rencana operasi tahunan 2008–09: mengenai indonesia
TRANSCRIPT
Penelitian yang berhasil
Rencana Operasi Tahunan 2008–09: Mengenai Indonesia
www.aciar.gov.au
© Persemakmuran Australia 2008
Karya ini dilindungi oleh hak cipta. Selain penggunaan seperti yang tertera pada Undang-undang Hak Cipta Tahun 1968, penerbitan-ulang bagian manapun tidak dibenarkan tanpa izin tertulis sebelumnya dari Persemakmuran. Permohonan dan pertanyaan mengenai reproduksi serta hak-hak terkait agar dialamatkan kepada Commonwealth Copyright Administration, Attorney-General’s Department, Robert Garran Offices, National Circuit, Barton ACT 2600 atau dikirimkan ke <http://www.ag.gov.au/cca>.
Diterbitkan oleh Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR)
GPO Box 1571, Canberra ACT 2601, Australia
Telepon: 61 2 6217 0500
Rencana Operasi Tahunan ACIAR 2008-09: Mengenai Indonesia
ISBN 978 1 921434 88 4 (print)
ISBN 978 1 921434 89 1 (online)
Distribusi
Rencana ini bisa didapatkan melalui situs ACIAR <www.aciar.gov.au> atau dengan menghubungi ACIAR melalui email <[email protected]> atau melalui telepon (02 6217 0500) atau faks (02 6217 0501) untuk meminta salinannya.
Untuk keterangan lebih lanjut, atau pemberian komentar, hubungi:
ACIAR GPO Box 1571 Canberra ACT 2601 AUSTRALIA
Telefon + 61 2 6217 0500 Internet www.aciar.gov.au Email [email protected]
Foto Sampul: Panen tanaman komunitas kecil di Indonesia
Percetakan: Paragon Printing, Canberra
Tentang ACIAR
Apa itu ACIAR?
Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) merupakan sebuah otorita pemerintahan yang beroperasi dibawah naungan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan. Lingkup kegiatan ACIAR merupakan bagian dari program bantuan Australia yang bertujuan untuk meningkatkan kepentingan nasional melalui pengurangan tingkat kemiskinan dan pembangunan yang berkelanjutan. ACIAR dibentuk pada tahun 1982 untuk membantu dan mendorong para ilmuwan pertanian Australia dalam menggunakan keahlian mereka demi kemajuan negara-negara berkembang, sekaligus pada saat yang sama mengatasi masalah pertanian di Australia sendiri.
Penelitian yang didanai oleh ACIAR bertujuan membantu negara-negara berkembang melalui kontribusi penyelesaian masalah-masalah pertanian serta membangun kapasitas penelitian.
Dimana kami bekerja
ACIAR mendukung proyek-proyek di lima kawasan: Papua Nugini dan negara-negara kepulauan Pasifik, Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Utara dan Afrika Bagian Selatan.
Apa yang kami kerjakan
ACIAR menggerakkan kelompok dan institusi penelitian untuk melaksanakan proyek penelitian pertanian melalui kerjasama dengan badan-badan bersangkutan di negara-negara berkembang. ACIAR
• menggerakkanpenelitiankearahpeningkatan produksi pertanianyang berkesinambungan di negara-negara berkembang
• mendanaipelatihanterkaitdenganproyek (program pasca sarjana dan pelatihan singkat)
• menyampaikanhasil-hasilpenelitiannya
• mengadakandanmendanaikegiatan-kegiatanpengembangan yang berkaitan dengan program-program penelitian
• menanganikontribusiPemerintahAustraliaterhadapPusat-pusat Penelitian Pertanian Internasionall
Daftar IsiPesan dari Menteri dan Sekretaris iv Parlemen iv
Kata Pengantar dari Ketua Umum dan Ketua Pelaksana 1
Inti Acara 2
Program penelitian dan pengembangan 10
Papua Nugini dan Negara-negara Kepulauan Pasifik 11Papua Nugini 12Negara-negara Kepulauan Pasifik 19
Asia Tenggara 25Indonesia 26Vietnam 36Filipina 41Timor Timur 46Kamboja 48Laos 53Thailand 57Burma 59
Asia Selatan 60India 61Pakistan 66Banglades 69Negara Asia Selatan dan Timur Tengah lainnya: Butan, Afganistan dan Irak 70
Asia Utara 72RRC 73
Afrika Bagian Selatan 77Afrika Bagian Selatan 78
Program Multilateral 80
Pembangunan Kapasitas: pelatihan dan pendidikan 84
Analisa dampak program penelitian 86
Penyampaian hasil-hasil penelitian 88
Manajemen portfolio 89
Lampiran 90Lampiran 1a: Strategi sektoral ACIAR untuk tahun 2008–09 91Lampiran 1b: Masalah-masalah terkait yang harus ditanggapi pada tahun 2008–09 95Lampiran 1c: Fokus negara untuk program Litbang ACIAR tahun 2008–09 98Lampiran 1d: Keseimbangan portfolio proyek ACIAR: desain dan perampungan proyek 100Lampiran 1e: Keterlibatan ACIAR dengan organisasi non-pemerintah dan kemasyarakatan 101Lampiran 2: Keuntungan bagi Australia 102Lampiran 3: Indikator perkembangan dunia terpilih 108Lampiran 4: Indikator produksi tanaman utama, hewan ternak dan perikanan dengan negara mitra 110Lampiran 5: Indikator kehutanan utama untuk negara–negara mitra 114Lampiran 6: Akronim dan singkatan 115
Buku Petunjuk Korporasi 116
iii
Pokok Kegiatan
Fitur Utama
Rencana Operasional Tahunan ACIAR (AOP) 2008–09 terkait erat dengan fokus pengurangan kemiskinan dari program bantuan Australia yang telah diperbarui. Terdapat pergeseran investasi ACIAR ke negara-negara miskin di kawasan tersebut. Secara khusus, AOP tahun ini memberikan penekanan yang lebih mendalam pada kawasan-kawasan ‘tertinggal’ di negara-negara mitra (Filipina selatan, Indonesia timur, sebagian daerah tadah hujan di India timur serta RRC bagian barat, pantai selatan Vietnam dan Vietnam barat laut) dimana kemiskinan masih merajalela. Dalam program–program baru yang dikembangkan di daerah-daerah tersebut, terdapat keterlibatan yang jauh lebih besar dari kelompok–kelompok yang terpinggirkan (termasuk petani skala kecil, etnis minoritas serta para wanita).
Strategi untuk setiap negara dalam Rencana tersebut juga diselaraskan dengan strategi keseluruhan program bantuan Pemerintah yang baru untuk negara-negara, kawasan dan sektor yang spesifik. Sejalan dengan Deklarasi Paris atas Keefektifan Bantuan tahun 2005 (Paris Declaration on Aid Effectiveness 2005), upaya-upaya telah dilakukan untuk menyelaraskan rencana tersebut dengan program–program nasional serta menjalin hubungan yang lebih erat dengan badan-badan pembangunan yang lain dalam pelaksanaan programnya.
Sebagai badan yang relatif kecil, ACIAR memahami pentingnya memberikan fokus pada area tertentu. Tema-tema program yang tertera dalam Rencana tersebut dihasilkan melalui proses konsultasi yang intensif dengan setiap negara berkembang yang menjadi mitra, terutama mengenai prioritas pertanian mereka serta isu-isu yang dapat diselesaikan dengan solusi praktis melalui penelitian. Disamping beroperasi dengan sumber dana yang terbatas, faktor-faktor lain seperti tersedianya sistem pengadopsian hasil-hasil litbang, prioritas Australia serta ketersediaan keahlian dari Australia juga menjadi pertimbangan yang penting. Jalur-jalur adopsi mendapatkan perhatian yang cukup besar dalam proses desain proyek selain juga keterlibatan sektor swasta atau Organisasi Non-Pemerintah yang saat ini terlibat secara aktif dalam sekitar 50 proyek ACIAR.
AOP 2008–09 melanjutkan kecenderungan dukungan ACIAR atas program-program terpadu yang berskala lebih besar daripada sekedar jumlah proyek yang berdiri sendiri-sendiri. Dalam rencana tahun 2008–09, sejumlah proyek berskala besar ($2–5 juta) yang akan dicanangkan atau dilaksanakan, yang biasanya melibatkan pendekatan multidisiplin oleh sebuah tim kecil yang terdiri dari para manajer. Kami juga akan menggerakkan proyek-proyek ‘standar’ dalam jumlah yang lebih kecil, sesuai dengan rencana kami untuk menitikberatkan pada prioritas utama, kami juga menetapkan skala minimum proyek sebesar $1 juta (atau $600.000 untuk negara-negara Kepulauan Pasifik). Tren atas program-program investasi–bersama dengan
AusAID juga akan terus dijalankan. Dalam bidang lain, misalnya masalah flu burung di Indonesia atau manajemen hutan di Papua Nugini dan Indonesia, investasi penelitian ACIAR akan saling mendukung dengan program-program pengembangan AusAID.
Alokasi jumlah keseluruhan anggaran regional untuk proyek ACIAR pada tahun 2008–09 dicanangkan sebagai berikut:
• PapuaNuginidanPasifikkira-kira 20%• AsiaTenggara>45%• AsiaSelatankira-kira 15%• AsiaUtara<15%• AfrikaBagianSelatan<5%Dukungan kami untuk pusat-pusat penelitian yang tergabung dalam Consultative Group on International Agricultural Research (CGIAR), yang disebut juga CG centre akan tetap berjalan untuk tahun 2008–09. Dana tidak terikat sebesar $5,5 juta juga akan disediakan bersama dengan inisiatif program spesifik yang terikat. Perbedaan antara program bilateral dan multilateral CGIAR juga akan semakin menghilang sebagaimana inisiatif program spesifik dalam skala yang lebih besar dikembangkan dengan melibatkan para peneliti baik dari Australia maupun CG centre. Secara keseluruhan, pengeluaran ACIAR untuk CG centre dianggarkan sebesar $11 juta untuk tahun 2008–09.
