rencana induk mebidang1
TRANSCRIPT
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 1/248
BAB 1. PENDAHULUAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.1.1. Gambaran Umum
Penanganan transportasi perkotaan mempunyai perbedaan dengan penanganan transportasi
antar kota, karena keduanya mempunyai karakteristik yang spesifik. Adanya perbedaan akhir
karakteristik transportasi antar kota dengan karakteristik transportasi perkotaan merupakan
pertimbangan utama perlunya transportasi perkotaan dikelola secara khusus.
Titik sentral transportasi perkotaan di masa mendatang adalah bagaimana melakukan
“integrasi” yang bermakna:
a. Memadukan pemikiran dan aksi lintas semua kebijakan sektor terkait dan pada
semua tingkatan pembuatan keputusan;
b. Semua kebijakan terkait transportasi bersinergi menuju kualitas hidup yang lebih
baik;
c. Kebijakan lokal dan regional tetap seirama dengan Kebijakan Nasional;
d.
Memastikan sektor publik (masyarakat dan pemerintah) dan swasta saling
bekerjasama.
Dengan demikian diharapkan ke depan akan didapatkan suatu sistem transportasi yang
efektif, ramah lingkungan, handal dan memegang peranan vital dalam meningkatkan kualitas
hidup bagi seluruh masyarakat.
Tantangan transportasi perkotaan ke depan adalah transportasi jalan akan tumbuh dua kali
lipat dalam dua puluh tahun ke depan, meningkatnya kemecetan dan polusi udara.
Berbagai permasalahan transportasi perkotaan tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak
manapun, bahkan oleh pemerintah saja. Pemerintah memiliki peranan kunci dalam
pemecahan masalah transportasi perkotaan, namun masyarakat, pelaku bisnis, pengusaha
transportasi dan pengguna jalan mampu memberikan sumbangan berarti dalam pemecahan
masalah transportasi perkotaan.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 2/248
BAB 1. PENDAHULUAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
1.1.2. Alasan Kegiatan Dilaksanakan
Beberapa kondisi menuntut perlunya suatu Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Induk
Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang (Medan, Binjai, Deli Serdang)
dan Sekitarnya. Kondisi dimaksud meliputi :
1)
Pertumbuhan penduduk, ekonomi dan tingkat pendapatan akan secara dramatis
mempengaruhi jumlah kepemilikan kendaraan dan tingkat permintaan perjalanan;
2) Hampir semua kota-kota mempunyai struktur tradisional yaitu tumbuh dari struktur
pedesaan, dimana tidak akan dapat menjawab kebutuhan dimasa mendatang;
3) Struktur institusi yang ada tidak dirancang untuk melayani kompleksitas interaksi
yang dibutuhkan pada tingkat perkotaan dan untuk keterpaduan dalam mengantisipasi
masalah yang timbul;
4) Kebutuhan pendanaan untuk infrastruktur transportasi perkotaan diseluruh kota
Indonesia termasuk pengaturan anggaran dan dana yang diperlukan.
1.2. KEGIATAN YANG AKAN DILAKSANAKAN
Ruang lingkup pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan
Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya adalah:
1)
Melakukan inventarisasi dan kajian terhadap dokumen-dokumen, referensi maupunstudi-studi terdahulu yang berkaitan dengan studi ini;
2) Melakukan studi pustaka berkaitan dengan bidang pengembangan jaringan
transportasi, kajian dan analisis terhadap studi-studi yang berhubungan dengan tata
cara pengembangan jaringan transportasi, peraturan-peraturan maupun pedoman-
pedoman yang berkaitan dengan perencanaan pelayanan jaringan secara terpadu;
3)
Melakukan inventarisasi terhadap jaringan transportasi yang ada di kawasan
Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
4) Melakukan inventarisasi terhadap jaringan pelayanan angkutan umum di kawasan
Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
5) Melakukan survai kinerja jaringan transportasi transportasi yang ada di kawasan
Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
6)
Melakukan survai tataguna lahan berkaitan dengan pola-pola kegiatan yang
mempengaruhi jaringan transportasi;
7) Melakukan Pemodelan transportasi untuk kawasan Perkotaan Mebidang dan
Sekitarnya;
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 3/248
BAB 1. PENDAHULUAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
8)
Melakukan koordinasi dan komunikasi secara terus menerus dengan daerah yang
dijadikan lokasi studi;
9) Merekomendasikan tahapan pengembangan jaringan transportasi di kawasan
Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
10)
Memperkirakan perpindahan orang dan/atau barang menurut asal tujuan perjalanan di
kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
11) Menyusun arah dan kebijakan perananan transportasi dalam keseluruhan moda
transportasi di kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
12) Menyusun rencana lokasi dan kebutuhan simpul di kawasan Perkotaan Mebidang dan
Sekitarnya;
13)
Menyusun recana kebutuhan ruang lalu lintas di kawasan Perkotaan Mebidang dan
Sekitarnya;
14) Menyusun Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang
dan Sekitarnya;
15) Menyusun arah kebijakan dan langkah-langkah kebijakan pengembangan transportasi
di kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
16) Merealisasikan adanya keterpaduan akhir sistem jaringan jalan dengan tata guna lahan
yang ada;17) Melakukan optimalisasi terhadap penggunaan sistem jaringan yang ada terhadap
kondisi transportasi yang ada dan alternatif yang akan dikembangkan;
18)
Menyusun rencana pengembangan jaringan transportasi terhadap penyebaran kegiatan
di Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
19) Melakukan penyusunan jaringan lintas angkutan barang di Kawasan Perkotaan
Mebidang dan Sekitarnya;
20) Menyusun Draft Peraturan Gubernur tentang Rencana Induk Transportasi Perkotaan
pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
1.3.1. Maksud Kegiatan
Maksud dari pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan
Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya adalah :
1) Mengembangkan jaringan transportasi terhadap penyebaran kegiatan di kota – kota
sekelilingnya, berdasarkan kajian atas peraturan perundang-undangan, referensi dan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 4/248
BAB 1. PENDAHULUAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
melakukan Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan
Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
2) Terwujudnya Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan
Mebidang dan Sekitarnya.
1.3.2. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan
Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya adalah:
1).
Membuat Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang
dan Sekitarnya, agar menjadi acuan pembangunan dan pengembangan Jaringan
Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
2).
Adanya suatu tahapan – tahapan perencanaan dan pembangunan jangka pendek,
menengah dan panjang untuk pembangunan dan pengembangan Jaringan Transportasi
Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya.
1.4. INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN
1.4.1. Indikator Keluaran (Kualitatif)
Pada akhir kegiatan studi ini diharapkan hasil keluaran kualitatif berupa:
1)
Data-data tentang jaringan transportasi, jaringan pelayanan angkutan umum, kinerja jaringan transportasi dan tata guna lahan di kawasan Perkotaan Mebidang dan
Sekitarnya;
2) Hasil pemodelan di kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
3) Tahapan Pengembangan Jaringan Transportasi di kawasan Perkotaan Mebidang dan
Sekitarnya;
4)
Perkiraan perpindahan orang dan/atau barang menurut asal tujuan perjalanan di
kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
5) Arah dan kebijakan perananan transportasi dalam keseluruhan moda transportasi di
kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
6) Rencana lokasi dan kebutuhan simpul di kawasan Perkotaan Mebidang dan
Sekitarnya;
7)
Recana kebutuhan ruang lalu lintas di kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
8) Rencana pengembangan jaringan transportasi termasuk pengembangan jaringan
angkutan umum terhadap penyebaran kegiatan di Kawasan Perkotaan Mebidang dan
Sekitarnya;
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 5/248
BAB 1. PENDAHULUAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
9)
Penyusunan jaringan lintas angkutan barang di Kawasan Perkotaan Mebidang dan
Sekitarnya;
10) Arah kebijakan dan langkah-langkah kebijakan pengembangan transportasi di
kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
11)
Optimalisasi terhadap penggunaan sistem jaringan yang ada terhadap kondisi
transportasi yang ada dan alternatif yang akan dikembangkan;
12) Rencana aksi terdiri dari kegiatan, waktu pelaksanaan dan perkiraan pembiayaan.
1.4.2. Keluaran (Kuantitatif)
Pada akhir kegiatan studi ini diharapkan hasil keluaran kuantitatif berupa:
1) Naskah Akademis Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan
Mebidang dan Sekitarnya;
2) Draft Peraturan Gubernur tentang Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada
Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 6/248
BAB 1. PENDAHULUAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
1.5. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan dapat dilihat pada gambar 1.1. di bawah ini :
Gambar 1.1. Lokasi Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada
Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 7/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
BAB II. METODOLOGI
2.1. UMUM
Untuk memenuhi target waktu dan substansi yang disyaratkan, maka kegiatan dalam studi ini
dapat dilihat pada Gambar 2.1. Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan studi ini terdiri
dari: Tahap Persiapan, Tahap Pengumpulan Data, Tahap Analisis dan Perencanaan, dan
Tahap Finalisasi.
Penyusunan tahapan pekerjaan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan dalam studi ini,
di mana tujuan dari setiap tahapan adalah sebagai berikut :
Tahap Persiapan : ditujukan untuk menyelesaikan masalah administrasi dan menyiapkan
kerangka pelaksanaan studi berupa persiapan survai, kajian literature, dan pengenalan awal
wilayah studi. Hasil Tahap Persiapan ini akan disampaikan pada Laporan Pendahuluan.
Tahap Pengumpulan Data : ditujukan untuk memperoleh data sekunder maupun primer yang
dibutuhkan dalam kegiatan analisis dan penyusunan Studi Perencanaan dan Pengembangan
Sistem Jaringan Transportasi Perkotaan Mebidang. Hasil pengumpulan data dan analisis
awalnya akan disampaikan pada Laporan Antara.
Tahap Analisis dan Perencanaan : ditujukan untuk memperoleh konsep perencanaan dan
pengembangan jaringan transportasi Perkotaan Mebidang yang diperlukan untuk
mengimbangi permintaan perjalanan dan mendorong perekonomian wilayah dan nasional.
Hasil tahap analisis dan perencanaan ini akan disampaikan pada Laporan Akhir Sementara.
Tahap Finalisasi Studi : ditujukan untuk melengkapi laporan studi sesuai dengan hasil diskusi
dengan pihak pemberi kerja dan masukan dari berbagai instansi untuk dijadikan hasil akhir
dari studi ini. Hasil Tahap Finalisasi Studi ini akan disampaikan pada Laporan Akhir.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 8/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Gambar 2.1. Bagan Alir Pelaksanaan Studi
Selain alur pelaksanaan pekerjaan yang disampaikan pada Gambar 2.1. alur pemikiran secara
metodologis untuk menyelesaikan pekerjaan perlu juga disusun untuk menterjemahkan
keterkaitan antara beberapa variabel yang digunakan untuk menyusun Rencana Induk
D r a f t L a p o r a n A k
h i r
Finalisasi Studi
- Penyempurnaan Laporan
- Pembuatan Resume Studi
Analisis Perencanaan
Transportasi - Analisis Jaringan Transportasi
- Analisis Simpul-Lintas strategis danPenentuan Hirarki JaringanTransportasi
- Analisis Pengembangan Prasarana
Transportasi- Analisis Peran Antar Moda
- Analisis Kelembagaan-Pengusahaan
Persiapan dan Penanganan
Survai
- Diskusi dan Pengarahan- Mobilisasi Alat Survai
- Penentuan Titik Survai
- Persiapan Form Survai L a p .
P e n d a h u l u a n
L a p o r a n A n t a r a
Pengenalan Wilayah Study
- Kondisi jaringan prasarana dan pelayanan
- Kondisi Angkutan Umum- Rencana Pengembangan- Pemahaman kondisi kewilayahan
dan interaksi spasial
Identifikasi Peraturan dan Studi
Terdahulu
- RTRW Provinsi
- RTRW Perkotaan Mebidang- Undang-Undang Yang Berlaku
- Studi yang terkait lainnya
Survai Primer Survai WawancaraSurvai Sekunder
- Perhitungan Volume Lalu Lintas di
Jalan- Survei naik turun Penumpang di
Trayek-trayek utama- Survei biaya operasi kendaraan
- Survei pengamatan ke terminal
- Kondisi tata ruang eksisting
- Kondisi sosio ekonomi di
masing-masing tata ruang- Perencanaan wilayah dan
RTRWN dan Renstra Wilayah- Peraturan terkait dan
Pengembangan Kewilayahan
Wawancara terbatas ke stakeholderterkait :
- BAPPEDA
- Dishub Prop./Kab./Kota
- Dinas PU/Bina Marga
Analisis Permintaan
Perjalanan dan Tata Ruang
- Identifikasi pusat-pusat kegiatan- Identifikasi simpul-simpul
transportasi penting
Evaluasi Kondisi
Prasarana/Pelayanan
Transportasi Eksisting- Kondisi jaringan prasarana- Kondisi jaringan prasarana KA
- Kondisi jaringan pelayananangkutan umum
Penyusunan Rencana Induk
Transportasi Perkotaan di
Kawasan Perkotaan Mebidang
dan Sekitarnya- Visi dsn Misi- Kebijakan
- Program Aksi dan Pentahapan
Persiapan
- Administrasi dan personel- Pemanfaatan metodologi dan rencana kerja
- Kajian data sekunder, peraturan terkait danstudi terdahulu
D a t a S i s
t e m
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 9/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya. Gambar 2.2.
menyampaikan metodologi teknis yang digunakan dalam studi ini.
Gambar 2.2 Metodologi Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
Secara teknis metodologi yang dikembangkan akan mengaitkan antara variabel sistem
transportasi dan tata ruang wilayah ke dalam bentuk model. Model yang digunakan adalah
model perencanaan transportasi empat tahap. Kalibrasi model dilakukan dengan
menggunakan data kondisi jaringan transportasi, sosio-ekonomi dan kependudukan, serta
pola tata ruang eksisting di Perkotaan Mebidang dan sekitarnya. Dari hasil kalibrasi
diperoleh beberapa model yang diperlukan untuk memprediksi permintaan perjalanan dan
kinerja sistem transportasi dimasa datang.
Prediksi pola tata ruang di masa datang dilakukan dengan menggunakan data rencana tata
ruang wilayah (RTRW) yang diperoleh dari dokumen yang ada (RTRWN, RTRWP,
RTRWK) serta wawancara dengan pihak terkait. Sedangkan konsep pengembangan sistem
Jaringan transportasi
Sosio-ekonomi
dan kependudukan
Tata ruang wilayah
KONDISI EKSISTING
Model sistem jaringan
Model sistem zona
Model permintaan perjalanan
KALIBRASI MODEL
RENCANA DAN
KEBIJAKAN
RTRWN/P/K, Renstra
SISTRANAS/WIL,RUJTJN, Renstra
Pola tata ruang & simpul
masa datang
Konsep pengembangan
rencana induk transportasi
KONSEP DAN
PENGEMBANGAN
R e v i e w
Prediksi permintaan
perjalanan masa datang
SKENARIO & PREDIKSI
(SCENARIO & FORECASTING)
S p e s i f i k a s i v a r i a b e l
Alternatif pengembangan
rencana induk transportasi
SIMULASI KINERJA
JARINGAN
Indikator lalulintas
Indikator ekonomi
EVALUASI/ANALISIS
KINERJA
Efisiensi kinerja
Efektifitas kinerja
REKOMENDASI
(RECOMMENDATION)
Prioritas program
Kebijakan pendukung
Perundangan (LLAJ, OTDA,
RTRWN, dll)
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 10/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
transportasi yang berisi konsep jaringan, indikator kinerja jaringan, dan standar penyediaan
sarana dan prasarana transportasi diperoleh dari sejumlah peraturan terkait, rencana dalam
SISTRANAS dan rencana-rencana pengembangan dari daerah. Konsep dan pola
pengembangan ini akan menjadi masukan dalam mengembangkan alternatif jaringan
transportasi jalan yang akan dipilih.
Seperti diketahui, pengembangan suatu sistem akan sangat dipengaruhi oleh sejumlah
outstanding issues dalam lingkungan strategis yang melingkupinya. Pada dasarnya
kebutuhan untuk mengembangkan jaringan transportasi multi-moda di Indonesia
dilatarbelakangi oleh beberapa outstanding issues berikut :
a. Globalisasi dan Tuntutan Efisiensi Transportasi
b. Konteks Kewilayahan Indonesia sebagai Negara Kepulauan
c. Kebijakan Otonomi Daerah
d. Liberalisasi Sektor Transportasi
e. Relevansi “Blue Print” SISTRANAS terhadap Transportasi Multimoda
2.1.1 TAHAP I : Persiapan
Di dalam tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan sebagai awal (inisialisasi) dari
seluruh rangkaian kegiatan yang direncanakan. Hasil tahap persiapan ini akan sangat
mempengaruhi proses yang dilakukan dalam tahap-tahap selanjutnya.
Secara umum terdapat 4 kegiatan utama di dalam tahap persiapan ini, yakni :
(1) Pemantapan metodologi, maksud dari kegiatan ini adalah :
a. Merencanakan secara lebih detail tahap-tahap pelaksanaan kegiatan berikutnya,
untuk mengefisienkan penggunaan waktu dan sumber daya.
b. Menentapkan metoda pemodelan dan analisis yang akan digunakan, hal ini penting
untuk ditetapkan karena akan mempengaruhi kebutuhan data, penyediaan waktu
analisis, dan kualitas hasil penelitian secara keseluruhan.
(2) Studi literatur yang berguna untuk :
a. Menelaah sejumlah metoda pelaksanaan studi sistem jaringan transportasi jalan
terpadu yang pernah dilakukan di beberapa lokasi kajian yang berbeda.
b. Memaksimalkan kemungkinan penggunaan data dan model yang pernah
dikembangkan di wilayah studi yang sejenis untuk memperkaya bahasan dan
validasi dari model yang dikembangkan dalam penelitian ini.
(3) Review peraturan terkait yang bermanfaat untuk :
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 11/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
a. Menyusun konsep pengembangan Rencana Induk Transportasi Perkotaan
Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya yang disesuaikan dan
dipadukan dengan konsep yang ada di dalam RTRWN, SISTRANAS, Konsep
RUJTJ versi UU No. 22 Tahun 2009, dan kebijakan pengembangan sistem
transportasi lainnya.
b. Mengetahui recana tata ruang baik dalam skala nasional (RTRWN), Provinsi
(RTRWP), maupun Kabupaten/Kota (RTRWK) sebagai masukan dalam
pengembangan konsep jaringan jalan, model analisis dan pengembangan alternatif
sistem jaringan jalan yang akan dianalisis lebih lanjut.
c. Menyusun sejumlah indikator penilaian kinerja sistem transportasi jalan sebagai
langkah untuk mengevaluasi kondisi eksisting dan permasalahannya, indikasi
tujuan yang diinginkan, dan kinerja dari alternatif perencanaan yang
dikembangkan.
(4) Identifikasi awal kondisi dan problem pada sistem jaringan transportasi jalan yang ada
di wilayah Perkotaan Mebidang dan sekitarnya, baik dari masalah perencanaan,
operasional, maupun pendanaannya.
2.1.2 TAHAP II: Pengumpulan Data
Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data, baik data dari sumber sekunder (instansi
terkait) maupun data primer yang diperoleh dari survai di lapangan. Pada dasarnya
pengumpulan data diusahakan semaksimal mungkin dari data sekunder, di mana pelaksanaan
survai primer hanya dilakukan untuk melengkapi dan memperbarui data-data yang ada.
Persiapan Survai
Persiapan survai ini dilakukan untuk merencanakan secara detail pelaksanaan survai yang
berkaitan dengan:
(1) Pemilihan metoda survai
(2) Penyiapan formulir survai sesuai dengan metoda survai yang digunakan
(3) Penyiapan sumber daya survai dan penyusunan jadwal pelaksanaan survai
(4) Penentuan jumlah sampling
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 12/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Kebutuhan Data
Secara umum data yang dibutuhkan dapat digolongkan dalam 3 kategori yakni data untuk
menyusun konsep jaringan transportasi jalan, memodelkan sistem jaringan transportasi jalan,
dan data untuk menyusun kebijakan pengembangan jaringan transportasi di Kawasan
Perkotaan Mebidang dan sekitarnya.
Data yang digunakan untuk memodelkan sistem jaringan transportasi di Kawasan Perkotaan
Mebidang terdiri dari :
(1) Data sosio-ekonomi, yang meliputi data jumlah dan penyebaran penduduk, tingkat
pendidikan, jumlah dan penyebaran tenaga kerja, PDRB dan PDRB perkapita, output
(produksi) dari kegiatan ekonomi, dan data terkait lainnya yang disusun menurut
Kecamatan.
(2) Data tata ruang, yang meliputi data penggunaan lahan per jenis kegiatan, pola
penyebaran lokasi kegiatan, besaran penggunaan ruang dan pola kegiatannya.
(3) Data lalulintas, yang merangkum karakteristik perjalanan di daerah yang akan di
studi. Data tersebut meliputi kecepatan, volume lalu lintas, waktu perjalanan,
hambatan lalu lintas, data kecelakaan lalu lintas, asal-tujuan perjalanan, dan rute
pelayanan utama.
(4) Data Jaringan Transportasi, yang merangkum data mengenai kondisi dan tingkat
pelayanan jaringan transportasi yang berada di dalam daerah studi, baik ruas maupun
simpul pada moda transportasi yang dioperasikan ( jalan, sungai dan udara).
Sedangkan data yang diperlukan untuk meramalkan pola pengembangan sistem jaringan
transportasi jalan di Perkotaan Mebidang di masa datang, antara lain terdiri dari :
(1) Rencana pengembangan atau tata ruang wilayah (RTRW) baik di level Nasional,
Provinsi, maupun Kabupaten/Kota, khususnya besaran-besaran teknis yang dapat
digunakan untuk memprediksi kebutuhan perjalanan dan kebutuhan sarana serta
prasarana transportasi untuk mendukung pelaksanaannya.
(2) Konsep dan besaran teknis dari sejumlah rencana pengembangan sistem transportasi
di Perkotaan Mebidang dari beberapa sumber studi terdahulu untuk kemudian
dikembangkan lebih lanjut sebagai alternatif skenario.
Dan data untuk menyusun konsep jaringan serta menyusun program pengembangan jaringan
transportasi jalan di Perkotaan Mebidang meliputi :
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 13/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
(1) Data persepsi stakeholders mengenai kriteria perencanaan jaringan transportasi jalan
sebagai dasar untuk mengembangkan model analisis multi kriteria dalam penyusunan
program
(2) Konsep jaringan transportasi jalan nasional dalam perundangan maupun dokumen
perencanaan terkait
Kebutuhan, sumber, dan kegunaan dari data untuk pekerjaan ini dirangkum dalam tabel
berikut ini :
Tabel 2.1 Kebutuhan, Sumber dan Kegunaan Data
NO JENIS DATA SUMBER DATA KEGUNAAN DATA
1 Sosio-ekonomi
1.a Populasi dan Employment
1.b ekonomi (PDRB, produksi, dll)
1.c Fisik dan administrasi
- Statistik Indonesia
(BPS)
- Wilayah dalam Angka
(BPS)
- Identifikasi potensi dan kendala
pengembangan wilayah
- Kalibrasi model sistem zona dan
permintaan perjalanan
2 Jaringan jalan
2.a Kondisi fisik ruas jalan
2.b Lalulintas ruas jalan
2.c Hirarki jalan
- Dinas Bina Marga
- Depkimpraswil
- IRMS
- Survai primer
- Identifikasi dan prediksi masalah
serta alternatif solusi
- Penyusunan data base model
jaringan jalan
3 Terminal (angkutan umum/barang):
3.a Lokasi dan kondisi fisik
3.b Operasional
- Dephub
- Dishub Prop.
- Statistik Perhubungan
- Identifikasi dan prediksi masalah
serta alternatif solusi
- Penyusunan data base model
jaringan angkutan umum/barang
4 Bandar Udara
4.a Lokasi dan kondisi fisik
4.b Operasional
- Dephub
- Dishub Prop.
- Statistik Perhubungan
- Identifikasi dan prediksi masalah
serta alternatif solusi
- Penyusunan data base analisis
angkutan udara
5 Pelabuhan
5.a Lokasi dan kondisi fisik
5.b Operasional
- Dephub
- Dishub Prop.
- Statistik Perhubungan
- Identifikasi dan prediksi masalah
serta alternatif solusi
- Penyusunan data base analisis
angkutan sungai
6 Tata ruang eksisting:
6.a Penggunaan ruang
6.b Pola dan intensitas kegiatan
- RTRWN, RTRWP,
RTRWK
- Wilayah dalam angka
(BPS)
- Identifikasi potensi dan kendala
pengembangan wilayah
- Kalibrasi model sistem zona dan
permintaan perjalanan
7 Rencana tata ruang mendatang: - RTRWN, RTRWP, - Prediksi pola dan skala
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 14/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
NO JENIS DATA SUMBER DATA KEGUNAAN DATA
7.a Kawasan andalan
7.b Core Business
7.c Hirarki kota dan fungsi
RTRWK
- Wawancara
perkembangan wilayah
- Prediksi besar dan pola permintaan
perjalanan
- Prediksi kebutuhan jaringan
8 Usulan pengembangan sistem
transportasi:
8.a Lokasi dan jenis usulan
8.b Konteks usulan
- Wawancara
- Studi terdahulu
- Dokumen perencanaan
- Masukan model simulasi skenario
pengembangan jaringan
- Prediksi pola jaringan transportasi
9 Kriteria pengembangan jaringan
transportasi:
9.a Variabel indikator kinerja
9.b Nilai variabel
- SISTRANAS, RUJTJ
- Dokumen kebijakan
instansi terkait
- Wawancara
- Masukan analisis penilaian kinerja
alternatif jaringan
- Penyusunan rekomendasi
Metoda Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yakni survai sekunder dan survai primer.
Adapun metoda pelaksanaan survai tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Survai Sekunder
Survai sekunder dilakukan dengan mendatangi instansi terkait untuk meminta sejumlah
dokumentasi data dari institusi pengelola sistem transportasi, perencana tata ruang, dan
sejumlah instansi lain yang dapat menyediakan data yang berkaitan dengan pelaksanaan
studi. Data sekunder ini khususnya berupa data kondisi eksisting sosio-ekonomi,
penyediaan jaringan transportasi, penggunaan ruang di wilayah studi.
2. Survai Primer
Survai primer dilakukan dengan pengamatan/penghitungan/wawancara langsung,
khususnya yang berkaitan dengan pemodelan dan unjuk kinerja/operasi sistem
transportasi dan rencana pengembangan tata ruang di masa datang. Data primer yang
berkaitan dengan model transportasi umumnya diperoleh dari pengamatan/pencacahan
langsung di lapangan; data tersebut antara lain data volume lalu lintas, asal tujuan
perjalanan, kondisi dan operasi terminal bus, angkutan barang, bandar udara, serta
kondisi dan operasi pelabuhan sungai dan penyeberangan. Sedangkan data primer lain
dari hasil wawancara diperlukan khususnya untuk menangkap aspirasi daerah dalam
mengembangkan tata ruang, perekonomian, dan sistem transportasi di daerahnya.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 15/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
2.1.3 TAHAP III : Analisis dan Perencanaan
Tahap ini terdiri dari beberapa bagian, yakni: analisis awal, prediksi permintaan perjalanan,
penyusunan rencana pengembangan jaringan transportasi di Perkotaan Mebidang, dan
penyusunan rekomendasi. Berikut disampaikan detail bahasan untuk setiap item yang
termasuk dalam tahapan ini.
2.1.4 Analisis Awal
Analisis awal merupakan kegiatan untuk menginterpretasi sejumlah data yang diperoleh dari
survai. Kegiatan ini dilakukan untuk :
(1) Memverifikasi kualitas dan jenis data yang diperoleh; sebagai awal untuk
memodelkan sistem jaringan transportasi di Perkotaan Mebidang.
(2) Mengidentifikasi sejumlah permasalahan yang ada di dalam sistem transportasi di
Perkotaan Mebidang, yang dituangkan dalam bentuk numerik, uraian, atau gambar.
(3) Membentuk basis data yang operatif untuk digunakan dalam proses pemodelan dan
analisis.
(4) Melakukan pre-analisis untuk membentuk konsep pengembangan jaringan
transportasi di Perkotaan Mebidang.
2.1.5 Prediksi Permintaan Transportasi di Perkotaan Mebidang
Untuk menyusun Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan
Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya, salah satu pertimbangan adalah besarnya jumlah
permintaan perjalanan yang diprediksi akan menggunakan jaringan tersebut pada kurun
waktu mendatang. Pola permintaan perjalanan di suatu wilayah umumnya tergantung dari
skenario tata ruang (RTRW) yang akan dikembangkan dan tingkat ekonomi di wilayah
tersebut.Untuk mengaitkan berbagai faktor pengaruh dalam interaksi transportasi umumnya
digunakan model untuk merepresentasikan kondisi saat ini dan prediksinya di masa yang
akan datang. Dalam berbagai studi umumnya digunakan model perencanaan transportasi
empat tahap, karena selain kemudahannya juga kemampuannya dalam menggambarkan
berbagai interaksi antara sistem transportasi dan tata ruang di wilayah studi. Secara umum
model ini merupakan gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-masing harus
dilakukan secara berurutan, yakni: bangkitan perjalanan, sebaran perjalanan, pemilihan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 16/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
moda, pemilihan rute. Struktur umum konsep model perencanaan transportasi empat tahap
ini disajikan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Bagan Alir Pemodelan Transportasi 4 Tahap
2.1.6 Hubungan Antara Sistem Transportasi dan Tata Ruang
Kebutuhan manusia akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang diakibatkan oleh
adanya penyebaran pola penggunaan tata ruang (spatial separation), dimana kebutuhan
manusia dan kegiatan produksi (dari awal penyediaan bahan mentah sampai pada proses
distribusinya) tidak dapat dilakukan hanya pada satu lokasi saja. Oleh karena itu selalu
dibutuhkan proses perpindahan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dalam kajian
transportasi disebut sebagai perjalanan.
Pada setiap pengembangan tata ruang selalu dibutuhkan sarana dan prasarana transportasi
pendukungnya, demikian pula sebaliknya bahwa setiap pengembangan sistem transportasi
akan mempengaruhi pola pengembangan tata ruang di sekitarnya. Interaksi timbal balik
antara sistem transportasi dengan tata ruang dapat dijelaskan pada Gambar 2.4.
Data jaringan
transportasi jalan
Data sistem zonawilayah studiModel bangkitan
perjalanan
Model sebaran
perjalanan
Model pemilihan
moda perjalanan
Model pemilihan
rute perjalanan
Karakteristik populasi
dan tata ruang zonaProduksi perjalanan(trip ends ) per zona
Biaya perjalanan antar
zona (aksesibilitas)
MAT antar zona
Karakteristik modaKarakteristik pelaku
perjalanan
MAT setiap moda
Karakteristik rute/ruas
Indikator lalu lintas
Model biaya ekonomi Indikator ekonomi
Analisis Kinerja
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 17/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Gambar 2.4 Keterkaitan antara Sistem Transportasi dan Tata Ruang
2.1.7 Pendekatan Sistem Dalam Perencanaan Transportasi dan Tata Ruang
Dari hubungan antara sistem transportasi dengan tata ruang yang telah dijelaskan di atas,
maka sangatlah jelas bahwa interaksi timbal balik antara transportasi dengan tata ruang
merupakan komponen utama yang harus dianalisis dan dimodelkan dalam penyusunan
kerangka kebijakan yang efisien dan terpadu.
Proses perencanaan hubungan timbal balik tersebut harus dilakukan dan dikaji dalam
kerangka sistem, dimana perencanaan transportasi dan tata ruang harus dipadukan sehingga
mampu menghasilkan interaksi transportasi yang mendukung perekonomian masyarakat.
2.1.8 Pola Kebijakan Sistem Transportasi dan Tata Ruang di Indonesia
Kebi jakan Tata Ruang
Sebagai acuan penyusunan pola pengembangan tata ruang di Indonesia, maka pemerintah
mengeluarkan kebijakan mengenai tata ruang. Kebijakan tata ruang yang dimaksud
menjelaskan bahwa struktur dan pola ruang nasional harus mewujudkan keterpaduan,
keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah serta keserasian antarsektor
seperti: kawasan pariwisata, pertanian pangan dan perkebunan, industri, pertambangan, serta
pertahanan keamanan atau perbatasan.
Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa secara konseptual, pembangunan di daerah
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dimana pembangunan daerah
Tata ruangAktivitas
sosio-ekonomiKebutuhan
transportasi
Suplai
jaringan
transportasi
Arus lalu lintas
(orang/barang)
Biaya
transportasi
Perubahan kebijakan
& perubahan perilaku
transportasi/ekonomi
: feed-forward
: feed-back
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 18/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
merupakan usaha pencapaian sasaran nasional di daerah sesuai masalah, potensi, aspirasi,
dan prioritas masyarakat daerah.
Kebijakan Sistem Transportasi
Untuk melengkapi pola kebijakan sistem transportasi dan tata ruang di Indonesia,
Departemen Perhubungan sebagai lembaga perencana dan pengelola sistem transportasi di
Indonesia mengeluarkan kebijakan mengenai Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS)
sebagai pendukung implementasi dari RTRWN.
Sistem Transportasi Nasional ini harus disusun dengan konsep antarmoda secara terpadu
untuk mendukung keterhubungan wilayah pada skala nasional, mengingat kondisi negara
Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Sumber acuan dalam pengambilan kebijakan
strategi pengembangan sistem jaringan jalan yang dilakukan oleh pemerintah adalah UU No.
38 Tahun 2004 tentang jalan, sedangkan acuan bagi penetapan kebijakan sistem pergerakan
lalu lintas diatur dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas angkutan jalan.
Sistem transportasi daerah merupakan faktor penting yang mendukung perwujudan integrasi
sistem transportasi nasional. Dalam kaitannya dengan sistem transportasi regional atau
wilayah, perencanaan sistem transportasi wilayah harus diarahkan dalam usaha mendukung
RTRW di wilayah masing-masing dan tetap berada di bawah kendali kebijakan
pengembangan SISTRANAS.
Dalam perencanaan sistem jaringan transportasi yang multi-moda melalui SISTRANAS,
pusat-pusat kegiatan nasional diakomodir menjadi masukan karena penyediaan sarana dan
prasarana transportasi diharapkan mampu mendorong pengembangan kegiatan ekonomi di
wilayah-wilayah unggulan tersebut. Untuk keperluan tersebut, maka dalam kajian sistem
transportasi wilayah diperlukan juga analisis terhadap potensi di pusat-pusat kegiatan, yang
meliputi: kawasan industri, perdagangan, perumahan, pariwisata, pertanian dan perkebunan,
kehutanan, perikanan, pertambangan, serta sumber daya mineral yang semuanya dituangkan
dalam RTRWP.
Dalam rangka mewujudkan suatu sistem transportasi nasional yang terpadu maka sistem
transportasi wilayah Provinsi diharapkan dapat menjadi acuan bagi setiap pengembangan
sistem transportasi di wilayah kabupaten dan kotamadya dengan tetap mengacu pada
kebijakan penataan tata ruang yang tertuang dalam RTRWK. Selanjutnya, sistem transportasi
regional kabupaten/kotamadya harus dapat menjadi acuan dalam pengembangan sistem
transportasi pada kawasan yang lebih kecil dengan tetap mengacu pada rencana tata ruang
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 19/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
kawasan yang dimaksud. Secara umum hubungan keterkaitan antara RTRW dan Sistem
Transportasi Regional dijelaskan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Keterkaitan RTRW dan Sistem Transportasi pada Berbagai Tingkatan
Wilayah
Kerangka pemikiran penyusunan sistem transportasi wilayah ini diharapkan mampu
memberikan gambaran mengenai rencana sistem transportasi dalam skala wilayah (Provinsi
maupun kabupaten/kotamadya) sehingga dapat mencerminkan keterpaduan antara berbagai
rencana pengembangan wilayah dengan kebutuhan dan penyediaan pelayanan transportasi di
wilayah yang bersangkutan.
2.1.9 Metodologi Pendekatan dan Pembebanan
Penetapan Sistem Zona dan Sistem Jaringan
Daerah studi untuk suatu kajian transportasi didefinisikan sebagai daerah dimana arus
lalulintas di ruas atau di persimpangan jalan akan secara langsung terpengaruh dengan
penerapan kebijakan investasi maupun kebijakan operasi yang dimodelkan.
Batas daerah studi merupakan garis imajiner yang dibentuk untuk menandai dan memisahkan
jaringan jalan dan sistem zona yang masuk di dalam wilayah studi dengan yang dianggap
berada di luar dari sistem yang dipelajari.
Dalam Tatanan Transportasi elemen sistem pada dasarnya di bagi menjadi 2 yakni elemen permintaan perjalanan (demand element ) dan elemen suplai jaringan transportasi ( supply
Rencana Tata Ruang Nasional
(RTRWN)
Rencana Tata Ruang WilayahTerpadu
(Pulau/Propinsi/Kawasan)
Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota
Sistem Transportasi Nasional
(SISTRANAS)
Jaringan Transportasi
Nasional
Sistem Transportasi Regional
(Pulau/Propinsi/Kawasan)
Jaringan Transportasi Regional
(Pulau/ Propinsi)
Sistem Transportasi
Perkotaan/Kab/Kawasan
Jaringan Transportasi
Perkotaan/Kab/Kawasan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 20/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
element). Elemen permintaan perjalanan berupa zona-zona tata ruang berikut atribut
populasinya sebagai pembangkit perjalanan, sedangkan elemen suplai jaringan berupa
jaringan transportasi jalan, sungai atau moda transportasi lainnya berikut atribut yang
menyatakan besaran kinerja dari infrastruktur yang dimodelkan. Interaksi antar elemen
tatanan transportasi inilah yang umumnya disebut dengan perjalanan melalui berbagai moda
dan jenis infrastruktur yang ada.
Model tatanan transportasi jalan untuk suatu wilayah studi terdiri dari dua elemen model
yakni sistem zona dan sistem jaringan jalan. Sistem zona terdiri dari zona-zona yang
membagi daerah studi ke dalam beberapa bagian sebagai tingkat agregrasi terkecil
pembangkit dan penarik perjalanan. Umumnya zona dilengkapi dengan pusat zona atau
centroid yang diasumsikan sebagai titik awal atau akhir perjalanan.
Jaringan jalan terdiri dari ruas jalan atau link yang umumnya diberi atribut panjang,
kapasitas, dan kecepatan operasinya. Pertemuan antar ruas jalan disebut dengan simpul atau
node yang dapat berupa persimpangan jalan (dengan atau tanpa lampu pengatur lalu lintas),
sedangkan untuk studi jaringan transportasi regional antar kota simpul dapat berupa kota.
Kr iter ia Dalam Menetapkan Sistem Zona
Prinsip dasar yang biasanya digunakan untuk pembagian zona pada wilayah studi, adalah:
1.Prinsip Homogenitas dalam Zona
Pada prinsipnya, pembagian zona sebaiknya didasarkan pada kehomogenan atribut
populasi yang mempengaruhi perilaku perjalanan. Dalam hal ini populasi sebagai
pembangkit perjalanan untuk berbagai keperluan (bekerja, sekolah, belanja, bisnis,
sosial, dan lain-lain) umumnya didasarkan pada perilaku individu atau kelompok
individu (keluarga, perumahan, kelurahan, kecamatan, atau kabupaten).
Perilaku individu atau agregasinya dalam kelompok yang lebih besar umumnya
ditentukan oleh tingkat ekonomi, kepemilikan kendaraan, status sosial, serta beberapa
ciri lain yang berhubungan dengan permintaan perjalanan. Sedangkan populasi penarik
perjalanan umumnya berupa fasilitas atau pusat-pusat kegiatan (ekonomi, pendidikan,
perbelanjaan, dan lain-lain) yang menjadi tujuan dari para individu pelaku perjalanan.
2.Homogenitas vs Ketersediaan Data Eksisting
Pembagian zona berdasarkan kehomogenan perilaku permintaan perjalanan akan sulit
diterapkan, karena data eksisting untuk itu tidak tersedia. Di Indonesia data sosial
ekonomi (yang dikumpulkan oleh BPS) yang umumnya digunakan untuk mengkalibrasimodel transportasi umumnya dikumpulkan dengan basis wilayah administrasi (misalnya
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 21/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
kelurahan, kecamatan, kabupatan atau Provinsi). Biasanya zona dibagi berdasarkan batas
administrasi yang ada, tergantung lingkup studi yang dilaksanakan.
Pembagian zona berdasarkan wilayah administrasi ini bukanlah pilihan terbaik dalam
membentuk sistem zona, akan tetapi data administratif inilah sumber satu-satunya yang
ada di Indonesia saat ini. Dengan demikian mau tidak mau kita sebaiknya tetap mengacu
kepada data ini untuk membentuk sistem zona untuk mengurangi kebutuhan dana untuk
mengumpulkan data baru jika kita ingin membentuk sistem zona yang lebih baik dengan
prinsip homogenitas.
3.Tingkat Detail vs Biaya
Penentuan sistem zona untuk daerah studi sangat dipengaruhi oleh tingkat kerincian
yang disyaratkan untuk menggambarkan suatu daerah tertentu. Permasalahan tersebut
dapat dilihat dari dua sisi yang berlawanan, yaitu ketepatan dan biaya. Di satu sisi
ketepatan yang tinggi hanya dapat diperoleh dengan definisi sistem zona dengan resolusi
yang cukup tinggi, misalnya sampai level individu atau keluarga.
Di lain pihak untuk menyediakan data zona secara detail akan membutuhkan biaya yang
cukup besar yang kemungkinan tidak sebanding dengan tambahan informasi yang
didapatkan. Demikian juga model detail bahkan cenderung individual model perangkat
lunak simulasinya belum banyak tersedia, sehingga kemungkinan data yang terkumpulakan mubazir karena model yang dibentuk tidak operasional.
Sebagai gambaran umum, berikut ini dituliskan beberapa kriteria untuk menetapkan
sistem zona dalam daerah kajian, yaitu:
• Ukuran zona harus konsisten dengan kepadatan jaringan jalan yang akan
dimodelkan, sehingga pada umumnya ukuran zona akan semakin besar jika letaknya
semakin jauh dari pusat kota.
• Ukuran zona harus didisain sedemikian rupa sehingga arus lalu lintas yangdibebankan ke dalam jaringan jalan sesuai dengan ketepatan seperti yang
disyaratkan.
• Batas zona harus dibuat sedemikan rupa sehingga konsisten dengan jenis pola
pengembangan setiap zona, misalnya untuk pemukiman, industri atau perkantoran.
• Batas zona diusahakan sesuai dengan batas sensus, batas administrasi daerah, dan
batas zona yang digunakan oleh daerah kajian.
• Batas zona harus sesuai dengan batas daerah yang digunakan dalam pengumpulan
data.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 22/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
• Pergerakan yang berasal/bertujuan pada area di luar daerah studi biasanya dianggap
berasal dari zona di luar daerah studi (external zone). Keuntungan penggunaan zona
eksternal ini adalah untuk mengidentifikasikan pergerakan langsung (ekstenal-
eksternal) yang membebani jaringan jalan di dalam daerah studi. Untuk mengurangi
efek dari perjalanan langsung ini harus diperkirakan batas daerah studi secara hati-
hati, meskipun tidak mungkin perjalanan langsung ini dihilangkan sama sekali.
Kr iter ia Dalam Menetapkan Model Sistem Jaringan Jalan
Prinsip-prinsip dasar yang digunakan dalam penetapan sistem jaringan jalan, adalah:
1.Representasi Karakteristik Jaringan Jalan
Dalam model transportasi, sistem jaringan jalan diharapkan mampu menggambarkan
kinerja sistem jaringan jalan yang sebenarnya. Dalam artian bahwa atribut yang diberikan
ke setiap ruas jalan (panjang, kapasitas dan kecepatan operasi dan lain-lain) benar-benar
merepresentasikan tingkat persaingan antar ruas atau rute yang tersedia di dalam wilayah
studi.
2.Beberapa Tingkat Penyederhanaan dalam Model Jaringan Jalan
Saat ini model jaringan jalan yang umum digunakan adalah model yang menggambarkan
jaringan melalui ruas jalan yang berarah (1 atau 2 arah) dengan simpul sebagai pertemuan
antar ruas (dengan atau tanpa pengatur lalu lintas). Model ini lebih realistis dalam
menggambarkan interaksi dan tingkat persaingan antar ruas atau rute perjalanan, namun
demikian diperlukan simulasi yang lebih kompleks dan spesifikasi atribut ruas dan simpul
yang lebih berhati-hati agar model tetap realistis dalam menggambarkan fenomena
perjalanan.
Beberapa Kri ter ia Seleksi Ruas Jalan Yang di Modelkan
Beberapa kriteria dalam menyeleksi ruas jalan yang akan dimasukkan ke dalam model
jaringan jalan, antara lain adalah:
• Ruas jalan yang dimasukkan ke dalam model sebaiknya dipilih mulai dari ruas jalan
yang memiliki kapasitas yang besar dan dilalui oleh jumlah kendaraan yang cukup
besar (sesuai hirarkinya mungkin mulai dari arteri, kolektor, jika diperlukan jalan
lokal yang penting dapat juga dimasukkan ke dalam model).
• Minimal ruas jalan yang masuk ke dalam model jaringan jalan sampai dengan satu
tingkat di bawah ruas jalan yang menjadi lokasi dari skema yang direncanakan,
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 23/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
misal jika kebijakan diterapkan pada jalan arteri maka jalan kolektornya harus
dimasukkan ke dalam model.
• Semakin kecil skala studi maka semakin detail sistem jaringan jalan yang perlu
ditampilkan dalam model jaringan jalan.
Model Pemili han Rute
Pengembangan model pembebanan biasanya dilakukan untuk mendekati perilaku pemilihan
rute oleh para pengendara yang didasarkan pada premis bahwa mereka ingin memenuhi
kriteria perjalanannya. Perjalanan merupakan kebutuhan turunan yang terjadi akibat pelaku
perjalanan tersebut ingin memenuhi kebutuhan lainnya. Karena sifat kebutuhannya yang
demikian umumnya kriteria perjalanan tersebut disusun untuk meminimumkan ongkos
perjalanan yang harus dikeluarkan. Faktor utama yang mempengaruhi besarnya ongkos
perjalanan di setiap alternatif rute adalah karakteristik fisik dan lalu lintas ruas jalan yang
menyusunnya. Namun pada kenyataanya tidak semua pengendara mampu memenuhi kriteria
tersebut karena adanya kesalahan persepsi (misperception) mereka terhadap ongkos
minimum aktual yang terjadi di jaringan jalan.
Secara umum, teknik pembebanan dapat dikelompokkan atas dasar apakah model tersebut
memperhitungkan pengaruh kemacetan (keterbatasan kapasitas jaringan jalan) dan/atau
kesalahpahaman pengendara terhadap biaya aktual di ruas jalan.
A. Model Pembebanan All -or Nothing (A-o-N)
Teknik pembebanan All-Or-Nothing (A-o-N) merupakan teknik paling sederhana untuk
mengalokasikan matriks permintaan perjalanan ke dalam jaringan jalan. Seperti telah dibahas
sebelumnya, pembebanan A-o-N mengesampingkan efek kemacetan maupun efek
kesalahpahaman pengendara terhadap rute terpendek.
Semua pengendara diasumsikan memiliki persepsi yang sama terhadap biaya perjalanan dan
dengan ditiadakannya efek kemacetan mengimplikasikan bahwa dalam pembebanan A-o-N
ini diasumsikan bahwa biaya perjalanan adalah tetap. Dengan demikian semua pengguna
jalan (dari setiap pasangan asal-tujuan) akan membebani rute yang sama, yaitu rute yang
paling atraktif. Dengan kata lain, tidak ada kendaraan yang akan melewati rute lain yang
kurang atraktif.
Problem biasanya akan terjadi jika terdapat sejumlah rute yang berkompetisi untuk sel
matriks yang sama atau untuk sel matriks yang jumlah perjalanannya besar. Problem ini
dapat diselesaikan dengan memakai metoda proporsi zona yang mengalokasikan sel matriks
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 24/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
permintaan perjalanan secara proporsional melalui centroid connectors khusus. Metoda ini
cenderung membebani setiap rute yang berkompetisi dengan suatu proporsi dari sel matriks
perjalanan.
Sebagai petunjuk praktis, teknik pembebanan A-o-N cukup efisien jika digunakan pada
jaringan jalan yang sederhana, misalnya jaringan jalan rural, yang kondisi lalu lintasnya tidak
begitu padat dengan sedikit alternatif rute yang tersedia dan ukuran biaya setiap alternatif
rutenya yang jauh berbeda.
B. Model Keseimbangan Pengguna (KP)
Model pemilihan rute bertujuan untuk mengidentifikasi rute yang dipilih oleh setiap
pengendara dalam suatu jaringan jalan. Model pemilihan rute dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa faktor pertimbangan yang didasarkan atas pengamatan bahwa tidak
setiap pengendara dari suatu lokasi menuju lokasi lainnya akan memilih suatu rute yang
persis sama.
Beberapa alasan kenapa pengendara memilih rute yang berbeda-beda adalah:
1. Kemungkinan pengendara berbeda dalam hal persepsi mengenai „rute terbaik‟.
Beberapa pengendara mungkin mengasumsikannya sebagai rute dengan jarak tempuh
yang terpendek atau rute dengan waktu tempuh yang tersingkat atau mungkin juga
rute yang termurah.
2. Kemacetan dan karakteristik fisik suatu ruas jalan akan membatasi jumlah arus lalu
lintas yang menggunakan jalan tersebut.
Model Keseimbangan Pengguna (KP) mencoba memasukkan pengaruh kemacetan ke dalam
model pembebanannya. Model ini berbasis pada analisis equilibrium yang pada jaringan
jalan didasari oleh pendekatan deskriptif dimana pengguna jalan diasumsikan akan selalu
berusaha untuk meminimumkan biaya perjalanan yang harus dikeluarkannya. Dengan
demikian mereka akan memilih rute yang dianggap termurah untuk mencapai tujuan
perjalanannya.
Dalam kerangka biaya transportasi yang memasukkan waktu dan jarak perjalanan sebagai
variabelnya, rute termurah bisa dianggap sebagai rute yang memiliki jarak terpendek dengan
tingkat kemacetan yang paling kecil. Untuk memasukkan kecenderungan perilaku tersebut
kedalam model pembebanan biasanya dilakukan suatu analogi hubungan antara permintaan
perjalanan (travel demand) dengan kapasitas jaringan jalan yang tersedia (network suppl y)
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 25/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
terhadap mekanisme ekonomi pasar. Dalam hubungan ini fungsi permintaan akan bertemu
dengan fungsi sediaan pada suatu titik tertentu yang disebut titik equilibrium.
2.2. LINGKUNGAN STRATEGIS
2.2.1 Perspektif Jaringan Transportasi Multimoda dan Intermoda
Sistem transportasi dengan sejumlah moda dapat dilihat dari 2 perspektif konseptual yang
berbeda, yakni:
Jaringan transportasi intermoda. Sistem logistik yang terhubungkan diantara 2 moda atau
lebih. Setiap moda memiliki karakteristik pelayanan yang secara umum
memungkinkan barang (atau penumpang) untuk berpindah diantara moda yang ada
dalam satu perjalanan dari asal ke tujuan.
Jaringan transportasi multimoda. Suatu rangkaian dari moda-moda transportasi yang
menyediakan hubungan antara asal dan tujuan perjalanan. Meskipun transportasi
intermoda dapat dilakukan, namun dalam perspektif ini bukanlah keharusan.
Gambar 2.6 menyampaikan perbedaan konsep dalam kedua cara pandang tersebut. Gambar
(a) mendeskripsikan jaringan multimoda konvensional point-to-point di mana asal perjalanan
(A, B, dan C) dihubungkan secara independent oleh moda transportasi (jalan dan rel) ke
lokasi tujuan perjalanan (D, E, dan F).
