rencana kerja balai besar ksda jawa barat tahun...
TRANSCRIPT
Bandung, OKTOBER 2014
KE ME NTERIAN KE HUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM
BALAI BESAR KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM JAWA BARAT Alamat : Jl. Gede Bage Selatan No.117 Rancabolang – Gedebage Telp.(022) 7567715 Fax. (022) 7535107
RENCANA KERJA
BALAI BESAR KSDA JAWA BARAT
TAHUN 2015
Bandung, Oktober 2014
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015 iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.02/Menhut-II/2007
tanggal 1 Pebruari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Konservasi Sumber Daya Alam Balai Besar KSDA Jawa Barat dibentuk,
mempunyai tugas penyelenggaraan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya dan pengelolaan kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman
wisata alam, dan taman buru, koordinasi teknis pengelolaan taman hutan raya
dan hutan lindung serta konservasi tumbuhan dan satwa liar di luar kawasan
konservasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Balai Besar KSDA Jawa Barat sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Kehutanan di daerah wajib mengikuti arah kebijakan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Kehutanan.
Selanjutnya untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik, Balai
Besar KSDA Jawa Barat menyusun Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2015, sebagai
salah satu bentuk perencanaan pada tahun yang akan berjalan.
Rencana Kerja Besar KSDA Jawa Barat Tahun 2015 disusun sebagai bagian
dari upaya untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas penyelenggaraan
pembangunan kehutanan bidang PHKA di Provinsi Jawa Barat dan Banten.
Dokumen perencanaan tahunan ini diharapkan dapat menjadi instrumen
dalam upaya-upaya pencapaian tujuan dan sasaran strategis Kementerian
Kehutanan dari program pengelolaan kawasan konservasi dan
keanekaragaman hayati, beserta kegiatan dan indikator kinerja yang telah
ditetapkan secara berjenjang. Dengan demikian, penyusunan Renja ini juga
merupakan bagian dari upaya untuk melaksanakan reformasi birokrasi dalam
rangka mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik, dalam kerangka
tertib administrasi perencanaan, tertib pelaksanaan, tertib pemantauan, dan
tertib administrasi pelaporan.
Berdasarkan rancangan teknokratik Rencana Strategis Direktorat Jenderal
PHKA Tahun 2015-2019 Direktorat Direktorat Jenderal PHKA menetapkan Visi
“Menjadi Institusi Terdepan dan Terpercaya dalam Mengawal Penyelamatan
Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya”. Adapun misi yang diemban dalam
mewujudkan pernyataan visi tersebut, sebagaimana tugas dan fungsi
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015 v
Direktorat Jenderal PHKA, yaitu: (1) Mengoptimalkan pengelolaan kawasan
konservasi dan pelaksanaan upaya konservasi keanekaragaman hayati; (2)
Mengoptimalkan pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi; (3)
Mengoptimalkan upaya-upaya perlindungan dan pengamanan hutan; serta (4)
Mengoptimalkan penguatan kapasitas kelembagaan perlindungan hutan dan
konservasi alam.
Untuk menudukung pada Visi dan Misi Direktorat Jenderal PHKA maka Balai
Besar KSDA Jawa Barat menyeleraskan Visi Balai Besar KSDA yaitu: “Menjadi
Institusi Terdepan dan Terpercaya dalam Mengawal Penyelamatan
Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya di Provinsi Jawa Barat dan Banten”.
Sedangkan Misi yang ditetapkan adalah: (a) Mengoptimalkan pengelolaan
kawasan konservasi dan pelaksanaan upaya konservasi keanekaragaman
hayati (b) Mengoptimalkan pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi (c)
Mengoptimalkan upaya-upaya perlindungan dan pengamanan hutan dan (d)
Mengoptimalkan penguatan kapasitas kelembagaan perlindungan hutan dan
konservasi alam.
Dalam rangka mewujudkan pernyataan visi dan misi, sesuai dengan
tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal PHKA menetapkan beberapa arah
kebijakan, yaitu (1) Mengembangkan dan meningkatkan efektivitas pengelolaan
kawasan konservasi; (2) Meningkatkan upaya-upaya konservasi species yang
dibarengi dengan diversifikasi pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar; (3)
Mengembangkan pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi; (4)
Meningkatkan efektivitas pengendalian kebakaran hutan; (5) Meningkatkan
efektivitas pengamanan kawasan hutan; serta (6) Mewujudkan reformasi birokrasi
dan tata kelola kepemerintahan yang baik di lingkungan Direktorat Jenderal
PHKA.
Adapun sasaran strategis yang ingin dicapai Direktorat Jenderal PHKA
dalam kurun waktu 2015-2019, yaitu: (1) Terwujudnya peningkatan efektivitas
pengelolaan kawasan konservasi; (2) Terwujudnya peningkatan upaya konservasi
species, baik insitu maupun eksitu; (3) Terwujudnya pengembangan dan
diversifikasi pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar; (4) Terwujudnya
pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi; (5)
Meningkatnya efektivitas sistem pencegahan, pemadaman, dan
penanggulangan dampak kebakaran hutan; (6) Meningkatnya efektivitas
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015 vi
pengamanan kawasan hutan, pengamanan hasil hutan, serta jaminan terhadap
hak-hak negara atas kawasan hutan; serta (7) Terwujudnya reformasi
birokrasi dan tata kelola kepemerintahan yang baik di lingkungan Direktorat
Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, dengan indikator kinerja
SAKIP Direktorat Jenderal PHKA dengan nilai minimal 78,00 (A) di tahun 2019.
Pembiayaan pelaksanaan program dan kegiatan Balai Besar KSDA Jawa
Barat pada tahun 2015, sebagaimana pagu indikatif tahun 2015, direncanakan
sebesar Rp.39.350.091.000,- (Tiga Puluh Sembilan Milyar Tiga ratus Lima Puluh
Juta Sembilan Puluh Satu Ribu Rupiah).
Renja ini merupakan penjabaran tahun pertama dari Rencana Strategis
(Renstra) Balai Besar KSDA Jawa Barat, yang hingga saat ini penyusunannya
masih mengacu pada rancangan teknokratik. Walaupun Renstra yang diacu
masih bersifat tentatif, Renja ini tetap merupakan pedoman dan acuan dalam
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Tahun 2015. Namun
demikian, apabila sekiranya dibutuhkan penyempurnaan sebagai akibat dari
adanya penyesuaian-penyesuaian dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2015 serta Rancangan Rencana Strategis KSDA Jawa Barat Tahun 2015-2019,
maka akan dilakukan penyempurnaan setelah Rencana Strategis Kementerian
Kehutanan da Direiketorat Jenderal PHKA Tahun 2015-2019 yang bersifat final.
Rencana Kerja BBKSDA JABAR Tahun 2015
i
KATA PENGANTAR
Rencana Kerja (Renja) Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam) Tahun
2015 disusun sebagai amanat dari Undang -undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, serta Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah. Renja Balai Besar Konservasi
Sumber Daya ALam Jawa Barat Tahun 2015 disusun dengan mengacu pada
prioritas pembangunan nasional dan pagu indikatif serta memuat kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan kehutanan bidang perlindungan hutan dan
konservasi alam. Renja Balai Besar KSDA Jawa Bahun 2015 disusun mengacu
pada Rencana Kerja Direktorat Jenderal PHKA Tahun 2015. Renja Balai Besar
KSDA Jawa Barat sebagai pedoman dan acuan dalam melaksanakan
program, kegiatan dan anggaran pembangunan kehutanan bidang PHKA
tahun 2015 di Wilayah Kerja Balai Besar KSDA Jawa Barat.
Renja Balai Besar KSDA Jawa Barat Tahun 2015 disusun sebagai bagian
dari upaya untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas penyelenggaraan
pembangunan kehutanan bidang PHKA. Dokumen perencanaan tahunan ini
diharapkan dapat menjadi instrumen dalam upaya-upaya pencapaian tujuan dan
sasaran strategis Kementerian Kehutanan dari program pengelolaan kawasan
konservasi dan keanekaragaman hayati, beserta kegiatan dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan. Dengan demikian, penyusunan Renja ini juga
merupakan bagian dari upaya untuk melaksanakan reformasi birokrasi dalam
rangka mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik, dalam kerangka
tertib perencanaan, tertib pelaksanaan, tertib pemantauan, dan tertib
pelaporan.
Besar harapan kami bahwa Renja Balai Besar KSDA Jawa Barat Tahun
2015 ini dapat benar-benar dipedomani dalam penyusunan rencana kerja dan
anggaran, sehingga apa yang menjadi tujuan dan sasaran strategis kita bersama
dapat tercapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi Balai Besar KSDA Jawa
Barat Tahun 2015-2019.
Rencana Kerja BBKSDA JABAR Tahun 2015
ii
Kepada para pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan dokumen
perencanaan tahunan ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
atas kesediaannya meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran.
Bandung, Oktober 2014
Kepala Balai Besar,
DR. Ir. Sylvana Ratina, M.Si, NIP. 196108131986032003
Rencana Kerja BBKSDA JABAR Tahun 2015
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …........................………………………………………………i
DAFTAR ISI …............……………….……………....…………………..............iii
RINGKASAN EKSEKUTIF …......………………………………………………........iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...………………………………………
B. Tugas Pokok dan Fungsi ..………………………………
C. Fogram dan Kegiatan ………………………………………
1
1
2
3
BAB II. CAPAIAN KINERJA SAMPAI DENGAN TAHUN
2013 DAN PROGNOSIS CAPAIAN KINERJA
TAHUN 2014
A. Capaian Kenerja Tahun 2013 ….………………………
B. Prgonosis Capaian Kenerja Tahun 2014 ……………
8
8
29
BAB III. RENCANA KEGIATAN TAHUN 2015
A. Rencana Kerja ……………………….…………….…………
B. Pengukuran Kinerja…………………..…………………….
C. Pembiayaan ......................................………………
31
35
36
BAB IV. PENUTUP …………………………………………………….
37
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015 1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya
berkaitan erat dengan tercapainya tiga sasaran konservasi, yaitu: (1)
Menjamin terpeliharanya proses ekologis yang menunjang sistem
penyangga kehidupan bagi kelangsungan pembangunan dan
kesejahteraan manusia; (2) Menjamin terpeliharanya
keanekaragaman sumber genetik dan tipe-tipe ekosistemnya sehingga
mampu menunjang pembangunan, ilmu pengetahuan, dan teknologi
yang memungkinkan pemenuhan kebutuhan manusia yang menggunakan
sumberdaya alam hayati bagi kesejahteraan; serta (3) Mengendalikan cara-
cara pemanfaatan sumber daya alam hayati sehingga terjamin
kelestariannya.
Agar upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya
dapat berjalan pada arah yang benar, mencapai tujuan dan sasaran
secara efektif dan efisien, serta pencapaian multi manfaat sumberdaya
alam hayati, maka diperlukan pedoman dan acuan dalam melaksanakan
program dan kegiatan pembangunan kehutanan bidang PHKA tahun 2015
di seluruh unit kerja lingkup Direktorat Jenderal PHKA.
Balai Besar KSDA Jawa Barat sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Kehutanan di daerah wajib mengikuti arah kebijakan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Kehutanan.
Selanjutnya untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik,
Balai Besar KSDA Jawa Barat menyusun Rencana Kerja (RENJA) Tahun
2015, sebagai salah satu bentuk perencanaan pada tahun yang akan
berjalan.
Rencana Kerja Besar KSDA Jawa Barat Tahun 2015 disusun sebagai
bagian dari upaya untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas
penyelenggaraan pembangunan kehutanan bidang PHKA di Provinsi
Jawa Barat dan Banten. Dokumen perencanaan tahunan ini diharapkan
dapat menjadi instrumen dalam upaya-upaya pencapaian tujuan dan
sasaran strategis Kementerian Kehutanan dari program pengelolaan
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015 2
kawasan konservasi dan keanekaragaman hayati, beserta kegiatan dan
indikator kinerja yang telah ditetapkan secara berjenjang. Dengan demikian,
penyusunan Renja ini juga merupakan bagian dari upaya untuk
melaksanakan reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan tata kelola
kepemerintahan yang baik, dalam kerangka tertib administrasi
perencanaan, tertib pelaksanaan, tertib pemantauan, dan tertib administrasi
pelaporan.
Pedoman dan acuan dimaksud berupa Rencana Kerja (Renja)
Balai Besar KSDA Jawa Barat Tahun 2015 disusun mengacu pada
Rencana Kerja Kementerian Kehutanan dan Rencana Kerja Direktorat
Jenderal PHKA Tahun 2015. Renja disusun sebagai amanat dari Undang-
undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undangundang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
serta Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana
Kerja Pemerintah. Renja Direktorat Jenderal PHKA Tahun 2015 disusun
dengan mengacu pada prioritas pembangunan nasional dan pagu indikatif,
serta memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan kehutanan
bidang PHKA.