Prioritas program untuk negara-negara mitra utama tahun 2008–09 Papua Nugini• Peningkatan pendapatan usaha kecil dari produk
hortikultura dan umbi-umbian• Meningkatkanpenghasilanbagiusahakecildariproduksi
tanaman keras dan pemasaran ekspornya• Mata pencaharian bagi pelaku skala kecil pada usaha
perikanan, perikanan budidaya dan kehutanan• Penanganan sumber daya hutan dan perikanan
secara lestari• Biosekuritaspertanian• Mengatasi masalah sosial, budaya dan keterbatasan
kebijakan dalam hal pengadopsian teknologi pertanian• Pembangunankapasitasinstitusidanperorangan
Negara-negara Kepulauan Pasifik(Fokus pada Fiji, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Samoa dan Tonga)
• Meningkatkanpenghasilanrumahtanggasertaketahananpangan melalui sistem pertanian yang lebih produktif dan beragam, meliputi:
− Penanganan penanaman dan pemasaran umbi–umbian serta produk hortikultura
− sentra produksi hasil hutan dan penambahan nilainya
− Komunitas perikanan budidaya dan budidaya laut • Analisa cadangan dan perencanaan pemanfaatan
budidaya perikanan yang lestari
2
Inti
Aca
ra• Masalah–masalahbiosekuritasdankarantina• BekerjasamadenganparaorganisasikawasanPasifik
dan setiap negara bersangkutan.
Indonesia(Fokus pada Indonesia Timur, Jawa dan beberapa daerah di Sumatra)• Alternatifkebijakanyangtelahdisempurnakanuntuk
mendukung pembangunan usaha pedesaan• Biosekuritas dan penanganan hama serta penyakit
tanaman dan ternak.• Pengembangan industri hortikultura yang
mampu bersaing• Pengembangan agrobisnis atas sistem perkebunan,
budidaya perikanan serta sistem tanaman dan ternak terpadu (khususnya di Indonesia bagian timur)
• Penanganan sumber daya perikanan (cadanganbersama, penangkapan ikan ilegal) dan kehutanan (kebijakan penanganan mitigasi perubahan iklim)
• Keterlibatan dalam program-program utamaKemitraan Australia-Indonesia
− Pengembangan agrobisnis skala kecil di Indonesia Timur
− Rehabilitasi lahan dan budidaya perikanan di Aceh
Vietnam(Fokus pada daerah pesisir tengah, pegunungan sebelah barat laut, Delta Mekong dan pantai timur laut (perikanan))• Mempertahankandaya saingpasarbidangpertanian
dan perikanan melalui perbaikan biosekuritas dan sistem agrobisnis.
• Pengembangan industri perikananbudidaya bernilaitinggi dan hasil hutan perkebunan
• Manajemen sumberdaya tanah dan air bagi sistempertanian yang menguntungkan dan lestari di kawasan pantai selatan tengah Vietnam
• Mengembangkan peluang pasar bagi masyarakat didatarantinggisebelahUtaradanBaratLaut
Filipina(fokus pada Filipina selatan – bagian utara dan selatan Mindanao serta Visayas)
• Peningkatan daya saing pasar bagi produk-produkpertanian dengan memperhatikan spesifikasi pasar (difokuskan pada buah-buahan, sayur-mayur dan produk perikanan budidaya)
• Penangananmasalahlahandansumberdayaairberbasispetani menuju sistem pertanian yang menguntungkan dan lestari
• Mengatasi kendala peraturan, kebijakan, teknis dansosial dalam rangka pengadopsian hasil penelitian
Kamboja • Pengamanan produktivitas sistempertanian berbasis
padi–agronomi, penanganan hama dan hasil pertanian lain.
• Diversifikasi pertanian yang lebih luas (khususnyasayur-sayuran dan ternak) untuk meningkatkan pendapatan dan perbaikan nutrisi–sistem produksi dan pemasarannya
• Pembangunankapasitasinstitusidanperorangan
Laos• Pengenalan alternatif bagi pergantian budidaya
di dataran tinggi, khususnya bidang peternakan dan kehutanan
• Diversifikasi pertanian untuk meningkatkanproduktivitas sistem pertanian dataran rendah, khususnya padi serta perikanan sungai dan tambak
• Pembangunankapasitasinstitusidanperorangan
Timor Timur • Analisa dan pelepasan varietas tanaman baru untuk
meningkatkan ketahanan pangan dan nutrisi • Pembangunan kapasitas para peneliti dalam
lingkungan universitas dan Departemen Pertanian
India(fokus pada kerjasama bidang kebijakan dan bioteknologi dengan institut-institut di tingkat pusat dan pada manajemen perairan di Central Plateau/Andhra Pradesh)• PenerapanseleksidenganbantuanDNAsebagaialat
perbanyakan gandum• Manajemenpengairanpertanianuntukmeningkatkan
pendapatan di daerah tadah hujan• Penelitian dalam pilihan-pilihan kebijakan
untuk reformasi perdagangan dan pasar bagi kepentingan agrobisnis
Pakistan• ProgramyangterkaitdenganSektorPertanian − pengembangan sistem produksi dan pemasaran
mangga dan jeruk yang lebih produktif dan mampu bersaing
− peningkatan pendapatan peternak sapi perah• Penangananmasalahtanahsertairigasiyanglebihbaik
bagi usaha pertanian yang lebih menguntungkan
Banglades• Pengadopsianpilihan tanamanmusimdinginuntuk
meningkatkan intensitas dan diversifikasi sistem tanaman berbasis padi
RRC(fokus pada provinsi-provinsi di sebelah barat laut dan Daerah Otonomi Tibet)• Hasil pertanian yang berkesinambungan dari sistem
pertanian tadah hujan di bagian barat laut Cina, yang menitikberatkan pada intervensi teknis dan kebijakan bagi penanganan sumber daya alam yang lebih baik
• Peningkatanproduktivitas sistem integrasi tanaman-ternak di Daerah Otonomi Tibet
• Penelitiankebijakanatasimplikasidariperkembanganperdagangan Cina bagi pengusaha skala kecil
3
IndonesiaPendapatan kotor per kapita (PPPa US$)
3,843 Bilateral aktual 2006–07 $8.8 m
Populasi (juta) 226 Prakiraan Bilateral 2007–08 $11.0 mPrakiraan populasi (juta) pada tahun 2015
252 Anggaran bilateral 2008–09 $9.7 m
Proyek bilateral yang aktif 58 Anggaran bilateral + multilateral 2008–09
$10.9 mProyek multilateral yang aktif 10
aParitas daya beli (lihat Lampiran 3, indikator perkembangan dunia terpilih)
Man
ajer
Mr
Julie
n de M
eyer,
Man
ajer N
egar
a ACI
AR,
Indon
esia
Para pimpinan program utamaBpk David Shearer, AgrobisnisDr Simon Hearn, Pengembangan Kebijakan PertanianDr Doug Gray, Kesehatan HewanDr Peter Horne, Sistem Produksi TernakDr TK Lim, Perlindungan TanamanMr Barney Smith, PerikananDr Russell Haines, Kehutanan
Inisiatif Pengembangan Agrobisnis Skala Kecil (Smallholder Agribusiness Development Initiative SADI):Dr John Skerritt, Director, Penelitian Adaptif Berasaskan PasarDr Peter Horne, Pimpinan Subprogram, Penelitian Adaptasi Berasaskan PasarDr Robert Caudwell, Penasehat Pengembangan Institusional
Sistem pertanian terintegrasi tanaman-ternak dengan menggunakan pakan yang lebih baik, dapat meningkatkan produktivitas pertanian
Strategi Jangka MenengahProgram ACIAR di Indonesia menekankan pada penerapan kebijakan pertanian serta penelitian dan pengembangan teknis guna mendukung pertumbuhan ekonomi dalam bidang pertanian, kehutanan dan perikanan di enam provinsi di Indonesia Timur serta beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra. Program ini bertujuan meningkatkan pendapatan para petani melalui pergeseran penekanan dari produksi pertanian berasaskan faktor menuju kepada pengembangan agrobisnis secara terpadu.Hal ini dilakukan dengan caramemberikanpenekanan pada komoditas bernilai tinggi dimana terdapat permintaan pasar yang tinggi pula. Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi beberapa komoditas sebagai prioritas dengan memperhatikan adanya kendala-kendala pokok yang memerlukan perhatian melalui penelitian dan kerjasama guna meningkatkan kebijakan dengan menggaris-bawahi pada pengembangan agrobisnis.
Disamping mendorong penelitian atas peningkatan produksi dan produktivitas, ACIAR juga membantu penanganan hama
dan penyakit (termasuk masalah biosekuritas), proses pasca panen serta pengembangan pasar. Perlindungan sumber daya berbasis pertanian akan dipacu melalui kolaborasi penelitian aspek-aspek biosekuritas tanaman dan peternakan serta penanganan kehutanan dan perikanan; dan melalui penelitian kebijakan atas keterlibatan efektif dalam pasar, khususnya yang berhubungan dengan penetapan kebijakan pertanian dalam negeri. Kebijakan dalam negeri yang lebih baik oleh Indonesia seharusnya mengarah pada keterlibatan yang lebih aktif dalam inisiatif-inisiatif untuk merealisasikan perdagangan. Halinidapatdicapaimelaluikontribusipadapengembanganpasar komoditas pertanian yang sudah berfungsi dengan baik, dimana tanda-tanda pasar yang lebih jelas akan dapat meningkatkan penghasilan pertanian serta kemampuan Indonesia dalam merealisasikan keuntungan produksi serta perdagangan komparatifnya. Hal ini juga akan membantumengarahkan penelitian teknis dan pengembangannya pada bidang-bidang yang memberikan keuntungan lebih besar serta memberikan informasi kepada investasi swasta dalam agrobisnis, infrastruktur dan pemasarannya.
ACIAR dan mitra Indonesianya turut melibatkan para pengguna akhir seperti kelompok penyuluh, sektor swasta dan organisasi non-pemerintah (NGO) selama pengembangan dan pelaksanaan proyek. ACIAR akan mendorong terjalinnya hubungan antara badan-badan penelitian pertanian, kehutanan dan perikanan dengan direktorat jenderal penentu kebijakan/pelaksana serta mendukung kerjasama antara institut di tingkat pusat dan badan penelitian adaptif serta otorita perencanaan di daerah.
