rencana operasi bidang kesehatan penanganan …

139
1 RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN PANDEMI CORONA VIRUS DISEASES (COVID-19) INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2020

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …

1

RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN

PENANGANAN PANDEMI

CORONA VIRUS DISEASES (COVID-19)

INDONESIA

KEMENTERIAN KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

2020

2

Daftar Isi

DAFTAR ISI 2

KATA PENGANTAR 3

TIM PENYUSUN 4

DEFENISI OPERASIONAL 7

BAB I 10

11 Latar Belakang 10

12 Tujuan 11

13 Dasar Hukum 11

BAB II Analisa Situasi 13

21 Profil Daerah Indonesia 13

22 Potensi Ancaman Kerentanan 14

23 Skenario Kejadian dan Dampak 21

BAB III Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi 24

BAB IV Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi 33 41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi 34 42 Fungsi 36 421 Komando dan Kordinasi 36 422 Surveilans 40 423 Respon Medis dan Laboratorium 41 424 Intervensi Farmasi 50 425 Intervesi Non Farmasi 52 426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat 57 43 Tugas - Tugas 57 431 Komando dan Koordinasi 60 432 Surveilans 62 433 Respon Medis dan Laboratorium 64 434 Intervensi Farmasi 66 435 Intervensi Non Farmasi 67 436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat 69 BAB V Administrasi dan Logistik 74 51 Administrasi dan logistik 74 BAB VI Komando dan Perhubungan 82 LAMPIRAN 85

3

4

Tim Penyusun Rencana Operasi Penanganan Pandemi Covid-19

Tim Inti

dr Wiendra Waworuntu MKes (Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Langsung)

Dr dr Vivi Setiawati MBiomed (Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi

Dasar Kesehatan)

dr Fuadi Darwis MPH (Unsur Pengarah BNPB)

Dr Ir Udrekh SE MSc (Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB)

Dr Rita Djupuri Izwardi DCN MEpid (Pusat Krisis Kesehatan)

dr Benget Saragih MEpid (Subdit Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina

Kesehatan)

dr Endang Budi Hastuti (Subdit Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina

Kesehatan)

drh Endang Burni Prasetyowati MKes (Subdit Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina

Kesehatan)

dr H Asral Hasan MPH (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)

Busroni SIP (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat)

dr Ina Agustina Isturini MKM (Pusat Krisis Kesehatan)

dr Wiwi Ambarwati (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)

dr Pompini Agustina Sitompul SpP (RSPI Sulianti Saroso)

dr Yayan Gusman (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)

dr Rian Hermana (Subdit ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Langsung)

Bayu Aji (Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat)

dr Sinursita Sihombing (Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan)

Siti Asfiah (Badan Pengawasan Obat dan Makanan)

dr I Nyoman Kandun MPH (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)

dr Sholah Imari (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)

WHO

UNOCHA

UNICEF

WFP

IFRC

PMI

5

Unit Lintas Program dan Lintas Sektor Kementerian Kesehatan

Pusat Krisis Kesehatan

Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

Biro Kerja Sama Luar Negeri

Biro Hukum dan Organisasi

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer

Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis

Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

Direktorat Pelayanan Kefarmasian

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) Jakarta

Bagian Program dan Informasi Sekretariat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Sub Direktorat Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Sub Direktorat Pelayanan Medik dan Keperawatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Sub Direktorat Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat Imunisasi Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Sub Direktorat Zoonosis Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan

Zoonosis

Kementerian Dalam Negeri

Direktorat Jenderal Bina Administrasi dan Kewilayahan

Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran

6

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

dr Fuadi Darwis MPH Unsur Pengarah BNPB

Deputi Bidang Sistem dan Strategi

Deputi Bidang Pencegahan

Direktur Sistem Penanggulangan Bencana

Direktur Kesiapsiagaan

Direktur Tanggap Darurat

Kepala Pusat Pengendali Operasi

Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan

Kementerian Pertanian

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner

Direktur Kesehatan Hewan

Unit Lintas Sektor Lainnya

Kementerian Sosial

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kepala Badan Usaha Logistik

Deputi II Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam

Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK

Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri

Kepala Pusat Kesehatan TNI

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan POLRI

Asisten Deputi Bidang Agama Kesehatan Pemuda dan Olahraga Sekretariat Kabinet

Direktur Kesehatan Kementerian Pertahanan dan Keamanan

Direktur lnformasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian

Komunikasi dan Informatika

Direktur Registrasi Obat Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat Narkotika Psikotropika dan Prekusor

Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Sub Direktorat Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Gizi dan Masyarakat Bappenas

7

Editor

DRRita Djupuri IzwardiDCNMEpid

drEko MedistiantoMEpid

Supatmi SKMMM

DEFINISI OPERASIONAL

1 Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan

yang harus dikenakan untuk mencegah kemungkinan tertular penyakit menular

2 Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar

3 Bahaya adalah suatu situasi kondisi atau karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan

4 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam danatau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologis

5 Bidang adalah kelompok tugas yang melakukan tugasperan sejenis klaster terdiri dari unsur pemerintah masyarakat dan lembaga usaha

6 CFR (Case Fatality Rate) atau Angka Fatalitas Kasus adalah angka proporsi atau

persentase dari jumlah kasus yang meninggal dibagi dengan jumlah kasus

7 Episenter COVID-19 adalah lokasi titik awal terdeteksinya sinyal bencana wabahologis

dan sinyal virologis yang merupakan tanda terjadinya penularan influenza pandemi

antarmanusia yang dapat menimbulkan terjadinya pandemi COVID-19

8 Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam

dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman

9 Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang saehat yang dilakukan di fasilitas

pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan

10 Karantina adalah pembatasan kegiatan danatau pemisahan seseorang yang terpapar

penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan

meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi

danatau pemisahan peti kemas Alat Angkut atau Barang apapun yang diduga

terkontaminasi dari orang danatau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau

sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang

danatau Barang di sekitarnya

11 Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang

diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah

kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

12 Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga

terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah

kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

8

13 Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah

pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi

sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

14 Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian lokasi jenis bencana korban dan ataupun kerusakan Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah maka dihitung sebagai satu kejadian

15 Klaster (Cluster) adalah kelompok penderita yang terdiri dari dua atau lebih penderita

yang mengalami kontak secara bencana epidemiologis menurut tempat dan waktu

16 Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana

yang dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf

komando dan staf umum memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu

komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan

komando dalam mengkoordinasikan instansilembagaorganisasi terkait untuk pengerahan

sumberdaya

17 Komunikasi Risiko adalah segala bentuk pertukaran informasi tentang risiko antara

seluruh pihak yang berkepentingan

18 Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi tetapi mungkin juga tidak terjadi

19 Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum

melalui Peraturan Kepala Daerah

20 Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan

penanggulangan kedaruratan pada menjelang saat dan sesudah terjadi keadaan darurat

yang mencakup siaga darurat tanggap darurat dan pemulihan darurat

21 Pelibatan masyarakat adalah proses dimana masyarakat bermanfaat bagi organisasi dan

individu membangun hubungan jangka panjang dengan visi kolektif untuk kepentingan

masyarakat

22 Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk

dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian

rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

23 Penentuan Kejadian adalah proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi

24 Pengendalian Perimeter adalah tindakan pengawasan yang dilakukan di batas wilayah

penanggulangan sehingga tidak terjadi penyebaran COVID-19

25 Perencanaan SektoralBidang adalah suatu rencana yang disusun oleh klasterBidang yang berisi kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-masing klaster untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku

26 Perencanaan kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan dalam situasi terdapat potensi bencana di mana skenario dan tujuan disepakati tindakan teknis dan manajerial ditetapkan dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis

27 Perimeter adalah batas terluar dari wilayah penanggulangan

28 Pos Komando (Posko) adalah tempat dilakukannya pengambilan keputusan untuk

pengendalian dan atau komando dalam penanggulangan suatu kedaruratan yang

beroperasi secara penuh (24 jamhari) selama masa penanggulangan

9

29 Rencana Operasi adalah rencana yang dibuatdisusun dalam rangka pelaksanaan operasi

Tanggap Darurat Bencana Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat

dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat

30 Respon Cepat (Rapid response) adalah tindakan rutin sesuai dengan protap yang

dilakukan pada saat kejadian luar biasa

31 Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat

32 Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana

yang digunakan oleh semua instansilembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan

sumber daya manusia peralatan dan anggaran

33 Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi waktu dan dampak bencana

34 Status Keadaan Darurat Bencana adalah keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan

35 Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat

36 Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orangmasyarakat

37 Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan pengurusan pengungsian penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana

38 Terjangkit adalah kondisi seseorang yang menderita penyakit yang dapat menjadi sumber

penular penyakit yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

39 Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah adalah kejadian berjangkitnya

suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara

nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat

menimbulkan malapetaka

10

Bab 1

Latar Belakang dan Dasar Hukum

11 Latar belakang

Sejalan dengan International Health Regulation (IHR) 2005 untuk meningkatkan kapasitas

inti negara dalam pendeteksian verifikasi pelaporan dan respon terhadap Public Health

Emergencies of International Concern (PHEIC) World Health Assembly (WHA) ke-71

telah menekankan peningkatan kapasitas negara dan kemitraan untuk meningkatkan

kesiapsiagaan menghadapi pandemi The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases

and Public Health Emergencies (APSED III) fokus pada penguatan komponen kesehatan

masyarakat inti termasuk respon terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat

termasuk ancaman pandemi Belajar dari H1N1 2009 World Health Organization (WHO)

telah mengembangkan Pedoman Manajemen Risiko Pandemi menggunakan fase

pandemi berbasis risiko kontinum yang mengadopsi pendekatan seluruh masyarakat dan

semua bahaya

Pada tahun 2017 Indonesia memperbarui Pedoman Manajemen Risiko Pandemi

Nasional dan Rencana Respon Operasi Nasional mengadopsi Pedoman Manajemen

Risiko Pandemi WHO ke dalam konteks Indonesia dan mengujinya melalui latihan

simulasi pandemi skala penuh yang berfokus pada penahanan episenter dengan

keterlibatan multi-sektoral terutama integrasi operasi keadaan darurat dengan sistem

manajemen bencana negara yang pada dasarnya respon bencana berorientasi pada

pelaksanaan Itu adalah seluruh pendekatan masyarakat yang melibatkan tingkat

nasional provinsi kabupaten dan masyarakat di semua sektor terkait termasuk sektor

keamanan dan militer

Indonesia telah mengadopsi pedoman manajemen risiko pandemi WHO menggunakan

pendekatan seluruh masyarakat yang menghubungkan pandemi dengan kerangka kerja

bencana pada tahun 2016 Sebagai tindak lanjut Indonesia mengembangkan dan

menguji Rencana Respon Kontijensi nasional melalui simulasi skala penuh yang

melibatkan berbagai sektor di semua tingkatan pada tahun 2017 dan meluncurkan

perencanaan kontijensi ke provinsi-provinsi prioritas pada tahun 2018 Ini telah menjadi

tonggak untuk meningkatkan kesadaran sektor-sektor tersebut tentang kolaborasi untuk

kesiapsiagaan menghadapi pandemi Pelaksanaan ini telah berkontribusi untuk

meningkatkan kapasitas inti negara dari International Health Regulation (IHR)

Pelaksanaan penahanan episenter pandemi skala penuh dan pelaksanaan table top di

provinsi-provinsi prioritas menunjukkan kapasitas Indonesia dalam manajemen risiko

pandemi dengan pendekatan seluruh masyarakat dalam keseluruhan kerangka darurat

nasional

Dengan munculnya Corona Virus sub tipe baru (COVID-2) dan ditetapkan Pandemi

COVID-19 oleh Dirjen WHO sehubungan dengan penyebaran COVID-19 yang meluas di

dunia sampai saat ini maka Indonesia perlu untuk mengadopsi rencana kontijensi

pandemi influenza yang sudah dibuat menjadi rencana operasi respon COVID-19 Pada

prinsipnya pengenalian dan mitigasi Pandemi COVID-19 dapat diterapkan juga pada

11

COVID-19 dengan penyesuaian sesuai dengan karakteristik penyakit

12 Tujuan

a Membatasi penularan Wabah COVID-19 dari manusia ke manusia mengurangi infeksi

berikutnya pada masyarakat yang rentan serta tenaga kesehatan termasuk mencegah

dampak penyerta lain yang lebih luas

b Deteksi dini mengisolasi dan menangani pasien lebih awal termasuk melaksanakan

pelayanan yang optimal bagi Pasien yang terjangkit Wabah COVID-19

c Terlaksananya tindakan (farmasi dan non farmasi) penanggulangan Wabah COVID-19

d Teridentifikasinya seluruh kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya

penanggulangan Wabah COVID-19

e Terciptanya ketertiban dan keamanan masyarakat serta stabilitas sosial dan ekonomi

selama masa penanggulangan Wabah COVID-19

13 Dasar Hukum

Rencana Operasi ini disusun berdasarkan berbagai peraturan dan regulasi yang

berhubungan dengan COVID-19 yaitu

1 UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan

2 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

3 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

4 UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

5 UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia

6 UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

7 Peraturan Pemerintah No2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal

8 Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit

Menular

9 Peraturan Presiden No 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden

No 83 Tahun 2005 tentang Badan koordinasi Nasional Penanganan Bencana

10 Keputusan Presiden no 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan

Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19)

11 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan

Kemampuan dalam Mencegah Mendeteksi dan Merespons Wabah Penyakit

Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir Biologi dan Kimia

12 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 101 Tahun 2018 tentang SPM sub Urusan

Bencana

13 Peraturan Menteri Permendes Dana Desa No 16 Tahun 2018 tentang Prioritas

Penggunaan Dana Desa

14 Peraturan Menteri Berita Negara RI Permenhumkam RI no 7 2020 tentang pemberian

visa dan izin tinggal dalam upaya pencegahan masuknya Virus Corona

15 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK0107Menkes2142020 tentang Jejaring

Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

16 Peraturan Menteri Kesehatan No75 tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis

Kesehatan

12

17 Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal

18 Peraturan Menteri Kesehatan No 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien

Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

19 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Surveilans Kesehatan

20 Peraturan Menteri Kesehatan RI No1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit tertentu

yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya

21 Keputusan Menteri Kesehatan RI No tahun 2020 mengenai Pedoman Kesiapsiagaan

Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)

22 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1042020 tentang penetapan

infeksi Novel Coronavirus (infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapat

menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya

23 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1692020 tentang Penetapan

Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

24 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3902014 tentang Pedoman

RS Nasional

25 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3912014 tentang Pedoman

RS Regional

26 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 300MENKESSKIV2009 tentang Pedoman

Penanggulangan Episenter Pandemi

27 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 424MenkesSKIV2007 tentang Pedoman

Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan

28 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 425MenkesSKIV2007 tentang Pedoman‐

pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan

29 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 431MenkesSKIV2007 tentang Pedoman

Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di PelabuhanBandaraPos Lintas

Batas dalam rangka Karantina Kesehatan

30 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1371MenkesSKIX2005 tentang Penyakit Flu

Burung Avian Influenza sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah Serta

Pedoman Penanggulangannya

31 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1372MenkesSKIX2005 tentang Penetapan

Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza)

32 Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 16 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan

Terhadap Risiko penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19)

13

Bab 2

Analisis Situasi

21 Profil Daerah Indonesia

Indonesia memiliki penduduk sebanyak 265000000 jiwa pada tahun 2018 dan proyeksi

jumlah populasi mencapai 271000000 jiwa pada tahun 2020 dengan 56 penduduknya

tinggal di daerah perkotaan Indonesia dengan konteks desentralisasi terdiri dari 34

provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dan provinsi lainnya di

pulau Jawa Indonesia terletak di khatulistiwa yang merupakan daerah strategis sebagai

hub perjalanan internasional memiliki mobilitas tinggi wisatawan internasional dan

penerbangan internasional dengan rata-rata 1342246 wisatawan internasionalbulan pada

tahun 2019 sedangkan pada Januari 2020 total 1 2 juta wisatawan memasuki Indonesia

Sebagian besar dari wisatawan masuk ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai

Denpasar dan Soekarno Hatta Banten Sebagian besar wisatawan yang datang ke

Indonesia berasal dari negara ASEAN (38) Indonesia juga menerima kedatangan

wisatawan internasional yang datang dari negara yang mengalami transmisi lokal COVID-

19 antara lain Cina (8) Australia (9) Jepang (3) dan Korea Selatan (2)

sementara wisatawan dari Iran Italia dan Jerman tidak terlalu banyak Kota-kota yang

memiliki penerbangan langsung dari Cina serta negara lainnya dengan transmisi lokal

COVID-19 sangat berisiko Terdapat 20 kota yang memiliki penerbangan langsung dan

kapal yang berasal dari Cina

Bandar udara yang paling berisiko dimana pelaku perjalanan Internasional yang tinggi

yaitu Soekarno Hatta Banten dan Ngurah Rai Denpasar Bali Batam yang berbatasan

dengan Singapura dimana terdapat transmisi lokal COVID-19 juga berisiko Setiap harinya

terdapat kapal feri dengan rute Batam-Singapura Selain itu Jakarta Bogor Bekasi Depok

(JABODETABEK) dengan mobilisasi penduduk tinggi kota metropolitan dengan penduduk

yang padat terutama Jakarta dengan kepadatan populasi 15764 per m2 sangat rentan

dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi Dengan konteks desentralisasi kemampuan

setiap daerah tidak sama dimana tidak semua daerah mempunyai rencana respon

menghadapi pandemi dan tidak semua daerah mempunyai rencana kesiapsiagaan dan

respon pandemi di rumah sakit sehingga menyebabkan tenaga kesehatan yang berada di

rumah sakit rentan tertular COVID-19 dan dapat menyebabkan terjadinya penularan lebih

lanjut di rumah sakit

Mobilitas penduduk antar kabupaten dan provinsi di Indonesia juga tinggi terutama di

Pulau Jawa dan Sumatera dengan kepadatatan penduduk yang cukup tinggi DKI Jakarta

sebagai ibu kota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis

(perekonomian) Kota Surabaya Medan dan Makassar merupakan kota besar di

Indonesia dengan mobilitas penduduk yang tinggi dan perputaran roda perekonomian

yang tinggi

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan kondisi

geografis yang beragam dari daerah pantai sampai ke pegunungan Beberapa lokasi

14

memiliki akses yang sulit Wilayah Indonesia yang mempunyai akses geografis sulit

diantaranya provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Maluku Papua dan Nusa

Tenggara Timur (NTT) Kapasitas dan sumber daya penduduk yang tidak merata

merupakan tantangan situasi geografis kepulauan dan wilayah terpencil merupakan

tantangan dalam penanggulangan dan respon termasuk pengiriman logistik dan

keterbatasan sumber daya Wilayah Indonesia yang berada di daerah ldquoring of firerdquo rentan

dengan kondisi bencana seperti letusan gunung berapi gempa dan tsunami yang dapat

menghambat operasi respon pandemi

Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit serta

pelayanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik

pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) Jumlah Puskesmas di Indonesia

ada 9821 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia ada 2858 dengan rincian rumah sakit

rujukan nasional ada 14 rumah sakit rujukan propinsi ada 20 dan rumah sakit rujukan

regional ada 1101 Indonesia memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis

dokter umum dokter gigi perawat bidan petugas kesehatan masyarakat dll Jumlah

dokter spesialis di Indonesia ada 38782 jumlah dokter umum ada 134459 jumlah dokter

gigi ada 29194 jumlah perawat ada 639356 jumlah bidan ada 590920 dan jumlah

petugas kesehatan ada 54138 orang2

22 Potensi Ancaman Kerentanan dan Kapasitas

COVID-19 disebabkan oleh virus SARS CoV-2 yang merupakan Corona Virus jenis baru

dengan analisis filogenetik mendekati isolat Corona Virus dari kelelawar Chinese

chrysanthemum-headed bats yang diisolasi pada tahun 2015 SARS CoV-2 ini

merupakan Corona Virus kluster β-coronavirus yang merupakan zoonosis coronavirus

yang baru setelah SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) Virus ini

termasuk dalam sub genus botulinum Coronaviridae Hasil sekuensing menunjukkan

bahwa SARSCoV-2 homolog 795 dengan SARS-COV Kasus pertama di Wuhan yang

disebabkan oleh virus ini berhubungan dengan pasar Huanan yang kemudian menyebar

antar manusia

Pada era transportasi dan mobilisasi global penyebaran virus dari satu daerah ke daerah

lain sangat cepat COVID-19 telah menyebar di 185 negara dalam waktu 4 bulan dengan

total kasus sampai bulan April 2020 mencapai lebih dari 1900000 kasus terkonfirmasi

dan 126681 kematian di seluruh dunia3 Trend kasus COVID-19 menurun di Cina namun

meningkat di luar China terutama di Republik Korea Italia Spanyol Iran dan Amerika

Serikat yang merupakan negara dengan transmisi lokal yang melaporkan kasus

terbanyak diluar Cina Model matematika menunjukkan Reproductive Number (Ro)

COVID-19 berkisar antara 2-3 yang mengindikasikan 50-60 populasi kemungkinan

telah terinfeksi COVID-19 Namun laporan kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan

jauh di bawah angka tersebut Pada kapal pesiar Diamond Princess Cruise COVID-19

1 Data Fasyankes online Oktober 2019

2 Data PPSDM Kemenkes 2019

3 John Hopkins University April 2020

15

menyebar cepat dengan attack rate hampir mendekati 30 Analisis serologi dengan

menggunakan antibodi netralisasi dapat memberikan prediksi yang lebih akurat untuk

mengetahui attack rate Pada studi yang dilakukan oleh Kelly Young di US estimasi

attack rate pada kontak erat adalah sebesar dan pada kontak erat serumah sebesar

105

Dari 55924 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Cina presentasi Klinis COVID-19 berkisar

dari gejala ringan sampai berat Gejala umum diantaranya demam (879) batuk

(677) lelah (381) adanya sputum (334) sesak nafas (186) sakit tenggorokan

(139) sakit kepala (136) myalgia atau arthalgia (148) menggigil (114) mual

atau muntah (5) kongesti nasal (48) diarrhea (37) batuk darah (09) dan

Kongesti konjungtiva (08) Berdasarkan data terbaru tersedia dari Cina 40 kasus

berupa kasus ringan 40 kasus menjadi penyakit sedang (didefinisikan sebagai kasus

Pneumonia terkonfirmasi dengan radiologis) sekitar 14 menjadi penyakit berat dan

sekitar 5 menjadi kritis Faktor risiko untuk menjadi penyakit yang berat adalah pada

usia lanjut dan memiliki komorbid

Case fatality ratio (CFR) yang terkonfirmasi di Cina seperti yang dilaporkan oleh US

Center For Diesease Control and Prevention adalah 42 Data ini didapatkan dari

3551 kematian diantara 83696 kasus terkonfirmasi laboratorium pada tanggal 14 April

2020 Data CFR ini tidak memasukkan jumlah kasus infeksi ringan yang mungkin terluput

dari surveilans sekarang dimana sebagian besar berfokus pada pasien dengan

pneumonia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tidak juga memasukkan fakta

bahwa kasus terkonfirmasi baru dapat berkembang menjadi penyakit berat dan beberapa

pasien mungkin akan meninggal Dengan berkembangnya wabah CFR yang

terkonfirmasi dapat berubah

Jumlah ini akan terus berubah dan CFR yang pasti tidak akan dapat diketahui sampai

wabah ini selesai Median dari onset gejala hingga kematian sebesar 14 hari sedangkan

pada usia lanjut (diatas 70 tahun) median tingkat kematian adalah 115 hari (11)

Kematian meningkat seiring dengan peningkatan usia dengan kematian yang tertinggi

terjadi pada pasien diatas usia 80 tahun (estimasi CFR mencapai hingga 148) Tingkat

kematian pasien dengan komorbid terjadi lebih tinggi 132 pada pasien dengan

penyakit kardiovaskular 92 pada pasien dengan diabetes 84 pada pasien dengan

hipertensi 8 pada pasien dengan penyakit pernafasan kronik dan 76 pada pasien

dengan kanker

Penularan COVID-19 melalui droplet yang ditularkan melalui batuk bersin atau

menyentuh benda yang terkontaminasi oleh droplet dan kemudian menyentuh mata

hidung atau mulut Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjaga jarak minimal

1 meter dari orang yang sakit Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1-14 hari paling

umum sekitar 5 hari Risiko tertular COVID-19 dari seseorang yang tidak bergejala sangat

rendah Namun banyak orang yang mengalami gejala ringan yang dapat menyebabkan

penularan Ada bukti yang menyatakan bahwa infeksi COVID-19 mungkin mengarah

pada infeksi saluran pencernaan dan akan ada di feses Namun hingga sekarang hanya

ada satu penelitian yang mengembangbiakkan virus COVID-19 dari specimen feses

tunggal Pada konteks COVID-19 penularan lewat udara mungkin bisa terjadi pada

16

keadaan khusus dimana dilakukan prosedur menghasilkan aerosol (misalkan intubasi

endotrakhea bronkoskopi suction terbuka pemberian terapi nebulasi ventilasi manual

sebelum intubasi mengubah pasien ke posisi tengkurap melepaskan pasien dari

ventilator ventilasi non-invasif tekanan positif trakheostomi dan resusitasi kardiopulmo)

Pada analisa 75465 kasus COVID-19 di Cina penularan lewat udara tidak dilaporkan3

SARS CoV-2 dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam atau hingga beberapa

hari tergantung dari jenis permukaan suhu atau kelembaban lingkungan

Pengobatan spesifik untuk COVID-19 belum tersedia hingga saat ini pengobatan masih

berupa dukungan perawatan suportif Beberapa percobaan klinis dilakukan namun kajian

lebih lanjut masih diperlukan Untuk memastikan bukti jelas pengobatan yang mana yang

paling efektif WHO dan mitra sedang melakukan penelitian internasional besar disebut

SOLIDARITY TRIAL untuk membandingkan pengobatan tunggal atau kombinasi berbeda

yang ada di banyak negara dan untuk menghasilkan bukti yang kuat pengobatan mana

yang paling efektif Sampai saat ini belum terdapat vaksin COVID-19

Untuk menghindari penularan COVID-19 WHO menyarankan untuk melakukan

pencegahan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hands rub

berbahan alkohol menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang yang sakit

mencegah menyentuh mata hidung dan mulut karena dapat memindahkan virus dari

benda yang terkontaminasi ke dalam tubuh kita melakukan etika batuk yang benar

memastikan orang yang sakit menggunakan masker dan beristirahat di rumah Tenaga

kesehatan harus memperhatikan pengendalian infeksi dengan memakai alat pelindung

diri pada saat kontak dengan pasien

Tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19 Penularan tenaga kesehatan dapat

diakibatkan oleh tidak lengkapnya pemakaian alat pelindung diri WHO menyebutkan

bahwa 21 petugas kesehatan terinfeksi SARS pada tahun 2002 Demikian pula untuk

penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan terjadi di China Hongkong dan Indonesia

Potensi ancaman COVID-19 dapat masuk ke Indonesia melalui pelaku perjalanan

internasional melalui pelabuhan bandara udara dan lintas batas maupun tertular dari

orang di dalam daerah terjangkit di Indoensia maupun pelaku perjalanan dari daerah

terjangkit

Pada 31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang

tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan Provinsi Hubei Cina Pada tanggal 7 Januari

2020 Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai

jenis baru coronavirus (coronavirus disease COVID-19) Pada tanggal 30 Januari 2020

WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan

Dunia Public Health Emergency of International Concern (KKMMDPHEIC) Penambahan

3 Modes of transmission of virus causing COVID-19 implication for IPC precaution recommendations WHO 29

March 2020 Available at httpswwwwhointpublications-detailmodes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations

17

jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar

negara Berdasarkan data John Hopknis University Amerika Serikat sampai dengan

tanggal 15 April 2020 dilaporkan 1982939 kasus dengan 126761 kematian secara

global

Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak

2 kasus Sampai dengan tanggal 15 April 2020 Indonesia sudah melaporkan 5136 kasus

konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah

DKI Jakarta Sumatera Utara (Kota Medan) Riau (Kota Pekanbaru) Sumatera Selatan

(Kota Prabumulih) Jawa Barat (Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten

Bekasi Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok) Jawa Tengah (Kota

Surakarta Kota Semarang) Jawa Timur (Kabupaten Kediri Kabupaten Malang

Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Magetan Kota Surabaya) Banten (Kabupaten

Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan) Bali (Kabupaten Jembrana

Kabupaten Bangli Kabupaten Buleleng Kota Denpasar) Kalimantan Barat (Kota

Pontianak) Kalimantan Tengah (Kota Palangka Raya) Kalimantan Selatan (Kota

Banjarmasin) Kalimantan Timur (Kota Balikpapan) Sulawesi Utara (Kota Manado)

Sulawesi Selatan (Kabupaten Gowa Kabupaten Maros Kota Makassar) Sulawesi

Tenggara (Kota Kendari) Papua (Kabupaten Mimika Kota Jayapura)

Gambar 21

Sebaran Kasus COVID-19 di Indonesia sampai dengan 15 April 2020

Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes

18

Gambar 22

Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia

Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes

Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia

Berdasarkan analisis risiko yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh kasus

yang terdeteksi jumlah penduduk kepadatan penduduk mobilitas dengan melihat

banyaknya penerbangan domestik maupun Internasional banyaknya penduduk yang

rentan dengan melihat angka jumlah penduduk yang gt 65 tahun dan konteks kapasitas

kesiapsiagaan daerah dengan melihat rumah sakit rujukan jumlah fasilitas kesehatan

maka analisis risiko COVID-19 di tingkat provinsi adalah seperti tabel di bawah ini

Tabel 21 Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

1 Aceh Rendah Sedang

5 1 1373 60 - 75

2 Sumut Sedang 65 8 na 145 - 302

3 Sumbar Sedang 44 3 5118 151 - 251

4 Riau Sedang Tinggi

16 0 31889 243 - 279

5 KEPRI Sedang Tinggi

21 1 2153 164 - 213

19

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

6 Jambi Rendah Sedang

4 0 641 9 - 19

7 Bangka Belitung

Sedang 4 1 862 51 - 65

8 sumsel Sedang 21 2 2085 69 Kota Prabumulih 120

9 Bengkulu Rendah 4 1 529 17 - 29

10 Lampung Rendah Sedang

20 1 2349 50 - 95

11 Banten Sedang Tinggi

281 21 4668 876

Kab Tangerang Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan

1505

12 DKI JAKARTA

Sangat Tinggi

2044 195 2897 2395 Jakarta 7074

13 Jabar Tinggi 450 43 29641 2349

Kota Bandung Kab Bekasi Kota Bekasi Kota Depok Kab Bogor Kota Bogor dan Kab Karawang)

3383

14 Jateng Sedang Tinggi

200 25 21147 582 Kota Semarang Kota Surakarta

1061

15 DI Yogyakarta

Rendah Sedang

41 7 3340 498 - 603

16 Jatim Tinggi 386 27 14092 1383

Kab Kediri Kab Malang Kab Magetan Kab Sidoarjo dan Kota Surabaya

2241

17 Bali Sangat Tinggi

81 2 1083 257

Kab Badung Kab Buleleng

Kab Jembrana Kota Denpasar

431

18 Kalbar Rendah 13 3 6183 125 Kota Pontianak 161

19 Kalteng Rendah Sedang

24 1 571 65 - 118

20 Kaltara Sedang 16 1 196 30 - 68

21 Kaltim Sedang 35 1 5380 267 Kota Balikpapan 343

22 Kalsel Sedang 34 2 1217 11 Kota Banjarmasin 88

23 Sulawesi Rendah 17 2 296 31 Kota Manado 72

20

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

Utara

24 Gorontalo Rendah 1 0 3057 64 - 67

25 Sulawesi Tengah

Rendah 19 2 291 24 - 69

26 Sulawesi Barat

Rendah Sedang

5 1 1062 20 - 35

27 Sulawesi Selatan

Rendah Sedang

222 15 2650 383 Kota Makassar 874

28 Sulawesi Tenggara

Rendah 16 1 381 19 Kota Kendari 55

29 Nusa Tenggara Barat

Sedang Tinggi

37 2 3783 141 - 225

30 Nusa tenggara Timur

Rendah sedang

1 0 813 18 - 22

31 Maluku Utara

Rendah 2 0 340 8 - 13

32 Maluku Rendah 11 0 131 7 - 30

33 Papua Barat

Sedang 3 1 579 25 - 37

34 Papua Rendah Sedang

63 3 3143 59 - 196

Masih verifikasi

35

TOTAL 4241 373 153940 10596

Mean 595 Median 119

21

Gambar 23 Peta Risiko COVID-19 di Indonesia

Penilaian risiko akan diulangi ketika ada informasi baru tersedia berdasarkan situasi

epidemi yang berkembang di seluruh Indonesia Diinginkan setidaknya provinsi

melakukan penilaian risiko sendiri yang sesuai dengan konteks dan kejadian serta

penyebaran penyakit untuk memandu kesiapsiaggan dan penanganan yang lebih baik

sesuai konteks lokal

23 Skenario Kejadian amp Dampak

Gambar 24 Kerangka Respon Pandemi berdasarkan Skala Risiko

Saat ini WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai Pandemi Hingga 30 Maret 2020

COVID-19 telah menyebar di 199 negara termasuk di Indonesia telah terdapat kasus COVID-

19 yang tersebar di beberapa provinsi Sudah terdapat transmisi lokal COVID-19 di Indonesia

(penularan antar manusia)

Dengan terdeteksinya 1285 kasus sampai tanggal 30 Maret 2020 dan dengan RO=2 maka

sampai tanggal 12 Mei diperkirakan akan ada total kasus sebanyak 3846194 kasus

termasuk 769239 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 192310 kasus kritis

yang membutuhkan ICU bila tidak dilakukan pengendalian yang adequate dan optimal Oleh

22

karena itu rencana respon disusun untuk mencegah penambahan kasus dengan menemukan

dengan cepat kasus melakukan deteksi cepat isolasi kontak dan perawatan kasus di rumah

sakit rujukan pelacakan kasus dan monitoring orang dalam pengawasan Rencana operasi

respon disusun untuk mengantisipasi kasus dalam 3 bulan kedepan sesuai dengan lampiran

skenario Kasus dapat menyebar ke provinsi-provinsi yang berisiko

Dalam jangka panjang penanggulangan COVID-19 berdasarkan informasi epidemiologi

sampai saat ini dalam waktu 81 hari terdapat skenario yang memungkinkan terjadi seperti

tabel-tabel dibawah ini

Tabel 22 Kriteria Derajat Keparahan yang Disebabkan COVID-19

Asumsi Indonesia

(36) Indonesia

(5) Indonesia

(10) Indonesia

(20)

Angka Serangan Klinis 36 5 10 20 Total population (271808640)

9864437

13590432

27180864 54361728

Perawatan Monitoring di Rumah 50 X Clinical attack rate

4932218

6795216

13590432 27180864

Rawat Inap 20 x Angka Serangan Klinis

1972887

2718086

5436173

0872346

ICU 5 x Angka Serangan Klinis 493222

679522

1359043

2718086

Ventilator 80 x ICU 394577

543617

1087235

2174469

CFR 26 x Rawat Inap 51295 70670 141340 282681

Pada rencana respon ini akan disusun rencana operasi respon untuk satu bulan ke depan

dengan antisipasi jumlah kasus 10 dari populasi seluruh Indoensia dengan kasus yang

terbanyak dari wilayah berisiko tinggi seperti Jakarta dan sekitarnya serta Bali

Berdasarkan jumlah kasus kepadatan penduduk penyebaran transmisi virus kemudahan

transportasi dan pertimbangan kapasitas dan kesulitan geografis di beberapa wilayah dari 34

provinsi maka provinsi yang terdampak paling parah (dengan skenario yang ringan) adalah di

seperti bawah ini

Tabel 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Terdampak Parah

DKI Jakarta Bali Jawa Barat Batam Sulawesi Utara Kalimantan Barat Jawa Tengah DI

Yogyakarta akan ditemukan ribuan kasus yang dilaporkan dalam tiga bulan sejak kasus

23

pertama dilaporkan Kepulauan Batam yang berbatasan dengan Singapura juga terdampak

cukup parah

Asumsi karakteristik COVID-19

1 Sebagian besar orang yang tertular memiliki gejala bervarisi dari ringan (sub klinis) hingga

panas demam batuk dan sesak nafas

2 Masyarakat belum kebal terhadap strain COVID-19 (virus Corona sub tipe baru)

3 Masa Inkubasi virus COVID-19 berkisar 1-14 hari dengan nilai median berkisar 5-6 hari

4 Orang yang tertular COVID-19 dapat menularkan dalam waktu 1-14 hari dan mampu

menyebarkan virus pada orang lain yang rentan

5 Penularan orang-ke-orang yang mudah (efisien) dengan jumlah reproduksi penularan

(Ro) 2-3

6 Angka Fatalitas Kasus atau Case Fatality Rate (CFR) menurut WHO per 3 Maret 34

dan kematian dipengaruhi oleh usia (usial lanjut gt 65 Tahun lebih berisiko) serta memiliki

penyakit kronis yang diderita (seperti Diabetes Melitus Hipertensi Kanker Penyakit

kelainan Imun dll)

7 Belum terdapat vaksin dan obat antivirus spesifik untuk virus ini

Pemerintah Indonesia sedang melakukan respon terhadap pandemi COVID-19 Oleh karena

dampak yang cukup berat dapat terjadi di beberapa wilayah maka pemerintah Indonesia akan

meminta bantuan Internasional untuk penanggulangan pandemi

24

Bab 3

Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi

Dalam Rencana Respon Operasi COVID-19 nasional tahun 2020 Kementerian Kesehatan

bersama stakeholder terkait melakukan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan Rencana

Respon Operasi nasional dari fokus episenter ke mitigasi dan respon COVID-19 dengan

memasukan peran mitra internasional untuk terlibat dalam respon COVID-19 Berdasarkan

hasil diskusi tersebut respon pandemi terbagi atas 6 komponen tugas dan tanggung jawab

yaitu

1 Pelaksanaan komando dan koordinasi

2 Surveilans

3 Respon medis dan laboratorium

4 Intervensi farmasi

5 Intervensi non farmasi

6 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Berikut ini akan dibahas tugas pokok dari masing-masing komponen respon pandemi secara

umum dan berkesinambungan

1 Pelaksanaan Komando dan Koordzinasi

Alur Komando dan Koordinasi

Alur komando dan koordinasi multisektor dan aktivasi Sistem Komando Penanggulangan

Darurat Bencana (SKPDB) COVID-19 seperti di bawah ini

Gambar 41

Alur Komando dan Koordinasi Multi Sektor SKPDB COVID-19

25

Sistem komando dan koordinasi meliputi pemenuhan sumber daya dan koordinasi

Internasional Dalam pelaksanaan komando koordinasi harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut

a Penetapan status darurat bencana berdasarkan analisis risiko tim teknis penyusunan

rencana respon operasi komando respon dan monitoring respon

b Manajemen Bantuan Internasional

Penetapan status bencana menjadi acuan dalam menetapkan permintaan bantuan

internasional

Penggunaan Bantuan Internasional harus sesuai dengan aturan yang berlaku

BNPB melakukan kajian kebutuhan dan mengeluarkan rekomendasi kebutuhan

Pemberi bantuan (Negara Lembaga Internasional Lembaga asing non-pemerintah

lembaga usaha asing dan perseorangan) mengisi formulir daftar bantuan dan

mengirimkannya kepada Kantor Perwakilan Diplomatik RI untuk dilakukan verifikasi

ditembuskan kepada Pos Pendamping Nasional (Pospenas) Posko Penanganan Darurat

Bencana (PDB)

BNPB menerima hasil pengkajian dari Posko PDB dan kemudian menginformasikan

kepada calon pemberi bantuan melalui Kementerian Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri melakukan verifikasi yang selanjutnya hasilnya disampaikan

kepada BNPB disertai dengan pemberian izin pemberian bantuan internasional

BNPB selanjutnya menginformasikan secara tertulis terkait bantuan internasional

dimaksud kepada Pospenas PDB Posko PDB

c Outline laporan komunikasi operasional antar stakeholder antara lain

Mengadakan pertemuan harian untuk melaporkan situasi perkembangan harian

Komunikasi melalui sistem informasi yang dibuat pada saat periode tanggap darurat

Hasil pertemuan harian disebarluaskan kepada stakeholder dan ditindaklanjuti oleh tim

pelaksana lapangan

2 Surveilans

Kegiatan surveilans respon pandemi mencakup

1 Analisis data sentinel surveilans COVID-19 Influenza Like Illness (ILI) dan Severe

Acute Respiratory Infection (SARI) baik di level puskesmas dan rumah sakit

(pemerintah dan swasta) sebagai pendekatan untuk mengetahui sirkulasi virus

COVID-19 dan tingkat keparahan penyakit pada kasus COVID-19 baru penyebab

pandemi luasnya penyebaran dan besarnya morbiditas dan mortalitas

2 Deteksi kasus ILI pneumonia dengan memanfaatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan

Respon (SKDR) sebagai pendekatan untuk mengetahui apakah virus COVID-19 baru

telah bersirkulasi di Indonesia

3 Melakukan surveilans aktif untuk COVID-19 Pada wilayah yang belum terdapat kasus

dilakukan surveilan aktif pada kasus awal sporadik dan kluster awal dilakukan

pelacakan kontak dan monitoring kontak dan pada daerah dengan transmisi lokal yang

meluas pelacakan kontak dilakukan pada wilayah baru yang belum terdapat kasus

atau pada kasus parah dan dilakukan systematic survey dan sentinel

26

4 Melakukan penyelidikan epidemiologi pelacakan kontak monitoring dan manajemen

kontak pada kasus yang diduga COVID-19 baru untuk dikonfirmasi dan analisis risiko

berkala

5 Melakukan pengumpulan data analisis data monitoring dan evaluasi apakah

intervensi berjalan dengan baik dan apakah penyebaran COVID-19 baru masih

berjalan atau sudah berhenti

6 Menyampaikan data dan analisis data kepada pusdalop

7 Melakukan pengawasan pelaku perjalanan yang berasal dari daerahnegara terjangkit

8 PHEOC berkordinasi untuk menginformasikan data dan hasil analisis epidemiologi

kasus kepada EOC dan PUSDALOP BNPB sebagai bahan pembuatan kebijakan dan

perencanaan

3 Respon Medis dan Laboratorium

Tujuan dari pelaksanaan respon medis di layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas)

adalah agar terlaksananya deteksi dini kasus COVID-19 implementasi pencegahan dan

penanganan infeksi serta tatalaksana kasus di seluruh sarana pelayanan kesehatan

Respon medis terdiri dari Puskesmas Rumah Sakit non rujukan Rumah Sakit rujukan dan

fasilitas layanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik

pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) dan institusibangunan khusus

(seperti hotel wisma atlet dsb) dirancang untuk menyediakan pelayanan pengobatan

COVID-19 Semua fasilitas pelayanan kesehatan di luar rumah sakit bila mendapat kasus

suspek COVID-19 harus secepatnya merujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 atau

pusat perawatan COVID-19 Pada keadaan transmisi luas di masyarakat dan kapasitas

fasilitas kesehatan tidak memadai kasus ringan tanpa risiko dirawat dirumah dengan

edukasi pengendalian infeksi kasus dengan risiko seperti orang tua (gt 65 tahun) dan

orang dengan komorbid dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan pasien dengan kondisi

parah dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19

Kementerian Kesehatan telah menetapkan jumlah total rumah sakit rujukan sebanyak 657

Rumah Sakit terdiri dari 132 Rumah Sakit rujukan untuk COVID-19 berdasarkan SK

Menkes dan 525 rumah sakit rujukan di daerah ditetapkan berdasarkan SK Gubernur

Rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan Covid-19 terdiri dari Rumah Sakit milik

Kementerian Kesehatan Kementerian lain TNI POLRI Pemerintah Daerah BUMN

Swasta dan RS Darurat

Kemenkes juga telah menetapkan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang

terdiri atas

a Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksaan COVID-19 (Balitbangkes melalui Pusat

Penelitian dan Pengembangan BIomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan)

b Laboratorium Pemeriksa COVID-19

Laboratorium pemeriksa COVID-19 merupakan laboratorium yang memenuhi standar

Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliki alat pemeriksaan Real Time PCR yang terdiri

atas

1) Laboratorium yang memiliki fungsi surveilans dan

2) Laboratorium yang tidak memiliki fungsi surveilans

27

Daftar RS Rujukan COVID-19 dan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 terlampir Dan

apabila dibutuhkan rumah sakit rujukan dapat ditambah dan dapat menggunakan juga

Gedung yang dialihfungsikan menjadi pusat perawatan COVID-19

Tugas Respon medis

Aktivasi layanan hotline COVID-19 yang beroperasi 24 jam7 hari

Konsultasi virtual dan telemedicine sebagai titik kontak pertama triase dibentuk

Kemenkes mendirikan klinik demam pusat tes tempat karantina perubahan peran

rumah sakit tertentu untuk kasus ringan dan berat peralihan fungsi hotel sekolah

pusat komunitas dan stadion

Kemenkes melakukan penilaian kesiapsiagaan rumah sakitfasilitas kesehatan

terhadap COVID-19

Rumah Sakit menghitung kapasitas maksimal kapasitas SDM sarana penunjang dan

mengaktifkan pengaturan SDM

Kemenkes memastikan lonjakan SDM pada daerah dengan beban tinggi

Kemenkes menyediakan suplai dan komoditas yang diperlukan rumah sakit

berdasarkan estimasi kebutuhan

Rumah Sakit mengaktifkan ruangan atau area aman untuk semua petugas Rumah

Sakit

Rumah Sakit mempersiapkan kebutuhan logistik seluruh SDM yang bertugas

Puskesmas dan Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)

COVID-19

Puskesmas Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan ruangan untuk pemeriksaaan

dengan menerapkan PPI yang aman untuk semua yang berada di Fasilitas Kesehatan

Kemenkes mengembangkan protocol deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen

kasus dan rujukan termasuk manajemen kasus ringan di rumah

Kemenkes memastikan pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan yang ada

Kemenkes melengkapi tenaga kesehatan yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja

di lingkungan yang berisiko rendah menempatkan staf yang punya risiko rendah

bekerja mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang menganggur yang

masih dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara

Kementrian Pendidikan melatih relawan kesehatan (mahasiwa fakultas kedokteran)

untuk memberikan respon COVID-19

Pelayanan telemedicine klinik demam Puskesmas dan rumah sakit rujukan

melakukan deteksi dan merujuk pasien ke rumah sakit rujukan pusat perawatan

COVID-19 dan rumah sakit rujukan melakukan perawatan kasus

Kemenkes memastikan implementasi PPI yang perlu di semua fasilitas kesehatan yang

terlibat

Tugas laboratorium rujukan nasional COVID-19 antara lain

Menerima specimen untuk pemeriksaan COVID-19 atau konfirmasi hasil pemeriksaan

dari laboratorium pemeriksa COVID-19

Menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan pengelolaan dan

pemeriksaan spesimen COVID-19

Menyusun rekapitulasi hasil pemeriksaan dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-

19 dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

28

Penyakit sebagai Focal Point International Health Regulation dan Direktur Jenderal

Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan

Melakukan uji validasi secara sampling terhadapa specimen positif dan negatif

berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa COVID-

19

Mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa COVID-19

dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality AssuranceQuality Control)

Melakukan supervisi dan pembinaan teknis ke laboratorium pemeriksa COVID-19

Tugas laboratorium pemeriksa COVID-19 antara lain

bull Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakitdinas

kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya

bull Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan

standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan

bull Mengirimkan seluruh spesimen untuk uji validitas ke laboratorium rujukan nasional

COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan

bull Mengirimkan hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

bull Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim

untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien

untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi dan

bull Memberikan feedback kepada rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan

lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada

spesimen yang diterima

Dalam melaksanakan pemeriksaan COVID-19 laboratorium yang tidak memiliki fungsi

surveilans berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan

Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) atau Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)

sesuai wilayah kerjanya

Apabila kapasitas pemeriksaan PCR yang ada saat ini tidak mencukupi Kementerian

kesehatan akan berupaya untuk penggunaan pemeriksaan PCR lainnya sesuai dengan

ketersediaan yang ada saat ini di Indonesia

4 Intervensi Farmasi

Intervensi farmasi berkaitan dengan pengadaan distribusi obat dan alat kesehatan

dengan menggunakan jalur rutin atau pun jalur alternatif dalam penanggulangan yang

melibatkan

1 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker untuk menyiapkan kebutuhan dan menyimpan

antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya yang dibutuhkan

2 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker surveilans untuk mendistribusikan alokasi

antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya

29

3 Tenaga dokter dan perawat melakukan deteksi dan pemilihan kasus COVID-19 dan

non COVID-19 Tenaga dokter perawat paramedik lainnya melakukan pelayanan

medik kesehatan kepada penderita COVID-19 dan penyakit lain

4 Pemerintah memastikan ketersediaan obat esensial obat supportif diagnostic dan

peralatan prioritas pelayan KIA penyakit menular lainnya penyakit kronis dialisa

trauma dan kedaruratan lainnya

5 Berkolaborasi dengan WHO untuk melakukan pengujian obat antiviral (apabila

tersedia) Uji klinis dan intervensi pharmasi lainnya

6 Untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan triase dapat dilakukan dengan

berkolaborasi dengan layanan medis online seperti halodoc klikdock dengan

menggunakan algoritme sesuai pedoman COVID-19 Kemkes

7 Identifikasi dan mobilisasi sumber daya dan distribusi sumber supply medis peralatan

medis yang diperlukan dan alat pelindung diri serta tenaga medis untuk membantu

dalam respon pandemi

8 Kemenkes menyipakan aturan persetujuan otorisasi pasar dan pengawasan pasca-

pasar untuk produk-produk COVID-19 (mis diagnostik laboratorium terapi vaksin)

ketika tersedia

9 Kemenkes merencanakan mengembangkan SOP dsb untuk implementasi jalur aturan

yang berbeda MOU dengan pihak lain

10 Kemenkes berkoordinasi dan mengatur donasi produk kesehatan

11 Kemenkes melakukanberpartisipasi dalam kegiatan penelitian termasuk percobaan

klinis

12 Kemenkes memastikan jaminan kualitas produk medis

Kemenkes untuk mendukung ethical review yang cepat dalam situasi darurat tanpa

membahayakan perlindungan subjek manusia dan untuk memastikan bahwa penelitan

yang relevan dan kritis dapat dilakukan sementara kedaruratan kesehatan masyarakat

masih terjadi

Kemenkes untuk memprioritaskan proyek penelitian yang tidak mengambil personil

peralatan fasilitas dan sumber daya dari respon wabah tetapi sejalan dengan prioritas dan

kegiatan yang konsisten dengan upaya respon

5 Intervensi Non Farmasi

Semua sektor memberlakukan keberlangsungan usaha dan menjaga keberlangsungan

usaha sektor esensial untuk tetap beroperasi pada saat pandemic Sektor esensial dan

perannya dalam penanggulangan pandemi

1 Kementerian Kesehatan menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

untuk ProvinsiKabupatenKota yang telah memenuhi persyaratan untuk diterapkannya

PSBB sesuai Permenkes Nomor 9 tahun 2020

2 Perhubungan untuk menjamin lalu lintas kebutuhan logistik dan kebutuhan APD

farmasi lainnya dan membuat rekayasa lalu lintas dan spot chek poin apabila

diberlakukan karantina terbatas di suatu wilayah Melakukan pembatasan angkutan

umum apabila diperlukan seusai analsisi risiko

3 Kemenkopolhukam kementerian pertahanan perangkat Keamanan negara Badan

Intelejen Negara Bersama kepolisian dan didukung tentara menjamin keamanan di

pintu masuk Negara dan keamanan lalu lintas logistik non farmasi dan farmasi

Menjaga keamanan masyarakat pada saat pandemic dan mendukung intervensi non

30

pharmasi lainnya seperti karantina rumah karantina wilayah (apabila diperlukan)

pembatasan sosial penutupan sekolah penutupan tempat hiburan spot chek point di

daerah perbatasan wilayah dan menjaga stabilitas keamanan

4 Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan bahan logistik dan distribusi yang

diperlukan dan kestabilan pasokan bahan pangan pokok untuk masyarakat terdampak

Dan sektor Perdagangan dan sektor industri mendukung pemerintah dalam

memproduksi Alat Pelindung Diri dan supply lainnya yang diperlukan selama pandemi

dan menjaga kestabilitasan perindustrian

5 Kementerian pertanian Indoensia menjaga keberlangsungan pertanian untuk

keberlangsungan supply bahan pokok

6 Sosial untuk penyediaan Dapur Umum Lapangan Layanan Dukungan Psikososial

pemenuhan kebutuhan dasar jaminan sosial bagi korban pandemi

7 Pendidikan menyediakan platform Pendidikan untuk jarak jauh melalui online selama

pandemik

8 Perekonomian mendukung pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi

9 Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah

10 Bulog menjaga kestabilitasan pangan pokok di daerah terdampak

11 PMI Bersama NGO lainnya memberikan dukungan respon pandemic kepada

pemerintah dan juga keterlibatan masyarakat dalam respon pandemic

12 Kementerian dalam negeri mengeluarkan edaran mengenai respon pemerintah daerah

dalam respon pandemic termasuk pembentukan gugus tugas di daerah

13 Kementerian luar negeri berkoordinasi untuk evakuasi WNI dari daerah yang

terdampak pada awal epidemi (apabila diperlukan) dan berkordinasi dengna

pemerintah negara yang terjankit unutk memonitor kondisi WNI di degara terjangkit

Dan apabila kasus sudah masuk ke Indoensia berkoordinasi dengan pemerintah

negara lain mengenai kasus WNA yang terdeteksi di Indoensia Dalam hal ii dapat

bekerjasama dengan IHR focal point Indonesia

14 Kementerian agama memberikan edaran mengenai intervensi yang dilakukan

bekerjasama dengan tokoh agama (contohnya penutupan masjid gereja maklumat

MUI dll)

15 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia

melakukan pendekatan melalui desa unutk pelibatan tokoh masyarakat dalam respon

pandemi dan pemakaian dana desa untuk respon pandemic

16 Kementeian Energi Sumber Daya Mineral Indoensia memastikan sektor esensial

seperti PLN Gas negara Bahan bakar Air tetap menjaga keberlangsungan usahanya

selama pandemi Pertamina Bahan Bakar sebagai sumber energi seluruhnya Listrik

PLN perannya menyediakan penerangan dan sebagai sumber energi PDAM

perannya menyediakan air bersih dan air minum sebagai kebutuhan dasar dan

hygiene sanitasi perorangan

17 Kementerian hukum dan hak asasi manusia menyusun hukum dan peraturan untuk

percepatan penanganan pandemi dan intervensi yang dilakukan Dan juga membuat

protokol unutk pandemi bagi perangkat hukum dan fasilitasnya seperti pencegahan

deteksi dan rujukan kasus di baan pemasyarakatan

18 Kementerian ketenagakerjaan Indoensia membuat protokol unutk tenaga kerja dan

pelaku usaha pada saat pandemi termasuk juga untuk pekerja migran Termasuk

pemberlakuan bekerja dari rumah pada masa sosial distancing pembatasan sosial

19 Kementerian Keuangan memastikan tersedianya anggaran nasional dan daerah untuk

respon pandemi

31

20 Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung respon pandemi dengan

mendukung komunikasi dan menjaga keberlngsungan sarana telekomunikasi untuk

respon pandemi (Internet telephone) memberikan fasilitas tool free untuk hotline

pandemi dan SMS blast serta iklan layanan masyarakat unutk pandemic

Telekomunikasi menyediakan kebutuhan informasi dan komunikasi antar individu

21 Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia menyusun protokol untuk

desinfeksi lingkungan yang aman untuk masyarakat

22 Kementeiran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dapat bekerjasama

untuk mengidentifikasi fasilitas apartment dan mempersiapkan fasilitas untuk

alihfungsi gedung fasilitas unutk respon pandemic termasuk untuk tempat perawatan

COVID-19

23 Kementerian riset dan Teknologi bekerjasama dengan kementerian Pendidikan

termasuk Universitas dan perangkat negara lainnya untuk melakukan modeling

prediksi kasus COVID-19 di Indoensia dan mengorganisasi penelitian mengenai

COVID-19 di Indoensia termasuk membuat road map dan protokol penelitian di

Indonesia sejalan dengan road map penelitian nasional Hal ini dilakukan

bekerjasama dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan

24 Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional RI menyusun perencanaan

respon COVID-19 dengan menggunakan modeling yang dibuat bersama dengan

Kementerian Riset dan Teknologi

25 Kementerian BUMN mendukung keberlangsungan BUMN untuk menjalankan fungsi

pelayanan publik esensial dan identifikasi fasilitas BUMN yang dapat dialihfungsikan

untuk respon COVID-19 termasuk menjadi tampat perawatan COVID-19 Dapat

bekerjasama dengan kementerian lainnya contohnya bekerjasmaa dengan

Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menggunakan stadium fasilitas oleh raga

untuk perawatan COVID-19 atau bekerjasmaa dengan Pusat Haji untuk menggunakan

asrama haji untuk tempat perawatan COVID-19

26 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat protokol

keberlangsungan usaha untuk pengusaha kecil dan menengah dan mendukung

keberlangsungan usaha kecil dan menegan pada saat respon pandemic

27 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif untuk memberikan edaran kepada sektor

pariwisata untuk kewaspadaan COVID-19 menutup sektor pariwisata apabila

diperlukan pada pemberlakuan pembatasan sosial Memberikan informasi komunikasi

risiko kepada stakeholder sektror pariwisata

Stakeholder yang bergerak di bidang intervensi non pharmasi adalah menyusun dan

monitoring implementasi protokol untuk sektor non kesehatan seperti protokol publik

protokol transportasi umum protokol di sektor edukasi protockol di sektor

perdaganganprotokol socialphysical distancing protokol penutupan pusat

keramaian tempat hiburan pusat perbelanjaanmall penutupan sekolah termasuk

pengaturan kehidupan masyarakat yang terkait lainnya

32

6 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Tim komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi

Kesehatan (TPK hewan dan manusia) dan Tim Sentra Media (TSM) Tim-tim ini bertugas

untuk

a Promosi Kesehatan

1) Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mengatasi COVID-19

2) Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan

dan tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi

3) Mengumpulkan data dan informasi secara rutin dan setiap ada perkembangan

situasi yang khusus yang dilaporkan Tim Penanggulangan atau tim lainnya yang

terkait

4) Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul

5) Membuat papan informasi internal yang memuat informasi esensial (kontak peta

wilayah dll) dan data informasi terbaru

6) Mengatur jenis media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan saluran

informasi bagi target yang berbeda-beda

7) Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran

8) Menyusun pesaninstruksi per topik dengan masukan dan koordinasi dengan ahli

teknis sesuai target dan saluran informasi

9) Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda)

berdasarkan target jenis media KIE dan saluran informasi

b Sentra Media

1) Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai

media massa

2) Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi Membuat

pointers dari pemantauan berita-isu publik dan perkembangan situasi dari unit

teknis kepada juru bicara

3) Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang

di masyarakat serta memastikan agar masyarakat menerima informasi yang akurat

pada waktu yang tepat

4) Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan

memastikan bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang

dapat dengan mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers

ad-lips talkshow video news release)

5) Melayani kebutuhan media masa

6) Menyelenggarakan temu media secara berkala

7) Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian

lembaga kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta)

memperoleh berita informasi terakhir secara rutin

8) Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan

kunci yang ingin dipublikasikan

9) Memastikan data yang dapat dibagikan ke publik dan menahan informasi sensitif

dengan media massa

33

Bab 4

Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi

41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi Konsep operasi pelaksanaan respon pandemi berdasarkan framework kebencanaan

nasional mengacu pada bagan sebagai berikut

Tabel 41

Konsep Operasi Pelaksanaan Respon Berdasarkan Framework Kebencanaan Nasional

Pernyataan Definisi Operasional Prinsip Operasi Koordinator

Komando

Kesiapsiagaan Belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia

Penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan

Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)

Siaga Darurat Awal masuk kasus ke Indonesia (Kasus awal dan sporasik kasus)

Deteksi kasus pelacakan kasus dan isolasi kasus

Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)

Tanggap Darurat Terdapat minimal 2 klaster sampai COVID-19 yang meluas di Indonesia

Deteksi kasus pelacakan kasus mitigasi pandemi Physical distancing business continuity plan (BCP)

Nasional BNPB Daerah Kepala Daerah

Rehabilitasi Tidak ditemukan kasus baru setelah dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir

Surveilans ketat deeskalasi respon rehabilitasi fungsi komponen yang terlibat dalam penanggulangan COVID-19

Kepala Daerah

Pada saat WHO mengeluarkan pernyataan pandemi maka Kementerian Kesehatan

bersama dengan Kemenko PMK akan melaporkan hal ini kepada Presiden dan sesuai

dengan Inpres No 4 Tahun 2019 maka Presiden akan menunjuk komandan untuk

kesiapsiagaan dan respon untuk penanggulangan

Trigger kriteria penetapan status dan respon untuk setiap status yaitu

a Status siaga darurat ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI

b Status darurat bencana ditetapkan oleh Presiden RI atas rekomendasi Kemenkes

BNPB dan Kementerian lain yang terlibat dan relevant

Pada saat kesiapsiagaan (belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia terdeteksinya

kasus di Indonesia kasus awal dan sporadik kasus di Indonesia maka Menteri Kesehatan

melaporkan kepada Presiden untuk merekomendasikan penetapan siaga darurat

Kemenkes akan melakukan analisis risiko berkala dan melaporkan kepada Presiden

Dalam tahap ini Presiden akan menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas

sektor untuk melakukan respon

Apabila adanya peningkatan kasus di Indonesia dimana kasus pandemi sudah menyebar

luas di Indonesia berdasarkan analisis risiko yang disampaikan oleh Kemenkes situasi

tersebut dilaporkan kepada presiden dan presiden menetapkan tanggap darurat dan

menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan respon

34

Pos pendampingan akan diberikan oleh pusat ke daerah bila pos pendampingan untuk daerah yang terdampak diperlukan

Struktur komando dan koordinasi akan dibuat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota (Seperti organogram dibawah ini)

Gambar 41

Struktur Pos Pendampingan SKPDB (Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana)

Pendanaan kesiapsiagaan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan RI dan

bantuan hibah dari dunia usaha donatur dan bantuan luar negeri Pendanaan pada

penanggulangan pandemi (periode tanggap darurat) menggunakan dana siap pakai yang

tersedia di Kementerian Keuangan dan dapat dipergunakan oleh BNPB pada masa

tanggap darurat pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dapat menggunakan DTT

(Dana Tak Terduga) BTT (Biaya Tak Terduga)

Biaya untuk penyediaan darurat bencana penanganan operational ground handling

personil logistik dan peralatan pengemasan pelabelan distribusi bantuan ke lokasi

Pos Lapangan

KabKota

Pos Pendukung (Bantuan

Internasional)

Pos Lapangan

Pos Lapangan

Pos Lapangan

Posko Nasional PDB

Pos Pendamping Wilayah

Nasional

Provinsi

Notes Pendampingan Komando

35

tujuan pemusnahan dan re-ekspor menjadi tanggung jawab pemberi bantuan

internasional

Tempat Transit terbagi atas

bull Bandar Udara

bull Pelabuhan Laut

bull Pos Lintas Batas Negara

bull Pangkalan Militer jika kapasitas pintu masuk keluar bantuan tidak memadai

Indikator Siaga Darurat

1) Meningkatnya angka kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia

2) Terindentifikasinya 1 orang pasien positif COVID-19 di Indonesia

Indikator Tanggap Darurat

1) Sebaran angka kasus COVID-19 telah terjadi di lebih dari satu provinsi di Indonesia

atau adanya lebih dari dua kluster di provinsi yang sama

2) Terjadi Transmisi COVID-19 di komunitas

3) Angka kesakitan COVID-19 menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih selama dalam

dua kali masa inkubasi (2 x 5 hari) berturut-turut

4) Dilaporkan adanya petugas kesehatan yang terjangkit COVID-19

5) Jumlah rata-rata penderita baru COVID-19 akibat penularan manusia ke manusia

dalam satu kawasancluster menunjukkan kenaikan 2 kali lipat dalam 2 minggu

terakhir

6) Case Fatality Rate menunjukkan peningkatan dalam 2 minggu terakhir

7) Penanganan Wabah COVID-19 yang melebihi daya dukung Sumber Daya

Kesehatan

8) Terganggunya layanan pemerintahan maupun layanan vital lainnya akibat wabah

COVID-19

9) Terjadinya gangguan pada sektor keamanan ketertiban sosial maupun ekonomi

10) WHO menyatakan PHEIC pandemic COVID-19

Kondisi masuk pada tahap tanggap darurat apabila memenuhi sekurang-kurangnya 3 indikator

dari indikator skenario kejadian

Indikator Transisi Darurat ke Pemulihan

Indikator skenario kejadian

1) Penurunan signifikan pada incident case

2) Dalam 14 hari dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak terdeteksi kasus baru

dengan surveilans ketat

3) Aktivitas layanan kesehatan pemerintahan sosial dan ekonomi masyarakat telah

pulih seperti kondisi sebelum Pandemi

36

42 Fungsi

421 Komando dan Koordinasi

Pada saat kesiapsiagaan setiap stakeholder melakukan kegiatan kesiapsiagaan

sesuai dengan tupoksinya masing-masing Kementerian kesehatan mengeluarkan

surat edaran kesiapsiagaan terhadap kasus COVID-19 baru di rumah sakit pintu

masuk pelayanan kesehatan dasar dan dinas kesehatan

Kemenkes bertugas sebagai koordinator dan pusat krisis sebagai pelaksana harian

pada saat kesiapsiagaan dan siaga darurat Pusat krisis akan mengkoordinir segala

aktivitas untuk kesiapsiagaan dan siaga darurat Seluruh komponen penanggulangan

yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan pusat krisis

kesehatan melalui Public Health Emergency Operations Centres (PHEOC) PHEOC

melakukan kegiatan surveilans berdasarkan IBF analisis risiko dan Penyelidikan

Epidemiologi (PE)

Pusat krisis kesehatan akan melakukan koordinasi dengan lintas sektor lainnya

termasuk BNPB apabila memerlukan sumber daya tambahan untuk keperluan

kesiapsiagaan dan siaga darurat Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat

adalah seperti di bawah ini

Gambar 42

Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat

Aktivasi sub klaster sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil analisis risiko yang

dilakukan PHEOC dan pusat krisis

Komandan Menkes (Pelaksana Harian Pusat Krisis) -Emergency

Operation Centre

Tim Data amp Informasi dan Humas Pusdatin dan Rokomyanmas

Tim Logistik Kesehatan Farmalkes

Tim Promosi Kesehatan

Rokomyanmas

Koordinator Sub

Klaster Pelayanan

Kesehatan

Yankes

Koordinator Sub Klaster

Pengendalian Penyakit P2P (PHEOC) dan IHR

Focal Point

Koordinator

Sub Klaster

Pelayanan Gizi Dit Gizi

Koordinator

Sub Klaster

Kesehatan Jiwa Keswa

Koordinator Sub Klaster

Kesehatan

Reproduksi Kesga

Sub Klaster

DVI

BNPB

WHO IHR

Focal Point

37

Pada saat di deteksi kasus baru pandemi di Indonesia maka IHR focal point akan

memberikan notifikasi kepada WHO dan berkoordinasi dengan humas dan pusat krisis

untuk melakukan respon IHR National Focal point dapat berkoordiansi dengan WHO

National focal point untuk mobilisasi sumber daya Internasional yang dibutuhkan

contohnya dengan Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) untuk

mendukung respon di Indonesia

Pusat Krisis Kesehatan melakukan pertemuan koordinasi berkala untuk sektor

kesehatan dan sub kluster sektor kesehatan dengan melibatkan partner NGO

organisasi Internasional

Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19

Untuk Penanggulangan COVID-19 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden no 7

tahun 2020 mengenai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases

2019 (COVID-19) Operasi respon dan Mitigasi COVID-19 pada tingkat pusat

dilaksanakan oleh gugus tugas ini dengan tujuan untuk

a meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan

b mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian

lembaga dan pemerintah daerah

c meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran COVID-19

d meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional dan

e meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah mendeteksi dan

merespons terhadap COVID-19

Gugus tugas ini terdiri dari Pengarah dan Pelaksana Pengarah memiliki tugas untuk

memberikan arahan kepada Pelaksana dalam melaksanakan percepatan penanganan

COVID-19 dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan

COVID-19

Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memiliki tugas

a) menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan COVID-

19

b) mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan

COVID-I9

c) melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-19

mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan

COVID-L9 dan

d) melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-L9 kepada Presiden dan

Pengarah

Dalam melaksanakan tugasnya gugus tugas ini dibantu oleh sekretariat yang

berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memberikan

dukungan teknis dan administrasi kepada gugus tugas tersebut

38

Pada tingkat sub nasional dibentuk juga gugus tugas percepatan penganan COVID-19

yang berkoordiansi dengan gugus tugas pusat Biaya untuk pelaksanaan

penanggulangan COVID-19 dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja

negara belanja daerahatau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai d

engan ketentuan

Susunan keanggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan

COVID-19 terdiri atas

A Pengarah

1 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

2 Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

3 Menteri Kesehatan dan

4 Menteri Keuangan

B Pelaksana

Ketua Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Wakil Ketua 1 Asisten Operasi Panglima Tentara Nasional Indonesia dan

Wakil Ketua 2 Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Anggota

1 Unsur Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan

2 Unsur Kementerian Kesehatan

3 Unsur Kementerian Dalam Negeri

4 Unsur Kementerian Luar Negeri

5 Unsur KementerianPerhubungan

6 Unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika

7 Unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

8 Unsur Kementerian Agama

9 Unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana

10 Unsur Tentara Nasional Indonesia

11 Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia dan

12 Unsur Kantor Staf Presiden

39

Pada saat tanggap darurat maka alur komando dan koordinasi seperti dibawah ini

Gambar 43

Alur Komando dan Koordinasi Pada Saat Tanggap Darurat

Tugas dan fungsi alur komando dan koordinasi adalah sebagai berikut

1 Komandan

a Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)

menjadi Pos Komando Tanggap Darurat

b Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah

komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana

c Membuat rencana operasi mengorganisasikan melaksanakan dan

mengendalikan operasi tanggap darurat bencana

d Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya

manusia peralatan logistik dan penyelamatan serta berwenang

memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi lembaga organisasi yang

terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana

e Melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan minimal

satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya

f Komandan Tanggap Darurat bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI

2 Wakil Komandan

a Membantu komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan

mengorganisasikan melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap

darurat bencana

b Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat humas keselamatan dan keamanan

serta perwakilan instansi lembaga

c Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana apabila berhalangan

d Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung

kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana

Tim Pengarah

Menko PMK

Menko Polhukam

Menkes

Menteri keuangan

WHO IHR Focal Point

IHR National Focal Point

40

3 Sekretariat

a Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan

b Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat

Bencana

c Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat

Bencana

4 Bagian Perencanaan

a Mengumpulkan dan menginventarisasi sumber daya (personil peralatan dan

dana) yang ada di masing-masing instansi

b Mengevaluasi menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan

penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana

operasi tanggap darurat

c Kepala Bidang Perencanaan bertanggung jawab langsung kepada Komandan

Tanggap Darurat Bencana

5 Bagian Humas

a Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi

b Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi

tentang bencana ke media massa dan masyarakat luas atas persetujuan

komandan tanggap darurat

c Mendokumentasikan seluruh kegiatan posko tanggap darurat

d Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap

Darurat Bencana

6 Perwakilan Kementerian Lembaga (KL)

a Perwakilan KL terkait bertugas membantu Komandan Tanggap Darurat

bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumber daya yang

dibutuhkan dari KL

b Perwakilan KL secara operasional bertanggung jawab langsung kepada

Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara

administratif bertanggung jawab kepada pimpinan KL terkait

422 Surveilans

Kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan mulai dari sebelum timbul pandemi sampai

dengan pasca penanggulangan dengan sasaran populasi yang berisiko yaitu

masyarakat dan petugas Pelaksanaan surveilans berdasarkan lokasinya dibedakan

menjadi

a Surveilans wilayah yang meliputi wilayah kasus dan penanggulangan rumah sakit

yang merawat kasus Puskesmas Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan

lainnya serta wilayah berisiko

41

b Surveilans yang dilakukan di pintu masuk keluar suatu wilayah dan yang meliputi

bandar udara pelabuhan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) Kegiatan surveilans di

wilayah dan pintu masuk negara pada setiap status

o SOP surveillans pada setiap status merujuk pada Pedoman Surveilans

epidemiologis COVID-19 di Indonesia (Kemenkes 2020) Pedoman Surveilans

Sentinel ILI Pedoman Surveilans SIBI (Surveilans ISPA Berat di Indonesia)

Pedoman SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan pedoman

nasional COVID-19

o SOP penilaian risiko pada setiap status yang merujuk pada Risk Assessment

for Acute Public Health Event WHO 2010 dan Pedoman Nasional COVID-19

Kemkes 2020

c Sumber daya manusia untuk melakukan surveilans termasuk roster

epidemiologist dll Tim TGC dan Pejabat Karantina Kesehatan (analis

laboratorium klinisi perawat epidemiologi)

d SOP untuk COVID-19 Severity Assessment (PISA) Siapa yang melakukan dan

indikator apa yang akan dipakai

e Metode modeling pandemi yang mungkin dilaksanakan dan institusi yang dapat

membantu dalam pelaksanaannya

f SOP terkait pencatatan dan alur pelaporan surveilans COVID-19 merujuk pada

- Pedoman COVID-19 Kemenkes RI 2020

- Annex 2 IHR Decision instrument for the assessment and notification of

events that may constitute a public health emergency of international

concern 2010

g Pengawasan kekarantinaan kesehatan terdiri dari pengawasan saat kedatangan

pengawasan saat keberangkatan dan pengawasan lingkungan

Tindakan kekarantinaan kesehatan terdiri dari

o Karantina isolasi

o rujukan disinfeksi dan atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi

o Pembatasan sosial berskala besar

o Disinfeksi dekontaminasi disinseksi dan atau deratisasi terhadap alat

angkut dan barang

o Penyehatan pengamanan dan pengendalian terhadap media lingkungan

Di tingkat daerah juga dapat dibentuk Gugus Tugas dengan struktur yang sama

dengan struktur nasional

423 Respon Medis dan Laboratorium

Pada kondisi pandemi sudah teridentifikasi dan siap melaksanakan pelayanan kasus

COVID-19 harus sesuai dengan pedoman dan standar Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi (PPI) yg benar yaitu

o Layanan primer

o Rumah Sakit

o Farmasi

o Laboratorium

42

Respon medis dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk kasus

parah dan moderate sedangkan untuk kasus ringan dilakukan pengawasan di

Puskesmas atau pelayanan telemedicine dan rumah Tata laksana kasus pandemi

dengan memperhatikan infeksi

Pada kasus ringan operasional dan pemberdayaan yang dilakukan di puskesmas

antara lain

1) Pasien suspek diperiksa di puskesmas klinik dengan menerapkan PPI

berbasis standar kontak dan droplet disarankan melalui telemedicine

2) Pasien suspek dapat melakukan karantina mandiri dengan edukasi etika batuk

cuci tangan dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

3) Kasus suspek moderate dan parah yang terjadi pada kelompok risiko tinggi (usia

diatas 60 tahun memiliki komorbid) dirujuk ke rumah sakit untuk di tes dan

diberikan pengobatan jika diperlukan

4) Kasus supek dengan gejala ringan dan tidak terjadi pada kelompok risiko tinggi

mendapatkan obat simptomatik di rumah

5) Status kesehatan kasus suspek dipantau melalui telemedicine atau cara lainnya

6) Puskesmas melaporkan ke dinas kesehatan setempat

7) Petugas puskesmas mengawasi perjalanan penyakit kasus suspek (surveilans

aktif) dan melakukan contact tracing pasien dan mengkarantina kontak serta

memonitor status kesehatan kontak selama 14 hari

8) Kasus suspek dengan perburukan klinis akan dirujuk ke RS rujukan

9) Petugas puskesmas dengan ambulance khusus siap menjemput kasus suspek

dari rumah ke RS rujukan

10) Komunikasi risiko internal puskesmas

11) Skrining seluruh petugas di puskesmas

12) Menjaga keberlangsungan pelayanan

Selain itu dalam penanggulangan COVID-19 Puskesmas juga diharapkan dapat

melaksanakan tiga fungsi utamanya yaitu

1 Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Melakukan surveilans COVID-19 ILI dan pneumonia untuk mendeteksi dini

adanya suspek COVID-19

Melapor ke Dinas Kesehatan kabupaten kota bila ditemukan adanya suspek

COVID-19

Bersama tim Dinas Kesehatan kabupaten kota melakukan penyelidikan

epidemiologi (tes isolasi kasus pelacakan kontak karantina kontak dan

pemantauan status kesehatan kontak selama 14 hari)

Koordinasi lintas sektor tingkat kecamatan tentang adanya kasus suspek

COVID-19 dan pengendalian melalui pimpinan wilayah kecamatan

2 Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Diseminasi KIE tentang adanya kasus COVID-19 pada manusia untuk deteksi

dini pencegahan penularan pelaporan dan pengobatan segera melalui tokoh

masyarakat agama kader kesehatan LSM Ormas dan UKBM Upaya

43

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (poskesdes poskestren posyandu

polindes posdayandu dll)

Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM (kader dasa wisma kader posyandu

desa siaga atau kegiatan berbasis masyarakat lainnya yang berjalan di daerah

tersebut) untuk melakukan deteksi dini pencegahan penularan dan rujukan

kasus COVID-19

3 Sebagai Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Pada dasarnya Puskesmas tidak melakukan perawatan pasien suspek karena

keterbatasan sarana prasarana tenaga serta untuk mencegah meluasnya

penyebaran penularan dari manusia ke manusia

Pada kasus sedang dan berat dilakukan di rumah sakit antara lain

1 Pelayanan di ruang rawat isolasi dengan tetap menerapkan prinsip PPI

2 Pemberian obat simptomatik

3 Pelayanan di ruang ICU dengan tetap menerapkan prinsip PPI

4 Pengaturan shift petugas yang ketat untuk mencegah kelelahan

5 Pengaktifan ruang ldquoantarardquo (untuk decont) dan ruang tekanan negatif dan steril

khusus untuk petugas beristirahat

6 Monitoring dan evaluasi semua petugas dan layanan yg diberikan

Di Rumah Sakit dilakukan pengaktifan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat

Terpadu (SPGDT) antara lain

bull Jumlah tempat tidur

bull Jumlah ICU

bull Ketersediaan ventilator (jumlah dan jenis)

bull Peralatan terapi oksigen

bull Ruang pemulasaran jenazah

bull Laboratorium

bull Farmasi obat APD

bull Instalasi gizi (petugas dan pasien)

bull CSSD (Central Sterilization Supply Department) Instalasi Pusat Pelayanan

Sterilisasi

bull Kesehatan lingkungan

Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan COVID-19 Rumah

sakit tersebut mengaktifkan rencana kesiapsiagaan dan respon pandemi di rumah sakit

dengan

a Penambahan ruangan perawatan untuk COVID-19 mengirimkan pasien lain ke

rumah sakit lain

b Menyediakan terapi oksigen bagi pasien dengan kondisi parah

c Menyediakan ruang rawat ICU dan pemenuhan kebutuhan terapi oksigen dan

ventilator untuk pasien dengan kondisi kritis (perhitungan lihat tabel di lampiran)

d Membuat prioritas perawatan untuk pasien lainnya Pasien lainnya yang dalam

keadaan gawat dan atau darurat dapat ditangani dengan dikirim ke rumah sakit lain

e Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan prasarana yang diperlukan untuk

penambahan kapasitas perawatan dapat di rumah sakit rujukan tersebut

44

f Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan

tidak memadai dapat dilaksanakan strategi dibawah ini Strategi tersebut perlu

didiskusikan terlebih dulu oleh panel ahli berdasarkan analisis risiko untuk membuat

rekomendasi

- Hotline service yang beroperasi 24 Jam 7 hari akan membantu triase orang yang

bergejala penyakit pernafasan dan orang yang khawatir kontak dengan kemungkinan

kasus COVID-19 berdasarkan kondisi mereka Orang-orang tersebut melalui hotline

service akan diberikan arahan apakah harus datang ke fasilitas kesehatan atau

melakukan isolasi mandiri di rumah atau adanya arahan lainnya Skreening dan

triase dapat dilakukan di semua akses sistem fasilitas kesehatan puskesmas klinik

atau rumah sakit lainnya dan setting khusus yang diadakan di komunitas Apabila

diperlukan klinik demam (atau penyakit pernafasan) dapat didirikan di luar fasilitas

kesehatan utnuk menurunkan risiko penularan COVID-19 di fasilitas kesehatan

- Rujukan akan mengadopsi model ldquohub and spokerdquo dengan fasilitas rujukan COVID-

19 pusat dan semua fasilitas kesehatan lainnya di setiap wilayah geografis yang

merujuk pasien ke fasilitas rujukan COVID-19 terdekat

- Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan untuk COVID-

19 Rumah sakit rujukan tersebut akan mengaktifkan respons pandemi dan rencana

kesiapsiagaan di rumah sakit dengan menambahkan ruang perawatan untuk

COVID-19 dan dengan mengubah fungsi kamar lain Pasien lain yang sedang

dirawat yang bukan terjangkit COVID-19 bisa dikirim ke rumah sakit lain Identifikasi

dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan

kapasitas perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19

- Identifikasi rumah sakit lainnya sebagai pusat perawatan COVID-19 apabila

diperlukan

- Identifikasi fasilitas bangunan yang dapat dikonversi dan berfungsi sebagai pusat

perawatan COVID-19 (misalnya asrama atlet hotel dengan kapasitas tempat tidur

yang mencukupi) Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur untuk

fasilitas ini perlu dilakukan dengan bekerja sama dengan IDI dan organisasi profesi

Fasilitas-fasilitas ini perlu memiliki akses ke layanan kesehatan yang cepat (termasuk

telemedicine) dan perlu ditempatkan dekat dengan rumah sakit rujukan COVID-19

- Identifikasi tenaga kesehatan untuk membantu penanganan kasus COVID-19 Bila

terdapat defisit atau kekurangan tenaga kesehatan yang berkompetensi dalam

menangani kasus COVID-19 maka perlu dipertimbangkan dilakukannya task shifting

dari tenaga kesehatan lainnya dengan pemberian pelatihan dan ketrampilan yang

memadai

- Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan

tidak memadai serta berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi ahli dapat

dilaksanakan strategi berikut ini

o kasus ringan tanpa faktor risiko dirawat dirumah melakukan isolasi diri di rumah

dengan mengikuti dan memperhatikan pengendalian infeksi untuk perawatan

pasien COVID-19 di rumah Pasien tersebut harus mempunyai akses cepat untuk

arahan oleh petugas keseahtan melalui telemedicine whats apps dll

o Kasus sedang yang berisiko tinggi seperti usia lanjut gt 60 tahun atau kasus

dengan komorbid (hipertensi diabetes kardiovaskular penyakit pernafasan kronik

45

kondisi imunkompromis dll) dapat dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan

perlu disiapkan rujukan cepat ke rumah sakit rujukan apabila pasien mengalami

gejala yang memburuk atau adanya komplikasi

o Kasus yang parah amp kritis perlu dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19

- Untuk rujukan pasien dapat menggunakan fasilitas ambulans PSC 119 atau

ambulans RS

- Apabila kapasitas laboratorium mencukupi pemeriksaan laboratorium

dilaksanakan sesuai pedoman COVID-19 Berdasarkan analisis risiko dan

rekomendasi panel ahli apabila kasus sudah menyebar di masyarakat luas dan

kapasitas laboratorium sudah tidak mencukupi pemeriksaan laboratorium dapat

dilakukan pada kasus baru dari daerah baru yang melaporkan dari kasus yang

berisiko tinggi kasus yang parah dan kritis dan kontak erat kasus konfirmasi

Pada daerah yang melaporkan transmisi luas di masyarakat dapat dilakukan

survei sistematis pada pemeriksaan laboratorium atau menggunakan sistem

sentinel surveilans

- Kegiatan tambahan yang berkaitan dengan intervensi medis termasuk

Mengembangkan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen kasus dan

protokol rujukan

Melengkapi tenaga kerja yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja di

lingkungan risiko rendah menempatkan staf dengan status risiko yang lebih

rendah untuk mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang

menganggur yang dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara

Diseminasi selebaran tentang definisi kasus algoritma diagnose pengumpulan

dan transportasi specimen dan APD ke fasilitas kesehatan milik pemerintah

dan swasta

Menyiapkan panduan untuk pelayanan hotline yang beroperasi 24 jam7 hari

untuk melakukan triase orang-orang dengan gejala respiratorik dan mereka

yang khawatir kontak dengan kemungkinan kasus COVID-19

Menyiapkan panduan untuk pekerja telemedicine tenaga kesehatan

Puskesmas dan klinik pernapasan untuk mengidentifikasi menilai dan tes

COVID-19

Diseminasi panduan nasional dan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen

kasus dan protokol rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan

Membuat panduan tersedia untuk perawatan di rumah bagi pasien dengan

gejala COVID-19 ringan

Menyediakan panduan pemulasaran jenazah

Mempertahankan pelayanan kesehatan rutin dan kegawatdaruratan kepada

masyarakat

Mengatur jaringan pakar klinis untuk membantu karakterisasi klinis COVID-19

menjawab tantangan dalam perawatan klinis

Mencoba penggunaan antivirus yang tepat

Melakukan penelitian dalam Pemantauan Penggunaan Darurat Intervensi

penyelidikan dan yang belum terdaftar menyiapkan protokol penyelidikan klinis

untuk menggunakan obat dan rejimen yang berbeda

46

Implementasi percobaan klinis dalam pengobatan

Eskalasi pemenuhan logistik Alat Pelindung Diri (APD) obat-obatan suportif bahan medis

habis pakai (BMHP) dan untuk pemeriksaan laboratorium (VTM Swab cold chain dll)

Laboratorium

Spesimen yang diambil pada fase pandemi adalah sampel yang memenuhi definisi pasien

dalam pengawasan orang dalam pemantauan dan kontak erat risiko tinggi

Pengambilan spesimen pasien pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan

dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondidi

perburukan)

Pengambilan specimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-14

Alur Penerimaan Laboratorium

Gambar 44

Alur Pengiriman Spesimen

Algoritma Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan spesimen untuk skrining dan penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan di

laboratorium yang memenuhi standar Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliko alat

pemeriksaan Real Time PCR Saat ini dalam upaya percepatan penemuan kasus

Pemerintah juga telah menggunakan rapid test (tes cepat) serologis untuk pemeriksaan

skrining COVID-19 Kedepannya juga aka nada pengembangan pemeriksaan COVID-19

menggunakan tes cepat molecular berbasis PCR

Laboratorium Rujukan

Nasional COVID-19

Laboratorium Pemeriksa

COVID-19

Rumah SakitDinas

KesehatanLaboratorium

Kesehatan Lainnya

Screening

Konfirmasi

47

Gambar 45

Algoritma Pemeriksaan Laboratorium

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam pemantauan

dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR dan

sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi negatif

COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak erat atau riwayat

perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan ulang Karena

kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui

Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil

positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof

Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

48

Alur Pelaporan Surveilans Epidemiology dan Laboratorium

Gambar 46

Alur Pelaporan Laboratorium

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan

Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke

Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan PHEOC mengirimkan

hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang merawat kasus

Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai pihak terkait

agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium positif

IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam (Sumber

Pedoman P2 COVID-19_REV-03)

Laboratorium rujukan nasional COVID-19 melakukan rekapitulasi hasil pemeriksaan

dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-19 dan melaporkan kepada Direktur

Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai Focal Point International

Health Regulation dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan tembusan

kepada Menteri Kesehatan (Sumber SK Jejaring Lab COVID-19)

PUSDALOP BNPB

EOC Pusat Krisis Kemkes

49

Tugas dan Fungsi Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19

a Menerima spesimen untuk pengujian COVID-19 atau konfirmasi hasil tes dari

laboratorium daerah COVID-19

b Mengembangkan SOP terkait pengumpulan penanganan dan pengujian

spesimen COVID-19

c Melakukan rekapitulasi seluruh hasil tes COVID-19 dari laboratorium daerah dan

melaporkan ke Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

sebagai IHR focal point dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan

tembusan ke Menteri Kesehatan

d Melakukan pengujian validasi dengan mengambil sampel spesimen positif dan

negatif berdasarkan hasil tes yang dibawa oeh laboratorium daerah COVID-19

e Mengirimkan tes panel COVID-19 ke laboratorium daerah COVID-19 untuk

external quality assurance (Quality AssuranceQuality Control)

f Melakukan supervisi dan bantuan teknis ke laboratorium daerah COVID-19

Tugas dan Fungsi Laboratorium Daerah COVID-19

a Menerima spesimen untuk tes COVID-19 dari rumah sakitdinas

kesehatanlaboratorium kesehatan lain

b Melakukan skrining tes spesimen COVID-19 menggunakan format dan SOP

yang dibuat Litbangkes

c Mengirimkan semua spesimen untuk tes validitas ke laboratorium rujukan

nasional COVID-19 tanpa menunggu hasil tes

d Mengirimkan hasil pemeriksaan COVID positif dan negatif ke Pimpinan

Litbangkes melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan

Teknologi Kesehatan Dasar

e Menginformasikan hasil tes positif dan negatif ke rumah sakit pengirim dengan

tujuan diagnosa dan manajemen kasus serta ke dinas kesehatan setempat

untuk tujuan penyelidikan epidemiologis dan

f Mengirimkan umpan balik ke rumah sakitpelayanan kesehatanlaboratorium

kesehatan lain jika ada kesalahan dalam penggunaan materi atau media pada

spesimen yang diterima

Kegiatan Laboratorium

a Melakukan penilaian kebutuhan laboratorium

b Menyiapkan protokol pengumpulan sampel pengemasan dan pengiriman

spesimen pasien dari kasus suspek atau terkonfirmasi harus dikirim sebagai

UN3373 ldquoBiological Substance Category Brdquo Kultur dan isolate virus harus

dikirim sebagai kategori A UN2814 ldquoinfectious substance affecting humans

c Memastikan mekanisme transportasi sampel yang baik

d Diseminasi protokol lab dan selebaran

e Memastikan akses ke suplai dan reagen laboratorium

f Melakukan pelatihan diagnosa molekular dasar dan lanjutan

g Mengirimkan sampel untuk pengendalian kualitas ke laboratorium rujukan

COVID-19 internasional yang diakui WHO

h Berpartisipasi dalam sistem surveilans rutin untuk memantau pola penyakit

dampak penyakit dan perubahan virusSecara berkala berbagi isolat dengan

laboratorium rujukan yang mengikuti panduan WHO

50

i Melakukan sequensing virus jika memungkinkan untuk konfirmasi adanya virus

memantau mutasi genom virus dan menginformasi penelitian epidemiologi

molekular

j Melakukan penelitian lanjutan (seroepidemiologis)

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Kegiatan

1 Melakukan workshop PPI virtual untuk fasilitas kesehatan COVID-19 yang

ditunjuk

2 Melakukan workshop PPI virtual untuk petugas kesehatan rumah sakit lainnya

dan puskesmas

3 Mengembangkan dan diseminasi selebaran donasi APD

4 Mengembangkan dan diseminasi PPI kit untuk perawatan di rumah

5 Mengembangkan panduan PPI untuk perawatan di rumah

6 Mengembangkan panduan PPI untuk petugas kebersihan

7 Mengembangkan panduan PPI untuk masyarakat

424 Intervensi Farmasi

Untuk dukungan APD suplai medis yagn dibutuhkan akan didistribusikan melalui

jejaring kluster logistik

Pusat Krisis Kesehatan berpotensi dijadikan Regional Emergency Coordination

Center dan Regional Medical Logistics Hub Hal ini dilakukan untuk memastikan

penanganan populasi terdampak yang begitu luas dapat dilakukan secara merata

namun terkoordinir dan terpusat di tingkat regional Pusat Krisis Kesehatan berada

di lokasi-lokasi berikut

1) Regional Medan

2) Regional Palembang

3) Regional DKI Jakarta

4) Regional Surabaya

5) Regional Semarang

6) Regional Bali

7) Regional Banjarmasin

8) Regional Makassar

9) Regional Manado

10) Sub Regional Padang

11) Sub Regional Papua

Terkait pintu masuk staging area untuk bantuan internasional berikut beberapa

bandara potensial yang telah diidentifikasi oleh WFP untuk penanganan bencana

alam di wilayah Indonesia

1) Bandara Medan untuk wilayah Sumatera dengan alternatif bandara di

Pekanbaru maupun Palembang

2) Bandara Balikpapan untuk wilayah Kalimantan

3) Bandara Halim Jakarta untuk wilayah Jabodetabek Jawa Barat dan Banten

51

4) Bandara Surabaya untuk wilayah Jawa Timur dengan alternatif bandara

Semarang

5) Bandara Makassar untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur secara umum

dengan alternatif bandara Manado

Note Dalam kasus skenario pandemi seperti ini Pemerintah perlu menetapkan

secara resmi lokasi pintu masuk staging area untuk penerimaan bantuan

internasional termasuk SOP dan protocol penerimaannya apakah melalui BNPB

Kemenkes selanjutnya diterima oleh OCHA AHA Centre dan diteruskan ke

lokasi terdampak

Terkait staging area hub untuk bantuan nasional (pusat) Kemenkes dapat

langsung mengarahkan bantuan logistik medis ke lokasi-lokasi bandara di Provinsi

terdampak maupun ke lokasi pintu masuk staging area bantuan internasional

agar dapat dikonsolidasikan secara bersama-sama Bandara Halim Jakarta

merupakan bandara utama untuk pengiriman menggunakan jalur udara menuju

daerah terdampak baik menggunakan pesawat militer dan pesawat komersil

(berjadwal maupun charter)

Untuk bantuan non-medis (peralatan rumah sakit lapangan dll) yang berasal dari

luar negeri

shy Untuk barang yang bersumber dari Gudang WHO Global maupun supplier

internasional WHO dapat mengirimkan langsung ke lokasi pintu masuk

staging area yang ditetapkan Pemerintah BNPB Kementerian Kesehatan

dan Bea Cukai dapat memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging

area

shy Untuk barang yang bersumber dari depot-depot UNHRD Global WHO dapat

berkoordinasi dengan WFP terkait rencana pengirimannya ke wilayah

Indonesia Selanjutnya BNPB Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai akan

memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging area

shy OCHA dapat mengaktifkan DHL DRT (Disaster Response Teams) untuk

membantu ground handling di pintu masuk staging area

shy WFP dapat mengaktifkan LET (The Logistics Emergency Teams) untuk

membantu operasi logistik medis dibawah koordinasi Klaster Logistik dan

Klaster Kesehatan

52

Rencana Tindakan Pemasukan Obat Vaksin

Saat ini belum tersedia vaksin dan obat antiviral spesifik Apabila sudah ada Vaksin

dan obet antiviral spesifik maka dapat dilakukan SAS

Tabel 42

Rencana Tindakan Mekanisme Pemasukan Obat

Nama SOP Leading sektor Stakeholder

SAS Vaksin

(Apabila

tersedia)

BPOM Industri Farmasi Bea cukai Kemenkes

(Program) Bagian yang terkait dengan

pendistribusian Obat sampai ke Daerah

(Gudang Farmasi KabupatenKota Instalasi

Farmasi Rumah SakitPuskesmas)

SAS Obat Kemenkes Prodis Kemkes Yanfar

(produkasi dan distribusi kefarmasian)

Ibu Lisa (081385318648)

SOP Registrasi

produk

BPOM Kemenkes (Program) Industri Farmasi

(contohnya Biofarma)

Data Instalasi Farmasi yang ada di Fasilitas Kesehatan

1 Puskesmas

Jumlah Puskesmas 9821

Jumlah Apoteker yang tersedia 2713

Tenaga Teknis Kefarmasian 7193

Puskesmas yang Belum ada Apoteker 7108

2 Rumah Sakit

Jumlah Rumah Sakit 2609

Jumlah Apoteker 11835

Kekurangan Apoteker 6802

425 Intervensi Non Farmasi

- Pedoman Bussiness Continuity Plan (BCP) untuk Sektor esensial

Business Continuity Plan (BCP) dapat didefinisikan sebagai rencana dalam

merespon keadaan darurat operasi backup dan pemulihan pasca bencana

53

BCP memungkinkan mengembalikan sistem ke kondisi normal dengan cepat setelah

terjadinya bencana atau peristiwa yang mengganggu keberlangsungan operasional

perusahaan

1 BCP PDAM menjamin ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi termasuk air

minum selama kondisi bencana selama waktu tertentu

2 PLN standar Nasional menetapkan jumlah cadangan bahan bakar yang harus

dimiliki PLN di suatu wilayah untuk menjamin ketersediaan listrik selama beberapa

hari ke depan atau selama masa bencana

3 Pertamina bahan bakar harus mampu menjamin ketersediaan bahan bakar selama

21 hari ke depan (BPH Migas) jadi selama masa sebelum 21 hari diharapkan

kondisi dapat kembali normal

4 Perhubungan mengatur lalu lintas angkutan darat laut dan udara dengan otoritas

terkait (ASDP Pelindo Pelni Organda Angkasa Pura) agar tidak terjadi gangguan

dalam penyaluran bantuan

5 Keamanan menjamin dan mengatur keamanan lalu lintas orang barang dari dan

ke daerah terdampak

6 Perdagangan memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok

masyarakat di seluruh wilayah terdampak

7 Sosial pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakat terdampak dan petugas

melalui penyediaan dapur umum dan layanan dukungan psikososial Beras

cadangan Pemerintah untuk tingkat Provinsi sebanyak 200 ton makanan siap saji

sesuai kebutuhan

- SOP untuk menjaga keamanan masyarakat dan sektor esensial pada saat pandemi

sehubungan dengan pembatasan sosial

A Langkah-langkah pelaksanaan

1 Membentuk Satuan Tugas

2 Satuan Tugas dibawah koordinasi Menko Polhukam sebagai pengendali Keamanan Nasional

3 Petugas dan Penugasan a Tim Pusdokkes Polri dan Puskes TNI

1) Perbantuan tenaga medis paramedis dibawah koordinasi Kementerian Kesehatan

2) Menyiapkan RS Rujukan (Bhayangkara dan RS TNI) bilamana diperlukan b Fungsi Operasional POLRI Petugas POLRI dari fungsi operasional jumlahnya sesuai kebutuhan dibagi 3

shift yaitu Shift 1 Jam 0600 - 1400 Shift 2 Jam 1400 - 2200 Shift 3 Jam 2200 - 0600

c Petugas penanggulangan COVID-19 terdiri dari

Pengamanan Terbuka

Pengamanan tertutup d Perlengkapan

Perlengkapan yang dibutuhkan dalam penanggulangan keamanan COVID-19

Alat transportasi kendaraan ambulance truk

Komunikasi HT

TOA

54

4 Penurunan Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) apabila diperlukan untuk tenaga sosial penyiapan logistik bencana

B SOP Keamanan Masyarakat 1 Screening masyarakat yang masuk dan keluar daerah terdampak 2 Dekontaminasi dan desinfeksi di lingkungan masyarakat termasuk di rumah

masing-masing 3 Pengendalian faktor lingkungan dengan melakukan penyuluhan PHBS dan

pengelolaan sampah 4 Pembatasan kegiatan sosial antara lain sekolah keagamaam dan ekonomi

- Kapasitas personel untuk menjaga keamanan masyarakat dan obyek vital negara

sesuai dengan Kepres no 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional Kapasitas personel meliputi kualitas dan kuantitas memiliki kemampuan negosiasi dan komunikasi dengan masyarakat jumlahnya sesuai dengan kebutuhan

- Strategi untuk menjaga kestabilan ekonomi dan sosial pada saat pandemi 1 Ketersediaan Logistik Kebutuhan Pokok

Menjamin ketersediaan dan kecukupan kebutuhan dasar untuk seluruh masyarakat di wilayah terdampak dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan keparahan dampak

Menjamin kelancaran distribusi bahan logistik kebutuhan pokok 2 Keberlangsungan Kegiatan Ekonomi

Pemerintah menjamin kegiatan ekonomi terutama sektor vital tetap berlangsung (yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak)

Kegiatan ekonomi terutama perdagangan tetap berlangsung dengan jaminan perlindungan diri melalui penggunaan APD standar oleh pelaku-pelaku pasar

3 Jaminan Keamanan

Pemerintah menjamin keamanan seluruh proses distribusi logistik proses ekonomi di masyarakat

Jaminan petugas Keamanan terhadap dampak COVID-19 juga harus dijamin Pemerintah dengan cara memastikan kecukupan APD bagi petugas dan sosialisasi tentang tata cara perlindungan diri dari infeksi COVID-19 tersebut

Tindakan Kekarantinaan Kesehatan

Berdasarkan analisis risiko dan rekomendasi panel ahli dan pedoman COVID-19 dapat

dilakukan karantina rumah wilayah terbatas dan pembatasan sosial berskala besar

a) Karantina rumah dilaksanakan terhadap seluruh orang di dalam rumah yang memiliki

kontak erat dengan pasien terjangkit COVID-19 Pemantauan karantina rumah

dilaksanakan berdasarkan SOP yang disusun dengan melakukan pengendalian infeksi

Kader melakukan pemantauan karantina rumah dan melakukan laporan harian ke

puskesmas Semua kebutuhan logistik pagan pokok dan kebutuhan pokok lainnya

disuplai oleh petugas yang melakukan monitoring karantina rumah Karantina rumah

dilakukan sampai selama dua kali masa inkubasi tidak ditemukan kasus baru dari kasus

terakhir yang dilaporkan Dukungan psikologis dan monitoring akan dilakukan oleh

petugas

55

b) Karantina wilayah terbatas dilaksanakan pada seluruh anggota masyarakat di suatu

wilayah terbatas apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran

COVID-19 antar anggota masyarakat di wilayah terbatas tersebut berdasarkan laporan

kasus data epidemiologi surveilan Karantina wilayah terbatas dilakukan pada tingkatan

RT atau dapat meluas ke beberapa RT RW atau desa kelurahan apabila diperlukan

Pada karantina wilayah terbatas masyarkat tidak dapat keluar masuk wilayah karantina

terbatas tersebut Bagian keamanan akan mendirikan spot check point di tempat akses ke

wilayah tersebut Dalam kondisi ideal logistik unutk daerah karantina terbatas dipenuhi

oleh petugas relawan Dalam kapasitas terbatas dimana kebutuhan pokok tidak dapat

disuplai oleh petugas masyarakat dapat memenuhi memesan logistik melalui daring

online atau masyarakat dapat membeli logistik hanya pada maksimal satu kali dalam

seminggu (hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk membeli logistik) ke

tempat penjualan logistik yang ada di daerah tersebut dengan tetap menjaga sosial

distancing Petugas akan memastikan suplai logistik pangan pokok ke daerah karantina

tetap terpenuhi Pada saat diberlakukan karantina wilayah kader akan memantau kondisi

kesehatan masyarakat di karantina wilayah setiap hari dan melaporkannya kepada

petugas puskesmas

Pada pemberlakukan karantina wilayah terbatas diperlukan sumber daya

- Pos komando pemantauan operasi karantina wilayah terbatas melibatkan BPBD dan

petugas kelurahan yang ditunjuk dengan pendampingan dari kabupaten atau provinsi

- kader untuk memonior kesehatan warga menggunakan formulir ssesuai pedoman

- Petugas keamanan (Babinsa Babimkamtibmas) petugas keamanan yang ditunjuk untuk

menjaga keamanan di wilayah karantina dan petugas keamanan di spot check poin

- Petugas dinas perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas sehingga tidka ada

yang masuk dan keluar wilayah yang dikarantina

- Ambulans yang untuk rujukan pasien apabila diperlukan

- Petugas surveilan puskesmas dimana daerah karantina wilayah terbatas tersebut

merupakan wilayah kerja puskesmas tersebut Petugas surveilan puskesmas team

yang diperbantukan akan melakukan rekapan harian dari laporan kader dan agregat data

laporan akan dikirimkan harian ke PHEOC kemneterian Kesehatan

- Petugas kesehatan dan pos kesehatan di daerah karantina wilayah Dapat

menggunakan pustu posyandu di daerah tersebut

- Alat pelindung diri untuk petugas kader yang melakukan monitoring

- Dilakukan monitoring suhu dan gejala harian

- Apabila selama kasa karantina ditemukan kasus kontak kasus pada daerah tersebut

maka diberlakukan karantina rumah pada rumah yang melaporkan kasus di daerah

karantina wilayah terbatas tersebut

- Pada daerah karantina terbatas tidak ada kegiatan sosial yang dilakukan termasuk juga

menutup sekolah dan tempat peribadatan

- APD untuk petugas dipenuhi dan masker medis dibagikan kepada amsyarakat di

daerah karantina wilayah terbatas

Pemberlakukan karantina wilayah terbatas diberlakukan sampai 2 kali masa inkubasi

dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus baru dalam wilayah tersebut

dengan surveilan ketat

56

c) Karantina Rumah Sakit dilaksanakan kepada seluruh orang yang berkunjung orang yang

bertugas pasien dan barang serta apapun disuatu rumah sakit bila dibuktikan

berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium telah terjadi penularan di rumah sakit

- Pada karantina rumah sakit rumah sakit menyediakan saranafasiltias untuk

penginapan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit selama masa karantina

Petugas memenuhi suplai logistik ke rumah sakit Dilakukan monitoring kondisi

petugas kesehatan dan orang yang berada di lingkungan rumah sakit Dilakukan

monitoring suhu dan gejala harian Laporan dari setiap bagian rumah sakit dikompilasi

oleh petugas surveilan dan dilaporkan ke PHEOC Petugas akan membuat posko

karantina rumah sakit dan petugas keamanan akan melakukan pembatasan

mobilisasi Orang yang berada dalam rumah sakit tidak dapat keluar masuk rumah

sakit tersebut Masa pemberlalkukan karantina rumah sakit dilakukan sampai dalam

dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus

baru dengan surveilan ketat Pada karantina rumah sakit diberlakukan zona merah

dimana lokasi dilaporkan kasus baru zona kuning di rumah sakit tersebut tidak

dilaporkan kasus baru dan zona orange untuk tempat istirahat petugaas kesehatan

yang ada di rumah sakit

d) Pembatasan sosial berskala besar dilaksanakan sebagai upaya mencegah meluasnya

penyebaran COVID-19 yang sedang terjadi antar orang disuatu wilayah tertentu baik

berupa peliburan sekolah pembatasan kegiatan keagamaan danatau pembatasan

kegiatan di tempat atau fasilitas umum pembatalan acara ldquomass gatheringrdquo

pemberlakuan bekerja dari rumah

Pada pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar ini dilakukan pada kota

kabupaten secara luas Pembatasan sosial berskala besar dilakukan apabila sudah tidak

dapat dilakukan karantina wilayah terbatas karena kasus sudah menyebar luas di

masyarakat

Pada pembatasan kegiatan berskala besar dilakukan

- petugas keamanan akan melakukan patrol dan melakukan tindakan sangsi apabila

ada masyarakat yang melanggar pembatasan sosial skala besar tersebut

- Komunikasi risiko kepada masyarakat dilakukan untuk masyarakat tetap berada di

rumah tidak melakukan aktivitas sosial

- Hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk melakukan belanja

pemenuhan kebutuhan pokok dalam seminggu satu kali ke daerah pembelanjaan

terdekat dan tetap memperhatikan interaksi sosial dengan orang lain jaga jarak dan

pengendalian infeksi

- Petugas memberlakukan jam malam dan pembatasan interaksi sosial

- Petugas memastikan ketersediaan suplai bahan pokok dan logistik ke daerah yang

diberlakukan pembatasan sosial berskala besar

- Kader melakukan monitoring kesehatan populasi di wilayahnya dan melakukan

pelaporan ke puskesmas

- Kasus yang ringan dirawat di rumah kasus dengan risiko tinggi (usia lanjut komorbid)

dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan kasus berat dilakukan perawatan di rumah

sakit

- Kecamatan desa mendata orang yang perlu menerima bantuan untuk pemenuhan

logistik (contohnya kalangan sosial ekonomi kalangan bawah yang tidak mempunyai

penghasilan tetap dan tergantung pada penghasilan harian) dan memberikan

57

dukungan untuk pemenuhan logistik pangan pokok

- Pada orang kontak dekat dilakukan karantina rumah pada pembatasan sosial berskala

besar

Tindakan penutupan wilayah (isolasi) secara total baik jalur masuk maupun keluar dengan

pembentukan Check Point terpadu pada jalur perbatasan wilayah

Melaksanakan pengendalian keamanan dan ketertiban wilayah melalui kegiatan

a) Pendeteksian dini dan operasi intelijen dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi

gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat

b) Pencegahan dan penindakan terhadap gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat

Melaksanakan pengawasan dan pengamanan (perimeter kontrol) di daerah yang dinyatakan

sebagai episenter wabah COVID-19

Pemusnahan Sumber penularan dan pemantauan prosedur pemulasaraan jenazah

426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi secara terus-menerus baik

langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab

di antara individu kelompok dan lembaga Komunikasi harus jelas interaktif sering

konsisten dan transparan Karakterisasi risiko yang diperoleh dari penilaian risiko serta

pengendalian risiko atau kebijakan yang akan diimplementasikan harus

dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait sehingga semua pihak yang terkait

memperoleh informasi yang cukup mengenai pencegahan dan risiko penularan

COVID-19 dan tindakan tepat yang harus dilakukan

Pelibatan masyarakat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dan visi

bersama antara organisasi dan individu untuk kepentingan dan pemberdayaan

masyarakat Hal ini didasarkan pada hak-hak dasar masyarakat untuk memahami

risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka untuk membuat keputusan

melalui informasi yang sesuai dengan budaya dan untuk mengambil tindakan yang

akan mengendalikan setiap ancaman kesehatan masyarakat

Komunikasi dengan berbagai pihak baik kepada tokoh agama tokoh masyarakat dan

masyarakat dengan menyampaikan secara jelas dan benar sangat penting sehingga

tidak ada prasangka bahwa masyarakat akan selalu dirugikan atau diberi beban oleh

peraturan atau kebijakan Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat juga harus

bersifat mendidik dan melindungi masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan

pentingnya pencegahan dan kemungkinan bahaya yang akan terjadi langsung maupun

tidak lansung dari COVID-19

58

Tujuan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

1 Menyediakan informasi dan instruksi tentang tindakan yang harus diambil oleh

petugas dan masyarakat dalam suatu risiko krisis

2 Mencegah risiko yang lebih besar

3 Memberikan perlindungan keamanan

Melaksanakan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Memprioritaskan masyarakat Ikuti saran pemerintahDinas KesehatanWHO

untuk mencegah penularan COVID-19Cek berkomunikasikan dengan

masyarakat untuk memastikan keadaan keluarga teman dan lansia serta

dukung mereka mencari layanan kesehatan yang tepat

Dukung sampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan kepada

orang-orang dan keluarga yang terkena dampak COVID-19 dengan

mengekspresikan solidaritas dan bantuan

Komunikasikan sampaikan segala kebutuhan atau masalah yang Anda miliki

melalui pimpinan masyarakat dan sistem kesehatan yang ada di wilayahnya

Pada tingkat daerah dapat mengikutsertakan tokoh agama tokoh masyarakat

Tagana dan mengaktifkan kampung siaga dengan mengaktifkan kader

masyarakat Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press

release berkala dan diseminasi informasi kepada tim tanggap darurat dan

kepada masyarakat umum dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan

berdasarkan masukan tim teknis

Strategi komunikasi antara lain sistem komunikasi risiko (perencanaan mekanisme dll)

komunikasi publik partisipasi masyarakat dan manajemen isu Tim komunikasi risiko dan

pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi Kesehatan dan Tim Sentra

Media (TSM) Tim ini bertugas untuk

1 Promosi Kesehatan

a Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mengatasi COVID-19

b Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dan

tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi episenter

c Mengumpulkan data dan informasi secara berkala atau setiap ada perkembangan

situasi dari Tim Penanggulangan

d Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul

e Membuat papan informasi internal yang memuat informasi dasar (kontak peta wilayah

dll) dan datainformasi terbaru

f Mengatur jenis media KIE dan saluran informasi bagi target yang berbeda-beda

g Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran

h Menyusun pesan instruksi dengan masukan dan koordinasi dengan ahli teknis sesuai

target dan saluran informasi

i Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda) berdasar

target jenis media KIE dan saluran informasi

59

2 Sentra Media

a Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai

media massa

b Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi yang selaras

c Membuat pointers dari pemantauan berita isu publik dan perkembangan situasi dari unit

teknis kepada juru bicara

d Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang di

masyarakat serta memastikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat

pada waktu yang tepat

e Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan memastikan

bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang dapat dengan

mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers ad-lips talkshow

video news release)

f Melayani kebutuhan media massa

g Menyelenggarakan temu media secara berkala

h Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian lembaga

kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta) memperoleh berita

informasi terakhir secara rutin

i Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan

kunci yang ingin dipublikasikan

j Memastikan data yang dapat dan tidak dapat dibagikan dikecualikan dengan media

massa

k Memastikan semua fasilitas sentra media memadai

l Pesan pesan inti COVID-19 dapat dilihat di web wwwcovid19goidmateri-edukasi dan

httppromkeskemkesgoid

Gambar 47

SOP Penyampaian Pesan

60

Gambar 48

Komunikasi Operasional untuk responder dalam struktur komando

Penetapan Status KLBWabahEpidemi di

Indonesia

Menteri Kesehatan

Penyampaian update infomasi situasi

epidemicpandemic di Indonesia secara berkala

Kemkominfo dan Seluruh kementerian

Melakukan Publikasi Mengaktifkan fungsi media center mempersiapkan

juru bicara

ROKOM

Penyampaian Informasi yang benar dan tidak meresahkan masyarakat

Media

Melakukan Intervensi Promosi Kesehatan Penetapan pesan-pesan

kunci UNIT Teknis amp Promkes

Diaktifkannya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui TomasTogaOrmasLSM dalam penyearluasan informasi pandemic COVID-19

Kelompok Potensial

Travel Warning Tanggap Darurat

COVID-19 Kemenlu

Koordinasi Lintas KementerianBadanLembaga dan Program

di Kemenkes

Kemenko PMK

Pernyataan status darurat bencana nasional sesuai tingkat keparahan pandemi

Presiden

61

43 Tugas-tugas

431 Komando dan Koordinasi

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi

1 Tahap Kesiapsiagaan

Prinsip operasi penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan

Kemenkes membuat surat edaran ke stakeholder yang lain mengenai adanya penetapan COVID-19 oleh WHO dan peningkatan surveilans ILI SARI

Koordinasi Lintas Sektor

Pendataan setiap turis yang masuk ke Indonesia termasuk yang keluar Indonesia

Penekanan lintas batas untuk turis-turis yang masuk

Peningkatan kekuatan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)

Melakukan mapping untuk mengetahui daerah mana saja yang akan terdampak

Review rencana kontijensi di setiap tingkatan dan testing

Pelatihan kesiapsiagaan pandemic

2 Siaga Darurat

Membentuk Tim Tanggap COVID-19 dan mengaktifkan Pusdalop COVID-19

termasuk panel ahli untuk memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak

Cepat pada semua level

Menyusun Rencana Respon operasi Pengendalian COVID-19 lintas sektor pada

tingkat nasionalProvinsiKabupatenKota Rencana dan tindakan pengendalian

Bencana wabah COVID-19 lintas sektor seperti pembentukan Pos Komando

(posko) Darurat Pandemi COVID-19 tatalaksana (manajemen) kasus surveilans

penyelidikan epidemiology pembatasan penyebaran pemusnahan sumber

penularan dan penilaian risiko secara cepat review kesiapsiagaan kapasitas dan

identifikasi kebutuhan

Mengirimkan surat edaran peningkatan kewaspadaan COVID-19 kepada seluruh

fasilitas kesehatan dan multisektor lainnya

Dinkes Provinsi melakukan mapping faskes SDM koordinasi Dinkes Provinsi dan

Kementerian mengadakan pelatihan kepada seluruh faskes yang ada

mempersiapkan faskes klarifikasi hoaks yang beredar serta analisa situasi untuk

mapping

Diperlukan status siaga darurat oleh kepala daerah dari Dinkes ke Bupati

melakukan rapat koordinasi daerah untuk penetapan status dari sini akan muncul

kemudahan akses unutk mobilisasi sumber daya Setelah ada penetapan kasus

maka BNPB mempersiapkan posko Harus ada satu komando dari kepala daerah

Melakukan analisis risiko untuk menentukan sumber daya dana BTT dan DSP

(Dana Siap Pakai) bisa dipakai

Puskes TNI akan mengkoordinir kesehatan darat laut udara untuk mempersiapkan

diri dan berkoordinasi lanjut dengan Dinkes Provinsi dan Kabupaten

Kemenhan membuat regulasi pada bencana non alam

Kemenlu akan berkoordinasi dengan sektor terkait melakukan klarifikasi dan

hasilnya akan disampaikan BNPB (akses regulasi bantuan luar negeri)

62

Hasil koordinasi Lintas Sektor akan dilaporkan kepada Presiden oleh Sekretariat

Kabinet

Kemenko Polhukam melakukan koordinasi dengan Kemenko PMK dan

Kementerian terkait POLRI amp TNI (mengkoordinir aspek pengamanan wilayah)

Melakukan deteksi dini dan isolasi mengaktifkan hospital disaster plan (skala besar

kasus diklasifikasi dalam ring I ring II dan ring III) dengan mengawasi jumlah

kasus Dengan sebelumnya sudah ada simulasi kasus dan termasuk alurnya

Pemerintah daerah meminta tambahan stockpile dari pusat sehingga pemerintah

daerah yang beresiko tinggi mendapatkan stockpile

3 Tanggap Darurat

Eskalasi dan expansi Tim Tanggap COVID-19 dan meningkatkan operasi Pusdalop

COVID-19 panel ahli terus memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak

Cepat pada semua level

BNPB sebagai Komandan yang ditunjuk menjalankan sistem komando untuk

penganggulangan COVID-19 dalam sistem komando termasuk interoperability

dengan PHEOC EOC kemenkes dan multisektor lainnya

Semua sektor menjalankan sistem komando sesuai dengan tugas dan fungsi

masing-masing sektor dalam sistem komando

Pada kondisi tanggap darurat Kemenlu akan melakukan koordinasi kepada

kedutaan dan lembaga internasional dalam bentuk nota diplomatic untuk

memdapatkan akses bantuan Internasional

Kemenko Polhukam akan membuat satgas dalam negeri dan luar negeri Satgas

dalam negeri melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian terkait dan

menurunkan LO di daerah terdampak (laporan 2 kali sehari) Satgas luar negeri

mengkoordinir bantuan luar negeri atas persetujuan presiden Akan dilakukan

pendataan terkait distribusi bantuan

Semua tindakan yang dilakukan para stakeholder akan dilaporkan dalam rapat

kabinet oleh Sekretariat Kabinet

Beberapa wilayah bisa menetapkan status jika daerah tersebut terdampak

(penetapan status nasional bukan berdasarkan banyaknya jumlah) Status ini bisa

memudahkan akses Provinsi bisa menentukan status juga untuk mendukung

operasional daerah kab kota untuk akses dana dukungan Perka no 3 tahun 2016

tentang Sistem Komando Darurat BTT (biaya tidak terduga) di Kabupaten dan

Provinsi

Pengkajian data yang dibutuhkan dengan dana siap pakai (Perka No2 Tahun

2018) yang membedakan siaga darurat dan tanggap darurat

SPM bidang Kesehatan (krisis kesehatan akibat bencana) wewenang ada di

Provinsi

Kemenhan membuat peraturan pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana

4 Transisi

Tidak perlu dideklarasi terkait pencabutan status karena ada masa berlakunya

Setiap status itu ada kajiannya dan bisa diperpanjang

63

Pencabutan kasus dari WHO harus dipastikan terlebih dahulu dengan kondisi

epidemiologi di nasional

Tidak ada pemeriksaan mulai melakukan penelitian terkait pandemi

Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada

432 Surveilans

Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi

1 Kesiapsiagaan

Melakukan kajian epidemiologi terhadap kasus COVID-19 baru yang terjadi di

dunia melalui pemantauan secara terus menerus terhadap perkembangan situasi

penyakit seperti jumlah kasus angka kematian luas penyebaran kecepatan

transmisi karakteristik kasus menurut orang tempat dan waktu (usia jenis kelamin

lokasi kasus waktu terjadinya dalam minggubulantahun)

Penilaian risiko (sumber daya dan potensi ancaman Kedaruratan Kesehatan

MasyarakatKKM)

Risk mapping (kekuatan dan kelemahan dari ancaman KKM di wilayah sekitar pintu

masuk dan wilayah)

Manajemen risiko (regulasi kolaborasi koordinasi integrasi dan monitoring

evaluasi)

Menentukan definisi kasus secara nasional (suspek probable konfirmasi)

Melakukan surveilans intensif ILI (COVID-19 Like Illness) dan pneumonia (Severe

Acute Respiratory Infection SARI) dan Surveilans berbasis Kejadian di

Puskesmas rumah sakit Kantor Kesehatan Pelabuhan dan unit pelayanan lainnya

termasuk yang berbasis laboratorium

Meningkatkan kinerja Surveilans kasus ILI berbasis Puskesmas melalui pelaporan

mingguan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan bulanan STP

(Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas serta pelaporan kasus COVID-19

berbasis RS

Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan KKP di wilayah masing-masing dalam

rangka pemantauan penumpang dari negara terjangkit di pintu masuk melalui

pemantauan HAC (Health Alert Card)

Meningkatkan surveilans di masyarakat termasuk melibatkan mitra kerja hotel

biro pariwisata travel biro dsb

Menyiapkan sarana dan prasarana berkaitan dengan kegiatan surveilans

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

perkembangan situasi COVID-19

2 Siaga Darurat

Dari PHEOC subdit surveilans akan mengadakan rapat kemudian membuat risk

mappingdan risk assessment mengumpulkan stakeholder Tim TGC Pusat akan

turun ke lokasi untuk melacak adanya kasus baru dengan tim daerah dan akan

melibatkan Litbangkes PHEOC Dinkes Provinsi dan Kota Dirjen P2P selaku focal

point

Melakukan penyelidikan epidemiologi surveilans intensif terhadap kasus dan

64

kontak pelacakan dan monitoring kontak Pelacakan kontak dapat bekerjasama

dengan PMI kader dan sektor lainnya yang terlatih Karantina rumah kontak erat

Melakukan pemantauan kesehatan kontak jika menemukan gejala segera laporkan

ke sarana kesehatan terdekat

Melakukan Analisis data epidemiologi meliputi waktu timbul gejala jenis kelamin

kelompok umur gejala klinis lama sakit angka serangan (Attack Rate) angka

mortalitas (Mortality Rate) Case Fatality Rate (CFR)

Diklat TGC (tidak terbatas pada tenaga kesehatan)

Jejaring kemitraan (rujukan komunitas pertahanan dan keamanan CSR)

Melakukan surveilans secara ketat di seluruh pelayanan kesehatan

Melakukan analisis epidemiologi untuk menentukan tindakan kekarantinaan

kesehatan apabila diperlukan Contohnya karantina rumah karantina wilayah

terbatas daerah yang terdampak Karantina wilayah tersebut berdasarkna data

epidemiologi sebarankasus COVID-19

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam

3 Tanggap Darurat

Kaji cepat analisis risiko

Melakukan tindakan karantina kesehatan apabila diperlukan (krantina rumah

karantina wilayah pembatasan sosial skala besar) Karantina wilayah dilaksanakan

berdasarkan data epidemiologi sebaran COVID-19

Surveilans ketat untuk pengawasan dan pelaporan dapat menggunakan aplikasi

pelacakan kontak godata DHIS 2 untuk pengumpulan dan analisis data

PHEOC Kemkes melakukan analsisi data dan menginformasikan data dan analissi

epidemiologis kepada Pusat Krisis Kemkes yang diteruskan kepada Pusdalop

BNPB

Percepatan penyelidikan epidemiologis pelacakan kontak monitoring kontak dan

manajemen kontak

Pada daerah yang belum ada kasus dilakukan surveilan aktif Pada daerah yang

sudah ada kasus sporadic dank luster terbatas dilakukan pelacakan kontak dan

pada daerah yang sudah terdapat pelurana transmisi luas di masyarakat dapat

dilakukan pelacakan kontak pada kasus di daerah baru atau kasus yang berat Di

daerah transmisi luas surveilan dapat dilakukan dengan sistem sentinel

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam

4 Rehabilitasi

Surveilans tetap berjalan di level nasional berkoordinasi dengan semua

stakeholder (Dinkes KKP)

Update kasus melakukan penilaian risiko

Setiap waktu akan melaporkan ke dirjen P2P

Surveilans ketat sampai dengan 2 kali masa inkubasi terpanjang

Pengendalian terhadap media lingkungan

65

433 Respon Medis dan Laboratorium

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan

Rumah sakit akan menyiapkan sarana dan prasarana serta menyampaikan

informasi ke petugas medis dan non medis

Review kesiapsiagaan dan stock rumah sakit menyiapkan permintaan APD dan

supply rumah sakit dan melaporkannya ke Kemkes

Refreshing bagi petugas laboratorium dan medis tentang kesiapsiagaan pandemi

COVID-19

Tim TGC di rumah sakit mulai mensosialisasikan update kasus di luar SOP

penanganan pasien suspek

Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) mengetahui sampel apa yang

diambil dan berapa kali dilakukan pengambilan

BTDK berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk pengiriman dan apabila ada

sampel baru

BTDK memastikan kesiapan logistik meliputi reagen untuk laboratorium rujukan

dan juga jejaring laboratorium

Dinkes provinsi dan kabupaten kota memberi surat edaran ke semua fasyankes

agar semua bersiap

Pelatihan manajemen kasus dan Pengendalian infeksi

Penunjukkan rumah sakit rujukan COVID-19

Peningkatan kapasitas berupa simulasi penanganan kasus

Penunjukkan Laboratorium regional COVID-19 dan berkordinasi dengan WHO

untuk memperoleh postiv control dan reagen untuk COVID-19

Menusun SOP untuk pengambilan pengiriman dan pemeriksaan laboratorium

2 Siaga Darurat

Mengaktifkan rumah sakit rujukan COVID-19

Mengaktifkan hospital disaster plan menilai skala besaran kasus dan persiapan

sumber daya untuk eskalasi kasus termasuk sumber daya manusia dan shifting

Rumah sakit membentuk posko di rumah sakit

Mengaktifkan surveilans di rumah sakit (Hospital Associated Infection) terkait

COVID-19

Monitoring tenaga kesehatan yang kontak dengan kasus COVID-19

Identifikasi dan merawat kasus COVID-19 di ruang isolasi RS non rujukan

identifikasi dan merujuk apsien ke RS rujukan COVID-19

Memastikan sarana dan prasarana (SDM tempat tidur ruang isolasi) terjamin

Mempersiapkan tenaga laboratorium tenaga fungsional epidemiologi identifikasi

kasus melakukan pengambilan sampel perawatan kasus di ruang isolasi

Berkoordinasi dengan pemangku wilayah lainnya

Mengaktifkan regional laboratorium untuk COVID-19 dan pengiriman positive

kontorl dan reagen ke laboratorium regional

Petugas laboratorium di RS rujukan atau laboratorium BTKL PP BBLK melakukan

penambilan sampel dan mengirimkan sampel ke laboratorium

Mendistribusikan SOP jejaring laboratorium

66

Menyiapkan logistik untuk pemeriksaan PCR COVID-19 di semua laboratorium

pemeriksa

Melatih semua laboratorium pemeriksa PCR untuk mampu laksana pemeriksaan

PCR COVID-19

3 Tanggap Darurat

Aktivasi rencana penanggulangan pandemic rumah sakit

Penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 termasuk RS yang ditunjuk dengan

SK Gubernur maupun rumah sakit POLRI atau TNI Rumah sakit rujukan

dikhususkan untuk pasien COVID-19 Pasien lain diterima di rumah sakit lainnya

Alihfungsi gedung lainnya menjadi pusat perawatan COVID-19

Pada saat kondisi transmisi COVID-19 di masyarakt luas dan kapasitas fasiltias

kesehatan terbatas trias dapat juga memanfaatkan aplikasi online medis seperti

halodoc klikdoc dengan algoritme seusai pedoman Kemnkes Pada kasus ringan

dan tanpa risiko dapat dirawat di rumah dengan edukasi pengendalian infeksi

kasus dengan risiko (orang tua gt 65 tahun dan komorbid) dirawat di pusat

perawatan COVID-19 dan kasus yagn parah dirujuk ke rumah sakit

Penambahan jejaring laboratorium regional Alur pelaporan sesuai pedoamn

Kemkes

Melakukan identifikasi ketersediaan logistik pelaporan berkala dan permintaan

logistik unutk fasialits kesehatan dan laboratorium

Laboratorium regional melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel dan

laporan Laporan harus dikirimkan kepada litbangkes dalam 24 jam Algoritam

pelaporan sesuai dengan pedoman kemkes

Litbangkes melakukan Eksternal Quality Assurance (EQA) untuk laboratorium

regional

Mensiagakan dan meningkatkan sumber daya (pemeriksaan laboratorium) selama

24 jam

Konfirmasi hasil laboratorium hanya dari BTDK oleh PE pusat dan daerah untuk

mencari suspek di masyarakat

4 Transisi Darurat (Pemulihan)

Pada tahap ini sudah tidak ada pemeriksaan terhadap kasus pandemi melakukan

penelitian terkait pandemi Risiko dan dampak tidak akan homogen pada setiap

daerah terjangkit (bila terjadi di beberapa wilayah potensial) sehingga kegiatan

penanggulangan dapat berlanjut di wilayah tertentu yang masih membutuhkan

Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada

Mengawasi COVID-19 untuk mengantisipasi gelombang wabah selanjutnya

komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk mengembalikan semua aktifitas

seperti sedia kala

mengevaluasi respon yang sudah dilakukan dan merevisi rencana dan prosedur

yang dijalankan

434 Intervensi Farmasi

Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi antara lain

1 Kesiapsiagaan

67

Melakukan persiapan SOP sesuai Permenkes No51 Tahun 2014 tentang impor

barang alat kesehatan termasuk Spesial Access Scheme (SAS) untuk bantuan

intrnasional

Inventarisasi ketersediaan stok obat peralatan medis dan APD di daerah

pandemic dan idnetifikasi jalur distribusi

Distribusi Obat Antiviral (jika tersedia) Antibiotik dan Obat-obatan suportif

lainnya APD serta disinfektan yang diperlukan oleh wilayah pandemi melalui

gudang farmasi provinsi

2 Siaga Darurat

Pemetaan wilayah danperkiraan kebutuhan logistik pharmasi dan APD

Menghitung populasi risiko

Berkoordinasi dengan WHO terkait ketersediaan dukungan logistik

Melakukan perencanaan dan pengadaan logistik yang diperlukan

Evaluasi ketersediaan stock APD alat medis

Berkoordinasi dengan vendor untuk pengadaan APD supply medis obat

Melaksanakan pengadaan untuk stockpiling di pusat dan distribusi ke beberapa

daerah strategis seperti Gudang pharmasi provinsi yang berisiko dan rumah

sakit rujukan

Melakukan kajian obat bekersama dengan tim respon medis Berkoordinasi dengan

WHO untuk uji klinis pengobaan atau intervensi medis lainnya

3 Tanggap Darurat

Melakukan peningkatan pengadaan dan distribusi logistik APD supply medis ke

daerah terdampak

Pelaporan berkala ketersediaan pemakaian APD alat medis dan permintaan

yang disampaikan kepada gugus tugas logistik

Berkoordiansi dengan vendor untuk melakukan produksi masal dan distribusi

(dapat melibatkan department perhubungan TNI polri dan sumber daya lainnya

untuk distribusi) untuk APD alat medis dan obat (apabila tersedia)

4 Rehabilitasi

Menilai status stockpiles and equipment (antivirus (apabila tersedia) antibiotik

APD dll)

Mereview proses yang sudah dilakukan

Mengisi kembali stok sesuai kebutuhan

Memperbarui rencana protokol sesuai dengan kasus yang telah diamati

435 Intervensi Non Farmasi Kegiatan-kegiatan intervensi non farmasi yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan

Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (bandara pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat NegaraPLBDN)

Proteksi Perorangan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) etika batuk bersin penggunaan masker

68

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasilitas umum)

Promosi kesehatan untuk pencegahan kejadian COVID-19 PHBS kecukupan gizi pengelolaan stres olah raga teratur pengolahan masakan secara benar edukasi mengenai pencegahan stigma

Pemetaan Sumber Daya (SDM Kesehatan sarana kesehatan)

Pemberdayaan kader dan masyarakat

Melengkapi sarana kesehatan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan

Penyusunan dokumen rencana keberlangsungan usaha

Penyusunan protokol kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 untuk publik (sekolah kalangan usaha perkantoran tempat publik transportasi untuk pemerintah daerah dll)

Koordinasi dengan pihak sekolah pabrik-pabrik kantor perusahaan untuk melakukan sosialisasi terkait antisipasi terjadinya COVID-19

2 Siaga Darurat

Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (Bandara pelabuhan dan PLBDN)

Proteksi perorangan CTPS etika batuk bersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)

Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien

Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih) bagi pasien dan keluarga pada penerapan karantina rumah dan RS

Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi karantina daerah terdampak (apabila diberlakukan karantina pembatasan sosial) sehingga waktunya dapat ditunda

Melakukan pemusnahan barang-barang habis pakai yang terkontaminasi

Penerapan rencana keberlangsungan usaha untuk usaha sektor esensial

Menyediakan layanan dukungan psikososial dan kesehatan jiwa bagi pasien petugas kesehatan dan masyarakat

Menyiapkan platorm pembelajaran online unutk sektor Pendidikan dan platform bekerja dari rumah untuk sektor usaha dan perkantoran

3 Tanggap Darurat

Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum) memastikan kecukupan ventilasi rumah

Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien

Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih APD dan bahan dekontaminasi bagi penduduk

Melakukan pencegahan atau pembubaran kegiatan-kegitan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi terdampak sehingga waktunya dpt ditunda

69

Berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk Keamanan Wilayah dan keberlangsungan proses ekonomi

Melakukan pemusnahan barang habis pakai yang digunakan penderita dan dekontaminasi barang-barang tidak habis pakai yang kontak dengan penderita

Memastikan ketersediaan logistik (kebutuhan hidup APD)

Pemberlakuan karantina rumah karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala besar berdasarkan kajian informasi epidemiology dan sebaran kasus COVID-19 Menutup tempat publik yang tidak esensial seperti tempat hiburan menutup sekolah Sektor Pendidikan memberlakukan pembelajaran online dan sektor usaha dan perkantoran memberlakukan bekerja dari rumah

Perusahaan kantor dan pelayanan publik menerapkan rencana keberlangsungan usaha

Menyediakan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikologi bagi pasien tenaga kesehatan dan masyarakat termasuk lansia anak-anak dan remaja penyandang disabilitas

4 Rehabilitasi

Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)

Setelah ada penyataan pencabutan status kedaruratan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa keadaan pandemi sudah dinyatakan selesai sehingga masyarakat dapat beraktifisat kembali namun tetap waspada dan melakukan PHBS

Pemulihan Keamanan tetap berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk menjamin keamanan masyarakat

Melakukan After Action Review evaluasi respon

Terus melakukan surveilan COVID-19

Memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial

436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi

1 Kesiapsiagaan

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Pusat mulai bergerak dan

berkoordinasi

dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Memonitor

pemberitaan dan isu publik di media massa dan media sosial terkait

perkembangan situasi penyebaran virus COVID-19

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line dan trough the line

(mengingat era digital) bisa berupa sosialisasi penyuluhan langsung masyarakat

umum kader informasi dan komunikasi dengan pihak bandara BKSLN (Biro

Kerja Sama Luar Negeri) Kemenkes juga akan mengkomunikasikan terkait

informasi kejadian pandemi di negara lain kepada Kemenlu siaran pers media

KIE baik cetakan e-file tentang pesan-pesan pencegahan bisa disebarkan melaui

media sosial

bull Isi pesan

70

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 secara

umum

c Perlu diumumkan kepada publik bahwa kasus virus COVID-19 tersebut belum

ada kasus di Indonesia namun tetap waspada khususnya pada orang yang

telah bepergian dari wilayah pandemi dengan menunjukkan kartu sehat serta

dilakukan penguatan screening di pintu masuk negara

2 Siaga Darurat

Menyusun strategi komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Menyampaikan informasi dan edukasi serta memberdayakan masyarakat melalui

upaya

a Melakukan edukasi publik melalui media massa media sosial advertorial

video dan infografis

b Membangun komunikasi dan melibatkan peran aktif organisasi profesi

kesehatan dan profesi lainnya serta asosiasi pelaku usaha dan akademisi

dan pelajarmahasiswa

c Memperkuat pengetahuan tokoh masyarakat pemuka agama dan organisasi

sosial dan kemasyarakatan terhadap ancaman COVID-19

d Mendidik dan melatih relawan dan kader kesehatan terkait COVID-19

e Melaksanakan sosialisasi baik komunikasi langsung kepada masyarakat

f Memperkuat pemahaman ancaman COVID-19 dan kemungkinan bencana

wabah COVID-19 kepada semua sektor dan masyarakat

g Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press release

regular dan diseminasi informasi kepada tim dan kepada masyarakat umum

dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan berdasarkan masukkan tim teknis

Meningkatkan peran sekolah lembaga pendidikan sebagai agen perubahan

Sekolah mempunyai rsquocaptive audiencersquo yang bisa dipakai sasaran untuk perubahan

perilaku Anak didik biasanya mudah berkomunikasi dengan orang tuanya dan bisa

merubah pikiran orang tua mereka Anak didik diharapkan akan menyampaikan

apa yang diketahuinya kepada orang tua dan kawan-kawannya

Memperkuat pemahaman guru pengawas sekolah tentang permasalahan pandemi

COVID-19 apa yang harus dilakukan kalau banyak anak didik menderita gejala-

gejala yang menyerupai COVID-19 cara menggunakan media belajar anak dan

media lainnya di sekolah

bull Tim Komunikasi Risiko Pusat bergerak cepat dan berkoordinasi dengan Tim

Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Waspada hoaks

misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media

massa dan media sosial (sudah banyak suspek COVID-19) dan berkoordinasi

dengan Kemenkominfo BSSN Cyber Crime Polri untuk menanggulanginya

Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinkes

Kabupaten Kota yang terdapat suspek terkonfirmasi dengan virus COVID-19

71

untuk penyebaran informasi dan media rekanan serta menggandeng Diskominfo

Kabupaten Kota setempat

bull Menyiapkan talking point kepada Menkes dan jumpa pers untuk Dirjen P2P

(Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) selaku National Focal Point (juru bicara

khusus) di Kemenkes serta jumpa pers oleh Pimpinan Daerah sebagai kondisi

siaga darurat bahwa diwilayahnya terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line

(mengingat era digital) dan above the line Dilakukan sosialisasi penyuluhan

langsung dan pelatihan komunikasi kepada kader komunitas LSM Ormas di

wilayah yang terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19dalam upaya pencegahan

penyebaran virus COVID-19 di masyarakat umum Biro Komunikasi dan

Pelayanan Masyarakat (Rokom Yanmas) berkoordinasi dengan RSHS dan RSPI

untuk memutakhirkan data informasi terkini dan menuangkan ke dalam siaran pers

1 kali sehari media KIE baik cetakan e-file digital tentang pesan-pesan

pencegahan disebarkan melalui media cetak elektronik tradisional digital dan

media sosial

bull Mengaktifkan contact center 24 jam baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai

sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk National Command

Center (NCC)Public Safety Center (PSC) 119

bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel

advice dan diumumkan kepada publik Selain itu koordinasi dan komunikasi

antara Kemenkes Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media

internasional

bull Isi pesan

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker bila sakit

c Social distancing

d Dirjen P2P mengumumkan kepada publik bahwa di Indoneia sudah ditemukan

suspek yang terkonfirmasi dengan virus COVID-19 faktor-faktor risiko

COVID-19 gejala-gejala penderita COVID-19 upaya pencegahan dan

penanggulangan penyebaran virus COVID-19 (adanya penyelidikan

epidemiologi (PE) isolasi pasien di RS karantina ldquotempatrdquo kesiapan RS dan

laboratorium menghadapi situasi yang terjadi) jangan panik namun tetap

meningkatkan kewaspadaan segera mendatangi fasyankes jika mendapati

gejala-gejala COVID-19 memperketat pengawasan dan karantina kesehatan

di pintu masuk negara

3 Tanggap Darurat

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pusat bergerak lebih cepat lagi

dan berkoordinasi dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Daerah di wilayah yang mengalami kasus yang tinggi terhadap penularan virus

COVID-19 Komunikasi Rokom Yanmas Kemenkes dengan Pusdatin Humas

BNPB dan Kemenkominfo sebagai Media Center Nasional Respon cepat dan

penyediaan konten positif yang lebih masif untuk cegah-tangkal hoaks

misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media

massa dan media sosial dan berkoordinasi dengan Kemenkominfo BSSN Cyber

72

Crime Polri untuk penanggulangannya Divisi Humas Polri dan Puspen TNI juga

memberikan pernyataan untuk menenangkan dan mengamankan situasi

bull Kepala negara sebagai juru bicara nasional mengumumkan kepada publik bahwa

Indonesia dalam kondisi tanggap darurat COVID-19 Dalam hal ini

mengumumkan masa awal berlakunya periode tanggap darurat dan untuk

mengakhiri masa tanggap darurat ini akan melihat adanya penurunan kasus

dengan 2x masa inkubasi dari kasus terakhir Dalam hal ini Kemenkes

berkoordinasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) Sekretariat Negara (Setneg)

dan Sekretariat Kabinet (Setkab) Talking point Juru Bicara dibuat 2x sehari

sebagai bahan pimpinan jika dibutuhkan berbicara kepada publik dan media

massa berikut siaran pers dikeluarkan 2x sehari dalam kondisi tanggap darurat

ini

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line

(mengingat era digital) dan above the line Kader komunitas LSM Ormas yang

sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan komunikasi juga bergerak sebagai

surveilans komunikasi dan epidemiologi di wilayah yang terdampak penyebaran

kasus virus COVID-19 (para tenaga kesehatan dan relawan harus dilengkapi

APD) Penyebaran informasi dan publikasi media KIE baik cetakan e-file digital

tentang pesan-pesan pencegahan dan penanggulangan disebarkan secara masif

melalui media cetak elektronik tradisional digital dan media sosial

bull Contact center standby 24 jam baik di tingkat Pusat maupun daerah sebagai

sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk NCC PSC 119

bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel

warning terhadap tanggap darurat COVID-19 dan diumumkan kepada publik

Selain itu menguatkan koordinasi dan komunikasi antara Kemenkes BNPB

Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media internasional

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (pusat dan daerah) akan bekerja

sama lintas sektor menjalankan dan berperan serta di dalam prosedur karantina

wilayah dan pengamanan untuk menenangkan warga di fasilitas umum yang

ditutup

bull Isi pesan

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktivitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau

ketika merawat yang sakit

c Social and physical distancing

d Kepala negara mengumumkan kepada publik bahwa di Indonesia dalam

kondisi tanggap darurat COVID-19 negara akan terus berupaya

menanggulangi persoalan ini meminta kerja sama masyarakat Indonesia

untuk mematuhi instruksi pemerintah Dalam kondisi ini diberlakukan karantina

wilayah dan penutupan tempat umum sarana publik

73

4 Rehabilitasi

bull Kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat pada skenario ini seperti

pada kondisi siaga darurat

bull Menkes mengumumkan kepada publik bahwa masa penanggulangan tanggap

darurat COVID-19 telah berakhir ditandai dengan penurunan kasus dengan 2x

masa inkubasi dari kasus terakhir

bull Terus waspada dan menanggapi dengan cepat rumor atau informasi yang salah di

masyarakat

bull Perkuat pesan-pesan kunci

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau

ketika merawat yang sakit

c Berakhirnya masa tanggap darurat yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan

juga dinyatakan dengan pembukaan wilayah karantina membuka fasilitas

umum yang ditutup rehabilitasi lingkungan yang terdampak serta masyarakat

tetap diminta waspada

74

44 Instruksi Koordinasi

Gambar 49 Jejaring Kerja Komando dan Koordinasi

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi Pusat

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi Propinsi

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi KabKota

Posko KLB

Influenza Pusat

Posko KLB

Influenza Propinsi

Posko KLB

Influenza KabKota

Pos Lapangan

KLB Influenza

Pos Taktis

Perimeter

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Lab

Regional

Nasional

Lab

Rujukan

sekuensing

Lab

Daerah

Rumah

Sakit

Puskesmas

Keterangan

= Mekanisme Komando

= Mekanisme Koordinasi= Mekanisme rujukan

pasien dan pengiriman spesimen

= Mekanisme laporan

JEJARING KERJA KOMANDO amp KOORDINASI

Posko COVID-19 Pusat

Posko COVID-19 Provinsi

Posko COVID-19 Kota

Posko COVID-19 Lapangan

75

Bab 5

Administrasi dan Logistik

51 Administrasi

a Pemenuhan Kebutuhan Bersumber APBN

Berdasarkan analisa Biro Perencanaan dan Anggaran ditentukan kebutuhan jumlah

logistik kesehatan APD sebanyak 600000 unit namun sesuai hasil estimasi yang

dibuat Pusat Krisis Kesehatan dalam analisa situasi berdasarkan skenario kejadian

pandemi Covid-19 dengan menggunakan angka serangan klinis 36 dari jumlah

populasi Indonesia ditentukan jumlah kebutuhan APD dan logistik kesehatan lainnya

pada tabel berikut yang merupakan kebutuhan sampai dengan tanggal 16 Agustus

2020 Pemenuhan kebutuhan ini dapat berasal dari alokasi APBN Kementerian

Kesehatan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB Badan Dunia dan sumbangan dari

masyarakat Pusat Krisis Kesehatan telah menentukan estimasi kebutuhan APD dan

logistik kesehatan lainnya sampai dengan tanggal 16 Agustus 2020 seperti terlihat pada

tabel di bawah ini

76

Tabel 51

Tabel Kebutuhan APD dan Logistik Kesehatan Lainnya

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

1 Aceh

55995

55995

26979

911

1623

1623

865526

19604

1669

21233

66560

1325896

2 Sumatera Utara

225579

225579

108688

3669

6537

6537

3486798

78974

6725

85538

268138

5341414

3 Sumatera Barat

55995

55995

26979

911

1623

1623

865526

19604

1669

21233

66560

1325896

4 Riau

109362

109362

52692

1779

3169

3169

1690410

38287

3261

41469

129994

2589533

5 KEPULAUAN RIAU

22933

22933

11049

373

665

665

354478

8029

684

8696

27260

543024

6 Jambi

37617

37617

18125

612

1090

1090

581453

13170

1122

14264

44714

890726

7 Bangka Belitung

15522

15522

7479

252

450

450

239923

5434

463

5886

18450

367537

8 Sumatera Selatan

87632

87632

42222

1425

2539

2539

1354532

30679

2613

33229

104165

2075003

9 Bengkulu

20658

20658

9954

336

599

599

319318

7232

616

7833

24556

489162

10 Lampung

87154

87154

41992

1418

2525

2525

1347149

30512

2598

33048

103597

2063693

11 Banten

201907

201907

97282

3284

5851

5851

3120890

70686

6020

76561

239999

4780881

12 DKI JAKARTA

544381

544381

262291

8855

15774

15774

8414541

190584

16230

206424

647086

12890209

13 JAWA BARAT

1276846

1276846

615203

20769

36999

36999

19736309

447016

38068

484168

1517740

30233989

77

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

14 JAWA TENGAH

536047

536047

258275

8719

15533

15533

8285719

187667

15982

203264

637179

12692866

15 DI Yogyakarta

39708

39708

19132

646

1151

1151

613767

13901

1184

15057

47199

940228

16 Jawa Timur

1019885

1019885

491396

16590

29553

29553

15764440

357055

30407

386730

1212300

24149495

17 BALI

112016

112016

53971

1822

3246

3246

1731443

39216

3340

42475

133150

2652392

18 KALIMANTAN BARAT

52518

52518

25304

854

1522

1522

811780

18386

1566

19914

62427

1243563

19 KALIMANTAN TENGAH

28323

28323

13647

461

821

821

437793

9916

844

10740

33667

670654

20 Kaltara

7592

7592

3658

123

220

220

117344

2658

226

2879

9024

179758

21 Kaltim

46657

46657

22480

759

1352

1352

721176

16334

1391

17692

55459

1104768

22 Kalsel

44021

44021

21210

716

1276

1276

680436

15411

1312

16692

52326

1042357

23 Sulawesi Utara

25864

25864

12462

421

749

749

399788

9055

771

9808

30744

612433

24 Gorontalo

12474

12474

6010

203

361

361

192811

4367

372

4730

14827

295367

25 Sulawesi Tengah

31676

31676

15262

515

918

918

489616

11090

944

12011

37652

750042

26 Sulawesi Barat

14370

14370

6924

234

416

416

222122

5031

428

5449

17081

340268

27 Sulawesi Selatan

91315

91315

43997

1485

2646

2646

1411461

31969

2722

34626

108543

2162213

28 Sulawesi Tenggara

28184

28184

13580

458

817

817

435643

9867

840

10687

33501

667360

78

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

29 Nusa Tenggara Barat

78636

78636

37888

1279

2279

2279

1215488

27530

2344

29818

93472

1862003

30 Nusa Tenggara Timur

56677

56677

27308

922

1642

1642

876061

19842

1690

21491

67370

1342035

31 Maluku Utara

13079

13079

6302

213

379

379

202170

4579

390

4960

15547

309704

32 Maluku

18737

18737

9028

305

543

543

289612

6560

559

7105

22271

443656

33 Papua Barat

10042

10042

4838

163

291

291

155216

3516

299

3808

11936

237776

34 Papua

35137

35137

16930

572

1018

1018

543115

12301

1048

13324

41766

831997

TOTAL

5044539

5044539

2430535

82056

146173

146173

77973855

1766062

150398

1912841

5996259

11944789

9

KEBUTUHAN NASIONAL

5044633

5044633

2430580

82057

146176

146176

77975307

1766095

150401

1912876

5996371

11945012

4

SELISIH

94

94

45

2

3

3

1452

33

3

36

112

2224

79

b Pemenuhan Kebutuhan Bersumber Dana Siap Pakai (DSP)

Berdasarkan peraturan BNPB No2 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Siap Pakai

(DSP) Berikut ini prosedur pemberian DSP

1 Prosedur pemberian DSP melalui usulan permohonan terlebih dahulu dilakukan

verifikasi

2 Pemberian DSP berdasarkan persetujuan Kepala BNPB atau pejabat yang diberikan

kuasa oleh Kepala BNPB

3 Pemberian bantuan DSP sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi kementerian

lembaga berdasarkan atas

a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten

kota atau BPBD propinsi terdampak

b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan

status keadaan darurat bencana

c Rincian biaya untuk kegiatan penanganan darurat bencana

d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB

4 Pemberian bantuan DSP melalui inisiatif BNPB berdasarkan atas

a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten

kota atau BPBD propinsi terdampak

b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan

status keadaan darurat bencana

c Hasil pengkajian cepat yang menjelaskan kebutuhan rincian biaya untuk

kegiatan penanganan darurat bencana yang dinyatakan secara tertulis oleh

pejabat eselon I yang berwenang

d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB

Pelaksanaan penyaluran DSP

1 KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) BNPB memerintahkan bendahara pengeluaran

untuk memindahbukukan sejumlah dana UP dari rekening bendahara pengeluaran

ke rekening BPP pengelola pada unit kerja di BNPB BPBD dan atau kementerian

lembaga terkait

2 Pemindahbukuan DSP kepada unit kerja BNPB BPBD atau kementerian lembaga

terkait dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang telah disetujui KPA

3 Penyaluran bantuan DSP untuk BPBD kabupaten kota atau propinsi harus

dilengkapi dengan Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan Kepala BPBD

atas nama pemerintah daerah

4 Penyaluran bantuan DSP untuk kementerian lembaga harus dilengkapi dengan

Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan pejabat setingkat eselon I dari

kementerian lembaga terkait

5 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada pemerintah

kabupaten kota atau propinsi melalui pengelola DSP BNPB setempat dilengkapi

dengan bukti penerimaan berupa kuitansi berita acara serah terima

6 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada unit kerja BNPB

dan kementerian lembaga terkait melalui pengelola DSP yang ditunjuk dilengkapi

dengan bukti penerimaan berupa kuitansi dan berita acara serah terima

7 Waktu penyaluran bantuan DSP disesuaikan dengan ketersediaan UP DSP yang

ada pada rekening bendahara pengeluaran BNPB

80

8 Penyaluran bantuan DSP dapat pula diberikan dalam bentuk barang jasa dengan

mempertimbangkan aspek kemudahan ketersediaan dan kelancaran distribusi

9 Pelaksanaan penyaluran DSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan mengenai mekanisme pelaksanaan anggaran penanggulangan

bencana

Pengaturan logistik penting untuk mendukung penyelenggaraan respon medis dan laboratorium serta respon komponen lain Diperlukan prosedur untuk mempercepat proses pengadaan dan transportasi barang

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

- Memetakan sumber daya yang tersedia dan rantai suplai (supply chain) di sektor kesehatan dan lainnya

- Memeriksa sistem pengelolaan dan pengendalian rantai suplai (penimbunan penyimpanan keamanan pengaturan transportasi dan distribusi) untuk persediaan medis dan komoditas esensial lainnya termasuk Disease Commodity Package (DCP) COVID-19 dan cadangan kit pasien di dalam negeri

- Memeriksa proses pengadaan (termasuk impor dan bea cukai) untuk suplai medis dan kebutuhan esensial lainnya dan mendorong sumber daya setempat untuk memastikan keberlanjutan

- Menilai kapasitas pasar lokal untuk memenuhi peningkatan permintaan akan suplai medis dan kebutuhan pokok lainnya dan mengoordinasikan permintaan suplai internasional melalui mekanisme pengadaan regional dan global

- Mempersiapkan kapasitas lonjakan staf dan mekanisme penempatan nasihat kesehatan (pedoman dan SOP) pra dan pasca penempatan paket (briefing vaksinasi yang direkomendasikan wajib peningkatan kit medical travel dukungan kesehatan jiwa dan psikososial termasuk kelompok pendukung sebaya) untuk memastikan kesejahteraan staf

- Mengdentifikasi dan mendukung fungsi-fungsi kritis yang harus berlanjut selama wabah COVID-19 yang meluas (mis air dan sanitasi bahan bakar dan energi makanan telekomunikasiinternet keuangan hukum dan ketertiban pendidikan dan transportasi) sumber daya yang diperlukan dan tenaga kerja esensial

81

Gambar 51

Contoh SK Status Darurat Bencana

82

Gambar 52

Konsep Operasi Logistik

Sumber Internasional Pintu MasukStaging Area di Bandara Sumber

(UNHRDWHO Supplier) NasionalRegional

Pusat Krisis Gudang Provinsi

(Masuk Melalui BandaraPelabuhanTerminal)

Gudang KabupatenKota

Pusat Layanan Kesehatan Unit Layanan Kesehatan Rumah Penduduk

Gambar 10 Konsep Operasi Logistik

83

Bab 6

Komando dan Perhubungan

Gambar 61

Struktur Klaster Nasional Penanggulangan Bencana

Keputusan Kepala BNPB Nomor 173 tahun 2015 tentang klaster nasional

penanggulangan bencana

1 Klaster Kesehatan Tugasnya Pelayanan Kesehatan Pengendalian Penyakit

Penyehatan Lingkungan Penyiapan Air Bersih dan Sanitasi yang berkualitas

Pelayanan Kesehatan Gizi Pengelolaan Obat Bencana Penyiapan Kesehatan

Reproduksi dalam Situasi Bencana Penatalaksanaan Korban Mati Pengelolaan

Informasi dibidang Kesehatan

Koordinator Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian

Kesehatan

Wakil Koordinator Pusat Kedokteran Kepolisian Republik Indonesia

2 Klaster Pencarian dan Penyelamatan Tugasnya Mengerahkan Mengkoordinir

serta mengendalikan sarana dan personil dalam pelaksanaan operasi pencarian

penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana secara cepat efisien dan

efektif Pengelolaan Informasi dibidang Pencarian dan Penyelamatan

Koordinator Direktur Operasi dan Pelatihan BASARNAS

Wakil Koordinator Wakil Asisten Operasi Tentara Nasional Indonesia

3 Klaster Logistik Tugasnya Pengadaan barang sandang permakanan dan

peralatan Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negriimpor)

PenyimpananPergudangan Distribusi Logistik Keamanan Logistik Pengelolaan

Informasi dibidang Logistik

Koordinator Direktur Logistik BNPB

Wakil Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam

Kementerian Sosial

KESEHATAN

PENCARIAN DAN

PENYELAMATAN

LOGISTIK

PENGUNGSIAN DAN

PERLINDUNGAN

PENDIDIKAN

SARANA DAN PRASARANA

EKONOMI

PEMULIHAN

DINI

84

4 Klaster pengungsian dan Perlindungan Tugasnya Penyiapan Dapur Umum

Pencegahan dan Penanganan Kekerasan berbasis Gender Tempat Pengungsian

Keamanan Manajemen Pengungsian dan Penyiapan Hunian Sementara

Perlindungan Kelompok Rentan Pengelolaan Informasi dibidang Pengungsian dan

Perlindungan

Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian

Sosial

Wakil Koordinator Asisten Operasi Kepolisian Republik Indonesia

5 Klaster Pendidikan Tugasnya Pelayanan Belajar Mengajar Formal dan Informal

Penyiapan Sekolah Darurat Bimbingan dan Penyuluhan bagi Anak Dewasa

Kerohanian Pengelolaan Informasi dibidang Pendidikan

Koordinator Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat

Jendral Kementerian Pendidikan

Wakil Koordinator Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama

6 Klaster Sarana dan Prasarana Tugasnya Pembersihan puing-puing debris

clearance Penyediaan Alat Transportasi Telekomunikasi dan Energi Penyediaan

Hunian Tetap Penyediaan Air dan Sanitasi Pengelolaan Informasi dibidang Sarana

dan Prasarana

Koordinator Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum

Wakil Koordinasi Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika

Kementerian Komunikasi dan Informatika

7 Klaster Ekonomi Tugasnya Pengelolaan Sektor Pertambangan dan Galian Listrik

Gas dan Air Minum Industri Pengolah Konstruksi Perdagangan Hotel dan

Restoran Jasa dan Pertanian serta Pengelolaan Informasi dibidang Ekonomi

Koordinator Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian

Wakil Koordinator Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

8 Klaster Pemulihan Dini Tugasnya Penguatan Kapasitas pemerintah pusat daerah

untuk koordinasi Revitalisasi fungsi pemerintah desa camat kabupaten kota

provinsi Pemulihan Layanan Publik Sarana Pendukung kepemerintahan

Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pendanaan Pengelolaan Informasi dibidang

Pemulihan Dini

Koordinator Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana

Kementerian Dalam Negeri

Wakil Koordinator Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan Penyusunan dan

Evaluasi Program Kelembagaan dan Tatalaksana Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB

9 PSC (Public Safety Center) merupakan ujung tombak pelayanan kegawatdaruratan

Pra Fasyankes di daerah 1 kabupaten hanya ada 1 PSC berjejaring dengan faskes

setempat PSC diselenggarakan 24 jam sehari terus menerus Lokasi dapat di

Dinkes RS atau Lokasi lain yg ditetapkan oleh Pemda kabupatenkota

Fungsi PSC

pemberi pelayanan Gawat Darurat

pemandu pertolongan pertama (first aid)

pengevakuasi KorbanPasien Gawat Darurat dan

pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan

Ketenagaan PSC Koordinator Tenaga Kesehatan Operator Call Center dan

tenaga lain

85

Tabel 61

Tugas dan Pelaksana Sub Klaster-Sub Klaster Dalam Klaster Kesehatan

TUGAS KLASTER TIM PELAKSANA

PELAYANAN KESEHATAN (Respon Medis) SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN

PENGENDALIAN PENYAKIT (Surveilans Laboratorium) SUB KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT

KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYIAPAN AIR

BERSIH KESEHATAN LINGKUNGAN

PENYIAPAN AIR BERSIH DAN SANITASI YANG

BERKUALITAS

PELAYANAN GIZI SUB KLASTER PELAYANAN GIZI

KESEHATAN REPRODUKSI SUB KLASTER KESEHATAN REPRODUKSI

PENANGANAN KESEHATAN JIWA SUB KLASTER KESEHATAN JIWA

PENATALAKASANAAN KORBAN MATI SUB KLASTER DVI

PROMOSI KESEHATAN (Promosi Kesehatan) TIM PROMKES

PENGELOLAAN INFORMASI KESEHATAN TIM DATA amp INFORMASI

PENGELOLAAN OBAT BENCANA (Intervensi Farmasi) TIM LOGISTIK KESEHATAN

86

Lampiran

Lampiran 1

PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN PERAN STAKEHOLDER DAN PEMBIAYAAN

ESTIMASI KETERSEDIAAN amp KEBUTUHANSUMBERDAYA

SUMBER DAYA KEGIATAN LABORATORIUM

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN

1

1Pengambilan

pengiriman

2Pemeriksaan

spesimen

Mengambil specimen

penderita atau suspek

memeriksa dilapangan

maupun mengirimkan ke

laboratorium

Tenaga

Tenaga kesehatan Analis kesehatan surveilans

2 org1000 pddk

Saranaprasarana

Alat transportasi

Laboratorium lap

1 unit area

1 unitKabupatenKota

Logistik

Reagen

Specimen pot

Specimen carrier

Pedoman Pengambilan dan Pengiriman spesimen COVID-19

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

2 bh x unit pelayanan lab

SUMBER DAYA KEGIATAN PELAYANAN MEDIK DAN TINDAKAN FARMASI

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN

1

Penyediaan amp

penyimpanan antiviral

Menyiapkan kebutuhan dan

menyimpan antiviral yang

dibutuhkan untuk penduduk

di area pembatasan

Tenaga

Tenaga kesehatan

Asisten apoteker

1 orang gudang

1 orang gudang

Saranaprasarana

- Gudang penyimpanan

1 unitarea

Logistik Saat ini tidak ada

antiviral yang direkomendasikan

Antiviral (Apabila sudah direkomendasikan antiviral untuk pengobatan)

Obat-obatan lainnya

Format RR logistic

Utk pengobatan

10 x jml pddk x 2 dosis x 5 hr + 5x 10 x Jml pddk x 2 dosis x 5 hr

2 Triase Triase COVID-19 dan bukan

COVID-19

Tenaga

Tenaga dokter yang bersertifikasi

Perawat yang bersertifikasi

3 org1000 pddk

5 org1000 pddk

Saranaprasarana

Klinik berikut peralatan

Alat transportasi yang dilengkapi obat-obat life

1 unitarea

87

saving oksigen dan portable ventilator

1 unitarea

Logistik

APD

Antiviral

Obat-obatan lainnya

Format RR

Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan AV Diihitung pada penyediaan Obat

3 Pelayanan

medikevakuasi

Rujukan kesehatan

Melakukan pelayanan

medik kesehatan kepada

penderita ILI dan penyakit

lain di area pembatasan

Tenaga

Dokter yang bersertifikasi

Perawatbidan yang bersertifikasi

Paramedis lainnya

Sopir ambulan

2 orgdesa

2 orgdesa

1 orgdesa

Saranaprasarana

Unit pelayanan Puskesmas

Puskesmas kelilingAmbulance

Posko Pelayanan

1 unitarea

1 unitarea

Logistik

Peralatan kesehatan

Obat-obatan

RegisterFormat laporan

Standar Puskesmas Standar Puskesmas Kegiatan Puskesmas

4 SUMBER DAYA PADA TINDAKAN KARANTINAISOLASI

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA CARA PERHITUNGAN

1

2

3

4

Pengawasan Karantina

Penerapan pintu keluar

masuk

Penetapan perimeter

Pembatasan kegiatan

umum

Pemantauan seluruh

kegiatan kekarantinaan di

area pembatasan

Pengawasan di pintu keluar

dan masuk area

pembatasan

Mengawasi diperbatasan

area pembatasan

Membatasi kegiatan

penduduk untuk

mengurangi kontak antar

penduduk

Tenaga

Tenaga kesehatan yang paham teknis kekarantinaan

Tenaga non kesehatanTNI Polri

3 org 1000 pddk

10 org1000 pddk

Saranaprasarana

Alat komunikasi HT

Pos di pintu keluarmasuk dilengkapi ruang pemeriksaan medis untuk penjaringan

Tanda pembatasan (Quarantine line) talipitatonggakpapan pengumuman

Alert card

1 unit Tim

1 unitarea

1 bh x jml kemungkinan jln

keluarmasuk

10 x jumlah pddk

Logistik

Suplemen

Obat-obatan

APDPPE

Desinfektan

Peta wilayah

Senter

Poster

Leaflet

Buku pencatatan

1 tb x 35 x jml pddk + ptgs Dihitung pada penyediaan obat Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada kegiatan Kesling

1 buahpos 1 x jml petugas

5 x Jml TTU 1 bh x pddk

1 bh x jml pos

5 Karantina rumah

Melakukan pembatasan

keluar rumah bagi

penduduk kontak agar tidak

menularkan kepada orang

lain

Tenaga

Tenaga Non kesehatan

Termasuk perhitungan di atas

Saranaprasarana

88

Logistik

Tandapita

Paket x rmh yang dikarantina

6 Isolasi dan rujukan

Melakukan pemisahan

penderita yang sakit ke

tempat tertentu di area

pembatasan sebelum

dirujuk dan melakukan

rujukan ke rumah sakit

Tenaga

Tenaga Medis Paramedis

Tenaga sopir

8 org 1000 pddk

1 orgunit ambulance

Saranaprasarana

Ruang isolasi dilengkapi peralatan kesehatan

Ambulance khusus

1 unitarea 2 unitarea 1 unitarea

Logistik

Obat antiviral

Desinfektan

Obat-obatan lainnya

Peralatan medis

Kartu pasien

Surat rujukan

APDPPE

Dihitung pada penyediaan AV Dihitung pada Kesling

Dihitung pada penyediaan obat Standar pelayanan puskesmas

20 x jml pddk 1`pkt x 10 x jml pddk

Dihitung pada penyediaan APD

7 Kesling pencegahan KLB

Pengawasan Kesehatan

lingkungan untuk mencegah

terjadinya KLB penyakit

lainnya

Tenaga

Sanitarian

6org desa

Saranaprasarana

Penyediaan air bersih

Pengangkutan sampah

Pembuangan kotoranlimbah

1 unitarea 1 unitarea 1 unitarea

Logistik

Water test kit

Desinfektan

Swing fog

Penyaringan air PAC

APDPPE Masker lengkap

Masker biasa

Spry can

Malationsolar

I unitarea 1 paket x rumah + unit pelayanan

1 unitarea 1 bh x pddk

Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan APD

1 unitdesa 1 paketdesa

(Disesuaikan dg endemisitas lokasi)

Pemenuhan kebutuhan

hidup dasar

Tenaga

Tagana (Taruna siaga bencana) Kabupaten yang bisa di manfaatkan ke lapangan

Kader

1 orang200 KK

1 org10 KK

Saranaprasarana

Gudangtenda lapangan

Transportasi

Dapur umum

Timbangan beras

Kartu keluar masuk logistik

2 gudangdesa 1 unit trukdesa

1 unitdes 1 bhgudang 1 pktgudang

Logistik

Sarden (150 gr)

Kecap manis

Saos sambal

Minyak goreng (2 lt)

Beras (04 kgjiwa)

Minyak tanah

Personal hiegene

Air minum

1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK

1 pkthrjiwa

2 ltorhr

89

Lampiran 2

Penerbangan Internasional di Indonesia

No Tempat Kedudukan Nama Penerbangan

Sumatera

1 Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim

2 Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda

3 Deli Serdang Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu

4 Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau

5 Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II

6 Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II

7 Tanjung Pinang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah

8 Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno

9 Bandar Lampung Bandar Udara Radin Inten II

Jawa

10 Bandung Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara

11 Tangerang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

12 Yogyakarta Bandar Udara Internasional Adi Sucipto

13 Solo Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo

14 Semarang Bandar Udara Internasional Achmad Yani

15 Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda

16 Masalembo Sumenep Bandar Udara Internasional Valia Rahma

Bali dan Nusa Tenggara

17 Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai

18 Lombok Tengah Bandar Udara Internasional Lombok

Kalimantan

19 Tarakan Bandar Udara Internasional Juwata

20 Berau Bandar Udara Internasional Kalimaru

21 Banjarmasin Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor

Sulawesi

22 Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi

23 Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

24 Kendari Bandar Udara Internasional Haluoleo

Papua

25 Nabire Bandar Udara Internasional Yos Sudarso

90

26 Oksibil Bandar Udara Internasional Iskak

27 Jayapura Bandar Udara Sentani

28 Biak Bandar Udara Frans Kaisiepo

29 Tembagapura Bandar Udara Mozes Kilangin

30 Merauke Bandar Udara Mopah

Lampiran 3

Pelabuhan Internasional di Indonesia4

No Tempat Kedudukan Nama Pelabuhan

1 Sabang Pelabuhan Laut Teluk Sabang

2 Banda Aceh Pelabuhan Laut Malahayati

3 Banda Aceh Pelabuhan Laut Ulee Lheu

4 Banda Aceh Pelabuhan Laut Lhok Nga

5 Banda Aceh Pelabuhan Laut Meulaboh

6 Banda Aceh Pelabuhan Laut Singkil

7 Banda Aceh Pelabuhan Laut Labuhan Haji

8 Banda Aceh Pelabuhan Laut Tapak Tuan

9 Banda Aceh Pelabuhan Laut Sinabang

10 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Lhokseumawe

11 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Kuala Langsa

12 Medan Pelabuhan Belawan

13 Medan Pelabuhan Laut Pangkalan Susu

14 Medan Pelabuhan Laut Sibolga

15 Medan Pelabuhan Kuala Tanjung

16 Medan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan

17 Dumai Pelabuhan Laut Dumai

18 Dumai Pelabuhan Laut Bengkalis

19 Dumai Pelabuhan Laut Sungai Pakning

20 Dumai Pelabuhan Laut Penipahan

21 Dumai Pelabuhan Laut Tanjung Medang

22 Dumai Kawasan Industri Pelintung

23 Padang Pelabuhan Laut Teluk Bayur

24 Padang Pelabuhan Laut Sikakap

4httpskespelkemkesgoidkkpkkp_tempat_publicprofil7

91

25 Padang Pelabuhan Laut Bungus

26 Jambi Pelabuhan Laut Muara Sabak

27 Jambi Pelabuhan Laut Kuala Tungkal

28 Jambi Pelabuhan Laut Talang Duku

29 Palembang Pelabuhan Laut Palembang

30 Palembang Pelabuhan Boom Baru

31 Palembang Sumatra Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api

32 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Pekanbaru (Wilker Kampung Dalam)

33 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Selat Panjang

34 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Buatan

35 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Tanjung Buton

36 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Tembilahan

37 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Enok

38 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Rengat

39 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Gaung

40 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Sungai Guntung

41 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Batu Ampar

42 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Sekupang

43 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Pulau Sambu

44 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Nongsa

45 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Kabil

46 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Batam Centre

47 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Uncang Sagulung

48 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Teluk Senimba

49 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Semblog

50 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Harbour Bay

51 Tanjungpinang Kepulauan Riau Pelabuhan Sri Bintan Pura

52 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Pinang

53 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lagoi

54 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lobam

55 Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Pelabuhan Tanjung Balai Karimun

56 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Pangkal Dalam

57 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Tanjung Pandan

92

58 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Manggar

59 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Muntok

60 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Belinyu

61 Bengkulu Pelabuhan Laut Bai

62 Bengkulu Pelabuhan Laut Muko-Muko

63 Bengkulu Pelabuhan Laut Bintuhan

64 Bengkulu Pelabuhan Laut Malakoni Enggano

65 Panjang Lampung Pelabuhan Panjang

66 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Teluk Semangka

67 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Rawajitu

68 Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok

69 Jakarta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pantai Marina

70 Jakarta Pelabuhan Laut Marunda

71 Jakarta Pelabuhan Kali Baru

72 Banten Cilegon Pelabuhan Laut Merak

73 Banten Pelabuhan Laut Anyer

74 Banten Pelabuhan Laut Bojonegara

75 Banten Pelabuhan Laut Labuan

76 Indramayu Jawa Barat Pelabuhan Laut Balongan

77 Semarang Jawa Tengah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

78 Cilacap Jawa Tengah Pelabuhan Laut Tanjung Intan

79 Jawa Timur Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak

80 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Probolinggo

81 Probolinggo Jawa Timur Pelabihan Laut Panarukan

82 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Tanjung Wangi

83 Denpasar Pelabuhan Laut Celukan Bawang

84 Denpasar Pelabuhan Laut Benoa

85 Kupang NTT Pelabuhan Laut Atapupu

86 Kupang NTT Pelabuhan Laut Labuan Bajo

87 Kupang NTT Pelabuhan Laut Tenau

88 Kupang NTT Pelabuhan Laut Wini

89 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Laut Tarakan

90 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Bunyu

93

91 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan SebatikPelabuhan Nunukan

92 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Berau

93 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Tanjung Selor

94 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Kampung Baru

95 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Tanah Grogot

96 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Senipah

97 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Balikpapan

98 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Sintete

99 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Ketapang

100 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Kendawangan

101 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Telok Air

102 Palangkaraya Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pulang Pisau

103 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Sampit

104 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Kumai

105 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pangkalan Bun

106 Banjarmasin Kalimantan Selatan Pelabuhan Trisakti

107 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Labuan Uki

108 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Amurang

109 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Kotabunan

110 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Kema

111 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Belang

112 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Molibagu

113 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Bintauna

114 Palu Pelabuhan Laut Pantoloan

115 Palu Pelabuhan Laut Toli-Toli

116 Palu Pelabuhan Laut Luwuk

117 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kendari

118 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Pomalaa

119 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Bau-Bau

120 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kolaka

121 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Wanci

122 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Makassar

123 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Pare-Pare

94

124 Makassar Sulawesi Selatan Pealbuhan Laut Malili

125 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Biringkasi

126 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhhan Laut Awerange

127 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Palopo

128 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Belang Belang Mamuju

129 Ternate Pelabuhan Laut Buli

130 Ternate Pelabuhan Laut Bacan

131 Ternate Pelabuhan Laut Tobelo

132 Ternate Pelabuhan Sanana Mangole

133 Ambon Pelabuhan Laut Tual

134 Ambon Pelabuhan Yos Sudarso Ambon

135 Ambon Pelabuhan Laut Wahai

136 Ambon Pelabuhan Laut Saumlaki

137 Jayapura Pelabuhan Laut Jayapura

138 Jayapura Pelabuhan Laut Hamadi

139 Merauke Pelabuhan Laut Agats

140 Merauke Pelabuhan Laut Bade

Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19

Pusat Krisis Crisis Centre

95

Lampiran 4

Daftar Lokasi Pusat Krisis di Indonesia

No Tempat Kedudukan

1 Medan

2 Padang

3 Palembang

4 Banjarmasin

5 Manado

6 Makassar

7 DKI Jakarta

8 Semarang

9 Surabaya

10 Bali

11 Jayapura

Lampiran 5

DAFTAR LABORATORIUM PEMERIKSA COVID-19

No Wilayah Kerja Laboratorium Memiliki Fungsi Surveilans

Laboratorium Tidak Memiliki Fungsi Surveilans

1 Aceh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Balai Litbangkes Aceh

2 Sumatera Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

a Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan

b RUmah Sakit Universitas Sumatera Utara

3 Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Umum Pusat Moh Husein Palembang

4 Sumatera Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Rumah Sakit Universitas Andalas Padang

5 Jambi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi

6 Riau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru

7 Kepulauan Riau a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Batam

96

8 Bangka Belitung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkal Pinang

9 Bengkulu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

10 Lampung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

11 Banten Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang

12 DKI Jakarta a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta

a Lembaga Biologi Molekuler Eijkman

b Rumah Sakit Universitas Indonesia

c Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo

13 Jawa Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat

a Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung

b Rumah Sakit Universitas Padjajaran Bandung

14 Jawa Tengah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta

a Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga

b Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang

c Rumah Sakit Universitas Diponegoro Semarang

15 DI Yogyakarta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta

a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Daerah Istimewa Yogiakarta

b Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta

16 Jawa Timur Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

a Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo

b Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya

c Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang

17 Kalimantan Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat

Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak

18 Kalimantan Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

19 Kalimantan Selatan a Balai Besar Laboratorium

97

Kesehatan Surabaya b Balai Besar Teknik

Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru

20 Kalimantan Timur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

21 Kalimantan Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

22 Sulawesi Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar

b Rumah Sakit Universitas Hasanudin Makassar

23 Sulawesi Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

24 Sulawesi Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

25 Sulawesi Tenggara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

26 Gorontalo Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

27 Sulawesi Utara a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado

Rumah Sakit Umum Pusat Prof R D Kandou Manado

28 Maluku Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

29 Maluku a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon

30 Bali Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

a Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

b Rumah Sakit Universitas Udayana Denpasar

31 Nusa Tenggara Timur

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

32 Nusa Tenggara Barat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

RRUD Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram

33 Papua Barat Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua

34 Papua Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua

98

Lampiran 6

132 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Menkes

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

2 3

1 Aceh 1 RSUD Cut Meutia Kab Aceh Utara

2 RSUD Dr Zainoel Abidin

2 Sumatera Utara

3 RSUP H Adam Malik

4 RSU Kabanjahe

5 RSU Djasamen Saragih Pematang Siantar

6 RSUD Tarutung

7 RSU Padang Sidempuan

3 Sumatera Barat 8 RSU Achmad Mochtar

9 RSUP M Djamil

4 Riau

10 RSUD Arifin Ahmad

11 RSUD Kota Dumai

12 RSUD Puri Husada Tembilahan

5 Kepulauan Riau

13 RSUD Embung Fatimah

14 RS Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam)

15 RSUD Muhammad Sani (Kab Karimun)

16 RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang

6 Jambi 17 RSUD Raden Mattaher

7 Sumatera Selatan

18 RSUP Moh Hoesin

19 RSUD Kayuagung

20 RSUD Lahat

21 RSUD Siti Fatimah Prov Sumatera Selatan

22 RS Dr Rivai Abdullah

8 Bangka Belitung 23 RSUD Tanjung Pandan (Dr Marsidi Judono)

24 RSUD Pangkal Pinang ( RSUD Depati Hamzah)

9 Bengkulu

25 RSUD Dr M Yunus

26 RSUD Arga Makmur

27 RSUD Hasanuddin Damrah Manna

10 Lampung

28 RSUD Dr H Abdul Moeloek

29 RSUD Kalianda (RSUD Dr H Bob Bazar)

30 RSUD Ahmad Yani Metro

31 RSUD May Jen HM Ryacudu

11 DKI Jakarta 32 RSPI Sulianti Saroso

33 RSPAD Gatot Soebroto

99

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

34 RSUP Persahabatan

35 RSUP Fatmawati

36 RSUD Cengkareng

37 RSUDPasar inggu

38 RSU Bhayangkara Tk I RSaid Sukanto

39 RSAL Mintoharjo

12 Jawa Barat

40 RSUP Hasan Sadikin

41 RS Paru Dr H A Rotinsulu

42 RSUD Gunung Jati Cirebon

43 RSUD Dr Slamet Garut

44 RSUD R Syamsudin SH Sukabumi

45 RSUD Kab Indramayu

46 RS Paru Dr M Goenawan Partowidigdo

47 RSU Tk II Dustira

13 Banten 48 RSUD Kab Tangerang

49 RSUD Serang (Dr Drajat Prawiranegara)

14 Jawa Tengah

50 RSUP dr Kariadi

51 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten

52 RSUD Purwokerto (Margono Soekarjo)

53 RSUD Kraton Pekalongan

54 RSUD Dr Soeselo Slawi

55 RSUD Dr H Soewondo Kendal

56 RSUD Tidar Magelang

57 RSUD Moewardi Surakarta

58 RSUD Banyumas

59 RSUD Kudus (Dr Loekmonohadi)

60 RS Paru Dr Ario Wirawan

61 RSUD KRMT Wongsonegoro (RSUD Kota Semarang)

62 RSUD Kardinah Tegal

15 Yogyakarta

63 RSUP dr Sardjito

64 RSUD Panembahan Senopati Bantul

65 RSUD Kota Yogyakarta

66 RSUD Wates

16 Jawa Timur

67 RSUD Dr Soebandi Jember

68 RSUD Kab Kediri Pare

69 RSUD Dr Soetomo

100

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

70 RSUD Dr Soedono Madiun

71 RSUD Dr Saiful Anwar

72 RSUD Dr R Koesma Tuban

73 RSUD Blambangan

74 RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro

75 RSUD Dr Iskak Tulungagung

76 RSUD Sidoarjo

77 RS Universitas Airlangga

17 Bali

78 RSUP Sanglah

79 RSUD Sanjiwani Gianyar

80 RSUD Tabanan

81 RSUD Kab Buleleng

18 Nusa Tenggara

Barat

82 RSUD NTB

83 RSUD Kab Bima

84 RSUD Dr R Sudjono

85 RSUD Manambai Abdul Kadir

19 Nusa Tenggara

Timur

86 RSU Prof Dr WZ Johanes

87 RSU Dr Tc Hillers Maumere

88 RSUD Komodo Labuan Bajo

20 Kalimantan Barat

89 RSUD Dr Soedarso Pontianak

90 RSUD Dr Abdul Azis Singkawang

91 RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang

92 RSUD Dr Agoesdjam Ketapang

21 Kalimantan Tengah

93 RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya

94 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun

95 RSUD Dr Murjani Sampit

22 Kalimantan Selatan 96 RSUD Ulin Banjarmasin

97 RS Boejasin Pelaihari

23 Kalimantan Timur

98 RSUD Panglima Sebaya

99 RSU Taman Husada Bontang

100 RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan

101 RSUD Abdul Wahab Sjahranie

102 RSUD Aji Muhammad Parikesit

24 Kalimantan Utara 103 RSUD Tanjung Selor

104 RSUD Provinsi Kaltara

25 Sulawesi Utara 105 RSUP Prof Dr R D Kandou

106 RSUD Dr Sam Ratulangi

101

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

107 RSU Ratatotok - Buyat

108 RSUD Kota Kotamobagu

26 Gorontalo 109 RSUD Prof Dr H Aloei Saboe

27 Sulawesi Barat 110 RSUD Provinsi Sulawesi Barat

28 Sulawesi Tengah

111 RSUD Undata Palu

112 RSUD Kab Banggai Luwuk

113 RSU Mokopido Toli-Toli

114 RSUD Kolonedale

115 RSU Anutapura Palu

29 Sulawesi Selatan

116 RSUP dr Wahidin Sudirohusodo

117 RSU Andi Makkasau Parepare

118 RSU Lakipadada Toraja

119 RSUD Kab Sinjai

120 RSUD Labuang Baji

121 RS TkII Pelamonia

122 RS Dr Tadjuddin Chalid MPH

30 Sulawesi Tenggara 123 RS Bahtera Mas Provinsi Sultra (RS Kendari)

31 Maluku 124 RSU Dr M Haulussy Ambon

125 RSUD Saumlaki

32 Maluku Utara 126 RSUD Dr H Chasan Boesoirie Ternate

33 Papua

127 RSU Jayapura

128 RSU Nabire

129 RSUD Mimika

130 RSU Merauke

34 Papua Barat 131 RSUD Manokwari

132 RSUD Kab Sorong

102

Lampiran 7

Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Gubernur

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

1 2 3 4

1 Aceh SK Nomor 4409722020

1 RSUD Meuraxa

2 RSUD Tgk Chik Ditiro

3 RSUD Dr Fauziah

4 RSUD Langsa

5 RSUD Datu beru

6 RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya

7 RSUD Tengku Peukan

8 RSUD Dr Zubir Mahmud

9 RSUD Gayo Lues

10 RSUD Sahuddin Aceh Tenggara

11 RSUD Dr H Yuliddin Away

2 Sumatera

Utara SK 18844171KPTS2020

1 RSU Dr Gerhard L Tobing

2 RSUMartha Friska

3 RSU Martha Friska Multatuli

4 RSUD Abdul Manan Simpatupang

5 RSUD Gunung Sitoli

3 Sumatera

Barat SK Nomor 4402522020

1 RS Reksodiwiryo Padang

2 RS Unand Padang

3 RSUD Pariaman

4 RSUD M Natsir Solok

4 Riau SK Nomor

Kpts5681112020

1 RSUD Petala Bumi

2 RS Awal Bross Sudirman

3 RS Eka Hospital

4 RS ibnu Sina

5 Rumah Sakit Santa Maria

6 RS Bhayangkara Polda Riau

7 Rumah Sakit PMC

8 RS Bina Kasih

9 RS Prof DR Tabrani

10 RS Syafira

11 RS Awal Bross Ahmad Yani

12 RS Awal Bross Panam

103

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

13 RS Prima

14 RS Aulia

15 RS Universitas Riau

16 RSUD Madani

17 RS Hermina

18 RS TNI AU Lanud Roesmin Nuriadin

19 RS Tk IV Tentara Pekanbaru

20 RSUD Bangkinang

21 RSUD Rokan Hulu

22 RS Awal Bross Ujung Batu

23 RS Azzahra

24 RS Surya Insani

25 RSUD Taluk Kuantan

26 RSUD Indrasari Rengat

27 RS Kasih Ibu Rengat

28 RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang

29 RSUD Raja Musa Sungai Guntung

30 RSUD Meranti

31 RS Tengku Rafian Siak Sri Indrapura

32 RSUD Perawang

33 RSUD Bengkalis

34 RSUD Kec Mandau

35 RS Permata Hati

36 RS Pertamina Dumai

37 RSUD Dr RM Pratomo Bangansiapi-api

38 RS Cahaya

39 RSUD Selasih Pelalawan

40 RS Evarina

41 RS Amelia Medika Pelalawan

5 Kepulauan

Riau SK Nomor 314 Tahun 2020

1 RSUD Kota TPI

2 RSUD Natuna

3 RS Engku Haji Daud

4 RSUD Bintan

5 RSUD Dabo

6 RSUD Encik Mariyam

7 RSUD Bergerak Jemaja

104

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

8 RSUD Palmatak - Kepulauan Anambas

9 RSUD Tarempa - Kepulauan Anambas

10 RSAL DRMidiyantoS

11 RSAUdr Yuniani Wisma Karyani

12 RS Bhayangkara POLDA BTM

13 RSU Awal Bros

14 RSU Budi Kemulyaan

15 RSU Harapan Bunda

16 RSU Santa Elisabeth BATAM

17 RSU Santa Elisabeth Kota Batam

18 RSU Soedarsono Darmosoewito

19 RSU Bhakti Timah

20 RSU Graha Hermine

21 RSU Camantha Sahidyah

22 RS KLG Huhada BTM

23 RSIA Mutiara AiniI

24 RSIA Griya Medika

25 RSIA Kasih Sayang Ibu

26 RSIA Frishdy Angel

27 RSU Charis Medika

28 RS Santa Elisabeth Sei Lekop

29 RS Hj Bunda Halimah

6 Jambi SK Nomor

292KEPGUBDISKES-422020

1 RS H Abdul Manap

2 RS Daud Arif Kuala Tungkal

3 RS Hanafie Bungo

4 RSHamba Batang Hari

5 RSHA Thalib Kerinci

7 Sumatera Selatan

SK Nomor 201KPTSDINKES2020

1 RSUD Palembang Bari

2 RS Umum Pertamin+H77H116a Plaju

3 RS Charitas Palembang

4 RS Umum Pelabuhan Palembang

5 RS AK Gani Palembang

6 RS Siloam Sriwajaya

7 RS Myra

8 RS Bhayangkara

9 RSI Siti Khodijah

105

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

10 RS Muhammadiyah

11 RS PT Pusri Medika

12 RS Bunda Palembang

13 RS Hermina Palembang

14 RSK Paru Provinsi Sumsel

15 RSUD Ogan Ilir

16 RSUD Prabumulih

17 RS Umum Pertamina Prabumulih

18 RS Umum AR Bunda Prabumulih

19 RSUD Dr HM Rabain Muara Enim

20 RS Bukit Asam

21 RSUD Sekayu

22 RSUD Bayung Lencir

23 RSUD Dr Sobirin Musi Rawas

24 RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau

25 RS Siloam Lubuklinggau

26 RS AR Bunda Lubuklinggau

27 RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja

28 RS DKT Nosmir Baturaja

29 RS Santo Antonio Baturaja

30 RSUD Muaradua

31 RSUD Martapura

32 RSUD Gumawang

33 RS Panti Bhaktiningsih

34 RSI At-taqwa

35 RS DKT Lahat

36 RSUD Banyuasin

37 RS Hermina Opi

38 RSUD Besemah Kota Pagar Alam

39 RSUD Tebing Tinggi Kab Empat Lawang

40 RSUD Muara Rupit

41 RSUD Talang Ubi

42 RSUD Sungai Lilin

8 Bangka Belitung

18844203Dinkes2020

1 RSUD Dr (HC) Ir Soekarno

2 RSUD Sejiran Setason

3 RSUD Kab Bangka Selatan

4 RSUD Depati Bahrin

106

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

5 RSUD KabBangka Tengah

6 RSUD KabBelitung Timur

7 RS Siloam Bangka

8 RS Katolik Bhakti Wara

9 RS Kalbu Intan Medika

10 RS Gunung Manik

11 RS Almah

12 RS Utama

13 RS Arsani

14 RS Bakti Timah Muntok

15 RS Medika Stannia

16 RS Bakti Timah Pangkalpinang

17 RS Ibu dan Anak Muhaya

18 RS Ibu dan Anak Dzakirah

19 RS Ibu dan Anak Rona

9 Bengkulu SK Nomor L159Dinkes

tahun 2020

1 RSUD Curup

2 RSUD Mukomuko

3 RSUDHarapan dan Doa Kota Bengkulu

4 RSBhayangkara Jitra Kota Bengkulu

5 RS Tk IV Bengkulu

10 Lampung SK Nomor

G167V02HK2020

1 RSUD dr ADadi Tjokrodipo

2 RS Bhayangkara

3 RSTKIV020704

4 RSU Imanuel

5 RSU Urip Sumoharjo

6 RSU Pertamina Bintang Amin

7 RSU Graha Husada

8 RSU Bumi Waras

9 RSU Advent

10 RSU Menggala

11 RSU Natar Medika

12 RSUD Bandar Negara Husada

13 RSUD Sukadana

14 RSU Handayani

15 RSUD Demang Sepulau Raya

16 RSU Yukum Medical Center

17 RSUD Alimudin Umar

107

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

18 RSUD Ragab Begawe Caram

19 RSUD Tulang Bawang Barat

20 RSUD Zainal Abidin PA

21 RSUD Kotaagung

22 RSU Panti Secanti

23 RSUD MThohir

24 RSUD Pesawaran

25 RSUD Pringsewu

26 RSU Mitra Husada

11 DKI Jakarta On proses

1 RSUD Tarakan

2 RSUD Koja

3 RSKD Duren Sawit

4 RSU Pelni

5 RSU Pertamina Jaya

12 Jawa Barat SK Nomor 445Kep186-

Dinkes2020

1 RSUD Cibinong KabBogor

2 RSUD Ciawi KabBogor

3 RSUD Cibabat Kota Cimahi

4 RSUD Kota Bogor

5 RSUD Al-Ihsan ProvJawa Barat

6 RSU Bahyangkara Tk II Sartika Asih Kota Bandung

7 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya

8 RSUD Singaparna Medika Citrautama KabTasikmalaya

9 RS Paru Prov Jawa Barat Kabirebon

10 RSUD Bayu Asih Kab Purwakarta

11 RSUD Karawang

12 RSUDSekarwangi KabSukabumi

13 RSUD KabSubang

14 RSUD Waled Kab Cirebon

15 RSUD Arjawinangun Kab Cirebon

16 RSUD 45 Kab Kuningan

17 RSUD Kab Bekasi

18 RSUD Sumedang

19 RSUD Kota Banjar

20 RSUD Kab Ciamis

21 RSUD Cideres Kab Majakengka

108

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

22 RSUD Majalaya

23 RS Lanud dr M Salamun Kab Bandung

24 RSUD Kota Depok

25 RSUDSayang Kab Cianjur

26 RSUDdr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi

13 Banten SK Nomor 443Kep118-

Huk2020

1 RSUD Banten

2 RSUD Balaraja

3 RS Siloam Kelapa Dua

14 Jawa Tengah SK Gub Nomor 44542

Tahun 2020

1 RSUD Tugurejo Semarang

2 RSUD Salatiga

3 RSUD Ambarawa

4 RSUD Sunan Kalijaga Demak

5 RSUD Dr R Soedjati Grobogan

6 RSU Sultan Agung Semarang

7 RSU St Elizabeth Semarang

8 RSU Telogorejo Semarang

9 RSU Columbia Asia Semarang

10 RSU Tk III Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang

11 RSU Bhayangkara Semarang

12 RSU Tk IV 040703 dr Asmir Salatiga

13 RSU Tk II dr Soedjono Magelang

14 RSUD RAA Soewondo Pati

15 RSUD RA Kartini Jepara

16 RSUD dr R Soetrasno Rembang

17 RSUD dr R Soetijono Blora

18 RSU Mardi Rahayu Kudus

19 RSUD Bendan Kota Pekalongan

20 RSUD Kajen Kab Pekalongan

21 RSUD Batang

22 RSUD Dr M Ashari Pemalang

23 RSUD Brebes

24 RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal

25 RSUD Cilacap

26 RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara

27 RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

109

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

28 RSUD Setjonegoro Wonosobo

29 RSUD Dr Soedirman Kab Kebumen

30 RSU Tk III Wijayakusuma Purwokerto

31 RSUD Kota Surakarta

32 RSUD Ir Soekarno Sukoharjo

33 RSUD Pandan Arang Boyolali

34 RSUD Bagas Waras Klaten

35 RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen

36 RSUD Karanganyar

37 RSUD Dr Soediran MS Wonogiri

38 RSU PKU Muh Surakarta

39 RSU Islam Klaten

40 RSU Kasih Ibu Surakarta

41 RS dr Oen Surakarta

42 RSU TkIV Slamet Riyadi Surakarta

43 RSUD Djojonegoro Temanggung

44 RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo

45 RSUD Muntilan Kab Magelang

15 Yogyakarta

Keputusan Gubernur DIY No 61Kep2020 tentang Penetapan RS Rujukan

Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging tanggal

17 Maret 2020

1 RSUD SLEMAN

2 RSUD PRAMBANAN

3 RS JIH

4 RS PANTI RINI

5 RS SAKINA IDAMAN

6 RS PKU MUH GAMPING

7 RS BHAYANGKARA POLDA DIY

8 RS UGM

9 RS Hermina

10 RSUD Wonosari

11 RS Panti Rahayu

12 RSPAU Harjolukito

13 RS Santa Elizabeth

14 RS PKU MUH Bantul

15 RS DRSutarto DKT

16 RS PKU MUH Yogyakarta

17 RS PANTI RAPIH

18 RS BETHESDA

19 RS PRATAMA Yogjakarta

110

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

20 RSJ GRHASIA

21 RSIY PDHI

22 RS SILOAM Yogjakarta

23 RSUD NYI Ageng Serang

16 Jawa Timur SK Nomor

188125KPTS0132020

1 RS Islam Siti Hajar Sidoarjo

2 RS Mitra Keluarga Waru

3 RS Siti Khodijah Sepanjang

4 RSU Anwar Medika

5 RSUDBangil

6 RSUD Dr R Soedarsono

7 RSUD Tongas

8 RSUD Dr Mohamad Saleh

9 RS Tk III Baladhika Husada

10 RS Bina Sehat

11 RSSakit Citra Husada

12 RSParu Jember

13 RSJember Klinik

14 RSUD Dr Haryoto Lumajang

15 RS Djatiroto

16 RSUDdr H Koesnadi Bondowoso

17 RSUD dr Abdoer Rahem

18 RSUDSyarifah Ambami Rato Ebu

19 RSUD Mohammad Zyn KabSampang

20 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo

21 RSUDMohammad Noer Pamekasan

22 RSUD Dr H Moh Anwar

23 RSKatholik Saint Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya

24 Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan

25 RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya

26 RSUD Bhakti Dharma Husada

27 RS Islam Jemursari Surabaya

28 RS Siloam Surabaya

29 RS Umum Haji Surabaya

30 RS Premier Surabaya

31 RS Husada Utama Surabaya

111

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

32 RSBhayangkara Tk IISamsoeriMertojoso

33 RS Manyar Medical Centre

34 RS National Hospital

35 RS Royal Surabaya

36 RSTk III Brawijaya

37 RSAL Dr Ramelan

38 RSJiwa Menur Surabaya

39 RSUD Dr Moh Soewandhie Surabaya

40 RSUD Ibnu Sina Kab Gresik

41 RSUDDr Soegiri Lamongan

42 RS Muhammadiyah Lamongan

43 RSUD Prof Dr Soekandar

44 RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo

45 RSUD Kab Jombang

46 RSUD Kab Kediri

47 RSUD Gambiran

48 RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan

49 RSUD Dr Soedomo Trenggalek

50 RS Tk II dr Soepraoen

51 RS Panti Waluya Sawahan

52 RS Lavalette

53 RSUD Kanjuruhan KabMalang

54 RSU Wava Husada

55 RS Prima Husada Malang

56 RSU Karsa Husada Batu

57 RS Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar

58 RSUDNgudi Waluyo Wlingi

59 RSUD Nganjuk

60 RSUD Dr Soeroto Kab Ngawi

61 RSAUdrEfram Harsana LanudIswahjudi

62 RSUD dr Sayidiman Magetan

63 RSUD Caruban

17 Bali SK Nomor 25903-

BHK2020

1 RSUD Wangaya

2 RSUD Bali Mandara

3 RS Daerah Mangusada

4 RS Umum Universitas Udayana

5 RSU Negara

112

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

6 RSUD Klungkung

7 RS Pratam Giri Emas

18 Nusa

Tenggara Barat

SK Nomor 445-313 tahun 2020

1 RSUD Kota Mataram

2 RSU Universitas MATARAM

3 RSAD REM WIRABHAKTI

4 RS HARAPAN KELUARGA

5 SILOAM HOSPITALS Mataram

6 RSUD PATUT PATUH PATJU

7 RSUD Praya

8 RSUD KabLombok Utara

9 RSUD ASY-SYIFA Sumbawa Barat

10 RSUD Dompu

11 RS AWET MUDA NARMADA

19 Nusa

Tenggara Timur

SK Nomor 120KEPHK2020

1 RSUD SK Lerik Kupang

2 RS Bhayangkara Tk III Kupang

3 RS Tk III Wirasakti Kupang

4 RS Siloam Kupang

5 RSUD Soe

6 RSUD Kefamenanu

7 RSU Penyangga Perbatasan Betun

8 RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka

9 RSUD Bajawa

10 RSUD dr Ben Mboi Ruteng

11 RS Siloam Labuan Bajo

20 Kalimantan

Barat SK No370DINKES2020

1 RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadri

2 RS Bhayangkara Anton Soedjarwo

3 RS UNTAN Pontianak

4 RS TKII artika Husada

5 RSUD drRubini

6 RSU Harapan Bersama

7 RSUD Bengkayang

8 RSUD Sambas

9 RSUD Pemangkat

10 RSUD DrAchmad Diponegoro

113

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

11 RSUD MTHDjaman Kab45Sanggau

21 Kalimantan Tengah

SK Nomor 18844212020 1 RSUD Muara Teweh

22 Kalimantan

Selatan SK Nomor

18840207KUM2020

1 RSUD Dr H Moch Ansari Saleh

2 RSUD Idaman Banjarbaru

3 RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan

23 Kalimantan

Timur SK Nomor 445K2362020

1 RSUD Inche Abdoel Moeis

2 RSUD Beriman Balikpapan

3 RS Tk II Dr R Hardjanto

4 RSUD Ratu Aji Putri Botung

5 RSUD Kudungga

6 RSUD Harapan Insan Sendawar

7 RSUD Dr Abdul Rivai

24 Kalimantan Utara

SK No18844K2642020 1 RSUD Nunukan

25 Sulawesi

Utara SK Nomor 102 Tahun 2020

1 RSUD Liun Kendage Tahuna

2 RSUD Noongan

3 RSUD Bitung

4 RSUD Maria Walanda Maramis

5 RSTK II R W Mongisidi

6 RSUD Talaud

7 RS Bergerak Kab Sitaro

8 RSUD Tagulandang

9 RSUD Bolaang Mongondow Selatan

10 RSUD Datoe Binangkang

11 RSUD Bolaang Mongondow Utara

12 RSUD Anugerah Tomohon

26 Gorontalo

27 Sulawesi

Barat SK Nomor

1884172SULBARIII2020 1 RSUD Kab Polewali mandar

28 Sulawesi Tengah

SK Nomor 445126DisKes-

GST2020

1 RSUD Morowali

2 RSUD Poso

3 RSUD Anuntaloko Parigi

4 RSUD Madani Palu

5 RS Budi Agung Palu

29

Sulawesi Selatan

1 RSUD KH Hayyung Kepulauan Selayar

2 RSUD HA Sulthan Daeng Radja

114

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

3 RSUD Prof Dr HM Anwar

4 RSUD Lanto Daeng Pasewang

5 RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar

6 RSUD Syehk Yusuf Gowa

7 Rumkit Tk IV DR M Yasin

8 RSUD Tenriawaru Bone

9 RSUD Salewangang Maros

10 RSUD Batara Siang

11 RSUD Barru

12 RSUD Latemmamala Soppeng

13 RSUD Lamaddukkelleng

14 RSUD Nene Mallomo

15 RSUD Arifin Numang

16 RSUD Lasinrang Pinrang

17 RSUD Massenrempulu

18 RSUD Sawerigading

19 RSUD Andi Djemma Masamba

20 RSUD I Lagaligo

21 RS Kepolisian Bhayangkara

22 RSAL Jala Ammari Makassar

23 RS Khusus Daerah Dadi

24 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah

25 RSUD Haji Makassar

26 RSUD Daya Kota Makassar

27 RS Tk IV 070703 Dr Sumantri

28 RSUD Batara Guru

29 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi

30 RSUD Siwa

31 RSUD Sayang Rakyat

32 RS AU dr Dody Sardjoto

33 RS Universitas Hasanuddin

34 RS Akademis Jaury

35 RS Stella Maris

36 RS Islam Faisal

37 RS Awal Bros Makassar

38 RS Siloam Makassar

115

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

39 RS Ibnu Sina Makassar

30 Sulawesi Tenggara

SK Nomor 202 Tahun 2020

1 RSUD Kota Kendari

2 RSUD Unaaha Kab Konawe

3 RSUD kab Konawe Selatan

4 RSUD Benyamin Guluh Kab Kolaka

5 RSUD Kota Bau Bau

6 RSUD Raha Kab Muna

31 Maluku SK Gub Nomor 158 Tahun

2020

1 RS TKII dr Latumeten

2 RS Bhayangkara

3 RS AL drFX Soehardjo

4 RS Sumber Hidup

5 RS drIshak Umarella

6 RSUD Saparua

7 RSUD Masohi

8 RSUD Piru

9 RSUD Bula

10 RSUD Namlea

11 RSUD Namrole

12 RSUD PP Magreti

13 RSUD Maren Hi Noho Renuat

14 RSUD Karel Sadsiutubun

15 RSUD Cendrawasih

16 RSUD Tiakur

32 Maluku Utara SK Nomor

291KPTSMU2020

1 RSUD Soasio

2 RSUD Tobelo

3 RSUD Labuha

4 RSUD Jailolo

5 RSUD Kab Pulau Morotai

6 RSUD Sanana

33 Papua On Proses

1 RSUD Abepura Rujukan Khusus Jiwa Provinsi

2 RSK Jiwa Abepura

3 RSU TNI AD Marthen Indey

4 RSU POLRI Bhayangkara

5 RSU Provita

6 RSU Dian Harapan

7 RSU TNI AL Soedibio Sardadi

116

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

8 RSUD Yowari

9 RSUD Biak

10 RSUD Wamena

11 RSUD Nabire

12 RSUD Paniai

13 RSUD Timika

14 RSUD Merauke

15 RSUD Mappi

16 RSUD Koya

34 Papua Barat SK Nomor 4408432020

1 RSUD Kab Fakfak

2 RSUD Kab Kaimana

3 RSUD Kab Teluk Wondama

4 RSUD Kab Teluk Bintuni

5 RSUD Scoloo Keyen

6 RSUD Kab Raja Ampat

7 RSUD Sele Be Solu

8 RSAL dr Azhar Zahir

9 RSAL dr R Oetojo

10 RS Tk IV 180702 JA Dimara

11 RS Tk IV dr Aryoko

12 RS Bhayangkara Lodewijk Mandacan

117

Lampiran 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1 SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)

Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan jam Hp pulpen dll) 2 Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti 3 Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi 4 Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan kualitasnya sesuai 5 Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan pengawasan pengamat

terlatih (kolega) 6 Mencuci tangan hingga bersih 7 Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril) 8 Kenakan baju steril 9 Kenakan masker penutup mulut 10 Kenakan pelindung wajah atau kacamata 11 Kenakan penutup kepala dan leher topi bedah yang menutupi leher dan sisi kepala

(disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung 12 Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan celemek berbahan berat

atau celemek tahan air yang dapat digunakan kembali)

118

13 Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan yang panjang) di atas manset

2 SOP Pelepasan APD

Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan Untuk apron yang bisa

digunakan kembali letakkan di wadah yang berisi desinfektan 2 Jika mengenakan sepatu luar lepaskan dengan tetap Anda menggunakan sarung tangan

(jika memakai sepatu karet lihat langkah 4) 3 Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar dan buanglah ke tempat

yang aman 4 Jika menggunakan sepatu karet lepaskan kedua sepatu (idealnya menggunakan boot

remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan Anda Tempatkan sepatu dalam wadah disinfektan

5 Mencuci tangan membersihkan tangan 6 Jika mengenakan penutup kepala lepaskanlah dimulai dari belakang kepala 7 Melepaskan pelindung muka

a Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala) Tempatkan pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses ulang

b Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala Saat melepaskan masker lepaskan ikatan tali pertama dan tali berikutnya

119

8 Mencuci tangan membersihkan tangan

3 SOP Pengambilan Spesimen COVID-19

Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan harus memperhatikan universal

precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari

pasien ke paramedic maupun lingkungan sekitar Hal tersebut meliputi

1 Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabundesinfektan SEBELUM dan

SESUDAH tindakan

2 Menggunakan APD

Melihat situasi saat ini mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang

digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD lengkap dengan menggunaan

masker minimal N95

A Bahan Pengambilan Spesimen

1 Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)

Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)

jika pasien lebih dari satu

2 Spesimen Saluran Pernapasan

a Viral Transport Media (VTM)

Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau

dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS Antifungal dan Antibiotik

dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam satu wadah steril

b Swab Dacron atau Flocked Swab

c Tongue Spatel

d Kontainer Steril untuk Sputum

e Parafilm

f Plastik Klip

g Marker atau Label

3 Spesimen DarahSerum

a Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer

b Wing needle (jika diperlukan)

c Kapas alkohol 70

d Kapas Kering

e Vial 18 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)

f Marker atau Label

4 Bahan PengepakanPengiriman Spesimen

a Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)

b Label Alamat

c LakbanPerekat

B Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring

1 Persiapkan cryotube yang berisi 15 ml media transport virus (Hanks BSS +

Antibiotika) dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (pabrikan)

2 Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen Jika label

bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan MarkerPulpen pada

bagian berwarna putih di dinding cryotube (Jangan gunakan Medium Hanks Bila

telah berubah warna menjadi Kuning)

120

3 Gunakan swab yang terbuat dari dacronrayon steril dengan tangkai plastik atau

jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur) Jangan menggunakan swab kapas

atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai

kayu karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat

menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara

molekuler

4 Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung)

5 Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung pastikan posisi swab pada

septum bawah hidung

6 Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring

Sumber New England Journal of Medicine

Gambar XX Lokasi Pengambilan Nasofaring

7 Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan

8 Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM

Sumber Dokumentasi Balitbangkes

Gambar 52 Pemasukkan Swab ke dalam VTM

9 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup

dengan rapat

10 Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir

11 Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip Jika ada

lebih dari 1 pasien maka Plastik Klip dibedakanterpisah Untuk menghindari

kontaminasi silang

121

Sumber Dokumentasi Balitbangkes

Gambar XX Pengemasan Spesimen

C Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum

Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air kemudian pasien diminta mengeluarkan

dahaknya dengan cara batuk yang dalam Sputum ditampung pada wadah steril

yang anti bocor Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat

menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan

D Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum

Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi dengan serum awal

dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya

dikumpulkan 2-3 minggu kemudian Jika hanya serum tunggal yang dapat

dikumpulkan ini harus diambil setidaknya 14 hari setelah onset gejala untuk

penentuan kemungkinan kasus

Anak-anak dan dewasa dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan disentrifus untuk

mendapatkan serum sebanyak 15-3 mL Sedangkan untuk bayi Minimal 1 ml whole

blood diperlukan untuk pemeriksaan pasien bayi Jika memungkinkan

mengumpulkan 1 ml serum

4 Pengepakan Spesimen

Spesimen pasien dalam pengawasan probabel atau dikonfirmasi harus dilakukan

tatalaksana sebagai UN3373 Substansi Biologis Kategori B ketika akan

diangkutditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi Semua spesimen

harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan Adapun sistem yang

digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai

dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA)

122

Sumber WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious substances 2019ndash

2020

Gambar XX Contoh Pengepakan Tiga Lapis

Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus harus disimpan dan dikirim pada

suhu yang sesuai Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan

Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting

Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam

cool box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari

tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice)

5 Pengiriman Spesimen

Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan

dilakukan oleh petugas rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya

dengan menyertakan formulir pemeriksaan spesimen pasien dalam pengawasanorang

dalam pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak erat harus

menyertakan salinan formulir pemantauan harian

Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi pengiriman spesimen

ke PHEOC Untuk wilayah di luar Jakarta pengiriman spesimen dapat dilakukan

menggunakan jasa kurir door to door Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to

port dapat melibatkan petugas KKP setempat Pengiriman port to port hanya dilakukan

jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P berkoordinasi dengan

PHEOC Ditjen P2P

Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam Spesimen dikirim dan

ditujukan ke Laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan wilayah masing-masing

(lampiran XX) Sesuai KMK Nomor HK0107MENKES2142020 tentang Jejaring

Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

6 Konfirmasi Laboratorium

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan COVID-19 dilakukan

dengan menggunakan metode RT-PCR dan sekuensing Adapun algoritma

pemeriksaannya adalah sebagai berikut

Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19

123

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam

pemantauan dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-

PCR dan sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain

tetapi negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak

erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan

ulang Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui

Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil

positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi

Prof Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan

Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency

Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BNPB

PHEOC mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang

merawat kasus Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai

pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium

positif IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam

7 SOP Pemasukkan Obat di Indonesia

a SOP Special Access Scheme (SAS)

b Alur SAS Obat Program

1 Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin

pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes

2 Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat permohonan

atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima donasi dan ditujukan ke