B. Tugas Pokok, Fungsi, Visi dan Misi
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat, dibentuk
berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.02/Menhut-II/2007
tanggal 1 Pebruari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Konservasi Sumber Daya Alam, masuk dalam tipe A dengan
kedudukan di Bandung, membawahi 3 (tiga) Bidang Wilayah yaitu Bidang
Wilayah I di Bogor, Bidang Wilayah II di Soreang dan Bidang Wilayah III di
Ciamis, serta 6 (enam) Seksi Konservasi Wilayah. Sedangkan yang
berkedudukan di kantor terdiri dari 1 Bagian Tata Usaha dengan 3 Sub
Bagian dan 1 Bidang Teknis KSDA dengan 2 seksi yang tergambarkan dalam
struktur Organisasi sebagai berikut.
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015 3
Gambar 1. Struktur Ogranisasi Balai Besar KSDA Jawa Barat
Balai Besar KSDA Jawa Barat mempunyai tugas menyelenggarakan
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan pengelolaan
kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata alam dan taman
buru, koordinasi teknis pengelolaan taman hutan raya dan hutan lindung
serta konservasi tumbuhan dan satwa liar diluar kawasan konservasi
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun fungsi yang diemban adalah :
1. Penataan blok, penyusunan rencana kegiatan, pemantauan dan evaluasi
2. Pengelolaan kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata
alam, dan taman buru, serta konservasi tumbuhan dan satwa liar di
dalam dan di luar kawasan konservasi;
3. Koordinasi teknis pengelolaan taman hutan raya dan hutan lindung;
4. Penyidikan, perlindungan dan pengamanan hutan, hasil hutan dan
tumbuhan dan satwa liar di dalam dan di luar kawasan konservasi;
5. Pengendalian kebakaran hutan;
6. Promosi, informasi konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya;
7. Pengembangan bina cinta alam serta penyuluhan konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya;
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015 4
8. Kerja sama pengembangan konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya serta pengembangan kemitraan;
9. Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan konservasi;
10. Pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwisata alam;
11. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Mengacu pada rancangan teknokratik Rencana Strategis Direktorat
Jenderal PHKA Tahun 2015-2019 dan Rencana Kerja Direktorat Jenderal PHKA
Tahun 2015 visi Direktorat Jenderal PHKA adalah “Menjadi Institusi Terdepan
dan Terpercaya dalam Mengawal Penyelamatan Keanekaragaman Hayati dan
Ekosistemnya”. Adapun misi yang diemban dalam mewujudkan pernyataan visi
tersebut, sebagaimana tugas dan fungsi Direktorat Jenderal PHKA, yaitu:
(1) Mengoptimalkan pengelolaan kawasan konservasi dan pelaksanaan upaya
konservasi keanekaragaman hayati; (2) Mengoptimalkan pemanfaatan jasa
lingkungan kawasan konservasi; (3) Mengoptimalkan upaya-upaya perlindungan
dan pengamanan hutan; serta (4) Mengoptimalkan penguatan kapasitas
kelembagaan perlindungan hutan dan konservasi alam.
Untuk menudukung pada Visi dan Misi Direktorat Jenderal PHKA maka Balai
Besar KSDA Jawa Barat menyelaraskan Visi Balai Besar KSDA yaitu: “Menjadi
Institusi Terdepan dan Terpercaya dalam Mengawal Penyelamatan
Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya di Provinsi Jawa Barat dan Banten”.
Sedangkan Misi yang ditetapkan adalah: (a) Meningkatkan pengamanan,
perlindungan serta pengelolaan kawasan konservasi dan pelestarian
keanekaragaman hayati (b) Mengoptimalkan kemanfaatan kawasan konservasi
untuk kepentingan pendidikan, penelitian, wisata alam dan jasa lingkungan (c)
Mengoptimalkan Penguatan Kapasitas Kelembagaan dan Tata Kepemerintahan yang
baik
Dalam rangka mewujudkan pernyataan visi dan misi, sesuai dengan
tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal PHKA menetapkan beberapa arah
kebijakan, yaitu (1) Mengembangkan dan meningkatkan efektivitas pengelolaan
kawasan konservasi; (2) Meningkatkan upaya-upaya konservasi species yang
dibarengi dengan diversifikasi pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar; (3)
Mengembangkan pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi; (4)
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015 5
Meningkatkan efektivitas pengendalian kebakaran hutan; (5) Meningkatkan
efektivitas pengamanan kawasan hutan; serta (6) Mewujudkan reformasi birokrasi
dan tata kelola kepemerintahan yang baik di pada Balai Besar KSDA Jawa Barat.
C. Program dan Kegiatan
Dalam rangka mewujudkan pernyataan visi dan misi, sesuai dengan
tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal PHKA menetapkan beberapa arah
kebijakan, yaitu (1) Mengembangkan dan meningkatkan efektivitas
pengelolaan kawasan konservasi; (2) Meningkatkan upaya-upaya konservasi
species yang dibarengi dengan diversifikasi pemanfaatan tumbuhan dan
satwa liar; (3) Mengembangkan pemanfaatan jasa lingkungan kawasan
konservasi; (4) Meningkatkan efektivitas pengendalian kebakaran hutan; (5)
Meningkatkan efektivitas pengamanan kawasan hutan; serta (6)
Mewujudkan reformasi birokrasi dan tata kelola kepemerintahan yang
baik di lingkungan Direktorat Jenderal PHKA.
Sasaran strategis yang ingin dicapai Direktorat Jenderal PHKA
dalam kurun waktu 2015-2019, yaitu: (1) Terwujudnya peningkatan
efektivitas pengelolaan kawasan konservasi; (2) Terwujudnya
peningkatan upaya konservasi species, baik insitu maupun eksitu; (3)
Terwujudnya pengembangan dan diversifikasi pemanfaatan tumbuhan dan
satwa liar; (4) Terwujudnya pengembangan pemanfaatan jasa
lingkungan kawasan konservasi; (5) Meningkatnya efektivitas sistem
pencegahan, pemadaman, dan penanggulangan dampak kebakaran
hutan; (6) Meningkatnya efektivitas pengamanan kawasan hutan,
pengamanan hasil hutan, serta jaminan terhadap hak-hak negara atas
kawasan hutan; serta (7) Terwujudnya reformasi birokrasi dan tata kelola
kepemerintahan yang baik di lingkungan Direktorat Jenderal Perlindungan
Hutan dan Konservasi Alam, dengan indikator kinerja SAKIP Direktorat
Jenderal PHKA dengan nilai minimal 78,00 (A) di tahun 2019.
Dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran-sasaran strategis
sebagaimana diuraikan di atas, Direktorat Jenderal PHKA melaksanakan
Program Pengelolaan Hutan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati.
Sasaran dari program tersebut adalah kawasan konservasi dan
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015 6
keanekaragaman hayati berperan signifikan sebagai penyangga
ketahanan ekologis, penggerak ekonomi, serta pengungkit martabat
bangsa dalam pergaulan global.
Sebagai penjabaran dari Program kerja Ditjen PHKA, maka Balai
Besar KSDA Jawa Barat diamanatkan untuk melaksanakan kegiatan
Kegiatan Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam. Sasaran
kegiatan tersebut adalah meningkatnya efektivitas upaya konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, kapasitas kelembagaan
pengelola kawasan konservasi dan ekosistem esensial, serta
meningkatnya dukungan dari para pemangku kepentingan.
Indikator kinerja kegiatan (IKK), lokasi target pencapaian kinerja,
serta komponen (tahapan/bagian dari proses pencapaian keluaran) dari
Kegiatan Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam, diuraikan sebagai
berikut:
Tabel 1 Indikator Kinerja Kegiatan, Kinerja Kegiatan Pengelolaan
Konservasi Sumber Daya Alam Lingkup Ditjen PHKA
No. IKK dan Target Kinerja
1. Beroperasinya KPH Konservasi pada kawasan konservasi non taman nasional
2. Tersusunnya dokumen perencanaan pengelolaan kawasan konservasi (RP/Zonasi/Blok)
3. Terbentuknya kawasan ekosistem esensial
4. Pemulihan ekosistem kawasan konservasi yang terdegradasi
5. Terlaksananya pembinaan daerah penyangga kawasan konservasi
6. Peningkatan populasi 25 species yang terancam punah menurut IUCN Red List of Threatened Species (2%)
7. Tersertifikasinya penangkar yang melakukan peredaran tumbuhan dan satwa liar ke luar negeri
8. Bertambahnya jumlah jenis satwa liar yang dikembangbiakkan pada lembaga konservasi dari baseline tahun 2013
9. Meningkatnya nilai ekspor pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar serta bioprospecting
10. Meningkatnya kontribusi PNBP dari pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar
11. Meningkatnya kontribusi PNBP dari pengusahaan jasa lingkungan
12. Meningkatnya pengusahaan pariwisata alam dari baseline tahun 2013
13. Beroperasinya usaha pemanfaatan jasa lingkungan air
14. Tercapainya registrasi dan sert if ikasi Verified Carbon Standard (VCS) atau Climate Community and Biodiversity Alliance (CCBA) REDD+ pada kawasan konservasi
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015 7
No. IKK dan Target Kinerja
15. Tersedianya Kader Konservasi (KK), Kelompok Pecinta Alam (KPA), Kelompok Swadaya Masyarakat/Kelompok Profesi (KSM/KP) yang berstatus aktif
16. Penurunan jumlah hotspot pada kawasan hutan di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dari toleransi maksimum tahun 2014
17. Penurunan luas Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam yang terbakar di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dari toleransi maksimal tahun 2014
18. Peningkatan kapasitas SDM pengendalian kebakaran hutan
19. Terbentuknya brigade pengendalian kebakaran hutan pada kesatuan pengelolaan
hutan (KPH) di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi
20. Terjaminnya penanganan dan penyelesaian perkara tindak pidana kehutanan sebanyak minimal 75 kasus per tahun
21. Terjaminnya pelaksanaan pengamanan dan penindakan terhadap gangguan dan ancaman bidang kehutanan pada unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal PHKA (15 lokasi)
22. Terpenuhinya standar minimum sarana dan prasarana pengamanan hutan pada unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal PHKA dan Brigade SPORC
23. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia di bidang pengamanan hutan
24. SAKIP Direktorat Jenderal PHKA dengan nilai minimal 78,00 (A) di tahun 2019
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
8
BAB II
CAPAIAN KINERJA SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN PROGNOSIS
CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014
A. Capaian Kinerja s/d Tahun 2013
Capaian kinerja pelaksanaan pembangunan kehutanan bidang
PHKA pada Balai Besar KSDA Jawa Barat yang didasarkan pada
pengukuran capaian kinerja sasaran strategis merupakan hasil pengukuran
terhadap dokumen Penetapan Kinerja Balai Besar KSDA Jawa Barat Tahun
2013. Terdapat enam belas indikator sasaran yang juga menggambarkan
kinerja outcome Balai Besar KSDA Jawa Barat Tahun 2013. Berdasarkan
hasil pengukuran kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan
kinerja Balai Besar KSDA Jawa Barat, capaian kinerja masing-masing sasaran
strategis/outcome tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Capaian Kinerja Tahun 2013
NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
1 2 3 4 5 6
1 Menurunnya kejadian konflik dan tekanan
terhadap kawasan konservasi
Konflik dan tekanan terhadap kawasan konservasi (CA, SM, dan TB) menurun
1% 7% 150
2 Meningkatnya efektifitas pengelolaan
ekosistem esensial sebagai daerah penyangga
Pengelolaan ekosistem esensial sebagai daerah penyangga meningkat
2% 2% 100
3 Meningkatnya
pendapatan masyarakat sekitar kawasan konservasi
Pendapatan masyarakat sekitar
kawasan konservasi meningkat
6% 9,3% 150
4 Meningkatnya populasi jenis
terancam punah
Populasi species utama yang terancam punah meningkat sesuai ketersediaan
habitat
0,6% 100% 150
5 Meningkatnya penangkaran dan
pemanfaatan keanekaragaman hayati
Usaha penangkaran dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara lestari
meningkat
1% 5% 150
6 Kegiatan pengusahaan taman buru
Terlaksananya operasional pengusahaan taman buru (Penyusunan Rencana Pengelolaan)
1 lokasi 1 lokasi 100
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
9
1 2 3 4 5 6
7 Kasus tindak pidana
kehutanan tahun berjalan dapat terselesaikan
Persentase terselesaikannya
penanganan kasus tindak pidana kehutanan (illegal logging, perambahan, perdagangan TSL illegal, penambangan illegal dan kebakaran)
tahun 2013
15% 100% 150
8 Tunggakan kasus tindak pidana
kehutanan dapat terselesaikan
Terselesaikannya tunggakan kasus tindak pidana kehutanan
5% 20% 150
9 Terselesaikannya kasus perambahan
hutan konservasi
Kasus hukum perambahan kawasan konservasi terselesaikan
4% 5,1% 127
10 Menurunnya kawasan hutan konservasi yang
terbakar
Persentase menurunnya Luasan kawasan hutan konservasi yang
terbakar
10% 86% 150
11 Meningkatnya
pengusahaan pariwisata alam yang diikuti dengan peningkatan PNBP
Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) di bidang pariwisata alam meningkat
20% 1,9% 9,5
12 Meningkatnya peran serta Kader Konservasi, Kelompok Pecinta Alam, dan
Kelompok Swadaya Masyarakat
KK, KPA, dan KSM yang dapat diberdayakan meningkat
2% 2,2% 110
13 Meningkatnya pengembangan
promosi, informasi dan jasa lingkungan
Pengembangan promosi, informasi konservasi sumberdaya alam
1 Kegiatan
1 kegiatan
100
14 Meningkatnya kapasitas
kelembagaan dengan klasifikasi lengkap
Kapasitas kelembagaan dengan klasifikasi lengkap meningkat
1 kegiatan
1 kegiatan
100
15 Tersusunnya program dan anggaran serta
laporan evaluasi dan keuangan
Program dan anggaran serta laporan evaluasi dan keuangan tersusun
1 kegiatan
1 kegiatan
100
16 Meningkatnya profesionalisme
tenaga fungsional POLHUT, PEH, dan Penyuluh Kehutanan
Profesionalisme tenaga fungsional POLHUT, PEH dan Penyuluh
Kehutanan meningkat melalui pendidikan, pelatihan dan penugasan 1 orang/tahun.