Penekanan pada kegiatan pembangungan kapasitas dilakukan dengan mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sistem penelitian pertanian berdasarkan
26
Indo
nesi
akebutuhan. Hal ini dapat dicapai melalui pelatihan dalam:manajemen penelitian (termasuk penentuan prioritas penelitian, evaluasi proyek dan penilaian dampak); desain dan analisa eksperimen; ilmu ekonomi/sosial bagi para ilmuwan biofisika; penelitian pertanian yang bersifat partisipatif dan keterampilan lainnya; dan agrobisnis, termasuk manajemen rantai suplai. Terdapat juga penekanan khusus pada pembangunan kapasitas dalam bidang manajemen penelitian di berbagai institusi di Indonesia timur dan Aceh.
Indikator Kinerja Utama (2008–09)• Strategilitbangyangbarubagipeningkatanproduktivitas
dan daya saing pada industri buah tropis Indonesia telah disetujui dan dilaksanakan
• Inisiatif bersama litbang pertanian antara Indonesiadan Australia di Papua, Indonesia, telah dirancang dan dilaksanakan
• Hasilawalyangdicapaikomponenpenelitianadaptifpadaprogram SADI (Inisiatif Pengembangan Agrobisnis Petani Kecil) dipergunakan oleh para pelaku dalam rantai nilai agrobisnis dalam usaha meningkatkan keuntungan
• Pengembangan pendekatan-pendekatan yang telahdisempurnakan terhadap penilaian teknologi yang akan mendorong pertukaran ilmu di antara pelaku litbang dan tenaga penyuluh di Indonesia timur
• Perbaikan sistem layanan kesehatan hewan Indonesia,kebijakan serta operasi dimulai melalui pengembangan, persetujuan dan percobaan ‘Indovetplan’; dan perbaikan program pengendalian penyakit endemik.
• Pembangunan kembali Pusat Pengembangan PerikananBudidaya Air Payau Ujung Batee telah memberikanlayanan teknis yang efektif bagi para petani Aceh
• Perangkatperencanaanperikananbudidayayangdiadopsioleh badan perencanaan terkait di Sulawesi Selatan
• 40% dari proyek baru dirancang berpotensi untukmemberikan dampak yang signifikan pada petani atau para pembuat kebijakan dalam kurun waktu 5 tahun setelah proyek selesai.
PosisiPosisi yang dekat dan kepentingan strategis bagi Australia, serta keprihatinan bahwa setengah dari jumlah populasinya hidup dalamkemiskinan(denganpenghasilanUS$2perhari),dapatdiartikan bahwa Indonesia masih tetap akan mendapatkan perhatianutamadalamprogramACIAR.Hal-halutamayangakan ditangani secara spesifik dalam program ACIAR meliputi kendala keterbatasan kapasitas sumberdaya manusia dalam penelitian adaptif dan penyuluhan di dalam sebuah sistim otonomi daerah yang kuat, tantangan atas pengaturan sumber daya alam serta perlunya menjalin hubungan dengan pasar utama domestik maupun internasional.
Salah satu tantangan utama ACIAR dan mitranya di Indonesia adalah mempertahankan hasil-hasil praktis bagi komunitas petani atas sejumlah besar investasi penelitian yang sudah ditanamkan. Beberapa proyek saat ini menitikberatkan pada program penyuluhan hasil penelitian proyek-proyek ACIAR, sementara itu Inisiatif Pengembangan Agrobisnis Petani Kecil (SADI) memberikan kesempatan bagi keterlibatan pasar dan komunitas yang lebih besar dalam proses perencanaan dan penggunaan hasil-hasil penelitian. Peluang lainnya adalah melalui kerjasama AusAID dalam program Australia–Nusa
Tenggara Assistance for Regional Autonomy (ANTARA) di Indonesia Timur, sejalan dengan bertambahnya penekanan dalam pengembangan ekonomi kawasan di Indonesia dalam lingkup program bantuan Australia secara lebih luas.
Program ACIAR memiliki fokus yang kuat dalam hal kemitraan, dengan menggunakan sistem Indonesia untuk pelaksanaan program dan proyeknya. Kami akan bekerja sama dengan mitra Indonesia melalui: keterlibatan para pengguna seperti kelompok penyuluh dan sektor swasta dalam pengembangan proyek; berusaha secara cermat memadukan personil proyek dalam kegiatan proyek pada tingkat komunitas petani; dan sejauh memungkinkan berusaha memadukan para peneliti dengan pembuat kebijakan. Di propinsi dimana proyek ACIAR berada, kami akan melibatkan kelompok-kelompok tani dan sektor swasta melalui proses konsultasi tentang prioritas program. Kami akan meningkatkan penekanan pada penyampaian hasil proyek ACIAR dan mengaitkannya dengan program-program utama Pemerintah Indonesia, pihak donor lain serta industri. Keterkaitan secara resmi dengan Bank Dunia telah terjalin dalam dua program utama mereka.
Keseimbangan investasi regional juga dipengaruhi oleh tersedianya keahlian di pihak Australia dan diselaraskan dengan program bantuan Australia. Kolaborasi yang berkesinambungan dengan para pelaku penelitian dan pengembangan serta pembuat kebijakan di Jawa dan Sumatra bagian barat juga penting, khususnya bagi penelitian kebijakan pertanian, kerjasama bidang biosekuritas serta penelitian hortikultura dan perikanan budidaya. Indonesia, dengan mempertimbangkan kedekatan jaraknya, berada pada posisi strategis bagi Australia sehubungan dengan penyakit tanaman dan hewan di daerah perbatasan. Indonesia Timur akan tetap menjadi prioritas utama bagi ACIAR. Program tersebut meliputi kegiatan di propinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara melalui SADI–SMAR dan program ACIAR. Sebagai informasi tambahan, sebuah program akan segera dimulai di Papua dan Papua Barat pada tahun 2008. Dalam menanggapi bencana tsunami pada bulan Desember 2004, ACIAR telah memulai sejumlah proyek bagi masyarakat yang terkena dampaknya di Nanggroe Aceh Darussalam. Keterlibatan di Aceh akan terus berlanjut, namun akan dikembangkan lebih lanjut untuk memberikan dukungan bagi peningkatan penghasilan para petani dari sektor pertanian dan perikanan dalam jangka waktu menengah.
ACIAR juga mendorong terjalinnya hubungan antara badan-badan penelitian dalam bidang pertanian, kehutanan dan perikanan serta direktorat jenderal pelaksana/penentu kebijakan yang terkait dalam departemen yang sama, seperti halnya dengan departemen lain misalnya Departemen Perdagangan. ACIAR akan mendukung adanya keterkaitan antara institusi-institusi penelitian di Jawa dan Sumatra, para pelaku penelitian adaptif dan badan perencanaan yang berwenang di Indonesia timur. Lebih jauh lagi, akan terdapat keterlibatan yang lebih besar dari sektor swasta serta mitra non-pemerintah dalam program tersebut.
Proyek kesehatan hewan akan menilai, mengembangkan dan menguji sistem pengawasan yang dapat diterapkan pada semua penyakit hewan (namun sebagian besar penerapannya
27
Indo
nesi
a
Dalam bidang kehutanan, ACIAR akan menekankan pada sistem wanatani berbasis masyarakat bagi peningkatan pendapatan di kawasan Indonesia Timur dan semakin membaiknya kelangsungan serta nilai yang diperoleh dari jenis-jenis tanaman utama seperti akasia dan jati. Sejalan dengan bertambahnya perhatian dalam kerjasama bidang kehutanan dan perubahan iklim di Indonesia,
ACIAR menangani desain dan pelaksanaan komponen dari dua program utama pengembangan regional :
Inisiatif Pengembangan Agrobisnis Petani Kecil (SADI)SADI bertujuan meningkatkan produktivitas sektor pedesaan dan pertumbuhan empat propinsi di kawasan timur—Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Proyek ini akan meningkatkan pendapatan dan produktivitas petani dan sektor agrobisnis dalam menanggapi peluang pasar melalui proses yang didasarkan pada kapasitas adaptif litbang. SADI, suatu program yang berdurasi 10 tahun dengan komitmen pendanaan awal dari Pemerintah Australia sebesar $38 juta untuk periode sampai akhir tahun 2009, terdiri dari tiga sub program yang masing-masing akan dikembangkan dengan berpijak pada kegiatan yang sedang berlangsung di Indonesia:
• meningkatkan produksi dan pemasaran pada petaniskala kecil (dilaksanakan oleh Sekretariat Program Pengembangan Kecamatan Departemen Dalam Negeri dan didukung oleh Bank Dunia)
• memperkuatsektoragrobisnisswastadanpengembanganusaha kecil dan menengah (dilaksanakan oleh International Finance Corporation)
• Dukungan penelitian adaptif berdasarkan kebutuhanpasar (SMAR; dilaksanakan oleh ACIAR melalui kantor perwakilannya di Makassar dan Bogor).
Tujuan SADI adalah membangun kapasitas litbang pertanian provinsi yang tangguh yang dipacu oleh pasar dan pelanggan, dan secara efektif berbagi pengetahuan pada para pengguna. Sebuah fitur subprogram ini adalah perpaduannya dengan
sub program lain untuk produksi dan pemasaran petani kecil serta peningkatan pengembangan agrobisnis sektor swasta.
Terdapat tiga komponen pelaksanaan subprogram SMAR. Yang pertama, Penelitian dan Pengembangan Adaptif yang digunakan untuk mendanai badan-badan di tingkat provinsi guna melaksanakan proyek-proyek litbang dengan skala prioritas-tinggi sesuai dengan kebutuhan dan disertai dengan dukungan teknis internasional. Prioritas untuk proyek-proyek ini diidentifikasi melalui lokakarya bersama dengan pihak industri, petani, pemerintah dan kelompok-kelompok peneliti serta melalui penjajagan institusi dan pasar. Komponen kedua bertujuan meningkatkan keterkaitan dan proses alih pengetahuan secara lebih efektif antara pelaku litbang dan tenaga-tenaga penyuluh. Media penyuluhan dan metode baru guna membantu penyebarluasan hasil litbang akan diujicobakan di lapangan. Komponen ketiga yaitu pengembangan institusional akan dilakukan dengan cara membantu pengembangan perencanaan litbang yang optimal, penyusunan kebijakan dan prosedur pengalokasian anggaran, pengembangan sumber daya manusia serta perbaikan peralatan.
