rencana kinerja tahun 2019ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/05/... · bahan galian...
TRANSCRIPT
-
i
RENCANA KINERJA TAHUN 2019
DIREKTORAT INDUSTRI SEMEN, KERAMIK DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN NONLOGAM DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, FARMASI, DAN TEKSTIL TAHUN 2019
-
ii
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menerbitkan
dokumen Rencana Kinerja Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan
Galian Nonlogam (ISKBGNL) Tahun 2019. Rencana Kinerja ini merupakan dokumen
perencanaan tahunan Direktorat Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian
Nonlogam dalam mencapai sasaran strategis dalam rangka pembinaan industri semen,
keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam yang telah ditetapkan dalam Rencana
Strategis untuk pencapaian tujuan dan visi, serta pelaksanaan misi.
Diterbitkannya Rencana Kinerja ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai perencanaan kinerja Direktorat Industri Semen, Keramik dan Pengolahan
Bahan Galian Nonlogam secara transparan agar dapat merumuskan program/kegiatan
yang sejalan dengan sasaran kinerja jangka menengah yang tertuang dalam Rencana
Strategis. Disamping itu, dokumen ini juga dimaksudkan untuk menentukan fokus
perbaikan kinerja berkesinambungan sesuai hasil-hasil pembangunan industri yang
telah dicapai. Oleh karena itu, dokumen Rencana Kinerja ini diharapkan dapat menjadi
acuan perencanaan program/kegiatan dan anggaran tahun 2019, yaitu melalui
penyusunan dokumen Perjanjian Kinerja serta Rencana Kerja dan Anggaran.
Akhir kata, kami berharap agar Rencana Kinerja Direktorat Industri Semen,
Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Tahun 2019 ini dapat dimanfaatkan
sebagai media evaluasi untuk menilai kinerja bagi seluruh anggota organisasi Direktorat
Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam.
Jakarta, Februari 2019
Direktur Industri Semen, Keramik dan
Pengolahan Bahan Galian Nonlogam
Adie Rochmanto Pandiangan
-
iii
D A F T A R I S I
halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..................... i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. ii
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ......... …… …………………………………….. 5
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi …………………………………………... 6
1.4 Ruang Lingkup ……………………………………………............... 10
BAB II. PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI …………………….. 11
2.1 Hasil-Hasil Pelaksanaan Program/Kegiatan ................................ 11
2.2 Arah Kebijakan ............................................................................ 19
BAB III. RENCANA KINERJA ………………………………………...............…......... 26
3.1 Sasaran ……………………………………..................................... 26
3.2 Indikator Kinerja ...………………………………………………….. 28
3.3 Kegiatan ...…………………………………………………………… 29
BAB IV. PENUTUP ........................................................................................... 30
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………... 30
4.2 Tindak Lanjut ………………………………………………………… 30
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan program pembangunan nasional tidak terlepas dari
implementasi prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu
transparansi, akuntabilitas, dan visi strategis. Prinsip tersebut dituangkan dalam
manajemen pemerintahan yang mencakup kegiatan perencanaan, koordinasi,
pelaksanaan, dan evaluasi. Salah satu aspek penting yang menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan adalah kualitas perencanaan.
Menurut Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri
Nasional, perencanaan pembangunan industri dalam jangka panjang diarahkan
untuk :
1. Mampu memberikan sumbangan nyata dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat;
2. Membangun karakter budaya bangsa yang kondusif terhadap proses
industrialisasi menuju terwujudnya masyarakat modern, dengan tetap
berpegang kepada nilai-nilai luhur bangsa;
3. Menjadi wahana peningkatan kemampuan inovasi dan wirausaha bangsa di
bidang teknologi industri dan manajemen, sebagai ujung tombak
pembentukan daya saing industri nasional menghadapi era
globalisasi/liberalisasi ekonomi dunia;
4. Mampu ikut menunjang pembentukan kemampuan bangsa dalam
pertahanan diri dalam menjaga eksistensi dan keselamatan bangsa, serta
ikut menunjang penciptaan rasa aman dan tenteram bagi masyarakat.
Direktorat Jenderal Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian
Nonlogam (Dit. ISKBGNL) adalah salah satu unit kerja dibawah pembinaan
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (Ditjen IKFT) Kementerian
Perindustrian yang bertanggung jawab terhadap pengembangan industri semen,
keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam. Dit. ISKBGNL membina industri
semen dan barang semen, kaca, keramik, refraktori, dan bahan/barang galian
nonlogam lainnya. Subsektor industri semen, keramik dan pengolahan bahan
-
2
galian nonlogam berkontribusi cukup signifikan pada perindustrian nasional,
yaitu sebagai industri untuk menunjang industri andalan masa depan.
Industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam
merupakan tulang punggung sektor industri nasional yang berperan sebagai
sektor industri pendukung industri manufaktur lainnya (sebagai bahan baku),
sektor infrastruktur dan konstruksi, serta sektor real estate. Tantangan yang
dihadapi pengembangan industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian
nonlogam di masa kini adalah komitmen investor dan dunia usaha untuk
mengembangkan pengolahan bahan galian/mineral nonlogam di dalam negeri.
Pemurnian dan peningkatan nilai tambah bahan galian nonlogam di dalam negeri
berpotensi mengurangi impor bahan baku dan bahan penolong industri, serta
mendorong pengembangan sektor lainnya seperti infrastruktur, properti, dan
pertanian. Tidak dapat dimungkiri, keadaan industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam saat ini masih dihadapkan pada beberapa
masalah terkait SDA dan SDM, yaitu :
1. Kekurangan pasokan bahan baku. Hal ini misalnya seperti yang dialami oleh
industri semen dan keramik yang kekurangan pasokan feldspar, clay, dan
lainnya karena pembatasan penambangan dan pengalihan izin penambangan
dari Pemerintah Daerah Tingkat II (Kota/Kabupaten) ke Tingkat I (Provinsi).
2. Terputusnya rantai nilai pengolahan SDA, yaitu misalnya dialami oleh industri
silika dimana industri kaca mayoritas mengimpor silika manufacturing grade
padahal silika banyak tersedia di dalam negeri namun belum diolah untuk
peningkatan nilai tambah menjadi bahan baku industri.
3. Pasokan gas dan batubara sebagai energi bahan bakar industri semen,
keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam belum terjamin. Hal ini
misalnya terjadi pada industri keramik di Jawa Timur dimana pasokan gasnya
harus mengalami shut down beberapa kali.
Oleh karena itu, ke depan, industri semen, keramik dan pengolahan bahan
galian nonlogam diharapkan menjadi sumber pertambahan nilai melalui proses
pengolahan yang mengarah ke penguatan dan pendalaman struktur industri, serta
hilirisasi industri. Dengan membawa misi tersebut, maka diharapkan
pembangunan sektor industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian
nonlogam diselenggarakan dengan arah kebijakan sebagai berikut :
-
3
1. Menjadi penggerak masyarakat luas untuk melaksanakan kegiatan usaha
produksi di bidang industri manufaktur/pengolahan yang bernilai tambah
ekonomi tinggi secara andal bersaing dengan sejauh mungkin
mendayagunakan potensi modal dasar dalam negeri.
2. Lebih mengutamakan pemasaran produk primer dalam negeri (yang
tergolong bahan mentah industri) untuk pemenuhan bahan baku bagi industri
pengolahan/manufaktur dalam negeri, agar mampu menciptakan
penambahan nilai tambah yang besar dan lapangan kerja yang luas bagi
ekonomi nasional.
