rencana induk pengembangan puskom

20
Kata Pengantar Rencana Induk Pengembangan Teknologi Informasi (RIPTI) disusun dengan tujuan, menterjemahkan rencana strategis IAIN SMH Banten, menjadi kegiatan operasional bidang Teknologi Informasi, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian masyarakat. Selain berperan dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Teknologi Informasi juga jadi sarana efektif dan efisien, untuk melaksanakan prinsip Good “University” Governance, dengan mendorong transparansi, membangun partisipasi sehingga memperkokoh akuntabilitas. Upaya penyusunan RIPTI ini, hendaknya dilandasi oleh semangat untuk meningkatkan kepuasan stakeholder perguruan tinggi (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, pemerintah, dosen, tenaga penunjang, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan), keinginan untuk menyempurnakan internal proses dan mendorong seluruh civitas academica untuk terus belajar dan mengembangkan diri (learn and growth). Tangible asset berupa sarana prasarana hanyalah salah satu dari 5 indikator kinerja penting (key performance indicator) dari borang akreditasi, yang merupakan indikator mutu program studi. Indikator lainnya adalah tata kelola, sumber daya manusia, keuangan, dan ketersediaan sistem informasi manajemen. RIPTI nantinya diharapkan dapat mendeskripsikan peran Teknologi Informasi dalam : Mendorong keberhasilan mahasiswa IAIN SMH Banten agar mampu bersaing di pasar tenaga kerja. Memperkokoh ciri khusus IAIN SMH Banten (differentiation) sehingga dapat menjadi Institut pilihan masyarakat. Mendorong peningkatan kualitas, menambah jumlah kepemilikan hak kekayaan intelektual dan mewartakan hasil penelitian ke seluruh dunia. Mempublikasi berbagai upaya keras yang telah dilakukan “telling the story” dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran, penelitian dan

Upload: onny-khaeroni

Post on 14-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Rencana Induk Pengembangan PUSKOM

TRANSCRIPT

Page 1: Rencana Induk Pengembangan PUSKOM

Kata PengantarRencana Induk Pengembangan Teknologi Informasi (RIPTI) disusun dengan tujuan, menterjemahkan rencana strategis IAIN SMH Banten, menjadi kegiatan operasional bidang Teknologi Informasi, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian masyarakat. Selain berperan dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Teknologi Informasi juga jadi sarana efektif dan efisien, untuk melaksanakan prinsip Good “University” Governance, dengan mendorong transparansi, membangun partisipasi sehingga memperkokoh akuntabilitas. Upaya penyusunan RIPTI ini, hendaknya dilandasi oleh semangat untuk meningkatkan kepuasan stakeholder perguruan tinggi (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, pemerintah, dosen, tenaga penunjang, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan), keinginan untuk menyempurnakan internal proses dan mendorong seluruh civitas academica untuk terus belajar dan mengembangkan diri (learn and growth).  Tangible asset berupa sarana prasarana hanyalah salah satu dari 5 indikator kinerja penting (key performance indicator) dari borang akreditasi, yang merupakan indikator mutu program studi. Indikator lainnya adalah tata kelola, sumber daya manusia, keuangan, dan ketersediaan sistem informasi manajemen. RIPTI nantinya diharapkan dapat mendeskripsikan peran Teknologi Informasi dalam :

Mendorong keberhasilan mahasiswa IAIN SMH Banten agar mampu bersaing di pasar tenaga kerja.

Memperkokoh ciri khusus IAIN SMH Banten (differentiation) sehingga dapat menjadi Institut pilihan masyarakat.

Mendorong peningkatan kualitas, menambah jumlah kepemilikan hak kekayaan intelektual dan mewartakan hasil penelitian ke seluruh dunia.

Mempublikasi berbagai upaya keras yang telah dilakukan “telling the story” dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat, dalam kerangka pembangunan citra IAIN SMH Banten (image building).

Memperbaiki internal proses untuk meningkatkan kualitas layanan kepada stakeholder perguruan tinggi.

Membantu upaya untuk menjamin standard mutu akademis yang tinggi di IAIN SMH Banten.