Komponen mata pencaharian pedesaan dari program rekonstruksi AcehACIAR dan Kemitraan Australia–Indonesia untuk Rekonstruksi dan Pengembangan (Australia–Indonesia Partnership for Reconstruction and Development—AIPRD) juga bekerja sama dalam upaya rehabilitasi Pusat Pengembangan Regional Budidaya Air Payau (Regional Aquaculture Development Centre—RBADC) di UjungBatee, yang merupakan pusat pengembangan teknologi dan penyuluhan bidang perikanan budidaya di Aceh. Pusat pengembangan tersebut mengalami kerusakan berat akibat bencana tsunami tahun 2004. AusAID akan menangani pembangunan infrastruktur fisik pusat pengembangan perikanan budidaya tersebut. Kegiatan kedua yang didanai bersama yaitu ‘Restorasi tanaman tahunan di daerah yang terkena dampak bencana tsunami di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam’ . Proyek ini berhubungan erat dengan proyek-proyek lain yang didanai oleh ACIAR untuk restorasi sistem tanam di Aceh.
Partisipasi ACIAR dalam Program Kemitraan Australia–Indonesia
pada agen virus infeksi yang menular). Bantuan juga akan difokuskan untuk mengembangkan respons secara cepat dan tepat pada saat penyakit terdeteksi. Penelitian yang ditargetkan akan menjadi dasar pengetahuan untuk menggunakan perangkat-perangkat seperti misalnya vaksin dengan cara yang paling efektif. Kendala pengendalian penyakit secara efektif adalah lingkup peraturan dan kebijakan yang berlaku, khususnya dalam mengembangkan inisiatif kerjasama yang dibutuhkan di kawasan tersebut. Peluang untuk memperbaiki keadaan ini akan dicoba dicari Pemerintah tingkat propinsi dan pusat juga dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam pelaksanaan program pengendaliannya secara lebih luas. Penyakit ternak endemik yang secara nyata menyebabkan kerugian yang besar juga menjadi sasaran penelitian, dimana alurnya akan didefinisikan secara jelas terutama untuk proses adopsinya. ACIAR juga mendukung beberapa sasaran kegiatan
penelitian tertentu sebagai bagian dari komitmen program bantuan Australia dalam mengurangi ancaman penyakit flu yang sangat menular (highly pathogenic avian influenza–HPAI) di Indonesia dan tempat lainnya dalam kawasantersebut.
Dalam bidang kehutanan, ACIAR akan menekankan pada sistem wanatani berbasis masyarakat bagi peningkatan pendapatan di kawasan Indonesia Timur dan semakin membaiknya kelangsungan serta nilai yang diperoleh dari jenis-jenis tanaman utama seperti akasia dan jati. Sejalan dengan bertambahnya perhatian dalam kerjasama bidang kehutanan dan perubahan iklim di Indonesia, para peneliti akan bekerja dengan mengacu pada program sebelumnya guna menjajagi potensi ekonomi atas perubahan penggunaan lahan dan kehutanan bagi pemisahan karbon
28
Indo
nesi
adan pengurangan kemiskinan serta penelitian kebijakan yang mendukung pengelolaan hutan secara lestari.
Indonesia merupakan mitra yang penting dalam proyek-proyek yang dilaksanakan bersama dengan Pusat-Psat Penelitian Pertanian Internasional (International Agricultural Research Centres) seperti International Food Policy Research Institute (IFPRI), Centre for International Forestry Research (CIFOR), World Agroforestry Centre (ICRAF), International Potato Centre (CIP) dan Asian Vegetable R&D Centre (AVRDC).
Prioritas PenelitianPrioritas kerjasama penelitian pertanian antara Australia dan Indonesia telah dibahas dalam bulan Pebruari tahun 2007 melalui sesi konsultasi antara ACIAR dan perwakilan-perwakilan dari departemen dan badan pemerintah yang terkait, universitas dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sektor swasta dan asosiasi petani. Konsultasi lebih mendalam juga dilakukan di empat propinsi di Indonesia Timur pada bulan November 2006. Keseluruhan prioritas program diperjelas lagi melalui konsultasi lebih lanjut pada tahun 2007-08. Daftar lengkap prioritas yang telah disepakati dari pertemuan tersebut bisa diperoleh melalui website www.aciar.gov.au pada bagian Prioritas negara mitra / Indonesia.
Di Indonesia bagian timur terdapat banyak peluang untuk memanfaatkan keterkaitan antara institusi penelitian di tingkat pusat (umumnya berada di Jawa) dan institusi penelitian adaptif setempat yang secara langsung menanggapi kebutuhan para petani. Pada tahun 2008 sebuah inisiatif kerjasama litbang akan dirancang untuk membantu pengembangan sektor pertanian di Papua. ACIAR melakukan investasi tambahan di Indonesia guna membantu rehabilitasi perikanan dan pertanian di Aceh setelah bencana tsunami bulan Desember 2004 lalu. Program tersebut telah berkembang dari respon pasca krisis menjadi suatu tanggapan atas pengembangan penelitian pertanian pada area-area yang dipilih.
Masih banyak lagi kegiatan susulan untuk meningkatkan transfer teknologi dari proyek-proyek awal ACIAR yang akan dilaksanakan, dan peluang keterlibatan yang lebih besar dari sektor industri akan digali lebih lanjut. Program kerjasama pada tahun 2008–09 akan memberikan penekanan pada kesehatan hewan dan produksi, perlindungan tanaman (khususnya dipadukan dengan produksi tanaman hortikultura), kehutanan, perikanan dan penelitian kebijakan pertanian.
Bidang-bidang tema yang telah disepakati untuk kerjasama adalah sebagai berikut:
Subprogram 1: Penyempurnaan kebijakan–kebijakan untuk mendukung pengembangan agrobisnis• Penetapan persyaratan-persyaratan kebijakan untuk
meningkatkan akses para petani kecil ke dalam pasar-pasar yang semakin berkembang termasuk relasi-relasi dagang yang baru dan mampu bersaing.
• Penetapan persyaratan-persyaratan kebijakan gunamendukung perubahan struktur (transformasi di pedesaan); dan diversifikasi pertanian untuk mencapai perubahan produksi serta memenuhi persyaratan pasar.
• Analisa persyaratan kebijakan untuk mendukungproduksi perikanan, penanganan pasca panen, proses serta pemasaran produk-produk perikanan
• Pemahaman terhadap dasar dan akibat-akibatpergerakan populasi petani, termasuk dampaknya atas status kepemilikan tanah, ukuran lahan pertanian dan kebijakan harga pangan.
• Identifikasi resiko, intervensi kebijakan dan rantaisuplai untuk meningkatkan sistem keamanan ternak unggas, produk-produk perikanan budidaya laut dan sayur-mayur
Subprogram 2: Kerjasama biosekuritas serta penanganan hama dan penyakit biosekuritas ternak• Definisibiayasosialdanekonomipadapenyakithewan
serta pembentukan kebijakan dan sistem pengendalian dan pemantauan yang efektif , khususnya pada sistem dengan biaya rendah.
