rencana kerja dinas kesehatan tahun 2018dinkes.indramayukab.go.id/wp-content/uploads/... · 2020....
TRANSCRIPT
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Visi dan Misi Dinas Kesehatan 3
1.3. Landasan Hukum 4
1.4. Maksud dan Tujuan 5
1.5. Sistematika Penulisan 6
BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN
2.1. Tugas Pokok Dinas Kesehatan 7
2.2. Susunan Organisasi 7
2.3. Bidang Tugas Unsur-Unsur Organisasi 8
BAB III ANALISA SITUASI
3.1. Analisa Geografis dan Demografi 16
3.2. Analisa Masalah Kesehatan 18
3.3. Analisa Upaya Kesehatan 27
BAB IV TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
TAHUN 2018
4.1. Tujuan 31
4.2. Sasaran 31
4.3. Program dan Kegiatan 38
BAB V PENUTUP 48
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Usulan Rencana Kerja Anggaran Perubahan Program dan Kegiatan Tahun
2018 Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu.
1
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dan tujuan
pembangunan daerah, yang dituangkan dalam visi Kabupaten Indramayu
yaitu : ”Terwujudnya Masyarakat Indramayu Yang Religius, Maju,
Mandiri, dan Sejahtera Serta Terciptanya Keunggulan Daerah’
(Indramayu Remaja Tiga) dengan pengertian sebagai berikut :
Religius, diartikan bahwa masyarakat Indramayu diharapkan memiliki
tingkat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama secara baik dan
benar sehingga dapat tercermin dalam pola berfikir dan bertingkah laku
sesuai dengan nilai-nilai agama yang diyakininya.
Maju, diartikan bahwa masyarakat Indramayu cerdas, terampil, bergerak
dinamis, kreatif, inovatif serta tangguh menghadapi tantangan.
Mandiri, diartikan bahwa segala sumber daya yang dimiliki sudah dapat
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Indramayu, sehingga sesuai
dengan nafas dan tujuan hakiki penyelenggaraan Otonomi untuk Daerah.
Sejahtera, diartikan bahwa masyarakat Indramayu memiliki rata-rata
tingkat pendapatan yang memadai, tingkat pendidikan yang cukup dan
derajat kesehatan yang baik, sehingga dapat hidup layak baik secara fisik
maupun non fisik.
Keunggulan Daerah, diartikan bahwa dengan segala potensi sumber
daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Kabupaten
Indramayu, melalului 3 (tiga) pilar utama, yaitu pemerintah daerah
(Local Government Sector), sektor swasta (Privat sector) dan masyarakat
(Society) berupaya terus mendorong dan memfasilitasi masyarakatnya
dalam meningkatkan inovasi serta kreatifitasnya yang diharapkan akan
dapat menaikkan daya saing daerah dan pada gilirannya akan mampu
meningkatkan keunggulan daerah.
2
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
Maka tujuan pembangunan Kesehatan di Kabupaten Indramayu dituangkan
dengan visi ” Mewujudkan Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan
Berkeadilan di Kabupaten Indramayu “
Visi tersebut memuat harapan dan kondisi sebagai berikut :
1. Masyarakat mampu menjaga kesehatannya sendiri
2. Lingkungannya dapat memberikan perlindungan bagi kesehatan
penduduknya.
3. Masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau secara fisik.
4. Masyarakat miskin memperoleh pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan terjangkau secara fisik dan finansial.
5. Penduduknya mencapai usia lanjut dan produktif.
Untuk mewujudkan visi tersebut maka, pembangunan kesehatan
di Kabupaten Indramayu diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Namun demikian tantangan pembangunan kesehatan di
Kabupaten Indramayu dihadapkan pada berbagai tantangan yang sangat
berat, yakni :
1.1.1. Bahwa beban masalah kesehatan yang dihadapi Dinas Kesehatan
semakin kompleks, yakni berupa pergeseran pola penyakit berupa
semakin meningkatnya penderita penyakit degeneratif di satu sisi
namun di sisi lain penyakit infeksi yang berbasis lingkungan masih
tinggi. Kondisi ini diperparah dengan munculnya penyakit-penyakit
baru maupun penyakit yang sudah hilang muncul lagi.
1.1.2. Bahwa tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan berkeadilan akan semakin menguat seiring
meningkatnya kemampuan masyarakat untuk membayar pelayanan
kesehatan dan meningkatnya masyarakat yang memiliki asuransi
kesehatan. Dengan demikian pemerintah daerah harus dapat
mengantisipasi dengan meningkatkan Willingness to Pay (kerelaan
untuk membayar pelayanan kesehatan) masyarakat.
3
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
1.1.3. Bahwa fungsi dan peran Puskesmas dalam operasional
pembangunan kesehatan akan semakin besar dan luas, sementara
Dinas Kesehatan mulai beralih fungsi sebagai regulator dan
pengawas pembangunan kesehatan di daerah.
1.1.4. Bahwa program pembangunan kesehatan di daerah harus didukung
dengan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih serta
transparan.
Dengan berbagai tantangan di atas serta adanya keterbatasan
sumber daya, maka penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
Kabupaten Indramayu didasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan
dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan
perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak balita,
lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.
Sebagaimana telah diatur dalam Permendagri Nomor 54 tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009,
tentang Tahapan, tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dimana salah satu unsur
perencanaan pembangunan daerah adalah adanya Penyusunan Rencana
Kerja (Renja) SKPD.
Rencana Kerja (Renja) sebagai penjabaran dari Renstra Dinas
Kesehatan 2016 – 2021, disusun untuk menjadi acuan Dinas Kesehatan
dalam melaksanakan pembangunan kesehatan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya. Disamping itu Rencana Kerja Dinas Kesehatan disusun
dengan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Indramayu dengan memegang prinsip-prinsip transparan; responsif;
efisien; efektif; akuntabel; partisipatif; terukur; berkeadilan; dan
berwawasan lingkungan.
4
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
1.2. Visi dan Misi Dinas Kesehatan
1.2.1. Visi Dinas Kesehatan
“ Mewujudkan Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan
Berkeadilan di Kabupaten Indramayu Tahun 2021”
1.2.2. Misi
Untuk mencapai masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan di
Kabupaten Indramayu ditempuh melalui misi sebagai berikut :
1.2.2.1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui
pemberdayaan masyarakat.
1.2.2.2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin
tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata,
bermutu, dan berkeadilan.
1.2.2.3. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, masyarakat beserta lingkungannya.
1.2.2.4. Mengarahkan pembangunan di Kabupaten Indramayu
yang berwawasan kesehatan
1.2.2.5. Menciptakan tata kelola/manajemen pemerintahan yang
bersih dan baik.
1.3. Landasan Hukum
Landasan Hukum yang terkait dengan Penyusunan Rencana Kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu antara lain :
1.3.1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia,
Nomor 4287);
1.3.2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
1.3.3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
5
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
1.3.4. Undang-Udang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
1.3.5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578);
1.3.6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008
Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4815);
1.3.7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
1.3.8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107);
1.3.9. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah
Kabupaten Indramayu;
1.3.10. Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu
6
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
1.4. Maksud dan Tujuan
Rencana kerja (Renja) Dinas Kesehatan tahun 2018 dimaksudkan
sebagai bentuk penjabaran Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan
tahun 2016 -2021 dan tindak lanjut dari pelaksanaan pembangunan
kesehatan di tahun 2017.
Adapun tujuan dari penyusunan Renja Dinas Kesehatan tahun
2016 adalah :
1.4.1. Memberikan informasi mengenai rencana penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Indramayu pada tahun 2018.
1.4.2. Memberikan pedoman bagi pelaksana kegiatan dalam menyusun
Rencana Kerja dan Anggaran pembangunan kesehatan tahun 2018.
1.4.3. Memberikan asumsi-asumsi peluang dan tantangan serta sumber
daya yang dihadapi dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan tahun 2018.
1.4.4. Memberikan penjelasan mengenai target-target kinerja yang harus
dicapai dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
Kabupaten Indramayu.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Renja Dinas Kesehatan ini adalah sebagai
berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN
BAB III EVALUASI RENCANA KERJA TAHUN 2017
BAB IV TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
TAHUN 2018
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018 7
BAB II
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN
2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Bupati Indramayu Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, bahwa
tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :
2.1.1. Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
Pemerintahan Daerah dibidang kesehatan, berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan
2.1.2. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas Kesehatan
mempunyai fungsi :
2.1.3. Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan;
2.1.4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum dibidang kesehatan;
2.1.5. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kesehatan;
2.1.6. Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan;
2.1.7. Pelaksanaan pengelolaan UPTD;
2.1.8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
2.2. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu terdiri dari:
2.2.1 Kepala Dinas
2.2.2 Sekretariat, membawahkan :
2.2.2.1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2.2.2.2. Sub Bagian Keuangan;
2.2.2.3. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;
2.2.3 Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, membawahkan:
2.2.3.1. Seksi Pencegahan dan Pengamatan Penyakit;
2.2.3.2. Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Langsung;
8
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
2.2.3.3. Seksi Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang;
2.2.4. Bidang Kesehatan Keluarga, membawahkan :
2.2.4.1. Seksi Kesehatan Ibu dan Bayi;
2.2.4.2. Seksi Gizi;
2.2.4.3. Seksi Kesehatan Anak dan Lansia
2.2.5. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahkan :
2.2.5.1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar;
2.2.5.2. Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Rujukan;
2.2.5.3. Seksi Pengendalian dan Pengawasan Pelayanan
Kesehatan;
2.2.6. Bidang Promosi Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan,
membawahkan :
2.2.6.1. Seksi Promosi Kesehatan;
2.2.6.2. Seksi Pengawasan Sanitasi Dasar dan Kualitas
Lingkungan;
2.2.6.3. Seksi Pembinaan dan Pengawasan Tempat Pengelolaan
Makanan;
2.2.7. UPTD Puskesmas, UPTD Farmasi dan UPTD Laboratorium
Kesehatan
2.2.8. Kelompok Jabatan Fungsional
2.3. Bidang Tugas Unsur-Unsur Organisasi
2.3.1. Kepala Dinas, Mempunyai Tugas :
Memimpin, mengkoordinasikan, dan mengendalikan dinas dalam
melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dibidang kesehatan.
Untuk menyelenggaran tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala
Dinas mempunyai fungsi :
2.3.1.1. Perumusan kebijakan teknis, administrasi, dan
pelaksanan kegiatan pengelolaan dibidang kesehatan;
2.3.1.2. Penyelenggaraan pelayanan teknis operasional dibidang
kesehatan;
9
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
2.3.1.3. Penyelenggaraan perizinan dan pelayanan umum dan
tugas pembantuan kesehatan;
2.3.1.4. Penyelenggaraan pembinan administrasi ketatausahaan;
2.3.1.5. Penyelenggaraan pembinaan teknis administrasi
terhadap pengelolaan UPTD;
2.3.1.6. Penyelenggaraan komunikasi, koordinasi, konsultasi
dan kerjasama dibidang kesehatan;
2.3.1.7. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya.