Sedangkan pada Gambar (b) dipresentasikan perspektif intermoda dalam jaringan jalan
multimoda. Lalulintas dikumpulkan pada 2 titik transhipment, yakni stasiun KA, di mana
terjadi konsolidasi pergerakan penumpang/barang. Ini bisa menghasilkan load-factor
dan/atau frekuensi transportasi yang lebih tinggi, khusunya diantara terminal. Dalam kondisi
tertentu, efisiensi suatu jaringan utamanya ditentukan oleh kapabilitas transhipment dari
suatu terminal.
Dalam perspektif transportasi nasional, jika diinginkan terjadinya efisiensi, maka idealnya di
masa datang dikembangkan jaringan transportasi multimoda yang berkonsep kepada
intermoda-transport.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 26/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Gambar 2.6 . Deskripsi Jaringan Transportasi Multi dan Inter Moda
(a) Jaringan Transportasi Multimoda(b) Jaringan Transportasi Intermoda
2.2.2 Sistem Jaringan Transportasi Multimoda
Sistem transportasi multimoda mengintegrasikan skala geografi yang berbeda dari pelayanan
transportasi dari global ke lokal. Dengan mengembangkan prasarana transportasi setiap moda
dan fasilitas intermoda, maka suatu wilayah akan memiliki akses ke pasar internasional,
untuk itu sejumlah parameter dalam transportasi regional perlu ditansformasi atau setidaknyadimodifikasi secara signifikan.
Gambar 2.7. menyampaikan regulasi pergerakan dari suatu koridor dalam sistem
transportasi multi moda yang terdiri dari suatu rangkaian pusat/hub yang berkompetisi yang
menyatukan jaringan transportasi lokal dan regional.
Sesuai dengan skala geografinya, regulasi/pengaturan lalulintas dikoordinasikan pada
tingkatan lokal oleh pusat distribusi, biasanya terdiri dari satu terminal transportasi, atau
ditingkat global oleh titik artikulasi yang terdiri dari terminal-terminal transportasi utama
yang memiliki fungsi intern-moda maupun intermoda.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 27/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Gambar 2.7 . Pengaturan Hirarki Pergerakan dalam Sistem Transportasi Multi Moda
(Sumber: Rodrigue and Comtois)
2.2.3 Konsep Transportasi Intermoda
2.2.3.1. Definisi Transportasi Intermoda
Secara umum bahwa pengertian transportasi intermoda adalah sebagai berikut:
Pengiriman barang atau pergerakan penumpang yang melibatkan lebih dari satu moda
transportasi ketika melakukan satu perjalanan yang menerus
2.2.3.2. Konsep Jaringan Transportasi Intermoda
Batasan intermodality dipengaruhi oleh faktor ruang, waktu, susunan, pola jaringan, jumlahsimpul dan ruas/lingkages, dan tipe atau karakteristik dari kendaraan dan terminal.
Pengembangan transportasi intermoda umumnya didasarkan pada sejumlah konsep berikut :
- Sifat alamiah dan kuantitas komoditi/penumpang yang dipindahkan,
- Moda transportasi yang digunakan,
- Asal tujuan perjalanan,
- Waktu dan biaya perjalanan.
- Nilai komoditas/penumpang dan frekuensi perjalanannya.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 28/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Terdapat 4 definisi fungsi utama dalam transportasi intermoda (Rodrigue and Comtois),
yakni:
-Komposisi . Pengumpulan dan konsolidasi barang/penumpang di suatu terminal/simpul
yang memungkinkan terjadinya interface intermoda antara sistem distribusi
lokal/regional dan sistem distribusi nasional/internasional.
-Koneksi. Pengaliran barang/penumpang diantara minimal dua terminal/simpul. Efisiensi
koneksi ini umumnya diperoleh dari economies of scale.
-Perpindahaan/I nterchange. Proses perpindahan moda di suatu terminal. Fungsi utama
dari intermoda dilakukan di terminal/simpul yang berperan menyediakan kontinuitas
pergerakan dalam rantai transportasi.
-Dekomposisi. Proses pemisahan/fragmentasi barang/penumpang di terminal terdekat
dari tujuan dan ditransfer ke dalam jaringan distribusi lokal/regional.
Gambar 2.8 . Rantai Transportasi Intermoda (Rodrigue and Comtois)
2.2.3.3.Peran Moda dalam Sistem Transportasi Intermoda
Pada dasarnya, transportasi intermoda merupakan usaha untuk meminimalkan biaya
transportasi (waktu dan uang). Sudah sering diteliti bahwa terdapat korelasi antara biaya
transportasi, jarak perjalanan, dan pemilihan jenis moda transportasi yang digunakan, di
mana umumnya moda jalan dipilih untuk jarak pendek, KA dipilih untuk jarak menengah,
dan moda laut/udara dipilih untuk jarak jauh.
Pada Gambar 2.9. disampaikan ilustrasi perbandingan biaya transportasi diantara moda
jalan, rel KA, dan laut, dengan masing-masing memiliki fungsi biaya C1, C2, dan C3. Moda
jalan memiliki fungsi biaya transportasi yang lebih rendah untuk jarak pendek, namun biayanya naik lebih cepat dibandingkan moda rel dan laut seiring dengan bertambahnya jarak
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 29/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
perjalanan. Pada titik D1 akan lebih menguntungkan jika menggunakan moda rel sampai
mencapai titik D2, selebihnya akan lebih menguntungkan jika menggunakan moda laut.
Umumnya titik D1 berada pada jarak perjalanan antara 500 – 750 km, sedangkan titik D2
berada pada jarak perjalanan sekitar 1500 km.
Gambar 2.9 . Perbandingan Fungsi Biaya Transportasi Moda Jalan, Rel dan Laut (Rodrigue
and Comtois)
2.2.3.4.Indikator Kinerja Sistem Transportasi Intermoda
Tujuan pengembangan suatu sistem transportasi secara generik selalu diarahkan untuk
meningkatkan efisiensi (minimize the cost) dan efektivitas (maximize the benefit). Untuk
dapat melakukan identifikasi mengenai kondisi/kinerja jaringan intermoda eksisting
(benchmarking of performance) dan menetapkan kinerja jaringan transportasi intermoda
yang akan dituju di masa datang (desired performance) diperlukan sejumlah indikator yang
dapat menggambarkan kinerja elemen transportasi intermoda (moda/link dan terminal) secara
komprehensif.
Efisiensi dalam transportasi intermoda membutuhkan moda/link dan terminal/node yang
menghasilkan total biaya supply seefisien mungkin. Untuk mencapai kondisi tersebut, setiap
elemen dalam pelayanan transportasi intermoda (intermodal chain) harus mengunjukkan
kinerja pada level yang mampu menghasilkan output termaksimum pada biya terminimum.
Efisiensi kinerja terkait dengan seberapa baik sumber daya dipergunakan. Sedangkan
efektivitas kinerja terkait dengan seberapa baik tujuan dari semua partisipan (shipper/
costumer/operator) dapat terakomodasi. Efisiensi berada dalam konsep minimasi dan
maksimasi, sedangkan efektivitas terkait dengan pencapaian keinginan partisipan yang
terlibat dalam transportasi intermoda.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 30/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Ockwell (2001) mendefinisikan beberapa kategori indikator kinerja sistem transportasi
intermoda sebagai berikut:
- biaya
- finansial (termasuk profitability),
- waktu perjalanan (termasuk waktu transit, frekuensi pelayanan, dan
reliabilitas/ketepatan waktu pelayanan),
- kualitas pelayanan (kontrol kehilangan dan kerusakan/ control of loss and damage
= L & D), dan
- kemudahan penggunaan (termasuk administrasi, management aset, dan sumber
daya manusia),
Pada Tabel 2.2 disampaikan kerangka umum untuk analisis kinerja transportasi intermodatersebut di atas.
Tabel 2.2 . Kerangka Analisis Kinerja Transportasi Intermoda
Biaya Finansial Waktu L & D ControlKemudahan
penggunaanTeknis
Manajemen
Aset
Door todoor(distance
based)
Tingkat pengembalian aset (return
on assets)
Total cycletime (distance based)
Rasio klaimL&D terhadaptotal lalulintas
(berbasis jarak/
value/ waktu per cycle)
Akurasiinvoice,
Pemprosesanklaim
(Insurance/
damage)
Keluwesan penjadualan/ peralatan/ link
komputer/
slotting
In-transit privileges
Door to
door (value based)
Tingkat
pengembalian sosial
(return onequity)
Waktu transit
Variansi(distance based)
Notification,
Prosedur L&D bagi shippers
Shipment
tracing/ Assetvisibility
Kemudahan
slotting
Keluwesan
dalam perutean
Door todoor (time based)
Tradingmargin
On-time performance(sustaibabilityfaktor)
Kemungkinantracing L&Dsepanjang perjalanan
Feedbacksepanjang bagian perjalanan
Ketersediaan peralatan
Superioritasterknologidalam totallayanan/chains
Willingnessto negotiate
Total biaya pengguna
Timelinesreliability (%tingkat
reliabilitas)
Nilai klaimL&D terhadaptotal lalulintas
(berbasis jarak/
value/ waktu per cycle)
EDI/commondocumentation,Pengetahuan
thd kebutuhan
shipper
Mobilitas peralatan,kondisi fisik
peralatan,
Peralatankhusus
Kemampuannegosiasiuntuk
perubahan
moda,
Kompatibilitas prasarana
2.2.4 Konsep Sistem Logistik Nasional
Dengan mengacu konsep hirarki transportasi intermoda pada Gambar 2.7 dan proses atau
rantai transportasi intermoda pada Gambar 2.8 yang dikombinasikan dengan konsep
keterpaduan prasarana transportasi, maka dapat disusun suatu konsep sistem logistik atau
sistem transportasi intermoda Nasional yang menjadi acuan dalam pengembangan jaringan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 31/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
prasarana transportasi intermoda. Adapun konsepnya secara umum disampaikan pada
Gambar 2.10 berikut.
PKL sebagai sentral distribusi lokal skala Kota dan Kabupaten idealnya memerankan fungsi
terminal/transshipment lokal yang mengumpulkan dan menyebarkan pergerakan di dalam
satu Kab/Kota. Karena kemungkinan besar pergerakan lokal yang dilakukan jaraknya
pendek, maka sebaiknya perjalanan orang dan barang (fungsi koneksi) dilakukan dengan
moda jalan sesuai dengan fungsi hubungan biaya transportasi per moda (Gambar 2.9),
kecuali untuk kota besar (metropolitan) untuk keperluan perjalanan orang ulang-alik dapat
digunakan Moda KA Perkotaan (namun ini tidak termasuk dalam definisi sistem transportasi
nasional).
PKW sebagai sentral distribusi regional antar Kab/Kota dalam satu Provinsi idealnya
memerankan fungsi sebagai terminal/transshipment regional yang mengumpulkan dan
menyebarkan pergerakan antar kota dalam satu wilayah Provinsi. Jarak perjalanan regional
ini masih cukup pendek, rata-rata di bawah 200 km, sehingga kemungkinan moda jalan akan
tetap lebih efisien, kecuali bahwa jaringan jalan yang ada kondisinya rusak ataupun macet.
Kondisi jaringan jalan yang kurang stabil sering ditemui di wilayah Indonesia, sehingga
kemungkinan nilai effisiensi dengan menggunakan moda KA akan lebih pendek
dibandingkan dengan yang disampaikan pada Gambar 2.9 yang menyatakan zona pelayanan
KA antara 500 km – 750 km. Direkomendasikan bahwa untuk kondisi Indonesia fungsi
koneksi dapat dilakukan dengan moda jalan atau moda KA sesuai dengan keunggulan
komparatifnya masing-masing.
PKN sebagai sentral distribusi nasional dan hubungan internasional idealnya memerankan
terminal/transshipment nasional dan internasional yang mengumpulkan dan menyebarkan
pergerakan nasional dan internasional. Jarak perjalanan sudah baran tentu relatif panjang,
sehingga fungsi koneksi sebaiknya dilakukan oleh minimal moda KA, atau jika jaraknyalebih panjang (antar pulau atau antar negara) menggunakan moda laut dan udara.
Dengan konsep sistem logistik ini maka pengembangan jaringan prasarana KA maupun
moda-moda lainnya dapat diarahkan untuk lebih efisien yang beroperasi secara koopetitif
sesuai dengan keunggulan komparatif masing-masing.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 32/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Gambar 2.10 Konsep Sistem Logistik Intermoda Nasional di Indonesia
2.2.5 Program Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan
Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
1. Penyiapan rumusan konsepsi Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada
Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya yang memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Pendekatan penyusunan Sistem Transportasi
b. Muatan rencana umum Jaringan Transportasi Jalan
c. Kriteria penerapan rencana umum jaringan transportasi jalan
d. Keluaran rencana umum jaringan transportasi jalan.
2. Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan
Mebidang dan Sekitarnya memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Ruang lingkup Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada
Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya, meliputi rencana:
- Lokasi ruang kegiatan yang harus dihubungkan oleh ruang lalu lintas.
- Prakiraan perpindahan orang dan atau barang menurut asal tujuan perjalanan
antar kawasan atau antar zona.
- Arah dan kebijakan peran moda transportasi jalan yang terkait dengan moda
transportasi lain dalam kesatuan sistem transportasi.
PKL
PKW
PKN
Local Distribution
Regional Connection
National Connection
International Connection
Local Terminal
Regional Terminal
- Composition & Decomposition
- National/International Interchange
Road Based Transport
Rail, Air, Sea Based Transport
Air & Sea Based Transport
Road & Rail Based Transport
PKL
PKW
PKN
Local Distribution
Regional Connection
National Connection
International Connection
Local Terminal
Regional Terminal
- Composition & Decomposition
- National/International Interchange
Road Based Transport
Rail, Air, Sea Based Transpor t
Air & Sea Based Transport
Road & Rail Based Transport
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 33/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
- Kebutuhan simpul yang berupa terminal transportasi jalan.
- Kebutuhan ruang lalu lintas.
b. Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan
Mebidang dan Sekitarnya harus didasarkan pada
- Kebutuhan transportasi, yaitu kebutuhan perpindahan orang dan atau barang
menurut asal dan tujuan perjalanan, pilihan moda dan tingkat pelayanan yang
diinginkan sesuai kebutuhan pengguna jasa.
- Fungsi, yaitu kegiatan yang menghubungkan simpul dan ruang kegiatan yang
meliputi kepentingan lalu lintas dan kepentingan angkutan.
- Peranan, yaitu tingkat hubungan antar simpul dan ruang kegiatan menurut
fungsinya yang dikelompokkan dalam jaringan antarkota, kota serta pedesaan
menurut hirarki masing-masing.
- Kapasitas lalu lintas, yaitu volume lalu lintas yang dikaitkan dengan jenis,
dimensi, daya angkut dan kecepatan kendaraan.
- Kelas jalan, yaitu klasifikasi jalan berdasarkan fungsi dan daya dukung jalan
terhadap Muatan Sumbu Terberat (MST) serta kerakteristik lalu lintas.
c. Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan
Mebidang dan Sekitarnya disusun dengan memperhatikan ketepatan moda
transportasi, sistem transportasi nasional, rencana tata ruang dan rencana
pengembangan jalan.
d. Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan
Mebidang dan Sekitarnya disusun dengan memperhatikan kemungkinan
kerjasama dengan swasta (public private partnership) seperti pada pembangunan
bandara, dermaga pelabuhan sungai ataupun pada rencana – rencana transportasi
yang lain.
2.3. TINJAUAN PUBLI C PRIVATE PARTNERSHIP
2.3.1 Umum
Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 7 Tahun 1998 diterbitkan untuk
mengatur Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta dalam Pembangunan dan atau
Pengelolaan Infrastruktur.
Salah satu pertimbangan Keppres ini memperhatikan keterbatasan kemampuan keuangannegara dan sebagai upaya untuk terus meningkatkan pelaksanaan pembangunan, karenanya
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 34/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
diperlukan langkah-langkah untuk mendorong keikutsertaan swasta dalam suatu kerjasama
yang erat antara Pemerintah dan badan usaha swasta.
Dianjurkan bagi sektor swasta yang ingin ikut serta pada pelaksanaan pembangunan dan/atau
pengelolaan infrastruktur ini berbadan hukum Indonesia. Dan infrastruktur dimaksud dalam
hal ini meliputi bidang-bidang (1) Pembangkitan, transmisi atau pendistribusian tenaga
listrik; (2) Transmisi dan pendistribusian gas alam; (3) Pengelolaan dan pengangkutan
minyak dan gas bumi serta pengangkutan hasil-hasil olahan tersebut; (4) Penyaluran,
penyimpanan, pemasokan, produksi, distribusi atau pengelolahan air bersih; (5) Pengelolaan
air limbah dan sampah; (6) Pengadaan dan/atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan
angkutan barang atau penumpang baik laut, udara atau kereta api; (7) Jalan dan jembatan, tol,
dermaga, pelabuhan laut atau sungai atau danau, lapangan terbang dan bandara; dan (8)
Pengadaan dan pengoperasian sarana telekomunikasi.
Ada 5 bentuk utama kerjasama yang bisa dikembangkan menjadi 13 variasi atau lebih sesuai
dengan lingkup atau lebih sesuai dengan lingkup dan bentuk yang diperlukan. Variasi
dimaksud berbeda menurut derajat “kepemilikan” atas aset dan “kewenangan dalam
manajemen” dari proyek yang akan di kerjasamakan.
2.3.2 Bentuk-Bentuk Kerjasama
Lima bentuk variasi yang dimaksud adalah (1) Kontrak Pelayanan / Service Contract; (2)
Kontrak Kelola / Management Contract; (3) Kontrak Sewa / Lease Contract; (4) Kontrak
Bangun / Building Contract; dan (5) Kontrak Konsesi / Concession Contract .
1. Service Contract
Bentuk kerjasama dimana swasta diberikan tanggung jawab melaksanakan
pelayanan jasa untuk suatu pelayanan tertentu (perawatan jaringan, pencatatan
meter, penagihan rekening dan lain-lain) untuk suatu jangka waktu tertentu.
Pemilikan aset tetap ada pada Pemerintah.
Pengembalian biaya operasi dan pemeliharaan dimaksud dan keuntungan yang
wajar bagi mitra swasta didapat dari Pemerintah dan/atau dengan memungut
pembayaran dari pemakai fasilitas dan layanan infrastruktur yang bersangkutan.
2. Management Contract
Bentuk kerjasama dimana swasta diberi tanggung jawab menyediakan jasa pengelolaan atas sebagian dan/atau seluruh sistem infrastruktur tertentu,
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 35/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
termasuk pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas serta pemberian layanan
kepada masyarakat dan penyediaan modal kerjanya.
Untuk menutupi biaya pengelolaan yang diperlukan swasta menerima jasa
manajemen dari Pemerintah atau mendapat wewenang memungut pembayaran
dari pemakai fasilitas dan layanan dimaksud.
3. Lease Contract
Bentuk kerjasama dimana swasta menyewa dari Pemerintah suatu fasilitas
infrastruktur tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk kemudian dioperasikan
dan dipelihara.
Swasta menyediakan modal kerja untuk pengoperasian dan pemeliharaan
dimaksud termasuk penggantian bagian-bagian tertentu.
Pengembalian biaya sewa, biaya operasi, biaya pemeliharaan dan biaya
pemberian pelayanan kepada masyarakat serta keuntungan yang wajar, swasta
dapat memungut pembayaran dari pemakai fasilitas dan layanan dimaksud.
Kepemilikan aset tetap di Pemerintah.
Pada akhir kerjasama swasta mengembalikan aset kepada Pemerintah dengan
kondisi sebagaimana ditentukan dalam perjanjian kerjasama.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 36/248
KONSEP LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
4. Building Contract
Build, Operate and Transfer / BOT
Bentuk kerjasama dimana pihak swasta bertanggung jawab atas
kegiatan konstruksi, pembiayaan, pengoperasian dan pemeliharaan.
Untuk pengembalian modal investasi, biaya pengoperasian, biaya
pemeliharaan dan keuntungan yang wajar, swasta menerima
pembayaran dari pemerintah selaku pemakai infrastruktur dan/atau
penerima jasa layanan.
Selama kerjasama aset dikelola penuh oleh swasta dan pada akhir
perjanjian, seluruh aset diserahkan kepada pemerintah, tanpa biayaapapun.
Build and Transfer / BT
Bentuk kerjasama dimana pihak swasta bertanggung jawab membangun
proyek infrastruktur dan pembiayaannya.
Setelah selesai pembangunan menyerahkan fasilitas tersebut kepada
Pemerintah.
Dikenal dengan turn key project
Pembayaran dari Pemerintah kepada Swasta dilakukan dengan
kesepakatan dan besarnya investasi.
Build, Transfer and Operate / BTO
Bentuk kerjasama dimana pihak swasta bertanggung jawab atas
kegiatan konstruksi dan pembiayaan.
Proyek diserahkan setelah dibangun, sedangkan pengoperasian dan
pemeliharaan Proyek tersebut dilaksanakan oleh Swasta.
Untuk pengembalian investasi diperoleh dari tarif yang dikenakan
kepada masyarakat pengguna layanan dan fasilitas infrastruktur
tersebut.
Build, Lease and Transfer / BLT
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 37/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bentuk kerjasama dimana pihak swasta bertanggung jawab atas
kegiatan konstruksi dan pembiayaan.
Setelah pembangunan proyek selesai, fasilitas tersebut disewakan
kepada Pemerintah dalam bentuk sewa beli sesuai jangka waktu yang
disepakati.
Swasta mendapatkan kembali investasinya melalui uang sewa yang
disepakati dengan Pemerintah.
Pada akhir perjanjian, aset dan fasilitas tersebut diserahkan kepada
Pemerintah.
Build, Own and Operate / BOO
Bentuk kerjasama dimana pihak swasta bertanggung jawab atas
kegiatan konstruksi, pembiayaan, pengoperasian dan pemeliharaan
fasilitas infrastruktur.
Mendapat pengembalian investasi, operasi pemeliharaan termasuk
keuntungan yang wajar dengan cara menarik biaya dari pengguna
fasilitas dan layanan infrastruktur.
Pada akhir perjanjian, fasilitas tersebut tetap menjadi milik swasta.
Rehabilitate, Own and Operate / ROO
Bentuk kerjasama dimana infrastruktur milik Pemerintah diserahkan
kepada swasta untuk direhabilitasi dan dioperasikan.
Biaya untuk rehabilitasi, pengoperasian, pemeliharaan dan keuntungan
yang wajar diperoleh dengan cara menarik biaya pengguna fasilitas.
Kerjasama dapat dihentikan bila swasta tidak dapat memenuhi standard
pelayanan yang disepakati.
Rehabilitate, Operate and Transfer / ROT
Bentuk kerjasama dimana aset/fasilitas infrastruktur diserahkan kepada
swasta untuk direhabilitasi, dioperasikan dan dipelihara dalam jangka
waktu tertentu.
Pada akhir perjanjian fasilitas tersebut diserahkan kembali kepada
Pemerintah.
Develop, Operate and Transfer / DOT
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 38/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bentuk kerjasama dimana terdapat kondisi yang menguntungkan di
sekitar proyek infrastruktur tersebut, yaitu terdapat kegiatan lain yang
dapat dikembangkan oleh swasta dan diintegrasikan kedalam proyek
kerjasama untuk dioperasikan dalam jangka waktu tertentu.
Pada akhir perjanjian fasilitas tersebut diserahkan kembali pada
Pemerintah.
Add, Operate and Transfer/AOT
Bentuk kerjasama dimana swasta melakukan perluasan atau
penambahan fasilitas infrastruktur yang telah ada kemudian mengelola,
mengoperasikan tambahan atau keseluruhan fasilitas tersebut dalam
jangka waktu tertentu.
Pengembalian biaya pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan dan
keuntungan yang wajar diperoleh dari tarif yang dikenakan kepada
pemakai fasilitas dan layanan infrastruktur.
Kerjasama dapat dihentikan bila pihak swasta tidak dapat memenuhi
standard pelayanan yang disepakati.
5.
Concession Contract
Dengan cara ini concessionaire (pemegang konsesi) akan melakukan
pengelolaan, investasi, rehabilitasi, pemeliharaan, menagih dan menerima
pembayaran dari pelanggan / penerima jasa dan lain-lain.
Masa konsesi dalam pengertian ini selalu berjangka panjang, dan selama itu
pemegang konsesi memberikan pembayaran tertentu kepada Pemerintah.
Setelah berakhirnya masa konsesi ini, semua aset kembali kepada
Pemerintah kecuali ditentukan lain dalam kontrak.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 39/248
KONSEP LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
2.3.3 Pemilihan Bentuk Kerjasama
Tabel 2.3 Pemilihan Bentuk Kerjasama
Service Contract Management
Contract
Lease Contract BOT /
BOOT
Concession
Contract
Obyek- Pengembangan
- Terbatas
- O&M Tertentu
- Perbaikan
- O & M
- Pengembangan
- O&M
Mobilisasi
Modal
Swasta
- Perbaikan
- Pengembangan
- O&M
Kepemilikan
Aset
Pemerintah Pemerintah Pemerintah SwastaSerahkan
Pemerintah
SwastaSerahkan
Pemerintah
Operation &
Maintenance
Pemerintah
Swasta
Swasta Swasta Swasta Swasta
Modal
Investasi
Pemerintah Pemerintah Pemerintah Swasta Swasta
Resiko Usaha Pemerintah Pemerintah Patungan Swasta Swasta
Jangka Waktu 1 – 2 Tahun 3 – 5 Tahun 8 – 15 Tahun 20 – 30
Tahun
20 – 30 Tahun
Imbalan
Swasta
Borongan TambahanBiaya
Bagian dari Tarif TarifCurah
Tarif Konsesi
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 40/248
KONSEP LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
2.3.4 Prasyarat Pemilihan Bentuk Kerjasama
Tabel 2.4 Prasyarat Pemilihan Bentuk Kerjasama
ServiceContract ManagementContract Lease Contract BOT / BOOT ConcessionContract
- Dukungan
Dana
-Komitmen
Pemerintah
Rendah Rendah /
Menengah
Menengah Menengah /
Tinggi
Tinggi
Tarif untuk
Menutup
Biaya
Tidak
Mungkin
Dianjurkan
(Jangka
panjang)
Mungkin Dianjurkan Mungkin
Sistem
Informasi
Terbatas Cukup Perlu Perlu Perlu
Pengembangan
Struktur
Pengaturan
Pengawasan
Minimal
Pengawasan
Seperlunya
Perlu
Peraturan
Perlu
Peraturan
Perlu
Peraturan
Rating Kredit
yang baik dari
suatu Negara
Tidak Perlu Tidak Perlu Tidak Perlu Diperlukan Diperlukan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 41/248
KONSEP LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
2.3.5 Penyiapan Dokumen Perjanjian Kerjasama
Gambar 2.11. Penyiapan Dokumen Perjanjian Kerjasama
KEGIATAN
PEMBENTUKAN
TIM NEGOSIASI
1. Menyiapkan konsep Surat KeputusanPembentukan Tim Negosiasi
2. Mengesahkan Surat Keputusan Tim Negosiasi
PENYUSUNAN
MATERI NEGOSIASI
1. Menyiapkan strategi negosiasi
2. Mengidentifikasikan permasalahan yang ada
3. Menyiapkan waktu negosiasi
4. Menyusun materi negosiasi
5. Menyiapkan undangan negosiasi
PENGESAHAN DOKUMEN
PERJANJIAN KERJASAMA
1. Menyiapkan dokumen perjanjian yang telah
ditandatangani
2. Mengajukan dokumen perjanjian ke notaris
3. Pengesahan oleh notaris.
4. Penerimaan akte perjanjian kerjasama.
PENANDATANGAN
PERJANJIAN KERJASAMA
1. Menyiapkan materi dokumen perjanjian.
2. Menandatangani dokumen perjanjian.
PELAKSANAAN
NEGOSIASI
1. Mengundang pihak yang akan negosiasi
2. Melaksanakan negosiasi3. Mencatat materi hasil diskusi
4. Menentukan jadual negosiasi selanjutnya
KESEPAKATAN ISI
DOKUMEN KERJASAMA
1. Menyusun daftar dan mengevaluasi butir-butir
isi Dokumen Perjanjian Kerjasama.
2. Menyiapkan dokumen perjanjian kerjasama
secara resmi.
PENYIAPAN DOKUMEN
PERJANJIAN KERJASAMA
1. Menyiapkan dan mengevaluasi dokumen perjanjian secara rinci.
2. Konsep dokumen perjanjian kerjasama.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 42/248
BAB 2. METODOLOGI
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
2.3.6 Pelaksanaan Kerjasama
Gambar 2.12. Pelaksanaan Kerjasama
KEGIATAN
PEMBENTUKAN BADAN
PENGAWAS / PENGATUR
1. Menyiapkan konsep Surat Keputusan
Pembentukan Badan Pengawas / Pengatur
2. Persetujuan / pembentukan Badan Pengawas /
Pengatur
PENYELESAIAN PENCARIAN
DANA
1. Pengajuan permohonan pihak Swasta kepada
pihak penyandang dana.
EVALUASI
PELAKSANAAN KERJASAMA
1. Menyiapkan materi evaluasi.
2. Menyusun dokumen pelaksanaan evaluasi.
3. Mengevaluasi pelaksanaan kerjasama4. Menyusun laporan hasil evaluasi
5. Melaporkan hasil evaluasi
PENYIAPAN DOKUMEN
RANCANG BANGUN
1. Menganalisa kondisi yang ada
2. Menyusun rancangan awal
3. Mengajukan usulan rancangan awal
4. Melakukan koordinasi dengan instansi terkaituntuk membahas usulan rancangan.
5. Menyempurnakan rancangan secara rinci.
PELAKSANAAN DAN
PENGAWASAN
PEMBANGUNAN
1. Menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja sesuai
aturan dan per Undang-undangan yang berlaku.
2. Melaksanakan Pembangunan
3. Uji coba prasarana yang dibangun.
4. Mengeluarkan sertifikat penyelesaian
konstruksi.
5. Melaksanakan pengelolaan.
PEMANTAUAN
PELAKSANAAN KERJASAMA
1. Menyiapkan materi pemantauan
2. Menyusun dokumen secara rinci
3. Melaksanakan pemeriksaan, pengujian dan
audit secara berkala
4. Menyusun laporan pemantauan.
5. Melaporkan hasil pemantauan.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 43/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 1
BAB III. GAMBARAN WILAYAH
3.1. KAWASAN MEBIDANG
3.1.1. WILAYAH MEBIDANG
Wilayah Mebidang terdiri dari 52 kecamatan yang meliputi 21 kecamatan di Kota Medan yaitu
Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Johor, Medan Amplas, Medan Denai,
Medan Tembung, Medan Kota, Medan Area, Medan Baru, Medan Polonia, Medan Maimun,
Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Petisah, Medan Barat, Medan Timur, Medan
Perjuangan, Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Belawan; 5 kecamatan
di Kota Binjai yaitu Binjai Selatan, Binjai Kota, Binjai Timur, Binjai Utara, dan Binjai Barat;
dan 22 kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yaitu Hamparan Perak, Labuhan Deli, Sunggal,
Percut Sei Tuan, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Lubuk Pakam, Pagar Merbau, Beringin, Pantai
Labu, Patumbak, Deli Tua, Namo Rambe, Gunung Meriah, STM Hulu Sibolangit, Kutalimbaru,
Biru – Biru, STM Hilir, Bangun Purba, Galang dan Kecamatan Pancur Batu dan mengikuti
perkembangan wilayah ditambahkan 4 kecamatan di kabupaten Karo yaitu Merdeka, Barastagi,
Barusjahe dan Dolat Rakyat
3.1.2. SISTEM JARINGAN JALAN, LALULINTAS DAN ANGKUTAN UMUM
KAWASAN PERKOTAAN MEBIDANG
A. Jaringan Jalan Dan Data Lalulintas
Data lalulintas terdiri dari data VC Ratio dan Kecepatan di jaringan jalan kawasan Mebidang.
Tabel 3.1 Data VC Ratio Jaringan Jalan Kawasan Perkotaan Mebidang
No Nama Ruas JalanKAPASITAS
(smp/jam)
VOLUME
LALIN(smp/jam)
VCRATIO
1 BINJAI - TANJUNGPURA (BINJAI) 2813 1032.60 0.37
2 JLN. AMIR HAMZAH (BINJAI) 2813 1056.45 0.38
3 JLN. SOEKARNO-HATTA (BINJAI) 2927 1016.50 0.35
4 MEDAN - BINJAI (MEBIDANG) 2927 1256.50 0.43
5 JLN. JEND. GATOT SUBROTO (MEDAN) 2763 1099.35 0.40
6 JLN. BINJAI RAYA (MEDAN) 2338 1014.30 0.43
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 44/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 2
No Nama Ruas JalanKAPASITAS
(smp/jam)
VOLUMELALIN
(smp/jam)
VCRATIO
7 JLN. ASRAMA (MEDAN) 2315 1086.30 0.47
8 JLN. HELVETIA (MEDAN) 2315 1164.65 0.50
9 JLN. KAPTEN SUMARSONO (MEDAN) 2326 1001.75 0.43
10 JLN. PERTEMPURAN (MEDAN) 4959 1164.65 0.23
11 JLN. YOS SUDARSO (MEDAN) 3342 1084.30 0.32
12 MEDAN - BELAWAN (MEDAN) 2914 1024.50 0.35
13 JLN. SUNGGAL (MEDAN) 2048 864.25 0.42
14 JLN. SETIABUDI (MEDAN) 2763 861.50 0.31
15 JLN. DR. MANSYUR (MEDAN) 2763 841.10 0.30
16 JLN. YAMIN GINTING (MEDAN) 2733 1033.10 0.38
17 JLN. YAMIN GINTING (MEDAN) 2245.47 1054.70 0.47
18 MEDAN - BTS.TANAH KARO (MEBIDANG) 6204 965.80 0.16
19 JLN. SUDIRMAN (MEDAN) 2812 719.80 0.26
20 JLN. IR. H. DJUANDA (MEDAN) 2812 818.90 0.29
21 JLN. SISINGAMANGARAJA (MEDAN) 4144 1298.20 0.31
22 MEDAN - TEMBUNG - LUBUK PAKAM (DELISERDANG)
3118 1076.30 0.35
23 MEDAN - LUBUK PAKAM (DELI SERDANG) 2731 1548.60 0.57
24 LUBUK PAKAM - PERBAUNGAN (DELI SERDANG) 6072 1554.60 0.26
25 JLN. MEDAN (LUBUK PAKAM, DELI SERDANG) 2903 1127.50 0.39
26 JLN. SIANTAR (LUBUK PAKAM, DELI SERDANG)) 2903 1535.60 0.53
27 PERBAUNGAN - BTS. DELI SERDANG (DELISERDANG)
2903 1554.60 0.54
28 JL. KATAMSO (MEDAN) 6600 2689 0.41
29 JL. PELANGI (MEDAN) 3305 2413 0.73
30 JL. MASJID RAYA (MEDAN) 3312 2219 0.67
31 JL. SISINGAMANGARAJA (MEDAN) 4982 3587 0.72
32 JL. AMALIUN (MEDAN) 3261 1076 0.33
33 JL. SUTOMO I (MEDAN) 3317 2123 0.64
34 JL. SUTOMO II (MEDAN) 3300 2013 0.61
35 JL. PERINTIS KEMERDEKAAN I (MEDAN) 4913 2751 0.56
36 JL. PERINTIS KEMERDEKAAN II (MEDAN) 4961 3721 0.75
37 JL. A. YANI (MEDAN) 5424 4827 0.8938 JL. PANDU (MEDAN) 3504 2663 0.76
39 JL. MT HARYONO (MEDAN) 4988 3192 0.64
40 JL. GUDANG (MEDAN) 4195 4027 0.96
41 JL. PEMUDA (MEDAN) 6646 3323 0.50
Sumber : Hasil Analisis, 2011
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 45/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 3
Tabel 3.2 Data Kecepatan Pada Jaringan Jalan Kawasan Perkotaan Mebidang
No Nama Ruas Jalan
WAKTUTEMPUH
(menit)
PANJANGJALAN
(KM)
KECEPATAN(Km/Jam)
1 BINJAI - TANJUNGPURA (BINJAI) 40.09 32.74 49.00
2 JLN. AMIR HAMZAH (BINJAI) 7.83 6.00 46.00
3 JLN. SOEKARNO-HATTA (BINJAI) 6.09 4.77 47.00
4 MEDAN - BINJAI (MEBIDANG) 14.33 8.60 36.00
5 JLN. JEND. GATOT SUBROTO (MEDAN) 3.34 1.95 35.00
6 JLN. BINJAI RAYA (MEDAN) 4.05 2.50 37.00
7 JLN. ASRAMA (MEDAN) 2.33 1.40 36.00
8 JLN. HELVETIA (MEDAN) 2.21 1.40 38.00
9 JLN. KAPTEN SUMARSONO (MEDAN) 7.20 4.20 35.0010 JLN. PERTEMPURAN (MEDAN) 1.23 0.78 38.00
11 JLN. YOS SUDARSO (MEDAN) 22.12 13.64 37.00
12 MEDAN - BELAWAN (MEDAN) 11.83 8.28 42.00
13 JLN. SUNGGAL (MEDAN) 1.08 0.65 36.00
14 JLN. SETIABUDI (MEDAN) 5.51 3.40 37.00
15 JLN. DR. MANSYUR (MEDAN) 1.86 1.21 39.00
16 JLN. YAMIN GINTING (MEDAN) 0.81 0.50 37.00
17 JLN. YAMIN GINTING (MEDAN) 19.78 12.53 38.00
18 MEDAN - BTS.TANAH KARO (MEBIDANG) 46.02 31.45 41.00
19 JLN. SUDIRMAN (MEDAN) 0.73 0.40 33.00
20 JLN. IR. H. DJUANDA (MEDAN) 4.47 2.46 33.00
21 JLN. SISINGAMANGARAJA (MEDAN) 19.15 10.85 34.00
22 MEDAN - TEMBUNG - LUBUK PAKAM (DELISERDANG)
56.33 33.80 36.00
23 MEDAN - LUBUK PAKAM (DELI SERDANG) 21.29 14.55 41.00
24 LUBUK PAKAM - PERBAUNGAN (DELI SERDANG) 1.51 0.88 35.00
25 JLN. MEDAN (LUBUK PAKAM, DELI SERDANG) 5.91 3.25 33.00
26 JLN. SIANTAR (LUBUK PAKAM, DELI SERDANG)) 6.82 3.98 35.00
27 PERBAUNGAN - BTS. DELI SERDANG (DELISERDANG)
17.20 12.90 45.00
28 JL. SUTOMO (BINJAI) 0.39 0.22 34.00
29 JL. JEND. SUDIRMAN (BINJAI) 3.28 1.75 32.00
30 JL. GATOT SUBROTO (BINJAI) 7.18 4.67 39.00
31 JL. HARYONO, MT (BINJAI) 4.42 2.80 38.00
32 JL. MADURA (BINJAI) 0.97 0.60 37.00
33 JL. LABU (BINJAI) 0.73 0.40 33.00
34 JL. UMAR BAKI (BINJAI) 6.43 3.75 35.00
35 JL. ASRAMA (MEDAN) 0.03 1.00 30.00
36 JL. SUMARSONO (MEDAN) 0.10 3.00 30.00
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 46/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 4
37 JL. KAPT. MUSLIM (MEDAN) 0.07 1.30 19.50
38 JL. SUNGGAL (MEDAN) 0.05 0.80 15.60
39 JL SETIABUDI (MEDAN) 0.11 1.90 17.60
40 JL. DR. MANSYUR (MEDAN) 0.08 2.10 26.80
41 JL. JAMIN GINTING (MEDAN) 0.13 8.10 64.8042 JL. AH NASUTION (MEDAN) 0.08 3.60 43.20
43 JL. KATAMSO (MEDAN) 0.17 4.00 22.90
Sumber : Hasil Analisis, 2011
B. Data Angkutan Umum
Angkutan umum yang melayani dengan trayek tetap dan teratur terdiri dari mobil penumpang
umum (MPU), bus kecil, bus sedang, dan bus besar, sedangkan yang tidak bertrayek dilayani
oleh taksi, becak, becak bermesin (betor) dan ojek. Data MPU dan bus AKDP dalam kawasan
Mebidang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Data MPU AKDP Dalam Kawasan Perkotaan Mebidang
No. TRAYEK JUMLAH
KEND. RIT
1 2 3 4
1 B.Baru-P.Batu-Jl.J.Ginting-Jl.AH.Nst-Jl.SM.Raja- T. Amplas-Jl.SM. Raja-Tj.Morawa-Psr.Baru-L.Pakam
PP 100 400
2 B.Labuhan-T.Morawa-Medan PP 15 45
3 Bandar Baru-Medan (Term.P.baris) PP 20 80
4 Belawan Via Toll-Tg.Morawa-Perbaungan PP 15 60
5 Belawan-H.Perak-Medan (Term.P.Baris) PP 45 180
6 Belawan-Jl.Toll Belmera-T.Tinggi-Tj.Balai PP 10 20
7 Belawan-Jl.Toll-Perbaungan PP 15 60
8 Belawan-Sp. Kantor-H. Perak-T. Payung-B.Cina- T.Hilir-Binjai PP 20 120
9 Binjai Via Tol-Medan-L. Pakam PP 35 65
10 Binjai-Batang Serangan PP 10 30
11 Binjai-Marike PP 5 15
12 Binjai-Medan(Ter.P.Baris)-Percut-Bagan PP 20 40
13 Binjai-Secanggang PP 5 15
14 Binjai-T. Keriahe-Bahorok PP 5 15
15 Binjai-Ter.P.Baris-PAM Tirtanadi- Jl. Ngumban Surbakti-Jl. K.Jasa-Jl.Jend.Ah.Nst-Term.Amplas-Jl.SM.Raja-Bangun Purba
PP 25 50
16 Binjai-Term.P.Baris-K.Jahe PP 40 120
17 Binjai-Term.P.Baris-T.Tinggi-P.Siantar PP 15 30
18 Brastagi-K.Jahe-S.Dolok-P.Siantar-Tj.Balai 5 10
19 Brastagi-P.Batu-N.Rambe-Medan(Term.Amplas) PP 15 45
20 Bt. Kuis-Tembung/Bts.D. Serdang-Jl. L. Sujono-Jl. S. Ketaren-Jl. Rs.H.Mina-Jl. W. Iskandar-Jl.Cemara Jl. Pertempuran Via Jl. Layang-Jl.K.Sumarsono-Jl.Gaperta Ujung-Klambir V-Jl.TB.Simatupang- T. PinangBaris
PP 40 150
21 Bt.Kuis-Tembung-T.W.Iskandar PP 47 188
22 Bt.Kuis-Tj.Morawa-Medan (Term.Amplas) PP 34 136
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 47/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 5
No. TRAYEK JUMLAH
KEND. RIT
1 2 3 4
23 C a d a n g a n PP 37
24 D.Masihul-Galang-L.Pakam-Term.Amplas PP 20 45
25 D.Tua-Patumbak-Bts.Kota-T.Amplas PP 24 9626 Ds.T.Tujuh-K.Datar-T.Hilir-Binjai-Medan PP 30 120
27 Garoga-Balige-P.Siantar-T.Tinggi-T.Amplas PP 8 16
28 Haranggaol-S.Dolok-K.Jahe-T.P.Baris-Binjai PP 15 45
29 Jl.SM.Raja-Medan (Term.Amplas) PP 48 192
30 K.Jahe-Brastagi PP 20 180
31 K.Jahe-P.Siantar PP 5 10
32 K.Jahe-P.Siantar-Parapat PP 3 6
33 K.Jahe-S.Dolok-P.Siantar PP 12 36
34 K.Jahe-Tj.Balai PP 8 16
35 Kota Medan (Via Jl.Nasioal L.Pakam-Perbaungan)-Kab.Sergai-KotaT.Tinggi-Kota P.Siantar-Kab.Simalungun
PP 20
36 Kotarih-Galang-L.Pakam-Term.Amplas PP 20 6037 Kuta Buluh-K.Jahe-Medan PP 6 12
38 Laiken-K.Jahe-Medan PP 8 16
39 M.Pinang-N. Rambe-Jl. AH.NST-Jl. SM.Raja-T.Amplas PP 30 120
40 Medan - Lubuk Pakam PP 40 200
41 Medan(Belawan/U.Baru)-Via Toll-T.Amplas-L.Pakam-T.Tinggi-P.Siantar-Parapat-Balige-Siborong2-L.Ni Huta
PP 10 10
42 Medan(Belawan/U.Baru)-Via Toll-Ter.Amplas-L.Pakam- L.Pakam-T.Tinggi-P.Siantar-Parapat-Balige-Siborong2-D.Sanggul-Pakkat-Parlilitan
PP 10 10
43 Medan(Belawan/U.Baru)-Via Toll-Ter.Amplas-L.Pakam-T.Tinggi-P.Siantar-Parapat-Balige-Tarutung-Sibolga
PP 10 10
44 Medan-(T. P. Baris)-K. Jahe-H. Gaol PP 5 10
45 Medan-(T. P. Baris)-K. Jahe-P. Siantar-Prapat PP 5 1046 Medan(Ter.P.Baris)-Binjai-Sawit Sebrang-Batang Serangan PP 15 30
47 Medan(Ter.P.Baris)-Binjai-Secanggang PP 10 20
48 Medan-(Term.P. Baris).Percut PP 30 120
49 Medan-(Term.P. Baris)-Pancur Batu-B. Baru PP 50 200
50 Medan-(Term.P. Baris)-Tembung-Bt. Kuis PP 40 120
51 Medan-B.Kuis-Rt. Panjang-L.Pakam PP 5 15
52 Medan-Batang Kuis PP 45 170
53 Medan-Bgn.Percut PP 6 24
54 Medan-Binjai PP 72 288
55 Medan-Binjai Besitang PP 89 178
56 Medan-Binjai-Bkt.Lawang PP 70 210
57 Medan-Binjai-D. Serdang-Bedagai-T. Tinggi PP 30 30
58 Medan-Binjai-Daerah Aceh PP 6 6
59 Medan-Binjai-Kuala-B.Lawang-Marike PP 27 54
60 Medan-Binjai-Kwala PP 30 80
61 Medan-Binjai-Kwala-Bukit Lawang PP 32 64
62 Medan-Binjai-L.Tamiang PP 35 105
63 Medan-Binjai-N.Ukur-Telaga-Lau Kawar PP 37 74
64 Medan-Binjai-Namu Unggas PP 20 60
65 Medan-Binjai-Pangkalan Brandan PP 112 299
66 Medan-Binjai-Pangkalan Susu PP 40 115
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 48/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 6
No. TRAYEK JUMLAH
KEND. RIT
1 2 3 4
67 Medan-Binjai-Pkl.Brandan-Bts. Aceh PP 9 18
68 Medan-Binjai-Sejagat PP 15 45
69 Medan-Binjai-Tambunan PP 15 6070 Medan-Brastagi-K. Jahe-Pardomuan PP 9 18
71 Medan-Brastagi-K. Jahe-Parongil PP 7 14
72 Medan-Brastagi-K. Jahe-Salak-Laiken PP 10 10
73 Medan-Brastagi-K. Jahe-Sidikalang PP 10 20
74 Medan-Brastagi-K. Jahe-Sumbul-T. Baru PP 3 9
75 Medan-Brastagi-K.Jahe-Sidikalang-D.Sanggul-Pakkat-Parlilitan PP 10 10
76 Medan-Brastagi-Kaban Jahe-Haranggaol PP 5 10
77 Medan-Brastagi-Merek-Silalahi PP 8 16
78 Medan-Brastagi-Tiga Lingga-K. Buluh PP 10 10
79 Medan-Deli Tua-Sibirubiru PP 25 75
80 Medan-Galang-D. Masihul-T. Tinggi PP 15 45
81 Medan-H. Perak-Tit Payung PP 10 4082 Medan-Jl.A.II Nasution-Jl.J.Ginting-P,Batu PP 40 80
83 Medan-K. Jahe-K. Buluh Simole PP 5 10
84 Medan-K. Jahe-L. Balang-Batas Aceh PP 10 30
85 Medan-K. Jahe-Pangururan PP 5 10
86 Medan-K. Jahe-Pangururan-Simbolon PP 13 26
87 Medan-K. Jahe-Parapat-Pangururan-Samosir PP 5 10
88 Medan-K. Jahe-Sidikalang-Bts. Aceh PP 5 10
89 Medan-K. Jahe-Sidikalang-D. Sanggul PP 15 30
90 Medan-K. Jahe-Sidikalang-D. Sanggul-Sibolga PP 8 8
91 Medan-K. Jahe-Tiga Binanga PP 5 10
92 Medan-K. Jahe-Tigabinanga-Lau Pakam PP 35 20
93 Medan-K.Jahe-K.Buluh-L.Balang/Bts Aceh PP 20 4094 Medan-K.Jahe-Lau Kawar PP 5 10
95 Medan-K.Jahe-Lau Pakam PP 7 14
96 Medan-K.Jahe-Pangururan PP 2 4
97 Medan-K.Jahe-S.Kalang-Laiken PP 20 10
98 Medan-K.Jahe-S.Kalang-T.Lingga-K.Buluh PP 10 10
99 Medan-K.Jahe-S.Ramai-Salak-Laiken/Bts Aceh PP 10 20
100 Medan-K.Jahe-Seribu Dolok-H.Gaol PP 2 4
101 Medan-K.Jahe-Sidikalang-T.Lingga PP 22 34
102 Medan-K.Jahe-Sp.Tele-Pangururan PP 10 20
103 Medan-K.Jahe-T.Binangga-Lau Pakam PP 30 30
104 Medan-k.Jahe-Tongging Paropo-Silalahi PP 2 4
105 Medan-Kaban Jahe PP 60 160
106 Medan-Kaban Jahe-Prapat PP 20 60
107 Medan-Kaban Jahe-Sidikalang PP 69 158
108 Medan-Kabanjahe-Lau Balang PP 5 10
109 Medan-L. Pakam-D. Masihul-T. Tinggi PP 10 20
110 Medan-L. Pakam-Pantai Labu PP 10 30
111 Medan-L. Pakam-T. Tinggi PP 5 15
112 Medan-L.Pakam-Bedagei (T.Beringin) PP 10 30
113 Medan-L.Pakam-Bgn.Purba PP 10 40
