rencana pembangunan jangka menengah nasional · pdf fileperencanaan pembangunan nasional,...

26
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI RPJMN 1 MODUL MATERI UJIAN DINAS DAN UJIAN PENYESUAIAN KEPANGKATAN (UPKP) PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2014

Upload: vuongtuyen

Post on 06-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 1

MODUL MATERI UJIAN DINAS DAN

UJIAN PENYESUAIAN KEPANGKATAN (UPKP) PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL

(RPJMN)

2014

Page 2: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Deskripsi Singkat

Mata pelajaran ini membahas Rencana Pembangunan Nasional termasuk dalam hal ini

Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), agenda pembangunan yang mewujudkan

Indonesia yang aman dari segala bentuk obat dan makanan yang tidak layak

konsumsi, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.

B. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)

Setelah megikuti proses pembelajaran ini peserta diharapkan mengerti tentang

Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014),

agenda Pembangunan dan kebijakan dan rencana strategis Badan POM skala

menengah sesuai dengan RPJMN (2010-2014) sehingga dapat meningkatkan rasa

aman dan nyaman masyarakat.

C. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan para peserta mampu:

1. Menjelaskan alasan penetapan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

sebagai landasan program pembangunan.

2. Menyebutkan Visi dan Misi RPJPN (2005-2025).

3. Memahami Rencana Strategi Badan POM (2010-2014).

4. Memahami kebijakan Badan POM (2010-2014).

5. Menguraikan skala prioritas Badan POM pada RPJMN (2010-2014).

D. Materi Bahasan

Materi bahasan mata pelajaran ini terdiri dari 5 (lima) 3 (tiga )kegiatan belajar:

1. Rencana Pembangunan Nasional;

2. Rencana Strategi Badan POM (2010-2014);

3. Agenda Pembagunan Badan POM;

Page 3: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 3

BAB II

RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

A. Visi dan Misi RPJPN 2005-2025

Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, tantangan yang dihadapi

dalam 20 tahunan mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang

dimiliki oleh bangsa Indonesia, dan amanat pembangunan yang tercantum dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

maka Visi Pembangunan Nasional tahun 2005-2025 adalah:

INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR

Dengan penjelasan sebagai berikut:

Mandiri: Suatu bangsa dikatakan mandiri artinya bangsa tersebut yang mampu

mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju

dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.

Maju: Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila sumber daya manusianya

memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang

tinggi.

Adil: Suatu bangsa dikatakan adil apabila tidak ada diskriminasi dalam bentuk

apapun, baik antarindividu, gender, maupun wilayah.

Makmur: Kemudian bangsa yang makmur adalah bangsa yang sudah terpenuhi

seluruh kebutuhan hidupnya, sehingga dapat memberikan makna dan arti penting

bagi bangsa-bangsa lain di dunia.

Delapan Misi Pembangunan Nasional adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan

beradab berdasarkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter

bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan

internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya,

mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa,

dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka

memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan pembangunan

sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan

penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian; pengembangan, dan

penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang

maju serta reformasi di bidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat

perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan

kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan

pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri.

3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah memantapkan

kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil;

memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin

Page 4: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 4

pengembangan media dan kebebasan media dalam mengomunikasikan

kepentingan masyarakat; dan melakukan pembenahan struktur hukum dan

meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen,

tidak diskriminatif, dan memihak rakyat kecil.

4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah membangun kekuatan

TNI hingga melampaui kekuatan esensial minimum serta disegani di kawasan

regional dan internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan

profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan mengayomi masyarakat;

mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindakan kriminalitas;

membangun kapabilitas lembaga intelijen dan kontra-intelijen negara dalam

penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan kesiapan komponen

cadangan, komponen pendukung pertahanan dan kontribusi industri pertahanan

nasional dalam sistem pertahanan semesta.

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah meningkatkan

pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh,

keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih

lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan

akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta

sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam

berbagai aspek termasuk gender.

6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaan

pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara

pemanfaaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan

dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang

yang serasi antara penggunaan untuk pemukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan

upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan

lingkungan yang berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya

alam dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan; memberikan

keindahan dan kenyamanan kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan

pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat,

dan berbasiskan kepentingan nasional adalah menumbuhkan wawasan bahari bagi

masyarakat dan pemerintah agar pembangunan Indonesia berorientasi

kelautan; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan

kelautan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan;

mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan

kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan

mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan.

8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional

adalah memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan

kepentingan nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan

identitas dan pemantapan integrasi internasional dan regional; dan mendorong

Page 5: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 5

kerja sama internasional, regional dan bilateral antarmasyarakat, antarkelompok,

serta antarlembaga di berbagai bidang.

B. Strategi Pelaksanaan Visi dan Misi RPJPN 2005-2025

Strategi untuk melaksanakan Visi dan Misi tersebut dijabarkan secara bertahap

dalam periode lima tahunan atau RPJM (Rencana Pembangunan Jangka

Menengah). Masing-masing tahap mempunyai skala prioritas dan strategi

pembangunan yang merupakan kesinambungan dari skala prioritas dan strategi

pembangunan pada periode-periode sebelumnya. Tahapan skala prioritas utama dan

strategi RPJM secara ringkas adalah sebagai berikut:

1. RPJM ke-1 (2005–2009) diarahkan untuk menata kembali dan membangun

Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang

aman dan damai, yang adil dan demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan

rakyatnya meningkat.

2. RPJM ke-2 (2010–2014) ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali

Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas

sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan iptek serta

penguatan daya saing perekonomian.

3. RPJM ke-3 (2015–2019) ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan

secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian

daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam

dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan iptek yang terus

meningkat.

4. RPJM ke-4 (2020–2025) ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia

yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di

berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang

kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung

oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.

GAMBAR 1

PENTAHAPAN PEMBANGUNAN DALAM RPJPN 2005-2025

RPJM 1

2005-2009

RPJM 2

2010-2014

RPJM 3

2015-2019

RPJM 4

2020-2025

Menata kembali

NKRI, membangun

Indonesia yang

aman dan damai,

yang adil dan

demokratis, dengan

tingkat

kesejahteraan yang

lebih baik

Memantapkan

Penataan kembali

NKRI, meningkatkan

kualitas SDM,

membangun

kemampuan IPTEK,

memperkuat daya

saing perekonomian

Memantapkan

pembangunan secara

menyeluruh, dengan

menekankan

pembangunan

keunggulan kompetitif

perekonomian yang

berbasis SDA yang

tersedia, SDM yang

berkualitas serta

kemampuan IPTEK.

Mewujudkan masyrakat

Indonesia yang mandiri,

maju, adil dan makmur

melalui percepatan

pembangunan di segala

bidang dengan struktur

perekonomian yang

kokoh, berlandasan

keunggulan kompetitif.