2.3.2. Sekretaris, Mempunyai Tugas :
Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas
dibidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan yang meliputi
pengkoordinasian perencanaan program, pengelolaan urusan
umum, perlengkapan, kepegawaian serta pengelolaan keuangan.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
Sekretaris mempunyai fungsi :
2.3.2.1. Pelaksanaan penyusunan rencana dan program kerja
serta pengelolaan pelayanan kesekretariatan;
2.3.2.2. Perumusan kebijakan dan pengkoordinasian
penyusunan rencana dan program kerja dinas;
2.3.2.3. Penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi umum
dan kerumahtanggaan serta perlengkapan;
2.3.2.4. Pengelolaan administrasi kepegawaian, pembinaan
ketatausahaan, keuangan dan pembinaan organisasi dan
tatalaksana;
2.3.2.5. Pelaksanaan pembinaan bendaharawan dan PPTK di
lingkungan dinas;
2.3.2.6. Perumusan kebijakan dan pengkoordinasian
administrasi pengelolaan keuangan;
2.3.2.7. Pelaksanan evaluasi dan pelaporan tugas pengelolaan
pelayanan kesekretariatan;
10
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
2.3.2.8. Perumusan kebijkan dan pelaksanaan monitoring,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dinas;
2.3.2.9. Pelaksanan koordinasi/kerja sama dengan SKPD terkait
atau pihak ketiga dibidang pengelolaan pelayanan
kesekretariatan;
2.3.2.10. Perumusan kebijakan dan pengkoordinasian
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dilingkungan
dinas;
2.3.2.11. Perumusan kebijakan dan pengkoordinasian
penyusunan laporan keuangan SKPD dinas;
2.3.2.12. Perumusan dan pengkoordinasian penyusunan Renstra,
Renja, LAKIP, LPPD dan LPOD;
2.3.2.13. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya;
2.3.3. Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Mempunyai Tugas:
Melaksanakan kegiatan dibidang pencegahan dan pengamatan penyakit,
pemberantasan penyakit menular langsung serta pemberantasan
penyakit bersumber binatang. Untuk menyelenggarakan tugas pokok
sebagaimana dimaksud Bidang Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit mempunyai fungsi :
2.3.3.1. Pelaksanaan kegiatan dibidang pencegahan dan pengamatan
penyakit, pemberantasan penyakit menular langsung serta
pemberantasan penyakit bersumber binatang;
2.3.3.2. Pelaksanaan operasional pencegahan dan pengamatan
penyakit, pemberantasan penyakit menular langsung serta
pemberantasan penyakit bersumber binatang;
2.3.3.3. Pelaksanaan rencana penelitian, pengamatan dan tindakan
saat terjadinya wabah penyakit/kejadian luar biasa;
2.3.3.4. Pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi pelaksanaan
imunisasi rutin dan insidentil pada Puskesmas, Posyandu,
11
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
Sekolah, Unit Pelayanan Kesehatan lainnya serta analisa
hasil penelitian penyakit;
2.3.3.5. Pelaksaaan pengendalian kegiatan pencegahan,
pemberantasan, penanggulangan penyakit yang bersumber
binatang;
2.3.3.6. Pelaksaaan pengendalian kegiatan pemberantasan penyakit
menular langsung;
2.3.3.7. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya.
2.3.4. Bidang Promosi Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan, Mempunyai
tugas :
Melaksanakan tugas dibidang promosi kesehatan, sanitasi dasar dan
lingkungan pemukiman serta pembinaan tempat-tempat umum,
industri dan tempat pengelolaan makanan. Untuk menyelenggarakan
tugas pokok sebagaimana dimaksud Bidang Promosi Kesehatan dan
Penyehatan Lingkungan mempunyai fungsi :
2.3.4.1. Pelaksana tugas dibidang promosi kesehatan, sanitasi dasar
dan lingkungan pemukiman serta pembinaan tempat-tempat
umum, industri dan pengelolaan makanan dan minuman;
2.3.4.2. Pelaksanaan kegiatan dibidang promosi kesehatan, sanitasi
dasar dan lingkungan pemukiman serta pembinaan tempat-
tempat umum, industri dan pengelolaan makanan dan
minuman;
2.3.4.3. Pelaksanaan operasional kegiatan promosi kesehatan,
sanitasi dasar dan lingkungan pemukiman serta pembinaan
tempat-tempat umum, industri dan pengelolaan makanan
dan minuman;
2.3.4.4. Pelaksanaan operasional kegiatan analisa permasalah serta
memberikan saran pertimbangan dalam rangka upaya
penyelesaian masalah dan peningkatan kinerja dibidang
promosi kesehatan dan penyehatan lingkungan;
12
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
2.3.4.5. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya.
2.3.5. Bidang Kesehatan Keluarga, Mempunyai Tugas :
Melaksanakan kegiatan dibidang kesehatan ibu dan bayi, gizi serta
kesehatan anak dan lansia. Untuk menyelenggarakan tugas pokok
sebagaimana dimaksud Bidang Kesehatan Keluarga mempunyai
fungsi:
2.3.5.1. Pelaksanaan tugas dibidang kesehatan ibu dan bayi, gizi
serta kesehatan anak remaja dan lansia;
2.3.5.2. Pelaksanaan operasional dibidang kesehatan ibu dan bayi,
gizi serta kesehatan anak remaja dan lansia;
2.3.5.3. Pelaksanaan pembinaan kesehatan dan pola hidup sehat
lanjut usia;
2.3.5.4. Pelaksanan kegiatan pengendalian kesehatan ibu dan bayi;
2.3.5.5. Pelaksanaan kegiatan perbaikan gizi masyarakat;
2.3.5.6. Pelaksanaan kegiatan kesehatan anak, remaja dan lanjut
usia;
2.3.5.7. Pelaksaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas
dan fungsinya.
2.3.6. Bidang Pelayanan Kesehatan, Mempunyai Tugas :
Melaksanakan kegiatan dibidang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan
kesehatan khusus dan rujukan serta pengendalian dan pengawasan
pelayanan kesehatan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok
sebagaimana dimaksud Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai
fungsi:
2.3.6.1. Pelaksanaan tugas dibidang pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan khusus dan rujukan serta pengendalian
dan pengawasan pelayanan kesehatan;
13
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
2.3.6.2. Pelaksanaan operasional dibidang pelayanan kesehatan
dasar, pelayanan kesehatan khusus dan rujukan serta
pengendalian dan pengawasan pelayanan kesehatan;
2.3.6.3. Pelaksanaan operasional serta pengembangan sistem
pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan khusus dan
rujukan serta pengendalian dan pengawasan pelayanan
kesehatan;
2.3.6.4. Melaksanaan pembinaan pemberdayaan pengembangan dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
2.3.6.5. Pengendalian dan pengawasan pelayanan kesehatan yang
masih menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan;
2.3.6.6. Pelaksanaan kegiatan rencana kebutuhan obat-obatan dan
alat-alat kesehatan serta pembinaan pengawasan
pengelolaan obat-obatan pada Puskesmas;
2.3.6.7. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya.
2.3.7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas, mempunyai tugas
pokok melaksanakan tugas teknis penunjang dan atau teknis
operasional Dinas dibidang kesehatan. Untuk menyelenggarakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud, UPTD Puskesmas mempunyai fungsi :
2.3.7.1. Penyusunan rencana dan program kerja UPTD Puskesmas;
2.3.7.2. Pelaksanaan pelayanan upaya kesehatan wajib yang terdiri
dari upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan,
upaya kesehatan ibu, bayi dan anak serta keluarga
berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan
upaya pengobatan;
2.3.7.3. Pelaksanaan pelayanan upaya kesehatan pengembangan
yang terdiri dari : upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan
olahraga, upaya perawatan kesehatan masyarakat, upaya
kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya
14
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia
lanjut dan upaya pembinaan pengobat tradisional.
2.3.7.4. Pelaksanaan pelayanan penunjang yaitu: upaya
laboratorium (medis dan kesehatan masyarakat) dan
pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
(SP3).
2.3.7.5. Pelaksanaan pembinaan upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) serta upaya memberdayakan
perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif
dalam setiap upaya kesehatan;
2.3.7.6. Pelaksanaan rujukan upaya kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat;
2.3.7.7. Pelaksanaan pengelolaan obat di Puskesmas;
2.3.7.8. Pelaksanaan administrasi ketatausahaan;
2.3.7.9. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Dinas;
2.3.8. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Laboratorium Kesehatan,
mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas teknis penunjang dan
atau teknis operasional Dinas dibidang laboratorium kesehatan. Untuk
menyelenggarakan tugas pokok sebagaiamana dimaksud, UPTD
Laboratorium Kesehatan mempunyai fungsi :
2.3.8.1. Penyusunan rencana dan program kerja UPTD
Laboratorium Kesehatan;
2.3.8.2. Pelaksanaan teknis operasional dan fungsional dibidang
laboratorium kesehatan;
2.3.8.3. Pelaksanaan dibidang laboratorium klinik;
2.3.8.4. Pelaksanaan dibidang laboratorium kesehatan masyarakat;
2.3.8.5. Pelaksanaan pelayanan laboratorium rujukan dari
Puskesmas;
2.3.8.6. Pelaksanaan administrasi ketatausahaan;
2.3.8.7. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh kepala Dinas;
15
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
2.3.9. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Farmasi, mempunyai tugas
pokok melaksanakan tugas teknis penunjang teknis penunjang Dinas
Kesehatan dalam pengelolaan obat dan perbekalan farmasi. Untuk
menyelenggarakan tugas pokok sebagaiamana dimaksud, UPTD
Farmasi mempunyai fungsi :
2.3.9.1. Penyusunan rencana dan program kerja UPTD Farmasi;
2.3.9.2. Pelaksanaan koordinasi dengan Bidang Pelayanan
Kesehatan Dinas Kesehatan dalam penyusunan rencana
kebutuhan obat dan perbekalan farmasi;
2.3.9.3. Pelaksanaan pengadaan dan penerimaan obat dan
perbekalan farmasi;
2.3.9.4. Pelaksanaan penyimpnanan dan pendistribusian obat dan
perbekalan farmasi sesuai dengan prosedur;
2.3.9.5. Pelaksanaan pengamatan terhadap mutu secara umum, baik
yang ada dalam persediaan maupun yang akan
didistribusikan.;
2.3.9.6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengelolaan obat di
Puskesmas.;
2.3.9.7. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan serta evaluasi
penggunaan obat dan perbekalan farmasi;
2.3.9.8. Pelaksanaan administrasi ketatausahaan;
2.3.9.9. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Dinas;
2.3.10. Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas pokok menunjang
tugas pokok dinas sesuai dengan keahliannya masing-masing.
16
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
BAB III
ANALISA SITUASI
3.1. Analisa Geografis dan Demografi
2.1.1. Letak Geografis
Apabila melihat letak geografisnya Kabupaten Indramayu
terletak antara 10752’ - 10836’ Bujur Timur dan 615’ – 640’
Lintang Selatan, dengan luas wilayah 2.040,110 Km².
