bahan galian

23
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bahan galian adalah semua produk dari pertambanganang diperoleh dengan cara pelepasan dari batuan induknyadi dalam kerak bumi, terdiri dari mineral-mineral. Mineral adalah suatu benda berbentuk padat,cair, atau gas yang homogeny dan terdapat dialam, terbentuk secara alamiah dari bahan-bahan an-organis, mempunyai komposisi kimia tertentu dengan struktur atom dan sifat fisik yang sama. Batu Sabak adalah 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Apa pengertian bahan galian ? 1.2.2. Bagaimana proses terbentuknya Batu Sabak ?

Upload: desioktavia

Post on 13-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAHAN GALIAN

BAB 1

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Bahan galian adalah semua produk dari pertambanganang diperoleh dengan cara

pelepasan dari batuan induknyadi dalam kerak bumi, terdiri dari mineral-mineral.

Mineral adalah suatu benda berbentuk padat,cair, atau gas yang homogeny dan

terdapat dialam, terbentuk secara alamiah dari bahan-bahan an-organis, mempunyai

komposisi kimia tertentu dengan struktur atom dan sifat fisik yang sama.

Batu Sabak adalah

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa pengertian bahan galian ?

1.2.2. Bagaimana proses terbentuknya Batu Sabak ?

1.2.3. Dimana Batu Sabak ditemukan ?

1.2.4. Bagaimana proses penambangan Batu Sabak ?

1.2.5. Bagaimana cara pengolahan dan pemanfaatan Batu Sabak ?

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui apa yang disebut bahan galian.

1.3.2. Untuk mengetahui apa yang disebut Batu Sabak.

Page 2: BAHAN GALIAN

1.3.3. Untuk memahami proses penambangan Batu Sabak.

1.3.4. Untuk mengetahu kegunaan Batu Sabak..

Page 3: BAHAN GALIAN

BAB 2

ISI

2.1. Pengertian

Seperti yang telah kita ketahui, bahan galian merupakan material yang tersusun

atas unsur-unsur kimia, mineral, dan bijih. Bahan galian atau material-material

ini terbentuk melalu proses yang panjang dan rumit. Tapi semua itu terjadi

secara alami. Berikut ini ada enam cara terbentuknya bahan-bahan galian :

2.1.1. Bahan Galian Magmatik, yaitu bahan galian yang terjadi dari magma dan

bertempat didalam atau berhubungan dan dekat dengan magma.

2.1.2. Bahan Galian Pematit, yaitu bahan galian yang terbentuk didalam diatrema

dan dalam pembentukan instrusi (gang dan apofisa)

2.1.3. Bahan Galian hasil pengendapan didasar sungai atau genangan air melalui

proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.

2.1.4. Bahan Galian hasil pengayaan sekunder, yaitu bahan galian yang

terkonsentrasi karena proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.

2.1.5. Bahan galian hasil metamorfosis kontak, yaitu batuan sekitar magma

berubah menjadi mineral ekonomik.

2.1.6. Bahan Galian Hidrotermal, yaitu resapan magma cair yang membeku

dicelah-celah struktur lapisan bumi atau pada lapisan yang bersuhu

relative

Page 4: BAHAN GALIAN

2.2. Terbentuknya Batu Sabak

Gambar. Batu Sabak

Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan

sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang

rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir

yang sangat halus (very fine grained).

2.3. Tempat ditemukan Batu Sabak

Batuan Metamorf Dinamo Terjadi akibat pengaruh tekanan yang kuat dalam

waktu yang lama, biasanya terbentuk di daerah pergerakan lempeng dan

berfoliasi.

2.4. Proses penambangan

Batu Sabak dalam dalam skala besar harus dipotong menggunakan pemotong

(diamond cutter saw),selain dengan pemotong tersebut bisa juga dilakukan

Page 5: BAHAN GALIAN

pemotongan dengan semprotan air bertekanan tinggi,setelah itu baru Batu

Sabak diangkut untuk melalui proses produksi.