1 orang 1 orang 100
Rata-Rata Pencapaian Sasaran 109,16
Berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja, terungkap bahwa dari
16 (enam belas) sasaran yang telah ditetapkan, 15 (lima belas) di antaranya
meraih kinerja sangat baik dengan persentase capaian kinerja ≥100%.
Sementara 1 (satu) sasaran lainnya memiliki presentase capaian kinerja di
bawah 55% sehingga berkinerja kurang baik. Artinya, terdapat 1 (satu)
sasaran yang tidak dapat dicapai pada tahun 2013. Dengan rata-rata capaian
kinerja untuk seluruh sasaran sebesar 109,16%, menunjukkan bahwa kinerja
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
10
Balai Besar KSDA Jawa Barat dalam mewujudkan tujuan dan sasaran
organisasi secara umum telah berjalan dengan baik. Berikut ini penjelasan
terkait pencapaian masing-masing sasaran.
1. Kejadian konflik dan tekanan terhadap kawasan konservasi
menurun 1%
Konflik dan tekanan terhadap kawasan konservasi masih kerap terjadi.
Hal ini tentunya memberikan dampak yang cukup serius terhadap upaya
perlindungan tumbuhan dan satwa liar beserta ekosistemnya secara in-
situ. Kejadian seperti perambahan kawasan merupakan contoh klasik
konflik dan tekanan terhadap kawasan konservasi.
Faktor penyebabnya sendiri sangat kompleks, tetapi pada umumnya
disebabkan oleh faktor ekonomi dan sosial kemasyarakatan seperti relatif
masih rendahnya tingkat pendapatan dan pendidikan masyarakat di
sekitar kawasan konservasi serta rendahnya kesadartahuan masyarakat
akan pentingnya kawasan konservasi. Di samping itu, masih lemahnya
penegakan hukum terhadap pelaku juga menjadi faktor lain yang
menyebabkan masih maraknya aktivitas illegal di kawasan konservasi.
Keadaan tersebut juga diperparah dengan belum seluruh kawasan
konservasi yang dikelola mantap, terutama dalam hal penataan batas.
Secara khusus, kejadian konflik dan tekanan terhadap kawasan
konservasi lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat didominasi oleh aktivitas
perambahan kawasan. Pada tahun 2013, secara keseluruhan terdapat 14
(empat belas) kawasan konservasi yang mengalami konflik dan tekanan
utamanya berupa perambahan kawasan. Keempat belas kawasan
tersebut adalah Suaka Margasatwa (SM) Cikepuh, Cagar Alam (CA)
Sukawayana, CA Gunung Simpang, CA Gunung Tilu, CA Kamojang, CA
Papandayan, TWA Pulau Sangiang, TWA Carita, CA Rawa Danau, TWA
Gunung Pancar, TWA Cimanggu, CA Leuweung Sancang, Taman Buru
(TB) Masigit Kareumbi, dan CA Tukung Gede.
Berikut ini beberapa proses penyelesaian terhadap penanganan kasus
konflik dan tekanan terhadap beberapa kawasan konservasi lingkup Balai
Besar KSDA Jawa Barat.
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
11
Di Suaka Margasatwa (SM) Cikepuh terdapat perambahan kawasan
berupa bangunan tempat tinggal/rumah sebanyak 15 (lima belas)
buah dan 8 (delapan) rumah berhasil ditangani.
Di Cagar Alam (CA) Sukawayana terdapat sengketa lahan dengan PTP
VIII seluas 22 ha yang secara keseluruhan dapat diselesaikan.
Di Cagar Alam (CA) Gunung Simpang berhasil diselesaikan 5 (lima) ha
kasus perambahan kawasan dan 10 (sepuluh) penggarap berhasil
dikeluarkan.
Di CA Gunung Tilu, dari perambahan kawasan seluas 24 (dua puluh
empat) ha berhasil diselesaikan sebanyak 14 (empat belas) ha.
Di CA/TWA Kamojang, perambahan kawasan seluas 30 ha, pada
tahun 2013 berhasil diselesaikan sebanyak 7 ha.
Di CA/TWA Papandayan, perambahan kawasan seluas 117,70 ha,
pada tahun 2013 berhasil diselesaikan sebanyak 29,95 ha.
Informasi tersebut di atas menunjukkan bahwa upaya-upaya yang
dilakukan oleh Balai Besar KSDA Jawa Barat untuk mengurangi konflik
dan tekanan terhadap kawasan konservasi telah memperlihatkan hasil,
walaupun belum optimal.
Dengan melihat kondisi saat ini (yang mengindikasikan bahwa jumlah
konflik dan tekanan terhadap kawasan sudah berkurang dilihat dari
jumlah luasan perambahan dan penyelesaian kasus lainnya), target
pencapaian sasaran sebesar 1% berhasil dilampaui. Jika yang menjadi
ukuran adalah penyelesaian secara tuntas konflik dan tekanan terhadap
kawasan konservasi, maka terdapat 1 (satu) kawasan, yaitu CA
Sukawayana yang telah diselesaikan dari 14 (empat belas) kawasan yang
mengalami konflik/tekanan. Dengan demikian, realisasi pencapaian
sasaran adalah sebesar 7,1%. Hal ini melampaui target yang telah
ditetapkan sebelumnya, yaitu sebesar 1%. Dengan demikian, persentase
pencapaian sasaran adalah sebesar 150%.
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
12
2. Pengelolaan eksosistem esensial sebagai daerah penyangga
meningkat 2%
Upaya pengelolaan ekosistem esensial menjadi salah satu perhatian
dalam isu pembangunan yang berkeadilan. Instruksi Presiden RI No 3
Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan
mengamanatkan untuk meningkatkan pengelolaan dan pendayagunaan
ekosistem esensial sebagai sistem penyangga kehidupan melalui program
konservasi keanekaragaman hayati dan perlindungan.
Menjawab Instruksi Presiden RI tersebut, Balai Besar KSDA Jawa Barat
pada tahun 2013 telah menginisiasi beberapa kegiatan terkait dengan
pengelolaan ekosistem esensial (karst dan mangrove) di Kabupaten
Pangandaran. Kegiatan itu antara lain:
Tahun 2013 masih merupakan tahap awal dari rencana pengelolaan
ekosistem esensial di Kabupaten Pangandaran. Penyusunan Rencana
Aksi Pengelolaan Eksosistem Esensial di Kabupaten Pangandaran
merupakan sebuah acuan bagi implementasi kegiatan pengelolaan
ekosistem esensial di Kabupaten Pangandaran.
Pada tahun-tahun mendatang diharapkan kegiatan sebagaimana
tercantum di dalam dokumen rencana aksi tersebut dapat
dilaksanakan sehingga ekosistem esensial yang ada di Kabupaten
Pangandaran dapat dijaga kelestariannya dan pemerintah daerah
setempat memiliki kepedulian terhadap kawasan tersebut.
Dengan melihat proses yang sudah berjalan dengan baik pada tahap awal
ini, maka target yang telah dibebankan pada sasaran kedua ini sebesar
2% dapat tercapai. Dengan demikian, persentase pencapaian sasaran
untuk kegiatan ini adalah 100%.
3. Pendapatan masyarakat sekitar kawasan konservasi meningkat
6%
Pengelolaan kawasan hutan konservasi tidak dapat dilakukan sendiri oleh
aparat kehutanan. Pengalaman memberikan pelajaran bahwa dalam
pengelolaan hutan konservasi diperlukan dukungan nyata dari
masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar kawasan hutan. Masyarakat
yang hidup disekitar kawasan hutan konservasi, sebenarnya mempunyai
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
13
potensi dan kearifan tradisional dalam memanfaatkan sumberdaya alam
hutan secara lestari, akan tetapi terkadang adanya desakan kebutuhan
yang memaksa dan masuknya unsur dan faktor dari luar, mendorong
masyarakat memasuki kawasan hutan tanpa ijin.
Untuk itu perlu adanya kebijakan dalam pengelolaan hutan konservasi
yaitu berupa partisipasi dan keterlibatan aktif dari masyarakat, yang
diwadahi dalam program pemberdayaan masyarakat, sekaligus
dimaksudkan agar hutan tetap lestari dan masyarakat terpenuhi
kesejahteraannya.
Pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu concern Balai Besar KSDA
Jawa Barat. Bahkan, pada tahun 2013 Balai Besar KSDA telah
menginisiasi sebuah gagasan tentang Model Desa Konservasi (MDK)
berupa Grand Design MDK sebagai Instrumen Penangananan Kawasan
Konservasi Ditinjau dari Program Pendekatan Sosial. Gagasan tersebut
merupakan reformulasi terhadap konsep MDK lama dengan melibatkan
para pihak sejak awal sampai kegiatan monitoring dan evaluasinya.
Pada tahun 2013, melalui proyek ICWRMIP (Integrated Citarum Water
Reources Management Investment Program ) hibah dari Asian
Development Bank berhasil dibentuk 12 MDK baru yang masing-masing
memiliki Master Plan untuk rencana kegiatan kelompok lima tahun
kedepan (termasuk di dalamnya kegiatan usaha ekonomi produktif).
Kedua belas MDK tersebut adalah Desa Sindulang, Desa Tanjungwangi,
Desa Mekarsari, Desa Jayagiri, Desa Pasanggrahan, Desa Sakambang,
Desa Sukamandi, Desa Cihanjawar, Desa Sukaluyu, Desa Cihawuk, Desa
Margamulya, dan Desa Sugihmukti. Anggota kelompok MDK juga
mendapatkan beberapa jenis pelatihan seperti pelatihan penguatan
kelembagaan, pelatihan pembuatan kompos, pelatihan kewirausahaan,
dan pelatihan pertanian organik. Pelatihan-pelatihan tersebut diberikan
untuk meningkatkan kapasitas anggota kelompok desa dalam
menjalankan usaha produktif yang telah ditentukan mereka dalam bisnis
plan maupun master plan. Setiap kelompok MDK juga mendapatkan
bantuan modal sebesar Rp. 100 juta yang digunakan untuk menjalankan
roda usaha sebagaimana telah ditetapkan di dalam Master Plan masing-
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
14
masing. Adapun total anggaran untuk keseluruhan proses pembentukan
MDK, pemberian bantuan modal serta berbagai publikasi terkait kegiatan
MDK adalah sebesar Rp. 3.738.920.000,-.
Selain itu, melalui anggaran yang berasal dari APBN, juga telah dibentuk
6 (enam) MDK baru dan telah menyusun Master Plan masing-masing.
Mereka juga mendapatkan pelatihan penguatan kelembagaan untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam bidang manajerial dan
keorganisasian. Hanya saja, belum ada bantuan modal sebagai stimulus
dalam menjalankan usaha ekonomi produktif kelompok MDK. Anggaran
yang dialokasikan adalah sebesar Rp.249.600.000,- dengan realisasi
sebesar Rp.242.080.000,-.
Upaya-upaya yang telah dilakukan Balai Besar KSDA Jawa Barat tersebut
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar kawasan
konservasi. Dengan demikian, masyarakat diharapkan tidak lagi
melakukan interaksi negatif dengan kawasan konservasi. Hal tersebut
juga untuk mewujudkan tercapainya sasaran strategis dengan IKU
pendapatan masyarakat meningkat sebesar 6% dari pendapatan tahun
2012.
Pada tahun 2012, berdasarkan hasil evaluasi terhadap bantuan teknis dan
permodalan yang diberikan kepada masyarakat di sekitar kawasan,
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pendapatan anggota
kelompok dari rata-rata Rp. 400.000,- rupiah menjadi rata-rata Rp.
430.000,-. Dengan demikian telah terjadi peningkatan pendapatan
anggota kelompok sebesar 7,5%.
Sementara itu, pada tahun 2013, hasil penghitungan terhadap
pendapatan anggota kelompok menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan sebesar kurang lebih 9,3% dari rata-rata 430.000,- menjadi
Rp. 470.000,-. Untuk menghindari bias, penghitungan dilakukan terhadap
kelompok yang telah mendapatkan bantuan teknis dan permodalan
sebelum tahun 2013, tidak untuk kelompok yang diberi bantuan teknis
dan permodalan pada tahun 2013.