Batas-batas wilayah Kabupaten Indramayu sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Sumedang, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten
Cirebon
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa dan
Kabupaten Cirebon
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Subang
Dengan kondisi geografis sebagaimana diuraikan di atas,
maka daerah Indramayu mempunyai potensi mempunyai masalah
kesehatan yang cukup kompleks. Migrasi penduduk yang dinamis
terkait dengan banyaknya penduduk yang mencari pekerjaan di
Jakarta maupun sebagai TKW/TKI semakin mempertinggi risiko
keluar-masuknya penyakit.
Sebagai daerah yang dilalui jalur lalu-lintas kendaraan antar
kota di pulau jawa (Jalur Pantura) yang sangat panjang, mempunyai
dampak yang sangat besar terhadap keluar-masuknya penyakit
menular. Dampak lain adalah dengan banyaknya kendaraan yang
lewat, akan menyebabkan kualitas udara khususnya di kawasan
pantura menjadi rendah karena tingginya kandungan emisi bahan
bakar kendaraan.
17
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
2.1.2 Topografi
Menurut topografinya wilayah Kabupaten Indramayu
sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan
kemiringan tanahnya rata- rata 0 – 2 %. Keadaan ini sangat
berpengaruh terhadap drainase, bila curah hujan cukup tinggi, maka
akan terjadi genangan air/ banjir dan bila terjadi musim kemarau
akan mengakibatkan kekeringan/ kekurangan air bersih. Dampak
lain dari kondisi tersebut adalah sanitasi lingkungan yang kurang
terpelihara, sehingga lingkungan pemukiman menjadi kumuh.
Kondisi yang lebih memprihatinkan adalah kawasan pemukiman
nelayan di pantai.
Kondisi tersebut menimbulkan ancaman bagi kesehatan
masyarakat Kabupaten Indramayu, terutama timbulnya penyakit
yang dapat menular melalui perantara air dan penyakit lain yang
berkaitan dengan sanitasi yang buruk.
2.1.3 Iklim
Wilayah Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang
pesisir pantai utara Pulau Jawa membuat suhu udara di kabupaten
ini cukup tinggi yang berkisar antara 22,9–30C dengan
Karakteristik iklim di Kabupaten Indramayu antara lain :
Kelembaban udara berkisar antara 70 – 80 %.
Suhu udara harian berkisar antara 22,9 – 30 C
Curah hujan rata-rata tahunan adalah 1.501 mm per
tahun.
Dengan kelembaban udara yang tinggi, maka sebagaimana
daerah tropis yang lain merupakan wilayah yang mudah bagi bakteri
dan parasit untuk tumbuh dengan subur.
2.1.4 Demografi dan kelompok rentan
Jumlah sasaran pembangunan kesehatan di Kabupaten Indramayu
didasarkan pada perhitungan estimasi jumlah penduduk akhir tahun
2017. Estimasi jumlah penduduk Kabupaten Indramayu pada tahun
18
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
2017 menurut BPS Kabupaten Indramayu adalah sebesar 1.789.204
jiwa.
Kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah
kesehatan adalah kelompok yang paling rentan atau mudah terkena
masalah kesehatan atau penyakit apabila ada kejadian penyakit di
suatu daerah. Kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah
kesehatan di kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut :
Ibu hamil : 36.383
Ibu bersalin : 34.453
Neonatal (0 – 28) : 34.663
Bayi (0 – 11 bl) : 29.515
Balita (0 – 59 bl) : 147.569
Masyarakat miskin : 860.997
Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat, sasaran program pembangunan kesehatan diprioritaskan
pada kelompok yang rawan terhadap masalah kesehatan tersebut.
Mereka adalah kelompok yang perlu mendapatkan prioritas untuk
dilindungi dari masalah kesehatan dan jaminan pembiayaan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
3.2. Analisa Masalah Kesehatan
3.2.1. Evaluasi Masa Lalu
3.2.1.1. Hasil- Hasil yang dicapai lima tahun sebelumnya
a. Upaya Kesehatan :
Kesehatan Ibu dan Anak. Angka Kematian Ibu (AKI) di tingkat
kabupaten tidak tersedia karena jumlah ibu bersalin tidak mencapai angka
100.000. Untuk menggambarkan angka kematian ibu, digunakan jumlah
kematian berdasarkan pencatatan dan pelaporan rutin dimana sejak tahun
2011 masih mengalami fluktuasi.
Jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2013 sebanyak 58 kasus,
pada tahun 2014 sebanyak 44 kasus, pada tahun 2015 terdapat 46 kasus,
pada tahun 2016 terdapat 54 kasus dan pada tahun 2017 sebanyak 53
19
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
kasus. Jumlah ibu bersalin di Kabupaten Indramayu pada tahun 2013
sebanyak 34.453 dengan bantuan persalinan melalui tenaga kesehatan dan
tenaga dukun 717. Sedangkan pada tahun 2014 Jumlah ibu bersalin sebanyak
37.646 dengan bantuan persalinan melalui tenaga kesehatan sebanyak 35.169
dan tenaga dukun 434 orang, pada tahun 2015 jumlah ibu bersalin sebanyak
36.054 dengan bantuan persalinan melalui tenaga kesehatan sebanyak 35.689
dan tenaga dukun bayi sebanyak 365 pada tahun 2016 dengan bantuan
persalinan melalui tenaga kesehatan 34.355 dan tenaga dukun 471 pada tahun
2017 dengan bantuan persalinan melalui tenaga kesehatan 32.690 atau
79,45% dan yang ditolong oleh non tenaga kesehatan sebanyak 331 atau
0,80 %.
Penyebab kematian ibu di Kabupaten Indramayu Tahun 2015, yaitu :
Perdarahan sebanyak 5 orang atau 11,36 %, Eklampsi sebanyak 21 orang
atau 47,73 %, Infeksi sebanyak 3 orang atau 6,82 %, dan 15 orang atau 34,09
% meninggal oleh penyebab lainnya. Penyebab kematian ibu di Kabupaten
Indramayu Tahun 2013, yaitu : Perdarahan sebanyak 5 orang atau 10,9 %,
Eklampsi sebanyak 26 orang atau 56,5 %, Infeksi sebanyak 2 orang atau 4,3
%, dan 15 orang atau 32,6 % meninggal oleh penyebab lainnya. Untuk tahun
2014 penyebab kematian ibu di Kabupaten Indramayu yaitu: Pendarahan
sebanyak 7 orang atau 13,9 %, Eklampsi sebanyak 24 orang atau 44,4 %,
Infeksi sebanyak 2 orang atau 3,7 %, dan 21 orang atau 38,8 % meninggal
oleh penyebab lainnya, jadi total kasus kematian ibu tahun 2016 terdapat 60
kasus.
Untuk tahun 2017 penyebab kematian ibu di Kabupaten Indramayu
yaitu : Pendarahan sebanyak 10 orang atau 18,5 %, Eklampsi sebanyak
24 orang atau 44,4 %, Infeksi sebanyak 3 orang atau 3,7 %, Abortus 2
kasus atau 3,7 %, Gangguan peredaran darah 1 orang atau 1,8 % dan 14
orang atau 25,9 % meninggal oleh penyebab lainnya, jadi total kasus
kematian ibu tahun 2017 terdapat 54 kasus.
Kematian Bayi dan Balita. Dalam 5 tahun terakhir, Angka
Kematian Bayi ( AKB ) masih fluktuatif naik turun walaupun pada dua
tahun terakhir kecenderungannya menurun.
20
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
Pada tahun 2013 sebanyak 350 kasus, pada tahun 2014 menurun
menjadi 316 kasus, pada tahun 2015 mencapai 354 kasus , pada tahun
2016 mencapai 308 kasus dan pada tahun 2015 sampai dengan Oktober
2017 mecapai 256 kasus, begitu juga Angka kematian anak balita (
AKAB ) juga masih fluktuatif bahkan pada tahun 2017 kelihatannya ada
kecenderungan naik lagi. Berdasarkan pencatatan dan pelaporan kasus
kematian anak balita yang dilaporkan Puskesmas, tahun 2013 sebanyak 16
balita dan tahun 2014 sebanyak 20 balita, pada tahun 2015 sebanyak 9
balita, tahun 2016 sebanyak 13 balita dan untuk tahun 2017 sampai bulan
Oktober 2017 angka kematian Balita sebanyak 15 kasus disebabkan :
Diare 1 kasus atau 6,6 %, Pneumonia sebanyak 1 kasus atau 6,6 % dan
Penyebab lainnya sebanyak 13 kasus atau 86,6 %.
Status Gizi Balita. Status gizi balita di Kabupaten Indramayu
ditunjukkan dengan besarnya balita yang kurang gizi. Berdasarkan hasil
Bulan Penimbangan Balita yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2013
yang bertujuan untuk mengetahui status gizi balita sebagai cermin dari
status gizi masyarakat dengan tingkat partisipasi balita yang ditimbang
sebanyak 115.371 dari 140.466 balita yang ada di Kabupaten Indramayu
(82,1%) terdapat 536 (0,40%) balita dengan berat badan sangat kurang,
9.299 (6,95%) balita dengan berat badan kurang, 1.069 balita (0,80%)
dengan berat badan lebih dan 122.803 (91,84%) balita dengan berat badan
normal. Pada tahun 2014 dengan tingkat partisipasi balita yang ditimbang
sebanyak 136.510 balita menunjukkan bahwa terdapat 746 balita (0,55%)
dengan gizi lebih, 126.408 (6,95%) balita dengan gizi baik, dan 8.888
(6,51%) balita dengan gizi kurang serta 468 (0,34%) balita dengan gizi
buruk. Pada tahun 2015 dengan tingkat partisipasi balita yang ditimbang
sebanyak 82,15% balita dengan prosentase balita gizi buruk sebesar
0,47%. Pada tahun 2016 dengan tingkat partisipasi balita yang ditimbang
sebanyak 82,14% balita dengan prosentase balita gizi buruk sebesar 0,34
%. Dan tahun 2017 dengan tingkat partisipasi balita yang ditimbang
sebanyak 123.639 balita atau 81,73% dengan balita gizi buruk sebanyak
728 balita atau 0,59 %, gizi kurang sebanyak 8395 balita atau 6,79 %, gizi
21
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
baik sebanyak 112.640 balita atau 91,10 % dan gizi lebih sebanyak 1.876
balita atau 1,52 %.
Penyakit Menular. Berdasarkan angka kesakitan, jumlah kasus
penyakit menular di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017 adalah sbb:
BTA (+) 995, pneumonia balita 14.529, diare 54.330, kusta 257, DBD
167. Pada tahun 2012 sbb: TBC 1.061, Pnemonia Balita 13.443, Diare
55.751, kusta 163 dan DBD sebanyak 264 kasus. Sampai dengan bulan
Desember 2017 ditemukan 316 Kasus positif HIV/AIDS dengan jumlah
penderita yang masih hidup sebanyak 278 orang dimana 64,55 % adalah
perempuan dan 35,44 % laki-laki. Berdasarkan data kasus HIV/AIDS
faktor resiko tertinggi melalui hubungan seks yaitu 88 %. Pada tahun
2016 306 Kasus positif HIV/AIDS dengan jumlah penderita yang masih
hidup sebanyak 288 orang dimana 62 % adalah perempuan dan 38 %
laki-laki. Pada tahun 2017, Kasus positif HIVyang dilayani konseling
dan Test HIV sebanyak 682, dan kasus AIDs sebanyak 352 orang,
sedangkan yang sedang mendapatkan pengobatan sebanyak 681 orang.