Upaya dibidang perencanaan, pengorganisasian, pembangunan dan pengawasan sistem informasi, tentu harus diselaraskan dengan upaya memperbaiki indikator kinerja lainnya. Dan pada akhirnya, segala upaya tersebut, diukur dari keberhasilan kita, dalam meningkatkan status akreditasi program-program studi, yang tercakup dalam lingkup The Development and Upgrading IAIN SMH Banten Project.Dalam menyusun sebuah Information Technology Strategic Planning, kerja keras diiringi doa saja tidaklah cukup. Diperlukan metodologi yang tepat dan kerja keras semua pihak.Akhir kata, tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada seluruh civitas akademika kampus IAIN SMH Banten, dan Selamat bekerja.Wassalamualikum Wahramatullahi Wabarakatuh,

Page 2: Rencana Induk Pengembangan PUSKOM

1. LATAR BELAKANG 

Dewasa ini hampir semua kampus menggunaan teknologi informasi sebagai medai pembelajaran mahasisswa dangan dosen, sebagai media penelitian, media publikasi dan komunikasi, berbagai bentuk teknologi informasi untuk mendukung operasionalnya. Teknologi informasi dan komunikasi (TI) memungkinkan dunia pendidikan tinggi membangun diferensiasi persaingan, memperkaya lingkungan pembelajaran, dan meningkatkan keefektifian organisasi, di samping memainkan peranan strategis dalam mendukung prioritas pendidikan dan kegiatan lembaga pendidikan tinggi (business.cisco.com, 2004). Teknologi informasi tidak hanya mengubah cara yang dilakukan pada kegiatan operasional, namun juga bagaimana proses belajar-mengajar dilakukan. Saat ini kegiatan PBM dapat dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh (distance learning), menggunakan teknologi teleconference, Internet, video streaming, dan sebagainya. Untuk meningkatkan efisiensi, banyak perguruan tinggi telah membangun jaringan komputer untuk menghubungkan unit-unit kerja yang ada di lingkungannya maupun dengan pihak eksternal.Di lain pihak, sumber daya informasi tersebar di seluruh bagian organisasi. Informasi dikirimkan dari satu bagian ke bagian lain di dalam organisasi, dan juga antar organisasi. Akibatnya, TI sebagai sumber daya fisik sistem informasi dan komponen sistem informasi lainnya dapat menjadi rentan terhadap bermacam-macam gangguan di berbagai tempat sepanjang waktu. Pada gilirannya hal ini akan mengancam keamanan sistem informasi itu sendiri. Kerentanan ini meningkat sejalan dengan berkembangnya pengelolaan data dan informasi dengan menggunakan jaringan (Turban, et al, 2002). Gangguan ini dapat berupa gangguan yang tidak disengaja maupun yang disengaja. Gangguan yang tidak disengaja dapat berupa kesalahan teknis, gangguan lingkungan, dan karena kesalahan manusia. Sementara gangguan yang disengaja dilakukan oleh manusia untuk tujuan tertentu (Jogiyanto, 2005).IAIN SMH Banten telah memanfaatkan TI untuk menunjang kegiatan akademik maupun administrasinya. Teknologi informasi dan komunikasi telah dimanfaatkan untuk memperluas akses pendidikan sehingga memungkinkan diselenggarakannya penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh, meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar maupun pelayanan administrasi yang ada, serta untuk meningkatkan pencitraan publik IAIN SMH Banten. Jaringan yang ada dimanfaatkan juga untuk mendiseminasikan keberadaan IAIN SMH Banten kepada dunia, sehingga pada pertengaahan tahun 2009 IAIN SMH Banten berhasil telah berhasil menduduki peringkat ke-29 di Indonesia menurut pemeringkatan yang dilakukan oleh Webometrics.Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini TI sangat berperan di dalam menunjang kegiatan akademik maupun non-akademik yang diselenggarakan

