rencana induk pengembangan stit

36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT PRINGSEWU) A. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan, pembangunan nasional telah membawa implikasi terutama yang berkenaan dengan kebutuhan tenaga guru/ pendidik yang berkompetensi dan professional di Kabupaten Pringsewu. Beberapa sektor pembangunan yang terus dan telah digalakkan di Pringsewu seperti sektor pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia telah mendapat perhatian yang sangat besar baik dari daerah maupun dari pemerintah pusat. Kebijaksanaan ini didasarkan pada kesadaran bahwa pembangunan dibidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan bagian integral pembangunan nasional. Hasil pembangunan tersebut dapat diperoleh melalui proses pendidikan terencana dan terpadu. Sebab masalah pendidikan merupakan masalah kebutuhan dan 1

Upload: udo-mirzawan

Post on 09-Feb-2016

198 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rencana Induk Pengembangan Stit

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH

(STIT PRINGSEWU)

A. PENDAHULUAN

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

di bidang pendidikan, pembangunan nasional telah membawa

implikasi terutama yang berkenaan dengan kebutuhan tenaga

guru/ pendidik yang berkompetensi dan professional di

Kabupaten Pringsewu. Beberapa sektor pembangunan yang terus

dan telah digalakkan di Pringsewu seperti sektor pendidikan

dan pengembangan sumber daya manusia telah mendapat

perhatian yang sangat besar baik dari daerah maupun dari

pemerintah pusat.

Kebijaksanaan ini didasarkan pada kesadaran bahwa

pembangunan dibidang pendidikan dan pengembangan sumber

daya manusia yang berkualitas merupakan bagian integral

pembangunan nasional. Hasil pembangunan tersebut dapat

diperoleh melalui proses pendidikan terencana dan terpadu.

Sebab masalah pendidikan merupakan masalah kebutuhan dan

hal yang sangat mendasar dari setiap manusia, masyarakat

dan Negara.

1

Page 2: Rencana Induk Pengembangan Stit

B. POLA DASAR PENGEMBANGAN 1. Maksud dan Tujuan Pedoman Rencana Induk Pengembangan (RIP) STIT Pringsewu

dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah bagi

seluruh kebijakan serta kegiatan akademiknya dalam rangka

meningkatkan perannya yang nyata dalam menunjang

pembangunan Bangsa dan Negara khususnya Kabupaten

Pringsewu. Sejalan dengan hal tersebut maka Rencana Induk

Pengembangan (RIP) STIT Pringsewu bertujuan:

a. Penyelenggaraan dan penyempurnaan pendidikan

b. Mengembangkan penelitian

c. Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat

d. Mengembangkan kerja sama dengan lembaga lembaga lain

baik yang berada di dalam maupun di luar negeri guna

meningkatkan tugas dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan

tinggi.

2. Kebijaksanaan Dasar Sehubungan dengan maksud dan tujuan pendirian STIT

Pringsewu sebagaimana tersebut di atas, maka secara umum

Rencana Induk Pengembangan (RIP) STIT Pringsewu disusun

dengan dilandasi oleh kebijaksanaan dasar sebagai berikut:

a. Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 yang menekankan kepada upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, berikut

pasal 31:1 dan 2 yang berbunyi: Tiap tiap warga Negara

berhak mendapatkan pendidikan. Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang

diatur dalam undang- undang.

B. Garis garis Besar Haluan Negara yang diatur dalam TAP MPR tahun 1993 yang berkaitan dengan dan peranan pendidikan

tinggi yang antara lain disebutkan sebagai berikut:

2

Page 3: Rencana Induk Pengembangan Stit

1. Pendidikan tinggi diarahkan dan dikembangkan: a. Menjadikan perguruan Tinggi sebagai pusat pemeliharaan,

penelitian, dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan

teknologi sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa

sekarang dan masa yang akan datang.

b. Mendidik mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian serta

memiliki rasa tanggung jawab masa depan Bangsa dan

Negara Indonesia.

c. Menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha

usaha pembangunan nasional dan daerah.

d. Mengembangkan tata kehidupan yang memadai dan tampak

jelas corak khas kepribadian Indonesia.

2. Meningkatkan peranan Perguruan Tinggi dan lembaga lembaga penelitian dalam kegiatan pembangunan antara lain: A.Penggunaan kebebasan mimbar akademis dalam bentuk yang

kreatif, konstrukstif dan bertanggung jawab tetap dijamin

sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan.

B.Integrasi dan konsolidasi kegiatan kegiatan mahasiswa

dan cendikiawan sesuai dengan profesinya dalam wadah

wadah yang efektif, sehingga mereka dapat menyumbangkan

prestasi serta partisipasi yang positif.

c. Sarana dan prasarana pendidikan termasuk gedung,

peralatan, perpustakaan, fasilitas kerja dan kondisi

kehidupan yang layak bagi seluruh tenaga pendidikan dan

pengajaran makin disempurnakan dan ditingkatkan.

d. Strategi pengembangan ini akan dilaksanakan melalui

pendekatan administrasi pembangunan dengan system

perencanaan penyusunan program dan penganggaran.

E. Kebijakan dasar pengembangan Pendidikan Tinggi

Pengembangan pendidikan tinggi di masa mendatang akan

terus dilaksanakan dengan memperhatikan kedudukannya 3

Page 4: Rencana Induk Pengembangan Stit

dengan pembangunan, ilmu pengetahuan dan teknologi,

kebutuhan masyarakat, kebudayaan serta kerjasama nasional

dan Regional. Oleh karena itu sekolah Tinggi Ilmu

Tarbiyah Merupakan sub system Pendidikan Nasional

Indonesia yang berdasarkan Undang Undang No 2 Tahun 1989

tentang system pendidikan nasional diarahkan:

1. Menjadi bagian integral dari usaha usaha pembangunan

baik nasional maupun regional.

2. Menjadi penghubung antara dunia ilmu pengetahuan,

teknologi, dan kebutuhan masyarakat.

3. Menggiatkan pendidikan berdasarkan pola pemikiran yang

Analitis, praktis dan berorientasi pada pemecahan

masalah disertai oleh pandangan masa depan

4. Meningkatkan partisipasi dalam perbaikan dan

pengembangan mutu kehidupan dan mutu kebudayaan, ilmu

pengetahuan dan penerapannya serta penumbuhan pengertian

dan kerja sama Nasional dalam usaha mencapai

perdamaian dunia serta kesejahteraan umum manusia.