• Deteksi dan penanganan resiko penularan penyakitmelalui perpindahan hewan ternak
• Peningkatan pemahaman sifat virus flu burung padabebek peternakan ayam kampung dan komersial, dengan dan tanpa vaksinasi
• Pentingnya pemahaman penyakit hewan menular,termasuk rabies, anthrax, Japanese encephalitis dan cysticercosis
Biosekuritas tanaman dan kehutanan• Pengembangankapasitasuntukkarantinadandisinfestasi
produk-produk tanaman• Pengembangankapasitasuntukkarantinadandisinfestasi
produk-produk tanaman• Perbaikan penanganan hama dan penyakit
tanaman pisang• Penangananhamadanpenyakituntuktanamanhutan
Subprogram 3: Penelitian untuk mendukung pengembangan agrobisnis hortikultura yang kompetitif• Peningkatankualitasdannilaitambahtanamanmangga,
termasuk melalui penanganan lalat buah dan penyakit akibat jamur
• Peningkatan nilai tambah dan tingkat pemasaranmanggis melalui penanganan ketidak-teraturan fisiologi, pengendalian hama dan perbaikan daya simpan
• Pengembangan akar tanaman klonal dan manajemenpasca panen serta sistem pengemasan untuk alpukat
• Pengembangan akar tanaman klonal dan penangananpasca panen serta sistem pengemasan alpukat
• Peningkatan produksi dan sistem pengendalian hamabawang merah
• Pengembangan penanganan pasca panen danpertambahan-nilai untuk rempah-rempah tropis dan sayuran asli terpilih
Subprogram 4: Sistem perikanan budidaya dan wanatani yang menguntungkan petani kecil• Pengkajian opsi kebijakan gunamengarahkanprogram
ekspansi dan intensifikasi perikanan budidaya, termasuk pengembangan dan penerapan perangkat pengambilan keputusan dan perencanaan kerangka kerja untuk membantu para petani, perencana dan pembuat kebijakan, khususnya pada tingkat lokal
29
Indo
nesi
a • Pelaksanaan layanan diagnostik yang lebih dapat diandalkan bagi petani terkait dengan virus penyakit udang melalui aplikasi teknologi PCR
• Pengendalian dan penanganan ancaman virus baru,termasuk sindrom Taura dan penyakit ikan laut bersirip
• Pengembanganformulasipakandenganbiayayangefektifkhususnya untuk jenis-jenis yang bernilai tinggi dengan cara mengurangi ketergantungan pada protein berbahan dasar ikan
• Penyuluhan pada kelompok petani tentang penerapan‘Praktek Pengelolaan yang Lebih Baik’ untuk mengatasi masalah kualitas produk, keamanan bahan pangan dan rantai suplai untuk meningkatkan kinerja pasar
Sistem wanatani• Pemahaman insentif untuk penanaman oleh komunitas
berskala kecil, termasuk: − kebijakan dan institusi (regulasi, sistem kepemilikan
tanah, model-model penyelesaian konflik, ukuran unit manajemen yang efektif ) untuk kegiatan wanatani dan hutan kemasyarakatan yang menguntungkan
− analisa sistem dan pasar yang menghasilkan imbalan tingkat menengah
− model skema outgrower untuk menjamin ketersediaan akses pasar bagi petani kecil
• Mencocokkan lokasi hutan kemasyarakatan denganberbagai jenis tanaman pada lingkungan yang bervariasi, termasuk:
− pengelompokan lokasi dan pemilihan kombinasi spesies dan perbaikan materi tanaman, dengan mempertimbangkan kecenderungan pasar dan budaya
− Pemilihan sistem silvikultur yang diadaptasikan untuk penanaman skala kecil, termasuk sistem agro-silvopastoral
− pengembangan model-model penyuluhan yang dapat diterapkan kembali penanaman skala kecil
Subprogram 5: Penggunaan dan pengelolaan sumber daya perikanan dan kehutanan secara lestariSumber daya perikanan• Penggunaan alternatif, penilaian yang inovatif dan
kerangka kerja pengelolaan untuk mengatasi masalah keterbatasan-keterbatasan data dan menguji cobakan pada cadangan ikan bersama serta sektor perikanan yang menjadi kepentingan bersama
• Penetapanpengaturanpengelolaanbersamayangefektifantara nelayan dan industri perikanan budidaya di bendungan dan perairan terbuka
• Pengelolaanyanglebihbaikterhadappenangkapanikanilegal, tidak diatur dan tidak dilaporkan di perairan yang dikelola oleh Indonesia sendiri, dengan menaruh perhatian pada perbaikan kelemahan sistem peraturan dan pelaporan yang ada saat ini ; dan analisa kerangka kerja institusi dan peraturan serta hubungan antara berbagai jenjang pemerintahan yang berbeda
• KerjasamaregionaldalampemantauanikanhiudanikanpariyangberasaldariSamuderaHindiaberikutdataekspor-impor sirip ikan hiu untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik atas arus perdaganan regional
• Penilaian ekonomi rantai suplai dan analisa kebijakan
atas penggunaan fasilitas pengolahan industri perikanan secara optimal
• Penilaiankualitas dankeamanan serta perbaikanprodukperikanan sehubungan dengan penangkapan, penanganan, pengolahan dan pemasaran guna mengurangi kerugian serta meningkatkan daya saing produk
Sumberdaya hutan• Pengkajian ulang opsi kebijakan dan opsi penilaian
ekonomi kehutanan skala kecil untuk mengatasi mitigasi perubahan iklim
• Peningkatan dalam hal administrasi dan pengaturanhutan pasca desentralisasi melalui penelitian di tingkat propinsi dan distrik
• Penerapanperbaikanstrategisilvikulturdanpengaturankepengurusan jenis perkebunan yang sesuai
• Perolehan manfaat yang lebih dari spesis tanamanperkebunan melalui teknologi pengolahan yang sudah disempurnakan dan pengembangan produk-produk baru yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar
Subprogram 6: Sistem agrobisnis yang menguntungkan bagi kawasan Indonesia TimurSubprogram ini memadukan bidang-bidang tema utama untuk dikerjakan bersama (meliputi bidang peternakan, produksi tanaman hortikultura, hutan kemasyarakatan dan perikanan budidaya) dengan fokus geografis pada kawasan Indonesia bagian timur. Pengelolaan air di atas lahan pertanian bagi pengembangan industri pertanian yang kompetitif dan perbaikan kapasitas pelaku litbang di Indonesia timur guna mendukung penelitian sesuai kebutuhan pasar, merupakan dua temayangsalingberkaitan.Hal-halspesifikyangditekankandi kawasan Indonesia bagian timur adalah:
Sistem peternakan hewan memamahbiak• Pemahamankebijakanuntukmeningkatkankemampuan
Indonesia dalam usaha swasembada produksi daging sapi, meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan pakan yang lebih baik, penggunaan sapi-sapi produktif, peningkatan laju reproduksi dan keterkaitan dengan pasar
• Pengembangansistemyangberkelanjutandalammemadukanusaha ternak dengan tanaman daerah tropis kering di Indonesia Timur dan daerah perkebunan skala kecil
• Peningkatan produktivitas sapi Bali dan kambinguntuk memenuhi persyaratan pasar melalui perbaikan pengelolaan pakan dan reproduksi
Tanaman perkebunan yang produktif dan menguntungkan bagi petani kecil• Analisa pasar dan pengembangan kacangmete, coklat,
kopi dan kelapa• Pengembangan sistem produksi yang memadukan
antara tanaman ladang dan ternak mengarah kepada tanaman perkebunan
• Penanganan hama dan penyakit untuk kacang mente,coklat, kelapa, kopi dan tebu
• Analisapasaruntuksistemproduksibahanbakarnabati,terutama pengolahan bahan bakar nabati di atas lahan pertanian skala kecil sebagai sumber energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
30
Indo
nesi
aPeningkatan produktivitas dan profitabilitas sistem tanaman ladang untuk daerah kering musiman • Pengembangan teknologi pasca panen tanaman ladang
yang telah disesuaikan dengan keadaan setempat • Perbaikan penggunaan teknologi yang telah ada
(pengelolaan gizi, variasi tanaman, pengendalian hama terpadu, konservasi lahan) pada sistem tanam padi tadah hujan dan pengembangan komponen lainnya pada rotasi tersebut
• Market development and the fostering of technologyuptake in irrigated rice systems
• Pengembangan sistem tanam jagung yang lebih efisiendalam pemakaian air dan yang berhubungan erat dengan input dan output pasar
Subprogram 7: Kerjasama teknis untuk mendukung rehabilitasi pertanian dan perikanan di propinsi NAD• Pembangunan kembali kapasitas sumber dayamanusia
dan infrastruktur perikanan budidaya udang dan ikan bersirip di Aceh
• Restorasi lahan yang terkena dampak tsunami, sistempertanian dan sistem suplai benih untuk meningkatkan produksi tanaman ladang dan sayuran
Portfolio proyek saat ini(Proyek baru yang berpotensi akan dimulai pada tahun 2008-09 ditampilkan sebagai ‘diusulkan’)
Subprogram 1: Kebijakan yang lebih baik untuk mendukung pengembangan agrobisnisPenetapan kebijakan di Indonesia dipengaruhi oleh sistem yang bersifat protektif dan keterlibatan berbagai pihak yang menyebabkan kurang tersedianya insentif bagi para petani kecil untuk berpartisipasi secara efektif dalam penyesuaian rantai pemasaran (ADP/2005/068). Untuk mengatasifaktor-faktor yang membatasi tersebut, instasi proyek-proyek kebijakan akan diarahkan pada penelitian dalam subprogram lain (contohnya: penelitian pasar buah pada proyek ADP/2005/066) dengan merancang opsi kebijakan yang relevan dengan negara terkait serta kerangka kerja dimana para petani dan investor memiliki posisi tawar yang lebih baik.. Terciptanya tanda-tanda pasar yang dapat membantu memberikan arah penelitian sehingga menjadi lebih bermanfaat.
ADP/2005/068 (multilateral, diusulkan)
Dampak dan implikasi kebijakan masa depan perdagangan antara Indonesia dan Australia, meliputi pembangunan ekonomi dan penyesuaian struktural (IFPRI)
ADP/2005/066 (multilateral, diusulkan)
Pasar buah-buahan di Indonesia: Berinovasi demi daya saing dan inklusivitas (IFPRI)
SMAR/2007/100 Dukungan pengembangan bagi perbaikan pendekatan penilaian teknologi dan alih pengetahuan
Subprogram 2: Biosekuritas hewan ternak Kegiatan penelitian bersama dalam hal pengelolaan hama dan penyakit pada tanaman hortikultura, tanaman perkebunan dan kehutanan yang dipadukan dengan proyek-proyek produksi dalam subprogram 3 dan 4.
Terdapat dua area utama (kelompok proyek) dalam subprogram ini.
Flu burung yang bersifat sangat menular Flu burung terus menjadi perhatian utama bagi industri ternak unggas dan kesehatan manusia. Sekelompok proyek ACIAR mengerjakan penelitian dasar yang diperlukan untuk dapat melaksanakan program pengendalian yang efektif. Dampak ekonomi dari penyakit ini diperjelas melalui survei rumah tangga dan bidang usaha sebagai informasi dalam pengambilan kebijakan pengendaliannya. Bebek dianggap sebagai sumber perkembangbiakan virus tersebut, sehingga menjadi factor yang penting dalam pelaksanaan program pengendaliannya. Pola penyebaran penyakit dan respon terhadap vaksinasi bebek sedang diamati di Indonesia dan VietnammelaluiproyekAH/2004/040.
Virus penyebab flu burung dapat melakukan perubahan struktur permukaan sewaktu-waktu sehingga akan mempengaruhi efektifitas proses vaksinasi. Hal ini sedangdipantau, khususnya dimana vaksinasi dilakukan di kawasan dengan tingkat paparan yang tinggi terhadap virus (AH/2006/050). Perpindahan burung-burung jugamerupakan cara penting dalam penyebaran virus, dan pengetahuan tentang proses penyebaran ini sangat penting bagi pelaksanaan program pengendalian regional atau di suatupulau(AH/2006/156).
Penyakit lain dapat pula mempengaruhi respon unggas terhadap vaksin, khususnya dalam kasus flu burung. Sebuah proyek yang bertujuan untuk mengkomersialisasi vaksin penyakit gumboro - suatu penyakit penting yang dapat menghalangi respon kekebalan tubuh terhadap patogen dan vaksin lainnya yang telah diberikan untuk mencegah penyakit-penyakittersebut(AH/2008/083).Prosedurkarantinayangefektif pada usaha-usaha perorangan akan diuji dalam kerja sama dengan sektor industri unggas komersial di Indonesia (AH/2006/169).Proyek ini sangat selaras denganprioritasPemerintah Indonesia dalam langkah-langkah pengendalian flu burung selain juga prioritas negara donor utama yang mendukung upaya-upaya pengendalian, termasuk AusAID.