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
15
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, peningkatan pendapatan
sebesar 9,3% melebihi target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 6%.
Dengan demikian, capaian untuk sasaran ini sebesar 150%.
4. Populasi jenis terancam punah meningkat sesuai ketersediaan
habitat
Keanekaragaman hayati merupakan kekayaan alam yang tak ternilai
harganya. Indonesia dikenal sebagai negara Biodiversity karena memiliki
potensi keanekaragaman hayati yang tinggi. Kondisi ini salah satunya
dapat dilihat di Provinsi Jawa Barat dan Banten yang memiliki flora dan
fauna khas bahkan beberapa jenis endemik. Namun sampai saat ini
ketersediaan data base kawasan dalam hal potensi flora dan fauna masih
sangat kurang. Hampir seluruh kawasan konservasi di Provinsi Jawa
Barat dan Banten belum memiliki data mengenai potensi flora dan fauna
yang terbaru (up to date).
Pada tahun 2013, telah dilakukan beberapa jenis kegiatan untuk
mengungkap potensi flora dan fauna yang berada di kawasan konservasi
lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat, yaitu:
1) Monitoring potensi elang jawa, owa jawa, dan surili di 12 kawasan
konservasi;
2) Identifikasi flora dan fauna di CA Gunung Jagat;
3) Pembuatan permanen sample plot (PSP) surili di CA Patengan, TWA
Cimanggu, dan CA Gunung Tilu;
4) Pembuatan PSP monyet ekor panjang di CA/TWA Pangandaran dan
CA/TWA Telaga Warna;
5) Pembuatan PSP burung migran CA Pulau Dua, Pulau Pamojan,
CA/TWA Telaga Warna;
6) Pembuatan PSP tanaman anggrek di CA Gunung Simpang, CA
Burangrang, CA Gunung Tilu, dan CA/TWA Talaga Warna;
7) Pembuatan PSP tumbuhan obat di CA Gunung Simpang dan CA
Burangrang
8) Pembuatan PSP Raflesia Patma di CA/TWA Pangandaran.
Penghitungan peningkatan populasi satwaliar terancam punah yang
menjadi indikator kinerja Balai Besar KSDA Jawa Barat difokuskan pada
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
16
jenis Owa jawa (Hylobatesh moloch) di CA Gunung Tilu dan Elang jawa
(Spizaetus bartelsii) di CA/TWA Talaga Warna. Berikut jumlah populasi
jenis tersebut tahun 2010-2013 seperti dapat terlihat pada Tabel 5
berikut ini.
Tabel 3 Estimasi Populasi Owa Jawa dan Elang Jawa Tahun 2010-2013
Jenis Satwa Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Owa jawa di CA Gunung Tilu 25 16 26 26
Elang jawa di CA/TWA Talaga Warna
8 23 20 20
Apabila dibandingkan dengan tahun awal 2010, pada tahun 2013
populasi Owa Jawa naik sebesar 4%. Sedangkan populasi Elang Jawa
pada tahun 2013 telah mengalami peningkatan sebesar lebih dari 100%
dibandingkan tahun 2010, walaupun mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan tahun 2011.
Keberhasilan pencapaian sasaran ini tidak terlepas dari terpantau serta
terjaganya kawasan tersebut sehingga masih dapat memberikan daya
dukung yang optimal bagi perkembangan populasi kedua jenis satwa
terancam punah tersebut.
5. Penangkaran dan pemanfaatan keanekaragaman hayati
meningkat
Keberhasilan kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya tidak terlepas dari bagaimana mengendalikan cara-cara
pemanfaatannya untuk menjamin terpeliharanya keanekaragaman
sumber daya genetik dan ekosistemnya. Dalam memanfaatkan TSL harus
selalu memegang prinsip menghindari bahaya kepunahan atau
menghindari penurunan potensi pertumbuhan populasinya atara lain
melalui kegiatan penangkaran.
Kegiatan penangkaran sebagai salah satu upaya pemanfaatan TSL
merupakan kegiatan perbanyakan melalui pengembangbiakan dan
pembesaran TSL dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.
Untuk mewujudkan peningkatan pemanfaatan dan penangkaran
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
17
keanekaragaman hayati secara lestari, beberapa kegiatan berikut ini telah
dilakukan, yaitu:
a. Monitoring, evaluasi, dan verifikasi kegiatan penangkaran, peredaran
tumbuhan dan satwa liar;
b. Monitoring lembaga konservasi dan pusat penyelamatan;
c. Pengelolaan demplot penyu semi alamiah di SM Cikepuh dan SM
Sindangkerta;
d. Fasilitasi pengelolaan demplot penyu semi alamiah di luar kawasan;
e. Penyuluhan pelestarian TSL;
f. Penanganan gangguan satwa liar;
g. Rapat koordinasi penangkaran dan peredaran TSL;
h. Pembinaan habitat rusa di Pangandaran.
Sampai dengan akhir tahun 2013 jumlah penangkar yang terdaftar di Balai
Besar KSDA Jawa Barat mencapai 103 unit atau mengalami peningkatan
sebanyak 5 unit dibandingkan tahun 2012 (98 unit). Realisasi sasaran
mengalami peningkatan sebesar 5.1% melebihi target 1%, sehingga
capaian realisasi sasaran sebesar 150%.
6. Kegiatan Pengusahaan Taman Buru terlaksana
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 1994 tentang
Perburuan Satwa Buru, Taman Buru adalah kawasan hutan yang
ditetapkan sebagai tempat diselenggarakan perburuan secara teratur.
Balai Besar KSDA Jawa Barat dalam hal ini, mengelola satu unit taman
buru, yaitu Taman Buru Masigit Kareumbi yang terletak di Kabupaten
Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Garut, Provinsi Jawa
Barat.
Sampai saat ini kegiatan pengusahaan taman buru di Taman Buru Masigit
Kareumbi belum dilaksanakan. Hal ini dikarenakan jumlah populasi dan
laju pertumbuhan satwa buru yang berada di dalamnya belum memenuhi
kriteria sebuah taman buru. Demikian pula dengan Rencana Pengelolaan
Taman Buru Masigit Kareumbi yang belum juga disusun.
Oleh karena itu, pada tahap tahun 2013 telah dilaksanakan penyusunan
Rencana Pengelolaan Taman Buru Masigit Kareumbi yang akan menjadi
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
18
acuan dalam pengelolaan kawasan Taman Buru Masigit Kareumbi dengan
anggaran sebesar 59.722.000,-. Hal ini sesuai dengan target yang telah
ditetapkan, yaitu tersusunnya Rencana Pengelolaan Taman Buru Masigit
Kareumbi. Dengan demikian, capaian realisasi sasaran adalah sebesar
100%.
7. Kasus tindak pidana kehutanan tahun berjalan dapat
terselesaikan
Dalam rangka meningkatkan upaya perlindungan dan pengamanan di
dalam maupun di luar kawasan konservasi, Balai Besar KSDA Jawa Barat
melaksanakan berbagai jenis kegiatan di antaranya:
a. Operasi pengamanan kawasan;
b. Operasi penertiban peredaran TSL;
c. Patroli kawasan bersama mitra Polhut;
d. Dukungan pemeliharaan sarana prasarana pengamanan hutan;
e. Evaluasi penanganan kasus bidang kehutanan dengan instansi terkait;
f. Dukungan penyelesaian kasus tindak pidana bidang kehutanan;
g. Rapat koordinasi pengamanan hutan lingkup Balai Besar KSDA Jawa
Barat.
Selama tahun 2013 Balai Besar KSDA Jawa Barat telah melaksanakan
operasi intelejen di wilayah kerja yang meliputi Provinsi Jawa Barat dan
Banten. Disamping itu juga dilaksanakan pengumpulan bahan dan
keterangan (pulbaket) dari kegiatan operasi intelijen dan hasil
pengecekan di lapangan. Kegiatan Operasi Intelejen dan Pulbaket
dilaksanakan antara lain di CA Gunung Simpang, SM Cikepuh, CA/TWA
Sukawayana, TWA Gunung Pancar, SM Gunung Sawal, CA/TWA
Papandayan, CA/TWA Kamojang, dan CA/TWA Talaga Bodas. Dari
kegiatan tersebut dapat diperoleh bukti-bukti kejahatan kehutanan dan
diharapkan dapat menggiring para pelaku kejahatan kehutanan ke
Pengadilan.
Berdasarkan register perkara TIPIHUT tahun 2013 tercatat ada 7 (tujuh)
kasus tindak pidana kehutanan terdiri atas 5 (lima) kasus pencurian kayu
dan 2 (dua) kasus illegal trading TSL. Seluruh kasus (100%) dapat
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
19
diselesaikan sampai dengan putusan vonis dengan hukuman bervariasi
antara 3 (tiga) bulan sampai 4 (empat) tahun penjara. Jumlah ini melebihi
target yang direncanakan, yaitu 15% sehingga persen pencapaian
sasaran mencapai 150%.
Keberhasilan pencapaian sasaran ini di antaranya dikarenakan semakin
aktif dan profesionalnya para Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) pada
Balai Besar KSDA Jawa Barat dalam melakukan penyidikan suatu kasus.
Di samping itu, koordinasi yang intens dengan pihak kepolisian dan
kejaksaan setempat juga menjadi faktor lain yang menyebabkan
tercapainya sasaran ini.
8. Tunggakan kasus tindak pidana kehutanan dapat terselesaikan
Proses penegakan hukum dalam hal ini penyelesaian kasus merupakan
bagian penting dalam upaya menjaga kelestarian SDA Hayati dan
Ekosistemnya. Berbagai kegiatan operasi pengamanan yang dilakukan
tidak akan berarti banyak jika proses hukum selanjutnya tidak tertangani
dengan baik. Namun demikian, tidak semua kasus yang ada dapat
tertangani seluruhnya sehingga ada beberapa kasus yang tertunggak
untuk diselesaikan pada tahun berikutnya. Adapun kegiatan dan anggaran
yang digunakan untuk penyelesaian tunggakan kasus tindak pidana
kehutanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan dan
anggaran untuk mencapai sasaran 7.
Berdasarkan register perkara TIPIHUT tahun 2013 tercatat ada 5 (lima)
tunggakan kasus tahun 2012. Dari 5 (lima) tunggakan kasus tesebut,
yang berhasil diselesaikan sampai vonis sebanyak 2 (dua) kasus atau
sebesar 20%. Jumlah ini melebihi target yang direncanakan yaitu 5%
sehingga persen pencapaian sasaran mencapai 150%.
9. Terselesaikannya kasus perambahan hutan konservasi
Masalah perambahan di dalam kawasan konservasi memang masih sering
terjadi. Ada beberapa faktor yang dapat memicu maraknya Ilegal mining
(penambangan liar) dan perambahan hutan, yaitu faktor ekonomi dan
sosial masyarakat, serta oleh kebijakan pemekaran wilayah yang kurang
menghitung daya dukung kawasan. Hal ini tentu saja akan membuat
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
20
tekanan terhadap hutan semakin berat. Akibatnya hutan Indonesia tidak
terkecuali kawasan konservasi semakin mengalami kerusakan dan
dialihfungsikan.
Lemahnya pengawasan serta kurang tegasnya penegakan hukum
kehutanan diduga juga menjadi faktor penting dalam mengatasi
permasalahan perambahan ini. Untuk itu Balai Besar KSDA Jawa Barat
berkomitmen untuk mengatasi segala permasalahan hukum terkait
perambahan. Adapun jenis kegiatan dan anggaran yang digunakan untuk
penyelesaian kasus perambahan hutan konservasi merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kegiatan dan anggaran untuk mencapai
sasaran 7.
Berdasarkan data yang ada, pada awal tahun 2013 tercatat ada sekitar
1.743 ha kawasan yang menjadi lokasi perambahan. Namun demikian,
pada akhir tahun 2013 sebanyak 88,08 ha atau 5,1% berhasil
diselesaikan. Persentase penurunan luasan perambahan ternyata melebihi
target awal yang ditetapkan, yaitu sebesar 4%. Sehingga capaian
sasaran 7 sebesar 127%.
10. Menurunnya kawasan hutan konservasi yang terbakar
Menurunnya kebakaran hutan adalah sasaran yang harus dicapai,
keberhasilan dalam pengendalian kebakaran hutan merupakan
keberhasilan konservasi yang paling penting. Kawasan konservasi yang
sering terjadi kebakaran hutan adalah kawasan hutan konservasi Suaka
Margasatwa Cikepuh, CA Bojonglarang Jayanti, CA. Kamojang dan TB.
Masigit Kareumbi.
Untuk mencapai target menurunnya luas kawasan hutan konservasi yang
terbakar, pada tahun 2013 Balai Besar KSDA Jawa Barat melaksanakan
beberapa kegiatan antara lain:
a. Identifikasi dan pengukuran luas kebakaran hutan;
b. Pembuatan plot pengamatan kebakaran hutan;
c. Pembinaan masyarakat peduli api;
d. Pelaksanaan apel siaga kebakaran hutan;
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
21
e. Patroli dan koordinasi pencegahan kebakaran hutan;
f. Operasi pengendalian dan pemadaman kebakaran hutan.