Ditjen Farmalkes

3 Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan akan

menerbitkan surat SAS

4 Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program dan

ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses clearence obat

yang dikirim di bea cukai

5 Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan

Permohonan SAS dari ProgramIF

Proses Penerbitan Persetujuan SAS di

BPOM

10 hari kerja

Proses upload ke INSW (Indonesia national

single window)amp Clearance Bea Cukai

Proses Rilis di BPOM

10 Hari Kerja

Pendistribusian ke Daerah pandemik

Pelaporan efek samping

124

Lampiran 9

KOMANDO KENDALI KOORDINASI DAN KOMUNIKASI

a Komando

Komando selama operasi dalam koordinasi BNPB

b Kendali

Kendali taktis selama operasi berada pada Komandan Penanggulangan Bencana

wabah COVID-19 (BNPB)

c Pos Komando

Kedudukan Pos Komando selama operasi berada di Pusdalop BNPB

Jl Pramuka No38 RT11RW5 Utan Kayu Utara Kec Matraman Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13120

d Komunikasi

1) Call Center BNPB helliphelliphellip 119

3) Email helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

4) Faksimile helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

e Website httpswwwcovid19goid

Lampiran 10

Informasi website lainnya

httpsinfeksiemergingkemkesgoid

httpsehatnegerikukemkesgoid

Dinas Kesehatan Provinsi dengan informasi COVID-19

Data pertanggal 26 Maret 2020

1 ACEH httpsdinkesacehprovgoid httpscovid19acehprovgoid

2 SUMATERA UTARA httpsumutcovid19id

3 SUMATERA BARAT httpscoronasumbarprovgoid

4 RIAU httpscoronariaugoid

5 JAMBI httpcoronajambiprovgoid

6 SUMATERA SELATAN httpdinkessumselprovgoidcovid19-sumsel

7 BENGKULU httpsdinkesbengkuluprovgoid

8 LAMPUNG httpsdinkeslampungprovgoid

9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG httpdinkesbabelprovgoid

125

10 KEPULAUAN RIAU httpcoronakepriprovgoiddata

11 DKI JAKARTA httpscoronajakartagoid

12 JAWA BARAT httpspikobarjabarprovgoid download Android Apps

httpsplaygooglecomstoreappsdetailsid=idgojabarprovpikobar

13 JAWA TENGAH httpjatengprovgoidcorona

14 DI YOGYAKARTA httpcoronajogjaprovgoid httpcoronajogjaprovgoidmap-

covid-19-diy

15 JAWA TIMUR httpsdinkesjatimprovgoid

16 BANTEN httpsinfocoronabantenprovgoid

17 BALIhttpswwwdiskesbaliprovgoidhttpcovid19denpasarkotagoid

httpinfocovid19bulelengkabgoid

18 NUSA TENGGARA BARAT httpscoronantbprovgoid

19 NUSA TENGGARA TIMUR httpsdinkesnttprovgoid

20 KALIMANTAN BARAT httpsdinkeskalbarprovgoidcovid-19

21 KALIMANTAN TENGAH httpsdinkeskaltenggoid

22 KALIMANTAN SELATAN httpdinkeskalselprovgoid

23 KALIMANTAN TIMUR httpdinkeskaltimprovgoid

24 KALIMANTAN UTARA

25 SULAWESI UTARA httpdinkessulutprovgoid httpcoronasulutprovgoid

26 SULAWESI TENGAH httpsdinkessultengprovgoidcategorycovid-19

27 SULAWESI SELATAN httpsdinkessulselprovgoid httpscovid19sulselprovgoid

28 SULAWESI TENGGARA httpsdinkessultraprovgoid

29 GORONTALO httpsdinkesgorontaloprovgoid

30 SULAWESI BARAT httpsdinkessulbarprovgoid

31 MALUKU httpscoronamalukuprovgoid

32 MALUKU UTARA httpcoronamalutprovgoid

33 PAPUA BARAT httpsdinkespapuabaratwordpresscom

34 PAPUA httpsdinkespapuagoid

Dinas Kesehatan KabupatenKota dengan Informasi Covid-19

NO PROVINSI KABUPATENKOTA WEBSITE

Sumatera Barat Kota Padang httpcoronapadanggoid Sumatera Utara Kota Medan httpscovid19pemkomedangoid Kota Binjai httpbinjaimelawancovid19binjaikotagoid

Kab Deli Serdang httpscovid19deliserdangkabgoid

Kota Tebing Tinggi httpscovid19tebingtinggikotagoid Kab Langkat httpscoronainfolangkatkabgoid Kab Tapanuli Selatan httpscovid19tapselkabgoid

126

Kab Karo httpscovid19karokabgoid Kepulauan Riau Kota Batam httpslawancoronabatamgoid Jawa Barat Kota Bandung httpscovid19bandunggoid Kota Bogor httpcovid19kotabogorgoid

Kota Depok httpsccc-19depokgoid Kota Bekasi httpscoronabekasikotagoid

Jawa Timur Kota Surabaya httpslawancovid-19surabayagoid

Kab Probolinggo httpssiagacovid19probolinggokabgoid Jawa Tengah Kota Semarang httpssiagacoronasemarangkotagoid Kab Kudus httpscoronakuduskabgoid Kab Kediri httpcovid19kedirikabgoid

Lampiran 11

Daftar Singkatan Dan Istilah

APSED The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases and Public Health

Emergencies

BKSLN Biro Kerja Sama Luar Negeri

BTDK Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

CFR Case Fatality Rate

COVID-19 Corona Virus Disease 2019

DRT Disaster Response Teams

EOC Emergency Operations Centres

GMP Good Manufacturing Practice

IHR International Health Regulation

ILI COVID-19 Infection Like Illness

INSW Indonesia National Single Window

KLB Kejadian Luar Biasa

KPA Kuasa Pengguna Anggaran

LET The Logistics Emergency Teams

NCC National Command Center

PDB Penanganan Darurat Bencana

PHEIC Public Health Emergencies of International Concern

PHEOC Public Health Emergency Operations Centre

POSPENAS Pos Pendamping Nasional

127

PPE Personal Protective Equipment

PSC Public Safety Center

SARI Severe Acute Respiratory Infection

SAS Special Access Scheme

SKDR Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon

TIPRA Tools for COVID-19 Risk Assessment

TSM Tim Sentra Media

TPK Tim Promosi Kesehatan

WHA World Health Assembly

WHO World Health Organization

128

Lampiran 12

Prinsip Penanggulangan

Komponen Siaga Darurat Tanggap Darurat Rehabilitasi

Komando dan

Koordinasi Membentuk Tim

Tanggap COVID-19 dan

mengaktifkan Posko

COVID-19 Panel ahli

Tim Gerak Cepat di

semua tingkatan

Menyusun Rencana

Aksi Pengendalian dan

respon COVID-19 lintas

sektor dan testing

Surat kewaspadaan

COVID-19 kepada

seluruh fasilitas

kesehatan dan

multisektor lainnya

Eskalasi respon posko

Tanggap Darurat COVID-19

di setiap tingkatan

Menyusun dan

melaksanakan rencana

operasi COVID-19

Monitoring pelaksanaan

respon COVID-19

Berkoordinasi dengan mitra

organisasi Internasional

untuk bantuan Internasional

Surat peningkatan

kewaspadaan kepada

seluruh sektor dan setiap

tingkatan

Monitoring

informasi dari

WHO

Kementerian

Kesehatan

BNPB dan

Media Massa

terkait

perkembangan

bencana

wabah COVID-

19

Memberikan

Informasi

kepada

Masyarakat

Tanggap

Darurat telah

berakhir

Rehabilitasi

Fasilitas umum

untuk boleh

diaktifkan

kembali

Melaksanakan

pemulihan

Ekonomi Dini

Memberikan

pendampingan

dukungan

kesehatan jiwa

dan psikososia

Melakukan

pemulihan

sarana dan

prasarana

layanan publik

dan

memastikan

berfungsi

Surveilans

dan

laboratorium

Deteksi sinyal bencana

wabah COVID-19 melalui

penguatan sistem

surveilans epidemiologi

Surveilans ILISARI

pneumonia baik di

fasilitas layanan

kesehatan pemerintah

maupun swasta melalui

SKDR event-based

surveillance pelacakan

kasus pelaporan dan

diseminasi data

Pelacakan kontak dapat

bekerjasama dengan

PMI kader dan sektor

lainnya yang terlatih

Kaji cepat analisis risiko

penguatan sistem

laboratorium untuk

mendeteksi virus berupa

pengambilan specimen

dan pemeriksaan PCR

dan whole genom

sequencing

Identifikasi dan

penguatan laboratorium

yang dapat melakukan

pemeriksaan COVID-19

Kaji cepat dan analisis risiko

terhadap lokasi dampak

kerugian dan sumber daya

Percepatan penyelidikan

epidemiologis pelacakan

manajemen dan monitoring

kontak

Rumah sakit melakukan

pelaporan harian COVID-19

kepada PHEOC yang

dilanjutkan ke Pusdalop

Apabila ada keterbatasan

kapasitas pemeriksaan

laboratorium pada daerah

dengan penyebaran infeksi

luas dilakukan sampling

pemeriksaan laboratorium

dan pada pasien yang parah

dan sistem sentinel Pada

daerah baru yang melaporkan

kasus COVID-19 baru

dilakukan pemeriksaan

laboratorium sesuai pedoman

nasional

129

Respon

medis

pengendalian

infeksi

Melakukan manajemen

isolasi manajemen

kasus COVID-19 dan

melakukan pelacakan

kontak COVID-19

Memfungsikan dan

memperkuat Rumah

Sakit rujukan yang

ditunjuk oleh Kemenkes

di Jakarta (terlampir)

dan menyiapkan rumah

sakit tambahan dan

Gedung tambahan yang

dapat dialihfungsikan

menjadi pusat

perawatan COVID-19

apabila diperlukan RS

mereview kebutuhan

dan siap untuk

mengaktifkan rencana

kesiapsiagaan

pandemic di Rumah

Sakit apabila diperlukan

Pemenuhan logistik Alat

Pelindung Diri (APD)

obat suportif bahan

medis habis pakai dan

untuk pemeriksaan

laboratorium (VTM

Swab cold chain dll)

Review kesiapsiagaan

pandemi di Rumah sakit

Rujukan medis

pemeriksaan pengobatan

perawatan dan isolasi

penderita termasuk tindakan

karantina

Rumah sakit rujukan yang

ditunjuk berfungsi sebagai

pusat perawatan COVID-19

(terlampir) Rumah sakit

tersebut mengaktifkan

rencana kesiapsiagaan dan

respon pandemi di rumah

sakit

Penambahan rumah sakit

rujukan COVID-19

Menyiapkan gedung yang

dialihfungsikan untuk pusat

perawatan COVID-19

(Wisma Atlit)

Pada kondisi kapasitas

fasilitas kesehatan yang

terbatas kasus ringan

dirawat dirumah kasus

dengan faktor risiko dan

kasus berat dirawat di

rumah sakit

secara normal

Melanjutkan

pesan hidup

bersih dan

sehat terutama

menjaga

kebersihan

tangan dan

etika batuk

Melanjutkan

upaya

surveilans

ketat ILISARI

dan

pneumonia

dengan

menerapkan

pelaporan nol

rdquozero

reportingrdquo

surveilans

ketat dan

melakukan

pemantauan

tren dan

klaster

Komunikasi

Risiko dan

Pelibatan

Masyarakat

Strategi komunikasi

risiko dan pelibatan

masyarakat melibatkan

relawan organisasi

sosial tokoh agama

tokoh masyarakat dan

sektor pendidikan

Identifikasi saluran untuk

pelibatan masyarakat

termasuk hotline media

social dan kelompok

masyarakat

Melaksanakan komunikasi

risiko dengan pelibatan

masyaraakt multisektor

termasuk sektor

PendidikanEskalasi hotline

dan menggunakan jalur

aplikasi elektronik lainnya

seperti Halodoc Gojek dll

Pelatihan relawan dan

tenaga kesehatan dalam

penanganan respon

Memanfaatkan mekanisme

pelibatan masyarakat yang

ada

Penjangkauan dan pelibatan

masyarakat rentan

Intervensi Menghitung kebutuhan

medis dan APD dan

Eskalasi pengadaan dan

distribusi APD dan supply

130

pharmasi membuat rencana

pengadaan supply dan

distribusi

Pengadaan kebutuhan

APD untuk stockpile

medis lainnya Memastikan

berjalannya SAS untuk

bantuan logistik dari luar

Intervensi non

pharmasi Sektor esensial

melakukan review

Bussiness Continuity

Planning

(keberlangsungan usaha)

sehingga dapat tetap

berfungsi operasional

apabila situasi

berlangsung lebih buruk

Dukungan kesehatan

jiwa dan psikososial

Sektor esensial menerapkan

Bussiness Continuity

Planning (Keberlangsungan

Usaha) agar sektor esensial

tetap dapat

berlangsungPengamanan

masyarakat

Kebutuhan pokok dan

pangan yang terjamin untuk

daerah yang terdampak

Memastikan masyarakat

mendapatkan akses

dukungan kesehatan jiwa

dan psikososial

131

Lampiran 13

Indikator

INDIKATOR Target Verifikasi Pencapaian Indikator Waktu

Pengukuran

Pj

PERENCANAAN ANALISIS SITUASI

Review Rencana Operasi setiap

minggu

Pelaksanaan komando dan koordinasi

dengan stakeholder setiap minggu

melibatkan multisektor termasuk

organisasi Internasional dan partner

100

100

Review dokumen rencana operasi

mingguan

Review dokumen hasil pertemuan

(notulensi) mingguan

disebarluaskan dan ditindaklanjutin

Mingguan

(Setiap

harihelliphellip)

Mingguan

(Setiap

harihelliphellip)

LOGISTIK

Kelengkapan dan ketepatan laporan

mingguan logistik dari BPBD ke

Pusdalop untuk Kapasitas dan

Kebutuhan Jumlah kapasitas tempat

tidur COVID-19 Jumlah ICU Jumlah

Ventilator Petugas kesehatan (dokter

perawat petugas surveilan petugas

monitoring APD VTM Swab dan

supply medis lainnya sesuai formulir

pelaporan logistik) BPBD

menghimpun data dari Dinkes dan

lintas sektor lainnya

100 Review laporan mingguan logistik

yang lengkap dan tepat

Mingguan

(Setiap harihelliphelliphellip)

Permintaan logistik dari daerah

terpenuhi minimal dalam 3 hari

80 Review dokumen tanda terima

logistik dari daerah (3hari dari

permintaan dari daerah diterima)

Per bulan

(pada

minggu ke-4)

Suplai logistik untuk kebutuhan

pangan pokok di daerah terdampak

yang terpenuhi

100 - Laporan Monitoring supply

logistik melalui laporan intelejen

(BIN) yang didapatkan dari

lapangan media

- Tidak ada kenaikan harga hellip

untuk kebutuhan pangan pokok

- Tidak ada laporan kerusuhan

karena kekurangan pangan

esensial di daerah terdampak

Per bulan

(Pada

minggu ke-4)

Dashboard untuk laporan logistik yang

menggambarkan real time stok

Tersedia

Tersedianya Dashboard laporan

logistik yang operasional

Minggu

pertama April

2020

OPERASI

PENCEGAHAN

Media massa dan elektronik

menyiarkan pesan inti COVID-19

kepada masyarakat

80 Review laporan media monitoring Mingguan

(setiap hari

hellip)

132

Kantor yang memberlakukan ldquobekerja

dari rumahrdquo

80 Review laporan intelejen

kementerian tenaga kerja untuk

kantor yang memberlakukan

ldquobekerja di rumahrdquo

MIngguan

(setiap

harihellip)

Sekolah dan Universitas

memberlakukan pembelajaran online

100 Review laporan dari kementerian

Pendidikan untuk Universitas yang

melakukan pembelajaran online

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tidak ada acara pertemuan besar

yang melibatkan orang banyak

(contohnya konser pernikahan pesta

festival)

100 Review laporan intelejen acara

pertemuan besar dan tindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Masyarakat kontak erat COVID-19

melakukan isolasi mandiri di rumah

selama 14 hari

100 Review laporan monitoring kontak

erat

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat-tempat hiburan tutup dan tidak

beroperasi

100 Review laporan intelejen mengenai

operasi tempat hiburan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat perbelanjaan tutup pada jam 8

malam

80 Review laporan monitoring polisi

mengenai tempat perbelanjaan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Angkutan massal (bus kereta api

MRT) mengangkut penumpang

dengan jumlah terbatas dengan jarak 1

meter antar penumpang

80 Review laporan monitoring intelejen

petugas dari

kementeriantransportasi mengenai

pemantauan angkutan masal

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat ibadah seperti gereja masjid

dan pura tidak melaksanakan kegiatan

peribadatan yang melibatkan orang

banyak di tempat ibadah

80 Review laporan intelejen mengenai

operasi tempat hiburan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Sektor esensial tetap berfungsi

Yang termasuk sektor esensial

Pelayanan kesehatan listrik

telekomunikasi bahan bakar

kebutuhan pangan pabrik untuk

produksi APD

100 Review laporan dari perusahaan

esensial yang dikompilasi oleh

Kementerian industri dan tenaga

kerja (Bisa dikompilasi oleh BIN)

Mingguan

(setiap

harihellip)

PENANGGULANGAN WABAH

SURVEILANS

Laporan rumor COVID-19 diverifikasi

dalam waktu 24 jam

100 Review laporan log Verifikasi rumor

harian tersedia

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kontak kasus konfirmasi COVID-19

yang dilakukan PE

75 Review laporan PE yang tersedia

dari laporan list kontak kasus

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kontak kasus terdeteksi yang

termonitor

100 Review laporan monitoring harian

kontak kasus tersedia

Mingguan

(setiap

133

harihellip)

Surveilans ILI dan pneumonia (SKDR)

yang terverifikasi

80 Review laporan Verifikasi ILI dan

pneumonia SKDR

Mingguan

(setiap

harihellip)

Dinkes Provinsi mengirimkan

kelengkapan dan ketepatan laporan

harian ke PHEOC

100 Review laporan harian COVID-19

dari DInkes provinsi tersedia di

PHEOC

Mingguan

(setiap

harihellip)

IHR National Focal Point (NFP)

mengirimkan notifikasi IHR kasus

konfirmasi COVID-19 kepada WHO

dalam 24 jam

100 Review laporan COVID-19 dari IHR

focal point ke WHO yang dikirimkan

dalam 24 jam

Mingguan

(setiap

harihellip)

PHEOC Kelengkapan dan ketepatan

laporan harian yang dilaporkan ke

Pusdalop untuk data epidemiologi

Jumlah kasus konfirmasi kematian

pasien dalam pengawasan orang

dalam pemantauan kematian

100 Review laporan harian PHEOC

kepada Pusdalop BNPB sesuai

variable data yang ditentukan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Pasien dalam pengawasan orang

dalam pemantauan yang bergejala dan

kontak kasus terdeteksi yang diambil

sampel dan dilakukan pemeriksaan

laboratorium (PCR) dalam waktu 24

jam

100 Review laporan hasil laboratorium

pasien dalam pengawasan dan

orang dalam pemantauan yang

bergejala tersedia dan dilaporkan ke

Pusdalop

Mingguan

(setiap

harihellip)

Analisis dan infografik data

epidemiologi kasus harian dan

diseminasi oleh Pusat Data dan

Informasi (Pusdatin)

Terlaksana Buletin harian analisis data dan

infografik diupload di web COVID-

19 dan diseminasi kepada gugus

tugas COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

LABORATORIUM

Specimen yang diterima dilakukan

pemeriksaan dalam waktu 48 jam

100 Review log dokumen penerimaan

specimen dan hasil laboratorium

Mingguan

(setiap

harihellip)

Hasil laboratorium dikirimkan ke

PHEOC dan diteruskan ke

PUSDALOP dalam waktu 48 jam

80 Review laporan log PHEOC untuk

kasus dan penerimaan hasil lab

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas laboratorium menggunakan

APD yang benar pada saat

pengambilan sampel

100 Review laporan kasus (Tidak ada

laporan petugas yang terinfeksi

COVID-19 karena terpapar kontak

pada saat pengambilan sampel)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas laboratorium menggunakan

APDyang benar pada saat

pemeriksaan PCR

100 Review laporan kasus (Tidak ada

laporan petugas yang terinfeksi

COVID-19 karena terpapar kontak

pada saat pengambilan sampel)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Specimen dikirimkan dalam waktu 24

jam ke laboratorium yang ditunjuk oleh

Kemenkes

80 Review log dokumen pengiriman

dan penerimaan specimen

Mingguan

(setiap

harihellip)

Laboratorium yang ditunjuk kemenkes

mengirimkan specimen kepada

Litbangkes untuk konfirmasi

100 Review dokumen penerimaan

specimen di Litbangkes dari Lab

rujukan untuk konfirmasi

Mingguan

(setiap

134

harihellip)

Laboratorium yang ditunjuk kemenkes

mengikuti Quality Assurance Panel

untuk COVID-19

90 Review dokumen hasil Quality

Assurance Panel

Mingguan

(setiap

harihellip)

RESPON MEDIS

Kasus terdeteksi yang diberikan

edukasi mengenai pengendalian

infeksi

100 Review laporan pelayanan yg

dilakukan pada kasus terdeteksi

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kasus yang membutuhkan perawatan

dirawat di rumah sakit rujukan dengan

terapi suportif

100 Review laporan kasus surveilans

dan rumah sakit

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kasus dirawat yang sembuh 80 Review laporan hasil keluaran

Kasus dirawat

Mingguan

(setiap

harihellip)

Rumah sakit rujukan menambah

ruangan perawatan kasus COVID-19

dan menyiapkan oksigen dan ventilator

tambahan

100 Review laporan penambahan

kapasitas rumah sakit rujukan untuk

perawatan COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas kesehatan menggunakan

APD yang benar pada saat

penanganan kasus COVID-19

100 Review laporan kasus (Tidak ada

petugas kesehatan yang terjangkit

COVID-19 karena terpapar pada

saat perawatan pasien)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya rencana nasional pengelolaan

APD (stok distribusi) dan identifikasi

lonjakan kapasitas PPI (jumlah dan

kompetensi)

100 Review dokumen rencana nasional

pengelolaan APD

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya diseminasi panduan PPI untuk

di rumah dan fasyankes

100 Panduan PPI diupload ke website

COVID-19 website Kemkes dan

laporan distribusi pedoman COVID-

19 termasuk PPI ke Rumah sakit

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya triase deteksi dini dan

pengendalian sumber infeksi

100 Review laporan rumah sakit

ketersediaan triase dan laporan

bulanan surveilans rumah sakit

untuk COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya material edukasi dengan

bahasa yang tepat untuk masyarakat

dan pasien tentang gejala penyakit

praktik etiket batuk dan cuci tangan

Tersedia Dokumen materi edukasi

komunikasi risiko update yang

diupload di website COVID-19 dan

Kemenkes

Bulan April

(Minggu I)

PENGAMANAN

Penumpukan kebutuhan pokok bahan

pangan dan kebutuhan esensial

respon COVID-19 (APD masker

suplai medis) yang terdeteksi dan

ditindak tegas

100 Review laporan intelejen (BIN)

untuk kasus penumpukan bahan

pokok dan penindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

135

Penyebar informasi palsuhoax yang

menyebabkan kepanikan di

masyarakat yang terdeteksi dan

ditindak tegas

80 Review laporan intelejen (BIN)

untuk laporan informasi palsu yang

terdeteksi dan penindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kondisi yang menyebabkan kepanikan

dan huru hara yang terdeteksi dini dan

dicegah

100 Review laporan intelejen (BIN)

untuk signal huru hara dan

pencegahannya

Mingguan

(setiap

harihellip)

KOMUNIKASI RISIKO DAN

PELIBATAN MASYARAKAT

Media centre melaksanakan press-

release dan konferensi pers setiap hari

100 Review dokumentasi konferensi

pres dan press release dokumen

Mingguan

(setiap

harihellip)

Materi harian untuk Juru bicara

didapatkan dari analisis data

epidemiologi rekomendasi panel ahli

100 Review dokumen harian untuk Juru

bicara

Mingguan

(setiap

harihellip)

Berita palsu yang teridentifikasi dan

berhasil di counter

80 Review laporan log rumor dan

counter hoax

Mingguan

(setiap

harihellip)

Media yang menggunakan press

release atau konferensi pers sebagai

bahan berita

80 Review laporan media monitoring

tim kominfo

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya peran serta

masyarakatorganisasi

kemasyarakatanorganisasi agama

dalam menanggapi isu-isu spesifik

yang mempengaruhi penanggulanan

Pandemi COVID-19

100 Review dokumen mapping kegiatan

pemberdayaan masyarakat

Bulanan

(Minggu II)

DUKUNGAN KESEHATAN JIWA

DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS)

Materi komunikasi tentang DKPJS

tersedia bagi

1 Petugas kesehatan dan petugas

garis depan

2 Lansia

3 Orang dengan risiko tinggi

COVID-19 (DM penyakit

kardiovaskular autoimun dsb)

4 Anak anak

5 Penyandang disabilitas

6 Orang dalam isolasikarantina

7 Masyarakat luas

Tersedia Review dokumen materi komunikasi

DKPJS

Bulan April

(Minggu II)

Petugas kesehatan dan petugas garis

depan mendapatkan layanan DKJPS

100 Mingguan

(setiap

136

harihellip)

Petugas kesehatan jiwa mendapatkan

pelatihan DKJPS-COVID-19

80 Review laporan pelatihan DKJPS

Covid-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tersedia layanan hotline DKJPS untuk

membantu atau yang membutuhkan

dan mendapatkan layanan DKJPS

Tersedia Review log hotline DKJPS Bulan April

(Minggu I)

) Laporan intelejen bisa dari jejaring BIN di masyarakat babinsa babinkmtibmas di wilayah kerja areanya

Lampiran 14

Rencana Respon Tanggap Darurat April-May 2020

No Kegiatan Anggaran Penanggung Jawab Timeline

Komando dan Koordinasi

Pembentukan Gugus Tugas struktur

komando Tugas Kerangka Acuan

Indikator

BNPB 28 Maret

Pusdalop operasional dengan

perwakilan lintas sektor terkait di

Pusdalop

BNPB 1 April

Penyusunan Rencana Respon

Nasional COVID-19

BNPB 15 April

Kajian Kebutuhan Kesehatan (Health

Need Assesment) 34 tim x 3 orang x

3 kali

2295000000 BNPB 1 April

Pembentukan Satgas COVID di

tingkat sub nasional

BNPB

Penguatan alur laporan penanganan

Covid-19 hingga ke pusat

BNPB

Publikasi Laporan Situasi melalui

website Pusat Krisis Kesehatan

BNPB Regular

Surveilans dan laboratorium

Penyelidikan Epidemiologi Pelacakan

kasus pemantauan monitoring kasus

dan surveilans aktif di 34 provinsi oleh

Tim Gerak Cepat (3 orang 20 hari per

bulan)

2040000000 Dirjen P2P Kemkes

Pemantauan surveilans oleh PHEOC

(24 jam 7 hari) yang dilaporkanke

Pusdalop (6 orang shift 1 shift 8 jam)

324000000

Dirjen P2P Kemkes

Pengadaan dan distribusi VTM swab

reagen lab supply untuk lab rujukan

Litbangkes

137

nasional dan laboratorium daerah

Aktifasi laboratorium Rujukan regional

(12 lab)

Litbangkes

Pembuatan Aplikasi Surveilans

berbasis komunitas untuk COVID-19

Dirjen P2P Kemkes

Pengambilan sampel 151731712000 BTDK Litbangkes

Pengiriman sampel (42 lab x 12 kali) 396000000 BTDK Litbangkes

Pemeriksaan laboratorium dengan RT

PCR

887562516500 BTDK Litbangkes

Quality control untuk lab regional 43

paket

450000000 BTDK Litbangkes

Peningkatan Lab PCR di 12

laboratorium

35050665000 BTDK Litbangkes

Pengadaan APD untuk Laboratorium 7503607320 BTDK Litbangkes

Perluasan layanan Pemeriksaan PCR

menggunakan POC Real Time PCR

431827200000 BTDK Litbangkes

Respon Medis (manajemen kasus

dan pengendalian infeksi)

Aktivasi Rumah sakit Rujukan 132

rumah sakit dan 482 tambahan rumah

sakit rujukan dengan SK Gubernur

dan tambahan ruangan rumah sakit

rujukan untuk perawatan COVID-19

dilengkapi SDM dan supply medis

yang diperlukan

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Penyiapan Wisma Atlit uuntuk menjadi

pusat perawatan COVID-19 dengan

kelengkapan SDM dan Alat medis

yang diperlukan

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Ketersediaan ambulans untuk rujukan

COVID-19

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Pengadaan dan distribusi APD

desinfektan dan peralatan medis yang

diperlukan

Pusat Krisis Kesehatan

Kemkes

Pembiayaan perawatan pasien Dirjen Yanmedik

Kemkes

Pemetaan kesiapsiagaan fasyankes

dan identifikasi gap berdasarkan

estimasi kasus yang akan muncul

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan

Memprioritaskan perawatan kasus dan

prosedur triase Meningkatkan

rencana penambahan kapasitas untuk

fasilitas kesehatan (rumah sakit

rujukan yang ditunjuk dan

mengalihkan menunda prosedur

elektif)

Ditjen Pelayanan

Kesehatan dan Ditjen

Farmalkes

Melaksanakan isolasi mandiri (self-

initiated isolation) untuk orang dengan

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

138

gejala yang ringan untuk mengurangi

beban fasilitas kesehatan

Rujukan

Penyusunan SOP sesuai pedoman

Covid 19 dan regulasi lainnya dan

disosialisasika

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan dan Dityankes

Dasar

Memastikan ketersediaan alat

kesehatan obat-obatan dan bahan

medis habis pakai tersedia secara

memadai disesuaikan dengan attact

rate

Ditjen Farmalkes

Peningkatan kapasitas petugas dalam

pengenalan kasus dan tata laksana

kasus

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan dan Dityankes

Dasar

Puskesmas workshop PPI bagi

petugas Puskesmas (3

orgPuskesmas dokter perawat lab

16457918352

Komunikasi Risiko dan Pelibatan

Masyarakat

Media centre penunjukkan juru bicara

konferensi pers dan press release

pesan KIE untuk layanan masyarakat

disiarkan di media elektronikmedia

massa media monitoring

Ditjen Kesehatan

Masyarakat dan

Romkomyanmas

Kemkes

Penyusunan dan distribusi media KIE

untuk masyarakat luas sektor

Pendidikan kalangan risiko tinggi

petugas kesehatan pasien dalam

pengawasan orang dalam

pemantauan kontak pasien

Ditjen Kesehatan

Masyarakat dan

Ronkomyanmas

Kemkes

Mengadopsi pesan inti dari Kemenkes

untuk konteks lokal

Direktorat Pomosi

Kesehatan

Biro Komunikasi dan

Pelayanan Masyarakat

BNPB

Advokasi kepada sektor terkait BNPB KSP

Penggerakan masyarakat dan

bekerjasama dengan tokoh agama

dan ormas

BNPB KSP

Pimpinan Agama

Komunikasi risiko kepada kalangan

usaha

BNPB

Asosiasi Perusahaan

Membuat hotline terkait COVID-19 BNPB

Monitoring kegiatan yang

mengumpulkan massa dalam jumlah

besar

BNPB

Respon Sosial

Dukungan logistik untuk orang yang

139

dilakukan karantina rumah (ODP)

Dukungan Psikologis untuk orang

yang dilakukan karantina rumah

kasus dan keluarga kasus

Dukungan untuk set up dan

pemberlakukan pembelajaran online

Monitoring petugas keamanan untuk

pembatasan sosial Tidak ada event

mass gathering penutupan tempat

ibadah tempat hiburan monitoring

transportasi publik

Respon Dukungan Kesehatan Jiwa

dan Psikososial

Mengaktifkan gugus tugas

nasionalprovinsi untuk DKJPS

Dit P2MKJN

Membuat panduan tata laksana

DKJPS untuk tenaga kesehatan dan

relawan

Rp 100000000 Dit P2MKJN

Media komunikasi DKJPS bagi

petugas kesehatan dan petugas di

garis depan lansia orang dengan

risiko tinggi COVID-19 (DM Penyakit

Kardiovaskular autoimun dsb) anak-

anak orang dalam isolasi karantina

penyandang disabilitas masyarakat

luas

Rp 200000000 Dit P2MKJN

Panduan psycological first aid untuk

COVID 19

Rp 300000000 Dit P2MKJN

Pelatihan psychological first aid untuk

pekerja kesehatan mental dan

psikososial

Rp 150000000 Dit P2MKJN

penyusunan SOP keselamatan untuk

para pekerja keswa dan psikososial

saat memberikan pelayanan

Rp 150000000 Dit P2MKJN

Pembentukan hotline untuk DKJPS Rp 100000000 Dit P2MKJN

Page 2: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …

2

Daftar Isi

DAFTAR ISI 2

KATA PENGANTAR 3

TIM PENYUSUN 4

DEFENISI OPERASIONAL 7

BAB I 10

11 Latar Belakang 10

12 Tujuan 11

13 Dasar Hukum 11

BAB II Analisa Situasi 13

21 Profil Daerah Indonesia 13

22 Potensi Ancaman Kerentanan 14

23 Skenario Kejadian dan Dampak 21

BAB III Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi 24

BAB IV Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi 33 41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi 34 42 Fungsi 36 421 Komando dan Kordinasi 36 422 Surveilans 40 423 Respon Medis dan Laboratorium 41 424 Intervensi Farmasi 50 425 Intervesi Non Farmasi 52 426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat 57 43 Tugas - Tugas 57 431 Komando dan Koordinasi 60 432 Surveilans 62 433 Respon Medis dan Laboratorium 64 434 Intervensi Farmasi 66 435 Intervensi Non Farmasi 67 436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat 69 BAB V Administrasi dan Logistik 74 51 Administrasi dan logistik 74 BAB VI Komando dan Perhubungan 82 LAMPIRAN 85

3

4

Tim Penyusun Rencana Operasi Penanganan Pandemi Covid-19

Tim Inti

dr Wiendra Waworuntu MKes (Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Langsung)

Dr dr Vivi Setiawati MBiomed (Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi

Dasar Kesehatan)

dr Fuadi Darwis MPH (Unsur Pengarah BNPB)

Dr Ir Udrekh SE MSc (Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB)

Dr Rita Djupuri Izwardi DCN MEpid (Pusat Krisis Kesehatan)

dr Benget Saragih MEpid (Subdit Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina

Kesehatan)

dr Endang Budi Hastuti (Subdit Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina

Kesehatan)

drh Endang Burni Prasetyowati MKes (Subdit Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina

Kesehatan)

dr H Asral Hasan MPH (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)

Busroni SIP (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat)

dr Ina Agustina Isturini MKM (Pusat Krisis Kesehatan)

dr Wiwi Ambarwati (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)

dr Pompini Agustina Sitompul SpP (RSPI Sulianti Saroso)

dr Yayan Gusman (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)

dr Rian Hermana (Subdit ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Langsung)

Bayu Aji (Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat)

dr Sinursita Sihombing (Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan)

Siti Asfiah (Badan Pengawasan Obat dan Makanan)

dr I Nyoman Kandun MPH (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)

dr Sholah Imari (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)

WHO

UNOCHA

UNICEF

WFP

IFRC

PMI

5

Unit Lintas Program dan Lintas Sektor Kementerian Kesehatan

Pusat Krisis Kesehatan

Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

Biro Kerja Sama Luar Negeri

Biro Hukum dan Organisasi

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer

Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis

Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

Direktorat Pelayanan Kefarmasian

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) Jakarta

Bagian Program dan Informasi Sekretariat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Sub Direktorat Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Sub Direktorat Pelayanan Medik dan Keperawatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Sub Direktorat Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat Imunisasi Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Sub Direktorat Zoonosis Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan

Zoonosis

Kementerian Dalam Negeri

Direktorat Jenderal Bina Administrasi dan Kewilayahan

Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran

6

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

dr Fuadi Darwis MPH Unsur Pengarah BNPB

Deputi Bidang Sistem dan Strategi

Deputi Bidang Pencegahan

Direktur Sistem Penanggulangan Bencana

Direktur Kesiapsiagaan

Direktur Tanggap Darurat

Kepala Pusat Pengendali Operasi

Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan

Kementerian Pertanian

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner

Direktur Kesehatan Hewan

Unit Lintas Sektor Lainnya

Kementerian Sosial

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kepala Badan Usaha Logistik

Deputi II Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam

Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK

Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri

Kepala Pusat Kesehatan TNI

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan POLRI

Asisten Deputi Bidang Agama Kesehatan Pemuda dan Olahraga Sekretariat Kabinet

Direktur Kesehatan Kementerian Pertahanan dan Keamanan

Direktur lnformasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian

Komunikasi dan Informatika

Direktur Registrasi Obat Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat Narkotika Psikotropika dan Prekusor

Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Sub Direktorat Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Gizi dan Masyarakat Bappenas

7

Editor

DRRita Djupuri IzwardiDCNMEpid

drEko MedistiantoMEpid

Supatmi SKMMM

DEFINISI OPERASIONAL

1 Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan

yang harus dikenakan untuk mencegah kemungkinan tertular penyakit menular

2 Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar

3 Bahaya adalah suatu situasi kondisi atau karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan

4 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam danatau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologis

5 Bidang adalah kelompok tugas yang melakukan tugasperan sejenis klaster terdiri dari unsur pemerintah masyarakat dan lembaga usaha

6 CFR (Case Fatality Rate) atau Angka Fatalitas Kasus adalah angka proporsi atau

persentase dari jumlah kasus yang meninggal dibagi dengan jumlah kasus

7 Episenter COVID-19 adalah lokasi titik awal terdeteksinya sinyal bencana wabahologis

dan sinyal virologis yang merupakan tanda terjadinya penularan influenza pandemi

antarmanusia yang dapat menimbulkan terjadinya pandemi COVID-19

8 Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam

dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman

9 Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang saehat yang dilakukan di fasilitas

pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan

10 Karantina adalah pembatasan kegiatan danatau pemisahan seseorang yang terpapar

penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan

meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi

danatau pemisahan peti kemas Alat Angkut atau Barang apapun yang diduga

terkontaminasi dari orang danatau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau

sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang

danatau Barang di sekitarnya

11 Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang

diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah

kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

12 Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga

terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah

kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

8

13 Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah

pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi

sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

14 Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian lokasi jenis bencana korban dan ataupun kerusakan Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah maka dihitung sebagai satu kejadian

15 Klaster (Cluster) adalah kelompok penderita yang terdiri dari dua atau lebih penderita

yang mengalami kontak secara bencana epidemiologis menurut tempat dan waktu

16 Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana

yang dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf

komando dan staf umum memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu

komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan

komando dalam mengkoordinasikan instansilembagaorganisasi terkait untuk pengerahan

sumberdaya

17 Komunikasi Risiko adalah segala bentuk pertukaran informasi tentang risiko antara

seluruh pihak yang berkepentingan

18 Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi tetapi mungkin juga tidak terjadi

19 Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum

melalui Peraturan Kepala Daerah

20 Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan

penanggulangan kedaruratan pada menjelang saat dan sesudah terjadi keadaan darurat

yang mencakup siaga darurat tanggap darurat dan pemulihan darurat

21 Pelibatan masyarakat adalah proses dimana masyarakat bermanfaat bagi organisasi dan

individu membangun hubungan jangka panjang dengan visi kolektif untuk kepentingan

masyarakat

22 Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk

dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian

rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

23 Penentuan Kejadian adalah proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi

24 Pengendalian Perimeter adalah tindakan pengawasan yang dilakukan di batas wilayah

penanggulangan sehingga tidak terjadi penyebaran COVID-19

25 Perencanaan SektoralBidang adalah suatu rencana yang disusun oleh klasterBidang yang berisi kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-masing klaster untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku

26 Perencanaan kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan dalam situasi terdapat potensi bencana di mana skenario dan tujuan disepakati tindakan teknis dan manajerial ditetapkan dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis

27 Perimeter adalah batas terluar dari wilayah penanggulangan

28 Pos Komando (Posko) adalah tempat dilakukannya pengambilan keputusan untuk

pengendalian dan atau komando dalam penanggulangan suatu kedaruratan yang

beroperasi secara penuh (24 jamhari) selama masa penanggulangan

9

29 Rencana Operasi adalah rencana yang dibuatdisusun dalam rangka pelaksanaan operasi

Tanggap Darurat Bencana Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat

dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat

30 Respon Cepat (Rapid response) adalah tindakan rutin sesuai dengan protap yang

dilakukan pada saat kejadian luar biasa

31 Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat

32 Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana

yang digunakan oleh semua instansilembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan

sumber daya manusia peralatan dan anggaran

33 Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi waktu dan dampak bencana

34 Status Keadaan Darurat Bencana adalah keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan

35 Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat

36 Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orangmasyarakat

37 Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan pengurusan pengungsian penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana

38 Terjangkit adalah kondisi seseorang yang menderita penyakit yang dapat menjadi sumber

penular penyakit yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

39 Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah adalah kejadian berjangkitnya

suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara

nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat

menimbulkan malapetaka

10

Bab 1

Latar Belakang dan Dasar Hukum

11 Latar belakang

Sejalan dengan International Health Regulation (IHR) 2005 untuk meningkatkan kapasitas

inti negara dalam pendeteksian verifikasi pelaporan dan respon terhadap Public Health

Emergencies of International Concern (PHEIC) World Health Assembly (WHA) ke-71

telah menekankan peningkatan kapasitas negara dan kemitraan untuk meningkatkan

kesiapsiagaan menghadapi pandemi The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases

and Public Health Emergencies (APSED III) fokus pada penguatan komponen kesehatan

masyarakat inti termasuk respon terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat

termasuk ancaman pandemi Belajar dari H1N1 2009 World Health Organization (WHO)

telah mengembangkan Pedoman Manajemen Risiko Pandemi menggunakan fase

pandemi berbasis risiko kontinum yang mengadopsi pendekatan seluruh masyarakat dan

semua bahaya

Pada tahun 2017 Indonesia memperbarui Pedoman Manajemen Risiko Pandemi

Nasional dan Rencana Respon Operasi Nasional mengadopsi Pedoman Manajemen

Risiko Pandemi WHO ke dalam konteks Indonesia dan mengujinya melalui latihan

simulasi pandemi skala penuh yang berfokus pada penahanan episenter dengan

keterlibatan multi-sektoral terutama integrasi operasi keadaan darurat dengan sistem

manajemen bencana negara yang pada dasarnya respon bencana berorientasi pada

pelaksanaan Itu adalah seluruh pendekatan masyarakat yang melibatkan tingkat

nasional provinsi kabupaten dan masyarakat di semua sektor terkait termasuk sektor

keamanan dan militer

Indonesia telah mengadopsi pedoman manajemen risiko pandemi WHO menggunakan

pendekatan seluruh masyarakat yang menghubungkan pandemi dengan kerangka kerja

bencana pada tahun 2016 Sebagai tindak lanjut Indonesia mengembangkan dan

menguji Rencana Respon Kontijensi nasional melalui simulasi skala penuh yang

melibatkan berbagai sektor di semua tingkatan pada tahun 2017 dan meluncurkan

perencanaan kontijensi ke provinsi-provinsi prioritas pada tahun 2018 Ini telah menjadi

tonggak untuk meningkatkan kesadaran sektor-sektor tersebut tentang kolaborasi untuk

kesiapsiagaan menghadapi pandemi Pelaksanaan ini telah berkontribusi untuk

meningkatkan kapasitas inti negara dari International Health Regulation (IHR)

Pelaksanaan penahanan episenter pandemi skala penuh dan pelaksanaan table top di

provinsi-provinsi prioritas menunjukkan kapasitas Indonesia dalam manajemen risiko

pandemi dengan pendekatan seluruh masyarakat dalam keseluruhan kerangka darurat

nasional

Dengan munculnya Corona Virus sub tipe baru (COVID-2) dan ditetapkan Pandemi

COVID-19 oleh Dirjen WHO sehubungan dengan penyebaran COVID-19 yang meluas di

dunia sampai saat ini maka Indonesia perlu untuk mengadopsi rencana kontijensi

pandemi influenza yang sudah dibuat menjadi rencana operasi respon COVID-19 Pada

prinsipnya pengenalian dan mitigasi Pandemi COVID-19 dapat diterapkan juga pada

11

COVID-19 dengan penyesuaian sesuai dengan karakteristik penyakit

12 Tujuan

a Membatasi penularan Wabah COVID-19 dari manusia ke manusia mengurangi infeksi

berikutnya pada masyarakat yang rentan serta tenaga kesehatan termasuk mencegah

dampak penyerta lain yang lebih luas

b Deteksi dini mengisolasi dan menangani pasien lebih awal termasuk melaksanakan

pelayanan yang optimal bagi Pasien yang terjangkit Wabah COVID-19

c Terlaksananya tindakan (farmasi dan non farmasi) penanggulangan Wabah COVID-19

d Teridentifikasinya seluruh kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya

penanggulangan Wabah COVID-19

e Terciptanya ketertiban dan keamanan masyarakat serta stabilitas sosial dan ekonomi

selama masa penanggulangan Wabah COVID-19

13 Dasar Hukum

Rencana Operasi ini disusun berdasarkan berbagai peraturan dan regulasi yang

berhubungan dengan COVID-19 yaitu

1 UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan

2 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

3 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

4 UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

5 UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia

6 UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

7 Peraturan Pemerintah No2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal

8 Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit

Menular

9 Peraturan Presiden No 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden

No 83 Tahun 2005 tentang Badan koordinasi Nasional Penanganan Bencana

10 Keputusan Presiden no 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan

Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19)

11 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan

Kemampuan dalam Mencegah Mendeteksi dan Merespons Wabah Penyakit

Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir Biologi dan Kimia

12 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 101 Tahun 2018 tentang SPM sub Urusan

Bencana

13 Peraturan Menteri Permendes Dana Desa No 16 Tahun 2018 tentang Prioritas

Penggunaan Dana Desa

14 Peraturan Menteri Berita Negara RI Permenhumkam RI no 7 2020 tentang pemberian

visa dan izin tinggal dalam upaya pencegahan masuknya Virus Corona

15 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK0107Menkes2142020 tentang Jejaring

Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

16 Peraturan Menteri Kesehatan No75 tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis

Kesehatan

12

17 Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal

18 Peraturan Menteri Kesehatan No 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien

Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

19 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Surveilans Kesehatan

20 Peraturan Menteri Kesehatan RI No1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit tertentu

yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya

21 Keputusan Menteri Kesehatan RI No tahun 2020 mengenai Pedoman Kesiapsiagaan

Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)

22 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1042020 tentang penetapan

infeksi Novel Coronavirus (infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapat

menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya

23 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1692020 tentang Penetapan

Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

24 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3902014 tentang Pedoman

RS Nasional

25 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3912014 tentang Pedoman

RS Regional

26 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 300MENKESSKIV2009 tentang Pedoman

Penanggulangan Episenter Pandemi

27 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 424MenkesSKIV2007 tentang Pedoman

Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan

28 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 425MenkesSKIV2007 tentang Pedoman‐

pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan

29 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 431MenkesSKIV2007 tentang Pedoman

Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di PelabuhanBandaraPos Lintas

Batas dalam rangka Karantina Kesehatan

30 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1371MenkesSKIX2005 tentang Penyakit Flu

Burung Avian Influenza sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah Serta

Pedoman Penanggulangannya

31 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1372MenkesSKIX2005 tentang Penetapan

Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza)

32 Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 16 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan

Terhadap Risiko penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19)

13

Bab 2

Analisis Situasi

21 Profil Daerah Indonesia

Indonesia memiliki penduduk sebanyak 265000000 jiwa pada tahun 2018 dan proyeksi

jumlah populasi mencapai 271000000 jiwa pada tahun 2020 dengan 56 penduduknya

tinggal di daerah perkotaan Indonesia dengan konteks desentralisasi terdiri dari 34

provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dan provinsi lainnya di

pulau Jawa Indonesia terletak di khatulistiwa yang merupakan daerah strategis sebagai

hub perjalanan internasional memiliki mobilitas tinggi wisatawan internasional dan

penerbangan internasional dengan rata-rata 1342246 wisatawan internasionalbulan pada

tahun 2019 sedangkan pada Januari 2020 total 1 2 juta wisatawan memasuki Indonesia

Sebagian besar dari wisatawan masuk ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai

Denpasar dan Soekarno Hatta Banten Sebagian besar wisatawan yang datang ke

Indonesia berasal dari negara ASEAN (38) Indonesia juga menerima kedatangan

wisatawan internasional yang datang dari negara yang mengalami transmisi lokal COVID-

19 antara lain Cina (8) Australia (9) Jepang (3) dan Korea Selatan (2)

sementara wisatawan dari Iran Italia dan Jerman tidak terlalu banyak Kota-kota yang

memiliki penerbangan langsung dari Cina serta negara lainnya dengan transmisi lokal

COVID-19 sangat berisiko Terdapat 20 kota yang memiliki penerbangan langsung dan

kapal yang berasal dari Cina

Bandar udara yang paling berisiko dimana pelaku perjalanan Internasional yang tinggi

yaitu Soekarno Hatta Banten dan Ngurah Rai Denpasar Bali Batam yang berbatasan

dengan Singapura dimana terdapat transmisi lokal COVID-19 juga berisiko Setiap harinya

terdapat kapal feri dengan rute Batam-Singapura Selain itu Jakarta Bogor Bekasi Depok

(JABODETABEK) dengan mobilisasi penduduk tinggi kota metropolitan dengan penduduk

yang padat terutama Jakarta dengan kepadatan populasi 15764 per m2 sangat rentan

dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi Dengan konteks desentralisasi kemampuan

setiap daerah tidak sama dimana tidak semua daerah mempunyai rencana respon

menghadapi pandemi dan tidak semua daerah mempunyai rencana kesiapsiagaan dan

respon pandemi di rumah sakit sehingga menyebabkan tenaga kesehatan yang berada di

rumah sakit rentan tertular COVID-19 dan dapat menyebabkan terjadinya penularan lebih

lanjut di rumah sakit

Mobilitas penduduk antar kabupaten dan provinsi di Indonesia juga tinggi terutama di

Pulau Jawa dan Sumatera dengan kepadatatan penduduk yang cukup tinggi DKI Jakarta

sebagai ibu kota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis

(perekonomian) Kota Surabaya Medan dan Makassar merupakan kota besar di

Indonesia dengan mobilitas penduduk yang tinggi dan perputaran roda perekonomian

yang tinggi

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan kondisi

geografis yang beragam dari daerah pantai sampai ke pegunungan Beberapa lokasi

14

memiliki akses yang sulit Wilayah Indonesia yang mempunyai akses geografis sulit

diantaranya provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Maluku Papua dan Nusa

Tenggara Timur (NTT) Kapasitas dan sumber daya penduduk yang tidak merata

merupakan tantangan situasi geografis kepulauan dan wilayah terpencil merupakan

tantangan dalam penanggulangan dan respon termasuk pengiriman logistik dan

keterbatasan sumber daya Wilayah Indonesia yang berada di daerah ldquoring of firerdquo rentan

dengan kondisi bencana seperti letusan gunung berapi gempa dan tsunami yang dapat

menghambat operasi respon pandemi

Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit serta

pelayanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik

pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) Jumlah Puskesmas di Indonesia

ada 9821 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia ada 2858 dengan rincian rumah sakit

rujukan nasional ada 14 rumah sakit rujukan propinsi ada 20 dan rumah sakit rujukan

regional ada 1101 Indonesia memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis

dokter umum dokter gigi perawat bidan petugas kesehatan masyarakat dll Jumlah

dokter spesialis di Indonesia ada 38782 jumlah dokter umum ada 134459 jumlah dokter

gigi ada 29194 jumlah perawat ada 639356 jumlah bidan ada 590920 dan jumlah

petugas kesehatan ada 54138 orang2

22 Potensi Ancaman Kerentanan dan Kapasitas

COVID-19 disebabkan oleh virus SARS CoV-2 yang merupakan Corona Virus jenis baru

dengan analisis filogenetik mendekati isolat Corona Virus dari kelelawar Chinese

chrysanthemum-headed bats yang diisolasi pada tahun 2015 SARS CoV-2 ini

merupakan Corona Virus kluster β-coronavirus yang merupakan zoonosis coronavirus

yang baru setelah SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) Virus ini

termasuk dalam sub genus botulinum Coronaviridae Hasil sekuensing menunjukkan

bahwa SARSCoV-2 homolog 795 dengan SARS-COV Kasus pertama di Wuhan yang

disebabkan oleh virus ini berhubungan dengan pasar Huanan yang kemudian menyebar

antar manusia

Pada era transportasi dan mobilisasi global penyebaran virus dari satu daerah ke daerah

lain sangat cepat COVID-19 telah menyebar di 185 negara dalam waktu 4 bulan dengan

total kasus sampai bulan April 2020 mencapai lebih dari 1900000 kasus terkonfirmasi

dan 126681 kematian di seluruh dunia3 Trend kasus COVID-19 menurun di Cina namun

meningkat di luar China terutama di Republik Korea Italia Spanyol Iran dan Amerika

Serikat yang merupakan negara dengan transmisi lokal yang melaporkan kasus

terbanyak diluar Cina Model matematika menunjukkan Reproductive Number (Ro)

COVID-19 berkisar antara 2-3 yang mengindikasikan 50-60 populasi kemungkinan

telah terinfeksi COVID-19 Namun laporan kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan

jauh di bawah angka tersebut Pada kapal pesiar Diamond Princess Cruise COVID-19

1 Data Fasyankes online Oktober 2019

2 Data PPSDM Kemenkes 2019

3 John Hopkins University April 2020

15

menyebar cepat dengan attack rate hampir mendekati 30 Analisis serologi dengan

menggunakan antibodi netralisasi dapat memberikan prediksi yang lebih akurat untuk

mengetahui attack rate Pada studi yang dilakukan oleh Kelly Young di US estimasi

attack rate pada kontak erat adalah sebesar dan pada kontak erat serumah sebesar

105

Dari 55924 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Cina presentasi Klinis COVID-19 berkisar

dari gejala ringan sampai berat Gejala umum diantaranya demam (879) batuk

(677) lelah (381) adanya sputum (334) sesak nafas (186) sakit tenggorokan

(139) sakit kepala (136) myalgia atau arthalgia (148) menggigil (114) mual

atau muntah (5) kongesti nasal (48) diarrhea (37) batuk darah (09) dan

Kongesti konjungtiva (08) Berdasarkan data terbaru tersedia dari Cina 40 kasus

berupa kasus ringan 40 kasus menjadi penyakit sedang (didefinisikan sebagai kasus

Pneumonia terkonfirmasi dengan radiologis) sekitar 14 menjadi penyakit berat dan

sekitar 5 menjadi kritis Faktor risiko untuk menjadi penyakit yang berat adalah pada

usia lanjut dan memiliki komorbid

Case fatality ratio (CFR) yang terkonfirmasi di Cina seperti yang dilaporkan oleh US

Center For Diesease Control and Prevention adalah 42 Data ini didapatkan dari

3551 kematian diantara 83696 kasus terkonfirmasi laboratorium pada tanggal 14 April

2020 Data CFR ini tidak memasukkan jumlah kasus infeksi ringan yang mungkin terluput

dari surveilans sekarang dimana sebagian besar berfokus pada pasien dengan

pneumonia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tidak juga memasukkan fakta

bahwa kasus terkonfirmasi baru dapat berkembang menjadi penyakit berat dan beberapa

pasien mungkin akan meninggal Dengan berkembangnya wabah CFR yang

terkonfirmasi dapat berubah

Jumlah ini akan terus berubah dan CFR yang pasti tidak akan dapat diketahui sampai

wabah ini selesai Median dari onset gejala hingga kematian sebesar 14 hari sedangkan

pada usia lanjut (diatas 70 tahun) median tingkat kematian adalah 115 hari (11)

Kematian meningkat seiring dengan peningkatan usia dengan kematian yang tertinggi

terjadi pada pasien diatas usia 80 tahun (estimasi CFR mencapai hingga 148) Tingkat

kematian pasien dengan komorbid terjadi lebih tinggi 132 pada pasien dengan

penyakit kardiovaskular 92 pada pasien dengan diabetes 84 pada pasien dengan

hipertensi 8 pada pasien dengan penyakit pernafasan kronik dan 76 pada pasien

dengan kanker

Penularan COVID-19 melalui droplet yang ditularkan melalui batuk bersin atau

menyentuh benda yang terkontaminasi oleh droplet dan kemudian menyentuh mata

hidung atau mulut Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjaga jarak minimal

1 meter dari orang yang sakit Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1-14 hari paling

umum sekitar 5 hari Risiko tertular COVID-19 dari seseorang yang tidak bergejala sangat

rendah Namun banyak orang yang mengalami gejala ringan yang dapat menyebabkan

penularan Ada bukti yang menyatakan bahwa infeksi COVID-19 mungkin mengarah

pada infeksi saluran pencernaan dan akan ada di feses Namun hingga sekarang hanya

ada satu penelitian yang mengembangbiakkan virus COVID-19 dari specimen feses

tunggal Pada konteks COVID-19 penularan lewat udara mungkin bisa terjadi pada

16

keadaan khusus dimana dilakukan prosedur menghasilkan aerosol (misalkan intubasi

endotrakhea bronkoskopi suction terbuka pemberian terapi nebulasi ventilasi manual

sebelum intubasi mengubah pasien ke posisi tengkurap melepaskan pasien dari

ventilator ventilasi non-invasif tekanan positif trakheostomi dan resusitasi kardiopulmo)

Pada analisa 75465 kasus COVID-19 di Cina penularan lewat udara tidak dilaporkan3

SARS CoV-2 dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam atau hingga beberapa

hari tergantung dari jenis permukaan suhu atau kelembaban lingkungan

Pengobatan spesifik untuk COVID-19 belum tersedia hingga saat ini pengobatan masih

berupa dukungan perawatan suportif Beberapa percobaan klinis dilakukan namun kajian

lebih lanjut masih diperlukan Untuk memastikan bukti jelas pengobatan yang mana yang

paling efektif WHO dan mitra sedang melakukan penelitian internasional besar disebut

SOLIDARITY TRIAL untuk membandingkan pengobatan tunggal atau kombinasi berbeda

yang ada di banyak negara dan untuk menghasilkan bukti yang kuat pengobatan mana

yang paling efektif Sampai saat ini belum terdapat vaksin COVID-19

Untuk menghindari penularan COVID-19 WHO menyarankan untuk melakukan

pencegahan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hands rub

berbahan alkohol menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang yang sakit

mencegah menyentuh mata hidung dan mulut karena dapat memindahkan virus dari

benda yang terkontaminasi ke dalam tubuh kita melakukan etika batuk yang benar

memastikan orang yang sakit menggunakan masker dan beristirahat di rumah Tenaga

kesehatan harus memperhatikan pengendalian infeksi dengan memakai alat pelindung

diri pada saat kontak dengan pasien

Tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19 Penularan tenaga kesehatan dapat

diakibatkan oleh tidak lengkapnya pemakaian alat pelindung diri WHO menyebutkan

bahwa 21 petugas kesehatan terinfeksi SARS pada tahun 2002 Demikian pula untuk

penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan terjadi di China Hongkong dan Indonesia

Potensi ancaman COVID-19 dapat masuk ke Indonesia melalui pelaku perjalanan

internasional melalui pelabuhan bandara udara dan lintas batas maupun tertular dari

orang di dalam daerah terjangkit di Indoensia maupun pelaku perjalanan dari daerah

terjangkit

Pada 31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang

tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan Provinsi Hubei Cina Pada tanggal 7 Januari

2020 Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai

jenis baru coronavirus (coronavirus disease COVID-19) Pada tanggal 30 Januari 2020

WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan

Dunia Public Health Emergency of International Concern (KKMMDPHEIC) Penambahan

3 Modes of transmission of virus causing COVID-19 implication for IPC precaution recommendations WHO 29

March 2020 Available at httpswwwwhointpublications-detailmodes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations

17

jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar

negara Berdasarkan data John Hopknis University Amerika Serikat sampai dengan

tanggal 15 April 2020 dilaporkan 1982939 kasus dengan 126761 kematian secara

global

Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak

2 kasus Sampai dengan tanggal 15 April 2020 Indonesia sudah melaporkan 5136 kasus

konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah

DKI Jakarta Sumatera Utara (Kota Medan) Riau (Kota Pekanbaru) Sumatera Selatan

(Kota Prabumulih) Jawa Barat (Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten

Bekasi Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok) Jawa Tengah (Kota

Surakarta Kota Semarang) Jawa Timur (Kabupaten Kediri Kabupaten Malang

Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Magetan Kota Surabaya) Banten (Kabupaten

Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan) Bali (Kabupaten Jembrana

Kabupaten Bangli Kabupaten Buleleng Kota Denpasar) Kalimantan Barat (Kota

Pontianak) Kalimantan Tengah (Kota Palangka Raya) Kalimantan Selatan (Kota

Banjarmasin) Kalimantan Timur (Kota Balikpapan) Sulawesi Utara (Kota Manado)

Sulawesi Selatan (Kabupaten Gowa Kabupaten Maros Kota Makassar) Sulawesi

Tenggara (Kota Kendari) Papua (Kabupaten Mimika Kota Jayapura)

Gambar 21

Sebaran Kasus COVID-19 di Indonesia sampai dengan 15 April 2020

Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes

18

Gambar 22

Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia

Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes

Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia

Berdasarkan analisis risiko yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh kasus

yang terdeteksi jumlah penduduk kepadatan penduduk mobilitas dengan melihat

banyaknya penerbangan domestik maupun Internasional banyaknya penduduk yang

rentan dengan melihat angka jumlah penduduk yang gt 65 tahun dan konteks kapasitas

kesiapsiagaan daerah dengan melihat rumah sakit rujukan jumlah fasilitas kesehatan

maka analisis risiko COVID-19 di tingkat provinsi adalah seperti tabel di bawah ini

Tabel 21 Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

1 Aceh Rendah Sedang

5 1 1373 60 - 75

2 Sumut Sedang 65 8 na 145 - 302

3 Sumbar Sedang 44 3 5118 151 - 251

4 Riau Sedang Tinggi

16 0 31889 243 - 279

5 KEPRI Sedang Tinggi

21 1 2153 164 - 213

19

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

6 Jambi Rendah Sedang

4 0 641 9 - 19

7 Bangka Belitung

Sedang 4 1 862 51 - 65

8 sumsel Sedang 21 2 2085 69 Kota Prabumulih 120

9 Bengkulu Rendah 4 1 529 17 - 29

10 Lampung Rendah Sedang

20 1 2349 50 - 95

11 Banten Sedang Tinggi

281 21 4668 876

Kab Tangerang Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan

1505

12 DKI JAKARTA

Sangat Tinggi

2044 195 2897 2395 Jakarta 7074

13 Jabar Tinggi 450 43 29641 2349

Kota Bandung Kab Bekasi Kota Bekasi Kota Depok Kab Bogor Kota Bogor dan Kab Karawang)

3383

14 Jateng Sedang Tinggi

200 25 21147 582 Kota Semarang Kota Surakarta

1061

15 DI Yogyakarta

Rendah Sedang

41 7 3340 498 - 603

16 Jatim Tinggi 386 27 14092 1383

Kab Kediri Kab Malang Kab Magetan Kab Sidoarjo dan Kota Surabaya

2241

17 Bali Sangat Tinggi

81 2 1083 257

Kab Badung Kab Buleleng

Kab Jembrana Kota Denpasar

431

18 Kalbar Rendah 13 3 6183 125 Kota Pontianak 161

19 Kalteng Rendah Sedang

24 1 571 65 - 118

20 Kaltara Sedang 16 1 196 30 - 68

21 Kaltim Sedang 35 1 5380 267 Kota Balikpapan 343

22 Kalsel Sedang 34 2 1217 11 Kota Banjarmasin 88

23 Sulawesi Rendah 17 2 296 31 Kota Manado 72

20

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

Utara

24 Gorontalo Rendah 1 0 3057 64 - 67

25 Sulawesi Tengah

Rendah 19 2 291 24 - 69

26 Sulawesi Barat

Rendah Sedang

5 1 1062 20 - 35

27 Sulawesi Selatan

Rendah Sedang

222 15 2650 383 Kota Makassar 874

28 Sulawesi Tenggara

Rendah 16 1 381 19 Kota Kendari 55

29 Nusa Tenggara Barat

Sedang Tinggi

37 2 3783 141 - 225

30 Nusa tenggara Timur

Rendah sedang

1 0 813 18 - 22

31 Maluku Utara

Rendah 2 0 340 8 - 13

32 Maluku Rendah 11 0 131 7 - 30

33 Papua Barat

Sedang 3 1 579 25 - 37

34 Papua Rendah Sedang

63 3 3143 59 - 196

Masih verifikasi

35

TOTAL 4241 373 153940 10596

Mean 595 Median 119

21

Gambar 23 Peta Risiko COVID-19 di Indonesia

Penilaian risiko akan diulangi ketika ada informasi baru tersedia berdasarkan situasi

epidemi yang berkembang di seluruh Indonesia Diinginkan setidaknya provinsi

melakukan penilaian risiko sendiri yang sesuai dengan konteks dan kejadian serta

penyebaran penyakit untuk memandu kesiapsiaggan dan penanganan yang lebih baik

sesuai konteks lokal

23 Skenario Kejadian amp Dampak

Gambar 24 Kerangka Respon Pandemi berdasarkan Skala Risiko

Saat ini WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai Pandemi Hingga 30 Maret 2020

COVID-19 telah menyebar di 199 negara termasuk di Indonesia telah terdapat kasus COVID-

19 yang tersebar di beberapa provinsi Sudah terdapat transmisi lokal COVID-19 di Indonesia

(penularan antar manusia)

Dengan terdeteksinya 1285 kasus sampai tanggal 30 Maret 2020 dan dengan RO=2 maka

sampai tanggal 12 Mei diperkirakan akan ada total kasus sebanyak 3846194 kasus

termasuk 769239 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 192310 kasus kritis

yang membutuhkan ICU bila tidak dilakukan pengendalian yang adequate dan optimal Oleh

22

karena itu rencana respon disusun untuk mencegah penambahan kasus dengan menemukan

dengan cepat kasus melakukan deteksi cepat isolasi kontak dan perawatan kasus di rumah

sakit rujukan pelacakan kasus dan monitoring orang dalam pengawasan Rencana operasi

respon disusun untuk mengantisipasi kasus dalam 3 bulan kedepan sesuai dengan lampiran

skenario Kasus dapat menyebar ke provinsi-provinsi yang berisiko

Dalam jangka panjang penanggulangan COVID-19 berdasarkan informasi epidemiologi

sampai saat ini dalam waktu 81 hari terdapat skenario yang memungkinkan terjadi seperti

tabel-tabel dibawah ini

Tabel 22 Kriteria Derajat Keparahan yang Disebabkan COVID-19

Asumsi Indonesia

(36) Indonesia

(5) Indonesia

(10) Indonesia

(20)

Angka Serangan Klinis 36 5 10 20 Total population (271808640)

9864437

13590432

27180864 54361728

Perawatan Monitoring di Rumah 50 X Clinical attack rate

4932218

6795216

13590432 27180864

Rawat Inap 20 x Angka Serangan Klinis

1972887

2718086

5436173

0872346

ICU 5 x Angka Serangan Klinis 493222

679522

1359043

2718086

Ventilator 80 x ICU 394577

543617

1087235

2174469

CFR 26 x Rawat Inap 51295 70670 141340 282681

Pada rencana respon ini akan disusun rencana operasi respon untuk satu bulan ke depan

dengan antisipasi jumlah kasus 10 dari populasi seluruh Indoensia dengan kasus yang

terbanyak dari wilayah berisiko tinggi seperti Jakarta dan sekitarnya serta Bali

Berdasarkan jumlah kasus kepadatan penduduk penyebaran transmisi virus kemudahan

transportasi dan pertimbangan kapasitas dan kesulitan geografis di beberapa wilayah dari 34

provinsi maka provinsi yang terdampak paling parah (dengan skenario yang ringan) adalah di

seperti bawah ini

Tabel 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Terdampak Parah

DKI Jakarta Bali Jawa Barat Batam Sulawesi Utara Kalimantan Barat Jawa Tengah DI

Yogyakarta akan ditemukan ribuan kasus yang dilaporkan dalam tiga bulan sejak kasus

23

pertama dilaporkan Kepulauan Batam yang berbatasan dengan Singapura juga terdampak

cukup parah

Asumsi karakteristik COVID-19

1 Sebagian besar orang yang tertular memiliki gejala bervarisi dari ringan (sub klinis) hingga

panas demam batuk dan sesak nafas

2 Masyarakat belum kebal terhadap strain COVID-19 (virus Corona sub tipe baru)

3 Masa Inkubasi virus COVID-19 berkisar 1-14 hari dengan nilai median berkisar 5-6 hari

4 Orang yang tertular COVID-19 dapat menularkan dalam waktu 1-14 hari dan mampu

menyebarkan virus pada orang lain yang rentan

5 Penularan orang-ke-orang yang mudah (efisien) dengan jumlah reproduksi penularan

(Ro) 2-3

6 Angka Fatalitas Kasus atau Case Fatality Rate (CFR) menurut WHO per 3 Maret 34

dan kematian dipengaruhi oleh usia (usial lanjut gt 65 Tahun lebih berisiko) serta memiliki

penyakit kronis yang diderita (seperti Diabetes Melitus Hipertensi Kanker Penyakit

kelainan Imun dll)

7 Belum terdapat vaksin dan obat antivirus spesifik untuk virus ini

Pemerintah Indonesia sedang melakukan respon terhadap pandemi COVID-19 Oleh karena

dampak yang cukup berat dapat terjadi di beberapa wilayah maka pemerintah Indonesia akan

meminta bantuan Internasional untuk penanggulangan pandemi

24

Bab 3

Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi

Dalam Rencana Respon Operasi COVID-19 nasional tahun 2020 Kementerian Kesehatan

bersama stakeholder terkait melakukan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan Rencana

Respon Operasi nasional dari fokus episenter ke mitigasi dan respon COVID-19 dengan

memasukan peran mitra internasional untuk terlibat dalam respon COVID-19 Berdasarkan

hasil diskusi tersebut respon pandemi terbagi atas 6 komponen tugas dan tanggung jawab

yaitu

1 Pelaksanaan komando dan koordinasi

2 Surveilans

3 Respon medis dan laboratorium

4 Intervensi farmasi

5 Intervensi non farmasi

6 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Berikut ini akan dibahas tugas pokok dari masing-masing komponen respon pandemi secara

umum dan berkesinambungan

1 Pelaksanaan Komando dan Koordzinasi

Alur Komando dan Koordinasi

Alur komando dan koordinasi multisektor dan aktivasi Sistem Komando Penanggulangan

Darurat Bencana (SKPDB) COVID-19 seperti di bawah ini

Gambar 41

Alur Komando dan Koordinasi Multi Sektor SKPDB COVID-19

25

Sistem komando dan koordinasi meliputi pemenuhan sumber daya dan koordinasi

Internasional Dalam pelaksanaan komando koordinasi harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut

a Penetapan status darurat bencana berdasarkan analisis risiko tim teknis penyusunan

rencana respon operasi komando respon dan monitoring respon

b Manajemen Bantuan Internasional

Penetapan status bencana menjadi acuan dalam menetapkan permintaan bantuan

internasional

Penggunaan Bantuan Internasional harus sesuai dengan aturan yang berlaku

BNPB melakukan kajian kebutuhan dan mengeluarkan rekomendasi kebutuhan

Pemberi bantuan (Negara Lembaga Internasional Lembaga asing non-pemerintah

lembaga usaha asing dan perseorangan) mengisi formulir daftar bantuan dan

mengirimkannya kepada Kantor Perwakilan Diplomatik RI untuk dilakukan verifikasi

ditembuskan kepada Pos Pendamping Nasional (Pospenas) Posko Penanganan Darurat

Bencana (PDB)

BNPB menerima hasil pengkajian dari Posko PDB dan kemudian menginformasikan

kepada calon pemberi bantuan melalui Kementerian Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri melakukan verifikasi yang selanjutnya hasilnya disampaikan

kepada BNPB disertai dengan pemberian izin pemberian bantuan internasional

BNPB selanjutnya menginformasikan secara tertulis terkait bantuan internasional

dimaksud kepada Pospenas PDB Posko PDB

c Outline laporan komunikasi operasional antar stakeholder antara lain

Mengadakan pertemuan harian untuk melaporkan situasi perkembangan harian

Komunikasi melalui sistem informasi yang dibuat pada saat periode tanggap darurat

Hasil pertemuan harian disebarluaskan kepada stakeholder dan ditindaklanjuti oleh tim

pelaksana lapangan

2 Surveilans

Kegiatan surveilans respon pandemi mencakup

1 Analisis data sentinel surveilans COVID-19 Influenza Like Illness (ILI) dan Severe

Acute Respiratory Infection (SARI) baik di level puskesmas dan rumah sakit

(pemerintah dan swasta) sebagai pendekatan untuk mengetahui sirkulasi virus

COVID-19 dan tingkat keparahan penyakit pada kasus COVID-19 baru penyebab

pandemi luasnya penyebaran dan besarnya morbiditas dan mortalitas

2 Deteksi kasus ILI pneumonia dengan memanfaatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan

Respon (SKDR) sebagai pendekatan untuk mengetahui apakah virus COVID-19 baru

telah bersirkulasi di Indonesia

3 Melakukan surveilans aktif untuk COVID-19 Pada wilayah yang belum terdapat kasus

dilakukan surveilan aktif pada kasus awal sporadik dan kluster awal dilakukan

pelacakan kontak dan monitoring kontak dan pada daerah dengan transmisi lokal yang

meluas pelacakan kontak dilakukan pada wilayah baru yang belum terdapat kasus

atau pada kasus parah dan dilakukan systematic survey dan sentinel

26

4 Melakukan penyelidikan epidemiologi pelacakan kontak monitoring dan manajemen

kontak pada kasus yang diduga COVID-19 baru untuk dikonfirmasi dan analisis risiko

berkala

5 Melakukan pengumpulan data analisis data monitoring dan evaluasi apakah

intervensi berjalan dengan baik dan apakah penyebaran COVID-19 baru masih

berjalan atau sudah berhenti

6 Menyampaikan data dan analisis data kepada pusdalop

7 Melakukan pengawasan pelaku perjalanan yang berasal dari daerahnegara terjangkit

8 PHEOC berkordinasi untuk menginformasikan data dan hasil analisis epidemiologi

kasus kepada EOC dan PUSDALOP BNPB sebagai bahan pembuatan kebijakan dan

perencanaan

3 Respon Medis dan Laboratorium

Tujuan dari pelaksanaan respon medis di layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas)

adalah agar terlaksananya deteksi dini kasus COVID-19 implementasi pencegahan dan

penanganan infeksi serta tatalaksana kasus di seluruh sarana pelayanan kesehatan

Respon medis terdiri dari Puskesmas Rumah Sakit non rujukan Rumah Sakit rujukan dan

fasilitas layanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik

pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) dan institusibangunan khusus

(seperti hotel wisma atlet dsb) dirancang untuk menyediakan pelayanan pengobatan

COVID-19 Semua fasilitas pelayanan kesehatan di luar rumah sakit bila mendapat kasus

suspek COVID-19 harus secepatnya merujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 atau

pusat perawatan COVID-19 Pada keadaan transmisi luas di masyarakat dan kapasitas

fasilitas kesehatan tidak memadai kasus ringan tanpa risiko dirawat dirumah dengan

edukasi pengendalian infeksi kasus dengan risiko seperti orang tua (gt 65 tahun) dan

orang dengan komorbid dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan pasien dengan kondisi

parah dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19

Kementerian Kesehatan telah menetapkan jumlah total rumah sakit rujukan sebanyak 657

Rumah Sakit terdiri dari 132 Rumah Sakit rujukan untuk COVID-19 berdasarkan SK

Menkes dan 525 rumah sakit rujukan di daerah ditetapkan berdasarkan SK Gubernur

Rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan Covid-19 terdiri dari Rumah Sakit milik

Kementerian Kesehatan Kementerian lain TNI POLRI Pemerintah Daerah BUMN

Swasta dan RS Darurat

Kemenkes juga telah menetapkan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang

terdiri atas

a Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksaan COVID-19 (Balitbangkes melalui Pusat

Penelitian dan Pengembangan BIomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan)

b Laboratorium Pemeriksa COVID-19

Laboratorium pemeriksa COVID-19 merupakan laboratorium yang memenuhi standar

Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliki alat pemeriksaan Real Time PCR yang terdiri

atas

1) Laboratorium yang memiliki fungsi surveilans dan

2) Laboratorium yang tidak memiliki fungsi surveilans

27

Daftar RS Rujukan COVID-19 dan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 terlampir Dan

apabila dibutuhkan rumah sakit rujukan dapat ditambah dan dapat menggunakan juga

Gedung yang dialihfungsikan menjadi pusat perawatan COVID-19

Tugas Respon medis

Aktivasi layanan hotline COVID-19 yang beroperasi 24 jam7 hari

Konsultasi virtual dan telemedicine sebagai titik kontak pertama triase dibentuk

Kemenkes mendirikan klinik demam pusat tes tempat karantina perubahan peran

rumah sakit tertentu untuk kasus ringan dan berat peralihan fungsi hotel sekolah

pusat komunitas dan stadion

Kemenkes melakukan penilaian kesiapsiagaan rumah sakitfasilitas kesehatan

terhadap COVID-19

Rumah Sakit menghitung kapasitas maksimal kapasitas SDM sarana penunjang dan

mengaktifkan pengaturan SDM

Kemenkes memastikan lonjakan SDM pada daerah dengan beban tinggi

Kemenkes menyediakan suplai dan komoditas yang diperlukan rumah sakit

berdasarkan estimasi kebutuhan

Rumah Sakit mengaktifkan ruangan atau area aman untuk semua petugas Rumah

Sakit

Rumah Sakit mempersiapkan kebutuhan logistik seluruh SDM yang bertugas

Puskesmas dan Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)

COVID-19

Puskesmas Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan ruangan untuk pemeriksaaan

dengan menerapkan PPI yang aman untuk semua yang berada di Fasilitas Kesehatan

Kemenkes mengembangkan protocol deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen

kasus dan rujukan termasuk manajemen kasus ringan di rumah

Kemenkes memastikan pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan yang ada

Kemenkes melengkapi tenaga kesehatan yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja

di lingkungan yang berisiko rendah menempatkan staf yang punya risiko rendah

bekerja mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang menganggur yang

masih dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara

Kementrian Pendidikan melatih relawan kesehatan (mahasiwa fakultas kedokteran)

untuk memberikan respon COVID-19

Pelayanan telemedicine klinik demam Puskesmas dan rumah sakit rujukan

melakukan deteksi dan merujuk pasien ke rumah sakit rujukan pusat perawatan

COVID-19 dan rumah sakit rujukan melakukan perawatan kasus

Kemenkes memastikan implementasi PPI yang perlu di semua fasilitas kesehatan yang

terlibat

Tugas laboratorium rujukan nasional COVID-19 antara lain

Menerima specimen untuk pemeriksaan COVID-19 atau konfirmasi hasil pemeriksaan

dari laboratorium pemeriksa COVID-19

Menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan pengelolaan dan

pemeriksaan spesimen COVID-19

Menyusun rekapitulasi hasil pemeriksaan dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-

19 dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

28

Penyakit sebagai Focal Point International Health Regulation dan Direktur Jenderal

Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan

Melakukan uji validasi secara sampling terhadapa specimen positif dan negatif

berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa COVID-

19

Mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa COVID-19

dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality AssuranceQuality Control)

Melakukan supervisi dan pembinaan teknis ke laboratorium pemeriksa COVID-19

Tugas laboratorium pemeriksa COVID-19 antara lain

bull Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakitdinas

kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya

bull Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan

standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan

bull Mengirimkan seluruh spesimen untuk uji validitas ke laboratorium rujukan nasional

COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan

bull Mengirimkan hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

bull Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim

untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien

untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi dan

bull Memberikan feedback kepada rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan

lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada

spesimen yang diterima

Dalam melaksanakan pemeriksaan COVID-19 laboratorium yang tidak memiliki fungsi

surveilans berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan

Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) atau Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)

sesuai wilayah kerjanya

Apabila kapasitas pemeriksaan PCR yang ada saat ini tidak mencukupi Kementerian

kesehatan akan berupaya untuk penggunaan pemeriksaan PCR lainnya sesuai dengan

ketersediaan yang ada saat ini di Indonesia

4 Intervensi Farmasi

Intervensi farmasi berkaitan dengan pengadaan distribusi obat dan alat kesehatan

dengan menggunakan jalur rutin atau pun jalur alternatif dalam penanggulangan yang

melibatkan

1 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker untuk menyiapkan kebutuhan dan menyimpan

antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya yang dibutuhkan

2 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker surveilans untuk mendistribusikan alokasi

antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya

29

3 Tenaga dokter dan perawat melakukan deteksi dan pemilihan kasus COVID-19 dan

non COVID-19 Tenaga dokter perawat paramedik lainnya melakukan pelayanan

medik kesehatan kepada penderita COVID-19 dan penyakit lain

4 Pemerintah memastikan ketersediaan obat esensial obat supportif diagnostic dan

peralatan prioritas pelayan KIA penyakit menular lainnya penyakit kronis dialisa

trauma dan kedaruratan lainnya

5 Berkolaborasi dengan WHO untuk melakukan pengujian obat antiviral (apabila

tersedia) Uji klinis dan intervensi pharmasi lainnya

6 Untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan triase dapat dilakukan dengan

berkolaborasi dengan layanan medis online seperti halodoc klikdock dengan

menggunakan algoritme sesuai pedoman COVID-19 Kemkes

7 Identifikasi dan mobilisasi sumber daya dan distribusi sumber supply medis peralatan

medis yang diperlukan dan alat pelindung diri serta tenaga medis untuk membantu

dalam respon pandemi

8 Kemenkes menyipakan aturan persetujuan otorisasi pasar dan pengawasan pasca-

pasar untuk produk-produk COVID-19 (mis diagnostik laboratorium terapi vaksin)

ketika tersedia

9 Kemenkes merencanakan mengembangkan SOP dsb untuk implementasi jalur aturan

yang berbeda MOU dengan pihak lain

10 Kemenkes berkoordinasi dan mengatur donasi produk kesehatan

11 Kemenkes melakukanberpartisipasi dalam kegiatan penelitian termasuk percobaan

klinis

12 Kemenkes memastikan jaminan kualitas produk medis

Kemenkes untuk mendukung ethical review yang cepat dalam situasi darurat tanpa

membahayakan perlindungan subjek manusia dan untuk memastikan bahwa penelitan

yang relevan dan kritis dapat dilakukan sementara kedaruratan kesehatan masyarakat

masih terjadi

Kemenkes untuk memprioritaskan proyek penelitian yang tidak mengambil personil

peralatan fasilitas dan sumber daya dari respon wabah tetapi sejalan dengan prioritas dan

kegiatan yang konsisten dengan upaya respon

5 Intervensi Non Farmasi

Semua sektor memberlakukan keberlangsungan usaha dan menjaga keberlangsungan

usaha sektor esensial untuk tetap beroperasi pada saat pandemic Sektor esensial dan

perannya dalam penanggulangan pandemi

1 Kementerian Kesehatan menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

untuk ProvinsiKabupatenKota yang telah memenuhi persyaratan untuk diterapkannya

PSBB sesuai Permenkes Nomor 9 tahun 2020

2 Perhubungan untuk menjamin lalu lintas kebutuhan logistik dan kebutuhan APD

farmasi lainnya dan membuat rekayasa lalu lintas dan spot chek poin apabila

diberlakukan karantina terbatas di suatu wilayah Melakukan pembatasan angkutan

umum apabila diperlukan seusai analsisi risiko

3 Kemenkopolhukam kementerian pertahanan perangkat Keamanan negara Badan

Intelejen Negara Bersama kepolisian dan didukung tentara menjamin keamanan di

pintu masuk Negara dan keamanan lalu lintas logistik non farmasi dan farmasi

Menjaga keamanan masyarakat pada saat pandemic dan mendukung intervensi non

30

pharmasi lainnya seperti karantina rumah karantina wilayah (apabila diperlukan)

pembatasan sosial penutupan sekolah penutupan tempat hiburan spot chek point di

daerah perbatasan wilayah dan menjaga stabilitas keamanan

4 Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan bahan logistik dan distribusi yang

diperlukan dan kestabilan pasokan bahan pangan pokok untuk masyarakat terdampak

Dan sektor Perdagangan dan sektor industri mendukung pemerintah dalam

memproduksi Alat Pelindung Diri dan supply lainnya yang diperlukan selama pandemi

dan menjaga kestabilitasan perindustrian

5 Kementerian pertanian Indoensia menjaga keberlangsungan pertanian untuk

keberlangsungan supply bahan pokok

6 Sosial untuk penyediaan Dapur Umum Lapangan Layanan Dukungan Psikososial

pemenuhan kebutuhan dasar jaminan sosial bagi korban pandemi

7 Pendidikan menyediakan platform Pendidikan untuk jarak jauh melalui online selama

pandemik

8 Perekonomian mendukung pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi

9 Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah

10 Bulog menjaga kestabilitasan pangan pokok di daerah terdampak

11 PMI Bersama NGO lainnya memberikan dukungan respon pandemic kepada

pemerintah dan juga keterlibatan masyarakat dalam respon pandemic

12 Kementerian dalam negeri mengeluarkan edaran mengenai respon pemerintah daerah

dalam respon pandemic termasuk pembentukan gugus tugas di daerah

13 Kementerian luar negeri berkoordinasi untuk evakuasi WNI dari daerah yang

terdampak pada awal epidemi (apabila diperlukan) dan berkordinasi dengna

pemerintah negara yang terjankit unutk memonitor kondisi WNI di degara terjangkit

Dan apabila kasus sudah masuk ke Indoensia berkoordinasi dengan pemerintah

negara lain mengenai kasus WNA yang terdeteksi di Indoensia Dalam hal ii dapat

bekerjasama dengan IHR focal point Indonesia

14 Kementerian agama memberikan edaran mengenai intervensi yang dilakukan

bekerjasama dengan tokoh agama (contohnya penutupan masjid gereja maklumat

MUI dll)

15 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia

melakukan pendekatan melalui desa unutk pelibatan tokoh masyarakat dalam respon

pandemi dan pemakaian dana desa untuk respon pandemic

16 Kementeian Energi Sumber Daya Mineral Indoensia memastikan sektor esensial

seperti PLN Gas negara Bahan bakar Air tetap menjaga keberlangsungan usahanya

selama pandemi Pertamina Bahan Bakar sebagai sumber energi seluruhnya Listrik

PLN perannya menyediakan penerangan dan sebagai sumber energi PDAM

perannya menyediakan air bersih dan air minum sebagai kebutuhan dasar dan

hygiene sanitasi perorangan

17 Kementerian hukum dan hak asasi manusia menyusun hukum dan peraturan untuk

percepatan penanganan pandemi dan intervensi yang dilakukan Dan juga membuat

protokol unutk pandemi bagi perangkat hukum dan fasilitasnya seperti pencegahan

deteksi dan rujukan kasus di baan pemasyarakatan

18 Kementerian ketenagakerjaan Indoensia membuat protokol unutk tenaga kerja dan

pelaku usaha pada saat pandemi termasuk juga untuk pekerja migran Termasuk

pemberlakuan bekerja dari rumah pada masa sosial distancing pembatasan sosial

19 Kementerian Keuangan memastikan tersedianya anggaran nasional dan daerah untuk

respon pandemi

31

20 Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung respon pandemi dengan

mendukung komunikasi dan menjaga keberlngsungan sarana telekomunikasi untuk

respon pandemi (Internet telephone) memberikan fasilitas tool free untuk hotline

pandemi dan SMS blast serta iklan layanan masyarakat unutk pandemic

Telekomunikasi menyediakan kebutuhan informasi dan komunikasi antar individu

21 Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia menyusun protokol untuk

desinfeksi lingkungan yang aman untuk masyarakat

22 Kementeiran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dapat bekerjasama

untuk mengidentifikasi fasilitas apartment dan mempersiapkan fasilitas untuk

alihfungsi gedung fasilitas unutk respon pandemic termasuk untuk tempat perawatan

COVID-19

23 Kementerian riset dan Teknologi bekerjasama dengan kementerian Pendidikan

termasuk Universitas dan perangkat negara lainnya untuk melakukan modeling

prediksi kasus COVID-19 di Indoensia dan mengorganisasi penelitian mengenai

COVID-19 di Indoensia termasuk membuat road map dan protokol penelitian di

Indonesia sejalan dengan road map penelitian nasional Hal ini dilakukan

bekerjasama dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan

24 Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional RI menyusun perencanaan

respon COVID-19 dengan menggunakan modeling yang dibuat bersama dengan

Kementerian Riset dan Teknologi

25 Kementerian BUMN mendukung keberlangsungan BUMN untuk menjalankan fungsi

pelayanan publik esensial dan identifikasi fasilitas BUMN yang dapat dialihfungsikan

untuk respon COVID-19 termasuk menjadi tampat perawatan COVID-19 Dapat

bekerjasama dengan kementerian lainnya contohnya bekerjasmaa dengan

Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menggunakan stadium fasilitas oleh raga

untuk perawatan COVID-19 atau bekerjasmaa dengan Pusat Haji untuk menggunakan

asrama haji untuk tempat perawatan COVID-19

26 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat protokol

keberlangsungan usaha untuk pengusaha kecil dan menengah dan mendukung

keberlangsungan usaha kecil dan menegan pada saat respon pandemic

27 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif untuk memberikan edaran kepada sektor

pariwisata untuk kewaspadaan COVID-19 menutup sektor pariwisata apabila

diperlukan pada pemberlakuan pembatasan sosial Memberikan informasi komunikasi

risiko kepada stakeholder sektror pariwisata

Stakeholder yang bergerak di bidang intervensi non pharmasi adalah menyusun dan

monitoring implementasi protokol untuk sektor non kesehatan seperti protokol publik

protokol transportasi umum protokol di sektor edukasi protockol di sektor

perdaganganprotokol socialphysical distancing protokol penutupan pusat

keramaian tempat hiburan pusat perbelanjaanmall penutupan sekolah termasuk

pengaturan kehidupan masyarakat yang terkait lainnya

32

6 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Tim komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi

Kesehatan (TPK hewan dan manusia) dan Tim Sentra Media (TSM) Tim-tim ini bertugas

untuk

a Promosi Kesehatan

1) Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mengatasi COVID-19

2) Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan

dan tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi

3) Mengumpulkan data dan informasi secara rutin dan setiap ada perkembangan

situasi yang khusus yang dilaporkan Tim Penanggulangan atau tim lainnya yang

terkait

4) Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul

5) Membuat papan informasi internal yang memuat informasi esensial (kontak peta

wilayah dll) dan data informasi terbaru

6) Mengatur jenis media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan saluran

informasi bagi target yang berbeda-beda

7) Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran

8) Menyusun pesaninstruksi per topik dengan masukan dan koordinasi dengan ahli

teknis sesuai target dan saluran informasi

9) Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda)

berdasarkan target jenis media KIE dan saluran informasi

b Sentra Media

1) Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai

media massa

2) Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi Membuat

pointers dari pemantauan berita-isu publik dan perkembangan situasi dari unit

teknis kepada juru bicara

3) Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang

di masyarakat serta memastikan agar masyarakat menerima informasi yang akurat

pada waktu yang tepat

4) Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan

memastikan bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang

dapat dengan mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers

ad-lips talkshow video news release)

5) Melayani kebutuhan media masa

6) Menyelenggarakan temu media secara berkala

7) Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian

lembaga kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta)

memperoleh berita informasi terakhir secara rutin

8) Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan

kunci yang ingin dipublikasikan

9) Memastikan data yang dapat dibagikan ke publik dan menahan informasi sensitif

dengan media massa

33

Bab 4

Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi

41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi Konsep operasi pelaksanaan respon pandemi berdasarkan framework kebencanaan

nasional mengacu pada bagan sebagai berikut

Tabel 41

Konsep Operasi Pelaksanaan Respon Berdasarkan Framework Kebencanaan Nasional

Pernyataan Definisi Operasional Prinsip Operasi Koordinator

Komando

Kesiapsiagaan Belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia

Penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan

Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)

Siaga Darurat Awal masuk kasus ke Indonesia (Kasus awal dan sporasik kasus)

Deteksi kasus pelacakan kasus dan isolasi kasus

Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)

Tanggap Darurat Terdapat minimal 2 klaster sampai COVID-19 yang meluas di Indonesia

Deteksi kasus pelacakan kasus mitigasi pandemi Physical distancing business continuity plan (BCP)

Nasional BNPB Daerah Kepala Daerah

Rehabilitasi Tidak ditemukan kasus baru setelah dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir

Surveilans ketat deeskalasi respon rehabilitasi fungsi komponen yang terlibat dalam penanggulangan COVID-19

Kepala Daerah

Pada saat WHO mengeluarkan pernyataan pandemi maka Kementerian Kesehatan

bersama dengan Kemenko PMK akan melaporkan hal ini kepada Presiden dan sesuai

dengan Inpres No 4 Tahun 2019 maka Presiden akan menunjuk komandan untuk

kesiapsiagaan dan respon untuk penanggulangan

Trigger kriteria penetapan status dan respon untuk setiap status yaitu

a Status siaga darurat ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI

b Status darurat bencana ditetapkan oleh Presiden RI atas rekomendasi Kemenkes

BNPB dan Kementerian lain yang terlibat dan relevant

Pada saat kesiapsiagaan (belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia terdeteksinya

kasus di Indonesia kasus awal dan sporadik kasus di Indonesia maka Menteri Kesehatan

melaporkan kepada Presiden untuk merekomendasikan penetapan siaga darurat

Kemenkes akan melakukan analisis risiko berkala dan melaporkan kepada Presiden

Dalam tahap ini Presiden akan menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas

sektor untuk melakukan respon

Apabila adanya peningkatan kasus di Indonesia dimana kasus pandemi sudah menyebar

luas di Indonesia berdasarkan analisis risiko yang disampaikan oleh Kemenkes situasi

tersebut dilaporkan kepada presiden dan presiden menetapkan tanggap darurat dan

menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan respon

34

Pos pendampingan akan diberikan oleh pusat ke daerah bila pos pendampingan untuk daerah yang terdampak diperlukan

Struktur komando dan koordinasi akan dibuat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota (Seperti organogram dibawah ini)

Gambar 41

Struktur Pos Pendampingan SKPDB (Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana)

Pendanaan kesiapsiagaan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan RI dan

bantuan hibah dari dunia usaha donatur dan bantuan luar negeri Pendanaan pada

penanggulangan pandemi (periode tanggap darurat) menggunakan dana siap pakai yang

tersedia di Kementerian Keuangan dan dapat dipergunakan oleh BNPB pada masa

tanggap darurat pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dapat menggunakan DTT

(Dana Tak Terduga) BTT (Biaya Tak Terduga)

Biaya untuk penyediaan darurat bencana penanganan operational ground handling

personil logistik dan peralatan pengemasan pelabelan distribusi bantuan ke lokasi

Pos Lapangan

KabKota

Pos Pendukung (Bantuan

Internasional)

Pos Lapangan

Pos Lapangan

Pos Lapangan

Posko Nasional PDB

Pos Pendamping Wilayah

Nasional

Provinsi

Notes Pendampingan Komando

35

tujuan pemusnahan dan re-ekspor menjadi tanggung jawab pemberi bantuan

internasional

Tempat Transit terbagi atas

bull Bandar Udara

bull Pelabuhan Laut

bull Pos Lintas Batas Negara

bull Pangkalan Militer jika kapasitas pintu masuk keluar bantuan tidak memadai

Indikator Siaga Darurat

1) Meningkatnya angka kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia

2) Terindentifikasinya 1 orang pasien positif COVID-19 di Indonesia

Indikator Tanggap Darurat

1) Sebaran angka kasus COVID-19 telah terjadi di lebih dari satu provinsi di Indonesia

atau adanya lebih dari dua kluster di provinsi yang sama

2) Terjadi Transmisi COVID-19 di komunitas

3) Angka kesakitan COVID-19 menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih selama dalam

dua kali masa inkubasi (2 x 5 hari) berturut-turut

4) Dilaporkan adanya petugas kesehatan yang terjangkit COVID-19

5) Jumlah rata-rata penderita baru COVID-19 akibat penularan manusia ke manusia

dalam satu kawasancluster menunjukkan kenaikan 2 kali lipat dalam 2 minggu

terakhir

6) Case Fatality Rate menunjukkan peningkatan dalam 2 minggu terakhir

7) Penanganan Wabah COVID-19 yang melebihi daya dukung Sumber Daya

Kesehatan

8) Terganggunya layanan pemerintahan maupun layanan vital lainnya akibat wabah

COVID-19

9) Terjadinya gangguan pada sektor keamanan ketertiban sosial maupun ekonomi

10) WHO menyatakan PHEIC pandemic COVID-19

Kondisi masuk pada tahap tanggap darurat apabila memenuhi sekurang-kurangnya 3 indikator

dari indikator skenario kejadian

Indikator Transisi Darurat ke Pemulihan

Indikator skenario kejadian

1) Penurunan signifikan pada incident case

2) Dalam 14 hari dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak terdeteksi kasus baru

dengan surveilans ketat

3) Aktivitas layanan kesehatan pemerintahan sosial dan ekonomi masyarakat telah

pulih seperti kondisi sebelum Pandemi

36

42 Fungsi

421 Komando dan Koordinasi

Pada saat kesiapsiagaan setiap stakeholder melakukan kegiatan kesiapsiagaan

sesuai dengan tupoksinya masing-masing Kementerian kesehatan mengeluarkan

surat edaran kesiapsiagaan terhadap kasus COVID-19 baru di rumah sakit pintu

masuk pelayanan kesehatan dasar dan dinas kesehatan

Kemenkes bertugas sebagai koordinator dan pusat krisis sebagai pelaksana harian

pada saat kesiapsiagaan dan siaga darurat Pusat krisis akan mengkoordinir segala

aktivitas untuk kesiapsiagaan dan siaga darurat Seluruh komponen penanggulangan

yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan pusat krisis

kesehatan melalui Public Health Emergency Operations Centres (PHEOC) PHEOC

melakukan kegiatan surveilans berdasarkan IBF analisis risiko dan Penyelidikan

Epidemiologi (PE)

Pusat krisis kesehatan akan melakukan koordinasi dengan lintas sektor lainnya

termasuk BNPB apabila memerlukan sumber daya tambahan untuk keperluan

kesiapsiagaan dan siaga darurat Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat

adalah seperti di bawah ini

Gambar 42

Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat

Aktivasi sub klaster sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil analisis risiko yang

dilakukan PHEOC dan pusat krisis

Komandan Menkes (Pelaksana Harian Pusat Krisis) -Emergency

Operation Centre

Tim Data amp Informasi dan Humas Pusdatin dan Rokomyanmas

Tim Logistik Kesehatan Farmalkes

Tim Promosi Kesehatan

Rokomyanmas

Koordinator Sub

Klaster Pelayanan

Kesehatan

Yankes

Koordinator Sub Klaster

Pengendalian Penyakit P2P (PHEOC) dan IHR

Focal Point

Koordinator

Sub Klaster

Pelayanan Gizi Dit Gizi

Koordinator

Sub Klaster

Kesehatan Jiwa Keswa

Koordinator Sub Klaster

Kesehatan

Reproduksi Kesga

Sub Klaster

DVI

BNPB

WHO IHR

Focal Point

37

Pada saat di deteksi kasus baru pandemi di Indonesia maka IHR focal point akan

memberikan notifikasi kepada WHO dan berkoordinasi dengan humas dan pusat krisis

untuk melakukan respon IHR National Focal point dapat berkoordiansi dengan WHO

National focal point untuk mobilisasi sumber daya Internasional yang dibutuhkan

contohnya dengan Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) untuk

mendukung respon di Indonesia

Pusat Krisis Kesehatan melakukan pertemuan koordinasi berkala untuk sektor

kesehatan dan sub kluster sektor kesehatan dengan melibatkan partner NGO

organisasi Internasional

Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19

Untuk Penanggulangan COVID-19 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden no 7

tahun 2020 mengenai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases

2019 (COVID-19) Operasi respon dan Mitigasi COVID-19 pada tingkat pusat

dilaksanakan oleh gugus tugas ini dengan tujuan untuk

a meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan

b mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian

lembaga dan pemerintah daerah

c meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran COVID-19

d meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional dan

e meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah mendeteksi dan

merespons terhadap COVID-19

Gugus tugas ini terdiri dari Pengarah dan Pelaksana Pengarah memiliki tugas untuk

memberikan arahan kepada Pelaksana dalam melaksanakan percepatan penanganan

COVID-19 dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan

COVID-19

Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memiliki tugas

a) menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan COVID-

19

b) mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan

COVID-I9

c) melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-19

mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan

COVID-L9 dan

d) melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-L9 kepada Presiden dan

Pengarah

Dalam melaksanakan tugasnya gugus tugas ini dibantu oleh sekretariat yang

berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memberikan

dukungan teknis dan administrasi kepada gugus tugas tersebut

38

Pada tingkat sub nasional dibentuk juga gugus tugas percepatan penganan COVID-19

yang berkoordiansi dengan gugus tugas pusat Biaya untuk pelaksanaan

penanggulangan COVID-19 dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja

negara belanja daerahatau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai d

engan ketentuan

Susunan keanggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan

COVID-19 terdiri atas

A Pengarah

1 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

2 Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

3 Menteri Kesehatan dan

4 Menteri Keuangan

B Pelaksana

Ketua Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Wakil Ketua 1 Asisten Operasi Panglima Tentara Nasional Indonesia dan

Wakil Ketua 2 Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Anggota

1 Unsur Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan

2 Unsur Kementerian Kesehatan

3 Unsur Kementerian Dalam Negeri

4 Unsur Kementerian Luar Negeri

5 Unsur KementerianPerhubungan

6 Unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika

7 Unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

8 Unsur Kementerian Agama

9 Unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana

10 Unsur Tentara Nasional Indonesia

11 Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia dan

12 Unsur Kantor Staf Presiden

39

Pada saat tanggap darurat maka alur komando dan koordinasi seperti dibawah ini

Gambar 43

Alur Komando dan Koordinasi Pada Saat Tanggap Darurat

Tugas dan fungsi alur komando dan koordinasi adalah sebagai berikut

1 Komandan

a Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)

menjadi Pos Komando Tanggap Darurat

b Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah

komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana

c Membuat rencana operasi mengorganisasikan melaksanakan dan

mengendalikan operasi tanggap darurat bencana

d Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya

manusia peralatan logistik dan penyelamatan serta berwenang

memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi lembaga organisasi yang

terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana

e Melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan minimal

satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya

f Komandan Tanggap Darurat bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI

2 Wakil Komandan

a Membantu komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan

mengorganisasikan melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap

darurat bencana

b Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat humas keselamatan dan keamanan

serta perwakilan instansi lembaga

c Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana apabila berhalangan

d Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung

kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana

Tim Pengarah

Menko PMK

Menko Polhukam

Menkes

Menteri keuangan

WHO IHR Focal Point

IHR National Focal Point

40

3 Sekretariat

a Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan

b Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat

Bencana

c Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat

Bencana

4 Bagian Perencanaan

a Mengumpulkan dan menginventarisasi sumber daya (personil peralatan dan

dana) yang ada di masing-masing instansi

b Mengevaluasi menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan

penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana

operasi tanggap darurat

c Kepala Bidang Perencanaan bertanggung jawab langsung kepada Komandan

Tanggap Darurat Bencana

5 Bagian Humas

a Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi

b Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi

tentang bencana ke media massa dan masyarakat luas atas persetujuan

komandan tanggap darurat

c Mendokumentasikan seluruh kegiatan posko tanggap darurat

d Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap

Darurat Bencana

6 Perwakilan Kementerian Lembaga (KL)

a Perwakilan KL terkait bertugas membantu Komandan Tanggap Darurat

bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumber daya yang

dibutuhkan dari KL

b Perwakilan KL secara operasional bertanggung jawab langsung kepada

Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara

administratif bertanggung jawab kepada pimpinan KL terkait

422 Surveilans

Kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan mulai dari sebelum timbul pandemi sampai

dengan pasca penanggulangan dengan sasaran populasi yang berisiko yaitu

masyarakat dan petugas Pelaksanaan surveilans berdasarkan lokasinya dibedakan

menjadi

a Surveilans wilayah yang meliputi wilayah kasus dan penanggulangan rumah sakit

yang merawat kasus Puskesmas Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan

lainnya serta wilayah berisiko

41

b Surveilans yang dilakukan di pintu masuk keluar suatu wilayah dan yang meliputi

bandar udara pelabuhan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) Kegiatan surveilans di

wilayah dan pintu masuk negara pada setiap status

o SOP surveillans pada setiap status merujuk pada Pedoman Surveilans

epidemiologis COVID-19 di Indonesia (Kemenkes 2020) Pedoman Surveilans

Sentinel ILI Pedoman Surveilans SIBI (Surveilans ISPA Berat di Indonesia)

Pedoman SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan pedoman

nasional COVID-19

o SOP penilaian risiko pada setiap status yang merujuk pada Risk Assessment

for Acute Public Health Event WHO 2010 dan Pedoman Nasional COVID-19

Kemkes 2020

c Sumber daya manusia untuk melakukan surveilans termasuk roster

epidemiologist dll Tim TGC dan Pejabat Karantina Kesehatan (analis

laboratorium klinisi perawat epidemiologi)

d SOP untuk COVID-19 Severity Assessment (PISA) Siapa yang melakukan dan

indikator apa yang akan dipakai

e Metode modeling pandemi yang mungkin dilaksanakan dan institusi yang dapat

membantu dalam pelaksanaannya

f SOP terkait pencatatan dan alur pelaporan surveilans COVID-19 merujuk pada

- Pedoman COVID-19 Kemenkes RI 2020

- Annex 2 IHR Decision instrument for the assessment and notification of

events that may constitute a public health emergency of international

concern 2010

g Pengawasan kekarantinaan kesehatan terdiri dari pengawasan saat kedatangan

pengawasan saat keberangkatan dan pengawasan lingkungan

Tindakan kekarantinaan kesehatan terdiri dari

o Karantina isolasi

o rujukan disinfeksi dan atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi

o Pembatasan sosial berskala besar

o Disinfeksi dekontaminasi disinseksi dan atau deratisasi terhadap alat

angkut dan barang

o Penyehatan pengamanan dan pengendalian terhadap media lingkungan

Di tingkat daerah juga dapat dibentuk Gugus Tugas dengan struktur yang sama

dengan struktur nasional

423 Respon Medis dan Laboratorium

Pada kondisi pandemi sudah teridentifikasi dan siap melaksanakan pelayanan kasus

COVID-19 harus sesuai dengan pedoman dan standar Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi (PPI) yg benar yaitu

o Layanan primer

o Rumah Sakit

o Farmasi

o Laboratorium

42

Respon medis dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk kasus

parah dan moderate sedangkan untuk kasus ringan dilakukan pengawasan di

Puskesmas atau pelayanan telemedicine dan rumah Tata laksana kasus pandemi

dengan memperhatikan infeksi

Pada kasus ringan operasional dan pemberdayaan yang dilakukan di puskesmas

antara lain

1) Pasien suspek diperiksa di puskesmas klinik dengan menerapkan PPI

berbasis standar kontak dan droplet disarankan melalui telemedicine

2) Pasien suspek dapat melakukan karantina mandiri dengan edukasi etika batuk

cuci tangan dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

3) Kasus suspek moderate dan parah yang terjadi pada kelompok risiko tinggi (usia

diatas 60 tahun memiliki komorbid) dirujuk ke rumah sakit untuk di tes dan

diberikan pengobatan jika diperlukan

4) Kasus supek dengan gejala ringan dan tidak terjadi pada kelompok risiko tinggi

mendapatkan obat simptomatik di rumah

5) Status kesehatan kasus suspek dipantau melalui telemedicine atau cara lainnya

6) Puskesmas melaporkan ke dinas kesehatan setempat

7) Petugas puskesmas mengawasi perjalanan penyakit kasus suspek (surveilans

aktif) dan melakukan contact tracing pasien dan mengkarantina kontak serta

memonitor status kesehatan kontak selama 14 hari

8) Kasus suspek dengan perburukan klinis akan dirujuk ke RS rujukan

9) Petugas puskesmas dengan ambulance khusus siap menjemput kasus suspek

dari rumah ke RS rujukan

10) Komunikasi risiko internal puskesmas

11) Skrining seluruh petugas di puskesmas

12) Menjaga keberlangsungan pelayanan

Selain itu dalam penanggulangan COVID-19 Puskesmas juga diharapkan dapat

melaksanakan tiga fungsi utamanya yaitu

1 Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Melakukan surveilans COVID-19 ILI dan pneumonia untuk mendeteksi dini

adanya suspek COVID-19

Melapor ke Dinas Kesehatan kabupaten kota bila ditemukan adanya suspek

COVID-19

Bersama tim Dinas Kesehatan kabupaten kota melakukan penyelidikan

epidemiologi (tes isolasi kasus pelacakan kontak karantina kontak dan

pemantauan status kesehatan kontak selama 14 hari)

Koordinasi lintas sektor tingkat kecamatan tentang adanya kasus suspek

COVID-19 dan pengendalian melalui pimpinan wilayah kecamatan

2 Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Diseminasi KIE tentang adanya kasus COVID-19 pada manusia untuk deteksi

dini pencegahan penularan pelaporan dan pengobatan segera melalui tokoh

masyarakat agama kader kesehatan LSM Ormas dan UKBM Upaya

43

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (poskesdes poskestren posyandu

polindes posdayandu dll)

Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM (kader dasa wisma kader posyandu

desa siaga atau kegiatan berbasis masyarakat lainnya yang berjalan di daerah

tersebut) untuk melakukan deteksi dini pencegahan penularan dan rujukan

kasus COVID-19

3 Sebagai Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Pada dasarnya Puskesmas tidak melakukan perawatan pasien suspek karena

keterbatasan sarana prasarana tenaga serta untuk mencegah meluasnya

penyebaran penularan dari manusia ke manusia

Pada kasus sedang dan berat dilakukan di rumah sakit antara lain

1 Pelayanan di ruang rawat isolasi dengan tetap menerapkan prinsip PPI

2 Pemberian obat simptomatik

3 Pelayanan di ruang ICU dengan tetap menerapkan prinsip PPI

4 Pengaturan shift petugas yang ketat untuk mencegah kelelahan

5 Pengaktifan ruang ldquoantarardquo (untuk decont) dan ruang tekanan negatif dan steril

khusus untuk petugas beristirahat

6 Monitoring dan evaluasi semua petugas dan layanan yg diberikan

Di Rumah Sakit dilakukan pengaktifan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat

Terpadu (SPGDT) antara lain

bull Jumlah tempat tidur

bull Jumlah ICU

bull Ketersediaan ventilator (jumlah dan jenis)

bull Peralatan terapi oksigen

bull Ruang pemulasaran jenazah

bull Laboratorium

bull Farmasi obat APD

bull Instalasi gizi (petugas dan pasien)

bull CSSD (Central Sterilization Supply Department) Instalasi Pusat Pelayanan

Sterilisasi

bull Kesehatan lingkungan

Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan COVID-19 Rumah

sakit tersebut mengaktifkan rencana kesiapsiagaan dan respon pandemi di rumah sakit

dengan

a Penambahan ruangan perawatan untuk COVID-19 mengirimkan pasien lain ke

rumah sakit lain

b Menyediakan terapi oksigen bagi pasien dengan kondisi parah

c Menyediakan ruang rawat ICU dan pemenuhan kebutuhan terapi oksigen dan

ventilator untuk pasien dengan kondisi kritis (perhitungan lihat tabel di lampiran)

d Membuat prioritas perawatan untuk pasien lainnya Pasien lainnya yang dalam

keadaan gawat dan atau darurat dapat ditangani dengan dikirim ke rumah sakit lain

e Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan prasarana yang diperlukan untuk

penambahan kapasitas perawatan dapat di rumah sakit rujukan tersebut

44

f Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan

tidak memadai dapat dilaksanakan strategi dibawah ini Strategi tersebut perlu

didiskusikan terlebih dulu oleh panel ahli berdasarkan analisis risiko untuk membuat

rekomendasi

- Hotline service yang beroperasi 24 Jam 7 hari akan membantu triase orang yang

bergejala penyakit pernafasan dan orang yang khawatir kontak dengan kemungkinan

kasus COVID-19 berdasarkan kondisi mereka Orang-orang tersebut melalui hotline

service akan diberikan arahan apakah harus datang ke fasilitas kesehatan atau

melakukan isolasi mandiri di rumah atau adanya arahan lainnya Skreening dan

triase dapat dilakukan di semua akses sistem fasilitas kesehatan puskesmas klinik

atau rumah sakit lainnya dan setting khusus yang diadakan di komunitas Apabila

diperlukan klinik demam (atau penyakit pernafasan) dapat didirikan di luar fasilitas

kesehatan utnuk menurunkan risiko penularan COVID-19 di fasilitas kesehatan

- Rujukan akan mengadopsi model ldquohub and spokerdquo dengan fasilitas rujukan COVID-

19 pusat dan semua fasilitas kesehatan lainnya di setiap wilayah geografis yang

merujuk pasien ke fasilitas rujukan COVID-19 terdekat

- Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan untuk COVID-

19 Rumah sakit rujukan tersebut akan mengaktifkan respons pandemi dan rencana

kesiapsiagaan di rumah sakit dengan menambahkan ruang perawatan untuk

COVID-19 dan dengan mengubah fungsi kamar lain Pasien lain yang sedang

dirawat yang bukan terjangkit COVID-19 bisa dikirim ke rumah sakit lain Identifikasi

dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan

kapasitas perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19

- Identifikasi rumah sakit lainnya sebagai pusat perawatan COVID-19 apabila

diperlukan

- Identifikasi fasilitas bangunan yang dapat dikonversi dan berfungsi sebagai pusat

perawatan COVID-19 (misalnya asrama atlet hotel dengan kapasitas tempat tidur

yang mencukupi) Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur untuk

fasilitas ini perlu dilakukan dengan bekerja sama dengan IDI dan organisasi profesi

Fasilitas-fasilitas ini perlu memiliki akses ke layanan kesehatan yang cepat (termasuk

telemedicine) dan perlu ditempatkan dekat dengan rumah sakit rujukan COVID-19

- Identifikasi tenaga kesehatan untuk membantu penanganan kasus COVID-19 Bila

terdapat defisit atau kekurangan tenaga kesehatan yang berkompetensi dalam

menangani kasus COVID-19 maka perlu dipertimbangkan dilakukannya task shifting

dari tenaga kesehatan lainnya dengan pemberian pelatihan dan ketrampilan yang

memadai

- Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan

tidak memadai serta berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi ahli dapat

dilaksanakan strategi berikut ini

o kasus ringan tanpa faktor risiko dirawat dirumah melakukan isolasi diri di rumah

dengan mengikuti dan memperhatikan pengendalian infeksi untuk perawatan

pasien COVID-19 di rumah Pasien tersebut harus mempunyai akses cepat untuk

arahan oleh petugas keseahtan melalui telemedicine whats apps dll

o Kasus sedang yang berisiko tinggi seperti usia lanjut gt 60 tahun atau kasus

dengan komorbid (hipertensi diabetes kardiovaskular penyakit pernafasan kronik

45

kondisi imunkompromis dll) dapat dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan

perlu disiapkan rujukan cepat ke rumah sakit rujukan apabila pasien mengalami

gejala yang memburuk atau adanya komplikasi

o Kasus yang parah amp kritis perlu dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19

- Untuk rujukan pasien dapat menggunakan fasilitas ambulans PSC 119 atau

ambulans RS

- Apabila kapasitas laboratorium mencukupi pemeriksaan laboratorium

dilaksanakan sesuai pedoman COVID-19 Berdasarkan analisis risiko dan

rekomendasi panel ahli apabila kasus sudah menyebar di masyarakat luas dan

kapasitas laboratorium sudah tidak mencukupi pemeriksaan laboratorium dapat

dilakukan pada kasus baru dari daerah baru yang melaporkan dari kasus yang

berisiko tinggi kasus yang parah dan kritis dan kontak erat kasus konfirmasi

Pada daerah yang melaporkan transmisi luas di masyarakat dapat dilakukan

survei sistematis pada pemeriksaan laboratorium atau menggunakan sistem

sentinel surveilans

- Kegiatan tambahan yang berkaitan dengan intervensi medis termasuk

Mengembangkan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen kasus dan

protokol rujukan

Melengkapi tenaga kerja yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja di

lingkungan risiko rendah menempatkan staf dengan status risiko yang lebih

rendah untuk mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang

menganggur yang dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara

Diseminasi selebaran tentang definisi kasus algoritma diagnose pengumpulan

dan transportasi specimen dan APD ke fasilitas kesehatan milik pemerintah

dan swasta

Menyiapkan panduan untuk pelayanan hotline yang beroperasi 24 jam7 hari

untuk melakukan triase orang-orang dengan gejala respiratorik dan mereka

yang khawatir kontak dengan kemungkinan kasus COVID-19

Menyiapkan panduan untuk pekerja telemedicine tenaga kesehatan

Puskesmas dan klinik pernapasan untuk mengidentifikasi menilai dan tes

COVID-19

Diseminasi panduan nasional dan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen

kasus dan protokol rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan

Membuat panduan tersedia untuk perawatan di rumah bagi pasien dengan

gejala COVID-19 ringan

Menyediakan panduan pemulasaran jenazah

Mempertahankan pelayanan kesehatan rutin dan kegawatdaruratan kepada

masyarakat

Mengatur jaringan pakar klinis untuk membantu karakterisasi klinis COVID-19

menjawab tantangan dalam perawatan klinis

Mencoba penggunaan antivirus yang tepat

Melakukan penelitian dalam Pemantauan Penggunaan Darurat Intervensi

penyelidikan dan yang belum terdaftar menyiapkan protokol penyelidikan klinis

untuk menggunakan obat dan rejimen yang berbeda

46

Implementasi percobaan klinis dalam pengobatan

Eskalasi pemenuhan logistik Alat Pelindung Diri (APD) obat-obatan suportif bahan medis

habis pakai (BMHP) dan untuk pemeriksaan laboratorium (VTM Swab cold chain dll)

Laboratorium

Spesimen yang diambil pada fase pandemi adalah sampel yang memenuhi definisi pasien

dalam pengawasan orang dalam pemantauan dan kontak erat risiko tinggi

Pengambilan spesimen pasien pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan

dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondidi

perburukan)

Pengambilan specimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-14

Alur Penerimaan Laboratorium

Gambar 44

Alur Pengiriman Spesimen

Algoritma Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan spesimen untuk skrining dan penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan di

laboratorium yang memenuhi standar Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliko alat

pemeriksaan Real Time PCR Saat ini dalam upaya percepatan penemuan kasus

Pemerintah juga telah menggunakan rapid test (tes cepat) serologis untuk pemeriksaan

skrining COVID-19 Kedepannya juga aka nada pengembangan pemeriksaan COVID-19

menggunakan tes cepat molecular berbasis PCR

Laboratorium Rujukan

Nasional COVID-19

Laboratorium Pemeriksa

COVID-19

Rumah SakitDinas

KesehatanLaboratorium

Kesehatan Lainnya

Screening

Konfirmasi

47

Gambar 45

Algoritma Pemeriksaan Laboratorium

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam pemantauan

dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR dan

sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi negatif

COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak erat atau riwayat

perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan ulang Karena

kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui

Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil

positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof

Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

48

Alur Pelaporan Surveilans Epidemiology dan Laboratorium

Gambar 46

Alur Pelaporan Laboratorium

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan

Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke

Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan PHEOC mengirimkan

hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang merawat kasus

Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai pihak terkait

agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium positif

IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam (Sumber

Pedoman P2 COVID-19_REV-03)

Laboratorium rujukan nasional COVID-19 melakukan rekapitulasi hasil pemeriksaan

dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-19 dan melaporkan kepada Direktur

Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai Focal Point International

Health Regulation dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan tembusan

kepada Menteri Kesehatan (Sumber SK Jejaring Lab COVID-19)

PUSDALOP BNPB

EOC Pusat Krisis Kemkes

49

Tugas dan Fungsi Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19

a Menerima spesimen untuk pengujian COVID-19 atau konfirmasi hasil tes dari

laboratorium daerah COVID-19

b Mengembangkan SOP terkait pengumpulan penanganan dan pengujian

spesimen COVID-19

c Melakukan rekapitulasi seluruh hasil tes COVID-19 dari laboratorium daerah dan

melaporkan ke Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

sebagai IHR focal point dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan

tembusan ke Menteri Kesehatan

d Melakukan pengujian validasi dengan mengambil sampel spesimen positif dan

negatif berdasarkan hasil tes yang dibawa oeh laboratorium daerah COVID-19

e Mengirimkan tes panel COVID-19 ke laboratorium daerah COVID-19 untuk

external quality assurance (Quality AssuranceQuality Control)

f Melakukan supervisi dan bantuan teknis ke laboratorium daerah COVID-19

Tugas dan Fungsi Laboratorium Daerah COVID-19

a Menerima spesimen untuk tes COVID-19 dari rumah sakitdinas

kesehatanlaboratorium kesehatan lain

b Melakukan skrining tes spesimen COVID-19 menggunakan format dan SOP

yang dibuat Litbangkes

c Mengirimkan semua spesimen untuk tes validitas ke laboratorium rujukan

nasional COVID-19 tanpa menunggu hasil tes

d Mengirimkan hasil pemeriksaan COVID positif dan negatif ke Pimpinan

Litbangkes melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan

Teknologi Kesehatan Dasar

e Menginformasikan hasil tes positif dan negatif ke rumah sakit pengirim dengan

tujuan diagnosa dan manajemen kasus serta ke dinas kesehatan setempat

untuk tujuan penyelidikan epidemiologis dan

f Mengirimkan umpan balik ke rumah sakitpelayanan kesehatanlaboratorium

kesehatan lain jika ada kesalahan dalam penggunaan materi atau media pada

spesimen yang diterima

Kegiatan Laboratorium

a Melakukan penilaian kebutuhan laboratorium

b Menyiapkan protokol pengumpulan sampel pengemasan dan pengiriman

spesimen pasien dari kasus suspek atau terkonfirmasi harus dikirim sebagai

UN3373 ldquoBiological Substance Category Brdquo Kultur dan isolate virus harus

dikirim sebagai kategori A UN2814 ldquoinfectious substance affecting humans

c Memastikan mekanisme transportasi sampel yang baik

d Diseminasi protokol lab dan selebaran

e Memastikan akses ke suplai dan reagen laboratorium

f Melakukan pelatihan diagnosa molekular dasar dan lanjutan

g Mengirimkan sampel untuk pengendalian kualitas ke laboratorium rujukan

COVID-19 internasional yang diakui WHO

h Berpartisipasi dalam sistem surveilans rutin untuk memantau pola penyakit

dampak penyakit dan perubahan virusSecara berkala berbagi isolat dengan

laboratorium rujukan yang mengikuti panduan WHO

50

i Melakukan sequensing virus jika memungkinkan untuk konfirmasi adanya virus

memantau mutasi genom virus dan menginformasi penelitian epidemiologi

molekular

j Melakukan penelitian lanjutan (seroepidemiologis)

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Kegiatan

1 Melakukan workshop PPI virtual untuk fasilitas kesehatan COVID-19 yang

ditunjuk

2 Melakukan workshop PPI virtual untuk petugas kesehatan rumah sakit lainnya

dan puskesmas

3 Mengembangkan dan diseminasi selebaran donasi APD

4 Mengembangkan dan diseminasi PPI kit untuk perawatan di rumah

5 Mengembangkan panduan PPI untuk perawatan di rumah

6 Mengembangkan panduan PPI untuk petugas kebersihan

7 Mengembangkan panduan PPI untuk masyarakat

424 Intervensi Farmasi

Untuk dukungan APD suplai medis yagn dibutuhkan akan didistribusikan melalui

jejaring kluster logistik

Pusat Krisis Kesehatan berpotensi dijadikan Regional Emergency Coordination

Center dan Regional Medical Logistics Hub Hal ini dilakukan untuk memastikan

penanganan populasi terdampak yang begitu luas dapat dilakukan secara merata

namun terkoordinir dan terpusat di tingkat regional Pusat Krisis Kesehatan berada

di lokasi-lokasi berikut

1) Regional Medan

2) Regional Palembang

3) Regional DKI Jakarta

4) Regional Surabaya

5) Regional Semarang

6) Regional Bali

7) Regional Banjarmasin

8) Regional Makassar

9) Regional Manado

10) Sub Regional Padang

11) Sub Regional Papua

Terkait pintu masuk staging area untuk bantuan internasional berikut beberapa

bandara potensial yang telah diidentifikasi oleh WFP untuk penanganan bencana

alam di wilayah Indonesia

1) Bandara Medan untuk wilayah Sumatera dengan alternatif bandara di

Pekanbaru maupun Palembang

2) Bandara Balikpapan untuk wilayah Kalimantan

3) Bandara Halim Jakarta untuk wilayah Jabodetabek Jawa Barat dan Banten

51

4) Bandara Surabaya untuk wilayah Jawa Timur dengan alternatif bandara

Semarang

5) Bandara Makassar untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur secara umum

dengan alternatif bandara Manado

Note Dalam kasus skenario pandemi seperti ini Pemerintah perlu menetapkan

secara resmi lokasi pintu masuk staging area untuk penerimaan bantuan

internasional termasuk SOP dan protocol penerimaannya apakah melalui BNPB

Kemenkes selanjutnya diterima oleh OCHA AHA Centre dan diteruskan ke

lokasi terdampak

Terkait staging area hub untuk bantuan nasional (pusat) Kemenkes dapat

langsung mengarahkan bantuan logistik medis ke lokasi-lokasi bandara di Provinsi

terdampak maupun ke lokasi pintu masuk staging area bantuan internasional

agar dapat dikonsolidasikan secara bersama-sama Bandara Halim Jakarta

merupakan bandara utama untuk pengiriman menggunakan jalur udara menuju

daerah terdampak baik menggunakan pesawat militer dan pesawat komersil

(berjadwal maupun charter)

Untuk bantuan non-medis (peralatan rumah sakit lapangan dll) yang berasal dari

luar negeri

shy Untuk barang yang bersumber dari Gudang WHO Global maupun supplier

internasional WHO dapat mengirimkan langsung ke lokasi pintu masuk

staging area yang ditetapkan Pemerintah BNPB Kementerian Kesehatan

dan Bea Cukai dapat memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging

area

shy Untuk barang yang bersumber dari depot-depot UNHRD Global WHO dapat

berkoordinasi dengan WFP terkait rencana pengirimannya ke wilayah

Indonesia Selanjutnya BNPB Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai akan

memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging area

shy OCHA dapat mengaktifkan DHL DRT (Disaster Response Teams) untuk

membantu ground handling di pintu masuk staging area

shy WFP dapat mengaktifkan LET (The Logistics Emergency Teams) untuk

membantu operasi logistik medis dibawah koordinasi Klaster Logistik dan

Klaster Kesehatan

52

Rencana Tindakan Pemasukan Obat Vaksin

Saat ini belum tersedia vaksin dan obat antiviral spesifik Apabila sudah ada Vaksin

dan obet antiviral spesifik maka dapat dilakukan SAS

Tabel 42

Rencana Tindakan Mekanisme Pemasukan Obat

Nama SOP Leading sektor Stakeholder

SAS Vaksin

(Apabila

tersedia)

BPOM Industri Farmasi Bea cukai Kemenkes

(Program) Bagian yang terkait dengan

pendistribusian Obat sampai ke Daerah

(Gudang Farmasi KabupatenKota Instalasi

Farmasi Rumah SakitPuskesmas)

SAS Obat Kemenkes Prodis Kemkes Yanfar

(produkasi dan distribusi kefarmasian)

Ibu Lisa (081385318648)

SOP Registrasi

produk

BPOM Kemenkes (Program) Industri Farmasi

(contohnya Biofarma)

Data Instalasi Farmasi yang ada di Fasilitas Kesehatan

1 Puskesmas

Jumlah Puskesmas 9821

Jumlah Apoteker yang tersedia 2713

Tenaga Teknis Kefarmasian 7193

Puskesmas yang Belum ada Apoteker 7108

2 Rumah Sakit

Jumlah Rumah Sakit 2609

Jumlah Apoteker 11835

Kekurangan Apoteker 6802

425 Intervensi Non Farmasi

- Pedoman Bussiness Continuity Plan (BCP) untuk Sektor esensial

Business Continuity Plan (BCP) dapat didefinisikan sebagai rencana dalam

merespon keadaan darurat operasi backup dan pemulihan pasca bencana

53

BCP memungkinkan mengembalikan sistem ke kondisi normal dengan cepat setelah

terjadinya bencana atau peristiwa yang mengganggu keberlangsungan operasional

perusahaan

1 BCP PDAM menjamin ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi termasuk air

minum selama kondisi bencana selama waktu tertentu

2 PLN standar Nasional menetapkan jumlah cadangan bahan bakar yang harus

dimiliki PLN di suatu wilayah untuk menjamin ketersediaan listrik selama beberapa

hari ke depan atau selama masa bencana

3 Pertamina bahan bakar harus mampu menjamin ketersediaan bahan bakar selama

21 hari ke depan (BPH Migas) jadi selama masa sebelum 21 hari diharapkan

kondisi dapat kembali normal

4 Perhubungan mengatur lalu lintas angkutan darat laut dan udara dengan otoritas

terkait (ASDP Pelindo Pelni Organda Angkasa Pura) agar tidak terjadi gangguan

dalam penyaluran bantuan

5 Keamanan menjamin dan mengatur keamanan lalu lintas orang barang dari dan

ke daerah terdampak

6 Perdagangan memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok

masyarakat di seluruh wilayah terdampak

7 Sosial pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakat terdampak dan petugas

melalui penyediaan dapur umum dan layanan dukungan psikososial Beras

cadangan Pemerintah untuk tingkat Provinsi sebanyak 200 ton makanan siap saji

sesuai kebutuhan

- SOP untuk menjaga keamanan masyarakat dan sektor esensial pada saat pandemi

sehubungan dengan pembatasan sosial

A Langkah-langkah pelaksanaan

1 Membentuk Satuan Tugas

2 Satuan Tugas dibawah koordinasi Menko Polhukam sebagai pengendali Keamanan Nasional

3 Petugas dan Penugasan a Tim Pusdokkes Polri dan Puskes TNI

1) Perbantuan tenaga medis paramedis dibawah koordinasi Kementerian Kesehatan

2) Menyiapkan RS Rujukan (Bhayangkara dan RS TNI) bilamana diperlukan b Fungsi Operasional POLRI Petugas POLRI dari fungsi operasional jumlahnya sesuai kebutuhan dibagi 3

shift yaitu Shift 1 Jam 0600 - 1400 Shift 2 Jam 1400 - 2200 Shift 3 Jam 2200 - 0600

c Petugas penanggulangan COVID-19 terdiri dari

Pengamanan Terbuka

Pengamanan tertutup d Perlengkapan

Perlengkapan yang dibutuhkan dalam penanggulangan keamanan COVID-19

Alat transportasi kendaraan ambulance truk

Komunikasi HT

TOA

54

4 Penurunan Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) apabila diperlukan untuk tenaga sosial penyiapan logistik bencana

B SOP Keamanan Masyarakat 1 Screening masyarakat yang masuk dan keluar daerah terdampak 2 Dekontaminasi dan desinfeksi di lingkungan masyarakat termasuk di rumah

masing-masing 3 Pengendalian faktor lingkungan dengan melakukan penyuluhan PHBS dan

pengelolaan sampah 4 Pembatasan kegiatan sosial antara lain sekolah keagamaam dan ekonomi

- Kapasitas personel untuk menjaga keamanan masyarakat dan obyek vital negara

sesuai dengan Kepres no 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional Kapasitas personel meliputi kualitas dan kuantitas memiliki kemampuan negosiasi dan komunikasi dengan masyarakat jumlahnya sesuai dengan kebutuhan

- Strategi untuk menjaga kestabilan ekonomi dan sosial pada saat pandemi 1 Ketersediaan Logistik Kebutuhan Pokok

Menjamin ketersediaan dan kecukupan kebutuhan dasar untuk seluruh masyarakat di wilayah terdampak dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan keparahan dampak

Menjamin kelancaran distribusi bahan logistik kebutuhan pokok 2 Keberlangsungan Kegiatan Ekonomi

Pemerintah menjamin kegiatan ekonomi terutama sektor vital tetap berlangsung (yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak)

Kegiatan ekonomi terutama perdagangan tetap berlangsung dengan jaminan perlindungan diri melalui penggunaan APD standar oleh pelaku-pelaku pasar

3 Jaminan Keamanan

Pemerintah menjamin keamanan seluruh proses distribusi logistik proses ekonomi di masyarakat

Jaminan petugas Keamanan terhadap dampak COVID-19 juga harus dijamin Pemerintah dengan cara memastikan kecukupan APD bagi petugas dan sosialisasi tentang tata cara perlindungan diri dari infeksi COVID-19 tersebut

Tindakan Kekarantinaan Kesehatan

Berdasarkan analisis risiko dan rekomendasi panel ahli dan pedoman COVID-19 dapat

dilakukan karantina rumah wilayah terbatas dan pembatasan sosial berskala besar

a) Karantina rumah dilaksanakan terhadap seluruh orang di dalam rumah yang memiliki

kontak erat dengan pasien terjangkit COVID-19 Pemantauan karantina rumah

dilaksanakan berdasarkan SOP yang disusun dengan melakukan pengendalian infeksi

Kader melakukan pemantauan karantina rumah dan melakukan laporan harian ke

puskesmas Semua kebutuhan logistik pagan pokok dan kebutuhan pokok lainnya

disuplai oleh petugas yang melakukan monitoring karantina rumah Karantina rumah

dilakukan sampai selama dua kali masa inkubasi tidak ditemukan kasus baru dari kasus

terakhir yang dilaporkan Dukungan psikologis dan monitoring akan dilakukan oleh

petugas

55

b) Karantina wilayah terbatas dilaksanakan pada seluruh anggota masyarakat di suatu

wilayah terbatas apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran

COVID-19 antar anggota masyarakat di wilayah terbatas tersebut berdasarkan laporan

kasus data epidemiologi surveilan Karantina wilayah terbatas dilakukan pada tingkatan

RT atau dapat meluas ke beberapa RT RW atau desa kelurahan apabila diperlukan

Pada karantina wilayah terbatas masyarkat tidak dapat keluar masuk wilayah karantina

terbatas tersebut Bagian keamanan akan mendirikan spot check point di tempat akses ke

wilayah tersebut Dalam kondisi ideal logistik unutk daerah karantina terbatas dipenuhi

oleh petugas relawan Dalam kapasitas terbatas dimana kebutuhan pokok tidak dapat

disuplai oleh petugas masyarakat dapat memenuhi memesan logistik melalui daring

online atau masyarakat dapat membeli logistik hanya pada maksimal satu kali dalam

seminggu (hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk membeli logistik) ke

tempat penjualan logistik yang ada di daerah tersebut dengan tetap menjaga sosial

distancing Petugas akan memastikan suplai logistik pangan pokok ke daerah karantina

tetap terpenuhi Pada saat diberlakukan karantina wilayah kader akan memantau kondisi

kesehatan masyarakat di karantina wilayah setiap hari dan melaporkannya kepada

petugas puskesmas

Pada pemberlakukan karantina wilayah terbatas diperlukan sumber daya

- Pos komando pemantauan operasi karantina wilayah terbatas melibatkan BPBD dan

petugas kelurahan yang ditunjuk dengan pendampingan dari kabupaten atau provinsi

- kader untuk memonior kesehatan warga menggunakan formulir ssesuai pedoman

- Petugas keamanan (Babinsa Babimkamtibmas) petugas keamanan yang ditunjuk untuk

menjaga keamanan di wilayah karantina dan petugas keamanan di spot check poin

- Petugas dinas perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas sehingga tidka ada

yang masuk dan keluar wilayah yang dikarantina

- Ambulans yang untuk rujukan pasien apabila diperlukan

- Petugas surveilan puskesmas dimana daerah karantina wilayah terbatas tersebut

merupakan wilayah kerja puskesmas tersebut Petugas surveilan puskesmas team

yang diperbantukan akan melakukan rekapan harian dari laporan kader dan agregat data

laporan akan dikirimkan harian ke PHEOC kemneterian Kesehatan

- Petugas kesehatan dan pos kesehatan di daerah karantina wilayah Dapat

menggunakan pustu posyandu di daerah tersebut

- Alat pelindung diri untuk petugas kader yang melakukan monitoring

- Dilakukan monitoring suhu dan gejala harian

- Apabila selama kasa karantina ditemukan kasus kontak kasus pada daerah tersebut

maka diberlakukan karantina rumah pada rumah yang melaporkan kasus di daerah

karantina wilayah terbatas tersebut

- Pada daerah karantina terbatas tidak ada kegiatan sosial yang dilakukan termasuk juga

menutup sekolah dan tempat peribadatan

- APD untuk petugas dipenuhi dan masker medis dibagikan kepada amsyarakat di

daerah karantina wilayah terbatas

Pemberlakukan karantina wilayah terbatas diberlakukan sampai 2 kali masa inkubasi

dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus baru dalam wilayah tersebut

dengan surveilan ketat

56

c) Karantina Rumah Sakit dilaksanakan kepada seluruh orang yang berkunjung orang yang

bertugas pasien dan barang serta apapun disuatu rumah sakit bila dibuktikan

berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium telah terjadi penularan di rumah sakit

- Pada karantina rumah sakit rumah sakit menyediakan saranafasiltias untuk

penginapan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit selama masa karantina

Petugas memenuhi suplai logistik ke rumah sakit Dilakukan monitoring kondisi

petugas kesehatan dan orang yang berada di lingkungan rumah sakit Dilakukan

monitoring suhu dan gejala harian Laporan dari setiap bagian rumah sakit dikompilasi

oleh petugas surveilan dan dilaporkan ke PHEOC Petugas akan membuat posko

karantina rumah sakit dan petugas keamanan akan melakukan pembatasan

mobilisasi Orang yang berada dalam rumah sakit tidak dapat keluar masuk rumah

sakit tersebut Masa pemberlalkukan karantina rumah sakit dilakukan sampai dalam

dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus

baru dengan surveilan ketat Pada karantina rumah sakit diberlakukan zona merah

dimana lokasi dilaporkan kasus baru zona kuning di rumah sakit tersebut tidak

dilaporkan kasus baru dan zona orange untuk tempat istirahat petugaas kesehatan

yang ada di rumah sakit

d) Pembatasan sosial berskala besar dilaksanakan sebagai upaya mencegah meluasnya

penyebaran COVID-19 yang sedang terjadi antar orang disuatu wilayah tertentu baik

berupa peliburan sekolah pembatasan kegiatan keagamaan danatau pembatasan

kegiatan di tempat atau fasilitas umum pembatalan acara ldquomass gatheringrdquo

pemberlakuan bekerja dari rumah

Pada pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar ini dilakukan pada kota

kabupaten secara luas Pembatasan sosial berskala besar dilakukan apabila sudah tidak

dapat dilakukan karantina wilayah terbatas karena kasus sudah menyebar luas di

masyarakat

Pada pembatasan kegiatan berskala besar dilakukan

- petugas keamanan akan melakukan patrol dan melakukan tindakan sangsi apabila

ada masyarakat yang melanggar pembatasan sosial skala besar tersebut

- Komunikasi risiko kepada masyarakat dilakukan untuk masyarakat tetap berada di

rumah tidak melakukan aktivitas sosial

- Hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk melakukan belanja

pemenuhan kebutuhan pokok dalam seminggu satu kali ke daerah pembelanjaan

terdekat dan tetap memperhatikan interaksi sosial dengan orang lain jaga jarak dan

pengendalian infeksi

- Petugas memberlakukan jam malam dan pembatasan interaksi sosial

- Petugas memastikan ketersediaan suplai bahan pokok dan logistik ke daerah yang

diberlakukan pembatasan sosial berskala besar

- Kader melakukan monitoring kesehatan populasi di wilayahnya dan melakukan

pelaporan ke puskesmas

- Kasus yang ringan dirawat di rumah kasus dengan risiko tinggi (usia lanjut komorbid)

dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan kasus berat dilakukan perawatan di rumah

sakit

- Kecamatan desa mendata orang yang perlu menerima bantuan untuk pemenuhan

logistik (contohnya kalangan sosial ekonomi kalangan bawah yang tidak mempunyai

penghasilan tetap dan tergantung pada penghasilan harian) dan memberikan

57

dukungan untuk pemenuhan logistik pangan pokok

- Pada orang kontak dekat dilakukan karantina rumah pada pembatasan sosial berskala

besar

Tindakan penutupan wilayah (isolasi) secara total baik jalur masuk maupun keluar dengan

pembentukan Check Point terpadu pada jalur perbatasan wilayah

Melaksanakan pengendalian keamanan dan ketertiban wilayah melalui kegiatan

a) Pendeteksian dini dan operasi intelijen dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi

gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat

b) Pencegahan dan penindakan terhadap gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat

Melaksanakan pengawasan dan pengamanan (perimeter kontrol) di daerah yang dinyatakan

sebagai episenter wabah COVID-19

Pemusnahan Sumber penularan dan pemantauan prosedur pemulasaraan jenazah

426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi secara terus-menerus baik

langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab

di antara individu kelompok dan lembaga Komunikasi harus jelas interaktif sering

konsisten dan transparan Karakterisasi risiko yang diperoleh dari penilaian risiko serta

pengendalian risiko atau kebijakan yang akan diimplementasikan harus

dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait sehingga semua pihak yang terkait

memperoleh informasi yang cukup mengenai pencegahan dan risiko penularan

COVID-19 dan tindakan tepat yang harus dilakukan

Pelibatan masyarakat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dan visi

bersama antara organisasi dan individu untuk kepentingan dan pemberdayaan

masyarakat Hal ini didasarkan pada hak-hak dasar masyarakat untuk memahami

risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka untuk membuat keputusan

melalui informasi yang sesuai dengan budaya dan untuk mengambil tindakan yang

akan mengendalikan setiap ancaman kesehatan masyarakat

Komunikasi dengan berbagai pihak baik kepada tokoh agama tokoh masyarakat dan

masyarakat dengan menyampaikan secara jelas dan benar sangat penting sehingga

tidak ada prasangka bahwa masyarakat akan selalu dirugikan atau diberi beban oleh

peraturan atau kebijakan Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat juga harus

bersifat mendidik dan melindungi masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan

pentingnya pencegahan dan kemungkinan bahaya yang akan terjadi langsung maupun

tidak lansung dari COVID-19

58

Tujuan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

1 Menyediakan informasi dan instruksi tentang tindakan yang harus diambil oleh

petugas dan masyarakat dalam suatu risiko krisis

2 Mencegah risiko yang lebih besar

3 Memberikan perlindungan keamanan

Melaksanakan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Memprioritaskan masyarakat Ikuti saran pemerintahDinas KesehatanWHO

untuk mencegah penularan COVID-19Cek berkomunikasikan dengan

masyarakat untuk memastikan keadaan keluarga teman dan lansia serta

dukung mereka mencari layanan kesehatan yang tepat

Dukung sampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan kepada

orang-orang dan keluarga yang terkena dampak COVID-19 dengan

mengekspresikan solidaritas dan bantuan

Komunikasikan sampaikan segala kebutuhan atau masalah yang Anda miliki

melalui pimpinan masyarakat dan sistem kesehatan yang ada di wilayahnya

Pada tingkat daerah dapat mengikutsertakan tokoh agama tokoh masyarakat

Tagana dan mengaktifkan kampung siaga dengan mengaktifkan kader

masyarakat Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press

release berkala dan diseminasi informasi kepada tim tanggap darurat dan

kepada masyarakat umum dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan

berdasarkan masukan tim teknis

Strategi komunikasi antara lain sistem komunikasi risiko (perencanaan mekanisme dll)

komunikasi publik partisipasi masyarakat dan manajemen isu Tim komunikasi risiko dan

pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi Kesehatan dan Tim Sentra

Media (TSM) Tim ini bertugas untuk

1 Promosi Kesehatan

a Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mengatasi COVID-19

b Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dan

tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi episenter

c Mengumpulkan data dan informasi secara berkala atau setiap ada perkembangan

situasi dari Tim Penanggulangan

d Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul

e Membuat papan informasi internal yang memuat informasi dasar (kontak peta wilayah

dll) dan datainformasi terbaru

f Mengatur jenis media KIE dan saluran informasi bagi target yang berbeda-beda

g Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran

h Menyusun pesan instruksi dengan masukan dan koordinasi dengan ahli teknis sesuai

target dan saluran informasi

i Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda) berdasar

target jenis media KIE dan saluran informasi

59

2 Sentra Media

a Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai

media massa

b Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi yang selaras

c Membuat pointers dari pemantauan berita isu publik dan perkembangan situasi dari unit

teknis kepada juru bicara

d Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang di

masyarakat serta memastikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat

pada waktu yang tepat

e Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan memastikan

bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang dapat dengan

mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers ad-lips talkshow

video news release)

f Melayani kebutuhan media massa

g Menyelenggarakan temu media secara berkala

h Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian lembaga

kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta) memperoleh berita

informasi terakhir secara rutin

i Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan

kunci yang ingin dipublikasikan

j Memastikan data yang dapat dan tidak dapat dibagikan dikecualikan dengan media

massa

k Memastikan semua fasilitas sentra media memadai

l Pesan pesan inti COVID-19 dapat dilihat di web wwwcovid19goidmateri-edukasi dan

httppromkeskemkesgoid

Gambar 47

SOP Penyampaian Pesan

60

Gambar 48

Komunikasi Operasional untuk responder dalam struktur komando

Penetapan Status KLBWabahEpidemi di

Indonesia

Menteri Kesehatan

Penyampaian update infomasi situasi

epidemicpandemic di Indonesia secara berkala

Kemkominfo dan Seluruh kementerian

Melakukan Publikasi Mengaktifkan fungsi media center mempersiapkan

juru bicara

ROKOM

Penyampaian Informasi yang benar dan tidak meresahkan masyarakat

Media

Melakukan Intervensi Promosi Kesehatan Penetapan pesan-pesan

kunci UNIT Teknis amp Promkes

Diaktifkannya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui TomasTogaOrmasLSM dalam penyearluasan informasi pandemic COVID-19

Kelompok Potensial

Travel Warning Tanggap Darurat

COVID-19 Kemenlu

Koordinasi Lintas KementerianBadanLembaga dan Program

di Kemenkes

Kemenko PMK

Pernyataan status darurat bencana nasional sesuai tingkat keparahan pandemi

Presiden

61

43 Tugas-tugas

431 Komando dan Koordinasi

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi

1 Tahap Kesiapsiagaan

Prinsip operasi penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan

Kemenkes membuat surat edaran ke stakeholder yang lain mengenai adanya penetapan COVID-19 oleh WHO dan peningkatan surveilans ILI SARI

Koordinasi Lintas Sektor

Pendataan setiap turis yang masuk ke Indonesia termasuk yang keluar Indonesia

Penekanan lintas batas untuk turis-turis yang masuk

Peningkatan kekuatan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)

Melakukan mapping untuk mengetahui daerah mana saja yang akan terdampak

Review rencana kontijensi di setiap tingkatan dan testing

Pelatihan kesiapsiagaan pandemic

2 Siaga Darurat

Membentuk Tim Tanggap COVID-19 dan mengaktifkan Pusdalop COVID-19

termasuk panel ahli untuk memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak

Cepat pada semua level

Menyusun Rencana Respon operasi Pengendalian COVID-19 lintas sektor pada

tingkat nasionalProvinsiKabupatenKota Rencana dan tindakan pengendalian

Bencana wabah COVID-19 lintas sektor seperti pembentukan Pos Komando

(posko) Darurat Pandemi COVID-19 tatalaksana (manajemen) kasus surveilans

penyelidikan epidemiology pembatasan penyebaran pemusnahan sumber

penularan dan penilaian risiko secara cepat review kesiapsiagaan kapasitas dan

identifikasi kebutuhan

Mengirimkan surat edaran peningkatan kewaspadaan COVID-19 kepada seluruh

fasilitas kesehatan dan multisektor lainnya

Dinkes Provinsi melakukan mapping faskes SDM koordinasi Dinkes Provinsi dan

Kementerian mengadakan pelatihan kepada seluruh faskes yang ada

mempersiapkan faskes klarifikasi hoaks yang beredar serta analisa situasi untuk

mapping

Diperlukan status siaga darurat oleh kepala daerah dari Dinkes ke Bupati

melakukan rapat koordinasi daerah untuk penetapan status dari sini akan muncul

kemudahan akses unutk mobilisasi sumber daya Setelah ada penetapan kasus

maka BNPB mempersiapkan posko Harus ada satu komando dari kepala daerah

Melakukan analisis risiko untuk menentukan sumber daya dana BTT dan DSP

(Dana Siap Pakai) bisa dipakai

Puskes TNI akan mengkoordinir kesehatan darat laut udara untuk mempersiapkan

diri dan berkoordinasi lanjut dengan Dinkes Provinsi dan Kabupaten

Kemenhan membuat regulasi pada bencana non alam

Kemenlu akan berkoordinasi dengan sektor terkait melakukan klarifikasi dan

hasilnya akan disampaikan BNPB (akses regulasi bantuan luar negeri)

62

Hasil koordinasi Lintas Sektor akan dilaporkan kepada Presiden oleh Sekretariat

Kabinet

Kemenko Polhukam melakukan koordinasi dengan Kemenko PMK dan

Kementerian terkait POLRI amp TNI (mengkoordinir aspek pengamanan wilayah)

Melakukan deteksi dini dan isolasi mengaktifkan hospital disaster plan (skala besar

kasus diklasifikasi dalam ring I ring II dan ring III) dengan mengawasi jumlah

kasus Dengan sebelumnya sudah ada simulasi kasus dan termasuk alurnya

Pemerintah daerah meminta tambahan stockpile dari pusat sehingga pemerintah

daerah yang beresiko tinggi mendapatkan stockpile

3 Tanggap Darurat

Eskalasi dan expansi Tim Tanggap COVID-19 dan meningkatkan operasi Pusdalop

COVID-19 panel ahli terus memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak

Cepat pada semua level

BNPB sebagai Komandan yang ditunjuk menjalankan sistem komando untuk

penganggulangan COVID-19 dalam sistem komando termasuk interoperability

dengan PHEOC EOC kemenkes dan multisektor lainnya

Semua sektor menjalankan sistem komando sesuai dengan tugas dan fungsi

masing-masing sektor dalam sistem komando

Pada kondisi tanggap darurat Kemenlu akan melakukan koordinasi kepada

kedutaan dan lembaga internasional dalam bentuk nota diplomatic untuk

memdapatkan akses bantuan Internasional

Kemenko Polhukam akan membuat satgas dalam negeri dan luar negeri Satgas

dalam negeri melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian terkait dan

menurunkan LO di daerah terdampak (laporan 2 kali sehari) Satgas luar negeri

mengkoordinir bantuan luar negeri atas persetujuan presiden Akan dilakukan

pendataan terkait distribusi bantuan

Semua tindakan yang dilakukan para stakeholder akan dilaporkan dalam rapat

kabinet oleh Sekretariat Kabinet

Beberapa wilayah bisa menetapkan status jika daerah tersebut terdampak

(penetapan status nasional bukan berdasarkan banyaknya jumlah) Status ini bisa

memudahkan akses Provinsi bisa menentukan status juga untuk mendukung

operasional daerah kab kota untuk akses dana dukungan Perka no 3 tahun 2016

tentang Sistem Komando Darurat BTT (biaya tidak terduga) di Kabupaten dan

Provinsi

Pengkajian data yang dibutuhkan dengan dana siap pakai (Perka No2 Tahun

2018) yang membedakan siaga darurat dan tanggap darurat

SPM bidang Kesehatan (krisis kesehatan akibat bencana) wewenang ada di

Provinsi

Kemenhan membuat peraturan pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana

4 Transisi

Tidak perlu dideklarasi terkait pencabutan status karena ada masa berlakunya

Setiap status itu ada kajiannya dan bisa diperpanjang

63

Pencabutan kasus dari WHO harus dipastikan terlebih dahulu dengan kondisi

epidemiologi di nasional

Tidak ada pemeriksaan mulai melakukan penelitian terkait pandemi

Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada

432 Surveilans

Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi

1 Kesiapsiagaan

Melakukan kajian epidemiologi terhadap kasus COVID-19 baru yang terjadi di

dunia melalui pemantauan secara terus menerus terhadap perkembangan situasi

penyakit seperti jumlah kasus angka kematian luas penyebaran kecepatan

transmisi karakteristik kasus menurut orang tempat dan waktu (usia jenis kelamin

lokasi kasus waktu terjadinya dalam minggubulantahun)

Penilaian risiko (sumber daya dan potensi ancaman Kedaruratan Kesehatan

MasyarakatKKM)

Risk mapping (kekuatan dan kelemahan dari ancaman KKM di wilayah sekitar pintu

masuk dan wilayah)

Manajemen risiko (regulasi kolaborasi koordinasi integrasi dan monitoring

evaluasi)

Menentukan definisi kasus secara nasional (suspek probable konfirmasi)

Melakukan surveilans intensif ILI (COVID-19 Like Illness) dan pneumonia (Severe

Acute Respiratory Infection SARI) dan Surveilans berbasis Kejadian di

Puskesmas rumah sakit Kantor Kesehatan Pelabuhan dan unit pelayanan lainnya

termasuk yang berbasis laboratorium

Meningkatkan kinerja Surveilans kasus ILI berbasis Puskesmas melalui pelaporan

mingguan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan bulanan STP

(Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas serta pelaporan kasus COVID-19

berbasis RS

Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan KKP di wilayah masing-masing dalam

rangka pemantauan penumpang dari negara terjangkit di pintu masuk melalui

pemantauan HAC (Health Alert Card)

Meningkatkan surveilans di masyarakat termasuk melibatkan mitra kerja hotel

biro pariwisata travel biro dsb

Menyiapkan sarana dan prasarana berkaitan dengan kegiatan surveilans

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

perkembangan situasi COVID-19

2 Siaga Darurat

Dari PHEOC subdit surveilans akan mengadakan rapat kemudian membuat risk

mappingdan risk assessment mengumpulkan stakeholder Tim TGC Pusat akan

turun ke lokasi untuk melacak adanya kasus baru dengan tim daerah dan akan

melibatkan Litbangkes PHEOC Dinkes Provinsi dan Kota Dirjen P2P selaku focal

point

Melakukan penyelidikan epidemiologi surveilans intensif terhadap kasus dan

64

kontak pelacakan dan monitoring kontak Pelacakan kontak dapat bekerjasama

dengan PMI kader dan sektor lainnya yang terlatih Karantina rumah kontak erat

Melakukan pemantauan kesehatan kontak jika menemukan gejala segera laporkan

ke sarana kesehatan terdekat

Melakukan Analisis data epidemiologi meliputi waktu timbul gejala jenis kelamin

kelompok umur gejala klinis lama sakit angka serangan (Attack Rate) angka

mortalitas (Mortality Rate) Case Fatality Rate (CFR)

Diklat TGC (tidak terbatas pada tenaga kesehatan)

Jejaring kemitraan (rujukan komunitas pertahanan dan keamanan CSR)

Melakukan surveilans secara ketat di seluruh pelayanan kesehatan

Melakukan analisis epidemiologi untuk menentukan tindakan kekarantinaan

kesehatan apabila diperlukan Contohnya karantina rumah karantina wilayah

terbatas daerah yang terdampak Karantina wilayah tersebut berdasarkna data

epidemiologi sebarankasus COVID-19

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam

3 Tanggap Darurat

Kaji cepat analisis risiko

Melakukan tindakan karantina kesehatan apabila diperlukan (krantina rumah

karantina wilayah pembatasan sosial skala besar) Karantina wilayah dilaksanakan

berdasarkan data epidemiologi sebaran COVID-19

Surveilans ketat untuk pengawasan dan pelaporan dapat menggunakan aplikasi

pelacakan kontak godata DHIS 2 untuk pengumpulan dan analisis data

PHEOC Kemkes melakukan analsisi data dan menginformasikan data dan analissi

epidemiologis kepada Pusat Krisis Kemkes yang diteruskan kepada Pusdalop

BNPB

Percepatan penyelidikan epidemiologis pelacakan kontak monitoring kontak dan

manajemen kontak

Pada daerah yang belum ada kasus dilakukan surveilan aktif Pada daerah yang

sudah ada kasus sporadic dank luster terbatas dilakukan pelacakan kontak dan

pada daerah yang sudah terdapat pelurana transmisi luas di masyarakat dapat

dilakukan pelacakan kontak pada kasus di daerah baru atau kasus yang berat Di

daerah transmisi luas surveilan dapat dilakukan dengan sistem sentinel

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam

4 Rehabilitasi

Surveilans tetap berjalan di level nasional berkoordinasi dengan semua

stakeholder (Dinkes KKP)

Update kasus melakukan penilaian risiko

Setiap waktu akan melaporkan ke dirjen P2P

Surveilans ketat sampai dengan 2 kali masa inkubasi terpanjang

Pengendalian terhadap media lingkungan

65

433 Respon Medis dan Laboratorium

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan

Rumah sakit akan menyiapkan sarana dan prasarana serta menyampaikan

informasi ke petugas medis dan non medis

Review kesiapsiagaan dan stock rumah sakit menyiapkan permintaan APD dan

supply rumah sakit dan melaporkannya ke Kemkes

Refreshing bagi petugas laboratorium dan medis tentang kesiapsiagaan pandemi

COVID-19

Tim TGC di rumah sakit mulai mensosialisasikan update kasus di luar SOP

penanganan pasien suspek

Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) mengetahui sampel apa yang

diambil dan berapa kali dilakukan pengambilan

BTDK berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk pengiriman dan apabila ada

sampel baru

BTDK memastikan kesiapan logistik meliputi reagen untuk laboratorium rujukan

dan juga jejaring laboratorium

Dinkes provinsi dan kabupaten kota memberi surat edaran ke semua fasyankes

agar semua bersiap

Pelatihan manajemen kasus dan Pengendalian infeksi

Penunjukkan rumah sakit rujukan COVID-19

Peningkatan kapasitas berupa simulasi penanganan kasus

Penunjukkan Laboratorium regional COVID-19 dan berkordinasi dengan WHO

untuk memperoleh postiv control dan reagen untuk COVID-19

Menusun SOP untuk pengambilan pengiriman dan pemeriksaan laboratorium

2 Siaga Darurat

Mengaktifkan rumah sakit rujukan COVID-19

Mengaktifkan hospital disaster plan menilai skala besaran kasus dan persiapan

sumber daya untuk eskalasi kasus termasuk sumber daya manusia dan shifting

Rumah sakit membentuk posko di rumah sakit

Mengaktifkan surveilans di rumah sakit (Hospital Associated Infection) terkait

COVID-19

Monitoring tenaga kesehatan yang kontak dengan kasus COVID-19

Identifikasi dan merawat kasus COVID-19 di ruang isolasi RS non rujukan

identifikasi dan merujuk apsien ke RS rujukan COVID-19

Memastikan sarana dan prasarana (SDM tempat tidur ruang isolasi) terjamin

Mempersiapkan tenaga laboratorium tenaga fungsional epidemiologi identifikasi

kasus melakukan pengambilan sampel perawatan kasus di ruang isolasi

Berkoordinasi dengan pemangku wilayah lainnya

Mengaktifkan regional laboratorium untuk COVID-19 dan pengiriman positive

kontorl dan reagen ke laboratorium regional

Petugas laboratorium di RS rujukan atau laboratorium BTKL PP BBLK melakukan

penambilan sampel dan mengirimkan sampel ke laboratorium

Mendistribusikan SOP jejaring laboratorium

66

Menyiapkan logistik untuk pemeriksaan PCR COVID-19 di semua laboratorium

pemeriksa

Melatih semua laboratorium pemeriksa PCR untuk mampu laksana pemeriksaan

PCR COVID-19

3 Tanggap Darurat

Aktivasi rencana penanggulangan pandemic rumah sakit

Penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 termasuk RS yang ditunjuk dengan

SK Gubernur maupun rumah sakit POLRI atau TNI Rumah sakit rujukan

dikhususkan untuk pasien COVID-19 Pasien lain diterima di rumah sakit lainnya

Alihfungsi gedung lainnya menjadi pusat perawatan COVID-19

Pada saat kondisi transmisi COVID-19 di masyarakt luas dan kapasitas fasiltias

kesehatan terbatas trias dapat juga memanfaatkan aplikasi online medis seperti

halodoc klikdoc dengan algoritme seusai pedoman Kemnkes Pada kasus ringan

dan tanpa risiko dapat dirawat di rumah dengan edukasi pengendalian infeksi

kasus dengan risiko (orang tua gt 65 tahun dan komorbid) dirawat di pusat

perawatan COVID-19 dan kasus yagn parah dirujuk ke rumah sakit

Penambahan jejaring laboratorium regional Alur pelaporan sesuai pedoamn

Kemkes

Melakukan identifikasi ketersediaan logistik pelaporan berkala dan permintaan

logistik unutk fasialits kesehatan dan laboratorium

Laboratorium regional melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel dan

laporan Laporan harus dikirimkan kepada litbangkes dalam 24 jam Algoritam

pelaporan sesuai dengan pedoman kemkes

Litbangkes melakukan Eksternal Quality Assurance (EQA) untuk laboratorium

regional

Mensiagakan dan meningkatkan sumber daya (pemeriksaan laboratorium) selama

24 jam

Konfirmasi hasil laboratorium hanya dari BTDK oleh PE pusat dan daerah untuk

mencari suspek di masyarakat

4 Transisi Darurat (Pemulihan)

Pada tahap ini sudah tidak ada pemeriksaan terhadap kasus pandemi melakukan

penelitian terkait pandemi Risiko dan dampak tidak akan homogen pada setiap

daerah terjangkit (bila terjadi di beberapa wilayah potensial) sehingga kegiatan

penanggulangan dapat berlanjut di wilayah tertentu yang masih membutuhkan

Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada

Mengawasi COVID-19 untuk mengantisipasi gelombang wabah selanjutnya

komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk mengembalikan semua aktifitas

seperti sedia kala

mengevaluasi respon yang sudah dilakukan dan merevisi rencana dan prosedur

yang dijalankan

434 Intervensi Farmasi

Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi antara lain

1 Kesiapsiagaan

67

Melakukan persiapan SOP sesuai Permenkes No51 Tahun 2014 tentang impor

barang alat kesehatan termasuk Spesial Access Scheme (SAS) untuk bantuan

intrnasional

Inventarisasi ketersediaan stok obat peralatan medis dan APD di daerah

pandemic dan idnetifikasi jalur distribusi

Distribusi Obat Antiviral (jika tersedia) Antibiotik dan Obat-obatan suportif

lainnya APD serta disinfektan yang diperlukan oleh wilayah pandemi melalui

gudang farmasi provinsi

2 Siaga Darurat

Pemetaan wilayah danperkiraan kebutuhan logistik pharmasi dan APD

Menghitung populasi risiko

Berkoordinasi dengan WHO terkait ketersediaan dukungan logistik

Melakukan perencanaan dan pengadaan logistik yang diperlukan

Evaluasi ketersediaan stock APD alat medis

Berkoordinasi dengan vendor untuk pengadaan APD supply medis obat

Melaksanakan pengadaan untuk stockpiling di pusat dan distribusi ke beberapa

daerah strategis seperti Gudang pharmasi provinsi yang berisiko dan rumah

sakit rujukan

Melakukan kajian obat bekersama dengan tim respon medis Berkoordinasi dengan

WHO untuk uji klinis pengobaan atau intervensi medis lainnya

3 Tanggap Darurat

Melakukan peningkatan pengadaan dan distribusi logistik APD supply medis ke

daerah terdampak

Pelaporan berkala ketersediaan pemakaian APD alat medis dan permintaan

yang disampaikan kepada gugus tugas logistik

Berkoordiansi dengan vendor untuk melakukan produksi masal dan distribusi

(dapat melibatkan department perhubungan TNI polri dan sumber daya lainnya

untuk distribusi) untuk APD alat medis dan obat (apabila tersedia)

4 Rehabilitasi

Menilai status stockpiles and equipment (antivirus (apabila tersedia) antibiotik

APD dll)

Mereview proses yang sudah dilakukan

Mengisi kembali stok sesuai kebutuhan

Memperbarui rencana protokol sesuai dengan kasus yang telah diamati

435 Intervensi Non Farmasi Kegiatan-kegiatan intervensi non farmasi yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan

Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (bandara pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat NegaraPLBDN)

Proteksi Perorangan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) etika batuk bersin penggunaan masker

68

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasilitas umum)

Promosi kesehatan untuk pencegahan kejadian COVID-19 PHBS kecukupan gizi pengelolaan stres olah raga teratur pengolahan masakan secara benar edukasi mengenai pencegahan stigma

Pemetaan Sumber Daya (SDM Kesehatan sarana kesehatan)

Pemberdayaan kader dan masyarakat

Melengkapi sarana kesehatan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan

Penyusunan dokumen rencana keberlangsungan usaha

Penyusunan protokol kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 untuk publik (sekolah kalangan usaha perkantoran tempat publik transportasi untuk pemerintah daerah dll)

Koordinasi dengan pihak sekolah pabrik-pabrik kantor perusahaan untuk melakukan sosialisasi terkait antisipasi terjadinya COVID-19

2 Siaga Darurat

Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (Bandara pelabuhan dan PLBDN)

Proteksi perorangan CTPS etika batuk bersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)

Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien

Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih) bagi pasien dan keluarga pada penerapan karantina rumah dan RS

Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi karantina daerah terdampak (apabila diberlakukan karantina pembatasan sosial) sehingga waktunya dapat ditunda

Melakukan pemusnahan barang-barang habis pakai yang terkontaminasi

Penerapan rencana keberlangsungan usaha untuk usaha sektor esensial

Menyediakan layanan dukungan psikososial dan kesehatan jiwa bagi pasien petugas kesehatan dan masyarakat

Menyiapkan platorm pembelajaran online unutk sektor Pendidikan dan platform bekerja dari rumah untuk sektor usaha dan perkantoran

3 Tanggap Darurat

Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum) memastikan kecukupan ventilasi rumah

Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien

Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih APD dan bahan dekontaminasi bagi penduduk

Melakukan pencegahan atau pembubaran kegiatan-kegitan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi terdampak sehingga waktunya dpt ditunda

69

Berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk Keamanan Wilayah dan keberlangsungan proses ekonomi

Melakukan pemusnahan barang habis pakai yang digunakan penderita dan dekontaminasi barang-barang tidak habis pakai yang kontak dengan penderita

Memastikan ketersediaan logistik (kebutuhan hidup APD)

Pemberlakuan karantina rumah karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala besar berdasarkan kajian informasi epidemiology dan sebaran kasus COVID-19 Menutup tempat publik yang tidak esensial seperti tempat hiburan menutup sekolah Sektor Pendidikan memberlakukan pembelajaran online dan sektor usaha dan perkantoran memberlakukan bekerja dari rumah

Perusahaan kantor dan pelayanan publik menerapkan rencana keberlangsungan usaha

Menyediakan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikologi bagi pasien tenaga kesehatan dan masyarakat termasuk lansia anak-anak dan remaja penyandang disabilitas

4 Rehabilitasi

Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)

Setelah ada penyataan pencabutan status kedaruratan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa keadaan pandemi sudah dinyatakan selesai sehingga masyarakat dapat beraktifisat kembali namun tetap waspada dan melakukan PHBS

Pemulihan Keamanan tetap berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk menjamin keamanan masyarakat

Melakukan After Action Review evaluasi respon

Terus melakukan surveilan COVID-19

Memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial

436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi

1 Kesiapsiagaan

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Pusat mulai bergerak dan

berkoordinasi

dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Memonitor

pemberitaan dan isu publik di media massa dan media sosial terkait

perkembangan situasi penyebaran virus COVID-19

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line dan trough the line

(mengingat era digital) bisa berupa sosialisasi penyuluhan langsung masyarakat

umum kader informasi dan komunikasi dengan pihak bandara BKSLN (Biro

Kerja Sama Luar Negeri) Kemenkes juga akan mengkomunikasikan terkait

informasi kejadian pandemi di negara lain kepada Kemenlu siaran pers media

KIE baik cetakan e-file tentang pesan-pesan pencegahan bisa disebarkan melaui

media sosial

bull Isi pesan

70

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 secara

umum

c Perlu diumumkan kepada publik bahwa kasus virus COVID-19 tersebut belum

ada kasus di Indonesia namun tetap waspada khususnya pada orang yang

telah bepergian dari wilayah pandemi dengan menunjukkan kartu sehat serta

dilakukan penguatan screening di pintu masuk negara

2 Siaga Darurat

Menyusun strategi komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Menyampaikan informasi dan edukasi serta memberdayakan masyarakat melalui

upaya

a Melakukan edukasi publik melalui media massa media sosial advertorial

video dan infografis

b Membangun komunikasi dan melibatkan peran aktif organisasi profesi

kesehatan dan profesi lainnya serta asosiasi pelaku usaha dan akademisi

dan pelajarmahasiswa

c Memperkuat pengetahuan tokoh masyarakat pemuka agama dan organisasi

sosial dan kemasyarakatan terhadap ancaman COVID-19

d Mendidik dan melatih relawan dan kader kesehatan terkait COVID-19

e Melaksanakan sosialisasi baik komunikasi langsung kepada masyarakat

f Memperkuat pemahaman ancaman COVID-19 dan kemungkinan bencana

wabah COVID-19 kepada semua sektor dan masyarakat

g Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press release

regular dan diseminasi informasi kepada tim dan kepada masyarakat umum

dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan berdasarkan masukkan tim teknis

Meningkatkan peran sekolah lembaga pendidikan sebagai agen perubahan

Sekolah mempunyai rsquocaptive audiencersquo yang bisa dipakai sasaran untuk perubahan

perilaku Anak didik biasanya mudah berkomunikasi dengan orang tuanya dan bisa

merubah pikiran orang tua mereka Anak didik diharapkan akan menyampaikan

apa yang diketahuinya kepada orang tua dan kawan-kawannya

Memperkuat pemahaman guru pengawas sekolah tentang permasalahan pandemi

COVID-19 apa yang harus dilakukan kalau banyak anak didik menderita gejala-

gejala yang menyerupai COVID-19 cara menggunakan media belajar anak dan

media lainnya di sekolah

bull Tim Komunikasi Risiko Pusat bergerak cepat dan berkoordinasi dengan Tim

Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Waspada hoaks

misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media

massa dan media sosial (sudah banyak suspek COVID-19) dan berkoordinasi

dengan Kemenkominfo BSSN Cyber Crime Polri untuk menanggulanginya

Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinkes

Kabupaten Kota yang terdapat suspek terkonfirmasi dengan virus COVID-19

71

untuk penyebaran informasi dan media rekanan serta menggandeng Diskominfo

Kabupaten Kota setempat

bull Menyiapkan talking point kepada Menkes dan jumpa pers untuk Dirjen P2P

(Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) selaku National Focal Point (juru bicara

khusus) di Kemenkes serta jumpa pers oleh Pimpinan Daerah sebagai kondisi

siaga darurat bahwa diwilayahnya terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line

(mengingat era digital) dan above the line Dilakukan sosialisasi penyuluhan

langsung dan pelatihan komunikasi kepada kader komunitas LSM Ormas di

wilayah yang terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19dalam upaya pencegahan

penyebaran virus COVID-19 di masyarakat umum Biro Komunikasi dan

Pelayanan Masyarakat (Rokom Yanmas) berkoordinasi dengan RSHS dan RSPI

untuk memutakhirkan data informasi terkini dan menuangkan ke dalam siaran pers

1 kali sehari media KIE baik cetakan e-file digital tentang pesan-pesan

pencegahan disebarkan melalui media cetak elektronik tradisional digital dan

media sosial

bull Mengaktifkan contact center 24 jam baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai

sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk National Command

Center (NCC)Public Safety Center (PSC) 119

bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel

advice dan diumumkan kepada publik Selain itu koordinasi dan komunikasi

antara Kemenkes Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media

internasional

bull Isi pesan

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker bila sakit

c Social distancing

d Dirjen P2P mengumumkan kepada publik bahwa di Indoneia sudah ditemukan

suspek yang terkonfirmasi dengan virus COVID-19 faktor-faktor risiko

COVID-19 gejala-gejala penderita COVID-19 upaya pencegahan dan

penanggulangan penyebaran virus COVID-19 (adanya penyelidikan

epidemiologi (PE) isolasi pasien di RS karantina ldquotempatrdquo kesiapan RS dan

laboratorium menghadapi situasi yang terjadi) jangan panik namun tetap

meningkatkan kewaspadaan segera mendatangi fasyankes jika mendapati

gejala-gejala COVID-19 memperketat pengawasan dan karantina kesehatan

di pintu masuk negara

3 Tanggap Darurat

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pusat bergerak lebih cepat lagi

dan berkoordinasi dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Daerah di wilayah yang mengalami kasus yang tinggi terhadap penularan virus

COVID-19 Komunikasi Rokom Yanmas Kemenkes dengan Pusdatin Humas

BNPB dan Kemenkominfo sebagai Media Center Nasional Respon cepat dan

penyediaan konten positif yang lebih masif untuk cegah-tangkal hoaks

misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media

massa dan media sosial dan berkoordinasi dengan Kemenkominfo BSSN Cyber

72

Crime Polri untuk penanggulangannya Divisi Humas Polri dan Puspen TNI juga

memberikan pernyataan untuk menenangkan dan mengamankan situasi

bull Kepala negara sebagai juru bicara nasional mengumumkan kepada publik bahwa

Indonesia dalam kondisi tanggap darurat COVID-19 Dalam hal ini

mengumumkan masa awal berlakunya periode tanggap darurat dan untuk

mengakhiri masa tanggap darurat ini akan melihat adanya penurunan kasus

dengan 2x masa inkubasi dari kasus terakhir Dalam hal ini Kemenkes

berkoordinasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) Sekretariat Negara (Setneg)

dan Sekretariat Kabinet (Setkab) Talking point Juru Bicara dibuat 2x sehari

sebagai bahan pimpinan jika dibutuhkan berbicara kepada publik dan media

massa berikut siaran pers dikeluarkan 2x sehari dalam kondisi tanggap darurat

ini

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line

(mengingat era digital) dan above the line Kader komunitas LSM Ormas yang

sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan komunikasi juga bergerak sebagai

surveilans komunikasi dan epidemiologi di wilayah yang terdampak penyebaran

kasus virus COVID-19 (para tenaga kesehatan dan relawan harus dilengkapi

APD) Penyebaran informasi dan publikasi media KIE baik cetakan e-file digital

tentang pesan-pesan pencegahan dan penanggulangan disebarkan secara masif

melalui media cetak elektronik tradisional digital dan media sosial

bull Contact center standby 24 jam baik di tingkat Pusat maupun daerah sebagai

sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk NCC PSC 119

bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel

warning terhadap tanggap darurat COVID-19 dan diumumkan kepada publik

Selain itu menguatkan koordinasi dan komunikasi antara Kemenkes BNPB

Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media internasional

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (pusat dan daerah) akan bekerja

sama lintas sektor menjalankan dan berperan serta di dalam prosedur karantina

wilayah dan pengamanan untuk menenangkan warga di fasilitas umum yang

ditutup

bull Isi pesan

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktivitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau

ketika merawat yang sakit

c Social and physical distancing

d Kepala negara mengumumkan kepada publik bahwa di Indonesia dalam

kondisi tanggap darurat COVID-19 negara akan terus berupaya

menanggulangi persoalan ini meminta kerja sama masyarakat Indonesia

untuk mematuhi instruksi pemerintah Dalam kondisi ini diberlakukan karantina

wilayah dan penutupan tempat umum sarana publik

73

4 Rehabilitasi

bull Kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat pada skenario ini seperti

pada kondisi siaga darurat

bull Menkes mengumumkan kepada publik bahwa masa penanggulangan tanggap

darurat COVID-19 telah berakhir ditandai dengan penurunan kasus dengan 2x

masa inkubasi dari kasus terakhir

bull Terus waspada dan menanggapi dengan cepat rumor atau informasi yang salah di

masyarakat

bull Perkuat pesan-pesan kunci

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau

ketika merawat yang sakit

c Berakhirnya masa tanggap darurat yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan

juga dinyatakan dengan pembukaan wilayah karantina membuka fasilitas

umum yang ditutup rehabilitasi lingkungan yang terdampak serta masyarakat

tetap diminta waspada

74

44 Instruksi Koordinasi

Gambar 49 Jejaring Kerja Komando dan Koordinasi

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi Pusat

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi Propinsi

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi KabKota

Posko KLB

Influenza Pusat

Posko KLB

Influenza Propinsi

Posko KLB

Influenza KabKota

Pos Lapangan

KLB Influenza

Pos Taktis

Perimeter

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Lab

Regional

Nasional

Lab

Rujukan

sekuensing

Lab

Daerah

Rumah

Sakit

Puskesmas

Keterangan

= Mekanisme Komando

= Mekanisme Koordinasi= Mekanisme rujukan

pasien dan pengiriman spesimen

= Mekanisme laporan

JEJARING KERJA KOMANDO amp KOORDINASI

Posko COVID-19 Pusat

Posko COVID-19 Provinsi

Posko COVID-19 Kota

Posko COVID-19 Lapangan

75

Bab 5

Administrasi dan Logistik

51 Administrasi

a Pemenuhan Kebutuhan Bersumber APBN

Berdasarkan analisa Biro Perencanaan dan Anggaran ditentukan kebutuhan jumlah

logistik kesehatan APD sebanyak 600000 unit namun sesuai hasil estimasi yang

dibuat Pusat Krisis Kesehatan dalam analisa situasi berdasarkan skenario kejadian

pandemi Covid-19 dengan menggunakan angka serangan klinis 36 dari jumlah

populasi Indonesia ditentukan jumlah kebutuhan APD dan logistik kesehatan lainnya

pada tabel berikut yang merupakan kebutuhan sampai dengan tanggal 16 Agustus

2020 Pemenuhan kebutuhan ini dapat berasal dari alokasi APBN Kementerian

Kesehatan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB Badan Dunia dan sumbangan dari

masyarakat Pusat Krisis Kesehatan telah menentukan estimasi kebutuhan APD dan

logistik kesehatan lainnya sampai dengan tanggal 16 Agustus 2020 seperti terlihat pada

tabel di bawah ini

76

Tabel 51

Tabel Kebutuhan APD dan Logistik Kesehatan Lainnya

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

1 Aceh

55995

55995

26979

911

1623

1623

865526

19604

1669

21233

66560

1325896

2 Sumatera Utara

225579

225579

108688

3669

6537

6537

3486798

78974

6725

85538

268138

5341414

3 Sumatera Barat

55995

55995

26979

911

1623

1623

865526

19604

1669

21233

66560

1325896

4 Riau

109362

109362

52692

1779

3169

3169

1690410

38287

3261

41469

129994

2589533

5 KEPULAUAN RIAU

22933

22933

11049

373

665

665

354478

8029

684

8696

27260

543024

6 Jambi

37617

37617

18125

612

1090

1090

581453

13170

1122

14264

44714

890726

7 Bangka Belitung

15522

15522

7479

252

450

450

239923

5434

463

5886

18450

367537

8 Sumatera Selatan

87632

87632

42222

1425

2539

2539

1354532

30679

2613

33229

104165

2075003

9 Bengkulu

20658

20658

9954

336

599

599

319318

7232

616

7833

24556

489162

10 Lampung

87154

87154

41992

1418

2525

2525

1347149

30512

2598

33048

103597

2063693

11 Banten

201907

201907

97282

3284

5851

5851

3120890

70686

6020

76561

239999

4780881

12 DKI JAKARTA

544381

544381

262291

8855

15774

15774

8414541

190584

16230

206424

647086

12890209

13 JAWA BARAT

1276846

1276846

615203

20769

36999

36999

19736309

447016

38068

484168

1517740

30233989

77

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

14 JAWA TENGAH

536047

536047

258275

8719

15533

15533

8285719

187667

15982

203264

637179

12692866

15 DI Yogyakarta

39708

39708

19132

646

1151

1151

613767

13901

1184

15057

47199

940228

16 Jawa Timur

1019885

1019885

491396

16590

29553

29553

15764440

357055

30407

386730

1212300

24149495

17 BALI

112016

112016

53971

1822

3246

3246

1731443

39216

3340

42475

133150

2652392

18 KALIMANTAN BARAT

52518

52518

25304

854

1522

1522

811780

18386

1566

19914

62427

1243563

19 KALIMANTAN TENGAH

28323

28323

13647

461

821

821

437793

9916

844

10740

33667

670654

20 Kaltara

7592

7592

3658

123

220

220

117344

2658

226

2879

9024

179758

21 Kaltim

46657

46657

22480

759

1352

1352

721176

16334

1391

17692

55459

1104768

22 Kalsel

44021

44021

21210

716

1276

1276

680436

15411

1312

16692

52326

1042357

23 Sulawesi Utara

25864

25864

12462

421

749

749

399788

9055

771

9808

30744

612433

24 Gorontalo

12474

12474

6010

203

361

361

192811

4367

372

4730

14827

295367

25 Sulawesi Tengah

31676

31676

15262

515

918

918

489616

11090

944

12011

37652

750042

26 Sulawesi Barat

14370

14370

6924

234

416

416

222122

5031

428

5449

17081

340268

27 Sulawesi Selatan

91315

91315

43997

1485

2646

2646

1411461

31969

2722

34626

108543

2162213

28 Sulawesi Tenggara

28184

28184

13580

458

817

817

435643

9867

840

10687

33501

667360

78

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

29 Nusa Tenggara Barat

78636

78636

37888

1279

2279

2279

1215488

27530

2344

29818

93472

1862003

30 Nusa Tenggara Timur

56677

56677

27308

922

1642

1642

876061

19842

1690

21491

67370

1342035

31 Maluku Utara

13079

13079

6302

213

379

379

202170

4579

390

4960

15547

309704

32 Maluku

18737

18737

9028

305

543

543

289612

6560

559

7105

22271

443656

33 Papua Barat

10042

10042

4838

163

291

291

155216

3516

299

3808

11936

237776

34 Papua

35137

35137

16930

572

1018

1018

543115

12301

1048

13324

41766

831997

TOTAL

5044539

5044539

2430535

82056

146173

146173

77973855

1766062

150398

1912841

5996259

11944789

9

KEBUTUHAN NASIONAL

5044633

5044633

2430580

82057

146176

146176

77975307

1766095

150401

1912876

5996371

11945012

4

SELISIH

94

94

45

2

3

3

1452

33

3

36

112

2224

79

b Pemenuhan Kebutuhan Bersumber Dana Siap Pakai (DSP)

Berdasarkan peraturan BNPB No2 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Siap Pakai

(DSP) Berikut ini prosedur pemberian DSP

1 Prosedur pemberian DSP melalui usulan permohonan terlebih dahulu dilakukan

verifikasi

2 Pemberian DSP berdasarkan persetujuan Kepala BNPB atau pejabat yang diberikan

kuasa oleh Kepala BNPB

3 Pemberian bantuan DSP sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi kementerian

lembaga berdasarkan atas

a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten

kota atau BPBD propinsi terdampak

b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan

status keadaan darurat bencana

c Rincian biaya untuk kegiatan penanganan darurat bencana

d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB

4 Pemberian bantuan DSP melalui inisiatif BNPB berdasarkan atas

a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten

kota atau BPBD propinsi terdampak

b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan

status keadaan darurat bencana

c Hasil pengkajian cepat yang menjelaskan kebutuhan rincian biaya untuk

kegiatan penanganan darurat bencana yang dinyatakan secara tertulis oleh

pejabat eselon I yang berwenang

d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB

Pelaksanaan penyaluran DSP

1 KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) BNPB memerintahkan bendahara pengeluaran

untuk memindahbukukan sejumlah dana UP dari rekening bendahara pengeluaran

ke rekening BPP pengelola pada unit kerja di BNPB BPBD dan atau kementerian

lembaga terkait

2 Pemindahbukuan DSP kepada unit kerja BNPB BPBD atau kementerian lembaga

terkait dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang telah disetujui KPA

3 Penyaluran bantuan DSP untuk BPBD kabupaten kota atau propinsi harus

dilengkapi dengan Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan Kepala BPBD

atas nama pemerintah daerah

4 Penyaluran bantuan DSP untuk kementerian lembaga harus dilengkapi dengan

Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan pejabat setingkat eselon I dari

kementerian lembaga terkait

5 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada pemerintah

kabupaten kota atau propinsi melalui pengelola DSP BNPB setempat dilengkapi

dengan bukti penerimaan berupa kuitansi berita acara serah terima

6 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada unit kerja BNPB

dan kementerian lembaga terkait melalui pengelola DSP yang ditunjuk dilengkapi

dengan bukti penerimaan berupa kuitansi dan berita acara serah terima

7 Waktu penyaluran bantuan DSP disesuaikan dengan ketersediaan UP DSP yang

ada pada rekening bendahara pengeluaran BNPB

80

8 Penyaluran bantuan DSP dapat pula diberikan dalam bentuk barang jasa dengan

mempertimbangkan aspek kemudahan ketersediaan dan kelancaran distribusi

9 Pelaksanaan penyaluran DSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan mengenai mekanisme pelaksanaan anggaran penanggulangan

bencana

Pengaturan logistik penting untuk mendukung penyelenggaraan respon medis dan laboratorium serta respon komponen lain Diperlukan prosedur untuk mempercepat proses pengadaan dan transportasi barang

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

- Memetakan sumber daya yang tersedia dan rantai suplai (supply chain) di sektor kesehatan dan lainnya

- Memeriksa sistem pengelolaan dan pengendalian rantai suplai (penimbunan penyimpanan keamanan pengaturan transportasi dan distribusi) untuk persediaan medis dan komoditas esensial lainnya termasuk Disease Commodity Package (DCP) COVID-19 dan cadangan kit pasien di dalam negeri

- Memeriksa proses pengadaan (termasuk impor dan bea cukai) untuk suplai medis dan kebutuhan esensial lainnya dan mendorong sumber daya setempat untuk memastikan keberlanjutan

- Menilai kapasitas pasar lokal untuk memenuhi peningkatan permintaan akan suplai medis dan kebutuhan pokok lainnya dan mengoordinasikan permintaan suplai internasional melalui mekanisme pengadaan regional dan global

- Mempersiapkan kapasitas lonjakan staf dan mekanisme penempatan nasihat kesehatan (pedoman dan SOP) pra dan pasca penempatan paket (briefing vaksinasi yang direkomendasikan wajib peningkatan kit medical travel dukungan kesehatan jiwa dan psikososial termasuk kelompok pendukung sebaya) untuk memastikan kesejahteraan staf

- Mengdentifikasi dan mendukung fungsi-fungsi kritis yang harus berlanjut selama wabah COVID-19 yang meluas (mis air dan sanitasi bahan bakar dan energi makanan telekomunikasiinternet keuangan hukum dan ketertiban pendidikan dan transportasi) sumber daya yang diperlukan dan tenaga kerja esensial

81

Gambar 51

Contoh SK Status Darurat Bencana

82

Gambar 52

Konsep Operasi Logistik

Sumber Internasional Pintu MasukStaging Area di Bandara Sumber

(UNHRDWHO Supplier) NasionalRegional

Pusat Krisis Gudang Provinsi

(Masuk Melalui BandaraPelabuhanTerminal)

Gudang KabupatenKota

Pusat Layanan Kesehatan Unit Layanan Kesehatan Rumah Penduduk

Gambar 10 Konsep Operasi Logistik

83

Bab 6

Komando dan Perhubungan

Gambar 61

Struktur Klaster Nasional Penanggulangan Bencana

Keputusan Kepala BNPB Nomor 173 tahun 2015 tentang klaster nasional

penanggulangan bencana

1 Klaster Kesehatan Tugasnya Pelayanan Kesehatan Pengendalian Penyakit

Penyehatan Lingkungan Penyiapan Air Bersih dan Sanitasi yang berkualitas

Pelayanan Kesehatan Gizi Pengelolaan Obat Bencana Penyiapan Kesehatan

Reproduksi dalam Situasi Bencana Penatalaksanaan Korban Mati Pengelolaan

Informasi dibidang Kesehatan

Koordinator Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian

Kesehatan

Wakil Koordinator Pusat Kedokteran Kepolisian Republik Indonesia

2 Klaster Pencarian dan Penyelamatan Tugasnya Mengerahkan Mengkoordinir

serta mengendalikan sarana dan personil dalam pelaksanaan operasi pencarian

penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana secara cepat efisien dan

efektif Pengelolaan Informasi dibidang Pencarian dan Penyelamatan

Koordinator Direktur Operasi dan Pelatihan BASARNAS

Wakil Koordinator Wakil Asisten Operasi Tentara Nasional Indonesia

3 Klaster Logistik Tugasnya Pengadaan barang sandang permakanan dan

peralatan Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negriimpor)

PenyimpananPergudangan Distribusi Logistik Keamanan Logistik Pengelolaan

Informasi dibidang Logistik

Koordinator Direktur Logistik BNPB

Wakil Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam

Kementerian Sosial

KESEHATAN

PENCARIAN DAN

PENYELAMATAN

LOGISTIK

PENGUNGSIAN DAN

PERLINDUNGAN

PENDIDIKAN

SARANA DAN PRASARANA

EKONOMI

PEMULIHAN

DINI

84

4 Klaster pengungsian dan Perlindungan Tugasnya Penyiapan Dapur Umum

Pencegahan dan Penanganan Kekerasan berbasis Gender Tempat Pengungsian

Keamanan Manajemen Pengungsian dan Penyiapan Hunian Sementara

Perlindungan Kelompok Rentan Pengelolaan Informasi dibidang Pengungsian dan

Perlindungan

Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian

Sosial

Wakil Koordinator Asisten Operasi Kepolisian Republik Indonesia

5 Klaster Pendidikan Tugasnya Pelayanan Belajar Mengajar Formal dan Informal

Penyiapan Sekolah Darurat Bimbingan dan Penyuluhan bagi Anak Dewasa

Kerohanian Pengelolaan Informasi dibidang Pendidikan

Koordinator Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat

Jendral Kementerian Pendidikan

Wakil Koordinator Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama

6 Klaster Sarana dan Prasarana Tugasnya Pembersihan puing-puing debris

clearance Penyediaan Alat Transportasi Telekomunikasi dan Energi Penyediaan

Hunian Tetap Penyediaan Air dan Sanitasi Pengelolaan Informasi dibidang Sarana

dan Prasarana

Koordinator Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum

Wakil Koordinasi Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika

Kementerian Komunikasi dan Informatika

7 Klaster Ekonomi Tugasnya Pengelolaan Sektor Pertambangan dan Galian Listrik

Gas dan Air Minum Industri Pengolah Konstruksi Perdagangan Hotel dan

Restoran Jasa dan Pertanian serta Pengelolaan Informasi dibidang Ekonomi

Koordinator Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian

Wakil Koordinator Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

8 Klaster Pemulihan Dini Tugasnya Penguatan Kapasitas pemerintah pusat daerah

untuk koordinasi Revitalisasi fungsi pemerintah desa camat kabupaten kota

provinsi Pemulihan Layanan Publik Sarana Pendukung kepemerintahan

Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pendanaan Pengelolaan Informasi dibidang

Pemulihan Dini

Koordinator Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana

Kementerian Dalam Negeri

Wakil Koordinator Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan Penyusunan dan

Evaluasi Program Kelembagaan dan Tatalaksana Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB

9 PSC (Public Safety Center) merupakan ujung tombak pelayanan kegawatdaruratan

Pra Fasyankes di daerah 1 kabupaten hanya ada 1 PSC berjejaring dengan faskes

setempat PSC diselenggarakan 24 jam sehari terus menerus Lokasi dapat di

Dinkes RS atau Lokasi lain yg ditetapkan oleh Pemda kabupatenkota

Fungsi PSC

pemberi pelayanan Gawat Darurat

pemandu pertolongan pertama (first aid)

pengevakuasi KorbanPasien Gawat Darurat dan

pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan

Ketenagaan PSC Koordinator Tenaga Kesehatan Operator Call Center dan

tenaga lain

85

Tabel 61

Tugas dan Pelaksana Sub Klaster-Sub Klaster Dalam Klaster Kesehatan

TUGAS KLASTER TIM PELAKSANA

PELAYANAN KESEHATAN (Respon Medis) SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN

PENGENDALIAN PENYAKIT (Surveilans Laboratorium) SUB KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT

KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYIAPAN AIR

BERSIH KESEHATAN LINGKUNGAN

PENYIAPAN AIR BERSIH DAN SANITASI YANG

BERKUALITAS

PELAYANAN GIZI SUB KLASTER PELAYANAN GIZI

KESEHATAN REPRODUKSI SUB KLASTER KESEHATAN REPRODUKSI

PENANGANAN KESEHATAN JIWA SUB KLASTER KESEHATAN JIWA

PENATALAKASANAAN KORBAN MATI SUB KLASTER DVI

PROMOSI KESEHATAN (Promosi Kesehatan) TIM PROMKES

PENGELOLAAN INFORMASI KESEHATAN TIM DATA amp INFORMASI

PENGELOLAAN OBAT BENCANA (Intervensi Farmasi) TIM LOGISTIK KESEHATAN

86

Lampiran

Lampiran 1

PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN PERAN STAKEHOLDER DAN PEMBIAYAAN

ESTIMASI KETERSEDIAAN amp KEBUTUHANSUMBERDAYA

SUMBER DAYA KEGIATAN LABORATORIUM

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN

1

1Pengambilan

pengiriman

2Pemeriksaan

spesimen

Mengambil specimen

penderita atau suspek

memeriksa dilapangan

maupun mengirimkan ke

laboratorium

Tenaga

Tenaga kesehatan Analis kesehatan surveilans

2 org1000 pddk

Saranaprasarana

Alat transportasi

Laboratorium lap

1 unit area

1 unitKabupatenKota

Logistik

Reagen

Specimen pot

Specimen carrier

Pedoman Pengambilan dan Pengiriman spesimen COVID-19

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

2 bh x unit pelayanan lab

SUMBER DAYA KEGIATAN PELAYANAN MEDIK DAN TINDAKAN FARMASI

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN

1

Penyediaan amp

penyimpanan antiviral

Menyiapkan kebutuhan dan

menyimpan antiviral yang

dibutuhkan untuk penduduk

di area pembatasan

Tenaga

Tenaga kesehatan

Asisten apoteker

1 orang gudang

1 orang gudang

Saranaprasarana

- Gudang penyimpanan

1 unitarea

Logistik Saat ini tidak ada

antiviral yang direkomendasikan

Antiviral (Apabila sudah direkomendasikan antiviral untuk pengobatan)

Obat-obatan lainnya

Format RR logistic

Utk pengobatan

10 x jml pddk x 2 dosis x 5 hr + 5x 10 x Jml pddk x 2 dosis x 5 hr

2 Triase Triase COVID-19 dan bukan

COVID-19

Tenaga

Tenaga dokter yang bersertifikasi

Perawat yang bersertifikasi

3 org1000 pddk

5 org1000 pddk

Saranaprasarana

Klinik berikut peralatan

Alat transportasi yang dilengkapi obat-obat life

1 unitarea

87

saving oksigen dan portable ventilator

1 unitarea

Logistik

APD

Antiviral

Obat-obatan lainnya

Format RR

Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan AV Diihitung pada penyediaan Obat

3 Pelayanan

medikevakuasi

Rujukan kesehatan

Melakukan pelayanan

medik kesehatan kepada

penderita ILI dan penyakit

lain di area pembatasan

Tenaga

Dokter yang bersertifikasi

Perawatbidan yang bersertifikasi

Paramedis lainnya

Sopir ambulan

2 orgdesa

2 orgdesa

1 orgdesa

Saranaprasarana

Unit pelayanan Puskesmas

Puskesmas kelilingAmbulance

Posko Pelayanan

1 unitarea

1 unitarea

Logistik

Peralatan kesehatan

Obat-obatan

RegisterFormat laporan

Standar Puskesmas Standar Puskesmas Kegiatan Puskesmas

4 SUMBER DAYA PADA TINDAKAN KARANTINAISOLASI

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA CARA PERHITUNGAN

1

2

3

4

Pengawasan Karantina

Penerapan pintu keluar

masuk

Penetapan perimeter

Pembatasan kegiatan

umum

Pemantauan seluruh

kegiatan kekarantinaan di

area pembatasan

Pengawasan di pintu keluar

dan masuk area

pembatasan

Mengawasi diperbatasan

area pembatasan

Membatasi kegiatan

penduduk untuk

mengurangi kontak antar

penduduk

Tenaga

Tenaga kesehatan yang paham teknis kekarantinaan

Tenaga non kesehatanTNI Polri

3 org 1000 pddk

10 org1000 pddk

Saranaprasarana

Alat komunikasi HT

Pos di pintu keluarmasuk dilengkapi ruang pemeriksaan medis untuk penjaringan

Tanda pembatasan (Quarantine line) talipitatonggakpapan pengumuman

Alert card

1 unit Tim

1 unitarea

1 bh x jml kemungkinan jln

keluarmasuk

10 x jumlah pddk

Logistik

Suplemen

Obat-obatan

APDPPE

Desinfektan

Peta wilayah

Senter

Poster

Leaflet

Buku pencatatan

1 tb x 35 x jml pddk + ptgs Dihitung pada penyediaan obat Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada kegiatan Kesling

1 buahpos 1 x jml petugas

5 x Jml TTU 1 bh x pddk

1 bh x jml pos

5 Karantina rumah

Melakukan pembatasan

keluar rumah bagi

penduduk kontak agar tidak

menularkan kepada orang

lain

Tenaga

Tenaga Non kesehatan

Termasuk perhitungan di atas

Saranaprasarana

88

Logistik

Tandapita

Paket x rmh yang dikarantina

6 Isolasi dan rujukan

Melakukan pemisahan

penderita yang sakit ke

tempat tertentu di area

pembatasan sebelum

dirujuk dan melakukan

rujukan ke rumah sakit

Tenaga

Tenaga Medis Paramedis

Tenaga sopir

8 org 1000 pddk

1 orgunit ambulance

Saranaprasarana

Ruang isolasi dilengkapi peralatan kesehatan

Ambulance khusus

1 unitarea 2 unitarea 1 unitarea

Logistik

Obat antiviral

Desinfektan

Obat-obatan lainnya

Peralatan medis

Kartu pasien

Surat rujukan

APDPPE

Dihitung pada penyediaan AV Dihitung pada Kesling

Dihitung pada penyediaan obat Standar pelayanan puskesmas

20 x jml pddk 1`pkt x 10 x jml pddk

Dihitung pada penyediaan APD

7 Kesling pencegahan KLB

Pengawasan Kesehatan

lingkungan untuk mencegah

terjadinya KLB penyakit

lainnya

Tenaga

Sanitarian

6org desa

Saranaprasarana

Penyediaan air bersih

Pengangkutan sampah

Pembuangan kotoranlimbah

1 unitarea 1 unitarea 1 unitarea

Logistik

Water test kit

Desinfektan

Swing fog

Penyaringan air PAC

APDPPE Masker lengkap

Masker biasa

Spry can

Malationsolar

I unitarea 1 paket x rumah + unit pelayanan

1 unitarea 1 bh x pddk

Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan APD

1 unitdesa 1 paketdesa

(Disesuaikan dg endemisitas lokasi)

Pemenuhan kebutuhan

hidup dasar

Tenaga

Tagana (Taruna siaga bencana) Kabupaten yang bisa di manfaatkan ke lapangan

Kader

1 orang200 KK

1 org10 KK

Saranaprasarana

Gudangtenda lapangan

Transportasi

Dapur umum

Timbangan beras

Kartu keluar masuk logistik

2 gudangdesa 1 unit trukdesa

1 unitdes 1 bhgudang 1 pktgudang

Logistik

Sarden (150 gr)

Kecap manis

Saos sambal

Minyak goreng (2 lt)

Beras (04 kgjiwa)

Minyak tanah

Personal hiegene

Air minum

1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK

1 pkthrjiwa

2 ltorhr

89

Lampiran 2

Penerbangan Internasional di Indonesia

No Tempat Kedudukan Nama Penerbangan

Sumatera

1 Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim

2 Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda

3 Deli Serdang Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu

4 Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau

5 Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II

6 Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II

7 Tanjung Pinang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah

8 Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno

9 Bandar Lampung Bandar Udara Radin Inten II

Jawa

10 Bandung Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara

11 Tangerang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

12 Yogyakarta Bandar Udara Internasional Adi Sucipto

13 Solo Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo

14 Semarang Bandar Udara Internasional Achmad Yani

15 Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda

16 Masalembo Sumenep Bandar Udara Internasional Valia Rahma

Bali dan Nusa Tenggara

17 Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai

18 Lombok Tengah Bandar Udara Internasional Lombok

Kalimantan

19 Tarakan Bandar Udara Internasional Juwata

20 Berau Bandar Udara Internasional Kalimaru

21 Banjarmasin Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor

Sulawesi

22 Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi

23 Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

24 Kendari Bandar Udara Internasional Haluoleo

Papua

25 Nabire Bandar Udara Internasional Yos Sudarso

90

26 Oksibil Bandar Udara Internasional Iskak

27 Jayapura Bandar Udara Sentani

28 Biak Bandar Udara Frans Kaisiepo

29 Tembagapura Bandar Udara Mozes Kilangin

30 Merauke Bandar Udara Mopah

Lampiran 3

Pelabuhan Internasional di Indonesia4

No Tempat Kedudukan Nama Pelabuhan

1 Sabang Pelabuhan Laut Teluk Sabang

2 Banda Aceh Pelabuhan Laut Malahayati

3 Banda Aceh Pelabuhan Laut Ulee Lheu

4 Banda Aceh Pelabuhan Laut Lhok Nga

5 Banda Aceh Pelabuhan Laut Meulaboh

6 Banda Aceh Pelabuhan Laut Singkil

7 Banda Aceh Pelabuhan Laut Labuhan Haji

8 Banda Aceh Pelabuhan Laut Tapak Tuan

9 Banda Aceh Pelabuhan Laut Sinabang

10 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Lhokseumawe

11 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Kuala Langsa

12 Medan Pelabuhan Belawan

13 Medan Pelabuhan Laut Pangkalan Susu

14 Medan Pelabuhan Laut Sibolga

15 Medan Pelabuhan Kuala Tanjung

16 Medan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan

17 Dumai Pelabuhan Laut Dumai

18 Dumai Pelabuhan Laut Bengkalis

19 Dumai Pelabuhan Laut Sungai Pakning

20 Dumai Pelabuhan Laut Penipahan

21 Dumai Pelabuhan Laut Tanjung Medang

22 Dumai Kawasan Industri Pelintung

23 Padang Pelabuhan Laut Teluk Bayur

24 Padang Pelabuhan Laut Sikakap

4httpskespelkemkesgoidkkpkkp_tempat_publicprofil7

91

25 Padang Pelabuhan Laut Bungus

26 Jambi Pelabuhan Laut Muara Sabak

27 Jambi Pelabuhan Laut Kuala Tungkal

28 Jambi Pelabuhan Laut Talang Duku

29 Palembang Pelabuhan Laut Palembang

30 Palembang Pelabuhan Boom Baru

31 Palembang Sumatra Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api

32 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Pekanbaru (Wilker Kampung Dalam)

33 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Selat Panjang

34 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Buatan

35 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Tanjung Buton

36 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Tembilahan

37 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Enok

38 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Rengat

39 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Gaung

40 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Sungai Guntung

41 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Batu Ampar

42 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Sekupang

43 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Pulau Sambu

44 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Nongsa

45 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Kabil

46 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Batam Centre

47 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Uncang Sagulung

48 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Teluk Senimba

49 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Semblog

50 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Harbour Bay

51 Tanjungpinang Kepulauan Riau Pelabuhan Sri Bintan Pura

52 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Pinang

53 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lagoi

54 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lobam

55 Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Pelabuhan Tanjung Balai Karimun

56 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Pangkal Dalam

57 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Tanjung Pandan

92

58 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Manggar

59 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Muntok

60 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Belinyu

61 Bengkulu Pelabuhan Laut Bai

62 Bengkulu Pelabuhan Laut Muko-Muko

63 Bengkulu Pelabuhan Laut Bintuhan

64 Bengkulu Pelabuhan Laut Malakoni Enggano

65 Panjang Lampung Pelabuhan Panjang

66 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Teluk Semangka

67 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Rawajitu

68 Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok

69 Jakarta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pantai Marina

70 Jakarta Pelabuhan Laut Marunda

71 Jakarta Pelabuhan Kali Baru

72 Banten Cilegon Pelabuhan Laut Merak

73 Banten Pelabuhan Laut Anyer

74 Banten Pelabuhan Laut Bojonegara

75 Banten Pelabuhan Laut Labuan

76 Indramayu Jawa Barat Pelabuhan Laut Balongan

77 Semarang Jawa Tengah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

78 Cilacap Jawa Tengah Pelabuhan Laut Tanjung Intan

79 Jawa Timur Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak

80 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Probolinggo

81 Probolinggo Jawa Timur Pelabihan Laut Panarukan

82 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Tanjung Wangi

83 Denpasar Pelabuhan Laut Celukan Bawang

84 Denpasar Pelabuhan Laut Benoa

85 Kupang NTT Pelabuhan Laut Atapupu

86 Kupang NTT Pelabuhan Laut Labuan Bajo

87 Kupang NTT Pelabuhan Laut Tenau

88 Kupang NTT Pelabuhan Laut Wini

89 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Laut Tarakan

90 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Bunyu

93

91 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan SebatikPelabuhan Nunukan

92 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Berau

93 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Tanjung Selor

94 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Kampung Baru

95 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Tanah Grogot

96 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Senipah

97 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Balikpapan

98 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Sintete

99 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Ketapang

100 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Kendawangan

101 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Telok Air

102 Palangkaraya Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pulang Pisau

103 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Sampit

104 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Kumai

105 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pangkalan Bun

106 Banjarmasin Kalimantan Selatan Pelabuhan Trisakti

107 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Labuan Uki

108 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Amurang

109 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Kotabunan

110 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Kema

111 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Belang

112 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Molibagu

113 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Bintauna

114 Palu Pelabuhan Laut Pantoloan

115 Palu Pelabuhan Laut Toli-Toli

116 Palu Pelabuhan Laut Luwuk

117 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kendari

118 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Pomalaa

119 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Bau-Bau

120 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kolaka

121 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Wanci

122 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Makassar

123 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Pare-Pare

94

124 Makassar Sulawesi Selatan Pealbuhan Laut Malili

125 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Biringkasi

126 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhhan Laut Awerange

127 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Palopo

128 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Belang Belang Mamuju

129 Ternate Pelabuhan Laut Buli

130 Ternate Pelabuhan Laut Bacan

131 Ternate Pelabuhan Laut Tobelo

132 Ternate Pelabuhan Sanana Mangole

133 Ambon Pelabuhan Laut Tual

134 Ambon Pelabuhan Yos Sudarso Ambon

135 Ambon Pelabuhan Laut Wahai

136 Ambon Pelabuhan Laut Saumlaki

137 Jayapura Pelabuhan Laut Jayapura

138 Jayapura Pelabuhan Laut Hamadi

139 Merauke Pelabuhan Laut Agats

140 Merauke Pelabuhan Laut Bade

Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19

Pusat Krisis Crisis Centre

95

Lampiran 4

Daftar Lokasi Pusat Krisis di Indonesia

No Tempat Kedudukan

1 Medan

2 Padang

3 Palembang

4 Banjarmasin

5 Manado

6 Makassar

7 DKI Jakarta

8 Semarang

9 Surabaya

10 Bali

11 Jayapura

Lampiran 5

DAFTAR LABORATORIUM PEMERIKSA COVID-19

No Wilayah Kerja Laboratorium Memiliki Fungsi Surveilans

Laboratorium Tidak Memiliki Fungsi Surveilans

1 Aceh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Balai Litbangkes Aceh

2 Sumatera Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

a Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan

b RUmah Sakit Universitas Sumatera Utara

3 Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Umum Pusat Moh Husein Palembang