AH/2004/020 Pengembangan sistem pemantauan nasional untuk penyakit sampar babi, flu burung, serta penyakit mulut dan kuku di Indonesia
AH/2004/040 Epidemiologi, patogenesis dan pengendalian flu burung yang sangat menular (HPAI) pada bebek di Indonesia dan Vietnam.
AH/2006/050 Pengendalian dan karakterisasi flu burung yang sangat menular pada industri unggas di Indonesia
AH/2006/169 Perbaikan biosekuritas pada produksi unggas komersial skala kecil di Indonesia
Kebijakan dan sistem penanganan penyakit hewan yang lebih baikPeran pemerintah pada semua tingkatan dalam pengendalian penyakit hewan adalah penting untuk menekan dampak penyakit dan juga untuk mencegah timbulnya penyakit baru. Sejak dilakukannya desentralisasi pemerintahan, struktur distrik bertanggung jawab untuk menyediakan sejumlah pelayanan termasuk kesehatan hewan. Halini telah menimbulkan kesulitan dalam melaksanakan kebijakan dan pendekatan-pendekatan nasional, khususnya terhadap penyakit yang menyebar secara cepat. Salah satu proyek mengkaji cara-cara agar kesepakatan dapat dicapai dan pendanaannya dapat dianggarkankan dalam usaha
31
Indo
nesi
a mengendalikan penyakit yang mendapatkan prioritas tinggi serta mempengaruhi hewan ternak serta manusia (AH/2006/166). Hal ini dimasukkan dalam ‘Indovetplan’untuk setiap penyakit.
Lalu lintas/perpindahan hewan ternak juga sangat berperan dalam penyebaran penyakit. Pola dan insentif perpindahan ini akan dipelajari di kawasan Indonesia Timur terutama berkaitan dengan penyakit sampar babi dan flu burung (AH/2006/156).Pengawasanyangefektifdidaerah-daerahterpencil kadang sulit dilakukan, akan tetapi adalah penting untuk dapat mendeteksi secara dini timbulnya serangan penyakit dan mengatasi penyakit yang sudah ada saat ini. Sistem ini sedang dipelajari di daerah-daerah terpencil di kawasan(AH/2004/040).VaksinuntukpenyakitJembrana,suatu penyakit ternak yang umum terjadi di Indonesia, sedang dikomersialisasikan bekerja sama dengan program–program Pemerintah. Penyakit-penyakit yang mnyebabkan dampak bagi manusia dan hewan sangatlah umum di Indonesia, namun kepentingan relatifnya serta masalah-masalah penelitiannyamasih belum jelas.Hal-hal tersebutakan dibahas dan ditentukan sebagai dasar investasi di masa yang akan datang.
AH/2004/074 Produksi vaksin dan reagen diagnostic skala-besar untuk penyakit Jembrana di Indonesia
AH/2006/156 Penilaian resiko perpindahan/lalulintas ternak terkait dengan penularan penyakit di Indonesia Timur dan Australia Timur
AH/2006/162 Komersialisasi vaksin untuk penyakit gumboroAH/2006/166 Perbaikan layanan kesehatan hewan di
Indonesia
Subprogram 3: Penelitian untuk mendukung pengembangan agrobisnis hortikultura yang mampu bersaingUntuk kawasan penghasil buah-buahan tropis, penekananutama pada periode 2001–08 adalah pada penanganan penyakit yang menyebabkan kerusakan pada pisang dan jeruk, serta pengembangan sistem yang lebih baik untuk penanganan serangan lalat buah. Pada tahun 2008, suatu iniatif baru untuk melakukan penelitian teknis dan peningkatan pasar guna mendukung perkembangan industri mangga dan manggis mulai drancang. Sementara untuk sayur-mayur, fokus utama adalah pada peningkatan pendapatan petani kecil tanaman komersial seperti kentang, kol dan cabe, khususnya melalui pengembangan pasokan yang lebih konsisten atas produk-produk berkualitas serta menjalin hubungan yang lebih erat dengan pasar.
Dua macam pendekatan dilakukan secara terpisah dalam proyek-proyek tersebut. Pendekatan pertama adalah melihat bagaimana faktor-faktor abiotik dan biotik seperti hama dan penyakit berdampak pada produktivitas, kualitas buah dan pemasarannya; dan mengembangkan suatu strategi pengendalian yang ramah lingkungan serta pengawasan yang berkelanjutan berdasarkan sistem penanganan hama dan penyakit terpadu pada tahap pra dan pasca panen. Pendekatan kedua adalah dengan memperhatikan rantai suplai komoditas dan mengatasi kendala-kendala dan kelemahan dalam rantai suplai, sehingga dengan demikian dapat meningkatkan daya saing pasar pada industri tersebut.
AGB/2006/115 (multilateral)
Menghubungkan petani sayur dengan pasar-pasar di Jawa Barat dan Jawa Tengah, Indonesia (CIP)
CP/2000/043 Penanganan penyakit jeruk Huanglongbing di Indonesia, Vietnam dan Australia
CP/2003/036 Penanganan hama lalat buat untuk meningkatkan layanan karantina serta meningkatkan mutu produksi buah serta sayur di Indonesia
CP/2004/034 Diagnosa dan penanganan penyakit layu pisang di Indonesia
CP/2004/048 (multilateral)
Penanganan penyakit secara terpadu (Integrated Disease Management –IDM) untuk penyakit anthracnose, Phytophtora blight dan virus Gemini yang ditularkan melalui lalat putih pada tanaman cabai di Indonesia (AVRDC)
CP/2005/136 (multilateral)
Mengurangi ancaman Fusarium terhadap tanaman pisang: memahami penyebaran agroekologi bentuk-bentuk patogen dan mengembangkan strategi penanganannya (Bioversitas)
CP/2005/167 Mengoptimalkan produktivitas sistem tanaman kentang / kol di Jawa Tengah dan Jawa Barat
CP/2006/146 (dicanangkan)
Penanganan kualitas buah dan serangan hama pada mangga dan manggis guna memenuhi persyaratan teknis akses pasar
CP/2006/147 Penanganan hama perusak batang tebu secara terpadu dan serangga penyebar virus pada tanaman tebu di Indonesia
Subprogram 4: Perikanan budidaya skala kecil yang produktif dan sistem wanataniUdangUdang merupakan produk ekspor terpenting pada sektorperikanan di Indonesia. Serangkaian proyek yang saling mendukung dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan keuntungan petani udang dan sektor usaha berskalakecilyangterlibatdalamrantaisuplaiudang.Haliniakan dicapai oleh proyek tersebut dengan cara memperbaiki perencanaan pengembangan perikanan budidaya, pada daerah pertambakan dan pada tingkat distrik maupun propinsi; serta dengan memperbaiki tingkat kepastian dan kualitas panen melalui perbaikan paket manajemen pertanian serta penyebarannya secara aktif dengan menggunakan jalur komunikasi antar petambak. Hal-hal mengenai kualitasproduk dan akses pasar juga semakin ramai dibicarakan.
FIS/2002/076 Penilaian kemampuan serta pengelompokan kesesuaian lahan bagi sistem perikanan budidaya berbasis-tambak
FIS/2005/169 Meningkatkan produktivitas dan keuntungan perikanan budidaya udang pada petani kecil dan agrobisnis terkait lainnya di Indonesia
FIS/2006/144 Memperkuat mekanisme regional untuk memaksimalkan keuntungan bagi kelompok petambak udang berskala kecil yang menggunakan praktek-praktek manajemen yang lebih baik
FIS/2007/124 (dicanangkan)
Meningkatkan pelaksanaan penanganan kualitas benih udang bagi petani udang berskala kecil di Indonesia
Budidaya ikan bersirip dan spesies laut bernilai tinggi Industri pembudidayaan ikan laut ersirip semakin bertumbuh di Indonesia. Sekelompok proyek ini melanjutkan upaya-
32
Indo
nesi
aupaya bersama untuk menciptakan sistem produksi pembibitan yang kuat atas beberapa spesies yang diminati. Hal ini akan dicapai dengan mengendalikan ancamanpenyakit serta meningkatkan produktivitas penangkaran dan pembesarannya melalui pengembangan dan promosi paket-paket praktek budidaya yang cocok. Sejalan dengan pertumbuhan industri yang sangat cepat, para peneliti juga memberikan perhatian yang lebih dalam hal kelestariannya. Halinitermasukevolusiperangkatperencanaanyanglebihbaik (peta, kapasitas pengukur kemampuan lingkungan), manajemen budidaya ikan bersirip yang lebih efektif di perairan air tawar dan perairan pantai (termasuk pendekatan penanganannya secara bersama) serta pengembangan dan promosi jenis-jenis pakan dirumuskan dengan lebih efektif serta ramah lingkungan.
FIS/2002/077 Teknologi pembibitan dan pertumbuhan yang lebih baik untuk ikan laut bersirip di kawasan Asia Pasifik
FIS/2002/111 Konflik budidaya-penangkapan: mempertahankan produksi ikan dan kelangsungan mata pencaharian di bendungan-bendungan di Indonesia
FIS/2003/027 Perangkat perencanaan budidaya ikan tropis bersirip pada keramba di Indonesia dan Australia bagian utara
FIS/2005/137 (dicanangkan)
Pengendalian viral nervous necrosis (VNN) pada induk ikan bersirip
FIS/2006/140 (dicanangkan)
Melakukan pembiakan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) secara konsisten di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Gondol, Bali, Indonesia
Subprogram 5: Kelestarian penanganan dan pemanfaatan sumber daya perikanan dan kehutanan yang memberikan keuntunganPenanganan sumber daya perikananFIS/2002/074 Pengembangan kapasitas untuk melakukan
pengawasan, analisa dan pelaporan perikanan tuna Indonesia
FIS/2006/142 Pengkajian dan kerangka kerja kebijakan yang baru bagi perikanan laut di Indonesia, termasuk pengendalian dan penanganan penangkapan ikan illegal, yang tidak diatur dan tidak dilaporkan (IUU)
Sumber daya kehutananSekelompok proyek ini berfokus pada peningkatan realisasi nilai dari hutan tanaman dan hutan alam Indonesia yang sangat luas. Hal ini mencakup peningkatan manajementanaman yang sudah ada saat ini (FST/2003/048, FST/2004/058), memperkenalkan produk dan teknologi baru serta merangsang pengembangan hubungan pasar yang lebih efektif (FST/2007/177, FST/2006/117,FST/2007/119). Pengamatan pemisahan karbon oleh hutan alam sebagai produk yang dapat diperdagangkan serta memberikan keuntungan komersial tanpa melakukan konversi hutan juga merupakan suatu tujuan yang penting dari proyek ini. (FST/2007/052).
