rencana induk pengembangan stit
TRANSCRIPT
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
(STIT PRINGSEWU)
A. PENDAHULUAN
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang pendidikan, pembangunan nasional telah membawa
implikasi terutama yang berkenaan dengan kebutuhan tenaga
guru/ pendidik yang berkompetensi dan professional di
Kabupaten Pringsewu. Beberapa sektor pembangunan yang terus
dan telah digalakkan di Pringsewu seperti sektor pendidikan
dan pengembangan sumber daya manusia telah mendapat
perhatian yang sangat besar baik dari daerah maupun dari
pemerintah pusat.
Kebijaksanaan ini didasarkan pada kesadaran bahwa
pembangunan dibidang pendidikan dan pengembangan sumber
daya manusia yang berkualitas merupakan bagian integral
pembangunan nasional. Hasil pembangunan tersebut dapat
diperoleh melalui proses pendidikan terencana dan terpadu.
Sebab masalah pendidikan merupakan masalah kebutuhan dan
hal yang sangat mendasar dari setiap manusia, masyarakat
dan Negara.
1
B. POLA DASAR PENGEMBANGAN 1. Maksud dan Tujuan Pedoman Rencana Induk Pengembangan (RIP) STIT Pringsewu
dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah bagi
seluruh kebijakan serta kegiatan akademiknya dalam rangka
meningkatkan perannya yang nyata dalam menunjang
pembangunan Bangsa dan Negara khususnya Kabupaten
Pringsewu. Sejalan dengan hal tersebut maka Rencana Induk
Pengembangan (RIP) STIT Pringsewu bertujuan:
a. Penyelenggaraan dan penyempurnaan pendidikan
b. Mengembangkan penelitian
c. Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat
d. Mengembangkan kerja sama dengan lembaga lembaga lain
baik yang berada di dalam maupun di luar negeri guna
meningkatkan tugas dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan
tinggi.
2. Kebijaksanaan Dasar Sehubungan dengan maksud dan tujuan pendirian STIT
Pringsewu sebagaimana tersebut di atas, maka secara umum
Rencana Induk Pengembangan (RIP) STIT Pringsewu disusun
dengan dilandasi oleh kebijaksanaan dasar sebagai berikut:
a. Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 yang menekankan kepada upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, berikut
pasal 31:1 dan 2 yang berbunyi: Tiap tiap warga Negara
berhak mendapatkan pendidikan. Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang
diatur dalam undang- undang.
B. Garis garis Besar Haluan Negara yang diatur dalam TAP MPR tahun 1993 yang berkaitan dengan dan peranan pendidikan
tinggi yang antara lain disebutkan sebagai berikut:
2
1. Pendidikan tinggi diarahkan dan dikembangkan: a. Menjadikan perguruan Tinggi sebagai pusat pemeliharaan,
penelitian, dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
teknologi sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa
sekarang dan masa yang akan datang.
b. Mendidik mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian serta
memiliki rasa tanggung jawab masa depan Bangsa dan
Negara Indonesia.
c. Menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha
usaha pembangunan nasional dan daerah.
d. Mengembangkan tata kehidupan yang memadai dan tampak
jelas corak khas kepribadian Indonesia.
2. Meningkatkan peranan Perguruan Tinggi dan lembaga lembaga penelitian dalam kegiatan pembangunan antara lain: A.Penggunaan kebebasan mimbar akademis dalam bentuk yang
kreatif, konstrukstif dan bertanggung jawab tetap dijamin
sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan.
B.Integrasi dan konsolidasi kegiatan kegiatan mahasiswa
dan cendikiawan sesuai dengan profesinya dalam wadah
wadah yang efektif, sehingga mereka dapat menyumbangkan
prestasi serta partisipasi yang positif.
c. Sarana dan prasarana pendidikan termasuk gedung,
peralatan, perpustakaan, fasilitas kerja dan kondisi
kehidupan yang layak bagi seluruh tenaga pendidikan dan
pengajaran makin disempurnakan dan ditingkatkan.
d. Strategi pengembangan ini akan dilaksanakan melalui
pendekatan administrasi pembangunan dengan system
perencanaan penyusunan program dan penganggaran.
E. Kebijakan dasar pengembangan Pendidikan Tinggi
Pengembangan pendidikan tinggi di masa mendatang akan
terus dilaksanakan dengan memperhatikan kedudukannya 3
dengan pembangunan, ilmu pengetahuan dan teknologi,
kebutuhan masyarakat, kebudayaan serta kerjasama nasional
dan Regional. Oleh karena itu sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah Merupakan sub system Pendidikan Nasional
Indonesia yang berdasarkan Undang Undang No 2 Tahun 1989
tentang system pendidikan nasional diarahkan:
1. Menjadi bagian integral dari usaha usaha pembangunan
baik nasional maupun regional.
2. Menjadi penghubung antara dunia ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kebutuhan masyarakat.
3. Menggiatkan pendidikan berdasarkan pola pemikiran yang
Analitis, praktis dan berorientasi pada pemecahan
masalah disertai oleh pandangan masa depan
4. Meningkatkan partisipasi dalam perbaikan dan
pengembangan mutu kehidupan dan mutu kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan penerapannya serta penumbuhan pengertian
dan kerja sama Nasional dalam usaha mencapai
perdamaian dunia serta kesejahteraan umum manusia.
5. Meningkatkan terlaksananya:
a. Pengembangan seluruh kemampuan serta kepribadian
manusia.
b. Mobilitas mahasiswa dari suatu pengalaman pendidikan ke
pendidikan yang lain.
c. Diversifikasi kepengalaman pendidikan dan proses
belajar.
d. Demokratisasi dalam pendidikan proses belajar.
e. Mobilitas sumber-sumber masyarakat yang dapat
Dimanfaatkan dalam pendidikan dan pertumbuhan kegiatan
riset.