5. Meningkatkan terlaksananya:

a. Pengembangan seluruh kemampuan serta kepribadian

manusia.

b. Mobilitas mahasiswa dari suatu pengalaman pendidikan ke

pendidikan yang lain.

c. Diversifikasi kepengalaman pendidikan dan proses

belajar.

d. Demokratisasi dalam pendidikan proses belajar.

e. Mobilitas sumber-sumber masyarakat yang dapat

Dimanfaatkan dalam pendidikan dan pertumbuhan kegiatan

riset.

Pada Undang-Undang nomor 30 Tahun 1995 tentang Sistem

Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa tugas pokok Sekolah

Tinggi adalah menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di

atas perguruan menengah dan memberikan pendidikan dan 4

Page 5: Rencana Induk Pengembangan Stit

pengajaran berdasarkan kebudayaan kebangsaan Indonesia

dengan cara ilmiah meliputi pendidikan dan pengajaran,

penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sehubungan dengan itu untuk masa 5 sampai 10 tahun

mendatang Sekolah Tinggi mampu menjalankan tugas-tugas

pokok seperti tercantum dalam Undang-undang tersebut diatas

dan segala peraturan pelaksanaannya serta ditingkatkan

terus menuju tercapainya sasaran yang ditetapkan.

3. Strategi Dasar Strategi dasar STIT Pringsewu mampu menjalankan tugas-tugas

sebagai berikut:

a. Peranan masa sekarang dan masa yang akan datang. STIT Pringsewu mempunyai azas dan tujuan membina manusia-

manusia pembangunan yang berimtaq dan paham iptek yakni

manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya,

memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam mengembangkan

kreatifitas dan tanggung jawab, dapat menyalurkan demokrasi

dan sifat tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan

tinggi disertai budi pekerti yang luhur,mencintai bangsanya

dan sesamanya sesuai dengan tujuan yang termaksud dalam

Undang-Undang Dasar 1945 dan segala aturan pelaksanaannya.

Disamping STIT Pringsewu menyelenggarakan pendidikan tinggi

dengan jalan menggali, memelihara, mengembangkan serta

mengamalkan ilmu dan teknologi demi tercapainya tujuan

pembangunan nasional, sesuai dengan kebijaksanaan

pemerintah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Hubungan antara sekolah tinggi dengan sistem Pendidikan

Tinggi Nasional. Bahwa sesungguhnya tugas mencerdaskan

kehidupan bangsa adalah menjadi tanggung jawab seluruh

bangsa Indonesia dengan kata lain, tugas itu menjadi 5

Page 6: Rencana Induk Pengembangan Stit

tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat

dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya sesuai

dengan falsafah bangsa yaitu Pancasila. Oleh karena itu

STIT Pringsewu yang merupakan sub sistem pendidikan

nasional, mempunyai tugas dan kewajiban antara lain berupa

pemeliharaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian

dan pengabdian pada masyarakat sesuai dengan tujuan

pendidikan tinggi dalam rangka membina kemampuan dan

keperibadian warga negara.

c. Tugas dan kewajiban STIT Pringsewu. STIT Pringsewu bertugas menyelenggarakan pendidikan tinggi

sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah dibidang hukum yang

dtetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok tersebut, STIT Pringsewu

mempunyai kewajiban:

1. Menyelenggarakan, membina dan mengembangkan pendidikan

tinggi dan pengajaran.

2. Menyelenggarakan, membina dan mengembangkan penelitian

serta usaha dalam rangka penyelenggaranaan pengawasan

dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

kebudayaan dan kehidupan masyarakat.

3. Menyelenggarakan, membina dan mengembangkan pengabdian

pada masyarakat, meningkatkan kehidupan manusia pada

umumnya.

4. Melaksanakan ketiga kewajiban tersebut diatas yang juga

diarahkan pada pemantapan pembinaan civitas akademik

pada umumnya serta pembinaan mahasiswa pada khususnya.

4. Sasaran. Sasaran yang ingin dicapai melalui rencana Induk

Pengembangan STIT Pringsewu ini meliputi empat bidang:

6

Page 7: Rencana Induk Pengembangan Stit

a. Bidang akademis/ pendidikan yakni berupa penyelenggaraan

, perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan

Program-program pendidikan yang dibina.

b. Bidang penelitian yakni mengembangkan penelitian

dibidang pendidikan sesuai dengan karakteristik STIT

Pringsewu guna menunjang pembangunan nasional dan

daerah.

c. Bidang pengabdian masyarakat yaitu membantu masyarakat

khususnya yang bergerak dibidang kemasyarakatan sebagai

bentuk pengabdian nyata STIT Pringsewu kepada masyarakat

d. Bidang pembinaan kemahasiswaan dengan menekankan

terutama pada bidang penalaran (reasoning), minat

(interest), dan kesejahteraan mahasiswa (walfare).

5. TantanganTantangan menunjuk kepada adanya perkembangan situasi di

luar STIT Pringsewu yang terbagi ke dalam tantangan

perkembangan dunia internasional, nasional, regional,

perubahan pada stakeholder, dan perkembangan kompetitor.

Perkembangan globalisasi dunia yang berintikan

liberalisasi informasi, liberalisasi perdagangan, dan

liberalisasi investasi telah menghadapkan STIT Pringsewu

sebagai salah satu lembaga yang pendidikan yang

tertantang untuk menjadi good brand and good quality.