3. Menjadi andalan pembangunan industri berkelanjutan melalui
pengembangan dan pengelolaan SDA secara optimal dan pemanfaatan sumber
bahan baku terbarukan agar lebih menjamin kehidupan generasi yang akan
datang secara mandiri.
Sedangkan, menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-
2019, arah kebijakan pembangunan industri nasional secara umum diwujudkan
melalui pengembangan lingkungan bisnis yang nyaman dan kondusif,
pengembangan klaster industri prioritas, pengembangan kemampuan inovasi
teknologi, pengembangan kompetensi inti daerah, serta antisipasi dan penanganan
permasalahan aktual perindustrian.
Direktorat Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian
Nonlogam (Dit. ISKBGNL) membina sektor industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam yang terdiri dari subsektor industri semen,
produk semen, keramik, kaca, refraktori, dan bahan galian nonlogam lainnya.
Karakteristik sektor ISKBGNL adalah:
1. Lahap energi, yaitu batubara gas untuk industri keramik, kaca, dan semen
2. Padat modal untuk industri semen, produk semen, dan keramik
3. Komoditas ekspor untuk industri keramik dan kaca
4. Komoditas vital untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik
5. Komoditas fundamental untuk pendukung industri lainnya, yaitu dolomit,
pasir kuarsa, refraktori, dan bahan galian nonlogam lainnya
Dengan memerhatikan karakteristik tersebut, Dit. ISKBGNL berupaya untuk
mengembangkan industri binaannya melalui program kegiatan yang aspiratif,
fasilitatif, dan akomodatif sebagaimana arah kebijakan yang termuat dalam
-
4
Penyempurnaan Rencana Strategis (Renstra) Dit. IBGNL Tahun 2017 – 2019.
Secara singkat, arah kebijakan Dit. ISKBGNL dituangkan dalam tiga strategi, yaitu:
1. Penumbuhan dan pengembangan industri prioritas yang mencakup industri
sebagaimana diamanatkan dalam dokumen Rencana Induk Pembangunan
Industri Nasional (RIPIN).
2. Pembangunan sumber daya industri yang meliputi sumber daya manusia
industri, sumber daya alam, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi
industri.
3. Pembangunan sarana dan prasarana industri yang meliputi standarisasi dan
sistem informasi industri.
Kondisi di atas telah dirangkum oleh Dit. ISKBGNL melalui perumusan visi
tahun 2017 – 2019, yaitu “Mewujudkan Industri Bahan Galian Nonlogam yang
Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam”.
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk
misi sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat ISKBGNL sebagai berikut:
1. Peningkatan populasi industri bahan galian nonlogam untuk memperkuat
dan memperdalam struktur industri nasional;
2. Peningkatan daya saing dan produktivitas industri bahan galian nonlogam
untuk mewujudkan industri nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan
berwawasan lingkungan
Untuk mencapai visi dan misi jangka menengah tersebut, Dit. ISKBGNL menyusun
kegiatan utama, yaitu Penumbuhan dan Pengembangan Industri Semen, Keramik
dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam.
Untuk membangun daya saing industri yang berkelanjutan, Dit. ISKBGNL
telah merumuskan kebijakan pembangunan industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam yang berkeunggulan kompetitif dengan nilai
tambah tinggi yang diarahkan utamanya pada revitalisasi industri strategis,
penguatan dan pengembangan industry prioritas dan pendukung substitusi impor,
serta pengembangan kebijakan yang bersifat fasilitasi untuk menyelesaikan
masalah-masalah aktual. Selanjutnya fungsi pelaksanaan kebijakan
diimplementasikan melalui pembinaan baik langsung maupun tidak langsung
terhadap para pelaku industri melalui berbagai bantuan dibidang manajemen,
teknologi, sosialisasi kebijakan/memasyarakatkan peraturan, memberikan
-
5
perlindungan kepada pelaku pasar, mengembangkan sistem dan jaringan informasi
ekspor dan perluasan pasar. Upaya pengamanan kebijakan, lebih ditekankan pada
kegiatan monitoring terhadap pelaksanaan kebijaksanaan yang telah ditetapkan
seperti monitoring produksi, ekspor, suplai bahan baku, pengawasan penerapan
standarisasi, dan Iain-lain.
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 150 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan
Kementerian Perindustrian mengamanatkan agar setiap Unit Eselon I dan II
menyusun dokumen Rencana Kinerja, yaitu suatu dokumen perencanaan kinerja
tertentu berdasarkan sumber daya yang dimiliki instansi. Sedangkan
perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai
penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana
Strategis yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai
kegiatan tahunan. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan implementasi
program pengembangan ISKBGNL yang lebih berdayaguna, berhasilguna, dan
untuk memantapkan akuntabilitas kinerja, Dit. ISKBGNL perlu menyusun Rencana
Kinerja (Renkin) Dit. ISKBGNL Tahun 2019. Dokumen Renkin memuat informasi
tentang sasaran yang ingin dicapai, hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai,
dan indikator kinerja yang diharapkan dapat mengarahkan perumusan program
kegiatan Dit. ISKBGNL Tahun 2019, serta pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dit.
ISKBGNL sehingga kinerja yang dihasilkan pada tahun 2019 memenuhi kualitas
akuntabel dan berkelanjutan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mengamanatkan agar instansi pemerintah
harus menyelenggarakan penetapan, pengukuran, pengumpulan data, klasifikasi,
ikhtisar, dan pelaporan kinerja. Hal tersebut dimaksudkan sebagai media
pertanggungjawaban dan sarana peningkatan kinerja. Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015
tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP menjelaskan bahwa dokumen
Rencana Kinerja merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam penyusunan
dokumen Penetapan Kinerja yang merupakan dokumen pernyataan
-
6
kinerja/kontrak kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk
mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan sumberdaya tertentu pada suatu
instansi.
Demikian pula dijelaskan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
150 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Instansi
Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian dan Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 75 Tahun 2014 tentang Petunjukan Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian
Perindustrian, dijelaskan bahwa Rencana Kinerja adalah suatu dokumen
perencanaan kinerja tertentu berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh
instansi. Oleh karena itu, berdasarkan amanat tersebut, maka maksud dan tujuan
penyusunan dokumen Rencana Kinerja Dit. ISKBGNL Tahun 2019 adalah untuk
menjabarkan sasaran dan program jangka menengah yang termuat dalam
Rencana Strategis Dit. ISKBGNL Tahun 2017-2019 menjadi indikator kinerja yang
dapat dioperasionalkan untuk pencapaian sasaran kegiatan Dit. ISKBGNL Tahun
2019.
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan pasal 264 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat
Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam (Dit. ISKBGNL)
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana induk
pembangunan industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri,
penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan
industri di bidang industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian
nonlogam.
Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Dit. ISKBGNL
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi, dan pelaporan
pengembangan industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian
nonlogam;
-
7
2. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi
industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam;
3. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri
nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan
sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, penanaman modal
dan fasilitas industri serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang
industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam;
4. Penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di
bidang perencanaan, perizinan, data, dan informasi industri semen, keramik
dan pengolahan bahan galian nonlogam;
5. Penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
perencanaan, perizinan, data, dan informasi industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam;
6. Pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI), standar industri
hijau, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada industri
semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam; dan
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Dalam menjalankan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Dit. ISKBGNL
terbagi dalam 4 (empat) subdirektorat dan 1 (satu) subbagian, yaitu:
1. Subdirektorat program pengembangan industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam; mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi
dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi
di bidang industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam.