Jumlah anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan pencegahan dan
pengendalian kebakaran hutan sebesar Rp.1.195.780.000,- dengan
realisasi sebesar Rp. 1.004.180.000,-.
Tabel 4. Data Kejadian Kebakaran Hutan Tahun 2012 dan 2013 di Kawasan Konservasi Lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat
No. Nama Kawasan Luas yang
Terbakar Tahun 2012 (Ha)
Luas yang Terbakar Tahun
2013 (Ha)
1. CA Bojonglarang Jayanti 26 -
2. CA Leuweung Sancang 23 3
3. CA Cibanteng 150 23
4. CA Rawa Danau 600 -
5. SM Cikepuh 717 214,7
6. TWA Gunung Pancar - -
7. TWA Kamojang - -
8. TWA Papandayan 50 -
9. TWA Gunung Guntur 94,5 -
10. TB Masigit Kareumbi 65,5 -
11. TWA Gunung Tampomas - 1,5
TOTAL 1.726 242,2
Berdasarkan Tabel 6 tersebut di atas, terdapat penurunan luas kebakaran
hutan secara signifikan. Jumlah luas kawasan konservasi yang terbakar
berkurang seluas 1.483,8 ha atau menurun sebesar 86%, jauh melebihi
target sebesar 10%. Dengan demikian, persentase pencapaian sasaran
adalah sebesar 150%.
Keberhasilan penurunan luas kebakaran hutan di kawasan konservasi ini
selain dikarenakan berbagai upaya yang dilakukan oleh Balai Besar KSDA
Jawa Barat seperti patroli pencegahan kebakaran hutan, pemadaman
dan pengendalian kebakaran hutan, serta posko siaga kebakaran hutan,
juga disebabkan banyaknya hari hujan yang terjadi sepanjang tahun
2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Hal tersebut berpengaruh
terhadap berkurangnya jumlah titik panas dan kejadian kebakaran hutan
di kawasan konservasi.
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
22
11. Meningkatnya pengusahaan pariwisata alam yang diikuti dengan
peningkatan PNBP
Kegiatan pariwisata alam memiliki prospek besar di dalam memberikan
income bagi negara, baik melalui pengeluaran/belanja para wisatawan
maupun penerimaan langsung dari karcis masuk, pungutan Izin
Pengusahaan Pariwisata Alam (IPPA) dan Pungutan Usaha Pariwisata
Alam (PUPA). Penerimaan secara langsung dari kegiatan pariwisata alam
tersebut merupakan salah satu sumber Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) yaitu penerimaan negara yang tidak berasal dari penerimaan
perpajakan namun masuk dalam struktur Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).
Sebagai salah satu sumber PNBP bidang PHKA, kegiatan pariwisata alam
layak untuk mendapatkan perhatian. Untuk itu, pada tahun 2013
beberapa kegiatan telah dilakukan untuk mendukung peningkatan PNBP
dari pariwisata alam, di antaranya:
1. Kegiatan peningkatan pelayanan terhadap pengunjung pada hari
raya/libur nasional di 5 TWA, yaitu TWA Tangkuban Parahu, TWA
Pangandaran, TWA Cimanggu, TWA Situ Patengan, dan TWA Gunung
Pancar;
2. Monitoring dan evaluasi pengembangan wisata alam;
3. Pembuatan desain tapak blok pemanfaatan wisata alam;
4. Kegiatan pembinaan pemandu wisata alam dalam rangka peningkatan
kapasitas pemandu wisata alam;
5. Pembuatan plot pengamatan dampak kegiatan wisata;
6. Peningkatan pengelolaan PNBP;
7. Penatausahaan dan pencetakan karcis masuk kawasan.
Pada tahun 2013 penerimaan negara dari PNBP bidang pariwisata alam
lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat mengalami peningkatan apabila
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2012 jumlah
PNBP sebesar Rp. 6.436.062.500,-, maka pada tahun 2013 jumlah PNBP
meningkat menjadi sebesar Rp. 6.558.617.750,-. Kontribusi penerimaan
terbesar berasal dari pungutan masuk obyek wisata alam (karcis masuk).
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
23
Hal ini bisa dipahami mengingat jumlah kunjungan wisatawan baik lokal
maupun dari mancanegara setiap tahunnya juga mengalami peningkatan.
Perbandingan jumlah PNBP antara tahun 2012 dan tahun 2013 dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Perbandingan Jumlah PNBP antara Tahun 2012 dan Tahun 2013
Jika dibandingkan dengan tahun 2012, jumlah PNBP tahun 2013
bertambah sebesar Rp. 122.555.250,- atau naik sebesar 1,9%. Kenaikan
tersebut jauh di bawah target yang telah ditetapkan sebesar 20%
sehingga persentase pencapaian sasarannya hanya sebesar 9,5%.
Tidak tercapainya target yang telah ditetapkan antara lain disebabkan
oleh:
a. Adanya penutupan TWA Gunung Tangkuban Parahu sebanyak 2 (dua)
kali dengan rentang waktu yang cukup lama dan terjadi bertepatan
dengan hari libur sehingga mengurangi jumlah pemasukan dari tiket
masuk ke kawasan TWA Gunung Tangkuban Parahu;
b. Belum terwujud sepenuhnya pelayanan prima bagi para pengunjung
TWA, termasuk masih belum baiknya akses jalan ke beberapa TWA
dan masih kurang lengkapnya sarana dan prasarana pariwisata di
beberapa TWA;
c. Tiket masuk kawasan konservasi masih mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998 tentang Tarif Atas Jenis
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
24
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen
Kehutanan dan Perkebunan. Dengan begitu, tarif masuk yang
dikenakan hanya Rp.2.000/orang yang berimbas pada relatif kecilnya
jumlah PNBP yang diterima dari tiket masuk kawasan.
12. Meningkatnya peran serta Kader Konservasi, Kelompok Pecinta
Alam, dan Kelompok Swadaya Masyarakat
Kader konservasi dan Kelompok Pecinta Alam merupakan salah satu
mitra Balai Besar KSDA Jawa Barat dalam pengelolaan kawasan
konservasi. Kader konservasi dan Kelompok Pecinta Alam merupakan
generasi muda yang diharapkan dapat memiliki pemahaman mengenai
konservasi sehingga dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari terutama dalam hal pelestarian lingkungan.
Kader konservasi dan Kelompok Pecinta Alam lebih jauh lagi diharapkan
menjadi agen perubah yang dapat menularkan pengetahuan tentang
pentingnya menjaga kelestarian alam kepada masyarakat luas. Dengan
demikian, diharapkan semakin banyak masyarakat yang memiliki
kesadartahuan tentang pentingnya konservasi bagi masa depan
generasi yang akan datang.
Kegiatan yang dilaksanakan terkait dengan kader konservasi,
kelompok pecinta alam, dan kelompok swadaya masyarakat antara lain:
a. Pembinaan kader konservasi dan pecinta alam;
b. Fasilitasi kader konservasi dan pecinta alam pada kegiatan Gempala
Tk. Nasional;
c. Penyuluhan konservasi melalui kunjungan ke sekolah;
d. Dukungan operasional tenaga penyuluh;
e. Evaluasi peran serta kader konservasi dan pecinta alam.
Pada tahun 2013, peran para kader konservasi dalam turut serta
membangun kawasan konservasi sudah semakin terlihat. Ada 6 (enam)
orang kader konservasi yang terlibat langsung dalam kegiatan
Pembentukan Model Desa Konservasi (MDK) sebagai fasilitator. Peran
mereka sangat krusial dalam membimbing dan membina masyarakat,
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
25
terutama dalam menguatkan kelembagaan MDK. Di samping itu, ada 2
(dua) orang perwakilan kader konservasi dan kelompok pecinta alam
yang mengikuti Gempala Tingkat Nasional sebagai wakil dari Balai Besar
KSDA Jawa Barat.
Dari Kelompok Pecinta Alam, terdapat 3 (tiga) kelompok binaan yang
aktif di wilayah SKW II Bogor, yaitu KPA SAKA di Bojong Larang Jayanti,
KPA Wanariksa Gunung Simpang, dan KPA Cikepuh-Cibanteng di SM
Cikepuh.
Dengan melihat kondisi tersebut di atas, selama tahun 2013, peran
serta kader konservasi mengalami peningkatan sebesar 2,2% dari
jumlah 360 orang, yaitu sekitar 8 orang. Peningkatan ini melebihi target
yang ditetapkan yaitu 2%, sehingga persen pencapaian sasaran
mencapai 110%.
Keberhasilan tersebut, tidak terlepas dari berbagai upaya yang telah
dilakukan oleh Balai Besar KSDA Jawa Barat, di antaranya:
a. Setiap tahun Balai Besar KSDA Jawa Barat senantiasa melaksanakan
kegiatan pembinaan kader konservasi dan pecinta alam;
b. Pelibatan kader konservasi di dalam even-even yang dilaksanakan
oleh Balai Besar KSDA Jawa Barat;
c. Adanya motivasi berupa penetapan Kader Konservasi dan Pecinta
Alam terbaik lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat setiap tahunnya.
13. Meningkatnya pengembangan promosi, informasi dan jasa
lingkungan
Balai Besar KSDA Jawa Barat mengelola sebanyak 50 kawasan
konservasi yang tersebar di Provinsi Jawa Barat dan Banten. Tentunya,
masing-masing kawasan konservasi memiliki potensi dan karakteristik
tersendiri, baik berupa flora, fauna, maupun ekosistemnya.
Potensi yang dimiliki oleh masing-masing kawasan sudah selayaknya
disebarluaskan agar masyarakat secara luas mengetahui bahwa
kawasan konservasi di samping memiliki fungsi yang penting sebagai
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
26
perlindungan sistem penyangga kehidupan, juga memiliki pesona dan
keindahan alam tersendiri sehingga dapat menggugah masyarakat untuk
bangga dan turut melestarikannya. Oleh karena itu, pengembangan
promosi, informasi dan jasa lingkungan dalam pengelolaan kawasan
konservasi diperlukan.
Beberapa kegiatan terkait dengan promosi dan informasi yang
dilaksanakan pada tahun 2013 di antaranya:
a. Kegiatan pameran promosi wisata alam tingkat kabupaten, provinsi,
dan nasional sebanyak 9 (sembilan) kali;
b. Penyebaran informasi melalui media cetak dan elektronik sebanyak 6
kali;
c. Pembuatan leaflet sebanyak 4 judul.
Diharapkan melalui penyebaran informasi tersebut, dapat memberikan
pemahaman kepada masyarakat luas mengenai kawasan konservasi. Di
samping itu, kunjungan masyarakat ke kawasan konservasi, khususnya
taman wisata alam dapat meningkat dari tahun ke tahun. Kegiatan
penyebaran informasi dan promosi dapat dilaksanakan sehingga capaian
sasarannya sebesar 100%.
14. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dengan klasifikasi
lengkap
Balai Besar KSDA Jawa Barat merupakan Unit Pelaksana Teknis
Departemen Kehutanan yang wilayah pengelolaannya meliputi Provinsi
Jawa Barat dan Banten. Kelembagaan Balai Besar KSDA Jawa Barat
secara lengkap terdiri dari:
a. Bagian Tata Usaha, berkedudukan di Bandung
b. Bidang Teknis KSDA, berkedudukan di Bandung
c. Bidang Wilayah I s/d III, berkedudukan di Bogor, Soreang, Ciamis.
d. Sub Bagian Umum, Sub Bagian Perencanaan & Kerjasama, Sub
Bagian Data, Evlap & Humas, berkedudukan di Bandung
e. Seksi Pemanfaatan & Pelayanan, Seksi Perlindungan, Pengawetan
dan Perpetaan, berkedudukan di Bandung
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
27
f. Seksi Konservasi Wilayah I s/d VI, berkedudukan di Serang, Bogor,
Soreang, Purwakarta, Garut dan Tasikmalaya.
g. Dengan adanya implementasi Resort Based Management (RBM),
pada tahun 2013 telah ditetapkan 21 resort pengelolaan wilayah
yang tersebar di setiap seksi konservasi wilayah.
Sumber daya manusia (PNS, Honorer, Pegawai Harian) yang tersedia
untuk mendukung pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangan Balai
Besar KSDA Jawa Barat per Desember 2013 adalah sebanyak 260 orang.
Sampai dengan akhir tahun 2013 semua gaji, tunjangan dan honor
sudah dibagikan kepada seluruh pegawai lingkup Balai Besar KSDA Jawa
Barat.
Pada tahun 2013 PNS lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat juga
menerima gaji ke-13 dan kenaikan gaji sebesar 10%. Pemberian gaji ke-
13 dan kenaikan gaji ini dilakukan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan meringankan biaya hidup Pegawai Negeri, Pejabat
Negara, dan Penerima Pensiun/Tunjangan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2013 tentang Pemberian
Gaji/Pensiun/Tunjangan Bulan Ketiga Belas dalam Tahun Anggaran 2013
kepada Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan Penerima
Pensiun/Tunjangan.