Penyehatan Lingkungan. Upaya kesehatan lingkungan ditujukan
untuk mewujudkan lingkungan yang sehat baik fisik maupun sosial.
Lingkungan yang sehat mencakup lingkungan pemukiman, tempat kerja,
tempat rekreasi serta fasilitas umum. Berdasarkan data yang ada , pada
tahun 2017 kondisi cakupan desa/ kelurahan siaga aktif 100 %,
Prosentase Posyandu Purnama Mandiri 24,40 %, Prosentase Rumah
Tangga ber PHBS 74%, Institusi Bebas Rokok 73 %, Prosentase tempat-
tempat umum sehat 34,87 %, Tempat pengolahan makanan bersertifikat
laik sehat sebanyak 18,75 %, Akses masyarakat terhadap air bersih
sebanyak 75%, Prosentase keluarga yang menggunakan jamban sehat
sebanyak 70,20 % dan Prosentase Rumah Sehat sebanyak 70,60 %. ( data
diperoleh dari Hasil study EHRA 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu )
Apabila melihat data pola penyakit masyarakat di Kabupaten
Indramayu secara umum menunjukkan bahwa pada tahun 2017 penyakit
yang diderita masih didominasi oleh infeksi yang berkaitan dengan
22
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
lingkungan yang kurang baik, dan penyakit degeneratif yang
berhubungan dengan kebiasaan atau gaya hidup, aktifitas fisik dan
konsumsi makanan yang kurang seimbang.
Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan. Untuk Pelayanan
Kesehatan Dasar di Kabupaten Indramayu setiap Kecamatan telah
tersedia Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas), Puskesmas Pembantu
( Pustu ), Pos Kesehatan Desa ( Poskesdes ) dan Pondok Bersalin Desa (
Polindes ). Dari 31 Kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu saat ini
Jumlah Puskesmas terdapat 49 Unit terdiri dari 10 Puskesmas dengan
tempat perawatan (DTP), 67 Puskesmas pembantu, 55 Puskesmas keliling,
33 polindes, 310 posbindu, 2.323 posyandu dan 7 poskestren serta
Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED)
sebanyak 18, Pada tahun 2015 jumlah Puskesmas Dengan Tempat
Perawatan bertambah 13 unit, sehingga menjadi 23 unit Puskesmas DTP.
Namun karena peralatan kesehatan belum terpenuhi, sehingga 13 unit
Puskesmas DTP pada tahun 2015 belum bisa dioperasionalkan dan sudah
dipenuhi pada tahun anggaran 2016 melalui dana DAK, jadi pada tahun
2017, 23 Puskesmas sudah menjadi Puskesmas DTP.
Semua Puskesmas telah memiliki laboratorium sederhana, namun
perlu penambahan alat laboratorium yang memadai dan akan dipenuhi
pada tahun anggaran 2017 melalui dana DAK. Dari jumlah Puskesmas
yang ada masih belum optimal bila dibandingkan dengan jumlah penduduk
Kabupaten Indramayu, dimana jumlah ideal Puskesmas adalah yaitu 1 :
30.000 jiwa, sehingga untuk mencapai jumlah ideal masih dibutuhkan 8
Puskesmas lagi. Jumlah tenaga kesehatan masih kurang bila mengacu pada
standar pelayanan kesehatan (SPM) yang ditetapkan oleh kementrian
kesehatan.
Untuk Pelayanan Rujukan Untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat maka layanan kesehatan di Kabupaten Indramayu telah
tersedia Rumah Sakit sebanyak 8 Unit yang terdiri dari 2 RSUD (RSUD
Indramayu dan RSUD Sentot), 1 Rumah Sakit milik BUMN (RS
23
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
Pertamina Balongan), 4 Rumah Sakit Swasta (RSPMC, RS Zam-zam, RS
AL Irsyad dan RS MM) dan 1 RS milik TNI/POLRI (RS. Bhayangkara).
b. Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan.
Sampai tahun 2017 Prosentase Rumah Tangga ber PHBS 74%, ini
berarti menunjukan masih banyak rumah tangga yang belum
mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS) sekitar 26 %
lagi, walaupun kita telah gembira karena semua desa telah melakukan
siaga aktif (100%). Institusi Bebas Rokok 73 %, ini berarti kebiasaan
merokok masih banyak dilakukan orang-orang baik pegawai maupun
pengunjung di kantor-kantor pemerintahan, masih sekirat 27 % lagi.
Prosentase tempat-tempat umum sehat 34,87 %, ini menunjukkan tempat-
tempat umum ( TTU ) yang sudah memenuhi standar kesehatan masih
rendah, dan lebih dari separuh tempat-tempt umum yang ada di Indramayu
masih belum memenuhi standar kesehatan. Tempat pengolahan makanan
bersertifikat laik sehat sebanyak 18,75 %, ini berarti sebagian besar tempat
pengolahanan makananan yang ada di Kabupaten Indramayu belum
melakukan pensertifikatan laik sehat. Akses masyarakat terhadap air bersih
sebanyak 75% dan masih sekitar 25 % masyarakat belum mendapatkan
akses air bersih yang layak. Prosentase keluarga yang menggunakan
jamban sehat sebanyak 70,20 %, berarti masih sekitar 29,80 % lagi
masyarakat Kabupaten Indramayu belum menggunakan jamban sehat dan
Prosentase Rumah Sehat sebanyak 70,60 %, berarti masih ada sekitar
29,40% kondisi rumah di Kabupaten Indramayu belum memenuhi standar
kesehatan. ( data diperoleh dari Hasil study EHRA 2015 Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu )
c. Aksesibilitas Serta Mutu Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
Aksesibilitas obat ditentukan oleh ketersediaan obat bagi pelayanan
kesehatan. Sejak tahun 2013 tingkat ketersediaan obat dan vaksin
berangsur-angsur meningkat, mulai dari pada tahun 2013 mencapai 60 %,
tahun 2014 mencapai 75 %, tahun 2015 mencapai 77 %, tahun 2016
mencapai 81 % dan tahun 2017 mencapai 85 %. Ketersediaan obat,
24
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
perbekalan kesehatan dan vaksin di Kabupaten Indramayu tersebut masih
mendapat dukungan baik dari Pemerintah Kabupaten berupa APBD untuk
pengadaan Obat, Pemerintah Provinsi berupa droping bantuan obat
program dan Pemerintah Pusat berupa bantuan obat program dan anggaran
DAK untuk pengadaan obat dan perbekalan kesehatan, pengadaan
kendaraan operasional untuk distribusi obat ke Puskesmas, kendaraan
vaksin dan pembangunan/ rehabilitasi gudang Instalasi Farmasi
Kabupaten. Mulai tahun 2015 kebutuhan obat di Kabupaten Indramayu
juga ditunjang oleh Program Pemerintah dengan Pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional ( JKN ) yang salah satu kegiatannya dapat digunakan
untuk kebutuhan obat essensial dan alat kesehatan.
d. Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Jumlah Sumber Daya Manusia ( SDM) Kesehatan di Kabupaten
Indramayu dari tahun 2012 sampai sekarang dapat dikatakan meningkat
cukup baik, tahun 2013 sejumlah 1.392 orang, tahun 2014 sejumlah 1400
orang, tahun 2015 sejumlah 1277 orang, tahun 2016 sejumlah 1320 orang
dan pada tahun 2017 sejumlah 1319 orang. Namun peningkatan jumlah
SDM Kesehatan di Kabupaten Indramayu tersebut belum menggambarkan
kecukupan kebutuhan tenaga kesehatan yang diperlukan di 49 Puskesmas,
67 Puskesmas Pembantu yang ada di Kabupaten Indramayu. Hal
disebabkan karena belum semua tenaga ahli kesehatan terpenuhi, antara
lain tenaga medis ( dokter, dokter gigi ), tenaga Sanitarian, tenaga
Nutrisionis, Tenaga Analis Kesehatan, dan tenaga farmasi dirasakan belum
semua Puskesmas terpenuhi. Apalagi dengan adanya peningkatan status
Puskesmas menjadi Puskesmas PONED dan Puskesmas Dengan Tempat
Perawatan. Kebijakan pemerintah dengan moratorium dibidang
Kepegawaian menjadi kendala bagi penyediaan SDM bidang Kesehatan,
sementara program pemerintah dengan pelaksanaan Jaminan Pelayanan
Kesehatan menuntut adanya SDM Kesehatan yang cukup handal dan
memenuhi persyaratan.
Komposisi SDM bidang Kesehatan di Kabupaten Indramayu
sampai tahun 2017 adalah sebagai berikut :
25
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
No Jenis Ketenagaan Jumlah Keterangan
1 Dokter Umum 66
2 Dokter Gigi 8
3 Sarjana Kesehatan
Masyarakat
82
4 Farmasi 20
5 Bidan 384
6 Perawat 510
7 Ahli Gigi 6
8 Sanitarian 35
9 Analis Kesehatan 13
10 Perawat Gigi 7
11 Dokter PTT 7
12 Bidan PTT 181
Jumlah 1,319
e. Penelitian dan Pengembangan.
Penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan dimaksudkan
untuk menyediakan informasi untuk mendukung program kesehatan. Di
Kabupaten Indramayu kegiatan ini belum dapat dilaksanakan dengan
maksimal. Kegiatan yang telah dilaksanakan baru sebatas riset kepuasan
pelanggan, pemantauan berkala dan pelaporan kegiatan.
f. Pembiayaan Kesehatan.
Ketersediaan anggaran kesehatan di Kabupaten Indramayu dari
tahun 2011 sampai tahun 2015 berangsur-angsur naik, walaupun sampai
saat ini belum memenuhi ketentuan yang diamanatkan oleh Undang-
Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yaitu 10 % dari APBD
diluar gaji.
Anggaran Pendapatan. Sejak diberlakukannya pembayaran gratis untuk
pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, anggaran pendapatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Indramayu relatif kecil, jika dibandingkan dengan
tahun sebelum diberlakukannya Peraturan Daerah tentang Pelayanan
kesehatan gratis di seluruh wilayah Kabupaten Indramayu. Pada tahun
2013 anggaran pendapatan bidang Kesehatan pada Dinas Kesehatan
26
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
Kabupaten Indramayu sebesar Rp. 5.271.329.500, tahun 2014 sebesar
Rp.5.364.286.000, tahun 2015 sebesar Rp.4.297.462.500, tahun 2016
sebesar Rp.49.940.772.500, tahun 2017 sebesar Rp.62.579.814.000,-.
Anggaran Belanja. Sebaliknya untuk belanja bidang kesehatan dasar di
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu dari tahun ke tahun meningkat
cukup signifikan, bahkan mendekati 10 % dari APBD Kabupaten
Indramayu diluar gaji. Pada tahun 2011 anggaran belanja bidang
Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu sebesar Rp.
82.410.867.222, tahun 2012 sebesar Rp.111.452.514.480, tahun 2013
sebesar Rp.148.107.450.664, tahun 2014 sebesar Rp.166.981.355.800,-
dan tahun 2015 sebesar Rp.181.766.680.000,- tahun 2016 sebesar Rp.