114 Medan-L.Pakam-Perbaungan PP 18 72
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 49/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 7
No. TRAYEK JUMLAH
KEND. RIT
1 2 3 4
115 Medan-L.Pakam-Perbaungan-P.Cermin PP 2 4
116 Medan-L.Pakam-Sp.T.Abang-B.Purba-T.Juhar PP 15 30
117 Medan-L.Pakam-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-G.Tua- P.Sidempuan-Penyabungan
PP 5 5
118 Medan-L.Pakam-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Sipirok-P.Sidempuan-Penyabungan
PP 5 5
119 Medan-Lubuk Pakam PP 30 120
120 Medan-Lubuk Pakam-Galang PP 15 45
121 Medan-Mata Pao-Sialang Buah PP 15 45
122 Medan-P. Batu-Sembahe PP 10 40
123 Medan-P. Siantar PP 20 20
124 Medan-P. Siantar-Pakkat-D. Sanggul PP 10 30
125 Medan-P. Siantar-Parapat-Pangaribuan PP 10 30
126 Medan-P. Siantar-Tarutung-Parsoburan PP 10 30
127 Medan-P. Siantar-Tarutung-Sibolga-Manduamas PP 10 20128 Medan-P.Siantar-Tarutung-P. Siedmpuan PP 9 9
129 Medan-P.Siantar-Tarutung-Sibolga PP 5 5
130 Medan-P.Siantar-Tarutung-Sipirok PP 6 6
131 Medan-Patumbak-T.Kenas-T.Juhar-D.Tingung-T.Tmur PP 20 60
132 Medan-Patumbak-T.Kenas-T.Peta-P.Besi-Penen PP 20 60
133 Medan-Perbaugan-P. Cermin PP 10 30
134 Medan-Perbaungan PP 10 40
135 Medan-Percut PP 45 150
136 Medan-Sembahe-Berastagi-Lau Kawar PP 2 4
137 Medan-T. Tinggi-G. Tua-M. Sipongi PP 6 6
138 Medan-T. Tinggi-Kisaran PP 19 23
139 Medan-T. Tinggi-Kisaran-R. Parapat PP 15 20140 Medan-T. Tinggi-Kisaran-R. Prapat-P. Sidempuan PP 10 10
141 Medan-T. Tinggi-Kisaran-Tanjung Balai PP 102 194
142 Medan-T. Tinggi-P. Siantar-Sibolga PP 30 30
143 Medan-T. Tinggi-P. Siantar-Tarutung-Sipirok- P. Sidempuan-Penyambungan
PP 15 15
144 Medan-T. Tinggi-Pagurawan PP 10 30
145 Medan-T. Tinggi-Parapat-Sibolga-Bts. Sumbar PP 9 9
146 Medan-T. Tinggi-R. Prapat PP 38 60
147 Medan-T. Tinggi-R. Prapat-Bagan Batu- PP 10 10
148 Medan-T. Tinggi-R. Prapat-P. Sidempuan PP 5 5
149 Medan-T. Tinggi-R. Prapat-Psp-Bts. Sumbar PP 9 9
150 Medan-T. Tinggi-S. Borong2-D. Sanggul-Pakkat-Barus PP 15 30
151 Medan-T. Tinggi-Sibolga PP 35 35
152 Medan-T. Tinggi-Sibolga-P. Sidempuan PP 32 37
153 Medan-T. Tinggi-Sipirok-P. Sidempuan PP 5 5
154 Medan-T. Tinggi-Tanjung Tiram PP 15 30
155 Medan-T. Tinggi-Tarutung-Sibolga-Barus PP 15 30
156 Medan-T. Tinggi-Tj. Balai PP 10 30
157 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-B.Batu PP 10 20
158 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-G.Tua-P. Sidempuan PP 8 12
159 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-P.Sidempuan PP 10 10
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 50/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 8
No. TRAYEK JUMLAH
KEND. RIT
1 2 3 4
160 Medan-T.Tinggi-Kisaran-Rt.Prapat-P.Sidimpuan PP 10 10
161 Medan-T.Tinggi-L.Puluh PP 29 77
162 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Kisaran-Rt.Prapat PP 15 15163 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-P.Sidempuan PP 30 30
164 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Parapat PP 31 66
165 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-S.borong-D.Sanggul-Parlilitan PP 10 10
166 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Sibolga-P. Sidempuan PP 45 40
167 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung PP 115 230
168 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Padang Sidempuan PP 30 30
169 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Sipirok PP 10 20
170 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Sipirok-P.Sidimpuan PP 20 20
171 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Trt-Sipirok-Sbg PP 7 7
172 Medan-T.Tinggi-Rantau Prapat PP 164 218
173 Medan-T.Tinggi-Rt.Prapat-M.Sipongi PP 7 7
174 Medan-T.Tinggi-Sipirok-Natal PP 8 8175 Medan-T.Tinggi-T.Balai PP 54 112
176 Medan-T.tinggi-Tarutung-Sibolga PP 8 8
177 Medan-T.Tinggi-Tarutung-Sibolga-P.Sidempuan PP 4 2
178 Medan-T.Tinggi-tarutung-Sipirok-Natal PP 8 4
179 Medan-Tanjung Morawa-Dalu X PP 10 30
180 Medan-Tebing Tinggi PP 43 149
181 Medan-Tebing Tinggi-Kota Pinang PP 10 10
182 Medan-Tebing Tinggi-P. Siantar PP 155 420
183 Medan-Tebing Tinggi-P. Sidempuan PP 30 31
184 Medan-Tebing Tinggi-Tarutung PP 10 10
185 Medan-Tembung-B. setia-Percut PP 15 45
186 Medan-Tembung-Serdang PP 23 120187 Medan-Tj.Morawa-Bandar Labuhan PP 5 30
188 Medan-Tj.Selamat-Tj.Anom-Dsa.G.Tinggi-G.Rimbun PP 40 120
189 Medan-Tuntungan-Ht.Limbaru PP 20 60
190 Mencirim-Paya Geli-T.P.Baris PP 20 80
191 N.Rambe-D.Tua-Kp.Durian-Jl.AH.Nst-Jl.SM.Raja-Medan (Term.Amplas) PP 34 136
192 Namotating-Binjai-Medan(Ter.P.Baris) PP 10 30
193 Natal-P.Sidimpuan-Sipirok-Medan PP 10 10
194 P.Cermin-Perbaungan-L.Pakam-Tj.Morawa- Jl.SM.Raja-Medan(Term.Amplas)-Jl.SM.Raja- Jl.AH.Nst-Jl.K.Jasa-Jl.J.Ginting-Sp.Tuntungan-Jl.Pantai-Tuntungan-Jl.Perum.Asrama Yon Zipur- AsramaYon Zipur-Namo Pecawir
PP 58 174
195 P.Labu-L.Pakam-Term.Amplas PP 10 30
196 P.Labu-L.Pakam-Tj.Morawa-SM.Raja-T.Amplas-SM.Raja-AH.Nst-Jl.K.Jasa-Jl.N.Surbakti-Tj.Anom-Jl.Glugur-Sp.Ktr.Pos-Glugur-Jl.BumiTuntungan
PP 50 150
197 P.Sidimpuan-Rt.Prapat-Sipirok-Medan PP 5 5
198 P.Sidimpuan-Sibolga-Medan PP 5 5
199 P.Sidimpuan-Sibolga-Tarutung-P.Siantar-Medan PP 10 10
200 P.Sidimpuan-Sipirok-Medan PP 10 10
201 Pakkat-D.Sanggul-Sumbul-K.Jahe-T.P.Baris PP 8 8
202 Parsoburan-Porsea-P.Siantar-T.Tinggi-T.Amplas PP 8 8
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 51/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 9
No. TRAYEK JUMLAH
KEND. RIT
1 2 3 4
203 Penen-Sibiru2-D.Tua-Jl.AH.NST-T.P.Baris-Kp.Lalang- Jl.Binjai-Diski-Pondok Sei Mencirim-G.Rimbun
PP 100 400
204 Perbaungan-L.Pakam-Tj.Morawa-Psr.Baru-Jl.SM.Raja- T. Amplas-Jl.P.Denai-Jl.D.Kabu-Jl.Beringin-Jl.Tembung- Psr.VII-Jl.L.Sujono-T.W.Iskandar-Percut
PP 90 270
205 Pesanan / Charteran PP 15
206 S.Dolok-G.Meriah-L.Pakam-T.Amplas PP 7 21
207 S.Dolok-P.Siantar-T.Tinggi-T.Amplas PP 15 45
208 S.Rampah-D.Masihul-Galang-L.Pakam-Term.Amplas PP 20 40
209 Secanggang-Stabat-Binjai-Medan PP 30 80
210 Sibiru2-D.Tua-Jl.AH.Nst-Jl.SM.Raja-T.Amplas PP 38 152
211 Sibolga-Barus-D.Sanggul-Siborong2-Tarutung-P.Siantar-T.Tinggi-Medan PP 15 15
212 Sibolga-Barus-D.Sanggul-Siborong-P.Siantar-Medan PP 10 10
213 Sibolga-Barus-Pakkat-D.Sanggul-P.Siantar-Medan PP 10 20
214 Sibolga-P.Sidimpuan-Rt.Prapat PP 5 5215 Sibolga-P.Sidimpuan-Sipirok-Tarutung- P.Siantar-Medan PP 20 40
216 Sibolga-P.Sidimpuan-Sipirok-Tarutung-P.Siantar-T.Tinggi-Medan PP 5 5
217 Sibolga-Tarutung-P.Siantar-Medan PP 40 60
218 Sidikalang - K.Jahe - Brastagi - T.P.Baris PP 28 64
219 Sidikalang-S.Dolok-P.Siantar-Medan PP 10 20
220 Silindak-Bg.Purba-L.Pakam-Tj.Morawa Kiri-T.Amplas PP 48 192
221 T.Amplas-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-Sibuhuan-U.Batu PP 16 16
222 T.Amplas-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-P.Sidimpuan-Penyabungan PP 26 26
223 T.Amplas-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Sibolga PP 16 16
224 T.Juhar-Patumbak-Medan(Term amplas) PP 15 30
225 T.Kenas-D.Tua-Jl.AH.Nst-Medan (Term.Amplas) PP 29 116
226 T.Kenas-Patumbak-Medan (Term.Amplas) PP 29 116
227 T.Lingga-Sidikalang-K.Jahe-Medan PP 8 16
228 T.Morawa Kiri-Bts.Kota-Term.Amplas PP 78 312
229 T.P.Baris-K.Jahe-S.Dolok PP 23 92
230 T.P.Baris-P.Batu-K.Jahe PP 23 92
231 T.P.Baris-T.Payung-Sp.Kantor-Belawan PP 20 80
232 T.P.Baris-Tj.Selamat-Glugur Rimbun-Lau Bakeri PP 55 200
233 T.Tinggi-Term.Amplas PP 18 54
234 Taharu-Medan-Binjai-Bkt. Lawang PP 5 10
235 Tanjung Langkat-Binjai-Medan(Ter.P.Baris) PP 10 30
236 Tarutung-P.Siantar-T.Tinggi-Medan-Binjai PP 5 5
237 Tarutung-P.Siantar-T.Tinggi-T.Amplas PP 10 20
238 Tigabaru-Sumbul-Sidikalang-K.Jahe-Medan PP 10 10
239 U.Merah-Salak-Laiken-Sidikalang-Medan PP 4 8
Sumber : Hasil Olahan Konsultan
Tabel 3.4 Data Bus AKDP Dalam Kawasan Perkotaan Mebidang
NO T R A Y E KJUMLAH
BUS RIT
1 2 3 4
1 B.Lawang-Binjai-Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Parapat PP 21 42
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 52/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 10
NO T R A Y E KJUMLAH
BUS RIT
1 2 3 4
2 B.Lawang-Medan-Binjai-P.Labu PP 21 42
3 Bah Siduadua -Galang - Medan PP 4 6
4 Belawan - Jl.Toll Belmera - T.Tinggi - Tj.Balai PP 10 20
5 Besitang-Stabat-Binjai-Medan-Term. Amplas-T. Tinggi-P. Siantar PP 5 5
6 Binjai - Sei Musam PP 2 4
7 Binjai - Besilam PP 2 2
8 Binjai - Bukit Lawang PP 3 6
9 Binjai - Kendit PP 2 4
10 Binjai - Kwala Sawit PP 1 2
11 Binjai - Namu Unggas PP 2 4
12 Binjai - P. Sawah PP 2 4
13 Binjai - Sampan Getek PP 2 4
14 Binjai - Sawit Hulu PP 1 2
15 Binjai - Sawit sebrang PP 2 416 Binjai - Secanggang PP 2 4
17 Binjai - Tambun - Marike PP 2 4
18 Binjai - Tanjung langkat PP 5 20
19 Binjai - Telaga PP 2 4
20 Binjai - Tj. Lenggang PP 1 2
21 Binjai-Medan-K.Jahe-Baganding PP 4 8
22 Binjai-Medan-K.Jahe-Berastepu PP 4 8
23 Binjai-Medan-K.Jahe-H.Gaol PP 5 10
24 Binjai-Medan-K.Jahe-Kacaribu PP 5 10
25 Binjai-Medan-K.Jahe-Lau Kawar PP 5 10
26 Binjai-Medan-K.Jahe-Surbakti PP 2 4
27 Binjai-Medan-K.Jahe-T.Binanga PP 5 10
28 Binjai-Medan-K.Jahe-T.Nderket-K.Buluh PP 5 10
29 Binjai-T.P.baris-T.Amplas-T.Tinggi-P.Siantar PP 4 8
30 Binjai-T.P.Baris-T.Amplas-T.Tinggi-R.Prapat-Torgamba PP 4 4
31 Bkt. Lawang-Binjai-Medan-Berastagi-K. Jahe-Merek-Tongging PP 5 5
32 Bkt.Lawang - Binjai - Medan - K.Jahe - Lau Kawar PP 7 7
33 Bt. Serangan-Tj. Pura-Stabat-Binjai(Term.PJKA) -Medan (Term. P.Baris)
PP 8 16
34 D. Masihul - Galang - Medan PP 6 12
35 D.Sanggul - Siborong2 - P.Siantar - Kisaran - PP 4 4
36 D.Sanggul - Siborong2 - P.Siantar - Perdagangan - Kisaran - Tj.Balai PP 5 10
37 Dolok Masihul - Tebing Tinggi PP 4 1638 G.Tua - Sibolga - Medan PP 4 2
39 Juhar - K.Jahe - Brastagi - Medan - L.Pakam PP 5 10
40 K.Buluh - K.Jahe - Brastagi - Medan - L.Pakam PP 5 10
41 K.Buluh Simolek - K.Jahe - P.Siantar - Torgamba PP 5 2
42 K.Jahe - Kuta Buluh ( Kab Dairi ) PP 1 2
43 K.Pinang - R.Prapat - Kisaran - T.Tinggi - Medan PP 8 8
44 Kuala Sawit-Binjai-Medan PP 8 16
45 L.Pakam-Asrama Haji-Sp.Pos-Jl.N.Surbakti- T.P.Baris-Binjai PP 3 9
46 Langkat-Binjai-L.Pakam PP 22 44
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 53/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 11
NO T R A Y E KJUMLAH
BUS RIT
1 2 3 4
47 Lau Pakam - T.Binanga - K.Jahe - Brastagi - PP 5 10
48 Mdn- Brastagi- D. Sanggul- S. Borong- Trtng- Sbg PP 4 3
49 Mdn- P. Siantar- Balige- Muara- Bakara- D. Sanggul PP 4 4
50 Medan - Balige PP 4 4
51 Medan - Batang Kuis - Rt. Panjang PP 2 8
52 Medan - Batang Kuis PP 10 60
53 Medan - Batang Kuis - Serdang PP 4 16
54 Medan - Batang Toru PP 2 2
55 Medan - Bedagai PP 3 6
56 Medan - Binjai PP 33 2166
57 Medan - Binjai - Batang Serangan PP 8 16
58 Medan - Binjai - Bkt.Lawang PP 13 32
59 Medan - Binjai - Kisaran - T.Balai PP 29 58
60 Medan - Binjai - Marike PP 2 4
61 Medan - Binjai - P.Brandan PP 18 4462 Medan - Binjai - P.Brandan - Langkat Tamiang PP 3 6
63 Medan - Binjai - P.Brandan - P.Susu PP 10 20
64 Medan - Binjai - P.Brandan ( Malam Hari ) PP 4 8
65 Medan - Binjai - Pungei - Stabat PP 6 24
66 Medan - Binjai - Sawit Sebrang PP 8 16
67 Medan - Binjai - Secanggang PP 6 24
68 Medan - Binjai - Sei.Musam ( Bkt.Lawang ) PP 3 6
69 Medan - Binjai - Selayang PP 2 6
70 Medan - Binjai - Stabat - Tj.Pura - P.Brandan PP 5 5
71 Medan - Binjai - Tambunan PP 2 4
72 Medan - Binjai - Tanjung Pura PP 1 2
73 Medan - Binjai - Telaga PP 2 474 Medan - Brastagi - K.Jahe PP 7 14
75 Medan - Brastagi - K.Jahe - Haranggaol PP 2 4
76 Medan - Brastagi - K.Jahe - Jandi Meriah PP 2 4
77 Medan - Brastagi - K.Jahe - Kuta Bangun PP 2 4
78 Medan - Brastagi - K.Jahe - Kuta Galuh PP 2 4
79 Medan - Brastagi - K.Jahe - Munthe PP 2 4
80 Medan - Brastagi - K.Jahe - Perbesi PP 2 4
81 Medan - Brastagi - K.Jahe - Pergendangan PP 2 4
82 Medan - Brastagi - K.Jahe - Pernantian PP 2 4
83 Medan - Brastagi - K.Jahe - Sidikalang PP 8 16
84 Medan - Brastagi - K.Jahe - Sidikalang - D.Sanggul - Pakkat - Barus PP 8 4
85 Medan - Brastagi - K.Jahe - Tongging PP 8 1686 Medan - Brastagi - K.Jahe -Batu Karang PP 1 2
87 Medan - D.Tua - Sibirubiru - Penen PP 2 4
88 Medan - D.Tua - T.Kenas - T.Juhar - D.Tinggung PP 8 16
89 Medan - G.Lama - Besilam - B.Lembasa PP 2 4
90 Medan - Juhar PP 5 10
91 Medan - K.Jahe - D.Sanggul - Pakkat - Barus - Manduamas PP 4 4
92 Medan - K.Jahe - D.Sanggul - Parlilitan - Barus - Manduamas PP 8 8
93 Medan - K.jahe - D.Sanggul - Siborong2 - Tarutung - Sibolga PP 8 8
94 Medan - K.Jahe - D.Sanggul - Siborong2 - Tarutung - Sibolga - PP 4 4
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 54/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 12
NO T R A Y E KJUMLAH
BUS RIT
1 2 3 4
Sorkam
95 Medan - K.Jahe - Limang PP 4 8
96 Medan - K.Jahe - Merek - Sidikalang PP 25 25
97 Medan - K.Jahe - S.Dolok - P.Siantar - Parapat PP 10 10
98 Medan - K.Jahe - S.Dolok - Tiga Runggu - P.Raya - Jl. S.Dolok -Sp.Dua - Jl. S.M.Raja - Jl. Pdt.Jw.Saragih - Jl. Baru - P.Siantar
PP 4 4
99 Medan - K.Jahe - Salak PP 4 4
100 Medan - K.Jahe - Sidikalang PP 4 4
101 Medan - K.Jahe - Sidikalang - D.Sanggul - Pakkat -Barus PP 8 8
102 Medan - K.Jahe - Sidikalang - D.Sanggul - Parlilitan PP 8 8
103 Medan - K.Jahe - Sidikalang - T.Lingga PP 2 2
104 Medan - K.Jahe - Sumbul - D.Sanggul - Pakkat PP 5 5
105 Medan - K.Jahe - T.Binanga - Lau Pakam PP 30 45
106 Medan - K.Jahe - Tiga Binanga - T.Lingga PP 2 2
107 Medan - Kisaran - Pasir Mandoge PP 5 10108 Medan - Kisaran - R.Prapat - Sibuhuan PP 2 4
109 Medan - Klumpang - H. Perak - L. Deli - Belawan PP 12 72
110 Medan - Kuta Gugung PP 1 2
111 Medan - Kw.Sawit - Tangkahan PP 2 4
112 Medan - L. Pakam - Pertumbukan PP 4 8
113 Medan - L. Tamiang - Tungkam Jaya PP 6 12
114 Medan - L.Keriahen - Bkt.Lawang PP 4 8
115 Medan - L.Pakam PP 22 144
116 Medan - L.Pakam - B.Purba - G.Meriah PP 2 4
117 Medan - L.Pakam - B.Purba - G.Paribuan PP 3 6
118 Medan - L.Pakam - B.Purba - P.Gunung PP 4 8
119 Medan - L.Pakam - B.Purba - S.Dolok PP 3 6
120 Medan - L.Pakam - B.Purba - Saran Padang PP 3 6
121 Medan - L.Pakam - B.Purba - T.Juhar PP 3 6
122 Medan - L.Pakam - B.Purba - T.Juhar - D.Tinggung PP 2 4
123 Medan - L.Pakam - B.Purba - Tarean - Marubun PP 2 4
124 Medan - L.Pakam - Dolok Masihul PP 5 15
125 Medan - L.Pakam - Galang - D.Masihul - T.Raja PP 2 4
126 Medan - L.Pakam - Galang - D.Masihul - T.Tinggi PP 8 16
127 Medan - L.Pakam - Galang - Kotarih PP 2 4
128 Medan - L.Pakam - Kutarih PP 3 6
129 Medan - L.Pakam - Perbaungan - P.Cermin PP 4 8
130 Medan - L.Pakam - S.Padang - Paribuan - S.Dolok PP 2 4
131 Medan - L.Pakam - Silindak PP 3 6
132 Medan - Merbau PP 6 6133 Medan - Merek - Tongging - Silalahi PP 10 10
134 Medan - Munthe PP 1 2
135 Medan - Negeri Lama PP 9 9
136 Medan - Negeri Lama - Labuhan Bilik PP 6 12
137 Medan - P.Siantar PP 46 100
138 Medan - P.Siantar - Ajibata Via Ferry Pangururan PP 10 20
139 Medan - P.Siantar - D.Sanggul PP 6 6
140 Medan - P.Siantar - Pakkat - D.Sanggul PP 10 30
141 Medan - P.Siantar - Parapat - Pangaribuan PP 10 30
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 55/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 13
NO T R A Y E KJUMLAH
BUS RIT
1 2 3 4
142 Medan - P.Siantar - Perdagangan - Kisaran - R.Prapat PP 10 10
143 Medan - P.Siantar - Raja Maligas PP 2 4
144 Medan - P.Siantar - Sibolga PP 4 4
145 Medan - P.Siantar - Siborong2 - D.Sanggul - Barus PP 8 8
146 Medan - P.Siantar - Siborong2 - Sipahutar PP 4 4
147 Medan - P.Siantar - Sipirok - P.Sidimpuan PP 4 2
148 Medan - P.Siantar - Tambunrea PP 2 4
149 Medan - P.Siantar - Tarutung PP 6 6
150 Medan - P.Siantar - Tarutung - Pangaribuan PP 10 20
151 Medan - P.Siantar - Tarutung - Parsoburan PP 10 30
152 Medan - P.Siantar - Tarutung - Sibolga - Manduamas PP 10 20
153 Medan - P.Sidimpuan PP 8 8
154 Medan - Pangaribuan PP 2 2
155 Medan - Pangaribuan - Garoga PP 2 2
156 Medan - Pantai Buaya PP 8 16157 Medan - Pantai Labu PP 4 8
158 Medan - Parsoburuan PP 2 2
159 Medan - Pekan2 di Kab D.Serdang PP 2
160 Medan - Perbaungan PP 23 138
161 Medan - Perdagangan - Raja Maligas PP 2 4
162 Medan - Pernantian PP 1 2
163 Medan - Pkl. Brandan PP 4 8
164 Medan - Pkl. Brandan - Bkt. Selamat PP 5 10
165 Medan - Pkl. Brandan - Petani Jaya PP 3 6
166 Medan - Pkl. Brandan - Pkl. Susu PP 6 12
167 Medan - Pkl. Brandan - Psr. Lebar PP 3 6
168 Medan - Pkl. Brandan - Sekoci PP 4 8169 Medan - Pkl. Brandan - Sidodadi PP 2 4
170 Medan - Pkl. Brandan - Suaka PP 5 10
171 Medan - Pkl.Brandan PP 34 86
172 Medan - Pkl.Susu PP 9 18
173 Medan - R.Prapat - A.Jamu PP 4 2
174 Medan - R.Prapat - B.Batu PP 8 4
175 Medan - R.Prapat - K.Pinang - B.Batu PP 4 2
176 Medan - R.Prapat - Negri Lama PP 4 2
177 Medan - R.Prapat - P.Sidimpuan PP 4 3
178 Medan - Rt.Prapat - Torgamba PP 48 48
179 Medan - Sarulla PP 2 2
180 Medan - Sialang Buah PP 4 8
181 Medan - Sibolga - Natal PP 4 3182 Medan - Sibolga - P.Sidimpuan PP 4 2
183 Medan - Sibolga - Penyabungan PP 8 4
184 Medan - Siborong2 - D.Sanggul - Parlilitan -Pakkat - Barus PP 7 4
185 Medan - Sidikalang PP 4 6
186 Medan - Sidikalang - Tiga Lingga PP 2 2
187 Medan - Simanumban - Sipirok PP 2 2
188 Medan - Sipirok - G.Tua - U.Batu PP 4 3
189 Medan - Sipirok - P.Sidimpuan PP 12 6
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 56/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 14
NO T R A Y E KJUMLAH
BUS RIT
1 2 3 4
190 Medan - Sipirok - Penyabungan PP 4 2
191 Medan - Sipirok - Sipangimbar PP 4 2
192 Medan - T.Balai PP 35 80
193 Medan - T.Lingga PP 3 6
194 Medan - T.Pura - Bubun - Tapak Kuda PP 2 4
195 Medan - T.Tinggi PP 1 2
196 Medan - T.Tinggi - Bandar Chalipah - Pagurawan PP 6 12
197 Medan - T.Tinggi - Kisaran PP 16 32
198 Medan - T.Tinggi - Kisaran - A.Kanopan - K.Bangka PP 10 10
199 Medan - T.Tinggi - Kisaran - A.Kanopan - Merbau PP 10 20
200 Medan - T.Tinggi - Kisaran - A.Kanopan - R.Prapat PP 6 6
201 Medan - T.Tinggi - Kisaran - A.Kanopan - R.Prapat - K.Pinang PP 5 5
202 Medan - T.Tinggi - Kisaran - A.Kanopan - Tj.Pasir PP 10 20
203 Medan - T.Tinggi - Kisaran - B.P.Mandoge PP 15 30
204 Medan - T.Tinggi - Kisaran - Bg.Asahan PP 5 10205 Medan - T.Tinggi - Kisaran - Kuala Tanjung PP 2 4
206 Medan - T.Tinggi - Kisaran - Parhitean PP 15 30
207 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat PP 11 11
208 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat - A.Nabara - A.Jamu PP 11 11
209 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat - Balam PP 5 5
210 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat - Bilik PP 2 2
211 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat - K.Pinang - Cikampak PP 16 16
212 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat - Langga Payung PP 2 2
213 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat - Sigambal –Silangkitang PP 11 11
214 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat - Torgamba PP 40 40
215 Medan - T.Tinggi - Kisaran - Tj.Balai PP 114 208
216 Medan - T.Tinggi - Kisaran - Tj.Balai - Bg.Asahan PP 10 20217 Medan - T.Tinggi - L.Puluh - Perdagangan PP 6 12
218 Medan - T.Tinggi - L.Puluh - Sei Bejangkar - Tj.Tiram PP 3 6
219 Medan - T.Tinggi - L.Puluh - Sei Bejangkar - Talawi PP 5 12
220 Medan - T.Tinggi - Negeri Dolok PP 7 21
221 Medan - T.Tinggi - P.Siantar PP 42 84
222 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Ajibata PP 14 28
223 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - B.P.Mandoge PP 20 40
224 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - B.Pulau PP 2 2
225 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Bah Jambi PP 10 20
226 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Balige - S.Borong - D.Sanggul PP 4 4
227 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Balige - Siborong2 - Tarutung PP 7 7
228 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Balige - Siborong2 -D.Sanggul -
Pakkat
PP 7 7
229 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Ht.Bayu PP 2 4
230 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - P.Raya - S. Dolok PP 5 10
231 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Parapat PP 6 12
232 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Parapat - Porsea - Balige - S.Borong -Tarutung
PP 6 6
233 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Porsea - Parsoburan PP 4 4
234 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Siborong2 - Silangkitang -Parmonangan
PP 4 4
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 57/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 15
NO T R A Y E KJUMLAH
BUS RIT
1 2 3 4
235 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Siborong2 - D.Sanggul - Pakkat PP 3 3
236 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Siborong2 - Pagaran PP 3 3
237 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Silangit - Muara PP 4 4
238 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Sindaraya PP 2 4
239 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - T.Jawa - Ht.Bayu PP 4 8
240 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Tarutung - Pangaribuan PP 4 4
241 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Tarutung - Sarullah PP 4 4
242 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Tarutung - Sibolga - Pakkat - Barus PP 10 10
243 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Tiga Ras PP 10 20
244 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Tiga Rungu - S.Dolok PP 10 10
245 Medan - T.Tinggi - R.Prapat - G.Tua - Natal PP 4 2
246 Medan - T.Tinggi - R.Prapat - P.Sidimpuan -Batang Toru PP 4 2
247 Medan - T.Tinggi - Serbelawan - Perdagangan PP 5 10248 Medan - T.Tinggi - Sp.D.Melangir - P.Bandar - Kerasaan PP 8 16
249 Medan - T.Tinggi - Sp.D.Melangir - Serbelawan - P.Bandar PP 4 8
250 Medan - T.Tinggi - Sp.Tj.Kasau - S.Langge - Panambean -Perdagangan
PP 7 14
251 Medan - T.Tinggi - Tarutung - Sibolga - Barus PP 8 16
252 Medan - T.Tinggi - Tj.Balai PP 20 50
253 Medan - T.Tinggi - Tj.Kasau - S.Langge -Penambean - Perdagangan PP 8 16
254 Medan - Tanjung Pasir PP 6 12
255 Medan - Tarutung PP 6 6
256 Medan - Tarutung - Sibolga PP 2 2
257 Medan - Tarutung - Sipirok PP 2 2
258 Medan - Tembung - Kolam PP 2 8
259 Medan - Torgamba PP 14 14
260 Medan- Besitang PP 4 8
261 Medan- Brastagi- D. Sanggul- Muara- Bakara- S. Borong PP 4 3
262 Medan- K. Jahe PP 6 18
263 Medan- P. Brandan PP 12 30
264 Medan- P. Brandan- Sekoci PP 4 8
265 Medan- P. Siantar- Balige- S. Borong- D. Sanggul - Pakkat-Manduamas- Barus- Sibolga
PP 6 6
266 Medan- P.Siantar PP 4 8
267 Medan- P.Siantar- T.Tinggi- Tarutung- Sibolga PP 10 10
268 Medan- Pantai Buaya PP 2 4
269 Medan- Sawit Seberang- Pantai Buaya PP 6 12
270 Medan- Sidikalang- D. Sanggul- Parlilitan- Sibolga PP 18 18271 Medan- Surbakti PP 4 8
272 Medan- T. Binanga PP 4 8
273 Medan- T.Tinggi- P.Siantar- S.Borong- Pangaribuan- Sipirok-G.Tua- Sosa
PP 15 15
274 Medan- Tarutung- Sipirok- P.Sidempuan PP 4 4
275 Medan-Binjai-Besitang-Tungkam Jaya PP 8 12
276 Medan-Binjai-Kuala Begumit PP 6 18
277 Medan-Brastagi-K.Jahe-Haranggaol PP 5 10
278 Medan-Brastagi-K.Jahe-Merek-S.Dolok PP 3 3
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 58/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 16
NO T R A Y E KJUMLAH
BUS RIT
1 2 3 4
279 Medan-Brastagi-K.Jahe-Merek-Sumbul-D.Sanggul-Barus PP 3 3
280 Medan-Brastagi-K.Jahe-Parongil PP 7 14
281 Medan-Brastagi-Merek-Silalahi PP 8 16
282 Medan-Brastagi-Pardomuan PP 9 18
283 Medan-Brastagi-Salak-Laiken PP 10 10
284 Medan-Brastagi-T.Lingga-K.Buluh PP 10 10
285 Medan-K.Jahe-Sidikalang PP 18 34
286 Medan-K.Jahe-Sidikalang-Bunturaja PP 3 3
287 Medan-K.Jahe-Sidikalang-T.Lingga PP 15 19
288 Medan-K.Jahe-Sp.Panji-D.Sanggul PP 6 6
289 Medan-K.Jahe-Sp.Panji-Pangururan-Ambarita PP 4 4
290 Medan-K.Jahe-Sp.Panji-Pangururan-Simbolon PP 21 34
291 Medan-K.Jahe-Sumbul-Tigabaru PP 5 13
292 Medan-L.Pakam-B.Purba-G.Sinemba PP 2 4
293 Medan-L.Pakam-B.Purba-P.Gunung PP 4 8294 Medan-L.Pakam-B.Purba-T.Juhar-D.Tinggung PP 2 4
295 Medan-L.Pakam-B.Purba-Tarean-Marubun PP 2 4
296 Medan-L.Pakam-D.Tua-T.Kenas-T.Juhar-D.Tinggung PP 4 8
297 Medan-L.Pakam-Galang-D.Masihul-Serbelawan PP 10 10
298 Medan-L.Pakam-Galang-D.Masihul-Sp.Grapu-N.Dolok PP 3 12
299 Medan-L.Pakam-Galang-D.Masihul-T.Raja PP 2 4
300 Medan-L.Pakam-Galang-D.Masihul-T.Tinggi PP 8 16
301 Medan-L.Pakam-Galang-Kotarih PP 2 4
302 Medan-L.Pakam-Kuala Bali-N.Dolok- T.Tinggi-Sipispis PP 3 6
303 Medan-L.Pakam-Perbaungan-Pantai Cermin PP 4 8
304 Medan-L.Pakam-Perbaungan-T.Tinggi-Indrapura-Kisaran PP 7 14
305 Medan-L.Pakam-S.Padang-Paribuan-S.Dolok PP 2 4306 Medan-L.Pakam-T.Tinggi-Kisaran PP 3 6
307 Medan-L.Pakam-T.Tinggi-Kisaran-B.P.Mandoge-T.Jawa PP 3 3
308 Medan-T. Tinggi - P.Siantar- Parapat PP 4 8
309 Medan-T. Tinggi - P.Siantar- Tarutung PP 5 5
310 Medan-T. Tinggi - P.Siantar- Trt -Sbg -Bt. Toru PP 4 4
311 Medan-T.Tinggi-G.Pamela-Sipispis PP 3 6
312 Medan-T.Tinggi-Kisaran PP 5 10
313 Medan-T.Tinggi-Kisaran-B.P.Mandoge PP 15 30
314 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat PP 6 6
315 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-Cikampak PP 8 8
316 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-G.Tua-P.Sidimpuan PP 4 2
317 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-G.Tua-Penyabungan PP 4 2
318 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-K.Pinang-Penyabungan-Natal PP 3 3
319 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-L.Bilik PP 8 8
320 Medan-T.Tinggi-Kisaran-Tj.Balai PP 3 6
321 Medan-T.Tinggi-L.Puluh-Perdagangan PP 15 45
322 Medan-T.Tinggi-P.Siantar=-Tarutung-Muara Sipongi PP 4 4
323 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-B.P.Mandoge PP 15 30
324 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Siborong2-Pakkat PP 2 2
325 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung PP 6 6
326 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Sinunukan PP 3 3
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 59/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 17
NO T R A Y E KJUMLAH
BUS RIT
1 2 3 4
327 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Trt-Sibolga-P.Sidimpuan PP 4 2
328 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Trt-Sipirok-P.Sidimpuan PP 4 4
329 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Trt-Sipirok-Sibuhuan-U.Batu PP 4 2
330 Medan-T.Tinggi-Pagurawan PP 10 30
331 Medan-T.Tinggi-R.Prapat-A.Nabara PP 3 3
332 Medan-T.Tinggi-R.Prapat-P.Sidimpuan-A.Kanopan PP 8 8
333 Medan-T.Tinggi-Serbelawan PP 5 10
334 Medan-T.Tinggi-Sinaksak PP 5 10
335 Medan-T.Tinggi-Tarutung-Sibolga PP 6 6
336 Medan-Tj.Morawa-L.Pakam-Perbaungan-Sei Rampah-Bamban-Sp.Stasiun
PP 8 24
337 Munthe - K.Jahe - Brastagi - Medan - L.Pakam PP 5 10
338 Nainggolan-Palipi-Pangururan-R.Nihuta-Tanjungan-Tomok-Ajibata-P.Siantar-T.Tinggi-Medan
PP 8 8
339 Negeri Dolok - Galang - Medan PP 4 8340 P. Brandan- Medan- Berastagi- K. Jahe- Sidikalang PP 6 6
341 P. Brandan- Medan- P. Siantar- Balige- S. Borong - D. Sanggul-Pakat
PP 6 6
342 P. Brandan -stabat-Binjai-Medan-Ter. Amplas.L. Pakam PP 8 16
343 P. Brandan -stabat-Binjai-Medan-Term. Amplas-T. Tinggi-P. Siantar PP 5 5
344 P. Brandan-Stabat-Binjai- (Tr. PJKA)-T.P.Baris- T Amplas-T. Tinggi-Rt.Prapat
PP 7 7
345 P. Brandan-Stabat-Binjai-(Term. PJKA)- T.P.Baris-T. Tinggi-Kisaran-Tj.Balai
PP 7 7
346 P. Susu-Stabat-Binjai-Term-P. Baris-Term. Amplas-T. Tinggi-P.Siantar
PP 10 10
347 P.Brandan - Binjai - Mdn - Jl.P.Baris - T.Sari - N.Surbakti - Jl.AH.Nst -
T.Amplas - T.Tinggi -Kisaran - T.Balai
PP 25 25
348 P.Brandan - Medan - P.Siantar - D.Sanggul PP 5 10
349 P.Brandan - Medan - P.Siantar - Tarutung PP 5 10
350 P.Brandan - Medan - Rt.Prapat - Torgamba PP 20 20
351 P.Brandan - Medan - T.Balai PP 15 15
352 P.Brandan - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi - P.Siantar - Tarutung -Sibolga
PP 4 4
353 P.Brandan - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi - P.Siantar - Ht.Bayu PP 4 4
354 P.Brandan - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi - P.Siantar - Parapat PP 4 4
355 P.Brandan - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi - P.Siantar - Siborong2 -D.Sanggul - Sibolga
PP 4 4
356 P.Brandan- Binjai- T.P.Baris- T.Tinggi- Tarutung PP 6 6
357 P.Brandan-Binjai-T.Amplas-T.Tinggi-Kisaran-T.Balai PP 4 8358 P.Brandan-Binjai-T.P.Baris-T.Amplas-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-
K.Pinang-TorgambaPP 4 2
359 P.Cermin-L.Pakam-Medan PP 6 18
360 P.Sawah-Binjai-Medan PP 8 16
361 P.Sidimpuan - G.Tua - Binanga - Sibuhuan PP 4 4
362 P.Sidimpuan - Kota Nopan PP 2 4
363 P.Sidimpuan - Natal PP 4 4
364 P.Sidimpuan - Rt.Prapat - Medan PP 8 4
365 P.Sidimpuan - Simangambat PP 4 8
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 60/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 18
NO T R A Y E KJUMLAH
BUS RIT
1 2 3 4
366 P.Sidimpuan - Sipirok - Tarutung - P.Siantar - T.Tinggi - Medan PP 4 4
367 P.Susu - P.Brandan - Binjai - T.Amplas - Tj.Kasau - S.Langge -Penambean - Perdagangan
PP 5 5
368 P.Susu - P.Brandan - Binjai - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi -P.Siantar - Balige - Siborong2 - Tarutung
PP 5 5
369 P.Susu - P.Brandan - Binjai - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi -D.Melangir - P.Bandar - Kerasaan
PP 5 5
370 P.Susu - P.Brandan - Binjai - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi -Kisaran - Prapat - K.Pinang - Cikampak
PP 7 7
371 P.Susu - P.Brandan - Binjai - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi -Kisaran - Tj.Balai
PP 5 5
372 P.Susu - P.Brandan - Medan - K.Pinang - B.Batu PP 6 4
373 P.Susu - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi - P.Siantar - Sidamanik PP 4 4
374 Pamah Semilir-Telaga-Binjai-Medan-Berastagi-K.Jahe-Lau Kawar PP 5 10
375 Pangururan-Tarutung PP 2 4376 Pangururuan- Sidikalang PP 2 2
377 Sagala- Pangururan- Tomok- Ajibata- P. Siantar- Kisaran- R. Prapat-K. Pinang
PP 10 10
378 Sawit Sebrang - Medan - K.Jahe - Sidikalang PP 25 50
379 Secanggang-Stabat-Binjai-Medan-Term. Amplas-T. Tinggi-P. Siantar PP 5 5
380 Sei Lepan-Sawit Hulu-Binjai-Medan PP 8 16
381 Sidikalang - Kuta Buluh - Lau Pakam PP 2 4
382 Sidikalang- D. Sanggul- S. Borong- Tarutung- Sbg PP 6 6
383 Sidikalang-Pangururan PP 4 8
384 Sipangimbar - Sipirok - Penyabungan PP 4 8
385 Sipangimbar - Sipirok - R.Prapat PP 4 4
386 Sipangimbar - Tarutung - P.Siantar PP 4 4
387 T.Amplas - Jl.S.M.Raja - Jl.Tritura - Jl.K.Jasa - Jl.J.Ginting -Jl.Sempakata - Jl.S.Budi - Tj.Selamat - Tj.Anom - Lau Bakeri -Perum.Kota Baru - Berdikari
PP 50 200
388 T.Amplas - Jl.S.M.Raja - Jl.Tritura - Jl.K.Jasa - Jl.J.Ginting -Sp.Tuntungan - Psr.X - K.LimBaru -S.Makmur
PP 50 200
389 T.Binanga - P.Siantar - T.Balai PP 4 4
390 T.Binanga - P.Siantar - Torgamba PP 6 6
391 T.Lingga - K.Buluh - T.Binanga - Medan - P.Brandan PP 7 7
392 T.Lingga - K.Jahe PP 2 4
393 T.Lingga - Sidikalang - K.Jahe - Medan PP 8 16
394 T.P.Baris - Jl.TB.Simanjuntak - Jl.G.Subroto - Jl.Raya Binjai - Diski -Sp.Pos - Lau Bakeri - Perumahan Kota Baru - Berdikari
PP 50 200
395 T.Tinggi - Kisaran PP 2 4396 T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat PP 2 4
397 T.Tinggi - R.Prapat - L.Bilik PP 2 4
398 T.Tinggi - Tj.Balai PP 1 2
399 T.Tinggi-D.Masihul-Galang-L.Pakam-Medan PP 30 60
400 Tala Peta - D.Tua - Medan PP 2 4
401 Tambunan-Binjai-Medan PP 5 20
402 Tarutung - Medan - Pkl.Brandan PP 2 2
403 Tarutung - P.Siantar - Perdagangan - Kisaran - Tj.Balai PP 7 21
404 Tj.Balai - Rt.Prapat - Penyabungan PP 4 2
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 61/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 19
NO T R A Y E KJUMLAH
BUS RIT
1 2 3 4
405 Tj.Beringin Psr.X-Stabat-Binjai-Medan-Jl.P.Baris- Jl.Amal-Jl.G.Hitam-Jl.Industri (Psr.III/Lingkar Luar)-Jl.N.Surbakti-Jl.J.Ginting-Jl..H.Nst-Jl.S.M.Raja-L.Pakam
PP 20 40
Sumber : Hasil Olahan Konsultan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 62/248
KONSEP LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 20
3.2. KOTA MEDAN
3.2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN WILAYAH
A. Letak Geografis
Secara geografis Kota Medan terletak diantara koordinat 2°27’ sampai dengan 2°47’ Lintang
Utara dan 98°35’ sampai dengan 98°44’ Bujur Timur. Secara administratif, wilayah Kota Medan
hampir keseluruhan wilayahnya berbatasan dengan daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu
sebelah Barat, Timur dan Selatan. Sepanjang wilayah utaranya berbatasan langsung dengan Selat
Malaka, yang merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Adapun mengenai batas-
batas wilayah administrasi Kota Medan, dapat diuraikan sebagai berikut :
Sebelah Utara : Selat Malaka
Sebelah Selatan : Kecamatan Deli Tua dan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Barat : Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Timur : Kecamatan Percut, Kabupaten Deli Serdang
Luas wilayah administrasi Kota Medan adalah seluas 26.510 Ha yang terdiri dari 21 (dua puluh
satu) Kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi dalam 2000 lingkungan. Kecamatan Medan
Labuhan memiliki luas wilayah terbesar yaitu 3.667 Ha (14% dari total wilayah Kota Medan).
Kecamatan Medan Belawan merupakan daerah yang memiliki luas terbesar kedua yaitu sekitar
2.625 Ha. Sedangkan Kecamatan Medan Sunggal memiliki luas wilayah terkecil yaitu 298 Ha(1% dari total luas keseluruhan).
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 63/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 21
Gambar 3.1 Peta Kota Medan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 64/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 22
Tabel 3.5 Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan
Sumber : Medan Dalam Angka 2010
B. Pola Penggunaan Lahan
Sebagian besar lahan di Kota Medan pada umumnya dimanfaatkan untuk permukiman.
Penggunaan lahan untuk kawasan terbangun seperti perumahan dan permukiman, perdagangan
dan jasa, perkantoran dan fasilitas umum lainnya hampir tersebar di seluruh wilayah Kota
Medan.
Peta guna lahan Kota Medan memperlihatkan bahwa guna lahan Kota Medan terdiri dari 10
(sepuluh) jenis, yaitu perumahan dan kegiatan terkait, lahan industri, lahan jasa, lahan
perusahaan, sawah, kebun campuran, hutan rawa, rawa, tegalan, dan lahan kosong
diperuntukkan.
3.2.2. KONDISI SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN
Gambaran umum mengenai keadaan kependudukan di Kota Medan dapat dilihat dari jumlah dan
laju pertumbuhan penduduknya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir maupun distribusi dan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 65/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 23
kepadatan penduduk, jumlah penduduk menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan, kelompok
umur, agama serta jumlah penduduk menurut mata pencaharian.
A. Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Pada tahun 2009, diproyeksikan penduduk Kota Medan mencapai 2.121.053 jiwa. Dibanding
hasil Sensus Penduduk 2000, terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 216.780 jiwa (11,38%).
Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km2, kepadatan penduduk mencapai 8.001 jiwa/km
2.
Tabel 3.6 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan
Tahun 2006 – 2009
No KecamatanLuas Wilayah
(Km2) Penduduk
KepadatanPenduduk per Km
2
1 Medan Tuntungan 21 70.073 3.388
2 Medan Johor 15 116.220 7.9713 Medan Amplas 11 115.156 10.291
4 Medan Denai 9 139.939 15.463
5 Medan Area 6 109.253 19.792
6 Medan Kota 5 84.292 15.995
7 Medan Maimun 3 57.859 19.416
8 Medan Polonia 9 53.427 5.930
9 Medan Baru 6 44.216 7.571
10 Medan Selayang 13 85.678 6.688
11 Medan Sunggal 15 110.667 7.168
12 Medan Helvetia 13 145.376 11.047
13 Medan Petisah 7 68.120 9.988
14 Medan Barat 5 79.098 14.840
15 Medan Timur 8 113.874 14.675
16 Medan Perjuangan 4 105.702 25.844
17 Medan Tembung 8 141.786 17.745
18 Medan Deli 21 150.076 7.201
19 Medan Labuhan 37 106.922 2.916
20 Medan Marelan 24 126.619 5.316
21 Medan Belawan 26 96.700 3.684
Kota Medan
2009 265,1 2.121.053 8.0012008 265,1 2.102.105 7.929,5
2007 265,1 2.083.156 7,858
2006 265,1 2.067.288 7,798
Sumber : Medan Dalam Angka 2010
Berdasarkan tabel di atas diketahui perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah Kota
Medan akan diperoleh tingkat kepadatan penduduknya per Km2. Berdasarkan hal tersebut
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 66/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 24
diketahui bahwa tingkat kepadatan penduduk kecamatan Perjuangan sangat tinggi yaitu sebesar
25.844 jiwa/km2. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu Kecamatan Medan
Labuhan sebesar 2.916 jiwa/km2.
B. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Menurut sensus penduduk 2010 jumlah penduduk Kota Medan berjumlah 2.097.610 jiwa dengan
rincian penduduk berjenis kelamin laki-laki 1.036.926 jiwa dan perempuan 1.060.684 jiwa.
Berikut tabel jumlah penduduk per kecamatan tahun 2010.
Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan
Tahun 2010
No Kota KecamatanPenduduk Sex
Ratio
Distribusi
PendudukLaki-laki Perempuan Jumlah
1 Medan Tuntungan 39.414 41.528 80.942 95 3,9
2 Medan Johor 61.085 62.766 123.851 97 5,9
3 Medan Amplas 56.175 56.968 113.143 99 5,4
4 Medan Denai 71.181 70.214 141.395 101 6,7
5 Medan Area 47.813 48.731 96.544 98 4,6
6 Medan Kota 35.239 37.341 72.580 94 3,5
7 Medan Maimun 19.411 20.170 39.581 96 1,9
8 Medan Polonia 25.989 26.805 52.794 97 2,5
9 Medan Baru 17.576 21.940 39.516 80 1,9
10 Medan Selayang 48.293 50.024 98.317 97 4,7
11 Medan Sunggal 55.403 57.341 112.744 97 5,412 Medan Helvetia 70.705 73.552 144.257 96 6,9
13 Medan Petisah 29.367 32.382 61.749 91 2,9
14 Medan Barat 34.733 36.038 70.771 96 3,4
15 Medan Timur 52.635 55.998 108.633 94 5,2
16 Medan Perjuangan 45.144 48.184 93.328 94 4,4
17 Medan Tembung 65.391 68.188 133.579 96 6,4
18 Medan Deli 84.520 82.273 166.793 103 8,0
19 Medan Labuhan 56.676 54.497 111.173 104 5,3
20 Medan Marelan 71.287 69.127 140.414 103 6,7
21 Medan Kota Belawan 48.889 46.617 95.506 105 4,6
JUMLAH 1.036.926 1.060.684 2.097.610 98 100
Sumber : Sensus Penduduk 2010
C. Struktur Penduduk Menurut Usia dan Kelompok Umur
Komposisi penduduk kota Medan menurut kelompok umur menunjukkan bahwa sebagian besar
penduduk kota Medan berusia muda yaitu antara 0 sampai dengan 34 tahun. Jumlah penduduk
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 67/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 25
terbanyak berada pada kelompok usia 20 – 24 tahun sebesar 242.211 jiwa. Sedangkan jumlah
penduduk terkecil berada pada kelompok usia 75 tahun ke atas yaitu sebesar 18.847 jiwa.
Tabel 3.8 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin per Kecamatan
Tahun 2009
No Golongan Umur Laki-laki
Perempuan Jumlah
1 0 – 4 85.479 92.031 177.510
2 5 – 9 92.938 95.831 188.769
3 10 – 14 93.816 101.718 195.534
4 15 – 19 112.384 102.112 214.496
5 20 – 24 118.376 123.835 242.211
6 25 – 29 101.077 105.293 206.370
7 30 – 34 85.089 72.358 157.447
8 35 – 39 75.751 88.369 164.120
9 40 – 44 77.067 77.986 155.05310 45 – 49 57.601 51.876 109.477
11 50 – 54 47.369 52.936 100.305
12 55 – 59 36.150 38.715 74.865
13 60 – 64 27.363 23.351 50.714
14 65 – 69 21.220 19.092 40.312
15 70 – 74 11.793 13.230 25.023
16 75 + 5.984 12.863 18.847
Kota Medan 1.049.457 1.071.596 2.121.053
Sumber : Medan Dalam Angka 2010
D. Jumlah dan Perkembangan PDRBKegiatan perekonomian merupakan aspek yang sangat penting untuk perkembangan kota
Medan. Kota Medan sebagai pusat pemerintahan Provinsi Sumatera Utara berfungsi sebagai
pusat kegiatan ekonomi dan sosial baik dalam lingkup wilayah kota Medan itu sendiri maupun
lingkup wilayah provinsi Sumatera Utara. Adanya fungsi regional yang luas tersebut menjadikan
kota Medan dapat menyelenggarakan aktivitas ekonomi dalam volume yang besar. Kapasitas
perekonomian yang besar tersebut ditunjukkan oleh laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai
kota Medan, yang selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi daerah-daerah sekitarnya.
E. Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita mencerminkan tingkat kemakmuran yang telah dicapai oleh penduduk
kota Medan. Pendapatan perkapita berbanding terbalik dengan jumlah penduduk. Semakin besar
jumlah penduduk maka pendapatan perkapita daerah tersebut semakin kecil dan sebaliknya.