Pada Undang-Undang nomor 30 Tahun 1995 tentang Sistem
Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa tugas pokok Sekolah
Tinggi adalah menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di
atas perguruan menengah dan memberikan pendidikan dan 4
pengajaran berdasarkan kebudayaan kebangsaan Indonesia
dengan cara ilmiah meliputi pendidikan dan pengajaran,
penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sehubungan dengan itu untuk masa 5 sampai 10 tahun
mendatang Sekolah Tinggi mampu menjalankan tugas-tugas
pokok seperti tercantum dalam Undang-undang tersebut diatas
dan segala peraturan pelaksanaannya serta ditingkatkan
terus menuju tercapainya sasaran yang ditetapkan.
3. Strategi Dasar Strategi dasar STIT Pringsewu mampu menjalankan tugas-tugas
sebagai berikut:
a. Peranan masa sekarang dan masa yang akan datang. STIT Pringsewu mempunyai azas dan tujuan membina manusia-
manusia pembangunan yang berimtaq dan paham iptek yakni
manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam mengembangkan
kreatifitas dan tanggung jawab, dapat menyalurkan demokrasi
dan sifat tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan
tinggi disertai budi pekerti yang luhur,mencintai bangsanya
dan sesamanya sesuai dengan tujuan yang termaksud dalam
Undang-Undang Dasar 1945 dan segala aturan pelaksanaannya.
Disamping STIT Pringsewu menyelenggarakan pendidikan tinggi
dengan jalan menggali, memelihara, mengembangkan serta
mengamalkan ilmu dan teknologi demi tercapainya tujuan
pembangunan nasional, sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Hubungan antara sekolah tinggi dengan sistem Pendidikan
Tinggi Nasional. Bahwa sesungguhnya tugas mencerdaskan
kehidupan bangsa adalah menjadi tanggung jawab seluruh
bangsa Indonesia dengan kata lain, tugas itu menjadi 5
tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat
dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya sesuai
dengan falsafah bangsa yaitu Pancasila. Oleh karena itu
STIT Pringsewu yang merupakan sub sistem pendidikan
nasional, mempunyai tugas dan kewajiban antara lain berupa
pemeliharaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian
dan pengabdian pada masyarakat sesuai dengan tujuan
pendidikan tinggi dalam rangka membina kemampuan dan
keperibadian warga negara.
c. Tugas dan kewajiban STIT Pringsewu. STIT Pringsewu bertugas menyelenggarakan pendidikan tinggi
sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah dibidang hukum yang
dtetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku. Untuk
menyelenggarakan tugas pokok tersebut, STIT Pringsewu
mempunyai kewajiban:
1. Menyelenggarakan, membina dan mengembangkan pendidikan
tinggi dan pengajaran.
2. Menyelenggarakan, membina dan mengembangkan penelitian
serta usaha dalam rangka penyelenggaranaan pengawasan
dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kebudayaan dan kehidupan masyarakat.
3. Menyelenggarakan, membina dan mengembangkan pengabdian
pada masyarakat, meningkatkan kehidupan manusia pada
umumnya.
4. Melaksanakan ketiga kewajiban tersebut diatas yang juga
diarahkan pada pemantapan pembinaan civitas akademik
pada umumnya serta pembinaan mahasiswa pada khususnya.
4. Sasaran. Sasaran yang ingin dicapai melalui rencana Induk
Pengembangan STIT Pringsewu ini meliputi empat bidang:
6
a. Bidang akademis/ pendidikan yakni berupa penyelenggaraan
, perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan
Program-program pendidikan yang dibina.
b. Bidang penelitian yakni mengembangkan penelitian
dibidang pendidikan sesuai dengan karakteristik STIT
Pringsewu guna menunjang pembangunan nasional dan
daerah.
c. Bidang pengabdian masyarakat yaitu membantu masyarakat
khususnya yang bergerak dibidang kemasyarakatan sebagai
bentuk pengabdian nyata STIT Pringsewu kepada masyarakat
d. Bidang pembinaan kemahasiswaan dengan menekankan
terutama pada bidang penalaran (reasoning), minat
(interest), dan kesejahteraan mahasiswa (walfare).
5. TantanganTantangan menunjuk kepada adanya perkembangan situasi di
luar STIT Pringsewu yang terbagi ke dalam tantangan
perkembangan dunia internasional, nasional, regional,
perubahan pada stakeholder, dan perkembangan kompetitor.
Perkembangan globalisasi dunia yang berintikan
liberalisasi informasi, liberalisasi perdagangan, dan
liberalisasi investasi telah menghadapkan STIT Pringsewu
sebagai salah satu lembaga yang pendidikan yang
tertantang untuk menjadi good brand and good quality.
Liberalisasi informasi dan investasi yang merambah dunia
pendidikan mendorong STIT Pringsewu untuk dapat menjadi
lembaga pendidikan yang mampu disandingkan dan
dipertandingkan dalam pergaulan nasional, regional dan
international. Perkembangan lingkup nasional dan
regional telah mendorong stakeholder (pemerintah,
mahasiswa, sponsor mahasiswa, pengguna lulusan, pengguna
berbagai jasa STIT Pringsewu) menuntut lebih banyak
kepada STIT Pringsewu untuk lebih berkualitas sehingga 7
STIT Pringsewu ke depan diharap melakukan peningkatan
kualitas yang berkelanjutan (continuous improvement)
sesuai kebutuhan stakeholder sehingga memenuhi tuntutan
akuntabilitas. Perkembangan perguruan tinggi lain baik
PTN, PTS, maupun PTAI adalah pesaing dalam usaha namun
sekaligus mitra dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Keadaan ini dapat dijadikan dasar bagi STIT Pringsewu
untuk bertekad dan berusaha menjadi lembaga yang unggul
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
6. Masalah UtamaMasalah utama pengembangan sebagai lembaga pendidikan
terkemuka dikategorikan menjadi Lima jenis, yaitu:
1. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia. STIT Pringsewu memiliki perbedaan ratio dosen terhadap
mahasiswa yang sangat signifikan dan variatif di
masing-masing unit, keperluan pembinaan etos kerja,
tuntutan peningkatan karir dosen/karyawan, dan
tuntutan peningkatan kesejahteraan.