Subdirektorat ini membawahi 2 (dua) seksi, yaitu :
a) Seksi Program yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan dan penyusunan rencana, program, dan anggran di bidang
industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam.
b) Seksi Evaluasi dan Pelaporan yang mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan, pengumpulan, dan pengolahan
data, serta penyajian informasi di bidang industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam.
-
8
2. Subdirektorat industri semen dan barang dari semen mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan
industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri semen dan barang dari semen,
Subdirektorat ini membawahi 2 (dua) seksi, yaitu:
a) Seksi sumber daya industri dan sarana prasarana industri mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri,
penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri,
pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan,
penyiapan bahan pelaksanaan standarisasi dan pengolahan serta
pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi
perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan
pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang industri semen
dan barang dari semen.
b) Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis,
peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan
kerja sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan
penyelamatan industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi,
penanaman modal, dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan
pelaksanaan pengawasan standar industri hijau, serta penyiapan bahan
kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri semen dan
barang dari semen.
3. Subdirektorat industri keramik dan kaca mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan
sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri,
-
9
penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri keramik dan kaca. Subdirektorat
ini membawahi 2 (dua) seksi, yaitu:
a) Seksi sumber daya industri dan sarana prasarana industri mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri,
penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri,
pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan,
penyiapan bahan pelaksanaan standarisasi dan pengolahan serta
pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi
perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan
pelaksanaan pengawasan SNI dan SKKNI di bidang industri keramik dan
kaca.
b) Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis,
peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan
kerja sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan
penyelamatan industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi,
penanaman modal, dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan
pelaksanaan pengawasan standar industri hijau, serta penyiapan bahan
kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri keramik dan
kaca.
4. Subdirektorat industri pengolahan bahan galian nonlogam lainnya
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan
sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan
penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas
industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri
pengolahan bahan galian non logam lainnya, Subdirektorat ini membawahi 2
(dua) seksi, yaitu:
a) Seksi sumber daya industri dan sarana prasarana industri mempunyai
-
10
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri,
penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri,
pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan,
penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta
pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi
perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan
pelaksanaan pengawasan SNI dan SKKNI di bidang industri pengolahan
bahan galian nonlogam lainnya.
b) Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis,
peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan
kerja sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan
penyelamatan industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi,
penanaman modal, dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan
pelaksanaan pengawasan standar industri hijau, serta penyiapan bahan
kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri pengolahan
bahan galian nonlogam lainnya.
5. Subbagian tata usaha dan manajemen kinerja; mempunyai tugas melakukan
urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Dalam menjalankan tugas pembinaan industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam, Dit. ISKBGNL sesuai dengan Peraturan
Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perindustrian, struktur organisasi Dit. ISKBGNL sebagai berikut:
1. Subdirektorat Program Pengembangan ISKBGNL;
2. Subdirektorat Industri Semen dan Barang dari Semen;
3. Subdirektorat Industri Keramik dan Kaca;
4. Subdirektorat Industri Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Lainnya; dan
5. Subbagian Tata Usaha dan Manajemen Kinerja.
-
11
Gambar 1
Struktur Organisasi Direktorat Industri Semen, Keramik
dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam
1.4 Ruang Lingkup
Rencana Kinerja Dit. ISKBGNL Tahun 2019 merupakan bagian dari
perencanaan jangka menengah pengembangan industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam. Ruang lingkupnya meliputi pencapaian hasil
pengembangan industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam
tahun 2010 – 2017, penetapan sasaran dan indikator kinerja, serta perumusan
program kegiatan dan anggaran pengembangan industri kimia, farmasi dan tekstil
tahun 2019.
Direktur Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam
Sub Direktorat Program
Pengembangan ISKBGNL
Seksi Program
Seksi Evaluasi dan Pelaporan
Sub Direktorat Industri Semen dan Barang dari Semen
Seksi Sumber Daya dan Sarana Prasarana Industri
Seksi Pemberdayaan
Industri
Sub Direktorat Industri Keramik
dan Kaca
Seksi Sumber Daya dan Sarana Prasarana Industri
Seksi Pemberdayaan
Industri
Sub Direktorat Industri Pengolahan
Bahan Galian Nonlogam Lainnya
Seksi Sumber Daya dan Sarana Prasarana Industri
Seksi Pemberdayaan
Industri
Sub Bagian Tata usaha
-
12
BAB II
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI
2.1 Hasil-Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Selama paruh periode jangka menengah tahun 2010-2019, sampai dengan
tahun 2017 Dit. ISKBGNL telah mencapai progress sebagai berikut :
a. Pertumbuhan ISKBGNL
Sejak tahun 2015, sektor industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian
nonlogam berhasil mencatat pertumbuhan sektor ISKBGNL melebihi tingkat
pertumbuhan industri pengolahan non batubara dan migas dengan grafik
sebagai berikut:
Grafik 1
Pertumbuhan Sektor Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan
Galian Nonlogam
Sumber: Data BPS, diolah
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa laju pertumbuhan sektor
ISKBGNL mengalami kenaikan pada tahun 2015. Bahkan
pertumbuhannya melebihi laju pertumbuhan industri pengolahan non
batubara dan migas serta agregat industri kimia, farmasi dan tekstil.
Dengan berhasilnya sektor ISKBGNL mencapai pertumbuhan sesuai
target pada tahun 2017, maka diharapkan sektor ini juga mampu
7.466.98
5.45 5.615.05
4.42
5.50 5.806.20
6.55
7.85
3.85
2.903.35
1.64
4.00 4.254.80
7.78 7.91
3.34
2.41
6.035.46 5.77
6.266.61
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 2018* 2019*
Realisasi dan Target Pertumbuhan IBGNL
Non Batubara dan Migas IKTA Bahan Galian Non Logam
-
13
mencapai target jangka menengah, yaitu mencapai laju pertumbuhan 6,61
persen pada tahun 2019. Sejauh ini Dit. ISKBGNL optimis dalam mencapai
target tersebut karena didukung dengan peningkatan ekspansi dan
investasi baru subsektor semen dan barang semen yang sudah mulai
meningkatkan produksi pada tahun 2015 untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan infrastruktur. Peningkatan produksi semen juga
menyebabkan industri barang semen meningkatkan kapasitas, khususnya
industri precast dan prestressed yang juga memasok kebutuhan
pembangunan infrastruktur. Pertumbuhan produksi ISKBGNL disajikan
dalam grafik berikut:
Grafik 2
Pertumbuhan Produksi Produk Utama ISKBGNL Tahun 2010-2015
Sumber: Data Survey IBS BPS, diolah
Sedangkan berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia, konsumsi dan
pertumbuhan semen tahun 2010-2017 adalah sebagai berikut:
6.84
9.31 9.68 9.89
7.55 7.47
2.60
19.5417.72
2.79
9.58
-0.95
6.75
0.34 0.34 0.34 0.34 0.34
3.194.38
5.39 5.11 4.33 4.36
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Keramik Semen Kaca Pengaman Kaca/Gelas
-
14
Grafik 3
Perkembangan Konsumsi dan Pertumbuhan Semen Tahun 2010-2017
b. Penambahan unit baru dan investasi
Sektor industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam
mencatat kinerja investasi yang cukup baik dengan grafik sebagai berikut:
Grafik 4
Perkembangan Investasi Industri Semen, Keramik dan Pengolahan
Bahan Galian Nonlogam
Sumber: Data BKPM, diolah
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa sektor industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam berkontribusi cukup signifikan terhadap
nilai investasi industri pengolahan non batubara dan migas, yaitu sebesar 9,34
persen. Hal ini tercapai berkat adanya peraturan mengenai pengolahan dan
peningkatan nilai tambah bahan galian/mineral, yaitu Undang-Undang Nomor
4.2
17.7 14.5
5.6 3.3 3.5
(0.6)
7.6
(5.0)
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
0
20,000
40,000
60,000
80,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
(%)
(00
0 t
on
)
Konsumsi Domestik Growth
148.3
203.3182.7
242.1
317.0 350.1
420.0
500.0
50.6 54.0 58.393.4 100.8
119.7160.3
198.3
12.1 13.7 21.538.0 29.7 42.3
50.5 62.1
0.0
100.0
200.0
300.0
400.0
500.0
600.0
2012 2013 2014 2015 2016 2017* 2018* 2019*
Non Batubara dan Migas IKTA Bahan Galian Non Logam
-
15
4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Peraturan tersebut
membatasi ekspor bahan tambang mineral mentah dan mengamanatkan agar
bahan tambang mineral diolah/dimurnikan terlebih dulu sebelum diekspor.