4 Sumatera Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Rumah Sakit Universitas Andalas Padang

5 Jambi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi

6 Riau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru

7 Kepulauan Riau a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Batam

96

8 Bangka Belitung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkal Pinang

9 Bengkulu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

10 Lampung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

11 Banten Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang

12 DKI Jakarta a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta

a Lembaga Biologi Molekuler Eijkman

b Rumah Sakit Universitas Indonesia

c Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo

13 Jawa Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat

a Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung

b Rumah Sakit Universitas Padjajaran Bandung

14 Jawa Tengah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta

a Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga

b Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang

c Rumah Sakit Universitas Diponegoro Semarang

15 DI Yogyakarta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta

a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Daerah Istimewa Yogiakarta

b Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta

16 Jawa Timur Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

a Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo

b Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya

c Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang

17 Kalimantan Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat

Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak

18 Kalimantan Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

19 Kalimantan Selatan a Balai Besar Laboratorium

97

Kesehatan Surabaya b Balai Besar Teknik

Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru

20 Kalimantan Timur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

21 Kalimantan Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

22 Sulawesi Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar

b Rumah Sakit Universitas Hasanudin Makassar

23 Sulawesi Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

24 Sulawesi Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

25 Sulawesi Tenggara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

26 Gorontalo Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

27 Sulawesi Utara a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado

Rumah Sakit Umum Pusat Prof R D Kandou Manado

28 Maluku Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

29 Maluku a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon

30 Bali Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

a Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

b Rumah Sakit Universitas Udayana Denpasar

31 Nusa Tenggara Timur

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

32 Nusa Tenggara Barat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

RRUD Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram

33 Papua Barat Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua

34 Papua Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua

98

Lampiran 6

132 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Menkes

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

2 3

1 Aceh 1 RSUD Cut Meutia Kab Aceh Utara

2 RSUD Dr Zainoel Abidin

2 Sumatera Utara

3 RSUP H Adam Malik

4 RSU Kabanjahe

5 RSU Djasamen Saragih Pematang Siantar

6 RSUD Tarutung

7 RSU Padang Sidempuan

3 Sumatera Barat 8 RSU Achmad Mochtar

9 RSUP M Djamil

4 Riau

10 RSUD Arifin Ahmad

11 RSUD Kota Dumai

12 RSUD Puri Husada Tembilahan

5 Kepulauan Riau

13 RSUD Embung Fatimah

14 RS Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam)

15 RSUD Muhammad Sani (Kab Karimun)

16 RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang

6 Jambi 17 RSUD Raden Mattaher

7 Sumatera Selatan

18 RSUP Moh Hoesin

19 RSUD Kayuagung

20 RSUD Lahat

21 RSUD Siti Fatimah Prov Sumatera Selatan

22 RS Dr Rivai Abdullah

8 Bangka Belitung 23 RSUD Tanjung Pandan (Dr Marsidi Judono)

24 RSUD Pangkal Pinang ( RSUD Depati Hamzah)

9 Bengkulu

25 RSUD Dr M Yunus

26 RSUD Arga Makmur

27 RSUD Hasanuddin Damrah Manna

10 Lampung

28 RSUD Dr H Abdul Moeloek

29 RSUD Kalianda (RSUD Dr H Bob Bazar)

30 RSUD Ahmad Yani Metro

31 RSUD May Jen HM Ryacudu

11 DKI Jakarta 32 RSPI Sulianti Saroso

33 RSPAD Gatot Soebroto

99

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

34 RSUP Persahabatan

35 RSUP Fatmawati

36 RSUD Cengkareng

37 RSUDPasar inggu

38 RSU Bhayangkara Tk I RSaid Sukanto

39 RSAL Mintoharjo

12 Jawa Barat

40 RSUP Hasan Sadikin

41 RS Paru Dr H A Rotinsulu

42 RSUD Gunung Jati Cirebon

43 RSUD Dr Slamet Garut

44 RSUD R Syamsudin SH Sukabumi

45 RSUD Kab Indramayu

46 RS Paru Dr M Goenawan Partowidigdo

47 RSU Tk II Dustira

13 Banten 48 RSUD Kab Tangerang

49 RSUD Serang (Dr Drajat Prawiranegara)

14 Jawa Tengah

50 RSUP dr Kariadi

51 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten

52 RSUD Purwokerto (Margono Soekarjo)

53 RSUD Kraton Pekalongan

54 RSUD Dr Soeselo Slawi

55 RSUD Dr H Soewondo Kendal

56 RSUD Tidar Magelang

57 RSUD Moewardi Surakarta

58 RSUD Banyumas

59 RSUD Kudus (Dr Loekmonohadi)

60 RS Paru Dr Ario Wirawan

61 RSUD KRMT Wongsonegoro (RSUD Kota Semarang)

62 RSUD Kardinah Tegal

15 Yogyakarta

63 RSUP dr Sardjito

64 RSUD Panembahan Senopati Bantul

65 RSUD Kota Yogyakarta

66 RSUD Wates

16 Jawa Timur

67 RSUD Dr Soebandi Jember

68 RSUD Kab Kediri Pare

69 RSUD Dr Soetomo

100

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

70 RSUD Dr Soedono Madiun

71 RSUD Dr Saiful Anwar

72 RSUD Dr R Koesma Tuban

73 RSUD Blambangan

74 RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro

75 RSUD Dr Iskak Tulungagung

76 RSUD Sidoarjo

77 RS Universitas Airlangga

17 Bali

78 RSUP Sanglah

79 RSUD Sanjiwani Gianyar

80 RSUD Tabanan

81 RSUD Kab Buleleng

18 Nusa Tenggara

Barat

82 RSUD NTB

83 RSUD Kab Bima

84 RSUD Dr R Sudjono

85 RSUD Manambai Abdul Kadir

19 Nusa Tenggara

Timur

86 RSU Prof Dr WZ Johanes

87 RSU Dr Tc Hillers Maumere

88 RSUD Komodo Labuan Bajo

20 Kalimantan Barat

89 RSUD Dr Soedarso Pontianak

90 RSUD Dr Abdul Azis Singkawang

91 RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang

92 RSUD Dr Agoesdjam Ketapang

21 Kalimantan Tengah

93 RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya

94 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun

95 RSUD Dr Murjani Sampit

22 Kalimantan Selatan 96 RSUD Ulin Banjarmasin

97 RS Boejasin Pelaihari

23 Kalimantan Timur

98 RSUD Panglima Sebaya

99 RSU Taman Husada Bontang

100 RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan

101 RSUD Abdul Wahab Sjahranie

102 RSUD Aji Muhammad Parikesit

24 Kalimantan Utara 103 RSUD Tanjung Selor

104 RSUD Provinsi Kaltara

25 Sulawesi Utara 105 RSUP Prof Dr R D Kandou

106 RSUD Dr Sam Ratulangi

101

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

107 RSU Ratatotok - Buyat

108 RSUD Kota Kotamobagu

26 Gorontalo 109 RSUD Prof Dr H Aloei Saboe

27 Sulawesi Barat 110 RSUD Provinsi Sulawesi Barat

28 Sulawesi Tengah

111 RSUD Undata Palu

112 RSUD Kab Banggai Luwuk

113 RSU Mokopido Toli-Toli

114 RSUD Kolonedale

115 RSU Anutapura Palu

29 Sulawesi Selatan

116 RSUP dr Wahidin Sudirohusodo

117 RSU Andi Makkasau Parepare

118 RSU Lakipadada Toraja

119 RSUD Kab Sinjai

120 RSUD Labuang Baji

121 RS TkII Pelamonia

122 RS Dr Tadjuddin Chalid MPH

30 Sulawesi Tenggara 123 RS Bahtera Mas Provinsi Sultra (RS Kendari)

31 Maluku 124 RSU Dr M Haulussy Ambon

125 RSUD Saumlaki

32 Maluku Utara 126 RSUD Dr H Chasan Boesoirie Ternate

33 Papua

127 RSU Jayapura

128 RSU Nabire

129 RSUD Mimika

130 RSU Merauke

34 Papua Barat 131 RSUD Manokwari

132 RSUD Kab Sorong

102

Lampiran 7

Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Gubernur

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

1 2 3 4

1 Aceh SK Nomor 4409722020

1 RSUD Meuraxa

2 RSUD Tgk Chik Ditiro

3 RSUD Dr Fauziah

4 RSUD Langsa

5 RSUD Datu beru

6 RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya

7 RSUD Tengku Peukan

8 RSUD Dr Zubir Mahmud

9 RSUD Gayo Lues

10 RSUD Sahuddin Aceh Tenggara

11 RSUD Dr H Yuliddin Away

2 Sumatera

Utara SK 18844171KPTS2020

1 RSU Dr Gerhard L Tobing

2 RSUMartha Friska

3 RSU Martha Friska Multatuli

4 RSUD Abdul Manan Simpatupang

5 RSUD Gunung Sitoli

3 Sumatera

Barat SK Nomor 4402522020

1 RS Reksodiwiryo Padang

2 RS Unand Padang

3 RSUD Pariaman

4 RSUD M Natsir Solok

4 Riau SK Nomor

Kpts5681112020

1 RSUD Petala Bumi

2 RS Awal Bross Sudirman

3 RS Eka Hospital

4 RS ibnu Sina

5 Rumah Sakit Santa Maria

6 RS Bhayangkara Polda Riau

7 Rumah Sakit PMC

8 RS Bina Kasih

9 RS Prof DR Tabrani

10 RS Syafira

11 RS Awal Bross Ahmad Yani

12 RS Awal Bross Panam

103

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

13 RS Prima

14 RS Aulia

15 RS Universitas Riau

16 RSUD Madani

17 RS Hermina

18 RS TNI AU Lanud Roesmin Nuriadin

19 RS Tk IV Tentara Pekanbaru

20 RSUD Bangkinang

21 RSUD Rokan Hulu

22 RS Awal Bross Ujung Batu

23 RS Azzahra

24 RS Surya Insani

25 RSUD Taluk Kuantan

26 RSUD Indrasari Rengat

27 RS Kasih Ibu Rengat

28 RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang

29 RSUD Raja Musa Sungai Guntung

30 RSUD Meranti

31 RS Tengku Rafian Siak Sri Indrapura

32 RSUD Perawang

33 RSUD Bengkalis

34 RSUD Kec Mandau

35 RS Permata Hati

36 RS Pertamina Dumai

37 RSUD Dr RM Pratomo Bangansiapi-api

38 RS Cahaya

39 RSUD Selasih Pelalawan

40 RS Evarina

41 RS Amelia Medika Pelalawan

5 Kepulauan

Riau SK Nomor 314 Tahun 2020

1 RSUD Kota TPI

2 RSUD Natuna

3 RS Engku Haji Daud

4 RSUD Bintan

5 RSUD Dabo

6 RSUD Encik Mariyam

7 RSUD Bergerak Jemaja

104

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

8 RSUD Palmatak - Kepulauan Anambas

9 RSUD Tarempa - Kepulauan Anambas

10 RSAL DRMidiyantoS

11 RSAUdr Yuniani Wisma Karyani

12 RS Bhayangkara POLDA BTM

13 RSU Awal Bros

14 RSU Budi Kemulyaan

15 RSU Harapan Bunda

16 RSU Santa Elisabeth BATAM

17 RSU Santa Elisabeth Kota Batam

18 RSU Soedarsono Darmosoewito

19 RSU Bhakti Timah

20 RSU Graha Hermine

21 RSU Camantha Sahidyah

22 RS KLG Huhada BTM

23 RSIA Mutiara AiniI

24 RSIA Griya Medika

25 RSIA Kasih Sayang Ibu

26 RSIA Frishdy Angel

27 RSU Charis Medika

28 RS Santa Elisabeth Sei Lekop

29 RS Hj Bunda Halimah

6 Jambi SK Nomor

292KEPGUBDISKES-422020

1 RS H Abdul Manap

2 RS Daud Arif Kuala Tungkal

3 RS Hanafie Bungo

4 RSHamba Batang Hari

5 RSHA Thalib Kerinci

7 Sumatera Selatan

SK Nomor 201KPTSDINKES2020

1 RSUD Palembang Bari

2 RS Umum Pertamin+H77H116a Plaju

3 RS Charitas Palembang

4 RS Umum Pelabuhan Palembang

5 RS AK Gani Palembang

6 RS Siloam Sriwajaya

7 RS Myra

8 RS Bhayangkara

9 RSI Siti Khodijah

105

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

10 RS Muhammadiyah

11 RS PT Pusri Medika

12 RS Bunda Palembang

13 RS Hermina Palembang

14 RSK Paru Provinsi Sumsel

15 RSUD Ogan Ilir

16 RSUD Prabumulih

17 RS Umum Pertamina Prabumulih

18 RS Umum AR Bunda Prabumulih

19 RSUD Dr HM Rabain Muara Enim

20 RS Bukit Asam

21 RSUD Sekayu

22 RSUD Bayung Lencir

23 RSUD Dr Sobirin Musi Rawas

24 RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau

25 RS Siloam Lubuklinggau

26 RS AR Bunda Lubuklinggau

27 RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja

28 RS DKT Nosmir Baturaja

29 RS Santo Antonio Baturaja

30 RSUD Muaradua

31 RSUD Martapura

32 RSUD Gumawang

33 RS Panti Bhaktiningsih

34 RSI At-taqwa

35 RS DKT Lahat

36 RSUD Banyuasin

37 RS Hermina Opi

38 RSUD Besemah Kota Pagar Alam

39 RSUD Tebing Tinggi Kab Empat Lawang

40 RSUD Muara Rupit

41 RSUD Talang Ubi

42 RSUD Sungai Lilin

8 Bangka Belitung

18844203Dinkes2020

1 RSUD Dr (HC) Ir Soekarno

2 RSUD Sejiran Setason

3 RSUD Kab Bangka Selatan

4 RSUD Depati Bahrin

106

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

5 RSUD KabBangka Tengah

6 RSUD KabBelitung Timur

7 RS Siloam Bangka

8 RS Katolik Bhakti Wara

9 RS Kalbu Intan Medika

10 RS Gunung Manik

11 RS Almah

12 RS Utama

13 RS Arsani

14 RS Bakti Timah Muntok

15 RS Medika Stannia

16 RS Bakti Timah Pangkalpinang

17 RS Ibu dan Anak Muhaya

18 RS Ibu dan Anak Dzakirah

19 RS Ibu dan Anak Rona

9 Bengkulu SK Nomor L159Dinkes

tahun 2020

1 RSUD Curup

2 RSUD Mukomuko

3 RSUDHarapan dan Doa Kota Bengkulu

4 RSBhayangkara Jitra Kota Bengkulu

5 RS Tk IV Bengkulu

10 Lampung SK Nomor

G167V02HK2020

1 RSUD dr ADadi Tjokrodipo

2 RS Bhayangkara

3 RSTKIV020704

4 RSU Imanuel

5 RSU Urip Sumoharjo

6 RSU Pertamina Bintang Amin

7 RSU Graha Husada

8 RSU Bumi Waras

9 RSU Advent

10 RSU Menggala

11 RSU Natar Medika

12 RSUD Bandar Negara Husada

13 RSUD Sukadana

14 RSU Handayani

15 RSUD Demang Sepulau Raya

16 RSU Yukum Medical Center

17 RSUD Alimudin Umar

107

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

18 RSUD Ragab Begawe Caram

19 RSUD Tulang Bawang Barat

20 RSUD Zainal Abidin PA

21 RSUD Kotaagung

22 RSU Panti Secanti

23 RSUD MThohir

24 RSUD Pesawaran

25 RSUD Pringsewu

26 RSU Mitra Husada

11 DKI Jakarta On proses

1 RSUD Tarakan

2 RSUD Koja

3 RSKD Duren Sawit

4 RSU Pelni

5 RSU Pertamina Jaya

12 Jawa Barat SK Nomor 445Kep186-

Dinkes2020

1 RSUD Cibinong KabBogor

2 RSUD Ciawi KabBogor

3 RSUD Cibabat Kota Cimahi

4 RSUD Kota Bogor

5 RSUD Al-Ihsan ProvJawa Barat

6 RSU Bahyangkara Tk II Sartika Asih Kota Bandung

7 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya

8 RSUD Singaparna Medika Citrautama KabTasikmalaya

9 RS Paru Prov Jawa Barat Kabirebon

10 RSUD Bayu Asih Kab Purwakarta

11 RSUD Karawang

12 RSUDSekarwangi KabSukabumi

13 RSUD KabSubang

14 RSUD Waled Kab Cirebon

15 RSUD Arjawinangun Kab Cirebon

16 RSUD 45 Kab Kuningan

17 RSUD Kab Bekasi

18 RSUD Sumedang

19 RSUD Kota Banjar

20 RSUD Kab Ciamis

21 RSUD Cideres Kab Majakengka

108

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

22 RSUD Majalaya

23 RS Lanud dr M Salamun Kab Bandung

24 RSUD Kota Depok

25 RSUDSayang Kab Cianjur

26 RSUDdr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi

13 Banten SK Nomor 443Kep118-

Huk2020

1 RSUD Banten

2 RSUD Balaraja

3 RS Siloam Kelapa Dua

14 Jawa Tengah SK Gub Nomor 44542

Tahun 2020

1 RSUD Tugurejo Semarang

2 RSUD Salatiga

3 RSUD Ambarawa

4 RSUD Sunan Kalijaga Demak

5 RSUD Dr R Soedjati Grobogan

6 RSU Sultan Agung Semarang

7 RSU St Elizabeth Semarang

8 RSU Telogorejo Semarang

9 RSU Columbia Asia Semarang

10 RSU Tk III Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang

11 RSU Bhayangkara Semarang

12 RSU Tk IV 040703 dr Asmir Salatiga

13 RSU Tk II dr Soedjono Magelang

14 RSUD RAA Soewondo Pati

15 RSUD RA Kartini Jepara

16 RSUD dr R Soetrasno Rembang

17 RSUD dr R Soetijono Blora

18 RSU Mardi Rahayu Kudus

19 RSUD Bendan Kota Pekalongan

20 RSUD Kajen Kab Pekalongan

21 RSUD Batang

22 RSUD Dr M Ashari Pemalang

23 RSUD Brebes

24 RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal

25 RSUD Cilacap

26 RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara

27 RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

109

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

28 RSUD Setjonegoro Wonosobo

29 RSUD Dr Soedirman Kab Kebumen

30 RSU Tk III Wijayakusuma Purwokerto

31 RSUD Kota Surakarta

32 RSUD Ir Soekarno Sukoharjo

33 RSUD Pandan Arang Boyolali

34 RSUD Bagas Waras Klaten

35 RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen

36 RSUD Karanganyar

37 RSUD Dr Soediran MS Wonogiri

38 RSU PKU Muh Surakarta

39 RSU Islam Klaten

40 RSU Kasih Ibu Surakarta

41 RS dr Oen Surakarta

42 RSU TkIV Slamet Riyadi Surakarta

43 RSUD Djojonegoro Temanggung

44 RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo

45 RSUD Muntilan Kab Magelang

15 Yogyakarta

Keputusan Gubernur DIY No 61Kep2020 tentang Penetapan RS Rujukan

Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging tanggal

17 Maret 2020

1 RSUD SLEMAN

2 RSUD PRAMBANAN

3 RS JIH

4 RS PANTI RINI

5 RS SAKINA IDAMAN

6 RS PKU MUH GAMPING

7 RS BHAYANGKARA POLDA DIY

8 RS UGM

9 RS Hermina

10 RSUD Wonosari

11 RS Panti Rahayu

12 RSPAU Harjolukito

13 RS Santa Elizabeth

14 RS PKU MUH Bantul

15 RS DRSutarto DKT

16 RS PKU MUH Yogyakarta

17 RS PANTI RAPIH

18 RS BETHESDA

19 RS PRATAMA Yogjakarta

110

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

20 RSJ GRHASIA

21 RSIY PDHI

22 RS SILOAM Yogjakarta

23 RSUD NYI Ageng Serang

16 Jawa Timur SK Nomor

188125KPTS0132020

1 RS Islam Siti Hajar Sidoarjo

2 RS Mitra Keluarga Waru

3 RS Siti Khodijah Sepanjang

4 RSU Anwar Medika

5 RSUDBangil

6 RSUD Dr R Soedarsono

7 RSUD Tongas

8 RSUD Dr Mohamad Saleh

9 RS Tk III Baladhika Husada

10 RS Bina Sehat

11 RSSakit Citra Husada

12 RSParu Jember

13 RSJember Klinik

14 RSUD Dr Haryoto Lumajang

15 RS Djatiroto

16 RSUDdr H Koesnadi Bondowoso

17 RSUD dr Abdoer Rahem

18 RSUDSyarifah Ambami Rato Ebu

19 RSUD Mohammad Zyn KabSampang

20 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo

21 RSUDMohammad Noer Pamekasan

22 RSUD Dr H Moh Anwar

23 RSKatholik Saint Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya

24 Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan

25 RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya

26 RSUD Bhakti Dharma Husada

27 RS Islam Jemursari Surabaya

28 RS Siloam Surabaya

29 RS Umum Haji Surabaya

30 RS Premier Surabaya

31 RS Husada Utama Surabaya

111

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

32 RSBhayangkara Tk IISamsoeriMertojoso

33 RS Manyar Medical Centre

34 RS National Hospital

35 RS Royal Surabaya

36 RSTk III Brawijaya

37 RSAL Dr Ramelan

38 RSJiwa Menur Surabaya

39 RSUD Dr Moh Soewandhie Surabaya

40 RSUD Ibnu Sina Kab Gresik

41 RSUDDr Soegiri Lamongan

42 RS Muhammadiyah Lamongan

43 RSUD Prof Dr Soekandar

44 RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo

45 RSUD Kab Jombang

46 RSUD Kab Kediri

47 RSUD Gambiran

48 RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan

49 RSUD Dr Soedomo Trenggalek

50 RS Tk II dr Soepraoen

51 RS Panti Waluya Sawahan

52 RS Lavalette

53 RSUD Kanjuruhan KabMalang

54 RSU Wava Husada

55 RS Prima Husada Malang

56 RSU Karsa Husada Batu

57 RS Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar

58 RSUDNgudi Waluyo Wlingi

59 RSUD Nganjuk

60 RSUD Dr Soeroto Kab Ngawi

61 RSAUdrEfram Harsana LanudIswahjudi

62 RSUD dr Sayidiman Magetan

63 RSUD Caruban

17 Bali SK Nomor 25903-

BHK2020

1 RSUD Wangaya

2 RSUD Bali Mandara

3 RS Daerah Mangusada

4 RS Umum Universitas Udayana

5 RSU Negara

112

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

6 RSUD Klungkung

7 RS Pratam Giri Emas

18 Nusa

Tenggara Barat

SK Nomor 445-313 tahun 2020

1 RSUD Kota Mataram

2 RSU Universitas MATARAM

3 RSAD REM WIRABHAKTI

4 RS HARAPAN KELUARGA

5 SILOAM HOSPITALS Mataram

6 RSUD PATUT PATUH PATJU

7 RSUD Praya

8 RSUD KabLombok Utara

9 RSUD ASY-SYIFA Sumbawa Barat

10 RSUD Dompu

11 RS AWET MUDA NARMADA

19 Nusa

Tenggara Timur

SK Nomor 120KEPHK2020

1 RSUD SK Lerik Kupang

2 RS Bhayangkara Tk III Kupang

3 RS Tk III Wirasakti Kupang

4 RS Siloam Kupang

5 RSUD Soe

6 RSUD Kefamenanu

7 RSU Penyangga Perbatasan Betun

8 RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka

9 RSUD Bajawa

10 RSUD dr Ben Mboi Ruteng

11 RS Siloam Labuan Bajo

20 Kalimantan

Barat SK No370DINKES2020

1 RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadri

2 RS Bhayangkara Anton Soedjarwo

3 RS UNTAN Pontianak

4 RS TKII artika Husada

5 RSUD drRubini

6 RSU Harapan Bersama

7 RSUD Bengkayang

8 RSUD Sambas

9 RSUD Pemangkat

10 RSUD DrAchmad Diponegoro

113

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

11 RSUD MTHDjaman Kab45Sanggau

21 Kalimantan Tengah

SK Nomor 18844212020 1 RSUD Muara Teweh

22 Kalimantan

Selatan SK Nomor

18840207KUM2020

1 RSUD Dr H Moch Ansari Saleh

2 RSUD Idaman Banjarbaru

3 RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan

23 Kalimantan

Timur SK Nomor 445K2362020

1 RSUD Inche Abdoel Moeis

2 RSUD Beriman Balikpapan

3 RS Tk II Dr R Hardjanto

4 RSUD Ratu Aji Putri Botung

5 RSUD Kudungga

6 RSUD Harapan Insan Sendawar

7 RSUD Dr Abdul Rivai

24 Kalimantan Utara

SK No18844K2642020 1 RSUD Nunukan

25 Sulawesi

Utara SK Nomor 102 Tahun 2020

1 RSUD Liun Kendage Tahuna

2 RSUD Noongan

3 RSUD Bitung

4 RSUD Maria Walanda Maramis

5 RSTK II R W Mongisidi

6 RSUD Talaud

7 RS Bergerak Kab Sitaro

8 RSUD Tagulandang

9 RSUD Bolaang Mongondow Selatan

10 RSUD Datoe Binangkang

11 RSUD Bolaang Mongondow Utara

12 RSUD Anugerah Tomohon

26 Gorontalo

27 Sulawesi

Barat SK Nomor

1884172SULBARIII2020 1 RSUD Kab Polewali mandar

28 Sulawesi Tengah

SK Nomor 445126DisKes-

GST2020

1 RSUD Morowali

2 RSUD Poso

3 RSUD Anuntaloko Parigi

4 RSUD Madani Palu

5 RS Budi Agung Palu

29

Sulawesi Selatan

1 RSUD KH Hayyung Kepulauan Selayar

2 RSUD HA Sulthan Daeng Radja

114

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

3 RSUD Prof Dr HM Anwar

4 RSUD Lanto Daeng Pasewang

5 RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar

6 RSUD Syehk Yusuf Gowa

7 Rumkit Tk IV DR M Yasin

8 RSUD Tenriawaru Bone

9 RSUD Salewangang Maros

10 RSUD Batara Siang

11 RSUD Barru

12 RSUD Latemmamala Soppeng

13 RSUD Lamaddukkelleng

14 RSUD Nene Mallomo

15 RSUD Arifin Numang

16 RSUD Lasinrang Pinrang

17 RSUD Massenrempulu

18 RSUD Sawerigading

19 RSUD Andi Djemma Masamba

20 RSUD I Lagaligo

21 RS Kepolisian Bhayangkara

22 RSAL Jala Ammari Makassar

23 RS Khusus Daerah Dadi

24 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah

25 RSUD Haji Makassar

26 RSUD Daya Kota Makassar

27 RS Tk IV 070703 Dr Sumantri

28 RSUD Batara Guru

29 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi

30 RSUD Siwa

31 RSUD Sayang Rakyat

32 RS AU dr Dody Sardjoto

33 RS Universitas Hasanuddin

34 RS Akademis Jaury

35 RS Stella Maris

36 RS Islam Faisal

37 RS Awal Bros Makassar

38 RS Siloam Makassar

115

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

39 RS Ibnu Sina Makassar

30 Sulawesi Tenggara

SK Nomor 202 Tahun 2020

1 RSUD Kota Kendari

2 RSUD Unaaha Kab Konawe

3 RSUD kab Konawe Selatan

4 RSUD Benyamin Guluh Kab Kolaka

5 RSUD Kota Bau Bau

6 RSUD Raha Kab Muna

31 Maluku SK Gub Nomor 158 Tahun

2020

1 RS TKII dr Latumeten

2 RS Bhayangkara

3 RS AL drFX Soehardjo

4 RS Sumber Hidup

5 RS drIshak Umarella

6 RSUD Saparua

7 RSUD Masohi

8 RSUD Piru

9 RSUD Bula

10 RSUD Namlea

11 RSUD Namrole

12 RSUD PP Magreti

13 RSUD Maren Hi Noho Renuat

14 RSUD Karel Sadsiutubun

15 RSUD Cendrawasih

16 RSUD Tiakur

32 Maluku Utara SK Nomor

291KPTSMU2020

1 RSUD Soasio

2 RSUD Tobelo

3 RSUD Labuha

4 RSUD Jailolo

5 RSUD Kab Pulau Morotai

6 RSUD Sanana

33 Papua On Proses

1 RSUD Abepura Rujukan Khusus Jiwa Provinsi

2 RSK Jiwa Abepura

3 RSU TNI AD Marthen Indey

4 RSU POLRI Bhayangkara

5 RSU Provita

6 RSU Dian Harapan

7 RSU TNI AL Soedibio Sardadi

116

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

8 RSUD Yowari

9 RSUD Biak

10 RSUD Wamena

11 RSUD Nabire

12 RSUD Paniai

13 RSUD Timika

14 RSUD Merauke

15 RSUD Mappi

16 RSUD Koya

34 Papua Barat SK Nomor 4408432020

1 RSUD Kab Fakfak

2 RSUD Kab Kaimana

3 RSUD Kab Teluk Wondama

4 RSUD Kab Teluk Bintuni

5 RSUD Scoloo Keyen

6 RSUD Kab Raja Ampat

7 RSUD Sele Be Solu

8 RSAL dr Azhar Zahir

9 RSAL dr R Oetojo

10 RS Tk IV 180702 JA Dimara

11 RS Tk IV dr Aryoko

12 RS Bhayangkara Lodewijk Mandacan

117

Lampiran 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1 SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)

Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan jam Hp pulpen dll) 2 Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti 3 Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi 4 Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan kualitasnya sesuai 5 Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan pengawasan pengamat

terlatih (kolega) 6 Mencuci tangan hingga bersih 7 Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril) 8 Kenakan baju steril 9 Kenakan masker penutup mulut 10 Kenakan pelindung wajah atau kacamata 11 Kenakan penutup kepala dan leher topi bedah yang menutupi leher dan sisi kepala

(disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung 12 Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan celemek berbahan berat

atau celemek tahan air yang dapat digunakan kembali)

118

13 Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan yang panjang) di atas manset

2 SOP Pelepasan APD

Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan Untuk apron yang bisa

digunakan kembali letakkan di wadah yang berisi desinfektan 2 Jika mengenakan sepatu luar lepaskan dengan tetap Anda menggunakan sarung tangan

(jika memakai sepatu karet lihat langkah 4) 3 Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar dan buanglah ke tempat

yang aman 4 Jika menggunakan sepatu karet lepaskan kedua sepatu (idealnya menggunakan boot

remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan Anda Tempatkan sepatu dalam wadah disinfektan

5 Mencuci tangan membersihkan tangan 6 Jika mengenakan penutup kepala lepaskanlah dimulai dari belakang kepala 7 Melepaskan pelindung muka

a Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala) Tempatkan pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses ulang

b Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala Saat melepaskan masker lepaskan ikatan tali pertama dan tali berikutnya

119

8 Mencuci tangan membersihkan tangan

3 SOP Pengambilan Spesimen COVID-19

Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan harus memperhatikan universal

precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari

pasien ke paramedic maupun lingkungan sekitar Hal tersebut meliputi

1 Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabundesinfektan SEBELUM dan

SESUDAH tindakan

2 Menggunakan APD

Melihat situasi saat ini mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang

digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD lengkap dengan menggunaan

masker minimal N95

A Bahan Pengambilan Spesimen

1 Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)

Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)

jika pasien lebih dari satu

2 Spesimen Saluran Pernapasan

a Viral Transport Media (VTM)

Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau

dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS Antifungal dan Antibiotik

dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam satu wadah steril

b Swab Dacron atau Flocked Swab

c Tongue Spatel

d Kontainer Steril untuk Sputum

e Parafilm

f Plastik Klip

g Marker atau Label

3 Spesimen DarahSerum

a Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer

b Wing needle (jika diperlukan)

c Kapas alkohol 70

d Kapas Kering

e Vial 18 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)

f Marker atau Label

4 Bahan PengepakanPengiriman Spesimen

a Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)

b Label Alamat

c LakbanPerekat

B Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring

1 Persiapkan cryotube yang berisi 15 ml media transport virus (Hanks BSS +

Antibiotika) dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (pabrikan)

2 Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen Jika label

bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan MarkerPulpen pada

bagian berwarna putih di dinding cryotube (Jangan gunakan Medium Hanks Bila

telah berubah warna menjadi Kuning)

120

3 Gunakan swab yang terbuat dari dacronrayon steril dengan tangkai plastik atau

jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur) Jangan menggunakan swab kapas

atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai

kayu karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat

menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara

molekuler

4 Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung)

5 Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung pastikan posisi swab pada

septum bawah hidung

6 Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring

Sumber New England Journal of Medicine

Gambar XX Lokasi Pengambilan Nasofaring

7 Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan

8 Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM

Sumber Dokumentasi Balitbangkes

Gambar 52 Pemasukkan Swab ke dalam VTM

9 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup

dengan rapat

10 Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir

11 Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip Jika ada

lebih dari 1 pasien maka Plastik Klip dibedakanterpisah Untuk menghindari

kontaminasi silang

121

Sumber Dokumentasi Balitbangkes

Gambar XX Pengemasan Spesimen

C Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum

Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air kemudian pasien diminta mengeluarkan

dahaknya dengan cara batuk yang dalam Sputum ditampung pada wadah steril

yang anti bocor Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat

menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan

D Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum

Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi dengan serum awal

dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya

dikumpulkan 2-3 minggu kemudian Jika hanya serum tunggal yang dapat

dikumpulkan ini harus diambil setidaknya 14 hari setelah onset gejala untuk

penentuan kemungkinan kasus

Anak-anak dan dewasa dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan disentrifus untuk

mendapatkan serum sebanyak 15-3 mL Sedangkan untuk bayi Minimal 1 ml whole

blood diperlukan untuk pemeriksaan pasien bayi Jika memungkinkan

mengumpulkan 1 ml serum

4 Pengepakan Spesimen

Spesimen pasien dalam pengawasan probabel atau dikonfirmasi harus dilakukan

tatalaksana sebagai UN3373 Substansi Biologis Kategori B ketika akan

diangkutditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi Semua spesimen

harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan Adapun sistem yang

digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai

dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA)

122

Sumber WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious substances 2019ndash

2020

Gambar XX Contoh Pengepakan Tiga Lapis

Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus harus disimpan dan dikirim pada

suhu yang sesuai Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan

Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting

Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam

cool box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari

tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice)

5 Pengiriman Spesimen

Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan

dilakukan oleh petugas rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya

dengan menyertakan formulir pemeriksaan spesimen pasien dalam pengawasanorang

dalam pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak erat harus

menyertakan salinan formulir pemantauan harian

Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi pengiriman spesimen

ke PHEOC Untuk wilayah di luar Jakarta pengiriman spesimen dapat dilakukan

menggunakan jasa kurir door to door Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to

port dapat melibatkan petugas KKP setempat Pengiriman port to port hanya dilakukan

jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P berkoordinasi dengan

PHEOC Ditjen P2P

Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam Spesimen dikirim dan

ditujukan ke Laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan wilayah masing-masing

(lampiran XX) Sesuai KMK Nomor HK0107MENKES2142020 tentang Jejaring

Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

6 Konfirmasi Laboratorium

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan COVID-19 dilakukan

dengan menggunakan metode RT-PCR dan sekuensing Adapun algoritma

pemeriksaannya adalah sebagai berikut

Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19

123

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam

pemantauan dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-

PCR dan sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain

tetapi negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak

erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan

ulang Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui

Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil

positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi

Prof Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan

Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency

Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BNPB

PHEOC mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang

merawat kasus Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai

pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium

positif IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam

7 SOP Pemasukkan Obat di Indonesia

a SOP Special Access Scheme (SAS)

b Alur SAS Obat Program

1 Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin

pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes

2 Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat permohonan

atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima donasi dan ditujukan ke

Ditjen Farmalkes

3 Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan akan

menerbitkan surat SAS

4 Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program dan

ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses clearence obat

yang dikirim di bea cukai

5 Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan

Permohonan SAS dari ProgramIF

Proses Penerbitan Persetujuan SAS di

BPOM

10 hari kerja

Proses upload ke INSW (Indonesia national

single window)amp Clearance Bea Cukai

Proses Rilis di BPOM

10 Hari Kerja

Pendistribusian ke Daerah pandemik

Pelaporan efek samping

124

Lampiran 9

KOMANDO KENDALI KOORDINASI DAN KOMUNIKASI

a Komando

Komando selama operasi dalam koordinasi BNPB

b Kendali

Kendali taktis selama operasi berada pada Komandan Penanggulangan Bencana

wabah COVID-19 (BNPB)

c Pos Komando

Kedudukan Pos Komando selama operasi berada di Pusdalop BNPB

Jl Pramuka No38 RT11RW5 Utan Kayu Utara Kec Matraman Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13120

d Komunikasi

1) Call Center BNPB helliphelliphellip 119

3) Email helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

4) Faksimile helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

e Website httpswwwcovid19goid

Lampiran 10

Informasi website lainnya

httpsinfeksiemergingkemkesgoid

httpsehatnegerikukemkesgoid

Dinas Kesehatan Provinsi dengan informasi COVID-19

Data pertanggal 26 Maret 2020

1 ACEH httpsdinkesacehprovgoid httpscovid19acehprovgoid

2 SUMATERA UTARA httpsumutcovid19id

3 SUMATERA BARAT httpscoronasumbarprovgoid

4 RIAU httpscoronariaugoid

5 JAMBI httpcoronajambiprovgoid

6 SUMATERA SELATAN httpdinkessumselprovgoidcovid19-sumsel

7 BENGKULU httpsdinkesbengkuluprovgoid

8 LAMPUNG httpsdinkeslampungprovgoid

9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG httpdinkesbabelprovgoid

125

10 KEPULAUAN RIAU httpcoronakepriprovgoiddata

11 DKI JAKARTA httpscoronajakartagoid

12 JAWA BARAT httpspikobarjabarprovgoid download Android Apps

httpsplaygooglecomstoreappsdetailsid=idgojabarprovpikobar

13 JAWA TENGAH httpjatengprovgoidcorona

14 DI YOGYAKARTA httpcoronajogjaprovgoid httpcoronajogjaprovgoidmap-

covid-19-diy

15 JAWA TIMUR httpsdinkesjatimprovgoid

16 BANTEN httpsinfocoronabantenprovgoid

17 BALIhttpswwwdiskesbaliprovgoidhttpcovid19denpasarkotagoid

httpinfocovid19bulelengkabgoid

18 NUSA TENGGARA BARAT httpscoronantbprovgoid

19 NUSA TENGGARA TIMUR httpsdinkesnttprovgoid

20 KALIMANTAN BARAT httpsdinkeskalbarprovgoidcovid-19

21 KALIMANTAN TENGAH httpsdinkeskaltenggoid

22 KALIMANTAN SELATAN httpdinkeskalselprovgoid

23 KALIMANTAN TIMUR httpdinkeskaltimprovgoid

24 KALIMANTAN UTARA

25 SULAWESI UTARA httpdinkessulutprovgoid httpcoronasulutprovgoid

26 SULAWESI TENGAH httpsdinkessultengprovgoidcategorycovid-19

27 SULAWESI SELATAN httpsdinkessulselprovgoid httpscovid19sulselprovgoid

28 SULAWESI TENGGARA httpsdinkessultraprovgoid

29 GORONTALO httpsdinkesgorontaloprovgoid

30 SULAWESI BARAT httpsdinkessulbarprovgoid

31 MALUKU httpscoronamalukuprovgoid

32 MALUKU UTARA httpcoronamalutprovgoid

33 PAPUA BARAT httpsdinkespapuabaratwordpresscom

34 PAPUA httpsdinkespapuagoid

Dinas Kesehatan KabupatenKota dengan Informasi Covid-19

NO PROVINSI KABUPATENKOTA WEBSITE

Sumatera Barat Kota Padang httpcoronapadanggoid Sumatera Utara Kota Medan httpscovid19pemkomedangoid Kota Binjai httpbinjaimelawancovid19binjaikotagoid

Kab Deli Serdang httpscovid19deliserdangkabgoid

Kota Tebing Tinggi httpscovid19tebingtinggikotagoid Kab Langkat httpscoronainfolangkatkabgoid Kab Tapanuli Selatan httpscovid19tapselkabgoid

126

Kab Karo httpscovid19karokabgoid Kepulauan Riau Kota Batam httpslawancoronabatamgoid Jawa Barat Kota Bandung httpscovid19bandunggoid Kota Bogor httpcovid19kotabogorgoid

Kota Depok httpsccc-19depokgoid Kota Bekasi httpscoronabekasikotagoid

Jawa Timur Kota Surabaya httpslawancovid-19surabayagoid

Kab Probolinggo httpssiagacovid19probolinggokabgoid Jawa Tengah Kota Semarang httpssiagacoronasemarangkotagoid Kab Kudus httpscoronakuduskabgoid Kab Kediri httpcovid19kedirikabgoid

Lampiran 11

Daftar Singkatan Dan Istilah

APSED The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases and Public Health

Emergencies

BKSLN Biro Kerja Sama Luar Negeri

BTDK Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

CFR Case Fatality Rate

COVID-19 Corona Virus Disease 2019

DRT Disaster Response Teams

EOC Emergency Operations Centres

GMP Good Manufacturing Practice

IHR International Health Regulation

ILI COVID-19 Infection Like Illness

INSW Indonesia National Single Window

KLB Kejadian Luar Biasa

KPA Kuasa Pengguna Anggaran

LET The Logistics Emergency Teams

NCC National Command Center

PDB Penanganan Darurat Bencana

PHEIC Public Health Emergencies of International Concern

PHEOC Public Health Emergency Operations Centre

POSPENAS Pos Pendamping Nasional

127

PPE Personal Protective Equipment

PSC Public Safety Center

SARI Severe Acute Respiratory Infection

SAS Special Access Scheme

SKDR Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon

TIPRA Tools for COVID-19 Risk Assessment

TSM Tim Sentra Media

TPK Tim Promosi Kesehatan

WHA World Health Assembly

WHO World Health Organization

128

Lampiran 12

Prinsip Penanggulangan

Komponen Siaga Darurat Tanggap Darurat Rehabilitasi

Komando dan

Koordinasi Membentuk Tim

Tanggap COVID-19 dan

mengaktifkan Posko

COVID-19 Panel ahli

Tim Gerak Cepat di

semua tingkatan

Menyusun Rencana

Aksi Pengendalian dan

respon COVID-19 lintas

sektor dan testing

Surat kewaspadaan

COVID-19 kepada

seluruh fasilitas

kesehatan dan

multisektor lainnya

Eskalasi respon posko

Tanggap Darurat COVID-19

di setiap tingkatan

Menyusun dan

melaksanakan rencana

operasi COVID-19

Monitoring pelaksanaan

respon COVID-19

Berkoordinasi dengan mitra

organisasi Internasional

untuk bantuan Internasional

Surat peningkatan

kewaspadaan kepada

seluruh sektor dan setiap

tingkatan

Monitoring

informasi dari

WHO

Kementerian

Kesehatan

BNPB dan

Media Massa

terkait

perkembangan

bencana

wabah COVID-

19

Memberikan

Informasi

kepada

Masyarakat

Tanggap

Darurat telah

berakhir

Rehabilitasi

Fasilitas umum

untuk boleh

diaktifkan

kembali

Melaksanakan

pemulihan

Ekonomi Dini

Memberikan

pendampingan

dukungan

kesehatan jiwa

dan psikososia

Melakukan

pemulihan

sarana dan

prasarana

layanan publik

dan

memastikan

berfungsi

Surveilans

dan

laboratorium

Deteksi sinyal bencana

wabah COVID-19 melalui

penguatan sistem

surveilans epidemiologi

Surveilans ILISARI

pneumonia baik di

fasilitas layanan

kesehatan pemerintah

maupun swasta melalui

SKDR event-based

surveillance pelacakan

kasus pelaporan dan

diseminasi data

Pelacakan kontak dapat

bekerjasama dengan

PMI kader dan sektor

lainnya yang terlatih

Kaji cepat analisis risiko

penguatan sistem

laboratorium untuk

mendeteksi virus berupa

pengambilan specimen

dan pemeriksaan PCR

dan whole genom

sequencing

Identifikasi dan

penguatan laboratorium

yang dapat melakukan

pemeriksaan COVID-19

Kaji cepat dan analisis risiko

terhadap lokasi dampak

kerugian dan sumber daya

Percepatan penyelidikan

epidemiologis pelacakan

manajemen dan monitoring

kontak

Rumah sakit melakukan

pelaporan harian COVID-19

kepada PHEOC yang

dilanjutkan ke Pusdalop

Apabila ada keterbatasan

kapasitas pemeriksaan

laboratorium pada daerah

dengan penyebaran infeksi

luas dilakukan sampling

pemeriksaan laboratorium

dan pada pasien yang parah

dan sistem sentinel Pada

daerah baru yang melaporkan

kasus COVID-19 baru

dilakukan pemeriksaan

laboratorium sesuai pedoman

nasional

129

Respon

medis

pengendalian

infeksi

Melakukan manajemen

isolasi manajemen

kasus COVID-19 dan

melakukan pelacakan

kontak COVID-19

Memfungsikan dan

memperkuat Rumah

Sakit rujukan yang

ditunjuk oleh Kemenkes

di Jakarta (terlampir)

dan menyiapkan rumah

sakit tambahan dan

Gedung tambahan yang

dapat dialihfungsikan

menjadi pusat

perawatan COVID-19

apabila diperlukan RS

mereview kebutuhan

dan siap untuk

mengaktifkan rencana

kesiapsiagaan

pandemic di Rumah

Sakit apabila diperlukan

Pemenuhan logistik Alat

Pelindung Diri (APD)

obat suportif bahan

medis habis pakai dan

untuk pemeriksaan

laboratorium (VTM

Swab cold chain dll)

Review kesiapsiagaan

pandemi di Rumah sakit

Rujukan medis

pemeriksaan pengobatan

perawatan dan isolasi

penderita termasuk tindakan

karantina

Rumah sakit rujukan yang

ditunjuk berfungsi sebagai

pusat perawatan COVID-19

(terlampir) Rumah sakit

tersebut mengaktifkan

rencana kesiapsiagaan dan

respon pandemi di rumah

sakit

Penambahan rumah sakit

rujukan COVID-19

Menyiapkan gedung yang

dialihfungsikan untuk pusat

perawatan COVID-19

(Wisma Atlit)

Pada kondisi kapasitas

fasilitas kesehatan yang

terbatas kasus ringan

dirawat dirumah kasus

dengan faktor risiko dan

kasus berat dirawat di

rumah sakit

secara normal

Melanjutkan

pesan hidup

bersih dan

sehat terutama

menjaga

kebersihan

tangan dan

etika batuk

Melanjutkan

upaya

surveilans

ketat ILISARI

dan

pneumonia

dengan

menerapkan

pelaporan nol

rdquozero

reportingrdquo

surveilans

ketat dan

melakukan

pemantauan

tren dan

klaster

Komunikasi

Risiko dan

Pelibatan

Masyarakat

Strategi komunikasi

risiko dan pelibatan

masyarakat melibatkan

relawan organisasi

sosial tokoh agama

tokoh masyarakat dan

sektor pendidikan

Identifikasi saluran untuk

pelibatan masyarakat

termasuk hotline media

social dan kelompok

masyarakat

Melaksanakan komunikasi

risiko dengan pelibatan

masyaraakt multisektor

termasuk sektor

PendidikanEskalasi hotline

dan menggunakan jalur

aplikasi elektronik lainnya

seperti Halodoc Gojek dll

Pelatihan relawan dan

tenaga kesehatan dalam

penanganan respon

Memanfaatkan mekanisme

pelibatan masyarakat yang

ada

Penjangkauan dan pelibatan

masyarakat rentan

Intervensi Menghitung kebutuhan

medis dan APD dan

Eskalasi pengadaan dan

distribusi APD dan supply

130

pharmasi membuat rencana

pengadaan supply dan

distribusi

Pengadaan kebutuhan

APD untuk stockpile

medis lainnya Memastikan

berjalannya SAS untuk

bantuan logistik dari luar

Intervensi non

pharmasi Sektor esensial

melakukan review

Bussiness Continuity

Planning

(keberlangsungan usaha)

sehingga dapat tetap

berfungsi operasional

apabila situasi

berlangsung lebih buruk

Dukungan kesehatan

jiwa dan psikososial

Sektor esensial menerapkan

Bussiness Continuity

Planning (Keberlangsungan

Usaha) agar sektor esensial

tetap dapat

berlangsungPengamanan

masyarakat

Kebutuhan pokok dan

pangan yang terjamin untuk

daerah yang terdampak

Memastikan masyarakat

mendapatkan akses

dukungan kesehatan jiwa

dan psikososial

131

Lampiran 13

Indikator

INDIKATOR Target Verifikasi Pencapaian Indikator Waktu

Pengukuran

Pj

PERENCANAAN ANALISIS SITUASI

Review Rencana Operasi setiap

minggu

Pelaksanaan komando dan koordinasi

dengan stakeholder setiap minggu

melibatkan multisektor termasuk

organisasi Internasional dan partner

100

100

Review dokumen rencana operasi

mingguan

Review dokumen hasil pertemuan

(notulensi) mingguan

disebarluaskan dan ditindaklanjutin

Mingguan

(Setiap

harihelliphellip)

Mingguan

(Setiap

harihelliphellip)

LOGISTIK

Kelengkapan dan ketepatan laporan

mingguan logistik dari BPBD ke

Pusdalop untuk Kapasitas dan

Kebutuhan Jumlah kapasitas tempat

tidur COVID-19 Jumlah ICU Jumlah

Ventilator Petugas kesehatan (dokter

perawat petugas surveilan petugas

monitoring APD VTM Swab dan

supply medis lainnya sesuai formulir

pelaporan logistik) BPBD

menghimpun data dari Dinkes dan

lintas sektor lainnya

100 Review laporan mingguan logistik

yang lengkap dan tepat

Mingguan

(Setiap harihelliphelliphellip)

Permintaan logistik dari daerah

terpenuhi minimal dalam 3 hari

80 Review dokumen tanda terima

logistik dari daerah (3hari dari

permintaan dari daerah diterima)

Per bulan

(pada

minggu ke-4)

Suplai logistik untuk kebutuhan

pangan pokok di daerah terdampak

yang terpenuhi

100 - Laporan Monitoring supply

logistik melalui laporan intelejen

(BIN) yang didapatkan dari

lapangan media

- Tidak ada kenaikan harga hellip

untuk kebutuhan pangan pokok

- Tidak ada laporan kerusuhan

karena kekurangan pangan

esensial di daerah terdampak

Per bulan

(Pada

minggu ke-4)

Dashboard untuk laporan logistik yang

menggambarkan real time stok

Tersedia

Tersedianya Dashboard laporan

logistik yang operasional

Minggu

pertama April

2020

OPERASI

PENCEGAHAN

Media massa dan elektronik

menyiarkan pesan inti COVID-19

kepada masyarakat

80 Review laporan media monitoring Mingguan

(setiap hari

hellip)

132

Kantor yang memberlakukan ldquobekerja

dari rumahrdquo

80 Review laporan intelejen

kementerian tenaga kerja untuk

kantor yang memberlakukan

ldquobekerja di rumahrdquo

MIngguan

(setiap

harihellip)

Sekolah dan Universitas

memberlakukan pembelajaran online

100 Review laporan dari kementerian

Pendidikan untuk Universitas yang

melakukan pembelajaran online

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tidak ada acara pertemuan besar

yang melibatkan orang banyak

(contohnya konser pernikahan pesta

festival)

100 Review laporan intelejen acara

pertemuan besar dan tindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Masyarakat kontak erat COVID-19

melakukan isolasi mandiri di rumah

selama 14 hari

100 Review laporan monitoring kontak

erat

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat-tempat hiburan tutup dan tidak

beroperasi

100 Review laporan intelejen mengenai

operasi tempat hiburan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat perbelanjaan tutup pada jam 8

malam

80 Review laporan monitoring polisi

mengenai tempat perbelanjaan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Angkutan massal (bus kereta api

MRT) mengangkut penumpang

dengan jumlah terbatas dengan jarak 1

meter antar penumpang

80 Review laporan monitoring intelejen

petugas dari

kementeriantransportasi mengenai

pemantauan angkutan masal

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat ibadah seperti gereja masjid

dan pura tidak melaksanakan kegiatan

peribadatan yang melibatkan orang

banyak di tempat ibadah

80 Review laporan intelejen mengenai

operasi tempat hiburan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Sektor esensial tetap berfungsi

Yang termasuk sektor esensial

Pelayanan kesehatan listrik

telekomunikasi bahan bakar

kebutuhan pangan pabrik untuk

produksi APD

100 Review laporan dari perusahaan

esensial yang dikompilasi oleh

Kementerian industri dan tenaga

kerja (Bisa dikompilasi oleh BIN)

Mingguan

(setiap

harihellip)

PENANGGULANGAN WABAH

SURVEILANS

Laporan rumor COVID-19 diverifikasi

dalam waktu 24 jam

100 Review laporan log Verifikasi rumor

harian tersedia

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kontak kasus konfirmasi COVID-19

yang dilakukan PE

75 Review laporan PE yang tersedia

dari laporan list kontak kasus

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kontak kasus terdeteksi yang

termonitor

100 Review laporan monitoring harian

kontak kasus tersedia

Mingguan

(setiap

133

harihellip)

Surveilans ILI dan pneumonia (SKDR)

yang terverifikasi

80 Review laporan Verifikasi ILI dan

pneumonia SKDR

Mingguan

(setiap

harihellip)

Dinkes Provinsi mengirimkan

kelengkapan dan ketepatan laporan

harian ke PHEOC

100 Review laporan harian COVID-19

dari DInkes provinsi tersedia di

PHEOC

Mingguan

(setiap

harihellip)

IHR National Focal Point (NFP)

mengirimkan notifikasi IHR kasus

konfirmasi COVID-19 kepada WHO

dalam 24 jam

100 Review laporan COVID-19 dari IHR

focal point ke WHO yang dikirimkan

dalam 24 jam

Mingguan

(setiap

harihellip)

PHEOC Kelengkapan dan ketepatan

laporan harian yang dilaporkan ke

Pusdalop untuk data epidemiologi

Jumlah kasus konfirmasi kematian

pasien dalam pengawasan orang

dalam pemantauan kematian

100 Review laporan harian PHEOC

kepada Pusdalop BNPB sesuai

variable data yang ditentukan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Pasien dalam pengawasan orang

dalam pemantauan yang bergejala dan

kontak kasus terdeteksi yang diambil

sampel dan dilakukan pemeriksaan

laboratorium (PCR) dalam waktu 24

jam

100 Review laporan hasil laboratorium

pasien dalam pengawasan dan

orang dalam pemantauan yang

bergejala tersedia dan dilaporkan ke

Pusdalop

Mingguan

(setiap

harihellip)

Analisis dan infografik data

epidemiologi kasus harian dan

diseminasi oleh Pusat Data dan

Informasi (Pusdatin)

Terlaksana Buletin harian analisis data dan

infografik diupload di web COVID-

19 dan diseminasi kepada gugus

tugas COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

LABORATORIUM

Specimen yang diterima dilakukan

pemeriksaan dalam waktu 48 jam

100 Review log dokumen penerimaan

specimen dan hasil laboratorium

Mingguan

(setiap

harihellip)

Hasil laboratorium dikirimkan ke

PHEOC dan diteruskan ke

PUSDALOP dalam waktu 48 jam

80 Review laporan log PHEOC untuk

kasus dan penerimaan hasil lab

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas laboratorium menggunakan

APD yang benar pada saat

pengambilan sampel

100 Review laporan kasus (Tidak ada

laporan petugas yang terinfeksi

COVID-19 karena terpapar kontak

pada saat pengambilan sampel)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas laboratorium menggunakan

APDyang benar pada saat

pemeriksaan PCR

100 Review laporan kasus (Tidak ada

laporan petugas yang terinfeksi

COVID-19 karena terpapar kontak

pada saat pengambilan sampel)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Specimen dikirimkan dalam waktu 24

jam ke laboratorium yang ditunjuk oleh

Kemenkes

80 Review log dokumen pengiriman

dan penerimaan specimen

Mingguan

(setiap

harihellip)

Laboratorium yang ditunjuk kemenkes

mengirimkan specimen kepada

Litbangkes untuk konfirmasi

100 Review dokumen penerimaan

specimen di Litbangkes dari Lab

rujukan untuk konfirmasi

Mingguan

(setiap

134

harihellip)

Laboratorium yang ditunjuk kemenkes

mengikuti Quality Assurance Panel

untuk COVID-19

90 Review dokumen hasil Quality

Assurance Panel

Mingguan

(setiap

harihellip)

RESPON MEDIS

Kasus terdeteksi yang diberikan

edukasi mengenai pengendalian

infeksi

100 Review laporan pelayanan yg

dilakukan pada kasus terdeteksi

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kasus yang membutuhkan perawatan

dirawat di rumah sakit rujukan dengan

terapi suportif

100 Review laporan kasus surveilans

dan rumah sakit

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kasus dirawat yang sembuh 80 Review laporan hasil keluaran

Kasus dirawat

Mingguan

(setiap

harihellip)

Rumah sakit rujukan menambah

ruangan perawatan kasus COVID-19

dan menyiapkan oksigen dan ventilator

tambahan

100 Review laporan penambahan

kapasitas rumah sakit rujukan untuk

perawatan COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas kesehatan menggunakan

APD yang benar pada saat

penanganan kasus COVID-19

100 Review laporan kasus (Tidak ada

petugas kesehatan yang terjangkit

COVID-19 karena terpapar pada

saat perawatan pasien)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya rencana nasional pengelolaan

APD (stok distribusi) dan identifikasi

lonjakan kapasitas PPI (jumlah dan

kompetensi)

100 Review dokumen rencana nasional

pengelolaan APD

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya diseminasi panduan PPI untuk

di rumah dan fasyankes

100 Panduan PPI diupload ke website

COVID-19 website Kemkes dan

laporan distribusi pedoman COVID-

19 termasuk PPI ke Rumah sakit

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya triase deteksi dini dan

pengendalian sumber infeksi

100 Review laporan rumah sakit

ketersediaan triase dan laporan

bulanan surveilans rumah sakit

untuk COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya material edukasi dengan

bahasa yang tepat untuk masyarakat

dan pasien tentang gejala penyakit

praktik etiket batuk dan cuci tangan

Tersedia Dokumen materi edukasi

komunikasi risiko update yang

diupload di website COVID-19 dan

Kemenkes

Bulan April

(Minggu I)

PENGAMANAN

Penumpukan kebutuhan pokok bahan

pangan dan kebutuhan esensial

respon COVID-19 (APD masker

suplai medis) yang terdeteksi dan

ditindak tegas

100 Review laporan intelejen (BIN)

untuk kasus penumpukan bahan

pokok dan penindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

135

Penyebar informasi palsuhoax yang

menyebabkan kepanikan di

masyarakat yang terdeteksi dan

ditindak tegas

80 Review laporan intelejen (BIN)

untuk laporan informasi palsu yang

terdeteksi dan penindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kondisi yang menyebabkan kepanikan

dan huru hara yang terdeteksi dini dan

dicegah

100 Review laporan intelejen (BIN)

untuk signal huru hara dan

pencegahannya

Mingguan

(setiap

harihellip)

KOMUNIKASI RISIKO DAN

PELIBATAN MASYARAKAT

Media centre melaksanakan press-

release dan konferensi pers setiap hari

100 Review dokumentasi konferensi

pres dan press release dokumen

Mingguan

(setiap

harihellip)

Materi harian untuk Juru bicara

didapatkan dari analisis data

epidemiologi rekomendasi panel ahli

100 Review dokumen harian untuk Juru

bicara

Mingguan

(setiap

harihellip)

Berita palsu yang teridentifikasi dan

berhasil di counter

80 Review laporan log rumor dan

counter hoax

Mingguan

(setiap

harihellip)

Media yang menggunakan press

release atau konferensi pers sebagai

bahan berita

80 Review laporan media monitoring

tim kominfo

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya peran serta

masyarakatorganisasi

kemasyarakatanorganisasi agama

dalam menanggapi isu-isu spesifik

yang mempengaruhi penanggulanan

Pandemi COVID-19

100 Review dokumen mapping kegiatan

pemberdayaan masyarakat

Bulanan

(Minggu II)

DUKUNGAN KESEHATAN JIWA

DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS)

Materi komunikasi tentang DKPJS

tersedia bagi

1 Petugas kesehatan dan petugas

garis depan

2 Lansia

3 Orang dengan risiko tinggi

COVID-19 (DM penyakit

kardiovaskular autoimun dsb)

4 Anak anak

5 Penyandang disabilitas

6 Orang dalam isolasikarantina

7 Masyarakat luas

Tersedia Review dokumen materi komunikasi

DKPJS

Bulan April

(Minggu II)

Petugas kesehatan dan petugas garis

depan mendapatkan layanan DKJPS

100 Mingguan

(setiap

136

harihellip)

Petugas kesehatan jiwa mendapatkan

pelatihan DKJPS-COVID-19

80 Review laporan pelatihan DKJPS

Covid-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tersedia layanan hotline DKJPS untuk

membantu atau yang membutuhkan

dan mendapatkan layanan DKJPS

Tersedia Review log hotline DKJPS Bulan April

(Minggu I)

) Laporan intelejen bisa dari jejaring BIN di masyarakat babinsa babinkmtibmas di wilayah kerja areanya

Lampiran 14

Rencana Respon Tanggap Darurat April-May 2020

No Kegiatan Anggaran Penanggung Jawab Timeline

Komando dan Koordinasi

Pembentukan Gugus Tugas struktur

komando Tugas Kerangka Acuan

Indikator

BNPB 28 Maret

Pusdalop operasional dengan

perwakilan lintas sektor terkait di

Pusdalop

BNPB 1 April

Penyusunan Rencana Respon

Nasional COVID-19

BNPB 15 April

Kajian Kebutuhan Kesehatan (Health

Need Assesment) 34 tim x 3 orang x

3 kali

2295000000 BNPB 1 April

Pembentukan Satgas COVID di

tingkat sub nasional

BNPB

Penguatan alur laporan penanganan

Covid-19 hingga ke pusat

BNPB

Publikasi Laporan Situasi melalui

website Pusat Krisis Kesehatan

BNPB Regular

Surveilans dan laboratorium

Penyelidikan Epidemiologi Pelacakan

kasus pemantauan monitoring kasus

dan surveilans aktif di 34 provinsi oleh

Tim Gerak Cepat (3 orang 20 hari per

bulan)

2040000000 Dirjen P2P Kemkes

Pemantauan surveilans oleh PHEOC

(24 jam 7 hari) yang dilaporkanke

Pusdalop (6 orang shift 1 shift 8 jam)

324000000

Dirjen P2P Kemkes

Pengadaan dan distribusi VTM swab

reagen lab supply untuk lab rujukan

Litbangkes

137

nasional dan laboratorium daerah

Aktifasi laboratorium Rujukan regional

(12 lab)

Litbangkes

Pembuatan Aplikasi Surveilans

berbasis komunitas untuk COVID-19

Dirjen P2P Kemkes

Pengambilan sampel 151731712000 BTDK Litbangkes

Pengiriman sampel (42 lab x 12 kali) 396000000 BTDK Litbangkes

Pemeriksaan laboratorium dengan RT

PCR

887562516500 BTDK Litbangkes

Quality control untuk lab regional 43

paket

450000000 BTDK Litbangkes

Peningkatan Lab PCR di 12

laboratorium

35050665000 BTDK Litbangkes

Pengadaan APD untuk Laboratorium 7503607320 BTDK Litbangkes

Perluasan layanan Pemeriksaan PCR

menggunakan POC Real Time PCR

431827200000 BTDK Litbangkes

Respon Medis (manajemen kasus

dan pengendalian infeksi)

Aktivasi Rumah sakit Rujukan 132

rumah sakit dan 482 tambahan rumah

sakit rujukan dengan SK Gubernur

dan tambahan ruangan rumah sakit

rujukan untuk perawatan COVID-19

dilengkapi SDM dan supply medis

yang diperlukan

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Penyiapan Wisma Atlit uuntuk menjadi

pusat perawatan COVID-19 dengan

kelengkapan SDM dan Alat medis

yang diperlukan

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Ketersediaan ambulans untuk rujukan

COVID-19

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Pengadaan dan distribusi APD

desinfektan dan peralatan medis yang

diperlukan

Pusat Krisis Kesehatan

Kemkes

Pembiayaan perawatan pasien Dirjen Yanmedik

Kemkes

Pemetaan kesiapsiagaan fasyankes

dan identifikasi gap berdasarkan

estimasi kasus yang akan muncul

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan

Memprioritaskan perawatan kasus dan

prosedur triase Meningkatkan

rencana penambahan kapasitas untuk

fasilitas kesehatan (rumah sakit

rujukan yang ditunjuk dan

mengalihkan menunda prosedur

elektif)

Ditjen Pelayanan

Kesehatan dan Ditjen

Farmalkes

Melaksanakan isolasi mandiri (self-

initiated isolation) untuk orang dengan

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

138

gejala yang ringan untuk mengurangi

beban fasilitas kesehatan

Rujukan

Penyusunan SOP sesuai pedoman

Covid 19 dan regulasi lainnya dan

disosialisasika

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan dan Dityankes

Dasar

Memastikan ketersediaan alat

kesehatan obat-obatan dan bahan

medis habis pakai tersedia secara

memadai disesuaikan dengan attact

rate

Ditjen Farmalkes

Peningkatan kapasitas petugas dalam

pengenalan kasus dan tata laksana

kasus

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan dan Dityankes

Dasar

Puskesmas workshop PPI bagi

petugas Puskesmas (3

orgPuskesmas dokter perawat lab

16457918352

Komunikasi Risiko dan Pelibatan

Masyarakat

Media centre penunjukkan juru bicara

konferensi pers dan press release

pesan KIE untuk layanan masyarakat

disiarkan di media elektronikmedia

massa media monitoring

Ditjen Kesehatan

Masyarakat dan

Romkomyanmas

Kemkes

Penyusunan dan distribusi media KIE

untuk masyarakat luas sektor

Pendidikan kalangan risiko tinggi

petugas kesehatan pasien dalam

pengawasan orang dalam

pemantauan kontak pasien

Ditjen Kesehatan

Masyarakat dan

Ronkomyanmas

Kemkes

Mengadopsi pesan inti dari Kemenkes

untuk konteks lokal

Direktorat Pomosi

Kesehatan

Biro Komunikasi dan

Pelayanan Masyarakat

BNPB

Advokasi kepada sektor terkait BNPB KSP

Penggerakan masyarakat dan

bekerjasama dengan tokoh agama

dan ormas

BNPB KSP

Pimpinan Agama

Komunikasi risiko kepada kalangan

usaha

BNPB

Asosiasi Perusahaan

Membuat hotline terkait COVID-19 BNPB

Monitoring kegiatan yang

mengumpulkan massa dalam jumlah

besar

BNPB

Respon Sosial

Dukungan logistik untuk orang yang

139

dilakukan karantina rumah (ODP)

Dukungan Psikologis untuk orang

yang dilakukan karantina rumah

kasus dan keluarga kasus

Dukungan untuk set up dan

pemberlakukan pembelajaran online

Monitoring petugas keamanan untuk

pembatasan sosial Tidak ada event

mass gathering penutupan tempat

ibadah tempat hiburan monitoring

transportasi publik

Respon Dukungan Kesehatan Jiwa

dan Psikososial

Mengaktifkan gugus tugas

nasionalprovinsi untuk DKJPS

Dit P2MKJN

Membuat panduan tata laksana

DKJPS untuk tenaga kesehatan dan

relawan

Rp 100000000 Dit P2MKJN

Media komunikasi DKJPS bagi

petugas kesehatan dan petugas di

garis depan lansia orang dengan

risiko tinggi COVID-19 (DM Penyakit

Kardiovaskular autoimun dsb) anak-

anak orang dalam isolasi karantina

penyandang disabilitas masyarakat

luas

Rp 200000000 Dit P2MKJN

Panduan psycological first aid untuk

COVID 19

Rp 300000000 Dit P2MKJN

Pelatihan psychological first aid untuk

pekerja kesehatan mental dan

psikososial

Rp 150000000 Dit P2MKJN

penyusunan SOP keselamatan untuk

para pekerja keswa dan psikososial

saat memberikan pelayanan

Rp 150000000 Dit P2MKJN

Pembentukan hotline untuk DKJPS Rp 100000000 Dit P2MKJN

Page 3: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …

3

4

Tim Penyusun Rencana Operasi Penanganan Pandemi Covid-19

Tim Inti

dr Wiendra Waworuntu MKes (Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Langsung)

Dr dr Vivi Setiawati MBiomed (Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi

Dasar Kesehatan)

dr Fuadi Darwis MPH (Unsur Pengarah BNPB)

Dr Ir Udrekh SE MSc (Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB)

Dr Rita Djupuri Izwardi DCN MEpid (Pusat Krisis Kesehatan)

dr Benget Saragih MEpid (Subdit Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina

Kesehatan)

dr Endang Budi Hastuti (Subdit Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina

Kesehatan)

drh Endang Burni Prasetyowati MKes (Subdit Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina

Kesehatan)

dr H Asral Hasan MPH (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)

Busroni SIP (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat)

dr Ina Agustina Isturini MKM (Pusat Krisis Kesehatan)

dr Wiwi Ambarwati (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)

dr Pompini Agustina Sitompul SpP (RSPI Sulianti Saroso)

dr Yayan Gusman (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)

dr Rian Hermana (Subdit ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Langsung)

Bayu Aji (Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat)

dr Sinursita Sihombing (Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan)

Siti Asfiah (Badan Pengawasan Obat dan Makanan)

dr I Nyoman Kandun MPH (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)

dr Sholah Imari (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)

WHO

UNOCHA

UNICEF

WFP

IFRC

PMI

5

Unit Lintas Program dan Lintas Sektor Kementerian Kesehatan

Pusat Krisis Kesehatan

Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

Biro Kerja Sama Luar Negeri

Biro Hukum dan Organisasi

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer

Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis

Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

Direktorat Pelayanan Kefarmasian

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) Jakarta

Bagian Program dan Informasi Sekretariat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Sub Direktorat Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Sub Direktorat Pelayanan Medik dan Keperawatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Sub Direktorat Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat Imunisasi Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Sub Direktorat Zoonosis Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan

Zoonosis

Kementerian Dalam Negeri

Direktorat Jenderal Bina Administrasi dan Kewilayahan

Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran

6

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

dr Fuadi Darwis MPH Unsur Pengarah BNPB

Deputi Bidang Sistem dan Strategi

Deputi Bidang Pencegahan

Direktur Sistem Penanggulangan Bencana

Direktur Kesiapsiagaan

Direktur Tanggap Darurat

Kepala Pusat Pengendali Operasi

Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan

Kementerian Pertanian

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner

Direktur Kesehatan Hewan

Unit Lintas Sektor Lainnya

Kementerian Sosial

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kepala Badan Usaha Logistik

Deputi II Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam

Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK

Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri

Kepala Pusat Kesehatan TNI

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan POLRI

Asisten Deputi Bidang Agama Kesehatan Pemuda dan Olahraga Sekretariat Kabinet

Direktur Kesehatan Kementerian Pertahanan dan Keamanan

Direktur lnformasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian

Komunikasi dan Informatika

Direktur Registrasi Obat Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat Narkotika Psikotropika dan Prekusor

Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Sub Direktorat Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Gizi dan Masyarakat Bappenas

7

Editor

DRRita Djupuri IzwardiDCNMEpid

drEko MedistiantoMEpid

Supatmi SKMMM

DEFINISI OPERASIONAL

1 Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan

yang harus dikenakan untuk mencegah kemungkinan tertular penyakit menular

2 Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar

3 Bahaya adalah suatu situasi kondisi atau karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan

4 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam danatau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologis

5 Bidang adalah kelompok tugas yang melakukan tugasperan sejenis klaster terdiri dari unsur pemerintah masyarakat dan lembaga usaha

6 CFR (Case Fatality Rate) atau Angka Fatalitas Kasus adalah angka proporsi atau

persentase dari jumlah kasus yang meninggal dibagi dengan jumlah kasus

7 Episenter COVID-19 adalah lokasi titik awal terdeteksinya sinyal bencana wabahologis

dan sinyal virologis yang merupakan tanda terjadinya penularan influenza pandemi

antarmanusia yang dapat menimbulkan terjadinya pandemi COVID-19

8 Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam

dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman

9 Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang saehat yang dilakukan di fasilitas

pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan

10 Karantina adalah pembatasan kegiatan danatau pemisahan seseorang yang terpapar

penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan

meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi

danatau pemisahan peti kemas Alat Angkut atau Barang apapun yang diduga

terkontaminasi dari orang danatau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau

sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang

danatau Barang di sekitarnya

11 Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang

diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah

kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

12 Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga

terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah

kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

8

13 Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah

pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi

sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

14 Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian lokasi jenis bencana korban dan ataupun kerusakan Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah maka dihitung sebagai satu kejadian

15 Klaster (Cluster) adalah kelompok penderita yang terdiri dari dua atau lebih penderita

yang mengalami kontak secara bencana epidemiologis menurut tempat dan waktu

16 Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana

yang dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf

komando dan staf umum memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu

komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan

komando dalam mengkoordinasikan instansilembagaorganisasi terkait untuk pengerahan

sumberdaya

17 Komunikasi Risiko adalah segala bentuk pertukaran informasi tentang risiko antara

seluruh pihak yang berkepentingan

18 Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi tetapi mungkin juga tidak terjadi

19 Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum

melalui Peraturan Kepala Daerah

20 Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan

penanggulangan kedaruratan pada menjelang saat dan sesudah terjadi keadaan darurat

yang mencakup siaga darurat tanggap darurat dan pemulihan darurat

21 Pelibatan masyarakat adalah proses dimana masyarakat bermanfaat bagi organisasi dan

individu membangun hubungan jangka panjang dengan visi kolektif untuk kepentingan

masyarakat

22 Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk

dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian

rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

23 Penentuan Kejadian adalah proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi

24 Pengendalian Perimeter adalah tindakan pengawasan yang dilakukan di batas wilayah

penanggulangan sehingga tidak terjadi penyebaran COVID-19

25 Perencanaan SektoralBidang adalah suatu rencana yang disusun oleh klasterBidang yang berisi kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-masing klaster untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku

26 Perencanaan kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan dalam situasi terdapat potensi bencana di mana skenario dan tujuan disepakati tindakan teknis dan manajerial ditetapkan dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis

27 Perimeter adalah batas terluar dari wilayah penanggulangan

28 Pos Komando (Posko) adalah tempat dilakukannya pengambilan keputusan untuk

pengendalian dan atau komando dalam penanggulangan suatu kedaruratan yang

beroperasi secara penuh (24 jamhari) selama masa penanggulangan

9

29 Rencana Operasi adalah rencana yang dibuatdisusun dalam rangka pelaksanaan operasi

Tanggap Darurat Bencana Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat

dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat

30 Respon Cepat (Rapid response) adalah tindakan rutin sesuai dengan protap yang

dilakukan pada saat kejadian luar biasa

31 Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat

32 Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana

yang digunakan oleh semua instansilembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan

sumber daya manusia peralatan dan anggaran

33 Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi waktu dan dampak bencana

34 Status Keadaan Darurat Bencana adalah keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan

35 Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat

36 Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orangmasyarakat

37 Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan pengurusan pengungsian penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana

38 Terjangkit adalah kondisi seseorang yang menderita penyakit yang dapat menjadi sumber

penular penyakit yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

39 Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah adalah kejadian berjangkitnya

suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara

nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat

menimbulkan malapetaka

10

Bab 1

Latar Belakang dan Dasar Hukum

11 Latar belakang

Sejalan dengan International Health Regulation (IHR) 2005 untuk meningkatkan kapasitas

inti negara dalam pendeteksian verifikasi pelaporan dan respon terhadap Public Health

Emergencies of International Concern (PHEIC) World Health Assembly (WHA) ke-71

telah menekankan peningkatan kapasitas negara dan kemitraan untuk meningkatkan

kesiapsiagaan menghadapi pandemi The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases

and Public Health Emergencies (APSED III) fokus pada penguatan komponen kesehatan

masyarakat inti termasuk respon terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat

termasuk ancaman pandemi Belajar dari H1N1 2009 World Health Organization (WHO)

telah mengembangkan Pedoman Manajemen Risiko Pandemi menggunakan fase

pandemi berbasis risiko kontinum yang mengadopsi pendekatan seluruh masyarakat dan

semua bahaya

Pada tahun 2017 Indonesia memperbarui Pedoman Manajemen Risiko Pandemi

Nasional dan Rencana Respon Operasi Nasional mengadopsi Pedoman Manajemen

Risiko Pandemi WHO ke dalam konteks Indonesia dan mengujinya melalui latihan

simulasi pandemi skala penuh yang berfokus pada penahanan episenter dengan

keterlibatan multi-sektoral terutama integrasi operasi keadaan darurat dengan sistem

manajemen bencana negara yang pada dasarnya respon bencana berorientasi pada

pelaksanaan Itu adalah seluruh pendekatan masyarakat yang melibatkan tingkat

nasional provinsi kabupaten dan masyarakat di semua sektor terkait termasuk sektor

keamanan dan militer

Indonesia telah mengadopsi pedoman manajemen risiko pandemi WHO menggunakan

pendekatan seluruh masyarakat yang menghubungkan pandemi dengan kerangka kerja

bencana pada tahun 2016 Sebagai tindak lanjut Indonesia mengembangkan dan

menguji Rencana Respon Kontijensi nasional melalui simulasi skala penuh yang

melibatkan berbagai sektor di semua tingkatan pada tahun 2017 dan meluncurkan

perencanaan kontijensi ke provinsi-provinsi prioritas pada tahun 2018 Ini telah menjadi

tonggak untuk meningkatkan kesadaran sektor-sektor tersebut tentang kolaborasi untuk

kesiapsiagaan menghadapi pandemi Pelaksanaan ini telah berkontribusi untuk

meningkatkan kapasitas inti negara dari International Health Regulation (IHR)

Pelaksanaan penahanan episenter pandemi skala penuh dan pelaksanaan table top di

provinsi-provinsi prioritas menunjukkan kapasitas Indonesia dalam manajemen risiko

pandemi dengan pendekatan seluruh masyarakat dalam keseluruhan kerangka darurat

nasional

Dengan munculnya Corona Virus sub tipe baru (COVID-2) dan ditetapkan Pandemi

COVID-19 oleh Dirjen WHO sehubungan dengan penyebaran COVID-19 yang meluas di

dunia sampai saat ini maka Indonesia perlu untuk mengadopsi rencana kontijensi

pandemi influenza yang sudah dibuat menjadi rencana operasi respon COVID-19 Pada

prinsipnya pengenalian dan mitigasi Pandemi COVID-19 dapat diterapkan juga pada

11

COVID-19 dengan penyesuaian sesuai dengan karakteristik penyakit

12 Tujuan

a Membatasi penularan Wabah COVID-19 dari manusia ke manusia mengurangi infeksi

berikutnya pada masyarakat yang rentan serta tenaga kesehatan termasuk mencegah

dampak penyerta lain yang lebih luas

b Deteksi dini mengisolasi dan menangani pasien lebih awal termasuk melaksanakan

pelayanan yang optimal bagi Pasien yang terjangkit Wabah COVID-19

c Terlaksananya tindakan (farmasi dan non farmasi) penanggulangan Wabah COVID-19

d Teridentifikasinya seluruh kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya

penanggulangan Wabah COVID-19

e Terciptanya ketertiban dan keamanan masyarakat serta stabilitas sosial dan ekonomi

selama masa penanggulangan Wabah COVID-19

13 Dasar Hukum

Rencana Operasi ini disusun berdasarkan berbagai peraturan dan regulasi yang

berhubungan dengan COVID-19 yaitu

1 UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan

2 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

3 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

4 UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

5 UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia

6 UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

7 Peraturan Pemerintah No2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal

8 Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit

Menular

9 Peraturan Presiden No 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden

No 83 Tahun 2005 tentang Badan koordinasi Nasional Penanganan Bencana

10 Keputusan Presiden no 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan

Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19)

11 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan

Kemampuan dalam Mencegah Mendeteksi dan Merespons Wabah Penyakit

Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir Biologi dan Kimia

12 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 101 Tahun 2018 tentang SPM sub Urusan

Bencana

13 Peraturan Menteri Permendes Dana Desa No 16 Tahun 2018 tentang Prioritas

Penggunaan Dana Desa

14 Peraturan Menteri Berita Negara RI Permenhumkam RI no 7 2020 tentang pemberian

visa dan izin tinggal dalam upaya pencegahan masuknya Virus Corona

15 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK0107Menkes2142020 tentang Jejaring

Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

16 Peraturan Menteri Kesehatan No75 tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis

Kesehatan

12

17 Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal

18 Peraturan Menteri Kesehatan No 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien

Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

19 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Surveilans Kesehatan

20 Peraturan Menteri Kesehatan RI No1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit tertentu

yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya

21 Keputusan Menteri Kesehatan RI No tahun 2020 mengenai Pedoman Kesiapsiagaan

Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)

22 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1042020 tentang penetapan

infeksi Novel Coronavirus (infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapat

menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya

23 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1692020 tentang Penetapan

Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

24 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3902014 tentang Pedoman

RS Nasional

25 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3912014 tentang Pedoman

RS Regional

26 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 300MENKESSKIV2009 tentang Pedoman

Penanggulangan Episenter Pandemi

27 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 424MenkesSKIV2007 tentang Pedoman

Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan

28 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 425MenkesSKIV2007 tentang Pedoman‐

pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan

29 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 431MenkesSKIV2007 tentang Pedoman

Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di PelabuhanBandaraPos Lintas

Batas dalam rangka Karantina Kesehatan

30 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1371MenkesSKIX2005 tentang Penyakit Flu

Burung Avian Influenza sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah Serta

Pedoman Penanggulangannya

31 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1372MenkesSKIX2005 tentang Penetapan

Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza)

32 Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 16 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan

Terhadap Risiko penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19)

13

Bab 2

Analisis Situasi

21 Profil Daerah Indonesia

Indonesia memiliki penduduk sebanyak 265000000 jiwa pada tahun 2018 dan proyeksi

jumlah populasi mencapai 271000000 jiwa pada tahun 2020 dengan 56 penduduknya

tinggal di daerah perkotaan Indonesia dengan konteks desentralisasi terdiri dari 34

provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dan provinsi lainnya di

pulau Jawa Indonesia terletak di khatulistiwa yang merupakan daerah strategis sebagai

hub perjalanan internasional memiliki mobilitas tinggi wisatawan internasional dan

penerbangan internasional dengan rata-rata 1342246 wisatawan internasionalbulan pada

tahun 2019 sedangkan pada Januari 2020 total 1 2 juta wisatawan memasuki Indonesia

Sebagian besar dari wisatawan masuk ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai

Denpasar dan Soekarno Hatta Banten Sebagian besar wisatawan yang datang ke

Indonesia berasal dari negara ASEAN (38) Indonesia juga menerima kedatangan

wisatawan internasional yang datang dari negara yang mengalami transmisi lokal COVID-

19 antara lain Cina (8) Australia (9) Jepang (3) dan Korea Selatan (2)

sementara wisatawan dari Iran Italia dan Jerman tidak terlalu banyak Kota-kota yang

memiliki penerbangan langsung dari Cina serta negara lainnya dengan transmisi lokal

COVID-19 sangat berisiko Terdapat 20 kota yang memiliki penerbangan langsung dan

kapal yang berasal dari Cina

Bandar udara yang paling berisiko dimana pelaku perjalanan Internasional yang tinggi

yaitu Soekarno Hatta Banten dan Ngurah Rai Denpasar Bali Batam yang berbatasan

dengan Singapura dimana terdapat transmisi lokal COVID-19 juga berisiko Setiap harinya

terdapat kapal feri dengan rute Batam-Singapura Selain itu Jakarta Bogor Bekasi Depok

(JABODETABEK) dengan mobilisasi penduduk tinggi kota metropolitan dengan penduduk

yang padat terutama Jakarta dengan kepadatan populasi 15764 per m2 sangat rentan

dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi Dengan konteks desentralisasi kemampuan

setiap daerah tidak sama dimana tidak semua daerah mempunyai rencana respon

menghadapi pandemi dan tidak semua daerah mempunyai rencana kesiapsiagaan dan

respon pandemi di rumah sakit sehingga menyebabkan tenaga kesehatan yang berada di

rumah sakit rentan tertular COVID-19 dan dapat menyebabkan terjadinya penularan lebih

lanjut di rumah sakit

Mobilitas penduduk antar kabupaten dan provinsi di Indonesia juga tinggi terutama di

Pulau Jawa dan Sumatera dengan kepadatatan penduduk yang cukup tinggi DKI Jakarta

sebagai ibu kota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis

(perekonomian) Kota Surabaya Medan dan Makassar merupakan kota besar di

Indonesia dengan mobilitas penduduk yang tinggi dan perputaran roda perekonomian

yang tinggi

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan kondisi

geografis yang beragam dari daerah pantai sampai ke pegunungan Beberapa lokasi

14

memiliki akses yang sulit Wilayah Indonesia yang mempunyai akses geografis sulit

diantaranya provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Maluku Papua dan Nusa

Tenggara Timur (NTT) Kapasitas dan sumber daya penduduk yang tidak merata

merupakan tantangan situasi geografis kepulauan dan wilayah terpencil merupakan

tantangan dalam penanggulangan dan respon termasuk pengiriman logistik dan

keterbatasan sumber daya Wilayah Indonesia yang berada di daerah ldquoring of firerdquo rentan

dengan kondisi bencana seperti letusan gunung berapi gempa dan tsunami yang dapat

menghambat operasi respon pandemi

Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit serta

pelayanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik

pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) Jumlah Puskesmas di Indonesia

ada 9821 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia ada 2858 dengan rincian rumah sakit

rujukan nasional ada 14 rumah sakit rujukan propinsi ada 20 dan rumah sakit rujukan

regional ada 1101 Indonesia memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis

dokter umum dokter gigi perawat bidan petugas kesehatan masyarakat dll Jumlah

dokter spesialis di Indonesia ada 38782 jumlah dokter umum ada 134459 jumlah dokter

gigi ada 29194 jumlah perawat ada 639356 jumlah bidan ada 590920 dan jumlah

petugas kesehatan ada 54138 orang2

22 Potensi Ancaman Kerentanan dan Kapasitas

COVID-19 disebabkan oleh virus SARS CoV-2 yang merupakan Corona Virus jenis baru

dengan analisis filogenetik mendekati isolat Corona Virus dari kelelawar Chinese

chrysanthemum-headed bats yang diisolasi pada tahun 2015 SARS CoV-2 ini

merupakan Corona Virus kluster β-coronavirus yang merupakan zoonosis coronavirus

yang baru setelah SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) Virus ini

termasuk dalam sub genus botulinum Coronaviridae Hasil sekuensing menunjukkan

bahwa SARSCoV-2 homolog 795 dengan SARS-COV Kasus pertama di Wuhan yang

disebabkan oleh virus ini berhubungan dengan pasar Huanan yang kemudian menyebar

antar manusia

Pada era transportasi dan mobilisasi global penyebaran virus dari satu daerah ke daerah

lain sangat cepat COVID-19 telah menyebar di 185 negara dalam waktu 4 bulan dengan

total kasus sampai bulan April 2020 mencapai lebih dari 1900000 kasus terkonfirmasi

dan 126681 kematian di seluruh dunia3 Trend kasus COVID-19 menurun di Cina namun

meningkat di luar China terutama di Republik Korea Italia Spanyol Iran dan Amerika

Serikat yang merupakan negara dengan transmisi lokal yang melaporkan kasus

terbanyak diluar Cina Model matematika menunjukkan Reproductive Number (Ro)

COVID-19 berkisar antara 2-3 yang mengindikasikan 50-60 populasi kemungkinan

telah terinfeksi COVID-19 Namun laporan kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan

jauh di bawah angka tersebut Pada kapal pesiar Diamond Princess Cruise COVID-19

1 Data Fasyankes online Oktober 2019

2 Data PPSDM Kemenkes 2019

3 John Hopkins University April 2020

15

menyebar cepat dengan attack rate hampir mendekati 30 Analisis serologi dengan

menggunakan antibodi netralisasi dapat memberikan prediksi yang lebih akurat untuk

mengetahui attack rate Pada studi yang dilakukan oleh Kelly Young di US estimasi

attack rate pada kontak erat adalah sebesar dan pada kontak erat serumah sebesar

105

Dari 55924 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Cina presentasi Klinis COVID-19 berkisar

dari gejala ringan sampai berat Gejala umum diantaranya demam (879) batuk

(677) lelah (381) adanya sputum (334) sesak nafas (186) sakit tenggorokan

(139) sakit kepala (136) myalgia atau arthalgia (148) menggigil (114) mual

atau muntah (5) kongesti nasal (48) diarrhea (37) batuk darah (09) dan

Kongesti konjungtiva (08) Berdasarkan data terbaru tersedia dari Cina 40 kasus

berupa kasus ringan 40 kasus menjadi penyakit sedang (didefinisikan sebagai kasus

Pneumonia terkonfirmasi dengan radiologis) sekitar 14 menjadi penyakit berat dan

sekitar 5 menjadi kritis Faktor risiko untuk menjadi penyakit yang berat adalah pada

usia lanjut dan memiliki komorbid

Case fatality ratio (CFR) yang terkonfirmasi di Cina seperti yang dilaporkan oleh US

Center For Diesease Control and Prevention adalah 42 Data ini didapatkan dari

3551 kematian diantara 83696 kasus terkonfirmasi laboratorium pada tanggal 14 April

2020 Data CFR ini tidak memasukkan jumlah kasus infeksi ringan yang mungkin terluput

dari surveilans sekarang dimana sebagian besar berfokus pada pasien dengan

pneumonia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tidak juga memasukkan fakta

bahwa kasus terkonfirmasi baru dapat berkembang menjadi penyakit berat dan beberapa

pasien mungkin akan meninggal Dengan berkembangnya wabah CFR yang

terkonfirmasi dapat berubah

Jumlah ini akan terus berubah dan CFR yang pasti tidak akan dapat diketahui sampai

wabah ini selesai Median dari onset gejala hingga kematian sebesar 14 hari sedangkan

pada usia lanjut (diatas 70 tahun) median tingkat kematian adalah 115 hari (11)

Kematian meningkat seiring dengan peningkatan usia dengan kematian yang tertinggi

terjadi pada pasien diatas usia 80 tahun (estimasi CFR mencapai hingga 148) Tingkat

kematian pasien dengan komorbid terjadi lebih tinggi 132 pada pasien dengan

penyakit kardiovaskular 92 pada pasien dengan diabetes 84 pada pasien dengan

hipertensi 8 pada pasien dengan penyakit pernafasan kronik dan 76 pada pasien

dengan kanker

Penularan COVID-19 melalui droplet yang ditularkan melalui batuk bersin atau

menyentuh benda yang terkontaminasi oleh droplet dan kemudian menyentuh mata

hidung atau mulut Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjaga jarak minimal

1 meter dari orang yang sakit Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1-14 hari paling

umum sekitar 5 hari Risiko tertular COVID-19 dari seseorang yang tidak bergejala sangat

rendah Namun banyak orang yang mengalami gejala ringan yang dapat menyebabkan

penularan Ada bukti yang menyatakan bahwa infeksi COVID-19 mungkin mengarah

pada infeksi saluran pencernaan dan akan ada di feses Namun hingga sekarang hanya

ada satu penelitian yang mengembangbiakkan virus COVID-19 dari specimen feses

tunggal Pada konteks COVID-19 penularan lewat udara mungkin bisa terjadi pada

16

keadaan khusus dimana dilakukan prosedur menghasilkan aerosol (misalkan intubasi

endotrakhea bronkoskopi suction terbuka pemberian terapi nebulasi ventilasi manual

sebelum intubasi mengubah pasien ke posisi tengkurap melepaskan pasien dari

ventilator ventilasi non-invasif tekanan positif trakheostomi dan resusitasi kardiopulmo)

Pada analisa 75465 kasus COVID-19 di Cina penularan lewat udara tidak dilaporkan3

SARS CoV-2 dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam atau hingga beberapa

hari tergantung dari jenis permukaan suhu atau kelembaban lingkungan

Pengobatan spesifik untuk COVID-19 belum tersedia hingga saat ini pengobatan masih

berupa dukungan perawatan suportif Beberapa percobaan klinis dilakukan namun kajian

lebih lanjut masih diperlukan Untuk memastikan bukti jelas pengobatan yang mana yang

paling efektif WHO dan mitra sedang melakukan penelitian internasional besar disebut

SOLIDARITY TRIAL untuk membandingkan pengobatan tunggal atau kombinasi berbeda

yang ada di banyak negara dan untuk menghasilkan bukti yang kuat pengobatan mana

yang paling efektif Sampai saat ini belum terdapat vaksin COVID-19

Untuk menghindari penularan COVID-19 WHO menyarankan untuk melakukan

pencegahan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hands rub

berbahan alkohol menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang yang sakit

mencegah menyentuh mata hidung dan mulut karena dapat memindahkan virus dari

benda yang terkontaminasi ke dalam tubuh kita melakukan etika batuk yang benar

memastikan orang yang sakit menggunakan masker dan beristirahat di rumah Tenaga

kesehatan harus memperhatikan pengendalian infeksi dengan memakai alat pelindung

diri pada saat kontak dengan pasien

Tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19 Penularan tenaga kesehatan dapat

diakibatkan oleh tidak lengkapnya pemakaian alat pelindung diri WHO menyebutkan

bahwa 21 petugas kesehatan terinfeksi SARS pada tahun 2002 Demikian pula untuk

penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan terjadi di China Hongkong dan Indonesia

Potensi ancaman COVID-19 dapat masuk ke Indonesia melalui pelaku perjalanan

internasional melalui pelabuhan bandara udara dan lintas batas maupun tertular dari

orang di dalam daerah terjangkit di Indoensia maupun pelaku perjalanan dari daerah

terjangkit

Pada 31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang

tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan Provinsi Hubei Cina Pada tanggal 7 Januari

2020 Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai

jenis baru coronavirus (coronavirus disease COVID-19) Pada tanggal 30 Januari 2020

WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan

Dunia Public Health Emergency of International Concern (KKMMDPHEIC) Penambahan

3 Modes of transmission of virus causing COVID-19 implication for IPC precaution recommendations WHO 29

March 2020 Available at httpswwwwhointpublications-detailmodes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations

17

jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar

negara Berdasarkan data John Hopknis University Amerika Serikat sampai dengan

tanggal 15 April 2020 dilaporkan 1982939 kasus dengan 126761 kematian secara

global

Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak

2 kasus Sampai dengan tanggal 15 April 2020 Indonesia sudah melaporkan 5136 kasus

konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah

DKI Jakarta Sumatera Utara (Kota Medan) Riau (Kota Pekanbaru) Sumatera Selatan

(Kota Prabumulih) Jawa Barat (Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten

Bekasi Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok) Jawa Tengah (Kota

Surakarta Kota Semarang) Jawa Timur (Kabupaten Kediri Kabupaten Malang

Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Magetan Kota Surabaya) Banten (Kabupaten

Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan) Bali (Kabupaten Jembrana

Kabupaten Bangli Kabupaten Buleleng Kota Denpasar) Kalimantan Barat (Kota

Pontianak) Kalimantan Tengah (Kota Palangka Raya) Kalimantan Selatan (Kota

Banjarmasin) Kalimantan Timur (Kota Balikpapan) Sulawesi Utara (Kota Manado)

Sulawesi Selatan (Kabupaten Gowa Kabupaten Maros Kota Makassar) Sulawesi

Tenggara (Kota Kendari) Papua (Kabupaten Mimika Kota Jayapura)

Gambar 21

Sebaran Kasus COVID-19 di Indonesia sampai dengan 15 April 2020

Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes

18

Gambar 22

Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia

Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes

Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia

Berdasarkan analisis risiko yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh kasus

yang terdeteksi jumlah penduduk kepadatan penduduk mobilitas dengan melihat

banyaknya penerbangan domestik maupun Internasional banyaknya penduduk yang

rentan dengan melihat angka jumlah penduduk yang gt 65 tahun dan konteks kapasitas

kesiapsiagaan daerah dengan melihat rumah sakit rujukan jumlah fasilitas kesehatan

maka analisis risiko COVID-19 di tingkat provinsi adalah seperti tabel di bawah ini

Tabel 21 Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

1 Aceh Rendah Sedang

5 1 1373 60 - 75

2 Sumut Sedang 65 8 na 145 - 302

3 Sumbar Sedang 44 3 5118 151 - 251

4 Riau Sedang Tinggi

16 0 31889 243 - 279

5 KEPRI Sedang Tinggi

21 1 2153 164 - 213

19

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

6 Jambi Rendah Sedang

4 0 641 9 - 19

7 Bangka Belitung

Sedang 4 1 862 51 - 65

8 sumsel Sedang 21 2 2085 69 Kota Prabumulih 120

9 Bengkulu Rendah 4 1 529 17 - 29

10 Lampung Rendah Sedang

20 1 2349 50 - 95

11 Banten Sedang Tinggi

281 21 4668 876

Kab Tangerang Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan

1505

12 DKI JAKARTA

Sangat Tinggi

2044 195 2897 2395 Jakarta 7074

13 Jabar Tinggi 450 43 29641 2349

Kota Bandung Kab Bekasi Kota Bekasi Kota Depok Kab Bogor Kota Bogor dan Kab Karawang)

3383

14 Jateng Sedang Tinggi

200 25 21147 582 Kota Semarang Kota Surakarta

1061

15 DI Yogyakarta

Rendah Sedang

41 7 3340 498 - 603

16 Jatim Tinggi 386 27 14092 1383

Kab Kediri Kab Malang Kab Magetan Kab Sidoarjo dan Kota Surabaya

2241

17 Bali Sangat Tinggi

81 2 1083 257

Kab Badung Kab Buleleng

Kab Jembrana Kota Denpasar

431

18 Kalbar Rendah 13 3 6183 125 Kota Pontianak 161

19 Kalteng Rendah Sedang

24 1 571 65 - 118

20 Kaltara Sedang 16 1 196 30 - 68

21 Kaltim Sedang 35 1 5380 267 Kota Balikpapan 343

22 Kalsel Sedang 34 2 1217 11 Kota Banjarmasin 88

23 Sulawesi Rendah 17 2 296 31 Kota Manado 72

20

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

Utara

24 Gorontalo Rendah 1 0 3057 64 - 67

25 Sulawesi Tengah

Rendah 19 2 291 24 - 69

26 Sulawesi Barat

Rendah Sedang

5 1 1062 20 - 35

27 Sulawesi Selatan

Rendah Sedang

222 15 2650 383 Kota Makassar 874

28 Sulawesi Tenggara

Rendah 16 1 381 19 Kota Kendari 55

29 Nusa Tenggara Barat

Sedang Tinggi

37 2 3783 141 - 225

30 Nusa tenggara Timur

Rendah sedang

1 0 813 18 - 22

31 Maluku Utara

Rendah 2 0 340 8 - 13

32 Maluku Rendah 11 0 131 7 - 30

33 Papua Barat

Sedang 3 1 579 25 - 37

34 Papua Rendah Sedang

63 3 3143 59 - 196

Masih verifikasi

35

TOTAL 4241 373 153940 10596

Mean 595 Median 119

21

Gambar 23 Peta Risiko COVID-19 di Indonesia

Penilaian risiko akan diulangi ketika ada informasi baru tersedia berdasarkan situasi

epidemi yang berkembang di seluruh Indonesia Diinginkan setidaknya provinsi

melakukan penilaian risiko sendiri yang sesuai dengan konteks dan kejadian serta

penyebaran penyakit untuk memandu kesiapsiaggan dan penanganan yang lebih baik

sesuai konteks lokal

23 Skenario Kejadian amp Dampak

Gambar 24 Kerangka Respon Pandemi berdasarkan Skala Risiko

Saat ini WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai Pandemi Hingga 30 Maret 2020

COVID-19 telah menyebar di 199 negara termasuk di Indonesia telah terdapat kasus COVID-

19 yang tersebar di beberapa provinsi Sudah terdapat transmisi lokal COVID-19 di Indonesia

(penularan antar manusia)

Dengan terdeteksinya 1285 kasus sampai tanggal 30 Maret 2020 dan dengan RO=2 maka

sampai tanggal 12 Mei diperkirakan akan ada total kasus sebanyak 3846194 kasus

termasuk 769239 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 192310 kasus kritis

yang membutuhkan ICU bila tidak dilakukan pengendalian yang adequate dan optimal Oleh

22

karena itu rencana respon disusun untuk mencegah penambahan kasus dengan menemukan

dengan cepat kasus melakukan deteksi cepat isolasi kontak dan perawatan kasus di rumah

sakit rujukan pelacakan kasus dan monitoring orang dalam pengawasan Rencana operasi

respon disusun untuk mengantisipasi kasus dalam 3 bulan kedepan sesuai dengan lampiran

skenario Kasus dapat menyebar ke provinsi-provinsi yang berisiko

Dalam jangka panjang penanggulangan COVID-19 berdasarkan informasi epidemiologi

sampai saat ini dalam waktu 81 hari terdapat skenario yang memungkinkan terjadi seperti

tabel-tabel dibawah ini

Tabel 22 Kriteria Derajat Keparahan yang Disebabkan COVID-19

Asumsi Indonesia

(36) Indonesia

(5) Indonesia

(10) Indonesia

(20)

Angka Serangan Klinis 36 5 10 20 Total population (271808640)

9864437

13590432

27180864 54361728

Perawatan Monitoring di Rumah 50 X Clinical attack rate

4932218

6795216

13590432 27180864

Rawat Inap 20 x Angka Serangan Klinis

1972887

2718086

5436173

0872346

ICU 5 x Angka Serangan Klinis 493222

679522

1359043

2718086

Ventilator 80 x ICU 394577

543617

1087235

2174469

CFR 26 x Rawat Inap 51295 70670 141340 282681

Pada rencana respon ini akan disusun rencana operasi respon untuk satu bulan ke depan

dengan antisipasi jumlah kasus 10 dari populasi seluruh Indoensia dengan kasus yang

terbanyak dari wilayah berisiko tinggi seperti Jakarta dan sekitarnya serta Bali

Berdasarkan jumlah kasus kepadatan penduduk penyebaran transmisi virus kemudahan

transportasi dan pertimbangan kapasitas dan kesulitan geografis di beberapa wilayah dari 34

provinsi maka provinsi yang terdampak paling parah (dengan skenario yang ringan) adalah di

seperti bawah ini

Tabel 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Terdampak Parah

DKI Jakarta Bali Jawa Barat Batam Sulawesi Utara Kalimantan Barat Jawa Tengah DI

Yogyakarta akan ditemukan ribuan kasus yang dilaporkan dalam tiga bulan sejak kasus

23

pertama dilaporkan Kepulauan Batam yang berbatasan dengan Singapura juga terdampak

cukup parah

Asumsi karakteristik COVID-19

1 Sebagian besar orang yang tertular memiliki gejala bervarisi dari ringan (sub klinis) hingga

panas demam batuk dan sesak nafas

2 Masyarakat belum kebal terhadap strain COVID-19 (virus Corona sub tipe baru)

3 Masa Inkubasi virus COVID-19 berkisar 1-14 hari dengan nilai median berkisar 5-6 hari

4 Orang yang tertular COVID-19 dapat menularkan dalam waktu 1-14 hari dan mampu

menyebarkan virus pada orang lain yang rentan

5 Penularan orang-ke-orang yang mudah (efisien) dengan jumlah reproduksi penularan

(Ro) 2-3

6 Angka Fatalitas Kasus atau Case Fatality Rate (CFR) menurut WHO per 3 Maret 34

dan kematian dipengaruhi oleh usia (usial lanjut gt 65 Tahun lebih berisiko) serta memiliki

penyakit kronis yang diderita (seperti Diabetes Melitus Hipertensi Kanker Penyakit

kelainan Imun dll)

7 Belum terdapat vaksin dan obat antivirus spesifik untuk virus ini

Pemerintah Indonesia sedang melakukan respon terhadap pandemi COVID-19 Oleh karena

dampak yang cukup berat dapat terjadi di beberapa wilayah maka pemerintah Indonesia akan

meminta bantuan Internasional untuk penanggulangan pandemi

24

Bab 3

Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi

Dalam Rencana Respon Operasi COVID-19 nasional tahun 2020 Kementerian Kesehatan

bersama stakeholder terkait melakukan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan Rencana

Respon Operasi nasional dari fokus episenter ke mitigasi dan respon COVID-19 dengan

memasukan peran mitra internasional untuk terlibat dalam respon COVID-19 Berdasarkan

hasil diskusi tersebut respon pandemi terbagi atas 6 komponen tugas dan tanggung jawab

yaitu

1 Pelaksanaan komando dan koordinasi

2 Surveilans

3 Respon medis dan laboratorium

4 Intervensi farmasi

5 Intervensi non farmasi

6 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Berikut ini akan dibahas tugas pokok dari masing-masing komponen respon pandemi secara

umum dan berkesinambungan

1 Pelaksanaan Komando dan Koordzinasi

Alur Komando dan Koordinasi

Alur komando dan koordinasi multisektor dan aktivasi Sistem Komando Penanggulangan

Darurat Bencana (SKPDB) COVID-19 seperti di bawah ini

Gambar 41

Alur Komando dan Koordinasi Multi Sektor SKPDB COVID-19

25

Sistem komando dan koordinasi meliputi pemenuhan sumber daya dan koordinasi

Internasional Dalam pelaksanaan komando koordinasi harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut

a Penetapan status darurat bencana berdasarkan analisis risiko tim teknis penyusunan

rencana respon operasi komando respon dan monitoring respon

b Manajemen Bantuan Internasional

Penetapan status bencana menjadi acuan dalam menetapkan permintaan bantuan

internasional

Penggunaan Bantuan Internasional harus sesuai dengan aturan yang berlaku

BNPB melakukan kajian kebutuhan dan mengeluarkan rekomendasi kebutuhan

Pemberi bantuan (Negara Lembaga Internasional Lembaga asing non-pemerintah

lembaga usaha asing dan perseorangan) mengisi formulir daftar bantuan dan

mengirimkannya kepada Kantor Perwakilan Diplomatik RI untuk dilakukan verifikasi

ditembuskan kepada Pos Pendamping Nasional (Pospenas) Posko Penanganan Darurat

Bencana (PDB)

BNPB menerima hasil pengkajian dari Posko PDB dan kemudian menginformasikan

kepada calon pemberi bantuan melalui Kementerian Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri melakukan verifikasi yang selanjutnya hasilnya disampaikan

kepada BNPB disertai dengan pemberian izin pemberian bantuan internasional

BNPB selanjutnya menginformasikan secara tertulis terkait bantuan internasional

dimaksud kepada Pospenas PDB Posko PDB

c Outline laporan komunikasi operasional antar stakeholder antara lain

Mengadakan pertemuan harian untuk melaporkan situasi perkembangan harian

Komunikasi melalui sistem informasi yang dibuat pada saat periode tanggap darurat

Hasil pertemuan harian disebarluaskan kepada stakeholder dan ditindaklanjuti oleh tim

pelaksana lapangan

2 Surveilans

Kegiatan surveilans respon pandemi mencakup

1 Analisis data sentinel surveilans COVID-19 Influenza Like Illness (ILI) dan Severe

Acute Respiratory Infection (SARI) baik di level puskesmas dan rumah sakit

(pemerintah dan swasta) sebagai pendekatan untuk mengetahui sirkulasi virus

COVID-19 dan tingkat keparahan penyakit pada kasus COVID-19 baru penyebab

pandemi luasnya penyebaran dan besarnya morbiditas dan mortalitas

2 Deteksi kasus ILI pneumonia dengan memanfaatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan

Respon (SKDR) sebagai pendekatan untuk mengetahui apakah virus COVID-19 baru

telah bersirkulasi di Indonesia

3 Melakukan surveilans aktif untuk COVID-19 Pada wilayah yang belum terdapat kasus

dilakukan surveilan aktif pada kasus awal sporadik dan kluster awal dilakukan

pelacakan kontak dan monitoring kontak dan pada daerah dengan transmisi lokal yang

meluas pelacakan kontak dilakukan pada wilayah baru yang belum terdapat kasus

atau pada kasus parah dan dilakukan systematic survey dan sentinel

26

4 Melakukan penyelidikan epidemiologi pelacakan kontak monitoring dan manajemen

kontak pada kasus yang diduga COVID-19 baru untuk dikonfirmasi dan analisis risiko

berkala

5 Melakukan pengumpulan data analisis data monitoring dan evaluasi apakah

intervensi berjalan dengan baik dan apakah penyebaran COVID-19 baru masih

berjalan atau sudah berhenti

6 Menyampaikan data dan analisis data kepada pusdalop

7 Melakukan pengawasan pelaku perjalanan yang berasal dari daerahnegara terjangkit

8 PHEOC berkordinasi untuk menginformasikan data dan hasil analisis epidemiologi

kasus kepada EOC dan PUSDALOP BNPB sebagai bahan pembuatan kebijakan dan

perencanaan

3 Respon Medis dan Laboratorium

Tujuan dari pelaksanaan respon medis di layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas)

adalah agar terlaksananya deteksi dini kasus COVID-19 implementasi pencegahan dan

penanganan infeksi serta tatalaksana kasus di seluruh sarana pelayanan kesehatan

Respon medis terdiri dari Puskesmas Rumah Sakit non rujukan Rumah Sakit rujukan dan

fasilitas layanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik

pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) dan institusibangunan khusus

(seperti hotel wisma atlet dsb) dirancang untuk menyediakan pelayanan pengobatan

COVID-19 Semua fasilitas pelayanan kesehatan di luar rumah sakit bila mendapat kasus

suspek COVID-19 harus secepatnya merujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 atau

pusat perawatan COVID-19 Pada keadaan transmisi luas di masyarakat dan kapasitas

fasilitas kesehatan tidak memadai kasus ringan tanpa risiko dirawat dirumah dengan

edukasi pengendalian infeksi kasus dengan risiko seperti orang tua (gt 65 tahun) dan

orang dengan komorbid dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan pasien dengan kondisi

parah dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19

Kementerian Kesehatan telah menetapkan jumlah total rumah sakit rujukan sebanyak 657

Rumah Sakit terdiri dari 132 Rumah Sakit rujukan untuk COVID-19 berdasarkan SK

Menkes dan 525 rumah sakit rujukan di daerah ditetapkan berdasarkan SK Gubernur

Rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan Covid-19 terdiri dari Rumah Sakit milik

Kementerian Kesehatan Kementerian lain TNI POLRI Pemerintah Daerah BUMN

Swasta dan RS Darurat

Kemenkes juga telah menetapkan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang

terdiri atas

a Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksaan COVID-19 (Balitbangkes melalui Pusat

Penelitian dan Pengembangan BIomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan)

b Laboratorium Pemeriksa COVID-19

Laboratorium pemeriksa COVID-19 merupakan laboratorium yang memenuhi standar

Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliki alat pemeriksaan Real Time PCR yang terdiri

atas

1) Laboratorium yang memiliki fungsi surveilans dan

2) Laboratorium yang tidak memiliki fungsi surveilans

27

Daftar RS Rujukan COVID-19 dan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 terlampir Dan

apabila dibutuhkan rumah sakit rujukan dapat ditambah dan dapat menggunakan juga

Gedung yang dialihfungsikan menjadi pusat perawatan COVID-19

Tugas Respon medis

Aktivasi layanan hotline COVID-19 yang beroperasi 24 jam7 hari

Konsultasi virtual dan telemedicine sebagai titik kontak pertama triase dibentuk

Kemenkes mendirikan klinik demam pusat tes tempat karantina perubahan peran

rumah sakit tertentu untuk kasus ringan dan berat peralihan fungsi hotel sekolah

pusat komunitas dan stadion

Kemenkes melakukan penilaian kesiapsiagaan rumah sakitfasilitas kesehatan

terhadap COVID-19

Rumah Sakit menghitung kapasitas maksimal kapasitas SDM sarana penunjang dan

mengaktifkan pengaturan SDM

Kemenkes memastikan lonjakan SDM pada daerah dengan beban tinggi

Kemenkes menyediakan suplai dan komoditas yang diperlukan rumah sakit

berdasarkan estimasi kebutuhan

Rumah Sakit mengaktifkan ruangan atau area aman untuk semua petugas Rumah

Sakit

Rumah Sakit mempersiapkan kebutuhan logistik seluruh SDM yang bertugas

Puskesmas dan Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)

COVID-19

Puskesmas Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan ruangan untuk pemeriksaaan

dengan menerapkan PPI yang aman untuk semua yang berada di Fasilitas Kesehatan

Kemenkes mengembangkan protocol deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen

kasus dan rujukan termasuk manajemen kasus ringan di rumah

Kemenkes memastikan pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan yang ada

Kemenkes melengkapi tenaga kesehatan yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja

di lingkungan yang berisiko rendah menempatkan staf yang punya risiko rendah

bekerja mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang menganggur yang

masih dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara

Kementrian Pendidikan melatih relawan kesehatan (mahasiwa fakultas kedokteran)

untuk memberikan respon COVID-19

Pelayanan telemedicine klinik demam Puskesmas dan rumah sakit rujukan

melakukan deteksi dan merujuk pasien ke rumah sakit rujukan pusat perawatan

COVID-19 dan rumah sakit rujukan melakukan perawatan kasus

Kemenkes memastikan implementasi PPI yang perlu di semua fasilitas kesehatan yang

terlibat

Tugas laboratorium rujukan nasional COVID-19 antara lain

Menerima specimen untuk pemeriksaan COVID-19 atau konfirmasi hasil pemeriksaan

dari laboratorium pemeriksa COVID-19

Menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan pengelolaan dan

pemeriksaan spesimen COVID-19

Menyusun rekapitulasi hasil pemeriksaan dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-

19 dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

28

Penyakit sebagai Focal Point International Health Regulation dan Direktur Jenderal

Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan

Melakukan uji validasi secara sampling terhadapa specimen positif dan negatif

berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa COVID-

19

Mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa COVID-19

dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality AssuranceQuality Control)

Melakukan supervisi dan pembinaan teknis ke laboratorium pemeriksa COVID-19

Tugas laboratorium pemeriksa COVID-19 antara lain

bull Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakitdinas

kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya

bull Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan

standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan

bull Mengirimkan seluruh spesimen untuk uji validitas ke laboratorium rujukan nasional

COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan

bull Mengirimkan hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

bull Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim

untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien

untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi dan

bull Memberikan feedback kepada rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan

lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada

spesimen yang diterima

Dalam melaksanakan pemeriksaan COVID-19 laboratorium yang tidak memiliki fungsi

surveilans berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan

Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) atau Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)

sesuai wilayah kerjanya

Apabila kapasitas pemeriksaan PCR yang ada saat ini tidak mencukupi Kementerian

kesehatan akan berupaya untuk penggunaan pemeriksaan PCR lainnya sesuai dengan

ketersediaan yang ada saat ini di Indonesia

4 Intervensi Farmasi

Intervensi farmasi berkaitan dengan pengadaan distribusi obat dan alat kesehatan

dengan menggunakan jalur rutin atau pun jalur alternatif dalam penanggulangan yang

melibatkan

1 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker untuk menyiapkan kebutuhan dan menyimpan

antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya yang dibutuhkan

2 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker surveilans untuk mendistribusikan alokasi

antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya

29

3 Tenaga dokter dan perawat melakukan deteksi dan pemilihan kasus COVID-19 dan

non COVID-19 Tenaga dokter perawat paramedik lainnya melakukan pelayanan

medik kesehatan kepada penderita COVID-19 dan penyakit lain

4 Pemerintah memastikan ketersediaan obat esensial obat supportif diagnostic dan

peralatan prioritas pelayan KIA penyakit menular lainnya penyakit kronis dialisa

trauma dan kedaruratan lainnya

5 Berkolaborasi dengan WHO untuk melakukan pengujian obat antiviral (apabila

tersedia) Uji klinis dan intervensi pharmasi lainnya

6 Untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan triase dapat dilakukan dengan

berkolaborasi dengan layanan medis online seperti halodoc klikdock dengan

menggunakan algoritme sesuai pedoman COVID-19 Kemkes

7 Identifikasi dan mobilisasi sumber daya dan distribusi sumber supply medis peralatan

medis yang diperlukan dan alat pelindung diri serta tenaga medis untuk membantu

dalam respon pandemi

8 Kemenkes menyipakan aturan persetujuan otorisasi pasar dan pengawasan pasca-

pasar untuk produk-produk COVID-19 (mis diagnostik laboratorium terapi vaksin)

ketika tersedia

9 Kemenkes merencanakan mengembangkan SOP dsb untuk implementasi jalur aturan

yang berbeda MOU dengan pihak lain

10 Kemenkes berkoordinasi dan mengatur donasi produk kesehatan

11 Kemenkes melakukanberpartisipasi dalam kegiatan penelitian termasuk percobaan

klinis

12 Kemenkes memastikan jaminan kualitas produk medis

Kemenkes untuk mendukung ethical review yang cepat dalam situasi darurat tanpa

membahayakan perlindungan subjek manusia dan untuk memastikan bahwa penelitan

yang relevan dan kritis dapat dilakukan sementara kedaruratan kesehatan masyarakat

masih terjadi

Kemenkes untuk memprioritaskan proyek penelitian yang tidak mengambil personil

peralatan fasilitas dan sumber daya dari respon wabah tetapi sejalan dengan prioritas dan

kegiatan yang konsisten dengan upaya respon

5 Intervensi Non Farmasi

Semua sektor memberlakukan keberlangsungan usaha dan menjaga keberlangsungan

usaha sektor esensial untuk tetap beroperasi pada saat pandemic Sektor esensial dan

perannya dalam penanggulangan pandemi

1 Kementerian Kesehatan menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

untuk ProvinsiKabupatenKota yang telah memenuhi persyaratan untuk diterapkannya

PSBB sesuai Permenkes Nomor 9 tahun 2020

2 Perhubungan untuk menjamin lalu lintas kebutuhan logistik dan kebutuhan APD

farmasi lainnya dan membuat rekayasa lalu lintas dan spot chek poin apabila

diberlakukan karantina terbatas di suatu wilayah Melakukan pembatasan angkutan

umum apabila diperlukan seusai analsisi risiko

3 Kemenkopolhukam kementerian pertahanan perangkat Keamanan negara Badan

Intelejen Negara Bersama kepolisian dan didukung tentara menjamin keamanan di

pintu masuk Negara dan keamanan lalu lintas logistik non farmasi dan farmasi

Menjaga keamanan masyarakat pada saat pandemic dan mendukung intervensi non

30

pharmasi lainnya seperti karantina rumah karantina wilayah (apabila diperlukan)

pembatasan sosial penutupan sekolah penutupan tempat hiburan spot chek point di

daerah perbatasan wilayah dan menjaga stabilitas keamanan

4 Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan bahan logistik dan distribusi yang

diperlukan dan kestabilan pasokan bahan pangan pokok untuk masyarakat terdampak

Dan sektor Perdagangan dan sektor industri mendukung pemerintah dalam

memproduksi Alat Pelindung Diri dan supply lainnya yang diperlukan selama pandemi

dan menjaga kestabilitasan perindustrian

5 Kementerian pertanian Indoensia menjaga keberlangsungan pertanian untuk

keberlangsungan supply bahan pokok

6 Sosial untuk penyediaan Dapur Umum Lapangan Layanan Dukungan Psikososial

pemenuhan kebutuhan dasar jaminan sosial bagi korban pandemi

7 Pendidikan menyediakan platform Pendidikan untuk jarak jauh melalui online selama

pandemik

8 Perekonomian mendukung pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi

9 Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah

10 Bulog menjaga kestabilitasan pangan pokok di daerah terdampak

11 PMI Bersama NGO lainnya memberikan dukungan respon pandemic kepada

pemerintah dan juga keterlibatan masyarakat dalam respon pandemic

12 Kementerian dalam negeri mengeluarkan edaran mengenai respon pemerintah daerah

dalam respon pandemic termasuk pembentukan gugus tugas di daerah

13 Kementerian luar negeri berkoordinasi untuk evakuasi WNI dari daerah yang

terdampak pada awal epidemi (apabila diperlukan) dan berkordinasi dengna

pemerintah negara yang terjankit unutk memonitor kondisi WNI di degara terjangkit

Dan apabila kasus sudah masuk ke Indoensia berkoordinasi dengan pemerintah

negara lain mengenai kasus WNA yang terdeteksi di Indoensia Dalam hal ii dapat

bekerjasama dengan IHR focal point Indonesia

14 Kementerian agama memberikan edaran mengenai intervensi yang dilakukan

bekerjasama dengan tokoh agama (contohnya penutupan masjid gereja maklumat

MUI dll)

15 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia

melakukan pendekatan melalui desa unutk pelibatan tokoh masyarakat dalam respon

pandemi dan pemakaian dana desa untuk respon pandemic

16 Kementeian Energi Sumber Daya Mineral Indoensia memastikan sektor esensial

seperti PLN Gas negara Bahan bakar Air tetap menjaga keberlangsungan usahanya

selama pandemi Pertamina Bahan Bakar sebagai sumber energi seluruhnya Listrik

PLN perannya menyediakan penerangan dan sebagai sumber energi PDAM

perannya menyediakan air bersih dan air minum sebagai kebutuhan dasar dan

hygiene sanitasi perorangan

17 Kementerian hukum dan hak asasi manusia menyusun hukum dan peraturan untuk

percepatan penanganan pandemi dan intervensi yang dilakukan Dan juga membuat

protokol unutk pandemi bagi perangkat hukum dan fasilitasnya seperti pencegahan

deteksi dan rujukan kasus di baan pemasyarakatan

18 Kementerian ketenagakerjaan Indoensia membuat protokol unutk tenaga kerja dan

pelaku usaha pada saat pandemi termasuk juga untuk pekerja migran Termasuk

pemberlakuan bekerja dari rumah pada masa sosial distancing pembatasan sosial

19 Kementerian Keuangan memastikan tersedianya anggaran nasional dan daerah untuk

respon pandemi

31

20 Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung respon pandemi dengan

mendukung komunikasi dan menjaga keberlngsungan sarana telekomunikasi untuk

respon pandemi (Internet telephone) memberikan fasilitas tool free untuk hotline

pandemi dan SMS blast serta iklan layanan masyarakat unutk pandemic

Telekomunikasi menyediakan kebutuhan informasi dan komunikasi antar individu

21 Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia menyusun protokol untuk

desinfeksi lingkungan yang aman untuk masyarakat

22 Kementeiran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dapat bekerjasama

untuk mengidentifikasi fasilitas apartment dan mempersiapkan fasilitas untuk

alihfungsi gedung fasilitas unutk respon pandemic termasuk untuk tempat perawatan

COVID-19

23 Kementerian riset dan Teknologi bekerjasama dengan kementerian Pendidikan

termasuk Universitas dan perangkat negara lainnya untuk melakukan modeling

prediksi kasus COVID-19 di Indoensia dan mengorganisasi penelitian mengenai

COVID-19 di Indoensia termasuk membuat road map dan protokol penelitian di

Indonesia sejalan dengan road map penelitian nasional Hal ini dilakukan

bekerjasama dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan

24 Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional RI menyusun perencanaan

respon COVID-19 dengan menggunakan modeling yang dibuat bersama dengan

Kementerian Riset dan Teknologi

25 Kementerian BUMN mendukung keberlangsungan BUMN untuk menjalankan fungsi

pelayanan publik esensial dan identifikasi fasilitas BUMN yang dapat dialihfungsikan

untuk respon COVID-19 termasuk menjadi tampat perawatan COVID-19 Dapat

bekerjasama dengan kementerian lainnya contohnya bekerjasmaa dengan

Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menggunakan stadium fasilitas oleh raga

untuk perawatan COVID-19 atau bekerjasmaa dengan Pusat Haji untuk menggunakan

asrama haji untuk tempat perawatan COVID-19

26 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat protokol

keberlangsungan usaha untuk pengusaha kecil dan menengah dan mendukung

keberlangsungan usaha kecil dan menegan pada saat respon pandemic

27 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif untuk memberikan edaran kepada sektor

pariwisata untuk kewaspadaan COVID-19 menutup sektor pariwisata apabila

diperlukan pada pemberlakuan pembatasan sosial Memberikan informasi komunikasi

risiko kepada stakeholder sektror pariwisata

Stakeholder yang bergerak di bidang intervensi non pharmasi adalah menyusun dan

monitoring implementasi protokol untuk sektor non kesehatan seperti protokol publik

protokol transportasi umum protokol di sektor edukasi protockol di sektor

perdaganganprotokol socialphysical distancing protokol penutupan pusat

keramaian tempat hiburan pusat perbelanjaanmall penutupan sekolah termasuk

pengaturan kehidupan masyarakat yang terkait lainnya

32

6 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Tim komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi

Kesehatan (TPK hewan dan manusia) dan Tim Sentra Media (TSM) Tim-tim ini bertugas

untuk

a Promosi Kesehatan

1) Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mengatasi COVID-19

2) Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan

dan tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi

3) Mengumpulkan data dan informasi secara rutin dan setiap ada perkembangan

situasi yang khusus yang dilaporkan Tim Penanggulangan atau tim lainnya yang

terkait

4) Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul

5) Membuat papan informasi internal yang memuat informasi esensial (kontak peta

wilayah dll) dan data informasi terbaru

6) Mengatur jenis media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan saluran

informasi bagi target yang berbeda-beda

7) Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran

8) Menyusun pesaninstruksi per topik dengan masukan dan koordinasi dengan ahli

teknis sesuai target dan saluran informasi

9) Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda)

berdasarkan target jenis media KIE dan saluran informasi

b Sentra Media

1) Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai

media massa

2) Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi Membuat

pointers dari pemantauan berita-isu publik dan perkembangan situasi dari unit

teknis kepada juru bicara

3) Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang

di masyarakat serta memastikan agar masyarakat menerima informasi yang akurat

pada waktu yang tepat

4) Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan

memastikan bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang

dapat dengan mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers

ad-lips talkshow video news release)

5) Melayani kebutuhan media masa

6) Menyelenggarakan temu media secara berkala

7) Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian

lembaga kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta)

memperoleh berita informasi terakhir secara rutin

8) Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan

kunci yang ingin dipublikasikan

9) Memastikan data yang dapat dibagikan ke publik dan menahan informasi sensitif

dengan media massa

33

Bab 4

Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi

41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi Konsep operasi pelaksanaan respon pandemi berdasarkan framework kebencanaan

nasional mengacu pada bagan sebagai berikut

Tabel 41

Konsep Operasi Pelaksanaan Respon Berdasarkan Framework Kebencanaan Nasional

Pernyataan Definisi Operasional Prinsip Operasi Koordinator

Komando

Kesiapsiagaan Belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia

Penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan

Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)

Siaga Darurat Awal masuk kasus ke Indonesia (Kasus awal dan sporasik kasus)

Deteksi kasus pelacakan kasus dan isolasi kasus

Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)

Tanggap Darurat Terdapat minimal 2 klaster sampai COVID-19 yang meluas di Indonesia

Deteksi kasus pelacakan kasus mitigasi pandemi Physical distancing business continuity plan (BCP)

Nasional BNPB Daerah Kepala Daerah

Rehabilitasi Tidak ditemukan kasus baru setelah dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir

Surveilans ketat deeskalasi respon rehabilitasi fungsi komponen yang terlibat dalam penanggulangan COVID-19

Kepala Daerah

Pada saat WHO mengeluarkan pernyataan pandemi maka Kementerian Kesehatan

bersama dengan Kemenko PMK akan melaporkan hal ini kepada Presiden dan sesuai

dengan Inpres No 4 Tahun 2019 maka Presiden akan menunjuk komandan untuk

kesiapsiagaan dan respon untuk penanggulangan

Trigger kriteria penetapan status dan respon untuk setiap status yaitu

a Status siaga darurat ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI

b Status darurat bencana ditetapkan oleh Presiden RI atas rekomendasi Kemenkes

BNPB dan Kementerian lain yang terlibat dan relevant

Pada saat kesiapsiagaan (belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia terdeteksinya

kasus di Indonesia kasus awal dan sporadik kasus di Indonesia maka Menteri Kesehatan

melaporkan kepada Presiden untuk merekomendasikan penetapan siaga darurat

Kemenkes akan melakukan analisis risiko berkala dan melaporkan kepada Presiden

Dalam tahap ini Presiden akan menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas

sektor untuk melakukan respon

Apabila adanya peningkatan kasus di Indonesia dimana kasus pandemi sudah menyebar

luas di Indonesia berdasarkan analisis risiko yang disampaikan oleh Kemenkes situasi

tersebut dilaporkan kepada presiden dan presiden menetapkan tanggap darurat dan

menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan respon

34

Pos pendampingan akan diberikan oleh pusat ke daerah bila pos pendampingan untuk daerah yang terdampak diperlukan

Struktur komando dan koordinasi akan dibuat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota (Seperti organogram dibawah ini)

Gambar 41

Struktur Pos Pendampingan SKPDB (Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana)

Pendanaan kesiapsiagaan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan RI dan

bantuan hibah dari dunia usaha donatur dan bantuan luar negeri Pendanaan pada

penanggulangan pandemi (periode tanggap darurat) menggunakan dana siap pakai yang

tersedia di Kementerian Keuangan dan dapat dipergunakan oleh BNPB pada masa

tanggap darurat pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dapat menggunakan DTT

(Dana Tak Terduga) BTT (Biaya Tak Terduga)

Biaya untuk penyediaan darurat bencana penanganan operational ground handling

personil logistik dan peralatan pengemasan pelabelan distribusi bantuan ke lokasi

Pos Lapangan

KabKota

Pos Pendukung (Bantuan

Internasional)

Pos Lapangan

Pos Lapangan

Pos Lapangan

Posko Nasional PDB

Pos Pendamping Wilayah

Nasional

Provinsi

Notes Pendampingan Komando

35

tujuan pemusnahan dan re-ekspor menjadi tanggung jawab pemberi bantuan

internasional

Tempat Transit terbagi atas

bull Bandar Udara

bull Pelabuhan Laut

bull Pos Lintas Batas Negara

bull Pangkalan Militer jika kapasitas pintu masuk keluar bantuan tidak memadai

Indikator Siaga Darurat

1) Meningkatnya angka kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia

2) Terindentifikasinya 1 orang pasien positif COVID-19 di Indonesia

Indikator Tanggap Darurat

1) Sebaran angka kasus COVID-19 telah terjadi di lebih dari satu provinsi di Indonesia

atau adanya lebih dari dua kluster di provinsi yang sama

2) Terjadi Transmisi COVID-19 di komunitas

3) Angka kesakitan COVID-19 menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih selama dalam

dua kali masa inkubasi (2 x 5 hari) berturut-turut

4) Dilaporkan adanya petugas kesehatan yang terjangkit COVID-19

5) Jumlah rata-rata penderita baru COVID-19 akibat penularan manusia ke manusia

dalam satu kawasancluster menunjukkan kenaikan 2 kali lipat dalam 2 minggu

terakhir

6) Case Fatality Rate menunjukkan peningkatan dalam 2 minggu terakhir

7) Penanganan Wabah COVID-19 yang melebihi daya dukung Sumber Daya

Kesehatan

8) Terganggunya layanan pemerintahan maupun layanan vital lainnya akibat wabah

COVID-19

9) Terjadinya gangguan pada sektor keamanan ketertiban sosial maupun ekonomi

10) WHO menyatakan PHEIC pandemic COVID-19

Kondisi masuk pada tahap tanggap darurat apabila memenuhi sekurang-kurangnya 3 indikator

dari indikator skenario kejadian

Indikator Transisi Darurat ke Pemulihan

Indikator skenario kejadian

1) Penurunan signifikan pada incident case

2) Dalam 14 hari dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak terdeteksi kasus baru

dengan surveilans ketat

3) Aktivitas layanan kesehatan pemerintahan sosial dan ekonomi masyarakat telah

pulih seperti kondisi sebelum Pandemi

36

42 Fungsi

421 Komando dan Koordinasi

Pada saat kesiapsiagaan setiap stakeholder melakukan kegiatan kesiapsiagaan

sesuai dengan tupoksinya masing-masing Kementerian kesehatan mengeluarkan

surat edaran kesiapsiagaan terhadap kasus COVID-19 baru di rumah sakit pintu

masuk pelayanan kesehatan dasar dan dinas kesehatan

Kemenkes bertugas sebagai koordinator dan pusat krisis sebagai pelaksana harian

pada saat kesiapsiagaan dan siaga darurat Pusat krisis akan mengkoordinir segala

aktivitas untuk kesiapsiagaan dan siaga darurat Seluruh komponen penanggulangan

yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan pusat krisis

kesehatan melalui Public Health Emergency Operations Centres (PHEOC) PHEOC

melakukan kegiatan surveilans berdasarkan IBF analisis risiko dan Penyelidikan

Epidemiologi (PE)

Pusat krisis kesehatan akan melakukan koordinasi dengan lintas sektor lainnya

termasuk BNPB apabila memerlukan sumber daya tambahan untuk keperluan

kesiapsiagaan dan siaga darurat Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat

adalah seperti di bawah ini

Gambar 42

Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat

Aktivasi sub klaster sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil analisis risiko yang

dilakukan PHEOC dan pusat krisis

Komandan Menkes (Pelaksana Harian Pusat Krisis) -Emergency

Operation Centre

Tim Data amp Informasi dan Humas Pusdatin dan Rokomyanmas

Tim Logistik Kesehatan Farmalkes

Tim Promosi Kesehatan

Rokomyanmas

Koordinator Sub

Klaster Pelayanan

Kesehatan

Yankes

Koordinator Sub Klaster

Pengendalian Penyakit P2P (PHEOC) dan IHR

Focal Point

Koordinator

Sub Klaster

Pelayanan Gizi Dit Gizi

Koordinator

Sub Klaster

Kesehatan Jiwa Keswa

Koordinator Sub Klaster

Kesehatan

Reproduksi Kesga

Sub Klaster

DVI

BNPB

WHO IHR

Focal Point

37

Pada saat di deteksi kasus baru pandemi di Indonesia maka IHR focal point akan

memberikan notifikasi kepada WHO dan berkoordinasi dengan humas dan pusat krisis

untuk melakukan respon IHR National Focal point dapat berkoordiansi dengan WHO

National focal point untuk mobilisasi sumber daya Internasional yang dibutuhkan

contohnya dengan Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) untuk

mendukung respon di Indonesia

Pusat Krisis Kesehatan melakukan pertemuan koordinasi berkala untuk sektor

kesehatan dan sub kluster sektor kesehatan dengan melibatkan partner NGO

organisasi Internasional

Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19

Untuk Penanggulangan COVID-19 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden no 7

tahun 2020 mengenai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases

2019 (COVID-19) Operasi respon dan Mitigasi COVID-19 pada tingkat pusat

dilaksanakan oleh gugus tugas ini dengan tujuan untuk

a meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan

b mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian

lembaga dan pemerintah daerah

c meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran COVID-19

d meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional dan

e meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah mendeteksi dan

merespons terhadap COVID-19

Gugus tugas ini terdiri dari Pengarah dan Pelaksana Pengarah memiliki tugas untuk

memberikan arahan kepada Pelaksana dalam melaksanakan percepatan penanganan

COVID-19 dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan

COVID-19

Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memiliki tugas

a) menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan COVID-

19

b) mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan

COVID-I9

c) melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-19

mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan

COVID-L9 dan

d) melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-L9 kepada Presiden dan

Pengarah

Dalam melaksanakan tugasnya gugus tugas ini dibantu oleh sekretariat yang

berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memberikan

dukungan teknis dan administrasi kepada gugus tugas tersebut

38

Pada tingkat sub nasional dibentuk juga gugus tugas percepatan penganan COVID-19

yang berkoordiansi dengan gugus tugas pusat Biaya untuk pelaksanaan

penanggulangan COVID-19 dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja

negara belanja daerahatau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai d

engan ketentuan

Susunan keanggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan

COVID-19 terdiri atas

A Pengarah

1 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

2 Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

3 Menteri Kesehatan dan

4 Menteri Keuangan

B Pelaksana

Ketua Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Wakil Ketua 1 Asisten Operasi Panglima Tentara Nasional Indonesia dan

Wakil Ketua 2 Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Anggota

1 Unsur Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan

2 Unsur Kementerian Kesehatan

3 Unsur Kementerian Dalam Negeri

4 Unsur Kementerian Luar Negeri

5 Unsur KementerianPerhubungan

6 Unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika

7 Unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

8 Unsur Kementerian Agama

9 Unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana

10 Unsur Tentara Nasional Indonesia

11 Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia dan

12 Unsur Kantor Staf Presiden

39

Pada saat tanggap darurat maka alur komando dan koordinasi seperti dibawah ini

Gambar 43

Alur Komando dan Koordinasi Pada Saat Tanggap Darurat

Tugas dan fungsi alur komando dan koordinasi adalah sebagai berikut

1 Komandan

a Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)

menjadi Pos Komando Tanggap Darurat

b Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah

komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana

c Membuat rencana operasi mengorganisasikan melaksanakan dan

mengendalikan operasi tanggap darurat bencana

d Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya

manusia peralatan logistik dan penyelamatan serta berwenang

memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi lembaga organisasi yang

terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana

e Melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan minimal

satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya

f Komandan Tanggap Darurat bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI

2 Wakil Komandan

a Membantu komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan

mengorganisasikan melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap

darurat bencana

b Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat humas keselamatan dan keamanan

serta perwakilan instansi lembaga

c Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana apabila berhalangan

d Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung

kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana

Tim Pengarah

Menko PMK

Menko Polhukam

Menkes

Menteri keuangan

WHO IHR Focal Point

IHR National Focal Point

40

3 Sekretariat

a Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan

b Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat

Bencana

c Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat

Bencana

4 Bagian Perencanaan

a Mengumpulkan dan menginventarisasi sumber daya (personil peralatan dan

dana) yang ada di masing-masing instansi

b Mengevaluasi menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan

penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana

operasi tanggap darurat

c Kepala Bidang Perencanaan bertanggung jawab langsung kepada Komandan

Tanggap Darurat Bencana

5 Bagian Humas

a Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi

b Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi

tentang bencana ke media massa dan masyarakat luas atas persetujuan

komandan tanggap darurat

c Mendokumentasikan seluruh kegiatan posko tanggap darurat

d Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap

Darurat Bencana

6 Perwakilan Kementerian Lembaga (KL)

a Perwakilan KL terkait bertugas membantu Komandan Tanggap Darurat

bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumber daya yang

dibutuhkan dari KL

b Perwakilan KL secara operasional bertanggung jawab langsung kepada

Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara

administratif bertanggung jawab kepada pimpinan KL terkait

422 Surveilans

Kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan mulai dari sebelum timbul pandemi sampai

dengan pasca penanggulangan dengan sasaran populasi yang berisiko yaitu

masyarakat dan petugas Pelaksanaan surveilans berdasarkan lokasinya dibedakan

menjadi

a Surveilans wilayah yang meliputi wilayah kasus dan penanggulangan rumah sakit

yang merawat kasus Puskesmas Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan

lainnya serta wilayah berisiko

41

b Surveilans yang dilakukan di pintu masuk keluar suatu wilayah dan yang meliputi

bandar udara pelabuhan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) Kegiatan surveilans di

wilayah dan pintu masuk negara pada setiap status

o SOP surveillans pada setiap status merujuk pada Pedoman Surveilans

epidemiologis COVID-19 di Indonesia (Kemenkes 2020) Pedoman Surveilans

Sentinel ILI Pedoman Surveilans SIBI (Surveilans ISPA Berat di Indonesia)

Pedoman SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan pedoman

nasional COVID-19

o SOP penilaian risiko pada setiap status yang merujuk pada Risk Assessment

for Acute Public Health Event WHO 2010 dan Pedoman Nasional COVID-19

Kemkes 2020

c Sumber daya manusia untuk melakukan surveilans termasuk roster

epidemiologist dll Tim TGC dan Pejabat Karantina Kesehatan (analis

laboratorium klinisi perawat epidemiologi)

d SOP untuk COVID-19 Severity Assessment (PISA) Siapa yang melakukan dan

indikator apa yang akan dipakai

e Metode modeling pandemi yang mungkin dilaksanakan dan institusi yang dapat

membantu dalam pelaksanaannya

f SOP terkait pencatatan dan alur pelaporan surveilans COVID-19 merujuk pada

- Pedoman COVID-19 Kemenkes RI 2020

- Annex 2 IHR Decision instrument for the assessment and notification of

events that may constitute a public health emergency of international

concern 2010

g Pengawasan kekarantinaan kesehatan terdiri dari pengawasan saat kedatangan

pengawasan saat keberangkatan dan pengawasan lingkungan

Tindakan kekarantinaan kesehatan terdiri dari

o Karantina isolasi

o rujukan disinfeksi dan atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi

o Pembatasan sosial berskala besar

o Disinfeksi dekontaminasi disinseksi dan atau deratisasi terhadap alat

angkut dan barang

o Penyehatan pengamanan dan pengendalian terhadap media lingkungan

Di tingkat daerah juga dapat dibentuk Gugus Tugas dengan struktur yang sama

dengan struktur nasional

423 Respon Medis dan Laboratorium

Pada kondisi pandemi sudah teridentifikasi dan siap melaksanakan pelayanan kasus

COVID-19 harus sesuai dengan pedoman dan standar Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi (PPI) yg benar yaitu

o Layanan primer

o Rumah Sakit

o Farmasi

o Laboratorium

42

Respon medis dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk kasus

parah dan moderate sedangkan untuk kasus ringan dilakukan pengawasan di

Puskesmas atau pelayanan telemedicine dan rumah Tata laksana kasus pandemi

dengan memperhatikan infeksi

Pada kasus ringan operasional dan pemberdayaan yang dilakukan di puskesmas

antara lain

1) Pasien suspek diperiksa di puskesmas klinik dengan menerapkan PPI

berbasis standar kontak dan droplet disarankan melalui telemedicine

2) Pasien suspek dapat melakukan karantina mandiri dengan edukasi etika batuk

cuci tangan dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

3) Kasus suspek moderate dan parah yang terjadi pada kelompok risiko tinggi (usia

diatas 60 tahun memiliki komorbid) dirujuk ke rumah sakit untuk di tes dan

diberikan pengobatan jika diperlukan

4) Kasus supek dengan gejala ringan dan tidak terjadi pada kelompok risiko tinggi

mendapatkan obat simptomatik di rumah

5) Status kesehatan kasus suspek dipantau melalui telemedicine atau cara lainnya

6) Puskesmas melaporkan ke dinas kesehatan setempat

7) Petugas puskesmas mengawasi perjalanan penyakit kasus suspek (surveilans

aktif) dan melakukan contact tracing pasien dan mengkarantina kontak serta

memonitor status kesehatan kontak selama 14 hari

8) Kasus suspek dengan perburukan klinis akan dirujuk ke RS rujukan

9) Petugas puskesmas dengan ambulance khusus siap menjemput kasus suspek

dari rumah ke RS rujukan

10) Komunikasi risiko internal puskesmas

11) Skrining seluruh petugas di puskesmas

12) Menjaga keberlangsungan pelayanan

Selain itu dalam penanggulangan COVID-19 Puskesmas juga diharapkan dapat

melaksanakan tiga fungsi utamanya yaitu

1 Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Melakukan surveilans COVID-19 ILI dan pneumonia untuk mendeteksi dini

adanya suspek COVID-19

Melapor ke Dinas Kesehatan kabupaten kota bila ditemukan adanya suspek

COVID-19

Bersama tim Dinas Kesehatan kabupaten kota melakukan penyelidikan

epidemiologi (tes isolasi kasus pelacakan kontak karantina kontak dan

pemantauan status kesehatan kontak selama 14 hari)

Koordinasi lintas sektor tingkat kecamatan tentang adanya kasus suspek

COVID-19 dan pengendalian melalui pimpinan wilayah kecamatan

2 Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Diseminasi KIE tentang adanya kasus COVID-19 pada manusia untuk deteksi

dini pencegahan penularan pelaporan dan pengobatan segera melalui tokoh

masyarakat agama kader kesehatan LSM Ormas dan UKBM Upaya

43

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (poskesdes poskestren posyandu

polindes posdayandu dll)

Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM (kader dasa wisma kader posyandu

desa siaga atau kegiatan berbasis masyarakat lainnya yang berjalan di daerah

tersebut) untuk melakukan deteksi dini pencegahan penularan dan rujukan

kasus COVID-19

3 Sebagai Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Pada dasarnya Puskesmas tidak melakukan perawatan pasien suspek karena

keterbatasan sarana prasarana tenaga serta untuk mencegah meluasnya

penyebaran penularan dari manusia ke manusia

Pada kasus sedang dan berat dilakukan di rumah sakit antara lain

1 Pelayanan di ruang rawat isolasi dengan tetap menerapkan prinsip PPI

2 Pemberian obat simptomatik

3 Pelayanan di ruang ICU dengan tetap menerapkan prinsip PPI

4 Pengaturan shift petugas yang ketat untuk mencegah kelelahan

5 Pengaktifan ruang ldquoantarardquo (untuk decont) dan ruang tekanan negatif dan steril

khusus untuk petugas beristirahat

6 Monitoring dan evaluasi semua petugas dan layanan yg diberikan

Di Rumah Sakit dilakukan pengaktifan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat

Terpadu (SPGDT) antara lain

bull Jumlah tempat tidur

bull Jumlah ICU

bull Ketersediaan ventilator (jumlah dan jenis)

bull Peralatan terapi oksigen

bull Ruang pemulasaran jenazah

bull Laboratorium

bull Farmasi obat APD

bull Instalasi gizi (petugas dan pasien)

bull CSSD (Central Sterilization Supply Department) Instalasi Pusat Pelayanan

Sterilisasi

bull Kesehatan lingkungan

Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan COVID-19 Rumah

sakit tersebut mengaktifkan rencana kesiapsiagaan dan respon pandemi di rumah sakit

dengan

a Penambahan ruangan perawatan untuk COVID-19 mengirimkan pasien lain ke

rumah sakit lain

b Menyediakan terapi oksigen bagi pasien dengan kondisi parah

c Menyediakan ruang rawat ICU dan pemenuhan kebutuhan terapi oksigen dan

ventilator untuk pasien dengan kondisi kritis (perhitungan lihat tabel di lampiran)

d Membuat prioritas perawatan untuk pasien lainnya Pasien lainnya yang dalam

keadaan gawat dan atau darurat dapat ditangani dengan dikirim ke rumah sakit lain

e Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan prasarana yang diperlukan untuk

penambahan kapasitas perawatan dapat di rumah sakit rujukan tersebut

44

f Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan

tidak memadai dapat dilaksanakan strategi dibawah ini Strategi tersebut perlu

didiskusikan terlebih dulu oleh panel ahli berdasarkan analisis risiko untuk membuat

rekomendasi

- Hotline service yang beroperasi 24 Jam 7 hari akan membantu triase orang yang

bergejala penyakit pernafasan dan orang yang khawatir kontak dengan kemungkinan

kasus COVID-19 berdasarkan kondisi mereka Orang-orang tersebut melalui hotline

service akan diberikan arahan apakah harus datang ke fasilitas kesehatan atau

melakukan isolasi mandiri di rumah atau adanya arahan lainnya Skreening dan

triase dapat dilakukan di semua akses sistem fasilitas kesehatan puskesmas klinik

atau rumah sakit lainnya dan setting khusus yang diadakan di komunitas Apabila

diperlukan klinik demam (atau penyakit pernafasan) dapat didirikan di luar fasilitas

kesehatan utnuk menurunkan risiko penularan COVID-19 di fasilitas kesehatan

- Rujukan akan mengadopsi model ldquohub and spokerdquo dengan fasilitas rujukan COVID-

19 pusat dan semua fasilitas kesehatan lainnya di setiap wilayah geografis yang

merujuk pasien ke fasilitas rujukan COVID-19 terdekat

- Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan untuk COVID-

19 Rumah sakit rujukan tersebut akan mengaktifkan respons pandemi dan rencana

kesiapsiagaan di rumah sakit dengan menambahkan ruang perawatan untuk

COVID-19 dan dengan mengubah fungsi kamar lain Pasien lain yang sedang

dirawat yang bukan terjangkit COVID-19 bisa dikirim ke rumah sakit lain Identifikasi

dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan

kapasitas perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19

- Identifikasi rumah sakit lainnya sebagai pusat perawatan COVID-19 apabila

diperlukan

- Identifikasi fasilitas bangunan yang dapat dikonversi dan berfungsi sebagai pusat

perawatan COVID-19 (misalnya asrama atlet hotel dengan kapasitas tempat tidur

yang mencukupi) Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur untuk

fasilitas ini perlu dilakukan dengan bekerja sama dengan IDI dan organisasi profesi

Fasilitas-fasilitas ini perlu memiliki akses ke layanan kesehatan yang cepat (termasuk

telemedicine) dan perlu ditempatkan dekat dengan rumah sakit rujukan COVID-19

- Identifikasi tenaga kesehatan untuk membantu penanganan kasus COVID-19 Bila

terdapat defisit atau kekurangan tenaga kesehatan yang berkompetensi dalam

menangani kasus COVID-19 maka perlu dipertimbangkan dilakukannya task shifting

dari tenaga kesehatan lainnya dengan pemberian pelatihan dan ketrampilan yang

memadai

- Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan

tidak memadai serta berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi ahli dapat

dilaksanakan strategi berikut ini

o kasus ringan tanpa faktor risiko dirawat dirumah melakukan isolasi diri di rumah

dengan mengikuti dan memperhatikan pengendalian infeksi untuk perawatan

pasien COVID-19 di rumah Pasien tersebut harus mempunyai akses cepat untuk

arahan oleh petugas keseahtan melalui telemedicine whats apps dll

o Kasus sedang yang berisiko tinggi seperti usia lanjut gt 60 tahun atau kasus

dengan komorbid (hipertensi diabetes kardiovaskular penyakit pernafasan kronik

45

kondisi imunkompromis dll) dapat dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan

perlu disiapkan rujukan cepat ke rumah sakit rujukan apabila pasien mengalami

gejala yang memburuk atau adanya komplikasi

o Kasus yang parah amp kritis perlu dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19

- Untuk rujukan pasien dapat menggunakan fasilitas ambulans PSC 119 atau

ambulans RS

- Apabila kapasitas laboratorium mencukupi pemeriksaan laboratorium

dilaksanakan sesuai pedoman COVID-19 Berdasarkan analisis risiko dan

rekomendasi panel ahli apabila kasus sudah menyebar di masyarakat luas dan

kapasitas laboratorium sudah tidak mencukupi pemeriksaan laboratorium dapat

dilakukan pada kasus baru dari daerah baru yang melaporkan dari kasus yang

berisiko tinggi kasus yang parah dan kritis dan kontak erat kasus konfirmasi

Pada daerah yang melaporkan transmisi luas di masyarakat dapat dilakukan

survei sistematis pada pemeriksaan laboratorium atau menggunakan sistem

sentinel surveilans

- Kegiatan tambahan yang berkaitan dengan intervensi medis termasuk

Mengembangkan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen kasus dan

protokol rujukan

Melengkapi tenaga kerja yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja di

lingkungan risiko rendah menempatkan staf dengan status risiko yang lebih

rendah untuk mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang

menganggur yang dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara

Diseminasi selebaran tentang definisi kasus algoritma diagnose pengumpulan

dan transportasi specimen dan APD ke fasilitas kesehatan milik pemerintah

dan swasta

Menyiapkan panduan untuk pelayanan hotline yang beroperasi 24 jam7 hari

untuk melakukan triase orang-orang dengan gejala respiratorik dan mereka

yang khawatir kontak dengan kemungkinan kasus COVID-19

Menyiapkan panduan untuk pekerja telemedicine tenaga kesehatan

Puskesmas dan klinik pernapasan untuk mengidentifikasi menilai dan tes

COVID-19

Diseminasi panduan nasional dan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen

kasus dan protokol rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan

Membuat panduan tersedia untuk perawatan di rumah bagi pasien dengan

gejala COVID-19 ringan

Menyediakan panduan pemulasaran jenazah

Mempertahankan pelayanan kesehatan rutin dan kegawatdaruratan kepada

masyarakat

Mengatur jaringan pakar klinis untuk membantu karakterisasi klinis COVID-19

menjawab tantangan dalam perawatan klinis

Mencoba penggunaan antivirus yang tepat

Melakukan penelitian dalam Pemantauan Penggunaan Darurat Intervensi

penyelidikan dan yang belum terdaftar menyiapkan protokol penyelidikan klinis

untuk menggunakan obat dan rejimen yang berbeda

46

Implementasi percobaan klinis dalam pengobatan

Eskalasi pemenuhan logistik Alat Pelindung Diri (APD) obat-obatan suportif bahan medis

habis pakai (BMHP) dan untuk pemeriksaan laboratorium (VTM Swab cold chain dll)

Laboratorium

Spesimen yang diambil pada fase pandemi adalah sampel yang memenuhi definisi pasien

dalam pengawasan orang dalam pemantauan dan kontak erat risiko tinggi

Pengambilan spesimen pasien pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan

dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondidi

perburukan)

Pengambilan specimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-14

Alur Penerimaan Laboratorium

Gambar 44

Alur Pengiriman Spesimen

Algoritma Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan spesimen untuk skrining dan penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan di

laboratorium yang memenuhi standar Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliko alat

pemeriksaan Real Time PCR Saat ini dalam upaya percepatan penemuan kasus

Pemerintah juga telah menggunakan rapid test (tes cepat) serologis untuk pemeriksaan

skrining COVID-19 Kedepannya juga aka nada pengembangan pemeriksaan COVID-19

menggunakan tes cepat molecular berbasis PCR

Laboratorium Rujukan

Nasional COVID-19

Laboratorium Pemeriksa

COVID-19

Rumah SakitDinas

KesehatanLaboratorium

Kesehatan Lainnya

Screening

Konfirmasi

47

Gambar 45

Algoritma Pemeriksaan Laboratorium

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam pemantauan

dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR dan

sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi negatif

COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak erat atau riwayat

perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan ulang Karena

kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui

Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil

positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof

Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

48

Alur Pelaporan Surveilans Epidemiology dan Laboratorium

Gambar 46

Alur Pelaporan Laboratorium

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan

Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke

Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan PHEOC mengirimkan

hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang merawat kasus

Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai pihak terkait

agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium positif

IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam (Sumber

Pedoman P2 COVID-19_REV-03)

Laboratorium rujukan nasional COVID-19 melakukan rekapitulasi hasil pemeriksaan

dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-19 dan melaporkan kepada Direktur

Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai Focal Point International

Health Regulation dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan tembusan

kepada Menteri Kesehatan (Sumber SK Jejaring Lab COVID-19)

PUSDALOP BNPB

EOC Pusat Krisis Kemkes

49

Tugas dan Fungsi Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19

a Menerima spesimen untuk pengujian COVID-19 atau konfirmasi hasil tes dari

laboratorium daerah COVID-19

b Mengembangkan SOP terkait pengumpulan penanganan dan pengujian

spesimen COVID-19

c Melakukan rekapitulasi seluruh hasil tes COVID-19 dari laboratorium daerah dan

melaporkan ke Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

sebagai IHR focal point dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan

tembusan ke Menteri Kesehatan

d Melakukan pengujian validasi dengan mengambil sampel spesimen positif dan

negatif berdasarkan hasil tes yang dibawa oeh laboratorium daerah COVID-19

e Mengirimkan tes panel COVID-19 ke laboratorium daerah COVID-19 untuk

external quality assurance (Quality AssuranceQuality Control)

f Melakukan supervisi dan bantuan teknis ke laboratorium daerah COVID-19

Tugas dan Fungsi Laboratorium Daerah COVID-19

a Menerima spesimen untuk tes COVID-19 dari rumah sakitdinas

kesehatanlaboratorium kesehatan lain

b Melakukan skrining tes spesimen COVID-19 menggunakan format dan SOP

yang dibuat Litbangkes

c Mengirimkan semua spesimen untuk tes validitas ke laboratorium rujukan

nasional COVID-19 tanpa menunggu hasil tes

d Mengirimkan hasil pemeriksaan COVID positif dan negatif ke Pimpinan

Litbangkes melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan

Teknologi Kesehatan Dasar

e Menginformasikan hasil tes positif dan negatif ke rumah sakit pengirim dengan

tujuan diagnosa dan manajemen kasus serta ke dinas kesehatan setempat

untuk tujuan penyelidikan epidemiologis dan

f Mengirimkan umpan balik ke rumah sakitpelayanan kesehatanlaboratorium

kesehatan lain jika ada kesalahan dalam penggunaan materi atau media pada

spesimen yang diterima

Kegiatan Laboratorium

a Melakukan penilaian kebutuhan laboratorium

b Menyiapkan protokol pengumpulan sampel pengemasan dan pengiriman

spesimen pasien dari kasus suspek atau terkonfirmasi harus dikirim sebagai

UN3373 ldquoBiological Substance Category Brdquo Kultur dan isolate virus harus

dikirim sebagai kategori A UN2814 ldquoinfectious substance affecting humans

c Memastikan mekanisme transportasi sampel yang baik

d Diseminasi protokol lab dan selebaran

e Memastikan akses ke suplai dan reagen laboratorium

f Melakukan pelatihan diagnosa molekular dasar dan lanjutan

g Mengirimkan sampel untuk pengendalian kualitas ke laboratorium rujukan

COVID-19 internasional yang diakui WHO

h Berpartisipasi dalam sistem surveilans rutin untuk memantau pola penyakit

dampak penyakit dan perubahan virusSecara berkala berbagi isolat dengan

laboratorium rujukan yang mengikuti panduan WHO

50

i Melakukan sequensing virus jika memungkinkan untuk konfirmasi adanya virus

memantau mutasi genom virus dan menginformasi penelitian epidemiologi

molekular

j Melakukan penelitian lanjutan (seroepidemiologis)

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Kegiatan

1 Melakukan workshop PPI virtual untuk fasilitas kesehatan COVID-19 yang

ditunjuk

2 Melakukan workshop PPI virtual untuk petugas kesehatan rumah sakit lainnya

dan puskesmas

3 Mengembangkan dan diseminasi selebaran donasi APD

4 Mengembangkan dan diseminasi PPI kit untuk perawatan di rumah

5 Mengembangkan panduan PPI untuk perawatan di rumah

6 Mengembangkan panduan PPI untuk petugas kebersihan

7 Mengembangkan panduan PPI untuk masyarakat

424 Intervensi Farmasi

Untuk dukungan APD suplai medis yagn dibutuhkan akan didistribusikan melalui

jejaring kluster logistik

Pusat Krisis Kesehatan berpotensi dijadikan Regional Emergency Coordination

Center dan Regional Medical Logistics Hub Hal ini dilakukan untuk memastikan

penanganan populasi terdampak yang begitu luas dapat dilakukan secara merata

namun terkoordinir dan terpusat di tingkat regional Pusat Krisis Kesehatan berada

di lokasi-lokasi berikut

1) Regional Medan

2) Regional Palembang

3) Regional DKI Jakarta

4) Regional Surabaya

5) Regional Semarang

6) Regional Bali

7) Regional Banjarmasin

8) Regional Makassar

9) Regional Manado

10) Sub Regional Padang

11) Sub Regional Papua

Terkait pintu masuk staging area untuk bantuan internasional berikut beberapa

bandara potensial yang telah diidentifikasi oleh WFP untuk penanganan bencana

alam di wilayah Indonesia

1) Bandara Medan untuk wilayah Sumatera dengan alternatif bandara di

Pekanbaru maupun Palembang

2) Bandara Balikpapan untuk wilayah Kalimantan

3) Bandara Halim Jakarta untuk wilayah Jabodetabek Jawa Barat dan Banten

51

4) Bandara Surabaya untuk wilayah Jawa Timur dengan alternatif bandara

Semarang

5) Bandara Makassar untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur secara umum

dengan alternatif bandara Manado

Note Dalam kasus skenario pandemi seperti ini Pemerintah perlu menetapkan

secara resmi lokasi pintu masuk staging area untuk penerimaan bantuan

internasional termasuk SOP dan protocol penerimaannya apakah melalui BNPB

Kemenkes selanjutnya diterima oleh OCHA AHA Centre dan diteruskan ke

lokasi terdampak

Terkait staging area hub untuk bantuan nasional (pusat) Kemenkes dapat

langsung mengarahkan bantuan logistik medis ke lokasi-lokasi bandara di Provinsi

terdampak maupun ke lokasi pintu masuk staging area bantuan internasional

agar dapat dikonsolidasikan secara bersama-sama Bandara Halim Jakarta

merupakan bandara utama untuk pengiriman menggunakan jalur udara menuju

daerah terdampak baik menggunakan pesawat militer dan pesawat komersil

(berjadwal maupun charter)

Untuk bantuan non-medis (peralatan rumah sakit lapangan dll) yang berasal dari

luar negeri

shy Untuk barang yang bersumber dari Gudang WHO Global maupun supplier

internasional WHO dapat mengirimkan langsung ke lokasi pintu masuk

staging area yang ditetapkan Pemerintah BNPB Kementerian Kesehatan

dan Bea Cukai dapat memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging

area

shy Untuk barang yang bersumber dari depot-depot UNHRD Global WHO dapat

berkoordinasi dengan WFP terkait rencana pengirimannya ke wilayah

Indonesia Selanjutnya BNPB Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai akan

memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging area

shy OCHA dapat mengaktifkan DHL DRT (Disaster Response Teams) untuk

membantu ground handling di pintu masuk staging area

shy WFP dapat mengaktifkan LET (The Logistics Emergency Teams) untuk

membantu operasi logistik medis dibawah koordinasi Klaster Logistik dan

Klaster Kesehatan

52

Rencana Tindakan Pemasukan Obat Vaksin

Saat ini belum tersedia vaksin dan obat antiviral spesifik Apabila sudah ada Vaksin

dan obet antiviral spesifik maka dapat dilakukan SAS

Tabel 42

Rencana Tindakan Mekanisme Pemasukan Obat

Nama SOP Leading sektor Stakeholder

SAS Vaksin

(Apabila

tersedia)

BPOM Industri Farmasi Bea cukai Kemenkes

(Program) Bagian yang terkait dengan

pendistribusian Obat sampai ke Daerah

(Gudang Farmasi KabupatenKota Instalasi

Farmasi Rumah SakitPuskesmas)

SAS Obat Kemenkes Prodis Kemkes Yanfar

(produkasi dan distribusi kefarmasian)

Ibu Lisa (081385318648)

SOP Registrasi

produk

BPOM Kemenkes (Program) Industri Farmasi

(contohnya Biofarma)

Data Instalasi Farmasi yang ada di Fasilitas Kesehatan

1 Puskesmas

Jumlah Puskesmas 9821

Jumlah Apoteker yang tersedia 2713

Tenaga Teknis Kefarmasian 7193

Puskesmas yang Belum ada Apoteker 7108

2 Rumah Sakit

Jumlah Rumah Sakit 2609

Jumlah Apoteker 11835

Kekurangan Apoteker 6802

425 Intervensi Non Farmasi

- Pedoman Bussiness Continuity Plan (BCP) untuk Sektor esensial

Business Continuity Plan (BCP) dapat didefinisikan sebagai rencana dalam

merespon keadaan darurat operasi backup dan pemulihan pasca bencana

53

BCP memungkinkan mengembalikan sistem ke kondisi normal dengan cepat setelah

terjadinya bencana atau peristiwa yang mengganggu keberlangsungan operasional

perusahaan

1 BCP PDAM menjamin ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi termasuk air

minum selama kondisi bencana selama waktu tertentu

2 PLN standar Nasional menetapkan jumlah cadangan bahan bakar yang harus

dimiliki PLN di suatu wilayah untuk menjamin ketersediaan listrik selama beberapa

hari ke depan atau selama masa bencana

3 Pertamina bahan bakar harus mampu menjamin ketersediaan bahan bakar selama

21 hari ke depan (BPH Migas) jadi selama masa sebelum 21 hari diharapkan

kondisi dapat kembali normal

4 Perhubungan mengatur lalu lintas angkutan darat laut dan udara dengan otoritas

terkait (ASDP Pelindo Pelni Organda Angkasa Pura) agar tidak terjadi gangguan

dalam penyaluran bantuan

5 Keamanan menjamin dan mengatur keamanan lalu lintas orang barang dari dan

ke daerah terdampak

6 Perdagangan memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok

masyarakat di seluruh wilayah terdampak

7 Sosial pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakat terdampak dan petugas

melalui penyediaan dapur umum dan layanan dukungan psikososial Beras

cadangan Pemerintah untuk tingkat Provinsi sebanyak 200 ton makanan siap saji

sesuai kebutuhan

- SOP untuk menjaga keamanan masyarakat dan sektor esensial pada saat pandemi

sehubungan dengan pembatasan sosial

A Langkah-langkah pelaksanaan

1 Membentuk Satuan Tugas

2 Satuan Tugas dibawah koordinasi Menko Polhukam sebagai pengendali Keamanan Nasional

3 Petugas dan Penugasan a Tim Pusdokkes Polri dan Puskes TNI

1) Perbantuan tenaga medis paramedis dibawah koordinasi Kementerian Kesehatan

2) Menyiapkan RS Rujukan (Bhayangkara dan RS TNI) bilamana diperlukan b Fungsi Operasional POLRI Petugas POLRI dari fungsi operasional jumlahnya sesuai kebutuhan dibagi 3

shift yaitu Shift 1 Jam 0600 - 1400 Shift 2 Jam 1400 - 2200 Shift 3 Jam 2200 - 0600

c Petugas penanggulangan COVID-19 terdiri dari

Pengamanan Terbuka

Pengamanan tertutup d Perlengkapan

Perlengkapan yang dibutuhkan dalam penanggulangan keamanan COVID-19

Alat transportasi kendaraan ambulance truk

Komunikasi HT

TOA

54

4 Penurunan Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) apabila diperlukan untuk tenaga sosial penyiapan logistik bencana

B SOP Keamanan Masyarakat 1 Screening masyarakat yang masuk dan keluar daerah terdampak 2 Dekontaminasi dan desinfeksi di lingkungan masyarakat termasuk di rumah

masing-masing 3 Pengendalian faktor lingkungan dengan melakukan penyuluhan PHBS dan

pengelolaan sampah 4 Pembatasan kegiatan sosial antara lain sekolah keagamaam dan ekonomi

- Kapasitas personel untuk menjaga keamanan masyarakat dan obyek vital negara

sesuai dengan Kepres no 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional Kapasitas personel meliputi kualitas dan kuantitas memiliki kemampuan negosiasi dan komunikasi dengan masyarakat jumlahnya sesuai dengan kebutuhan

- Strategi untuk menjaga kestabilan ekonomi dan sosial pada saat pandemi 1 Ketersediaan Logistik Kebutuhan Pokok

Menjamin ketersediaan dan kecukupan kebutuhan dasar untuk seluruh masyarakat di wilayah terdampak dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan keparahan dampak

Menjamin kelancaran distribusi bahan logistik kebutuhan pokok 2 Keberlangsungan Kegiatan Ekonomi

Pemerintah menjamin kegiatan ekonomi terutama sektor vital tetap berlangsung (yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak)

Kegiatan ekonomi terutama perdagangan tetap berlangsung dengan jaminan perlindungan diri melalui penggunaan APD standar oleh pelaku-pelaku pasar

3 Jaminan Keamanan

Pemerintah menjamin keamanan seluruh proses distribusi logistik proses ekonomi di masyarakat

Jaminan petugas Keamanan terhadap dampak COVID-19 juga harus dijamin Pemerintah dengan cara memastikan kecukupan APD bagi petugas dan sosialisasi tentang tata cara perlindungan diri dari infeksi COVID-19 tersebut

Tindakan Kekarantinaan Kesehatan

Berdasarkan analisis risiko dan rekomendasi panel ahli dan pedoman COVID-19 dapat

dilakukan karantina rumah wilayah terbatas dan pembatasan sosial berskala besar

a) Karantina rumah dilaksanakan terhadap seluruh orang di dalam rumah yang memiliki

kontak erat dengan pasien terjangkit COVID-19 Pemantauan karantina rumah

dilaksanakan berdasarkan SOP yang disusun dengan melakukan pengendalian infeksi

Kader melakukan pemantauan karantina rumah dan melakukan laporan harian ke

puskesmas Semua kebutuhan logistik pagan pokok dan kebutuhan pokok lainnya

disuplai oleh petugas yang melakukan monitoring karantina rumah Karantina rumah

dilakukan sampai selama dua kali masa inkubasi tidak ditemukan kasus baru dari kasus

terakhir yang dilaporkan Dukungan psikologis dan monitoring akan dilakukan oleh

petugas

55

b) Karantina wilayah terbatas dilaksanakan pada seluruh anggota masyarakat di suatu

wilayah terbatas apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran

COVID-19 antar anggota masyarakat di wilayah terbatas tersebut berdasarkan laporan

kasus data epidemiologi surveilan Karantina wilayah terbatas dilakukan pada tingkatan

RT atau dapat meluas ke beberapa RT RW atau desa kelurahan apabila diperlukan

Pada karantina wilayah terbatas masyarkat tidak dapat keluar masuk wilayah karantina

terbatas tersebut Bagian keamanan akan mendirikan spot check point di tempat akses ke

wilayah tersebut Dalam kondisi ideal logistik unutk daerah karantina terbatas dipenuhi

oleh petugas relawan Dalam kapasitas terbatas dimana kebutuhan pokok tidak dapat

disuplai oleh petugas masyarakat dapat memenuhi memesan logistik melalui daring

online atau masyarakat dapat membeli logistik hanya pada maksimal satu kali dalam

seminggu (hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk membeli logistik) ke

tempat penjualan logistik yang ada di daerah tersebut dengan tetap menjaga sosial

distancing Petugas akan memastikan suplai logistik pangan pokok ke daerah karantina

tetap terpenuhi Pada saat diberlakukan karantina wilayah kader akan memantau kondisi

kesehatan masyarakat di karantina wilayah setiap hari dan melaporkannya kepada

petugas puskesmas

Pada pemberlakukan karantina wilayah terbatas diperlukan sumber daya

- Pos komando pemantauan operasi karantina wilayah terbatas melibatkan BPBD dan

petugas kelurahan yang ditunjuk dengan pendampingan dari kabupaten atau provinsi

- kader untuk memonior kesehatan warga menggunakan formulir ssesuai pedoman

- Petugas keamanan (Babinsa Babimkamtibmas) petugas keamanan yang ditunjuk untuk

menjaga keamanan di wilayah karantina dan petugas keamanan di spot check poin

- Petugas dinas perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas sehingga tidka ada

yang masuk dan keluar wilayah yang dikarantina

- Ambulans yang untuk rujukan pasien apabila diperlukan

- Petugas surveilan puskesmas dimana daerah karantina wilayah terbatas tersebut

merupakan wilayah kerja puskesmas tersebut Petugas surveilan puskesmas team

yang diperbantukan akan melakukan rekapan harian dari laporan kader dan agregat data

laporan akan dikirimkan harian ke PHEOC kemneterian Kesehatan

- Petugas kesehatan dan pos kesehatan di daerah karantina wilayah Dapat

menggunakan pustu posyandu di daerah tersebut

- Alat pelindung diri untuk petugas kader yang melakukan monitoring

- Dilakukan monitoring suhu dan gejala harian

- Apabila selama kasa karantina ditemukan kasus kontak kasus pada daerah tersebut

maka diberlakukan karantina rumah pada rumah yang melaporkan kasus di daerah

karantina wilayah terbatas tersebut

- Pada daerah karantina terbatas tidak ada kegiatan sosial yang dilakukan termasuk juga

menutup sekolah dan tempat peribadatan

- APD untuk petugas dipenuhi dan masker medis dibagikan kepada amsyarakat di

daerah karantina wilayah terbatas

Pemberlakukan karantina wilayah terbatas diberlakukan sampai 2 kali masa inkubasi

dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus baru dalam wilayah tersebut

dengan surveilan ketat

56

c) Karantina Rumah Sakit dilaksanakan kepada seluruh orang yang berkunjung orang yang

bertugas pasien dan barang serta apapun disuatu rumah sakit bila dibuktikan

berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium telah terjadi penularan di rumah sakit

- Pada karantina rumah sakit rumah sakit menyediakan saranafasiltias untuk

penginapan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit selama masa karantina

Petugas memenuhi suplai logistik ke rumah sakit Dilakukan monitoring kondisi

petugas kesehatan dan orang yang berada di lingkungan rumah sakit Dilakukan

monitoring suhu dan gejala harian Laporan dari setiap bagian rumah sakit dikompilasi

oleh petugas surveilan dan dilaporkan ke PHEOC Petugas akan membuat posko

karantina rumah sakit dan petugas keamanan akan melakukan pembatasan

mobilisasi Orang yang berada dalam rumah sakit tidak dapat keluar masuk rumah

sakit tersebut Masa pemberlalkukan karantina rumah sakit dilakukan sampai dalam

dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus

baru dengan surveilan ketat Pada karantina rumah sakit diberlakukan zona merah

dimana lokasi dilaporkan kasus baru zona kuning di rumah sakit tersebut tidak

dilaporkan kasus baru dan zona orange untuk tempat istirahat petugaas kesehatan

yang ada di rumah sakit

d) Pembatasan sosial berskala besar dilaksanakan sebagai upaya mencegah meluasnya

penyebaran COVID-19 yang sedang terjadi antar orang disuatu wilayah tertentu baik

berupa peliburan sekolah pembatasan kegiatan keagamaan danatau pembatasan

kegiatan di tempat atau fasilitas umum pembatalan acara ldquomass gatheringrdquo

pemberlakuan bekerja dari rumah

Pada pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar ini dilakukan pada kota

kabupaten secara luas Pembatasan sosial berskala besar dilakukan apabila sudah tidak

dapat dilakukan karantina wilayah terbatas karena kasus sudah menyebar luas di

masyarakat

Pada pembatasan kegiatan berskala besar dilakukan

- petugas keamanan akan melakukan patrol dan melakukan tindakan sangsi apabila

ada masyarakat yang melanggar pembatasan sosial skala besar tersebut

- Komunikasi risiko kepada masyarakat dilakukan untuk masyarakat tetap berada di

rumah tidak melakukan aktivitas sosial

- Hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk melakukan belanja

pemenuhan kebutuhan pokok dalam seminggu satu kali ke daerah pembelanjaan

terdekat dan tetap memperhatikan interaksi sosial dengan orang lain jaga jarak dan

pengendalian infeksi

- Petugas memberlakukan jam malam dan pembatasan interaksi sosial

- Petugas memastikan ketersediaan suplai bahan pokok dan logistik ke daerah yang

diberlakukan pembatasan sosial berskala besar

- Kader melakukan monitoring kesehatan populasi di wilayahnya dan melakukan

pelaporan ke puskesmas

- Kasus yang ringan dirawat di rumah kasus dengan risiko tinggi (usia lanjut komorbid)

dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan kasus berat dilakukan perawatan di rumah

sakit

- Kecamatan desa mendata orang yang perlu menerima bantuan untuk pemenuhan

logistik (contohnya kalangan sosial ekonomi kalangan bawah yang tidak mempunyai

penghasilan tetap dan tergantung pada penghasilan harian) dan memberikan

57

dukungan untuk pemenuhan logistik pangan pokok

- Pada orang kontak dekat dilakukan karantina rumah pada pembatasan sosial berskala

besar

Tindakan penutupan wilayah (isolasi) secara total baik jalur masuk maupun keluar dengan

pembentukan Check Point terpadu pada jalur perbatasan wilayah

Melaksanakan pengendalian keamanan dan ketertiban wilayah melalui kegiatan

a) Pendeteksian dini dan operasi intelijen dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi

gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat

b) Pencegahan dan penindakan terhadap gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat

Melaksanakan pengawasan dan pengamanan (perimeter kontrol) di daerah yang dinyatakan

sebagai episenter wabah COVID-19

Pemusnahan Sumber penularan dan pemantauan prosedur pemulasaraan jenazah

426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi secara terus-menerus baik

langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab

di antara individu kelompok dan lembaga Komunikasi harus jelas interaktif sering

konsisten dan transparan Karakterisasi risiko yang diperoleh dari penilaian risiko serta

pengendalian risiko atau kebijakan yang akan diimplementasikan harus

dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait sehingga semua pihak yang terkait

memperoleh informasi yang cukup mengenai pencegahan dan risiko penularan

COVID-19 dan tindakan tepat yang harus dilakukan

Pelibatan masyarakat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dan visi

bersama antara organisasi dan individu untuk kepentingan dan pemberdayaan

masyarakat Hal ini didasarkan pada hak-hak dasar masyarakat untuk memahami

risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka untuk membuat keputusan

melalui informasi yang sesuai dengan budaya dan untuk mengambil tindakan yang

akan mengendalikan setiap ancaman kesehatan masyarakat

Komunikasi dengan berbagai pihak baik kepada tokoh agama tokoh masyarakat dan

masyarakat dengan menyampaikan secara jelas dan benar sangat penting sehingga

tidak ada prasangka bahwa masyarakat akan selalu dirugikan atau diberi beban oleh

peraturan atau kebijakan Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat juga harus

bersifat mendidik dan melindungi masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan

pentingnya pencegahan dan kemungkinan bahaya yang akan terjadi langsung maupun

tidak lansung dari COVID-19

58

Tujuan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

1 Menyediakan informasi dan instruksi tentang tindakan yang harus diambil oleh

petugas dan masyarakat dalam suatu risiko krisis

2 Mencegah risiko yang lebih besar

3 Memberikan perlindungan keamanan

Melaksanakan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Memprioritaskan masyarakat Ikuti saran pemerintahDinas KesehatanWHO

untuk mencegah penularan COVID-19Cek berkomunikasikan dengan

masyarakat untuk memastikan keadaan keluarga teman dan lansia serta

dukung mereka mencari layanan kesehatan yang tepat

Dukung sampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan kepada

orang-orang dan keluarga yang terkena dampak COVID-19 dengan

mengekspresikan solidaritas dan bantuan

Komunikasikan sampaikan segala kebutuhan atau masalah yang Anda miliki

melalui pimpinan masyarakat dan sistem kesehatan yang ada di wilayahnya

Pada tingkat daerah dapat mengikutsertakan tokoh agama tokoh masyarakat

Tagana dan mengaktifkan kampung siaga dengan mengaktifkan kader

masyarakat Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press

release berkala dan diseminasi informasi kepada tim tanggap darurat dan

kepada masyarakat umum dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan

berdasarkan masukan tim teknis

Strategi komunikasi antara lain sistem komunikasi risiko (perencanaan mekanisme dll)

komunikasi publik partisipasi masyarakat dan manajemen isu Tim komunikasi risiko dan

pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi Kesehatan dan Tim Sentra

Media (TSM) Tim ini bertugas untuk

1 Promosi Kesehatan

a Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mengatasi COVID-19

b Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dan

tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi episenter

c Mengumpulkan data dan informasi secara berkala atau setiap ada perkembangan

situasi dari Tim Penanggulangan

d Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul

e Membuat papan informasi internal yang memuat informasi dasar (kontak peta wilayah

dll) dan datainformasi terbaru

f Mengatur jenis media KIE dan saluran informasi bagi target yang berbeda-beda

g Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran

h Menyusun pesan instruksi dengan masukan dan koordinasi dengan ahli teknis sesuai

target dan saluran informasi

i Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda) berdasar

target jenis media KIE dan saluran informasi

59

2 Sentra Media

a Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai

media massa

b Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi yang selaras

c Membuat pointers dari pemantauan berita isu publik dan perkembangan situasi dari unit

teknis kepada juru bicara

d Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang di

masyarakat serta memastikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat

pada waktu yang tepat

e Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan memastikan

bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang dapat dengan

mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers ad-lips talkshow

video news release)

f Melayani kebutuhan media massa

g Menyelenggarakan temu media secara berkala

h Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian lembaga

kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta) memperoleh berita

informasi terakhir secara rutin

i Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan

kunci yang ingin dipublikasikan

j Memastikan data yang dapat dan tidak dapat dibagikan dikecualikan dengan media

massa

k Memastikan semua fasilitas sentra media memadai

l Pesan pesan inti COVID-19 dapat dilihat di web wwwcovid19goidmateri-edukasi dan

httppromkeskemkesgoid

Gambar 47

SOP Penyampaian Pesan

60

Gambar 48

Komunikasi Operasional untuk responder dalam struktur komando

Penetapan Status KLBWabahEpidemi di

Indonesia

Menteri Kesehatan

Penyampaian update infomasi situasi

epidemicpandemic di Indonesia secara berkala

Kemkominfo dan Seluruh kementerian

Melakukan Publikasi Mengaktifkan fungsi media center mempersiapkan

juru bicara

ROKOM

Penyampaian Informasi yang benar dan tidak meresahkan masyarakat

Media

Melakukan Intervensi Promosi Kesehatan Penetapan pesan-pesan

kunci UNIT Teknis amp Promkes

Diaktifkannya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui TomasTogaOrmasLSM dalam penyearluasan informasi pandemic COVID-19

Kelompok Potensial

Travel Warning Tanggap Darurat

COVID-19 Kemenlu

Koordinasi Lintas KementerianBadanLembaga dan Program

di Kemenkes

Kemenko PMK

Pernyataan status darurat bencana nasional sesuai tingkat keparahan pandemi

Presiden

61

43 Tugas-tugas

431 Komando dan Koordinasi

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi

1 Tahap Kesiapsiagaan

Prinsip operasi penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan

Kemenkes membuat surat edaran ke stakeholder yang lain mengenai adanya penetapan COVID-19 oleh WHO dan peningkatan surveilans ILI SARI

Koordinasi Lintas Sektor

Pendataan setiap turis yang masuk ke Indonesia termasuk yang keluar Indonesia

Penekanan lintas batas untuk turis-turis yang masuk

Peningkatan kekuatan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)

Melakukan mapping untuk mengetahui daerah mana saja yang akan terdampak

Review rencana kontijensi di setiap tingkatan dan testing

Pelatihan kesiapsiagaan pandemic

2 Siaga Darurat

Membentuk Tim Tanggap COVID-19 dan mengaktifkan Pusdalop COVID-19

termasuk panel ahli untuk memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak

Cepat pada semua level

Menyusun Rencana Respon operasi Pengendalian COVID-19 lintas sektor pada

tingkat nasionalProvinsiKabupatenKota Rencana dan tindakan pengendalian

Bencana wabah COVID-19 lintas sektor seperti pembentukan Pos Komando

(posko) Darurat Pandemi COVID-19 tatalaksana (manajemen) kasus surveilans

penyelidikan epidemiology pembatasan penyebaran pemusnahan sumber

penularan dan penilaian risiko secara cepat review kesiapsiagaan kapasitas dan

identifikasi kebutuhan

Mengirimkan surat edaran peningkatan kewaspadaan COVID-19 kepada seluruh

fasilitas kesehatan dan multisektor lainnya

Dinkes Provinsi melakukan mapping faskes SDM koordinasi Dinkes Provinsi dan

Kementerian mengadakan pelatihan kepada seluruh faskes yang ada

mempersiapkan faskes klarifikasi hoaks yang beredar serta analisa situasi untuk

mapping

Diperlukan status siaga darurat oleh kepala daerah dari Dinkes ke Bupati

melakukan rapat koordinasi daerah untuk penetapan status dari sini akan muncul

kemudahan akses unutk mobilisasi sumber daya Setelah ada penetapan kasus

maka BNPB mempersiapkan posko Harus ada satu komando dari kepala daerah

Melakukan analisis risiko untuk menentukan sumber daya dana BTT dan DSP

(Dana Siap Pakai) bisa dipakai

Puskes TNI akan mengkoordinir kesehatan darat laut udara untuk mempersiapkan

diri dan berkoordinasi lanjut dengan Dinkes Provinsi dan Kabupaten

Kemenhan membuat regulasi pada bencana non alam

Kemenlu akan berkoordinasi dengan sektor terkait melakukan klarifikasi dan

hasilnya akan disampaikan BNPB (akses regulasi bantuan luar negeri)

62

Hasil koordinasi Lintas Sektor akan dilaporkan kepada Presiden oleh Sekretariat

Kabinet

Kemenko Polhukam melakukan koordinasi dengan Kemenko PMK dan

Kementerian terkait POLRI amp TNI (mengkoordinir aspek pengamanan wilayah)

Melakukan deteksi dini dan isolasi mengaktifkan hospital disaster plan (skala besar

kasus diklasifikasi dalam ring I ring II dan ring III) dengan mengawasi jumlah

kasus Dengan sebelumnya sudah ada simulasi kasus dan termasuk alurnya

Pemerintah daerah meminta tambahan stockpile dari pusat sehingga pemerintah

daerah yang beresiko tinggi mendapatkan stockpile

3 Tanggap Darurat

Eskalasi dan expansi Tim Tanggap COVID-19 dan meningkatkan operasi Pusdalop

COVID-19 panel ahli terus memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak

Cepat pada semua level

BNPB sebagai Komandan yang ditunjuk menjalankan sistem komando untuk

penganggulangan COVID-19 dalam sistem komando termasuk interoperability

dengan PHEOC EOC kemenkes dan multisektor lainnya

Semua sektor menjalankan sistem komando sesuai dengan tugas dan fungsi

masing-masing sektor dalam sistem komando

Pada kondisi tanggap darurat Kemenlu akan melakukan koordinasi kepada

kedutaan dan lembaga internasional dalam bentuk nota diplomatic untuk

memdapatkan akses bantuan Internasional

Kemenko Polhukam akan membuat satgas dalam negeri dan luar negeri Satgas

dalam negeri melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian terkait dan

menurunkan LO di daerah terdampak (laporan 2 kali sehari) Satgas luar negeri

mengkoordinir bantuan luar negeri atas persetujuan presiden Akan dilakukan

pendataan terkait distribusi bantuan

Semua tindakan yang dilakukan para stakeholder akan dilaporkan dalam rapat

kabinet oleh Sekretariat Kabinet

Beberapa wilayah bisa menetapkan status jika daerah tersebut terdampak

(penetapan status nasional bukan berdasarkan banyaknya jumlah) Status ini bisa

memudahkan akses Provinsi bisa menentukan status juga untuk mendukung

operasional daerah kab kota untuk akses dana dukungan Perka no 3 tahun 2016

tentang Sistem Komando Darurat BTT (biaya tidak terduga) di Kabupaten dan

Provinsi

Pengkajian data yang dibutuhkan dengan dana siap pakai (Perka No2 Tahun

2018) yang membedakan siaga darurat dan tanggap darurat

SPM bidang Kesehatan (krisis kesehatan akibat bencana) wewenang ada di

Provinsi

Kemenhan membuat peraturan pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana

4 Transisi

Tidak perlu dideklarasi terkait pencabutan status karena ada masa berlakunya

Setiap status itu ada kajiannya dan bisa diperpanjang

63

Pencabutan kasus dari WHO harus dipastikan terlebih dahulu dengan kondisi

epidemiologi di nasional

Tidak ada pemeriksaan mulai melakukan penelitian terkait pandemi

Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada

432 Surveilans

Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi

1 Kesiapsiagaan

Melakukan kajian epidemiologi terhadap kasus COVID-19 baru yang terjadi di

dunia melalui pemantauan secara terus menerus terhadap perkembangan situasi

penyakit seperti jumlah kasus angka kematian luas penyebaran kecepatan

transmisi karakteristik kasus menurut orang tempat dan waktu (usia jenis kelamin

lokasi kasus waktu terjadinya dalam minggubulantahun)

Penilaian risiko (sumber daya dan potensi ancaman Kedaruratan Kesehatan

MasyarakatKKM)

Risk mapping (kekuatan dan kelemahan dari ancaman KKM di wilayah sekitar pintu

masuk dan wilayah)

Manajemen risiko (regulasi kolaborasi koordinasi integrasi dan monitoring

evaluasi)

Menentukan definisi kasus secara nasional (suspek probable konfirmasi)

Melakukan surveilans intensif ILI (COVID-19 Like Illness) dan pneumonia (Severe

Acute Respiratory Infection SARI) dan Surveilans berbasis Kejadian di

Puskesmas rumah sakit Kantor Kesehatan Pelabuhan dan unit pelayanan lainnya

termasuk yang berbasis laboratorium

Meningkatkan kinerja Surveilans kasus ILI berbasis Puskesmas melalui pelaporan

mingguan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan bulanan STP

(Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas serta pelaporan kasus COVID-19

berbasis RS

Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan KKP di wilayah masing-masing dalam

rangka pemantauan penumpang dari negara terjangkit di pintu masuk melalui

pemantauan HAC (Health Alert Card)

Meningkatkan surveilans di masyarakat termasuk melibatkan mitra kerja hotel

biro pariwisata travel biro dsb

Menyiapkan sarana dan prasarana berkaitan dengan kegiatan surveilans

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

perkembangan situasi COVID-19

2 Siaga Darurat

Dari PHEOC subdit surveilans akan mengadakan rapat kemudian membuat risk

mappingdan risk assessment mengumpulkan stakeholder Tim TGC Pusat akan

turun ke lokasi untuk melacak adanya kasus baru dengan tim daerah dan akan

melibatkan Litbangkes PHEOC Dinkes Provinsi dan Kota Dirjen P2P selaku focal

point

Melakukan penyelidikan epidemiologi surveilans intensif terhadap kasus dan

64

kontak pelacakan dan monitoring kontak Pelacakan kontak dapat bekerjasama

dengan PMI kader dan sektor lainnya yang terlatih Karantina rumah kontak erat

Melakukan pemantauan kesehatan kontak jika menemukan gejala segera laporkan

ke sarana kesehatan terdekat

Melakukan Analisis data epidemiologi meliputi waktu timbul gejala jenis kelamin

kelompok umur gejala klinis lama sakit angka serangan (Attack Rate) angka

mortalitas (Mortality Rate) Case Fatality Rate (CFR)

Diklat TGC (tidak terbatas pada tenaga kesehatan)

Jejaring kemitraan (rujukan komunitas pertahanan dan keamanan CSR)

Melakukan surveilans secara ketat di seluruh pelayanan kesehatan

Melakukan analisis epidemiologi untuk menentukan tindakan kekarantinaan

kesehatan apabila diperlukan Contohnya karantina rumah karantina wilayah

terbatas daerah yang terdampak Karantina wilayah tersebut berdasarkna data

epidemiologi sebarankasus COVID-19

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam

3 Tanggap Darurat

Kaji cepat analisis risiko

Melakukan tindakan karantina kesehatan apabila diperlukan (krantina rumah

karantina wilayah pembatasan sosial skala besar) Karantina wilayah dilaksanakan

berdasarkan data epidemiologi sebaran COVID-19

Surveilans ketat untuk pengawasan dan pelaporan dapat menggunakan aplikasi

pelacakan kontak godata DHIS 2 untuk pengumpulan dan analisis data

PHEOC Kemkes melakukan analsisi data dan menginformasikan data dan analissi

epidemiologis kepada Pusat Krisis Kemkes yang diteruskan kepada Pusdalop

BNPB

Percepatan penyelidikan epidemiologis pelacakan kontak monitoring kontak dan

manajemen kontak

Pada daerah yang belum ada kasus dilakukan surveilan aktif Pada daerah yang

sudah ada kasus sporadic dank luster terbatas dilakukan pelacakan kontak dan

pada daerah yang sudah terdapat pelurana transmisi luas di masyarakat dapat

dilakukan pelacakan kontak pada kasus di daerah baru atau kasus yang berat Di

daerah transmisi luas surveilan dapat dilakukan dengan sistem sentinel

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam

4 Rehabilitasi

Surveilans tetap berjalan di level nasional berkoordinasi dengan semua

stakeholder (Dinkes KKP)

Update kasus melakukan penilaian risiko

Setiap waktu akan melaporkan ke dirjen P2P

Surveilans ketat sampai dengan 2 kali masa inkubasi terpanjang

Pengendalian terhadap media lingkungan

65

433 Respon Medis dan Laboratorium

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan

Rumah sakit akan menyiapkan sarana dan prasarana serta menyampaikan

informasi ke petugas medis dan non medis

Review kesiapsiagaan dan stock rumah sakit menyiapkan permintaan APD dan

supply rumah sakit dan melaporkannya ke Kemkes

Refreshing bagi petugas laboratorium dan medis tentang kesiapsiagaan pandemi

COVID-19

Tim TGC di rumah sakit mulai mensosialisasikan update kasus di luar SOP

penanganan pasien suspek

Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) mengetahui sampel apa yang

diambil dan berapa kali dilakukan pengambilan

BTDK berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk pengiriman dan apabila ada

sampel baru

BTDK memastikan kesiapan logistik meliputi reagen untuk laboratorium rujukan

dan juga jejaring laboratorium

Dinkes provinsi dan kabupaten kota memberi surat edaran ke semua fasyankes

agar semua bersiap

Pelatihan manajemen kasus dan Pengendalian infeksi

Penunjukkan rumah sakit rujukan COVID-19

Peningkatan kapasitas berupa simulasi penanganan kasus

Penunjukkan Laboratorium regional COVID-19 dan berkordinasi dengan WHO

untuk memperoleh postiv control dan reagen untuk COVID-19

Menusun SOP untuk pengambilan pengiriman dan pemeriksaan laboratorium

2 Siaga Darurat

Mengaktifkan rumah sakit rujukan COVID-19

Mengaktifkan hospital disaster plan menilai skala besaran kasus dan persiapan

sumber daya untuk eskalasi kasus termasuk sumber daya manusia dan shifting

Rumah sakit membentuk posko di rumah sakit

Mengaktifkan surveilans di rumah sakit (Hospital Associated Infection) terkait

COVID-19

Monitoring tenaga kesehatan yang kontak dengan kasus COVID-19

Identifikasi dan merawat kasus COVID-19 di ruang isolasi RS non rujukan

identifikasi dan merujuk apsien ke RS rujukan COVID-19

Memastikan sarana dan prasarana (SDM tempat tidur ruang isolasi) terjamin

Mempersiapkan tenaga laboratorium tenaga fungsional epidemiologi identifikasi

kasus melakukan pengambilan sampel perawatan kasus di ruang isolasi

Berkoordinasi dengan pemangku wilayah lainnya

Mengaktifkan regional laboratorium untuk COVID-19 dan pengiriman positive

kontorl dan reagen ke laboratorium regional

Petugas laboratorium di RS rujukan atau laboratorium BTKL PP BBLK melakukan

penambilan sampel dan mengirimkan sampel ke laboratorium

Mendistribusikan SOP jejaring laboratorium

66

Menyiapkan logistik untuk pemeriksaan PCR COVID-19 di semua laboratorium

pemeriksa

Melatih semua laboratorium pemeriksa PCR untuk mampu laksana pemeriksaan

PCR COVID-19

3 Tanggap Darurat

Aktivasi rencana penanggulangan pandemic rumah sakit

Penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 termasuk RS yang ditunjuk dengan

SK Gubernur maupun rumah sakit POLRI atau TNI Rumah sakit rujukan

dikhususkan untuk pasien COVID-19 Pasien lain diterima di rumah sakit lainnya

Alihfungsi gedung lainnya menjadi pusat perawatan COVID-19

Pada saat kondisi transmisi COVID-19 di masyarakt luas dan kapasitas fasiltias

kesehatan terbatas trias dapat juga memanfaatkan aplikasi online medis seperti

halodoc klikdoc dengan algoritme seusai pedoman Kemnkes Pada kasus ringan

dan tanpa risiko dapat dirawat di rumah dengan edukasi pengendalian infeksi

kasus dengan risiko (orang tua gt 65 tahun dan komorbid) dirawat di pusat

perawatan COVID-19 dan kasus yagn parah dirujuk ke rumah sakit

Penambahan jejaring laboratorium regional Alur pelaporan sesuai pedoamn

Kemkes

Melakukan identifikasi ketersediaan logistik pelaporan berkala dan permintaan

logistik unutk fasialits kesehatan dan laboratorium

Laboratorium regional melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel dan

laporan Laporan harus dikirimkan kepada litbangkes dalam 24 jam Algoritam

pelaporan sesuai dengan pedoman kemkes

Litbangkes melakukan Eksternal Quality Assurance (EQA) untuk laboratorium

regional

Mensiagakan dan meningkatkan sumber daya (pemeriksaan laboratorium) selama

24 jam

Konfirmasi hasil laboratorium hanya dari BTDK oleh PE pusat dan daerah untuk

mencari suspek di masyarakat

4 Transisi Darurat (Pemulihan)

Pada tahap ini sudah tidak ada pemeriksaan terhadap kasus pandemi melakukan

penelitian terkait pandemi Risiko dan dampak tidak akan homogen pada setiap

daerah terjangkit (bila terjadi di beberapa wilayah potensial) sehingga kegiatan

penanggulangan dapat berlanjut di wilayah tertentu yang masih membutuhkan

Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada

Mengawasi COVID-19 untuk mengantisipasi gelombang wabah selanjutnya

komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk mengembalikan semua aktifitas

seperti sedia kala

mengevaluasi respon yang sudah dilakukan dan merevisi rencana dan prosedur

yang dijalankan

434 Intervensi Farmasi

Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi antara lain

1 Kesiapsiagaan

67

Melakukan persiapan SOP sesuai Permenkes No51 Tahun 2014 tentang impor

barang alat kesehatan termasuk Spesial Access Scheme (SAS) untuk bantuan

intrnasional

Inventarisasi ketersediaan stok obat peralatan medis dan APD di daerah

pandemic dan idnetifikasi jalur distribusi

Distribusi Obat Antiviral (jika tersedia) Antibiotik dan Obat-obatan suportif

lainnya APD serta disinfektan yang diperlukan oleh wilayah pandemi melalui

gudang farmasi provinsi

2 Siaga Darurat

Pemetaan wilayah danperkiraan kebutuhan logistik pharmasi dan APD

Menghitung populasi risiko

Berkoordinasi dengan WHO terkait ketersediaan dukungan logistik

Melakukan perencanaan dan pengadaan logistik yang diperlukan

Evaluasi ketersediaan stock APD alat medis

Berkoordinasi dengan vendor untuk pengadaan APD supply medis obat

Melaksanakan pengadaan untuk stockpiling di pusat dan distribusi ke beberapa

daerah strategis seperti Gudang pharmasi provinsi yang berisiko dan rumah

sakit rujukan

Melakukan kajian obat bekersama dengan tim respon medis Berkoordinasi dengan

WHO untuk uji klinis pengobaan atau intervensi medis lainnya

3 Tanggap Darurat

Melakukan peningkatan pengadaan dan distribusi logistik APD supply medis ke

daerah terdampak

Pelaporan berkala ketersediaan pemakaian APD alat medis dan permintaan

yang disampaikan kepada gugus tugas logistik

Berkoordiansi dengan vendor untuk melakukan produksi masal dan distribusi

(dapat melibatkan department perhubungan TNI polri dan sumber daya lainnya

untuk distribusi) untuk APD alat medis dan obat (apabila tersedia)

4 Rehabilitasi

Menilai status stockpiles and equipment (antivirus (apabila tersedia) antibiotik

APD dll)

Mereview proses yang sudah dilakukan

Mengisi kembali stok sesuai kebutuhan

Memperbarui rencana protokol sesuai dengan kasus yang telah diamati

435 Intervensi Non Farmasi Kegiatan-kegiatan intervensi non farmasi yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan

Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (bandara pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat NegaraPLBDN)

Proteksi Perorangan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) etika batuk bersin penggunaan masker

68

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasilitas umum)

Promosi kesehatan untuk pencegahan kejadian COVID-19 PHBS kecukupan gizi pengelolaan stres olah raga teratur pengolahan masakan secara benar edukasi mengenai pencegahan stigma

Pemetaan Sumber Daya (SDM Kesehatan sarana kesehatan)

Pemberdayaan kader dan masyarakat

Melengkapi sarana kesehatan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan

Penyusunan dokumen rencana keberlangsungan usaha

Penyusunan protokol kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 untuk publik (sekolah kalangan usaha perkantoran tempat publik transportasi untuk pemerintah daerah dll)

Koordinasi dengan pihak sekolah pabrik-pabrik kantor perusahaan untuk melakukan sosialisasi terkait antisipasi terjadinya COVID-19

2 Siaga Darurat

Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (Bandara pelabuhan dan PLBDN)

Proteksi perorangan CTPS etika batuk bersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)

Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien

Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih) bagi pasien dan keluarga pada penerapan karantina rumah dan RS

Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi karantina daerah terdampak (apabila diberlakukan karantina pembatasan sosial) sehingga waktunya dapat ditunda

Melakukan pemusnahan barang-barang habis pakai yang terkontaminasi

Penerapan rencana keberlangsungan usaha untuk usaha sektor esensial

Menyediakan layanan dukungan psikososial dan kesehatan jiwa bagi pasien petugas kesehatan dan masyarakat

Menyiapkan platorm pembelajaran online unutk sektor Pendidikan dan platform bekerja dari rumah untuk sektor usaha dan perkantoran

3 Tanggap Darurat

Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum) memastikan kecukupan ventilasi rumah

Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien

Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih APD dan bahan dekontaminasi bagi penduduk

Melakukan pencegahan atau pembubaran kegiatan-kegitan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi terdampak sehingga waktunya dpt ditunda

69

Berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk Keamanan Wilayah dan keberlangsungan proses ekonomi

Melakukan pemusnahan barang habis pakai yang digunakan penderita dan dekontaminasi barang-barang tidak habis pakai yang kontak dengan penderita

Memastikan ketersediaan logistik (kebutuhan hidup APD)

Pemberlakuan karantina rumah karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala besar berdasarkan kajian informasi epidemiology dan sebaran kasus COVID-19 Menutup tempat publik yang tidak esensial seperti tempat hiburan menutup sekolah Sektor Pendidikan memberlakukan pembelajaran online dan sektor usaha dan perkantoran memberlakukan bekerja dari rumah

Perusahaan kantor dan pelayanan publik menerapkan rencana keberlangsungan usaha

Menyediakan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikologi bagi pasien tenaga kesehatan dan masyarakat termasuk lansia anak-anak dan remaja penyandang disabilitas

4 Rehabilitasi

Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)

Setelah ada penyataan pencabutan status kedaruratan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa keadaan pandemi sudah dinyatakan selesai sehingga masyarakat dapat beraktifisat kembali namun tetap waspada dan melakukan PHBS

Pemulihan Keamanan tetap berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk menjamin keamanan masyarakat

Melakukan After Action Review evaluasi respon

Terus melakukan surveilan COVID-19

Memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial

436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi

1 Kesiapsiagaan

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Pusat mulai bergerak dan

berkoordinasi

dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Memonitor

pemberitaan dan isu publik di media massa dan media sosial terkait

perkembangan situasi penyebaran virus COVID-19

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line dan trough the line

(mengingat era digital) bisa berupa sosialisasi penyuluhan langsung masyarakat

umum kader informasi dan komunikasi dengan pihak bandara BKSLN (Biro

Kerja Sama Luar Negeri) Kemenkes juga akan mengkomunikasikan terkait

informasi kejadian pandemi di negara lain kepada Kemenlu siaran pers media

KIE baik cetakan e-file tentang pesan-pesan pencegahan bisa disebarkan melaui

media sosial

bull Isi pesan

70

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 secara

umum

c Perlu diumumkan kepada publik bahwa kasus virus COVID-19 tersebut belum

ada kasus di Indonesia namun tetap waspada khususnya pada orang yang

telah bepergian dari wilayah pandemi dengan menunjukkan kartu sehat serta

dilakukan penguatan screening di pintu masuk negara

2 Siaga Darurat

Menyusun strategi komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Menyampaikan informasi dan edukasi serta memberdayakan masyarakat melalui

upaya

a Melakukan edukasi publik melalui media massa media sosial advertorial

video dan infografis

b Membangun komunikasi dan melibatkan peran aktif organisasi profesi

kesehatan dan profesi lainnya serta asosiasi pelaku usaha dan akademisi

dan pelajarmahasiswa

c Memperkuat pengetahuan tokoh masyarakat pemuka agama dan organisasi

sosial dan kemasyarakatan terhadap ancaman COVID-19

d Mendidik dan melatih relawan dan kader kesehatan terkait COVID-19

e Melaksanakan sosialisasi baik komunikasi langsung kepada masyarakat

f Memperkuat pemahaman ancaman COVID-19 dan kemungkinan bencana

wabah COVID-19 kepada semua sektor dan masyarakat

g Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press release

regular dan diseminasi informasi kepada tim dan kepada masyarakat umum

dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan berdasarkan masukkan tim teknis

Meningkatkan peran sekolah lembaga pendidikan sebagai agen perubahan

Sekolah mempunyai rsquocaptive audiencersquo yang bisa dipakai sasaran untuk perubahan

perilaku Anak didik biasanya mudah berkomunikasi dengan orang tuanya dan bisa

merubah pikiran orang tua mereka Anak didik diharapkan akan menyampaikan

apa yang diketahuinya kepada orang tua dan kawan-kawannya

Memperkuat pemahaman guru pengawas sekolah tentang permasalahan pandemi

COVID-19 apa yang harus dilakukan kalau banyak anak didik menderita gejala-

gejala yang menyerupai COVID-19 cara menggunakan media belajar anak dan

media lainnya di sekolah

bull Tim Komunikasi Risiko Pusat bergerak cepat dan berkoordinasi dengan Tim

Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Waspada hoaks

misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media

massa dan media sosial (sudah banyak suspek COVID-19) dan berkoordinasi

dengan Kemenkominfo BSSN Cyber Crime Polri untuk menanggulanginya

Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinkes

Kabupaten Kota yang terdapat suspek terkonfirmasi dengan virus COVID-19

71

untuk penyebaran informasi dan media rekanan serta menggandeng Diskominfo

Kabupaten Kota setempat

bull Menyiapkan talking point kepada Menkes dan jumpa pers untuk Dirjen P2P

(Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) selaku National Focal Point (juru bicara

khusus) di Kemenkes serta jumpa pers oleh Pimpinan Daerah sebagai kondisi

siaga darurat bahwa diwilayahnya terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line

(mengingat era digital) dan above the line Dilakukan sosialisasi penyuluhan

langsung dan pelatihan komunikasi kepada kader komunitas LSM Ormas di

wilayah yang terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19dalam upaya pencegahan

penyebaran virus COVID-19 di masyarakat umum Biro Komunikasi dan

Pelayanan Masyarakat (Rokom Yanmas) berkoordinasi dengan RSHS dan RSPI

untuk memutakhirkan data informasi terkini dan menuangkan ke dalam siaran pers

1 kali sehari media KIE baik cetakan e-file digital tentang pesan-pesan

pencegahan disebarkan melalui media cetak elektronik tradisional digital dan

media sosial

bull Mengaktifkan contact center 24 jam baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai

sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk National Command

Center (NCC)Public Safety Center (PSC) 119

bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel

advice dan diumumkan kepada publik Selain itu koordinasi dan komunikasi

antara Kemenkes Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media

internasional

bull Isi pesan

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker bila sakit

c Social distancing

d Dirjen P2P mengumumkan kepada publik bahwa di Indoneia sudah ditemukan

suspek yang terkonfirmasi dengan virus COVID-19 faktor-faktor risiko

COVID-19 gejala-gejala penderita COVID-19 upaya pencegahan dan

penanggulangan penyebaran virus COVID-19 (adanya penyelidikan

epidemiologi (PE) isolasi pasien di RS karantina ldquotempatrdquo kesiapan RS dan

laboratorium menghadapi situasi yang terjadi) jangan panik namun tetap

meningkatkan kewaspadaan segera mendatangi fasyankes jika mendapati

gejala-gejala COVID-19 memperketat pengawasan dan karantina kesehatan

di pintu masuk negara

3 Tanggap Darurat

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pusat bergerak lebih cepat lagi

dan berkoordinasi dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Daerah di wilayah yang mengalami kasus yang tinggi terhadap penularan virus

COVID-19 Komunikasi Rokom Yanmas Kemenkes dengan Pusdatin Humas

BNPB dan Kemenkominfo sebagai Media Center Nasional Respon cepat dan

penyediaan konten positif yang lebih masif untuk cegah-tangkal hoaks

misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media

massa dan media sosial dan berkoordinasi dengan Kemenkominfo BSSN Cyber

72

Crime Polri untuk penanggulangannya Divisi Humas Polri dan Puspen TNI juga

memberikan pernyataan untuk menenangkan dan mengamankan situasi

bull Kepala negara sebagai juru bicara nasional mengumumkan kepada publik bahwa

Indonesia dalam kondisi tanggap darurat COVID-19 Dalam hal ini

mengumumkan masa awal berlakunya periode tanggap darurat dan untuk

mengakhiri masa tanggap darurat ini akan melihat adanya penurunan kasus

dengan 2x masa inkubasi dari kasus terakhir Dalam hal ini Kemenkes

berkoordinasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) Sekretariat Negara (Setneg)

dan Sekretariat Kabinet (Setkab) Talking point Juru Bicara dibuat 2x sehari

sebagai bahan pimpinan jika dibutuhkan berbicara kepada publik dan media

massa berikut siaran pers dikeluarkan 2x sehari dalam kondisi tanggap darurat

ini

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line

(mengingat era digital) dan above the line Kader komunitas LSM Ormas yang

sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan komunikasi juga bergerak sebagai

surveilans komunikasi dan epidemiologi di wilayah yang terdampak penyebaran

kasus virus COVID-19 (para tenaga kesehatan dan relawan harus dilengkapi

APD) Penyebaran informasi dan publikasi media KIE baik cetakan e-file digital

tentang pesan-pesan pencegahan dan penanggulangan disebarkan secara masif

melalui media cetak elektronik tradisional digital dan media sosial

bull Contact center standby 24 jam baik di tingkat Pusat maupun daerah sebagai

sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk NCC PSC 119

bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel

warning terhadap tanggap darurat COVID-19 dan diumumkan kepada publik

Selain itu menguatkan koordinasi dan komunikasi antara Kemenkes BNPB

Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media internasional

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (pusat dan daerah) akan bekerja

sama lintas sektor menjalankan dan berperan serta di dalam prosedur karantina

wilayah dan pengamanan untuk menenangkan warga di fasilitas umum yang

ditutup

bull Isi pesan

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktivitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau

ketika merawat yang sakit

c Social and physical distancing

d Kepala negara mengumumkan kepada publik bahwa di Indonesia dalam

kondisi tanggap darurat COVID-19 negara akan terus berupaya

menanggulangi persoalan ini meminta kerja sama masyarakat Indonesia

untuk mematuhi instruksi pemerintah Dalam kondisi ini diberlakukan karantina

wilayah dan penutupan tempat umum sarana publik

73

4 Rehabilitasi

bull Kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat pada skenario ini seperti

pada kondisi siaga darurat

bull Menkes mengumumkan kepada publik bahwa masa penanggulangan tanggap

darurat COVID-19 telah berakhir ditandai dengan penurunan kasus dengan 2x

masa inkubasi dari kasus terakhir

bull Terus waspada dan menanggapi dengan cepat rumor atau informasi yang salah di

masyarakat

bull Perkuat pesan-pesan kunci

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau

ketika merawat yang sakit

c Berakhirnya masa tanggap darurat yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan

juga dinyatakan dengan pembukaan wilayah karantina membuka fasilitas

umum yang ditutup rehabilitasi lingkungan yang terdampak serta masyarakat

tetap diminta waspada

74

44 Instruksi Koordinasi

Gambar 49 Jejaring Kerja Komando dan Koordinasi

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi Pusat

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi Propinsi

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi KabKota

Posko KLB

Influenza Pusat

Posko KLB

Influenza Propinsi

Posko KLB

Influenza KabKota

Pos Lapangan

KLB Influenza

Pos Taktis

Perimeter

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Lab

Regional

Nasional

Lab

Rujukan

sekuensing

Lab

Daerah

Rumah

Sakit

Puskesmas

Keterangan

= Mekanisme Komando

= Mekanisme Koordinasi= Mekanisme rujukan

pasien dan pengiriman spesimen

= Mekanisme laporan

JEJARING KERJA KOMANDO amp KOORDINASI

Posko COVID-19 Pusat

Posko COVID-19 Provinsi

Posko COVID-19 Kota

Posko COVID-19 Lapangan

75

Bab 5

Administrasi dan Logistik

51 Administrasi

a Pemenuhan Kebutuhan Bersumber APBN

Berdasarkan analisa Biro Perencanaan dan Anggaran ditentukan kebutuhan jumlah

logistik kesehatan APD sebanyak 600000 unit namun sesuai hasil estimasi yang

dibuat Pusat Krisis Kesehatan dalam analisa situasi berdasarkan skenario kejadian

pandemi Covid-19 dengan menggunakan angka serangan klinis 36 dari jumlah

populasi Indonesia ditentukan jumlah kebutuhan APD dan logistik kesehatan lainnya

pada tabel berikut yang merupakan kebutuhan sampai dengan tanggal 16 Agustus

2020 Pemenuhan kebutuhan ini dapat berasal dari alokasi APBN Kementerian

Kesehatan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB Badan Dunia dan sumbangan dari

masyarakat Pusat Krisis Kesehatan telah menentukan estimasi kebutuhan APD dan

logistik kesehatan lainnya sampai dengan tanggal 16 Agustus 2020 seperti terlihat pada

tabel di bawah ini

76

Tabel 51

Tabel Kebutuhan APD dan Logistik Kesehatan Lainnya

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

1 Aceh

55995

55995

26979

911

1623

1623

865526

19604

1669

21233

66560

1325896

2 Sumatera Utara

225579

225579

108688

3669

6537

6537

3486798

78974

6725

85538

268138

5341414

3 Sumatera Barat

55995

55995

26979

911

1623

1623

865526

19604

1669

21233

66560

1325896

4 Riau

109362

109362

52692

1779

3169

3169

1690410

38287

3261

41469

129994

2589533

5 KEPULAUAN RIAU

22933

22933

11049

373

665

665

354478

8029

684

8696

27260

543024

6 Jambi

37617

37617

18125

612

1090

1090

581453

13170

1122

14264

44714

890726

7 Bangka Belitung

15522

15522

7479

252

450

450

239923

5434

463

5886

18450

367537

8 Sumatera Selatan

87632

87632

42222

1425

2539

2539

1354532

30679

2613

33229

104165

2075003

9 Bengkulu

20658

20658

9954

336

599

599

319318

7232

616

7833

24556

489162

10 Lampung

87154

87154

41992

1418

2525

2525

1347149

30512

2598

33048

103597

2063693

11 Banten

201907

201907

97282

3284

5851

5851

3120890

70686

6020

76561

239999

4780881

12 DKI JAKARTA

544381

544381

262291

8855

15774

15774

8414541

190584

16230

206424

647086

12890209

13 JAWA BARAT

1276846

1276846

615203

20769

36999

36999

19736309

447016

38068

484168

1517740

30233989

77

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

14 JAWA TENGAH

536047

536047

258275

8719

15533

15533

8285719

187667

15982

203264

637179

12692866

15 DI Yogyakarta

39708

39708

19132

646

1151

1151

613767

13901

1184

15057

47199

940228

16 Jawa Timur

1019885

1019885

491396

16590

29553

29553

15764440

357055

30407

386730

1212300

24149495

17 BALI

112016

112016

53971

1822

3246

3246

1731443

39216

3340

42475

133150

2652392

18 KALIMANTAN BARAT

52518

52518

25304

854

1522

1522

811780

18386

1566

19914

62427

1243563

19 KALIMANTAN TENGAH

28323

28323

13647

461

821

821

437793

9916

844

10740

33667

670654

20 Kaltara

7592

7592

3658

123

220

220

117344

2658

226

2879

9024

179758

21 Kaltim

46657

46657

22480

759

1352

1352

721176

16334

1391

17692

55459

1104768

22 Kalsel

44021

44021

21210

716

1276

1276

680436

15411

1312

16692

52326

1042357

23 Sulawesi Utara

25864

25864

12462

421

749

749

399788

9055

771

9808

30744

612433

24 Gorontalo

12474

12474

6010

203

361

361

192811

4367

372

4730

14827

295367

25 Sulawesi Tengah

31676

31676

15262

515

918

918

489616

11090

944

12011

37652

750042

26 Sulawesi Barat

14370

14370

6924

234

416

416

222122

5031

428

5449

17081

340268

27 Sulawesi Selatan

91315

91315

43997

1485

2646

2646

1411461

31969

2722

34626

108543

2162213

28 Sulawesi Tenggara

28184

28184

13580

458

817

817

435643

9867

840

10687

33501

667360

78

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

29 Nusa Tenggara Barat

78636

78636

37888

1279

2279

2279

1215488

27530

2344

29818

93472

1862003

30 Nusa Tenggara Timur

56677

56677

27308

922

1642

1642

876061

19842

1690

21491

67370

1342035

31 Maluku Utara

13079

13079

6302

213

379

379

202170

4579

390

4960

15547

309704

32 Maluku

18737

18737

9028

305

543

543

289612

6560

559

7105

22271

443656

33 Papua Barat

10042

10042

4838

163

291

291

155216

3516

299

3808

11936

237776

34 Papua

35137

35137

16930

572

1018

1018

543115

12301

1048

13324

41766

831997

TOTAL

5044539

5044539

2430535

82056

146173

146173

77973855

1766062

150398

1912841

5996259

11944789

9

KEBUTUHAN NASIONAL

5044633

5044633

2430580

82057

146176

146176

77975307

1766095

150401

1912876

5996371

11945012

4

SELISIH

94

94

45

2

3

3

1452

33

3

36

112

2224

79

b Pemenuhan Kebutuhan Bersumber Dana Siap Pakai (DSP)