2. Peningkatan Kualitas Metode Pedagogi. Metode pedagogi yang terfokus pada ceramah diharapkan berkembang
dengan peningkatan kualitas praktikum, magang di dunia
kerja, studi banding, penulisan inovatif dan karya-
karya kreatif mahasiswa. Interaksi ilmiah dosen dengan
mahasiswa di luar perkuliahan dan bimbingan skripsi
masih relatif rendah sehingga diperlukan adanya
dorongan untuk melakukan hal itu.
3. Peningkatan Kualitas Bahan Pembelajaran. Sebagai sebuah lembaga yang belum terkemuka dalam
pengembangan ilmu pengetahuan STIT Pringsewu perlu
peningkatan produktivitas dan kualitas buku dan
berbagai jenis bahan ajar yang lain, peningkatan
8
produksi jurnal dan akses jurnal, peningkatan kualitas
hasil penelitian dan diseminasinya.
4. Pengadaan dan Optimalisasi Peralatan. Pengadaan peralatan untuk peningkatan kualitas
pembelajaran baik karena belum memiliki peralatan yang
dimaksud maupun untuk memenuhi rasio yang labih baik
antara jumlah peralatan dan jumlah mahasiswa. STIT
Pringsewu sudah ditunjang dengan perpustakaan
sederhana. Peralatan yang belum optimal dimanfaatkan
sebagai alat pembelajaran adalah internet. Kritikan
dari dosen maupun mahasiswa terhadap kelengkapan
peralatan ruang kuliah yang memadai untuk berbagai
metode pembelajaran memerlukan tindak lanjut yang
nyata sehingga peningkatan kualitas pembelajaran
terpenuhi.
5. Peningkatan Kualitas Lingkungan. STIT Pringsewu memerlukan peningkatan suasana akademik
yang mencerminkan diri sebagai lembaga pendidikan
tinggi dibanding sebagai tempat berkumpulnya individu
semata. STIT Pringsewu tidak hidup dalam ruang kosong
sehingga perubahan lingkungan, baik regional,
nasional, maupun internasional perlu terus diikuti,
untuk ini STIT Pringsewu perlu membangun jaringan
kerjasama yang lebih harmonis dan erat dengan berbagai
pihak yang dapat mendukung fungsi pendidikan tinggi.
Perlu usaha-usaha khusus untuk meningkatkan kerjasama
regional, nasional, maupun internasional. Mahasiswa
STIT Pringsewu adalah mahasiswa S-1 yang dibiayai oleh
orangtuanya, oleh karena itu hubungan dengan orang tua
mahasiswa yang selama ini hanya pada saat mahasiswa
baru dan wisuda dapat dijalin dengan mensosialisasikan
9
akses orang tua terhadap internet untuk mengontrol
mahasiswa.
7. PendekatanPendekatan yang perlu digunakan untuk menjawab tantangan
dan masalah yang dihadapi maka pendekatan yang dipilih
adalah melakukan peningkatan kualitas yang berkelanjutan
(continuous improvement) dengan dasar pemikiran yang
bersifat sirkuler dalam teknis pelaksanaannya yaitu
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan
(PDCA = Plan, Do, Check, Act). Perencanaan yang dimaksud
adalah perencanaan kualitas unit kerja yang diidenti-
fikasi sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan rencana
yang telah ditetapkan benar-benar dikerjakan sehingga
mencapai mutu. Evaluasi terhadap pelaksanaan dilakukan
sebagai suatu kebutuhan untuk memperbaiki langkah
selanjutnya agar dapat mencapai baku kinerja yang
ditetapkan bersama. Pelaksanaan peningkatan kualitas
yang berkelanjutan disesuaikan dengan keadaan di masing-
masing unit kerja.
8. Usaha-UsahaUntuk menyusun Rencana Induk Pengembangan STIT Pringsewu
ditempuh melalui berbagai usaha, antara lain:
1. Koordinasi antar pimpinan baik vertikal maupun horisontal (mulai Ketua sampai Ketua Program Studi).
2. Rapat Pimpinan dan pejabat pelaksana untuk menentukan Visi, Misi, dan Tujuan STIT Pringsewu kedepan.
3. Koordinasi Tim Penyusun Rencana Induk Pengembangan STIT Pringsewu yang terdiri dari unsur Pimpinan, Biro
Akademik, Biro Administrasi Umum, Biro Keuangan, Biro
kemahasiswaan, Lembaga Penelitian, Lembaga Pengabdian
10
pada Masyarakat, Bagian Perencanaan Sarana /prasarana,
dan Badan Kendali Mutu Akademik.
C. GAMBARAN KEADAAN STIT PRINGSEWU DAN POLA PENGEMBANGAN LIMA TAHUN Berpijak pada pola dasar dan pola umum pembangunan jangka
panjang sebagaimana tersebut di atas serta arah
perkembangan dan kondisi yang terjadi setiap tahun, maka
disusun program tahunan sebagai operasionalisasinya.
Program tahunan tersebut diharapkan secara bertahap dan
berkesinambungan mewujudkan pembangunan lima tahun yang
sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian berhasil atau tidaknya pembangunan seperti
diuraikan di atas sangatlah tergantung pada faktor-faktor
yang menunjangnya serta dengan memperhitungkan bagaimana
kondisi faktor-faktor penunjang tersebut pada saat ini.
Adapun faktor-faktor ini meliputi antara lain staf
pengajar, mahasiswa, organisasi atau ketatalaksanaannya,
perolehan dana penyelenggaraan pendidikan, tenaga
administrasi, perpustakaan dan berbagai sarana da prasarana
lainnya.
1. Bidang Akademik a. Bidang ilmu yang diselenggarakan.
Bidang ilmu yang diselenggarakan untuk jangka waktu lima
tahun mandatang adalah jenjang program dan Strata (S1)
Menejemen Pendidikan Islam (S.Pd.I)
b. Tenaga Dosen
Komposisi dosen tetap maupun tidak tetap pada saat ini
adalah sebagai berikut:
1. Dosen tetap diangkat 6 orang untuk program studi 11
Menejemen pendidikan Islam.