Page 3: Rencana Induk Pengembangan PUSKOM

oleh IAIN SMH Banten di dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi. Luasnya kampus IAIN SMH Banten dan lokasi kampus yang tersebar dalam radius yang cukup luas sangat mempengaruhi tingkat aksessibilitas masing-masing unit atau lembaga yang ada di lingkungan kampus IAIN SMH Banten, baik yang berlokasi di Kawasan KP3B provinsi Banten.Pengembangan dan Implementasi TI di IAIN SMH Banten terbagi dalam beberapa tahapan, yang terbagi dalam beberapa sub kegiatan, antara lain: pengembangan infrastruktur, pengembangan konten, dan pengembangan pusat data. Pengembangan infrastruktur jaringan difokuskan pada peningkatan aksessibilitass dari fakultas, lembaga, dan unit-unit yang ada dilingkungan IAIN SMH Banten dengan mengoptimalkan infrastruktur yang ada sehingga setiap unit, lembaga, dan fakultas dapat terhubung dengan jaringan internet dan intranet IAIN SMH Banten yang saat ini telah memiliki bandwidth sebesar 2 Mbps.

2. KONDISI EKSISTING DAN PERMASALAHAN

Tujuan dari pengembangan dan implementasi teknologi informasi dan komunikasi (TI) IAIN SMH Banten selain untuk menjamin ketersediaan layanan jaringan kampus guna mendukung kegiatan akademik maupun non-akademik, dan sebagai gerbang diseminasi informasi mengenai IAIN SMH Banten kepada lingkungan luar, juga diharapkan dapat memberikan konstribusi terhadap tuntutan pengakuan global dan nasional terhadap perguruan tinggi.Untuk melaksanakan berbagai Kegiatan Pengembangan dan implementasi TI di lingkungan Institut, kegiatan-kegiatan dipisahkan atas tiga kegiatan utama, yaitu:

1) Pengembangan Jaringan; 2) Pengembangan Konten dan 3) Pengembangan Pusat Data.

Pada tahap awal kegiatan difokuskan pada kegiatan pengembangan jaringan dan pengembangan konten, sedangkan kegiatan pengembangan pusat data baru pada tahap evaluasi kebutuhan dan mekanisme pengumpulan data. Selain ke tiga kegiatan tersebut, hal lain yang memerlukan perhatian adalah peningkatan Tatakelola TI dan penyiapan SDM TI.Guna melaksanakan pengembangan dan implementasi TI, Rektor telah membentuk sebuah tim dengan sebutan tim pengembangan TIK, dengan tugas dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengembangan dan implementasi TI. Selain tim pengembangan TI, IAIN SMH Banten memiliki UPT Puskom yang memiliki tugas dan fungsi sebagai unit pengolahan data akademik, dengan tugas tambahan sebagai pengelola jaringan internet dan intranet institut. Rendahnya posisi strata TI dalam struktur tata kelola, merupakan masalah tersendiri dalam pengembangan dan implementasi TI.Sasaran utama kegiatan pengembangan jaringan adalah meningkatkan aksessibilitas jaringan internet dan intranet IAIN SMH Banten bagi Fakultas,