Liberalisasi informasi dan investasi yang merambah dunia

pendidikan mendorong STIT Pringsewu untuk dapat menjadi

lembaga pendidikan yang mampu disandingkan dan

dipertandingkan dalam pergaulan nasional, regional dan

international. Perkembangan lingkup nasional dan

regional telah mendorong stakeholder (pemerintah,

mahasiswa, sponsor mahasiswa, pengguna lulusan, pengguna

berbagai jasa STIT Pringsewu) menuntut lebih banyak

kepada STIT Pringsewu untuk lebih berkualitas sehingga 7

Page 8: Rencana Induk Pengembangan Stit

STIT Pringsewu ke depan diharap melakukan peningkatan

kualitas yang berkelanjutan (continuous improvement)

sesuai kebutuhan stakeholder sehingga memenuhi tuntutan

akuntabilitas. Perkembangan perguruan tinggi lain baik

PTN, PTS, maupun PTAI adalah pesaing dalam usaha namun

sekaligus mitra dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Keadaan ini dapat dijadikan dasar bagi STIT Pringsewu

untuk bertekad dan berusaha menjadi lembaga yang unggul

dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

6. Masalah UtamaMasalah utama pengembangan sebagai lembaga pendidikan

terkemuka dikategorikan menjadi Lima jenis, yaitu:

1. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia. STIT Pringsewu memiliki perbedaan ratio dosen terhadap

mahasiswa yang sangat signifikan dan variatif di

masing-masing unit, keperluan pembinaan etos kerja,

tuntutan peningkatan karir dosen/karyawan, dan

tuntutan peningkatan kesejahteraan.

2. Peningkatan Kualitas Metode Pedagogi. Metode pedagogi yang terfokus pada ceramah diharapkan berkembang

dengan peningkatan kualitas praktikum, magang di dunia

kerja, studi banding, penulisan inovatif dan karya-

karya kreatif mahasiswa. Interaksi ilmiah dosen dengan

mahasiswa di luar perkuliahan dan bimbingan skripsi

masih relatif rendah sehingga diperlukan adanya

dorongan untuk melakukan hal itu.

3. Peningkatan Kualitas Bahan Pembelajaran. Sebagai sebuah lembaga yang belum terkemuka dalam

pengembangan ilmu pengetahuan STIT Pringsewu perlu

peningkatan produktivitas dan kualitas buku dan

berbagai jenis bahan ajar yang lain, peningkatan

8

Page 9: Rencana Induk Pengembangan Stit

produksi jurnal dan akses jurnal, peningkatan kualitas

hasil penelitian dan diseminasinya.

4. Pengadaan dan Optimalisasi Peralatan. Pengadaan peralatan untuk peningkatan kualitas

pembelajaran baik karena belum memiliki peralatan yang

dimaksud maupun untuk memenuhi rasio yang labih baik

antara jumlah peralatan dan jumlah mahasiswa. STIT

Pringsewu sudah ditunjang dengan perpustakaan

sederhana. Peralatan yang belum optimal dimanfaatkan

sebagai alat pembelajaran adalah internet. Kritikan

dari dosen maupun mahasiswa terhadap kelengkapan

peralatan ruang kuliah yang memadai untuk berbagai

metode pembelajaran memerlukan tindak lanjut yang

nyata sehingga peningkatan kualitas pembelajaran

terpenuhi.

5. Peningkatan Kualitas Lingkungan. STIT Pringsewu memerlukan peningkatan suasana akademik

yang mencerminkan diri sebagai lembaga pendidikan

tinggi dibanding sebagai tempat berkumpulnya individu

semata. STIT Pringsewu tidak hidup dalam ruang kosong

sehingga perubahan lingkungan, baik regional,

nasional, maupun internasional perlu terus diikuti,

untuk ini STIT Pringsewu perlu membangun jaringan

kerjasama yang lebih harmonis dan erat dengan berbagai

pihak yang dapat mendukung fungsi pendidikan tinggi.

Perlu usaha-usaha khusus untuk meningkatkan kerjasama

regional, nasional, maupun internasional. Mahasiswa

STIT Pringsewu adalah mahasiswa S-1 yang dibiayai oleh

orangtuanya, oleh karena itu hubungan dengan orang tua

mahasiswa yang selama ini hanya pada saat mahasiswa

baru dan wisuda dapat dijalin dengan mensosialisasikan

9

Page 10: Rencana Induk Pengembangan Stit

akses orang tua terhadap internet untuk mengontrol

mahasiswa.

7. PendekatanPendekatan yang perlu digunakan untuk menjawab tantangan

dan masalah yang dihadapi maka pendekatan yang dipilih

adalah melakukan peningkatan kualitas yang berkelanjutan

(continuous improvement) dengan dasar pemikiran yang

bersifat sirkuler dalam teknis pelaksanaannya yaitu

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan

(PDCA = Plan, Do, Check, Act). Perencanaan yang dimaksud

adalah perencanaan kualitas unit kerja yang diidenti-

fikasi sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan rencana

yang telah ditetapkan benar-benar dikerjakan sehingga

mencapai mutu. Evaluasi terhadap pelaksanaan dilakukan

sebagai suatu kebutuhan untuk memperbaiki langkah

selanjutnya agar dapat mencapai baku kinerja yang

ditetapkan bersama. Pelaksanaan peningkatan kualitas

yang berkelanjutan disesuaikan dengan keadaan di masing-

masing unit kerja.

8. Usaha-UsahaUntuk menyusun Rencana Induk Pengembangan STIT Pringsewu

ditempuh melalui berbagai usaha, antara lain:

1. Koordinasi antar pimpinan baik vertikal maupun horisontal (mulai Ketua sampai Ketua Program Studi).

2. Rapat Pimpinan dan pejabat pelaksana untuk menentukan Visi, Misi, dan Tujuan STIT Pringsewu kedepan.

3. Koordinasi Tim Penyusun Rencana Induk Pengembangan STIT Pringsewu yang terdiri dari unsur Pimpinan, Biro

Akademik, Biro Administrasi Umum, Biro Keuangan, Biro

kemahasiswaan, Lembaga Penelitian, Lembaga Pengabdian

10

Page 11: Rencana Induk Pengembangan Stit

pada Masyarakat, Bagian Perencanaan Sarana /prasarana,

dan Badan Kendali Mutu Akademik.

C. GAMBARAN KEADAAN STIT PRINGSEWU DAN POLA PENGEMBANGAN LIMA TAHUN Berpijak pada pola dasar dan pola umum pembangunan jangka

panjang sebagaimana tersebut di atas serta arah

perkembangan dan kondisi yang terjadi setiap tahun, maka

disusun program tahunan sebagai operasionalisasinya.

Program tahunan tersebut diharapkan secara bertahap dan

berkesinambungan mewujudkan pembangunan lima tahun yang

sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian berhasil atau tidaknya pembangunan seperti

diuraikan di atas sangatlah tergantung pada faktor-faktor

yang menunjangnya serta dengan memperhitungkan bagaimana

kondisi faktor-faktor penunjang tersebut pada saat ini.