Page 6: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 6

C. PERENCANAAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEDUA (2010-2014)

1). Strategi dan Kebijakan Pembangunan Nasional

Dalam Rencana Pembangunan Jangka menengah (RPJMN) 2010-2014

terdapat agenda pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat,

melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2012 dengan melakukan perluasan dan

percepatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan bagi

kesejahteraan rakyat. Presiden RI menanggapi hal ini dengan menyatakan 8

(delapan) isu besar Presiden adalah penggunaan uang negara atau APBN secara

tepat sasaran, mencegah dan memberantas korupsi, menurunkan kemiskinan,

menjaga ketahanan pangan dan energi, perbaikan kinerja, peningkatan kualitas

TKI, pencegahan konflik communal atau aksi terorisme, memperbaiki integritas

dan disiplin.

Badan POM dalam hal ini menemukan tantangan dan masalah yang akan

dihadapi antara lain meningkatnya ekspektasi stakeholder terhadap pelayanan

publik Badan POM, meningkatnya produk obat dan makanan ilegal di peredaran

masyarakat, kapabilitas dan kompetensi laboratorium pengawasan obat dan

makanan belum optimal, regulasi yang ada belum sepenuhnya dapat mendukung

pengawasan obat dan makanan, luasnya cakupan pengawasan obat dan

makanan dari kota sampai perbatasan wilayah negara Indonesia, jejaring lintas

sektor pengawasan obat dan makanan belum efektif dikarenakan tidak ada sinergi

dalam kebijakan antar pemangku kepentingan, kualitas dan kuantitas SDM harus

mengikuti perkembangan lingkungan eksternal, struktur organisasi perlu

disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis, tata kelola

kepemerintahan yang baik belum optimal, teknologi informasi dan komunikasi

yang ada belum optimal dalam mendukung penerapan e-government. Untuk dapat

tercapainya tujuan atau goal Badan POM melakukan perlindungan kesehatan

masyarakat dan menerapkan daya saing produk obat dan makanan dengan

jaminan keamanan, kemanfaatan dan mutu sesuai standar internasional yang

unggul agar terciptanya perekonomian nasional yang kuat.

Persoalan infrastruktur menjadi fokus perhatian kita semua dalam beberapa

tahun ini untuk merespon geliat ekonomi nasional. Kebutuhan infrastruktur ini tidak

hanya sebagai pendukung aktivitas ekonomi nasional dan keterhubungan

domestik (dalam dan antar-pulau) tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan

keterkaitan dengan dunia internasional. Pemerintah berupaya memfokuskan

pembangunan infrastruktur dalam beberapa waktu ke depan terutama pasca

masuknya Indonesia dalam zona investment grade.

Dalam RAPBN tahun 2013, komitmen membenahi kualitas infrastruktur

direfleksikan melalui alokasi belanja modal yang mencapai Rp.193.8 triliun atau

11,76% dari anggaran belanja negara sebesar Rp.1.657,9 triliun. Angka ini

meningkat 14,9% dari alokasi belanja modal dalam APBN-P tahun 2012. Alokasi

belanja infrastruktur sebesar Rp. 188,4 triliun. Alokasi ini belum memperhitungkan

Rp. 24 triliun dari SAL (Saldo Anggaran Lebih) tahun 2012, dan rencana target

Rp.12 triliun dari pengalihan subsidi listrik untuk belanja modal. Besaran alokasi

Page 7: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 7

belanja negara ini ekuivalen dengan 13,8 % (Rp.229,8 triliun) dari total anggaran

belanja negara 2013. Sementara itu, Bappenas memproyeksikan adanya

tambahan anggaran berasal dari alokasi anggaran transfer ke daerah untuk

infrastruktur sebesar Rp. 96 triliun (18% dari total transfer ke daerah sebesar Rp.

518 triliun), kontribusi BUMN sebesar Rp. 77 triliun dan peran swasta diharapkan

dapat mencapai minimal Rp. 60 triliun. Dengan demikian besaran alokasi

pembangunan infrastruktur secara agregat dapat mencapai Rp.457,4 triliun atau

sebesar 4,9% (hampir 5%) dari target PDB 2013 sebesar Rp. 9.300 triliun (1 triliun

dollar AS).

Kebutuhan pendanaan pembangunan infrastruktur yang cukup besar di

tengah terbatasnya ruang gerak fiskal memerlukan langkah strategis dengan

mengoptimalkan investasi. Upaya mengajak investor baik lokal maupun asing

yang dikemas dalam bentuk Public-Private Partnership (PPP) merupakan

manifestasi untuk mengoptimalkan momentum tanpa menegasikan national

interest. Selain itu sumber pendanaan terus digali dan diidentifikasi untuk

menopang keterbatasan ruang gerak fiskal antara lain meningkatkan pembiayaan

infrastruktur lembaga keuangan bank dan non-bank serta berbagai ajang promosi

termasuk Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition 2012

yang berlangsung pada 28-29 Agustus 2012.

Penyusunan RAPBN tahun 2013 menekankan pada peningkatan efektivitas

penyerapan anggaran dan kualitas belanja negara. Alokasi belanja negara untuk

pembangunan infrastruktur yang berpotensi mencapai 14% tersebut dimaksudkan

untuk mendukung akselerasi dan perluasan pembangunan serta pertumbuhan

yang selama ini masih menyisakan disparitas yang tinggi. Pembangunan

infrastruktur diharapkan mampu menekan ekonomi biaya tinggi yang menghambat

daya saing nasional selama ini. Persoalan sistim logistik nasional, infrastruktur

maritim, tidak ekonomisnya produksi nasional dan aksesibilitas wilayah-wilayah

potensial yang rendah merupakan bagian dari sasaran pembangunan infrastruktur

dalam RAPBN-2013.

Agenda pembangunan infrastruktur yang tertuang dalam RAPBN-2013

meliputi pembangunan jalan, pelabuhan, penyediaan sarana dan prasarana

transportasi sungai, danau dan penyeberangan (SDP), bandar udara baru,

rehabilitasi sekitar 120 bandar udara, pembangunan lebih dari 380 kilometer jalur

Kereta Api baru, termasuk jalur ganda, pembangunan terminal transportasi jalan

pada 24 lokasi, dan pembangunan prasarana 61 dermaga penyeberangan, serta

pengembangan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan di 25 lokasi.

Upaya untuk mendukung keterhubungan antar-wilayah (domestic

connectivity)dalam RAPBN 2013 juga menargetkan sejumlah pembangunan

bandar udara baru serta rehabilitasi sekitar 120 bandar udara lama.

Selain itu, sebagai pendukung pembangunan infrastruktur, alokasi belanja

modal juga digunakan untuk peningkatan kapasitas 188 megawatt, pembangunan

transmisi sekitar 3.625 kilometer sirkuit (kms); Gardu Induk 4.740 Mega Volt

Page 8: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 8

Ampere (MVA); Jaringan Distribusi 9.319 kms; dan Gardu Distribusi 213 MVA.