2. Dosen tidak tetap
Melengkapi kebutuhan tenaga pengajar STIT Pringsewu,
para dosen tidak tetap yang jumlahnya 10 orang
telah menyatakan siap membantu dan mengajar di STIT
Pringsewu. Mereka direkrut dari praktisi pendidikan,
pejabat pemerintah, akademisi pendidikan dan lain-lain
yang berkualifikasi sarjana S-2 dan S-3 (1 Guru Besar)
dan akan dimanfaatkan sesuai dengankualifikasi/keahlian
masing masing. Dengan demikian jumlah dosen yang akan
mengajar di STIT Pringsewu adalah sebanyak 16 orang.
2. Mahasiswa Mahasiswa STIT Pringsewu 1 tahun pertama adalah sebanyak
164 mahasiswa dengan kuota penerimaan mahasiswa sebanyak
200 mahasiswa.
3. Tenaga Administrasi Tenaga administrasi sebanyak 3 orang yang merupakan tenaga
tetap Yayasan.
4. Perpustakaan Kelengkapan sarana perpustakaan sebagai salah satu unit
produksi STIT Pringsewu menyiapkan buku-buku referensi umum
dan khusus sesuai dengan kebutuhan civitas akademika
khususnya untuk staf, dosen dan mahasiswa.
5. Laboratorium Disamping itu tersedia pula Laboraturium komputer sebanyak
20 unit untuk keperluan mata kuliah mahasiswa dan juga
kepentingan staf STIT Pringsewu sebagai penunjang sarana
kuliah.
12
6. Penelitian & Pengabdian pada Masyarakat. Program penelitian dan pengabdian pada masyarakat
dilaksanakan melalui kerja sama dengan pihak-pihak yang
memiliki visi dan misi yang sama seperti dengan sesama
Perguruan Tinggi atau lembaga-lembaga lain. Sedangkan untuk
pengabdian pada masyarakat akan lebih ditingkatkan dari
tahun ketahun sehingga kepedulian dan keberadaan STIT
Pringsewu semakin dirasakan manfaatnya secara langsung oleh
masyarakat.
7. Organisasi, kepegawaian dan sarana STIT Pringsewu diorganisir dengan struktur organisasi garis
dan staf, dilengkapi dengan beberapa lembaga penunjang
kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat dan lain sebagainya yang tersusun sebagai
berikut:
a.Ketua STIT Pringsewu Sebagai penanggung jawab tertinggi oprasionalisasi
pendidikan dan pengabdian pada masyarakat dan dibantu oleh
tiga pembantu Ketua yaitu Pembantu Ketua Bidang Akademik,
Pembantu ketua Bidang Administrasi dan umum, Pembantu Ketua
Bidang Kemahasiswaan.
b. Ketua Program Studi Yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perencanaan,
pelaksanaan dan pengembangan yang dibantu oleh Sekretaris
Program Studimenejemen pendidikan Islam dan pelaporan
kegiatan Program Studi ke Ketua.
c. Pimpinan bagian umum dan administrasi akademik yaitu terdiri dari Kepala Bagian Umum yang membawahi tata
usaha, kepegawaian, keuangan dan sarana serta Kepala Bagian 13
Administrasi Akademik membawahi seksi pengajaran, evaluasi
dan ujian, nilai. Kepala Bagian Kemahasiswaan membawahi
seksi kemahasiswaan, alumni.
d. Pemimpin Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) masing-masing adalah Ketua Puslit dan P3M. Ketua
Puslit bertugas mengadakan penelitian khususnya berkaitan
dengan administrasi, sedangkan Ketua P3M bertugas untuk
melaksanakan kegiatan kepada masyarakat 12 malalui praktek
kerja lapangan mahasiswa dan bentuk lain yang dapat
dinikmati langsung oleh masyarakat/sekolah sekitar STIT
Pringsewu.
8. Fasilitas dan Sarana/Prasarana. Untuk tahap pertama, sarana dan prasarana fisik pendidikan
yang dapat mendukung proses kelancaran belajar mengajar
dilingkungan STIT Pringsewu telah siap digunakan agar
proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik.
Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana fisik
STIT Pringsewu dilaksanakan setiap tahun anggaran tanpa
mengganggu proses belajar mengajar.
9. Dukungan Dana Konsep pengembangan seperti terinci di atas telah memiliki
dasar-dasar pertimbangan yang kuat, terlebih terhadap
kemungkinan dari kelulusan STIT Pringsewu untuk bekerja dan
mendapat tempat kerja dan bahkan menciptakan lapangan kerja
sendiri melalui kemandirian dalam usaha.
Melalui perencanaan yang baik dan matang ditunjang dengan
hubungan yang baik dengan pemerintah, swasta, masyarakat
dan Yayasan serta para sponsor dari dalam dan luar daerah/
negeri akan dapat diperoleh dana yang memadai bagi 14
penyelenggaraan STIT Pringsewu. Oleh karena itu, maka
diperlukan pendekatan, upaya promosi dan kerja sama yang
baik dengan menyajikan rencana serta proposal kerja sama
disertai konsep yang jelas dan saling menguntungkan.
Konsep penggalangan dana yang hanya bersumber dari orang
tua mahasiswa melalui berbagai sumbangan wajib dan sukarela
memiliki kendala yang cukup banyak disebabkan terutama
karena penghasilan orang tua yang umumnya kecil serta
gejolak prekonomian yang tidak menentu. Hal ini menjadi
lemah dan kurang bisa diandalkan guna menunjang seluruh
perencanaan di atas. Sehubungan dengan itu perlu dicarikan
alternatif lain yang lebih tepat untuk mencari dana bagi
penyelenggaraan Sekolah Tinggi ini melalui berbagai sumber
yang dapat didekati oleh Yayasan STIT Pringsewu dan
menggalakkannya secara optimal. Dengan konsep terpadu
seperti yang diharapkan akan dapat mengatasi segala
kesulitan dana yang diperlukan sekaligus dapat menjamin
penyelenggaraan seluruh rencana yang telah disusun.Dengan
demikian STIT Pringsewu dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya dengan baik sekaligus dapat menjamin tercapainya
tujuan yang telah direncanakan.