161.609.933.000, tahun 2017 sebesar Rp. 199.196.838.000, dan
mengalami penurunan pada perubahan anggaran jadi sebesar Rp.
135.070.993.891,-
Alokasi anggaran Dinas Kesehatan bersumber dari APBD Kabupaten,
Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat, dan APBN ( DAK dan TP ).
Mulai tahun 2017 alokasi APBN cukup besar, yaitu berupa anggaran DAK
untuk Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Kefarmasian, Biaya
Operasional Kesehatan ( BOK ), Jaminan Persalinan ( Jampersal ) dan
Jaminan Pelayanan Kesehatan Nasional ( JKN ).
3.2.1.2 Analisis masalah dan isu strategis terkait dengan tugas dan fungsi
Dinas Kesehatan.
Kinerja pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu sampai tahun
2017 dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Masih tingginya angka kematian bayi ( AKB )
b. Masih tingginya angka kematian balita ( AKABA ), 46 kasus
c. Masih tingginya angka kematian ibu ( AKI ), 57 kasus
d. Masih tingginya penyakit menular seperti :
d.1. Kasus baru TB Paru tahun 2017 sejumlah 777 orang
d.2. Balita dengan Pneumonia, sebanyak 17.293 balita
d.3. Kasus HIV ditemukan sebanyak 414 kasus
27
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
d.4. Kasus diare tahun 2017 sebanyak 48.287 kasus
d.5. Penemuan kasus baru kusta pada tahun 2017 sebanyak 269 orang
d.6. Masih ditemukan Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan
Imunisasi ( PD3I ), yaitu Penyakit Campak, pada tahun 2017
ditemukan sebanyak 2018 kasus;
d.7. Masih tingginya kasus Demam Berdarah ( DBD ), sebanyak 644
kasus.
d.8. Masih tingginya Masalah penyakit tidak menular, yang di tandai
dengan masih tingginya balita kurang gizi di satu sisi dan di sisi
lain adanya kecendrungan mulai meningkatnya penyakit
degeneratif (jantung,hipertensi,diabetes dll) yang terkait dengan
kelebihan gizi sebagai akibat perubahan gaya hidup dan pola
makan dan penyakit yang berkaitan dengan pencemaran.
e. Belum optimalnya pelayanan kesehatan karena keterbatasan sarana,
prasarana dan keterbatasan sumber daya manusia di sarana pelayanan
kesehatan;
f. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat masih perlu
ditingkatkan;
g. Fasililtas pelayanan kesehatan bagi penyandang cacat dan lansia belum
memadai.
3.3. Analisa Upaya Kesehatan
3.3.1. Upaya Kesehatan Masyarakat
Pencapaian program yang terkait dengan upaya kesehatan
masyarakat di Kabupaten Indramayu secara umum sudah cukup
baik, namun demikian untuk indikator-indikator kinerja tertentu
masih memerlukan akselerasi dan kerja keras untuk mencapainya.
Berikut adalah gambaran kondisi upaya kesehatan masyarakat di
Kabupaten Indramayu pada tahun 2017.
28
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR TARGET
I PELAYANAN
KESEHATAN DASAR
Cakupan ibu hamil K4 95%
Cakupan komplikasi kebidanan
yang ditangani
80%
Cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan
90%
Cakupan pelayanan nifas 90%
Cakupan neonatus dengan
komplikasi yang ditangani
80%
Cakupan kunjungan bayi 90%
Cakupan desa/kelurahan “Universal
Child Imunization”
100%
Cakupan pelayanan anak balita 90%
Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6-
24 bulan keluarga miskin
100%
Cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan
100%
Cakupan penjaringan kesehatan
siswa SD dan setingkat
90%
Cakupan peserta KB aktif 75%
Cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit
100%
Cakupan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat miskin
100%
II
PELAYANAN
KESEHATAN
RUJUKAN
Cakupan pelayanan kesehatan
rujukan pasien masyarakat miskin
100%
Cakupan pelayanan gawat darurat
level 1 yg harus diberikan sarana
kesehatan (RS) dikabupaten/kota
100%
III
PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI DAN
PENANGGULANGAN
KEJADIAN LUAR
BIASA (KLB)
Cakupan desa/kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi < 24
jam
100%
IV
PROMOSI
KESEHATAN DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Cakupan desa siaga aktif 100%
a. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Tabel 3.1.
Cakupan SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Tahun 2017
29
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
3.3.2. Upaya Kesehatan Perorangan
Pelaksanaan upaya kesehatan perorangan di Kabupaten
Indramayu dapat ditinjau dari beberapa indikator, antara lain jumlah
Puskesmas dengan fasilitas rawat inap sebanyak 12 Puskesmas yang
semuanya juga difasilitasi dengan UGD. Jumlah Puskesmas PONED
pada tahun 2017 sebanyak 22 Puskesmas. Seluruh rumah sakit sudah
memiliki pelayanan gawat darurat level 1. PONEK baru
dilaksanakan oleh 1 rumah sakit (RSUD) dari 7 rumah sakit yang
ada.
3.3.3. Sumber Daya dan Perbekalan Kesehatan
Ketersediaan sumber daya kesehatan yang mencukupi baik
dalam jenis, jumlah dan distribusinya yang didukung dengan kualitas
yang memadai merupakan salah satu faktor utama untuk
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan.
Berikut ini adalah gambaran ketersediaan sarana pelayanan
kesehatan di Kabupaten Indramayu tahun 2017.
Jumlah Rumah sakit : 7 buah
Jumlah Puskesmas : 49 buah
Jumlah Puskesmas Rawat Inap : 12 buah
Jumlah Puskesmas Pembantu : 67 buah
Jumlah Puskesmas PONED : 22 buah
Jumlah Poskesdes : 69 buah
Jumlah Posyandu : 2.308 buah
Keterbatasan jumlah dan jenis tenaga kesehatan, kualitas
tenaga kesehatan, pembinaan tenaga kesehatan serta sistem
penghargaan dan sanksi masih menjadi isu sumberdaya kesehatan
di Kabupaten Indramayu. Berikut adalah gambaran ketenagaan
kesehatan di Kabupaten Indramayu tahun 2011 :
Dokter spesialis : 0,49/100.000 pddk
Dokter umum : 3.6/100.000 pddk
Dokter gigi : 1,8/100.000 pddk
Kesmas : 1.2/100.000 pddk
30
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
Sanitarian : 2.4/100.000 pddk
Nutrisionis : 2.2/100.000 pddk
Farmasi : 1.3/100.000 pddk
Bidan : 30/100.000 pddk
Perawat : 59.5/100.000 pddk
Perawat Gigi : 1.1/100.000 pddk
Melihat gambaran di atas, kondisi ketenagaan di semua jenis tenaga
kesehatan masih sangat kurang.
Pembiayaan kesehatan untuk masyarakat miskin hingga
saat ini masih ditanggung oleh pemerintah pusat melalui program
Jamkesmas dan pemerintah Propinsi Jawa Barat melalui Jamkesda
untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kabupaten
Indramayu. Dalam pelaksanaannya masih terdapat sebagian
masyarakat miskin (tidak mampu) yang belum memiliki jaminan
kesehatan dari Jamkesmas karena tidak terdaftar dalam data base
penduduk miskin.
Adapun untuk pembiayaan pelayanan kesehatan dasar di
Puskesmas Pemerintah Kabupaten Indramayu mengeluarkan
kebijakan berupa Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2006 tentang
pembebasan biaya pelayanan kesehatan di seluruh Puskesmas.
Mulai Tahun 2010, pembiayaan kegiatan di Puskesmas
khususnya yang bersifat promotif dan preventif yang memiliki
dampak pada peningkatan cakupan SPM dan MDGs didukung
melalui dana BOK. (APBN) dan mulai tahun 2014 pembiayaan
pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas akan diberlakukan melalui
Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN ) yang dikelola oleh Badan
Pemeliharaan Jaminan Sosial Bidang Kesehatan ( BPJS- Kesehatan).
31
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
BAB IV
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
4.1. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Indramayu dengan indikator Umur Harapan Hidup
(UHH). Tujuan pembangunan kesehatan ini mendukung pencapaian Visi
Pemerintah Kabupaten Indramayu, yaitu mewujudkan masyarakat
Indramayu yang Religius Maju Mandiri dan sejahtera.
4.2. Sasaran
4.2.1. Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi dan Balita
Dampak yang diharapkan dari kebijakan Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak adalah menurunnya angka kematian ibu,
dan angka kematian bayi serta meningkatkan status gizi balita.
Pada saat ini status gizi balita sudah cukup baik yang ditunjukkan
dengan rendahnya balita gizi buruk 0,76% (indeks BB/TB),
sehingga tinggal upaya untuk mempertahankan agar tidak terjadi
lonjakan dan mengantisipasi munculnya KLB gizi buruk di masa
mendatang melalui sistem kewaspadaan dini dan surveilans.
Upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi dilakukan melalui
penurunan jumlah kematian ibu melahirkan dan bayi hingga
berkurang 2/3 dari jumlah sekarang yang dititikberatkan pada
faktor-faktor penyebab kematian ibu dan bayi serta faktor-faktor
mendasar yang memiliki pengaruh terhadap tingginya risiko
kematian ibu dan bayi melalui :
a) Peningkatan cakupan kunjungan ibu hamil dan pemberian
pelayanan sesuai standar serta rujukan ibu hamil risiko tinggi.
b) Memperpendek jarak tempuh ibu hamil dan bayi dengan pusat
pelayanan kesehatan rujukan/Rumah Sakit.
32
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
c) Peningkatan kualitas sanitasi lingkungan pemukiman untuk
menurunkan risiko infeksi pada ibu hamil dan kejadian ispa
serta diare pada bayi.
d) Peningkatan cakupan Fe3 bagi ibu hamil
e) Pemberian pelayanan kebidanan spesialistik yang terjadwal di
puskesmas.
f) Peningkatan status gizi ibu hamil dan balita.
g) Penatalaksanaan BBLR dan Balita Gizi Buruk
h) Perubahan perilaku/pola asuh di dalam keluarga untuk
memprioritaskan ibu hamil dan bayi dalam mengkonsumsi
makanan yang beraneka ragam dalam jumlah yang cukup.
i) Pemenuhan kebutuhan sarana pelayanan KIA yang sesuai
standar di puskesmas dan mengembangkan puskesmas
PONED serta Rumah Sakit PONEK.
4.2.2 Pemberdayaan Masyarakat
Kebijakan untuk Meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat
diarahkan kepada uapaya pemberdayaan masyarakat dibidang
kesehatan. Masyarakat semestinya ditempatkan sebagai mitra
bukan sekedar objek pembangunan. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan cara membantu masyarakat untuk
mengenali masalah kesehatannya secara mandiri dan dapat segera
melakukan antisipasi atau tindakan apabila mengalami masalah
kesehatan. Proses pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
ditujukan agar masyarakat mengetahui dan memahami
kebutuhannya akan kesehatan bagi dirinya sendiri dan mengetahui
apa apa yang diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatannya
melalui :
a) Mengembangkan program UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis
masyarakat).
b) Meningkatkan cakupan PHBS
c) Meningkatkan jumlah desa siaga yang aktif.
d) Mengembangkan metode penyuluhan kesehatan masyarakat.