Adapun faktor-faktor ini meliputi antara lain staf

pengajar, mahasiswa, organisasi atau ketatalaksanaannya,

perolehan dana penyelenggaraan pendidikan, tenaga

administrasi, perpustakaan dan berbagai sarana da prasarana

lainnya.

1. Bidang Akademik a. Bidang ilmu yang diselenggarakan.

Bidang ilmu yang diselenggarakan untuk jangka waktu lima

tahun mandatang adalah jenjang program dan Strata (S1)

Menejemen Pendidikan Islam (S.Pd.I)

b. Tenaga Dosen

Komposisi dosen tetap maupun tidak tetap pada saat ini

adalah sebagai berikut:

1. Dosen tetap diangkat 6 orang untuk program studi 11

Page 12: Rencana Induk Pengembangan Stit

Menejemen pendidikan Islam.

2. Dosen tidak tetap

Melengkapi kebutuhan tenaga pengajar STIT Pringsewu,

para dosen tidak tetap yang jumlahnya 10 orang

telah menyatakan siap membantu dan mengajar di STIT

Pringsewu. Mereka direkrut dari praktisi pendidikan,

pejabat pemerintah, akademisi pendidikan dan lain-lain

yang berkualifikasi sarjana S-2 dan S-3 (1 Guru Besar)

dan akan dimanfaatkan sesuai dengankualifikasi/keahlian

masing masing. Dengan demikian jumlah dosen yang akan

mengajar di STIT Pringsewu adalah sebanyak 16 orang.

2. Mahasiswa Mahasiswa STIT Pringsewu 1 tahun pertama adalah sebanyak

164 mahasiswa dengan kuota penerimaan mahasiswa sebanyak

200 mahasiswa.

3. Tenaga Administrasi Tenaga administrasi sebanyak 3 orang yang merupakan tenaga

tetap Yayasan.

4. Perpustakaan Kelengkapan sarana perpustakaan sebagai salah satu unit

produksi STIT Pringsewu menyiapkan buku-buku referensi umum

dan khusus sesuai dengan kebutuhan civitas akademika

khususnya untuk staf, dosen dan mahasiswa.

5. Laboratorium Disamping itu tersedia pula Laboraturium komputer sebanyak

20 unit untuk keperluan mata kuliah mahasiswa dan juga

kepentingan staf STIT Pringsewu sebagai penunjang sarana

kuliah.

12

Page 13: Rencana Induk Pengembangan Stit

6. Penelitian & Pengabdian pada Masyarakat. Program penelitian dan pengabdian pada masyarakat

dilaksanakan melalui kerja sama dengan pihak-pihak yang

memiliki visi dan misi yang sama seperti dengan sesama

Perguruan Tinggi atau lembaga-lembaga lain. Sedangkan untuk

pengabdian pada masyarakat akan lebih ditingkatkan dari

tahun ketahun sehingga kepedulian dan keberadaan STIT

Pringsewu semakin dirasakan manfaatnya secara langsung oleh

masyarakat.

7. Organisasi, kepegawaian dan sarana STIT Pringsewu diorganisir dengan struktur organisasi garis

dan staf, dilengkapi dengan beberapa lembaga penunjang

kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada

masyarakat dan lain sebagainya yang tersusun sebagai

berikut:

a.Ketua STIT Pringsewu Sebagai penanggung jawab tertinggi oprasionalisasi

pendidikan dan pengabdian pada masyarakat dan dibantu oleh

tiga pembantu Ketua yaitu Pembantu Ketua Bidang Akademik,

Pembantu ketua Bidang Administrasi dan umum, Pembantu Ketua

Bidang Kemahasiswaan.

b. Ketua Program Studi Yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perencanaan,

pelaksanaan dan pengembangan yang dibantu oleh Sekretaris

Program Studimenejemen pendidikan Islam dan pelaporan

kegiatan Program Studi ke Ketua.

c. Pimpinan bagian umum dan administrasi akademik yaitu terdiri dari Kepala Bagian Umum yang membawahi tata

usaha, kepegawaian, keuangan dan sarana serta Kepala Bagian 13

Page 14: Rencana Induk Pengembangan Stit

Administrasi Akademik membawahi seksi pengajaran, evaluasi

dan ujian, nilai. Kepala Bagian Kemahasiswaan membawahi

seksi kemahasiswaan, alumni.

d. Pemimpin Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) masing-masing adalah Ketua Puslit dan P3M. Ketua

Puslit bertugas mengadakan penelitian khususnya berkaitan

dengan administrasi, sedangkan Ketua P3M bertugas untuk

melaksanakan kegiatan kepada masyarakat 12 malalui praktek

kerja lapangan mahasiswa dan bentuk lain yang dapat

dinikmati langsung oleh masyarakat/sekolah sekitar STIT

Pringsewu.

8. Fasilitas dan Sarana/Prasarana. Untuk tahap pertama, sarana dan prasarana fisik pendidikan

yang dapat mendukung proses kelancaran belajar mengajar

dilingkungan STIT Pringsewu telah siap digunakan agar

proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik.

Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana fisik

STIT Pringsewu dilaksanakan setiap tahun anggaran tanpa

mengganggu proses belajar mengajar.

9. Dukungan Dana Konsep pengembangan seperti terinci di atas telah memiliki

dasar-dasar pertimbangan yang kuat, terlebih terhadap

kemungkinan dari kelulusan STIT Pringsewu untuk bekerja dan

mendapat tempat kerja dan bahkan menciptakan lapangan kerja

sendiri melalui kemandirian dalam usaha.

Melalui perencanaan yang baik dan matang ditunjang dengan

hubungan yang baik dengan pemerintah, swasta, masyarakat

dan Yayasan serta para sponsor dari dalam dan luar daerah/

negeri akan dapat diperoleh dana yang memadai bagi 14

Page 15: Rencana Induk Pengembangan Stit

penyelenggaraan STIT Pringsewu. Oleh karena itu, maka

diperlukan pendekatan, upaya promosi dan kerja sama yang

baik dengan menyajikan rencana serta proposal kerja sama

disertai konsep yang jelas dan saling menguntungkan.