Sementara pembangunan jalur distribusi untuk meningkatkan daya saing logistik

nasional, Pemerintah pada RAPBN merencanakan peningkatan kapasitas jalan

Lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur, dan Papua sepanjang 4.431 km.

Agenda akselerasi pembangunan infrastruktur dalam RAPBN-2013 juga

didukung dengan penerbitan Perpres 70/2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah dan Perpres 71/2012 tentang Tata cara Pengadaan Tanah untuk

pembangunan dan kepentingan umum. Kedua Perpres ini diharapkan dapat

memberikan insentif bagi upaya percepatan pembangunan infastruktur sehingga

target pembangunan dan pemerataan pertumbuhan dapat lebih meningkat lagi.

Terbitnya Perpres 70 dan 71 tahun 2012 yang merupakan instrumen pendukung

akselerasi pembangunan infrastruktur adalah respon atas evaluasi sejumlah

hambatan pembangunan infrastruktur dalam beberapa tahun terakhir.

Alokasi belanja pembangunan infasrtruktur dalam RAPBN 2013 diharapkan

dapat memperlebar kesempatan kerja untuk menekan angka pengangguran dan

kemiskinan yang ditargetkan pada 2013. Geliat industrialisasi yang semakin

menunjukkan perkembangan positif merupakan energi bagi perluasan lapangan

kerja sangat membutuhkan infrastruktur yang memadai dan berkualitas.

Pembangunan infrastruktur dan industrialisasi menjadi prasyarat bagi peningkatan

kapasitas produksi yang memberi efek langsung pada akses lapangan kerja, daya

saing, menekan pengangguran, dan peningkatkan daya beli masyarakat. Dengan

demikian, pengalokasian belanja pembangunan infrastruktur untuk semakin

meningkatkan kesejahteraan danpemerataan pembangunan nasional.

a. Visi Indonesia

Dengan mencermati tantangan ke depan, maka kerangka Visi Indonesia

2014 adalah :

“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN

BERKEADILAN”

dengan penjelasan sebagai berikut:

Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat,

melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya

saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya

bangsa.

Tujuan penting ini dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Demokrasi terwujudnya masyarakat, bangsa dan

negara yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi

kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia dan keadilan.

Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh

seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh

seluruh bangsa Indonesia.

Page 9: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 9

b. Misi Pembangunan

Misi pembangunan 2010-2014 adalah rumusan dari usaha-usaha yang

diperlukan untuk mencapai visi Indonesia 2014, yaitu terwujudnya Indonesia

Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan, namun tidak dapat terlepas dari

kondisi dan tantangan lingkungan global dan domestik pada kurun waktu

2010-2014 yang mempengaruhinya. Misi pemerintah dalam periode 2010-

2014 diarahkan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, aman

dan damai, serta meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi Indonesia yang

adil dan demokratis. Usaha-usaha Perwujudan visi Indonesia 2014 akan

dijabarkan dalam misi pemerintah tahun 2010-2014 sebagai berikut.

Misi 1: Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera

Misi 2: Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi

Misi 3: Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-

1, RPJM ke-2 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia

di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber

daya manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta penguatan daya saing perekonomian. Kondisi aman dan damai

di berbagai daerah Indonesia terus membaik dengan meningkatnya

kemampuan dasar pertahanan dan keamanan negara yang ditandai dengan

peningkatan kemampuan postur dan struktur pertahanan negara serta

peningkatan kemampuan lembaga keamanan negara.

Kondisi itu sejalan dengan meningkatnya kesadaran dan penegakan hukum,

tercapainya konsolidasi penegakan supremasi hukum dan penegakan hak

asasi manusia, serta kelanjutan penataan sistem hukum nasional. Sejalan

dengan itu, kehidupan bangsa yang lebih demokratis semakin terwujud

ditandai dengan membaiknya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah

serta kuatnya peran masyarakat sipil dan partai politik dalam kehidupan

bangsa. Posisi penting Indonesia sebagai negara demokrasi yang besar makin

meningkat dengan keberhasilan diplomasi di fora internasional dalam upaya

pemeliharaan keamanan nasional, integritas wilayah, dan pengamanan

kekayaan sumber daya alam nasional. Selanjutnya, kualitas pelayanan publik

yang lebih murah, cepat, transparan, dan akuntabel makin meningkat yang

ditandai dengan terpenuhinya standar pelayanan minimum di semua tingkatan

pemerintah.

Page 10: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 10

Latihan Soal

1. Berapa misi pembangunan nasional tahun 2005-2025?

a. 9 c. 7

b. 8 d. 6

2. Apakah Visi Indonesia pada tahun 2014?

a. Persatuan Indonesia

b. Adil dan makmur

c. Terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan

d. Sehat dan sejahtera

3. Dibagi berapa tahap RPJM 2005-2025yang dibagi dalam RPJMN?

a. 1 c. 3

b. 2 d. 4

Page 11: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 11

BAB III

RENCANA STRATEGI BADAN POM (2010-2014)

A. Arah Perencanaan Strategi Badan POM (2010-2014)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014

merupakan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2007. RPJMN 2010-2014 ini selanjutnya menjadi pedoman bagi

kementerian/lembaga dalam menyusun Rencana Strategis kementerian/lembaga

(Renstra-KL) dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam

menyusun/menyesuaikan rencana pembangunan daerahnya masing-masing dalam

rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional. Untuk pelaksanaan lebih lanjut,

RPJMN akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang akan

menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (RAPBN).

RPJMN 2010-2014 selain memuat prioritas nasional juga memuat prioritas

bidang sosial budaya yang salah satunya mencakup bidang kesehatan. Program Aksi

Bidang Kesehatan yang menjadi acuan pembangunan bidang Pengawasan Obat dan

Makanan adalah:

1. Menyempurnakan dan memantapkan pelaksanaan program jaminan kesehatan

masyarakat baik dari segi kualitas pelayanan, akses pelayanan, akuntabilitas

anggaran, dan penataan administrasi yang transparan dan bersih.

2. Mendorong upaya pembuatan obat dan produk farmasi lain yang terjangkau

dengan tanpa mengabaikan masalah kualitas dan keamanan obat seperti yang

telah dilakukan selama tiga tahun terakhir.

3. Mempermudah pembangunan klinik atau rumah sakit yang berkualitas

internasional baik melalui profesionalisasi pengelolaan rumah sakit pemerintah

maupun mendorong tumbuhnya rumah sakit swasta.

4. Meningkatkan kualitas ibu dan anak di bawah lima tahun dengan memperkuat

program yang sudah berjalan seperti Posyandu yang memungkinkan imunisasi

dan vaksinasi masal seperti DPT dapat dilakukan secara efektif.