Dampak dari penerapan peraturan tersebut adalah meningkatnya investasi
untuk pengolahan bahan tambang mineral, termasuk bahan galian nonlogam.
Disamping itu, nilai investasi meningkat juga disebabkan oleh investasi semen
dan barang semen yang meningkat karena pembangunan infrastruktur yang
gencar. Mengingat industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian
nonlogam merupakan industri yang berkarakteristik padat modal dan padat
teknologi, maka hal tersebut meningkatkan nilai investasi yang besar.
c. Meningkatnya populasi perusahaan industri semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam
Jumlah unit ISKBGNL merupakan penambahan unit ekspansi atau investasi
baru di sektor ISKBGNL berdasarkan data IUI dan LKPM dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM). Pada tahun 2017, unit investasi baru sektor
ISKBGNL tercapai sesuai target, yaitu sebanyak 80 unit baru. Capaian jumlah
unit baru ISKBGNL Tahun 2012-2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Capaian dan Prognosa Penambahan Unit ISKBGNL Tahun 2012-2019
Industri Realisasi Target Atas
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Penambahan Populasi industri (unit atau pabrik)
Non Migas 769 1015 1208 1464 1746 1703 1931 2156
IKTA 349 377 473 591 677 753 768 857
ISKBGNL 33 41 52 71 66 80 82 91
Sumber: Data BKPM, diolah
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sektor ISKBGNL mengalami
peningkatan penambahan unit baru ISKBGNL dimana penambahan unit baru
dari tahun 2016 ke tahun 2017 bertambah 14 unit atau tumbuh sebanyak 21,21
persen. Penambahan unit baru tersebut mayoritas berasal dari investasi
industri barang semen, bahan bangunan, dan ISKBGNL lainnya. Pada tahun
2019, target akumulatif penambahan unit baru adalah sebanyak 253 unit baru.
Mengingat jumlah pengajuan Izin Prinsip (IP) dan Izin Usaha Industri (IUI) di
BKPM cukup banyak, maka target tersebut diharapkan dapat tercapai pada
tahun 2019. Untuk mencapai target tersebut, upaya penumbuhan populasi baru
-
16
di sektor industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam
membutuhkan upaya serius meliputi jaminan pasokan bahan baku, energi (gas
dan batubara), dan infrastruktur logistik. Oleh karena itu, sejauh ini Dit.
ISKBGNL telah berupaya menyelenggarakan kegiatan fasilitasi mengenai
jaminan pasokan bahan baku dan energi melalui koordinasi dengan instansi
terkait (Kementerian ESDM Ditjen Migas dan Ditjen Minerba, serta Pemerintah
Daerah). Aspek lainnya terkait investasi baru dan ekspansi di sektor industri
semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam adalah akses pasar,
yaitu adanya pembangunan infrastruktur dan properti yang dapat
mengutamakan produk bahan galian nonlogam lokal. Meski demikian, industri
semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam juga masih
membutuhkan dukungan akses infrastruktur logistik yang memadai agar
distribusi bahan baku, energi, dan produk jadi dapat berjalan lancar.
d. Meningkatnya produktivitas tenaga kerja
Produktivitas SDM ISKBGNL dihitung dengan cara membagi nilai PDB harga
berlaku sektor ISKBGNL dengan jumlah tenaga kerja sektor ISKBGNL.
Produktivitas SDM menggambarkan kemampuan setiap tenaga kerja untuk
menghasilkan nilai produk tertentu. Pada tahun 2017 produktivitas SDM
ISKBGNL adalah Rp. 562 Juta per orang per tahun. Angka tersebut sesuai
dengan target produktivitas yang dituju. Target jangka menengah pada tahun
2019 adalah sebesar Rp. 704,4 Juta per orang per tahun. Hal ini berarti kenaikan
produktivitas yang diharapkan adalah sebesar 25,34 persen.
Grafik 5
Produktivitas Tenaga Kerja Sektor ISKBGNL (Rp. Juta/Org Tahun)
Sumber: Data BPS, diolah
294.5 326.1 390.2 411.9 398.5
433.7 472.1
221.4 258.1 300.9
375.9 336.8 372.9 409.8
259.4
445.5
667.4
866.7
562.0 632.0
704.4
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Bukan Batubara dan Migas IKTA Bahan Galian Non Logam
-
17
Capaian diatas diupayakan Dit. ISKBGNL melalui kegiatan peningkatan
kompetensi tenaga kerja dalam bentuk bimbingan teknis dan penyusunan
Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI). Sejauh ini
SKKNI dan RSKKNI yang telah disusun oleh Dit. ISKBGNL adalah:
- Operator Sistem Packer
- Operator Sistem Crusher
- Operator CCR Kiln
- Operator CCR Raw Mill
- Operator CCR Cement Mill
- Supervisi produksi area Raw Mill
- Supervisi produksi area Kiln
- Supervisi produksi area Cement Mill
- Operator Coal Mill
- Manager dan Auditor Energi di industri semen
- Manager Pengelola dan Pengendali Limbah
- Manager Pengelola Kualitas Air di industri semen
- Manajer Pengelola dan Pengendali Pencemaran Udara di industri semen
- Teknisi Pemeliharaan Mesin
- Inspektor Pemelihara Mesin Produksi
- Inspektor Pemeliharaan Listrik
- Teknisi Pemeliharaan Listrik
- Teknisi Pemeliharaan Instrumen
- Laboratorium Analisis
- 66 jenis pekerjaan pada sektor industri keramik tableware dan sanitary
(Permenaker Nomor 190/2016)
Dengan adanya SKKNI diatas, maka kurikulim pelatihan peningkatan
kompetensi pada sektor industri semen, keramik danpengolahan bahan galian
nonlogam dapat dilakukan secara terstruktur dan terarah. Disamping itu,
tenaga kerja yang mengikuti pelatihan memperoleh sertifikat kompetensi
berdasarkan SKKNI yang bermanfaat untuk meningkatkan jenjang karir.
e. Meningkatnya pangsa pasar ekspor industri semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam
-
18
Meski produk industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam
bukan merupakan komoditas andalan ekspor, namun produk bahan galian
nonlogam tetap mengalami peningkatan pangsa pasar ekspor, yaitu produk
keramik, kaca, dan produk gelas. Perkembangan pangsa ekspor produk bahan
galian nonlogam adalah sebagai berikut:
Grafik 6
Perkembangan Pangsa Ekspor Produk Industri Semen, Keramik dan
Pengolahan Bahan Galian Nonlogam
Sumber: Data BPS, diolah
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa peningkatan pangsa ekspor produk
semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam tidak begitu signifikan.