Konsep penggalangan dana yang hanya bersumber dari orang

tua mahasiswa melalui berbagai sumbangan wajib dan sukarela

memiliki kendala yang cukup banyak disebabkan terutama

karena penghasilan orang tua yang umumnya kecil serta

gejolak prekonomian yang tidak menentu. Hal ini menjadi

lemah dan kurang bisa diandalkan guna menunjang seluruh

perencanaan di atas. Sehubungan dengan itu perlu dicarikan

alternatif lain yang lebih tepat untuk mencari dana bagi

penyelenggaraan Sekolah Tinggi ini melalui berbagai sumber

yang dapat didekati oleh Yayasan STIT Pringsewu dan

menggalakkannya secara optimal. Dengan konsep terpadu

seperti yang diharapkan akan dapat mengatasi segala

kesulitan dana yang diperlukan sekaligus dapat menjamin

penyelenggaraan seluruh rencana yang telah disusun.Dengan

demikian STIT Pringsewu dapat melaksanakan tugas dan

fungsinya dengan baik sekaligus dapat menjamin tercapainya

tujuan yang telah direncanakan.

D. Pengembangan Pendidikan dan PembelajaranPengembangan bidang akademik direncanakan dalam bentuk

proses peningkatan mutu kegiatan kependidikan dan

pembelajaran secara berkelanjutan baik di dalam mau pun

di luar kelas, secara formal mau pun informal. Rencana

pengembangan akademik berlandaskan pada visi dan misi

STIT Pringsewu meliputi bidang pendidikan-pengajaran,

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang

memiliki relevansi dengan kebutuhan stakeholders. Proses

tersebut ditunjang oleh perencanaan pengembangan

kualitas kemampuan mendidik-mengajar dan peningkatan 15

Page 16: Rencana Induk Pengembangan Stit

jenjang pendidikan para dosen. Rencana pengembangan

akademik tersebut meliputi:

1. Rencana Pengembangan Kurikulum Program StudiKurikulum dalam hal ini merupakan semua yang secara

nyata terjadi dalam proses kependidikan dan

pembelajaran di STIT Pringsewu, dalam berbagai bentuk

penyajian mata kuliah.

a. Setiap mata kuliah dalam setiap program studi, secara dinamis harus mengandung pendidikan rohani

dan hati sebagai penanaman dan pengembangan aqidah

dalam mewujudkan atmosfir perilaku keislaman dan

keilmuan.

b. Mata kuliah disampaikan dalam paradigma bahwa pembelajaran menjadikan mahasiswa sebagai subjek

didik dan ajar yang memiliki kebebasan berekspresi.

c. Setiap mata kuliah harus memiliki relevansi dengan cara hidup dalam arti mahasiswa dapat memperoleh

nilai-nilai akhlak, sehingga memiliki keyakinan dan

kepampuan untuk menerapkannya dalam kehidupan

nyata.

d. Setiap mata kuliah hendaknya dapat melatih mahasiswa mengembangkan rasa ingin tahunya, ingin

tahu yang benar, sehingga mampu menikmati dalam

mempelajari dan mengembangkan IPTEKS.

e. Setiap mata kuliah yang disajikan harus dikemas penyampaiannya (silabus) sedemikian rupa sehingga

terasa manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari. Bahwa

menuntut ilmu berarti belajar dan melatih diri

untuk berpikir, berinteraksi dan berbuat secara

sistematis, logis, rasional, terencana dan teliti,

16

Page 17: Rencana Induk Pengembangan Stit

yang akan membuahkan manusia pekerja-keras yang

kreatif dan inovatif yang mempunyai daya saing yang

tinggi.

f. Setiap mata kuliah harus mengandung motivasi bagi

mahasiswa untuk menguasai bahasa asing. Karena

dengan penguasaan bahasa asing mahasiswa dapat

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan di luar

negeri lebih cepat dan mudah.

2. Rencana Pengembangan Sumber Daya DosenKurikulum yang telah dirancang secara tepat sesuai

dengan keberadaan peserta didik akan menghasilkan

lulusan yang kompetitif dalam dunia kerja, akan selalu

dikaitkan dengan peningkatan mutu para dosen yang

bertugas menyampaikan. Dosen dapat dikatakan sebagai

struktur determinan dalam mengembangkan potensi

mahasiswa dalam mendekati tujuan pendidikan, karena

itu mutu sumber daya dosen perlu direncanakan

pengembangannya agar para dosen berkemampuan untuk:

a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan perhatian terhadap mutu potensi (intelektual, emosi,

keterampilan) mahasiswa melalui berbagai Cara

seperti: pengamatan, wawancara, angket dan lain-

lain.

b. Membantu mahasiswa mengembangkan potensi yang baik (positif) serta memberi arahan dalam menghilangkan

pembawaan atau kebiasaan mahasiswa yang jelek.

c. Menginformasikan, memperlihatkan kepada mahasiswa tentang berbagai peran atau tugas orang dewasa

dalam keluarga, lembaga tempat bekerja dan

masyarakat dengan berbagai bidang keahlian,

17

Page 18: Rencana Induk Pengembangan Stit

keterampilan agar mahasiswa memilih sesuai dengan

minat dan bakat mereka.

d. Memperhatikan perkembanagan potensi mahasiswa untuk mengetahui apakah minat dan bakat mereka telah

tersalurkan dengan baik atau sebaliknya.

e. Memberikan wawasan dan bimbingan terutama ketika mahasiswa perwaliannya menemui kesulitan dalam

pengembangan potensi mereka atau suasana belajar

dan atau ketenangannya mengalami gangguan.

f. Menyajikan setiap mata kuliah secara menarik,

menyenangkan dan efektif, baik di dalam mau pun di

luar kelas.

g. Meningkatkan keahlian sesuai dengan bidang ilmunya dan keterampilan dalam mengajarkannya melalui

short-course, studi-lanjut, sehingga mampu

mengembangkan logika dan rasionalitas mahasiswa.

3. Rencana Pengembangan Perkuliahan BermutuPerkuliahan bermutu adalah proses yang terjadi dalam

perencanaan, penyajian materi sebagai pelaksanaan

perencanaan, termasuk kegiatan evaluasi proses,

produk dan unsur-unsur yang terlibat dalam upaya

memenuhi kebutuhan stakeholders, baik mahasiswa

sebagai pelanggan primer, orang tua, pemerintah,

lembaga sponsor, lembaga pendidikan yang lebih tinggi,

lembaga penelitian sebagai pelanggan sekunder, mau pun

pelanggan tersier seperti perusahaan, kewirausahaan

dan dunia kerja yang lain. Untuk mewujudkan

perkuliahan bermutu perguruan tinggi ini merencanakan:

a. Menciptakan Sistem dan Proses Perkuliahan yang Korektif.

