( 2 Ruang(Jmlh 10 TT

------------- +

------------- +

100%

Jmlh 42 TT

PAGE 4