Data rinci neraca perdagangan produk industri semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2
Neraca Nilai Perdagangan Industri Semen, Keramik dan Pengolahan
Bahan Galian Nonlogam (USD Ribu)
Produk 2012 2013 2014 2015 2016 2017
A. Kaca Dan Produk Gelas 29.075 2.151 18.001 45.780 -9.669 -96.793
B. Keramik 39.013 117.021 98.069 90.377 50.636 2.931
C. Semen & Barang Semen -
206.512 -
195.320 -
228.080 -
195.747 35.707 75.544
D. Produk BGN Lainnya -
422.926 -
424.930 -
450.941 -
363.790 -
452.495 -
512.863
TOTAL NERACA -
561.349 -
501.078 -
562.951 -
423.381 -
375.820 -
531.181 Sumber: Data BPS, diolah
3.13 2.80 3.02 3.30 2.87 3.38 3.19 3.26 3.32
3.65 3.34 3.48 3.58 3.95 4.25 4.61 4.81 4.83
0.51 0.47 0.49 0.51 0.58 0.59 0.59 0.59 0.60
10.42 11.09 11.85 13.54 16.34 17.37 17.48 17.53 17.55
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pangsa Ekspor IKFT Terhadap Ekspor NonBBMigas
Kimia Hulu Kimia Hilir
Bahan Galian Non Logam Tekstil dan Aneka Industri
-
19
Jika dirinci lebih lanjut, neraca perdagangan ISKBGNL mengalami defisit untuk
subsektor industri kaca/gelas dan produk pengolahan bahan galian nonlogam
lainnya. Subsektor kaca/gelas saat ini sedang menurun daya saingnya akibat
mahalnya harga gas dan serangan impor produk botol gelas berukuran kecil.
Disamping itu, impor kaca pengaman untuk kendaraan bermotor juga cukup
tinggi karena dengan adanya industri otomotif yang meningkatkan
produksinya, maka kebutuhan kaca pengaman juga akan bertambah.
Sedangkan untuk subsektor produk pengolahan bahan galian nonlogam lainnya
defisit terbesar diakibatkan oleh impor gypsum, asbes, dan bahan baku
refraktori (aluminium oksida). Adapun bahan baku tersebut memang belum
tersedia di dalam negeri. Mengingat neraca perdagangan ISKBGNL defisit
sebagaimana pada table diatas, upaya Dit. ISKBGNL pada tahun-tahun
mendatang adalah untuk mengupayakan pemberlakuan harga gas industri dan
hilirisasi komoditas bahan galian nonlogam lainnya.
f. Menurunnya rasio impor bahan baku
Produk bahan galian nonlogam mayoritas menggunakan bahan baku lokal. Hal
ini tercermin pada rasio impor bahan baku dibandingkan dengan PDB produk
semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam sebagaimana berikut:
Grafik 7
Rasio Bahan Baku Impor Produk Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan
Galian Nonlogam
Sumber: Data BPS, diolah
43.8 44.61 44.54 39.53
35.45
41.58 37.32
20.3 20.61 21.17 19.26 17.01
19.67 17.45
0.9 0.89 0.93 0.82 0.70 0.85 0.73
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Rasio BB Impor Thd PDB NonBBMigas (%)
Non Batubara dan Migas Kimia Tekstil dan Aneka
Bahan Galian Non Logam
-
20
Hampir semua sumber bahan baku industri semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam tersedia di pasar dalam negeri. Namun, sebagian dari
bahan baku tersebut belum dimurnikan untuk bahan baku industrial grade
sehingga harus mengimpor. Diantara bahan baku yang masih harus diimpor
adalah soda ash, cullet kaca, potassium feldspar, limestone, dan sericite. Bahan
baku tersebut diimpor dalam jumlah sedikit. Oleh karena itu, rasio bahan baku
impor produk bahan galian nonlogam sangat kecil tidak mencapai satu persen,
yaitu 0,70 persen pada tahun 2015 dan 0,85 persen pada tahun 2016.
Untuk menekan impor bahan baku produk semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam, Dit. ISKBGNL telah menyelenggarakan kegiatan studi
kelayakan mengenai potensi bahan baku lokal, serta penyusunan roadmap
bahan baku dan bahan penolong industri bahan galian nonlogam. Kegiatan
tersebut diharapkan mampu mendorong pemurnian bahan tambang mineral
nonlogam sebagai bahan baku produk bahan galian nonlogam.
g. Standarisasi produk semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam
untuk menekan impor
Upaya pemberlakuan standar produk ISKBGNL ini dilakukan melalui penguatan
standar produk yang akan dikonsumsi didalam negeri melalui pemberlakuan
SNI yang diwajibkan dan penguatan SNI. Upaya peningkatan standar perlu
dilakukan untuk melindungi konsumen dan serta barang hasil produksi dalam
negeri dari serbuan barang impor yang tidak berkualitas. SNI Wajib produk
industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam diantaranya
adalah:
1. Kubus kaca dan barang kecil lainnya, dengan alas maupun tidak, untuk
mosaik atau keperluan dekorasi semacam itu, tidak termasuk barang kaca
kecil lainnya dengan ukuran P, L, dan diameter kurang dari 70 mm
2. Kaca pengaman diperkeras untuk kendaraan bermotor
3. Keramik berglasir untuk perlengkapan makan dan minum
4. Keramik ubin
5. Semen
6. Kaca diperkeras untuk bangunan dan panel
7. Botol dan stoples dari kaca/gelas
8. Cermin kaca
-
21
9. Lain – lain, tidak termasuk kaca lapis timbal dan sejenisnya; kaca multi
seluler atau kaca busa dalam bentuk blok, panel, plat, selongsong atau
bentuk semacam itu.
Untuk menyertai kebijakan pemberlakuan SNI Wajib, Dit. ISKBGNL juga
menyelenggarakan pengawasan SNI Wajib ke perusahaan binaan.
2.2 Arah Kebijakan
Dalam rangka mendukung arah kebijakan dan strategi Kementerian
Perindustrian yang mengacu pada arah kebijakan RPJMN 2015 -2019, sebagai
unit kerja Eselon II di lingkungan Kementerian Perindustrian maka Direktorat
Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam berkewajiban
menyukseskan pencapaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja (IK)
Kementerian Perindustrian. Arah kebijakan dan strategi Direktorat Industri
Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam adalah sebagai berikut:
a. Industri Prioritas
Industri prioritas yang menjadi Rencana Aksi Direktorat Industri Semen,
Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam adalah industri semen dan
produk semen, industri keramik dan kaca, serta industri bahan galian nonlogam
lainnya. Pembangunan industri prioritas periode tahun 2015-2019
dilaksanakan dengan mengacu pada rencana aksi yang telah diamanatkan oleh
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional. Rencana aksi pembangunan
untuk masing- masing industri prioritas adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan penerapan dan pengawasan SNI wajib, serta penguatan
infrastruktur standardisasi.