33
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
e) Mengembangkan metode baru pemberdayaan masyarakat, baik
melalui pendampingan maupun pengembangan kegiatan baru.
f) Meningkatkan kemitraan dengan organisasi sosial bidang
kesehatan dan organisasi profesi.
g) Mengembangkan program KADARZI
h) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam sistem
kewaspadaan dini terhadap terjadinya KLB dan bencana.
i) Menitik beratkan pembangunan kesehatan pada upaya
promotif dan preventif
4.2.3. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar
Kebijakan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
dilaksanakan dengan memenuhi fasilitas kesehatan yang
berkualitas dan terjangkau baik dalam hal biaya maupun jarak
tempuhnya.
Aspek keterjangkauan biaya pelayanan kesehatan sangat
dipengaruhi oleh kesediaan dan kemampuan masyarakat dalam
membayar pelayanan kesehatan yang didapatkan. Kesediaan atau
kerelaan untuk membayar pelayanan kesehatan tergantung
bagaimana kualitas pelayanan kesehatan yang didapatkan
masyarakat, semakin bagus pelayanan kesehatan, maka akan
semakin tinggi pula kesediaan masyarakat untuk membayar.
Adapun aspek kemampuan membayar pelayanan kesehatan, sangat
tergantung dari penentuan tarif pelayanan kesehatan dan tingkat
ekonomi masyarakat. Untuk itu diperlukan regulasi tentang tarif
pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan dasar serta
peningkatan perlindungan masyarakat melalui jaminan pelayanan
kesehatan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Indramayu.
Dengan luas wilayah kerja Puskesmas rata-rata sebesar 42 km²,
berarti jarak tempuh paling jauh masyarakat ke puskesmas adalah 6
– 7 km, dengan adanya Pustu sebanyak 67 buah, maka jarak
tempuh terjauh ke pusat pelayanan kesehatan menjadi 4 km.
34
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
Kualitas pelayanan kesehatan yang menjadi kebutuhan masyarakat,
sangat ditentukan oleh kecukupan tenaga kesehatan baik dalam
jumlah maupun jenisnya, ketersediaan alat dan sarana dan
pelayanan kesehatan, kondisi gedung serta komitmen dan sikap
petugas. Hasil survey kepuasan pasien di Puskesmas Haurgeulis
tahun 2010 menunjukkan bahwa rata-rata 37,2% masyarakat yang
memanfaatkan Puskesmas merasa tidak puas terhadap pelayanan di
Puskesmas. Ketidakpuasan paling besar terdapat pada aspek
penggunaan alat medis oleh tenaga Puskesmas (63,6% tidak puas)
dan kemudahan prosedur pelayanan (57,6% tdak puas).
Dengan pendeknya jarak tempuh masyarakat dan meningkatnya
kualitas pelayanan kesehatan akan sangat mempengaruhi
kemampuan dan kesediaan masyarakat untuk membayar biaya
pelayanan kesehatan yang diperoleh melalui :
a) Pembangunan, rehabilitasi, relokasi dan perluasan Puskesmas
dan Puskesmas pembantu.
b) Pengembangan puskesmas santun lansia dan wanita.
c) Pembinaan dan pengawasan untuk meningkatkan ketanggapan
petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan dan
pemberian pelayanan yang sesuai dengan SOP.
d) Penjadwalan kunjungan dokter ke pustu dan
poskesdes/posyandu.
e) Meningkatkan kerjasama dan jejaring rujukan antara pustu,
puskesmas dan rumah sakit baik pemerintah maupun swasta.
f) Akreditasi Puskesmas
g) Menyelenggarakan perijinan dan registrasi pelayanan
kesehatan swasta dan praktek tenaga kesehatan.
4.2.4. Pencegahan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Kebijakan untuk mencegah dan mengendalian penyakit meliputi
upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran penyakit antar
daerah, memantau dan mengawasi munculnya kembali penyakit
yang sudah berhasil dieliminasi sebelumnya serta munculnya
35
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
penyakit baru yang sebelumnya tidak pernah ada yang diperberat
dengan kecenderungan meningkatnya penyakit degeneratif pada
kelompok usia produktif. Upaya pencegahan melalui sistem
informasi dini dan intervensi terhadap penyakit yang ada di
masyarakat merupakan kunci untuk mencegah terjadinya KLB
masalah kesehatan yang memerlukan adanya kesiapsiagaan untuk
kondisi tanggap darurat melalui :
a) Memberdayakan fungsi TEK (Tim Epidemiologi Kabupaten)
dan TEPUS (Tim Epidemiologi Puskesmas).
b) Melakukan pemetaan kantong masalah kesehatan.
c) Meningkatkan kerjasama lintas batas masalah penyakit.
d) Pendokumenan penetapan standar KLB untuk setiap kasus.
4.2.5. Peningkatan Kesehatan Lingungan
Kebijakan meningkatkan kesehatan lingkungan merupakan salah
satu faktor mendasar terhadap timbulnya masalah kesehatan
masyarakat di Kabupaten Indramayu. Rendahnya akses dan
kepemilikan keluarga terhadap sarana air bersih dan jamban
keluarga serta kebiasaan buang air di sungai atau saluran irigasi
menjadi salah satu penyebab tingginya kejadian penyakit yang
berbasis lingkungan. Demikian juga dengan tempat-tempat umum
yang belum memenuhi syarat kesehatan sangat berpengaruh
terhadap kualitas hidup manusia. Masih banyaknya
makanan/minuman yang mengandung bahan berbahaya menjadi
masalah kesehatan lingkungan yang memerlukan perhatian serius
karena akan berdampak pada status kesehatan masyarakat
Indramayu untuk jangka panjang.
4.2.6. Pengembangan Manajemen
Kebijakan, program dan kegiatan untuk melaksanakan
pembangunan kesehatan tidak akan optimal jika aspek manajemen
tidak diterapkan dengan baik.
a) Sumberdaya kesehatan khususnya sumber daya manusia
merupakan kunci dari keberhasilan pembangunan kesehatan.
36
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
Sebagai pelaku dan penyelenggara pembangunan kesehatan,
kebutuhan akan sumber daya manusia yang mencukupi dan
berkualitas mutlak diperlukan.
Demikian halnya perbekalan kesehatan, seperti penyediaan
obat dan alat-alat kesehatan serta sarana operasional juga
menjadi faktor yang penting dalam pembangunan kesehatan.
Profesionalisme dan komitmen tenaga kesehatan merupakan
faktor yang sangat penting untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan yang terjangkau, merata, bermutu dan berkeadilan.
Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang bersifat
pengobatan baik pelayanan dasar maupun rujukan perlu
didukung dengan kemudahan akses baik dalam hal jarak
maupun pembiayaannya.
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan transparan serta memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan yang disandangnya memerlukan perilaku
profesional tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan
melalui :
1) Pelaksanaan pembagian tugas dan uraian tugas yang jelas di
seluruh unit pelaksana.
2) Melakukan analisa kebutuhan tenaga kesehatan/menyusun
road map pemenuhan tenaga kesehatan.
3) Mengembangkan tenaga fungsional kesehatan medis,
paramedis dan non medis.
4) Meningkatkan pembinaan dan pengawasan
b). Meningkatkan kemampuan manajerial dan operasional
Puskesmas
Bahwa pelaku operasional program kesehatan dititikberatkan
di puskesmas dengan didasarkan pada evidance base. Dengan
demikian diperlukan adanya peningkatan kemampuan
puskesmas dalam mengelola program dan operasionalnya
melalui :
37
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
1) Pemenuhan sarana dan prasarana puskesmas.
2) Penyediaan juknis dan juklak dalam penyelenggaraan
administrasi dan program di puskesmas.
3) Pengembangan program akreditasi puskesmas
4) Pendampingan perencanaan dan penggunaan BOK.
5) Pendampingan perencanaan puskesmas.
c). Meningkatkan penguasaan teknologi dan informasi bagi
petugas kesehatan
1) Mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan
elektronik (SP3).
2) Peningkatan kemampuan penguasaan teknologi bagi tenaga
di Dinas kesehatan dan puskesmas.
3) Penyediaan sarana komputer di dinas dan puskesmas yang
sesuai kebutuhan.
d) Meningkatkan fungsi pengawasan, akuntabilitas dan
transparansi
Untuk mewujudkan good governace dan clean governance,
diperlukan adanya pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
program secara internal untuk menjaga agar program
pembangunan kesehatan benar-benar mempunyai dampak dan
langsung menyentuh kebutuhan masyarakat serta dapat
berjalan sesuai dengan perencaaan yang telah dilakukan.
Pengendalian program pembangunan kesehatan dilaksanakan
mulai dari perencanaan hingga evaluasi program. Transparansi
program pembangunan kesehatan dengan membuka diri untuk
menerima masukan dan kritik dari berbagai pihak dalam
penyelenggaraan program pembangunan kesehatan. Kesediaan
untuk memberikan informasi secara objektif kepada
masyarakat mengenai program-program yang dilaksanakan
sehingga masyarakat dapat ikut mengawasi program
pembangunan kesehatan merupakan bagian dari upaya
transparansi. Upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih
38
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
dan bebas korupsi dapat dilakukan dengan meningkatkan
komitmen dari dalam melalui :
1) Perencanaan program kesehatan yang evidence base
berdasarkan data yang faktual dan valid.
2) Peningkatan kualitas pembinaan dan supervisi.
3) Publikasi pencapaian indikator kinerja program kesehatan.
4) Meningkatkan pengawasan internal untuk mencegah
terjadinya korupsi.
e) Mewujudkan komitmen pembangunan kesehatan
Bahwa masalah kesehatan pada umumnya merupakan muara
dari berbagai masalah pembangunan baik di tingkat nasional
maupun lokal. Kelambatan pemerintah dalam penyediaan sarana
dan prasarana publik, penyediaan pangan yang cukup serta
pembangunan karakter masyarakat akan sangat mempengaruhi
pembangunan di sektor kesehatan.
Upaya untuk meningkatkan komitmen bersama dalam
mewujudkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan perlu
dilakukan melalui :
1) Meningkatkan kerjasama lintas sektor.
2) Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dan
organisasi profesi.
3) Meningkatkan kerjasama dengan kabupaten lain yang
berbatasan langsung/kerjasama lintas batas.