18

Page 19: Rencana Induk Pengembangan Stit

Mengupayakan terciptanya suatu sistem dan proses

berdasarkan proses sirkuler PDCA (Plan - Do - Check

- Act) dalam perkuliahan. Dalam hal ini dosen harus

membuat perencanaan perkuliahan, rencana penyajian

serta pelaksanaan evaluasi. Berdasarkan evaluasi

terhadap proses pembelajaran tersebut dosen harus

melakukan perbaikan atau peningkatan mutu

perkuliahan pada tahap (semester) berikutnya.

b. Menciptakan Perkuliahan dengan Managemen Keberagaman.

Menciptakan ”managemen keberagaman”dalam menyikapi,

memperlakukan keberadaan mahasiswa bersifat

heterogin (perbedaan latar belakang sosial-budaya,

daya tangkap pemahaman,kepribadian), pandangan dan

sikap dosen, kelengkapan ruang kelas, lingkungan.

Keberagaman merupakan suatu kewajaran, karena itu

generalisasi perlu dihindari, peraturan harus

memperhitungkan heterogenitas, kecermatan terhadap

yang bersifat kasus atau gejala umum.

c. Menciptakan Kemandirian Mahasiswa.Melatih dan mengevaluasi keterampilan dosen dalam

pengembangan kemandirian mahasiswa baik dalam

berpikir, merasa dan bertindak. Dosen harus

mengembangkan sikap demokratis, terbuka.

Mengembangkan teknik diskusi, bekerja dan belajar

mandiri, berprakarsa, berinovasi, berkreasi serta

menciptakan situasi win-win.

d. Menciptakan Managemen Berdasarkan Data.Perkuliahan bermutu mempunyai prinsip utama

Management By Fact, jadi bukan Management By

Objective. Karena itu dosen diharuskan mempunyai

data kelas secara lengkap dari perencanaan sampai

19

Page 20: Rencana Induk Pengembangan Stit

dengan evaluasi, sebagai dasar dalam menentukan

langkah perbaikan mutu perkuliahan.

e. Membuat Perencanaan Perkuliahan Bermutu.Setiap dosen pengampu mata kuliah diharuskan

membuat susunan materi perkuliahan untuk satu

semester dan untuk setiap pertemuan berdasarkan

kurikulum dan kebutuhan para pelanggan, tujuan,

sarana pendukung, metode penyajian dan sistem

evaluasi.

f. Membuat Perencanaan Pelaksanaan Perkuliahan

Bermutu.

Dalam penyajian materi kuliah dosen harus menyusun

Satuan Materi Sajian (SMS) serta menyajikan SMS

tersebut di kelas. Dalam hal ini dosen harus betul-

betul menyadari tentang fase-fase psikologis dalam

belajar seperti fase: motivasi, pemerhatian,

pemerolehan, penyimpanan, pengingatan,

generalisasi, kinerja dan umpan balik.

g. Merencanakan Evaluasi Untuk Peningkatan Mutu Perkuliahan.

Dosen harus mengevaluasi mahasiswa bukan hanya pada

penguasaan materi yang disajikan seperti pada

umumnya masih terjadi di setiap perguruan tinggi

(menurut Management By Objective, MBO, linier),

tetapi harus menggunakan Management Mutu Terpadu

(MMT, sirkuler) yang mempunyai tujuan untuk

peningkatan dan pengendalian mutu. Evaluasi

perkuliahan merupakan dasar usaha peningkatan mutu

perkuliahan secara berkelanjutan, baik pada

perencanaan, pelaksanaan mau pun pada cara

melakukan evaluasi. Evaluasi bisa dilakukan diri

20

Page 21: Rencana Induk Pengembangan Stit

sendiri yakni evaluasi oleh mahasiswa atau dosen

terhadap dirinya sendiri (pengevaluasi internal),

di samping bisa dosen mengevaluasi mahasiswa, atau

sebaliknya (pengevaluasi eksternal). Di samping itu

evaluasi harus mempunyai standar untuk peningkatan

mutu.

4. Merencanakan Raw Input Mahasiswa dan Rasio Mahasiswa – Dosen

a. Secara bertahap pengurangan beban dosen untuk berkonsentrasi dalam menjalankan peran dan tugas

secara efektif perlu dikurangi sehingga mereka yang

menjadi mahasiswa adalah mereka yang memenuhi

standar yang telah ditetapkan dalam bentuk test

masuk.

b. Secara bertahap mengurangi heterogenitas (keberagaman) mahasiswa dalam satu kelas minimal

dalam kemampuan intelektual atau kemampuan

tertentu.

c. Pada program studi tertentu secara bertahap dilakukan upaya pendekatan pada rasio

dosen-mahasiswa yang lebih ideal.

5. Pengembangan PenelitianKegiatan penelitian merupakan salah satu cara untuk

mengembangkan ilmu dan teknologi.Pengembangan ilmu dan

teknologi pada dasarnya ditujukan utnuk mensejahterakan

kehidupan manusia agar dapat menikmati kehidupannya

secara selaras, seimbang, dan serasi dengan kemajuan

ilmu dan teknologi itu sendiri. Dengan demikian

penelitian akan dapat memberi arti dan sumbangan bagi

upaya peningkatan kesejahteraan manusia.

1. Ruang Lingkup Penelitian

21

Page 22: Rencana Induk Pengembangan Stit

a. Penelitian pada dasarnya merupakan bagian integral yang dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa baik

secara individual maupun kelompok. Kegiatan

penelitian dilaksanakan oleh staf dosen dari

jurusan/prodi, laboratorium, dan pusat-pusat studi.

b. Kegiatan penelitian yang dilakukan dosen-dosen diharapkan menghasilkan konsep, model, prototipe,

pengetahuan baru yang bermanfaat bagi pengembangan

kelembagaan dan juga berorientasi pada produk yang

relevan bagi pembangunan daerah dan nasional.

c. Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen pada tiap jurusan/fakultas/ laboratorium dan pusat-pusat

studi di lingkungan STIT Pringsewu dikoordinir oleh

Lembaga Penelitian. Lembaga Penelitian dalam hal

ini juga menjalankan fungsinya sebagai koordinator

dan fasilitator kegiatan penelitian.

d. Penelitian yang sifatnya "monodisiplin" dilakukan oleh oleh jurusan/laboratorium atau prodi.

e. Sedangkan Pusat-pusat studi melakukan kegiatan penelitian yang sifatnya monodisplin maupun

multidisiplin.

f. Dalam upaya mewujudkan STIT Pringsewu menjadi

"Real University", Lembaga Penelitian diharapkan

menjadi salah satu pemeran khususnya dalam

menjalankan kegiatan dan keterpaduan penelitian

dengan bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat.