Pada tahun 2013 juga telah dibangun berbagai sarana dan prasarana
dalam rangka menunjang tupoksi di antaranya adalah:
a. Pengadaan kendaraan roda 2 penunjang Project ICWRMIP, 6 unit;
b. Pengadaan laptop untuk Kepala Seksi dan Kabid Wilayah, 9 unit;
c. Pengadaan printer untuk pelayanan terpadu, 10 unit;
d. Pengadaan CCTV, 1 Paket;
e. Pengadaan perlengkapan kantor resort, 14 set;
f. Pengadaan Gen Set, 5 unit;
g. Pengadaan ruang pelayanan, 1 Set;
h. Pengadaan perlengkapan rumah dinas kepala balai, 1 Set;
i. Pengadaan mesin absensi elektronik, 7 unit;
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
28
j. Pembangunan Kantor Resort, 2 unit;
k. Pembangunan Front Office, 1 unit;
l. Pembangunan Pos Pelayanan Karcis, 3 unit;
m. Pembangunan Pos Satpam, 2 unit;
n. Pembangunan Wisma Penelitian, 1 unit;
o. Jumlah pos jaga yang dibangun, 3 unit;
p. Pembangunan Guest House, 2 unit;
q. Pembangunan kios pemberdayaan masyarakat, 40 unit;
r. Pembangunan Pos Pengamanan Terpadu, 1 unit;
s. Pembangunan Pagar dan Pintu Gerbang Pos Terpadu, 1 unit;
t. Pembangunan Pusat Informasi, 2 unit;
u. Pembangunan Joging Track, 1 unit;
v. Pembangunan fitness outdoor, 1 unit.
Dengan melihat semakin baiknya kelengkapan kelembagaan Balai Besar
KSDA Jawa Barat, maka sasaran berupa peningkatan kapasitas
kelembagaan dengan klasifikasi lengkap telah teralisasi sehingga
capaian sasaran ini sebesar 100%.
15. Tersusunnya program dan anggaran serta laporan evaluasi dan
keuangan
Dokumen perencanaan yang meliputi Rencana Kerja (RO/RK, RKT dan
RKAKL) serta Rencana Strategis 2010-2014 merupakan dokumen yang
mendukung kelancaran pelaksanaan Tupoksi Balai Besar KSDA Jawa
Barat sebagai pengelola kawasan konservasi di Provinsi Jawa Barat dan
Banten. Dengan perencanaan yang matang maka pelaksanaan kegiatan
akan berjalan dengan lancar.
Sementara itu, dokumen Data Informasi dan Evaluasi yang meliputi
Laporan Tahunan, Statistika, dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) merupakan pelaporan dan pertanggungjawaban
kegiatan yang telah dilaksanakan. Dokumen tersebut diperlukan sebagai
bahan evaluasi dan peningkatan kinerja di tahun mendatang.
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
29
16. Meningkatnya Profesionalisme Tenaga Fungsional POLHUT,
PEH, dan Penyuluh Kehutanan
Meningkatnya profesionalisme tenaga fungsional POLHUT, PEH, dan
Penyuluh Kehutanan mutlak diperlukan dalam pengelolaan kawasan.
Sebagai ujung tombak pengelolaan kawasan di lapangan, tenaga
fungsional wajib memiliki profesionalisme dan keahlian yang terus
ditingkatkan melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, seminar, dan
penugasan. Masing-masing kelompok jabatan fungsional tersebut
memiliki koordinator dan wakil untuk memudahkan dalam
pengorganisasian.
Pada tahun 2013, ada 13 (tiga belas) jenis pelatihan yang diikuti oleh
para pejabat fungsional, baik PEH, Polhut, maupun Penyuluh
Kehutanan, di antaranya Pelatihan Penggunaan GPS dan Aplikasinya,
Pelatihan Penegakan Hukum Polhut, Pelatihan Konservasi Tanah dan
Air, dan sebagainya. Pelatihan-pelatihan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan teknis para pejabat fungsional dalam
mengelola kawasan konservasi.
Mengingat banyaknya pelatihan dalam rangka peningkatan kemampuan
dan profesionalisme pejabat fungsional, maka sasaran ini telah tercapai
100% sehingga persen pencapaian sasaran mencapai 100%.
B. Prognosis Capaian Kinerja Tahun 2014
Prognosis Capaian kinerja pelaksanaan pembangunan kehutanan
bidang PHKA pada Balai Besar KSDA Jawa Barat Tahun 2014 sebagai
berikut::
Tabel 5: Prognosis Capaian Kinerja Tahun 2014
NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
1 2 3 4 5 6
1 Menurunnya kejadian konflik dan tekanan terhadap kawasan
konservasi
Konflik dan tekanan terhadap kawasan konservasi (CA, SM, dan TB) menurun
1% 1% 100
2 Meningkatnya efektifitas pengelolaan ekosistem esensial
sebagai daerah penyangga
Pengelolaan ekosistem esensial sebagai daerah penyangga meningkat
2% 2% 100
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
30
1 2 3 4 6
3 Meningkatnya
pendapatan
masyarakat sekitar kawasan konservasi
Pendapatan masyarakat sekitar
kawasan konservasi meningkat
6% 6% 100
4 Meningkatnya populasi jenis terancam punah
Populasi species utama yang terancam punah meningkat sesuai ketersediaan habitat
0,6% 0,6% 100
5 Meningkatnya penangkaran dan
pemanfaatan keanekaragaman hayati
Usaha penangkaran dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara lestari
meningkat
1% 1% 100
6 Kegiatan pengusahaan
taman buru
Terlaksananya operasional
pengusahaan taman buru (Penyusunan Rencana Pengelolaan)
1 lokasi 1 lokasi 100
7 Kasus tindak pidana kehutanan tahun
berjalan dapat terselesaikan
Persentase terselesaikannya penanganan kasus tindak pidana
kehutanan (illegal logging, perambahan, perdagangan TSL illegal,
penambangan illegal dan kebakaran) tahun 2013
15% 15% 100
8 Tunggakan kasus
tindak pidana kehutanan dapat terselesaikan
Terselesaikannya tunggakan kasus
tindak pidana kehutanan
5% 5% 100
9 Terselesaikannya
kasus perambahan hutan konservasi
Kasus hukum perambahan kawasan
konservasi terselesaikan
4% 4% 100
10 Menurunnya kawasan hutan konservasi yang terbakar
Persentase menurunnya Luasan kawasan hutan konservasi yang terbakar
10% 10% 100
11 Meningkatnya pengusahaan pariwisata alam yang diikuti dengan
peningkatan PNBP
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di bidang pariwisata alam meningkat
20% 20% 100
12 Meningkatnya peran serta Kader Konservasi, Kelompok
Pecinta Alam, dan Kelompok Swadaya Masyarakat
KK, KPA, dan KSM yang dapat diberdayakan meningkat
2% 2% 100
13 Meningkatnya
pengembangan promosi, informasi dan jasa lingkungan
Pengembangan promosi, informasi
konservasi sumberdaya alam
1
Kegiatan
1 Kegiatan 100
14 Meningkatnya
kapasitas kelembagaan dengan klasifikasi lengkap
Kapasitas kelembagaan dengan
klasifikasi lengkap meningkat
1
kegiatan
1 kegiatan 100
15 Tersusunnya program
dan anggaran serta laporan evaluasi dan keuangan
Program dan anggaran serta laporan
evaluasi dan keuangan tersusun
1
kegiatan
1 kegiatan 100
16 Meningkatnya
profesionalisme tenaga fungsional POLHUT, PEH, dan Penyuluh Kehutanan
Profesionalisme tenaga fungsional
POLHUT, PEH dan Penyuluh Kehutanan meningkat melalui pendidikan, pelatihan dan penugasan 1 orang/tahun.
1 orang 1 orang 100
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015 31
BAB III
RENCANA KERJA TAHUN 2015
A. Rencana Kerja
Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kegiatan
Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam adalah meningkatnya
efektivitas upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya,
kapasitas kelembagaan pengelola kawasan konservasi dan ekosistem
esensial, serta meningkatnya dukungan dari para pemangku
kepentingan. Indikator kinerja kegiatan (IKK), lokasi target pencapaian
kinerja, serta komponen (tahapan/bagian dari proses pencapaian
keluaran) dari Kegiatan Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam,
diuraikan sebagai berikut:
Tabel 6 .IKK, Komponen, dan Lokasi Target Pencapaian Kinerja
Kegiatan Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam
No.
Indikator Kinerja
Kegiatan
Dirjen PHKA
Target Kinerja
Kegiatan Komponen Lokasi Target
Ditjen PHKA
BBKSDA Jabar
1 2 3 4 5 6
1. Beroperasinya KPH Konservasi pada
kawasan konservasi non taman nasional
12 Unit KPHK
1 Unit KPHK
Inventarisasi Potensi Kawasan
Konservasi Terkait Pengelolaan KPHK
Penyusunan desain tapak Identifikasi konflik dan
permasalahan kawasan konservasi
Pengelolaan data dan
informasi
Penyusunan dokumen perencanaan KPHK
Penyediaan SDM KPHK Pengembangan kapasitas
kelembagaan KPHK
Pengadaan sarana dan prasarana operasional KPHK
Koordinasi dan konsultasi
Bimbinan teknis dan
pengawasan Monitoring dan evaluasi
CA&TWA. Papandayan,CA
&TWA. Kamojang, TWA. Gunug Guntur
2. Tersusunnya dokumen perencanaan pengelolaan
kawasan konservasi (RP/Zonasi/Blok)
30 Dokumen
2 Dokumen
Penyusunan rencana pengelolaan kawasan konservasi
Konsultasi publik rencana
pengelolaan kawasan konservasi Penyusunan rancangan penataan
blok
Konsultasi publik rancangan penataan blok
Penataan batas blok
Koordinasi dan konsultasi
SM.Cikpuh TWA. Papandayan TWA. Telaga
Warna dan Jember TWA. Patengan
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015 32
1 2 3 4 5 6
3. Pemulihan
ekosistem
kawasan konservasi yang terdegradasi
50.000
Ha
100 Ha Penyusunan Dokumen Rencana
Pemulihan Ekosistem
Koordinasi dan konsultasi Monitoring dan evaluasi
4. Terlaksananya pembinaan daerah
penyangga kawasan konservasi
50 Desa)
6 Desa Pembinaan daerah penyangga kawasan konservasi
Koordinasi dan konsultasi Monitoring dan evaluasi
5. Peningkatan
populasi 25 species yang terancam punah menurut IUCN Red List of
Threatened Species
2% 2% Inventarisasi dan pemetaan
sebaran satwa liar Pembinaan habitat satwa liar
Pembinaan populasi satwa liar Pembinaan dan koordinasi
pengawetan jenis keanekaragaman
hayati
Penyusunan bahan-bahan publikasi
Sosialisasi/penyebarluasan
informasi/penyadartahun upaya konservasi jenis
Pembentukan unit khusus
penyelamatan satwa terancam punah
Pembentukan unit khusus
penanganan konflik satwa dan manusia
Peningkatan kapasitas SDM Koordinasi dan konsultasi
Monitoring dan evaluasi
6. Tersertifikasinya penangkar yang melakukan
peredaran tumbuhan dan satwa liar ke luar negeri
10 unit 1 unit Sosialisasi Perizinan Penangkaran dan
Pemanfaatan TSL Hasil Penangkaran
Pengelolaan Data Base
Penangkaran Pemberian pertimbangan teknis
usaha penangkaran Pembinaan dan
koordinasi usaha penangkaran Bimbingan teknis dan pengawasan Monitoring dan evaluasi
7. Bertambahnya
jumlah jenis satwa liar yang dikembangbiakka
n pada lembaga
konservasi dari baseline tahun 2013
2
Spesies
2 spesies Pemberian pertimbangan teknis
lembaga konservasi Pembinaan dan koordinasi
lembaga konservasi
Bimbingan teknis dan pengawasan Monitoring dan evaluasi
8. Meningkatnya
kontribusi PNBP dari pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar (10
Milyar Rupiah)
50
milyar
500 Juta Pertimbangan teknis
penyusunan standar harga patokan pemanfaatan TSL
Koordinasi penyusunan harga
patokan pemanfaatan TSL Penyusunan database
pemanfaatan TSL
Bimbingan teknis dan pengawasan Monitoring dan evaluasi
BBKSDA Jabar
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015 33
9. Meningkatnya
kontribusi PNBP dari pengusahaan jasa
lingkungan (200
Milyar Rupiah)
200
milyar
3 milyar Analisa kebutuhan pengembangan
pariwisata alam Informasi dan promosi Peningkatan kapasitas SDM