FST/2003/048 Penanganan pembusukan akar oleh jamur pada tanaman akasia di Indonesia
FST/2004/058 Realisasi manfaat genetika pada perkebunan di Indonesia dan Australia melalui pengaturan perairan dan kandungan nutrisinya
FST/2005/177 (multilateral)
Meningkatkan pendapatan ekonomi bagi petani kayu jati berskala kecil dalam sistem wanatani di Indonesia (CIFOR)
FST/2006/117 Meningkatkan nilai dari hutan tanaman di Indonesia melalui perbaikan dalam pengolahan kayu dan pilihan-pilihan pabrikasinya
FST/2007/119 (multilateral, dicanangkan)
Rantai nilai perabotan kayu mahoni dan jati: melakukan penelitian untuk meningkatkan tingkat efisiensi produk dan mata pencaharian pada skala rumah tangga (CIFOR)
FST/2007/052 Meningkatkan kepengurusan, kebijakan dan pengaturan institusional untuk mengurangi emisi akibat deforestasi dan degradasi
Subprogram 6: Sistem agrobisnis yang menguntungkan bagi Indonesia timurProyek-proyek yang didanai melalui Smallholder Agribusiness Development Initiative (SADI) tertera sebagai ‘SMAR’.
Sistem integrasi tanaman dan ternakKelompok utama proyek-proyek ini menitikberatkan pada penelitian tentang sapi potong di Indonesia Timur. Kelompok tersebut meliputi beberapa proyek yang menekankan pada perbaikan teknologi untuk diterapkan pada usaha kecil, termasuk peningkatan pengelolaan dan ketepatan-waktu reproduksi dan penyapihan anak sapi (LPS/2006/025) serta pemakaian bahan nutrisi (pakan yang ditanam dan produk sampingan tanaman) (SMAR/2006/003, SMAR 2007/013). Faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi intervensi teknis yang lebih luas sedang dikaji di Sulawesi Selatan (SMAR/2006/061) dan Nusa Tenggara Barat (SMAR/2006/096). Kegiatan di lahan pertanian ini dipadukan dengan proyek-proyek yang mengkaji karakteristik rantai suplai sapi potong secara luas (SMAR/2007/202). Pada tahun 2008-09 terdapat penekanan yang lebih besar pada pemahaman konteks sosial ekonomi dimana produksi sapi potong dilakukan.
AH/1998/054 (multilateral)
Pengurangan kemiskinan dan ketahanan pangan melalui perbaikan sistem ubi jalar dan babi di Indonesia (CIP)
LPS/2004/023 Strategi untuk meningkatkan pertumbuhan anak sapi Bali yang disapih
LPS/2006/005 Evaluasi strategi-strategi guna meningkatkan tingkat kemampuan hidup anak sapi di pedesaan di Timor Barat
SMAR/2006/003 Memadukan tanaman legume pada sistem tanam jagung di Timor Barat
SMAR/2006/061 Pembangunan kapasitas dalam pengetahuan dan penggunaan teknologi peningkatan hewan ternak Bali di Sulawesi Selatan
SMAR/2006/096 Strategi peningkatan sistem integrasi tanaman dan ternak di Lombok, Indonesia
SMAR/2007/013 Peluang penggunaan batang coklat dan tanaman pakan hewan untuk mengatasi kekosongan pakan pada saat musim kering di Sulawesi Tenggara
SMAR/2007/195 Produksi babi secara komersial pada peternak kecil di Nusa Tenggara Timur – peluang untuk memadukan pasar yang lebih baik
SMAR/2007/201 Peningkatan produksi kambing pada sistem perkebunan terpadu di Sulawesi Selatan
SMAR/2007/202 Penetapan standard rantai suplai sapi potong di Indonesia bagian timur
33
Indo
nesi
a Produksi, pengolahan serta pemasaran tanaman kebun dan hortikulturaADP/2003/060 Pelaksanaan penanganan tikus pada sistem
produksi padi secara intensif pada lahan irigasi di Indonesia dan Vietnam
SMAR/2007/193 Penanganan masalah kualitas untuk memperkuat rantai suplai mangga dan rambutan di Nusa Tenggara Barat
SMAR/2007/196 Pengembangan pasar jeruk di Indonesia bagian timur
SMAR/2007/203 Sistem produksi terpadu buah tropis markisa di Sulawesi Selatan
SMAR/2007/216 Peningkatan produktivitas padi di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara
SMAR/2007/219 Mengidentifikasi kendala sosial dan ekonomi pada pengaturan air dalam produksi sayur di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat
SMAR/2007/068 Mengatasi kendala pasar pada sektor kacang tanah dan kacang hijau di Nusa Tenggara Barat
Produk tanaman perkebunan dan hutanFST/2006/009 Sistem terpadu kayu-pakan ternak-wanatani
dan hewan ternak untuk diversifikasi ekonomi pada masyarakat petani di Timor Barat
SMAR/2005/074 Meningkatkan produksi coklat melalui keterlibatan petani dalam proses ujicoba demonstrasi jenis tanaman berpotensi lebih kuat serta tahan hama/penyakit dan praktek-praktek pengelolaan secara terpadu
SMAR/2007/063 Meningkatkan keterlibatan petani dalam rantai kopi khusus di Indonesia bagian timur
CP/2007/111 (multilateral)
Pencegahan dan penanganan serangan hama perusak tanaman kopi (CBB) di Papua Nugini dan Indonesia timur (CABI)
Perikanan budidaya air tawar dan air lautSMAR/2007/225 Mengkaji kendala pasar budidaya ikan air laut
dan potensinya di Sulawasi Selatan – Tahap 1: keterlibatan pemangku kepentingan dan analisa situasi
Penanganan hama yang lebih baik untuk meningkatkan produksi jeruk di Indonesia
SMAR/2007/227 (dicanangkan)
Sistem polikultur untuk produksi kepiting bakau yang menguntungkan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara
FIS/2001/058 Budidaya lobster berduri tropis yang berkelanjutanAH/2007/106 Pengembangan pertanian di Papua, Indonesia
Subprogram 7: Kerjasama teknis untuk mendukung rehabilitasi dan pengembangan jangka menengah di bidang pertanian dan perikanan di AcehDi tahun 2005 ACIAR memulai sejumlah pelatihan dan proyek-proyek teknis untuk membantu proses rehabilitasi perikanandanpertaniandipropinsiSumatraUtaradanAcehyang terkena dampak bencana tsunami pada bulan Desember 2004. Fokus penelitian diarahkan pada hal-hal teknis yang diperlukan untuk mengatasi perubahan fisik lingkungan yang disebabkan oleh deposisi pasir pada lahan-lahan pertanian dan kerusakan tambak setelah tsunami. Penekanan yang kuat juga diberikan bagi pembangunan kembali sumber daya manusia di daerah-daerah ini. Pada tahun 2008, akan dirancang inisiatif jangka panjang untuk daerah perikanan budidaya dan penanganan sistem tanam yang berkelanjutan serta pemasarannya bekerjasama dengan badan-badan di Aceh dan di tingkat Pusat.