Dalam hal ini harus dikembangkan pola keterkaitan

antara kegiatan penelitian dengan pengabdian pada

masyarakat serta pendidikan termasuk pendidikan

pasca sarjana.

6. Pengembangan Pengabdian Pada Masyarakat Lembaga

22

Page 23: Rencana Induk Pengembangan Stit

Pengabdian kepada Masyarakat LPM STIT Pringsewu merupakan unsur pelaksana yang menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat baik

yang didanai dari Yayasan mengkoordinasikan kegiatan

pengabdian yang ada di lingkungan STIT Pringsewu dalam

melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu

pengabdian kepada masyarakat, baik yang dilakukan oleh

mahasiswa dalam rangka Kuliah Kerja Lapangan (KKL) maupun

oleh dosen di lingkungan STIT Pringsewu. Selain itu, LPM

STIT Pringsewu juga melaksanakan kegiatan pengabdian lain

dalam bentuk pendampingan, perintisan maupun pembinaan

bekerjasama dengan lembaga/instansi lain baik pemerintah

maupun sawasta.

A. Struktur LPMLPM STIT Pringsewu secara struktural memiliki Kepala

LPM, Sekretaris LPM dan 3 Koordinator Bidang (Ko.Bid)

yaitu Kabid Program Kuliah Kerja Lapangan(KKL) dan

Pengembangan Wilayah, Kobid Pendidikan dan Pelayanan

Masyarakat dan Kobid Pengembangan SDM dan Inkubator

Bisnis. Administrasi lembaga dilaksanakan oleh bagian

Tata Usaha. Setiap Koordinator Bidang dalam

kegiatannya bekerjasama dengan seluruh Program studi

yang ada di STIT Pringsewu sesuai dengan bidang

garap/ pekerjaan yang sedang dilakukan, dimana

diharapkan seluruh tenaga dosen dari Prodi dilibatkan

semaksimal mungkin sesuai dengan prinsip dasar

pengerjaan seluruh pekerjaan di LPM STIT Pringsewu

yang menganut pola terintegrasi multidisiplin ilmu.

Dengan demikian diharapkan hasil yang dicapai menjadi

maksimal.

B. Tujuan LPM

23

Page 24: Rencana Induk Pengembangan Stit

a. Membantu STIT Pringsewu dalam menyusun kebijakan, perencanaan dan program yang berkaitan dengan

kegiatan pengabdian masyarakat baik yang dilakukan

oleh Dosen maupun mahasiswa.

b. Membantu lembaga pemerintah dan swasta dalam menyusun kebijakan, perencanaan dan program yang

berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya STIT

Pringsewu sehingga kegiatan terlaksana secara baik

dan saling menguntungkan.

c. Menerapkan dan mengembangkan teknologi termasuk identifikasi, eksploitasi (produksi), dan

pengelolaannya.

d. Merancang dan membangun model kerjasama dalam bidang pengabdian masyarakat baik dengan instansi

pemerintah maupun swasta dan lembaga kemasyarakatan

lainnya

7. Pengembangan KemahasiswaanMahasiswa sebagai salah satu komponen sivitas akademika

STIT Pringsewu yang memiliki karakteristik bersifat

heterogen, kedudukan dan fungsinya sangat strategis

untuk dibina dan dikembangkan. Mereka sebagai Sumber

Daya Manusia (SDM), yang potensial untuk ditingkatkan

daya kreativitasnya agar kelak menjadi lulusan yang

sesuai dengan tujuan diselenggarakan pendidikan di STIT

Pringsewu dan tujuan Pendidikan Nasional. Untuk menuju

ke sana perlu diupayakan suasana kampus yang sekondusif

mungkin dalam bentuk kegiatan kurikuler, ko-kurikuler

dan ektrakurikuler yang utuh.

Tujuan utama pelayanan akademik baik dalam bentuk

kurikuler maupun kokurikuler ialah mengantarkan

24

Page 25: Rencana Induk Pengembangan Stit

mahasiswa mencapai tingkat kesarjanaan, sedangkan

pembinaan dan pengembangan mahasiswa dalam bentuk

ektrakurikuler ialah mempermatang keperibadian mahasiswa

sesuai dengan potensi yang dimiliki dan untuk melahirkan

lulusan sesuai dengan cita-cita serta tujuan pendidikan

di STIT Pringsewu.

1. Hakekat PembinaanHakekat pembinaan mahasiswa STIT Pringsewu adalah

suatu usaha yang sistematis bagi penciptaan iklim dan

kondisi yang memberikan kemungkinan bagi pengembangan

diri mahasiswa dalam membentuk diri sendiri, sejalan

dengan peranan dan tujuan STIT Pringsewu maupun

Pendidikan Nasional

2. Tujuan Pembinaana. Tujuan Umum :

Membentuk akademisi muslim yang berakhlak mulia,

cakap, percaya pada diri sendiri dan berguna bagi

masyarakat dan agama

b. Tujuan Khusus :1).Terbinanya keperibadian akademik muslim yang

cakap dan sadar menjalankan tugas pengabdian

2).Terbitnya suasana kehidupan kemahasiswaan yang harmonis dan kondusif bagi pengembangan nilai

keilmuan dan ke islaman

3).Terbina generasi penerus persyerikatan yang sanggup menlanjutkan gerakan amal usaha

Muhammadiyah sebagai kader umat dan kader bangsa

3. Kondisi Objektif MahasiswaPembinaan mahasiswa STIT Pringsewu merupakan upaya

yang terus-menerus dilakukan yang didasarkan pada

objektif mahasiswa itu sendiri. Adapun tujuan utamanya 25

Page 26: Rencana Induk Pengembangan Stit

adalah mengantarkan seluruh mahasiswa STIT Pringsewu

mencapai tingkat kesarjanaan dan sekaligus

mempermatang keperibadiannya sesuai dengan potensi

yang dimiliki masing-masing mahasiswa. Dengan

demikian, akan melahirkan akademika muslim yang sesuai

dengan cita-cita pendidikan STIT Pringsewu.