Walaupun pertumbuhan PDRB mengalami pertumbuhan yang signifikan tetapi jika
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 68/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 26
pertumbuhan penduduk tetap tinggi atau lebih besar persentase pertumbuhan penduduk daripada
persentase pertumbuhan ekonomi, maka tidak akan tercapai tingkat kemakmuran masyarakat
yang tinggi.
Adapun PDRB per kapita sebagai salah satu alat pengukur tingkat kemakmuran merupakan hasil
pembagi antara PDRB dengan jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang dipakai sebagai
pembagi adalah jumlah penduduk pertengahan tahun yang merupakan jumlah penduduk akhir
tahun sebelumnya ditambah jumlah penduduk awal tahun dibagi dua.
Perkembangan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sejak dari tahun 2000 hingga 2007
terus mengalami peningkatan dimana pada tahun 2000 9,95 juta rupiah dan pada tahun 2007
menjadi 26,62 juta rupiah. Hal sama terjadi pula terhadap PDRB atas dasar harga konstan 2000
pada kurun waktu yang sama. Peningkatan pendapatan per kapita, dilihat dari sisi permintaan,
telah mendorong kenaikan tingkat konsumsi masyarakat atau menambah daya beli masyarakat.
Berdasarkan harga berlaku pada tahun 2006 pendapatan perkapita penduduk kota Medan
mencapai 23,63 juta rupiah. Pendapatan perkapita penduduk kota Medan mengalami
peningkatan pada tahun 2007 menjadi 26,62 juta rupiah.
Tabel 3.9 Perkembangan PDRB, Penduduk Pertengahan Tahun dan PDRB Per Kapita Tahun2000 – 2007
Sumber : Medan Dalam Angka 2008
3.2.3. SISTEM TRANSPORTASI
Ketersediaan prasarana transportasi bertujuan untuk memperlancar arus lalu-lintas barang dan
jasa maupun manusia dari satu tempat ke tempat lain guna menunjang perekonomian daerah.
Ketersediaan prasarana transportasi di kota Medan dapat dilihat dari kondisi jaringan jalan yang
ada maupun ketersediaan jenis pengangkutan serta sirkulasi lalu lintas yang ada.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 69/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 27
A. Transportasi Darat
A.1. Jaringan Jalan
Kota Medan memiliki pola jaringan jalan yang berbentuk grid/kisi-kisi pada daerah pusat kota
dan bentuk radial pada daerah pinggiran kota. Jalan utama sebagai koridor dalam kota dimana
untuk koridor luar yang menghubungkan daerah pinggiran kota yaitu jalan KL. Yos Sudarso,
jalan Putri Hijau dan jalan Krakatau sebagai jalan yang menghubungkan daerah utara dengan
pusat kota, jalan Gatot Subroto sebagai jalan yang menghubungkan daerah bagian timur dengan
pusat kota, jalan SM. Raja dan jalan Brigjend. Katamso serta jalan Jamin Ginting merupakan
jalan yang menghubungkan daerah bagian selatan dengan pusat kota.
Untuk menghubungkan daerah pinggiran kota secara langsung tanpa harus melalui pusat kota
disediakan jalan lingkar utara yaitu jalan Kapten Sumarsono yang menghubungkan daerah
bagian utara dengan daerah bagian timur sedangkan daerah bagian selatan dengan daerah bagian
timur dihubungkan oleh jalan lingkar selatan yaitu jalan Tritura dan jalan Karya Jasa serta jalan
Ngumban Surbakti. Selain itu juga terdapat jalan tol yang menghubungkan daerah bagian selatan
yaitu Tanjung Morawa dengan daerah bagian utara (Belawan) yang dibangun memanjang pada
daerah bagian timur. Keberadaan jalan lingkar dan jalan tol ini sangat membantu dalam
mengalihkan arus kendaraan menerus yang melalui pusat kota sehingga mengurangi kepadatan
volume dalam kota serta merangsang pertumbuhan daerah pinggiran kota.
Prasarana jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu lintas di darat. Lancarnya arus lalu lintas
akan sangat menunjang perkembangan ekonomi suatu daerah. Guna menunjang kelancaran
perhubungan darat di kota Medan sampai akhir tahun 2007 tercatat panjang jalan yang ada
3.078,94 km, berarti selama lima tahun terakhir bertambah sebesar 727,58 km. Sarana jalan yang
ada pada tahun 2007 tercatat 2.082,16 km dalam kondisi baik, 389,80 km dalam kondisi sedang
dan 112,76 km dalam keadaan rusak, sedangkan yang dalam kondisi rusak berat 1,35 km dan
yang tidak terperinci 490,87 km.
A.2. Terminal
Terminal angkutan umum di kota Medan terdapat sebanyak 5 unit, yaitu terminal terpadu
Amplas, terminal terpadu Pinang Baris, terminal Willern Iskandar (wilayah Deli Serdang),
terminal Sambu dan terminal Belawan. Letak terminal-terminal tersebut berada pada pusat kota
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 70/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 28
dan daerah-daerah di pinggiran kota Medan. Kota Medan memiliki satu unit terminal yang
termasuk terminal golongan A, yaitu terminal Amplas yang memiliki luas sebesar 50.961 m2
dengan jumlah kendaraan rata-rata yang memasuki terminal perhari sebesar 9.432 unit pada
tahun 2007.
A.3. Jumlah Sarana Angkutan (Umum dan Pribadi)
Pada tahun 2009 jumlah sarana transportasi jalan raya di kota Medan berjumlah 2.708.511
kendaraan. Dari tahun 2004 sampai tahun 2009 menunjukkan kenaikan 23,82% per tahun.
Pertumbuhan yang sangat signifikan nampak pada sepeda motor dengan rata-rata pertumbuhan
31,23% per tahun.
Tabel 3.10 Jumlah Sarana angkutan (umum dan pribadi) tahun 2004 – 2009
Tahun Mobil Penumpang Mobil Gerobak Bus Sepeda Motor Jumlah
2004 149.302 104.776 12.108 756.569 1.022.755
2005 164.314 112.001 12.406 883.406 1.172.127
2006 175.198 116.184 12.619 985.745 1.289.746
2007 189.157 120.328 12.751 1.103.707 1.425.943
2008 209.527 140.986 22.130 2.104.026 2.476.669
2009 222.891 144.865 22.123 2.318.632 2.708.511
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan (2010)
Disamping itu pada tabel berikut dapat dilihat data statistik kendaraan tidak bermotor. Dapat
dilihat bahwa penggunaan becak sebagai sarana angkutan cukup signifikan, serta pertumbuhan
pemilikan sepeda yang memiliki kecenderungan meningkat.
Tabel 3.11 Jumlah Kendaraan Tidak Bermotor tahun 2004 – 2009
No Jenis Kendaraan 2005 2006 2007 2008 2009
1 Sepeda 29.466 30.423 31.521 31.861 32.021
2 Becak 24.888 25.426 23.211 22.011 20.811
3 Andong/dokar - - - - -
4 Lain – lain 8.091 8.983 9.054 9.054 9.054
Jumlah 59.021 64.832 63.786 62.926 61.886
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan (2010)
Sementara pada tabel berikut disajikan jumlah kendaraan angkutan penumpang umum tidak
dalam trayek. Dari data tersebut dapat dilihat dominasi becak bermotor sebagai alternatif
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 71/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 29
angkutan umum tidak dalam trayek. Pada tahun 2005 jumlah becak bermotor mencapai 90,58%,
pada tahun 2006 turun menjadi 82,82% dan pada tahun 2007 sebesar 83,05%, pada tahun 2008
sebesar 84,95% serta pada tahun 2009 sebesar 85,00%.
Data tersebut juga memperlihatkan kecenderungan menurunnya jumlah taksi dengan argometer,
sementara untuk taksi tanpa argo meter memiliki kecenderungan yang meningkat. Keadaan ini
sangat kontradiktif dengan tujuan kota Medan sebagai kota jasa dan industri.
Angkutan beca menunjukkan jumlah yang sangat signifikan dari angkutan lainnya, untuk itu
sesuai dengan SK Walikota Medan Nomor 551.21/482.K/2004, tanggal 23 April 2004,
ditetapkan ada beberapa ruas jalan yang menjadi larangan operasional beca bermotor yaitu Jl.
Raden Saleh, Jl. Pattimura, Jl. S. Parman, Jl. Kejaksaan, Jl. Pengadilan, Jl. Zainul Arifin, Jl.
Diponegoro, Jl. Palang Merah, Jl. Imam Bonjol, Jl. Cut Nyak Dies dan Jl. Sudirman.
Tabel 3.12 Jumlah Angkutan Umum Tidak Dalam Trayek tahun 2004 – 2009
No Jenis Kendaraan 2005 2006 2007 2008 2009
1. Taksi dengan argometer 3.624 2.425 2.125 2.125 2.125
2. Kendaraan sewa - - - - -
3. Bus pariwisata - - - - -
4. Kendaraan roda 3 529 482 654
5 Lain-lain
a. Taksi 2.004 2.425 2.631 2.631 2.631
b. Ojek - - - - -
c. Becak bermotor 24.359 25.700 26.500 26.850 26.960
Jumlah 26.892 31.032 31.910 31.606 31.716
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan (2010)
A.4. Trayek Angkutan Umum Penumpang
Berdasarkan data yang diperoleh dari Wahana Tata Nugraha tahun 2007 Dinas Perhubungan
kota Medan diketahui trayek angkutan umum yang terdapat di kota Medan berjumlah 240 trayek
dengan jumlah armada beroperasi terhitung sebanyak 693 armada yang nilai rata-rata rit per hari
4 – 10 rit. Selain itu diketahui juga besarnya load factor rata-rata pada waktu tidak sibuk sebesar
35% dengan jam operasi selama 16 jam.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 72/248
KONSEP LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 30
Tabel 3.13 Kondisi Angkutan Umum di Kota Medan Tahun 2007
Bersambung.....
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 73/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 31
Bersambung......
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 74/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 32
Bersambung .......
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 75/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 33
Bersambung ........
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 76/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 34
No. No/Kode
Trayek
Jenis
Angkutan
Umum
Jumlah
Armada
Operasi
(Unit)
Rata-
rata Rit
per hari
Jam
Operas
i (Jam)
Load Factor (%)Lama perjalanan/rit
(menit/rit)
SibukTidak
SibukSibuk
Tdk
Sibuk
186 KOBUN 03 BUS 10 6 16 100 21 92,56 73,07187 KOBUN 07 BUS - - - - - - -
188 KOBUN 62 BUS 3 9 16 100 36 37,88 29,91
189 KOBUN 63 BUS - - - - - - -
190 D MAJU 07 BUS 2 7 16 100 38 61,88 48,85
191 D MAJU 08 BUS 14 7 16 100 37 61,36 48,44
192 D MAJU 09 BUS 7 9 16 100 58 32,64 25,77
193 D MAJU 10 BUS 5 9 16 100 44 38,52 30,41
194 D MAJU 11 BUS 18 6 16 100 9 79,84 63,03
195 D MAJU 12 BUS 110 7 16 100 11 63,68 50,27
196 D MAJU 14 BUS 3 9 16 100 65 33,4 26,37
197 D MAJU 15 BUS 5 11 16 100 45 18,76 14,81
198 D MAJU 16 BUS 14 8 16 100 55 54 42,63
199 D MAJU 45 BUS 11 8 16 100 53 55,88 44,12
200 D MAJU 49 BUS - - - - - , -
201 MARS 13 BUS 20 8 16 100 52 49,88 39,38
202 MARS 40 BUS 59 8 16 100 42 47,48 37,48
203 MARS 59 BUS 10 7 16 100 64 66,68 52,64
204 MARS 60 BUS 38 9 16 100 32 35,64 28,14
205 MARS 61 BUS 64 7 16 100 33 70 55,26
206 MARS 65 BUS 81 8 16 100 31 57,28 45,22
207 MARS 66 BUS 17 8 16 100 33 51,96 41,02
208 MARS 67 BUS 17 8 16 100 39 54,32 42,88
209 MARS 68 BUS - - - - - - -
210 MARS 70 BUS 32 5 16 100 36 140,88 111,22
211 MARS 71 BUS - - - - - - -
212 MARS 126 BUS - - - - - - -
213 MARS 127 BUS - - - - - - -
214 MARS 128 BUS 23 4 16 100 32 181,48 143,27
215 MARS 129 BUS 36 5 16 100 34 126,16 99,6
216 MARS 130 BUS - - - - - - -
217 MARS 131 BUS 4 6 16 100 37 77,88 61,48
218 MARS 132 BUS - - - - - - -
219 MARS 133 BUS - - - - - - -
220 MARS 134 BUS - - - - - - -
221 MREX 32 BUS 50 7 16 100 41 66,21 51,36
222 MREX 33 BUS - - - - - - -
223 MREX 35 BUS - - - - - - -
224 MREX 50 BUS - - - - - - -
225 MREX 51 BUS - - - - - - -
226 MREX 52 BUS 45 7 16 100 42 65,23 49,86
227 RAHAYU 41 BUS 117 5 16 100 41 74,23 65,23
228 RAHAYU 42 BUS 40 6 16 100 40 68,35 60,33
229 RAHAYU 43 BUS 79 4 16 100 41 66,24 59,89
230 RAHAYU 44 BUS 65 5 16 100 41 59,31 49,99
231 RAHAYU 53 BUS 102 7 16 100 42 73,6 58,11
232 RAHAYU 54 BUS 61 5 16 100 44 138,44 109,29
233 RAHAYU 57 BUS 81 8 16 100 44 48 37,89
234 RAHAYU 64 BUS 27 8 16 100 42 56,4 44,53
235RAHAYU124 BUS 38 7 16 100 41 68,6 54,16
236 RAHAYU 58 BUS 38 8 16 100 31 47,68 37,64
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 77/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 35
Sumber : Hasil Olahan Konsultan
B. Angkutan Kereta Api
Angkutan kereta api merupakan sarana angkutan yang sangat penting di provinsi Sumatera
Utara dimana Medan sebagai pusat perdagangan dan industri dari 25 kabupaten dan kota di
wilayah provinsi Sumatera Utara.
Secara umum, kondisi eksisting jalur kereta api di provinsi Sumatera Utara (berpusat di kota
Medan) adalah :
Sebelah Utara ke Belawan
Sebelah Barat ke Binjai
Sebelah Barat Daya ke Pancur Batu
Sebelah Selatan ke Deli Tua
Sebelah Timur ke Tebing Tinggi
Dari kelima rute yang ada, rute ke Pancur Batu dan Deli Tua sudah tidak dipergunakan lagi,
sedangkan rute yang tetap berkembang adalah rute ke Tebing Tinggi yang melayani
angkutan Pantai Timur.sedangkan rute ke Belawan dan Binjai hanya dipergunakan untuk
angkutan barang yang beroperasi satu kali per hari. Selama kurun waktu Pelita IV dan V,
kebijaksanaan pemerintah diarahkan pada rehabilitasi dan peningkatan serta penambahan
sarana fasilitas operasional untuk memenuhi kebutuhan angkutan hasil-hasil produksi
pertanian, perkebunan dan industri.
Wilayah Mebidang yang dilalui oleh jalur angkutan kereta api meliputi Medan, Binjai dan
Deli Serdang. Adapun stasiun yang terdapat di wilayah kota Medan adalah stasiun Besar,
Medan Pasar, Pulau Brayan, Kampung Besar, Labuhan, Belawan dan Sunggal,
Hal ini dapat dilihat dari jumlah kiriman barang-baeang yang diangkut kereta api melalui
stasiun Medan menurut jenisnya berjumlah total 752.775 ton dengan rincian, hasil tambang
minyak 158.415 ton, pupuk 25.515 ton dan barang selain kategori di atas 568.825 ton.
237 L DELI S BUS - - - - - - -
238 L DELI S BUS - - - - - - -
239 L DELI S BUS - - - - - - -
240 L DELI S BUS - - - - - - -
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 78/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 36
Jumlah penumpang diangkut kereta api melalui stasiun Medan tahun 2007 sebanyak
1.901.331 jiwa.
C. Transportasi Laut
Transportasi laut merupakan armada kedua yang diminati masyarakat dalam melakukan
perjalanan setelah angkutan darat. Selain nyaman armada laut ini juga dikenal murah dan
terjangkau. Dermaga adalah merupakan lokasi tempat bongkar muat penumpang ataupun
barang angkutan laut, dermaga yang terdapat di wilayah perencanaan ini adalah di kecamatan
Medan Belawan. Berikut fasilitas dermaga kota Medan yang berada pada masing-masing
lokasi seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.14 Fasilitas Dermaga Kota Medan
Sumber : Master Plan Pelabuhan Belawan, 2008
Tabel 3.15 Fasilitas Gudang dan Penumpukan
Sumber : Master Plan Pelabuhan Belawan, 2008
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 79/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 37
Tabel 3.16 Peralatan Bongkar Muat
Sumber : Master Plan Pelabuhan Belawan, 2008
D. Transportasi Udara
Bandara Polonia yang digunakan untuk penerbangan sipil domestik dan internasional serta
militer berlokasi relatif di pusat perkotaan, sehingga dari keselamatan penerbangan kurang
memenuhi syarat, karena adanya bangunan-bangunan tinggi di sekitarnya. Oleh karena itu,
sedang dibangun bandara baru berada di daerah Kuala Namu (Kecamatan Pantai Labu
Kabupaten Deli Serdang). Pengembangan bandara baru yang bertaraf internasional jelas akan
mempunyai dampak langsung pada pengembangan daerah sekitar lokasi maupun kota
Medan. Lokasi bandara baru tersebut sudah barang tentu akan memerlukan prasarana
transportasi yang berstandar tinggi.
Bandara baru di Kuala Namu akan segera dioperasikan dalam waktu dekat. Implikasi utama
terhadap bandara baru ini meliputi :
Kebutuhan jalur akses
Pengaruh terhadap penutupan Bandara Polonia
Perubahan populasi dihubungkan dengan proyek bandara.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 80/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 38
Pengaruh utama terhadap distribusi penduduk adalah akan timbulnya tenaga kerja di bandara
baru. Para pekerja akan berdomisili dekat dengan tempat bekerja dan tambahan kegiatan juga
akan terjadi di sekitar lokasi.
Penutupan bandara Polonia dan pembangunannya sebagai pusat bisnis baru di kota Medan
akan mempengaruhi pola perjalanan di pusat kota Medan. Kawasan bandara ini terletak di
dalam ORR (Outer Ring Road ), dimana konstruksi ORR tersebut akan selesai sebelum
penutupan bandara Polonia.
Rencana pembangunan bandara baru di Kuala Namu dan kemungkinan pembangunan kota-
kota baru dan zona industri, perumahan dan lain-lain, membutuhkan
peningkatan/pengembangan jaringan jalan akses ke kota Medan maupun ke kota Binjai.
Adapun usulan jalan akses ke bandara baru adalah jalan raya baru dari satu simpang susun di
jalan tol Belmera ke Kuala Namu.
3.3. KOTA BINJAI
3.3.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN WILAYAH
A. Letak Geografis
Letak geografis Binjai adalah 03°31'40" - 03°40'02" LU dan 98°27'03" - 98°39'32" BT.
Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di atas permukaan laut. Sebenarnya, Binjai hanya
berjarak 8 km dari Medan bila dihitung dari perbatasan di antara kedua wilayah yang
dipisahkan oleh Kabupaten Deli Serdang. Jalan Raya Medan Binjai yang panjangnya 22 km,
9 km pertama berada di dalam wilayah Kota Medan, Km 10 sampai Km 17 berada dalam
wilayah Kabupaten Deli Serdang dan mulai Km 17 adalah berada dalam wilayah Kota
Binjai.
Wilayah Kota Binjai seluas 90,23 km2, dikelilingi oleh Kab.Deli Serdang, Batas area
disebelah Utara adalah Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan HamparanPerak Kab.Deli Serdang, di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sunggal Kab.Deli
Serdang, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Bingei Kab.Langkat dan
Kecamatan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan
Selesai Kab.Langkat. . Binjai merupakan salah satu daerah dalam proyek pembangunan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 81/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 39
Mebidang yang meliputi kawasan Medan, Binjai dan Deli Serdang. Saat ini, Binjai dan
Medan dihubungkan oleh jalan raya Lintas Sumatera yang menghubungkan antara Medan
dan Banda Aceh. Oleh karena ini, Binjai terletak di daerah strategis di mana merupakan pintu
gerbang Kota Medan ditinjau dari provinsi Aceh
Ada 2 sungai yang membelah Kota Binjai yaitu Sungai Bingai dan Mencirim yang
menyuplai kebutuhan sumber air bersih bagi PDAM Tirta Sari Binjai untuk kemudian
disalurkan untuk kebutuhan penduduk kota. Namun di pinggiran kota, masih banyak
penduduk yang menggantungkan kebutuhan air mereka kepada air sumur yang memang
masih layak dikonsumsi
Gambar 3.2 Peta Kota Binjai
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 82/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 40
B. Pemerintahan
Kota Binjai terbagi atas 5 kecamatan yang kemudian dibagi lagi menjadi 37 kelurahan dan
desa. Sedianya Binjai hanyalah sebuah kecamatan di dalam lingkup Kabupaten Langkat.
Lima kecamatan tersebut masing-masing adalah:
• Binjai Kota
• Binjai Utara
• Binjai Selatan
• Binjai Barat
• Binjai Timur
Kecamatan Binjai Kota, Binjai Timur dan Binjai Selatan baru dibentuk pada tahun 1981.
C. DemografiKota Binjai merupakan kota multi etnis, dihuni oleh suku Jawa, suku Batak Karo, suku
Tionghoa dan suku Melayu. Kemajemukan etnis ini menjadikan Binjai kaya akan
kebudayaan yang beragam. Jumlah penduduk kota Binjai sampai pada April 2003 adalah
223.535 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.506 jiwa/km persegi. Tenaga kerja produktif
sekitar 160.000 jiwa. Banyak juga penduduk Binjai yang bekerja di Medan karena
transportasi dan jarak yang relatif dekat.
Agama di Binjai terutama:
• Islam - dipeluk mayoritas suku Jawa dan Melayu, mesjid terbesar berlokasi di Jalan
Kapten Machmud Ismail.
• Kristen - dipeluk sebagian besar suku batak Karo.
• Buddha - dipeluk mayoritas suku Tionghoa yang berdomisili di Binjai Kota dan Binjai
Barat.
• Hindu - ada 1 pura di Binjai berlokasi di Jalan Ahmad Yani, agama Hindu dipeluk
terutama oleh etnis India
Menurut sensus penduduk 2010 jumlah penduduk Kota Binjai berjumlah 246.154 jiwa
dengan rincian penduduk berjenis kelamin laki-laki 122.997 jiwa dan perempuan 123.157
jiwa. Berikut tabel jumlah penduduk per kecamatan tahun 2010.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 83/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 41
Tabel 3.17 Jumlah Penduduk Kota Binjai Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Tahun2010
NoKabupaten/Kota
Kecamatan
Penduduk Sex
Ratio
Distribusi
PendudukLaki-laki Perempuan Jumlah
1 Binjai Selatan 24.001 24.422 48.423 98 19.72 Binjai Kota 14.780 15.410 30.190 96 12.3
3 Binjai Timur 26.825 27.101 53.926 99 21.9
4 Binjai Utara 35.305 35.087 70.392 101 28.6
5 Binjai Barat 22.086 21.137 43.223 104 17.6
JUMLAH 122.997 123.157 246.154 100 100
Sumber : Sensus Penduduk 2010
3.3.2. PEREKONOMIAN
Daerah komersial dan pusat perekonomian serta pusat pemerintahan terutama berpusat di
wilayah Kecamatan Binjai Kota. Kawasan perindustrian dipusatkan di daerah Binjai Utara,
sedangkan di sebelah timur dan selatan adalah daerah konsentrasi pertanian. Daerah
pengembangan peternakan dipusatkan di kawasan Binjai Barat. Kawasan Industri Binjai di
Kecamatan Binjai Utara direncanakan di Kelurahan Cengkeh Turi dengan luas wilayah 300
ha. Binjai juga adalah penghasil minyak bumi dan gas ditandai dengan kawasan eksplorasi
minyak bumi dan gas alam di kawasan Tandam Hilir, Kecamatan Binjai Utara.
Data tahun 1999 menunjukkan bahwa 29% dari total kegiatan perekonomian di Kotamadya
Binjai bersumber dari sektor perdagangan dan jasa. Sedangkan sektor industri menyumbang
nilai 23% dari total kegiatan perekonomian tadi. Pendapatan per kapita penduduk Binjai
adalah sebesar Rp. 3,3 juta, sayang angka ini masih berada di bawah rata-rata pendapatan per
kapita propinsi Sumatra Utara yang besarnya Rp. 4,9 juta.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Binjai atas dasar harga tetap sebesar 5,68 persen pada
tahun 2007. Hal ini menunjukkan kenaikan yang cukup baik jika dibandingkan dengan tahun
2006 sebesar 5,32 persen.
Secara umum ada empat sektor yang cukup dominan dalam pembentukan total PDRB Kota
Binjai yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor
Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa - jasa
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 84/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 42
Bidang perkebunan tentu saja yang menjadi perhatian adalah perkebunan rambutan yang
mencapai 425 ha dengan kapasitas produksi 2.400 ton per tahun. Sayangnya, kapasitas
sebesar ini tidak dibarengi dengan modernisasi industri pengolahan rambutan menjadi
komoditi unggulan yang bernilai plus dibandingkan dengan hanya menjual buah rambutan
itu sendiri, misalnya industri pengalengan rambutan dengan jalur pemasaran yang komplit.
Pusat perbelanjaan tradisional di Binjai melayani penjual dan pembeli dari Binjai sendiri dan
Kabupaten Langkat. Pasar tradisional misalnya:
• Pusat Pasar Tavip - merupakan pasar tradisional terbesar di Binjai, lokasi di Binjai Kota.
• Pasar Kebun Lada - berlokasi di Binjai Utara
• Pasar Brahrang - berlokasi di Binjai Barat
• Pasar Rambung - berlokasi di Binjai Selatan
• Pasar Trengganu - berlokasi di Binjai Timur
Selain itu juga ada pusat perbelanjaan modern seperti:
• Binjai Supermall
• Pusat perbelanjaan Suzuya
• Mini Market Tahiti
• Toserba Binjai Ramayana
• Mall Ramayana
Pertokoan komersial yang lebih kecil terutama terpusat di rumah toko (ruko) sepanjang Jalan
Jenderal Sudirman, juga ada Jalan Ahmad Yani (d/h Jalan Bangkatan) yang menjadi pusat
makanan di malam hari.
3.3.3. TRANSPORTASI
Sarana transportasi di dalam kota Binjai terutama adalah becak mesin roda tiga yang unik
dan mobil angkutan umum yang disebut sudako. Untuk transportasi ke luar kota, selain
transportasi jalan, ada juga kereta api yang menghubungkan Binjai dengan Medan dan Kwala
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 85/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 43
di Kabupaten Langkat. Data Bus dan MPU AKDP yang beroperasi dari kota Binjai dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.18 Bus AKDP Yang Beroperasi Dari Kota Binjai
NO.NAMA
PERUSAHAANT R A Y E K
JUMLAH
BUS RIT
1CV. PEMBANGUNANBERSAMA
Binjai - Sei Musam PP 2 4
Binjai - Telaga PP 2 4
Binjai - Bukit Lawang PP 3 6
Binjai - Secanggang PP 2 4
Binjai - Sampan Getek PP 2 4
Binjai - Tanjung langkat PP 5 20
Binjai - Sawit sebrang PP 2 4
Binjai - Namu Unggas PP 2 4Binjai - Sawit Hulu PP 1 2
Binjai - -Kwala Sawit PP 1 2
Binjai - Kendit PP 2 4
Binjai - Besilam PP 2 2
Binjai - P. Sawah PP 2 4
Binjai - Tj. Lenggang PP 1 2
Binjai - Tambun - Marike PP 2 4
J U M L A H 31
2
CV. FAMILITRANSPORT
Binjai-Medan-K.Jahe-T.Binanga PP 5 10Binjai-Medan-K.Jahe-T.Nderket-K.Buluh
PP 5 10
Binjai-Medan-K.Jahe-H.Gaol PP 5 10
Binjai-Medan-K.Jahe-Kacaribu PP 5 10
Binjai-Medan-K.Jahe-Lau Kawar PP 5 10
Binjai-Medan-K.Jahe-Berastepu PP 4 8
Binjai-Medan-K.Jahe-Baganding PP 4 8
Binjai-Medan-K.Jahe-Surbakti PP 2 4
T.Langkat-Binjai-L.Pakam PP 22 44
B.Lawang-Medan-Binjai-P.Labu PP 21 42
Sei Lepan-Sawit Hulu-Binjai-Medan PP 8 16
Kuala Sawit-Binjai-Medan PP 8 16
P.Sawah-Binjai-Medan PP 8 16
Tambunan-Binjai-Medan PP 5 20
Pamah Semilir-Telaga-Binjai-Medan-Berastagi- K.Jahe-Lau Kawar
PP 5 10
B.Lawang-Binjai-Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Parapat
PP 21 42
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 86/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 44
NO.NAMA
PERUSAHAANT R A Y E K
JUMLAH
BUS RIT
J U M L A H 133
3 KOP. ANGKUTANUMUM BINJAI
P. Susu-Stabat-Binjai-Term-P. Baris-Term. Amplas-T. Tinggi-P. Siantar
PP 10 10
P. Brandan -stabat-Binjai-Medan- Term. Amplas-T. Tinggi-P. Siantar
PP 5 5
Secanggang-Stabat-Binjai-Medan-Term. Amplas-T. Tinggi-P. Siantar
PP 5 5
Besitang-Stabat-Binjai-Medan- Term. Amplas-T. Tinggi-P. Siantar
PP 5 5
Bkt. Lawang-Binjai-Medan-Berastagi- K.Jahe-Merek-Tongging
PP 5 5
P. Brandan -stabat-Binjai- Medan-Ter. Amplas.L. Pakam PP 8 16
Bt. Serangan-Tj. Pura-Stabat-Binjai-(Term.PJKA) -Medan (Term. P. Baris)
PP 8 16
P. Brandan-Stabat-Binjai-(Term. PJKA)-T.P.Baris- T. Tinggi-Kisaran-Tj.Balai
PP 7 7
P. Brandan-Stabat-Binjai- (Tr. PJKA)-T.P.Baris- T Amplas-T. Tinggi-Rt.Prapat
PP 7 7
J u m l a h 55
Sumber : Dishub Prov. Sumatera Utara, 2009
Tabel 3.19 Perusahaan MPU AKDP Awal Keberangkatan Dari Kota BinjaiNO. PERUSAHAAN TUJUAN JUMLAH
D. SERDANG P SIANTAR KARO LANGKAT
1 CV. MEKAR LANGKAT 80 80
2 CV. LARIS 25 25
3 CV. TIMUR 15 40 55
4 CV. FAMILI BARU 20 20
JUMLAH MPU 80 15 40 45 180
Sumber : Dishub Prov. Sumatera Utara, 2009
Sampai dengan tahun 2007, prasarana jalan di Kota Binjai terdiri dari :
• Jalan aspal 298 kilometer
• Jalan kerikil 31 kilometer
• Jalan tanah 91 kilometer
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 87/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 45
Letak Binjai juga tidak jauh dari bandara terdekat yaitu Bandara Polonia, Medan. Selain itu,
pelabuhan terdekat juga akan dihubungkan dengan jalan tol bila proyek jalan tol Medan-
Binjai selesai beberapa tahun lagi.
3.4. KABUPATEN DELI SERDANG
3.4.1. LETAK DAN KEADAAN GEOGRAFI
Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur
Sumatera Utara. Ibukota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Secara geografis Kabupaten
Deli Serdang berada pada 2°57’ – 3°16’ Lintang Utara dan 98°33’ – 99027’ Bujur Timur
dengan ketinggian 0 – 500 m di atas permukaan laut. Kabupaten Deli Serdang menempati
area seluas 2.497,72 Km
2
yang terdiri dari 22 Kecamatan dan 394 Desa/Kelurahan Definitif.Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat
dan Selat Malaka, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah
Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Karo dan di sebelah Timur berbatasan
dengan Kabupaten Serdang Bedagai.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 88/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 46
Gambar 3.3 . Peta Kabupaten Deli Serdang
3.4.2. PENDUDUK
Menurut sensus penduduk 2010 jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang berjumlah
1.790.431 jiwa dengan rincian penduduk berjenis kelamin laki-laki 901.915 jiwa dan
perempuan 888.516 jiwa. Berikut tabel jumlah penduduk per kecamatan tahun 2010.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 89/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 47
Tabel 3.20 Jumlah Penduduk Kabupaten Deli Serdang Menurut Jenis Kelamin perKecamatan Tahun 2010
NoKabupaten/Kota
Kecamatan
Penduduk Sex
Ratio
Distribusi
PendudukLaki-laki Perempuan Jumlah
1 Gunung Meriah 1.247 1.225 2.472 102 0.12 Sinembah Tanjung
Muda Hulu
6.209 6.124 12.333 101 0.7
3 Sibolangit 9.835 9.819 19.654 100 1.1
4 Kutalimbaru 17.883 17.987 35.870 99 2.0
5 Pancur Batu 42.594 42.325 84.919 101 4.7
6 Namo Rambe 18.143 18.508 36.651 98 2.0
7 Biru-Biru 17.122 16.898 34.020 101 1.9
8 Sinembah Tanjung
Muda Hilir
15.550 15.013 30.563 104 1.7
9 Bangun Purba 10.783 10.767 21.550 100 1.2
10 Galang 30.935 30.573 61.508 101 3.411 Tanjung Morawa 97.293 95.466 192.759 102 10.8
12 Patumbak 45.123 43.838 88.961 103 5.0
13 Deli Tua 29.874 30.750 60.624 97 3.4
14 Sunggal 123.042 121.145 244.187 102 13.6
15 Hamparan Perak 76.343 73.711 150.054 104 8.4
16 Labuhan Deli 30.620 29.570 60.190 104 3.4
17 Percut Sei Tuan 193.557 191.115 384.672 101 21.5
18 Batang Kuis 28.551 27.719 56.270 103 3.1
19 Pantai Labu 22.264 20.871 43.135 107 2.4
20 Beringin 26.603 25.812 52.415 103 2.921 Lubuk Pakam 40.123 40.724 80.847 99 4.5
22 Pagar Merbau 18.221 18.556 36.777 98 2.1
JUMLAH 901.915 888.516 1.790.431 102 100
Sumber : Sensus Penduduk 2010
3.4.3. PEMBAGIAN WILAYAH PENGEMBANGAN KABUPATEN
Sistem Kegiatan Pembangunan di Kabupaten Deli Serdang dibagi menjadi 5 (lima) Wilayah
Pengembangan (WP), yaitu Wilayah Pengembangan Lubuk Pakam, Wilayah Pengembangan
Percut Sei Tuan, Wilayah Pengembangan Pancur Batu, Wilayah Pengembangan Sunggal,
dan Wilayah Pengembangan Sibolangit.
1. Wilayah pengembangan Lubuk Pakam, dengan pusatnya di Kecamatan Lubuk Pakam
yang selama ini merupakan aglomerasi kegiatan pemerintahan, perdagangan dan jasa
serta Kecamatan Tanjung Morawa sebagai kawasan industri. Sedangkan sub pusat kota
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 90/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 48
satelit dikembangkan di Kecamatan Pagar Merbau, Kecamatan Patumbak dan
Kecamatan Deli Tua, sedangkan kota penunjangnya meliputi Kecamatan Bangun Purba,
Kecamatan Galang dan Kecamatan STM Hilir.
2. Wilayah pengembangan Percut Sei Tuan, dengan pusatnya di Kecamatan Percut Sei
Tuan yang selama ini merupakan kawasan industri, permukiman pertanian, perikanan,
perdagangan, pendidikan, kesehatan, olahraga dan wisata bahari, Kecamatan Beringin
dan Pantai Labu yang termasuk pada kawasan Bandara Udara Kuala Namu dengan
tambahan arahan sebagai pusat pergudangan dan ekspedisi serta Kecamatan Batang Kuis
sebagai kota transit. Sedangkan sub pusat kota satelit dikembangkan di Kecamatan
Labuhan Deli.
3. Wilayah pengembangan Pancur Batu, dengan pusatnya di Kecamatan Pancur Batu
yang selama ini merupakan kawasan pertanian berupa kebun campuran dan permukiman.
Wilayah ini memiliki fungsi utama sebagai kegiatan agropolitan dan distribusi pertanian
dan pendidikan berupa pengembangan Kampus USU. Sedangkan sub pusat kota satelit
dikembangkan di Kecamatan Kutilambaru.
4. Wilayah pengembangan Sunggal, dengan pusatnya di Kecamatan Sunggal yang selama
ini merupakan aglomerasi kegiatan perdagangan dan jasa, permukiman dan industri.
Wilayah ini memiliki fungsi utama perdagangan, permukiman, dan industri. Sedangkan
sub pusat kota satelit dikembangkan di Kecamatan Hamparan Perak.
5. Wilayah pengembangan Sibolangit, dengan pusatnya di Kecamatan Sibolangit yang
selama ini merupakan kawasan pertanian dan pariwisata. WP ini memiliki fungsi utama
sebagai kegiatan agropolitan untuk wilayah selatan dan pengembangan kawasan
pariwisata. Sedangkan sub pusat kota satelit dikembangkan di Kecamatan STM Hulu
sedangkan kecamatan penunjangnya meliputi Kecamatan Namorambe, Kecamatan Biru-
biru, dan Kecamatan Gunung Meriah.
Untuk lebih jelasnya, Arahan Pengembangan Kegiatan Pembangunan Kabupaten Deli
Serdang dapat dilihat pada tabel di bawah ini mengenai Struktur Ruang Kabupaten Deli
Serdang 2027.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 91/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 49
Tabel 3.21 Arahan Pengembangan Kegiatan PembangunanKabupaten Deli Serdang Tahun2007-2027
WilayahPengembangan
(WP)Fungsi Sub-WP Arahan Pengembangan Kecamatan Arahan Pengembangan
WP LubukPakam
(Pusat:KecamatanLubuk Pakam &Tanjung Morawa)
Fungsi utamasebagai kegiatanpemerintahankabupaten,permukiman,kegiatan komersialberupaperdagangan dan
jasa, kawasanindustri serta kotatransit untukBandara KualaNamu
Kec. PagarMerbau
Kawasanpengembanganperumahan
Pelayanan sosial dan jasa, kawasanperdagangan danpertanian
Galang Pengembangan industridan pelayanan sosial
Kec.Patumbak
Kawasanpengembanganperumahan/pemukiman
Pusat pelayanan sosialdan umum
industri
BangunPurba
Kawasanpengembangan industripengolahan kelapasawit dan karet
Kawasan komersial(perdagangan dan jasa)dan pelayanan sosialtermasukpengembangan
perumahanKec. DeliTua
Pusat pelayanan sosialdan umum,perdagangan sertaperumahan
Kawasan pertahanankeamanan (Yon Armed-2)
STM Hilir Pengembanganpertanian dan hutanproduksi
Pengembanganpariwisata
WP Percut SeiTuan
(Pusat: Kec.Percut Sei Tuan,Kec. Beringin,Kec. Pantai Labudan Kec. BatangKuis)
Fungsi utamasebagai pusatpengolahanperikanan,perkebunan,permukiman,
pusat kegiatanperdagangan dan
jasa, simpulpergerakan(Bandara UdaraKuala Namu), kotatransit pusat jasapergudangan,pusat pariwisatabahari sertawaterfront city
Kec.LabuhanDeli
Kawasan lindung dansuaka alam
Pengembanganpariwisata
Perdagangan dan jasa
- -
WP PancurBatu
(Pusat: Kec.Pancur Batu)
Fungsi utamasebagai kegiatanpertanianterutama kebun
campuran danpermukiman(pasar induksayuran regional),serta kawasanpendidikan(rencanapembangunankampus USU) danpengembanganpariwisata berupa
Kutalimbaru Pusat kegiatanagropolitan untukwilayah barat
Distribusi pertanian
Perumahan kepadatanrendah Kawasan lindung
- -
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 92/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 50
WilayahPengembangan
(WP)Fungsi Sub-WP Arahan Pengembangan Kecamatan Arahan Pengembangan
kebun binatang.
WP Sunggal
(Pusat: Kec.Sunggal)
Fungsi utamasebagai kawasanindustri,perdagangan dan
jasa, permukiman.
HamparanPerak
Pusat perdagangan dan jasa
Pusat pelayanan sosialdan umum
Pusat distribusi hasil
pertanian Kawasan hijau dan
pengembanganpertanian (agribisnis),
Pengembangankawasan perkotaan
industri
- -
WP Sibolangit
(Pusat: Kec.Sibolangit)
Fungsi utamasebagai kegiatanpertanian(agropolitan),kawasan suakaalam dan hutanproduksi, serta
pengembanganpariwisata.
STM Hulu Pusat pelayanan sosialdan umum
Pengembangankegiatan agropolitan
Distribusi pertanian Kawasan lindung, suaka
alam dan hutan
produksi Pengembangan
pariwisata
Namorambe Pusat pelayanan sosialdan umum
Kawasan pertahanankeamanan (Yon Armed-2)
Pengembanganpertanian , perumahan
dan pengembangankawasan,perdagangan,jasa
Pengembanganpariwisata
Biru-biru Pengembangankegiatan agropolitan
Distribusi pertanian danperkebunan
Pengembangankawasan wisata alamdan religius
GunungMeriah
Pengembangankegiatan agropolitan
Kawasan lindung dansuaka alam
Pengembanganpariwisata
Sumber : Hasil Analisis, 2007
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 93/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 51
3.4.4. KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
A. Konsep Pengembangan Wilayah
Konsep pengembangan Fokus Pengembangan Wilayah Metropolitan (mencakup 14
Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang) dan Wilayah Selatan (Agropolitan dan
Kawasan Lindung). Berdasarkan pada kriteria dan pertimbangan sebagai berikut;
1. Peluang pengembangan Kabupaten Deli Serdang sebagai kawasan metropolitan
yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kawasan Metropolitan Mebidang-Ro
(Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo).
2. Mensejajarkan Wilayah Sibolangit (bagian selatan) dengan bagian wilayah lainnya.
3. Peluang pengembangan Potensi pertanian di selatan Kabupaten Deli Serdang
4. Peluang pengembangan Potensi pariwisata di selatan Kabupaten Deli Serdang
5. Ketersediaan jaringan jalan di selatan Kabupaten Deli Serdang yang
menghubungkan dengan wilayah luarnya.
Inti dari konsep ini adalah ‘pembangunan difokuskan pada Wilayah Sibolangit
(bagian selatan), dengan konsep Integrasi Kawasan Metropolitan dan Agropolitan
yaitu pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi wilayah dan pengembangan
kegiatan yang membutuhkan pembangunan unit-unit pengelolaan, pengumpulan
dan pendistribusian produksi pertanian’.
B. Konsep Struktur Tata Ruang
Merupakan konsentrasi pengembangan pada wilayah Metropolitan Deli Serdang dan
wilayah Bagian Selatan (Wilayah Sibolangit dengan pusatnya di Sibolangit). Dari
penetapan pusat pelayanan utama tersebut diharapkan dapat menciptakan dampak
penularan perkembangan pada sektor-sektor pertanian dan Pariwisata yang ada diKabupaten Deli Serdang, khususnya bagian selatan.
C. Strategi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan konsep pengembangan diatas, maka strategi untuk mewujudkannya adalah
sebagai berikut;
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 94/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 52
1. Memaduserasikan dan kerjasama pembangunan kawasan industri dengan Kota
Binjai maupun Medan.
2. Pengembangan Kawasan Aerocity untuk mendukung keberadaan bandara
3. Membuka Jalur regional (akses) masuk dan keluar Kabupaten Deli Serdang dengan
prioritas memberikan akses untuk simpul kegiatan di Selatan Kabupaten Deli
Serdang (Wilayah Sibolangit)
4. Rencana jalan Inner Ring Road dan Outer Ring Road
5. Pengembangan sentra-sentra industri pertanian di bagian selatan Kabupaten Deli
Serdang (Wilayah Sibolangit)
6. Peningkatan fungsi jalan yang menghubungkan simpul kegiatan wilayah selatan
(Wilayah Sibolangit) dengan Bandar Udara Internasional Kuala Namu
7. Pembangunan unit-unit pengumpul hasil pertanian di bagian selatan Kabupaten Deli
Serdang
3.4.5. RENCANA PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DAN PEDESAAN
Berdasarkan karakteristik fisik serta fungsi kegiatannya, wilayah Kabupaten Deli Serdang
dapat dibedakan menjadi dua kawasan utama yaitu kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaan. Rencana pemanfaatan ruang pada kedua kawasan tersebut tentu saja perlu
dibedakan dalam hal komponen kegiatan yang dialokasikan di dalamnya, tingkat kedalaman
atau ketelitiannya dalam peta, serta kebutuhan untuk menjabarkannya lebih lanjut dalam
rencana tata ruang kawasan.
A. Kawasan Perkotaan
Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian,
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dandistribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi (UU No.
24/1992 dan disempurnakan kembali UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang).
Kawasan perkotaan di Kabupaten Deli Serdang adalah kota Lubuk Pakam dan kota-kota
ibukota kecamatan lainnya. Pada kawasan perkotaan ini akan dikembangkan berbagai
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 95/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 53
kegiatan perkotaan yang meliputi permukiman, sarana permukiman (fasilitas sosial dan
umum), prasarana (jalan, air bersih, drainase, air limbah, persampahan, listrik dan
telekomunikasi), dan kawasan fungsional kota (perdagangan/komersial, pemerintahan,
perkantoran/jasa, dan industri).
Untuk mengakomodasikan berbagai kegiatan perkotaan tersebut, rencana pemanfaatan ruang
pada kawasan perkotaan perlu dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) Kota.
B. Kawasan Perdesaan
Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumberdaya alam, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Kawasan perdesaan adalah kawasan di luar kawasan perkotaan yang telah dibahas pada
bagian sebelumnya. Pengelolaan kawasan perdesaan terutama diarahkan untuk meningkatkan
produktivitas kawasan perdesaan tersebut sesuai potensi/kesesuaian lahan yang dimilikinya.
3.4.6. STRUKTUR SISTEM TRANSPORTASI
Rencana pengembangan struktur jaringan transportasi disusun untuk mewujudkan pelayanan
aksesibilitas yang merata di seluruh Kabupaten Deli Serdang, dan mengarahkan
pertumbuhan wilayah dengan mempertahankan keseimbangan lingkungan dan ketersediaan
sumberdaya daerah. Oleh sebab itu, rencana struktur prasarana jalan meliputi rencana
pengembangan jaringan jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer dan kolektor
sekunder dan lokal primer.
Dalam UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan, berdasarkan fungsi, jalan dapat dikelompokkan
menjadi jalan arteri, jalan kolektor,jalan lokal dan lingkungan. Jalan primer merupakan jalan
umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan
rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna, sedangkan jalan
kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi
dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi Peranan jalan ini terkait dengan hirarki sistem jaringan yang harus disesuaikan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 96/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 54
dengan hirarki kegiatan kota baik sistem primer maupun sekunder. Hirarki sistem jaringan di
Kabupaten Deli Serdang perlu dimantapkan.
Untuk melengkapi hirarki sistem jaringan jalan, direncanakan pengembangan jalan alternatif
dengan memperioritaskan pembuatan jalan-jalan tembus yang sudah direncanakan sesuai
dengan fungsinya. Selain itu diupayakan peningkatan akses melalui rencana pengembangan
jalan bebas hambatan dalam kota.
Rencana Sistem Transportasi dirumuskan dalam rangka pengembangan sistem transportasi
untuk meningkatkan pelayanan jaringan transportasi wilayah. Isi Rencana Sistem
Transportasi adalah:
a) Penentuan fungsi jalan, yang meliputi penentuan jaringan jalan arteri, jalan kolektor,
dan jalan lokal baik primer maupun sekunder.
b) Rencana pembangunan jalan dan jembatan, termasuk pembangunan jalan/jembatan baru
untuk membuka kawasan terisolasi atau untuk meningkatkan kemampuan pemasaran
hasil-hasil produksi.
c) Rencana lokasi terminal sesuai dengan kelas pelayanan sebagai terminal wilayah dan
terminal sub-wilayah.
d) Rencana pembangunan/pengembangan bandar udara, sesuai dengan rencana tata ruang
dan kelayakannya.
Sistem transportasi yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang meliputi transportasi darat dan
udara. Transportasi tersebut merupakan sistem yang menunjang terhadap aktivitas dan
kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Sehingga diperlukan rencana pengembangan yang
terpadu dengan sistem rencana tata ruangnya agar aktivitas masyarakat dapat berjalan secara
sinergis.
Jaringan Jalan
Jaringan sistem transportasi regional pada wilayah Kabupaten Deli Serdang hanya berupa
jaringan transportasi jalan raya dengan jalan arteri primer pada zona Sunggal – Medan –
Lubuk Pakam. Kabupaten Deli Serdang, tepatnya Kota Lubuk Pakam, dilalui oleh Jalan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 97/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 55
Negara yang menghubungkan Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Riau dan NAD melalui Kota
Binjai dan Tebing Tinggi.
Berdasarkan sistem dan hirarki kota-kota yang ada di Kabupten Deli Serdang, maka hirarki
kota Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut:
a. Kota Utama yaitu kota-kota yang memenuhi atau mendekati persyaratan kota utama,
adalah Kota Lubuk Pakam, Sunggal, Tanjung Morawa, Batang Kuis, Pancur Batu,
Beringin, Pantai Labu,Percut Sei Tuan dan Sibolangit;
b. Kota Kedua, yaitu kota-kota yang memenuhi atau mendekati persyaratan kota kedua,
adalah Kota Galang, STM Hulu dan Hamparan Perak.
c. Kota Ketiga, yaitu kota-kota yang memenuhi atau mendekati persyaratan kota ketiga,adalah, Kota Pagar Merbau, Bangun Purba, STM Hilir, Namorambe, Biru-biru dan
Gunung Meriah.
Untuk kota-kota kecamatan, selain memiliki fungsi pelayanan minimal juga dikembangkan
sebagai pusat pelayanan perangkutan umum antar kota kecamatan, dan juga sebagai simpul-
simpul pelayanan perangkutan umum regional. Hal ini terjadi pada Kota Sunggal, Pagar
Merbau, Sibolangit dan Galang. Selain itu pusat pelayanan kegiatan perdagangan antara
wilayah kecamatan, antar wilayah pengembangan, dan regional yang meliputi Kota LabuhanDeli, Deli Tua dan Percut Sei Tuan.
Melihat ruas-ruas jalan yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang maka daerah-daerah di
Kabupaten Deli Serdang hampir seluruhnya sudah dapat dijangkau oleh kendaraan bermotor.
Selain dari ruas jalan arteri yang menghubungkan Kota Lubuk Pakam – Kecamatan Tanjung
Morawa – Kota Medan – Kecamatan Sunggal yang merupakan bagian dari ruas jalan
Serdang Bedagai – Medan - Binjai, ruas jalan penting lainnya yang berperan dalam
perhubungan Wilayah Pengembangan di Kabupaten Deli Serdang adalah ruas jalan kolektor
yang statusnya merupakan jalan propinsi yaitu:
• Ruas jalan Kota Lubuk Pakam – Kota Medan – Kecamatan Namorambe Kecamatan
Sibolangit menuju Kabupaten Karo
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 98/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 56
• Ruas jalan Kota Lubuk Pakam – Kota Medan – Pancur Batu – Sibolangit menuju
Kabupaten Karo
• Ruas jalan Lubuk Pakam – Pagar Merbau - Galang menuju Kabupaten Karo.