2.5. Pengolahan dan pemanfaatan

Gambar. Batu Sabak

Pada umumnya Batu Sabak banyak digunakan untuk bahan bangunan ,seperti

sebagai batu alam ,proses pengolahannya pertama batu sabak dipotong sesuai

ukuran lalu di pisahkan lapis per lapisnya lalu Batu Sabak dilapisi bahan lainnya.

2.6. UU tentang Penambangan

Penggolongan bahan galian berdasarkan Pemanfaatannya Bahan galian menurut

pemanfaatannya dikelompokkan atas tiga golongan : Bahan galian Logam /

Bijih (Ore); merupakan bahan galian yang bila dioleh dengan teknologi tertentu

akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya, seperti timah, besi, tembaga,

nikel, emas, perak, seng, dll Bahan galian Energi; merupakan bahan galian yang

dimanfaatkan untuk energi, misalnya batubara dan minyak bumi. Bahan galian

Industri; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri, seperti

asbes, aspal, bentonit, batugamping, dolomit, diatomae, gipsum, halit, talk,

Page 6: BAHAN GALIAN

kaolin, zeolit, tras Penggolongan bahan galian di Indonesia Di Indonesia,

penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam Undang-Undang No 11 tahun

1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Dalam UU ini, bahan

galian dibagi atas tiga golongan : golongan bahan galian strategis (Golongan A)

golongan bahan galian vital (Golongan B) golongan bahan galian yang tidak

termasuk dalam Golongan A atau B. Penggolongan bahan-bahan galian didasari

pada : Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara; Terdapatnya

sesuatu bahan galian dalam alam (genese); Penggunaan bahan galian bagi

industri; Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak; Pemberian

kesempatan pengembangan pengusaha; Penyebaran pembangunan di Daerah

Selanjutnya UU 11/1967 ini ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah

Tentang Penggolongan Bahan Galian (PP No 27/1980), yang menyatakan

sebagai berikut: A. Golongan bahan galian yang strategis adalah: minyak bumi,

bitumen cair, lilin bumi, gas alam; bitumen padat, aspal; antrasit, batubara,

batubara muda; uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktip

lainnya; nikel, kobalt; timah B. Golongan bahan galian yang vital adalah: besi,

mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan; bauksit, tembaga, timbal,

seng; emas, platina, perak, air raksa, intan; arsin, antimon, bismut; yttrium,

rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya; berillium, korundum,

zirkon, kristal kwarsa; kriolit, fluorpar, barit; yodium, brom, khlor, belerang; C.

Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan A atau B adalah: nitrat-

Page 7: BAHAN GALIAN

nitrat, pospat-pospat, garam batu (halite); asbes, talk, mika, grafit, magnesit;

yarosit, leusit, tawas (alum), oker; batu permata, batu setengah permata; pasir

kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit; batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah

diatome, tanah serap (fullers earth); marmer, batu tulis; batu kapur, dolomit,

kalsit; granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak

mengandung unsur-unsur mineral golongan a amupun golongan b dalam jumlah

yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan. Sementara itu, dalam

bagian Penjelasan, dicantumkan bawa arti penggolongan bahan-bahan galian

adalah : Bahan galian Strategis berarti strategis untuk Pertahanan dan

Keamanan serta Perekonomian Negara, Bahan galian Vital berarti dapat

menjamin hajat hidup orang banyak, Bahan galian yang tidak termasuk bahan

galian Strategis dan Vital berarti karena sifatnya tidak langsung memerlukan

pasaran yang bersifat internasional. Dari penggolongan bahan galian di atas,

terlihat bahwa bahan galian industri sebagian besar termasuk ke dalam bahan

galian golongan C, walaupun beberapa jenis termasuk dalam bahan galian

golongan yang lain. Sukadarrumidi Bahan Galian Industri Bahan Galian

Industri Penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan

batuan tempat terdapatnya, dengan mengacu pada Tushadi dkk [1990, dalam

Sukandarumidi, 1999] adalah sebagai berikut : A. Kelompok I : BGI yang

berkaitan dengan Batuan Sedimen. Kelompok ini dapat dibagi menjadi : Sub

Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping : Batugamping,

Page 8: BAHAN GALIAN

dolomit, kalsit, marmer, oniks, Posfat, rijang, dan gipsum. Sub Kelompok B :

BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya : bentonit, ballclay dan

bondclay, fireclay, zeolit, diatomea, yodium, mangan, felspar. B. Kelompok II,

BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian, perlit, pumice, tras,

belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan basalt, paris

gunung api, dan breksi pumice. C. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan

intrusi plutonik batuan asam & ultra basa : granit dan granodiorit, gabro dan

peridotit, alkali felspar, bauksit, mika, dan asbes D. Kelompok IV, BGI yang

berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan letakan : lempung, pasir

kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan

sirtu E. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal :

barit, gipsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas. F.

Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit, marmer,

batusabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit. Maka sebagian besar bahan

galian industri termasuk bahan galian tidak termasuk a atau b atau lebih dikenal

sebagai Golongan C yang juga sering disebut bahan galian industri dan di

lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral termasuk dalam

Mineral Non Logam, yang di dalamnya termasuk batuan. Definisi di atas

sekarang ini sudah tidak tepat lagi, karena dengan semakin berkembangnya

teknologi industri manufaktur menuntut produk-produk bahan galian industri

sebagai bahan baku yang mempunyai spesifikasi tertentu (uniform berderajad

Page 9: BAHAN GALIAN

tinggi), yang untuk memperolehnya kadang-kadang memerlukan proses

pengolahan yang panjang dan komplek. Demikian pula dengan batas-batas

bahan galian industri sangat sukar ditetapkan, sebagai contoh, bahan galian

kromit, zirkon, bauksit, mangan, dan tanah jarang yang merupakan bahan galian

logam, namun dapat pula diklasifikasikan sebagai bahan galian industri bila

produknya berbentuk mineral yang telah diolah dan digunakan langsung sebagai

bahan baku dalam industri manufaktur. Dalam industri manufaktur dan

konstruksi, peranan bahan galian industri sebagai bahan baku sangat penting,

yang pada umumnya berfungsi untuk memperbaiki mutu ataupun untuk

memperoleh produk akhir dengan spesifikasi tertentu. Tidak sama halnya

dengan bahan galian logam, dalam bahan galian industri tidak dikenal adanya

proses daur-ulang dari produk padat mineral (kecuali gelas), serta tidak ada

bahan substitusi selain di antara bahan galian itu sendiri. Oleh karena itu

pemerintah dalam hal ini Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral sedang

mengajukan Undang-Undang mengenai pengaturan Mineral dan Batubara, yang

masih berupa konsep dan sudah diajukan ke DPR, dengan terbitnya undang-

undang tersebut diharapkan penggolongan bahan galian akan sesuai dengan

perkembangan teknologi dan industri yang menggunakan bahan baku bahan

galian non logam. Di Indonesia secara geologi mineral non logam (bahan galian

industri) terdapat dalam semua formasi batuan, mulai dari formasi batuan

berumur Pra-Tersier sampai Kuarter, baik yang berasosiasi dengan batuan beku

Page 10: BAHAN GALIAN

dalam dan batuan volkanik maupun berasosiasi dengan batuan sedimen dan

batuan malihan. Mineral non logam sangat erat kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari, bahkan dapat dikatakan bahwa manusia hidup tidak terlepas dari

bahan galian itu. Dengan kata lain bahwa mineral non logam sebenarnya sangat

vital bagi kehidupan manusia, hampir semua peralatan rumah tangga, gedung,

bangunan air, obat, kosmetik, alat tulis dan gambar, barang pecah belah dan

lain-lain, dibuat langsung atau dari hasil pengolahan bahan galian tersebut

Sebenarnya mineral non logam tersebar luas di Indonesia, namun pengelolaannya

belum berkembang sebagai mana mestinya. Meskipun demikian pengelolaan bahan

galian industri di Indonesia mengalami kemajuan cukup pesat. Hal ini sejalan

dengan kemudahan dan kebijaksanaan Pemerintah dalam menggalakkan

pemanfaatan mineral non logam, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri

maupun untuk komoditi ekspor non-migas, sudah banyak pengusahaan mineral

non logam yang memberikan sumbangan besar bagi pembangunan nasional,

seperti: industri semen, walaupun industrinya masih banyak terkonsentrasi di

Pulau Jawa, yaitu: PT Semen Gresik, Indocement, Semen Kujang, Semen

Cibinong (HOLCIM),dan Semen Nusantara; di Pulau Kalimantan: Indo-

Kodeco, patungan Indonesia Korea; di Pulau Sulawesi: Semen Tonnasa dan

Bosowa; di Pulau Sumatera: Semen Padang, Baturaja dan Semen Andalas (kena

bencana tsunami, Aceh) dan Pulau Timor: Semen Kupang. Industri lainnya

yang banyak membantu pembangunan nasional adalah dengan bahan baku

Page 11: BAHAN GALIAN

mineral non logam adalah: industri keramik, industri agregat batuan untuk

kontruksi, dari skala kecil sampai skala besar. Serta masih banyak lagi industri,

yang mempergunakan bahan baku mineral non logam. Dengan terbitnya UU

No.22/1999 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah No.25/1999

tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan pemerintah daerah sebagai

daerah otonom, maka daerah memiliki kewenangan untuk mengelola sumber

daya alam agar dapat mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif

dan kuat dengan memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi yang tentunya

dalam rangka memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat dan

pemerintah daerah. Dalam rangka nilai manfaat pertambangan secara

keseluruhan dan menghindari tumpang tindih lahan, lingkungan dan banyak hal

lainnya, pemerintah mengeluarkan UU No 4 tahun 2009, Tentang

Pertambangan Mineral dan Batubara, yang merupakan penyempurnaan UU No

11 tahun 1967. Pada BAB VI Pasal 34, Usaha pertambangan : (1)

dikelompokkan atas: a. pertambangan mineral; dan b. pertambangan batubara.

atau Minerba (2) Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat[1]

huruf a digolongkan atas: a. pertambangan mineral radioaktif; b. pertambangan

mineral logam; c. pertambangan mineral bukan logam; dan d. pertambangan

batuan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan suatu komoditas

tambang ke dalam suatu golongan pertambangan mineral sebagaimana

dimaksud pada ayat [2] diatur dengan peraturan pemerintah. Dalam PP No 23

Page 12: BAHAN GALIAN

Tahun 2010 dijelaskan mineral bukan logam meliputi intan, korundum, grafit,

arsen, pasir kuarsa, fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit,

asbes, talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit,

kaolin, feldspar, bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit,

zirkon, wolastonit, tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu

gamping untuk semen, dan batuan meliputi pumice, tras, toseki, obsidian,

marmer, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth), slate, granit,

granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah

urug, batu apung, opal, kalsedon, chert, kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu

terkersikan, gamet, giok, agat, diorit, topas, batu gunung quarry besar, kerikil

galian dari bukit, kerikil sungai, batu kali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir

urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami (sirtu), bahan timbunan pilihan

(tanah), urukan tanah setempat, tanah merah (laterit), batu gamping, onik, pasir

laut, dan pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsure mineral

bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi

pertambangan. Potensi bahan galian industri (mineral non logam) hampir

dijumpai di semua wilayah Indonesia, dari jenis komoditinya mungkin lebih

dari 100 jenis, dengan waktu kurang lebih 3-4 jam, baik itu berupa ceramah

umum dan diskusi sangat sulit untuk dapat memahami keseluruhan mengenai

mineral non logam, untuk itu bahan diklat dibuat secara ringkas, tanpa

mengabaikan tujuan dari diklat ini, yaitu peserta (aparatur pemda) memiliki

Page 13: BAHAN GALIAN

kompetensi dalam evaluasi laporan eksplorasi untuk pelaksanaan tugas

fungsinya.

Page 14: BAHAN GALIAN

BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Bahan galian merupakan material yang tersusun atas unsur-unsur kimia,

mineral, dan bijih. Bahan galian atau material-material ini terbentuk melalu

proses yang panjang dan rumit.

Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan

sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang

rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir

yang sangat halus (very fine grained).

Page 15: BAHAN GALIAN

DAFTAR PUSTAKA

http://learnmine.blogspot.com/2013/05/penggolongan-bahan-galian-industri.html

http://triigeo.blogspot.com/2013/03/kelompok-5-muh.html