Page 4: Rencana Induk Pengembangan PUSKOM

Lembaga dan Unit-Unit dilingkungan kampus, sehingga setiap Fakultas, Lembaga dan Unit-Unit dilingkungan IAIN SMH Banten dapat terhubung dengan jaringan Institut. Saat ini hampir seluruh Fakultas di lingkungan kampus sudah terhubung semua. Untuk ampus baru yang ada di kawasan pemerintahan KP3B provinsi banten yang akan dibangun akan diintegrasikan secara menyeluruh sehingga antara kampus I (di kota serang) denagn kampus II di kawasan pemerintahan provinsi banten dapat terhubung.Dari hasil pembacaan MRTG dapat terlihat berapa besar bandwidth yang dikomsumsi, baik yang meninggalkan server dan masuk ke jaringan ISP, maupun trafik yang datang ke server Institut. Dari data MRTG diperlihatkan bahwa utilitas badwidth pada saat-saat tertentu telah mencapai utilisasi mendekati 2 MBps. Namun demikian, dari laporan lain juga terlihat bahwa jaringan Institut kerap mengalami kehilangan trafik, dari hasil pemantauan, dalam bulan Januari saja peristiwa kehilangan trafik terjadi lebih dari 3 x 24 Jam. Hal ini terjadi akibat peralatan yang ada belum mecukupi dan peralatan yang ada merupakan pengadaan peraalatan dari tahun 2004 yang semestinya harus sudah diganti dikarenakan sudah berumur 7 tahun. Disamping kehilangan trafik, dari catatan operasi jaringan, ditengarai adanya ketidak sinambungan koneksi pada saat browsing atau aktifitas jaringan lain, sehingga mengakibatkan bandwidth tersumbat. Kondisi ini diperlihatkan dengan melambatnya akses dan atau tidak responsifnya server. Hal ini dapat terjadi, disebabkan oleh kecilnya bandwidth yang kecil yang cuma hanya 2 Mbps dari Astinet PT. Telkom seharusnya pihak kampus menambah bandwidh diatas 10MBps.Dalam kegiatan pengembangan konten, dari segi layanan informasi, saat ini telah dilakukan updating pada situs resmi IAIN SMH Banten yang beralamat di:http://www.iainbanten.ac.id, perubahan terhadap mail server IAIN SMH Banten, implementasi SIMKEU dan SIMAK dengan registrasi dan KHS online. Pengembangan website IAIN SMH Banten ini kedepan harus dapat diikuti oleh Fakultas, PPS, Lembaga dan Unit-Unit yang berada dilingkungan IAIN SMH Banten sehingga tersusun sebuah sistem layanan informasi yang akurat, efisien, akuntabel dan transparan. Peningkatan sistem layanan berbasis TI akan diterapkan pada semua sistem layanan mulai dari layanan akademik, keuangan, aset dan lainnya.Untuk mendukung terselenggaranya kegiatan, Tim Pengembangan TI telah melaksanakan beberapa workshop dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan individu yang akan terlibat secara langsung dalam kegiatan ini, namun demikian rendahnya keterlibatan pengambil keputusan di tingkat fakultas, terbatasnya akses point dan jumlah tenaga terampil yang mengusai bidang TI menyebabkan kegiatan ini belum dapat dilaksanakan sesuai tenggat waktu yang diberikan. Dalam penerapan SIMAK, baik dalam proses registrasi online maupun KHS online belum seluruh mahasiswa dapat melaksanakannya secara penuh, dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh Tim hal ini terjadi karena terbatasnya informasi yang diterima mahasiswa, kurangnya dukungan dari Fakultas, dan ketidaksiapan petugas lapangan pada saat sistem mengalami gangguan. Diharapkan pada semester Genap

Page 5: Rencana Induk Pengembangan PUSKOM

2011/2012 ini, implementasi SIMAK dan SIMKEU telah dapat berjalan sesuai dengan fungsinya, sebagian besar tenaga akademik IAIN SMH Banten sudah memiliki email account dari mail server IAIN SMH Banten, dan sebagian mahasiswa juga mendapat email account masing-masing, terutama bagi mahasiswa angkatan 2010 dan 2011, dan setiap Fakultas, PPS, Lembaga dan Unit-Unit dilingkungan IAIN SMH Banten memiliki website sendiri yang dapat di link dengan website IAIN SMH Banten.Disamping permasalahan diatas, disisi lain ditemukan fakta-fakta dan persoalan lain yang terungkap, antara lain:

1. Rendahnya “aware” dan belum dipahaminya tanggung jawab dan peran masing-masing Fakultas/Unit kerja dalam mendukung pelaksanaan layanan dan pengembangan TI.

2. Belum tersedianya Rencana pengembangan TI pada level strategis atau detil, termasuk roadmap dan portofolio proyek TI kedepan, rencana pengembangan TI hanya ada dan terbatas pada level Institut.

3. Belum adanya buku pedoman yang mengatur prosedur operasi standar layanan pengaduan gangguan dan perbaikan.

4. Mekanisme penyelesaian konflik terkait perencanaan, pertukaran data dan penyediaan sumber daya belum ditetapkan.

5. Mapping kebutuhan arsitektur aplikasi belum mengacu kepada mapping kebutuhan infrastruktur.

6. Pengembangan Arsitektur Infrastruktur belum berorientasi pada pengadaan teknologi dan sistem informasi terbaru.

7. Masih rancu dan tidak jelasnya Tatakelola TI8. Terbatasnya SDM TI yang tersedia.

3. PERBAIKAN DAN PEMECAHAN MASALAH

Mengacu pada permasalahan dan fakta-fakta yang terungkap dalam pengembangan dan implementasi TI diatas, agar tujuan pengembangan dan implementasi dapat berjalan sesuasi dengan sasaran, berbagai program dan kegiatan percepatan implementasi dan pengembangan perlu dilakukan. Adapun program dan kegiatan yang perlu segera dilaksanakan, antara lain:

1. Melaksanakan assesment menyeluruh terhadap keberadaan TI.2. Merealisasikan segera struktur Tata Kelola TI, dan menyusun buku

pedoman prosedur operasi standar layanan gangguan dan perbaikan.3. Merealisasikan segera perbaikan dan peningkatan infrastruktur pendukung

layanan TI, seperti sistem pengaman internal dan eksternal menara dan perangkat TI lainnya, dan pengoperasian sistem cadangan daya.

4. Merealisasikan segera kebutuhan peralatan kerja Helpdesk layanan TI.Diharapkan dengan terlaksananya percepatan program dan kegiatan diatas, permasalahan dan fakta-fakta yang terungkap saat dapat segera dapan diminimalisasi sehingga pengembangan dan implementasi TI dapat berjalan sesuai dengan rencana. Adapun kegiatan yang dapat dilaksanakan segera, adalah:

Page 6: Rencana Induk Pengembangan PUSKOM

A. Self Assement Selain pengakuan global, kredibilitas perguruan tinggi dalam perspektif nasional juga mempertimbangkan apakah perguruan tinggi terkait memiliki kredibilitas yang baik dalam perspektif industri partner atau masyarakat secara luas. Selain adopsi TI untuk layanan utama (seperti pendidikan, administrasi pendidikan, penelitian & kemitraan dan manajemen organisasi) dan layanan pendukung, TI juga diadopsi dengan tipikal tambahan lainnya. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana merealisasikan keselarasan TI dengan kebutuhan IAIN SMH Banten. Bagaimana otoritas untuk sumberdaya, risiko, resolusi konflik, dan tanggung jawab untuk TI di-share di antara unit kerja, partner-partner organisasi, manajemen TI dan penyedia jasa. Termasuk juga di sini isu seleksi dan prioritisasi proyek-proyek TI.Untuk menjawab, semua pertanyaan diatas, perlu dilakukan self assessment sehingga kita dapat mengetahui pada posisi mana IAIN SMH Banten berada. Self Assessment yang dilaksanakan dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah dikembangkan dalam COBIT Quickstart 2nd Edition.Selain itu, untuk mengetahui daya dukung dan ketersediaan infrastruktur TI yang ada saat ini perlu juga dilaksanakan Re-assessing the Existing Network and Identifying Customer Objectives yang dapat dilakukan secara bersama antara tim pengembangan TI, UPT Puskom, dan PT. Telkom tbk atau pihak lainnya.

A.1. Struktur Tata Kelola TIPermasalahan umum yang terjadi pada Tata Kelola TI, umumnya

disebabkan beberapa hal, antara lain:1. Posisi TI memiliki strata dibawah Unit lainnya.2. Tidak ada standar-standar TI3. SDM yang sangat terbatas

Untuk dapat merealisasikan IT Leadership, salah satu cara adalah merealisasikan fungsi komisi TI. Pendekatan ini dapat menutupi permasalahan utama sulitnya mereposisi TI pada posisi yang paling ideal, dengan demikian rancangan tata kelola TI yang diusulkan adalah sebagai berikut:

1. Komisi Pengarah TI, peran utamanya menetapkan Renstra TI dan Cetak Biru TI.

2. Komisi Kerja TI, peran utamanya sebagai penyusun kebijakan TI3. CIO (Chief Information Officer). Keberadaan CIO ditujukan untuk

memastikan kepemimpinan TI institusi yang memadai dalam mengeksekusi berbagai agenda strategis TI dalam rangka mendukung obyektif strategis institusi.