5. Penurunan tingkat kematian ibu yang melahirkan, pencegahan penyakit menular

seperti HIV/ AIDS, malaria, dan TBC.

6. Mengurangi tingkat prevelansi gizi buruk balita menjadi di bawah 15% pada tahun

2014 dari keadaan terakhir sekitar 18%.

7. Revitalisasi program keluarga berencana yang telah dimulai kembali dalam

periode 2005-2009 akan dilanjutkan dan diperkuat.

8. Upaya pencapaian dalam bidang kesehatan tidak tercapai jika kesejahteraan dan

sistem insentif bagi tenaga medis dan paramedis khususnya yang bertugas di

daerah terpencil tidak memadai.

9. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan,

utamanya yang diarahkan untuk mengurangi ketergantungan bahan baku impor

dalam proses produksi obat.

Page 12: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 12

10. Meningkatkan kualitas pelayanan dan praktek kedokteran yang sesuai dengan

etika dan menjaga kepentingan dan perlindungan masyarakat awam dari mal-

praktek dokter dan rumah sakit yang tidak bertanggung jawab.

11. Mengembangkan sistem peringatan dini untuk penyebaran informasi terjadinya

wabah dan cara menghindarinya untuk mencegah kepanikan dan jatuhnya banyak

korban.

12. Evakuasi, perawatan, dan pengobatan masyarakat didaerah korban bencana

alam.

Sesuai dengan prioritas Program Aksi Kesehatan disusun fokus-fokus prioritas

bidang kesehatan sebagai berikut:

FOKUS 1 : PENINGKATAN KESEHATAN IBU, BAYI, BALITA DAN KELUARGA

BERENCANA

Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan Keluarga Berencana, melalui

upaya yang menjamin produk Obat dan Makanan yang memenuhi persyaratan

keamanan dan mutu, yang digunakan dalam upaya :

1. Peningkatan cakupan peserta KB aktif;

2. Pemberian makanan pemulihan bagi ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK);

dan

3. Pencapaian cakupan imunisasi yang tinggi, merata dan berkualitas pada bayi, anak

sekolah dan Wanita Usia Subur (WUS).

FOKUS 2 : PERBAIKAN STATUS GIZI MASYARAKAT

Perbaikan status gizi masyarakat, melalui pengujian laboratorium terhadap

sampel-sampel produk yang digunakan untuk upaya :

1. Asupan zat gizi makro, dll, untuk memenuhi angka kecukupan gizi;

2. Surveilans pangan dan gizi;

3. Pemberian makanan pendamping ASI;

4. Fortifikasi;

5. Pemberian makanan pemulihan balita gizi-kurang; dan

6. Penanggulangan gizi darurat.

FOKUS 3 : PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR SERTA PENYAKIT TIDAK

MENULAR, DIIKUTI PENYEHATAN LINGKUNGAN

Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, diikuti

penyehatan lingkungan, melalui upaya pengawasan yang diarahkan untuk

menurunkan proporsi Obat dan Makanan bermasalah di pasar, sebagai salah satu

faktor risiko timbulnya penyakit.

FOKUS 4 : PENINGKATAN KETERSEDIAAN, KETERJANGKAUAN,

PEMERATAAN, MUTU DAN PENGGUNAAN OBAT SERTA

PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, mutu dan

penggunaan obat, serta Pengawasan Obat dan Makanan, yang dilaksanakan melalui

pelaksanaan kegiatan-kegiatan:

1. Pengawasan Produksi Produk Terapetik dan PKRT

2. Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya

Page 13: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 13

3. Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai Besar/Balai POM

4. Pemeriksaan secara Laboratorium, Pengujian dan Penilaian Keamanan, Manfaat

dan Mutu Obat dan Makanan serta Pembinaan Laboratorium POM

5. Standardisasi Produk Terapetik dan PKRT

6. Penyelidikan dan Penyidikan terhadap Pelanggaran di Bidang Obat dan Makanan

7. Inspeksi dan Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen

8. Inspeksi dan Sertifikasi Makanan

9. Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen

10. Standardisasi Makanan

11. Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Makanan

12. Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT

13. Pengawasan Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif

14. Penilaian Produk Terapetik dan Produk Biologi

15. Penilaian Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen

16. Penilaian Makanan

17. Riset Keamanan, Khasiat, Mutu Obat dan Makanan Pengembangan Obat Asli

Indonesia

B. Arah Kebijakan dan Strategi Badan Pengawasan Obat Makanan

Arah Kebijakan dan Strategi Badan POM disusun dengan mengacu pada

prioritas bidang sosial budaya yang salah satunya mencakup bidang kesehatan seperti

termuat dalam RPJMN 2010-2014. Untuk dapat mencapai rencana strategi Badan

POM mencanangkan visi dan misi dalam memenuhi target dan arah kebijakannya.

Visi : Menjadi Institusi Pengawas Obat dan Makanan yang Inovatif, Kredibel dan Diakui

Secara Internasional Untuk Melindungi Masyarakat.

Misi :

1. Melakukan Pengawasan Pre-Market dan Post-Market Berstandar

Internasional.

2. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Secara Konsisten.

3. Mengoptimalkan Kemitraan dengan Pemangku Kepentingan di Berbagai Lini.

4. Memberdayakan Masyarakat Agar Mampu Melindungi Diri dari Obat dan

Makanan yang Berisiko Terhadap Kesehatan.

5. Membangun Organisasi Pembelajar (Learning Organization).

1). Arah Kebijakan

Arah Kebijakan Badan POM yaitu:

a. Memperkuat Sistem Pengawasan Obat dan Makanan Nasional

Sistem Pengawasan Obat dan Makanan diperkuat dengan mekanisme

operasional dan infrastruktur yang andal dengan kapabilitas berkelas dunia

(world class) dan menggunakan teknologi informasi yang modern. Revitalisasi

fungsi pengawasan senantiasa diterapkan secara terintegrasi dan menyeluruh

(comprehensive).

Page 14: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 14

b. Mewujudkan Laboratorium Badan POM yang Modern dan Andal

Kapabilitas laboratorium Badan POM ditingkatkan terunggul di ASEAN dengan

jaringan kerja (networking) nasional dan internasional. Cakupan dan parameter

pengujian laboratorium, serta kompetensi personil laboratorium Pengawasan

Obat dan Makanan ditingkatkan dengan menerapkan Good Laboratory

Practices (GLP) secara konsisten serta mengembangkan sistem rujukan

laboratorium nasional.

c. Meningkatkan Daya Saing Mutu Produk Obat dan Makanan di Pasar Lokal

dan Global

Mekanisme pasar bebas menuntut Sistem Pengawasan Obat dan Makanan

yang dapat menapis produk Obat dan Makanan yang masuk ke Indonesia.