4.3. Program dan Kegiatan
Untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan dalam sasaran
pembangunan jangka menengah bidang kesehatan, dengan memperhatikan
strategi pembangunan dan mempertimbangkan kebijakan yang akan
diambil, maka program dan kegiatan yang akan dilakukan meliputi :
1. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
a. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dam Listrik
b. Penyediaan Alat Tulis Kantor, Barang Cetakan dan Penggandaan
39
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
c. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
d. Penyediaan Makanan dan Minuman
e. Rapat-rapat Koordinasi/ Konsultasi/ Kunjungan ke Dalam Daerah
dan Luar Daerah
2. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA
APARATUR :
a. Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan Gedung Kantor
b. Pemeliharaan rutin / berkalan gedung kantor
c. Pemeliharaan rutin/ berkala Kendaraan Dinas/ Operasional/ Mobil
Jabatan
d. Pemeliharaan rutin/ berkala Perlengkapan dan Peralatan Gedung
Kantor
e. Pengadaan Tanah untuk Sarana Kesehatan
f. Pengadaan Mobil Kendaraan Dinas/ Operasional
3. PROGRAM PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN SYTEM
PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN :
a. Pengumpulan Up-Dating Informasi Capaian Kinerja Program dan
Kegiatan
b. Sistem Informasi Kesehatan
4. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak,
meliputi Kegiatan :
a. Peningkatan Immunisasi
b. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak dan Remaja
c. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak Balita
d. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
e. Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
f. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
g. Pelayanan Kesehatan Anak dengan Kecacatan dan Terlantar
5. Program Peningkatan Status Gizi Masyarakat, meliputi Kegiatan :
a. Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk
b. Pembinaan dan Peningkatan Gizi Masyarakat
c. Peningkatan Gizi Kelompok Rawan
40
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
6. Rogram Peningkatan dan Pengembangan Promosi Kesehatan, meliputi
Kegiatan :
a. Penetapan Kawasan Bebas Rokok dan Peningkatan Derajat
Kesehatan Masyarakat
b. Penyelenggaraan dan Pengembangan Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
c. Penyelenggaraan Kabupaten Sehat
7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, meliputi Kegiatan
:
a. Peningkatan Surveillans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah
b. Penanggulangan Penyakit Menular Langsung
c. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
8. Program Pelayanan Kesehatan Dasar, meliputi Kegiatan :
a. Penyediaan Pelayanan Dasar di Puskesmas ( Operasional
Puskesmas )
b. Penunjang Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ( JKN )
c. Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin di Luar Kuota
Jamkesmas
d. Pengendalian dan Pengawasan Alat Kesehatan
e. Pelayanan Katarak
f. Peningkatan dan Pelayanan Laboratorium Kesehatan
g. Pembinaan Kesehatan Jiwa dan Napza
h. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Primer
i. Pembinaan Kesehatan Tradisional
j. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Rujukan
k. Pengawasan, Pembinaan Sarana Pelayanan Kesehatan
l. Akreditasi Sarana Pelayanan Kesehatan
m. Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
n. Akreditasi Tenaga Kesehatan
o. Peningkatan Kualitas SDM Kesehatan
p. Penataan Sarana dan Prasarana Kesehatan
q. Pelayanan Kesehatan Penyakit Tidak Menular, Gigi dan Mulut
41
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
r. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar ( DAK )
s. Pelayanan Kefarmasian ( DAK )
t. Jaminan Persalinan ( DAK )
u. Bantuan Operasional Kesehatan – BOK ( DAK )
9. Program Peningkatan Kualitas Sanitasi Dasar dan Lingkungan,
meliputi Kegiatan :
a. Peningkatan Kualitas Sanitasi Dasar dan Lingkungan
b. Pembinaan dan Pengawasan TTU-I dan TPM
Program dan kegiatan tersebut perlu didukung ketersediaan anggaran
dalam upaya mencapai target yang telah ditetapkan. Indikator pencapaian
program/kegiatan kesehatan dan kebutuhan anggaran dapat dketahui dalam
lampiran Renja Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Tahun 2017.
Tabel 5.3
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Target dan Pendanaan Indikatif
Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat
Program
dan
Kegiatan
Indikator Kinerja
Program
(out Come) dan Kegiatan
( Out put )
Data
Capaia
n pada
tahun
awal
Perenca
naan
Target dan Pendanaan Indikatif Unit Kerja
SKPD
Penanggung
Jawab Tahun 2017
Target Rp
(5) (6) (7) (10) (11) (22)
Program
Peningka
tan
Pelayana
n
Kesehata
n Ibu,
Bayi dan
Anak
a
.
Jumlah Kasus
Kematian Ibu, dan
bayi
keatian
Ibu : 53
kasus
kematia
n Bayi :
254
kasus
109,47/ 5,9 5.369.439.750 Dinas
Kesehatan
b
.
Prosentase Persalinan
di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan-PF
85.90% 89% Dinas
Kesehatan
c
.
Cakupan Kunjungan
Neonatal Pertama (
KN1 ) sesuai Standar
93% 95% Dinas
Kesehatan
42
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
d
.
Prosentase
Puskesmas yang
melaksanakan Kelas
Ibu Hamil
80% 86% Dinas
Kesehatan
e
.
Prosentase
Puskesmas yang
melakukan Orientasi
P4K
77% 88% Dinas
Kesehatan
f
.
Prosentase Ibu Hamil
yang mendapatkan
Pelayanan minimal 4
kali- K4 dengan 10 T
87% 90% Dinas
Kesehatan
g
.
Puskesmas yang
melaksanakan
stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (
SDIDTK)
75% 80% Dinas
Kesehatan
h
.
Prosentase bayi ( usia
0-12 bln )
mendapatkan
Imunisasi Dasar
Lengkap ( IDL )
80% 80% Dinas
Kesehatan
i
.
Prosentase
Desa/Kelurahan
mencapai katagori
Universal Child
Immunization ( UCI )
92% 92.50% Dinas
Kesehatan
Peningka
tan Status
Gizi
masyarak
at
a
.
Prevalensi Balita Gizi
Buruk
0.58% 0.45% 728.123.250 Dinas
Kesehatan
b
.
Anemia Gizi Pada
WUS
16.40% 14% Dinas
Kesehatan
c
.
Presentase Ibu Hamil
Mendapat Tablet Fe
90 Tablet
83.30% 87.50% Dinas
Kesehatan
d
.
Bayi 6-11 Bulan
Mendapat Vitamin A
99.30% 99.50% Dinas
Kesehatan
e
.
Cakupan Balita
Mendapat Vitamin A
2 Kali / Tahun
98.50% 98.95% Dinas
Kesehatan
f
.
Ibu Nifas Mendapat
Vitamin A
84.70% 85% Dinas
Kesehatan
g
.
Balita yang datang
dan ditimbang di
Posyandu
83.60% 85% Dinas
Kesehatan
h
.
Balita yang naik berat
badannya
73.80% 77.50% Dinas
Kesehatan
43
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
i
.
Presentase Balita Gizi
Buruk Yang
Mendapat Perawatan
100% 100% Dinas
Kesehatan
j
.
Cakupan Pemberian
MP-ASI Pada anak
usia 6-23 Bulan gakin
3.67% 10% Dinas
Kesehatan
k
.
Presentase
Kecamatan Bebas
Rawan Gizi
77.41% 83.90% Dinas
Kesehatan
l
.
Presentasi Bayi
Mendapat ASI
Eksklusiv
35% 50% Dinas
Kesehatan
m
.
Rumah Tangga
dengan Garam
Yodium Baik
73.37% 80% Dinas
Kesehatan
n
.
Ibu Hamil KEK 8% 7% Dinas
Kesehatan
Peningka
tan dan
Pengemb
angan
Promosi
Kesehata
n
a
.
Prosentase PHBS di 5
tatanan
Break down dada di
pak aman
68.40% 74.40% 221.050.000 Dinas
Kesehatan
b
.
Informasi Kesehatan 75% 79% Dinas
Kesehatan
Pencegah
an dan
Pengenda
lian
Penyakit
a
.
ditemukannya kasus
HIV/AIDS
< 0,4% < 0,5% 1.661.686.200 Dinas
Kesehatan
b
.
ditemukan dan
ditanganinya ODHA
dengan mendapat
ART
64% 70% Dinas
Kesehatan
c
.
Puskesmas mampu
melayani VCT
13
Puskes
mas
29 Dinas
Kesehatan
d
.
ditemukannya kasus
penderita TB
65/100.
000
pddk
85% Dinas
Kesehatan
e
.
ditemukannya
penderita TB BTA
Positif
44.30% 65% Dinas
Kesehatan
f
.
Penyembuhan
penderita TB BTA
positif
80% 85% Dinas
Kesehatan
g
.
ditemukanya
penderita kusta
11,6/10
0.000
pddk
< 5% Dinas
Kesehatan
h
.
ditanganinya
penderita Kusta
100% 100% Dinas
Kesehatan
i
.
Ditemukannya
penderita Diare
12% 13% Dinas
Kesehatan
j Ditanganinya 100% 100% Dinas
44
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
. penderita ISPA Kesehatan
k
.
Ditemukannya
penderita Pneumonia
Balita
70.90% 100% Dinas
Kesehatan
l
.
Ditanganinya
penderita Pneumonia
100% 100% Dinas
Kesehatan
m
.
Penderita DBD
ditangani (
Penyelidikan
Epidemiologi )
DBD=
644
kasus
kematia
n : 33
orang
Penang
anan
(PE) :
75%
85% Dinas
Kesehatan
n
.
Penderita Malaria
ditangani
100% 100% Dinas
Kesehatan
o
.
Kasus gigitan hewan
tersangka rabies
ditangani
100% 100% Dinas
Kesehatan
p
.
Penderita Filariasis
ditangani
100% 100% Dinas
Kesehatan
q
.
Kasus Flu Burung
ditangani
Tidak
ada
kasus
0 Dinas
Kesehatan
r
.
Rumah/ Bangunan
Bebas Jentik ( Angka
Bebas Jentik )
65% 80% Dinas
Kesehatan
s
.
Kematian akibat
penyakit DBD ( CFR
)
5.10% < 1% Dinas
Kesehatan
t
.
Angka Kejadian
DBD (IR )
37,9/10
0.000
pddk
<48/100.0
00 pddk
Dinas
Kesehatan
u
.
Prosentase Desa
mengalami kejadian
luar biasa ( KLB ) di
investigasi <24 jam
100% 100% Dinas
Kesehatan
v
.
Penemuan Kasus
Acute Flasis Paralysis
( AFP )
10 12 Dinas
Kesehatan
Pelayana
n
Kesehata
n Dasar
a
.
Jumlah Puskesmas
yang terbina untuk
Akreditasi
2 7 150.309.692.425 Dinas
Kesehatan
b
.
Jumlah Puskesmas
yang terlatih
manajemen
Puskesmas
12 0 Dinas
Kesehatan
45
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
c
.
Jumlah Puskesmas
yang melaksanakan
Penilaian Kinerja
Puskesmas ( PKP )
33 3 Dinas
Kesehatan
d
.
Jumlah Puskesmas
yang terlatih
Penanganan Gawat
Darurat ( PPGD )
25 3 Dinas
Kesehatan
e
.
Jumlah Puskesmas
Fokus yang dibina
Program Perkesmas
1 0 Dinas
Kesehatan
f
.
Jumlah Masyarakat
Miskin yang dilayani
Puskesmas
100% 100% Dinas
Kesehatan
g
.
Pembangunan
Puskesmas baru
49 1 Dinas
Kesehatan
h
.
Rehabilitasi
Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu
91 5 Dinas
Kesehatan
i
.
Puskesmas Mampu
PONED
18 2 Dinas
Kesehatan
j
.
Puskesmas DTP 23 2 Dinas
Kesehatan
k
.
Masyarakat Miskin
memiliki Jaminan
Kesehatan
54,3 59,3 Dinas
Kesehatan
l
.
Pemenuhan Fasilitas
Rumah Sakit baru
2 0.25 Dinas
Kesehatan
m
.