• Ruas jalan Kota Lubuk Pakam – Tanjung Morawa – Simpang Kayu Besar – Kuala Namu
Rencana Pembangunan Jalan Tol
Adanya rencana pembangunan jalan tol lintas Binjai - Medan – Deli Serdang – Kota Tebing
Tinggi bertujuan untuk menampung arus pergerakan kegiatan ekonomi yang sangat padat
melalui jalur tengah. Dengan adanya jalan tol tersebut pergerakan yang menghubungkan
antara pusat-pusat pertumbuhan kegiatan ekonomi terutama industri di sepanjang jalur
tengah tidak lagi menambah beban jalur jalan negara yang sudah sangat padat tersebut.Keberadaan jalan tol ini diharapkan akan memacu perkembangan perekonomian di wilayah
sekitar jalur lintasannya. Pada umumnya perkembangan yang relatif pesat terjadi di seputar
pintu persimpangan keluar/masuk jalan tol.
Pembangunan jalan tol Binjai - Medan – Deli Serdang – Kuala Namu - Kota Tebing Tinggi
ini sekarang belum dilaksanakan akan tetapi kelak nanti akan dilaksanakan, karena untuk
menopang kegiatan ekonomi regional menuju Bandara Udara Kuala Namu baik yang
berangkat dari Kota Binjai, Medan maupun Tebing Tinggi dan Serdang Bedagai. Dampak positif dari pembangunan jalan tol tersebut terhadap perkembangan Kabupaten Deli Serdang
antara lain, akan memacu perkembangan kegiatan ekonomi, terutama tumbuhnya zona-zona
industri yang akan berlokasi di wilayah strategis di sepanjang jalan tol. Sedangkan dampak
negatif dari pembangunan jalan tol ini yaitu akan menimbulkan fragmentasi di wilayah utara
- selatan.
Untuk menghindari fragmentasi yang dapat terjadi tersebut, maka diperlukan suatu sistem
transportasi yang bertujuan agar persebaran perkembangan karena adanya penambahan
fasilitas jalan tol tersebut dapat merata keseluruh wilayah di Kabupaten Deli Serdang.
Infrastruktur pendukung transportasi tersebut adalah berupa peningkatan jalan-jalan dan
pembukaan pintu gerbang tol baru di seputar Kabupaten yang bertujuan memudahkan
pengguna jalan untuk dapat mengakses jalan tol dengan semudah-mudahnya. Untuk itu
segala hambatan yang terjadi pada ruas-ruas jalan antara pusat-pusat kegiatan dan kota-kota
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 99/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 57
di Kabupaten Deli Serdang dengan jalan akses tol di Kabupaten Deli Serdang harus
diminimalkan.
Perkiraan akses jalan tol di Kabupaten Deli Serdang adalah di daerah Kecamatan Percut Sei
Tuan, Labuhan Deli, Tanjung Morawa, Batang Kuis, Lubuk Pakam, Pagar Merbau,
Hamparan Perak dan Sunggal. Berkaitan dengan lokasi Bandara, maka diperlukan jalan
akses masuk yang baik dan strategis yang dapat dengan mudah mengakses jalan tol Binjai -
Medan – Deli Serdang – Kuala Namu – Kota Tebing Tinggi. Dengan demikian untuk masuk
ke Bandara dapat di akses dari berbagai arah. Dari arah Binjai, Kota Medan, Kabupaten
Langkat, Kabupaten Karo, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi dapat di
akses melalui jalan tol Binjai - Medan – Deli Serdang – Kuala Namu – Kota Tebing Tinggi.
Melihat kondisi jalan yang ada, maka diperlukan peningkatan dari ruas-ruas jalan yang ada
guna mengantisipasi transportasi di wilayah Kabupaten Deli Serdang agar tercapai suatu
lingkungan jalan yang aman, nyaman dan memadai, meliputi sebagian atau keseluruhan dari
hal-hal berikut ini:
• Pelebaran jalan dengan peningkatan konstruksi jalan
• Perbaikan dan peningkatan lapisan aus untuk memperbaiki kekuatan jalan
• Pembuatan bahu jalan disertai dengan pengaman konstruksi seperti sistem drainase
• Meningkatkan perlengkapan jalan berupa rambu-rambu, pagar pengaman dan marka
jalan
• Peningkatan dan pelebaran jembatan yang ada.
Adapun peningkatan jalan yang perlu dilakukan adalah pelebaran jalan dari 2,5 – 4,0 meter
menjadi lebar minimum lapisan aspal 5,5 meter, yaitu jalur dua arah dengan lebar 2,75 meter
per lajur serta pembuatan bahu jalan dengan lebar minimum 0,5 meter. Untuk jalur yang
padat, maka perlu dipikirkan untuk meningkatkan jalan dengan membagi dua jalan dengan
median serta mempertimbangkan penggunaan dua lajur untuk setiap jalurnya (4 lajur dua
arah terbagi). Peningkatan jalan harus disertai pula dengan peningkatan lebar jembatan yang
ada di Kabupaten Deli Serdang, terutama untuk jalur yang padat dengan lalu lintas
kendaraan. Dengan melihat perkembangan kota Lubuk Pakam sebagai ibukota Kabupaten
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 100/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 58
serta melihat perkembangan aktifitas lalu lintas yang terjadi, maka peningkatan jalan berupa
jalan 4 lajur 2 arah terbagi perlu dilakukan pada ruas jalan Tanjung Morawa - Lubuk Pakam
– Pagar Merbau. Hal ini sangat berkaitan dengan akses transportasi pada arah sumbu tengah
di Kabupaten Deli Serdang. Selain itu, adanya pembangunan Bandara Internasional Kuala
Namu di Kecamatan Pantai Labu dan Beringin serta rencana peningkatan akses menuju
bandara dan seluruh wilayah Kabupaten Deli Serdang, maka selain dari ruas Tanjung
Morawa – Lubuk Pakam – Beringin, ruas jalan yang perlu ditingkatkan juga adalah ruas
Medan – Percut Sei Tuan – Batang Kuis – Lubuk Pakam menuju Kabupaten Serdang
Bedagai, Batang Kuis – Pantai Labu dan Tanjung Morawa - Beringin.
Jaringan Kereta Api
Transportasi kereta api di Kabupaten Deli Serdang saat ini dalam kondisi baik, dan melayani
hingga Kota Tebing Tinggi ke arah timur dan Kota Binjai ke arah barat. Sedangkan untuk
menuju NAD masih dalam pengkajian ulang untuk peng aktif-annya. Kondisi ini sangat
tergantung pada kebijaksanaan Departemen Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (PT.
KAI).
Untuk mengantisipasi kebutuhan transportasi pada masa mendatang, terutama dengan adanya
rencana pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu di Kecamatan Pantai Labu dan
Beringin Kabupaten Deli Serdang, direncanakan pembangunan jaringan transportasi kereta
api untuk mendukung sistem transportasi bandara yang aman dan dapat diandalkan.
Jalan Lingkar (Ring Road)
Sehubungan dengan letak kota Lubuk Pakam sebagai pusat kegiatan wilayah di Kabupaten
Deli Serdang yang terletak pada jalur utama pergerakan pada poros tengah wilayah
Kabupaten Deli Serdang, maka untuk mengantisipasi perkembangan wilayah serta untuk
mendukung sistem transportasi yang memadai perlu dikembangkan sistem jaringan jalan
lingkar (ring road) kota Lubuk Pakam. Keberadaan jalan ini sekaligus sebagai pemecah
konsentrasi kepadatan jalan yang akan terjadi pada masa mendatang.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 101/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 59
Terminal
Terminal adalah merupakan titik simpul dalam sistem jaringan transportasi darat yang
berfungsi sebagai pelayanan umum dan melancarkan arus penumpang/barang. Berdasarkan
fungsinya terminal penumpang dikelompokan menjadi:
- Terminal penumpang Tipe B, melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota
dalam propinsi, angkutan kota, dan angkutan pedesaan. Terminal ini menampung 25-50
kendaraan/jam dengan luas kebutuhan ruang ± 5 Ha.
- Terminal Regional, melayani kendaraan umum untuk angkutan kota dan atau angkutan
pedesaan. Terminal ini biasanya menampung kurang dari 25 kendaraan/jam dengan luas
kebutuhan ruang ± 2,5 Ha
- Sub-Terminal, melayani kendaraan umum untuk angkutan kota dan atau angkutan
pedesaan dengan luas kebutuhan + 1,0 Ha.
- Terminal Terpadu, merupakan terminal gabungan antar berbagai moda, yaitu antara
moda transportasi jalan raya, jalan rel, udara maupun sungai/laut, baik untuk melayani
penumpang maupun barang. Luas terminal disesuaikan dengan moda transportasi yang
dilayani.
Pengembangan terminal harus disesuaikan pula dengan perkembangan angkutan umum
meliputi moda angkutan umum berupa bus dan non-bus yang melayani rute angkutan dan
melewati terminal terkait. Dengan demikian maka pengembangan yang dilakukan
terhadap terminal harus dapat mengantisipasi perkembangan moda angkutan. Setiap terminal
yang ada di Kabupaten Deli Serdang harus dapat menampung bus antar kota, disamping
memberikan pelayanan terminal angkutan kota dan perdesaan.
Kendala utama dalam peningkatan terminal adalah kebutuhan luas terminal yang masih
belum memadai. Kondisi terminal yang ada harus sesuai dengan persyaratan kelayakan dan
keamanan suatu terminal penumpang. Keberadaan jalan akses masuk terminal penumpang
yang terletak di tikungan mempersulit serta membahayakan kendaraan umum yang
keluar/masuk terminal. Untuk itu diperlukan perubahan atau rekondisi terminal agar dapat
diakses dengan mudah dan aman. Untuk itu alternatif pemindahan yang diusulkan adalah
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 102/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 60
melakukan pemindahan terminal Lubuk Pakam eksisting ke luar jalur Serdang Bedagai –
Deli Serdang - Medan.
Transportasi Udara
Bandara internasional berfungsi sebagai pintu utama dari suatu negara, termasuk didalamnya
pulau Sumatera secara menyeluruh dan propinsi Sumatera Utara secara khusus. Bandara
internasional juga merupakan suatu penghubung primer bagi rute-rute penerbangan antar
negara, sekaligus penghubung utama penerbangan antar pulau dan kota-kota besar di seluruh
Wilayah Indonesia.
Bandara Internasional Kuala Namu di Kecamatan Pantai Labu dan Beringin Kabupaten Deli
Serdang diarahkan sebagai bandara internasional dengan tujuan penerbangan jarak jauh,
sanggup didarati pesawat berbadan lebar dengan muatan maksimum serta memiliki faktor
keamanan penerbangan yang baik. Untuk itu, bandara internasional diklasifikasikan sebagai
bandara kelas I.
Bandara Internasional Kuala Namu di Kabupaten Deli Serdang diarahkan sebagai bandara
sipil dengan fungsi sipil komersial. Dengan status sebagai Bandara sipil, maka fungsi sipil
komersial menjadi hal utama dalam pengembangan fungsi bandara. Peruntukan bandara
sebagai bandara internasional memperjelas kedudukan bandara untuk melayani penerbangan
sipil komersial internasional dan domestik.
Sehubungan dengan kondisi dan letak geografis Bandara Internasional di Kabupaten Deli
Serdang yang terletak relatif di timur Sumatera Utara, maka diharapkan transportasi udara
akan memainkan peranan penting pada wilayah ini guna mendukung aktivitas ekonomi,
pengembangan regional, keseimbangan ekonomi, komunikasi serta persatuan nasional.
Pembatasan pengembangan wilayah lebih diutamakan pada daerah Kawasan Pendekatan dan
Lepas Landas serta daerah Permukaan Horizontal Dalam yang harus bebas terhadap
halangan (obstacles) penerbangan. Lihat Gambar di bawah ini mengenai Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP).
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 103/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 61
Sumber : Laporan KKOP, DISHUB Kab. Deli Serdang, 2004
Gambar 3.4 Kawasan Pendekatan Dan Lepas Landas
Sistem jaringan utama, seperti pelabuhan, terminal, dan sebagainya dikembangkan dalam
rangka mendukung struktur ruang wilayah. Konsentrasi pengembangan sistem jaringan
utama di Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut:
1. Rencana peningkatan Terminal Tipe B (Lubuk Pakam) di Kecamatan Lubuk Pakam.
2. Rencana peningkatan Terminal Kota di Kecamatan Sunggal.
3. Rencana Pembangunan Terminal Tipe C (pelayanan dalam kota) di Kecamatan Percut
Sei Tuan dan Tanjung Morawa.
4. Rencana Pembangunan Sub Terminal Perkotaan di Kecamatan Deli Tua, Patumbak dan
Pancur Batu.
5. Rencana Pembangunan sub terminal perdesaan di Kecamatan Sibolangit dan Gunung
Meriah.
6. Pembangunan Pelabuhan Khusus (Industri) di Kecamatan Percut Sei Tuan.
7. Pembangunan Pangkalan Pelabuhan Ikan (PPI) dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di
Kecamatan Percut Sei Tuan sekaligus mendukung pariwisata.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 104/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 62
8. Peningkatan TPA (Pancur Batu, Namo Bintang, STM Hilir) dan pembangunan baru TPA
di Kabupaten Deli Serdang.
9. Pengembangan Pelabuhan Belawan ke wilayah Kabupaten Deli Serdang.
Untuk transportasi ke luar kota, terdapat angkutan AKDP. Data Bus dan MPU AKDP yang
beroperasi dari Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.22 Bus AKDP Yang Beroperasi Dari Kabupaten Deli Serdang
NONAMA
PERUSAHAANT R A Y E K
JUMLAH
BUS RIT
1 PO. MEGASARI D. Masihul - Galang - Medan PP 6 12
Dolok Masihul - Tebing Tinggi PP 4 16
Negeri Dolok - Galang - Medan PP 4 8
Bah Siduadua -Galang - Medan PP 4 6
J U M L A H 18
2 PO. USAHA BARU Medan - Klumpang - H. Perak - L. Deli - Belawan PP 12 72
3 CV. BATANGGADIS
Medan - Tembung - Kolam PP 2 8
Medan - Batang Kuis PP 10 60
Medan - Batang Kuis - Serdang PP 4 16
Medan - Batang Kuis - Rt. Panjang PP 2 8
J U M L A H 18
4 CV. SINTONGJAYA
Medan - Perbaungan PP 7 42
Medan - Pantai Labu PP 4 8
Medan - L. Pakam - Pertumbukan PP 4 8
Medan - Balige PP 2 2
J U M L A H 17
5 CV. NETIS T.Tinggi-D.Masihul-Galang-L.Pakam-Medan PP 30 60
6 CV. NITRA N.Rambe-PSR.Lima-Jl.Eka Surya-Jl.KaryaWisata-Jl.Karya Jasa-Jl.Sp.Selayang-Jl.J.Ginting-Jl.S.Budi-Jl.Flamboyan Raya-Jl.Bunga Sakura-Jl.B.Raya-Pam Tirtanadi-Jl.P.Baris-T.P.Baris
PP 40 120
Undian Tj.Morawa-T.Amplas-Jl.S.M.Raja-Jl.Jend.A.H.Nasution-D.Tua-Psr.Enam Armed II
PP 50 150
Negara Tj.Morawa-T.Amplas-Jl.S.M.Raja-
Jl.Jend.A.H.Nasution-Jl.Karya Jasa-Jl.J.Ginting-
PP 40 120
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 105/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 63
NONAMA
PERUSAHAANT R A Y E K
JUMLAH
BUS RIT
Jl.Bunga Lau (RS.A.Malik)-Jl.Medan Permai-
Jl.B.Sakura-Jl.B.Raya-Pam Tirtanadi-Jl.P.Baris-
T.P.Baris
D.Tua-Jl.A.H.Nasution-Jl.K.Jasa-Jl.J.Ginting-
Jl.N.Surbakti-Jl.Flamboyan Raya-Jl.B.Sakura-
Jl.P.Baris-T.P.Baris
PP 80 240
N.Rambe-Psr.V-Jl.E.Surya-Jl.K.Wisata-
Jl.J.Ginting-Jl.S.Budi-Jl.F.Raya-Jl.B.Sakura-
Jl.B.Raya-Pam Tirtanadi-Jl.P.Baris-Jl.Binjai-Diski-
Pondok Sei Mencirim Kec.Sunggal/ Kutalimbaru
PP 60 180
Negara Tj.Morawa-T.Amplas-Jl.S.M.Raja-
Jl.A.H.Nasution-Jl.K.Jasa-Jl.J.Ginting-Jl.B.Lau(RS.A.Malik)-Jl.Medan Permai-Jl.B.Sakura-
Jl.B.Raya-Pam Tirtanadi-Jl.P.Baris-T.P.Baris-
Sp.Paya Geli-Jl.Sei Mencirim-Pondok SeiMencirim-Kec.Sunggal/ Kutalimbaru
PP 40 120
J U M L A H 310
7 CV. CITRA Medan-T.Tinggi-Kisaran PP 5 10
Medan-T.Tinggi-Sinaksak PP 5 10
Medan-T.Tinggi-Serbelawan PP 5 10
Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Muara
Sipongi
PP 4 4
Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Sinunukan PP 3 3
Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-K.Pinang-
Penyabungan-Natal PP 3 3
J U M L A H 25
8 KPU. RAJA WALI Medan-T.Tinggi-Pagurawan PP 10 30
Medan-T.Tinggi-L.Puluh-Perdagangan PP 15 45
Medan-L.Pakam-Galang-D.Masihul-Serbelawan PP 10 10
J U M L A H 35
9 PT. DIRGANTARADELI TRANS
P.Cermin-L.Pakam-Medan PP 6 18
Medan-Binjai-Kuala Begumit PP 6 18
Medan-L.Pakam-Galang-D.Masihul-Sp.Grapu-
N.Dolok
PP 3 12
Medan-Tj.Morawa-L.Pakam-Perbaungan-
Sei Rampah-Bamban-Sp.Stasiun PP 8 24
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 106/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 64
NONAMA
PERUSAHAANT R A Y E K
JUMLAH
BUS RIT
Medan-L.Pakam-Perbaungan-T.Tinggi-Indrapura-
Kisaran PP 7 14
L.Pakam-Asrama Haji-Sp.Pos-Jl.N.Surbakti-
T.P.Baris-Binjai
PP 3 9
Medan-T.Tinggi-G.Pamela-Sipispis PP 3 6
Medan-T.Tinggi-R.Prapat-A.Nabara PP 3 3
Medan-T.Tinggi-Kisaran-Tj.Balai PP 3 6
Medan-L.Pakam-Kuala Bali-N.Dolok-T.Tinggi-Sipispis
PP 3 6
Medan-L.Pakam-T.Tinggi-Kisaran-B.P.Mandoge-
T.Jawa
PP 3 3
Medan-L.Pakam-T.Tinggi-Kisaran PP 3 6Medan-Brastagi-K.Jahe-Merek-S.Dolok PP 3 3
Medan-Brastagi-K.Jahe-Merek-Sumbul -D.Sanggul-Barus
PP 3 3
J U M L A H 57
Sumber : Hasil Olahan Konsultan
Tabel 3.23 Perusahaan MPU AKDP Awal Keberangkatan Dari Kab. Deli Serdang
NO PERUSAHAANTUJUAN
JUMLAHBINJAI MEDAN
1 CV. NETIS 70 70
2 CV. TUNAS BARU 20 35 55
3 CV. NITRA 336 336
4 KPU. RAJAWALI 30 30
5 CV. HIKMA 60 60
JUMLAH MPU 20 531 551
Sumber : Hasil Olahan Konsultan
3.5. KABUPATEN KARO
3.5.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN WILAYAH
A. Letak Geografis
Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan Daerah
Hulu Sungai. Luas wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha atau 2,97
persen dari luas Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan secara geografis terletak
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 107/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 65
diantara 2°50’–3°19’ Lintang Utara dan 97°55’–98°38’ Bujur Timur. Batas-batas wilayah
Kabupaten Karo adalah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Toba Samosir
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten
Simalungun
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi Nangroe Aceh
Darusalam).
Ibukota Kabupaten Karo adalah Kabanjahe yang terletak sekitar 76 km sebelah selatan kota
Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara.
Sejak zaman Belanda Kabupaten Karo sudah terkenal sebagai tempat peristirahatan. Setelah
kemerdekaan Republik Indonesia kemudian dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata di
Propinsi Sumatera Utara. Objek-objek pariwisata di Kabupaten Karo adalah panorama yang
indah di daerah pegunungan, air terjun, air panas, dan kebudayaan yang unik.
Kabupaten Karo terkenal sebagai daerah penghasil berbagai buah-buahan dan bunga-
bungaan, dan mata pencaharian penduduk yang terutama adalah usaha pertanian pangan,
hasil hortikultura dan perkebunan rakyat. Keadaan hutan cukup luas yaitu mencapai
129.749Ha atau 60,99 persen dari luas Kabupaten Karo.
Kabupaten Karo merupakan Daerah Hulu Sungai (DHS) dan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Wampu/Ular, sub Daerah Aliran Sungai Laubiang.
Potensi Industri yang ada adalah Industri kecil dan aneka industri yang mendukung pertanian
dan pariwisata. Potensi sumber-sumber mineral dan pertambangan yang ada di Kabupaten
Karo diduga cukup potensial namum masih memerlukan survei lapangan.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 108/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 66
Gambar 3.5 Peta Kabupaten Karo
B. Wilayah Administrasi
Tabel 3.24 Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Karo
No Kecamatan
Desa/
Kelurahan
Luas Wilayah
(Km²)
Jumlah
Penduduk 1 KABANJAHE 13 44,65 53.410
2 BERASTAGI 10 30,50 40.341
3 BARUSJAHE 19 128,04 23.161
4 TIGAPANAH 26 186,84 22.675
5 MEREK 19 125,51 15.689
6 MUNTE 22 125,64 17.941
7 JUHAR 25 218,56 13.248
8 TIGABINANGA 20 160,38 19.233
9 LAUBALENG 15 252,60 17.065
10 MARDINGDING 12 267,11 17.81611 PAYUNG 8 47,24 10.113
12 SIMPANG EMPAT 17 93,48 18.574
13 KUTABULUH 16 195,70 11.733
14 DOLAT RAYAT 7 32,25 8.380
15 MERDEKA 9 44,17 11.543
16 NAMAN TERAN 14 87,82 10.735
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 109/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 67
Sumber : www.karokab.go.id
3.5.2. KEPENDUDUKAN DAN EKONOMI
A. Jumlah Penduduk
Menurut sensus penduduk 2010 jumlah penduduk Kabupaten Karo berjumlah 350.960 jiwa
dengan rincian penduduk berjenis kelamin laki-laki 174.418 jiwa dan perempuan 176.542
jiwa. Berikut tabel jumlah penduduk per kecamatan tahun 2010.
Tabel 3.25 Jumlah Penduduk Kabupaten Karo Menurut Jenis Kelamin per KecamatanTahun 2010
No Kabupaten/KotaKecamatan
Penduduk SexRatio
DistribusiPendudukLaki-laki Perempuan Jumlah
1 Mardingding 8.526 8.536 17.062 100 4.9
2 Laubaleng 8.905 8.808 17.716 101 5.0
3 Tiga Binanga 9.915 9.985 19.900 99 5.7
4 Juhar 6.592 6.652 13.244 99 3.8
5 Munte 9.739 9.947 19.686 98 5.6
6 Kuta Buluh 5.241 5.345 10.586 98 3.0
7 Payung 5.364 5.473 10.837 98 3.1
8 Tiganderket 6.434 6.744 13.178 95 3.8
9 Simpang Empat 9.515 9.500 19.015 100 5.4
10 Naman Teran 6.522 6.274 12.796 104 3.6
11 Merdeka 6.682 6.628 13.310 101 3.8
12 Kabanjahe 30.989 32.337 63.326 96 18.0
13 Berastagi 21.206 21.335 42.541 99 12.1
14 Tigapanah 14.519 14.800 29.319 98 8.4
15 Dolat Rayat 4.108 4.188 8.296 98 2.4
16 Merek 9.259 8.795 18.054 105 5.1
17 Barusjahe 10.902 11.195 22.097 97 6.3
JUMLAH 174.418 176.542 350.960 100 100
Sumber : Sensus Penduduk 2010
17 TIGANDERKET 17 86,76 13.341
Jumlah 2010 269 2127,25 324.998
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 110/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 68
B. PDRB
Tabel 3.26 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karo Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku 2000, 2008, 2009
No Lapangan Usaha Tahun
2000 2008 r) 2009 *)
(1) (2) (3) (4) (5)1 PERTANIAN 1 393 107,08 3 023 484,63 3 413 849,08
1 1 Tanaman Bahan Makanan 1 167 872,22 2 368 070,28 2 659 311,31
1 2 Tanaman Perkebunan Rakyat 104 813,52 443 593,92 520 595,73
1 3 Peternakan 114 127,55 202 712,03 224 109,47
1 4 Kehutanan 3 084,79 3 010,71 3 319,37
1 5 Perikanan 3 209,00 6 097,69 6 513,20
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 5 246,35 17 555,38 20 331,35
2 1 Pertambangan 4 264,52 14 116,20 16 502,30
2 2 Penggalian 981,83 3 439,18 3 829,053 INDUSTRI 16 979,24 40 625,98 42 160,62
3 1 Industri Migas - - -
3 2 Industri Tanpa Migas 16 979,24 40 625,98 42 160,62
4 LISTRIK, GAS, dan AIR BERSIH 6 349,37 19 147,92 20 361,58
4 1 Listrik 3 586,00 12 711,71 13 598,61
4 2 Gas - - -
4 3 Air Bersih 2 763,37 6 436,20 6 762,97
5 BANGUNAN 65 455,62 189 662,20 212 313,07
6 PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN 241 036,18 605 945,13 675 896,94
6 1 Perdagangan 210 225,80 530 454,22 592 632,23
6 2 Hotel 12 490,14 21 282,21 24 559,35
6 3 Restoran 18 320,24 54 208,70 58 705,36
7 ANGKUTAN & KOMUNIKASI 154 466,31 414 756,79 436 411,11
7 1 Angkutan 143 840,01 376 912,20 394 561,30
7 2 Komunikasi 10 626,30 37 844,59 41 849,81
8 BANK & LEMBAGA KEUANGAN 34 888,61 88 833,47 98 206,23
8 1 Perbankan 16 843,20 44 589,39 50 914,77
8 2 Lembaga Keuangan Bukan Bank 4 583,45 12 770,26 13 931,07
8 3 Jasa Penunjang Keuangan 372,24 986,52 1 036,11
8 4 Sewa Rumah 11 096,91 26 598,76 28 219,09
8 5 Jasa Perusahaan 1 992,81 3 888,53 4 105,19
9 JASA – JASA 186 845,27 658 667,69 727 014,43
9 1 Pemerintahan 128 334,70 545 732,52 606 041,27
9 2 Sosial Kemasyarakatan 8 571,17 27 847,51 30 775,92
9 3 Hiburan & Kebudayaan 12 964,09 19 412,87 20 494,65
9 4 Perorangan & Rumah Tangga 36 975,31 65 674,79 69 702,58
JUMLAH 2 104 374,02 5 058 679,19 5 646 544,41
Keterangan : r) = Angka Perbaikan *) = Angka Sementara
Sumber : www.karokab.go.id
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 111/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 69
Tabel 3.27 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karo Menurut Lapangan UsahaAtas Dasar Harga Konstan 2000, 2008, 2009
No Lapangan UsahaTahun
2000 2008 r) 2009 *)
(1) (2) (3) (4) (5)1 PERTANIAN 1 393 107,08 1 770 599,84 1 853 345,65
1 1 Tanaman Bahan Makanan 1 167 872,22 1 379 009,25 1 425 004,75
1 2 Tanaman Perkebunan Rakyat 104 813,52 241 665,99 272 318,77
1 3 Peternakan 114 127,55 144 837,25 150 784,24
1 4 Kehutanan 3 084,79 1 545,13 1 576,56
1 5 Perikanan 3 209,00 3 542,23 3 661,34
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 5 246,35 10 024,67 11 126,55
2 1 Pertambangan 4 264,52 8 243,13 9 234,56
2 2 Penggalian 981,83 1 781,54 1 891,99
3 INDUSTRI 16 979,24 23 808,49 24 077,37
3 1 Industri Migas - - -
3 2 Industri Tanpa Migas 16 979,24 23 808,49 24 077,37
4 LISTRIK, GAS, dan AIR BERSIH 6 349,37 9 119 99 9 523,86
4 1 Listrik 3 586,00 5 560,96 5 854,41
4 2 Gas - - -
4 3 Air Bersih 2 763,37 3 559,03 3 669,45
5 BANGUNAN 65 455,62 108 026,33 113 276,76
6 PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN 241 036,18 430 314,26 456 113,97
6 1 Perdagangan 210 225,80 390 613,12 414 647,47
6 2 Hotel 12 490,14 14 651,93 15 377,49
6 3 Restoran 18 320,24 25 049,21 26 089,01
7 ANGKUTAN & KOMUNIKASI 154 466,31 282 954,34 291 327,23
7 1 Angkutan 143 840,01 260 198,25 266 330,257 2 Komunikasi 10 626,30 22 756,10 24 996,98
8 BANK & LEMBAGA KEUANGAN 34 888,61 49 092,44 51 904,29
8 1 Perbankan 16 843,20 24 499,27 26 531,38
8 2 Lembaga Keuangan Bukan Bank 4 583,45 6 742,57 6 960,54
8 3 Jasa Penunjang Keuangan 372,24 544,22 560,93
8 4 Sewa Rumah 11 096,91 14 783,93 15 269,76
8 5 Jasa Perusahaan 1 992,81 2 522,45 2 581,67
9 JASA – JASA 186 845,27 335 447,22 364 903,66
9 1 Pemerintahan 128 334,70 264 449,34 292 040,20
9 2 Sosial Kemasyarakatan 8 571,17 11 834,09 12 413,80
9 3 Hiburan & Kebudayaan 12 964,09 15 644,57 16 120,45
9 4 Perorangan & Rumah Tangga 36 975,31 43 519,22 44 329,22JUMLAH 2 104 374,02 3 019 387,58 3 175 599,35
Keterangan : r) = Angka Perbaikan *) = Angka Sementara
Sumber : www.karokab.go.id
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 112/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 70
3.5.3. TRANSPORTASI
Tabel 3.28 Panjang Jalan Aspal, Berbatu dan Tanah (KM) 2009
Sumber : www.karokab.go.id
Tabel 3.29 Jarak Dari Ibukota Kabupaten Ke Ibukota Kecamatan Serta Kondisi Jalannya(Km) 2009
No Jenis Jalan Panjang
(1) (2) (3)
1 Jalan Negara 149,21
2 Jalan Propinsi 59,31
3 JALAN KABUPATEN/DESA 1 125,30
3 1 Aspal 662,85
3 2 Berbatu 81,20
3 3 Krikil 131,70
3 4 Tanah 249,55
3 5 Analisa (SPA)/Beton -
Jumlah (1+2+3) 2009 1 333,82
2008 1 328,43
2007 1 333,82
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab Karo
Dinas Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Utara
No Kecamatan
Jarak IbukotaKabupaten
Ke Ibukota
Kecamatan
(KM)
Kondisi Jalan
Panjang JalanKecamatanBaik Sedang Rusak
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Mardingding 95 - 14 81 100,402 Laubaleng 77 - 10 67 58,90
3 Tigabinanga 35 - 6 29 85,55
4 Juhar 45 10 6 29 93,20
5 Munte 24 - 11 13 101,60
6 Kutabuluh 37 25 3 9 94,90
7 Payung 25 13 3 9 22,00
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 113/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 71
Tabel 3.30 Jumlah Jembatan Dirinci Menurut Jenis Jembatan 2009
8 Tiganderket 29 17 3 9 36,80
9 Simpang Empat 6,6 3,6 2 1 43,50
10 Naman Teran 16,5 13,5 2 1 36,30
11 Merdeka 13 11 - 2 21,40
12 Kabanjahe - - - - 71,3213 Berastagi 11 11 - - 55,68
14 Tigapanah 5 1 - 4 88,75
15 Dolat Rayat 17 17 - - 34,70
16 Merek 26 2 4 20 89,40
17 Barusjahe 15 5 1,7 8,3 90,90
Jumlah 2009 129,1 65,7 282,3 1 125,3
2008 62,0 150,0 263,2 1 125,3
2007 86,0 162,6 153,0 1 125,3
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab Karo
No Kecamatan
Jenis Jembatan
Besi Kayu BetonKatrol,
GantungJumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Mardingding 6 2 1 - 9
2 Laubaleng 5 - - - 53 Tigabinanga 14 2 7 - 23
4 Juhar 10 2 4 - 16
5 Munte 1 2 6 - 9
6 Kutabuluh 5 1 6 1 13
7 Payung 1 - 2 - 3
8 Tiganderket 4 - 1 - 5
9 Simpang Empat - 1 1 - 2
10 Naman Teran 4 - - - 4
11 Merdeka 2 - - - 2
12 Kabanjahe 2 - 2 - 413 Berastagi - - - - -
14 Tigapanah 5 - 2 - 7
15 Dolat Rayat 1 - 1 - 2
16 Merek 4 2 2 - 8
17 Barusjahe 6 2 3 - 11
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 114/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 72
Tabel 3.31 Perusahaan Bus AKDP Awal Keberangkatan Kab. Karo
NO. PERUSAHAAN
D . S E R D A N G
P S I A N T A R
T . B A L A I
L . B A T U
D A I R I
M E D A N
L A N G K A T
J U M L A H
1 PO. LIBERTY 2 2
2 PO. GARUDA 4 11 15
3 PO. SEPADAN 10 10
4 PO. SIMAS 9 5 5 19
5 CV. SINAR SEPADAN 8 4 126 PO. SINABUNG JAYA 61 61
7 PO. SELAMAT JALAN 10 26 36
8 CV. SEBAYANG PRIBUMI 31 31
9 PT. SUTRA 71 71
10 PO. DALINTA RAS 20 20
11 PO. PINEM 2 2
12 PO. BORNEO 20 20
JUMLAH BUS 20 9 17 30 4 193 26 299
Sumber : Hasil Olahan Konsultan
Tabel 3.32 Perusahaan MPU AKDP Awal Keberangkatan Kab. Karo
NO. PERUSAHAAN
P S I A N T A R
S I M A L U N G U N
T J . B A L A I
L A N G K A T
M E D A N
J U M L A H
1 CV. SINAR SEPADAN 15 15
2 CV. BAYU TRANSPORT 5 3 8 16
3 KPU. RAJAWALI 15 15
4CV. BINTANG TANIJAYA 12 12
5 PO. PINEM 5 5
JUMLAH MPU 17 3 23 5 15 63
Sumber : Hasil Olahan Konsultan
Jumlah 2009 70 14 38 1 123
2008 28 28 29 1 86
2007 24 24 38 1 87
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab Karo
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 115/248
BAB 3. GAMBARAN WILAYAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 3 - 73
Tabel 3.33 Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan Kerugian Yang Diderita Tahun 2009
No BulanJumlah
Kecelakaan
MatiLuka
Berat
Luka
Ringan
Kerugian Materi
(Rp )(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Januari 5 4 8 23 38 100 000
2 Pebruari 7 7 2 2 27 200 000
3 Maret 1 - 1 - 100 000
4 April 4 8 3 7 27 000 000
5 Mei 6 4 5 3 19 000 000
6 Juni 1 1 1 - 2 000 000
7 Juli 2 2 - - 2 300 000
8 Agustus 4 5 - 2 2 700 000
9 September 5 4 4 13 27 000 00010 Oktober 5 7 4 - 15 250 000
11 Nopember 9 11 1 14 24 350 000
12 Desember 8 7 2 4 8 100 000
Jumlah 2009 57 60 31 68 193 100 000
2008 63 30 66 53 219 200 000
2007 63 59r 35
r 34
r 217 200 000
r
Sumber : Polres Tanah KaroKeterangan : r) = Angka Perbaikan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 116/248
BAB 4. IDENTIFIKASI MASALAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 4 - 1
BAB IV. IDENTIFIKASI MASALAH
4.1. PRASARANA TRANSPORTASI DARAT
4.1.1. Bercampurnya Fungsi Ruas Jalan
Masalah yang cukup penting adalah tidak optimalnya fungsi beberapa ruas jalan akibat
kegiatan parkir di badan jalan dan gangguan dari pedagang kaki lima. Tidak tersedianya tempat
parkir yang memadai di tempat fasilitas-fasilitas umum (off street parking) menyebabkan
kendaraan parkir di tepi jalan (on street parking) yang menyebabkan kemacetan di jalan-jalan
tersebut. Kondisi tersebut umumnya terjadi di kawasan pasar tradisional, kawasan bisnis dan
sekolah.
4.1.2. Perlintasan Sebidang Kereta Api Dengan Jalan
Perlintasan sebidang kereta api dengan jalan cukup banyak di kota Medan, hal tersebut
membuat tundaan dan kemacetan di jalan ketika kereta melintas. Titik titik kemacetan banyak
terjadi di pusat kota yang terdapat perlintasan sebidang dengan kereta api.
4.1.3.
Volume Lalu Lintas Yang Tinggi
Dari data survei lalu lintas diketahui beberapa ruas jalan di kota Medan memiliki VC
ratio yang tinggi. Volume lalu lintas yang tinggi mengakibatkan kemacetan dan waktu
perjalanan menjadi lama.
4.2. SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI
4.2.1. Angkutan Umum dalam Kota
1.
Tidak Adanya Hirarki Trayek
Trayek-trayek dalam susunan jaringan trayek kota semestinya terdiri dari trayek utama,
trayek cabang, trayek lokal serta pelayanan trayek langsung masing-masing dengan angkutan
massal, bis besar/sedang dan MPU/bus kecil.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 117/248
BAB 4. IDENTIFIKASI MASALAH
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 4 - 2
2. Operator dan Armada Angkutan Cukup Banyak
Operator yang mengoperasikan angkutan umum cukup banyak sehingga diperlukan
usaha yang besar untuk mengkoordinasikan dan memantaunya. Armada angkutan umum yang
banyak menyebabkan rebutan penumpang pada jam-jam tidak sibuk.
3. Load Factor Yang Rendah
Dari data didapatkan bahwa load factor angkutan umum di kota Medan cukup rendah
berkisar antara 15 – 30%. Banyak penumpang yang semula menggunakan angkutan umum
bertrayek berganti menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan bentor. Hal tersebut tentu
mempengaruhi pemasukan pengemudi dan pengusaha angkutan dan berdampak pada biaya
untuk perawatan dan peremajaan armadanya.
4.2.2. Transportasi Kereta Api
Jaringan jalan KA telah terbangun pada kawasan Mebidang ini dengan jalur KA
membentang dari Binjai ke arah timur menuju Medan dan kemudian menuju ke selatan menuju
ke Lubuk Pakam sampai dengan Rantau Prapat. Banyak lintasan KA yang merupakan lintasan
sebidang yang mengganggu kelancaran dan keamanan lalulintas.
4.2.3. Transportasi Laut
Penyediaan transportasi moda laut menjadi bagian penting dalam akses transportasi
menuju dan dari kota Medan.
4.2.4. Transportasi Udara
Dari semua moda angkutan di kota Medan, angkutan moda udara mendapat perhatian
paling serius. Hal ini disebabkan letak bandara Polonia yang terletak di tengah kota Medan tidak
layak lagi dioperasikan dari segi lingkungan. Selain itu Bandara Polonia juga berhadapan
langsung dengan Pegunungan Bukit Barisan. Kondisi alam ini sering menyulitkan pesawat-
pesawat yang menuju dan dari Bandara Polonia.
Rencana pemindahan bandara Polonia ke bandara Kuala Namu dalam waktu dekat perlu
didukung sarana dan prasarana yang mendukung aksesibilitas yang tinggi ke Kuala Namu.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 118/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 1
BAB V. ANALISIS
5. 1. KONDISI JARINGAN JALAN
Berdasarkan PP No. 34 tahun 2006 kewenangan penyelenggaraan jalan bagi pemerintah kota
menurut fungsinya adalah yang termasuk sistem jaringan jalan sekunder dengan ketentuan
persyaratan teknis sebagai berikut :
1. Jalan Arteri Sekunder, mempunyai ketentuan kecepatan rencana paling rendah 30
km/jam, lebar badan jalan paling sedikit 11 m, kapasitasnya yang lebih besar daripada
volume lalu lintas rata-rata, dan lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintaslambat
2. Jalan kolektor sekunder, mempunyai ketentuan kecepatan rencana paling rendah 20
km/jam, lebar badan jalan paling sedikit 9 m, kapasitasnya yang lebih besar daripada
volume lalu lintas rata-rata, dan lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas
lambat
3.
Jalan lokal sekunder, mempunyai ketentuan kecepatan rencana paling rendah 10
km/jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 7,5 (tujuh koma lima) meter.
4. Jalan lingkungan sekunder, mempunyai ketentuan kecepatan rencana paling rendah 10
km/jam, lebar badan jalan paling sedikit 6,5 meter bagi kendaraan bermotor beroda 3
(tiga) atau lebih, tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda 3 (tiga) atau
lebih harus mempunyai lebar badan jalan paling sedikit 3,5 m
Dari ketentuan diatas terlihat bahwa berdasarkan fungsinya ketentuan persyaratan teknis
sangat kurang dari yang dipersyaratkan. Berikut ini ditampilkan data geometrik jalan.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 119/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 2
Tabel 5.1. Data Geometrik Jalan Kota Medan
NO NAMA JALANPANJANG
(m)
ARAHLEBAR
EFEKTIF
(m)
LEBAR PER
ARAH
(m)
JUMLAH LEBAR
LAJUR
(m)
FUNGSI
JALANJALUR LAJUR
1 Abadi/Pelita 2.668 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
2 Abdul Hakim 4.296 2 10,00 5,00 2 2 2,50 KS
3 Abdul Hamid 3.000 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L
4 Abdul Lubis 1.472 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L
5 Adam Malik 3.802 2 15,20 7,60 2 2 3,80 L
6 Ahmad Yani 699 1 5,70 5,70 1 2 2,85 AS
7 AIP II KS Tubun 578 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
8 Aksara 4.400 2 7,20 3,60 2 1 3,60 AS
9 Alumunium 3.624 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
10 Amaliun 2.152 2 7,20 3,60 2 1 3,60 L
11 Aman I 1.024 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
12 AR Hakim 4.600 2 8,20 4,10 2 1 4,10 L
13 Asia 2.304 2 7,20 3,60 2 1 3,60 AS
14 Asrama 3.200 2 10,00 5,00 2 2 2,50 AP
15 Bahagia 1.712 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L16 Bakaran Batu 1.050 2 11,00 5,50 2 2 2,75 L
17 Balai Kota 600 1 9,70 9,70 1 2 4,85 AS
18 Belibis/Tunggal 6.254 2 8,00 4,00 2 1 4,00 KS
19 Bhakti 1.032 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
20 Bhayangkara 2.418 2 7,00 3,50 2 1 3,50 L
21 Bilai Ujung 2.330 2 7,00 3,50 2 1 3,50 L
22 Binjai Raya 3.975 2 13,40 6,70 2 2 3,35 L
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 120/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 3
23 Brigjen. Katamso 12.066 2 12,20 6,10 2 2 3,05 KP
24 Budi Pembangunan 2.012 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L
25 Bunga Sedap Malam 11.392 2 8,00 4,00 2 1 4,00 L
26 Candi Borobudur 500 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
27 Cirebon 653 1 9,20 9,20 1 2 4,60 L
28 Dahlia 3.698 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
29 Damar 3.058 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L30 Danau Singkarak 500 2 6,00 3,00 2 1 3,00 AS
31 Darussalam 3.100 2 7,20 3,60 2 1 3,60 L
32 Denai 2.836 2 9,00 4,50 2 2 2,25 L
33 DI Panjaitan 2.076 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
34 Diponegoro 800 1 12,00 12,00 1 4 3,00 L
35 Dr Mansyur 5.932 2 9,20 4,60 2 1 4,60 AP
36 Duyung 734 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
37 Emas 454 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
38 Gagak Hitam 3.200 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
39 Gaharu 4.388 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L
40 Gajah Mada 2.998 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
41 Gaperta 3.800 2 10,00 5,00 2 2 2,50 AS42 Gaperta Ujung 5.802 2 7,00 3,50 2 1 3,50 L
43 Gatot Subroto 17.380 2 7,10 3,55 2 1 3,55 AP
44 GB Yosua 1.080 2 7,20 3,60 2 1 3,60 AS
45 Gereja 1.268 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L
46 Gg Sarif 950 2 6,00 3,00 2 2 1,50 AS
47 Guru Patimpus 1.600 2 14,20 7,10 1 2 3,55 AS
48 H Zaenul Arifin 1.100 1 14,00 14,00 1 4 3,50 L
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 121/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 4
49 Halat 3.798 2 8,20 4,10 2 4 1,03 AS
50 Helvetia 3.064 2 6,00 3,00 2 1 3,00 AS
51 Helvetia By Pass 2.372 2 12,00 6,00 2 2 3,00 AP
52 HM Joni 1.188 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L
53 HM Lamlo Thamrin 3.057 1 8,30 8,30 1 2 4,15 L
54 HOS Cokroaminoto 2.102 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
55 Imam Bonjol 1.800 1 10,00 10,00 1 2 5,00 L56 Industri 2.400 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
57 Ir H Juanda 4.717 2 12,20 6,10 2 2 3,05 L
58 Irian Barat 1.440 2 9,20 4,60 2 1 4,60 AS
59 Iskandar Muda 2.800 2 9,20 4,60 2 1 4,60 AS
60 Islamiyah 1.780 2 10,00 5,00 2 1 5,00 L
61 Jaya I 1.716 2 6,00 3,00 2 2 1,50 L
62 Jend. Sudirman 1.409 2 15,20 7,60 2 2 3,80 AP
63 Kapten Jumhana 1.662 2 10,00 5,00 2 1 3,60 AS
64 Kapten Muslim 3.200 2 7,20 3,60 2 2 3,00 AP
65 Kapten Soemarsono 5.400 2 12,00 6,00 2 2 1,60 L
66 Karya 6.000 1 3,20 3,20 2 1 3,20 L
67 ke Brastagi 7.498 2 18,00 9,00 2 2 4,50 KP68 Kereta Api 1.082 1 9,20 9,20 1 2 4,60 L
69 Kesatria Barat 972 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L
70 KH Wahid Hasyim 6.707 2 7,20 3,60 2 1 3,60 L
71 Kol. Yos Sudarso 15.307.671 2 7,20 3,60 2 1 3,60 AS
72 Kolam 1.662 2 7,20 3,60 2 1 3,60 L
73 Krakatau 7.266 2 7,00 3,50 2 1 3,50 AS
74 Kuswari 541 2 9,20 4,60 2 1 4,60 L
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 122/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 5
75 Letda Sujono 4.329 2 13,00 6,50 2 2 3,25 AS
76 Letjen Jamin Ginting 22.500 2 17,20 8,60 2 2 4,30 KP
77 Letjen. Suprapto 1.170 2 11,70 5,85 1 2 2,93 AS
78 M Nawi Harahap 3.110 2 7,20 3,60 2 1 3,60 L
79 M Yacob Lubis 2.256 2 8,00 4,00 2 1 4,00 L
80 M. Lubis + 999 1 16,00 16,00 1 4 4,00 L
81 Madong Lubis 1.910 2 9,20 4,60 2 1 4,60 L82 Malaka 1.566 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
83 Mandala 3.400 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
84 Mawar Putih 15.950 2 8,00 4,00 2 1 4,00 KS
85 Medan Area Selatan 1.794 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
86 Medan Tenggara II 1.140 2 10,00 5,00 2 2 3,75 L
87 Medan-Deli Tua 1.686 2 15,00 7,50 2 2 3,75 L
88 Medan-Lubuk Pakam 2.312 2 15,00 7,50 2 2 3,00 L
89 Merak 2.239 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L
90 Merbabu 457 1 7,20 7,20 1 2 3,60 L
91 Merdeka/Jemadi 2.100 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
92 Mesjid Raya 590 2 7,20 3,60 2 2 1,80 L
93 Monginsidi 2.124 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L94 MT Haryono 1.150 1 9,70 9,70 1 2 4,85 L
95 P. Merah/S. Mulia 1.353 2 7,70 3,85 2 1 3,85 L
96 P. Pinang 188 1 10,00 10,00 1 2 5,00 L
97 Pabrik Tenun 1.840 2 7,00 3,50 2 1 3,50 AS
98 Pancing 7.788 2 9,20 4,60 2 1 4,60 L
99 Pancing II 2.448 2 7,00 3,50 2 1 3,50 L
100 Pelabuhan I 2.500 2 11,00 5,50 2 2 2,75 L
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 123/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 6
101 Pelajar 876 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L
102 Pelangi 604 2 5,20 2,60 2 1 2,60 L
103 Pembangunan 3.854 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
104 Pemuda 500 1 5,70 5,70 1 2 2,85 AS
105 Pengadilan 534 1 12,00 12,00 1 4 3,00 L
106 Perintis Kemerdekaan 2.200 1 9,20 9,20 1 2 4,60 AS
107 Perjuangan 6.154 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L108 Perkebunan 1.738 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L
109 Pertahanan 1.638 2 9,20 4,60 2 1 4,60 AS
110 Pertahanan/Cemara 7.417 2 9,20 4,60 2 1 4,60 AS
111 Pertempuran 2.420 2 9,20 4,60 2 2 2,30 AS
112 Pintu Air I/Karya Jasa 5.300 2 7,20 3,60 2 1 3,60 L
113 Platina 2.646 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L
114 Prof HM Yamin 3.896 1 5,70 5,70 1 2 2,85 L
115 Pukat VIII 1.296 2 7,00 3,50 2 1 3,50 AS
116 Putri Hijau 1.116 2 10,20 5,10 2 2 2,55 AS
117 Putri Merah Jingga 556 2 11,00 5,50 2 2 2,75 L
118 RA Kartini 951 2 8,00 4,00 2 1 4,00 L
119 Rahmadsyah 3.195 1 5,70 5,70 2 2 2,85 L120 Rantang 1.520 2 7,00 3,50 2 1 3,50 L
121 Raskam 5.824 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L
122 Raya Medan Tenggara 3.700 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L
123 S. Parman 3.692 2 12,00 6,00 2 2 3,00 AP
124 Sakti Lubis 1.432 2 7,20 3,60 2 1 3,60 L
125 Samanhudi 1.200 2 8,00 4,00 2 1 4,00 L
126 Sampali 706 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 124/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 7
127 Sei Batanghari 2.600 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L
128 Sei Kera 3.310 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
129 Sei Kuala 3.494 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L
130 Sei Serayu 1.854 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L
131 Sejati 1.214 2 7,00 3,50 2 1 3,50 L
132 Sekip 2.400 2 13,00 6,50 2 2 3,25 L
133 Selam 1.304 2 7,00 3,50 2 1 3,50 L134 Sembada/Mawar 4.604 1 4,20 4,20 2 1 4,20 L
135 Semeru 1.120 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
136 Sentosa Lama 1.004 2 7,00 3,50 2 1 3,50 KP
137 Setiabudi 15.384 2 9,20 4,60 2 1 4,60 L
138 Sidorukun 2.270 2 7,00 3,50 2 2 1,75 L
139 Singmata 442 2 6,00 3,00 2 1 3,00 AP
140 Sisingamangaraja 20.146 2 8,70 4,35 2 1 4,35 L
141 Slamet Riyadi 882 2 8,00 4,00 2 2 2,00
142 Stadion 936 2 8,00 4,00 2 1 4,00 L
143 Suka Ramai 842 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
144 Sukasenang 2.000 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L
145 Sumatera 2.722 2 11,00 5,50 2 2 2,75 L146 Sunggal (Jarot Suparno) 5.682 2 7,20 3,60 2 1 3,60 KS
147 Sutomo 1.800 1 8,30 8,30 1 2 4,15 L
148 Sutoyo 451 1 7,70 7,70 2 1 7,70 L
149 Sutrisno 2.586 2 9,00 4,50 2 2 2,25 L
150 Taruma 840 2 10,00 5,00 2 2 2,50
151 Teuku Cik Ditiro 1.530 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L
152 Timor 665 1 10,00 10,00 2 2 5,00 AP
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 125/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 8
153 Tol Balmera 35.420 2 18,00 9,00 2 1 9,00 L
154 Tomong 696 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L
155 Turi 2.166 2 8,00 4,00 1 2 2,00 L
156 Veteran 861 1 8,20 8,20 1 2 4,10
157 Wahidin 2.702 2 8,20 4,10 2 1 4,10 L
Sumber : Hasil Analisis Konsultan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 126/248
LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 5 - 9
5. 2. PERENCANAAN BRT
5.2.1. PENDAHULUAN
Transportasi umum merupakan kebutuhan utama masyarakat perkotaan dalam mendukung
kegiatan dan mobilitas penduduk perkotaan. Dari hasil studi SAUM Kota Medan, diperoleh
gambaran bahwa sebagian besar
pengguna angkutan umum
bersifat captive atau tidak
mempunyai alternatif lain
dalam pemilihan moda
transportasi yang digunakan.