pengelola wisata dan PNBP Koordinasi dan konsultasi
Monitoring dan evaluasi
BBKSDA Jabar
-
10. Meningkatnya
pengusahaan pariwisata alam dari baseline tahun 2013 (20 unit)
20 unit 1 unit Koordinasi dan konsultasi
Monitoring dan evaluasi Pengembangan sarana dan
prasarana pengusahaan pariwisata
alam
BBKSDA Jabar
11. Beroperasinya usaha pemanfaatan jasa lingkungan air (5
unit)
5 unit 1 unit Inventarisasi potensi sumberdaya air Valuasi ekonomi sumberdaya air
Koordinasi pemanfaatan sumberdaya air oleh pihak ketiga
Informasi dan promosi
Koordinasi dan konsultasi Monitoring dan evaluasi
BBKSDA Jabar -
12. Tersedianya Kader Konservasi (KK),
Kelompok Pecinta Alam (KPA), Kelompok Swadaya
Masyarakat/Kelompok Profesi (KSM/KP) yang berstatus aktif
(1.200 Orang)
1200 orang
180 orang
Kemah bakti kader konservasi
Pembinaan KK/KPA/KSM/KP Monitoring dan evaluasi
BBKSDA Jabar -
13. Penurunan jumlah hotspot pada kawasan hutan di Pulau Sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi dari toleransi maksimum tahun
2014 (71.464 Hotspot)
71.464 hotspot
213 hotspot
Rapat koordinasi pengendalian kebakaran hutan
Pengelolaan data dan
informasi hotspot Pembuatan peta rawan kebakaran
tingkat wilayah kerja
Patroli pencegahan kebakaran hutan
Apel siaga pengendalian kebakaran
hutan tingkat provi nsi/ka bu paten Kampanye pengendalian kebakaran
hutan Pelatihan dan Pembentukan M PA
Pembinaan MPA bahaya kebakaran
14. Penurunan luas Kawasan Suaka Alam dan
Pelestarian Alam yang terbakar di Pulau Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi dari toleransi maksimal tahun 2014 (3.861,3 Hektar) menjadi
3.475,2 Hektar (3.784 Ha)
3.784 ha
633,800 Ha
Penyusunan rencana Operasional pengendalian kebakaran hutan
Simulasi mobilisasi dan pemadaman Pengadaan/revitalisasi peralatan
tangan, semi mekanis dan mekanis
Pengadaan/revitalisasi kendaraan khusus pengendalian kebakaran hutan
Koordinasi para pihak dalam rangka
pemadaman dan penanganan pasca kebakaran hutan
Posko siaga tingkat Balai
Besar/Balai TN Posko siaga tingkat Pemadaman kebakaran Inventarisasi dan pemetaan areal
bekas kebakaranhutan Penanganan areal bekas kebakaran
hutan
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015 34
1 2 3 4 5 6
15. Terjaminnya penanganan dan
penyelesaian
perkara tindak pidana kehutanan sebanyak
minimal 75 kasus per tahun
75 kasus
4 kasus Operasi Yustisi Kerjasama penyidikan dan
pengamanan hutan Pembinaan dan Koordinasi
penyelesaian perkara Bimbingan teknis dan pengawasan
Koordinasi dan konsultasi Monitoring dan evaluasi
BBKSDA Jabar
16. . Terjaminnya pelaksanaan
pengamanan dan penindakan terhadap gangguan dan ancaman bidang
kehutanan pada unit pelaksana
teknis Direktorat Jenderal PHKA (15
lokasi)
15 lokasi
1 lokasi Patroli pengamanan hutan Operasi pengamanan hutan
Pembinaan dan Koordinasi pengamanan hutan
Bimbingan teknis dan pengawasan Koordinasi dan konsultasi Monitoring dan evaluasi
17. Terpenuhinya standar minimum
sarana dan prasarana pengamanan hutan pada unit
pelaksana teknis Direktorat Jenderal PHKA dan Brigade
SPORC (50 lokasi)
50 lokasi
1 lokasi Pemeliharaan Sarana Prasarana
Pengamanan Hutan
18. Peningkatan kapasitas
sumberdaya manusia di bidang pengamanan hutan (2.000
2000 60 Penyegaran Polhut dan PPNS
Pelatihan menembak
19. SAKIP Direktorat Jenderal PHKA
dengan nilai minimal 78,00 (A) di tahun 2019
77 point
77 point Pengembangan sarana dan prasarana operasional perkantoran
Pengembangan kerjasama pengelolaan kawasan konservasi
Pengelolaan data dan informasi
Perencanaan, evaluasi dan pelaporan
Pengelolaan keuangan
Pengelolaan kepegawaian Penyusunan SOP
Peningkatan pelayanan publik Bimbingan dan pengawasan Koordinasi dan konsultasi
Monitoring dan evaluasi Operasional dan pemeliharaan
perkantoran Pembayaran gaji dan
tunjangan
Rencana Kerja BBKSDA JABAR Tahun 2015
35
B. Pengukuran Kinerja
Untuk mengetahui keberhasilan dan/atau kegagalan pencapaian sasaran
strategis yang telah ditetapkan, dilakukan pengukuran kinerja dan
analisis akuntabilitas kinerja. Metode pengukuran kinerja menggunakan
formula sederhana yaitu menentukan persentase pencapaian kinerja. Untuk
melengkapi gambaran setiap capaian kinerja maka disajikan evaluasi kinerja
dalam bentuk analisis deskriptif setiap capaian indikator dan perhitungan
tingkat efektifitas dan efisiensi pencapaian kinerja. Dalam melakukan
pengukuran kinerja digunakan formulasi Pengukuran Kinerja sebagai
berikut:
dimana,
C : Tingkat capaian target kinerja
R : Realisasi capaian target kinerja
T : Target kinerja
Apabila diasumsikan semakin tinggi realisasi menunjukan semakin rendahnya pencapaian kinerja, maka digunakan rumus sebagai berikut:
dimana,
C : Tingkat capaian target kinerja
R : Realisasi capaian target kinerja
T : Target kinerja
Jika terdapat beberapa indikator kinerja yang memiliki capaian sangat
tinggi, maka pengukuran nilai capaian indikator kinerja menggunakan
pembatasan maksimal yaitu sebesar 150% dengan tujuan agar dapat
menggambarkan capaian kinerja yang sesungguhnya dari Balai Besar KSDA
Jawa Barat.
R C = X 100%
T
T – (R-T)
C = X 100% T
Rencana Kerja BBKSDA JABAR Tahun 2015
36
C. Pembiayaan
Pembiayaan pelaksanaan program dan kegiatan Balai Besar KSDA Jawa Barat
pada tahun 2015, sebagaimana pagu indikatif tahun 2015, direncanakan
sebesar Rp. 42.407.909.000,- (Empat Puluh Dua Milyar Empat Ratus Tujub
Juta Sembilan Ratus Sembilan Ribu Rupiah). Alokasi pagu indikatif tersebut
direncanakan untuk membiayai gaji dan tunjangan, operasional perkantoran
serta belanja non operasional perkantoran. Uraian rencana pembiayaan
pelaksanaan program dan kegiatan, Output, Komponen dan Sub Komponen
Kegiatan Balai Besar KSDA Jawa Barat lampiran.
Rencana Kerja BBKSDA Jabar Tahun 2015
37
BAB IV PENUTUP
Rencana (Renja) Kerja Balai Besar KSDA Jawa Barat Tahun 2015 yang
disusun mengacu pada Rencana Kerja Kementerian Kehutanan Tahun 2014
dan Rencana Kerja Direktorat Jenderal PHKA Tahun 2015 merupakan
pedoman dan acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan
kehutanan pada Balai Besar KSDA Jawa Barat Tahun 2015.
Renja ini merupakan penjabaran tahun pertama dari Rencana Strategis
(Renstra) Balai Besar KSDA Jawa Barat, yang hingga saat ini penyusunannya
masih mengacu pada rancangan teknokratik. Walaupun Renstra yang diacu
masih bersifat tentatif, Renja ini tetap merupakan pedoman dan acuan dalam
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Tahun 2015. Namun
demikian, apabila sekiranya dibutuhkan penyempurnaan sebagai akibat dari
adanya penyesuaian-penyesuaian dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
serta Rancangan Rencana Strategis KSDA Jawa Barat Tahun 2015-2019,
maka akan dilakukan penyempurnaan setelah Rencana Strategis Kementerian
Kehutanan da Direiketorat Jenderal PHKA Tahun 2015-2019 yang bersifat final.
Selain digunakan sebagai acuan dalam penyusunan RKA Tahun 2015,
Renja ini juga selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan
dokumen Penetapan Kinerja Balai Besar KSDA Jawa Barat Tahun 2015. Untuk
proses selanjutnya masih diperlukan penyesuaian-penyesuaian sehubungan
dengan kemungkinan akan adanya perubahan arah kebijakan pemerintah dari
kabinet yang baru akan terbentuk serta adanya perubahan-perubahan
prioritas dalam APBN Tahun 2015 dan kodisi esksisting regulasi dan
kelembagaan PHKA saat ini.
Hal-hal tersebut perlu mendapat prioritas dalam penanganannya dengan
tetap memperhatikan prinsip-prinsip relevan, efektif, efisien, fleksibel, dan
bermanfaat.
KODE URAIAN PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/KOMPONEN/SUB KOMPONEN BIAYA
029.05.08 Program Pengelolaan Hutan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati 42.407.909.000
2305 PENGELOLAAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM 42.407.909.000
2305.073 PEMBENTUKAN KPH KONSERVASI PADA KAWASAN NON TAMAN NASIONAL 2.654.217.000
011 INVENTARISASI POTENSI KAWASAN KONSERVASI TERKAIT PENGELOLAAN
KPHK
173.510.000
A IDENTIFIKASI POTENSI KAWASAN TERKAIT PENGELOLAAN KPHK 101.760.000
B IDENTIFIKASI PEMBENTUKAN DAERAH PENYANGGA 71.750.000
012 PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PENGELOLAA/RENCANA BISNIS KPHK 100.000.000
013 PENGUATAN KAPASITAS DALAM PENGELOLAAN KPHK 911.760.000
A PENGELOLAAN KAWASAN TK. RESORT WILAYAH 851.760.000
E STUDI BANDING PENGELOLAAN KPHK 60.000.000
015 PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAN KAWASAN 146.589.000
A PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI PENGELOLAAN KAWASAN 92.920.000
B Inhouse Traning Pengeoperasian Aplikasi Data Base 53.669.000
017 PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA PENGELOLAAN KAWASAN 208.600.000
A SEWA GEDUNG DAN PEMELIHARAAN GEDUNG/BANGUNAN DALAM RANGKA PENGELOLAAN
KAWASAN
208.600.000
018 KOORDINASI DAN KONSULTASI TERKAIT PENGELOLAAN KPHK 463.758.000
B KOORDINASI PENGELOLAAN KAWASAN TINGKAT SEKSI WILAYAH 193.500.000
C KOORDINASI PENGELOLAAN KAWASAN TK. BIDANG WILAYAH 61.920.000
D KOORDINASI PENGELOLAAN KAWASAN TK. BALAI BESAR 208.338.000
019 PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PADA WILAYAH DAS CITARUM 650.000.000
A PROJECT COORDINATION CWBMC-ICWRMIP TAHUN 2105 650.000.000
2305.074 PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN KAWASAN KONSERVASI 101.265.000
011 PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN KAWASAN 101.265.000
A SURVEY LAPANGAN 65.115.000
B PEMBAHASAN RENCANA PENGELOLAAN 36.150.000
2305.076 Pemulihan Ekosistem Kawasan Konservasi 47.825.000
011 PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PENGELOLAAN REHABILITASI KAWASAN
KONSERVASI
47.825.000
2305.077 PEMBINAAN DAERAH PENYANGGA KAWASAN KONSERVASI 607.760.000
011 PEMBINAAN DAERAH PENYANGGA KAWASAN KONSERVASI MELALUI
PENGEMBANGAN MODEL DESA KONSERVASI
546.560.000
A PENYUSUNAN MASTERPLAN 86.340.000
B PELATIHAN KTERAMPILAN 60.000.000
C IMPLEMENTASI PROGRAM 293.220.000
D PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 57.000.000
E WORSHOP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 50.000.000
012 MONITORING DAN VELAUASI PENGELOLAAN DAERAH PENYANGGA 61.200.000
2305.078 PENINGKATAN POPULASI 25 SPECIES TERANCAM PUNAH (Menurut Redlist
IUCN)
694.030.000
011 INVENTARISASI DAN PEMETAAN SEBARAN SATWA LIAR 33.140.000
A IDENTIFIKASI HOME RANGE OWA JAWA DI CA. LEUWEUNG SANCANG 33.140.000
012 PEMBINAAN HABITAT SATWA LIAR 45.750.000
A Pembinaan Habitat Penyu di SM. Cikepuh, SM. Sindang Kerta dan TWA. Pulau Sangiang 45.750.000
013 PEMBINAAN POPULASI SATWA LIAR 102.200.000
A Pengelolaan Demplot Penangkaran Penyu Semi ALami di SM. Sindang Kerta, dan SM.