D. Pengembangan Pendidikan dan PembelajaranPengembangan bidang akademik direncanakan dalam bentuk
proses peningkatan mutu kegiatan kependidikan dan
pembelajaran secara berkelanjutan baik di dalam mau pun
di luar kelas, secara formal mau pun informal. Rencana
pengembangan akademik berlandaskan pada visi dan misi
STIT Pringsewu meliputi bidang pendidikan-pengajaran,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
memiliki relevansi dengan kebutuhan stakeholders. Proses
tersebut ditunjang oleh perencanaan pengembangan
kualitas kemampuan mendidik-mengajar dan peningkatan 15
jenjang pendidikan para dosen. Rencana pengembangan
akademik tersebut meliputi:
1. Rencana Pengembangan Kurikulum Program StudiKurikulum dalam hal ini merupakan semua yang secara
nyata terjadi dalam proses kependidikan dan
pembelajaran di STIT Pringsewu, dalam berbagai bentuk
penyajian mata kuliah.
a. Setiap mata kuliah dalam setiap program studi, secara dinamis harus mengandung pendidikan rohani
dan hati sebagai penanaman dan pengembangan aqidah
dalam mewujudkan atmosfir perilaku keislaman dan
keilmuan.
b. Mata kuliah disampaikan dalam paradigma bahwa pembelajaran menjadikan mahasiswa sebagai subjek
didik dan ajar yang memiliki kebebasan berekspresi.
c. Setiap mata kuliah harus memiliki relevansi dengan cara hidup dalam arti mahasiswa dapat memperoleh
nilai-nilai akhlak, sehingga memiliki keyakinan dan
kepampuan untuk menerapkannya dalam kehidupan
nyata.
d. Setiap mata kuliah hendaknya dapat melatih mahasiswa mengembangkan rasa ingin tahunya, ingin
tahu yang benar, sehingga mampu menikmati dalam
mempelajari dan mengembangkan IPTEKS.
e. Setiap mata kuliah yang disajikan harus dikemas penyampaiannya (silabus) sedemikian rupa sehingga
terasa manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari. Bahwa
menuntut ilmu berarti belajar dan melatih diri
untuk berpikir, berinteraksi dan berbuat secara
sistematis, logis, rasional, terencana dan teliti,
16
yang akan membuahkan manusia pekerja-keras yang
kreatif dan inovatif yang mempunyai daya saing yang
tinggi.
f. Setiap mata kuliah harus mengandung motivasi bagi
mahasiswa untuk menguasai bahasa asing. Karena
dengan penguasaan bahasa asing mahasiswa dapat
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan di luar
negeri lebih cepat dan mudah.
2. Rencana Pengembangan Sumber Daya DosenKurikulum yang telah dirancang secara tepat sesuai
dengan keberadaan peserta didik akan menghasilkan
lulusan yang kompetitif dalam dunia kerja, akan selalu
dikaitkan dengan peningkatan mutu para dosen yang
bertugas menyampaikan. Dosen dapat dikatakan sebagai
struktur determinan dalam mengembangkan potensi
mahasiswa dalam mendekati tujuan pendidikan, karena
itu mutu sumber daya dosen perlu direncanakan
pengembangannya agar para dosen berkemampuan untuk:
a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan perhatian terhadap mutu potensi (intelektual, emosi,
keterampilan) mahasiswa melalui berbagai Cara
seperti: pengamatan, wawancara, angket dan lain-
lain.
b. Membantu mahasiswa mengembangkan potensi yang baik (positif) serta memberi arahan dalam menghilangkan
pembawaan atau kebiasaan mahasiswa yang jelek.
c. Menginformasikan, memperlihatkan kepada mahasiswa tentang berbagai peran atau tugas orang dewasa
dalam keluarga, lembaga tempat bekerja dan
masyarakat dengan berbagai bidang keahlian,
17
keterampilan agar mahasiswa memilih sesuai dengan
minat dan bakat mereka.
d. Memperhatikan perkembanagan potensi mahasiswa untuk mengetahui apakah minat dan bakat mereka telah
tersalurkan dengan baik atau sebaliknya.
e. Memberikan wawasan dan bimbingan terutama ketika mahasiswa perwaliannya menemui kesulitan dalam
pengembangan potensi mereka atau suasana belajar
dan atau ketenangannya mengalami gangguan.
f. Menyajikan setiap mata kuliah secara menarik,
menyenangkan dan efektif, baik di dalam mau pun di
luar kelas.
g. Meningkatkan keahlian sesuai dengan bidang ilmunya dan keterampilan dalam mengajarkannya melalui
short-course, studi-lanjut, sehingga mampu
mengembangkan logika dan rasionalitas mahasiswa.
3. Rencana Pengembangan Perkuliahan BermutuPerkuliahan bermutu adalah proses yang terjadi dalam
perencanaan, penyajian materi sebagai pelaksanaan
perencanaan, termasuk kegiatan evaluasi proses,
produk dan unsur-unsur yang terlibat dalam upaya
memenuhi kebutuhan stakeholders, baik mahasiswa
sebagai pelanggan primer, orang tua, pemerintah,
lembaga sponsor, lembaga pendidikan yang lebih tinggi,
lembaga penelitian sebagai pelanggan sekunder, mau pun
pelanggan tersier seperti perusahaan, kewirausahaan
dan dunia kerja yang lain. Untuk mewujudkan
perkuliahan bermutu perguruan tinggi ini merencanakan:
a. Menciptakan Sistem dan Proses Perkuliahan yang Korektif.