Pada saat yang sama Sistem Pengawasan Obat dan Makanan dikembangkan

untuk mendukung upaya pencapaian daya saing Obat dan Makanan produksi

dalam negeri di pasar lokal dan global. Upaya ini dilakukan melalui penyusunan

standar Obat dan Makanan yang mempertimbangkan kemampuan industri

dalam negeri dan peningkatan pemberdayaan pelaku usaha termasuk UMKM

pangan, kosmetik dan Obat Tradisional, untuk memenuhi standar dan

persyaratan yang berlaku. Pemberdayaan dilakukan antara lain melalui

kerjasama dengan lintas sektor terkait.

d. Meningkatkan Kompetensi, Profesionalitas, dan Kapabilitas Modal Insani

Modal Insani merupakan asset intangible yang sangat penting dalam suatu

organisasi karena merupakan mesin penggerak organisasi. Untuk itu perlu

dirancang sistem manajemen modal insani (Human Capital Management) agar

dihasilkan Modal Insani Badan POM yang andal, adaptif, dan kredibel. Upaya

ini dilakukan antara lain melalui pendidikan dan pelatihan terstruktur dan

berkelanjutan (continous training and education) baik di dalam maupun di luar

negeri.

Bersamaan dengan itu diciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan atraktif

untuk melakukan inovasi dalam pelaksanaan tugas dan mendorong serta

memberikan kesempatan yang luas kepada setiap modal insani untuk

meningkatkan kapabilitas diri melalui pembelajaran yang berkelanjutan.

e. Meningkatkan Kapasitas Manajemen dan Mengembangkan Institusi Badan

POM yang Kredibel dan Unggul

Kapasitas manajemen Badan POM dikembangkan untuk menjamin penerapan

good governance dan clean government sesuai sistem mutu yang dilaksanakan

secara konsisten dan terus dikembangkan/dipelihara dalam rangka penerapan

Reformasi Birokrasi.

Right sizing organization dilakukan untuk menjamin efektivitas Sistem

Pengawasan Obat dan Makanan baik di Pusat maupun di daerah.

f. Memantapkan Jejaring Lintas Sektor dalam Pengawasan Obat dan

Makanan

Pengawasan Obat dan Makanan lebih diperkuat dengan memantapkan jejaring

kerjasama lintas sektor terkait baik di dalam negeri maupun melalui kerjasama

bilateral, regional, dan multilateral.

Page 15: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 15

g. Memberdayakan Masyarakat dalam Pengawasan Obat dan Makanan

Melalui komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan pemberdayaan kepada

masyarakat luas agar mampu mencegah dan melindungi diri sendiri dari

penggunaan Obat dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan. Bersamaan

dengan itu diciptakan ruang publik yang kondusif untuk memfasilitasi

komunikasi interaktif antara Badan POM dengan masyarakat luas yaitu

membuat Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK).

2). Strategi

Arah kebijakan Badan POM dilakukan melalui tujuh (7) strategi, yaitu :

a. Strategi Pertama :

Peningkatan intensitas pengawasan pre market Obat dan Makanan, untuk

menjamin keamanan, khasiat/manfaat dan mutu produk, diselenggarakan

melalui fokus prioritas:

Penapisan penilaian produk Obat dan Makanan sebelum beredar sebagai

antisipasi globalisasi, termasuk ACFTA.

Peningkatan pelayanan publik terkait pendaftaran produk Obat dan

Makanan melalui online registration.

Pengawasan pengembangan vaksin baru produksi dalam negeri, untuk

mempercepat pencapaian target Millennium Development Goals (MDG’s).

Peningkatan technical regulatory advice untuk pengembangan jamu, herbal

terstandar dan fitofarmaka.

Pengawasan pengembangan teknologi pangan (PPRG, iradiasi), untuk

perlindungan konsumen dan ketersediaan pangan.

Peningkatan pemenuhan GMP industri Obat dan Makanan dalam negeri

dalam rangka meningkatkan daya saing.

b. Strategi kedua :

Penguatan sistem, sarana, dan prasarana laboratorium Obat dan Makanan,

diselenggarakan melalui fokus prioritas :

Pemantapan penerapan Quality Management System dan persyaratan

Good Laboratory Practices (GLP) terkini.

Peningkatan sarana dan prasarana laboratorium di pusat dan daerah,

sesuai dengan kemajuan IPTEK.

Pemenuhan peralatan laboratorium sesuai standar GLP terkini

Peningkatan kompetensi SDM Laboratorium

c. Strategi ketiga :

Peningkatan pengawasan post market Obat dan Makanan, diselenggarakan

melalui fokus prioritas :

Pemantapan sampling dan pengujian Obat dan Makanan, berdasarkan risk

based approaches.

Intensifikasi pemberantasan produk ilegal, termasuk produk palsu.

Perluasan cakupan pengawasan pangan jajanan anak sekolah (PJAS),

melalui operasionalisasi Mobil Laboratorium.

Page 16: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 16

Pengawasan sarana post market sesuai dengan GMP dan GDP

Perkuatan pengawasan post market kosmetika melalui audit kepatuhan dan

evaluasi keamanan kosmetika

d. Strategi keempat :

Pemantapan regulasi dan standar di bidang pengawasan Obat dan Makanan,

diselenggarakan melalui fokus prioritas :

Penyelarasan regulasi terkait dengan perubahan lingkungan strategis di

bidang pengawasan Obat dan Makanan.

Peningkatan pemenuhan regulasi dan standar obat dan makanan sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan terkini.

e. Strategi kelima :

Pemantapan peran Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di bidang tindak

pidana Obat dan Makanan, diselenggarakan melalui fokus prioritas :

Peningkatan kualitas dan kuantitas PPNS.

Peningkatan pelaksanaan penyidikan Obat dan Makanan.

Peningkatan koordinasi dengan sektor terkait dalam rangkaian CJS untuk

sustainable law enforcement tindak pidana Obat dan Makanan.

f. Strategi keenam :

Perkuatan Institusi, diselenggarakan melalui fokus prioritas :

Implementasi Reformasi Birokrasi Badan POM termasuk peningkatan

pelayanan publik.

Perkuatan sistem pengelolaan data serta teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) termasuk strategi media komunikasi

Perkuatan human capital management Badan POM.

Restrukturisasi Organisasi untuk menjawab tantangan perubahan

lingkungan strategis.