Cikepuh
84.200.000
B Fasilitasi Pelestarian Penyu di Pantai Batu Hiu 18.000.000
014 MONITORING POTENSI SATWA LIAR DI KAWASAN KONSERVASI 101.000.000
A MONITORING POTENSI ELANG JAWA, OWA JAWA, SURILI DI KAWASAN KONSERVASI 101.000.000
015 PEMBINAAN DAN KOORDINASI PENGAWETAN JENIS KEANEKARAGAMAN
HAYATI
391.940.000
A PENYUSUNAN RENCANA KONSERVASI ELANG JAWA 40.000.000
B PENANGANAN GANGGUAN SATWA LIAR 191.940.000
C INVENTARISASI TSL TERKAIT USULAN KUOTA 75.000.000
D PELEPASLIARAN SATWA 50.000.000
E TRANSLOKASI SATWA 35.000.000
RENCANA KEGIATAN DAN PEMBIAYAAN TAHUN 2015
Lampiran 1
KODE URAIAN PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/KOMPONEN/SUB KOMPONEN BIAYA
016 KOORDINASI DAN KONSULTASI 20.000.000
2305.079 SERTIFIKASI USAHA PENANGKARAN YANG MELAKUKAN PEREDARAN KE LUAR
NEGERI
207.480.000
011 BIMBINGAN TEKNIS DAN PENGAWASAN KEGIATAN PENANGKARAN 139.580.000
A Pembinaan Teknis Kegiatan Penangkaran 114.080.000
B PELAYANAN PENGURUSAN IJIN PENANGKARAN 25.500.000
012 SOSIALISASI PERIJINAN PENANGKARAN DAN PEMANFAATAN TSL HASIL
PENANGKARAN
67.900.000
B Workshop Penangkaran TSL 67.900.000
2305.080 Peningkatan Nilai Ekspor Pemanfaatan TSL dan Bioprospecting 165.600.000
011 BIMBINGAN TEKNIS DAN PENGAWASAN PEREDARAN TSL 105.450.000
A Pembinaan Teknis Kegiatan Pengedar TSL 105.450.000
012 SOSIALISASI REGULASI PEMANFAATAN TSL 60.150.000
B WORKSHOP PENINGKATAN KAPASITAS SDM PEMEGANG IJIN PENGEDAR, PENGUMPUL
DAN PENANGKAP TSL
60.150.000
2305.082 Pengembangbiakan Jenis Satwa Liar di Lembaga Konservasi 37.700.000
011 MONITORING LEMBAGA KONSERVASI DAN PPS 37.700.000
2305.083 Peningkatan Pengusahaan Pariwisata Alam 561.252.000
011 KOORDINASI DAN KONSULTASI 209.740.000
A PEMANTAUAN KEGIATAN PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM 106.800.000
B PEMBASAHAN RKT IUPSWA 13.500.000
C PENINGKATAN PELAYANAN PENGUNJUNG PADA HARI RAYA LIBUR NASIONAL 89.440.000
012 RAPAT KOORDINASI WISATA ALAM 59.517.000
013 MONITORING DAN EVALUASI IPPA 173.750.000
A MONITORING DAN EVALUASI PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM 133.750.000
B PENYUSUNAN DATABASE PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM 40.000.000
016 PEMELIHARAAN BANGUNAN PENUNJANG WISATA 118.245.000
A Pemeliharaan Bangunan Penunjang Wisata 118.245.000
2305.084 Pengembangan Usaha jasa Lingkungan Air 138.640.000
011 INVENTARISASI POTENSI SUMBER DAYA AIR DI KAWASAN KONSERVASI 81.000.000
A PERSIAPAN 4.900.000
B PELAKSANAAN 73.600.000
C PENYELESAIAN 2.500.000
012 SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANGAN PEMANFAATAN AIR 40.140.000
A SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANGAN PEMANFAATAN AIR DI KAWASAN KONSERVASI 40.140.000
013 KOORDINASI DAN KONSULTASI 17.500.000
A KOORDINASI DAN KONSULTASI KEGIATAN PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN 17.500.000
2305.085 Peningkatan Peran serta Kader Konservasi (KK), Kelompok Pecinta Alam (KPA),
Kelompok Swadaya Masyarakat/Kelompok Profesi (KSM/KP)
186.330.000
011 KEMAH BAKTI KADER KONSERVASI 131.730.000
A TEMU KADER KONSERVASI TINGKAT PROVINSI 112.780.000
B FASILITASI JAMBORE TK NASIONAL 9.770.000
C FASILITASI GEMPALA TK. NASIONAL 9.180.000
012 PEMBINAAN KADER KONSERVASI/KPA/KSM/KP 54.600.000
A PENILAIAN PERAN SERTA KADER DALAM RANGKA PKA WANA LESTARI 43.080.000
B DUKUNGAN OPERASIONAL TENAGA PENYULUH 11.520.000
2305.086 Peningkatan Kontribusi PNBP dari Pengusahaan Jasa Lingkungan 1.029.422.000
011 KOORDINASI DAN KONSULTASI 262.620.000
A KOORDINASI/KONSULTASI PENGELOLAAN PNBP 262.620.000
013 PENINGKATAN KAPASTIAS SDM PENGELOLA WISATA DAN PNBP 40.260.000
A PEMBINAAN PETUGAS PENGELOLA PNBP 40.260.000
014 INFORMASI DAN PROMOSI 666.542.000
A Sosialisasi Peraturan Perundangan terkait Pengelolaan PNBP 40.140.000
B PAMERAN TK. NASIONAL 205.400.000
C PAMERAN TK. PROVINSI 63.720.000
D PAMERAN TK. KABUPATEN 225.660.000
E PENYEBARAN INFORMASI MELALUI MEDIA CETAK 21.200.000
F PENAYANGAN PROMOSO MELAUI TV. DAN RADIO 64.422.000
G PEMBUATAN LEAFLET DAN BOOKLET 46.000.000
019 ANALISA KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM 60.000.000
A PENCETAKAN DAN PENATAUSAHAAN KARCIS MASUK 60.000.000
2305.087 Penurunan Jumlah Hotspot 232.600.000
013 DETEKSI DAN PERINGATAN DINI 60.000.000
A Pengolahan data-Informasi Monitoring Hotspot 12.000.000
KODE URAIAN PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/KOMPONEN/SUB KOMPONEN BIAYA
G PATROLI PENCEGAHAN 48.000.000
016 PENYADARTAHUAN DAN PROMOSI PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN 172.600.000
A SOSIALISASI DALKARHUT MELALUI APEL SIAGA TINGKAT PROVINSI 172.600.000
2305.088 PENURUNAN LUAS KAWASAN SUAKA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM YANG
TERBAKAR
364.000.000
012 151.800.000
A PEMELIHARAAN KENDARAAN RODA 4 PENUNJANGA PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN 151.800.000
013 PRA-PEMADAMAN 102.200.000
A PELAKSANAAN POSKO SIAGA PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN 102.200.000
014 PEMADAMAN DAN PENANGANAN PASCA KEBAKARAN HUTAN 80.000.000
A OPERASI PEMADAMAN KEBAKARAN HUTAN 80.000.000
015 MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN PEMADAMAN DAN PENANGANAN PASCA
KEBAKARAN HUTAN
30.000.000
C MONITORING AREAL BEKAS KEBAKARAN HUTAN 30.000.000
2305.091 PENYELESAIAN PERKARA TINDAK PIDANA KEHUTANAN 437.080.000
012 OPERASI YUSTISI 246.980.000
A PERSIAPAN 4.000.000
B PELAKSANAAN 233.380.000
C PEMBAHASAN 3.600.000
D PENYELESAIAN 6.000.000
013 PENGUMPULAN BAHAN DAN KETERANGAN 190.100.000
A PERSIAPAN 8.700.000
B PELAKSANAAN 178.200.000
C PEMBAHASAN 2.700.000
D PENYELESAIAN 500.000
2305.092 PENGAMANAN KAWASAN KONSERVASI 755.820.000
011 PATROLI PENGAMANAN KAWASAN BERSAMA MASYARAKAT MITRA POLHUT 96.600.000
A PERSIAPAN 22.800.000
B PELAKSANAAN 66.750.000
C PEMBAHASAN 4.050.000
D PENYELESAIAN 3.000.000
012 OPERASI PENGAMANAN HUTAN 472.530.000
A OPERASI FUNGSIONAL (TERESTERIAL) 144.900.000
B OPERASI GABUNGAN 231.750.000
C PENGAMANAN HUTAN BERSAMA MARYARAKAT MITRA POLHUT 95.880.000
014 KOORDINASI DAN KONSULTASI PENGAMANAN HUTAN 84.440.000
A RAPAT KOORDINASI PENGAMAN HUTAN LINGKUP BBKSDA JABAR 30.500.000
B OPERASIONAL KOORDINSI DAN KONSULTASI PENGAMAN KAWASAN 53.940.000
015 PENANGANAN BARANG BUKTI 55.000.000
A PERSIAPAN 2.900.000
B PELAKSANAAN 51.600.000
C PENYELESAIAN 500.000
016 SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANGAN BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN 47.250.000
A SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANGAN BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN 47.250.000
2305.093 Pemenuhan Standar Minimum Sarana Prasarana Pengamanan Hutan 646.370.000
011 PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA PENGAMANAN HUTAN 422.620.000
012 PEMANTAPAN ADMINSTRASI SARANA PENGAMANAN HUTAN 223.750.000
A PENGURUSAN ADMINISTRASI SENJATA API 77.500.000
B PENGURUSAN ADMINISTRASI PEMEGANG SENJATA API 121.250.000
C PENGURUSAN KTA POLHUT 25.000.000
2305.094 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Di Bidang Pengamanan Hutan 160.370.000
011 PELATIHAN MENEMBAK 88.520.000
A Pengadaan Keperluan Pelatihan 45.720.000
B Penyewaan Lapangan Tembak 4.000.000
C Pelaksanaan Latihan Menembak 37.800.000
D Penyusunan Laporan 1.000.000
2305.094.003 Penyegaran polhut 71.850.000
011 PENYEGARAN POLHUT 71.850.000
A PERSIAPAN 9.450.000
B PELAKSANAAN 61.900.000
C PENYELESAIAN 500.000
KODE URAIAN PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/KOMPONEN/SUB KOMPONEN BIAYA
2305.095 Peningkatan Nilai SAKIP 1.184.988.000
011 PROGRAM DAN ANGGARAN 259.655.000
A PENYUSUNAN RENJA TAHUN 2016 47.005.000
B PENYUSUNAN RKA-KL TAHUN 2016 40.870.000
C RAPAT KOORDINASI UPT KEMENTERIAN KEHUTANAN LINGKUP PROVINSI JABAR 74.980.000
D KOORDINASI/KONSULTASI PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN 96.800.000
012 EVALUASI PELAPORAN 102.400.000
A MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DIPA TAHUN 2015 83.320.000
B KOORDINASI/KONSULTASI EVALUASI PELAPPORAN DAN HUMAS 19.080.000
013 DATA, INFORMASI DAN HUMAS 95.070.000
A PENYUSUNAN STATISTIK TAHUN 2014 12.460.000
B PENYUSUNAN LAKIP TAHUN 2014 19.410.000
C PENYUSUNAN LAPORAN TAHUNAN 13.200.000
D DUKUNGAN KEGIATAN PROTOKOLER MENTERI DAN ESELON I KE DAERAH 50.000.000
014 KERJASAMA DAN KEMITRAAN 71.140.000
A PEMANTAUAN DAN PELAYANAN KERJASAMA KEMITRAAN 33.040.000
B RAKOR EVALUASI KERJASAMA KEMITRAAN 38.100.000
015 ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN 429.370.000
A BIMBINGAN TEKNIS PENILAIAN DUPAK 84.000.000
B PEMUTAKHIRAN DATA PEGAWAI 40.420.000
C PEMBINAAN DAN PENINGKATAN KAPASITAS SDM LINGKUP BBKSDA JABAR 304.950.000
016 ADMINISTRASI KEUANGAN 26.450.000
A PENGELOLAAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI 26.450.000
017 KETATAUSAHAAN DAN UMUM 127.360.000
A PEMBINAAN PERSURATAN DAN KEARSIPAN 89.360.000
B DUKUNGAN OPERASIONAL PENGADAAN BARANG DAN JASA 38.000.000
018 PERLENGKAPAN 73.543.000
B PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA 73.543.000
2305.994 Layanan Perkantoran 31.145.160.000
001 Pembayaran Gaji dan Tunjangan 28.145.160.000
002 Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 3.000.000.000
A KEBUTUHAN SEHARI-HARI PERKANTORAN 1.258.000.000
B LANGGANAN DAYA DAN JASA 231.600.000
C PEMELIHARAAN KANTOR 1.076.200.000
D PEMBAYARAN TERKAIT PELAKSANAAN OPERASIONAL KANTOR 434.200.000
2305.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 250.000.000
011 PENGADAAN PERALATAN PENUNJANG PENGEMBANGAN WISATA ALAM 250.000.000
A PERLENGKAPAN PENUNJANG SARANA WISATA DI TWA. CIMANGGU 125.000.000
B PERLENGKAPAN PENUNJANG SARANA WISATA DI TWA. TALAGA BODAS 125.000.000
2305.998 Gedung/Bangunan 800.000.000
011 RENOVASI GEDUNG KANTOR DAN RUMAH JABATAN KEPALA BALAI 800.000.000