Berdasarkan peraturan BNPB No2 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Siap Pakai

(DSP) Berikut ini prosedur pemberian DSP

1 Prosedur pemberian DSP melalui usulan permohonan terlebih dahulu dilakukan

verifikasi

2 Pemberian DSP berdasarkan persetujuan Kepala BNPB atau pejabat yang diberikan

kuasa oleh Kepala BNPB

3 Pemberian bantuan DSP sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi kementerian

lembaga berdasarkan atas

a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten

kota atau BPBD propinsi terdampak

b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan

status keadaan darurat bencana

c Rincian biaya untuk kegiatan penanganan darurat bencana

d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB

4 Pemberian bantuan DSP melalui inisiatif BNPB berdasarkan atas

a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten

kota atau BPBD propinsi terdampak

b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan

status keadaan darurat bencana

c Hasil pengkajian cepat yang menjelaskan kebutuhan rincian biaya untuk

kegiatan penanganan darurat bencana yang dinyatakan secara tertulis oleh

pejabat eselon I yang berwenang

d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB

Pelaksanaan penyaluran DSP

1 KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) BNPB memerintahkan bendahara pengeluaran

untuk memindahbukukan sejumlah dana UP dari rekening bendahara pengeluaran

ke rekening BPP pengelola pada unit kerja di BNPB BPBD dan atau kementerian

lembaga terkait

2 Pemindahbukuan DSP kepada unit kerja BNPB BPBD atau kementerian lembaga

terkait dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang telah disetujui KPA

3 Penyaluran bantuan DSP untuk BPBD kabupaten kota atau propinsi harus

dilengkapi dengan Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan Kepala BPBD

atas nama pemerintah daerah

4 Penyaluran bantuan DSP untuk kementerian lembaga harus dilengkapi dengan

Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan pejabat setingkat eselon I dari

kementerian lembaga terkait

5 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada pemerintah

kabupaten kota atau propinsi melalui pengelola DSP BNPB setempat dilengkapi

dengan bukti penerimaan berupa kuitansi berita acara serah terima

6 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada unit kerja BNPB

dan kementerian lembaga terkait melalui pengelola DSP yang ditunjuk dilengkapi

dengan bukti penerimaan berupa kuitansi dan berita acara serah terima

7 Waktu penyaluran bantuan DSP disesuaikan dengan ketersediaan UP DSP yang

ada pada rekening bendahara pengeluaran BNPB

80

8 Penyaluran bantuan DSP dapat pula diberikan dalam bentuk barang jasa dengan

mempertimbangkan aspek kemudahan ketersediaan dan kelancaran distribusi

9 Pelaksanaan penyaluran DSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan mengenai mekanisme pelaksanaan anggaran penanggulangan

bencana

Pengaturan logistik penting untuk mendukung penyelenggaraan respon medis dan laboratorium serta respon komponen lain Diperlukan prosedur untuk mempercepat proses pengadaan dan transportasi barang

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

- Memetakan sumber daya yang tersedia dan rantai suplai (supply chain) di sektor kesehatan dan lainnya

- Memeriksa sistem pengelolaan dan pengendalian rantai suplai (penimbunan penyimpanan keamanan pengaturan transportasi dan distribusi) untuk persediaan medis dan komoditas esensial lainnya termasuk Disease Commodity Package (DCP) COVID-19 dan cadangan kit pasien di dalam negeri

- Memeriksa proses pengadaan (termasuk impor dan bea cukai) untuk suplai medis dan kebutuhan esensial lainnya dan mendorong sumber daya setempat untuk memastikan keberlanjutan

- Menilai kapasitas pasar lokal untuk memenuhi peningkatan permintaan akan suplai medis dan kebutuhan pokok lainnya dan mengoordinasikan permintaan suplai internasional melalui mekanisme pengadaan regional dan global

- Mempersiapkan kapasitas lonjakan staf dan mekanisme penempatan nasihat kesehatan (pedoman dan SOP) pra dan pasca penempatan paket (briefing vaksinasi yang direkomendasikan wajib peningkatan kit medical travel dukungan kesehatan jiwa dan psikososial termasuk kelompok pendukung sebaya) untuk memastikan kesejahteraan staf

- Mengdentifikasi dan mendukung fungsi-fungsi kritis yang harus berlanjut selama wabah COVID-19 yang meluas (mis air dan sanitasi bahan bakar dan energi makanan telekomunikasiinternet keuangan hukum dan ketertiban pendidikan dan transportasi) sumber daya yang diperlukan dan tenaga kerja esensial

81

Gambar 51

Contoh SK Status Darurat Bencana

82

Gambar 52

Konsep Operasi Logistik

Sumber Internasional Pintu MasukStaging Area di Bandara Sumber

(UNHRDWHO Supplier) NasionalRegional

Pusat Krisis Gudang Provinsi

(Masuk Melalui BandaraPelabuhanTerminal)

Gudang KabupatenKota

Pusat Layanan Kesehatan Unit Layanan Kesehatan Rumah Penduduk

Gambar 10 Konsep Operasi Logistik

83

Bab 6

Komando dan Perhubungan

Gambar 61

Struktur Klaster Nasional Penanggulangan Bencana

Keputusan Kepala BNPB Nomor 173 tahun 2015 tentang klaster nasional

penanggulangan bencana

1 Klaster Kesehatan Tugasnya Pelayanan Kesehatan Pengendalian Penyakit

Penyehatan Lingkungan Penyiapan Air Bersih dan Sanitasi yang berkualitas

Pelayanan Kesehatan Gizi Pengelolaan Obat Bencana Penyiapan Kesehatan

Reproduksi dalam Situasi Bencana Penatalaksanaan Korban Mati Pengelolaan

Informasi dibidang Kesehatan

Koordinator Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian

Kesehatan

Wakil Koordinator Pusat Kedokteran Kepolisian Republik Indonesia

2 Klaster Pencarian dan Penyelamatan Tugasnya Mengerahkan Mengkoordinir

serta mengendalikan sarana dan personil dalam pelaksanaan operasi pencarian

penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana secara cepat efisien dan

efektif Pengelolaan Informasi dibidang Pencarian dan Penyelamatan

Koordinator Direktur Operasi dan Pelatihan BASARNAS

Wakil Koordinator Wakil Asisten Operasi Tentara Nasional Indonesia

3 Klaster Logistik Tugasnya Pengadaan barang sandang permakanan dan

peralatan Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negriimpor)

PenyimpananPergudangan Distribusi Logistik Keamanan Logistik Pengelolaan

Informasi dibidang Logistik

Koordinator Direktur Logistik BNPB

Wakil Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam

Kementerian Sosial

KESEHATAN

PENCARIAN DAN

PENYELAMATAN

LOGISTIK

PENGUNGSIAN DAN

PERLINDUNGAN

PENDIDIKAN

SARANA DAN PRASARANA

EKONOMI

PEMULIHAN

DINI

84

4 Klaster pengungsian dan Perlindungan Tugasnya Penyiapan Dapur Umum

Pencegahan dan Penanganan Kekerasan berbasis Gender Tempat Pengungsian

Keamanan Manajemen Pengungsian dan Penyiapan Hunian Sementara

Perlindungan Kelompok Rentan Pengelolaan Informasi dibidang Pengungsian dan

Perlindungan

Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian

Sosial

Wakil Koordinator Asisten Operasi Kepolisian Republik Indonesia

5 Klaster Pendidikan Tugasnya Pelayanan Belajar Mengajar Formal dan Informal

Penyiapan Sekolah Darurat Bimbingan dan Penyuluhan bagi Anak Dewasa

Kerohanian Pengelolaan Informasi dibidang Pendidikan

Koordinator Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat

Jendral Kementerian Pendidikan

Wakil Koordinator Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama

6 Klaster Sarana dan Prasarana Tugasnya Pembersihan puing-puing debris

clearance Penyediaan Alat Transportasi Telekomunikasi dan Energi Penyediaan

Hunian Tetap Penyediaan Air dan Sanitasi Pengelolaan Informasi dibidang Sarana

dan Prasarana

Koordinator Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum

Wakil Koordinasi Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika

Kementerian Komunikasi dan Informatika

7 Klaster Ekonomi Tugasnya Pengelolaan Sektor Pertambangan dan Galian Listrik

Gas dan Air Minum Industri Pengolah Konstruksi Perdagangan Hotel dan

Restoran Jasa dan Pertanian serta Pengelolaan Informasi dibidang Ekonomi

Koordinator Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian

Wakil Koordinator Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

8 Klaster Pemulihan Dini Tugasnya Penguatan Kapasitas pemerintah pusat daerah

untuk koordinasi Revitalisasi fungsi pemerintah desa camat kabupaten kota

provinsi Pemulihan Layanan Publik Sarana Pendukung kepemerintahan

Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pendanaan Pengelolaan Informasi dibidang

Pemulihan Dini

Koordinator Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana

Kementerian Dalam Negeri

Wakil Koordinator Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan Penyusunan dan

Evaluasi Program Kelembagaan dan Tatalaksana Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB

9 PSC (Public Safety Center) merupakan ujung tombak pelayanan kegawatdaruratan

Pra Fasyankes di daerah 1 kabupaten hanya ada 1 PSC berjejaring dengan faskes

setempat PSC diselenggarakan 24 jam sehari terus menerus Lokasi dapat di

Dinkes RS atau Lokasi lain yg ditetapkan oleh Pemda kabupatenkota

Fungsi PSC

pemberi pelayanan Gawat Darurat

pemandu pertolongan pertama (first aid)

pengevakuasi KorbanPasien Gawat Darurat dan

pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan

Ketenagaan PSC Koordinator Tenaga Kesehatan Operator Call Center dan

tenaga lain

85

Tabel 61

Tugas dan Pelaksana Sub Klaster-Sub Klaster Dalam Klaster Kesehatan

TUGAS KLASTER TIM PELAKSANA

PELAYANAN KESEHATAN (Respon Medis) SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN

PENGENDALIAN PENYAKIT (Surveilans Laboratorium) SUB KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT

KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYIAPAN AIR

BERSIH KESEHATAN LINGKUNGAN

PENYIAPAN AIR BERSIH DAN SANITASI YANG

BERKUALITAS

PELAYANAN GIZI SUB KLASTER PELAYANAN GIZI

KESEHATAN REPRODUKSI SUB KLASTER KESEHATAN REPRODUKSI

PENANGANAN KESEHATAN JIWA SUB KLASTER KESEHATAN JIWA

PENATALAKASANAAN KORBAN MATI SUB KLASTER DVI

PROMOSI KESEHATAN (Promosi Kesehatan) TIM PROMKES

PENGELOLAAN INFORMASI KESEHATAN TIM DATA amp INFORMASI

PENGELOLAAN OBAT BENCANA (Intervensi Farmasi) TIM LOGISTIK KESEHATAN

86

Lampiran

Lampiran 1

PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN PERAN STAKEHOLDER DAN PEMBIAYAAN

ESTIMASI KETERSEDIAAN amp KEBUTUHANSUMBERDAYA

SUMBER DAYA KEGIATAN LABORATORIUM

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN

1

1Pengambilan

pengiriman

2Pemeriksaan

spesimen

Mengambil specimen

penderita atau suspek

memeriksa dilapangan

maupun mengirimkan ke

laboratorium

Tenaga

Tenaga kesehatan Analis kesehatan surveilans

2 org1000 pddk

Saranaprasarana

Alat transportasi

Laboratorium lap

1 unit area

1 unitKabupatenKota

Logistik

Reagen

Specimen pot

Specimen carrier

Pedoman Pengambilan dan Pengiriman spesimen COVID-19

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

2 bh x unit pelayanan lab

SUMBER DAYA KEGIATAN PELAYANAN MEDIK DAN TINDAKAN FARMASI

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN

1

Penyediaan amp

penyimpanan antiviral

Menyiapkan kebutuhan dan

menyimpan antiviral yang

dibutuhkan untuk penduduk

di area pembatasan

Tenaga

Tenaga kesehatan

Asisten apoteker

1 orang gudang

1 orang gudang

Saranaprasarana

- Gudang penyimpanan

1 unitarea

Logistik Saat ini tidak ada

antiviral yang direkomendasikan

Antiviral (Apabila sudah direkomendasikan antiviral untuk pengobatan)

Obat-obatan lainnya

Format RR logistic

Utk pengobatan

10 x jml pddk x 2 dosis x 5 hr + 5x 10 x Jml pddk x 2 dosis x 5 hr

2 Triase Triase COVID-19 dan bukan

COVID-19

Tenaga

Tenaga dokter yang bersertifikasi

Perawat yang bersertifikasi

3 org1000 pddk

5 org1000 pddk

Saranaprasarana

Klinik berikut peralatan

Alat transportasi yang dilengkapi obat-obat life

1 unitarea

87

saving oksigen dan portable ventilator

1 unitarea

Logistik

APD

Antiviral

Obat-obatan lainnya

Format RR

Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan AV Diihitung pada penyediaan Obat

3 Pelayanan

medikevakuasi

Rujukan kesehatan

Melakukan pelayanan

medik kesehatan kepada

penderita ILI dan penyakit

lain di area pembatasan

Tenaga

Dokter yang bersertifikasi

Perawatbidan yang bersertifikasi

Paramedis lainnya

Sopir ambulan

2 orgdesa

2 orgdesa

1 orgdesa

Saranaprasarana

Unit pelayanan Puskesmas

Puskesmas kelilingAmbulance

Posko Pelayanan

1 unitarea

1 unitarea

Logistik

Peralatan kesehatan

Obat-obatan

RegisterFormat laporan

Standar Puskesmas Standar Puskesmas Kegiatan Puskesmas

4 SUMBER DAYA PADA TINDAKAN KARANTINAISOLASI

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA CARA PERHITUNGAN

1

2

3

4

Pengawasan Karantina

Penerapan pintu keluar

masuk

Penetapan perimeter

Pembatasan kegiatan

umum

Pemantauan seluruh

kegiatan kekarantinaan di

area pembatasan

Pengawasan di pintu keluar

dan masuk area

pembatasan

Mengawasi diperbatasan

area pembatasan

Membatasi kegiatan

penduduk untuk

mengurangi kontak antar

penduduk

Tenaga

Tenaga kesehatan yang paham teknis kekarantinaan

Tenaga non kesehatanTNI Polri

3 org 1000 pddk

10 org1000 pddk

Saranaprasarana

Alat komunikasi HT

Pos di pintu keluarmasuk dilengkapi ruang pemeriksaan medis untuk penjaringan

Tanda pembatasan (Quarantine line) talipitatonggakpapan pengumuman

Alert card

1 unit Tim

1 unitarea

1 bh x jml kemungkinan jln

keluarmasuk

10 x jumlah pddk

Logistik

Suplemen

Obat-obatan

APDPPE

Desinfektan

Peta wilayah

Senter

Poster

Leaflet

Buku pencatatan

1 tb x 35 x jml pddk + ptgs Dihitung pada penyediaan obat Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada kegiatan Kesling

1 buahpos 1 x jml petugas

5 x Jml TTU 1 bh x pddk

1 bh x jml pos

5 Karantina rumah

Melakukan pembatasan

keluar rumah bagi

penduduk kontak agar tidak

menularkan kepada orang

lain

Tenaga

Tenaga Non kesehatan

Termasuk perhitungan di atas

Saranaprasarana

88

Logistik

Tandapita

Paket x rmh yang dikarantina

6 Isolasi dan rujukan

Melakukan pemisahan

penderita yang sakit ke

tempat tertentu di area

pembatasan sebelum

dirujuk dan melakukan

rujukan ke rumah sakit

Tenaga

Tenaga Medis Paramedis

Tenaga sopir

8 org 1000 pddk

1 orgunit ambulance

Saranaprasarana

Ruang isolasi dilengkapi peralatan kesehatan

Ambulance khusus

1 unitarea 2 unitarea 1 unitarea

Logistik

Obat antiviral

Desinfektan

Obat-obatan lainnya

Peralatan medis

Kartu pasien

Surat rujukan

APDPPE

Dihitung pada penyediaan AV Dihitung pada Kesling

Dihitung pada penyediaan obat Standar pelayanan puskesmas

20 x jml pddk 1`pkt x 10 x jml pddk

Dihitung pada penyediaan APD

7 Kesling pencegahan KLB

Pengawasan Kesehatan

lingkungan untuk mencegah

terjadinya KLB penyakit

lainnya

Tenaga

Sanitarian

6org desa

Saranaprasarana

Penyediaan air bersih

Pengangkutan sampah

Pembuangan kotoranlimbah

1 unitarea 1 unitarea 1 unitarea

Logistik

Water test kit

Desinfektan

Swing fog

Penyaringan air PAC

APDPPE Masker lengkap

Masker biasa

Spry can

Malationsolar

I unitarea 1 paket x rumah + unit pelayanan

1 unitarea 1 bh x pddk

Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan APD

1 unitdesa 1 paketdesa

(Disesuaikan dg endemisitas lokasi)

Pemenuhan kebutuhan

hidup dasar

Tenaga

Tagana (Taruna siaga bencana) Kabupaten yang bisa di manfaatkan ke lapangan

Kader

1 orang200 KK

1 org10 KK

Saranaprasarana

Gudangtenda lapangan

Transportasi

Dapur umum

Timbangan beras

Kartu keluar masuk logistik

2 gudangdesa 1 unit trukdesa

1 unitdes 1 bhgudang 1 pktgudang

Logistik

Sarden (150 gr)

Kecap manis

Saos sambal

Minyak goreng (2 lt)

Beras (04 kgjiwa)

Minyak tanah

Personal hiegene

Air minum

1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK

1 pkthrjiwa

2 ltorhr

89

Lampiran 2

Penerbangan Internasional di Indonesia

No Tempat Kedudukan Nama Penerbangan

Sumatera

1 Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim

2 Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda

3 Deli Serdang Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu

4 Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau

5 Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II

6 Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II

7 Tanjung Pinang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah

8 Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno

9 Bandar Lampung Bandar Udara Radin Inten II

Jawa

10 Bandung Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara

11 Tangerang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

12 Yogyakarta Bandar Udara Internasional Adi Sucipto

13 Solo Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo

14 Semarang Bandar Udara Internasional Achmad Yani

15 Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda

16 Masalembo Sumenep Bandar Udara Internasional Valia Rahma

Bali dan Nusa Tenggara

17 Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai

18 Lombok Tengah Bandar Udara Internasional Lombok

Kalimantan

19 Tarakan Bandar Udara Internasional Juwata

20 Berau Bandar Udara Internasional Kalimaru

21 Banjarmasin Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor

Sulawesi

22 Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi

23 Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

24 Kendari Bandar Udara Internasional Haluoleo

Papua

25 Nabire Bandar Udara Internasional Yos Sudarso

90

26 Oksibil Bandar Udara Internasional Iskak

27 Jayapura Bandar Udara Sentani

28 Biak Bandar Udara Frans Kaisiepo

29 Tembagapura Bandar Udara Mozes Kilangin

30 Merauke Bandar Udara Mopah

Lampiran 3

Pelabuhan Internasional di Indonesia4

No Tempat Kedudukan Nama Pelabuhan

1 Sabang Pelabuhan Laut Teluk Sabang

2 Banda Aceh Pelabuhan Laut Malahayati

3 Banda Aceh Pelabuhan Laut Ulee Lheu

4 Banda Aceh Pelabuhan Laut Lhok Nga

5 Banda Aceh Pelabuhan Laut Meulaboh

6 Banda Aceh Pelabuhan Laut Singkil

7 Banda Aceh Pelabuhan Laut Labuhan Haji

8 Banda Aceh Pelabuhan Laut Tapak Tuan

9 Banda Aceh Pelabuhan Laut Sinabang

10 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Lhokseumawe

11 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Kuala Langsa

12 Medan Pelabuhan Belawan

13 Medan Pelabuhan Laut Pangkalan Susu

14 Medan Pelabuhan Laut Sibolga

15 Medan Pelabuhan Kuala Tanjung

16 Medan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan

17 Dumai Pelabuhan Laut Dumai

18 Dumai Pelabuhan Laut Bengkalis

19 Dumai Pelabuhan Laut Sungai Pakning

20 Dumai Pelabuhan Laut Penipahan

21 Dumai Pelabuhan Laut Tanjung Medang

22 Dumai Kawasan Industri Pelintung

23 Padang Pelabuhan Laut Teluk Bayur

24 Padang Pelabuhan Laut Sikakap

4httpskespelkemkesgoidkkpkkp_tempat_publicprofil7

91

25 Padang Pelabuhan Laut Bungus

26 Jambi Pelabuhan Laut Muara Sabak

27 Jambi Pelabuhan Laut Kuala Tungkal

28 Jambi Pelabuhan Laut Talang Duku

29 Palembang Pelabuhan Laut Palembang

30 Palembang Pelabuhan Boom Baru

31 Palembang Sumatra Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api

32 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Pekanbaru (Wilker Kampung Dalam)

33 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Selat Panjang

34 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Buatan

35 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Tanjung Buton

36 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Tembilahan

37 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Enok

38 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Rengat

39 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Gaung

40 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Sungai Guntung

41 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Batu Ampar

42 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Sekupang

43 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Pulau Sambu

44 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Nongsa

45 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Kabil

46 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Batam Centre

47 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Uncang Sagulung

48 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Teluk Senimba

49 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Semblog

50 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Harbour Bay

51 Tanjungpinang Kepulauan Riau Pelabuhan Sri Bintan Pura

52 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Pinang

53 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lagoi

54 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lobam

55 Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Pelabuhan Tanjung Balai Karimun

56 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Pangkal Dalam

57 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Tanjung Pandan

92

58 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Manggar

59 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Muntok

60 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Belinyu

61 Bengkulu Pelabuhan Laut Bai

62 Bengkulu Pelabuhan Laut Muko-Muko

63 Bengkulu Pelabuhan Laut Bintuhan

64 Bengkulu Pelabuhan Laut Malakoni Enggano

65 Panjang Lampung Pelabuhan Panjang

66 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Teluk Semangka

67 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Rawajitu

68 Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok

69 Jakarta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pantai Marina

70 Jakarta Pelabuhan Laut Marunda

71 Jakarta Pelabuhan Kali Baru

72 Banten Cilegon Pelabuhan Laut Merak

73 Banten Pelabuhan Laut Anyer

74 Banten Pelabuhan Laut Bojonegara

75 Banten Pelabuhan Laut Labuan

76 Indramayu Jawa Barat Pelabuhan Laut Balongan

77 Semarang Jawa Tengah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

78 Cilacap Jawa Tengah Pelabuhan Laut Tanjung Intan

79 Jawa Timur Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak

80 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Probolinggo

81 Probolinggo Jawa Timur Pelabihan Laut Panarukan

82 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Tanjung Wangi

83 Denpasar Pelabuhan Laut Celukan Bawang

84 Denpasar Pelabuhan Laut Benoa

85 Kupang NTT Pelabuhan Laut Atapupu

86 Kupang NTT Pelabuhan Laut Labuan Bajo

87 Kupang NTT Pelabuhan Laut Tenau

88 Kupang NTT Pelabuhan Laut Wini

89 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Laut Tarakan

90 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Bunyu

93

91 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan SebatikPelabuhan Nunukan

92 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Berau

93 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Tanjung Selor

94 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Kampung Baru

95 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Tanah Grogot

96 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Senipah

97 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Balikpapan

98 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Sintete

99 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Ketapang

100 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Kendawangan

101 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Telok Air

102 Palangkaraya Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pulang Pisau

103 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Sampit

104 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Kumai

105 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pangkalan Bun

106 Banjarmasin Kalimantan Selatan Pelabuhan Trisakti

107 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Labuan Uki

108 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Amurang

109 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Kotabunan

110 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Kema

111 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Belang

112 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Molibagu

113 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Bintauna

114 Palu Pelabuhan Laut Pantoloan

115 Palu Pelabuhan Laut Toli-Toli

116 Palu Pelabuhan Laut Luwuk

117 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kendari

118 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Pomalaa

119 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Bau-Bau

120 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kolaka

121 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Wanci

122 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Makassar

123 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Pare-Pare

94

124 Makassar Sulawesi Selatan Pealbuhan Laut Malili

125 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Biringkasi

126 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhhan Laut Awerange

127 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Palopo

128 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Belang Belang Mamuju

129 Ternate Pelabuhan Laut Buli

130 Ternate Pelabuhan Laut Bacan

131 Ternate Pelabuhan Laut Tobelo

132 Ternate Pelabuhan Sanana Mangole

133 Ambon Pelabuhan Laut Tual

134 Ambon Pelabuhan Yos Sudarso Ambon

135 Ambon Pelabuhan Laut Wahai

136 Ambon Pelabuhan Laut Saumlaki

137 Jayapura Pelabuhan Laut Jayapura

138 Jayapura Pelabuhan Laut Hamadi

139 Merauke Pelabuhan Laut Agats

140 Merauke Pelabuhan Laut Bade

Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19

Pusat Krisis Crisis Centre

95

Lampiran 4

Daftar Lokasi Pusat Krisis di Indonesia

No Tempat Kedudukan

1 Medan

2 Padang

3 Palembang

4 Banjarmasin

5 Manado

6 Makassar

7 DKI Jakarta

8 Semarang

9 Surabaya

10 Bali

11 Jayapura

Lampiran 5

DAFTAR LABORATORIUM PEMERIKSA COVID-19

No Wilayah Kerja Laboratorium Memiliki Fungsi Surveilans

Laboratorium Tidak Memiliki Fungsi Surveilans

1 Aceh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Balai Litbangkes Aceh

2 Sumatera Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

a Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan

b RUmah Sakit Universitas Sumatera Utara

3 Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Umum Pusat Moh Husein Palembang

4 Sumatera Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Rumah Sakit Universitas Andalas Padang

5 Jambi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi

6 Riau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru

7 Kepulauan Riau a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Batam

96

8 Bangka Belitung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkal Pinang

9 Bengkulu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

10 Lampung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

11 Banten Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang

12 DKI Jakarta a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta

a Lembaga Biologi Molekuler Eijkman

b Rumah Sakit Universitas Indonesia

c Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo

13 Jawa Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat

a Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung

b Rumah Sakit Universitas Padjajaran Bandung

14 Jawa Tengah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta

a Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga

b Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang

c Rumah Sakit Universitas Diponegoro Semarang

15 DI Yogyakarta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta

a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Daerah Istimewa Yogiakarta

b Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta

16 Jawa Timur Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

a Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo

b Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya

c Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang

17 Kalimantan Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat

Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak

18 Kalimantan Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

19 Kalimantan Selatan a Balai Besar Laboratorium

97

Kesehatan Surabaya b Balai Besar Teknik

Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru

20 Kalimantan Timur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

21 Kalimantan Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

22 Sulawesi Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar

b Rumah Sakit Universitas Hasanudin Makassar

23 Sulawesi Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

24 Sulawesi Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

25 Sulawesi Tenggara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

26 Gorontalo Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

27 Sulawesi Utara a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado

Rumah Sakit Umum Pusat Prof R D Kandou Manado

28 Maluku Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

29 Maluku a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon

30 Bali Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

a Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

b Rumah Sakit Universitas Udayana Denpasar

31 Nusa Tenggara Timur

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

32 Nusa Tenggara Barat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

RRUD Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram

33 Papua Barat Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua

34 Papua Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua

98

Lampiran 6

132 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Menkes

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

2 3

1 Aceh 1 RSUD Cut Meutia Kab Aceh Utara

2 RSUD Dr Zainoel Abidin

2 Sumatera Utara

3 RSUP H Adam Malik

4 RSU Kabanjahe

5 RSU Djasamen Saragih Pematang Siantar

6 RSUD Tarutung

7 RSU Padang Sidempuan

3 Sumatera Barat 8 RSU Achmad Mochtar

9 RSUP M Djamil

4 Riau

10 RSUD Arifin Ahmad

11 RSUD Kota Dumai

12 RSUD Puri Husada Tembilahan

5 Kepulauan Riau

13 RSUD Embung Fatimah

14 RS Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam)

15 RSUD Muhammad Sani (Kab Karimun)

16 RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang

6 Jambi 17 RSUD Raden Mattaher

7 Sumatera Selatan

18 RSUP Moh Hoesin

19 RSUD Kayuagung

20 RSUD Lahat

21 RSUD Siti Fatimah Prov Sumatera Selatan

22 RS Dr Rivai Abdullah

8 Bangka Belitung 23 RSUD Tanjung Pandan (Dr Marsidi Judono)

24 RSUD Pangkal Pinang ( RSUD Depati Hamzah)

9 Bengkulu

25 RSUD Dr M Yunus

26 RSUD Arga Makmur

27 RSUD Hasanuddin Damrah Manna

10 Lampung

28 RSUD Dr H Abdul Moeloek

29 RSUD Kalianda (RSUD Dr H Bob Bazar)

30 RSUD Ahmad Yani Metro

31 RSUD May Jen HM Ryacudu

11 DKI Jakarta 32 RSPI Sulianti Saroso

33 RSPAD Gatot Soebroto

99

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

34 RSUP Persahabatan

35 RSUP Fatmawati

36 RSUD Cengkareng

37 RSUDPasar inggu

38 RSU Bhayangkara Tk I RSaid Sukanto

39 RSAL Mintoharjo

12 Jawa Barat

40 RSUP Hasan Sadikin

41 RS Paru Dr H A Rotinsulu

42 RSUD Gunung Jati Cirebon

43 RSUD Dr Slamet Garut

44 RSUD R Syamsudin SH Sukabumi

45 RSUD Kab Indramayu

46 RS Paru Dr M Goenawan Partowidigdo

47 RSU Tk II Dustira

13 Banten 48 RSUD Kab Tangerang

49 RSUD Serang (Dr Drajat Prawiranegara)

14 Jawa Tengah

50 RSUP dr Kariadi

51 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten

52 RSUD Purwokerto (Margono Soekarjo)

53 RSUD Kraton Pekalongan

54 RSUD Dr Soeselo Slawi

55 RSUD Dr H Soewondo Kendal

56 RSUD Tidar Magelang

57 RSUD Moewardi Surakarta

58 RSUD Banyumas

59 RSUD Kudus (Dr Loekmonohadi)

60 RS Paru Dr Ario Wirawan

61 RSUD KRMT Wongsonegoro (RSUD Kota Semarang)

62 RSUD Kardinah Tegal

15 Yogyakarta

63 RSUP dr Sardjito

64 RSUD Panembahan Senopati Bantul

65 RSUD Kota Yogyakarta

66 RSUD Wates

16 Jawa Timur

67 RSUD Dr Soebandi Jember

68 RSUD Kab Kediri Pare

69 RSUD Dr Soetomo

100

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

70 RSUD Dr Soedono Madiun

71 RSUD Dr Saiful Anwar

72 RSUD Dr R Koesma Tuban

73 RSUD Blambangan

74 RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro

75 RSUD Dr Iskak Tulungagung

76 RSUD Sidoarjo

77 RS Universitas Airlangga

17 Bali

78 RSUP Sanglah

79 RSUD Sanjiwani Gianyar

80 RSUD Tabanan

81 RSUD Kab Buleleng

18 Nusa Tenggara

Barat

82 RSUD NTB

83 RSUD Kab Bima

84 RSUD Dr R Sudjono

85 RSUD Manambai Abdul Kadir

19 Nusa Tenggara

Timur

86 RSU Prof Dr WZ Johanes

87 RSU Dr Tc Hillers Maumere

88 RSUD Komodo Labuan Bajo

20 Kalimantan Barat

89 RSUD Dr Soedarso Pontianak

90 RSUD Dr Abdul Azis Singkawang

91 RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang

92 RSUD Dr Agoesdjam Ketapang

21 Kalimantan Tengah

93 RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya

94 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun

95 RSUD Dr Murjani Sampit

22 Kalimantan Selatan 96 RSUD Ulin Banjarmasin

97 RS Boejasin Pelaihari

23 Kalimantan Timur

98 RSUD Panglima Sebaya

99 RSU Taman Husada Bontang

100 RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan

101 RSUD Abdul Wahab Sjahranie

102 RSUD Aji Muhammad Parikesit

24 Kalimantan Utara 103 RSUD Tanjung Selor

104 RSUD Provinsi Kaltara

25 Sulawesi Utara 105 RSUP Prof Dr R D Kandou

106 RSUD Dr Sam Ratulangi

101

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

107 RSU Ratatotok - Buyat

108 RSUD Kota Kotamobagu

26 Gorontalo 109 RSUD Prof Dr H Aloei Saboe

27 Sulawesi Barat 110 RSUD Provinsi Sulawesi Barat

28 Sulawesi Tengah

111 RSUD Undata Palu

112 RSUD Kab Banggai Luwuk

113 RSU Mokopido Toli-Toli

114 RSUD Kolonedale

115 RSU Anutapura Palu

29 Sulawesi Selatan

116 RSUP dr Wahidin Sudirohusodo

117 RSU Andi Makkasau Parepare

118 RSU Lakipadada Toraja

119 RSUD Kab Sinjai

120 RSUD Labuang Baji

121 RS TkII Pelamonia

122 RS Dr Tadjuddin Chalid MPH

30 Sulawesi Tenggara 123 RS Bahtera Mas Provinsi Sultra (RS Kendari)

31 Maluku 124 RSU Dr M Haulussy Ambon

125 RSUD Saumlaki

32 Maluku Utara 126 RSUD Dr H Chasan Boesoirie Ternate

33 Papua

127 RSU Jayapura

128 RSU Nabire

129 RSUD Mimika

130 RSU Merauke

34 Papua Barat 131 RSUD Manokwari

132 RSUD Kab Sorong

102

Lampiran 7

Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Gubernur

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

1 2 3 4

1 Aceh SK Nomor 4409722020

1 RSUD Meuraxa

2 RSUD Tgk Chik Ditiro

3 RSUD Dr Fauziah

4 RSUD Langsa

5 RSUD Datu beru

6 RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya

7 RSUD Tengku Peukan

8 RSUD Dr Zubir Mahmud

9 RSUD Gayo Lues

10 RSUD Sahuddin Aceh Tenggara

11 RSUD Dr H Yuliddin Away

2 Sumatera

Utara SK 18844171KPTS2020

1 RSU Dr Gerhard L Tobing

2 RSUMartha Friska

3 RSU Martha Friska Multatuli

4 RSUD Abdul Manan Simpatupang

5 RSUD Gunung Sitoli

3 Sumatera

Barat SK Nomor 4402522020

1 RS Reksodiwiryo Padang

2 RS Unand Padang

3 RSUD Pariaman

4 RSUD M Natsir Solok

4 Riau SK Nomor

Kpts5681112020

1 RSUD Petala Bumi

2 RS Awal Bross Sudirman

3 RS Eka Hospital

4 RS ibnu Sina

5 Rumah Sakit Santa Maria

6 RS Bhayangkara Polda Riau

7 Rumah Sakit PMC

8 RS Bina Kasih

9 RS Prof DR Tabrani

10 RS Syafira

11 RS Awal Bross Ahmad Yani

12 RS Awal Bross Panam

103

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

13 RS Prima

14 RS Aulia

15 RS Universitas Riau

16 RSUD Madani

17 RS Hermina

18 RS TNI AU Lanud Roesmin Nuriadin

19 RS Tk IV Tentara Pekanbaru

20 RSUD Bangkinang

21 RSUD Rokan Hulu

22 RS Awal Bross Ujung Batu

23 RS Azzahra

24 RS Surya Insani

25 RSUD Taluk Kuantan

26 RSUD Indrasari Rengat

27 RS Kasih Ibu Rengat

28 RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang

29 RSUD Raja Musa Sungai Guntung

30 RSUD Meranti

31 RS Tengku Rafian Siak Sri Indrapura

32 RSUD Perawang

33 RSUD Bengkalis

34 RSUD Kec Mandau

35 RS Permata Hati

36 RS Pertamina Dumai

37 RSUD Dr RM Pratomo Bangansiapi-api

38 RS Cahaya

39 RSUD Selasih Pelalawan

40 RS Evarina

41 RS Amelia Medika Pelalawan

5 Kepulauan

Riau SK Nomor 314 Tahun 2020

1 RSUD Kota TPI

2 RSUD Natuna

3 RS Engku Haji Daud

4 RSUD Bintan

5 RSUD Dabo

6 RSUD Encik Mariyam

7 RSUD Bergerak Jemaja

104

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

8 RSUD Palmatak - Kepulauan Anambas

9 RSUD Tarempa - Kepulauan Anambas

10 RSAL DRMidiyantoS

11 RSAUdr Yuniani Wisma Karyani

12 RS Bhayangkara POLDA BTM

13 RSU Awal Bros

14 RSU Budi Kemulyaan

15 RSU Harapan Bunda

16 RSU Santa Elisabeth BATAM

17 RSU Santa Elisabeth Kota Batam

18 RSU Soedarsono Darmosoewito

19 RSU Bhakti Timah

20 RSU Graha Hermine

21 RSU Camantha Sahidyah

22 RS KLG Huhada BTM

23 RSIA Mutiara AiniI

24 RSIA Griya Medika

25 RSIA Kasih Sayang Ibu

26 RSIA Frishdy Angel

27 RSU Charis Medika

28 RS Santa Elisabeth Sei Lekop

29 RS Hj Bunda Halimah

6 Jambi SK Nomor

292KEPGUBDISKES-422020

1 RS H Abdul Manap

2 RS Daud Arif Kuala Tungkal

3 RS Hanafie Bungo

4 RSHamba Batang Hari

5 RSHA Thalib Kerinci

7 Sumatera Selatan

SK Nomor 201KPTSDINKES2020

1 RSUD Palembang Bari

2 RS Umum Pertamin+H77H116a Plaju

3 RS Charitas Palembang

4 RS Umum Pelabuhan Palembang

5 RS AK Gani Palembang

6 RS Siloam Sriwajaya

7 RS Myra

8 RS Bhayangkara

9 RSI Siti Khodijah

105

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

10 RS Muhammadiyah

11 RS PT Pusri Medika

12 RS Bunda Palembang

13 RS Hermina Palembang

14 RSK Paru Provinsi Sumsel

15 RSUD Ogan Ilir

16 RSUD Prabumulih

17 RS Umum Pertamina Prabumulih

18 RS Umum AR Bunda Prabumulih

19 RSUD Dr HM Rabain Muara Enim

20 RS Bukit Asam

21 RSUD Sekayu

22 RSUD Bayung Lencir

23 RSUD Dr Sobirin Musi Rawas

24 RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau

25 RS Siloam Lubuklinggau

26 RS AR Bunda Lubuklinggau

27 RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja

28 RS DKT Nosmir Baturaja

29 RS Santo Antonio Baturaja

30 RSUD Muaradua

31 RSUD Martapura

32 RSUD Gumawang

33 RS Panti Bhaktiningsih

34 RSI At-taqwa

35 RS DKT Lahat

36 RSUD Banyuasin

37 RS Hermina Opi

38 RSUD Besemah Kota Pagar Alam

39 RSUD Tebing Tinggi Kab Empat Lawang

40 RSUD Muara Rupit

41 RSUD Talang Ubi

42 RSUD Sungai Lilin

8 Bangka Belitung

18844203Dinkes2020

1 RSUD Dr (HC) Ir Soekarno

2 RSUD Sejiran Setason

3 RSUD Kab Bangka Selatan

4 RSUD Depati Bahrin

106

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

5 RSUD KabBangka Tengah

6 RSUD KabBelitung Timur

7 RS Siloam Bangka

8 RS Katolik Bhakti Wara

9 RS Kalbu Intan Medika

10 RS Gunung Manik

11 RS Almah

12 RS Utama

13 RS Arsani

14 RS Bakti Timah Muntok

15 RS Medika Stannia

16 RS Bakti Timah Pangkalpinang

17 RS Ibu dan Anak Muhaya

18 RS Ibu dan Anak Dzakirah

19 RS Ibu dan Anak Rona

9 Bengkulu SK Nomor L159Dinkes

tahun 2020

1 RSUD Curup

2 RSUD Mukomuko

3 RSUDHarapan dan Doa Kota Bengkulu

4 RSBhayangkara Jitra Kota Bengkulu

5 RS Tk IV Bengkulu

10 Lampung SK Nomor

G167V02HK2020

1 RSUD dr ADadi Tjokrodipo

2 RS Bhayangkara

3 RSTKIV020704

4 RSU Imanuel

5 RSU Urip Sumoharjo

6 RSU Pertamina Bintang Amin

7 RSU Graha Husada

8 RSU Bumi Waras

9 RSU Advent

10 RSU Menggala

11 RSU Natar Medika

12 RSUD Bandar Negara Husada

13 RSUD Sukadana

14 RSU Handayani

15 RSUD Demang Sepulau Raya

16 RSU Yukum Medical Center

17 RSUD Alimudin Umar

107

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

18 RSUD Ragab Begawe Caram

19 RSUD Tulang Bawang Barat

20 RSUD Zainal Abidin PA

21 RSUD Kotaagung

22 RSU Panti Secanti

23 RSUD MThohir

24 RSUD Pesawaran

25 RSUD Pringsewu

26 RSU Mitra Husada

11 DKI Jakarta On proses

1 RSUD Tarakan

2 RSUD Koja

3 RSKD Duren Sawit

4 RSU Pelni

5 RSU Pertamina Jaya

12 Jawa Barat SK Nomor 445Kep186-

Dinkes2020

1 RSUD Cibinong KabBogor

2 RSUD Ciawi KabBogor

3 RSUD Cibabat Kota Cimahi

4 RSUD Kota Bogor

5 RSUD Al-Ihsan ProvJawa Barat

6 RSU Bahyangkara Tk II Sartika Asih Kota Bandung

7 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya

8 RSUD Singaparna Medika Citrautama KabTasikmalaya

9 RS Paru Prov Jawa Barat Kabirebon

10 RSUD Bayu Asih Kab Purwakarta

11 RSUD Karawang

12 RSUDSekarwangi KabSukabumi

13 RSUD KabSubang

14 RSUD Waled Kab Cirebon

15 RSUD Arjawinangun Kab Cirebon

16 RSUD 45 Kab Kuningan

17 RSUD Kab Bekasi

18 RSUD Sumedang

19 RSUD Kota Banjar

20 RSUD Kab Ciamis

21 RSUD Cideres Kab Majakengka

108

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

22 RSUD Majalaya

23 RS Lanud dr M Salamun Kab Bandung

24 RSUD Kota Depok

25 RSUDSayang Kab Cianjur

26 RSUDdr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi

13 Banten SK Nomor 443Kep118-

Huk2020

1 RSUD Banten

2 RSUD Balaraja

3 RS Siloam Kelapa Dua

14 Jawa Tengah SK Gub Nomor 44542

Tahun 2020

1 RSUD Tugurejo Semarang

2 RSUD Salatiga

3 RSUD Ambarawa

4 RSUD Sunan Kalijaga Demak

5 RSUD Dr R Soedjati Grobogan

6 RSU Sultan Agung Semarang

7 RSU St Elizabeth Semarang

8 RSU Telogorejo Semarang

9 RSU Columbia Asia Semarang

10 RSU Tk III Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang

11 RSU Bhayangkara Semarang

12 RSU Tk IV 040703 dr Asmir Salatiga

13 RSU Tk II dr Soedjono Magelang

14 RSUD RAA Soewondo Pati

15 RSUD RA Kartini Jepara

16 RSUD dr R Soetrasno Rembang

17 RSUD dr R Soetijono Blora

18 RSU Mardi Rahayu Kudus

19 RSUD Bendan Kota Pekalongan

20 RSUD Kajen Kab Pekalongan

21 RSUD Batang

22 RSUD Dr M Ashari Pemalang

23 RSUD Brebes

24 RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal

25 RSUD Cilacap

26 RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara

27 RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

109

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

28 RSUD Setjonegoro Wonosobo

29 RSUD Dr Soedirman Kab Kebumen

30 RSU Tk III Wijayakusuma Purwokerto

31 RSUD Kota Surakarta

32 RSUD Ir Soekarno Sukoharjo

33 RSUD Pandan Arang Boyolali

34 RSUD Bagas Waras Klaten

35 RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen

36 RSUD Karanganyar

37 RSUD Dr Soediran MS Wonogiri

38 RSU PKU Muh Surakarta

39 RSU Islam Klaten

40 RSU Kasih Ibu Surakarta

41 RS dr Oen Surakarta

42 RSU TkIV Slamet Riyadi Surakarta

43 RSUD Djojonegoro Temanggung

44 RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo

45 RSUD Muntilan Kab Magelang

15 Yogyakarta

Keputusan Gubernur DIY No 61Kep2020 tentang Penetapan RS Rujukan

Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging tanggal

17 Maret 2020

1 RSUD SLEMAN

2 RSUD PRAMBANAN

3 RS JIH

4 RS PANTI RINI

5 RS SAKINA IDAMAN

6 RS PKU MUH GAMPING

7 RS BHAYANGKARA POLDA DIY

8 RS UGM

9 RS Hermina

10 RSUD Wonosari

11 RS Panti Rahayu

12 RSPAU Harjolukito

13 RS Santa Elizabeth

14 RS PKU MUH Bantul

15 RS DRSutarto DKT

16 RS PKU MUH Yogyakarta

17 RS PANTI RAPIH

18 RS BETHESDA

19 RS PRATAMA Yogjakarta

110

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

20 RSJ GRHASIA

21 RSIY PDHI

22 RS SILOAM Yogjakarta

23 RSUD NYI Ageng Serang

16 Jawa Timur SK Nomor

188125KPTS0132020

1 RS Islam Siti Hajar Sidoarjo

2 RS Mitra Keluarga Waru

3 RS Siti Khodijah Sepanjang

4 RSU Anwar Medika

5 RSUDBangil

6 RSUD Dr R Soedarsono

7 RSUD Tongas

8 RSUD Dr Mohamad Saleh

9 RS Tk III Baladhika Husada

10 RS Bina Sehat

11 RSSakit Citra Husada

12 RSParu Jember

13 RSJember Klinik

14 RSUD Dr Haryoto Lumajang

15 RS Djatiroto

16 RSUDdr H Koesnadi Bondowoso

17 RSUD dr Abdoer Rahem

18 RSUDSyarifah Ambami Rato Ebu

19 RSUD Mohammad Zyn KabSampang

20 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo

21 RSUDMohammad Noer Pamekasan

22 RSUD Dr H Moh Anwar

23 RSKatholik Saint Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya

24 Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan

25 RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya

26 RSUD Bhakti Dharma Husada

27 RS Islam Jemursari Surabaya

28 RS Siloam Surabaya

29 RS Umum Haji Surabaya

30 RS Premier Surabaya

31 RS Husada Utama Surabaya

111

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

32 RSBhayangkara Tk IISamsoeriMertojoso

33 RS Manyar Medical Centre

34 RS National Hospital

35 RS Royal Surabaya

36 RSTk III Brawijaya

37 RSAL Dr Ramelan

38 RSJiwa Menur Surabaya

39 RSUD Dr Moh Soewandhie Surabaya

40 RSUD Ibnu Sina Kab Gresik

41 RSUDDr Soegiri Lamongan

42 RS Muhammadiyah Lamongan

43 RSUD Prof Dr Soekandar

44 RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo

45 RSUD Kab Jombang

46 RSUD Kab Kediri

47 RSUD Gambiran

48 RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan

49 RSUD Dr Soedomo Trenggalek

50 RS Tk II dr Soepraoen

51 RS Panti Waluya Sawahan

52 RS Lavalette

53 RSUD Kanjuruhan KabMalang

54 RSU Wava Husada

55 RS Prima Husada Malang

56 RSU Karsa Husada Batu

57 RS Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar

58 RSUDNgudi Waluyo Wlingi

59 RSUD Nganjuk

60 RSUD Dr Soeroto Kab Ngawi

61 RSAUdrEfram Harsana LanudIswahjudi

62 RSUD dr Sayidiman Magetan

63 RSUD Caruban

17 Bali SK Nomor 25903-

BHK2020

1 RSUD Wangaya

2 RSUD Bali Mandara

3 RS Daerah Mangusada

4 RS Umum Universitas Udayana

5 RSU Negara

112

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

6 RSUD Klungkung

7 RS Pratam Giri Emas

18 Nusa

Tenggara Barat

SK Nomor 445-313 tahun 2020

1 RSUD Kota Mataram

2 RSU Universitas MATARAM

3 RSAD REM WIRABHAKTI

4 RS HARAPAN KELUARGA

5 SILOAM HOSPITALS Mataram

6 RSUD PATUT PATUH PATJU

7 RSUD Praya

8 RSUD KabLombok Utara

9 RSUD ASY-SYIFA Sumbawa Barat

10 RSUD Dompu

11 RS AWET MUDA NARMADA

19 Nusa

Tenggara Timur

SK Nomor 120KEPHK2020

1 RSUD SK Lerik Kupang

2 RS Bhayangkara Tk III Kupang

3 RS Tk III Wirasakti Kupang

4 RS Siloam Kupang

5 RSUD Soe

6 RSUD Kefamenanu

7 RSU Penyangga Perbatasan Betun

8 RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka

9 RSUD Bajawa

10 RSUD dr Ben Mboi Ruteng

11 RS Siloam Labuan Bajo

20 Kalimantan

Barat SK No370DINKES2020

1 RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadri

2 RS Bhayangkara Anton Soedjarwo

3 RS UNTAN Pontianak

4 RS TKII artika Husada

5 RSUD drRubini

6 RSU Harapan Bersama

7 RSUD Bengkayang

8 RSUD Sambas

9 RSUD Pemangkat

10 RSUD DrAchmad Diponegoro

113

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

11 RSUD MTHDjaman Kab45Sanggau

21 Kalimantan Tengah

SK Nomor 18844212020 1 RSUD Muara Teweh

22 Kalimantan

Selatan SK Nomor

18840207KUM2020

1 RSUD Dr H Moch Ansari Saleh

2 RSUD Idaman Banjarbaru

3 RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan

23 Kalimantan

Timur SK Nomor 445K2362020

1 RSUD Inche Abdoel Moeis

2 RSUD Beriman Balikpapan

3 RS Tk II Dr R Hardjanto

4 RSUD Ratu Aji Putri Botung

5 RSUD Kudungga

6 RSUD Harapan Insan Sendawar

7 RSUD Dr Abdul Rivai

24 Kalimantan Utara

SK No18844K2642020 1 RSUD Nunukan

25 Sulawesi

Utara SK Nomor 102 Tahun 2020

1 RSUD Liun Kendage Tahuna

2 RSUD Noongan

3 RSUD Bitung

4 RSUD Maria Walanda Maramis

5 RSTK II R W Mongisidi

6 RSUD Talaud

7 RS Bergerak Kab Sitaro

8 RSUD Tagulandang

9 RSUD Bolaang Mongondow Selatan

10 RSUD Datoe Binangkang

11 RSUD Bolaang Mongondow Utara

12 RSUD Anugerah Tomohon

26 Gorontalo

27 Sulawesi

Barat SK Nomor

1884172SULBARIII2020 1 RSUD Kab Polewali mandar

28 Sulawesi Tengah

SK Nomor 445126DisKes-

GST2020

1 RSUD Morowali

2 RSUD Poso

3 RSUD Anuntaloko Parigi

4 RSUD Madani Palu

5 RS Budi Agung Palu

29

Sulawesi Selatan

1 RSUD KH Hayyung Kepulauan Selayar

2 RSUD HA Sulthan Daeng Radja

114

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

3 RSUD Prof Dr HM Anwar

4 RSUD Lanto Daeng Pasewang

5 RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar

6 RSUD Syehk Yusuf Gowa

7 Rumkit Tk IV DR M Yasin

8 RSUD Tenriawaru Bone

9 RSUD Salewangang Maros

10 RSUD Batara Siang

11 RSUD Barru

12 RSUD Latemmamala Soppeng

13 RSUD Lamaddukkelleng

14 RSUD Nene Mallomo

15 RSUD Arifin Numang

16 RSUD Lasinrang Pinrang

17 RSUD Massenrempulu

18 RSUD Sawerigading

19 RSUD Andi Djemma Masamba

20 RSUD I Lagaligo

21 RS Kepolisian Bhayangkara

22 RSAL Jala Ammari Makassar

23 RS Khusus Daerah Dadi

24 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah

25 RSUD Haji Makassar

26 RSUD Daya Kota Makassar

27 RS Tk IV 070703 Dr Sumantri

28 RSUD Batara Guru

29 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi

30 RSUD Siwa

31 RSUD Sayang Rakyat

32 RS AU dr Dody Sardjoto

33 RS Universitas Hasanuddin

34 RS Akademis Jaury

35 RS Stella Maris

36 RS Islam Faisal

37 RS Awal Bros Makassar

38 RS Siloam Makassar

115

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

39 RS Ibnu Sina Makassar

30 Sulawesi Tenggara

SK Nomor 202 Tahun 2020

1 RSUD Kota Kendari

2 RSUD Unaaha Kab Konawe

3 RSUD kab Konawe Selatan

4 RSUD Benyamin Guluh Kab Kolaka

5 RSUD Kota Bau Bau

6 RSUD Raha Kab Muna

31 Maluku SK Gub Nomor 158 Tahun

2020

1 RS TKII dr Latumeten

2 RS Bhayangkara

3 RS AL drFX Soehardjo

4 RS Sumber Hidup

5 RS drIshak Umarella

6 RSUD Saparua

7 RSUD Masohi

8 RSUD Piru

9 RSUD Bula

10 RSUD Namlea

11 RSUD Namrole

12 RSUD PP Magreti

13 RSUD Maren Hi Noho Renuat

14 RSUD Karel Sadsiutubun

15 RSUD Cendrawasih

16 RSUD Tiakur

32 Maluku Utara SK Nomor

291KPTSMU2020

1 RSUD Soasio

2 RSUD Tobelo

3 RSUD Labuha

4 RSUD Jailolo

5 RSUD Kab Pulau Morotai

6 RSUD Sanana

33 Papua On Proses

1 RSUD Abepura Rujukan Khusus Jiwa Provinsi

2 RSK Jiwa Abepura

3 RSU TNI AD Marthen Indey

4 RSU POLRI Bhayangkara

5 RSU Provita

6 RSU Dian Harapan

7 RSU TNI AL Soedibio Sardadi

116

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

8 RSUD Yowari

9 RSUD Biak

10 RSUD Wamena

11 RSUD Nabire

12 RSUD Paniai

13 RSUD Timika

14 RSUD Merauke

15 RSUD Mappi

16 RSUD Koya

34 Papua Barat SK Nomor 4408432020

1 RSUD Kab Fakfak

2 RSUD Kab Kaimana

3 RSUD Kab Teluk Wondama

4 RSUD Kab Teluk Bintuni

5 RSUD Scoloo Keyen

6 RSUD Kab Raja Ampat

7 RSUD Sele Be Solu

8 RSAL dr Azhar Zahir

9 RSAL dr R Oetojo

10 RS Tk IV 180702 JA Dimara

11 RS Tk IV dr Aryoko

12 RS Bhayangkara Lodewijk Mandacan

117

Lampiran 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1 SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)

Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan jam Hp pulpen dll) 2 Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti 3 Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi 4 Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan kualitasnya sesuai 5 Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan pengawasan pengamat

terlatih (kolega) 6 Mencuci tangan hingga bersih 7 Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril) 8 Kenakan baju steril 9 Kenakan masker penutup mulut 10 Kenakan pelindung wajah atau kacamata 11 Kenakan penutup kepala dan leher topi bedah yang menutupi leher dan sisi kepala

(disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung 12 Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan celemek berbahan berat

atau celemek tahan air yang dapat digunakan kembali)

118

13 Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan yang panjang) di atas manset

2 SOP Pelepasan APD

Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan Untuk apron yang bisa

digunakan kembali letakkan di wadah yang berisi desinfektan 2 Jika mengenakan sepatu luar lepaskan dengan tetap Anda menggunakan sarung tangan

(jika memakai sepatu karet lihat langkah 4) 3 Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar dan buanglah ke tempat

yang aman 4 Jika menggunakan sepatu karet lepaskan kedua sepatu (idealnya menggunakan boot

remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan Anda Tempatkan sepatu dalam wadah disinfektan

5 Mencuci tangan membersihkan tangan 6 Jika mengenakan penutup kepala lepaskanlah dimulai dari belakang kepala 7 Melepaskan pelindung muka

a Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala) Tempatkan pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses ulang

b Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala Saat melepaskan masker lepaskan ikatan tali pertama dan tali berikutnya

119

8 Mencuci tangan membersihkan tangan

3 SOP Pengambilan Spesimen COVID-19

Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan harus memperhatikan universal

precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari

pasien ke paramedic maupun lingkungan sekitar Hal tersebut meliputi

1 Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabundesinfektan SEBELUM dan

SESUDAH tindakan

2 Menggunakan APD

Melihat situasi saat ini mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang

digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD lengkap dengan menggunaan

masker minimal N95

A Bahan Pengambilan Spesimen

1 Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)

Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)

jika pasien lebih dari satu

2 Spesimen Saluran Pernapasan

a Viral Transport Media (VTM)

Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau

dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS Antifungal dan Antibiotik

dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam satu wadah steril

b Swab Dacron atau Flocked Swab

c Tongue Spatel

d Kontainer Steril untuk Sputum

e Parafilm

f Plastik Klip

g Marker atau Label

3 Spesimen DarahSerum

a Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer

b Wing needle (jika diperlukan)

c Kapas alkohol 70

d Kapas Kering

e Vial 18 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)

f Marker atau Label

4 Bahan PengepakanPengiriman Spesimen

a Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)

b Label Alamat

c LakbanPerekat

B Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring

1 Persiapkan cryotube yang berisi 15 ml media transport virus (Hanks BSS +

Antibiotika) dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (pabrikan)

2 Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen Jika label

bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan MarkerPulpen pada

bagian berwarna putih di dinding cryotube (Jangan gunakan Medium Hanks Bila

telah berubah warna menjadi Kuning)

120

3 Gunakan swab yang terbuat dari dacronrayon steril dengan tangkai plastik atau

jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur) Jangan menggunakan swab kapas

atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai

kayu karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat

menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara

molekuler

4 Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung)

5 Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung pastikan posisi swab pada

septum bawah hidung

6 Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring

Sumber New England Journal of Medicine

Gambar XX Lokasi Pengambilan Nasofaring

7 Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan

8 Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM

Sumber Dokumentasi Balitbangkes

Gambar 52 Pemasukkan Swab ke dalam VTM

9 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup

dengan rapat

10 Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir

11 Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip Jika ada

lebih dari 1 pasien maka Plastik Klip dibedakanterpisah Untuk menghindari

kontaminasi silang

121

Sumber Dokumentasi Balitbangkes

Gambar XX Pengemasan Spesimen

C Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum

Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air kemudian pasien diminta mengeluarkan

dahaknya dengan cara batuk yang dalam Sputum ditampung pada wadah steril

yang anti bocor Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat

menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan

D Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum

Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi dengan serum awal

dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya

dikumpulkan 2-3 minggu kemudian Jika hanya serum tunggal yang dapat

dikumpulkan ini harus diambil setidaknya 14 hari setelah onset gejala untuk

penentuan kemungkinan kasus

Anak-anak dan dewasa dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan disentrifus untuk

mendapatkan serum sebanyak 15-3 mL Sedangkan untuk bayi Minimal 1 ml whole

blood diperlukan untuk pemeriksaan pasien bayi Jika memungkinkan

mengumpulkan 1 ml serum

4 Pengepakan Spesimen

Spesimen pasien dalam pengawasan probabel atau dikonfirmasi harus dilakukan

tatalaksana sebagai UN3373 Substansi Biologis Kategori B ketika akan

diangkutditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi Semua spesimen

harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan Adapun sistem yang

digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai

dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA)

122

Sumber WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious substances 2019ndash

2020

Gambar XX Contoh Pengepakan Tiga Lapis

Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus harus disimpan dan dikirim pada

suhu yang sesuai Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan

Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting

Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam

cool box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari

tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice)

5 Pengiriman Spesimen

Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan

dilakukan oleh petugas rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya

dengan menyertakan formulir pemeriksaan spesimen pasien dalam pengawasanorang

dalam pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak erat harus

menyertakan salinan formulir pemantauan harian

Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi pengiriman spesimen

ke PHEOC Untuk wilayah di luar Jakarta pengiriman spesimen dapat dilakukan

menggunakan jasa kurir door to door Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to

port dapat melibatkan petugas KKP setempat Pengiriman port to port hanya dilakukan

jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P berkoordinasi dengan

PHEOC Ditjen P2P

Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam Spesimen dikirim dan

ditujukan ke Laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan wilayah masing-masing

(lampiran XX) Sesuai KMK Nomor HK0107MENKES2142020 tentang Jejaring

Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

6 Konfirmasi Laboratorium

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan COVID-19 dilakukan

dengan menggunakan metode RT-PCR dan sekuensing Adapun algoritma

pemeriksaannya adalah sebagai berikut

Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19

123

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam

pemantauan dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-

PCR dan sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain

tetapi negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak

erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan

ulang Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui

Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil

positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi

Prof Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan

Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency

Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BNPB

PHEOC mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang

merawat kasus Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai

pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium

positif IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam

7 SOP Pemasukkan Obat di Indonesia

a SOP Special Access Scheme (SAS)

b Alur SAS Obat Program

1 Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin

pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes

2 Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat permohonan

atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima donasi dan ditujukan ke

Ditjen Farmalkes

3 Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan akan

menerbitkan surat SAS

4 Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program dan

ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses clearence obat

yang dikirim di bea cukai

5 Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan

Permohonan SAS dari ProgramIF

Proses Penerbitan Persetujuan SAS di

BPOM

10 hari kerja

Proses upload ke INSW (Indonesia national

single window)amp Clearance Bea Cukai

Proses Rilis di BPOM

10 Hari Kerja

Pendistribusian ke Daerah pandemik

Pelaporan efek samping

124

Lampiran 9

KOMANDO KENDALI KOORDINASI DAN KOMUNIKASI

a Komando

Komando selama operasi dalam koordinasi BNPB

b Kendali

Kendali taktis selama operasi berada pada Komandan Penanggulangan Bencana

wabah COVID-19 (BNPB)

c Pos Komando

Kedudukan Pos Komando selama operasi berada di Pusdalop BNPB

Jl Pramuka No38 RT11RW5 Utan Kayu Utara Kec Matraman Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13120

d Komunikasi

1) Call Center BNPB helliphelliphellip 119

3) Email helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

4) Faksimile helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

e Website httpswwwcovid19goid

Lampiran 10

Informasi website lainnya

httpsinfeksiemergingkemkesgoid

httpsehatnegerikukemkesgoid

Dinas Kesehatan Provinsi dengan informasi COVID-19

Data pertanggal 26 Maret 2020

1 ACEH httpsdinkesacehprovgoid httpscovid19acehprovgoid

2 SUMATERA UTARA httpsumutcovid19id

3 SUMATERA BARAT httpscoronasumbarprovgoid

4 RIAU httpscoronariaugoid

5 JAMBI httpcoronajambiprovgoid

6 SUMATERA SELATAN httpdinkessumselprovgoidcovid19-sumsel

7 BENGKULU httpsdinkesbengkuluprovgoid

8 LAMPUNG httpsdinkeslampungprovgoid

9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG httpdinkesbabelprovgoid

125

10 KEPULAUAN RIAU httpcoronakepriprovgoiddata

11 DKI JAKARTA httpscoronajakartagoid

12 JAWA BARAT httpspikobarjabarprovgoid download Android Apps

httpsplaygooglecomstoreappsdetailsid=idgojabarprovpikobar

13 JAWA TENGAH httpjatengprovgoidcorona

14 DI YOGYAKARTA httpcoronajogjaprovgoid httpcoronajogjaprovgoidmap-

covid-19-diy

15 JAWA TIMUR httpsdinkesjatimprovgoid

16 BANTEN httpsinfocoronabantenprovgoid

17 BALIhttpswwwdiskesbaliprovgoidhttpcovid19denpasarkotagoid

httpinfocovid19bulelengkabgoid

18 NUSA TENGGARA BARAT httpscoronantbprovgoid

19 NUSA TENGGARA TIMUR httpsdinkesnttprovgoid

20 KALIMANTAN BARAT httpsdinkeskalbarprovgoidcovid-19

21 KALIMANTAN TENGAH httpsdinkeskaltenggoid

22 KALIMANTAN SELATAN httpdinkeskalselprovgoid

23 KALIMANTAN TIMUR httpdinkeskaltimprovgoid

24 KALIMANTAN UTARA

25 SULAWESI UTARA httpdinkessulutprovgoid httpcoronasulutprovgoid

26 SULAWESI TENGAH httpsdinkessultengprovgoidcategorycovid-19

27 SULAWESI SELATAN httpsdinkessulselprovgoid httpscovid19sulselprovgoid

28 SULAWESI TENGGARA httpsdinkessultraprovgoid

29 GORONTALO httpsdinkesgorontaloprovgoid

30 SULAWESI BARAT httpsdinkessulbarprovgoid

31 MALUKU httpscoronamalukuprovgoid

32 MALUKU UTARA httpcoronamalutprovgoid

33 PAPUA BARAT httpsdinkespapuabaratwordpresscom

34 PAPUA httpsdinkespapuagoid

Dinas Kesehatan KabupatenKota dengan Informasi Covid-19

NO PROVINSI KABUPATENKOTA WEBSITE

Sumatera Barat Kota Padang httpcoronapadanggoid Sumatera Utara Kota Medan httpscovid19pemkomedangoid Kota Binjai httpbinjaimelawancovid19binjaikotagoid

Kab Deli Serdang httpscovid19deliserdangkabgoid

Kota Tebing Tinggi httpscovid19tebingtinggikotagoid Kab Langkat httpscoronainfolangkatkabgoid Kab Tapanuli Selatan httpscovid19tapselkabgoid

126

Kab Karo httpscovid19karokabgoid Kepulauan Riau Kota Batam httpslawancoronabatamgoid Jawa Barat Kota Bandung httpscovid19bandunggoid Kota Bogor httpcovid19kotabogorgoid

Kota Depok httpsccc-19depokgoid Kota Bekasi httpscoronabekasikotagoid

Jawa Timur Kota Surabaya httpslawancovid-19surabayagoid

Kab Probolinggo httpssiagacovid19probolinggokabgoid Jawa Tengah Kota Semarang httpssiagacoronasemarangkotagoid Kab Kudus httpscoronakuduskabgoid Kab Kediri httpcovid19kedirikabgoid

Lampiran 11

Daftar Singkatan Dan Istilah

APSED The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases and Public Health

Emergencies

BKSLN Biro Kerja Sama Luar Negeri

BTDK Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

CFR Case Fatality Rate

COVID-19 Corona Virus Disease 2019

DRT Disaster Response Teams

EOC Emergency Operations Centres

GMP Good Manufacturing Practice

IHR International Health Regulation

ILI COVID-19 Infection Like Illness

INSW Indonesia National Single Window

KLB Kejadian Luar Biasa

KPA Kuasa Pengguna Anggaran

LET The Logistics Emergency Teams

NCC National Command Center

PDB Penanganan Darurat Bencana

PHEIC Public Health Emergencies of International Concern

PHEOC Public Health Emergency Operations Centre

POSPENAS Pos Pendamping Nasional

127

PPE Personal Protective Equipment

PSC Public Safety Center

SARI Severe Acute Respiratory Infection

SAS Special Access Scheme

SKDR Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon

TIPRA Tools for COVID-19 Risk Assessment

TSM Tim Sentra Media

TPK Tim Promosi Kesehatan

WHA World Health Assembly

WHO World Health Organization

128

Lampiran 12

Prinsip Penanggulangan

Komponen Siaga Darurat Tanggap Darurat Rehabilitasi

Komando dan

Koordinasi Membentuk Tim

Tanggap COVID-19 dan

mengaktifkan Posko

COVID-19 Panel ahli

Tim Gerak Cepat di

semua tingkatan

Menyusun Rencana

Aksi Pengendalian dan

respon COVID-19 lintas

sektor dan testing

Surat kewaspadaan

COVID-19 kepada

seluruh fasilitas

kesehatan dan

multisektor lainnya

Eskalasi respon posko

Tanggap Darurat COVID-19

di setiap tingkatan

Menyusun dan

melaksanakan rencana

operasi COVID-19

Monitoring pelaksanaan

respon COVID-19

Berkoordinasi dengan mitra

organisasi Internasional

untuk bantuan Internasional

Surat peningkatan

kewaspadaan kepada

seluruh sektor dan setiap

tingkatan

Monitoring

informasi dari

WHO

Kementerian

Kesehatan

BNPB dan

Media Massa

terkait

perkembangan

bencana

wabah COVID-

19

Memberikan

Informasi

kepada

Masyarakat

Tanggap

Darurat telah

berakhir

Rehabilitasi

Fasilitas umum

untuk boleh

diaktifkan

kembali

Melaksanakan

pemulihan

Ekonomi Dini

Memberikan

pendampingan

dukungan

kesehatan jiwa

dan psikososia

Melakukan

pemulihan

sarana dan

prasarana

layanan publik

dan

memastikan

berfungsi

Surveilans

dan

laboratorium

Deteksi sinyal bencana

wabah COVID-19 melalui

penguatan sistem

surveilans epidemiologi

Surveilans ILISARI

pneumonia baik di

fasilitas layanan

kesehatan pemerintah

maupun swasta melalui

SKDR event-based

surveillance pelacakan

kasus pelaporan dan

diseminasi data

Pelacakan kontak dapat

bekerjasama dengan

PMI kader dan sektor

lainnya yang terlatih

Kaji cepat analisis risiko

penguatan sistem

laboratorium untuk

mendeteksi virus berupa

pengambilan specimen

dan pemeriksaan PCR

dan whole genom

sequencing

Identifikasi dan

penguatan laboratorium

yang dapat melakukan

pemeriksaan COVID-19

Kaji cepat dan analisis risiko

terhadap lokasi dampak

kerugian dan sumber daya

Percepatan penyelidikan

epidemiologis pelacakan

manajemen dan monitoring

kontak

Rumah sakit melakukan

pelaporan harian COVID-19

kepada PHEOC yang

dilanjutkan ke Pusdalop

Apabila ada keterbatasan

kapasitas pemeriksaan

laboratorium pada daerah

dengan penyebaran infeksi

luas dilakukan sampling

pemeriksaan laboratorium

dan pada pasien yang parah

dan sistem sentinel Pada

daerah baru yang melaporkan

kasus COVID-19 baru

dilakukan pemeriksaan

laboratorium sesuai pedoman

nasional

129

Respon

medis

pengendalian

infeksi

Melakukan manajemen

isolasi manajemen

kasus COVID-19 dan

melakukan pelacakan

kontak COVID-19

Memfungsikan dan

memperkuat Rumah

Sakit rujukan yang

ditunjuk oleh Kemenkes

di Jakarta (terlampir)

dan menyiapkan rumah

sakit tambahan dan

Gedung tambahan yang

dapat dialihfungsikan

menjadi pusat

perawatan COVID-19

apabila diperlukan RS

mereview kebutuhan

dan siap untuk

mengaktifkan rencana

kesiapsiagaan

pandemic di Rumah

Sakit apabila diperlukan

Pemenuhan logistik Alat

Pelindung Diri (APD)

obat suportif bahan

medis habis pakai dan

untuk pemeriksaan

laboratorium (VTM

Swab cold chain dll)

Review kesiapsiagaan

pandemi di Rumah sakit

Rujukan medis

pemeriksaan pengobatan

perawatan dan isolasi

penderita termasuk tindakan

karantina

Rumah sakit rujukan yang

ditunjuk berfungsi sebagai

pusat perawatan COVID-19

(terlampir) Rumah sakit

tersebut mengaktifkan

rencana kesiapsiagaan dan

respon pandemi di rumah

sakit

Penambahan rumah sakit

rujukan COVID-19

Menyiapkan gedung yang

dialihfungsikan untuk pusat

perawatan COVID-19

(Wisma Atlit)

Pada kondisi kapasitas

fasilitas kesehatan yang

terbatas kasus ringan

dirawat dirumah kasus

dengan faktor risiko dan

kasus berat dirawat di

rumah sakit

secara normal

Melanjutkan

pesan hidup

bersih dan

sehat terutama

menjaga

kebersihan

tangan dan

etika batuk

Melanjutkan

upaya

surveilans

ketat ILISARI

dan

pneumonia

dengan

menerapkan

pelaporan nol

rdquozero

reportingrdquo

surveilans

ketat dan

melakukan

pemantauan

tren dan

klaster

Komunikasi

Risiko dan

Pelibatan

Masyarakat

Strategi komunikasi

risiko dan pelibatan

masyarakat melibatkan

relawan organisasi

sosial tokoh agama

tokoh masyarakat dan

sektor pendidikan

Identifikasi saluran untuk

pelibatan masyarakat

termasuk hotline media

social dan kelompok

masyarakat

Melaksanakan komunikasi

risiko dengan pelibatan

masyaraakt multisektor

termasuk sektor

PendidikanEskalasi hotline

dan menggunakan jalur

aplikasi elektronik lainnya

seperti Halodoc Gojek dll

Pelatihan relawan dan

tenaga kesehatan dalam

penanganan respon

Memanfaatkan mekanisme

pelibatan masyarakat yang

ada

Penjangkauan dan pelibatan

masyarakat rentan

Intervensi Menghitung kebutuhan

medis dan APD dan

Eskalasi pengadaan dan

distribusi APD dan supply

130

pharmasi membuat rencana

pengadaan supply dan

distribusi

Pengadaan kebutuhan

APD untuk stockpile

medis lainnya Memastikan

berjalannya SAS untuk

bantuan logistik dari luar

Intervensi non

pharmasi Sektor esensial

melakukan review

Bussiness Continuity

Planning

(keberlangsungan usaha)

sehingga dapat tetap

berfungsi operasional

apabila situasi

berlangsung lebih buruk

Dukungan kesehatan

jiwa dan psikososial

Sektor esensial menerapkan

Bussiness Continuity

Planning (Keberlangsungan

Usaha) agar sektor esensial

tetap dapat

berlangsungPengamanan

masyarakat

Kebutuhan pokok dan

pangan yang terjamin untuk

daerah yang terdampak

Memastikan masyarakat

mendapatkan akses

dukungan kesehatan jiwa

dan psikososial

131

Lampiran 13

Indikator

INDIKATOR Target Verifikasi Pencapaian Indikator Waktu

Pengukuran

Pj

PERENCANAAN ANALISIS SITUASI

Review Rencana Operasi setiap

minggu

Pelaksanaan komando dan koordinasi

dengan stakeholder setiap minggu

melibatkan multisektor termasuk

organisasi Internasional dan partner

100

100

Review dokumen rencana operasi

mingguan

Review dokumen hasil pertemuan

(notulensi) mingguan

disebarluaskan dan ditindaklanjutin

Mingguan

(Setiap

harihelliphellip)

Mingguan

(Setiap

harihelliphellip)

LOGISTIK

Kelengkapan dan ketepatan laporan

mingguan logistik dari BPBD ke

Pusdalop untuk Kapasitas dan

Kebutuhan Jumlah kapasitas tempat

tidur COVID-19 Jumlah ICU Jumlah

Ventilator Petugas kesehatan (dokter

perawat petugas surveilan petugas

monitoring APD VTM Swab dan

supply medis lainnya sesuai formulir

pelaporan logistik) BPBD

menghimpun data dari Dinkes dan

lintas sektor lainnya

100 Review laporan mingguan logistik

yang lengkap dan tepat

Mingguan

(Setiap harihelliphelliphellip)

Permintaan logistik dari daerah

terpenuhi minimal dalam 3 hari

80 Review dokumen tanda terima

logistik dari daerah (3hari dari

permintaan dari daerah diterima)

Per bulan

(pada

minggu ke-4)

Suplai logistik untuk kebutuhan

pangan pokok di daerah terdampak

yang terpenuhi

100 - Laporan Monitoring supply

logistik melalui laporan intelejen

(BIN) yang didapatkan dari

lapangan media

- Tidak ada kenaikan harga hellip

untuk kebutuhan pangan pokok

- Tidak ada laporan kerusuhan

karena kekurangan pangan

esensial di daerah terdampak

Per bulan

(Pada

minggu ke-4)

Dashboard untuk laporan logistik yang

menggambarkan real time stok

Tersedia

Tersedianya Dashboard laporan

logistik yang operasional

Minggu

pertama April

2020

OPERASI

PENCEGAHAN

Media massa dan elektronik

menyiarkan pesan inti COVID-19

kepada masyarakat

80 Review laporan media monitoring Mingguan

(setiap hari

hellip)

132

Kantor yang memberlakukan ldquobekerja

dari rumahrdquo

80 Review laporan intelejen

kementerian tenaga kerja untuk

kantor yang memberlakukan

ldquobekerja di rumahrdquo

MIngguan

(setiap

harihellip)

Sekolah dan Universitas

memberlakukan pembelajaran online

100 Review laporan dari kementerian

Pendidikan untuk Universitas yang

melakukan pembelajaran online

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tidak ada acara pertemuan besar

yang melibatkan orang banyak

(contohnya konser pernikahan pesta

festival)

100 Review laporan intelejen acara

pertemuan besar dan tindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Masyarakat kontak erat COVID-19

melakukan isolasi mandiri di rumah

selama 14 hari

100 Review laporan monitoring kontak

erat

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat-tempat hiburan tutup dan tidak

beroperasi

100 Review laporan intelejen mengenai

operasi tempat hiburan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat perbelanjaan tutup pada jam 8

malam

80 Review laporan monitoring polisi

mengenai tempat perbelanjaan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Angkutan massal (bus kereta api

MRT) mengangkut penumpang

dengan jumlah terbatas dengan jarak 1

meter antar penumpang

80 Review laporan monitoring intelejen

petugas dari

kementeriantransportasi mengenai

pemantauan angkutan masal

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat ibadah seperti gereja masjid

dan pura tidak melaksanakan kegiatan

peribadatan yang melibatkan orang

banyak di tempat ibadah

80 Review laporan intelejen mengenai

operasi tempat hiburan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Sektor esensial tetap berfungsi

Yang termasuk sektor esensial

Pelayanan kesehatan listrik

telekomunikasi bahan bakar

kebutuhan pangan pabrik untuk

produksi APD

100 Review laporan dari perusahaan

esensial yang dikompilasi oleh

Kementerian industri dan tenaga

kerja (Bisa dikompilasi oleh BIN)

Mingguan

(setiap

harihellip)

PENANGGULANGAN WABAH

SURVEILANS

Laporan rumor COVID-19 diverifikasi

dalam waktu 24 jam

100 Review laporan log Verifikasi rumor

harian tersedia

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kontak kasus konfirmasi COVID-19

yang dilakukan PE

75 Review laporan PE yang tersedia

dari laporan list kontak kasus

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kontak kasus terdeteksi yang

termonitor

100 Review laporan monitoring harian

kontak kasus tersedia

Mingguan

(setiap

133

harihellip)

Surveilans ILI dan pneumonia (SKDR)

yang terverifikasi

80 Review laporan Verifikasi ILI dan

pneumonia SKDR

Mingguan

(setiap

harihellip)

Dinkes Provinsi mengirimkan

kelengkapan dan ketepatan laporan

harian ke PHEOC

100 Review laporan harian COVID-19

dari DInkes provinsi tersedia di

PHEOC

Mingguan

(setiap

harihellip)

IHR National Focal Point (NFP)

mengirimkan notifikasi IHR kasus

konfirmasi COVID-19 kepada WHO

dalam 24 jam

100 Review laporan COVID-19 dari IHR

focal point ke WHO yang dikirimkan

dalam 24 jam

Mingguan

(setiap

harihellip)

PHEOC Kelengkapan dan ketepatan

laporan harian yang dilaporkan ke

Pusdalop untuk data epidemiologi

Jumlah kasus konfirmasi kematian

pasien dalam pengawasan orang

dalam pemantauan kematian

100 Review laporan harian PHEOC

kepada Pusdalop BNPB sesuai

variable data yang ditentukan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Pasien dalam pengawasan orang

dalam pemantauan yang bergejala dan

kontak kasus terdeteksi yang diambil

sampel dan dilakukan pemeriksaan

laboratorium (PCR) dalam waktu 24

jam

100 Review laporan hasil laboratorium

pasien dalam pengawasan dan

orang dalam pemantauan yang

bergejala tersedia dan dilaporkan ke

Pusdalop

Mingguan

(setiap

harihellip)

Analisis dan infografik data

epidemiologi kasus harian dan

diseminasi oleh Pusat Data dan

Informasi (Pusdatin)

Terlaksana Buletin harian analisis data dan

infografik diupload di web COVID-

19 dan diseminasi kepada gugus

tugas COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

LABORATORIUM

Specimen yang diterima dilakukan

pemeriksaan dalam waktu 48 jam

100 Review log dokumen penerimaan

specimen dan hasil laboratorium

Mingguan

(setiap

harihellip)

Hasil laboratorium dikirimkan ke

PHEOC dan diteruskan ke

PUSDALOP dalam waktu 48 jam

80 Review laporan log PHEOC untuk

kasus dan penerimaan hasil lab

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas laboratorium menggunakan

APD yang benar pada saat

pengambilan sampel

100 Review laporan kasus (Tidak ada

laporan petugas yang terinfeksi

COVID-19 karena terpapar kontak

pada saat pengambilan sampel)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas laboratorium menggunakan

APDyang benar pada saat

pemeriksaan PCR

100 Review laporan kasus (Tidak ada

laporan petugas yang terinfeksi

COVID-19 karena terpapar kontak

pada saat pengambilan sampel)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Specimen dikirimkan dalam waktu 24

jam ke laboratorium yang ditunjuk oleh

Kemenkes

80 Review log dokumen pengiriman

dan penerimaan specimen

Mingguan

(setiap

harihellip)

Laboratorium yang ditunjuk kemenkes

mengirimkan specimen kepada

Litbangkes untuk konfirmasi

100 Review dokumen penerimaan

specimen di Litbangkes dari Lab

rujukan untuk konfirmasi

Mingguan

(setiap

134

harihellip)

Laboratorium yang ditunjuk kemenkes

mengikuti Quality Assurance Panel

untuk COVID-19

90 Review dokumen hasil Quality

Assurance Panel

Mingguan

(setiap

harihellip)

RESPON MEDIS

Kasus terdeteksi yang diberikan

edukasi mengenai pengendalian

infeksi

100 Review laporan pelayanan yg

dilakukan pada kasus terdeteksi

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kasus yang membutuhkan perawatan

dirawat di rumah sakit rujukan dengan

terapi suportif

100 Review laporan kasus surveilans

dan rumah sakit

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kasus dirawat yang sembuh 80 Review laporan hasil keluaran

Kasus dirawat

Mingguan

(setiap

harihellip)

Rumah sakit rujukan menambah

ruangan perawatan kasus COVID-19

dan menyiapkan oksigen dan ventilator

tambahan

100 Review laporan penambahan

kapasitas rumah sakit rujukan untuk

perawatan COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas kesehatan menggunakan

APD yang benar pada saat

penanganan kasus COVID-19

100 Review laporan kasus (Tidak ada

petugas kesehatan yang terjangkit

COVID-19 karena terpapar pada

saat perawatan pasien)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya rencana nasional pengelolaan

APD (stok distribusi) dan identifikasi

lonjakan kapasitas PPI (jumlah dan

kompetensi)

100 Review dokumen rencana nasional

pengelolaan APD

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya diseminasi panduan PPI untuk

di rumah dan fasyankes

100 Panduan PPI diupload ke website

COVID-19 website Kemkes dan

laporan distribusi pedoman COVID-

19 termasuk PPI ke Rumah sakit

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya triase deteksi dini dan

pengendalian sumber infeksi

100 Review laporan rumah sakit

ketersediaan triase dan laporan

bulanan surveilans rumah sakit

untuk COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya material edukasi dengan

bahasa yang tepat untuk masyarakat

dan pasien tentang gejala penyakit

praktik etiket batuk dan cuci tangan

Tersedia Dokumen materi edukasi

komunikasi risiko update yang

diupload di website COVID-19 dan

Kemenkes

Bulan April

(Minggu I)

PENGAMANAN

Penumpukan kebutuhan pokok bahan

pangan dan kebutuhan esensial

respon COVID-19 (APD masker

suplai medis) yang terdeteksi dan

ditindak tegas

100 Review laporan intelejen (BIN)

untuk kasus penumpukan bahan

pokok dan penindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

135

Penyebar informasi palsuhoax yang

menyebabkan kepanikan di

masyarakat yang terdeteksi dan

ditindak tegas

80 Review laporan intelejen (BIN)

untuk laporan informasi palsu yang

terdeteksi dan penindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kondisi yang menyebabkan kepanikan

dan huru hara yang terdeteksi dini dan

dicegah

100 Review laporan intelejen (BIN)

untuk signal huru hara dan

pencegahannya

Mingguan

(setiap

harihellip)

KOMUNIKASI RISIKO DAN

PELIBATAN MASYARAKAT

Media centre melaksanakan press-

release dan konferensi pers setiap hari

100 Review dokumentasi konferensi

pres dan press release dokumen

Mingguan

(setiap

harihellip)

Materi harian untuk Juru bicara

didapatkan dari analisis data

epidemiologi rekomendasi panel ahli

100 Review dokumen harian untuk Juru

bicara

Mingguan

(setiap

harihellip)

Berita palsu yang teridentifikasi dan

berhasil di counter

80 Review laporan log rumor dan

counter hoax

Mingguan

(setiap

harihellip)

Media yang menggunakan press

release atau konferensi pers sebagai

bahan berita

80 Review laporan media monitoring

tim kominfo

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya peran serta

masyarakatorganisasi

kemasyarakatanorganisasi agama

dalam menanggapi isu-isu spesifik

yang mempengaruhi penanggulanan

Pandemi COVID-19

100 Review dokumen mapping kegiatan

pemberdayaan masyarakat

Bulanan

(Minggu II)

DUKUNGAN KESEHATAN JIWA

DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS)

Materi komunikasi tentang DKPJS

tersedia bagi

1 Petugas kesehatan dan petugas

garis depan

2 Lansia

3 Orang dengan risiko tinggi

COVID-19 (DM penyakit

kardiovaskular autoimun dsb)

4 Anak anak

5 Penyandang disabilitas

6 Orang dalam isolasikarantina

7 Masyarakat luas

Tersedia Review dokumen materi komunikasi

DKPJS

Bulan April

(Minggu II)

Petugas kesehatan dan petugas garis

depan mendapatkan layanan DKJPS

100 Mingguan

(setiap

136

harihellip)

Petugas kesehatan jiwa mendapatkan

pelatihan DKJPS-COVID-19

80 Review laporan pelatihan DKJPS

Covid-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tersedia layanan hotline DKJPS untuk

membantu atau yang membutuhkan

dan mendapatkan layanan DKJPS

Tersedia Review log hotline DKJPS Bulan April

(Minggu I)

) Laporan intelejen bisa dari jejaring BIN di masyarakat babinsa babinkmtibmas di wilayah kerja areanya

Lampiran 14

Rencana Respon Tanggap Darurat April-May 2020

No Kegiatan Anggaran Penanggung Jawab Timeline

Komando dan Koordinasi

Pembentukan Gugus Tugas struktur

komando Tugas Kerangka Acuan

Indikator

BNPB 28 Maret

Pusdalop operasional dengan

perwakilan lintas sektor terkait di

Pusdalop

BNPB 1 April

Penyusunan Rencana Respon

Nasional COVID-19

BNPB 15 April

Kajian Kebutuhan Kesehatan (Health

Need Assesment) 34 tim x 3 orang x

3 kali

2295000000 BNPB 1 April

Pembentukan Satgas COVID di

tingkat sub nasional

BNPB

Penguatan alur laporan penanganan

Covid-19 hingga ke pusat

BNPB

Publikasi Laporan Situasi melalui

website Pusat Krisis Kesehatan

BNPB Regular

Surveilans dan laboratorium

Penyelidikan Epidemiologi Pelacakan

kasus pemantauan monitoring kasus

dan surveilans aktif di 34 provinsi oleh

Tim Gerak Cepat (3 orang 20 hari per

bulan)

2040000000 Dirjen P2P Kemkes

Pemantauan surveilans oleh PHEOC

(24 jam 7 hari) yang dilaporkanke

Pusdalop (6 orang shift 1 shift 8 jam)

324000000

Dirjen P2P Kemkes

Pengadaan dan distribusi VTM swab

reagen lab supply untuk lab rujukan

Litbangkes

137

nasional dan laboratorium daerah

Aktifasi laboratorium Rujukan regional

(12 lab)

Litbangkes

Pembuatan Aplikasi Surveilans

berbasis komunitas untuk COVID-19

Dirjen P2P Kemkes

Pengambilan sampel 151731712000 BTDK Litbangkes

Pengiriman sampel (42 lab x 12 kali) 396000000 BTDK Litbangkes

Pemeriksaan laboratorium dengan RT

PCR

887562516500 BTDK Litbangkes

Quality control untuk lab regional 43

paket

450000000 BTDK Litbangkes

Peningkatan Lab PCR di 12

laboratorium

35050665000 BTDK Litbangkes

Pengadaan APD untuk Laboratorium 7503607320 BTDK Litbangkes

Perluasan layanan Pemeriksaan PCR

menggunakan POC Real Time PCR

431827200000 BTDK Litbangkes

Respon Medis (manajemen kasus

dan pengendalian infeksi)

Aktivasi Rumah sakit Rujukan 132

rumah sakit dan 482 tambahan rumah

sakit rujukan dengan SK Gubernur

dan tambahan ruangan rumah sakit

rujukan untuk perawatan COVID-19

dilengkapi SDM dan supply medis

yang diperlukan

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Penyiapan Wisma Atlit uuntuk menjadi

pusat perawatan COVID-19 dengan

kelengkapan SDM dan Alat medis

yang diperlukan

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Ketersediaan ambulans untuk rujukan

COVID-19

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Pengadaan dan distribusi APD

desinfektan dan peralatan medis yang

diperlukan

Pusat Krisis Kesehatan

Kemkes

Pembiayaan perawatan pasien Dirjen Yanmedik

Kemkes

Pemetaan kesiapsiagaan fasyankes

dan identifikasi gap berdasarkan

estimasi kasus yang akan muncul

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan

Memprioritaskan perawatan kasus dan

prosedur triase Meningkatkan

rencana penambahan kapasitas untuk

fasilitas kesehatan (rumah sakit

rujukan yang ditunjuk dan

mengalihkan menunda prosedur

elektif)

Ditjen Pelayanan

Kesehatan dan Ditjen

Farmalkes

Melaksanakan isolasi mandiri (self-

initiated isolation) untuk orang dengan

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

138

gejala yang ringan untuk mengurangi

beban fasilitas kesehatan

Rujukan

Penyusunan SOP sesuai pedoman

Covid 19 dan regulasi lainnya dan

disosialisasika

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan dan Dityankes

Dasar

Memastikan ketersediaan alat

kesehatan obat-obatan dan bahan

medis habis pakai tersedia secara

memadai disesuaikan dengan attact

rate

Ditjen Farmalkes

Peningkatan kapasitas petugas dalam

pengenalan kasus dan tata laksana

kasus

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan dan Dityankes

Dasar

Puskesmas workshop PPI bagi

petugas Puskesmas (3

orgPuskesmas dokter perawat lab

16457918352

Komunikasi Risiko dan Pelibatan

Masyarakat

Media centre penunjukkan juru bicara

konferensi pers dan press release

pesan KIE untuk layanan masyarakat

disiarkan di media elektronikmedia

massa media monitoring

Ditjen Kesehatan

Masyarakat dan

Romkomyanmas

Kemkes

Penyusunan dan distribusi media KIE

untuk masyarakat luas sektor

Pendidikan kalangan risiko tinggi

petugas kesehatan pasien dalam

pengawasan orang dalam

pemantauan kontak pasien

Ditjen Kesehatan

Masyarakat dan

Ronkomyanmas

Kemkes

Mengadopsi pesan inti dari Kemenkes

untuk konteks lokal

Direktorat Pomosi

Kesehatan

Biro Komunikasi dan

Pelayanan Masyarakat

BNPB

Advokasi kepada sektor terkait BNPB KSP

Penggerakan masyarakat dan

bekerjasama dengan tokoh agama

dan ormas

BNPB KSP

Pimpinan Agama

Komunikasi risiko kepada kalangan

usaha

BNPB

Asosiasi Perusahaan

Membuat hotline terkait COVID-19 BNPB

Monitoring kegiatan yang

mengumpulkan massa dalam jumlah

besar

BNPB

Respon Sosial

Dukungan logistik untuk orang yang

139

dilakukan karantina rumah (ODP)

Dukungan Psikologis untuk orang

yang dilakukan karantina rumah

kasus dan keluarga kasus

Dukungan untuk set up dan

pemberlakukan pembelajaran online

Monitoring petugas keamanan untuk

pembatasan sosial Tidak ada event

mass gathering penutupan tempat

ibadah tempat hiburan monitoring

transportasi publik

Respon Dukungan Kesehatan Jiwa

dan Psikososial

Mengaktifkan gugus tugas

nasionalprovinsi untuk DKJPS

Dit P2MKJN

Membuat panduan tata laksana

DKJPS untuk tenaga kesehatan dan

relawan

Rp 100000000 Dit P2MKJN

Media komunikasi DKJPS bagi

petugas kesehatan dan petugas di

garis depan lansia orang dengan

risiko tinggi COVID-19 (DM Penyakit

Kardiovaskular autoimun dsb) anak-

anak orang dalam isolasi karantina

penyandang disabilitas masyarakat

luas

Rp 200000000 Dit P2MKJN

Panduan psycological first aid untuk

COVID 19

Rp 300000000 Dit P2MKJN

Pelatihan psychological first aid untuk

pekerja kesehatan mental dan

psikososial

Rp 150000000 Dit P2MKJN

penyusunan SOP keselamatan untuk

para pekerja keswa dan psikososial

saat memberikan pelayanan

Rp 150000000 Dit P2MKJN

Pembentukan hotline untuk DKJPS Rp 100000000 Dit P2MKJN

Page 4: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …

4

Tim Penyusun Rencana Operasi Penanganan Pandemi Covid-19

Tim Inti

dr Wiendra Waworuntu MKes (Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Langsung)

Dr dr Vivi Setiawati MBiomed (Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi

Dasar Kesehatan)

dr Fuadi Darwis MPH (Unsur Pengarah BNPB)

Dr Ir Udrekh SE MSc (Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB)

Dr Rita Djupuri Izwardi DCN MEpid (Pusat Krisis Kesehatan)

dr Benget Saragih MEpid (Subdit Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina

Kesehatan)

dr Endang Budi Hastuti (Subdit Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina

Kesehatan)

drh Endang Burni Prasetyowati MKes (Subdit Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina

Kesehatan)

dr H Asral Hasan MPH (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)

Busroni SIP (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat)

dr Ina Agustina Isturini MKM (Pusat Krisis Kesehatan)

dr Wiwi Ambarwati (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)

dr Pompini Agustina Sitompul SpP (RSPI Sulianti Saroso)

dr Yayan Gusman (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)

dr Rian Hermana (Subdit ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Langsung)

Bayu Aji (Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat)

dr Sinursita Sihombing (Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan)

Siti Asfiah (Badan Pengawasan Obat dan Makanan)

dr I Nyoman Kandun MPH (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)

dr Sholah Imari (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)

WHO

UNOCHA

UNICEF

WFP

IFRC

PMI

5

Unit Lintas Program dan Lintas Sektor Kementerian Kesehatan

Pusat Krisis Kesehatan

Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

Biro Kerja Sama Luar Negeri

Biro Hukum dan Organisasi

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer

Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis

Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

Direktorat Pelayanan Kefarmasian

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) Jakarta

Bagian Program dan Informasi Sekretariat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Sub Direktorat Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Sub Direktorat Pelayanan Medik dan Keperawatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Sub Direktorat Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat Imunisasi Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Sub Direktorat Zoonosis Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan

Zoonosis

Kementerian Dalam Negeri

Direktorat Jenderal Bina Administrasi dan Kewilayahan

Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran

6

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

dr Fuadi Darwis MPH Unsur Pengarah BNPB

Deputi Bidang Sistem dan Strategi

Deputi Bidang Pencegahan

Direktur Sistem Penanggulangan Bencana

Direktur Kesiapsiagaan

Direktur Tanggap Darurat

Kepala Pusat Pengendali Operasi

Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan

Kementerian Pertanian

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner

Direktur Kesehatan Hewan

Unit Lintas Sektor Lainnya

Kementerian Sosial

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kepala Badan Usaha Logistik

Deputi II Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam

Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK

Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri

Kepala Pusat Kesehatan TNI

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan POLRI

Asisten Deputi Bidang Agama Kesehatan Pemuda dan Olahraga Sekretariat Kabinet

Direktur Kesehatan Kementerian Pertahanan dan Keamanan

Direktur lnformasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian

Komunikasi dan Informatika

Direktur Registrasi Obat Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat Narkotika Psikotropika dan Prekusor

Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Sub Direktorat Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Gizi dan Masyarakat Bappenas

7

Editor

DRRita Djupuri IzwardiDCNMEpid

drEko MedistiantoMEpid

Supatmi SKMMM

DEFINISI OPERASIONAL

1 Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan

yang harus dikenakan untuk mencegah kemungkinan tertular penyakit menular

2 Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar

3 Bahaya adalah suatu situasi kondisi atau karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan

4 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam danatau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologis

5 Bidang adalah kelompok tugas yang melakukan tugasperan sejenis klaster terdiri dari unsur pemerintah masyarakat dan lembaga usaha

6 CFR (Case Fatality Rate) atau Angka Fatalitas Kasus adalah angka proporsi atau

persentase dari jumlah kasus yang meninggal dibagi dengan jumlah kasus

7 Episenter COVID-19 adalah lokasi titik awal terdeteksinya sinyal bencana wabahologis

dan sinyal virologis yang merupakan tanda terjadinya penularan influenza pandemi

antarmanusia yang dapat menimbulkan terjadinya pandemi COVID-19

8 Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam

dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman

9 Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang saehat yang dilakukan di fasilitas

pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan

10 Karantina adalah pembatasan kegiatan danatau pemisahan seseorang yang terpapar

penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan

meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi

danatau pemisahan peti kemas Alat Angkut atau Barang apapun yang diduga

terkontaminasi dari orang danatau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau

sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang

danatau Barang di sekitarnya

11 Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang

diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah

kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

12 Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga

terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah

kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

8

13 Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah

pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi

sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

14 Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian lokasi jenis bencana korban dan ataupun kerusakan Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah maka dihitung sebagai satu kejadian

15 Klaster (Cluster) adalah kelompok penderita yang terdiri dari dua atau lebih penderita

yang mengalami kontak secara bencana epidemiologis menurut tempat dan waktu

16 Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana

yang dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf

komando dan staf umum memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu

komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan

komando dalam mengkoordinasikan instansilembagaorganisasi terkait untuk pengerahan

sumberdaya

17 Komunikasi Risiko adalah segala bentuk pertukaran informasi tentang risiko antara

seluruh pihak yang berkepentingan

18 Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi tetapi mungkin juga tidak terjadi

19 Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum

melalui Peraturan Kepala Daerah

20 Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan

penanggulangan kedaruratan pada menjelang saat dan sesudah terjadi keadaan darurat

yang mencakup siaga darurat tanggap darurat dan pemulihan darurat

21 Pelibatan masyarakat adalah proses dimana masyarakat bermanfaat bagi organisasi dan

individu membangun hubungan jangka panjang dengan visi kolektif untuk kepentingan

masyarakat

22 Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk

dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian

rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

23 Penentuan Kejadian adalah proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi

24 Pengendalian Perimeter adalah tindakan pengawasan yang dilakukan di batas wilayah

penanggulangan sehingga tidak terjadi penyebaran COVID-19

25 Perencanaan SektoralBidang adalah suatu rencana yang disusun oleh klasterBidang yang berisi kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-masing klaster untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku

26 Perencanaan kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan dalam situasi terdapat potensi bencana di mana skenario dan tujuan disepakati tindakan teknis dan manajerial ditetapkan dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis

27 Perimeter adalah batas terluar dari wilayah penanggulangan

28 Pos Komando (Posko) adalah tempat dilakukannya pengambilan keputusan untuk

pengendalian dan atau komando dalam penanggulangan suatu kedaruratan yang

beroperasi secara penuh (24 jamhari) selama masa penanggulangan

9

29 Rencana Operasi adalah rencana yang dibuatdisusun dalam rangka pelaksanaan operasi

Tanggap Darurat Bencana Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat

dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat

30 Respon Cepat (Rapid response) adalah tindakan rutin sesuai dengan protap yang

dilakukan pada saat kejadian luar biasa

31 Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat

32 Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana

yang digunakan oleh semua instansilembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan

sumber daya manusia peralatan dan anggaran

33 Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi waktu dan dampak bencana

34 Status Keadaan Darurat Bencana adalah keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan

35 Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat

36 Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orangmasyarakat

37 Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan pengurusan pengungsian penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana

38 Terjangkit adalah kondisi seseorang yang menderita penyakit yang dapat menjadi sumber

penular penyakit yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

39 Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah adalah kejadian berjangkitnya

suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara

nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat

menimbulkan malapetaka

10

Bab 1

Latar Belakang dan Dasar Hukum

11 Latar belakang

Sejalan dengan International Health Regulation (IHR) 2005 untuk meningkatkan kapasitas

inti negara dalam pendeteksian verifikasi pelaporan dan respon terhadap Public Health

Emergencies of International Concern (PHEIC) World Health Assembly (WHA) ke-71

telah menekankan peningkatan kapasitas negara dan kemitraan untuk meningkatkan

kesiapsiagaan menghadapi pandemi The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases

and Public Health Emergencies (APSED III) fokus pada penguatan komponen kesehatan

masyarakat inti termasuk respon terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat

termasuk ancaman pandemi Belajar dari H1N1 2009 World Health Organization (WHO)

telah mengembangkan Pedoman Manajemen Risiko Pandemi menggunakan fase

pandemi berbasis risiko kontinum yang mengadopsi pendekatan seluruh masyarakat dan

semua bahaya

Pada tahun 2017 Indonesia memperbarui Pedoman Manajemen Risiko Pandemi

Nasional dan Rencana Respon Operasi Nasional mengadopsi Pedoman Manajemen

Risiko Pandemi WHO ke dalam konteks Indonesia dan mengujinya melalui latihan

simulasi pandemi skala penuh yang berfokus pada penahanan episenter dengan

keterlibatan multi-sektoral terutama integrasi operasi keadaan darurat dengan sistem

manajemen bencana negara yang pada dasarnya respon bencana berorientasi pada

pelaksanaan Itu adalah seluruh pendekatan masyarakat yang melibatkan tingkat

nasional provinsi kabupaten dan masyarakat di semua sektor terkait termasuk sektor

keamanan dan militer

Indonesia telah mengadopsi pedoman manajemen risiko pandemi WHO menggunakan

pendekatan seluruh masyarakat yang menghubungkan pandemi dengan kerangka kerja

bencana pada tahun 2016 Sebagai tindak lanjut Indonesia mengembangkan dan

menguji Rencana Respon Kontijensi nasional melalui simulasi skala penuh yang

melibatkan berbagai sektor di semua tingkatan pada tahun 2017 dan meluncurkan

perencanaan kontijensi ke provinsi-provinsi prioritas pada tahun 2018 Ini telah menjadi

tonggak untuk meningkatkan kesadaran sektor-sektor tersebut tentang kolaborasi untuk

kesiapsiagaan menghadapi pandemi Pelaksanaan ini telah berkontribusi untuk

meningkatkan kapasitas inti negara dari International Health Regulation (IHR)

Pelaksanaan penahanan episenter pandemi skala penuh dan pelaksanaan table top di

provinsi-provinsi prioritas menunjukkan kapasitas Indonesia dalam manajemen risiko

pandemi dengan pendekatan seluruh masyarakat dalam keseluruhan kerangka darurat

nasional

Dengan munculnya Corona Virus sub tipe baru (COVID-2) dan ditetapkan Pandemi

COVID-19 oleh Dirjen WHO sehubungan dengan penyebaran COVID-19 yang meluas di

dunia sampai saat ini maka Indonesia perlu untuk mengadopsi rencana kontijensi

pandemi influenza yang sudah dibuat menjadi rencana operasi respon COVID-19 Pada

prinsipnya pengenalian dan mitigasi Pandemi COVID-19 dapat diterapkan juga pada

11

COVID-19 dengan penyesuaian sesuai dengan karakteristik penyakit

12 Tujuan

a Membatasi penularan Wabah COVID-19 dari manusia ke manusia mengurangi infeksi

berikutnya pada masyarakat yang rentan serta tenaga kesehatan termasuk mencegah

dampak penyerta lain yang lebih luas

b Deteksi dini mengisolasi dan menangani pasien lebih awal termasuk melaksanakan

pelayanan yang optimal bagi Pasien yang terjangkit Wabah COVID-19

c Terlaksananya tindakan (farmasi dan non farmasi) penanggulangan Wabah COVID-19

d Teridentifikasinya seluruh kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya

penanggulangan Wabah COVID-19

e Terciptanya ketertiban dan keamanan masyarakat serta stabilitas sosial dan ekonomi

selama masa penanggulangan Wabah COVID-19

13 Dasar Hukum

Rencana Operasi ini disusun berdasarkan berbagai peraturan dan regulasi yang

berhubungan dengan COVID-19 yaitu

1 UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan

2 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

3 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

4 UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

5 UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia

6 UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

7 Peraturan Pemerintah No2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal

8 Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit

Menular

9 Peraturan Presiden No 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden

No 83 Tahun 2005 tentang Badan koordinasi Nasional Penanganan Bencana

10 Keputusan Presiden no 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan

Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19)

11 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan

Kemampuan dalam Mencegah Mendeteksi dan Merespons Wabah Penyakit

Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir Biologi dan Kimia

12 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 101 Tahun 2018 tentang SPM sub Urusan

Bencana

13 Peraturan Menteri Permendes Dana Desa No 16 Tahun 2018 tentang Prioritas

Penggunaan Dana Desa

14 Peraturan Menteri Berita Negara RI Permenhumkam RI no 7 2020 tentang pemberian

visa dan izin tinggal dalam upaya pencegahan masuknya Virus Corona

15 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK0107Menkes2142020 tentang Jejaring

Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

16 Peraturan Menteri Kesehatan No75 tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis

Kesehatan

12

17 Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal

18 Peraturan Menteri Kesehatan No 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien

Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

19 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Surveilans Kesehatan

20 Peraturan Menteri Kesehatan RI No1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit tertentu

yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya

21 Keputusan Menteri Kesehatan RI No tahun 2020 mengenai Pedoman Kesiapsiagaan

Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)

22 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1042020 tentang penetapan

infeksi Novel Coronavirus (infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapat

menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya

23 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1692020 tentang Penetapan

Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

24 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3902014 tentang Pedoman

RS Nasional

25 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3912014 tentang Pedoman

RS Regional

26 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 300MENKESSKIV2009 tentang Pedoman

Penanggulangan Episenter Pandemi

27 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 424MenkesSKIV2007 tentang Pedoman

Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan

28 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 425MenkesSKIV2007 tentang Pedoman‐

pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan

29 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 431MenkesSKIV2007 tentang Pedoman

Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di PelabuhanBandaraPos Lintas

Batas dalam rangka Karantina Kesehatan

30 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1371MenkesSKIX2005 tentang Penyakit Flu

Burung Avian Influenza sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah Serta

Pedoman Penanggulangannya

31 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1372MenkesSKIX2005 tentang Penetapan

Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza)

32 Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 16 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan

Terhadap Risiko penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19)

13

Bab 2

Analisis Situasi

21 Profil Daerah Indonesia

Indonesia memiliki penduduk sebanyak 265000000 jiwa pada tahun 2018 dan proyeksi

jumlah populasi mencapai 271000000 jiwa pada tahun 2020 dengan 56 penduduknya

tinggal di daerah perkotaan Indonesia dengan konteks desentralisasi terdiri dari 34

provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dan provinsi lainnya di

pulau Jawa Indonesia terletak di khatulistiwa yang merupakan daerah strategis sebagai

hub perjalanan internasional memiliki mobilitas tinggi wisatawan internasional dan

penerbangan internasional dengan rata-rata 1342246 wisatawan internasionalbulan pada

tahun 2019 sedangkan pada Januari 2020 total 1 2 juta wisatawan memasuki Indonesia

Sebagian besar dari wisatawan masuk ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai

Denpasar dan Soekarno Hatta Banten Sebagian besar wisatawan yang datang ke

Indonesia berasal dari negara ASEAN (38) Indonesia juga menerima kedatangan

wisatawan internasional yang datang dari negara yang mengalami transmisi lokal COVID-

19 antara lain Cina (8) Australia (9) Jepang (3) dan Korea Selatan (2)

sementara wisatawan dari Iran Italia dan Jerman tidak terlalu banyak Kota-kota yang

memiliki penerbangan langsung dari Cina serta negara lainnya dengan transmisi lokal

COVID-19 sangat berisiko Terdapat 20 kota yang memiliki penerbangan langsung dan

kapal yang berasal dari Cina

Bandar udara yang paling berisiko dimana pelaku perjalanan Internasional yang tinggi

yaitu Soekarno Hatta Banten dan Ngurah Rai Denpasar Bali Batam yang berbatasan

dengan Singapura dimana terdapat transmisi lokal COVID-19 juga berisiko Setiap harinya

terdapat kapal feri dengan rute Batam-Singapura Selain itu Jakarta Bogor Bekasi Depok

(JABODETABEK) dengan mobilisasi penduduk tinggi kota metropolitan dengan penduduk

yang padat terutama Jakarta dengan kepadatan populasi 15764 per m2 sangat rentan

dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi Dengan konteks desentralisasi kemampuan

setiap daerah tidak sama dimana tidak semua daerah mempunyai rencana respon

menghadapi pandemi dan tidak semua daerah mempunyai rencana kesiapsiagaan dan

respon pandemi di rumah sakit sehingga menyebabkan tenaga kesehatan yang berada di

rumah sakit rentan tertular COVID-19 dan dapat menyebabkan terjadinya penularan lebih

lanjut di rumah sakit

Mobilitas penduduk antar kabupaten dan provinsi di Indonesia juga tinggi terutama di

Pulau Jawa dan Sumatera dengan kepadatatan penduduk yang cukup tinggi DKI Jakarta

sebagai ibu kota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis

(perekonomian) Kota Surabaya Medan dan Makassar merupakan kota besar di

Indonesia dengan mobilitas penduduk yang tinggi dan perputaran roda perekonomian

yang tinggi

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan kondisi

geografis yang beragam dari daerah pantai sampai ke pegunungan Beberapa lokasi

14

memiliki akses yang sulit Wilayah Indonesia yang mempunyai akses geografis sulit

diantaranya provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Maluku Papua dan Nusa

Tenggara Timur (NTT) Kapasitas dan sumber daya penduduk yang tidak merata

merupakan tantangan situasi geografis kepulauan dan wilayah terpencil merupakan

tantangan dalam penanggulangan dan respon termasuk pengiriman logistik dan

keterbatasan sumber daya Wilayah Indonesia yang berada di daerah ldquoring of firerdquo rentan

dengan kondisi bencana seperti letusan gunung berapi gempa dan tsunami yang dapat

menghambat operasi respon pandemi

Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit serta

pelayanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik

pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) Jumlah Puskesmas di Indonesia

ada 9821 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia ada 2858 dengan rincian rumah sakit

rujukan nasional ada 14 rumah sakit rujukan propinsi ada 20 dan rumah sakit rujukan

regional ada 1101 Indonesia memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis

dokter umum dokter gigi perawat bidan petugas kesehatan masyarakat dll Jumlah

dokter spesialis di Indonesia ada 38782 jumlah dokter umum ada 134459 jumlah dokter

gigi ada 29194 jumlah perawat ada 639356 jumlah bidan ada 590920 dan jumlah

petugas kesehatan ada 54138 orang2

22 Potensi Ancaman Kerentanan dan Kapasitas

COVID-19 disebabkan oleh virus SARS CoV-2 yang merupakan Corona Virus jenis baru

dengan analisis filogenetik mendekati isolat Corona Virus dari kelelawar Chinese

chrysanthemum-headed bats yang diisolasi pada tahun 2015 SARS CoV-2 ini

merupakan Corona Virus kluster β-coronavirus yang merupakan zoonosis coronavirus

yang baru setelah SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) Virus ini

termasuk dalam sub genus botulinum Coronaviridae Hasil sekuensing menunjukkan

bahwa SARSCoV-2 homolog 795 dengan SARS-COV Kasus pertama di Wuhan yang

disebabkan oleh virus ini berhubungan dengan pasar Huanan yang kemudian menyebar

antar manusia

Pada era transportasi dan mobilisasi global penyebaran virus dari satu daerah ke daerah

lain sangat cepat COVID-19 telah menyebar di 185 negara dalam waktu 4 bulan dengan

total kasus sampai bulan April 2020 mencapai lebih dari 1900000 kasus terkonfirmasi

dan 126681 kematian di seluruh dunia3 Trend kasus COVID-19 menurun di Cina namun

meningkat di luar China terutama di Republik Korea Italia Spanyol Iran dan Amerika

Serikat yang merupakan negara dengan transmisi lokal yang melaporkan kasus

terbanyak diluar Cina Model matematika menunjukkan Reproductive Number (Ro)

COVID-19 berkisar antara 2-3 yang mengindikasikan 50-60 populasi kemungkinan

telah terinfeksi COVID-19 Namun laporan kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan

jauh di bawah angka tersebut Pada kapal pesiar Diamond Princess Cruise COVID-19

1 Data Fasyankes online Oktober 2019

2 Data PPSDM Kemenkes 2019

3 John Hopkins University April 2020

15

menyebar cepat dengan attack rate hampir mendekati 30 Analisis serologi dengan

menggunakan antibodi netralisasi dapat memberikan prediksi yang lebih akurat untuk

mengetahui attack rate Pada studi yang dilakukan oleh Kelly Young di US estimasi

attack rate pada kontak erat adalah sebesar dan pada kontak erat serumah sebesar

105

Dari 55924 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Cina presentasi Klinis COVID-19 berkisar

dari gejala ringan sampai berat Gejala umum diantaranya demam (879) batuk

(677) lelah (381) adanya sputum (334) sesak nafas (186) sakit tenggorokan

(139) sakit kepala (136) myalgia atau arthalgia (148) menggigil (114) mual

atau muntah (5) kongesti nasal (48) diarrhea (37) batuk darah (09) dan

Kongesti konjungtiva (08) Berdasarkan data terbaru tersedia dari Cina 40 kasus

berupa kasus ringan 40 kasus menjadi penyakit sedang (didefinisikan sebagai kasus

Pneumonia terkonfirmasi dengan radiologis) sekitar 14 menjadi penyakit berat dan

sekitar 5 menjadi kritis Faktor risiko untuk menjadi penyakit yang berat adalah pada

usia lanjut dan memiliki komorbid

Case fatality ratio (CFR) yang terkonfirmasi di Cina seperti yang dilaporkan oleh US

Center For Diesease Control and Prevention adalah 42 Data ini didapatkan dari

3551 kematian diantara 83696 kasus terkonfirmasi laboratorium pada tanggal 14 April

2020 Data CFR ini tidak memasukkan jumlah kasus infeksi ringan yang mungkin terluput

dari surveilans sekarang dimana sebagian besar berfokus pada pasien dengan

pneumonia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tidak juga memasukkan fakta

bahwa kasus terkonfirmasi baru dapat berkembang menjadi penyakit berat dan beberapa

pasien mungkin akan meninggal Dengan berkembangnya wabah CFR yang

terkonfirmasi dapat berubah

Jumlah ini akan terus berubah dan CFR yang pasti tidak akan dapat diketahui sampai

wabah ini selesai Median dari onset gejala hingga kematian sebesar 14 hari sedangkan

pada usia lanjut (diatas 70 tahun) median tingkat kematian adalah 115 hari (11)

Kematian meningkat seiring dengan peningkatan usia dengan kematian yang tertinggi

terjadi pada pasien diatas usia 80 tahun (estimasi CFR mencapai hingga 148) Tingkat

kematian pasien dengan komorbid terjadi lebih tinggi 132 pada pasien dengan

penyakit kardiovaskular 92 pada pasien dengan diabetes 84 pada pasien dengan

hipertensi 8 pada pasien dengan penyakit pernafasan kronik dan 76 pada pasien

dengan kanker

Penularan COVID-19 melalui droplet yang ditularkan melalui batuk bersin atau

menyentuh benda yang terkontaminasi oleh droplet dan kemudian menyentuh mata

hidung atau mulut Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjaga jarak minimal

1 meter dari orang yang sakit Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1-14 hari paling

umum sekitar 5 hari Risiko tertular COVID-19 dari seseorang yang tidak bergejala sangat

rendah Namun banyak orang yang mengalami gejala ringan yang dapat menyebabkan

penularan Ada bukti yang menyatakan bahwa infeksi COVID-19 mungkin mengarah

pada infeksi saluran pencernaan dan akan ada di feses Namun hingga sekarang hanya

ada satu penelitian yang mengembangbiakkan virus COVID-19 dari specimen feses

tunggal Pada konteks COVID-19 penularan lewat udara mungkin bisa terjadi pada

16

keadaan khusus dimana dilakukan prosedur menghasilkan aerosol (misalkan intubasi

endotrakhea bronkoskopi suction terbuka pemberian terapi nebulasi ventilasi manual

sebelum intubasi mengubah pasien ke posisi tengkurap melepaskan pasien dari

ventilator ventilasi non-invasif tekanan positif trakheostomi dan resusitasi kardiopulmo)

Pada analisa 75465 kasus COVID-19 di Cina penularan lewat udara tidak dilaporkan3

SARS CoV-2 dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam atau hingga beberapa

hari tergantung dari jenis permukaan suhu atau kelembaban lingkungan

Pengobatan spesifik untuk COVID-19 belum tersedia hingga saat ini pengobatan masih

berupa dukungan perawatan suportif Beberapa percobaan klinis dilakukan namun kajian

lebih lanjut masih diperlukan Untuk memastikan bukti jelas pengobatan yang mana yang

paling efektif WHO dan mitra sedang melakukan penelitian internasional besar disebut

SOLIDARITY TRIAL untuk membandingkan pengobatan tunggal atau kombinasi berbeda

yang ada di banyak negara dan untuk menghasilkan bukti yang kuat pengobatan mana

yang paling efektif Sampai saat ini belum terdapat vaksin COVID-19

Untuk menghindari penularan COVID-19 WHO menyarankan untuk melakukan

pencegahan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hands rub

berbahan alkohol menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang yang sakit

mencegah menyentuh mata hidung dan mulut karena dapat memindahkan virus dari

benda yang terkontaminasi ke dalam tubuh kita melakukan etika batuk yang benar

memastikan orang yang sakit menggunakan masker dan beristirahat di rumah Tenaga

kesehatan harus memperhatikan pengendalian infeksi dengan memakai alat pelindung

diri pada saat kontak dengan pasien

Tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19 Penularan tenaga kesehatan dapat

diakibatkan oleh tidak lengkapnya pemakaian alat pelindung diri WHO menyebutkan

bahwa 21 petugas kesehatan terinfeksi SARS pada tahun 2002 Demikian pula untuk

penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan terjadi di China Hongkong dan Indonesia

Potensi ancaman COVID-19 dapat masuk ke Indonesia melalui pelaku perjalanan

internasional melalui pelabuhan bandara udara dan lintas batas maupun tertular dari

orang di dalam daerah terjangkit di Indoensia maupun pelaku perjalanan dari daerah

terjangkit

Pada 31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang

tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan Provinsi Hubei Cina Pada tanggal 7 Januari

2020 Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai

jenis baru coronavirus (coronavirus disease COVID-19) Pada tanggal 30 Januari 2020

WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan

Dunia Public Health Emergency of International Concern (KKMMDPHEIC) Penambahan

3 Modes of transmission of virus causing COVID-19 implication for IPC precaution recommendations WHO 29

March 2020 Available at httpswwwwhointpublications-detailmodes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations

17

jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar

negara Berdasarkan data John Hopknis University Amerika Serikat sampai dengan

tanggal 15 April 2020 dilaporkan 1982939 kasus dengan 126761 kematian secara

global

Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak

2 kasus Sampai dengan tanggal 15 April 2020 Indonesia sudah melaporkan 5136 kasus

konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah

DKI Jakarta Sumatera Utara (Kota Medan) Riau (Kota Pekanbaru) Sumatera Selatan

(Kota Prabumulih) Jawa Barat (Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten

Bekasi Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok) Jawa Tengah (Kota

Surakarta Kota Semarang) Jawa Timur (Kabupaten Kediri Kabupaten Malang

Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Magetan Kota Surabaya) Banten (Kabupaten

Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan) Bali (Kabupaten Jembrana

Kabupaten Bangli Kabupaten Buleleng Kota Denpasar) Kalimantan Barat (Kota

Pontianak) Kalimantan Tengah (Kota Palangka Raya) Kalimantan Selatan (Kota

Banjarmasin) Kalimantan Timur (Kota Balikpapan) Sulawesi Utara (Kota Manado)

Sulawesi Selatan (Kabupaten Gowa Kabupaten Maros Kota Makassar) Sulawesi

Tenggara (Kota Kendari) Papua (Kabupaten Mimika Kota Jayapura)

Gambar 21

Sebaran Kasus COVID-19 di Indonesia sampai dengan 15 April 2020

Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes

18

Gambar 22

Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia

Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes

Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia

Berdasarkan analisis risiko yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh kasus

yang terdeteksi jumlah penduduk kepadatan penduduk mobilitas dengan melihat

banyaknya penerbangan domestik maupun Internasional banyaknya penduduk yang

rentan dengan melihat angka jumlah penduduk yang gt 65 tahun dan konteks kapasitas

kesiapsiagaan daerah dengan melihat rumah sakit rujukan jumlah fasilitas kesehatan

maka analisis risiko COVID-19 di tingkat provinsi adalah seperti tabel di bawah ini

Tabel 21 Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

1 Aceh Rendah Sedang

5 1 1373 60 - 75

2 Sumut Sedang 65 8 na 145 - 302

3 Sumbar Sedang 44 3 5118 151 - 251

4 Riau Sedang Tinggi

16 0 31889 243 - 279

5 KEPRI Sedang Tinggi

21 1 2153 164 - 213

19

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

6 Jambi Rendah Sedang

4 0 641 9 - 19

7 Bangka Belitung

Sedang 4 1 862 51 - 65

8 sumsel Sedang 21 2 2085 69 Kota Prabumulih 120

9 Bengkulu Rendah 4 1 529 17 - 29

10 Lampung Rendah Sedang

20 1 2349 50 - 95

11 Banten Sedang Tinggi

281 21 4668 876

Kab Tangerang Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan

1505

12 DKI JAKARTA

Sangat Tinggi

2044 195 2897 2395 Jakarta 7074

13 Jabar Tinggi 450 43 29641 2349

Kota Bandung Kab Bekasi Kota Bekasi Kota Depok Kab Bogor Kota Bogor dan Kab Karawang)

3383

14 Jateng Sedang Tinggi

200 25 21147 582 Kota Semarang Kota Surakarta

1061

15 DI Yogyakarta

Rendah Sedang

41 7 3340 498 - 603

16 Jatim Tinggi 386 27 14092 1383

Kab Kediri Kab Malang Kab Magetan Kab Sidoarjo dan Kota Surabaya

2241

17 Bali Sangat Tinggi

81 2 1083 257

Kab Badung Kab Buleleng

Kab Jembrana Kota Denpasar

431

18 Kalbar Rendah 13 3 6183 125 Kota Pontianak 161

19 Kalteng Rendah Sedang

24 1 571 65 - 118

20 Kaltara Sedang 16 1 196 30 - 68

21 Kaltim Sedang 35 1 5380 267 Kota Balikpapan 343

22 Kalsel Sedang 34 2 1217 11 Kota Banjarmasin 88

23 Sulawesi Rendah 17 2 296 31 Kota Manado 72

20

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

Utara

24 Gorontalo Rendah 1 0 3057 64 - 67

25 Sulawesi Tengah

Rendah 19 2 291 24 - 69

26 Sulawesi Barat

Rendah Sedang

5 1 1062 20 - 35

27 Sulawesi Selatan

Rendah Sedang

222 15 2650 383 Kota Makassar 874

28 Sulawesi Tenggara

Rendah 16 1 381 19 Kota Kendari 55

29 Nusa Tenggara Barat

Sedang Tinggi

37 2 3783 141 - 225

30 Nusa tenggara Timur

Rendah sedang

1 0 813 18 - 22

31 Maluku Utara

Rendah 2 0 340 8 - 13

32 Maluku Rendah 11 0 131 7 - 30

33 Papua Barat

Sedang 3 1 579 25 - 37

34 Papua Rendah Sedang

63 3 3143 59 - 196

Masih verifikasi

35

TOTAL 4241 373 153940 10596

Mean 595 Median 119

21

Gambar 23 Peta Risiko COVID-19 di Indonesia

Penilaian risiko akan diulangi ketika ada informasi baru tersedia berdasarkan situasi

epidemi yang berkembang di seluruh Indonesia Diinginkan setidaknya provinsi

melakukan penilaian risiko sendiri yang sesuai dengan konteks dan kejadian serta

penyebaran penyakit untuk memandu kesiapsiaggan dan penanganan yang lebih baik

sesuai konteks lokal

23 Skenario Kejadian amp Dampak

Gambar 24 Kerangka Respon Pandemi berdasarkan Skala Risiko

Saat ini WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai Pandemi Hingga 30 Maret 2020

COVID-19 telah menyebar di 199 negara termasuk di Indonesia telah terdapat kasus COVID-

19 yang tersebar di beberapa provinsi Sudah terdapat transmisi lokal COVID-19 di Indonesia

(penularan antar manusia)

Dengan terdeteksinya 1285 kasus sampai tanggal 30 Maret 2020 dan dengan RO=2 maka

sampai tanggal 12 Mei diperkirakan akan ada total kasus sebanyak 3846194 kasus

termasuk 769239 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 192310 kasus kritis

yang membutuhkan ICU bila tidak dilakukan pengendalian yang adequate dan optimal Oleh

22

karena itu rencana respon disusun untuk mencegah penambahan kasus dengan menemukan

dengan cepat kasus melakukan deteksi cepat isolasi kontak dan perawatan kasus di rumah

sakit rujukan pelacakan kasus dan monitoring orang dalam pengawasan Rencana operasi

respon disusun untuk mengantisipasi kasus dalam 3 bulan kedepan sesuai dengan lampiran

skenario Kasus dapat menyebar ke provinsi-provinsi yang berisiko

Dalam jangka panjang penanggulangan COVID-19 berdasarkan informasi epidemiologi

sampai saat ini dalam waktu 81 hari terdapat skenario yang memungkinkan terjadi seperti

tabel-tabel dibawah ini

Tabel 22 Kriteria Derajat Keparahan yang Disebabkan COVID-19

Asumsi Indonesia

(36) Indonesia

(5) Indonesia

(10) Indonesia

(20)

Angka Serangan Klinis 36 5 10 20 Total population (271808640)

9864437

13590432

27180864 54361728

Perawatan Monitoring di Rumah 50 X Clinical attack rate

4932218

6795216

13590432 27180864

Rawat Inap 20 x Angka Serangan Klinis

1972887

2718086

5436173

0872346

ICU 5 x Angka Serangan Klinis 493222

679522

1359043

2718086

Ventilator 80 x ICU 394577

543617

1087235

2174469

CFR 26 x Rawat Inap 51295 70670 141340 282681

Pada rencana respon ini akan disusun rencana operasi respon untuk satu bulan ke depan

dengan antisipasi jumlah kasus 10 dari populasi seluruh Indoensia dengan kasus yang

terbanyak dari wilayah berisiko tinggi seperti Jakarta dan sekitarnya serta Bali

Berdasarkan jumlah kasus kepadatan penduduk penyebaran transmisi virus kemudahan

transportasi dan pertimbangan kapasitas dan kesulitan geografis di beberapa wilayah dari 34

provinsi maka provinsi yang terdampak paling parah (dengan skenario yang ringan) adalah di

seperti bawah ini

Tabel 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Terdampak Parah

DKI Jakarta Bali Jawa Barat Batam Sulawesi Utara Kalimantan Barat Jawa Tengah DI

Yogyakarta akan ditemukan ribuan kasus yang dilaporkan dalam tiga bulan sejak kasus

23

pertama dilaporkan Kepulauan Batam yang berbatasan dengan Singapura juga terdampak

cukup parah

Asumsi karakteristik COVID-19

1 Sebagian besar orang yang tertular memiliki gejala bervarisi dari ringan (sub klinis) hingga

panas demam batuk dan sesak nafas

2 Masyarakat belum kebal terhadap strain COVID-19 (virus Corona sub tipe baru)

3 Masa Inkubasi virus COVID-19 berkisar 1-14 hari dengan nilai median berkisar 5-6 hari

4 Orang yang tertular COVID-19 dapat menularkan dalam waktu 1-14 hari dan mampu

menyebarkan virus pada orang lain yang rentan

5 Penularan orang-ke-orang yang mudah (efisien) dengan jumlah reproduksi penularan

(Ro) 2-3

6 Angka Fatalitas Kasus atau Case Fatality Rate (CFR) menurut WHO per 3 Maret 34

dan kematian dipengaruhi oleh usia (usial lanjut gt 65 Tahun lebih berisiko) serta memiliki

penyakit kronis yang diderita (seperti Diabetes Melitus Hipertensi Kanker Penyakit

kelainan Imun dll)

7 Belum terdapat vaksin dan obat antivirus spesifik untuk virus ini

Pemerintah Indonesia sedang melakukan respon terhadap pandemi COVID-19 Oleh karena

dampak yang cukup berat dapat terjadi di beberapa wilayah maka pemerintah Indonesia akan

meminta bantuan Internasional untuk penanggulangan pandemi

24

Bab 3

Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi

Dalam Rencana Respon Operasi COVID-19 nasional tahun 2020 Kementerian Kesehatan

bersama stakeholder terkait melakukan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan Rencana

Respon Operasi nasional dari fokus episenter ke mitigasi dan respon COVID-19 dengan

memasukan peran mitra internasional untuk terlibat dalam respon COVID-19 Berdasarkan

hasil diskusi tersebut respon pandemi terbagi atas 6 komponen tugas dan tanggung jawab

yaitu

1 Pelaksanaan komando dan koordinasi

2 Surveilans

3 Respon medis dan laboratorium

4 Intervensi farmasi

5 Intervensi non farmasi

6 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Berikut ini akan dibahas tugas pokok dari masing-masing komponen respon pandemi secara

umum dan berkesinambungan

1 Pelaksanaan Komando dan Koordzinasi

Alur Komando dan Koordinasi

Alur komando dan koordinasi multisektor dan aktivasi Sistem Komando Penanggulangan

Darurat Bencana (SKPDB) COVID-19 seperti di bawah ini

Gambar 41

Alur Komando dan Koordinasi Multi Sektor SKPDB COVID-19

25

Sistem komando dan koordinasi meliputi pemenuhan sumber daya dan koordinasi

Internasional Dalam pelaksanaan komando koordinasi harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut

a Penetapan status darurat bencana berdasarkan analisis risiko tim teknis penyusunan

rencana respon operasi komando respon dan monitoring respon

b Manajemen Bantuan Internasional

Penetapan status bencana menjadi acuan dalam menetapkan permintaan bantuan

internasional

Penggunaan Bantuan Internasional harus sesuai dengan aturan yang berlaku

BNPB melakukan kajian kebutuhan dan mengeluarkan rekomendasi kebutuhan

Pemberi bantuan (Negara Lembaga Internasional Lembaga asing non-pemerintah

lembaga usaha asing dan perseorangan) mengisi formulir daftar bantuan dan

mengirimkannya kepada Kantor Perwakilan Diplomatik RI untuk dilakukan verifikasi

ditembuskan kepada Pos Pendamping Nasional (Pospenas) Posko Penanganan Darurat

Bencana (PDB)

BNPB menerima hasil pengkajian dari Posko PDB dan kemudian menginformasikan

kepada calon pemberi bantuan melalui Kementerian Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri melakukan verifikasi yang selanjutnya hasilnya disampaikan

kepada BNPB disertai dengan pemberian izin pemberian bantuan internasional

BNPB selanjutnya menginformasikan secara tertulis terkait bantuan internasional

dimaksud kepada Pospenas PDB Posko PDB

c Outline laporan komunikasi operasional antar stakeholder antara lain

Mengadakan pertemuan harian untuk melaporkan situasi perkembangan harian

Komunikasi melalui sistem informasi yang dibuat pada saat periode tanggap darurat

Hasil pertemuan harian disebarluaskan kepada stakeholder dan ditindaklanjuti oleh tim

pelaksana lapangan

2 Surveilans

Kegiatan surveilans respon pandemi mencakup

1 Analisis data sentinel surveilans COVID-19 Influenza Like Illness (ILI) dan Severe

Acute Respiratory Infection (SARI) baik di level puskesmas dan rumah sakit

(pemerintah dan swasta) sebagai pendekatan untuk mengetahui sirkulasi virus

COVID-19 dan tingkat keparahan penyakit pada kasus COVID-19 baru penyebab

pandemi luasnya penyebaran dan besarnya morbiditas dan mortalitas

2 Deteksi kasus ILI pneumonia dengan memanfaatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan

Respon (SKDR) sebagai pendekatan untuk mengetahui apakah virus COVID-19 baru

telah bersirkulasi di Indonesia

3 Melakukan surveilans aktif untuk COVID-19 Pada wilayah yang belum terdapat kasus

dilakukan surveilan aktif pada kasus awal sporadik dan kluster awal dilakukan

pelacakan kontak dan monitoring kontak dan pada daerah dengan transmisi lokal yang

meluas pelacakan kontak dilakukan pada wilayah baru yang belum terdapat kasus

atau pada kasus parah dan dilakukan systematic survey dan sentinel

26

4 Melakukan penyelidikan epidemiologi pelacakan kontak monitoring dan manajemen

kontak pada kasus yang diduga COVID-19 baru untuk dikonfirmasi dan analisis risiko

berkala

5 Melakukan pengumpulan data analisis data monitoring dan evaluasi apakah

intervensi berjalan dengan baik dan apakah penyebaran COVID-19 baru masih

berjalan atau sudah berhenti

6 Menyampaikan data dan analisis data kepada pusdalop

7 Melakukan pengawasan pelaku perjalanan yang berasal dari daerahnegara terjangkit

8 PHEOC berkordinasi untuk menginformasikan data dan hasil analisis epidemiologi

kasus kepada EOC dan PUSDALOP BNPB sebagai bahan pembuatan kebijakan dan

perencanaan

3 Respon Medis dan Laboratorium

Tujuan dari pelaksanaan respon medis di layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas)

adalah agar terlaksananya deteksi dini kasus COVID-19 implementasi pencegahan dan

penanganan infeksi serta tatalaksana kasus di seluruh sarana pelayanan kesehatan

Respon medis terdiri dari Puskesmas Rumah Sakit non rujukan Rumah Sakit rujukan dan

fasilitas layanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik

pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) dan institusibangunan khusus

(seperti hotel wisma atlet dsb) dirancang untuk menyediakan pelayanan pengobatan

COVID-19 Semua fasilitas pelayanan kesehatan di luar rumah sakit bila mendapat kasus

suspek COVID-19 harus secepatnya merujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 atau

pusat perawatan COVID-19 Pada keadaan transmisi luas di masyarakat dan kapasitas

fasilitas kesehatan tidak memadai kasus ringan tanpa risiko dirawat dirumah dengan

edukasi pengendalian infeksi kasus dengan risiko seperti orang tua (gt 65 tahun) dan

orang dengan komorbid dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan pasien dengan kondisi

parah dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19

Kementerian Kesehatan telah menetapkan jumlah total rumah sakit rujukan sebanyak 657

Rumah Sakit terdiri dari 132 Rumah Sakit rujukan untuk COVID-19 berdasarkan SK

Menkes dan 525 rumah sakit rujukan di daerah ditetapkan berdasarkan SK Gubernur

Rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan Covid-19 terdiri dari Rumah Sakit milik

Kementerian Kesehatan Kementerian lain TNI POLRI Pemerintah Daerah BUMN

Swasta dan RS Darurat

Kemenkes juga telah menetapkan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang

terdiri atas

a Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksaan COVID-19 (Balitbangkes melalui Pusat

Penelitian dan Pengembangan BIomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan)

b Laboratorium Pemeriksa COVID-19

Laboratorium pemeriksa COVID-19 merupakan laboratorium yang memenuhi standar

Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliki alat pemeriksaan Real Time PCR yang terdiri

atas

1) Laboratorium yang memiliki fungsi surveilans dan

2) Laboratorium yang tidak memiliki fungsi surveilans

27

Daftar RS Rujukan COVID-19 dan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 terlampir Dan

apabila dibutuhkan rumah sakit rujukan dapat ditambah dan dapat menggunakan juga

Gedung yang dialihfungsikan menjadi pusat perawatan COVID-19

Tugas Respon medis

Aktivasi layanan hotline COVID-19 yang beroperasi 24 jam7 hari

Konsultasi virtual dan telemedicine sebagai titik kontak pertama triase dibentuk

Kemenkes mendirikan klinik demam pusat tes tempat karantina perubahan peran

rumah sakit tertentu untuk kasus ringan dan berat peralihan fungsi hotel sekolah

pusat komunitas dan stadion

Kemenkes melakukan penilaian kesiapsiagaan rumah sakitfasilitas kesehatan

terhadap COVID-19

Rumah Sakit menghitung kapasitas maksimal kapasitas SDM sarana penunjang dan

mengaktifkan pengaturan SDM

Kemenkes memastikan lonjakan SDM pada daerah dengan beban tinggi

Kemenkes menyediakan suplai dan komoditas yang diperlukan rumah sakit

berdasarkan estimasi kebutuhan

Rumah Sakit mengaktifkan ruangan atau area aman untuk semua petugas Rumah

Sakit

Rumah Sakit mempersiapkan kebutuhan logistik seluruh SDM yang bertugas

Puskesmas dan Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)

COVID-19

Puskesmas Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan ruangan untuk pemeriksaaan

dengan menerapkan PPI yang aman untuk semua yang berada di Fasilitas Kesehatan

Kemenkes mengembangkan protocol deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen

kasus dan rujukan termasuk manajemen kasus ringan di rumah

Kemenkes memastikan pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan yang ada

Kemenkes melengkapi tenaga kesehatan yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja

di lingkungan yang berisiko rendah menempatkan staf yang punya risiko rendah

bekerja mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang menganggur yang

masih dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara

Kementrian Pendidikan melatih relawan kesehatan (mahasiwa fakultas kedokteran)

untuk memberikan respon COVID-19

Pelayanan telemedicine klinik demam Puskesmas dan rumah sakit rujukan

melakukan deteksi dan merujuk pasien ke rumah sakit rujukan pusat perawatan

COVID-19 dan rumah sakit rujukan melakukan perawatan kasus

Kemenkes memastikan implementasi PPI yang perlu di semua fasilitas kesehatan yang

terlibat

Tugas laboratorium rujukan nasional COVID-19 antara lain

Menerima specimen untuk pemeriksaan COVID-19 atau konfirmasi hasil pemeriksaan

dari laboratorium pemeriksa COVID-19

Menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan pengelolaan dan

pemeriksaan spesimen COVID-19

Menyusun rekapitulasi hasil pemeriksaan dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-

19 dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

28

Penyakit sebagai Focal Point International Health Regulation dan Direktur Jenderal

Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan

Melakukan uji validasi secara sampling terhadapa specimen positif dan negatif

berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa COVID-

19

Mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa COVID-19

dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality AssuranceQuality Control)

Melakukan supervisi dan pembinaan teknis ke laboratorium pemeriksa COVID-19

Tugas laboratorium pemeriksa COVID-19 antara lain

bull Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakitdinas

kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya

bull Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan

standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan

bull Mengirimkan seluruh spesimen untuk uji validitas ke laboratorium rujukan nasional

COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan

bull Mengirimkan hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

bull Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim

untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien

untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi dan

bull Memberikan feedback kepada rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan

lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada

spesimen yang diterima

Dalam melaksanakan pemeriksaan COVID-19 laboratorium yang tidak memiliki fungsi

surveilans berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan

Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) atau Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)

sesuai wilayah kerjanya

Apabila kapasitas pemeriksaan PCR yang ada saat ini tidak mencukupi Kementerian

kesehatan akan berupaya untuk penggunaan pemeriksaan PCR lainnya sesuai dengan

ketersediaan yang ada saat ini di Indonesia

4 Intervensi Farmasi

Intervensi farmasi berkaitan dengan pengadaan distribusi obat dan alat kesehatan

dengan menggunakan jalur rutin atau pun jalur alternatif dalam penanggulangan yang

melibatkan

1 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker untuk menyiapkan kebutuhan dan menyimpan

antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya yang dibutuhkan

2 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker surveilans untuk mendistribusikan alokasi

antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya

29

3 Tenaga dokter dan perawat melakukan deteksi dan pemilihan kasus COVID-19 dan

non COVID-19 Tenaga dokter perawat paramedik lainnya melakukan pelayanan

medik kesehatan kepada penderita COVID-19 dan penyakit lain

4 Pemerintah memastikan ketersediaan obat esensial obat supportif diagnostic dan

peralatan prioritas pelayan KIA penyakit menular lainnya penyakit kronis dialisa

trauma dan kedaruratan lainnya

5 Berkolaborasi dengan WHO untuk melakukan pengujian obat antiviral (apabila

tersedia) Uji klinis dan intervensi pharmasi lainnya

6 Untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan triase dapat dilakukan dengan

berkolaborasi dengan layanan medis online seperti halodoc klikdock dengan

menggunakan algoritme sesuai pedoman COVID-19 Kemkes

7 Identifikasi dan mobilisasi sumber daya dan distribusi sumber supply medis peralatan

medis yang diperlukan dan alat pelindung diri serta tenaga medis untuk membantu

dalam respon pandemi

8 Kemenkes menyipakan aturan persetujuan otorisasi pasar dan pengawasan pasca-

pasar untuk produk-produk COVID-19 (mis diagnostik laboratorium terapi vaksin)

ketika tersedia

9 Kemenkes merencanakan mengembangkan SOP dsb untuk implementasi jalur aturan

yang berbeda MOU dengan pihak lain

10 Kemenkes berkoordinasi dan mengatur donasi produk kesehatan

11 Kemenkes melakukanberpartisipasi dalam kegiatan penelitian termasuk percobaan

klinis

12 Kemenkes memastikan jaminan kualitas produk medis

Kemenkes untuk mendukung ethical review yang cepat dalam situasi darurat tanpa

membahayakan perlindungan subjek manusia dan untuk memastikan bahwa penelitan

yang relevan dan kritis dapat dilakukan sementara kedaruratan kesehatan masyarakat

masih terjadi

Kemenkes untuk memprioritaskan proyek penelitian yang tidak mengambil personil

peralatan fasilitas dan sumber daya dari respon wabah tetapi sejalan dengan prioritas dan

kegiatan yang konsisten dengan upaya respon

5 Intervensi Non Farmasi

Semua sektor memberlakukan keberlangsungan usaha dan menjaga keberlangsungan

usaha sektor esensial untuk tetap beroperasi pada saat pandemic Sektor esensial dan

perannya dalam penanggulangan pandemi

1 Kementerian Kesehatan menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

untuk ProvinsiKabupatenKota yang telah memenuhi persyaratan untuk diterapkannya

PSBB sesuai Permenkes Nomor 9 tahun 2020

2 Perhubungan untuk menjamin lalu lintas kebutuhan logistik dan kebutuhan APD

farmasi lainnya dan membuat rekayasa lalu lintas dan spot chek poin apabila

diberlakukan karantina terbatas di suatu wilayah Melakukan pembatasan angkutan

umum apabila diperlukan seusai analsisi risiko

3 Kemenkopolhukam kementerian pertahanan perangkat Keamanan negara Badan

Intelejen Negara Bersama kepolisian dan didukung tentara menjamin keamanan di

pintu masuk Negara dan keamanan lalu lintas logistik non farmasi dan farmasi

Menjaga keamanan masyarakat pada saat pandemic dan mendukung intervensi non

30

pharmasi lainnya seperti karantina rumah karantina wilayah (apabila diperlukan)

pembatasan sosial penutupan sekolah penutupan tempat hiburan spot chek point di

daerah perbatasan wilayah dan menjaga stabilitas keamanan

4 Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan bahan logistik dan distribusi yang

diperlukan dan kestabilan pasokan bahan pangan pokok untuk masyarakat terdampak

Dan sektor Perdagangan dan sektor industri mendukung pemerintah dalam

memproduksi Alat Pelindung Diri dan supply lainnya yang diperlukan selama pandemi

dan menjaga kestabilitasan perindustrian

5 Kementerian pertanian Indoensia menjaga keberlangsungan pertanian untuk

keberlangsungan supply bahan pokok

6 Sosial untuk penyediaan Dapur Umum Lapangan Layanan Dukungan Psikososial

pemenuhan kebutuhan dasar jaminan sosial bagi korban pandemi

7 Pendidikan menyediakan platform Pendidikan untuk jarak jauh melalui online selama

pandemik

8 Perekonomian mendukung pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi

9 Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah

10 Bulog menjaga kestabilitasan pangan pokok di daerah terdampak

11 PMI Bersama NGO lainnya memberikan dukungan respon pandemic kepada

pemerintah dan juga keterlibatan masyarakat dalam respon pandemic

12 Kementerian dalam negeri mengeluarkan edaran mengenai respon pemerintah daerah

dalam respon pandemic termasuk pembentukan gugus tugas di daerah

13 Kementerian luar negeri berkoordinasi untuk evakuasi WNI dari daerah yang

terdampak pada awal epidemi (apabila diperlukan) dan berkordinasi dengna

pemerintah negara yang terjankit unutk memonitor kondisi WNI di degara terjangkit

Dan apabila kasus sudah masuk ke Indoensia berkoordinasi dengan pemerintah

negara lain mengenai kasus WNA yang terdeteksi di Indoensia Dalam hal ii dapat

bekerjasama dengan IHR focal point Indonesia

14 Kementerian agama memberikan edaran mengenai intervensi yang dilakukan

bekerjasama dengan tokoh agama (contohnya penutupan masjid gereja maklumat

MUI dll)

15 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia

melakukan pendekatan melalui desa unutk pelibatan tokoh masyarakat dalam respon

pandemi dan pemakaian dana desa untuk respon pandemic

16 Kementeian Energi Sumber Daya Mineral Indoensia memastikan sektor esensial

seperti PLN Gas negara Bahan bakar Air tetap menjaga keberlangsungan usahanya

selama pandemi Pertamina Bahan Bakar sebagai sumber energi seluruhnya Listrik

PLN perannya menyediakan penerangan dan sebagai sumber energi PDAM

perannya menyediakan air bersih dan air minum sebagai kebutuhan dasar dan

hygiene sanitasi perorangan

17 Kementerian hukum dan hak asasi manusia menyusun hukum dan peraturan untuk

percepatan penanganan pandemi dan intervensi yang dilakukan Dan juga membuat

protokol unutk pandemi bagi perangkat hukum dan fasilitasnya seperti pencegahan

deteksi dan rujukan kasus di baan pemasyarakatan

18 Kementerian ketenagakerjaan Indoensia membuat protokol unutk tenaga kerja dan

pelaku usaha pada saat pandemi termasuk juga untuk pekerja migran Termasuk

pemberlakuan bekerja dari rumah pada masa sosial distancing pembatasan sosial

19 Kementerian Keuangan memastikan tersedianya anggaran nasional dan daerah untuk

respon pandemi

31

20 Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung respon pandemi dengan

mendukung komunikasi dan menjaga keberlngsungan sarana telekomunikasi untuk

respon pandemi (Internet telephone) memberikan fasilitas tool free untuk hotline

pandemi dan SMS blast serta iklan layanan masyarakat unutk pandemic

Telekomunikasi menyediakan kebutuhan informasi dan komunikasi antar individu

21 Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia menyusun protokol untuk

desinfeksi lingkungan yang aman untuk masyarakat

22 Kementeiran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dapat bekerjasama

untuk mengidentifikasi fasilitas apartment dan mempersiapkan fasilitas untuk

alihfungsi gedung fasilitas unutk respon pandemic termasuk untuk tempat perawatan

COVID-19

23 Kementerian riset dan Teknologi bekerjasama dengan kementerian Pendidikan

termasuk Universitas dan perangkat negara lainnya untuk melakukan modeling

prediksi kasus COVID-19 di Indoensia dan mengorganisasi penelitian mengenai

COVID-19 di Indoensia termasuk membuat road map dan protokol penelitian di

Indonesia sejalan dengan road map penelitian nasional Hal ini dilakukan

bekerjasama dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan

24 Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional RI menyusun perencanaan

respon COVID-19 dengan menggunakan modeling yang dibuat bersama dengan

Kementerian Riset dan Teknologi

25 Kementerian BUMN mendukung keberlangsungan BUMN untuk menjalankan fungsi

pelayanan publik esensial dan identifikasi fasilitas BUMN yang dapat dialihfungsikan

untuk respon COVID-19 termasuk menjadi tampat perawatan COVID-19 Dapat

bekerjasama dengan kementerian lainnya contohnya bekerjasmaa dengan

Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menggunakan stadium fasilitas oleh raga

untuk perawatan COVID-19 atau bekerjasmaa dengan Pusat Haji untuk menggunakan

asrama haji untuk tempat perawatan COVID-19

26 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat protokol

keberlangsungan usaha untuk pengusaha kecil dan menengah dan mendukung

keberlangsungan usaha kecil dan menegan pada saat respon pandemic

27 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif untuk memberikan edaran kepada sektor

pariwisata untuk kewaspadaan COVID-19 menutup sektor pariwisata apabila

diperlukan pada pemberlakuan pembatasan sosial Memberikan informasi komunikasi

risiko kepada stakeholder sektror pariwisata

Stakeholder yang bergerak di bidang intervensi non pharmasi adalah menyusun dan

monitoring implementasi protokol untuk sektor non kesehatan seperti protokol publik

protokol transportasi umum protokol di sektor edukasi protockol di sektor

perdaganganprotokol socialphysical distancing protokol penutupan pusat

keramaian tempat hiburan pusat perbelanjaanmall penutupan sekolah termasuk

pengaturan kehidupan masyarakat yang terkait lainnya

32

6 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Tim komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi

Kesehatan (TPK hewan dan manusia) dan Tim Sentra Media (TSM) Tim-tim ini bertugas

untuk

a Promosi Kesehatan

1) Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mengatasi COVID-19

2) Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan

dan tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi

3) Mengumpulkan data dan informasi secara rutin dan setiap ada perkembangan

situasi yang khusus yang dilaporkan Tim Penanggulangan atau tim lainnya yang

terkait

4) Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul

5) Membuat papan informasi internal yang memuat informasi esensial (kontak peta

wilayah dll) dan data informasi terbaru

6) Mengatur jenis media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan saluran

informasi bagi target yang berbeda-beda

7) Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran

8) Menyusun pesaninstruksi per topik dengan masukan dan koordinasi dengan ahli

teknis sesuai target dan saluran informasi

9) Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda)

berdasarkan target jenis media KIE dan saluran informasi

b Sentra Media

1) Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai

media massa

2) Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi Membuat

pointers dari pemantauan berita-isu publik dan perkembangan situasi dari unit

teknis kepada juru bicara

3) Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang

di masyarakat serta memastikan agar masyarakat menerima informasi yang akurat

pada waktu yang tepat

4) Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan

memastikan bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang

dapat dengan mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers

ad-lips talkshow video news release)

5) Melayani kebutuhan media masa

6) Menyelenggarakan temu media secara berkala

7) Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian

lembaga kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta)

memperoleh berita informasi terakhir secara rutin

8) Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan

kunci yang ingin dipublikasikan

9) Memastikan data yang dapat dibagikan ke publik dan menahan informasi sensitif

dengan media massa

33

Bab 4

Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi

41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi Konsep operasi pelaksanaan respon pandemi berdasarkan framework kebencanaan

nasional mengacu pada bagan sebagai berikut

Tabel 41

Konsep Operasi Pelaksanaan Respon Berdasarkan Framework Kebencanaan Nasional

Pernyataan Definisi Operasional Prinsip Operasi Koordinator

Komando

Kesiapsiagaan Belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia

Penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan

Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)

Siaga Darurat Awal masuk kasus ke Indonesia (Kasus awal dan sporasik kasus)

Deteksi kasus pelacakan kasus dan isolasi kasus

Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)

Tanggap Darurat Terdapat minimal 2 klaster sampai COVID-19 yang meluas di Indonesia

Deteksi kasus pelacakan kasus mitigasi pandemi Physical distancing business continuity plan (BCP)

Nasional BNPB Daerah Kepala Daerah

Rehabilitasi Tidak ditemukan kasus baru setelah dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir

Surveilans ketat deeskalasi respon rehabilitasi fungsi komponen yang terlibat dalam penanggulangan COVID-19

Kepala Daerah

Pada saat WHO mengeluarkan pernyataan pandemi maka Kementerian Kesehatan

bersama dengan Kemenko PMK akan melaporkan hal ini kepada Presiden dan sesuai

dengan Inpres No 4 Tahun 2019 maka Presiden akan menunjuk komandan untuk

kesiapsiagaan dan respon untuk penanggulangan

Trigger kriteria penetapan status dan respon untuk setiap status yaitu

a Status siaga darurat ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI

b Status darurat bencana ditetapkan oleh Presiden RI atas rekomendasi Kemenkes

BNPB dan Kementerian lain yang terlibat dan relevant

Pada saat kesiapsiagaan (belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia terdeteksinya

kasus di Indonesia kasus awal dan sporadik kasus di Indonesia maka Menteri Kesehatan

melaporkan kepada Presiden untuk merekomendasikan penetapan siaga darurat

Kemenkes akan melakukan analisis risiko berkala dan melaporkan kepada Presiden

Dalam tahap ini Presiden akan menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas

sektor untuk melakukan respon

Apabila adanya peningkatan kasus di Indonesia dimana kasus pandemi sudah menyebar

luas di Indonesia berdasarkan analisis risiko yang disampaikan oleh Kemenkes situasi

tersebut dilaporkan kepada presiden dan presiden menetapkan tanggap darurat dan

menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan respon

34

Pos pendampingan akan diberikan oleh pusat ke daerah bila pos pendampingan untuk daerah yang terdampak diperlukan

Struktur komando dan koordinasi akan dibuat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota (Seperti organogram dibawah ini)

Gambar 41

Struktur Pos Pendampingan SKPDB (Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana)

Pendanaan kesiapsiagaan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan RI dan

bantuan hibah dari dunia usaha donatur dan bantuan luar negeri Pendanaan pada

penanggulangan pandemi (periode tanggap darurat) menggunakan dana siap pakai yang

tersedia di Kementerian Keuangan dan dapat dipergunakan oleh BNPB pada masa

tanggap darurat pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dapat menggunakan DTT

(Dana Tak Terduga) BTT (Biaya Tak Terduga)

Biaya untuk penyediaan darurat bencana penanganan operational ground handling

personil logistik dan peralatan pengemasan pelabelan distribusi bantuan ke lokasi

Pos Lapangan

KabKota

Pos Pendukung (Bantuan

Internasional)

Pos Lapangan

Pos Lapangan

Pos Lapangan

Posko Nasional PDB

Pos Pendamping Wilayah

Nasional

Provinsi

Notes Pendampingan Komando

35

tujuan pemusnahan dan re-ekspor menjadi tanggung jawab pemberi bantuan

internasional

Tempat Transit terbagi atas

bull Bandar Udara

bull Pelabuhan Laut

bull Pos Lintas Batas Negara

bull Pangkalan Militer jika kapasitas pintu masuk keluar bantuan tidak memadai

Indikator Siaga Darurat

1) Meningkatnya angka kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia

2) Terindentifikasinya 1 orang pasien positif COVID-19 di Indonesia

Indikator Tanggap Darurat

1) Sebaran angka kasus COVID-19 telah terjadi di lebih dari satu provinsi di Indonesia

atau adanya lebih dari dua kluster di provinsi yang sama

2) Terjadi Transmisi COVID-19 di komunitas

3) Angka kesakitan COVID-19 menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih selama dalam

dua kali masa inkubasi (2 x 5 hari) berturut-turut

4) Dilaporkan adanya petugas kesehatan yang terjangkit COVID-19

5) Jumlah rata-rata penderita baru COVID-19 akibat penularan manusia ke manusia

dalam satu kawasancluster menunjukkan kenaikan 2 kali lipat dalam 2 minggu

terakhir

6) Case Fatality Rate menunjukkan peningkatan dalam 2 minggu terakhir

7) Penanganan Wabah COVID-19 yang melebihi daya dukung Sumber Daya

Kesehatan

8) Terganggunya layanan pemerintahan maupun layanan vital lainnya akibat wabah

COVID-19

9) Terjadinya gangguan pada sektor keamanan ketertiban sosial maupun ekonomi

10) WHO menyatakan PHEIC pandemic COVID-19

Kondisi masuk pada tahap tanggap darurat apabila memenuhi sekurang-kurangnya 3 indikator

dari indikator skenario kejadian

Indikator Transisi Darurat ke Pemulihan

Indikator skenario kejadian

1) Penurunan signifikan pada incident case

2) Dalam 14 hari dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak terdeteksi kasus baru

dengan surveilans ketat

3) Aktivitas layanan kesehatan pemerintahan sosial dan ekonomi masyarakat telah

pulih seperti kondisi sebelum Pandemi

36

42 Fungsi

421 Komando dan Koordinasi

Pada saat kesiapsiagaan setiap stakeholder melakukan kegiatan kesiapsiagaan

sesuai dengan tupoksinya masing-masing Kementerian kesehatan mengeluarkan

surat edaran kesiapsiagaan terhadap kasus COVID-19 baru di rumah sakit pintu

masuk pelayanan kesehatan dasar dan dinas kesehatan

Kemenkes bertugas sebagai koordinator dan pusat krisis sebagai pelaksana harian

pada saat kesiapsiagaan dan siaga darurat Pusat krisis akan mengkoordinir segala

aktivitas untuk kesiapsiagaan dan siaga darurat Seluruh komponen penanggulangan

yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan pusat krisis

kesehatan melalui Public Health Emergency Operations Centres (PHEOC) PHEOC

melakukan kegiatan surveilans berdasarkan IBF analisis risiko dan Penyelidikan

Epidemiologi (PE)

Pusat krisis kesehatan akan melakukan koordinasi dengan lintas sektor lainnya

termasuk BNPB apabila memerlukan sumber daya tambahan untuk keperluan

kesiapsiagaan dan siaga darurat Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat

adalah seperti di bawah ini

Gambar 42

Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat

Aktivasi sub klaster sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil analisis risiko yang

dilakukan PHEOC dan pusat krisis

Komandan Menkes (Pelaksana Harian Pusat Krisis) -Emergency

Operation Centre

Tim Data amp Informasi dan Humas Pusdatin dan Rokomyanmas

Tim Logistik Kesehatan Farmalkes

Tim Promosi Kesehatan

Rokomyanmas

Koordinator Sub

Klaster Pelayanan

Kesehatan

Yankes

Koordinator Sub Klaster

Pengendalian Penyakit P2P (PHEOC) dan IHR

Focal Point

Koordinator

Sub Klaster

Pelayanan Gizi Dit Gizi

Koordinator

Sub Klaster

Kesehatan Jiwa Keswa

Koordinator Sub Klaster

Kesehatan

Reproduksi Kesga

Sub Klaster

DVI

BNPB

WHO IHR

Focal Point

37

Pada saat di deteksi kasus baru pandemi di Indonesia maka IHR focal point akan

memberikan notifikasi kepada WHO dan berkoordinasi dengan humas dan pusat krisis

untuk melakukan respon IHR National Focal point dapat berkoordiansi dengan WHO

National focal point untuk mobilisasi sumber daya Internasional yang dibutuhkan

contohnya dengan Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) untuk

mendukung respon di Indonesia

Pusat Krisis Kesehatan melakukan pertemuan koordinasi berkala untuk sektor

kesehatan dan sub kluster sektor kesehatan dengan melibatkan partner NGO

organisasi Internasional

Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19

Untuk Penanggulangan COVID-19 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden no 7

tahun 2020 mengenai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases

2019 (COVID-19) Operasi respon dan Mitigasi COVID-19 pada tingkat pusat

dilaksanakan oleh gugus tugas ini dengan tujuan untuk

a meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan

b mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian

lembaga dan pemerintah daerah

c meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran COVID-19

d meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional dan

e meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah mendeteksi dan

merespons terhadap COVID-19

Gugus tugas ini terdiri dari Pengarah dan Pelaksana Pengarah memiliki tugas untuk

memberikan arahan kepada Pelaksana dalam melaksanakan percepatan penanganan

COVID-19 dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan

COVID-19

Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memiliki tugas

a) menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan COVID-

19

b) mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan

COVID-I9

c) melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-19

mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan

COVID-L9 dan

d) melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-L9 kepada Presiden dan

Pengarah

Dalam melaksanakan tugasnya gugus tugas ini dibantu oleh sekretariat yang

berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memberikan

dukungan teknis dan administrasi kepada gugus tugas tersebut

38

Pada tingkat sub nasional dibentuk juga gugus tugas percepatan penganan COVID-19

yang berkoordiansi dengan gugus tugas pusat Biaya untuk pelaksanaan

penanggulangan COVID-19 dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja

negara belanja daerahatau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai d

engan ketentuan

Susunan keanggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan

COVID-19 terdiri atas

A Pengarah

1 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

2 Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

3 Menteri Kesehatan dan

4 Menteri Keuangan

B Pelaksana

Ketua Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Wakil Ketua 1 Asisten Operasi Panglima Tentara Nasional Indonesia dan

Wakil Ketua 2 Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Anggota

1 Unsur Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan

2 Unsur Kementerian Kesehatan

3 Unsur Kementerian Dalam Negeri

4 Unsur Kementerian Luar Negeri

5 Unsur KementerianPerhubungan

6 Unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika

7 Unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

8 Unsur Kementerian Agama

9 Unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana

10 Unsur Tentara Nasional Indonesia

11 Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia dan

12 Unsur Kantor Staf Presiden

39

Pada saat tanggap darurat maka alur komando dan koordinasi seperti dibawah ini

Gambar 43

Alur Komando dan Koordinasi Pada Saat Tanggap Darurat

Tugas dan fungsi alur komando dan koordinasi adalah sebagai berikut

1 Komandan

a Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)

menjadi Pos Komando Tanggap Darurat

b Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah

komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana

c Membuat rencana operasi mengorganisasikan melaksanakan dan

mengendalikan operasi tanggap darurat bencana

d Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya

manusia peralatan logistik dan penyelamatan serta berwenang

memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi lembaga organisasi yang

terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana

e Melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan minimal

satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya

f Komandan Tanggap Darurat bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI

2 Wakil Komandan

a Membantu komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan

mengorganisasikan melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap

darurat bencana

b Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat humas keselamatan dan keamanan

serta perwakilan instansi lembaga

c Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana apabila berhalangan

d Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung

kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana

Tim Pengarah

Menko PMK

Menko Polhukam

Menkes

Menteri keuangan

WHO IHR Focal Point

IHR National Focal Point

40

3 Sekretariat

a Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan

b Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat

Bencana

c Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat

Bencana

4 Bagian Perencanaan

a Mengumpulkan dan menginventarisasi sumber daya (personil peralatan dan

dana) yang ada di masing-masing instansi

b Mengevaluasi menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan

penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana

operasi tanggap darurat

c Kepala Bidang Perencanaan bertanggung jawab langsung kepada Komandan

Tanggap Darurat Bencana

5 Bagian Humas

a Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi

b Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi

tentang bencana ke media massa dan masyarakat luas atas persetujuan

komandan tanggap darurat

c Mendokumentasikan seluruh kegiatan posko tanggap darurat

d Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap

Darurat Bencana

6 Perwakilan Kementerian Lembaga (KL)

a Perwakilan KL terkait bertugas membantu Komandan Tanggap Darurat

bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumber daya yang

dibutuhkan dari KL

b Perwakilan KL secara operasional bertanggung jawab langsung kepada

Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara

administratif bertanggung jawab kepada pimpinan KL terkait

422 Surveilans

Kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan mulai dari sebelum timbul pandemi sampai

dengan pasca penanggulangan dengan sasaran populasi yang berisiko yaitu

masyarakat dan petugas Pelaksanaan surveilans berdasarkan lokasinya dibedakan

menjadi

a Surveilans wilayah yang meliputi wilayah kasus dan penanggulangan rumah sakit

yang merawat kasus Puskesmas Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan

lainnya serta wilayah berisiko

41

b Surveilans yang dilakukan di pintu masuk keluar suatu wilayah dan yang meliputi

bandar udara pelabuhan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) Kegiatan surveilans di

wilayah dan pintu masuk negara pada setiap status

o SOP surveillans pada setiap status merujuk pada Pedoman Surveilans

epidemiologis COVID-19 di Indonesia (Kemenkes 2020) Pedoman Surveilans

Sentinel ILI Pedoman Surveilans SIBI (Surveilans ISPA Berat di Indonesia)

Pedoman SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan pedoman

nasional COVID-19

o SOP penilaian risiko pada setiap status yang merujuk pada Risk Assessment

for Acute Public Health Event WHO 2010 dan Pedoman Nasional COVID-19

Kemkes 2020

c Sumber daya manusia untuk melakukan surveilans termasuk roster

epidemiologist dll Tim TGC dan Pejabat Karantina Kesehatan (analis

laboratorium klinisi perawat epidemiologi)

d SOP untuk COVID-19 Severity Assessment (PISA) Siapa yang melakukan dan

indikator apa yang akan dipakai

e Metode modeling pandemi yang mungkin dilaksanakan dan institusi yang dapat

membantu dalam pelaksanaannya

f SOP terkait pencatatan dan alur pelaporan surveilans COVID-19 merujuk pada

- Pedoman COVID-19 Kemenkes RI 2020

- Annex 2 IHR Decision instrument for the assessment and notification of

events that may constitute a public health emergency of international

concern 2010

g Pengawasan kekarantinaan kesehatan terdiri dari pengawasan saat kedatangan

pengawasan saat keberangkatan dan pengawasan lingkungan

Tindakan kekarantinaan kesehatan terdiri dari

o Karantina isolasi

o rujukan disinfeksi dan atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi

o Pembatasan sosial berskala besar

o Disinfeksi dekontaminasi disinseksi dan atau deratisasi terhadap alat

angkut dan barang

o Penyehatan pengamanan dan pengendalian terhadap media lingkungan

Di tingkat daerah juga dapat dibentuk Gugus Tugas dengan struktur yang sama

dengan struktur nasional

423 Respon Medis dan Laboratorium

Pada kondisi pandemi sudah teridentifikasi dan siap melaksanakan pelayanan kasus

COVID-19 harus sesuai dengan pedoman dan standar Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi (PPI) yg benar yaitu

o Layanan primer

o Rumah Sakit

o Farmasi

o Laboratorium

42

Respon medis dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk kasus

parah dan moderate sedangkan untuk kasus ringan dilakukan pengawasan di

Puskesmas atau pelayanan telemedicine dan rumah Tata laksana kasus pandemi

dengan memperhatikan infeksi

Pada kasus ringan operasional dan pemberdayaan yang dilakukan di puskesmas

antara lain

1) Pasien suspek diperiksa di puskesmas klinik dengan menerapkan PPI

berbasis standar kontak dan droplet disarankan melalui telemedicine

2) Pasien suspek dapat melakukan karantina mandiri dengan edukasi etika batuk

cuci tangan dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

3) Kasus suspek moderate dan parah yang terjadi pada kelompok risiko tinggi (usia

diatas 60 tahun memiliki komorbid) dirujuk ke rumah sakit untuk di tes dan

diberikan pengobatan jika diperlukan

4) Kasus supek dengan gejala ringan dan tidak terjadi pada kelompok risiko tinggi

mendapatkan obat simptomatik di rumah

5) Status kesehatan kasus suspek dipantau melalui telemedicine atau cara lainnya

6) Puskesmas melaporkan ke dinas kesehatan setempat

7) Petugas puskesmas mengawasi perjalanan penyakit kasus suspek (surveilans

aktif) dan melakukan contact tracing pasien dan mengkarantina kontak serta

memonitor status kesehatan kontak selama 14 hari

8) Kasus suspek dengan perburukan klinis akan dirujuk ke RS rujukan

9) Petugas puskesmas dengan ambulance khusus siap menjemput kasus suspek

dari rumah ke RS rujukan

10) Komunikasi risiko internal puskesmas

11) Skrining seluruh petugas di puskesmas

12) Menjaga keberlangsungan pelayanan

Selain itu dalam penanggulangan COVID-19 Puskesmas juga diharapkan dapat

melaksanakan tiga fungsi utamanya yaitu

1 Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Melakukan surveilans COVID-19 ILI dan pneumonia untuk mendeteksi dini

adanya suspek COVID-19

Melapor ke Dinas Kesehatan kabupaten kota bila ditemukan adanya suspek

COVID-19

Bersama tim Dinas Kesehatan kabupaten kota melakukan penyelidikan

epidemiologi (tes isolasi kasus pelacakan kontak karantina kontak dan

pemantauan status kesehatan kontak selama 14 hari)

Koordinasi lintas sektor tingkat kecamatan tentang adanya kasus suspek

COVID-19 dan pengendalian melalui pimpinan wilayah kecamatan

2 Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Diseminasi KIE tentang adanya kasus COVID-19 pada manusia untuk deteksi

dini pencegahan penularan pelaporan dan pengobatan segera melalui tokoh

masyarakat agama kader kesehatan LSM Ormas dan UKBM Upaya

43

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (poskesdes poskestren posyandu

polindes posdayandu dll)

Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM (kader dasa wisma kader posyandu

desa siaga atau kegiatan berbasis masyarakat lainnya yang berjalan di daerah

tersebut) untuk melakukan deteksi dini pencegahan penularan dan rujukan

kasus COVID-19

3 Sebagai Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Pada dasarnya Puskesmas tidak melakukan perawatan pasien suspek karena

keterbatasan sarana prasarana tenaga serta untuk mencegah meluasnya

penyebaran penularan dari manusia ke manusia

Pada kasus sedang dan berat dilakukan di rumah sakit antara lain

1 Pelayanan di ruang rawat isolasi dengan tetap menerapkan prinsip PPI

2 Pemberian obat simptomatik

3 Pelayanan di ruang ICU dengan tetap menerapkan prinsip PPI

4 Pengaturan shift petugas yang ketat untuk mencegah kelelahan

5 Pengaktifan ruang ldquoantarardquo (untuk decont) dan ruang tekanan negatif dan steril

khusus untuk petugas beristirahat

6 Monitoring dan evaluasi semua petugas dan layanan yg diberikan

Di Rumah Sakit dilakukan pengaktifan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat

Terpadu (SPGDT) antara lain

bull Jumlah tempat tidur

bull Jumlah ICU

bull Ketersediaan ventilator (jumlah dan jenis)

bull Peralatan terapi oksigen

bull Ruang pemulasaran jenazah

bull Laboratorium

bull Farmasi obat APD

bull Instalasi gizi (petugas dan pasien)

bull CSSD (Central Sterilization Supply Department) Instalasi Pusat Pelayanan

Sterilisasi

bull Kesehatan lingkungan

Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan COVID-19 Rumah

sakit tersebut mengaktifkan rencana kesiapsiagaan dan respon pandemi di rumah sakit

dengan

a Penambahan ruangan perawatan untuk COVID-19 mengirimkan pasien lain ke

rumah sakit lain

b Menyediakan terapi oksigen bagi pasien dengan kondisi parah

c Menyediakan ruang rawat ICU dan pemenuhan kebutuhan terapi oksigen dan

ventilator untuk pasien dengan kondisi kritis (perhitungan lihat tabel di lampiran)

d Membuat prioritas perawatan untuk pasien lainnya Pasien lainnya yang dalam

keadaan gawat dan atau darurat dapat ditangani dengan dikirim ke rumah sakit lain

e Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan prasarana yang diperlukan untuk

penambahan kapasitas perawatan dapat di rumah sakit rujukan tersebut

44

f Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan

tidak memadai dapat dilaksanakan strategi dibawah ini Strategi tersebut perlu

didiskusikan terlebih dulu oleh panel ahli berdasarkan analisis risiko untuk membuat

rekomendasi

- Hotline service yang beroperasi 24 Jam 7 hari akan membantu triase orang yang

bergejala penyakit pernafasan dan orang yang khawatir kontak dengan kemungkinan

kasus COVID-19 berdasarkan kondisi mereka Orang-orang tersebut melalui hotline

service akan diberikan arahan apakah harus datang ke fasilitas kesehatan atau

melakukan isolasi mandiri di rumah atau adanya arahan lainnya Skreening dan

triase dapat dilakukan di semua akses sistem fasilitas kesehatan puskesmas klinik

atau rumah sakit lainnya dan setting khusus yang diadakan di komunitas Apabila

diperlukan klinik demam (atau penyakit pernafasan) dapat didirikan di luar fasilitas

kesehatan utnuk menurunkan risiko penularan COVID-19 di fasilitas kesehatan

- Rujukan akan mengadopsi model ldquohub and spokerdquo dengan fasilitas rujukan COVID-

19 pusat dan semua fasilitas kesehatan lainnya di setiap wilayah geografis yang

merujuk pasien ke fasilitas rujukan COVID-19 terdekat

- Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan untuk COVID-

19 Rumah sakit rujukan tersebut akan mengaktifkan respons pandemi dan rencana

kesiapsiagaan di rumah sakit dengan menambahkan ruang perawatan untuk

COVID-19 dan dengan mengubah fungsi kamar lain Pasien lain yang sedang

dirawat yang bukan terjangkit COVID-19 bisa dikirim ke rumah sakit lain Identifikasi

dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan

kapasitas perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19

- Identifikasi rumah sakit lainnya sebagai pusat perawatan COVID-19 apabila

diperlukan

- Identifikasi fasilitas bangunan yang dapat dikonversi dan berfungsi sebagai pusat

perawatan COVID-19 (misalnya asrama atlet hotel dengan kapasitas tempat tidur

yang mencukupi) Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur untuk

fasilitas ini perlu dilakukan dengan bekerja sama dengan IDI dan organisasi profesi

Fasilitas-fasilitas ini perlu memiliki akses ke layanan kesehatan yang cepat (termasuk

telemedicine) dan perlu ditempatkan dekat dengan rumah sakit rujukan COVID-19

- Identifikasi tenaga kesehatan untuk membantu penanganan kasus COVID-19 Bila

terdapat defisit atau kekurangan tenaga kesehatan yang berkompetensi dalam

menangani kasus COVID-19 maka perlu dipertimbangkan dilakukannya task shifting

dari tenaga kesehatan lainnya dengan pemberian pelatihan dan ketrampilan yang

memadai

- Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan

tidak memadai serta berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi ahli dapat

dilaksanakan strategi berikut ini

o kasus ringan tanpa faktor risiko dirawat dirumah melakukan isolasi diri di rumah

dengan mengikuti dan memperhatikan pengendalian infeksi untuk perawatan

pasien COVID-19 di rumah Pasien tersebut harus mempunyai akses cepat untuk

arahan oleh petugas keseahtan melalui telemedicine whats apps dll

o Kasus sedang yang berisiko tinggi seperti usia lanjut gt 60 tahun atau kasus

dengan komorbid (hipertensi diabetes kardiovaskular penyakit pernafasan kronik

45

kondisi imunkompromis dll) dapat dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan

perlu disiapkan rujukan cepat ke rumah sakit rujukan apabila pasien mengalami

gejala yang memburuk atau adanya komplikasi

o Kasus yang parah amp kritis perlu dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19

- Untuk rujukan pasien dapat menggunakan fasilitas ambulans PSC 119 atau

ambulans RS

- Apabila kapasitas laboratorium mencukupi pemeriksaan laboratorium

dilaksanakan sesuai pedoman COVID-19 Berdasarkan analisis risiko dan

rekomendasi panel ahli apabila kasus sudah menyebar di masyarakat luas dan

kapasitas laboratorium sudah tidak mencukupi pemeriksaan laboratorium dapat

dilakukan pada kasus baru dari daerah baru yang melaporkan dari kasus yang

berisiko tinggi kasus yang parah dan kritis dan kontak erat kasus konfirmasi

Pada daerah yang melaporkan transmisi luas di masyarakat dapat dilakukan

survei sistematis pada pemeriksaan laboratorium atau menggunakan sistem

sentinel surveilans

- Kegiatan tambahan yang berkaitan dengan intervensi medis termasuk

Mengembangkan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen kasus dan

protokol rujukan

Melengkapi tenaga kerja yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja di

lingkungan risiko rendah menempatkan staf dengan status risiko yang lebih

rendah untuk mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang

menganggur yang dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara

Diseminasi selebaran tentang definisi kasus algoritma diagnose pengumpulan

dan transportasi specimen dan APD ke fasilitas kesehatan milik pemerintah

dan swasta

Menyiapkan panduan untuk pelayanan hotline yang beroperasi 24 jam7 hari

untuk melakukan triase orang-orang dengan gejala respiratorik dan mereka

yang khawatir kontak dengan kemungkinan kasus COVID-19

Menyiapkan panduan untuk pekerja telemedicine tenaga kesehatan

Puskesmas dan klinik pernapasan untuk mengidentifikasi menilai dan tes

COVID-19

Diseminasi panduan nasional dan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen

kasus dan protokol rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan

Membuat panduan tersedia untuk perawatan di rumah bagi pasien dengan

gejala COVID-19 ringan

Menyediakan panduan pemulasaran jenazah

Mempertahankan pelayanan kesehatan rutin dan kegawatdaruratan kepada

masyarakat

Mengatur jaringan pakar klinis untuk membantu karakterisasi klinis COVID-19

menjawab tantangan dalam perawatan klinis

Mencoba penggunaan antivirus yang tepat

Melakukan penelitian dalam Pemantauan Penggunaan Darurat Intervensi

penyelidikan dan yang belum terdaftar menyiapkan protokol penyelidikan klinis

untuk menggunakan obat dan rejimen yang berbeda

46

Implementasi percobaan klinis dalam pengobatan

Eskalasi pemenuhan logistik Alat Pelindung Diri (APD) obat-obatan suportif bahan medis

habis pakai (BMHP) dan untuk pemeriksaan laboratorium (VTM Swab cold chain dll)

Laboratorium

Spesimen yang diambil pada fase pandemi adalah sampel yang memenuhi definisi pasien

dalam pengawasan orang dalam pemantauan dan kontak erat risiko tinggi

Pengambilan spesimen pasien pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan

dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondidi

perburukan)

Pengambilan specimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-14

Alur Penerimaan Laboratorium

Gambar 44

Alur Pengiriman Spesimen

Algoritma Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan spesimen untuk skrining dan penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan di

laboratorium yang memenuhi standar Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliko alat

pemeriksaan Real Time PCR Saat ini dalam upaya percepatan penemuan kasus

Pemerintah juga telah menggunakan rapid test (tes cepat) serologis untuk pemeriksaan

skrining COVID-19 Kedepannya juga aka nada pengembangan pemeriksaan COVID-19

menggunakan tes cepat molecular berbasis PCR

Laboratorium Rujukan

Nasional COVID-19

Laboratorium Pemeriksa

COVID-19

Rumah SakitDinas

KesehatanLaboratorium

Kesehatan Lainnya

Screening

Konfirmasi

47

Gambar 45

Algoritma Pemeriksaan Laboratorium

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam pemantauan

dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR dan

sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi negatif

COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak erat atau riwayat

perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan ulang Karena

kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui

Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil

positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof

Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

48

Alur Pelaporan Surveilans Epidemiology dan Laboratorium

Gambar 46

Alur Pelaporan Laboratorium

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan

Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke

Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan PHEOC mengirimkan

hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang merawat kasus

Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai pihak terkait

agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium positif

IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam (Sumber

Pedoman P2 COVID-19_REV-03)

Laboratorium rujukan nasional COVID-19 melakukan rekapitulasi hasil pemeriksaan

dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-19 dan melaporkan kepada Direktur

Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai Focal Point International

Health Regulation dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan tembusan

kepada Menteri Kesehatan (Sumber SK Jejaring Lab COVID-19)

PUSDALOP BNPB

EOC Pusat Krisis Kemkes

49

Tugas dan Fungsi Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19

a Menerima spesimen untuk pengujian COVID-19 atau konfirmasi hasil tes dari

laboratorium daerah COVID-19

b Mengembangkan SOP terkait pengumpulan penanganan dan pengujian

spesimen COVID-19

c Melakukan rekapitulasi seluruh hasil tes COVID-19 dari laboratorium daerah dan

melaporkan ke Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

sebagai IHR focal point dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan

tembusan ke Menteri Kesehatan

d Melakukan pengujian validasi dengan mengambil sampel spesimen positif dan

negatif berdasarkan hasil tes yang dibawa oeh laboratorium daerah COVID-19

e Mengirimkan tes panel COVID-19 ke laboratorium daerah COVID-19 untuk

external quality assurance (Quality AssuranceQuality Control)

f Melakukan supervisi dan bantuan teknis ke laboratorium daerah COVID-19

Tugas dan Fungsi Laboratorium Daerah COVID-19

a Menerima spesimen untuk tes COVID-19 dari rumah sakitdinas

kesehatanlaboratorium kesehatan lain

b Melakukan skrining tes spesimen COVID-19 menggunakan format dan SOP

yang dibuat Litbangkes

c Mengirimkan semua spesimen untuk tes validitas ke laboratorium rujukan

nasional COVID-19 tanpa menunggu hasil tes

d Mengirimkan hasil pemeriksaan COVID positif dan negatif ke Pimpinan

Litbangkes melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan

Teknologi Kesehatan Dasar

e Menginformasikan hasil tes positif dan negatif ke rumah sakit pengirim dengan

tujuan diagnosa dan manajemen kasus serta ke dinas kesehatan setempat

untuk tujuan penyelidikan epidemiologis dan

f Mengirimkan umpan balik ke rumah sakitpelayanan kesehatanlaboratorium

kesehatan lain jika ada kesalahan dalam penggunaan materi atau media pada

spesimen yang diterima

Kegiatan Laboratorium

a Melakukan penilaian kebutuhan laboratorium

b Menyiapkan protokol pengumpulan sampel pengemasan dan pengiriman

spesimen pasien dari kasus suspek atau terkonfirmasi harus dikirim sebagai

UN3373 ldquoBiological Substance Category Brdquo Kultur dan isolate virus harus

dikirim sebagai kategori A UN2814 ldquoinfectious substance affecting humans

c Memastikan mekanisme transportasi sampel yang baik

d Diseminasi protokol lab dan selebaran

e Memastikan akses ke suplai dan reagen laboratorium

f Melakukan pelatihan diagnosa molekular dasar dan lanjutan

g Mengirimkan sampel untuk pengendalian kualitas ke laboratorium rujukan

COVID-19 internasional yang diakui WHO

h Berpartisipasi dalam sistem surveilans rutin untuk memantau pola penyakit

dampak penyakit dan perubahan virusSecara berkala berbagi isolat dengan

laboratorium rujukan yang mengikuti panduan WHO

50

i Melakukan sequensing virus jika memungkinkan untuk konfirmasi adanya virus

memantau mutasi genom virus dan menginformasi penelitian epidemiologi

molekular

j Melakukan penelitian lanjutan (seroepidemiologis)

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Kegiatan

1 Melakukan workshop PPI virtual untuk fasilitas kesehatan COVID-19 yang

ditunjuk

2 Melakukan workshop PPI virtual untuk petugas kesehatan rumah sakit lainnya

dan puskesmas

3 Mengembangkan dan diseminasi selebaran donasi APD

4 Mengembangkan dan diseminasi PPI kit untuk perawatan di rumah

5 Mengembangkan panduan PPI untuk perawatan di rumah

6 Mengembangkan panduan PPI untuk petugas kebersihan

7 Mengembangkan panduan PPI untuk masyarakat

424 Intervensi Farmasi

Untuk dukungan APD suplai medis yagn dibutuhkan akan didistribusikan melalui

jejaring kluster logistik

Pusat Krisis Kesehatan berpotensi dijadikan Regional Emergency Coordination

Center dan Regional Medical Logistics Hub Hal ini dilakukan untuk memastikan

penanganan populasi terdampak yang begitu luas dapat dilakukan secara merata

namun terkoordinir dan terpusat di tingkat regional Pusat Krisis Kesehatan berada

di lokasi-lokasi berikut

1) Regional Medan

2) Regional Palembang

3) Regional DKI Jakarta

4) Regional Surabaya

5) Regional Semarang

6) Regional Bali

7) Regional Banjarmasin

8) Regional Makassar

9) Regional Manado

10) Sub Regional Padang

11) Sub Regional Papua

Terkait pintu masuk staging area untuk bantuan internasional berikut beberapa

bandara potensial yang telah diidentifikasi oleh WFP untuk penanganan bencana

alam di wilayah Indonesia

1) Bandara Medan untuk wilayah Sumatera dengan alternatif bandara di

Pekanbaru maupun Palembang

2) Bandara Balikpapan untuk wilayah Kalimantan

3) Bandara Halim Jakarta untuk wilayah Jabodetabek Jawa Barat dan Banten

51

4) Bandara Surabaya untuk wilayah Jawa Timur dengan alternatif bandara

Semarang

5) Bandara Makassar untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur secara umum

dengan alternatif bandara Manado

Note Dalam kasus skenario pandemi seperti ini Pemerintah perlu menetapkan

secara resmi lokasi pintu masuk staging area untuk penerimaan bantuan

internasional termasuk SOP dan protocol penerimaannya apakah melalui BNPB

Kemenkes selanjutnya diterima oleh OCHA AHA Centre dan diteruskan ke

lokasi terdampak

Terkait staging area hub untuk bantuan nasional (pusat) Kemenkes dapat

langsung mengarahkan bantuan logistik medis ke lokasi-lokasi bandara di Provinsi

terdampak maupun ke lokasi pintu masuk staging area bantuan internasional

agar dapat dikonsolidasikan secara bersama-sama Bandara Halim Jakarta

merupakan bandara utama untuk pengiriman menggunakan jalur udara menuju

daerah terdampak baik menggunakan pesawat militer dan pesawat komersil

(berjadwal maupun charter)

Untuk bantuan non-medis (peralatan rumah sakit lapangan dll) yang berasal dari

luar negeri

shy Untuk barang yang bersumber dari Gudang WHO Global maupun supplier

internasional WHO dapat mengirimkan langsung ke lokasi pintu masuk

staging area yang ditetapkan Pemerintah BNPB Kementerian Kesehatan

dan Bea Cukai dapat memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging

area

shy Untuk barang yang bersumber dari depot-depot UNHRD Global WHO dapat

berkoordinasi dengan WFP terkait rencana pengirimannya ke wilayah

Indonesia Selanjutnya BNPB Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai akan

memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging area

shy OCHA dapat mengaktifkan DHL DRT (Disaster Response Teams) untuk

membantu ground handling di pintu masuk staging area

shy WFP dapat mengaktifkan LET (The Logistics Emergency Teams) untuk

membantu operasi logistik medis dibawah koordinasi Klaster Logistik dan

Klaster Kesehatan

52

Rencana Tindakan Pemasukan Obat Vaksin

Saat ini belum tersedia vaksin dan obat antiviral spesifik Apabila sudah ada Vaksin

dan obet antiviral spesifik maka dapat dilakukan SAS

Tabel 42

Rencana Tindakan Mekanisme Pemasukan Obat

Nama SOP Leading sektor Stakeholder

SAS Vaksin

(Apabila

tersedia)

BPOM Industri Farmasi Bea cukai Kemenkes

(Program) Bagian yang terkait dengan

pendistribusian Obat sampai ke Daerah

(Gudang Farmasi KabupatenKota Instalasi

Farmasi Rumah SakitPuskesmas)

SAS Obat Kemenkes Prodis Kemkes Yanfar

(produkasi dan distribusi kefarmasian)

Ibu Lisa (081385318648)

SOP Registrasi

produk

BPOM Kemenkes (Program) Industri Farmasi

(contohnya Biofarma)

Data Instalasi Farmasi yang ada di Fasilitas Kesehatan

1 Puskesmas

Jumlah Puskesmas 9821

Jumlah Apoteker yang tersedia 2713

Tenaga Teknis Kefarmasian 7193

Puskesmas yang Belum ada Apoteker 7108

2 Rumah Sakit

Jumlah Rumah Sakit 2609

Jumlah Apoteker 11835

Kekurangan Apoteker 6802

425 Intervensi Non Farmasi

- Pedoman Bussiness Continuity Plan (BCP) untuk Sektor esensial

Business Continuity Plan (BCP) dapat didefinisikan sebagai rencana dalam

merespon keadaan darurat operasi backup dan pemulihan pasca bencana

53

BCP memungkinkan mengembalikan sistem ke kondisi normal dengan cepat setelah

terjadinya bencana atau peristiwa yang mengganggu keberlangsungan operasional

perusahaan

1 BCP PDAM menjamin ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi termasuk air

minum selama kondisi bencana selama waktu tertentu

2 PLN standar Nasional menetapkan jumlah cadangan bahan bakar yang harus

dimiliki PLN di suatu wilayah untuk menjamin ketersediaan listrik selama beberapa

hari ke depan atau selama masa bencana

3 Pertamina bahan bakar harus mampu menjamin ketersediaan bahan bakar selama

21 hari ke depan (BPH Migas) jadi selama masa sebelum 21 hari diharapkan

kondisi dapat kembali normal

4 Perhubungan mengatur lalu lintas angkutan darat laut dan udara dengan otoritas

terkait (ASDP Pelindo Pelni Organda Angkasa Pura) agar tidak terjadi gangguan

dalam penyaluran bantuan

5 Keamanan menjamin dan mengatur keamanan lalu lintas orang barang dari dan

ke daerah terdampak

6 Perdagangan memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok

masyarakat di seluruh wilayah terdampak

7 Sosial pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakat terdampak dan petugas

melalui penyediaan dapur umum dan layanan dukungan psikososial Beras

cadangan Pemerintah untuk tingkat Provinsi sebanyak 200 ton makanan siap saji

sesuai kebutuhan

- SOP untuk menjaga keamanan masyarakat dan sektor esensial pada saat pandemi

sehubungan dengan pembatasan sosial

A Langkah-langkah pelaksanaan

1 Membentuk Satuan Tugas

2 Satuan Tugas dibawah koordinasi Menko Polhukam sebagai pengendali Keamanan Nasional

3 Petugas dan Penugasan a Tim Pusdokkes Polri dan Puskes TNI

1) Perbantuan tenaga medis paramedis dibawah koordinasi Kementerian Kesehatan

2) Menyiapkan RS Rujukan (Bhayangkara dan RS TNI) bilamana diperlukan b Fungsi Operasional POLRI Petugas POLRI dari fungsi operasional jumlahnya sesuai kebutuhan dibagi 3

shift yaitu Shift 1 Jam 0600 - 1400 Shift 2 Jam 1400 - 2200 Shift 3 Jam 2200 - 0600

c Petugas penanggulangan COVID-19 terdiri dari

Pengamanan Terbuka

Pengamanan tertutup d Perlengkapan

Perlengkapan yang dibutuhkan dalam penanggulangan keamanan COVID-19

Alat transportasi kendaraan ambulance truk

Komunikasi HT

TOA

54

4 Penurunan Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) apabila diperlukan untuk tenaga sosial penyiapan logistik bencana

B SOP Keamanan Masyarakat 1 Screening masyarakat yang masuk dan keluar daerah terdampak 2 Dekontaminasi dan desinfeksi di lingkungan masyarakat termasuk di rumah

masing-masing 3 Pengendalian faktor lingkungan dengan melakukan penyuluhan PHBS dan

pengelolaan sampah 4 Pembatasan kegiatan sosial antara lain sekolah keagamaam dan ekonomi

- Kapasitas personel untuk menjaga keamanan masyarakat dan obyek vital negara

sesuai dengan Kepres no 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional Kapasitas personel meliputi kualitas dan kuantitas memiliki kemampuan negosiasi dan komunikasi dengan masyarakat jumlahnya sesuai dengan kebutuhan

- Strategi untuk menjaga kestabilan ekonomi dan sosial pada saat pandemi 1 Ketersediaan Logistik Kebutuhan Pokok

Menjamin ketersediaan dan kecukupan kebutuhan dasar untuk seluruh masyarakat di wilayah terdampak dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan keparahan dampak

Menjamin kelancaran distribusi bahan logistik kebutuhan pokok 2 Keberlangsungan Kegiatan Ekonomi

Pemerintah menjamin kegiatan ekonomi terutama sektor vital tetap berlangsung (yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak)

Kegiatan ekonomi terutama perdagangan tetap berlangsung dengan jaminan perlindungan diri melalui penggunaan APD standar oleh pelaku-pelaku pasar

3 Jaminan Keamanan

Pemerintah menjamin keamanan seluruh proses distribusi logistik proses ekonomi di masyarakat

Jaminan petugas Keamanan terhadap dampak COVID-19 juga harus dijamin Pemerintah dengan cara memastikan kecukupan APD bagi petugas dan sosialisasi tentang tata cara perlindungan diri dari infeksi COVID-19 tersebut

Tindakan Kekarantinaan Kesehatan

Berdasarkan analisis risiko dan rekomendasi panel ahli dan pedoman COVID-19 dapat

dilakukan karantina rumah wilayah terbatas dan pembatasan sosial berskala besar

a) Karantina rumah dilaksanakan terhadap seluruh orang di dalam rumah yang memiliki

kontak erat dengan pasien terjangkit COVID-19 Pemantauan karantina rumah

dilaksanakan berdasarkan SOP yang disusun dengan melakukan pengendalian infeksi

Kader melakukan pemantauan karantina rumah dan melakukan laporan harian ke

puskesmas Semua kebutuhan logistik pagan pokok dan kebutuhan pokok lainnya

disuplai oleh petugas yang melakukan monitoring karantina rumah Karantina rumah

dilakukan sampai selama dua kali masa inkubasi tidak ditemukan kasus baru dari kasus

terakhir yang dilaporkan Dukungan psikologis dan monitoring akan dilakukan oleh

petugas

55

b) Karantina wilayah terbatas dilaksanakan pada seluruh anggota masyarakat di suatu

wilayah terbatas apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran

COVID-19 antar anggota masyarakat di wilayah terbatas tersebut berdasarkan laporan

kasus data epidemiologi surveilan Karantina wilayah terbatas dilakukan pada tingkatan

RT atau dapat meluas ke beberapa RT RW atau desa kelurahan apabila diperlukan

Pada karantina wilayah terbatas masyarkat tidak dapat keluar masuk wilayah karantina

terbatas tersebut Bagian keamanan akan mendirikan spot check point di tempat akses ke

wilayah tersebut Dalam kondisi ideal logistik unutk daerah karantina terbatas dipenuhi

oleh petugas relawan Dalam kapasitas terbatas dimana kebutuhan pokok tidak dapat

disuplai oleh petugas masyarakat dapat memenuhi memesan logistik melalui daring

online atau masyarakat dapat membeli logistik hanya pada maksimal satu kali dalam

seminggu (hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk membeli logistik) ke

tempat penjualan logistik yang ada di daerah tersebut dengan tetap menjaga sosial

distancing Petugas akan memastikan suplai logistik pangan pokok ke daerah karantina

tetap terpenuhi Pada saat diberlakukan karantina wilayah kader akan memantau kondisi

kesehatan masyarakat di karantina wilayah setiap hari dan melaporkannya kepada

petugas puskesmas

Pada pemberlakukan karantina wilayah terbatas diperlukan sumber daya

- Pos komando pemantauan operasi karantina wilayah terbatas melibatkan BPBD dan

petugas kelurahan yang ditunjuk dengan pendampingan dari kabupaten atau provinsi

- kader untuk memonior kesehatan warga menggunakan formulir ssesuai pedoman

- Petugas keamanan (Babinsa Babimkamtibmas) petugas keamanan yang ditunjuk untuk

menjaga keamanan di wilayah karantina dan petugas keamanan di spot check poin

- Petugas dinas perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas sehingga tidka ada

yang masuk dan keluar wilayah yang dikarantina

- Ambulans yang untuk rujukan pasien apabila diperlukan

- Petugas surveilan puskesmas dimana daerah karantina wilayah terbatas tersebut

merupakan wilayah kerja puskesmas tersebut Petugas surveilan puskesmas team

yang diperbantukan akan melakukan rekapan harian dari laporan kader dan agregat data

laporan akan dikirimkan harian ke PHEOC kemneterian Kesehatan

- Petugas kesehatan dan pos kesehatan di daerah karantina wilayah Dapat

menggunakan pustu posyandu di daerah tersebut

- Alat pelindung diri untuk petugas kader yang melakukan monitoring

- Dilakukan monitoring suhu dan gejala harian

- Apabila selama kasa karantina ditemukan kasus kontak kasus pada daerah tersebut

maka diberlakukan karantina rumah pada rumah yang melaporkan kasus di daerah

karantina wilayah terbatas tersebut

- Pada daerah karantina terbatas tidak ada kegiatan sosial yang dilakukan termasuk juga

menutup sekolah dan tempat peribadatan

- APD untuk petugas dipenuhi dan masker medis dibagikan kepada amsyarakat di

daerah karantina wilayah terbatas

Pemberlakukan karantina wilayah terbatas diberlakukan sampai 2 kali masa inkubasi

dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus baru dalam wilayah tersebut

dengan surveilan ketat

56

c) Karantina Rumah Sakit dilaksanakan kepada seluruh orang yang berkunjung orang yang

bertugas pasien dan barang serta apapun disuatu rumah sakit bila dibuktikan

berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium telah terjadi penularan di rumah sakit

- Pada karantina rumah sakit rumah sakit menyediakan saranafasiltias untuk

penginapan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit selama masa karantina

Petugas memenuhi suplai logistik ke rumah sakit Dilakukan monitoring kondisi

petugas kesehatan dan orang yang berada di lingkungan rumah sakit Dilakukan

monitoring suhu dan gejala harian Laporan dari setiap bagian rumah sakit dikompilasi

oleh petugas surveilan dan dilaporkan ke PHEOC Petugas akan membuat posko

karantina rumah sakit dan petugas keamanan akan melakukan pembatasan

mobilisasi Orang yang berada dalam rumah sakit tidak dapat keluar masuk rumah

sakit tersebut Masa pemberlalkukan karantina rumah sakit dilakukan sampai dalam

dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus

baru dengan surveilan ketat Pada karantina rumah sakit diberlakukan zona merah

dimana lokasi dilaporkan kasus baru zona kuning di rumah sakit tersebut tidak

dilaporkan kasus baru dan zona orange untuk tempat istirahat petugaas kesehatan

yang ada di rumah sakit

d) Pembatasan sosial berskala besar dilaksanakan sebagai upaya mencegah meluasnya

penyebaran COVID-19 yang sedang terjadi antar orang disuatu wilayah tertentu baik

berupa peliburan sekolah pembatasan kegiatan keagamaan danatau pembatasan

kegiatan di tempat atau fasilitas umum pembatalan acara ldquomass gatheringrdquo

pemberlakuan bekerja dari rumah

Pada pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar ini dilakukan pada kota

kabupaten secara luas Pembatasan sosial berskala besar dilakukan apabila sudah tidak

dapat dilakukan karantina wilayah terbatas karena kasus sudah menyebar luas di

masyarakat

Pada pembatasan kegiatan berskala besar dilakukan

- petugas keamanan akan melakukan patrol dan melakukan tindakan sangsi apabila

ada masyarakat yang melanggar pembatasan sosial skala besar tersebut

- Komunikasi risiko kepada masyarakat dilakukan untuk masyarakat tetap berada di

rumah tidak melakukan aktivitas sosial

- Hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk melakukan belanja

pemenuhan kebutuhan pokok dalam seminggu satu kali ke daerah pembelanjaan

terdekat dan tetap memperhatikan interaksi sosial dengan orang lain jaga jarak dan

pengendalian infeksi

- Petugas memberlakukan jam malam dan pembatasan interaksi sosial

- Petugas memastikan ketersediaan suplai bahan pokok dan logistik ke daerah yang

diberlakukan pembatasan sosial berskala besar

- Kader melakukan monitoring kesehatan populasi di wilayahnya dan melakukan

pelaporan ke puskesmas

- Kasus yang ringan dirawat di rumah kasus dengan risiko tinggi (usia lanjut komorbid)

dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan kasus berat dilakukan perawatan di rumah

sakit

- Kecamatan desa mendata orang yang perlu menerima bantuan untuk pemenuhan

logistik (contohnya kalangan sosial ekonomi kalangan bawah yang tidak mempunyai

penghasilan tetap dan tergantung pada penghasilan harian) dan memberikan

57

dukungan untuk pemenuhan logistik pangan pokok

- Pada orang kontak dekat dilakukan karantina rumah pada pembatasan sosial berskala

besar

Tindakan penutupan wilayah (isolasi) secara total baik jalur masuk maupun keluar dengan

pembentukan Check Point terpadu pada jalur perbatasan wilayah

Melaksanakan pengendalian keamanan dan ketertiban wilayah melalui kegiatan

a) Pendeteksian dini dan operasi intelijen dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi

gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat

b) Pencegahan dan penindakan terhadap gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat

Melaksanakan pengawasan dan pengamanan (perimeter kontrol) di daerah yang dinyatakan

sebagai episenter wabah COVID-19

Pemusnahan Sumber penularan dan pemantauan prosedur pemulasaraan jenazah

426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi secara terus-menerus baik

langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab

di antara individu kelompok dan lembaga Komunikasi harus jelas interaktif sering

konsisten dan transparan Karakterisasi risiko yang diperoleh dari penilaian risiko serta

pengendalian risiko atau kebijakan yang akan diimplementasikan harus

dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait sehingga semua pihak yang terkait

memperoleh informasi yang cukup mengenai pencegahan dan risiko penularan

COVID-19 dan tindakan tepat yang harus dilakukan

Pelibatan masyarakat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dan visi

bersama antara organisasi dan individu untuk kepentingan dan pemberdayaan

masyarakat Hal ini didasarkan pada hak-hak dasar masyarakat untuk memahami

risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka untuk membuat keputusan

melalui informasi yang sesuai dengan budaya dan untuk mengambil tindakan yang

akan mengendalikan setiap ancaman kesehatan masyarakat

Komunikasi dengan berbagai pihak baik kepada tokoh agama tokoh masyarakat dan

masyarakat dengan menyampaikan secara jelas dan benar sangat penting sehingga

tidak ada prasangka bahwa masyarakat akan selalu dirugikan atau diberi beban oleh

peraturan atau kebijakan Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat juga harus

bersifat mendidik dan melindungi masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan

pentingnya pencegahan dan kemungkinan bahaya yang akan terjadi langsung maupun

tidak lansung dari COVID-19

58

Tujuan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

1 Menyediakan informasi dan instruksi tentang tindakan yang harus diambil oleh

petugas dan masyarakat dalam suatu risiko krisis

2 Mencegah risiko yang lebih besar

3 Memberikan perlindungan keamanan

Melaksanakan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Memprioritaskan masyarakat Ikuti saran pemerintahDinas KesehatanWHO

untuk mencegah penularan COVID-19Cek berkomunikasikan dengan

masyarakat untuk memastikan keadaan keluarga teman dan lansia serta

dukung mereka mencari layanan kesehatan yang tepat

Dukung sampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan kepada

orang-orang dan keluarga yang terkena dampak COVID-19 dengan

mengekspresikan solidaritas dan bantuan

Komunikasikan sampaikan segala kebutuhan atau masalah yang Anda miliki

melalui pimpinan masyarakat dan sistem kesehatan yang ada di wilayahnya

Pada tingkat daerah dapat mengikutsertakan tokoh agama tokoh masyarakat

Tagana dan mengaktifkan kampung siaga dengan mengaktifkan kader

masyarakat Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press

release berkala dan diseminasi informasi kepada tim tanggap darurat dan

kepada masyarakat umum dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan

berdasarkan masukan tim teknis

Strategi komunikasi antara lain sistem komunikasi risiko (perencanaan mekanisme dll)

komunikasi publik partisipasi masyarakat dan manajemen isu Tim komunikasi risiko dan

pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi Kesehatan dan Tim Sentra

Media (TSM) Tim ini bertugas untuk

1 Promosi Kesehatan

a Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mengatasi COVID-19

b Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dan

tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi episenter

c Mengumpulkan data dan informasi secara berkala atau setiap ada perkembangan

situasi dari Tim Penanggulangan

d Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul

e Membuat papan informasi internal yang memuat informasi dasar (kontak peta wilayah

dll) dan datainformasi terbaru

f Mengatur jenis media KIE dan saluran informasi bagi target yang berbeda-beda

g Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran

h Menyusun pesan instruksi dengan masukan dan koordinasi dengan ahli teknis sesuai

target dan saluran informasi

i Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda) berdasar

target jenis media KIE dan saluran informasi

59

2 Sentra Media

a Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai

media massa

b Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi yang selaras

c Membuat pointers dari pemantauan berita isu publik dan perkembangan situasi dari unit

teknis kepada juru bicara

d Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang di

masyarakat serta memastikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat

pada waktu yang tepat

e Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan memastikan

bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang dapat dengan

mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers ad-lips talkshow

video news release)

f Melayani kebutuhan media massa

g Menyelenggarakan temu media secara berkala

h Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian lembaga

kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta) memperoleh berita

informasi terakhir secara rutin

i Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan

kunci yang ingin dipublikasikan

j Memastikan data yang dapat dan tidak dapat dibagikan dikecualikan dengan media

massa

k Memastikan semua fasilitas sentra media memadai

l Pesan pesan inti COVID-19 dapat dilihat di web wwwcovid19goidmateri-edukasi dan

httppromkeskemkesgoid

Gambar 47

SOP Penyampaian Pesan

60

Gambar 48

Komunikasi Operasional untuk responder dalam struktur komando

Penetapan Status KLBWabahEpidemi di

Indonesia

Menteri Kesehatan

Penyampaian update infomasi situasi

epidemicpandemic di Indonesia secara berkala

Kemkominfo dan Seluruh kementerian

Melakukan Publikasi Mengaktifkan fungsi media center mempersiapkan

juru bicara

ROKOM

Penyampaian Informasi yang benar dan tidak meresahkan masyarakat

Media

Melakukan Intervensi Promosi Kesehatan Penetapan pesan-pesan

kunci UNIT Teknis amp Promkes

Diaktifkannya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui TomasTogaOrmasLSM dalam penyearluasan informasi pandemic COVID-19

Kelompok Potensial

Travel Warning Tanggap Darurat

COVID-19 Kemenlu

Koordinasi Lintas KementerianBadanLembaga dan Program

di Kemenkes

Kemenko PMK

Pernyataan status darurat bencana nasional sesuai tingkat keparahan pandemi

Presiden

61

43 Tugas-tugas

431 Komando dan Koordinasi

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi

1 Tahap Kesiapsiagaan

Prinsip operasi penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan

Kemenkes membuat surat edaran ke stakeholder yang lain mengenai adanya penetapan COVID-19 oleh WHO dan peningkatan surveilans ILI SARI

Koordinasi Lintas Sektor

Pendataan setiap turis yang masuk ke Indonesia termasuk yang keluar Indonesia

Penekanan lintas batas untuk turis-turis yang masuk

Peningkatan kekuatan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)

Melakukan mapping untuk mengetahui daerah mana saja yang akan terdampak

Review rencana kontijensi di setiap tingkatan dan testing

Pelatihan kesiapsiagaan pandemic

2 Siaga Darurat

Membentuk Tim Tanggap COVID-19 dan mengaktifkan Pusdalop COVID-19

termasuk panel ahli untuk memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak

Cepat pada semua level

Menyusun Rencana Respon operasi Pengendalian COVID-19 lintas sektor pada

tingkat nasionalProvinsiKabupatenKota Rencana dan tindakan pengendalian

Bencana wabah COVID-19 lintas sektor seperti pembentukan Pos Komando

(posko) Darurat Pandemi COVID-19 tatalaksana (manajemen) kasus surveilans

penyelidikan epidemiology pembatasan penyebaran pemusnahan sumber

penularan dan penilaian risiko secara cepat review kesiapsiagaan kapasitas dan

identifikasi kebutuhan

Mengirimkan surat edaran peningkatan kewaspadaan COVID-19 kepada seluruh

fasilitas kesehatan dan multisektor lainnya

Dinkes Provinsi melakukan mapping faskes SDM koordinasi Dinkes Provinsi dan

Kementerian mengadakan pelatihan kepada seluruh faskes yang ada

mempersiapkan faskes klarifikasi hoaks yang beredar serta analisa situasi untuk

mapping

Diperlukan status siaga darurat oleh kepala daerah dari Dinkes ke Bupati

melakukan rapat koordinasi daerah untuk penetapan status dari sini akan muncul

kemudahan akses unutk mobilisasi sumber daya Setelah ada penetapan kasus

maka BNPB mempersiapkan posko Harus ada satu komando dari kepala daerah

Melakukan analisis risiko untuk menentukan sumber daya dana BTT dan DSP

(Dana Siap Pakai) bisa dipakai

Puskes TNI akan mengkoordinir kesehatan darat laut udara untuk mempersiapkan

diri dan berkoordinasi lanjut dengan Dinkes Provinsi dan Kabupaten

Kemenhan membuat regulasi pada bencana non alam

Kemenlu akan berkoordinasi dengan sektor terkait melakukan klarifikasi dan

hasilnya akan disampaikan BNPB (akses regulasi bantuan luar negeri)

62

Hasil koordinasi Lintas Sektor akan dilaporkan kepada Presiden oleh Sekretariat

Kabinet

Kemenko Polhukam melakukan koordinasi dengan Kemenko PMK dan

Kementerian terkait POLRI amp TNI (mengkoordinir aspek pengamanan wilayah)

Melakukan deteksi dini dan isolasi mengaktifkan hospital disaster plan (skala besar

kasus diklasifikasi dalam ring I ring II dan ring III) dengan mengawasi jumlah

kasus Dengan sebelumnya sudah ada simulasi kasus dan termasuk alurnya

Pemerintah daerah meminta tambahan stockpile dari pusat sehingga pemerintah

daerah yang beresiko tinggi mendapatkan stockpile

3 Tanggap Darurat

Eskalasi dan expansi Tim Tanggap COVID-19 dan meningkatkan operasi Pusdalop

COVID-19 panel ahli terus memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak

Cepat pada semua level

BNPB sebagai Komandan yang ditunjuk menjalankan sistem komando untuk

penganggulangan COVID-19 dalam sistem komando termasuk interoperability

dengan PHEOC EOC kemenkes dan multisektor lainnya

Semua sektor menjalankan sistem komando sesuai dengan tugas dan fungsi

masing-masing sektor dalam sistem komando

Pada kondisi tanggap darurat Kemenlu akan melakukan koordinasi kepada

kedutaan dan lembaga internasional dalam bentuk nota diplomatic untuk

memdapatkan akses bantuan Internasional

Kemenko Polhukam akan membuat satgas dalam negeri dan luar negeri Satgas

dalam negeri melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian terkait dan

menurunkan LO di daerah terdampak (laporan 2 kali sehari) Satgas luar negeri

mengkoordinir bantuan luar negeri atas persetujuan presiden Akan dilakukan

pendataan terkait distribusi bantuan

Semua tindakan yang dilakukan para stakeholder akan dilaporkan dalam rapat

kabinet oleh Sekretariat Kabinet

Beberapa wilayah bisa menetapkan status jika daerah tersebut terdampak

(penetapan status nasional bukan berdasarkan banyaknya jumlah) Status ini bisa

memudahkan akses Provinsi bisa menentukan status juga untuk mendukung

operasional daerah kab kota untuk akses dana dukungan Perka no 3 tahun 2016

tentang Sistem Komando Darurat BTT (biaya tidak terduga) di Kabupaten dan

Provinsi

Pengkajian data yang dibutuhkan dengan dana siap pakai (Perka No2 Tahun

2018) yang membedakan siaga darurat dan tanggap darurat

SPM bidang Kesehatan (krisis kesehatan akibat bencana) wewenang ada di

Provinsi

Kemenhan membuat peraturan pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana

4 Transisi

Tidak perlu dideklarasi terkait pencabutan status karena ada masa berlakunya

Setiap status itu ada kajiannya dan bisa diperpanjang

63

Pencabutan kasus dari WHO harus dipastikan terlebih dahulu dengan kondisi

epidemiologi di nasional

Tidak ada pemeriksaan mulai melakukan penelitian terkait pandemi

Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada

432 Surveilans

Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi

1 Kesiapsiagaan

Melakukan kajian epidemiologi terhadap kasus COVID-19 baru yang terjadi di

dunia melalui pemantauan secara terus menerus terhadap perkembangan situasi

penyakit seperti jumlah kasus angka kematian luas penyebaran kecepatan

transmisi karakteristik kasus menurut orang tempat dan waktu (usia jenis kelamin

lokasi kasus waktu terjadinya dalam minggubulantahun)

Penilaian risiko (sumber daya dan potensi ancaman Kedaruratan Kesehatan

MasyarakatKKM)

Risk mapping (kekuatan dan kelemahan dari ancaman KKM di wilayah sekitar pintu

masuk dan wilayah)

Manajemen risiko (regulasi kolaborasi koordinasi integrasi dan monitoring

evaluasi)

Menentukan definisi kasus secara nasional (suspek probable konfirmasi)

Melakukan surveilans intensif ILI (COVID-19 Like Illness) dan pneumonia (Severe

Acute Respiratory Infection SARI) dan Surveilans berbasis Kejadian di

Puskesmas rumah sakit Kantor Kesehatan Pelabuhan dan unit pelayanan lainnya

termasuk yang berbasis laboratorium

Meningkatkan kinerja Surveilans kasus ILI berbasis Puskesmas melalui pelaporan

mingguan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan bulanan STP

(Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas serta pelaporan kasus COVID-19

berbasis RS

Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan KKP di wilayah masing-masing dalam

rangka pemantauan penumpang dari negara terjangkit di pintu masuk melalui

pemantauan HAC (Health Alert Card)

Meningkatkan surveilans di masyarakat termasuk melibatkan mitra kerja hotel

biro pariwisata travel biro dsb

Menyiapkan sarana dan prasarana berkaitan dengan kegiatan surveilans

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

perkembangan situasi COVID-19

2 Siaga Darurat

Dari PHEOC subdit surveilans akan mengadakan rapat kemudian membuat risk

mappingdan risk assessment mengumpulkan stakeholder Tim TGC Pusat akan

turun ke lokasi untuk melacak adanya kasus baru dengan tim daerah dan akan

melibatkan Litbangkes PHEOC Dinkes Provinsi dan Kota Dirjen P2P selaku focal

point

Melakukan penyelidikan epidemiologi surveilans intensif terhadap kasus dan

64

kontak pelacakan dan monitoring kontak Pelacakan kontak dapat bekerjasama

dengan PMI kader dan sektor lainnya yang terlatih Karantina rumah kontak erat

Melakukan pemantauan kesehatan kontak jika menemukan gejala segera laporkan

ke sarana kesehatan terdekat

Melakukan Analisis data epidemiologi meliputi waktu timbul gejala jenis kelamin

kelompok umur gejala klinis lama sakit angka serangan (Attack Rate) angka

mortalitas (Mortality Rate) Case Fatality Rate (CFR)

Diklat TGC (tidak terbatas pada tenaga kesehatan)

Jejaring kemitraan (rujukan komunitas pertahanan dan keamanan CSR)

Melakukan surveilans secara ketat di seluruh pelayanan kesehatan

Melakukan analisis epidemiologi untuk menentukan tindakan kekarantinaan

kesehatan apabila diperlukan Contohnya karantina rumah karantina wilayah

terbatas daerah yang terdampak Karantina wilayah tersebut berdasarkna data

epidemiologi sebarankasus COVID-19

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam

3 Tanggap Darurat

Kaji cepat analisis risiko

Melakukan tindakan karantina kesehatan apabila diperlukan (krantina rumah

karantina wilayah pembatasan sosial skala besar) Karantina wilayah dilaksanakan

berdasarkan data epidemiologi sebaran COVID-19

Surveilans ketat untuk pengawasan dan pelaporan dapat menggunakan aplikasi

pelacakan kontak godata DHIS 2 untuk pengumpulan dan analisis data

PHEOC Kemkes melakukan analsisi data dan menginformasikan data dan analissi

epidemiologis kepada Pusat Krisis Kemkes yang diteruskan kepada Pusdalop

BNPB

Percepatan penyelidikan epidemiologis pelacakan kontak monitoring kontak dan

manajemen kontak

Pada daerah yang belum ada kasus dilakukan surveilan aktif Pada daerah yang

sudah ada kasus sporadic dank luster terbatas dilakukan pelacakan kontak dan

pada daerah yang sudah terdapat pelurana transmisi luas di masyarakat dapat

dilakukan pelacakan kontak pada kasus di daerah baru atau kasus yang berat Di

daerah transmisi luas surveilan dapat dilakukan dengan sistem sentinel

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam

4 Rehabilitasi

Surveilans tetap berjalan di level nasional berkoordinasi dengan semua

stakeholder (Dinkes KKP)

Update kasus melakukan penilaian risiko

Setiap waktu akan melaporkan ke dirjen P2P

Surveilans ketat sampai dengan 2 kali masa inkubasi terpanjang

Pengendalian terhadap media lingkungan

65

433 Respon Medis dan Laboratorium

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan

Rumah sakit akan menyiapkan sarana dan prasarana serta menyampaikan

informasi ke petugas medis dan non medis

Review kesiapsiagaan dan stock rumah sakit menyiapkan permintaan APD dan

supply rumah sakit dan melaporkannya ke Kemkes

Refreshing bagi petugas laboratorium dan medis tentang kesiapsiagaan pandemi

COVID-19

Tim TGC di rumah sakit mulai mensosialisasikan update kasus di luar SOP

penanganan pasien suspek

Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) mengetahui sampel apa yang

diambil dan berapa kali dilakukan pengambilan

BTDK berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk pengiriman dan apabila ada

sampel baru

BTDK memastikan kesiapan logistik meliputi reagen untuk laboratorium rujukan

dan juga jejaring laboratorium

Dinkes provinsi dan kabupaten kota memberi surat edaran ke semua fasyankes

agar semua bersiap

Pelatihan manajemen kasus dan Pengendalian infeksi

Penunjukkan rumah sakit rujukan COVID-19

Peningkatan kapasitas berupa simulasi penanganan kasus

Penunjukkan Laboratorium regional COVID-19 dan berkordinasi dengan WHO

untuk memperoleh postiv control dan reagen untuk COVID-19

Menusun SOP untuk pengambilan pengiriman dan pemeriksaan laboratorium

2 Siaga Darurat

Mengaktifkan rumah sakit rujukan COVID-19

Mengaktifkan hospital disaster plan menilai skala besaran kasus dan persiapan

sumber daya untuk eskalasi kasus termasuk sumber daya manusia dan shifting

Rumah sakit membentuk posko di rumah sakit

Mengaktifkan surveilans di rumah sakit (Hospital Associated Infection) terkait

COVID-19

Monitoring tenaga kesehatan yang kontak dengan kasus COVID-19

Identifikasi dan merawat kasus COVID-19 di ruang isolasi RS non rujukan

identifikasi dan merujuk apsien ke RS rujukan COVID-19

Memastikan sarana dan prasarana (SDM tempat tidur ruang isolasi) terjamin

Mempersiapkan tenaga laboratorium tenaga fungsional epidemiologi identifikasi

kasus melakukan pengambilan sampel perawatan kasus di ruang isolasi

Berkoordinasi dengan pemangku wilayah lainnya

Mengaktifkan regional laboratorium untuk COVID-19 dan pengiriman positive

kontorl dan reagen ke laboratorium regional

Petugas laboratorium di RS rujukan atau laboratorium BTKL PP BBLK melakukan

penambilan sampel dan mengirimkan sampel ke laboratorium

Mendistribusikan SOP jejaring laboratorium

66

Menyiapkan logistik untuk pemeriksaan PCR COVID-19 di semua laboratorium

pemeriksa

Melatih semua laboratorium pemeriksa PCR untuk mampu laksana pemeriksaan

PCR COVID-19

3 Tanggap Darurat

Aktivasi rencana penanggulangan pandemic rumah sakit

Penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 termasuk RS yang ditunjuk dengan

SK Gubernur maupun rumah sakit POLRI atau TNI Rumah sakit rujukan

dikhususkan untuk pasien COVID-19 Pasien lain diterima di rumah sakit lainnya

Alihfungsi gedung lainnya menjadi pusat perawatan COVID-19

Pada saat kondisi transmisi COVID-19 di masyarakt luas dan kapasitas fasiltias

kesehatan terbatas trias dapat juga memanfaatkan aplikasi online medis seperti

halodoc klikdoc dengan algoritme seusai pedoman Kemnkes Pada kasus ringan

dan tanpa risiko dapat dirawat di rumah dengan edukasi pengendalian infeksi

kasus dengan risiko (orang tua gt 65 tahun dan komorbid) dirawat di pusat

perawatan COVID-19 dan kasus yagn parah dirujuk ke rumah sakit

Penambahan jejaring laboratorium regional Alur pelaporan sesuai pedoamn

Kemkes

Melakukan identifikasi ketersediaan logistik pelaporan berkala dan permintaan

logistik unutk fasialits kesehatan dan laboratorium

Laboratorium regional melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel dan

laporan Laporan harus dikirimkan kepada litbangkes dalam 24 jam Algoritam

pelaporan sesuai dengan pedoman kemkes

Litbangkes melakukan Eksternal Quality Assurance (EQA) untuk laboratorium

regional

Mensiagakan dan meningkatkan sumber daya (pemeriksaan laboratorium) selama

24 jam

Konfirmasi hasil laboratorium hanya dari BTDK oleh PE pusat dan daerah untuk

mencari suspek di masyarakat

4 Transisi Darurat (Pemulihan)

Pada tahap ini sudah tidak ada pemeriksaan terhadap kasus pandemi melakukan

penelitian terkait pandemi Risiko dan dampak tidak akan homogen pada setiap

daerah terjangkit (bila terjadi di beberapa wilayah potensial) sehingga kegiatan

penanggulangan dapat berlanjut di wilayah tertentu yang masih membutuhkan

Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada

Mengawasi COVID-19 untuk mengantisipasi gelombang wabah selanjutnya

komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk mengembalikan semua aktifitas

seperti sedia kala

mengevaluasi respon yang sudah dilakukan dan merevisi rencana dan prosedur

yang dijalankan

434 Intervensi Farmasi

Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi antara lain

1 Kesiapsiagaan

67

Melakukan persiapan SOP sesuai Permenkes No51 Tahun 2014 tentang impor

barang alat kesehatan termasuk Spesial Access Scheme (SAS) untuk bantuan

intrnasional

Inventarisasi ketersediaan stok obat peralatan medis dan APD di daerah

pandemic dan idnetifikasi jalur distribusi

Distribusi Obat Antiviral (jika tersedia) Antibiotik dan Obat-obatan suportif

lainnya APD serta disinfektan yang diperlukan oleh wilayah pandemi melalui

gudang farmasi provinsi

2 Siaga Darurat

Pemetaan wilayah danperkiraan kebutuhan logistik pharmasi dan APD

Menghitung populasi risiko

Berkoordinasi dengan WHO terkait ketersediaan dukungan logistik

Melakukan perencanaan dan pengadaan logistik yang diperlukan

Evaluasi ketersediaan stock APD alat medis

Berkoordinasi dengan vendor untuk pengadaan APD supply medis obat

Melaksanakan pengadaan untuk stockpiling di pusat dan distribusi ke beberapa

daerah strategis seperti Gudang pharmasi provinsi yang berisiko dan rumah

sakit rujukan

Melakukan kajian obat bekersama dengan tim respon medis Berkoordinasi dengan

WHO untuk uji klinis pengobaan atau intervensi medis lainnya

3 Tanggap Darurat

Melakukan peningkatan pengadaan dan distribusi logistik APD supply medis ke

daerah terdampak

Pelaporan berkala ketersediaan pemakaian APD alat medis dan permintaan

yang disampaikan kepada gugus tugas logistik

Berkoordiansi dengan vendor untuk melakukan produksi masal dan distribusi

(dapat melibatkan department perhubungan TNI polri dan sumber daya lainnya

untuk distribusi) untuk APD alat medis dan obat (apabila tersedia)

4 Rehabilitasi

Menilai status stockpiles and equipment (antivirus (apabila tersedia) antibiotik

APD dll)

Mereview proses yang sudah dilakukan

Mengisi kembali stok sesuai kebutuhan

Memperbarui rencana protokol sesuai dengan kasus yang telah diamati

435 Intervensi Non Farmasi Kegiatan-kegiatan intervensi non farmasi yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan

Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (bandara pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat NegaraPLBDN)

Proteksi Perorangan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) etika batuk bersin penggunaan masker

68

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasilitas umum)

Promosi kesehatan untuk pencegahan kejadian COVID-19 PHBS kecukupan gizi pengelolaan stres olah raga teratur pengolahan masakan secara benar edukasi mengenai pencegahan stigma

Pemetaan Sumber Daya (SDM Kesehatan sarana kesehatan)

Pemberdayaan kader dan masyarakat

Melengkapi sarana kesehatan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan

Penyusunan dokumen rencana keberlangsungan usaha

Penyusunan protokol kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 untuk publik (sekolah kalangan usaha perkantoran tempat publik transportasi untuk pemerintah daerah dll)

Koordinasi dengan pihak sekolah pabrik-pabrik kantor perusahaan untuk melakukan sosialisasi terkait antisipasi terjadinya COVID-19

2 Siaga Darurat

Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (Bandara pelabuhan dan PLBDN)

Proteksi perorangan CTPS etika batuk bersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)

Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien

Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih) bagi pasien dan keluarga pada penerapan karantina rumah dan RS

Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi karantina daerah terdampak (apabila diberlakukan karantina pembatasan sosial) sehingga waktunya dapat ditunda

Melakukan pemusnahan barang-barang habis pakai yang terkontaminasi

Penerapan rencana keberlangsungan usaha untuk usaha sektor esensial

Menyediakan layanan dukungan psikososial dan kesehatan jiwa bagi pasien petugas kesehatan dan masyarakat

Menyiapkan platorm pembelajaran online unutk sektor Pendidikan dan platform bekerja dari rumah untuk sektor usaha dan perkantoran

3 Tanggap Darurat

Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum) memastikan kecukupan ventilasi rumah

Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien

Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih APD dan bahan dekontaminasi bagi penduduk

Melakukan pencegahan atau pembubaran kegiatan-kegitan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi terdampak sehingga waktunya dpt ditunda

69

Berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk Keamanan Wilayah dan keberlangsungan proses ekonomi

Melakukan pemusnahan barang habis pakai yang digunakan penderita dan dekontaminasi barang-barang tidak habis pakai yang kontak dengan penderita

Memastikan ketersediaan logistik (kebutuhan hidup APD)

Pemberlakuan karantina rumah karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala besar berdasarkan kajian informasi epidemiology dan sebaran kasus COVID-19 Menutup tempat publik yang tidak esensial seperti tempat hiburan menutup sekolah Sektor Pendidikan memberlakukan pembelajaran online dan sektor usaha dan perkantoran memberlakukan bekerja dari rumah

Perusahaan kantor dan pelayanan publik menerapkan rencana keberlangsungan usaha

Menyediakan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikologi bagi pasien tenaga kesehatan dan masyarakat termasuk lansia anak-anak dan remaja penyandang disabilitas

4 Rehabilitasi

Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)

Setelah ada penyataan pencabutan status kedaruratan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa keadaan pandemi sudah dinyatakan selesai sehingga masyarakat dapat beraktifisat kembali namun tetap waspada dan melakukan PHBS

Pemulihan Keamanan tetap berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk menjamin keamanan masyarakat

Melakukan After Action Review evaluasi respon

Terus melakukan surveilan COVID-19

Memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial

436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi

1 Kesiapsiagaan

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Pusat mulai bergerak dan

berkoordinasi

dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Memonitor

pemberitaan dan isu publik di media massa dan media sosial terkait

perkembangan situasi penyebaran virus COVID-19

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line dan trough the line

(mengingat era digital) bisa berupa sosialisasi penyuluhan langsung masyarakat

umum kader informasi dan komunikasi dengan pihak bandara BKSLN (Biro

Kerja Sama Luar Negeri) Kemenkes juga akan mengkomunikasikan terkait

informasi kejadian pandemi di negara lain kepada Kemenlu siaran pers media

KIE baik cetakan e-file tentang pesan-pesan pencegahan bisa disebarkan melaui

media sosial

bull Isi pesan

70

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 secara

umum

c Perlu diumumkan kepada publik bahwa kasus virus COVID-19 tersebut belum

ada kasus di Indonesia namun tetap waspada khususnya pada orang yang

telah bepergian dari wilayah pandemi dengan menunjukkan kartu sehat serta

dilakukan penguatan screening di pintu masuk negara

2 Siaga Darurat

Menyusun strategi komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Menyampaikan informasi dan edukasi serta memberdayakan masyarakat melalui

upaya

a Melakukan edukasi publik melalui media massa media sosial advertorial

video dan infografis

b Membangun komunikasi dan melibatkan peran aktif organisasi profesi

kesehatan dan profesi lainnya serta asosiasi pelaku usaha dan akademisi

dan pelajarmahasiswa

c Memperkuat pengetahuan tokoh masyarakat pemuka agama dan organisasi

sosial dan kemasyarakatan terhadap ancaman COVID-19

d Mendidik dan melatih relawan dan kader kesehatan terkait COVID-19

e Melaksanakan sosialisasi baik komunikasi langsung kepada masyarakat

f Memperkuat pemahaman ancaman COVID-19 dan kemungkinan bencana

wabah COVID-19 kepada semua sektor dan masyarakat

g Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press release

regular dan diseminasi informasi kepada tim dan kepada masyarakat umum

dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan berdasarkan masukkan tim teknis

Meningkatkan peran sekolah lembaga pendidikan sebagai agen perubahan

Sekolah mempunyai rsquocaptive audiencersquo yang bisa dipakai sasaran untuk perubahan

perilaku Anak didik biasanya mudah berkomunikasi dengan orang tuanya dan bisa

merubah pikiran orang tua mereka Anak didik diharapkan akan menyampaikan

apa yang diketahuinya kepada orang tua dan kawan-kawannya

Memperkuat pemahaman guru pengawas sekolah tentang permasalahan pandemi

COVID-19 apa yang harus dilakukan kalau banyak anak didik menderita gejala-

gejala yang menyerupai COVID-19 cara menggunakan media belajar anak dan

media lainnya di sekolah

bull Tim Komunikasi Risiko Pusat bergerak cepat dan berkoordinasi dengan Tim

Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Waspada hoaks

misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media

massa dan media sosial (sudah banyak suspek COVID-19) dan berkoordinasi

dengan Kemenkominfo BSSN Cyber Crime Polri untuk menanggulanginya

Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinkes

Kabupaten Kota yang terdapat suspek terkonfirmasi dengan virus COVID-19

71

untuk penyebaran informasi dan media rekanan serta menggandeng Diskominfo

Kabupaten Kota setempat

bull Menyiapkan talking point kepada Menkes dan jumpa pers untuk Dirjen P2P

(Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) selaku National Focal Point (juru bicara

khusus) di Kemenkes serta jumpa pers oleh Pimpinan Daerah sebagai kondisi

siaga darurat bahwa diwilayahnya terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line

(mengingat era digital) dan above the line Dilakukan sosialisasi penyuluhan

langsung dan pelatihan komunikasi kepada kader komunitas LSM Ormas di

wilayah yang terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19dalam upaya pencegahan

penyebaran virus COVID-19 di masyarakat umum Biro Komunikasi dan

Pelayanan Masyarakat (Rokom Yanmas) berkoordinasi dengan RSHS dan RSPI

untuk memutakhirkan data informasi terkini dan menuangkan ke dalam siaran pers

1 kali sehari media KIE baik cetakan e-file digital tentang pesan-pesan

pencegahan disebarkan melalui media cetak elektronik tradisional digital dan

media sosial

bull Mengaktifkan contact center 24 jam baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai

sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk National Command

Center (NCC)Public Safety Center (PSC) 119

bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel

advice dan diumumkan kepada publik Selain itu koordinasi dan komunikasi

antara Kemenkes Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media

internasional

bull Isi pesan

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker bila sakit

c Social distancing

d Dirjen P2P mengumumkan kepada publik bahwa di Indoneia sudah ditemukan

suspek yang terkonfirmasi dengan virus COVID-19 faktor-faktor risiko

COVID-19 gejala-gejala penderita COVID-19 upaya pencegahan dan

penanggulangan penyebaran virus COVID-19 (adanya penyelidikan

epidemiologi (PE) isolasi pasien di RS karantina ldquotempatrdquo kesiapan RS dan

laboratorium menghadapi situasi yang terjadi) jangan panik namun tetap

meningkatkan kewaspadaan segera mendatangi fasyankes jika mendapati

gejala-gejala COVID-19 memperketat pengawasan dan karantina kesehatan

di pintu masuk negara

3 Tanggap Darurat

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pusat bergerak lebih cepat lagi

dan berkoordinasi dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Daerah di wilayah yang mengalami kasus yang tinggi terhadap penularan virus

COVID-19 Komunikasi Rokom Yanmas Kemenkes dengan Pusdatin Humas

BNPB dan Kemenkominfo sebagai Media Center Nasional Respon cepat dan

penyediaan konten positif yang lebih masif untuk cegah-tangkal hoaks

misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media

massa dan media sosial dan berkoordinasi dengan Kemenkominfo BSSN Cyber

72

Crime Polri untuk penanggulangannya Divisi Humas Polri dan Puspen TNI juga

memberikan pernyataan untuk menenangkan dan mengamankan situasi

bull Kepala negara sebagai juru bicara nasional mengumumkan kepada publik bahwa

Indonesia dalam kondisi tanggap darurat COVID-19 Dalam hal ini

mengumumkan masa awal berlakunya periode tanggap darurat dan untuk

mengakhiri masa tanggap darurat ini akan melihat adanya penurunan kasus

dengan 2x masa inkubasi dari kasus terakhir Dalam hal ini Kemenkes

berkoordinasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) Sekretariat Negara (Setneg)

dan Sekretariat Kabinet (Setkab) Talking point Juru Bicara dibuat 2x sehari

sebagai bahan pimpinan jika dibutuhkan berbicara kepada publik dan media

massa berikut siaran pers dikeluarkan 2x sehari dalam kondisi tanggap darurat

ini

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line

(mengingat era digital) dan above the line Kader komunitas LSM Ormas yang

sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan komunikasi juga bergerak sebagai

surveilans komunikasi dan epidemiologi di wilayah yang terdampak penyebaran

kasus virus COVID-19 (para tenaga kesehatan dan relawan harus dilengkapi

APD) Penyebaran informasi dan publikasi media KIE baik cetakan e-file digital

tentang pesan-pesan pencegahan dan penanggulangan disebarkan secara masif

melalui media cetak elektronik tradisional digital dan media sosial

bull Contact center standby 24 jam baik di tingkat Pusat maupun daerah sebagai

sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk NCC PSC 119

bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel

warning terhadap tanggap darurat COVID-19 dan diumumkan kepada publik

Selain itu menguatkan koordinasi dan komunikasi antara Kemenkes BNPB

Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media internasional

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (pusat dan daerah) akan bekerja

sama lintas sektor menjalankan dan berperan serta di dalam prosedur karantina

wilayah dan pengamanan untuk menenangkan warga di fasilitas umum yang

ditutup

bull Isi pesan

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktivitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau

ketika merawat yang sakit

c Social and physical distancing

d Kepala negara mengumumkan kepada publik bahwa di Indonesia dalam

kondisi tanggap darurat COVID-19 negara akan terus berupaya

menanggulangi persoalan ini meminta kerja sama masyarakat Indonesia

untuk mematuhi instruksi pemerintah Dalam kondisi ini diberlakukan karantina

wilayah dan penutupan tempat umum sarana publik

73

4 Rehabilitasi

bull Kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat pada skenario ini seperti

pada kondisi siaga darurat

bull Menkes mengumumkan kepada publik bahwa masa penanggulangan tanggap

darurat COVID-19 telah berakhir ditandai dengan penurunan kasus dengan 2x

masa inkubasi dari kasus terakhir

bull Terus waspada dan menanggapi dengan cepat rumor atau informasi yang salah di

masyarakat

bull Perkuat pesan-pesan kunci

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau

ketika merawat yang sakit

c Berakhirnya masa tanggap darurat yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan

juga dinyatakan dengan pembukaan wilayah karantina membuka fasilitas

umum yang ditutup rehabilitasi lingkungan yang terdampak serta masyarakat

tetap diminta waspada

74

44 Instruksi Koordinasi

Gambar 49 Jejaring Kerja Komando dan Koordinasi

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi Pusat

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi Propinsi

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi KabKota

Posko KLB

Influenza Pusat

Posko KLB

Influenza Propinsi

Posko KLB

Influenza KabKota

Pos Lapangan

KLB Influenza

Pos Taktis

Perimeter

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Lab

Regional

Nasional

Lab

Rujukan

sekuensing

Lab

Daerah

Rumah

Sakit

Puskesmas

Keterangan

= Mekanisme Komando

= Mekanisme Koordinasi= Mekanisme rujukan

pasien dan pengiriman spesimen

= Mekanisme laporan

JEJARING KERJA KOMANDO amp KOORDINASI

Posko COVID-19 Pusat

Posko COVID-19 Provinsi

Posko COVID-19 Kota

Posko COVID-19 Lapangan

75

Bab 5

Administrasi dan Logistik

51 Administrasi

a Pemenuhan Kebutuhan Bersumber APBN

Berdasarkan analisa Biro Perencanaan dan Anggaran ditentukan kebutuhan jumlah

logistik kesehatan APD sebanyak 600000 unit namun sesuai hasil estimasi yang

dibuat Pusat Krisis Kesehatan dalam analisa situasi berdasarkan skenario kejadian

pandemi Covid-19 dengan menggunakan angka serangan klinis 36 dari jumlah

populasi Indonesia ditentukan jumlah kebutuhan APD dan logistik kesehatan lainnya

pada tabel berikut yang merupakan kebutuhan sampai dengan tanggal 16 Agustus

2020 Pemenuhan kebutuhan ini dapat berasal dari alokasi APBN Kementerian

Kesehatan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB Badan Dunia dan sumbangan dari

masyarakat Pusat Krisis Kesehatan telah menentukan estimasi kebutuhan APD dan

logistik kesehatan lainnya sampai dengan tanggal 16 Agustus 2020 seperti terlihat pada

tabel di bawah ini

76

Tabel 51

Tabel Kebutuhan APD dan Logistik Kesehatan Lainnya

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

1 Aceh

55995

55995

26979

911

1623

1623

865526

19604

1669

21233

66560

1325896

2 Sumatera Utara

225579

225579

108688

3669

6537

6537

3486798

78974

6725

85538

268138

5341414

3 Sumatera Barat

55995

55995

26979

911

1623

1623

865526

19604

1669

21233

66560

1325896

4 Riau

109362

109362

52692

1779

3169

3169

1690410

38287

3261

41469

129994

2589533

5 KEPULAUAN RIAU

22933

22933

11049

373

665

665

354478

8029

684

8696

27260

543024

6 Jambi

37617

37617

18125

612

1090

1090

581453

13170

1122

14264

44714

890726

7 Bangka Belitung

15522

15522

7479

252

450

450

239923

5434

463

5886

18450

367537

8 Sumatera Selatan

87632

87632

42222

1425

2539

2539

1354532

30679

2613

33229

104165

2075003

9 Bengkulu

20658

20658

9954

336

599

599

319318

7232

616

7833

24556

489162

10 Lampung

87154

87154

41992

1418

2525

2525

1347149

30512

2598

33048

103597

2063693

11 Banten

201907

201907

97282

3284

5851

5851

3120890

70686

6020

76561

239999

4780881

12 DKI JAKARTA

544381

544381

262291

8855

15774

15774

8414541

190584

16230

206424

647086

12890209

13 JAWA BARAT

1276846

1276846

615203

20769

36999

36999

19736309

447016

38068

484168

1517740

30233989

77

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

14 JAWA TENGAH

536047

536047

258275

8719

15533

15533

8285719

187667

15982

203264

637179

12692866

15 DI Yogyakarta

39708

39708

19132

646

1151

1151

613767

13901

1184

15057

47199

940228

16 Jawa Timur

1019885

1019885

491396

16590

29553

29553

15764440

357055

30407

386730

1212300

24149495

17 BALI

112016

112016

53971

1822

3246

3246

1731443

39216

3340

42475

133150

2652392

18 KALIMANTAN BARAT

52518

52518

25304

854

1522

1522

811780

18386

1566

19914

62427

1243563

19 KALIMANTAN TENGAH

28323

28323

13647

461

821

821

437793

9916

844

10740

33667

670654

20 Kaltara

7592

7592

3658

123

220

220

117344

2658

226

2879

9024

179758

21 Kaltim

46657

46657

22480

759

1352

1352

721176

16334

1391

17692

55459

1104768

22 Kalsel

44021

44021

21210

716

1276

1276

680436

15411

1312

16692

52326

1042357

23 Sulawesi Utara

25864

25864

12462

421

749

749

399788

9055

771

9808

30744

612433

24 Gorontalo

12474

12474

6010

203

361

361

192811

4367

372

4730

14827

295367

25 Sulawesi Tengah

31676

31676

15262

515

918

918

489616

11090

944

12011

37652

750042

26 Sulawesi Barat

14370

14370

6924

234

416

416

222122

5031

428

5449

17081

340268

27 Sulawesi Selatan

91315

91315

43997

1485

2646

2646

1411461

31969

2722

34626

108543

2162213

28 Sulawesi Tenggara

28184

28184

13580

458

817

817

435643

9867

840

10687

33501

667360

78

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

29 Nusa Tenggara Barat

78636

78636

37888

1279

2279

2279

1215488

27530

2344

29818

93472

1862003

30 Nusa Tenggara Timur

56677

56677

27308

922

1642

1642

876061

19842

1690

21491

67370

1342035

31 Maluku Utara

13079

13079

6302

213

379

379

202170

4579

390

4960

15547

309704

32 Maluku

18737

18737

9028

305

543

543

289612

6560

559

7105

22271

443656

33 Papua Barat

10042

10042

4838

163

291

291

155216

3516

299

3808

11936

237776

34 Papua

35137

35137

16930

572

1018

1018

543115

12301

1048

13324

41766

831997

TOTAL

5044539

5044539

2430535

82056

146173

146173

77973855

1766062

150398

1912841

5996259

11944789

9

KEBUTUHAN NASIONAL

5044633

5044633

2430580

82057

146176

146176

77975307

1766095

150401

1912876

5996371

11945012

4

SELISIH

94

94

45

2

3

3

1452

33

3

36

112

2224

79

b Pemenuhan Kebutuhan Bersumber Dana Siap Pakai (DSP)

Berdasarkan peraturan BNPB No2 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Siap Pakai

(DSP) Berikut ini prosedur pemberian DSP

1 Prosedur pemberian DSP melalui usulan permohonan terlebih dahulu dilakukan

verifikasi

2 Pemberian DSP berdasarkan persetujuan Kepala BNPB atau pejabat yang diberikan

kuasa oleh Kepala BNPB

3 Pemberian bantuan DSP sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi kementerian

lembaga berdasarkan atas

a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten

kota atau BPBD propinsi terdampak

b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan

status keadaan darurat bencana

c Rincian biaya untuk kegiatan penanganan darurat bencana

d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB

4 Pemberian bantuan DSP melalui inisiatif BNPB berdasarkan atas

a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten

kota atau BPBD propinsi terdampak

b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan

status keadaan darurat bencana

c Hasil pengkajian cepat yang menjelaskan kebutuhan rincian biaya untuk

kegiatan penanganan darurat bencana yang dinyatakan secara tertulis oleh

pejabat eselon I yang berwenang

d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB

Pelaksanaan penyaluran DSP

1 KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) BNPB memerintahkan bendahara pengeluaran

untuk memindahbukukan sejumlah dana UP dari rekening bendahara pengeluaran

ke rekening BPP pengelola pada unit kerja di BNPB BPBD dan atau kementerian

lembaga terkait

2 Pemindahbukuan DSP kepada unit kerja BNPB BPBD atau kementerian lembaga

terkait dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang telah disetujui KPA

3 Penyaluran bantuan DSP untuk BPBD kabupaten kota atau propinsi harus

dilengkapi dengan Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan Kepala BPBD

atas nama pemerintah daerah

4 Penyaluran bantuan DSP untuk kementerian lembaga harus dilengkapi dengan

Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan pejabat setingkat eselon I dari

kementerian lembaga terkait

5 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada pemerintah

kabupaten kota atau propinsi melalui pengelola DSP BNPB setempat dilengkapi

dengan bukti penerimaan berupa kuitansi berita acara serah terima

6 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada unit kerja BNPB

dan kementerian lembaga terkait melalui pengelola DSP yang ditunjuk dilengkapi

dengan bukti penerimaan berupa kuitansi dan berita acara serah terima

7 Waktu penyaluran bantuan DSP disesuaikan dengan ketersediaan UP DSP yang

ada pada rekening bendahara pengeluaran BNPB

80

8 Penyaluran bantuan DSP dapat pula diberikan dalam bentuk barang jasa dengan

mempertimbangkan aspek kemudahan ketersediaan dan kelancaran distribusi

9 Pelaksanaan penyaluran DSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan mengenai mekanisme pelaksanaan anggaran penanggulangan

bencana

Pengaturan logistik penting untuk mendukung penyelenggaraan respon medis dan laboratorium serta respon komponen lain Diperlukan prosedur untuk mempercepat proses pengadaan dan transportasi barang

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

- Memetakan sumber daya yang tersedia dan rantai suplai (supply chain) di sektor kesehatan dan lainnya

- Memeriksa sistem pengelolaan dan pengendalian rantai suplai (penimbunan penyimpanan keamanan pengaturan transportasi dan distribusi) untuk persediaan medis dan komoditas esensial lainnya termasuk Disease Commodity Package (DCP) COVID-19 dan cadangan kit pasien di dalam negeri

- Memeriksa proses pengadaan (termasuk impor dan bea cukai) untuk suplai medis dan kebutuhan esensial lainnya dan mendorong sumber daya setempat untuk memastikan keberlanjutan

- Menilai kapasitas pasar lokal untuk memenuhi peningkatan permintaan akan suplai medis dan kebutuhan pokok lainnya dan mengoordinasikan permintaan suplai internasional melalui mekanisme pengadaan regional dan global

- Mempersiapkan kapasitas lonjakan staf dan mekanisme penempatan nasihat kesehatan (pedoman dan SOP) pra dan pasca penempatan paket (briefing vaksinasi yang direkomendasikan wajib peningkatan kit medical travel dukungan kesehatan jiwa dan psikososial termasuk kelompok pendukung sebaya) untuk memastikan kesejahteraan staf

- Mengdentifikasi dan mendukung fungsi-fungsi kritis yang harus berlanjut selama wabah COVID-19 yang meluas (mis air dan sanitasi bahan bakar dan energi makanan telekomunikasiinternet keuangan hukum dan ketertiban pendidikan dan transportasi) sumber daya yang diperlukan dan tenaga kerja esensial

81

Gambar 51

Contoh SK Status Darurat Bencana

82

Gambar 52

Konsep Operasi Logistik

Sumber Internasional Pintu MasukStaging Area di Bandara Sumber

(UNHRDWHO Supplier) NasionalRegional

Pusat Krisis Gudang Provinsi

(Masuk Melalui BandaraPelabuhanTerminal)

Gudang KabupatenKota

Pusat Layanan Kesehatan Unit Layanan Kesehatan Rumah Penduduk

Gambar 10 Konsep Operasi Logistik

83

Bab 6

Komando dan Perhubungan

Gambar 61

Struktur Klaster Nasional Penanggulangan Bencana

Keputusan Kepala BNPB Nomor 173 tahun 2015 tentang klaster nasional

penanggulangan bencana

1 Klaster Kesehatan Tugasnya Pelayanan Kesehatan Pengendalian Penyakit

Penyehatan Lingkungan Penyiapan Air Bersih dan Sanitasi yang berkualitas

Pelayanan Kesehatan Gizi Pengelolaan Obat Bencana Penyiapan Kesehatan

Reproduksi dalam Situasi Bencana Penatalaksanaan Korban Mati Pengelolaan

Informasi dibidang Kesehatan

Koordinator Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian

Kesehatan

Wakil Koordinator Pusat Kedokteran Kepolisian Republik Indonesia

2 Klaster Pencarian dan Penyelamatan Tugasnya Mengerahkan Mengkoordinir

serta mengendalikan sarana dan personil dalam pelaksanaan operasi pencarian

penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana secara cepat efisien dan

efektif Pengelolaan Informasi dibidang Pencarian dan Penyelamatan

Koordinator Direktur Operasi dan Pelatihan BASARNAS

Wakil Koordinator Wakil Asisten Operasi Tentara Nasional Indonesia

3 Klaster Logistik Tugasnya Pengadaan barang sandang permakanan dan

peralatan Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negriimpor)

PenyimpananPergudangan Distribusi Logistik Keamanan Logistik Pengelolaan

Informasi dibidang Logistik

Koordinator Direktur Logistik BNPB

Wakil Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam

Kementerian Sosial

KESEHATAN

PENCARIAN DAN

PENYELAMATAN

LOGISTIK

PENGUNGSIAN DAN

PERLINDUNGAN

PENDIDIKAN

SARANA DAN PRASARANA

EKONOMI

PEMULIHAN

DINI

84

4 Klaster pengungsian dan Perlindungan Tugasnya Penyiapan Dapur Umum

Pencegahan dan Penanganan Kekerasan berbasis Gender Tempat Pengungsian

Keamanan Manajemen Pengungsian dan Penyiapan Hunian Sementara

Perlindungan Kelompok Rentan Pengelolaan Informasi dibidang Pengungsian dan

Perlindungan

Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian

Sosial

Wakil Koordinator Asisten Operasi Kepolisian Republik Indonesia

5 Klaster Pendidikan Tugasnya Pelayanan Belajar Mengajar Formal dan Informal

Penyiapan Sekolah Darurat Bimbingan dan Penyuluhan bagi Anak Dewasa

Kerohanian Pengelolaan Informasi dibidang Pendidikan

Koordinator Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat

Jendral Kementerian Pendidikan

Wakil Koordinator Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama

6 Klaster Sarana dan Prasarana Tugasnya Pembersihan puing-puing debris

clearance Penyediaan Alat Transportasi Telekomunikasi dan Energi Penyediaan

Hunian Tetap Penyediaan Air dan Sanitasi Pengelolaan Informasi dibidang Sarana

dan Prasarana

Koordinator Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum

Wakil Koordinasi Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika

Kementerian Komunikasi dan Informatika

7 Klaster Ekonomi Tugasnya Pengelolaan Sektor Pertambangan dan Galian Listrik

Gas dan Air Minum Industri Pengolah Konstruksi Perdagangan Hotel dan

Restoran Jasa dan Pertanian serta Pengelolaan Informasi dibidang Ekonomi

Koordinator Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian

Wakil Koordinator Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

8 Klaster Pemulihan Dini Tugasnya Penguatan Kapasitas pemerintah pusat daerah

untuk koordinasi Revitalisasi fungsi pemerintah desa camat kabupaten kota

provinsi Pemulihan Layanan Publik Sarana Pendukung kepemerintahan

Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pendanaan Pengelolaan Informasi dibidang

Pemulihan Dini

Koordinator Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana

Kementerian Dalam Negeri

Wakil Koordinator Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan Penyusunan dan

Evaluasi Program Kelembagaan dan Tatalaksana Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB

9 PSC (Public Safety Center) merupakan ujung tombak pelayanan kegawatdaruratan

Pra Fasyankes di daerah 1 kabupaten hanya ada 1 PSC berjejaring dengan faskes

setempat PSC diselenggarakan 24 jam sehari terus menerus Lokasi dapat di

Dinkes RS atau Lokasi lain yg ditetapkan oleh Pemda kabupatenkota

Fungsi PSC

pemberi pelayanan Gawat Darurat

pemandu pertolongan pertama (first aid)

pengevakuasi KorbanPasien Gawat Darurat dan

pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan

Ketenagaan PSC Koordinator Tenaga Kesehatan Operator Call Center dan

tenaga lain

85

Tabel 61

Tugas dan Pelaksana Sub Klaster-Sub Klaster Dalam Klaster Kesehatan

TUGAS KLASTER TIM PELAKSANA

PELAYANAN KESEHATAN (Respon Medis) SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN

PENGENDALIAN PENYAKIT (Surveilans Laboratorium) SUB KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT

KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYIAPAN AIR

BERSIH KESEHATAN LINGKUNGAN

PENYIAPAN AIR BERSIH DAN SANITASI YANG

BERKUALITAS

PELAYANAN GIZI SUB KLASTER PELAYANAN GIZI

KESEHATAN REPRODUKSI SUB KLASTER KESEHATAN REPRODUKSI

PENANGANAN KESEHATAN JIWA SUB KLASTER KESEHATAN JIWA

PENATALAKASANAAN KORBAN MATI SUB KLASTER DVI

PROMOSI KESEHATAN (Promosi Kesehatan) TIM PROMKES

PENGELOLAAN INFORMASI KESEHATAN TIM DATA amp INFORMASI

PENGELOLAAN OBAT BENCANA (Intervensi Farmasi) TIM LOGISTIK KESEHATAN

86

Lampiran

Lampiran 1

PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN PERAN STAKEHOLDER DAN PEMBIAYAAN

ESTIMASI KETERSEDIAAN amp KEBUTUHANSUMBERDAYA

SUMBER DAYA KEGIATAN LABORATORIUM

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN

1

1Pengambilan

pengiriman

2Pemeriksaan

spesimen

Mengambil specimen

penderita atau suspek

memeriksa dilapangan

maupun mengirimkan ke

laboratorium

Tenaga

Tenaga kesehatan Analis kesehatan surveilans

2 org1000 pddk

Saranaprasarana

Alat transportasi

Laboratorium lap

1 unit area

1 unitKabupatenKota

Logistik

Reagen

Specimen pot

Specimen carrier

Pedoman Pengambilan dan Pengiriman spesimen COVID-19

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

2 bh x unit pelayanan lab

SUMBER DAYA KEGIATAN PELAYANAN MEDIK DAN TINDAKAN FARMASI

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN

1

Penyediaan amp

penyimpanan antiviral

Menyiapkan kebutuhan dan

menyimpan antiviral yang

dibutuhkan untuk penduduk

di area pembatasan

Tenaga

Tenaga kesehatan

Asisten apoteker

1 orang gudang

1 orang gudang

Saranaprasarana

- Gudang penyimpanan

1 unitarea

Logistik Saat ini tidak ada

antiviral yang direkomendasikan

Antiviral (Apabila sudah direkomendasikan antiviral untuk pengobatan)

Obat-obatan lainnya

Format RR logistic

Utk pengobatan

10 x jml pddk x 2 dosis x 5 hr + 5x 10 x Jml pddk x 2 dosis x 5 hr

2 Triase Triase COVID-19 dan bukan

COVID-19

Tenaga

Tenaga dokter yang bersertifikasi

Perawat yang bersertifikasi

3 org1000 pddk

5 org1000 pddk

Saranaprasarana

Klinik berikut peralatan

Alat transportasi yang dilengkapi obat-obat life

1 unitarea

87

saving oksigen dan portable ventilator

1 unitarea

Logistik

APD

Antiviral

Obat-obatan lainnya

Format RR

Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan AV Diihitung pada penyediaan Obat

3 Pelayanan

medikevakuasi

Rujukan kesehatan

Melakukan pelayanan

medik kesehatan kepada

penderita ILI dan penyakit

lain di area pembatasan

Tenaga

Dokter yang bersertifikasi

Perawatbidan yang bersertifikasi

Paramedis lainnya

Sopir ambulan

2 orgdesa

2 orgdesa

1 orgdesa

Saranaprasarana

Unit pelayanan Puskesmas

Puskesmas kelilingAmbulance

Posko Pelayanan

1 unitarea

1 unitarea

Logistik

Peralatan kesehatan

Obat-obatan

RegisterFormat laporan

Standar Puskesmas Standar Puskesmas Kegiatan Puskesmas

4 SUMBER DAYA PADA TINDAKAN KARANTINAISOLASI

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA CARA PERHITUNGAN

1

2

3

4

Pengawasan Karantina

Penerapan pintu keluar

masuk

Penetapan perimeter

Pembatasan kegiatan

umum

Pemantauan seluruh

kegiatan kekarantinaan di

area pembatasan

Pengawasan di pintu keluar

dan masuk area

pembatasan

Mengawasi diperbatasan

area pembatasan

Membatasi kegiatan

penduduk untuk

mengurangi kontak antar

penduduk

Tenaga

Tenaga kesehatan yang paham teknis kekarantinaan

Tenaga non kesehatanTNI Polri

3 org 1000 pddk

10 org1000 pddk

Saranaprasarana

Alat komunikasi HT

Pos di pintu keluarmasuk dilengkapi ruang pemeriksaan medis untuk penjaringan

Tanda pembatasan (Quarantine line) talipitatonggakpapan pengumuman

Alert card

1 unit Tim

1 unitarea

1 bh x jml kemungkinan jln

keluarmasuk

10 x jumlah pddk

Logistik

Suplemen

Obat-obatan

APDPPE

Desinfektan

Peta wilayah

Senter

Poster

Leaflet

Buku pencatatan

1 tb x 35 x jml pddk + ptgs Dihitung pada penyediaan obat Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada kegiatan Kesling

1 buahpos 1 x jml petugas

5 x Jml TTU 1 bh x pddk

1 bh x jml pos

5 Karantina rumah

Melakukan pembatasan

keluar rumah bagi

penduduk kontak agar tidak

menularkan kepada orang

lain

Tenaga

Tenaga Non kesehatan

Termasuk perhitungan di atas

Saranaprasarana

88

Logistik

Tandapita

Paket x rmh yang dikarantina

6 Isolasi dan rujukan

Melakukan pemisahan

penderita yang sakit ke

tempat tertentu di area

pembatasan sebelum

dirujuk dan melakukan

rujukan ke rumah sakit

Tenaga

Tenaga Medis Paramedis

Tenaga sopir

8 org 1000 pddk

1 orgunit ambulance

Saranaprasarana

Ruang isolasi dilengkapi peralatan kesehatan

Ambulance khusus

1 unitarea 2 unitarea 1 unitarea

Logistik

Obat antiviral

Desinfektan

Obat-obatan lainnya

Peralatan medis

Kartu pasien

Surat rujukan

APDPPE

Dihitung pada penyediaan AV Dihitung pada Kesling

Dihitung pada penyediaan obat Standar pelayanan puskesmas

20 x jml pddk 1`pkt x 10 x jml pddk

Dihitung pada penyediaan APD

7 Kesling pencegahan KLB

Pengawasan Kesehatan

lingkungan untuk mencegah

terjadinya KLB penyakit

lainnya

Tenaga

Sanitarian

6org desa

Saranaprasarana

Penyediaan air bersih

Pengangkutan sampah

Pembuangan kotoranlimbah

1 unitarea 1 unitarea 1 unitarea

Logistik

Water test kit

Desinfektan

Swing fog

Penyaringan air PAC

APDPPE Masker lengkap

Masker biasa

Spry can

Malationsolar

I unitarea 1 paket x rumah + unit pelayanan

1 unitarea 1 bh x pddk

Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan APD

1 unitdesa 1 paketdesa

(Disesuaikan dg endemisitas lokasi)

Pemenuhan kebutuhan

hidup dasar

Tenaga

Tagana (Taruna siaga bencana) Kabupaten yang bisa di manfaatkan ke lapangan

Kader

1 orang200 KK

1 org10 KK

Saranaprasarana

Gudangtenda lapangan

Transportasi

Dapur umum

Timbangan beras

Kartu keluar masuk logistik

2 gudangdesa 1 unit trukdesa

1 unitdes 1 bhgudang 1 pktgudang

Logistik

Sarden (150 gr)

Kecap manis

Saos sambal

Minyak goreng (2 lt)

Beras (04 kgjiwa)

Minyak tanah

Personal hiegene

Air minum

1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK

1 pkthrjiwa

2 ltorhr

89

Lampiran 2

Penerbangan Internasional di Indonesia

No Tempat Kedudukan Nama Penerbangan

Sumatera

1 Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim

2 Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda

3 Deli Serdang Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu

4 Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau

5 Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II

6 Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II

7 Tanjung Pinang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah

8 Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno

9 Bandar Lampung Bandar Udara Radin Inten II

Jawa

10 Bandung Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara

11 Tangerang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

12 Yogyakarta Bandar Udara Internasional Adi Sucipto

13 Solo Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo

14 Semarang Bandar Udara Internasional Achmad Yani

15 Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda

16 Masalembo Sumenep Bandar Udara Internasional Valia Rahma

Bali dan Nusa Tenggara

17 Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai

18 Lombok Tengah Bandar Udara Internasional Lombok

Kalimantan

19 Tarakan Bandar Udara Internasional Juwata

20 Berau Bandar Udara Internasional Kalimaru

21 Banjarmasin Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor

Sulawesi

22 Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi

23 Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

24 Kendari Bandar Udara Internasional Haluoleo

Papua

25 Nabire Bandar Udara Internasional Yos Sudarso

90

26 Oksibil Bandar Udara Internasional Iskak

27 Jayapura Bandar Udara Sentani

28 Biak Bandar Udara Frans Kaisiepo

29 Tembagapura Bandar Udara Mozes Kilangin

30 Merauke Bandar Udara Mopah

Lampiran 3

Pelabuhan Internasional di Indonesia4

No Tempat Kedudukan Nama Pelabuhan

1 Sabang Pelabuhan Laut Teluk Sabang

2 Banda Aceh Pelabuhan Laut Malahayati

3 Banda Aceh Pelabuhan Laut Ulee Lheu

4 Banda Aceh Pelabuhan Laut Lhok Nga

5 Banda Aceh Pelabuhan Laut Meulaboh

6 Banda Aceh Pelabuhan Laut Singkil

7 Banda Aceh Pelabuhan Laut Labuhan Haji

8 Banda Aceh Pelabuhan Laut Tapak Tuan

9 Banda Aceh Pelabuhan Laut Sinabang

10 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Lhokseumawe

11 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Kuala Langsa

12 Medan Pelabuhan Belawan

13 Medan Pelabuhan Laut Pangkalan Susu

14 Medan Pelabuhan Laut Sibolga

15 Medan Pelabuhan Kuala Tanjung

16 Medan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan

17 Dumai Pelabuhan Laut Dumai

18 Dumai Pelabuhan Laut Bengkalis

19 Dumai Pelabuhan Laut Sungai Pakning

20 Dumai Pelabuhan Laut Penipahan

21 Dumai Pelabuhan Laut Tanjung Medang

22 Dumai Kawasan Industri Pelintung

23 Padang Pelabuhan Laut Teluk Bayur

24 Padang Pelabuhan Laut Sikakap

4httpskespelkemkesgoidkkpkkp_tempat_publicprofil7

91

25 Padang Pelabuhan Laut Bungus

26 Jambi Pelabuhan Laut Muara Sabak

27 Jambi Pelabuhan Laut Kuala Tungkal

28 Jambi Pelabuhan Laut Talang Duku

29 Palembang Pelabuhan Laut Palembang

30 Palembang Pelabuhan Boom Baru

31 Palembang Sumatra Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api

32 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Pekanbaru (Wilker Kampung Dalam)

33 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Selat Panjang

34 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Buatan

35 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Tanjung Buton

36 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Tembilahan

37 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Enok

38 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Rengat

39 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Gaung

40 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Sungai Guntung

41 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Batu Ampar

42 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Sekupang

43 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Pulau Sambu

44 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Nongsa

45 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Kabil

46 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Batam Centre

47 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Uncang Sagulung

48 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Teluk Senimba

49 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Semblog

50 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Harbour Bay

51 Tanjungpinang Kepulauan Riau Pelabuhan Sri Bintan Pura

52 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Pinang

53 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lagoi

54 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lobam

55 Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Pelabuhan Tanjung Balai Karimun

56 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Pangkal Dalam

57 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Tanjung Pandan

92

58 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Manggar

59 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Muntok

60 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Belinyu

61 Bengkulu Pelabuhan Laut Bai

62 Bengkulu Pelabuhan Laut Muko-Muko

63 Bengkulu Pelabuhan Laut Bintuhan

64 Bengkulu Pelabuhan Laut Malakoni Enggano

65 Panjang Lampung Pelabuhan Panjang

66 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Teluk Semangka

67 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Rawajitu

68 Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok

69 Jakarta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pantai Marina

70 Jakarta Pelabuhan Laut Marunda

71 Jakarta Pelabuhan Kali Baru

72 Banten Cilegon Pelabuhan Laut Merak

73 Banten Pelabuhan Laut Anyer

74 Banten Pelabuhan Laut Bojonegara

75 Banten Pelabuhan Laut Labuan

76 Indramayu Jawa Barat Pelabuhan Laut Balongan

77 Semarang Jawa Tengah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

78 Cilacap Jawa Tengah Pelabuhan Laut Tanjung Intan

79 Jawa Timur Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak

80 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Probolinggo

81 Probolinggo Jawa Timur Pelabihan Laut Panarukan

82 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Tanjung Wangi

83 Denpasar Pelabuhan Laut Celukan Bawang

84 Denpasar Pelabuhan Laut Benoa

85 Kupang NTT Pelabuhan Laut Atapupu

86 Kupang NTT Pelabuhan Laut Labuan Bajo

87 Kupang NTT Pelabuhan Laut Tenau

88 Kupang NTT Pelabuhan Laut Wini

89 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Laut Tarakan

90 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Bunyu

93

91 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan SebatikPelabuhan Nunukan

92 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Berau

93 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Tanjung Selor

94 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Kampung Baru

95 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Tanah Grogot

96 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Senipah

97 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Balikpapan

98 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Sintete

99 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Ketapang

100 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Kendawangan

101 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Telok Air

102 Palangkaraya Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pulang Pisau

103 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Sampit

104 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Kumai

105 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pangkalan Bun

106 Banjarmasin Kalimantan Selatan Pelabuhan Trisakti

107 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Labuan Uki

108 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Amurang

109 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Kotabunan

110 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Kema

111 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Belang

112 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Molibagu

113 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Bintauna

114 Palu Pelabuhan Laut Pantoloan

115 Palu Pelabuhan Laut Toli-Toli

116 Palu Pelabuhan Laut Luwuk

117 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kendari

118 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Pomalaa

119 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Bau-Bau

120 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kolaka

121 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Wanci

122 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Makassar

123 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Pare-Pare

94

124 Makassar Sulawesi Selatan Pealbuhan Laut Malili

125 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Biringkasi

126 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhhan Laut Awerange

127 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Palopo

128 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Belang Belang Mamuju

129 Ternate Pelabuhan Laut Buli

130 Ternate Pelabuhan Laut Bacan

131 Ternate Pelabuhan Laut Tobelo

132 Ternate Pelabuhan Sanana Mangole

133 Ambon Pelabuhan Laut Tual

134 Ambon Pelabuhan Yos Sudarso Ambon

135 Ambon Pelabuhan Laut Wahai

136 Ambon Pelabuhan Laut Saumlaki

137 Jayapura Pelabuhan Laut Jayapura

138 Jayapura Pelabuhan Laut Hamadi

139 Merauke Pelabuhan Laut Agats

140 Merauke Pelabuhan Laut Bade

Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19

Pusat Krisis Crisis Centre

95

Lampiran 4

Daftar Lokasi Pusat Krisis di Indonesia

No Tempat Kedudukan

1 Medan

2 Padang

3 Palembang

4 Banjarmasin

5 Manado

6 Makassar

7 DKI Jakarta

8 Semarang

9 Surabaya

10 Bali

11 Jayapura

Lampiran 5

DAFTAR LABORATORIUM PEMERIKSA COVID-19

No Wilayah Kerja Laboratorium Memiliki Fungsi Surveilans

Laboratorium Tidak Memiliki Fungsi Surveilans

1 Aceh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Balai Litbangkes Aceh

2 Sumatera Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

a Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan

b RUmah Sakit Universitas Sumatera Utara

3 Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Umum Pusat Moh Husein Palembang

4 Sumatera Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Rumah Sakit Universitas Andalas Padang

5 Jambi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi

6 Riau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru

7 Kepulauan Riau a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Batam

96

8 Bangka Belitung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkal Pinang

9 Bengkulu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

10 Lampung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

11 Banten Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang

12 DKI Jakarta a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta

a Lembaga Biologi Molekuler Eijkman

b Rumah Sakit Universitas Indonesia

c Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo

13 Jawa Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat

a Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung

b Rumah Sakit Universitas Padjajaran Bandung

14 Jawa Tengah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta

a Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga

b Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang

c Rumah Sakit Universitas Diponegoro Semarang

15 DI Yogyakarta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta

a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Daerah Istimewa Yogiakarta

b Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta

16 Jawa Timur Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

a Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo

b Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya

c Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang

17 Kalimantan Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat

Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak

18 Kalimantan Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

19 Kalimantan Selatan a Balai Besar Laboratorium

97

Kesehatan Surabaya b Balai Besar Teknik

Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru

20 Kalimantan Timur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

21 Kalimantan Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

22 Sulawesi Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar

b Rumah Sakit Universitas Hasanudin Makassar

23 Sulawesi Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

24 Sulawesi Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

25 Sulawesi Tenggara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

26 Gorontalo Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

27 Sulawesi Utara a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado

Rumah Sakit Umum Pusat Prof R D Kandou Manado

28 Maluku Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

29 Maluku a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon

30 Bali Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

a Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

b Rumah Sakit Universitas Udayana Denpasar

31 Nusa Tenggara Timur

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

32 Nusa Tenggara Barat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

RRUD Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram

33 Papua Barat Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua

34 Papua Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua

98

Lampiran 6

132 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Menkes

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

2 3

1 Aceh 1 RSUD Cut Meutia Kab Aceh Utara

2 RSUD Dr Zainoel Abidin

2 Sumatera Utara

3 RSUP H Adam Malik

4 RSU Kabanjahe

5 RSU Djasamen Saragih Pematang Siantar

6 RSUD Tarutung

7 RSU Padang Sidempuan

3 Sumatera Barat 8 RSU Achmad Mochtar

9 RSUP M Djamil

4 Riau

10 RSUD Arifin Ahmad

11 RSUD Kota Dumai

12 RSUD Puri Husada Tembilahan

5 Kepulauan Riau

13 RSUD Embung Fatimah

14 RS Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam)

15 RSUD Muhammad Sani (Kab Karimun)

16 RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang

6 Jambi 17 RSUD Raden Mattaher

7 Sumatera Selatan

18 RSUP Moh Hoesin

19 RSUD Kayuagung

20 RSUD Lahat

21 RSUD Siti Fatimah Prov Sumatera Selatan

22 RS Dr Rivai Abdullah

8 Bangka Belitung 23 RSUD Tanjung Pandan (Dr Marsidi Judono)

24 RSUD Pangkal Pinang ( RSUD Depati Hamzah)

9 Bengkulu

25 RSUD Dr M Yunus

26 RSUD Arga Makmur

27 RSUD Hasanuddin Damrah Manna

10 Lampung

28 RSUD Dr H Abdul Moeloek

29 RSUD Kalianda (RSUD Dr H Bob Bazar)

30 RSUD Ahmad Yani Metro

31 RSUD May Jen HM Ryacudu

11 DKI Jakarta 32 RSPI Sulianti Saroso

33 RSPAD Gatot Soebroto

99

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

34 RSUP Persahabatan

35 RSUP Fatmawati

36 RSUD Cengkareng

37 RSUDPasar inggu

38 RSU Bhayangkara Tk I RSaid Sukanto

39 RSAL Mintoharjo

12 Jawa Barat

40 RSUP Hasan Sadikin

41 RS Paru Dr H A Rotinsulu

42 RSUD Gunung Jati Cirebon

43 RSUD Dr Slamet Garut

44 RSUD R Syamsudin SH Sukabumi

45 RSUD Kab Indramayu

46 RS Paru Dr M Goenawan Partowidigdo

47 RSU Tk II Dustira

13 Banten 48 RSUD Kab Tangerang

49 RSUD Serang (Dr Drajat Prawiranegara)

14 Jawa Tengah

50 RSUP dr Kariadi

51 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten

52 RSUD Purwokerto (Margono Soekarjo)

53 RSUD Kraton Pekalongan

54 RSUD Dr Soeselo Slawi

55 RSUD Dr H Soewondo Kendal

56 RSUD Tidar Magelang

57 RSUD Moewardi Surakarta

58 RSUD Banyumas

59 RSUD Kudus (Dr Loekmonohadi)

60 RS Paru Dr Ario Wirawan

61 RSUD KRMT Wongsonegoro (RSUD Kota Semarang)

62 RSUD Kardinah Tegal

15 Yogyakarta

63 RSUP dr Sardjito

64 RSUD Panembahan Senopati Bantul

65 RSUD Kota Yogyakarta

66 RSUD Wates

16 Jawa Timur

67 RSUD Dr Soebandi Jember

68 RSUD Kab Kediri Pare

69 RSUD Dr Soetomo

100

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

70 RSUD Dr Soedono Madiun

71 RSUD Dr Saiful Anwar

72 RSUD Dr R Koesma Tuban

73 RSUD Blambangan

74 RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro

75 RSUD Dr Iskak Tulungagung

76 RSUD Sidoarjo

77 RS Universitas Airlangga

17 Bali

78 RSUP Sanglah

79 RSUD Sanjiwani Gianyar

80 RSUD Tabanan

81 RSUD Kab Buleleng

18 Nusa Tenggara

Barat

82 RSUD NTB

83 RSUD Kab Bima

84 RSUD Dr R Sudjono

85 RSUD Manambai Abdul Kadir

19 Nusa Tenggara

Timur

86 RSU Prof Dr WZ Johanes

87 RSU Dr Tc Hillers Maumere

88 RSUD Komodo Labuan Bajo

20 Kalimantan Barat

89 RSUD Dr Soedarso Pontianak

90 RSUD Dr Abdul Azis Singkawang

91 RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang

92 RSUD Dr Agoesdjam Ketapang

21 Kalimantan Tengah

93 RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya

94 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun

95 RSUD Dr Murjani Sampit

22 Kalimantan Selatan 96 RSUD Ulin Banjarmasin

97 RS Boejasin Pelaihari

23 Kalimantan Timur

98 RSUD Panglima Sebaya

99 RSU Taman Husada Bontang

100 RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan

101 RSUD Abdul Wahab Sjahranie

102 RSUD Aji Muhammad Parikesit

24 Kalimantan Utara 103 RSUD Tanjung Selor

104 RSUD Provinsi Kaltara

25 Sulawesi Utara 105 RSUP Prof Dr R D Kandou

106 RSUD Dr Sam Ratulangi

101

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

107 RSU Ratatotok - Buyat

108 RSUD Kota Kotamobagu

26 Gorontalo 109 RSUD Prof Dr H Aloei Saboe

27 Sulawesi Barat 110 RSUD Provinsi Sulawesi Barat

28 Sulawesi Tengah

111 RSUD Undata Palu

112 RSUD Kab Banggai Luwuk

113 RSU Mokopido Toli-Toli

114 RSUD Kolonedale

115 RSU Anutapura Palu

29 Sulawesi Selatan

116 RSUP dr Wahidin Sudirohusodo

117 RSU Andi Makkasau Parepare

118 RSU Lakipadada Toraja

119 RSUD Kab Sinjai

120 RSUD Labuang Baji

121 RS TkII Pelamonia

122 RS Dr Tadjuddin Chalid MPH

30 Sulawesi Tenggara 123 RS Bahtera Mas Provinsi Sultra (RS Kendari)

31 Maluku 124 RSU Dr M Haulussy Ambon

125 RSUD Saumlaki

32 Maluku Utara 126 RSUD Dr H Chasan Boesoirie Ternate

33 Papua

127 RSU Jayapura

128 RSU Nabire

129 RSUD Mimika

130 RSU Merauke

34 Papua Barat 131 RSUD Manokwari

132 RSUD Kab Sorong

102

Lampiran 7

Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Gubernur

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

1 2 3 4

1 Aceh SK Nomor 4409722020

1 RSUD Meuraxa

2 RSUD Tgk Chik Ditiro

3 RSUD Dr Fauziah

4 RSUD Langsa

5 RSUD Datu beru

6 RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya

7 RSUD Tengku Peukan

8 RSUD Dr Zubir Mahmud

9 RSUD Gayo Lues

10 RSUD Sahuddin Aceh Tenggara

11 RSUD Dr H Yuliddin Away

2 Sumatera

Utara SK 18844171KPTS2020

1 RSU Dr Gerhard L Tobing

2 RSUMartha Friska

3 RSU Martha Friska Multatuli

4 RSUD Abdul Manan Simpatupang

5 RSUD Gunung Sitoli

3 Sumatera

Barat SK Nomor 4402522020

1 RS Reksodiwiryo Padang

2 RS Unand Padang

3 RSUD Pariaman

4 RSUD M Natsir Solok

4 Riau SK Nomor

Kpts5681112020

1 RSUD Petala Bumi

2 RS Awal Bross Sudirman

3 RS Eka Hospital

4 RS ibnu Sina

5 Rumah Sakit Santa Maria

6 RS Bhayangkara Polda Riau

7 Rumah Sakit PMC

8 RS Bina Kasih

9 RS Prof DR Tabrani

10 RS Syafira

11 RS Awal Bross Ahmad Yani

12 RS Awal Bross Panam

103

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

13 RS Prima

14 RS Aulia

15 RS Universitas Riau

16 RSUD Madani

17 RS Hermina

18 RS TNI AU Lanud Roesmin Nuriadin

19 RS Tk IV Tentara Pekanbaru

20 RSUD Bangkinang

21 RSUD Rokan Hulu

22 RS Awal Bross Ujung Batu

23 RS Azzahra

24 RS Surya Insani

25 RSUD Taluk Kuantan

26 RSUD Indrasari Rengat

27 RS Kasih Ibu Rengat

28 RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang

29 RSUD Raja Musa Sungai Guntung

30 RSUD Meranti

31 RS Tengku Rafian Siak Sri Indrapura

32 RSUD Perawang

33 RSUD Bengkalis

34 RSUD Kec Mandau

35 RS Permata Hati

36 RS Pertamina Dumai

37 RSUD Dr RM Pratomo Bangansiapi-api

38 RS Cahaya

39 RSUD Selasih Pelalawan

40 RS Evarina

41 RS Amelia Medika Pelalawan

5 Kepulauan

Riau SK Nomor 314 Tahun 2020

1 RSUD Kota TPI

2 RSUD Natuna

3 RS Engku Haji Daud

4 RSUD Bintan

5 RSUD Dabo

6 RSUD Encik Mariyam

7 RSUD Bergerak Jemaja

104

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

8 RSUD Palmatak - Kepulauan Anambas

9 RSUD Tarempa - Kepulauan Anambas

10 RSAL DRMidiyantoS

11 RSAUdr Yuniani Wisma Karyani

12 RS Bhayangkara POLDA BTM

13 RSU Awal Bros

14 RSU Budi Kemulyaan

15 RSU Harapan Bunda

16 RSU Santa Elisabeth BATAM

17 RSU Santa Elisabeth Kota Batam

18 RSU Soedarsono Darmosoewito

19 RSU Bhakti Timah

20 RSU Graha Hermine

21 RSU Camantha Sahidyah

22 RS KLG Huhada BTM

23 RSIA Mutiara AiniI

24 RSIA Griya Medika

25 RSIA Kasih Sayang Ibu

26 RSIA Frishdy Angel

27 RSU Charis Medika

28 RS Santa Elisabeth Sei Lekop

29 RS Hj Bunda Halimah

6 Jambi SK Nomor

292KEPGUBDISKES-422020

1 RS H Abdul Manap

2 RS Daud Arif Kuala Tungkal

3 RS Hanafie Bungo

4 RSHamba Batang Hari

5 RSHA Thalib Kerinci

7 Sumatera Selatan

SK Nomor 201KPTSDINKES2020

1 RSUD Palembang Bari

2 RS Umum Pertamin+H77H116a Plaju

3 RS Charitas Palembang

4 RS Umum Pelabuhan Palembang

5 RS AK Gani Palembang

6 RS Siloam Sriwajaya

7 RS Myra

8 RS Bhayangkara

9 RSI Siti Khodijah

105

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

10 RS Muhammadiyah

11 RS PT Pusri Medika

12 RS Bunda Palembang

13 RS Hermina Palembang

14 RSK Paru Provinsi Sumsel

15 RSUD Ogan Ilir

16 RSUD Prabumulih

17 RS Umum Pertamina Prabumulih

18 RS Umum AR Bunda Prabumulih

19 RSUD Dr HM Rabain Muara Enim

20 RS Bukit Asam

21 RSUD Sekayu

22 RSUD Bayung Lencir

23 RSUD Dr Sobirin Musi Rawas

24 RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau

25 RS Siloam Lubuklinggau

26 RS AR Bunda Lubuklinggau

27 RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja

28 RS DKT Nosmir Baturaja

29 RS Santo Antonio Baturaja

30 RSUD Muaradua

31 RSUD Martapura

32 RSUD Gumawang

33 RS Panti Bhaktiningsih

34 RSI At-taqwa

35 RS DKT Lahat

36 RSUD Banyuasin

37 RS Hermina Opi

38 RSUD Besemah Kota Pagar Alam

39 RSUD Tebing Tinggi Kab Empat Lawang

40 RSUD Muara Rupit

41 RSUD Talang Ubi

42 RSUD Sungai Lilin

8 Bangka Belitung

18844203Dinkes2020

1 RSUD Dr (HC) Ir Soekarno

2 RSUD Sejiran Setason

3 RSUD Kab Bangka Selatan

4 RSUD Depati Bahrin

106

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

5 RSUD KabBangka Tengah

6 RSUD KabBelitung Timur

7 RS Siloam Bangka

8 RS Katolik Bhakti Wara

9 RS Kalbu Intan Medika

10 RS Gunung Manik

11 RS Almah

12 RS Utama

13 RS Arsani

14 RS Bakti Timah Muntok

15 RS Medika Stannia

16 RS Bakti Timah Pangkalpinang

17 RS Ibu dan Anak Muhaya

18 RS Ibu dan Anak Dzakirah

19 RS Ibu dan Anak Rona

9 Bengkulu SK Nomor L159Dinkes

tahun 2020

1 RSUD Curup

2 RSUD Mukomuko

3 RSUDHarapan dan Doa Kota Bengkulu

4 RSBhayangkara Jitra Kota Bengkulu

5 RS Tk IV Bengkulu

10 Lampung SK Nomor

G167V02HK2020

1 RSUD dr ADadi Tjokrodipo

2 RS Bhayangkara

3 RSTKIV020704

4 RSU Imanuel

5 RSU Urip Sumoharjo

6 RSU Pertamina Bintang Amin

7 RSU Graha Husada

8 RSU Bumi Waras

9 RSU Advent

10 RSU Menggala

11 RSU Natar Medika

12 RSUD Bandar Negara Husada

13 RSUD Sukadana

14 RSU Handayani

15 RSUD Demang Sepulau Raya

16 RSU Yukum Medical Center

17 RSUD Alimudin Umar

107

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

18 RSUD Ragab Begawe Caram

19 RSUD Tulang Bawang Barat

20 RSUD Zainal Abidin PA

21 RSUD Kotaagung

22 RSU Panti Secanti

23 RSUD MThohir

24 RSUD Pesawaran

25 RSUD Pringsewu

26 RSU Mitra Husada

11 DKI Jakarta On proses

1 RSUD Tarakan

2 RSUD Koja

3 RSKD Duren Sawit

4 RSU Pelni

5 RSU Pertamina Jaya

12 Jawa Barat SK Nomor 445Kep186-

Dinkes2020

1 RSUD Cibinong KabBogor

2 RSUD Ciawi KabBogor

3 RSUD Cibabat Kota Cimahi

4 RSUD Kota Bogor

5 RSUD Al-Ihsan ProvJawa Barat

6 RSU Bahyangkara Tk II Sartika Asih Kota Bandung

7 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya

8 RSUD Singaparna Medika Citrautama KabTasikmalaya

9 RS Paru Prov Jawa Barat Kabirebon

10 RSUD Bayu Asih Kab Purwakarta

11 RSUD Karawang

12 RSUDSekarwangi KabSukabumi

13 RSUD KabSubang

14 RSUD Waled Kab Cirebon

15 RSUD Arjawinangun Kab Cirebon

16 RSUD 45 Kab Kuningan

17 RSUD Kab Bekasi

18 RSUD Sumedang

19 RSUD Kota Banjar

20 RSUD Kab Ciamis

21 RSUD Cideres Kab Majakengka

108

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

22 RSUD Majalaya

23 RS Lanud dr M Salamun Kab Bandung

24 RSUD Kota Depok

25 RSUDSayang Kab Cianjur

26 RSUDdr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi

13 Banten SK Nomor 443Kep118-

Huk2020

1 RSUD Banten

2 RSUD Balaraja

3 RS Siloam Kelapa Dua

14 Jawa Tengah SK Gub Nomor 44542

Tahun 2020

1 RSUD Tugurejo Semarang

2 RSUD Salatiga

3 RSUD Ambarawa

4 RSUD Sunan Kalijaga Demak

5 RSUD Dr R Soedjati Grobogan

6 RSU Sultan Agung Semarang

7 RSU St Elizabeth Semarang

8 RSU Telogorejo Semarang

9 RSU Columbia Asia Semarang

10 RSU Tk III Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang

11 RSU Bhayangkara Semarang

12 RSU Tk IV 040703 dr Asmir Salatiga

13 RSU Tk II dr Soedjono Magelang

14 RSUD RAA Soewondo Pati

15 RSUD RA Kartini Jepara

16 RSUD dr R Soetrasno Rembang

17 RSUD dr R Soetijono Blora

18 RSU Mardi Rahayu Kudus

19 RSUD Bendan Kota Pekalongan

20 RSUD Kajen Kab Pekalongan

21 RSUD Batang

22 RSUD Dr M Ashari Pemalang

23 RSUD Brebes

24 RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal

25 RSUD Cilacap

26 RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara

27 RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

109

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

28 RSUD Setjonegoro Wonosobo

29 RSUD Dr Soedirman Kab Kebumen

30 RSU Tk III Wijayakusuma Purwokerto

31 RSUD Kota Surakarta

32 RSUD Ir Soekarno Sukoharjo

33 RSUD Pandan Arang Boyolali

34 RSUD Bagas Waras Klaten

35 RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen

36 RSUD Karanganyar

37 RSUD Dr Soediran MS Wonogiri

38 RSU PKU Muh Surakarta

39 RSU Islam Klaten

40 RSU Kasih Ibu Surakarta

41 RS dr Oen Surakarta

42 RSU TkIV Slamet Riyadi Surakarta

43 RSUD Djojonegoro Temanggung

44 RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo

45 RSUD Muntilan Kab Magelang

15 Yogyakarta

Keputusan Gubernur DIY No 61Kep2020 tentang Penetapan RS Rujukan

Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging tanggal

17 Maret 2020

1 RSUD SLEMAN

2 RSUD PRAMBANAN

3 RS JIH

4 RS PANTI RINI

5 RS SAKINA IDAMAN

6 RS PKU MUH GAMPING

7 RS BHAYANGKARA POLDA DIY

8 RS UGM

9 RS Hermina

10 RSUD Wonosari

11 RS Panti Rahayu

12 RSPAU Harjolukito

13 RS Santa Elizabeth

14 RS PKU MUH Bantul

15 RS DRSutarto DKT

16 RS PKU MUH Yogyakarta

17 RS PANTI RAPIH

18 RS BETHESDA

19 RS PRATAMA Yogjakarta

110

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

20 RSJ GRHASIA

21 RSIY PDHI

22 RS SILOAM Yogjakarta

23 RSUD NYI Ageng Serang

16 Jawa Timur SK Nomor

188125KPTS0132020

1 RS Islam Siti Hajar Sidoarjo

2 RS Mitra Keluarga Waru

3 RS Siti Khodijah Sepanjang

4 RSU Anwar Medika

5 RSUDBangil

6 RSUD Dr R Soedarsono

7 RSUD Tongas

8 RSUD Dr Mohamad Saleh

9 RS Tk III Baladhika Husada

10 RS Bina Sehat

11 RSSakit Citra Husada

12 RSParu Jember

13 RSJember Klinik

14 RSUD Dr Haryoto Lumajang

15 RS Djatiroto

16 RSUDdr H Koesnadi Bondowoso

17 RSUD dr Abdoer Rahem

18 RSUDSyarifah Ambami Rato Ebu

19 RSUD Mohammad Zyn KabSampang

20 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo

21 RSUDMohammad Noer Pamekasan

22 RSUD Dr H Moh Anwar

23 RSKatholik Saint Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya

24 Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan

25 RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya

26 RSUD Bhakti Dharma Husada

27 RS Islam Jemursari Surabaya

28 RS Siloam Surabaya

29 RS Umum Haji Surabaya

30 RS Premier Surabaya

31 RS Husada Utama Surabaya

111

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

32 RSBhayangkara Tk IISamsoeriMertojoso

33 RS Manyar Medical Centre

34 RS National Hospital

35 RS Royal Surabaya

36 RSTk III Brawijaya

37 RSAL Dr Ramelan

38 RSJiwa Menur Surabaya

39 RSUD Dr Moh Soewandhie Surabaya

40 RSUD Ibnu Sina Kab Gresik

41 RSUDDr Soegiri Lamongan

42 RS Muhammadiyah Lamongan

43 RSUD Prof Dr Soekandar

44 RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo

45 RSUD Kab Jombang

46 RSUD Kab Kediri

47 RSUD Gambiran

48 RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan

49 RSUD Dr Soedomo Trenggalek

50 RS Tk II dr Soepraoen

51 RS Panti Waluya Sawahan

52 RS Lavalette

53 RSUD Kanjuruhan KabMalang

54 RSU Wava Husada

55 RS Prima Husada Malang

56 RSU Karsa Husada Batu

57 RS Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar

58 RSUDNgudi Waluyo Wlingi

59 RSUD Nganjuk

60 RSUD Dr Soeroto Kab Ngawi

61 RSAUdrEfram Harsana LanudIswahjudi

62 RSUD dr Sayidiman Magetan

63 RSUD Caruban

17 Bali SK Nomor 25903-

BHK2020

1 RSUD Wangaya

2 RSUD Bali Mandara

3 RS Daerah Mangusada

4 RS Umum Universitas Udayana

5 RSU Negara

112

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

6 RSUD Klungkung

7 RS Pratam Giri Emas

18 Nusa

Tenggara Barat

SK Nomor 445-313 tahun 2020

1 RSUD Kota Mataram

2 RSU Universitas MATARAM

3 RSAD REM WIRABHAKTI

4 RS HARAPAN KELUARGA

5 SILOAM HOSPITALS Mataram

6 RSUD PATUT PATUH PATJU

7 RSUD Praya

8 RSUD KabLombok Utara

9 RSUD ASY-SYIFA Sumbawa Barat

10 RSUD Dompu

11 RS AWET MUDA NARMADA

19 Nusa

Tenggara Timur

SK Nomor 120KEPHK2020

1 RSUD SK Lerik Kupang

2 RS Bhayangkara Tk III Kupang

3 RS Tk III Wirasakti Kupang

4 RS Siloam Kupang

5 RSUD Soe

6 RSUD Kefamenanu

7 RSU Penyangga Perbatasan Betun

8 RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka

9 RSUD Bajawa

10 RSUD dr Ben Mboi Ruteng

11 RS Siloam Labuan Bajo

20 Kalimantan

Barat SK No370DINKES2020

1 RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadri

2 RS Bhayangkara Anton Soedjarwo

3 RS UNTAN Pontianak

4 RS TKII artika Husada

5 RSUD drRubini

6 RSU Harapan Bersama

7 RSUD Bengkayang

8 RSUD Sambas

9 RSUD Pemangkat

10 RSUD DrAchmad Diponegoro

113

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

11 RSUD MTHDjaman Kab45Sanggau

21 Kalimantan Tengah

SK Nomor 18844212020 1 RSUD Muara Teweh

22 Kalimantan

Selatan SK Nomor

18840207KUM2020

1 RSUD Dr H Moch Ansari Saleh

2 RSUD Idaman Banjarbaru

3 RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan

23 Kalimantan

Timur SK Nomor 445K2362020

1 RSUD Inche Abdoel Moeis

2 RSUD Beriman Balikpapan

3 RS Tk II Dr R Hardjanto

4 RSUD Ratu Aji Putri Botung

5 RSUD Kudungga

6 RSUD Harapan Insan Sendawar

7 RSUD Dr Abdul Rivai

24 Kalimantan Utara

SK No18844K2642020 1 RSUD Nunukan

25 Sulawesi

Utara SK Nomor 102 Tahun 2020

1 RSUD Liun Kendage Tahuna

2 RSUD Noongan

3 RSUD Bitung

4 RSUD Maria Walanda Maramis

5 RSTK II R W Mongisidi

6 RSUD Talaud

7 RS Bergerak Kab Sitaro

8 RSUD Tagulandang

9 RSUD Bolaang Mongondow Selatan

10 RSUD Datoe Binangkang

11 RSUD Bolaang Mongondow Utara

12 RSUD Anugerah Tomohon

26 Gorontalo

27 Sulawesi

Barat SK Nomor

1884172SULBARIII2020 1 RSUD Kab Polewali mandar

28 Sulawesi Tengah

SK Nomor 445126DisKes-

GST2020

1 RSUD Morowali

2 RSUD Poso

3 RSUD Anuntaloko Parigi

4 RSUD Madani Palu

5 RS Budi Agung Palu

29

Sulawesi Selatan

1 RSUD KH Hayyung Kepulauan Selayar

2 RSUD HA Sulthan Daeng Radja

114

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

3 RSUD Prof Dr HM Anwar

4 RSUD Lanto Daeng Pasewang

5 RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar

6 RSUD Syehk Yusuf Gowa

7 Rumkit Tk IV DR M Yasin

8 RSUD Tenriawaru Bone

9 RSUD Salewangang Maros

10 RSUD Batara Siang

11 RSUD Barru

12 RSUD Latemmamala Soppeng

13 RSUD Lamaddukkelleng

14 RSUD Nene Mallomo

15 RSUD Arifin Numang

16 RSUD Lasinrang Pinrang

17 RSUD Massenrempulu

18 RSUD Sawerigading

19 RSUD Andi Djemma Masamba

20 RSUD I Lagaligo

21 RS Kepolisian Bhayangkara

22 RSAL Jala Ammari Makassar

23 RS Khusus Daerah Dadi

24 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah

25 RSUD Haji Makassar

26 RSUD Daya Kota Makassar

27 RS Tk IV 070703 Dr Sumantri

28 RSUD Batara Guru

29 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi

30 RSUD Siwa

31 RSUD Sayang Rakyat

32 RS AU dr Dody Sardjoto

33 RS Universitas Hasanuddin

34 RS Akademis Jaury

35 RS Stella Maris

36 RS Islam Faisal

37 RS Awal Bros Makassar

38 RS Siloam Makassar

115

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

39 RS Ibnu Sina Makassar

30 Sulawesi Tenggara

SK Nomor 202 Tahun 2020

1 RSUD Kota Kendari

2 RSUD Unaaha Kab Konawe

3 RSUD kab Konawe Selatan

4 RSUD Benyamin Guluh Kab Kolaka

5 RSUD Kota Bau Bau

6 RSUD Raha Kab Muna

31 Maluku SK Gub Nomor 158 Tahun

2020

1 RS TKII dr Latumeten

2 RS Bhayangkara

3 RS AL drFX Soehardjo

4 RS Sumber Hidup

5 RS drIshak Umarella

6 RSUD Saparua

7 RSUD Masohi

8 RSUD Piru

9 RSUD Bula

10 RSUD Namlea

11 RSUD Namrole

12 RSUD PP Magreti

13 RSUD Maren Hi Noho Renuat

14 RSUD Karel Sadsiutubun

15 RSUD Cendrawasih

16 RSUD Tiakur

32 Maluku Utara SK Nomor

291KPTSMU2020

1 RSUD Soasio

2 RSUD Tobelo

3 RSUD Labuha

4 RSUD Jailolo

5 RSUD Kab Pulau Morotai

6 RSUD Sanana

33 Papua On Proses

1 RSUD Abepura Rujukan Khusus Jiwa Provinsi

2 RSK Jiwa Abepura

3 RSU TNI AD Marthen Indey

4 RSU POLRI Bhayangkara

5 RSU Provita

6 RSU Dian Harapan

7 RSU TNI AL Soedibio Sardadi

116

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

8 RSUD Yowari

9 RSUD Biak

10 RSUD Wamena

11 RSUD Nabire

12 RSUD Paniai

13 RSUD Timika

14 RSUD Merauke

15 RSUD Mappi

16 RSUD Koya

34 Papua Barat SK Nomor 4408432020

1 RSUD Kab Fakfak

2 RSUD Kab Kaimana

3 RSUD Kab Teluk Wondama

4 RSUD Kab Teluk Bintuni

5 RSUD Scoloo Keyen

6 RSUD Kab Raja Ampat

7 RSUD Sele Be Solu

8 RSAL dr Azhar Zahir

9 RSAL dr R Oetojo

10 RS Tk IV 180702 JA Dimara

11 RS Tk IV dr Aryoko

12 RS Bhayangkara Lodewijk Mandacan

117

Lampiran 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1 SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)

Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan jam Hp pulpen dll) 2 Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti 3 Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi 4 Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan kualitasnya sesuai 5 Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan pengawasan pengamat

terlatih (kolega) 6 Mencuci tangan hingga bersih 7 Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril) 8 Kenakan baju steril 9 Kenakan masker penutup mulut 10 Kenakan pelindung wajah atau kacamata 11 Kenakan penutup kepala dan leher topi bedah yang menutupi leher dan sisi kepala

(disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung 12 Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan celemek berbahan berat

atau celemek tahan air yang dapat digunakan kembali)

118

13 Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan yang panjang) di atas manset

2 SOP Pelepasan APD

Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan Untuk apron yang bisa

digunakan kembali letakkan di wadah yang berisi desinfektan 2 Jika mengenakan sepatu luar lepaskan dengan tetap Anda menggunakan sarung tangan

(jika memakai sepatu karet lihat langkah 4) 3 Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar dan buanglah ke tempat

yang aman 4 Jika menggunakan sepatu karet lepaskan kedua sepatu (idealnya menggunakan boot

remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan Anda Tempatkan sepatu dalam wadah disinfektan

5 Mencuci tangan membersihkan tangan 6 Jika mengenakan penutup kepala lepaskanlah dimulai dari belakang kepala 7 Melepaskan pelindung muka

a Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala) Tempatkan pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses ulang

b Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala Saat melepaskan masker lepaskan ikatan tali pertama dan tali berikutnya

119

8 Mencuci tangan membersihkan tangan

3 SOP Pengambilan Spesimen COVID-19

Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan harus memperhatikan universal

precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari

pasien ke paramedic maupun lingkungan sekitar Hal tersebut meliputi

1 Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabundesinfektan SEBELUM dan

SESUDAH tindakan

2 Menggunakan APD

Melihat situasi saat ini mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang

digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD lengkap dengan menggunaan

masker minimal N95

A Bahan Pengambilan Spesimen

1 Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)

Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)

jika pasien lebih dari satu

2 Spesimen Saluran Pernapasan

a Viral Transport Media (VTM)

Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau

dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS Antifungal dan Antibiotik

dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam satu wadah steril

b Swab Dacron atau Flocked Swab

c Tongue Spatel

d Kontainer Steril untuk Sputum

e Parafilm

f Plastik Klip

g Marker atau Label

3 Spesimen DarahSerum

a Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer

b Wing needle (jika diperlukan)

c Kapas alkohol 70

d Kapas Kering

e Vial 18 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)

f Marker atau Label

4 Bahan PengepakanPengiriman Spesimen

a Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)

b Label Alamat

c LakbanPerekat

B Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring

1 Persiapkan cryotube yang berisi 15 ml media transport virus (Hanks BSS +

Antibiotika) dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (pabrikan)

2 Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen Jika label

bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan MarkerPulpen pada

bagian berwarna putih di dinding cryotube (Jangan gunakan Medium Hanks Bila

telah berubah warna menjadi Kuning)

120

3 Gunakan swab yang terbuat dari dacronrayon steril dengan tangkai plastik atau

jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur) Jangan menggunakan swab kapas

atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai

kayu karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat

menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara

molekuler

4 Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung)

5 Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung pastikan posisi swab pada

septum bawah hidung

6 Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring

Sumber New England Journal of Medicine

Gambar XX Lokasi Pengambilan Nasofaring

7 Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan

8 Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM

Sumber Dokumentasi Balitbangkes

Gambar 52 Pemasukkan Swab ke dalam VTM

9 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup

dengan rapat

10 Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir

11 Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip Jika ada

lebih dari 1 pasien maka Plastik Klip dibedakanterpisah Untuk menghindari

kontaminasi silang

121

Sumber Dokumentasi Balitbangkes

Gambar XX Pengemasan Spesimen

C Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum

Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air kemudian pasien diminta mengeluarkan

dahaknya dengan cara batuk yang dalam Sputum ditampung pada wadah steril

yang anti bocor Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat

menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan

D Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum

Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi dengan serum awal

dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya

dikumpulkan 2-3 minggu kemudian Jika hanya serum tunggal yang dapat

dikumpulkan ini harus diambil setidaknya 14 hari setelah onset gejala untuk

penentuan kemungkinan kasus

Anak-anak dan dewasa dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan disentrifus untuk

mendapatkan serum sebanyak 15-3 mL Sedangkan untuk bayi Minimal 1 ml whole

blood diperlukan untuk pemeriksaan pasien bayi Jika memungkinkan

mengumpulkan 1 ml serum

4 Pengepakan Spesimen

Spesimen pasien dalam pengawasan probabel atau dikonfirmasi harus dilakukan

tatalaksana sebagai UN3373 Substansi Biologis Kategori B ketika akan

diangkutditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi Semua spesimen

harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan Adapun sistem yang

digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai

dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA)

122

Sumber WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious substances 2019ndash

2020

Gambar XX Contoh Pengepakan Tiga Lapis

Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus harus disimpan dan dikirim pada

suhu yang sesuai Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan

Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting

Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam

cool box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari

tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice)

5 Pengiriman Spesimen

Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan

dilakukan oleh petugas rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya

dengan menyertakan formulir pemeriksaan spesimen pasien dalam pengawasanorang

dalam pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak erat harus

menyertakan salinan formulir pemantauan harian

Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi pengiriman spesimen

ke PHEOC Untuk wilayah di luar Jakarta pengiriman spesimen dapat dilakukan

menggunakan jasa kurir door to door Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to

port dapat melibatkan petugas KKP setempat Pengiriman port to port hanya dilakukan

jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P berkoordinasi dengan

PHEOC Ditjen P2P

Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam Spesimen dikirim dan

ditujukan ke Laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan wilayah masing-masing

(lampiran XX) Sesuai KMK Nomor HK0107MENKES2142020 tentang Jejaring

Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

6 Konfirmasi Laboratorium

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan COVID-19 dilakukan

dengan menggunakan metode RT-PCR dan sekuensing Adapun algoritma

pemeriksaannya adalah sebagai berikut

Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19

123

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam

pemantauan dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-

PCR dan sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain

tetapi negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak

erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan

ulang Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui

Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil

positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi

Prof Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan

Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency

Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BNPB

PHEOC mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang

merawat kasus Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai

pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium

positif IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam

7 SOP Pemasukkan Obat di Indonesia

a SOP Special Access Scheme (SAS)

b Alur SAS Obat Program

1 Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin

pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes

2 Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat permohonan

atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima donasi dan ditujukan ke

Ditjen Farmalkes

3 Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan akan

menerbitkan surat SAS

4 Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program dan

ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses clearence obat

yang dikirim di bea cukai

5 Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan

Permohonan SAS dari ProgramIF

Proses Penerbitan Persetujuan SAS di

BPOM

10 hari kerja

Proses upload ke INSW (Indonesia national

single window)amp Clearance Bea Cukai

Proses Rilis di BPOM

10 Hari Kerja

Pendistribusian ke Daerah pandemik

Pelaporan efek samping

124

Lampiran 9

KOMANDO KENDALI KOORDINASI DAN KOMUNIKASI

a Komando

Komando selama operasi dalam koordinasi BNPB

b Kendali

Kendali taktis selama operasi berada pada Komandan Penanggulangan Bencana

wabah COVID-19 (BNPB)

c Pos Komando

Kedudukan Pos Komando selama operasi berada di Pusdalop BNPB

Jl Pramuka No38 RT11RW5 Utan Kayu Utara Kec Matraman Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13120

d Komunikasi

1) Call Center BNPB helliphelliphellip 119

3) Email helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

4) Faksimile helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

e Website httpswwwcovid19goid

Lampiran 10

Informasi website lainnya

httpsinfeksiemergingkemkesgoid

httpsehatnegerikukemkesgoid

Dinas Kesehatan Provinsi dengan informasi COVID-19

Data pertanggal 26 Maret 2020

1 ACEH httpsdinkesacehprovgoid httpscovid19acehprovgoid

2 SUMATERA UTARA httpsumutcovid19id

3 SUMATERA BARAT httpscoronasumbarprovgoid

4 RIAU httpscoronariaugoid

5 JAMBI httpcoronajambiprovgoid

6 SUMATERA SELATAN httpdinkessumselprovgoidcovid19-sumsel

7 BENGKULU httpsdinkesbengkuluprovgoid

8 LAMPUNG httpsdinkeslampungprovgoid

9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG httpdinkesbabelprovgoid

125

10 KEPULAUAN RIAU httpcoronakepriprovgoiddata

11 DKI JAKARTA httpscoronajakartagoid

12 JAWA BARAT httpspikobarjabarprovgoid download Android Apps

httpsplaygooglecomstoreappsdetailsid=idgojabarprovpikobar

13 JAWA TENGAH httpjatengprovgoidcorona

14 DI YOGYAKARTA httpcoronajogjaprovgoid httpcoronajogjaprovgoidmap-

covid-19-diy

15 JAWA TIMUR httpsdinkesjatimprovgoid

16 BANTEN httpsinfocoronabantenprovgoid

17 BALIhttpswwwdiskesbaliprovgoidhttpcovid19denpasarkotagoid

httpinfocovid19bulelengkabgoid

18 NUSA TENGGARA BARAT httpscoronantbprovgoid

19 NUSA TENGGARA TIMUR httpsdinkesnttprovgoid

20 KALIMANTAN BARAT httpsdinkeskalbarprovgoidcovid-19

21 KALIMANTAN TENGAH httpsdinkeskaltenggoid

22 KALIMANTAN SELATAN httpdinkeskalselprovgoid

23 KALIMANTAN TIMUR httpdinkeskaltimprovgoid

24 KALIMANTAN UTARA

25 SULAWESI UTARA httpdinkessulutprovgoid httpcoronasulutprovgoid

26 SULAWESI TENGAH httpsdinkessultengprovgoidcategorycovid-19

27 SULAWESI SELATAN httpsdinkessulselprovgoid httpscovid19sulselprovgoid

28 SULAWESI TENGGARA httpsdinkessultraprovgoid

29 GORONTALO httpsdinkesgorontaloprovgoid

30 SULAWESI BARAT httpsdinkessulbarprovgoid

31 MALUKU httpscoronamalukuprovgoid

32 MALUKU UTARA httpcoronamalutprovgoid

33 PAPUA BARAT httpsdinkespapuabaratwordpresscom

34 PAPUA httpsdinkespapuagoid

Dinas Kesehatan KabupatenKota dengan Informasi Covid-19

NO PROVINSI KABUPATENKOTA WEBSITE

Sumatera Barat Kota Padang httpcoronapadanggoid Sumatera Utara Kota Medan httpscovid19pemkomedangoid Kota Binjai httpbinjaimelawancovid19binjaikotagoid

Kab Deli Serdang httpscovid19deliserdangkabgoid

Kota Tebing Tinggi httpscovid19tebingtinggikotagoid Kab Langkat httpscoronainfolangkatkabgoid Kab Tapanuli Selatan httpscovid19tapselkabgoid

126

Kab Karo httpscovid19karokabgoid Kepulauan Riau Kota Batam httpslawancoronabatamgoid Jawa Barat Kota Bandung httpscovid19bandunggoid Kota Bogor httpcovid19kotabogorgoid

Kota Depok httpsccc-19depokgoid Kota Bekasi httpscoronabekasikotagoid

Jawa Timur Kota Surabaya httpslawancovid-19surabayagoid

Kab Probolinggo httpssiagacovid19probolinggokabgoid Jawa Tengah Kota Semarang httpssiagacoronasemarangkotagoid Kab Kudus httpscoronakuduskabgoid Kab Kediri httpcovid19kedirikabgoid

Lampiran 11

Daftar Singkatan Dan Istilah

APSED The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases and Public Health

Emergencies

BKSLN Biro Kerja Sama Luar Negeri

BTDK Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

CFR Case Fatality Rate

COVID-19 Corona Virus Disease 2019

DRT Disaster Response Teams

EOC Emergency Operations Centres

GMP Good Manufacturing Practice

IHR International Health Regulation

ILI COVID-19 Infection Like Illness

INSW Indonesia National Single Window

KLB Kejadian Luar Biasa

KPA Kuasa Pengguna Anggaran

LET The Logistics Emergency Teams

NCC National Command Center

PDB Penanganan Darurat Bencana

PHEIC Public Health Emergencies of International Concern

PHEOC Public Health Emergency Operations Centre

POSPENAS Pos Pendamping Nasional

127

PPE Personal Protective Equipment

PSC Public Safety Center

SARI Severe Acute Respiratory Infection

SAS Special Access Scheme

SKDR Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon

TIPRA Tools for COVID-19 Risk Assessment

TSM Tim Sentra Media

TPK Tim Promosi Kesehatan

WHA World Health Assembly

WHO World Health Organization

128

Lampiran 12

Prinsip Penanggulangan

Komponen Siaga Darurat Tanggap Darurat Rehabilitasi

Komando dan

Koordinasi Membentuk Tim

Tanggap COVID-19 dan

mengaktifkan Posko

COVID-19 Panel ahli

Tim Gerak Cepat di

semua tingkatan

Menyusun Rencana

Aksi Pengendalian dan

respon COVID-19 lintas

sektor dan testing

Surat kewaspadaan

COVID-19 kepada

seluruh fasilitas

kesehatan dan

multisektor lainnya

Eskalasi respon posko

Tanggap Darurat COVID-19

di setiap tingkatan

Menyusun dan

melaksanakan rencana

operasi COVID-19

Monitoring pelaksanaan

respon COVID-19

Berkoordinasi dengan mitra

organisasi Internasional

untuk bantuan Internasional

Surat peningkatan

kewaspadaan kepada

seluruh sektor dan setiap

tingkatan

Monitoring

informasi dari

WHO

Kementerian

Kesehatan

BNPB dan

Media Massa

terkait

perkembangan

bencana

wabah COVID-

19

Memberikan

Informasi

kepada

Masyarakat

Tanggap

Darurat telah

berakhir

Rehabilitasi

Fasilitas umum

untuk boleh

diaktifkan

kembali

Melaksanakan

pemulihan

Ekonomi Dini

Memberikan

pendampingan

dukungan

kesehatan jiwa

dan psikososia

Melakukan

pemulihan

sarana dan

prasarana

layanan publik

dan

memastikan

berfungsi

Surveilans

dan

laboratorium

Deteksi sinyal bencana

wabah COVID-19 melalui

penguatan sistem

surveilans epidemiologi

Surveilans ILISARI

pneumonia baik di

fasilitas layanan

kesehatan pemerintah

maupun swasta melalui

SKDR event-based

surveillance pelacakan

kasus pelaporan dan

diseminasi data

Pelacakan kontak dapat

bekerjasama dengan

PMI kader dan sektor

lainnya yang terlatih

Kaji cepat analisis risiko

penguatan sistem

laboratorium untuk

mendeteksi virus berupa

pengambilan specimen

dan pemeriksaan PCR

dan whole genom

sequencing

Identifikasi dan

penguatan laboratorium

yang dapat melakukan

pemeriksaan COVID-19

Kaji cepat dan analisis risiko

terhadap lokasi dampak

kerugian dan sumber daya

Percepatan penyelidikan

epidemiologis pelacakan

manajemen dan monitoring

kontak

Rumah sakit melakukan

pelaporan harian COVID-19

kepada PHEOC yang

dilanjutkan ke Pusdalop

Apabila ada keterbatasan

kapasitas pemeriksaan

laboratorium pada daerah

dengan penyebaran infeksi

luas dilakukan sampling

pemeriksaan laboratorium

dan pada pasien yang parah

dan sistem sentinel Pada

daerah baru yang melaporkan

kasus COVID-19 baru

dilakukan pemeriksaan

laboratorium sesuai pedoman

nasional

129

Respon

medis

pengendalian

infeksi

Melakukan manajemen

isolasi manajemen

kasus COVID-19 dan

melakukan pelacakan

kontak COVID-19

Memfungsikan dan

memperkuat Rumah

Sakit rujukan yang

ditunjuk oleh Kemenkes

di Jakarta (terlampir)

dan menyiapkan rumah

sakit tambahan dan

Gedung tambahan yang

dapat dialihfungsikan

menjadi pusat

perawatan COVID-19

apabila diperlukan RS

mereview kebutuhan

dan siap untuk

mengaktifkan rencana

kesiapsiagaan

pandemic di Rumah

Sakit apabila diperlukan

Pemenuhan logistik Alat

Pelindung Diri (APD)

obat suportif bahan

medis habis pakai dan

untuk pemeriksaan

laboratorium (VTM

Swab cold chain dll)

Review kesiapsiagaan

pandemi di Rumah sakit

Rujukan medis

pemeriksaan pengobatan

perawatan dan isolasi

penderita termasuk tindakan

karantina

Rumah sakit rujukan yang

ditunjuk berfungsi sebagai

pusat perawatan COVID-19

(terlampir) Rumah sakit

tersebut mengaktifkan

rencana kesiapsiagaan dan

respon pandemi di rumah

sakit

Penambahan rumah sakit

rujukan COVID-19

Menyiapkan gedung yang

dialihfungsikan untuk pusat

perawatan COVID-19

(Wisma Atlit)

Pada kondisi kapasitas

fasilitas kesehatan yang

terbatas kasus ringan

dirawat dirumah kasus

dengan faktor risiko dan

kasus berat dirawat di

rumah sakit

secara normal

Melanjutkan

pesan hidup

bersih dan

sehat terutama

menjaga

kebersihan

tangan dan

etika batuk

Melanjutkan

upaya

surveilans

ketat ILISARI

dan

pneumonia

dengan

menerapkan

pelaporan nol

rdquozero

reportingrdquo

surveilans

ketat dan

melakukan

pemantauan

tren dan

klaster

Komunikasi

Risiko dan

Pelibatan

Masyarakat

Strategi komunikasi

risiko dan pelibatan

masyarakat melibatkan

relawan organisasi

sosial tokoh agama

tokoh masyarakat dan

sektor pendidikan

Identifikasi saluran untuk

pelibatan masyarakat

termasuk hotline media

social dan kelompok

masyarakat

Melaksanakan komunikasi

risiko dengan pelibatan

masyaraakt multisektor

termasuk sektor

PendidikanEskalasi hotline

dan menggunakan jalur

aplikasi elektronik lainnya

seperti Halodoc Gojek dll

Pelatihan relawan dan

tenaga kesehatan dalam

penanganan respon

Memanfaatkan mekanisme

pelibatan masyarakat yang

ada

Penjangkauan dan pelibatan

masyarakat rentan

Intervensi Menghitung kebutuhan

medis dan APD dan

Eskalasi pengadaan dan

distribusi APD dan supply

130

pharmasi membuat rencana

pengadaan supply dan

distribusi

Pengadaan kebutuhan

APD untuk stockpile

medis lainnya Memastikan

berjalannya SAS untuk

bantuan logistik dari luar

Intervensi non

pharmasi Sektor esensial

melakukan review

Bussiness Continuity

Planning

(keberlangsungan usaha)

sehingga dapat tetap

berfungsi operasional

apabila situasi

berlangsung lebih buruk

Dukungan kesehatan

jiwa dan psikososial

Sektor esensial menerapkan

Bussiness Continuity

Planning (Keberlangsungan

Usaha) agar sektor esensial

tetap dapat

berlangsungPengamanan

masyarakat

Kebutuhan pokok dan

pangan yang terjamin untuk

daerah yang terdampak

Memastikan masyarakat

mendapatkan akses

dukungan kesehatan jiwa

dan psikososial

131

Lampiran 13

Indikator

INDIKATOR Target Verifikasi Pencapaian Indikator Waktu

Pengukuran

Pj

PERENCANAAN ANALISIS SITUASI

Review Rencana Operasi setiap

minggu

Pelaksanaan komando dan koordinasi

dengan stakeholder setiap minggu

melibatkan multisektor termasuk

organisasi Internasional dan partner

100

100

Review dokumen rencana operasi

mingguan

Review dokumen hasil pertemuan

(notulensi) mingguan

disebarluaskan dan ditindaklanjutin

Mingguan

(Setiap

harihelliphellip)

Mingguan

(Setiap

harihelliphellip)

LOGISTIK

Kelengkapan dan ketepatan laporan

mingguan logistik dari BPBD ke

Pusdalop untuk Kapasitas dan

Kebutuhan Jumlah kapasitas tempat

tidur COVID-19 Jumlah ICU Jumlah

Ventilator Petugas kesehatan (dokter

perawat petugas surveilan petugas

monitoring APD VTM Swab dan

supply medis lainnya sesuai formulir

pelaporan logistik) BPBD

menghimpun data dari Dinkes dan

lintas sektor lainnya

100 Review laporan mingguan logistik

yang lengkap dan tepat

Mingguan

(Setiap harihelliphelliphellip)

Permintaan logistik dari daerah

terpenuhi minimal dalam 3 hari

80 Review dokumen tanda terima

logistik dari daerah (3hari dari

permintaan dari daerah diterima)

Per bulan

(pada

minggu ke-4)

Suplai logistik untuk kebutuhan

pangan pokok di daerah terdampak

yang terpenuhi

100 - Laporan Monitoring supply

logistik melalui laporan intelejen

(BIN) yang didapatkan dari

lapangan media

- Tidak ada kenaikan harga hellip

untuk kebutuhan pangan pokok

- Tidak ada laporan kerusuhan

karena kekurangan pangan

esensial di daerah terdampak

Per bulan

(Pada

minggu ke-4)

Dashboard untuk laporan logistik yang

menggambarkan real time stok

Tersedia

Tersedianya Dashboard laporan

logistik yang operasional

Minggu

pertama April

2020

OPERASI

PENCEGAHAN

Media massa dan elektronik

menyiarkan pesan inti COVID-19

kepada masyarakat

80 Review laporan media monitoring Mingguan

(setiap hari

hellip)

132

Kantor yang memberlakukan ldquobekerja

dari rumahrdquo

80 Review laporan intelejen

kementerian tenaga kerja untuk

kantor yang memberlakukan

ldquobekerja di rumahrdquo

MIngguan

(setiap

harihellip)

Sekolah dan Universitas

memberlakukan pembelajaran online

100 Review laporan dari kementerian

Pendidikan untuk Universitas yang

melakukan pembelajaran online

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tidak ada acara pertemuan besar

yang melibatkan orang banyak

(contohnya konser pernikahan pesta

festival)

100 Review laporan intelejen acara

pertemuan besar dan tindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Masyarakat kontak erat COVID-19

melakukan isolasi mandiri di rumah

selama 14 hari

100 Review laporan monitoring kontak

erat

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat-tempat hiburan tutup dan tidak

beroperasi

100 Review laporan intelejen mengenai

operasi tempat hiburan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat perbelanjaan tutup pada jam 8

malam

80 Review laporan monitoring polisi

mengenai tempat perbelanjaan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Angkutan massal (bus kereta api

MRT) mengangkut penumpang

dengan jumlah terbatas dengan jarak 1

meter antar penumpang

80 Review laporan monitoring intelejen

petugas dari

kementeriantransportasi mengenai

pemantauan angkutan masal

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat ibadah seperti gereja masjid

dan pura tidak melaksanakan kegiatan

peribadatan yang melibatkan orang

banyak di tempat ibadah

80 Review laporan intelejen mengenai

operasi tempat hiburan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Sektor esensial tetap berfungsi

Yang termasuk sektor esensial

Pelayanan kesehatan listrik

telekomunikasi bahan bakar

kebutuhan pangan pabrik untuk

produksi APD

100 Review laporan dari perusahaan

esensial yang dikompilasi oleh

Kementerian industri dan tenaga

kerja (Bisa dikompilasi oleh BIN)

Mingguan

(setiap

harihellip)

PENANGGULANGAN WABAH

SURVEILANS

Laporan rumor COVID-19 diverifikasi

dalam waktu 24 jam

100 Review laporan log Verifikasi rumor

harian tersedia

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kontak kasus konfirmasi COVID-19

yang dilakukan PE

75 Review laporan PE yang tersedia

dari laporan list kontak kasus

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kontak kasus terdeteksi yang

termonitor

100 Review laporan monitoring harian

kontak kasus tersedia

Mingguan

(setiap

133

harihellip)

Surveilans ILI dan pneumonia (SKDR)

yang terverifikasi

80 Review laporan Verifikasi ILI dan

pneumonia SKDR

Mingguan

(setiap

harihellip)

Dinkes Provinsi mengirimkan

kelengkapan dan ketepatan laporan

harian ke PHEOC

100 Review laporan harian COVID-19

dari DInkes provinsi tersedia di

PHEOC

Mingguan

(setiap

harihellip)

IHR National Focal Point (NFP)

mengirimkan notifikasi IHR kasus

konfirmasi COVID-19 kepada WHO

dalam 24 jam

100 Review laporan COVID-19 dari IHR

focal point ke WHO yang dikirimkan

dalam 24 jam

Mingguan

(setiap

harihellip)

PHEOC Kelengkapan dan ketepatan

laporan harian yang dilaporkan ke

Pusdalop untuk data epidemiologi

Jumlah kasus konfirmasi kematian

pasien dalam pengawasan orang

dalam pemantauan kematian

100 Review laporan harian PHEOC

kepada Pusdalop BNPB sesuai

variable data yang ditentukan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Pasien dalam pengawasan orang

dalam pemantauan yang bergejala dan

kontak kasus terdeteksi yang diambil

sampel dan dilakukan pemeriksaan

laboratorium (PCR) dalam waktu 24

jam

100 Review laporan hasil laboratorium

pasien dalam pengawasan dan

orang dalam pemantauan yang

bergejala tersedia dan dilaporkan ke

Pusdalop

Mingguan

(setiap

harihellip)

Analisis dan infografik data

epidemiologi kasus harian dan

diseminasi oleh Pusat Data dan

Informasi (Pusdatin)

Terlaksana Buletin harian analisis data dan

infografik diupload di web COVID-

19 dan diseminasi kepada gugus

tugas COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

LABORATORIUM

Specimen yang diterima dilakukan

pemeriksaan dalam waktu 48 jam

100 Review log dokumen penerimaan

specimen dan hasil laboratorium

Mingguan

(setiap

harihellip)

Hasil laboratorium dikirimkan ke

PHEOC dan diteruskan ke

PUSDALOP dalam waktu 48 jam

80 Review laporan log PHEOC untuk

kasus dan penerimaan hasil lab

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas laboratorium menggunakan

APD yang benar pada saat

pengambilan sampel

100 Review laporan kasus (Tidak ada

laporan petugas yang terinfeksi

COVID-19 karena terpapar kontak

pada saat pengambilan sampel)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas laboratorium menggunakan

APDyang benar pada saat

pemeriksaan PCR

100 Review laporan kasus (Tidak ada

laporan petugas yang terinfeksi

COVID-19 karena terpapar kontak

pada saat pengambilan sampel)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Specimen dikirimkan dalam waktu 24

jam ke laboratorium yang ditunjuk oleh

Kemenkes

80 Review log dokumen pengiriman

dan penerimaan specimen

Mingguan

(setiap

harihellip)

Laboratorium yang ditunjuk kemenkes

mengirimkan specimen kepada

Litbangkes untuk konfirmasi

100 Review dokumen penerimaan

specimen di Litbangkes dari Lab

rujukan untuk konfirmasi

Mingguan

(setiap

134

harihellip)

Laboratorium yang ditunjuk kemenkes

mengikuti Quality Assurance Panel

untuk COVID-19

90 Review dokumen hasil Quality

Assurance Panel

Mingguan

(setiap

harihellip)

RESPON MEDIS

Kasus terdeteksi yang diberikan

edukasi mengenai pengendalian

infeksi

100 Review laporan pelayanan yg

dilakukan pada kasus terdeteksi

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kasus yang membutuhkan perawatan

dirawat di rumah sakit rujukan dengan

terapi suportif

100 Review laporan kasus surveilans

dan rumah sakit

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kasus dirawat yang sembuh 80 Review laporan hasil keluaran

Kasus dirawat

Mingguan

(setiap

harihellip)

Rumah sakit rujukan menambah

ruangan perawatan kasus COVID-19

dan menyiapkan oksigen dan ventilator

tambahan

100 Review laporan penambahan

kapasitas rumah sakit rujukan untuk

perawatan COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas kesehatan menggunakan

APD yang benar pada saat

penanganan kasus COVID-19

100 Review laporan kasus (Tidak ada

petugas kesehatan yang terjangkit

COVID-19 karena terpapar pada

saat perawatan pasien)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya rencana nasional pengelolaan

APD (stok distribusi) dan identifikasi

lonjakan kapasitas PPI (jumlah dan

kompetensi)

100 Review dokumen rencana nasional

pengelolaan APD

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya diseminasi panduan PPI untuk

di rumah dan fasyankes

100 Panduan PPI diupload ke website

COVID-19 website Kemkes dan

laporan distribusi pedoman COVID-

19 termasuk PPI ke Rumah sakit

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya triase deteksi dini dan

pengendalian sumber infeksi

100 Review laporan rumah sakit

ketersediaan triase dan laporan

bulanan surveilans rumah sakit

untuk COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya material edukasi dengan

bahasa yang tepat untuk masyarakat

dan pasien tentang gejala penyakit

praktik etiket batuk dan cuci tangan

Tersedia Dokumen materi edukasi

komunikasi risiko update yang

diupload di website COVID-19 dan

Kemenkes

Bulan April

(Minggu I)

PENGAMANAN

Penumpukan kebutuhan pokok bahan

pangan dan kebutuhan esensial

respon COVID-19 (APD masker

suplai medis) yang terdeteksi dan

ditindak tegas

100 Review laporan intelejen (BIN)

untuk kasus penumpukan bahan

pokok dan penindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

135

Penyebar informasi palsuhoax yang

menyebabkan kepanikan di

masyarakat yang terdeteksi dan

ditindak tegas

80 Review laporan intelejen (BIN)

untuk laporan informasi palsu yang

terdeteksi dan penindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kondisi yang menyebabkan kepanikan

dan huru hara yang terdeteksi dini dan

dicegah

100 Review laporan intelejen (BIN)

untuk signal huru hara dan

pencegahannya

Mingguan

(setiap

harihellip)

KOMUNIKASI RISIKO DAN

PELIBATAN MASYARAKAT

Media centre melaksanakan press-

release dan konferensi pers setiap hari

100 Review dokumentasi konferensi

pres dan press release dokumen

Mingguan

(setiap

harihellip)

Materi harian untuk Juru bicara

didapatkan dari analisis data

epidemiologi rekomendasi panel ahli

100 Review dokumen harian untuk Juru

bicara

Mingguan

(setiap

harihellip)

Berita palsu yang teridentifikasi dan

berhasil di counter

80 Review laporan log rumor dan

counter hoax

Mingguan

(setiap

harihellip)

Media yang menggunakan press

release atau konferensi pers sebagai

bahan berita

80 Review laporan media monitoring

tim kominfo

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya peran serta

masyarakatorganisasi

kemasyarakatanorganisasi agama

dalam menanggapi isu-isu spesifik

yang mempengaruhi penanggulanan

Pandemi COVID-19

100 Review dokumen mapping kegiatan

pemberdayaan masyarakat

Bulanan

(Minggu II)

DUKUNGAN KESEHATAN JIWA

DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS)

Materi komunikasi tentang DKPJS

tersedia bagi

1 Petugas kesehatan dan petugas

garis depan

2 Lansia

3 Orang dengan risiko tinggi

COVID-19 (DM penyakit

kardiovaskular autoimun dsb)

4 Anak anak

5 Penyandang disabilitas

6 Orang dalam isolasikarantina

7 Masyarakat luas

Tersedia Review dokumen materi komunikasi

DKPJS

Bulan April

(Minggu II)

Petugas kesehatan dan petugas garis

depan mendapatkan layanan DKJPS

100 Mingguan

(setiap

136

harihellip)

Petugas kesehatan jiwa mendapatkan

pelatihan DKJPS-COVID-19

80 Review laporan pelatihan DKJPS

Covid-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tersedia layanan hotline DKJPS untuk

membantu atau yang membutuhkan

dan mendapatkan layanan DKJPS

Tersedia Review log hotline DKJPS Bulan April

(Minggu I)

) Laporan intelejen bisa dari jejaring BIN di masyarakat babinsa babinkmtibmas di wilayah kerja areanya

Lampiran 14

Rencana Respon Tanggap Darurat April-May 2020

No Kegiatan Anggaran Penanggung Jawab Timeline

Komando dan Koordinasi

Pembentukan Gugus Tugas struktur

komando Tugas Kerangka Acuan

Indikator

BNPB 28 Maret

Pusdalop operasional dengan

perwakilan lintas sektor terkait di

Pusdalop

BNPB 1 April

Penyusunan Rencana Respon

Nasional COVID-19

BNPB 15 April

Kajian Kebutuhan Kesehatan (Health

Need Assesment) 34 tim x 3 orang x

3 kali

2295000000 BNPB 1 April

Pembentukan Satgas COVID di

tingkat sub nasional

BNPB

Penguatan alur laporan penanganan

Covid-19 hingga ke pusat

BNPB

Publikasi Laporan Situasi melalui

website Pusat Krisis Kesehatan

BNPB Regular

Surveilans dan laboratorium

Penyelidikan Epidemiologi Pelacakan

kasus pemantauan monitoring kasus

dan surveilans aktif di 34 provinsi oleh

Tim Gerak Cepat (3 orang 20 hari per

bulan)

2040000000 Dirjen P2P Kemkes

Pemantauan surveilans oleh PHEOC

(24 jam 7 hari) yang dilaporkanke

Pusdalop (6 orang shift 1 shift 8 jam)

324000000

Dirjen P2P Kemkes

Pengadaan dan distribusi VTM swab

reagen lab supply untuk lab rujukan

Litbangkes

137

nasional dan laboratorium daerah

Aktifasi laboratorium Rujukan regional

(12 lab)

Litbangkes

Pembuatan Aplikasi Surveilans

berbasis komunitas untuk COVID-19

Dirjen P2P Kemkes

Pengambilan sampel 151731712000 BTDK Litbangkes

Pengiriman sampel (42 lab x 12 kali) 396000000 BTDK Litbangkes

Pemeriksaan laboratorium dengan RT

PCR

887562516500 BTDK Litbangkes

Quality control untuk lab regional 43

paket

450000000 BTDK Litbangkes

Peningkatan Lab PCR di 12

laboratorium

35050665000 BTDK Litbangkes

Pengadaan APD untuk Laboratorium 7503607320 BTDK Litbangkes

Perluasan layanan Pemeriksaan PCR

menggunakan POC Real Time PCR

431827200000 BTDK Litbangkes

Respon Medis (manajemen kasus

dan pengendalian infeksi)

Aktivasi Rumah sakit Rujukan 132

rumah sakit dan 482 tambahan rumah

sakit rujukan dengan SK Gubernur

dan tambahan ruangan rumah sakit

rujukan untuk perawatan COVID-19

dilengkapi SDM dan supply medis

yang diperlukan

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Penyiapan Wisma Atlit uuntuk menjadi

pusat perawatan COVID-19 dengan

kelengkapan SDM dan Alat medis

yang diperlukan

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Ketersediaan ambulans untuk rujukan

COVID-19

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Pengadaan dan distribusi APD

desinfektan dan peralatan medis yang

diperlukan

Pusat Krisis Kesehatan

Kemkes

Pembiayaan perawatan pasien Dirjen Yanmedik

Kemkes

Pemetaan kesiapsiagaan fasyankes

dan identifikasi gap berdasarkan

estimasi kasus yang akan muncul

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan

Memprioritaskan perawatan kasus dan

prosedur triase Meningkatkan

rencana penambahan kapasitas untuk

fasilitas kesehatan (rumah sakit

rujukan yang ditunjuk dan

mengalihkan menunda prosedur

elektif)

Ditjen Pelayanan

Kesehatan dan Ditjen

Farmalkes

Melaksanakan isolasi mandiri (self-

initiated isolation) untuk orang dengan

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

138

gejala yang ringan untuk mengurangi

beban fasilitas kesehatan

Rujukan

Penyusunan SOP sesuai pedoman

Covid 19 dan regulasi lainnya dan

disosialisasika

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan dan Dityankes

Dasar

Memastikan ketersediaan alat

kesehatan obat-obatan dan bahan

medis habis pakai tersedia secara

memadai disesuaikan dengan attact

rate

Ditjen Farmalkes

Peningkatan kapasitas petugas dalam

pengenalan kasus dan tata laksana

kasus

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan dan Dityankes

Dasar

Puskesmas workshop PPI bagi

petugas Puskesmas (3

orgPuskesmas dokter perawat lab

16457918352

Komunikasi Risiko dan Pelibatan

Masyarakat

Media centre penunjukkan juru bicara

konferensi pers dan press release

pesan KIE untuk layanan masyarakat

disiarkan di media elektronikmedia

massa media monitoring

Ditjen Kesehatan

Masyarakat dan

Romkomyanmas

Kemkes

Penyusunan dan distribusi media KIE

untuk masyarakat luas sektor

Pendidikan kalangan risiko tinggi

petugas kesehatan pasien dalam

pengawasan orang dalam

pemantauan kontak pasien

Ditjen Kesehatan

Masyarakat dan

Ronkomyanmas

Kemkes

Mengadopsi pesan inti dari Kemenkes

untuk konteks lokal

Direktorat Pomosi

Kesehatan

Biro Komunikasi dan

Pelayanan Masyarakat

BNPB

Advokasi kepada sektor terkait BNPB KSP

Penggerakan masyarakat dan

bekerjasama dengan tokoh agama

dan ormas

BNPB KSP

Pimpinan Agama

Komunikasi risiko kepada kalangan

usaha

BNPB

Asosiasi Perusahaan

Membuat hotline terkait COVID-19 BNPB

Monitoring kegiatan yang

mengumpulkan massa dalam jumlah

besar

BNPB

Respon Sosial

Dukungan logistik untuk orang yang

139

dilakukan karantina rumah (ODP)

Dukungan Psikologis untuk orang

yang dilakukan karantina rumah

kasus dan keluarga kasus

Dukungan untuk set up dan

pemberlakukan pembelajaran online

Monitoring petugas keamanan untuk

pembatasan sosial Tidak ada event

mass gathering penutupan tempat

ibadah tempat hiburan monitoring

transportasi publik

Respon Dukungan Kesehatan Jiwa

dan Psikososial

Mengaktifkan gugus tugas

nasionalprovinsi untuk DKJPS

Dit P2MKJN

Membuat panduan tata laksana

DKJPS untuk tenaga kesehatan dan

relawan

Rp 100000000 Dit P2MKJN

Media komunikasi DKJPS bagi

petugas kesehatan dan petugas di

garis depan lansia orang dengan

risiko tinggi COVID-19 (DM Penyakit

Kardiovaskular autoimun dsb) anak-

anak orang dalam isolasi karantina

penyandang disabilitas masyarakat

luas

Rp 200000000 Dit P2MKJN

Panduan psycological first aid untuk

COVID 19

Rp 300000000 Dit P2MKJN

Pelatihan psychological first aid untuk

pekerja kesehatan mental dan

psikososial

Rp 150000000 Dit P2MKJN

penyusunan SOP keselamatan untuk

para pekerja keswa dan psikososial

saat memberikan pelayanan

Rp 150000000 Dit P2MKJN

Pembentukan hotline untuk DKJPS Rp 100000000 Dit P2MKJN

Page 5: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …

5

Unit Lintas Program dan Lintas Sektor Kementerian Kesehatan

Pusat Krisis Kesehatan

Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

Biro Kerja Sama Luar Negeri

Biro Hukum dan Organisasi

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer

Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis

Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

Direktorat Pelayanan Kefarmasian

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) Jakarta

Bagian Program dan Informasi Sekretariat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Sub Direktorat Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Sub Direktorat Pelayanan Medik dan Keperawatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Sub Direktorat Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat Imunisasi Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sub Direktorat ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Sub Direktorat Zoonosis Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan

Zoonosis

Kementerian Dalam Negeri

Direktorat Jenderal Bina Administrasi dan Kewilayahan

Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran

6

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

dr Fuadi Darwis MPH Unsur Pengarah BNPB

Deputi Bidang Sistem dan Strategi

Deputi Bidang Pencegahan

Direktur Sistem Penanggulangan Bencana

Direktur Kesiapsiagaan

Direktur Tanggap Darurat

Kepala Pusat Pengendali Operasi

Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan

Kementerian Pertanian

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner

Direktur Kesehatan Hewan

Unit Lintas Sektor Lainnya

Kementerian Sosial

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kepala Badan Usaha Logistik

Deputi II Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam

Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK

Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri

Kepala Pusat Kesehatan TNI

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan POLRI

Asisten Deputi Bidang Agama Kesehatan Pemuda dan Olahraga Sekretariat Kabinet

Direktur Kesehatan Kementerian Pertahanan dan Keamanan

Direktur lnformasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian

Komunikasi dan Informatika

Direktur Registrasi Obat Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat Narkotika Psikotropika dan Prekusor

Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Sub Direktorat Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Gizi dan Masyarakat Bappenas

7

Editor

DRRita Djupuri IzwardiDCNMEpid

drEko MedistiantoMEpid

Supatmi SKMMM

DEFINISI OPERASIONAL

1 Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan

yang harus dikenakan untuk mencegah kemungkinan tertular penyakit menular

2 Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar

3 Bahaya adalah suatu situasi kondisi atau karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan

4 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam danatau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologis

5 Bidang adalah kelompok tugas yang melakukan tugasperan sejenis klaster terdiri dari unsur pemerintah masyarakat dan lembaga usaha

6 CFR (Case Fatality Rate) atau Angka Fatalitas Kasus adalah angka proporsi atau

persentase dari jumlah kasus yang meninggal dibagi dengan jumlah kasus

7 Episenter COVID-19 adalah lokasi titik awal terdeteksinya sinyal bencana wabahologis

dan sinyal virologis yang merupakan tanda terjadinya penularan influenza pandemi

antarmanusia yang dapat menimbulkan terjadinya pandemi COVID-19

8 Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam

dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman

9 Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang saehat yang dilakukan di fasilitas

pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan

10 Karantina adalah pembatasan kegiatan danatau pemisahan seseorang yang terpapar

penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan

meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi

danatau pemisahan peti kemas Alat Angkut atau Barang apapun yang diduga

terkontaminasi dari orang danatau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau

sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang

danatau Barang di sekitarnya

11 Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang

diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah

kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

12 Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga

terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah

kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

8

13 Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah

pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi

sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

14 Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian lokasi jenis bencana korban dan ataupun kerusakan Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah maka dihitung sebagai satu kejadian

15 Klaster (Cluster) adalah kelompok penderita yang terdiri dari dua atau lebih penderita

yang mengalami kontak secara bencana epidemiologis menurut tempat dan waktu

16 Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana

yang dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf

komando dan staf umum memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu

komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan

komando dalam mengkoordinasikan instansilembagaorganisasi terkait untuk pengerahan

sumberdaya

17 Komunikasi Risiko adalah segala bentuk pertukaran informasi tentang risiko antara

seluruh pihak yang berkepentingan

18 Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi tetapi mungkin juga tidak terjadi

19 Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum

melalui Peraturan Kepala Daerah

20 Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan

penanggulangan kedaruratan pada menjelang saat dan sesudah terjadi keadaan darurat

yang mencakup siaga darurat tanggap darurat dan pemulihan darurat

21 Pelibatan masyarakat adalah proses dimana masyarakat bermanfaat bagi organisasi dan

individu membangun hubungan jangka panjang dengan visi kolektif untuk kepentingan

masyarakat

22 Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk

dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian

rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

23 Penentuan Kejadian adalah proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi

24 Pengendalian Perimeter adalah tindakan pengawasan yang dilakukan di batas wilayah

penanggulangan sehingga tidak terjadi penyebaran COVID-19

25 Perencanaan SektoralBidang adalah suatu rencana yang disusun oleh klasterBidang yang berisi kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-masing klaster untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku

26 Perencanaan kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan dalam situasi terdapat potensi bencana di mana skenario dan tujuan disepakati tindakan teknis dan manajerial ditetapkan dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis

27 Perimeter adalah batas terluar dari wilayah penanggulangan

28 Pos Komando (Posko) adalah tempat dilakukannya pengambilan keputusan untuk

pengendalian dan atau komando dalam penanggulangan suatu kedaruratan yang

beroperasi secara penuh (24 jamhari) selama masa penanggulangan

9

29 Rencana Operasi adalah rencana yang dibuatdisusun dalam rangka pelaksanaan operasi

Tanggap Darurat Bencana Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat

dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat

30 Respon Cepat (Rapid response) adalah tindakan rutin sesuai dengan protap yang

dilakukan pada saat kejadian luar biasa

31 Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat

32 Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana

yang digunakan oleh semua instansilembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan

sumber daya manusia peralatan dan anggaran

33 Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi waktu dan dampak bencana

34 Status Keadaan Darurat Bencana adalah keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan

35 Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat

36 Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orangmasyarakat

37 Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan pengurusan pengungsian penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana

38 Terjangkit adalah kondisi seseorang yang menderita penyakit yang dapat menjadi sumber

penular penyakit yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

39 Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah adalah kejadian berjangkitnya

suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara

nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat

menimbulkan malapetaka

10

Bab 1

Latar Belakang dan Dasar Hukum

11 Latar belakang

Sejalan dengan International Health Regulation (IHR) 2005 untuk meningkatkan kapasitas

inti negara dalam pendeteksian verifikasi pelaporan dan respon terhadap Public Health

Emergencies of International Concern (PHEIC) World Health Assembly (WHA) ke-71

telah menekankan peningkatan kapasitas negara dan kemitraan untuk meningkatkan

kesiapsiagaan menghadapi pandemi The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases

and Public Health Emergencies (APSED III) fokus pada penguatan komponen kesehatan

masyarakat inti termasuk respon terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat

termasuk ancaman pandemi Belajar dari H1N1 2009 World Health Organization (WHO)

telah mengembangkan Pedoman Manajemen Risiko Pandemi menggunakan fase

pandemi berbasis risiko kontinum yang mengadopsi pendekatan seluruh masyarakat dan

semua bahaya

Pada tahun 2017 Indonesia memperbarui Pedoman Manajemen Risiko Pandemi

Nasional dan Rencana Respon Operasi Nasional mengadopsi Pedoman Manajemen

Risiko Pandemi WHO ke dalam konteks Indonesia dan mengujinya melalui latihan

simulasi pandemi skala penuh yang berfokus pada penahanan episenter dengan

keterlibatan multi-sektoral terutama integrasi operasi keadaan darurat dengan sistem

manajemen bencana negara yang pada dasarnya respon bencana berorientasi pada

pelaksanaan Itu adalah seluruh pendekatan masyarakat yang melibatkan tingkat

nasional provinsi kabupaten dan masyarakat di semua sektor terkait termasuk sektor

keamanan dan militer

Indonesia telah mengadopsi pedoman manajemen risiko pandemi WHO menggunakan

pendekatan seluruh masyarakat yang menghubungkan pandemi dengan kerangka kerja

bencana pada tahun 2016 Sebagai tindak lanjut Indonesia mengembangkan dan

menguji Rencana Respon Kontijensi nasional melalui simulasi skala penuh yang

melibatkan berbagai sektor di semua tingkatan pada tahun 2017 dan meluncurkan

perencanaan kontijensi ke provinsi-provinsi prioritas pada tahun 2018 Ini telah menjadi

tonggak untuk meningkatkan kesadaran sektor-sektor tersebut tentang kolaborasi untuk

kesiapsiagaan menghadapi pandemi Pelaksanaan ini telah berkontribusi untuk

meningkatkan kapasitas inti negara dari International Health Regulation (IHR)

Pelaksanaan penahanan episenter pandemi skala penuh dan pelaksanaan table top di

provinsi-provinsi prioritas menunjukkan kapasitas Indonesia dalam manajemen risiko

pandemi dengan pendekatan seluruh masyarakat dalam keseluruhan kerangka darurat

nasional

Dengan munculnya Corona Virus sub tipe baru (COVID-2) dan ditetapkan Pandemi

COVID-19 oleh Dirjen WHO sehubungan dengan penyebaran COVID-19 yang meluas di

dunia sampai saat ini maka Indonesia perlu untuk mengadopsi rencana kontijensi

pandemi influenza yang sudah dibuat menjadi rencana operasi respon COVID-19 Pada

prinsipnya pengenalian dan mitigasi Pandemi COVID-19 dapat diterapkan juga pada

11

COVID-19 dengan penyesuaian sesuai dengan karakteristik penyakit

12 Tujuan

a Membatasi penularan Wabah COVID-19 dari manusia ke manusia mengurangi infeksi

berikutnya pada masyarakat yang rentan serta tenaga kesehatan termasuk mencegah

dampak penyerta lain yang lebih luas

b Deteksi dini mengisolasi dan menangani pasien lebih awal termasuk melaksanakan

pelayanan yang optimal bagi Pasien yang terjangkit Wabah COVID-19

c Terlaksananya tindakan (farmasi dan non farmasi) penanggulangan Wabah COVID-19

d Teridentifikasinya seluruh kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya

penanggulangan Wabah COVID-19

e Terciptanya ketertiban dan keamanan masyarakat serta stabilitas sosial dan ekonomi

selama masa penanggulangan Wabah COVID-19

13 Dasar Hukum

Rencana Operasi ini disusun berdasarkan berbagai peraturan dan regulasi yang

berhubungan dengan COVID-19 yaitu

1 UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan

2 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

3 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

4 UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

5 UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia

6 UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

7 Peraturan Pemerintah No2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal

8 Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit

Menular

9 Peraturan Presiden No 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden

No 83 Tahun 2005 tentang Badan koordinasi Nasional Penanganan Bencana

10 Keputusan Presiden no 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan

Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19)

11 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan

Kemampuan dalam Mencegah Mendeteksi dan Merespons Wabah Penyakit

Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir Biologi dan Kimia

12 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 101 Tahun 2018 tentang SPM sub Urusan

Bencana

13 Peraturan Menteri Permendes Dana Desa No 16 Tahun 2018 tentang Prioritas

Penggunaan Dana Desa

14 Peraturan Menteri Berita Negara RI Permenhumkam RI no 7 2020 tentang pemberian

visa dan izin tinggal dalam upaya pencegahan masuknya Virus Corona

15 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK0107Menkes2142020 tentang Jejaring

Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

16 Peraturan Menteri Kesehatan No75 tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis

Kesehatan

12

17 Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal

18 Peraturan Menteri Kesehatan No 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien

Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

19 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Surveilans Kesehatan

20 Peraturan Menteri Kesehatan RI No1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit tertentu

yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya

21 Keputusan Menteri Kesehatan RI No tahun 2020 mengenai Pedoman Kesiapsiagaan

Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)

22 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1042020 tentang penetapan

infeksi Novel Coronavirus (infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapat

menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya

23 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1692020 tentang Penetapan

Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

24 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3902014 tentang Pedoman

RS Nasional

25 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3912014 tentang Pedoman

RS Regional

26 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 300MENKESSKIV2009 tentang Pedoman

Penanggulangan Episenter Pandemi

27 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 424MenkesSKIV2007 tentang Pedoman

Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan

28 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 425MenkesSKIV2007 tentang Pedoman‐

pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan

29 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 431MenkesSKIV2007 tentang Pedoman

Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di PelabuhanBandaraPos Lintas

Batas dalam rangka Karantina Kesehatan

30 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1371MenkesSKIX2005 tentang Penyakit Flu

Burung Avian Influenza sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah Serta

Pedoman Penanggulangannya

31 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1372MenkesSKIX2005 tentang Penetapan

Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza)

32 Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 16 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan

Terhadap Risiko penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19)

13

Bab 2

Analisis Situasi

21 Profil Daerah Indonesia

Indonesia memiliki penduduk sebanyak 265000000 jiwa pada tahun 2018 dan proyeksi

jumlah populasi mencapai 271000000 jiwa pada tahun 2020 dengan 56 penduduknya

tinggal di daerah perkotaan Indonesia dengan konteks desentralisasi terdiri dari 34

provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dan provinsi lainnya di

pulau Jawa Indonesia terletak di khatulistiwa yang merupakan daerah strategis sebagai

hub perjalanan internasional memiliki mobilitas tinggi wisatawan internasional dan

penerbangan internasional dengan rata-rata 1342246 wisatawan internasionalbulan pada

tahun 2019 sedangkan pada Januari 2020 total 1 2 juta wisatawan memasuki Indonesia

Sebagian besar dari wisatawan masuk ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai

Denpasar dan Soekarno Hatta Banten Sebagian besar wisatawan yang datang ke

Indonesia berasal dari negara ASEAN (38) Indonesia juga menerima kedatangan

wisatawan internasional yang datang dari negara yang mengalami transmisi lokal COVID-

19 antara lain Cina (8) Australia (9) Jepang (3) dan Korea Selatan (2)

sementara wisatawan dari Iran Italia dan Jerman tidak terlalu banyak Kota-kota yang

memiliki penerbangan langsung dari Cina serta negara lainnya dengan transmisi lokal

COVID-19 sangat berisiko Terdapat 20 kota yang memiliki penerbangan langsung dan

kapal yang berasal dari Cina

Bandar udara yang paling berisiko dimana pelaku perjalanan Internasional yang tinggi

yaitu Soekarno Hatta Banten dan Ngurah Rai Denpasar Bali Batam yang berbatasan

dengan Singapura dimana terdapat transmisi lokal COVID-19 juga berisiko Setiap harinya

terdapat kapal feri dengan rute Batam-Singapura Selain itu Jakarta Bogor Bekasi Depok

(JABODETABEK) dengan mobilisasi penduduk tinggi kota metropolitan dengan penduduk

yang padat terutama Jakarta dengan kepadatan populasi 15764 per m2 sangat rentan

dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi Dengan konteks desentralisasi kemampuan

setiap daerah tidak sama dimana tidak semua daerah mempunyai rencana respon

menghadapi pandemi dan tidak semua daerah mempunyai rencana kesiapsiagaan dan

respon pandemi di rumah sakit sehingga menyebabkan tenaga kesehatan yang berada di

rumah sakit rentan tertular COVID-19 dan dapat menyebabkan terjadinya penularan lebih

lanjut di rumah sakit

Mobilitas penduduk antar kabupaten dan provinsi di Indonesia juga tinggi terutama di

Pulau Jawa dan Sumatera dengan kepadatatan penduduk yang cukup tinggi DKI Jakarta

sebagai ibu kota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis

(perekonomian) Kota Surabaya Medan dan Makassar merupakan kota besar di

Indonesia dengan mobilitas penduduk yang tinggi dan perputaran roda perekonomian

yang tinggi

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan kondisi

geografis yang beragam dari daerah pantai sampai ke pegunungan Beberapa lokasi

14

memiliki akses yang sulit Wilayah Indonesia yang mempunyai akses geografis sulit

diantaranya provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Maluku Papua dan Nusa

Tenggara Timur (NTT) Kapasitas dan sumber daya penduduk yang tidak merata

merupakan tantangan situasi geografis kepulauan dan wilayah terpencil merupakan

tantangan dalam penanggulangan dan respon termasuk pengiriman logistik dan

keterbatasan sumber daya Wilayah Indonesia yang berada di daerah ldquoring of firerdquo rentan

dengan kondisi bencana seperti letusan gunung berapi gempa dan tsunami yang dapat

menghambat operasi respon pandemi

Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit serta

pelayanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik

pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) Jumlah Puskesmas di Indonesia

ada 9821 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia ada 2858 dengan rincian rumah sakit

rujukan nasional ada 14 rumah sakit rujukan propinsi ada 20 dan rumah sakit rujukan

regional ada 1101 Indonesia memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis

dokter umum dokter gigi perawat bidan petugas kesehatan masyarakat dll Jumlah

dokter spesialis di Indonesia ada 38782 jumlah dokter umum ada 134459 jumlah dokter

gigi ada 29194 jumlah perawat ada 639356 jumlah bidan ada 590920 dan jumlah

petugas kesehatan ada 54138 orang2

22 Potensi Ancaman Kerentanan dan Kapasitas

COVID-19 disebabkan oleh virus SARS CoV-2 yang merupakan Corona Virus jenis baru

dengan analisis filogenetik mendekati isolat Corona Virus dari kelelawar Chinese

chrysanthemum-headed bats yang diisolasi pada tahun 2015 SARS CoV-2 ini

merupakan Corona Virus kluster β-coronavirus yang merupakan zoonosis coronavirus

yang baru setelah SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) Virus ini

termasuk dalam sub genus botulinum Coronaviridae Hasil sekuensing menunjukkan

bahwa SARSCoV-2 homolog 795 dengan SARS-COV Kasus pertama di Wuhan yang

disebabkan oleh virus ini berhubungan dengan pasar Huanan yang kemudian menyebar

antar manusia

Pada era transportasi dan mobilisasi global penyebaran virus dari satu daerah ke daerah

lain sangat cepat COVID-19 telah menyebar di 185 negara dalam waktu 4 bulan dengan

total kasus sampai bulan April 2020 mencapai lebih dari 1900000 kasus terkonfirmasi

dan 126681 kematian di seluruh dunia3 Trend kasus COVID-19 menurun di Cina namun

meningkat di luar China terutama di Republik Korea Italia Spanyol Iran dan Amerika

Serikat yang merupakan negara dengan transmisi lokal yang melaporkan kasus

terbanyak diluar Cina Model matematika menunjukkan Reproductive Number (Ro)

COVID-19 berkisar antara 2-3 yang mengindikasikan 50-60 populasi kemungkinan

telah terinfeksi COVID-19 Namun laporan kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan

jauh di bawah angka tersebut Pada kapal pesiar Diamond Princess Cruise COVID-19

1 Data Fasyankes online Oktober 2019

2 Data PPSDM Kemenkes 2019

3 John Hopkins University April 2020

15

menyebar cepat dengan attack rate hampir mendekati 30 Analisis serologi dengan

menggunakan antibodi netralisasi dapat memberikan prediksi yang lebih akurat untuk

mengetahui attack rate Pada studi yang dilakukan oleh Kelly Young di US estimasi

attack rate pada kontak erat adalah sebesar dan pada kontak erat serumah sebesar

105

Dari 55924 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Cina presentasi Klinis COVID-19 berkisar

dari gejala ringan sampai berat Gejala umum diantaranya demam (879) batuk

(677) lelah (381) adanya sputum (334) sesak nafas (186) sakit tenggorokan

(139) sakit kepala (136) myalgia atau arthalgia (148) menggigil (114) mual

atau muntah (5) kongesti nasal (48) diarrhea (37) batuk darah (09) dan

Kongesti konjungtiva (08) Berdasarkan data terbaru tersedia dari Cina 40 kasus

berupa kasus ringan 40 kasus menjadi penyakit sedang (didefinisikan sebagai kasus

Pneumonia terkonfirmasi dengan radiologis) sekitar 14 menjadi penyakit berat dan

sekitar 5 menjadi kritis Faktor risiko untuk menjadi penyakit yang berat adalah pada

usia lanjut dan memiliki komorbid

Case fatality ratio (CFR) yang terkonfirmasi di Cina seperti yang dilaporkan oleh US

Center For Diesease Control and Prevention adalah 42 Data ini didapatkan dari

3551 kematian diantara 83696 kasus terkonfirmasi laboratorium pada tanggal 14 April

2020 Data CFR ini tidak memasukkan jumlah kasus infeksi ringan yang mungkin terluput

dari surveilans sekarang dimana sebagian besar berfokus pada pasien dengan

pneumonia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tidak juga memasukkan fakta

bahwa kasus terkonfirmasi baru dapat berkembang menjadi penyakit berat dan beberapa

pasien mungkin akan meninggal Dengan berkembangnya wabah CFR yang

terkonfirmasi dapat berubah

Jumlah ini akan terus berubah dan CFR yang pasti tidak akan dapat diketahui sampai

wabah ini selesai Median dari onset gejala hingga kematian sebesar 14 hari sedangkan

pada usia lanjut (diatas 70 tahun) median tingkat kematian adalah 115 hari (11)

Kematian meningkat seiring dengan peningkatan usia dengan kematian yang tertinggi

terjadi pada pasien diatas usia 80 tahun (estimasi CFR mencapai hingga 148) Tingkat

kematian pasien dengan komorbid terjadi lebih tinggi 132 pada pasien dengan

penyakit kardiovaskular 92 pada pasien dengan diabetes 84 pada pasien dengan

hipertensi 8 pada pasien dengan penyakit pernafasan kronik dan 76 pada pasien

dengan kanker

Penularan COVID-19 melalui droplet yang ditularkan melalui batuk bersin atau

menyentuh benda yang terkontaminasi oleh droplet dan kemudian menyentuh mata

hidung atau mulut Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjaga jarak minimal

1 meter dari orang yang sakit Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1-14 hari paling

umum sekitar 5 hari Risiko tertular COVID-19 dari seseorang yang tidak bergejala sangat

rendah Namun banyak orang yang mengalami gejala ringan yang dapat menyebabkan

penularan Ada bukti yang menyatakan bahwa infeksi COVID-19 mungkin mengarah

pada infeksi saluran pencernaan dan akan ada di feses Namun hingga sekarang hanya

ada satu penelitian yang mengembangbiakkan virus COVID-19 dari specimen feses

tunggal Pada konteks COVID-19 penularan lewat udara mungkin bisa terjadi pada

16

keadaan khusus dimana dilakukan prosedur menghasilkan aerosol (misalkan intubasi

endotrakhea bronkoskopi suction terbuka pemberian terapi nebulasi ventilasi manual

sebelum intubasi mengubah pasien ke posisi tengkurap melepaskan pasien dari

ventilator ventilasi non-invasif tekanan positif trakheostomi dan resusitasi kardiopulmo)

Pada analisa 75465 kasus COVID-19 di Cina penularan lewat udara tidak dilaporkan3

SARS CoV-2 dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam atau hingga beberapa

hari tergantung dari jenis permukaan suhu atau kelembaban lingkungan

Pengobatan spesifik untuk COVID-19 belum tersedia hingga saat ini pengobatan masih

berupa dukungan perawatan suportif Beberapa percobaan klinis dilakukan namun kajian

lebih lanjut masih diperlukan Untuk memastikan bukti jelas pengobatan yang mana yang

paling efektif WHO dan mitra sedang melakukan penelitian internasional besar disebut

SOLIDARITY TRIAL untuk membandingkan pengobatan tunggal atau kombinasi berbeda

yang ada di banyak negara dan untuk menghasilkan bukti yang kuat pengobatan mana

yang paling efektif Sampai saat ini belum terdapat vaksin COVID-19

Untuk menghindari penularan COVID-19 WHO menyarankan untuk melakukan

pencegahan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hands rub

berbahan alkohol menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang yang sakit

mencegah menyentuh mata hidung dan mulut karena dapat memindahkan virus dari

benda yang terkontaminasi ke dalam tubuh kita melakukan etika batuk yang benar

memastikan orang yang sakit menggunakan masker dan beristirahat di rumah Tenaga

kesehatan harus memperhatikan pengendalian infeksi dengan memakai alat pelindung

diri pada saat kontak dengan pasien

Tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19 Penularan tenaga kesehatan dapat

diakibatkan oleh tidak lengkapnya pemakaian alat pelindung diri WHO menyebutkan

bahwa 21 petugas kesehatan terinfeksi SARS pada tahun 2002 Demikian pula untuk

penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan terjadi di China Hongkong dan Indonesia

Potensi ancaman COVID-19 dapat masuk ke Indonesia melalui pelaku perjalanan

internasional melalui pelabuhan bandara udara dan lintas batas maupun tertular dari

orang di dalam daerah terjangkit di Indoensia maupun pelaku perjalanan dari daerah

terjangkit

Pada 31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang

tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan Provinsi Hubei Cina Pada tanggal 7 Januari

2020 Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai

jenis baru coronavirus (coronavirus disease COVID-19) Pada tanggal 30 Januari 2020

WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan

Dunia Public Health Emergency of International Concern (KKMMDPHEIC) Penambahan

3 Modes of transmission of virus causing COVID-19 implication for IPC precaution recommendations WHO 29

March 2020 Available at httpswwwwhointpublications-detailmodes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations

17

jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar

negara Berdasarkan data John Hopknis University Amerika Serikat sampai dengan

tanggal 15 April 2020 dilaporkan 1982939 kasus dengan 126761 kematian secara

global

Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak

2 kasus Sampai dengan tanggal 15 April 2020 Indonesia sudah melaporkan 5136 kasus

konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah

DKI Jakarta Sumatera Utara (Kota Medan) Riau (Kota Pekanbaru) Sumatera Selatan

(Kota Prabumulih) Jawa Barat (Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten

Bekasi Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok) Jawa Tengah (Kota

Surakarta Kota Semarang) Jawa Timur (Kabupaten Kediri Kabupaten Malang

Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Magetan Kota Surabaya) Banten (Kabupaten

Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan) Bali (Kabupaten Jembrana

Kabupaten Bangli Kabupaten Buleleng Kota Denpasar) Kalimantan Barat (Kota

Pontianak) Kalimantan Tengah (Kota Palangka Raya) Kalimantan Selatan (Kota

Banjarmasin) Kalimantan Timur (Kota Balikpapan) Sulawesi Utara (Kota Manado)

Sulawesi Selatan (Kabupaten Gowa Kabupaten Maros Kota Makassar) Sulawesi

Tenggara (Kota Kendari) Papua (Kabupaten Mimika Kota Jayapura)

Gambar 21

Sebaran Kasus COVID-19 di Indonesia sampai dengan 15 April 2020

Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes

18

Gambar 22

Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia

Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes

Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia

Berdasarkan analisis risiko yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh kasus

yang terdeteksi jumlah penduduk kepadatan penduduk mobilitas dengan melihat

banyaknya penerbangan domestik maupun Internasional banyaknya penduduk yang

rentan dengan melihat angka jumlah penduduk yang gt 65 tahun dan konteks kapasitas

kesiapsiagaan daerah dengan melihat rumah sakit rujukan jumlah fasilitas kesehatan

maka analisis risiko COVID-19 di tingkat provinsi adalah seperti tabel di bawah ini

Tabel 21 Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

1 Aceh Rendah Sedang

5 1 1373 60 - 75

2 Sumut Sedang 65 8 na 145 - 302

3 Sumbar Sedang 44 3 5118 151 - 251

4 Riau Sedang Tinggi

16 0 31889 243 - 279

5 KEPRI Sedang Tinggi

21 1 2153 164 - 213

19

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

6 Jambi Rendah Sedang

4 0 641 9 - 19

7 Bangka Belitung

Sedang 4 1 862 51 - 65

8 sumsel Sedang 21 2 2085 69 Kota Prabumulih 120

9 Bengkulu Rendah 4 1 529 17 - 29

10 Lampung Rendah Sedang

20 1 2349 50 - 95

11 Banten Sedang Tinggi

281 21 4668 876

Kab Tangerang Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan

1505

12 DKI JAKARTA

Sangat Tinggi

2044 195 2897 2395 Jakarta 7074

13 Jabar Tinggi 450 43 29641 2349

Kota Bandung Kab Bekasi Kota Bekasi Kota Depok Kab Bogor Kota Bogor dan Kab Karawang)

3383

14 Jateng Sedang Tinggi

200 25 21147 582 Kota Semarang Kota Surakarta

1061

15 DI Yogyakarta

Rendah Sedang

41 7 3340 498 - 603

16 Jatim Tinggi 386 27 14092 1383

Kab Kediri Kab Malang Kab Magetan Kab Sidoarjo dan Kota Surabaya

2241

17 Bali Sangat Tinggi

81 2 1083 257

Kab Badung Kab Buleleng

Kab Jembrana Kota Denpasar

431

18 Kalbar Rendah 13 3 6183 125 Kota Pontianak 161

19 Kalteng Rendah Sedang

24 1 571 65 - 118

20 Kaltara Sedang 16 1 196 30 - 68

21 Kaltim Sedang 35 1 5380 267 Kota Balikpapan 343

22 Kalsel Sedang 34 2 1217 11 Kota Banjarmasin 88

23 Sulawesi Rendah 17 2 296 31 Kota Manado 72

20

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

Utara

24 Gorontalo Rendah 1 0 3057 64 - 67

25 Sulawesi Tengah

Rendah 19 2 291 24 - 69

26 Sulawesi Barat

Rendah Sedang

5 1 1062 20 - 35

27 Sulawesi Selatan

Rendah Sedang

222 15 2650 383 Kota Makassar 874

28 Sulawesi Tenggara

Rendah 16 1 381 19 Kota Kendari 55

29 Nusa Tenggara Barat

Sedang Tinggi

37 2 3783 141 - 225

30 Nusa tenggara Timur

Rendah sedang

1 0 813 18 - 22

31 Maluku Utara

Rendah 2 0 340 8 - 13

32 Maluku Rendah 11 0 131 7 - 30

33 Papua Barat

Sedang 3 1 579 25 - 37

34 Papua Rendah Sedang

63 3 3143 59 - 196

Masih verifikasi

35

TOTAL 4241 373 153940 10596

Mean 595 Median 119

21

Gambar 23 Peta Risiko COVID-19 di Indonesia

Penilaian risiko akan diulangi ketika ada informasi baru tersedia berdasarkan situasi

epidemi yang berkembang di seluruh Indonesia Diinginkan setidaknya provinsi

melakukan penilaian risiko sendiri yang sesuai dengan konteks dan kejadian serta

penyebaran penyakit untuk memandu kesiapsiaggan dan penanganan yang lebih baik

sesuai konteks lokal

23 Skenario Kejadian amp Dampak

Gambar 24 Kerangka Respon Pandemi berdasarkan Skala Risiko

Saat ini WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai Pandemi Hingga 30 Maret 2020

COVID-19 telah menyebar di 199 negara termasuk di Indonesia telah terdapat kasus COVID-

19 yang tersebar di beberapa provinsi Sudah terdapat transmisi lokal COVID-19 di Indonesia

(penularan antar manusia)

Dengan terdeteksinya 1285 kasus sampai tanggal 30 Maret 2020 dan dengan RO=2 maka

sampai tanggal 12 Mei diperkirakan akan ada total kasus sebanyak 3846194 kasus

termasuk 769239 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 192310 kasus kritis

yang membutuhkan ICU bila tidak dilakukan pengendalian yang adequate dan optimal Oleh

22

karena itu rencana respon disusun untuk mencegah penambahan kasus dengan menemukan

dengan cepat kasus melakukan deteksi cepat isolasi kontak dan perawatan kasus di rumah

sakit rujukan pelacakan kasus dan monitoring orang dalam pengawasan Rencana operasi

respon disusun untuk mengantisipasi kasus dalam 3 bulan kedepan sesuai dengan lampiran

skenario Kasus dapat menyebar ke provinsi-provinsi yang berisiko

Dalam jangka panjang penanggulangan COVID-19 berdasarkan informasi epidemiologi

sampai saat ini dalam waktu 81 hari terdapat skenario yang memungkinkan terjadi seperti

tabel-tabel dibawah ini

Tabel 22 Kriteria Derajat Keparahan yang Disebabkan COVID-19

Asumsi Indonesia

(36) Indonesia

(5) Indonesia

(10) Indonesia

(20)

Angka Serangan Klinis 36 5 10 20 Total population (271808640)

9864437

13590432

27180864 54361728

Perawatan Monitoring di Rumah 50 X Clinical attack rate

4932218

6795216

13590432 27180864

Rawat Inap 20 x Angka Serangan Klinis

1972887

2718086

5436173

0872346

ICU 5 x Angka Serangan Klinis 493222

679522

1359043

2718086

Ventilator 80 x ICU 394577

543617

1087235

2174469

CFR 26 x Rawat Inap 51295 70670 141340 282681

Pada rencana respon ini akan disusun rencana operasi respon untuk satu bulan ke depan

dengan antisipasi jumlah kasus 10 dari populasi seluruh Indoensia dengan kasus yang

terbanyak dari wilayah berisiko tinggi seperti Jakarta dan sekitarnya serta Bali

Berdasarkan jumlah kasus kepadatan penduduk penyebaran transmisi virus kemudahan

transportasi dan pertimbangan kapasitas dan kesulitan geografis di beberapa wilayah dari 34

provinsi maka provinsi yang terdampak paling parah (dengan skenario yang ringan) adalah di

seperti bawah ini

Tabel 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Terdampak Parah

DKI Jakarta Bali Jawa Barat Batam Sulawesi Utara Kalimantan Barat Jawa Tengah DI

Yogyakarta akan ditemukan ribuan kasus yang dilaporkan dalam tiga bulan sejak kasus

23

pertama dilaporkan Kepulauan Batam yang berbatasan dengan Singapura juga terdampak

cukup parah

Asumsi karakteristik COVID-19

1 Sebagian besar orang yang tertular memiliki gejala bervarisi dari ringan (sub klinis) hingga

panas demam batuk dan sesak nafas

2 Masyarakat belum kebal terhadap strain COVID-19 (virus Corona sub tipe baru)

3 Masa Inkubasi virus COVID-19 berkisar 1-14 hari dengan nilai median berkisar 5-6 hari

4 Orang yang tertular COVID-19 dapat menularkan dalam waktu 1-14 hari dan mampu

menyebarkan virus pada orang lain yang rentan

5 Penularan orang-ke-orang yang mudah (efisien) dengan jumlah reproduksi penularan

(Ro) 2-3

6 Angka Fatalitas Kasus atau Case Fatality Rate (CFR) menurut WHO per 3 Maret 34

dan kematian dipengaruhi oleh usia (usial lanjut gt 65 Tahun lebih berisiko) serta memiliki

penyakit kronis yang diderita (seperti Diabetes Melitus Hipertensi Kanker Penyakit

kelainan Imun dll)

7 Belum terdapat vaksin dan obat antivirus spesifik untuk virus ini

Pemerintah Indonesia sedang melakukan respon terhadap pandemi COVID-19 Oleh karena

dampak yang cukup berat dapat terjadi di beberapa wilayah maka pemerintah Indonesia akan

meminta bantuan Internasional untuk penanggulangan pandemi

24

Bab 3

Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi

Dalam Rencana Respon Operasi COVID-19 nasional tahun 2020 Kementerian Kesehatan

bersama stakeholder terkait melakukan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan Rencana

Respon Operasi nasional dari fokus episenter ke mitigasi dan respon COVID-19 dengan

memasukan peran mitra internasional untuk terlibat dalam respon COVID-19 Berdasarkan

hasil diskusi tersebut respon pandemi terbagi atas 6 komponen tugas dan tanggung jawab

yaitu

1 Pelaksanaan komando dan koordinasi

2 Surveilans

3 Respon medis dan laboratorium

4 Intervensi farmasi

5 Intervensi non farmasi

6 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Berikut ini akan dibahas tugas pokok dari masing-masing komponen respon pandemi secara

umum dan berkesinambungan

1 Pelaksanaan Komando dan Koordzinasi

Alur Komando dan Koordinasi

Alur komando dan koordinasi multisektor dan aktivasi Sistem Komando Penanggulangan

Darurat Bencana (SKPDB) COVID-19 seperti di bawah ini

Gambar 41

Alur Komando dan Koordinasi Multi Sektor SKPDB COVID-19

25

Sistem komando dan koordinasi meliputi pemenuhan sumber daya dan koordinasi

Internasional Dalam pelaksanaan komando koordinasi harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut

a Penetapan status darurat bencana berdasarkan analisis risiko tim teknis penyusunan

rencana respon operasi komando respon dan monitoring respon

b Manajemen Bantuan Internasional

Penetapan status bencana menjadi acuan dalam menetapkan permintaan bantuan

internasional

Penggunaan Bantuan Internasional harus sesuai dengan aturan yang berlaku

BNPB melakukan kajian kebutuhan dan mengeluarkan rekomendasi kebutuhan

Pemberi bantuan (Negara Lembaga Internasional Lembaga asing non-pemerintah

lembaga usaha asing dan perseorangan) mengisi formulir daftar bantuan dan

mengirimkannya kepada Kantor Perwakilan Diplomatik RI untuk dilakukan verifikasi

ditembuskan kepada Pos Pendamping Nasional (Pospenas) Posko Penanganan Darurat

Bencana (PDB)

BNPB menerima hasil pengkajian dari Posko PDB dan kemudian menginformasikan

kepada calon pemberi bantuan melalui Kementerian Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri melakukan verifikasi yang selanjutnya hasilnya disampaikan

kepada BNPB disertai dengan pemberian izin pemberian bantuan internasional

BNPB selanjutnya menginformasikan secara tertulis terkait bantuan internasional

dimaksud kepada Pospenas PDB Posko PDB

c Outline laporan komunikasi operasional antar stakeholder antara lain

Mengadakan pertemuan harian untuk melaporkan situasi perkembangan harian

Komunikasi melalui sistem informasi yang dibuat pada saat periode tanggap darurat

Hasil pertemuan harian disebarluaskan kepada stakeholder dan ditindaklanjuti oleh tim

pelaksana lapangan

2 Surveilans

Kegiatan surveilans respon pandemi mencakup

1 Analisis data sentinel surveilans COVID-19 Influenza Like Illness (ILI) dan Severe

Acute Respiratory Infection (SARI) baik di level puskesmas dan rumah sakit

(pemerintah dan swasta) sebagai pendekatan untuk mengetahui sirkulasi virus

COVID-19 dan tingkat keparahan penyakit pada kasus COVID-19 baru penyebab

pandemi luasnya penyebaran dan besarnya morbiditas dan mortalitas

2 Deteksi kasus ILI pneumonia dengan memanfaatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan

Respon (SKDR) sebagai pendekatan untuk mengetahui apakah virus COVID-19 baru

telah bersirkulasi di Indonesia

3 Melakukan surveilans aktif untuk COVID-19 Pada wilayah yang belum terdapat kasus

dilakukan surveilan aktif pada kasus awal sporadik dan kluster awal dilakukan

pelacakan kontak dan monitoring kontak dan pada daerah dengan transmisi lokal yang

meluas pelacakan kontak dilakukan pada wilayah baru yang belum terdapat kasus

atau pada kasus parah dan dilakukan systematic survey dan sentinel

26

4 Melakukan penyelidikan epidemiologi pelacakan kontak monitoring dan manajemen

kontak pada kasus yang diduga COVID-19 baru untuk dikonfirmasi dan analisis risiko

berkala

5 Melakukan pengumpulan data analisis data monitoring dan evaluasi apakah

intervensi berjalan dengan baik dan apakah penyebaran COVID-19 baru masih

berjalan atau sudah berhenti

6 Menyampaikan data dan analisis data kepada pusdalop

7 Melakukan pengawasan pelaku perjalanan yang berasal dari daerahnegara terjangkit

8 PHEOC berkordinasi untuk menginformasikan data dan hasil analisis epidemiologi

kasus kepada EOC dan PUSDALOP BNPB sebagai bahan pembuatan kebijakan dan

perencanaan

3 Respon Medis dan Laboratorium

Tujuan dari pelaksanaan respon medis di layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas)

adalah agar terlaksananya deteksi dini kasus COVID-19 implementasi pencegahan dan

penanganan infeksi serta tatalaksana kasus di seluruh sarana pelayanan kesehatan

Respon medis terdiri dari Puskesmas Rumah Sakit non rujukan Rumah Sakit rujukan dan

fasilitas layanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik

pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) dan institusibangunan khusus

(seperti hotel wisma atlet dsb) dirancang untuk menyediakan pelayanan pengobatan

COVID-19 Semua fasilitas pelayanan kesehatan di luar rumah sakit bila mendapat kasus

suspek COVID-19 harus secepatnya merujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 atau

pusat perawatan COVID-19 Pada keadaan transmisi luas di masyarakat dan kapasitas

fasilitas kesehatan tidak memadai kasus ringan tanpa risiko dirawat dirumah dengan

edukasi pengendalian infeksi kasus dengan risiko seperti orang tua (gt 65 tahun) dan

orang dengan komorbid dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan pasien dengan kondisi

parah dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19

Kementerian Kesehatan telah menetapkan jumlah total rumah sakit rujukan sebanyak 657

Rumah Sakit terdiri dari 132 Rumah Sakit rujukan untuk COVID-19 berdasarkan SK

Menkes dan 525 rumah sakit rujukan di daerah ditetapkan berdasarkan SK Gubernur

Rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan Covid-19 terdiri dari Rumah Sakit milik

Kementerian Kesehatan Kementerian lain TNI POLRI Pemerintah Daerah BUMN

Swasta dan RS Darurat

Kemenkes juga telah menetapkan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang

terdiri atas

a Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksaan COVID-19 (Balitbangkes melalui Pusat

Penelitian dan Pengembangan BIomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan)

b Laboratorium Pemeriksa COVID-19

Laboratorium pemeriksa COVID-19 merupakan laboratorium yang memenuhi standar

Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliki alat pemeriksaan Real Time PCR yang terdiri

atas

1) Laboratorium yang memiliki fungsi surveilans dan

2) Laboratorium yang tidak memiliki fungsi surveilans

27

Daftar RS Rujukan COVID-19 dan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 terlampir Dan

apabila dibutuhkan rumah sakit rujukan dapat ditambah dan dapat menggunakan juga

Gedung yang dialihfungsikan menjadi pusat perawatan COVID-19

Tugas Respon medis

Aktivasi layanan hotline COVID-19 yang beroperasi 24 jam7 hari

Konsultasi virtual dan telemedicine sebagai titik kontak pertama triase dibentuk

Kemenkes mendirikan klinik demam pusat tes tempat karantina perubahan peran

rumah sakit tertentu untuk kasus ringan dan berat peralihan fungsi hotel sekolah

pusat komunitas dan stadion

Kemenkes melakukan penilaian kesiapsiagaan rumah sakitfasilitas kesehatan

terhadap COVID-19

Rumah Sakit menghitung kapasitas maksimal kapasitas SDM sarana penunjang dan

mengaktifkan pengaturan SDM

Kemenkes memastikan lonjakan SDM pada daerah dengan beban tinggi

Kemenkes menyediakan suplai dan komoditas yang diperlukan rumah sakit

berdasarkan estimasi kebutuhan

Rumah Sakit mengaktifkan ruangan atau area aman untuk semua petugas Rumah

Sakit

Rumah Sakit mempersiapkan kebutuhan logistik seluruh SDM yang bertugas

Puskesmas dan Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)

COVID-19

Puskesmas Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan ruangan untuk pemeriksaaan

dengan menerapkan PPI yang aman untuk semua yang berada di Fasilitas Kesehatan

Kemenkes mengembangkan protocol deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen

kasus dan rujukan termasuk manajemen kasus ringan di rumah

Kemenkes memastikan pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan yang ada

Kemenkes melengkapi tenaga kesehatan yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja

di lingkungan yang berisiko rendah menempatkan staf yang punya risiko rendah

bekerja mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang menganggur yang

masih dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara

Kementrian Pendidikan melatih relawan kesehatan (mahasiwa fakultas kedokteran)

untuk memberikan respon COVID-19

Pelayanan telemedicine klinik demam Puskesmas dan rumah sakit rujukan

melakukan deteksi dan merujuk pasien ke rumah sakit rujukan pusat perawatan

COVID-19 dan rumah sakit rujukan melakukan perawatan kasus

Kemenkes memastikan implementasi PPI yang perlu di semua fasilitas kesehatan yang

terlibat

Tugas laboratorium rujukan nasional COVID-19 antara lain

Menerima specimen untuk pemeriksaan COVID-19 atau konfirmasi hasil pemeriksaan

dari laboratorium pemeriksa COVID-19

Menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan pengelolaan dan

pemeriksaan spesimen COVID-19

Menyusun rekapitulasi hasil pemeriksaan dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-

19 dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

28

Penyakit sebagai Focal Point International Health Regulation dan Direktur Jenderal

Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan

Melakukan uji validasi secara sampling terhadapa specimen positif dan negatif

berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa COVID-

19

Mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa COVID-19

dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality AssuranceQuality Control)

Melakukan supervisi dan pembinaan teknis ke laboratorium pemeriksa COVID-19

Tugas laboratorium pemeriksa COVID-19 antara lain

bull Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakitdinas

kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya

bull Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan

standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan

bull Mengirimkan seluruh spesimen untuk uji validitas ke laboratorium rujukan nasional

COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan

bull Mengirimkan hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

bull Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim

untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien

untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi dan

bull Memberikan feedback kepada rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan

lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada

spesimen yang diterima

Dalam melaksanakan pemeriksaan COVID-19 laboratorium yang tidak memiliki fungsi

surveilans berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan

Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) atau Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)

sesuai wilayah kerjanya

Apabila kapasitas pemeriksaan PCR yang ada saat ini tidak mencukupi Kementerian

kesehatan akan berupaya untuk penggunaan pemeriksaan PCR lainnya sesuai dengan

ketersediaan yang ada saat ini di Indonesia

4 Intervensi Farmasi

Intervensi farmasi berkaitan dengan pengadaan distribusi obat dan alat kesehatan

dengan menggunakan jalur rutin atau pun jalur alternatif dalam penanggulangan yang

melibatkan

1 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker untuk menyiapkan kebutuhan dan menyimpan

antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya yang dibutuhkan

2 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker surveilans untuk mendistribusikan alokasi

antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya

29

3 Tenaga dokter dan perawat melakukan deteksi dan pemilihan kasus COVID-19 dan

non COVID-19 Tenaga dokter perawat paramedik lainnya melakukan pelayanan

medik kesehatan kepada penderita COVID-19 dan penyakit lain

4 Pemerintah memastikan ketersediaan obat esensial obat supportif diagnostic dan

peralatan prioritas pelayan KIA penyakit menular lainnya penyakit kronis dialisa

trauma dan kedaruratan lainnya

5 Berkolaborasi dengan WHO untuk melakukan pengujian obat antiviral (apabila

tersedia) Uji klinis dan intervensi pharmasi lainnya

6 Untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan triase dapat dilakukan dengan

berkolaborasi dengan layanan medis online seperti halodoc klikdock dengan

menggunakan algoritme sesuai pedoman COVID-19 Kemkes

7 Identifikasi dan mobilisasi sumber daya dan distribusi sumber supply medis peralatan

medis yang diperlukan dan alat pelindung diri serta tenaga medis untuk membantu

dalam respon pandemi

8 Kemenkes menyipakan aturan persetujuan otorisasi pasar dan pengawasan pasca-

pasar untuk produk-produk COVID-19 (mis diagnostik laboratorium terapi vaksin)

ketika tersedia

9 Kemenkes merencanakan mengembangkan SOP dsb untuk implementasi jalur aturan

yang berbeda MOU dengan pihak lain

10 Kemenkes berkoordinasi dan mengatur donasi produk kesehatan

11 Kemenkes melakukanberpartisipasi dalam kegiatan penelitian termasuk percobaan

klinis

12 Kemenkes memastikan jaminan kualitas produk medis

Kemenkes untuk mendukung ethical review yang cepat dalam situasi darurat tanpa

membahayakan perlindungan subjek manusia dan untuk memastikan bahwa penelitan

yang relevan dan kritis dapat dilakukan sementara kedaruratan kesehatan masyarakat

masih terjadi

Kemenkes untuk memprioritaskan proyek penelitian yang tidak mengambil personil

peralatan fasilitas dan sumber daya dari respon wabah tetapi sejalan dengan prioritas dan

kegiatan yang konsisten dengan upaya respon

5 Intervensi Non Farmasi

Semua sektor memberlakukan keberlangsungan usaha dan menjaga keberlangsungan

usaha sektor esensial untuk tetap beroperasi pada saat pandemic Sektor esensial dan

perannya dalam penanggulangan pandemi

1 Kementerian Kesehatan menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

untuk ProvinsiKabupatenKota yang telah memenuhi persyaratan untuk diterapkannya

PSBB sesuai Permenkes Nomor 9 tahun 2020

2 Perhubungan untuk menjamin lalu lintas kebutuhan logistik dan kebutuhan APD

farmasi lainnya dan membuat rekayasa lalu lintas dan spot chek poin apabila

diberlakukan karantina terbatas di suatu wilayah Melakukan pembatasan angkutan

umum apabila diperlukan seusai analsisi risiko

3 Kemenkopolhukam kementerian pertahanan perangkat Keamanan negara Badan

Intelejen Negara Bersama kepolisian dan didukung tentara menjamin keamanan di

pintu masuk Negara dan keamanan lalu lintas logistik non farmasi dan farmasi

Menjaga keamanan masyarakat pada saat pandemic dan mendukung intervensi non

30

pharmasi lainnya seperti karantina rumah karantina wilayah (apabila diperlukan)

pembatasan sosial penutupan sekolah penutupan tempat hiburan spot chek point di

daerah perbatasan wilayah dan menjaga stabilitas keamanan

4 Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan bahan logistik dan distribusi yang

diperlukan dan kestabilan pasokan bahan pangan pokok untuk masyarakat terdampak

Dan sektor Perdagangan dan sektor industri mendukung pemerintah dalam

memproduksi Alat Pelindung Diri dan supply lainnya yang diperlukan selama pandemi

dan menjaga kestabilitasan perindustrian

5 Kementerian pertanian Indoensia menjaga keberlangsungan pertanian untuk

keberlangsungan supply bahan pokok

6 Sosial untuk penyediaan Dapur Umum Lapangan Layanan Dukungan Psikososial

pemenuhan kebutuhan dasar jaminan sosial bagi korban pandemi

7 Pendidikan menyediakan platform Pendidikan untuk jarak jauh melalui online selama

pandemik

8 Perekonomian mendukung pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi

9 Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah

10 Bulog menjaga kestabilitasan pangan pokok di daerah terdampak

11 PMI Bersama NGO lainnya memberikan dukungan respon pandemic kepada

pemerintah dan juga keterlibatan masyarakat dalam respon pandemic

12 Kementerian dalam negeri mengeluarkan edaran mengenai respon pemerintah daerah

dalam respon pandemic termasuk pembentukan gugus tugas di daerah

13 Kementerian luar negeri berkoordinasi untuk evakuasi WNI dari daerah yang

terdampak pada awal epidemi (apabila diperlukan) dan berkordinasi dengna

pemerintah negara yang terjankit unutk memonitor kondisi WNI di degara terjangkit

Dan apabila kasus sudah masuk ke Indoensia berkoordinasi dengan pemerintah

negara lain mengenai kasus WNA yang terdeteksi di Indoensia Dalam hal ii dapat

bekerjasama dengan IHR focal point Indonesia

14 Kementerian agama memberikan edaran mengenai intervensi yang dilakukan

bekerjasama dengan tokoh agama (contohnya penutupan masjid gereja maklumat

MUI dll)

15 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia

melakukan pendekatan melalui desa unutk pelibatan tokoh masyarakat dalam respon

pandemi dan pemakaian dana desa untuk respon pandemic

16 Kementeian Energi Sumber Daya Mineral Indoensia memastikan sektor esensial

seperti PLN Gas negara Bahan bakar Air tetap menjaga keberlangsungan usahanya

selama pandemi Pertamina Bahan Bakar sebagai sumber energi seluruhnya Listrik

PLN perannya menyediakan penerangan dan sebagai sumber energi PDAM

perannya menyediakan air bersih dan air minum sebagai kebutuhan dasar dan

hygiene sanitasi perorangan

17 Kementerian hukum dan hak asasi manusia menyusun hukum dan peraturan untuk

percepatan penanganan pandemi dan intervensi yang dilakukan Dan juga membuat

protokol unutk pandemi bagi perangkat hukum dan fasilitasnya seperti pencegahan

deteksi dan rujukan kasus di baan pemasyarakatan

18 Kementerian ketenagakerjaan Indoensia membuat protokol unutk tenaga kerja dan

pelaku usaha pada saat pandemi termasuk juga untuk pekerja migran Termasuk

pemberlakuan bekerja dari rumah pada masa sosial distancing pembatasan sosial

19 Kementerian Keuangan memastikan tersedianya anggaran nasional dan daerah untuk

respon pandemi

31

20 Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung respon pandemi dengan

mendukung komunikasi dan menjaga keberlngsungan sarana telekomunikasi untuk

respon pandemi (Internet telephone) memberikan fasilitas tool free untuk hotline

pandemi dan SMS blast serta iklan layanan masyarakat unutk pandemic

Telekomunikasi menyediakan kebutuhan informasi dan komunikasi antar individu

21 Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia menyusun protokol untuk

desinfeksi lingkungan yang aman untuk masyarakat

22 Kementeiran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dapat bekerjasama

untuk mengidentifikasi fasilitas apartment dan mempersiapkan fasilitas untuk

alihfungsi gedung fasilitas unutk respon pandemic termasuk untuk tempat perawatan

COVID-19

23 Kementerian riset dan Teknologi bekerjasama dengan kementerian Pendidikan

termasuk Universitas dan perangkat negara lainnya untuk melakukan modeling

prediksi kasus COVID-19 di Indoensia dan mengorganisasi penelitian mengenai

COVID-19 di Indoensia termasuk membuat road map dan protokol penelitian di

Indonesia sejalan dengan road map penelitian nasional Hal ini dilakukan

bekerjasama dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan

24 Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional RI menyusun perencanaan

respon COVID-19 dengan menggunakan modeling yang dibuat bersama dengan

Kementerian Riset dan Teknologi

25 Kementerian BUMN mendukung keberlangsungan BUMN untuk menjalankan fungsi

pelayanan publik esensial dan identifikasi fasilitas BUMN yang dapat dialihfungsikan

untuk respon COVID-19 termasuk menjadi tampat perawatan COVID-19 Dapat

bekerjasama dengan kementerian lainnya contohnya bekerjasmaa dengan

Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menggunakan stadium fasilitas oleh raga

untuk perawatan COVID-19 atau bekerjasmaa dengan Pusat Haji untuk menggunakan

asrama haji untuk tempat perawatan COVID-19

26 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat protokol

keberlangsungan usaha untuk pengusaha kecil dan menengah dan mendukung

keberlangsungan usaha kecil dan menegan pada saat respon pandemic

27 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif untuk memberikan edaran kepada sektor

pariwisata untuk kewaspadaan COVID-19 menutup sektor pariwisata apabila

diperlukan pada pemberlakuan pembatasan sosial Memberikan informasi komunikasi

risiko kepada stakeholder sektror pariwisata

Stakeholder yang bergerak di bidang intervensi non pharmasi adalah menyusun dan

monitoring implementasi protokol untuk sektor non kesehatan seperti protokol publik

protokol transportasi umum protokol di sektor edukasi protockol di sektor

perdaganganprotokol socialphysical distancing protokol penutupan pusat

keramaian tempat hiburan pusat perbelanjaanmall penutupan sekolah termasuk

pengaturan kehidupan masyarakat yang terkait lainnya

32

6 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Tim komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi

Kesehatan (TPK hewan dan manusia) dan Tim Sentra Media (TSM) Tim-tim ini bertugas

untuk

a Promosi Kesehatan

1) Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mengatasi COVID-19

2) Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan

dan tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi

3) Mengumpulkan data dan informasi secara rutin dan setiap ada perkembangan

situasi yang khusus yang dilaporkan Tim Penanggulangan atau tim lainnya yang

terkait

4) Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul

5) Membuat papan informasi internal yang memuat informasi esensial (kontak peta

wilayah dll) dan data informasi terbaru

6) Mengatur jenis media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan saluran

informasi bagi target yang berbeda-beda

7) Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran

8) Menyusun pesaninstruksi per topik dengan masukan dan koordinasi dengan ahli

teknis sesuai target dan saluran informasi

9) Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda)

berdasarkan target jenis media KIE dan saluran informasi

b Sentra Media

1) Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai

media massa

2) Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi Membuat

pointers dari pemantauan berita-isu publik dan perkembangan situasi dari unit

teknis kepada juru bicara

3) Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang

di masyarakat serta memastikan agar masyarakat menerima informasi yang akurat

pada waktu yang tepat

4) Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan

memastikan bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang

dapat dengan mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers

ad-lips talkshow video news release)

5) Melayani kebutuhan media masa

6) Menyelenggarakan temu media secara berkala

7) Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian

lembaga kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta)

memperoleh berita informasi terakhir secara rutin

8) Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan

kunci yang ingin dipublikasikan

9) Memastikan data yang dapat dibagikan ke publik dan menahan informasi sensitif

dengan media massa

33

Bab 4

Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi

41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi Konsep operasi pelaksanaan respon pandemi berdasarkan framework kebencanaan

nasional mengacu pada bagan sebagai berikut

Tabel 41

Konsep Operasi Pelaksanaan Respon Berdasarkan Framework Kebencanaan Nasional

Pernyataan Definisi Operasional Prinsip Operasi Koordinator

Komando

Kesiapsiagaan Belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia

Penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan

Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)

Siaga Darurat Awal masuk kasus ke Indonesia (Kasus awal dan sporasik kasus)

Deteksi kasus pelacakan kasus dan isolasi kasus

Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)

Tanggap Darurat Terdapat minimal 2 klaster sampai COVID-19 yang meluas di Indonesia

Deteksi kasus pelacakan kasus mitigasi pandemi Physical distancing business continuity plan (BCP)

Nasional BNPB Daerah Kepala Daerah

Rehabilitasi Tidak ditemukan kasus baru setelah dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir

Surveilans ketat deeskalasi respon rehabilitasi fungsi komponen yang terlibat dalam penanggulangan COVID-19

Kepala Daerah

Pada saat WHO mengeluarkan pernyataan pandemi maka Kementerian Kesehatan

bersama dengan Kemenko PMK akan melaporkan hal ini kepada Presiden dan sesuai

dengan Inpres No 4 Tahun 2019 maka Presiden akan menunjuk komandan untuk

kesiapsiagaan dan respon untuk penanggulangan

Trigger kriteria penetapan status dan respon untuk setiap status yaitu

a Status siaga darurat ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI

b Status darurat bencana ditetapkan oleh Presiden RI atas rekomendasi Kemenkes

BNPB dan Kementerian lain yang terlibat dan relevant

Pada saat kesiapsiagaan (belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia terdeteksinya

kasus di Indonesia kasus awal dan sporadik kasus di Indonesia maka Menteri Kesehatan

melaporkan kepada Presiden untuk merekomendasikan penetapan siaga darurat

Kemenkes akan melakukan analisis risiko berkala dan melaporkan kepada Presiden

Dalam tahap ini Presiden akan menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas

sektor untuk melakukan respon

Apabila adanya peningkatan kasus di Indonesia dimana kasus pandemi sudah menyebar

luas di Indonesia berdasarkan analisis risiko yang disampaikan oleh Kemenkes situasi

tersebut dilaporkan kepada presiden dan presiden menetapkan tanggap darurat dan

menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan respon

34

Pos pendampingan akan diberikan oleh pusat ke daerah bila pos pendampingan untuk daerah yang terdampak diperlukan

Struktur komando dan koordinasi akan dibuat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota (Seperti organogram dibawah ini)

Gambar 41

Struktur Pos Pendampingan SKPDB (Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana)

Pendanaan kesiapsiagaan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan RI dan

bantuan hibah dari dunia usaha donatur dan bantuan luar negeri Pendanaan pada

penanggulangan pandemi (periode tanggap darurat) menggunakan dana siap pakai yang

tersedia di Kementerian Keuangan dan dapat dipergunakan oleh BNPB pada masa

tanggap darurat pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dapat menggunakan DTT

(Dana Tak Terduga) BTT (Biaya Tak Terduga)

Biaya untuk penyediaan darurat bencana penanganan operational ground handling

personil logistik dan peralatan pengemasan pelabelan distribusi bantuan ke lokasi

Pos Lapangan

KabKota

Pos Pendukung (Bantuan

Internasional)

Pos Lapangan

Pos Lapangan

Pos Lapangan

Posko Nasional PDB

Pos Pendamping Wilayah

Nasional

Provinsi

Notes Pendampingan Komando

35

tujuan pemusnahan dan re-ekspor menjadi tanggung jawab pemberi bantuan

internasional

Tempat Transit terbagi atas

bull Bandar Udara

bull Pelabuhan Laut

bull Pos Lintas Batas Negara

bull Pangkalan Militer jika kapasitas pintu masuk keluar bantuan tidak memadai

Indikator Siaga Darurat

1) Meningkatnya angka kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia

2) Terindentifikasinya 1 orang pasien positif COVID-19 di Indonesia

Indikator Tanggap Darurat

1) Sebaran angka kasus COVID-19 telah terjadi di lebih dari satu provinsi di Indonesia

atau adanya lebih dari dua kluster di provinsi yang sama

2) Terjadi Transmisi COVID-19 di komunitas

3) Angka kesakitan COVID-19 menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih selama dalam

dua kali masa inkubasi (2 x 5 hari) berturut-turut

4) Dilaporkan adanya petugas kesehatan yang terjangkit COVID-19

5) Jumlah rata-rata penderita baru COVID-19 akibat penularan manusia ke manusia

dalam satu kawasancluster menunjukkan kenaikan 2 kali lipat dalam 2 minggu

terakhir

6) Case Fatality Rate menunjukkan peningkatan dalam 2 minggu terakhir

7) Penanganan Wabah COVID-19 yang melebihi daya dukung Sumber Daya

Kesehatan

8) Terganggunya layanan pemerintahan maupun layanan vital lainnya akibat wabah

COVID-19

9) Terjadinya gangguan pada sektor keamanan ketertiban sosial maupun ekonomi

10) WHO menyatakan PHEIC pandemic COVID-19

Kondisi masuk pada tahap tanggap darurat apabila memenuhi sekurang-kurangnya 3 indikator

dari indikator skenario kejadian

Indikator Transisi Darurat ke Pemulihan

Indikator skenario kejadian

1) Penurunan signifikan pada incident case

2) Dalam 14 hari dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak terdeteksi kasus baru

dengan surveilans ketat

3) Aktivitas layanan kesehatan pemerintahan sosial dan ekonomi masyarakat telah

pulih seperti kondisi sebelum Pandemi

36

42 Fungsi

421 Komando dan Koordinasi

Pada saat kesiapsiagaan setiap stakeholder melakukan kegiatan kesiapsiagaan

sesuai dengan tupoksinya masing-masing Kementerian kesehatan mengeluarkan

surat edaran kesiapsiagaan terhadap kasus COVID-19 baru di rumah sakit pintu

masuk pelayanan kesehatan dasar dan dinas kesehatan

Kemenkes bertugas sebagai koordinator dan pusat krisis sebagai pelaksana harian

pada saat kesiapsiagaan dan siaga darurat Pusat krisis akan mengkoordinir segala

aktivitas untuk kesiapsiagaan dan siaga darurat Seluruh komponen penanggulangan

yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan pusat krisis

kesehatan melalui Public Health Emergency Operations Centres (PHEOC) PHEOC

melakukan kegiatan surveilans berdasarkan IBF analisis risiko dan Penyelidikan

Epidemiologi (PE)

Pusat krisis kesehatan akan melakukan koordinasi dengan lintas sektor lainnya

termasuk BNPB apabila memerlukan sumber daya tambahan untuk keperluan

kesiapsiagaan dan siaga darurat Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat

adalah seperti di bawah ini

Gambar 42

Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat

Aktivasi sub klaster sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil analisis risiko yang

dilakukan PHEOC dan pusat krisis

Komandan Menkes (Pelaksana Harian Pusat Krisis) -Emergency

Operation Centre

Tim Data amp Informasi dan Humas Pusdatin dan Rokomyanmas

Tim Logistik Kesehatan Farmalkes

Tim Promosi Kesehatan

Rokomyanmas

Koordinator Sub

Klaster Pelayanan

Kesehatan

Yankes

Koordinator Sub Klaster

Pengendalian Penyakit P2P (PHEOC) dan IHR

Focal Point

Koordinator

Sub Klaster

Pelayanan Gizi Dit Gizi

Koordinator

Sub Klaster

Kesehatan Jiwa Keswa

Koordinator Sub Klaster

Kesehatan

Reproduksi Kesga

Sub Klaster

DVI

BNPB

WHO IHR

Focal Point

37

Pada saat di deteksi kasus baru pandemi di Indonesia maka IHR focal point akan

memberikan notifikasi kepada WHO dan berkoordinasi dengan humas dan pusat krisis

untuk melakukan respon IHR National Focal point dapat berkoordiansi dengan WHO

National focal point untuk mobilisasi sumber daya Internasional yang dibutuhkan

contohnya dengan Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) untuk

mendukung respon di Indonesia

Pusat Krisis Kesehatan melakukan pertemuan koordinasi berkala untuk sektor

kesehatan dan sub kluster sektor kesehatan dengan melibatkan partner NGO

organisasi Internasional

Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19

Untuk Penanggulangan COVID-19 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden no 7

tahun 2020 mengenai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases

2019 (COVID-19) Operasi respon dan Mitigasi COVID-19 pada tingkat pusat

dilaksanakan oleh gugus tugas ini dengan tujuan untuk

a meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan

b mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian

lembaga dan pemerintah daerah

c meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran COVID-19

d meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional dan

e meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah mendeteksi dan

merespons terhadap COVID-19

Gugus tugas ini terdiri dari Pengarah dan Pelaksana Pengarah memiliki tugas untuk

memberikan arahan kepada Pelaksana dalam melaksanakan percepatan penanganan

COVID-19 dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan

COVID-19

Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memiliki tugas

a) menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan COVID-

19

b) mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan

COVID-I9

c) melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-19

mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan

COVID-L9 dan

d) melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-L9 kepada Presiden dan

Pengarah

Dalam melaksanakan tugasnya gugus tugas ini dibantu oleh sekretariat yang

berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memberikan

dukungan teknis dan administrasi kepada gugus tugas tersebut

38

Pada tingkat sub nasional dibentuk juga gugus tugas percepatan penganan COVID-19

yang berkoordiansi dengan gugus tugas pusat Biaya untuk pelaksanaan

penanggulangan COVID-19 dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja

negara belanja daerahatau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai d

engan ketentuan

Susunan keanggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan

COVID-19 terdiri atas

A Pengarah

1 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

2 Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

3 Menteri Kesehatan dan

4 Menteri Keuangan

B Pelaksana

Ketua Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Wakil Ketua 1 Asisten Operasi Panglima Tentara Nasional Indonesia dan

Wakil Ketua 2 Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Anggota

1 Unsur Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan

2 Unsur Kementerian Kesehatan

3 Unsur Kementerian Dalam Negeri

4 Unsur Kementerian Luar Negeri

5 Unsur KementerianPerhubungan

6 Unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika

7 Unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

8 Unsur Kementerian Agama

9 Unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana

10 Unsur Tentara Nasional Indonesia

11 Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia dan

12 Unsur Kantor Staf Presiden

39

Pada saat tanggap darurat maka alur komando dan koordinasi seperti dibawah ini

Gambar 43

Alur Komando dan Koordinasi Pada Saat Tanggap Darurat

Tugas dan fungsi alur komando dan koordinasi adalah sebagai berikut

1 Komandan

a Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)

menjadi Pos Komando Tanggap Darurat

b Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah

komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana

c Membuat rencana operasi mengorganisasikan melaksanakan dan

mengendalikan operasi tanggap darurat bencana

d Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya

manusia peralatan logistik dan penyelamatan serta berwenang

memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi lembaga organisasi yang

terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana

e Melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan minimal

satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya

f Komandan Tanggap Darurat bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI

2 Wakil Komandan

a Membantu komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan

mengorganisasikan melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap

darurat bencana

b Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat humas keselamatan dan keamanan

serta perwakilan instansi lembaga

c Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana apabila berhalangan

d Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung

kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana

Tim Pengarah

Menko PMK

Menko Polhukam

Menkes

Menteri keuangan

WHO IHR Focal Point

IHR National Focal Point

40

3 Sekretariat

a Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan

b Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat

Bencana

c Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat

Bencana

4 Bagian Perencanaan

a Mengumpulkan dan menginventarisasi sumber daya (personil peralatan dan

dana) yang ada di masing-masing instansi

b Mengevaluasi menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan

penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana

operasi tanggap darurat

c Kepala Bidang Perencanaan bertanggung jawab langsung kepada Komandan

Tanggap Darurat Bencana

5 Bagian Humas

a Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi

b Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi

tentang bencana ke media massa dan masyarakat luas atas persetujuan

komandan tanggap darurat

c Mendokumentasikan seluruh kegiatan posko tanggap darurat

d Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap

Darurat Bencana

6 Perwakilan Kementerian Lembaga (KL)

a Perwakilan KL terkait bertugas membantu Komandan Tanggap Darurat

bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumber daya yang

dibutuhkan dari KL

b Perwakilan KL secara operasional bertanggung jawab langsung kepada

Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara

administratif bertanggung jawab kepada pimpinan KL terkait

422 Surveilans

Kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan mulai dari sebelum timbul pandemi sampai

dengan pasca penanggulangan dengan sasaran populasi yang berisiko yaitu

masyarakat dan petugas Pelaksanaan surveilans berdasarkan lokasinya dibedakan

menjadi

a Surveilans wilayah yang meliputi wilayah kasus dan penanggulangan rumah sakit

yang merawat kasus Puskesmas Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan

lainnya serta wilayah berisiko

41

b Surveilans yang dilakukan di pintu masuk keluar suatu wilayah dan yang meliputi

bandar udara pelabuhan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) Kegiatan surveilans di

wilayah dan pintu masuk negara pada setiap status

o SOP surveillans pada setiap status merujuk pada Pedoman Surveilans

epidemiologis COVID-19 di Indonesia (Kemenkes 2020) Pedoman Surveilans

Sentinel ILI Pedoman Surveilans SIBI (Surveilans ISPA Berat di Indonesia)

Pedoman SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan pedoman

nasional COVID-19

o SOP penilaian risiko pada setiap status yang merujuk pada Risk Assessment

for Acute Public Health Event WHO 2010 dan Pedoman Nasional COVID-19

Kemkes 2020

c Sumber daya manusia untuk melakukan surveilans termasuk roster

epidemiologist dll Tim TGC dan Pejabat Karantina Kesehatan (analis

laboratorium klinisi perawat epidemiologi)

d SOP untuk COVID-19 Severity Assessment (PISA) Siapa yang melakukan dan

indikator apa yang akan dipakai

e Metode modeling pandemi yang mungkin dilaksanakan dan institusi yang dapat

membantu dalam pelaksanaannya

f SOP terkait pencatatan dan alur pelaporan surveilans COVID-19 merujuk pada

- Pedoman COVID-19 Kemenkes RI 2020

- Annex 2 IHR Decision instrument for the assessment and notification of

events that may constitute a public health emergency of international

concern 2010

g Pengawasan kekarantinaan kesehatan terdiri dari pengawasan saat kedatangan

pengawasan saat keberangkatan dan pengawasan lingkungan

Tindakan kekarantinaan kesehatan terdiri dari

o Karantina isolasi

o rujukan disinfeksi dan atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi

o Pembatasan sosial berskala besar

o Disinfeksi dekontaminasi disinseksi dan atau deratisasi terhadap alat

angkut dan barang

o Penyehatan pengamanan dan pengendalian terhadap media lingkungan

Di tingkat daerah juga dapat dibentuk Gugus Tugas dengan struktur yang sama

dengan struktur nasional

423 Respon Medis dan Laboratorium

Pada kondisi pandemi sudah teridentifikasi dan siap melaksanakan pelayanan kasus

COVID-19 harus sesuai dengan pedoman dan standar Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi (PPI) yg benar yaitu

o Layanan primer

o Rumah Sakit

o Farmasi

o Laboratorium

42

Respon medis dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk kasus

parah dan moderate sedangkan untuk kasus ringan dilakukan pengawasan di

Puskesmas atau pelayanan telemedicine dan rumah Tata laksana kasus pandemi

dengan memperhatikan infeksi

Pada kasus ringan operasional dan pemberdayaan yang dilakukan di puskesmas

antara lain

1) Pasien suspek diperiksa di puskesmas klinik dengan menerapkan PPI

berbasis standar kontak dan droplet disarankan melalui telemedicine

2) Pasien suspek dapat melakukan karantina mandiri dengan edukasi etika batuk

cuci tangan dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

3) Kasus suspek moderate dan parah yang terjadi pada kelompok risiko tinggi (usia

diatas 60 tahun memiliki komorbid) dirujuk ke rumah sakit untuk di tes dan

diberikan pengobatan jika diperlukan

4) Kasus supek dengan gejala ringan dan tidak terjadi pada kelompok risiko tinggi

mendapatkan obat simptomatik di rumah

5) Status kesehatan kasus suspek dipantau melalui telemedicine atau cara lainnya

6) Puskesmas melaporkan ke dinas kesehatan setempat

7) Petugas puskesmas mengawasi perjalanan penyakit kasus suspek (surveilans

aktif) dan melakukan contact tracing pasien dan mengkarantina kontak serta

memonitor status kesehatan kontak selama 14 hari

8) Kasus suspek dengan perburukan klinis akan dirujuk ke RS rujukan

9) Petugas puskesmas dengan ambulance khusus siap menjemput kasus suspek

dari rumah ke RS rujukan

10) Komunikasi risiko internal puskesmas

11) Skrining seluruh petugas di puskesmas

12) Menjaga keberlangsungan pelayanan

Selain itu dalam penanggulangan COVID-19 Puskesmas juga diharapkan dapat

melaksanakan tiga fungsi utamanya yaitu

1 Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Melakukan surveilans COVID-19 ILI dan pneumonia untuk mendeteksi dini

adanya suspek COVID-19

Melapor ke Dinas Kesehatan kabupaten kota bila ditemukan adanya suspek

COVID-19

Bersama tim Dinas Kesehatan kabupaten kota melakukan penyelidikan

epidemiologi (tes isolasi kasus pelacakan kontak karantina kontak dan

pemantauan status kesehatan kontak selama 14 hari)

Koordinasi lintas sektor tingkat kecamatan tentang adanya kasus suspek

COVID-19 dan pengendalian melalui pimpinan wilayah kecamatan

2 Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Diseminasi KIE tentang adanya kasus COVID-19 pada manusia untuk deteksi

dini pencegahan penularan pelaporan dan pengobatan segera melalui tokoh

masyarakat agama kader kesehatan LSM Ormas dan UKBM Upaya

43

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (poskesdes poskestren posyandu

polindes posdayandu dll)

Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM (kader dasa wisma kader posyandu

desa siaga atau kegiatan berbasis masyarakat lainnya yang berjalan di daerah

tersebut) untuk melakukan deteksi dini pencegahan penularan dan rujukan

kasus COVID-19

3 Sebagai Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Pada dasarnya Puskesmas tidak melakukan perawatan pasien suspek karena

keterbatasan sarana prasarana tenaga serta untuk mencegah meluasnya

penyebaran penularan dari manusia ke manusia

Pada kasus sedang dan berat dilakukan di rumah sakit antara lain

1 Pelayanan di ruang rawat isolasi dengan tetap menerapkan prinsip PPI

2 Pemberian obat simptomatik

3 Pelayanan di ruang ICU dengan tetap menerapkan prinsip PPI

4 Pengaturan shift petugas yang ketat untuk mencegah kelelahan

5 Pengaktifan ruang ldquoantarardquo (untuk decont) dan ruang tekanan negatif dan steril

khusus untuk petugas beristirahat

6 Monitoring dan evaluasi semua petugas dan layanan yg diberikan

Di Rumah Sakit dilakukan pengaktifan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat

Terpadu (SPGDT) antara lain

bull Jumlah tempat tidur

bull Jumlah ICU

bull Ketersediaan ventilator (jumlah dan jenis)

bull Peralatan terapi oksigen

bull Ruang pemulasaran jenazah

bull Laboratorium

bull Farmasi obat APD

bull Instalasi gizi (petugas dan pasien)

bull CSSD (Central Sterilization Supply Department) Instalasi Pusat Pelayanan

Sterilisasi

bull Kesehatan lingkungan

Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan COVID-19 Rumah

sakit tersebut mengaktifkan rencana kesiapsiagaan dan respon pandemi di rumah sakit

dengan

a Penambahan ruangan perawatan untuk COVID-19 mengirimkan pasien lain ke

rumah sakit lain

b Menyediakan terapi oksigen bagi pasien dengan kondisi parah

c Menyediakan ruang rawat ICU dan pemenuhan kebutuhan terapi oksigen dan

ventilator untuk pasien dengan kondisi kritis (perhitungan lihat tabel di lampiran)

d Membuat prioritas perawatan untuk pasien lainnya Pasien lainnya yang dalam

keadaan gawat dan atau darurat dapat ditangani dengan dikirim ke rumah sakit lain

e Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan prasarana yang diperlukan untuk

penambahan kapasitas perawatan dapat di rumah sakit rujukan tersebut

44

f Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan

tidak memadai dapat dilaksanakan strategi dibawah ini Strategi tersebut perlu

didiskusikan terlebih dulu oleh panel ahli berdasarkan analisis risiko untuk membuat

rekomendasi

- Hotline service yang beroperasi 24 Jam 7 hari akan membantu triase orang yang

bergejala penyakit pernafasan dan orang yang khawatir kontak dengan kemungkinan

kasus COVID-19 berdasarkan kondisi mereka Orang-orang tersebut melalui hotline

service akan diberikan arahan apakah harus datang ke fasilitas kesehatan atau

melakukan isolasi mandiri di rumah atau adanya arahan lainnya Skreening dan

triase dapat dilakukan di semua akses sistem fasilitas kesehatan puskesmas klinik

atau rumah sakit lainnya dan setting khusus yang diadakan di komunitas Apabila

diperlukan klinik demam (atau penyakit pernafasan) dapat didirikan di luar fasilitas

kesehatan utnuk menurunkan risiko penularan COVID-19 di fasilitas kesehatan

- Rujukan akan mengadopsi model ldquohub and spokerdquo dengan fasilitas rujukan COVID-

19 pusat dan semua fasilitas kesehatan lainnya di setiap wilayah geografis yang

merujuk pasien ke fasilitas rujukan COVID-19 terdekat

- Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan untuk COVID-

19 Rumah sakit rujukan tersebut akan mengaktifkan respons pandemi dan rencana

kesiapsiagaan di rumah sakit dengan menambahkan ruang perawatan untuk

COVID-19 dan dengan mengubah fungsi kamar lain Pasien lain yang sedang

dirawat yang bukan terjangkit COVID-19 bisa dikirim ke rumah sakit lain Identifikasi

dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan

kapasitas perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19

- Identifikasi rumah sakit lainnya sebagai pusat perawatan COVID-19 apabila

diperlukan

- Identifikasi fasilitas bangunan yang dapat dikonversi dan berfungsi sebagai pusat

perawatan COVID-19 (misalnya asrama atlet hotel dengan kapasitas tempat tidur

yang mencukupi) Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur untuk

fasilitas ini perlu dilakukan dengan bekerja sama dengan IDI dan organisasi profesi

Fasilitas-fasilitas ini perlu memiliki akses ke layanan kesehatan yang cepat (termasuk

telemedicine) dan perlu ditempatkan dekat dengan rumah sakit rujukan COVID-19

- Identifikasi tenaga kesehatan untuk membantu penanganan kasus COVID-19 Bila

terdapat defisit atau kekurangan tenaga kesehatan yang berkompetensi dalam

menangani kasus COVID-19 maka perlu dipertimbangkan dilakukannya task shifting

dari tenaga kesehatan lainnya dengan pemberian pelatihan dan ketrampilan yang

memadai

- Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan

tidak memadai serta berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi ahli dapat

dilaksanakan strategi berikut ini

o kasus ringan tanpa faktor risiko dirawat dirumah melakukan isolasi diri di rumah

dengan mengikuti dan memperhatikan pengendalian infeksi untuk perawatan

pasien COVID-19 di rumah Pasien tersebut harus mempunyai akses cepat untuk

arahan oleh petugas keseahtan melalui telemedicine whats apps dll

o Kasus sedang yang berisiko tinggi seperti usia lanjut gt 60 tahun atau kasus

dengan komorbid (hipertensi diabetes kardiovaskular penyakit pernafasan kronik

45

kondisi imunkompromis dll) dapat dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan

perlu disiapkan rujukan cepat ke rumah sakit rujukan apabila pasien mengalami

gejala yang memburuk atau adanya komplikasi

o Kasus yang parah amp kritis perlu dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19

- Untuk rujukan pasien dapat menggunakan fasilitas ambulans PSC 119 atau

ambulans RS

- Apabila kapasitas laboratorium mencukupi pemeriksaan laboratorium

dilaksanakan sesuai pedoman COVID-19 Berdasarkan analisis risiko dan

rekomendasi panel ahli apabila kasus sudah menyebar di masyarakat luas dan

kapasitas laboratorium sudah tidak mencukupi pemeriksaan laboratorium dapat

dilakukan pada kasus baru dari daerah baru yang melaporkan dari kasus yang

berisiko tinggi kasus yang parah dan kritis dan kontak erat kasus konfirmasi

Pada daerah yang melaporkan transmisi luas di masyarakat dapat dilakukan

survei sistematis pada pemeriksaan laboratorium atau menggunakan sistem

sentinel surveilans

- Kegiatan tambahan yang berkaitan dengan intervensi medis termasuk

Mengembangkan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen kasus dan

protokol rujukan

Melengkapi tenaga kerja yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja di

lingkungan risiko rendah menempatkan staf dengan status risiko yang lebih

rendah untuk mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang

menganggur yang dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara

Diseminasi selebaran tentang definisi kasus algoritma diagnose pengumpulan

dan transportasi specimen dan APD ke fasilitas kesehatan milik pemerintah

dan swasta

Menyiapkan panduan untuk pelayanan hotline yang beroperasi 24 jam7 hari

untuk melakukan triase orang-orang dengan gejala respiratorik dan mereka

yang khawatir kontak dengan kemungkinan kasus COVID-19

Menyiapkan panduan untuk pekerja telemedicine tenaga kesehatan

Puskesmas dan klinik pernapasan untuk mengidentifikasi menilai dan tes

COVID-19

Diseminasi panduan nasional dan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen

kasus dan protokol rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan

Membuat panduan tersedia untuk perawatan di rumah bagi pasien dengan

gejala COVID-19 ringan

Menyediakan panduan pemulasaran jenazah

Mempertahankan pelayanan kesehatan rutin dan kegawatdaruratan kepada

masyarakat

Mengatur jaringan pakar klinis untuk membantu karakterisasi klinis COVID-19

menjawab tantangan dalam perawatan klinis

Mencoba penggunaan antivirus yang tepat

Melakukan penelitian dalam Pemantauan Penggunaan Darurat Intervensi

penyelidikan dan yang belum terdaftar menyiapkan protokol penyelidikan klinis

untuk menggunakan obat dan rejimen yang berbeda

46

Implementasi percobaan klinis dalam pengobatan

Eskalasi pemenuhan logistik Alat Pelindung Diri (APD) obat-obatan suportif bahan medis

habis pakai (BMHP) dan untuk pemeriksaan laboratorium (VTM Swab cold chain dll)

Laboratorium

Spesimen yang diambil pada fase pandemi adalah sampel yang memenuhi definisi pasien

dalam pengawasan orang dalam pemantauan dan kontak erat risiko tinggi

Pengambilan spesimen pasien pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan

dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondidi

perburukan)

Pengambilan specimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-14

Alur Penerimaan Laboratorium

Gambar 44

Alur Pengiriman Spesimen

Algoritma Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan spesimen untuk skrining dan penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan di

laboratorium yang memenuhi standar Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliko alat

pemeriksaan Real Time PCR Saat ini dalam upaya percepatan penemuan kasus

Pemerintah juga telah menggunakan rapid test (tes cepat) serologis untuk pemeriksaan

skrining COVID-19 Kedepannya juga aka nada pengembangan pemeriksaan COVID-19

menggunakan tes cepat molecular berbasis PCR

Laboratorium Rujukan

Nasional COVID-19

Laboratorium Pemeriksa

COVID-19

Rumah SakitDinas

KesehatanLaboratorium

Kesehatan Lainnya

Screening

Konfirmasi

47

Gambar 45

Algoritma Pemeriksaan Laboratorium

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam pemantauan

dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR dan

sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi negatif

COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak erat atau riwayat

perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan ulang Karena

kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui

Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil

positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof

Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

48

Alur Pelaporan Surveilans Epidemiology dan Laboratorium

Gambar 46

Alur Pelaporan Laboratorium

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan

Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke

Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan PHEOC mengirimkan

hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang merawat kasus

Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai pihak terkait

agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium positif

IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam (Sumber

Pedoman P2 COVID-19_REV-03)

Laboratorium rujukan nasional COVID-19 melakukan rekapitulasi hasil pemeriksaan

dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-19 dan melaporkan kepada Direktur

Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai Focal Point International

Health Regulation dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan tembusan

kepada Menteri Kesehatan (Sumber SK Jejaring Lab COVID-19)

PUSDALOP BNPB

EOC Pusat Krisis Kemkes

49

Tugas dan Fungsi Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19

a Menerima spesimen untuk pengujian COVID-19 atau konfirmasi hasil tes dari

laboratorium daerah COVID-19

b Mengembangkan SOP terkait pengumpulan penanganan dan pengujian

spesimen COVID-19

c Melakukan rekapitulasi seluruh hasil tes COVID-19 dari laboratorium daerah dan

melaporkan ke Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

sebagai IHR focal point dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan

tembusan ke Menteri Kesehatan

d Melakukan pengujian validasi dengan mengambil sampel spesimen positif dan

negatif berdasarkan hasil tes yang dibawa oeh laboratorium daerah COVID-19

e Mengirimkan tes panel COVID-19 ke laboratorium daerah COVID-19 untuk

external quality assurance (Quality AssuranceQuality Control)

f Melakukan supervisi dan bantuan teknis ke laboratorium daerah COVID-19

Tugas dan Fungsi Laboratorium Daerah COVID-19

a Menerima spesimen untuk tes COVID-19 dari rumah sakitdinas

kesehatanlaboratorium kesehatan lain

b Melakukan skrining tes spesimen COVID-19 menggunakan format dan SOP

yang dibuat Litbangkes

c Mengirimkan semua spesimen untuk tes validitas ke laboratorium rujukan

nasional COVID-19 tanpa menunggu hasil tes

d Mengirimkan hasil pemeriksaan COVID positif dan negatif ke Pimpinan

Litbangkes melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan

Teknologi Kesehatan Dasar

e Menginformasikan hasil tes positif dan negatif ke rumah sakit pengirim dengan

tujuan diagnosa dan manajemen kasus serta ke dinas kesehatan setempat

untuk tujuan penyelidikan epidemiologis dan

f Mengirimkan umpan balik ke rumah sakitpelayanan kesehatanlaboratorium

kesehatan lain jika ada kesalahan dalam penggunaan materi atau media pada

spesimen yang diterima

Kegiatan Laboratorium

a Melakukan penilaian kebutuhan laboratorium

b Menyiapkan protokol pengumpulan sampel pengemasan dan pengiriman

spesimen pasien dari kasus suspek atau terkonfirmasi harus dikirim sebagai

UN3373 ldquoBiological Substance Category Brdquo Kultur dan isolate virus harus

dikirim sebagai kategori A UN2814 ldquoinfectious substance affecting humans

c Memastikan mekanisme transportasi sampel yang baik

d Diseminasi protokol lab dan selebaran

e Memastikan akses ke suplai dan reagen laboratorium

f Melakukan pelatihan diagnosa molekular dasar dan lanjutan

g Mengirimkan sampel untuk pengendalian kualitas ke laboratorium rujukan

COVID-19 internasional yang diakui WHO

h Berpartisipasi dalam sistem surveilans rutin untuk memantau pola penyakit

dampak penyakit dan perubahan virusSecara berkala berbagi isolat dengan

laboratorium rujukan yang mengikuti panduan WHO

50

i Melakukan sequensing virus jika memungkinkan untuk konfirmasi adanya virus

memantau mutasi genom virus dan menginformasi penelitian epidemiologi

molekular

j Melakukan penelitian lanjutan (seroepidemiologis)