4. Struktur Internal Organisasi TI, dalam hal ini peningkatan tugas dan fungsi UPT Puskom IAIN SMH Banten.

5. Staf SI/TI dilingkungan Fakultas/Unit Kerja lainnya.

A.2. Komisi Pengarah TI

Page 7: Rencana Induk Pengembangan PUSKOM

Peran komisi pengarah TI yaitu:1) Menetapkan Rencana Strategis TI dan Cetak Biru TI;2) Mereview dan memberikan persetujuan Rencana TI Institut

(khususnya yang bersifat strategis) yang mengakomodir kepentingan seluruh stakeholder melalui penetapan cetak biru TI;

3) Melakukan evaluasi secara berkala atas keberjalanan inisiatif TI strategis dan ketercapaian benefit nya;

4) Menetapkan Kebijakan dan SOP TI yang telah direview oleh Komite Kerja TI.

KeanggotaanKetua: RektorAnggota: ( Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor II dan Pembantu Rektor III)Deskripsi Umum Komite Pengarah TI bertemu minimal 6 bulan sekali, selain pertemuan on demand yang dapat diselenggarakan sesuai kebutuhan berdasarkan permintaan dari Rektor, Pembantu Rektor atau Komite Kerja TI;Topik yang menjadi pembahasan dalam pertemuan Komite Pengarah TI di antaranya adalah:1) Review dan persetujuan Rencana TI Strategis (dan perubahannya

jika ada) yang akan ditetapkan oleh Rektor;2) Review dan persetujuan Rencana TI Tahunan (dan perubahannya

jika ada) yang akan ditetapkan oleh Rektor;3) Evaluasi program TI strategis dan pencapaian target benefitnya;

 A.3.3 Komisi Kerja TI

Peran Komisi Kerja TI adalah melakukan review akhir atas Rencana Strategis TI, Cetak Biru TI, Rencana Tahunan TI dan kebutuhan aplikasi bisnis oleh seluruh unit kerja.

1) Melakukan evaluasi berkala atas dukungan TI kepada seluruh stakeholder.

2) Menjadi clearing house bagi penyelesaian masalah-masalah eksekusi program-program TI, khususnya antara UPT Puskom dan unit-unit kerja.

3) Melakukan review akhir atas kebijakan dan SOP TI yang disiapkan oleh UPT Puskom, untuk selanjutnya akan ditetapkan oleh Komite Pengarah TI atau Rektor.

KeanggotaanKetua: Pembantu Rektor IAnggota: ( Kepala UPT Puskom, Perwakilan UPT, Perwakilan Biro-

Biro, Perwakilan Fakultas/Lembaga/Badan-Badan, Perorangan karena kepakaran)

Deskripsi Umum Komite Kerja TI bertemu minimal 3 bulan sekali, selain pertemuan on demand yang dapat diselenggarakan sesuai kebutuhan berdasarkan permintaan dari Wakil Rektor I, UPT Puskom atau unit kerja terkait;

Page 8: Rencana Induk Pengembangan PUSKOM

 Topik yang menjadi pembahasan dalam pertemuan Komite TI di antaranya adalah:1) Review permintaan kebutuhan akan sistem TI oleh bagian bisnis

lain kepada TI, khususnya untuk permintaan yang bersifat strategis dan akan memerlukan sumberdaya yang signifikan;

2) Evaluasi rutin seluruh implementasi inisiatif TI yang telah direncanakan sebelumnya;

3) Evaluasi rutin indeks kepuasan stakeholder atas layanan TI. 

B. Re-Organisasi struktur UPT PuskomTidak ada satu struktur yang fit for all, sehingga tiap PT harus melakukan modifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan batasan-batasan yang ada. Yang juga harus menjadi pertimbangan dari awal adalah apakah diperlukan staff SI/TI di tiap fakultas atau unit kerja lain? Dan bagaimana mekanisme pertanggungjawaban dan koordinasi antara Unit Pengelola TI dengan staff SI/TI di tiap unit kerja tersebut?Mengacu pada model pengembangan dan implementasi TI serta tugas dan fungsi UPT Puskom, maka struktur UPT Puskom ke depan di usulkan sebagai berikut1. Kepala UPT Puskom, 2. Divisi Pengembangan Sistem, dengan tugas dan fungsi

melaksanakan pengembangan aplikasi, pemberian technical3. Divisi Operasi Sistem4. Divisi Layanan 