Selain itu biaya yang lebih
murah menjadi kelebihan
angkot dibanding penggunaan
kendaraan pribadi.
Gambar 5.1. Alasan Menggunakan Angkot
Gambar 5.2. Persepsi Terhadap
Pelayanan Angkot
Sedangkan persepsi masyarakat terhadap
pelayanan angkot yang ada menunjukkan
keberadaan angkot masih dipandang baik
oleh sebagian besar pengguna.
Sebaliknya pengguna yang
mempersepsikan buruk terhadap pelayanan angkot sejumlah hampir separoh dari yang
menjawab baik, apalagi bila dilihat yang meberikan persepsi sangat buruk jauh lebih banyak
(sepuluh lipat) dibanding yang menilai sangat baik.
Apabila dilihat dari ketersediaan angkutan umum yang melayani pergerakan komuter
Mebidang, diperoleh gambaran mengenai dominasi angkutan jenis MPU/kapasitas kecil dalam
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 127/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 10
sistem pelayanan angkutan umum kawasan Mebidang mencapai 87,5 % (kawasan kota dan
perdesaan).
Sumber : Konsepsi Penyusunan Masterplan Transportasi Pada Kawasan Aglomerasi (Mebidangro), Dishub Sumut
Gambar 5.3. Pelayanan Angkutan Umum Dalam Pelayanan Pergerakan KomuterMebidang
Berdasarkan gambaran mengenai pelayanan angkutan umum eksisting terutama di Kota
Medan dapat disampaikan bahwa keberadaan angkutan umum yang ada sudah saatnya
melakukan perubahan, terutama dari segi kualitas dan kapasitasnya.
Untuk menyusun pola perubahan layanan, maka sebelum membahas permasalahan trayek
yang ada, mungkin dapat dilihat suatu proses perubahan (evolusi) pelayanan angkutan umum
dari bentuk paratransit hingga ke bentuk bus rapid transit (BRT).
Proses evolusi angkutan umum dimulai dari pelayanan tradisional berbasis paratransit, yang
saat ini masih menjadi tulang punggung transportasi perkotaan terutama di kota-kotamenengah dan kecil di Indonesia. Dengan tumbuhnya permintaan perjalanan menjadi
mayoritas bagi pengguna transportasi, terbentuk angkutan massal berbasis jalan dengan
tingkat pelayanan kecepatan rendah dan kenyamanan rendah.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 128/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 11
Reformasi transportasi dengan sistem transit pada koridor utama, dengan tetap dengan
dukungan angkutan bus (bus besar, bus sedang dan angkot) sebagai feeder. Dengan perbaikan
yang terus berlanjut, kota-kota akan memiliki Mass Rapid Transit (MRT) berbasis angkutan
bus pada utama, dengan tetap menerapkan sistem transit pada beberapa koridor dan dukungan
sistem bus.
Sumber : Grand Design Tentang Angkutan Umum, GTZ
Gambar 5.4. Evolusi Angkutan Umum
Dengan demikian sebagai kota metropolitan, sudah sewajarnya Kota Medan dan kawasan
sekitarnya merencanakan penggunaan moda transportasi massal yang efisien berikut sarana
penunjangnya, seperti halte, terminal dan lain-lain. Perencanaan angkutan umum perlu
mempertimbangkan pola pergerakan penumpang di kawasan Kota Medan dan sekitarnya.
Sebagaimana terlihat pada gambar orientasi pergerakan penumpang di Mebidang terhadap
wilayah sekitarnya, Kota Medan masih merupakan asal-tujuan perjalanan utama dibandingkan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 129/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 12
daerah sekitarnya. Terlihat bahwa pergerakan dari/menuju Kota Medan yang terbesar berasal
dari Kabupaten Deli Serdang disusul Kabupaten Langkat dan Kabupaten Binjai.
Sumber : Konsepsi Penyusunan Masterplan Transportasi Pada Kawasan Aglomerasi (Mebidangro)
Gambar 5.5. Pergerakan Penumpang di Mebidangro
Sehingga pada posisi demikian diperlukan adanya koneksi angkutan umum yang kuat dalam
lingkup Mebidang. Pada tahap awal arah transportasi di kawasan Mebidangro, sebaiknya
dipolakan untuk pelayanan angkutan umum yang melayani pergerakan Medan-Deli Serdang
dan Medan-Binjai. Untuk tahap awal kemungkinan dapat dioperasikan angkutan umum yang
melayani Deli Serdang – Medan – Binjai sebagai satu kesatuan angkutan pemadu moda.
Dengan demikian pergerakan penumpang yang besar tersebut dapat terlayani oleh sistem BRTyang direncanakan dengan mengoperasikan rute pendamping yang melayani secara mandiri
pada ketiga wilayah tersebut.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 130/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 13
Gambar 5.6. Konsep Pergerakan Angkutan Massal Mebidang
5.2.2. RENCANA TRAYEK BRT
Dalam menentukan koridor-koridor BRT di kawasan aglomerasi MEBIDANG, berdasarkan
informasi dan problema transportasi yang berkembang di lapangan maka penentuan koridor
BRT MEBIDANG difokuskan pada koridor di dalam kota Medan. Apabila memperhatikan
studi BRT Mebidang, teridentifikasi sebanyak 7 koridor untuk pelayanan di dalam Kota
Medan, sedangkan 2 koridor lainnya merupakan pengembangan dari koridor-koridor di dalam
Kota Medan, yaitu yang menuju ke Kota Binjai maupun menuju kota Lubuk Pakam. Rencana
alternatif koridor-koridor BRT tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 131/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 14
Tabel 5.2. Alternatif Koridor – Koridor BRT
Nomor
Alternatif
Koridor
Nama Alternatif Koridor Rute yang Dilalui
1 Pinang Baris – Guru Pantimpus Terminal Pinang Baris – Jl. Gatot Subroto –
Jl. Guru Pantimpus
2 Brigjen Katamso – Yos Sudarso Jl. Brigjen Katamso – Jl. Pemuda – Jl.
Achmad Yani – Jl. Balaikota – Jl. Puteri
Hijau – Jl. Yos Sudarso (Simpang Brayan)
3 Amplas – Irian Barat Terminal Amplas – Jl. Sisingamangaraja –
Jl. Cirebon – Jl. Irian Barat
4 Perintis kemerdekaan – Kuala Namu Jl. Perintis Kemerdekaan – Jl. Moh Yamin –
Jl. Letda Sujono – Kuala Namu
5 Jamin Ginting – Raden Saleh Jl. Jamin Ginting – Jl. S Parman – Jl. Kapten
Maulana Lubis – Jl. Raden Saleh
6 Asrama – Kol. Bejo Jl. Asrama – Jl. Kapten Sumarso – Jl.Helvetia (By Pass) – Jl. Pertempuran – Jl.
Pertahanan – Jl. Cemara – Jl. Kol. Bejo
7 Nasution – Pinang Baris Jl. AH Nasution – Jl. Ngumban Surbakti –
Jl. Flamboyan Raya – Jl. Sakura Raya – Jl.
TB Simatupang – Terminal Pinang Baris
8 Terminal Binjai – Terminal Pinang
Baris
Jl. Medan - Binjai
9 Terminal Amplas – Terminal Lubuk
Pakam
Jl. Medan – Lubuk Pakam
Sumber : Hasil Analisis Konsultan dari Studi BRT Mebidang Dit. BSTP
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 132/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 15
Gambar 5.7. Rencana Trayek
5.2.3. TANGGAPAN TERHADAP RENCANA BRT DALAM BERBAGAI
SKENARIO
Untik mengetahui tanggapan terhadap rencana BRT dilakukan survei wawancara terhadap
rencana BRT. Responden yang diwawancarai terdiri dari 157 responden pria (49%) dan 163
responden perempuan (51%). Hasil survei tanggapan responden terhadap rencana BRT dapat
dilihat pada tabel di bawah ini. Dari seluruh responden yang disurvei umumnya memilih
menggunakan BRT, namun jumlah pemilih BRT cenderung menurun seiring dengan
peningkatan tarif yang diskenariokan walaupun penghematan waktu ditingkatkan sementara
responden yang tidak menjawab juga fluktuatif.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 133/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 16
Pilihan responden dalam menggunakan BRT berdasarkan kepemilikan kendaraan pribadi
adalah seperti yang disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 5.3. Pilihan Responden Bila BRT Beroperasi di Kota Medan
NoTarif Angkutan BRT
(Rp.)
Penghematan
waktu perjalanan
Pilihan disukai
Pakai BRT Tidak pakai BRT Tidak Menjawab
1 2000 tetap 58,1% 11,3% 30,6%
2 2500 lebih hemat 5 menit 55,3% 4,4% 40,3%
3 3000 lebih hemat 5 menit 54,1% 20,9% 25,0%
4 3500 lebih hemat 10 menit 48,8% 10,6% 40,6%
5 4000 lebih hemat 15 menit 31,3% 4,4% 64,4%
6 4500 lebih hemat 15 menit 32,2% 14,1% 53,8%
7 5000 lebih hemat 15 menit 32,2% 8,8% 59,1%
Sumber : Hasil Analisis Konsultan dari Studi SAUM Kota Medan
Tabel 5.4. Pilihan Responden Pengguna Mobil Pribadi terhadap BRT
NoTarif Angkutan BRT
(Rp.)
Penghematan
waktu perjalanan
Pilihan disukai
Pakai BRT Tidak pakai BRT
1 2000 tetap 54,5% 45,5%
2 2500 lebih hemat 5 menit 69,7% 30,3%
3 3000 lebih hemat 5 menit 69,7% 30,3%
4 3500 lebih hemat 10 menit 72,7% 27,3%
5 4000 lebih hemat 15 menit 69,7% 30,3%6 4500 lebih hemat 15 menit 78,8% 21,2%
7 5000 lebih hemat 15 menit 84,8% 15,2%
Sumber : Hasil Analisis Konsultan dari Studi SAUM Kota Medan
Tabel 5.5. Pilihan Responden Pengguna Sepeda Motor terhadap BRT
NoTarif Angkutan BRT
(Rp.)
Penghematan
waktu perjalanan
Pilihan disukai
Pakai BRT Tidak pakai BRT
1 2000 tetap 77,4% 22,6%
2 2500 lebih hemat 5 menit 71,4% 28,6%
3 3000 lebih hemat 5 menit 64,3% 35,7%4 3500 lebih hemat 10 menit 64,3% 35,7%
5 4000 lebih hemat 15 menit 38,1% 61,9%
6 4500 lebih hemat 15 menit 23,8% 76,2%
7 5000 lebih hemat 15 menit 14,3% 85,7%
Sumber : Hasil Analisis Konsultan dari Studi SAUM Kota Medan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 134/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 17
Dari hasil wawancara responden dapat diketahui peralihan penggunaan moda dari sepeda
motor maupun mobil pribadi ke BRT pada kondisi pilihan yang optimum.
5.2.4.
ARAHAN PENGEMBANGAN BRTPengembangan BRT dilakukan secara bertahap dan terencana mengingat biaya yang
diperlukan untuk pengoperasian angkutan ini juga besar, selain itu untuk mengantisipasi
besarnya dampak sosial dengan angkutan umum yang ada, maka diperlukan pengoperasian
dalam beberapa tahap pengembangan.
Untuk tahap awal/jangka pendek (tahun 2012 – 2016), dapat dilakukan pengoperasian
angkutan pemadu moda Bandara Kuala Namu dengan rute Bandara – Medan – Binjai sebagi
Koridor A. Rute yang digunakan menggabungkan rute rencana BRT pada Koridor 1, Koridor
4 dan Koridor 8. Koridor ini dapat digunakan sebagai suatu percontohan yang bagus karena
didukung dengan demand yang tinggi, selain itu diharapkan permasalahan sosial dengan
angkutan umum eksisting yang terjadi tidak terlalu besar sehingga dapat diatasi.
Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan pengoperasian 3 koridor lain yang beroperasi di
dalam Kota Medan. Koridor ini diharapkan dapat terintegrasi dengan baik dengan Koridor A
yang melayani perjalanan arah Timur – Barat dan sebaliknya. Untuk tahap menengah (Tahun
2017 – 2021) ini sebaiknya dioperasikan Koridor 2 (Koridor B), Koridor 6 (C) dan Koridor 7
(D).
Dengan telah beroperasinya 4 koridor, maka perencanaan di Kota Medan setidaknya sudah
menjangkau arah Timur-Barat (Koridor A), Utara-Selatan (Koridor B), Lingkar Utara
(Koridor C) dan Koridor D yang menjalani rute Lingkar Selatan.
Pada tahap jangka panjang (Tahun 2022 – 2031), perluasan koridor akan menyentuh sampai
keluar Kota Medan, meski demikian trayek kawasan perkotaan ini masih tetap menggunakan
Kota Medan sebagai pusat pergerakan. Jangka panjang penggabungan koridor 3 dan koridor 9
yang kemudian melebur menjadi Koridor E akan menghubungkan Kota Medan dengan Lubuk
Pakam (ibukota Deli Serdang). Selanjutnya Koridor 5 akan diperpanjang trayeknya hingga
menuju Tanah Karo menjadi Koridor F.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 135/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 18
Tabel 5.6. Koridor Pengembangan BRT
Nomor
Alternatif
Koridor
Nama Alternatif Koridor Rute yang Dilalui
A Binjai – Medan - Kuala Namu Binjai - Terminal Pinang Baris – Jl. Gatot
Subroto – Jl. Guru Pantimpus - Jl. PerintisKemerdekaan – Jl. Moh Yamin – Jl. Letda
Sujono – Kuala Namu
B Brigjen Katamso – Yos Sudarso Jl. Brigjen Katamso – Jl. Pemuda – Jl.
Achmad Yani – Jl. Balaikota – Jl. Puteri
Hijau – Jl. Yos Sudarso (Simpang Brayan)
C Asrama – Kol. Bejo Jl. Asrama – Jl. Kapten Sumarso – Jl.
Helvetia (By Pass) – Jl. Pertempuran – Jl.
Pertahanan – Jl. Cemara – Jl. Kol. Bejo
D Nasution – Pinang Baris Jl. AH Nasution – Jl. Ngumban Surbakti –
Jl. Flamboyan Raya – Jl. Sakura Raya – Jl.
TB Simatupang – Terminal Pinang Baris
E Terminal Amplas – Irian Barat –
Lubuk Pakam
Terminal Amplas – Jl. Sisingamangaraja –
Jl. Cirebon – Jl. Irian Barat – Lubuk Pakam
F Jamin Ginting – Tanah Karo Jl. Jamin Ginting – Jl. S Parman – Jl. Kapten
Maulana Lubis – Jl. Raden Saleh – Tanah
Karo
Sumber : Hasil Analisis Konsultan
Untuk mewujudkan rencana pengoperasian BRT, maka diperlukan langkah lanjut sebagai
berikut :
1.
Sosialisasi
2. Pembentukan Pengelola Koridor
3. Pembangunan prasarana
4. Pengadaan Sarana
5. Ujicoba
6. Soft Opening
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 136/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 19
Gambar 5.8. Penetapan Koridor
5. 3. PEMODELAN TRANSPORTASI
5.3.1. SKENARIO PERENCANAAN
Di dalam analisis pemodelan ini maka dipakai beberapa skenario perencanaan untuk
memudahkan implementasi secara bertahap, karena skenario dalam studi ini akan
mendasarkan pada tahun pertumbuhan yaitu kondisi saat ini(th 2011), th 2016, th 2021 dan th
2026. Dua pembedaan utama dalam skenario ini adalah “scenario do nothing” yaitu jika tidak
ada tindakan pada jaringan jalan dan “scenario do something” yaitu dengan perubahan
jaringan jalan misalnya dengan adanya perlebaran jalan dan adanya pengoperasian angkutan
umum massal.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 137/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 20
Untuk mengembangkan secara detail maka skenario berbagai kondisi dan waktu akan
dilakukan pada studi ini. Berdasarkan rentang waktu maka akan dibedakan untuk jangka
menengah (lima tahunan) , jangka menengah (sepuluh tahunan) dan jangka panjang (lima
belas tahun).
5.3.2. DASAR ANALISIS
A.
Pemodelan Jaringan Jalan
Untuk melakukan analisis jaringan jalan maka dilakukan pemodelan jaringan jalan.
Pemodelan jaringan jalan digunakan untuk menggambarkan hubungan matematis sederhana
dalam sistem transportasi. Tujuannya adalah: (1) untuk memprediksi, (2) untuk evaluasi
berbagai alternatif dan (3) untuk mengkaji interaksi subsistem yang terkait dengan model.
Dalam perencanaan transportasi dikenal konsep Four Step Model seperti terlihat pada Gambar
5.9.
Gambar 5.9. Struktur Klasik Model Transportasi
(Sumber : Ortuzar dan Willumsen, 1995)
Zona, Jaringan Data Tahun Dasar Data Perencanaan
Masa Depan
Base Data
TahunDasar TahunRencana
Bangkitan
Distribusi Perjalanan
Pemilihan Moda
Pembebanan
Evaluasi
I t e r a s i
O u t p u t
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 138/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 21
Tanda panah menunjukkan urutan tahapan, garis menerus menunjukkan keharusan dan garis
putus-putus menunjukkan ketidakharusan atau jika dibutuhkan saja.
a. Bangkitan Perjalanan
Tujuan dari model bangkitan perjalanan adalah untuk memprediksi jumlah perjalanan yang
akan memulai atau berakhir pada setiap zona wilayah analisis perjalanan dalam suatu daerah
untuk suatu hari pada tahun target tertentu. Sebelum diterapkan, model trip generation harus
dikalibrasi dengan observasi yang didapat selama tahun dasar dengan berbagai survai
perjalanan. Jumlah total perjalanan seseorang ditunjukkan oleh variabel dependen dari model.
Variabel independen atau penjelas berupa tataguna tanah dan faktor sosio-ekonomi. Nilai-nilai
variabel independen ini harus ditentukan oleh analis. Hasil dari trip generation terdiri dari
jumlah pelaku perjalanan atau tujuan perjalanan Q1 untuk masing-masing zona dalam suatu
wilayah. Teknik pemodelan bangkitan perjalanan dalam studi ini akan menggunakan Model
Regresi Linier.
b. Distribusi Perjalanan
Distribusi perjalanan merupakan bagian perencanaan transportasi yang berhubungan dengan
sejumlah asal perjalanan yang ada pada setiap zona dari wilayah yang diamati dengan
sejumlah tujuan perjalanan yang beralokasi dalam zona lain dalam wilayah tersebut. Dasar
pemikirannya adalah semua zona trip atraksi j pada suatu wilayah bersaing satu sama lainuntuk menarik perjalanan yang dibangkitkan tiap zona produksi i. Bila semua hal lainnya
sama, perjalanan lebih banyak ditarik oleh zona-zona yang memiliki daya tarik yang lebih
tinggi. Pertimbangan pemilihan dapat berupa jarak, waktu perjalanan dan biaya perjalanan.
Notasi perjalanan Wij digunakan untuk generalized cost (biaya umum) yang biasa disebut
hambatan perjalanan atau disutility.
c. Pemilihan Moda
Dalam melakukan suatu perjalanan, pelaku perjalanan dapat memilih di antara beberapa moda
angkutan. Model pemilihan moda berkaitan dengan perilaku pembuat perjalanan. Alasan
pokok pemilihan ini bervariasi untuk setiap individu, jenis perjalanan dan tingkat pelayanan
serta biaya yang berhubungan dengan moda yang ada.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 139/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 22
Model pemilihan moda dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu Model Pra Distribusi
dan Model Pasca Distribusi. Model Pra Distribusi (Trip-end Model) yaitu pemilihan moda
dilakukan sebelum tahap distribusi perjalanan . Praktik ini membawa implikasi bahwa
pembuat perjalanan memilih moda dengan mengutamakan kemana mereka pergi sehingga
pilihan tarikan perjalanan zona j tidak memiliki pengaruh dalam pilihan moda mereka. Asumsi
ini layak digunakan di daerah perkotaan yang memiliki pelayanan angkutan umum minimal.
Di sisi lain jika sistem transportasi umum semakin mahal, menjadi perlu untuk mengungkap
pelayanan yang diberikan antara moda yang bersaing di tingkat interchange. Dalam hal ini
disebut Model Pasca Distribusi (Post Distribution Model) yaitu pemilihan moda dilakukan
setelah tahap distribusi perjalanan. Di beberapa studi, trip end dan trip interchange diterapkan
bersamaan.
Perilaku pilihan moda dapat diterangkan dalam tiga katagori, yaitu faktor karakteristik pada
jangkauan moda, status sosial ekonomi pelaku perjalanan dan karakteristik perjalanan.
Ketiganya masuk sebagai variabel independen dalam model matematis dari modal choice.
Yang menjadi variabel dependen adalah pembagian pasar atau prosentase pemakai perjalanan
yang diperkirakan menggunakan masing-masing moda. Model modal split yang sederhana
adalah diversion curves. Yang lebih luas adalah diversion-type model dan probabilitas dengan
dasar multinomial logit model serta nested-logit formulation.
d.
Pembebanan Arus Lalulintas
Langkah terakhir dari model permintaan sekuensial adalah pilihan pelaku perjalanan terhadap
jalur antara sepasang zona dengan suatu moda perjalanan tertentu dan dengan hasil aliran
vehicular pada jaringan transportasi multimodal. Langkah ini dapat dilihat sebagai model
keseimbangan antara permintaan perjalanan (Qijk ) yang diperkirakan dalam proses terdahulu
dan penawaran transportasi yang diberikan dalam hal ini penyediaan fasilitas fisiknya dan
frekuensi pelayanan yang disiapkan.
Pada tahap ini permintaan perjalanan yang diperoleh melalui distribusi perjalanan dibebankan
pada jaringan jalan yang ada, sehingga diperoleh besarnya volume lalulintas yang membebani
masing-masing ruas jalan dalam jaringan. Dengan demikian tahapan ini merupakan bagian
yang menunjukkan interaksi antara permintaan dan penawaran, sehingga seringkali dijadikan
dasar penilaian kondisi pelayanan atau kinerjanya.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 140/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 23
Pertanyaan berkaitan dengan trip assignment adalah, dengan suatu volume Qijk tertentu (Qijk =
perkiraan permintaan interzonal dengan moda tertentu), harus ditentukan pilihan rute
perjalanan antara sepasang zona I dan J dalam jaringan dengan moda K dan diperkirakan hasil
aliran q sebagai individu yang membuat jaringan dengan moda tersebut. Perkiraan dari
kegunaan dapat digunakan untuk mencapai tingkat pelayanan yang diinginkan dan untuk
mengantisipasi potensi masalah kapasitas. Jumlah rute yang dapat dicapai antara sepasang
zona tergantung pada moda perjalanan yang digunakan. Untuk mobil pribadi, rute yang dapat
dilalui relatif besar dan memiliki kebebasan untuk memilihnya. Sedangkan untuk angkutan
umum jumlah pilihan rute terbatas.
B.
Interaksi Transportasi dan Guna Lahan
Pergerakan asal dan tujuan (transportasi) menunjukkan interaksi antara lokasi aktivitas (pola
guna lahan) dan transportasi yang digunakan, dengan asumsi bahwa setiap perubahan guna
lahan akan mempengaruhi sistem pergerakan/transport dan sebaliknya.
Hammerslag dan Immers (1988) dengan menggunakan model kendala elastik, menunjukkan
bahwa interaksi antara perkembangan spasial dan transportasi dapat diketahui berdasarkan
elastisitas zona, dimana perbedaan sensitivitas perkembangan spasial terhadap kualitas
infrastruktur akan memberikan elastisitas yang berbeda, yang juga merupakan indikator
perbedaan karakteristik transport itu sendiri. Jelas bahwa dalam model sistem tataguna lahan
terdapat tiga variabel pengaruh yaitu tataguna lahan, karakteristik sarana dan prasarana
transportasi (biasanya menunjukkan tingkat kemudahan penggunaan sarana-prasarana
tersebut) dan karakteristik lalulintas (volume lalulintas tarikan/bangkitan pada suatu ruas
jalan).
5.3.3. KODIFIKASI NETWORK
1. Penentuan Node
Node merupakan titik-titik yang menghubungkan ruas jalan. Node terdiri atas:
a. Regular node, yakni node yang merupakan pusat sumber bangkitan dan tarikan
perjalanan, sehingga node ini memiliki nilai bangkitan atau tarikan.
b. Dummy node, yakni node yang tidak memiliki nilai tarikan atau bangkitan
karena bukan merupakan pusat sumber bangkitan dan tarikan. Dummy node
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 141/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 24
dimaksudkan untuk merepresentasikan keadaan alinemen jaringan jalan yang
sebenarnya, misalnya adanya simpang atau tikungan/belokan.
Untuk mengetahui kedudukan suatu node, dalam program ini digunakan koordinat X dan Y.
Lokasi masing-masing node adalah representasi jarak antar node. Dummy node
menggambarkan adanya belokan/tikungan dan simpang (perempatan atau pertigaan). External
zone menggambarkan zona di luar garis batas atau cordon line, yang juga memiliki nilai
tarikan atau bangkitan. External trip menggambarkan perjalanan dari external zone ke external
zone lainnya atau perjalanan di luar zona atau dikenal pula dengan istilah arus menerus
(through traffic). Internal trip adalah perjalanan dari internal zone ke internal zone lainnya.
2. Kodifikasi Link
Link dapat juga diartikan ruas atau segmen jalan, atau bila dalam suatu network , maka link
adalah penghubung antar dua node, yang harus memiliki verifikasi data berupa data panjang
(meter atau km), arah lalulintas, kapasitas serta kecepatan rencana (disesuaikan dengan data
sekunder yang ada). Untuk membantu memudahkan entry data ke dalam program, dibuatlah
kodifikasi link yang di dalamnya memuat informasi mengenai nomor link dan nama link atau
nama ruas jalan yang disesuaikan dengan data inventansasi jaringan jalan yang diperoleh dari
data sekunder. Kodifikasi link juga memuat informasi kode inventarisasi, fungsi jalan, lebar
jalan dan kapasitasnya.
3.
Jaringan Jalan
Jaringan jalan dibentuk oleh link-link yang menghubungkan node-node. Antara dua node yang
dihubungkan terbentuk sebuah link yang mempunyai karakteristik tersendiri dalam hal
kecepatan, kapasitas dan arah lalulintas. Pada lokasi studi, jalan diklasifikasi berdasarkan
fungsinya sebagai jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder, dan
jalan lokal.
Pembentukan jaringan jalan didasarkan pada tingkat jaringan yang cukup mewakili zone yang
diperlukan dalam pemodelan tetapi tidak terlalu rumit yang dapat menyulitkan dalam
penyusunan zoning-nya oleh karena itu ditetapkan batas terkecil status jalan adalah jalan
dengan fungsi kolektor sekunder di lokasi studi. Bentuk jaringan jalan yang akan digunakan
dalam analisis selanjutnya disajikan dalam Gambar 5.10.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 142/248
LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 5 - 25
Gambar 5.10.
Jaringan Jalan Mebidang dan Sekitarnya yang Digunakan dalam Pemodelan
(garis pink : jalan dua arah, garis hijau : jalan satu arah, garis biru : jalan tol)
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 143/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 26
Penentuan kapasitas jalan tergantung dan lebar jalan dan faktor-faktor koreksinya. Kapasitas
jalan dalam hal ini dihitung dengan menggunakan rumus dan faktor koreksi yang telah
ditetapkan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Data pokok untuk
menghitung kapasitas jalan adalah lebar perkerasan jalan, kapasitas dasarnya serta faktor-
faktor yang memengaruhi kapasitas.
5.3.4. PENENTUAN ZONASI DAN MATRIK ASAL-TUJUAN
Untuk memudahkan dalam pemodelan transportasi maka wilayah studi dibagi dalam beberapa
zona transportasi. Maksud dibuatnya zona ini adalah agar supaya perjalanan yang dilakukan
terutama pada jalan yang tercakup dalam wilayah studi dapat dengan mudah untuk
dimodelkan. Meskipun berbasis zona administrasi, pembuatan zonasi model dibuat
berdasarkan acuan kodifikasi yang telah dihasilkan oleh jaringan jalan. Sebuah wilayah
administrasi (misalnya kelurahan atau kecamatan) dapat berupa satu atau lebih zona model,
tergantung pada jaringan jalan yang telah dibuat. Hal ini disebabkan karena beberapa hal
berikut ini.
a. Jaringan jalan bukan merupakan batas wilayah administrasi.
b. Zona merupakan node yang berisi data asal (origin) dan tujuan (destination),
atau memiliki nilai bangkitan dan tarikan.
c.
Pembebanan lalulintas (traffic assignment ) dilakukan berdasarkan data bangkitan dan tarikan di tiap-tiap zona, yang akan menghasilkan nilai volume
lalulintas pada jaringan jalan.
d. Kemudahan representasi model berdasarkan zona-zona aktual di lapangan.
Dalam model ini, zona dibuat berbasis wilayah kecamatan. Zona dalam studi ini terbagi
dalam wilayah administrasi seluruh wilayah Kota Medan, sebagian kecamatan di Kabupaten
Deli Serdang dan Zona Kota Binjai. Zone internal adalah wilayah Kota Medan sementara
wilayah di Deli Serdang dan Kota Binjai merupakan zona eksternal. Pembagian zonasi di
Kawasan Mebidang secara lebih rinci diperlihatkan pada Tabel 5.7. dan Gambar 5.11.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 144/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 27
Tabel 5.7. Pembagian Zona di Mebidang
No. Wilayah Administratif Kode
Zona
No. Wilayah Administratif Kode
Zona
1 Kec. Medan Tuntungan 1 17 Kec. Medan Tembung 17
2 Kec. Medan Johor 2 18 Kec. Medan Deli 18
3 Kec. Medan Amplas 3 19 Kec. Medan Labuhan 19
4 Kec. Medan Denai 4 20 Kec. Medan Marelan 20
5 Kec. Medan Area 5 21 Kec. Medan Belawan 21
6 Kec. Medan Kota 6 22 Kec. Sunggal 22
7 Kec. Medan Maimun 7 23 Kec. Hamparan Perak cs 23
8 Kec. Medan Polonia 8 24 Kec. Percut Sei Tuan 24
9 Kec. Medan Baru 9 25 Kec. Batang Kuis 25
10 Kec. Medan Selayang 10 26 Kec. Lubuk Pakam 26
11 Kec. Medan Sunggal 11 27 Kec. Pagar Merbau 27
12 Kec. Medan Helvetia 12 28 Kec. Pancur Batu 28
13 Kec. Medan Petisah 13 29 Kec. Deli Tua 29
14 Kec. Medan Barat 14 30 Kec. Tanjung Morawa 30
15 Kec. Medan Timur 15 31 Kec. Palumbak 31
16 Kec. Medan Perjuangan 16 32 Kota Binjai 32
Selanjutnya, data Matrik Asal Tujuan (MAT) dapat dimasukkan sebagai input bangkitan dan
tarikan perjalanan. Data MAT ini dapat diambil dari beberapa sumber, misalnya dari input tata
guna lahan (land use) dan jumlah penduduk, atau dari data asli Asal – Tujuan perjalanan hasil
survai. Dalam pemodelan ini MAT bersumber dari Studi Tataralok Kota Medan. Desire line
pergerakan di Kawasan Mebidang tahun 2011, 2016, 2021 dan 2029 dapat dilihat pada
Gambar 5.13- 5.16.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 145/248
LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
Bab 5 - 28
Gambar 5.11. Pembagian Zona di Mebidang
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 146/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 29
Gambar 5.12. Gabungan Jaringan dan Zona di Mebidang
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 147/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 30
Gambar 5.13. Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun 2011
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 148/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 31
Gambar 5.14. Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun 2016
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 149/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 32
Gambar 5.15. Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun 2021
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 150/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 33
Gambar 5.16. Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun 2026
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 151/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 34
5.3.5. PEMODELAN KONDISI EKSISTING
Data Matrik Asal Tujuan (MAT) kemudian dimasukkan ke dalam struktur model sebagai
input/masukan. Selanjutnya dilakukan Traffic Assignment atau pembebanan lalulintas. Model
ini mengalokasikan perjalanan yang telah dipisahkan menurut moda masing-masing ke dalam
berbagai rute jaringan yang tersedia yang menghubungkan zona asal tujuan yang ditentukan.
Metode yang digunakan dalam pembebanan lalulintas adalah metode user equilibrium atau
fixed demand auto assignment , karena metode ini cocok digunakan dalam jaringan jalan dalam
kota atau perkotaan, memiliki fungsi-fungsi hambatan (misalnya pengaruh kemacetan), dan
berasumsi bahwa semua rute yang digunakan memiliki biaya (cost) yang sama dan minimum.
Waktu perjalanan diberikan dalam fungsi Volume-Delay, yang berhubungan dengan setiap
link pada auto network.
Dalam pemodelan ini, output yang digunakan adalah Traffic Flow atau gabungan volume
lalulintas dan VC Ratio di tiap-tiap ruas jalan (link)
Hasil-hasil pembebanan pada kondisi eksisting (2011) dapat dilihat pada gambar berikut
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 152/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 35
Gambar 5.17.
Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada Kondisi Eksisting (2011)
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 153/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 36
5.3.6. PEMODELAN KONDISI DO NOTHING
Setelah hasil pemodelan pada kondisi eksisting diperoleh, dapat dibuat analisis peramalan
(forecasting), dalam hal ini dengan tidak memberikan perlakukan apa pun (do nothing) pada
tahun 2016, 2021 dan 2021
Hasil model kondisi do nothing pada tahun 2016, 2021 dan 2026 adalah seperti terlihat
pada gambar berikut ini.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 154/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 37
Gambar 5.18. Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada Tahun 2016
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 155/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 38
Gambar 5.19. Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada Tahun 2021
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 156/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 39
Gambar 5.20. Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada Tahun 2026
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 157/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 40
Analisis Perbandingan
Analisis Kinerja Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang pada kondisi Do Nothing pada Tahun
2011(eksisting), 2016, 2021 dan 2026 dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 5.8. Perbandingan Kinerja Jalan Mebidang Kondisi Do Nothing
No Kinerja JaringanTahun
2011 2016 2021 2026
1 Smp-km 1.613.1441,1 1.977.780,9 3.106.785,7 3.949.434,8
2 Smp-jam 58.880,1 83.165,2 185.451,1 280.732,7
3 VC Ratio rata-rata 0,82 1,01 1,58 2.01
4 Kecepatan rata-rata
(km/jam)
27,4 23,8 16.8 14.1
Sumber : Pemodelan Konsultan
5.3.7. PEMODELAN KONDISI DO SOMETHING
Kondisi Do Something akan dibuat bertahap pada tahun 2016, 2021 dan 2026. Skenario yang
dibuat adalah sebagai berikut:
Pada jangka pendek (Tahun 2012-2016) dilaksanakan pengoperasian angkutan pemadu moda
Bandara Kuala Namu dengan Rute Bandara- Medan- Binjai (Koridor A).
Pada jangka menengah (tahun 2017 – 2021) dioperasikan BRT Koridor B, C, dan D.
Pada jangka panjang (Tahun 2022 – 2031) pengembangan diarahkan keluar dengan
pengoperasian Koridor E (ke Lubuk Pakam) dan Koridor F (ke Tanah Karo).
Hasil model kondisi do something pada tahun 2016, 2021 dan 2026 adalah seperti terlihat
pada gambar berikut ini.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 158/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 41
Gambar 5.21. Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada Tahun 2016 pada Kondisi Do Something
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 159/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 42
Gambar 5.22. Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada Tahun 2021 pada Kondisi Do Something
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 160/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 43
Gambar 5.23. Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada Tahun 2026 pada Kondisi Do Something
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 161/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 44
Analisis Perbandingan
Analisis Kinerja Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang pada kondisi Do Nothing dan Do
Something pada Tahun 2016, 2021 dan 2026 dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 5.9. Perbandingan Kinerja Jalan Mebidang Kondisi Do Nothing dan DoSomething
No Kinerja
Jaringan
2016 2021 2026
Do
Nothing
Do
Something
Do
Nothing
Do
Something
Do
Nothing
Do
Something
1 Smp-km 1.977.780,9 1.891.046,9 3.106.785,7 2.806.033,0 3.949.434,8 3.386.891,3
2 Smp-jam 83.165,2 76.524,6 185.451,1 155.279,4 280.732,7 215.315,0
3 VC Ratio rata-rata 1,01 0,96 1,58 1,43 2,01 1,73
4 Kecepatan rata-
rata(km/jam)
23,8 24,7 16,8 18,1 14,1 15,7
Sumber : Pemodelan Konsultan
Dari hasil analisis tersebut, tampak bahwa untuk jangka menengah dan panjang perlu
kombinasi sistem angkutan umum massal yang lain selain BRT.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 162/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 45
5. 4. PENYUSUNAN JARINGAN LINTAS ANGKUTAN BARANG DAN KERETA
API DI KAWASAN PERKOTAAN MEBIDANG DAN SEKITARNYA
5.4.1. PERMASALAHAN ANGKUTAN BARANG DI PERKOTAAN
Secara umum kondisi angkutan barang dalam kota di wilayah Indonesia saat ini, adalah
sebagai berikut:
− Jenis angkutan barang baik yang berupa truk maupun kereta api bebas masuk
menembus ke jantung kota;
− Banyak perjalanan angkutan barang seperti truk yang kosong sehingga mengganggu
arus lalulintas;
− Kecepatan angkutan barang dalam hal ini truk dalam mixed-traffic yang sangat
lambat;
− Pada saat menaikkan dan menurunkan barang selalu terjadi antrian terutama di
pelabuhan sehingga mengakibatkan biaya tinggi;
− Sering terjadi loading-unloading angkutan barang di tengah perjalanan yang
mengakibatkan gangguan pada arus lalu lintas;
− Dalam pengangkutan barang sering terjadi overloading sehingga menyebabkan
kendaraan angkutan menjadi kurang cepat dan merusak perkerasan jalan;
− Fasilitas terminal angkutan barang pada saat ini masih sangat terbatas sehingga
bermunculan terminal-terminal bayangan pada titik-titik tertentu.
5.4.2. STRATEGI PENGEMBANGAN ANGKUTAN BARANG
Ketersediaan sistem angkutan barang yang cepat, effisien dan keberlanjutan sangat
mempengaruhi efisiensi biaya bagi dunia industri khususnya dan perekonomian perkotaan
pada umumnya.
Strategi yang dilakukan untuk mencapai visi angkutan barang yang cepat dan effisien, dapat
dijabarkan melalui beberapa tahapan evolusi antara lain:
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 163/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 46
1. Evolusi Moda Angkutan Barang
Proses evolusi angkutan barang dimulai dari sistem produksi dari daerah industri kepada
proses distribusi barang industri kepada pengguna, pada setiap kota di wilayah Indonesia.
Untuk mendapatkan layanan penghantaran barang dengan cepat dan effisien, maka diperlukan
evolusi moda angkutan barang dari yang ada saat ini. Adapun tahapan evolusi moda angkutan
barang dari Industri hingga proses distribusi barang industri dapat dilihat pada Gambar di
bawah ini.
Gambar 5.24. Evolusi Moda Angkutan Barang
Dari gambar diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
Tahap-1: Barang hasil produksi dari industri berupa barang curah kering seperti dalam bentuk
plastikan, sachet dll (kategori barang tidak cepat rusak) dikelompokkan untuk di
pak baik dengan kardus, kotak atau briket dan diberi tanda disebut tahap paletisasi.
Tahap-2: Barang yang sudah di paletisasi dari indutri-industri tersebut kemudian
dikonsolidasikan oleh pihak ketiga yang memiliki fungsi untuk mengelompokkan
pada suatu wilayah hantaran yang sama dilakukan pencatatan yang ketat dan
effisien untuk kemudian dilakukan kontainerisasi dan stuffing menggunakan alat
mekanis, pada tahapan ini disebut tahap konsolidasi.
Tahap-3: Barang yang sudah melalui tahapan konsolidasi, dikirimkan menggunakan moda
transportasi barang (bisa menggunakan kereta api atau kapal laut untuk kapasitas
kontainer yang lebih besar), dengan tujuan mengurangi beban jalan raya, effisiensi
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 164/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 47
dan mendapatkan harga yang kompetitif. Tahapan ini disebut Tahap Konsolidasi
Moda.
2. Evolusi Manajemen Lalu Lintas Angkutan Barang
Menejemen lalu lintas angkutan barang perlu dilakukan guna mengurangi kemacetan jalanraya dan dampak lalulintas yang diakibatkannya. Tahapan evolusi menejemen lalulintas
angkutan barang yang dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 5.25. Evolusi Manajemen Lalu Lintas Angkutan Barang
Dari gambar diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
Tahap-1: Kondisis saat ini, dimana setiap angkutan barang apapun ukuran dan jenisnya bisa
langsung menembus ke jantung kota;
Tahap-2: Tahap awal penataan dan pengaturan menejemen angkutan barang, dimana tidak
semua angkutan barang dapat langsung menembus jantung kota melainkan dibatasi
dengan tingkat keterisian barang, jika tingkat okupansi kendaraan itu lebih besar
dari 60% dari kapasitasnya, maka dapat langsung menembus jantung kota, akan
tetapi bila dibawah 60% tingkat okupansi barangnya, maka harus masuk ke lokasi
konsolidasi, dimana barang tersebut akan dikelompokkan berdasarkan wilayah
tujuan yang sama, untuk selanjutnya menggunakan angkutan barang yang memiliki
tingkat keterisian diatas 60%, sehingga dapat mengurangi kepadatan lalulintas di
jantung kota;
Tahap-3: Pada tahapan ini, barang dikirimkan menggunakan moda transportasi kereta api atau
kapal laut kapasitas kontainer yang lebih besar dan dalam jumlah besar, dengan
tujuan mengurangi beban jalan raya, effisiensi dan mendapatkan harga yang
kompetitif.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 165/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 48
3. Evolusi Logistik Angkutan Barang
Gambar 5.26. Evolusi Logistik Angkutan Barang
Dari gambar diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
Tahap-1: Tahap ini angkutan barang masih dikelola secara individu, dengan pengaturan
pembatasan angkutan barang pada jam tertentu, membayar retribusi angkutan
barang pada jalan yang dilewati. Hal inilah yang menyebabkan ekonomi biaya
tinggi dan tidak effisien;
Tahap-2: Pada tahap ini, sudah dikelola oleh perusahaan angkutan barang berdasarkan hasil
lelang dengan kontrak dalam jangka waktu tertentu, untuk angkutan barang yang di
perkotaan haruslah berdasarkan ukuran kendaraan yang besar, dengan tingkat
okupansinya juga besar dan tingkat penghataran (delivery) juga sudah tinggi,
sehingga lebih effisien dan harga lebih kompetitif;
Tahap-3: Perusahaan angkutan barang berdasarkan hasil lelang dengan kontrak dalam jangka
waktu tertentu, untuk angkutan barang yang di perkotaan dan luar yang memiliki
ukuran kendaraan yang besar, dengan tingkat okupansinya juga besar dan tingkat
penghataran (delivery) juga sudah tinggi, sehingga lebih effisien dan harga lebih
kompetitif dengan skala yang lebih luas.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 166/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 49
5.4.3. RENCANA AKSI
Prioritas 1. Rantai Logistik yang Efisien
Awal untuk pengembangan transportasi angkutan barang adalah mengetahui rangkaian rantai
logistik yang effisien. Tantangannya adalah bagaimana menyusun suatu rantai logistik yang
efisien untuk pengangkutan ke dalam atau ke luar dari pusat-pusat kota, sambil meminimalisir
dampak negatif terhadap lingkungan yang akan timbul, seperti polusi udara, polusi suara, dan
kemacetan lalulintas.
Strategi penting yang dapat meningkatkan efisiensi dari rantai logistik adalah, dengan
melakukan konsolidasi pengangkutan barang sebelum masuk ke dalam kota, sehingga dapat
meningkatkan “load factor” atau tingkat keterisian barang sehingga kapasitas barang yang
diantar dan frekuensi pengangkutannya menjadi besar. Sebagai dampak lalu lintasnya,
penghantaran dapat diminimalisir dan dampak negatif pada lingkungan perkotaan serta
kemacetan juga menjadi berkurang.
Prioritas 2 – Terminal Angkutan Barang
Untuk proses konsolidasi barang sebelum masuk kota, maka harus memiliki lokasi untuk
terminal angkutan barang yang letaknya tidak harus selalu dipusat kota sebagai bangkitan dari
perjalanan angkutan barang, namun lebih baik jika dilokasikan diarea-area suburban yang
mempunyai akses yang mudah dalam pengangkutan barangnya serta aksesibilitas dalam
perpindahan terhadap moda-moda lainnya, seperti dekat dengan pelabuhan, bandara dan
terminal.
Prioritas 3 - Keterpaduan Moda
Untuk transportasi pengangkutan barang produk industri, memungkinkan akan terciptanya
infrastruktur transportasi barang yang berbasis rel, yang saling terhubung satu sama lain,
sehingga tercipta suatu transportasi angkutan barang yang mudah dicapai antara satu titik
pusat pengantaran barang, ke titik pusat pengantaran barang berikutnya, misalnya, antar area
industri dan pelabuhan.
Untuk distribusi pengangkutan barang di dalam kota, umumnya dilakukan antara pusat
produksi barang dengan penggunar, konsolidasi dalam hal pengiriman barangnya dapat
dilakukan oleh jasa pengiriman barang pihak ketiga, yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 167/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 50
konsolidasi barang guna meningkatkan load factor barang, dikarenakan distribusi barang ke
penggguna biasanya mempunyai kapasitas volume barang yang lebih sedikit dan memiliki
tujuan hantaran yang berbeda maka dapat dikelompokkan dan dilayani oleh kendaraan
berkapasitas besar untuk masing-masing barang yang memiliki daerah layanan yang sama.
Dan proses konsolidasi barang tersebut dapat dilakukan jika memiliki moda yang sudah
terintegrasi misalnya moda kereta api dengan moda truk angkutan barang.
Untuk keterpaduan antar moda ini diperlukan adanya implementasi Peraturan Pemerintah (PP)
8/2011, dimana implementasi dari PP ini perlu mendapatkan prioritas yang lebih jelas
termasuk pada pembentukan institusi dan regulasinya.
Prioritas 4 – Peran Kendaraan Tidak Bermotor dalam Pengiriman Barang
Untuk pengiriman barang di dalam area perumahan dan area pasar tradisional, dapat
dilakukan dengan menggunakan kendaraan tidak bermotor, seperti gerobak dan becak ataupun
jalan kaki, yang mana bentuk distribusi pengiriman barang seperti ini merupakan bentuk
pengiriman barang tradisional di Indonesia.
Penggunaan kendaraan tidak bermotor sebagai angkutan distribusi barang (seperti, sayuran
dan daging) dari “Pasar Induk” ke perurmahan-perumahan merupakan bentuk distribusi yang
umum di kota-kota di Indonesia, yang mana distribusi barang dilakukan oleh gerobak dorong
dan becak.
Prioritas 5 – Truk Bergandar Banyak “MultiAxle”
Jenis truk bergandar banyak digunakan untuk mendapatkan efisiensi yang lebih, dalam
pergerakan distribusi pengangkutan barang, dan juga untuk meminimalisir kerusakan jalan
serta untuk menghemat pembayaran tol.
Dibawah ini merupakan karakteristik operasi pengangkutan barang diperkotaan secara
berkelanjutan, yang ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berbeda, yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas kiriman barang, meningkatkan jumlah barang yang akan dikirim
untuk setiap pengirimannya, serta meningkatkan tingkat utilitas/kegunaan pada kendaraan.
1. Perencanaan ruang, kebijakan dalam sistem pengeceran, lisensi bisnis.
a. Sistem pengeceran di dalam kota tetap utuh, semua penduduk kota masih dapat
memenuhi kebutuhan grosir dan kebutuhan rumah tangga nya dengan mudah
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 168/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 51
seperti berjalan kaki, karena jarak antar pusat produksi atau grosir yang relative
dekat;
b. Pusat perbelanjaan dan mal-mal hanya berada pada daerah dimana prasarana lalu
lintas sekitarnya dapat memudahkan akomodasi distribusi pengiriman barang;
c. Ketika merencanakan untuk membangun suatu bangunan baru, harus dipastikan
bahwa pengembang harus mempersiapkan rencana sistem lalu lintas pengiriman
barang yang baik tanpa mengganggu sistem lalu lintas yang sudah ada.
2. Perencanaan infrastruktur transportasi barang
a. Jalur transportasi melingkar atau jalan bypass disediakan untuk memudahkan
akomodasi pengiriman barang. Terutama untuk distribusi barang dengan
menggunakan truk-truk besar yang mana harus diupayakan untuk tidak melewati
jalur jalan kota dalam melakukan pengangakutan barangnya;
b. Adanya perpanjangan atau penyediaan jalur kereta api baru untuk mempermudah
dan mengefektifkan akses pengiriman barang, seperti akses ke pelabuhan;
c. Bagian pusat kota tetap bebas dari jalur/ area pengiriman barang;
d. Infrastuktur jalan kota dapat mengakomodasi arus lalu lintas barang yang
diperlukan, yang mana kemacetan diusahakan hanya terjadi pada jam puncak saja.
3. Kebijakan nasional mengenai jenis kendaraan, registrasi kendaraan, dan perpajakan.
a. Rel kereta api, dan jenis transportasi air merupakan jenis kendaraan yang baik
untuk pengiriman barang;
b. Standar emisi kendaraan tetap ditegakkan dan diwajibkan. Hal ini dilakukan
melalui pemberlakuan sistem pemerikasaan kendaraan dalam hal emisi yang
dikeluarkan;
c. Biaya operasional kendaraan yang terstruktur dan terukur, sehingga dapat
diketahui ketika terdapat operasi distribusi kendaraaan yang tidak efisien dan tidak
layak.
4.
Manajemen lalu lintas komunitas angkutan barang
a. Untuk pusat-pusat kota, pembatasan akses kendaraan distribusi barang perlu
diketatkan yang mana disesuaikan dengan standar teknis dan standar lingkungan
yang ditetapkan;
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 169/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 52
b. Dalam area pejalan kaki dengan akses yang mudah untuk menjangkau titik
bangkitan permintaan, yang mana kualitas dari pavement jalur pejalan kaki
memungkinkan kendaraan tidak bermotor seperti gerobak untuk beroperasi dalam
pengantaran barang;
c. Dalam usaha untuk menghindari kemacetan di siang hari, daerah-daerah tertentu
membuka pengiriman barang untuk malam hari;
d. Berbagai jenis kendaraan bermotor dan tidak bermotor sebisa mungkin dipisahkan
dalam jalurnya, sehingga keefektifan dan utilitas penggunaan jalur lebih efisien,
seperti : angkutan barang, angkutan umum, kendaraan pribadi, lalu lintas sepeda,
pejalan kaki, dan lain-lain.
5. Pengaturan sistem distribusi logistik akhir “last mile”
a.