Kondisi objektif mahasiswa STIT Pringsewu yang

dijadikan dasar untuk mengadakan pembinaan secara

kontinyu adalah:

a. Berasal dari masyarakat yang latar belakang sosial ekonomi dan budaya yang beragam

b. Berasal dari daerah yang beragam, sebagian dari daerah pringsewu dan tanggamus.

c. Sebagian besar berusia pasca remaja yang tengah mengalami perubahan baik fisik maupun psikis dan

sebagian kecil tergolong berusia dewasa

d. Sebagian besar motivasi mahasiswa masuk STIT Pringsewu beragam dan sebagian kecil motivasi

mereka adalah ingin membina dirinya sesuai dengan

ciri khas Perguruan Tinggi yaitu ke -Islaman dan

Keilmuan.

D. POLA UMUM PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG 1. Program Umum Jangka Panjang Dilandasi oleh tujuan, kebijaksanaan dasar dan pola dasar

pengembangan sebagaimana tersebut diatas, maka STIT

Pringsewu akan menitik beratkan pada pengembangan sumber

daya anusia yang potensial, profesional dan produktif

dibidang pendidikan. Dengan demikian nantinya diharapkan

26

Page 27: Rencana Induk Pengembangan Stit

STIT Pringsewu akan menjadi partner dan mitra pemerintah

Nasional maupun regional. Dengan demikian maka tahapan-

tahapan program penyelenggaraan pendidikan pengolahan

kampus sebagai berikut: A.Tahap I(2012-2013)- Penyelengaraan pendidikan dan Konsolidasi

B.Tahap II(2013 – 2014) - Pengembangan akademik dan fisik

C.Tahap III(2014 –2015) - Peningkatan status

D.Tahap IV(2016 – 2017) - Peningkatan mutu pendidikan

E.Tahap V (2018 – 2019) - Pengakuan Masyarakat.

2. Sasaran jangka Panjang Sasaran yang ingin dicapai dengan Rencana Induk

Pengembangan oleh STIT Pringsewu dapat dibagi menjadi empat

bagian yaitu:

a. Bidang Akademisi Pendidikan Program pendidikan yang hendak dilaksanakan oleh STIT

Pringsewu bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga guru

terampil, yang berkompetensi dan profesional dibidang

pendidikan. Untuk mencapai tujuan di atas, diperlukan

sistem pendidikan, kurikulum dan silabus yang cocok dan

sesuai dengan kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman

untuk menghasilkan berbagai kualifikasi lulusan sesuai

harapan.

Dalam jangka waktu 10 tahun mendatang beberapa jurusan/

program studi lainnya akan dikembangkan, dengan

memperhitungkan faktor-faktor internal seperti kemampuan

kelembagaan, keuangan dan sebagainya serta faktor-faktor

external antara lain minat calon mahasiswa, kebutuhan pasar

dan berbagai tantangan lainnya. Pengelola berpedoman pada

27

Page 28: Rencana Induk Pengembangan Stit

kurikulum nasional yang berlaku dengan kemungkinan

panambahan/ pengembangan pada muatan lokalnya.

Dengan demikian untuk tahap awal dapat melahirkan tenaga

tenaga sarjana pendidikan Islam yang dapat menjawab

tantangan pembangunan yang semakin kompleks. Agar seluruh

sistem pendidikan yang hendak dilaksanakan berjalan secara

efektif, professional baik jangka pendek maupun jangka

panjang diperlukan sarana penunjang yang cukup sebagai

tuntutan kebutuhan khususnya meliputi jumlah dan

kualifikasi dosen/tenaga pengajar, ruang kuliah,

perpustakaan dan sarana penunjang lainnya.

b. Bidang Penelitian. Penelitian-penelitian juga dikembangkan dengan cara memacu

pada dosen tetap maupun dosen tidak tetap, untuk menyusun

dan mengajukan rancangan-rancangan penelitian mandiri atau

membuat usulan-usulan proyek yang diajukan ke instansi

pemerintah atau swasta bahkan lembaga lainnya dalam rangka

pengembangan ilmu maupun kepentingan praktis.

c. Bidang Pengabdian Pada Masyarakat Pengabdian pada masyarakat ditujukan untuk mengembangkan

sumber daya manusia ke arah terciptanya manusia pembangunan

dan mengembangkan masyarakat ke arah pengembangan kebiasaan

gemar belajar berorganisasi melalui kegiatan yang berbentuk

pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu

ditujukan pula untuk meningkatkan kepekaan civitas

akademika khususnya mahasiswa terhadap masalah-masalah yang

ada di masyarakat.

d. Mengembangkan kerja sama dengan Lembaga-lembaga lainnya.

28

Page 29: Rencana Induk Pengembangan Stit

STIT Pringsewu mengembangkan kerja sama dengan lembaga-

lembaga lain baik di dalam maupun di luar daerah/ negeri

yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. Bentuk-bentuk kerja

sama yang sesuai dengan prinsip di atas antara lain:

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kerja sama di

bidang penelitian, pembinaan dan pengembangan staf

kemahasiswaan serta bentuk kerja sama lainnya yang saling

menguntungkan atau sedikitnya tidak merugikan STIT

Pringsewu sebagai lembaga pendidikan tinggi yang

berorientasi pada upaya kesadaran pendidikan masyarakat

dalam pembangunan daerah.

E. PENUTUP Berhasil tidaknya seluruh perencanaan ini pada dasarnya

tergantung pada banyak aspek. Aspek-aspek tersebut adalah

komitmen dari pada pendiri dan seluruh pengurus Yayasan

STIT Pringsewu, dukungan pemerintah, para pimpinan STIT

Pringsewu, para dosen Pengasuh, para mahasiswa, para staf

dan pelaksana teknis, orang tua mahasiswa serta seluruh

pihak terkait.

Pringsewu 01 Juni 2013

Ketua STIT Pringsewu

Arman, M.Pd.

29