Peningkatan dan penguatan peran dan fungsi Balai POM, Integrated

Bottom Up Planning dan Quality System Evaluation

Perkuatan legislasi di bidang pengawasan Obat dan Makanan

g. Strategi ketujuh :

Meningkatkan Kerjasama Lintas Sektor dalam Rangka Pembagian Peran

Badan POM dengan Lintas Sektor terkait, yang diselenggarakan melalui fokus

prioritas :

Pemantapan koordinasi pengawasan Obat dan Makanan

Pemantapan Sistem Kerjasama Operasional Pengawasan Obat dan

Makanan

Peningkatan operasi terpadu pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan

Makanan

Perkuatan jejaring komunikasi

Pemantapan koordinasi pengembangan jamu brand Indonesia,

pengintegrasian dengan pelayanan kesehatan

Pemberdayaan masyarakat melalui KIE

Page 17: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 17

C. Agenda Pembangunan Nasional

Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010-2014,

ditetapkan lima agenda utama pembangunan nasional tahun 2010-2014, yaitu:

Agenda I :Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

Agenda II :Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan

Agenda III :Penegakan Pilar Demokrasi

Agenda IV :Penegakkan Hukum dan Pemberantasan Korupsi

Agenda V :Pembangunan Yang Inklusif dan Berkeadilan

Ketatalaksanaan aparatur pemerintah disederhanakan, ditandai oleh

mekanisme, sistem, prosedur, dan tata kerja yang tertib, efisien, dan efektif, melalui

pengaturan ketatalaksanaan yang sederhana: standar operasi, sistem, prosedur,

mekanisme, tatakerja, hubungan kerja dan prosedur pada proses perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pengendalian, proses korporatisasi dan

privatisasi, pengelolaan sarana dan prasarana kerja, penerapan perkantoran elektronis

dan pemanfaatan teknologi informasi (e-government), dan apresiasi kearsipan. Juga

penataan birokrasi yang efisien, efektif, transparan, akuntabel, hemat, disiplin, dan

penerapan pola hidup sederhana. Efisiensi kinerja aparatur dan peningkatan budaya

kerja, terwujudnya sistem dan mekanisme kerja yang efektif dan efisien (dalam

administrasi pemerintahan maupun pelayanan kepada masyarakat), sistem kearsipan

yang andal (tepat guna, tepat sasaran, tepat waktu, efektif dan efisien), otomatisasi

administrasi perkantoran, dan sistem manajemen yang efisien dan efektif. Unit

organisasi pemerintah yang mempunyai potensi penerimaan keuangan negara,

statusnya didorong menjadi unit korporatisasi dalam bentuk Badan Layanan Umum

(BLU), BHMN, BUMD, Perum, Persero, UPT, UPTD, atau bentuk lainnya.

Reformasi Birokrasi harus dimulai dari penataan kelembagaan dan sumberdaya

manusia aparatur. Langkah selanjutnya adalah membuat mekanisme, pengaturan,

sistem, dan prosedur yang sederhana tidak berbelit-belit, menegakkan akuntabilitas

aparatur, meningkatkan dan menciptakan pengawasan yang komprehensif, dan

meningkatkan kualitas pelayanan publik menuju pelayanan publik yang berkualitas dan

prima.

Page 18: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 18

Latihan Soal

1. Berapakah fokus Badan POM pada prioritas program aksi kesehatan?

a. 4 c. 2

b. 3 d. 1

2. Apakah kepanjangan dari PJAS?

a. Pelayanan Jasa Antar Sekolah

b. Pangan Jajan Anak Sekolah

c. Pengawasan Jalanan Anak Sekolah

d. Pembuatan Jasa Anak Sekolah

3.

Pada fokus perbaikan status gizi masyarakat melalui pengujian laboratorium

terhadap sampel-sampel produk yang digunakan untuk melakukan upaya antara

lain, kecuali …

a. Pemberian makanan pendamping ASI

b. Pemberian makanan pemulihan balita gizi-kurang

c. Penanggulangan gizi darurat

d. Pembuatan gedung

Page 19: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 19

BAB IV

AGENDA PEMBANGUNAN BADAN POM

A. Program dan Kegiatan

1). Program Generik

a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya

Program ini diselenggarakan dengan sasaran, meningkatnya koordinasi

perencanaan pembinaan, pengendalian terhadap program, administrasi

dan sumber daya di lingkungan BPOM sesuai dengan standar sistem

manajemen mutu. Kinerja penyelenggaraan program ini, diukur dengan:

Persentase unit kerja yang menerapkan quality policy;

Persentase unit kerja yang terintegrasi secara online.

b. Koordinasi Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan Peraturan

Perundang-undangan, Bantuan Hukum, Layanan Pengaduan

Konsumen dan Hubungan Masyarakat

Sasaran dari kegiatan ini adalah terselenggaranya pelayanan penyusunan

rancangan peraturan perundang-undangan, bantuan hukum, layanan

pengaduan konsumen dan hubungan masyarakat. Indikator kegiatan ini

adalah:

Jumlah public warning;

Jumlah informasi pengawasan obat dan makanan yang

dipublikasikan;

Jumlah layanan bantuan hukum yang diberikan;

Jumlah rancangan peraturan dan peraturan perundang-undangan

yang disusun;

Jumlah layanan pengaduan dan informasi yang dilaksanakan

(layanan).

c. Peningkatan Penyelenggaraan Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri

Badan POM

Sasaran dari kegiatan ini adalah Meningkatnya koordinasi hubungan dan

kerjasama internasional Badan POM pada tingkat bilateral, regional,

multilateral dan organisasi internasional. Indikator kegiatan ini adalah:

Jumlah partisipasi Badan POM dalam hubungan dan kerjasama

bilateral, regional, multilateral dan organisasi internasional (forum);

Jumlah dokumen posisi Badan POM terhadap partisipasinya dalam

pertemuan tingkat bilateral, regional, dan global.

d. Koordinasi Perumusan Renstra dan Pengembangan Organisasi,

Penyusunan Program dan Anggaran, Keuangan serta Evaluasi dan

Pelaporan

Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya koordinasi perumusan

Renstra dan pengembangan organisasi, penyusunan program dan

Page 20: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 20

anggaran, keuangan serta evaluasi dan pelaporan. Indikator kegiatan ini

adalah:

Persentase unit kerja yang melaksanakan perencanaan, monitoring

dan evaluasi secara terintegrasi;

Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, keuangan, dan

monitoring evaluasi yang dihasilkan;

Jumlah unit kerja yang mengembangkan dan menerapkan Quality

Management System (QMS);

e. Pengembangan tenaga dan manajemen pengawasan Obat dan

Makanan

Sasaran dari kegiatan ini adalah terselenggaranya pengembangan tenaga

dan manajemen pengawasan Obat dan Makanan untuk mewujudkan SDM

Badan POM yang andal, adaptif, profesional dan kredibel. Indikator

kegiatan ini adalah:

Jumlah pegawai BPOM yang ditingkatkan pendidikannya S1, S2, dan

S3;

Persentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi;

Tersusunnya Grand Design HCM (Human Capital Management);

Persentase pegawai Badan POM yang ditingkatkan kompetensinya;

Persentase pengembangan dan penerapan Human Capital

Management (HCM) di unit kerja.

f. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Badan

Pengawas Obat dan Makanan

Sasaran dari kegiatan ini adalah Terselenggaranya pengawasan

fungsional Inspektorat Badan POM yang efektif dan efisien. Indikator

kegiatan ini adalah persentase laporan hasil pengawasan yang disusun

tepat waktu.

g. Pelayanan informasi Obat dan Makanan, Informasi Keracunan dan

Teknologi Informasi

Sasaran dari kegiatan ini adalah berfungsinya sistem informasi yang

terintegrasi secara online dan up to date dalam pengawasan Obat dan

Makanan. Indikator kegiatan ini adalah:

Persentase tersedianya base line data pengawasan Obat dan Makanan;

Persentase layanan publik elektronik secara online;

jumlah informasi Obat dan Makanan yang disampaikan secara up to

date;

Persentase informasi Obat dan Makanan yang up to date sesuai

lingkungan strategis pengawasan obat dan makanan.

2). Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Program ini diselenggarakan dengan sasaran meningkatnya

akuntabilitas penatausahaan sarana dan prasarana penunjang aparatur Badan.

Kinerja penyelenggaraan program ini, diukur dengan indikator: Persentase

Page 21: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 21

ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kinerja termasuk

pemeliharaannya.

Untuk mencapai target tersebut di atas, di dalam program ini dilaksanakan

dengan kegiatan-kegiatan:

a. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Badan POM

Sasaran dari kegiatan ini adalah terselenggaranya pengadaan sarana dan

prasarana aparatur Badan POM. Indikator kegiatan ini adalah: Jumlah

sarana dan prasarana yang diadakan sesuai kebutuhan di pusat.

b. Pengadaan, pemeliharaan dan pembinaan pengelolaan sarana dan

prasarana penunjang aparatur Badan POM

Sasaran dari kegiatan ini adalah terselenggarannya pengadaan,

pemeliharaan dan pembinaan pengelolaan sarana dan prasarana

penunjang di Badan POM. Indikator kegiatan ini adalah:

Persentase ketersediaan sarana gedung dan prasarana penunjang

kinerja termasuk pemeliharaannya;

Persentase sarana yang terpelihara dengan baik;

Persentase satker yang mampu mengelola BMN dengan baik.

B. Program Teknis/Program Pengawasan Obat dan Makanan

Program ini diselenggarakan dengan sasaran meningkatnya efektivitas

pengawasan obat dan makanan dalam rangka melindungi masyarakat. Kinerja

penyelenggaraan program ini, diukur dengan indikator:

a. Persentase kenaikan Obat yang memenuhi standar;

b. Persentase kenaikan Obat Tradisional yang memenuhi standar;

c. Persentase kenaikan Kosmetik yang memenuhi standar;

d. Persentase kenaikan Suplemen Makanan yang memenuhi standar;

e. Persentase kenaikan Makanan yang memenuhi standar.

Kegiatan-kegiatan dalam program ini adalah sebagai berikut:

1). Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai Besar/Balai POM

Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya kinerja pengawasan obat dan

makanan di seluruh Indonesia. Indikator kegiatan ini adalah:

a. Jumlah sarana produksi dan distribusi Obat dan Makanan yang diperiksa;

b. Persentase cakupan pengawasan sarana produksi Obat dan Makanan;

c. Persentase cakupan pengawasan sarana distribusi Obat dan Makanan;

d. Jumlah produk Obat dan Makanan yang disampling dan diuji;

e. Jumlah parameter uji Obat dan Makanan untuk setiap sampel;

f. Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang

dihasilkan;

g. Jumlah layanan informasi dan pengaduan;

h. Jumlah kasus di bidang penyidikan obat dan makanan;

i. Jumlah sarana dan prasarana yang terkait pengawasan obat dan makanan;

j. Jumlah balai besar/balai POM yang ditingkatkan kemandiriannya dalam

rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengawasan obat dan

makanan di daerah.

Page 22: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 22

2). Pengawasan Produksi Produk Terapetik dan PKRT

Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya mutu sarana produksi Produk

Terapetik dan PKRT sesuai dengan Good Manufacturing Practice (GMP)

terkini. Indikator kegiatan ini adalah persentase sarana produksi obat yang

memiliki sertifikasi GMP yang terkini;

3). Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT

Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya Mutu Sarana Distribusi Produk

Terapetik dan PKRT sesuai dengan Good Distributing Practise (GDP). Indikator

kegiatan ini adalah:

a. Persentase sarana distribusi obat (PBF) yang distratifikasi dan atau

sertifikasi GDP;

b. Persentase kumulatif sarana distribusi obat (PBF) yang di-mapping;

c. Persentase kumulatif sarana distribusi obat (PBF) yang disertifikasi;

d. Persentase obat yang ke jalur illicit;

e. Persentase temuan obat illegal termasuk obat palsu;

4). Pengawasan Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif

Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya jumlah sarana pengelola

narkotika, psikotropika dan prekursor yang tidak berpotensi melakukan diversi

narkotika, psikotropika dan prekursor. Indikator kegiatan ini adalah:

a. Persentase narkotika, psikotropika dan prekursor yang ke jalur illicit;

b. Persentase iklan/promosi rokok yang tidak memenuhi ketentuan;

c. Persentase sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor yang

memenuhi ketentuan;

d. Jumlah temuan penyimpangan peredaran narkotika, psikotropika dan

prekusor dalam kegiatan impor dan ekspor.

5). Inspeksi dan Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk

Komplemen

Sasaran dari kegiatan ini adalah Meningkatnya mutu sarana produksi dan

sarana distribusi obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen sesuai GMP

dan GDP.

Indikator kegiatan ini adalah:

a. Persentase sarana produksi kosmetik yang memiliki sertifikat GMP terkini;

b. Persentase ketersediaan sarana produksi kosmetik yang menerapkan

GMP terkini;

c. Persentase Industri Obat Tradisional (IOT) yang memilki sertifikat GMP;

d. Persentase sarana distribusi obat tradisional dan suplemen makanan yang

memenuhi ketentuan;

e. Persentase sarana distribusi kosmetik yang memenuhi ketentuan;

f. Jumlah UMKM Kosmetik yang memenuhi ketentuan CPKB;

g. Jumlah UMKM Obat Tradisional yang memenuhi persyaratan sanitasi,

higiene dan dokumentasi.

6). Inspeksi dan Sertifikasi Pangan

Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya mutu sarana produksi dan

distribusi Pangan. Indikator kegiatan ini adalah:

Page 23: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 23

a. Persentase sarana produksi makanan MD yang memenuhi standar GMP

yang terkini;

b. Persentase sarana produksi makanan bayi dan anak yang memenuhi

standar GMP yang terkini;

c. Persentase sarana penjualan makanan yang memenuhi standar

GRP/GDP;

d. Persentase penyelesaian tindak lanjut pengawasan produk pangan;

e. Jumlah sekolah yang disampling produk PJAS;

f. Persentase sarana UMKM yang memenuhi ketentuan.

7). Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya

Sasaran dari kegiatan ini adalah Menurunnya makanan yang mengandung

bahan bebahaya. Indikator kegiatan ini adalah:

a. Persentase makanan yang mengandung cemaran bahan

berbahaya/dilarang;

b. Persentase temuan kemasan makanan yang melepaskan migran

berbahaya yang melampaui ketentuan ke dalam makanan;

c. Persentase sarana distribusi yang menyalurkan bahan dilarang untuk

pangan (bahan berbahaya) yang sesuai ketentuan;

d. Persentase kemasan pangan dari pangan terdaftar, yang tidak memenuhi

syarat;

8). Standardisasi Produk Terapetik dan PKRT

Sasaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya standar, pedoman, dan kriteria

Produk Terapetik dan PKRT yang mampu menjamin aman, bermanfaat dan

bemutu. Indikator kegiatan ini adalah persentase kecukupan standar obat yang

dimiliki dengan yang dibutuhkan;

9). Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen

Sasaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya regulasi, pedoman dan standar

Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen yang dapat menjamin

produk yang aman, berkhasiat dan bermutu. Indikator kegiatan ini adalah:

a. Persentase kecukupan regulasi, pedoman, standar Obat Tradisional yang

dimiliki dengan yang dibutuhkan;

b. Jumlah regulasi, pedoman, standar obat tradisional yang disahkan;

c. Persentase kecukupan regulasi, pedoman, standar Kosmetik yang dimiliki

dengan yang dibutuhkan;

d. Jumlah regulasi, pedoman, standar kosmetik yang disahkan;

e. Persentase kecukupan regulasi, pedoman, standar Produk Komplemen

yang dimiliki dengan yang dibutuhkan;

f. Jumlah regulasi, pedoman, standar produk komplemen yang disahkan.

10). Standardisasi Makanan

Sasaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya standar makanan yang mampu

menjamin makanan aman, bermanfaat, dan bermutu. Indikator kegiatan ini

adalah:

a. Persentase kecukupan standar Makanan yang dimiliki dengan yang

dibutuhkan;

Page 24: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 24

b. Jumlah standar yang dihasilkan dalam rangka antisipasi perkembangan isu

keamanan, mutu, dan gizi pangan;

c. Jumlah standar yang dihasilkan dalam rangka mendukungProgram

Rencana Aksi Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah

(PJAS);

d. Persentase UMKM yang meningkat daya saingnya berdasarkan hasil

grading.

11). Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Makanan

Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya pemberdayaan Pemda

Kabupaten/kota melalui advokasi keamanan pangan serta menguatnya rapid

alert system keamanan pangan. Indikator kegiatan ini adalah:

a. Persentase penyelesaian tindaklanjut informasi jejaring nasional, regional

dan internasional terkait rapid alert dan respon permasalahan keamanan

Makanan;

b. Persentase kabupaten/kota yang menerbitkan P-IRT sesuai ketentuan

yang berlaku;

c. Jumlah profil resiko keamanan pangan yang dikategorikan sebagai early

warning untuk merespon permasalahan keamanan pangan;

d. Persentase pangan jajanan anak sekolah (PJAS) yang memenuhi

persyaratan keamanan pangan;

12). Pemeriksaan secara Laboratorium, Pengujian dan Penilaian Keamanan,

Manfaat dan Mutu Obat dan Makanan serta Pembinaan Laboratorium POM

Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya kemampuan uji laboratorium

POM sesuai standar. Indikator kegiatan ini adalah:

a. Persentase Laboratorium Badan POM yang terakreditasi sesuai standar;

b. Persentase sample uji yang ditindaklanjuti tepat waktu;

c. Jumlah metode analisis yang divalidasi/ diverifikasi;

d. Jumlah baku pembanding yang diproduksi;

e. Persentase uji profisiensi yang diikuti balai POM yang inlier.

13). Investigasi Awal dan Penyidikan terhadap Pelanggaran di Bidang Obat

dan Makanan

Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya kuantitas dan kualitas

investigasi awal dan penyidikan oleh PPNS BPOM terhadap pelanggaran

dibidang Obat dan Makanan. Indikator kegiatan ini adalah:

a. Persentase pelanggaran yang ditindaklanjuti sampai dengan P 21;

b. Persentase temuan investigasi awal oleh PPNS yang ditindaklanjuti secara

pro-justicia;

c. Persentase perkara tindak pidana OM yang telah mendapat P-21;

d. Persentase berkas perkara tindak pidana obat dan makanan yang telah

diserahkan PPNS BPOM;

14). Penilaian Obat dan Produk Biologi

Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya obat dan produk biologi yang

memenuhi standar keamanan, khasiat, dan mutu.

Page 25: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 25

Indikator kegiatan ini adalah persentase penilaian keamanan, khasiat, dan mutu

obat dan produk biologi yang diselesaikan tepat waktu;

15). Penilaian Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen

Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya OT, SM dan Kos yang memenuhi

standar keamanan, kemanfaatan dan mutu. Indikator kegiatan ini adalah:

a. Persentase Obat Tradisional, Suplemen Makanan beredar yang dinilai

tepat waktu;

b. Persentase notifikasi kosmetik yang dinilai tepat waktu;

c. Jumlah DIP (Dokumen Informasi Produk) Produk kosmetik yang dinilai;

d. Persentase UMKM Kosmetik yang memiliki pengetahuan mengenai DIP

dan keamanan produk kosmetik.

16). Penilaian Makanan

Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya jumlah pangan olahan yang

memiliki Nomor Izin Edar/Surat Persetujuan Pendaftaran.

Indikator kegiatan ini adalah:

a. Persentase keputusan penilaian makanan yang diselesaikan tepat waktu;

b. Persentase pendaftaran pangan olahan yang diselesaikan tepat waktu.

17). Riset Keamanan, Khasiat, Mutu Obat dan Makanan

Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya hasil riset untuk menunjang

pengawasan obat dan makanan.

Indikator kegiatan ini adalah:

a. Jumlah metode analisis tervalidasi;

b. Jumlah hasil kegiatan riset yang dideseminasikan.

18). Pengembangan Obat Asli Indonesia

Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengembangan Obat Asli

Indonesia. Indikator kegiatan ini adalah: Jumlah Obat Asli Indonesia yang

dikembangkan keamanan dan kemanfaatannya (tanaman/tahun).

Latihan Soal

1. Apa saja program dan kegiatan Badan POM dalam rangka pembangunan?

a. Program Aset dan Data

b. Program Generik dan Teknis

c. Program Kesehatan dan Kuat

d. Program KB dan anak

2. Berapakah UPT Badan POM (Balai/Balai Besar)?

a. 33 c. 30

b. 32 d. 31

3. Apkah kepanjangan dari HCM ?

a. Human Capital Management

b. Human Cold Management

c. Human Celcius Man

d. Home Capital Management

Page 26: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL · PDF filePerencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategi Badan POM (2010-2014), ... pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

RPJMN 26