18
Mengupayakan terciptanya suatu sistem dan proses
berdasarkan proses sirkuler PDCA (Plan - Do - Check
- Act) dalam perkuliahan. Dalam hal ini dosen harus
membuat perencanaan perkuliahan, rencana penyajian
serta pelaksanaan evaluasi. Berdasarkan evaluasi
terhadap proses pembelajaran tersebut dosen harus
melakukan perbaikan atau peningkatan mutu
perkuliahan pada tahap (semester) berikutnya.
b. Menciptakan Perkuliahan dengan Managemen Keberagaman.
Menciptakan ”managemen keberagaman”dalam menyikapi,
memperlakukan keberadaan mahasiswa bersifat
heterogin (perbedaan latar belakang sosial-budaya,
daya tangkap pemahaman,kepribadian), pandangan dan
sikap dosen, kelengkapan ruang kelas, lingkungan.
Keberagaman merupakan suatu kewajaran, karena itu
generalisasi perlu dihindari, peraturan harus
memperhitungkan heterogenitas, kecermatan terhadap
yang bersifat kasus atau gejala umum.
c. Menciptakan Kemandirian Mahasiswa.Melatih dan mengevaluasi keterampilan dosen dalam
pengembangan kemandirian mahasiswa baik dalam
berpikir, merasa dan bertindak. Dosen harus
mengembangkan sikap demokratis, terbuka.
Mengembangkan teknik diskusi, bekerja dan belajar
mandiri, berprakarsa, berinovasi, berkreasi serta
menciptakan situasi win-win.
d. Menciptakan Managemen Berdasarkan Data.Perkuliahan bermutu mempunyai prinsip utama
Management By Fact, jadi bukan Management By
Objective. Karena itu dosen diharuskan mempunyai
data kelas secara lengkap dari perencanaan sampai
19
dengan evaluasi, sebagai dasar dalam menentukan
langkah perbaikan mutu perkuliahan.
e. Membuat Perencanaan Perkuliahan Bermutu.Setiap dosen pengampu mata kuliah diharuskan
membuat susunan materi perkuliahan untuk satu
semester dan untuk setiap pertemuan berdasarkan
kurikulum dan kebutuhan para pelanggan, tujuan,
sarana pendukung, metode penyajian dan sistem
evaluasi.
f. Membuat Perencanaan Pelaksanaan Perkuliahan
Bermutu.
Dalam penyajian materi kuliah dosen harus menyusun
Satuan Materi Sajian (SMS) serta menyajikan SMS
tersebut di kelas. Dalam hal ini dosen harus betul-
betul menyadari tentang fase-fase psikologis dalam
belajar seperti fase: motivasi, pemerhatian,
pemerolehan, penyimpanan, pengingatan,
generalisasi, kinerja dan umpan balik.
g. Merencanakan Evaluasi Untuk Peningkatan Mutu Perkuliahan.
Dosen harus mengevaluasi mahasiswa bukan hanya pada
penguasaan materi yang disajikan seperti pada
umumnya masih terjadi di setiap perguruan tinggi
(menurut Management By Objective, MBO, linier),
tetapi harus menggunakan Management Mutu Terpadu
(MMT, sirkuler) yang mempunyai tujuan untuk
peningkatan dan pengendalian mutu. Evaluasi
perkuliahan merupakan dasar usaha peningkatan mutu
perkuliahan secara berkelanjutan, baik pada
perencanaan, pelaksanaan mau pun pada cara
melakukan evaluasi. Evaluasi bisa dilakukan diri
20
sendiri yakni evaluasi oleh mahasiswa atau dosen
terhadap dirinya sendiri (pengevaluasi internal),
di samping bisa dosen mengevaluasi mahasiswa, atau
sebaliknya (pengevaluasi eksternal). Di samping itu
evaluasi harus mempunyai standar untuk peningkatan
mutu.
4. Merencanakan Raw Input Mahasiswa dan Rasio Mahasiswa – Dosen
a. Secara bertahap pengurangan beban dosen untuk berkonsentrasi dalam menjalankan peran dan tugas
secara efektif perlu dikurangi sehingga mereka yang
menjadi mahasiswa adalah mereka yang memenuhi
standar yang telah ditetapkan dalam bentuk test
masuk.
b. Secara bertahap mengurangi heterogenitas (keberagaman) mahasiswa dalam satu kelas minimal
dalam kemampuan intelektual atau kemampuan
tertentu.
c. Pada program studi tertentu secara bertahap dilakukan upaya pendekatan pada rasio
dosen-mahasiswa yang lebih ideal.
5. Pengembangan PenelitianKegiatan penelitian merupakan salah satu cara untuk
mengembangkan ilmu dan teknologi.Pengembangan ilmu dan
teknologi pada dasarnya ditujukan utnuk mensejahterakan
kehidupan manusia agar dapat menikmati kehidupannya
secara selaras, seimbang, dan serasi dengan kemajuan
ilmu dan teknologi itu sendiri. Dengan demikian
penelitian akan dapat memberi arti dan sumbangan bagi
upaya peningkatan kesejahteraan manusia.
1. Ruang Lingkup Penelitian
21
a. Penelitian pada dasarnya merupakan bagian integral yang dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa baik
secara individual maupun kelompok. Kegiatan
penelitian dilaksanakan oleh staf dosen dari
jurusan/prodi, laboratorium, dan pusat-pusat studi.
b. Kegiatan penelitian yang dilakukan dosen-dosen diharapkan menghasilkan konsep, model, prototipe,
pengetahuan baru yang bermanfaat bagi pengembangan
kelembagaan dan juga berorientasi pada produk yang
relevan bagi pembangunan daerah dan nasional.
c. Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen pada tiap jurusan/fakultas/ laboratorium dan pusat-pusat
studi di lingkungan STIT Pringsewu dikoordinir oleh
Lembaga Penelitian. Lembaga Penelitian dalam hal
ini juga menjalankan fungsinya sebagai koordinator
dan fasilitator kegiatan penelitian.
d. Penelitian yang sifatnya "monodisiplin" dilakukan oleh oleh jurusan/laboratorium atau prodi.
e. Sedangkan Pusat-pusat studi melakukan kegiatan penelitian yang sifatnya monodisplin maupun
multidisiplin.
f. Dalam upaya mewujudkan STIT Pringsewu menjadi
"Real University", Lembaga Penelitian diharapkan
menjadi salah satu pemeran khususnya dalam
menjalankan kegiatan dan keterpaduan penelitian
dengan bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat.