Di daerah perkotaan, distribusi pengangkutan barang dengan menggunakan truk
hanya boleh beroperasi ketika volume barang yang dikirim di dalam truk lebih
dari 60% kapasitas truk. Pengiriman barang setelahnya dapat dikonsolidasikan di
lokasi yang lebih tepat sehingga membentuk suatu alur beban perjalanan yang
teratur dan terstruktur, serta tepat waktu;
b. Selalu terdapat pusat konsolidasi pengiriman barang di setiap daerah di lokasi
yang strategis, dan berakses mudah, hal ini akan memudahkan pengambilan
barang ketika upaya pengiriman barang yang dilakukan oleh distributor gagal
akibat dari penerima tidak berada di tempat selama jam kerja.
c. Tingkat efisiensi pengiriman barang yang tinggi dapat dicapai dalam distribusi
transportasi angkutan barangnya, yaitu faktor kapasitas pengiriman yang tinggi
dan frekuensi distribusi yang padat
Untuk mewujudkan rencana strategi di atas, kebijakan nasional yang koheren sangat
diperlukan. Suatu kebijakan nasional mengenai transportasi barang harus dapat membahas dan
menangani masalah-masalah pengiriman dan ukuran kendaraan yang diperlukan, pembahasan
mengenai kendaraan berstandar lingkungan (contoh, standar emisi), pembatasan distribusi,
standar keselamatan dan pemeriksaan kendaraan.
Pada saat yang sama, kebijakan nasional juga harus menganjurkan pemerintah daerah untuk
memberlakukan pembatasan akses di daerah mereka sendiri, membuat skema manajemen lalu
lintas, pemberlakukan lisensi izin operasi kendaraan lokal (seperti lisensi untuk distribusi
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 170/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 53
angkutan barang), pengaturan pajak daerah yang sesuai dengan kondisi daerah masing-
masing.
5.4.4. ANGKUTAN BARANG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA
Secara umum dapat dikatakan bahwa di Kota Medan tidak menyediakan fasilitas khusus atau
membedakan antara angkutan barang dan angkutan orang. Hanya saja untuk moda angkutan
yang besar seperti truk dan angkutan konteiner dilarang melewati kawasan pusat kota.
Pada saat ini terdapat beberapa lokasi yang digunakan untuk melakukan bongkar muat
angkutan barang antara lain:
− Kawasan sekitar Jalan Letda Sujono (Medan Tembung)
− Kawasan sekitar Jalan Krakatau (Medan Timur)
Gambar 5.27.
Kondisi Kawasan tempat bongkar muat barang di Jl. Letda Sujono
5.4.5. TRANSPORTASI KERETA API
Jaringan jalan KA telah terbangun pada kawasan Mebidang ini dengan jalur KA membentang
dari Binjai ke arah timur menuju Medan dan kemudian menuju ke selatan menuju ke Lubuk
pakam sampai dengan Rantau Prapat. Karakteristik pelayanan kereta api penumpang di
Medan dan sekitarnya terdiri dari eksekutif, bisnis dan ekonomi. Jumlah rangkaian kereta
yang melayani berjumlah 6 rangkaian, yang terdiri dari Kinantan, Sribilah, DolokMartimbang, Putri Ungu, Putri Hijau dan Lancang Kuning. Jumlah trip (PP) bervariasi dari 1
trip sampai 3 trip dengan tarif disesuaikan dengan kelas pelayanan. Lebih jelasnya rete serta
sifat pelayanan kereta api penumpang di Medan dan Sekitarnya diperlihatkan pada Tabel 5.11.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 171/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 54
Tabel 5.10. Rute Pelayanan Kereta Api Penumpang di Medan dan Sekitarnya
No. Rute Nama KA Kelas Tarif Trip (PP)
1. Medan – Rantauprapat a. Kinantan
b. Sribilah
Eksekutif
Eksekutif
Bisnis
Rp. 70.000,-
Rp. 60.000,-
Rp. 40.000,-
1
3
2. Medan – Siantar a. Dolok Martimbang
b. Siantar Ekspress
Bisnis
Ekonomi
Rp. 25.000,-
Rp. 12.000,-
2
1
3. Medan – Binjai a. Sribilah
b. Putri Ungu
Bisnis
Bisnis
Rp. 45.000,-
Rp. 40.000,-
2
1
4. Medan – Tanjungbalai a. Putri Ungu
b. Lancang Kuning
c. Putri Hijau
Bisnis
Ekonomi
Ekonomi
Rp. 35.000,-
Rp. 8.500,-
Rp. 8.500,-
2
1
1
Sumber: Studi Angkutan Umum Massal (Saum) Kota Medan Tahun 2010
Gambar 5.28. Jaringan Jalan KA di Sumatera Utara yang melintasi Kota Medan
Sumber : Peta Jarak KA, PT Kereta Api
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 172/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 55
Tabel-tabel berikut menjelaskan jumlah penumpang dan barang yang menggunakan moda
kereta api yang melalui stasiun Medan
Tabel 5.11. Jumlah Penumpang dan Barang Melalui Stasiun Medan
Tahun Penumpang (orang) Barang (ton)
2002 832.705 570.647
2003 919.096 702.606
2004 796.901 8.652
2005 796.901 6.791
2006 1.901.331 752.755
2007 1.766.578 915.759
2008 872.788 854.735
Sumber: Studi Angkutan Umum Massal (Saum) Kota Medan
Tahun 2010
Tabel 5.12. Jumlah Muatan Barang Berdasar Jenis
Tahun
Jenis Barang (ton)
Minyak
SawitKaret BBM Pupuk BHP Lainnya Jumlah
2005 181.147 - 25.358 - - 2.213 208.718
2006 158.415 532414 25.515 - - 36.411 752.755
2007 591.769 13.224 181.822 18.945 5.430 92.366 903.5562008 564206 12.466 190.468 25.690 11.887 50.017 854.734
Sumber: Studi Angkutan Umum Massal (Saum) Kota Medan Tahun 2010
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 173/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 56
5.4.6. PERGERAKAN ANGKUTAN BARANG DI WILAYAH MEBIDANG
5.4.7. RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI ANGKUTAN
BARANG
Jaringan jalan Kereta Api telah terbangun pada kawasan Mebidang dengan jalur Kereta Api
yang membentang dari Binjai ke arah timur menuju Medan dan kemudian menuju ke selatan
menuju ke Lubuk pakam sampai dengan Rantau Prapat.
Guna meningkatkan pergerakan orang dan barang baik secara internal Metropolitan Mebidang
maupun antara Metropolitan Mebidang dengan wilayah sekitarnya maka harus didukung
infrastruktur dan sarana transportasi yang baik yang mengacu pada rencana pengembangan
transportasi yang telah ditetapkan pada RTRW Provinsi Sumatera Utara.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 174/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 57
Oleh sebab itu untuk mendukung pergerakan barang/manusia di wilayah Mebidang diperlukan
pengembangan infrastruktur transportasi Kereta Api antara lain:
1. Pengembangan jaringan kereta api arah Utara – Selatan Mebidang (Belawan – Deli Tua
dan Pelabuhan Belawan – Pancur Batu).
2. Pengembangan jaringan kereta api arah Timur – Barat Mebidang (Pagar Merbau –
Medan – Binjai).
3. Pembangunan jaringan kereta api Belawan – Pelabuhan Belawan.
4.
Dengan melihat tataguna lahan di Medan pada saat ini maka pengembangan jaringan
kereta api rel KA di Medan adalah jaringan kereta api layang ( high way rail ),
sedangkan di Binjai dan Deli Serdang masih memungkinkan pembangunan double
track.
5. Untuk mendukung pengembangan konsep Transit Oriented Development (TOD) maka
diperlukan pembangunan stasiun kereta api baru, yaitu di lokasi sebagai berikut :
1) Stasiun Medan Polonia (CBD Polonia)
2) Stasiun Simalingkar
3) Stasiun Kuala Bekala
4) Stasiun Johor
6. Diperlukan peningkatan kapasitas KA dan waktu operasi KA, mengingat saat ini KA
yang ada masih beroperasi hanya 1 kali per hari dengan kapasitas terbatas. Kapasitas
gerbong dan frekuensi operasi KA perlu ditingkatkan secara besar-besaran. Hal ini
karena moda angkutan KA merupakan moda angkutan komuter yang dapat diharapkan
dapat mengatasi masalah transportasi Metropolitan Mebidang.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 175/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 58
5. 5. RENCANA LOKASI DAN KEBUTUHAN SIMPUL DI KAWASAN
PERKOTAAN MEBIDANG DAN SEKITARNYA
Penduduk sebuah kawasan kota, dalam memenuhi kebutuhan hidup, perlu adanya arus barang
dan mobilitas penduduk sehingga diperlukan pelayanan transportasi. Di pusat kota terbentuk
simpul-simpul jasa distribusi yang merupakan pusat kegiatan distribusi dan merupakan titik
tumpu bagi tumbuh dan berkembangnya kota menurut konsiderasi ekonomi. Hirarki susunan
simpul-simpul kota adalah simpul orde ke satu, simpul orde ke dua dan seterusnya. Apabila
suatu kota dapat menjalankan fungsinya sebagai simpul jasa distribusi dengan baik, maka
akan mengalami perkembangan pada dirinya dan membawa perkembangan pada kota yang
berada dalam sub ordinasinya.
Untuk melayani mobilitas penduduk di Kawasan Mebidang simpul kota yang ada diberikan
fasilitas untuk memudahkan pergerakan berupa halte utama. Halte utama tersebut di bangun
pada simpul kota kawasan Mebidang yaitu :
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 176/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 59
1. Kawasan lapangan Merdeka Medan
2. Kawasan Pelabuhan Belawan Medan
3. Terminal Pinang Baris
4. Terminal Amplas
5. Bandara Kuala Namu
6. Kecamatan Medan Tuntungan
7. Kawasan pusat kota Binjai
8. Berastagi
9. Deli Tua
10. Kawasan pusat kota Lubuk Pakam
Dengan adanya halte utama pada simpul-simpul tersebut diharapkan memudahkan pergerakan
orang dalam menggunakan angkutan umum.
5. 6. RENCANA PENANGANAN PERMASALAHAN PARKIR DI KAWASAN
PERKOTAAN MEBIDANG DAN SEKITARNYA
Di Pusat Kota terutama daerah perniagaan sering ditemui adanya kemacetan. Berdasarkan
hasil survei, titik-titik kemacetan beserta penyebabnya di wilayah Kota Medan dijelaskan
dalam Tabel berikut.
Tabel 5.13. Titik-titik Kemacetan di Kota Medan
No. Daerah/Jalan Penyebab Waktu
1 Jl. MT. HaryonoPasar/Mall, angkutan umum dan parkirdi badan jalan
10.00 s/d 18.00 WIB
2 Jl. AksaraPasar/Mall, angkutan umum dan parkirdi badan jalan
07.00 s/d 18.00 WIB
3 Jl. Thamrin Mall, Sekolah dan Rumah Sakit 06.00 s/d 09.00 WIB
12.00 s/d 14.00 WIB
17.00 s/d 19.00 WIB
4 Jl. SutomoPasar/Mall, angkutan umum dan parkir
di badan jalan10.00 s/d 18.00 WIB
5 Jl. H. Zainul ArifinSekolah Mall, angkutan umum dan
parkir di badan jalan06.00 s/d 09.00 WIB
12.00 s/d 14.00 WIB
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 177/248
BAB 5. ANALISIS
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 5 - 60
No. Daerah/Jalan Penyebab Waktu
17.00 s/d 19.00 WIB
6 Jl. Pemuda Perkantoran, parkir di badan jalan 06.00 s/d 09.00 WIB
12.00 s/d 14.00 WIB
17.00 s/d 19.00 WIB
7 Jl. Perintis KemerdekaanPerkantoran, Sekolah, parkir di badan
jalan06.00 s/d 09.00 WIB
12.00 s/d 14.00 WIB
17.00 s/d 19.00 WIB
8 Jl. Kereta Api Perkantoran, parkir di badan jalan 08.00 s/d 10.00 WIB
12.00 s/d 14.00 WIB
17.00 s/d 19.00 WIB
9 Jl. Cirebon Perkantoran, parkir di badan jalan 08.00 s/d 10.00 WIB
12.00 s/d 14.00 WIB
17.00 s/d 19.00 WIB
10Jl. Sisingamangaraja (depanRamayana Teladan)
Sekolah, Mall, angkutan umum dan parkir di badan jalan
08.00 s/d 10.00 WIB
12.00 s/d 14.00 WIB
17.00 s/d 19.00 WIB
Sumber Survei Konsultan
Berdasarkan Tabel 5.14 di atas umumnya penyebab kemacetan pada tata guna lahan
perkantoran, niaga, dan sekolah yang dilalui angkutan umum dan adanya parkir di badan jalan
(on street parking ). Kemacetan terjadi pada waktu-waktu sibuk seperti jam berangkat
sekolah/kerja, jam keluar istirahat atau makan siang dan jam pulang sekolah/kantor.
Untuk mengatasinya permasalahan parkir di badan jalan ini perlu penertiban secara terus
menerus dengan diimbangi penyediaan kantong-kantong parkir. Selaian itu sejalan dengan
program pengembangan BRT maka pengembangan lokasi park and ride dilokasi-lokasi
tertentu terutama di simpul-simpul kota perlu dikembangkan.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 178/248
BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 6 - 1
BAB 6 ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN
TRANSPORTASI PERKOTAAN
6. 1. UMUM
Seperti telah dibicarakan pada bab-bab sebelumnya, perencanaan arah
pengembangan jaringan transportasi perkotaan harus dilakukan dengan sistematis. Dasar-
dasar pengembangan transportasi perkotaan Mebidang meliputi hal-hal sebagai berikut
ini.
1. Pengembangan jaringan transportasi diarahkan untuk mendukung
perkembangan dan pengembangan wilayah Perkotaan Mebidang dan
sekitarnya.
2. Pengembangan jaringan transportasi diharapkan bisa menstimulasi kawasan
kurang berkembang di Perkotaan Mebidang dan sekitarnya.
3. Pengembangan jaringan transportasi harus mampu mengintegrasikan antar sub
wilayah Perkotaan Mebidang dan sekitarnya.
6. 2.
PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Pengembangan jaringan transportasi perkotaan Mebidang dibagi dalam tiga tahap
meliputi :
Jangka Pendek (2012 – 2016)
Jangka Menengah (2017 – 2021)
Jangka Panjang (2022 – 2031)
Masing-masing tahapan meliputi 5 bidang pengembangan, yakni :
1.
Program Pengembangan Sarana Transportasi Jalan Raya2. Program Pengembangan Transportasi Kereta Api dan Implementasi TOD.
3. Program Pengembangan Jaringan Jalan Raya
4. Program Pengembangan Transportasi Laut
5. Program Pengembangan Transportasi Udara
6. Program Pengembangan Transportasi Sungai
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 179/248
BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 6 - 2
7. Program Rencana Aksi Nasional Pengurangan Dampak Gas Rumah Kaca
Program pengembangan jaringan transportasi perkotaan Mebidang dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 180/248
BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 6 - 3
Tabel 6 1. Program Pengembangan Jaringan Transportasi Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
NO. NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATEPARTNERSHIP
JANGKAPENDEK
JANGKAMENENGAH
JANGKAPANJANG
PEMERINTAHPUSAT
PEMERINTAHPROVINSI
PEMERINTAH
KAB/KOTA
A.
PROGRAM PENGEMBANGAN SARANATRANSPORTASI JALAN RAYA
1.
Pengembangan sistem angkutan umum
Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
2. Evaluasi dan pengembangan koridor angkutan
umum ‘Bus Priority’ Kawasan
Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
3. Peningkatan pelayanan dan kelas terminalregional
4. Pengembangan kawasan pejalan kaki padakawasan perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
5. Pembangunan Terminal Terpadu di Bandara
Kuala Namu
6.
Pembangunan Busway dan Monorail di Kota
Medan
7.
Pengaturan on street parkir parkir di kota Medan
di jalan MT. Haryono, Aksara, Sutomo, H.
Zaenul Arifin, Pemuda, Perintis Kemerdekaan,
Kereta Api, Cirebon dan Sisingamangaraja
8. Penetapan kawasan parkir maupun gedung parkir
di Kota Binjai
9. Lajur, jalur atau jalan khusus angkutan massal di
kawasan perkotaan inti menghubungkan simpul
Medan Helvetia-Medan Sunggal-Medan
Selayang-Medan Polonia-Medan Amplas-Medan
Tembung-Medan Timur-Medan Deli-Medan
Marelan-Medan Labuhan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 181/248
BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 6 - 4
NO. NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANG
PEMERINTAH
PUSAT
PEMERINTAH
PROVINSI
PEMERINTAH
KAB/KOTA
10. Pengembangan terminal penumpang tipe A pada
terminal Medan Amplas di kecamatan MedanAmplas dan terminal Pinang Baris di kecamatan
Medan Sunggal di kota Medan
11. Pengembangan terminal penumpang tipe B padaterminal Binjai di kecamatan Binjai di kota
Binjai, terminal Lubuk Pakam di kecamatan
Lubuk Pakam di kabupaten Deli Serdang danterminal Berastagi di kecamatan Berastagi di
kabupaten Karo
12.
Terminal barang terpadu di kecamatan Pancur
Batu di kabupaten Deli Serdang
13. Terminal barang di Kawasan Industri Medan
(KIM) dan Kawasan Industri Lamhotma di kota
Medan, Kawasan Industri Binjai di kota Binjai,
Kawasan Industri Tanjung Morawa, Kawasan
Industri Percut Sei Tuan dan Kawasan Industri
Hamparan Perak di Kabupaten Deli Serdang
14. Terminal agribisnis di Kecamatan Medan
Selayang di kota Medan, di Kecamatan PancurBatu di Kabupaten Deli Serdang dan di
Kecamatan Berastagi di Kabupaten Karo
B. PROGRAM PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI KERETA API dan
IMPLEMENTASI TOD
1.
Penyiapan pembangunan transportasi kereta api
penumpang modern dan TOD di Kawasan
Perkotaan Mebidang-Ro
2.
Pengembangan koridor jalur Kereta Api terkait
implementasi TOD Kawasan
Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 182/248
BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 6 - 5
NO. NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANG
PEMERINTAH
PUSAT
PEMERINTAH
PROVINSI
PEMERINTAH
KAB/KOTA
3. Peningkatan jalur jalan rel dan pengembangan
terminal/stasiun yang dapat melayani distribusi barang
4. Pembangunan Stasiun Kereta Api baru di Kota
Medan
5. Pembangunan Simpang dengan Kereta Api tidak
Sebidang di Kota Medan di simpang jalan Pandu
6.
Peningkatan pelayanan Kereta Api Jalur Medan -
Binjai
7. Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalurkereta api Medan- Tebingtinggi-Kisaran-Rantau
Prapat
8.
Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur
kereta api Medan-Besitang-Langsa-
Lhokseumawe
9.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur
kereta api pada jalur kereta api Belawan-Stasiun
Kota
10.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur
kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-
Batang Kuis-Lubuk Pakam
11.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur
kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-
Sunggal-Binjai
12.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur
kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-
Pancur Batu
13.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur
kereta api pada jalur kereta api Lubuk Pakam-
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 183/248
BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 6 - 6
NO. NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANG
PEMERINTAH
PUSAT
PEMERINTAH
PROVINSI
PEMERINTAH
KAB/KOTA
Galang
14.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur
kereta api pada jalur kereta api Aras Kabu-Bandara Kuala Namu
15.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur
kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-Deli
Tua
16.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur
kereta api pada jalur kereta api Deli Tua
Sibolangit
17.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun kota Medan di
kecamatan Medan Timur di kota Medan
18. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Belawan di
kecamatan Medan Belawan di kota Medan
19. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Labuhan di
kecamatan Medan Labuhan di kota Medan20. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Kampung Besar
di kecamatan Medan Labuhan di kota Medan
21. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Titi Papan dikecamatan Medan Deli di kota Medan
22. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Mabar dikecamatan Medan Deli di kota Medan
23. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Pulo Brayan di
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 184/248
BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 6 - 7
NO. NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANG
PEMERINTAH
PUSAT
PEMERINTAH
PROVINSI
PEMERINTAH
KAB/KOTA
kecamatan Medan Timur di kota Medan
24.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Medan Pasar dikecamatan Medan Timur di kota Medan
25.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Kebon Pisang di
kecamatan Medan Timur di kota Medan
26.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Sei Sikambing
di kecamatan Medan Helvetia di kota Medan
27.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Medan Sunggal
di kecamatan Medan Sunggal di kota Medan
28. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Bandar Kalipah
Tembung di kecamatan Percut Sei Tuan di
kabupaten Deli Serdang
29. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Batang Kuis dikecamatan Batang Kuis di kabupaten Deli
Serdang
30. Pengembangan stasiun Kereta Api terkaitimplementasi TOD pada stasiun Aras Kabu di
kecamatan Beringin di kabupaten Deli Serdang
31.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Lubuk Pakam di
kecamatan Lubuk Pakam di kabupaten Deli
Serdang
32.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Galang di
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 185/248
BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 6 - 8
NO. NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANG
PEMERINTAH
PUSAT
PEMERINTAH
PROVINSI
PEMERINTAH
KAB/KOTA
kecamatan Galang di kabupaten Deli Serdang
33.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Pancur Batu dikecamatan Pancur Batu di kabupaten Deli
Serdang
34. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Deli Tua dikecamatan Deli Tua di kabupaten Deli Serdang
35. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Diski dikecamatan Sunggal di kabupaten Deli Serdang
36. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Binjai di
kecamatan Binjai Kota di kota Binjai
C.
PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN
JALAN RAYA
1. Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Dalam
2.
Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Luar
3.
Pengembangan Jaringan Jalan Akses Bandara
Kuala Namu
4.
Pengembangan Jaringan Akses Medan-
Hamparan Perak-Langkat (tahap awal),
altermatif pergerakan regional ke Aceh
5. Pengembangan jaringan jalan tol Medan- Binjai -
Deli Serdang
6. Pengembangan jaringan jalan tol Medan-Tanjung
Morawa- Tebing-Tinggi
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 186/248
BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 6 - 9
NO. NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANG
PEMERINTAH
PUSAT
PEMERINTAH
PROVINSI
PEMERINTAH
KAB/KOTA
7. Pembangunan Jalan Lingkar Luar Paling Luar
Medan
8.
Pengoperasian Bus Pemadu Moda BandaraKuala Namu
9. Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar
Luar Medan
10. Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan LingkarTengah Medan
11. Pembangunan Jalan Lingkar Utara Medan
12. Pembangunan Jalan Lingkar Mebidang Medan
13. Pembangunan Jalan Lingkar Pantai Utara Medan
14.
Pembangunan Jalan Agromarinepolitan Medan
15.
Rencana jalan lingkar (ring road) pada kawasan
perkotaan di Kab Deli Serdang
16. Jaringan jalan arteri primer pada jalan batas Deli
Sedang/Serdang Bedagai-Lubuk Pakam-Tanjung
Morawa-Lingkar Luar Kota Medan-Sunggal-
Binjai- Batas Binjai/Langkat
17.
Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-
Belawan
18. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-
Batang Kuis-Kuala Namu
19. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Lubuk
Pakam-Kuala Namu-Belawan-Hamparan Perak
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 187/248
BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 6 - 10
NO. NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANG
PEMERINTAH
PUSAT
PEMERINTAH
PROVINSI
PEMERINTAH
KAB/KOTA
20. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Kuala
Namu-Tanjung Morawa-Deli Tua-Pancur Batu-Sunggal-Hamparan Perak
21. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Percut Sei
Tuan-Tembung-Tanjung Morawa
22. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan
Sunggal-Medan Timur-Percut Sei Tuan
23.
Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan
Selayang-Pancur Batu
24. Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalanPancur Batu-Berastagi
25. Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalan
Berastagi-Kabanjahe
26. Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Deli
Tua-Sinembah Tanjung Muda Hilir-Tiga Juhar-
Bangun Purba
27. Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Pagar
Merbau-Galang-Bangun Purba-Batas DeliSerdang/Serdang Bedagai
28. Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan
Galang-Batas Deli Serdang/Serdang Bedagai
29. Jaringan jalan kolektor primer 2pada jalan Batas
Deli Serdang/Simalungun-Pekan Gunung
Meriah-Jalan Batas Deli Serdang/Simalungun
30.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang
menghubungkan kota Binjai dengan kota Medan
dan kawasan perkotaan Lubuk Pakam
31.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang
menghubungkan kawasan Perkotaan Pancur Batu
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 188/248
BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 6 - 11
NO. NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANG
PEMERINTAH
PUSAT
PEMERINTAH
PROVINSI
PEMERINTAH
KAB/KOTA
dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam melaluikecamatan Deli Tua
32.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yangmenghubungkan kota Medan dengan kawasan
perkotaan Percut Sei Tuan dan kawasan perkotaan Lubuk Pakam melalui kecamatan
Batang Kuis
33.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang
menghubungkan kecamatan Medan Helvetia
dengan kecamatan Medan Labuhan
34.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang
menghubungkankawasan perkotaan Percut Sei
Tuan dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam
melalui kecamatan Batang Kuis dan kecamatan
Pantai Labu
35. Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang
menghubungkan kawasan perkotaan Lubuk
Pakam dengan kecamatan Beringin dan
kecamatan Pantai Labu
36.
Jaringan jalan bebas hambatan antarkota pada jalan Medan-Tanjung Morawa-Lubuk Pakam-
Kuala Namu-Batas Deli Serdang/SerdangBedagai-Tebingtinggi
37. Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada
jalan Belawan-Medan-Tanjung Morawa
38.
Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada
jalan Binjai-Medan
D. PROGRAM PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI LAUT
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 189/248
BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 6 - 12
NO. NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANG
PEMERINTAH
PUSAT
PEMERINTAH
PROVINSI
PEMERINTAH
KAB/KOTA
1. Pengembangan pelayanan multimoda pelabuhan
utama dan internasional Belawan
2.
Pembangunan kawasan penunjang pelabuhaninternasional Belawan
E. PROGRAM PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI UDARA
1. Pembangunan Bandar Udara Kuala Namu danfasilitas pendukungnya
F. PROGRAM PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI SUNGAI
1.
Alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai
adalah pada sungai Belawan dan sungai Deli di
kota Medan dan sungai Belawan dan Sungai
Percut di kabupaten Deli Serdang
2. Pembangunan Dermaga Sungai di Medan
Labuhan
G.
PROGRAM AKSI NASIONAL
PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 1.
Pembangunan ITS
2.
Penerapan Pengendalian Dampak Lalu Lintas
3.
Penerapan Manajemen Parkir
4. Reformasi Sistem Transit
5. Peremajaan armada angkutan umum
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 190/248
BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya
Bab 6 - 13
NO. NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANG
PEMERINTAH
PUSAT
PEMERINTAH
PROVINSI
PEMERINTAH
KAB/KOTA
6. Pemasangan Converter Kit
7.
Pelatihan dan sosialisasi smart driving (eco-driving)
8.
Membangun Non Motorized Transport
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 191/248
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 192/248
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA
DRAFT PRA RANCANGAN
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SUMATERA UTARA
NOMOR ...........TAHUN 2012
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR SUMATERA UTARA
Menimbang : a. bahwa transportasi mempunyai peranan penting dan strategis untukmemantapkan perekonomian daerah dalam rangka memberikan pelayanan
kepada masyarakat, perlu mengatur ketentuan mengenai rencana induk
transportasi perkotaan pada kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu membentuk Peraturan Gubernur tentang Rencana Induk Transportasi
Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya.Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Otonom Provinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Provinsi
Sumatera Utara jo. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah Provinsi (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1103);
2. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
4. Undang – Undang No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
5. Undang – Undang No 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
6. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia;
7. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan;
8. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah;
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 193/248
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan
Kendaraan Bermotor di Jalan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu
Lintas Jalan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan danPengemudi;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di
Perairan;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang KewenanganPemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI SUMATERA UTARA
Dan
GUBERNUR SUMATERA UTARA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG RENCANA INDUK
TRANSPORTASI PERKOTAAN PADA KAWASAN PERKOTAANMEBIDANG DAN SEKITARNYA.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan :
1.
Daerah adalah Kawasan Perkotaan Mebidang dan sekitarnya yang meliputi : Kota Medan,Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan sebagian Kabupaten Karo.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
3. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Sumatera Utara
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah DewanPerwakilan Rakyat Provinsi Sumatera Utara.
5. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.
6. Jalan adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 194/248
7. Jaringan Transportasi kota adalah serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan yang
dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan sistem jaringan
transportasi kota untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan.8. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan
orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum,
yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi.9. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotoratau kendaraan tidak bermotor.
10. Angkutan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan
oleh umum dengan dipungut bayaran.11. Mobil Bus adalah setiap kendaraaan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan)
tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa
perlengkapan pengangkutan bagasi.
12. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang denganmobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal
tetap maupun tidak berjadwal.
13.
Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang.
14. Angkutan Jalan Rel adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan kereta api, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan
kendaraan lainnya yang akan atau sedang bergerak di jalan rel15. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan
tenaga mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung
dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yangtidak berpindah-pindah.
16. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-
batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
17. Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayananmasyarakat umum.
18. Pelabuhan Penyeberangan adalah pelabuhan umum untuk angkutan penyeberangan.
19. Jaringan Transportasi Sungai dan Danau adalah serangkaian simpul dan/atau ruang lalulintas yang berwujud alur sungai dan danau sehinga membentuk suatu jaringan untuk
keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan sungai dan danau.
20. Jaringan Transportasi Penyebrangan adalah serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan
yang dihubungkan oleh ruang lalu lintas yang berwujud alur penyeberangan sehingamembentuk suatu jaringan untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan
penyeberangan.
21. Penerbangan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan wilayah udara,
pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, keamanan dan keselamatan penerbangan,serta kegiatan dan fasilitas penunjang lain yang terkait;
22. Wilayah udara adalah ruang udara di atas wilayah daratan dan perairan Republik
Indonesia;
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 195/248
23. Pesawat udara adalah setiap alat yang dapat terbang di atmosfer karena daya angkat dari
reaksi udara kecuali reaksi udara terhadap permukaan bumi;
24. Bandar udara adalah daratan dan atau perairan yang dipergunakan untuk mendarat danlepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/atau
pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keamanan dan keselamatan penerbangan dan sebagai
tempat perpindahan antar moda transportasi;25. Dewan Transportasi Daerah adalah suatu organisasi yang menampung aspirasi masyarakatdan memberikan bahan pertimbangan terhadap penyusunan kebijakan Pemerintah Provinsi
dalam bidang transportasi.
26. Pelayanan Multi Moda adalah pelayanan angkutan penumpang dan/atau barang yangdiselenggarakan oleh satu operator penanggungjawab dengan satu dokumen perjanjian
yang dilaksanakan dengan menggunakan lebih dari satu jenis moda transportasi.
Pasal 2
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang Dan Sekitarnyaditetapkan dalam lampiran Peraturan Gubernur ini merupakan rencana induk transportasi yang
terorganisasi secara kesisteman untuk dijadikan sebagai pedoman dan landasan dalam perencanaan, pembangunan, penyelenggaraan transportasi guna mewujudkan penyediaan jasatransportasi yang efektif dan efisien.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 3
Rencana Induk Transportasi Perkotaan diselenggarakan dengan asas manfaat, usaha bersama dan
kekeluargaan, keadilan, keseimbangan, kepentingan umum, keterpaduan, kesadaran hukum,
kemandirian, demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas.
Pasal 4
Transportasi perkotaan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan satu kesatuan sistem
yang :
a. selamat, aman, cepat dan lancar, tertib dan teratur, nyaman, efisien, mampu memadukan
moda transportasi lainnya dan menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan dengan biayayang terjangkau oleh daya beli masyarakat;
b. mampu berperan sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan daerah.
BAB III
RUANG LINGKUP
Peraturan Gubernur ini mengatur mengenai penyelenggaraan transportasi di Daerah, meliputi :
1. Transportasi Jalan;2. Transportasi Penyeberangan;
3. Transportasi Kereta Api;
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 196/248
4. Transportasi Udara;
5. Transportasi Multimoda;
BAB IV
PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI
Pasal 4(1) Perencanaan Pengembangan sistem transportasi terdiri dari :a. Pengembangan Sarana Transportasi Jalan Raya
b. Pengembangan Transportasi Kereta Api dan Implementasi TOD.
c. Pengembangan Jaringan Jalan Rayad. Pengembangan Transportasi Laut
e. Pengembangan Transportasi Udara
f. Pengembangan Transportasi Sungai
g. Rencana Aksi Nasional Pengurangan Dampak Gas Rumah Kaca(2) Perencanaan Pengembangan Sistem Transportasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan secara bertahap dengan tahapan sebagai berikut :
a.
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 b.
tahun 2017 sampai dengan tahun 2021
c. tahun 2022 sampai dengan tahun 2031
Pasal 5Pengembangan Sarana Transportasi Jalan Raya dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf a terdiri dari:
a. Pengembangan sistem angkutan umum Perkotaan/MetropolitanMebidang-Ro
b. Evaluasi dan pengembangan koridor angkutan umum ‘Bus Priority’
Kawasan Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
c.
Peningkatan pelayanan dan kelas terminal regionald. Pengembangan kawasan pejalan kaki pada kawasan
perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
e. Pembangunan Terminal Terpadu di Bandara Kuala Namu
f. Pembangunan Busway dan Monorail di Kota Medan
g. Pengaturan on street parkir parkir di kota Medan di jalan MT. Haryono,Aksara, Sutomo, H. Zaenul Arifin, Pemuda, Perintis Kemerdekaan,
Kereta Api, Cirebon dan Sisingamangaraja
h. Penetapan kawasan parkir maupun gedung parkir di Kota Binjai
i. Lajur, jalur atau jalan khusus angkutan massal di kawasan perkotaan inti
menghubungkan simpul Medan Helvetia-Medan Sunggal-MedanSelayang-Medan Polonia-Medan Amplas-Medan Tembung-Medan
Timur-Medan Deli-Medan Marelan-Medan Labuhan
j. Pengembangan terminal penumpang tipe A pada terminal MedanAmplas di kecamatan Medan Amplas dan terminal Pinang Baris di
kecamatan Medan Sunggal di kota Medan
k. Pengembangan terminal penumpang tipe B pada terminal Binjai dikecamatan Binjai di kota Binjai, terminal Lubuk Pakam di kecamatan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 197/248
Lubuk Pakam di kabupaten Deli Serdang dan terminal Berastagi di
kecamatan Berastagi di kabupaten Karo
l. Terminal barang terpadu di kecamatan Pancur Batu di kabupaten Deli
Serdang
m. Terminal barang di Kawasan Industri Medan (KIM) dan Kawasan
Industri Lamhotma di kota Medan, Kawasan Industri Binjai di kotaBinjai, Kawasan Industri Tanjung Morawa, Kawasan Industri Percut Sei
Tuan dan Kawasan Industri Hamparan Perak di Kabupaten Deli Serdang
n. Terminal agribisnis di Kecamatan Medan Selayang di kota Medan, diKecamatan Pancur Batu di Kabupaten Deli Serdang dan di Kecamatan
Berastagi di Kabupaten Karo
Pasal 6
Pengembangan Transportasi Kereta Api dan Implementasi TOD dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) huruf b terdiri dari:
a.
Penyiapan pembangunan transportasi kereta api penumpang modern danTOD di Kawasan Perkotaan Mebidang-Ro
b. Pengembangan koridor jalur Kereta Api terkait implementasi TOD
Kawasan Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
c. Peningkatan jalur jalan rel dan pengembangan terminal/stasiun yangdapat melayani distribusi barang
d. Pembangunan Stasiun Kereta Api baru di Kota Medan
e. Pembangunan Simpang dengan Kereta Api tidak Sebidang di Kota
Medan di simpang jalan Pandu
f. Peningkatan pelayanan Kereta Api Jalur Medan - Binjai
g. Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur kereta api Medan-Tebingtinggi-Kisaran-Rantau Prapat
h. Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur kereta api Medan-Besitang-Langsa-Lhokseumawe
i. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Belawan-Stasiun Kota
j. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Stasiun Kota-Batang Kuis-Lubuk Pakam
k. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur
kereta api Stasiun Kota-Sunggal-Binjai
l. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur
kereta api Stasiun Kota-Pancur Batum. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur
kereta api Lubuk Pakam-Galang
n. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Aras Kabu-Bandara Kuala Namu
o. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Stasiun Kota-Deli Tua
p. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 198/248
kereta api Deli TuaSibolangit
q. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun kota Medan di kecamatan Medan Timur di kota Medan
r. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Belawan di kecamatan Medan Belawan di kota Medan
s.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Labuhan di kecamatan Medan Labuhan di kota Medan
t. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Kampung Besar di kecamatan Medan Labuhan di kota Medan
u. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Titi Papan di kecamatan Medan Deli di kota Medan
v. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Mabar di kecamatan Medan Deli di kota Medan
w. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Pulo Brayan di kecamatan Medan Timur di kota Medan
x. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada
stasiun Medan Pasar di kecamatan Medan Timur di kota Medany. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada
stasiun Kebon Pisang di kecamatan Medan Timur di kota Medan
z. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Sei Sikambing di kecamatan Medan Helvetia di kota Medan
aa. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Medan Sunggal di kecamatan Medan Sunggal di kota Medan
bb. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada
stasiun Bandar Kalipah Tembung di kecamatan Percut Sei Tuan di
kabupaten Deli Serdang
cc. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Batang Kuis di kecamatan Batang Kuis di kabupaten Deli
Serdang
dd. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Aras Kabu di kecamatan Beringin di kabupaten Deli Serdang
ee. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada
stasiun Lubuk Pakam di kecamatan Lubuk Pakam di kabupaten DeliSerdang
ff. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Galang di kecamatan Galang di kabupaten Deli Serdang
gg. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada
stasiun Pancur Batu di kecamatan Pancur Batu di kabupaten DeliSerdang
hh. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Deli Tua di kecamatan Deli Tua di kabupaten Deli Serdang
ii. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Diski di kecamatan Sunggal di kabupaten Deli Serdang
jj. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Binjai di kecamatan Binjai Kota di kota Binjai
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 199/248
Pasal 7
Pengembangan Jaringan Jalan Raya dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf cterdiri dari:
a.
Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Dalam b. Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Luar
c. Pengembangan Jaringan Jalan Akses Bandara Kuala Namu
d. Pengembangan Jaringan Akses Medan-Hamparan Perak-Langkat (tahapawal), altermatif pergerakan regional ke Aceh
e. Pengembangan jaringan jalan tol Medan- Binjai - Deli Serdang
f. Pengembangan jaringan jalan tol Medan-Tanjung Morawa- Tebing-Tinggi
g. Pembangunan Jalan Lingkar Luar Paling Luar Medan
h. Pengoperasian Bus Pemadu Moda Bandara Kuala Namu
i. Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar Luar Medan
j.
Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar Tengah Medan
k. Pembangunan Jalan Lingkar Utara Medan
l. Pembangunan Jalan Lingkar Mebidang Medan
m. Pembangunan Jalan Lingkar Pantai Utara Medan
n. Pembangunan Jalan Agromarinepolitan Medan
o. Rencana jalan lingkar (ring road) pada kawasan perkotaan di Kab DeliSerdang
p. Jaringan jalan arteri primer pada jalan batas Deli Sedang/SerdangBedagai-Lubuk Pakam-Tanjung Morawa-Lingkar Luar Kota Medan-
Sunggal- Binjai- Batas Binjai/Langkat
q.
Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-Belawanr.
Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-Batang Kuis-Kuala Namu
s. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Lubuk Pakam-Kuala Namu-Belawan-Hamparan Perak
t. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Kuala Namu-Tanjung Morawa-Deli Tua-Pancur Batu-Sunggal-Hamparan Perak
u. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Percut Sei Tuan-Tembung-
Tanjung Morawa
v. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan Sunggal-Medan Timur-Percut Sei Tuan
w. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan Selayang-Pancur Batu
x.
Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalan Pancur Batu-Berastagi
y. Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalan Berastagi-Kabanjahe
z. Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Deli Tua-Sinembah TanjungMuda Hilir-Tiga Juhar-Bangun Purba
aa. Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Pagar Merbau-Galang-Bangun Purba-Batas Deli Serdang/Serdang Bedagai
bb. Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Galang-Batas Deli
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 200/248
Serdang/Serdang Bedagai
cc. Jaringan jalan kolektor primer 2pada jalan Batas DeliSerdang/Simalungun-Pekan Gunung Meriah-Jalan Batas Deli
Serdang/Simalungun
dd. Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kota
Binjai dengan kota Medan dan kawasan perkotaan Lubuk Pakamee. Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kawasan
Perkotaan Pancur Batu dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam
melalui kecamatan Deli Tua
ff. Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kotaMedan dengan kawasan perkotaan Percut Sei Tuan dan kawasan perkotaan Lubuk Pakam melalui kecamatan Batang Kuis
gg. Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan
kecamatan Medan Helvetia dengan kecamatan Medan Labuhan
hh. Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkankawasan perkotaan Percut Sei Tuan dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam
melalui kecamatan Batang Kuis dan kecamatan Pantai Labuii. Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kawasan
perkotaan Lubuk Pakam dengan kecamatan Beringin dan kecamatan
Pantai Labu
jj. Jaringan jalan bebas hambatan antarkota pada jalan Medan-TanjungMorawa-Lubuk Pakam-Kuala Namu-Batas Deli Serdang/SerdangBedagai-Tebingtinggi
kk. Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada jalan Belawan-Medan-
Tanjung Morawa
ll. Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada jalan Binjai-Medan
Pasal 8Pengembangan Transportasi Laut dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d terdiridari:
a. Pengembangan pelayanan multimoda pelabuhan utama daninternasional Belawan
b. Pembangunan kawasan penunjang pelabuhan internasional Belawan
Pasal 9
Pengembangan Transportasi Udara dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf eterdiri dari:
a.
Pembangunan Bandar Udara Kuala Namu dan fasilitas pendukungnya
Pasal 10Pengembangan Transportasi Sungai dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f
terdiri dari:
a. Alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai adalah pada sungaiBelawan dan sungai Deli di kota Medan dan sungai Belawan dan Sungai
Percut di kabupaten Deli Serdang
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 201/248
b. Pembangunan Dermaga Sungai di Medan Labuhan
Pasal 11
Pengembangan Transportasi Sungai dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf gterdiri dari:
a.
Pembangunan ITS b. Penerapan Pengendalian Dampak Lalu Lintas
c. Penerapan Manajemen Parkir
d. Reformasi Sistem Transit
e. Peremajaan armada angkutan umum
f. Pemasangan Converter Kit
g. Pelatihan dan sosialisasi smart driving (eco-driving )
h. Membangun Non Motorized Transport
BAB V
PELAKSANA
Pasal 12
(1) Pelaksanaan program Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan
Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat
Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
(2) Pelaksanaan Tugas pokok dan fungsi dalam program Rencana Induk TransportasiPerkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi perencanaan, implementasi dan pengendalian.
BAB VI
KERJA SAMA
Pasal 13
(1) Dalam melaksanakan Pengembangan Sistem Transportasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4, Pemerintah Daerah dapat bekerja sama dengan Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah sekitar dan Pihak Ketiga.
(2) Kerja sama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah sekitar dan/atau Pihak Ketiga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 202/248
BAB VII
KOORDINASI
Pasal 14
Koordinasi pelaksanaan program Rencana Induk Transportasi Perkotaan padaKawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dilakukan oleh Asisten yang
membidangi masalah transportasi.
BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 15
Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan program Rencana Induk TransportasiPerkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dibebankan pada
APBD Provinsi Sumatera Utara dan sumber pembiayaan lain yang sah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IX
PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 16
(1) Pengendalian terhadap pelaksanaan program Rencana Induk Transportasi
Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dilakukan olehmasing-masing Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.
(2) Terhadap hasil pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
evaluasi setiap 6 bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
(3)
Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnya dilaporkan kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17
Terhadap peraturan pelaksanaan yang sudah ada, dinyatakan masih tetap berlakusepanjang tidak bertentangan dengan peraturan Gubernur ini.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 203/248
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Gubernurini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Ditetapkan di Medan pada tanggal
Diundangkan di Medan
pada tanggal
BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARATAHUN NOMOR .
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 204/248
LAMPIRAN I : Peraturan Gubernur Sumatera Utara
PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI KAWASAN PERKOTAAN MEBIDANG DAN SEKITARNYA
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKAPENDEK
JANGKAMENENGAH
JANGKAPANJANG
PUSAT PROVINSI KAB/KOTA
A.
PROGRAM PENGEMBANGAN SARANA
TRANSPORTASI JALAN RAYA
1. Pengembangan sistem angkutan umum
Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
2. Evaluasi dan pengembangan koridor angkutan
umum ‘Bus Priority’ Kawasan
Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
3. Peningkatan pelayanan dan kelas terminal
regional
4. Pengembangan kawasan pejalan kaki pada
kawasan perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
5. Pembangunan Terminal Terpadu di BandaraKuala Namu
6.
Pembangunan Busway dan Monorail di Kota
Medan
7.
Pengaturan on street parkir parkir di kota
Medan di jalan MT. Haryono, Aksara, Sutomo,H. Zaenul Arifin, Pemuda, Perintis
Kemerdekaan, Kereta Api, Cirebon dan
Sisingamangaraja
8. Penetapan kawasan parkir maupun gedung
parkir di Kota Binjai
9.
Lajur, jalur atau jalan khusus angkutan massal
di kawasan perkotaan inti menghubungkan
simpul Medan Helvetia-Medan Sunggal-Medan
Selayang-Medan Polonia-Medan Amplas-
Medan Tembung-Medan Timur-Medan Deli-
Medan Marelan-Medan Labuhan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 205/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
10.
Pengembangan terminal penumpang tipe A
pada terminal Medan Amplas di kecamatan
Medan Amplas dan terminal Pinang Baris di
kecamatan Medan Sunggal di kota Medan
11.
Pengembangan terminal penumpang tipe B pada
terminal Binjai di kecamatan Binjai di kota
Binjai, terminal Lubuk Pakam di kecamatanLubuk Pakam di kabupaten Deli Serdang dan
terminal Berastagi di kecamatan Berastagi di
kabupaten Karo
12.
Terminal barang terpadu di kecamatan Pancur
Batu di kabupaten Deli Serdang
13.
Terminal barang di Kawasan Industri Medan
(KIM) dan Kawasan Industri Lamhotma di kota
Medan, Kawasan Industri Binjai di kota Binjai,Kawasan Industri Tanjung Morawa, Kawasan
Industri Percut Sei Tuan dan Kawasan Industri
Hamparan Perak di Kabupaten Deli Serdang
14.
Terminal agribisnis di Kecamatan Medan
Selayang di kota Medan, di Kecamatan Pancur
Batu di Kabupaten Deli Serdang dan di
Kecamatan Berastagi di Kabupaten Karo
B.
PROGRAM PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI KERETA API dan
IMPLEMENTASI TOD
1.
Penyiapan pembangunan transportasi kereta api
penumpang modern dan TOD di KawasanPerkotaan Mebidang-Ro
2.
Pengembangan koridor jalur Kereta Api terkait
implementasi TOD KawasanPerkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
3.
Peningkatan jalur jalan rel dan pengembangan
terminal/stasiun yang dapat melayani distribusi barang
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 206/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
4. Pembangunan Stasiun Kereta Api baru di Kota
Medan
5.
Pembangunan Simpang dengan Kereta Api
tidak Sebidang di Kota Medan di simpang jalan
Pandu
6.
Peningkatan pelayanan Kereta Api Jalur Medan- Binjai
7.
Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur
kereta api Medan- Tebingtinggi-Kisaran-RantauPrapat
8.
Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur
kereta api Medan-Besitang-Langsa-Lhokseumawe
9.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Belawan-Stasiun
Kota
10.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-
Batang Kuis-Lubuk Pakam
11.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur
kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-
Sunggal-Binjai
12.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur
kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-
Pancur Batu
13.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Lubuk Pakam-
Galang
14.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Aras Kabu-
Bandara Kuala Namu
15. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 207/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
Deli Tua
16.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur
kereta api pada jalur kereta api Deli
TuaSibolangit
17.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkaitimplementasi TOD pada stasiun kota Medan di
kecamatan Medan Timur di kota Medan
18.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Belawan dikecamatan Medan Belawan di kota Medan
19.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkaitimplementasi TOD pada stasiun Labuhan di
kecamatan Medan Labuhan di kota Medan
20.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkaitimplementasi TOD pada stasiun Kampung
Besar di kecamatan Medan Labuhan di kota
Medan
21.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Titi Papan di
kecamatan Medan Deli di kota Medan
22.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Mabar di
kecamatan Medan Deli di kota Medan
23.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Pulo Brayan di
kecamatan Medan Timur di kota Medan
24.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Medan Pasar dikecamatan Medan Timur di kota Medan
25.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Kebon Pisang
di kecamatan Medan Timur di kota Medan
26. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 208/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
implementasi TOD pada stasiun Sei Sikambing
di kecamatan Medan Helvetia di kota Medan
27.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Medan Sunggal
di kecamatan Medan Sunggal di kota Medan
28.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Bandar Kalipah
Tembung di kecamatan Percut Sei Tuan di
kabupaten Deli Serdang
29.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Batang Kuis di
kecamatan Batang Kuis di kabupaten DeliSerdang
30.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Aras Kabu di
kecamatan Beringin di kabupaten Deli Serdang
31.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Lubuk Pakam
di kecamatan Lubuk Pakam di kabupaten Deli
Serdang
32.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Galang di
kecamatan Galang di kabupaten Deli Serdang
33.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Pancur Batu di
kecamatan Pancur Batu di kabupaten DeliSerdang
34.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Deli Tua dikecamatan Deli Tua di kabupaten Deli Serdang
35.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Diski dikecamatan Sunggal di kabupaten Deli Serdang
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 209/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
36.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Binjai di
kecamatan Binjai Kota di kota Binjai
C. PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN
JALAN RAYA
1.
Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Dalam
2.
Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Luar
3. Pengembangan Jaringan Jalan Akses BandaraKuala Namu
4.
Pengembangan Jaringan Akses Medan-Hamparan Perak-Langkat (tahap awal),
altermatif pergerakan regional ke Aceh
5. Pengembangan jaringan jalan tol Medan- Binjai- Deli Serdang
6.
Pengembangan jaringan jalan tol Medan-
Tanjung Morawa- Tebing-Tinggi
7. Pembangunan Jalan Lingkar Luar Paling Luar
Medan
8.
Pengoperasian Bus Pemadu Moda Bandara
Kuala Namu
9.
Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar
Luar Medan
10.
Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar
Tengah Medan
11. Pembangunan Jalan Lingkar Utara Medan
12.
Pembangunan Jalan Lingkar Mebidang Medan
13. Pembangunan Jalan Lingkar Pantai Utara
Medan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 210/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
14. Pembangunan Jalan Agromarinepolitan Medan
15. Rencana jalan lingkar (ring road) pada kawasan
perkotaan di Kab Deli Serdang
16.
Jaringan jalan arteri primer pada jalan batas
Deli Sedang/Serdang Bedagai-Lubuk Pakam-
Tanjung Morawa-Lingkar Luar Kota Medan-
Sunggal- Binjai- Batas Binjai/Langkat
17. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-
Belawan
18. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-
Batang Kuis-Kuala Namu
19.
Jaringan jalan arteri primer pada jalan Lubuk
Pakam-Kuala Namu-Belawan-Hamparan Perak
20.
Jaringan jalan arteri primer pada jalan Kuala
Namu-Tanjung Morawa-Deli Tua-Pancur Batu-Sunggal-Hamparan Perak
21.
Jaringan jalan arteri primer pada jalan Percut
Sei Tuan-Tembung-Tanjung Morawa
22. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan
Sunggal-Medan Timur-Percut Sei Tuan
23. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan
Selayang-Pancur Batu
24. Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalanPancur Batu-Berastagi
25.
Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalan
Berastagi-Kabanjahe
26.
Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Deli
Tua-Sinembah Tanjung Muda Hilir-Tiga Juhar-
Bangun Purba
27. Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan
Pagar Merbau-Galang-Bangun Purba-Batas Deli
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 211/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
Serdang/Serdang Bedagai
28.
Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan
Galang-Batas Deli Serdang/Serdang Bedagai
29.
Jaringan jalan kolektor primer 2pada jalan Batas
Deli Serdang/Simalungun-Pekan GunungMeriah-Jalan Batas Deli Serdang/Simalungun
30.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang
menghubungkan kota Binjai dengan kota
Medan dan kawasan perkotaan Lubuk Pakam
31.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang
menghubungkan kawasan Perkotaan PancurBatu dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam
melalui kecamatan Deli Tua
32.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yangmenghubungkan kota Medan dengan kawasan
perkotaan Percut Sei Tuan dan kawasan
perkotaan Lubuk Pakam melalui kecamatan
Batang Kuis
33.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang
menghubungkan kecamatan Medan Helvetia
dengan kecamatan Medan Labuhan
34.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang
menghubungkankawasan perkotaan Percut SeiTuan dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam
melalui kecamatan Batang Kuis dan kecamatan
Pantai Labu
35.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang
menghubungkan kawasan perkotaan Lubuk
Pakam dengan kecamatan Beringin dankecamatan Pantai Labu
36.
Jaringan jalan bebas hambatan antarkota pada
jalan Medan-Tanjung Morawa-Lubuk Pakam-Kuala Namu-Batas Deli Serdang/Serdang
Bedagai-Tebingtinggi
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 212/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
37. Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada
jalan Belawan-Medan-Tanjung Morawa
38. Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada
jalan Binjai-Medan
D.
PROGRAM PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI LAUT
1.
Pengembangan pelayanan multimoda pelabuhan
utama dan internasional Belawan
2. Pembangunan kawasan penunjang pelabuhan
internasional Belawan
E.
PROGRAM PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI UDARA
.
Pembangunan Bandar Udara Kuala Namu dan
fasilitas pendukungnya
F. PROGRAM PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI SUNGAI
1.
Alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai
adalah pada sungai Belawan dan sungai Deli di
kota Medan dan sungai Belawan dan Sungai
Percut di kabupaten Deli Serdang
2.
Pembangunan Dermaga Sungai di MedanLabuhan
G. PROGRAM AKSI NASIONAL
PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA
1. Pembangunan ITS
2. Penerapan Pengendalian Dampak Lalu Lintas
3. Penerapan Manajemen Parkir
4.
Reformasi Sistem Transit
5. Peremajaan armada angkutan umum
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 213/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
6.
Pemasangan Converter Kit
7.
Pelatihan dan sosialisasi smart driving (eco-
driving)
8. Membangun Non Motorized Transport
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 214/248
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 215/248
LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
ii
KATA PENGANTAR
Buku Laporan Akhir Proyek Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada
Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya ini disusun untuk memenuhi persyaratan
sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen Kerangka Acuan Kerja.
Laporan Akhir ini terdiri atas Bab Pendahuluan, Metodologi, Gambaran Wilayah,
Identifikasi Masalah , Analisis serta Arahan Pengembangan Jaringan Transportasi
Perkotaan dan dibuat dalam 15 (lima belas) eksemplar.
Dalam kesempatan ini konsultan ingin mengucapkan terima kasih kepada Bina Sarana
Transportasi Perkotaan Departemen Perhubungan Republik Indonesia yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Jakarta, Desember 2011
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 216/248
LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
iii
DAFTAR ISI
Halaman JudulKata Pengantar ............................................................................................................ ii
Daftar Isi ........................................................................................................................ iii
Daftar Gambar .................................................................................................... vi Daftar Tabel ......................................................................................................... vii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG .............................................................. Bab 1 – 1
1.1.1. Gambaran Umum ........................................................... Bab 1 – 1
1.1.2. Alasan Kegiatan Dilaksanakan ....................................... Bab 1 – 21.2. KEGIATAN YANG AKAN DILAKSANAKAN .................... Bab 1 – 2
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN ...................................................... Bab 1 –
31.3.1. Maksud Kegiatan ............................................................ Bab 1 – 3
1.3.2. Tujuan Kegiatan ............................................................. Bab 1 – 41.4. INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN ..................... Bab 1 – 4
1.4.1. Indikator Keluaran (Kualitatif) ....................................... Bab 1 – 4
1.4.2. Keluaran (Kuantitatif) .................................................... Bab 1 – 51.5. LOKASI PEKERJAAN ............................................................ Bab 1 – 6
BAB II : METODOLOGI
2.1. UMUM ..................................................................................... Bab 2 – 1
2.1.1. TAHAP I : Persiapan ...................................................... Bab 2 –
42.1.2. TAHAP II : Pengumpulan Data ..................................... Bab 2 – 5
2.1.3. TAHAP III : Analisis dan Perencanaan ......................... Bab 2 – 9
2.1.4. Analisis Awal ................................................................. Bab 2 – 92.1.5. Prediksi Permintaan Transportasi di Perkotaan
Medan ............................................................................. Bab 2 – 9
2.1.6. Hubungan Akhir Sistem Transportasi danTata Ruang ..................................................................... Bab 2 – 10
2.1.7. Pendekatan Sistem Dalam Perencanaan Transportasi dan
Tata Ruang ..................................................................... Bab 2 – 11
2.1.8. Pola Kebijakan Sistem Transportasi dan Tata Ruang
di Indonesia .................................................................... Bab 2 –
112.1.9. Metodologi Pendekatan dan Pembebanan ...................... Bab 2 – 13
2.2. LINGKUNGAN STRATEGIS ................................................ Bab 2 – 192.2.1. Perspektif Jaringan Transportasi Multimoda dan
Intermoda ....................................................................... Bab 2 – 19
2.2.2. Sistem Jaringan Transportasi Multimoda ....................... Bab 2 – 202.2.3. Konsep Transportasi Intermoda ..................................... Bab 2 – 21
2.2.3.1. Definisi Transportasi Intermoda .................................. Bab 2 – 21
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 217/248
LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
iv
2.2.3.2. Konsep Jaringan Transportasi Intermoda .................... Bab 2 – 212.2.3.3. Peran Moda dalam Sistem Transportasi
Intermoda .................................................................... Bab 2 – 22
2.2.3.4. Indikator Kinerja Sistem Transportasi
Intermoda .................................................................... Bab 2 – 23
2.2.4. Konsep Sistem Logistik Nasional .................................. Bab 2 –
242.2.5. Program Penyusunan Rencana Induk Transportasi
Perkotaan Pada Kawasan Kota Medandan Sekitarnya ................................................................ Bab 2 – 26
2.3. TINJAUAN PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP .................... Bab 2 – 27
2.3.1. Umum ............................................................................. Bab 2 – 272.3.2. Bentuk-Bentuk Kerjasama ............................................. Bab 2 – 28
2.3.3. Pemilihan Bentuk Kerjasama ......................................... Bab 2 – 33
2.3.4. Prasyarat Pemilihan Bentuk Kerjasama ......................... Bab 2 – 34
2.3.5. Penyiapan Dokumen Perjanjian Kerjasama ................... Bab 2 – 352.3.6. Pelaksanaan Kerjasama .................................................. Bab 2 – 36
BAB III : GAMBARAN WILAYAH
3.1. KAWASAN MEBIDANG ........................................................ Bab 3 – 13.1.1. Wilayah Mebidang .......................................................... Bab 3 – 1
3.1.2. Sistem Jaringan Jalan, Lalulintas Dan Angkutan Umum
Kawasan Perkotaan Mebidang ....................................... Bab 3 – 13.2. KOTA MEDAN ........................................................................ Bab 3 – 20
3.2.1. Kondisi Geografis Dan Wilayah ..................................... Bab 3 – 20
3.2.2. Kondisi Sosial Dan Kependudukan ................................. Bab 3 – 22
3.2.3. Sistem Transportasi ......................................................... Bab 3 – 263.3. KOTA BINJAI ......................................................................... Bab 3 – 39
3.3.1. Kondisi Geografis Dan Wilayah ..................................... Bab 3 –
393.3.2. Perekonomian .................................................................. Bab 3 – 423.3.3. Transportasi ..................................................................... Bab 3 – 43
3.4. KABUPATEN DELI SERDANG ............................................ Bab 3 – 46
3.4.1. Letak dan Keadaan Geografi ........................................... Bab 3 – 463.4.2. Penduduk ......................................................................... Bab 3 – 47
3.4.3. Pembagian Wilayah Pengembangan Kabupaten ............. Bab 3 – 48
3.4.4. Konsep dan Strategi Pengembangan ............................... Bab 3 – 52
3.4.5. Rencana Pengelolaan Kawasan Perkotaandan Pedesaan ................................................................... Bab 3 – 53
3.4.6. Struktur Sistem Transportasi ........................................... Bab 3 – 54
3.5. KABUPATEN KARO ............................................................. Bab 3 –
653.5.1. Kondisi Geografis Dan Wilayah ..................................... Bab 3 – 653.5.2. Kependudukan Dan Ekonomi ......................................... Bab 3 – 68
3.5.3. Transportasi ..................................................................... Bab 3 – 71
BAB IV : IDENTIFIKASI MASALAH
4.1. PRASARANA TRANSPORTASI DARAT .............................. Bab 4 – 1
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 218/248
LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
v
4.1.1. Bercampurnya Fungsi Ruas Jalan ..................................... Bab 4 – 14.1.2. Perlintasan Sebidang Kereta Api Dengan Jalan ................ Bab 4 – 1
4.1.3. Volume Lalulintas Yang Tinggi ....................................... Bab 4 – 1
4.2. SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI .................. Bab 4 – 1
4.2.1. Angkutan Umum dalam Kota ........................................... Bab 4 – 1
4.2.2. Transportasi Kereta Api .................................................... Bab 4 –
24.2.3. Transportasi Laut ............................................................... Bab 4 – 2
4.2.4. Transportasi Udara ............................................................ Bab 4 – 2
BAB V : ANALISIS
5.1. KONDISI JARINGAN JALAN ...................................................... Bab 5 – 1
5.2. PERENCANAAN BRT ................................................................... Bab 5 – 95.2.1. Pendahuluan ..................................................................... Bab 5 – 9
5.2.2. Rencana Trayek BRT ........................................................ Bab 5 – 13
5.2.3. Tanggapan Terhadap Rencana BRT Dalam
Berbagai Skenario ............................................................. Bab 5 – 155.2.4. Arahan Pengembangan BRT ............................................. Bab 5
– 17
5.3. PEMODELAN TRANSPORTASI .................................................. Bab 5 – 19
5.3.1. Skenario Perencanaan ....................................................... Bab 5 – 195.3.2. Dasar Analisis .................................................................. Bab 5 – 20
5.3.3. Kodifikasi Network .......................................................... Bab 5 – 23
5.3.4. Penentuan Zonasi dan Matrik Asal-Tujuan ...................... Bab 5 – 265.3.5. Pemodelan Kondisi Eksisting .......................................... Bab 5 – 34
5.3.6. Pemodelan Kondisi Do Nothing ...................................... Bab 5 – 36
5.3.7. Pemodelan Kondisi Do Something ................................. Bab 5 – 40
5.4. PENYUSUNAN JARINGAN LINTAS ANGKUTAN BARANGDAN KERETA API DI KAWASAN PERKOTAAN MEBIDANG
DAN SEKITARNYA ...................................................................... Bab 5 –
455.4.1. Permasalahan Angkutan Barang di Perkotaan ................. Bab 5 – 455.4.2. Strategi Pengembangan Angkutan Barang ........................ Bab 5 – 45
5.4.3. Rencana Aksi ..................................................................... Bab 5 – 49
5.4.4. Angkutan Barang di Kota Medan dan Sekitarnya ........... Bab 5 – 535.4.5. Transportasi Kereta Api ................................................... Bab 5 – 53
5.4.6. Pergerakan Angkutan Barang di Wilayah Mebidang ....... Bab 5 – 56
5.4.7. Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi
Angkutan Barang ............................................................. Bab 5 – 565.5. RENCANA LOKASI DAN KEBUTUHAN SIMPUL DI
KAWASAN PERKOTAAN MEBIDANG DAN SEKITARNYA . Bab 5 – 58
5.6. RENCANA PENANGANAN PERMASALAHAN PARKIRDI KAWASAN PERKOTAAN MEBIDANGDAN SEKITARNYA ...................................................................... Bab 5 – 59
BAB VI : ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN
TRANSPORTASI PERKOTAAN
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 219/248
LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
vi
6.1. UMUM ............................................................................................. Bab 6 – 16.2. PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI
PERKOTAAN ................................................................................. Bab 6 – 1
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 220/248
LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Lokasi Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Transportasi
Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya ............................................................................Bab 1 – 6
Gambar 2.1. Bagan Alir Pelaksanaan Studi ....................................................Bab 2 – 2
Gambar 2.2. Metodologi Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ............................. Bab 2 – 3
Gambar 2.3. Bagan Alir Pemodelan Transportasi 4 Tahap ..........................Bab 2 - 10
Gambar 2.4. Keterkaitan antara Sistem Transportasi
dan Tata Ruang ...........................................................................Bab 2 – 11
Gambar 2.5. Keterkaitan RTRW dan Sistem Transportasi pada Berbagai
Tingkatan Wilayah ......................................................................Bab 2 –
13
Gambar 2.6. Deskripsi Jaringan Transportasi Multi dan Intermoda ...........Bab 2 – 20
Gambar 2.7. Pengaturan Hirarki Pergerakan dalam Sistem Transportasi
Multi Moda ................................................................................. Bab 2 – 21
Gambar 2.8. Rantai Transportasi Intermoda .................................................. Bab 2 – 22
Gambar 2.9. Perbandingan Fungsi Biaya Transportasi Moda Jalan,
Rel dan Laut ............................................................................... Bab 2 - 23
Gambar 2.10. Konsep Sistem Logistik Intermoda Nasional
di Indonesia .................................................................................Bab 2 –
26
Gambar 2.11. Penyiapan Dokumen Perjanjian Kerjasama ............................. Bab 2 – 35
Gambar 2.12. Pelaksanaan Kerjasama ............................................................. Bab 2 – 36
Gambar 3.1. Peta Kota Medan ........................................................................ Bab 3 – 21
Gambar 3.2. Peta Kota Binjai ...........................................................................Bab 3 – 40
Gambar 3.3. Peta Kabupaten Deli Serdang ................................................... Bab 3 – 47
Gambar 3.4. Kawasan Pendekatan dan Lepas Landas ................................. Bab 3 – 62
Gambar 3.5. Peta Kabupaten Karo ................................................................. Bab 3 – 67
Gambar 5.1. Alasan Menggunakan Angkot .................................................. Bab 5 – 9
Gambar 5.2. Persepsi Terhadap Pelayanan Angkot ...................................... Bab 5 – 9
Gambar 5.3. Pelayanan Angkutan Umum Dalam Pelayanan
Pergerakan Komuter Mebidang .............................................. Bab 5 – 10
Gambar 5.4. Evolusi Angkutan Umum .......................................................... Bab 5 – 11
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 221/248
LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
vii
Gambar 5.5. Pergerakan Penumpang di Mebidang .......................................... Bab 5 – 12
Gambar 5.6. Konsep Pergerakan Angkutan Massal Mebidang ........................ Bab 5 – 13
Gambar 5.7. Rencana Trayek .............................................................................. Bab 5 – 15
Gambar 5.8. Penetapan Koridor .......................................................................... Bab 5 – 18
Gambar 5.9. Struktur Klasik Model Transportasi ............................................. Bab 5 –
20
Gambar 5.10. Jaringan Jalan Mebidang dan Sekitarnya yang Digunakan
Dalam Pemodelan ........................................................................... Bab 5 – 25
Gambar 5.11. Pembagian Zona di Mebidang ..................................................... Bab 5 – 28
Gambar 5.12. Gabungan Jaringan dan Zona di Mebidang ............................... Bab 5 – 29
Gambar 5.13. Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun
2011 ................................................................................................. Bab 5 – 30
Gambar 5.14. Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun
2016 ................................................................................................. Bab 5 – 31
Gambar 5.15. Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun
2021 ................................................................................................. Bab 5 – 32
Gambar 5.16. Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun
2026 ................................................................................................. Bab 5 – 33
Gambar 5.17. Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada
Kondisi Eksisting (2011) .............................................................. Bab 5 – 35
Gambar 5.18. Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang PadaTahun 2016 .................................................................................... Bab 5 – 37
Gambar 5.19. Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada
Tahun 2021 .................................................................................... Bab 5 – 38
Gambar 5.20. Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada
Tahun 2026 .................................................................................... Bab 5 – 39
Gambar 5.21. Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada
Tahun 2016 pada Kondisi Do Something .................................. Bab 5 – 41
Gambar 5.22. Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada
Tahun 2021 pada Kondisi Do Something .................................. Bab 5 – 42
Gambar 5.23. Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada
Tahun 2026 pada Kondisi Do Something .................................. Bab 5 – 43
Gambar 5.24. Evolusi Moda Angkutan Barang .................................................. Bab 5 – 46
Gambar 5.25. Evolusi Manajemen Lalu Lintas Angkutan Barang ................... Bab 5 – 47
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 222/248
LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
viii
Gambar 5.26. Evolusi Logistik Angkutan Barang .............................................. Bab 5 – 48
Gambar 5.27. Kondisi Kawasan Tempat Bongkar Muat Barang
Di Jl. Letda Sujono ....................................................................... Bab 5 – 53
Gambar 5.28. Jaringan Jalan KA di Sumatera Utara yang Melintasi
Kota Medan ................................................................................... Bab 5 –
54
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 223/248
LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kebutuhan, Sumber dan Kegunaan Data ....................................... Bab 2 – 7
Tabel 2.2. Kerangka Analisis Kinerja Transportasi Intermoda .................... Bab 2 –
24Tabel 2.3. Pemilihan Bentuk Kerjasama ..................................................... Bab 2 – 33
Tabel 2.4. Prasyarat Pemilihan Bentuk Kerjasama ..................................... Bab 2 – 34
Tabel 3.1. Data VC Ratio Jaringan Jalan Kawasan Perkotaan
Mebidang .................................................................................... Bab 3 – 1
Tabel 3.2. Data Kecepatan Pada Jaringan Jalan Kawasan Perkotaan
Mebidang .................................................................................... Bab 3 – 3
Tabel 3.3. Data MPU AKDP Dalam Kawasan Perkotaan Mebidang ........ Bab 3 – 4
Tabel 3.4. Data Bus AKDP Dalam Kawasan Perkotaan Mebidang ........... Bab 3 –
9
Tabel 3.5. Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan ....................... Bab 3 – 22
Tabel 3.6. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Menurut
Kecamatan Tahun 2006 – 2009 ................................................ Bab 3 – 23
Tabel 3.7. Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin per
Kecamatan Tahun 2010 ............................................................... Bab 3 – 24
Tabel 3.8. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin per
Kecamatan Tahun 2009 .............................................................. Bab 3 – 25
Tabel 3.9. Perkembangan PDRB, Penduduk Pertengahan Tahun dan
PDRB Per Kapita Tahun 2000 – 2007 ...................................... Bab 3 – 26
Tabel 3.10. Jumlah Sarana Angkutan (umum dan pribadi)
tahun 2004 – 2009 ..................................................................... Bab 3 – 28
Tabel 3.11. Jumlah Kendaraan Tidak Bermotor Tahun 2004 – 2009 .......... Bab 3 – 28
Tabel 3.12. Jumlah Angkutan Umum Tidak Dalam Trayek
Tahun 2004 – 2009 ................................................................... Bab 3 – 29
Tabel 3.13. Kondisi Angkutan Umum di Kota Medan Tahun 2007 ............. Bab 3 – 31
Tabel 3.14. Fasilitas Dermaga Kota Medan .................................................. Bab 3 – 37
Tabel 3.15. Fasilitas Gudang dan Penumpukan ............................................ Bab 3 – 37
Tabel 3.16. Peralatan Bongkar Muat ............................................................. Bab 3 – 38
Tabel 3.17. Jumlah Penduduk Kota Binjai Menurut Jenis Kelamin per
Kecamatan Tahun 2010 ............................................................. Bab 3 – 42
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 224/248
LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
x
Tabel 3.18.Bus AKDP Yang Beroperasi Dari Kota Binjai ........................... Bab 3 – 44
Tabel 3.19.Perusahaan MPU AKDP Awal Keberangkatan Dari
Kota Binjai ................................................................................. Bab 3 – 45
Tabel 3.20.Jumlah Penduduk Kabupaten Deli Serdang Menurut Jenis
Kelamin per Kecamatan Tahun 2010 .......................................... Bab 3 –
48
Tabel 3.21. Arahan Pengembangan Kegiatan Pembangunan Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2007 – 2027 ............................................. Bab 3 – 50
Tabel 3.22.Bus AKDP Yang Beroperasi Dari Kab. Deli Serdang ................ Bab 3 – 63
Tabel 3.23.Perusahaan MPU AKDP Awal Keberangkatan Dari
Kab. Deli Serdang ..................................................................... Bab 3 – 65
Tabel 3.24. Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Karo ............... Bab 3 – 67
Tabel 3.25.Jumlah Penduduk Kabupaten Karo Menurut Jenis
Kelamin per Kecamatan Tahun 2010 .......................................... Bab 3 – 68
Tabel 3.26. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karo Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 2000, 2008,
2009 ........................................................................................... Bab 3 – 69
Tabel 3.27. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karo Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2008,
2009 ........................................................................................... Bab 3 – 70
Tabel 3.28. Panjang Jalan Aspal, Berbatu dan Tanah (KM) 2009 ................ Bab 3 –
71Tabel 3.29. Jarak Dari Ibukota Kabupaten Ke Ibukota Kecamatan
Serta Kondisi Jalannya (Km) 2009 ........................................... Bab 3 – 71
Tabel 3.30. Jumlah Jembatan Dirinci Menurut Jenis Jembatan 2009 ........... Bab 3 – 72
Tabel 3.31. Perusahaan Bus AKDP Awal Keberangkatan Kab. Karo .......... Bab 3 – 73
Tabel 3.32. Perusahaan MPU AKDP Awal Keberangkatan Kab. Karo ........ Bab 3 – 73
Tabel 3.33. Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan Kerugian Yang
Diderita Tahun 2009 .................................................................. Bab 3 – 74
Tabel 5.1. Data Geometrik Jalan Kota Medan ............................................ Bab 5 –
2
Tabel 5.2. Alternatif Koridor – Koridor BRT ............................................ Bab 5 – 14
Tabel 5.3. Pilihan Responden Bila BRT Beroperasi di Kota Medan ......... Bab 5 – 16
Tabel 5.4. Pilihan Responden Pengguna Mobil Pribadi terhadap BRT ...... Bab 5 – 16
Tabel 5.5. Pilihan Responden Pengguna Sepeda Motor terhadap BRT ...... Bab 5 – 16
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 225/248
LAPORAN AKHIR
Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya
xi
Tabel 5.6. Koridor Pengembangan BRT .................................................... Bab 5 – 17
Tabel 5.7. Pembagian Zona di Mebidang ................................................... Bab 5 – 27
Tabel 5.8. Perbandingan Kinerja Jalan Mebidang Kondisi
Do Nothing .................................................................................. Bab 5 – 40
Tabel 5.9. Perbandingan Kinerja Jalan Mebidang Kondisi Do Nothing
Dan Do Something ...................................................................... Bab 5 – 44
Tabel 5.10. Rute Pelayanan Kereta Api Penumpang di Medan dan
Sekitarnya .................................................................................... Bab 5 – 54
Tabel 5.11. Jumlah Penumpang dan Barang Melalui Stasiun Medan ............ Bab 5 – 55
Tabel 5.12. Jumlah Muatan Barang Berdasar Jenis ........................................ Bab 5 – 55
Tabel 5.13. Titik-titik Kemacetan di Kota Medan ......................................... Bab 5 – 59
Tabel 6.1. Program Pengembangan Jaringan Transportasi Perkotaan
Mebidang dan Sekitarnya .............................................................. Bab 6 – 3
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 226/248
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA
DRAFT PRA RANCANGAN
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SUMATERA UTARA
NOMOR ...........TAHUN 2012
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR SUMATERA UTARA
Menimbang : a. bahwa transportasi mempunyai peranan penting dan strategis untukmemantapkan perekonomian daerah dalam rangka memberikan pelayanan
kepada masyarakat, perlu mengatur ketentuan mengenai rencana induk
transportasi perkotaan pada kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu membentuk Peraturan Gubernur tentang Rencana Induk Transportasi
Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya.Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Otonom Provinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Provinsi
Sumatera Utara jo. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah Provinsi (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1103);
2. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
4. Undang – Undang No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
5. Undang – Undang No 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
6. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia;
7. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan;
8. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah;
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 227/248
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan
Kendaraan Bermotor di Jalan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu
Lintas Jalan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan danPengemudi;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di
Perairan;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang KewenanganPemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI SUMATERA UTARA
Dan
GUBERNUR SUMATERA UTARA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG RENCANA INDUK
TRANSPORTASI PERKOTAAN PADA KAWASAN PERKOTAANMEBIDANG DAN SEKITARNYA.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan :
1.
Daerah adalah Kawasan Perkotaan Mebidang dan sekitarnya yang meliputi : Kota Medan,Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan sebagian Kabupaten Karo.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
3. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Sumatera Utara
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah DewanPerwakilan Rakyat Provinsi Sumatera Utara.
5. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.
6. Jalan adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 228/248
7. Jaringan Transportasi kota adalah serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan yang
dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan sistem jaringan
transportasi kota untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan.8. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan
orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum,
yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi.9. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotoratau kendaraan tidak bermotor.
10. Angkutan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan
oleh umum dengan dipungut bayaran.11. Mobil Bus adalah setiap kendaraaan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan)
tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa
perlengkapan pengangkutan bagasi.
12. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang denganmobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal
tetap maupun tidak berjadwal.
13.
Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang.
14. Angkutan Jalan Rel adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan kereta api, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan
kendaraan lainnya yang akan atau sedang bergerak di jalan rel15. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan
tenaga mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung
dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yangtidak berpindah-pindah.
16. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-
batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
17. Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayananmasyarakat umum.
18. Pelabuhan Penyeberangan adalah pelabuhan umum untuk angkutan penyeberangan.
19. Jaringan Transportasi Sungai dan Danau adalah serangkaian simpul dan/atau ruang lalulintas yang berwujud alur sungai dan danau sehinga membentuk suatu jaringan untuk
keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan sungai dan danau.
20. Jaringan Transportasi Penyebrangan adalah serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan
yang dihubungkan oleh ruang lalu lintas yang berwujud alur penyeberangan sehingamembentuk suatu jaringan untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan
penyeberangan.
21. Penerbangan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan wilayah udara,
pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, keamanan dan keselamatan penerbangan,serta kegiatan dan fasilitas penunjang lain yang terkait;
22. Wilayah udara adalah ruang udara di atas wilayah daratan dan perairan Republik
Indonesia;
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 229/248
23. Pesawat udara adalah setiap alat yang dapat terbang di atmosfer karena daya angkat dari
reaksi udara kecuali reaksi udara terhadap permukaan bumi;
24. Bandar udara adalah daratan dan atau perairan yang dipergunakan untuk mendarat danlepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/atau
pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keamanan dan keselamatan penerbangan dan sebagai
tempat perpindahan antar moda transportasi;25. Dewan Transportasi Daerah adalah suatu organisasi yang menampung aspirasi masyarakatdan memberikan bahan pertimbangan terhadap penyusunan kebijakan Pemerintah Provinsi
dalam bidang transportasi.
26. Pelayanan Multi Moda adalah pelayanan angkutan penumpang dan/atau barang yangdiselenggarakan oleh satu operator penanggungjawab dengan satu dokumen perjanjian
yang dilaksanakan dengan menggunakan lebih dari satu jenis moda transportasi.
Pasal 2
Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang Dan Sekitarnyaditetapkan dalam lampiran Peraturan Gubernur ini merupakan rencana induk transportasi yang
terorganisasi secara kesisteman untuk dijadikan sebagai pedoman dan landasan dalam perencanaan, pembangunan, penyelenggaraan transportasi guna mewujudkan penyediaan jasatransportasi yang efektif dan efisien.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 3
Rencana Induk Transportasi Perkotaan diselenggarakan dengan asas manfaat, usaha bersama dan
kekeluargaan, keadilan, keseimbangan, kepentingan umum, keterpaduan, kesadaran hukum,
kemandirian, demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas.
Pasal 4
Transportasi perkotaan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan satu kesatuan sistem
yang :
a. selamat, aman, cepat dan lancar, tertib dan teratur, nyaman, efisien, mampu memadukan
moda transportasi lainnya dan menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan dengan biayayang terjangkau oleh daya beli masyarakat;
b. mampu berperan sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan daerah.
BAB III
RUANG LINGKUP
Peraturan Gubernur ini mengatur mengenai penyelenggaraan transportasi di Daerah, meliputi :
1. Transportasi Jalan;2. Transportasi Penyeberangan;
3. Transportasi Kereta Api;
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 230/248
4. Transportasi Udara;
5. Transportasi Multimoda;
BAB IV
PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI
Pasal 4(1) Perencanaan Pengembangan sistem transportasi terdiri dari :a. Pengembangan Sarana Transportasi Jalan Raya
b. Pengembangan Transportasi Kereta Api dan Implementasi TOD.
c. Pengembangan Jaringan Jalan Rayad. Pengembangan Transportasi Laut
e. Pengembangan Transportasi Udara
f. Pengembangan Transportasi Sungai
g. Rencana Aksi Nasional Pengurangan Dampak Gas Rumah Kaca(2) Perencanaan Pengembangan Sistem Transportasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan secara bertahap dengan tahapan sebagai berikut :
a.
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 b.
tahun 2017 sampai dengan tahun 2021
c. tahun 2022 sampai dengan tahun 2031
Pasal 5Pengembangan Sarana Transportasi Jalan Raya dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf a terdiri dari:
a. Pengembangan sistem angkutan umum Perkotaan/MetropolitanMebidang-Ro
b. Evaluasi dan pengembangan koridor angkutan umum ‘Bus Priority’
Kawasan Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
c.
Peningkatan pelayanan dan kelas terminal regionald. Pengembangan kawasan pejalan kaki pada kawasan
perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
e. Pembangunan Terminal Terpadu di Bandara Kuala Namu
f. Pembangunan Busway dan Monorail di Kota Medan
g. Pengaturan on street parkir parkir di kota Medan di jalan MT. Haryono,Aksara, Sutomo, H. Zaenul Arifin, Pemuda, Perintis Kemerdekaan,
Kereta Api, Cirebon dan Sisingamangaraja
h. Penetapan kawasan parkir maupun gedung parkir di Kota Binjai
i. Lajur, jalur atau jalan khusus angkutan massal di kawasan perkotaan inti
menghubungkan simpul Medan Helvetia-Medan Sunggal-MedanSelayang-Medan Polonia-Medan Amplas-Medan Tembung-Medan
Timur-Medan Deli-Medan Marelan-Medan Labuhan
j. Pengembangan terminal penumpang tipe A pada terminal MedanAmplas di kecamatan Medan Amplas dan terminal Pinang Baris di
kecamatan Medan Sunggal di kota Medan
k. Pengembangan terminal penumpang tipe B pada terminal Binjai dikecamatan Binjai di kota Binjai, terminal Lubuk Pakam di kecamatan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 231/248
Lubuk Pakam di kabupaten Deli Serdang dan terminal Berastagi di
kecamatan Berastagi di kabupaten Karo
l. Terminal barang terpadu di kecamatan Pancur Batu di kabupaten Deli
Serdang
m. Terminal barang di Kawasan Industri Medan (KIM) dan Kawasan
Industri Lamhotma di kota Medan, Kawasan Industri Binjai di kotaBinjai, Kawasan Industri Tanjung Morawa, Kawasan Industri Percut Sei
Tuan dan Kawasan Industri Hamparan Perak di Kabupaten Deli Serdang
n. Terminal agribisnis di Kecamatan Medan Selayang di kota Medan, diKecamatan Pancur Batu di Kabupaten Deli Serdang dan di Kecamatan
Berastagi di Kabupaten Karo
Pasal 6
Pengembangan Transportasi Kereta Api dan Implementasi TOD dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) huruf b terdiri dari:
a.
Penyiapan pembangunan transportasi kereta api penumpang modern danTOD di Kawasan Perkotaan Mebidang-Ro
b. Pengembangan koridor jalur Kereta Api terkait implementasi TOD
Kawasan Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
c. Peningkatan jalur jalan rel dan pengembangan terminal/stasiun yangdapat melayani distribusi barang
d. Pembangunan Stasiun Kereta Api baru di Kota Medan
e. Pembangunan Simpang dengan Kereta Api tidak Sebidang di Kota
Medan di simpang jalan Pandu
f. Peningkatan pelayanan Kereta Api Jalur Medan - Binjai
g. Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur kereta api Medan-Tebingtinggi-Kisaran-Rantau Prapat
h. Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur kereta api Medan-Besitang-Langsa-Lhokseumawe
i. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Belawan-Stasiun Kota
j. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Stasiun Kota-Batang Kuis-Lubuk Pakam
k. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur
kereta api Stasiun Kota-Sunggal-Binjai
l. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur
kereta api Stasiun Kota-Pancur Batum. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur
kereta api Lubuk Pakam-Galang
n. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Aras Kabu-Bandara Kuala Namu
o. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Stasiun Kota-Deli Tua
p. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 232/248
kereta api Deli TuaSibolangit
q. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun kota Medan di kecamatan Medan Timur di kota Medan
r. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Belawan di kecamatan Medan Belawan di kota Medan
s.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Labuhan di kecamatan Medan Labuhan di kota Medan
t. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Kampung Besar di kecamatan Medan Labuhan di kota Medan
u. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Titi Papan di kecamatan Medan Deli di kota Medan
v. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Mabar di kecamatan Medan Deli di kota Medan
w. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Pulo Brayan di kecamatan Medan Timur di kota Medan
x. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada
stasiun Medan Pasar di kecamatan Medan Timur di kota Medany. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada
stasiun Kebon Pisang di kecamatan Medan Timur di kota Medan
z. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Sei Sikambing di kecamatan Medan Helvetia di kota Medan
aa. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Medan Sunggal di kecamatan Medan Sunggal di kota Medan
bb. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada
stasiun Bandar Kalipah Tembung di kecamatan Percut Sei Tuan di
kabupaten Deli Serdang
cc. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Batang Kuis di kecamatan Batang Kuis di kabupaten Deli
Serdang
dd. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Aras Kabu di kecamatan Beringin di kabupaten Deli Serdang
ee. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada
stasiun Lubuk Pakam di kecamatan Lubuk Pakam di kabupaten DeliSerdang
ff. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Galang di kecamatan Galang di kabupaten Deli Serdang
gg. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada
stasiun Pancur Batu di kecamatan Pancur Batu di kabupaten DeliSerdang
hh. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Deli Tua di kecamatan Deli Tua di kabupaten Deli Serdang
ii. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Diski di kecamatan Sunggal di kabupaten Deli Serdang
jj. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Binjai di kecamatan Binjai Kota di kota Binjai
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 233/248
Pasal 7
Pengembangan Jaringan Jalan Raya dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf cterdiri dari:
a.
Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Dalam b. Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Luar
c. Pengembangan Jaringan Jalan Akses Bandara Kuala Namu
d. Pengembangan Jaringan Akses Medan-Hamparan Perak-Langkat (tahapawal), altermatif pergerakan regional ke Aceh
e. Pengembangan jaringan jalan tol Medan- Binjai - Deli Serdang
f. Pengembangan jaringan jalan tol Medan-Tanjung Morawa- Tebing-Tinggi
g. Pembangunan Jalan Lingkar Luar Paling Luar Medan
h. Pengoperasian Bus Pemadu Moda Bandara Kuala Namu
i. Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar Luar Medan
j.
Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar Tengah Medan
k. Pembangunan Jalan Lingkar Utara Medan
l. Pembangunan Jalan Lingkar Mebidang Medan
m. Pembangunan Jalan Lingkar Pantai Utara Medan
n. Pembangunan Jalan Agromarinepolitan Medan
o. Rencana jalan lingkar (ring road) pada kawasan perkotaan di Kab DeliSerdang
p. Jaringan jalan arteri primer pada jalan batas Deli Sedang/SerdangBedagai-Lubuk Pakam-Tanjung Morawa-Lingkar Luar Kota Medan-
Sunggal- Binjai- Batas Binjai/Langkat
q.
Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-Belawanr.
Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-Batang Kuis-Kuala Namu
s. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Lubuk Pakam-Kuala Namu-Belawan-Hamparan Perak
t. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Kuala Namu-Tanjung Morawa-Deli Tua-Pancur Batu-Sunggal-Hamparan Perak
u. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Percut Sei Tuan-Tembung-
Tanjung Morawa
v. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan Sunggal-Medan Timur-Percut Sei Tuan
w. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan Selayang-Pancur Batu
x.
Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalan Pancur Batu-Berastagi
y. Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalan Berastagi-Kabanjahe
z. Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Deli Tua-Sinembah TanjungMuda Hilir-Tiga Juhar-Bangun Purba
aa. Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Pagar Merbau-Galang-Bangun Purba-Batas Deli Serdang/Serdang Bedagai
bb. Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Galang-Batas Deli
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 234/248
Serdang/Serdang Bedagai
cc. Jaringan jalan kolektor primer 2pada jalan Batas DeliSerdang/Simalungun-Pekan Gunung Meriah-Jalan Batas Deli
Serdang/Simalungun
dd. Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kota
Binjai dengan kota Medan dan kawasan perkotaan Lubuk Pakamee. Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kawasan
Perkotaan Pancur Batu dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam
melalui kecamatan Deli Tua
ff. Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kotaMedan dengan kawasan perkotaan Percut Sei Tuan dan kawasan perkotaan Lubuk Pakam melalui kecamatan Batang Kuis
gg. Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan
kecamatan Medan Helvetia dengan kecamatan Medan Labuhan
hh. Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkankawasan perkotaan Percut Sei Tuan dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam
melalui kecamatan Batang Kuis dan kecamatan Pantai Labuii. Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kawasan
perkotaan Lubuk Pakam dengan kecamatan Beringin dan kecamatan
Pantai Labu
jj. Jaringan jalan bebas hambatan antarkota pada jalan Medan-TanjungMorawa-Lubuk Pakam-Kuala Namu-Batas Deli Serdang/SerdangBedagai-Tebingtinggi
kk. Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada jalan Belawan-Medan-
Tanjung Morawa
ll. Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada jalan Binjai-Medan
Pasal 8Pengembangan Transportasi Laut dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d terdiridari:
a. Pengembangan pelayanan multimoda pelabuhan utama daninternasional Belawan
b. Pembangunan kawasan penunjang pelabuhan internasional Belawan
Pasal 9
Pengembangan Transportasi Udara dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf eterdiri dari:
a.
Pembangunan Bandar Udara Kuala Namu dan fasilitas pendukungnya
Pasal 10Pengembangan Transportasi Sungai dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f
terdiri dari:
a. Alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai adalah pada sungaiBelawan dan sungai Deli di kota Medan dan sungai Belawan dan Sungai
Percut di kabupaten Deli Serdang
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 235/248
b. Pembangunan Dermaga Sungai di Medan Labuhan
Pasal 11
Pengembangan Transportasi Sungai dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf gterdiri dari:
a.
Pembangunan ITS b. Penerapan Pengendalian Dampak Lalu Lintas
c. Penerapan Manajemen Parkir
d. Reformasi Sistem Transit
e. Peremajaan armada angkutan umum
f. Pemasangan Converter Kit
g. Pelatihan dan sosialisasi smart driving (eco-driving )
h. Membangun Non Motorized Transport
BAB V
PELAKSANA
Pasal 12
(1) Pelaksanaan program Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan
Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat
Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
(2) Pelaksanaan Tugas pokok dan fungsi dalam program Rencana Induk TransportasiPerkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi perencanaan, implementasi dan pengendalian.
BAB VI
KERJA SAMA
Pasal 13
(1) Dalam melaksanakan Pengembangan Sistem Transportasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4, Pemerintah Daerah dapat bekerja sama dengan Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah sekitar dan Pihak Ketiga.
(2) Kerja sama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah sekitar dan/atau Pihak Ketiga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 236/248
BAB VII
KOORDINASI
Pasal 14
Koordinasi pelaksanaan program Rencana Induk Transportasi Perkotaan padaKawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dilakukan oleh Asisten yang
membidangi masalah transportasi.
BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 15
Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan program Rencana Induk TransportasiPerkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dibebankan pada
APBD Provinsi Sumatera Utara dan sumber pembiayaan lain yang sah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IX
PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 16
(1) Pengendalian terhadap pelaksanaan program Rencana Induk Transportasi
Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dilakukan olehmasing-masing Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.
(2) Terhadap hasil pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
evaluasi setiap 6 bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
(3)
Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnya dilaporkan kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17
Terhadap peraturan pelaksanaan yang sudah ada, dinyatakan masih tetap berlakusepanjang tidak bertentangan dengan peraturan Gubernur ini.
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 237/248
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Gubernurini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Ditetapkan di Medan pada tanggal
Diundangkan di Medan
pada tanggal
BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARATAHUN NOMOR .
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 238/248
LAMPIRAN I : Peraturan Gubernur Sumatera Utara
PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI KAWASAN PERKOTAAN MEBIDANG DAN SEKITARNYA
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKAPENDEK
JANGKAMENENGAH
JANGKAPANJANG
PUSAT PROVINSI KAB/KOTA
A.
PROGRAM PENGEMBANGAN SARANA
TRANSPORTASI JALAN RAYA
1. Pengembangan sistem angkutan umum
Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
2. Evaluasi dan pengembangan koridor angkutan
umum ‘Bus Priority’ Kawasan
Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
3. Peningkatan pelayanan dan kelas terminal
regional
4. Pengembangan kawasan pejalan kaki pada
kawasan perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
5. Pembangunan Terminal Terpadu di BandaraKuala Namu
6.
Pembangunan Busway dan Monorail di Kota
Medan
7.
Pengaturan on street parkir parkir di kota
Medan di jalan MT. Haryono, Aksara, Sutomo,H. Zaenul Arifin, Pemuda, Perintis
Kemerdekaan, Kereta Api, Cirebon dan
Sisingamangaraja
8. Penetapan kawasan parkir maupun gedung
parkir di Kota Binjai
9.
Lajur, jalur atau jalan khusus angkutan massal
di kawasan perkotaan inti menghubungkan
simpul Medan Helvetia-Medan Sunggal-Medan
Selayang-Medan Polonia-Medan Amplas-
Medan Tembung-Medan Timur-Medan Deli-
Medan Marelan-Medan Labuhan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 239/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
10.
Pengembangan terminal penumpang tipe A
pada terminal Medan Amplas di kecamatan
Medan Amplas dan terminal Pinang Baris di
kecamatan Medan Sunggal di kota Medan
11.
Pengembangan terminal penumpang tipe B pada
terminal Binjai di kecamatan Binjai di kota
Binjai, terminal Lubuk Pakam di kecamatanLubuk Pakam di kabupaten Deli Serdang dan
terminal Berastagi di kecamatan Berastagi di
kabupaten Karo
12.
Terminal barang terpadu di kecamatan Pancur
Batu di kabupaten Deli Serdang
13.
Terminal barang di Kawasan Industri Medan
(KIM) dan Kawasan Industri Lamhotma di kota
Medan, Kawasan Industri Binjai di kota Binjai,Kawasan Industri Tanjung Morawa, Kawasan
Industri Percut Sei Tuan dan Kawasan Industri
Hamparan Perak di Kabupaten Deli Serdang
14.
Terminal agribisnis di Kecamatan Medan
Selayang di kota Medan, di Kecamatan Pancur
Batu di Kabupaten Deli Serdang dan di
Kecamatan Berastagi di Kabupaten Karo
B.
PROGRAM PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI KERETA API dan
IMPLEMENTASI TOD
1.
Penyiapan pembangunan transportasi kereta api
penumpang modern dan TOD di KawasanPerkotaan Mebidang-Ro
2.
Pengembangan koridor jalur Kereta Api terkait
implementasi TOD KawasanPerkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro
3.
Peningkatan jalur jalan rel dan pengembangan
terminal/stasiun yang dapat melayani distribusi barang
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 240/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
4. Pembangunan Stasiun Kereta Api baru di Kota
Medan
5.
Pembangunan Simpang dengan Kereta Api
tidak Sebidang di Kota Medan di simpang jalan
Pandu
6.
Peningkatan pelayanan Kereta Api Jalur Medan- Binjai
7.
Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur
kereta api Medan- Tebingtinggi-Kisaran-RantauPrapat
8.
Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur
kereta api Medan-Besitang-Langsa-Lhokseumawe
9.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Belawan-Stasiun
Kota
10.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-
Batang Kuis-Lubuk Pakam
11.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur
kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-
Sunggal-Binjai
12.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur
kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-
Pancur Batu
13.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Lubuk Pakam-
Galang
14.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Aras Kabu-
Bandara Kuala Namu
15. Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 241/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
Deli Tua
16.
Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur
kereta api pada jalur kereta api Deli
TuaSibolangit
17.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkaitimplementasi TOD pada stasiun kota Medan di
kecamatan Medan Timur di kota Medan
18.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Belawan dikecamatan Medan Belawan di kota Medan
19.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkaitimplementasi TOD pada stasiun Labuhan di
kecamatan Medan Labuhan di kota Medan
20.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkaitimplementasi TOD pada stasiun Kampung
Besar di kecamatan Medan Labuhan di kota
Medan
21.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Titi Papan di
kecamatan Medan Deli di kota Medan
22.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Mabar di
kecamatan Medan Deli di kota Medan
23.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Pulo Brayan di
kecamatan Medan Timur di kota Medan
24.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Medan Pasar dikecamatan Medan Timur di kota Medan
25.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Kebon Pisang
di kecamatan Medan Timur di kota Medan
26. Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 242/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
implementasi TOD pada stasiun Sei Sikambing
di kecamatan Medan Helvetia di kota Medan
27.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Medan Sunggal
di kecamatan Medan Sunggal di kota Medan
28.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Bandar Kalipah
Tembung di kecamatan Percut Sei Tuan di
kabupaten Deli Serdang
29.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Batang Kuis di
kecamatan Batang Kuis di kabupaten DeliSerdang
30.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Aras Kabu di
kecamatan Beringin di kabupaten Deli Serdang
31.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Lubuk Pakam
di kecamatan Lubuk Pakam di kabupaten Deli
Serdang
32.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Galang di
kecamatan Galang di kabupaten Deli Serdang
33.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Pancur Batu di
kecamatan Pancur Batu di kabupaten DeliSerdang
34.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Deli Tua dikecamatan Deli Tua di kabupaten Deli Serdang
35.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Diski dikecamatan Sunggal di kabupaten Deli Serdang
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 243/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
36.
Pengembangan stasiun Kereta Api terkait
implementasi TOD pada stasiun Binjai di
kecamatan Binjai Kota di kota Binjai
C. PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN
JALAN RAYA
1.
Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Dalam
2.
Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Luar
3. Pengembangan Jaringan Jalan Akses BandaraKuala Namu
4.
Pengembangan Jaringan Akses Medan-Hamparan Perak-Langkat (tahap awal),
altermatif pergerakan regional ke Aceh
5. Pengembangan jaringan jalan tol Medan- Binjai- Deli Serdang
6.
Pengembangan jaringan jalan tol Medan-
Tanjung Morawa- Tebing-Tinggi
7. Pembangunan Jalan Lingkar Luar Paling Luar
Medan
8.
Pengoperasian Bus Pemadu Moda Bandara
Kuala Namu
9.
Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar
Luar Medan
10.
Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar
Tengah Medan
11. Pembangunan Jalan Lingkar Utara Medan
12.
Pembangunan Jalan Lingkar Mebidang Medan
13. Pembangunan Jalan Lingkar Pantai Utara
Medan
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 244/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
14. Pembangunan Jalan Agromarinepolitan Medan
15. Rencana jalan lingkar (ring road) pada kawasan
perkotaan di Kab Deli Serdang
16.
Jaringan jalan arteri primer pada jalan batas
Deli Sedang/Serdang Bedagai-Lubuk Pakam-
Tanjung Morawa-Lingkar Luar Kota Medan-
Sunggal- Binjai- Batas Binjai/Langkat
17. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-
Belawan
18. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-
Batang Kuis-Kuala Namu
19.
Jaringan jalan arteri primer pada jalan Lubuk
Pakam-Kuala Namu-Belawan-Hamparan Perak
20.
Jaringan jalan arteri primer pada jalan Kuala
Namu-Tanjung Morawa-Deli Tua-Pancur Batu-Sunggal-Hamparan Perak
21.
Jaringan jalan arteri primer pada jalan Percut
Sei Tuan-Tembung-Tanjung Morawa
22. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan
Sunggal-Medan Timur-Percut Sei Tuan
23. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan
Selayang-Pancur Batu
24. Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalanPancur Batu-Berastagi
25.
Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalan
Berastagi-Kabanjahe
26.
Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Deli
Tua-Sinembah Tanjung Muda Hilir-Tiga Juhar-
Bangun Purba
27. Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan
Pagar Merbau-Galang-Bangun Purba-Batas Deli
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 245/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
Serdang/Serdang Bedagai
28.
Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan
Galang-Batas Deli Serdang/Serdang Bedagai
29.
Jaringan jalan kolektor primer 2pada jalan Batas
Deli Serdang/Simalungun-Pekan GunungMeriah-Jalan Batas Deli Serdang/Simalungun
30.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang
menghubungkan kota Binjai dengan kota
Medan dan kawasan perkotaan Lubuk Pakam
31.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang
menghubungkan kawasan Perkotaan PancurBatu dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam
melalui kecamatan Deli Tua
32.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yangmenghubungkan kota Medan dengan kawasan
perkotaan Percut Sei Tuan dan kawasan
perkotaan Lubuk Pakam melalui kecamatan
Batang Kuis
33.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang
menghubungkan kecamatan Medan Helvetia
dengan kecamatan Medan Labuhan
34.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang
menghubungkankawasan perkotaan Percut SeiTuan dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam
melalui kecamatan Batang Kuis dan kecamatan
Pantai Labu
35.
Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang
menghubungkan kawasan perkotaan Lubuk
Pakam dengan kecamatan Beringin dankecamatan Pantai Labu
36.
Jaringan jalan bebas hambatan antarkota pada
jalan Medan-Tanjung Morawa-Lubuk Pakam-Kuala Namu-Batas Deli Serdang/Serdang
Bedagai-Tebingtinggi
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 246/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
37. Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada
jalan Belawan-Medan-Tanjung Morawa
38. Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada
jalan Binjai-Medan
D.
PROGRAM PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI LAUT
1.
Pengembangan pelayanan multimoda pelabuhan
utama dan internasional Belawan
2. Pembangunan kawasan penunjang pelabuhan
internasional Belawan
E.
PROGRAM PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI UDARA
.
Pembangunan Bandar Udara Kuala Namu dan
fasilitas pendukungnya
F. PROGRAM PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI SUNGAI
1.
Alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai
adalah pada sungai Belawan dan sungai Deli di
kota Medan dan sungai Belawan dan Sungai
Percut di kabupaten Deli Serdang
2.
Pembangunan Dermaga Sungai di MedanLabuhan
G. PROGRAM AKSI NASIONAL
PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA
1. Pembangunan ITS
2. Penerapan Pengendalian Dampak Lalu Lintas
3. Penerapan Manajemen Parkir
4.
Reformasi Sistem Transit
5. Peremajaan armada angkutan umum
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 247/248
NO.
NAMA PROGRAM/
KEGIATAN
WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPJANGKA
PENDEK
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA
6.
Pemasangan Converter Kit
7.
Pelatihan dan sosialisasi smart driving (eco-
driving)
8. Membangun Non Motorized Transport
7/23/2019 rencana induk mebidang1
http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 248/248