Setelah dilakukan estimasi kebutuhan SDM TI dalam struktur organisasi TI, cetak biru Tata Kelola TI juga harus menetapkan program pengembangan SDM TI. Program pengembangan SDM TI dapat merujuk pada value chain kompetensi TI.1) Pengembangan aplikasi-aplikasi, baik secara inhouse atau kerjasama

dengan pihak ketiga2) Pemberian technical support atas aplikasi atas eskalasi dari IT

Helpdesk3) Pemeliharaan aplikasi dan perubahannya4) Pengelolaan rutin infrastruktur jaringan, server dan data center5) Pengelolaan keamanan TI jaringan6) Pengelolaan backup data aplikasi kritikal7) Pelaksanaan Technical Support atas infrastruktur atas eskalasi dari IT

Helpdesk 8) Penyelenggaraan training TI untuk civitas, baik yang mendukung

kurikulum atau di luar kurikulum9) Pelaksanaan fungsi IT Helpdesk10) Pelaksanaan Desktop Services untuk pengguna

Gambar 3. Struktur Organisasi UPT Puskom dan tusi masing-masing divisi 

Page 9: Rencana Induk Pengembangan PUSKOM

Puskom terbentuk berdasarkan : Kepmen No.05 Tahun 2005 Ortaker dan Kepmen No.34 Tahun 2008 tentang Statuta IAIN “SULTAN MAULANA HASANUDDIN” BANTEN

A. Pusat Komputer menurut Pasal 58 yaitu : (1) Pusat Komputer adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang

pengembangan sistem informasi Institut serta pendidikan dan layanan komputer, dipimpin oleh Kepala yang diangkat oleh dan bertanggungjawab kepada Rektor.

(2) Struktur organisasi dan uraian tugas Pusat Komputer ditetapkan dengan Keputusan Rektor.

(3) Pembinaan teknis Pusat Informasi dan Komputer dilakukan oleh Pembantu Rektor Bidang Akademik.

B. Untuk melaksanakan Tugas Pusat Komputer tersebut, bagian Pusat Komputer menyelenggarakan tugas :1) Penyusunan rencana dan program kerja;2) Penyusunan rencana dibidang Pusat Komputer dan ICT;3) Pelaksana pengadaan dan pengembangan sistem informasi OnLine;4) Pelayanan jasa konsultasi dan penyelenggaraan pelatihandi bidang komputer baik di

dalam lembaga kampus IAIN “SMH” Banten atau antar lembaga perguruan tinggi;5) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komputer.6) Pelaksana program pengembangan Website kampus;7) Pelaksana koordinasi tugas-tugas sub bagian;8) Pelaksana pemberian petunjuk dan bimbingan bagi pelaksana tugas masing-masing;9) Pelaksana penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan

laporan.

Struktur Organisasi

Page 10: Rencana Induk Pengembangan PUSKOM

C. Topologi ICT IAIN SMH Banten

 

 

Page 11: Rencana Induk Pengembangan PUSKOM

D. Menara dan Sistem Proteksi TerpasangUntuk mengurangi kemungkinan kegagalan operasi dan kerusakan peralatan dipandang perlu untuk sesegera mungkin membangun ulang menara dan sistem proteksi yang optimum sehingga kerusakan pada peralatan dapat dihindarkan. Sistem proteksi yang dibangun harus mengikuti prosedur seperti dibawah ini: Ruang Lingkup Pekerjaan Survey sitem prtokesi petir yang ada Desain sistem proteksi petir yang baru Perencanaan Sistem Proteksi Petir Konsep Zona Proteksi

D.1. Konsep Perencanaan Yang DimintaKonsep dasar desain sistem proteksi yang diajukan dalam laporan ini mengacu pada standar IEC 61024 - 1 tentang proteksi terhadap sambaran petir, IEC 1312 tentang proteksi terhadap impuls elektromagnetik, serta standar Amerika NFPA 780 tentang Proteksi Petir. Menurut standar IEC, daerah yang ditempati personil dan peralatan dibagi dalam zona-zona proteksi sebagai berikut:a. Zona 0A : daerah dengan kemungkinan disambar petir langsung.b. Zona 0B : daerah yang terlindung dari bahaya sambaran

langsung, namun mendapat pengaruh impuls elektromagnetik seperti sambaran petir langsung.

c. Zona 1 : daerah yang terlindung dari bahaya sambaran petir langsung, namun mendapat pengaruh elektromagnetik yang teredam struktur bangunan.

d. Zona 2 : zona dalam zona 1 yang mendapat tambahan perlindungan seperti kabinet.

e. Zona 3 : zona dalam zona 2 dengan mendapat tambahan perlindungan seperti casing atau shielding lainnya.