2. Penerapan industri hijau
3. Peningkatan penggunaan produksi dalam negeri
4. Fasilitasi penyediaan lahan dan konsesi penambangan untuk investasi
baru, khususnya di luar Pulau Jawa.
5. Menjamin pasokan batubara dan mendorong produsen semen untuk
melakukan efisiensi dan diversifikasi energy
6. Menyiapkan SDM lokal yang kompeten
7. Menyusun SKKNI bidang industri semen
-
22
Selain melaksanakan rencana aksi pembangunan industri prioritas
berdasarkan subsektor industri dibawah binaannya, Dit. ISKBGNL juga
bertanggung jawab untuk mendukung melancarkan Program Prioritas Nasional
dengan melakukan koordinasi dan konsolidasi terhadap subsektor industri
binaan untuk dapat memenuhi kebutuhan akan bahan baku/bahan penolong
dalam pelaksanaan Program Prioritas Nasional serta kegiatan penunjang
lainnya yang diperlukan. Bahan baku/bahan penolong serta bentuk kegiatan
penunjang yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut:
Tabel 3
Dimensi Pembangunan Nasional terkait Industri Semen, Keramik dan
Pengolahan Bahan Galian Nonlogam
No. Dimensi Pembangunan Kebutuhan
Kedaulatan Pangan
1. Perluasan pertanian lahan
kering satu juta hektar di luar
Pulau Jawa
a. Bahan kimia khusus (Bahan – Bahan kimia)
yang digunakan dalam proses pasca panen,
seperti asam formiat di lahan karet, zeolite,
dolomite, dll.
b. Barang pendukung sarana dan prasarana
pertanian, seperti polycarbonate, dll
2. Rehabilitasi tiga juta hektar
jaringan irigasi
a. Pemenuhan kebutuhan semen
3. Pembangunan pasar: 100
Tipe A; 120 Tipe B oleh
Kementerian Perdagangan,
serta revitalisasi 60 pasar tani
oleh Kementerian Pertanian
a. Pemenuhan kebutuhan semen
b. Pemenuhan kebutuhan bahan bangunan
(keramik, sanitary, baja ringan, dll)
4. Pembangunan gudang dengan
fasilitas pengolahan pasca
panen di tiap sentra produksi
a. Pemenuhan kebutuhan semen
b. Pemenuhan kebutuhan barang
pendukung konstruksi (barang keramik,
sanitary product, dll)
5. Seribu desa pertanian organik a. Untuk pembangunan rumah kompos,
dibutuhkan semen dan besi beton
6. Pembangunan 49 waduk baru a. Pemenuhan kebutuhan semen
Kedaulatan Energi
1. Tata kelola industri migas dan
energi
a. Penyelesaian regulasi tata kelola sumber
daya alam untuk bahan baku, bahan
penolong dan energi industry
b. Studi pemodelan tarif listrik untuk bahan
baku, bahan penolong dan energi Industri
2. Percepatan pembangunan
pembangkit listrik
a. Melakukan koordinasi dengan
Kementerian Energi dan Sumber Daya
-
23
Mineral dalam rangka menetapkan
kebijakan harga gas
Kawasan Industri
1. Ketersedian SDA a. Pengembangan pengolahan (pre-
treatment) sumber daya alam menjadi
bahan baku, bahan penolong, dan energi
dari bahan dasar yang terkandung di suatu
wilayah potensial
2. Konektivitas a. Jalan, pelabuhan laut dan bandara, dan
jaringan komunikasi
Kemaritiman dan Kelautan
1. Pembangunan 100 sentra
perikanan
a. Penyediaan pemenuhan kebutuhan produk
semen untuk mendukung pembangunan
fisik 100 sentra perikanan
b. Penyediaan pemenuhan kebutuhan barang
konstruksi non-logam untuk mendukung
pembangunan fisik 100 sentra perikanan
2. Pembangunan 24 pelabuhan
perikanan strategis
a. Penyediaan pemenuhan kebutuhan produk
semen untuk mendukung pembangunan
fisik 24 pelabuhan perikanan strategis
b. Penyediaan pemenuhan kebutuhan barang
konstruksi non-logam untuk mendukung
pembangunan fisik 24 pelabuhan
perikanan strategis
Revolusi Mental untuk Kemandirian Ekonomi
1. Peningkatan kemandirian
ekonomi dan daya saing
bangsa.
a. Program pengembangan dan pemerataan
pelatihan industri di seluruh Indonesia
dalam rangka mendukung budaya
produksi (pendidikan vokasi/dominan
praktek) di masyarakat
b. Program pengembangan dan pemerataan
pemagangan di industri manufaktur
b. Pembangunan Sumber Daya Industri
Sesuai dengan arah kebijakan Kementerian Perindustrian maka Direktorat
Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam melakukan
pembangunan industri yang meliputi:
1. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri Semen, Keramik dan
Pengolahan Bahan Galian Nonlogam
Pembangunan infrastruktur tenaga kerja industri bahan galian nonlogam
berbasis kompetensi dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan
mewujudkan kesesuaian antara sistem pengupahan dengan produktivitas
-
24
kerja guna memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi tenaga kerja
industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam.
Program pembangunan infrastruktur tenaga kerja industri industri semen,
keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam berbasis kompetensi
meliputi :
- Penyusunan dan penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI)
- Pembangunan sistem sertifikasi kompetensi
2. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Pemanfaatan, penyediaan, dan penyaluran sumber daya alam untuk
perusahaan industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian
nonlogam dan perusahaan kawasan industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam diselenggarakan melalui prinsip tata
kelola yang baik dengan tujuan untuk menjamin penyediaan dan
penyaluran sumber daya alam yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
bahan baku, bahan penolong, energi dan air baku agar dapat diolah
dan dimanfaatkan secara efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan
guna menghasilkan produk yang berdaya saing serta mewujudkan
pendalaman dan penguatan struktur industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam.
Dalam rangka menjamin ketersediaan sumber daya alam bagi
pengembangan industri hulu terutama industri pengolahan bahan galian
nonlogam lainnya, maka pemerintah akan melakukan beberapa hal
sebagai berikut sebagai berikut :
- Pengelolaan sumber daya alam secara efisien, ramah lingkungan dan
berkelanjutan melalui penerapan tata kelola yang baik
- Implementasi pemanfaatan sumber daya yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan dengan prinsip pengurangan limbah (reduce),
penggunaan kembali (reuse), pengolahan kembali (recycle); dan
pemulihan (recovery).
- Audit tata kelola pemanfaatan sumber daya alam.
- Pelarangan atau pembatasan ekspor sumber daya alam yang ditujukan
untuk memenuhi rencana pemanfaatan dan kebutuhan perusahaan
-
25
industri dan perusahaan kawasan industri, antara lain meliputi : (1)
Penetapan bea keluar, (2) Penetapan kuota ekspor, (3) Penetapan
kewajiban pasokan dalam negeri, dan (4) Penetapan batasan minimal
kandungan sumber daya alam.