Dalam hal ini harus dikembangkan pola keterkaitan
antara kegiatan penelitian dengan pengabdian pada
masyarakat serta pendidikan termasuk pendidikan
pasca sarjana.
6. Pengembangan Pengabdian Pada Masyarakat Lembaga
22
Pengabdian kepada Masyarakat LPM STIT Pringsewu merupakan unsur pelaksana yang menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat baik
yang didanai dari Yayasan mengkoordinasikan kegiatan
pengabdian yang ada di lingkungan STIT Pringsewu dalam
melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu
pengabdian kepada masyarakat, baik yang dilakukan oleh
mahasiswa dalam rangka Kuliah Kerja Lapangan (KKL) maupun
oleh dosen di lingkungan STIT Pringsewu. Selain itu, LPM
STIT Pringsewu juga melaksanakan kegiatan pengabdian lain
dalam bentuk pendampingan, perintisan maupun pembinaan
bekerjasama dengan lembaga/instansi lain baik pemerintah
maupun sawasta.
A. Struktur LPMLPM STIT Pringsewu secara struktural memiliki Kepala
LPM, Sekretaris LPM dan 3 Koordinator Bidang (Ko.Bid)
yaitu Kabid Program Kuliah Kerja Lapangan(KKL) dan
Pengembangan Wilayah, Kobid Pendidikan dan Pelayanan
Masyarakat dan Kobid Pengembangan SDM dan Inkubator
Bisnis. Administrasi lembaga dilaksanakan oleh bagian
Tata Usaha. Setiap Koordinator Bidang dalam
kegiatannya bekerjasama dengan seluruh Program studi
yang ada di STIT Pringsewu sesuai dengan bidang
garap/ pekerjaan yang sedang dilakukan, dimana
diharapkan seluruh tenaga dosen dari Prodi dilibatkan
semaksimal mungkin sesuai dengan prinsip dasar
pengerjaan seluruh pekerjaan di LPM STIT Pringsewu
yang menganut pola terintegrasi multidisiplin ilmu.
Dengan demikian diharapkan hasil yang dicapai menjadi
maksimal.
B. Tujuan LPM
23
a. Membantu STIT Pringsewu dalam menyusun kebijakan, perencanaan dan program yang berkaitan dengan
kegiatan pengabdian masyarakat baik yang dilakukan
oleh Dosen maupun mahasiswa.
b. Membantu lembaga pemerintah dan swasta dalam menyusun kebijakan, perencanaan dan program yang
berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya STIT
Pringsewu sehingga kegiatan terlaksana secara baik
dan saling menguntungkan.
c. Menerapkan dan mengembangkan teknologi termasuk identifikasi, eksploitasi (produksi), dan
pengelolaannya.
d. Merancang dan membangun model kerjasama dalam bidang pengabdian masyarakat baik dengan instansi
pemerintah maupun swasta dan lembaga kemasyarakatan
lainnya
7. Pengembangan KemahasiswaanMahasiswa sebagai salah satu komponen sivitas akademika
STIT Pringsewu yang memiliki karakteristik bersifat
heterogen, kedudukan dan fungsinya sangat strategis
untuk dibina dan dikembangkan. Mereka sebagai Sumber
Daya Manusia (SDM), yang potensial untuk ditingkatkan
daya kreativitasnya agar kelak menjadi lulusan yang
sesuai dengan tujuan diselenggarakan pendidikan di STIT
Pringsewu dan tujuan Pendidikan Nasional. Untuk menuju
ke sana perlu diupayakan suasana kampus yang sekondusif
mungkin dalam bentuk kegiatan kurikuler, ko-kurikuler
dan ektrakurikuler yang utuh.
Tujuan utama pelayanan akademik baik dalam bentuk
kurikuler maupun kokurikuler ialah mengantarkan
24
mahasiswa mencapai tingkat kesarjanaan, sedangkan
pembinaan dan pengembangan mahasiswa dalam bentuk
ektrakurikuler ialah mempermatang keperibadian mahasiswa
sesuai dengan potensi yang dimiliki dan untuk melahirkan
lulusan sesuai dengan cita-cita serta tujuan pendidikan
di STIT Pringsewu.
1. Hakekat PembinaanHakekat pembinaan mahasiswa STIT Pringsewu adalah
suatu usaha yang sistematis bagi penciptaan iklim dan
kondisi yang memberikan kemungkinan bagi pengembangan
diri mahasiswa dalam membentuk diri sendiri, sejalan
dengan peranan dan tujuan STIT Pringsewu maupun
Pendidikan Nasional
2. Tujuan Pembinaana. Tujuan Umum :
Membentuk akademisi muslim yang berakhlak mulia,
cakap, percaya pada diri sendiri dan berguna bagi
masyarakat dan agama
b. Tujuan Khusus :1).Terbinanya keperibadian akademik muslim yang
cakap dan sadar menjalankan tugas pengabdian
2).Terbitnya suasana kehidupan kemahasiswaan yang harmonis dan kondusif bagi pengembangan nilai
keilmuan dan ke islaman
3).Terbina generasi penerus persyerikatan yang sanggup menlanjutkan gerakan amal usaha
Muhammadiyah sebagai kader umat dan kader bangsa
3. Kondisi Objektif MahasiswaPembinaan mahasiswa STIT Pringsewu merupakan upaya
yang terus-menerus dilakukan yang didasarkan pada
objektif mahasiswa itu sendiri. Adapun tujuan utamanya 25
adalah mengantarkan seluruh mahasiswa STIT Pringsewu
mencapai tingkat kesarjanaan dan sekaligus
mempermatang keperibadiannya sesuai dengan potensi
yang dimiliki masing-masing mahasiswa. Dengan
demikian, akan melahirkan akademika muslim yang sesuai
dengan cita-cita pendidikan STIT Pringsewu.