Pemenuhan Fasilitas
Klinik Kebidanan
baru
0 1 Dinas
Kesehatan
m
n
Cakupan pembuatan
SIP Perawat, SIP
Dokter, SIP Bidan,
SIK Analis
Kesehatan, SIKTG (
Tenaga Gizi ), SIK
Radiografer, SIPA (
Apoteker ), SIKTTK
( Assisten Apoteker),
Batra.
80% 100% Dinas
Kesehatan
o
.
Prosentase
Pengawasan /
Pembinaan Apotek
dan Toko Obat
70% 70% Dinas
Kesehatan
p
.
Prosentase
Pengawasan /
Pembinaan Dokter
Praktek , Bidan
Praktek Mandiri,
Praktek Perawat
60% 60% Dinas
Kesehatan
q
.
Prosentase
Pengawasan/
Pembinaan Rumah
Sakit dan Klinik.
100% 100% Dinas
Kesehatan
46
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
r
.
Pengadaan Obat
Perbekalan
Kesehatan
90% 100% Dinas
Kesehatan
s
.
Prosentase
Puskesmas dengan
Pelayanan Kesehatan
Gigi dan Mulut
65.31% 80% Dinas
Kesehatan
t
.
Prosentase
Puskesmas dengan
Pelayanan Kesehatan
Jiwa
99% 100% Dinas
Kesehatan
u
.
Prosentase
Puskesmas dengan
Pelayanan Indera
100% 100% Dinas
Kesehatan
v
.
Prosentase
Puskesmas dengan
Pelayanan Penyakit
Tidak Menular
90% 100% Dinas
Kesehatan
w Prosentase
Puskesmas dengan
Pelayanan Kesehatan
Kerja
73% 80% Dinas
Kesehatan
x Prosentase
Puskesmas dengan
Pelyanan Kesehatan
Tradisional
78% 85% Dinas
Kesehatan
y Prosentase
Puskesmas dengan
Pelayanan Kesehatan
Olah Raga
82% 87% Dinas
Kesehatan
Peningkatan Kualitas Sanitasi Dasar dan Lingkungan
a
.
Jumlah Desa
SBS/ODF
11 desa 49 606.266.650 Dinas
Kesehatan
b
.
Penduduk akses air
minum
75% 80% Dinas
Kesehatan
Prosentase TPM yang
laik Hygiene Sanitasi
2298
(18,75
%)
2000
(20%)
Dinas
Kesehatan
c
.
Prosentase TTU yang
memenuhi syarat
kesehatan
64
(20%)
60 (15%) Dinas
Kesehatan
d Tambahan data pak
aman
e Tambahan data
ibunafsiah
JUMLAH 215.248.220.000
47
Rencana kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
Lampiran Renja 2018
Rencana Anggaran
Rp.
1
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik Kab. Indramayu 1.395.400.000 APBD Kab.
2sda-
Penyediaan Alat Tulis Kantor, Barang Cetakan dan
PenggandaanKab. Indramayu 112.457.100 APBD Kab.
3sda-
Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-
undanganKantor Dinas Kesehatan 6.750.000 APBD Kab.
4sda- Penyediaan Makanan dan Minuman Indramayu 112.500.000 APBD Kab.
5sda-
Rapat-rapat Koordinasi/Konsultasi/Kunjungan Ke Dalam
Daerah Dan Luar Daerah
Kantor Dinas Kesehatan
Kab. Indramayu224.994.000 APBD Kab.
6
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana AparaturPengadaan Perlengkapan dan Peralatan Gedung Kantor Kab. Indramayu 434.811.125 APBD Kab.
7sda- Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor Indramayu 943.462.500 APBD Kab.
8sda-
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/Operasional/Mobil JabatanKab. Indramayu 150.000.000 APBD Kab.
9sda-
Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan dan Peralatan
Gedung KantorKantor Dinas Kesehatan 47.391.000 APBD Kab.
10
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
Perencanaan dan Pelaporan
Sistem Informasi Kesehatan Kab. Indramayu 114.000.000 APBD Kab.
11sda-
Pengumpulan Updating dan Analisis Data Informasi
Program dan KegiatanKab. Indramayu 90.750.000 APBD Kab.
12
Program Pelayanan Kesehatan
Dasar
Penyediaan Pelayanan Dasar di Puskesmas (Operasional
Puskesmas)Kab. Indramayu 685.114.000 APBD Kab.
13sda- Peningkatan Pelayanan Kesehatan Primer Kab. Indramayu 112.500.000 APBD Kab.
14sda- Pengawasan, Pembinaan Sarana Pelayanan Kesehatan Kab. Indramayu 15.050.000.000 APBD Kab.
15sda- Penunjang Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ( JKN ) Kab. Indramayu 21.346.630.018 APBD Kab.
16sda-
Pelayanan Kesehatah Bagi Masyarakat Miskin Diluar Kuota
JamkesmasKab. Indramayu 42.268.071.125 APBD Kab.
USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2018
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN INDRMAYU
Nomor Program Kegiatan Lokasi Keterangan
RENCANA KERJA ANGGARAN
Rencana Anggaran
Rp.
Nomor Program Kegiatan Lokasi Keterangan
17sda- Pengendalian dan Pengawasan Alat Kesehatan Kab. Indramayu 100.000.000 APBD Kab.
18sda- Pembinaan Kesehatan jiwa & NAPZA Kab. Indramayu 37.500.000 APBD Kab.
19sda- Pembinaan Kesehatan tradisional Kab. Indramayu 112.500.000 APBD Kab.
20sda- Pembinaan Pelayanan Kesehatan Rujukan Kab. Indramayu 1.075.000.000 APBD Kab.
21sda- Akreditasi Sarana Pelayanan Kesehatan Kab. Indramayu 250.000.000 APBD Kab.
22sda- Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Kab. Indramayu 154.554.700 APBD Kab.
23sda- Akreditasi Tenaga Kesehatan Kab. Indramayu 67.868.500 APBD Kab.
24sda- Pelayanan Katarak Kab. Indramayu 187.500.100 APBD Kab.
25sda- Peningkatan Kualitas SDM Kesehatan Kab. Indramayu 420.000.000 APBD Kab.
26
sda- Penataan Sarana dan Prasarana Kesehatan
Juntinyuat, Bangodua,
Kaplongan,
Tukdana,Cantigi,
Bongas.Terisi, Widasari,
Puskesmas Tugu dan
Klinik Pratama Putra
Remaja Indramayu
30.000.000.000 APBD Kab.
27sda-
Pelayanan Keseahatn Penyakit Tidak Menular (Katarak, Gigi
dan Mulut)Kab. Indramayu 150.000.000 APBD Kab.
28sda- Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar ( DAK 2017 ) Kab. Indramayu 6.754.740.000 DAK
29sda- Jampersal ( DAK 2017 ) Kab. Indramayu 2.694.820.000 DAK
30sda- Bantuan Operasional Kesehatan ( DAK 2017 ) Kab. Indramayu 1.142.185.000 DAK
31Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas ( DAK 2017 ) Kab. Indramayu
15.292.486.000 DAK
32sda- Akreditasi Puskesmas ( DAK 2017 ) Kab. Indramayu 4.176.000.000 DAK
33sda- Pelayanan Kefarmasian ( DAK 2017 ) Kab. Indramayu 6.677.043.000 DAK
34sda- Pelayanan Kefarmasian ( APBD Kabupaten ) Kab. Indramayu 4.000.000.000 APBD Kab.
Rencana Anggaran
Rp.
Nomor Program Kegiatan Lokasi Keterangan
35sda- Peningkatan dan Pelayanan Laboratorium Kesehatan Kab. Indramayau 375.000.000 APBD Kab.
36
Program Peningkatan dan
Pengembangan Promosi Kesehatan
Penyelenggaraan dan Pengembangan Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan MasyarakatKab. Indramayu 81.750.000 APBD Kab.
37sda-
Penetapan Kawasan Bebas Rokok dan Peningkatan Drajat
KesehatanKab. Indramayu 139.300.000 APBD Kab.
38sda- Penyelenggaraan Kabupaten Sehat Kab. Indramayu 185.351.550 APBD Kab.
39
Program Peningkatan Gizi
MasyarakatPeningkatan Gizi Kelompok Rawan Kab. Indramayu 305.512.500 APBD Kab.
40sda- Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk Kab. Indramayu 272.610.750 APBD Kab.
41sda- Pembinaan dan Peningkatan Gizi Masyarakat Kab. Indramayu 150.000.000 APBD Kab.
42
Program Peningkatan Kualitas
Sanitasi Dasar LingkunganPeningkatan Kualitas Sanitasi dasar dan Lingkungan Kab. Indramayu 220.826.000 APBD Kab.
43sda- Pembinaan dan Pengawasan TTU-I dan TPM Kab. Indramayu 200.089.100 APBD Kab.
44
Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Peningkatan survellance Epidemiologi dan penanggulangan
wabahKab. Indramayu 225.941.100 APBD Kab.
45sda- Penanggulangan Penyakit Menular Langsung Kab. Indramayu 810.000.000 APBD Kab.
46sda- Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kab. Indramayu 625.745.100 APBD Kab.
47
Program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Ibu, bayi dan AnakPeningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Kab. Indramayu 112.500.000 APBD Kab.
48sda- Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak Balita Kab. Indramayu 213.862.500 APBD Kab.
49sda- Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak dan Remaja Kab. Indramayu 150.000.000 APBD Kab.
50sda- Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Kab. Indramayu 314.630.000 APBD Kab.
51sda- Pelayanan Kesehatan Anak Dengan Kecacatan dan Terlantar Kab. Indramayu 111.447.000 APBD Kab.
52sda- Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Kab. Indramayu 317.110.000 APBD Kab.
53sda- Peningkatan Imunisasi Kab. Indramayu 100.130.250 APBD Kab.
Pengadaan Peralatan Pendukung Imunisasi (DAK 2018) Kab. Indramayu 1.354.940.000 APBD Kab.
Rencana Anggaran
Rp.
Nomor Program Kegiatan Lokasi Keterangan
54
Program Pengadaan, peningkatan
Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah
Sakit Paruparu/Rumah Sakit Mata
Pembangunan Penambahan IPAL pada RSUD Indramayu
(DAK 2018)Kab. Indramayu 3.828.002.718 APBD Kab.
Pengadaan Alat Alat Kesehatan dan Kedokteran Rumah
Sakit pada RSUD MA Sentot Patrol (DAK 2018)Kab. Indramayu 3.880.939.282 APBD Kab.
Pembangunan Pengembangan Ruang Poliklinik Rumah Sakit
pada RSUD IndramayuKab. Indramayu 2.006.000.000 APBD Kab.
Pembangunan Ruang Rawat Inap VIP Lanjutan pada RSUD
IndramayuKab. Indramayu 6.000.000.000 APBD Kab.
Pembangunan lanjutan gedung farmasi pada RSUD
IndramayuKab. Indramayu 5.998.500.000 APBD Kab.
Pembangunan Rumah Sakit pada RSUD MA Sentot Patrol
(DID)Kab. Indramayu 31.006.000.000 APBD Kab.
215.373.216.018 JUMLAH