- Jaminan penyediaan dan penyaluran sumber daya alam diutamakan
untuk yang mendukung pemenuhan kebutuhan bahan baku, bahan
penolong dan energi, serta air baku industri dalam
- Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri yang bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing,
dan kemandirian industri nasional. Penguasaan teknologi dilakukan
secara bertahap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
kebutuhan industri dalam negeri agar dapat bersaing di pasar dalam
negeri dan global.
c. Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri
Dalam rangka mewujudkan pembangunan industri nasional yang berdaya
saing perlu didukung melalui penyediaan sarana dan prasarana industri yang
memadai meliputi:
1. Standarisasi Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian
Nonlogam
Standarisasi industri bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri
dalam rangka penguasaan pasar dalam negeri maupun ekspor. Standarisasi
industri juga dapat dimanfaatkan untuk melindungi keamanan, kesehatan,
dan keselamatan manusia, hewan, dan tumbuhan, pelestarian fungsi
lingkungan hidup, pengembangan produk industri hijau serta
mewujudkan persaingan usaha yang sehat.
Pengembangan standarisasi industri meliputi perencanaan, pembinaan,
pengembangan, dan pengawasan untuk Standar Nasional Indonesia (SNI),
Spesifikasi Teknis (ST), dan Pedoman Tata Cara (PTC).
Pengembangan standarisasi industri semen, keramik dan pengolahan bahan
galian nonlogam yang akan dilakukan meliputi:
- Pengembangan standarisasi industri semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam dalam rangka peningkatan kemampuan daya
saing industri melalui perumusan, penerapan, pengembangan, dan
-
26
pemberlakuan standar
- Pengembangan infrastruktur untuk menjamin kesesuaian mutu
produk industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam
dengan kebutuhan dan permintaan pasar melalui pengembangan
pengawasan standar
2. Sistem Informasi Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian
Nonlogam
Pembangunan sistem informasi melalui pendataan industri dalam rangka
monitoring perkembangan industri semen, keramik dan pengolahan bahan
galian nonlogam dengan tujuan sebagai berikut:
- Tersedianya data industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian
nonlogam yang menggambarkan kondisi industri saat ini yang
mencakup data umum perusahaan (termasuk data manajemen
perusahaan dan sumber daya manusia), data pabrik dan utilitas yang
dipergunakan, data kapasitas dan realisasi produksi, data pemasaran,
data pemakaian bahan baku dan bahan penolong, data penggunaan
energi, bahan bakar dan air, data penerapan teknologi, data pengelolaan
limbah, serta data penyerapan tenaga kerja langsung pada proses
produksi.
- Tersedianya informasi kondisi dan permasalahan terkait dengan
infrastruktur dan iklim usaha industri semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam
- Tersedianya informasi deskriptif agregat industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam berdasarkan dimensi waktu, lokasi
industri, bidang usaha, skala usaha, negara tujuan pasar, negara asal
bahan baku dan penolong dengan informasi tentang penyerapan tenaga
kerja, realisasi produksi, pemasaran produk, serta pemakaian sumber
daya seperti bahan baku, bahan penolong, energi, bahan bakar dan air
sebagai bahan analisa perkembangan industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam
- Tersedianya informasi tingkat kemampuan industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam pada tingkat perusahaan industri
-
27
dan agregat yang meliputi aspek produksi, manajemen perusahaan,
pengelolaan lingkungan, teknologi, dan pemasaran.
- Tersedianya sistem informasi pengolahan data sebagai sarana
pembaruan dan validasi data industri semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam
- Tersedianya sistem representasi informasi industri sebagai sarana
penyajian informasi perkembangan industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam
- Tersedianya infrastruktur sistem meliputi perangkat keras, perangkat
lunak serta perangkat komunikasi data.
-
28
BAB III
RENCANA KINERJA
3.1 Sasaran
Perumusan sasaran kinerja Dit. ISKBGNL adalah berdasarkan penetapan visi, misi,
dan tujuan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis. Berdasarkan
Rencana Strategis Dit. ISKBGNL Tahun 2016-2019 versi Perubahan Tahun 2017-
2019, visi Dit. ISKBGNL adalah “Mewujudkan Industri Bahan Galian Nonlogam
yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya
Alam”. Sedangkan misinya adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan populasi industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian
nonlogam untuk memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional;
2. Peningkatan daya saing dan produktivitas industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam untuk mewujudkan industri nasional yang
mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan.
Untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi diatas, Dit. ISKBGNL telah
menetapkan tujuan tahun 2017-2019 yaitu “Meningkatnya peran industri bahan
galian nonlogam dalam perekonomian nasional.” Selanjutnya Dit. ISKBGNL
merumuskan Sasaran Strategis sebagai berikut:
1. Meningkatnya populasi industri semen, keramik dan pengolahan bahan galian
nonlogam
Indikator sasaran ini adalah peningkatan jumlah unit industri bahan galian
nonlogam serta penyerapan tenaga kerja industri besar sedang (IBS) pada
sektor industri bahan galian nonlogam khususnya.
2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan produk dalam negeri
dibandingkan dengan seluruh pangsa pasar baik dalam negeri maupun luar
negeri. Sasaran ini dicapai melalui pengembangan inovasi dan penguasaan
teknologi industri untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah,
daya saing dan kemandirian industri nasional.
Keseluruhan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis tersebut diatas dirangkum
dalam Peta Strategis Dit. ISKBGNL sebagai berikut.
-
29
Gambar 2
Peta Strategis Direktorat Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam
PERSPEKTIF
PEMANGKU
KEPENTINGAN
PERSPEKTIF
PROSES INTERNAL
PERSPEKTIF
PEMBELAJARAN
ORGANISASI
Tujuan:
Meningkatnya peran industri semen,
keramik dan pengolahan bahan galian
nonlogam dalam perekonomian nasional
Terwujudnya peningkatan daya
saing dan produktivitas industri
semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam
2
Meningkatnya populasi industri
semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam
1
PERUMUSAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN
SDM ANGGARAN
Tersedianya kebijakan
pembangunan industri semen,
keramik dan pengolahan bahan
galian nonlogam yang efektif
Terselenggaranya urusan pemerintahan
di bidang industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam yang
berdaya saing dan berkelanjutan
Terwujudnya ASN yang
profesional dan
berkepribadian
Terkelolanya anggaran
pembangunan secara efisien
dan akuntabel
3 4
5 6
-
30
3.2 Indikator Kinerja
Agar memudahkan pengukuran target dan capaian kinerja, Dit. ISKBGNL menyusun
Indikator Kinerja Tujuan (IKT) dan dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS).
Sebagian dari indikator kinerja tersebut juga ditetapkan menjadi Indikator Kinerja
Utama Dit. ISKBGNL. Berikut adalah indikator kinerja Dit. ISKBGNL sebagaimana
dirumuskan dalam Rencana Strategis Direktorat Industri Semen, Keramik dan
Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Tahun 2016-2019 versi Perubahan Tahun 2017-
2019:
a. Indikator Kinerja Tujuan (IKT)
Dit. ISKBGNL telah menetapkan indikator kinerja tujuan tahun 2019 beserta
targetnya sebagai berikut:
Tabel 4
Tujuan dan Indikator Kinerja Tujuan Direktorat ISKBGNL Tahun 2017-2019
Kode Tujuan/Sasaran Program/
Indikator Kinerja
Satuan 2017 2018 2019 2017-
2019
T1 Meningkatnya peran industri semen, keramik
dan pengolahan bahan galian nonlogam dalam
perekonomian nasional
- Laju pertumbuhan industri semen, keramik
dan pengolahan bahan galian nonlogam
Persen 5,47 –
5,77
5,85 –
6,26
6,11 –
6,61
5,47 –
6,61
- Kontribusi industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam
terhadap PDB Nasional
Persen 0,74 –
0,75
0,76 –
0,78
0,79 –
0,80
0,74 –
0,80
- Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor
industri semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam
Juta Orang 1,18 –
1,19
1,20 –
1,21
1,21 –
1,24
1,18 –
1,24
S1 Meningkatnya populasi dan persebaran
industri semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam
- Jumlah unit industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam
Unit 80 82 91 253
- Nilai investasi PMDN dan PMA sektor
industri semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam
Rp. Triliun 38,8 –
42,3
47,5 –
50,5
59,6 –
62,1
145,9 –
154,9
S2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas
sektor industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam
- Kontribusi ekspor industri semen, keramik
dan pengolahan bahan galian nonlogam
terhadap ekspor nasional
Persen 0,588-
0,589
0,589-
0,590
0,590-
0,591
0,588-
0,591
-
31
- Produktivitas dan kemampuan SDM
industri semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam
Rp Juta per
Orang per
Tahun
562 632 704,4 704,4
S3 Terselenggaranya urusan pemerintah di
bidang perindustrian (industri semen,
keramik dan pengolahan bahan galian
nonlogam) yang berdaya saing dan
berkelanjutan
- Infrastruktur kompetensi yang
terbentuk
RSKKNI 1 1 1 3
- Infrastruktur standar produk yang
terbentuk
Regulasi
SNI/ SNI
Wajib/ RSNI
6 6 6 18
Dit. ISKBGNL telah menetapkan indikator kinerja sasaran strategis tahun 2019
beserta targetnya sebagai berikut:
Tabel 5
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat ISKBGNL Tahun 2019
Kode Tujuan/Sasaran Program/Indikator Kinerja Satuan Target
T1 Meningkatnya peran industri semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam dalam perekonomian nasional
- Laju pertumbuhan industri semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam
Persen 6,26
- Kontribusi industri semen, keramik dan pengolahan bahan
galian nonlogam terhadap PDB Nasional
Persen 0,78
- Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor industri semen,
keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam
Juta Orang 1,2
S1 Meningkatnya populasi industri semen, keramik dan
pengolahan bahan galian nonlogam
- Jumlah unit industri semen, keramik dan pengolahan bahan
galian nonlogam
Unit 49 - 54
- Nilai investasi PMDN dan PMA sektor industri semen,
keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam
Rp. Triliun 28,10
S2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri
semen, keramik dan pengolahan bahan galian nonlogam
- Kontribusi ekspor industri semen, keramik dan pengolahan
bahan galian nonlogam terhadap ekspor nasional
Persen 0,6
- Produktivitas dan kemampuan SDM industri semen, keramik
dan pengolahan bahan galian nonlogam
Rp Juta per Orang per
Tahun
391,40
S3 Terselenggaranya urusan pemerintah di bidang
perindustrian (industri semen, keramik dan pengolahan
-
32
bahan galian nonlogam) yang berdaya saing dan
berkelanjutan
- Infrastruktur kompetensi yang terbentuk RSKKNI 1
- Infrastruktur standar produk yang terbentuk SNI Wajib/
RSNI
6
Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dalam perspektif pemangku
kepentingan merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Industri
Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam. Indikator Kinerja
Sasaran Strategis (IKSS)
3.3 Kegiatan
Untuk mencapai Tujuan dan Sasaran Strategis beserta indikator kinerjanya, Dit.
ISKBGNL telah menyusun kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Semen,
Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam. Kegiatan tersebut terdiri dari 10
(sepuluh) output. Setiap output telah diarahkan untuk mendukung capaian indikator
kinerja. Matriks kegiatan secara rinci dilampirkan pada dokumen ini.
Tabel 6
Matriks Output Mendukung Indikator Kinerja
Kode Tujuan/Sasaran Program/Indikator Kinerja/Output DIPA Satuan Target Pagu
(Rp 000)
S1 Meningkatnya populasi dan persebaran ISKBGNL 3.630.579
- Unit ISKBGNL besar sedang yang tumbuh Unit 49-54 Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
004 Pilot Project ISKBGNL Unit 1 781.796
- Nilai investasi PMDN dan PMA sektor IBGNL Rp. Triliun 28,10
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
001 Rekomendasi Kebijakan dalam rangka Mendorong Iklim Investasi ISKBGNL
Dokumen 1 842.800
005 Rekomendasi Kebijakan dalam rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktifitas ISKBGNL
Dokumen 1 2.005.983
S2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor ISKBGNL 2.187.428
- Kontribusi ekspor produk ISKBGNL terhadap ekspor nasional
Persen 0,6
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
017 Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan dan Tata Usaha Dokumen 1
844.930
- Produktivitas dan kemampuan SDM ISKBGNL Rp Juta per Org Tahun
391,40
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
951 Layanan Internal (Overhead) Orang 40 463.580
008 Perusahaan ISKBGNL yang Menerapkan Standar Mutu Perusahaan 10 878.918
-
33
S3 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang ISKBGNL yang berdaya saing dan berkelanjutan
2.434.964
- Infrastruktur kompetensi yang terbentuk RSKKNI 1
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
4912 001
Fasilitasi Penyusunan RSKKNI ISKBGNL RSKKNI 1 352.800
- Infrastruktur standar produk yang terbentuk Reg. SNI/
SNI Wajib/ RSNI
6
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
007 SNI Wajib ISKBGNL SNI Wajib 2 469.980 009 Perusahaan ISKBGNL yang diawasi penerapan SNI Wajib Perusahaan 10 369.848 006 Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) ISKBGNL RSNI 4 1.242.336
T O T A L A N G G A R A N 8.252.971
-
34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara umum Rencana Kinerja Direktorat Industri Semen, Keramik dan Pengolahan
Bahan Galian Nonlogam Tahun 2019 telah disusun dengan mengacu pada dokumen
Rencana Strategis Direktorat Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian
Nonlogam Tahun 2016-2019 versi Perubahan tahun 2017-2019. Rencana Kinerja ini
akan menjadi panduan perencanaan kegiatan dan anggaran untuk pencapaian target
kinerja pada tahun 2019.
4.2 Tindak Lanjut
Dengan tersusunnya dokumen Rencana Kinerja Direktorat Industri Semen, Keramik
dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Tahun 2019, maka perlu ditindaklanjuti
dengan langkah-langkah berikut:
a. Menyusun program/kegiatan dan anggaran (Rencana Kegiatan dan
Anggaran/RKA) Dit. ISKBGNL tahun 2019 hingga disahkan menjadi Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
b. Menyusun Perjanjian Kinerja Tahun 2019 dari Direktur Industri Semen, Keramik
dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam kepada Direktur Jenderal Industri Kimia,
Farmasi dan Tekstil
c. Melakukan monitoring dan evaluasi atas progress pencapaian target kinerja, baik
pencapaian jangka menengah (5 tahunan) maupun jangka pendek (tahunan) dan
menyusun dokumen pelaporannya.