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Kegiatan

1 Melakukan workshop PPI virtual untuk fasilitas kesehatan COVID-19 yang

ditunjuk

2 Melakukan workshop PPI virtual untuk petugas kesehatan rumah sakit lainnya

dan puskesmas

3 Mengembangkan dan diseminasi selebaran donasi APD

4 Mengembangkan dan diseminasi PPI kit untuk perawatan di rumah

5 Mengembangkan panduan PPI untuk perawatan di rumah

6 Mengembangkan panduan PPI untuk petugas kebersihan

7 Mengembangkan panduan PPI untuk masyarakat

424 Intervensi Farmasi

Untuk dukungan APD suplai medis yagn dibutuhkan akan didistribusikan melalui

jejaring kluster logistik

Pusat Krisis Kesehatan berpotensi dijadikan Regional Emergency Coordination

Center dan Regional Medical Logistics Hub Hal ini dilakukan untuk memastikan

penanganan populasi terdampak yang begitu luas dapat dilakukan secara merata

namun terkoordinir dan terpusat di tingkat regional Pusat Krisis Kesehatan berada

di lokasi-lokasi berikut

1) Regional Medan

2) Regional Palembang

3) Regional DKI Jakarta

4) Regional Surabaya

5) Regional Semarang

6) Regional Bali

7) Regional Banjarmasin

8) Regional Makassar

9) Regional Manado

10) Sub Regional Padang

11) Sub Regional Papua

Terkait pintu masuk staging area untuk bantuan internasional berikut beberapa

bandara potensial yang telah diidentifikasi oleh WFP untuk penanganan bencana

alam di wilayah Indonesia

1) Bandara Medan untuk wilayah Sumatera dengan alternatif bandara di

Pekanbaru maupun Palembang

2) Bandara Balikpapan untuk wilayah Kalimantan

3) Bandara Halim Jakarta untuk wilayah Jabodetabek Jawa Barat dan Banten

51

4) Bandara Surabaya untuk wilayah Jawa Timur dengan alternatif bandara

Semarang

5) Bandara Makassar untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur secara umum

dengan alternatif bandara Manado

Note Dalam kasus skenario pandemi seperti ini Pemerintah perlu menetapkan

secara resmi lokasi pintu masuk staging area untuk penerimaan bantuan

internasional termasuk SOP dan protocol penerimaannya apakah melalui BNPB

Kemenkes selanjutnya diterima oleh OCHA AHA Centre dan diteruskan ke

lokasi terdampak

Terkait staging area hub untuk bantuan nasional (pusat) Kemenkes dapat

langsung mengarahkan bantuan logistik medis ke lokasi-lokasi bandara di Provinsi

terdampak maupun ke lokasi pintu masuk staging area bantuan internasional

agar dapat dikonsolidasikan secara bersama-sama Bandara Halim Jakarta

merupakan bandara utama untuk pengiriman menggunakan jalur udara menuju

daerah terdampak baik menggunakan pesawat militer dan pesawat komersil

(berjadwal maupun charter)

Untuk bantuan non-medis (peralatan rumah sakit lapangan dll) yang berasal dari

luar negeri

shy Untuk barang yang bersumber dari Gudang WHO Global maupun supplier

internasional WHO dapat mengirimkan langsung ke lokasi pintu masuk

staging area yang ditetapkan Pemerintah BNPB Kementerian Kesehatan

dan Bea Cukai dapat memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging

area

shy Untuk barang yang bersumber dari depot-depot UNHRD Global WHO dapat

berkoordinasi dengan WFP terkait rencana pengirimannya ke wilayah

Indonesia Selanjutnya BNPB Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai akan

memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging area

shy OCHA dapat mengaktifkan DHL DRT (Disaster Response Teams) untuk

membantu ground handling di pintu masuk staging area

shy WFP dapat mengaktifkan LET (The Logistics Emergency Teams) untuk

membantu operasi logistik medis dibawah koordinasi Klaster Logistik dan

Klaster Kesehatan

52

Rencana Tindakan Pemasukan Obat Vaksin

Saat ini belum tersedia vaksin dan obat antiviral spesifik Apabila sudah ada Vaksin

dan obet antiviral spesifik maka dapat dilakukan SAS

Tabel 42

Rencana Tindakan Mekanisme Pemasukan Obat

Nama SOP Leading sektor Stakeholder

SAS Vaksin

(Apabila

tersedia)

BPOM Industri Farmasi Bea cukai Kemenkes

(Program) Bagian yang terkait dengan

pendistribusian Obat sampai ke Daerah

(Gudang Farmasi KabupatenKota Instalasi

Farmasi Rumah SakitPuskesmas)

SAS Obat Kemenkes Prodis Kemkes Yanfar

(produkasi dan distribusi kefarmasian)

Ibu Lisa (081385318648)

SOP Registrasi

produk

BPOM Kemenkes (Program) Industri Farmasi

(contohnya Biofarma)

Data Instalasi Farmasi yang ada di Fasilitas Kesehatan

1 Puskesmas

Jumlah Puskesmas 9821

Jumlah Apoteker yang tersedia 2713

Tenaga Teknis Kefarmasian 7193

Puskesmas yang Belum ada Apoteker 7108

2 Rumah Sakit

Jumlah Rumah Sakit 2609

Jumlah Apoteker 11835

Kekurangan Apoteker 6802

425 Intervensi Non Farmasi

- Pedoman Bussiness Continuity Plan (BCP) untuk Sektor esensial

Business Continuity Plan (BCP) dapat didefinisikan sebagai rencana dalam

merespon keadaan darurat operasi backup dan pemulihan pasca bencana

53

BCP memungkinkan mengembalikan sistem ke kondisi normal dengan cepat setelah

terjadinya bencana atau peristiwa yang mengganggu keberlangsungan operasional

perusahaan

1 BCP PDAM menjamin ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi termasuk air

minum selama kondisi bencana selama waktu tertentu

2 PLN standar Nasional menetapkan jumlah cadangan bahan bakar yang harus

dimiliki PLN di suatu wilayah untuk menjamin ketersediaan listrik selama beberapa

hari ke depan atau selama masa bencana

3 Pertamina bahan bakar harus mampu menjamin ketersediaan bahan bakar selama

21 hari ke depan (BPH Migas) jadi selama masa sebelum 21 hari diharapkan

kondisi dapat kembali normal

4 Perhubungan mengatur lalu lintas angkutan darat laut dan udara dengan otoritas

terkait (ASDP Pelindo Pelni Organda Angkasa Pura) agar tidak terjadi gangguan

dalam penyaluran bantuan

5 Keamanan menjamin dan mengatur keamanan lalu lintas orang barang dari dan

ke daerah terdampak

6 Perdagangan memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok

masyarakat di seluruh wilayah terdampak

7 Sosial pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakat terdampak dan petugas

melalui penyediaan dapur umum dan layanan dukungan psikososial Beras

cadangan Pemerintah untuk tingkat Provinsi sebanyak 200 ton makanan siap saji

sesuai kebutuhan

- SOP untuk menjaga keamanan masyarakat dan sektor esensial pada saat pandemi

sehubungan dengan pembatasan sosial

A Langkah-langkah pelaksanaan

1 Membentuk Satuan Tugas

2 Satuan Tugas dibawah koordinasi Menko Polhukam sebagai pengendali Keamanan Nasional

3 Petugas dan Penugasan a Tim Pusdokkes Polri dan Puskes TNI

1) Perbantuan tenaga medis paramedis dibawah koordinasi Kementerian Kesehatan

2) Menyiapkan RS Rujukan (Bhayangkara dan RS TNI) bilamana diperlukan b Fungsi Operasional POLRI Petugas POLRI dari fungsi operasional jumlahnya sesuai kebutuhan dibagi 3

shift yaitu Shift 1 Jam 0600 - 1400 Shift 2 Jam 1400 - 2200 Shift 3 Jam 2200 - 0600

c Petugas penanggulangan COVID-19 terdiri dari

Pengamanan Terbuka

Pengamanan tertutup d Perlengkapan

Perlengkapan yang dibutuhkan dalam penanggulangan keamanan COVID-19

Alat transportasi kendaraan ambulance truk

Komunikasi HT

TOA

54

4 Penurunan Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) apabila diperlukan untuk tenaga sosial penyiapan logistik bencana

B SOP Keamanan Masyarakat 1 Screening masyarakat yang masuk dan keluar daerah terdampak 2 Dekontaminasi dan desinfeksi di lingkungan masyarakat termasuk di rumah

masing-masing 3 Pengendalian faktor lingkungan dengan melakukan penyuluhan PHBS dan

pengelolaan sampah 4 Pembatasan kegiatan sosial antara lain sekolah keagamaam dan ekonomi

- Kapasitas personel untuk menjaga keamanan masyarakat dan obyek vital negara

sesuai dengan Kepres no 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional Kapasitas personel meliputi kualitas dan kuantitas memiliki kemampuan negosiasi dan komunikasi dengan masyarakat jumlahnya sesuai dengan kebutuhan

- Strategi untuk menjaga kestabilan ekonomi dan sosial pada saat pandemi 1 Ketersediaan Logistik Kebutuhan Pokok

Menjamin ketersediaan dan kecukupan kebutuhan dasar untuk seluruh masyarakat di wilayah terdampak dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan keparahan dampak

Menjamin kelancaran distribusi bahan logistik kebutuhan pokok 2 Keberlangsungan Kegiatan Ekonomi

Pemerintah menjamin kegiatan ekonomi terutama sektor vital tetap berlangsung (yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak)

Kegiatan ekonomi terutama perdagangan tetap berlangsung dengan jaminan perlindungan diri melalui penggunaan APD standar oleh pelaku-pelaku pasar

3 Jaminan Keamanan

Pemerintah menjamin keamanan seluruh proses distribusi logistik proses ekonomi di masyarakat

Jaminan petugas Keamanan terhadap dampak COVID-19 juga harus dijamin Pemerintah dengan cara memastikan kecukupan APD bagi petugas dan sosialisasi tentang tata cara perlindungan diri dari infeksi COVID-19 tersebut

Tindakan Kekarantinaan Kesehatan

Berdasarkan analisis risiko dan rekomendasi panel ahli dan pedoman COVID-19 dapat

dilakukan karantina rumah wilayah terbatas dan pembatasan sosial berskala besar

a) Karantina rumah dilaksanakan terhadap seluruh orang di dalam rumah yang memiliki

kontak erat dengan pasien terjangkit COVID-19 Pemantauan karantina rumah

dilaksanakan berdasarkan SOP yang disusun dengan melakukan pengendalian infeksi

Kader melakukan pemantauan karantina rumah dan melakukan laporan harian ke

puskesmas Semua kebutuhan logistik pagan pokok dan kebutuhan pokok lainnya

disuplai oleh petugas yang melakukan monitoring karantina rumah Karantina rumah

dilakukan sampai selama dua kali masa inkubasi tidak ditemukan kasus baru dari kasus

terakhir yang dilaporkan Dukungan psikologis dan monitoring akan dilakukan oleh

petugas

55

b) Karantina wilayah terbatas dilaksanakan pada seluruh anggota masyarakat di suatu

wilayah terbatas apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran

COVID-19 antar anggota masyarakat di wilayah terbatas tersebut berdasarkan laporan

kasus data epidemiologi surveilan Karantina wilayah terbatas dilakukan pada tingkatan

RT atau dapat meluas ke beberapa RT RW atau desa kelurahan apabila diperlukan

Pada karantina wilayah terbatas masyarkat tidak dapat keluar masuk wilayah karantina

terbatas tersebut Bagian keamanan akan mendirikan spot check point di tempat akses ke

wilayah tersebut Dalam kondisi ideal logistik unutk daerah karantina terbatas dipenuhi

oleh petugas relawan Dalam kapasitas terbatas dimana kebutuhan pokok tidak dapat

disuplai oleh petugas masyarakat dapat memenuhi memesan logistik melalui daring

online atau masyarakat dapat membeli logistik hanya pada maksimal satu kali dalam

seminggu (hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk membeli logistik) ke

tempat penjualan logistik yang ada di daerah tersebut dengan tetap menjaga sosial

distancing Petugas akan memastikan suplai logistik pangan pokok ke daerah karantina

tetap terpenuhi Pada saat diberlakukan karantina wilayah kader akan memantau kondisi

kesehatan masyarakat di karantina wilayah setiap hari dan melaporkannya kepada

petugas puskesmas

Pada pemberlakukan karantina wilayah terbatas diperlukan sumber daya

- Pos komando pemantauan operasi karantina wilayah terbatas melibatkan BPBD dan

petugas kelurahan yang ditunjuk dengan pendampingan dari kabupaten atau provinsi

- kader untuk memonior kesehatan warga menggunakan formulir ssesuai pedoman

- Petugas keamanan (Babinsa Babimkamtibmas) petugas keamanan yang ditunjuk untuk

menjaga keamanan di wilayah karantina dan petugas keamanan di spot check poin

- Petugas dinas perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas sehingga tidka ada

yang masuk dan keluar wilayah yang dikarantina

- Ambulans yang untuk rujukan pasien apabila diperlukan

- Petugas surveilan puskesmas dimana daerah karantina wilayah terbatas tersebut

merupakan wilayah kerja puskesmas tersebut Petugas surveilan puskesmas team

yang diperbantukan akan melakukan rekapan harian dari laporan kader dan agregat data

laporan akan dikirimkan harian ke PHEOC kemneterian Kesehatan

- Petugas kesehatan dan pos kesehatan di daerah karantina wilayah Dapat

menggunakan pustu posyandu di daerah tersebut

- Alat pelindung diri untuk petugas kader yang melakukan monitoring

- Dilakukan monitoring suhu dan gejala harian

- Apabila selama kasa karantina ditemukan kasus kontak kasus pada daerah tersebut

maka diberlakukan karantina rumah pada rumah yang melaporkan kasus di daerah

karantina wilayah terbatas tersebut

- Pada daerah karantina terbatas tidak ada kegiatan sosial yang dilakukan termasuk juga

menutup sekolah dan tempat peribadatan

- APD untuk petugas dipenuhi dan masker medis dibagikan kepada amsyarakat di

daerah karantina wilayah terbatas

Pemberlakukan karantina wilayah terbatas diberlakukan sampai 2 kali masa inkubasi

dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus baru dalam wilayah tersebut

dengan surveilan ketat

56

c) Karantina Rumah Sakit dilaksanakan kepada seluruh orang yang berkunjung orang yang

bertugas pasien dan barang serta apapun disuatu rumah sakit bila dibuktikan

berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium telah terjadi penularan di rumah sakit

- Pada karantina rumah sakit rumah sakit menyediakan saranafasiltias untuk

penginapan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit selama masa karantina

Petugas memenuhi suplai logistik ke rumah sakit Dilakukan monitoring kondisi

petugas kesehatan dan orang yang berada di lingkungan rumah sakit Dilakukan

monitoring suhu dan gejala harian Laporan dari setiap bagian rumah sakit dikompilasi

oleh petugas surveilan dan dilaporkan ke PHEOC Petugas akan membuat posko

karantina rumah sakit dan petugas keamanan akan melakukan pembatasan

mobilisasi Orang yang berada dalam rumah sakit tidak dapat keluar masuk rumah

sakit tersebut Masa pemberlalkukan karantina rumah sakit dilakukan sampai dalam

dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus

baru dengan surveilan ketat Pada karantina rumah sakit diberlakukan zona merah

dimana lokasi dilaporkan kasus baru zona kuning di rumah sakit tersebut tidak

dilaporkan kasus baru dan zona orange untuk tempat istirahat petugaas kesehatan

yang ada di rumah sakit

d) Pembatasan sosial berskala besar dilaksanakan sebagai upaya mencegah meluasnya

penyebaran COVID-19 yang sedang terjadi antar orang disuatu wilayah tertentu baik

berupa peliburan sekolah pembatasan kegiatan keagamaan danatau pembatasan

kegiatan di tempat atau fasilitas umum pembatalan acara ldquomass gatheringrdquo

pemberlakuan bekerja dari rumah

Pada pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar ini dilakukan pada kota

kabupaten secara luas Pembatasan sosial berskala besar dilakukan apabila sudah tidak

dapat dilakukan karantina wilayah terbatas karena kasus sudah menyebar luas di

masyarakat

Pada pembatasan kegiatan berskala besar dilakukan

- petugas keamanan akan melakukan patrol dan melakukan tindakan sangsi apabila

ada masyarakat yang melanggar pembatasan sosial skala besar tersebut

- Komunikasi risiko kepada masyarakat dilakukan untuk masyarakat tetap berada di

rumah tidak melakukan aktivitas sosial

- Hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk melakukan belanja

pemenuhan kebutuhan pokok dalam seminggu satu kali ke daerah pembelanjaan

terdekat dan tetap memperhatikan interaksi sosial dengan orang lain jaga jarak dan

pengendalian infeksi

- Petugas memberlakukan jam malam dan pembatasan interaksi sosial

- Petugas memastikan ketersediaan suplai bahan pokok dan logistik ke daerah yang

diberlakukan pembatasan sosial berskala besar

- Kader melakukan monitoring kesehatan populasi di wilayahnya dan melakukan

pelaporan ke puskesmas

- Kasus yang ringan dirawat di rumah kasus dengan risiko tinggi (usia lanjut komorbid)

dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan kasus berat dilakukan perawatan di rumah

sakit

- Kecamatan desa mendata orang yang perlu menerima bantuan untuk pemenuhan

logistik (contohnya kalangan sosial ekonomi kalangan bawah yang tidak mempunyai

penghasilan tetap dan tergantung pada penghasilan harian) dan memberikan

57

dukungan untuk pemenuhan logistik pangan pokok

- Pada orang kontak dekat dilakukan karantina rumah pada pembatasan sosial berskala

besar

Tindakan penutupan wilayah (isolasi) secara total baik jalur masuk maupun keluar dengan

pembentukan Check Point terpadu pada jalur perbatasan wilayah

Melaksanakan pengendalian keamanan dan ketertiban wilayah melalui kegiatan

a) Pendeteksian dini dan operasi intelijen dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi

gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat

b) Pencegahan dan penindakan terhadap gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat

Melaksanakan pengawasan dan pengamanan (perimeter kontrol) di daerah yang dinyatakan

sebagai episenter wabah COVID-19

Pemusnahan Sumber penularan dan pemantauan prosedur pemulasaraan jenazah

426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi secara terus-menerus baik

langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab

di antara individu kelompok dan lembaga Komunikasi harus jelas interaktif sering

konsisten dan transparan Karakterisasi risiko yang diperoleh dari penilaian risiko serta

pengendalian risiko atau kebijakan yang akan diimplementasikan harus

dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait sehingga semua pihak yang terkait

memperoleh informasi yang cukup mengenai pencegahan dan risiko penularan

COVID-19 dan tindakan tepat yang harus dilakukan

Pelibatan masyarakat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dan visi

bersama antara organisasi dan individu untuk kepentingan dan pemberdayaan

masyarakat Hal ini didasarkan pada hak-hak dasar masyarakat untuk memahami

risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka untuk membuat keputusan

melalui informasi yang sesuai dengan budaya dan untuk mengambil tindakan yang

akan mengendalikan setiap ancaman kesehatan masyarakat

Komunikasi dengan berbagai pihak baik kepada tokoh agama tokoh masyarakat dan

masyarakat dengan menyampaikan secara jelas dan benar sangat penting sehingga

tidak ada prasangka bahwa masyarakat akan selalu dirugikan atau diberi beban oleh

peraturan atau kebijakan Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat juga harus

bersifat mendidik dan melindungi masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan

pentingnya pencegahan dan kemungkinan bahaya yang akan terjadi langsung maupun

tidak lansung dari COVID-19

58

Tujuan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

1 Menyediakan informasi dan instruksi tentang tindakan yang harus diambil oleh

petugas dan masyarakat dalam suatu risiko krisis

2 Mencegah risiko yang lebih besar

3 Memberikan perlindungan keamanan

Melaksanakan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Memprioritaskan masyarakat Ikuti saran pemerintahDinas KesehatanWHO

untuk mencegah penularan COVID-19Cek berkomunikasikan dengan

masyarakat untuk memastikan keadaan keluarga teman dan lansia serta

dukung mereka mencari layanan kesehatan yang tepat

Dukung sampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan kepada

orang-orang dan keluarga yang terkena dampak COVID-19 dengan

mengekspresikan solidaritas dan bantuan

Komunikasikan sampaikan segala kebutuhan atau masalah yang Anda miliki

melalui pimpinan masyarakat dan sistem kesehatan yang ada di wilayahnya

Pada tingkat daerah dapat mengikutsertakan tokoh agama tokoh masyarakat

Tagana dan mengaktifkan kampung siaga dengan mengaktifkan kader

masyarakat Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press

release berkala dan diseminasi informasi kepada tim tanggap darurat dan

kepada masyarakat umum dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan

berdasarkan masukan tim teknis

Strategi komunikasi antara lain sistem komunikasi risiko (perencanaan mekanisme dll)

komunikasi publik partisipasi masyarakat dan manajemen isu Tim komunikasi risiko dan

pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi Kesehatan dan Tim Sentra

Media (TSM) Tim ini bertugas untuk

1 Promosi Kesehatan

a Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mengatasi COVID-19

b Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dan

tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi episenter

c Mengumpulkan data dan informasi secara berkala atau setiap ada perkembangan

situasi dari Tim Penanggulangan

d Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul

e Membuat papan informasi internal yang memuat informasi dasar (kontak peta wilayah

dll) dan datainformasi terbaru

f Mengatur jenis media KIE dan saluran informasi bagi target yang berbeda-beda

g Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran

h Menyusun pesan instruksi dengan masukan dan koordinasi dengan ahli teknis sesuai

target dan saluran informasi

i Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda) berdasar

target jenis media KIE dan saluran informasi

59

2 Sentra Media

a Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai

media massa

b Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi yang selaras

c Membuat pointers dari pemantauan berita isu publik dan perkembangan situasi dari unit

teknis kepada juru bicara

d Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang di

masyarakat serta memastikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat

pada waktu yang tepat

e Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan memastikan

bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang dapat dengan

mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers ad-lips talkshow

video news release)

f Melayani kebutuhan media massa

g Menyelenggarakan temu media secara berkala

h Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian lembaga

kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta) memperoleh berita

informasi terakhir secara rutin

i Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan

kunci yang ingin dipublikasikan

j Memastikan data yang dapat dan tidak dapat dibagikan dikecualikan dengan media

massa

k Memastikan semua fasilitas sentra media memadai

l Pesan pesan inti COVID-19 dapat dilihat di web wwwcovid19goidmateri-edukasi dan

httppromkeskemkesgoid

Gambar 47

SOP Penyampaian Pesan

60

Gambar 48

Komunikasi Operasional untuk responder dalam struktur komando

Penetapan Status KLBWabahEpidemi di

Indonesia

Menteri Kesehatan

Penyampaian update infomasi situasi

epidemicpandemic di Indonesia secara berkala

Kemkominfo dan Seluruh kementerian

Melakukan Publikasi Mengaktifkan fungsi media center mempersiapkan

juru bicara

ROKOM

Penyampaian Informasi yang benar dan tidak meresahkan masyarakat

Media

Melakukan Intervensi Promosi Kesehatan Penetapan pesan-pesan

kunci UNIT Teknis amp Promkes

Diaktifkannya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui TomasTogaOrmasLSM dalam penyearluasan informasi pandemic COVID-19

Kelompok Potensial

Travel Warning Tanggap Darurat

COVID-19 Kemenlu

Koordinasi Lintas KementerianBadanLembaga dan Program

di Kemenkes

Kemenko PMK

Pernyataan status darurat bencana nasional sesuai tingkat keparahan pandemi

Presiden

61

43 Tugas-tugas

431 Komando dan Koordinasi

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi

1 Tahap Kesiapsiagaan

Prinsip operasi penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan

Kemenkes membuat surat edaran ke stakeholder yang lain mengenai adanya penetapan COVID-19 oleh WHO dan peningkatan surveilans ILI SARI

Koordinasi Lintas Sektor

Pendataan setiap turis yang masuk ke Indonesia termasuk yang keluar Indonesia

Penekanan lintas batas untuk turis-turis yang masuk

Peningkatan kekuatan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)

Melakukan mapping untuk mengetahui daerah mana saja yang akan terdampak

Review rencana kontijensi di setiap tingkatan dan testing

Pelatihan kesiapsiagaan pandemic

2 Siaga Darurat

Membentuk Tim Tanggap COVID-19 dan mengaktifkan Pusdalop COVID-19

termasuk panel ahli untuk memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak

Cepat pada semua level

Menyusun Rencana Respon operasi Pengendalian COVID-19 lintas sektor pada

tingkat nasionalProvinsiKabupatenKota Rencana dan tindakan pengendalian

Bencana wabah COVID-19 lintas sektor seperti pembentukan Pos Komando

(posko) Darurat Pandemi COVID-19 tatalaksana (manajemen) kasus surveilans

penyelidikan epidemiology pembatasan penyebaran pemusnahan sumber

penularan dan penilaian risiko secara cepat review kesiapsiagaan kapasitas dan

identifikasi kebutuhan

Mengirimkan surat edaran peningkatan kewaspadaan COVID-19 kepada seluruh

fasilitas kesehatan dan multisektor lainnya

Dinkes Provinsi melakukan mapping faskes SDM koordinasi Dinkes Provinsi dan

Kementerian mengadakan pelatihan kepada seluruh faskes yang ada

mempersiapkan faskes klarifikasi hoaks yang beredar serta analisa situasi untuk

mapping

Diperlukan status siaga darurat oleh kepala daerah dari Dinkes ke Bupati

melakukan rapat koordinasi daerah untuk penetapan status dari sini akan muncul

kemudahan akses unutk mobilisasi sumber daya Setelah ada penetapan kasus

maka BNPB mempersiapkan posko Harus ada satu komando dari kepala daerah

Melakukan analisis risiko untuk menentukan sumber daya dana BTT dan DSP

(Dana Siap Pakai) bisa dipakai

Puskes TNI akan mengkoordinir kesehatan darat laut udara untuk mempersiapkan

diri dan berkoordinasi lanjut dengan Dinkes Provinsi dan Kabupaten

Kemenhan membuat regulasi pada bencana non alam

Kemenlu akan berkoordinasi dengan sektor terkait melakukan klarifikasi dan

hasilnya akan disampaikan BNPB (akses regulasi bantuan luar negeri)

62

Hasil koordinasi Lintas Sektor akan dilaporkan kepada Presiden oleh Sekretariat

Kabinet

Kemenko Polhukam melakukan koordinasi dengan Kemenko PMK dan

Kementerian terkait POLRI amp TNI (mengkoordinir aspek pengamanan wilayah)

Melakukan deteksi dini dan isolasi mengaktifkan hospital disaster plan (skala besar

kasus diklasifikasi dalam ring I ring II dan ring III) dengan mengawasi jumlah

kasus Dengan sebelumnya sudah ada simulasi kasus dan termasuk alurnya

Pemerintah daerah meminta tambahan stockpile dari pusat sehingga pemerintah

daerah yang beresiko tinggi mendapatkan stockpile

3 Tanggap Darurat

Eskalasi dan expansi Tim Tanggap COVID-19 dan meningkatkan operasi Pusdalop

COVID-19 panel ahli terus memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak

Cepat pada semua level

BNPB sebagai Komandan yang ditunjuk menjalankan sistem komando untuk

penganggulangan COVID-19 dalam sistem komando termasuk interoperability

dengan PHEOC EOC kemenkes dan multisektor lainnya

Semua sektor menjalankan sistem komando sesuai dengan tugas dan fungsi

masing-masing sektor dalam sistem komando

Pada kondisi tanggap darurat Kemenlu akan melakukan koordinasi kepada

kedutaan dan lembaga internasional dalam bentuk nota diplomatic untuk

memdapatkan akses bantuan Internasional

Kemenko Polhukam akan membuat satgas dalam negeri dan luar negeri Satgas

dalam negeri melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian terkait dan

menurunkan LO di daerah terdampak (laporan 2 kali sehari) Satgas luar negeri

mengkoordinir bantuan luar negeri atas persetujuan presiden Akan dilakukan

pendataan terkait distribusi bantuan

Semua tindakan yang dilakukan para stakeholder akan dilaporkan dalam rapat

kabinet oleh Sekretariat Kabinet

Beberapa wilayah bisa menetapkan status jika daerah tersebut terdampak

(penetapan status nasional bukan berdasarkan banyaknya jumlah) Status ini bisa

memudahkan akses Provinsi bisa menentukan status juga untuk mendukung

operasional daerah kab kota untuk akses dana dukungan Perka no 3 tahun 2016

tentang Sistem Komando Darurat BTT (biaya tidak terduga) di Kabupaten dan

Provinsi

Pengkajian data yang dibutuhkan dengan dana siap pakai (Perka No2 Tahun

2018) yang membedakan siaga darurat dan tanggap darurat

SPM bidang Kesehatan (krisis kesehatan akibat bencana) wewenang ada di

Provinsi

Kemenhan membuat peraturan pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana

4 Transisi

Tidak perlu dideklarasi terkait pencabutan status karena ada masa berlakunya

Setiap status itu ada kajiannya dan bisa diperpanjang

63

Pencabutan kasus dari WHO harus dipastikan terlebih dahulu dengan kondisi

epidemiologi di nasional

Tidak ada pemeriksaan mulai melakukan penelitian terkait pandemi

Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada

432 Surveilans

Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi

1 Kesiapsiagaan

Melakukan kajian epidemiologi terhadap kasus COVID-19 baru yang terjadi di

dunia melalui pemantauan secara terus menerus terhadap perkembangan situasi

penyakit seperti jumlah kasus angka kematian luas penyebaran kecepatan

transmisi karakteristik kasus menurut orang tempat dan waktu (usia jenis kelamin

lokasi kasus waktu terjadinya dalam minggubulantahun)

Penilaian risiko (sumber daya dan potensi ancaman Kedaruratan Kesehatan

MasyarakatKKM)

Risk mapping (kekuatan dan kelemahan dari ancaman KKM di wilayah sekitar pintu

masuk dan wilayah)

Manajemen risiko (regulasi kolaborasi koordinasi integrasi dan monitoring

evaluasi)

Menentukan definisi kasus secara nasional (suspek probable konfirmasi)

Melakukan surveilans intensif ILI (COVID-19 Like Illness) dan pneumonia (Severe

Acute Respiratory Infection SARI) dan Surveilans berbasis Kejadian di

Puskesmas rumah sakit Kantor Kesehatan Pelabuhan dan unit pelayanan lainnya

termasuk yang berbasis laboratorium

Meningkatkan kinerja Surveilans kasus ILI berbasis Puskesmas melalui pelaporan

mingguan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan bulanan STP

(Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas serta pelaporan kasus COVID-19

berbasis RS

Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan KKP di wilayah masing-masing dalam

rangka pemantauan penumpang dari negara terjangkit di pintu masuk melalui

pemantauan HAC (Health Alert Card)

Meningkatkan surveilans di masyarakat termasuk melibatkan mitra kerja hotel

biro pariwisata travel biro dsb

Menyiapkan sarana dan prasarana berkaitan dengan kegiatan surveilans

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

perkembangan situasi COVID-19

2 Siaga Darurat

Dari PHEOC subdit surveilans akan mengadakan rapat kemudian membuat risk

mappingdan risk assessment mengumpulkan stakeholder Tim TGC Pusat akan

turun ke lokasi untuk melacak adanya kasus baru dengan tim daerah dan akan

melibatkan Litbangkes PHEOC Dinkes Provinsi dan Kota Dirjen P2P selaku focal

point

Melakukan penyelidikan epidemiologi surveilans intensif terhadap kasus dan

64

kontak pelacakan dan monitoring kontak Pelacakan kontak dapat bekerjasama

dengan PMI kader dan sektor lainnya yang terlatih Karantina rumah kontak erat

Melakukan pemantauan kesehatan kontak jika menemukan gejala segera laporkan

ke sarana kesehatan terdekat

Melakukan Analisis data epidemiologi meliputi waktu timbul gejala jenis kelamin

kelompok umur gejala klinis lama sakit angka serangan (Attack Rate) angka

mortalitas (Mortality Rate) Case Fatality Rate (CFR)

Diklat TGC (tidak terbatas pada tenaga kesehatan)

Jejaring kemitraan (rujukan komunitas pertahanan dan keamanan CSR)

Melakukan surveilans secara ketat di seluruh pelayanan kesehatan

Melakukan analisis epidemiologi untuk menentukan tindakan kekarantinaan

kesehatan apabila diperlukan Contohnya karantina rumah karantina wilayah

terbatas daerah yang terdampak Karantina wilayah tersebut berdasarkna data

epidemiologi sebarankasus COVID-19

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam

3 Tanggap Darurat

Kaji cepat analisis risiko

Melakukan tindakan karantina kesehatan apabila diperlukan (krantina rumah

karantina wilayah pembatasan sosial skala besar) Karantina wilayah dilaksanakan

berdasarkan data epidemiologi sebaran COVID-19

Surveilans ketat untuk pengawasan dan pelaporan dapat menggunakan aplikasi

pelacakan kontak godata DHIS 2 untuk pengumpulan dan analisis data

PHEOC Kemkes melakukan analsisi data dan menginformasikan data dan analissi

epidemiologis kepada Pusat Krisis Kemkes yang diteruskan kepada Pusdalop

BNPB

Percepatan penyelidikan epidemiologis pelacakan kontak monitoring kontak dan

manajemen kontak

Pada daerah yang belum ada kasus dilakukan surveilan aktif Pada daerah yang

sudah ada kasus sporadic dank luster terbatas dilakukan pelacakan kontak dan

pada daerah yang sudah terdapat pelurana transmisi luas di masyarakat dapat

dilakukan pelacakan kontak pada kasus di daerah baru atau kasus yang berat Di

daerah transmisi luas surveilan dapat dilakukan dengan sistem sentinel

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam

4 Rehabilitasi

Surveilans tetap berjalan di level nasional berkoordinasi dengan semua

stakeholder (Dinkes KKP)

Update kasus melakukan penilaian risiko

Setiap waktu akan melaporkan ke dirjen P2P

Surveilans ketat sampai dengan 2 kali masa inkubasi terpanjang

Pengendalian terhadap media lingkungan

65

433 Respon Medis dan Laboratorium

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan

Rumah sakit akan menyiapkan sarana dan prasarana serta menyampaikan

informasi ke petugas medis dan non medis

Review kesiapsiagaan dan stock rumah sakit menyiapkan permintaan APD dan

supply rumah sakit dan melaporkannya ke Kemkes

Refreshing bagi petugas laboratorium dan medis tentang kesiapsiagaan pandemi

COVID-19

Tim TGC di rumah sakit mulai mensosialisasikan update kasus di luar SOP

penanganan pasien suspek

Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) mengetahui sampel apa yang

diambil dan berapa kali dilakukan pengambilan

BTDK berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk pengiriman dan apabila ada

sampel baru

BTDK memastikan kesiapan logistik meliputi reagen untuk laboratorium rujukan

dan juga jejaring laboratorium

Dinkes provinsi dan kabupaten kota memberi surat edaran ke semua fasyankes

agar semua bersiap

Pelatihan manajemen kasus dan Pengendalian infeksi

Penunjukkan rumah sakit rujukan COVID-19

Peningkatan kapasitas berupa simulasi penanganan kasus

Penunjukkan Laboratorium regional COVID-19 dan berkordinasi dengan WHO

untuk memperoleh postiv control dan reagen untuk COVID-19

Menusun SOP untuk pengambilan pengiriman dan pemeriksaan laboratorium

2 Siaga Darurat

Mengaktifkan rumah sakit rujukan COVID-19

Mengaktifkan hospital disaster plan menilai skala besaran kasus dan persiapan

sumber daya untuk eskalasi kasus termasuk sumber daya manusia dan shifting

Rumah sakit membentuk posko di rumah sakit

Mengaktifkan surveilans di rumah sakit (Hospital Associated Infection) terkait

COVID-19

Monitoring tenaga kesehatan yang kontak dengan kasus COVID-19

Identifikasi dan merawat kasus COVID-19 di ruang isolasi RS non rujukan

identifikasi dan merujuk apsien ke RS rujukan COVID-19

Memastikan sarana dan prasarana (SDM tempat tidur ruang isolasi) terjamin

Mempersiapkan tenaga laboratorium tenaga fungsional epidemiologi identifikasi

kasus melakukan pengambilan sampel perawatan kasus di ruang isolasi

Berkoordinasi dengan pemangku wilayah lainnya

Mengaktifkan regional laboratorium untuk COVID-19 dan pengiriman positive

kontorl dan reagen ke laboratorium regional

Petugas laboratorium di RS rujukan atau laboratorium BTKL PP BBLK melakukan

penambilan sampel dan mengirimkan sampel ke laboratorium

Mendistribusikan SOP jejaring laboratorium

66

Menyiapkan logistik untuk pemeriksaan PCR COVID-19 di semua laboratorium

pemeriksa

Melatih semua laboratorium pemeriksa PCR untuk mampu laksana pemeriksaan

PCR COVID-19

3 Tanggap Darurat

Aktivasi rencana penanggulangan pandemic rumah sakit

Penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 termasuk RS yang ditunjuk dengan

SK Gubernur maupun rumah sakit POLRI atau TNI Rumah sakit rujukan

dikhususkan untuk pasien COVID-19 Pasien lain diterima di rumah sakit lainnya

Alihfungsi gedung lainnya menjadi pusat perawatan COVID-19

Pada saat kondisi transmisi COVID-19 di masyarakt luas dan kapasitas fasiltias

kesehatan terbatas trias dapat juga memanfaatkan aplikasi online medis seperti

halodoc klikdoc dengan algoritme seusai pedoman Kemnkes Pada kasus ringan

dan tanpa risiko dapat dirawat di rumah dengan edukasi pengendalian infeksi

kasus dengan risiko (orang tua gt 65 tahun dan komorbid) dirawat di pusat

perawatan COVID-19 dan kasus yagn parah dirujuk ke rumah sakit

Penambahan jejaring laboratorium regional Alur pelaporan sesuai pedoamn

Kemkes

Melakukan identifikasi ketersediaan logistik pelaporan berkala dan permintaan

logistik unutk fasialits kesehatan dan laboratorium

Laboratorium regional melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel dan

laporan Laporan harus dikirimkan kepada litbangkes dalam 24 jam Algoritam

pelaporan sesuai dengan pedoman kemkes

Litbangkes melakukan Eksternal Quality Assurance (EQA) untuk laboratorium

regional

Mensiagakan dan meningkatkan sumber daya (pemeriksaan laboratorium) selama

24 jam

Konfirmasi hasil laboratorium hanya dari BTDK oleh PE pusat dan daerah untuk

mencari suspek di masyarakat

4 Transisi Darurat (Pemulihan)

Pada tahap ini sudah tidak ada pemeriksaan terhadap kasus pandemi melakukan

penelitian terkait pandemi Risiko dan dampak tidak akan homogen pada setiap

daerah terjangkit (bila terjadi di beberapa wilayah potensial) sehingga kegiatan

penanggulangan dapat berlanjut di wilayah tertentu yang masih membutuhkan

Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada

Mengawasi COVID-19 untuk mengantisipasi gelombang wabah selanjutnya

komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk mengembalikan semua aktifitas

seperti sedia kala

mengevaluasi respon yang sudah dilakukan dan merevisi rencana dan prosedur

yang dijalankan

434 Intervensi Farmasi

Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi antara lain

1 Kesiapsiagaan

67

Melakukan persiapan SOP sesuai Permenkes No51 Tahun 2014 tentang impor

barang alat kesehatan termasuk Spesial Access Scheme (SAS) untuk bantuan

intrnasional

Inventarisasi ketersediaan stok obat peralatan medis dan APD di daerah

pandemic dan idnetifikasi jalur distribusi

Distribusi Obat Antiviral (jika tersedia) Antibiotik dan Obat-obatan suportif

lainnya APD serta disinfektan yang diperlukan oleh wilayah pandemi melalui

gudang farmasi provinsi

2 Siaga Darurat

Pemetaan wilayah danperkiraan kebutuhan logistik pharmasi dan APD

Menghitung populasi risiko

Berkoordinasi dengan WHO terkait ketersediaan dukungan logistik

Melakukan perencanaan dan pengadaan logistik yang diperlukan

Evaluasi ketersediaan stock APD alat medis

Berkoordinasi dengan vendor untuk pengadaan APD supply medis obat

Melaksanakan pengadaan untuk stockpiling di pusat dan distribusi ke beberapa

daerah strategis seperti Gudang pharmasi provinsi yang berisiko dan rumah

sakit rujukan

Melakukan kajian obat bekersama dengan tim respon medis Berkoordinasi dengan

WHO untuk uji klinis pengobaan atau intervensi medis lainnya

3 Tanggap Darurat

Melakukan peningkatan pengadaan dan distribusi logistik APD supply medis ke

daerah terdampak

Pelaporan berkala ketersediaan pemakaian APD alat medis dan permintaan

yang disampaikan kepada gugus tugas logistik

Berkoordiansi dengan vendor untuk melakukan produksi masal dan distribusi

(dapat melibatkan department perhubungan TNI polri dan sumber daya lainnya

untuk distribusi) untuk APD alat medis dan obat (apabila tersedia)

4 Rehabilitasi

Menilai status stockpiles and equipment (antivirus (apabila tersedia) antibiotik

APD dll)

Mereview proses yang sudah dilakukan

Mengisi kembali stok sesuai kebutuhan

Memperbarui rencana protokol sesuai dengan kasus yang telah diamati

435 Intervensi Non Farmasi Kegiatan-kegiatan intervensi non farmasi yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan

Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (bandara pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat NegaraPLBDN)

Proteksi Perorangan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) etika batuk bersin penggunaan masker

68

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasilitas umum)

Promosi kesehatan untuk pencegahan kejadian COVID-19 PHBS kecukupan gizi pengelolaan stres olah raga teratur pengolahan masakan secara benar edukasi mengenai pencegahan stigma

Pemetaan Sumber Daya (SDM Kesehatan sarana kesehatan)

Pemberdayaan kader dan masyarakat

Melengkapi sarana kesehatan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan

Penyusunan dokumen rencana keberlangsungan usaha

Penyusunan protokol kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 untuk publik (sekolah kalangan usaha perkantoran tempat publik transportasi untuk pemerintah daerah dll)

Koordinasi dengan pihak sekolah pabrik-pabrik kantor perusahaan untuk melakukan sosialisasi terkait antisipasi terjadinya COVID-19

2 Siaga Darurat

Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (Bandara pelabuhan dan PLBDN)

Proteksi perorangan CTPS etika batuk bersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)

Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien

Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih) bagi pasien dan keluarga pada penerapan karantina rumah dan RS

Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi karantina daerah terdampak (apabila diberlakukan karantina pembatasan sosial) sehingga waktunya dapat ditunda

Melakukan pemusnahan barang-barang habis pakai yang terkontaminasi

Penerapan rencana keberlangsungan usaha untuk usaha sektor esensial

Menyediakan layanan dukungan psikososial dan kesehatan jiwa bagi pasien petugas kesehatan dan masyarakat

Menyiapkan platorm pembelajaran online unutk sektor Pendidikan dan platform bekerja dari rumah untuk sektor usaha dan perkantoran

3 Tanggap Darurat

Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum) memastikan kecukupan ventilasi rumah

Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien

Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih APD dan bahan dekontaminasi bagi penduduk

Melakukan pencegahan atau pembubaran kegiatan-kegitan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi terdampak sehingga waktunya dpt ditunda

69

Berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk Keamanan Wilayah dan keberlangsungan proses ekonomi

Melakukan pemusnahan barang habis pakai yang digunakan penderita dan dekontaminasi barang-barang tidak habis pakai yang kontak dengan penderita

Memastikan ketersediaan logistik (kebutuhan hidup APD)

Pemberlakuan karantina rumah karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala besar berdasarkan kajian informasi epidemiology dan sebaran kasus COVID-19 Menutup tempat publik yang tidak esensial seperti tempat hiburan menutup sekolah Sektor Pendidikan memberlakukan pembelajaran online dan sektor usaha dan perkantoran memberlakukan bekerja dari rumah

Perusahaan kantor dan pelayanan publik menerapkan rencana keberlangsungan usaha

Menyediakan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikologi bagi pasien tenaga kesehatan dan masyarakat termasuk lansia anak-anak dan remaja penyandang disabilitas

4 Rehabilitasi

Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)

Setelah ada penyataan pencabutan status kedaruratan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa keadaan pandemi sudah dinyatakan selesai sehingga masyarakat dapat beraktifisat kembali namun tetap waspada dan melakukan PHBS

Pemulihan Keamanan tetap berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk menjamin keamanan masyarakat

Melakukan After Action Review evaluasi respon

Terus melakukan surveilan COVID-19

Memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial

436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi

1 Kesiapsiagaan

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Pusat mulai bergerak dan

berkoordinasi

dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Memonitor

pemberitaan dan isu publik di media massa dan media sosial terkait

perkembangan situasi penyebaran virus COVID-19

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line dan trough the line

(mengingat era digital) bisa berupa sosialisasi penyuluhan langsung masyarakat

umum kader informasi dan komunikasi dengan pihak bandara BKSLN (Biro

Kerja Sama Luar Negeri) Kemenkes juga akan mengkomunikasikan terkait

informasi kejadian pandemi di negara lain kepada Kemenlu siaran pers media

KIE baik cetakan e-file tentang pesan-pesan pencegahan bisa disebarkan melaui

media sosial

bull Isi pesan

70

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 secara

umum

c Perlu diumumkan kepada publik bahwa kasus virus COVID-19 tersebut belum

ada kasus di Indonesia namun tetap waspada khususnya pada orang yang

telah bepergian dari wilayah pandemi dengan menunjukkan kartu sehat serta

dilakukan penguatan screening di pintu masuk negara

2 Siaga Darurat

Menyusun strategi komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Menyampaikan informasi dan edukasi serta memberdayakan masyarakat melalui

upaya

a Melakukan edukasi publik melalui media massa media sosial advertorial

video dan infografis

b Membangun komunikasi dan melibatkan peran aktif organisasi profesi

kesehatan dan profesi lainnya serta asosiasi pelaku usaha dan akademisi

dan pelajarmahasiswa

c Memperkuat pengetahuan tokoh masyarakat pemuka agama dan organisasi

sosial dan kemasyarakatan terhadap ancaman COVID-19

d Mendidik dan melatih relawan dan kader kesehatan terkait COVID-19

e Melaksanakan sosialisasi baik komunikasi langsung kepada masyarakat

f Memperkuat pemahaman ancaman COVID-19 dan kemungkinan bencana

wabah COVID-19 kepada semua sektor dan masyarakat

g Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press release

regular dan diseminasi informasi kepada tim dan kepada masyarakat umum

dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan berdasarkan masukkan tim teknis

Meningkatkan peran sekolah lembaga pendidikan sebagai agen perubahan

Sekolah mempunyai rsquocaptive audiencersquo yang bisa dipakai sasaran untuk perubahan

perilaku Anak didik biasanya mudah berkomunikasi dengan orang tuanya dan bisa

merubah pikiran orang tua mereka Anak didik diharapkan akan menyampaikan

apa yang diketahuinya kepada orang tua dan kawan-kawannya

Memperkuat pemahaman guru pengawas sekolah tentang permasalahan pandemi

COVID-19 apa yang harus dilakukan kalau banyak anak didik menderita gejala-

gejala yang menyerupai COVID-19 cara menggunakan media belajar anak dan

media lainnya di sekolah

bull Tim Komunikasi Risiko Pusat bergerak cepat dan berkoordinasi dengan Tim

Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Waspada hoaks

misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media

massa dan media sosial (sudah banyak suspek COVID-19) dan berkoordinasi

dengan Kemenkominfo BSSN Cyber Crime Polri untuk menanggulanginya

Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinkes

Kabupaten Kota yang terdapat suspek terkonfirmasi dengan virus COVID-19

71

untuk penyebaran informasi dan media rekanan serta menggandeng Diskominfo

Kabupaten Kota setempat

bull Menyiapkan talking point kepada Menkes dan jumpa pers untuk Dirjen P2P

(Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) selaku National Focal Point (juru bicara

khusus) di Kemenkes serta jumpa pers oleh Pimpinan Daerah sebagai kondisi

siaga darurat bahwa diwilayahnya terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line

(mengingat era digital) dan above the line Dilakukan sosialisasi penyuluhan

langsung dan pelatihan komunikasi kepada kader komunitas LSM Ormas di

wilayah yang terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19dalam upaya pencegahan

penyebaran virus COVID-19 di masyarakat umum Biro Komunikasi dan

Pelayanan Masyarakat (Rokom Yanmas) berkoordinasi dengan RSHS dan RSPI

untuk memutakhirkan data informasi terkini dan menuangkan ke dalam siaran pers

1 kali sehari media KIE baik cetakan e-file digital tentang pesan-pesan

pencegahan disebarkan melalui media cetak elektronik tradisional digital dan

media sosial

bull Mengaktifkan contact center 24 jam baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai

sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk National Command

Center (NCC)Public Safety Center (PSC) 119

bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel

advice dan diumumkan kepada publik Selain itu koordinasi dan komunikasi

antara Kemenkes Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media

internasional

bull Isi pesan

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker bila sakit

c Social distancing

d Dirjen P2P mengumumkan kepada publik bahwa di Indoneia sudah ditemukan

suspek yang terkonfirmasi dengan virus COVID-19 faktor-faktor risiko

COVID-19 gejala-gejala penderita COVID-19 upaya pencegahan dan

penanggulangan penyebaran virus COVID-19 (adanya penyelidikan

epidemiologi (PE) isolasi pasien di RS karantina ldquotempatrdquo kesiapan RS dan

laboratorium menghadapi situasi yang terjadi) jangan panik namun tetap

meningkatkan kewaspadaan segera mendatangi fasyankes jika mendapati

gejala-gejala COVID-19 memperketat pengawasan dan karantina kesehatan

di pintu masuk negara

3 Tanggap Darurat

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pusat bergerak lebih cepat lagi

dan berkoordinasi dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Daerah di wilayah yang mengalami kasus yang tinggi terhadap penularan virus

COVID-19 Komunikasi Rokom Yanmas Kemenkes dengan Pusdatin Humas

BNPB dan Kemenkominfo sebagai Media Center Nasional Respon cepat dan

penyediaan konten positif yang lebih masif untuk cegah-tangkal hoaks

misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media

massa dan media sosial dan berkoordinasi dengan Kemenkominfo BSSN Cyber

72

Crime Polri untuk penanggulangannya Divisi Humas Polri dan Puspen TNI juga

memberikan pernyataan untuk menenangkan dan mengamankan situasi

bull Kepala negara sebagai juru bicara nasional mengumumkan kepada publik bahwa

Indonesia dalam kondisi tanggap darurat COVID-19 Dalam hal ini

mengumumkan masa awal berlakunya periode tanggap darurat dan untuk

mengakhiri masa tanggap darurat ini akan melihat adanya penurunan kasus

dengan 2x masa inkubasi dari kasus terakhir Dalam hal ini Kemenkes

berkoordinasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) Sekretariat Negara (Setneg)

dan Sekretariat Kabinet (Setkab) Talking point Juru Bicara dibuat 2x sehari

sebagai bahan pimpinan jika dibutuhkan berbicara kepada publik dan media

massa berikut siaran pers dikeluarkan 2x sehari dalam kondisi tanggap darurat

ini

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line

(mengingat era digital) dan above the line Kader komunitas LSM Ormas yang

sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan komunikasi juga bergerak sebagai

surveilans komunikasi dan epidemiologi di wilayah yang terdampak penyebaran

kasus virus COVID-19 (para tenaga kesehatan dan relawan harus dilengkapi

APD) Penyebaran informasi dan publikasi media KIE baik cetakan e-file digital

tentang pesan-pesan pencegahan dan penanggulangan disebarkan secara masif

melalui media cetak elektronik tradisional digital dan media sosial

bull Contact center standby 24 jam baik di tingkat Pusat maupun daerah sebagai

sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk NCC PSC 119

bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel

warning terhadap tanggap darurat COVID-19 dan diumumkan kepada publik

Selain itu menguatkan koordinasi dan komunikasi antara Kemenkes BNPB

Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media internasional

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (pusat dan daerah) akan bekerja

sama lintas sektor menjalankan dan berperan serta di dalam prosedur karantina

wilayah dan pengamanan untuk menenangkan warga di fasilitas umum yang

ditutup

bull Isi pesan

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktivitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau

ketika merawat yang sakit

c Social and physical distancing

d Kepala negara mengumumkan kepada publik bahwa di Indonesia dalam

kondisi tanggap darurat COVID-19 negara akan terus berupaya

menanggulangi persoalan ini meminta kerja sama masyarakat Indonesia

untuk mematuhi instruksi pemerintah Dalam kondisi ini diberlakukan karantina

wilayah dan penutupan tempat umum sarana publik

73

4 Rehabilitasi

bull Kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat pada skenario ini seperti

pada kondisi siaga darurat

bull Menkes mengumumkan kepada publik bahwa masa penanggulangan tanggap

darurat COVID-19 telah berakhir ditandai dengan penurunan kasus dengan 2x

masa inkubasi dari kasus terakhir

bull Terus waspada dan menanggapi dengan cepat rumor atau informasi yang salah di

masyarakat

bull Perkuat pesan-pesan kunci

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau

ketika merawat yang sakit

c Berakhirnya masa tanggap darurat yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan

juga dinyatakan dengan pembukaan wilayah karantina membuka fasilitas

umum yang ditutup rehabilitasi lingkungan yang terdampak serta masyarakat

tetap diminta waspada

74

44 Instruksi Koordinasi

Gambar 49 Jejaring Kerja Komando dan Koordinasi

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi Pusat

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi Propinsi

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi KabKota

Posko KLB

Influenza Pusat

Posko KLB

Influenza Propinsi

Posko KLB

Influenza KabKota

Pos Lapangan

KLB Influenza

Pos Taktis

Perimeter

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Lab

Regional

Nasional

Lab

Rujukan

sekuensing

Lab

Daerah

Rumah

Sakit

Puskesmas

Keterangan

= Mekanisme Komando

= Mekanisme Koordinasi= Mekanisme rujukan

pasien dan pengiriman spesimen

= Mekanisme laporan

JEJARING KERJA KOMANDO amp KOORDINASI

Posko COVID-19 Pusat

Posko COVID-19 Provinsi

Posko COVID-19 Kota

Posko COVID-19 Lapangan

75

Bab 5

Administrasi dan Logistik

51 Administrasi

a Pemenuhan Kebutuhan Bersumber APBN

Berdasarkan analisa Biro Perencanaan dan Anggaran ditentukan kebutuhan jumlah

logistik kesehatan APD sebanyak 600000 unit namun sesuai hasil estimasi yang

dibuat Pusat Krisis Kesehatan dalam analisa situasi berdasarkan skenario kejadian

pandemi Covid-19 dengan menggunakan angka serangan klinis 36 dari jumlah

populasi Indonesia ditentukan jumlah kebutuhan APD dan logistik kesehatan lainnya

pada tabel berikut yang merupakan kebutuhan sampai dengan tanggal 16 Agustus

2020 Pemenuhan kebutuhan ini dapat berasal dari alokasi APBN Kementerian

Kesehatan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB Badan Dunia dan sumbangan dari

masyarakat Pusat Krisis Kesehatan telah menentukan estimasi kebutuhan APD dan

logistik kesehatan lainnya sampai dengan tanggal 16 Agustus 2020 seperti terlihat pada

tabel di bawah ini

76

Tabel 51

Tabel Kebutuhan APD dan Logistik Kesehatan Lainnya

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

1 Aceh

55995

55995

26979

911

1623

1623

865526

19604

1669

21233

66560

1325896

2 Sumatera Utara

225579

225579

108688

3669

6537

6537

3486798

78974

6725

85538

268138

5341414

3 Sumatera Barat

55995

55995

26979

911

1623

1623

865526

19604

1669

21233

66560

1325896

4 Riau

109362

109362

52692

1779

3169

3169

1690410

38287

3261

41469

129994

2589533

5 KEPULAUAN RIAU

22933

22933

11049

373

665

665

354478

8029

684

8696

27260

543024

6 Jambi

37617

37617

18125

612

1090

1090

581453

13170

1122

14264

44714

890726

7 Bangka Belitung

15522

15522

7479

252

450

450

239923

5434

463

5886

18450

367537

8 Sumatera Selatan

87632

87632

42222

1425

2539

2539

1354532

30679

2613

33229

104165

2075003

9 Bengkulu

20658

20658

9954

336

599

599

319318

7232

616

7833

24556

489162

10 Lampung

87154

87154

41992

1418

2525

2525

1347149

30512

2598

33048

103597

2063693

11 Banten

201907

201907

97282

3284

5851

5851

3120890

70686

6020

76561

239999

4780881

12 DKI JAKARTA

544381

544381

262291

8855

15774

15774

8414541

190584

16230

206424

647086

12890209

13 JAWA BARAT

1276846

1276846

615203

20769

36999

36999

19736309

447016

38068

484168

1517740

30233989

77

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

14 JAWA TENGAH

536047

536047

258275

8719

15533

15533

8285719

187667

15982

203264

637179

12692866

15 DI Yogyakarta

39708

39708

19132

646

1151

1151

613767

13901

1184

15057

47199

940228

16 Jawa Timur

1019885

1019885

491396

16590

29553

29553

15764440

357055

30407

386730

1212300

24149495

17 BALI

112016

112016

53971

1822

3246

3246

1731443

39216

3340

42475

133150

2652392

18 KALIMANTAN BARAT

52518

52518

25304

854

1522

1522

811780

18386

1566

19914

62427

1243563

19 KALIMANTAN TENGAH

28323

28323

13647

461

821

821

437793

9916

844

10740

33667

670654

20 Kaltara

7592

7592

3658

123

220

220

117344

2658

226

2879

9024

179758

21 Kaltim

46657

46657

22480

759

1352

1352

721176

16334

1391

17692

55459

1104768

22 Kalsel

44021

44021

21210

716

1276

1276

680436

15411

1312

16692

52326

1042357

23 Sulawesi Utara

25864

25864

12462

421

749

749

399788

9055

771

9808

30744

612433

24 Gorontalo

12474

12474

6010

203

361

361

192811

4367

372

4730

14827

295367

25 Sulawesi Tengah

31676

31676

15262

515

918

918

489616

11090

944

12011

37652

750042

26 Sulawesi Barat

14370

14370

6924

234

416

416

222122

5031

428

5449

17081

340268

27 Sulawesi Selatan

91315

91315

43997

1485

2646

2646

1411461

31969

2722

34626

108543

2162213

28 Sulawesi Tenggara

28184

28184

13580

458

817

817

435643

9867

840

10687

33501

667360

78

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

29 Nusa Tenggara Barat

78636

78636

37888

1279

2279

2279

1215488

27530

2344

29818

93472

1862003

30 Nusa Tenggara Timur

56677

56677

27308

922

1642

1642

876061

19842

1690

21491

67370

1342035

31 Maluku Utara

13079

13079

6302

213

379

379

202170

4579

390

4960

15547

309704

32 Maluku

18737

18737

9028

305

543

543

289612

6560

559

7105

22271

443656

33 Papua Barat

10042

10042

4838

163

291

291

155216

3516

299

3808

11936

237776

34 Papua

35137

35137

16930

572

1018

1018

543115

12301

1048

13324

41766

831997

TOTAL

5044539

5044539

2430535

82056

146173

146173

77973855

1766062

150398

1912841

5996259

11944789

9

KEBUTUHAN NASIONAL

5044633

5044633

2430580

82057

146176

146176

77975307

1766095

150401

1912876

5996371

11945012

4

SELISIH

94

94

45

2

3

3

1452

33

3

36

112

2224

79

b Pemenuhan Kebutuhan Bersumber Dana Siap Pakai (DSP)

Berdasarkan peraturan BNPB No2 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Siap Pakai

(DSP) Berikut ini prosedur pemberian DSP

1 Prosedur pemberian DSP melalui usulan permohonan terlebih dahulu dilakukan

verifikasi

2 Pemberian DSP berdasarkan persetujuan Kepala BNPB atau pejabat yang diberikan

kuasa oleh Kepala BNPB

3 Pemberian bantuan DSP sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi kementerian

lembaga berdasarkan atas

a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten

kota atau BPBD propinsi terdampak

b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan

status keadaan darurat bencana

c Rincian biaya untuk kegiatan penanganan darurat bencana

d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB

4 Pemberian bantuan DSP melalui inisiatif BNPB berdasarkan atas

a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten

kota atau BPBD propinsi terdampak

b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan

status keadaan darurat bencana

c Hasil pengkajian cepat yang menjelaskan kebutuhan rincian biaya untuk

kegiatan penanganan darurat bencana yang dinyatakan secara tertulis oleh

pejabat eselon I yang berwenang

d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB

Pelaksanaan penyaluran DSP

1 KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) BNPB memerintahkan bendahara pengeluaran

untuk memindahbukukan sejumlah dana UP dari rekening bendahara pengeluaran

ke rekening BPP pengelola pada unit kerja di BNPB BPBD dan atau kementerian

lembaga terkait

2 Pemindahbukuan DSP kepada unit kerja BNPB BPBD atau kementerian lembaga

terkait dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang telah disetujui KPA

3 Penyaluran bantuan DSP untuk BPBD kabupaten kota atau propinsi harus

dilengkapi dengan Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan Kepala BPBD

atas nama pemerintah daerah

4 Penyaluran bantuan DSP untuk kementerian lembaga harus dilengkapi dengan

Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan pejabat setingkat eselon I dari

kementerian lembaga terkait

5 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada pemerintah

kabupaten kota atau propinsi melalui pengelola DSP BNPB setempat dilengkapi

dengan bukti penerimaan berupa kuitansi berita acara serah terima

6 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada unit kerja BNPB

dan kementerian lembaga terkait melalui pengelola DSP yang ditunjuk dilengkapi

dengan bukti penerimaan berupa kuitansi dan berita acara serah terima

7 Waktu penyaluran bantuan DSP disesuaikan dengan ketersediaan UP DSP yang

ada pada rekening bendahara pengeluaran BNPB

80

8 Penyaluran bantuan DSP dapat pula diberikan dalam bentuk barang jasa dengan

mempertimbangkan aspek kemudahan ketersediaan dan kelancaran distribusi

9 Pelaksanaan penyaluran DSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan mengenai mekanisme pelaksanaan anggaran penanggulangan

bencana

Pengaturan logistik penting untuk mendukung penyelenggaraan respon medis dan laboratorium serta respon komponen lain Diperlukan prosedur untuk mempercepat proses pengadaan dan transportasi barang

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

- Memetakan sumber daya yang tersedia dan rantai suplai (supply chain) di sektor kesehatan dan lainnya

- Memeriksa sistem pengelolaan dan pengendalian rantai suplai (penimbunan penyimpanan keamanan pengaturan transportasi dan distribusi) untuk persediaan medis dan komoditas esensial lainnya termasuk Disease Commodity Package (DCP) COVID-19 dan cadangan kit pasien di dalam negeri

- Memeriksa proses pengadaan (termasuk impor dan bea cukai) untuk suplai medis dan kebutuhan esensial lainnya dan mendorong sumber daya setempat untuk memastikan keberlanjutan

- Menilai kapasitas pasar lokal untuk memenuhi peningkatan permintaan akan suplai medis dan kebutuhan pokok lainnya dan mengoordinasikan permintaan suplai internasional melalui mekanisme pengadaan regional dan global

- Mempersiapkan kapasitas lonjakan staf dan mekanisme penempatan nasihat kesehatan (pedoman dan SOP) pra dan pasca penempatan paket (briefing vaksinasi yang direkomendasikan wajib peningkatan kit medical travel dukungan kesehatan jiwa dan psikososial termasuk kelompok pendukung sebaya) untuk memastikan kesejahteraan staf

- Mengdentifikasi dan mendukung fungsi-fungsi kritis yang harus berlanjut selama wabah COVID-19 yang meluas (mis air dan sanitasi bahan bakar dan energi makanan telekomunikasiinternet keuangan hukum dan ketertiban pendidikan dan transportasi) sumber daya yang diperlukan dan tenaga kerja esensial

81

Gambar 51

Contoh SK Status Darurat Bencana

82

Gambar 52

Konsep Operasi Logistik

Sumber Internasional Pintu MasukStaging Area di Bandara Sumber

(UNHRDWHO Supplier) NasionalRegional

Pusat Krisis Gudang Provinsi

(Masuk Melalui BandaraPelabuhanTerminal)

Gudang KabupatenKota

Pusat Layanan Kesehatan Unit Layanan Kesehatan Rumah Penduduk

Gambar 10 Konsep Operasi Logistik

83

Bab 6

Komando dan Perhubungan

Gambar 61

Struktur Klaster Nasional Penanggulangan Bencana

Keputusan Kepala BNPB Nomor 173 tahun 2015 tentang klaster nasional

penanggulangan bencana

1 Klaster Kesehatan Tugasnya Pelayanan Kesehatan Pengendalian Penyakit

Penyehatan Lingkungan Penyiapan Air Bersih dan Sanitasi yang berkualitas

Pelayanan Kesehatan Gizi Pengelolaan Obat Bencana Penyiapan Kesehatan

Reproduksi dalam Situasi Bencana Penatalaksanaan Korban Mati Pengelolaan

Informasi dibidang Kesehatan

Koordinator Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian

Kesehatan

Wakil Koordinator Pusat Kedokteran Kepolisian Republik Indonesia

2 Klaster Pencarian dan Penyelamatan Tugasnya Mengerahkan Mengkoordinir

serta mengendalikan sarana dan personil dalam pelaksanaan operasi pencarian

penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana secara cepat efisien dan

efektif Pengelolaan Informasi dibidang Pencarian dan Penyelamatan

Koordinator Direktur Operasi dan Pelatihan BASARNAS

Wakil Koordinator Wakil Asisten Operasi Tentara Nasional Indonesia

3 Klaster Logistik Tugasnya Pengadaan barang sandang permakanan dan

peralatan Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negriimpor)

PenyimpananPergudangan Distribusi Logistik Keamanan Logistik Pengelolaan

Informasi dibidang Logistik

Koordinator Direktur Logistik BNPB

Wakil Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam

Kementerian Sosial

KESEHATAN

PENCARIAN DAN

PENYELAMATAN

LOGISTIK

PENGUNGSIAN DAN

PERLINDUNGAN

PENDIDIKAN

SARANA DAN PRASARANA

EKONOMI

PEMULIHAN

DINI

84

4 Klaster pengungsian dan Perlindungan Tugasnya Penyiapan Dapur Umum

Pencegahan dan Penanganan Kekerasan berbasis Gender Tempat Pengungsian

Keamanan Manajemen Pengungsian dan Penyiapan Hunian Sementara

Perlindungan Kelompok Rentan Pengelolaan Informasi dibidang Pengungsian dan

Perlindungan

Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian

Sosial

Wakil Koordinator Asisten Operasi Kepolisian Republik Indonesia

5 Klaster Pendidikan Tugasnya Pelayanan Belajar Mengajar Formal dan Informal

Penyiapan Sekolah Darurat Bimbingan dan Penyuluhan bagi Anak Dewasa

Kerohanian Pengelolaan Informasi dibidang Pendidikan

Koordinator Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat

Jendral Kementerian Pendidikan

Wakil Koordinator Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama

6 Klaster Sarana dan Prasarana Tugasnya Pembersihan puing-puing debris

clearance Penyediaan Alat Transportasi Telekomunikasi dan Energi Penyediaan

Hunian Tetap Penyediaan Air dan Sanitasi Pengelolaan Informasi dibidang Sarana

dan Prasarana

Koordinator Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum

Wakil Koordinasi Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika

Kementerian Komunikasi dan Informatika

7 Klaster Ekonomi Tugasnya Pengelolaan Sektor Pertambangan dan Galian Listrik

Gas dan Air Minum Industri Pengolah Konstruksi Perdagangan Hotel dan

Restoran Jasa dan Pertanian serta Pengelolaan Informasi dibidang Ekonomi

Koordinator Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian

Wakil Koordinator Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

8 Klaster Pemulihan Dini Tugasnya Penguatan Kapasitas pemerintah pusat daerah

untuk koordinasi Revitalisasi fungsi pemerintah desa camat kabupaten kota

provinsi Pemulihan Layanan Publik Sarana Pendukung kepemerintahan

Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pendanaan Pengelolaan Informasi dibidang

Pemulihan Dini

Koordinator Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana

Kementerian Dalam Negeri

Wakil Koordinator Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan Penyusunan dan

Evaluasi Program Kelembagaan dan Tatalaksana Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB

9 PSC (Public Safety Center) merupakan ujung tombak pelayanan kegawatdaruratan

Pra Fasyankes di daerah 1 kabupaten hanya ada 1 PSC berjejaring dengan faskes

setempat PSC diselenggarakan 24 jam sehari terus menerus Lokasi dapat di

Dinkes RS atau Lokasi lain yg ditetapkan oleh Pemda kabupatenkota

Fungsi PSC

pemberi pelayanan Gawat Darurat

pemandu pertolongan pertama (first aid)

pengevakuasi KorbanPasien Gawat Darurat dan

pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan

Ketenagaan PSC Koordinator Tenaga Kesehatan Operator Call Center dan

tenaga lain

85

Tabel 61

Tugas dan Pelaksana Sub Klaster-Sub Klaster Dalam Klaster Kesehatan

TUGAS KLASTER TIM PELAKSANA

PELAYANAN KESEHATAN (Respon Medis) SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN

PENGENDALIAN PENYAKIT (Surveilans Laboratorium) SUB KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT

KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYIAPAN AIR

BERSIH KESEHATAN LINGKUNGAN

PENYIAPAN AIR BERSIH DAN SANITASI YANG

BERKUALITAS

PELAYANAN GIZI SUB KLASTER PELAYANAN GIZI

KESEHATAN REPRODUKSI SUB KLASTER KESEHATAN REPRODUKSI

PENANGANAN KESEHATAN JIWA SUB KLASTER KESEHATAN JIWA

PENATALAKASANAAN KORBAN MATI SUB KLASTER DVI

PROMOSI KESEHATAN (Promosi Kesehatan) TIM PROMKES

PENGELOLAAN INFORMASI KESEHATAN TIM DATA amp INFORMASI

PENGELOLAAN OBAT BENCANA (Intervensi Farmasi) TIM LOGISTIK KESEHATAN

86

Lampiran

Lampiran 1

PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN PERAN STAKEHOLDER DAN PEMBIAYAAN

ESTIMASI KETERSEDIAAN amp KEBUTUHANSUMBERDAYA

SUMBER DAYA KEGIATAN LABORATORIUM

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN

1

1Pengambilan

pengiriman

2Pemeriksaan

spesimen

Mengambil specimen

penderita atau suspek

memeriksa dilapangan

maupun mengirimkan ke

laboratorium

Tenaga

Tenaga kesehatan Analis kesehatan surveilans

2 org1000 pddk

Saranaprasarana

Alat transportasi

Laboratorium lap

1 unit area

1 unitKabupatenKota

Logistik

Reagen

Specimen pot

Specimen carrier

Pedoman Pengambilan dan Pengiriman spesimen COVID-19

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

2 bh x unit pelayanan lab

SUMBER DAYA KEGIATAN PELAYANAN MEDIK DAN TINDAKAN FARMASI

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN

1

Penyediaan amp

penyimpanan antiviral

Menyiapkan kebutuhan dan

menyimpan antiviral yang

dibutuhkan untuk penduduk

di area pembatasan

Tenaga

Tenaga kesehatan

Asisten apoteker

1 orang gudang

1 orang gudang

Saranaprasarana

- Gudang penyimpanan

1 unitarea

Logistik Saat ini tidak ada

antiviral yang direkomendasikan

Antiviral (Apabila sudah direkomendasikan antiviral untuk pengobatan)

Obat-obatan lainnya

Format RR logistic

Utk pengobatan

10 x jml pddk x 2 dosis x 5 hr + 5x 10 x Jml pddk x 2 dosis x 5 hr

2 Triase Triase COVID-19 dan bukan

COVID-19

Tenaga

Tenaga dokter yang bersertifikasi

Perawat yang bersertifikasi

3 org1000 pddk

5 org1000 pddk

Saranaprasarana

Klinik berikut peralatan

Alat transportasi yang dilengkapi obat-obat life

1 unitarea

87

saving oksigen dan portable ventilator

1 unitarea

Logistik

APD

Antiviral

Obat-obatan lainnya

Format RR

Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan AV Diihitung pada penyediaan Obat

3 Pelayanan

medikevakuasi

Rujukan kesehatan

Melakukan pelayanan

medik kesehatan kepada

penderita ILI dan penyakit

lain di area pembatasan

Tenaga

Dokter yang bersertifikasi

Perawatbidan yang bersertifikasi

Paramedis lainnya

Sopir ambulan

2 orgdesa

2 orgdesa

1 orgdesa

Saranaprasarana

Unit pelayanan Puskesmas

Puskesmas kelilingAmbulance

Posko Pelayanan

1 unitarea

1 unitarea

Logistik

Peralatan kesehatan

Obat-obatan

RegisterFormat laporan

Standar Puskesmas Standar Puskesmas Kegiatan Puskesmas

4 SUMBER DAYA PADA TINDAKAN KARANTINAISOLASI

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA CARA PERHITUNGAN

1

2

3

4

Pengawasan Karantina

Penerapan pintu keluar

masuk

Penetapan perimeter

Pembatasan kegiatan

umum

Pemantauan seluruh

kegiatan kekarantinaan di

area pembatasan

Pengawasan di pintu keluar

dan masuk area

pembatasan

Mengawasi diperbatasan

area pembatasan

Membatasi kegiatan

penduduk untuk

mengurangi kontak antar

penduduk

Tenaga

Tenaga kesehatan yang paham teknis kekarantinaan

Tenaga non kesehatanTNI Polri

3 org 1000 pddk

10 org1000 pddk

Saranaprasarana

Alat komunikasi HT

Pos di pintu keluarmasuk dilengkapi ruang pemeriksaan medis untuk penjaringan

Tanda pembatasan (Quarantine line) talipitatonggakpapan pengumuman

Alert card

1 unit Tim

1 unitarea

1 bh x jml kemungkinan jln

keluarmasuk

10 x jumlah pddk

Logistik

Suplemen

Obat-obatan

APDPPE

Desinfektan

Peta wilayah

Senter

Poster

Leaflet

Buku pencatatan

1 tb x 35 x jml pddk + ptgs Dihitung pada penyediaan obat Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada kegiatan Kesling

1 buahpos 1 x jml petugas

5 x Jml TTU 1 bh x pddk

1 bh x jml pos

5 Karantina rumah

Melakukan pembatasan

keluar rumah bagi

penduduk kontak agar tidak

menularkan kepada orang

lain

Tenaga

Tenaga Non kesehatan

Termasuk perhitungan di atas

Saranaprasarana

88

Logistik

Tandapita

Paket x rmh yang dikarantina

6 Isolasi dan rujukan

Melakukan pemisahan

penderita yang sakit ke

tempat tertentu di area

pembatasan sebelum

dirujuk dan melakukan

rujukan ke rumah sakit

Tenaga

Tenaga Medis Paramedis

Tenaga sopir

8 org 1000 pddk

1 orgunit ambulance

Saranaprasarana

Ruang isolasi dilengkapi peralatan kesehatan

Ambulance khusus

1 unitarea 2 unitarea 1 unitarea

Logistik

Obat antiviral

Desinfektan

Obat-obatan lainnya

Peralatan medis

Kartu pasien

Surat rujukan

APDPPE

Dihitung pada penyediaan AV Dihitung pada Kesling

Dihitung pada penyediaan obat Standar pelayanan puskesmas

20 x jml pddk 1`pkt x 10 x jml pddk

Dihitung pada penyediaan APD

7 Kesling pencegahan KLB

Pengawasan Kesehatan

lingkungan untuk mencegah

terjadinya KLB penyakit

lainnya

Tenaga

Sanitarian

6org desa

Saranaprasarana

Penyediaan air bersih

Pengangkutan sampah

Pembuangan kotoranlimbah

1 unitarea 1 unitarea 1 unitarea

Logistik

Water test kit

Desinfektan

Swing fog

Penyaringan air PAC

APDPPE Masker lengkap

Masker biasa

Spry can

Malationsolar

I unitarea 1 paket x rumah + unit pelayanan

1 unitarea 1 bh x pddk

Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan APD

1 unitdesa 1 paketdesa

(Disesuaikan dg endemisitas lokasi)

Pemenuhan kebutuhan

hidup dasar

Tenaga

Tagana (Taruna siaga bencana) Kabupaten yang bisa di manfaatkan ke lapangan

Kader

1 orang200 KK

1 org10 KK

Saranaprasarana

Gudangtenda lapangan

Transportasi

Dapur umum

Timbangan beras

Kartu keluar masuk logistik

2 gudangdesa 1 unit trukdesa

1 unitdes 1 bhgudang 1 pktgudang

Logistik

Sarden (150 gr)

Kecap manis

Saos sambal

Minyak goreng (2 lt)

Beras (04 kgjiwa)

Minyak tanah

Personal hiegene

Air minum

1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK

1 pkthrjiwa

2 ltorhr

89

Lampiran 2

Penerbangan Internasional di Indonesia

No Tempat Kedudukan Nama Penerbangan

Sumatera

1 Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim

2 Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda

3 Deli Serdang Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu

4 Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau

5 Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II

6 Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II

7 Tanjung Pinang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah

8 Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno

9 Bandar Lampung Bandar Udara Radin Inten II

Jawa

10 Bandung Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara

11 Tangerang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

12 Yogyakarta Bandar Udara Internasional Adi Sucipto

13 Solo Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo

14 Semarang Bandar Udara Internasional Achmad Yani

15 Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda

16 Masalembo Sumenep Bandar Udara Internasional Valia Rahma

Bali dan Nusa Tenggara

17 Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai

18 Lombok Tengah Bandar Udara Internasional Lombok

Kalimantan

19 Tarakan Bandar Udara Internasional Juwata

20 Berau Bandar Udara Internasional Kalimaru

21 Banjarmasin Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor

Sulawesi

22 Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi

23 Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

24 Kendari Bandar Udara Internasional Haluoleo

Papua

25 Nabire Bandar Udara Internasional Yos Sudarso

90

26 Oksibil Bandar Udara Internasional Iskak

27 Jayapura Bandar Udara Sentani

28 Biak Bandar Udara Frans Kaisiepo

29 Tembagapura Bandar Udara Mozes Kilangin

30 Merauke Bandar Udara Mopah

Lampiran 3

Pelabuhan Internasional di Indonesia4

No Tempat Kedudukan Nama Pelabuhan

1 Sabang Pelabuhan Laut Teluk Sabang

2 Banda Aceh Pelabuhan Laut Malahayati

3 Banda Aceh Pelabuhan Laut Ulee Lheu

4 Banda Aceh Pelabuhan Laut Lhok Nga

5 Banda Aceh Pelabuhan Laut Meulaboh

6 Banda Aceh Pelabuhan Laut Singkil

7 Banda Aceh Pelabuhan Laut Labuhan Haji

8 Banda Aceh Pelabuhan Laut Tapak Tuan

9 Banda Aceh Pelabuhan Laut Sinabang

10 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Lhokseumawe

11 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Kuala Langsa

12 Medan Pelabuhan Belawan

13 Medan Pelabuhan Laut Pangkalan Susu

14 Medan Pelabuhan Laut Sibolga

15 Medan Pelabuhan Kuala Tanjung

16 Medan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan

17 Dumai Pelabuhan Laut Dumai

18 Dumai Pelabuhan Laut Bengkalis

19 Dumai Pelabuhan Laut Sungai Pakning

20 Dumai Pelabuhan Laut Penipahan

21 Dumai Pelabuhan Laut Tanjung Medang

22 Dumai Kawasan Industri Pelintung

23 Padang Pelabuhan Laut Teluk Bayur

24 Padang Pelabuhan Laut Sikakap

4httpskespelkemkesgoidkkpkkp_tempat_publicprofil7

91

25 Padang Pelabuhan Laut Bungus

26 Jambi Pelabuhan Laut Muara Sabak

27 Jambi Pelabuhan Laut Kuala Tungkal

28 Jambi Pelabuhan Laut Talang Duku

29 Palembang Pelabuhan Laut Palembang

30 Palembang Pelabuhan Boom Baru

31 Palembang Sumatra Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api

32 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Pekanbaru (Wilker Kampung Dalam)

33 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Selat Panjang

34 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Buatan

35 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Tanjung Buton

36 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Tembilahan

37 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Enok

38 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Rengat

39 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Gaung

40 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Sungai Guntung

41 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Batu Ampar

42 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Sekupang

43 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Pulau Sambu

44 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Nongsa

45 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Kabil

46 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Batam Centre

47 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Uncang Sagulung

48 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Teluk Senimba

49 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Semblog

50 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Harbour Bay

51 Tanjungpinang Kepulauan Riau Pelabuhan Sri Bintan Pura

52 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Pinang

53 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lagoi

54 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lobam

55 Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Pelabuhan Tanjung Balai Karimun

56 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Pangkal Dalam

57 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Tanjung Pandan

92

58 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Manggar

59 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Muntok

60 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Belinyu

61 Bengkulu Pelabuhan Laut Bai

62 Bengkulu Pelabuhan Laut Muko-Muko

63 Bengkulu Pelabuhan Laut Bintuhan

64 Bengkulu Pelabuhan Laut Malakoni Enggano

65 Panjang Lampung Pelabuhan Panjang

66 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Teluk Semangka

67 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Rawajitu

68 Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok

69 Jakarta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pantai Marina

70 Jakarta Pelabuhan Laut Marunda

71 Jakarta Pelabuhan Kali Baru

72 Banten Cilegon Pelabuhan Laut Merak

73 Banten Pelabuhan Laut Anyer

74 Banten Pelabuhan Laut Bojonegara

75 Banten Pelabuhan Laut Labuan

76 Indramayu Jawa Barat Pelabuhan Laut Balongan

77 Semarang Jawa Tengah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

78 Cilacap Jawa Tengah Pelabuhan Laut Tanjung Intan

79 Jawa Timur Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak

80 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Probolinggo

81 Probolinggo Jawa Timur Pelabihan Laut Panarukan

82 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Tanjung Wangi

83 Denpasar Pelabuhan Laut Celukan Bawang

84 Denpasar Pelabuhan Laut Benoa

85 Kupang NTT Pelabuhan Laut Atapupu

86 Kupang NTT Pelabuhan Laut Labuan Bajo

87 Kupang NTT Pelabuhan Laut Tenau

88 Kupang NTT Pelabuhan Laut Wini

89 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Laut Tarakan

90 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Bunyu

93

91 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan SebatikPelabuhan Nunukan

92 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Berau

93 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Tanjung Selor

94 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Kampung Baru

95 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Tanah Grogot

96 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Senipah

97 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Balikpapan

98 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Sintete

99 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Ketapang

100 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Kendawangan

101 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Telok Air

102 Palangkaraya Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pulang Pisau

103 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Sampit

104 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Kumai

105 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pangkalan Bun

106 Banjarmasin Kalimantan Selatan Pelabuhan Trisakti

107 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Labuan Uki

108 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Amurang

109 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Kotabunan

110 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Kema

111 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Belang

112 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Molibagu

113 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Bintauna

114 Palu Pelabuhan Laut Pantoloan

115 Palu Pelabuhan Laut Toli-Toli

116 Palu Pelabuhan Laut Luwuk

117 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kendari

118 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Pomalaa

119 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Bau-Bau

120 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kolaka

121 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Wanci

122 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Makassar

123 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Pare-Pare

94

124 Makassar Sulawesi Selatan Pealbuhan Laut Malili

125 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Biringkasi

126 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhhan Laut Awerange

127 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Palopo

128 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Belang Belang Mamuju

129 Ternate Pelabuhan Laut Buli

130 Ternate Pelabuhan Laut Bacan

131 Ternate Pelabuhan Laut Tobelo

132 Ternate Pelabuhan Sanana Mangole

133 Ambon Pelabuhan Laut Tual

134 Ambon Pelabuhan Yos Sudarso Ambon

135 Ambon Pelabuhan Laut Wahai

136 Ambon Pelabuhan Laut Saumlaki

137 Jayapura Pelabuhan Laut Jayapura

138 Jayapura Pelabuhan Laut Hamadi

139 Merauke Pelabuhan Laut Agats

140 Merauke Pelabuhan Laut Bade

Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19

Pusat Krisis Crisis Centre

95

Lampiran 4

Daftar Lokasi Pusat Krisis di Indonesia

No Tempat Kedudukan

1 Medan

2 Padang

3 Palembang

4 Banjarmasin

5 Manado

6 Makassar

7 DKI Jakarta

8 Semarang

9 Surabaya

10 Bali

11 Jayapura

Lampiran 5

DAFTAR LABORATORIUM PEMERIKSA COVID-19

No Wilayah Kerja Laboratorium Memiliki Fungsi Surveilans

Laboratorium Tidak Memiliki Fungsi Surveilans

1 Aceh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Balai Litbangkes Aceh

2 Sumatera Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

a Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan

b RUmah Sakit Universitas Sumatera Utara

3 Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Umum Pusat Moh Husein Palembang

4 Sumatera Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Rumah Sakit Universitas Andalas Padang

5 Jambi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi

6 Riau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru

7 Kepulauan Riau a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Batam

96

8 Bangka Belitung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkal Pinang

9 Bengkulu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

10 Lampung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

11 Banten Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang

12 DKI Jakarta a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta

a Lembaga Biologi Molekuler Eijkman

b Rumah Sakit Universitas Indonesia

c Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo

13 Jawa Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat

a Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung

b Rumah Sakit Universitas Padjajaran Bandung

14 Jawa Tengah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta

a Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga

b Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang

c Rumah Sakit Universitas Diponegoro Semarang

15 DI Yogyakarta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta

a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Daerah Istimewa Yogiakarta

b Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta

16 Jawa Timur Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

a Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo

b Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya

c Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang

17 Kalimantan Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat

Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak

18 Kalimantan Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

19 Kalimantan Selatan a Balai Besar Laboratorium

97

Kesehatan Surabaya b Balai Besar Teknik

Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru

20 Kalimantan Timur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

21 Kalimantan Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

22 Sulawesi Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar

b Rumah Sakit Universitas Hasanudin Makassar

23 Sulawesi Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

24 Sulawesi Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

25 Sulawesi Tenggara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

26 Gorontalo Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

27 Sulawesi Utara a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado

Rumah Sakit Umum Pusat Prof R D Kandou Manado

28 Maluku Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

29 Maluku a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon

30 Bali Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

a Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

b Rumah Sakit Universitas Udayana Denpasar

31 Nusa Tenggara Timur

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

32 Nusa Tenggara Barat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

RRUD Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram

33 Papua Barat Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua

34 Papua Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua

98

Lampiran 6

132 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Menkes

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

2 3

1 Aceh 1 RSUD Cut Meutia Kab Aceh Utara

2 RSUD Dr Zainoel Abidin

2 Sumatera Utara

3 RSUP H Adam Malik

4 RSU Kabanjahe

5 RSU Djasamen Saragih Pematang Siantar

6 RSUD Tarutung

7 RSU Padang Sidempuan

3 Sumatera Barat 8 RSU Achmad Mochtar

9 RSUP M Djamil

4 Riau

10 RSUD Arifin Ahmad

11 RSUD Kota Dumai

12 RSUD Puri Husada Tembilahan

5 Kepulauan Riau

13 RSUD Embung Fatimah

14 RS Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam)

15 RSUD Muhammad Sani (Kab Karimun)

16 RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang

6 Jambi 17 RSUD Raden Mattaher

7 Sumatera Selatan

18 RSUP Moh Hoesin

19 RSUD Kayuagung

20 RSUD Lahat

21 RSUD Siti Fatimah Prov Sumatera Selatan

22 RS Dr Rivai Abdullah

8 Bangka Belitung 23 RSUD Tanjung Pandan (Dr Marsidi Judono)

24 RSUD Pangkal Pinang ( RSUD Depati Hamzah)

9 Bengkulu

25 RSUD Dr M Yunus

26 RSUD Arga Makmur

27 RSUD Hasanuddin Damrah Manna

10 Lampung

28 RSUD Dr H Abdul Moeloek

29 RSUD Kalianda (RSUD Dr H Bob Bazar)

30 RSUD Ahmad Yani Metro

31 RSUD May Jen HM Ryacudu

11 DKI Jakarta 32 RSPI Sulianti Saroso

33 RSPAD Gatot Soebroto

99

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

34 RSUP Persahabatan

35 RSUP Fatmawati

36 RSUD Cengkareng

37 RSUDPasar inggu

38 RSU Bhayangkara Tk I RSaid Sukanto

39 RSAL Mintoharjo

12 Jawa Barat

40 RSUP Hasan Sadikin

41 RS Paru Dr H A Rotinsulu

42 RSUD Gunung Jati Cirebon

43 RSUD Dr Slamet Garut

44 RSUD R Syamsudin SH Sukabumi

45 RSUD Kab Indramayu

46 RS Paru Dr M Goenawan Partowidigdo

47 RSU Tk II Dustira

13 Banten 48 RSUD Kab Tangerang

49 RSUD Serang (Dr Drajat Prawiranegara)

14 Jawa Tengah

50 RSUP dr Kariadi

51 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten

52 RSUD Purwokerto (Margono Soekarjo)

53 RSUD Kraton Pekalongan

54 RSUD Dr Soeselo Slawi

55 RSUD Dr H Soewondo Kendal

56 RSUD Tidar Magelang

57 RSUD Moewardi Surakarta

58 RSUD Banyumas

59 RSUD Kudus (Dr Loekmonohadi)

60 RS Paru Dr Ario Wirawan

61 RSUD KRMT Wongsonegoro (RSUD Kota Semarang)

62 RSUD Kardinah Tegal

15 Yogyakarta

63 RSUP dr Sardjito

64 RSUD Panembahan Senopati Bantul

65 RSUD Kota Yogyakarta

66 RSUD Wates

16 Jawa Timur

67 RSUD Dr Soebandi Jember

68 RSUD Kab Kediri Pare

69 RSUD Dr Soetomo

100

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

70 RSUD Dr Soedono Madiun

71 RSUD Dr Saiful Anwar

72 RSUD Dr R Koesma Tuban

73 RSUD Blambangan

74 RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro

75 RSUD Dr Iskak Tulungagung

76 RSUD Sidoarjo

77 RS Universitas Airlangga

17 Bali

78 RSUP Sanglah

79 RSUD Sanjiwani Gianyar

80 RSUD Tabanan

81 RSUD Kab Buleleng

18 Nusa Tenggara

Barat

82 RSUD NTB

83 RSUD Kab Bima

84 RSUD Dr R Sudjono

85 RSUD Manambai Abdul Kadir

19 Nusa Tenggara

Timur

86 RSU Prof Dr WZ Johanes

87 RSU Dr Tc Hillers Maumere

88 RSUD Komodo Labuan Bajo

20 Kalimantan Barat

89 RSUD Dr Soedarso Pontianak

90 RSUD Dr Abdul Azis Singkawang

91 RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang

92 RSUD Dr Agoesdjam Ketapang

21 Kalimantan Tengah

93 RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya

94 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun

95 RSUD Dr Murjani Sampit

22 Kalimantan Selatan 96 RSUD Ulin Banjarmasin

97 RS Boejasin Pelaihari

23 Kalimantan Timur

98 RSUD Panglima Sebaya

99 RSU Taman Husada Bontang

100 RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan

101 RSUD Abdul Wahab Sjahranie

102 RSUD Aji Muhammad Parikesit

24 Kalimantan Utara 103 RSUD Tanjung Selor

104 RSUD Provinsi Kaltara

25 Sulawesi Utara 105 RSUP Prof Dr R D Kandou

106 RSUD Dr Sam Ratulangi

101

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

107 RSU Ratatotok - Buyat

108 RSUD Kota Kotamobagu

26 Gorontalo 109 RSUD Prof Dr H Aloei Saboe

27 Sulawesi Barat 110 RSUD Provinsi Sulawesi Barat

28 Sulawesi Tengah

111 RSUD Undata Palu

112 RSUD Kab Banggai Luwuk

113 RSU Mokopido Toli-Toli

114 RSUD Kolonedale

115 RSU Anutapura Palu

29 Sulawesi Selatan

116 RSUP dr Wahidin Sudirohusodo

117 RSU Andi Makkasau Parepare

118 RSU Lakipadada Toraja

119 RSUD Kab Sinjai

120 RSUD Labuang Baji

121 RS TkII Pelamonia

122 RS Dr Tadjuddin Chalid MPH

30 Sulawesi Tenggara 123 RS Bahtera Mas Provinsi Sultra (RS Kendari)

31 Maluku 124 RSU Dr M Haulussy Ambon

125 RSUD Saumlaki

32 Maluku Utara 126 RSUD Dr H Chasan Boesoirie Ternate

33 Papua

127 RSU Jayapura

128 RSU Nabire

129 RSUD Mimika

130 RSU Merauke

34 Papua Barat 131 RSUD Manokwari

132 RSUD Kab Sorong

102

Lampiran 7

Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Gubernur

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

1 2 3 4

1 Aceh SK Nomor 4409722020

1 RSUD Meuraxa

2 RSUD Tgk Chik Ditiro

3 RSUD Dr Fauziah

4 RSUD Langsa

5 RSUD Datu beru

6 RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya

7 RSUD Tengku Peukan

8 RSUD Dr Zubir Mahmud

9 RSUD Gayo Lues

10 RSUD Sahuddin Aceh Tenggara

11 RSUD Dr H Yuliddin Away

2 Sumatera

Utara SK 18844171KPTS2020

1 RSU Dr Gerhard L Tobing

2 RSUMartha Friska

3 RSU Martha Friska Multatuli

4 RSUD Abdul Manan Simpatupang

5 RSUD Gunung Sitoli

3 Sumatera

Barat SK Nomor 4402522020

1 RS Reksodiwiryo Padang

2 RS Unand Padang

3 RSUD Pariaman

4 RSUD M Natsir Solok

4 Riau SK Nomor

Kpts5681112020

1 RSUD Petala Bumi

2 RS Awal Bross Sudirman

3 RS Eka Hospital

4 RS ibnu Sina

5 Rumah Sakit Santa Maria

6 RS Bhayangkara Polda Riau

7 Rumah Sakit PMC

8 RS Bina Kasih

9 RS Prof DR Tabrani

10 RS Syafira

11 RS Awal Bross Ahmad Yani

12 RS Awal Bross Panam

103

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

13 RS Prima

14 RS Aulia

15 RS Universitas Riau

16 RSUD Madani

17 RS Hermina

18 RS TNI AU Lanud Roesmin Nuriadin

19 RS Tk IV Tentara Pekanbaru

20 RSUD Bangkinang

21 RSUD Rokan Hulu

22 RS Awal Bross Ujung Batu

23 RS Azzahra

24 RS Surya Insani

25 RSUD Taluk Kuantan

26 RSUD Indrasari Rengat

27 RS Kasih Ibu Rengat

28 RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang

29 RSUD Raja Musa Sungai Guntung

30 RSUD Meranti

31 RS Tengku Rafian Siak Sri Indrapura

32 RSUD Perawang

33 RSUD Bengkalis

34 RSUD Kec Mandau

35 RS Permata Hati

36 RS Pertamina Dumai

37 RSUD Dr RM Pratomo Bangansiapi-api

38 RS Cahaya

39 RSUD Selasih Pelalawan

40 RS Evarina

41 RS Amelia Medika Pelalawan

5 Kepulauan

Riau SK Nomor 314 Tahun 2020

1 RSUD Kota TPI

2 RSUD Natuna

3 RS Engku Haji Daud

4 RSUD Bintan

5 RSUD Dabo

6 RSUD Encik Mariyam

7 RSUD Bergerak Jemaja

104

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

8 RSUD Palmatak - Kepulauan Anambas

9 RSUD Tarempa - Kepulauan Anambas

10 RSAL DRMidiyantoS

11 RSAUdr Yuniani Wisma Karyani

12 RS Bhayangkara POLDA BTM

13 RSU Awal Bros

14 RSU Budi Kemulyaan

15 RSU Harapan Bunda

16 RSU Santa Elisabeth BATAM

17 RSU Santa Elisabeth Kota Batam

18 RSU Soedarsono Darmosoewito

19 RSU Bhakti Timah

20 RSU Graha Hermine

21 RSU Camantha Sahidyah

22 RS KLG Huhada BTM

23 RSIA Mutiara AiniI

24 RSIA Griya Medika

25 RSIA Kasih Sayang Ibu

26 RSIA Frishdy Angel

27 RSU Charis Medika

28 RS Santa Elisabeth Sei Lekop

29 RS Hj Bunda Halimah

6 Jambi SK Nomor

292KEPGUBDISKES-422020

1 RS H Abdul Manap

2 RS Daud Arif Kuala Tungkal

3 RS Hanafie Bungo

4 RSHamba Batang Hari

5 RSHA Thalib Kerinci

7 Sumatera Selatan

SK Nomor 201KPTSDINKES2020

1 RSUD Palembang Bari

2 RS Umum Pertamin+H77H116a Plaju

3 RS Charitas Palembang

4 RS Umum Pelabuhan Palembang

5 RS AK Gani Palembang

6 RS Siloam Sriwajaya

7 RS Myra

8 RS Bhayangkara

9 RSI Siti Khodijah

105

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

10 RS Muhammadiyah

11 RS PT Pusri Medika

12 RS Bunda Palembang

13 RS Hermina Palembang

14 RSK Paru Provinsi Sumsel

15 RSUD Ogan Ilir

16 RSUD Prabumulih

17 RS Umum Pertamina Prabumulih

18 RS Umum AR Bunda Prabumulih

19 RSUD Dr HM Rabain Muara Enim

20 RS Bukit Asam

21 RSUD Sekayu

22 RSUD Bayung Lencir

23 RSUD Dr Sobirin Musi Rawas

24 RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau

25 RS Siloam Lubuklinggau

26 RS AR Bunda Lubuklinggau

27 RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja

28 RS DKT Nosmir Baturaja

29 RS Santo Antonio Baturaja

30 RSUD Muaradua

31 RSUD Martapura

32 RSUD Gumawang

33 RS Panti Bhaktiningsih

34 RSI At-taqwa

35 RS DKT Lahat

36 RSUD Banyuasin

37 RS Hermina Opi

38 RSUD Besemah Kota Pagar Alam

39 RSUD Tebing Tinggi Kab Empat Lawang

40 RSUD Muara Rupit

41 RSUD Talang Ubi

42 RSUD Sungai Lilin

8 Bangka Belitung

18844203Dinkes2020

1 RSUD Dr (HC) Ir Soekarno

2 RSUD Sejiran Setason

3 RSUD Kab Bangka Selatan

4 RSUD Depati Bahrin

106

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

5 RSUD KabBangka Tengah

6 RSUD KabBelitung Timur

7 RS Siloam Bangka

8 RS Katolik Bhakti Wara

9 RS Kalbu Intan Medika

10 RS Gunung Manik

11 RS Almah

12 RS Utama

13 RS Arsani

14 RS Bakti Timah Muntok

15 RS Medika Stannia

16 RS Bakti Timah Pangkalpinang

17 RS Ibu dan Anak Muhaya

18 RS Ibu dan Anak Dzakirah

19 RS Ibu dan Anak Rona

9 Bengkulu SK Nomor L159Dinkes

tahun 2020

1 RSUD Curup

2 RSUD Mukomuko

3 RSUDHarapan dan Doa Kota Bengkulu

4 RSBhayangkara Jitra Kota Bengkulu

5 RS Tk IV Bengkulu

10 Lampung SK Nomor

G167V02HK2020

1 RSUD dr ADadi Tjokrodipo

2 RS Bhayangkara

3 RSTKIV020704

4 RSU Imanuel

5 RSU Urip Sumoharjo

6 RSU Pertamina Bintang Amin

7 RSU Graha Husada

8 RSU Bumi Waras

9 RSU Advent

10 RSU Menggala

11 RSU Natar Medika

12 RSUD Bandar Negara Husada

13 RSUD Sukadana

14 RSU Handayani

15 RSUD Demang Sepulau Raya

16 RSU Yukum Medical Center

17 RSUD Alimudin Umar

107

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

18 RSUD Ragab Begawe Caram

19 RSUD Tulang Bawang Barat

20 RSUD Zainal Abidin PA

21 RSUD Kotaagung

22 RSU Panti Secanti

23 RSUD MThohir

24 RSUD Pesawaran

25 RSUD Pringsewu

26 RSU Mitra Husada

11 DKI Jakarta On proses

1 RSUD Tarakan

2 RSUD Koja

3 RSKD Duren Sawit

4 RSU Pelni

5 RSU Pertamina Jaya

12 Jawa Barat SK Nomor 445Kep186-

Dinkes2020

1 RSUD Cibinong KabBogor

2 RSUD Ciawi KabBogor

3 RSUD Cibabat Kota Cimahi

4 RSUD Kota Bogor

5 RSUD Al-Ihsan ProvJawa Barat

6 RSU Bahyangkara Tk II Sartika Asih Kota Bandung

7 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya

8 RSUD Singaparna Medika Citrautama KabTasikmalaya

9 RS Paru Prov Jawa Barat Kabirebon

10 RSUD Bayu Asih Kab Purwakarta

11 RSUD Karawang

12 RSUDSekarwangi KabSukabumi

13 RSUD KabSubang

14 RSUD Waled Kab Cirebon

15 RSUD Arjawinangun Kab Cirebon

16 RSUD 45 Kab Kuningan

17 RSUD Kab Bekasi

18 RSUD Sumedang

19 RSUD Kota Banjar

20 RSUD Kab Ciamis

21 RSUD Cideres Kab Majakengka

108

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

22 RSUD Majalaya

23 RS Lanud dr M Salamun Kab Bandung

24 RSUD Kota Depok

25 RSUDSayang Kab Cianjur

26 RSUDdr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi

13 Banten SK Nomor 443Kep118-

Huk2020

1 RSUD Banten

2 RSUD Balaraja

3 RS Siloam Kelapa Dua

14 Jawa Tengah SK Gub Nomor 44542

Tahun 2020

1 RSUD Tugurejo Semarang

2 RSUD Salatiga

3 RSUD Ambarawa

4 RSUD Sunan Kalijaga Demak

5 RSUD Dr R Soedjati Grobogan

6 RSU Sultan Agung Semarang

7 RSU St Elizabeth Semarang

8 RSU Telogorejo Semarang

9 RSU Columbia Asia Semarang

10 RSU Tk III Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang

11 RSU Bhayangkara Semarang

12 RSU Tk IV 040703 dr Asmir Salatiga

13 RSU Tk II dr Soedjono Magelang

14 RSUD RAA Soewondo Pati

15 RSUD RA Kartini Jepara

16 RSUD dr R Soetrasno Rembang

17 RSUD dr R Soetijono Blora

18 RSU Mardi Rahayu Kudus

19 RSUD Bendan Kota Pekalongan

20 RSUD Kajen Kab Pekalongan

21 RSUD Batang

22 RSUD Dr M Ashari Pemalang

23 RSUD Brebes

24 RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal

25 RSUD Cilacap

26 RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara

27 RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

109

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

28 RSUD Setjonegoro Wonosobo

29 RSUD Dr Soedirman Kab Kebumen

30 RSU Tk III Wijayakusuma Purwokerto

31 RSUD Kota Surakarta

32 RSUD Ir Soekarno Sukoharjo

33 RSUD Pandan Arang Boyolali

34 RSUD Bagas Waras Klaten

35 RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen

36 RSUD Karanganyar

37 RSUD Dr Soediran MS Wonogiri

38 RSU PKU Muh Surakarta

39 RSU Islam Klaten

40 RSU Kasih Ibu Surakarta

41 RS dr Oen Surakarta

42 RSU TkIV Slamet Riyadi Surakarta

43 RSUD Djojonegoro Temanggung

44 RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo

45 RSUD Muntilan Kab Magelang

15 Yogyakarta

Keputusan Gubernur DIY No 61Kep2020 tentang Penetapan RS Rujukan

Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging tanggal

17 Maret 2020

1 RSUD SLEMAN

2 RSUD PRAMBANAN

3 RS JIH

4 RS PANTI RINI

5 RS SAKINA IDAMAN

6 RS PKU MUH GAMPING

7 RS BHAYANGKARA POLDA DIY

8 RS UGM

9 RS Hermina

10 RSUD Wonosari

11 RS Panti Rahayu

12 RSPAU Harjolukito

13 RS Santa Elizabeth

14 RS PKU MUH Bantul

15 RS DRSutarto DKT

16 RS PKU MUH Yogyakarta

17 RS PANTI RAPIH

18 RS BETHESDA

19 RS PRATAMA Yogjakarta

110

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

20 RSJ GRHASIA

21 RSIY PDHI

22 RS SILOAM Yogjakarta

23 RSUD NYI Ageng Serang

16 Jawa Timur SK Nomor

188125KPTS0132020

1 RS Islam Siti Hajar Sidoarjo

2 RS Mitra Keluarga Waru

3 RS Siti Khodijah Sepanjang

4 RSU Anwar Medika

5 RSUDBangil

6 RSUD Dr R Soedarsono

7 RSUD Tongas

8 RSUD Dr Mohamad Saleh

9 RS Tk III Baladhika Husada

10 RS Bina Sehat

11 RSSakit Citra Husada

12 RSParu Jember

13 RSJember Klinik

14 RSUD Dr Haryoto Lumajang

15 RS Djatiroto

16 RSUDdr H Koesnadi Bondowoso

17 RSUD dr Abdoer Rahem

18 RSUDSyarifah Ambami Rato Ebu

19 RSUD Mohammad Zyn KabSampang

20 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo

21 RSUDMohammad Noer Pamekasan

22 RSUD Dr H Moh Anwar

23 RSKatholik Saint Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya

24 Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan

25 RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya

26 RSUD Bhakti Dharma Husada

27 RS Islam Jemursari Surabaya

28 RS Siloam Surabaya

29 RS Umum Haji Surabaya

30 RS Premier Surabaya

31 RS Husada Utama Surabaya

111

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

32 RSBhayangkara Tk IISamsoeriMertojoso

33 RS Manyar Medical Centre

34 RS National Hospital

35 RS Royal Surabaya

36 RSTk III Brawijaya

37 RSAL Dr Ramelan

38 RSJiwa Menur Surabaya

39 RSUD Dr Moh Soewandhie Surabaya

40 RSUD Ibnu Sina Kab Gresik

41 RSUDDr Soegiri Lamongan

42 RS Muhammadiyah Lamongan

43 RSUD Prof Dr Soekandar

44 RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo

45 RSUD Kab Jombang

46 RSUD Kab Kediri

47 RSUD Gambiran

48 RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan

49 RSUD Dr Soedomo Trenggalek

50 RS Tk II dr Soepraoen

51 RS Panti Waluya Sawahan

52 RS Lavalette

53 RSUD Kanjuruhan KabMalang

54 RSU Wava Husada

55 RS Prima Husada Malang

56 RSU Karsa Husada Batu

57 RS Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar

58 RSUDNgudi Waluyo Wlingi

59 RSUD Nganjuk

60 RSUD Dr Soeroto Kab Ngawi

61 RSAUdrEfram Harsana LanudIswahjudi

62 RSUD dr Sayidiman Magetan

63 RSUD Caruban

17 Bali SK Nomor 25903-

BHK2020

1 RSUD Wangaya

2 RSUD Bali Mandara

3 RS Daerah Mangusada

4 RS Umum Universitas Udayana

5 RSU Negara

112

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

6 RSUD Klungkung

7 RS Pratam Giri Emas

18 Nusa

Tenggara Barat

SK Nomor 445-313 tahun 2020

1 RSUD Kota Mataram

2 RSU Universitas MATARAM

3 RSAD REM WIRABHAKTI

4 RS HARAPAN KELUARGA

5 SILOAM HOSPITALS Mataram

6 RSUD PATUT PATUH PATJU

7 RSUD Praya

8 RSUD KabLombok Utara

9 RSUD ASY-SYIFA Sumbawa Barat

10 RSUD Dompu

11 RS AWET MUDA NARMADA

19 Nusa

Tenggara Timur

SK Nomor 120KEPHK2020

1 RSUD SK Lerik Kupang

2 RS Bhayangkara Tk III Kupang

3 RS Tk III Wirasakti Kupang

4 RS Siloam Kupang

5 RSUD Soe

6 RSUD Kefamenanu

7 RSU Penyangga Perbatasan Betun

8 RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka

9 RSUD Bajawa

10 RSUD dr Ben Mboi Ruteng

11 RS Siloam Labuan Bajo

20 Kalimantan

Barat SK No370DINKES2020

1 RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadri

2 RS Bhayangkara Anton Soedjarwo

3 RS UNTAN Pontianak

4 RS TKII artika Husada

5 RSUD drRubini

6 RSU Harapan Bersama

7 RSUD Bengkayang

8 RSUD Sambas

9 RSUD Pemangkat

10 RSUD DrAchmad Diponegoro

113

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

11 RSUD MTHDjaman Kab45Sanggau

21 Kalimantan Tengah

SK Nomor 18844212020 1 RSUD Muara Teweh

22 Kalimantan

Selatan SK Nomor

18840207KUM2020

1 RSUD Dr H Moch Ansari Saleh

2 RSUD Idaman Banjarbaru

3 RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan

23 Kalimantan

Timur SK Nomor 445K2362020

1 RSUD Inche Abdoel Moeis

2 RSUD Beriman Balikpapan

3 RS Tk II Dr R Hardjanto

4 RSUD Ratu Aji Putri Botung

5 RSUD Kudungga

6 RSUD Harapan Insan Sendawar

7 RSUD Dr Abdul Rivai

24 Kalimantan Utara

SK No18844K2642020 1 RSUD Nunukan

25 Sulawesi

Utara SK Nomor 102 Tahun 2020

1 RSUD Liun Kendage Tahuna

2 RSUD Noongan

3 RSUD Bitung

4 RSUD Maria Walanda Maramis

5 RSTK II R W Mongisidi

6 RSUD Talaud

7 RS Bergerak Kab Sitaro

8 RSUD Tagulandang

9 RSUD Bolaang Mongondow Selatan

10 RSUD Datoe Binangkang

11 RSUD Bolaang Mongondow Utara

12 RSUD Anugerah Tomohon

26 Gorontalo

27 Sulawesi

Barat SK Nomor

1884172SULBARIII2020 1 RSUD Kab Polewali mandar

28 Sulawesi Tengah

SK Nomor 445126DisKes-

GST2020

1 RSUD Morowali

2 RSUD Poso

3 RSUD Anuntaloko Parigi

4 RSUD Madani Palu

5 RS Budi Agung Palu

29

Sulawesi Selatan

1 RSUD KH Hayyung Kepulauan Selayar

2 RSUD HA Sulthan Daeng Radja

114

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

3 RSUD Prof Dr HM Anwar

4 RSUD Lanto Daeng Pasewang

5 RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar

6 RSUD Syehk Yusuf Gowa

7 Rumkit Tk IV DR M Yasin

8 RSUD Tenriawaru Bone

9 RSUD Salewangang Maros

10 RSUD Batara Siang

11 RSUD Barru

12 RSUD Latemmamala Soppeng

13 RSUD Lamaddukkelleng

14 RSUD Nene Mallomo

15 RSUD Arifin Numang

16 RSUD Lasinrang Pinrang

17 RSUD Massenrempulu

18 RSUD Sawerigading

19 RSUD Andi Djemma Masamba

20 RSUD I Lagaligo

21 RS Kepolisian Bhayangkara

22 RSAL Jala Ammari Makassar

23 RS Khusus Daerah Dadi

24 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah

25 RSUD Haji Makassar

26 RSUD Daya Kota Makassar

27 RS Tk IV 070703 Dr Sumantri

28 RSUD Batara Guru

29 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi

30 RSUD Siwa

31 RSUD Sayang Rakyat

32 RS AU dr Dody Sardjoto

33 RS Universitas Hasanuddin

34 RS Akademis Jaury

35 RS Stella Maris

36 RS Islam Faisal

37 RS Awal Bros Makassar

38 RS Siloam Makassar

115

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

39 RS Ibnu Sina Makassar

30 Sulawesi Tenggara

SK Nomor 202 Tahun 2020

1 RSUD Kota Kendari

2 RSUD Unaaha Kab Konawe

3 RSUD kab Konawe Selatan

4 RSUD Benyamin Guluh Kab Kolaka

5 RSUD Kota Bau Bau

6 RSUD Raha Kab Muna

31 Maluku SK Gub Nomor 158 Tahun

2020

1 RS TKII dr Latumeten

2 RS Bhayangkara

3 RS AL drFX Soehardjo

4 RS Sumber Hidup

5 RS drIshak Umarella

6 RSUD Saparua

7 RSUD Masohi

8 RSUD Piru

9 RSUD Bula

10 RSUD Namlea

11 RSUD Namrole

12 RSUD PP Magreti

13 RSUD Maren Hi Noho Renuat

14 RSUD Karel Sadsiutubun

15 RSUD Cendrawasih

16 RSUD Tiakur

32 Maluku Utara SK Nomor

291KPTSMU2020

1 RSUD Soasio

2 RSUD Tobelo

3 RSUD Labuha

4 RSUD Jailolo

5 RSUD Kab Pulau Morotai

6 RSUD Sanana

33 Papua On Proses

1 RSUD Abepura Rujukan Khusus Jiwa Provinsi

2 RSK Jiwa Abepura

3 RSU TNI AD Marthen Indey

4 RSU POLRI Bhayangkara

5 RSU Provita

6 RSU Dian Harapan

7 RSU TNI AL Soedibio Sardadi

116

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

8 RSUD Yowari

9 RSUD Biak

10 RSUD Wamena

11 RSUD Nabire

12 RSUD Paniai

13 RSUD Timika

14 RSUD Merauke

15 RSUD Mappi

16 RSUD Koya

34 Papua Barat SK Nomor 4408432020

1 RSUD Kab Fakfak

2 RSUD Kab Kaimana

3 RSUD Kab Teluk Wondama

4 RSUD Kab Teluk Bintuni

5 RSUD Scoloo Keyen

6 RSUD Kab Raja Ampat

7 RSUD Sele Be Solu

8 RSAL dr Azhar Zahir

9 RSAL dr R Oetojo

10 RS Tk IV 180702 JA Dimara

11 RS Tk IV dr Aryoko

12 RS Bhayangkara Lodewijk Mandacan

117

Lampiran 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1 SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)

Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan jam Hp pulpen dll) 2 Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti 3 Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi 4 Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan kualitasnya sesuai 5 Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan pengawasan pengamat

terlatih (kolega) 6 Mencuci tangan hingga bersih 7 Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril) 8 Kenakan baju steril 9 Kenakan masker penutup mulut 10 Kenakan pelindung wajah atau kacamata 11 Kenakan penutup kepala dan leher topi bedah yang menutupi leher dan sisi kepala

(disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung 12 Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan celemek berbahan berat

atau celemek tahan air yang dapat digunakan kembali)

118

13 Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan yang panjang) di atas manset

2 SOP Pelepasan APD

Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan Untuk apron yang bisa

digunakan kembali letakkan di wadah yang berisi desinfektan 2 Jika mengenakan sepatu luar lepaskan dengan tetap Anda menggunakan sarung tangan

(jika memakai sepatu karet lihat langkah 4) 3 Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar dan buanglah ke tempat

yang aman 4 Jika menggunakan sepatu karet lepaskan kedua sepatu (idealnya menggunakan boot

remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan Anda Tempatkan sepatu dalam wadah disinfektan

5 Mencuci tangan membersihkan tangan 6 Jika mengenakan penutup kepala lepaskanlah dimulai dari belakang kepala 7 Melepaskan pelindung muka

a Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala) Tempatkan pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses ulang

b Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala Saat melepaskan masker lepaskan ikatan tali pertama dan tali berikutnya

119

8 Mencuci tangan membersihkan tangan

3 SOP Pengambilan Spesimen COVID-19

Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan harus memperhatikan universal

precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari

pasien ke paramedic maupun lingkungan sekitar Hal tersebut meliputi

1 Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabundesinfektan SEBELUM dan

SESUDAH tindakan

2 Menggunakan APD

Melihat situasi saat ini mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang

digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD lengkap dengan menggunaan

masker minimal N95

A Bahan Pengambilan Spesimen

1 Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)

Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)

jika pasien lebih dari satu

2 Spesimen Saluran Pernapasan

a Viral Transport Media (VTM)

Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau

dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS Antifungal dan Antibiotik

dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam satu wadah steril

b Swab Dacron atau Flocked Swab

c Tongue Spatel

d Kontainer Steril untuk Sputum

e Parafilm

f Plastik Klip

g Marker atau Label

3 Spesimen DarahSerum

a Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer

b Wing needle (jika diperlukan)

c Kapas alkohol 70

d Kapas Kering

e Vial 18 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)

f Marker atau Label

4 Bahan PengepakanPengiriman Spesimen

a Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)

b Label Alamat

c LakbanPerekat

B Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring

1 Persiapkan cryotube yang berisi 15 ml media transport virus (Hanks BSS +

Antibiotika) dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (pabrikan)

2 Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen Jika label

bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan MarkerPulpen pada

bagian berwarna putih di dinding cryotube (Jangan gunakan Medium Hanks Bila

telah berubah warna menjadi Kuning)

120

3 Gunakan swab yang terbuat dari dacronrayon steril dengan tangkai plastik atau

jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur) Jangan menggunakan swab kapas

atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai

kayu karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat

menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara

molekuler

4 Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung)

5 Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung pastikan posisi swab pada

septum bawah hidung

6 Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring

Sumber New England Journal of Medicine

Gambar XX Lokasi Pengambilan Nasofaring

7 Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan

8 Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM

Sumber Dokumentasi Balitbangkes

Gambar 52 Pemasukkan Swab ke dalam VTM

9 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup

dengan rapat

10 Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir

11 Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip Jika ada

lebih dari 1 pasien maka Plastik Klip dibedakanterpisah Untuk menghindari

kontaminasi silang

121

Sumber Dokumentasi Balitbangkes

Gambar XX Pengemasan Spesimen

C Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum

Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air kemudian pasien diminta mengeluarkan

dahaknya dengan cara batuk yang dalam Sputum ditampung pada wadah steril

yang anti bocor Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat

menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan

D Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum

Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi dengan serum awal

dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya

dikumpulkan 2-3 minggu kemudian Jika hanya serum tunggal yang dapat

dikumpulkan ini harus diambil setidaknya 14 hari setelah onset gejala untuk

penentuan kemungkinan kasus

Anak-anak dan dewasa dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan disentrifus untuk

mendapatkan serum sebanyak 15-3 mL Sedangkan untuk bayi Minimal 1 ml whole

blood diperlukan untuk pemeriksaan pasien bayi Jika memungkinkan

mengumpulkan 1 ml serum

4 Pengepakan Spesimen

Spesimen pasien dalam pengawasan probabel atau dikonfirmasi harus dilakukan

tatalaksana sebagai UN3373 Substansi Biologis Kategori B ketika akan

diangkutditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi Semua spesimen

harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan Adapun sistem yang

digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai

dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA)

122

Sumber WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious substances 2019ndash

2020

Gambar XX Contoh Pengepakan Tiga Lapis

Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus harus disimpan dan dikirim pada

suhu yang sesuai Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan

Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting

Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam

cool box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari

tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice)

5 Pengiriman Spesimen

Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan

dilakukan oleh petugas rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya

dengan menyertakan formulir pemeriksaan spesimen pasien dalam pengawasanorang

dalam pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak erat harus

menyertakan salinan formulir pemantauan harian

Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi pengiriman spesimen

ke PHEOC Untuk wilayah di luar Jakarta pengiriman spesimen dapat dilakukan

menggunakan jasa kurir door to door Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to

port dapat melibatkan petugas KKP setempat Pengiriman port to port hanya dilakukan

jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P berkoordinasi dengan

PHEOC Ditjen P2P

Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam Spesimen dikirim dan

ditujukan ke Laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan wilayah masing-masing

(lampiran XX) Sesuai KMK Nomor HK0107MENKES2142020 tentang Jejaring

Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

6 Konfirmasi Laboratorium

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan COVID-19 dilakukan

dengan menggunakan metode RT-PCR dan sekuensing Adapun algoritma

pemeriksaannya adalah sebagai berikut

Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19

123

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam

pemantauan dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-

PCR dan sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain

tetapi negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak

erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan

ulang Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui

Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil

positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi

Prof Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan

Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency

Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BNPB

PHEOC mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang

merawat kasus Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai

pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium

positif IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam

7 SOP Pemasukkan Obat di Indonesia

a SOP Special Access Scheme (SAS)

b Alur SAS Obat Program

1 Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin

pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes

2 Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat permohonan

atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima donasi dan ditujukan ke

Ditjen Farmalkes

3 Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan akan

menerbitkan surat SAS

4 Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program dan

ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses clearence obat

yang dikirim di bea cukai

5 Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan

Permohonan SAS dari ProgramIF

Proses Penerbitan Persetujuan SAS di

BPOM

10 hari kerja

Proses upload ke INSW (Indonesia national

single window)amp Clearance Bea Cukai

Proses Rilis di BPOM

10 Hari Kerja

Pendistribusian ke Daerah pandemik

Pelaporan efek samping

124

Lampiran 9

KOMANDO KENDALI KOORDINASI DAN KOMUNIKASI

a Komando

Komando selama operasi dalam koordinasi BNPB

b Kendali

Kendali taktis selama operasi berada pada Komandan Penanggulangan Bencana

wabah COVID-19 (BNPB)

c Pos Komando

Kedudukan Pos Komando selama operasi berada di Pusdalop BNPB

Jl Pramuka No38 RT11RW5 Utan Kayu Utara Kec Matraman Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13120

d Komunikasi

1) Call Center BNPB helliphelliphellip 119

3) Email helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

4) Faksimile helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

e Website httpswwwcovid19goid

Lampiran 10

Informasi website lainnya

httpsinfeksiemergingkemkesgoid

httpsehatnegerikukemkesgoid

Dinas Kesehatan Provinsi dengan informasi COVID-19

Data pertanggal 26 Maret 2020

1 ACEH httpsdinkesacehprovgoid httpscovid19acehprovgoid

2 SUMATERA UTARA httpsumutcovid19id

3 SUMATERA BARAT httpscoronasumbarprovgoid

4 RIAU httpscoronariaugoid

5 JAMBI httpcoronajambiprovgoid

6 SUMATERA SELATAN httpdinkessumselprovgoidcovid19-sumsel

7 BENGKULU httpsdinkesbengkuluprovgoid

8 LAMPUNG httpsdinkeslampungprovgoid

9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG httpdinkesbabelprovgoid

125

10 KEPULAUAN RIAU httpcoronakepriprovgoiddata

11 DKI JAKARTA httpscoronajakartagoid

12 JAWA BARAT httpspikobarjabarprovgoid download Android Apps

httpsplaygooglecomstoreappsdetailsid=idgojabarprovpikobar

13 JAWA TENGAH httpjatengprovgoidcorona

14 DI YOGYAKARTA httpcoronajogjaprovgoid httpcoronajogjaprovgoidmap-

covid-19-diy

15 JAWA TIMUR httpsdinkesjatimprovgoid

16 BANTEN httpsinfocoronabantenprovgoid

17 BALIhttpswwwdiskesbaliprovgoidhttpcovid19denpasarkotagoid

httpinfocovid19bulelengkabgoid

18 NUSA TENGGARA BARAT httpscoronantbprovgoid

19 NUSA TENGGARA TIMUR httpsdinkesnttprovgoid

20 KALIMANTAN BARAT httpsdinkeskalbarprovgoidcovid-19

21 KALIMANTAN TENGAH httpsdinkeskaltenggoid

22 KALIMANTAN SELATAN httpdinkeskalselprovgoid

23 KALIMANTAN TIMUR httpdinkeskaltimprovgoid

24 KALIMANTAN UTARA

25 SULAWESI UTARA httpdinkessulutprovgoid httpcoronasulutprovgoid

26 SULAWESI TENGAH httpsdinkessultengprovgoidcategorycovid-19

27 SULAWESI SELATAN httpsdinkessulselprovgoid httpscovid19sulselprovgoid

28 SULAWESI TENGGARA httpsdinkessultraprovgoid

29 GORONTALO httpsdinkesgorontaloprovgoid

30 SULAWESI BARAT httpsdinkessulbarprovgoid

31 MALUKU httpscoronamalukuprovgoid

32 MALUKU UTARA httpcoronamalutprovgoid

33 PAPUA BARAT httpsdinkespapuabaratwordpresscom

34 PAPUA httpsdinkespapuagoid

Dinas Kesehatan KabupatenKota dengan Informasi Covid-19

NO PROVINSI KABUPATENKOTA WEBSITE

Sumatera Barat Kota Padang httpcoronapadanggoid Sumatera Utara Kota Medan httpscovid19pemkomedangoid Kota Binjai httpbinjaimelawancovid19binjaikotagoid

Kab Deli Serdang httpscovid19deliserdangkabgoid

Kota Tebing Tinggi httpscovid19tebingtinggikotagoid Kab Langkat httpscoronainfolangkatkabgoid Kab Tapanuli Selatan httpscovid19tapselkabgoid

126

Kab Karo httpscovid19karokabgoid Kepulauan Riau Kota Batam httpslawancoronabatamgoid Jawa Barat Kota Bandung httpscovid19bandunggoid Kota Bogor httpcovid19kotabogorgoid

Kota Depok httpsccc-19depokgoid Kota Bekasi httpscoronabekasikotagoid

Jawa Timur Kota Surabaya httpslawancovid-19surabayagoid

Kab Probolinggo httpssiagacovid19probolinggokabgoid Jawa Tengah Kota Semarang httpssiagacoronasemarangkotagoid Kab Kudus httpscoronakuduskabgoid Kab Kediri httpcovid19kedirikabgoid

Lampiran 11

Daftar Singkatan Dan Istilah

APSED The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases and Public Health

Emergencies

BKSLN Biro Kerja Sama Luar Negeri

BTDK Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

CFR Case Fatality Rate

COVID-19 Corona Virus Disease 2019

DRT Disaster Response Teams

EOC Emergency Operations Centres

GMP Good Manufacturing Practice

IHR International Health Regulation

ILI COVID-19 Infection Like Illness

INSW Indonesia National Single Window

KLB Kejadian Luar Biasa

KPA Kuasa Pengguna Anggaran

LET The Logistics Emergency Teams

NCC National Command Center

PDB Penanganan Darurat Bencana

PHEIC Public Health Emergencies of International Concern

PHEOC Public Health Emergency Operations Centre

POSPENAS Pos Pendamping Nasional

127

PPE Personal Protective Equipment

PSC Public Safety Center

SARI Severe Acute Respiratory Infection

SAS Special Access Scheme

SKDR Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon

TIPRA Tools for COVID-19 Risk Assessment

TSM Tim Sentra Media

TPK Tim Promosi Kesehatan

WHA World Health Assembly

WHO World Health Organization

128

Lampiran 12

Prinsip Penanggulangan

Komponen Siaga Darurat Tanggap Darurat Rehabilitasi

Komando dan

Koordinasi Membentuk Tim

Tanggap COVID-19 dan

mengaktifkan Posko

COVID-19 Panel ahli

Tim Gerak Cepat di

semua tingkatan

Menyusun Rencana

Aksi Pengendalian dan

respon COVID-19 lintas

sektor dan testing

Surat kewaspadaan

COVID-19 kepada

seluruh fasilitas

kesehatan dan

multisektor lainnya

Eskalasi respon posko

Tanggap Darurat COVID-19

di setiap tingkatan

Menyusun dan

melaksanakan rencana

operasi COVID-19

Monitoring pelaksanaan

respon COVID-19

Berkoordinasi dengan mitra

organisasi Internasional

untuk bantuan Internasional

Surat peningkatan

kewaspadaan kepada

seluruh sektor dan setiap

tingkatan

Monitoring

informasi dari

WHO

Kementerian

Kesehatan

BNPB dan

Media Massa

terkait

perkembangan

bencana

wabah COVID-

19

Memberikan

Informasi

kepada

Masyarakat

Tanggap

Darurat telah

berakhir

Rehabilitasi

Fasilitas umum

untuk boleh

diaktifkan

kembali

Melaksanakan

pemulihan

Ekonomi Dini

Memberikan

pendampingan

dukungan

kesehatan jiwa

dan psikososia

Melakukan

pemulihan

sarana dan

prasarana

layanan publik

dan

memastikan

berfungsi

Surveilans

dan

laboratorium

Deteksi sinyal bencana

wabah COVID-19 melalui

penguatan sistem

surveilans epidemiologi

Surveilans ILISARI

pneumonia baik di

fasilitas layanan

kesehatan pemerintah

maupun swasta melalui

SKDR event-based

surveillance pelacakan

kasus pelaporan dan

diseminasi data

Pelacakan kontak dapat

bekerjasama dengan

PMI kader dan sektor

lainnya yang terlatih

Kaji cepat analisis risiko

penguatan sistem

laboratorium untuk

mendeteksi virus berupa

pengambilan specimen

dan pemeriksaan PCR

dan whole genom

sequencing

Identifikasi dan

penguatan laboratorium

yang dapat melakukan

pemeriksaan COVID-19

Kaji cepat dan analisis risiko

terhadap lokasi dampak

kerugian dan sumber daya

Percepatan penyelidikan

epidemiologis pelacakan

manajemen dan monitoring

kontak

Rumah sakit melakukan

pelaporan harian COVID-19

kepada PHEOC yang

dilanjutkan ke Pusdalop

Apabila ada keterbatasan

kapasitas pemeriksaan

laboratorium pada daerah

dengan penyebaran infeksi

luas dilakukan sampling

pemeriksaan laboratorium

dan pada pasien yang parah

dan sistem sentinel Pada

daerah baru yang melaporkan

kasus COVID-19 baru

dilakukan pemeriksaan

laboratorium sesuai pedoman

nasional

129

Respon

medis

pengendalian

infeksi

Melakukan manajemen

isolasi manajemen

kasus COVID-19 dan

melakukan pelacakan

kontak COVID-19

Memfungsikan dan

memperkuat Rumah

Sakit rujukan yang

ditunjuk oleh Kemenkes

di Jakarta (terlampir)

dan menyiapkan rumah

sakit tambahan dan

Gedung tambahan yang

dapat dialihfungsikan

menjadi pusat

perawatan COVID-19

apabila diperlukan RS

mereview kebutuhan

dan siap untuk

mengaktifkan rencana

kesiapsiagaan

pandemic di Rumah

Sakit apabila diperlukan

Pemenuhan logistik Alat

Pelindung Diri (APD)

obat suportif bahan

medis habis pakai dan

untuk pemeriksaan

laboratorium (VTM

Swab cold chain dll)

Review kesiapsiagaan

pandemi di Rumah sakit

Rujukan medis

pemeriksaan pengobatan

perawatan dan isolasi

penderita termasuk tindakan

karantina

Rumah sakit rujukan yang

ditunjuk berfungsi sebagai

pusat perawatan COVID-19

(terlampir) Rumah sakit

tersebut mengaktifkan

rencana kesiapsiagaan dan

respon pandemi di rumah

sakit

Penambahan rumah sakit

rujukan COVID-19

Menyiapkan gedung yang

dialihfungsikan untuk pusat

perawatan COVID-19

(Wisma Atlit)

Pada kondisi kapasitas

fasilitas kesehatan yang

terbatas kasus ringan

dirawat dirumah kasus

dengan faktor risiko dan

kasus berat dirawat di

rumah sakit

secara normal

Melanjutkan

pesan hidup

bersih dan

sehat terutama

menjaga

kebersihan

tangan dan

etika batuk

Melanjutkan

upaya

surveilans

ketat ILISARI

dan

pneumonia

dengan

menerapkan

pelaporan nol

rdquozero

reportingrdquo

surveilans

ketat dan

melakukan

pemantauan

tren dan

klaster

Komunikasi

Risiko dan

Pelibatan

Masyarakat

Strategi komunikasi

risiko dan pelibatan

masyarakat melibatkan

relawan organisasi

sosial tokoh agama

tokoh masyarakat dan

sektor pendidikan

Identifikasi saluran untuk

pelibatan masyarakat

termasuk hotline media

social dan kelompok

masyarakat

Melaksanakan komunikasi

risiko dengan pelibatan

masyaraakt multisektor

termasuk sektor

PendidikanEskalasi hotline

dan menggunakan jalur

aplikasi elektronik lainnya

seperti Halodoc Gojek dll

Pelatihan relawan dan

tenaga kesehatan dalam

penanganan respon

Memanfaatkan mekanisme

pelibatan masyarakat yang

ada

Penjangkauan dan pelibatan

masyarakat rentan

Intervensi Menghitung kebutuhan

medis dan APD dan

Eskalasi pengadaan dan

distribusi APD dan supply

130

pharmasi membuat rencana

pengadaan supply dan

distribusi

Pengadaan kebutuhan

APD untuk stockpile

medis lainnya Memastikan

berjalannya SAS untuk

bantuan logistik dari luar

Intervensi non

pharmasi Sektor esensial

melakukan review

Bussiness Continuity

Planning

(keberlangsungan usaha)

sehingga dapat tetap

berfungsi operasional

apabila situasi

berlangsung lebih buruk

Dukungan kesehatan

jiwa dan psikososial

Sektor esensial menerapkan

Bussiness Continuity

Planning (Keberlangsungan

Usaha) agar sektor esensial

tetap dapat

berlangsungPengamanan

masyarakat

Kebutuhan pokok dan

pangan yang terjamin untuk

daerah yang terdampak

Memastikan masyarakat

mendapatkan akses

dukungan kesehatan jiwa

dan psikososial

131

Lampiran 13

Indikator

INDIKATOR Target Verifikasi Pencapaian Indikator Waktu

Pengukuran

Pj

PERENCANAAN ANALISIS SITUASI

Review Rencana Operasi setiap

minggu

Pelaksanaan komando dan koordinasi

dengan stakeholder setiap minggu

melibatkan multisektor termasuk

organisasi Internasional dan partner

100

100

Review dokumen rencana operasi

mingguan

Review dokumen hasil pertemuan

(notulensi) mingguan

disebarluaskan dan ditindaklanjutin

Mingguan

(Setiap

harihelliphellip)

Mingguan

(Setiap

harihelliphellip)

LOGISTIK

Kelengkapan dan ketepatan laporan

mingguan logistik dari BPBD ke

Pusdalop untuk Kapasitas dan

Kebutuhan Jumlah kapasitas tempat

tidur COVID-19 Jumlah ICU Jumlah

Ventilator Petugas kesehatan (dokter

perawat petugas surveilan petugas

monitoring APD VTM Swab dan

supply medis lainnya sesuai formulir

pelaporan logistik) BPBD

menghimpun data dari Dinkes dan

lintas sektor lainnya

100 Review laporan mingguan logistik

yang lengkap dan tepat

Mingguan

(Setiap harihelliphelliphellip)

Permintaan logistik dari daerah

terpenuhi minimal dalam 3 hari

80 Review dokumen tanda terima

logistik dari daerah (3hari dari

permintaan dari daerah diterima)

Per bulan

(pada

minggu ke-4)

Suplai logistik untuk kebutuhan

pangan pokok di daerah terdampak

yang terpenuhi

100 - Laporan Monitoring supply

logistik melalui laporan intelejen

(BIN) yang didapatkan dari

lapangan media

- Tidak ada kenaikan harga hellip

untuk kebutuhan pangan pokok

- Tidak ada laporan kerusuhan

karena kekurangan pangan

esensial di daerah terdampak

Per bulan

(Pada

minggu ke-4)

Dashboard untuk laporan logistik yang

menggambarkan real time stok

Tersedia

Tersedianya Dashboard laporan

logistik yang operasional

Minggu

pertama April

2020

OPERASI

PENCEGAHAN

Media massa dan elektronik

menyiarkan pesan inti COVID-19

kepada masyarakat

80 Review laporan media monitoring Mingguan

(setiap hari

hellip)

132

Kantor yang memberlakukan ldquobekerja

dari rumahrdquo

80 Review laporan intelejen

kementerian tenaga kerja untuk

kantor yang memberlakukan

ldquobekerja di rumahrdquo

MIngguan

(setiap

harihellip)

Sekolah dan Universitas

memberlakukan pembelajaran online

100 Review laporan dari kementerian

Pendidikan untuk Universitas yang

melakukan pembelajaran online

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tidak ada acara pertemuan besar

yang melibatkan orang banyak

(contohnya konser pernikahan pesta

festival)

100 Review laporan intelejen acara

pertemuan besar dan tindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Masyarakat kontak erat COVID-19

melakukan isolasi mandiri di rumah

selama 14 hari

100 Review laporan monitoring kontak

erat

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat-tempat hiburan tutup dan tidak

beroperasi

100 Review laporan intelejen mengenai

operasi tempat hiburan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat perbelanjaan tutup pada jam 8

malam

80 Review laporan monitoring polisi

mengenai tempat perbelanjaan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Angkutan massal (bus kereta api

MRT) mengangkut penumpang

dengan jumlah terbatas dengan jarak 1

meter antar penumpang

80 Review laporan monitoring intelejen

petugas dari

kementeriantransportasi mengenai

pemantauan angkutan masal

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat ibadah seperti gereja masjid

dan pura tidak melaksanakan kegiatan

peribadatan yang melibatkan orang

banyak di tempat ibadah

80 Review laporan intelejen mengenai

operasi tempat hiburan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Sektor esensial tetap berfungsi

Yang termasuk sektor esensial

Pelayanan kesehatan listrik

telekomunikasi bahan bakar

kebutuhan pangan pabrik untuk

produksi APD

100 Review laporan dari perusahaan

esensial yang dikompilasi oleh

Kementerian industri dan tenaga

kerja (Bisa dikompilasi oleh BIN)

Mingguan

(setiap

harihellip)

PENANGGULANGAN WABAH

SURVEILANS

Laporan rumor COVID-19 diverifikasi

dalam waktu 24 jam

100 Review laporan log Verifikasi rumor

harian tersedia

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kontak kasus konfirmasi COVID-19

yang dilakukan PE

75 Review laporan PE yang tersedia

dari laporan list kontak kasus

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kontak kasus terdeteksi yang

termonitor

100 Review laporan monitoring harian

kontak kasus tersedia

Mingguan

(setiap

133

harihellip)

Surveilans ILI dan pneumonia (SKDR)

yang terverifikasi

80 Review laporan Verifikasi ILI dan

pneumonia SKDR

Mingguan

(setiap

harihellip)

Dinkes Provinsi mengirimkan

kelengkapan dan ketepatan laporan

harian ke PHEOC

100 Review laporan harian COVID-19

dari DInkes provinsi tersedia di

PHEOC

Mingguan

(setiap

harihellip)

IHR National Focal Point (NFP)

mengirimkan notifikasi IHR kasus

konfirmasi COVID-19 kepada WHO

dalam 24 jam

100 Review laporan COVID-19 dari IHR

focal point ke WHO yang dikirimkan

dalam 24 jam

Mingguan

(setiap

harihellip)

PHEOC Kelengkapan dan ketepatan

laporan harian yang dilaporkan ke

Pusdalop untuk data epidemiologi

Jumlah kasus konfirmasi kematian

pasien dalam pengawasan orang

dalam pemantauan kematian

100 Review laporan harian PHEOC

kepada Pusdalop BNPB sesuai

variable data yang ditentukan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Pasien dalam pengawasan orang

dalam pemantauan yang bergejala dan

kontak kasus terdeteksi yang diambil

sampel dan dilakukan pemeriksaan

laboratorium (PCR) dalam waktu 24

jam

100 Review laporan hasil laboratorium

pasien dalam pengawasan dan

orang dalam pemantauan yang

bergejala tersedia dan dilaporkan ke

Pusdalop

Mingguan

(setiap

harihellip)

Analisis dan infografik data

epidemiologi kasus harian dan

diseminasi oleh Pusat Data dan

Informasi (Pusdatin)

Terlaksana Buletin harian analisis data dan

infografik diupload di web COVID-

19 dan diseminasi kepada gugus

tugas COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

LABORATORIUM

Specimen yang diterima dilakukan

pemeriksaan dalam waktu 48 jam

100 Review log dokumen penerimaan

specimen dan hasil laboratorium

Mingguan

(setiap

harihellip)

Hasil laboratorium dikirimkan ke

PHEOC dan diteruskan ke

PUSDALOP dalam waktu 48 jam

80 Review laporan log PHEOC untuk

kasus dan penerimaan hasil lab

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas laboratorium menggunakan

APD yang benar pada saat

pengambilan sampel

100 Review laporan kasus (Tidak ada

laporan petugas yang terinfeksi

COVID-19 karena terpapar kontak

pada saat pengambilan sampel)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas laboratorium menggunakan

APDyang benar pada saat

pemeriksaan PCR

100 Review laporan kasus (Tidak ada

laporan petugas yang terinfeksi

COVID-19 karena terpapar kontak

pada saat pengambilan sampel)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Specimen dikirimkan dalam waktu 24

jam ke laboratorium yang ditunjuk oleh

Kemenkes

80 Review log dokumen pengiriman

dan penerimaan specimen

Mingguan

(setiap

harihellip)

Laboratorium yang ditunjuk kemenkes

mengirimkan specimen kepada

Litbangkes untuk konfirmasi

100 Review dokumen penerimaan

specimen di Litbangkes dari Lab

rujukan untuk konfirmasi

Mingguan

(setiap

134

harihellip)

Laboratorium yang ditunjuk kemenkes

mengikuti Quality Assurance Panel

untuk COVID-19

90 Review dokumen hasil Quality

Assurance Panel

Mingguan

(setiap

harihellip)

RESPON MEDIS

Kasus terdeteksi yang diberikan

edukasi mengenai pengendalian

infeksi

100 Review laporan pelayanan yg

dilakukan pada kasus terdeteksi

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kasus yang membutuhkan perawatan

dirawat di rumah sakit rujukan dengan

terapi suportif

100 Review laporan kasus surveilans

dan rumah sakit

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kasus dirawat yang sembuh 80 Review laporan hasil keluaran

Kasus dirawat

Mingguan

(setiap

harihellip)

Rumah sakit rujukan menambah

ruangan perawatan kasus COVID-19

dan menyiapkan oksigen dan ventilator

tambahan

100 Review laporan penambahan

kapasitas rumah sakit rujukan untuk

perawatan COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas kesehatan menggunakan

APD yang benar pada saat

penanganan kasus COVID-19

100 Review laporan kasus (Tidak ada

petugas kesehatan yang terjangkit

COVID-19 karena terpapar pada

saat perawatan pasien)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya rencana nasional pengelolaan

APD (stok distribusi) dan identifikasi

lonjakan kapasitas PPI (jumlah dan

kompetensi)

100 Review dokumen rencana nasional

pengelolaan APD

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya diseminasi panduan PPI untuk

di rumah dan fasyankes

100 Panduan PPI diupload ke website

COVID-19 website Kemkes dan

laporan distribusi pedoman COVID-

19 termasuk PPI ke Rumah sakit

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya triase deteksi dini dan

pengendalian sumber infeksi

100 Review laporan rumah sakit

ketersediaan triase dan laporan

bulanan surveilans rumah sakit

untuk COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya material edukasi dengan

bahasa yang tepat untuk masyarakat

dan pasien tentang gejala penyakit

praktik etiket batuk dan cuci tangan

Tersedia Dokumen materi edukasi

komunikasi risiko update yang

diupload di website COVID-19 dan

Kemenkes

Bulan April

(Minggu I)

PENGAMANAN

Penumpukan kebutuhan pokok bahan

pangan dan kebutuhan esensial

respon COVID-19 (APD masker

suplai medis) yang terdeteksi dan

ditindak tegas

100 Review laporan intelejen (BIN)

untuk kasus penumpukan bahan

pokok dan penindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

135

Penyebar informasi palsuhoax yang

menyebabkan kepanikan di

masyarakat yang terdeteksi dan

ditindak tegas

80 Review laporan intelejen (BIN)

untuk laporan informasi palsu yang

terdeteksi dan penindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kondisi yang menyebabkan kepanikan

dan huru hara yang terdeteksi dini dan

dicegah

100 Review laporan intelejen (BIN)

untuk signal huru hara dan

pencegahannya

Mingguan

(setiap

harihellip)

KOMUNIKASI RISIKO DAN

PELIBATAN MASYARAKAT

Media centre melaksanakan press-

release dan konferensi pers setiap hari

100 Review dokumentasi konferensi

pres dan press release dokumen

Mingguan

(setiap

harihellip)

Materi harian untuk Juru bicara

didapatkan dari analisis data

epidemiologi rekomendasi panel ahli

100 Review dokumen harian untuk Juru

bicara

Mingguan

(setiap

harihellip)

Berita palsu yang teridentifikasi dan

berhasil di counter

80 Review laporan log rumor dan

counter hoax

Mingguan

(setiap

harihellip)

Media yang menggunakan press

release atau konferensi pers sebagai

bahan berita

80 Review laporan media monitoring

tim kominfo

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya peran serta

masyarakatorganisasi

kemasyarakatanorganisasi agama

dalam menanggapi isu-isu spesifik

yang mempengaruhi penanggulanan

Pandemi COVID-19

100 Review dokumen mapping kegiatan

pemberdayaan masyarakat

Bulanan

(Minggu II)

DUKUNGAN KESEHATAN JIWA

DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS)

Materi komunikasi tentang DKPJS

tersedia bagi

1 Petugas kesehatan dan petugas

garis depan

2 Lansia

3 Orang dengan risiko tinggi

COVID-19 (DM penyakit

kardiovaskular autoimun dsb)

4 Anak anak

5 Penyandang disabilitas

6 Orang dalam isolasikarantina

7 Masyarakat luas

Tersedia Review dokumen materi komunikasi

DKPJS

Bulan April

(Minggu II)

Petugas kesehatan dan petugas garis

depan mendapatkan layanan DKJPS

100 Mingguan

(setiap

136

harihellip)

Petugas kesehatan jiwa mendapatkan

pelatihan DKJPS-COVID-19

80 Review laporan pelatihan DKJPS

Covid-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tersedia layanan hotline DKJPS untuk

membantu atau yang membutuhkan

dan mendapatkan layanan DKJPS

Tersedia Review log hotline DKJPS Bulan April

(Minggu I)

) Laporan intelejen bisa dari jejaring BIN di masyarakat babinsa babinkmtibmas di wilayah kerja areanya

Lampiran 14

Rencana Respon Tanggap Darurat April-May 2020

No Kegiatan Anggaran Penanggung Jawab Timeline

Komando dan Koordinasi

Pembentukan Gugus Tugas struktur

komando Tugas Kerangka Acuan

Indikator

BNPB 28 Maret

Pusdalop operasional dengan

perwakilan lintas sektor terkait di

Pusdalop

BNPB 1 April

Penyusunan Rencana Respon

Nasional COVID-19

BNPB 15 April

Kajian Kebutuhan Kesehatan (Health

Need Assesment) 34 tim x 3 orang x

3 kali

2295000000 BNPB 1 April

Pembentukan Satgas COVID di

tingkat sub nasional

BNPB

Penguatan alur laporan penanganan

Covid-19 hingga ke pusat

BNPB

Publikasi Laporan Situasi melalui

website Pusat Krisis Kesehatan

BNPB Regular

Surveilans dan laboratorium

Penyelidikan Epidemiologi Pelacakan

kasus pemantauan monitoring kasus

dan surveilans aktif di 34 provinsi oleh

Tim Gerak Cepat (3 orang 20 hari per

bulan)

2040000000 Dirjen P2P Kemkes

Pemantauan surveilans oleh PHEOC

(24 jam 7 hari) yang dilaporkanke

Pusdalop (6 orang shift 1 shift 8 jam)

324000000

Dirjen P2P Kemkes

Pengadaan dan distribusi VTM swab

reagen lab supply untuk lab rujukan

Litbangkes

137

nasional dan laboratorium daerah

Aktifasi laboratorium Rujukan regional

(12 lab)

Litbangkes

Pembuatan Aplikasi Surveilans

berbasis komunitas untuk COVID-19

Dirjen P2P Kemkes

Pengambilan sampel 151731712000 BTDK Litbangkes

Pengiriman sampel (42 lab x 12 kali) 396000000 BTDK Litbangkes

Pemeriksaan laboratorium dengan RT

PCR

887562516500 BTDK Litbangkes

Quality control untuk lab regional 43

paket

450000000 BTDK Litbangkes

Peningkatan Lab PCR di 12

laboratorium

35050665000 BTDK Litbangkes

Pengadaan APD untuk Laboratorium 7503607320 BTDK Litbangkes

Perluasan layanan Pemeriksaan PCR

menggunakan POC Real Time PCR

431827200000 BTDK Litbangkes

Respon Medis (manajemen kasus

dan pengendalian infeksi)

Aktivasi Rumah sakit Rujukan 132

rumah sakit dan 482 tambahan rumah

sakit rujukan dengan SK Gubernur

dan tambahan ruangan rumah sakit

rujukan untuk perawatan COVID-19

dilengkapi SDM dan supply medis

yang diperlukan

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Penyiapan Wisma Atlit uuntuk menjadi

pusat perawatan COVID-19 dengan

kelengkapan SDM dan Alat medis

yang diperlukan

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Ketersediaan ambulans untuk rujukan

COVID-19

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Pengadaan dan distribusi APD

desinfektan dan peralatan medis yang

diperlukan

Pusat Krisis Kesehatan

Kemkes

Pembiayaan perawatan pasien Dirjen Yanmedik

Kemkes

Pemetaan kesiapsiagaan fasyankes

dan identifikasi gap berdasarkan

estimasi kasus yang akan muncul

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan

Memprioritaskan perawatan kasus dan

prosedur triase Meningkatkan

rencana penambahan kapasitas untuk

fasilitas kesehatan (rumah sakit

rujukan yang ditunjuk dan

mengalihkan menunda prosedur

elektif)

Ditjen Pelayanan

Kesehatan dan Ditjen

Farmalkes

Melaksanakan isolasi mandiri (self-

initiated isolation) untuk orang dengan

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

138

gejala yang ringan untuk mengurangi

beban fasilitas kesehatan

Rujukan

Penyusunan SOP sesuai pedoman

Covid 19 dan regulasi lainnya dan

disosialisasika

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan dan Dityankes

Dasar

Memastikan ketersediaan alat

kesehatan obat-obatan dan bahan

medis habis pakai tersedia secara

memadai disesuaikan dengan attact

rate

Ditjen Farmalkes

Peningkatan kapasitas petugas dalam

pengenalan kasus dan tata laksana

kasus

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan dan Dityankes

Dasar

Puskesmas workshop PPI bagi

petugas Puskesmas (3

orgPuskesmas dokter perawat lab

16457918352

Komunikasi Risiko dan Pelibatan

Masyarakat

Media centre penunjukkan juru bicara

konferensi pers dan press release

pesan KIE untuk layanan masyarakat

disiarkan di media elektronikmedia

massa media monitoring

Ditjen Kesehatan

Masyarakat dan

Romkomyanmas

Kemkes

Penyusunan dan distribusi media KIE

untuk masyarakat luas sektor

Pendidikan kalangan risiko tinggi

petugas kesehatan pasien dalam

pengawasan orang dalam

pemantauan kontak pasien

Ditjen Kesehatan

Masyarakat dan

Ronkomyanmas

Kemkes

Mengadopsi pesan inti dari Kemenkes

untuk konteks lokal

Direktorat Pomosi

Kesehatan

Biro Komunikasi dan

Pelayanan Masyarakat

BNPB

Advokasi kepada sektor terkait BNPB KSP

Penggerakan masyarakat dan

bekerjasama dengan tokoh agama

dan ormas

BNPB KSP

Pimpinan Agama

Komunikasi risiko kepada kalangan

usaha

BNPB

Asosiasi Perusahaan

Membuat hotline terkait COVID-19 BNPB

Monitoring kegiatan yang

mengumpulkan massa dalam jumlah

besar

BNPB

Respon Sosial

Dukungan logistik untuk orang yang

139

dilakukan karantina rumah (ODP)

Dukungan Psikologis untuk orang

yang dilakukan karantina rumah

kasus dan keluarga kasus

Dukungan untuk set up dan

pemberlakukan pembelajaran online

Monitoring petugas keamanan untuk

pembatasan sosial Tidak ada event

mass gathering penutupan tempat

ibadah tempat hiburan monitoring

transportasi publik

Respon Dukungan Kesehatan Jiwa

dan Psikososial

Mengaktifkan gugus tugas

nasionalprovinsi untuk DKJPS

Dit P2MKJN

Membuat panduan tata laksana

DKJPS untuk tenaga kesehatan dan

relawan

Rp 100000000 Dit P2MKJN

Media komunikasi DKJPS bagi

petugas kesehatan dan petugas di

garis depan lansia orang dengan

risiko tinggi COVID-19 (DM Penyakit

Kardiovaskular autoimun dsb) anak-

anak orang dalam isolasi karantina

penyandang disabilitas masyarakat

luas

Rp 200000000 Dit P2MKJN

Panduan psycological first aid untuk

COVID 19

Rp 300000000 Dit P2MKJN

Pelatihan psychological first aid untuk

pekerja kesehatan mental dan

psikososial

Rp 150000000 Dit P2MKJN

penyusunan SOP keselamatan untuk

para pekerja keswa dan psikososial

saat memberikan pelayanan

Rp 150000000 Dit P2MKJN

Pembentukan hotline untuk DKJPS Rp 100000000 Dit P2MKJN

Page 6: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …

6

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

dr Fuadi Darwis MPH Unsur Pengarah BNPB

Deputi Bidang Sistem dan Strategi

Deputi Bidang Pencegahan

Direktur Sistem Penanggulangan Bencana

Direktur Kesiapsiagaan

Direktur Tanggap Darurat

Kepala Pusat Pengendali Operasi

Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan

Kementerian Pertanian

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner

Direktur Kesehatan Hewan

Unit Lintas Sektor Lainnya

Kementerian Sosial

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kepala Badan Usaha Logistik

Deputi II Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam

Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK

Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri

Kepala Pusat Kesehatan TNI

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan POLRI

Asisten Deputi Bidang Agama Kesehatan Pemuda dan Olahraga Sekretariat Kabinet

Direktur Kesehatan Kementerian Pertahanan dan Keamanan

Direktur lnformasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian

Komunikasi dan Informatika

Direktur Registrasi Obat Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat Narkotika Psikotropika dan Prekusor

Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Sub Direktorat Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Gizi dan Masyarakat Bappenas

7

Editor

DRRita Djupuri IzwardiDCNMEpid

drEko MedistiantoMEpid

Supatmi SKMMM

DEFINISI OPERASIONAL

1 Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan

yang harus dikenakan untuk mencegah kemungkinan tertular penyakit menular

2 Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar

3 Bahaya adalah suatu situasi kondisi atau karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan

4 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam danatau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologis

5 Bidang adalah kelompok tugas yang melakukan tugasperan sejenis klaster terdiri dari unsur pemerintah masyarakat dan lembaga usaha

6 CFR (Case Fatality Rate) atau Angka Fatalitas Kasus adalah angka proporsi atau

persentase dari jumlah kasus yang meninggal dibagi dengan jumlah kasus

7 Episenter COVID-19 adalah lokasi titik awal terdeteksinya sinyal bencana wabahologis

dan sinyal virologis yang merupakan tanda terjadinya penularan influenza pandemi

antarmanusia yang dapat menimbulkan terjadinya pandemi COVID-19

8 Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam

dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman

9 Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang saehat yang dilakukan di fasilitas

pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan

10 Karantina adalah pembatasan kegiatan danatau pemisahan seseorang yang terpapar

penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan

meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi

danatau pemisahan peti kemas Alat Angkut atau Barang apapun yang diduga

terkontaminasi dari orang danatau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau

sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang

danatau Barang di sekitarnya

11 Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang

diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah

kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

12 Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga

terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah

kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

8

13 Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah

pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi

sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

14 Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian lokasi jenis bencana korban dan ataupun kerusakan Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah maka dihitung sebagai satu kejadian

15 Klaster (Cluster) adalah kelompok penderita yang terdiri dari dua atau lebih penderita

yang mengalami kontak secara bencana epidemiologis menurut tempat dan waktu

16 Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana

yang dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf

komando dan staf umum memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu

komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan

komando dalam mengkoordinasikan instansilembagaorganisasi terkait untuk pengerahan

sumberdaya

17 Komunikasi Risiko adalah segala bentuk pertukaran informasi tentang risiko antara

seluruh pihak yang berkepentingan

18 Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi tetapi mungkin juga tidak terjadi

19 Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum

melalui Peraturan Kepala Daerah

20 Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan

penanggulangan kedaruratan pada menjelang saat dan sesudah terjadi keadaan darurat

yang mencakup siaga darurat tanggap darurat dan pemulihan darurat

21 Pelibatan masyarakat adalah proses dimana masyarakat bermanfaat bagi organisasi dan

individu membangun hubungan jangka panjang dengan visi kolektif untuk kepentingan

masyarakat

22 Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk

dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian

rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

23 Penentuan Kejadian adalah proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi

24 Pengendalian Perimeter adalah tindakan pengawasan yang dilakukan di batas wilayah

penanggulangan sehingga tidak terjadi penyebaran COVID-19

25 Perencanaan SektoralBidang adalah suatu rencana yang disusun oleh klasterBidang yang berisi kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-masing klaster untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku

26 Perencanaan kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan dalam situasi terdapat potensi bencana di mana skenario dan tujuan disepakati tindakan teknis dan manajerial ditetapkan dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis

27 Perimeter adalah batas terluar dari wilayah penanggulangan

28 Pos Komando (Posko) adalah tempat dilakukannya pengambilan keputusan untuk

pengendalian dan atau komando dalam penanggulangan suatu kedaruratan yang

beroperasi secara penuh (24 jamhari) selama masa penanggulangan

9

29 Rencana Operasi adalah rencana yang dibuatdisusun dalam rangka pelaksanaan operasi

Tanggap Darurat Bencana Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat

dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat

30 Respon Cepat (Rapid response) adalah tindakan rutin sesuai dengan protap yang

dilakukan pada saat kejadian luar biasa

31 Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat

32 Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana

yang digunakan oleh semua instansilembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan

sumber daya manusia peralatan dan anggaran

33 Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi waktu dan dampak bencana

34 Status Keadaan Darurat Bencana adalah keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan

35 Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat

36 Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orangmasyarakat

37 Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan pengurusan pengungsian penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana

38 Terjangkit adalah kondisi seseorang yang menderita penyakit yang dapat menjadi sumber

penular penyakit yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

39 Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah adalah kejadian berjangkitnya

suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara

nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat

menimbulkan malapetaka

10

Bab 1

Latar Belakang dan Dasar Hukum

11 Latar belakang

Sejalan dengan International Health Regulation (IHR) 2005 untuk meningkatkan kapasitas

inti negara dalam pendeteksian verifikasi pelaporan dan respon terhadap Public Health

Emergencies of International Concern (PHEIC) World Health Assembly (WHA) ke-71

telah menekankan peningkatan kapasitas negara dan kemitraan untuk meningkatkan

kesiapsiagaan menghadapi pandemi The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases

and Public Health Emergencies (APSED III) fokus pada penguatan komponen kesehatan

masyarakat inti termasuk respon terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat

termasuk ancaman pandemi Belajar dari H1N1 2009 World Health Organization (WHO)

telah mengembangkan Pedoman Manajemen Risiko Pandemi menggunakan fase

pandemi berbasis risiko kontinum yang mengadopsi pendekatan seluruh masyarakat dan

semua bahaya

Pada tahun 2017 Indonesia memperbarui Pedoman Manajemen Risiko Pandemi

Nasional dan Rencana Respon Operasi Nasional mengadopsi Pedoman Manajemen

Risiko Pandemi WHO ke dalam konteks Indonesia dan mengujinya melalui latihan

simulasi pandemi skala penuh yang berfokus pada penahanan episenter dengan

keterlibatan multi-sektoral terutama integrasi operasi keadaan darurat dengan sistem

manajemen bencana negara yang pada dasarnya respon bencana berorientasi pada

pelaksanaan Itu adalah seluruh pendekatan masyarakat yang melibatkan tingkat

nasional provinsi kabupaten dan masyarakat di semua sektor terkait termasuk sektor

keamanan dan militer

Indonesia telah mengadopsi pedoman manajemen risiko pandemi WHO menggunakan

pendekatan seluruh masyarakat yang menghubungkan pandemi dengan kerangka kerja

bencana pada tahun 2016 Sebagai tindak lanjut Indonesia mengembangkan dan

menguji Rencana Respon Kontijensi nasional melalui simulasi skala penuh yang

melibatkan berbagai sektor di semua tingkatan pada tahun 2017 dan meluncurkan

perencanaan kontijensi ke provinsi-provinsi prioritas pada tahun 2018 Ini telah menjadi

tonggak untuk meningkatkan kesadaran sektor-sektor tersebut tentang kolaborasi untuk

kesiapsiagaan menghadapi pandemi Pelaksanaan ini telah berkontribusi untuk

meningkatkan kapasitas inti negara dari International Health Regulation (IHR)

Pelaksanaan penahanan episenter pandemi skala penuh dan pelaksanaan table top di

provinsi-provinsi prioritas menunjukkan kapasitas Indonesia dalam manajemen risiko

pandemi dengan pendekatan seluruh masyarakat dalam keseluruhan kerangka darurat

nasional

Dengan munculnya Corona Virus sub tipe baru (COVID-2) dan ditetapkan Pandemi

COVID-19 oleh Dirjen WHO sehubungan dengan penyebaran COVID-19 yang meluas di

dunia sampai saat ini maka Indonesia perlu untuk mengadopsi rencana kontijensi

pandemi influenza yang sudah dibuat menjadi rencana operasi respon COVID-19 Pada

prinsipnya pengenalian dan mitigasi Pandemi COVID-19 dapat diterapkan juga pada

11

COVID-19 dengan penyesuaian sesuai dengan karakteristik penyakit

12 Tujuan

a Membatasi penularan Wabah COVID-19 dari manusia ke manusia mengurangi infeksi

berikutnya pada masyarakat yang rentan serta tenaga kesehatan termasuk mencegah

dampak penyerta lain yang lebih luas

b Deteksi dini mengisolasi dan menangani pasien lebih awal termasuk melaksanakan

pelayanan yang optimal bagi Pasien yang terjangkit Wabah COVID-19

c Terlaksananya tindakan (farmasi dan non farmasi) penanggulangan Wabah COVID-19

d Teridentifikasinya seluruh kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya

penanggulangan Wabah COVID-19

e Terciptanya ketertiban dan keamanan masyarakat serta stabilitas sosial dan ekonomi

selama masa penanggulangan Wabah COVID-19

13 Dasar Hukum

Rencana Operasi ini disusun berdasarkan berbagai peraturan dan regulasi yang

berhubungan dengan COVID-19 yaitu

1 UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan

2 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

3 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

4 UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

5 UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia

6 UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

7 Peraturan Pemerintah No2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal

8 Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit

Menular

9 Peraturan Presiden No 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden

No 83 Tahun 2005 tentang Badan koordinasi Nasional Penanganan Bencana

10 Keputusan Presiden no 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan

Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19)

11 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan

Kemampuan dalam Mencegah Mendeteksi dan Merespons Wabah Penyakit

Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir Biologi dan Kimia

12 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 101 Tahun 2018 tentang SPM sub Urusan

Bencana

13 Peraturan Menteri Permendes Dana Desa No 16 Tahun 2018 tentang Prioritas

Penggunaan Dana Desa

14 Peraturan Menteri Berita Negara RI Permenhumkam RI no 7 2020 tentang pemberian

visa dan izin tinggal dalam upaya pencegahan masuknya Virus Corona

15 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK0107Menkes2142020 tentang Jejaring

Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

16 Peraturan Menteri Kesehatan No75 tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis

Kesehatan

12

17 Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal

18 Peraturan Menteri Kesehatan No 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien

Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

19 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Surveilans Kesehatan

20 Peraturan Menteri Kesehatan RI No1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit tertentu

yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya

21 Keputusan Menteri Kesehatan RI No tahun 2020 mengenai Pedoman Kesiapsiagaan

Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)

22 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1042020 tentang penetapan

infeksi Novel Coronavirus (infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapat

menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya

23 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1692020 tentang Penetapan

Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

24 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3902014 tentang Pedoman

RS Nasional

25 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3912014 tentang Pedoman

RS Regional

26 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 300MENKESSKIV2009 tentang Pedoman

Penanggulangan Episenter Pandemi

27 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 424MenkesSKIV2007 tentang Pedoman

Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan

28 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 425MenkesSKIV2007 tentang Pedoman‐

pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan

29 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 431MenkesSKIV2007 tentang Pedoman

Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di PelabuhanBandaraPos Lintas

Batas dalam rangka Karantina Kesehatan

30 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1371MenkesSKIX2005 tentang Penyakit Flu

Burung Avian Influenza sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah Serta

Pedoman Penanggulangannya

31 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1372MenkesSKIX2005 tentang Penetapan

Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza)

32 Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 16 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan

Terhadap Risiko penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19)

13

Bab 2

Analisis Situasi

21 Profil Daerah Indonesia

Indonesia memiliki penduduk sebanyak 265000000 jiwa pada tahun 2018 dan proyeksi

jumlah populasi mencapai 271000000 jiwa pada tahun 2020 dengan 56 penduduknya

tinggal di daerah perkotaan Indonesia dengan konteks desentralisasi terdiri dari 34

provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dan provinsi lainnya di

pulau Jawa Indonesia terletak di khatulistiwa yang merupakan daerah strategis sebagai

hub perjalanan internasional memiliki mobilitas tinggi wisatawan internasional dan

penerbangan internasional dengan rata-rata 1342246 wisatawan internasionalbulan pada

tahun 2019 sedangkan pada Januari 2020 total 1 2 juta wisatawan memasuki Indonesia

Sebagian besar dari wisatawan masuk ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai

Denpasar dan Soekarno Hatta Banten Sebagian besar wisatawan yang datang ke

Indonesia berasal dari negara ASEAN (38) Indonesia juga menerima kedatangan

wisatawan internasional yang datang dari negara yang mengalami transmisi lokal COVID-

19 antara lain Cina (8) Australia (9) Jepang (3) dan Korea Selatan (2)

sementara wisatawan dari Iran Italia dan Jerman tidak terlalu banyak Kota-kota yang

memiliki penerbangan langsung dari Cina serta negara lainnya dengan transmisi lokal

COVID-19 sangat berisiko Terdapat 20 kota yang memiliki penerbangan langsung dan

kapal yang berasal dari Cina

Bandar udara yang paling berisiko dimana pelaku perjalanan Internasional yang tinggi

yaitu Soekarno Hatta Banten dan Ngurah Rai Denpasar Bali Batam yang berbatasan

dengan Singapura dimana terdapat transmisi lokal COVID-19 juga berisiko Setiap harinya

terdapat kapal feri dengan rute Batam-Singapura Selain itu Jakarta Bogor Bekasi Depok

(JABODETABEK) dengan mobilisasi penduduk tinggi kota metropolitan dengan penduduk

yang padat terutama Jakarta dengan kepadatan populasi 15764 per m2 sangat rentan

dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi Dengan konteks desentralisasi kemampuan

setiap daerah tidak sama dimana tidak semua daerah mempunyai rencana respon

menghadapi pandemi dan tidak semua daerah mempunyai rencana kesiapsiagaan dan

respon pandemi di rumah sakit sehingga menyebabkan tenaga kesehatan yang berada di

rumah sakit rentan tertular COVID-19 dan dapat menyebabkan terjadinya penularan lebih

lanjut di rumah sakit

Mobilitas penduduk antar kabupaten dan provinsi di Indonesia juga tinggi terutama di

Pulau Jawa dan Sumatera dengan kepadatatan penduduk yang cukup tinggi DKI Jakarta

sebagai ibu kota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis

(perekonomian) Kota Surabaya Medan dan Makassar merupakan kota besar di

Indonesia dengan mobilitas penduduk yang tinggi dan perputaran roda perekonomian

yang tinggi

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan kondisi

geografis yang beragam dari daerah pantai sampai ke pegunungan Beberapa lokasi

14

memiliki akses yang sulit Wilayah Indonesia yang mempunyai akses geografis sulit

diantaranya provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Maluku Papua dan Nusa

Tenggara Timur (NTT) Kapasitas dan sumber daya penduduk yang tidak merata

merupakan tantangan situasi geografis kepulauan dan wilayah terpencil merupakan

tantangan dalam penanggulangan dan respon termasuk pengiriman logistik dan

keterbatasan sumber daya Wilayah Indonesia yang berada di daerah ldquoring of firerdquo rentan

dengan kondisi bencana seperti letusan gunung berapi gempa dan tsunami yang dapat

menghambat operasi respon pandemi

Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit serta

pelayanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik

pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) Jumlah Puskesmas di Indonesia

ada 9821 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia ada 2858 dengan rincian rumah sakit

rujukan nasional ada 14 rumah sakit rujukan propinsi ada 20 dan rumah sakit rujukan

regional ada 1101 Indonesia memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis

dokter umum dokter gigi perawat bidan petugas kesehatan masyarakat dll Jumlah

dokter spesialis di Indonesia ada 38782 jumlah dokter umum ada 134459 jumlah dokter

gigi ada 29194 jumlah perawat ada 639356 jumlah bidan ada 590920 dan jumlah

petugas kesehatan ada 54138 orang2

22 Potensi Ancaman Kerentanan dan Kapasitas

COVID-19 disebabkan oleh virus SARS CoV-2 yang merupakan Corona Virus jenis baru

dengan analisis filogenetik mendekati isolat Corona Virus dari kelelawar Chinese

chrysanthemum-headed bats yang diisolasi pada tahun 2015 SARS CoV-2 ini

merupakan Corona Virus kluster β-coronavirus yang merupakan zoonosis coronavirus

yang baru setelah SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) Virus ini

termasuk dalam sub genus botulinum Coronaviridae Hasil sekuensing menunjukkan

bahwa SARSCoV-2 homolog 795 dengan SARS-COV Kasus pertama di Wuhan yang

disebabkan oleh virus ini berhubungan dengan pasar Huanan yang kemudian menyebar

antar manusia

Pada era transportasi dan mobilisasi global penyebaran virus dari satu daerah ke daerah

lain sangat cepat COVID-19 telah menyebar di 185 negara dalam waktu 4 bulan dengan

total kasus sampai bulan April 2020 mencapai lebih dari 1900000 kasus terkonfirmasi

dan 126681 kematian di seluruh dunia3 Trend kasus COVID-19 menurun di Cina namun

meningkat di luar China terutama di Republik Korea Italia Spanyol Iran dan Amerika

Serikat yang merupakan negara dengan transmisi lokal yang melaporkan kasus

terbanyak diluar Cina Model matematika menunjukkan Reproductive Number (Ro)

COVID-19 berkisar antara 2-3 yang mengindikasikan 50-60 populasi kemungkinan

telah terinfeksi COVID-19 Namun laporan kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan

jauh di bawah angka tersebut Pada kapal pesiar Diamond Princess Cruise COVID-19

1 Data Fasyankes online Oktober 2019

2 Data PPSDM Kemenkes 2019

3 John Hopkins University April 2020

15

menyebar cepat dengan attack rate hampir mendekati 30 Analisis serologi dengan

menggunakan antibodi netralisasi dapat memberikan prediksi yang lebih akurat untuk

mengetahui attack rate Pada studi yang dilakukan oleh Kelly Young di US estimasi

attack rate pada kontak erat adalah sebesar dan pada kontak erat serumah sebesar

105

Dari 55924 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Cina presentasi Klinis COVID-19 berkisar

dari gejala ringan sampai berat Gejala umum diantaranya demam (879) batuk

(677) lelah (381) adanya sputum (334) sesak nafas (186) sakit tenggorokan

(139) sakit kepala (136) myalgia atau arthalgia (148) menggigil (114) mual

atau muntah (5) kongesti nasal (48) diarrhea (37) batuk darah (09) dan

Kongesti konjungtiva (08) Berdasarkan data terbaru tersedia dari Cina 40 kasus

berupa kasus ringan 40 kasus menjadi penyakit sedang (didefinisikan sebagai kasus

Pneumonia terkonfirmasi dengan radiologis) sekitar 14 menjadi penyakit berat dan

sekitar 5 menjadi kritis Faktor risiko untuk menjadi penyakit yang berat adalah pada

usia lanjut dan memiliki komorbid

Case fatality ratio (CFR) yang terkonfirmasi di Cina seperti yang dilaporkan oleh US

Center For Diesease Control and Prevention adalah 42 Data ini didapatkan dari

3551 kematian diantara 83696 kasus terkonfirmasi laboratorium pada tanggal 14 April

2020 Data CFR ini tidak memasukkan jumlah kasus infeksi ringan yang mungkin terluput

dari surveilans sekarang dimana sebagian besar berfokus pada pasien dengan

pneumonia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tidak juga memasukkan fakta

bahwa kasus terkonfirmasi baru dapat berkembang menjadi penyakit berat dan beberapa

pasien mungkin akan meninggal Dengan berkembangnya wabah CFR yang

terkonfirmasi dapat berubah

Jumlah ini akan terus berubah dan CFR yang pasti tidak akan dapat diketahui sampai

wabah ini selesai Median dari onset gejala hingga kematian sebesar 14 hari sedangkan

pada usia lanjut (diatas 70 tahun) median tingkat kematian adalah 115 hari (11)

Kematian meningkat seiring dengan peningkatan usia dengan kematian yang tertinggi

terjadi pada pasien diatas usia 80 tahun (estimasi CFR mencapai hingga 148) Tingkat

kematian pasien dengan komorbid terjadi lebih tinggi 132 pada pasien dengan

penyakit kardiovaskular 92 pada pasien dengan diabetes 84 pada pasien dengan

hipertensi 8 pada pasien dengan penyakit pernafasan kronik dan 76 pada pasien

dengan kanker

Penularan COVID-19 melalui droplet yang ditularkan melalui batuk bersin atau

menyentuh benda yang terkontaminasi oleh droplet dan kemudian menyentuh mata

hidung atau mulut Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjaga jarak minimal

1 meter dari orang yang sakit Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1-14 hari paling

umum sekitar 5 hari Risiko tertular COVID-19 dari seseorang yang tidak bergejala sangat

rendah Namun banyak orang yang mengalami gejala ringan yang dapat menyebabkan

penularan Ada bukti yang menyatakan bahwa infeksi COVID-19 mungkin mengarah

pada infeksi saluran pencernaan dan akan ada di feses Namun hingga sekarang hanya

ada satu penelitian yang mengembangbiakkan virus COVID-19 dari specimen feses

tunggal Pada konteks COVID-19 penularan lewat udara mungkin bisa terjadi pada

16

keadaan khusus dimana dilakukan prosedur menghasilkan aerosol (misalkan intubasi

endotrakhea bronkoskopi suction terbuka pemberian terapi nebulasi ventilasi manual

sebelum intubasi mengubah pasien ke posisi tengkurap melepaskan pasien dari

ventilator ventilasi non-invasif tekanan positif trakheostomi dan resusitasi kardiopulmo)

Pada analisa 75465 kasus COVID-19 di Cina penularan lewat udara tidak dilaporkan3

SARS CoV-2 dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam atau hingga beberapa

hari tergantung dari jenis permukaan suhu atau kelembaban lingkungan

Pengobatan spesifik untuk COVID-19 belum tersedia hingga saat ini pengobatan masih

berupa dukungan perawatan suportif Beberapa percobaan klinis dilakukan namun kajian

lebih lanjut masih diperlukan Untuk memastikan bukti jelas pengobatan yang mana yang

paling efektif WHO dan mitra sedang melakukan penelitian internasional besar disebut

SOLIDARITY TRIAL untuk membandingkan pengobatan tunggal atau kombinasi berbeda

yang ada di banyak negara dan untuk menghasilkan bukti yang kuat pengobatan mana

yang paling efektif Sampai saat ini belum terdapat vaksin COVID-19

Untuk menghindari penularan COVID-19 WHO menyarankan untuk melakukan

pencegahan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hands rub

berbahan alkohol menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang yang sakit

mencegah menyentuh mata hidung dan mulut karena dapat memindahkan virus dari

benda yang terkontaminasi ke dalam tubuh kita melakukan etika batuk yang benar

memastikan orang yang sakit menggunakan masker dan beristirahat di rumah Tenaga

kesehatan harus memperhatikan pengendalian infeksi dengan memakai alat pelindung

diri pada saat kontak dengan pasien

Tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19 Penularan tenaga kesehatan dapat

diakibatkan oleh tidak lengkapnya pemakaian alat pelindung diri WHO menyebutkan

bahwa 21 petugas kesehatan terinfeksi SARS pada tahun 2002 Demikian pula untuk

penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan terjadi di China Hongkong dan Indonesia

Potensi ancaman COVID-19 dapat masuk ke Indonesia melalui pelaku perjalanan

internasional melalui pelabuhan bandara udara dan lintas batas maupun tertular dari

orang di dalam daerah terjangkit di Indoensia maupun pelaku perjalanan dari daerah

terjangkit

Pada 31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang

tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan Provinsi Hubei Cina Pada tanggal 7 Januari

2020 Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai

jenis baru coronavirus (coronavirus disease COVID-19) Pada tanggal 30 Januari 2020

WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan

Dunia Public Health Emergency of International Concern (KKMMDPHEIC) Penambahan

3 Modes of transmission of virus causing COVID-19 implication for IPC precaution recommendations WHO 29

March 2020 Available at httpswwwwhointpublications-detailmodes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations

17

jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar

negara Berdasarkan data John Hopknis University Amerika Serikat sampai dengan

tanggal 15 April 2020 dilaporkan 1982939 kasus dengan 126761 kematian secara

global

Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak

2 kasus Sampai dengan tanggal 15 April 2020 Indonesia sudah melaporkan 5136 kasus

konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah

DKI Jakarta Sumatera Utara (Kota Medan) Riau (Kota Pekanbaru) Sumatera Selatan

(Kota Prabumulih) Jawa Barat (Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten

Bekasi Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok) Jawa Tengah (Kota

Surakarta Kota Semarang) Jawa Timur (Kabupaten Kediri Kabupaten Malang

Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Magetan Kota Surabaya) Banten (Kabupaten

Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan) Bali (Kabupaten Jembrana

Kabupaten Bangli Kabupaten Buleleng Kota Denpasar) Kalimantan Barat (Kota

Pontianak) Kalimantan Tengah (Kota Palangka Raya) Kalimantan Selatan (Kota

Banjarmasin) Kalimantan Timur (Kota Balikpapan) Sulawesi Utara (Kota Manado)

Sulawesi Selatan (Kabupaten Gowa Kabupaten Maros Kota Makassar) Sulawesi

Tenggara (Kota Kendari) Papua (Kabupaten Mimika Kota Jayapura)

Gambar 21

Sebaran Kasus COVID-19 di Indonesia sampai dengan 15 April 2020

Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes

18

Gambar 22

Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia

Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes

Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia

Berdasarkan analisis risiko yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh kasus

yang terdeteksi jumlah penduduk kepadatan penduduk mobilitas dengan melihat

banyaknya penerbangan domestik maupun Internasional banyaknya penduduk yang

rentan dengan melihat angka jumlah penduduk yang gt 65 tahun dan konteks kapasitas

kesiapsiagaan daerah dengan melihat rumah sakit rujukan jumlah fasilitas kesehatan

maka analisis risiko COVID-19 di tingkat provinsi adalah seperti tabel di bawah ini

Tabel 21 Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

1 Aceh Rendah Sedang

5 1 1373 60 - 75

2 Sumut Sedang 65 8 na 145 - 302

3 Sumbar Sedang 44 3 5118 151 - 251

4 Riau Sedang Tinggi

16 0 31889 243 - 279

5 KEPRI Sedang Tinggi

21 1 2153 164 - 213

19

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

6 Jambi Rendah Sedang

4 0 641 9 - 19

7 Bangka Belitung

Sedang 4 1 862 51 - 65

8 sumsel Sedang 21 2 2085 69 Kota Prabumulih 120

9 Bengkulu Rendah 4 1 529 17 - 29

10 Lampung Rendah Sedang

20 1 2349 50 - 95

11 Banten Sedang Tinggi

281 21 4668 876

Kab Tangerang Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan

1505

12 DKI JAKARTA

Sangat Tinggi

2044 195 2897 2395 Jakarta 7074

13 Jabar Tinggi 450 43 29641 2349

Kota Bandung Kab Bekasi Kota Bekasi Kota Depok Kab Bogor Kota Bogor dan Kab Karawang)

3383

14 Jateng Sedang Tinggi

200 25 21147 582 Kota Semarang Kota Surakarta

1061

15 DI Yogyakarta

Rendah Sedang

41 7 3340 498 - 603

16 Jatim Tinggi 386 27 14092 1383

Kab Kediri Kab Malang Kab Magetan Kab Sidoarjo dan Kota Surabaya

2241

17 Bali Sangat Tinggi

81 2 1083 257

Kab Badung Kab Buleleng

Kab Jembrana Kota Denpasar

431

18 Kalbar Rendah 13 3 6183 125 Kota Pontianak 161

19 Kalteng Rendah Sedang

24 1 571 65 - 118

20 Kaltara Sedang 16 1 196 30 - 68

21 Kaltim Sedang 35 1 5380 267 Kota Balikpapan 343

22 Kalsel Sedang 34 2 1217 11 Kota Banjarmasin 88

23 Sulawesi Rendah 17 2 296 31 Kota Manado 72

20

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

Utara

24 Gorontalo Rendah 1 0 3057 64 - 67

25 Sulawesi Tengah

Rendah 19 2 291 24 - 69

26 Sulawesi Barat

Rendah Sedang

5 1 1062 20 - 35

27 Sulawesi Selatan

Rendah Sedang

222 15 2650 383 Kota Makassar 874

28 Sulawesi Tenggara

Rendah 16 1 381 19 Kota Kendari 55

29 Nusa Tenggara Barat

Sedang Tinggi

37 2 3783 141 - 225

30 Nusa tenggara Timur

Rendah sedang

1 0 813 18 - 22

31 Maluku Utara

Rendah 2 0 340 8 - 13

32 Maluku Rendah 11 0 131 7 - 30

33 Papua Barat

Sedang 3 1 579 25 - 37

34 Papua Rendah Sedang

63 3 3143 59 - 196

Masih verifikasi

35

TOTAL 4241 373 153940 10596

Mean 595 Median 119

21

Gambar 23 Peta Risiko COVID-19 di Indonesia

Penilaian risiko akan diulangi ketika ada informasi baru tersedia berdasarkan situasi

epidemi yang berkembang di seluruh Indonesia Diinginkan setidaknya provinsi

melakukan penilaian risiko sendiri yang sesuai dengan konteks dan kejadian serta

penyebaran penyakit untuk memandu kesiapsiaggan dan penanganan yang lebih baik

sesuai konteks lokal

23 Skenario Kejadian amp Dampak

Gambar 24 Kerangka Respon Pandemi berdasarkan Skala Risiko

Saat ini WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai Pandemi Hingga 30 Maret 2020

COVID-19 telah menyebar di 199 negara termasuk di Indonesia telah terdapat kasus COVID-

19 yang tersebar di beberapa provinsi Sudah terdapat transmisi lokal COVID-19 di Indonesia

(penularan antar manusia)

Dengan terdeteksinya 1285 kasus sampai tanggal 30 Maret 2020 dan dengan RO=2 maka

sampai tanggal 12 Mei diperkirakan akan ada total kasus sebanyak 3846194 kasus

termasuk 769239 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 192310 kasus kritis

yang membutuhkan ICU bila tidak dilakukan pengendalian yang adequate dan optimal Oleh

22

karena itu rencana respon disusun untuk mencegah penambahan kasus dengan menemukan

dengan cepat kasus melakukan deteksi cepat isolasi kontak dan perawatan kasus di rumah

sakit rujukan pelacakan kasus dan monitoring orang dalam pengawasan Rencana operasi

respon disusun untuk mengantisipasi kasus dalam 3 bulan kedepan sesuai dengan lampiran

skenario Kasus dapat menyebar ke provinsi-provinsi yang berisiko

Dalam jangka panjang penanggulangan COVID-19 berdasarkan informasi epidemiologi

sampai saat ini dalam waktu 81 hari terdapat skenario yang memungkinkan terjadi seperti

tabel-tabel dibawah ini

Tabel 22 Kriteria Derajat Keparahan yang Disebabkan COVID-19

Asumsi Indonesia

(36) Indonesia

(5) Indonesia

(10) Indonesia

(20)

Angka Serangan Klinis 36 5 10 20 Total population (271808640)

9864437

13590432

27180864 54361728

Perawatan Monitoring di Rumah 50 X Clinical attack rate

4932218

6795216

13590432 27180864

Rawat Inap 20 x Angka Serangan Klinis

1972887

2718086

5436173

0872346

ICU 5 x Angka Serangan Klinis 493222

679522

1359043

2718086

Ventilator 80 x ICU 394577

543617

1087235

2174469

CFR 26 x Rawat Inap 51295 70670 141340 282681

Pada rencana respon ini akan disusun rencana operasi respon untuk satu bulan ke depan

dengan antisipasi jumlah kasus 10 dari populasi seluruh Indoensia dengan kasus yang

terbanyak dari wilayah berisiko tinggi seperti Jakarta dan sekitarnya serta Bali

Berdasarkan jumlah kasus kepadatan penduduk penyebaran transmisi virus kemudahan

transportasi dan pertimbangan kapasitas dan kesulitan geografis di beberapa wilayah dari 34

provinsi maka provinsi yang terdampak paling parah (dengan skenario yang ringan) adalah di

seperti bawah ini

Tabel 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Terdampak Parah

DKI Jakarta Bali Jawa Barat Batam Sulawesi Utara Kalimantan Barat Jawa Tengah DI

Yogyakarta akan ditemukan ribuan kasus yang dilaporkan dalam tiga bulan sejak kasus

23

pertama dilaporkan Kepulauan Batam yang berbatasan dengan Singapura juga terdampak

cukup parah

Asumsi karakteristik COVID-19

1 Sebagian besar orang yang tertular memiliki gejala bervarisi dari ringan (sub klinis) hingga

panas demam batuk dan sesak nafas

2 Masyarakat belum kebal terhadap strain COVID-19 (virus Corona sub tipe baru)

3 Masa Inkubasi virus COVID-19 berkisar 1-14 hari dengan nilai median berkisar 5-6 hari

4 Orang yang tertular COVID-19 dapat menularkan dalam waktu 1-14 hari dan mampu

menyebarkan virus pada orang lain yang rentan

5 Penularan orang-ke-orang yang mudah (efisien) dengan jumlah reproduksi penularan

(Ro) 2-3

6 Angka Fatalitas Kasus atau Case Fatality Rate (CFR) menurut WHO per 3 Maret 34

dan kematian dipengaruhi oleh usia (usial lanjut gt 65 Tahun lebih berisiko) serta memiliki

penyakit kronis yang diderita (seperti Diabetes Melitus Hipertensi Kanker Penyakit

kelainan Imun dll)

7 Belum terdapat vaksin dan obat antivirus spesifik untuk virus ini

Pemerintah Indonesia sedang melakukan respon terhadap pandemi COVID-19 Oleh karena

dampak yang cukup berat dapat terjadi di beberapa wilayah maka pemerintah Indonesia akan

meminta bantuan Internasional untuk penanggulangan pandemi

24

Bab 3

Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi

Dalam Rencana Respon Operasi COVID-19 nasional tahun 2020 Kementerian Kesehatan

bersama stakeholder terkait melakukan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan Rencana

Respon Operasi nasional dari fokus episenter ke mitigasi dan respon COVID-19 dengan

memasukan peran mitra internasional untuk terlibat dalam respon COVID-19 Berdasarkan

hasil diskusi tersebut respon pandemi terbagi atas 6 komponen tugas dan tanggung jawab

yaitu

1 Pelaksanaan komando dan koordinasi

2 Surveilans

3 Respon medis dan laboratorium

4 Intervensi farmasi

5 Intervensi non farmasi

6 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Berikut ini akan dibahas tugas pokok dari masing-masing komponen respon pandemi secara

umum dan berkesinambungan

1 Pelaksanaan Komando dan Koordzinasi

Alur Komando dan Koordinasi

Alur komando dan koordinasi multisektor dan aktivasi Sistem Komando Penanggulangan

Darurat Bencana (SKPDB) COVID-19 seperti di bawah ini

Gambar 41

Alur Komando dan Koordinasi Multi Sektor SKPDB COVID-19

25

Sistem komando dan koordinasi meliputi pemenuhan sumber daya dan koordinasi

Internasional Dalam pelaksanaan komando koordinasi harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut

a Penetapan status darurat bencana berdasarkan analisis risiko tim teknis penyusunan

rencana respon operasi komando respon dan monitoring respon

b Manajemen Bantuan Internasional

Penetapan status bencana menjadi acuan dalam menetapkan permintaan bantuan

internasional

Penggunaan Bantuan Internasional harus sesuai dengan aturan yang berlaku

BNPB melakukan kajian kebutuhan dan mengeluarkan rekomendasi kebutuhan

Pemberi bantuan (Negara Lembaga Internasional Lembaga asing non-pemerintah

lembaga usaha asing dan perseorangan) mengisi formulir daftar bantuan dan

mengirimkannya kepada Kantor Perwakilan Diplomatik RI untuk dilakukan verifikasi

ditembuskan kepada Pos Pendamping Nasional (Pospenas) Posko Penanganan Darurat

Bencana (PDB)

BNPB menerima hasil pengkajian dari Posko PDB dan kemudian menginformasikan

kepada calon pemberi bantuan melalui Kementerian Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri melakukan verifikasi yang selanjutnya hasilnya disampaikan

kepada BNPB disertai dengan pemberian izin pemberian bantuan internasional

BNPB selanjutnya menginformasikan secara tertulis terkait bantuan internasional

dimaksud kepada Pospenas PDB Posko PDB

c Outline laporan komunikasi operasional antar stakeholder antara lain

Mengadakan pertemuan harian untuk melaporkan situasi perkembangan harian

Komunikasi melalui sistem informasi yang dibuat pada saat periode tanggap darurat

Hasil pertemuan harian disebarluaskan kepada stakeholder dan ditindaklanjuti oleh tim

pelaksana lapangan

2 Surveilans

Kegiatan surveilans respon pandemi mencakup

1 Analisis data sentinel surveilans COVID-19 Influenza Like Illness (ILI) dan Severe

Acute Respiratory Infection (SARI) baik di level puskesmas dan rumah sakit

(pemerintah dan swasta) sebagai pendekatan untuk mengetahui sirkulasi virus

COVID-19 dan tingkat keparahan penyakit pada kasus COVID-19 baru penyebab

pandemi luasnya penyebaran dan besarnya morbiditas dan mortalitas

2 Deteksi kasus ILI pneumonia dengan memanfaatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan

Respon (SKDR) sebagai pendekatan untuk mengetahui apakah virus COVID-19 baru

telah bersirkulasi di Indonesia

3 Melakukan surveilans aktif untuk COVID-19 Pada wilayah yang belum terdapat kasus

dilakukan surveilan aktif pada kasus awal sporadik dan kluster awal dilakukan

pelacakan kontak dan monitoring kontak dan pada daerah dengan transmisi lokal yang

meluas pelacakan kontak dilakukan pada wilayah baru yang belum terdapat kasus

atau pada kasus parah dan dilakukan systematic survey dan sentinel

26

4 Melakukan penyelidikan epidemiologi pelacakan kontak monitoring dan manajemen

kontak pada kasus yang diduga COVID-19 baru untuk dikonfirmasi dan analisis risiko

berkala

5 Melakukan pengumpulan data analisis data monitoring dan evaluasi apakah

intervensi berjalan dengan baik dan apakah penyebaran COVID-19 baru masih

berjalan atau sudah berhenti

6 Menyampaikan data dan analisis data kepada pusdalop

7 Melakukan pengawasan pelaku perjalanan yang berasal dari daerahnegara terjangkit

8 PHEOC berkordinasi untuk menginformasikan data dan hasil analisis epidemiologi

kasus kepada EOC dan PUSDALOP BNPB sebagai bahan pembuatan kebijakan dan

perencanaan

3 Respon Medis dan Laboratorium

Tujuan dari pelaksanaan respon medis di layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas)

adalah agar terlaksananya deteksi dini kasus COVID-19 implementasi pencegahan dan

penanganan infeksi serta tatalaksana kasus di seluruh sarana pelayanan kesehatan

Respon medis terdiri dari Puskesmas Rumah Sakit non rujukan Rumah Sakit rujukan dan

fasilitas layanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik

pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) dan institusibangunan khusus

(seperti hotel wisma atlet dsb) dirancang untuk menyediakan pelayanan pengobatan

COVID-19 Semua fasilitas pelayanan kesehatan di luar rumah sakit bila mendapat kasus

suspek COVID-19 harus secepatnya merujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 atau

pusat perawatan COVID-19 Pada keadaan transmisi luas di masyarakat dan kapasitas

fasilitas kesehatan tidak memadai kasus ringan tanpa risiko dirawat dirumah dengan

edukasi pengendalian infeksi kasus dengan risiko seperti orang tua (gt 65 tahun) dan

orang dengan komorbid dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan pasien dengan kondisi

parah dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19

Kementerian Kesehatan telah menetapkan jumlah total rumah sakit rujukan sebanyak 657

Rumah Sakit terdiri dari 132 Rumah Sakit rujukan untuk COVID-19 berdasarkan SK

Menkes dan 525 rumah sakit rujukan di daerah ditetapkan berdasarkan SK Gubernur

Rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan Covid-19 terdiri dari Rumah Sakit milik

Kementerian Kesehatan Kementerian lain TNI POLRI Pemerintah Daerah BUMN

Swasta dan RS Darurat

Kemenkes juga telah menetapkan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang

terdiri atas

a Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksaan COVID-19 (Balitbangkes melalui Pusat

Penelitian dan Pengembangan BIomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan)

b Laboratorium Pemeriksa COVID-19

Laboratorium pemeriksa COVID-19 merupakan laboratorium yang memenuhi standar

Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliki alat pemeriksaan Real Time PCR yang terdiri

atas

1) Laboratorium yang memiliki fungsi surveilans dan

2) Laboratorium yang tidak memiliki fungsi surveilans

27

Daftar RS Rujukan COVID-19 dan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 terlampir Dan

apabila dibutuhkan rumah sakit rujukan dapat ditambah dan dapat menggunakan juga

Gedung yang dialihfungsikan menjadi pusat perawatan COVID-19

Tugas Respon medis

Aktivasi layanan hotline COVID-19 yang beroperasi 24 jam7 hari

Konsultasi virtual dan telemedicine sebagai titik kontak pertama triase dibentuk

Kemenkes mendirikan klinik demam pusat tes tempat karantina perubahan peran

rumah sakit tertentu untuk kasus ringan dan berat peralihan fungsi hotel sekolah

pusat komunitas dan stadion

Kemenkes melakukan penilaian kesiapsiagaan rumah sakitfasilitas kesehatan

terhadap COVID-19

Rumah Sakit menghitung kapasitas maksimal kapasitas SDM sarana penunjang dan

mengaktifkan pengaturan SDM

Kemenkes memastikan lonjakan SDM pada daerah dengan beban tinggi

Kemenkes menyediakan suplai dan komoditas yang diperlukan rumah sakit

berdasarkan estimasi kebutuhan

Rumah Sakit mengaktifkan ruangan atau area aman untuk semua petugas Rumah

Sakit

Rumah Sakit mempersiapkan kebutuhan logistik seluruh SDM yang bertugas

Puskesmas dan Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)

COVID-19

Puskesmas Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan ruangan untuk pemeriksaaan

dengan menerapkan PPI yang aman untuk semua yang berada di Fasilitas Kesehatan

Kemenkes mengembangkan protocol deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen

kasus dan rujukan termasuk manajemen kasus ringan di rumah

Kemenkes memastikan pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan yang ada

Kemenkes melengkapi tenaga kesehatan yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja

di lingkungan yang berisiko rendah menempatkan staf yang punya risiko rendah

bekerja mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang menganggur yang

masih dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara

Kementrian Pendidikan melatih relawan kesehatan (mahasiwa fakultas kedokteran)

untuk memberikan respon COVID-19

Pelayanan telemedicine klinik demam Puskesmas dan rumah sakit rujukan

melakukan deteksi dan merujuk pasien ke rumah sakit rujukan pusat perawatan

COVID-19 dan rumah sakit rujukan melakukan perawatan kasus

Kemenkes memastikan implementasi PPI yang perlu di semua fasilitas kesehatan yang

terlibat

Tugas laboratorium rujukan nasional COVID-19 antara lain

Menerima specimen untuk pemeriksaan COVID-19 atau konfirmasi hasil pemeriksaan

dari laboratorium pemeriksa COVID-19

Menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan pengelolaan dan

pemeriksaan spesimen COVID-19

Menyusun rekapitulasi hasil pemeriksaan dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-

19 dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

28

Penyakit sebagai Focal Point International Health Regulation dan Direktur Jenderal

Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan

Melakukan uji validasi secara sampling terhadapa specimen positif dan negatif

berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa COVID-

19

Mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa COVID-19

dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality AssuranceQuality Control)

Melakukan supervisi dan pembinaan teknis ke laboratorium pemeriksa COVID-19

Tugas laboratorium pemeriksa COVID-19 antara lain

bull Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakitdinas

kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya

bull Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan

standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan

bull Mengirimkan seluruh spesimen untuk uji validitas ke laboratorium rujukan nasional

COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan

bull Mengirimkan hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

bull Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim

untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien

untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi dan

bull Memberikan feedback kepada rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan

lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada

spesimen yang diterima

Dalam melaksanakan pemeriksaan COVID-19 laboratorium yang tidak memiliki fungsi

surveilans berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan

Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) atau Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)

sesuai wilayah kerjanya

Apabila kapasitas pemeriksaan PCR yang ada saat ini tidak mencukupi Kementerian

kesehatan akan berupaya untuk penggunaan pemeriksaan PCR lainnya sesuai dengan

ketersediaan yang ada saat ini di Indonesia

4 Intervensi Farmasi

Intervensi farmasi berkaitan dengan pengadaan distribusi obat dan alat kesehatan

dengan menggunakan jalur rutin atau pun jalur alternatif dalam penanggulangan yang

melibatkan

1 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker untuk menyiapkan kebutuhan dan menyimpan

antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya yang dibutuhkan

2 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker surveilans untuk mendistribusikan alokasi

antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya

29

3 Tenaga dokter dan perawat melakukan deteksi dan pemilihan kasus COVID-19 dan

non COVID-19 Tenaga dokter perawat paramedik lainnya melakukan pelayanan

medik kesehatan kepada penderita COVID-19 dan penyakit lain

4 Pemerintah memastikan ketersediaan obat esensial obat supportif diagnostic dan

peralatan prioritas pelayan KIA penyakit menular lainnya penyakit kronis dialisa

trauma dan kedaruratan lainnya

5 Berkolaborasi dengan WHO untuk melakukan pengujian obat antiviral (apabila

tersedia) Uji klinis dan intervensi pharmasi lainnya

6 Untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan triase dapat dilakukan dengan

berkolaborasi dengan layanan medis online seperti halodoc klikdock dengan

menggunakan algoritme sesuai pedoman COVID-19 Kemkes

7 Identifikasi dan mobilisasi sumber daya dan distribusi sumber supply medis peralatan

medis yang diperlukan dan alat pelindung diri serta tenaga medis untuk membantu

dalam respon pandemi

8 Kemenkes menyipakan aturan persetujuan otorisasi pasar dan pengawasan pasca-

pasar untuk produk-produk COVID-19 (mis diagnostik laboratorium terapi vaksin)

ketika tersedia

9 Kemenkes merencanakan mengembangkan SOP dsb untuk implementasi jalur aturan

yang berbeda MOU dengan pihak lain

10 Kemenkes berkoordinasi dan mengatur donasi produk kesehatan

11 Kemenkes melakukanberpartisipasi dalam kegiatan penelitian termasuk percobaan

klinis

12 Kemenkes memastikan jaminan kualitas produk medis

Kemenkes untuk mendukung ethical review yang cepat dalam situasi darurat tanpa

membahayakan perlindungan subjek manusia dan untuk memastikan bahwa penelitan

yang relevan dan kritis dapat dilakukan sementara kedaruratan kesehatan masyarakat

masih terjadi

Kemenkes untuk memprioritaskan proyek penelitian yang tidak mengambil personil

peralatan fasilitas dan sumber daya dari respon wabah tetapi sejalan dengan prioritas dan

kegiatan yang konsisten dengan upaya respon

5 Intervensi Non Farmasi

Semua sektor memberlakukan keberlangsungan usaha dan menjaga keberlangsungan

usaha sektor esensial untuk tetap beroperasi pada saat pandemic Sektor esensial dan

perannya dalam penanggulangan pandemi

1 Kementerian Kesehatan menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

untuk ProvinsiKabupatenKota yang telah memenuhi persyaratan untuk diterapkannya

PSBB sesuai Permenkes Nomor 9 tahun 2020

2 Perhubungan untuk menjamin lalu lintas kebutuhan logistik dan kebutuhan APD

farmasi lainnya dan membuat rekayasa lalu lintas dan spot chek poin apabila

diberlakukan karantina terbatas di suatu wilayah Melakukan pembatasan angkutan

umum apabila diperlukan seusai analsisi risiko

3 Kemenkopolhukam kementerian pertahanan perangkat Keamanan negara Badan

Intelejen Negara Bersama kepolisian dan didukung tentara menjamin keamanan di

pintu masuk Negara dan keamanan lalu lintas logistik non farmasi dan farmasi

Menjaga keamanan masyarakat pada saat pandemic dan mendukung intervensi non

30

pharmasi lainnya seperti karantina rumah karantina wilayah (apabila diperlukan)

pembatasan sosial penutupan sekolah penutupan tempat hiburan spot chek point di

daerah perbatasan wilayah dan menjaga stabilitas keamanan

4 Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan bahan logistik dan distribusi yang

diperlukan dan kestabilan pasokan bahan pangan pokok untuk masyarakat terdampak

Dan sektor Perdagangan dan sektor industri mendukung pemerintah dalam

memproduksi Alat Pelindung Diri dan supply lainnya yang diperlukan selama pandemi

dan menjaga kestabilitasan perindustrian

5 Kementerian pertanian Indoensia menjaga keberlangsungan pertanian untuk

keberlangsungan supply bahan pokok

6 Sosial untuk penyediaan Dapur Umum Lapangan Layanan Dukungan Psikososial

pemenuhan kebutuhan dasar jaminan sosial bagi korban pandemi

7 Pendidikan menyediakan platform Pendidikan untuk jarak jauh melalui online selama

pandemik

8 Perekonomian mendukung pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi

9 Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah

10 Bulog menjaga kestabilitasan pangan pokok di daerah terdampak

11 PMI Bersama NGO lainnya memberikan dukungan respon pandemic kepada

pemerintah dan juga keterlibatan masyarakat dalam respon pandemic

12 Kementerian dalam negeri mengeluarkan edaran mengenai respon pemerintah daerah

dalam respon pandemic termasuk pembentukan gugus tugas di daerah

13 Kementerian luar negeri berkoordinasi untuk evakuasi WNI dari daerah yang

terdampak pada awal epidemi (apabila diperlukan) dan berkordinasi dengna

pemerintah negara yang terjankit unutk memonitor kondisi WNI di degara terjangkit

Dan apabila kasus sudah masuk ke Indoensia berkoordinasi dengan pemerintah

negara lain mengenai kasus WNA yang terdeteksi di Indoensia Dalam hal ii dapat

bekerjasama dengan IHR focal point Indonesia

14 Kementerian agama memberikan edaran mengenai intervensi yang dilakukan

bekerjasama dengan tokoh agama (contohnya penutupan masjid gereja maklumat

MUI dll)

15 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia

melakukan pendekatan melalui desa unutk pelibatan tokoh masyarakat dalam respon

pandemi dan pemakaian dana desa untuk respon pandemic

16 Kementeian Energi Sumber Daya Mineral Indoensia memastikan sektor esensial

seperti PLN Gas negara Bahan bakar Air tetap menjaga keberlangsungan usahanya

selama pandemi Pertamina Bahan Bakar sebagai sumber energi seluruhnya Listrik

PLN perannya menyediakan penerangan dan sebagai sumber energi PDAM

perannya menyediakan air bersih dan air minum sebagai kebutuhan dasar dan

hygiene sanitasi perorangan

17 Kementerian hukum dan hak asasi manusia menyusun hukum dan peraturan untuk

percepatan penanganan pandemi dan intervensi yang dilakukan Dan juga membuat

protokol unutk pandemi bagi perangkat hukum dan fasilitasnya seperti pencegahan

deteksi dan rujukan kasus di baan pemasyarakatan

18 Kementerian ketenagakerjaan Indoensia membuat protokol unutk tenaga kerja dan

pelaku usaha pada saat pandemi termasuk juga untuk pekerja migran Termasuk

pemberlakuan bekerja dari rumah pada masa sosial distancing pembatasan sosial

19 Kementerian Keuangan memastikan tersedianya anggaran nasional dan daerah untuk

respon pandemi

31

20 Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung respon pandemi dengan

mendukung komunikasi dan menjaga keberlngsungan sarana telekomunikasi untuk

respon pandemi (Internet telephone) memberikan fasilitas tool free untuk hotline

pandemi dan SMS blast serta iklan layanan masyarakat unutk pandemic

Telekomunikasi menyediakan kebutuhan informasi dan komunikasi antar individu

21 Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia menyusun protokol untuk

desinfeksi lingkungan yang aman untuk masyarakat

22 Kementeiran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dapat bekerjasama

untuk mengidentifikasi fasilitas apartment dan mempersiapkan fasilitas untuk

alihfungsi gedung fasilitas unutk respon pandemic termasuk untuk tempat perawatan

COVID-19

23 Kementerian riset dan Teknologi bekerjasama dengan kementerian Pendidikan

termasuk Universitas dan perangkat negara lainnya untuk melakukan modeling

prediksi kasus COVID-19 di Indoensia dan mengorganisasi penelitian mengenai

COVID-19 di Indoensia termasuk membuat road map dan protokol penelitian di

Indonesia sejalan dengan road map penelitian nasional Hal ini dilakukan

bekerjasama dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan

24 Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional RI menyusun perencanaan

respon COVID-19 dengan menggunakan modeling yang dibuat bersama dengan

Kementerian Riset dan Teknologi

25 Kementerian BUMN mendukung keberlangsungan BUMN untuk menjalankan fungsi

pelayanan publik esensial dan identifikasi fasilitas BUMN yang dapat dialihfungsikan

untuk respon COVID-19 termasuk menjadi tampat perawatan COVID-19 Dapat

bekerjasama dengan kementerian lainnya contohnya bekerjasmaa dengan

Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menggunakan stadium fasilitas oleh raga

untuk perawatan COVID-19 atau bekerjasmaa dengan Pusat Haji untuk menggunakan

asrama haji untuk tempat perawatan COVID-19

26 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat protokol

keberlangsungan usaha untuk pengusaha kecil dan menengah dan mendukung

keberlangsungan usaha kecil dan menegan pada saat respon pandemic

27 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif untuk memberikan edaran kepada sektor

pariwisata untuk kewaspadaan COVID-19 menutup sektor pariwisata apabila

diperlukan pada pemberlakuan pembatasan sosial Memberikan informasi komunikasi

risiko kepada stakeholder sektror pariwisata

Stakeholder yang bergerak di bidang intervensi non pharmasi adalah menyusun dan

monitoring implementasi protokol untuk sektor non kesehatan seperti protokol publik

protokol transportasi umum protokol di sektor edukasi protockol di sektor

perdaganganprotokol socialphysical distancing protokol penutupan pusat

keramaian tempat hiburan pusat perbelanjaanmall penutupan sekolah termasuk

pengaturan kehidupan masyarakat yang terkait lainnya

32

6 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Tim komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi

Kesehatan (TPK hewan dan manusia) dan Tim Sentra Media (TSM) Tim-tim ini bertugas

untuk

a Promosi Kesehatan

1) Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mengatasi COVID-19

2) Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan

dan tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi

3) Mengumpulkan data dan informasi secara rutin dan setiap ada perkembangan

situasi yang khusus yang dilaporkan Tim Penanggulangan atau tim lainnya yang

terkait

4) Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul

5) Membuat papan informasi internal yang memuat informasi esensial (kontak peta

wilayah dll) dan data informasi terbaru

6) Mengatur jenis media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan saluran

informasi bagi target yang berbeda-beda

7) Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran

8) Menyusun pesaninstruksi per topik dengan masukan dan koordinasi dengan ahli

teknis sesuai target dan saluran informasi

9) Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda)

berdasarkan target jenis media KIE dan saluran informasi

b Sentra Media

1) Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai

media massa

2) Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi Membuat

pointers dari pemantauan berita-isu publik dan perkembangan situasi dari unit

teknis kepada juru bicara

3) Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang

di masyarakat serta memastikan agar masyarakat menerima informasi yang akurat

pada waktu yang tepat

4) Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan

memastikan bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang

dapat dengan mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers

ad-lips talkshow video news release)

5) Melayani kebutuhan media masa

6) Menyelenggarakan temu media secara berkala

7) Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian

lembaga kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta)

memperoleh berita informasi terakhir secara rutin

8) Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan

kunci yang ingin dipublikasikan

9) Memastikan data yang dapat dibagikan ke publik dan menahan informasi sensitif

dengan media massa

33

Bab 4

Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi

41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi Konsep operasi pelaksanaan respon pandemi berdasarkan framework kebencanaan

nasional mengacu pada bagan sebagai berikut

Tabel 41

Konsep Operasi Pelaksanaan Respon Berdasarkan Framework Kebencanaan Nasional

Pernyataan Definisi Operasional Prinsip Operasi Koordinator

Komando

Kesiapsiagaan Belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia

Penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan

Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)

Siaga Darurat Awal masuk kasus ke Indonesia (Kasus awal dan sporasik kasus)

Deteksi kasus pelacakan kasus dan isolasi kasus

Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)

Tanggap Darurat Terdapat minimal 2 klaster sampai COVID-19 yang meluas di Indonesia

Deteksi kasus pelacakan kasus mitigasi pandemi Physical distancing business continuity plan (BCP)

Nasional BNPB Daerah Kepala Daerah

Rehabilitasi Tidak ditemukan kasus baru setelah dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir

Surveilans ketat deeskalasi respon rehabilitasi fungsi komponen yang terlibat dalam penanggulangan COVID-19

Kepala Daerah

Pada saat WHO mengeluarkan pernyataan pandemi maka Kementerian Kesehatan

bersama dengan Kemenko PMK akan melaporkan hal ini kepada Presiden dan sesuai

dengan Inpres No 4 Tahun 2019 maka Presiden akan menunjuk komandan untuk

kesiapsiagaan dan respon untuk penanggulangan

Trigger kriteria penetapan status dan respon untuk setiap status yaitu

a Status siaga darurat ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI

b Status darurat bencana ditetapkan oleh Presiden RI atas rekomendasi Kemenkes

BNPB dan Kementerian lain yang terlibat dan relevant

Pada saat kesiapsiagaan (belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia terdeteksinya

kasus di Indonesia kasus awal dan sporadik kasus di Indonesia maka Menteri Kesehatan

melaporkan kepada Presiden untuk merekomendasikan penetapan siaga darurat

Kemenkes akan melakukan analisis risiko berkala dan melaporkan kepada Presiden

Dalam tahap ini Presiden akan menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas

sektor untuk melakukan respon

Apabila adanya peningkatan kasus di Indonesia dimana kasus pandemi sudah menyebar

luas di Indonesia berdasarkan analisis risiko yang disampaikan oleh Kemenkes situasi

tersebut dilaporkan kepada presiden dan presiden menetapkan tanggap darurat dan

menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan respon

34

Pos pendampingan akan diberikan oleh pusat ke daerah bila pos pendampingan untuk daerah yang terdampak diperlukan

Struktur komando dan koordinasi akan dibuat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota (Seperti organogram dibawah ini)

Gambar 41

Struktur Pos Pendampingan SKPDB (Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana)