Konsep dasar desain sistem proteksi mengacu pada standar IEC 61024 - 1 tentang proteksi terhadap sambaran petir, IEC 1312 tentang proteksi terhadap impuls elektromagnetik. Konsep umum sistem proteksi petir menurut standar IEC 1024 - 1 dan IEC 1312 dikelompokan menjadi 2 komponen:a. Proteksi eksternal untuk mencegah bahaya sambaran petir

langsung pada personil, struktur dan peralatan. Dengan kata lain membuat zona 0B dari zona 0A. Proteksi ini dilaksanakan dengan memasang finial udara, down conductor, dan sistem grounding.

b. Proteksi internal untuk mencegah bahaya impuls elektromagnetik pada peralatan akibat sambaran petir, atau membentuk zona 1 dan seterusnya.

Proteksi ini dilaksanakan secara bertingkat pada tiap zona proteksi dengan cara:

Page 12: Rencana Induk Pengembangan PUSKOM

a. Shielding dan manajemen rute kabel Bonding semua komponen metal dalam zona proteksi

b. Pemasangan arrester pada semua saluran listrik dan data yang masuk dari zona yang lebih rendah dibagian luar struktur/bangunan ke zona yang lebih tinggi di bagian dalam.

Selanjutnya sistem proteksi petir diimplementasikan dengan mempertimbangkan Kerugian ekonomis akibat sambaran petir yang dirinci sebagai berikut:a. Kerugian akibat perbaikan yang harus dilaksanakan.b. Kerugian akibat tidak berfungsinya peralatan.c. Kerugian akibat hilangnya material.d. Kerugian akibat hilangnya keuntungan.Selanjutnya sistem proteksi petir diimplementasikan dengan mempertimbangkan dua macam resiko:a. Resiko ekonomisb. Resiko teknisProteksi Terhadap Bahaya Sambaran Langsung Gedung atau struktur yang ditempati peralatan elektronik sensitif seperti sentral radio, telekomunikasi, dan pusat komputer harus diamankan dari bahaya sambaran langsung serta bahaya ikutannya berupa impuls elektromagnetik. Dalam hal ini sistem proteksi eksternal harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga persoalan-persoalan berikut dapat diperkecil.Sistem grounding yang terintegrasi diimplementasikan sedemikian rupa sehingga arus petir cepat terdissipasi tanpa menimbulkan kenaikan tegangan yang membahayakan peralatan dan personil, Grounding untuk menyalurkan arus petir secara efektif sebaiknya menggunakan banyak saluran/paralel dan sependek mungkin. Kombinasi antara grounding ring, grounding radial, dan driven rod diprioritaskan untuk instalasi-instalasi sensitif. Grounding petir, jika karena suatu alasan tidak boleh dihubungkan dengan grounding lain, maka dibonding satu sama lain menggunakan spark gap.

 

E. Cadangan Daya yang dibutuhkanMasalah ketersedian energi listrik merupakan persoalan krusial di kampus IAIN SMH Banten kampus I (kota serang), seringnya terjadi pemadaman aliran listrik baik karena perbaikan rutin, maupun gangguan sudah mencapai tahap kritis bagi pengoperasian jaringan internet dan intranet IAIN SMH Banten, ketersedian UPS dipandang sudah tidak memadai dibandingkan dengan lamanya waktu pemadaman yang terjadi, oleh karena itu dibutuhkan cadangan daya untuk menjaga kontinuitas layanan jaringan. Saat ini IAIN SMH Banten telah memiliki Genset, namun pengelolaan dan penanganan Genset perlu pengaturan khusus.

  

Page 13: Rencana Induk Pengembangan PUSKOM

 DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto, Prof. Dr. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi

Turban, Efraim; McLean; Wetherbe; & James. 2002. Information Tehcnology for Management: Transforming Business in The Digital Economy. USA: John Wiley