CP/2005/075 (multilateral)
Pengelolaan lahan dan tanaman secara terpadu untuk merehabilitasi produksi sayuran di daerah yang terkena tsunami di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia (TWVC)
FIS/2005/009 Pembangunan kapasitas teknis dan dukungan penelitian untuk merekonstruksi tambak yang terkena dampak tsunami di Aceh
FIS/2006/002 Proyek Rehabilitasi perikanan budidaya di AcehSMCN/2005/118 Restorasi tanaman tahunan di daerah yang
terkena dampak tsunami di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia
SMCN/2007/040 (dicanangkan)
Pengelolaan tanah pertanian yang lebih baik bagi pengembangan usaha tani yang menguntungkan di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia
34
Proy
ek-p
roye
k ak
tif d
i
Indo
nesi
a
PS
: FIS
/20
07
/12
4 d
an
AD
P/2
00
5/0
66
dila
ksa
na
ka
n d
i be
rba
ga
i pro
vin
si d
i se
luru
h In
do
ne
sia
AH
/20
04
/02
0
Sis
tem
pen
gaw
asan
flu
buru
ng
AH
/20
04
/07
4
Pen
yaki
t Je
mbra
na
AH
/20
06
/15
6
Per
pin
dah
an t
ernak
dan
pen
ula
ran p
enya
kit
AH
/20
06
/16
9
Bio
-sek
uri
tas
untu
k pro
duks
i te
rnak
ungg
asFIS
/20
02
/07
7
Pem
bib
itan
ika
n b
ersi
rip d
an t
eknol
ogi pem
bes
aran
nya
FIS
/20
01
/05
8
Budid
aya
lobst
erLP
S/2
00
4/0
23
P
ertu
mbuhan
anak
sap
i ya
ng
dis
apih
kan
SM
AR
/20
06
/09
6
Str
ateg
i pen
anga
nan
hew
an t
ernak
SM
AR
/20
07
/19
3
Pen
gelo
laan
buah
-buah
an t
ropis
SM
AR
/20
07
/19
5
Pro
duks
i bab
i pet
ernak
ska
la k
ecil
SM
AR
/20
07
/20
2
Sal
ura
n p
emas
aran
sap
i pot
ong
SM
AR
/20
07
/21
9
Pen
gelo
laan
mas
alah
air
dal
am s
ayura
nS
MA
R/2
00
7/0
63
R
anta
i ko
pi kh
usu
sS
MA
R/2
00
7/0
68
M
enga
tasi
ken
dal
a pas
ar p
ada
kaca
ng
tanah
/
kaca
ng
hijau
SM
AR
/20
07
/10
0
Pen
gkaj
ian t
eknol
ogi dan
per
tuka
ran p
enge
tahuan
AH
/20
06
/16
9
Bio
-sek
uri
tas
untu
k pro
duks
i te
rnak
ungg
asFIS
/20
06
/14
0
Pro
duks
i ke
pit
ing
bak
auFS
T/2
00
5/1
77
P
endap
atan
eko
nom
i at
as u
saha
wan
atan
i ka
yu jat
i
FS
T/2
00
6/0
09
S
iste
m w
anat
ani te
rpad
uLP
S/2
00
4/0
23
P
ertu
mbuhan
anak
sap
i ya
ng
dis
apih
kan
LP
S/2
00
6/0
05
P
enin
gkat
an t
ingk
at k
emam
puan
hid
up a
nak
sap
iS
MA
R/2
00
6/0
03
M
emad
uka
n leg
um
e pak
an t
ernak
dal
am s
iste
m
tanam
jag
ung
SM
AR
/20
07
/19
6
Pen
gem
ban
gan p
asar
jer
uk
SM
AR
/20
07
/21
6
Ken
dal
a pro
duks
i pad
iS
MA
R/2
00
7/2
25
K
endal
a pas
ar p
erik
anan
lau
tS
MA
R/2
00
7/2
27
P
roduks
i ke
pit
ing
bak
auS
MA
R/2
00
7/1
00
P
engk
ajia
n t
eknol
ogi dan
per
tuka
ran p
enge
tahuan
AH
/19
98
/05
4
Per
bai
kan s
iste
m b
abi
dan
ubi ja
lar
CP
/20
07
/11
1
Ham
a per
usa
k buah
kop
iFS
T/2
00
7/0
52
M
engu
rangi
em
isi ak
ibat
def
ores
tasi
AG
B/2
00
6/1
15
M
engh
ubungk
an p
etan
i hor
tiku
ltura
den
gan p
asar
C
P/2
00
5/1
67
S
iste
m t
anam
an k
enta
ng
dan
kol
CP
/20
06
/14
6
Per
bai
kan a
kses
pas
ar u
ntu
k m
angg
a dan
man
ggis
C
P/2
00
6/1
47
IP
M p
ada
tebu
Sum
atr
a B
ara
t
CP
/20
05
/07
5
Reh
abilit
asi pro
duks
i sa
yura
nFIS
/20
05
/00
9
Rek
onst
ruks
i ta
mbak
-tam
bak
air
pay
auFIS
/20
06
/00
2
Reh
abilit
asi per
ikan
an b
udid
aya
SM
CN
/20
05
/11
8
Res
tora
si t
anam
an t
ahunan
AD
P/2
00
3/0
60
P
enan
ganan
mas
alah
tik
us
pad
a pad
iA
H/2
00
6/1
69
B
io-s
ekuri
tas
pro
duks
i te
rnak
ungg
asC
P/2
00
7/1
11
P
erusa
k buah
kop
iFIS
/20
02
/07
6
Per
ikan
an b
udid
aya
ber
bas
is t
ambak
FIS
/20
02
/07
7
Pem
bib
itan
ika
n b
ersi
rip d
an t
eknol
ogi pem
bes
aran
nya
FIS
/20
05
/16
9
Usa
ha
budid
aya
udan
g sk
ala
keci
lLP
S/2
00
4/0
23
P
ertu
mbuhan
anak
sap
i ya
ng
dis
apih
kan
SM
AR
/20
07
/01
3
Men
gata
si k
ekos
onga
n p
akan
hew
an t
ernak
SM
AR
/20
06
/06
1
Pro
duks
i sa
pi pot
ong
SM
AR
/20
07
/20
1
Pen
ingk
atan
pro
duks
i ka
mbin
gS
MA
R/2
00
7/2
03
P
roduks
i dan
pen
gola
han
buah
mar
kisa
SM
AR
/20
07
/21
6
Ken
dal
a pro
duks
i pad
iS
MA
R/2
00
7/0
63
R
anta
i ko
pi kh
usu
sS
MA
R/2
00
7/1
00
P
engk
ajia
n t
eknol
ogi dan
per
tuka
ran ilm
u p
enge
tahuan
FS
T/2
00
5/1
77
P
endap
atan
eko
nom
i at
as u
saha
wan
atan
i ka
yu jat
iFS
T/2
00
7/0
52
M
engu
rangi
em
isi ak
ibat
def
ores
tasi
AH
/20
06
/16
6
Pel
aksa
naa
n p
enge
ndal
ian p
enya
kit
seca
ra n
asio
nal
AH
/20
06
/16
9
Bio
-sek
uri
tas
untu
k pro
duks
i te
rnak
ungg
ask
CP
/20
03
/03
6
Pen
anga
nan
ham
a la
lat
buah
CP
/20
04
/03
4
Pen
yaki
t la
yu p
ada
pis
ang
CP
/20
05
/13
6
Fusa
rium
pis
ang
FIS
/20
02
/07
4
Sum
ber
day
a tu
na
FIS
/20
02
/07
7
Pem
bib
itan
ika
n b
ersi
rip d
an
tekn
olog
i per
tum
buhan
FIS
/20
02
/11
1
Per
ikan
an b
endunga
nFIS
/20
05
/13
7
Pen
gendal
ian v
irus
VN
N p
ada
ikan
ber
siri
pFIS
/20
06
/14
2
Pen
angk
apan
ika
n I
UU
di In
don
esia
FS
T/2
00
7/0
52
M
engu
rangi
em
isi ak
ibat
def
ores
tasi
AH
/20
04
/04
0
Flu
buru
ng
pad
a beb
ekC
P/2
00
0/0
43
P
enan
ganan
pen
yaki
t je
ruk
CP
/20
04
/03
4
Pen
yaki
t la
yu p
ada
pis
ang
FS
T/2
00
3/0
48
P
embusu
kan a
kar
pad
a ta
nam
an
ber
kayu
ker
as
FS
T/2
00
4/0
58
M
anfa
at g
enet
ika
pad
a ta
nam
anFS
T/2
00
7/1
19
R
anta
i nilai
mah
ogan
i dan
kay
u jat
i
AD
P/2
00
3/0
60
P
enan
ganan
mas
alah
tik
us
pad
a pad
iA
DP
/20
05
/06
8
Pel
uan
g per
dag
anga
n d
i m
asa
dep
an
AH
/20
04
/03
2
Tangg
apan
keb
ijak
an a
tas
flu b
uru
ng
AH
/20
06
/05
0
Pen
gendal
ian d
an p
enge
lom
pok
an
pen
yaki
t fl
u b
uru
ng
AH
/20
06
/16
2
Kom
ersi
alis
asi va
ksin
IB
DC
P/2
00
3/0
36
P
enan
ganan
ham
a la
lat
buah
CP
/20
04
/04
8
Pen
anga
nan
pen
yaki
t ta
nam
an c
abe
FIS
/20
03
/02
7
Budid
aya
per
ikan
an p
ada
kera
mba
FS
T/2
00
6/1
17
P
engo
lahan
dan
pab
rika
si k
ayu
FS
T/2
00
7/0
52
M
engu
rangi
em
isi ak
ibat
def
ores
tasi
LP
S/2
00
4/0
23
P
ertu
mbuhan
anak
sap
i ya
ng
dis
apih
kan
P A
P U
A
35
Australian Centre for International Agricultural ResearchGPO Box 1571Canberra ACT 2601
Phone (+61 2) 6217 0500Internet: www.aciar.gov.auEmail: [email protected]
www.aciar.gov.au
ACIAR—Bagian dari Program Bantuan AustraliaACIAR merupakan bagian dari program bantuan luar negeri Pemerintah Australia dan bertujuan membantu negara-negara berkembang dalam upaya mengurangi kemiskinan dan mencapai pertumbuhan sejalan dengan kepentingan nasional. Program bantuan ini memiliki empat tema prioritas: mempercepat pertumbuhan ekonomi, memperkuat daerah yang berfungsi serta efektif, melakukan investasi dalam sumberdaya manusia, serta mempromosikan stabilitas dan kerjasama regional.
ACIAR bekerja sama dengan AusAID pada bidang-bidang yang menjadi prioritas bersama, dimana kedua organisasi ini memberikan kontribusinya atas keseluruhan fokus program bantuan Pemerintah
Sejumlah interaksi terjadi pada tingkat program dan unit kerja. Inisiatif bersama antara AusAID dan ACIAR meliputi proyek-proyek di Pakistan, Timor Timur, Afganistan, Indonesia, Kamboja, Irak, Papua Nugini dan Filipina. ACIAR juga merupakan organisasi mitra dan penyumbang pada situs Australian Development Gateway AusAID yang diluncurkan pada bulan September 2002 untuk menjembatani perbedaan digital dengan memberikan akses bagi negara-negara berkembang atas perkembangan ilmu pengetahuan yang utama.
Kerja sama AusAID-ACIAR terbentuk dalam berbagai macam proyek termasuk : AusAID memanfaatkan proyek penelitian ACIAR yang sedang berlangsung; ACIAR mengembangkan proyek AusAID yang mengidentifikasi adanya suatu kebutuhan penelitian dan pengembangan yang khusus; pengembangan proyek-proyek secara paralel; ACIAR mengembangkan penelitian dan pengembangan serta kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pembangunan kapasitas, melanjutkan investasi AusAID dalam usaha penguatan institusi dan infrastruktur; pembangunan proyek atau portfolio proyek yang disepakati oleh ACIAR dengan masukan dari AusAID dalam proses desain dan pengkajian proyek; AusAID menanamkan investasi dalam proyek rancangan ACIAR yang menjadi acuan bagi strategi AusAID di negara ini; dan pengembangan proyek-proyek utama yang didanai secara bersama. Sebagai tambahan, ACIAR juga dari waktu ke waktu merupakan sumberdaya teknis bagi AusAID, dan kedua organisasi tersebut bekerja sama dalam program pelatihan pasca sarjana serta pelatihan-pelatihan lainnya.