Pendanaan kesiapsiagaan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan RI dan

bantuan hibah dari dunia usaha donatur dan bantuan luar negeri Pendanaan pada

penanggulangan pandemi (periode tanggap darurat) menggunakan dana siap pakai yang

tersedia di Kementerian Keuangan dan dapat dipergunakan oleh BNPB pada masa

tanggap darurat pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dapat menggunakan DTT

(Dana Tak Terduga) BTT (Biaya Tak Terduga)

Biaya untuk penyediaan darurat bencana penanganan operational ground handling

personil logistik dan peralatan pengemasan pelabelan distribusi bantuan ke lokasi

Pos Lapangan

KabKota

Pos Pendukung (Bantuan

Internasional)

Pos Lapangan

Pos Lapangan

Pos Lapangan

Posko Nasional PDB

Pos Pendamping Wilayah

Nasional

Provinsi

Notes Pendampingan Komando

35

tujuan pemusnahan dan re-ekspor menjadi tanggung jawab pemberi bantuan

internasional

Tempat Transit terbagi atas

bull Bandar Udara

bull Pelabuhan Laut

bull Pos Lintas Batas Negara

bull Pangkalan Militer jika kapasitas pintu masuk keluar bantuan tidak memadai

Indikator Siaga Darurat

1) Meningkatnya angka kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia

2) Terindentifikasinya 1 orang pasien positif COVID-19 di Indonesia

Indikator Tanggap Darurat

1) Sebaran angka kasus COVID-19 telah terjadi di lebih dari satu provinsi di Indonesia

atau adanya lebih dari dua kluster di provinsi yang sama

2) Terjadi Transmisi COVID-19 di komunitas

3) Angka kesakitan COVID-19 menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih selama dalam

dua kali masa inkubasi (2 x 5 hari) berturut-turut

4) Dilaporkan adanya petugas kesehatan yang terjangkit COVID-19

5) Jumlah rata-rata penderita baru COVID-19 akibat penularan manusia ke manusia

dalam satu kawasancluster menunjukkan kenaikan 2 kali lipat dalam 2 minggu

terakhir

6) Case Fatality Rate menunjukkan peningkatan dalam 2 minggu terakhir

7) Penanganan Wabah COVID-19 yang melebihi daya dukung Sumber Daya

Kesehatan

8) Terganggunya layanan pemerintahan maupun layanan vital lainnya akibat wabah

COVID-19

9) Terjadinya gangguan pada sektor keamanan ketertiban sosial maupun ekonomi

10) WHO menyatakan PHEIC pandemic COVID-19

Kondisi masuk pada tahap tanggap darurat apabila memenuhi sekurang-kurangnya 3 indikator

dari indikator skenario kejadian

Indikator Transisi Darurat ke Pemulihan

Indikator skenario kejadian

1) Penurunan signifikan pada incident case

2) Dalam 14 hari dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak terdeteksi kasus baru

dengan surveilans ketat

3) Aktivitas layanan kesehatan pemerintahan sosial dan ekonomi masyarakat telah

pulih seperti kondisi sebelum Pandemi

36

42 Fungsi

421 Komando dan Koordinasi

Pada saat kesiapsiagaan setiap stakeholder melakukan kegiatan kesiapsiagaan

sesuai dengan tupoksinya masing-masing Kementerian kesehatan mengeluarkan

surat edaran kesiapsiagaan terhadap kasus COVID-19 baru di rumah sakit pintu

masuk pelayanan kesehatan dasar dan dinas kesehatan

Kemenkes bertugas sebagai koordinator dan pusat krisis sebagai pelaksana harian

pada saat kesiapsiagaan dan siaga darurat Pusat krisis akan mengkoordinir segala

aktivitas untuk kesiapsiagaan dan siaga darurat Seluruh komponen penanggulangan

yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan pusat krisis

kesehatan melalui Public Health Emergency Operations Centres (PHEOC) PHEOC

melakukan kegiatan surveilans berdasarkan IBF analisis risiko dan Penyelidikan

Epidemiologi (PE)

Pusat krisis kesehatan akan melakukan koordinasi dengan lintas sektor lainnya

termasuk BNPB apabila memerlukan sumber daya tambahan untuk keperluan

kesiapsiagaan dan siaga darurat Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat

adalah seperti di bawah ini

Gambar 42

Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat

Aktivasi sub klaster sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil analisis risiko yang

dilakukan PHEOC dan pusat krisis

Komandan Menkes (Pelaksana Harian Pusat Krisis) -Emergency

Operation Centre

Tim Data amp Informasi dan Humas Pusdatin dan Rokomyanmas

Tim Logistik Kesehatan Farmalkes

Tim Promosi Kesehatan

Rokomyanmas

Koordinator Sub

Klaster Pelayanan

Kesehatan

Yankes

Koordinator Sub Klaster

Pengendalian Penyakit P2P (PHEOC) dan IHR

Focal Point

Koordinator

Sub Klaster

Pelayanan Gizi Dit Gizi

Koordinator

Sub Klaster

Kesehatan Jiwa Keswa

Koordinator Sub Klaster

Kesehatan

Reproduksi Kesga

Sub Klaster

DVI

BNPB

WHO IHR

Focal Point

37

Pada saat di deteksi kasus baru pandemi di Indonesia maka IHR focal point akan

memberikan notifikasi kepada WHO dan berkoordinasi dengan humas dan pusat krisis

untuk melakukan respon IHR National Focal point dapat berkoordiansi dengan WHO

National focal point untuk mobilisasi sumber daya Internasional yang dibutuhkan

contohnya dengan Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) untuk

mendukung respon di Indonesia

Pusat Krisis Kesehatan melakukan pertemuan koordinasi berkala untuk sektor

kesehatan dan sub kluster sektor kesehatan dengan melibatkan partner NGO

organisasi Internasional

Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19

Untuk Penanggulangan COVID-19 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden no 7

tahun 2020 mengenai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases

2019 (COVID-19) Operasi respon dan Mitigasi COVID-19 pada tingkat pusat

dilaksanakan oleh gugus tugas ini dengan tujuan untuk

a meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan

b mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian

lembaga dan pemerintah daerah

c meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran COVID-19

d meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional dan

e meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah mendeteksi dan

merespons terhadap COVID-19

Gugus tugas ini terdiri dari Pengarah dan Pelaksana Pengarah memiliki tugas untuk

memberikan arahan kepada Pelaksana dalam melaksanakan percepatan penanganan

COVID-19 dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan

COVID-19

Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memiliki tugas

a) menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan COVID-

19

b) mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan

COVID-I9

c) melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-19

mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan

COVID-L9 dan

d) melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-L9 kepada Presiden dan

Pengarah

Dalam melaksanakan tugasnya gugus tugas ini dibantu oleh sekretariat yang

berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memberikan

dukungan teknis dan administrasi kepada gugus tugas tersebut

38

Pada tingkat sub nasional dibentuk juga gugus tugas percepatan penganan COVID-19

yang berkoordiansi dengan gugus tugas pusat Biaya untuk pelaksanaan

penanggulangan COVID-19 dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja

negara belanja daerahatau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai d

engan ketentuan

Susunan keanggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan

COVID-19 terdiri atas

A Pengarah

1 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

2 Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

3 Menteri Kesehatan dan

4 Menteri Keuangan

B Pelaksana

Ketua Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Wakil Ketua 1 Asisten Operasi Panglima Tentara Nasional Indonesia dan

Wakil Ketua 2 Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Anggota

1 Unsur Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan

2 Unsur Kementerian Kesehatan

3 Unsur Kementerian Dalam Negeri

4 Unsur Kementerian Luar Negeri

5 Unsur KementerianPerhubungan

6 Unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika

7 Unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

8 Unsur Kementerian Agama

9 Unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana

10 Unsur Tentara Nasional Indonesia

11 Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia dan

12 Unsur Kantor Staf Presiden

39

Pada saat tanggap darurat maka alur komando dan koordinasi seperti dibawah ini

Gambar 43

Alur Komando dan Koordinasi Pada Saat Tanggap Darurat

Tugas dan fungsi alur komando dan koordinasi adalah sebagai berikut

1 Komandan

a Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)

menjadi Pos Komando Tanggap Darurat

b Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah

komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana

c Membuat rencana operasi mengorganisasikan melaksanakan dan

mengendalikan operasi tanggap darurat bencana

d Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya

manusia peralatan logistik dan penyelamatan serta berwenang

memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi lembaga organisasi yang

terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana

e Melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan minimal

satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya

f Komandan Tanggap Darurat bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI

2 Wakil Komandan

a Membantu komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan

mengorganisasikan melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap

darurat bencana

b Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat humas keselamatan dan keamanan

serta perwakilan instansi lembaga

c Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana apabila berhalangan

d Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung

kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana

Tim Pengarah

Menko PMK

Menko Polhukam

Menkes

Menteri keuangan

WHO IHR Focal Point

IHR National Focal Point

40

3 Sekretariat

a Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan

b Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat

Bencana

c Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat

Bencana

4 Bagian Perencanaan

a Mengumpulkan dan menginventarisasi sumber daya (personil peralatan dan

dana) yang ada di masing-masing instansi

b Mengevaluasi menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan

penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana

operasi tanggap darurat

c Kepala Bidang Perencanaan bertanggung jawab langsung kepada Komandan

Tanggap Darurat Bencana

5 Bagian Humas

a Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi

b Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi

tentang bencana ke media massa dan masyarakat luas atas persetujuan

komandan tanggap darurat

c Mendokumentasikan seluruh kegiatan posko tanggap darurat

d Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap

Darurat Bencana

6 Perwakilan Kementerian Lembaga (KL)

a Perwakilan KL terkait bertugas membantu Komandan Tanggap Darurat

bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumber daya yang

dibutuhkan dari KL

b Perwakilan KL secara operasional bertanggung jawab langsung kepada

Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara

administratif bertanggung jawab kepada pimpinan KL terkait

422 Surveilans

Kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan mulai dari sebelum timbul pandemi sampai

dengan pasca penanggulangan dengan sasaran populasi yang berisiko yaitu

masyarakat dan petugas Pelaksanaan surveilans berdasarkan lokasinya dibedakan

menjadi

a Surveilans wilayah yang meliputi wilayah kasus dan penanggulangan rumah sakit

yang merawat kasus Puskesmas Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan

lainnya serta wilayah berisiko

41

b Surveilans yang dilakukan di pintu masuk keluar suatu wilayah dan yang meliputi

bandar udara pelabuhan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) Kegiatan surveilans di

wilayah dan pintu masuk negara pada setiap status

o SOP surveillans pada setiap status merujuk pada Pedoman Surveilans

epidemiologis COVID-19 di Indonesia (Kemenkes 2020) Pedoman Surveilans

Sentinel ILI Pedoman Surveilans SIBI (Surveilans ISPA Berat di Indonesia)

Pedoman SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan pedoman

nasional COVID-19

o SOP penilaian risiko pada setiap status yang merujuk pada Risk Assessment

for Acute Public Health Event WHO 2010 dan Pedoman Nasional COVID-19

Kemkes 2020

c Sumber daya manusia untuk melakukan surveilans termasuk roster

epidemiologist dll Tim TGC dan Pejabat Karantina Kesehatan (analis

laboratorium klinisi perawat epidemiologi)

d SOP untuk COVID-19 Severity Assessment (PISA) Siapa yang melakukan dan

indikator apa yang akan dipakai

e Metode modeling pandemi yang mungkin dilaksanakan dan institusi yang dapat

membantu dalam pelaksanaannya

f SOP terkait pencatatan dan alur pelaporan surveilans COVID-19 merujuk pada

- Pedoman COVID-19 Kemenkes RI 2020

- Annex 2 IHR Decision instrument for the assessment and notification of

events that may constitute a public health emergency of international

concern 2010

g Pengawasan kekarantinaan kesehatan terdiri dari pengawasan saat kedatangan

pengawasan saat keberangkatan dan pengawasan lingkungan

Tindakan kekarantinaan kesehatan terdiri dari

o Karantina isolasi

o rujukan disinfeksi dan atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi

o Pembatasan sosial berskala besar

o Disinfeksi dekontaminasi disinseksi dan atau deratisasi terhadap alat

angkut dan barang

o Penyehatan pengamanan dan pengendalian terhadap media lingkungan

Di tingkat daerah juga dapat dibentuk Gugus Tugas dengan struktur yang sama

dengan struktur nasional

423 Respon Medis dan Laboratorium

Pada kondisi pandemi sudah teridentifikasi dan siap melaksanakan pelayanan kasus

COVID-19 harus sesuai dengan pedoman dan standar Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi (PPI) yg benar yaitu

o Layanan primer

o Rumah Sakit

o Farmasi

o Laboratorium

42

Respon medis dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk kasus

parah dan moderate sedangkan untuk kasus ringan dilakukan pengawasan di

Puskesmas atau pelayanan telemedicine dan rumah Tata laksana kasus pandemi

dengan memperhatikan infeksi

Pada kasus ringan operasional dan pemberdayaan yang dilakukan di puskesmas

antara lain

1) Pasien suspek diperiksa di puskesmas klinik dengan menerapkan PPI

berbasis standar kontak dan droplet disarankan melalui telemedicine

2) Pasien suspek dapat melakukan karantina mandiri dengan edukasi etika batuk

cuci tangan dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

3) Kasus suspek moderate dan parah yang terjadi pada kelompok risiko tinggi (usia

diatas 60 tahun memiliki komorbid) dirujuk ke rumah sakit untuk di tes dan

diberikan pengobatan jika diperlukan

4) Kasus supek dengan gejala ringan dan tidak terjadi pada kelompok risiko tinggi

mendapatkan obat simptomatik di rumah

5) Status kesehatan kasus suspek dipantau melalui telemedicine atau cara lainnya

6) Puskesmas melaporkan ke dinas kesehatan setempat

7) Petugas puskesmas mengawasi perjalanan penyakit kasus suspek (surveilans

aktif) dan melakukan contact tracing pasien dan mengkarantina kontak serta

memonitor status kesehatan kontak selama 14 hari

8) Kasus suspek dengan perburukan klinis akan dirujuk ke RS rujukan

9) Petugas puskesmas dengan ambulance khusus siap menjemput kasus suspek

dari rumah ke RS rujukan

10) Komunikasi risiko internal puskesmas

11) Skrining seluruh petugas di puskesmas

12) Menjaga keberlangsungan pelayanan

Selain itu dalam penanggulangan COVID-19 Puskesmas juga diharapkan dapat

melaksanakan tiga fungsi utamanya yaitu

1 Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Melakukan surveilans COVID-19 ILI dan pneumonia untuk mendeteksi dini

adanya suspek COVID-19

Melapor ke Dinas Kesehatan kabupaten kota bila ditemukan adanya suspek

COVID-19

Bersama tim Dinas Kesehatan kabupaten kota melakukan penyelidikan

epidemiologi (tes isolasi kasus pelacakan kontak karantina kontak dan

pemantauan status kesehatan kontak selama 14 hari)

Koordinasi lintas sektor tingkat kecamatan tentang adanya kasus suspek

COVID-19 dan pengendalian melalui pimpinan wilayah kecamatan

2 Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Diseminasi KIE tentang adanya kasus COVID-19 pada manusia untuk deteksi

dini pencegahan penularan pelaporan dan pengobatan segera melalui tokoh

masyarakat agama kader kesehatan LSM Ormas dan UKBM Upaya

43

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (poskesdes poskestren posyandu

polindes posdayandu dll)

Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM (kader dasa wisma kader posyandu

desa siaga atau kegiatan berbasis masyarakat lainnya yang berjalan di daerah

tersebut) untuk melakukan deteksi dini pencegahan penularan dan rujukan

kasus COVID-19

3 Sebagai Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Pada dasarnya Puskesmas tidak melakukan perawatan pasien suspek karena

keterbatasan sarana prasarana tenaga serta untuk mencegah meluasnya

penyebaran penularan dari manusia ke manusia

Pada kasus sedang dan berat dilakukan di rumah sakit antara lain

1 Pelayanan di ruang rawat isolasi dengan tetap menerapkan prinsip PPI

2 Pemberian obat simptomatik

3 Pelayanan di ruang ICU dengan tetap menerapkan prinsip PPI

4 Pengaturan shift petugas yang ketat untuk mencegah kelelahan

5 Pengaktifan ruang ldquoantarardquo (untuk decont) dan ruang tekanan negatif dan steril

khusus untuk petugas beristirahat

6 Monitoring dan evaluasi semua petugas dan layanan yg diberikan

Di Rumah Sakit dilakukan pengaktifan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat

Terpadu (SPGDT) antara lain

bull Jumlah tempat tidur

bull Jumlah ICU

bull Ketersediaan ventilator (jumlah dan jenis)

bull Peralatan terapi oksigen

bull Ruang pemulasaran jenazah

bull Laboratorium

bull Farmasi obat APD

bull Instalasi gizi (petugas dan pasien)

bull CSSD (Central Sterilization Supply Department) Instalasi Pusat Pelayanan

Sterilisasi

bull Kesehatan lingkungan

Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan COVID-19 Rumah

sakit tersebut mengaktifkan rencana kesiapsiagaan dan respon pandemi di rumah sakit

dengan

a Penambahan ruangan perawatan untuk COVID-19 mengirimkan pasien lain ke

rumah sakit lain

b Menyediakan terapi oksigen bagi pasien dengan kondisi parah

c Menyediakan ruang rawat ICU dan pemenuhan kebutuhan terapi oksigen dan

ventilator untuk pasien dengan kondisi kritis (perhitungan lihat tabel di lampiran)

d Membuat prioritas perawatan untuk pasien lainnya Pasien lainnya yang dalam

keadaan gawat dan atau darurat dapat ditangani dengan dikirim ke rumah sakit lain

e Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan prasarana yang diperlukan untuk

penambahan kapasitas perawatan dapat di rumah sakit rujukan tersebut

44

f Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan

tidak memadai dapat dilaksanakan strategi dibawah ini Strategi tersebut perlu

didiskusikan terlebih dulu oleh panel ahli berdasarkan analisis risiko untuk membuat

rekomendasi

- Hotline service yang beroperasi 24 Jam 7 hari akan membantu triase orang yang

bergejala penyakit pernafasan dan orang yang khawatir kontak dengan kemungkinan

kasus COVID-19 berdasarkan kondisi mereka Orang-orang tersebut melalui hotline

service akan diberikan arahan apakah harus datang ke fasilitas kesehatan atau

melakukan isolasi mandiri di rumah atau adanya arahan lainnya Skreening dan

triase dapat dilakukan di semua akses sistem fasilitas kesehatan puskesmas klinik

atau rumah sakit lainnya dan setting khusus yang diadakan di komunitas Apabila

diperlukan klinik demam (atau penyakit pernafasan) dapat didirikan di luar fasilitas

kesehatan utnuk menurunkan risiko penularan COVID-19 di fasilitas kesehatan

- Rujukan akan mengadopsi model ldquohub and spokerdquo dengan fasilitas rujukan COVID-

19 pusat dan semua fasilitas kesehatan lainnya di setiap wilayah geografis yang

merujuk pasien ke fasilitas rujukan COVID-19 terdekat

- Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan untuk COVID-

19 Rumah sakit rujukan tersebut akan mengaktifkan respons pandemi dan rencana

kesiapsiagaan di rumah sakit dengan menambahkan ruang perawatan untuk

COVID-19 dan dengan mengubah fungsi kamar lain Pasien lain yang sedang

dirawat yang bukan terjangkit COVID-19 bisa dikirim ke rumah sakit lain Identifikasi

dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan

kapasitas perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19

- Identifikasi rumah sakit lainnya sebagai pusat perawatan COVID-19 apabila

diperlukan

- Identifikasi fasilitas bangunan yang dapat dikonversi dan berfungsi sebagai pusat

perawatan COVID-19 (misalnya asrama atlet hotel dengan kapasitas tempat tidur

yang mencukupi) Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur untuk

fasilitas ini perlu dilakukan dengan bekerja sama dengan IDI dan organisasi profesi

Fasilitas-fasilitas ini perlu memiliki akses ke layanan kesehatan yang cepat (termasuk

telemedicine) dan perlu ditempatkan dekat dengan rumah sakit rujukan COVID-19

- Identifikasi tenaga kesehatan untuk membantu penanganan kasus COVID-19 Bila

terdapat defisit atau kekurangan tenaga kesehatan yang berkompetensi dalam

menangani kasus COVID-19 maka perlu dipertimbangkan dilakukannya task shifting

dari tenaga kesehatan lainnya dengan pemberian pelatihan dan ketrampilan yang

memadai

- Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan

tidak memadai serta berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi ahli dapat

dilaksanakan strategi berikut ini

o kasus ringan tanpa faktor risiko dirawat dirumah melakukan isolasi diri di rumah

dengan mengikuti dan memperhatikan pengendalian infeksi untuk perawatan

pasien COVID-19 di rumah Pasien tersebut harus mempunyai akses cepat untuk

arahan oleh petugas keseahtan melalui telemedicine whats apps dll

o Kasus sedang yang berisiko tinggi seperti usia lanjut gt 60 tahun atau kasus

dengan komorbid (hipertensi diabetes kardiovaskular penyakit pernafasan kronik

45

kondisi imunkompromis dll) dapat dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan

perlu disiapkan rujukan cepat ke rumah sakit rujukan apabila pasien mengalami

gejala yang memburuk atau adanya komplikasi

o Kasus yang parah amp kritis perlu dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19

- Untuk rujukan pasien dapat menggunakan fasilitas ambulans PSC 119 atau

ambulans RS

- Apabila kapasitas laboratorium mencukupi pemeriksaan laboratorium

dilaksanakan sesuai pedoman COVID-19 Berdasarkan analisis risiko dan

rekomendasi panel ahli apabila kasus sudah menyebar di masyarakat luas dan

kapasitas laboratorium sudah tidak mencukupi pemeriksaan laboratorium dapat

dilakukan pada kasus baru dari daerah baru yang melaporkan dari kasus yang

berisiko tinggi kasus yang parah dan kritis dan kontak erat kasus konfirmasi

Pada daerah yang melaporkan transmisi luas di masyarakat dapat dilakukan

survei sistematis pada pemeriksaan laboratorium atau menggunakan sistem

sentinel surveilans

- Kegiatan tambahan yang berkaitan dengan intervensi medis termasuk

Mengembangkan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen kasus dan

protokol rujukan

Melengkapi tenaga kerja yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja di

lingkungan risiko rendah menempatkan staf dengan status risiko yang lebih

rendah untuk mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang

menganggur yang dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara

Diseminasi selebaran tentang definisi kasus algoritma diagnose pengumpulan

dan transportasi specimen dan APD ke fasilitas kesehatan milik pemerintah

dan swasta

Menyiapkan panduan untuk pelayanan hotline yang beroperasi 24 jam7 hari

untuk melakukan triase orang-orang dengan gejala respiratorik dan mereka

yang khawatir kontak dengan kemungkinan kasus COVID-19

Menyiapkan panduan untuk pekerja telemedicine tenaga kesehatan

Puskesmas dan klinik pernapasan untuk mengidentifikasi menilai dan tes

COVID-19

Diseminasi panduan nasional dan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen

kasus dan protokol rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan

Membuat panduan tersedia untuk perawatan di rumah bagi pasien dengan

gejala COVID-19 ringan

Menyediakan panduan pemulasaran jenazah

Mempertahankan pelayanan kesehatan rutin dan kegawatdaruratan kepada

masyarakat

Mengatur jaringan pakar klinis untuk membantu karakterisasi klinis COVID-19

menjawab tantangan dalam perawatan klinis

Mencoba penggunaan antivirus yang tepat

Melakukan penelitian dalam Pemantauan Penggunaan Darurat Intervensi

penyelidikan dan yang belum terdaftar menyiapkan protokol penyelidikan klinis

untuk menggunakan obat dan rejimen yang berbeda

46

Implementasi percobaan klinis dalam pengobatan

Eskalasi pemenuhan logistik Alat Pelindung Diri (APD) obat-obatan suportif bahan medis

habis pakai (BMHP) dan untuk pemeriksaan laboratorium (VTM Swab cold chain dll)

Laboratorium

Spesimen yang diambil pada fase pandemi adalah sampel yang memenuhi definisi pasien

dalam pengawasan orang dalam pemantauan dan kontak erat risiko tinggi

Pengambilan spesimen pasien pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan

dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondidi

perburukan)

Pengambilan specimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-14

Alur Penerimaan Laboratorium

Gambar 44

Alur Pengiriman Spesimen

Algoritma Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan spesimen untuk skrining dan penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan di

laboratorium yang memenuhi standar Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliko alat

pemeriksaan Real Time PCR Saat ini dalam upaya percepatan penemuan kasus

Pemerintah juga telah menggunakan rapid test (tes cepat) serologis untuk pemeriksaan

skrining COVID-19 Kedepannya juga aka nada pengembangan pemeriksaan COVID-19

menggunakan tes cepat molecular berbasis PCR

Laboratorium Rujukan

Nasional COVID-19

Laboratorium Pemeriksa

COVID-19

Rumah SakitDinas

KesehatanLaboratorium

Kesehatan Lainnya

Screening

Konfirmasi

47

Gambar 45

Algoritma Pemeriksaan Laboratorium

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam pemantauan

dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR dan

sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi negatif

COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak erat atau riwayat

perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan ulang Karena

kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui

Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil

positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof

Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

48

Alur Pelaporan Surveilans Epidemiology dan Laboratorium

Gambar 46

Alur Pelaporan Laboratorium

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan

Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke

Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan PHEOC mengirimkan

hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang merawat kasus

Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai pihak terkait

agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium positif

IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam (Sumber

Pedoman P2 COVID-19_REV-03)

Laboratorium rujukan nasional COVID-19 melakukan rekapitulasi hasil pemeriksaan

dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-19 dan melaporkan kepada Direktur

Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai Focal Point International

Health Regulation dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan tembusan

kepada Menteri Kesehatan (Sumber SK Jejaring Lab COVID-19)

PUSDALOP BNPB

EOC Pusat Krisis Kemkes

49

Tugas dan Fungsi Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19

a Menerima spesimen untuk pengujian COVID-19 atau konfirmasi hasil tes dari

laboratorium daerah COVID-19

b Mengembangkan SOP terkait pengumpulan penanganan dan pengujian

spesimen COVID-19

c Melakukan rekapitulasi seluruh hasil tes COVID-19 dari laboratorium daerah dan

melaporkan ke Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

sebagai IHR focal point dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan

tembusan ke Menteri Kesehatan

d Melakukan pengujian validasi dengan mengambil sampel spesimen positif dan

negatif berdasarkan hasil tes yang dibawa oeh laboratorium daerah COVID-19

e Mengirimkan tes panel COVID-19 ke laboratorium daerah COVID-19 untuk

external quality assurance (Quality AssuranceQuality Control)

f Melakukan supervisi dan bantuan teknis ke laboratorium daerah COVID-19

Tugas dan Fungsi Laboratorium Daerah COVID-19

a Menerima spesimen untuk tes COVID-19 dari rumah sakitdinas

kesehatanlaboratorium kesehatan lain

b Melakukan skrining tes spesimen COVID-19 menggunakan format dan SOP

yang dibuat Litbangkes

c Mengirimkan semua spesimen untuk tes validitas ke laboratorium rujukan

nasional COVID-19 tanpa menunggu hasil tes

d Mengirimkan hasil pemeriksaan COVID positif dan negatif ke Pimpinan

Litbangkes melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan

Teknologi Kesehatan Dasar

e Menginformasikan hasil tes positif dan negatif ke rumah sakit pengirim dengan

tujuan diagnosa dan manajemen kasus serta ke dinas kesehatan setempat

untuk tujuan penyelidikan epidemiologis dan

f Mengirimkan umpan balik ke rumah sakitpelayanan kesehatanlaboratorium

kesehatan lain jika ada kesalahan dalam penggunaan materi atau media pada

spesimen yang diterima

Kegiatan Laboratorium

a Melakukan penilaian kebutuhan laboratorium

b Menyiapkan protokol pengumpulan sampel pengemasan dan pengiriman

spesimen pasien dari kasus suspek atau terkonfirmasi harus dikirim sebagai

UN3373 ldquoBiological Substance Category Brdquo Kultur dan isolate virus harus

dikirim sebagai kategori A UN2814 ldquoinfectious substance affecting humans

c Memastikan mekanisme transportasi sampel yang baik

d Diseminasi protokol lab dan selebaran

e Memastikan akses ke suplai dan reagen laboratorium

f Melakukan pelatihan diagnosa molekular dasar dan lanjutan

g Mengirimkan sampel untuk pengendalian kualitas ke laboratorium rujukan

COVID-19 internasional yang diakui WHO

h Berpartisipasi dalam sistem surveilans rutin untuk memantau pola penyakit

dampak penyakit dan perubahan virusSecara berkala berbagi isolat dengan

laboratorium rujukan yang mengikuti panduan WHO

50

i Melakukan sequensing virus jika memungkinkan untuk konfirmasi adanya virus

memantau mutasi genom virus dan menginformasi penelitian epidemiologi

molekular

j Melakukan penelitian lanjutan (seroepidemiologis)

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Kegiatan

1 Melakukan workshop PPI virtual untuk fasilitas kesehatan COVID-19 yang

ditunjuk

2 Melakukan workshop PPI virtual untuk petugas kesehatan rumah sakit lainnya

dan puskesmas

3 Mengembangkan dan diseminasi selebaran donasi APD

4 Mengembangkan dan diseminasi PPI kit untuk perawatan di rumah

5 Mengembangkan panduan PPI untuk perawatan di rumah

6 Mengembangkan panduan PPI untuk petugas kebersihan

7 Mengembangkan panduan PPI untuk masyarakat

424 Intervensi Farmasi

Untuk dukungan APD suplai medis yagn dibutuhkan akan didistribusikan melalui

jejaring kluster logistik

Pusat Krisis Kesehatan berpotensi dijadikan Regional Emergency Coordination

Center dan Regional Medical Logistics Hub Hal ini dilakukan untuk memastikan

penanganan populasi terdampak yang begitu luas dapat dilakukan secara merata

namun terkoordinir dan terpusat di tingkat regional Pusat Krisis Kesehatan berada

di lokasi-lokasi berikut

1) Regional Medan

2) Regional Palembang

3) Regional DKI Jakarta

4) Regional Surabaya

5) Regional Semarang

6) Regional Bali

7) Regional Banjarmasin

8) Regional Makassar

9) Regional Manado

10) Sub Regional Padang

11) Sub Regional Papua

Terkait pintu masuk staging area untuk bantuan internasional berikut beberapa

bandara potensial yang telah diidentifikasi oleh WFP untuk penanganan bencana

alam di wilayah Indonesia

1) Bandara Medan untuk wilayah Sumatera dengan alternatif bandara di

Pekanbaru maupun Palembang

2) Bandara Balikpapan untuk wilayah Kalimantan

3) Bandara Halim Jakarta untuk wilayah Jabodetabek Jawa Barat dan Banten

51

4) Bandara Surabaya untuk wilayah Jawa Timur dengan alternatif bandara

Semarang

5) Bandara Makassar untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur secara umum

dengan alternatif bandara Manado

Note Dalam kasus skenario pandemi seperti ini Pemerintah perlu menetapkan

secara resmi lokasi pintu masuk staging area untuk penerimaan bantuan

internasional termasuk SOP dan protocol penerimaannya apakah melalui BNPB

Kemenkes selanjutnya diterima oleh OCHA AHA Centre dan diteruskan ke

lokasi terdampak

Terkait staging area hub untuk bantuan nasional (pusat) Kemenkes dapat

langsung mengarahkan bantuan logistik medis ke lokasi-lokasi bandara di Provinsi

terdampak maupun ke lokasi pintu masuk staging area bantuan internasional

agar dapat dikonsolidasikan secara bersama-sama Bandara Halim Jakarta

merupakan bandara utama untuk pengiriman menggunakan jalur udara menuju

daerah terdampak baik menggunakan pesawat militer dan pesawat komersil

(berjadwal maupun charter)

Untuk bantuan non-medis (peralatan rumah sakit lapangan dll) yang berasal dari

luar negeri

shy Untuk barang yang bersumber dari Gudang WHO Global maupun supplier

internasional WHO dapat mengirimkan langsung ke lokasi pintu masuk

staging area yang ditetapkan Pemerintah BNPB Kementerian Kesehatan

dan Bea Cukai dapat memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging

area

shy Untuk barang yang bersumber dari depot-depot UNHRD Global WHO dapat

berkoordinasi dengan WFP terkait rencana pengirimannya ke wilayah

Indonesia Selanjutnya BNPB Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai akan

memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging area

shy OCHA dapat mengaktifkan DHL DRT (Disaster Response Teams) untuk

membantu ground handling di pintu masuk staging area

shy WFP dapat mengaktifkan LET (The Logistics Emergency Teams) untuk

membantu operasi logistik medis dibawah koordinasi Klaster Logistik dan

Klaster Kesehatan

52

Rencana Tindakan Pemasukan Obat Vaksin

Saat ini belum tersedia vaksin dan obat antiviral spesifik Apabila sudah ada Vaksin

dan obet antiviral spesifik maka dapat dilakukan SAS

Tabel 42

Rencana Tindakan Mekanisme Pemasukan Obat

Nama SOP Leading sektor Stakeholder

SAS Vaksin

(Apabila

tersedia)

BPOM Industri Farmasi Bea cukai Kemenkes

(Program) Bagian yang terkait dengan

pendistribusian Obat sampai ke Daerah

(Gudang Farmasi KabupatenKota Instalasi

Farmasi Rumah SakitPuskesmas)

SAS Obat Kemenkes Prodis Kemkes Yanfar

(produkasi dan distribusi kefarmasian)

Ibu Lisa (081385318648)

SOP Registrasi

produk

BPOM Kemenkes (Program) Industri Farmasi

(contohnya Biofarma)

Data Instalasi Farmasi yang ada di Fasilitas Kesehatan

1 Puskesmas

Jumlah Puskesmas 9821

Jumlah Apoteker yang tersedia 2713

Tenaga Teknis Kefarmasian 7193

Puskesmas yang Belum ada Apoteker 7108

2 Rumah Sakit

Jumlah Rumah Sakit 2609

Jumlah Apoteker 11835

Kekurangan Apoteker 6802

425 Intervensi Non Farmasi

- Pedoman Bussiness Continuity Plan (BCP) untuk Sektor esensial

Business Continuity Plan (BCP) dapat didefinisikan sebagai rencana dalam

merespon keadaan darurat operasi backup dan pemulihan pasca bencana

53

BCP memungkinkan mengembalikan sistem ke kondisi normal dengan cepat setelah

terjadinya bencana atau peristiwa yang mengganggu keberlangsungan operasional

perusahaan

1 BCP PDAM menjamin ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi termasuk air

minum selama kondisi bencana selama waktu tertentu

2 PLN standar Nasional menetapkan jumlah cadangan bahan bakar yang harus

dimiliki PLN di suatu wilayah untuk menjamin ketersediaan listrik selama beberapa

hari ke depan atau selama masa bencana

3 Pertamina bahan bakar harus mampu menjamin ketersediaan bahan bakar selama

21 hari ke depan (BPH Migas) jadi selama masa sebelum 21 hari diharapkan

kondisi dapat kembali normal

4 Perhubungan mengatur lalu lintas angkutan darat laut dan udara dengan otoritas

terkait (ASDP Pelindo Pelni Organda Angkasa Pura) agar tidak terjadi gangguan

dalam penyaluran bantuan

5 Keamanan menjamin dan mengatur keamanan lalu lintas orang barang dari dan

ke daerah terdampak

6 Perdagangan memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok

masyarakat di seluruh wilayah terdampak

7 Sosial pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakat terdampak dan petugas

melalui penyediaan dapur umum dan layanan dukungan psikososial Beras

cadangan Pemerintah untuk tingkat Provinsi sebanyak 200 ton makanan siap saji

sesuai kebutuhan

- SOP untuk menjaga keamanan masyarakat dan sektor esensial pada saat pandemi

sehubungan dengan pembatasan sosial

A Langkah-langkah pelaksanaan

1 Membentuk Satuan Tugas

2 Satuan Tugas dibawah koordinasi Menko Polhukam sebagai pengendali Keamanan Nasional

3 Petugas dan Penugasan a Tim Pusdokkes Polri dan Puskes TNI

1) Perbantuan tenaga medis paramedis dibawah koordinasi Kementerian Kesehatan

2) Menyiapkan RS Rujukan (Bhayangkara dan RS TNI) bilamana diperlukan b Fungsi Operasional POLRI Petugas POLRI dari fungsi operasional jumlahnya sesuai kebutuhan dibagi 3

shift yaitu Shift 1 Jam 0600 - 1400 Shift 2 Jam 1400 - 2200 Shift 3 Jam 2200 - 0600

c Petugas penanggulangan COVID-19 terdiri dari

Pengamanan Terbuka

Pengamanan tertutup d Perlengkapan

Perlengkapan yang dibutuhkan dalam penanggulangan keamanan COVID-19

Alat transportasi kendaraan ambulance truk

Komunikasi HT

TOA

54

4 Penurunan Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) apabila diperlukan untuk tenaga sosial penyiapan logistik bencana

B SOP Keamanan Masyarakat 1 Screening masyarakat yang masuk dan keluar daerah terdampak 2 Dekontaminasi dan desinfeksi di lingkungan masyarakat termasuk di rumah

masing-masing 3 Pengendalian faktor lingkungan dengan melakukan penyuluhan PHBS dan

pengelolaan sampah 4 Pembatasan kegiatan sosial antara lain sekolah keagamaam dan ekonomi

- Kapasitas personel untuk menjaga keamanan masyarakat dan obyek vital negara

sesuai dengan Kepres no 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional Kapasitas personel meliputi kualitas dan kuantitas memiliki kemampuan negosiasi dan komunikasi dengan masyarakat jumlahnya sesuai dengan kebutuhan

- Strategi untuk menjaga kestabilan ekonomi dan sosial pada saat pandemi 1 Ketersediaan Logistik Kebutuhan Pokok

Menjamin ketersediaan dan kecukupan kebutuhan dasar untuk seluruh masyarakat di wilayah terdampak dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan keparahan dampak

Menjamin kelancaran distribusi bahan logistik kebutuhan pokok 2 Keberlangsungan Kegiatan Ekonomi

Pemerintah menjamin kegiatan ekonomi terutama sektor vital tetap berlangsung (yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak)

Kegiatan ekonomi terutama perdagangan tetap berlangsung dengan jaminan perlindungan diri melalui penggunaan APD standar oleh pelaku-pelaku pasar

3 Jaminan Keamanan

Pemerintah menjamin keamanan seluruh proses distribusi logistik proses ekonomi di masyarakat

Jaminan petugas Keamanan terhadap dampak COVID-19 juga harus dijamin Pemerintah dengan cara memastikan kecukupan APD bagi petugas dan sosialisasi tentang tata cara perlindungan diri dari infeksi COVID-19 tersebut

Tindakan Kekarantinaan Kesehatan

Berdasarkan analisis risiko dan rekomendasi panel ahli dan pedoman COVID-19 dapat

dilakukan karantina rumah wilayah terbatas dan pembatasan sosial berskala besar

a) Karantina rumah dilaksanakan terhadap seluruh orang di dalam rumah yang memiliki

kontak erat dengan pasien terjangkit COVID-19 Pemantauan karantina rumah

dilaksanakan berdasarkan SOP yang disusun dengan melakukan pengendalian infeksi

Kader melakukan pemantauan karantina rumah dan melakukan laporan harian ke

puskesmas Semua kebutuhan logistik pagan pokok dan kebutuhan pokok lainnya

disuplai oleh petugas yang melakukan monitoring karantina rumah Karantina rumah

dilakukan sampai selama dua kali masa inkubasi tidak ditemukan kasus baru dari kasus

terakhir yang dilaporkan Dukungan psikologis dan monitoring akan dilakukan oleh

petugas

55

b) Karantina wilayah terbatas dilaksanakan pada seluruh anggota masyarakat di suatu

wilayah terbatas apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran

COVID-19 antar anggota masyarakat di wilayah terbatas tersebut berdasarkan laporan

kasus data epidemiologi surveilan Karantina wilayah terbatas dilakukan pada tingkatan

RT atau dapat meluas ke beberapa RT RW atau desa kelurahan apabila diperlukan

Pada karantina wilayah terbatas masyarkat tidak dapat keluar masuk wilayah karantina

terbatas tersebut Bagian keamanan akan mendirikan spot check point di tempat akses ke

wilayah tersebut Dalam kondisi ideal logistik unutk daerah karantina terbatas dipenuhi

oleh petugas relawan Dalam kapasitas terbatas dimana kebutuhan pokok tidak dapat

disuplai oleh petugas masyarakat dapat memenuhi memesan logistik melalui daring

online atau masyarakat dapat membeli logistik hanya pada maksimal satu kali dalam

seminggu (hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk membeli logistik) ke

tempat penjualan logistik yang ada di daerah tersebut dengan tetap menjaga sosial

distancing Petugas akan memastikan suplai logistik pangan pokok ke daerah karantina

tetap terpenuhi Pada saat diberlakukan karantina wilayah kader akan memantau kondisi

kesehatan masyarakat di karantina wilayah setiap hari dan melaporkannya kepada

petugas puskesmas

Pada pemberlakukan karantina wilayah terbatas diperlukan sumber daya

- Pos komando pemantauan operasi karantina wilayah terbatas melibatkan BPBD dan

petugas kelurahan yang ditunjuk dengan pendampingan dari kabupaten atau provinsi

- kader untuk memonior kesehatan warga menggunakan formulir ssesuai pedoman

- Petugas keamanan (Babinsa Babimkamtibmas) petugas keamanan yang ditunjuk untuk

menjaga keamanan di wilayah karantina dan petugas keamanan di spot check poin

- Petugas dinas perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas sehingga tidka ada

yang masuk dan keluar wilayah yang dikarantina

- Ambulans yang untuk rujukan pasien apabila diperlukan

- Petugas surveilan puskesmas dimana daerah karantina wilayah terbatas tersebut

merupakan wilayah kerja puskesmas tersebut Petugas surveilan puskesmas team

yang diperbantukan akan melakukan rekapan harian dari laporan kader dan agregat data

laporan akan dikirimkan harian ke PHEOC kemneterian Kesehatan

- Petugas kesehatan dan pos kesehatan di daerah karantina wilayah Dapat

menggunakan pustu posyandu di daerah tersebut

- Alat pelindung diri untuk petugas kader yang melakukan monitoring

- Dilakukan monitoring suhu dan gejala harian

- Apabila selama kasa karantina ditemukan kasus kontak kasus pada daerah tersebut

maka diberlakukan karantina rumah pada rumah yang melaporkan kasus di daerah

karantina wilayah terbatas tersebut

- Pada daerah karantina terbatas tidak ada kegiatan sosial yang dilakukan termasuk juga

menutup sekolah dan tempat peribadatan

- APD untuk petugas dipenuhi dan masker medis dibagikan kepada amsyarakat di

daerah karantina wilayah terbatas

Pemberlakukan karantina wilayah terbatas diberlakukan sampai 2 kali masa inkubasi

dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus baru dalam wilayah tersebut

dengan surveilan ketat

56

c) Karantina Rumah Sakit dilaksanakan kepada seluruh orang yang berkunjung orang yang

bertugas pasien dan barang serta apapun disuatu rumah sakit bila dibuktikan

berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium telah terjadi penularan di rumah sakit

- Pada karantina rumah sakit rumah sakit menyediakan saranafasiltias untuk

penginapan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit selama masa karantina

Petugas memenuhi suplai logistik ke rumah sakit Dilakukan monitoring kondisi

petugas kesehatan dan orang yang berada di lingkungan rumah sakit Dilakukan

monitoring suhu dan gejala harian Laporan dari setiap bagian rumah sakit dikompilasi

oleh petugas surveilan dan dilaporkan ke PHEOC Petugas akan membuat posko

karantina rumah sakit dan petugas keamanan akan melakukan pembatasan

mobilisasi Orang yang berada dalam rumah sakit tidak dapat keluar masuk rumah

sakit tersebut Masa pemberlalkukan karantina rumah sakit dilakukan sampai dalam

dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus

baru dengan surveilan ketat Pada karantina rumah sakit diberlakukan zona merah

dimana lokasi dilaporkan kasus baru zona kuning di rumah sakit tersebut tidak

dilaporkan kasus baru dan zona orange untuk tempat istirahat petugaas kesehatan

yang ada di rumah sakit

d) Pembatasan sosial berskala besar dilaksanakan sebagai upaya mencegah meluasnya

penyebaran COVID-19 yang sedang terjadi antar orang disuatu wilayah tertentu baik

berupa peliburan sekolah pembatasan kegiatan keagamaan danatau pembatasan

kegiatan di tempat atau fasilitas umum pembatalan acara ldquomass gatheringrdquo

pemberlakuan bekerja dari rumah

Pada pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar ini dilakukan pada kota

kabupaten secara luas Pembatasan sosial berskala besar dilakukan apabila sudah tidak

dapat dilakukan karantina wilayah terbatas karena kasus sudah menyebar luas di

masyarakat

Pada pembatasan kegiatan berskala besar dilakukan

- petugas keamanan akan melakukan patrol dan melakukan tindakan sangsi apabila

ada masyarakat yang melanggar pembatasan sosial skala besar tersebut

- Komunikasi risiko kepada masyarakat dilakukan untuk masyarakat tetap berada di

rumah tidak melakukan aktivitas sosial

- Hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk melakukan belanja

pemenuhan kebutuhan pokok dalam seminggu satu kali ke daerah pembelanjaan

terdekat dan tetap memperhatikan interaksi sosial dengan orang lain jaga jarak dan

pengendalian infeksi

- Petugas memberlakukan jam malam dan pembatasan interaksi sosial

- Petugas memastikan ketersediaan suplai bahan pokok dan logistik ke daerah yang

diberlakukan pembatasan sosial berskala besar

- Kader melakukan monitoring kesehatan populasi di wilayahnya dan melakukan

pelaporan ke puskesmas

- Kasus yang ringan dirawat di rumah kasus dengan risiko tinggi (usia lanjut komorbid)

dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan kasus berat dilakukan perawatan di rumah

sakit

- Kecamatan desa mendata orang yang perlu menerima bantuan untuk pemenuhan

logistik (contohnya kalangan sosial ekonomi kalangan bawah yang tidak mempunyai

penghasilan tetap dan tergantung pada penghasilan harian) dan memberikan

57

dukungan untuk pemenuhan logistik pangan pokok

- Pada orang kontak dekat dilakukan karantina rumah pada pembatasan sosial berskala

besar

Tindakan penutupan wilayah (isolasi) secara total baik jalur masuk maupun keluar dengan

pembentukan Check Point terpadu pada jalur perbatasan wilayah

Melaksanakan pengendalian keamanan dan ketertiban wilayah melalui kegiatan

a) Pendeteksian dini dan operasi intelijen dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi

gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat

b) Pencegahan dan penindakan terhadap gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat

Melaksanakan pengawasan dan pengamanan (perimeter kontrol) di daerah yang dinyatakan

sebagai episenter wabah COVID-19

Pemusnahan Sumber penularan dan pemantauan prosedur pemulasaraan jenazah

426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi secara terus-menerus baik

langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab

di antara individu kelompok dan lembaga Komunikasi harus jelas interaktif sering

konsisten dan transparan Karakterisasi risiko yang diperoleh dari penilaian risiko serta

pengendalian risiko atau kebijakan yang akan diimplementasikan harus

dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait sehingga semua pihak yang terkait

memperoleh informasi yang cukup mengenai pencegahan dan risiko penularan

COVID-19 dan tindakan tepat yang harus dilakukan

Pelibatan masyarakat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dan visi

bersama antara organisasi dan individu untuk kepentingan dan pemberdayaan

masyarakat Hal ini didasarkan pada hak-hak dasar masyarakat untuk memahami

risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka untuk membuat keputusan

melalui informasi yang sesuai dengan budaya dan untuk mengambil tindakan yang

akan mengendalikan setiap ancaman kesehatan masyarakat

Komunikasi dengan berbagai pihak baik kepada tokoh agama tokoh masyarakat dan

masyarakat dengan menyampaikan secara jelas dan benar sangat penting sehingga

tidak ada prasangka bahwa masyarakat akan selalu dirugikan atau diberi beban oleh

peraturan atau kebijakan Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat juga harus

bersifat mendidik dan melindungi masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan

pentingnya pencegahan dan kemungkinan bahaya yang akan terjadi langsung maupun

tidak lansung dari COVID-19

58

Tujuan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

1 Menyediakan informasi dan instruksi tentang tindakan yang harus diambil oleh

petugas dan masyarakat dalam suatu risiko krisis

2 Mencegah risiko yang lebih besar

3 Memberikan perlindungan keamanan

Melaksanakan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Memprioritaskan masyarakat Ikuti saran pemerintahDinas KesehatanWHO

untuk mencegah penularan COVID-19Cek berkomunikasikan dengan

masyarakat untuk memastikan keadaan keluarga teman dan lansia serta

dukung mereka mencari layanan kesehatan yang tepat

Dukung sampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan kepada

orang-orang dan keluarga yang terkena dampak COVID-19 dengan

mengekspresikan solidaritas dan bantuan

Komunikasikan sampaikan segala kebutuhan atau masalah yang Anda miliki

melalui pimpinan masyarakat dan sistem kesehatan yang ada di wilayahnya

Pada tingkat daerah dapat mengikutsertakan tokoh agama tokoh masyarakat

Tagana dan mengaktifkan kampung siaga dengan mengaktifkan kader

masyarakat Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press

release berkala dan diseminasi informasi kepada tim tanggap darurat dan

kepada masyarakat umum dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan

berdasarkan masukan tim teknis

Strategi komunikasi antara lain sistem komunikasi risiko (perencanaan mekanisme dll)

komunikasi publik partisipasi masyarakat dan manajemen isu Tim komunikasi risiko dan

pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi Kesehatan dan Tim Sentra

Media (TSM) Tim ini bertugas untuk

1 Promosi Kesehatan

a Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mengatasi COVID-19

b Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dan

tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi episenter

c Mengumpulkan data dan informasi secara berkala atau setiap ada perkembangan

situasi dari Tim Penanggulangan

d Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul

e Membuat papan informasi internal yang memuat informasi dasar (kontak peta wilayah

dll) dan datainformasi terbaru

f Mengatur jenis media KIE dan saluran informasi bagi target yang berbeda-beda

g Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran

h Menyusun pesan instruksi dengan masukan dan koordinasi dengan ahli teknis sesuai

target dan saluran informasi

i Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda) berdasar

target jenis media KIE dan saluran informasi

59

2 Sentra Media

a Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai

media massa

b Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi yang selaras

c Membuat pointers dari pemantauan berita isu publik dan perkembangan situasi dari unit

teknis kepada juru bicara

d Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang di

masyarakat serta memastikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat

pada waktu yang tepat

e Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan memastikan

bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang dapat dengan

mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers ad-lips talkshow

video news release)

f Melayani kebutuhan media massa

g Menyelenggarakan temu media secara berkala

h Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian lembaga

kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta) memperoleh berita

informasi terakhir secara rutin

i Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan

kunci yang ingin dipublikasikan

j Memastikan data yang dapat dan tidak dapat dibagikan dikecualikan dengan media

massa

k Memastikan semua fasilitas sentra media memadai

l Pesan pesan inti COVID-19 dapat dilihat di web wwwcovid19goidmateri-edukasi dan

httppromkeskemkesgoid

Gambar 47

SOP Penyampaian Pesan

60

Gambar 48

Komunikasi Operasional untuk responder dalam struktur komando

Penetapan Status KLBWabahEpidemi di

Indonesia

Menteri Kesehatan

Penyampaian update infomasi situasi

epidemicpandemic di Indonesia secara berkala

Kemkominfo dan Seluruh kementerian

Melakukan Publikasi Mengaktifkan fungsi media center mempersiapkan

juru bicara

ROKOM

Penyampaian Informasi yang benar dan tidak meresahkan masyarakat

Media

Melakukan Intervensi Promosi Kesehatan Penetapan pesan-pesan

kunci UNIT Teknis amp Promkes

Diaktifkannya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui TomasTogaOrmasLSM dalam penyearluasan informasi pandemic COVID-19

Kelompok Potensial

Travel Warning Tanggap Darurat

COVID-19 Kemenlu

Koordinasi Lintas KementerianBadanLembaga dan Program

di Kemenkes

Kemenko PMK

Pernyataan status darurat bencana nasional sesuai tingkat keparahan pandemi

Presiden

61

43 Tugas-tugas

431 Komando dan Koordinasi

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi

1 Tahap Kesiapsiagaan

Prinsip operasi penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan

Kemenkes membuat surat edaran ke stakeholder yang lain mengenai adanya penetapan COVID-19 oleh WHO dan peningkatan surveilans ILI SARI

Koordinasi Lintas Sektor

Pendataan setiap turis yang masuk ke Indonesia termasuk yang keluar Indonesia

Penekanan lintas batas untuk turis-turis yang masuk

Peningkatan kekuatan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)

Melakukan mapping untuk mengetahui daerah mana saja yang akan terdampak

Review rencana kontijensi di setiap tingkatan dan testing

Pelatihan kesiapsiagaan pandemic

2 Siaga Darurat

Membentuk Tim Tanggap COVID-19 dan mengaktifkan Pusdalop COVID-19

termasuk panel ahli untuk memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak

Cepat pada semua level

Menyusun Rencana Respon operasi Pengendalian COVID-19 lintas sektor pada

tingkat nasionalProvinsiKabupatenKota Rencana dan tindakan pengendalian

Bencana wabah COVID-19 lintas sektor seperti pembentukan Pos Komando

(posko) Darurat Pandemi COVID-19 tatalaksana (manajemen) kasus surveilans

penyelidikan epidemiology pembatasan penyebaran pemusnahan sumber

penularan dan penilaian risiko secara cepat review kesiapsiagaan kapasitas dan

identifikasi kebutuhan

Mengirimkan surat edaran peningkatan kewaspadaan COVID-19 kepada seluruh

fasilitas kesehatan dan multisektor lainnya

Dinkes Provinsi melakukan mapping faskes SDM koordinasi Dinkes Provinsi dan

Kementerian mengadakan pelatihan kepada seluruh faskes yang ada

mempersiapkan faskes klarifikasi hoaks yang beredar serta analisa situasi untuk

mapping

Diperlukan status siaga darurat oleh kepala daerah dari Dinkes ke Bupati

melakukan rapat koordinasi daerah untuk penetapan status dari sini akan muncul

kemudahan akses unutk mobilisasi sumber daya Setelah ada penetapan kasus

maka BNPB mempersiapkan posko Harus ada satu komando dari kepala daerah

Melakukan analisis risiko untuk menentukan sumber daya dana BTT dan DSP

(Dana Siap Pakai) bisa dipakai

Puskes TNI akan mengkoordinir kesehatan darat laut udara untuk mempersiapkan

diri dan berkoordinasi lanjut dengan Dinkes Provinsi dan Kabupaten

Kemenhan membuat regulasi pada bencana non alam

Kemenlu akan berkoordinasi dengan sektor terkait melakukan klarifikasi dan

hasilnya akan disampaikan BNPB (akses regulasi bantuan luar negeri)

62

Hasil koordinasi Lintas Sektor akan dilaporkan kepada Presiden oleh Sekretariat

Kabinet

Kemenko Polhukam melakukan koordinasi dengan Kemenko PMK dan

Kementerian terkait POLRI amp TNI (mengkoordinir aspek pengamanan wilayah)

Melakukan deteksi dini dan isolasi mengaktifkan hospital disaster plan (skala besar

kasus diklasifikasi dalam ring I ring II dan ring III) dengan mengawasi jumlah

kasus Dengan sebelumnya sudah ada simulasi kasus dan termasuk alurnya

Pemerintah daerah meminta tambahan stockpile dari pusat sehingga pemerintah

daerah yang beresiko tinggi mendapatkan stockpile

3 Tanggap Darurat

Eskalasi dan expansi Tim Tanggap COVID-19 dan meningkatkan operasi Pusdalop

COVID-19 panel ahli terus memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak

Cepat pada semua level

BNPB sebagai Komandan yang ditunjuk menjalankan sistem komando untuk

penganggulangan COVID-19 dalam sistem komando termasuk interoperability

dengan PHEOC EOC kemenkes dan multisektor lainnya

Semua sektor menjalankan sistem komando sesuai dengan tugas dan fungsi

masing-masing sektor dalam sistem komando

Pada kondisi tanggap darurat Kemenlu akan melakukan koordinasi kepada

kedutaan dan lembaga internasional dalam bentuk nota diplomatic untuk

memdapatkan akses bantuan Internasional

Kemenko Polhukam akan membuat satgas dalam negeri dan luar negeri Satgas

dalam negeri melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian terkait dan

menurunkan LO di daerah terdampak (laporan 2 kali sehari) Satgas luar negeri

mengkoordinir bantuan luar negeri atas persetujuan presiden Akan dilakukan

pendataan terkait distribusi bantuan

Semua tindakan yang dilakukan para stakeholder akan dilaporkan dalam rapat

kabinet oleh Sekretariat Kabinet

Beberapa wilayah bisa menetapkan status jika daerah tersebut terdampak

(penetapan status nasional bukan berdasarkan banyaknya jumlah) Status ini bisa

memudahkan akses Provinsi bisa menentukan status juga untuk mendukung

operasional daerah kab kota untuk akses dana dukungan Perka no 3 tahun 2016

tentang Sistem Komando Darurat BTT (biaya tidak terduga) di Kabupaten dan

Provinsi

Pengkajian data yang dibutuhkan dengan dana siap pakai (Perka No2 Tahun

2018) yang membedakan siaga darurat dan tanggap darurat

SPM bidang Kesehatan (krisis kesehatan akibat bencana) wewenang ada di

Provinsi

Kemenhan membuat peraturan pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana

4 Transisi

Tidak perlu dideklarasi terkait pencabutan status karena ada masa berlakunya

Setiap status itu ada kajiannya dan bisa diperpanjang

63

Pencabutan kasus dari WHO harus dipastikan terlebih dahulu dengan kondisi

epidemiologi di nasional

Tidak ada pemeriksaan mulai melakukan penelitian terkait pandemi

Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada

432 Surveilans

Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi

1 Kesiapsiagaan

Melakukan kajian epidemiologi terhadap kasus COVID-19 baru yang terjadi di

dunia melalui pemantauan secara terus menerus terhadap perkembangan situasi

penyakit seperti jumlah kasus angka kematian luas penyebaran kecepatan

transmisi karakteristik kasus menurut orang tempat dan waktu (usia jenis kelamin

lokasi kasus waktu terjadinya dalam minggubulantahun)

Penilaian risiko (sumber daya dan potensi ancaman Kedaruratan Kesehatan

MasyarakatKKM)

Risk mapping (kekuatan dan kelemahan dari ancaman KKM di wilayah sekitar pintu

masuk dan wilayah)

Manajemen risiko (regulasi kolaborasi koordinasi integrasi dan monitoring

evaluasi)

Menentukan definisi kasus secara nasional (suspek probable konfirmasi)

Melakukan surveilans intensif ILI (COVID-19 Like Illness) dan pneumonia (Severe

Acute Respiratory Infection SARI) dan Surveilans berbasis Kejadian di

Puskesmas rumah sakit Kantor Kesehatan Pelabuhan dan unit pelayanan lainnya

termasuk yang berbasis laboratorium

Meningkatkan kinerja Surveilans kasus ILI berbasis Puskesmas melalui pelaporan

mingguan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan bulanan STP

(Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas serta pelaporan kasus COVID-19

berbasis RS

Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan KKP di wilayah masing-masing dalam

rangka pemantauan penumpang dari negara terjangkit di pintu masuk melalui

pemantauan HAC (Health Alert Card)

Meningkatkan surveilans di masyarakat termasuk melibatkan mitra kerja hotel

biro pariwisata travel biro dsb

Menyiapkan sarana dan prasarana berkaitan dengan kegiatan surveilans

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

perkembangan situasi COVID-19

2 Siaga Darurat

Dari PHEOC subdit surveilans akan mengadakan rapat kemudian membuat risk

mappingdan risk assessment mengumpulkan stakeholder Tim TGC Pusat akan

turun ke lokasi untuk melacak adanya kasus baru dengan tim daerah dan akan

melibatkan Litbangkes PHEOC Dinkes Provinsi dan Kota Dirjen P2P selaku focal

point

Melakukan penyelidikan epidemiologi surveilans intensif terhadap kasus dan

64

kontak pelacakan dan monitoring kontak Pelacakan kontak dapat bekerjasama

dengan PMI kader dan sektor lainnya yang terlatih Karantina rumah kontak erat

Melakukan pemantauan kesehatan kontak jika menemukan gejala segera laporkan

ke sarana kesehatan terdekat

Melakukan Analisis data epidemiologi meliputi waktu timbul gejala jenis kelamin

kelompok umur gejala klinis lama sakit angka serangan (Attack Rate) angka

mortalitas (Mortality Rate) Case Fatality Rate (CFR)

Diklat TGC (tidak terbatas pada tenaga kesehatan)

Jejaring kemitraan (rujukan komunitas pertahanan dan keamanan CSR)

Melakukan surveilans secara ketat di seluruh pelayanan kesehatan

Melakukan analisis epidemiologi untuk menentukan tindakan kekarantinaan

kesehatan apabila diperlukan Contohnya karantina rumah karantina wilayah

terbatas daerah yang terdampak Karantina wilayah tersebut berdasarkna data

epidemiologi sebarankasus COVID-19

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam

3 Tanggap Darurat

Kaji cepat analisis risiko

Melakukan tindakan karantina kesehatan apabila diperlukan (krantina rumah

karantina wilayah pembatasan sosial skala besar) Karantina wilayah dilaksanakan

berdasarkan data epidemiologi sebaran COVID-19

Surveilans ketat untuk pengawasan dan pelaporan dapat menggunakan aplikasi

pelacakan kontak godata DHIS 2 untuk pengumpulan dan analisis data

PHEOC Kemkes melakukan analsisi data dan menginformasikan data dan analissi

epidemiologis kepada Pusat Krisis Kemkes yang diteruskan kepada Pusdalop

BNPB

Percepatan penyelidikan epidemiologis pelacakan kontak monitoring kontak dan

manajemen kontak

Pada daerah yang belum ada kasus dilakukan surveilan aktif Pada daerah yang

sudah ada kasus sporadic dank luster terbatas dilakukan pelacakan kontak dan

pada daerah yang sudah terdapat pelurana transmisi luas di masyarakat dapat

dilakukan pelacakan kontak pada kasus di daerah baru atau kasus yang berat Di

daerah transmisi luas surveilan dapat dilakukan dengan sistem sentinel

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam

4 Rehabilitasi

Surveilans tetap berjalan di level nasional berkoordinasi dengan semua

stakeholder (Dinkes KKP)

Update kasus melakukan penilaian risiko

Setiap waktu akan melaporkan ke dirjen P2P

Surveilans ketat sampai dengan 2 kali masa inkubasi terpanjang

Pengendalian terhadap media lingkungan

65

433 Respon Medis dan Laboratorium

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan

Rumah sakit akan menyiapkan sarana dan prasarana serta menyampaikan

informasi ke petugas medis dan non medis

Review kesiapsiagaan dan stock rumah sakit menyiapkan permintaan APD dan

supply rumah sakit dan melaporkannya ke Kemkes

Refreshing bagi petugas laboratorium dan medis tentang kesiapsiagaan pandemi

COVID-19

Tim TGC di rumah sakit mulai mensosialisasikan update kasus di luar SOP

penanganan pasien suspek

Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) mengetahui sampel apa yang

diambil dan berapa kali dilakukan pengambilan

BTDK berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk pengiriman dan apabila ada

sampel baru

BTDK memastikan kesiapan logistik meliputi reagen untuk laboratorium rujukan

dan juga jejaring laboratorium

Dinkes provinsi dan kabupaten kota memberi surat edaran ke semua fasyankes

agar semua bersiap

Pelatihan manajemen kasus dan Pengendalian infeksi

Penunjukkan rumah sakit rujukan COVID-19

Peningkatan kapasitas berupa simulasi penanganan kasus

Penunjukkan Laboratorium regional COVID-19 dan berkordinasi dengan WHO

untuk memperoleh postiv control dan reagen untuk COVID-19

Menusun SOP untuk pengambilan pengiriman dan pemeriksaan laboratorium

2 Siaga Darurat

Mengaktifkan rumah sakit rujukan COVID-19

Mengaktifkan hospital disaster plan menilai skala besaran kasus dan persiapan

sumber daya untuk eskalasi kasus termasuk sumber daya manusia dan shifting

Rumah sakit membentuk posko di rumah sakit

Mengaktifkan surveilans di rumah sakit (Hospital Associated Infection) terkait

COVID-19

Monitoring tenaga kesehatan yang kontak dengan kasus COVID-19

Identifikasi dan merawat kasus COVID-19 di ruang isolasi RS non rujukan

identifikasi dan merujuk apsien ke RS rujukan COVID-19

Memastikan sarana dan prasarana (SDM tempat tidur ruang isolasi) terjamin

Mempersiapkan tenaga laboratorium tenaga fungsional epidemiologi identifikasi

kasus melakukan pengambilan sampel perawatan kasus di ruang isolasi

Berkoordinasi dengan pemangku wilayah lainnya

Mengaktifkan regional laboratorium untuk COVID-19 dan pengiriman positive

kontorl dan reagen ke laboratorium regional

Petugas laboratorium di RS rujukan atau laboratorium BTKL PP BBLK melakukan

penambilan sampel dan mengirimkan sampel ke laboratorium

Mendistribusikan SOP jejaring laboratorium

66

Menyiapkan logistik untuk pemeriksaan PCR COVID-19 di semua laboratorium

pemeriksa

Melatih semua laboratorium pemeriksa PCR untuk mampu laksana pemeriksaan

PCR COVID-19

3 Tanggap Darurat

Aktivasi rencana penanggulangan pandemic rumah sakit

Penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 termasuk RS yang ditunjuk dengan

SK Gubernur maupun rumah sakit POLRI atau TNI Rumah sakit rujukan

dikhususkan untuk pasien COVID-19 Pasien lain diterima di rumah sakit lainnya

Alihfungsi gedung lainnya menjadi pusat perawatan COVID-19

Pada saat kondisi transmisi COVID-19 di masyarakt luas dan kapasitas fasiltias

kesehatan terbatas trias dapat juga memanfaatkan aplikasi online medis seperti

halodoc klikdoc dengan algoritme seusai pedoman Kemnkes Pada kasus ringan

dan tanpa risiko dapat dirawat di rumah dengan edukasi pengendalian infeksi

kasus dengan risiko (orang tua gt 65 tahun dan komorbid) dirawat di pusat

perawatan COVID-19 dan kasus yagn parah dirujuk ke rumah sakit

Penambahan jejaring laboratorium regional Alur pelaporan sesuai pedoamn

Kemkes

Melakukan identifikasi ketersediaan logistik pelaporan berkala dan permintaan

logistik unutk fasialits kesehatan dan laboratorium

Laboratorium regional melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel dan

laporan Laporan harus dikirimkan kepada litbangkes dalam 24 jam Algoritam

pelaporan sesuai dengan pedoman kemkes

Litbangkes melakukan Eksternal Quality Assurance (EQA) untuk laboratorium

regional

Mensiagakan dan meningkatkan sumber daya (pemeriksaan laboratorium) selama

24 jam

Konfirmasi hasil laboratorium hanya dari BTDK oleh PE pusat dan daerah untuk

mencari suspek di masyarakat

4 Transisi Darurat (Pemulihan)

Pada tahap ini sudah tidak ada pemeriksaan terhadap kasus pandemi melakukan

penelitian terkait pandemi Risiko dan dampak tidak akan homogen pada setiap

daerah terjangkit (bila terjadi di beberapa wilayah potensial) sehingga kegiatan

penanggulangan dapat berlanjut di wilayah tertentu yang masih membutuhkan

Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada

Mengawasi COVID-19 untuk mengantisipasi gelombang wabah selanjutnya

komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk mengembalikan semua aktifitas

seperti sedia kala

mengevaluasi respon yang sudah dilakukan dan merevisi rencana dan prosedur

yang dijalankan

434 Intervensi Farmasi

Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi antara lain

1 Kesiapsiagaan

67

Melakukan persiapan SOP sesuai Permenkes No51 Tahun 2014 tentang impor

barang alat kesehatan termasuk Spesial Access Scheme (SAS) untuk bantuan

intrnasional

Inventarisasi ketersediaan stok obat peralatan medis dan APD di daerah

pandemic dan idnetifikasi jalur distribusi

Distribusi Obat Antiviral (jika tersedia) Antibiotik dan Obat-obatan suportif

lainnya APD serta disinfektan yang diperlukan oleh wilayah pandemi melalui

gudang farmasi provinsi

2 Siaga Darurat

Pemetaan wilayah danperkiraan kebutuhan logistik pharmasi dan APD

Menghitung populasi risiko

Berkoordinasi dengan WHO terkait ketersediaan dukungan logistik

Melakukan perencanaan dan pengadaan logistik yang diperlukan

Evaluasi ketersediaan stock APD alat medis

Berkoordinasi dengan vendor untuk pengadaan APD supply medis obat

Melaksanakan pengadaan untuk stockpiling di pusat dan distribusi ke beberapa

daerah strategis seperti Gudang pharmasi provinsi yang berisiko dan rumah

sakit rujukan

Melakukan kajian obat bekersama dengan tim respon medis Berkoordinasi dengan

WHO untuk uji klinis pengobaan atau intervensi medis lainnya

3 Tanggap Darurat

Melakukan peningkatan pengadaan dan distribusi logistik APD supply medis ke

daerah terdampak

Pelaporan berkala ketersediaan pemakaian APD alat medis dan permintaan

yang disampaikan kepada gugus tugas logistik

Berkoordiansi dengan vendor untuk melakukan produksi masal dan distribusi

(dapat melibatkan department perhubungan TNI polri dan sumber daya lainnya

untuk distribusi) untuk APD alat medis dan obat (apabila tersedia)

4 Rehabilitasi

Menilai status stockpiles and equipment (antivirus (apabila tersedia) antibiotik

APD dll)

Mereview proses yang sudah dilakukan

Mengisi kembali stok sesuai kebutuhan

Memperbarui rencana protokol sesuai dengan kasus yang telah diamati

435 Intervensi Non Farmasi Kegiatan-kegiatan intervensi non farmasi yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan

Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (bandara pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat NegaraPLBDN)

Proteksi Perorangan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) etika batuk bersin penggunaan masker

68

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasilitas umum)

Promosi kesehatan untuk pencegahan kejadian COVID-19 PHBS kecukupan gizi pengelolaan stres olah raga teratur pengolahan masakan secara benar edukasi mengenai pencegahan stigma

Pemetaan Sumber Daya (SDM Kesehatan sarana kesehatan)

Pemberdayaan kader dan masyarakat

Melengkapi sarana kesehatan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan

Penyusunan dokumen rencana keberlangsungan usaha

Penyusunan protokol kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 untuk publik (sekolah kalangan usaha perkantoran tempat publik transportasi untuk pemerintah daerah dll)

Koordinasi dengan pihak sekolah pabrik-pabrik kantor perusahaan untuk melakukan sosialisasi terkait antisipasi terjadinya COVID-19

2 Siaga Darurat

Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (Bandara pelabuhan dan PLBDN)

Proteksi perorangan CTPS etika batuk bersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)

Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien

Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih) bagi pasien dan keluarga pada penerapan karantina rumah dan RS

Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi karantina daerah terdampak (apabila diberlakukan karantina pembatasan sosial) sehingga waktunya dapat ditunda

Melakukan pemusnahan barang-barang habis pakai yang terkontaminasi

Penerapan rencana keberlangsungan usaha untuk usaha sektor esensial

Menyediakan layanan dukungan psikososial dan kesehatan jiwa bagi pasien petugas kesehatan dan masyarakat

Menyiapkan platorm pembelajaran online unutk sektor Pendidikan dan platform bekerja dari rumah untuk sektor usaha dan perkantoran

3 Tanggap Darurat

Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum) memastikan kecukupan ventilasi rumah

Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien

Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih APD dan bahan dekontaminasi bagi penduduk

Melakukan pencegahan atau pembubaran kegiatan-kegitan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi terdampak sehingga waktunya dpt ditunda

69

Berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk Keamanan Wilayah dan keberlangsungan proses ekonomi

Melakukan pemusnahan barang habis pakai yang digunakan penderita dan dekontaminasi barang-barang tidak habis pakai yang kontak dengan penderita

Memastikan ketersediaan logistik (kebutuhan hidup APD)

Pemberlakuan karantina rumah karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala besar berdasarkan kajian informasi epidemiology dan sebaran kasus COVID-19 Menutup tempat publik yang tidak esensial seperti tempat hiburan menutup sekolah Sektor Pendidikan memberlakukan pembelajaran online dan sektor usaha dan perkantoran memberlakukan bekerja dari rumah

Perusahaan kantor dan pelayanan publik menerapkan rencana keberlangsungan usaha

Menyediakan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikologi bagi pasien tenaga kesehatan dan masyarakat termasuk lansia anak-anak dan remaja penyandang disabilitas

4 Rehabilitasi

Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)

Setelah ada penyataan pencabutan status kedaruratan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa keadaan pandemi sudah dinyatakan selesai sehingga masyarakat dapat beraktifisat kembali namun tetap waspada dan melakukan PHBS

Pemulihan Keamanan tetap berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk menjamin keamanan masyarakat

Melakukan After Action Review evaluasi respon

Terus melakukan surveilan COVID-19

Memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial

436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi

1 Kesiapsiagaan

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Pusat mulai bergerak dan

berkoordinasi

dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Memonitor

pemberitaan dan isu publik di media massa dan media sosial terkait

perkembangan situasi penyebaran virus COVID-19

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line dan trough the line

(mengingat era digital) bisa berupa sosialisasi penyuluhan langsung masyarakat

umum kader informasi dan komunikasi dengan pihak bandara BKSLN (Biro

Kerja Sama Luar Negeri) Kemenkes juga akan mengkomunikasikan terkait

informasi kejadian pandemi di negara lain kepada Kemenlu siaran pers media

KIE baik cetakan e-file tentang pesan-pesan pencegahan bisa disebarkan melaui

media sosial

bull Isi pesan

70

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 secara

umum

c Perlu diumumkan kepada publik bahwa kasus virus COVID-19 tersebut belum

ada kasus di Indonesia namun tetap waspada khususnya pada orang yang

telah bepergian dari wilayah pandemi dengan menunjukkan kartu sehat serta

dilakukan penguatan screening di pintu masuk negara

2 Siaga Darurat

Menyusun strategi komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Menyampaikan informasi dan edukasi serta memberdayakan masyarakat melalui

upaya

a Melakukan edukasi publik melalui media massa media sosial advertorial

video dan infografis

b Membangun komunikasi dan melibatkan peran aktif organisasi profesi

kesehatan dan profesi lainnya serta asosiasi pelaku usaha dan akademisi

dan pelajarmahasiswa

c Memperkuat pengetahuan tokoh masyarakat pemuka agama dan organisasi

sosial dan kemasyarakatan terhadap ancaman COVID-19

d Mendidik dan melatih relawan dan kader kesehatan terkait COVID-19

e Melaksanakan sosialisasi baik komunikasi langsung kepada masyarakat

f Memperkuat pemahaman ancaman COVID-19 dan kemungkinan bencana

wabah COVID-19 kepada semua sektor dan masyarakat

g Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press release

regular dan diseminasi informasi kepada tim dan kepada masyarakat umum

dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan berdasarkan masukkan tim teknis

Meningkatkan peran sekolah lembaga pendidikan sebagai agen perubahan

Sekolah mempunyai rsquocaptive audiencersquo yang bisa dipakai sasaran untuk perubahan

perilaku Anak didik biasanya mudah berkomunikasi dengan orang tuanya dan bisa

merubah pikiran orang tua mereka Anak didik diharapkan akan menyampaikan

apa yang diketahuinya kepada orang tua dan kawan-kawannya

Memperkuat pemahaman guru pengawas sekolah tentang permasalahan pandemi

COVID-19 apa yang harus dilakukan kalau banyak anak didik menderita gejala-

gejala yang menyerupai COVID-19 cara menggunakan media belajar anak dan

media lainnya di sekolah

bull Tim Komunikasi Risiko Pusat bergerak cepat dan berkoordinasi dengan Tim

Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Waspada hoaks

misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media

massa dan media sosial (sudah banyak suspek COVID-19) dan berkoordinasi

dengan Kemenkominfo BSSN Cyber Crime Polri untuk menanggulanginya

Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinkes

Kabupaten Kota yang terdapat suspek terkonfirmasi dengan virus COVID-19

71

untuk penyebaran informasi dan media rekanan serta menggandeng Diskominfo

Kabupaten Kota setempat

bull Menyiapkan talking point kepada Menkes dan jumpa pers untuk Dirjen P2P

(Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) selaku National Focal Point (juru bicara

khusus) di Kemenkes serta jumpa pers oleh Pimpinan Daerah sebagai kondisi

siaga darurat bahwa diwilayahnya terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line

(mengingat era digital) dan above the line Dilakukan sosialisasi penyuluhan

langsung dan pelatihan komunikasi kepada kader komunitas LSM Ormas di

wilayah yang terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19dalam upaya pencegahan

penyebaran virus COVID-19 di masyarakat umum Biro Komunikasi dan

Pelayanan Masyarakat (Rokom Yanmas) berkoordinasi dengan RSHS dan RSPI

untuk memutakhirkan data informasi terkini dan menuangkan ke dalam siaran pers

1 kali sehari media KIE baik cetakan e-file digital tentang pesan-pesan

pencegahan disebarkan melalui media cetak elektronik tradisional digital dan

media sosial

bull Mengaktifkan contact center 24 jam baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai

sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk National Command

Center (NCC)Public Safety Center (PSC) 119

bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel

advice dan diumumkan kepada publik Selain itu koordinasi dan komunikasi

antara Kemenkes Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media

internasional

bull Isi pesan

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker bila sakit

c Social distancing

d Dirjen P2P mengumumkan kepada publik bahwa di Indoneia sudah ditemukan

suspek yang terkonfirmasi dengan virus COVID-19 faktor-faktor risiko

COVID-19 gejala-gejala penderita COVID-19 upaya pencegahan dan

penanggulangan penyebaran virus COVID-19 (adanya penyelidikan

epidemiologi (PE) isolasi pasien di RS karantina ldquotempatrdquo kesiapan RS dan

laboratorium menghadapi situasi yang terjadi) jangan panik namun tetap

meningkatkan kewaspadaan segera mendatangi fasyankes jika mendapati

gejala-gejala COVID-19 memperketat pengawasan dan karantina kesehatan

di pintu masuk negara

3 Tanggap Darurat

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pusat bergerak lebih cepat lagi

dan berkoordinasi dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Daerah di wilayah yang mengalami kasus yang tinggi terhadap penularan virus

COVID-19 Komunikasi Rokom Yanmas Kemenkes dengan Pusdatin Humas

BNPB dan Kemenkominfo sebagai Media Center Nasional Respon cepat dan

penyediaan konten positif yang lebih masif untuk cegah-tangkal hoaks

misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media

massa dan media sosial dan berkoordinasi dengan Kemenkominfo BSSN Cyber

72

Crime Polri untuk penanggulangannya Divisi Humas Polri dan Puspen TNI juga

memberikan pernyataan untuk menenangkan dan mengamankan situasi

bull Kepala negara sebagai juru bicara nasional mengumumkan kepada publik bahwa

Indonesia dalam kondisi tanggap darurat COVID-19 Dalam hal ini

mengumumkan masa awal berlakunya periode tanggap darurat dan untuk

mengakhiri masa tanggap darurat ini akan melihat adanya penurunan kasus

dengan 2x masa inkubasi dari kasus terakhir Dalam hal ini Kemenkes

berkoordinasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) Sekretariat Negara (Setneg)

dan Sekretariat Kabinet (Setkab) Talking point Juru Bicara dibuat 2x sehari

sebagai bahan pimpinan jika dibutuhkan berbicara kepada publik dan media

massa berikut siaran pers dikeluarkan 2x sehari dalam kondisi tanggap darurat

ini

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line

(mengingat era digital) dan above the line Kader komunitas LSM Ormas yang

sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan komunikasi juga bergerak sebagai

surveilans komunikasi dan epidemiologi di wilayah yang terdampak penyebaran

kasus virus COVID-19 (para tenaga kesehatan dan relawan harus dilengkapi

APD) Penyebaran informasi dan publikasi media KIE baik cetakan e-file digital

tentang pesan-pesan pencegahan dan penanggulangan disebarkan secara masif

melalui media cetak elektronik tradisional digital dan media sosial

bull Contact center standby 24 jam baik di tingkat Pusat maupun daerah sebagai

sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk NCC PSC 119

bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel

warning terhadap tanggap darurat COVID-19 dan diumumkan kepada publik

Selain itu menguatkan koordinasi dan komunikasi antara Kemenkes BNPB

Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media internasional

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (pusat dan daerah) akan bekerja

sama lintas sektor menjalankan dan berperan serta di dalam prosedur karantina

wilayah dan pengamanan untuk menenangkan warga di fasilitas umum yang

ditutup

bull Isi pesan

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktivitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau

ketika merawat yang sakit

c Social and physical distancing

d Kepala negara mengumumkan kepada publik bahwa di Indonesia dalam

kondisi tanggap darurat COVID-19 negara akan terus berupaya

menanggulangi persoalan ini meminta kerja sama masyarakat Indonesia

untuk mematuhi instruksi pemerintah Dalam kondisi ini diberlakukan karantina

wilayah dan penutupan tempat umum sarana publik

73

4 Rehabilitasi

bull Kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat pada skenario ini seperti

pada kondisi siaga darurat

bull Menkes mengumumkan kepada publik bahwa masa penanggulangan tanggap

darurat COVID-19 telah berakhir ditandai dengan penurunan kasus dengan 2x

masa inkubasi dari kasus terakhir

bull Terus waspada dan menanggapi dengan cepat rumor atau informasi yang salah di

masyarakat

bull Perkuat pesan-pesan kunci

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau

ketika merawat yang sakit

c Berakhirnya masa tanggap darurat yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan

juga dinyatakan dengan pembukaan wilayah karantina membuka fasilitas

umum yang ditutup rehabilitasi lingkungan yang terdampak serta masyarakat

tetap diminta waspada

74

44 Instruksi Koordinasi

Gambar 49 Jejaring Kerja Komando dan Koordinasi

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi Pusat

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi Propinsi

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi KabKota

Posko KLB

Influenza Pusat

Posko KLB

Influenza Propinsi

Posko KLB

Influenza KabKota

Pos Lapangan

KLB Influenza

Pos Taktis

Perimeter

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Lab

Regional

Nasional

Lab

Rujukan

sekuensing

Lab

Daerah

Rumah

Sakit

Puskesmas

Keterangan

= Mekanisme Komando

= Mekanisme Koordinasi= Mekanisme rujukan

pasien dan pengiriman spesimen

= Mekanisme laporan

JEJARING KERJA KOMANDO amp KOORDINASI

Posko COVID-19 Pusat

Posko COVID-19 Provinsi

Posko COVID-19 Kota

Posko COVID-19 Lapangan

75

Bab 5

Administrasi dan Logistik

51 Administrasi

a Pemenuhan Kebutuhan Bersumber APBN

Berdasarkan analisa Biro Perencanaan dan Anggaran ditentukan kebutuhan jumlah

logistik kesehatan APD sebanyak 600000 unit namun sesuai hasil estimasi yang

dibuat Pusat Krisis Kesehatan dalam analisa situasi berdasarkan skenario kejadian

pandemi Covid-19 dengan menggunakan angka serangan klinis 36 dari jumlah

populasi Indonesia ditentukan jumlah kebutuhan APD dan logistik kesehatan lainnya

pada tabel berikut yang merupakan kebutuhan sampai dengan tanggal 16 Agustus

2020 Pemenuhan kebutuhan ini dapat berasal dari alokasi APBN Kementerian

Kesehatan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB Badan Dunia dan sumbangan dari

masyarakat Pusat Krisis Kesehatan telah menentukan estimasi kebutuhan APD dan

logistik kesehatan lainnya sampai dengan tanggal 16 Agustus 2020 seperti terlihat pada

tabel di bawah ini

76

Tabel 51

Tabel Kebutuhan APD dan Logistik Kesehatan Lainnya

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

1 Aceh

55995

55995

26979

911

1623

1623

865526

19604

1669

21233

66560

1325896

2 Sumatera Utara

225579

225579

108688

3669

6537

6537

3486798

78974

6725

85538

268138

5341414

3 Sumatera Barat

55995

55995

26979

911

1623

1623

865526

19604

1669

21233

66560

1325896

4 Riau

109362

109362

52692

1779

3169

3169

1690410

38287

3261

41469

129994

2589533

5 KEPULAUAN RIAU

22933

22933

11049

373

665

665

354478

8029

684

8696

27260

543024

6 Jambi

37617

37617

18125

612

1090

1090

581453

13170

1122

14264

44714

890726

7 Bangka Belitung

15522

15522

7479

252

450

450

239923

5434

463

5886

18450

367537

8 Sumatera Selatan

87632

87632

42222

1425

2539

2539

1354532

30679

2613

33229

104165

2075003

9 Bengkulu

20658

20658

9954

336

599

599

319318

7232

616

7833

24556

489162

10 Lampung

87154

87154

41992

1418

2525

2525

1347149

30512

2598

33048

103597

2063693

11 Banten

201907

201907

97282

3284

5851

5851

3120890

70686

6020

76561

239999

4780881

12 DKI JAKARTA

544381

544381

262291

8855

15774

15774

8414541

190584

16230

206424

647086

12890209

13 JAWA BARAT

1276846

1276846

615203

20769

36999

36999

19736309

447016

38068

484168

1517740

30233989

77

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

14 JAWA TENGAH

536047

536047

258275

8719

15533

15533

8285719

187667

15982

203264

637179

12692866

15 DI Yogyakarta

39708

39708

19132

646

1151

1151

613767

13901

1184

15057

47199

940228

16 Jawa Timur

1019885

1019885

491396

16590

29553

29553

15764440

357055

30407

386730

1212300

24149495

17 BALI

112016

112016

53971

1822

3246

3246

1731443

39216

3340

42475

133150

2652392

18 KALIMANTAN BARAT

52518

52518

25304

854

1522

1522

811780

18386

1566

19914

62427

1243563

19 KALIMANTAN TENGAH

28323

28323

13647

461

821

821

437793

9916

844

10740

33667

670654

20 Kaltara

7592

7592

3658

123

220

220

117344

2658

226

2879

9024

179758

21 Kaltim

46657

46657

22480

759

1352

1352

721176

16334

1391

17692

55459

1104768

22 Kalsel

44021

44021

21210

716

1276

1276

680436

15411

1312

16692

52326

1042357

23 Sulawesi Utara

25864

25864

12462

421

749

749

399788

9055

771

9808

30744

612433

24 Gorontalo

12474

12474

6010

203

361

361

192811

4367

372

4730

14827

295367

25 Sulawesi Tengah

31676

31676

15262

515

918

918

489616

11090

944

12011

37652

750042

26 Sulawesi Barat

14370

14370

6924

234

416

416

222122

5031

428

5449

17081

340268

27 Sulawesi Selatan

91315

91315

43997

1485

2646

2646

1411461

31969

2722

34626

108543

2162213

28 Sulawesi Tenggara

28184

28184

13580

458

817

817

435643

9867

840

10687

33501

667360

78

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

29 Nusa Tenggara Barat

78636

78636

37888

1279

2279

2279

1215488

27530

2344

29818

93472

1862003

30 Nusa Tenggara Timur

56677

56677

27308

922

1642

1642

876061

19842

1690

21491

67370

1342035

31 Maluku Utara

13079

13079

6302

213

379

379

202170

4579

390

4960

15547

309704

32 Maluku

18737

18737

9028

305

543

543

289612

6560

559

7105

22271

443656

33 Papua Barat

10042

10042

4838

163

291

291

155216

3516

299

3808

11936

237776

34 Papua

35137

35137

16930

572

1018

1018

543115

12301

1048

13324

41766

831997

TOTAL

5044539

5044539

2430535

82056

146173

146173

77973855

1766062

150398

1912841

5996259

11944789

9

KEBUTUHAN NASIONAL

5044633

5044633

2430580

82057

146176

146176

77975307

1766095

150401

1912876

5996371

11945012

4

SELISIH

94

94

45

2

3

3

1452

33

3

36

112

2224

79

b Pemenuhan Kebutuhan Bersumber Dana Siap Pakai (DSP)

Berdasarkan peraturan BNPB No2 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Siap Pakai

(DSP) Berikut ini prosedur pemberian DSP

1 Prosedur pemberian DSP melalui usulan permohonan terlebih dahulu dilakukan

verifikasi

2 Pemberian DSP berdasarkan persetujuan Kepala BNPB atau pejabat yang diberikan

kuasa oleh Kepala BNPB

3 Pemberian bantuan DSP sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi kementerian

lembaga berdasarkan atas

a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten

kota atau BPBD propinsi terdampak

b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan

status keadaan darurat bencana

c Rincian biaya untuk kegiatan penanganan darurat bencana

d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB

4 Pemberian bantuan DSP melalui inisiatif BNPB berdasarkan atas

a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten

kota atau BPBD propinsi terdampak

b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan

status keadaan darurat bencana

c Hasil pengkajian cepat yang menjelaskan kebutuhan rincian biaya untuk

kegiatan penanganan darurat bencana yang dinyatakan secara tertulis oleh

pejabat eselon I yang berwenang

d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB

Pelaksanaan penyaluran DSP

1 KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) BNPB memerintahkan bendahara pengeluaran

untuk memindahbukukan sejumlah dana UP dari rekening bendahara pengeluaran

ke rekening BPP pengelola pada unit kerja di BNPB BPBD dan atau kementerian

lembaga terkait

2 Pemindahbukuan DSP kepada unit kerja BNPB BPBD atau kementerian lembaga

terkait dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang telah disetujui KPA

3 Penyaluran bantuan DSP untuk BPBD kabupaten kota atau propinsi harus

dilengkapi dengan Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan Kepala BPBD

atas nama pemerintah daerah

4 Penyaluran bantuan DSP untuk kementerian lembaga harus dilengkapi dengan

Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan pejabat setingkat eselon I dari

kementerian lembaga terkait

5 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada pemerintah

kabupaten kota atau propinsi melalui pengelola DSP BNPB setempat dilengkapi

dengan bukti penerimaan berupa kuitansi berita acara serah terima

6 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada unit kerja BNPB

dan kementerian lembaga terkait melalui pengelola DSP yang ditunjuk dilengkapi

dengan bukti penerimaan berupa kuitansi dan berita acara serah terima

7 Waktu penyaluran bantuan DSP disesuaikan dengan ketersediaan UP DSP yang

ada pada rekening bendahara pengeluaran BNPB

80

8 Penyaluran bantuan DSP dapat pula diberikan dalam bentuk barang jasa dengan

mempertimbangkan aspek kemudahan ketersediaan dan kelancaran distribusi

9 Pelaksanaan penyaluran DSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan mengenai mekanisme pelaksanaan anggaran penanggulangan

bencana

Pengaturan logistik penting untuk mendukung penyelenggaraan respon medis dan laboratorium serta respon komponen lain Diperlukan prosedur untuk mempercepat proses pengadaan dan transportasi barang

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

- Memetakan sumber daya yang tersedia dan rantai suplai (supply chain) di sektor kesehatan dan lainnya

- Memeriksa sistem pengelolaan dan pengendalian rantai suplai (penimbunan penyimpanan keamanan pengaturan transportasi dan distribusi) untuk persediaan medis dan komoditas esensial lainnya termasuk Disease Commodity Package (DCP) COVID-19 dan cadangan kit pasien di dalam negeri

- Memeriksa proses pengadaan (termasuk impor dan bea cukai) untuk suplai medis dan kebutuhan esensial lainnya dan mendorong sumber daya setempat untuk memastikan keberlanjutan

- Menilai kapasitas pasar lokal untuk memenuhi peningkatan permintaan akan suplai medis dan kebutuhan pokok lainnya dan mengoordinasikan permintaan suplai internasional melalui mekanisme pengadaan regional dan global

- Mempersiapkan kapasitas lonjakan staf dan mekanisme penempatan nasihat kesehatan (pedoman dan SOP) pra dan pasca penempatan paket (briefing vaksinasi yang direkomendasikan wajib peningkatan kit medical travel dukungan kesehatan jiwa dan psikososial termasuk kelompok pendukung sebaya) untuk memastikan kesejahteraan staf

- Mengdentifikasi dan mendukung fungsi-fungsi kritis yang harus berlanjut selama wabah COVID-19 yang meluas (mis air dan sanitasi bahan bakar dan energi makanan telekomunikasiinternet keuangan hukum dan ketertiban pendidikan dan transportasi) sumber daya yang diperlukan dan tenaga kerja esensial

81

Gambar 51

Contoh SK Status Darurat Bencana

82

Gambar 52

Konsep Operasi Logistik

Sumber Internasional Pintu MasukStaging Area di Bandara Sumber

(UNHRDWHO Supplier) NasionalRegional

Pusat Krisis Gudang Provinsi

(Masuk Melalui BandaraPelabuhanTerminal)

Gudang KabupatenKota

Pusat Layanan Kesehatan Unit Layanan Kesehatan Rumah Penduduk

Gambar 10 Konsep Operasi Logistik

83

Bab 6

Komando dan Perhubungan

Gambar 61

Struktur Klaster Nasional Penanggulangan Bencana

Keputusan Kepala BNPB Nomor 173 tahun 2015 tentang klaster nasional

penanggulangan bencana

1 Klaster Kesehatan Tugasnya Pelayanan Kesehatan Pengendalian Penyakit

Penyehatan Lingkungan Penyiapan Air Bersih dan Sanitasi yang berkualitas

Pelayanan Kesehatan Gizi Pengelolaan Obat Bencana Penyiapan Kesehatan

Reproduksi dalam Situasi Bencana Penatalaksanaan Korban Mati Pengelolaan

Informasi dibidang Kesehatan

Koordinator Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian

Kesehatan

Wakil Koordinator Pusat Kedokteran Kepolisian Republik Indonesia

2 Klaster Pencarian dan Penyelamatan Tugasnya Mengerahkan Mengkoordinir

serta mengendalikan sarana dan personil dalam pelaksanaan operasi pencarian

penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana secara cepat efisien dan

efektif Pengelolaan Informasi dibidang Pencarian dan Penyelamatan

Koordinator Direktur Operasi dan Pelatihan BASARNAS

Wakil Koordinator Wakil Asisten Operasi Tentara Nasional Indonesia

3 Klaster Logistik Tugasnya Pengadaan barang sandang permakanan dan

peralatan Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negriimpor)

PenyimpananPergudangan Distribusi Logistik Keamanan Logistik Pengelolaan

Informasi dibidang Logistik

Koordinator Direktur Logistik BNPB

Wakil Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam

Kementerian Sosial

KESEHATAN

PENCARIAN DAN

PENYELAMATAN

LOGISTIK

PENGUNGSIAN DAN

PERLINDUNGAN

PENDIDIKAN

SARANA DAN PRASARANA

EKONOMI

PEMULIHAN

DINI

84

4 Klaster pengungsian dan Perlindungan Tugasnya Penyiapan Dapur Umum

Pencegahan dan Penanganan Kekerasan berbasis Gender Tempat Pengungsian

Keamanan Manajemen Pengungsian dan Penyiapan Hunian Sementara

Perlindungan Kelompok Rentan Pengelolaan Informasi dibidang Pengungsian dan

Perlindungan

Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian

Sosial

Wakil Koordinator Asisten Operasi Kepolisian Republik Indonesia

5 Klaster Pendidikan Tugasnya Pelayanan Belajar Mengajar Formal dan Informal

Penyiapan Sekolah Darurat Bimbingan dan Penyuluhan bagi Anak Dewasa

Kerohanian Pengelolaan Informasi dibidang Pendidikan

Koordinator Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat

Jendral Kementerian Pendidikan

Wakil Koordinator Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama

6 Klaster Sarana dan Prasarana Tugasnya Pembersihan puing-puing debris

clearance Penyediaan Alat Transportasi Telekomunikasi dan Energi Penyediaan

Hunian Tetap Penyediaan Air dan Sanitasi Pengelolaan Informasi dibidang Sarana

dan Prasarana

Koordinator Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum

Wakil Koordinasi Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika

Kementerian Komunikasi dan Informatika

7 Klaster Ekonomi Tugasnya Pengelolaan Sektor Pertambangan dan Galian Listrik

Gas dan Air Minum Industri Pengolah Konstruksi Perdagangan Hotel dan

Restoran Jasa dan Pertanian serta Pengelolaan Informasi dibidang Ekonomi

Koordinator Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian

Wakil Koordinator Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

8 Klaster Pemulihan Dini Tugasnya Penguatan Kapasitas pemerintah pusat daerah

untuk koordinasi Revitalisasi fungsi pemerintah desa camat kabupaten kota

provinsi Pemulihan Layanan Publik Sarana Pendukung kepemerintahan

Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pendanaan Pengelolaan Informasi dibidang

Pemulihan Dini

Koordinator Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana

Kementerian Dalam Negeri

Wakil Koordinator Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan Penyusunan dan

Evaluasi Program Kelembagaan dan Tatalaksana Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB

9 PSC (Public Safety Center) merupakan ujung tombak pelayanan kegawatdaruratan

Pra Fasyankes di daerah 1 kabupaten hanya ada 1 PSC berjejaring dengan faskes

setempat PSC diselenggarakan 24 jam sehari terus menerus Lokasi dapat di

Dinkes RS atau Lokasi lain yg ditetapkan oleh Pemda kabupatenkota

Fungsi PSC

pemberi pelayanan Gawat Darurat

pemandu pertolongan pertama (first aid)

pengevakuasi KorbanPasien Gawat Darurat dan

pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan

Ketenagaan PSC Koordinator Tenaga Kesehatan Operator Call Center dan

tenaga lain

85

Tabel 61

Tugas dan Pelaksana Sub Klaster-Sub Klaster Dalam Klaster Kesehatan

TUGAS KLASTER TIM PELAKSANA

PELAYANAN KESEHATAN (Respon Medis) SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN

PENGENDALIAN PENYAKIT (Surveilans Laboratorium) SUB KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT

KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYIAPAN AIR

BERSIH KESEHATAN LINGKUNGAN

PENYIAPAN AIR BERSIH DAN SANITASI YANG

BERKUALITAS

PELAYANAN GIZI SUB KLASTER PELAYANAN GIZI

KESEHATAN REPRODUKSI SUB KLASTER KESEHATAN REPRODUKSI

PENANGANAN KESEHATAN JIWA SUB KLASTER KESEHATAN JIWA

PENATALAKASANAAN KORBAN MATI SUB KLASTER DVI

PROMOSI KESEHATAN (Promosi Kesehatan) TIM PROMKES

PENGELOLAAN INFORMASI KESEHATAN TIM DATA amp INFORMASI

PENGELOLAAN OBAT BENCANA (Intervensi Farmasi) TIM LOGISTIK KESEHATAN

86

Lampiran

Lampiran 1

PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN PERAN STAKEHOLDER DAN PEMBIAYAAN

ESTIMASI KETERSEDIAAN amp KEBUTUHANSUMBERDAYA

SUMBER DAYA KEGIATAN LABORATORIUM

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN

1

1Pengambilan

pengiriman

2Pemeriksaan

spesimen

Mengambil specimen

penderita atau suspek

memeriksa dilapangan

maupun mengirimkan ke

laboratorium

Tenaga

Tenaga kesehatan Analis kesehatan surveilans

2 org1000 pddk

Saranaprasarana

Alat transportasi

Laboratorium lap

1 unit area

1 unitKabupatenKota

Logistik

Reagen

Specimen pot

Specimen carrier

Pedoman Pengambilan dan Pengiriman spesimen COVID-19

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

2 bh x unit pelayanan lab

SUMBER DAYA KEGIATAN PELAYANAN MEDIK DAN TINDAKAN FARMASI

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN

1

Penyediaan amp

penyimpanan antiviral

Menyiapkan kebutuhan dan

menyimpan antiviral yang

dibutuhkan untuk penduduk

di area pembatasan

Tenaga

Tenaga kesehatan

Asisten apoteker

1 orang gudang

1 orang gudang

Saranaprasarana

- Gudang penyimpanan

1 unitarea

Logistik Saat ini tidak ada

antiviral yang direkomendasikan

Antiviral (Apabila sudah direkomendasikan antiviral untuk pengobatan)

Obat-obatan lainnya

Format RR logistic

Utk pengobatan

10 x jml pddk x 2 dosis x 5 hr + 5x 10 x Jml pddk x 2 dosis x 5 hr

2 Triase Triase COVID-19 dan bukan

COVID-19

Tenaga

Tenaga dokter yang bersertifikasi

Perawat yang bersertifikasi

3 org1000 pddk

5 org1000 pddk

Saranaprasarana

Klinik berikut peralatan

Alat transportasi yang dilengkapi obat-obat life

1 unitarea

87

saving oksigen dan portable ventilator

1 unitarea

Logistik

APD

Antiviral

Obat-obatan lainnya

Format RR

Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan AV Diihitung pada penyediaan Obat

3 Pelayanan

medikevakuasi

Rujukan kesehatan

Melakukan pelayanan

medik kesehatan kepada

penderita ILI dan penyakit

lain di area pembatasan

Tenaga

Dokter yang bersertifikasi

Perawatbidan yang bersertifikasi

Paramedis lainnya

Sopir ambulan

2 orgdesa

2 orgdesa

1 orgdesa

Saranaprasarana

Unit pelayanan Puskesmas

Puskesmas kelilingAmbulance

Posko Pelayanan

1 unitarea

1 unitarea

Logistik

Peralatan kesehatan

Obat-obatan

RegisterFormat laporan

Standar Puskesmas Standar Puskesmas Kegiatan Puskesmas

4 SUMBER DAYA PADA TINDAKAN KARANTINAISOLASI

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA CARA PERHITUNGAN

1

2

3

4

Pengawasan Karantina

Penerapan pintu keluar

masuk

Penetapan perimeter

Pembatasan kegiatan

umum

Pemantauan seluruh

kegiatan kekarantinaan di

area pembatasan

Pengawasan di pintu keluar

dan masuk area

pembatasan

Mengawasi diperbatasan

area pembatasan

Membatasi kegiatan

penduduk untuk

mengurangi kontak antar

penduduk

Tenaga

Tenaga kesehatan yang paham teknis kekarantinaan

Tenaga non kesehatanTNI Polri

3 org 1000 pddk

10 org1000 pddk

Saranaprasarana

Alat komunikasi HT

Pos di pintu keluarmasuk dilengkapi ruang pemeriksaan medis untuk penjaringan

Tanda pembatasan (Quarantine line) talipitatonggakpapan pengumuman

Alert card

1 unit Tim

1 unitarea

1 bh x jml kemungkinan jln

keluarmasuk

10 x jumlah pddk

Logistik

Suplemen

Obat-obatan

APDPPE

Desinfektan

Peta wilayah

Senter

Poster

Leaflet

Buku pencatatan

1 tb x 35 x jml pddk + ptgs Dihitung pada penyediaan obat Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada kegiatan Kesling

1 buahpos 1 x jml petugas

5 x Jml TTU 1 bh x pddk

1 bh x jml pos

5 Karantina rumah

Melakukan pembatasan

keluar rumah bagi

penduduk kontak agar tidak

menularkan kepada orang

lain

Tenaga

Tenaga Non kesehatan

Termasuk perhitungan di atas

Saranaprasarana

88

Logistik

Tandapita

Paket x rmh yang dikarantina

6 Isolasi dan rujukan

Melakukan pemisahan

penderita yang sakit ke

tempat tertentu di area

pembatasan sebelum

dirujuk dan melakukan

rujukan ke rumah sakit

Tenaga

Tenaga Medis Paramedis

Tenaga sopir

8 org 1000 pddk

1 orgunit ambulance

Saranaprasarana

Ruang isolasi dilengkapi peralatan kesehatan

Ambulance khusus

1 unitarea 2 unitarea 1 unitarea

Logistik

Obat antiviral

Desinfektan

Obat-obatan lainnya

Peralatan medis

Kartu pasien

Surat rujukan

APDPPE

Dihitung pada penyediaan AV Dihitung pada Kesling

Dihitung pada penyediaan obat Standar pelayanan puskesmas

20 x jml pddk 1`pkt x 10 x jml pddk

Dihitung pada penyediaan APD

7 Kesling pencegahan KLB

Pengawasan Kesehatan

lingkungan untuk mencegah

terjadinya KLB penyakit

lainnya

Tenaga

Sanitarian

6org desa

Saranaprasarana

Penyediaan air bersih

Pengangkutan sampah

Pembuangan kotoranlimbah

1 unitarea 1 unitarea 1 unitarea

Logistik

Water test kit

Desinfektan

Swing fog

Penyaringan air PAC

APDPPE Masker lengkap

Masker biasa

Spry can

Malationsolar

I unitarea 1 paket x rumah + unit pelayanan

1 unitarea 1 bh x pddk

Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan APD

1 unitdesa 1 paketdesa

(Disesuaikan dg endemisitas lokasi)

Pemenuhan kebutuhan

hidup dasar

Tenaga

Tagana (Taruna siaga bencana) Kabupaten yang bisa di manfaatkan ke lapangan

Kader

1 orang200 KK

1 org10 KK

Saranaprasarana

Gudangtenda lapangan

Transportasi

Dapur umum

Timbangan beras

Kartu keluar masuk logistik

2 gudangdesa 1 unit trukdesa

1 unitdes 1 bhgudang 1 pktgudang

Logistik

Sarden (150 gr)

Kecap manis

Saos sambal

Minyak goreng (2 lt)

Beras (04 kgjiwa)

Minyak tanah

Personal hiegene

Air minum

1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK

1 pkthrjiwa

2 ltorhr

89

Lampiran 2

Penerbangan Internasional di Indonesia

No Tempat Kedudukan Nama Penerbangan

Sumatera

1 Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim

2 Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda

3 Deli Serdang Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu

4 Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau

5 Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II

6 Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II

7 Tanjung Pinang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah

8 Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno

9 Bandar Lampung Bandar Udara Radin Inten II

Jawa

10 Bandung Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara

11 Tangerang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

12 Yogyakarta Bandar Udara Internasional Adi Sucipto

13 Solo Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo

14 Semarang Bandar Udara Internasional Achmad Yani

15 Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda

16 Masalembo Sumenep Bandar Udara Internasional Valia Rahma

Bali dan Nusa Tenggara

17 Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai

18 Lombok Tengah Bandar Udara Internasional Lombok

Kalimantan

19 Tarakan Bandar Udara Internasional Juwata

20 Berau Bandar Udara Internasional Kalimaru

21 Banjarmasin Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor

Sulawesi

22 Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi

23 Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

24 Kendari Bandar Udara Internasional Haluoleo

Papua

25 Nabire Bandar Udara Internasional Yos Sudarso

90

26 Oksibil Bandar Udara Internasional Iskak

27 Jayapura Bandar Udara Sentani

28 Biak Bandar Udara Frans Kaisiepo

29 Tembagapura Bandar Udara Mozes Kilangin

30 Merauke Bandar Udara Mopah

Lampiran 3

Pelabuhan Internasional di Indonesia4

No Tempat Kedudukan Nama Pelabuhan

1 Sabang Pelabuhan Laut Teluk Sabang

2 Banda Aceh Pelabuhan Laut Malahayati

3 Banda Aceh Pelabuhan Laut Ulee Lheu

4 Banda Aceh Pelabuhan Laut Lhok Nga

5 Banda Aceh Pelabuhan Laut Meulaboh

6 Banda Aceh Pelabuhan Laut Singkil

7 Banda Aceh Pelabuhan Laut Labuhan Haji

8 Banda Aceh Pelabuhan Laut Tapak Tuan

9 Banda Aceh Pelabuhan Laut Sinabang

10 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Lhokseumawe

11 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Kuala Langsa

12 Medan Pelabuhan Belawan

13 Medan Pelabuhan Laut Pangkalan Susu

14 Medan Pelabuhan Laut Sibolga

15 Medan Pelabuhan Kuala Tanjung

16 Medan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan

17 Dumai Pelabuhan Laut Dumai

18 Dumai Pelabuhan Laut Bengkalis

19 Dumai Pelabuhan Laut Sungai Pakning

20 Dumai Pelabuhan Laut Penipahan

21 Dumai Pelabuhan Laut Tanjung Medang

22 Dumai Kawasan Industri Pelintung

23 Padang Pelabuhan Laut Teluk Bayur

24 Padang Pelabuhan Laut Sikakap

4httpskespelkemkesgoidkkpkkp_tempat_publicprofil7

91

25 Padang Pelabuhan Laut Bungus

26 Jambi Pelabuhan Laut Muara Sabak

27 Jambi Pelabuhan Laut Kuala Tungkal

28 Jambi Pelabuhan Laut Talang Duku

29 Palembang Pelabuhan Laut Palembang

30 Palembang Pelabuhan Boom Baru

31 Palembang Sumatra Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api

32 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Pekanbaru (Wilker Kampung Dalam)

33 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Selat Panjang

34 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Buatan

35 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Tanjung Buton

36 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Tembilahan

37 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Enok

38 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Rengat

39 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Gaung

40 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Sungai Guntung

41 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Batu Ampar

42 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Sekupang

43 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Pulau Sambu

44 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Nongsa

45 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Kabil

46 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Batam Centre

47 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Uncang Sagulung

48 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Teluk Senimba

49 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Semblog

50 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Harbour Bay

51 Tanjungpinang Kepulauan Riau Pelabuhan Sri Bintan Pura

52 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Pinang

53 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lagoi

54 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lobam

55 Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Pelabuhan Tanjung Balai Karimun

56 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Pangkal Dalam

57 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Tanjung Pandan

92

58 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Manggar

59 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Muntok

60 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Belinyu

61 Bengkulu Pelabuhan Laut Bai

62 Bengkulu Pelabuhan Laut Muko-Muko

63 Bengkulu Pelabuhan Laut Bintuhan

64 Bengkulu Pelabuhan Laut Malakoni Enggano

65 Panjang Lampung Pelabuhan Panjang

66 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Teluk Semangka

67 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Rawajitu

68 Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok

69 Jakarta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pantai Marina

70 Jakarta Pelabuhan Laut Marunda

71 Jakarta Pelabuhan Kali Baru

72 Banten Cilegon Pelabuhan Laut Merak

73 Banten Pelabuhan Laut Anyer

74 Banten Pelabuhan Laut Bojonegara

75 Banten Pelabuhan Laut Labuan

76 Indramayu Jawa Barat Pelabuhan Laut Balongan

77 Semarang Jawa Tengah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

78 Cilacap Jawa Tengah Pelabuhan Laut Tanjung Intan

79 Jawa Timur Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak

80 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Probolinggo

81 Probolinggo Jawa Timur Pelabihan Laut Panarukan

82 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Tanjung Wangi

83 Denpasar Pelabuhan Laut Celukan Bawang

84 Denpasar Pelabuhan Laut Benoa

85 Kupang NTT Pelabuhan Laut Atapupu

86 Kupang NTT Pelabuhan Laut Labuan Bajo

87 Kupang NTT Pelabuhan Laut Tenau

88 Kupang NTT Pelabuhan Laut Wini

89 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Laut Tarakan

90 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Bunyu

93

91 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan SebatikPelabuhan Nunukan

92 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Berau

93 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Tanjung Selor

94 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Kampung Baru

95 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Tanah Grogot

96 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Senipah

97 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Balikpapan

98 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Sintete

99 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Ketapang

100 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Kendawangan

101 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Telok Air

102 Palangkaraya Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pulang Pisau

103 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Sampit

104 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Kumai

105 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pangkalan Bun

106 Banjarmasin Kalimantan Selatan Pelabuhan Trisakti

107 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Labuan Uki

108 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Amurang

109 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Kotabunan

110 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Kema

111 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Belang

112 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Molibagu

113 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Bintauna

114 Palu Pelabuhan Laut Pantoloan

115 Palu Pelabuhan Laut Toli-Toli

116 Palu Pelabuhan Laut Luwuk

117 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kendari

118 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Pomalaa

119 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Bau-Bau

120 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kolaka

121 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Wanci

122 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Makassar

123 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Pare-Pare

94

124 Makassar Sulawesi Selatan Pealbuhan Laut Malili

125 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Biringkasi

126 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhhan Laut Awerange

127 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Palopo

128 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Belang Belang Mamuju

129 Ternate Pelabuhan Laut Buli

130 Ternate Pelabuhan Laut Bacan

131 Ternate Pelabuhan Laut Tobelo

132 Ternate Pelabuhan Sanana Mangole

133 Ambon Pelabuhan Laut Tual

134 Ambon Pelabuhan Yos Sudarso Ambon

135 Ambon Pelabuhan Laut Wahai

136 Ambon Pelabuhan Laut Saumlaki

137 Jayapura Pelabuhan Laut Jayapura

138 Jayapura Pelabuhan Laut Hamadi

139 Merauke Pelabuhan Laut Agats

140 Merauke Pelabuhan Laut Bade

Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19

Pusat Krisis Crisis Centre

95

Lampiran 4

Daftar Lokasi Pusat Krisis di Indonesia

No Tempat Kedudukan

1 Medan

2 Padang

3 Palembang

4 Banjarmasin

5 Manado

6 Makassar

7 DKI Jakarta

8 Semarang

9 Surabaya

10 Bali

11 Jayapura

Lampiran 5

DAFTAR LABORATORIUM PEMERIKSA COVID-19

No Wilayah Kerja Laboratorium Memiliki Fungsi Surveilans

Laboratorium Tidak Memiliki Fungsi Surveilans

1 Aceh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Balai Litbangkes Aceh

2 Sumatera Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

a Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan

b RUmah Sakit Universitas Sumatera Utara

3 Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Umum Pusat Moh Husein Palembang

4 Sumatera Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Rumah Sakit Universitas Andalas Padang

5 Jambi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi

6 Riau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru

7 Kepulauan Riau a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Batam

96

8 Bangka Belitung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkal Pinang

9 Bengkulu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

10 Lampung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

11 Banten Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang

12 DKI Jakarta a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta

a Lembaga Biologi Molekuler Eijkman

b Rumah Sakit Universitas Indonesia

c Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo

13 Jawa Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat

a Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung

b Rumah Sakit Universitas Padjajaran Bandung

14 Jawa Tengah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta

a Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga

b Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang

c Rumah Sakit Universitas Diponegoro Semarang

15 DI Yogyakarta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta

a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Daerah Istimewa Yogiakarta

b Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta

16 Jawa Timur Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

a Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo

b Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya

c Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang

17 Kalimantan Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat

Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak

18 Kalimantan Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

19 Kalimantan Selatan a Balai Besar Laboratorium

97

Kesehatan Surabaya b Balai Besar Teknik

Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru

20 Kalimantan Timur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

21 Kalimantan Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

22 Sulawesi Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar

b Rumah Sakit Universitas Hasanudin Makassar

23 Sulawesi Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

24 Sulawesi Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

25 Sulawesi Tenggara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

26 Gorontalo Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

27 Sulawesi Utara a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado

Rumah Sakit Umum Pusat Prof R D Kandou Manado

28 Maluku Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

29 Maluku a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon

30 Bali Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

a Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

b Rumah Sakit Universitas Udayana Denpasar

31 Nusa Tenggara Timur

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

32 Nusa Tenggara Barat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

RRUD Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram

33 Papua Barat Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua

34 Papua Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua

98

Lampiran 6

132 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Menkes

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

2 3

1 Aceh 1 RSUD Cut Meutia Kab Aceh Utara

2 RSUD Dr Zainoel Abidin

2 Sumatera Utara

3 RSUP H Adam Malik

4 RSU Kabanjahe

5 RSU Djasamen Saragih Pematang Siantar

6 RSUD Tarutung

7 RSU Padang Sidempuan

3 Sumatera Barat 8 RSU Achmad Mochtar

9 RSUP M Djamil

4 Riau

10 RSUD Arifin Ahmad

11 RSUD Kota Dumai

12 RSUD Puri Husada Tembilahan

5 Kepulauan Riau

13 RSUD Embung Fatimah

14 RS Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam)

15 RSUD Muhammad Sani (Kab Karimun)

16 RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang

6 Jambi 17 RSUD Raden Mattaher

7 Sumatera Selatan

18 RSUP Moh Hoesin

19 RSUD Kayuagung

20 RSUD Lahat

21 RSUD Siti Fatimah Prov Sumatera Selatan

22 RS Dr Rivai Abdullah

8 Bangka Belitung 23 RSUD Tanjung Pandan (Dr Marsidi Judono)

24 RSUD Pangkal Pinang ( RSUD Depati Hamzah)

9 Bengkulu

25 RSUD Dr M Yunus

26 RSUD Arga Makmur

27 RSUD Hasanuddin Damrah Manna

10 Lampung

28 RSUD Dr H Abdul Moeloek

29 RSUD Kalianda (RSUD Dr H Bob Bazar)

30 RSUD Ahmad Yani Metro

31 RSUD May Jen HM Ryacudu

11 DKI Jakarta 32 RSPI Sulianti Saroso

33 RSPAD Gatot Soebroto

99

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

34 RSUP Persahabatan

35 RSUP Fatmawati

36 RSUD Cengkareng

37 RSUDPasar inggu

38 RSU Bhayangkara Tk I RSaid Sukanto

39 RSAL Mintoharjo

12 Jawa Barat

40 RSUP Hasan Sadikin

41 RS Paru Dr H A Rotinsulu

42 RSUD Gunung Jati Cirebon

43 RSUD Dr Slamet Garut

44 RSUD R Syamsudin SH Sukabumi

45 RSUD Kab Indramayu

46 RS Paru Dr M Goenawan Partowidigdo

47 RSU Tk II Dustira

13 Banten 48 RSUD Kab Tangerang

49 RSUD Serang (Dr Drajat Prawiranegara)

14 Jawa Tengah

50 RSUP dr Kariadi

51 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten

52 RSUD Purwokerto (Margono Soekarjo)

53 RSUD Kraton Pekalongan

54 RSUD Dr Soeselo Slawi

55 RSUD Dr H Soewondo Kendal

56 RSUD Tidar Magelang

57 RSUD Moewardi Surakarta

58 RSUD Banyumas

59 RSUD Kudus (Dr Loekmonohadi)

60 RS Paru Dr Ario Wirawan

61 RSUD KRMT Wongsonegoro (RSUD Kota Semarang)

62 RSUD Kardinah Tegal

15 Yogyakarta

63 RSUP dr Sardjito

64 RSUD Panembahan Senopati Bantul

65 RSUD Kota Yogyakarta

66 RSUD Wates

16 Jawa Timur

67 RSUD Dr Soebandi Jember

68 RSUD Kab Kediri Pare

69 RSUD Dr Soetomo

100

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

70 RSUD Dr Soedono Madiun

71 RSUD Dr Saiful Anwar

72 RSUD Dr R Koesma Tuban

73 RSUD Blambangan

74 RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro

75 RSUD Dr Iskak Tulungagung

76 RSUD Sidoarjo

77 RS Universitas Airlangga

17 Bali

78 RSUP Sanglah

79 RSUD Sanjiwani Gianyar

80 RSUD Tabanan

81 RSUD Kab Buleleng

18 Nusa Tenggara

Barat

82 RSUD NTB

83 RSUD Kab Bima

84 RSUD Dr R Sudjono

85 RSUD Manambai Abdul Kadir

19 Nusa Tenggara

Timur

86 RSU Prof Dr WZ Johanes

87 RSU Dr Tc Hillers Maumere

88 RSUD Komodo Labuan Bajo

20 Kalimantan Barat

89 RSUD Dr Soedarso Pontianak

90 RSUD Dr Abdul Azis Singkawang

91 RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang

92 RSUD Dr Agoesdjam Ketapang

21 Kalimantan Tengah

93 RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya

94 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun

95 RSUD Dr Murjani Sampit

22 Kalimantan Selatan 96 RSUD Ulin Banjarmasin

97 RS Boejasin Pelaihari

23 Kalimantan Timur

98 RSUD Panglima Sebaya

99 RSU Taman Husada Bontang

100 RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan

101 RSUD Abdul Wahab Sjahranie

102 RSUD Aji Muhammad Parikesit

24 Kalimantan Utara 103 RSUD Tanjung Selor

104 RSUD Provinsi Kaltara

25 Sulawesi Utara 105 RSUP Prof Dr R D Kandou

106 RSUD Dr Sam Ratulangi

101

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

107 RSU Ratatotok - Buyat

108 RSUD Kota Kotamobagu

26 Gorontalo 109 RSUD Prof Dr H Aloei Saboe

27 Sulawesi Barat 110 RSUD Provinsi Sulawesi Barat

28 Sulawesi Tengah

111 RSUD Undata Palu

112 RSUD Kab Banggai Luwuk

113 RSU Mokopido Toli-Toli

114 RSUD Kolonedale

115 RSU Anutapura Palu

29 Sulawesi Selatan

116 RSUP dr Wahidin Sudirohusodo

117 RSU Andi Makkasau Parepare

118 RSU Lakipadada Toraja

119 RSUD Kab Sinjai

120 RSUD Labuang Baji

121 RS TkII Pelamonia

122 RS Dr Tadjuddin Chalid MPH

30 Sulawesi Tenggara 123 RS Bahtera Mas Provinsi Sultra (RS Kendari)

31 Maluku 124 RSU Dr M Haulussy Ambon

125 RSUD Saumlaki

32 Maluku Utara 126 RSUD Dr H Chasan Boesoirie Ternate

33 Papua

127 RSU Jayapura

128 RSU Nabire

129 RSUD Mimika

130 RSU Merauke

34 Papua Barat 131 RSUD Manokwari

132 RSUD Kab Sorong

102

Lampiran 7

Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Gubernur

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

1 2 3 4

1 Aceh SK Nomor 4409722020

1 RSUD Meuraxa

2 RSUD Tgk Chik Ditiro

3 RSUD Dr Fauziah

4 RSUD Langsa

5 RSUD Datu beru

6 RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya

7 RSUD Tengku Peukan

8 RSUD Dr Zubir Mahmud

9 RSUD Gayo Lues

10 RSUD Sahuddin Aceh Tenggara

11 RSUD Dr H Yuliddin Away

2 Sumatera

Utara SK 18844171KPTS2020

1 RSU Dr Gerhard L Tobing

2 RSUMartha Friska

3 RSU Martha Friska Multatuli

4 RSUD Abdul Manan Simpatupang

5 RSUD Gunung Sitoli

3 Sumatera

Barat SK Nomor 4402522020

1 RS Reksodiwiryo Padang

2 RS Unand Padang

3 RSUD Pariaman

4 RSUD M Natsir Solok

4 Riau SK Nomor

Kpts5681112020

1 RSUD Petala Bumi

2 RS Awal Bross Sudirman

3 RS Eka Hospital

4 RS ibnu Sina

5 Rumah Sakit Santa Maria

6 RS Bhayangkara Polda Riau

7 Rumah Sakit PMC

8 RS Bina Kasih

9 RS Prof DR Tabrani

10 RS Syafira

11 RS Awal Bross Ahmad Yani

12 RS Awal Bross Panam

103

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

13 RS Prima

14 RS Aulia

15 RS Universitas Riau

16 RSUD Madani

17 RS Hermina

18 RS TNI AU Lanud Roesmin Nuriadin

19 RS Tk IV Tentara Pekanbaru

20 RSUD Bangkinang

21 RSUD Rokan Hulu

22 RS Awal Bross Ujung Batu

23 RS Azzahra

24 RS Surya Insani

25 RSUD Taluk Kuantan

26 RSUD Indrasari Rengat

27 RS Kasih Ibu Rengat

28 RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang

29 RSUD Raja Musa Sungai Guntung

30 RSUD Meranti

31 RS Tengku Rafian Siak Sri Indrapura

32 RSUD Perawang

33 RSUD Bengkalis

34 RSUD Kec Mandau

35 RS Permata Hati

36 RS Pertamina Dumai

37 RSUD Dr RM Pratomo Bangansiapi-api

38 RS Cahaya

39 RSUD Selasih Pelalawan

40 RS Evarina

41 RS Amelia Medika Pelalawan

5 Kepulauan

Riau SK Nomor 314 Tahun 2020

1 RSUD Kota TPI

2 RSUD Natuna

3 RS Engku Haji Daud

4 RSUD Bintan

5 RSUD Dabo

6 RSUD Encik Mariyam

7 RSUD Bergerak Jemaja

104

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

8 RSUD Palmatak - Kepulauan Anambas

9 RSUD Tarempa - Kepulauan Anambas

10 RSAL DRMidiyantoS

11 RSAUdr Yuniani Wisma Karyani

12 RS Bhayangkara POLDA BTM

13 RSU Awal Bros

14 RSU Budi Kemulyaan

15 RSU Harapan Bunda

16 RSU Santa Elisabeth BATAM

17 RSU Santa Elisabeth Kota Batam

18 RSU Soedarsono Darmosoewito

19 RSU Bhakti Timah

20 RSU Graha Hermine

21 RSU Camantha Sahidyah

22 RS KLG Huhada BTM

23 RSIA Mutiara AiniI

24 RSIA Griya Medika

25 RSIA Kasih Sayang Ibu

26 RSIA Frishdy Angel

27 RSU Charis Medika

28 RS Santa Elisabeth Sei Lekop

29 RS Hj Bunda Halimah

6 Jambi SK Nomor

292KEPGUBDISKES-422020

1 RS H Abdul Manap

2 RS Daud Arif Kuala Tungkal

3 RS Hanafie Bungo

4 RSHamba Batang Hari

5 RSHA Thalib Kerinci

7 Sumatera Selatan

SK Nomor 201KPTSDINKES2020

1 RSUD Palembang Bari

2 RS Umum Pertamin+H77H116a Plaju

3 RS Charitas Palembang

4 RS Umum Pelabuhan Palembang

5 RS AK Gani Palembang

6 RS Siloam Sriwajaya

7 RS Myra

8 RS Bhayangkara

9 RSI Siti Khodijah

105

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

10 RS Muhammadiyah

11 RS PT Pusri Medika

12 RS Bunda Palembang

13 RS Hermina Palembang

14 RSK Paru Provinsi Sumsel

15 RSUD Ogan Ilir

16 RSUD Prabumulih

17 RS Umum Pertamina Prabumulih

18 RS Umum AR Bunda Prabumulih

19 RSUD Dr HM Rabain Muara Enim

20 RS Bukit Asam

21 RSUD Sekayu

22 RSUD Bayung Lencir

23 RSUD Dr Sobirin Musi Rawas

24 RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau

25 RS Siloam Lubuklinggau

26 RS AR Bunda Lubuklinggau

27 RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja

28 RS DKT Nosmir Baturaja

29 RS Santo Antonio Baturaja

30 RSUD Muaradua

31 RSUD Martapura

32 RSUD Gumawang

33 RS Panti Bhaktiningsih

34 RSI At-taqwa

35 RS DKT Lahat

36 RSUD Banyuasin

37 RS Hermina Opi

38 RSUD Besemah Kota Pagar Alam

39 RSUD Tebing Tinggi Kab Empat Lawang

40 RSUD Muara Rupit

41 RSUD Talang Ubi

42 RSUD Sungai Lilin

8 Bangka Belitung

18844203Dinkes2020

1 RSUD Dr (HC) Ir Soekarno

2 RSUD Sejiran Setason

3 RSUD Kab Bangka Selatan

4 RSUD Depati Bahrin

106

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

5 RSUD KabBangka Tengah

6 RSUD KabBelitung Timur

7 RS Siloam Bangka

8 RS Katolik Bhakti Wara

9 RS Kalbu Intan Medika

10 RS Gunung Manik

11 RS Almah

12 RS Utama

13 RS Arsani

14 RS Bakti Timah Muntok

15 RS Medika Stannia

16 RS Bakti Timah Pangkalpinang

17 RS Ibu dan Anak Muhaya

18 RS Ibu dan Anak Dzakirah

19 RS Ibu dan Anak Rona

9 Bengkulu SK Nomor L159Dinkes

tahun 2020

1 RSUD Curup

2 RSUD Mukomuko

3 RSUDHarapan dan Doa Kota Bengkulu

4 RSBhayangkara Jitra Kota Bengkulu

5 RS Tk IV Bengkulu

10 Lampung SK Nomor

G167V02HK2020

1 RSUD dr ADadi Tjokrodipo

2 RS Bhayangkara

3 RSTKIV020704

4 RSU Imanuel

5 RSU Urip Sumoharjo

6 RSU Pertamina Bintang Amin

7 RSU Graha Husada

8 RSU Bumi Waras

9 RSU Advent

10 RSU Menggala

11 RSU Natar Medika

12 RSUD Bandar Negara Husada

13 RSUD Sukadana

14 RSU Handayani

15 RSUD Demang Sepulau Raya

16 RSU Yukum Medical Center

17 RSUD Alimudin Umar

107

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

18 RSUD Ragab Begawe Caram

19 RSUD Tulang Bawang Barat

20 RSUD Zainal Abidin PA

21 RSUD Kotaagung

22 RSU Panti Secanti

23 RSUD MThohir

24 RSUD Pesawaran

25 RSUD Pringsewu

26 RSU Mitra Husada

11 DKI Jakarta On proses

1 RSUD Tarakan

2 RSUD Koja

3 RSKD Duren Sawit

4 RSU Pelni

5 RSU Pertamina Jaya

12 Jawa Barat SK Nomor 445Kep186-

Dinkes2020

1 RSUD Cibinong KabBogor

2 RSUD Ciawi KabBogor

3 RSUD Cibabat Kota Cimahi

4 RSUD Kota Bogor

5 RSUD Al-Ihsan ProvJawa Barat

6 RSU Bahyangkara Tk II Sartika Asih Kota Bandung

7 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya

8 RSUD Singaparna Medika Citrautama KabTasikmalaya

9 RS Paru Prov Jawa Barat Kabirebon

10 RSUD Bayu Asih Kab Purwakarta

11 RSUD Karawang

12 RSUDSekarwangi KabSukabumi

13 RSUD KabSubang

14 RSUD Waled Kab Cirebon

15 RSUD Arjawinangun Kab Cirebon

16 RSUD 45 Kab Kuningan

17 RSUD Kab Bekasi

18 RSUD Sumedang

19 RSUD Kota Banjar

20 RSUD Kab Ciamis

21 RSUD Cideres Kab Majakengka

108

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

22 RSUD Majalaya

23 RS Lanud dr M Salamun Kab Bandung

24 RSUD Kota Depok

25 RSUDSayang Kab Cianjur

26 RSUDdr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi

13 Banten SK Nomor 443Kep118-

Huk2020

1 RSUD Banten

2 RSUD Balaraja

3 RS Siloam Kelapa Dua

14 Jawa Tengah SK Gub Nomor 44542

Tahun 2020

1 RSUD Tugurejo Semarang

2 RSUD Salatiga

3 RSUD Ambarawa

4 RSUD Sunan Kalijaga Demak

5 RSUD Dr R Soedjati Grobogan

6 RSU Sultan Agung Semarang

7 RSU St Elizabeth Semarang

8 RSU Telogorejo Semarang

9 RSU Columbia Asia Semarang

10 RSU Tk III Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang

11 RSU Bhayangkara Semarang

12 RSU Tk IV 040703 dr Asmir Salatiga

13 RSU Tk II dr Soedjono Magelang

14 RSUD RAA Soewondo Pati

15 RSUD RA Kartini Jepara

16 RSUD dr R Soetrasno Rembang

17 RSUD dr R Soetijono Blora

18 RSU Mardi Rahayu Kudus

19 RSUD Bendan Kota Pekalongan

20 RSUD Kajen Kab Pekalongan

21 RSUD Batang

22 RSUD Dr M Ashari Pemalang

23 RSUD Brebes

24 RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal

25 RSUD Cilacap

26 RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara

27 RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

109

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

28 RSUD Setjonegoro Wonosobo

29 RSUD Dr Soedirman Kab Kebumen

30 RSU Tk III Wijayakusuma Purwokerto

31 RSUD Kota Surakarta

32 RSUD Ir Soekarno Sukoharjo

33 RSUD Pandan Arang Boyolali

34 RSUD Bagas Waras Klaten

35 RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen

36 RSUD Karanganyar

37 RSUD Dr Soediran MS Wonogiri

38 RSU PKU Muh Surakarta

39 RSU Islam Klaten

40 RSU Kasih Ibu Surakarta

41 RS dr Oen Surakarta

42 RSU TkIV Slamet Riyadi Surakarta

43 RSUD Djojonegoro Temanggung

44 RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo

45 RSUD Muntilan Kab Magelang

15 Yogyakarta

Keputusan Gubernur DIY No 61Kep2020 tentang Penetapan RS Rujukan

Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging tanggal

17 Maret 2020

1 RSUD SLEMAN

2 RSUD PRAMBANAN

3 RS JIH

4 RS PANTI RINI

5 RS SAKINA IDAMAN

6 RS PKU MUH GAMPING

7 RS BHAYANGKARA POLDA DIY

8 RS UGM

9 RS Hermina

10 RSUD Wonosari

11 RS Panti Rahayu

12 RSPAU Harjolukito

13 RS Santa Elizabeth

14 RS PKU MUH Bantul

15 RS DRSutarto DKT

16 RS PKU MUH Yogyakarta

17 RS PANTI RAPIH

18 RS BETHESDA

19 RS PRATAMA Yogjakarta

110

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

20 RSJ GRHASIA

21 RSIY PDHI

22 RS SILOAM Yogjakarta

23 RSUD NYI Ageng Serang

16 Jawa Timur SK Nomor

188125KPTS0132020

1 RS Islam Siti Hajar Sidoarjo

2 RS Mitra Keluarga Waru

3 RS Siti Khodijah Sepanjang

4 RSU Anwar Medika

5 RSUDBangil

6 RSUD Dr R Soedarsono

7 RSUD Tongas

8 RSUD Dr Mohamad Saleh

9 RS Tk III Baladhika Husada

10 RS Bina Sehat

11 RSSakit Citra Husada

12 RSParu Jember

13 RSJember Klinik

14 RSUD Dr Haryoto Lumajang

15 RS Djatiroto

16 RSUDdr H Koesnadi Bondowoso

17 RSUD dr Abdoer Rahem

18 RSUDSyarifah Ambami Rato Ebu

19 RSUD Mohammad Zyn KabSampang

20 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo

21 RSUDMohammad Noer Pamekasan

22 RSUD Dr H Moh Anwar

23 RSKatholik Saint Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya

24 Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan

25 RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya

26 RSUD Bhakti Dharma Husada

27 RS Islam Jemursari Surabaya

28 RS Siloam Surabaya

29 RS Umum Haji Surabaya

30 RS Premier Surabaya

31 RS Husada Utama Surabaya

111

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

32 RSBhayangkara Tk IISamsoeriMertojoso

33 RS Manyar Medical Centre

34 RS National Hospital

35 RS Royal Surabaya

36 RSTk III Brawijaya

37 RSAL Dr Ramelan

38 RSJiwa Menur Surabaya

39 RSUD Dr Moh Soewandhie Surabaya

40 RSUD Ibnu Sina Kab Gresik

41 RSUDDr Soegiri Lamongan

42 RS Muhammadiyah Lamongan

43 RSUD Prof Dr Soekandar

44 RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo

45 RSUD Kab Jombang

46 RSUD Kab Kediri

47 RSUD Gambiran

48 RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan

49 RSUD Dr Soedomo Trenggalek

50 RS Tk II dr Soepraoen

51 RS Panti Waluya Sawahan

52 RS Lavalette

53 RSUD Kanjuruhan KabMalang

54 RSU Wava Husada

55 RS Prima Husada Malang

56 RSU Karsa Husada Batu

57 RS Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar

58 RSUDNgudi Waluyo Wlingi

59 RSUD Nganjuk

60 RSUD Dr Soeroto Kab Ngawi

61 RSAUdrEfram Harsana LanudIswahjudi

62 RSUD dr Sayidiman Magetan

63 RSUD Caruban

17 Bali SK Nomor 25903-

BHK2020

1 RSUD Wangaya

2 RSUD Bali Mandara

3 RS Daerah Mangusada

4 RS Umum Universitas Udayana

5 RSU Negara

112

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

6 RSUD Klungkung

7 RS Pratam Giri Emas

18 Nusa

Tenggara Barat

SK Nomor 445-313 tahun 2020

1 RSUD Kota Mataram

2 RSU Universitas MATARAM

3 RSAD REM WIRABHAKTI

4 RS HARAPAN KELUARGA

5 SILOAM HOSPITALS Mataram

6 RSUD PATUT PATUH PATJU

7 RSUD Praya

8 RSUD KabLombok Utara

9 RSUD ASY-SYIFA Sumbawa Barat

10 RSUD Dompu

11 RS AWET MUDA NARMADA

19 Nusa

Tenggara Timur

SK Nomor 120KEPHK2020

1 RSUD SK Lerik Kupang

2 RS Bhayangkara Tk III Kupang

3 RS Tk III Wirasakti Kupang

4 RS Siloam Kupang

5 RSUD Soe

6 RSUD Kefamenanu

7 RSU Penyangga Perbatasan Betun

8 RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka

9 RSUD Bajawa

10 RSUD dr Ben Mboi Ruteng

11 RS Siloam Labuan Bajo

20 Kalimantan

Barat SK No370DINKES2020

1 RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadri

2 RS Bhayangkara Anton Soedjarwo

3 RS UNTAN Pontianak

4 RS TKII artika Husada

5 RSUD drRubini

6 RSU Harapan Bersama

7 RSUD Bengkayang

8 RSUD Sambas

9 RSUD Pemangkat

10 RSUD DrAchmad Diponegoro

113

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

11 RSUD MTHDjaman Kab45Sanggau

21 Kalimantan Tengah

SK Nomor 18844212020 1 RSUD Muara Teweh

22 Kalimantan

Selatan SK Nomor

18840207KUM2020

1 RSUD Dr H Moch Ansari Saleh

2 RSUD Idaman Banjarbaru

3 RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan

23 Kalimantan

Timur SK Nomor 445K2362020

1 RSUD Inche Abdoel Moeis

2 RSUD Beriman Balikpapan

3 RS Tk II Dr R Hardjanto

4 RSUD Ratu Aji Putri Botung

5 RSUD Kudungga

6 RSUD Harapan Insan Sendawar

7 RSUD Dr Abdul Rivai

24 Kalimantan Utara

SK No18844K2642020 1 RSUD Nunukan

25 Sulawesi

Utara SK Nomor 102 Tahun 2020

1 RSUD Liun Kendage Tahuna

2 RSUD Noongan

3 RSUD Bitung

4 RSUD Maria Walanda Maramis

5 RSTK II R W Mongisidi

6 RSUD Talaud

7 RS Bergerak Kab Sitaro

8 RSUD Tagulandang

9 RSUD Bolaang Mongondow Selatan

10 RSUD Datoe Binangkang

11 RSUD Bolaang Mongondow Utara

12 RSUD Anugerah Tomohon

26 Gorontalo

27 Sulawesi

Barat SK Nomor

1884172SULBARIII2020 1 RSUD Kab Polewali mandar

28 Sulawesi Tengah

SK Nomor 445126DisKes-

GST2020

1 RSUD Morowali

2 RSUD Poso

3 RSUD Anuntaloko Parigi

4 RSUD Madani Palu

5 RS Budi Agung Palu

29

Sulawesi Selatan

1 RSUD KH Hayyung Kepulauan Selayar

2 RSUD HA Sulthan Daeng Radja

114

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

3 RSUD Prof Dr HM Anwar

4 RSUD Lanto Daeng Pasewang

5 RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar

6 RSUD Syehk Yusuf Gowa

7 Rumkit Tk IV DR M Yasin

8 RSUD Tenriawaru Bone

9 RSUD Salewangang Maros

10 RSUD Batara Siang

11 RSUD Barru

12 RSUD Latemmamala Soppeng

13 RSUD Lamaddukkelleng

14 RSUD Nene Mallomo

15 RSUD Arifin Numang

16 RSUD Lasinrang Pinrang

17 RSUD Massenrempulu

18 RSUD Sawerigading

19 RSUD Andi Djemma Masamba

20 RSUD I Lagaligo

21 RS Kepolisian Bhayangkara

22 RSAL Jala Ammari Makassar

23 RS Khusus Daerah Dadi

24 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah

25 RSUD Haji Makassar

26 RSUD Daya Kota Makassar

27 RS Tk IV 070703 Dr Sumantri

28 RSUD Batara Guru

29 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi

30 RSUD Siwa

31 RSUD Sayang Rakyat

32 RS AU dr Dody Sardjoto

33 RS Universitas Hasanuddin

34 RS Akademis Jaury

35 RS Stella Maris

36 RS Islam Faisal

37 RS Awal Bros Makassar

38 RS Siloam Makassar

115

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

39 RS Ibnu Sina Makassar

30 Sulawesi Tenggara

SK Nomor 202 Tahun 2020

1 RSUD Kota Kendari

2 RSUD Unaaha Kab Konawe

3 RSUD kab Konawe Selatan

4 RSUD Benyamin Guluh Kab Kolaka

5 RSUD Kota Bau Bau

6 RSUD Raha Kab Muna

31 Maluku SK Gub Nomor 158 Tahun

2020

1 RS TKII dr Latumeten

2 RS Bhayangkara

3 RS AL drFX Soehardjo

4 RS Sumber Hidup

5 RS drIshak Umarella

6 RSUD Saparua

7 RSUD Masohi

8 RSUD Piru

9 RSUD Bula

10 RSUD Namlea

11 RSUD Namrole

12 RSUD PP Magreti

13 RSUD Maren Hi Noho Renuat

14 RSUD Karel Sadsiutubun

15 RSUD Cendrawasih

16 RSUD Tiakur

32 Maluku Utara SK Nomor

291KPTSMU2020

1 RSUD Soasio

2 RSUD Tobelo

3 RSUD Labuha

4 RSUD Jailolo

5 RSUD Kab Pulau Morotai

6 RSUD Sanana

33 Papua On Proses

1 RSUD Abepura Rujukan Khusus Jiwa Provinsi

2 RSK Jiwa Abepura

3 RSU TNI AD Marthen Indey

4 RSU POLRI Bhayangkara

5 RSU Provita

6 RSU Dian Harapan

7 RSU TNI AL Soedibio Sardadi

116

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

8 RSUD Yowari

9 RSUD Biak

10 RSUD Wamena

11 RSUD Nabire

12 RSUD Paniai

13 RSUD Timika

14 RSUD Merauke

15 RSUD Mappi

16 RSUD Koya

34 Papua Barat SK Nomor 4408432020

1 RSUD Kab Fakfak

2 RSUD Kab Kaimana

3 RSUD Kab Teluk Wondama

4 RSUD Kab Teluk Bintuni

5 RSUD Scoloo Keyen

6 RSUD Kab Raja Ampat

7 RSUD Sele Be Solu

8 RSAL dr Azhar Zahir

9 RSAL dr R Oetojo

10 RS Tk IV 180702 JA Dimara

11 RS Tk IV dr Aryoko

12 RS Bhayangkara Lodewijk Mandacan

117

Lampiran 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1 SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)

Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan jam Hp pulpen dll) 2 Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti 3 Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi 4 Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan kualitasnya sesuai 5 Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan pengawasan pengamat

terlatih (kolega) 6 Mencuci tangan hingga bersih 7 Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril) 8 Kenakan baju steril 9 Kenakan masker penutup mulut 10 Kenakan pelindung wajah atau kacamata 11 Kenakan penutup kepala dan leher topi bedah yang menutupi leher dan sisi kepala

(disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung 12 Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan celemek berbahan berat

atau celemek tahan air yang dapat digunakan kembali)

118

13 Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan yang panjang) di atas manset

2 SOP Pelepasan APD

Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan Untuk apron yang bisa

digunakan kembali letakkan di wadah yang berisi desinfektan 2 Jika mengenakan sepatu luar lepaskan dengan tetap Anda menggunakan sarung tangan

(jika memakai sepatu karet lihat langkah 4) 3 Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar dan buanglah ke tempat

yang aman 4 Jika menggunakan sepatu karet lepaskan kedua sepatu (idealnya menggunakan boot

remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan Anda Tempatkan sepatu dalam wadah disinfektan

5 Mencuci tangan membersihkan tangan 6 Jika mengenakan penutup kepala lepaskanlah dimulai dari belakang kepala 7 Melepaskan pelindung muka

a Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala) Tempatkan pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses ulang

b Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala Saat melepaskan masker lepaskan ikatan tali pertama dan tali berikutnya

119

8 Mencuci tangan membersihkan tangan

3 SOP Pengambilan Spesimen COVID-19

Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan harus memperhatikan universal

precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari

pasien ke paramedic maupun lingkungan sekitar Hal tersebut meliputi

1 Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabundesinfektan SEBELUM dan

SESUDAH tindakan

2 Menggunakan APD

Melihat situasi saat ini mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang

digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD lengkap dengan menggunaan

masker minimal N95

A Bahan Pengambilan Spesimen

1 Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)

Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)

jika pasien lebih dari satu

2 Spesimen Saluran Pernapasan

a Viral Transport Media (VTM)

Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau

dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS Antifungal dan Antibiotik

dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam satu wadah steril

b Swab Dacron atau Flocked Swab

c Tongue Spatel

d Kontainer Steril untuk Sputum

e Parafilm

f Plastik Klip

g Marker atau Label

3 Spesimen DarahSerum

a Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer

b Wing needle (jika diperlukan)

c Kapas alkohol 70

d Kapas Kering

e Vial 18 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)

f Marker atau Label

4 Bahan PengepakanPengiriman Spesimen

a Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)

b Label Alamat

c LakbanPerekat

B Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring

1 Persiapkan cryotube yang berisi 15 ml media transport virus (Hanks BSS +

Antibiotika) dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (pabrikan)

2 Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen Jika label

bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan MarkerPulpen pada

bagian berwarna putih di dinding cryotube (Jangan gunakan Medium Hanks Bila

telah berubah warna menjadi Kuning)

120

3 Gunakan swab yang terbuat dari dacronrayon steril dengan tangkai plastik atau

jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur) Jangan menggunakan swab kapas

atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai

kayu karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat

menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara

molekuler

4 Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung)

5 Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung pastikan posisi swab pada

septum bawah hidung

6 Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring

Sumber New England Journal of Medicine

Gambar XX Lokasi Pengambilan Nasofaring

7 Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan

8 Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM

Sumber Dokumentasi Balitbangkes

Gambar 52 Pemasukkan Swab ke dalam VTM

9 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup

dengan rapat

10 Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir

11 Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip Jika ada

lebih dari 1 pasien maka Plastik Klip dibedakanterpisah Untuk menghindari

kontaminasi silang

121

Sumber Dokumentasi Balitbangkes

Gambar XX Pengemasan Spesimen

C Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum

Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air kemudian pasien diminta mengeluarkan

dahaknya dengan cara batuk yang dalam Sputum ditampung pada wadah steril

yang anti bocor Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat

menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan

D Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum

Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi dengan serum awal

dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya

dikumpulkan 2-3 minggu kemudian Jika hanya serum tunggal yang dapat

dikumpulkan ini harus diambil setidaknya 14 hari setelah onset gejala untuk

penentuan kemungkinan kasus

Anak-anak dan dewasa dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan disentrifus untuk

mendapatkan serum sebanyak 15-3 mL Sedangkan untuk bayi Minimal 1 ml whole

blood diperlukan untuk pemeriksaan pasien bayi Jika memungkinkan

mengumpulkan 1 ml serum

4 Pengepakan Spesimen

Spesimen pasien dalam pengawasan probabel atau dikonfirmasi harus dilakukan

tatalaksana sebagai UN3373 Substansi Biologis Kategori B ketika akan

diangkutditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi Semua spesimen

harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan Adapun sistem yang

digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai

dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA)

122

Sumber WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious substances 2019ndash

2020

Gambar XX Contoh Pengepakan Tiga Lapis

Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus harus disimpan dan dikirim pada

suhu yang sesuai Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan

Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting

Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam

cool box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari

tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice)

5 Pengiriman Spesimen

Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan

dilakukan oleh petugas rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya

dengan menyertakan formulir pemeriksaan spesimen pasien dalam pengawasanorang

dalam pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak erat harus

menyertakan salinan formulir pemantauan harian

Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi pengiriman spesimen

ke PHEOC Untuk wilayah di luar Jakarta pengiriman spesimen dapat dilakukan

menggunakan jasa kurir door to door Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to

port dapat melibatkan petugas KKP setempat Pengiriman port to port hanya dilakukan

jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P berkoordinasi dengan

PHEOC Ditjen P2P

Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam Spesimen dikirim dan

ditujukan ke Laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan wilayah masing-masing

(lampiran XX) Sesuai KMK Nomor HK0107MENKES2142020 tentang Jejaring

Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

6 Konfirmasi Laboratorium

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan COVID-19 dilakukan

dengan menggunakan metode RT-PCR dan sekuensing Adapun algoritma

pemeriksaannya adalah sebagai berikut

Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19

123

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam

pemantauan dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-

PCR dan sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain

tetapi negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak

erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan

ulang Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui

Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil

positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi

Prof Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan

Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency

Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BNPB

PHEOC mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang

merawat kasus Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai

pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium

positif IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam

7 SOP Pemasukkan Obat di Indonesia

a SOP Special Access Scheme (SAS)

b Alur SAS Obat Program

1 Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin

pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes

2 Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat permohonan

atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima donasi dan ditujukan ke

Ditjen Farmalkes

3 Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan akan

menerbitkan surat SAS

4 Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program dan

ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses clearence obat

yang dikirim di bea cukai

5 Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan

Permohonan SAS dari ProgramIF

Proses Penerbitan Persetujuan SAS di

BPOM

10 hari kerja

Proses upload ke INSW (Indonesia national

single window)amp Clearance Bea Cukai

Proses Rilis di BPOM

10 Hari Kerja

Pendistribusian ke Daerah pandemik

Pelaporan efek samping

124

Lampiran 9

KOMANDO KENDALI KOORDINASI DAN KOMUNIKASI

a Komando

Komando selama operasi dalam koordinasi BNPB

b Kendali

Kendali taktis selama operasi berada pada Komandan Penanggulangan Bencana

wabah COVID-19 (BNPB)

c Pos Komando

Kedudukan Pos Komando selama operasi berada di Pusdalop BNPB

Jl Pramuka No38 RT11RW5 Utan Kayu Utara Kec Matraman Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13120

d Komunikasi

1) Call Center BNPB helliphelliphellip 119

3) Email helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

4) Faksimile helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

e Website httpswwwcovid19goid

Lampiran 10

Informasi website lainnya

httpsinfeksiemergingkemkesgoid

httpsehatnegerikukemkesgoid

Dinas Kesehatan Provinsi dengan informasi COVID-19

Data pertanggal 26 Maret 2020

1 ACEH httpsdinkesacehprovgoid httpscovid19acehprovgoid

2 SUMATERA UTARA httpsumutcovid19id

3 SUMATERA BARAT httpscoronasumbarprovgoid

4 RIAU httpscoronariaugoid

5 JAMBI httpcoronajambiprovgoid

6 SUMATERA SELATAN httpdinkessumselprovgoidcovid19-sumsel

7 BENGKULU httpsdinkesbengkuluprovgoid

8 LAMPUNG httpsdinkeslampungprovgoid

9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG httpdinkesbabelprovgoid

125

10 KEPULAUAN RIAU httpcoronakepriprovgoiddata

11 DKI JAKARTA httpscoronajakartagoid

12 JAWA BARAT httpspikobarjabarprovgoid download Android Apps

httpsplaygooglecomstoreappsdetailsid=idgojabarprovpikobar

13 JAWA TENGAH httpjatengprovgoidcorona

14 DI YOGYAKARTA httpcoronajogjaprovgoid httpcoronajogjaprovgoidmap-

covid-19-diy

15 JAWA TIMUR httpsdinkesjatimprovgoid

16 BANTEN httpsinfocoronabantenprovgoid

17 BALIhttpswwwdiskesbaliprovgoidhttpcovid19denpasarkotagoid

httpinfocovid19bulelengkabgoid

18 NUSA TENGGARA BARAT httpscoronantbprovgoid

19 NUSA TENGGARA TIMUR httpsdinkesnttprovgoid

20 KALIMANTAN BARAT httpsdinkeskalbarprovgoidcovid-19

21 KALIMANTAN TENGAH httpsdinkeskaltenggoid

22 KALIMANTAN SELATAN httpdinkeskalselprovgoid

23 KALIMANTAN TIMUR httpdinkeskaltimprovgoid

24 KALIMANTAN UTARA

25 SULAWESI UTARA httpdinkessulutprovgoid httpcoronasulutprovgoid

26 SULAWESI TENGAH httpsdinkessultengprovgoidcategorycovid-19

27 SULAWESI SELATAN httpsdinkessulselprovgoid httpscovid19sulselprovgoid

28 SULAWESI TENGGARA httpsdinkessultraprovgoid

29 GORONTALO httpsdinkesgorontaloprovgoid

30 SULAWESI BARAT httpsdinkessulbarprovgoid

31 MALUKU httpscoronamalukuprovgoid

32 MALUKU UTARA httpcoronamalutprovgoid

33 PAPUA BARAT httpsdinkespapuabaratwordpresscom

34 PAPUA httpsdinkespapuagoid

Dinas Kesehatan KabupatenKota dengan Informasi Covid-19

NO PROVINSI KABUPATENKOTA WEBSITE

Sumatera Barat Kota Padang httpcoronapadanggoid Sumatera Utara Kota Medan httpscovid19pemkomedangoid Kota Binjai httpbinjaimelawancovid19binjaikotagoid

Kab Deli Serdang httpscovid19deliserdangkabgoid

Kota Tebing Tinggi httpscovid19tebingtinggikotagoid Kab Langkat httpscoronainfolangkatkabgoid Kab Tapanuli Selatan httpscovid19tapselkabgoid

126

Kab Karo httpscovid19karokabgoid Kepulauan Riau Kota Batam httpslawancoronabatamgoid Jawa Barat Kota Bandung httpscovid19bandunggoid Kota Bogor httpcovid19kotabogorgoid

Kota Depok httpsccc-19depokgoid Kota Bekasi httpscoronabekasikotagoid

Jawa Timur Kota Surabaya httpslawancovid-19surabayagoid

Kab Probolinggo httpssiagacovid19probolinggokabgoid Jawa Tengah Kota Semarang httpssiagacoronasemarangkotagoid Kab Kudus httpscoronakuduskabgoid Kab Kediri httpcovid19kedirikabgoid

Lampiran 11

Daftar Singkatan Dan Istilah

APSED The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases and Public Health

Emergencies

BKSLN Biro Kerja Sama Luar Negeri

BTDK Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

CFR Case Fatality Rate

COVID-19 Corona Virus Disease 2019

DRT Disaster Response Teams

EOC Emergency Operations Centres

GMP Good Manufacturing Practice

IHR International Health Regulation

ILI COVID-19 Infection Like Illness

INSW Indonesia National Single Window

KLB Kejadian Luar Biasa

KPA Kuasa Pengguna Anggaran

LET The Logistics Emergency Teams

NCC National Command Center

PDB Penanganan Darurat Bencana

PHEIC Public Health Emergencies of International Concern

PHEOC Public Health Emergency Operations Centre

POSPENAS Pos Pendamping Nasional

127

PPE Personal Protective Equipment

PSC Public Safety Center

SARI Severe Acute Respiratory Infection

SAS Special Access Scheme

SKDR Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon

TIPRA Tools for COVID-19 Risk Assessment

TSM Tim Sentra Media

TPK Tim Promosi Kesehatan

WHA World Health Assembly

WHO World Health Organization

128

Lampiran 12

Prinsip Penanggulangan

Komponen Siaga Darurat Tanggap Darurat Rehabilitasi

Komando dan

Koordinasi Membentuk Tim

Tanggap COVID-19 dan

mengaktifkan Posko

COVID-19 Panel ahli

Tim Gerak Cepat di

semua tingkatan

Menyusun Rencana

Aksi Pengendalian dan

respon COVID-19 lintas

sektor dan testing

Surat kewaspadaan

COVID-19 kepada

seluruh fasilitas

kesehatan dan

multisektor lainnya

Eskalasi respon posko

Tanggap Darurat COVID-19

di setiap tingkatan

Menyusun dan

melaksanakan rencana

operasi COVID-19

Monitoring pelaksanaan

respon COVID-19

Berkoordinasi dengan mitra

organisasi Internasional

untuk bantuan Internasional

Surat peningkatan

kewaspadaan kepada

seluruh sektor dan setiap

tingkatan

Monitoring

informasi dari

WHO

Kementerian

Kesehatan

BNPB dan

Media Massa

terkait

perkembangan

bencana

wabah COVID-

19

Memberikan

Informasi

kepada

Masyarakat

Tanggap

Darurat telah

berakhir

Rehabilitasi

Fasilitas umum

untuk boleh

diaktifkan

kembali

Melaksanakan

pemulihan

Ekonomi Dini

Memberikan

pendampingan

dukungan

kesehatan jiwa

dan psikososia

Melakukan

pemulihan

sarana dan

prasarana

layanan publik

dan

memastikan

berfungsi

Surveilans

dan

laboratorium

Deteksi sinyal bencana

wabah COVID-19 melalui

penguatan sistem

surveilans epidemiologi

Surveilans ILISARI

pneumonia baik di

fasilitas layanan

kesehatan pemerintah

maupun swasta melalui

SKDR event-based

surveillance pelacakan

kasus pelaporan dan

diseminasi data

Pelacakan kontak dapat

bekerjasama dengan

PMI kader dan sektor

lainnya yang terlatih

Kaji cepat analisis risiko

penguatan sistem

laboratorium untuk

mendeteksi virus berupa

pengambilan specimen

dan pemeriksaan PCR

dan whole genom

sequencing

Identifikasi dan

penguatan laboratorium

yang dapat melakukan

pemeriksaan COVID-19

Kaji cepat dan analisis risiko

terhadap lokasi dampak

kerugian dan sumber daya

Percepatan penyelidikan

epidemiologis pelacakan

manajemen dan monitoring

kontak

Rumah sakit melakukan

pelaporan harian COVID-19

kepada PHEOC yang

dilanjutkan ke Pusdalop

Apabila ada keterbatasan

kapasitas pemeriksaan

laboratorium pada daerah

dengan penyebaran infeksi

luas dilakukan sampling

pemeriksaan laboratorium

dan pada pasien yang parah

dan sistem sentinel Pada

daerah baru yang melaporkan

kasus COVID-19 baru

dilakukan pemeriksaan

laboratorium sesuai pedoman

nasional

129

Respon

medis

pengendalian

infeksi

Melakukan manajemen

isolasi manajemen

kasus COVID-19 dan

melakukan pelacakan

kontak COVID-19

Memfungsikan dan

memperkuat Rumah

Sakit rujukan yang

ditunjuk oleh Kemenkes

di Jakarta (terlampir)

dan menyiapkan rumah

sakit tambahan dan

Gedung tambahan yang

dapat dialihfungsikan

menjadi pusat

perawatan COVID-19

apabila diperlukan RS

mereview kebutuhan

dan siap untuk

mengaktifkan rencana

kesiapsiagaan

pandemic di Rumah

Sakit apabila diperlukan

Pemenuhan logistik Alat

Pelindung Diri (APD)

obat suportif bahan

medis habis pakai dan

untuk pemeriksaan

laboratorium (VTM

Swab cold chain dll)

Review kesiapsiagaan

pandemi di Rumah sakit

Rujukan medis

pemeriksaan pengobatan

perawatan dan isolasi

penderita termasuk tindakan

karantina

Rumah sakit rujukan yang

ditunjuk berfungsi sebagai

pusat perawatan COVID-19

(terlampir) Rumah sakit

tersebut mengaktifkan

rencana kesiapsiagaan dan

respon pandemi di rumah

sakit

Penambahan rumah sakit

rujukan COVID-19

Menyiapkan gedung yang

dialihfungsikan untuk pusat

perawatan COVID-19

(Wisma Atlit)

Pada kondisi kapasitas

fasilitas kesehatan yang

terbatas kasus ringan

dirawat dirumah kasus

dengan faktor risiko dan

kasus berat dirawat di

rumah sakit

secara normal

Melanjutkan

pesan hidup

bersih dan

sehat terutama

menjaga

kebersihan

tangan dan

etika batuk

Melanjutkan

upaya

surveilans

ketat ILISARI

dan

pneumonia

dengan

menerapkan

pelaporan nol

rdquozero

reportingrdquo

surveilans

ketat dan

melakukan

pemantauan

tren dan

klaster

Komunikasi

Risiko dan

Pelibatan

Masyarakat

Strategi komunikasi

risiko dan pelibatan

masyarakat melibatkan

relawan organisasi

sosial tokoh agama

tokoh masyarakat dan

sektor pendidikan

Identifikasi saluran untuk

pelibatan masyarakat

termasuk hotline media

social dan kelompok

masyarakat

Melaksanakan komunikasi

risiko dengan pelibatan

masyaraakt multisektor

termasuk sektor

PendidikanEskalasi hotline

dan menggunakan jalur

aplikasi elektronik lainnya

seperti Halodoc Gojek dll

Pelatihan relawan dan

tenaga kesehatan dalam

penanganan respon

Memanfaatkan mekanisme

pelibatan masyarakat yang

ada

Penjangkauan dan pelibatan

masyarakat rentan

Intervensi Menghitung kebutuhan

medis dan APD dan

Eskalasi pengadaan dan

distribusi APD dan supply

130

pharmasi membuat rencana

pengadaan supply dan

distribusi

Pengadaan kebutuhan

APD untuk stockpile

medis lainnya Memastikan

berjalannya SAS untuk

bantuan logistik dari luar

Intervensi non

pharmasi Sektor esensial

melakukan review

Bussiness Continuity

Planning

(keberlangsungan usaha)

sehingga dapat tetap

berfungsi operasional

apabila situasi

berlangsung lebih buruk

Dukungan kesehatan

jiwa dan psikososial

Sektor esensial menerapkan

Bussiness Continuity

Planning (Keberlangsungan

Usaha) agar sektor esensial

tetap dapat

berlangsungPengamanan

masyarakat

Kebutuhan pokok dan

pangan yang terjamin untuk

daerah yang terdampak

Memastikan masyarakat

mendapatkan akses

dukungan kesehatan jiwa

dan psikososial

131

Lampiran 13

Indikator

INDIKATOR Target Verifikasi Pencapaian Indikator Waktu

Pengukuran

Pj

PERENCANAAN ANALISIS SITUASI

Review Rencana Operasi setiap

minggu

Pelaksanaan komando dan koordinasi

dengan stakeholder setiap minggu

melibatkan multisektor termasuk

organisasi Internasional dan partner

100

100

Review dokumen rencana operasi

mingguan

Review dokumen hasil pertemuan

(notulensi) mingguan

disebarluaskan dan ditindaklanjutin

Mingguan

(Setiap

harihelliphellip)

Mingguan

(Setiap

harihelliphellip)

LOGISTIK

Kelengkapan dan ketepatan laporan

mingguan logistik dari BPBD ke

Pusdalop untuk Kapasitas dan

Kebutuhan Jumlah kapasitas tempat

tidur COVID-19 Jumlah ICU Jumlah

Ventilator Petugas kesehatan (dokter

perawat petugas surveilan petugas

monitoring APD VTM Swab dan

supply medis lainnya sesuai formulir

pelaporan logistik) BPBD

menghimpun data dari Dinkes dan

lintas sektor lainnya

100 Review laporan mingguan logistik

yang lengkap dan tepat

Mingguan

(Setiap harihelliphelliphellip)

Permintaan logistik dari daerah

terpenuhi minimal dalam 3 hari

80 Review dokumen tanda terima

logistik dari daerah (3hari dari

permintaan dari daerah diterima)

Per bulan

(pada

minggu ke-4)

Suplai logistik untuk kebutuhan

pangan pokok di daerah terdampak

yang terpenuhi

100 - Laporan Monitoring supply

logistik melalui laporan intelejen

(BIN) yang didapatkan dari

lapangan media

- Tidak ada kenaikan harga hellip

untuk kebutuhan pangan pokok

- Tidak ada laporan kerusuhan

karena kekurangan pangan

esensial di daerah terdampak

Per bulan

(Pada

minggu ke-4)

Dashboard untuk laporan logistik yang

menggambarkan real time stok

Tersedia

Tersedianya Dashboard laporan

logistik yang operasional

Minggu

pertama April

2020

OPERASI

PENCEGAHAN

Media massa dan elektronik

menyiarkan pesan inti COVID-19

kepada masyarakat

80 Review laporan media monitoring Mingguan

(setiap hari

hellip)

132

Kantor yang memberlakukan ldquobekerja

dari rumahrdquo

80 Review laporan intelejen

kementerian tenaga kerja untuk

kantor yang memberlakukan

ldquobekerja di rumahrdquo

MIngguan

(setiap

harihellip)

Sekolah dan Universitas

memberlakukan pembelajaran online

100 Review laporan dari kementerian

Pendidikan untuk Universitas yang

melakukan pembelajaran online

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tidak ada acara pertemuan besar

yang melibatkan orang banyak

(contohnya konser pernikahan pesta

festival)

100 Review laporan intelejen acara

pertemuan besar dan tindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Masyarakat kontak erat COVID-19

melakukan isolasi mandiri di rumah

selama 14 hari

100 Review laporan monitoring kontak

erat

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat-tempat hiburan tutup dan tidak

beroperasi

100 Review laporan intelejen mengenai

operasi tempat hiburan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat perbelanjaan tutup pada jam 8

malam

80 Review laporan monitoring polisi

mengenai tempat perbelanjaan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Angkutan massal (bus kereta api

MRT) mengangkut penumpang

dengan jumlah terbatas dengan jarak 1

meter antar penumpang

80 Review laporan monitoring intelejen

petugas dari

kementeriantransportasi mengenai

pemantauan angkutan masal

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat ibadah seperti gereja masjid

dan pura tidak melaksanakan kegiatan

peribadatan yang melibatkan orang

banyak di tempat ibadah

80 Review laporan intelejen mengenai

operasi tempat hiburan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Sektor esensial tetap berfungsi

Yang termasuk sektor esensial

Pelayanan kesehatan listrik

telekomunikasi bahan bakar

kebutuhan pangan pabrik untuk

produksi APD

100 Review laporan dari perusahaan

esensial yang dikompilasi oleh

Kementerian industri dan tenaga

kerja (Bisa dikompilasi oleh BIN)

Mingguan

(setiap

harihellip)

PENANGGULANGAN WABAH

SURVEILANS

Laporan rumor COVID-19 diverifikasi

dalam waktu 24 jam

100 Review laporan log Verifikasi rumor

harian tersedia

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kontak kasus konfirmasi COVID-19

yang dilakukan PE

75 Review laporan PE yang tersedia

dari laporan list kontak kasus

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kontak kasus terdeteksi yang

termonitor

100 Review laporan monitoring harian

kontak kasus tersedia

Mingguan

(setiap

133

harihellip)

Surveilans ILI dan pneumonia (SKDR)

yang terverifikasi

80 Review laporan Verifikasi ILI dan

pneumonia SKDR

Mingguan

(setiap

harihellip)

Dinkes Provinsi mengirimkan

kelengkapan dan ketepatan laporan

harian ke PHEOC

100 Review laporan harian COVID-19

dari DInkes provinsi tersedia di

PHEOC

Mingguan

(setiap

harihellip)

IHR National Focal Point (NFP)

mengirimkan notifikasi IHR kasus

konfirmasi COVID-19 kepada WHO

dalam 24 jam

100 Review laporan COVID-19 dari IHR

focal point ke WHO yang dikirimkan

dalam 24 jam

Mingguan

(setiap

harihellip)

PHEOC Kelengkapan dan ketepatan

laporan harian yang dilaporkan ke

Pusdalop untuk data epidemiologi

Jumlah kasus konfirmasi kematian

pasien dalam pengawasan orang

dalam pemantauan kematian

100 Review laporan harian PHEOC

kepada Pusdalop BNPB sesuai

variable data yang ditentukan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Pasien dalam pengawasan orang

dalam pemantauan yang bergejala dan

kontak kasus terdeteksi yang diambil

sampel dan dilakukan pemeriksaan

laboratorium (PCR) dalam waktu 24

jam

100 Review laporan hasil laboratorium

pasien dalam pengawasan dan

orang dalam pemantauan yang

bergejala tersedia dan dilaporkan ke

Pusdalop

Mingguan

(setiap

harihellip)

Analisis dan infografik data

epidemiologi kasus harian dan

diseminasi oleh Pusat Data dan

Informasi (Pusdatin)

Terlaksana Buletin harian analisis data dan

infografik diupload di web COVID-

19 dan diseminasi kepada gugus

tugas COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

LABORATORIUM

Specimen yang diterima dilakukan

pemeriksaan dalam waktu 48 jam

100 Review log dokumen penerimaan

specimen dan hasil laboratorium

Mingguan

(setiap

harihellip)

Hasil laboratorium dikirimkan ke

PHEOC dan diteruskan ke

PUSDALOP dalam waktu 48 jam

80 Review laporan log PHEOC untuk

kasus dan penerimaan hasil lab

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas laboratorium menggunakan

APD yang benar pada saat

pengambilan sampel

100 Review laporan kasus (Tidak ada

laporan petugas yang terinfeksi

COVID-19 karena terpapar kontak

pada saat pengambilan sampel)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas laboratorium menggunakan

APDyang benar pada saat

pemeriksaan PCR

100 Review laporan kasus (Tidak ada

laporan petugas yang terinfeksi

COVID-19 karena terpapar kontak

pada saat pengambilan sampel)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Specimen dikirimkan dalam waktu 24

jam ke laboratorium yang ditunjuk oleh

Kemenkes

80 Review log dokumen pengiriman

dan penerimaan specimen

Mingguan

(setiap

harihellip)

Laboratorium yang ditunjuk kemenkes

mengirimkan specimen kepada

Litbangkes untuk konfirmasi

100 Review dokumen penerimaan

specimen di Litbangkes dari Lab

rujukan untuk konfirmasi

Mingguan

(setiap

134

harihellip)

Laboratorium yang ditunjuk kemenkes

mengikuti Quality Assurance Panel

untuk COVID-19

90 Review dokumen hasil Quality

Assurance Panel

Mingguan

(setiap

harihellip)

RESPON MEDIS

Kasus terdeteksi yang diberikan

edukasi mengenai pengendalian

infeksi

100 Review laporan pelayanan yg

dilakukan pada kasus terdeteksi

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kasus yang membutuhkan perawatan

dirawat di rumah sakit rujukan dengan

terapi suportif

100 Review laporan kasus surveilans

dan rumah sakit

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kasus dirawat yang sembuh 80 Review laporan hasil keluaran

Kasus dirawat

Mingguan

(setiap

harihellip)

Rumah sakit rujukan menambah

ruangan perawatan kasus COVID-19

dan menyiapkan oksigen dan ventilator

tambahan

100 Review laporan penambahan

kapasitas rumah sakit rujukan untuk

perawatan COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas kesehatan menggunakan

APD yang benar pada saat

penanganan kasus COVID-19

100 Review laporan kasus (Tidak ada

petugas kesehatan yang terjangkit

COVID-19 karena terpapar pada

saat perawatan pasien)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya rencana nasional pengelolaan

APD (stok distribusi) dan identifikasi

lonjakan kapasitas PPI (jumlah dan

kompetensi)

100 Review dokumen rencana nasional

pengelolaan APD

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya diseminasi panduan PPI untuk

di rumah dan fasyankes

100 Panduan PPI diupload ke website

COVID-19 website Kemkes dan

laporan distribusi pedoman COVID-

19 termasuk PPI ke Rumah sakit

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya triase deteksi dini dan

pengendalian sumber infeksi

100 Review laporan rumah sakit

ketersediaan triase dan laporan

bulanan surveilans rumah sakit

untuk COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya material edukasi dengan

bahasa yang tepat untuk masyarakat

dan pasien tentang gejala penyakit

praktik etiket batuk dan cuci tangan

Tersedia Dokumen materi edukasi

komunikasi risiko update yang

diupload di website COVID-19 dan

Kemenkes

Bulan April

(Minggu I)

PENGAMANAN

Penumpukan kebutuhan pokok bahan

pangan dan kebutuhan esensial

respon COVID-19 (APD masker

suplai medis) yang terdeteksi dan

ditindak tegas

100 Review laporan intelejen (BIN)

untuk kasus penumpukan bahan

pokok dan penindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

135

Penyebar informasi palsuhoax yang

menyebabkan kepanikan di

masyarakat yang terdeteksi dan

ditindak tegas

80 Review laporan intelejen (BIN)

untuk laporan informasi palsu yang

terdeteksi dan penindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kondisi yang menyebabkan kepanikan

dan huru hara yang terdeteksi dini dan

dicegah

100 Review laporan intelejen (BIN)

untuk signal huru hara dan

pencegahannya

Mingguan

(setiap

harihellip)

KOMUNIKASI RISIKO DAN

PELIBATAN MASYARAKAT

Media centre melaksanakan press-

release dan konferensi pers setiap hari

100 Review dokumentasi konferensi

pres dan press release dokumen

Mingguan

(setiap

harihellip)

Materi harian untuk Juru bicara

didapatkan dari analisis data

epidemiologi rekomendasi panel ahli

100 Review dokumen harian untuk Juru

bicara

Mingguan

(setiap

harihellip)

Berita palsu yang teridentifikasi dan

berhasil di counter

80 Review laporan log rumor dan

counter hoax

Mingguan

(setiap

harihellip)

Media yang menggunakan press

release atau konferensi pers sebagai

bahan berita

80 Review laporan media monitoring

tim kominfo

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya peran serta

masyarakatorganisasi

kemasyarakatanorganisasi agama

dalam menanggapi isu-isu spesifik

yang mempengaruhi penanggulanan

Pandemi COVID-19

100 Review dokumen mapping kegiatan

pemberdayaan masyarakat

Bulanan

(Minggu II)

DUKUNGAN KESEHATAN JIWA

DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS)

Materi komunikasi tentang DKPJS

tersedia bagi

1 Petugas kesehatan dan petugas

garis depan

2 Lansia

3 Orang dengan risiko tinggi

COVID-19 (DM penyakit

kardiovaskular autoimun dsb)

4 Anak anak

5 Penyandang disabilitas

6 Orang dalam isolasikarantina

7 Masyarakat luas

Tersedia Review dokumen materi komunikasi

DKPJS

Bulan April

(Minggu II)

Petugas kesehatan dan petugas garis

depan mendapatkan layanan DKJPS

100 Mingguan

(setiap

136

harihellip)

Petugas kesehatan jiwa mendapatkan

pelatihan DKJPS-COVID-19

80 Review laporan pelatihan DKJPS

Covid-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tersedia layanan hotline DKJPS untuk

membantu atau yang membutuhkan

dan mendapatkan layanan DKJPS

Tersedia Review log hotline DKJPS Bulan April

(Minggu I)

) Laporan intelejen bisa dari jejaring BIN di masyarakat babinsa babinkmtibmas di wilayah kerja areanya

Lampiran 14

Rencana Respon Tanggap Darurat April-May 2020

No Kegiatan Anggaran Penanggung Jawab Timeline

Komando dan Koordinasi

Pembentukan Gugus Tugas struktur

komando Tugas Kerangka Acuan

Indikator

BNPB 28 Maret

Pusdalop operasional dengan

perwakilan lintas sektor terkait di

Pusdalop

BNPB 1 April

Penyusunan Rencana Respon

Nasional COVID-19

BNPB 15 April

Kajian Kebutuhan Kesehatan (Health

Need Assesment) 34 tim x 3 orang x

3 kali

2295000000 BNPB 1 April

Pembentukan Satgas COVID di

tingkat sub nasional

BNPB

Penguatan alur laporan penanganan

Covid-19 hingga ke pusat

BNPB

Publikasi Laporan Situasi melalui

website Pusat Krisis Kesehatan

BNPB Regular

Surveilans dan laboratorium

Penyelidikan Epidemiologi Pelacakan

kasus pemantauan monitoring kasus

dan surveilans aktif di 34 provinsi oleh

Tim Gerak Cepat (3 orang 20 hari per

bulan)

2040000000 Dirjen P2P Kemkes

Pemantauan surveilans oleh PHEOC

(24 jam 7 hari) yang dilaporkanke

Pusdalop (6 orang shift 1 shift 8 jam)

324000000

Dirjen P2P Kemkes

Pengadaan dan distribusi VTM swab

reagen lab supply untuk lab rujukan

Litbangkes

137

nasional dan laboratorium daerah

Aktifasi laboratorium Rujukan regional

(12 lab)

Litbangkes

Pembuatan Aplikasi Surveilans

berbasis komunitas untuk COVID-19

Dirjen P2P Kemkes

Pengambilan sampel 151731712000 BTDK Litbangkes

Pengiriman sampel (42 lab x 12 kali) 396000000 BTDK Litbangkes

Pemeriksaan laboratorium dengan RT

PCR

887562516500 BTDK Litbangkes

Quality control untuk lab regional 43

paket

450000000 BTDK Litbangkes

Peningkatan Lab PCR di 12

laboratorium

35050665000 BTDK Litbangkes

Pengadaan APD untuk Laboratorium 7503607320 BTDK Litbangkes

Perluasan layanan Pemeriksaan PCR

menggunakan POC Real Time PCR

431827200000 BTDK Litbangkes

Respon Medis (manajemen kasus

dan pengendalian infeksi)

Aktivasi Rumah sakit Rujukan 132

rumah sakit dan 482 tambahan rumah

sakit rujukan dengan SK Gubernur

dan tambahan ruangan rumah sakit

rujukan untuk perawatan COVID-19

dilengkapi SDM dan supply medis

yang diperlukan

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Penyiapan Wisma Atlit uuntuk menjadi

pusat perawatan COVID-19 dengan

kelengkapan SDM dan Alat medis

yang diperlukan

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Ketersediaan ambulans untuk rujukan

COVID-19

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Pengadaan dan distribusi APD

desinfektan dan peralatan medis yang

diperlukan

Pusat Krisis Kesehatan

Kemkes

Pembiayaan perawatan pasien Dirjen Yanmedik

Kemkes

Pemetaan kesiapsiagaan fasyankes

dan identifikasi gap berdasarkan

estimasi kasus yang akan muncul

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan

Memprioritaskan perawatan kasus dan

prosedur triase Meningkatkan

rencana penambahan kapasitas untuk

fasilitas kesehatan (rumah sakit

rujukan yang ditunjuk dan

mengalihkan menunda prosedur

elektif)

Ditjen Pelayanan

Kesehatan dan Ditjen

Farmalkes

Melaksanakan isolasi mandiri (self-

initiated isolation) untuk orang dengan

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

138

gejala yang ringan untuk mengurangi

beban fasilitas kesehatan

Rujukan

Penyusunan SOP sesuai pedoman

Covid 19 dan regulasi lainnya dan

disosialisasika

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan dan Dityankes

Dasar

Memastikan ketersediaan alat

kesehatan obat-obatan dan bahan

medis habis pakai tersedia secara

memadai disesuaikan dengan attact

rate

Ditjen Farmalkes

Peningkatan kapasitas petugas dalam

pengenalan kasus dan tata laksana

kasus

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan dan Dityankes

Dasar

Puskesmas workshop PPI bagi

petugas Puskesmas (3

orgPuskesmas dokter perawat lab

16457918352

Komunikasi Risiko dan Pelibatan

Masyarakat

Media centre penunjukkan juru bicara

konferensi pers dan press release

pesan KIE untuk layanan masyarakat

disiarkan di media elektronikmedia

massa media monitoring

Ditjen Kesehatan

Masyarakat dan

Romkomyanmas

Kemkes

Penyusunan dan distribusi media KIE

untuk masyarakat luas sektor

Pendidikan kalangan risiko tinggi

petugas kesehatan pasien dalam

pengawasan orang dalam

pemantauan kontak pasien

Ditjen Kesehatan

Masyarakat dan

Ronkomyanmas

Kemkes

Mengadopsi pesan inti dari Kemenkes

untuk konteks lokal

Direktorat Pomosi

Kesehatan

Biro Komunikasi dan

Pelayanan Masyarakat

BNPB

Advokasi kepada sektor terkait BNPB KSP

Penggerakan masyarakat dan

bekerjasama dengan tokoh agama

dan ormas

BNPB KSP

Pimpinan Agama

Komunikasi risiko kepada kalangan

usaha

BNPB

Asosiasi Perusahaan

Membuat hotline terkait COVID-19 BNPB

Monitoring kegiatan yang

mengumpulkan massa dalam jumlah

besar

BNPB

Respon Sosial

Dukungan logistik untuk orang yang

139

dilakukan karantina rumah (ODP)

Dukungan Psikologis untuk orang

yang dilakukan karantina rumah

kasus dan keluarga kasus

Dukungan untuk set up dan

pemberlakukan pembelajaran online

Monitoring petugas keamanan untuk

pembatasan sosial Tidak ada event

mass gathering penutupan tempat

ibadah tempat hiburan monitoring

transportasi publik

Respon Dukungan Kesehatan Jiwa

dan Psikososial

Mengaktifkan gugus tugas

nasionalprovinsi untuk DKJPS

Dit P2MKJN

Membuat panduan tata laksana

DKJPS untuk tenaga kesehatan dan

relawan

Rp 100000000 Dit P2MKJN

Media komunikasi DKJPS bagi

petugas kesehatan dan petugas di

garis depan lansia orang dengan

risiko tinggi COVID-19 (DM Penyakit

Kardiovaskular autoimun dsb) anak-

anak orang dalam isolasi karantina

penyandang disabilitas masyarakat

luas

Rp 200000000 Dit P2MKJN

Panduan psycological first aid untuk

COVID 19

Rp 300000000 Dit P2MKJN

Pelatihan psychological first aid untuk

pekerja kesehatan mental dan

psikososial

Rp 150000000 Dit P2MKJN

penyusunan SOP keselamatan untuk

para pekerja keswa dan psikososial

saat memberikan pelayanan

Rp 150000000 Dit P2MKJN

Pembentukan hotline untuk DKJPS Rp 100000000 Dit P2MKJN

Page 7: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …

7

Editor

DRRita Djupuri IzwardiDCNMEpid

drEko MedistiantoMEpid

Supatmi SKMMM

DEFINISI OPERASIONAL

1 Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan

yang harus dikenakan untuk mencegah kemungkinan tertular penyakit menular

2 Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar

3 Bahaya adalah suatu situasi kondisi atau karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan

4 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam danatau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologis

5 Bidang adalah kelompok tugas yang melakukan tugasperan sejenis klaster terdiri dari unsur pemerintah masyarakat dan lembaga usaha

6 CFR (Case Fatality Rate) atau Angka Fatalitas Kasus adalah angka proporsi atau

persentase dari jumlah kasus yang meninggal dibagi dengan jumlah kasus

7 Episenter COVID-19 adalah lokasi titik awal terdeteksinya sinyal bencana wabahologis

dan sinyal virologis yang merupakan tanda terjadinya penularan influenza pandemi

antarmanusia yang dapat menimbulkan terjadinya pandemi COVID-19

8 Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam

dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman

9 Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang saehat yang dilakukan di fasilitas

pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan

10 Karantina adalah pembatasan kegiatan danatau pemisahan seseorang yang terpapar

penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan

meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi

danatau pemisahan peti kemas Alat Angkut atau Barang apapun yang diduga

terkontaminasi dari orang danatau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau

sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang

danatau Barang di sekitarnya

11 Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang

diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah

kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

12 Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga

terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah

kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

8

13 Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah

pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi

sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

14 Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian lokasi jenis bencana korban dan ataupun kerusakan Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah maka dihitung sebagai satu kejadian

15 Klaster (Cluster) adalah kelompok penderita yang terdiri dari dua atau lebih penderita

yang mengalami kontak secara bencana epidemiologis menurut tempat dan waktu

16 Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana

yang dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf

komando dan staf umum memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu

komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan

komando dalam mengkoordinasikan instansilembagaorganisasi terkait untuk pengerahan

sumberdaya

17 Komunikasi Risiko adalah segala bentuk pertukaran informasi tentang risiko antara

seluruh pihak yang berkepentingan

18 Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi tetapi mungkin juga tidak terjadi

19 Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum

melalui Peraturan Kepala Daerah

20 Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan

penanggulangan kedaruratan pada menjelang saat dan sesudah terjadi keadaan darurat

yang mencakup siaga darurat tanggap darurat dan pemulihan darurat

21 Pelibatan masyarakat adalah proses dimana masyarakat bermanfaat bagi organisasi dan

individu membangun hubungan jangka panjang dengan visi kolektif untuk kepentingan

masyarakat

22 Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk

dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian

rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi

23 Penentuan Kejadian adalah proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi

24 Pengendalian Perimeter adalah tindakan pengawasan yang dilakukan di batas wilayah

penanggulangan sehingga tidak terjadi penyebaran COVID-19

25 Perencanaan SektoralBidang adalah suatu rencana yang disusun oleh klasterBidang yang berisi kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-masing klaster untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku

26 Perencanaan kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan dalam situasi terdapat potensi bencana di mana skenario dan tujuan disepakati tindakan teknis dan manajerial ditetapkan dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis

27 Perimeter adalah batas terluar dari wilayah penanggulangan

28 Pos Komando (Posko) adalah tempat dilakukannya pengambilan keputusan untuk

pengendalian dan atau komando dalam penanggulangan suatu kedaruratan yang

beroperasi secara penuh (24 jamhari) selama masa penanggulangan

9

29 Rencana Operasi adalah rencana yang dibuatdisusun dalam rangka pelaksanaan operasi

Tanggap Darurat Bencana Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat

dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat

30 Respon Cepat (Rapid response) adalah tindakan rutin sesuai dengan protap yang

dilakukan pada saat kejadian luar biasa

31 Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat

32 Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana

yang digunakan oleh semua instansilembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan

sumber daya manusia peralatan dan anggaran

33 Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi waktu dan dampak bencana

34 Status Keadaan Darurat Bencana adalah keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan

35 Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat

36 Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orangmasyarakat

37 Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan pengurusan pengungsian penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana

38 Terjangkit adalah kondisi seseorang yang menderita penyakit yang dapat menjadi sumber

penular penyakit yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

39 Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah adalah kejadian berjangkitnya

suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara

nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat

menimbulkan malapetaka

10

Bab 1

Latar Belakang dan Dasar Hukum

11 Latar belakang

Sejalan dengan International Health Regulation (IHR) 2005 untuk meningkatkan kapasitas

inti negara dalam pendeteksian verifikasi pelaporan dan respon terhadap Public Health

Emergencies of International Concern (PHEIC) World Health Assembly (WHA) ke-71

telah menekankan peningkatan kapasitas negara dan kemitraan untuk meningkatkan

kesiapsiagaan menghadapi pandemi The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases

and Public Health Emergencies (APSED III) fokus pada penguatan komponen kesehatan

masyarakat inti termasuk respon terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat

termasuk ancaman pandemi Belajar dari H1N1 2009 World Health Organization (WHO)

telah mengembangkan Pedoman Manajemen Risiko Pandemi menggunakan fase

pandemi berbasis risiko kontinum yang mengadopsi pendekatan seluruh masyarakat dan

semua bahaya

Pada tahun 2017 Indonesia memperbarui Pedoman Manajemen Risiko Pandemi

Nasional dan Rencana Respon Operasi Nasional mengadopsi Pedoman Manajemen

Risiko Pandemi WHO ke dalam konteks Indonesia dan mengujinya melalui latihan

simulasi pandemi skala penuh yang berfokus pada penahanan episenter dengan

keterlibatan multi-sektoral terutama integrasi operasi keadaan darurat dengan sistem

manajemen bencana negara yang pada dasarnya respon bencana berorientasi pada

pelaksanaan Itu adalah seluruh pendekatan masyarakat yang melibatkan tingkat

nasional provinsi kabupaten dan masyarakat di semua sektor terkait termasuk sektor

keamanan dan militer

Indonesia telah mengadopsi pedoman manajemen risiko pandemi WHO menggunakan

pendekatan seluruh masyarakat yang menghubungkan pandemi dengan kerangka kerja

bencana pada tahun 2016 Sebagai tindak lanjut Indonesia mengembangkan dan

menguji Rencana Respon Kontijensi nasional melalui simulasi skala penuh yang

melibatkan berbagai sektor di semua tingkatan pada tahun 2017 dan meluncurkan

perencanaan kontijensi ke provinsi-provinsi prioritas pada tahun 2018 Ini telah menjadi

tonggak untuk meningkatkan kesadaran sektor-sektor tersebut tentang kolaborasi untuk

kesiapsiagaan menghadapi pandemi Pelaksanaan ini telah berkontribusi untuk

meningkatkan kapasitas inti negara dari International Health Regulation (IHR)

Pelaksanaan penahanan episenter pandemi skala penuh dan pelaksanaan table top di

provinsi-provinsi prioritas menunjukkan kapasitas Indonesia dalam manajemen risiko

pandemi dengan pendekatan seluruh masyarakat dalam keseluruhan kerangka darurat

nasional

Dengan munculnya Corona Virus sub tipe baru (COVID-2) dan ditetapkan Pandemi

COVID-19 oleh Dirjen WHO sehubungan dengan penyebaran COVID-19 yang meluas di

dunia sampai saat ini maka Indonesia perlu untuk mengadopsi rencana kontijensi

pandemi influenza yang sudah dibuat menjadi rencana operasi respon COVID-19 Pada

prinsipnya pengenalian dan mitigasi Pandemi COVID-19 dapat diterapkan juga pada

11

COVID-19 dengan penyesuaian sesuai dengan karakteristik penyakit

12 Tujuan

a Membatasi penularan Wabah COVID-19 dari manusia ke manusia mengurangi infeksi

berikutnya pada masyarakat yang rentan serta tenaga kesehatan termasuk mencegah

dampak penyerta lain yang lebih luas

b Deteksi dini mengisolasi dan menangani pasien lebih awal termasuk melaksanakan

pelayanan yang optimal bagi Pasien yang terjangkit Wabah COVID-19

c Terlaksananya tindakan (farmasi dan non farmasi) penanggulangan Wabah COVID-19

d Teridentifikasinya seluruh kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya

penanggulangan Wabah COVID-19

e Terciptanya ketertiban dan keamanan masyarakat serta stabilitas sosial dan ekonomi

selama masa penanggulangan Wabah COVID-19

13 Dasar Hukum

Rencana Operasi ini disusun berdasarkan berbagai peraturan dan regulasi yang

berhubungan dengan COVID-19 yaitu

1 UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan

2 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

3 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

4 UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

5 UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia

6 UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

7 Peraturan Pemerintah No2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal

8 Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit

Menular

9 Peraturan Presiden No 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden

No 83 Tahun 2005 tentang Badan koordinasi Nasional Penanganan Bencana

10 Keputusan Presiden no 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan

Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19)

11 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan

Kemampuan dalam Mencegah Mendeteksi dan Merespons Wabah Penyakit

Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir Biologi dan Kimia

12 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 101 Tahun 2018 tentang SPM sub Urusan

Bencana

13 Peraturan Menteri Permendes Dana Desa No 16 Tahun 2018 tentang Prioritas

Penggunaan Dana Desa

14 Peraturan Menteri Berita Negara RI Permenhumkam RI no 7 2020 tentang pemberian

visa dan izin tinggal dalam upaya pencegahan masuknya Virus Corona

15 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK0107Menkes2142020 tentang Jejaring

Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

16 Peraturan Menteri Kesehatan No75 tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis

Kesehatan

12

17 Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal

18 Peraturan Menteri Kesehatan No 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien

Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

19 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Surveilans Kesehatan

20 Peraturan Menteri Kesehatan RI No1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit tertentu

yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya

21 Keputusan Menteri Kesehatan RI No tahun 2020 mengenai Pedoman Kesiapsiagaan

Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)

22 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1042020 tentang penetapan

infeksi Novel Coronavirus (infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapat

menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya

23 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1692020 tentang Penetapan

Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

24 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3902014 tentang Pedoman

RS Nasional

25 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3912014 tentang Pedoman

RS Regional

26 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 300MENKESSKIV2009 tentang Pedoman

Penanggulangan Episenter Pandemi

27 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 424MenkesSKIV2007 tentang Pedoman

Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan

28 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 425MenkesSKIV2007 tentang Pedoman‐

pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan

29 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 431MenkesSKIV2007 tentang Pedoman

Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di PelabuhanBandaraPos Lintas

Batas dalam rangka Karantina Kesehatan

30 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1371MenkesSKIX2005 tentang Penyakit Flu

Burung Avian Influenza sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah Serta

Pedoman Penanggulangannya

31 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1372MenkesSKIX2005 tentang Penetapan

Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza)

32 Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 16 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan

Terhadap Risiko penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19)

13

Bab 2

Analisis Situasi

21 Profil Daerah Indonesia

Indonesia memiliki penduduk sebanyak 265000000 jiwa pada tahun 2018 dan proyeksi

jumlah populasi mencapai 271000000 jiwa pada tahun 2020 dengan 56 penduduknya

tinggal di daerah perkotaan Indonesia dengan konteks desentralisasi terdiri dari 34

provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dan provinsi lainnya di

pulau Jawa Indonesia terletak di khatulistiwa yang merupakan daerah strategis sebagai

hub perjalanan internasional memiliki mobilitas tinggi wisatawan internasional dan

penerbangan internasional dengan rata-rata 1342246 wisatawan internasionalbulan pada

tahun 2019 sedangkan pada Januari 2020 total 1 2 juta wisatawan memasuki Indonesia

Sebagian besar dari wisatawan masuk ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai

Denpasar dan Soekarno Hatta Banten Sebagian besar wisatawan yang datang ke

Indonesia berasal dari negara ASEAN (38) Indonesia juga menerima kedatangan

wisatawan internasional yang datang dari negara yang mengalami transmisi lokal COVID-

19 antara lain Cina (8) Australia (9) Jepang (3) dan Korea Selatan (2)

sementara wisatawan dari Iran Italia dan Jerman tidak terlalu banyak Kota-kota yang

memiliki penerbangan langsung dari Cina serta negara lainnya dengan transmisi lokal

COVID-19 sangat berisiko Terdapat 20 kota yang memiliki penerbangan langsung dan

kapal yang berasal dari Cina

Bandar udara yang paling berisiko dimana pelaku perjalanan Internasional yang tinggi

yaitu Soekarno Hatta Banten dan Ngurah Rai Denpasar Bali Batam yang berbatasan

dengan Singapura dimana terdapat transmisi lokal COVID-19 juga berisiko Setiap harinya

terdapat kapal feri dengan rute Batam-Singapura Selain itu Jakarta Bogor Bekasi Depok

(JABODETABEK) dengan mobilisasi penduduk tinggi kota metropolitan dengan penduduk

yang padat terutama Jakarta dengan kepadatan populasi 15764 per m2 sangat rentan

dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi Dengan konteks desentralisasi kemampuan

setiap daerah tidak sama dimana tidak semua daerah mempunyai rencana respon

menghadapi pandemi dan tidak semua daerah mempunyai rencana kesiapsiagaan dan

respon pandemi di rumah sakit sehingga menyebabkan tenaga kesehatan yang berada di

rumah sakit rentan tertular COVID-19 dan dapat menyebabkan terjadinya penularan lebih

lanjut di rumah sakit

Mobilitas penduduk antar kabupaten dan provinsi di Indonesia juga tinggi terutama di

Pulau Jawa dan Sumatera dengan kepadatatan penduduk yang cukup tinggi DKI Jakarta

sebagai ibu kota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis

(perekonomian) Kota Surabaya Medan dan Makassar merupakan kota besar di

Indonesia dengan mobilitas penduduk yang tinggi dan perputaran roda perekonomian

yang tinggi

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan kondisi

geografis yang beragam dari daerah pantai sampai ke pegunungan Beberapa lokasi

14

memiliki akses yang sulit Wilayah Indonesia yang mempunyai akses geografis sulit

diantaranya provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Maluku Papua dan Nusa

Tenggara Timur (NTT) Kapasitas dan sumber daya penduduk yang tidak merata

merupakan tantangan situasi geografis kepulauan dan wilayah terpencil merupakan

tantangan dalam penanggulangan dan respon termasuk pengiriman logistik dan

keterbatasan sumber daya Wilayah Indonesia yang berada di daerah ldquoring of firerdquo rentan

dengan kondisi bencana seperti letusan gunung berapi gempa dan tsunami yang dapat

menghambat operasi respon pandemi

Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit serta

pelayanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik

pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) Jumlah Puskesmas di Indonesia

ada 9821 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia ada 2858 dengan rincian rumah sakit

rujukan nasional ada 14 rumah sakit rujukan propinsi ada 20 dan rumah sakit rujukan

regional ada 1101 Indonesia memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis

dokter umum dokter gigi perawat bidan petugas kesehatan masyarakat dll Jumlah

dokter spesialis di Indonesia ada 38782 jumlah dokter umum ada 134459 jumlah dokter

gigi ada 29194 jumlah perawat ada 639356 jumlah bidan ada 590920 dan jumlah

petugas kesehatan ada 54138 orang2

22 Potensi Ancaman Kerentanan dan Kapasitas

COVID-19 disebabkan oleh virus SARS CoV-2 yang merupakan Corona Virus jenis baru

dengan analisis filogenetik mendekati isolat Corona Virus dari kelelawar Chinese

chrysanthemum-headed bats yang diisolasi pada tahun 2015 SARS CoV-2 ini

merupakan Corona Virus kluster β-coronavirus yang merupakan zoonosis coronavirus

yang baru setelah SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) Virus ini

termasuk dalam sub genus botulinum Coronaviridae Hasil sekuensing menunjukkan

bahwa SARSCoV-2 homolog 795 dengan SARS-COV Kasus pertama di Wuhan yang

disebabkan oleh virus ini berhubungan dengan pasar Huanan yang kemudian menyebar

antar manusia

Pada era transportasi dan mobilisasi global penyebaran virus dari satu daerah ke daerah

lain sangat cepat COVID-19 telah menyebar di 185 negara dalam waktu 4 bulan dengan

total kasus sampai bulan April 2020 mencapai lebih dari 1900000 kasus terkonfirmasi

dan 126681 kematian di seluruh dunia3 Trend kasus COVID-19 menurun di Cina namun

meningkat di luar China terutama di Republik Korea Italia Spanyol Iran dan Amerika

Serikat yang merupakan negara dengan transmisi lokal yang melaporkan kasus

terbanyak diluar Cina Model matematika menunjukkan Reproductive Number (Ro)

COVID-19 berkisar antara 2-3 yang mengindikasikan 50-60 populasi kemungkinan

telah terinfeksi COVID-19 Namun laporan kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan

jauh di bawah angka tersebut Pada kapal pesiar Diamond Princess Cruise COVID-19

1 Data Fasyankes online Oktober 2019

2 Data PPSDM Kemenkes 2019

3 John Hopkins University April 2020

15

menyebar cepat dengan attack rate hampir mendekati 30 Analisis serologi dengan

menggunakan antibodi netralisasi dapat memberikan prediksi yang lebih akurat untuk

mengetahui attack rate Pada studi yang dilakukan oleh Kelly Young di US estimasi

attack rate pada kontak erat adalah sebesar dan pada kontak erat serumah sebesar

105

Dari 55924 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Cina presentasi Klinis COVID-19 berkisar

dari gejala ringan sampai berat Gejala umum diantaranya demam (879) batuk

(677) lelah (381) adanya sputum (334) sesak nafas (186) sakit tenggorokan

(139) sakit kepala (136) myalgia atau arthalgia (148) menggigil (114) mual

atau muntah (5) kongesti nasal (48) diarrhea (37) batuk darah (09) dan

Kongesti konjungtiva (08) Berdasarkan data terbaru tersedia dari Cina 40 kasus

berupa kasus ringan 40 kasus menjadi penyakit sedang (didefinisikan sebagai kasus

Pneumonia terkonfirmasi dengan radiologis) sekitar 14 menjadi penyakit berat dan

sekitar 5 menjadi kritis Faktor risiko untuk menjadi penyakit yang berat adalah pada

usia lanjut dan memiliki komorbid

Case fatality ratio (CFR) yang terkonfirmasi di Cina seperti yang dilaporkan oleh US

Center For Diesease Control and Prevention adalah 42 Data ini didapatkan dari

3551 kematian diantara 83696 kasus terkonfirmasi laboratorium pada tanggal 14 April

2020 Data CFR ini tidak memasukkan jumlah kasus infeksi ringan yang mungkin terluput

dari surveilans sekarang dimana sebagian besar berfokus pada pasien dengan

pneumonia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tidak juga memasukkan fakta

bahwa kasus terkonfirmasi baru dapat berkembang menjadi penyakit berat dan beberapa

pasien mungkin akan meninggal Dengan berkembangnya wabah CFR yang

terkonfirmasi dapat berubah

Jumlah ini akan terus berubah dan CFR yang pasti tidak akan dapat diketahui sampai

wabah ini selesai Median dari onset gejala hingga kematian sebesar 14 hari sedangkan

pada usia lanjut (diatas 70 tahun) median tingkat kematian adalah 115 hari (11)

Kematian meningkat seiring dengan peningkatan usia dengan kematian yang tertinggi

terjadi pada pasien diatas usia 80 tahun (estimasi CFR mencapai hingga 148) Tingkat

kematian pasien dengan komorbid terjadi lebih tinggi 132 pada pasien dengan

penyakit kardiovaskular 92 pada pasien dengan diabetes 84 pada pasien dengan

hipertensi 8 pada pasien dengan penyakit pernafasan kronik dan 76 pada pasien

dengan kanker

Penularan COVID-19 melalui droplet yang ditularkan melalui batuk bersin atau

menyentuh benda yang terkontaminasi oleh droplet dan kemudian menyentuh mata

hidung atau mulut Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjaga jarak minimal

1 meter dari orang yang sakit Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1-14 hari paling

umum sekitar 5 hari Risiko tertular COVID-19 dari seseorang yang tidak bergejala sangat

rendah Namun banyak orang yang mengalami gejala ringan yang dapat menyebabkan

penularan Ada bukti yang menyatakan bahwa infeksi COVID-19 mungkin mengarah

pada infeksi saluran pencernaan dan akan ada di feses Namun hingga sekarang hanya

ada satu penelitian yang mengembangbiakkan virus COVID-19 dari specimen feses

tunggal Pada konteks COVID-19 penularan lewat udara mungkin bisa terjadi pada

16

keadaan khusus dimana dilakukan prosedur menghasilkan aerosol (misalkan intubasi

endotrakhea bronkoskopi suction terbuka pemberian terapi nebulasi ventilasi manual

sebelum intubasi mengubah pasien ke posisi tengkurap melepaskan pasien dari

ventilator ventilasi non-invasif tekanan positif trakheostomi dan resusitasi kardiopulmo)

Pada analisa 75465 kasus COVID-19 di Cina penularan lewat udara tidak dilaporkan3

SARS CoV-2 dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam atau hingga beberapa

hari tergantung dari jenis permukaan suhu atau kelembaban lingkungan

Pengobatan spesifik untuk COVID-19 belum tersedia hingga saat ini pengobatan masih

berupa dukungan perawatan suportif Beberapa percobaan klinis dilakukan namun kajian

lebih lanjut masih diperlukan Untuk memastikan bukti jelas pengobatan yang mana yang

paling efektif WHO dan mitra sedang melakukan penelitian internasional besar disebut

SOLIDARITY TRIAL untuk membandingkan pengobatan tunggal atau kombinasi berbeda

yang ada di banyak negara dan untuk menghasilkan bukti yang kuat pengobatan mana

yang paling efektif Sampai saat ini belum terdapat vaksin COVID-19

Untuk menghindari penularan COVID-19 WHO menyarankan untuk melakukan

pencegahan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hands rub

berbahan alkohol menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang yang sakit

mencegah menyentuh mata hidung dan mulut karena dapat memindahkan virus dari

benda yang terkontaminasi ke dalam tubuh kita melakukan etika batuk yang benar

memastikan orang yang sakit menggunakan masker dan beristirahat di rumah Tenaga

kesehatan harus memperhatikan pengendalian infeksi dengan memakai alat pelindung

diri pada saat kontak dengan pasien

Tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19 Penularan tenaga kesehatan dapat

diakibatkan oleh tidak lengkapnya pemakaian alat pelindung diri WHO menyebutkan

bahwa 21 petugas kesehatan terinfeksi SARS pada tahun 2002 Demikian pula untuk

penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan terjadi di China Hongkong dan Indonesia

Potensi ancaman COVID-19 dapat masuk ke Indonesia melalui pelaku perjalanan

internasional melalui pelabuhan bandara udara dan lintas batas maupun tertular dari

orang di dalam daerah terjangkit di Indoensia maupun pelaku perjalanan dari daerah

terjangkit

Pada 31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang

tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan Provinsi Hubei Cina Pada tanggal 7 Januari

2020 Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai

jenis baru coronavirus (coronavirus disease COVID-19) Pada tanggal 30 Januari 2020

WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan

Dunia Public Health Emergency of International Concern (KKMMDPHEIC) Penambahan

3 Modes of transmission of virus causing COVID-19 implication for IPC precaution recommendations WHO 29

March 2020 Available at httpswwwwhointpublications-detailmodes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations

17

jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar

negara Berdasarkan data John Hopknis University Amerika Serikat sampai dengan

tanggal 15 April 2020 dilaporkan 1982939 kasus dengan 126761 kematian secara

global

Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak

2 kasus Sampai dengan tanggal 15 April 2020 Indonesia sudah melaporkan 5136 kasus

konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah

DKI Jakarta Sumatera Utara (Kota Medan) Riau (Kota Pekanbaru) Sumatera Selatan

(Kota Prabumulih) Jawa Barat (Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten

Bekasi Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok) Jawa Tengah (Kota

Surakarta Kota Semarang) Jawa Timur (Kabupaten Kediri Kabupaten Malang

Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Magetan Kota Surabaya) Banten (Kabupaten

Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan) Bali (Kabupaten Jembrana

Kabupaten Bangli Kabupaten Buleleng Kota Denpasar) Kalimantan Barat (Kota

Pontianak) Kalimantan Tengah (Kota Palangka Raya) Kalimantan Selatan (Kota

Banjarmasin) Kalimantan Timur (Kota Balikpapan) Sulawesi Utara (Kota Manado)

Sulawesi Selatan (Kabupaten Gowa Kabupaten Maros Kota Makassar) Sulawesi

Tenggara (Kota Kendari) Papua (Kabupaten Mimika Kota Jayapura)

Gambar 21

Sebaran Kasus COVID-19 di Indonesia sampai dengan 15 April 2020

Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes

18

Gambar 22

Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia

Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes

Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia

Berdasarkan analisis risiko yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh kasus

yang terdeteksi jumlah penduduk kepadatan penduduk mobilitas dengan melihat

banyaknya penerbangan domestik maupun Internasional banyaknya penduduk yang

rentan dengan melihat angka jumlah penduduk yang gt 65 tahun dan konteks kapasitas

kesiapsiagaan daerah dengan melihat rumah sakit rujukan jumlah fasilitas kesehatan

maka analisis risiko COVID-19 di tingkat provinsi adalah seperti tabel di bawah ini

Tabel 21 Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

1 Aceh Rendah Sedang

5 1 1373 60 - 75

2 Sumut Sedang 65 8 na 145 - 302

3 Sumbar Sedang 44 3 5118 151 - 251

4 Riau Sedang Tinggi

16 0 31889 243 - 279

5 KEPRI Sedang Tinggi

21 1 2153 164 - 213

19

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

6 Jambi Rendah Sedang

4 0 641 9 - 19

7 Bangka Belitung

Sedang 4 1 862 51 - 65

8 sumsel Sedang 21 2 2085 69 Kota Prabumulih 120

9 Bengkulu Rendah 4 1 529 17 - 29

10 Lampung Rendah Sedang

20 1 2349 50 - 95

11 Banten Sedang Tinggi

281 21 4668 876

Kab Tangerang Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan

1505

12 DKI JAKARTA

Sangat Tinggi

2044 195 2897 2395 Jakarta 7074

13 Jabar Tinggi 450 43 29641 2349

Kota Bandung Kab Bekasi Kota Bekasi Kota Depok Kab Bogor Kota Bogor dan Kab Karawang)

3383

14 Jateng Sedang Tinggi

200 25 21147 582 Kota Semarang Kota Surakarta

1061

15 DI Yogyakarta

Rendah Sedang

41 7 3340 498 - 603

16 Jatim Tinggi 386 27 14092 1383

Kab Kediri Kab Malang Kab Magetan Kab Sidoarjo dan Kota Surabaya

2241

17 Bali Sangat Tinggi

81 2 1083 257

Kab Badung Kab Buleleng

Kab Jembrana Kota Denpasar

431

18 Kalbar Rendah 13 3 6183 125 Kota Pontianak 161

19 Kalteng Rendah Sedang

24 1 571 65 - 118

20 Kaltara Sedang 16 1 196 30 - 68

21 Kaltim Sedang 35 1 5380 267 Kota Balikpapan 343

22 Kalsel Sedang 34 2 1217 11 Kota Banjarmasin 88

23 Sulawesi Rendah 17 2 296 31 Kota Manado 72

20

No Provinsi

Hasil Analisa

Risiko oleh WHO

Kumulatif Kasus sd 9 April 2020

KabKota dengan Transmisi Lokal

Pembobotan PDP1

Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa

risiko WHO

Kasus Positif

Meninggal ODP

PDP

Utara

24 Gorontalo Rendah 1 0 3057 64 - 67

25 Sulawesi Tengah

Rendah 19 2 291 24 - 69

26 Sulawesi Barat

Rendah Sedang

5 1 1062 20 - 35

27 Sulawesi Selatan

Rendah Sedang

222 15 2650 383 Kota Makassar 874

28 Sulawesi Tenggara

Rendah 16 1 381 19 Kota Kendari 55

29 Nusa Tenggara Barat

Sedang Tinggi

37 2 3783 141 - 225

30 Nusa tenggara Timur

Rendah sedang

1 0 813 18 - 22

31 Maluku Utara

Rendah 2 0 340 8 - 13

32 Maluku Rendah 11 0 131 7 - 30

33 Papua Barat

Sedang 3 1 579 25 - 37

34 Papua Rendah Sedang

63 3 3143 59 - 196

Masih verifikasi

35

TOTAL 4241 373 153940 10596

Mean 595 Median 119

21

Gambar 23 Peta Risiko COVID-19 di Indonesia

Penilaian risiko akan diulangi ketika ada informasi baru tersedia berdasarkan situasi

epidemi yang berkembang di seluruh Indonesia Diinginkan setidaknya provinsi

melakukan penilaian risiko sendiri yang sesuai dengan konteks dan kejadian serta

penyebaran penyakit untuk memandu kesiapsiaggan dan penanganan yang lebih baik

sesuai konteks lokal

23 Skenario Kejadian amp Dampak

Gambar 24 Kerangka Respon Pandemi berdasarkan Skala Risiko

Saat ini WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai Pandemi Hingga 30 Maret 2020

COVID-19 telah menyebar di 199 negara termasuk di Indonesia telah terdapat kasus COVID-

19 yang tersebar di beberapa provinsi Sudah terdapat transmisi lokal COVID-19 di Indonesia

(penularan antar manusia)

Dengan terdeteksinya 1285 kasus sampai tanggal 30 Maret 2020 dan dengan RO=2 maka

sampai tanggal 12 Mei diperkirakan akan ada total kasus sebanyak 3846194 kasus

termasuk 769239 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 192310 kasus kritis

yang membutuhkan ICU bila tidak dilakukan pengendalian yang adequate dan optimal Oleh

22

karena itu rencana respon disusun untuk mencegah penambahan kasus dengan menemukan

dengan cepat kasus melakukan deteksi cepat isolasi kontak dan perawatan kasus di rumah

sakit rujukan pelacakan kasus dan monitoring orang dalam pengawasan Rencana operasi

respon disusun untuk mengantisipasi kasus dalam 3 bulan kedepan sesuai dengan lampiran

skenario Kasus dapat menyebar ke provinsi-provinsi yang berisiko

Dalam jangka panjang penanggulangan COVID-19 berdasarkan informasi epidemiologi

sampai saat ini dalam waktu 81 hari terdapat skenario yang memungkinkan terjadi seperti

tabel-tabel dibawah ini

Tabel 22 Kriteria Derajat Keparahan yang Disebabkan COVID-19

Asumsi Indonesia

(36) Indonesia

(5) Indonesia

(10) Indonesia

(20)