Kondisi objektif mahasiswa STIT Pringsewu yang
dijadikan dasar untuk mengadakan pembinaan secara
kontinyu adalah:
a. Berasal dari masyarakat yang latar belakang sosial ekonomi dan budaya yang beragam
b. Berasal dari daerah yang beragam, sebagian dari daerah pringsewu dan tanggamus.
c. Sebagian besar berusia pasca remaja yang tengah mengalami perubahan baik fisik maupun psikis dan
sebagian kecil tergolong berusia dewasa
d. Sebagian besar motivasi mahasiswa masuk STIT Pringsewu beragam dan sebagian kecil motivasi
mereka adalah ingin membina dirinya sesuai dengan
ciri khas Perguruan Tinggi yaitu ke -Islaman dan
Keilmuan.
D. POLA UMUM PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG 1. Program Umum Jangka Panjang Dilandasi oleh tujuan, kebijaksanaan dasar dan pola dasar
pengembangan sebagaimana tersebut diatas, maka STIT
Pringsewu akan menitik beratkan pada pengembangan sumber
daya anusia yang potensial, profesional dan produktif
dibidang pendidikan. Dengan demikian nantinya diharapkan
26
STIT Pringsewu akan menjadi partner dan mitra pemerintah
Nasional maupun regional. Dengan demikian maka tahapan-
tahapan program penyelenggaraan pendidikan pengolahan
kampus sebagai berikut: A.Tahap I(2012-2013)- Penyelengaraan pendidikan dan Konsolidasi
B.Tahap II(2013 – 2014) - Pengembangan akademik dan fisik
C.Tahap III(2014 –2015) - Peningkatan status
D.Tahap IV(2016 – 2017) - Peningkatan mutu pendidikan
E.Tahap V (2018 – 2019) - Pengakuan Masyarakat.
2. Sasaran jangka Panjang Sasaran yang ingin dicapai dengan Rencana Induk
Pengembangan oleh STIT Pringsewu dapat dibagi menjadi empat
bagian yaitu:
a. Bidang Akademisi Pendidikan Program pendidikan yang hendak dilaksanakan oleh STIT
Pringsewu bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga guru
terampil, yang berkompetensi dan profesional dibidang
pendidikan. Untuk mencapai tujuan di atas, diperlukan
sistem pendidikan, kurikulum dan silabus yang cocok dan
sesuai dengan kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman
untuk menghasilkan berbagai kualifikasi lulusan sesuai
harapan.
Dalam jangka waktu 10 tahun mendatang beberapa jurusan/
program studi lainnya akan dikembangkan, dengan
memperhitungkan faktor-faktor internal seperti kemampuan
kelembagaan, keuangan dan sebagainya serta faktor-faktor
external antara lain minat calon mahasiswa, kebutuhan pasar
dan berbagai tantangan lainnya. Pengelola berpedoman pada
27
kurikulum nasional yang berlaku dengan kemungkinan
panambahan/ pengembangan pada muatan lokalnya.
Dengan demikian untuk tahap awal dapat melahirkan tenaga
tenaga sarjana pendidikan Islam yang dapat menjawab
tantangan pembangunan yang semakin kompleks. Agar seluruh
sistem pendidikan yang hendak dilaksanakan berjalan secara
efektif, professional baik jangka pendek maupun jangka
panjang diperlukan sarana penunjang yang cukup sebagai
tuntutan kebutuhan khususnya meliputi jumlah dan
kualifikasi dosen/tenaga pengajar, ruang kuliah,
perpustakaan dan sarana penunjang lainnya.
b. Bidang Penelitian. Penelitian-penelitian juga dikembangkan dengan cara memacu
pada dosen tetap maupun dosen tidak tetap, untuk menyusun
dan mengajukan rancangan-rancangan penelitian mandiri atau
membuat usulan-usulan proyek yang diajukan ke instansi
pemerintah atau swasta bahkan lembaga lainnya dalam rangka
pengembangan ilmu maupun kepentingan praktis.
c. Bidang Pengabdian Pada Masyarakat Pengabdian pada masyarakat ditujukan untuk mengembangkan
sumber daya manusia ke arah terciptanya manusia pembangunan
dan mengembangkan masyarakat ke arah pengembangan kebiasaan
gemar belajar berorganisasi melalui kegiatan yang berbentuk
pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu
ditujukan pula untuk meningkatkan kepekaan civitas
akademika khususnya mahasiswa terhadap masalah-masalah yang
ada di masyarakat.
d. Mengembangkan kerja sama dengan Lembaga-lembaga lainnya.
28
STIT Pringsewu mengembangkan kerja sama dengan lembaga-
lembaga lain baik di dalam maupun di luar daerah/ negeri
yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. Bentuk-bentuk kerja
sama yang sesuai dengan prinsip di atas antara lain:
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kerja sama di
bidang penelitian, pembinaan dan pengembangan staf
kemahasiswaan serta bentuk kerja sama lainnya yang saling
menguntungkan atau sedikitnya tidak merugikan STIT
Pringsewu sebagai lembaga pendidikan tinggi yang
berorientasi pada upaya kesadaran pendidikan masyarakat
dalam pembangunan daerah.
E. PENUTUP Berhasil tidaknya seluruh perencanaan ini pada dasarnya
tergantung pada banyak aspek. Aspek-aspek tersebut adalah
komitmen dari pada pendiri dan seluruh pengurus Yayasan
STIT Pringsewu, dukungan pemerintah, para pimpinan STIT
Pringsewu, para dosen Pengasuh, para mahasiswa, para staf
dan pelaksana teknis, orang tua mahasiswa serta seluruh
pihak terkait.
Pringsewu 01 Juni 2013
Ketua STIT Pringsewu
Arman, M.Pd.
29