Angka Serangan Klinis 36 5 10 20 Total population (271808640)

9864437

13590432

27180864 54361728

Perawatan Monitoring di Rumah 50 X Clinical attack rate

4932218

6795216

13590432 27180864

Rawat Inap 20 x Angka Serangan Klinis

1972887

2718086

5436173

0872346

ICU 5 x Angka Serangan Klinis 493222

679522

1359043

2718086

Ventilator 80 x ICU 394577

543617

1087235

2174469

CFR 26 x Rawat Inap 51295 70670 141340 282681

Pada rencana respon ini akan disusun rencana operasi respon untuk satu bulan ke depan

dengan antisipasi jumlah kasus 10 dari populasi seluruh Indoensia dengan kasus yang

terbanyak dari wilayah berisiko tinggi seperti Jakarta dan sekitarnya serta Bali

Berdasarkan jumlah kasus kepadatan penduduk penyebaran transmisi virus kemudahan

transportasi dan pertimbangan kapasitas dan kesulitan geografis di beberapa wilayah dari 34

provinsi maka provinsi yang terdampak paling parah (dengan skenario yang ringan) adalah di

seperti bawah ini

Tabel 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Terdampak Parah

DKI Jakarta Bali Jawa Barat Batam Sulawesi Utara Kalimantan Barat Jawa Tengah DI

Yogyakarta akan ditemukan ribuan kasus yang dilaporkan dalam tiga bulan sejak kasus

23

pertama dilaporkan Kepulauan Batam yang berbatasan dengan Singapura juga terdampak

cukup parah

Asumsi karakteristik COVID-19

1 Sebagian besar orang yang tertular memiliki gejala bervarisi dari ringan (sub klinis) hingga

panas demam batuk dan sesak nafas

2 Masyarakat belum kebal terhadap strain COVID-19 (virus Corona sub tipe baru)

3 Masa Inkubasi virus COVID-19 berkisar 1-14 hari dengan nilai median berkisar 5-6 hari

4 Orang yang tertular COVID-19 dapat menularkan dalam waktu 1-14 hari dan mampu

menyebarkan virus pada orang lain yang rentan

5 Penularan orang-ke-orang yang mudah (efisien) dengan jumlah reproduksi penularan

(Ro) 2-3

6 Angka Fatalitas Kasus atau Case Fatality Rate (CFR) menurut WHO per 3 Maret 34

dan kematian dipengaruhi oleh usia (usial lanjut gt 65 Tahun lebih berisiko) serta memiliki

penyakit kronis yang diderita (seperti Diabetes Melitus Hipertensi Kanker Penyakit

kelainan Imun dll)

7 Belum terdapat vaksin dan obat antivirus spesifik untuk virus ini

Pemerintah Indonesia sedang melakukan respon terhadap pandemi COVID-19 Oleh karena

dampak yang cukup berat dapat terjadi di beberapa wilayah maka pemerintah Indonesia akan

meminta bantuan Internasional untuk penanggulangan pandemi

24

Bab 3

Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi

Dalam Rencana Respon Operasi COVID-19 nasional tahun 2020 Kementerian Kesehatan

bersama stakeholder terkait melakukan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan Rencana

Respon Operasi nasional dari fokus episenter ke mitigasi dan respon COVID-19 dengan

memasukan peran mitra internasional untuk terlibat dalam respon COVID-19 Berdasarkan

hasil diskusi tersebut respon pandemi terbagi atas 6 komponen tugas dan tanggung jawab

yaitu

1 Pelaksanaan komando dan koordinasi

2 Surveilans

3 Respon medis dan laboratorium

4 Intervensi farmasi

5 Intervensi non farmasi

6 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Berikut ini akan dibahas tugas pokok dari masing-masing komponen respon pandemi secara

umum dan berkesinambungan

1 Pelaksanaan Komando dan Koordzinasi

Alur Komando dan Koordinasi

Alur komando dan koordinasi multisektor dan aktivasi Sistem Komando Penanggulangan

Darurat Bencana (SKPDB) COVID-19 seperti di bawah ini

Gambar 41

Alur Komando dan Koordinasi Multi Sektor SKPDB COVID-19

25

Sistem komando dan koordinasi meliputi pemenuhan sumber daya dan koordinasi

Internasional Dalam pelaksanaan komando koordinasi harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut

a Penetapan status darurat bencana berdasarkan analisis risiko tim teknis penyusunan

rencana respon operasi komando respon dan monitoring respon

b Manajemen Bantuan Internasional

Penetapan status bencana menjadi acuan dalam menetapkan permintaan bantuan

internasional

Penggunaan Bantuan Internasional harus sesuai dengan aturan yang berlaku

BNPB melakukan kajian kebutuhan dan mengeluarkan rekomendasi kebutuhan

Pemberi bantuan (Negara Lembaga Internasional Lembaga asing non-pemerintah

lembaga usaha asing dan perseorangan) mengisi formulir daftar bantuan dan

mengirimkannya kepada Kantor Perwakilan Diplomatik RI untuk dilakukan verifikasi

ditembuskan kepada Pos Pendamping Nasional (Pospenas) Posko Penanganan Darurat

Bencana (PDB)

BNPB menerima hasil pengkajian dari Posko PDB dan kemudian menginformasikan

kepada calon pemberi bantuan melalui Kementerian Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri melakukan verifikasi yang selanjutnya hasilnya disampaikan

kepada BNPB disertai dengan pemberian izin pemberian bantuan internasional

BNPB selanjutnya menginformasikan secara tertulis terkait bantuan internasional

dimaksud kepada Pospenas PDB Posko PDB

c Outline laporan komunikasi operasional antar stakeholder antara lain

Mengadakan pertemuan harian untuk melaporkan situasi perkembangan harian

Komunikasi melalui sistem informasi yang dibuat pada saat periode tanggap darurat

Hasil pertemuan harian disebarluaskan kepada stakeholder dan ditindaklanjuti oleh tim

pelaksana lapangan

2 Surveilans

Kegiatan surveilans respon pandemi mencakup

1 Analisis data sentinel surveilans COVID-19 Influenza Like Illness (ILI) dan Severe

Acute Respiratory Infection (SARI) baik di level puskesmas dan rumah sakit

(pemerintah dan swasta) sebagai pendekatan untuk mengetahui sirkulasi virus

COVID-19 dan tingkat keparahan penyakit pada kasus COVID-19 baru penyebab

pandemi luasnya penyebaran dan besarnya morbiditas dan mortalitas

2 Deteksi kasus ILI pneumonia dengan memanfaatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan

Respon (SKDR) sebagai pendekatan untuk mengetahui apakah virus COVID-19 baru

telah bersirkulasi di Indonesia

3 Melakukan surveilans aktif untuk COVID-19 Pada wilayah yang belum terdapat kasus

dilakukan surveilan aktif pada kasus awal sporadik dan kluster awal dilakukan

pelacakan kontak dan monitoring kontak dan pada daerah dengan transmisi lokal yang

meluas pelacakan kontak dilakukan pada wilayah baru yang belum terdapat kasus

atau pada kasus parah dan dilakukan systematic survey dan sentinel

26

4 Melakukan penyelidikan epidemiologi pelacakan kontak monitoring dan manajemen

kontak pada kasus yang diduga COVID-19 baru untuk dikonfirmasi dan analisis risiko

berkala

5 Melakukan pengumpulan data analisis data monitoring dan evaluasi apakah

intervensi berjalan dengan baik dan apakah penyebaran COVID-19 baru masih

berjalan atau sudah berhenti

6 Menyampaikan data dan analisis data kepada pusdalop

7 Melakukan pengawasan pelaku perjalanan yang berasal dari daerahnegara terjangkit

8 PHEOC berkordinasi untuk menginformasikan data dan hasil analisis epidemiologi

kasus kepada EOC dan PUSDALOP BNPB sebagai bahan pembuatan kebijakan dan

perencanaan

3 Respon Medis dan Laboratorium

Tujuan dari pelaksanaan respon medis di layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas)

adalah agar terlaksananya deteksi dini kasus COVID-19 implementasi pencegahan dan

penanganan infeksi serta tatalaksana kasus di seluruh sarana pelayanan kesehatan

Respon medis terdiri dari Puskesmas Rumah Sakit non rujukan Rumah Sakit rujukan dan

fasilitas layanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik

pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) dan institusibangunan khusus

(seperti hotel wisma atlet dsb) dirancang untuk menyediakan pelayanan pengobatan

COVID-19 Semua fasilitas pelayanan kesehatan di luar rumah sakit bila mendapat kasus

suspek COVID-19 harus secepatnya merujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 atau

pusat perawatan COVID-19 Pada keadaan transmisi luas di masyarakat dan kapasitas

fasilitas kesehatan tidak memadai kasus ringan tanpa risiko dirawat dirumah dengan

edukasi pengendalian infeksi kasus dengan risiko seperti orang tua (gt 65 tahun) dan

orang dengan komorbid dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan pasien dengan kondisi

parah dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19

Kementerian Kesehatan telah menetapkan jumlah total rumah sakit rujukan sebanyak 657

Rumah Sakit terdiri dari 132 Rumah Sakit rujukan untuk COVID-19 berdasarkan SK

Menkes dan 525 rumah sakit rujukan di daerah ditetapkan berdasarkan SK Gubernur

Rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan Covid-19 terdiri dari Rumah Sakit milik

Kementerian Kesehatan Kementerian lain TNI POLRI Pemerintah Daerah BUMN

Swasta dan RS Darurat

Kemenkes juga telah menetapkan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang

terdiri atas

a Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksaan COVID-19 (Balitbangkes melalui Pusat

Penelitian dan Pengembangan BIomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan)

b Laboratorium Pemeriksa COVID-19

Laboratorium pemeriksa COVID-19 merupakan laboratorium yang memenuhi standar

Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliki alat pemeriksaan Real Time PCR yang terdiri

atas

1) Laboratorium yang memiliki fungsi surveilans dan

2) Laboratorium yang tidak memiliki fungsi surveilans

27

Daftar RS Rujukan COVID-19 dan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 terlampir Dan

apabila dibutuhkan rumah sakit rujukan dapat ditambah dan dapat menggunakan juga

Gedung yang dialihfungsikan menjadi pusat perawatan COVID-19

Tugas Respon medis

Aktivasi layanan hotline COVID-19 yang beroperasi 24 jam7 hari

Konsultasi virtual dan telemedicine sebagai titik kontak pertama triase dibentuk

Kemenkes mendirikan klinik demam pusat tes tempat karantina perubahan peran

rumah sakit tertentu untuk kasus ringan dan berat peralihan fungsi hotel sekolah

pusat komunitas dan stadion

Kemenkes melakukan penilaian kesiapsiagaan rumah sakitfasilitas kesehatan

terhadap COVID-19

Rumah Sakit menghitung kapasitas maksimal kapasitas SDM sarana penunjang dan

mengaktifkan pengaturan SDM

Kemenkes memastikan lonjakan SDM pada daerah dengan beban tinggi

Kemenkes menyediakan suplai dan komoditas yang diperlukan rumah sakit

berdasarkan estimasi kebutuhan

Rumah Sakit mengaktifkan ruangan atau area aman untuk semua petugas Rumah

Sakit

Rumah Sakit mempersiapkan kebutuhan logistik seluruh SDM yang bertugas

Puskesmas dan Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)

COVID-19

Puskesmas Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan ruangan untuk pemeriksaaan

dengan menerapkan PPI yang aman untuk semua yang berada di Fasilitas Kesehatan

Kemenkes mengembangkan protocol deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen

kasus dan rujukan termasuk manajemen kasus ringan di rumah

Kemenkes memastikan pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan yang ada

Kemenkes melengkapi tenaga kesehatan yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja

di lingkungan yang berisiko rendah menempatkan staf yang punya risiko rendah

bekerja mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang menganggur yang

masih dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara

Kementrian Pendidikan melatih relawan kesehatan (mahasiwa fakultas kedokteran)

untuk memberikan respon COVID-19

Pelayanan telemedicine klinik demam Puskesmas dan rumah sakit rujukan

melakukan deteksi dan merujuk pasien ke rumah sakit rujukan pusat perawatan

COVID-19 dan rumah sakit rujukan melakukan perawatan kasus

Kemenkes memastikan implementasi PPI yang perlu di semua fasilitas kesehatan yang

terlibat

Tugas laboratorium rujukan nasional COVID-19 antara lain

Menerima specimen untuk pemeriksaan COVID-19 atau konfirmasi hasil pemeriksaan

dari laboratorium pemeriksa COVID-19

Menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan pengelolaan dan

pemeriksaan spesimen COVID-19

Menyusun rekapitulasi hasil pemeriksaan dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-

19 dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

28

Penyakit sebagai Focal Point International Health Regulation dan Direktur Jenderal

Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan

Melakukan uji validasi secara sampling terhadapa specimen positif dan negatif

berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa COVID-

19

Mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa COVID-19

dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality AssuranceQuality Control)

Melakukan supervisi dan pembinaan teknis ke laboratorium pemeriksa COVID-19

Tugas laboratorium pemeriksa COVID-19 antara lain

bull Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakitdinas

kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya

bull Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan

standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan

bull Mengirimkan seluruh spesimen untuk uji validitas ke laboratorium rujukan nasional

COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan

bull Mengirimkan hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

bull Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim

untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien

untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi dan

bull Memberikan feedback kepada rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan

lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada

spesimen yang diterima

Dalam melaksanakan pemeriksaan COVID-19 laboratorium yang tidak memiliki fungsi

surveilans berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan

Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) atau Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)

sesuai wilayah kerjanya

Apabila kapasitas pemeriksaan PCR yang ada saat ini tidak mencukupi Kementerian

kesehatan akan berupaya untuk penggunaan pemeriksaan PCR lainnya sesuai dengan

ketersediaan yang ada saat ini di Indonesia

4 Intervensi Farmasi

Intervensi farmasi berkaitan dengan pengadaan distribusi obat dan alat kesehatan

dengan menggunakan jalur rutin atau pun jalur alternatif dalam penanggulangan yang

melibatkan

1 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker untuk menyiapkan kebutuhan dan menyimpan

antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya yang dibutuhkan

2 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker surveilans untuk mendistribusikan alokasi

antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya

29

3 Tenaga dokter dan perawat melakukan deteksi dan pemilihan kasus COVID-19 dan

non COVID-19 Tenaga dokter perawat paramedik lainnya melakukan pelayanan

medik kesehatan kepada penderita COVID-19 dan penyakit lain

4 Pemerintah memastikan ketersediaan obat esensial obat supportif diagnostic dan

peralatan prioritas pelayan KIA penyakit menular lainnya penyakit kronis dialisa

trauma dan kedaruratan lainnya

5 Berkolaborasi dengan WHO untuk melakukan pengujian obat antiviral (apabila

tersedia) Uji klinis dan intervensi pharmasi lainnya

6 Untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan triase dapat dilakukan dengan

berkolaborasi dengan layanan medis online seperti halodoc klikdock dengan

menggunakan algoritme sesuai pedoman COVID-19 Kemkes

7 Identifikasi dan mobilisasi sumber daya dan distribusi sumber supply medis peralatan

medis yang diperlukan dan alat pelindung diri serta tenaga medis untuk membantu

dalam respon pandemi

8 Kemenkes menyipakan aturan persetujuan otorisasi pasar dan pengawasan pasca-

pasar untuk produk-produk COVID-19 (mis diagnostik laboratorium terapi vaksin)

ketika tersedia

9 Kemenkes merencanakan mengembangkan SOP dsb untuk implementasi jalur aturan

yang berbeda MOU dengan pihak lain

10 Kemenkes berkoordinasi dan mengatur donasi produk kesehatan

11 Kemenkes melakukanberpartisipasi dalam kegiatan penelitian termasuk percobaan

klinis

12 Kemenkes memastikan jaminan kualitas produk medis

Kemenkes untuk mendukung ethical review yang cepat dalam situasi darurat tanpa

membahayakan perlindungan subjek manusia dan untuk memastikan bahwa penelitan

yang relevan dan kritis dapat dilakukan sementara kedaruratan kesehatan masyarakat

masih terjadi

Kemenkes untuk memprioritaskan proyek penelitian yang tidak mengambil personil

peralatan fasilitas dan sumber daya dari respon wabah tetapi sejalan dengan prioritas dan

kegiatan yang konsisten dengan upaya respon

5 Intervensi Non Farmasi

Semua sektor memberlakukan keberlangsungan usaha dan menjaga keberlangsungan

usaha sektor esensial untuk tetap beroperasi pada saat pandemic Sektor esensial dan

perannya dalam penanggulangan pandemi

1 Kementerian Kesehatan menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

untuk ProvinsiKabupatenKota yang telah memenuhi persyaratan untuk diterapkannya

PSBB sesuai Permenkes Nomor 9 tahun 2020

2 Perhubungan untuk menjamin lalu lintas kebutuhan logistik dan kebutuhan APD

farmasi lainnya dan membuat rekayasa lalu lintas dan spot chek poin apabila

diberlakukan karantina terbatas di suatu wilayah Melakukan pembatasan angkutan

umum apabila diperlukan seusai analsisi risiko

3 Kemenkopolhukam kementerian pertahanan perangkat Keamanan negara Badan

Intelejen Negara Bersama kepolisian dan didukung tentara menjamin keamanan di

pintu masuk Negara dan keamanan lalu lintas logistik non farmasi dan farmasi

Menjaga keamanan masyarakat pada saat pandemic dan mendukung intervensi non

30

pharmasi lainnya seperti karantina rumah karantina wilayah (apabila diperlukan)

pembatasan sosial penutupan sekolah penutupan tempat hiburan spot chek point di

daerah perbatasan wilayah dan menjaga stabilitas keamanan

4 Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan bahan logistik dan distribusi yang

diperlukan dan kestabilan pasokan bahan pangan pokok untuk masyarakat terdampak

Dan sektor Perdagangan dan sektor industri mendukung pemerintah dalam

memproduksi Alat Pelindung Diri dan supply lainnya yang diperlukan selama pandemi

dan menjaga kestabilitasan perindustrian

5 Kementerian pertanian Indoensia menjaga keberlangsungan pertanian untuk

keberlangsungan supply bahan pokok

6 Sosial untuk penyediaan Dapur Umum Lapangan Layanan Dukungan Psikososial

pemenuhan kebutuhan dasar jaminan sosial bagi korban pandemi

7 Pendidikan menyediakan platform Pendidikan untuk jarak jauh melalui online selama

pandemik

8 Perekonomian mendukung pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi

9 Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah

10 Bulog menjaga kestabilitasan pangan pokok di daerah terdampak

11 PMI Bersama NGO lainnya memberikan dukungan respon pandemic kepada

pemerintah dan juga keterlibatan masyarakat dalam respon pandemic

12 Kementerian dalam negeri mengeluarkan edaran mengenai respon pemerintah daerah

dalam respon pandemic termasuk pembentukan gugus tugas di daerah

13 Kementerian luar negeri berkoordinasi untuk evakuasi WNI dari daerah yang

terdampak pada awal epidemi (apabila diperlukan) dan berkordinasi dengna

pemerintah negara yang terjankit unutk memonitor kondisi WNI di degara terjangkit

Dan apabila kasus sudah masuk ke Indoensia berkoordinasi dengan pemerintah

negara lain mengenai kasus WNA yang terdeteksi di Indoensia Dalam hal ii dapat

bekerjasama dengan IHR focal point Indonesia

14 Kementerian agama memberikan edaran mengenai intervensi yang dilakukan

bekerjasama dengan tokoh agama (contohnya penutupan masjid gereja maklumat

MUI dll)

15 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia

melakukan pendekatan melalui desa unutk pelibatan tokoh masyarakat dalam respon

pandemi dan pemakaian dana desa untuk respon pandemic

16 Kementeian Energi Sumber Daya Mineral Indoensia memastikan sektor esensial

seperti PLN Gas negara Bahan bakar Air tetap menjaga keberlangsungan usahanya

selama pandemi Pertamina Bahan Bakar sebagai sumber energi seluruhnya Listrik

PLN perannya menyediakan penerangan dan sebagai sumber energi PDAM

perannya menyediakan air bersih dan air minum sebagai kebutuhan dasar dan

hygiene sanitasi perorangan

17 Kementerian hukum dan hak asasi manusia menyusun hukum dan peraturan untuk

percepatan penanganan pandemi dan intervensi yang dilakukan Dan juga membuat

protokol unutk pandemi bagi perangkat hukum dan fasilitasnya seperti pencegahan

deteksi dan rujukan kasus di baan pemasyarakatan

18 Kementerian ketenagakerjaan Indoensia membuat protokol unutk tenaga kerja dan

pelaku usaha pada saat pandemi termasuk juga untuk pekerja migran Termasuk

pemberlakuan bekerja dari rumah pada masa sosial distancing pembatasan sosial

19 Kementerian Keuangan memastikan tersedianya anggaran nasional dan daerah untuk

respon pandemi

31

20 Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung respon pandemi dengan

mendukung komunikasi dan menjaga keberlngsungan sarana telekomunikasi untuk

respon pandemi (Internet telephone) memberikan fasilitas tool free untuk hotline

pandemi dan SMS blast serta iklan layanan masyarakat unutk pandemic

Telekomunikasi menyediakan kebutuhan informasi dan komunikasi antar individu

21 Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia menyusun protokol untuk

desinfeksi lingkungan yang aman untuk masyarakat

22 Kementeiran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dapat bekerjasama

untuk mengidentifikasi fasilitas apartment dan mempersiapkan fasilitas untuk

alihfungsi gedung fasilitas unutk respon pandemic termasuk untuk tempat perawatan

COVID-19

23 Kementerian riset dan Teknologi bekerjasama dengan kementerian Pendidikan

termasuk Universitas dan perangkat negara lainnya untuk melakukan modeling

prediksi kasus COVID-19 di Indoensia dan mengorganisasi penelitian mengenai

COVID-19 di Indoensia termasuk membuat road map dan protokol penelitian di

Indonesia sejalan dengan road map penelitian nasional Hal ini dilakukan

bekerjasama dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan

24 Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional RI menyusun perencanaan

respon COVID-19 dengan menggunakan modeling yang dibuat bersama dengan

Kementerian Riset dan Teknologi

25 Kementerian BUMN mendukung keberlangsungan BUMN untuk menjalankan fungsi

pelayanan publik esensial dan identifikasi fasilitas BUMN yang dapat dialihfungsikan

untuk respon COVID-19 termasuk menjadi tampat perawatan COVID-19 Dapat

bekerjasama dengan kementerian lainnya contohnya bekerjasmaa dengan

Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menggunakan stadium fasilitas oleh raga

untuk perawatan COVID-19 atau bekerjasmaa dengan Pusat Haji untuk menggunakan

asrama haji untuk tempat perawatan COVID-19

26 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat protokol

keberlangsungan usaha untuk pengusaha kecil dan menengah dan mendukung

keberlangsungan usaha kecil dan menegan pada saat respon pandemic

27 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif untuk memberikan edaran kepada sektor

pariwisata untuk kewaspadaan COVID-19 menutup sektor pariwisata apabila

diperlukan pada pemberlakuan pembatasan sosial Memberikan informasi komunikasi

risiko kepada stakeholder sektror pariwisata

Stakeholder yang bergerak di bidang intervensi non pharmasi adalah menyusun dan

monitoring implementasi protokol untuk sektor non kesehatan seperti protokol publik

protokol transportasi umum protokol di sektor edukasi protockol di sektor

perdaganganprotokol socialphysical distancing protokol penutupan pusat

keramaian tempat hiburan pusat perbelanjaanmall penutupan sekolah termasuk

pengaturan kehidupan masyarakat yang terkait lainnya

32

6 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Tim komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi

Kesehatan (TPK hewan dan manusia) dan Tim Sentra Media (TSM) Tim-tim ini bertugas

untuk

a Promosi Kesehatan

1) Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mengatasi COVID-19

2) Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan

dan tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi

3) Mengumpulkan data dan informasi secara rutin dan setiap ada perkembangan

situasi yang khusus yang dilaporkan Tim Penanggulangan atau tim lainnya yang

terkait

4) Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul

5) Membuat papan informasi internal yang memuat informasi esensial (kontak peta

wilayah dll) dan data informasi terbaru

6) Mengatur jenis media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan saluran

informasi bagi target yang berbeda-beda

7) Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran

8) Menyusun pesaninstruksi per topik dengan masukan dan koordinasi dengan ahli

teknis sesuai target dan saluran informasi

9) Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda)

berdasarkan target jenis media KIE dan saluran informasi

b Sentra Media

1) Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai

media massa

2) Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi Membuat

pointers dari pemantauan berita-isu publik dan perkembangan situasi dari unit

teknis kepada juru bicara

3) Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang

di masyarakat serta memastikan agar masyarakat menerima informasi yang akurat

pada waktu yang tepat

4) Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan

memastikan bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang

dapat dengan mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers

ad-lips talkshow video news release)

5) Melayani kebutuhan media masa

6) Menyelenggarakan temu media secara berkala

7) Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian

lembaga kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta)

memperoleh berita informasi terakhir secara rutin

8) Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan

kunci yang ingin dipublikasikan

9) Memastikan data yang dapat dibagikan ke publik dan menahan informasi sensitif

dengan media massa

33

Bab 4

Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi

41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi Konsep operasi pelaksanaan respon pandemi berdasarkan framework kebencanaan

nasional mengacu pada bagan sebagai berikut

Tabel 41

Konsep Operasi Pelaksanaan Respon Berdasarkan Framework Kebencanaan Nasional

Pernyataan Definisi Operasional Prinsip Operasi Koordinator

Komando

Kesiapsiagaan Belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia

Penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan

Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)

Siaga Darurat Awal masuk kasus ke Indonesia (Kasus awal dan sporasik kasus)

Deteksi kasus pelacakan kasus dan isolasi kasus

Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)

Tanggap Darurat Terdapat minimal 2 klaster sampai COVID-19 yang meluas di Indonesia

Deteksi kasus pelacakan kasus mitigasi pandemi Physical distancing business continuity plan (BCP)

Nasional BNPB Daerah Kepala Daerah

Rehabilitasi Tidak ditemukan kasus baru setelah dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir

Surveilans ketat deeskalasi respon rehabilitasi fungsi komponen yang terlibat dalam penanggulangan COVID-19

Kepala Daerah

Pada saat WHO mengeluarkan pernyataan pandemi maka Kementerian Kesehatan

bersama dengan Kemenko PMK akan melaporkan hal ini kepada Presiden dan sesuai

dengan Inpres No 4 Tahun 2019 maka Presiden akan menunjuk komandan untuk

kesiapsiagaan dan respon untuk penanggulangan

Trigger kriteria penetapan status dan respon untuk setiap status yaitu

a Status siaga darurat ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI

b Status darurat bencana ditetapkan oleh Presiden RI atas rekomendasi Kemenkes

BNPB dan Kementerian lain yang terlibat dan relevant

Pada saat kesiapsiagaan (belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia terdeteksinya

kasus di Indonesia kasus awal dan sporadik kasus di Indonesia maka Menteri Kesehatan

melaporkan kepada Presiden untuk merekomendasikan penetapan siaga darurat

Kemenkes akan melakukan analisis risiko berkala dan melaporkan kepada Presiden

Dalam tahap ini Presiden akan menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas

sektor untuk melakukan respon

Apabila adanya peningkatan kasus di Indonesia dimana kasus pandemi sudah menyebar

luas di Indonesia berdasarkan analisis risiko yang disampaikan oleh Kemenkes situasi

tersebut dilaporkan kepada presiden dan presiden menetapkan tanggap darurat dan

menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan respon

34

Pos pendampingan akan diberikan oleh pusat ke daerah bila pos pendampingan untuk daerah yang terdampak diperlukan

Struktur komando dan koordinasi akan dibuat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota (Seperti organogram dibawah ini)

Gambar 41

Struktur Pos Pendampingan SKPDB (Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana)

Pendanaan kesiapsiagaan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan RI dan

bantuan hibah dari dunia usaha donatur dan bantuan luar negeri Pendanaan pada

penanggulangan pandemi (periode tanggap darurat) menggunakan dana siap pakai yang

tersedia di Kementerian Keuangan dan dapat dipergunakan oleh BNPB pada masa

tanggap darurat pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dapat menggunakan DTT

(Dana Tak Terduga) BTT (Biaya Tak Terduga)

Biaya untuk penyediaan darurat bencana penanganan operational ground handling

personil logistik dan peralatan pengemasan pelabelan distribusi bantuan ke lokasi

Pos Lapangan

KabKota

Pos Pendukung (Bantuan

Internasional)

Pos Lapangan

Pos Lapangan

Pos Lapangan

Posko Nasional PDB

Pos Pendamping Wilayah

Nasional

Provinsi

Notes Pendampingan Komando

35

tujuan pemusnahan dan re-ekspor menjadi tanggung jawab pemberi bantuan

internasional

Tempat Transit terbagi atas

bull Bandar Udara

bull Pelabuhan Laut

bull Pos Lintas Batas Negara

bull Pangkalan Militer jika kapasitas pintu masuk keluar bantuan tidak memadai

Indikator Siaga Darurat

1) Meningkatnya angka kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia

2) Terindentifikasinya 1 orang pasien positif COVID-19 di Indonesia

Indikator Tanggap Darurat

1) Sebaran angka kasus COVID-19 telah terjadi di lebih dari satu provinsi di Indonesia

atau adanya lebih dari dua kluster di provinsi yang sama

2) Terjadi Transmisi COVID-19 di komunitas

3) Angka kesakitan COVID-19 menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih selama dalam

dua kali masa inkubasi (2 x 5 hari) berturut-turut

4) Dilaporkan adanya petugas kesehatan yang terjangkit COVID-19

5) Jumlah rata-rata penderita baru COVID-19 akibat penularan manusia ke manusia

dalam satu kawasancluster menunjukkan kenaikan 2 kali lipat dalam 2 minggu

terakhir

6) Case Fatality Rate menunjukkan peningkatan dalam 2 minggu terakhir

7) Penanganan Wabah COVID-19 yang melebihi daya dukung Sumber Daya

Kesehatan

8) Terganggunya layanan pemerintahan maupun layanan vital lainnya akibat wabah

COVID-19

9) Terjadinya gangguan pada sektor keamanan ketertiban sosial maupun ekonomi

10) WHO menyatakan PHEIC pandemic COVID-19

Kondisi masuk pada tahap tanggap darurat apabila memenuhi sekurang-kurangnya 3 indikator

dari indikator skenario kejadian

Indikator Transisi Darurat ke Pemulihan

Indikator skenario kejadian

1) Penurunan signifikan pada incident case

2) Dalam 14 hari dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak terdeteksi kasus baru

dengan surveilans ketat

3) Aktivitas layanan kesehatan pemerintahan sosial dan ekonomi masyarakat telah

pulih seperti kondisi sebelum Pandemi

36

42 Fungsi

421 Komando dan Koordinasi

Pada saat kesiapsiagaan setiap stakeholder melakukan kegiatan kesiapsiagaan

sesuai dengan tupoksinya masing-masing Kementerian kesehatan mengeluarkan

surat edaran kesiapsiagaan terhadap kasus COVID-19 baru di rumah sakit pintu

masuk pelayanan kesehatan dasar dan dinas kesehatan

Kemenkes bertugas sebagai koordinator dan pusat krisis sebagai pelaksana harian

pada saat kesiapsiagaan dan siaga darurat Pusat krisis akan mengkoordinir segala

aktivitas untuk kesiapsiagaan dan siaga darurat Seluruh komponen penanggulangan

yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan pusat krisis

kesehatan melalui Public Health Emergency Operations Centres (PHEOC) PHEOC

melakukan kegiatan surveilans berdasarkan IBF analisis risiko dan Penyelidikan

Epidemiologi (PE)

Pusat krisis kesehatan akan melakukan koordinasi dengan lintas sektor lainnya

termasuk BNPB apabila memerlukan sumber daya tambahan untuk keperluan

kesiapsiagaan dan siaga darurat Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat

adalah seperti di bawah ini

Gambar 42

Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat

Aktivasi sub klaster sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil analisis risiko yang

dilakukan PHEOC dan pusat krisis

Komandan Menkes (Pelaksana Harian Pusat Krisis) -Emergency

Operation Centre

Tim Data amp Informasi dan Humas Pusdatin dan Rokomyanmas

Tim Logistik Kesehatan Farmalkes

Tim Promosi Kesehatan

Rokomyanmas

Koordinator Sub

Klaster Pelayanan

Kesehatan

Yankes

Koordinator Sub Klaster

Pengendalian Penyakit P2P (PHEOC) dan IHR

Focal Point

Koordinator

Sub Klaster

Pelayanan Gizi Dit Gizi

Koordinator

Sub Klaster

Kesehatan Jiwa Keswa

Koordinator Sub Klaster

Kesehatan

Reproduksi Kesga

Sub Klaster

DVI

BNPB

WHO IHR

Focal Point

37

Pada saat di deteksi kasus baru pandemi di Indonesia maka IHR focal point akan

memberikan notifikasi kepada WHO dan berkoordinasi dengan humas dan pusat krisis

untuk melakukan respon IHR National Focal point dapat berkoordiansi dengan WHO

National focal point untuk mobilisasi sumber daya Internasional yang dibutuhkan

contohnya dengan Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) untuk

mendukung respon di Indonesia

Pusat Krisis Kesehatan melakukan pertemuan koordinasi berkala untuk sektor

kesehatan dan sub kluster sektor kesehatan dengan melibatkan partner NGO

organisasi Internasional

Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19

Untuk Penanggulangan COVID-19 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden no 7

tahun 2020 mengenai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases

2019 (COVID-19) Operasi respon dan Mitigasi COVID-19 pada tingkat pusat

dilaksanakan oleh gugus tugas ini dengan tujuan untuk

a meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan

b mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian

lembaga dan pemerintah daerah

c meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran COVID-19

d meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional dan

e meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah mendeteksi dan

merespons terhadap COVID-19

Gugus tugas ini terdiri dari Pengarah dan Pelaksana Pengarah memiliki tugas untuk

memberikan arahan kepada Pelaksana dalam melaksanakan percepatan penanganan

COVID-19 dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan

COVID-19

Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memiliki tugas

a) menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan COVID-

19

b) mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan

COVID-I9

c) melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-19

mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan

COVID-L9 dan

d) melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-L9 kepada Presiden dan

Pengarah

Dalam melaksanakan tugasnya gugus tugas ini dibantu oleh sekretariat yang

berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memberikan

dukungan teknis dan administrasi kepada gugus tugas tersebut

38

Pada tingkat sub nasional dibentuk juga gugus tugas percepatan penganan COVID-19

yang berkoordiansi dengan gugus tugas pusat Biaya untuk pelaksanaan

penanggulangan COVID-19 dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja

negara belanja daerahatau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai d

engan ketentuan

Susunan keanggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan

COVID-19 terdiri atas

A Pengarah

1 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

2 Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

3 Menteri Kesehatan dan

4 Menteri Keuangan

B Pelaksana

Ketua Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Wakil Ketua 1 Asisten Operasi Panglima Tentara Nasional Indonesia dan

Wakil Ketua 2 Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Anggota

1 Unsur Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan

2 Unsur Kementerian Kesehatan

3 Unsur Kementerian Dalam Negeri

4 Unsur Kementerian Luar Negeri

5 Unsur KementerianPerhubungan

6 Unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika

7 Unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

8 Unsur Kementerian Agama

9 Unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana

10 Unsur Tentara Nasional Indonesia

11 Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia dan

12 Unsur Kantor Staf Presiden

39

Pada saat tanggap darurat maka alur komando dan koordinasi seperti dibawah ini

Gambar 43

Alur Komando dan Koordinasi Pada Saat Tanggap Darurat

Tugas dan fungsi alur komando dan koordinasi adalah sebagai berikut

1 Komandan

a Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)

menjadi Pos Komando Tanggap Darurat

b Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah

komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana

c Membuat rencana operasi mengorganisasikan melaksanakan dan

mengendalikan operasi tanggap darurat bencana

d Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya

manusia peralatan logistik dan penyelamatan serta berwenang

memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi lembaga organisasi yang

terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana

e Melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan minimal

satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya

f Komandan Tanggap Darurat bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI

2 Wakil Komandan

a Membantu komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan

mengorganisasikan melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap

darurat bencana

b Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat humas keselamatan dan keamanan

serta perwakilan instansi lembaga

c Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana apabila berhalangan

d Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung

kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana

Tim Pengarah

Menko PMK

Menko Polhukam

Menkes

Menteri keuangan

WHO IHR Focal Point

IHR National Focal Point

40

3 Sekretariat

a Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan

b Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat

Bencana

c Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat

Bencana

4 Bagian Perencanaan

a Mengumpulkan dan menginventarisasi sumber daya (personil peralatan dan

dana) yang ada di masing-masing instansi

b Mengevaluasi menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan

penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana

operasi tanggap darurat

c Kepala Bidang Perencanaan bertanggung jawab langsung kepada Komandan

Tanggap Darurat Bencana

5 Bagian Humas

a Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi

b Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi

tentang bencana ke media massa dan masyarakat luas atas persetujuan

komandan tanggap darurat

c Mendokumentasikan seluruh kegiatan posko tanggap darurat

d Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap

Darurat Bencana

6 Perwakilan Kementerian Lembaga (KL)

a Perwakilan KL terkait bertugas membantu Komandan Tanggap Darurat

bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumber daya yang

dibutuhkan dari KL

b Perwakilan KL secara operasional bertanggung jawab langsung kepada

Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara

administratif bertanggung jawab kepada pimpinan KL terkait

422 Surveilans

Kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan mulai dari sebelum timbul pandemi sampai

dengan pasca penanggulangan dengan sasaran populasi yang berisiko yaitu

masyarakat dan petugas Pelaksanaan surveilans berdasarkan lokasinya dibedakan

menjadi

a Surveilans wilayah yang meliputi wilayah kasus dan penanggulangan rumah sakit

yang merawat kasus Puskesmas Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan

lainnya serta wilayah berisiko

41

b Surveilans yang dilakukan di pintu masuk keluar suatu wilayah dan yang meliputi

bandar udara pelabuhan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) Kegiatan surveilans di

wilayah dan pintu masuk negara pada setiap status

o SOP surveillans pada setiap status merujuk pada Pedoman Surveilans

epidemiologis COVID-19 di Indonesia (Kemenkes 2020) Pedoman Surveilans

Sentinel ILI Pedoman Surveilans SIBI (Surveilans ISPA Berat di Indonesia)

Pedoman SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan pedoman

nasional COVID-19

o SOP penilaian risiko pada setiap status yang merujuk pada Risk Assessment

for Acute Public Health Event WHO 2010 dan Pedoman Nasional COVID-19

Kemkes 2020

c Sumber daya manusia untuk melakukan surveilans termasuk roster

epidemiologist dll Tim TGC dan Pejabat Karantina Kesehatan (analis

laboratorium klinisi perawat epidemiologi)

d SOP untuk COVID-19 Severity Assessment (PISA) Siapa yang melakukan dan

indikator apa yang akan dipakai

e Metode modeling pandemi yang mungkin dilaksanakan dan institusi yang dapat

membantu dalam pelaksanaannya

f SOP terkait pencatatan dan alur pelaporan surveilans COVID-19 merujuk pada

- Pedoman COVID-19 Kemenkes RI 2020

- Annex 2 IHR Decision instrument for the assessment and notification of

events that may constitute a public health emergency of international

concern 2010

g Pengawasan kekarantinaan kesehatan terdiri dari pengawasan saat kedatangan

pengawasan saat keberangkatan dan pengawasan lingkungan

Tindakan kekarantinaan kesehatan terdiri dari

o Karantina isolasi

o rujukan disinfeksi dan atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi

o Pembatasan sosial berskala besar

o Disinfeksi dekontaminasi disinseksi dan atau deratisasi terhadap alat

angkut dan barang

o Penyehatan pengamanan dan pengendalian terhadap media lingkungan

Di tingkat daerah juga dapat dibentuk Gugus Tugas dengan struktur yang sama

dengan struktur nasional

423 Respon Medis dan Laboratorium

Pada kondisi pandemi sudah teridentifikasi dan siap melaksanakan pelayanan kasus

COVID-19 harus sesuai dengan pedoman dan standar Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi (PPI) yg benar yaitu

o Layanan primer

o Rumah Sakit

o Farmasi

o Laboratorium

42

Respon medis dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk kasus

parah dan moderate sedangkan untuk kasus ringan dilakukan pengawasan di

Puskesmas atau pelayanan telemedicine dan rumah Tata laksana kasus pandemi

dengan memperhatikan infeksi

Pada kasus ringan operasional dan pemberdayaan yang dilakukan di puskesmas

antara lain

1) Pasien suspek diperiksa di puskesmas klinik dengan menerapkan PPI

berbasis standar kontak dan droplet disarankan melalui telemedicine

2) Pasien suspek dapat melakukan karantina mandiri dengan edukasi etika batuk

cuci tangan dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

3) Kasus suspek moderate dan parah yang terjadi pada kelompok risiko tinggi (usia

diatas 60 tahun memiliki komorbid) dirujuk ke rumah sakit untuk di tes dan

diberikan pengobatan jika diperlukan

4) Kasus supek dengan gejala ringan dan tidak terjadi pada kelompok risiko tinggi

mendapatkan obat simptomatik di rumah

5) Status kesehatan kasus suspek dipantau melalui telemedicine atau cara lainnya

6) Puskesmas melaporkan ke dinas kesehatan setempat

7) Petugas puskesmas mengawasi perjalanan penyakit kasus suspek (surveilans

aktif) dan melakukan contact tracing pasien dan mengkarantina kontak serta

memonitor status kesehatan kontak selama 14 hari

8) Kasus suspek dengan perburukan klinis akan dirujuk ke RS rujukan

9) Petugas puskesmas dengan ambulance khusus siap menjemput kasus suspek

dari rumah ke RS rujukan

10) Komunikasi risiko internal puskesmas

11) Skrining seluruh petugas di puskesmas

12) Menjaga keberlangsungan pelayanan

Selain itu dalam penanggulangan COVID-19 Puskesmas juga diharapkan dapat

melaksanakan tiga fungsi utamanya yaitu

1 Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Melakukan surveilans COVID-19 ILI dan pneumonia untuk mendeteksi dini

adanya suspek COVID-19

Melapor ke Dinas Kesehatan kabupaten kota bila ditemukan adanya suspek

COVID-19

Bersama tim Dinas Kesehatan kabupaten kota melakukan penyelidikan

epidemiologi (tes isolasi kasus pelacakan kontak karantina kontak dan

pemantauan status kesehatan kontak selama 14 hari)

Koordinasi lintas sektor tingkat kecamatan tentang adanya kasus suspek

COVID-19 dan pengendalian melalui pimpinan wilayah kecamatan

2 Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Diseminasi KIE tentang adanya kasus COVID-19 pada manusia untuk deteksi

dini pencegahan penularan pelaporan dan pengobatan segera melalui tokoh

masyarakat agama kader kesehatan LSM Ormas dan UKBM Upaya

43

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (poskesdes poskestren posyandu

polindes posdayandu dll)

Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM (kader dasa wisma kader posyandu

desa siaga atau kegiatan berbasis masyarakat lainnya yang berjalan di daerah

tersebut) untuk melakukan deteksi dini pencegahan penularan dan rujukan

kasus COVID-19

3 Sebagai Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Pada dasarnya Puskesmas tidak melakukan perawatan pasien suspek karena

keterbatasan sarana prasarana tenaga serta untuk mencegah meluasnya

penyebaran penularan dari manusia ke manusia

Pada kasus sedang dan berat dilakukan di rumah sakit antara lain

1 Pelayanan di ruang rawat isolasi dengan tetap menerapkan prinsip PPI

2 Pemberian obat simptomatik

3 Pelayanan di ruang ICU dengan tetap menerapkan prinsip PPI

4 Pengaturan shift petugas yang ketat untuk mencegah kelelahan

5 Pengaktifan ruang ldquoantarardquo (untuk decont) dan ruang tekanan negatif dan steril

khusus untuk petugas beristirahat

6 Monitoring dan evaluasi semua petugas dan layanan yg diberikan

Di Rumah Sakit dilakukan pengaktifan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat

Terpadu (SPGDT) antara lain

bull Jumlah tempat tidur

bull Jumlah ICU

bull Ketersediaan ventilator (jumlah dan jenis)

bull Peralatan terapi oksigen

bull Ruang pemulasaran jenazah

bull Laboratorium

bull Farmasi obat APD

bull Instalasi gizi (petugas dan pasien)

bull CSSD (Central Sterilization Supply Department) Instalasi Pusat Pelayanan

Sterilisasi

bull Kesehatan lingkungan

Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan COVID-19 Rumah

sakit tersebut mengaktifkan rencana kesiapsiagaan dan respon pandemi di rumah sakit

dengan

a Penambahan ruangan perawatan untuk COVID-19 mengirimkan pasien lain ke

rumah sakit lain

b Menyediakan terapi oksigen bagi pasien dengan kondisi parah

c Menyediakan ruang rawat ICU dan pemenuhan kebutuhan terapi oksigen dan

ventilator untuk pasien dengan kondisi kritis (perhitungan lihat tabel di lampiran)

d Membuat prioritas perawatan untuk pasien lainnya Pasien lainnya yang dalam

keadaan gawat dan atau darurat dapat ditangani dengan dikirim ke rumah sakit lain

e Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan prasarana yang diperlukan untuk

penambahan kapasitas perawatan dapat di rumah sakit rujukan tersebut

44

f Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan

tidak memadai dapat dilaksanakan strategi dibawah ini Strategi tersebut perlu

didiskusikan terlebih dulu oleh panel ahli berdasarkan analisis risiko untuk membuat

rekomendasi

- Hotline service yang beroperasi 24 Jam 7 hari akan membantu triase orang yang

bergejala penyakit pernafasan dan orang yang khawatir kontak dengan kemungkinan

kasus COVID-19 berdasarkan kondisi mereka Orang-orang tersebut melalui hotline

service akan diberikan arahan apakah harus datang ke fasilitas kesehatan atau

melakukan isolasi mandiri di rumah atau adanya arahan lainnya Skreening dan

triase dapat dilakukan di semua akses sistem fasilitas kesehatan puskesmas klinik

atau rumah sakit lainnya dan setting khusus yang diadakan di komunitas Apabila

diperlukan klinik demam (atau penyakit pernafasan) dapat didirikan di luar fasilitas

kesehatan utnuk menurunkan risiko penularan COVID-19 di fasilitas kesehatan

- Rujukan akan mengadopsi model ldquohub and spokerdquo dengan fasilitas rujukan COVID-

19 pusat dan semua fasilitas kesehatan lainnya di setiap wilayah geografis yang

merujuk pasien ke fasilitas rujukan COVID-19 terdekat

- Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan untuk COVID-

19 Rumah sakit rujukan tersebut akan mengaktifkan respons pandemi dan rencana

kesiapsiagaan di rumah sakit dengan menambahkan ruang perawatan untuk

COVID-19 dan dengan mengubah fungsi kamar lain Pasien lain yang sedang

dirawat yang bukan terjangkit COVID-19 bisa dikirim ke rumah sakit lain Identifikasi

dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan

kapasitas perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19

- Identifikasi rumah sakit lainnya sebagai pusat perawatan COVID-19 apabila

diperlukan

- Identifikasi fasilitas bangunan yang dapat dikonversi dan berfungsi sebagai pusat

perawatan COVID-19 (misalnya asrama atlet hotel dengan kapasitas tempat tidur

yang mencukupi) Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur untuk

fasilitas ini perlu dilakukan dengan bekerja sama dengan IDI dan organisasi profesi

Fasilitas-fasilitas ini perlu memiliki akses ke layanan kesehatan yang cepat (termasuk

telemedicine) dan perlu ditempatkan dekat dengan rumah sakit rujukan COVID-19

- Identifikasi tenaga kesehatan untuk membantu penanganan kasus COVID-19 Bila

terdapat defisit atau kekurangan tenaga kesehatan yang berkompetensi dalam

menangani kasus COVID-19 maka perlu dipertimbangkan dilakukannya task shifting

dari tenaga kesehatan lainnya dengan pemberian pelatihan dan ketrampilan yang

memadai

- Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan

tidak memadai serta berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi ahli dapat

dilaksanakan strategi berikut ini

o kasus ringan tanpa faktor risiko dirawat dirumah melakukan isolasi diri di rumah

dengan mengikuti dan memperhatikan pengendalian infeksi untuk perawatan

pasien COVID-19 di rumah Pasien tersebut harus mempunyai akses cepat untuk

arahan oleh petugas keseahtan melalui telemedicine whats apps dll

o Kasus sedang yang berisiko tinggi seperti usia lanjut gt 60 tahun atau kasus

dengan komorbid (hipertensi diabetes kardiovaskular penyakit pernafasan kronik

45

kondisi imunkompromis dll) dapat dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan

perlu disiapkan rujukan cepat ke rumah sakit rujukan apabila pasien mengalami

gejala yang memburuk atau adanya komplikasi

o Kasus yang parah amp kritis perlu dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19

- Untuk rujukan pasien dapat menggunakan fasilitas ambulans PSC 119 atau

ambulans RS

- Apabila kapasitas laboratorium mencukupi pemeriksaan laboratorium

dilaksanakan sesuai pedoman COVID-19 Berdasarkan analisis risiko dan

rekomendasi panel ahli apabila kasus sudah menyebar di masyarakat luas dan

kapasitas laboratorium sudah tidak mencukupi pemeriksaan laboratorium dapat

dilakukan pada kasus baru dari daerah baru yang melaporkan dari kasus yang

berisiko tinggi kasus yang parah dan kritis dan kontak erat kasus konfirmasi

Pada daerah yang melaporkan transmisi luas di masyarakat dapat dilakukan

survei sistematis pada pemeriksaan laboratorium atau menggunakan sistem

sentinel surveilans

- Kegiatan tambahan yang berkaitan dengan intervensi medis termasuk

Mengembangkan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen kasus dan

protokol rujukan

Melengkapi tenaga kerja yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja di

lingkungan risiko rendah menempatkan staf dengan status risiko yang lebih

rendah untuk mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang

menganggur yang dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara

Diseminasi selebaran tentang definisi kasus algoritma diagnose pengumpulan

dan transportasi specimen dan APD ke fasilitas kesehatan milik pemerintah

dan swasta

Menyiapkan panduan untuk pelayanan hotline yang beroperasi 24 jam7 hari

untuk melakukan triase orang-orang dengan gejala respiratorik dan mereka

yang khawatir kontak dengan kemungkinan kasus COVID-19

Menyiapkan panduan untuk pekerja telemedicine tenaga kesehatan

Puskesmas dan klinik pernapasan untuk mengidentifikasi menilai dan tes

COVID-19

Diseminasi panduan nasional dan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen

kasus dan protokol rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan

Membuat panduan tersedia untuk perawatan di rumah bagi pasien dengan

gejala COVID-19 ringan

Menyediakan panduan pemulasaran jenazah

Mempertahankan pelayanan kesehatan rutin dan kegawatdaruratan kepada

masyarakat

Mengatur jaringan pakar klinis untuk membantu karakterisasi klinis COVID-19

menjawab tantangan dalam perawatan klinis

Mencoba penggunaan antivirus yang tepat

Melakukan penelitian dalam Pemantauan Penggunaan Darurat Intervensi

penyelidikan dan yang belum terdaftar menyiapkan protokol penyelidikan klinis

untuk menggunakan obat dan rejimen yang berbeda

46

Implementasi percobaan klinis dalam pengobatan

Eskalasi pemenuhan logistik Alat Pelindung Diri (APD) obat-obatan suportif bahan medis

habis pakai (BMHP) dan untuk pemeriksaan laboratorium (VTM Swab cold chain dll)

Laboratorium

Spesimen yang diambil pada fase pandemi adalah sampel yang memenuhi definisi pasien

dalam pengawasan orang dalam pemantauan dan kontak erat risiko tinggi

Pengambilan spesimen pasien pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan

dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondidi

perburukan)

Pengambilan specimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-14

Alur Penerimaan Laboratorium

Gambar 44

Alur Pengiriman Spesimen

Algoritma Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan spesimen untuk skrining dan penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan di

laboratorium yang memenuhi standar Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliko alat

pemeriksaan Real Time PCR Saat ini dalam upaya percepatan penemuan kasus

Pemerintah juga telah menggunakan rapid test (tes cepat) serologis untuk pemeriksaan

skrining COVID-19 Kedepannya juga aka nada pengembangan pemeriksaan COVID-19

menggunakan tes cepat molecular berbasis PCR

Laboratorium Rujukan

Nasional COVID-19

Laboratorium Pemeriksa

COVID-19

Rumah SakitDinas

KesehatanLaboratorium

Kesehatan Lainnya

Screening

Konfirmasi

47

Gambar 45

Algoritma Pemeriksaan Laboratorium

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam pemantauan

dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR dan

sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi negatif

COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak erat atau riwayat

perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan ulang Karena

kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui

Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil

positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof

Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

48

Alur Pelaporan Surveilans Epidemiology dan Laboratorium

Gambar 46

Alur Pelaporan Laboratorium

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan

Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke

Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan PHEOC mengirimkan

hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang merawat kasus

Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai pihak terkait

agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium positif

IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam (Sumber

Pedoman P2 COVID-19_REV-03)

Laboratorium rujukan nasional COVID-19 melakukan rekapitulasi hasil pemeriksaan

dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-19 dan melaporkan kepada Direktur

Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai Focal Point International

Health Regulation dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan tembusan

kepada Menteri Kesehatan (Sumber SK Jejaring Lab COVID-19)

PUSDALOP BNPB

EOC Pusat Krisis Kemkes

49

Tugas dan Fungsi Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19

a Menerima spesimen untuk pengujian COVID-19 atau konfirmasi hasil tes dari

laboratorium daerah COVID-19

b Mengembangkan SOP terkait pengumpulan penanganan dan pengujian

spesimen COVID-19

c Melakukan rekapitulasi seluruh hasil tes COVID-19 dari laboratorium daerah dan

melaporkan ke Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

sebagai IHR focal point dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan

tembusan ke Menteri Kesehatan

d Melakukan pengujian validasi dengan mengambil sampel spesimen positif dan

negatif berdasarkan hasil tes yang dibawa oeh laboratorium daerah COVID-19

e Mengirimkan tes panel COVID-19 ke laboratorium daerah COVID-19 untuk

external quality assurance (Quality AssuranceQuality Control)

f Melakukan supervisi dan bantuan teknis ke laboratorium daerah COVID-19

Tugas dan Fungsi Laboratorium Daerah COVID-19

a Menerima spesimen untuk tes COVID-19 dari rumah sakitdinas

kesehatanlaboratorium kesehatan lain

b Melakukan skrining tes spesimen COVID-19 menggunakan format dan SOP

yang dibuat Litbangkes

c Mengirimkan semua spesimen untuk tes validitas ke laboratorium rujukan

nasional COVID-19 tanpa menunggu hasil tes

d Mengirimkan hasil pemeriksaan COVID positif dan negatif ke Pimpinan

Litbangkes melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan

Teknologi Kesehatan Dasar

e Menginformasikan hasil tes positif dan negatif ke rumah sakit pengirim dengan

tujuan diagnosa dan manajemen kasus serta ke dinas kesehatan setempat

untuk tujuan penyelidikan epidemiologis dan

f Mengirimkan umpan balik ke rumah sakitpelayanan kesehatanlaboratorium

kesehatan lain jika ada kesalahan dalam penggunaan materi atau media pada

spesimen yang diterima

Kegiatan Laboratorium

a Melakukan penilaian kebutuhan laboratorium

b Menyiapkan protokol pengumpulan sampel pengemasan dan pengiriman

spesimen pasien dari kasus suspek atau terkonfirmasi harus dikirim sebagai

UN3373 ldquoBiological Substance Category Brdquo Kultur dan isolate virus harus

dikirim sebagai kategori A UN2814 ldquoinfectious substance affecting humans

c Memastikan mekanisme transportasi sampel yang baik

d Diseminasi protokol lab dan selebaran

e Memastikan akses ke suplai dan reagen laboratorium

f Melakukan pelatihan diagnosa molekular dasar dan lanjutan

g Mengirimkan sampel untuk pengendalian kualitas ke laboratorium rujukan

COVID-19 internasional yang diakui WHO

h Berpartisipasi dalam sistem surveilans rutin untuk memantau pola penyakit

dampak penyakit dan perubahan virusSecara berkala berbagi isolat dengan

laboratorium rujukan yang mengikuti panduan WHO

50

i Melakukan sequensing virus jika memungkinkan untuk konfirmasi adanya virus

memantau mutasi genom virus dan menginformasi penelitian epidemiologi

molekular

j Melakukan penelitian lanjutan (seroepidemiologis)

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Kegiatan

1 Melakukan workshop PPI virtual untuk fasilitas kesehatan COVID-19 yang

ditunjuk

2 Melakukan workshop PPI virtual untuk petugas kesehatan rumah sakit lainnya

dan puskesmas

3 Mengembangkan dan diseminasi selebaran donasi APD

4 Mengembangkan dan diseminasi PPI kit untuk perawatan di rumah

5 Mengembangkan panduan PPI untuk perawatan di rumah

6 Mengembangkan panduan PPI untuk petugas kebersihan

7 Mengembangkan panduan PPI untuk masyarakat

424 Intervensi Farmasi

Untuk dukungan APD suplai medis yagn dibutuhkan akan didistribusikan melalui

jejaring kluster logistik

Pusat Krisis Kesehatan berpotensi dijadikan Regional Emergency Coordination

Center dan Regional Medical Logistics Hub Hal ini dilakukan untuk memastikan

penanganan populasi terdampak yang begitu luas dapat dilakukan secara merata

namun terkoordinir dan terpusat di tingkat regional Pusat Krisis Kesehatan berada

di lokasi-lokasi berikut

1) Regional Medan

2) Regional Palembang

3) Regional DKI Jakarta

4) Regional Surabaya

5) Regional Semarang

6) Regional Bali

7) Regional Banjarmasin

8) Regional Makassar

9) Regional Manado

10) Sub Regional Padang

11) Sub Regional Papua

Terkait pintu masuk staging area untuk bantuan internasional berikut beberapa

bandara potensial yang telah diidentifikasi oleh WFP untuk penanganan bencana

alam di wilayah Indonesia

1) Bandara Medan untuk wilayah Sumatera dengan alternatif bandara di

Pekanbaru maupun Palembang

2) Bandara Balikpapan untuk wilayah Kalimantan

3) Bandara Halim Jakarta untuk wilayah Jabodetabek Jawa Barat dan Banten

51

4) Bandara Surabaya untuk wilayah Jawa Timur dengan alternatif bandara

Semarang

5) Bandara Makassar untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur secara umum

dengan alternatif bandara Manado

Note Dalam kasus skenario pandemi seperti ini Pemerintah perlu menetapkan

secara resmi lokasi pintu masuk staging area untuk penerimaan bantuan

internasional termasuk SOP dan protocol penerimaannya apakah melalui BNPB

Kemenkes selanjutnya diterima oleh OCHA AHA Centre dan diteruskan ke

lokasi terdampak

Terkait staging area hub untuk bantuan nasional (pusat) Kemenkes dapat

langsung mengarahkan bantuan logistik medis ke lokasi-lokasi bandara di Provinsi

terdampak maupun ke lokasi pintu masuk staging area bantuan internasional

agar dapat dikonsolidasikan secara bersama-sama Bandara Halim Jakarta

merupakan bandara utama untuk pengiriman menggunakan jalur udara menuju

daerah terdampak baik menggunakan pesawat militer dan pesawat komersil

(berjadwal maupun charter)

Untuk bantuan non-medis (peralatan rumah sakit lapangan dll) yang berasal dari

luar negeri

shy Untuk barang yang bersumber dari Gudang WHO Global maupun supplier

internasional WHO dapat mengirimkan langsung ke lokasi pintu masuk

staging area yang ditetapkan Pemerintah BNPB Kementerian Kesehatan

dan Bea Cukai dapat memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging

area

shy Untuk barang yang bersumber dari depot-depot UNHRD Global WHO dapat

berkoordinasi dengan WFP terkait rencana pengirimannya ke wilayah

Indonesia Selanjutnya BNPB Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai akan

memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging area

shy OCHA dapat mengaktifkan DHL DRT (Disaster Response Teams) untuk

membantu ground handling di pintu masuk staging area

shy WFP dapat mengaktifkan LET (The Logistics Emergency Teams) untuk

membantu operasi logistik medis dibawah koordinasi Klaster Logistik dan

Klaster Kesehatan

52

Rencana Tindakan Pemasukan Obat Vaksin

Saat ini belum tersedia vaksin dan obat antiviral spesifik Apabila sudah ada Vaksin

dan obet antiviral spesifik maka dapat dilakukan SAS

Tabel 42

Rencana Tindakan Mekanisme Pemasukan Obat

Nama SOP Leading sektor Stakeholder

SAS Vaksin

(Apabila

tersedia)

BPOM Industri Farmasi Bea cukai Kemenkes

(Program) Bagian yang terkait dengan

pendistribusian Obat sampai ke Daerah

(Gudang Farmasi KabupatenKota Instalasi

Farmasi Rumah SakitPuskesmas)

SAS Obat Kemenkes Prodis Kemkes Yanfar

(produkasi dan distribusi kefarmasian)

Ibu Lisa (081385318648)

SOP Registrasi

produk

BPOM Kemenkes (Program) Industri Farmasi

(contohnya Biofarma)

Data Instalasi Farmasi yang ada di Fasilitas Kesehatan

1 Puskesmas

Jumlah Puskesmas 9821

Jumlah Apoteker yang tersedia 2713

Tenaga Teknis Kefarmasian 7193

Puskesmas yang Belum ada Apoteker 7108

2 Rumah Sakit

Jumlah Rumah Sakit 2609

Jumlah Apoteker 11835

Kekurangan Apoteker 6802

425 Intervensi Non Farmasi

- Pedoman Bussiness Continuity Plan (BCP) untuk Sektor esensial

Business Continuity Plan (BCP) dapat didefinisikan sebagai rencana dalam

merespon keadaan darurat operasi backup dan pemulihan pasca bencana

53

BCP memungkinkan mengembalikan sistem ke kondisi normal dengan cepat setelah

terjadinya bencana atau peristiwa yang mengganggu keberlangsungan operasional

perusahaan

1 BCP PDAM menjamin ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi termasuk air

minum selama kondisi bencana selama waktu tertentu

2 PLN standar Nasional menetapkan jumlah cadangan bahan bakar yang harus

dimiliki PLN di suatu wilayah untuk menjamin ketersediaan listrik selama beberapa

hari ke depan atau selama masa bencana

3 Pertamina bahan bakar harus mampu menjamin ketersediaan bahan bakar selama

21 hari ke depan (BPH Migas) jadi selama masa sebelum 21 hari diharapkan

kondisi dapat kembali normal

4 Perhubungan mengatur lalu lintas angkutan darat laut dan udara dengan otoritas

terkait (ASDP Pelindo Pelni Organda Angkasa Pura) agar tidak terjadi gangguan

dalam penyaluran bantuan

5 Keamanan menjamin dan mengatur keamanan lalu lintas orang barang dari dan

ke daerah terdampak

6 Perdagangan memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok

masyarakat di seluruh wilayah terdampak

7 Sosial pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakat terdampak dan petugas

melalui penyediaan dapur umum dan layanan dukungan psikososial Beras

cadangan Pemerintah untuk tingkat Provinsi sebanyak 200 ton makanan siap saji

sesuai kebutuhan

- SOP untuk menjaga keamanan masyarakat dan sektor esensial pada saat pandemi

sehubungan dengan pembatasan sosial

A Langkah-langkah pelaksanaan

1 Membentuk Satuan Tugas

2 Satuan Tugas dibawah koordinasi Menko Polhukam sebagai pengendali Keamanan Nasional

3 Petugas dan Penugasan a Tim Pusdokkes Polri dan Puskes TNI

1) Perbantuan tenaga medis paramedis dibawah koordinasi Kementerian Kesehatan

2) Menyiapkan RS Rujukan (Bhayangkara dan RS TNI) bilamana diperlukan b Fungsi Operasional POLRI Petugas POLRI dari fungsi operasional jumlahnya sesuai kebutuhan dibagi 3

shift yaitu Shift 1 Jam 0600 - 1400 Shift 2 Jam 1400 - 2200 Shift 3 Jam 2200 - 0600

c Petugas penanggulangan COVID-19 terdiri dari

Pengamanan Terbuka

Pengamanan tertutup d Perlengkapan

Perlengkapan yang dibutuhkan dalam penanggulangan keamanan COVID-19

Alat transportasi kendaraan ambulance truk

Komunikasi HT

TOA

54

4 Penurunan Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) apabila diperlukan untuk tenaga sosial penyiapan logistik bencana

B SOP Keamanan Masyarakat 1 Screening masyarakat yang masuk dan keluar daerah terdampak 2 Dekontaminasi dan desinfeksi di lingkungan masyarakat termasuk di rumah

masing-masing 3 Pengendalian faktor lingkungan dengan melakukan penyuluhan PHBS dan

pengelolaan sampah 4 Pembatasan kegiatan sosial antara lain sekolah keagamaam dan ekonomi

- Kapasitas personel untuk menjaga keamanan masyarakat dan obyek vital negara

sesuai dengan Kepres no 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional Kapasitas personel meliputi kualitas dan kuantitas memiliki kemampuan negosiasi dan komunikasi dengan masyarakat jumlahnya sesuai dengan kebutuhan

- Strategi untuk menjaga kestabilan ekonomi dan sosial pada saat pandemi 1 Ketersediaan Logistik Kebutuhan Pokok

Menjamin ketersediaan dan kecukupan kebutuhan dasar untuk seluruh masyarakat di wilayah terdampak dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan keparahan dampak

Menjamin kelancaran distribusi bahan logistik kebutuhan pokok 2 Keberlangsungan Kegiatan Ekonomi

Pemerintah menjamin kegiatan ekonomi terutama sektor vital tetap berlangsung (yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak)

Kegiatan ekonomi terutama perdagangan tetap berlangsung dengan jaminan perlindungan diri melalui penggunaan APD standar oleh pelaku-pelaku pasar

3 Jaminan Keamanan

Pemerintah menjamin keamanan seluruh proses distribusi logistik proses ekonomi di masyarakat

Jaminan petugas Keamanan terhadap dampak COVID-19 juga harus dijamin Pemerintah dengan cara memastikan kecukupan APD bagi petugas dan sosialisasi tentang tata cara perlindungan diri dari infeksi COVID-19 tersebut

Tindakan Kekarantinaan Kesehatan

Berdasarkan analisis risiko dan rekomendasi panel ahli dan pedoman COVID-19 dapat

dilakukan karantina rumah wilayah terbatas dan pembatasan sosial berskala besar

a) Karantina rumah dilaksanakan terhadap seluruh orang di dalam rumah yang memiliki

kontak erat dengan pasien terjangkit COVID-19 Pemantauan karantina rumah

dilaksanakan berdasarkan SOP yang disusun dengan melakukan pengendalian infeksi

Kader melakukan pemantauan karantina rumah dan melakukan laporan harian ke

puskesmas Semua kebutuhan logistik pagan pokok dan kebutuhan pokok lainnya

disuplai oleh petugas yang melakukan monitoring karantina rumah Karantina rumah

dilakukan sampai selama dua kali masa inkubasi tidak ditemukan kasus baru dari kasus

terakhir yang dilaporkan Dukungan psikologis dan monitoring akan dilakukan oleh

petugas

55

b) Karantina wilayah terbatas dilaksanakan pada seluruh anggota masyarakat di suatu

wilayah terbatas apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran

COVID-19 antar anggota masyarakat di wilayah terbatas tersebut berdasarkan laporan

kasus data epidemiologi surveilan Karantina wilayah terbatas dilakukan pada tingkatan

RT atau dapat meluas ke beberapa RT RW atau desa kelurahan apabila diperlukan

Pada karantina wilayah terbatas masyarkat tidak dapat keluar masuk wilayah karantina

terbatas tersebut Bagian keamanan akan mendirikan spot check point di tempat akses ke

wilayah tersebut Dalam kondisi ideal logistik unutk daerah karantina terbatas dipenuhi

oleh petugas relawan Dalam kapasitas terbatas dimana kebutuhan pokok tidak dapat

disuplai oleh petugas masyarakat dapat memenuhi memesan logistik melalui daring

online atau masyarakat dapat membeli logistik hanya pada maksimal satu kali dalam

seminggu (hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk membeli logistik) ke

tempat penjualan logistik yang ada di daerah tersebut dengan tetap menjaga sosial

distancing Petugas akan memastikan suplai logistik pangan pokok ke daerah karantina

tetap terpenuhi Pada saat diberlakukan karantina wilayah kader akan memantau kondisi

kesehatan masyarakat di karantina wilayah setiap hari dan melaporkannya kepada

petugas puskesmas

Pada pemberlakukan karantina wilayah terbatas diperlukan sumber daya

- Pos komando pemantauan operasi karantina wilayah terbatas melibatkan BPBD dan

petugas kelurahan yang ditunjuk dengan pendampingan dari kabupaten atau provinsi

- kader untuk memonior kesehatan warga menggunakan formulir ssesuai pedoman

- Petugas keamanan (Babinsa Babimkamtibmas) petugas keamanan yang ditunjuk untuk

menjaga keamanan di wilayah karantina dan petugas keamanan di spot check poin

- Petugas dinas perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas sehingga tidka ada

yang masuk dan keluar wilayah yang dikarantina

- Ambulans yang untuk rujukan pasien apabila diperlukan

- Petugas surveilan puskesmas dimana daerah karantina wilayah terbatas tersebut

merupakan wilayah kerja puskesmas tersebut Petugas surveilan puskesmas team

yang diperbantukan akan melakukan rekapan harian dari laporan kader dan agregat data

laporan akan dikirimkan harian ke PHEOC kemneterian Kesehatan

- Petugas kesehatan dan pos kesehatan di daerah karantina wilayah Dapat

menggunakan pustu posyandu di daerah tersebut

- Alat pelindung diri untuk petugas kader yang melakukan monitoring

- Dilakukan monitoring suhu dan gejala harian

- Apabila selama kasa karantina ditemukan kasus kontak kasus pada daerah tersebut

maka diberlakukan karantina rumah pada rumah yang melaporkan kasus di daerah

karantina wilayah terbatas tersebut

- Pada daerah karantina terbatas tidak ada kegiatan sosial yang dilakukan termasuk juga

menutup sekolah dan tempat peribadatan

- APD untuk petugas dipenuhi dan masker medis dibagikan kepada amsyarakat di

daerah karantina wilayah terbatas

Pemberlakukan karantina wilayah terbatas diberlakukan sampai 2 kali masa inkubasi

dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus baru dalam wilayah tersebut

dengan surveilan ketat

56

c) Karantina Rumah Sakit dilaksanakan kepada seluruh orang yang berkunjung orang yang

bertugas pasien dan barang serta apapun disuatu rumah sakit bila dibuktikan

berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium telah terjadi penularan di rumah sakit

- Pada karantina rumah sakit rumah sakit menyediakan saranafasiltias untuk

penginapan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit selama masa karantina

Petugas memenuhi suplai logistik ke rumah sakit Dilakukan monitoring kondisi

petugas kesehatan dan orang yang berada di lingkungan rumah sakit Dilakukan

monitoring suhu dan gejala harian Laporan dari setiap bagian rumah sakit dikompilasi

oleh petugas surveilan dan dilaporkan ke PHEOC Petugas akan membuat posko

karantina rumah sakit dan petugas keamanan akan melakukan pembatasan

mobilisasi Orang yang berada dalam rumah sakit tidak dapat keluar masuk rumah

sakit tersebut Masa pemberlalkukan karantina rumah sakit dilakukan sampai dalam

dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus

baru dengan surveilan ketat Pada karantina rumah sakit diberlakukan zona merah

dimana lokasi dilaporkan kasus baru zona kuning di rumah sakit tersebut tidak

dilaporkan kasus baru dan zona orange untuk tempat istirahat petugaas kesehatan

yang ada di rumah sakit

d) Pembatasan sosial berskala besar dilaksanakan sebagai upaya mencegah meluasnya

penyebaran COVID-19 yang sedang terjadi antar orang disuatu wilayah tertentu baik

berupa peliburan sekolah pembatasan kegiatan keagamaan danatau pembatasan

kegiatan di tempat atau fasilitas umum pembatalan acara ldquomass gatheringrdquo

pemberlakuan bekerja dari rumah

Pada pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar ini dilakukan pada kota

kabupaten secara luas Pembatasan sosial berskala besar dilakukan apabila sudah tidak

dapat dilakukan karantina wilayah terbatas karena kasus sudah menyebar luas di

masyarakat

Pada pembatasan kegiatan berskala besar dilakukan

- petugas keamanan akan melakukan patrol dan melakukan tindakan sangsi apabila

ada masyarakat yang melanggar pembatasan sosial skala besar tersebut

- Komunikasi risiko kepada masyarakat dilakukan untuk masyarakat tetap berada di

rumah tidak melakukan aktivitas sosial

- Hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk melakukan belanja

pemenuhan kebutuhan pokok dalam seminggu satu kali ke daerah pembelanjaan

terdekat dan tetap memperhatikan interaksi sosial dengan orang lain jaga jarak dan

pengendalian infeksi

- Petugas memberlakukan jam malam dan pembatasan interaksi sosial

- Petugas memastikan ketersediaan suplai bahan pokok dan logistik ke daerah yang

diberlakukan pembatasan sosial berskala besar

- Kader melakukan monitoring kesehatan populasi di wilayahnya dan melakukan

pelaporan ke puskesmas

- Kasus yang ringan dirawat di rumah kasus dengan risiko tinggi (usia lanjut komorbid)

dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan kasus berat dilakukan perawatan di rumah

sakit

- Kecamatan desa mendata orang yang perlu menerima bantuan untuk pemenuhan

logistik (contohnya kalangan sosial ekonomi kalangan bawah yang tidak mempunyai

penghasilan tetap dan tergantung pada penghasilan harian) dan memberikan

57

dukungan untuk pemenuhan logistik pangan pokok

- Pada orang kontak dekat dilakukan karantina rumah pada pembatasan sosial berskala

besar

Tindakan penutupan wilayah (isolasi) secara total baik jalur masuk maupun keluar dengan

pembentukan Check Point terpadu pada jalur perbatasan wilayah

Melaksanakan pengendalian keamanan dan ketertiban wilayah melalui kegiatan

a) Pendeteksian dini dan operasi intelijen dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi

gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat

b) Pencegahan dan penindakan terhadap gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat

Melaksanakan pengawasan dan pengamanan (perimeter kontrol) di daerah yang dinyatakan

sebagai episenter wabah COVID-19

Pemusnahan Sumber penularan dan pemantauan prosedur pemulasaraan jenazah

426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi secara terus-menerus baik

langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab

di antara individu kelompok dan lembaga Komunikasi harus jelas interaktif sering

konsisten dan transparan Karakterisasi risiko yang diperoleh dari penilaian risiko serta

pengendalian risiko atau kebijakan yang akan diimplementasikan harus

dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait sehingga semua pihak yang terkait

memperoleh informasi yang cukup mengenai pencegahan dan risiko penularan

COVID-19 dan tindakan tepat yang harus dilakukan

Pelibatan masyarakat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dan visi

bersama antara organisasi dan individu untuk kepentingan dan pemberdayaan

masyarakat Hal ini didasarkan pada hak-hak dasar masyarakat untuk memahami

risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka untuk membuat keputusan

melalui informasi yang sesuai dengan budaya dan untuk mengambil tindakan yang

akan mengendalikan setiap ancaman kesehatan masyarakat

Komunikasi dengan berbagai pihak baik kepada tokoh agama tokoh masyarakat dan

masyarakat dengan menyampaikan secara jelas dan benar sangat penting sehingga

tidak ada prasangka bahwa masyarakat akan selalu dirugikan atau diberi beban oleh

peraturan atau kebijakan Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat juga harus

bersifat mendidik dan melindungi masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan

pentingnya pencegahan dan kemungkinan bahaya yang akan terjadi langsung maupun

tidak lansung dari COVID-19

58

Tujuan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

1 Menyediakan informasi dan instruksi tentang tindakan yang harus diambil oleh

petugas dan masyarakat dalam suatu risiko krisis

2 Mencegah risiko yang lebih besar

3 Memberikan perlindungan keamanan

Melaksanakan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Memprioritaskan masyarakat Ikuti saran pemerintahDinas KesehatanWHO

untuk mencegah penularan COVID-19Cek berkomunikasikan dengan

masyarakat untuk memastikan keadaan keluarga teman dan lansia serta

dukung mereka mencari layanan kesehatan yang tepat

Dukung sampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan kepada

orang-orang dan keluarga yang terkena dampak COVID-19 dengan

mengekspresikan solidaritas dan bantuan

Komunikasikan sampaikan segala kebutuhan atau masalah yang Anda miliki

melalui pimpinan masyarakat dan sistem kesehatan yang ada di wilayahnya

Pada tingkat daerah dapat mengikutsertakan tokoh agama tokoh masyarakat

Tagana dan mengaktifkan kampung siaga dengan mengaktifkan kader

masyarakat Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press

release berkala dan diseminasi informasi kepada tim tanggap darurat dan

kepada masyarakat umum dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan

berdasarkan masukan tim teknis

Strategi komunikasi antara lain sistem komunikasi risiko (perencanaan mekanisme dll)

komunikasi publik partisipasi masyarakat dan manajemen isu Tim komunikasi risiko dan

pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi Kesehatan dan Tim Sentra

Media (TSM) Tim ini bertugas untuk

1 Promosi Kesehatan

a Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mengatasi COVID-19

b Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dan

tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi episenter

c Mengumpulkan data dan informasi secara berkala atau setiap ada perkembangan

situasi dari Tim Penanggulangan

d Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul

e Membuat papan informasi internal yang memuat informasi dasar (kontak peta wilayah

dll) dan datainformasi terbaru

f Mengatur jenis media KIE dan saluran informasi bagi target yang berbeda-beda

g Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran

h Menyusun pesan instruksi dengan masukan dan koordinasi dengan ahli teknis sesuai

target dan saluran informasi

i Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda) berdasar

target jenis media KIE dan saluran informasi

59

2 Sentra Media

a Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai

media massa

b Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi yang selaras

c Membuat pointers dari pemantauan berita isu publik dan perkembangan situasi dari unit

teknis kepada juru bicara

d Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang di

masyarakat serta memastikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat

pada waktu yang tepat

e Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan memastikan

bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang dapat dengan

mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers ad-lips talkshow

video news release)

f Melayani kebutuhan media massa

g Menyelenggarakan temu media secara berkala

h Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian lembaga

kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta) memperoleh berita

informasi terakhir secara rutin

i Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan

kunci yang ingin dipublikasikan

j Memastikan data yang dapat dan tidak dapat dibagikan dikecualikan dengan media

massa

k Memastikan semua fasilitas sentra media memadai

l Pesan pesan inti COVID-19 dapat dilihat di web wwwcovid19goidmateri-edukasi dan

httppromkeskemkesgoid

Gambar 47

SOP Penyampaian Pesan

60

Gambar 48

Komunikasi Operasional untuk responder dalam struktur komando

Penetapan Status KLBWabahEpidemi di

Indonesia

Menteri Kesehatan

Penyampaian update infomasi situasi

epidemicpandemic di Indonesia secara berkala

Kemkominfo dan Seluruh kementerian

Melakukan Publikasi Mengaktifkan fungsi media center mempersiapkan

juru bicara

ROKOM

Penyampaian Informasi yang benar dan tidak meresahkan masyarakat

Media

Melakukan Intervensi Promosi Kesehatan Penetapan pesan-pesan

kunci UNIT Teknis amp Promkes

Diaktifkannya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui TomasTogaOrmasLSM dalam penyearluasan informasi pandemic COVID-19

Kelompok Potensial

Travel Warning Tanggap Darurat

COVID-19 Kemenlu

Koordinasi Lintas KementerianBadanLembaga dan Program

di Kemenkes

Kemenko PMK

Pernyataan status darurat bencana nasional sesuai tingkat keparahan pandemi

Presiden

61

43 Tugas-tugas

431 Komando dan Koordinasi

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi

1 Tahap Kesiapsiagaan

Prinsip operasi penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan

Kemenkes membuat surat edaran ke stakeholder yang lain mengenai adanya penetapan COVID-19 oleh WHO dan peningkatan surveilans ILI SARI

Koordinasi Lintas Sektor

Pendataan setiap turis yang masuk ke Indonesia termasuk yang keluar Indonesia

Penekanan lintas batas untuk turis-turis yang masuk

Peningkatan kekuatan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)

Melakukan mapping untuk mengetahui daerah mana saja yang akan terdampak

Review rencana kontijensi di setiap tingkatan dan testing

Pelatihan kesiapsiagaan pandemic

2 Siaga Darurat

Membentuk Tim Tanggap COVID-19 dan mengaktifkan Pusdalop COVID-19

termasuk panel ahli untuk memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak

Cepat pada semua level

Menyusun Rencana Respon operasi Pengendalian COVID-19 lintas sektor pada

tingkat nasionalProvinsiKabupatenKota Rencana dan tindakan pengendalian

Bencana wabah COVID-19 lintas sektor seperti pembentukan Pos Komando

(posko) Darurat Pandemi COVID-19 tatalaksana (manajemen) kasus surveilans

penyelidikan epidemiology pembatasan penyebaran pemusnahan sumber

penularan dan penilaian risiko secara cepat review kesiapsiagaan kapasitas dan

identifikasi kebutuhan

Mengirimkan surat edaran peningkatan kewaspadaan COVID-19 kepada seluruh

fasilitas kesehatan dan multisektor lainnya

Dinkes Provinsi melakukan mapping faskes SDM koordinasi Dinkes Provinsi dan

Kementerian mengadakan pelatihan kepada seluruh faskes yang ada

mempersiapkan faskes klarifikasi hoaks yang beredar serta analisa situasi untuk

mapping

Diperlukan status siaga darurat oleh kepala daerah dari Dinkes ke Bupati

melakukan rapat koordinasi daerah untuk penetapan status dari sini akan muncul

kemudahan akses unutk mobilisasi sumber daya Setelah ada penetapan kasus

maka BNPB mempersiapkan posko Harus ada satu komando dari kepala daerah

Melakukan analisis risiko untuk menentukan sumber daya dana BTT dan DSP

(Dana Siap Pakai) bisa dipakai

Puskes TNI akan mengkoordinir kesehatan darat laut udara untuk mempersiapkan

diri dan berkoordinasi lanjut dengan Dinkes Provinsi dan Kabupaten

Kemenhan membuat regulasi pada bencana non alam

Kemenlu akan berkoordinasi dengan sektor terkait melakukan klarifikasi dan

hasilnya akan disampaikan BNPB (akses regulasi bantuan luar negeri)

62

Hasil koordinasi Lintas Sektor akan dilaporkan kepada Presiden oleh Sekretariat

Kabinet

Kemenko Polhukam melakukan koordinasi dengan Kemenko PMK dan

Kementerian terkait POLRI amp TNI (mengkoordinir aspek pengamanan wilayah)

Melakukan deteksi dini dan isolasi mengaktifkan hospital disaster plan (skala besar

kasus diklasifikasi dalam ring I ring II dan ring III) dengan mengawasi jumlah

kasus Dengan sebelumnya sudah ada simulasi kasus dan termasuk alurnya

Pemerintah daerah meminta tambahan stockpile dari pusat sehingga pemerintah

daerah yang beresiko tinggi mendapatkan stockpile

3 Tanggap Darurat

Eskalasi dan expansi Tim Tanggap COVID-19 dan meningkatkan operasi Pusdalop

COVID-19 panel ahli terus memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak

Cepat pada semua level

BNPB sebagai Komandan yang ditunjuk menjalankan sistem komando untuk

penganggulangan COVID-19 dalam sistem komando termasuk interoperability

dengan PHEOC EOC kemenkes dan multisektor lainnya

Semua sektor menjalankan sistem komando sesuai dengan tugas dan fungsi

masing-masing sektor dalam sistem komando

Pada kondisi tanggap darurat Kemenlu akan melakukan koordinasi kepada

kedutaan dan lembaga internasional dalam bentuk nota diplomatic untuk

memdapatkan akses bantuan Internasional

Kemenko Polhukam akan membuat satgas dalam negeri dan luar negeri Satgas

dalam negeri melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian terkait dan

menurunkan LO di daerah terdampak (laporan 2 kali sehari) Satgas luar negeri

mengkoordinir bantuan luar negeri atas persetujuan presiden Akan dilakukan

pendataan terkait distribusi bantuan

Semua tindakan yang dilakukan para stakeholder akan dilaporkan dalam rapat

kabinet oleh Sekretariat Kabinet

Beberapa wilayah bisa menetapkan status jika daerah tersebut terdampak

(penetapan status nasional bukan berdasarkan banyaknya jumlah) Status ini bisa

memudahkan akses Provinsi bisa menentukan status juga untuk mendukung

operasional daerah kab kota untuk akses dana dukungan Perka no 3 tahun 2016

tentang Sistem Komando Darurat BTT (biaya tidak terduga) di Kabupaten dan

Provinsi

Pengkajian data yang dibutuhkan dengan dana siap pakai (Perka No2 Tahun

2018) yang membedakan siaga darurat dan tanggap darurat

SPM bidang Kesehatan (krisis kesehatan akibat bencana) wewenang ada di

Provinsi

Kemenhan membuat peraturan pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana

4 Transisi

Tidak perlu dideklarasi terkait pencabutan status karena ada masa berlakunya

Setiap status itu ada kajiannya dan bisa diperpanjang

63

Pencabutan kasus dari WHO harus dipastikan terlebih dahulu dengan kondisi

epidemiologi di nasional

Tidak ada pemeriksaan mulai melakukan penelitian terkait pandemi

Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada

432 Surveilans

Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi

1 Kesiapsiagaan

Melakukan kajian epidemiologi terhadap kasus COVID-19 baru yang terjadi di

dunia melalui pemantauan secara terus menerus terhadap perkembangan situasi

penyakit seperti jumlah kasus angka kematian luas penyebaran kecepatan

transmisi karakteristik kasus menurut orang tempat dan waktu (usia jenis kelamin

lokasi kasus waktu terjadinya dalam minggubulantahun)

Penilaian risiko (sumber daya dan potensi ancaman Kedaruratan Kesehatan

MasyarakatKKM)

Risk mapping (kekuatan dan kelemahan dari ancaman KKM di wilayah sekitar pintu

masuk dan wilayah)

Manajemen risiko (regulasi kolaborasi koordinasi integrasi dan monitoring

evaluasi)

Menentukan definisi kasus secara nasional (suspek probable konfirmasi)

Melakukan surveilans intensif ILI (COVID-19 Like Illness) dan pneumonia (Severe

Acute Respiratory Infection SARI) dan Surveilans berbasis Kejadian di

Puskesmas rumah sakit Kantor Kesehatan Pelabuhan dan unit pelayanan lainnya

termasuk yang berbasis laboratorium

Meningkatkan kinerja Surveilans kasus ILI berbasis Puskesmas melalui pelaporan

mingguan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan bulanan STP

(Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas serta pelaporan kasus COVID-19

berbasis RS

Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan KKP di wilayah masing-masing dalam

rangka pemantauan penumpang dari negara terjangkit di pintu masuk melalui

pemantauan HAC (Health Alert Card)

Meningkatkan surveilans di masyarakat termasuk melibatkan mitra kerja hotel

biro pariwisata travel biro dsb

Menyiapkan sarana dan prasarana berkaitan dengan kegiatan surveilans

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

perkembangan situasi COVID-19

2 Siaga Darurat

Dari PHEOC subdit surveilans akan mengadakan rapat kemudian membuat risk

mappingdan risk assessment mengumpulkan stakeholder Tim TGC Pusat akan

turun ke lokasi untuk melacak adanya kasus baru dengan tim daerah dan akan

melibatkan Litbangkes PHEOC Dinkes Provinsi dan Kota Dirjen P2P selaku focal

point

Melakukan penyelidikan epidemiologi surveilans intensif terhadap kasus dan

64

kontak pelacakan dan monitoring kontak Pelacakan kontak dapat bekerjasama

dengan PMI kader dan sektor lainnya yang terlatih Karantina rumah kontak erat

Melakukan pemantauan kesehatan kontak jika menemukan gejala segera laporkan

ke sarana kesehatan terdekat

Melakukan Analisis data epidemiologi meliputi waktu timbul gejala jenis kelamin

kelompok umur gejala klinis lama sakit angka serangan (Attack Rate) angka

mortalitas (Mortality Rate) Case Fatality Rate (CFR)

Diklat TGC (tidak terbatas pada tenaga kesehatan)

Jejaring kemitraan (rujukan komunitas pertahanan dan keamanan CSR)

Melakukan surveilans secara ketat di seluruh pelayanan kesehatan

Melakukan analisis epidemiologi untuk menentukan tindakan kekarantinaan

kesehatan apabila diperlukan Contohnya karantina rumah karantina wilayah

terbatas daerah yang terdampak Karantina wilayah tersebut berdasarkna data

epidemiologi sebarankasus COVID-19

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam

3 Tanggap Darurat

Kaji cepat analisis risiko

Melakukan tindakan karantina kesehatan apabila diperlukan (krantina rumah

karantina wilayah pembatasan sosial skala besar) Karantina wilayah dilaksanakan

berdasarkan data epidemiologi sebaran COVID-19

Surveilans ketat untuk pengawasan dan pelaporan dapat menggunakan aplikasi

pelacakan kontak godata DHIS 2 untuk pengumpulan dan analisis data

PHEOC Kemkes melakukan analsisi data dan menginformasikan data dan analissi

epidemiologis kepada Pusat Krisis Kemkes yang diteruskan kepada Pusdalop

BNPB

Percepatan penyelidikan epidemiologis pelacakan kontak monitoring kontak dan

manajemen kontak

Pada daerah yang belum ada kasus dilakukan surveilan aktif Pada daerah yang

sudah ada kasus sporadic dank luster terbatas dilakukan pelacakan kontak dan

pada daerah yang sudah terdapat pelurana transmisi luas di masyarakat dapat

dilakukan pelacakan kontak pada kasus di daerah baru atau kasus yang berat Di

daerah transmisi luas surveilan dapat dilakukan dengan sistem sentinel

Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk

pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam

4 Rehabilitasi

Surveilans tetap berjalan di level nasional berkoordinasi dengan semua

stakeholder (Dinkes KKP)

Update kasus melakukan penilaian risiko

Setiap waktu akan melaporkan ke dirjen P2P

Surveilans ketat sampai dengan 2 kali masa inkubasi terpanjang

Pengendalian terhadap media lingkungan

65

433 Respon Medis dan Laboratorium

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan

Rumah sakit akan menyiapkan sarana dan prasarana serta menyampaikan

informasi ke petugas medis dan non medis

Review kesiapsiagaan dan stock rumah sakit menyiapkan permintaan APD dan

supply rumah sakit dan melaporkannya ke Kemkes

Refreshing bagi petugas laboratorium dan medis tentang kesiapsiagaan pandemi

COVID-19

Tim TGC di rumah sakit mulai mensosialisasikan update kasus di luar SOP

penanganan pasien suspek

Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) mengetahui sampel apa yang

diambil dan berapa kali dilakukan pengambilan

BTDK berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk pengiriman dan apabila ada

sampel baru

BTDK memastikan kesiapan logistik meliputi reagen untuk laboratorium rujukan

dan juga jejaring laboratorium

Dinkes provinsi dan kabupaten kota memberi surat edaran ke semua fasyankes

agar semua bersiap

Pelatihan manajemen kasus dan Pengendalian infeksi

Penunjukkan rumah sakit rujukan COVID-19

Peningkatan kapasitas berupa simulasi penanganan kasus

Penunjukkan Laboratorium regional COVID-19 dan berkordinasi dengan WHO

untuk memperoleh postiv control dan reagen untuk COVID-19

Menusun SOP untuk pengambilan pengiriman dan pemeriksaan laboratorium

2 Siaga Darurat

Mengaktifkan rumah sakit rujukan COVID-19

Mengaktifkan hospital disaster plan menilai skala besaran kasus dan persiapan

sumber daya untuk eskalasi kasus termasuk sumber daya manusia dan shifting

Rumah sakit membentuk posko di rumah sakit

Mengaktifkan surveilans di rumah sakit (Hospital Associated Infection) terkait

COVID-19

Monitoring tenaga kesehatan yang kontak dengan kasus COVID-19

Identifikasi dan merawat kasus COVID-19 di ruang isolasi RS non rujukan

identifikasi dan merujuk apsien ke RS rujukan COVID-19

Memastikan sarana dan prasarana (SDM tempat tidur ruang isolasi) terjamin

Mempersiapkan tenaga laboratorium tenaga fungsional epidemiologi identifikasi

kasus melakukan pengambilan sampel perawatan kasus di ruang isolasi

Berkoordinasi dengan pemangku wilayah lainnya

Mengaktifkan regional laboratorium untuk COVID-19 dan pengiriman positive

kontorl dan reagen ke laboratorium regional

Petugas laboratorium di RS rujukan atau laboratorium BTKL PP BBLK melakukan

penambilan sampel dan mengirimkan sampel ke laboratorium

Mendistribusikan SOP jejaring laboratorium

66

Menyiapkan logistik untuk pemeriksaan PCR COVID-19 di semua laboratorium

pemeriksa

Melatih semua laboratorium pemeriksa PCR untuk mampu laksana pemeriksaan

PCR COVID-19

3 Tanggap Darurat

Aktivasi rencana penanggulangan pandemic rumah sakit

Penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 termasuk RS yang ditunjuk dengan

SK Gubernur maupun rumah sakit POLRI atau TNI Rumah sakit rujukan

dikhususkan untuk pasien COVID-19 Pasien lain diterima di rumah sakit lainnya

Alihfungsi gedung lainnya menjadi pusat perawatan COVID-19

Pada saat kondisi transmisi COVID-19 di masyarakt luas dan kapasitas fasiltias

kesehatan terbatas trias dapat juga memanfaatkan aplikasi online medis seperti

halodoc klikdoc dengan algoritme seusai pedoman Kemnkes Pada kasus ringan

dan tanpa risiko dapat dirawat di rumah dengan edukasi pengendalian infeksi

kasus dengan risiko (orang tua gt 65 tahun dan komorbid) dirawat di pusat

perawatan COVID-19 dan kasus yagn parah dirujuk ke rumah sakit

Penambahan jejaring laboratorium regional Alur pelaporan sesuai pedoamn

Kemkes

Melakukan identifikasi ketersediaan logistik pelaporan berkala dan permintaan

logistik unutk fasialits kesehatan dan laboratorium

Laboratorium regional melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel dan

laporan Laporan harus dikirimkan kepada litbangkes dalam 24 jam Algoritam

pelaporan sesuai dengan pedoman kemkes

Litbangkes melakukan Eksternal Quality Assurance (EQA) untuk laboratorium

regional

Mensiagakan dan meningkatkan sumber daya (pemeriksaan laboratorium) selama

24 jam

Konfirmasi hasil laboratorium hanya dari BTDK oleh PE pusat dan daerah untuk

mencari suspek di masyarakat

4 Transisi Darurat (Pemulihan)

Pada tahap ini sudah tidak ada pemeriksaan terhadap kasus pandemi melakukan

penelitian terkait pandemi Risiko dan dampak tidak akan homogen pada setiap

daerah terjangkit (bila terjadi di beberapa wilayah potensial) sehingga kegiatan

penanggulangan dapat berlanjut di wilayah tertentu yang masih membutuhkan

Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada

Mengawasi COVID-19 untuk mengantisipasi gelombang wabah selanjutnya

komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk mengembalikan semua aktifitas

seperti sedia kala

mengevaluasi respon yang sudah dilakukan dan merevisi rencana dan prosedur

yang dijalankan

434 Intervensi Farmasi

Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi antara lain

1 Kesiapsiagaan

67

Melakukan persiapan SOP sesuai Permenkes No51 Tahun 2014 tentang impor

barang alat kesehatan termasuk Spesial Access Scheme (SAS) untuk bantuan

intrnasional

Inventarisasi ketersediaan stok obat peralatan medis dan APD di daerah

pandemic dan idnetifikasi jalur distribusi

Distribusi Obat Antiviral (jika tersedia) Antibiotik dan Obat-obatan suportif

lainnya APD serta disinfektan yang diperlukan oleh wilayah pandemi melalui

gudang farmasi provinsi

2 Siaga Darurat

Pemetaan wilayah danperkiraan kebutuhan logistik pharmasi dan APD

Menghitung populasi risiko

Berkoordinasi dengan WHO terkait ketersediaan dukungan logistik

Melakukan perencanaan dan pengadaan logistik yang diperlukan

Evaluasi ketersediaan stock APD alat medis

Berkoordinasi dengan vendor untuk pengadaan APD supply medis obat

Melaksanakan pengadaan untuk stockpiling di pusat dan distribusi ke beberapa

daerah strategis seperti Gudang pharmasi provinsi yang berisiko dan rumah

sakit rujukan

Melakukan kajian obat bekersama dengan tim respon medis Berkoordinasi dengan

WHO untuk uji klinis pengobaan atau intervensi medis lainnya

3 Tanggap Darurat

Melakukan peningkatan pengadaan dan distribusi logistik APD supply medis ke

daerah terdampak

Pelaporan berkala ketersediaan pemakaian APD alat medis dan permintaan

yang disampaikan kepada gugus tugas logistik

Berkoordiansi dengan vendor untuk melakukan produksi masal dan distribusi

(dapat melibatkan department perhubungan TNI polri dan sumber daya lainnya

untuk distribusi) untuk APD alat medis dan obat (apabila tersedia)

4 Rehabilitasi

Menilai status stockpiles and equipment (antivirus (apabila tersedia) antibiotik

APD dll)

Mereview proses yang sudah dilakukan

Mengisi kembali stok sesuai kebutuhan

Memperbarui rencana protokol sesuai dengan kasus yang telah diamati

435 Intervensi Non Farmasi Kegiatan-kegiatan intervensi non farmasi yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan

Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (bandara pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat NegaraPLBDN)

Proteksi Perorangan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) etika batuk bersin penggunaan masker

68

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasilitas umum)

Promosi kesehatan untuk pencegahan kejadian COVID-19 PHBS kecukupan gizi pengelolaan stres olah raga teratur pengolahan masakan secara benar edukasi mengenai pencegahan stigma

Pemetaan Sumber Daya (SDM Kesehatan sarana kesehatan)

Pemberdayaan kader dan masyarakat

Melengkapi sarana kesehatan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan

Penyusunan dokumen rencana keberlangsungan usaha

Penyusunan protokol kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 untuk publik (sekolah kalangan usaha perkantoran tempat publik transportasi untuk pemerintah daerah dll)

Koordinasi dengan pihak sekolah pabrik-pabrik kantor perusahaan untuk melakukan sosialisasi terkait antisipasi terjadinya COVID-19

2 Siaga Darurat

Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (Bandara pelabuhan dan PLBDN)

Proteksi perorangan CTPS etika batuk bersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)

Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien

Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih) bagi pasien dan keluarga pada penerapan karantina rumah dan RS

Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi karantina daerah terdampak (apabila diberlakukan karantina pembatasan sosial) sehingga waktunya dapat ditunda

Melakukan pemusnahan barang-barang habis pakai yang terkontaminasi

Penerapan rencana keberlangsungan usaha untuk usaha sektor esensial

Menyediakan layanan dukungan psikososial dan kesehatan jiwa bagi pasien petugas kesehatan dan masyarakat

Menyiapkan platorm pembelajaran online unutk sektor Pendidikan dan platform bekerja dari rumah untuk sektor usaha dan perkantoran

3 Tanggap Darurat

Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum) memastikan kecukupan ventilasi rumah

Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien

Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih APD dan bahan dekontaminasi bagi penduduk

Melakukan pencegahan atau pembubaran kegiatan-kegitan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi terdampak sehingga waktunya dpt ditunda

69

Berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk Keamanan Wilayah dan keberlangsungan proses ekonomi

Melakukan pemusnahan barang habis pakai yang digunakan penderita dan dekontaminasi barang-barang tidak habis pakai yang kontak dengan penderita

Memastikan ketersediaan logistik (kebutuhan hidup APD)

Pemberlakuan karantina rumah karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala besar berdasarkan kajian informasi epidemiology dan sebaran kasus COVID-19 Menutup tempat publik yang tidak esensial seperti tempat hiburan menutup sekolah Sektor Pendidikan memberlakukan pembelajaran online dan sektor usaha dan perkantoran memberlakukan bekerja dari rumah

Perusahaan kantor dan pelayanan publik menerapkan rencana keberlangsungan usaha

Menyediakan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikologi bagi pasien tenaga kesehatan dan masyarakat termasuk lansia anak-anak dan remaja penyandang disabilitas

4 Rehabilitasi

Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker

Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)

Setelah ada penyataan pencabutan status kedaruratan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa keadaan pandemi sudah dinyatakan selesai sehingga masyarakat dapat beraktifisat kembali namun tetap waspada dan melakukan PHBS

Pemulihan Keamanan tetap berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk menjamin keamanan masyarakat

Melakukan After Action Review evaluasi respon

Terus melakukan surveilan COVID-19

Memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial

436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi

1 Kesiapsiagaan

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Pusat mulai bergerak dan

berkoordinasi

dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Memonitor

pemberitaan dan isu publik di media massa dan media sosial terkait

perkembangan situasi penyebaran virus COVID-19

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line dan trough the line

(mengingat era digital) bisa berupa sosialisasi penyuluhan langsung masyarakat

umum kader informasi dan komunikasi dengan pihak bandara BKSLN (Biro

Kerja Sama Luar Negeri) Kemenkes juga akan mengkomunikasikan terkait

informasi kejadian pandemi di negara lain kepada Kemenlu siaran pers media

KIE baik cetakan e-file tentang pesan-pesan pencegahan bisa disebarkan melaui

media sosial

bull Isi pesan

70

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 secara

umum

c Perlu diumumkan kepada publik bahwa kasus virus COVID-19 tersebut belum

ada kasus di Indonesia namun tetap waspada khususnya pada orang yang

telah bepergian dari wilayah pandemi dengan menunjukkan kartu sehat serta

dilakukan penguatan screening di pintu masuk negara

2 Siaga Darurat

Menyusun strategi komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat

Menyampaikan informasi dan edukasi serta memberdayakan masyarakat melalui

upaya

a Melakukan edukasi publik melalui media massa media sosial advertorial

video dan infografis

b Membangun komunikasi dan melibatkan peran aktif organisasi profesi

kesehatan dan profesi lainnya serta asosiasi pelaku usaha dan akademisi

dan pelajarmahasiswa

c Memperkuat pengetahuan tokoh masyarakat pemuka agama dan organisasi

sosial dan kemasyarakatan terhadap ancaman COVID-19

d Mendidik dan melatih relawan dan kader kesehatan terkait COVID-19

e Melaksanakan sosialisasi baik komunikasi langsung kepada masyarakat

f Memperkuat pemahaman ancaman COVID-19 dan kemungkinan bencana

wabah COVID-19 kepada semua sektor dan masyarakat

g Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press release

regular dan diseminasi informasi kepada tim dan kepada masyarakat umum

dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan berdasarkan masukkan tim teknis

Meningkatkan peran sekolah lembaga pendidikan sebagai agen perubahan

Sekolah mempunyai rsquocaptive audiencersquo yang bisa dipakai sasaran untuk perubahan

perilaku Anak didik biasanya mudah berkomunikasi dengan orang tuanya dan bisa

merubah pikiran orang tua mereka Anak didik diharapkan akan menyampaikan

apa yang diketahuinya kepada orang tua dan kawan-kawannya

Memperkuat pemahaman guru pengawas sekolah tentang permasalahan pandemi

COVID-19 apa yang harus dilakukan kalau banyak anak didik menderita gejala-

gejala yang menyerupai COVID-19 cara menggunakan media belajar anak dan

media lainnya di sekolah

bull Tim Komunikasi Risiko Pusat bergerak cepat dan berkoordinasi dengan Tim

Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Waspada hoaks

misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media

massa dan media sosial (sudah banyak suspek COVID-19) dan berkoordinasi

dengan Kemenkominfo BSSN Cyber Crime Polri untuk menanggulanginya

Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinkes

Kabupaten Kota yang terdapat suspek terkonfirmasi dengan virus COVID-19

71

untuk penyebaran informasi dan media rekanan serta menggandeng Diskominfo

Kabupaten Kota setempat

bull Menyiapkan talking point kepada Menkes dan jumpa pers untuk Dirjen P2P

(Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) selaku National Focal Point (juru bicara

khusus) di Kemenkes serta jumpa pers oleh Pimpinan Daerah sebagai kondisi

siaga darurat bahwa diwilayahnya terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line

(mengingat era digital) dan above the line Dilakukan sosialisasi penyuluhan

langsung dan pelatihan komunikasi kepada kader komunitas LSM Ormas di

wilayah yang terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19dalam upaya pencegahan

penyebaran virus COVID-19 di masyarakat umum Biro Komunikasi dan

Pelayanan Masyarakat (Rokom Yanmas) berkoordinasi dengan RSHS dan RSPI

untuk memutakhirkan data informasi terkini dan menuangkan ke dalam siaran pers

1 kali sehari media KIE baik cetakan e-file digital tentang pesan-pesan

pencegahan disebarkan melalui media cetak elektronik tradisional digital dan

media sosial

bull Mengaktifkan contact center 24 jam baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai

sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk National Command

Center (NCC)Public Safety Center (PSC) 119

bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel

advice dan diumumkan kepada publik Selain itu koordinasi dan komunikasi

antara Kemenkes Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media

internasional

bull Isi pesan

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker bila sakit

c Social distancing

d Dirjen P2P mengumumkan kepada publik bahwa di Indoneia sudah ditemukan

suspek yang terkonfirmasi dengan virus COVID-19 faktor-faktor risiko

COVID-19 gejala-gejala penderita COVID-19 upaya pencegahan dan

penanggulangan penyebaran virus COVID-19 (adanya penyelidikan

epidemiologi (PE) isolasi pasien di RS karantina ldquotempatrdquo kesiapan RS dan

laboratorium menghadapi situasi yang terjadi) jangan panik namun tetap

meningkatkan kewaspadaan segera mendatangi fasyankes jika mendapati

gejala-gejala COVID-19 memperketat pengawasan dan karantina kesehatan

di pintu masuk negara

3 Tanggap Darurat

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pusat bergerak lebih cepat lagi

dan berkoordinasi dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Daerah di wilayah yang mengalami kasus yang tinggi terhadap penularan virus

COVID-19 Komunikasi Rokom Yanmas Kemenkes dengan Pusdatin Humas

BNPB dan Kemenkominfo sebagai Media Center Nasional Respon cepat dan

penyediaan konten positif yang lebih masif untuk cegah-tangkal hoaks

misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media

massa dan media sosial dan berkoordinasi dengan Kemenkominfo BSSN Cyber

72

Crime Polri untuk penanggulangannya Divisi Humas Polri dan Puspen TNI juga

memberikan pernyataan untuk menenangkan dan mengamankan situasi

bull Kepala negara sebagai juru bicara nasional mengumumkan kepada publik bahwa

Indonesia dalam kondisi tanggap darurat COVID-19 Dalam hal ini

mengumumkan masa awal berlakunya periode tanggap darurat dan untuk

mengakhiri masa tanggap darurat ini akan melihat adanya penurunan kasus

dengan 2x masa inkubasi dari kasus terakhir Dalam hal ini Kemenkes

berkoordinasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) Sekretariat Negara (Setneg)

dan Sekretariat Kabinet (Setkab) Talking point Juru Bicara dibuat 2x sehari

sebagai bahan pimpinan jika dibutuhkan berbicara kepada publik dan media

massa berikut siaran pers dikeluarkan 2x sehari dalam kondisi tanggap darurat

ini

bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line

(mengingat era digital) dan above the line Kader komunitas LSM Ormas yang

sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan komunikasi juga bergerak sebagai

surveilans komunikasi dan epidemiologi di wilayah yang terdampak penyebaran

kasus virus COVID-19 (para tenaga kesehatan dan relawan harus dilengkapi

APD) Penyebaran informasi dan publikasi media KIE baik cetakan e-file digital

tentang pesan-pesan pencegahan dan penanggulangan disebarkan secara masif

melalui media cetak elektronik tradisional digital dan media sosial

bull Contact center standby 24 jam baik di tingkat Pusat maupun daerah sebagai

sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk NCC PSC 119

bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel

warning terhadap tanggap darurat COVID-19 dan diumumkan kepada publik

Selain itu menguatkan koordinasi dan komunikasi antara Kemenkes BNPB

Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media internasional

bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (pusat dan daerah) akan bekerja

sama lintas sektor menjalankan dan berperan serta di dalam prosedur karantina

wilayah dan pengamanan untuk menenangkan warga di fasilitas umum yang

ditutup

bull Isi pesan

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktivitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau

ketika merawat yang sakit

c Social and physical distancing

d Kepala negara mengumumkan kepada publik bahwa di Indonesia dalam

kondisi tanggap darurat COVID-19 negara akan terus berupaya

menanggulangi persoalan ini meminta kerja sama masyarakat Indonesia

untuk mematuhi instruksi pemerintah Dalam kondisi ini diberlakukan karantina

wilayah dan penutupan tempat umum sarana publik

73

4 Rehabilitasi

bull Kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat pada skenario ini seperti

pada kondisi siaga darurat

bull Menkes mengumumkan kepada publik bahwa masa penanggulangan tanggap

darurat COVID-19 telah berakhir ditandai dengan penurunan kasus dengan 2x

masa inkubasi dari kasus terakhir

bull Terus waspada dan menanggapi dengan cepat rumor atau informasi yang salah di

masyarakat

bull Perkuat pesan-pesan kunci

a PHBS secara umum (personal hygiene)

b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19

Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada

kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau

ketika merawat yang sakit

c Berakhirnya masa tanggap darurat yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan

juga dinyatakan dengan pembukaan wilayah karantina membuka fasilitas

umum yang ditutup rehabilitasi lingkungan yang terdampak serta masyarakat

tetap diminta waspada

74

44 Instruksi Koordinasi

Gambar 49 Jejaring Kerja Komando dan Koordinasi

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi Pusat

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi Propinsi

Kebijakan

1 Penentu Kebijakan

2 Forum Koordinasi KabKota

Posko KLB

Influenza Pusat

Posko KLB

Influenza Propinsi

Posko KLB

Influenza KabKota

Pos Lapangan

KLB Influenza

Pos Taktis

Perimeter

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Berbagai pihak

terkait dalam dan

luar negri

Lab

Regional

Nasional

Lab

Rujukan

sekuensing

Lab

Daerah

Rumah

Sakit

Puskesmas

Keterangan

= Mekanisme Komando

= Mekanisme Koordinasi= Mekanisme rujukan

pasien dan pengiriman spesimen

= Mekanisme laporan

JEJARING KERJA KOMANDO amp KOORDINASI

Posko COVID-19 Pusat

Posko COVID-19 Provinsi

Posko COVID-19 Kota

Posko COVID-19 Lapangan

75

Bab 5

Administrasi dan Logistik

51 Administrasi

a Pemenuhan Kebutuhan Bersumber APBN

Berdasarkan analisa Biro Perencanaan dan Anggaran ditentukan kebutuhan jumlah

logistik kesehatan APD sebanyak 600000 unit namun sesuai hasil estimasi yang

dibuat Pusat Krisis Kesehatan dalam analisa situasi berdasarkan skenario kejadian

pandemi Covid-19 dengan menggunakan angka serangan klinis 36 dari jumlah

populasi Indonesia ditentukan jumlah kebutuhan APD dan logistik kesehatan lainnya

pada tabel berikut yang merupakan kebutuhan sampai dengan tanggal 16 Agustus

2020 Pemenuhan kebutuhan ini dapat berasal dari alokasi APBN Kementerian

Kesehatan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB Badan Dunia dan sumbangan dari

masyarakat Pusat Krisis Kesehatan telah menentukan estimasi kebutuhan APD dan

logistik kesehatan lainnya sampai dengan tanggal 16 Agustus 2020 seperti terlihat pada

tabel di bawah ini

76

Tabel 51

Tabel Kebutuhan APD dan Logistik Kesehatan Lainnya

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

1 Aceh

55995

55995

26979

911

1623

1623

865526

19604

1669

21233

66560

1325896

2 Sumatera Utara

225579

225579

108688

3669

6537

6537

3486798

78974

6725

85538

268138

5341414

3 Sumatera Barat

55995

55995

26979

911

1623

1623

865526

19604

1669

21233

66560

1325896

4 Riau

109362

109362

52692

1779

3169

3169

1690410

38287

3261

41469

129994

2589533

5 KEPULAUAN RIAU

22933

22933

11049

373

665

665

354478

8029

684

8696

27260

543024

6 Jambi

37617

37617

18125

612

1090

1090

581453

13170

1122

14264

44714

890726

7 Bangka Belitung

15522

15522

7479

252

450

450

239923

5434

463

5886

18450

367537

8 Sumatera Selatan

87632

87632

42222

1425

2539

2539

1354532

30679

2613

33229

104165

2075003

9 Bengkulu

20658

20658

9954

336

599

599

319318

7232

616

7833

24556

489162

10 Lampung

87154

87154

41992

1418

2525

2525

1347149

30512

2598

33048

103597

2063693

11 Banten

201907

201907

97282

3284

5851

5851

3120890

70686

6020

76561

239999

4780881

12 DKI JAKARTA

544381

544381

262291

8855

15774

15774

8414541

190584

16230

206424

647086

12890209

13 JAWA BARAT

1276846

1276846

615203

20769

36999

36999

19736309

447016

38068

484168

1517740

30233989

77

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

14 JAWA TENGAH

536047

536047

258275

8719

15533

15533

8285719

187667

15982

203264

637179

12692866

15 DI Yogyakarta

39708

39708

19132

646

1151

1151

613767

13901

1184

15057

47199

940228

16 Jawa Timur

1019885

1019885

491396

16590

29553

29553

15764440

357055

30407

386730

1212300

24149495

17 BALI

112016

112016

53971

1822

3246

3246

1731443

39216

3340

42475

133150

2652392

18 KALIMANTAN BARAT

52518

52518

25304

854

1522

1522

811780

18386

1566

19914

62427

1243563

19 KALIMANTAN TENGAH

28323

28323

13647

461

821

821

437793

9916

844

10740

33667

670654

20 Kaltara

7592

7592

3658

123

220

220

117344

2658

226

2879

9024

179758

21 Kaltim

46657

46657

22480

759

1352

1352

721176

16334

1391

17692

55459

1104768

22 Kalsel

44021

44021

21210

716

1276

1276

680436

15411

1312

16692

52326

1042357

23 Sulawesi Utara

25864

25864

12462

421

749

749

399788

9055

771

9808

30744

612433

24 Gorontalo

12474

12474

6010

203

361

361

192811

4367

372

4730

14827

295367

25 Sulawesi Tengah

31676

31676

15262

515

918

918

489616

11090

944

12011

37652

750042

26 Sulawesi Barat

14370

14370

6924

234

416

416

222122

5031

428

5449

17081

340268

27 Sulawesi Selatan

91315

91315

43997

1485

2646

2646

1411461

31969

2722

34626

108543

2162213

28 Sulawesi Tenggara

28184

28184

13580

458

817

817

435643

9867

840

10687

33501

667360

78

NO

PROVINSI Gaun

(Gown) Pelindung

kepala

Celemek (Apron

disposable)

Celemek (Apron heavy duty

reusable)

Sepatu pelindung

(Gum boots)

Sarung tangan

(Gloves) heavy duty

Sarung tangan

(Gloves) examination

Sarung tangan

(Gloves) surgical

Pelindung mata

(Goggles)

Pelindung wajah (Face

shield) Masker

N95

Masker bedah

(surgicalfacemask)

29 Nusa Tenggara Barat

78636

78636

37888

1279

2279

2279

1215488

27530

2344

29818

93472

1862003

30 Nusa Tenggara Timur

56677

56677

27308

922

1642

1642

876061

19842

1690

21491

67370

1342035

31 Maluku Utara

13079

13079

6302

213

379

379

202170

4579

390

4960

15547

309704

32 Maluku

18737

18737

9028

305

543

543

289612

6560

559

7105

22271

443656

33 Papua Barat

10042

10042

4838

163

291

291

155216

3516

299

3808

11936

237776

34 Papua

35137

35137

16930

572

1018

1018

543115

12301

1048

13324

41766

831997

TOTAL

5044539

5044539

2430535

82056

146173

146173

77973855

1766062

150398

1912841

5996259

11944789

9

KEBUTUHAN NASIONAL

5044633

5044633

2430580

82057

146176

146176

77975307

1766095

150401

1912876

5996371

11945012

4

SELISIH

94

94

45

2

3

3

1452

33

3

36

112

2224

79

b Pemenuhan Kebutuhan Bersumber Dana Siap Pakai (DSP)

Berdasarkan peraturan BNPB No2 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Siap Pakai

(DSP) Berikut ini prosedur pemberian DSP

1 Prosedur pemberian DSP melalui usulan permohonan terlebih dahulu dilakukan

verifikasi

2 Pemberian DSP berdasarkan persetujuan Kepala BNPB atau pejabat yang diberikan

kuasa oleh Kepala BNPB

3 Pemberian bantuan DSP sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi kementerian

lembaga berdasarkan atas

a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten

kota atau BPBD propinsi terdampak

b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan

status keadaan darurat bencana

c Rincian biaya untuk kegiatan penanganan darurat bencana

d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB

4 Pemberian bantuan DSP melalui inisiatif BNPB berdasarkan atas

a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten

kota atau BPBD propinsi terdampak

b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan

status keadaan darurat bencana

c Hasil pengkajian cepat yang menjelaskan kebutuhan rincian biaya untuk

kegiatan penanganan darurat bencana yang dinyatakan secara tertulis oleh

pejabat eselon I yang berwenang

d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB

Pelaksanaan penyaluran DSP

1 KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) BNPB memerintahkan bendahara pengeluaran

untuk memindahbukukan sejumlah dana UP dari rekening bendahara pengeluaran

ke rekening BPP pengelola pada unit kerja di BNPB BPBD dan atau kementerian

lembaga terkait

2 Pemindahbukuan DSP kepada unit kerja BNPB BPBD atau kementerian lembaga

terkait dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang telah disetujui KPA

3 Penyaluran bantuan DSP untuk BPBD kabupaten kota atau propinsi harus

dilengkapi dengan Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan Kepala BPBD

atas nama pemerintah daerah

4 Penyaluran bantuan DSP untuk kementerian lembaga harus dilengkapi dengan

Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan pejabat setingkat eselon I dari

kementerian lembaga terkait

5 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada pemerintah

kabupaten kota atau propinsi melalui pengelola DSP BNPB setempat dilengkapi

dengan bukti penerimaan berupa kuitansi berita acara serah terima

6 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada unit kerja BNPB

dan kementerian lembaga terkait melalui pengelola DSP yang ditunjuk dilengkapi

dengan bukti penerimaan berupa kuitansi dan berita acara serah terima

7 Waktu penyaluran bantuan DSP disesuaikan dengan ketersediaan UP DSP yang

ada pada rekening bendahara pengeluaran BNPB

80

8 Penyaluran bantuan DSP dapat pula diberikan dalam bentuk barang jasa dengan

mempertimbangkan aspek kemudahan ketersediaan dan kelancaran distribusi

9 Pelaksanaan penyaluran DSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan mengenai mekanisme pelaksanaan anggaran penanggulangan

bencana

Pengaturan logistik penting untuk mendukung penyelenggaraan respon medis dan laboratorium serta respon komponen lain Diperlukan prosedur untuk mempercepat proses pengadaan dan transportasi barang

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

- Memetakan sumber daya yang tersedia dan rantai suplai (supply chain) di sektor kesehatan dan lainnya

- Memeriksa sistem pengelolaan dan pengendalian rantai suplai (penimbunan penyimpanan keamanan pengaturan transportasi dan distribusi) untuk persediaan medis dan komoditas esensial lainnya termasuk Disease Commodity Package (DCP) COVID-19 dan cadangan kit pasien di dalam negeri

- Memeriksa proses pengadaan (termasuk impor dan bea cukai) untuk suplai medis dan kebutuhan esensial lainnya dan mendorong sumber daya setempat untuk memastikan keberlanjutan

- Menilai kapasitas pasar lokal untuk memenuhi peningkatan permintaan akan suplai medis dan kebutuhan pokok lainnya dan mengoordinasikan permintaan suplai internasional melalui mekanisme pengadaan regional dan global

- Mempersiapkan kapasitas lonjakan staf dan mekanisme penempatan nasihat kesehatan (pedoman dan SOP) pra dan pasca penempatan paket (briefing vaksinasi yang direkomendasikan wajib peningkatan kit medical travel dukungan kesehatan jiwa dan psikososial termasuk kelompok pendukung sebaya) untuk memastikan kesejahteraan staf

- Mengdentifikasi dan mendukung fungsi-fungsi kritis yang harus berlanjut selama wabah COVID-19 yang meluas (mis air dan sanitasi bahan bakar dan energi makanan telekomunikasiinternet keuangan hukum dan ketertiban pendidikan dan transportasi) sumber daya yang diperlukan dan tenaga kerja esensial

81

Gambar 51

Contoh SK Status Darurat Bencana

82

Gambar 52

Konsep Operasi Logistik

Sumber Internasional Pintu MasukStaging Area di Bandara Sumber

(UNHRDWHO Supplier) NasionalRegional

Pusat Krisis Gudang Provinsi

(Masuk Melalui BandaraPelabuhanTerminal)

Gudang KabupatenKota

Pusat Layanan Kesehatan Unit Layanan Kesehatan Rumah Penduduk

Gambar 10 Konsep Operasi Logistik

83

Bab 6

Komando dan Perhubungan

Gambar 61

Struktur Klaster Nasional Penanggulangan Bencana

Keputusan Kepala BNPB Nomor 173 tahun 2015 tentang klaster nasional

penanggulangan bencana

1 Klaster Kesehatan Tugasnya Pelayanan Kesehatan Pengendalian Penyakit

Penyehatan Lingkungan Penyiapan Air Bersih dan Sanitasi yang berkualitas

Pelayanan Kesehatan Gizi Pengelolaan Obat Bencana Penyiapan Kesehatan

Reproduksi dalam Situasi Bencana Penatalaksanaan Korban Mati Pengelolaan

Informasi dibidang Kesehatan

Koordinator Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian

Kesehatan

Wakil Koordinator Pusat Kedokteran Kepolisian Republik Indonesia

2 Klaster Pencarian dan Penyelamatan Tugasnya Mengerahkan Mengkoordinir

serta mengendalikan sarana dan personil dalam pelaksanaan operasi pencarian

penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana secara cepat efisien dan

efektif Pengelolaan Informasi dibidang Pencarian dan Penyelamatan

Koordinator Direktur Operasi dan Pelatihan BASARNAS

Wakil Koordinator Wakil Asisten Operasi Tentara Nasional Indonesia

3 Klaster Logistik Tugasnya Pengadaan barang sandang permakanan dan

peralatan Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negriimpor)

PenyimpananPergudangan Distribusi Logistik Keamanan Logistik Pengelolaan

Informasi dibidang Logistik

Koordinator Direktur Logistik BNPB

Wakil Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam

Kementerian Sosial

KESEHATAN

PENCARIAN DAN

PENYELAMATAN

LOGISTIK

PENGUNGSIAN DAN

PERLINDUNGAN

PENDIDIKAN

SARANA DAN PRASARANA

EKONOMI

PEMULIHAN

DINI

84

4 Klaster pengungsian dan Perlindungan Tugasnya Penyiapan Dapur Umum

Pencegahan dan Penanganan Kekerasan berbasis Gender Tempat Pengungsian

Keamanan Manajemen Pengungsian dan Penyiapan Hunian Sementara

Perlindungan Kelompok Rentan Pengelolaan Informasi dibidang Pengungsian dan

Perlindungan

Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian

Sosial

Wakil Koordinator Asisten Operasi Kepolisian Republik Indonesia

5 Klaster Pendidikan Tugasnya Pelayanan Belajar Mengajar Formal dan Informal

Penyiapan Sekolah Darurat Bimbingan dan Penyuluhan bagi Anak Dewasa

Kerohanian Pengelolaan Informasi dibidang Pendidikan

Koordinator Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat

Jendral Kementerian Pendidikan

Wakil Koordinator Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama

6 Klaster Sarana dan Prasarana Tugasnya Pembersihan puing-puing debris

clearance Penyediaan Alat Transportasi Telekomunikasi dan Energi Penyediaan

Hunian Tetap Penyediaan Air dan Sanitasi Pengelolaan Informasi dibidang Sarana

dan Prasarana

Koordinator Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum

Wakil Koordinasi Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika

Kementerian Komunikasi dan Informatika

7 Klaster Ekonomi Tugasnya Pengelolaan Sektor Pertambangan dan Galian Listrik

Gas dan Air Minum Industri Pengolah Konstruksi Perdagangan Hotel dan

Restoran Jasa dan Pertanian serta Pengelolaan Informasi dibidang Ekonomi

Koordinator Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian

Wakil Koordinator Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

8 Klaster Pemulihan Dini Tugasnya Penguatan Kapasitas pemerintah pusat daerah

untuk koordinasi Revitalisasi fungsi pemerintah desa camat kabupaten kota

provinsi Pemulihan Layanan Publik Sarana Pendukung kepemerintahan

Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pendanaan Pengelolaan Informasi dibidang

Pemulihan Dini

Koordinator Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana

Kementerian Dalam Negeri

Wakil Koordinator Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan Penyusunan dan

Evaluasi Program Kelembagaan dan Tatalaksana Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB

9 PSC (Public Safety Center) merupakan ujung tombak pelayanan kegawatdaruratan

Pra Fasyankes di daerah 1 kabupaten hanya ada 1 PSC berjejaring dengan faskes

setempat PSC diselenggarakan 24 jam sehari terus menerus Lokasi dapat di

Dinkes RS atau Lokasi lain yg ditetapkan oleh Pemda kabupatenkota

Fungsi PSC

pemberi pelayanan Gawat Darurat

pemandu pertolongan pertama (first aid)

pengevakuasi KorbanPasien Gawat Darurat dan

pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan

Ketenagaan PSC Koordinator Tenaga Kesehatan Operator Call Center dan

tenaga lain

85

Tabel 61

Tugas dan Pelaksana Sub Klaster-Sub Klaster Dalam Klaster Kesehatan

TUGAS KLASTER TIM PELAKSANA

PELAYANAN KESEHATAN (Respon Medis) SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN

PENGENDALIAN PENYAKIT (Surveilans Laboratorium) SUB KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT

KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYIAPAN AIR

BERSIH KESEHATAN LINGKUNGAN

PENYIAPAN AIR BERSIH DAN SANITASI YANG

BERKUALITAS

PELAYANAN GIZI SUB KLASTER PELAYANAN GIZI

KESEHATAN REPRODUKSI SUB KLASTER KESEHATAN REPRODUKSI

PENANGANAN KESEHATAN JIWA SUB KLASTER KESEHATAN JIWA

PENATALAKASANAAN KORBAN MATI SUB KLASTER DVI

PROMOSI KESEHATAN (Promosi Kesehatan) TIM PROMKES

PENGELOLAAN INFORMASI KESEHATAN TIM DATA amp INFORMASI

PENGELOLAAN OBAT BENCANA (Intervensi Farmasi) TIM LOGISTIK KESEHATAN

86

Lampiran

Lampiran 1

PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN PERAN STAKEHOLDER DAN PEMBIAYAAN

ESTIMASI KETERSEDIAAN amp KEBUTUHANSUMBERDAYA

SUMBER DAYA KEGIATAN LABORATORIUM

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN

1

1Pengambilan

pengiriman

2Pemeriksaan

spesimen

Mengambil specimen

penderita atau suspek

memeriksa dilapangan

maupun mengirimkan ke

laboratorium

Tenaga

Tenaga kesehatan Analis kesehatan surveilans

2 org1000 pddk

Saranaprasarana

Alat transportasi

Laboratorium lap

1 unit area

1 unitKabupatenKota

Logistik

Reagen

Specimen pot

Specimen carrier

Pedoman Pengambilan dan Pengiriman spesimen COVID-19

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

1 pkt x 1 + 5 x jml pddk

2 bh x unit pelayanan lab

SUMBER DAYA KEGIATAN PELAYANAN MEDIK DAN TINDAKAN FARMASI

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN

1

Penyediaan amp

penyimpanan antiviral

Menyiapkan kebutuhan dan

menyimpan antiviral yang

dibutuhkan untuk penduduk

di area pembatasan

Tenaga

Tenaga kesehatan

Asisten apoteker

1 orang gudang

1 orang gudang

Saranaprasarana

- Gudang penyimpanan

1 unitarea

Logistik Saat ini tidak ada

antiviral yang direkomendasikan

Antiviral (Apabila sudah direkomendasikan antiviral untuk pengobatan)

Obat-obatan lainnya

Format RR logistic

Utk pengobatan

10 x jml pddk x 2 dosis x 5 hr + 5x 10 x Jml pddk x 2 dosis x 5 hr

2 Triase Triase COVID-19 dan bukan

COVID-19

Tenaga

Tenaga dokter yang bersertifikasi

Perawat yang bersertifikasi

3 org1000 pddk

5 org1000 pddk

Saranaprasarana

Klinik berikut peralatan

Alat transportasi yang dilengkapi obat-obat life

1 unitarea

87

saving oksigen dan portable ventilator

1 unitarea

Logistik

APD

Antiviral

Obat-obatan lainnya

Format RR

Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan AV Diihitung pada penyediaan Obat

3 Pelayanan

medikevakuasi

Rujukan kesehatan

Melakukan pelayanan

medik kesehatan kepada

penderita ILI dan penyakit

lain di area pembatasan

Tenaga

Dokter yang bersertifikasi

Perawatbidan yang bersertifikasi

Paramedis lainnya

Sopir ambulan

2 orgdesa

2 orgdesa

1 orgdesa

Saranaprasarana

Unit pelayanan Puskesmas

Puskesmas kelilingAmbulance

Posko Pelayanan

1 unitarea

1 unitarea

Logistik

Peralatan kesehatan

Obat-obatan

RegisterFormat laporan

Standar Puskesmas Standar Puskesmas Kegiatan Puskesmas

4 SUMBER DAYA PADA TINDAKAN KARANTINAISOLASI

NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA CARA PERHITUNGAN

1

2

3

4

Pengawasan Karantina

Penerapan pintu keluar

masuk

Penetapan perimeter

Pembatasan kegiatan

umum

Pemantauan seluruh

kegiatan kekarantinaan di

area pembatasan

Pengawasan di pintu keluar

dan masuk area

pembatasan

Mengawasi diperbatasan

area pembatasan

Membatasi kegiatan

penduduk untuk

mengurangi kontak antar

penduduk

Tenaga

Tenaga kesehatan yang paham teknis kekarantinaan

Tenaga non kesehatanTNI Polri

3 org 1000 pddk

10 org1000 pddk

Saranaprasarana

Alat komunikasi HT

Pos di pintu keluarmasuk dilengkapi ruang pemeriksaan medis untuk penjaringan

Tanda pembatasan (Quarantine line) talipitatonggakpapan pengumuman

Alert card

1 unit Tim

1 unitarea

1 bh x jml kemungkinan jln

keluarmasuk

10 x jumlah pddk

Logistik

Suplemen

Obat-obatan

APDPPE

Desinfektan

Peta wilayah

Senter

Poster

Leaflet

Buku pencatatan

1 tb x 35 x jml pddk + ptgs Dihitung pada penyediaan obat Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada kegiatan Kesling

1 buahpos 1 x jml petugas

5 x Jml TTU 1 bh x pddk

1 bh x jml pos

5 Karantina rumah

Melakukan pembatasan

keluar rumah bagi

penduduk kontak agar tidak

menularkan kepada orang

lain

Tenaga

Tenaga Non kesehatan

Termasuk perhitungan di atas

Saranaprasarana

88

Logistik

Tandapita

Paket x rmh yang dikarantina

6 Isolasi dan rujukan

Melakukan pemisahan

penderita yang sakit ke

tempat tertentu di area

pembatasan sebelum

dirujuk dan melakukan

rujukan ke rumah sakit

Tenaga

Tenaga Medis Paramedis

Tenaga sopir

8 org 1000 pddk

1 orgunit ambulance

Saranaprasarana

Ruang isolasi dilengkapi peralatan kesehatan

Ambulance khusus

1 unitarea 2 unitarea 1 unitarea

Logistik

Obat antiviral

Desinfektan

Obat-obatan lainnya

Peralatan medis

Kartu pasien

Surat rujukan

APDPPE

Dihitung pada penyediaan AV Dihitung pada Kesling

Dihitung pada penyediaan obat Standar pelayanan puskesmas

20 x jml pddk 1`pkt x 10 x jml pddk

Dihitung pada penyediaan APD

7 Kesling pencegahan KLB

Pengawasan Kesehatan

lingkungan untuk mencegah

terjadinya KLB penyakit

lainnya

Tenaga

Sanitarian

6org desa

Saranaprasarana

Penyediaan air bersih

Pengangkutan sampah

Pembuangan kotoranlimbah

1 unitarea 1 unitarea 1 unitarea

Logistik

Water test kit

Desinfektan

Swing fog

Penyaringan air PAC

APDPPE Masker lengkap

Masker biasa

Spry can

Malationsolar

I unitarea 1 paket x rumah + unit pelayanan

1 unitarea 1 bh x pddk

Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan APD

1 unitdesa 1 paketdesa

(Disesuaikan dg endemisitas lokasi)

Pemenuhan kebutuhan

hidup dasar

Tenaga

Tagana (Taruna siaga bencana) Kabupaten yang bisa di manfaatkan ke lapangan

Kader

1 orang200 KK

1 org10 KK

Saranaprasarana

Gudangtenda lapangan

Transportasi

Dapur umum

Timbangan beras

Kartu keluar masuk logistik

2 gudangdesa 1 unit trukdesa

1 unitdes 1 bhgudang 1 pktgudang

Logistik

Sarden (150 gr)

Kecap manis

Saos sambal

Minyak goreng (2 lt)

Beras (04 kgjiwa)

Minyak tanah

Personal hiegene

Air minum

1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK

1 pkthrjiwa

2 ltorhr

89

Lampiran 2

Penerbangan Internasional di Indonesia

No Tempat Kedudukan Nama Penerbangan

Sumatera

1 Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim

2 Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda

3 Deli Serdang Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu

4 Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau

5 Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II

6 Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II

7 Tanjung Pinang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah

8 Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno

9 Bandar Lampung Bandar Udara Radin Inten II

Jawa

10 Bandung Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara

11 Tangerang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

12 Yogyakarta Bandar Udara Internasional Adi Sucipto

13 Solo Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo

14 Semarang Bandar Udara Internasional Achmad Yani

15 Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda

16 Masalembo Sumenep Bandar Udara Internasional Valia Rahma

Bali dan Nusa Tenggara

17 Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai

18 Lombok Tengah Bandar Udara Internasional Lombok

Kalimantan

19 Tarakan Bandar Udara Internasional Juwata

20 Berau Bandar Udara Internasional Kalimaru

21 Banjarmasin Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor

Sulawesi

22 Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi

23 Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

24 Kendari Bandar Udara Internasional Haluoleo

Papua

25 Nabire Bandar Udara Internasional Yos Sudarso

90

26 Oksibil Bandar Udara Internasional Iskak

27 Jayapura Bandar Udara Sentani

28 Biak Bandar Udara Frans Kaisiepo

29 Tembagapura Bandar Udara Mozes Kilangin

30 Merauke Bandar Udara Mopah

Lampiran 3

Pelabuhan Internasional di Indonesia4

No Tempat Kedudukan Nama Pelabuhan

1 Sabang Pelabuhan Laut Teluk Sabang

2 Banda Aceh Pelabuhan Laut Malahayati

3 Banda Aceh Pelabuhan Laut Ulee Lheu

4 Banda Aceh Pelabuhan Laut Lhok Nga

5 Banda Aceh Pelabuhan Laut Meulaboh

6 Banda Aceh Pelabuhan Laut Singkil

7 Banda Aceh Pelabuhan Laut Labuhan Haji

8 Banda Aceh Pelabuhan Laut Tapak Tuan

9 Banda Aceh Pelabuhan Laut Sinabang

10 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Lhokseumawe

11 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Kuala Langsa

12 Medan Pelabuhan Belawan

13 Medan Pelabuhan Laut Pangkalan Susu

14 Medan Pelabuhan Laut Sibolga

15 Medan Pelabuhan Kuala Tanjung

16 Medan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan

17 Dumai Pelabuhan Laut Dumai

18 Dumai Pelabuhan Laut Bengkalis

19 Dumai Pelabuhan Laut Sungai Pakning

20 Dumai Pelabuhan Laut Penipahan

21 Dumai Pelabuhan Laut Tanjung Medang

22 Dumai Kawasan Industri Pelintung

23 Padang Pelabuhan Laut Teluk Bayur

24 Padang Pelabuhan Laut Sikakap

4httpskespelkemkesgoidkkpkkp_tempat_publicprofil7

91

25 Padang Pelabuhan Laut Bungus

26 Jambi Pelabuhan Laut Muara Sabak

27 Jambi Pelabuhan Laut Kuala Tungkal

28 Jambi Pelabuhan Laut Talang Duku

29 Palembang Pelabuhan Laut Palembang

30 Palembang Pelabuhan Boom Baru

31 Palembang Sumatra Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api

32 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Pekanbaru (Wilker Kampung Dalam)

33 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Selat Panjang

34 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Buatan

35 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Tanjung Buton

36 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Tembilahan

37 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Enok

38 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Rengat

39 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Gaung

40 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Sungai Guntung

41 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Batu Ampar

42 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Sekupang

43 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Pulau Sambu

44 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Nongsa

45 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Kabil

46 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Batam Centre

47 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Uncang Sagulung

48 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Teluk Senimba

49 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Semblog

50 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Harbour Bay

51 Tanjungpinang Kepulauan Riau Pelabuhan Sri Bintan Pura

52 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Pinang

53 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lagoi

54 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lobam

55 Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Pelabuhan Tanjung Balai Karimun

56 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Pangkal Dalam

57 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Tanjung Pandan

92

58 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Manggar

59 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Muntok

60 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Belinyu

61 Bengkulu Pelabuhan Laut Bai

62 Bengkulu Pelabuhan Laut Muko-Muko

63 Bengkulu Pelabuhan Laut Bintuhan

64 Bengkulu Pelabuhan Laut Malakoni Enggano

65 Panjang Lampung Pelabuhan Panjang

66 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Teluk Semangka

67 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Rawajitu

68 Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok

69 Jakarta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pantai Marina

70 Jakarta Pelabuhan Laut Marunda

71 Jakarta Pelabuhan Kali Baru

72 Banten Cilegon Pelabuhan Laut Merak

73 Banten Pelabuhan Laut Anyer

74 Banten Pelabuhan Laut Bojonegara

75 Banten Pelabuhan Laut Labuan

76 Indramayu Jawa Barat Pelabuhan Laut Balongan

77 Semarang Jawa Tengah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

78 Cilacap Jawa Tengah Pelabuhan Laut Tanjung Intan

79 Jawa Timur Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak

80 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Probolinggo

81 Probolinggo Jawa Timur Pelabihan Laut Panarukan

82 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Tanjung Wangi

83 Denpasar Pelabuhan Laut Celukan Bawang

84 Denpasar Pelabuhan Laut Benoa

85 Kupang NTT Pelabuhan Laut Atapupu

86 Kupang NTT Pelabuhan Laut Labuan Bajo

87 Kupang NTT Pelabuhan Laut Tenau

88 Kupang NTT Pelabuhan Laut Wini

89 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Laut Tarakan

90 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Bunyu

93

91 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan SebatikPelabuhan Nunukan

92 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Berau

93 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Tanjung Selor

94 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Kampung Baru

95 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Tanah Grogot

96 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Senipah

97 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Balikpapan

98 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Sintete

99 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Ketapang

100 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Kendawangan

101 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Telok Air

102 Palangkaraya Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pulang Pisau

103 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Sampit

104 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Kumai

105 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pangkalan Bun

106 Banjarmasin Kalimantan Selatan Pelabuhan Trisakti

107 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Labuan Uki

108 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Amurang

109 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Kotabunan

110 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Kema

111 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Belang

112 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Molibagu

113 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Bintauna

114 Palu Pelabuhan Laut Pantoloan

115 Palu Pelabuhan Laut Toli-Toli

116 Palu Pelabuhan Laut Luwuk

117 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kendari

118 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Pomalaa

119 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Bau-Bau

120 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kolaka

121 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Wanci

122 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Makassar

123 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Pare-Pare

94

124 Makassar Sulawesi Selatan Pealbuhan Laut Malili

125 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Biringkasi

126 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhhan Laut Awerange

127 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Palopo

128 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Belang Belang Mamuju

129 Ternate Pelabuhan Laut Buli

130 Ternate Pelabuhan Laut Bacan

131 Ternate Pelabuhan Laut Tobelo

132 Ternate Pelabuhan Sanana Mangole

133 Ambon Pelabuhan Laut Tual

134 Ambon Pelabuhan Yos Sudarso Ambon

135 Ambon Pelabuhan Laut Wahai

136 Ambon Pelabuhan Laut Saumlaki

137 Jayapura Pelabuhan Laut Jayapura

138 Jayapura Pelabuhan Laut Hamadi

139 Merauke Pelabuhan Laut Agats

140 Merauke Pelabuhan Laut Bade

Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19

Pusat Krisis Crisis Centre

95

Lampiran 4

Daftar Lokasi Pusat Krisis di Indonesia

No Tempat Kedudukan

1 Medan

2 Padang

3 Palembang

4 Banjarmasin

5 Manado

6 Makassar

7 DKI Jakarta

8 Semarang

9 Surabaya

10 Bali

11 Jayapura

Lampiran 5

DAFTAR LABORATORIUM PEMERIKSA COVID-19

No Wilayah Kerja Laboratorium Memiliki Fungsi Surveilans

Laboratorium Tidak Memiliki Fungsi Surveilans

1 Aceh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Balai Litbangkes Aceh

2 Sumatera Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

a Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan

b RUmah Sakit Universitas Sumatera Utara

3 Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Umum Pusat Moh Husein Palembang

4 Sumatera Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Rumah Sakit Universitas Andalas Padang

5 Jambi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi

6 Riau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru

7 Kepulauan Riau a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Batam

96

8 Bangka Belitung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkal Pinang

9 Bengkulu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

10 Lampung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

11 Banten Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang

12 DKI Jakarta a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta

a Lembaga Biologi Molekuler Eijkman

b Rumah Sakit Universitas Indonesia

c Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo

13 Jawa Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat

a Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung

b Rumah Sakit Universitas Padjajaran Bandung

14 Jawa Tengah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta

a Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga

b Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang

c Rumah Sakit Universitas Diponegoro Semarang

15 DI Yogyakarta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta

a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Daerah Istimewa Yogiakarta

b Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta

16 Jawa Timur Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

a Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo

b Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya

c Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang

17 Kalimantan Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta

b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat

Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak

18 Kalimantan Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

19 Kalimantan Selatan a Balai Besar Laboratorium

97

Kesehatan Surabaya b Balai Besar Teknik

Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru

20 Kalimantan Timur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

21 Kalimantan Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

22 Sulawesi Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar

b Rumah Sakit Universitas Hasanudin Makassar

23 Sulawesi Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

24 Sulawesi Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

25 Sulawesi Tenggara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

26 Gorontalo Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

27 Sulawesi Utara a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado

Rumah Sakit Umum Pusat Prof R D Kandou Manado

28 Maluku Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

29 Maluku a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon

30 Bali Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

a Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

b Rumah Sakit Universitas Udayana Denpasar

31 Nusa Tenggara Timur

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

32 Nusa Tenggara Barat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya

RRUD Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram

33 Papua Barat Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua

34 Papua Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua

98

Lampiran 6

132 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Menkes

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

2 3

1 Aceh 1 RSUD Cut Meutia Kab Aceh Utara

2 RSUD Dr Zainoel Abidin

2 Sumatera Utara

3 RSUP H Adam Malik

4 RSU Kabanjahe

5 RSU Djasamen Saragih Pematang Siantar

6 RSUD Tarutung

7 RSU Padang Sidempuan

3 Sumatera Barat 8 RSU Achmad Mochtar

9 RSUP M Djamil

4 Riau

10 RSUD Arifin Ahmad

11 RSUD Kota Dumai

12 RSUD Puri Husada Tembilahan

5 Kepulauan Riau

13 RSUD Embung Fatimah

14 RS Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam)

15 RSUD Muhammad Sani (Kab Karimun)

16 RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang

6 Jambi 17 RSUD Raden Mattaher

7 Sumatera Selatan

18 RSUP Moh Hoesin

19 RSUD Kayuagung

20 RSUD Lahat

21 RSUD Siti Fatimah Prov Sumatera Selatan

22 RS Dr Rivai Abdullah

8 Bangka Belitung 23 RSUD Tanjung Pandan (Dr Marsidi Judono)

24 RSUD Pangkal Pinang ( RSUD Depati Hamzah)

9 Bengkulu

25 RSUD Dr M Yunus

26 RSUD Arga Makmur

27 RSUD Hasanuddin Damrah Manna

10 Lampung

28 RSUD Dr H Abdul Moeloek

29 RSUD Kalianda (RSUD Dr H Bob Bazar)

30 RSUD Ahmad Yani Metro

31 RSUD May Jen HM Ryacudu

11 DKI Jakarta 32 RSPI Sulianti Saroso

33 RSPAD Gatot Soebroto

99

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

34 RSUP Persahabatan

35 RSUP Fatmawati

36 RSUD Cengkareng

37 RSUDPasar inggu

38 RSU Bhayangkara Tk I RSaid Sukanto

39 RSAL Mintoharjo

12 Jawa Barat

40 RSUP Hasan Sadikin

41 RS Paru Dr H A Rotinsulu

42 RSUD Gunung Jati Cirebon

43 RSUD Dr Slamet Garut

44 RSUD R Syamsudin SH Sukabumi

45 RSUD Kab Indramayu

46 RS Paru Dr M Goenawan Partowidigdo

47 RSU Tk II Dustira

13 Banten 48 RSUD Kab Tangerang

49 RSUD Serang (Dr Drajat Prawiranegara)

14 Jawa Tengah

50 RSUP dr Kariadi

51 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten

52 RSUD Purwokerto (Margono Soekarjo)

53 RSUD Kraton Pekalongan

54 RSUD Dr Soeselo Slawi

55 RSUD Dr H Soewondo Kendal

56 RSUD Tidar Magelang

57 RSUD Moewardi Surakarta

58 RSUD Banyumas

59 RSUD Kudus (Dr Loekmonohadi)

60 RS Paru Dr Ario Wirawan

61 RSUD KRMT Wongsonegoro (RSUD Kota Semarang)

62 RSUD Kardinah Tegal

15 Yogyakarta

63 RSUP dr Sardjito

64 RSUD Panembahan Senopati Bantul

65 RSUD Kota Yogyakarta

66 RSUD Wates

16 Jawa Timur

67 RSUD Dr Soebandi Jember

68 RSUD Kab Kediri Pare

69 RSUD Dr Soetomo

100

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

70 RSUD Dr Soedono Madiun

71 RSUD Dr Saiful Anwar

72 RSUD Dr R Koesma Tuban

73 RSUD Blambangan

74 RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro

75 RSUD Dr Iskak Tulungagung

76 RSUD Sidoarjo

77 RS Universitas Airlangga

17 Bali

78 RSUP Sanglah

79 RSUD Sanjiwani Gianyar

80 RSUD Tabanan

81 RSUD Kab Buleleng

18 Nusa Tenggara

Barat

82 RSUD NTB

83 RSUD Kab Bima

84 RSUD Dr R Sudjono

85 RSUD Manambai Abdul Kadir

19 Nusa Tenggara

Timur

86 RSU Prof Dr WZ Johanes

87 RSU Dr Tc Hillers Maumere

88 RSUD Komodo Labuan Bajo

20 Kalimantan Barat

89 RSUD Dr Soedarso Pontianak

90 RSUD Dr Abdul Azis Singkawang

91 RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang

92 RSUD Dr Agoesdjam Ketapang

21 Kalimantan Tengah

93 RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya

94 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun

95 RSUD Dr Murjani Sampit

22 Kalimantan Selatan 96 RSUD Ulin Banjarmasin

97 RS Boejasin Pelaihari

23 Kalimantan Timur

98 RSUD Panglima Sebaya

99 RSU Taman Husada Bontang

100 RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan

101 RSUD Abdul Wahab Sjahranie

102 RSUD Aji Muhammad Parikesit

24 Kalimantan Utara 103 RSUD Tanjung Selor

104 RSUD Provinsi Kaltara

25 Sulawesi Utara 105 RSUP Prof Dr R D Kandou

106 RSUD Dr Sam Ratulangi

101

No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes

107 RSU Ratatotok - Buyat

108 RSUD Kota Kotamobagu

26 Gorontalo 109 RSUD Prof Dr H Aloei Saboe

27 Sulawesi Barat 110 RSUD Provinsi Sulawesi Barat

28 Sulawesi Tengah

111 RSUD Undata Palu

112 RSUD Kab Banggai Luwuk

113 RSU Mokopido Toli-Toli

114 RSUD Kolonedale

115 RSU Anutapura Palu

29 Sulawesi Selatan

116 RSUP dr Wahidin Sudirohusodo

117 RSU Andi Makkasau Parepare

118 RSU Lakipadada Toraja

119 RSUD Kab Sinjai

120 RSUD Labuang Baji

121 RS TkII Pelamonia

122 RS Dr Tadjuddin Chalid MPH

30 Sulawesi Tenggara 123 RS Bahtera Mas Provinsi Sultra (RS Kendari)

31 Maluku 124 RSU Dr M Haulussy Ambon

125 RSUD Saumlaki

32 Maluku Utara 126 RSUD Dr H Chasan Boesoirie Ternate

33 Papua

127 RSU Jayapura

128 RSU Nabire

129 RSUD Mimika

130 RSU Merauke

34 Papua Barat 131 RSUD Manokwari

132 RSUD Kab Sorong

102

Lampiran 7

Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Gubernur

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

1 2 3 4

1 Aceh SK Nomor 4409722020

1 RSUD Meuraxa

2 RSUD Tgk Chik Ditiro

3 RSUD Dr Fauziah

4 RSUD Langsa

5 RSUD Datu beru

6 RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya

7 RSUD Tengku Peukan

8 RSUD Dr Zubir Mahmud

9 RSUD Gayo Lues

10 RSUD Sahuddin Aceh Tenggara

11 RSUD Dr H Yuliddin Away

2 Sumatera

Utara SK 18844171KPTS2020

1 RSU Dr Gerhard L Tobing

2 RSUMartha Friska

3 RSU Martha Friska Multatuli

4 RSUD Abdul Manan Simpatupang

5 RSUD Gunung Sitoli

3 Sumatera

Barat SK Nomor 4402522020

1 RS Reksodiwiryo Padang

2 RS Unand Padang

3 RSUD Pariaman

4 RSUD M Natsir Solok

4 Riau SK Nomor

Kpts5681112020

1 RSUD Petala Bumi

2 RS Awal Bross Sudirman

3 RS Eka Hospital

4 RS ibnu Sina

5 Rumah Sakit Santa Maria

6 RS Bhayangkara Polda Riau

7 Rumah Sakit PMC

8 RS Bina Kasih

9 RS Prof DR Tabrani

10 RS Syafira

11 RS Awal Bross Ahmad Yani

12 RS Awal Bross Panam

103

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

13 RS Prima

14 RS Aulia

15 RS Universitas Riau

16 RSUD Madani

17 RS Hermina

18 RS TNI AU Lanud Roesmin Nuriadin

19 RS Tk IV Tentara Pekanbaru

20 RSUD Bangkinang

21 RSUD Rokan Hulu

22 RS Awal Bross Ujung Batu

23 RS Azzahra

24 RS Surya Insani

25 RSUD Taluk Kuantan

26 RSUD Indrasari Rengat

27 RS Kasih Ibu Rengat

28 RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang

29 RSUD Raja Musa Sungai Guntung

30 RSUD Meranti

31 RS Tengku Rafian Siak Sri Indrapura

32 RSUD Perawang

33 RSUD Bengkalis

34 RSUD Kec Mandau

35 RS Permata Hati

36 RS Pertamina Dumai

37 RSUD Dr RM Pratomo Bangansiapi-api

38 RS Cahaya

39 RSUD Selasih Pelalawan

40 RS Evarina

41 RS Amelia Medika Pelalawan

5 Kepulauan

Riau SK Nomor 314 Tahun 2020

1 RSUD Kota TPI

2 RSUD Natuna

3 RS Engku Haji Daud

4 RSUD Bintan

5 RSUD Dabo

6 RSUD Encik Mariyam

7 RSUD Bergerak Jemaja

104

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

8 RSUD Palmatak - Kepulauan Anambas

9 RSUD Tarempa - Kepulauan Anambas

10 RSAL DRMidiyantoS

11 RSAUdr Yuniani Wisma Karyani

12 RS Bhayangkara POLDA BTM

13 RSU Awal Bros

14 RSU Budi Kemulyaan

15 RSU Harapan Bunda

16 RSU Santa Elisabeth BATAM

17 RSU Santa Elisabeth Kota Batam

18 RSU Soedarsono Darmosoewito

19 RSU Bhakti Timah

20 RSU Graha Hermine

21 RSU Camantha Sahidyah

22 RS KLG Huhada BTM

23 RSIA Mutiara AiniI

24 RSIA Griya Medika

25 RSIA Kasih Sayang Ibu

26 RSIA Frishdy Angel

27 RSU Charis Medika

28 RS Santa Elisabeth Sei Lekop

29 RS Hj Bunda Halimah

6 Jambi SK Nomor

292KEPGUBDISKES-422020

1 RS H Abdul Manap

2 RS Daud Arif Kuala Tungkal

3 RS Hanafie Bungo

4 RSHamba Batang Hari

5 RSHA Thalib Kerinci

7 Sumatera Selatan

SK Nomor 201KPTSDINKES2020

1 RSUD Palembang Bari

2 RS Umum Pertamin+H77H116a Plaju

3 RS Charitas Palembang

4 RS Umum Pelabuhan Palembang

5 RS AK Gani Palembang

6 RS Siloam Sriwajaya

7 RS Myra

8 RS Bhayangkara

9 RSI Siti Khodijah

105

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

10 RS Muhammadiyah

11 RS PT Pusri Medika

12 RS Bunda Palembang

13 RS Hermina Palembang

14 RSK Paru Provinsi Sumsel

15 RSUD Ogan Ilir

16 RSUD Prabumulih

17 RS Umum Pertamina Prabumulih

18 RS Umum AR Bunda Prabumulih

19 RSUD Dr HM Rabain Muara Enim

20 RS Bukit Asam

21 RSUD Sekayu

22 RSUD Bayung Lencir

23 RSUD Dr Sobirin Musi Rawas

24 RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau

25 RS Siloam Lubuklinggau

26 RS AR Bunda Lubuklinggau

27 RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja

28 RS DKT Nosmir Baturaja

29 RS Santo Antonio Baturaja

30 RSUD Muaradua

31 RSUD Martapura

32 RSUD Gumawang

33 RS Panti Bhaktiningsih

34 RSI At-taqwa

35 RS DKT Lahat

36 RSUD Banyuasin

37 RS Hermina Opi

38 RSUD Besemah Kota Pagar Alam

39 RSUD Tebing Tinggi Kab Empat Lawang

40 RSUD Muara Rupit

41 RSUD Talang Ubi

42 RSUD Sungai Lilin

8 Bangka Belitung

18844203Dinkes2020

1 RSUD Dr (HC) Ir Soekarno

2 RSUD Sejiran Setason

3 RSUD Kab Bangka Selatan

4 RSUD Depati Bahrin

106

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

5 RSUD KabBangka Tengah

6 RSUD KabBelitung Timur

7 RS Siloam Bangka

8 RS Katolik Bhakti Wara

9 RS Kalbu Intan Medika

10 RS Gunung Manik

11 RS Almah

12 RS Utama

13 RS Arsani

14 RS Bakti Timah Muntok

15 RS Medika Stannia

16 RS Bakti Timah Pangkalpinang

17 RS Ibu dan Anak Muhaya

18 RS Ibu dan Anak Dzakirah

19 RS Ibu dan Anak Rona

9 Bengkulu SK Nomor L159Dinkes

tahun 2020

1 RSUD Curup

2 RSUD Mukomuko

3 RSUDHarapan dan Doa Kota Bengkulu

4 RSBhayangkara Jitra Kota Bengkulu

5 RS Tk IV Bengkulu

10 Lampung SK Nomor

G167V02HK2020

1 RSUD dr ADadi Tjokrodipo

2 RS Bhayangkara

3 RSTKIV020704

4 RSU Imanuel

5 RSU Urip Sumoharjo

6 RSU Pertamina Bintang Amin

7 RSU Graha Husada

8 RSU Bumi Waras

9 RSU Advent

10 RSU Menggala

11 RSU Natar Medika

12 RSUD Bandar Negara Husada

13 RSUD Sukadana

14 RSU Handayani

15 RSUD Demang Sepulau Raya

16 RSU Yukum Medical Center

17 RSUD Alimudin Umar

107

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

18 RSUD Ragab Begawe Caram

19 RSUD Tulang Bawang Barat

20 RSUD Zainal Abidin PA

21 RSUD Kotaagung

22 RSU Panti Secanti

23 RSUD MThohir

24 RSUD Pesawaran

25 RSUD Pringsewu

26 RSU Mitra Husada

11 DKI Jakarta On proses

1 RSUD Tarakan

2 RSUD Koja

3 RSKD Duren Sawit

4 RSU Pelni

5 RSU Pertamina Jaya

12 Jawa Barat SK Nomor 445Kep186-

Dinkes2020

1 RSUD Cibinong KabBogor

2 RSUD Ciawi KabBogor

3 RSUD Cibabat Kota Cimahi

4 RSUD Kota Bogor

5 RSUD Al-Ihsan ProvJawa Barat

6 RSU Bahyangkara Tk II Sartika Asih Kota Bandung

7 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya

8 RSUD Singaparna Medika Citrautama KabTasikmalaya

9 RS Paru Prov Jawa Barat Kabirebon

10 RSUD Bayu Asih Kab Purwakarta

11 RSUD Karawang

12 RSUDSekarwangi KabSukabumi

13 RSUD KabSubang

14 RSUD Waled Kab Cirebon

15 RSUD Arjawinangun Kab Cirebon

16 RSUD 45 Kab Kuningan

17 RSUD Kab Bekasi

18 RSUD Sumedang

19 RSUD Kota Banjar

20 RSUD Kab Ciamis

21 RSUD Cideres Kab Majakengka

108

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

22 RSUD Majalaya

23 RS Lanud dr M Salamun Kab Bandung

24 RSUD Kota Depok

25 RSUDSayang Kab Cianjur

26 RSUDdr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi

13 Banten SK Nomor 443Kep118-

Huk2020

1 RSUD Banten

2 RSUD Balaraja

3 RS Siloam Kelapa Dua

14 Jawa Tengah SK Gub Nomor 44542

Tahun 2020

1 RSUD Tugurejo Semarang

2 RSUD Salatiga

3 RSUD Ambarawa

4 RSUD Sunan Kalijaga Demak

5 RSUD Dr R Soedjati Grobogan

6 RSU Sultan Agung Semarang

7 RSU St Elizabeth Semarang

8 RSU Telogorejo Semarang

9 RSU Columbia Asia Semarang

10 RSU Tk III Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang

11 RSU Bhayangkara Semarang

12 RSU Tk IV 040703 dr Asmir Salatiga

13 RSU Tk II dr Soedjono Magelang

14 RSUD RAA Soewondo Pati

15 RSUD RA Kartini Jepara

16 RSUD dr R Soetrasno Rembang

17 RSUD dr R Soetijono Blora

18 RSU Mardi Rahayu Kudus

19 RSUD Bendan Kota Pekalongan

20 RSUD Kajen Kab Pekalongan

21 RSUD Batang

22 RSUD Dr M Ashari Pemalang

23 RSUD Brebes

24 RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal

25 RSUD Cilacap

26 RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara

27 RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

109

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

28 RSUD Setjonegoro Wonosobo

29 RSUD Dr Soedirman Kab Kebumen

30 RSU Tk III Wijayakusuma Purwokerto

31 RSUD Kota Surakarta

32 RSUD Ir Soekarno Sukoharjo

33 RSUD Pandan Arang Boyolali

34 RSUD Bagas Waras Klaten

35 RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen

36 RSUD Karanganyar

37 RSUD Dr Soediran MS Wonogiri

38 RSU PKU Muh Surakarta

39 RSU Islam Klaten

40 RSU Kasih Ibu Surakarta

41 RS dr Oen Surakarta

42 RSU TkIV Slamet Riyadi Surakarta

43 RSUD Djojonegoro Temanggung

44 RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo

45 RSUD Muntilan Kab Magelang

15 Yogyakarta

Keputusan Gubernur DIY No 61Kep2020 tentang Penetapan RS Rujukan

Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging tanggal

17 Maret 2020

1 RSUD SLEMAN

2 RSUD PRAMBANAN

3 RS JIH

4 RS PANTI RINI

5 RS SAKINA IDAMAN

6 RS PKU MUH GAMPING

7 RS BHAYANGKARA POLDA DIY

8 RS UGM

9 RS Hermina

10 RSUD Wonosari

11 RS Panti Rahayu

12 RSPAU Harjolukito

13 RS Santa Elizabeth

14 RS PKU MUH Bantul

15 RS DRSutarto DKT

16 RS PKU MUH Yogyakarta

17 RS PANTI RAPIH

18 RS BETHESDA

19 RS PRATAMA Yogjakarta

110

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

20 RSJ GRHASIA

21 RSIY PDHI

22 RS SILOAM Yogjakarta

23 RSUD NYI Ageng Serang

16 Jawa Timur SK Nomor

188125KPTS0132020

1 RS Islam Siti Hajar Sidoarjo

2 RS Mitra Keluarga Waru

3 RS Siti Khodijah Sepanjang

4 RSU Anwar Medika

5 RSUDBangil

6 RSUD Dr R Soedarsono

7 RSUD Tongas

8 RSUD Dr Mohamad Saleh

9 RS Tk III Baladhika Husada

10 RS Bina Sehat

11 RSSakit Citra Husada

12 RSParu Jember

13 RSJember Klinik

14 RSUD Dr Haryoto Lumajang

15 RS Djatiroto

16 RSUDdr H Koesnadi Bondowoso

17 RSUD dr Abdoer Rahem

18 RSUDSyarifah Ambami Rato Ebu

19 RSUD Mohammad Zyn KabSampang

20 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo

21 RSUDMohammad Noer Pamekasan

22 RSUD Dr H Moh Anwar

23 RSKatholik Saint Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya

24 Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan

25 RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya

26 RSUD Bhakti Dharma Husada

27 RS Islam Jemursari Surabaya

28 RS Siloam Surabaya

29 RS Umum Haji Surabaya

30 RS Premier Surabaya

31 RS Husada Utama Surabaya

111

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

32 RSBhayangkara Tk IISamsoeriMertojoso

33 RS Manyar Medical Centre

34 RS National Hospital

35 RS Royal Surabaya

36 RSTk III Brawijaya

37 RSAL Dr Ramelan

38 RSJiwa Menur Surabaya

39 RSUD Dr Moh Soewandhie Surabaya

40 RSUD Ibnu Sina Kab Gresik

41 RSUDDr Soegiri Lamongan

42 RS Muhammadiyah Lamongan

43 RSUD Prof Dr Soekandar

44 RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo

45 RSUD Kab Jombang

46 RSUD Kab Kediri

47 RSUD Gambiran

48 RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan

49 RSUD Dr Soedomo Trenggalek

50 RS Tk II dr Soepraoen

51 RS Panti Waluya Sawahan

52 RS Lavalette

53 RSUD Kanjuruhan KabMalang

54 RSU Wava Husada

55 RS Prima Husada Malang

56 RSU Karsa Husada Batu

57 RS Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar

58 RSUDNgudi Waluyo Wlingi

59 RSUD Nganjuk

60 RSUD Dr Soeroto Kab Ngawi

61 RSAUdrEfram Harsana LanudIswahjudi

62 RSUD dr Sayidiman Magetan

63 RSUD Caruban

17 Bali SK Nomor 25903-

BHK2020

1 RSUD Wangaya

2 RSUD Bali Mandara

3 RS Daerah Mangusada

4 RS Umum Universitas Udayana

5 RSU Negara

112

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

6 RSUD Klungkung

7 RS Pratam Giri Emas

18 Nusa

Tenggara Barat

SK Nomor 445-313 tahun 2020

1 RSUD Kota Mataram

2 RSU Universitas MATARAM

3 RSAD REM WIRABHAKTI

4 RS HARAPAN KELUARGA

5 SILOAM HOSPITALS Mataram

6 RSUD PATUT PATUH PATJU

7 RSUD Praya

8 RSUD KabLombok Utara

9 RSUD ASY-SYIFA Sumbawa Barat

10 RSUD Dompu

11 RS AWET MUDA NARMADA

19 Nusa

Tenggara Timur

SK Nomor 120KEPHK2020

1 RSUD SK Lerik Kupang

2 RS Bhayangkara Tk III Kupang

3 RS Tk III Wirasakti Kupang

4 RS Siloam Kupang

5 RSUD Soe

6 RSUD Kefamenanu

7 RSU Penyangga Perbatasan Betun

8 RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka

9 RSUD Bajawa

10 RSUD dr Ben Mboi Ruteng

11 RS Siloam Labuan Bajo

20 Kalimantan

Barat SK No370DINKES2020

1 RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadri

2 RS Bhayangkara Anton Soedjarwo

3 RS UNTAN Pontianak

4 RS TKII artika Husada

5 RSUD drRubini

6 RSU Harapan Bersama

7 RSUD Bengkayang

8 RSUD Sambas

9 RSUD Pemangkat

10 RSUD DrAchmad Diponegoro

113

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

11 RSUD MTHDjaman Kab45Sanggau

21 Kalimantan Tengah

SK Nomor 18844212020 1 RSUD Muara Teweh

22 Kalimantan

Selatan SK Nomor

18840207KUM2020

1 RSUD Dr H Moch Ansari Saleh

2 RSUD Idaman Banjarbaru

3 RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan

23 Kalimantan

Timur SK Nomor 445K2362020

1 RSUD Inche Abdoel Moeis

2 RSUD Beriman Balikpapan

3 RS Tk II Dr R Hardjanto

4 RSUD Ratu Aji Putri Botung

5 RSUD Kudungga

6 RSUD Harapan Insan Sendawar

7 RSUD Dr Abdul Rivai

24 Kalimantan Utara

SK No18844K2642020 1 RSUD Nunukan

25 Sulawesi

Utara SK Nomor 102 Tahun 2020

1 RSUD Liun Kendage Tahuna

2 RSUD Noongan

3 RSUD Bitung

4 RSUD Maria Walanda Maramis

5 RSTK II R W Mongisidi

6 RSUD Talaud

7 RS Bergerak Kab Sitaro

8 RSUD Tagulandang

9 RSUD Bolaang Mongondow Selatan

10 RSUD Datoe Binangkang

11 RSUD Bolaang Mongondow Utara

12 RSUD Anugerah Tomohon

26 Gorontalo

27 Sulawesi

Barat SK Nomor

1884172SULBARIII2020 1 RSUD Kab Polewali mandar

28 Sulawesi Tengah

SK Nomor 445126DisKes-

GST2020

1 RSUD Morowali

2 RSUD Poso

3 RSUD Anuntaloko Parigi

4 RSUD Madani Palu

5 RS Budi Agung Palu

29

Sulawesi Selatan

1 RSUD KH Hayyung Kepulauan Selayar

2 RSUD HA Sulthan Daeng Radja

114

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

3 RSUD Prof Dr HM Anwar

4 RSUD Lanto Daeng Pasewang

5 RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar

6 RSUD Syehk Yusuf Gowa

7 Rumkit Tk IV DR M Yasin

8 RSUD Tenriawaru Bone

9 RSUD Salewangang Maros

10 RSUD Batara Siang

11 RSUD Barru

12 RSUD Latemmamala Soppeng

13 RSUD Lamaddukkelleng

14 RSUD Nene Mallomo

15 RSUD Arifin Numang

16 RSUD Lasinrang Pinrang

17 RSUD Massenrempulu

18 RSUD Sawerigading

19 RSUD Andi Djemma Masamba

20 RSUD I Lagaligo

21 RS Kepolisian Bhayangkara

22 RSAL Jala Ammari Makassar

23 RS Khusus Daerah Dadi

24 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah

25 RSUD Haji Makassar

26 RSUD Daya Kota Makassar

27 RS Tk IV 070703 Dr Sumantri

28 RSUD Batara Guru

29 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi

30 RSUD Siwa

31 RSUD Sayang Rakyat

32 RS AU dr Dody Sardjoto

33 RS Universitas Hasanuddin

34 RS Akademis Jaury

35 RS Stella Maris

36 RS Islam Faisal

37 RS Awal Bros Makassar

38 RS Siloam Makassar

115

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

39 RS Ibnu Sina Makassar

30 Sulawesi Tenggara

SK Nomor 202 Tahun 2020

1 RSUD Kota Kendari

2 RSUD Unaaha Kab Konawe

3 RSUD kab Konawe Selatan

4 RSUD Benyamin Guluh Kab Kolaka

5 RSUD Kota Bau Bau

6 RSUD Raha Kab Muna

31 Maluku SK Gub Nomor 158 Tahun

2020

1 RS TKII dr Latumeten

2 RS Bhayangkara

3 RS AL drFX Soehardjo

4 RS Sumber Hidup

5 RS drIshak Umarella

6 RSUD Saparua

7 RSUD Masohi

8 RSUD Piru

9 RSUD Bula

10 RSUD Namlea

11 RSUD Namrole

12 RSUD PP Magreti

13 RSUD Maren Hi Noho Renuat

14 RSUD Karel Sadsiutubun

15 RSUD Cendrawasih

16 RSUD Tiakur

32 Maluku Utara SK Nomor

291KPTSMU2020

1 RSUD Soasio

2 RSUD Tobelo

3 RSUD Labuha

4 RSUD Jailolo

5 RSUD Kab Pulau Morotai

6 RSUD Sanana

33 Papua On Proses

1 RSUD Abepura Rujukan Khusus Jiwa Provinsi

2 RSK Jiwa Abepura

3 RSU TNI AD Marthen Indey

4 RSU POLRI Bhayangkara

5 RSU Provita

6 RSU Dian Harapan

7 RSU TNI AL Soedibio Sardadi

116

No PROVINSI SK Gubernur No

RS RUJUKAN SK Gubernur

8 RSUD Yowari

9 RSUD Biak

10 RSUD Wamena

11 RSUD Nabire

12 RSUD Paniai

13 RSUD Timika

14 RSUD Merauke

15 RSUD Mappi

16 RSUD Koya

34 Papua Barat SK Nomor 4408432020

1 RSUD Kab Fakfak

2 RSUD Kab Kaimana

3 RSUD Kab Teluk Wondama

4 RSUD Kab Teluk Bintuni

5 RSUD Scoloo Keyen

6 RSUD Kab Raja Ampat

7 RSUD Sele Be Solu

8 RSAL dr Azhar Zahir

9 RSAL dr R Oetojo

10 RS Tk IV 180702 JA Dimara

11 RS Tk IV dr Aryoko

12 RS Bhayangkara Lodewijk Mandacan

117

Lampiran 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1 SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)

Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan jam Hp pulpen dll) 2 Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti 3 Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi 4 Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan kualitasnya sesuai 5 Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan pengawasan pengamat

terlatih (kolega) 6 Mencuci tangan hingga bersih 7 Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril) 8 Kenakan baju steril 9 Kenakan masker penutup mulut 10 Kenakan pelindung wajah atau kacamata 11 Kenakan penutup kepala dan leher topi bedah yang menutupi leher dan sisi kepala

(disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung 12 Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan celemek berbahan berat

atau celemek tahan air yang dapat digunakan kembali)

118

13 Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan yang panjang) di atas manset

2 SOP Pelepasan APD

Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan Untuk apron yang bisa

digunakan kembali letakkan di wadah yang berisi desinfektan 2 Jika mengenakan sepatu luar lepaskan dengan tetap Anda menggunakan sarung tangan

(jika memakai sepatu karet lihat langkah 4) 3 Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar dan buanglah ke tempat

yang aman 4 Jika menggunakan sepatu karet lepaskan kedua sepatu (idealnya menggunakan boot

remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan Anda Tempatkan sepatu dalam wadah disinfektan

5 Mencuci tangan membersihkan tangan 6 Jika mengenakan penutup kepala lepaskanlah dimulai dari belakang kepala 7 Melepaskan pelindung muka

a Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala) Tempatkan pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses ulang

b Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala Saat melepaskan masker lepaskan ikatan tali pertama dan tali berikutnya

119

8 Mencuci tangan membersihkan tangan

3 SOP Pengambilan Spesimen COVID-19

Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan harus memperhatikan universal

precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari

pasien ke paramedic maupun lingkungan sekitar Hal tersebut meliputi

1 Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabundesinfektan SEBELUM dan

SESUDAH tindakan

2 Menggunakan APD

Melihat situasi saat ini mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang

digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD lengkap dengan menggunaan

masker minimal N95

A Bahan Pengambilan Spesimen

1 Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)

Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)

jika pasien lebih dari satu

2 Spesimen Saluran Pernapasan

a Viral Transport Media (VTM)

Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau

dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS Antifungal dan Antibiotik

dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam satu wadah steril

b Swab Dacron atau Flocked Swab

c Tongue Spatel

d Kontainer Steril untuk Sputum

e Parafilm

f Plastik Klip

g Marker atau Label

3 Spesimen DarahSerum

a Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer

b Wing needle (jika diperlukan)

c Kapas alkohol 70

d Kapas Kering

e Vial 18 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)

f Marker atau Label

4 Bahan PengepakanPengiriman Spesimen

a Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)

b Label Alamat

c LakbanPerekat

B Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring

1 Persiapkan cryotube yang berisi 15 ml media transport virus (Hanks BSS +

Antibiotika) dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (pabrikan)

2 Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen Jika label

bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan MarkerPulpen pada

bagian berwarna putih di dinding cryotube (Jangan gunakan Medium Hanks Bila

telah berubah warna menjadi Kuning)

120

3 Gunakan swab yang terbuat dari dacronrayon steril dengan tangkai plastik atau

jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur) Jangan menggunakan swab kapas

atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai

kayu karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat

menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara

molekuler

4 Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung)

5 Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung pastikan posisi swab pada

septum bawah hidung

6 Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring

Sumber New England Journal of Medicine

Gambar XX Lokasi Pengambilan Nasofaring

7 Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan

8 Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM

Sumber Dokumentasi Balitbangkes

Gambar 52 Pemasukkan Swab ke dalam VTM

9 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup

dengan rapat

10 Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir

11 Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip Jika ada

lebih dari 1 pasien maka Plastik Klip dibedakanterpisah Untuk menghindari

kontaminasi silang

121

Sumber Dokumentasi Balitbangkes

Gambar XX Pengemasan Spesimen

C Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum

Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air kemudian pasien diminta mengeluarkan

dahaknya dengan cara batuk yang dalam Sputum ditampung pada wadah steril

yang anti bocor Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat

menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan

D Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum

Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi dengan serum awal

dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya

dikumpulkan 2-3 minggu kemudian Jika hanya serum tunggal yang dapat

dikumpulkan ini harus diambil setidaknya 14 hari setelah onset gejala untuk

penentuan kemungkinan kasus

Anak-anak dan dewasa dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan disentrifus untuk

mendapatkan serum sebanyak 15-3 mL Sedangkan untuk bayi Minimal 1 ml whole

blood diperlukan untuk pemeriksaan pasien bayi Jika memungkinkan

mengumpulkan 1 ml serum

4 Pengepakan Spesimen

Spesimen pasien dalam pengawasan probabel atau dikonfirmasi harus dilakukan

tatalaksana sebagai UN3373 Substansi Biologis Kategori B ketika akan

diangkutditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi Semua spesimen

harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan Adapun sistem yang

digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai

dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA)

122

Sumber WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious substances 2019ndash

2020

Gambar XX Contoh Pengepakan Tiga Lapis

Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus harus disimpan dan dikirim pada

suhu yang sesuai Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan

Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting

Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam

cool box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari

tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice)

5 Pengiriman Spesimen

Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan

dilakukan oleh petugas rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya

dengan menyertakan formulir pemeriksaan spesimen pasien dalam pengawasanorang

dalam pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak erat harus

menyertakan salinan formulir pemantauan harian

Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi pengiriman spesimen

ke PHEOC Untuk wilayah di luar Jakarta pengiriman spesimen dapat dilakukan

menggunakan jasa kurir door to door Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to

port dapat melibatkan petugas KKP setempat Pengiriman port to port hanya dilakukan

jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P berkoordinasi dengan

PHEOC Ditjen P2P

Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam Spesimen dikirim dan

ditujukan ke Laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan wilayah masing-masing

(lampiran XX) Sesuai KMK Nomor HK0107MENKES2142020 tentang Jejaring

Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

6 Konfirmasi Laboratorium

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan COVID-19 dilakukan

dengan menggunakan metode RT-PCR dan sekuensing Adapun algoritma

pemeriksaannya adalah sebagai berikut

Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19

123

Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam

pemantauan dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-

PCR dan sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain

tetapi negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak

erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan

ulang Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui

Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil

positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi

Prof Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan

Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency

Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BNPB

PHEOC mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang

merawat kasus Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai

pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium

positif IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam

7 SOP Pemasukkan Obat di Indonesia

a SOP Special Access Scheme (SAS)

b Alur SAS Obat Program

1 Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin

pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes

2 Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat permohonan

atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima donasi dan ditujukan ke

Ditjen Farmalkes

3 Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan akan

menerbitkan surat SAS

4 Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program dan

ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses clearence obat

yang dikirim di bea cukai

5 Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan

Permohonan SAS dari ProgramIF

Proses Penerbitan Persetujuan SAS di

BPOM

10 hari kerja

Proses upload ke INSW (Indonesia national

single window)amp Clearance Bea Cukai

Proses Rilis di BPOM

10 Hari Kerja

Pendistribusian ke Daerah pandemik

Pelaporan efek samping

124

Lampiran 9

KOMANDO KENDALI KOORDINASI DAN KOMUNIKASI

a Komando

Komando selama operasi dalam koordinasi BNPB

b Kendali

Kendali taktis selama operasi berada pada Komandan Penanggulangan Bencana

wabah COVID-19 (BNPB)

c Pos Komando

Kedudukan Pos Komando selama operasi berada di Pusdalop BNPB

Jl Pramuka No38 RT11RW5 Utan Kayu Utara Kec Matraman Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13120

d Komunikasi

1) Call Center BNPB helliphelliphellip 119

3) Email helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

4) Faksimile helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

e Website httpswwwcovid19goid

Lampiran 10

Informasi website lainnya

httpsinfeksiemergingkemkesgoid

httpsehatnegerikukemkesgoid

Dinas Kesehatan Provinsi dengan informasi COVID-19

Data pertanggal 26 Maret 2020

1 ACEH httpsdinkesacehprovgoid httpscovid19acehprovgoid

2 SUMATERA UTARA httpsumutcovid19id

3 SUMATERA BARAT httpscoronasumbarprovgoid

4 RIAU httpscoronariaugoid

5 JAMBI httpcoronajambiprovgoid

6 SUMATERA SELATAN httpdinkessumselprovgoidcovid19-sumsel

7 BENGKULU httpsdinkesbengkuluprovgoid

8 LAMPUNG httpsdinkeslampungprovgoid

9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG httpdinkesbabelprovgoid

125

10 KEPULAUAN RIAU httpcoronakepriprovgoiddata

11 DKI JAKARTA httpscoronajakartagoid

12 JAWA BARAT httpspikobarjabarprovgoid download Android Apps

httpsplaygooglecomstoreappsdetailsid=idgojabarprovpikobar

13 JAWA TENGAH httpjatengprovgoidcorona

14 DI YOGYAKARTA httpcoronajogjaprovgoid httpcoronajogjaprovgoidmap-

covid-19-diy

15 JAWA TIMUR httpsdinkesjatimprovgoid

16 BANTEN httpsinfocoronabantenprovgoid

17 BALIhttpswwwdiskesbaliprovgoidhttpcovid19denpasarkotagoid

httpinfocovid19bulelengkabgoid

18 NUSA TENGGARA BARAT httpscoronantbprovgoid

19 NUSA TENGGARA TIMUR httpsdinkesnttprovgoid

20 KALIMANTAN BARAT httpsdinkeskalbarprovgoidcovid-19

21 KALIMANTAN TENGAH httpsdinkeskaltenggoid

22 KALIMANTAN SELATAN httpdinkeskalselprovgoid

23 KALIMANTAN TIMUR httpdinkeskaltimprovgoid

24 KALIMANTAN UTARA

25 SULAWESI UTARA httpdinkessulutprovgoid httpcoronasulutprovgoid

26 SULAWESI TENGAH httpsdinkessultengprovgoidcategorycovid-19

27 SULAWESI SELATAN httpsdinkessulselprovgoid httpscovid19sulselprovgoid

28 SULAWESI TENGGARA httpsdinkessultraprovgoid

29 GORONTALO httpsdinkesgorontaloprovgoid

30 SULAWESI BARAT httpsdinkessulbarprovgoid

31 MALUKU httpscoronamalukuprovgoid

32 MALUKU UTARA httpcoronamalutprovgoid

33 PAPUA BARAT httpsdinkespapuabaratwordpresscom

34 PAPUA httpsdinkespapuagoid

Dinas Kesehatan KabupatenKota dengan Informasi Covid-19

NO PROVINSI KABUPATENKOTA WEBSITE

Sumatera Barat Kota Padang httpcoronapadanggoid Sumatera Utara Kota Medan httpscovid19pemkomedangoid Kota Binjai httpbinjaimelawancovid19binjaikotagoid

Kab Deli Serdang httpscovid19deliserdangkabgoid

Kota Tebing Tinggi httpscovid19tebingtinggikotagoid Kab Langkat httpscoronainfolangkatkabgoid Kab Tapanuli Selatan httpscovid19tapselkabgoid

126

Kab Karo httpscovid19karokabgoid Kepulauan Riau Kota Batam httpslawancoronabatamgoid Jawa Barat Kota Bandung httpscovid19bandunggoid Kota Bogor httpcovid19kotabogorgoid

Kota Depok httpsccc-19depokgoid Kota Bekasi httpscoronabekasikotagoid

Jawa Timur Kota Surabaya httpslawancovid-19surabayagoid

Kab Probolinggo httpssiagacovid19probolinggokabgoid Jawa Tengah Kota Semarang httpssiagacoronasemarangkotagoid Kab Kudus httpscoronakuduskabgoid Kab Kediri httpcovid19kedirikabgoid

Lampiran 11

Daftar Singkatan Dan Istilah

APSED The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases and Public Health

Emergencies

BKSLN Biro Kerja Sama Luar Negeri

BTDK Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

CFR Case Fatality Rate

COVID-19 Corona Virus Disease 2019

DRT Disaster Response Teams

EOC Emergency Operations Centres

GMP Good Manufacturing Practice

IHR International Health Regulation

ILI COVID-19 Infection Like Illness

INSW Indonesia National Single Window

KLB Kejadian Luar Biasa

KPA Kuasa Pengguna Anggaran

LET The Logistics Emergency Teams

NCC National Command Center

PDB Penanganan Darurat Bencana

PHEIC Public Health Emergencies of International Concern

PHEOC Public Health Emergency Operations Centre

POSPENAS Pos Pendamping Nasional

127

PPE Personal Protective Equipment

PSC Public Safety Center

SARI Severe Acute Respiratory Infection

SAS Special Access Scheme

SKDR Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon

TIPRA Tools for COVID-19 Risk Assessment

TSM Tim Sentra Media

TPK Tim Promosi Kesehatan

WHA World Health Assembly

WHO World Health Organization

128

Lampiran 12

Prinsip Penanggulangan

Komponen Siaga Darurat Tanggap Darurat Rehabilitasi

Komando dan

Koordinasi Membentuk Tim

Tanggap COVID-19 dan

mengaktifkan Posko

COVID-19 Panel ahli

Tim Gerak Cepat di

semua tingkatan

Menyusun Rencana

Aksi Pengendalian dan

respon COVID-19 lintas

sektor dan testing

Surat kewaspadaan

COVID-19 kepada

seluruh fasilitas

kesehatan dan

multisektor lainnya

Eskalasi respon posko

Tanggap Darurat COVID-19

di setiap tingkatan

Menyusun dan

melaksanakan rencana

operasi COVID-19

Monitoring pelaksanaan

respon COVID-19

Berkoordinasi dengan mitra

organisasi Internasional

untuk bantuan Internasional

Surat peningkatan

kewaspadaan kepada

seluruh sektor dan setiap

tingkatan

Monitoring

informasi dari

WHO

Kementerian

Kesehatan

BNPB dan

Media Massa

terkait

perkembangan

bencana

wabah COVID-

19

Memberikan

Informasi

kepada

Masyarakat

Tanggap

Darurat telah

berakhir

Rehabilitasi

Fasilitas umum

untuk boleh

diaktifkan

kembali

Melaksanakan

pemulihan

Ekonomi Dini

Memberikan

pendampingan

dukungan

kesehatan jiwa

dan psikososia

Melakukan

pemulihan

sarana dan

prasarana

layanan publik

dan

memastikan

berfungsi

Surveilans

dan

laboratorium

Deteksi sinyal bencana

wabah COVID-19 melalui

penguatan sistem

surveilans epidemiologi

Surveilans ILISARI

pneumonia baik di

fasilitas layanan

kesehatan pemerintah

maupun swasta melalui

SKDR event-based

surveillance pelacakan

kasus pelaporan dan

diseminasi data

Pelacakan kontak dapat

bekerjasama dengan

PMI kader dan sektor

lainnya yang terlatih

Kaji cepat analisis risiko

penguatan sistem

laboratorium untuk

mendeteksi virus berupa

pengambilan specimen

dan pemeriksaan PCR

dan whole genom

sequencing

Identifikasi dan

penguatan laboratorium

yang dapat melakukan

pemeriksaan COVID-19

Kaji cepat dan analisis risiko

terhadap lokasi dampak

kerugian dan sumber daya

Percepatan penyelidikan

epidemiologis pelacakan

manajemen dan monitoring

kontak

Rumah sakit melakukan

pelaporan harian COVID-19

kepada PHEOC yang

dilanjutkan ke Pusdalop

Apabila ada keterbatasan

kapasitas pemeriksaan

laboratorium pada daerah

dengan penyebaran infeksi

luas dilakukan sampling

pemeriksaan laboratorium

dan pada pasien yang parah

dan sistem sentinel Pada

daerah baru yang melaporkan

kasus COVID-19 baru

dilakukan pemeriksaan

laboratorium sesuai pedoman

nasional

129

Respon

medis

pengendalian

infeksi

Melakukan manajemen

isolasi manajemen

kasus COVID-19 dan

melakukan pelacakan

kontak COVID-19

Memfungsikan dan

memperkuat Rumah

Sakit rujukan yang

ditunjuk oleh Kemenkes

di Jakarta (terlampir)

dan menyiapkan rumah

sakit tambahan dan

Gedung tambahan yang

dapat dialihfungsikan

menjadi pusat

perawatan COVID-19

apabila diperlukan RS

mereview kebutuhan

dan siap untuk

mengaktifkan rencana

kesiapsiagaan

pandemic di Rumah

Sakit apabila diperlukan

Pemenuhan logistik Alat

Pelindung Diri (APD)

obat suportif bahan

medis habis pakai dan

untuk pemeriksaan

laboratorium (VTM

Swab cold chain dll)

Review kesiapsiagaan

pandemi di Rumah sakit

Rujukan medis

pemeriksaan pengobatan

perawatan dan isolasi

penderita termasuk tindakan

karantina

Rumah sakit rujukan yang

ditunjuk berfungsi sebagai

pusat perawatan COVID-19

(terlampir) Rumah sakit

tersebut mengaktifkan

rencana kesiapsiagaan dan

respon pandemi di rumah

sakit

Penambahan rumah sakit

rujukan COVID-19

Menyiapkan gedung yang

dialihfungsikan untuk pusat

perawatan COVID-19

(Wisma Atlit)

Pada kondisi kapasitas

fasilitas kesehatan yang

terbatas kasus ringan

dirawat dirumah kasus

dengan faktor risiko dan

kasus berat dirawat di

rumah sakit

secara normal

Melanjutkan

pesan hidup

bersih dan

sehat terutama

menjaga

kebersihan

tangan dan

etika batuk

Melanjutkan

upaya

surveilans

ketat ILISARI

dan

pneumonia

dengan

menerapkan

pelaporan nol

rdquozero

reportingrdquo

surveilans

ketat dan

melakukan

pemantauan

tren dan

klaster

Komunikasi

Risiko dan

Pelibatan

Masyarakat

Strategi komunikasi

risiko dan pelibatan

masyarakat melibatkan

relawan organisasi

sosial tokoh agama

tokoh masyarakat dan

sektor pendidikan

Identifikasi saluran untuk

pelibatan masyarakat

termasuk hotline media

social dan kelompok

masyarakat

Melaksanakan komunikasi

risiko dengan pelibatan

masyaraakt multisektor

termasuk sektor

PendidikanEskalasi hotline

dan menggunakan jalur

aplikasi elektronik lainnya

seperti Halodoc Gojek dll

Pelatihan relawan dan

tenaga kesehatan dalam

penanganan respon

Memanfaatkan mekanisme

pelibatan masyarakat yang

ada

Penjangkauan dan pelibatan

masyarakat rentan

Intervensi Menghitung kebutuhan

medis dan APD dan

Eskalasi pengadaan dan

distribusi APD dan supply

130

pharmasi membuat rencana

pengadaan supply dan

distribusi

Pengadaan kebutuhan

APD untuk stockpile

medis lainnya Memastikan

berjalannya SAS untuk

bantuan logistik dari luar

Intervensi non

pharmasi Sektor esensial

melakukan review

Bussiness Continuity

Planning

(keberlangsungan usaha)

sehingga dapat tetap

berfungsi operasional

apabila situasi

berlangsung lebih buruk

Dukungan kesehatan

jiwa dan psikososial

Sektor esensial menerapkan

Bussiness Continuity

Planning (Keberlangsungan

Usaha) agar sektor esensial

tetap dapat

berlangsungPengamanan

masyarakat

Kebutuhan pokok dan

pangan yang terjamin untuk

daerah yang terdampak

Memastikan masyarakat

mendapatkan akses

dukungan kesehatan jiwa

dan psikososial

131

Lampiran 13

Indikator

INDIKATOR Target Verifikasi Pencapaian Indikator Waktu

Pengukuran

Pj

PERENCANAAN ANALISIS SITUASI

Review Rencana Operasi setiap

minggu

Pelaksanaan komando dan koordinasi

dengan stakeholder setiap minggu

melibatkan multisektor termasuk

organisasi Internasional dan partner

100

100

Review dokumen rencana operasi

mingguan

Review dokumen hasil pertemuan

(notulensi) mingguan

disebarluaskan dan ditindaklanjutin

Mingguan

(Setiap

harihelliphellip)

Mingguan

(Setiap

harihelliphellip)

LOGISTIK

Kelengkapan dan ketepatan laporan

mingguan logistik dari BPBD ke

Pusdalop untuk Kapasitas dan

Kebutuhan Jumlah kapasitas tempat

tidur COVID-19 Jumlah ICU Jumlah

Ventilator Petugas kesehatan (dokter

perawat petugas surveilan petugas

monitoring APD VTM Swab dan

supply medis lainnya sesuai formulir

pelaporan logistik) BPBD

menghimpun data dari Dinkes dan

lintas sektor lainnya

100 Review laporan mingguan logistik

yang lengkap dan tepat

Mingguan

(Setiap harihelliphelliphellip)

Permintaan logistik dari daerah

terpenuhi minimal dalam 3 hari

80 Review dokumen tanda terima

logistik dari daerah (3hari dari

permintaan dari daerah diterima)

Per bulan

(pada

minggu ke-4)

Suplai logistik untuk kebutuhan

pangan pokok di daerah terdampak

yang terpenuhi

100 - Laporan Monitoring supply

logistik melalui laporan intelejen

(BIN) yang didapatkan dari

lapangan media

- Tidak ada kenaikan harga hellip

untuk kebutuhan pangan pokok

- Tidak ada laporan kerusuhan

karena kekurangan pangan

esensial di daerah terdampak

Per bulan

(Pada

minggu ke-4)

Dashboard untuk laporan logistik yang

menggambarkan real time stok

Tersedia

Tersedianya Dashboard laporan

logistik yang operasional

Minggu

pertama April

2020

OPERASI

PENCEGAHAN

Media massa dan elektronik

menyiarkan pesan inti COVID-19

kepada masyarakat

80 Review laporan media monitoring Mingguan

(setiap hari

hellip)

132

Kantor yang memberlakukan ldquobekerja

dari rumahrdquo

80 Review laporan intelejen

kementerian tenaga kerja untuk

kantor yang memberlakukan

ldquobekerja di rumahrdquo

MIngguan

(setiap

harihellip)

Sekolah dan Universitas

memberlakukan pembelajaran online

100 Review laporan dari kementerian

Pendidikan untuk Universitas yang

melakukan pembelajaran online

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tidak ada acara pertemuan besar

yang melibatkan orang banyak

(contohnya konser pernikahan pesta

festival)

100 Review laporan intelejen acara

pertemuan besar dan tindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Masyarakat kontak erat COVID-19

melakukan isolasi mandiri di rumah

selama 14 hari

100 Review laporan monitoring kontak

erat

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat-tempat hiburan tutup dan tidak

beroperasi

100 Review laporan intelejen mengenai

operasi tempat hiburan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat perbelanjaan tutup pada jam 8

malam

80 Review laporan monitoring polisi

mengenai tempat perbelanjaan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Angkutan massal (bus kereta api

MRT) mengangkut penumpang

dengan jumlah terbatas dengan jarak 1

meter antar penumpang

80 Review laporan monitoring intelejen

petugas dari

kementeriantransportasi mengenai

pemantauan angkutan masal

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tempat ibadah seperti gereja masjid

dan pura tidak melaksanakan kegiatan

peribadatan yang melibatkan orang

banyak di tempat ibadah

80 Review laporan intelejen mengenai

operasi tempat hiburan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Sektor esensial tetap berfungsi

Yang termasuk sektor esensial

Pelayanan kesehatan listrik

telekomunikasi bahan bakar

kebutuhan pangan pabrik untuk

produksi APD

100 Review laporan dari perusahaan

esensial yang dikompilasi oleh

Kementerian industri dan tenaga

kerja (Bisa dikompilasi oleh BIN)

Mingguan

(setiap

harihellip)

PENANGGULANGAN WABAH

SURVEILANS

Laporan rumor COVID-19 diverifikasi

dalam waktu 24 jam

100 Review laporan log Verifikasi rumor

harian tersedia

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kontak kasus konfirmasi COVID-19

yang dilakukan PE

75 Review laporan PE yang tersedia

dari laporan list kontak kasus

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kontak kasus terdeteksi yang

termonitor

100 Review laporan monitoring harian

kontak kasus tersedia

Mingguan

(setiap

133

harihellip)

Surveilans ILI dan pneumonia (SKDR)

yang terverifikasi

80 Review laporan Verifikasi ILI dan

pneumonia SKDR

Mingguan

(setiap

harihellip)

Dinkes Provinsi mengirimkan

kelengkapan dan ketepatan laporan

harian ke PHEOC

100 Review laporan harian COVID-19

dari DInkes provinsi tersedia di

PHEOC

Mingguan

(setiap

harihellip)

IHR National Focal Point (NFP)

mengirimkan notifikasi IHR kasus

konfirmasi COVID-19 kepada WHO

dalam 24 jam

100 Review laporan COVID-19 dari IHR

focal point ke WHO yang dikirimkan

dalam 24 jam

Mingguan

(setiap

harihellip)

PHEOC Kelengkapan dan ketepatan

laporan harian yang dilaporkan ke

Pusdalop untuk data epidemiologi

Jumlah kasus konfirmasi kematian

pasien dalam pengawasan orang

dalam pemantauan kematian

100 Review laporan harian PHEOC

kepada Pusdalop BNPB sesuai

variable data yang ditentukan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Pasien dalam pengawasan orang

dalam pemantauan yang bergejala dan

kontak kasus terdeteksi yang diambil

sampel dan dilakukan pemeriksaan

laboratorium (PCR) dalam waktu 24

jam

100 Review laporan hasil laboratorium

pasien dalam pengawasan dan

orang dalam pemantauan yang

bergejala tersedia dan dilaporkan ke

Pusdalop

Mingguan

(setiap

harihellip)

Analisis dan infografik data

epidemiologi kasus harian dan

diseminasi oleh Pusat Data dan

Informasi (Pusdatin)

Terlaksana Buletin harian analisis data dan

infografik diupload di web COVID-

19 dan diseminasi kepada gugus

tugas COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

LABORATORIUM

Specimen yang diterima dilakukan

pemeriksaan dalam waktu 48 jam

100 Review log dokumen penerimaan

specimen dan hasil laboratorium

Mingguan

(setiap

harihellip)

Hasil laboratorium dikirimkan ke

PHEOC dan diteruskan ke

PUSDALOP dalam waktu 48 jam

80 Review laporan log PHEOC untuk

kasus dan penerimaan hasil lab

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas laboratorium menggunakan

APD yang benar pada saat

pengambilan sampel

100 Review laporan kasus (Tidak ada

laporan petugas yang terinfeksi

COVID-19 karena terpapar kontak

pada saat pengambilan sampel)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas laboratorium menggunakan

APDyang benar pada saat

pemeriksaan PCR

100 Review laporan kasus (Tidak ada

laporan petugas yang terinfeksi

COVID-19 karena terpapar kontak

pada saat pengambilan sampel)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Specimen dikirimkan dalam waktu 24

jam ke laboratorium yang ditunjuk oleh

Kemenkes

80 Review log dokumen pengiriman

dan penerimaan specimen

Mingguan

(setiap

harihellip)

Laboratorium yang ditunjuk kemenkes

mengirimkan specimen kepada

Litbangkes untuk konfirmasi

100 Review dokumen penerimaan

specimen di Litbangkes dari Lab

rujukan untuk konfirmasi

Mingguan

(setiap

134

harihellip)

Laboratorium yang ditunjuk kemenkes

mengikuti Quality Assurance Panel

untuk COVID-19

90 Review dokumen hasil Quality

Assurance Panel

Mingguan

(setiap

harihellip)

RESPON MEDIS

Kasus terdeteksi yang diberikan

edukasi mengenai pengendalian

infeksi

100 Review laporan pelayanan yg

dilakukan pada kasus terdeteksi

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kasus yang membutuhkan perawatan

dirawat di rumah sakit rujukan dengan

terapi suportif

100 Review laporan kasus surveilans

dan rumah sakit

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kasus dirawat yang sembuh 80 Review laporan hasil keluaran

Kasus dirawat

Mingguan

(setiap

harihellip)

Rumah sakit rujukan menambah

ruangan perawatan kasus COVID-19

dan menyiapkan oksigen dan ventilator

tambahan

100 Review laporan penambahan

kapasitas rumah sakit rujukan untuk

perawatan COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Petugas kesehatan menggunakan

APD yang benar pada saat

penanganan kasus COVID-19

100 Review laporan kasus (Tidak ada

petugas kesehatan yang terjangkit

COVID-19 karena terpapar pada

saat perawatan pasien)

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya rencana nasional pengelolaan

APD (stok distribusi) dan identifikasi

lonjakan kapasitas PPI (jumlah dan

kompetensi)

100 Review dokumen rencana nasional

pengelolaan APD

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya diseminasi panduan PPI untuk

di rumah dan fasyankes

100 Panduan PPI diupload ke website

COVID-19 website Kemkes dan

laporan distribusi pedoman COVID-

19 termasuk PPI ke Rumah sakit

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya triase deteksi dini dan

pengendalian sumber infeksi

100 Review laporan rumah sakit

ketersediaan triase dan laporan

bulanan surveilans rumah sakit

untuk COVID-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya material edukasi dengan

bahasa yang tepat untuk masyarakat

dan pasien tentang gejala penyakit

praktik etiket batuk dan cuci tangan

Tersedia Dokumen materi edukasi

komunikasi risiko update yang

diupload di website COVID-19 dan

Kemenkes

Bulan April

(Minggu I)

PENGAMANAN

Penumpukan kebutuhan pokok bahan

pangan dan kebutuhan esensial

respon COVID-19 (APD masker

suplai medis) yang terdeteksi dan

ditindak tegas

100 Review laporan intelejen (BIN)

untuk kasus penumpukan bahan

pokok dan penindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

135

Penyebar informasi palsuhoax yang

menyebabkan kepanikan di

masyarakat yang terdeteksi dan

ditindak tegas

80 Review laporan intelejen (BIN)

untuk laporan informasi palsu yang

terdeteksi dan penindakan

Mingguan

(setiap

harihellip)

Kondisi yang menyebabkan kepanikan

dan huru hara yang terdeteksi dini dan

dicegah

100 Review laporan intelejen (BIN)

untuk signal huru hara dan

pencegahannya

Mingguan

(setiap

harihellip)

KOMUNIKASI RISIKO DAN

PELIBATAN MASYARAKAT

Media centre melaksanakan press-

release dan konferensi pers setiap hari

100 Review dokumentasi konferensi

pres dan press release dokumen

Mingguan

(setiap

harihellip)

Materi harian untuk Juru bicara

didapatkan dari analisis data

epidemiologi rekomendasi panel ahli

100 Review dokumen harian untuk Juru

bicara

Mingguan

(setiap

harihellip)

Berita palsu yang teridentifikasi dan

berhasil di counter

80 Review laporan log rumor dan

counter hoax

Mingguan

(setiap

harihellip)

Media yang menggunakan press

release atau konferensi pers sebagai

bahan berita

80 Review laporan media monitoring

tim kominfo

Mingguan

(setiap

harihellip)

Adanya peran serta

masyarakatorganisasi

kemasyarakatanorganisasi agama

dalam menanggapi isu-isu spesifik

yang mempengaruhi penanggulanan

Pandemi COVID-19

100 Review dokumen mapping kegiatan

pemberdayaan masyarakat

Bulanan

(Minggu II)

DUKUNGAN KESEHATAN JIWA

DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS)

Materi komunikasi tentang DKPJS

tersedia bagi

1 Petugas kesehatan dan petugas

garis depan

2 Lansia

3 Orang dengan risiko tinggi

COVID-19 (DM penyakit

kardiovaskular autoimun dsb)

4 Anak anak

5 Penyandang disabilitas

6 Orang dalam isolasikarantina

7 Masyarakat luas

Tersedia Review dokumen materi komunikasi

DKPJS

Bulan April

(Minggu II)

Petugas kesehatan dan petugas garis

depan mendapatkan layanan DKJPS

100 Mingguan

(setiap

136

harihellip)

Petugas kesehatan jiwa mendapatkan

pelatihan DKJPS-COVID-19

80 Review laporan pelatihan DKJPS

Covid-19

Mingguan

(setiap

harihellip)

Tersedia layanan hotline DKJPS untuk

membantu atau yang membutuhkan

dan mendapatkan layanan DKJPS

Tersedia Review log hotline DKJPS Bulan April

(Minggu I)

) Laporan intelejen bisa dari jejaring BIN di masyarakat babinsa babinkmtibmas di wilayah kerja areanya

Lampiran 14

Rencana Respon Tanggap Darurat April-May 2020

No Kegiatan Anggaran Penanggung Jawab Timeline

Komando dan Koordinasi

Pembentukan Gugus Tugas struktur

komando Tugas Kerangka Acuan

Indikator

BNPB 28 Maret

Pusdalop operasional dengan

perwakilan lintas sektor terkait di

Pusdalop

BNPB 1 April

Penyusunan Rencana Respon

Nasional COVID-19

BNPB 15 April

Kajian Kebutuhan Kesehatan (Health

Need Assesment) 34 tim x 3 orang x

3 kali

2295000000 BNPB 1 April

Pembentukan Satgas COVID di

tingkat sub nasional

BNPB

Penguatan alur laporan penanganan

Covid-19 hingga ke pusat

BNPB

Publikasi Laporan Situasi melalui

website Pusat Krisis Kesehatan

BNPB Regular

Surveilans dan laboratorium

Penyelidikan Epidemiologi Pelacakan

kasus pemantauan monitoring kasus

dan surveilans aktif di 34 provinsi oleh

Tim Gerak Cepat (3 orang 20 hari per

bulan)

2040000000 Dirjen P2P Kemkes

Pemantauan surveilans oleh PHEOC

(24 jam 7 hari) yang dilaporkanke

Pusdalop (6 orang shift 1 shift 8 jam)

324000000

Dirjen P2P Kemkes

Pengadaan dan distribusi VTM swab

reagen lab supply untuk lab rujukan

Litbangkes

137

nasional dan laboratorium daerah

Aktifasi laboratorium Rujukan regional

(12 lab)

Litbangkes

Pembuatan Aplikasi Surveilans

berbasis komunitas untuk COVID-19

Dirjen P2P Kemkes

Pengambilan sampel 151731712000 BTDK Litbangkes

Pengiriman sampel (42 lab x 12 kali) 396000000 BTDK Litbangkes

Pemeriksaan laboratorium dengan RT

PCR

887562516500 BTDK Litbangkes

Quality control untuk lab regional 43

paket

450000000 BTDK Litbangkes

Peningkatan Lab PCR di 12

laboratorium

35050665000 BTDK Litbangkes

Pengadaan APD untuk Laboratorium 7503607320 BTDK Litbangkes

Perluasan layanan Pemeriksaan PCR

menggunakan POC Real Time PCR

431827200000 BTDK Litbangkes

Respon Medis (manajemen kasus

dan pengendalian infeksi)

Aktivasi Rumah sakit Rujukan 132

rumah sakit dan 482 tambahan rumah

sakit rujukan dengan SK Gubernur

dan tambahan ruangan rumah sakit

rujukan untuk perawatan COVID-19

dilengkapi SDM dan supply medis

yang diperlukan

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Penyiapan Wisma Atlit uuntuk menjadi

pusat perawatan COVID-19 dengan

kelengkapan SDM dan Alat medis

yang diperlukan

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Ketersediaan ambulans untuk rujukan

COVID-19

Dirjen Yanmedik

Kemkes

Pengadaan dan distribusi APD

desinfektan dan peralatan medis yang

diperlukan

Pusat Krisis Kesehatan

Kemkes

Pembiayaan perawatan pasien Dirjen Yanmedik

Kemkes

Pemetaan kesiapsiagaan fasyankes

dan identifikasi gap berdasarkan

estimasi kasus yang akan muncul

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan

Memprioritaskan perawatan kasus dan

prosedur triase Meningkatkan

rencana penambahan kapasitas untuk

fasilitas kesehatan (rumah sakit

rujukan yang ditunjuk dan

mengalihkan menunda prosedur

elektif)

Ditjen Pelayanan

Kesehatan dan Ditjen

Farmalkes

Melaksanakan isolasi mandiri (self-

initiated isolation) untuk orang dengan

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

138

gejala yang ringan untuk mengurangi

beban fasilitas kesehatan

Rujukan

Penyusunan SOP sesuai pedoman

Covid 19 dan regulasi lainnya dan

disosialisasika

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan dan Dityankes

Dasar

Memastikan ketersediaan alat

kesehatan obat-obatan dan bahan

medis habis pakai tersedia secara

memadai disesuaikan dengan attact

rate

Ditjen Farmalkes

Peningkatan kapasitas petugas dalam

pengenalan kasus dan tata laksana

kasus

Ditjen Pelayanan

Kesehatan cq Dityankes

Rujukan dan Dityankes

Dasar

Puskesmas workshop PPI bagi

petugas Puskesmas (3

orgPuskesmas dokter perawat lab

16457918352

Komunikasi Risiko dan Pelibatan

Masyarakat

Media centre penunjukkan juru bicara

konferensi pers dan press release

pesan KIE untuk layanan masyarakat

disiarkan di media elektronikmedia

massa media monitoring

Ditjen Kesehatan

Masyarakat dan

Romkomyanmas

Kemkes

Penyusunan dan distribusi media KIE

untuk masyarakat luas sektor

Pendidikan kalangan risiko tinggi

petugas kesehatan pasien dalam

pengawasan orang dalam

pemantauan kontak pasien

Ditjen Kesehatan

Masyarakat dan

Ronkomyanmas

Kemkes

Mengadopsi pesan inti dari Kemenkes

untuk konteks lokal

Direktorat Pomosi

Kesehatan

Biro Komunikasi dan

Pelayanan Masyarakat

BNPB

Advokasi kepada sektor terkait BNPB KSP

Penggerakan masyarakat dan

bekerjasama dengan tokoh agama

dan ormas

BNPB KSP

Pimpinan Agama

Komunikasi risiko kepada kalangan

usaha

BNPB

Asosiasi Perusahaan

Membuat hotline terkait COVID-19 BNPB

Monitoring kegiatan yang

mengumpulkan massa dalam jumlah

besar

BNPB

Respon Sosial

Dukungan logistik untuk orang yang

139

dilakukan karantina rumah (ODP)

Dukungan Psikologis untuk orang

yang dilakukan karantina rumah

kasus dan keluarga kasus

Dukungan untuk set up dan

pemberlakukan pembelajaran online

Monitoring petugas keamanan untuk

pembatasan sosial Tidak ada event

mass gathering penutupan tempat

ibadah tempat hiburan monitoring

transportasi publik

Respon Dukungan Kesehatan Jiwa

dan Psikososial

Mengaktifkan gugus tugas

nasionalprovinsi untuk DKJPS

Dit P2MKJN

Membuat panduan tata laksana

DKJPS untuk tenaga kesehatan dan

relawan

Rp 100000000 Dit P2MKJN

Media komunikasi DKJPS bagi

petugas kesehatan dan petugas di

garis depan lansia orang dengan

risiko tinggi COVID-19 (DM Penyakit

Kardiovaskular autoimun dsb) anak-

anak orang dalam isolasi karantina

penyandang disabilitas masyarakat

luas

Rp 200000000 Dit P2MKJN

Panduan psycological first aid untuk

COVID 19

Rp 300000000 Dit P2MKJN

Pelatihan psychological first aid untuk

pekerja kesehatan mental dan

psikososial

Rp 150000000 Dit P2MKJN

penyusunan SOP keselamatan untuk

para pekerja keswa dan psikososial

saat memberikan pelayanan

Rp 150000000 Dit P2MKJN

Pembentukan hotline untuk DKJPS Rp 100000000 Dit P2MKJN

Page 8: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 9: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 10: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 11: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 12: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 13: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 14: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 15: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 16: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 17: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 18: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 19: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 20: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 21: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 22: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 23: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 24: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 25: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 26: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 27: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 28: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 29: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 30: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 31: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 32: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 33: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 34: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 35: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 36: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 37: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 38: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 39: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 40: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 41: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 42: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 43: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 44: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 45: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 46: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 47: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 48: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 49: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 50: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 51: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 52: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 53: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 54: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 55: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 56: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 57: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 58: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 59: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 60: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 61: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 62: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 63: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 64: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 65: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 66: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 67: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 68: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 69: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 70: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 71: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 72: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 73: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 74: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 75: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 76: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 77: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 78: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 79: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 80: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 81: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 82: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 83: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 84: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 85: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 86: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 87: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 88: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 89: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 90: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 91: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 92: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 93: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 94: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 95: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 96: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 97: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 98: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 99: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 100: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 101: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 102: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 103: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 104: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 105: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 106: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 107: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 108: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 109: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 110: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 111: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 112: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 113: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 114: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 115: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 116: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 117: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 118: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 119: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 120: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 121: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 122: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 123: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 124: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 125: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 126: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 127: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 128: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 129: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 130: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 131: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 132: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 133: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 134: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 135: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 136: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 137: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 138: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Page 139: RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …