rencana induk mebidang1

248
BAB 1. PENDAHULUAN Rencana Induk Transportasi Perkotaa n Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya Bab 1    1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Gambaran Umum Penanganan transportasi perkotaan mempunyai perbedaan dengan penanganan transportasi antar kota, karena keduanya mempunyai karakteristik yang spesifik. Adanya perbedaan akhir karakteristik transportasi antar kota dengan karakteristik transportasi perkotaan merupakan  pertimbangan utama perlunya transportasi perkotaan dikelola secara khusus. Titik sentral transportasi perkotaan di masa mendatang adalah bagaimana melakukan integrasi yang bermakna: a. Memadukan pemikiran dan aksi lintas semua kebijakan sektor terkait dan pada semua tingkatan pembuatan keputusan;  b. Semua kebijakan terkait transportasi bersinergi menuju ku alitas hidup y ang lebih  baik; c. Kebijakan lokal dan regional tetap seirama dengan Kebijakan Nasional; d. Memastikan sektor publik (masyarakat dan pemerintah) dan swasta saling  bekerjasama. Dengan demikian diharapk an ke depan akan didapatk an suatu sistem transportasi y ang efektif, ramah lingkungan, handal dan memegang peranan vital dalam meningkatkan kualitas hidup bagi seluruh masyarakat. Tantangan transportasi perkotaan ke depan adalah transportasi jalan akan tumbuh dua kali lipat dalam dua puluh tahun ke depan, meningkatnya kemecetan dan polusi udara. Berbagai permasalahan transportasi perkotaan tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak manapun, bahkan oleh pemerintah saja. Pemerintah memiliki peranan kunci dalam  pemecahan masalah transportasi perkotaan, namun masyarakat, pelaku bisnis, pengusaha transportasi dan pengguna jalan mampu memberikan sumbangan berarti dalam pemecahan masalah transportasi perkotaan.

Upload: muhammad-alfiansyah-syams

Post on 18-Feb-2018

307 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 1/248

BAB 1. PENDAHULUAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.  LATAR BELAKANG

1.1.1.  Gambaran Umum

Penanganan transportasi perkotaan mempunyai perbedaan dengan penanganan transportasi

antar kota, karena keduanya mempunyai karakteristik yang spesifik. Adanya perbedaan akhir

karakteristik transportasi antar kota dengan karakteristik transportasi perkotaan merupakan

 pertimbangan utama perlunya transportasi perkotaan dikelola secara khusus.

Titik sentral transportasi perkotaan di masa mendatang adalah bagaimana melakukan

“integrasi” yang bermakna:

a.  Memadukan pemikiran dan aksi lintas semua kebijakan sektor terkait dan pada

semua tingkatan pembuatan keputusan;

 b.  Semua kebijakan terkait transportasi bersinergi menuju kualitas hidup yang lebih

 baik;

c.  Kebijakan lokal dan regional tetap seirama dengan Kebijakan Nasional;

d. 

Memastikan sektor publik (masyarakat dan pemerintah) dan swasta saling

 bekerjasama.

Dengan demikian diharapkan ke depan akan didapatkan suatu sistem transportasi yang

efektif, ramah lingkungan, handal dan memegang peranan vital dalam meningkatkan kualitas

hidup bagi seluruh masyarakat.

Tantangan transportasi perkotaan ke depan adalah transportasi jalan akan tumbuh dua kali

lipat dalam dua puluh tahun ke depan, meningkatnya kemecetan dan polusi udara.

Berbagai permasalahan transportasi perkotaan tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak

manapun, bahkan oleh pemerintah saja. Pemerintah memiliki peranan kunci dalam

 pemecahan masalah transportasi perkotaan, namun masyarakat, pelaku bisnis, pengusaha

transportasi dan pengguna jalan mampu memberikan sumbangan berarti dalam pemecahan

masalah transportasi perkotaan.

Page 2: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 2/248

BAB 1. PENDAHULUAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

1.1.2.  Alasan Kegiatan Dilaksanakan

Beberapa kondisi menuntut perlunya suatu Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Induk

Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang (Medan, Binjai, Deli Serdang)

dan Sekitarnya. Kondisi dimaksud meliputi :

1) 

Pertumbuhan penduduk, ekonomi dan tingkat pendapatan akan secara dramatis

mempengaruhi jumlah kepemilikan kendaraan dan tingkat permintaan perjalanan;

2)  Hampir semua kota-kota mempunyai struktur tradisional yaitu tumbuh dari struktur

 pedesaan, dimana tidak akan dapat menjawab kebutuhan dimasa mendatang;

3)  Struktur institusi yang ada tidak dirancang untuk melayani kompleksitas interaksi

yang dibutuhkan pada tingkat perkotaan dan untuk keterpaduan dalam mengantisipasi

masalah yang timbul;

4)  Kebutuhan pendanaan untuk infrastruktur transportasi perkotaan diseluruh kota

Indonesia termasuk pengaturan anggaran dan dana yang diperlukan.

1.2.  KEGIATAN YANG AKAN DILAKSANAKAN

Ruang lingkup pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan

Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya adalah:

1) 

Melakukan inventarisasi dan kajian terhadap dokumen-dokumen, referensi maupunstudi-studi terdahulu yang berkaitan dengan studi ini;

2)  Melakukan studi pustaka berkaitan dengan bidang pengembangan jaringan

transportasi, kajian dan analisis terhadap studi-studi yang berhubungan dengan tata

cara pengembangan jaringan transportasi, peraturan-peraturan maupun pedoman-

 pedoman yang berkaitan dengan perencanaan pelayanan jaringan secara terpadu;

3) 

Melakukan inventarisasi terhadap jaringan transportasi yang ada di kawasan

Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

4)  Melakukan inventarisasi terhadap jaringan pelayanan angkutan umum di kawasan

Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

5)  Melakukan survai kinerja jaringan transportasi transportasi yang ada di kawasan

Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

6) 

Melakukan survai tataguna lahan berkaitan dengan pola-pola kegiatan yang

mempengaruhi jaringan transportasi;

7)  Melakukan Pemodelan transportasi untuk kawasan Perkotaan Mebidang dan

Sekitarnya;

Page 3: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 3/248

BAB 1. PENDAHULUAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

8) 

Melakukan koordinasi dan komunikasi secara terus menerus dengan daerah yang

dijadikan lokasi studi;

9)  Merekomendasikan tahapan pengembangan jaringan transportasi di kawasan

Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

10) 

Memperkirakan perpindahan orang dan/atau barang menurut asal tujuan perjalanan di

kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

11)  Menyusun arah dan kebijakan perananan transportasi dalam keseluruhan moda

transportasi di kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

12)  Menyusun rencana lokasi dan kebutuhan simpul di kawasan Perkotaan Mebidang dan

Sekitarnya;

13) 

Menyusun recana kebutuhan ruang lalu lintas di kawasan Perkotaan Mebidang dan

Sekitarnya;

14)  Menyusun Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang

dan Sekitarnya;

15)  Menyusun arah kebijakan dan langkah-langkah kebijakan pengembangan transportasi

di kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

16)  Merealisasikan adanya keterpaduan akhir sistem jaringan jalan dengan tata guna lahan

yang ada;17)  Melakukan optimalisasi terhadap penggunaan sistem jaringan yang ada terhadap

kondisi transportasi yang ada dan alternatif yang akan dikembangkan;

18) 

Menyusun rencana pengembangan jaringan transportasi terhadap penyebaran kegiatan

di Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

19)  Melakukan penyusunan jaringan lintas angkutan barang di Kawasan Perkotaan

Mebidang dan Sekitarnya;

20)  Menyusun Draft Peraturan Gubernur tentang Rencana Induk Transportasi Perkotaan

 pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

1.3.  MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1.  Maksud Kegiatan

Maksud dari pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan

Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya adalah :

1)  Mengembangkan jaringan transportasi terhadap penyebaran kegiatan di kota  –   kota

sekelilingnya, berdasarkan kajian atas peraturan perundang-undangan, referensi dan

Page 4: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 4/248

BAB 1. PENDAHULUAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

melakukan Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan

Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

2)  Terwujudnya Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan

Mebidang dan Sekitarnya.

1.3.2.  Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan

Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya adalah:

1). 

Membuat Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang

dan Sekitarnya, agar menjadi acuan pembangunan dan pengembangan Jaringan

Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

2). 

Adanya suatu tahapan  –   tahapan perencanaan dan pembangunan jangka pendek,

menengah dan panjang untuk pembangunan dan pengembangan Jaringan Transportasi

Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya.

1.4.  INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN

1.4.1.  Indikator Keluaran (Kualitatif)  

Pada akhir kegiatan studi ini diharapkan hasil keluaran kualitatif berupa:

1) 

Data-data tentang jaringan transportasi, jaringan pelayanan angkutan umum, kinerja jaringan transportasi dan tata guna lahan di kawasan Perkotaan Mebidang dan

Sekitarnya;

2)  Hasil pemodelan di kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

3)  Tahapan Pengembangan Jaringan Transportasi di kawasan Perkotaan Mebidang dan

Sekitarnya;

4) 

Perkiraan perpindahan orang dan/atau barang menurut asal tujuan perjalanan di

kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

5)  Arah dan kebijakan perananan transportasi dalam keseluruhan moda transportasi di

kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

6)  Rencana lokasi dan kebutuhan simpul di kawasan Perkotaan Mebidang dan

Sekitarnya;

7) 

Recana kebutuhan ruang lalu lintas di kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

8)  Rencana pengembangan jaringan transportasi termasuk pengembangan jaringan

angkutan umum terhadap penyebaran kegiatan di Kawasan Perkotaan Mebidang dan

Sekitarnya;

Page 5: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 5/248

BAB 1. PENDAHULUAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

9) 

Penyusunan jaringan lintas angkutan barang di Kawasan Perkotaan Mebidang dan

Sekitarnya;

10)  Arah kebijakan dan langkah-langkah kebijakan pengembangan transportasi di

kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

11) 

Optimalisasi terhadap penggunaan sistem jaringan yang ada terhadap kondisi

transportasi yang ada dan alternatif yang akan dikembangkan;

12)  Rencana aksi terdiri dari kegiatan, waktu pelaksanaan dan perkiraan pembiayaan.

1.4.2.  Keluaran (Kuantitatif)  

Pada akhir kegiatan studi ini diharapkan hasil keluaran kuantitatif berupa:

1)   Naskah Akademis Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan

Mebidang dan Sekitarnya;

2)  Draft Peraturan Gubernur tentang Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada

Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya.

Page 6: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 6/248

BAB 1. PENDAHULUAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

1.5.  LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan dapat dilihat pada gambar 1.1. di bawah ini :

Gambar 1.1. Lokasi Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada

Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya 

Page 7: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 7/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

BAB II. METODOLOGI

2.1.  UMUM

Untuk memenuhi target waktu dan substansi yang disyaratkan, maka kegiatan dalam studi ini

dapat dilihat pada Gambar 2.1. Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan studi ini terdiri

dari: Tahap Persiapan, Tahap Pengumpulan Data, Tahap Analisis dan Perencanaan, dan

Tahap Finalisasi.

Penyusunan tahapan pekerjaan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan dalam studi ini,

di mana tujuan dari setiap tahapan adalah sebagai berikut :

Tahap Persiapan : ditujukan untuk menyelesaikan masalah administrasi dan menyiapkan

kerangka pelaksanaan studi berupa persiapan survai, kajian literature, dan pengenalan awal

wilayah studi. Hasil Tahap Persiapan ini akan disampaikan pada Laporan Pendahuluan.

Tahap Pengumpulan Data : ditujukan untuk memperoleh data sekunder maupun primer yang

dibutuhkan dalam kegiatan analisis dan penyusunan Studi Perencanaan dan Pengembangan

Sistem Jaringan Transportasi Perkotaan Mebidang. Hasil pengumpulan data dan analisis

awalnya akan disampaikan pada Laporan Antara.

Tahap Analisis dan Perencanaan : ditujukan untuk memperoleh konsep perencanaan dan

 pengembangan jaringan transportasi Perkotaan Mebidang yang diperlukan untuk

mengimbangi permintaan perjalanan dan mendorong perekonomian wilayah dan nasional.

Hasil tahap analisis dan perencanaan ini akan disampaikan pada Laporan Akhir Sementara.

Tahap Finalisasi Studi : ditujukan untuk melengkapi laporan studi sesuai dengan hasil diskusi

dengan pihak pemberi kerja dan masukan dari berbagai instansi untuk dijadikan hasil akhir

dari studi ini. Hasil Tahap Finalisasi Studi ini akan disampaikan pada Laporan Akhir.

Page 8: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 8/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Gambar 2.1. Bagan Alir Pelaksanaan Studi 

Selain alur pelaksanaan pekerjaan yang disampaikan pada Gambar 2.1. alur pemikiran secara

metodologis untuk menyelesaikan pekerjaan perlu juga disusun untuk menterjemahkan

keterkaitan antara beberapa variabel yang digunakan untuk menyusun Rencana Induk

   D  r  a   f   t   L  a  p  o  r  a  n   A   k

   h   i  r

Finalisasi Studi 

- Penyempurnaan Laporan

- Pembuatan Resume Studi

Analisis Perencanaan

Transportasi - Analisis Jaringan Transportasi

- Analisis Simpul-Lintas strategis danPenentuan Hirarki JaringanTransportasi

- Analisis Pengembangan Prasarana

Transportasi- Analisis Peran Antar Moda

- Analisis Kelembagaan-Pengusahaan

Persiapan dan Penanganan

Survai

- Diskusi dan Pengarahan- Mobilisasi Alat Survai

- Penentuan Titik Survai

- Persiapan Form Survai    L  a  p .

   P  e  n   d  a   h  u   l  u  a  n

   L  a  p  o  r  a  n   A  n   t  a  r  a

Pengenalan Wilayah Study

- Kondisi jaringan prasarana dan pelayanan

- Kondisi Angkutan Umum- Rencana Pengembangan- Pemahaman kondisi kewilayahan

dan interaksi spasial

Identifikasi Peraturan dan Studi

Terdahulu

- RTRW Provinsi

- RTRW Perkotaan Mebidang- Undang-Undang Yang Berlaku

- Studi yang terkait lainnya

Survai Primer Survai WawancaraSurvai Sekunder

- Perhitungan Volume Lalu Lintas di

Jalan- Survei naik turun Penumpang di

Trayek-trayek utama- Survei biaya operasi kendaraan

- Survei pengamatan ke terminal 

- Kondisi tata ruang eksisting

- Kondisi sosio ekonomi di

masing-masing tata ruang- Perencanaan wilayah dan

RTRWN dan Renstra Wilayah- Peraturan terkait dan

Pengembangan Kewilayahan

Wawancara terbatas ke stakeholderterkait :

- BAPPEDA

- Dishub Prop./Kab./Kota

- Dinas PU/Bina Marga

Analisis Permintaan

Perjalanan dan Tata Ruang 

-  Identifikasi pusat-pusat kegiatan-  Identifikasi simpul-simpul

transportasi penting

Evaluasi Kondisi

Prasarana/Pelayanan

Transportasi Eksisting- Kondisi jaringan prasarana- Kondisi jaringan prasarana KA

- Kondisi jaringan pelayananangkutan umum

Penyusunan Rencana Induk

Transportasi Perkotaan di

Kawasan Perkotaan Mebidang

dan Sekitarnya- Visi dsn Misi- Kebijakan

- Program Aksi dan Pentahapan

Persiapan

- Administrasi dan personel- Pemanfaatan metodologi dan rencana kerja

- Kajian data sekunder, peraturan terkait danstudi terdahulu 

   D  a   t  a   S   i  s

   t  e  m 

Page 9: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 9/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya. Gambar 2.2.

menyampaikan metodologi teknis yang digunakan dalam studi ini.

Gambar 2.2  Metodologi Teknis Pelaksanaan Pekerjaan

Secara teknis metodologi yang dikembangkan akan mengaitkan antara variabel sistem

transportasi dan tata ruang wilayah ke dalam bentuk model. Model yang digunakan adalah

model perencanaan transportasi empat tahap. Kalibrasi model dilakukan dengan

menggunakan data kondisi jaringan transportasi, sosio-ekonomi dan kependudukan, serta

 pola tata ruang eksisting di Perkotaan Mebidang dan sekitarnya. Dari hasil kalibrasi

diperoleh beberapa model yang diperlukan untuk memprediksi permintaan perjalanan dan

kinerja sistem transportasi dimasa datang.

Prediksi pola tata ruang di masa datang dilakukan dengan menggunakan data rencana tata

ruang wilayah (RTRW) yang diperoleh dari dokumen yang ada (RTRWN, RTRWP,

RTRWK) serta wawancara dengan pihak terkait. Sedangkan konsep pengembangan sistem

Jaringan transportasi

Sosio-ekonomi

dan kependudukan

Tata ruang wilayah

KONDISI EKSISTING

Model sistem jaringan

Model sistem zona

Model permintaan perjalanan

KALIBRASI MODEL

RENCANA DAN

KEBIJAKAN

RTRWN/P/K, Renstra

SISTRANAS/WIL,RUJTJN, Renstra

Pola tata ruang & simpul

masa datang

Konsep pengembangan

rencana induk transportasi

KONSEP DAN

PENGEMBANGAN

   R  e  v   i  e  w

Prediksi permintaan

 perjalanan masa datang

SKENARIO & PREDIKSI

(SCENARIO & FORECASTING)

   S  p  e  s   i   f   i   k  a  s   i  v  a  r   i  a   b  e   l

Alternatif pengembangan

rencana induk transportasi

SIMULASI KINERJA

JARINGAN

Indikator lalulintas

Indikator ekonomi

EVALUASI/ANALISIS

KINERJA

Efisiensi kinerja

Efektifitas kinerja

REKOMENDASI

(RECOMMENDATION)

Prioritas program

Kebijakan pendukung 

Perundangan (LLAJ, OTDA,

RTRWN, dll)

Page 10: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 10/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

transportasi yang berisi konsep jaringan, indikator kinerja jaringan, dan standar penyediaan

sarana dan prasarana transportasi diperoleh dari sejumlah peraturan terkait, rencana dalam

SISTRANAS dan rencana-rencana pengembangan dari daerah. Konsep dan pola

 pengembangan ini akan menjadi masukan dalam mengembangkan alternatif jaringan

transportasi jalan yang akan dipilih.

Seperti diketahui, pengembangan suatu sistem akan sangat dipengaruhi oleh sejumlah

outstanding issues dalam lingkungan strategis yang melingkupinya. Pada dasarnya

kebutuhan untuk mengembangkan jaringan transportasi multi-moda di Indonesia

dilatarbelakangi oleh beberapa outstanding issues berikut :

a.  Globalisasi dan Tuntutan Efisiensi Transportasi

 b.  Konteks Kewilayahan Indonesia sebagai Negara Kepulauan

c.  Kebijakan Otonomi Daerah

d.  Liberalisasi Sektor Transportasi

e.  Relevansi “Blue Print” SISTRANAS terhadap Transportasi Multimoda 

2.1.1  TAHAP I : Persiapan

Di dalam tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan sebagai awal (inisialisasi) dari

seluruh rangkaian kegiatan yang direncanakan. Hasil tahap persiapan ini akan sangat

mempengaruhi proses yang dilakukan dalam tahap-tahap selanjutnya.

Secara umum terdapat 4 kegiatan utama di dalam tahap persiapan ini, yakni :

(1) Pemantapan metodologi, maksud dari kegiatan ini adalah :

a. Merencanakan secara lebih detail tahap-tahap pelaksanaan kegiatan berikutnya,

untuk mengefisienkan penggunaan waktu dan sumber daya.

 b. Menentapkan metoda pemodelan dan analisis yang akan digunakan, hal ini penting

untuk ditetapkan karena akan mempengaruhi kebutuhan data, penyediaan waktu

analisis, dan kualitas hasil penelitian secara keseluruhan.

(2) Studi literatur yang berguna untuk :

a. Menelaah sejumlah metoda pelaksanaan studi sistem jaringan transportasi jalan

terpadu yang pernah dilakukan di beberapa lokasi kajian yang berbeda.

 b. Memaksimalkan kemungkinan penggunaan data dan model yang pernah

dikembangkan di wilayah studi yang sejenis untuk memperkaya bahasan dan

validasi dari model yang dikembangkan dalam penelitian ini.

(3) Review peraturan terkait yang bermanfaat untuk :

Page 11: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 11/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

a. Menyusun konsep pengembangan Rencana Induk Transportasi Perkotaan

Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya  yang disesuaikan dan

dipadukan dengan konsep yang ada di dalam RTRWN, SISTRANAS, Konsep

RUJTJ versi UU No. 22 Tahun 2009, dan kebijakan pengembangan sistem

transportasi lainnya.

 b. Mengetahui recana tata ruang baik dalam skala nasional (RTRWN), Provinsi

(RTRWP), maupun Kabupaten/Kota (RTRWK) sebagai masukan dalam

 pengembangan konsep jaringan jalan, model analisis dan pengembangan alternatif

sistem jaringan jalan yang akan dianalisis lebih lanjut.

c. Menyusun sejumlah indikator penilaian kinerja sistem transportasi jalan sebagai

langkah untuk mengevaluasi kondisi eksisting dan permasalahannya, indikasi

tujuan yang diinginkan, dan kinerja dari alternatif perencanaan yang

dikembangkan.

(4) Identifikasi awal kondisi dan problem pada sistem jaringan transportasi jalan yang ada

di wilayah Perkotaan Mebidang dan sekitarnya, baik dari masalah perencanaan,

operasional, maupun pendanaannya.

2.1.2  TAHAP II: Pengumpulan Data

Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data, baik data dari sumber sekunder (instansi

terkait) maupun data primer yang diperoleh dari survai di lapangan. Pada dasarnya

 pengumpulan data diusahakan semaksimal mungkin dari data sekunder, di mana pelaksanaan

survai primer hanya dilakukan untuk melengkapi dan memperbarui data-data yang ada.

Persiapan Survai

Persiapan survai ini dilakukan untuk merencanakan secara detail pelaksanaan survai yang

 berkaitan dengan:

(1) Pemilihan metoda survai

(2) Penyiapan formulir survai sesuai dengan metoda survai yang digunakan

(3) Penyiapan sumber daya survai dan penyusunan jadwal pelaksanaan survai

(4) Penentuan jumlah sampling

Page 12: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 12/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Kebutuhan Data

Secara umum data yang dibutuhkan dapat digolongkan dalam 3 kategori yakni data untuk

menyusun konsep jaringan transportasi jalan, memodelkan sistem jaringan transportasi jalan,

dan data untuk menyusun kebijakan pengembangan jaringan transportasi di Kawasan

Perkotaan Mebidang dan sekitarnya.

Data yang digunakan untuk memodelkan sistem jaringan transportasi di Kawasan Perkotaan

Mebidang terdiri dari :

(1) Data sosio-ekonomi, yang meliputi data jumlah dan penyebaran penduduk, tingkat

 pendidikan, jumlah dan penyebaran tenaga kerja, PDRB dan PDRB perkapita, output

(produksi) dari kegiatan ekonomi, dan data terkait lainnya yang disusun menurut

Kecamatan.

(2) Data tata ruang, yang meliputi data penggunaan lahan per jenis kegiatan, pola

 penyebaran lokasi kegiatan, besaran penggunaan ruang dan pola kegiatannya.

(3) Data lalulintas, yang merangkum karakteristik perjalanan di daerah yang akan di

studi. Data tersebut meliputi kecepatan, volume lalu lintas, waktu perjalanan,

hambatan lalu lintas, data kecelakaan lalu lintas, asal-tujuan perjalanan, dan rute

 pelayanan utama.

(4) Data Jaringan Transportasi, yang merangkum data mengenai kondisi dan tingkat

 pelayanan jaringan transportasi yang berada di dalam daerah studi, baik ruas maupun

simpul pada moda transportasi yang dioperasikan ( jalan, sungai dan udara).

Sedangkan data yang diperlukan untuk meramalkan pola pengembangan sistem jaringan

transportasi jalan di Perkotaan Mebidang di masa datang, antara lain terdiri dari :

(1) Rencana pengembangan atau tata ruang wilayah (RTRW) baik di level Nasional,

Provinsi, maupun Kabupaten/Kota, khususnya besaran-besaran teknis yang dapat

digunakan untuk memprediksi kebutuhan perjalanan dan kebutuhan sarana serta

 prasarana transportasi untuk mendukung pelaksanaannya.

(2) Konsep dan besaran teknis dari sejumlah rencana pengembangan sistem transportasi

di Perkotaan Mebidang dari beberapa sumber studi terdahulu untuk kemudian

dikembangkan lebih lanjut sebagai alternatif skenario.

Dan data untuk menyusun konsep jaringan serta menyusun program pengembangan jaringan

transportasi jalan di Perkotaan Mebidang meliputi :

Page 13: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 13/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

(1) Data persepsi stakeholders mengenai kriteria perencanaan jaringan transportasi jalan

sebagai dasar untuk mengembangkan model analisis multi kriteria dalam penyusunan

 program

(2) Konsep jaringan transportasi jalan nasional dalam perundangan maupun dokumen

 perencanaan terkait

Kebutuhan, sumber, dan kegunaan dari data untuk pekerjaan ini dirangkum dalam tabel

 berikut ini :

Tabel 2.1  Kebutuhan, Sumber dan Kegunaan Data

NO JENIS DATA SUMBER DATA KEGUNAAN DATA

1 Sosio-ekonomi

1.a Populasi dan Employment

1.b ekonomi (PDRB, produksi, dll)

1.c Fisik dan administrasi

-  Statistik Indonesia

(BPS)

-  Wilayah dalam Angka

(BPS)

-  Identifikasi potensi dan kendala

 pengembangan wilayah

-  Kalibrasi model sistem zona dan

 permintaan perjalanan

2 Jaringan jalan

2.a Kondisi fisik ruas jalan

2.b Lalulintas ruas jalan

2.c Hirarki jalan

-  Dinas Bina Marga

-  Depkimpraswil

-  IRMS

-  Survai primer

-  Identifikasi dan prediksi masalah

serta alternatif solusi

-  Penyusunan data base model

 jaringan jalan

3 Terminal (angkutan umum/barang):

3.a Lokasi dan kondisi fisik

3.b Operasional

-  Dephub

-  Dishub Prop.

-  Statistik Perhubungan

-  Identifikasi dan prediksi masalah

serta alternatif solusi

-  Penyusunan data base model

 jaringan angkutan umum/barang

4 Bandar Udara

4.a Lokasi dan kondisi fisik

4.b Operasional

-  Dephub

-  Dishub Prop.

-  Statistik Perhubungan

-  Identifikasi dan prediksi masalah

serta alternatif solusi

-  Penyusunan data base analisis

angkutan udara

5 Pelabuhan

5.a Lokasi dan kondisi fisik

5.b Operasional

-  Dephub

-  Dishub Prop.

-  Statistik Perhubungan

-  Identifikasi dan prediksi masalah

serta alternatif solusi

-  Penyusunan data base analisis

angkutan sungai

6 Tata ruang eksisting:

6.a Penggunaan ruang

6.b Pola dan intensitas kegiatan

-  RTRWN, RTRWP,

RTRWK

-  Wilayah dalam angka

(BPS)

-  Identifikasi potensi dan kendala

 pengembangan wilayah

-  Kalibrasi model sistem zona dan

 permintaan perjalanan

7 Rencana tata ruang mendatang: -  RTRWN, RTRWP, -  Prediksi pola dan skala

Page 14: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 14/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

NO JENIS DATA SUMBER DATA KEGUNAAN DATA

7.a Kawasan andalan

7.b Core Business

7.c Hirarki kota dan fungsi

RTRWK

-  Wawancara

 perkembangan wilayah

-  Prediksi besar dan pola permintaan

 perjalanan

-  Prediksi kebutuhan jaringan

8 Usulan pengembangan sistem

transportasi:

8.a Lokasi dan jenis usulan

8.b Konteks usulan

-  Wawancara

-  Studi terdahulu

-  Dokumen perencanaan

-  Masukan model simulasi skenario

 pengembangan jaringan

-  Prediksi pola jaringan transportasi

9 Kriteria pengembangan jaringan

transportasi:

9.a Variabel indikator kinerja

9.b Nilai variabel

-  SISTRANAS, RUJTJ

-  Dokumen kebijakan

instansi terkait

-  Wawancara

-  Masukan analisis penilaian kinerja

alternatif jaringan

-  Penyusunan rekomendasi

Metoda Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yakni survai sekunder dan survai primer.

Adapun metoda pelaksanaan survai tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Survai Sekunder

Survai sekunder dilakukan dengan mendatangi instansi terkait untuk meminta sejumlah

dokumentasi data dari institusi pengelola sistem transportasi, perencana tata ruang, dan

sejumlah instansi lain yang dapat menyediakan data yang berkaitan dengan pelaksanaan

studi. Data sekunder ini khususnya berupa data kondisi eksisting sosio-ekonomi,

 penyediaan jaringan transportasi, penggunaan ruang di wilayah studi.

2. Survai Primer

Survai primer dilakukan dengan pengamatan/penghitungan/wawancara langsung,

khususnya yang berkaitan dengan pemodelan dan unjuk kinerja/operasi sistem

transportasi dan rencana pengembangan tata ruang di masa datang. Data primer yang

 berkaitan dengan model transportasi umumnya diperoleh dari pengamatan/pencacahan

langsung di lapangan; data tersebut antara lain data volume lalu lintas, asal tujuan

 perjalanan, kondisi dan operasi terminal bus, angkutan barang, bandar udara, serta

kondisi dan operasi pelabuhan sungai dan penyeberangan. Sedangkan data primer lain

dari hasil wawancara diperlukan khususnya untuk menangkap aspirasi daerah dalam

mengembangkan tata ruang, perekonomian, dan sistem transportasi di daerahnya.

Page 15: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 15/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

2.1.3  TAHAP III : Analisis dan Perencanaan

Tahap ini terdiri dari beberapa bagian, yakni: analisis awal, prediksi permintaan perjalanan,

 penyusunan rencana pengembangan jaringan transportasi di Perkotaan Mebidang, dan

 penyusunan rekomendasi. Berikut disampaikan detail bahasan untuk setiap item yang

termasuk dalam tahapan ini.

2.1.4  Analisis Awal

Analisis awal merupakan kegiatan untuk menginterpretasi sejumlah data yang diperoleh dari

survai. Kegiatan ini dilakukan untuk :

(1) Memverifikasi kualitas dan jenis data yang diperoleh; sebagai awal untuk

memodelkan sistem jaringan transportasi di Perkotaan Mebidang.

(2) Mengidentifikasi sejumlah permasalahan yang ada di dalam sistem transportasi di

Perkotaan Mebidang, yang dituangkan dalam bentuk numerik, uraian, atau gambar.

(3) Membentuk basis data yang operatif untuk digunakan dalam proses pemodelan dan

analisis.

(4) Melakukan pre-analisis untuk membentuk konsep pengembangan jaringan

transportasi di Perkotaan Mebidang.

2.1.5  Prediksi Permintaan Transportasi di Perkotaan Mebidang

Untuk menyusun Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan

Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya, salah satu pertimbangan adalah besarnya jumlah

 permintaan perjalanan yang diprediksi akan menggunakan jaringan tersebut pada kurun

waktu mendatang. Pola permintaan perjalanan di suatu wilayah umumnya tergantung dari

skenario tata ruang (RTRW) yang akan dikembangkan dan tingkat ekonomi di wilayah

tersebut.Untuk mengaitkan berbagai faktor pengaruh dalam interaksi transportasi umumnya

digunakan model untuk merepresentasikan kondisi saat ini dan prediksinya di masa yang

akan datang. Dalam berbagai studi umumnya digunakan model perencanaan transportasi

empat tahap, karena selain kemudahannya juga kemampuannya dalam menggambarkan

 berbagai interaksi antara sistem transportasi dan tata ruang di wilayah studi. Secara umum

model ini merupakan gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-masing harus

dilakukan secara berurutan, yakni: bangkitan perjalanan, sebaran perjalanan, pemilihan

Page 16: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 16/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

moda, pemilihan rute. Struktur umum konsep model perencanaan transportasi empat tahap

ini disajikan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3  Bagan Alir Pemodelan Transportasi 4 Tahap

2.1.6  Hubungan Antara Sistem Transportasi dan Tata Ruang

Kebutuhan manusia akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang diakibatkan oleh

adanya penyebaran pola penggunaan tata ruang (spatial separation), dimana kebutuhan

manusia dan kegiatan produksi (dari awal penyediaan bahan mentah sampai pada proses

distribusinya) tidak dapat dilakukan hanya pada satu lokasi saja. Oleh karena itu selalu

dibutuhkan proses perpindahan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dalam kajian

transportasi disebut sebagai perjalanan.

Pada setiap pengembangan tata ruang selalu dibutuhkan sarana dan prasarana transportasi

 pendukungnya, demikian pula sebaliknya bahwa setiap pengembangan sistem transportasi

akan mempengaruhi pola pengembangan tata ruang di sekitarnya. Interaksi timbal balik

antara sistem transportasi dengan tata ruang dapat dijelaskan pada Gambar 2.4.

Data jaringan

transportasi jalan

Data sistem zonawilayah studiModel bangkitan

perjalanan

Model sebaran

perjalanan

Model pemilihan

moda perjalanan

Model pemilihan

rute perjalanan

Karakteristik populasi

dan tata ruang zonaProduksi perjalanan(trip ends ) per zona

Biaya perjalanan antar

zona (aksesibilitas)

MAT antar zona

Karakteristik modaKarakteristik pelaku

perjalanan

MAT setiap moda

Karakteristik rute/ruas

Indikator lalu lintas

Model biaya ekonomi Indikator ekonomi

Analisis Kinerja

Page 17: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 17/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Gambar 2.4  Keterkaitan antara Sistem Transportasi dan Tata Ruang

2.1.7  Pendekatan Sistem Dalam Perencanaan Transportasi dan Tata Ruang

Dari hubungan antara sistem transportasi dengan tata ruang yang telah dijelaskan di atas,

maka sangatlah jelas bahwa interaksi timbal balik antara transportasi dengan tata ruang

merupakan komponen utama yang harus dianalisis dan dimodelkan dalam penyusunan

kerangka kebijakan yang efisien dan terpadu.

Proses perencanaan hubungan timbal balik tersebut harus dilakukan dan dikaji dalam

kerangka sistem, dimana perencanaan transportasi dan tata ruang harus dipadukan sehingga

mampu menghasilkan interaksi transportasi yang mendukung perekonomian masyarakat.

2.1.8  Pola Kebijakan Sistem Transportasi dan Tata Ruang di Indonesia

Kebi jakan Tata Ruang

Sebagai acuan penyusunan pola pengembangan tata ruang di Indonesia, maka pemerintah

mengeluarkan kebijakan mengenai tata ruang. Kebijakan tata ruang yang dimaksud

menjelaskan bahwa struktur dan pola ruang nasional harus mewujudkan keterpaduan,

keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah serta keserasian antarsektor

seperti: kawasan pariwisata, pertanian pangan dan perkebunan, industri, pertambangan, serta

 pertahanan keamanan atau perbatasan.

Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa secara konseptual, pembangunan di daerah

merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dimana pembangunan daerah

Tata ruangAktivitas

sosio-ekonomiKebutuhan

transportasi

Suplai

 jaringan

transportasi

Arus lalu lintas

(orang/barang)

Biaya

transportasi

Perubahan kebijakan

& perubahan perilaku 

transportasi/ekonomi

: feed-forward

: feed-back

Page 18: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 18/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

merupakan usaha pencapaian sasaran nasional di daerah sesuai masalah, potensi, aspirasi,

dan prioritas masyarakat daerah.

Kebijakan Sistem Transportasi

Untuk melengkapi pola kebijakan sistem transportasi dan tata ruang di Indonesia,

Departemen Perhubungan sebagai lembaga perencana dan pengelola sistem transportasi di

Indonesia mengeluarkan kebijakan mengenai Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS)

sebagai pendukung implementasi dari RTRWN.

Sistem Transportasi Nasional ini harus disusun dengan konsep antarmoda secara terpadu

untuk mendukung keterhubungan wilayah pada skala nasional, mengingat kondisi negara

Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Sumber acuan dalam pengambilan kebijakan

strategi pengembangan sistem jaringan jalan yang dilakukan oleh pemerintah adalah UU No.

38 Tahun 2004 tentang jalan, sedangkan acuan bagi penetapan kebijakan sistem pergerakan

lalu lintas diatur dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas angkutan jalan.

Sistem transportasi daerah merupakan faktor penting yang mendukung perwujudan integrasi

sistem transportasi nasional. Dalam kaitannya dengan sistem transportasi regional atau

wilayah, perencanaan sistem transportasi wilayah harus diarahkan dalam usaha mendukung

RTRW di wilayah masing-masing dan tetap berada di bawah kendali kebijakan

 pengembangan SISTRANAS.

Dalam perencanaan sistem jaringan transportasi yang multi-moda melalui SISTRANAS,

 pusat-pusat kegiatan nasional diakomodir menjadi masukan karena penyediaan sarana dan

 prasarana transportasi diharapkan mampu mendorong pengembangan kegiatan ekonomi di

wilayah-wilayah unggulan tersebut. Untuk keperluan tersebut, maka dalam kajian sistem

transportasi wilayah diperlukan juga analisis terhadap potensi di pusat-pusat kegiatan, yang

meliputi: kawasan industri, perdagangan, perumahan, pariwisata, pertanian dan perkebunan,

kehutanan, perikanan, pertambangan, serta sumber daya mineral yang semuanya dituangkan

dalam RTRWP.

Dalam rangka mewujudkan suatu sistem transportasi nasional yang terpadu maka sistem

transportasi wilayah Provinsi diharapkan dapat menjadi acuan bagi setiap pengembangan

sistem transportasi di wilayah kabupaten dan kotamadya dengan tetap mengacu pada

kebijakan penataan tata ruang yang tertuang dalam RTRWK. Selanjutnya, sistem transportasi

regional kabupaten/kotamadya harus dapat menjadi acuan dalam pengembangan sistem

transportasi pada kawasan yang lebih kecil dengan tetap mengacu pada rencana tata ruang

Page 19: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 19/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

kawasan yang dimaksud. Secara umum hubungan keterkaitan antara RTRW dan Sistem

Transportasi Regional dijelaskan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5  Keterkaitan RTRW dan Sistem Transportasi pada Berbagai Tingkatan

Wilayah

Kerangka pemikiran penyusunan sistem transportasi wilayah ini diharapkan mampu

memberikan gambaran mengenai rencana sistem transportasi dalam skala wilayah (Provinsi

maupun kabupaten/kotamadya) sehingga dapat mencerminkan keterpaduan antara berbagai

rencana pengembangan wilayah dengan kebutuhan dan penyediaan pelayanan transportasi di

wilayah yang bersangkutan.

2.1.9  Metodologi Pendekatan dan Pembebanan

Penetapan Sistem Zona dan Sistem Jaringan

Daerah studi untuk suatu kajian transportasi didefinisikan sebagai daerah dimana arus

lalulintas di ruas atau di persimpangan jalan akan secara langsung terpengaruh dengan

 penerapan kebijakan investasi maupun kebijakan operasi yang dimodelkan.

Batas daerah studi merupakan garis imajiner yang dibentuk untuk menandai dan memisahkan

 jaringan jalan dan sistem zona yang masuk di dalam wilayah studi dengan yang dianggap

 berada di luar dari sistem yang dipelajari.

Dalam Tatanan Transportasi elemen sistem pada dasarnya di bagi menjadi 2 yakni elemen permintaan perjalanan (demand element ) dan elemen suplai jaringan transportasi ( supply

Rencana Tata Ruang Nasional

(RTRWN)

Rencana Tata Ruang WilayahTerpadu

(Pulau/Propinsi/Kawasan)

Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota

Sistem Transportasi Nasional

(SISTRANAS)

Jaringan Transportasi

Nasional

Sistem Transportasi Regional

(Pulau/Propinsi/Kawasan)

Jaringan Transportasi Regional

(Pulau/ Propinsi)

Sistem Transportasi

Perkotaan/Kab/Kawasan

Jaringan Transportasi

Perkotaan/Kab/Kawasan

Page 20: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 20/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

element). Elemen permintaan perjalanan berupa zona-zona tata ruang berikut atribut

 populasinya sebagai pembangkit perjalanan, sedangkan elemen suplai jaringan berupa

 jaringan transportasi jalan, sungai atau moda transportasi lainnya berikut atribut yang

menyatakan besaran kinerja dari infrastruktur yang dimodelkan. Interaksi antar elemen

tatanan transportasi inilah yang umumnya disebut dengan perjalanan melalui berbagai moda

dan jenis infrastruktur yang ada.

Model tatanan transportasi jalan untuk suatu wilayah studi terdiri dari dua elemen model

yakni sistem zona dan sistem jaringan jalan. Sistem zona terdiri dari zona-zona yang

membagi daerah studi ke dalam beberapa bagian sebagai tingkat agregrasi terkecil

 pembangkit dan penarik perjalanan. Umumnya zona dilengkapi dengan pusat zona atau

centroid yang diasumsikan sebagai titik awal atau akhir perjalanan.

Jaringan jalan terdiri dari ruas jalan atau link yang umumnya diberi atribut panjang,

kapasitas, dan kecepatan operasinya. Pertemuan antar ruas jalan disebut dengan simpul atau

node yang dapat berupa persimpangan jalan (dengan atau tanpa lampu pengatur lalu lintas),

sedangkan untuk studi jaringan transportasi regional antar kota simpul dapat berupa kota.

Kr iter ia Dalam Menetapkan Sistem Zona

Prinsip dasar yang biasanya digunakan untuk pembagian zona pada wilayah studi, adalah:

1.Prinsip Homogenitas dalam Zona

Pada prinsipnya, pembagian zona sebaiknya didasarkan pada kehomogenan atribut

 populasi yang mempengaruhi perilaku perjalanan. Dalam hal ini populasi sebagai

 pembangkit perjalanan untuk berbagai keperluan (bekerja, sekolah, belanja, bisnis,

sosial, dan lain-lain) umumnya didasarkan pada perilaku individu atau kelompok

individu (keluarga, perumahan, kelurahan, kecamatan, atau kabupaten).

Perilaku individu atau agregasinya dalam kelompok yang lebih besar umumnya

ditentukan oleh tingkat ekonomi, kepemilikan kendaraan, status sosial, serta beberapa

ciri lain yang berhubungan dengan permintaan perjalanan. Sedangkan populasi penarik

 perjalanan umumnya berupa fasilitas atau pusat-pusat kegiatan (ekonomi, pendidikan,

 perbelanjaan, dan lain-lain) yang menjadi tujuan dari para individu pelaku perjalanan.

2.Homogenitas vs Ketersediaan Data Eksisting

Pembagian zona berdasarkan kehomogenan perilaku permintaan perjalanan akan sulit

diterapkan, karena data eksisting untuk itu tidak tersedia. Di Indonesia data sosial

ekonomi (yang dikumpulkan oleh BPS) yang umumnya digunakan untuk mengkalibrasimodel transportasi umumnya dikumpulkan dengan basis wilayah administrasi (misalnya

Page 21: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 21/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

kelurahan, kecamatan, kabupatan atau Provinsi). Biasanya zona dibagi berdasarkan batas

administrasi yang ada, tergantung lingkup studi yang dilaksanakan.

Pembagian zona berdasarkan wilayah administrasi ini bukanlah pilihan terbaik dalam

membentuk sistem zona, akan tetapi data administratif inilah sumber satu-satunya yang

ada di Indonesia saat ini. Dengan demikian mau tidak mau kita sebaiknya tetap mengacu

kepada data ini untuk membentuk sistem zona untuk mengurangi kebutuhan dana untuk

mengumpulkan data baru jika kita ingin membentuk sistem zona yang lebih baik dengan

 prinsip homogenitas.

3.Tingkat Detail vs Biaya

Penentuan sistem zona untuk daerah studi sangat dipengaruhi oleh tingkat kerincian

yang disyaratkan untuk menggambarkan suatu daerah tertentu. Permasalahan tersebut

dapat dilihat dari dua sisi yang berlawanan, yaitu ketepatan dan biaya. Di satu sisi

ketepatan yang tinggi hanya dapat diperoleh dengan definisi sistem zona dengan resolusi

yang cukup tinggi, misalnya sampai level individu atau keluarga.

Di lain pihak untuk menyediakan data zona secara detail akan membutuhkan biaya yang

cukup besar yang kemungkinan tidak sebanding dengan tambahan informasi yang

didapatkan. Demikian juga model detail bahkan cenderung individual model perangkat

lunak simulasinya belum banyak tersedia, sehingga kemungkinan data yang terkumpulakan mubazir karena model yang dibentuk tidak operasional.

Sebagai gambaran umum, berikut ini dituliskan beberapa kriteria untuk menetapkan

sistem zona dalam daerah kajian, yaitu:

•  Ukuran zona harus konsisten dengan kepadatan jaringan jalan yang akan

dimodelkan, sehingga pada umumnya ukuran zona akan semakin besar jika letaknya

semakin jauh dari pusat kota.

•  Ukuran zona harus didisain sedemikian rupa sehingga arus lalu lintas yangdibebankan ke dalam jaringan jalan sesuai dengan ketepatan seperti yang

disyaratkan.

•  Batas zona harus dibuat sedemikan rupa sehingga konsisten dengan jenis pola

 pengembangan setiap zona, misalnya untuk pemukiman, industri atau perkantoran.

•  Batas zona diusahakan sesuai dengan batas sensus, batas administrasi daerah, dan

 batas zona yang digunakan oleh daerah kajian.

•  Batas zona harus sesuai dengan batas daerah yang digunakan dalam pengumpulan

data.

Page 22: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 22/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

•  Pergerakan yang berasal/bertujuan pada area di luar daerah studi biasanya dianggap

 berasal dari zona di luar daerah studi (external zone). Keuntungan penggunaan zona

eksternal ini adalah untuk mengidentifikasikan pergerakan langsung (ekstenal-

eksternal) yang membebani jaringan jalan di dalam daerah studi. Untuk mengurangi

efek dari perjalanan langsung ini harus diperkirakan batas daerah studi secara hati-

hati, meskipun tidak mungkin perjalanan langsung ini dihilangkan sama sekali.

Kr iter ia Dalam Menetapkan Model Sistem Jaringan Jalan

Prinsip-prinsip dasar yang digunakan dalam penetapan sistem jaringan jalan, adalah:

1.Representasi Karakteristik Jaringan Jalan

Dalam model transportasi, sistem jaringan jalan diharapkan mampu menggambarkan

kinerja sistem jaringan jalan yang sebenarnya. Dalam artian bahwa atribut yang diberikan

ke setiap ruas jalan (panjang, kapasitas dan kecepatan operasi dan lain-lain) benar-benar

merepresentasikan tingkat persaingan antar ruas atau rute yang tersedia di dalam wilayah

studi.

2.Beberapa Tingkat Penyederhanaan dalam Model Jaringan Jalan

Saat ini model jaringan jalan yang umum digunakan adalah model yang menggambarkan

 jaringan melalui ruas jalan yang berarah (1 atau 2 arah) dengan simpul sebagai pertemuan

antar ruas (dengan atau tanpa pengatur lalu lintas). Model ini lebih realistis dalam

menggambarkan interaksi dan tingkat persaingan antar ruas atau rute perjalanan, namun

demikian diperlukan simulasi yang lebih kompleks dan spesifikasi atribut ruas dan simpul

yang lebih berhati-hati agar model tetap realistis dalam menggambarkan fenomena

 perjalanan.

Beberapa Kri ter ia Seleksi Ruas Jalan Yang di Modelkan

Beberapa kriteria dalam menyeleksi ruas jalan yang akan dimasukkan ke dalam model

 jaringan jalan, antara lain adalah:

•  Ruas jalan yang dimasukkan ke dalam model sebaiknya dipilih mulai dari ruas jalan

yang memiliki kapasitas yang besar dan dilalui oleh jumlah kendaraan yang cukup

 besar (sesuai hirarkinya mungkin mulai dari arteri, kolektor, jika diperlukan jalan

lokal yang penting dapat juga dimasukkan ke dalam model).

•  Minimal ruas jalan yang masuk ke dalam model jaringan jalan sampai dengan satu

tingkat di bawah ruas jalan yang menjadi lokasi dari skema yang direncanakan,

Page 23: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 23/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

misal jika kebijakan diterapkan pada jalan arteri maka jalan kolektornya harus

dimasukkan ke dalam model.

•  Semakin kecil skala studi maka semakin detail sistem jaringan jalan yang perlu

ditampilkan dalam model jaringan jalan.

Model Pemili han Rute

Pengembangan model pembebanan biasanya dilakukan untuk mendekati perilaku pemilihan

rute oleh para pengendara yang didasarkan pada premis bahwa mereka ingin memenuhi

kriteria perjalanannya. Perjalanan merupakan kebutuhan turunan yang terjadi akibat pelaku

 perjalanan tersebut ingin memenuhi kebutuhan lainnya. Karena sifat kebutuhannya yang

demikian umumnya kriteria perjalanan tersebut disusun untuk meminimumkan ongkos

 perjalanan yang harus dikeluarkan. Faktor utama yang mempengaruhi besarnya ongkos

 perjalanan di setiap alternatif rute adalah karakteristik fisik dan lalu lintas ruas jalan yang

menyusunnya. Namun pada kenyataanya tidak semua pengendara mampu memenuhi kriteria

tersebut karena adanya kesalahan persepsi (misperception) mereka terhadap ongkos

minimum aktual yang terjadi di jaringan jalan.

Secara umum, teknik pembebanan dapat dikelompokkan atas dasar apakah model tersebut

memperhitungkan pengaruh kemacetan (keterbatasan kapasitas jaringan jalan) dan/atau

kesalahpahaman pengendara terhadap biaya aktual di ruas jalan.

A. Model Pembebanan All -or Nothing  (A-o-N) 

Teknik pembebanan All-Or-Nothing (A-o-N) merupakan teknik paling sederhana untuk

mengalokasikan matriks permintaan perjalanan ke dalam jaringan jalan. Seperti telah dibahas

sebelumnya, pembebanan A-o-N mengesampingkan efek kemacetan maupun efek

kesalahpahaman pengendara terhadap rute terpendek.

Semua pengendara diasumsikan memiliki persepsi yang sama terhadap biaya perjalanan dan

dengan ditiadakannya efek kemacetan mengimplikasikan bahwa dalam pembebanan A-o-N

ini diasumsikan bahwa biaya perjalanan adalah tetap. Dengan demikian semua pengguna

 jalan (dari setiap pasangan asal-tujuan) akan membebani rute yang sama, yaitu rute yang

 paling atraktif. Dengan kata lain, tidak ada kendaraan yang akan melewati rute lain yang

kurang atraktif.

Problem biasanya akan terjadi jika terdapat sejumlah rute yang berkompetisi untuk sel

matriks yang sama atau untuk sel matriks yang jumlah perjalanannya besar. Problem ini

dapat diselesaikan dengan memakai metoda proporsi zona yang mengalokasikan sel matriks

Page 24: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 24/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

 permintaan perjalanan secara proporsional melalui centroid connectors khusus. Metoda ini

cenderung membebani setiap rute yang berkompetisi dengan suatu proporsi dari sel matriks

 perjalanan.

Sebagai petunjuk praktis, teknik pembebanan A-o-N cukup efisien jika digunakan pada

 jaringan jalan yang sederhana, misalnya jaringan jalan rural, yang kondisi lalu lintasnya tidak

 begitu padat dengan sedikit alternatif rute yang tersedia dan ukuran biaya setiap alternatif

rutenya yang jauh berbeda.

B. Model Keseimbangan Pengguna (KP) 

Model pemilihan rute bertujuan untuk mengidentifikasi rute yang dipilih oleh setiap

 pengendara dalam suatu jaringan jalan. Model pemilihan rute dapat diklasifikasikan

 berdasarkan beberapa faktor pertimbangan yang didasarkan atas pengamatan bahwa tidak

setiap pengendara dari suatu lokasi menuju lokasi lainnya akan memilih suatu rute yang

 persis sama.

Beberapa alasan kenapa pengendara memilih rute yang berbeda-beda adalah:

1. Kemungkinan pengendara berbeda dalam hal persepsi mengenai „rute terbaik‟.

Beberapa pengendara mungkin mengasumsikannya sebagai rute dengan jarak tempuh

yang terpendek atau rute dengan waktu tempuh yang tersingkat atau mungkin juga

rute yang termurah.

2. Kemacetan dan karakteristik fisik suatu ruas jalan akan membatasi jumlah arus lalu

lintas yang menggunakan jalan tersebut.

Model Keseimbangan Pengguna (KP) mencoba memasukkan pengaruh kemacetan ke dalam

model pembebanannya. Model ini berbasis pada analisis equilibrium yang pada jaringan

 jalan didasari oleh pendekatan deskriptif dimana pengguna jalan diasumsikan akan selalu

 berusaha untuk meminimumkan biaya perjalanan yang harus dikeluarkannya. Dengan

demikian mereka akan memilih rute yang dianggap termurah untuk mencapai tujuan

 perjalanannya.

Dalam kerangka biaya transportasi yang memasukkan waktu dan jarak perjalanan sebagai

variabelnya, rute termurah bisa dianggap sebagai rute yang memiliki jarak terpendek dengan

tingkat kemacetan yang paling kecil. Untuk memasukkan kecenderungan perilaku tersebut

kedalam model pembebanan biasanya dilakukan suatu analogi hubungan antara permintaan

 perjalanan (travel demand) dengan kapasitas jaringan jalan yang tersedia (network suppl y)

Page 25: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 25/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

terhadap mekanisme ekonomi pasar. Dalam hubungan ini fungsi permintaan akan bertemu

dengan fungsi sediaan pada suatu titik tertentu yang disebut titik equilibrium.

2.2.  LINGKUNGAN STRATEGIS

2.2.1  Perspektif Jaringan Transportasi Multimoda dan Intermoda

Sistem transportasi dengan sejumlah moda dapat dilihat dari 2 perspektif konseptual yang

 berbeda, yakni:

Jaringan transportasi intermoda. Sistem logistik yang terhubungkan diantara 2 moda atau

lebih. Setiap moda memiliki karakteristik pelayanan yang secara umum

memungkinkan barang (atau penumpang) untuk berpindah diantara moda yang ada

dalam satu perjalanan dari asal ke tujuan.

Jaringan transportasi multimoda. Suatu rangkaian dari moda-moda transportasi yang

menyediakan hubungan antara asal dan tujuan perjalanan. Meskipun transportasi

intermoda dapat dilakukan, namun dalam perspektif ini bukanlah keharusan.

Gambar 2.6 menyampaikan perbedaan konsep dalam kedua cara pandang tersebut. Gambar

(a) mendeskripsikan jaringan multimoda konvensional point-to-point di mana asal perjalanan

(A, B, dan C) dihubungkan secara independent oleh moda transportasi (jalan dan rel) ke

lokasi tujuan perjalanan (D, E, dan F).

Sedangkan pada Gambar (b) dipresentasikan perspektif intermoda dalam jaringan jalan

multimoda. Lalulintas dikumpulkan pada 2 titik transhipment, yakni stasiun KA, di mana

terjadi konsolidasi pergerakan penumpang/barang. Ini bisa menghasilkan load-factor

dan/atau frekuensi transportasi yang lebih tinggi, khusunya diantara terminal. Dalam kondisi

tertentu, efisiensi suatu jaringan utamanya ditentukan oleh kapabilitas transhipment dari

suatu terminal.

Dalam perspektif transportasi nasional, jika diinginkan terjadinya efisiensi, maka idealnya di

masa datang dikembangkan jaringan transportasi multimoda yang berkonsep kepada

intermoda-transport.

Page 26: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 26/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Gambar 2.6 . Deskripsi Jaringan Transportasi Multi dan Inter Moda

(a) Jaringan Transportasi Multimoda(b) Jaringan Transportasi Intermoda

2.2.2  Sistem Jaringan Transportasi Multimoda

Sistem transportasi multimoda mengintegrasikan skala geografi yang berbeda dari pelayanan

transportasi dari global ke lokal. Dengan mengembangkan prasarana transportasi setiap moda

dan fasilitas intermoda, maka suatu wilayah akan memiliki akses ke pasar internasional,

untuk itu sejumlah parameter dalam transportasi regional perlu ditansformasi atau setidaknyadimodifikasi secara signifikan.

Gambar 2.7. menyampaikan regulasi pergerakan dari suatu koridor dalam sistem

transportasi multi moda yang terdiri dari suatu rangkaian pusat/hub yang berkompetisi yang

menyatukan jaringan transportasi lokal dan regional.

Sesuai dengan skala geografinya, regulasi/pengaturan lalulintas dikoordinasikan pada

tingkatan lokal oleh pusat distribusi, biasanya terdiri dari satu terminal transportasi, atau

ditingkat global oleh titik artikulasi yang terdiri dari terminal-terminal transportasi utama

yang memiliki fungsi intern-moda maupun intermoda.

Page 27: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 27/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Gambar 2.7 . Pengaturan Hirarki Pergerakan dalam Sistem Transportasi Multi Moda

(Sumber: Rodrigue and Comtois)

2.2.3  Konsep Transportasi Intermoda

2.2.3.1. Definisi Transportasi Intermoda

Secara umum bahwa pengertian transportasi intermoda adalah sebagai berikut:

Pengiriman barang atau pergerakan penumpang yang melibatkan lebih dari satu moda

transportasi ketika melakukan satu perjalanan yang menerus

2.2.3.2. Konsep Jaringan Transportasi Intermoda

Batasan intermodality dipengaruhi oleh faktor ruang, waktu, susunan, pola jaringan, jumlahsimpul dan ruas/lingkages, dan tipe atau karakteristik dari kendaraan dan terminal.

Pengembangan transportasi intermoda umumnya didasarkan pada sejumlah konsep berikut :

-  Sifat alamiah dan kuantitas komoditi/penumpang yang dipindahkan,

-  Moda transportasi yang digunakan,

-  Asal tujuan perjalanan,

-  Waktu dan biaya perjalanan.

-   Nilai komoditas/penumpang dan frekuensi perjalanannya.

Page 28: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 28/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Terdapat 4 definisi fungsi utama dalam transportasi intermoda (Rodrigue and Comtois),

yakni:

-Komposisi . Pengumpulan dan konsolidasi barang/penumpang di suatu terminal/simpul

yang memungkinkan terjadinya interface intermoda antara sistem distribusi

lokal/regional dan sistem distribusi nasional/internasional. 

-Koneksi. Pengaliran barang/penumpang diantara minimal dua terminal/simpul. Efisiensi

koneksi ini umumnya diperoleh dari economies of scale.

-Perpindahaan/I nterchange. Proses perpindahan moda di suatu terminal. Fungsi utama

dari intermoda dilakukan di terminal/simpul yang berperan menyediakan kontinuitas

 pergerakan dalam rantai transportasi.

-Dekomposisi.  Proses pemisahan/fragmentasi barang/penumpang di terminal terdekat

dari tujuan dan ditransfer ke dalam jaringan distribusi lokal/regional. 

Gambar 2.8 . Rantai Transportasi Intermoda (Rodrigue and Comtois) 

2.2.3.3.Peran Moda dalam Sistem Transportasi Intermoda

Pada dasarnya, transportasi intermoda merupakan usaha untuk meminimalkan biaya

transportasi (waktu dan uang). Sudah sering diteliti bahwa terdapat korelasi antara biaya

transportasi, jarak perjalanan, dan pemilihan jenis moda transportasi yang digunakan, di

mana umumnya moda jalan dipilih untuk jarak pendek, KA dipilih untuk jarak menengah,

dan moda laut/udara dipilih untuk jarak jauh.

Pada Gambar 2.9. disampaikan ilustrasi perbandingan biaya transportasi diantara moda

 jalan, rel KA, dan laut, dengan masing-masing memiliki fungsi biaya C1, C2, dan C3. Moda

 jalan memiliki fungsi biaya transportasi yang lebih rendah untuk jarak pendek, namun biayanya naik lebih cepat dibandingkan moda rel dan laut seiring dengan bertambahnya jarak

Page 29: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 29/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

 perjalanan. Pada titik D1 akan lebih menguntungkan jika menggunakan moda rel sampai

mencapai titik D2, selebihnya akan lebih menguntungkan jika menggunakan moda laut.

Umumnya titik D1 berada pada jarak perjalanan antara 500  –  750 km, sedangkan titik D2

 berada pada jarak perjalanan sekitar 1500 km.

Gambar 2.9 . Perbandingan Fungsi Biaya Transportasi Moda Jalan, Rel dan Laut (Rodrigue

and Comtois)

2.2.3.4.Indikator Kinerja Sistem Transportasi Intermoda

Tujuan pengembangan suatu sistem transportasi secara generik selalu diarahkan untuk

meningkatkan efisiensi (minimize the cost) dan efektivitas (maximize the benefit). Untuk

dapat melakukan identifikasi mengenai kondisi/kinerja jaringan intermoda eksisting

(benchmarking of performance) dan menetapkan kinerja jaringan transportasi intermoda

yang akan dituju di masa datang (desired performance) diperlukan sejumlah indikator yang

dapat menggambarkan kinerja elemen transportasi intermoda (moda/link dan terminal) secara

komprehensif.

Efisiensi dalam transportasi intermoda membutuhkan moda/link dan terminal/node yang

menghasilkan total biaya supply seefisien mungkin. Untuk mencapai kondisi tersebut, setiap

elemen dalam pelayanan transportasi intermoda (intermodal chain) harus mengunjukkan

kinerja pada level yang mampu menghasilkan output termaksimum pada biya terminimum.

Efisiensi kinerja terkait dengan seberapa baik sumber daya dipergunakan. Sedangkan

efektivitas kinerja terkait dengan seberapa baik tujuan dari semua partisipan (shipper/

costumer/operator) dapat terakomodasi. Efisiensi berada dalam konsep minimasi dan

maksimasi, sedangkan efektivitas terkait dengan pencapaian keinginan partisipan yang

terlibat dalam transportasi intermoda.

Page 30: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 30/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Ockwell (2001) mendefinisikan beberapa kategori indikator kinerja sistem transportasi

intermoda sebagai berikut:

-   biaya

-  finansial (termasuk profitability),

-  waktu perjalanan (termasuk waktu transit, frekuensi pelayanan, dan

reliabilitas/ketepatan waktu pelayanan),

-  kualitas pelayanan (kontrol kehilangan dan kerusakan/ control of loss and damage

= L & D), dan

-  kemudahan penggunaan (termasuk administrasi, management aset, dan sumber

daya manusia),

Pada Tabel 2.2 disampaikan kerangka umum untuk analisis kinerja transportasi intermodatersebut di atas.

Tabel 2.2  . Kerangka Analisis Kinerja Transportasi Intermoda

Biaya Finansial Waktu L & D ControlKemudahan

penggunaanTeknis

Manajemen

Aset

Door todoor(distance

 based)

Tingkat pengembalian aset (return

on assets)

Total cycletime (distance based)

Rasio klaimL&D terhadaptotal lalulintas

(berbasis jarak/

value/ waktu per cycle)

Akurasiinvoice,

Pemprosesanklaim

(Insurance/

damage)

Keluwesan penjadualan/ peralatan/ link

komputer/

slotting

In-transit privileges

Door to

door (value based)

Tingkat

 pengembalian sosial

(return onequity)

Waktu transit

Variansi(distance based)

 Notification,

Prosedur L&D bagi shippers

Shipment

tracing/ Assetvisibility

Kemudahan

slotting

Keluwesan

dalam perutean

Door todoor (time based)

Tradingmargin

On-time performance(sustaibabilityfaktor)

Kemungkinantracing L&Dsepanjang perjalanan

Feedbacksepanjang bagian perjalanan

Ketersediaan peralatan

Superioritasterknologidalam totallayanan/chains

Willingnessto negotiate

Total biaya pengguna

Timelinesreliability (%tingkat

reliabilitas)

 Nilai klaimL&D terhadaptotal lalulintas

(berbasis jarak/

value/ waktu per cycle)

EDI/commondocumentation,Pengetahuan

thd kebutuhan

shipper

Mobilitas peralatan,kondisi fisik

 peralatan,

Peralatankhusus

Kemampuannegosiasiuntuk

 perubahan

moda,

Kompatibilitas prasarana

2.2.4  Konsep Sistem Logistik Nasional

Dengan mengacu konsep hirarki transportasi intermoda pada Gambar 2.7 dan proses atau

rantai transportasi intermoda pada Gambar 2.8 yang dikombinasikan dengan konsep

keterpaduan prasarana transportasi, maka dapat disusun suatu konsep sistem logistik atau

sistem transportasi intermoda Nasional yang menjadi acuan dalam pengembangan jaringan

Page 31: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 31/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

 prasarana transportasi intermoda. Adapun konsepnya secara umum disampaikan pada

Gambar 2.10 berikut.

PKL sebagai sentral distribusi lokal skala Kota dan Kabupaten idealnya memerankan fungsi

terminal/transshipment lokal yang mengumpulkan dan menyebarkan pergerakan di dalam

satu Kab/Kota. Karena kemungkinan besar pergerakan lokal yang dilakukan jaraknya

 pendek, maka sebaiknya perjalanan orang dan barang (fungsi koneksi) dilakukan dengan

moda jalan sesuai dengan fungsi hubungan biaya transportasi per moda (Gambar 2.9),

kecuali untuk kota besar (metropolitan) untuk keperluan perjalanan orang ulang-alik dapat

digunakan Moda KA Perkotaan (namun ini tidak termasuk dalam definisi sistem transportasi

nasional).

PKW sebagai sentral distribusi regional antar Kab/Kota dalam satu Provinsi idealnya

memerankan fungsi sebagai terminal/transshipment regional yang mengumpulkan dan

menyebarkan pergerakan antar kota dalam satu wilayah Provinsi. Jarak perjalanan regional

ini masih cukup pendek, rata-rata di bawah 200 km, sehingga kemungkinan moda jalan akan

tetap lebih efisien, kecuali bahwa jaringan jalan yang ada kondisinya rusak ataupun macet.

Kondisi jaringan jalan yang kurang stabil sering ditemui di wilayah Indonesia, sehingga

kemungkinan nilai effisiensi dengan menggunakan moda KA akan lebih pendek

dibandingkan dengan yang disampaikan pada Gambar 2.9 yang menyatakan zona pelayanan

KA antara 500 km  –   750 km. Direkomendasikan bahwa untuk kondisi Indonesia fungsi

koneksi dapat dilakukan dengan moda jalan atau moda KA sesuai dengan keunggulan

komparatifnya masing-masing.

PKN sebagai sentral distribusi nasional dan hubungan internasional idealnya memerankan

terminal/transshipment nasional dan internasional yang mengumpulkan dan menyebarkan

 pergerakan nasional dan internasional. Jarak perjalanan sudah baran tentu relatif panjang,

sehingga fungsi koneksi sebaiknya dilakukan oleh minimal moda KA, atau jika jaraknyalebih panjang (antar pulau atau antar negara) menggunakan moda laut dan udara.

Dengan konsep sistem logistik ini maka pengembangan jaringan prasarana KA maupun

moda-moda lainnya dapat diarahkan untuk lebih efisien yang beroperasi secara koopetitif

sesuai dengan keunggulan komparatif masing-masing.

Page 32: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 32/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Gambar 2.10 Konsep Sistem Logistik Intermoda Nasional di Indonesia

2.2.5  Program Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan

Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

1. Penyiapan rumusan konsepsi Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada

Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya yang memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Pendekatan penyusunan Sistem Transportasi

 b. Muatan rencana umum Jaringan Transportasi Jalan

c. Kriteria penerapan rencana umum jaringan transportasi jalan

d. Keluaran rencana umum jaringan transportasi jalan.

2. Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan

Mebidang dan Sekitarnya memuat hal-hal sebagai berikut:

a.  Ruang lingkup Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada

Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya, meliputi rencana:

-  Lokasi ruang kegiatan yang harus dihubungkan oleh ruang lalu lintas.

-  Prakiraan perpindahan orang dan atau barang menurut asal tujuan perjalanan

antar kawasan atau antar zona.

-  Arah dan kebijakan peran moda transportasi jalan yang terkait dengan moda

transportasi lain dalam kesatuan sistem transportasi.

PKL 

PKW 

PKN 

Local Distribution 

Regional Connection 

National Connection 

International Connection 

Local Terminal 

Regional Terminal 

- Composition & Decomposition 

- National/International Interchange 

Road Based Transport

Rail, Air, Sea Based Transport 

 Air & Sea Based Transport 

Road & Rail Based Transport 

PKL 

PKW 

PKN 

Local Distribution 

Regional Connection 

National Connection 

International Connection 

Local Terminal 

Regional Terminal 

- Composition & Decomposition 

- National/International Interchange 

Road Based Transport

Rail, Air, Sea Based Transpor t 

 Air & Sea Based Transport 

Road & Rail Based Transport 

Page 33: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 33/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

-  Kebutuhan simpul yang berupa terminal transportasi jalan.

-  Kebutuhan ruang lalu lintas.

 b.  Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan

Mebidang dan Sekitarnya harus didasarkan pada

-  Kebutuhan transportasi, yaitu kebutuhan perpindahan orang dan atau barang

menurut asal dan tujuan perjalanan, pilihan moda dan tingkat pelayanan yang

diinginkan sesuai kebutuhan pengguna jasa.

-  Fungsi, yaitu kegiatan yang menghubungkan simpul dan ruang kegiatan yang

meliputi kepentingan lalu lintas dan kepentingan angkutan.

-  Peranan, yaitu tingkat hubungan antar simpul dan ruang kegiatan menurut

fungsinya yang dikelompokkan dalam jaringan antarkota, kota serta pedesaan

menurut hirarki masing-masing.

-  Kapasitas lalu lintas, yaitu volume lalu lintas yang dikaitkan dengan jenis,

dimensi, daya angkut dan kecepatan kendaraan.

-  Kelas jalan, yaitu klasifikasi jalan berdasarkan fungsi dan daya dukung jalan

terhadap Muatan Sumbu Terberat (MST) serta kerakteristik lalu lintas.

c.  Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan

Mebidang dan Sekitarnya disusun dengan memperhatikan ketepatan moda

transportasi, sistem transportasi nasional, rencana tata ruang dan rencana

 pengembangan jalan.

d.  Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan

Mebidang dan Sekitarnya disusun dengan memperhatikan kemungkinan

kerjasama dengan swasta (public private partnership) seperti pada pembangunan

 bandara, dermaga pelabuhan sungai ataupun pada rencana –  rencana transportasi

yang lain. 

2.3.  TINJAUAN PUBLI C PRIVATE PARTNERSHIP  

2.3.1  Umum

Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 7 Tahun 1998 diterbitkan untuk

mengatur Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta dalam Pembangunan dan atau

Pengelolaan Infrastruktur.

Salah satu pertimbangan Keppres ini memperhatikan keterbatasan kemampuan keuangannegara dan sebagai upaya untuk terus meningkatkan pelaksanaan pembangunan, karenanya

Page 34: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 34/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

diperlukan langkah-langkah untuk mendorong keikutsertaan swasta dalam suatu kerjasama

yang erat antara Pemerintah dan badan usaha swasta.

Dianjurkan bagi sektor swasta yang ingin ikut serta pada pelaksanaan pembangunan dan/atau

 pengelolaan infrastruktur ini berbadan hukum Indonesia. Dan infrastruktur dimaksud dalam

hal ini meliputi bidang-bidang (1) Pembangkitan, transmisi atau pendistribusian tenaga

listrik; (2) Transmisi dan pendistribusian gas alam; (3) Pengelolaan dan pengangkutan

minyak dan gas bumi serta pengangkutan hasil-hasil olahan tersebut; (4) Penyaluran,

 penyimpanan, pemasokan, produksi, distribusi atau pengelolahan air bersih; (5) Pengelolaan

air limbah dan sampah; (6) Pengadaan dan/atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan

angkutan barang atau penumpang baik laut, udara atau kereta api; (7) Jalan dan jembatan, tol,

dermaga, pelabuhan laut atau sungai atau danau, lapangan terbang dan bandara; dan (8)

Pengadaan dan pengoperasian sarana telekomunikasi.

Ada 5 bentuk utama kerjasama yang bisa dikembangkan menjadi 13 variasi atau lebih sesuai

dengan lingkup atau lebih sesuai dengan lingkup dan bentuk yang diperlukan. Variasi

dimaksud berbeda menurut derajat “kepemilikan” atas aset dan “kewenangan dalam

manajemen” dari proyek yang akan di kerjasamakan. 

2.3.2  Bentuk-Bentuk Kerjasama

Lima bentuk variasi yang dimaksud adalah (1) Kontrak Pelayanan / Service Contract; (2)

Kontrak Kelola / Management Contract; (3) Kontrak Sewa / Lease Contract; (4) Kontrak

Bangun / Building Contract; dan (5) Kontrak Konsesi / Concession Contract .

1.  Service Contract

  Bentuk kerjasama dimana swasta diberikan tanggung jawab melaksanakan

 pelayanan jasa untuk suatu pelayanan tertentu (perawatan jaringan, pencatatan

meter, penagihan rekening dan lain-lain) untuk suatu jangka waktu tertentu.

  Pemilikan aset tetap ada pada Pemerintah.

  Pengembalian biaya operasi dan pemeliharaan dimaksud dan keuntungan yang

wajar bagi mitra swasta didapat dari Pemerintah dan/atau dengan memungut

 pembayaran dari pemakai fasilitas dan layanan infrastruktur yang bersangkutan.

2.  Management Contract

  Bentuk kerjasama dimana swasta diberi tanggung jawab menyediakan jasa pengelolaan atas sebagian dan/atau seluruh sistem infrastruktur tertentu,

Page 35: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 35/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

termasuk pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas serta pemberian layanan

kepada masyarakat dan penyediaan modal kerjanya.

  Untuk menutupi biaya pengelolaan yang diperlukan swasta menerima jasa

manajemen dari Pemerintah atau mendapat wewenang memungut pembayaran

dari pemakai fasilitas dan layanan dimaksud.

3.  Lease Contract

  Bentuk kerjasama dimana swasta menyewa dari Pemerintah suatu fasilitas

infrastruktur tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk kemudian dioperasikan

dan dipelihara.

  Swasta menyediakan modal kerja untuk pengoperasian dan pemeliharaan

dimaksud termasuk penggantian bagian-bagian tertentu.

  Pengembalian biaya sewa, biaya operasi, biaya pemeliharaan dan biaya

 pemberian pelayanan kepada masyarakat serta keuntungan yang wajar, swasta

dapat memungut pembayaran dari pemakai fasilitas dan layanan dimaksud.

  Kepemilikan aset tetap di Pemerintah.

  Pada akhir kerjasama swasta mengembalikan aset kepada Pemerintah dengan

kondisi sebagaimana ditentukan dalam perjanjian kerjasama.

Page 36: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 36/248

KONSEP LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

4.  Building Contract

  Build, Operate and Transfer / BOT

  Bentuk kerjasama dimana pihak swasta bertanggung jawab atas

kegiatan konstruksi, pembiayaan, pengoperasian dan pemeliharaan.

  Untuk pengembalian modal investasi, biaya pengoperasian, biaya

 pemeliharaan dan keuntungan yang wajar, swasta menerima

 pembayaran dari pemerintah selaku pemakai infrastruktur dan/atau

 penerima jasa layanan.

  Selama kerjasama aset dikelola penuh oleh swasta dan pada akhir

 perjanjian, seluruh aset diserahkan kepada pemerintah, tanpa   biayaapapun.

  Build and Transfer / BT

  Bentuk kerjasama dimana pihak swasta bertanggung jawab membangun

 proyek infrastruktur dan pembiayaannya.

  Setelah selesai pembangunan menyerahkan fasilitas tersebut kepada

Pemerintah.

  Dikenal dengan turn key project

  Pembayaran dari Pemerintah kepada Swasta dilakukan dengan

kesepakatan dan besarnya investasi.

  Build, Transfer and Operate / BTO

  Bentuk kerjasama dimana pihak swasta bertanggung jawab atas

kegiatan konstruksi dan pembiayaan.

  Proyek diserahkan setelah dibangun, sedangkan pengoperasian dan

 pemeliharaan Proyek tersebut dilaksanakan oleh Swasta.

  Untuk pengembalian investasi diperoleh dari tarif yang dikenakan

kepada masyarakat pengguna layanan dan fasilitas infrastruktur

tersebut.

  Build, Lease and Transfer / BLT

Page 37: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 37/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

  Bentuk kerjasama dimana pihak swasta bertanggung jawab atas

kegiatan konstruksi dan pembiayaan.

  Setelah pembangunan proyek selesai, fasilitas tersebut disewakan

kepada Pemerintah dalam bentuk sewa beli sesuai jangka waktu yang

disepakati.

  Swasta mendapatkan kembali investasinya melalui uang sewa yang

disepakati dengan Pemerintah.

  Pada akhir perjanjian, aset dan fasilitas tersebut diserahkan kepada

Pemerintah.

  Build, Own and Operate / BOO

  Bentuk kerjasama dimana pihak swasta bertanggung jawab atas

kegiatan konstruksi, pembiayaan, pengoperasian dan pemeliharaan

fasilitas infrastruktur.

  Mendapat pengembalian investasi, operasi pemeliharaan termasuk

keuntungan yang wajar dengan cara menarik biaya dari pengguna

fasilitas dan layanan infrastruktur.

  Pada akhir perjanjian, fasilitas tersebut tetap menjadi milik swasta.

  Rehabilitate, Own and Operate / ROO

  Bentuk kerjasama dimana infrastruktur milik Pemerintah diserahkan

kepada swasta untuk direhabilitasi dan dioperasikan.

  Biaya untuk rehabilitasi, pengoperasian, pemeliharaan dan keuntungan

yang wajar diperoleh dengan cara menarik biaya pengguna fasilitas.

  Kerjasama dapat dihentikan bila swasta tidak dapat memenuhi standard

 pelayanan yang disepakati.

  Rehabilitate, Operate and Transfer / ROT

  Bentuk kerjasama dimana aset/fasilitas infrastruktur diserahkan kepada

swasta untuk direhabilitasi, dioperasikan dan dipelihara dalam jangka

waktu tertentu.

  Pada akhir perjanjian fasilitas tersebut diserahkan kembali kepada

Pemerintah.

  Develop, Operate and Transfer / DOT

Page 38: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 38/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

  Bentuk kerjasama dimana terdapat kondisi yang menguntungkan di

sekitar proyek infrastruktur tersebut, yaitu terdapat kegiatan lain yang

dapat dikembangkan oleh swasta dan diintegrasikan kedalam proyek

kerjasama untuk dioperasikan dalam jangka waktu tertentu.

  Pada akhir perjanjian fasilitas tersebut diserahkan kembali pada

Pemerintah.

  Add, Operate and Transfer/AOT

  Bentuk kerjasama dimana swasta melakukan perluasan atau

 penambahan fasilitas infrastruktur yang telah ada kemudian mengelola,

mengoperasikan tambahan atau keseluruhan fasilitas tersebut dalam

 jangka waktu tertentu.

  Pengembalian biaya pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan dan

keuntungan yang wajar diperoleh dari tarif yang dikenakan kepada

 pemakai fasilitas dan layanan infrastruktur.

  Kerjasama dapat dihentikan bila pihak swasta tidak dapat memenuhi

standard pelayanan yang disepakati.

5. 

Concession Contract

  Dengan cara ini concessionaire (pemegang konsesi) akan melakukan

 pengelolaan, investasi, rehabilitasi, pemeliharaan, menagih dan menerima

 pembayaran dari pelanggan / penerima jasa dan lain-lain.

  Masa konsesi dalam pengertian ini selalu berjangka panjang, dan selama itu

 pemegang konsesi memberikan pembayaran tertentu kepada Pemerintah.

  Setelah berakhirnya masa konsesi ini, semua aset kembali kepada

Pemerintah kecuali ditentukan lain dalam kontrak.

Page 39: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 39/248

KONSEP LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

2.3.3  Pemilihan Bentuk Kerjasama

Tabel 2.3  Pemilihan Bentuk Kerjasama

Service Contract Management

Contract

Lease Contract BOT /

BOOT

Concession

Contract

Obyek-  Pengembangan

-  Terbatas

-  O&M Tertentu

-  Perbaikan

-  O & M

-  Pengembangan

-  O&M

Mobilisasi

Modal

Swasta

- Perbaikan

- Pengembangan

- O&M

Kepemilikan

Aset

Pemerintah Pemerintah Pemerintah SwastaSerahkan

Pemerintah

SwastaSerahkan

Pemerintah

Operation &

Maintenance

Pemerintah

Swasta

Swasta Swasta Swasta Swasta

Modal

Investasi

Pemerintah Pemerintah Pemerintah Swasta Swasta

Resiko Usaha Pemerintah Pemerintah Patungan Swasta Swasta

Jangka Waktu 1 –  2 Tahun 3 –  5 Tahun 8 –  15 Tahun 20 –  30

Tahun

20 –  30 Tahun

Imbalan

Swasta

Borongan TambahanBiaya

Bagian dari Tarif TarifCurah

Tarif Konsesi

Page 40: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 40/248

KONSEP LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

2.3.4  Prasyarat Pemilihan Bentuk Kerjasama

Tabel 2.4  Prasyarat Pemilihan Bentuk Kerjasama

ServiceContract ManagementContract Lease Contract BOT / BOOT ConcessionContract

- Dukungan

Dana

-Komitmen

Pemerintah

Rendah Rendah /

Menengah

Menengah Menengah /

Tinggi

Tinggi

Tarif untuk

Menutup

Biaya

Tidak

Mungkin

Dianjurkan

(Jangka

 panjang)

Mungkin Dianjurkan Mungkin

Sistem

Informasi

Terbatas Cukup Perlu Perlu Perlu

Pengembangan

Struktur

Pengaturan

Pengawasan

Minimal

Pengawasan

Seperlunya

Perlu

Peraturan

Perlu

Peraturan

Perlu

Peraturan

Rating Kredit

yang baik dari

suatu Negara

Tidak Perlu Tidak Perlu Tidak Perlu Diperlukan Diperlukan

Page 41: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 41/248

KONSEP LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

2.3.5  Penyiapan Dokumen Perjanjian Kerjasama

Gambar 2.11. Penyiapan Dokumen Perjanjian Kerjasama 

KEGIATAN

PEMBENTUKAN

TIM NEGOSIASI

1.  Menyiapkan konsep Surat KeputusanPembentukan Tim Negosiasi

2.  Mengesahkan Surat Keputusan Tim Negosiasi

PENYUSUNAN

MATERI NEGOSIASI

1.  Menyiapkan strategi negosiasi

2.  Mengidentifikasikan permasalahan yang ada

3.  Menyiapkan waktu negosiasi

4.  Menyusun materi negosiasi

5.  Menyiapkan undangan negosiasi

PENGESAHAN DOKUMEN

PERJANJIAN KERJASAMA

1.  Menyiapkan dokumen perjanjian yang telah

ditandatangani

2.  Mengajukan dokumen perjanjian ke notaris

3.  Pengesahan oleh notaris.

4.  Penerimaan akte perjanjian kerjasama.

PENANDATANGAN

PERJANJIAN KERJASAMA

1.  Menyiapkan materi dokumen perjanjian.

2.  Menandatangani dokumen perjanjian.

PELAKSANAAN

NEGOSIASI

1.  Mengundang pihak yang akan negosiasi

2.  Melaksanakan negosiasi3.  Mencatat materi hasil diskusi

4.  Menentukan jadual negosiasi selanjutnya

KESEPAKATAN ISI

DOKUMEN KERJASAMA

1.  Menyusun daftar dan mengevaluasi butir-butir

isi Dokumen Perjanjian Kerjasama.

2.  Menyiapkan dokumen perjanjian kerjasama

secara resmi.

PENYIAPAN DOKUMEN

PERJANJIAN KERJASAMA

1.  Menyiapkan dan mengevaluasi dokumen perjanjian secara rinci.

2.  Konsep dokumen perjanjian kerjasama.

Page 42: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 42/248

BAB 2. METODOLOGI

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

2.3.6  Pelaksanaan Kerjasama

Gambar 2.12. Pelaksanaan Kerjasama 

KEGIATAN

PEMBENTUKAN BADAN

PENGAWAS / PENGATUR

1.  Menyiapkan konsep Surat Keputusan

Pembentukan Badan Pengawas / Pengatur

2.  Persetujuan / pembentukan Badan Pengawas /

Pengatur

PENYELESAIAN PENCARIAN

DANA

1.  Pengajuan permohonan pihak Swasta kepada

 pihak penyandang dana.

EVALUASI

PELAKSANAAN KERJASAMA

1.  Menyiapkan materi evaluasi.

2.  Menyusun dokumen pelaksanaan evaluasi.

3.  Mengevaluasi pelaksanaan kerjasama4.  Menyusun laporan hasil evaluasi

5.  Melaporkan hasil evaluasi

PENYIAPAN DOKUMEN

RANCANG BANGUN

1.  Menganalisa kondisi yang ada

2.  Menyusun rancangan awal

3.  Mengajukan usulan rancangan awal

4.  Melakukan koordinasi dengan instansi terkaituntuk membahas usulan rancangan.

5.  Menyempurnakan rancangan secara rinci.

PELAKSANAAN DAN

PENGAWASAN

PEMBANGUNAN

1.  Menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja sesuai

aturan dan per Undang-undangan yang berlaku.

2.  Melaksanakan Pembangunan

3.  Uji coba prasarana yang dibangun.

4.  Mengeluarkan sertifikat penyelesaian

konstruksi.

5.  Melaksanakan pengelolaan.

PEMANTAUAN

PELAKSANAAN KERJASAMA

1.  Menyiapkan materi pemantauan

2.  Menyusun dokumen secara rinci

3.  Melaksanakan pemeriksaan, pengujian dan

audit secara berkala

4.  Menyusun laporan pemantauan.

5.  Melaporkan hasil pemantauan.

Page 43: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 43/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 1

BAB III. GAMBARAN WILAYAH

3.1.  KAWASAN MEBIDANG

3.1.1.  WILAYAH MEBIDANG

Wilayah Mebidang terdiri dari 52 kecamatan yang meliputi 21 kecamatan di Kota Medan yaitu

Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Johor, Medan Amplas, Medan Denai,

Medan Tembung, Medan Kota, Medan Area, Medan Baru, Medan Polonia, Medan Maimun,

Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Petisah, Medan Barat, Medan Timur, Medan

Perjuangan, Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Belawan; 5 kecamatan

di Kota Binjai yaitu Binjai Selatan, Binjai Kota, Binjai Timur, Binjai Utara, dan Binjai Barat;

dan 22 kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yaitu Hamparan Perak, Labuhan Deli, Sunggal,

Percut Sei Tuan, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Lubuk Pakam, Pagar Merbau, Beringin, Pantai

Labu, Patumbak, Deli Tua, Namo Rambe, Gunung Meriah, STM Hulu Sibolangit, Kutalimbaru,

Biru  –   Biru, STM Hilir, Bangun Purba, Galang dan Kecamatan Pancur Batu dan mengikuti

 perkembangan wilayah ditambahkan 4 kecamatan di kabupaten Karo yaitu Merdeka, Barastagi,

Barusjahe dan Dolat Rakyat

3.1.2.  SISTEM JARINGAN JALAN, LALULINTAS DAN ANGKUTAN UMUM

KAWASAN PERKOTAAN MEBIDANG

A.  Jaringan Jalan Dan Data Lalulintas

Data lalulintas terdiri dari data VC Ratio dan Kecepatan di jaringan jalan kawasan Mebidang.

Tabel 3.1  Data VC Ratio Jaringan Jalan Kawasan Perkotaan Mebidang

No Nama Ruas JalanKAPASITAS

(smp/jam)

VOLUME

LALIN(smp/jam)

VCRATIO

1 BINJAI - TANJUNGPURA (BINJAI) 2813 1032.60 0.37

2 JLN. AMIR HAMZAH (BINJAI) 2813 1056.45 0.38

3 JLN. SOEKARNO-HATTA (BINJAI) 2927 1016.50 0.35

4 MEDAN - BINJAI (MEBIDANG) 2927 1256.50 0.43

5 JLN. JEND. GATOT SUBROTO (MEDAN) 2763 1099.35 0.40

6 JLN. BINJAI RAYA (MEDAN) 2338 1014.30 0.43

Page 44: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 44/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 2

No Nama Ruas JalanKAPASITAS

(smp/jam)

VOLUMELALIN

(smp/jam)

VCRATIO

7 JLN. ASRAMA (MEDAN) 2315 1086.30 0.47

8 JLN. HELVETIA (MEDAN) 2315 1164.65 0.50

9 JLN. KAPTEN SUMARSONO (MEDAN) 2326 1001.75 0.43

10 JLN. PERTEMPURAN (MEDAN) 4959 1164.65 0.23

11 JLN. YOS SUDARSO (MEDAN) 3342 1084.30 0.32

12 MEDAN - BELAWAN (MEDAN) 2914 1024.50 0.35

13 JLN. SUNGGAL (MEDAN) 2048 864.25 0.42

14 JLN. SETIABUDI (MEDAN) 2763 861.50 0.31

15 JLN. DR. MANSYUR (MEDAN) 2763 841.10 0.30

16 JLN. YAMIN GINTING (MEDAN) 2733 1033.10 0.38

17 JLN. YAMIN GINTING (MEDAN) 2245.47 1054.70 0.47

18 MEDAN - BTS.TANAH KARO (MEBIDANG) 6204 965.80 0.16

19 JLN. SUDIRMAN (MEDAN) 2812 719.80 0.26

20 JLN. IR. H. DJUANDA (MEDAN) 2812 818.90 0.29

21 JLN. SISINGAMANGARAJA (MEDAN) 4144 1298.20 0.31

22 MEDAN - TEMBUNG - LUBUK PAKAM (DELISERDANG)

3118 1076.30 0.35

23 MEDAN - LUBUK PAKAM (DELI SERDANG) 2731 1548.60 0.57

24 LUBUK PAKAM - PERBAUNGAN (DELI SERDANG) 6072 1554.60 0.26

25 JLN. MEDAN (LUBUK PAKAM, DELI SERDANG) 2903 1127.50 0.39

26 JLN. SIANTAR (LUBUK PAKAM, DELI SERDANG)) 2903 1535.60 0.53

27 PERBAUNGAN - BTS. DELI SERDANG (DELISERDANG)

2903 1554.60 0.54

28 JL. KATAMSO (MEDAN) 6600 2689 0.41

29 JL. PELANGI (MEDAN) 3305 2413 0.73

30 JL. MASJID RAYA (MEDAN) 3312 2219 0.67

31 JL. SISINGAMANGARAJA (MEDAN) 4982 3587 0.72

32 JL. AMALIUN (MEDAN) 3261 1076 0.33

33 JL. SUTOMO I (MEDAN) 3317 2123 0.64

34 JL. SUTOMO II (MEDAN) 3300 2013 0.61

35 JL. PERINTIS KEMERDEKAAN I (MEDAN) 4913 2751 0.56

36 JL. PERINTIS KEMERDEKAAN II (MEDAN) 4961 3721 0.75

37 JL. A. YANI (MEDAN) 5424 4827 0.8938 JL. PANDU (MEDAN) 3504 2663 0.76

39 JL. MT HARYONO (MEDAN) 4988 3192 0.64

40 JL. GUDANG (MEDAN) 4195 4027 0.96

41 JL. PEMUDA (MEDAN) 6646 3323 0.50

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Page 45: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 45/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 3

Tabel 3.2  Data Kecepatan Pada Jaringan Jalan Kawasan Perkotaan Mebidang

No Nama Ruas Jalan

WAKTUTEMPUH

(menit)

PANJANGJALAN

(KM)

KECEPATAN(Km/Jam)

1 BINJAI - TANJUNGPURA (BINJAI) 40.09 32.74 49.00

2 JLN. AMIR HAMZAH (BINJAI) 7.83 6.00 46.00

3 JLN. SOEKARNO-HATTA (BINJAI) 6.09 4.77 47.00

4 MEDAN - BINJAI (MEBIDANG) 14.33 8.60 36.00

5 JLN. JEND. GATOT SUBROTO (MEDAN) 3.34 1.95 35.00

6 JLN. BINJAI RAYA (MEDAN) 4.05 2.50 37.00

7 JLN. ASRAMA (MEDAN) 2.33 1.40 36.00

8 JLN. HELVETIA (MEDAN) 2.21 1.40 38.00

9 JLN. KAPTEN SUMARSONO (MEDAN) 7.20 4.20 35.0010 JLN. PERTEMPURAN (MEDAN) 1.23 0.78 38.00

11 JLN. YOS SUDARSO (MEDAN) 22.12 13.64 37.00

12 MEDAN - BELAWAN (MEDAN) 11.83 8.28 42.00

13 JLN. SUNGGAL (MEDAN) 1.08 0.65 36.00

14 JLN. SETIABUDI (MEDAN) 5.51 3.40 37.00

15 JLN. DR. MANSYUR (MEDAN) 1.86 1.21 39.00

16 JLN. YAMIN GINTING (MEDAN) 0.81 0.50 37.00

17 JLN. YAMIN GINTING (MEDAN) 19.78 12.53 38.00

18 MEDAN - BTS.TANAH KARO (MEBIDANG) 46.02 31.45 41.00

19 JLN. SUDIRMAN (MEDAN) 0.73 0.40 33.00

20 JLN. IR. H. DJUANDA (MEDAN) 4.47 2.46 33.00

21 JLN. SISINGAMANGARAJA (MEDAN) 19.15 10.85 34.00

22 MEDAN - TEMBUNG - LUBUK PAKAM (DELISERDANG)

56.33 33.80 36.00

23 MEDAN - LUBUK PAKAM (DELI SERDANG) 21.29 14.55 41.00

24 LUBUK PAKAM - PERBAUNGAN (DELI SERDANG) 1.51 0.88 35.00

25 JLN. MEDAN (LUBUK PAKAM, DELI SERDANG) 5.91 3.25 33.00

26 JLN. SIANTAR (LUBUK PAKAM, DELI SERDANG)) 6.82 3.98 35.00

27 PERBAUNGAN - BTS. DELI SERDANG (DELISERDANG)

17.20 12.90 45.00

28 JL. SUTOMO (BINJAI) 0.39 0.22 34.00

29 JL. JEND. SUDIRMAN (BINJAI) 3.28 1.75 32.00

30 JL. GATOT SUBROTO (BINJAI) 7.18 4.67 39.00

31 JL. HARYONO, MT (BINJAI) 4.42 2.80 38.00

32 JL. MADURA (BINJAI) 0.97 0.60 37.00

33 JL. LABU (BINJAI) 0.73 0.40 33.00

34 JL. UMAR BAKI (BINJAI) 6.43 3.75 35.00

35 JL. ASRAMA (MEDAN) 0.03 1.00 30.00

36 JL. SUMARSONO (MEDAN) 0.10 3.00 30.00

Page 46: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 46/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 4

37 JL. KAPT. MUSLIM (MEDAN) 0.07 1.30 19.50

38 JL. SUNGGAL (MEDAN) 0.05 0.80 15.60

39 JL SETIABUDI (MEDAN) 0.11 1.90 17.60

40 JL. DR. MANSYUR (MEDAN) 0.08 2.10 26.80

41 JL. JAMIN GINTING (MEDAN) 0.13 8.10 64.8042 JL. AH NASUTION (MEDAN) 0.08 3.60 43.20

43 JL. KATAMSO (MEDAN) 0.17 4.00 22.90

Sumber : Hasil Analisis, 2011

B.  Data Angkutan Umum

Angkutan umum yang melayani dengan trayek tetap dan teratur terdiri dari mobil penumpang

umum (MPU), bus kecil, bus sedang, dan bus besar, sedangkan yang tidak bertrayek dilayani

oleh taksi, becak, becak bermesin (betor) dan ojek. Data MPU dan bus AKDP dalam kawasan

Mebidang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3  Data MPU AKDP Dalam Kawasan Perkotaan Mebidang

No. TRAYEK JUMLAH

KEND. RIT

1 2 3 4

1 B.Baru-P.Batu-Jl.J.Ginting-Jl.AH.Nst-Jl.SM.Raja- T. Amplas-Jl.SM. Raja-Tj.Morawa-Psr.Baru-L.Pakam

PP 100 400

2 B.Labuhan-T.Morawa-Medan PP 15 45

3 Bandar Baru-Medan (Term.P.baris) PP 20 80

4 Belawan Via Toll-Tg.Morawa-Perbaungan PP 15 60

5 Belawan-H.Perak-Medan (Term.P.Baris) PP 45 180

6 Belawan-Jl.Toll Belmera-T.Tinggi-Tj.Balai PP 10 20

7 Belawan-Jl.Toll-Perbaungan PP 15 60

8 Belawan-Sp. Kantor-H. Perak-T. Payung-B.Cina- T.Hilir-Binjai PP 20 120

9 Binjai Via Tol-Medan-L. Pakam PP 35 65

10 Binjai-Batang Serangan PP 10 30

11 Binjai-Marike PP 5 15

12 Binjai-Medan(Ter.P.Baris)-Percut-Bagan PP 20 40

13 Binjai-Secanggang PP 5 15

14 Binjai-T. Keriahe-Bahorok PP 5 15

15 Binjai-Ter.P.Baris-PAM Tirtanadi- Jl. Ngumban Surbakti-Jl. K.Jasa-Jl.Jend.Ah.Nst-Term.Amplas-Jl.SM.Raja-Bangun Purba

PP 25 50

16 Binjai-Term.P.Baris-K.Jahe PP 40 120

17 Binjai-Term.P.Baris-T.Tinggi-P.Siantar PP 15 30

18 Brastagi-K.Jahe-S.Dolok-P.Siantar-Tj.Balai 5 10

19 Brastagi-P.Batu-N.Rambe-Medan(Term.Amplas) PP 15 45

20 Bt. Kuis-Tembung/Bts.D. Serdang-Jl. L. Sujono-Jl. S. Ketaren-Jl. Rs.H.Mina-Jl. W. Iskandar-Jl.Cemara Jl. Pertempuran Via Jl. Layang-Jl.K.Sumarsono-Jl.Gaperta Ujung-Klambir V-Jl.TB.Simatupang- T. PinangBaris

PP 40 150

21 Bt.Kuis-Tembung-T.W.Iskandar PP 47 188

22 Bt.Kuis-Tj.Morawa-Medan (Term.Amplas) PP 34 136

Page 47: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 47/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 5

No. TRAYEK JUMLAH

KEND. RIT

1 2 3 4

23 C a d a n g a n PP 37

24 D.Masihul-Galang-L.Pakam-Term.Amplas PP 20 45

25 D.Tua-Patumbak-Bts.Kota-T.Amplas PP 24 9626 Ds.T.Tujuh-K.Datar-T.Hilir-Binjai-Medan PP 30 120

27 Garoga-Balige-P.Siantar-T.Tinggi-T.Amplas PP 8 16

28 Haranggaol-S.Dolok-K.Jahe-T.P.Baris-Binjai PP 15 45

29 Jl.SM.Raja-Medan (Term.Amplas) PP 48 192

30 K.Jahe-Brastagi PP 20 180

31 K.Jahe-P.Siantar PP 5 10

32 K.Jahe-P.Siantar-Parapat PP 3 6

33 K.Jahe-S.Dolok-P.Siantar PP 12 36

34 K.Jahe-Tj.Balai PP 8 16

35 Kota Medan (Via Jl.Nasioal L.Pakam-Perbaungan)-Kab.Sergai-KotaT.Tinggi-Kota P.Siantar-Kab.Simalungun

PP 20

36 Kotarih-Galang-L.Pakam-Term.Amplas PP 20 6037 Kuta Buluh-K.Jahe-Medan PP 6 12

38 Laiken-K.Jahe-Medan PP 8 16

39 M.Pinang-N. Rambe-Jl. AH.NST-Jl. SM.Raja-T.Amplas PP 30 120

40 Medan - Lubuk Pakam PP 40 200

41 Medan(Belawan/U.Baru)-Via Toll-T.Amplas-L.Pakam-T.Tinggi-P.Siantar-Parapat-Balige-Siborong2-L.Ni Huta

PP 10 10

42 Medan(Belawan/U.Baru)-Via Toll-Ter.Amplas-L.Pakam- L.Pakam-T.Tinggi-P.Siantar-Parapat-Balige-Siborong2-D.Sanggul-Pakkat-Parlilitan

PP 10 10

43 Medan(Belawan/U.Baru)-Via Toll-Ter.Amplas-L.Pakam-T.Tinggi-P.Siantar-Parapat-Balige-Tarutung-Sibolga

PP 10 10

44 Medan-(T. P. Baris)-K. Jahe-H. Gaol PP 5 10

45 Medan-(T. P. Baris)-K. Jahe-P. Siantar-Prapat PP 5 1046 Medan(Ter.P.Baris)-Binjai-Sawit Sebrang-Batang Serangan PP 15 30

47 Medan(Ter.P.Baris)-Binjai-Secanggang PP 10 20

48 Medan-(Term.P. Baris).Percut PP 30 120

49 Medan-(Term.P. Baris)-Pancur Batu-B. Baru PP 50 200

50 Medan-(Term.P. Baris)-Tembung-Bt. Kuis PP 40 120

51 Medan-B.Kuis-Rt. Panjang-L.Pakam PP 5 15

52 Medan-Batang Kuis PP 45 170

53 Medan-Bgn.Percut PP 6 24

54 Medan-Binjai PP 72 288

55 Medan-Binjai Besitang PP 89 178

56 Medan-Binjai-Bkt.Lawang PP 70 210

57 Medan-Binjai-D. Serdang-Bedagai-T. Tinggi PP 30 30

58 Medan-Binjai-Daerah Aceh PP 6 6

59 Medan-Binjai-Kuala-B.Lawang-Marike PP 27 54

60 Medan-Binjai-Kwala PP 30 80

61 Medan-Binjai-Kwala-Bukit Lawang PP 32 64

62 Medan-Binjai-L.Tamiang PP 35 105

63 Medan-Binjai-N.Ukur-Telaga-Lau Kawar PP 37 74

64 Medan-Binjai-Namu Unggas PP 20 60

65 Medan-Binjai-Pangkalan Brandan PP 112 299

66 Medan-Binjai-Pangkalan Susu PP 40 115

Page 48: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 48/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 6

No. TRAYEK JUMLAH

KEND. RIT

1 2 3 4

67 Medan-Binjai-Pkl.Brandan-Bts. Aceh PP 9 18

68 Medan-Binjai-Sejagat PP 15 45

69 Medan-Binjai-Tambunan PP 15 6070 Medan-Brastagi-K. Jahe-Pardomuan PP 9 18

71 Medan-Brastagi-K. Jahe-Parongil PP 7 14

72 Medan-Brastagi-K. Jahe-Salak-Laiken PP 10 10

73 Medan-Brastagi-K. Jahe-Sidikalang PP 10 20

74 Medan-Brastagi-K. Jahe-Sumbul-T. Baru PP 3 9

75 Medan-Brastagi-K.Jahe-Sidikalang-D.Sanggul-Pakkat-Parlilitan PP 10 10

76 Medan-Brastagi-Kaban Jahe-Haranggaol PP 5 10

77 Medan-Brastagi-Merek-Silalahi PP 8 16

78 Medan-Brastagi-Tiga Lingga-K. Buluh PP 10 10

79 Medan-Deli Tua-Sibirubiru PP 25 75

80 Medan-Galang-D. Masihul-T. Tinggi PP 15 45

81 Medan-H. Perak-Tit Payung PP 10 4082 Medan-Jl.A.II Nasution-Jl.J.Ginting-P,Batu PP 40 80

83 Medan-K. Jahe-K. Buluh Simole PP 5 10

84 Medan-K. Jahe-L. Balang-Batas Aceh PP 10 30

85 Medan-K. Jahe-Pangururan PP 5 10

86 Medan-K. Jahe-Pangururan-Simbolon PP 13 26

87 Medan-K. Jahe-Parapat-Pangururan-Samosir PP 5 10

88 Medan-K. Jahe-Sidikalang-Bts. Aceh PP 5 10

89 Medan-K. Jahe-Sidikalang-D. Sanggul PP 15 30

90 Medan-K. Jahe-Sidikalang-D. Sanggul-Sibolga PP 8 8

91 Medan-K. Jahe-Tiga Binanga PP 5 10

92 Medan-K. Jahe-Tigabinanga-Lau Pakam PP 35 20

93 Medan-K.Jahe-K.Buluh-L.Balang/Bts Aceh PP 20 4094 Medan-K.Jahe-Lau Kawar PP 5 10

95 Medan-K.Jahe-Lau Pakam PP 7 14

96 Medan-K.Jahe-Pangururan PP 2 4

97 Medan-K.Jahe-S.Kalang-Laiken PP 20 10

98 Medan-K.Jahe-S.Kalang-T.Lingga-K.Buluh PP 10 10

99 Medan-K.Jahe-S.Ramai-Salak-Laiken/Bts Aceh PP 10 20

100 Medan-K.Jahe-Seribu Dolok-H.Gaol PP 2 4

101 Medan-K.Jahe-Sidikalang-T.Lingga PP 22 34

102 Medan-K.Jahe-Sp.Tele-Pangururan PP 10 20

103 Medan-K.Jahe-T.Binangga-Lau Pakam PP 30 30

104 Medan-k.Jahe-Tongging Paropo-Silalahi PP 2 4

105 Medan-Kaban Jahe PP 60 160

106 Medan-Kaban Jahe-Prapat PP 20 60

107 Medan-Kaban Jahe-Sidikalang PP 69 158

108 Medan-Kabanjahe-Lau Balang PP 5 10

109 Medan-L. Pakam-D. Masihul-T. Tinggi PP 10 20

110 Medan-L. Pakam-Pantai Labu PP 10 30

111 Medan-L. Pakam-T. Tinggi PP 5 15

112 Medan-L.Pakam-Bedagei (T.Beringin) PP 10 30

113 Medan-L.Pakam-Bgn.Purba PP 10 40

114 Medan-L.Pakam-Perbaungan PP 18 72

Page 49: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 49/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 7

No. TRAYEK JUMLAH

KEND. RIT

1 2 3 4

115 Medan-L.Pakam-Perbaungan-P.Cermin PP 2 4

116 Medan-L.Pakam-Sp.T.Abang-B.Purba-T.Juhar PP 15 30

117 Medan-L.Pakam-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-G.Tua- P.Sidempuan-Penyabungan

PP 5 5

118 Medan-L.Pakam-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Sipirok-P.Sidempuan-Penyabungan

PP 5 5

119 Medan-Lubuk Pakam PP 30 120

120 Medan-Lubuk Pakam-Galang PP 15 45

121 Medan-Mata Pao-Sialang Buah PP 15 45

122 Medan-P. Batu-Sembahe PP 10 40

123 Medan-P. Siantar PP 20 20

124 Medan-P. Siantar-Pakkat-D. Sanggul PP 10 30

125 Medan-P. Siantar-Parapat-Pangaribuan PP 10 30

126 Medan-P. Siantar-Tarutung-Parsoburan PP 10 30

127 Medan-P. Siantar-Tarutung-Sibolga-Manduamas PP 10 20128 Medan-P.Siantar-Tarutung-P. Siedmpuan PP 9 9

129 Medan-P.Siantar-Tarutung-Sibolga PP 5 5

130 Medan-P.Siantar-Tarutung-Sipirok PP 6 6

131 Medan-Patumbak-T.Kenas-T.Juhar-D.Tingung-T.Tmur PP 20 60

132 Medan-Patumbak-T.Kenas-T.Peta-P.Besi-Penen PP 20 60

133 Medan-Perbaugan-P. Cermin PP 10 30

134 Medan-Perbaungan PP 10 40

135 Medan-Percut PP 45 150

136 Medan-Sembahe-Berastagi-Lau Kawar PP 2 4

137 Medan-T. Tinggi-G. Tua-M. Sipongi PP 6 6

138 Medan-T. Tinggi-Kisaran PP 19 23

139 Medan-T. Tinggi-Kisaran-R. Parapat PP 15 20140 Medan-T. Tinggi-Kisaran-R. Prapat-P. Sidempuan PP 10 10

141 Medan-T. Tinggi-Kisaran-Tanjung Balai PP 102 194

142 Medan-T. Tinggi-P. Siantar-Sibolga PP 30 30

143 Medan-T. Tinggi-P. Siantar-Tarutung-Sipirok- P. Sidempuan-Penyambungan

PP 15 15

144 Medan-T. Tinggi-Pagurawan PP 10 30

145 Medan-T. Tinggi-Parapat-Sibolga-Bts. Sumbar PP 9 9

146 Medan-T. Tinggi-R. Prapat PP 38 60

147 Medan-T. Tinggi-R. Prapat-Bagan Batu- PP 10 10

148 Medan-T. Tinggi-R. Prapat-P. Sidempuan PP 5 5

149 Medan-T. Tinggi-R. Prapat-Psp-Bts. Sumbar PP 9 9

150 Medan-T. Tinggi-S. Borong2-D. Sanggul-Pakkat-Barus PP 15 30

151 Medan-T. Tinggi-Sibolga PP 35 35

152 Medan-T. Tinggi-Sibolga-P. Sidempuan PP 32 37

153 Medan-T. Tinggi-Sipirok-P. Sidempuan PP 5 5

154 Medan-T. Tinggi-Tanjung Tiram PP 15 30

155 Medan-T. Tinggi-Tarutung-Sibolga-Barus PP 15 30

156 Medan-T. Tinggi-Tj. Balai PP 10 30

157 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-B.Batu PP 10 20

158 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-G.Tua-P. Sidempuan PP 8 12

159 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-P.Sidempuan PP 10 10

Page 50: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 50/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 8

No. TRAYEK JUMLAH

KEND. RIT

1 2 3 4

160 Medan-T.Tinggi-Kisaran-Rt.Prapat-P.Sidimpuan PP 10 10

161 Medan-T.Tinggi-L.Puluh PP 29 77

162 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Kisaran-Rt.Prapat PP 15 15163 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-P.Sidempuan PP 30 30

164 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Parapat PP 31 66

165 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-S.borong-D.Sanggul-Parlilitan PP 10 10

166 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Sibolga-P. Sidempuan PP 45 40

167 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung PP 115 230

168 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Padang Sidempuan PP 30 30

169 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Sipirok PP 10 20

170 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Sipirok-P.Sidimpuan PP 20 20

171 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Trt-Sipirok-Sbg PP 7 7

172 Medan-T.Tinggi-Rantau Prapat PP 164 218

173 Medan-T.Tinggi-Rt.Prapat-M.Sipongi PP 7 7

174 Medan-T.Tinggi-Sipirok-Natal PP 8 8175 Medan-T.Tinggi-T.Balai PP 54 112

176 Medan-T.tinggi-Tarutung-Sibolga PP 8 8

177 Medan-T.Tinggi-Tarutung-Sibolga-P.Sidempuan PP 4 2

178 Medan-T.Tinggi-tarutung-Sipirok-Natal PP 8 4

179 Medan-Tanjung Morawa-Dalu X PP 10 30

180 Medan-Tebing Tinggi PP 43 149

181 Medan-Tebing Tinggi-Kota Pinang PP 10 10

182 Medan-Tebing Tinggi-P. Siantar PP 155 420

183 Medan-Tebing Tinggi-P. Sidempuan PP 30 31

184 Medan-Tebing Tinggi-Tarutung PP 10 10

185 Medan-Tembung-B. setia-Percut PP 15 45

186 Medan-Tembung-Serdang PP 23 120187 Medan-Tj.Morawa-Bandar Labuhan PP 5 30

188 Medan-Tj.Selamat-Tj.Anom-Dsa.G.Tinggi-G.Rimbun PP 40 120

189 Medan-Tuntungan-Ht.Limbaru PP 20 60

190 Mencirim-Paya Geli-T.P.Baris PP 20 80

191 N.Rambe-D.Tua-Kp.Durian-Jl.AH.Nst-Jl.SM.Raja-Medan (Term.Amplas) PP 34 136

192 Namotating-Binjai-Medan(Ter.P.Baris) PP 10 30

193 Natal-P.Sidimpuan-Sipirok-Medan PP 10 10

194 P.Cermin-Perbaungan-L.Pakam-Tj.Morawa- Jl.SM.Raja-Medan(Term.Amplas)-Jl.SM.Raja- Jl.AH.Nst-Jl.K.Jasa-Jl.J.Ginting-Sp.Tuntungan-Jl.Pantai-Tuntungan-Jl.Perum.Asrama Yon Zipur- AsramaYon Zipur-Namo Pecawir

PP 58 174

195 P.Labu-L.Pakam-Term.Amplas PP 10 30

196 P.Labu-L.Pakam-Tj.Morawa-SM.Raja-T.Amplas-SM.Raja-AH.Nst-Jl.K.Jasa-Jl.N.Surbakti-Tj.Anom-Jl.Glugur-Sp.Ktr.Pos-Glugur-Jl.BumiTuntungan

PP 50 150

197 P.Sidimpuan-Rt.Prapat-Sipirok-Medan PP 5 5

198 P.Sidimpuan-Sibolga-Medan PP 5 5

199 P.Sidimpuan-Sibolga-Tarutung-P.Siantar-Medan PP 10 10

200 P.Sidimpuan-Sipirok-Medan PP 10 10

201 Pakkat-D.Sanggul-Sumbul-K.Jahe-T.P.Baris PP 8 8

202 Parsoburan-Porsea-P.Siantar-T.Tinggi-T.Amplas PP 8 8

Page 51: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 51/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 9

No. TRAYEK JUMLAH

KEND. RIT

1 2 3 4

203 Penen-Sibiru2-D.Tua-Jl.AH.NST-T.P.Baris-Kp.Lalang- Jl.Binjai-Diski-Pondok Sei Mencirim-G.Rimbun

PP 100 400

204 Perbaungan-L.Pakam-Tj.Morawa-Psr.Baru-Jl.SM.Raja- T. Amplas-Jl.P.Denai-Jl.D.Kabu-Jl.Beringin-Jl.Tembung- Psr.VII-Jl.L.Sujono-T.W.Iskandar-Percut

PP 90 270

205 Pesanan / Charteran PP 15

206 S.Dolok-G.Meriah-L.Pakam-T.Amplas PP 7 21

207 S.Dolok-P.Siantar-T.Tinggi-T.Amplas PP 15 45

208 S.Rampah-D.Masihul-Galang-L.Pakam-Term.Amplas PP 20 40

209 Secanggang-Stabat-Binjai-Medan PP 30 80

210 Sibiru2-D.Tua-Jl.AH.Nst-Jl.SM.Raja-T.Amplas PP 38 152

211 Sibolga-Barus-D.Sanggul-Siborong2-Tarutung-P.Siantar-T.Tinggi-Medan PP 15 15

212 Sibolga-Barus-D.Sanggul-Siborong-P.Siantar-Medan PP 10 10

213 Sibolga-Barus-Pakkat-D.Sanggul-P.Siantar-Medan PP 10 20

214 Sibolga-P.Sidimpuan-Rt.Prapat PP 5 5215 Sibolga-P.Sidimpuan-Sipirok-Tarutung- P.Siantar-Medan PP 20 40

216 Sibolga-P.Sidimpuan-Sipirok-Tarutung-P.Siantar-T.Tinggi-Medan PP 5 5

217 Sibolga-Tarutung-P.Siantar-Medan PP 40 60

218 Sidikalang - K.Jahe - Brastagi - T.P.Baris PP 28 64

219 Sidikalang-S.Dolok-P.Siantar-Medan PP 10 20

220 Silindak-Bg.Purba-L.Pakam-Tj.Morawa Kiri-T.Amplas PP 48 192

221 T.Amplas-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-Sibuhuan-U.Batu PP 16 16

222 T.Amplas-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-P.Sidimpuan-Penyabungan PP 26 26

223 T.Amplas-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Sibolga PP 16 16

224 T.Juhar-Patumbak-Medan(Term amplas) PP 15 30

225 T.Kenas-D.Tua-Jl.AH.Nst-Medan (Term.Amplas) PP 29 116

226 T.Kenas-Patumbak-Medan (Term.Amplas) PP 29 116

227 T.Lingga-Sidikalang-K.Jahe-Medan PP 8 16

228 T.Morawa Kiri-Bts.Kota-Term.Amplas PP 78 312

229 T.P.Baris-K.Jahe-S.Dolok PP 23 92

230 T.P.Baris-P.Batu-K.Jahe PP 23 92

231 T.P.Baris-T.Payung-Sp.Kantor-Belawan PP 20 80

232 T.P.Baris-Tj.Selamat-Glugur Rimbun-Lau Bakeri PP 55 200

233 T.Tinggi-Term.Amplas PP 18 54

234 Taharu-Medan-Binjai-Bkt. Lawang PP 5 10

235 Tanjung Langkat-Binjai-Medan(Ter.P.Baris) PP 10 30

236 Tarutung-P.Siantar-T.Tinggi-Medan-Binjai PP 5 5

237 Tarutung-P.Siantar-T.Tinggi-T.Amplas PP 10 20

238 Tigabaru-Sumbul-Sidikalang-K.Jahe-Medan PP 10 10

239 U.Merah-Salak-Laiken-Sidikalang-Medan PP 4 8

Sumber : Hasil Olahan Konsultan

Tabel 3.4  Data Bus AKDP Dalam Kawasan Perkotaan Mebidang

NO T R A Y E KJUMLAH

BUS RIT

1 2 3 4

1 B.Lawang-Binjai-Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Parapat PP 21 42

Page 52: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 52/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 10

NO T R A Y E KJUMLAH

BUS RIT

1 2 3 4

2 B.Lawang-Medan-Binjai-P.Labu PP 21 42

3 Bah Siduadua -Galang - Medan PP 4 6

4 Belawan - Jl.Toll Belmera - T.Tinggi - Tj.Balai PP 10 20

5 Besitang-Stabat-Binjai-Medan-Term. Amplas-T. Tinggi-P. Siantar PP 5 5

6 Binjai - Sei Musam PP 2 4

7 Binjai - Besilam PP 2 2

8 Binjai - Bukit Lawang PP 3 6

9 Binjai - Kendit PP 2 4

10 Binjai - Kwala Sawit PP 1 2

11 Binjai - Namu Unggas PP 2 4

12 Binjai - P. Sawah PP 2 4

13 Binjai - Sampan Getek PP 2 4

14 Binjai - Sawit Hulu PP 1 2

15 Binjai - Sawit sebrang PP 2 416 Binjai - Secanggang PP 2 4

17 Binjai - Tambun - Marike PP 2 4

18 Binjai - Tanjung langkat PP 5 20

19 Binjai - Telaga PP 2 4

20 Binjai - Tj. Lenggang PP 1 2

21 Binjai-Medan-K.Jahe-Baganding PP 4 8

22 Binjai-Medan-K.Jahe-Berastepu PP 4 8

23 Binjai-Medan-K.Jahe-H.Gaol PP 5 10

24 Binjai-Medan-K.Jahe-Kacaribu PP 5 10

25 Binjai-Medan-K.Jahe-Lau Kawar PP 5 10

26 Binjai-Medan-K.Jahe-Surbakti PP 2 4

27 Binjai-Medan-K.Jahe-T.Binanga PP 5 10

28 Binjai-Medan-K.Jahe-T.Nderket-K.Buluh PP 5 10

29 Binjai-T.P.baris-T.Amplas-T.Tinggi-P.Siantar PP 4 8

30 Binjai-T.P.Baris-T.Amplas-T.Tinggi-R.Prapat-Torgamba PP 4 4

31 Bkt. Lawang-Binjai-Medan-Berastagi-K. Jahe-Merek-Tongging PP 5 5

32 Bkt.Lawang - Binjai - Medan - K.Jahe - Lau Kawar PP 7 7

33 Bt. Serangan-Tj. Pura-Stabat-Binjai(Term.PJKA) -Medan (Term. P.Baris)

PP 8 16

34 D. Masihul - Galang - Medan PP 6 12

35 D.Sanggul - Siborong2 - P.Siantar - Kisaran - PP 4 4

36 D.Sanggul - Siborong2 - P.Siantar - Perdagangan - Kisaran - Tj.Balai PP 5 10

37 Dolok Masihul - Tebing Tinggi PP 4 1638 G.Tua - Sibolga - Medan PP 4 2

39 Juhar - K.Jahe - Brastagi - Medan - L.Pakam PP 5 10

40 K.Buluh - K.Jahe - Brastagi - Medan - L.Pakam PP 5 10

41 K.Buluh Simolek - K.Jahe - P.Siantar - Torgamba PP 5 2

42 K.Jahe - Kuta Buluh ( Kab Dairi ) PP 1 2

43 K.Pinang - R.Prapat - Kisaran - T.Tinggi - Medan PP 8 8

44 Kuala Sawit-Binjai-Medan PP 8 16

45 L.Pakam-Asrama Haji-Sp.Pos-Jl.N.Surbakti- T.P.Baris-Binjai PP 3 9

46 Langkat-Binjai-L.Pakam PP 22 44

Page 53: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 53/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 11

NO T R A Y E KJUMLAH

BUS RIT

1 2 3 4

47 Lau Pakam - T.Binanga - K.Jahe - Brastagi - PP 5 10

48 Mdn- Brastagi- D. Sanggul- S. Borong- Trtng- Sbg PP 4 3

49 Mdn- P. Siantar- Balige- Muara- Bakara- D. Sanggul PP 4 4

50 Medan - Balige PP 4 4

51 Medan - Batang Kuis - Rt. Panjang PP 2 8

52 Medan - Batang Kuis PP 10 60

53 Medan - Batang Kuis - Serdang PP 4 16

54 Medan - Batang Toru PP 2 2

55 Medan - Bedagai PP 3 6

56 Medan - Binjai PP 33 2166

57 Medan - Binjai - Batang Serangan PP 8 16

58 Medan - Binjai - Bkt.Lawang PP 13 32

59 Medan - Binjai - Kisaran - T.Balai PP 29 58

60 Medan - Binjai - Marike PP 2 4

61 Medan - Binjai - P.Brandan PP 18 4462 Medan - Binjai - P.Brandan - Langkat Tamiang PP 3 6

63 Medan - Binjai - P.Brandan - P.Susu PP 10 20

64 Medan - Binjai - P.Brandan ( Malam Hari ) PP 4 8

65 Medan - Binjai - Pungei - Stabat PP 6 24

66 Medan - Binjai - Sawit Sebrang PP 8 16

67 Medan - Binjai - Secanggang PP 6 24

68 Medan - Binjai - Sei.Musam ( Bkt.Lawang ) PP 3 6

69 Medan - Binjai - Selayang PP 2 6

70 Medan - Binjai - Stabat - Tj.Pura - P.Brandan PP 5 5

71 Medan - Binjai - Tambunan PP 2 4

72 Medan - Binjai - Tanjung Pura PP 1 2

73 Medan - Binjai - Telaga PP 2 474 Medan - Brastagi - K.Jahe PP 7 14

75 Medan - Brastagi - K.Jahe - Haranggaol PP 2 4

76 Medan - Brastagi - K.Jahe - Jandi Meriah PP 2 4

77 Medan - Brastagi - K.Jahe - Kuta Bangun PP 2 4

78 Medan - Brastagi - K.Jahe - Kuta Galuh PP 2 4

79 Medan - Brastagi - K.Jahe - Munthe PP 2 4

80 Medan - Brastagi - K.Jahe - Perbesi PP 2 4

81 Medan - Brastagi - K.Jahe - Pergendangan PP 2 4

82 Medan - Brastagi - K.Jahe - Pernantian PP 2 4

83 Medan - Brastagi - K.Jahe - Sidikalang PP 8 16

84 Medan - Brastagi - K.Jahe - Sidikalang - D.Sanggul - Pakkat - Barus PP 8 4

85 Medan - Brastagi - K.Jahe - Tongging PP 8 1686 Medan - Brastagi - K.Jahe -Batu Karang PP 1 2

87 Medan - D.Tua - Sibirubiru - Penen PP 2 4

88 Medan - D.Tua - T.Kenas - T.Juhar - D.Tinggung PP 8 16

89 Medan - G.Lama - Besilam - B.Lembasa PP 2 4

90 Medan - Juhar PP 5 10

91 Medan - K.Jahe - D.Sanggul - Pakkat - Barus - Manduamas PP 4 4

92 Medan - K.Jahe - D.Sanggul - Parlilitan - Barus - Manduamas PP 8 8

93 Medan - K.jahe - D.Sanggul - Siborong2 - Tarutung - Sibolga PP 8 8

94 Medan - K.Jahe - D.Sanggul - Siborong2 - Tarutung - Sibolga - PP 4 4

Page 54: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 54/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 12

NO T R A Y E KJUMLAH

BUS RIT

1 2 3 4

Sorkam

95 Medan - K.Jahe - Limang PP 4 8

96 Medan - K.Jahe - Merek - Sidikalang PP 25 25

97 Medan - K.Jahe - S.Dolok - P.Siantar - Parapat PP 10 10

98 Medan - K.Jahe - S.Dolok - Tiga Runggu - P.Raya - Jl. S.Dolok -Sp.Dua - Jl. S.M.Raja - Jl. Pdt.Jw.Saragih - Jl. Baru - P.Siantar

PP 4 4

99 Medan - K.Jahe - Salak PP 4 4

100 Medan - K.Jahe - Sidikalang PP 4 4

101 Medan - K.Jahe - Sidikalang - D.Sanggul - Pakkat -Barus PP 8 8

102 Medan - K.Jahe - Sidikalang - D.Sanggul - Parlilitan PP 8 8

103 Medan - K.Jahe - Sidikalang - T.Lingga PP 2 2

104 Medan - K.Jahe - Sumbul - D.Sanggul - Pakkat PP 5 5

105 Medan - K.Jahe - T.Binanga - Lau Pakam PP 30 45

106 Medan - K.Jahe - Tiga Binanga - T.Lingga PP 2 2

107 Medan - Kisaran - Pasir Mandoge PP 5 10108 Medan - Kisaran - R.Prapat - Sibuhuan PP 2 4

109 Medan - Klumpang - H. Perak - L. Deli - Belawan PP 12 72

110 Medan - Kuta Gugung PP 1 2

111 Medan - Kw.Sawit - Tangkahan PP 2 4

112 Medan - L. Pakam - Pertumbukan PP 4 8

113 Medan - L. Tamiang - Tungkam Jaya PP 6 12

114 Medan - L.Keriahen - Bkt.Lawang PP 4 8

115 Medan - L.Pakam PP 22 144

116 Medan - L.Pakam - B.Purba - G.Meriah PP 2 4

117 Medan - L.Pakam - B.Purba - G.Paribuan PP 3 6

118 Medan - L.Pakam - B.Purba - P.Gunung PP 4 8

119 Medan - L.Pakam - B.Purba - S.Dolok PP 3 6

120 Medan - L.Pakam - B.Purba - Saran Padang PP 3 6

121 Medan - L.Pakam - B.Purba - T.Juhar PP 3 6

122 Medan - L.Pakam - B.Purba - T.Juhar - D.Tinggung PP 2 4

123 Medan - L.Pakam - B.Purba - Tarean - Marubun PP 2 4

124 Medan - L.Pakam - Dolok Masihul PP 5 15

125 Medan - L.Pakam - Galang - D.Masihul - T.Raja PP 2 4

126 Medan - L.Pakam - Galang - D.Masihul - T.Tinggi PP 8 16

127 Medan - L.Pakam - Galang - Kotarih PP 2 4

128 Medan - L.Pakam - Kutarih PP 3 6

129 Medan - L.Pakam - Perbaungan - P.Cermin PP 4 8

130 Medan - L.Pakam - S.Padang - Paribuan - S.Dolok PP 2 4

131 Medan - L.Pakam - Silindak PP 3 6

132 Medan - Merbau PP 6 6133 Medan - Merek - Tongging - Silalahi PP 10 10

134 Medan - Munthe PP 1 2

135 Medan - Negeri Lama PP 9 9

136 Medan - Negeri Lama - Labuhan Bilik PP 6 12

137 Medan - P.Siantar PP 46 100

138 Medan - P.Siantar - Ajibata Via Ferry Pangururan PP 10 20

139 Medan - P.Siantar - D.Sanggul PP 6 6

140 Medan - P.Siantar - Pakkat - D.Sanggul PP 10 30

141 Medan - P.Siantar - Parapat - Pangaribuan PP 10 30

Page 55: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 55/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 13

NO T R A Y E KJUMLAH

BUS RIT

1 2 3 4

142 Medan - P.Siantar - Perdagangan - Kisaran - R.Prapat PP 10 10

143 Medan - P.Siantar - Raja Maligas PP 2 4

144 Medan - P.Siantar - Sibolga PP 4 4

145 Medan - P.Siantar - Siborong2 - D.Sanggul - Barus PP 8 8

146 Medan - P.Siantar - Siborong2 - Sipahutar PP 4 4

147 Medan - P.Siantar - Sipirok - P.Sidimpuan PP 4 2

148 Medan - P.Siantar - Tambunrea PP 2 4

149 Medan - P.Siantar - Tarutung PP 6 6

150 Medan - P.Siantar - Tarutung - Pangaribuan PP 10 20

151 Medan - P.Siantar - Tarutung - Parsoburan PP 10 30

152 Medan - P.Siantar - Tarutung - Sibolga - Manduamas PP 10 20

153 Medan - P.Sidimpuan PP 8 8

154 Medan - Pangaribuan PP 2 2

155 Medan - Pangaribuan - Garoga PP 2 2

156 Medan - Pantai Buaya PP 8 16157 Medan - Pantai Labu PP 4 8

158 Medan - Parsoburuan PP 2 2

159 Medan - Pekan2 di Kab D.Serdang PP 2

160 Medan - Perbaungan PP 23 138

161 Medan - Perdagangan - Raja Maligas PP 2 4

162 Medan - Pernantian PP 1 2

163 Medan - Pkl. Brandan PP 4 8

164 Medan - Pkl. Brandan - Bkt. Selamat PP 5 10

165 Medan - Pkl. Brandan - Petani Jaya PP 3 6

166 Medan - Pkl. Brandan - Pkl. Susu PP 6 12

167 Medan - Pkl. Brandan - Psr. Lebar PP 3 6

168 Medan - Pkl. Brandan - Sekoci PP 4 8169 Medan - Pkl. Brandan - Sidodadi PP 2 4

170 Medan - Pkl. Brandan - Suaka PP 5 10

171 Medan - Pkl.Brandan PP 34 86

172 Medan - Pkl.Susu PP 9 18

173 Medan - R.Prapat - A.Jamu PP 4 2

174 Medan - R.Prapat - B.Batu PP 8 4

175 Medan - R.Prapat - K.Pinang - B.Batu PP 4 2

176 Medan - R.Prapat - Negri Lama PP 4 2

177 Medan - R.Prapat - P.Sidimpuan PP 4 3

178 Medan - Rt.Prapat - Torgamba PP 48 48

179 Medan - Sarulla PP 2 2

180 Medan - Sialang Buah PP 4 8

181 Medan - Sibolga - Natal PP 4 3182 Medan - Sibolga - P.Sidimpuan PP 4 2

183 Medan - Sibolga - Penyabungan PP 8 4

184 Medan - Siborong2 - D.Sanggul - Parlilitan -Pakkat - Barus PP 7 4

185 Medan - Sidikalang PP 4 6

186 Medan - Sidikalang - Tiga Lingga PP 2 2

187 Medan - Simanumban - Sipirok PP 2 2

188 Medan - Sipirok - G.Tua - U.Batu PP 4 3

189 Medan - Sipirok - P.Sidimpuan PP 12 6

Page 56: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 56/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 14

NO T R A Y E KJUMLAH

BUS RIT

1 2 3 4

190 Medan - Sipirok - Penyabungan PP 4 2

191 Medan - Sipirok - Sipangimbar PP 4 2

192 Medan - T.Balai PP 35 80

193 Medan - T.Lingga PP 3 6

194 Medan - T.Pura - Bubun - Tapak Kuda PP 2 4

195 Medan - T.Tinggi PP 1 2

196 Medan - T.Tinggi - Bandar Chalipah - Pagurawan PP 6 12

197 Medan - T.Tinggi - Kisaran PP 16 32

198 Medan - T.Tinggi - Kisaran - A.Kanopan - K.Bangka PP 10 10

199 Medan - T.Tinggi - Kisaran - A.Kanopan - Merbau PP 10 20

200 Medan - T.Tinggi - Kisaran - A.Kanopan - R.Prapat PP 6 6

201 Medan - T.Tinggi - Kisaran - A.Kanopan - R.Prapat - K.Pinang PP 5 5

202 Medan - T.Tinggi - Kisaran - A.Kanopan - Tj.Pasir PP 10 20

203 Medan - T.Tinggi - Kisaran - B.P.Mandoge PP 15 30

204 Medan - T.Tinggi - Kisaran - Bg.Asahan PP 5 10205 Medan - T.Tinggi - Kisaran - Kuala Tanjung PP 2 4

206 Medan - T.Tinggi - Kisaran - Parhitean PP 15 30

207 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat PP 11 11

208 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat - A.Nabara - A.Jamu PP 11 11

209 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat - Balam PP 5 5

210 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat - Bilik PP 2 2

211 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat - K.Pinang - Cikampak PP 16 16

212 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat - Langga Payung PP 2 2

213 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat - Sigambal  –Silangkitang PP 11 11

214 Medan - T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat - Torgamba PP 40 40

215 Medan - T.Tinggi - Kisaran - Tj.Balai PP 114 208

216 Medan - T.Tinggi - Kisaran - Tj.Balai - Bg.Asahan PP 10 20217 Medan - T.Tinggi - L.Puluh - Perdagangan PP 6 12

218 Medan - T.Tinggi - L.Puluh - Sei Bejangkar - Tj.Tiram PP 3 6

219 Medan - T.Tinggi - L.Puluh - Sei Bejangkar - Talawi PP 5 12

220 Medan - T.Tinggi - Negeri Dolok PP 7 21

221 Medan - T.Tinggi - P.Siantar PP 42 84

222 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Ajibata PP 14 28

223 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - B.P.Mandoge PP 20 40

224 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - B.Pulau PP 2 2

225 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Bah Jambi PP 10 20

226 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Balige - S.Borong - D.Sanggul PP 4 4

227 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Balige - Siborong2 - Tarutung PP 7 7

228 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Balige - Siborong2 -D.Sanggul -

Pakkat

PP 7 7

229 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Ht.Bayu PP 2 4

230 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - P.Raya - S. Dolok PP 5 10

231 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Parapat PP 6 12

232 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Parapat - Porsea - Balige - S.Borong -Tarutung

PP 6 6

233 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Porsea - Parsoburan PP 4 4

234 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Siborong2 - Silangkitang -Parmonangan

PP 4 4

Page 57: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 57/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 15

NO T R A Y E KJUMLAH

BUS RIT

1 2 3 4

235 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Siborong2 - D.Sanggul - Pakkat PP 3 3

236 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Siborong2 - Pagaran PP 3 3

237 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Silangit - Muara PP 4 4

238 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Sindaraya PP 2 4

239 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - T.Jawa - Ht.Bayu PP 4 8

240 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Tarutung - Pangaribuan PP 4 4

241 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Tarutung - Sarullah PP 4 4

242 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Tarutung - Sibolga - Pakkat - Barus PP 10 10

243 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Tiga Ras PP 10 20

244 Medan - T.Tinggi - P.Siantar - Tiga Rungu - S.Dolok PP 10 10

245 Medan - T.Tinggi - R.Prapat - G.Tua - Natal PP 4 2

246 Medan - T.Tinggi - R.Prapat - P.Sidimpuan -Batang Toru PP 4 2

247 Medan - T.Tinggi - Serbelawan - Perdagangan PP 5 10248 Medan - T.Tinggi - Sp.D.Melangir - P.Bandar - Kerasaan PP 8 16

249 Medan - T.Tinggi - Sp.D.Melangir - Serbelawan - P.Bandar PP 4 8

250 Medan - T.Tinggi - Sp.Tj.Kasau - S.Langge - Panambean -Perdagangan

PP 7 14

251 Medan - T.Tinggi - Tarutung - Sibolga - Barus PP 8 16

252 Medan - T.Tinggi - Tj.Balai PP 20 50

253 Medan - T.Tinggi - Tj.Kasau - S.Langge -Penambean - Perdagangan PP 8 16

254 Medan - Tanjung Pasir PP 6 12

255 Medan - Tarutung PP 6 6

256 Medan - Tarutung - Sibolga PP 2 2

257 Medan - Tarutung - Sipirok PP 2 2

258 Medan - Tembung - Kolam PP 2 8

259 Medan - Torgamba PP 14 14

260 Medan- Besitang PP 4 8

261 Medan- Brastagi- D. Sanggul- Muara- Bakara- S. Borong PP 4 3

262 Medan- K. Jahe PP 6 18

263 Medan- P. Brandan PP 12 30

264 Medan- P. Brandan- Sekoci PP 4 8

265 Medan- P. Siantar- Balige- S. Borong- D. Sanggul - Pakkat-Manduamas- Barus- Sibolga

PP 6 6

266 Medan- P.Siantar PP 4 8

267 Medan- P.Siantar- T.Tinggi- Tarutung- Sibolga PP 10 10

268 Medan- Pantai Buaya PP 2 4

269 Medan- Sawit Seberang- Pantai Buaya PP 6 12

270 Medan- Sidikalang- D. Sanggul- Parlilitan- Sibolga PP 18 18271 Medan- Surbakti PP 4 8

272 Medan- T. Binanga PP 4 8

273 Medan- T.Tinggi- P.Siantar- S.Borong- Pangaribuan- Sipirok-G.Tua- Sosa

PP 15 15

274 Medan- Tarutung- Sipirok- P.Sidempuan PP 4 4

275 Medan-Binjai-Besitang-Tungkam Jaya PP 8 12

276 Medan-Binjai-Kuala Begumit PP 6 18

277 Medan-Brastagi-K.Jahe-Haranggaol PP 5 10

278 Medan-Brastagi-K.Jahe-Merek-S.Dolok PP 3 3

Page 58: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 58/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 16

NO T R A Y E KJUMLAH

BUS RIT

1 2 3 4

279 Medan-Brastagi-K.Jahe-Merek-Sumbul-D.Sanggul-Barus PP 3 3

280 Medan-Brastagi-K.Jahe-Parongil PP 7 14

281 Medan-Brastagi-Merek-Silalahi PP 8 16

282 Medan-Brastagi-Pardomuan PP 9 18

283 Medan-Brastagi-Salak-Laiken PP 10 10

284 Medan-Brastagi-T.Lingga-K.Buluh PP 10 10

285 Medan-K.Jahe-Sidikalang PP 18 34

286 Medan-K.Jahe-Sidikalang-Bunturaja PP 3 3

287 Medan-K.Jahe-Sidikalang-T.Lingga PP 15 19

288 Medan-K.Jahe-Sp.Panji-D.Sanggul PP 6 6

289 Medan-K.Jahe-Sp.Panji-Pangururan-Ambarita PP 4 4

290 Medan-K.Jahe-Sp.Panji-Pangururan-Simbolon PP 21 34

291 Medan-K.Jahe-Sumbul-Tigabaru PP 5 13

292 Medan-L.Pakam-B.Purba-G.Sinemba PP 2 4

293 Medan-L.Pakam-B.Purba-P.Gunung PP 4 8294 Medan-L.Pakam-B.Purba-T.Juhar-D.Tinggung PP 2 4

295 Medan-L.Pakam-B.Purba-Tarean-Marubun PP 2 4

296 Medan-L.Pakam-D.Tua-T.Kenas-T.Juhar-D.Tinggung PP 4 8

297 Medan-L.Pakam-Galang-D.Masihul-Serbelawan PP 10 10

298 Medan-L.Pakam-Galang-D.Masihul-Sp.Grapu-N.Dolok PP 3 12

299 Medan-L.Pakam-Galang-D.Masihul-T.Raja PP 2 4

300 Medan-L.Pakam-Galang-D.Masihul-T.Tinggi PP 8 16

301 Medan-L.Pakam-Galang-Kotarih PP 2 4

302 Medan-L.Pakam-Kuala Bali-N.Dolok- T.Tinggi-Sipispis PP 3 6

303 Medan-L.Pakam-Perbaungan-Pantai Cermin PP 4 8

304 Medan-L.Pakam-Perbaungan-T.Tinggi-Indrapura-Kisaran PP 7 14

305 Medan-L.Pakam-S.Padang-Paribuan-S.Dolok PP 2 4306 Medan-L.Pakam-T.Tinggi-Kisaran PP 3 6

307 Medan-L.Pakam-T.Tinggi-Kisaran-B.P.Mandoge-T.Jawa PP 3 3

308 Medan-T. Tinggi - P.Siantar- Parapat PP 4 8

309 Medan-T. Tinggi - P.Siantar- Tarutung PP 5 5

310 Medan-T. Tinggi - P.Siantar- Trt -Sbg -Bt. Toru PP 4 4

311 Medan-T.Tinggi-G.Pamela-Sipispis PP 3 6

312 Medan-T.Tinggi-Kisaran PP 5 10

313 Medan-T.Tinggi-Kisaran-B.P.Mandoge PP 15 30

314 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat PP 6 6

315 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-Cikampak PP 8 8

316 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-G.Tua-P.Sidimpuan PP 4 2

317 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-G.Tua-Penyabungan PP 4 2

318 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-K.Pinang-Penyabungan-Natal PP 3 3

319 Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-L.Bilik PP 8 8

320 Medan-T.Tinggi-Kisaran-Tj.Balai PP 3 6

321 Medan-T.Tinggi-L.Puluh-Perdagangan PP 15 45

322 Medan-T.Tinggi-P.Siantar=-Tarutung-Muara Sipongi PP 4 4

323 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-B.P.Mandoge PP 15 30

324 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Siborong2-Pakkat PP 2 2

325 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung PP 6 6

326 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Sinunukan PP 3 3

Page 59: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 59/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 17

NO T R A Y E KJUMLAH

BUS RIT

1 2 3 4

327 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Trt-Sibolga-P.Sidimpuan PP 4 2

328 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Trt-Sipirok-P.Sidimpuan PP 4 4

329 Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Trt-Sipirok-Sibuhuan-U.Batu PP 4 2

330 Medan-T.Tinggi-Pagurawan PP 10 30

331 Medan-T.Tinggi-R.Prapat-A.Nabara PP 3 3

332 Medan-T.Tinggi-R.Prapat-P.Sidimpuan-A.Kanopan PP 8 8

333 Medan-T.Tinggi-Serbelawan PP 5 10

334 Medan-T.Tinggi-Sinaksak PP 5 10

335 Medan-T.Tinggi-Tarutung-Sibolga PP 6 6

336 Medan-Tj.Morawa-L.Pakam-Perbaungan-Sei Rampah-Bamban-Sp.Stasiun

PP 8 24

337 Munthe - K.Jahe - Brastagi - Medan - L.Pakam PP 5 10

338 Nainggolan-Palipi-Pangururan-R.Nihuta-Tanjungan-Tomok-Ajibata-P.Siantar-T.Tinggi-Medan

PP 8 8

339 Negeri Dolok - Galang - Medan PP 4 8340 P. Brandan- Medan- Berastagi- K. Jahe- Sidikalang PP 6 6

341 P. Brandan- Medan- P. Siantar- Balige- S. Borong - D. Sanggul-Pakat

PP 6 6

342 P. Brandan -stabat-Binjai-Medan-Ter. Amplas.L. Pakam PP 8 16

343 P. Brandan -stabat-Binjai-Medan-Term. Amplas-T. Tinggi-P. Siantar PP 5 5

344 P. Brandan-Stabat-Binjai- (Tr. PJKA)-T.P.Baris- T Amplas-T. Tinggi-Rt.Prapat

PP 7 7

345 P. Brandan-Stabat-Binjai-(Term. PJKA)- T.P.Baris-T. Tinggi-Kisaran-Tj.Balai

PP 7 7

346 P. Susu-Stabat-Binjai-Term-P. Baris-Term. Amplas-T. Tinggi-P.Siantar

PP 10 10

347 P.Brandan - Binjai - Mdn - Jl.P.Baris - T.Sari - N.Surbakti - Jl.AH.Nst -

T.Amplas - T.Tinggi -Kisaran - T.Balai

PP 25 25

348 P.Brandan - Medan - P.Siantar - D.Sanggul PP 5 10

349 P.Brandan - Medan - P.Siantar - Tarutung PP 5 10

350 P.Brandan - Medan - Rt.Prapat - Torgamba PP 20 20

351 P.Brandan - Medan - T.Balai PP 15 15

352 P.Brandan - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi - P.Siantar - Tarutung -Sibolga

PP 4 4

353 P.Brandan - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi - P.Siantar - Ht.Bayu PP 4 4

354 P.Brandan - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi - P.Siantar - Parapat PP 4 4

355 P.Brandan - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi - P.Siantar - Siborong2 -D.Sanggul - Sibolga

PP 4 4

356 P.Brandan- Binjai- T.P.Baris- T.Tinggi- Tarutung PP 6 6

357 P.Brandan-Binjai-T.Amplas-T.Tinggi-Kisaran-T.Balai PP 4 8358 P.Brandan-Binjai-T.P.Baris-T.Amplas-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-

K.Pinang-TorgambaPP 4 2

359 P.Cermin-L.Pakam-Medan PP 6 18

360 P.Sawah-Binjai-Medan PP 8 16

361 P.Sidimpuan - G.Tua - Binanga - Sibuhuan PP 4 4

362 P.Sidimpuan - Kota Nopan PP 2 4

363 P.Sidimpuan - Natal PP 4 4

364 P.Sidimpuan - Rt.Prapat - Medan PP 8 4

365 P.Sidimpuan - Simangambat PP 4 8

Page 60: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 60/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 18

NO T R A Y E KJUMLAH

BUS RIT

1 2 3 4

366 P.Sidimpuan - Sipirok - Tarutung - P.Siantar - T.Tinggi - Medan PP 4 4

367 P.Susu - P.Brandan - Binjai - T.Amplas - Tj.Kasau - S.Langge -Penambean - Perdagangan

PP 5 5

368 P.Susu - P.Brandan - Binjai - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi -P.Siantar - Balige - Siborong2 - Tarutung

PP 5 5

369 P.Susu - P.Brandan - Binjai - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi -D.Melangir - P.Bandar - Kerasaan

PP 5 5

370 P.Susu - P.Brandan - Binjai - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi -Kisaran - Prapat - K.Pinang - Cikampak

PP 7 7

371 P.Susu - P.Brandan - Binjai - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi -Kisaran - Tj.Balai

PP 5 5

372 P.Susu - P.Brandan - Medan - K.Pinang - B.Batu PP 6 4

373 P.Susu - T.P.Baris - T.Amplas - T.Tinggi - P.Siantar - Sidamanik PP 4 4

374 Pamah Semilir-Telaga-Binjai-Medan-Berastagi-K.Jahe-Lau Kawar PP 5 10

375 Pangururan-Tarutung PP 2 4376 Pangururuan- Sidikalang PP 2 2

377 Sagala- Pangururan- Tomok- Ajibata- P. Siantar- Kisaran- R. Prapat-K. Pinang

PP 10 10

378 Sawit Sebrang - Medan - K.Jahe - Sidikalang PP 25 50

379 Secanggang-Stabat-Binjai-Medan-Term. Amplas-T. Tinggi-P. Siantar PP 5 5

380 Sei Lepan-Sawit Hulu-Binjai-Medan PP 8 16

381 Sidikalang - Kuta Buluh - Lau Pakam PP 2 4

382 Sidikalang- D. Sanggul- S. Borong- Tarutung- Sbg PP 6 6

383 Sidikalang-Pangururan PP 4 8

384 Sipangimbar - Sipirok - Penyabungan PP 4 8

385 Sipangimbar - Sipirok - R.Prapat PP 4 4

386 Sipangimbar - Tarutung - P.Siantar PP 4 4

387 T.Amplas - Jl.S.M.Raja - Jl.Tritura - Jl.K.Jasa - Jl.J.Ginting -Jl.Sempakata - Jl.S.Budi - Tj.Selamat - Tj.Anom - Lau Bakeri -Perum.Kota Baru - Berdikari

PP 50 200

388 T.Amplas - Jl.S.M.Raja - Jl.Tritura - Jl.K.Jasa - Jl.J.Ginting -Sp.Tuntungan - Psr.X - K.LimBaru -S.Makmur

PP 50 200

389 T.Binanga - P.Siantar - T.Balai PP 4 4

390 T.Binanga - P.Siantar - Torgamba PP 6 6

391 T.Lingga - K.Buluh - T.Binanga - Medan - P.Brandan PP 7 7

392 T.Lingga - K.Jahe PP 2 4

393 T.Lingga - Sidikalang - K.Jahe - Medan PP 8 16

394 T.P.Baris - Jl.TB.Simanjuntak - Jl.G.Subroto - Jl.Raya Binjai - Diski -Sp.Pos - Lau Bakeri - Perumahan Kota Baru - Berdikari

PP 50 200

395 T.Tinggi - Kisaran PP 2 4396 T.Tinggi - Kisaran - R.Prapat PP 2 4

397 T.Tinggi - R.Prapat - L.Bilik PP 2 4

398 T.Tinggi - Tj.Balai PP 1 2

399 T.Tinggi-D.Masihul-Galang-L.Pakam-Medan PP 30 60

400 Tala Peta - D.Tua - Medan PP 2 4

401 Tambunan-Binjai-Medan PP 5 20

402 Tarutung - Medan - Pkl.Brandan PP 2 2

403 Tarutung - P.Siantar - Perdagangan - Kisaran - Tj.Balai PP 7 21

404 Tj.Balai - Rt.Prapat - Penyabungan PP 4 2

Page 61: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 61/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 19

NO T R A Y E KJUMLAH

BUS RIT

1 2 3 4

405 Tj.Beringin Psr.X-Stabat-Binjai-Medan-Jl.P.Baris- Jl.Amal-Jl.G.Hitam-Jl.Industri (Psr.III/Lingkar Luar)-Jl.N.Surbakti-Jl.J.Ginting-Jl..H.Nst-Jl.S.M.Raja-L.Pakam

PP 20 40

Sumber : Hasil Olahan Konsultan

Page 62: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 62/248

KONSEP LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 20

3.2.  KOTA MEDAN

3.2.1.  KONDISI GEOGRAFIS DAN WILAYAH

A.  Letak Geografis

Secara geografis Kota Medan terletak diantara koordinat 2°27’ sampai dengan 2°47’ Lintang

Utara dan 98°35’ sampai dengan 98°44’ Bujur Timur. Secara administratif, wilayah Kota Medan

hampir keseluruhan wilayahnya berbatasan dengan daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu

sebelah Barat, Timur dan Selatan. Sepanjang wilayah utaranya berbatasan langsung dengan Selat

Malaka, yang merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Adapun mengenai batas-

 batas wilayah administrasi Kota Medan, dapat diuraikan sebagai berikut :

Sebelah Utara : Selat Malaka

Sebelah Selatan : Kecamatan Deli Tua dan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Barat : Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Timur : Kecamatan Percut, Kabupaten Deli Serdang

Luas wilayah administrasi Kota Medan adalah seluas 26.510 Ha yang terdiri dari 21 (dua puluh

satu) Kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi dalam 2000 lingkungan. Kecamatan Medan

Labuhan memiliki luas wilayah terbesar yaitu 3.667 Ha (14% dari total wilayah Kota Medan).

Kecamatan Medan Belawan merupakan daerah yang memiliki luas terbesar kedua yaitu sekitar

2.625 Ha. Sedangkan Kecamatan Medan Sunggal memiliki luas wilayah terkecil yaitu 298 Ha(1% dari total luas keseluruhan).

Page 63: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 63/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 21

Gambar 3.1 Peta Kota Medan

Page 64: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 64/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 22

Tabel 3.5  Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan

Sumber : Medan Dalam Angka 2010

B.  Pola Penggunaan Lahan

Sebagian besar lahan di Kota Medan pada umumnya dimanfaatkan untuk permukiman.

Penggunaan lahan untuk kawasan terbangun seperti perumahan dan permukiman, perdagangan

dan jasa, perkantoran dan fasilitas umum lainnya hampir tersebar di seluruh wilayah Kota

Medan.

Peta guna lahan Kota Medan memperlihatkan bahwa guna lahan Kota Medan terdiri dari 10

(sepuluh) jenis, yaitu perumahan dan kegiatan terkait, lahan industri, lahan jasa, lahan

 perusahaan, sawah, kebun campuran, hutan rawa, rawa, tegalan, dan lahan kosong

diperuntukkan.

3.2.2.  KONDISI SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN

Gambaran umum mengenai keadaan kependudukan di Kota Medan dapat dilihat dari jumlah dan

laju pertumbuhan penduduknya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir maupun distribusi dan

Page 65: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 65/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 23

kepadatan penduduk, jumlah penduduk menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan, kelompok

umur, agama serta jumlah penduduk menurut mata pencaharian.

A.  Distribusi dan Kepadatan Penduduk

Pada tahun 2009, diproyeksikan penduduk Kota Medan mencapai 2.121.053 jiwa. Dibanding

hasil Sensus Penduduk 2000, terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 216.780 jiwa (11,38%).

Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km2, kepadatan penduduk mencapai 8.001 jiwa/km

2.

Tabel 3.6  Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan

Tahun 2006 –  2009

 No KecamatanLuas Wilayah

(Km2) Penduduk

KepadatanPenduduk per Km

2

1 Medan Tuntungan 21 70.073 3.388

2 Medan Johor 15 116.220 7.9713 Medan Amplas 11 115.156 10.291

4 Medan Denai 9 139.939 15.463

5 Medan Area 6 109.253 19.792

6 Medan Kota 5 84.292 15.995

7 Medan Maimun 3 57.859 19.416

8 Medan Polonia 9 53.427 5.930

9 Medan Baru 6 44.216 7.571

10 Medan Selayang 13 85.678 6.688

11 Medan Sunggal 15 110.667 7.168

12 Medan Helvetia 13 145.376 11.047

13 Medan Petisah 7 68.120 9.988

14 Medan Barat 5 79.098 14.840

15 Medan Timur 8 113.874 14.675

16 Medan Perjuangan 4 105.702 25.844

17 Medan Tembung 8 141.786 17.745

18 Medan Deli 21 150.076 7.201

19 Medan Labuhan 37 106.922 2.916

20 Medan Marelan 24 126.619 5.316

21 Medan Belawan 26 96.700 3.684

Kota Medan

2009 265,1 2.121.053 8.0012008 265,1 2.102.105 7.929,5

2007 265,1 2.083.156 7,858

2006 265,1 2.067.288 7,798

Sumber : Medan Dalam Angka 2010

Berdasarkan tabel di atas diketahui perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah Kota

Medan akan diperoleh tingkat kepadatan penduduknya per Km2. Berdasarkan hal tersebut

Page 66: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 66/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 24

diketahui bahwa tingkat kepadatan penduduk kecamatan Perjuangan sangat tinggi yaitu sebesar

25.844 jiwa/km2. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu Kecamatan Medan

Labuhan sebesar 2.916 jiwa/km2.

B.  Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Menurut sensus penduduk 2010 jumlah penduduk Kota Medan berjumlah 2.097.610 jiwa dengan

rincian penduduk berjenis kelamin laki-laki 1.036.926 jiwa dan perempuan 1.060.684 jiwa.

Berikut tabel jumlah penduduk per kecamatan tahun 2010.

Tabel 3.7  Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan

Tahun 2010

No Kota KecamatanPenduduk Sex

Ratio

Distribusi

PendudukLaki-laki Perempuan Jumlah

1 Medan Tuntungan 39.414 41.528 80.942 95 3,9

2 Medan Johor 61.085 62.766 123.851 97 5,9

3 Medan Amplas 56.175 56.968 113.143 99 5,4

4 Medan Denai 71.181 70.214 141.395 101 6,7

5 Medan Area 47.813 48.731 96.544 98 4,6

6 Medan Kota 35.239 37.341 72.580 94 3,5

7 Medan Maimun 19.411 20.170 39.581 96 1,9

8 Medan Polonia 25.989 26.805 52.794 97 2,5

9 Medan Baru 17.576 21.940 39.516 80 1,9

10 Medan Selayang 48.293 50.024 98.317 97 4,7

11 Medan Sunggal 55.403 57.341 112.744 97 5,412 Medan Helvetia 70.705 73.552 144.257 96 6,9

13 Medan Petisah 29.367 32.382 61.749 91 2,9

14 Medan Barat 34.733 36.038 70.771 96 3,4

15 Medan Timur 52.635 55.998 108.633 94 5,2

16 Medan Perjuangan 45.144 48.184 93.328 94 4,4

17 Medan Tembung 65.391 68.188 133.579 96 6,4

18 Medan Deli 84.520 82.273 166.793 103 8,0

19 Medan Labuhan 56.676 54.497 111.173 104 5,3

20 Medan Marelan 71.287 69.127 140.414 103 6,7

21 Medan Kota Belawan 48.889 46.617 95.506 105 4,6

JUMLAH 1.036.926 1.060.684 2.097.610 98 100

Sumber : Sensus Penduduk 2010

C.  Struktur Penduduk Menurut Usia dan Kelompok Umur

Komposisi penduduk kota Medan menurut kelompok umur menunjukkan bahwa sebagian besar

 penduduk kota Medan berusia muda yaitu antara 0 sampai dengan 34 tahun. Jumlah penduduk

Page 67: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 67/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 25

terbanyak berada pada kelompok usia 20  –  24 tahun sebesar 242.211 jiwa. Sedangkan jumlah

 penduduk terkecil berada pada kelompok usia 75 tahun ke atas yaitu sebesar 18.847 jiwa.

Tabel 3.8  Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin per Kecamatan

Tahun 2009

 No Golongan Umur Laki-laki 

Perempuan Jumlah 

1 0 –  4 85.479 92.031 177.510

2 5 –  9 92.938 95.831 188.769

3 10 –  14 93.816 101.718 195.534

4 15 –  19 112.384 102.112 214.496

5 20 –  24 118.376 123.835 242.211

6 25 –  29 101.077 105.293 206.370

7 30 –  34 85.089 72.358 157.447

8 35 –  39 75.751 88.369 164.120

9 40 –  44 77.067 77.986 155.05310 45 –  49 57.601 51.876 109.477

11 50 –  54 47.369 52.936 100.305

12 55 –  59 36.150 38.715 74.865

13 60 –  64 27.363 23.351 50.714

14 65 –  69 21.220 19.092 40.312

15 70 –  74 11.793 13.230 25.023

16 75 + 5.984 12.863 18.847

Kota Medan 1.049.457 1.071.596 2.121.053

Sumber : Medan Dalam Angka 2010

D.  Jumlah dan Perkembangan PDRBKegiatan perekonomian merupakan aspek yang sangat penting untuk perkembangan kota

Medan. Kota Medan sebagai pusat pemerintahan Provinsi Sumatera Utara berfungsi sebagai

 pusat kegiatan ekonomi dan sosial baik dalam lingkup wilayah kota Medan itu sendiri maupun

lingkup wilayah provinsi Sumatera Utara. Adanya fungsi regional yang luas tersebut menjadikan

kota Medan dapat menyelenggarakan aktivitas ekonomi dalam volume yang besar. Kapasitas

 perekonomian yang besar tersebut ditunjukkan oleh laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai

kota Medan, yang selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi daerah-daerah sekitarnya.

E.  Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita mencerminkan tingkat kemakmuran yang telah dicapai oleh penduduk

kota Medan. Pendapatan perkapita berbanding terbalik dengan jumlah penduduk. Semakin besar

 jumlah penduduk maka pendapatan perkapita daerah tersebut semakin kecil dan sebaliknya.

Walaupun pertumbuhan PDRB mengalami pertumbuhan yang signifikan tetapi jika

Page 68: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 68/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 26

 pertumbuhan penduduk tetap tinggi atau lebih besar persentase pertumbuhan penduduk daripada

 persentase pertumbuhan ekonomi, maka tidak akan tercapai tingkat kemakmuran masyarakat

yang tinggi.

Adapun PDRB per kapita sebagai salah satu alat pengukur tingkat kemakmuran merupakan hasil

 pembagi antara PDRB dengan jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang dipakai sebagai

 pembagi adalah jumlah penduduk pertengahan tahun yang merupakan jumlah penduduk akhir

tahun sebelumnya ditambah jumlah penduduk awal tahun dibagi dua.

Perkembangan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sejak dari tahun 2000 hingga 2007

terus mengalami peningkatan dimana pada tahun 2000 9,95 juta rupiah dan pada tahun 2007

menjadi 26,62 juta rupiah. Hal sama terjadi pula terhadap PDRB atas dasar harga konstan 2000

 pada kurun waktu yang sama. Peningkatan pendapatan per kapita, dilihat dari sisi permintaan,

telah mendorong kenaikan tingkat konsumsi masyarakat atau menambah daya beli masyarakat.

Berdasarkan harga berlaku pada tahun 2006 pendapatan perkapita penduduk kota Medan

mencapai 23,63 juta rupiah. Pendapatan perkapita penduduk kota Medan mengalami

 peningkatan pada tahun 2007 menjadi 26,62 juta rupiah.

Tabel 3.9  Perkembangan PDRB, Penduduk Pertengahan Tahun dan PDRB Per Kapita Tahun2000 –  2007

Sumber : Medan Dalam Angka 2008

3.2.3.  SISTEM TRANSPORTASI

Ketersediaan prasarana transportasi bertujuan untuk memperlancar arus lalu-lintas barang dan

 jasa maupun manusia dari satu tempat ke tempat lain guna menunjang perekonomian daerah.

Ketersediaan prasarana transportasi di kota Medan dapat dilihat dari kondisi jaringan jalan yang

ada maupun ketersediaan jenis pengangkutan serta sirkulasi lalu lintas yang ada.

Page 69: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 69/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 27

A.  Transportasi Darat

A.1. Jaringan Jalan

Kota Medan memiliki pola jaringan jalan yang berbentuk grid/kisi-kisi pada daerah pusat kota

dan bentuk radial pada daerah pinggiran kota. Jalan utama sebagai koridor dalam kota dimana

untuk koridor luar yang menghubungkan daerah pinggiran kota yaitu jalan KL. Yos Sudarso,

 jalan Putri Hijau dan jalan Krakatau sebagai jalan yang menghubungkan daerah utara dengan

 pusat kota, jalan Gatot Subroto sebagai jalan yang menghubungkan daerah bagian timur dengan

 pusat kota, jalan SM. Raja dan jalan Brigjend. Katamso serta jalan Jamin Ginting merupakan

 jalan yang menghubungkan daerah bagian selatan dengan pusat kota.

Untuk menghubungkan daerah pinggiran kota secara langsung tanpa harus melalui pusat kota

disediakan jalan lingkar utara yaitu jalan Kapten Sumarsono yang menghubungkan daerah

 bagian utara dengan daerah bagian timur sedangkan daerah bagian selatan dengan daerah bagian

timur dihubungkan oleh jalan lingkar selatan yaitu jalan Tritura dan jalan Karya Jasa serta jalan

 Ngumban Surbakti. Selain itu juga terdapat jalan tol yang menghubungkan daerah bagian selatan

yaitu Tanjung Morawa dengan daerah bagian utara (Belawan) yang dibangun memanjang pada

daerah bagian timur. Keberadaan jalan lingkar dan jalan tol ini sangat membantu dalam

mengalihkan arus kendaraan menerus yang melalui pusat kota sehingga mengurangi kepadatan

volume dalam kota serta merangsang pertumbuhan daerah pinggiran kota.

Prasarana jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu lintas di darat. Lancarnya arus lalu lintas

akan sangat menunjang perkembangan ekonomi suatu daerah. Guna menunjang kelancaran

 perhubungan darat di kota Medan sampai akhir tahun 2007 tercatat panjang jalan yang ada

3.078,94 km, berarti selama lima tahun terakhir bertambah sebesar 727,58 km. Sarana jalan yang

ada pada tahun 2007 tercatat 2.082,16 km dalam kondisi baik, 389,80 km dalam kondisi sedang

dan 112,76 km dalam keadaan rusak, sedangkan yang dalam kondisi rusak berat 1,35 km dan

yang tidak terperinci 490,87 km.

A.2. Terminal

Terminal angkutan umum di kota Medan terdapat sebanyak 5 unit, yaitu terminal terpadu

Amplas, terminal terpadu Pinang Baris, terminal Willern Iskandar (wilayah Deli Serdang),

terminal Sambu dan terminal Belawan. Letak terminal-terminal tersebut berada pada pusat kota

Page 70: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 70/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 28

dan daerah-daerah di pinggiran kota Medan. Kota Medan memiliki satu unit terminal yang

termasuk terminal golongan A, yaitu terminal Amplas yang memiliki luas sebesar 50.961 m2 

dengan jumlah kendaraan rata-rata yang memasuki terminal perhari sebesar 9.432 unit pada

tahun 2007.

A.3. Jumlah Sarana Angkutan (Umum dan Pribadi)

Pada tahun 2009 jumlah sarana transportasi jalan raya di kota Medan berjumlah 2.708.511

kendaraan. Dari tahun 2004 sampai tahun 2009 menunjukkan kenaikan 23,82% per tahun.

Pertumbuhan yang sangat signifikan nampak pada sepeda motor dengan rata-rata pertumbuhan

31,23% per tahun.

Tabel 3.10  Jumlah Sarana angkutan (umum dan pribadi) tahun 2004 –  2009

Tahun Mobil Penumpang Mobil Gerobak Bus Sepeda Motor Jumlah

2004 149.302 104.776 12.108 756.569 1.022.755

2005 164.314 112.001 12.406 883.406 1.172.127

2006 175.198 116.184 12.619 985.745 1.289.746

2007 189.157 120.328 12.751 1.103.707 1.425.943

2008 209.527 140.986 22.130 2.104.026 2.476.669

2009 222.891 144.865 22.123 2.318.632 2.708.511

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan (2010)

Disamping itu pada tabel berikut dapat dilihat data statistik kendaraan tidak bermotor. Dapat

dilihat bahwa penggunaan becak sebagai sarana angkutan cukup signifikan, serta pertumbuhan

 pemilikan sepeda yang memiliki kecenderungan meningkat.

Tabel 3.11  Jumlah Kendaraan Tidak Bermotor tahun 2004 –  2009

 No Jenis Kendaraan 2005 2006 2007 2008 2009

1 Sepeda 29.466 30.423 31.521 31.861 32.021

2 Becak 24.888 25.426 23.211 22.011 20.811

3 Andong/dokar - - - - -

4 Lain –  lain 8.091 8.983 9.054 9.054 9.054

Jumlah 59.021 64.832 63.786 62.926 61.886

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan (2010)

Sementara pada tabel berikut disajikan jumlah kendaraan angkutan penumpang umum tidak

dalam trayek. Dari data tersebut dapat dilihat dominasi becak bermotor sebagai alternatif

Page 71: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 71/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 29

angkutan umum tidak dalam trayek. Pada tahun 2005 jumlah becak bermotor mencapai 90,58%,

 pada tahun 2006 turun menjadi 82,82% dan pada tahun 2007 sebesar 83,05%, pada tahun 2008

sebesar 84,95% serta pada tahun 2009 sebesar 85,00%.

Data tersebut juga memperlihatkan kecenderungan menurunnya jumlah taksi dengan argometer,

sementara untuk taksi tanpa argo meter memiliki kecenderungan yang meningkat. Keadaan ini

sangat kontradiktif dengan tujuan kota Medan sebagai kota jasa dan industri.

Angkutan beca menunjukkan jumlah yang sangat signifikan dari angkutan lainnya, untuk itu

sesuai dengan SK Walikota Medan Nomor 551.21/482.K/2004, tanggal 23 April 2004,

ditetapkan ada beberapa ruas jalan yang menjadi larangan operasional beca bermotor yaitu Jl.

Raden Saleh, Jl. Pattimura, Jl. S. Parman, Jl. Kejaksaan, Jl. Pengadilan, Jl. Zainul Arifin, Jl.

Diponegoro, Jl. Palang Merah, Jl. Imam Bonjol, Jl. Cut Nyak Dies dan Jl. Sudirman.

Tabel 3.12  Jumlah Angkutan Umum Tidak Dalam Trayek tahun 2004 –  2009

 No Jenis Kendaraan 2005 2006 2007 2008 2009

1. Taksi dengan argometer 3.624 2.425 2.125 2.125 2.125

2. Kendaraan sewa - - - - -

3. Bus pariwisata - - - - -

4. Kendaraan roda 3 529 482 654

5 Lain-lain

a. Taksi 2.004 2.425 2.631 2.631 2.631

 b. Ojek - - - - -

c. Becak bermotor 24.359 25.700 26.500 26.850 26.960

Jumlah 26.892 31.032 31.910 31.606 31.716

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan (2010)

A.4. Trayek Angkutan Umum Penumpang

Berdasarkan data yang diperoleh dari Wahana Tata Nugraha tahun 2007 Dinas Perhubungan

kota Medan diketahui trayek angkutan umum yang terdapat di kota Medan berjumlah 240 trayek

dengan jumlah armada beroperasi terhitung sebanyak 693 armada yang nilai rata-rata rit per hari

4 –  10 rit. Selain itu diketahui juga besarnya load factor  rata-rata pada waktu tidak sibuk sebesar

35% dengan jam operasi selama 16 jam.

Page 72: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 72/248

KONSEP LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 30

Tabel 3.13  Kondisi Angkutan Umum di Kota Medan Tahun 2007

Bersambung.....

Page 73: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 73/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 31

Bersambung......

Page 74: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 74/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 32

Bersambung .......

Page 75: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 75/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 33

Bersambung ........

Page 76: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 76/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 34

 No. No/Kode

Trayek

Jenis

Angkutan

Umum

Jumlah

Armada

Operasi

(Unit)

Rata-

rata Rit

 per hari

Jam

Operas

i (Jam)

Load Factor (%)Lama perjalanan/rit

(menit/rit)

SibukTidak

SibukSibuk

Tdk

Sibuk

186 KOBUN 03 BUS 10 6 16 100 21 92,56 73,07187 KOBUN 07 BUS - - - - - - -

188 KOBUN 62 BUS 3 9 16 100 36 37,88 29,91

189 KOBUN 63 BUS - - - - - - -

190 D MAJU 07 BUS 2 7 16 100 38 61,88 48,85

191 D MAJU 08 BUS 14 7 16 100 37 61,36 48,44

192 D MAJU 09 BUS 7 9 16 100 58 32,64 25,77

193 D MAJU 10 BUS 5 9 16 100 44 38,52 30,41

194 D MAJU 11 BUS 18 6 16 100 9 79,84 63,03

195 D MAJU 12 BUS 110 7 16 100 11 63,68 50,27

196 D MAJU 14 BUS 3 9 16 100 65 33,4 26,37

197 D MAJU 15 BUS 5 11 16 100 45 18,76 14,81

198 D MAJU 16 BUS 14 8 16 100 55 54 42,63

199 D MAJU 45 BUS 11 8 16 100 53 55,88 44,12

200 D MAJU 49 BUS - - - - - , -

201 MARS 13 BUS 20 8 16 100 52 49,88 39,38

202 MARS 40 BUS 59 8 16 100 42 47,48 37,48

203 MARS 59 BUS 10 7 16 100 64 66,68 52,64

204 MARS 60 BUS 38 9 16 100 32 35,64 28,14

205 MARS 61 BUS 64 7 16 100 33 70 55,26

206 MARS 65 BUS 81 8 16 100 31 57,28 45,22

207 MARS 66 BUS 17 8 16 100 33 51,96 41,02

208 MARS 67 BUS 17 8 16 100 39 54,32 42,88

209 MARS 68 BUS - - - - - - -

210 MARS 70 BUS 32 5 16 100 36 140,88 111,22

211 MARS 71 BUS - - - - - - -

212 MARS 126 BUS - - - - - - -

213 MARS 127 BUS - - - - - - -

214 MARS 128 BUS 23 4 16 100 32 181,48 143,27

215 MARS 129 BUS 36 5 16 100 34 126,16 99,6

216 MARS 130 BUS - - - - - - -

217 MARS 131 BUS 4 6 16 100 37 77,88 61,48

218 MARS 132 BUS - - - - - - -

219 MARS 133 BUS - - - - - - -

220 MARS 134 BUS - - - - - - -

221 MREX 32 BUS 50 7 16 100 41 66,21 51,36

222 MREX 33 BUS - - - - - - -

223 MREX 35 BUS - - - - - - -

224 MREX 50 BUS - - - - - - -

225 MREX 51 BUS - - - - - - -

226 MREX 52 BUS 45 7 16 100 42 65,23 49,86

227 RAHAYU 41 BUS 117 5 16 100 41 74,23 65,23

228 RAHAYU 42 BUS 40 6 16 100 40 68,35 60,33

229 RAHAYU 43 BUS 79 4 16 100 41 66,24 59,89

230 RAHAYU 44 BUS 65 5 16 100 41 59,31 49,99

231 RAHAYU 53 BUS 102 7 16 100 42 73,6 58,11

232 RAHAYU 54 BUS 61 5 16 100 44 138,44 109,29

233 RAHAYU 57 BUS 81 8 16 100 44 48 37,89

234 RAHAYU 64 BUS 27 8 16 100 42 56,4 44,53

235RAHAYU124 BUS 38 7 16 100 41 68,6 54,16

236 RAHAYU 58 BUS 38 8 16 100 31 47,68 37,64

Page 77: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 77/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 35

Sumber : Hasil Olahan Konsultan

B.  Angkutan Kereta Api

Angkutan kereta api merupakan sarana angkutan yang sangat penting di provinsi Sumatera

Utara dimana Medan sebagai pusat perdagangan dan industri dari 25 kabupaten dan kota di

wilayah provinsi Sumatera Utara.

Secara umum, kondisi eksisting jalur kereta api di provinsi Sumatera Utara (berpusat di kota

Medan) adalah :

  Sebelah Utara ke Belawan

  Sebelah Barat ke Binjai

  Sebelah Barat Daya ke Pancur Batu

  Sebelah Selatan ke Deli Tua

  Sebelah Timur ke Tebing Tinggi

Dari kelima rute yang ada, rute ke Pancur Batu dan Deli Tua sudah tidak dipergunakan lagi,

sedangkan rute yang tetap berkembang adalah rute ke Tebing Tinggi yang melayani

angkutan Pantai Timur.sedangkan rute ke Belawan dan Binjai hanya dipergunakan untuk

angkutan barang yang beroperasi satu kali per hari. Selama kurun waktu Pelita IV dan V,

kebijaksanaan pemerintah diarahkan pada rehabilitasi dan peningkatan serta penambahan

sarana fasilitas operasional untuk memenuhi kebutuhan angkutan hasil-hasil produksi

 pertanian, perkebunan dan industri.

Wilayah Mebidang yang dilalui oleh jalur angkutan kereta api meliputi Medan, Binjai dan

Deli Serdang. Adapun stasiun yang terdapat di wilayah kota Medan adalah stasiun Besar,

Medan Pasar, Pulau Brayan, Kampung Besar, Labuhan, Belawan dan Sunggal,

Hal ini dapat dilihat dari jumlah kiriman barang-baeang yang diangkut kereta api melalui

stasiun Medan menurut jenisnya berjumlah total 752.775 ton dengan rincian, hasil tambang

minyak 158.415 ton, pupuk 25.515 ton dan barang selain kategori di atas 568.825 ton.

237 L DELI S BUS - - - - - - -

238 L DELI S BUS - - - - - - -

239 L DELI S BUS - - - - - - -

240 L DELI S BUS - - - - - - -

Page 78: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 78/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 36

Jumlah penumpang diangkut kereta api melalui stasiun Medan tahun 2007 sebanyak

1.901.331 jiwa.

C.  Transportasi Laut

Transportasi laut merupakan armada kedua yang diminati masyarakat dalam melakukan

 perjalanan setelah angkutan darat. Selain nyaman armada laut ini juga dikenal murah dan

terjangkau. Dermaga adalah merupakan lokasi tempat bongkar muat penumpang ataupun

 barang angkutan laut, dermaga yang terdapat di wilayah perencanaan ini adalah di kecamatan

Medan Belawan. Berikut fasilitas dermaga kota Medan yang berada pada masing-masing

lokasi seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.14  Fasilitas Dermaga Kota Medan

Sumber : Master Plan Pelabuhan Belawan, 2008

Tabel 3.15  Fasilitas Gudang dan Penumpukan

Sumber : Master Plan Pelabuhan Belawan, 2008

Page 79: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 79/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 37

Tabel 3.16  Peralatan Bongkar Muat

Sumber : Master Plan Pelabuhan Belawan, 2008

D.  Transportasi Udara

Bandara Polonia yang digunakan untuk penerbangan sipil domestik dan internasional serta

militer berlokasi relatif di pusat perkotaan, sehingga dari keselamatan penerbangan kurang

memenuhi syarat, karena adanya bangunan-bangunan tinggi di sekitarnya. Oleh karena itu,

sedang dibangun bandara baru berada di daerah Kuala Namu (Kecamatan Pantai Labu

Kabupaten Deli Serdang). Pengembangan bandara baru yang bertaraf internasional jelas akan

mempunyai dampak langsung pada pengembangan daerah sekitar lokasi maupun kota

Medan. Lokasi bandara baru tersebut sudah barang tentu akan memerlukan prasarana

transportasi yang berstandar tinggi.

Bandara baru di Kuala Namu akan segera dioperasikan dalam waktu dekat. Implikasi utama

terhadap bandara baru ini meliputi :

  Kebutuhan jalur akses

  Pengaruh terhadap penutupan Bandara Polonia

  Perubahan populasi dihubungkan dengan proyek bandara.

Page 80: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 80/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 38

Pengaruh utama terhadap distribusi penduduk adalah akan timbulnya tenaga kerja di bandara

 baru. Para pekerja akan berdomisili dekat dengan tempat bekerja dan tambahan kegiatan juga

akan terjadi di sekitar lokasi.

Penutupan bandara Polonia dan pembangunannya sebagai pusat bisnis baru di kota Medan

akan mempengaruhi pola perjalanan di pusat kota Medan. Kawasan bandara ini terletak di

dalam ORR (Outer Ring Road ), dimana konstruksi ORR tersebut akan selesai sebelum

 penutupan bandara Polonia.

Rencana pembangunan bandara baru di Kuala Namu dan kemungkinan pembangunan kota-

kota baru dan zona industri, perumahan dan lain-lain, membutuhkan

 peningkatan/pengembangan jaringan jalan akses ke kota Medan maupun ke kota Binjai.

Adapun usulan jalan akses ke bandara baru adalah jalan raya baru dari satu simpang susun di

 jalan tol Belmera ke Kuala Namu.

3.3.  KOTA BINJAI

3.3.1.  KONDISI GEOGRAFIS DAN WILAYAH

A.  Letak Geografis

Letak geografis Binjai adalah 03°31'40" - 03°40'02" LU dan 98°27'03" - 98°39'32" BT.

Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di atas permukaan laut. Sebenarnya, Binjai hanya

 berjarak 8 km dari Medan bila dihitung dari perbatasan di antara kedua wilayah yang

dipisahkan oleh Kabupaten Deli Serdang. Jalan Raya Medan Binjai yang panjangnya 22 km,

9 km pertama berada di dalam wilayah Kota Medan, Km 10 sampai Km 17 berada dalam

wilayah Kabupaten Deli Serdang dan mulai Km 17 adalah berada dalam wilayah Kota

Binjai.

Wilayah Kota Binjai seluas 90,23 km2, dikelilingi oleh Kab.Deli Serdang, Batas area

disebelah Utara adalah Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan HamparanPerak Kab.Deli Serdang, di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sunggal Kab.Deli

Serdang, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Bingei Kab.Langkat dan

Kecamatan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan

Selesai Kab.Langkat. . Binjai merupakan salah satu daerah dalam proyek pembangunan

Page 81: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 81/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 39

Mebidang yang meliputi kawasan Medan, Binjai dan Deli Serdang. Saat ini, Binjai dan

Medan dihubungkan oleh jalan raya Lintas Sumatera yang menghubungkan antara Medan

dan Banda Aceh. Oleh karena ini, Binjai terletak di daerah strategis di mana merupakan pintu

gerbang Kota Medan ditinjau dari provinsi Aceh

Ada 2 sungai yang membelah Kota Binjai yaitu Sungai Bingai dan Mencirim yang

menyuplai kebutuhan sumber air bersih bagi PDAM Tirta Sari Binjai untuk kemudian

disalurkan untuk kebutuhan penduduk kota. Namun di pinggiran kota, masih banyak

 penduduk yang menggantungkan kebutuhan air mereka kepada air sumur yang memang

masih layak dikonsumsi

Gambar 3.2 Peta Kota Binjai

Page 82: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 82/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 40

B.  Pemerintahan

Kota Binjai terbagi atas 5 kecamatan yang kemudian dibagi lagi menjadi 37 kelurahan dan

desa. Sedianya Binjai hanyalah sebuah kecamatan di dalam lingkup Kabupaten Langkat.

Lima kecamatan tersebut masing-masing adalah:

•  Binjai Kota

•  Binjai Utara

•  Binjai Selatan

•  Binjai Barat

•  Binjai Timur

Kecamatan Binjai Kota, Binjai Timur dan Binjai Selatan baru dibentuk pada tahun 1981.

C.  DemografiKota Binjai merupakan kota multi etnis, dihuni oleh suku Jawa, suku Batak Karo, suku

Tionghoa dan suku Melayu. Kemajemukan etnis ini menjadikan Binjai kaya akan

kebudayaan yang beragam. Jumlah penduduk kota Binjai sampai pada April 2003 adalah

223.535 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.506 jiwa/km persegi. Tenaga kerja produktif

sekitar 160.000 jiwa. Banyak juga penduduk Binjai yang bekerja di Medan karena

transportasi dan jarak yang relatif dekat.

Agama di Binjai terutama:

•  Islam - dipeluk mayoritas suku Jawa dan Melayu, mesjid terbesar berlokasi di Jalan

Kapten Machmud Ismail.

•  Kristen - dipeluk sebagian besar suku batak Karo.

•  Buddha - dipeluk mayoritas suku Tionghoa yang berdomisili di Binjai Kota dan Binjai

Barat.

•  Hindu - ada 1 pura di Binjai berlokasi di Jalan Ahmad Yani, agama Hindu dipeluk

terutama oleh etnis India

Menurut sensus penduduk 2010 jumlah penduduk Kota Binjai berjumlah 246.154 jiwa

dengan rincian penduduk berjenis kelamin laki-laki 122.997 jiwa dan perempuan 123.157

 jiwa. Berikut tabel jumlah penduduk per kecamatan tahun 2010.

Page 83: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 83/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 41

Tabel 3.17  Jumlah Penduduk Kota Binjai Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Tahun2010

NoKabupaten/Kota

Kecamatan

Penduduk Sex

Ratio

Distribusi

PendudukLaki-laki Perempuan Jumlah

1 Binjai Selatan 24.001 24.422 48.423 98 19.72 Binjai Kota 14.780 15.410 30.190 96 12.3

3 Binjai Timur 26.825 27.101 53.926 99 21.9

4 Binjai Utara 35.305 35.087 70.392 101 28.6

5 Binjai Barat 22.086 21.137 43.223 104 17.6

JUMLAH 122.997 123.157 246.154 100 100

Sumber : Sensus Penduduk 2010

3.3.2.  PEREKONOMIAN

Daerah komersial dan pusat perekonomian serta pusat pemerintahan terutama berpusat di

wilayah Kecamatan Binjai Kota. Kawasan perindustrian dipusatkan di daerah Binjai Utara,

sedangkan di sebelah timur dan selatan adalah daerah konsentrasi pertanian. Daerah

 pengembangan peternakan dipusatkan di kawasan Binjai Barat. Kawasan Industri Binjai di

Kecamatan Binjai Utara direncanakan di Kelurahan Cengkeh Turi dengan luas wilayah 300

ha. Binjai juga adalah penghasil minyak bumi dan gas ditandai dengan kawasan eksplorasi

minyak bumi dan gas alam di kawasan Tandam Hilir, Kecamatan Binjai Utara.

Data tahun 1999 menunjukkan bahwa 29% dari total kegiatan perekonomian di Kotamadya

Binjai bersumber dari sektor perdagangan dan jasa. Sedangkan sektor industri menyumbang

nilai 23% dari total kegiatan perekonomian tadi. Pendapatan per kapita penduduk Binjai

adalah sebesar Rp. 3,3 juta, sayang angka ini masih berada di bawah rata-rata pendapatan per

kapita propinsi Sumatra Utara yang besarnya Rp. 4,9 juta.

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Binjai atas dasar harga tetap sebesar 5,68 persen pada

tahun 2007. Hal ini menunjukkan kenaikan yang cukup baik jika dibandingkan dengan tahun

2006 sebesar 5,32 persen.

Secara umum ada empat sektor yang cukup dominan dalam pembentukan total PDRB Kota

Binjai yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor

Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa - jasa

Page 84: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 84/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 42

Bidang perkebunan tentu saja yang menjadi perhatian adalah perkebunan rambutan yang

mencapai 425 ha dengan kapasitas produksi 2.400 ton per tahun. Sayangnya, kapasitas

sebesar ini tidak dibarengi dengan modernisasi industri pengolahan rambutan menjadi

komoditi unggulan yang bernilai plus dibandingkan dengan hanya menjual buah rambutan

itu sendiri, misalnya industri pengalengan rambutan dengan jalur pemasaran yang komplit.

Pusat perbelanjaan tradisional di Binjai melayani penjual dan pembeli dari Binjai sendiri dan

Kabupaten Langkat. Pasar tradisional misalnya:

•  Pusat Pasar Tavip - merupakan pasar tradisional terbesar di Binjai, lokasi di Binjai Kota.

•  Pasar Kebun Lada - berlokasi di Binjai Utara

•  Pasar Brahrang - berlokasi di Binjai Barat

•  Pasar Rambung - berlokasi di Binjai Selatan

•  Pasar Trengganu - berlokasi di Binjai Timur

Selain itu juga ada pusat perbelanjaan modern seperti:

•  Binjai Supermall

•  Pusat perbelanjaan Suzuya

•  Mini Market Tahiti

•  Toserba Binjai Ramayana

•  Mall Ramayana

Pertokoan komersial yang lebih kecil terutama terpusat di rumah toko (ruko) sepanjang Jalan

Jenderal Sudirman, juga ada Jalan Ahmad Yani (d/h Jalan Bangkatan) yang menjadi pusat

makanan di malam hari.

3.3.3.  TRANSPORTASI

Sarana transportasi di dalam kota Binjai terutama adalah becak mesin roda tiga yang unik

dan mobil angkutan umum yang disebut sudako. Untuk transportasi ke luar kota, selain

transportasi jalan, ada juga kereta api yang menghubungkan Binjai dengan Medan dan Kwala

Page 85: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 85/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 43

di Kabupaten Langkat. Data Bus dan MPU AKDP yang beroperasi dari kota Binjai dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.18  Bus AKDP Yang Beroperasi Dari Kota Binjai

NO.NAMA

PERUSAHAANT R A Y E K

JUMLAH

BUS RIT

1CV. PEMBANGUNANBERSAMA

Binjai - Sei Musam PP 2 4

Binjai - Telaga PP 2 4

Binjai - Bukit Lawang PP 3 6

Binjai - Secanggang PP 2 4

Binjai - Sampan Getek PP 2 4

Binjai - Tanjung langkat PP 5 20

Binjai - Sawit sebrang PP 2 4

Binjai - Namu Unggas PP 2 4Binjai - Sawit Hulu PP 1 2

Binjai - -Kwala Sawit PP 1 2

Binjai - Kendit PP 2 4

Binjai - Besilam PP 2 2

Binjai - P. Sawah PP 2 4

Binjai - Tj. Lenggang PP 1 2

Binjai - Tambun - Marike PP 2 4

J U M L A H  31

2

CV. FAMILITRANSPORT

Binjai-Medan-K.Jahe-T.Binanga PP 5 10Binjai-Medan-K.Jahe-T.Nderket-K.Buluh

PP 5 10

Binjai-Medan-K.Jahe-H.Gaol PP 5 10

Binjai-Medan-K.Jahe-Kacaribu PP 5 10

Binjai-Medan-K.Jahe-Lau Kawar PP 5 10

Binjai-Medan-K.Jahe-Berastepu PP 4 8

Binjai-Medan-K.Jahe-Baganding PP 4 8

Binjai-Medan-K.Jahe-Surbakti PP 2 4

T.Langkat-Binjai-L.Pakam PP 22 44

B.Lawang-Medan-Binjai-P.Labu PP 21 42

Sei Lepan-Sawit Hulu-Binjai-Medan PP 8 16

Kuala Sawit-Binjai-Medan PP 8 16

P.Sawah-Binjai-Medan PP 8 16

Tambunan-Binjai-Medan PP 5 20

Pamah Semilir-Telaga-Binjai-Medan-Berastagi- K.Jahe-Lau Kawar

PP 5 10

B.Lawang-Binjai-Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Parapat

PP 21 42

Page 86: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 86/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 44

NO.NAMA

PERUSAHAANT R A Y E K

JUMLAH

BUS RIT

J U M L A H 133

3 KOP. ANGKUTANUMUM BINJAI

P. Susu-Stabat-Binjai-Term-P. Baris-Term. Amplas-T. Tinggi-P. Siantar

PP 10 10

P. Brandan -stabat-Binjai-Medan- Term. Amplas-T. Tinggi-P. Siantar

PP 5 5

Secanggang-Stabat-Binjai-Medan-Term. Amplas-T. Tinggi-P. Siantar

PP 5 5

Besitang-Stabat-Binjai-Medan- Term. Amplas-T. Tinggi-P. Siantar

PP 5 5

Bkt. Lawang-Binjai-Medan-Berastagi- K.Jahe-Merek-Tongging

PP 5 5

P. Brandan -stabat-Binjai- Medan-Ter. Amplas.L. Pakam PP 8 16

Bt. Serangan-Tj. Pura-Stabat-Binjai-(Term.PJKA) -Medan (Term. P. Baris)

PP 8 16

P. Brandan-Stabat-Binjai-(Term. PJKA)-T.P.Baris- T. Tinggi-Kisaran-Tj.Balai

PP 7 7

P. Brandan-Stabat-Binjai- (Tr. PJKA)-T.P.Baris- T Amplas-T. Tinggi-Rt.Prapat

PP 7 7

J u m l a h 55

Sumber : Dishub Prov. Sumatera Utara, 2009

Tabel 3.19  Perusahaan MPU AKDP Awal Keberangkatan Dari Kota BinjaiNO. PERUSAHAAN TUJUAN JUMLAH

D. SERDANG P SIANTAR KARO LANGKAT

1 CV. MEKAR LANGKAT 80 80

2 CV. LARIS 25 25

3 CV. TIMUR 15 40 55

4 CV. FAMILI BARU 20 20

JUMLAH MPU 80 15 40 45 180

Sumber : Dishub Prov. Sumatera Utara, 2009

Sampai dengan tahun 2007, prasarana jalan di Kota Binjai terdiri dari :

•  Jalan aspal 298 kilometer

•  Jalan kerikil 31 kilometer

•  Jalan tanah 91 kilometer

Page 87: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 87/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 45

Letak Binjai juga tidak jauh dari bandara terdekat yaitu Bandara Polonia, Medan. Selain itu,

 pelabuhan terdekat juga akan dihubungkan dengan jalan tol bila proyek jalan tol Medan-

Binjai selesai beberapa tahun lagi.

3.4.  KABUPATEN DELI SERDANG

3.4.1.  LETAK DAN KEADAAN GEOGRAFI

Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur

Sumatera Utara. Ibukota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Secara geografis Kabupaten

Deli Serdang berada pada 2°57’ –  3°16’  Lintang Utara dan 98°33’  –  99027’ Bujur Timur

dengan ketinggian 0  –  500 m di atas permukaan laut. Kabupaten Deli Serdang menempati

area seluas 2.497,72 Km

2

 yang terdiri dari 22 Kecamatan dan 394 Desa/Kelurahan Definitif.Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat

dan Selat Malaka, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah

Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Karo dan di sebelah Timur berbatasan

dengan Kabupaten Serdang Bedagai.

Page 88: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 88/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 46

Gambar 3.3 .  Peta Kabupaten Deli Serdang

3.4.2.  PENDUDUK

Menurut sensus penduduk 2010 jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang berjumlah

1.790.431 jiwa dengan rincian penduduk berjenis kelamin laki-laki 901.915 jiwa dan

 perempuan 888.516 jiwa. Berikut tabel jumlah penduduk per kecamatan tahun 2010.

Page 89: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 89/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 47

Tabel 3.20  Jumlah Penduduk Kabupaten Deli Serdang Menurut Jenis Kelamin perKecamatan Tahun 2010

NoKabupaten/Kota

Kecamatan

Penduduk Sex

Ratio

Distribusi

PendudukLaki-laki Perempuan Jumlah

1 Gunung Meriah 1.247 1.225 2.472 102 0.12 Sinembah Tanjung

Muda Hulu

6.209 6.124 12.333 101 0.7

3 Sibolangit 9.835 9.819 19.654 100 1.1

4 Kutalimbaru 17.883 17.987 35.870 99 2.0

5 Pancur Batu 42.594 42.325 84.919 101 4.7

6 Namo Rambe 18.143 18.508 36.651 98 2.0

7 Biru-Biru 17.122 16.898 34.020 101 1.9

8 Sinembah Tanjung

Muda Hilir

15.550 15.013 30.563 104 1.7

9 Bangun Purba 10.783 10.767 21.550 100 1.2

10 Galang 30.935 30.573 61.508 101 3.411 Tanjung Morawa 97.293 95.466 192.759 102 10.8

12 Patumbak 45.123 43.838 88.961 103 5.0

13 Deli Tua 29.874 30.750 60.624 97 3.4

14 Sunggal 123.042 121.145 244.187 102 13.6

15 Hamparan Perak 76.343 73.711 150.054 104 8.4

16 Labuhan Deli 30.620 29.570 60.190 104 3.4

17 Percut Sei Tuan 193.557 191.115 384.672 101 21.5

18 Batang Kuis 28.551 27.719 56.270 103 3.1

19 Pantai Labu 22.264 20.871 43.135 107 2.4

20 Beringin 26.603 25.812 52.415 103 2.921 Lubuk Pakam 40.123 40.724 80.847 99 4.5

22 Pagar Merbau 18.221 18.556 36.777 98 2.1

JUMLAH 901.915 888.516 1.790.431 102 100

Sumber : Sensus Penduduk 2010

3.4.3.  PEMBAGIAN WILAYAH PENGEMBANGAN KABUPATEN

Sistem Kegiatan Pembangunan di Kabupaten Deli Serdang dibagi menjadi 5 (lima) Wilayah

Pengembangan (WP), yaitu Wilayah Pengembangan Lubuk Pakam, Wilayah Pengembangan

Percut Sei Tuan, Wilayah Pengembangan Pancur Batu, Wilayah Pengembangan Sunggal,

dan Wilayah Pengembangan Sibolangit.

1.  Wilayah pengembangan Lubuk Pakam, dengan pusatnya di Kecamatan Lubuk Pakam

yang selama ini merupakan aglomerasi kegiatan pemerintahan, perdagangan dan jasa

serta Kecamatan Tanjung Morawa sebagai kawasan industri. Sedangkan sub pusat kota

Page 90: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 90/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 48

satelit dikembangkan di Kecamatan Pagar Merbau, Kecamatan Patumbak dan

Kecamatan Deli Tua, sedangkan kota penunjangnya meliputi Kecamatan Bangun Purba,

Kecamatan Galang dan Kecamatan STM Hilir. 

2.  Wilayah pengembangan Percut Sei Tuan, dengan pusatnya di Kecamatan Percut Sei

Tuan yang selama ini merupakan kawasan industri, permukiman pertanian, perikanan,

 perdagangan, pendidikan, kesehatan, olahraga dan wisata bahari, Kecamatan Beringin

dan Pantai Labu yang termasuk pada kawasan Bandara Udara Kuala Namu dengan

tambahan arahan sebagai pusat pergudangan dan ekspedisi serta Kecamatan Batang Kuis

sebagai kota transit. Sedangkan sub pusat kota satelit dikembangkan di Kecamatan

Labuhan Deli.

3.  Wilayah pengembangan Pancur Batu, dengan pusatnya di Kecamatan Pancur Batu

yang selama ini merupakan kawasan pertanian berupa kebun campuran dan permukiman.

Wilayah ini memiliki fungsi utama sebagai kegiatan agropolitan dan distribusi pertanian

dan pendidikan berupa pengembangan Kampus USU. Sedangkan sub pusat kota satelit

dikembangkan di Kecamatan Kutilambaru.

4.  Wilayah pengembangan Sunggal, dengan pusatnya di Kecamatan Sunggal yang selama

ini merupakan aglomerasi kegiatan perdagangan dan jasa, permukiman dan industri.

Wilayah ini memiliki fungsi utama perdagangan, permukiman, dan industri. Sedangkan

sub pusat kota satelit dikembangkan di Kecamatan Hamparan Perak.

5.  Wilayah pengembangan Sibolangit, dengan pusatnya di Kecamatan Sibolangit yang

selama ini merupakan kawasan pertanian dan pariwisata. WP ini memiliki fungsi utama

sebagai kegiatan agropolitan untuk wilayah selatan dan pengembangan kawasan

 pariwisata. Sedangkan sub pusat kota satelit dikembangkan di Kecamatan STM Hulu

sedangkan kecamatan penunjangnya meliputi Kecamatan Namorambe, Kecamatan Biru-

 biru, dan Kecamatan Gunung Meriah.

Untuk lebih jelasnya, Arahan Pengembangan Kegiatan Pembangunan Kabupaten Deli

Serdang dapat dilihat pada tabel di bawah ini  mengenai Struktur Ruang Kabupaten Deli

Serdang 2027.

Page 91: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 91/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 49

Tabel 3.21  Arahan Pengembangan Kegiatan PembangunanKabupaten Deli Serdang Tahun2007-2027

WilayahPengembangan

(WP)Fungsi Sub-WP Arahan Pengembangan Kecamatan Arahan Pengembangan

WP LubukPakam

(Pusat:KecamatanLubuk Pakam &Tanjung Morawa)

Fungsi utamasebagai kegiatanpemerintahankabupaten,permukiman,kegiatan komersialberupaperdagangan dan

 jasa, kawasanindustri serta kotatransit untukBandara KualaNamu

Kec. PagarMerbau

  Kawasanpengembanganperumahan

  Pelayanan sosial dan jasa, kawasanperdagangan danpertanian

Galang   Pengembangan industridan pelayanan sosial

Kec.Patumbak

  Kawasanpengembanganperumahan/pemukiman

  Pusat pelayanan sosialdan umum

  industri

BangunPurba

  Kawasanpengembangan industripengolahan kelapasawit dan karet

  Kawasan komersial(perdagangan dan jasa)dan pelayanan sosialtermasukpengembangan

perumahanKec. DeliTua

  Pusat pelayanan sosialdan umum,perdagangan sertaperumahan

  Kawasan pertahanankeamanan (Yon Armed-2)

STM Hilir   Pengembanganpertanian dan hutanproduksi

  Pengembanganpariwisata

WP Percut SeiTuan

(Pusat: Kec.Percut Sei Tuan,Kec. Beringin,Kec. Pantai Labudan Kec. BatangKuis)

Fungsi utamasebagai pusatpengolahanperikanan,perkebunan,permukiman,

pusat kegiatanperdagangan dan

 jasa, simpulpergerakan(Bandara UdaraKuala Namu), kotatransit pusat jasapergudangan,pusat pariwisatabahari sertawaterfront city

Kec.LabuhanDeli

  Kawasan lindung dansuaka alam

  Pengembanganpariwisata

  Perdagangan dan jasa

- -

WP PancurBatu

(Pusat: Kec.Pancur Batu)

Fungsi utamasebagai kegiatanpertanianterutama kebun

campuran danpermukiman(pasar induksayuran regional),serta kawasanpendidikan(rencanapembangunankampus USU) danpengembanganpariwisata berupa

Kutalimbaru   Pusat kegiatanagropolitan untukwilayah barat

  Distribusi pertanian 

  Perumahan kepadatanrendah   Kawasan lindung 

- -

Page 92: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 92/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 50

WilayahPengembangan

(WP)Fungsi Sub-WP Arahan Pengembangan Kecamatan Arahan Pengembangan

kebun binatang.

WP Sunggal

(Pusat: Kec.Sunggal)

Fungsi utamasebagai kawasanindustri,perdagangan dan

 jasa, permukiman.

HamparanPerak

  Pusat perdagangan dan jasa

  Pusat pelayanan sosialdan umum 

  Pusat distribusi hasil

pertanian  Kawasan hijau dan

pengembanganpertanian (agribisnis), 

  Pengembangankawasan perkotaan 

  industri 

- -

WP Sibolangit

(Pusat: Kec.Sibolangit)

Fungsi utamasebagai kegiatanpertanian(agropolitan),kawasan suakaalam dan hutanproduksi, serta

pengembanganpariwisata.

STM Hulu   Pusat pelayanan sosialdan umum

  Pengembangankegiatan agropolitan

  Distribusi pertanian  Kawasan lindung, suaka

alam dan hutan

produksi  Pengembangan

pariwisata

Namorambe   Pusat pelayanan sosialdan umum

  Kawasan pertahanankeamanan (Yon Armed-2)

  Pengembanganpertanian , perumahan

dan pengembangankawasan,perdagangan,jasa

  Pengembanganpariwisata

Biru-biru   Pengembangankegiatan agropolitan

  Distribusi pertanian danperkebunan

  Pengembangankawasan wisata alamdan religius

GunungMeriah 

  Pengembangankegiatan agropolitan

  Kawasan lindung dansuaka alam

  Pengembanganpariwisata

Sumber : Hasil Analisis, 2007

Page 93: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 93/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 51

3.4.4.  KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A.  Konsep Pengembangan Wilayah

Konsep pengembangan Fokus Pengembangan Wilayah Metropolitan (mencakup 14

Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang) dan Wilayah Selatan (Agropolitan dan

Kawasan Lindung). Berdasarkan pada kriteria dan pertimbangan sebagai berikut;

1.  Peluang pengembangan Kabupaten Deli Serdang sebagai kawasan metropolitan

yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kawasan Metropolitan Mebidang-Ro

(Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo).

2.  Mensejajarkan Wilayah Sibolangit (bagian selatan) dengan bagian wilayah lainnya.

3.  Peluang pengembangan Potensi pertanian di selatan Kabupaten Deli Serdang

4.  Peluang pengembangan Potensi pariwisata di selatan Kabupaten Deli Serdang

5.  Ketersediaan jaringan jalan di selatan Kabupaten Deli Serdang yang

menghubungkan dengan wilayah luarnya.

Inti dari konsep ini adalah  ‘pembangunan difokuskan pada Wilayah Sibolangit

(bagian selatan), dengan konsep Integrasi Kawasan Metropolitan dan Agropolitan

yaitu pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi wilayah dan pengembangan

kegiatan yang membutuhkan pembangunan unit-unit pengelolaan, pengumpulan

dan pendistribusian produksi pertanian’.

B.  Konsep Struktur Tata Ruang

Merupakan konsentrasi pengembangan pada wilayah Metropolitan Deli Serdang dan

wilayah Bagian Selatan (Wilayah Sibolangit dengan pusatnya di Sibolangit). Dari

 penetapan pusat pelayanan utama tersebut diharapkan dapat menciptakan dampak

 penularan perkembangan pada sektor-sektor pertanian dan Pariwisata yang ada diKabupaten Deli Serdang, khususnya bagian selatan.

C.  Strategi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan konsep pengembangan diatas, maka strategi untuk mewujudkannya adalah

sebagai berikut;

Page 94: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 94/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 52

1.  Memaduserasikan dan kerjasama pembangunan kawasan industri dengan Kota

Binjai maupun Medan.

2.  Pengembangan Kawasan Aerocity untuk mendukung keberadaan bandara

3.  Membuka Jalur regional (akses) masuk dan keluar Kabupaten Deli Serdang dengan

 prioritas memberikan akses untuk simpul kegiatan di Selatan Kabupaten Deli

Serdang (Wilayah Sibolangit)

4.  Rencana jalan Inner Ring Road dan Outer Ring Road

5.  Pengembangan sentra-sentra industri pertanian di bagian selatan Kabupaten Deli

Serdang (Wilayah Sibolangit)

6.  Peningkatan fungsi jalan yang menghubungkan simpul kegiatan wilayah selatan

(Wilayah Sibolangit) dengan Bandar Udara Internasional Kuala Namu

7.  Pembangunan unit-unit pengumpul hasil pertanian di bagian selatan Kabupaten Deli

Serdang

3.4.5.  RENCANA PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DAN PEDESAAN

Berdasarkan karakteristik fisik serta fungsi kegiatannya, wilayah Kabupaten Deli Serdang

dapat dibedakan menjadi dua kawasan utama yaitu kawasan perkotaan dan kawasan

 perdesaan. Rencana pemanfaatan ruang pada kedua kawasan tersebut tentu saja perlu

dibedakan dalam hal komponen kegiatan yang dialokasikan di dalamnya, tingkat kedalaman

atau ketelitiannya dalam peta, serta kebutuhan untuk menjabarkannya lebih lanjut dalam

rencana tata ruang kawasan.

A. Kawasan Perkotaan

Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian,

dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dandistribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi (UU No.

24/1992 dan disempurnakan kembali UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang).

Kawasan perkotaan di Kabupaten Deli Serdang adalah kota Lubuk Pakam dan kota-kota

ibukota kecamatan lainnya. Pada kawasan perkotaan ini akan dikembangkan berbagai

Page 95: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 95/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 53

kegiatan perkotaan yang meliputi permukiman, sarana permukiman (fasilitas sosial dan

umum), prasarana (jalan, air bersih, drainase, air limbah, persampahan, listrik dan

telekomunikasi), dan kawasan fungsional kota (perdagangan/komersial, pemerintahan,

 perkantoran/jasa, dan industri).

Untuk mengakomodasikan berbagai kegiatan perkotaan tersebut, rencana pemanfaatan ruang

 pada kawasan perkotaan perlu dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk Rencana Detail Tata

Ruang (RDTR) Kota.

B. Kawasan Perdesaan

Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk

 pengelolaan sumberdaya alam, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

 pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Kawasan perdesaan adalah kawasan di luar kawasan perkotaan yang telah dibahas pada

 bagian sebelumnya. Pengelolaan kawasan perdesaan terutama diarahkan untuk meningkatkan

 produktivitas kawasan perdesaan tersebut sesuai potensi/kesesuaian lahan yang dimilikinya.

3.4.6.  STRUKTUR SISTEM TRANSPORTASI

Rencana pengembangan struktur jaringan transportasi disusun untuk mewujudkan pelayanan

aksesibilitas yang merata di seluruh Kabupaten Deli Serdang, dan mengarahkan

 pertumbuhan wilayah dengan mempertahankan keseimbangan lingkungan dan ketersediaan

sumberdaya daerah. Oleh sebab itu, rencana struktur prasarana jalan meliputi rencana

 pengembangan jaringan jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer dan kolektor

sekunder dan lokal primer.

Dalam UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan, berdasarkan fungsi, jalan dapat dikelompokkan

menjadi jalan arteri, jalan kolektor,jalan lokal dan lingkungan. Jalan primer merupakan jalan

umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan

rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna, sedangkan jalan

kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi

dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk

dibatasi Peranan jalan ini terkait dengan hirarki sistem jaringan yang harus disesuaikan

Page 96: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 96/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 54

dengan hirarki kegiatan kota baik sistem primer maupun sekunder. Hirarki sistem jaringan di

Kabupaten Deli Serdang perlu dimantapkan.

Untuk melengkapi hirarki sistem jaringan jalan, direncanakan pengembangan jalan alternatif

dengan memperioritaskan pembuatan jalan-jalan tembus yang sudah direncanakan sesuai

dengan fungsinya. Selain itu diupayakan peningkatan akses melalui rencana pengembangan

 jalan bebas hambatan dalam kota.

Rencana Sistem Transportasi dirumuskan dalam rangka pengembangan sistem transportasi

untuk meningkatkan pelayanan jaringan transportasi wilayah. Isi Rencana Sistem

Transportasi adalah:

a) Penentuan fungsi jalan, yang meliputi penentuan jaringan jalan arteri, jalan kolektor,

dan jalan lokal baik primer maupun sekunder.

 b) Rencana pembangunan jalan dan jembatan, termasuk pembangunan jalan/jembatan baru

untuk membuka kawasan terisolasi atau untuk meningkatkan kemampuan pemasaran

hasil-hasil produksi.

c) Rencana lokasi terminal sesuai dengan kelas pelayanan sebagai terminal wilayah dan

terminal sub-wilayah.

d) Rencana pembangunan/pengembangan bandar udara, sesuai dengan rencana tata ruang

dan kelayakannya.

Sistem transportasi yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang meliputi transportasi darat dan

udara. Transportasi tersebut merupakan sistem yang menunjang terhadap aktivitas dan

kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Sehingga diperlukan rencana pengembangan yang

terpadu dengan sistem rencana tata ruangnya agar aktivitas masyarakat dapat berjalan secara

sinergis.

Jaringan Jalan

Jaringan sistem transportasi regional pada wilayah Kabupaten Deli Serdang hanya berupa

 jaringan transportasi jalan raya dengan jalan arteri primer pada zona Sunggal  –   Medan  –  

Lubuk Pakam. Kabupaten Deli Serdang, tepatnya Kota Lubuk Pakam, dilalui oleh Jalan

Page 97: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 97/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 55

 Negara yang menghubungkan Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Riau dan NAD melalui Kota

Binjai dan Tebing Tinggi.

Berdasarkan sistem dan hirarki kota-kota yang ada di Kabupten Deli Serdang, maka hirarki

kota Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut:

a. Kota Utama yaitu kota-kota yang memenuhi atau mendekati persyaratan kota utama,

adalah Kota Lubuk Pakam, Sunggal, Tanjung Morawa, Batang Kuis, Pancur Batu,

Beringin, Pantai Labu,Percut Sei Tuan dan Sibolangit;

 b. Kota Kedua, yaitu kota-kota yang memenuhi atau mendekati persyaratan kota kedua,

adalah Kota Galang, STM Hulu dan Hamparan Perak.

c. Kota Ketiga, yaitu kota-kota yang memenuhi atau mendekati persyaratan kota ketiga,adalah, Kota Pagar Merbau, Bangun Purba, STM Hilir, Namorambe, Biru-biru dan

Gunung Meriah.

Untuk kota-kota kecamatan, selain memiliki fungsi pelayanan minimal juga dikembangkan

sebagai pusat pelayanan perangkutan umum antar kota kecamatan, dan juga sebagai simpul-

simpul pelayanan perangkutan umum regional. Hal ini terjadi pada Kota Sunggal, Pagar

Merbau, Sibolangit dan Galang. Selain itu pusat pelayanan kegiatan perdagangan antara

wilayah kecamatan, antar wilayah pengembangan, dan regional yang meliputi Kota LabuhanDeli, Deli Tua dan Percut Sei Tuan.

Melihat ruas-ruas jalan yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang maka daerah-daerah di

Kabupaten Deli Serdang hampir seluruhnya sudah dapat dijangkau oleh kendaraan bermotor.

Selain dari ruas jalan arteri yang menghubungkan Kota Lubuk Pakam  –  Kecamatan Tanjung

Morawa  –   Kota Medan  –   Kecamatan Sunggal yang merupakan bagian dari ruas jalan

Serdang Bedagai  –   Medan - Binjai, ruas jalan penting lainnya yang berperan dalam

 perhubungan Wilayah Pengembangan di Kabupaten Deli Serdang adalah ruas jalan kolektor

yang statusnya merupakan jalan propinsi yaitu:

•  Ruas jalan Kota Lubuk Pakam  –   Kota Medan  –   Kecamatan Namorambe Kecamatan

Sibolangit menuju Kabupaten Karo

Page 98: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 98/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 56

•  Ruas jalan Kota Lubuk Pakam  –   Kota Medan  –   Pancur Batu  –   Sibolangit menuju

Kabupaten Karo

•  Ruas jalan Lubuk Pakam –  Pagar Merbau - Galang menuju Kabupaten Karo.

•  Ruas jalan Kota Lubuk Pakam –  Tanjung Morawa –  Simpang Kayu Besar –  Kuala Namu

Rencana Pembangunan Jalan Tol

Adanya rencana pembangunan jalan tol lintas Binjai - Medan –  Deli Serdang –  Kota Tebing

Tinggi bertujuan untuk menampung arus pergerakan kegiatan ekonomi yang sangat padat

melalui jalur tengah. Dengan adanya jalan tol tersebut pergerakan yang menghubungkan

antara pusat-pusat pertumbuhan kegiatan ekonomi terutama industri di sepanjang jalur

tengah tidak lagi menambah beban jalur jalan negara yang sudah sangat padat tersebut.Keberadaan jalan tol ini diharapkan akan memacu perkembangan perekonomian di wilayah

sekitar jalur lintasannya. Pada umumnya perkembangan yang relatif pesat terjadi di seputar

 pintu persimpangan keluar/masuk jalan tol.

Pembangunan jalan tol Binjai - Medan –  Deli Serdang –  Kuala Namu - Kota Tebing Tinggi

ini sekarang belum dilaksanakan akan tetapi kelak nanti akan dilaksanakan, karena untuk

menopang kegiatan ekonomi regional menuju Bandara Udara Kuala Namu baik yang

 berangkat dari Kota Binjai, Medan maupun Tebing Tinggi dan Serdang Bedagai. Dampak positif dari pembangunan jalan tol tersebut terhadap perkembangan Kabupaten Deli Serdang

antara lain, akan memacu perkembangan kegiatan ekonomi, terutama tumbuhnya zona-zona

industri yang akan berlokasi di wilayah strategis di sepanjang jalan tol. Sedangkan dampak

negatif dari pembangunan jalan tol ini yaitu akan menimbulkan fragmentasi di wilayah utara

- selatan.

Untuk menghindari fragmentasi yang dapat terjadi tersebut, maka diperlukan suatu sistem

transportasi yang bertujuan agar persebaran perkembangan karena adanya penambahan

fasilitas jalan tol tersebut dapat merata keseluruh wilayah di Kabupaten Deli Serdang.

Infrastruktur pendukung transportasi tersebut adalah berupa peningkatan jalan-jalan dan

 pembukaan pintu gerbang tol baru di seputar Kabupaten yang bertujuan memudahkan

 pengguna jalan untuk dapat mengakses jalan tol dengan semudah-mudahnya. Untuk itu

segala hambatan yang terjadi pada ruas-ruas jalan antara pusat-pusat kegiatan dan kota-kota

Page 99: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 99/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 57

di Kabupaten Deli Serdang dengan jalan akses tol di Kabupaten Deli Serdang harus

diminimalkan.

Perkiraan akses jalan tol di Kabupaten Deli Serdang adalah di daerah Kecamatan Percut Sei

Tuan, Labuhan Deli, Tanjung Morawa, Batang Kuis, Lubuk Pakam, Pagar Merbau,

Hamparan Perak dan Sunggal. Berkaitan dengan lokasi Bandara, maka diperlukan jalan

akses masuk yang baik dan strategis yang dapat dengan mudah mengakses jalan tol Binjai -

Medan –  Deli Serdang –  Kuala Namu –  Kota Tebing Tinggi. Dengan demikian untuk masuk

ke Bandara dapat di akses dari berbagai arah. Dari arah Binjai, Kota Medan, Kabupaten

Langkat, Kabupaten Karo, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi dapat di

akses melalui jalan tol Binjai - Medan –  Deli Serdang –  Kuala Namu –  Kota Tebing Tinggi.

Melihat kondisi jalan yang ada, maka diperlukan peningkatan dari ruas-ruas jalan yang ada

guna mengantisipasi transportasi di wilayah Kabupaten Deli Serdang agar tercapai suatu

lingkungan jalan yang aman, nyaman dan memadai, meliputi sebagian atau keseluruhan dari

hal-hal berikut ini:

•  Pelebaran jalan dengan peningkatan konstruksi jalan

•  Perbaikan dan peningkatan lapisan aus untuk memperbaiki kekuatan jalan

•  Pembuatan bahu jalan disertai dengan pengaman konstruksi seperti sistem drainase

•  Meningkatkan perlengkapan jalan berupa rambu-rambu, pagar pengaman dan marka

 jalan

•  Peningkatan dan pelebaran jembatan yang ada.

Adapun peningkatan jalan yang perlu dilakukan adalah pelebaran jalan dari 2,5  –  4,0 meter

menjadi lebar minimum lapisan aspal 5,5 meter, yaitu jalur dua arah dengan lebar 2,75 meter

 per lajur serta pembuatan bahu jalan dengan lebar minimum 0,5 meter. Untuk jalur yang

 padat, maka perlu dipikirkan untuk meningkatkan jalan dengan membagi dua jalan dengan

median serta mempertimbangkan penggunaan dua lajur untuk setiap jalurnya (4 lajur dua

arah terbagi). Peningkatan jalan harus disertai pula dengan peningkatan lebar jembatan yang

ada di Kabupaten Deli Serdang, terutama untuk jalur yang padat dengan lalu lintas

kendaraan. Dengan melihat perkembangan kota Lubuk Pakam sebagai ibukota Kabupaten

Page 100: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 100/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 58

serta melihat perkembangan aktifitas lalu lintas yang terjadi, maka peningkatan jalan berupa

 jalan 4 lajur 2 arah terbagi perlu dilakukan pada ruas jalan Tanjung Morawa - Lubuk Pakam

 –  Pagar Merbau. Hal ini sangat berkaitan dengan akses transportasi pada arah sumbu tengah

di Kabupaten Deli Serdang. Selain itu, adanya pembangunan Bandara Internasional Kuala

 Namu di Kecamatan Pantai Labu dan Beringin serta rencana peningkatan akses menuju

 bandara dan seluruh wilayah Kabupaten Deli Serdang, maka selain dari ruas Tanjung

Morawa  –   Lubuk Pakam  –   Beringin, ruas jalan yang perlu ditingkatkan juga adalah ruas

Medan  –   Percut Sei Tuan  –   Batang Kuis  –   Lubuk Pakam menuju Kabupaten Serdang

Bedagai, Batang Kuis –  Pantai Labu dan Tanjung Morawa - Beringin.

Jaringan Kereta Api

Transportasi kereta api di Kabupaten Deli Serdang saat ini dalam kondisi baik, dan melayani

hingga Kota Tebing Tinggi ke arah timur dan Kota Binjai ke arah barat. Sedangkan untuk

menuju NAD masih dalam pengkajian ulang untuk peng aktif-annya. Kondisi ini sangat

tergantung pada kebijaksanaan Departemen Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (PT.

KAI).

Untuk mengantisipasi kebutuhan transportasi pada masa mendatang, terutama dengan adanya

rencana pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu di Kecamatan Pantai Labu dan

Beringin Kabupaten Deli Serdang, direncanakan pembangunan jaringan transportasi kereta

api untuk mendukung sistem transportasi bandara yang aman dan dapat diandalkan.

Jalan Lingkar (Ring Road)

Sehubungan dengan letak kota Lubuk Pakam sebagai pusat kegiatan wilayah di Kabupaten

Deli Serdang yang terletak pada jalur utama pergerakan pada poros tengah wilayah

Kabupaten Deli Serdang, maka untuk mengantisipasi perkembangan wilayah serta untuk

mendukung sistem transportasi yang memadai perlu dikembangkan sistem jaringan jalan

lingkar (ring road) kota Lubuk Pakam. Keberadaan jalan ini sekaligus sebagai pemecah

konsentrasi kepadatan jalan yang akan terjadi pada masa mendatang.

Page 101: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 101/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 59

Terminal

Terminal adalah merupakan titik simpul dalam sistem jaringan transportasi darat yang

 berfungsi sebagai pelayanan umum dan melancarkan arus penumpang/barang. Berdasarkan

fungsinya terminal penumpang dikelompokan menjadi:

-  Terminal penumpang Tipe B, melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota

dalam propinsi, angkutan kota, dan angkutan pedesaan. Terminal ini menampung 25-50

kendaraan/jam dengan luas kebutuhan ruang ± 5 Ha.

-  Terminal Regional, melayani kendaraan umum untuk angkutan kota dan atau angkutan

 pedesaan. Terminal ini biasanya menampung kurang dari 25 kendaraan/jam dengan luas

kebutuhan ruang ± 2,5 Ha

-  Sub-Terminal, melayani kendaraan umum untuk angkutan kota dan atau angkutan

 pedesaan dengan luas kebutuhan + 1,0 Ha.

-  Terminal Terpadu, merupakan terminal gabungan antar berbagai moda, yaitu antara

moda transportasi jalan raya, jalan rel, udara maupun sungai/laut, baik untuk melayani

 penumpang maupun barang. Luas terminal disesuaikan dengan moda transportasi yang

dilayani.

Pengembangan terminal harus disesuaikan pula dengan perkembangan angkutan umum

meliputi moda angkutan umum berupa bus dan non-bus yang melayani rute angkutan dan

melewati terminal terkait. Dengan demikian maka pengembangan yang dilakukan

terhadap terminal harus dapat mengantisipasi perkembangan moda angkutan. Setiap terminal

yang ada di Kabupaten Deli Serdang harus dapat menampung bus antar kota, disamping

memberikan pelayanan terminal angkutan kota dan perdesaan.

Kendala utama dalam peningkatan terminal adalah kebutuhan luas terminal yang masih

 belum memadai. Kondisi terminal yang ada harus sesuai dengan persyaratan kelayakan dan

keamanan suatu terminal penumpang. Keberadaan jalan akses masuk terminal penumpang

yang terletak di tikungan mempersulit serta membahayakan kendaraan umum yang

keluar/masuk terminal. Untuk itu diperlukan perubahan atau rekondisi terminal agar dapat

diakses dengan mudah dan aman. Untuk itu alternatif pemindahan yang diusulkan adalah

Page 102: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 102/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 60

melakukan pemindahan terminal Lubuk Pakam eksisting ke luar jalur Serdang Bedagai  –  

Deli Serdang - Medan.

Transportasi Udara

Bandara internasional berfungsi sebagai pintu utama dari suatu negara, termasuk didalamnya

 pulau Sumatera secara menyeluruh dan propinsi Sumatera Utara secara khusus. Bandara

internasional juga merupakan suatu penghubung primer bagi rute-rute penerbangan antar

negara, sekaligus penghubung utama penerbangan antar pulau dan kota-kota besar di seluruh

Wilayah Indonesia.

Bandara Internasional Kuala Namu di Kecamatan Pantai Labu dan Beringin Kabupaten Deli

Serdang diarahkan sebagai bandara internasional dengan tujuan penerbangan jarak jauh,

sanggup didarati pesawat berbadan lebar dengan muatan maksimum serta memiliki faktor

keamanan penerbangan yang baik. Untuk itu, bandara internasional diklasifikasikan sebagai

 bandara kelas I.

Bandara Internasional Kuala Namu di Kabupaten Deli Serdang diarahkan sebagai bandara

sipil dengan fungsi sipil komersial. Dengan status sebagai Bandara sipil, maka fungsi sipil

komersial menjadi hal utama dalam pengembangan fungsi bandara. Peruntukan bandara

sebagai bandara internasional memperjelas kedudukan bandara untuk melayani penerbangan

sipil komersial internasional dan domestik.

Sehubungan dengan kondisi dan letak geografis Bandara Internasional di Kabupaten Deli

Serdang yang terletak relatif di timur Sumatera Utara, maka diharapkan transportasi udara

akan memainkan peranan penting pada wilayah ini guna mendukung aktivitas ekonomi,

 pengembangan regional, keseimbangan ekonomi, komunikasi serta persatuan nasional.

Pembatasan pengembangan wilayah lebih diutamakan pada daerah Kawasan Pendekatan dan

Lepas Landas serta daerah Permukaan Horizontal Dalam yang harus bebas terhadap

halangan (obstacles) penerbangan. Lihat Gambar di bawah ini mengenai Kawasan

Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP).

Page 103: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 103/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 61

Sumber : Laporan KKOP, DISHUB Kab. Deli Serdang, 2004

Gambar 3.4 Kawasan Pendekatan Dan Lepas Landas

Sistem jaringan utama, seperti pelabuhan, terminal, dan sebagainya dikembangkan dalam

rangka mendukung struktur ruang wilayah. Konsentrasi pengembangan sistem jaringan

utama di Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut:

1. Rencana peningkatan Terminal Tipe B (Lubuk Pakam) di Kecamatan Lubuk Pakam.

2. Rencana peningkatan Terminal Kota di Kecamatan Sunggal.

3. Rencana Pembangunan Terminal Tipe C (pelayanan dalam kota) di Kecamatan Percut

Sei Tuan dan Tanjung Morawa.

4. Rencana Pembangunan Sub Terminal Perkotaan di Kecamatan Deli Tua, Patumbak dan

Pancur Batu.

5. Rencana Pembangunan sub terminal perdesaan di Kecamatan Sibolangit dan Gunung

Meriah.

6. Pembangunan Pelabuhan Khusus (Industri) di Kecamatan Percut Sei Tuan.

7. Pembangunan Pangkalan Pelabuhan Ikan (PPI) dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di

Kecamatan Percut Sei Tuan sekaligus mendukung pariwisata.

Page 104: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 104/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 62

8. Peningkatan TPA (Pancur Batu, Namo Bintang, STM Hilir) dan pembangunan baru TPA

di Kabupaten Deli Serdang.

9. Pengembangan Pelabuhan Belawan ke wilayah Kabupaten Deli Serdang.

Untuk transportasi ke luar kota, terdapat angkutan AKDP. Data Bus dan MPU AKDP yang

 beroperasi dari Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.22  Bus AKDP Yang Beroperasi Dari Kabupaten Deli Serdang

NONAMA

PERUSAHAANT R A Y E K

JUMLAH

BUS RIT

1 PO. MEGASARI D. Masihul - Galang - Medan PP 6 12

Dolok Masihul - Tebing Tinggi PP 4 16

Negeri Dolok - Galang - Medan PP 4 8

Bah Siduadua -Galang - Medan PP 4 6

J U M L A H 18

2 PO. USAHA BARU Medan - Klumpang - H. Perak - L. Deli - Belawan PP 12 72

3 CV. BATANGGADIS

Medan - Tembung - Kolam PP 2 8

Medan - Batang Kuis PP 10 60

Medan - Batang Kuis - Serdang PP 4 16

Medan - Batang Kuis - Rt. Panjang PP 2 8

J U M L A H 18

4 CV. SINTONGJAYA

Medan - Perbaungan PP 7 42

Medan - Pantai Labu PP 4 8

Medan - L. Pakam - Pertumbukan PP 4 8

Medan - Balige PP 2 2

J U M L A H 17

5 CV. NETIS T.Tinggi-D.Masihul-Galang-L.Pakam-Medan PP 30 60

6 CV. NITRA N.Rambe-PSR.Lima-Jl.Eka Surya-Jl.KaryaWisata-Jl.Karya Jasa-Jl.Sp.Selayang-Jl.J.Ginting-Jl.S.Budi-Jl.Flamboyan Raya-Jl.Bunga Sakura-Jl.B.Raya-Pam Tirtanadi-Jl.P.Baris-T.P.Baris

PP 40 120

Undian Tj.Morawa-T.Amplas-Jl.S.M.Raja-Jl.Jend.A.H.Nasution-D.Tua-Psr.Enam Armed II

PP 50 150

Negara Tj.Morawa-T.Amplas-Jl.S.M.Raja-

Jl.Jend.A.H.Nasution-Jl.Karya Jasa-Jl.J.Ginting-

PP 40 120

Page 105: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 105/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 63

NONAMA

PERUSAHAANT R A Y E K

JUMLAH

BUS RIT

Jl.Bunga Lau (RS.A.Malik)-Jl.Medan Permai-

Jl.B.Sakura-Jl.B.Raya-Pam Tirtanadi-Jl.P.Baris-

T.P.Baris

D.Tua-Jl.A.H.Nasution-Jl.K.Jasa-Jl.J.Ginting-

Jl.N.Surbakti-Jl.Flamboyan Raya-Jl.B.Sakura-

Jl.P.Baris-T.P.Baris

PP 80 240

N.Rambe-Psr.V-Jl.E.Surya-Jl.K.Wisata-

Jl.J.Ginting-Jl.S.Budi-Jl.F.Raya-Jl.B.Sakura-

Jl.B.Raya-Pam Tirtanadi-Jl.P.Baris-Jl.Binjai-Diski-

Pondok Sei Mencirim Kec.Sunggal/ Kutalimbaru

PP 60 180

Negara Tj.Morawa-T.Amplas-Jl.S.M.Raja-

Jl.A.H.Nasution-Jl.K.Jasa-Jl.J.Ginting-Jl.B.Lau(RS.A.Malik)-Jl.Medan Permai-Jl.B.Sakura-

Jl.B.Raya-Pam Tirtanadi-Jl.P.Baris-T.P.Baris-

Sp.Paya Geli-Jl.Sei Mencirim-Pondok SeiMencirim-Kec.Sunggal/ Kutalimbaru

PP 40 120

J U M L A H 310

7 CV. CITRA Medan-T.Tinggi-Kisaran PP 5 10

Medan-T.Tinggi-Sinaksak PP 5 10

Medan-T.Tinggi-Serbelawan PP 5 10

Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Muara

Sipongi

PP 4 4

Medan-T.Tinggi-P.Siantar-Tarutung-Sinunukan PP 3 3

Medan-T.Tinggi-Kisaran-R.Prapat-K.Pinang-

Penyabungan-Natal PP 3 3

J U M L A H 25

8 KPU. RAJA WALI Medan-T.Tinggi-Pagurawan PP 10 30

Medan-T.Tinggi-L.Puluh-Perdagangan PP 15 45

Medan-L.Pakam-Galang-D.Masihul-Serbelawan PP 10 10

J U M L A H 35

9 PT. DIRGANTARADELI TRANS

P.Cermin-L.Pakam-Medan PP 6 18

Medan-Binjai-Kuala Begumit PP 6 18

Medan-L.Pakam-Galang-D.Masihul-Sp.Grapu-

N.Dolok

PP 3 12

Medan-Tj.Morawa-L.Pakam-Perbaungan-

Sei Rampah-Bamban-Sp.Stasiun PP 8 24

Page 106: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 106/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 64

NONAMA

PERUSAHAANT R A Y E K

JUMLAH

BUS RIT

Medan-L.Pakam-Perbaungan-T.Tinggi-Indrapura-

Kisaran PP 7 14

L.Pakam-Asrama Haji-Sp.Pos-Jl.N.Surbakti-

T.P.Baris-Binjai

PP 3 9

Medan-T.Tinggi-G.Pamela-Sipispis PP 3 6

Medan-T.Tinggi-R.Prapat-A.Nabara PP 3 3

Medan-T.Tinggi-Kisaran-Tj.Balai PP 3 6

Medan-L.Pakam-Kuala Bali-N.Dolok-T.Tinggi-Sipispis

PP 3 6

Medan-L.Pakam-T.Tinggi-Kisaran-B.P.Mandoge-

T.Jawa

PP 3 3

Medan-L.Pakam-T.Tinggi-Kisaran PP 3 6Medan-Brastagi-K.Jahe-Merek-S.Dolok PP 3 3

Medan-Brastagi-K.Jahe-Merek-Sumbul -D.Sanggul-Barus

PP 3 3

J U M L A H 57

Sumber : Hasil Olahan Konsultan

Tabel 3.23  Perusahaan MPU AKDP Awal Keberangkatan Dari Kab. Deli Serdang

NO PERUSAHAANTUJUAN

JUMLAHBINJAI MEDAN

1 CV. NETIS 70 70

2 CV. TUNAS BARU 20 35 55

3 CV. NITRA 336 336

4 KPU. RAJAWALI 30 30

5 CV. HIKMA 60 60

JUMLAH MPU 20 531 551

Sumber : Hasil Olahan Konsultan

3.5.  KABUPATEN KARO

3.5.1.  KONDISI GEOGRAFIS DAN WILAYAH

A.  Letak Geografis

Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan Daerah

Hulu Sungai. Luas wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha atau 2,97

 persen dari luas Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan secara geografis terletak

Page 107: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 107/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 65

diantara 2°50’–3°19’ Lintang  Utara dan 97°55’–98°38’ Bujur Timur. Batas-batas wilayah

Kabupaten Karo adalah:

  Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang

  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Toba Samosir

  Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten

Simalungun

  Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi Nangroe Aceh

Darusalam).

Ibukota Kabupaten Karo adalah Kabanjahe yang terletak sekitar 76 km sebelah selatan kota

Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Sejak zaman Belanda Kabupaten Karo sudah terkenal sebagai tempat peristirahatan. Setelah

kemerdekaan Republik Indonesia kemudian dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata di

Propinsi Sumatera Utara. Objek-objek pariwisata di Kabupaten Karo adalah panorama yang

indah di daerah pegunungan, air terjun, air panas, dan kebudayaan yang unik.

Kabupaten Karo terkenal sebagai daerah penghasil berbagai buah-buahan dan bunga-

 bungaan, dan mata pencaharian penduduk yang terutama adalah usaha pertanian pangan,

hasil hortikultura dan perkebunan rakyat. Keadaan hutan cukup luas yaitu mencapai

129.749Ha atau 60,99 persen dari luas Kabupaten Karo.

Kabupaten Karo merupakan Daerah Hulu Sungai (DHS) dan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Wampu/Ular, sub Daerah Aliran Sungai Laubiang.

Potensi Industri yang ada adalah Industri kecil dan aneka industri yang mendukung pertanian

dan pariwisata. Potensi sumber-sumber mineral dan pertambangan yang ada di Kabupaten

Karo diduga cukup potensial namum masih memerlukan survei lapangan.

Page 108: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 108/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 66

Gambar 3.5  Peta Kabupaten Karo

B.  Wilayah Administrasi

Tabel 3.24  Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Karo

No  Kecamatan 

Desa/

Kelurahan 

Luas Wilayah

(Km²) 

Jumlah

Penduduk  1 KABANJAHE 13 44,65 53.410

2 BERASTAGI 10 30,50 40.341

3 BARUSJAHE 19 128,04 23.161

4 TIGAPANAH 26 186,84 22.675

5 MEREK 19 125,51 15.689

6 MUNTE 22 125,64 17.941

7 JUHAR 25 218,56 13.248

8 TIGABINANGA 20 160,38 19.233

9 LAUBALENG 15 252,60 17.065

10 MARDINGDING 12 267,11 17.81611 PAYUNG 8 47,24 10.113

12 SIMPANG EMPAT 17 93,48 18.574

13 KUTABULUH 16 195,70 11.733

14 DOLAT RAYAT 7 32,25 8.380

15 MERDEKA 9 44,17 11.543

16 NAMAN TERAN 14 87,82 10.735

Page 109: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 109/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 67

Sumber : www.karokab.go.id 

3.5.2.  KEPENDUDUKAN DAN EKONOMI

A.  Jumlah Penduduk

Menurut sensus penduduk 2010 jumlah penduduk Kabupaten Karo berjumlah 350.960 jiwa

dengan rincian penduduk berjenis kelamin laki-laki 174.418 jiwa dan perempuan 176.542

 jiwa. Berikut tabel jumlah penduduk per kecamatan tahun 2010.

Tabel 3.25  Jumlah Penduduk Kabupaten Karo Menurut Jenis Kelamin per KecamatanTahun 2010

No Kabupaten/KotaKecamatan

Penduduk SexRatio

DistribusiPendudukLaki-laki Perempuan Jumlah

1 Mardingding 8.526 8.536 17.062 100 4.9

2 Laubaleng 8.905 8.808 17.716 101 5.0

3 Tiga Binanga 9.915 9.985 19.900 99 5.7

4 Juhar 6.592 6.652 13.244 99 3.8

5 Munte 9.739 9.947 19.686 98 5.6

6 Kuta Buluh 5.241 5.345 10.586 98 3.0

7 Payung 5.364 5.473 10.837 98 3.1

8 Tiganderket 6.434 6.744 13.178 95 3.8

9 Simpang Empat 9.515 9.500 19.015 100 5.4

10 Naman Teran 6.522 6.274 12.796 104 3.6

11 Merdeka 6.682 6.628 13.310 101 3.8

12 Kabanjahe 30.989 32.337 63.326 96 18.0

13 Berastagi 21.206 21.335 42.541 99 12.1

14 Tigapanah 14.519 14.800 29.319 98 8.4

15 Dolat Rayat 4.108 4.188 8.296 98 2.4

16 Merek 9.259 8.795 18.054 105 5.1

17 Barusjahe 10.902 11.195 22.097 97 6.3

JUMLAH 174.418 176.542 350.960 100 100

Sumber : Sensus Penduduk 2010

17 TIGANDERKET 17 86,76 13.341

Jumlah 2010  269  2127,25 324.998

Page 110: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 110/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 68

B.  PDRB

Tabel 3.26  Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku 2000, 2008, 2009

 No Lapangan Usaha Tahun

2000 2008 r) 2009 *)

(1) (2) (3) (4) (5)1  PERTANIAN  1 393 107,08  3 023 484,63  3 413 849,08 

1 1 Tanaman Bahan Makanan 1 167 872,22 2 368 070,28 2 659 311,31

1 2 Tanaman Perkebunan Rakyat 104 813,52 443 593,92 520 595,73

1 3 Peternakan 114 127,55 202 712,03 224 109,47

1 4 Kehutanan 3 084,79 3 010,71 3 319,37

1 5 Perikanan 3 209,00 6 097,69 6 513,20

2  PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN  5 246,35  17 555,38  20 331,35 

2 1 Pertambangan 4 264,52 14 116,20 16 502,30

2 2 Penggalian 981,83 3 439,18 3 829,053  INDUSTRI  16 979,24  40 625,98  42 160,62 

3 1 Industri Migas - - -

3 2 Industri Tanpa Migas 16 979,24 40 625,98 42 160,62

4  LISTRIK, GAS, dan AIR BERSIH  6 349,37  19 147,92  20 361,58 

4 1 Listrik 3 586,00 12 711,71 13 598,61

4 2 Gas - - -

4 3 Air Bersih 2 763,37 6 436,20 6 762,97

5 BANGUNAN  65 455,62  189 662,20  212 313,07 

6 PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN  241 036,18  605 945,13  675 896,94 

6 1 Perdagangan 210 225,80 530 454,22 592 632,23

6 2 Hotel 12 490,14 21 282,21 24 559,35

6 3 Restoran 18 320,24 54 208,70 58 705,36

7  ANGKUTAN & KOMUNIKASI  154 466,31  414 756,79  436 411,11 

7 1 Angkutan 143 840,01 376 912,20 394 561,30

7 2 Komunikasi 10 626,30 37 844,59 41 849,81

8  BANK & LEMBAGA KEUANGAN  34 888,61  88 833,47  98 206,23 

8 1 Perbankan 16 843,20 44 589,39 50 914,77

8 2 Lembaga Keuangan Bukan Bank 4 583,45 12 770,26 13 931,07

8 3 Jasa Penunjang Keuangan 372,24 986,52 1 036,11

8 4 Sewa Rumah 11 096,91 26 598,76 28 219,09

8 5 Jasa Perusahaan 1 992,81 3 888,53 4 105,19

9  JASA – JASA  186 845,27  658 667,69  727 014,43 

9 1 Pemerintahan 128 334,70 545 732,52 606 041,27

9 2 Sosial Kemasyarakatan 8 571,17 27 847,51 30 775,92

9 3 Hiburan & Kebudayaan 12 964,09 19 412,87 20 494,65

9 4 Perorangan & Rumah Tangga 36 975,31 65 674,79 69 702,58

JUMLAH  2 104 374,02  5 058 679,19  5 646 544,41 

Keterangan : r) = Angka Perbaikan *) = Angka Sementara

Sumber : www.karokab.go.id 

Page 111: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 111/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 69

Tabel 3.27  Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karo Menurut Lapangan UsahaAtas Dasar Harga Konstan 2000, 2008, 2009

 No Lapangan UsahaTahun

2000 2008 r) 2009 *)

(1) (2) (3) (4) (5)1  PERTANIAN  1 393 107,08  1 770 599,84  1 853 345,65 

1 1 Tanaman Bahan Makanan 1 167 872,22 1 379 009,25 1 425 004,75

1 2 Tanaman Perkebunan Rakyat 104 813,52 241 665,99 272 318,77

1 3 Peternakan 114 127,55 144 837,25 150 784,24

1 4 Kehutanan 3 084,79 1 545,13 1 576,56

1 5 Perikanan 3 209,00 3 542,23 3 661,34

2  PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN  5 246,35  10 024,67  11 126,55 

2 1 Pertambangan 4 264,52 8 243,13 9 234,56

2 2 Penggalian 981,83 1 781,54 1 891,99

3  INDUSTRI  16 979,24  23 808,49  24 077,37 

3 1 Industri Migas - - -

3 2 Industri Tanpa Migas 16 979,24 23 808,49 24 077,37

4  LISTRIK, GAS, dan AIR BERSIH  6 349,37  9 119 99  9 523,86 

4 1 Listrik 3 586,00 5 560,96 5 854,41

4 2 Gas - - -

4 3 Air Bersih 2 763,37 3 559,03 3 669,45

5 BANGUNAN  65 455,62  108 026,33  113 276,76 

6 PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN  241 036,18  430 314,26  456 113,97 

6 1 Perdagangan 210 225,80 390 613,12 414 647,47

6 2 Hotel 12 490,14 14 651,93 15 377,49

6 3 Restoran 18 320,24 25 049,21 26 089,01

7  ANGKUTAN & KOMUNIKASI  154 466,31  282 954,34  291 327,23 

7 1 Angkutan 143 840,01 260 198,25 266 330,257 2 Komunikasi 10 626,30 22 756,10 24 996,98

8  BANK & LEMBAGA KEUANGAN  34 888,61  49 092,44  51 904,29 

8 1 Perbankan 16 843,20 24 499,27 26 531,38

8 2 Lembaga Keuangan Bukan Bank 4 583,45 6 742,57 6 960,54

8 3 Jasa Penunjang Keuangan 372,24 544,22 560,93

8 4 Sewa Rumah 11 096,91 14 783,93 15 269,76

8 5 Jasa Perusahaan 1 992,81 2 522,45 2 581,67

9  JASA – JASA  186 845,27  335 447,22  364 903,66 

9 1 Pemerintahan 128 334,70 264 449,34 292 040,20

9 2 Sosial Kemasyarakatan 8 571,17 11 834,09 12 413,80

9 3 Hiburan & Kebudayaan 12 964,09 15 644,57 16 120,45

9 4 Perorangan & Rumah Tangga 36 975,31 43 519,22 44 329,22JUMLAH  2 104 374,02  3 019 387,58  3 175 599,35 

Keterangan : r) = Angka Perbaikan *) = Angka Sementara

Sumber : www.karokab.go.id 

Page 112: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 112/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 70

3.5.3.  TRANSPORTASI

Tabel 3.28  Panjang Jalan Aspal, Berbatu dan Tanah (KM) 2009

Sumber : www.karokab.go.id 

Tabel 3.29  Jarak Dari Ibukota Kabupaten Ke Ibukota Kecamatan Serta Kondisi Jalannya(Km) 2009

 No Jenis Jalan Panjang

(1) (2) (3)

1  Jalan Negara  149,21 

2  Jalan Propinsi  59,31

3 JALAN KABUPATEN/DESA  1 125,30

3 1 Aspal 662,85 

3 2 Berbatu 81,20

3 3 Krikil 131,70

3 4 Tanah 249,55

3 5 Analisa (SPA)/Beton -

Jumlah (1+2+3) 2009 1 333,82

2008 1 328,43

2007 1 333,82

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab Karo

Dinas Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Utara

 No Kecamatan

Jarak IbukotaKabupaten

Ke Ibukota

Kecamatan

(KM)

Kondisi Jalan

Panjang JalanKecamatanBaik Sedang Rusak

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Mardingding 95 - 14 81 100,402 Laubaleng 77 - 10 67 58,90

3 Tigabinanga 35 - 6 29 85,55

4 Juhar 45 10 6 29 93,20

5 Munte 24 - 11 13 101,60

6 Kutabuluh 37 25 3 9 94,90

7 Payung 25 13 3 9 22,00

Page 113: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 113/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 71

Tabel 3.30  Jumlah Jembatan Dirinci Menurut Jenis Jembatan 2009

8 Tiganderket 29 17 3 9 36,80

9 Simpang Empat 6,6 3,6 2 1 43,50

10 Naman Teran 16,5 13,5 2 1 36,30

11 Merdeka 13 11 - 2 21,40

12 Kabanjahe - - - - 71,3213 Berastagi 11 11 - - 55,68

14 Tigapanah 5 1 - 4 88,75

15 Dolat Rayat 17 17 - - 34,70

16 Merek 26 2 4 20 89,40

17 Barusjahe 15 5 1,7 8,3 90,90

Jumlah 2009 129,1 65,7 282,3 1 125,3

2008 62,0 150,0 263,2 1 125,3

2007 86,0 162,6 153,0 1 125,3

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab Karo

 No Kecamatan

Jenis Jembatan

Besi Kayu BetonKatrol,

GantungJumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Mardingding 6 2 1 - 9

2 Laubaleng 5 - - - 53 Tigabinanga 14 2 7 - 23

4 Juhar 10 2 4 - 16

5 Munte 1 2 6 - 9

6 Kutabuluh 5 1 6 1 13

7 Payung 1 - 2 - 3

8 Tiganderket 4 - 1 - 5

9 Simpang Empat - 1 1 - 2

10 Naman Teran 4 - - - 4

11 Merdeka 2 - - - 2

12 Kabanjahe 2 - 2 - 413 Berastagi - - - - -

14 Tigapanah 5 - 2 - 7

15 Dolat Rayat 1 - 1 - 2

16 Merek 4 2 2 - 8

17 Barusjahe 6 2 3 - 11

Page 114: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 114/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 72

Tabel 3.31  Perusahaan Bus AKDP Awal Keberangkatan Kab. Karo

NO. PERUSAHAAN

   D .   S   E   R   D   A   N   G 

   P   S   I   A   N   T   A   R

   T .   B   A   L   A   I

   L .   B   A   T   U

   D   A   I   R   I

   M   E   D   A   N

   L   A   N   G   K   A   T

   J   U   M   L   A   H

1 PO. LIBERTY 2 2

2 PO. GARUDA 4 11 15

3 PO. SEPADAN 10 10

4 PO. SIMAS 9 5 5 19

5 CV. SINAR SEPADAN 8 4 126 PO. SINABUNG JAYA 61 61

7 PO. SELAMAT JALAN 10 26 36

8 CV. SEBAYANG PRIBUMI 31 31

9 PT. SUTRA 71 71

10 PO. DALINTA RAS 20 20

11 PO. PINEM 2 2

12 PO. BORNEO 20 20

JUMLAH BUS 20 9 17 30 4 193 26 299

Sumber : Hasil Olahan Konsultan

Tabel 3.32  Perusahaan MPU AKDP Awal Keberangkatan Kab. Karo

NO. PERUSAHAAN

   P   S   I   A   N   T   A   R

   S   I   M   A   L   U   N   G   U   N

   T   J .   B   A   L   A   I

   L   A   N   G   K   A   T

   M   E   D   A   N

   J   U   M   L   A   H

1 CV. SINAR SEPADAN 15 15

2 CV. BAYU TRANSPORT 5 3 8 16

3 KPU. RAJAWALI 15 15

4CV. BINTANG TANIJAYA 12 12

5 PO. PINEM 5 5

JUMLAH MPU 17 3 23 5 15 63

Sumber : Hasil Olahan Konsultan

Jumlah 2009 70 14 38 1 123

2008 28 28 29 1 86

2007 24 24 38 1 87

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab Karo

Page 115: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 115/248

BAB 3. GAMBARAN WILAYAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 3 - 73

Tabel 3.33  Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan Kerugian Yang Diderita Tahun 2009

 No BulanJumlah

Kecelakaan

MatiLuka

Berat

Luka

Ringan

Kerugian Materi

(Rp )(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Januari 5 4 8 23 38 100 000

2 Pebruari 7 7 2 2 27 200 000

3 Maret 1 - 1 - 100 000

4 April 4 8 3 7 27 000 000

5 Mei 6 4 5 3 19 000 000

6 Juni 1 1 1 - 2 000 000

7 Juli 2 2 - - 2 300 000

8 Agustus 4 5 - 2 2 700 000

9 September 5 4 4 13 27 000 00010 Oktober 5 7 4 - 15 250 000

11 Nopember 9 11 1 14 24 350 000

12 Desember 8 7 2 4 8 100 000

Jumlah 2009 57 60 31 68 193 100 000

2008 63 30 66 53 219 200 000

2007 63 59r   35

r   34

r   217 200 000

r  

Sumber : Polres Tanah KaroKeterangan : r) = Angka Perbaikan

Page 116: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 116/248

BAB 4. IDENTIFIKASI MASALAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 4 - 1

BAB IV. IDENTIFIKASI MASALAH

4.1.  PRASARANA TRANSPORTASI DARAT

4.1.1.  Bercampurnya Fungsi Ruas Jalan

Masalah yang cukup penting adalah tidak optimalnya fungsi beberapa ruas jalan akibat

kegiatan parkir di badan jalan dan gangguan dari pedagang kaki lima. Tidak tersedianya tempat

 parkir yang memadai di tempat fasilitas-fasilitas umum (off street parking) menyebabkan

kendaraan parkir di tepi jalan (on street parking) yang menyebabkan kemacetan di jalan-jalan

tersebut. Kondisi tersebut umumnya terjadi di kawasan pasar tradisional, kawasan bisnis dan

sekolah.

4.1.2.  Perlintasan Sebidang Kereta Api Dengan Jalan

Perlintasan sebidang kereta api dengan jalan cukup banyak di kota Medan, hal tersebut

membuat tundaan dan kemacetan di jalan ketika kereta melintas. Titik titik kemacetan banyak

terjadi di pusat kota yang terdapat perlintasan sebidang dengan kereta api.

4.1.3. 

Volume Lalu Lintas Yang Tinggi 

Dari data survei lalu lintas diketahui beberapa ruas jalan di kota Medan memiliki VC

ratio  yang tinggi. Volume lalu lintas yang tinggi mengakibatkan kemacetan dan waktu

 perjalanan menjadi lama.

4.2.  SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI

4.2.1.  Angkutan Umum dalam Kota 

1. 

Tidak Adanya Hirarki Trayek

Trayek-trayek dalam susunan jaringan trayek kota semestinya terdiri dari trayek utama,

trayek cabang, trayek lokal serta pelayanan trayek langsung masing-masing dengan angkutan

massal, bis besar/sedang dan MPU/bus kecil.

Page 117: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 117/248

BAB 4. IDENTIFIKASI MASALAH

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 4 - 2

2.  Operator dan Armada Angkutan Cukup Banyak

Operator yang mengoperasikan angkutan umum cukup banyak sehingga diperlukan

usaha yang besar untuk mengkoordinasikan dan memantaunya. Armada angkutan umum yang

 banyak menyebabkan rebutan penumpang pada jam-jam tidak sibuk.

3.   Load Factor Yang Rendah 

Dari data didapatkan bahwa load factor   angkutan umum di kota Medan cukup rendah

 berkisar antara 15  –   30%. Banyak penumpang yang semula menggunakan angkutan umum

 bertrayek berganti menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan bentor. Hal tersebut tentu

mempengaruhi pemasukan pengemudi dan pengusaha angkutan dan berdampak pada biaya

untuk perawatan dan peremajaan armadanya.

4.2.2.  Transportasi Kereta Api

Jaringan jalan KA telah terbangun pada kawasan Mebidang ini dengan jalur KA

membentang dari Binjai ke arah timur menuju Medan dan kemudian menuju ke selatan menuju

ke Lubuk Pakam sampai dengan Rantau Prapat. Banyak lintasan KA yang merupakan lintasan

sebidang yang mengganggu kelancaran dan keamanan lalulintas.

4.2.3.  Transportasi Laut

Penyediaan transportasi moda laut menjadi bagian penting dalam akses transportasi

menuju dan dari kota Medan.

4.2.4.  Transportasi Udara

Dari semua moda angkutan di kota Medan, angkutan moda udara mendapat perhatian

 paling serius. Hal ini disebabkan letak bandara Polonia yang terletak di tengah kota Medan tidak

layak lagi dioperasikan dari segi lingkungan. Selain itu Bandara Polonia juga berhadapan

langsung dengan Pegunungan Bukit Barisan. Kondisi alam ini sering menyulitkan pesawat-

 pesawat yang menuju dan dari Bandara Polonia.

Rencana pemindahan bandara Polonia ke bandara Kuala Namu dalam waktu dekat perlu

didukung sarana dan prasarana yang mendukung aksesibilitas yang tinggi ke Kuala Namu.

Page 118: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 118/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 1

BAB V. ANALISIS

5. 1.  KONDISI JARINGAN JALAN

Berdasarkan PP No. 34 tahun 2006 kewenangan penyelenggaraan jalan bagi pemerintah kota

menurut fungsinya adalah yang termasuk sistem jaringan jalan sekunder dengan ketentuan

 persyaratan teknis sebagai berikut :

1.  Jalan Arteri Sekunder, mempunyai ketentuan kecepatan rencana paling rendah 30

km/jam, lebar badan jalan paling sedikit 11 m, kapasitasnya yang lebih besar daripada

volume lalu lintas rata-rata, dan lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintaslambat

2.  Jalan kolektor sekunder, mempunyai ketentuan kecepatan rencana paling rendah 20

km/jam, lebar badan jalan paling sedikit 9 m, kapasitasnya yang lebih besar daripada

volume lalu lintas rata-rata, dan lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas

lambat

3. 

Jalan lokal sekunder, mempunyai ketentuan kecepatan rencana paling rendah 10

km/jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 7,5 (tujuh koma lima) meter.

4.  Jalan lingkungan sekunder, mempunyai ketentuan kecepatan rencana paling rendah 10

km/jam, lebar badan jalan paling sedikit 6,5 meter bagi kendaraan bermotor beroda 3

(tiga) atau lebih, tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda 3 (tiga) atau

lebih harus mempunyai lebar badan jalan paling sedikit 3,5 m

Dari ketentuan diatas terlihat bahwa berdasarkan fungsinya ketentuan persyaratan teknis

sangat kurang dari yang dipersyaratkan. Berikut ini ditampilkan data geometrik jalan.

Page 119: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 119/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 2

Tabel 5.1. Data Geometrik Jalan Kota Medan

 NO NAMA JALANPANJANG

(m)

ARAHLEBAR

EFEKTIF

(m)

LEBAR PER

ARAH

(m)

JUMLAH LEBAR

LAJUR

(m)

FUNGSI

JALANJALUR LAJUR

1 Abadi/Pelita 2.668 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

2 Abdul Hakim 4.296 2 10,00 5,00 2 2 2,50 KS

3 Abdul Hamid 3.000 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L

4 Abdul Lubis 1.472 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L

5 Adam Malik 3.802 2 15,20 7,60 2 2 3,80 L

6 Ahmad Yani 699 1 5,70 5,70 1 2 2,85 AS

7 AIP II KS Tubun 578 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

8 Aksara 4.400 2 7,20 3,60 2 1 3,60 AS

9 Alumunium 3.624 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

10 Amaliun 2.152 2 7,20 3,60 2 1 3,60 L

11 Aman I 1.024 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

12 AR Hakim 4.600 2 8,20 4,10 2 1 4,10 L

13 Asia 2.304 2 7,20 3,60 2 1 3,60 AS

14 Asrama 3.200 2 10,00 5,00 2 2 2,50 AP

15 Bahagia 1.712 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L16 Bakaran Batu 1.050 2 11,00 5,50 2 2 2,75 L

17 Balai Kota 600 1 9,70 9,70 1 2 4,85 AS

18 Belibis/Tunggal 6.254 2 8,00 4,00 2 1 4,00 KS

19 Bhakti 1.032 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

20 Bhayangkara 2.418 2 7,00 3,50 2 1 3,50 L

21 Bilai Ujung 2.330 2 7,00 3,50 2 1 3,50 L

22 Binjai Raya 3.975 2 13,40 6,70 2 2 3,35 L

Page 120: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 120/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 3

23 Brigjen. Katamso 12.066 2 12,20 6,10 2 2 3,05 KP

24 Budi Pembangunan 2.012 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L

25 Bunga Sedap Malam 11.392 2 8,00 4,00 2 1 4,00 L

26 Candi Borobudur 500 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

27 Cirebon 653 1 9,20 9,20 1 2 4,60 L

28 Dahlia 3.698 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

29 Damar 3.058 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L30 Danau Singkarak 500 2 6,00 3,00 2 1 3,00 AS

31 Darussalam 3.100 2 7,20 3,60 2 1 3,60 L

32 Denai 2.836 2 9,00 4,50 2 2 2,25 L

33 DI Panjaitan 2.076 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

34 Diponegoro 800 1 12,00 12,00 1 4 3,00 L

35 Dr Mansyur 5.932 2 9,20 4,60 2 1 4,60 AP

36 Duyung 734 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

37 Emas 454 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

38 Gagak Hitam 3.200 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

39 Gaharu 4.388 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L

40 Gajah Mada 2.998 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

41 Gaperta 3.800 2 10,00 5,00 2 2 2,50 AS42 Gaperta Ujung 5.802 2 7,00 3,50 2 1 3,50 L

43 Gatot Subroto 17.380 2 7,10 3,55 2 1 3,55 AP

44 GB Yosua 1.080 2 7,20 3,60 2 1 3,60 AS

45 Gereja 1.268 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L

46 Gg Sarif 950 2 6,00 3,00 2 2 1,50 AS

47 Guru Patimpus 1.600 2 14,20 7,10 1 2 3,55 AS

48 H Zaenul Arifin 1.100 1 14,00 14,00 1 4 3,50 L

Page 121: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 121/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 4

49 Halat 3.798 2 8,20 4,10 2 4 1,03 AS

50 Helvetia 3.064 2 6,00 3,00 2 1 3,00 AS

51 Helvetia By Pass 2.372 2 12,00 6,00 2 2 3,00 AP

52 HM Joni 1.188 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L

53 HM Lamlo Thamrin 3.057 1 8,30 8,30 1 2 4,15 L

54 HOS Cokroaminoto 2.102 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

55 Imam Bonjol 1.800 1 10,00 10,00 1 2 5,00 L56 Industri 2.400 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

57 Ir H Juanda 4.717 2 12,20 6,10 2 2 3,05 L

58 Irian Barat 1.440 2 9,20 4,60 2 1 4,60 AS

59 Iskandar Muda 2.800 2 9,20 4,60 2 1 4,60 AS

60 Islamiyah 1.780 2 10,00 5,00 2 1 5,00 L

61 Jaya I 1.716 2 6,00 3,00 2 2 1,50 L

62 Jend. Sudirman 1.409 2 15,20 7,60 2 2 3,80 AP

63 Kapten Jumhana 1.662 2 10,00 5,00 2 1 3,60 AS

64 Kapten Muslim 3.200 2 7,20 3,60 2 2 3,00 AP

65 Kapten Soemarsono 5.400 2 12,00 6,00 2 2 1,60 L

66 Karya 6.000 1 3,20 3,20 2 1 3,20 L

67 ke Brastagi 7.498 2 18,00 9,00 2 2 4,50 KP68 Kereta Api 1.082 1 9,20 9,20 1 2 4,60 L

69 Kesatria Barat 972 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L

70 KH Wahid Hasyim 6.707 2 7,20 3,60 2 1 3,60 L

71 Kol. Yos Sudarso 15.307.671 2 7,20 3,60 2 1 3,60 AS

72 Kolam 1.662 2 7,20 3,60 2 1 3,60 L

73 Krakatau 7.266 2 7,00 3,50 2 1 3,50 AS

74 Kuswari 541 2 9,20 4,60 2 1 4,60 L

Page 122: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 122/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 5

75 Letda Sujono 4.329 2 13,00 6,50 2 2 3,25 AS

76 Letjen Jamin Ginting 22.500 2 17,20 8,60 2 2 4,30 KP

77 Letjen. Suprapto 1.170 2 11,70 5,85 1 2 2,93 AS

78 M Nawi Harahap 3.110 2 7,20 3,60 2 1 3,60 L

79 M Yacob Lubis 2.256 2 8,00 4,00 2 1 4,00 L

80 M. Lubis + 999 1 16,00 16,00 1 4 4,00 L

81 Madong Lubis 1.910 2 9,20 4,60 2 1 4,60 L82 Malaka 1.566 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

83 Mandala 3.400 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

84 Mawar Putih 15.950 2 8,00 4,00 2 1 4,00 KS

85 Medan Area Selatan 1.794 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

86 Medan Tenggara II 1.140 2 10,00 5,00 2 2 3,75 L

87 Medan-Deli Tua 1.686 2 15,00 7,50 2 2 3,75 L

88 Medan-Lubuk Pakam 2.312 2 15,00 7,50 2 2 3,00 L

89 Merak 2.239 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L

90 Merbabu 457 1 7,20 7,20 1 2 3,60 L

91 Merdeka/Jemadi 2.100 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

92 Mesjid Raya 590 2 7,20 3,60 2 2 1,80 L

93 Monginsidi 2.124 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L94 MT Haryono 1.150 1 9,70 9,70 1 2 4,85 L

95 P. Merah/S. Mulia 1.353 2 7,70 3,85 2 1 3,85 L

96 P. Pinang 188 1 10,00 10,00 1 2 5,00 L

97 Pabrik Tenun 1.840 2 7,00 3,50 2 1 3,50 AS

98 Pancing 7.788 2 9,20 4,60 2 1 4,60 L

99 Pancing II 2.448 2 7,00 3,50 2 1 3,50 L

100 Pelabuhan I 2.500 2 11,00 5,50 2 2 2,75 L

Page 123: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 123/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 6

101 Pelajar 876 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L

102 Pelangi 604 2 5,20 2,60 2 1 2,60 L

103 Pembangunan 3.854 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

104 Pemuda 500 1 5,70 5,70 1 2 2,85 AS

105 Pengadilan 534 1 12,00 12,00 1 4 3,00 L

106 Perintis Kemerdekaan 2.200 1 9,20 9,20 1 2 4,60 AS

107 Perjuangan 6.154 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L108 Perkebunan 1.738 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L

109 Pertahanan 1.638 2 9,20 4,60 2 1 4,60 AS

110 Pertahanan/Cemara 7.417 2 9,20 4,60 2 1 4,60 AS

111 Pertempuran 2.420 2 9,20 4,60 2 2 2,30 AS

112 Pintu Air I/Karya Jasa 5.300 2 7,20 3,60 2 1 3,60 L

113 Platina 2.646 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L

114 Prof HM Yamin 3.896 1 5,70 5,70 1 2 2,85 L

115 Pukat VIII 1.296 2 7,00 3,50 2 1 3,50 AS

116 Putri Hijau 1.116 2 10,20 5,10 2 2 2,55 AS

117 Putri Merah Jingga 556 2 11,00 5,50 2 2 2,75 L

118 RA Kartini 951 2 8,00 4,00 2 1 4,00 L

119 Rahmadsyah 3.195 1 5,70 5,70 2 2 2,85 L120 Rantang 1.520 2 7,00 3,50 2 1 3,50 L

121 Raskam 5.824 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L

122 Raya Medan Tenggara 3.700 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L

123 S. Parman 3.692 2 12,00 6,00 2 2 3,00 AP

124 Sakti Lubis 1.432 2 7,20 3,60 2 1 3,60 L

125 Samanhudi 1.200 2 8,00 4,00 2 1 4,00 L

126 Sampali 706 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

Page 124: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 124/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 7

127 Sei Batanghari 2.600 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L

128 Sei Kera 3.310 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

129 Sei Kuala 3.494 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L

130 Sei Serayu 1.854 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L

131 Sejati 1.214 2 7,00 3,50 2 1 3,50 L

132 Sekip 2.400 2 13,00 6,50 2 2 3,25 L

133 Selam 1.304 2 7,00 3,50 2 1 3,50 L134 Sembada/Mawar 4.604 1 4,20 4,20 2 1 4,20 L

135 Semeru 1.120 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

136 Sentosa Lama 1.004 2 7,00 3,50 2 1 3,50 KP

137 Setiabudi 15.384 2 9,20 4,60 2 1 4,60 L

138 Sidorukun 2.270 2 7,00 3,50 2 2 1,75 L

139 Singmata 442 2 6,00 3,00 2 1 3,00 AP

140 Sisingamangaraja 20.146 2 8,70 4,35 2 1 4,35 L

141 Slamet Riyadi 882 2 8,00 4,00 2 2 2,00

142 Stadion 936 2 8,00 4,00 2 1 4,00 L

143 Suka Ramai 842 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

144 Sukasenang 2.000 2 12,00 6,00 2 2 3,00 L

145 Sumatera 2.722 2 11,00 5,50 2 2 2,75 L146 Sunggal (Jarot Suparno) 5.682 2 7,20 3,60 2 1 3,60 KS

147 Sutomo 1.800 1 8,30 8,30 1 2 4,15 L

148 Sutoyo 451 1 7,70 7,70 2 1 7,70 L

149 Sutrisno 2.586 2 9,00 4,50 2 2 2,25 L

150 Taruma 840 2 10,00 5,00 2 2 2,50

151 Teuku Cik Ditiro 1.530 2 10,00 5,00 2 2 2,50 L

152 Timor 665 1 10,00 10,00 2 2 5,00 AP

Page 125: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 125/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 8

153 Tol Balmera 35.420 2 18,00 9,00 2 1 9,00 L

154 Tomong 696 2 6,00 3,00 2 1 3,00 L

155 Turi 2.166 2 8,00 4,00 1 2 2,00 L

156 Veteran 861 1 8,20 8,20 1 2 4,10

157 Wahidin 2.702 2 8,20 4,10 2 1 4,10 L

Sumber : Hasil Analisis Konsultan

Page 126: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 126/248

 LAPORAN AKHIR  

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 5 - 9

5. 2.  PERENCANAAN BRT

5.2.1.  PENDAHULUAN

Transportasi umum merupakan kebutuhan utama masyarakat perkotaan dalam mendukung

kegiatan dan mobilitas penduduk perkotaan. Dari hasil studi SAUM Kota Medan, diperoleh

gambaran bahwa sebagian besar

 pengguna angkutan umum

 bersifat captive  atau tidak

mempunyai alternatif lain

dalam pemilihan moda

transportasi yang digunakan.

Selain itu biaya yang lebih

murah menjadi kelebihan

angkot dibanding penggunaan

kendaraan pribadi.

Gambar 5.1.  Alasan Menggunakan Angkot

Gambar 5.2.  Persepsi Terhadap

Pelayanan Angkot

Sedangkan persepsi masyarakat terhadap

 pelayanan angkot yang ada menunjukkan

keberadaan angkot masih dipandang baik

oleh sebagian besar pengguna.

Sebaliknya pengguna yang

mempersepsikan buruk terhadap pelayanan angkot sejumlah hampir separoh dari yang

menjawab baik, apalagi bila dilihat yang meberikan persepsi sangat buruk jauh lebih banyak

(sepuluh lipat) dibanding yang menilai sangat baik.

Apabila dilihat dari ketersediaan angkutan umum yang melayani pergerakan komuter

Mebidang, diperoleh gambaran mengenai dominasi angkutan jenis MPU/kapasitas kecil dalam

Page 127: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 127/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 10

sistem pelayanan angkutan umum kawasan Mebidang mencapai 87,5 % (kawasan kota dan

 perdesaan).

Sumber : Konsepsi Penyusunan Masterplan Transportasi Pada Kawasan Aglomerasi (Mebidangro), Dishub Sumut

Gambar 5.3.  Pelayanan Angkutan Umum Dalam Pelayanan Pergerakan KomuterMebidang

Berdasarkan gambaran mengenai pelayanan angkutan umum eksisting terutama di Kota

Medan dapat disampaikan bahwa keberadaan angkutan umum yang ada sudah saatnya

melakukan perubahan, terutama dari segi kualitas dan kapasitasnya.

Untuk menyusun pola perubahan layanan, maka sebelum membahas permasalahan trayek

yang ada, mungkin dapat dilihat suatu proses perubahan (evolusi) pelayanan angkutan umum

dari bentuk paratransit hingga ke bentuk bus rapid transit (BRT).

Proses evolusi angkutan umum dimulai dari pelayanan tradisional berbasis paratransit, yang

saat ini masih menjadi tulang punggung transportasi perkotaan terutama di kota-kotamenengah dan kecil di Indonesia. Dengan tumbuhnya permintaan perjalanan menjadi

mayoritas bagi pengguna transportasi, terbentuk angkutan massal berbasis jalan dengan

tingkat pelayanan kecepatan rendah dan kenyamanan rendah.

Page 128: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 128/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 11

Reformasi transportasi dengan sistem transit pada koridor utama, dengan tetap dengan

dukungan angkutan bus (bus besar, bus sedang dan angkot) sebagai feeder. Dengan perbaikan

yang terus berlanjut, kota-kota akan memiliki  Mass Rapid Transit  (MRT) berbasis angkutan

 bus pada utama, dengan tetap menerapkan sistem transit pada beberapa koridor dan dukungan

sistem bus.

Sumber : Grand Design Tentang Angkutan Umum, GTZ

Gambar 5.4.  Evolusi Angkutan Umum

Dengan demikian sebagai kota metropolitan, sudah sewajarnya Kota Medan dan kawasan

sekitarnya merencanakan penggunaan moda transportasi massal yang efisien berikut sarana

 penunjangnya, seperti halte, terminal dan lain-lain. Perencanaan angkutan umum perlu

mempertimbangkan pola pergerakan penumpang di kawasan Kota Medan dan sekitarnya.

Sebagaimana terlihat pada gambar orientasi pergerakan penumpang di Mebidang terhadap

wilayah sekitarnya, Kota Medan masih merupakan asal-tujuan perjalanan utama dibandingkan

Page 129: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 129/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 12

daerah sekitarnya. Terlihat bahwa pergerakan dari/menuju Kota Medan yang terbesar berasal

dari Kabupaten Deli Serdang disusul Kabupaten Langkat dan Kabupaten Binjai.

Sumber : Konsepsi Penyusunan Masterplan Transportasi Pada Kawasan Aglomerasi (Mebidangro)

Gambar 5.5.  Pergerakan Penumpang di Mebidangro

Sehingga pada posisi demikian diperlukan adanya koneksi angkutan umum yang kuat dalam

lingkup Mebidang. Pada tahap awal arah transportasi di kawasan Mebidangro, sebaiknya

dipolakan untuk pelayanan angkutan umum yang melayani pergerakan Medan-Deli Serdang

dan Medan-Binjai. Untuk tahap awal kemungkinan dapat dioperasikan angkutan umum yang

melayani Deli Serdang  –   Medan  –   Binjai sebagai satu kesatuan angkutan pemadu moda.

Dengan demikian pergerakan penumpang yang besar tersebut dapat terlayani oleh sistem BRTyang direncanakan dengan mengoperasikan rute pendamping yang melayani secara mandiri

 pada ketiga wilayah tersebut.

Page 130: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 130/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 13

Gambar 5.6.  Konsep Pergerakan Angkutan Massal Mebidang

5.2.2.  RENCANA TRAYEK BRT

Dalam menentukan koridor-koridor BRT di kawasan aglomerasi MEBIDANG, berdasarkan

informasi dan problema transportasi yang berkembang di lapangan maka penentuan koridor

BRT MEBIDANG difokuskan pada koridor di dalam kota Medan. Apabila memperhatikan

studi BRT Mebidang, teridentifikasi sebanyak 7 koridor untuk pelayanan di dalam Kota

Medan, sedangkan 2 koridor lainnya merupakan pengembangan dari koridor-koridor di dalam

Kota Medan, yaitu yang menuju ke Kota Binjai maupun menuju kota Lubuk Pakam. Rencana

alternatif koridor-koridor BRT tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 131: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 131/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 14

Tabel 5.2. Alternatif Koridor –  Koridor BRT

Nomor

Alternatif

Koridor

Nama Alternatif Koridor Rute yang Dilalui

1 Pinang Baris –  Guru Pantimpus Terminal Pinang Baris  –  Jl. Gatot Subroto  –  

Jl. Guru Pantimpus

2 Brigjen Katamso –  Yos Sudarso Jl. Brigjen Katamso  –   Jl. Pemuda  –   Jl.

Achmad Yani  –   Jl. Balaikota  –   Jl. Puteri

Hijau –  Jl. Yos Sudarso (Simpang Brayan)

3 Amplas –  Irian Barat Terminal Amplas  –   Jl. Sisingamangaraja  –  

Jl. Cirebon –  Jl. Irian Barat

4 Perintis kemerdekaan –  Kuala Namu Jl. Perintis Kemerdekaan –  Jl. Moh Yamin  –  

Jl. Letda Sujono –  Kuala Namu

5 Jamin Ginting –  Raden Saleh Jl. Jamin Ginting –  Jl. S Parman –  Jl. Kapten

Maulana Lubis –  Jl. Raden Saleh

6 Asrama –  Kol. Bejo Jl. Asrama  –   Jl. Kapten Sumarso  –   Jl.Helvetia (By Pass)  –   Jl. Pertempuran  –   Jl.

Pertahanan –  Jl. Cemara –  Jl. Kol. Bejo

7 Nasution –  Pinang Baris Jl. AH Nasution  –   Jl. Ngumban Surbakti  –  

Jl. Flamboyan Raya  –   Jl. Sakura Raya  –   Jl.

TB Simatupang –  Terminal Pinang Baris

8 Terminal Binjai  –   Terminal Pinang

Baris

Jl. Medan - Binjai

9 Terminal Amplas  –   Terminal Lubuk

Pakam

Jl. Medan –  Lubuk Pakam

Sumber : Hasil Analisis Konsultan dari Studi BRT Mebidang Dit. BSTP

Page 132: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 132/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 15

Gambar 5.7.  Rencana Trayek

5.2.3.  TANGGAPAN TERHADAP RENCANA BRT DALAM BERBAGAI

SKENARIO 

Untik mengetahui tanggapan terhadap rencana BRT dilakukan survei wawancara terhadap

rencana BRT. Responden yang diwawancarai terdiri dari 157 responden pria (49%) dan 163

responden perempuan (51%). Hasil survei tanggapan responden terhadap rencana BRT dapat

dilihat pada tabel di bawah ini. Dari seluruh responden yang disurvei umumnya memilih

menggunakan BRT, namun jumlah pemilih BRT cenderung menurun seiring dengan

 peningkatan tarif yang diskenariokan walaupun penghematan waktu ditingkatkan sementara

responden yang tidak menjawab juga fluktuatif.

Page 133: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 133/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 16

Pilihan responden dalam menggunakan BRT berdasarkan kepemilikan kendaraan pribadi

adalah seperti yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 5.3. Pilihan Responden Bila BRT Beroperasi di Kota Medan

 NoTarif Angkutan BRT

(Rp.)

Penghematan

waktu perjalanan

Pilihan disukai

Pakai BRT Tidak pakai BRT Tidak Menjawab

1 2000 tetap 58,1% 11,3% 30,6%

2 2500 lebih hemat 5 menit 55,3% 4,4% 40,3%

3 3000 lebih hemat 5 menit 54,1% 20,9% 25,0%

4 3500 lebih hemat 10 menit 48,8% 10,6% 40,6%

5 4000 lebih hemat 15 menit 31,3% 4,4% 64,4%

6 4500 lebih hemat 15 menit 32,2% 14,1% 53,8%

7 5000 lebih hemat 15 menit 32,2% 8,8% 59,1%

Sumber : Hasil Analisis Konsultan dari Studi SAUM Kota Medan

Tabel 5.4. Pilihan Responden Pengguna Mobil Pribadi terhadap BRT

 NoTarif Angkutan BRT

(Rp.)

Penghematan

waktu perjalanan

Pilihan disukai

Pakai BRT Tidak pakai BRT

1 2000 tetap 54,5% 45,5%

2 2500 lebih hemat 5 menit 69,7% 30,3%

3 3000 lebih hemat 5 menit 69,7% 30,3%

4 3500 lebih hemat 10 menit 72,7% 27,3%

5 4000 lebih hemat 15 menit 69,7% 30,3%6 4500 lebih hemat 15 menit 78,8% 21,2%

7 5000 lebih hemat 15 menit 84,8% 15,2%

Sumber : Hasil Analisis Konsultan dari Studi SAUM Kota Medan

Tabel 5.5. Pilihan Responden Pengguna Sepeda Motor terhadap BRT

 NoTarif Angkutan BRT

(Rp.)

Penghematan

waktu perjalanan

Pilihan disukai

Pakai BRT Tidak pakai BRT

1 2000 tetap 77,4% 22,6%

2 2500 lebih hemat 5 menit 71,4% 28,6%

3 3000 lebih hemat 5 menit 64,3% 35,7%4 3500 lebih hemat 10 menit 64,3% 35,7%

5 4000 lebih hemat 15 menit 38,1% 61,9%

6 4500 lebih hemat 15 menit 23,8% 76,2%

7 5000 lebih hemat 15 menit 14,3% 85,7%

Sumber : Hasil Analisis Konsultan dari Studi SAUM Kota Medan

Page 134: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 134/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 17

Dari hasil wawancara responden dapat diketahui peralihan penggunaan moda dari sepeda

motor maupun mobil pribadi ke BRT pada kondisi pilihan yang optimum.

5.2.4. 

ARAHAN PENGEMBANGAN BRTPengembangan BRT dilakukan secara bertahap dan terencana mengingat biaya yang

diperlukan untuk pengoperasian angkutan ini juga besar, selain itu untuk mengantisipasi

 besarnya dampak sosial dengan angkutan umum yang ada, maka diperlukan pengoperasian

dalam beberapa tahap pengembangan.

Untuk tahap awal/jangka pendek (tahun 2012  –   2016), dapat dilakukan pengoperasian

angkutan pemadu moda Bandara Kuala Namu dengan rute Bandara  –  Medan –  Binjai sebagi

Koridor A. Rute yang digunakan menggabungkan rute rencana BRT pada Koridor 1, Koridor

4 dan Koridor 8. Koridor ini dapat digunakan sebagai suatu percontohan yang bagus karena

didukung dengan demand yang tinggi, selain itu diharapkan permasalahan sosial dengan

angkutan umum eksisting yang terjadi tidak terlalu besar sehingga dapat diatasi.

Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan pengoperasian 3 koridor lain yang beroperasi di

dalam Kota Medan. Koridor ini diharapkan dapat terintegrasi dengan baik dengan Koridor A

yang melayani perjalanan arah Timur –  Barat dan sebaliknya. Untuk tahap menengah (Tahun

2017 –  2021) ini sebaiknya dioperasikan Koridor 2 (Koridor B), Koridor 6 (C) dan Koridor 7

(D).

Dengan telah beroperasinya 4 koridor, maka perencanaan di Kota Medan setidaknya sudah

menjangkau arah Timur-Barat (Koridor A), Utara-Selatan (Koridor B), Lingkar Utara

(Koridor C) dan Koridor D yang menjalani rute Lingkar Selatan.

Pada tahap jangka panjang (Tahun 2022  –  2031), perluasan koridor akan menyentuh sampai

keluar Kota Medan, meski demikian trayek kawasan perkotaan ini masih tetap menggunakan

Kota Medan sebagai pusat pergerakan. Jangka panjang penggabungan koridor 3 dan koridor 9

yang kemudian melebur menjadi Koridor E akan menghubungkan Kota Medan dengan Lubuk

Pakam (ibukota Deli Serdang). Selanjutnya Koridor 5 akan diperpanjang trayeknya hingga

menuju Tanah Karo menjadi Koridor F.

Page 135: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 135/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 18

Tabel 5.6. Koridor Pengembangan BRT

Nomor

Alternatif

Koridor

Nama Alternatif Koridor Rute yang Dilalui

A Binjai –  Medan - Kuala Namu Binjai - Terminal Pinang Baris  –   Jl. Gatot

Subroto  –   Jl. Guru Pantimpus - Jl. PerintisKemerdekaan  –   Jl. Moh Yamin  –   Jl. Letda

Sujono –  Kuala Namu

B Brigjen Katamso –  Yos Sudarso Jl. Brigjen Katamso  –   Jl. Pemuda  –   Jl.

Achmad Yani  –   Jl. Balaikota  –   Jl. Puteri

Hijau –  Jl. Yos Sudarso (Simpang Brayan)

C Asrama –  Kol. Bejo Jl. Asrama  –   Jl. Kapten Sumarso  –   Jl.

Helvetia (By Pass)  –   Jl. Pertempuran  –   Jl.

Pertahanan –  Jl. Cemara –  Jl. Kol. Bejo

D Nasution –  Pinang Baris Jl. AH Nasution  –   Jl. Ngumban Surbakti  –  

Jl. Flamboyan Raya  –   Jl. Sakura Raya  –   Jl.

TB Simatupang –  Terminal Pinang Baris

E Terminal Amplas  –   Irian Barat  –  

Lubuk Pakam

Terminal Amplas  –   Jl. Sisingamangaraja  –  

Jl. Cirebon –  Jl. Irian Barat –  Lubuk Pakam

F Jamin Ginting –  Tanah Karo Jl. Jamin Ginting –  Jl. S Parman –  Jl. Kapten

Maulana Lubis  –   Jl. Raden Saleh  –   Tanah

Karo

Sumber : Hasil Analisis Konsultan

Untuk mewujudkan rencana pengoperasian BRT, maka diperlukan langkah lanjut sebagai

 berikut :

1. 

Sosialisasi

2.  Pembentukan Pengelola Koridor

3.  Pembangunan prasarana

4.  Pengadaan Sarana

5.  Ujicoba

6.  Soft Opening

Page 136: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 136/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 19

Gambar 5.8.  Penetapan Koridor

5. 3.  PEMODELAN TRANSPORTASI

5.3.1.  SKENARIO PERENCANAAN

Di dalam analisis pemodelan ini maka dipakai beberapa skenario perencanaan untuk

memudahkan implementasi secara bertahap, karena skenario dalam studi ini akan

mendasarkan pada tahun pertumbuhan yaitu kondisi saat ini(th 2011), th 2016, th 2021 dan th

2026. Dua pembedaan utama dalam skenario ini adalah “scenario do nothing” yaitu jika tidak

ada tindakan pada  jaringan jalan dan “scenario do something” yaitu dengan perubahan

 jaringan jalan misalnya dengan adanya perlebaran jalan dan adanya pengoperasian angkutan

umum massal.

Page 137: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 137/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 20

Untuk mengembangkan secara detail maka skenario berbagai kondisi dan waktu akan

dilakukan pada studi ini. Berdasarkan rentang waktu maka akan dibedakan untuk jangka

menengah (lima tahunan) , jangka menengah (sepuluh tahunan) dan jangka panjang (lima

 belas tahun).

5.3.2.  DASAR ANALISIS

A. 

Pemodelan Jaringan Jalan

Untuk melakukan analisis jaringan jalan maka dilakukan pemodelan jaringan jalan.

Pemodelan jaringan jalan digunakan untuk menggambarkan hubungan matematis sederhana

dalam sistem transportasi. Tujuannya adalah: (1) untuk memprediksi, (2) untuk evaluasi

 berbagai alternatif dan (3) untuk mengkaji interaksi subsistem yang terkait dengan model.

Dalam perencanaan transportasi dikenal konsep Four Step Model  seperti terlihat pada Gambar

5.9.

Gambar 5.9.  Struktur Klasik Model Transportasi

(Sumber : Ortuzar dan Willumsen, 1995)

Zona, Jaringan Data Tahun Dasar Data Perencanaan

Masa Depan

Base Data

TahunDasar TahunRencana

Bangkitan

Distribusi Perjalanan

Pemilihan Moda

Pembebanan 

Evaluasi

   I   t  e  r  a  s   i

   O  u   t  p  u   t

Page 138: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 138/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 21

Tanda panah menunjukkan urutan tahapan, garis menerus menunjukkan keharusan dan garis

 putus-putus menunjukkan ketidakharusan atau jika dibutuhkan saja.

a.  Bangkitan Perjalanan

Tujuan dari model bangkitan perjalanan adalah untuk memprediksi jumlah perjalanan yang

akan memulai atau berakhir pada setiap zona wilayah analisis perjalanan dalam suatu daerah

untuk suatu hari pada tahun target tertentu. Sebelum diterapkan, model trip generation harus

dikalibrasi dengan observasi yang didapat selama tahun dasar dengan berbagai survai

 perjalanan. Jumlah total perjalanan seseorang ditunjukkan oleh variabel dependen dari model.

Variabel independen atau penjelas berupa tataguna tanah dan faktor sosio-ekonomi. Nilai-nilai

variabel independen ini harus ditentukan oleh analis. Hasil dari trip generation terdiri dari

 jumlah pelaku perjalanan atau tujuan perjalanan Q1 untuk masing-masing zona dalam suatu

wilayah. Teknik pemodelan bangkitan perjalanan dalam studi ini akan menggunakan Model

Regresi Linier.

 b.  Distribusi Perjalanan

Distribusi perjalanan merupakan bagian perencanaan transportasi yang berhubungan dengan

sejumlah asal perjalanan yang ada pada setiap zona dari wilayah yang diamati dengan

sejumlah tujuan perjalanan yang beralokasi dalam zona lain dalam wilayah tersebut. Dasar

 pemikirannya adalah semua zona trip atraksi  j  pada suatu wilayah bersaing satu sama lainuntuk menarik perjalanan yang dibangkitkan tiap zona produksi i.  Bila semua hal lainnya

sama, perjalanan lebih banyak ditarik oleh zona-zona yang memiliki daya tarik yang lebih

tinggi.  Pertimbangan pemilihan dapat berupa jarak, waktu perjalanan dan biaya perjalanan.

 Notasi perjalanan Wij  digunakan untuk  generalized cost   (biaya umum) yang biasa disebut

hambatan perjalanan atau disutility.

c.  Pemilihan Moda

Dalam melakukan suatu perjalanan, pelaku perjalanan dapat memilih di antara beberapa moda

angkutan. Model pemilihan moda berkaitan dengan perilaku pembuat perjalanan. Alasan

 pokok pemilihan ini bervariasi untuk setiap individu, jenis perjalanan dan tingkat pelayanan

serta biaya yang berhubungan dengan moda yang ada.

Page 139: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 139/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 22

Model pemilihan moda dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu Model Pra Distribusi

dan Model Pasca Distribusi. Model Pra Distribusi (Trip-end Model)  yaitu pemilihan moda

dilakukan sebelum tahap distribusi perjalanan . Praktik ini membawa implikasi bahwa

 pembuat perjalanan memilih moda dengan mengutamakan kemana mereka pergi sehingga

 pilihan tarikan perjalanan zona j tidak memiliki pengaruh dalam pilihan moda mereka. Asumsi

ini layak digunakan di daerah perkotaan yang memiliki pelayanan angkutan umum minimal.

Di sisi lain jika sistem transportasi umum semakin mahal, menjadi perlu untuk mengungkap

 pelayanan yang diberikan antara moda yang bersaing di tingkat interchange. Dalam hal ini

disebut Model Pasca Distribusi (Post Distribution Model)  yaitu pemilihan moda dilakukan

setelah tahap distribusi perjalanan. Di beberapa studi, trip end  dan trip interchange diterapkan

 bersamaan.

Perilaku pilihan moda dapat diterangkan dalam tiga katagori, yaitu faktor karakteristik pada

 jangkauan moda, status sosial ekonomi pelaku perjalanan dan karakteristik perjalanan.

Ketiganya masuk sebagai variabel independen dalam model matematis dari modal choice.

Yang menjadi variabel dependen adalah pembagian pasar atau prosentase pemakai perjalanan

yang diperkirakan menggunakan masing-masing moda. Model modal split   yang sederhana

adalah diversion curves. Yang lebih luas adalah diversion-type model  dan probabilitas dengan

dasar multinomial logit model  serta nested-logit formulation.

d. 

Pembebanan Arus Lalulintas

Langkah terakhir dari model permintaan sekuensial adalah pilihan pelaku perjalanan terhadap

 jalur antara sepasang zona dengan suatu moda perjalanan tertentu dan dengan hasil aliran

vehicular  pada jaringan transportasi multimodal. Langkah ini dapat dilihat sebagai model

keseimbangan antara permintaan perjalanan (Qijk ) yang diperkirakan dalam proses terdahulu

dan penawaran transportasi yang diberikan dalam hal ini penyediaan fasilitas fisiknya dan

frekuensi pelayanan yang disiapkan.

Pada tahap ini permintaan perjalanan yang diperoleh melalui distribusi perjalanan dibebankan

 pada jaringan jalan yang ada, sehingga diperoleh besarnya volume lalulintas yang membebani

masing-masing ruas jalan dalam jaringan. Dengan demikian tahapan ini merupakan bagian

yang menunjukkan interaksi antara permintaan dan penawaran, sehingga seringkali dijadikan

dasar penilaian kondisi pelayanan atau kinerjanya.

Page 140: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 140/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 23

Pertanyaan berkaitan dengan trip assignment adalah, dengan suatu volume Qijk  tertentu (Qijk  =

 perkiraan permintaan interzonal dengan moda tertentu), harus ditentukan pilihan rute

 perjalanan antara sepasang zona I dan J dalam jaringan dengan moda K dan diperkirakan hasil

aliran q sebagai individu yang membuat jaringan dengan moda tersebut. Perkiraan dari

kegunaan dapat digunakan untuk mencapai tingkat pelayanan yang diinginkan dan untuk

mengantisipasi potensi masalah kapasitas. Jumlah rute yang dapat dicapai antara sepasang

zona tergantung pada moda perjalanan yang digunakan. Untuk mobil pribadi, rute yang dapat

dilalui relatif besar dan memiliki kebebasan untuk memilihnya. Sedangkan untuk angkutan

umum jumlah pilihan rute terbatas.

B. 

Interaksi Transportasi dan Guna Lahan

Pergerakan asal dan tujuan (transportasi) menunjukkan interaksi antara lokasi aktivitas (pola

guna lahan) dan transportasi yang digunakan, dengan asumsi bahwa setiap perubahan guna

lahan akan mempengaruhi sistem pergerakan/transport dan sebaliknya.

Hammerslag dan Immers (1988) dengan menggunakan model kendala elastik, menunjukkan

 bahwa interaksi antara perkembangan spasial dan transportasi dapat diketahui berdasarkan

elastisitas zona, dimana perbedaan sensitivitas perkembangan spasial terhadap kualitas

infrastruktur akan memberikan elastisitas yang berbeda, yang juga merupakan indikator

 perbedaan karakteristik transport itu sendiri. Jelas bahwa dalam model sistem tataguna lahan

terdapat tiga variabel pengaruh yaitu tataguna lahan, karakteristik sarana dan prasarana

transportasi (biasanya menunjukkan tingkat kemudahan penggunaan sarana-prasarana

tersebut) dan karakteristik lalulintas (volume lalulintas tarikan/bangkitan pada suatu ruas

 jalan).

5.3.3.  KODIFIKASI NETWORK

1.  Penentuan Node

 Node merupakan titik-titik yang menghubungkan ruas jalan. Node terdiri atas:

a. Regular node, yakni node yang merupakan pusat sumber bangkitan dan tarikan

 perjalanan, sehingga node ini memiliki nilai bangkitan atau tarikan.

 b. Dummy node, yakni node yang tidak memiliki nilai tarikan atau bangkitan

karena bukan merupakan pusat sumber bangkitan dan tarikan. Dummy node

Page 141: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 141/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 24

dimaksudkan untuk merepresentasikan keadaan alinemen jaringan jalan yang

sebenarnya, misalnya adanya simpang atau tikungan/belokan.

Untuk mengetahui kedudukan suatu node, dalam program ini digunakan koordinat X dan Y.

Lokasi masing-masing node adalah representasi jarak antar node.  Dummy node 

menggambarkan adanya belokan/tikungan dan simpang (perempatan atau pertigaan). External

 zone  menggambarkan zona di luar garis batas atau cordon line, yang juga memiliki nilai

tarikan atau bangkitan. External trip menggambarkan perjalanan dari external zone ke external

 zone  lainnya atau perjalanan di luar zona atau dikenal pula dengan istilah arus menerus

(through traffic). Internal trip adalah perjalanan dari internal zone ke internal zone lainnya.

2.  Kodifikasi Link  

 Link   dapat juga diartikan ruas atau segmen jalan, atau bila dalam suatu network , maka link

adalah penghubung antar dua node, yang harus memiliki verifikasi data berupa data panjang

(meter atau km), arah lalulintas, kapasitas serta kecepatan rencana (disesuaikan dengan data

sekunder yang ada). Untuk membantu memudahkan entry data ke dalam program, dibuatlah

kodifikasi link yang di dalamnya memuat informasi mengenai nomor link dan nama link atau

nama ruas jalan yang disesuaikan dengan data inventansasi jaringan jalan yang diperoleh dari

data sekunder. Kodifikasi link   juga memuat informasi kode inventarisasi, fungsi jalan, lebar

 jalan dan kapasitasnya.

3. 

Jaringan Jalan

Jaringan jalan dibentuk oleh link-link yang menghubungkan node-node. Antara dua node yang

dihubungkan terbentuk sebuah link yang mempunyai karakteristik tersendiri dalam hal

kecepatan, kapasitas dan arah lalulintas. Pada lokasi studi, jalan diklasifikasi berdasarkan

fungsinya sebagai jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder, dan

 jalan lokal.

Pembentukan jaringan jalan didasarkan pada tingkat jaringan yang cukup mewakili zone yang

diperlukan dalam pemodelan tetapi tidak terlalu rumit yang dapat menyulitkan dalam

 penyusunan zoning-nya oleh karena itu ditetapkan batas terkecil status jalan adalah jalan

dengan fungsi kolektor sekunder di lokasi studi. Bentuk jaringan jalan yang akan digunakan

dalam analisis selanjutnya disajikan dalam Gambar 5.10.

Page 142: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 142/248

 LAPORAN AKHIR  

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 5 - 25

Gambar 5.10. 

Jaringan Jalan Mebidang dan Sekitarnya yang Digunakan dalam Pemodelan

(garis pink : jalan dua arah, garis hijau : jalan satu arah, garis biru : jalan tol)

Page 143: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 143/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 26

Penentuan kapasitas jalan tergantung dan lebar jalan dan faktor-faktor koreksinya. Kapasitas

 jalan dalam hal ini dihitung dengan menggunakan rumus dan faktor koreksi yang telah

ditetapkan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Data pokok untuk

menghitung kapasitas jalan adalah lebar perkerasan jalan, kapasitas dasarnya serta faktor-

faktor yang memengaruhi kapasitas.

5.3.4.  PENENTUAN ZONASI DAN MATRIK ASAL-TUJUAN

Untuk memudahkan dalam pemodelan transportasi maka wilayah studi dibagi dalam beberapa

zona transportasi. Maksud dibuatnya zona ini adalah agar supaya perjalanan yang dilakukan

terutama pada jalan yang tercakup dalam wilayah studi dapat dengan mudah untuk

dimodelkan. Meskipun berbasis zona administrasi, pembuatan zonasi model dibuat

 berdasarkan acuan kodifikasi yang telah dihasilkan oleh jaringan jalan. Sebuah wilayah

administrasi (misalnya kelurahan atau kecamatan) dapat berupa satu atau lebih zona model,

tergantung pada jaringan jalan yang telah dibuat. Hal ini disebabkan karena beberapa hal

 berikut ini.

a.  Jaringan jalan bukan merupakan batas wilayah administrasi.

 b.  Zona merupakan node yang berisi data asal (origin) dan tujuan (destination),

atau memiliki nilai bangkitan dan tarikan.

c. 

Pembebanan lalulintas (traffic assignment ) dilakukan berdasarkan data bangkitan dan tarikan di tiap-tiap zona, yang akan menghasilkan nilai volume

lalulintas pada jaringan jalan.

d.  Kemudahan representasi model berdasarkan zona-zona aktual di lapangan.

Dalam model ini, zona dibuat berbasis wilayah kecamatan. Zona dalam studi ini terbagi

dalam wilayah administrasi seluruh wilayah Kota Medan, sebagian kecamatan di Kabupaten

Deli Serdang dan Zona Kota Binjai. Zone internal adalah wilayah Kota Medan sementara

wilayah di Deli Serdang dan Kota Binjai merupakan zona eksternal. Pembagian zonasi di

Kawasan Mebidang secara lebih rinci diperlihatkan pada Tabel 5.7. dan Gambar 5.11.

Page 144: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 144/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 27

Tabel 5.7. Pembagian Zona di Mebidang

No. Wilayah Administratif Kode

Zona

No. Wilayah Administratif Kode

Zona

1 Kec. Medan Tuntungan 1 17 Kec. Medan Tembung 17

2 Kec. Medan Johor 2 18 Kec. Medan Deli 18

3 Kec. Medan Amplas 3 19 Kec. Medan Labuhan 19

4 Kec. Medan Denai 4 20 Kec. Medan Marelan 20

5 Kec. Medan Area 5 21 Kec. Medan Belawan 21

6 Kec. Medan Kota 6 22 Kec. Sunggal 22

7 Kec. Medan Maimun 7 23 Kec. Hamparan Perak cs 23

8 Kec. Medan Polonia 8 24 Kec. Percut Sei Tuan 24

9 Kec. Medan Baru 9 25 Kec. Batang Kuis 25

10 Kec. Medan Selayang 10 26 Kec. Lubuk Pakam 26

11 Kec. Medan Sunggal 11 27 Kec. Pagar Merbau 27

12 Kec. Medan Helvetia 12 28 Kec. Pancur Batu 28

13 Kec. Medan Petisah 13 29 Kec. Deli Tua 29

14 Kec. Medan Barat 14 30 Kec. Tanjung Morawa 30

15 Kec. Medan Timur 15 31 Kec. Palumbak 31

16 Kec. Medan Perjuangan 16 32 Kota Binjai 32

Selanjutnya, data Matrik Asal Tujuan (MAT) dapat dimasukkan sebagai input bangkitan dan

tarikan perjalanan. Data MAT ini dapat diambil dari beberapa sumber, misalnya dari input tata

guna lahan (land use) dan jumlah penduduk, atau dari data asli Asal  –  Tujuan perjalanan hasil

survai. Dalam pemodelan ini MAT bersumber dari Studi Tataralok Kota Medan. Desire line

 pergerakan di Kawasan Mebidang tahun 2011, 2016, 2021 dan 2029 dapat dilihat pada

Gambar 5.13- 5.16.

Page 145: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 145/248

 LAPORAN AKHIR  

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

Bab 5 - 28

Gambar 5.11.  Pembagian Zona di Mebidang

Page 146: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 146/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 29

Gambar 5.12.  Gabungan Jaringan dan Zona di Mebidang

Page 147: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 147/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 30

Gambar 5.13.  Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun 2011

Page 148: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 148/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 31

Gambar 5.14.  Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun 2016

Page 149: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 149/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 32

Gambar 5.15.  Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun 2021

Page 150: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 150/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 33

Gambar 5.16.  Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun 2026

Page 151: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 151/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 34

5.3.5.  PEMODELAN KONDISI EKSISTING

Data Matrik Asal Tujuan (MAT) kemudian dimasukkan ke dalam struktur model sebagai

input/masukan. Selanjutnya dilakukan Traffic Assignment  atau pembebanan lalulintas. Model

ini mengalokasikan perjalanan yang telah dipisahkan menurut moda masing-masing ke dalam

 berbagai rute jaringan yang tersedia yang menghubungkan zona asal tujuan yang ditentukan.

Metode yang digunakan dalam pembebanan lalulintas adalah metode user equilibrium  atau

 fixed demand auto assignment , karena metode ini cocok digunakan dalam jaringan jalan dalam

kota atau perkotaan, memiliki fungsi-fungsi hambatan (misalnya pengaruh kemacetan), dan

 berasumsi bahwa semua rute yang digunakan memiliki biaya (cost) yang sama dan minimum.

Waktu perjalanan diberikan dalam fungsi Volume-Delay, yang berhubungan dengan setiap

link pada auto network.

Dalam pemodelan ini, output yang digunakan adalah Traffic Flow atau gabungan volume

lalulintas dan VC Ratio di tiap-tiap ruas jalan (link)

Hasil-hasil pembebanan pada kondisi eksisting (2011) dapat dilihat pada gambar berikut

Page 152: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 152/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 35

Gambar 5.17. 

Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada Kondisi Eksisting (2011)

Page 153: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 153/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 36

5.3.6.  PEMODELAN KONDISI DO NOTHING

Setelah hasil pemodelan pada kondisi eksisting diperoleh, dapat dibuat analisis peramalan

(forecasting), dalam hal ini dengan tidak memberikan perlakukan apa pun (do nothing) pada

tahun 2016, 2021 dan 2021

Hasil model kondisi do nothing pada tahun 2016, 2021 dan 2026 adalah seperti terlihat

 pada gambar berikut ini. 

Page 154: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 154/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 37

Gambar 5.18.  Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada Tahun 2016

Page 155: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 155/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 38

Gambar 5.19.  Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada Tahun 2021

Page 156: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 156/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 39

Gambar 5.20.  Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada Tahun 2026

Page 157: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 157/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 40

Analisis Perbandingan

Analisis Kinerja Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang pada kondisi Do Nothing pada Tahun

2011(eksisting), 2016, 2021 dan 2026 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.8. Perbandingan Kinerja Jalan Mebidang Kondisi Do Nothing

 No Kinerja JaringanTahun

2011 2016 2021 2026

1 Smp-km 1.613.1441,1 1.977.780,9 3.106.785,7 3.949.434,8

2 Smp-jam 58.880,1 83.165,2 185.451,1 280.732,7

3 VC Ratio rata-rata 0,82 1,01 1,58 2.01

4 Kecepatan rata-rata

(km/jam)

27,4 23,8 16.8 14.1

Sumber : Pemodelan Konsultan

5.3.7.  PEMODELAN KONDISI DO SOMETHING

Kondisi Do Something akan dibuat bertahap pada tahun 2016, 2021 dan 2026. Skenario yang

dibuat adalah sebagai berikut:

Pada jangka pendek (Tahun 2012-2016) dilaksanakan pengoperasian angkutan pemadu moda

Bandara Kuala Namu dengan Rute Bandara- Medan- Binjai (Koridor A).

Pada jangka menengah (tahun 2017 –  2021) dioperasikan BRT Koridor B, C, dan D.

Pada jangka panjang (Tahun 2022  –   2031) pengembangan diarahkan keluar dengan

 pengoperasian Koridor E (ke Lubuk Pakam) dan Koridor F (ke Tanah Karo).

Hasil model kondisi do something pada tahun 2016, 2021 dan 2026 adalah seperti terlihat

 pada gambar berikut ini. 

Page 158: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 158/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 41

Gambar 5.21.  Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada Tahun 2016 pada Kondisi Do Something

Page 159: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 159/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 42

Gambar 5.22.  Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada Tahun 2021 pada Kondisi Do Something

Page 160: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 160/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 43

Gambar 5.23.  Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada Tahun 2026 pada Kondisi Do Something

Page 161: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 161/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 44

Analisis Perbandingan

Analisis Kinerja Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang pada kondisi Do Nothing dan Do

Something pada Tahun 2016, 2021 dan 2026 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.9. Perbandingan Kinerja Jalan Mebidang Kondisi Do Nothing dan DoSomething

No Kinerja

Jaringan

2016 2021 2026

Do

Nothing

Do

Something

Do

Nothing

Do

Something

Do

Nothing

Do

Something

1 Smp-km 1.977.780,9 1.891.046,9 3.106.785,7 2.806.033,0 3.949.434,8 3.386.891,3

2 Smp-jam 83.165,2 76.524,6 185.451,1 155.279,4 280.732,7 215.315,0

3 VC Ratio rata-rata 1,01 0,96 1,58 1,43 2,01 1,73

4 Kecepatan rata-

rata(km/jam)

23,8 24,7 16,8 18,1 14,1 15,7

Sumber : Pemodelan Konsultan

Dari hasil analisis tersebut, tampak bahwa untuk jangka menengah dan panjang perlu

kombinasi sistem angkutan umum massal yang lain selain BRT.

Page 162: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 162/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 45

5. 4.  PENYUSUNAN JARINGAN LINTAS ANGKUTAN BARANG DAN KERETA

API DI KAWASAN PERKOTAAN MEBIDANG DAN SEKITARNYA

5.4.1.  PERMASALAHAN ANGKUTAN BARANG DI PERKOTAAN

Secara umum kondisi angkutan barang dalam kota di wilayah Indonesia saat ini, adalah

sebagai berikut:

−  Jenis angkutan barang baik yang berupa truk maupun kereta api bebas masuk

menembus ke jantung kota;

−  Banyak perjalanan angkutan barang seperti truk yang kosong sehingga mengganggu

arus lalulintas;

−  Kecepatan angkutan barang dalam hal ini truk dalam mixed-traffic  yang sangat

lambat;

−  Pada saat menaikkan dan menurunkan barang selalu terjadi antrian terutama di

 pelabuhan sehingga mengakibatkan biaya tinggi;

−  Sering terjadi loading-unloading   angkutan barang di tengah perjalanan yang

mengakibatkan gangguan pada arus lalu lintas;

−  Dalam pengangkutan barang sering terjadi overloading   sehingga menyebabkan

kendaraan angkutan menjadi kurang cepat dan merusak perkerasan jalan;

−  Fasilitas terminal angkutan barang pada saat ini masih sangat terbatas sehingga

 bermunculan terminal-terminal bayangan pada titik-titik tertentu.

5.4.2.  STRATEGI PENGEMBANGAN ANGKUTAN BARANG

Ketersediaan sistem angkutan barang yang cepat, effisien dan keberlanjutan sangat

mempengaruhi efisiensi biaya bagi dunia industri khususnya dan perekonomian perkotaan

 pada umumnya.

Strategi yang dilakukan untuk mencapai visi angkutan barang yang cepat dan effisien, dapat

dijabarkan melalui beberapa tahapan evolusi antara lain:

Page 163: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 163/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 46

1.  Evolusi Moda Angkutan Barang

Proses evolusi angkutan barang dimulai dari sistem produksi dari daerah industri kepada

 proses distribusi barang industri kepada pengguna, pada setiap kota di wilayah Indonesia.

Untuk mendapatkan layanan penghantaran barang dengan cepat dan effisien, maka diperlukan

evolusi moda angkutan barang dari yang ada saat ini. Adapun tahapan evolusi moda angkutan

 barang dari Industri hingga proses distribusi barang industri dapat dilihat pada Gambar di

 bawah ini.

Gambar 5.24.  Evolusi Moda Angkutan Barang

Dari gambar diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

Tahap-1: Barang hasil produksi dari industri berupa barang curah kering seperti dalam bentuk

 plastikan, sachet dll (kategori barang tidak cepat rusak) dikelompokkan untuk di

 pak baik dengan kardus, kotak atau briket dan diberi tanda disebut tahap paletisasi.

Tahap-2: Barang yang sudah di paletisasi dari indutri-industri tersebut kemudian

dikonsolidasikan oleh pihak ketiga yang memiliki fungsi untuk mengelompokkan

 pada suatu wilayah hantaran yang sama dilakukan pencatatan yang ketat dan

effisien untuk kemudian dilakukan kontainerisasi dan stuffing menggunakan alat

mekanis, pada tahapan ini disebut tahap konsolidasi.

Tahap-3: Barang yang sudah melalui tahapan konsolidasi, dikirimkan menggunakan moda

transportasi barang (bisa menggunakan kereta api atau kapal laut untuk kapasitas

kontainer yang lebih besar), dengan tujuan mengurangi beban jalan raya, effisiensi

Page 164: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 164/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 47

dan mendapatkan harga yang kompetitif. Tahapan ini disebut Tahap Konsolidasi

Moda.

2.  Evolusi Manajemen Lalu Lintas Angkutan Barang

Menejemen lalu lintas angkutan barang perlu dilakukan guna mengurangi kemacetan jalanraya dan dampak lalulintas yang diakibatkannya. Tahapan evolusi menejemen lalulintas

angkutan barang yang dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 5.25.  Evolusi Manajemen Lalu Lintas Angkutan Barang

Dari gambar diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

Tahap-1: Kondisis saat ini, dimana setiap angkutan barang apapun ukuran dan jenisnya bisa

langsung menembus ke jantung kota;

Tahap-2: Tahap awal penataan dan pengaturan menejemen angkutan barang, dimana tidak

semua angkutan barang dapat langsung menembus jantung kota melainkan dibatasi

dengan tingkat keterisian barang, jika tingkat okupansi kendaraan itu lebih besar

dari 60% dari kapasitasnya, maka dapat langsung menembus jantung kota, akan

tetapi bila dibawah 60% tingkat okupansi barangnya, maka harus masuk ke lokasi

konsolidasi, dimana barang tersebut akan dikelompokkan berdasarkan wilayah

tujuan yang sama, untuk selanjutnya menggunakan angkutan barang yang memiliki

tingkat keterisian diatas 60%, sehingga dapat mengurangi kepadatan lalulintas di

 jantung kota;

Tahap-3: Pada tahapan ini, barang dikirimkan menggunakan moda transportasi kereta api atau

kapal laut kapasitas kontainer yang lebih besar dan dalam jumlah besar, dengan

tujuan mengurangi beban jalan raya, effisiensi dan mendapatkan harga yang

kompetitif.

Page 165: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 165/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 48

3.  Evolusi Logistik Angkutan Barang

Gambar 5.26.  Evolusi Logistik Angkutan Barang

Dari gambar diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

Tahap-1: Tahap ini angkutan barang masih dikelola secara individu, dengan pengaturan

 pembatasan angkutan barang pada jam tertentu, membayar retribusi angkutan

 barang pada jalan yang dilewati. Hal inilah yang menyebabkan ekonomi biaya

tinggi dan tidak effisien;

Tahap-2: Pada tahap ini, sudah dikelola oleh perusahaan angkutan barang berdasarkan hasil

lelang dengan kontrak dalam jangka waktu tertentu, untuk angkutan barang yang di

 perkotaan haruslah berdasarkan ukuran kendaraan yang besar, dengan tingkat

okupansinya juga besar dan tingkat penghataran (delivery) juga sudah tinggi,

sehingga lebih effisien dan harga lebih kompetitif;

Tahap-3: Perusahaan angkutan barang berdasarkan hasil lelang dengan kontrak dalam jangka

waktu tertentu, untuk angkutan barang yang di perkotaan dan luar yang memiliki

ukuran kendaraan yang besar, dengan tingkat okupansinya juga besar dan tingkat

 penghataran (delivery) juga sudah tinggi, sehingga lebih effisien dan harga lebih

kompetitif dengan skala yang lebih luas.

Page 166: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 166/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 49

5.4.3.  RENCANA AKSI

Prioritas 1. Rantai Logistik yang Efisien

Awal untuk pengembangan transportasi angkutan barang adalah mengetahui rangkaian rantai

logistik yang effisien. Tantangannya adalah bagaimana menyusun suatu rantai logistik yang

efisien untuk pengangkutan ke dalam atau ke luar dari pusat-pusat kota, sambil meminimalisir

dampak negatif terhadap lingkungan yang akan timbul, seperti polusi udara, polusi suara, dan

kemacetan lalulintas.

Strategi penting yang dapat meningkatkan efisiensi dari rantai logistik adalah, dengan

melakukan konsolidasi pengangkutan barang sebelum masuk ke dalam kota, sehingga dapat

meningkatkan “load factor”  atau tingkat keterisian barang sehingga kapasitas barang yang

diantar dan frekuensi pengangkutannya menjadi besar. Sebagai dampak lalu lintasnya,

 penghantaran dapat diminimalisir dan dampak negatif pada lingkungan perkotaan serta

kemacetan juga menjadi berkurang.

Prioritas 2 –  Terminal Angkutan Barang

Untuk proses konsolidasi barang sebelum masuk kota, maka harus memiliki lokasi untuk

terminal angkutan barang yang letaknya tidak harus selalu dipusat kota sebagai bangkitan dari

 perjalanan angkutan barang, namun lebih baik jika dilokasikan diarea-area suburban yang

mempunyai akses yang mudah dalam pengangkutan barangnya serta aksesibilitas dalam

 perpindahan terhadap moda-moda lainnya, seperti dekat dengan pelabuhan, bandara dan

terminal.

Prioritas 3 - Keterpaduan Moda

Untuk transportasi pengangkutan barang produk industri, memungkinkan akan terciptanya

infrastruktur transportasi barang yang berbasis rel, yang saling terhubung satu sama lain,

sehingga tercipta suatu transportasi angkutan barang yang mudah dicapai antara satu titik

 pusat pengantaran barang, ke titik pusat pengantaran barang berikutnya, misalnya, antar area

industri dan pelabuhan.

Untuk distribusi pengangkutan barang di dalam kota, umumnya dilakukan antara pusat

 produksi barang dengan penggunar, konsolidasi dalam hal pengiriman barangnya dapat

dilakukan oleh jasa pengiriman barang pihak ketiga, yang berfungsi sebagai pusat kegiatan

Page 167: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 167/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 50

konsolidasi barang guna meningkatkan load factor barang, dikarenakan distribusi barang ke

 penggguna biasanya mempunyai kapasitas volume barang yang lebih sedikit dan memiliki

tujuan hantaran yang berbeda maka dapat dikelompokkan dan dilayani oleh kendaraan

 berkapasitas besar untuk masing-masing barang yang memiliki daerah layanan yang sama.

Dan proses konsolidasi barang tersebut dapat dilakukan jika memiliki moda yang sudah

terintegrasi misalnya moda kereta api dengan moda truk angkutan barang.

Untuk keterpaduan antar moda ini diperlukan adanya implementasi Peraturan Pemerintah (PP)

8/2011, dimana implementasi dari PP ini perlu mendapatkan prioritas yang lebih jelas

termasuk pada pembentukan institusi dan regulasinya.

Prioritas 4 –  Peran Kendaraan Tidak Bermotor dalam Pengiriman Barang

Untuk pengiriman barang di dalam area perumahan dan area pasar tradisional, dapat

dilakukan dengan menggunakan kendaraan tidak bermotor, seperti gerobak dan becak ataupun

 jalan kaki, yang mana bentuk distribusi pengiriman barang seperti ini merupakan bentuk

 pengiriman barang tradisional di Indonesia.

Penggunaan kendaraan tidak bermotor sebagai angkutan distribusi barang (seperti, sayuran

dan daging) dari “Pasar Induk” ke perurmahan-perumahan merupakan bentuk distribusi yang

umum di kota-kota di Indonesia, yang mana distribusi barang dilakukan oleh gerobak dorong

dan becak.

Prioritas 5 –  Truk Bergandar Banyak “MultiAxle”

Jenis truk bergandar banyak digunakan untuk mendapatkan efisiensi yang lebih, dalam

 pergerakan distribusi pengangkutan barang, dan juga untuk meminimalisir kerusakan jalan

serta untuk menghemat pembayaran tol.

Dibawah ini merupakan karakteristik operasi pengangkutan barang diperkotaan secara

 berkelanjutan, yang ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berbeda, yang bertujuan untuk

meningkatkan kapasitas kiriman barang, meningkatkan jumlah barang yang akan dikirim

untuk setiap pengirimannya, serta meningkatkan tingkat utilitas/kegunaan pada kendaraan.

1.  Perencanaan ruang, kebijakan dalam sistem pengeceran, lisensi bisnis.

a.  Sistem pengeceran di dalam kota tetap utuh, semua penduduk kota masih dapat

memenuhi kebutuhan grosir dan kebutuhan rumah tangga nya dengan mudah

Page 168: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 168/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 51

seperti berjalan kaki, karena jarak antar pusat produksi atau grosir yang relative

dekat;

 b.  Pusat perbelanjaan dan mal-mal hanya berada pada daerah dimana prasarana lalu

lintas sekitarnya dapat memudahkan akomodasi distribusi pengiriman barang;

c.  Ketika merencanakan untuk membangun suatu bangunan baru, harus dipastikan

 bahwa pengembang harus mempersiapkan rencana sistem lalu lintas pengiriman

 barang yang baik tanpa mengganggu sistem lalu lintas yang sudah ada.

2.  Perencanaan infrastruktur transportasi barang

a.  Jalur transportasi melingkar atau jalan bypass disediakan untuk memudahkan

akomodasi pengiriman barang. Terutama untuk distribusi barang dengan

menggunakan truk-truk besar yang mana harus diupayakan untuk tidak melewati

 jalur jalan kota dalam melakukan pengangakutan barangnya;

 b.  Adanya perpanjangan atau penyediaan jalur kereta api baru untuk mempermudah

dan mengefektifkan akses pengiriman barang, seperti akses ke pelabuhan;

c.  Bagian pusat kota tetap bebas dari jalur/ area pengiriman barang;

d.  Infrastuktur jalan kota dapat mengakomodasi arus lalu lintas barang yang

diperlukan, yang mana kemacetan diusahakan hanya terjadi pada jam puncak saja.

3.  Kebijakan nasional mengenai jenis kendaraan, registrasi kendaraan, dan perpajakan.

a.  Rel kereta api, dan jenis transportasi air merupakan jenis kendaraan yang baik

untuk pengiriman barang;

 b.  Standar emisi kendaraan tetap ditegakkan dan diwajibkan. Hal ini dilakukan

melalui pemberlakuan sistem pemerikasaan kendaraan dalam hal emisi yang

dikeluarkan;

c.  Biaya operasional kendaraan yang terstruktur dan terukur, sehingga dapat

diketahui ketika terdapat operasi distribusi kendaraaan yang tidak efisien dan tidak

layak.

4. 

Manajemen lalu lintas komunitas angkutan barang

a.  Untuk pusat-pusat kota, pembatasan akses kendaraan distribusi barang perlu

diketatkan yang mana disesuaikan dengan standar teknis dan standar lingkungan

yang ditetapkan;

Page 169: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 169/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 52

 b.  Dalam area pejalan kaki dengan akses yang mudah untuk menjangkau titik

 bangkitan permintaan, yang mana kualitas dari pavement jalur pejalan kaki

memungkinkan kendaraan tidak bermotor seperti gerobak untuk beroperasi dalam

 pengantaran barang;

c.  Dalam usaha untuk menghindari kemacetan di siang hari, daerah-daerah tertentu

membuka pengiriman barang untuk malam hari;

d.  Berbagai jenis kendaraan bermotor dan tidak bermotor sebisa mungkin dipisahkan

dalam jalurnya, sehingga keefektifan dan utilitas penggunaan jalur lebih efisien,

seperti : angkutan barang, angkutan umum, kendaraan pribadi, lalu lintas sepeda,

 pejalan kaki, dan lain-lain.

5.  Pengaturan sistem distribusi logistik akhir “last mile” 

a. 

Di daerah perkotaan, distribusi pengangkutan barang dengan menggunakan truk

hanya boleh beroperasi ketika volume barang yang dikirim di dalam truk lebih

dari 60% kapasitas truk. Pengiriman barang setelahnya dapat dikonsolidasikan di

lokasi yang lebih tepat sehingga membentuk suatu alur beban perjalanan yang

teratur dan terstruktur, serta tepat waktu;

 b.  Selalu terdapat pusat konsolidasi pengiriman barang di setiap daerah di lokasi

yang strategis, dan berakses mudah, hal ini akan memudahkan pengambilan

 barang ketika upaya pengiriman barang yang dilakukan oleh distributor gagal

akibat dari penerima tidak berada di tempat selama jam kerja.

c.  Tingkat efisiensi pengiriman barang yang tinggi dapat dicapai dalam distribusi

transportasi angkutan barangnya, yaitu faktor kapasitas pengiriman yang tinggi

dan frekuensi distribusi yang padat

Untuk mewujudkan rencana strategi di atas, kebijakan nasional yang koheren sangat

diperlukan. Suatu kebijakan nasional mengenai transportasi barang harus dapat membahas dan

menangani masalah-masalah pengiriman dan ukuran kendaraan yang diperlukan, pembahasan

mengenai kendaraan berstandar lingkungan (contoh, standar emisi), pembatasan distribusi,

standar keselamatan dan pemeriksaan kendaraan.

Pada saat yang sama, kebijakan nasional juga harus menganjurkan pemerintah daerah untuk

memberlakukan pembatasan akses di daerah mereka sendiri, membuat skema manajemen lalu

lintas, pemberlakukan lisensi izin operasi kendaraan lokal (seperti lisensi untuk distribusi

Page 170: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 170/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 53

angkutan barang), pengaturan pajak daerah yang sesuai dengan kondisi daerah masing-

masing.

5.4.4.  ANGKUTAN BARANG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA

Secara umum dapat dikatakan bahwa di Kota Medan tidak menyediakan fasilitas khusus atau

membedakan antara angkutan barang dan angkutan orang. Hanya saja untuk moda angkutan

yang besar seperti truk dan angkutan konteiner dilarang melewati kawasan pusat kota.

Pada saat ini terdapat beberapa lokasi yang digunakan untuk melakukan bongkar muat

angkutan barang antara lain:

−  Kawasan sekitar Jalan Letda Sujono (Medan Tembung)

−  Kawasan sekitar Jalan Krakatau (Medan Timur)

Gambar 5.27. 

Kondisi Kawasan tempat bongkar muat barang di Jl. Letda Sujono

5.4.5.  TRANSPORTASI KERETA API

Jaringan jalan KA telah terbangun pada kawasan Mebidang ini dengan jalur KA membentang

dari Binjai ke arah timur menuju Medan dan kemudian menuju ke selatan menuju ke Lubuk

 pakam sampai dengan Rantau Prapat. Karakteristik pelayanan kereta api penumpang di

Medan dan sekitarnya terdiri dari eksekutif, bisnis dan ekonomi. Jumlah rangkaian kereta

yang melayani berjumlah 6 rangkaian, yang terdiri dari Kinantan, Sribilah, DolokMartimbang, Putri Ungu, Putri Hijau dan Lancang Kuning. Jumlah trip (PP) bervariasi dari 1

trip sampai 3 trip dengan tarif disesuaikan dengan kelas pelayanan. Lebih jelasnya rete serta

sifat pelayanan kereta api penumpang di Medan dan Sekitarnya diperlihatkan pada Tabel 5.11.

Page 171: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 171/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 54

Tabel 5.10. Rute Pelayanan Kereta Api Penumpang di Medan dan Sekitarnya

No. Rute Nama KA Kelas Tarif Trip (PP)

1. Medan –  Rantauprapat a. Kinantan

 b. Sribilah

Eksekutif

Eksekutif

Bisnis

Rp. 70.000,-

Rp. 60.000,-

Rp. 40.000,-

1

3

2. Medan –  Siantar a. Dolok Martimbang

 b. Siantar Ekspress

Bisnis

Ekonomi

Rp. 25.000,-

Rp. 12.000,-

2

1

3. Medan –  Binjai a. Sribilah

 b. Putri Ungu

Bisnis

Bisnis

Rp. 45.000,-

Rp. 40.000,-

2

1

4. Medan –  Tanjungbalai a. Putri Ungu

 b. Lancang Kuning

c. Putri Hijau

Bisnis

Ekonomi

Ekonomi

Rp. 35.000,-

Rp. 8.500,-

Rp. 8.500,-

2

1

1

Sumber: Studi Angkutan Umum Massal (Saum) Kota Medan Tahun 2010

Gambar 5.28.  Jaringan Jalan KA di Sumatera Utara yang melintasi Kota Medan

Sumber : Peta Jarak KA, PT Kereta Api

Page 172: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 172/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 55

Tabel-tabel berikut menjelaskan jumlah penumpang dan barang yang menggunakan moda

kereta api yang melalui stasiun Medan

Tabel 5.11. Jumlah Penumpang dan Barang Melalui Stasiun Medan

Tahun Penumpang (orang) Barang (ton)

2002 832.705 570.647

2003 919.096 702.606

2004 796.901 8.652

2005 796.901 6.791

2006 1.901.331 752.755

2007 1.766.578 915.759

2008 872.788 854.735

Sumber: Studi Angkutan Umum Massal (Saum) Kota Medan

Tahun 2010 

Tabel 5.12. Jumlah Muatan Barang Berdasar Jenis

Tahun

Jenis Barang (ton)

Minyak

SawitKaret BBM Pupuk BHP Lainnya Jumlah

2005 181.147 - 25.358 - - 2.213 208.718

2006 158.415 532414 25.515 - - 36.411 752.755

2007 591.769 13.224 181.822 18.945 5.430 92.366 903.5562008 564206 12.466 190.468 25.690 11.887 50.017 854.734

Sumber: Studi Angkutan Umum Massal (Saum) Kota Medan Tahun 2010 

Page 173: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 173/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 56

5.4.6.  PERGERAKAN ANGKUTAN BARANG DI WILAYAH MEBIDANG

5.4.7.  RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI ANGKUTAN

BARANG

Jaringan jalan Kereta Api telah terbangun pada kawasan Mebidang dengan jalur Kereta Api

yang membentang dari Binjai ke arah timur menuju Medan dan kemudian menuju ke selatan

menuju ke Lubuk pakam sampai dengan Rantau Prapat.

Guna meningkatkan pergerakan orang dan barang baik secara internal Metropolitan Mebidang

maupun antara Metropolitan Mebidang dengan wilayah sekitarnya maka harus didukung

infrastruktur dan sarana transportasi yang baik yang mengacu pada rencana pengembangan

transportasi yang telah ditetapkan pada RTRW Provinsi Sumatera Utara.

Page 174: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 174/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 57

Oleh sebab itu untuk mendukung pergerakan barang/manusia di wilayah Mebidang diperlukan

 pengembangan infrastruktur transportasi Kereta Api antara lain:

1.  Pengembangan jaringan kereta api arah Utara –  Selatan Mebidang (Belawan –  Deli Tua

dan Pelabuhan Belawan –  Pancur Batu).

2.  Pengembangan jaringan kereta api arah Timur  –   Barat Mebidang (Pagar Merbau  –  

Medan –  Binjai).

3.  Pembangunan jaringan kereta api Belawan –  Pelabuhan Belawan.

4. 

Dengan melihat tataguna lahan di Medan pada saat ini maka pengembangan jaringan

kereta api rel KA di Medan adalah jaringan kereta api layang ( high way rail   ),

sedangkan di Binjai dan Deli Serdang masih memungkinkan pembangunan double

track.

5.  Untuk mendukung pengembangan konsep Transit Oriented Development  (TOD) maka

diperlukan pembangunan stasiun kereta api baru, yaitu di lokasi sebagai berikut :

1)  Stasiun Medan Polonia (CBD Polonia)

2)  Stasiun Simalingkar

3)  Stasiun Kuala Bekala

4)  Stasiun Johor

6.  Diperlukan peningkatan kapasitas KA dan waktu operasi KA, mengingat saat ini KA

yang ada masih beroperasi hanya 1 kali per hari dengan kapasitas terbatas. Kapasitas

gerbong dan frekuensi operasi KA perlu ditingkatkan secara besar-besaran. Hal ini

karena moda angkutan KA merupakan moda angkutan komuter yang dapat diharapkan

dapat mengatasi masalah transportasi Metropolitan Mebidang.

Page 175: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 175/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 58

5. 5.  RENCANA LOKASI DAN KEBUTUHAN SIMPUL DI KAWASAN

PERKOTAAN MEBIDANG DAN SEKITARNYA

Penduduk sebuah kawasan kota, dalam memenuhi kebutuhan hidup, perlu adanya arus barang

dan mobilitas penduduk sehingga diperlukan pelayanan transportasi. Di pusat kota terbentuk

simpul-simpul jasa distribusi yang merupakan pusat kegiatan distribusi dan merupakan titik

tumpu bagi tumbuh dan berkembangnya kota menurut konsiderasi ekonomi. Hirarki susunan

simpul-simpul kota adalah simpul orde ke satu, simpul orde ke dua dan seterusnya. Apabila

suatu kota dapat menjalankan fungsinya sebagai simpul jasa distribusi dengan baik, maka

akan mengalami perkembangan pada dirinya dan membawa perkembangan pada kota yang

 berada dalam sub ordinasinya.

Untuk melayani mobilitas penduduk di Kawasan Mebidang simpul kota yang ada diberikan

fasilitas untuk memudahkan pergerakan berupa halte utama. Halte utama tersebut di bangun

 pada simpul kota kawasan Mebidang yaitu :

Page 176: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 176/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 59

1.  Kawasan lapangan Merdeka Medan

2.  Kawasan Pelabuhan Belawan Medan

3.  Terminal Pinang Baris

4.  Terminal Amplas

5.  Bandara Kuala Namu

6.  Kecamatan Medan Tuntungan

7.  Kawasan pusat kota Binjai

8.  Berastagi

9.  Deli Tua

10. Kawasan pusat kota Lubuk Pakam

Dengan adanya halte utama pada simpul-simpul tersebut diharapkan memudahkan pergerakan

orang dalam menggunakan angkutan umum.

5. 6.  RENCANA PENANGANAN PERMASALAHAN PARKIR DI KAWASAN

PERKOTAAN MEBIDANG DAN SEKITARNYA

Di Pusat Kota terutama daerah perniagaan sering ditemui adanya kemacetan. Berdasarkan

hasil survei, titik-titik kemacetan beserta penyebabnya di wilayah Kota Medan dijelaskan

dalam Tabel berikut.

Tabel 5.13. Titik-titik Kemacetan di Kota Medan

 No. Daerah/Jalan Penyebab Waktu

1 Jl. MT. HaryonoPasar/Mall, angkutan umum dan parkirdi badan jalan

10.00 s/d 18.00 WIB

2 Jl. AksaraPasar/Mall, angkutan umum dan parkirdi badan jalan

07.00 s/d 18.00 WIB

3 Jl. Thamrin Mall, Sekolah dan Rumah Sakit 06.00 s/d 09.00 WIB

12.00 s/d 14.00 WIB

17.00 s/d 19.00 WIB

4 Jl. SutomoPasar/Mall, angkutan umum dan parkir

di badan jalan10.00 s/d 18.00 WIB

5 Jl. H. Zainul ArifinSekolah Mall, angkutan umum dan

 parkir di badan jalan06.00 s/d 09.00 WIB

12.00 s/d 14.00 WIB

Page 177: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 177/248

BAB 5. ANALISIS

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 5 - 60

 No. Daerah/Jalan Penyebab Waktu

17.00 s/d 19.00 WIB

6 Jl. Pemuda Perkantoran, parkir di badan jalan 06.00 s/d 09.00 WIB

12.00 s/d 14.00 WIB

17.00 s/d 19.00 WIB

7 Jl. Perintis KemerdekaanPerkantoran, Sekolah, parkir di badan

 jalan06.00 s/d 09.00 WIB

12.00 s/d 14.00 WIB

17.00 s/d 19.00 WIB

8 Jl. Kereta Api Perkantoran, parkir di badan jalan 08.00 s/d 10.00 WIB

12.00 s/d 14.00 WIB

17.00 s/d 19.00 WIB

9 Jl. Cirebon Perkantoran, parkir di badan jalan 08.00 s/d 10.00 WIB

12.00 s/d 14.00 WIB

17.00 s/d 19.00 WIB

10Jl. Sisingamangaraja (depanRamayana Teladan)

Sekolah, Mall, angkutan umum dan parkir di badan jalan

08.00 s/d 10.00 WIB

12.00 s/d 14.00 WIB

17.00 s/d 19.00 WIB

Sumber Survei Konsultan

Berdasarkan Tabel 5.14 di atas umumnya penyebab kemacetan pada tata guna lahan

 perkantoran, niaga, dan sekolah yang dilalui angkutan umum dan adanya parkir di badan jalan

(on street parking ). Kemacetan terjadi pada waktu-waktu sibuk seperti jam berangkat

sekolah/kerja, jam keluar istirahat atau makan siang dan jam pulang sekolah/kantor.

Untuk mengatasinya permasalahan parkir di badan jalan ini perlu penertiban secara terus

menerus dengan diimbangi penyediaan kantong-kantong parkir. Selaian itu sejalan dengan

 program pengembangan BRT maka pengembangan lokasi park and ride dilokasi-lokasi

tertentu terutama di simpul-simpul kota perlu dikembangkan.

Page 178: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 178/248

 BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 6 - 1

BAB 6 ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN

TRANSPORTASI PERKOTAAN

6. 1.  UMUM

Seperti telah dibicarakan pada bab-bab sebelumnya, perencanaan arah

 pengembangan jaringan transportasi perkotaan harus dilakukan dengan sistematis. Dasar-

dasar pengembangan transportasi perkotaan Mebidang meliputi hal-hal sebagai berikut

ini.

1.  Pengembangan jaringan transportasi diarahkan untuk mendukung

 perkembangan dan pengembangan wilayah Perkotaan Mebidang dan

sekitarnya.

2.  Pengembangan jaringan transportasi diharapkan bisa menstimulasi kawasan

kurang berkembang di Perkotaan Mebidang dan sekitarnya.

3.  Pengembangan jaringan transportasi harus mampu mengintegrasikan antar sub

wilayah Perkotaan Mebidang dan sekitarnya.

6. 2. 

PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Pengembangan jaringan transportasi perkotaan Mebidang dibagi dalam tiga tahap

meliputi :

  Jangka Pendek (2012 –  2016)

  Jangka Menengah (2017 –  2021)

  Jangka Panjang (2022 –  2031)

Masing-masing tahapan meliputi 5 bidang pengembangan, yakni :

1. 

Program Pengembangan Sarana Transportasi Jalan Raya2.  Program Pengembangan Transportasi Kereta Api dan Implementasi TOD.

3.  Program Pengembangan Jaringan Jalan Raya

4.  Program Pengembangan Transportasi Laut

5.  Program Pengembangan Transportasi Udara

6.  Program Pengembangan Transportasi Sungai

Page 179: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 179/248

 BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 6 - 2

7.  Program Rencana Aksi Nasional Pengurangan Dampak Gas Rumah Kaca

Program pengembangan jaringan transportasi perkotaan Mebidang dapat dilihat

 pada tabel berikut ini.

Page 180: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 180/248

BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 6 - 3

Tabel 6 1.  Program Pengembangan Jaringan Transportasi Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

 NO. NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATEPARTNERSHIP

JANGKAPENDEK

JANGKAMENENGAH

JANGKAPANJANG

PEMERINTAHPUSAT

PEMERINTAHPROVINSI

PEMERINTAH

KAB/KOTA

A. 

PROGRAM PENGEMBANGAN SARANATRANSPORTASI JALAN RAYA

1. 

Pengembangan sistem angkutan umum

Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

2.  Evaluasi dan pengembangan koridor angkutan

umum ‘Bus Priority’ Kawasan

Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

3.  Peningkatan pelayanan dan kelas terminalregional

4.  Pengembangan kawasan pejalan kaki padakawasan perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

5.  Pembangunan Terminal Terpadu di Bandara

Kuala Namu

6. 

Pembangunan Busway dan Monorail di Kota

Medan

7. 

Pengaturan on street parkir parkir di kota Medan

di jalan MT. Haryono, Aksara, Sutomo, H.

Zaenul Arifin, Pemuda, Perintis Kemerdekaan,

Kereta Api, Cirebon dan Sisingamangaraja

8.  Penetapan kawasan parkir maupun gedung parkir

di Kota Binjai

9.  Lajur, jalur atau jalan khusus angkutan massal di

kawasan perkotaan inti menghubungkan simpul

Medan Helvetia-Medan Sunggal-Medan

Selayang-Medan Polonia-Medan Amplas-Medan

Tembung-Medan Timur-Medan Deli-Medan

Marelan-Medan Labuhan

Page 181: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 181/248

BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 6 - 4

 NO. NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANG

PEMERINTAH

PUSAT

PEMERINTAH

PROVINSI

PEMERINTAH

KAB/KOTA

10.  Pengembangan terminal penumpang tipe A pada

terminal Medan Amplas di kecamatan MedanAmplas dan terminal Pinang Baris di kecamatan

Medan Sunggal di kota Medan

11.  Pengembangan terminal penumpang tipe B padaterminal Binjai di kecamatan Binjai di kota

Binjai, terminal Lubuk Pakam di kecamatan

Lubuk Pakam di kabupaten Deli Serdang danterminal Berastagi di kecamatan Berastagi di

kabupaten Karo

12. 

Terminal barang terpadu di kecamatan Pancur

Batu di kabupaten Deli Serdang

13.  Terminal barang di Kawasan Industri Medan

(KIM) dan Kawasan Industri Lamhotma di kota

Medan, Kawasan Industri Binjai di kota Binjai,

Kawasan Industri Tanjung Morawa, Kawasan

Industri Percut Sei Tuan dan Kawasan Industri

Hamparan Perak di Kabupaten Deli Serdang

14.  Terminal agribisnis di Kecamatan Medan

Selayang di kota Medan, di Kecamatan PancurBatu di Kabupaten Deli Serdang dan di

Kecamatan Berastagi di Kabupaten Karo

B.  PROGRAM PENGEMBANGAN

TRANSPORTASI KERETA API dan

IMPLEMENTASI TOD

1. 

Penyiapan pembangunan transportasi kereta api

 penumpang modern dan TOD di Kawasan

Perkotaan Mebidang-Ro

2. 

Pengembangan koridor jalur Kereta Api terkait

implementasi TOD Kawasan

Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

Page 182: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 182/248

BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 6 - 5

 NO. NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANG

PEMERINTAH

PUSAT

PEMERINTAH

PROVINSI

PEMERINTAH

KAB/KOTA

3.  Peningkatan jalur jalan rel dan pengembangan

terminal/stasiun yang dapat melayani distribusi barang

4.  Pembangunan Stasiun Kereta Api baru di Kota

Medan

5.  Pembangunan Simpang dengan Kereta Api tidak

Sebidang di Kota Medan di simpang jalan Pandu

6. 

Peningkatan pelayanan Kereta Api Jalur Medan -

Binjai

7.  Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalurkereta api Medan- Tebingtinggi-Kisaran-Rantau

Prapat

8. 

Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur

kereta api Medan-Besitang-Langsa-

Lhokseumawe

9. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur

kereta api pada jalur kereta api Belawan-Stasiun

Kota

10. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur

kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-

Batang Kuis-Lubuk Pakam

11. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur

kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-

Sunggal-Binjai

12. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur

kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-

Pancur Batu

13. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur

kereta api pada jalur kereta api Lubuk Pakam-  

Page 183: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 183/248

BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 6 - 6

 NO. NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANG

PEMERINTAH

PUSAT

PEMERINTAH

PROVINSI

PEMERINTAH

KAB/KOTA

Galang

14. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur

kereta api pada jalur kereta api Aras Kabu-Bandara Kuala Namu

15. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur

kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-Deli

Tua

16. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur

kereta api pada jalur kereta api Deli Tua

Sibolangit

17. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun kota Medan di

kecamatan Medan Timur di kota Medan

18.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Belawan di

kecamatan Medan Belawan di kota Medan

19.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Labuhan di

kecamatan Medan Labuhan di kota Medan20.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Kampung Besar

di kecamatan Medan Labuhan di kota Medan

21.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Titi Papan dikecamatan Medan Deli di kota Medan

22.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Mabar dikecamatan Medan Deli di kota Medan

23.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Pulo Brayan di

Page 184: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 184/248

BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 6 - 7

 NO. NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANG

PEMERINTAH

PUSAT

PEMERINTAH

PROVINSI

PEMERINTAH

KAB/KOTA

kecamatan Medan Timur di kota Medan

24. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Medan Pasar dikecamatan Medan Timur di kota Medan

25. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Kebon Pisang di

kecamatan Medan Timur di kota Medan

26. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Sei Sikambing

di kecamatan Medan Helvetia di kota Medan

27. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Medan Sunggal

di kecamatan Medan Sunggal di kota Medan

28.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Bandar Kalipah

Tembung di kecamatan Percut Sei Tuan di

kabupaten Deli Serdang

29.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Batang Kuis dikecamatan Batang Kuis di kabupaten Deli

Serdang

30.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkaitimplementasi TOD pada stasiun Aras Kabu di

kecamatan Beringin di kabupaten Deli Serdang

31. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Lubuk Pakam di

kecamatan Lubuk Pakam di kabupaten Deli

Serdang

32. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Galang di

Page 185: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 185/248

BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 6 - 8

 NO. NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANG

PEMERINTAH

PUSAT

PEMERINTAH

PROVINSI

PEMERINTAH

KAB/KOTA

kecamatan Galang di kabupaten Deli Serdang

33. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Pancur Batu dikecamatan Pancur Batu di kabupaten Deli

Serdang

34.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Deli Tua dikecamatan Deli Tua di kabupaten Deli Serdang

35.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Diski dikecamatan Sunggal di kabupaten Deli Serdang

36.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Binjai di

kecamatan Binjai Kota di kota Binjai

C. 

PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN

JALAN RAYA

1.  Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Dalam

2. 

Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Luar

3. 

Pengembangan Jaringan Jalan Akses Bandara

Kuala Namu

4. 

Pengembangan Jaringan Akses Medan-

Hamparan Perak-Langkat (tahap awal),

altermatif pergerakan regional ke Aceh

5.  Pengembangan jaringan jalan tol Medan- Binjai -

Deli Serdang

6.  Pengembangan jaringan jalan tol Medan-Tanjung

Morawa- Tebing-Tinggi

Page 186: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 186/248

BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 6 - 9

 NO. NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANG

PEMERINTAH

PUSAT

PEMERINTAH

PROVINSI

PEMERINTAH

KAB/KOTA

7.  Pembangunan Jalan Lingkar Luar Paling Luar

Medan

8. 

Pengoperasian Bus Pemadu Moda BandaraKuala Namu

9.  Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar

Luar Medan

10.  Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan LingkarTengah Medan

11.  Pembangunan Jalan Lingkar Utara Medan

12.  Pembangunan Jalan Lingkar Mebidang Medan

13.  Pembangunan Jalan Lingkar Pantai Utara Medan

14. 

Pembangunan Jalan Agromarinepolitan Medan

15. 

Rencana jalan lingkar (ring road) pada kawasan

 perkotaan di Kab Deli Serdang

16.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan batas Deli

Sedang/Serdang Bedagai-Lubuk Pakam-Tanjung

Morawa-Lingkar Luar Kota Medan-Sunggal-

Binjai- Batas Binjai/Langkat

17. 

Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-

Belawan

18.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-

Batang Kuis-Kuala Namu

19.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan Lubuk

Pakam-Kuala Namu-Belawan-Hamparan Perak

Page 187: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 187/248

BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 6 - 10

 NO. NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANG

PEMERINTAH

PUSAT

PEMERINTAH

PROVINSI

PEMERINTAH

KAB/KOTA

20.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan Kuala

 Namu-Tanjung Morawa-Deli Tua-Pancur Batu-Sunggal-Hamparan Perak

21.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan Percut Sei

Tuan-Tembung-Tanjung Morawa

22.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan

Sunggal-Medan Timur-Percut Sei Tuan

23. 

Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan

Selayang-Pancur Batu

24.  Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalanPancur Batu-Berastagi

25.  Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalan

Berastagi-Kabanjahe

26.  Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Deli

Tua-Sinembah Tanjung Muda Hilir-Tiga Juhar-

Bangun Purba

27.  Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Pagar

Merbau-Galang-Bangun Purba-Batas DeliSerdang/Serdang Bedagai

28.  Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan

Galang-Batas Deli Serdang/Serdang Bedagai

29.  Jaringan jalan kolektor primer 2pada jalan Batas

Deli Serdang/Simalungun-Pekan Gunung

Meriah-Jalan Batas Deli Serdang/Simalungun

30. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang

menghubungkan kota Binjai dengan kota Medan

dan kawasan perkotaan Lubuk Pakam

31. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang

menghubungkan kawasan Perkotaan Pancur Batu

Page 188: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 188/248

BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 6 - 11

 NO. NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANG

PEMERINTAH

PUSAT

PEMERINTAH

PROVINSI

PEMERINTAH

KAB/KOTA

dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam melaluikecamatan Deli Tua

32. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yangmenghubungkan kota Medan dengan kawasan

 perkotaan Percut Sei Tuan dan kawasan perkotaan Lubuk Pakam melalui kecamatan

Batang Kuis

33. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang

menghubungkan kecamatan Medan Helvetia

dengan kecamatan Medan Labuhan

34. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang

menghubungkankawasan perkotaan Percut Sei

Tuan dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam

melalui kecamatan Batang Kuis dan kecamatan

Pantai Labu

35.  Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang

menghubungkan kawasan perkotaan Lubuk

Pakam dengan kecamatan Beringin dan

kecamatan Pantai Labu

36. 

Jaringan jalan bebas hambatan antarkota pada jalan Medan-Tanjung Morawa-Lubuk Pakam-

Kuala Namu-Batas Deli Serdang/SerdangBedagai-Tebingtinggi

37.  Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada

 jalan Belawan-Medan-Tanjung Morawa

38. 

Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada

 jalan Binjai-Medan

D.  PROGRAM PENGEMBANGAN

TRANSPORTASI LAUT

Page 189: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 189/248

BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 6 - 12

 NO. NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANG

PEMERINTAH

PUSAT

PEMERINTAH

PROVINSI

PEMERINTAH

KAB/KOTA

1.  Pengembangan pelayanan multimoda pelabuhan

utama dan internasional Belawan

2. 

Pembangunan kawasan penunjang pelabuhaninternasional Belawan

E.  PROGRAM PENGEMBANGAN

TRANSPORTASI UDARA

1. Pembangunan Bandar Udara Kuala Namu danfasilitas pendukungnya

F.  PROGRAM PENGEMBANGAN

TRANSPORTASI SUNGAI 

1. 

Alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai

adalah pada sungai Belawan dan sungai Deli di

kota Medan dan sungai Belawan dan Sungai

Percut di kabupaten Deli Serdang

2.  Pembangunan Dermaga Sungai di Medan

Labuhan

G. 

PROGRAM AKSI NASIONAL

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 1.

 

Pembangunan ITS

2. 

Penerapan Pengendalian Dampak Lalu Lintas

3. 

Penerapan Manajemen Parkir

4.  Reformasi Sistem Transit

5.  Peremajaan armada angkutan umum

Page 190: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 190/248

BAB 6. ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya

Bab 6 - 13

 NO. NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PENANGGUNG JAWABKEMUNGKINANPUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANG

PEMERINTAH

PUSAT

PEMERINTAH

PROVINSI

PEMERINTAH

KAB/KOTA

6.  Pemasangan Converter Kit

7. 

Pelatihan dan sosialisasi smart driving (eco-driving)

8. 

Membangun Non Motorized Transport

Page 192: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 192/248

 

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

DRAFT PRA RANCANGAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SUMATERA UTARA

NOMOR ...........TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA UTARA

Menimbang : a. bahwa transportasi mempunyai peranan penting dan strategis untukmemantapkan perekonomian daerah dalam rangka memberikan pelayanan

kepada masyarakat, perlu mengatur ketentuan mengenai rencana induk

transportasi perkotaan pada kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

 perlu membentuk Peraturan Gubernur tentang Rencana Induk Transportasi

Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya.Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah

Otonom Provinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Provinsi

Sumatera Utara jo. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah Provinsi (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1103);

2. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan;

4. Undang –  Undang No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;

5. Undang –  Undang No 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;

6. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia;

7. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan;

8. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah;

Page 193: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 193/248

  9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan

Kendaraan Bermotor di Jalan;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu

Lintas Jalan;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan danPengemudi;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di

Perairan;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang KewenanganPemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI SUMATERA UTARA

Dan

GUBERNUR SUMATERA UTARA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG RENCANA INDUK

TRANSPORTASI PERKOTAAN PADA KAWASAN PERKOTAANMEBIDANG DAN SEKITARNYA.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan :

1. 

Daerah adalah Kawasan Perkotaan Mebidang dan sekitarnya yang meliputi : Kota Medan,Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan sebagian Kabupaten Karo.

2.  Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

3.  Gubernur adalah Gubernur Provinsi Sumatera Utara

4.  Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah DewanPerwakilan Rakyat Provinsi Sumatera Utara.

5.  Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

6.  Jalan adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

Page 194: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 194/248

7.  Jaringan Transportasi kota adalah serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan yang

dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan sistem jaringan

transportasi kota untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan.8.  Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan

orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum,

yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi.9.  Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotoratau kendaraan tidak bermotor.

10.  Angkutan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan

oleh umum dengan dipungut bayaran.11.  Mobil Bus adalah setiap kendaraaan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan)

tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa

 perlengkapan pengangkutan bagasi.

12.  Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang denganmobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal

tetap maupun tidak berjadwal.

13. 

Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang.

14.  Angkutan Jalan Rel adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat

lain dengan menggunakan kereta api, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan

kendaraan lainnya yang akan atau sedang bergerak di jalan rel15.  Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan

tenaga mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung

dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yangtidak berpindah-pindah.

16.  Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-

 batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang

dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan

 penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

17.  Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayananmasyarakat umum.

18.  Pelabuhan Penyeberangan adalah pelabuhan umum untuk angkutan penyeberangan.

19.  Jaringan Transportasi Sungai dan Danau adalah serangkaian simpul dan/atau ruang lalulintas yang berwujud alur sungai dan danau sehinga membentuk suatu jaringan untuk

keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan sungai dan danau.

20.  Jaringan Transportasi Penyebrangan adalah serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan

yang dihubungkan oleh ruang lalu lintas yang berwujud alur penyeberangan sehingamembentuk suatu jaringan untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan

 penyeberangan.

21.  Penerbangan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan wilayah udara,

 pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, keamanan dan keselamatan penerbangan,serta kegiatan dan fasilitas penunjang lain yang terkait;

22.  Wilayah udara adalah ruang udara di atas wilayah daratan dan perairan Republik

Indonesia;

Page 195: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 195/248

23.  Pesawat udara adalah setiap alat yang dapat terbang di atmosfer karena daya angkat dari

reaksi udara kecuali reaksi udara terhadap permukaan bumi;

24.  Bandar udara adalah daratan dan atau perairan yang dipergunakan untuk mendarat danlepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/atau

 pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keamanan dan keselamatan penerbangan dan sebagai

tempat perpindahan antar moda transportasi;25.  Dewan Transportasi Daerah adalah suatu organisasi yang menampung aspirasi masyarakatdan memberikan bahan pertimbangan terhadap penyusunan kebijakan Pemerintah Provinsi

dalam bidang transportasi.

26.  Pelayanan Multi Moda adalah pelayanan angkutan penumpang dan/atau barang yangdiselenggarakan oleh satu operator penanggungjawab dengan satu dokumen perjanjian

yang dilaksanakan dengan menggunakan lebih dari satu jenis moda transportasi.

Pasal 2

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang Dan Sekitarnyaditetapkan dalam lampiran Peraturan Gubernur ini merupakan rencana induk transportasi yang

terorganisasi secara kesisteman untuk dijadikan sebagai pedoman dan landasan dalam perencanaan, pembangunan, penyelenggaraan transportasi guna mewujudkan penyediaan jasatransportasi yang efektif dan efisien.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 3

Rencana Induk Transportasi Perkotaan diselenggarakan dengan asas manfaat, usaha bersama dan

kekeluargaan, keadilan, keseimbangan, kepentingan umum, keterpaduan, kesadaran hukum,

kemandirian, demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas.

Pasal 4

Transportasi perkotaan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan satu kesatuan sistem

yang :

a.  selamat, aman, cepat dan lancar, tertib dan teratur, nyaman, efisien, mampu memadukan

moda transportasi lainnya dan menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan dengan biayayang terjangkau oleh daya beli masyarakat;

 b.  mampu berperan sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan daerah.

BAB III

RUANG LINGKUP

Peraturan Gubernur ini mengatur mengenai penyelenggaraan transportasi di Daerah, meliputi :

1.  Transportasi Jalan;2.  Transportasi Penyeberangan;

3.  Transportasi Kereta Api;

Page 196: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 196/248

4.  Transportasi Udara;

5.  Transportasi Multimoda;

BAB IV

PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI

Pasal 4(1) Perencanaan Pengembangan sistem transportasi terdiri dari :a.  Pengembangan Sarana Transportasi Jalan Raya

 b.  Pengembangan Transportasi Kereta Api dan Implementasi TOD.

c.  Pengembangan Jaringan Jalan Rayad.  Pengembangan Transportasi Laut

e.  Pengembangan Transportasi Udara

f.  Pengembangan Transportasi Sungai

g.  Rencana Aksi Nasional Pengurangan Dampak Gas Rumah Kaca(2) Perencanaan Pengembangan Sistem Transportasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan secara bertahap dengan tahapan sebagai berikut :

a. 

tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 b. 

tahun 2017 sampai dengan tahun 2021

c.  tahun 2022 sampai dengan tahun 2031

Pasal 5Pengembangan Sarana Transportasi Jalan Raya dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)

huruf a terdiri dari:

a.  Pengembangan sistem angkutan umum Perkotaan/MetropolitanMebidang-Ro

 b.  Evaluasi dan pengembangan koridor angkutan umum ‘Bus  Priority’

Kawasan Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

c. 

Peningkatan pelayanan dan kelas terminal regionald.  Pengembangan kawasan pejalan kaki pada kawasan

 perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

e.  Pembangunan Terminal Terpadu di Bandara Kuala Namu

f.  Pembangunan Busway dan Monorail di Kota Medan

g.  Pengaturan on street parkir parkir di kota Medan di jalan MT. Haryono,Aksara, Sutomo, H. Zaenul Arifin, Pemuda, Perintis Kemerdekaan,

Kereta Api, Cirebon dan Sisingamangaraja

h.  Penetapan kawasan parkir maupun gedung parkir di Kota Binjai

i.  Lajur, jalur atau jalan khusus angkutan massal di kawasan perkotaan inti

menghubungkan simpul Medan Helvetia-Medan Sunggal-MedanSelayang-Medan Polonia-Medan Amplas-Medan Tembung-Medan

Timur-Medan Deli-Medan Marelan-Medan Labuhan

 j.  Pengembangan terminal penumpang tipe A pada terminal MedanAmplas di kecamatan Medan Amplas dan terminal Pinang Baris di

kecamatan Medan Sunggal di kota Medan

k.  Pengembangan terminal penumpang tipe B pada terminal Binjai dikecamatan Binjai di kota Binjai, terminal Lubuk Pakam di kecamatan

Page 197: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 197/248

Lubuk Pakam di kabupaten Deli Serdang dan terminal Berastagi di

kecamatan Berastagi di kabupaten Karo

l.  Terminal barang terpadu di kecamatan Pancur Batu di kabupaten Deli

Serdang

m.  Terminal barang di Kawasan Industri Medan (KIM) dan Kawasan

Industri Lamhotma di kota Medan, Kawasan Industri Binjai di kotaBinjai, Kawasan Industri Tanjung Morawa, Kawasan Industri Percut Sei

Tuan dan Kawasan Industri Hamparan Perak di Kabupaten Deli Serdang

n.  Terminal agribisnis di Kecamatan Medan Selayang di kota Medan, diKecamatan Pancur Batu di Kabupaten Deli Serdang dan di Kecamatan

Berastagi di Kabupaten Karo

Pasal 6

Pengembangan Transportasi Kereta Api dan Implementasi TOD dimaksud dalam

Pasal 4 ayat (1) huruf b terdiri dari:

a. 

Penyiapan pembangunan transportasi kereta api penumpang modern danTOD di Kawasan Perkotaan Mebidang-Ro

 b.  Pengembangan koridor jalur Kereta Api terkait implementasi TOD

Kawasan Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

c.  Peningkatan jalur jalan rel dan pengembangan terminal/stasiun yangdapat melayani distribusi barang

d.  Pembangunan Stasiun Kereta Api baru di Kota Medan

e.  Pembangunan Simpang dengan Kereta Api tidak Sebidang di Kota

Medan di simpang jalan Pandu

f.  Peningkatan pelayanan Kereta Api Jalur Medan - Binjai

g.  Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur kereta api Medan-Tebingtinggi-Kisaran-Rantau Prapat

h.  Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur kereta api Medan-Besitang-Langsa-Lhokseumawe

i.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Belawan-Stasiun Kota

 j.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Stasiun Kota-Batang Kuis-Lubuk Pakam

k.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur

kereta api Stasiun Kota-Sunggal-Binjai

l.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur

kereta api Stasiun Kota-Pancur Batum.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur

kereta api Lubuk Pakam-Galang

n.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Aras Kabu-Bandara Kuala Namu

o.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Stasiun Kota-Deli Tua

 p.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur

Page 198: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 198/248

kereta api Deli TuaSibolangit

q.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun kota Medan di kecamatan Medan Timur di kota Medan

r.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Belawan di kecamatan Medan Belawan di kota Medan

s. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Labuhan di kecamatan Medan Labuhan di kota Medan

t.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Kampung Besar di kecamatan Medan Labuhan di kota Medan

u.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Titi Papan di kecamatan Medan Deli di kota Medan

v.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Mabar di kecamatan Medan Deli di kota Medan

w.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Pulo Brayan di kecamatan Medan Timur di kota Medan

x.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada

stasiun Medan Pasar di kecamatan Medan Timur di kota Medany.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada

stasiun Kebon Pisang di kecamatan Medan Timur di kota Medan

z.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Sei Sikambing di kecamatan Medan Helvetia di kota Medan

aa.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Medan Sunggal di kecamatan Medan Sunggal di kota Medan

 bb.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada

stasiun Bandar Kalipah Tembung di kecamatan Percut Sei Tuan di

kabupaten Deli Serdang

cc.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Batang Kuis di kecamatan Batang Kuis di kabupaten Deli

Serdang

dd.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Aras Kabu di kecamatan Beringin di kabupaten Deli Serdang

ee.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada

stasiun Lubuk Pakam di kecamatan Lubuk Pakam di kabupaten DeliSerdang

ff.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Galang di kecamatan Galang di kabupaten Deli Serdang

gg.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada

stasiun Pancur Batu di kecamatan Pancur Batu di kabupaten DeliSerdang

hh.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Deli Tua di kecamatan Deli Tua di kabupaten Deli Serdang

ii.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Diski di kecamatan Sunggal di kabupaten Deli Serdang

 jj.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Binjai di kecamatan Binjai Kota di kota Binjai

Page 199: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 199/248

 

Pasal 7

Pengembangan Jaringan Jalan Raya dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf cterdiri dari:

a. 

Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Dalam b.  Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Luar

c.  Pengembangan Jaringan Jalan Akses Bandara Kuala Namu

d.  Pengembangan Jaringan Akses Medan-Hamparan Perak-Langkat (tahapawal), altermatif pergerakan regional ke Aceh

e.  Pengembangan jaringan jalan tol Medan- Binjai - Deli Serdang

f.  Pengembangan jaringan jalan tol Medan-Tanjung Morawa- Tebing-Tinggi

g.  Pembangunan Jalan Lingkar Luar Paling Luar Medan

h.  Pengoperasian Bus Pemadu Moda Bandara Kuala Namu

i.  Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar Luar Medan

 j. 

Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar Tengah Medan

k.  Pembangunan Jalan Lingkar Utara Medan

l.  Pembangunan Jalan Lingkar Mebidang Medan

m.  Pembangunan Jalan Lingkar Pantai Utara Medan

n.  Pembangunan Jalan Agromarinepolitan Medan

o.  Rencana jalan lingkar (ring road) pada kawasan perkotaan di Kab DeliSerdang

 p.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan batas Deli Sedang/SerdangBedagai-Lubuk Pakam-Tanjung Morawa-Lingkar Luar Kota Medan-

Sunggal- Binjai- Batas Binjai/Langkat

q. 

Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-Belawanr.

 

Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-Batang Kuis-Kuala Namu

s.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan Lubuk Pakam-Kuala Namu-Belawan-Hamparan Perak

t.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan Kuala Namu-Tanjung Morawa-Deli Tua-Pancur Batu-Sunggal-Hamparan Perak

u.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan Percut Sei Tuan-Tembung-

Tanjung Morawa

v.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan Sunggal-Medan Timur-Percut Sei Tuan

w.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan Selayang-Pancur Batu

x. 

Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalan Pancur Batu-Berastagi

y.  Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalan Berastagi-Kabanjahe

z.  Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Deli Tua-Sinembah TanjungMuda Hilir-Tiga Juhar-Bangun Purba

aa.  Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Pagar Merbau-Galang-Bangun Purba-Batas Deli Serdang/Serdang Bedagai

 bb.  Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Galang-Batas Deli

Page 200: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 200/248

Serdang/Serdang Bedagai

cc.  Jaringan jalan kolektor primer 2pada jalan Batas DeliSerdang/Simalungun-Pekan Gunung Meriah-Jalan Batas Deli

Serdang/Simalungun

dd.  Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kota

Binjai dengan kota Medan dan kawasan perkotaan Lubuk Pakamee.  Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kawasan

Perkotaan Pancur Batu dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam

melalui kecamatan Deli Tua

ff.  Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kotaMedan dengan kawasan perkotaan Percut Sei Tuan dan kawasan perkotaan Lubuk Pakam melalui kecamatan Batang Kuis

gg.  Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan

kecamatan Medan Helvetia dengan kecamatan Medan Labuhan

hh.  Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkankawasan perkotaan Percut Sei Tuan dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam

melalui kecamatan Batang Kuis dan kecamatan Pantai Labuii.  Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kawasan

 perkotaan Lubuk Pakam dengan kecamatan Beringin dan kecamatan

Pantai Labu

 jj.  Jaringan jalan bebas hambatan antarkota pada jalan Medan-TanjungMorawa-Lubuk Pakam-Kuala Namu-Batas Deli Serdang/SerdangBedagai-Tebingtinggi

kk.  Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada jalan Belawan-Medan-

Tanjung Morawa

ll.  Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada jalan Binjai-Medan

Pasal 8Pengembangan Transportasi Laut dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d terdiridari:

a.  Pengembangan pelayanan multimoda pelabuhan utama daninternasional Belawan

 b.  Pembangunan kawasan penunjang pelabuhan internasional Belawan

Pasal 9

Pengembangan Transportasi Udara dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf eterdiri dari:

a. 

Pembangunan Bandar Udara Kuala Namu dan fasilitas pendukungnya

Pasal 10Pengembangan Transportasi Sungai dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f

terdiri dari:

a.  Alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai adalah pada sungaiBelawan dan sungai Deli di kota Medan dan sungai Belawan dan Sungai

Percut di kabupaten Deli Serdang

Page 201: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 201/248

 b.  Pembangunan Dermaga Sungai di Medan Labuhan

Pasal 11

Pengembangan Transportasi Sungai dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf gterdiri dari:

a. 

Pembangunan ITS b.  Penerapan Pengendalian Dampak Lalu Lintas

c.  Penerapan Manajemen Parkir

d.  Reformasi Sistem Transit

e.  Peremajaan armada angkutan umum

f.  Pemasangan Converter Kit  

g.  Pelatihan dan sosialisasi smart driving  (eco-driving )

h.  Membangun Non Motorized Transport  

BAB V

PELAKSANA

Pasal 12

(1) Pelaksanaan program Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan

Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat

Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

(2) Pelaksanaan Tugas pokok dan fungsi dalam program Rencana Induk TransportasiPerkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi perencanaan, implementasi dan pengendalian.

BAB VI

KERJA SAMA

Pasal 13

(1) Dalam melaksanakan Pengembangan Sistem Transportasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4, Pemerintah Daerah dapat bekerja sama dengan Pemerintah

dan/atau Pemerintah Daerah sekitar dan Pihak Ketiga.

(2) Kerja sama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah sekitar dan/atau Pihak Ketiga

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai ketentuan peraturan

 perundang-undangan.

Page 202: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 202/248

BAB VII

KOORDINASI

Pasal 14

Koordinasi pelaksanaan program Rencana Induk Transportasi Perkotaan padaKawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dilakukan oleh Asisten yang

membidangi masalah transportasi.

BAB VIII

PEMBIAYAAN

Pasal 15

Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan program Rencana Induk TransportasiPerkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dibebankan pada

APBD Provinsi Sumatera Utara dan sumber pembiayaan lain yang sah sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IX

PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

Pasal 16

(1) Pengendalian terhadap pelaksanaan program Rencana Induk Transportasi

Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dilakukan olehmasing-masing Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas pokok

dan fungsinya.

(2) Terhadap hasil pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

evaluasi setiap 6 bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

(3) 

Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnya dilaporkan kepada

Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 17

Terhadap peraturan pelaksanaan yang sudah ada, dinyatakan masih tetap berlakusepanjang tidak bertentangan dengan peraturan Gubernur ini.

Page 203: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 203/248

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Gubernurini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Ditetapkan di Medan pada tanggal

Diundangkan di Medan

 pada tanggal

BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARATAHUN NOMOR .

Page 204: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 204/248

LAMPIRAN I : Peraturan Gubernur Sumatera Utara

PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI KAWASAN PERKOTAAN MEBIDANG DAN SEKITARNYA

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKAPENDEK

JANGKAMENENGAH

JANGKAPANJANG

PUSAT PROVINSI KAB/KOTA

A. 

PROGRAM PENGEMBANGAN SARANA

TRANSPORTASI JALAN RAYA

1. Pengembangan sistem angkutan umum

Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

2. Evaluasi dan pengembangan koridor angkutan

umum ‘Bus Priority’ Kawasan

Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

3. Peningkatan pelayanan dan kelas terminal

regional

4. Pengembangan kawasan pejalan kaki pada

kawasan perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

5. Pembangunan Terminal Terpadu di BandaraKuala Namu

6. 

Pembangunan Busway dan Monorail di Kota

Medan

7. 

Pengaturan on street parkir parkir di kota

Medan di jalan MT. Haryono, Aksara, Sutomo,H. Zaenul Arifin, Pemuda, Perintis

Kemerdekaan, Kereta Api, Cirebon dan

Sisingamangaraja

8. Penetapan kawasan parkir maupun gedung

 parkir di Kota Binjai

9. 

Lajur, jalur atau jalan khusus angkutan massal

di kawasan perkotaan inti menghubungkan

simpul Medan Helvetia-Medan Sunggal-Medan

Selayang-Medan Polonia-Medan Amplas-

Medan Tembung-Medan Timur-Medan Deli-

Medan Marelan-Medan Labuhan

Page 205: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 205/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

10. 

Pengembangan terminal penumpang tipe A

 pada terminal Medan Amplas di kecamatan

Medan Amplas dan terminal Pinang Baris di

kecamatan Medan Sunggal di kota Medan

11. 

Pengembangan terminal penumpang tipe B pada

terminal Binjai di kecamatan Binjai di kota

Binjai, terminal Lubuk Pakam di kecamatanLubuk Pakam di kabupaten Deli Serdang dan

terminal Berastagi di kecamatan Berastagi di

kabupaten Karo

12. 

Terminal barang terpadu di kecamatan Pancur

Batu di kabupaten Deli Serdang

13. 

Terminal barang di Kawasan Industri Medan

(KIM) dan Kawasan Industri Lamhotma di kota

Medan, Kawasan Industri Binjai di kota Binjai,Kawasan Industri Tanjung Morawa, Kawasan

Industri Percut Sei Tuan dan Kawasan Industri

Hamparan Perak di Kabupaten Deli Serdang

14. 

Terminal agribisnis di Kecamatan Medan

Selayang di kota Medan, di Kecamatan Pancur

Batu di Kabupaten Deli Serdang dan di

Kecamatan Berastagi di Kabupaten Karo

B. 

PROGRAM PENGEMBANGAN

TRANSPORTASI KERETA API dan

IMPLEMENTASI TOD

1. 

Penyiapan pembangunan transportasi kereta api

 penumpang modern dan TOD di KawasanPerkotaan Mebidang-Ro

2. 

Pengembangan koridor jalur Kereta Api terkait

implementasi TOD KawasanPerkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

3. 

Peningkatan jalur jalan rel dan pengembangan

terminal/stasiun yang dapat melayani distribusi barang

Page 206: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 206/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

4. Pembangunan Stasiun Kereta Api baru di Kota

Medan

5. 

Pembangunan Simpang dengan Kereta Api

tidak Sebidang di Kota Medan di simpang jalan

Pandu

6. 

Peningkatan pelayanan Kereta Api Jalur Medan- Binjai

7. 

Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur

kereta api Medan- Tebingtinggi-Kisaran-RantauPrapat

8. 

Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur

kereta api Medan-Besitang-Langsa-Lhokseumawe

9. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Belawan-Stasiun

Kota

10. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-

Batang Kuis-Lubuk Pakam

11. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur

kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-

Sunggal-Binjai

12. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur

kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-

Pancur Batu

13. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Lubuk Pakam-

Galang

14. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Aras Kabu-

Bandara Kuala Namu

15.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-

 

Page 207: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 207/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

Deli Tua

16. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur

kereta api pada jalur kereta api Deli

TuaSibolangit

17. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkaitimplementasi TOD pada stasiun kota Medan di

kecamatan Medan Timur di kota Medan

18. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Belawan dikecamatan Medan Belawan di kota Medan

19. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkaitimplementasi TOD pada stasiun Labuhan di

kecamatan Medan Labuhan di kota Medan

20. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkaitimplementasi TOD pada stasiun Kampung

Besar di kecamatan Medan Labuhan di kota

Medan

21. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Titi Papan di

kecamatan Medan Deli di kota Medan

22. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Mabar di

kecamatan Medan Deli di kota Medan

23. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Pulo Brayan di

kecamatan Medan Timur di kota Medan

24. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Medan Pasar dikecamatan Medan Timur di kota Medan

25. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Kebon Pisang

di kecamatan Medan Timur di kota Medan

26.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

Page 208: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 208/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

implementasi TOD pada stasiun Sei Sikambing

di kecamatan Medan Helvetia di kota Medan

27. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Medan Sunggal

di kecamatan Medan Sunggal di kota Medan

28. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Bandar Kalipah

Tembung di kecamatan Percut Sei Tuan di

kabupaten Deli Serdang

29. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Batang Kuis di

kecamatan Batang Kuis di kabupaten DeliSerdang

30. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Aras Kabu di

kecamatan Beringin di kabupaten Deli Serdang

31. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Lubuk Pakam

di kecamatan Lubuk Pakam di kabupaten Deli

Serdang

32. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Galang di

kecamatan Galang di kabupaten Deli Serdang

33. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Pancur Batu di

kecamatan Pancur Batu di kabupaten DeliSerdang

34. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Deli Tua dikecamatan Deli Tua di kabupaten Deli Serdang

35. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Diski dikecamatan Sunggal di kabupaten Deli Serdang

Page 209: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 209/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

36. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Binjai di

kecamatan Binjai Kota di kota Binjai

C. PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN

JALAN RAYA

1. 

Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Dalam

2. 

Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Luar

3. Pengembangan Jaringan Jalan Akses BandaraKuala Namu

4. 

Pengembangan Jaringan Akses Medan-Hamparan Perak-Langkat (tahap awal),

altermatif pergerakan regional ke Aceh

5. Pengembangan jaringan jalan tol Medan- Binjai- Deli Serdang

6. 

Pengembangan jaringan jalan tol Medan-

Tanjung Morawa- Tebing-Tinggi

7. Pembangunan Jalan Lingkar Luar Paling Luar

Medan

8. 

Pengoperasian Bus Pemadu Moda Bandara

Kuala Namu

9. 

Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar

Luar Medan

10. 

Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar

Tengah Medan

11.  Pembangunan Jalan Lingkar Utara Medan

12. 

Pembangunan Jalan Lingkar Mebidang Medan

13. Pembangunan Jalan Lingkar Pantai Utara

Medan

Page 210: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 210/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

14.  Pembangunan Jalan Agromarinepolitan Medan

15. Rencana jalan lingkar (ring road) pada kawasan

 perkotaan di Kab Deli Serdang

16. 

Jaringan jalan arteri primer pada jalan batas

Deli Sedang/Serdang Bedagai-Lubuk Pakam-

Tanjung Morawa-Lingkar Luar Kota Medan-

Sunggal- Binjai- Batas Binjai/Langkat

17. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-

Belawan

18. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-

Batang Kuis-Kuala Namu

19. 

Jaringan jalan arteri primer pada jalan Lubuk

Pakam-Kuala Namu-Belawan-Hamparan Perak

20. 

Jaringan jalan arteri primer pada jalan Kuala

 Namu-Tanjung Morawa-Deli Tua-Pancur Batu-Sunggal-Hamparan Perak

21. 

Jaringan jalan arteri primer pada jalan Percut

Sei Tuan-Tembung-Tanjung Morawa

22. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan

Sunggal-Medan Timur-Percut Sei Tuan

23. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan

Selayang-Pancur Batu

24. Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalanPancur Batu-Berastagi

25. 

Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalan

Berastagi-Kabanjahe

26. 

Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Deli

Tua-Sinembah Tanjung Muda Hilir-Tiga Juhar-

Bangun Purba

27.  Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan

Pagar Merbau-Galang-Bangun Purba-Batas Deli

Page 211: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 211/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

Serdang/Serdang Bedagai

28. 

Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan

Galang-Batas Deli Serdang/Serdang Bedagai

29. 

Jaringan jalan kolektor primer 2pada jalan Batas

Deli Serdang/Simalungun-Pekan GunungMeriah-Jalan Batas Deli Serdang/Simalungun

30. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang

menghubungkan kota Binjai dengan kota

Medan dan kawasan perkotaan Lubuk Pakam

31. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang

menghubungkan kawasan Perkotaan PancurBatu dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam

melalui kecamatan Deli Tua

32. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yangmenghubungkan kota Medan dengan kawasan

 perkotaan Percut Sei Tuan dan kawasan

 perkotaan Lubuk Pakam melalui kecamatan

Batang Kuis

33. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang

menghubungkan kecamatan Medan Helvetia

dengan kecamatan Medan Labuhan

34. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang

menghubungkankawasan perkotaan Percut SeiTuan dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam

melalui kecamatan Batang Kuis dan kecamatan

Pantai Labu

35. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang

menghubungkan kawasan perkotaan Lubuk

Pakam dengan kecamatan Beringin dankecamatan Pantai Labu

36. 

Jaringan jalan bebas hambatan antarkota pada

 jalan Medan-Tanjung Morawa-Lubuk Pakam-Kuala Namu-Batas Deli Serdang/Serdang

Bedagai-Tebingtinggi

Page 212: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 212/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

37. Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada

 jalan Belawan-Medan-Tanjung Morawa

38. Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada

 jalan Binjai-Medan

D. 

PROGRAM PENGEMBANGAN

TRANSPORTASI LAUT

1. 

Pengembangan pelayanan multimoda pelabuhan

utama dan internasional Belawan

2. Pembangunan kawasan penunjang pelabuhan

internasional Belawan

E. 

PROGRAM PENGEMBANGAN

TRANSPORTASI UDARA

.

Pembangunan Bandar Udara Kuala Namu dan

fasilitas pendukungnya

F. PROGRAM PENGEMBANGAN

TRANSPORTASI SUNGAI 

1. 

Alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai

adalah pada sungai Belawan dan sungai Deli di

kota Medan dan sungai Belawan dan Sungai

Percut di kabupaten Deli Serdang

2. 

Pembangunan Dermaga Sungai di MedanLabuhan

G. PROGRAM AKSI NASIONAL

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 

1.  Pembangunan ITS

2.  Penerapan Pengendalian Dampak Lalu Lintas

3.  Penerapan Manajemen Parkir

4. 

Reformasi Sistem Transit

5.  Peremajaan armada angkutan umum

Page 213: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 213/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

6. 

Pemasangan Converter Kit

7. 

Pelatihan dan sosialisasi  smart driving (eco-

driving)

8.  Membangun Non Motorized Transport

Page 214: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 214/248

 

Page 215: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 215/248

 LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

ii

KATA PENGANTAR

Buku Laporan Akhir Proyek Penyusunan Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada

Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya ini disusun untuk memenuhi persyaratan

sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen Kerangka Acuan Kerja.

Laporan Akhir ini terdiri atas Bab Pendahuluan, Metodologi, Gambaran Wilayah,

Identifikasi Masalah , Analisis serta Arahan Pengembangan Jaringan Transportasi

Perkotaan dan dibuat dalam 15 (lima belas) eksemplar.

Dalam kesempatan ini konsultan ingin mengucapkan terima kasih kepada Bina Sarana

Transportasi Perkotaan Departemen Perhubungan Republik Indonesia yang telah

memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan ini.

Jakarta, Desember 2011

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan

Page 216: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 216/248

 LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

iii

DAFTAR ISI

Halaman JudulKata Pengantar  ............................................................................................................ ii

Daftar Isi  ........................................................................................................................ iii

Daftar Gambar .................................................................................................... vi Daftar Tabel  ......................................................................................................... vii

BAB I : PENDAHULUAN 

1.1. LATAR BELAKANG .............................................................. Bab 1 –  1

1.1.1. Gambaran Umum ........................................................... Bab 1 –  1

1.1.2. Alasan Kegiatan Dilaksanakan ....................................... Bab 1  –  21.2. KEGIATAN YANG AKAN DILAKSANAKAN .................... Bab 1 –  2

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN ...................................................... Bab 1 – 

 31.3.1. Maksud Kegiatan ............................................................ Bab 1  –  3

1.3.2. Tujuan Kegiatan ............................................................. Bab 1 –  41.4. INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN ..................... Bab 1 –  4

1.4.1. Indikator Keluaran (Kualitatif) ....................................... Bab 1  –  4

1.4.2. Keluaran (Kuantitatif)  .................................................... Bab 1 –  51.5. LOKASI PEKERJAAN ............................................................ Bab 1 –  6 

BAB II : METODOLOGI 

2.1. UMUM ..................................................................................... Bab 2 –  1

2.1.1. TAHAP I : Persiapan ...................................................... Bab 2 – 

 42.1.2. TAHAP II : Pengumpulan Data ..................................... Bab 2 –  5

2.1.3. TAHAP III : Analisis dan Perencanaan ......................... Bab 2 –  9

2.1.4. Analisis Awal ................................................................. Bab 2 –  92.1.5. Prediksi Permintaan Transportasi di Perkotaan

Medan ............................................................................. Bab 2  –  9

2.1.6. Hubungan Akhir Sistem Transportasi danTata Ruang ..................................................................... Bab 2 –  10

2.1.7. Pendekatan Sistem Dalam Perencanaan Transportasi dan

Tata Ruang ..................................................................... Bab 2 –  11

2.1.8. Pola Kebijakan Sistem Transportasi dan Tata Ruang

di Indonesia .................................................................... Bab 2 – 

 112.1.9. Metodologi Pendekatan dan Pembebanan ...................... Bab 2  –  13

2.2. LINGKUNGAN STRATEGIS ................................................ Bab 2 –  192.2.1. Perspektif Jaringan Transportasi Multimoda dan

Intermoda ....................................................................... Bab 2 –  19

2.2.2. Sistem Jaringan Transportasi Multimoda ....................... Bab 2  –  202.2.3. Konsep Transportasi Intermoda ..................................... Bab 2 –  21

2.2.3.1. Definisi Transportasi Intermoda .................................. Bab 2  –  21

Page 217: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 217/248

 LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

iv

2.2.3.2. Konsep Jaringan Transportasi Intermoda .................... Bab 2  –  212.2.3.3. Peran Moda dalam Sistem Transportasi

Intermoda .................................................................... Bab 2  –  22

2.2.3.4. Indikator Kinerja Sistem Transportasi

Intermoda .................................................................... Bab 2 –  23

2.2.4. Konsep Sistem Logistik Nasional .................................. Bab 2 – 

 242.2.5. Program Penyusunan Rencana Induk Transportasi

Perkotaan Pada Kawasan Kota Medandan Sekitarnya ................................................................ Bab 2  –  26

2.3. TINJAUAN PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP .................... Bab 2 –  27

2.3.1. Umum ............................................................................. Bab 2 –  272.3.2. Bentuk-Bentuk Kerjasama ............................................. Bab 2 –  28

2.3.3. Pemilihan Bentuk Kerjasama ......................................... Bab 2 –  33

2.3.4. Prasyarat Pemilihan Bentuk Kerjasama ......................... Bab 2 –  34

2.3.5. Penyiapan Dokumen Perjanjian Kerjasama ................... Bab 2 –  352.3.6. Pelaksanaan Kerjasama .................................................. Bab 2 –  36

BAB III : GAMBARAN WILAYAH 

3.1. KAWASAN MEBIDANG ........................................................ Bab 3 –  13.1.1. Wilayah Mebidang .......................................................... Bab 3  –  1

3.1.2. Sistem Jaringan Jalan, Lalulintas Dan Angkutan Umum

Kawasan Perkotaan Mebidang ....................................... Bab 3  –  13.2. KOTA MEDAN ........................................................................ Bab 3 –  20

3.2.1. Kondisi Geografis Dan Wilayah ..................................... Bab 3  –  20

3.2.2. Kondisi Sosial Dan Kependudukan ................................. Bab 3  –  22

3.2.3. Sistem Transportasi ......................................................... Bab 3 –  263.3. KOTA BINJAI ......................................................................... Bab 3 –  39

3.3.1. Kondisi Geografis Dan Wilayah ..................................... Bab 3 – 

 393.3.2. Perekonomian .................................................................. Bab 3 –  423.3.3. Transportasi ..................................................................... Bab 3 –  43

3.4. KABUPATEN DELI SERDANG ............................................ Bab 3 –  46

3.4.1. Letak dan Keadaan Geografi ........................................... Bab 3  –  463.4.2. Penduduk ......................................................................... Bab 3 –  47

3.4.3. Pembagian Wilayah Pengembangan Kabupaten ............. Bab 3  –  48

3.4.4. Konsep dan Strategi Pengembangan ............................... Bab 3  –  52

3.4.5. Rencana Pengelolaan Kawasan Perkotaandan Pedesaan ................................................................... Bab 3 –  53

3.4.6. Struktur Sistem Transportasi ........................................... Bab 3 –  54

3.5. KABUPATEN KARO ............................................................. Bab 3 – 

 653.5.1. Kondisi Geografis Dan Wilayah ..................................... Bab 3  –  653.5.2. Kependudukan Dan Ekonomi ......................................... Bab 3  –  68

3.5.3. Transportasi ..................................................................... Bab 3 –  71

BAB IV : IDENTIFIKASI MASALAH

4.1. PRASARANA TRANSPORTASI DARAT .............................. Bab 4 –  1

Page 218: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 218/248

 LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

v

4.1.1. Bercampurnya Fungsi Ruas Jalan ..................................... Bab 4 –  14.1.2. Perlintasan Sebidang Kereta Api Dengan Jalan ................ Bab 4  –  1

4.1.3. Volume Lalulintas Yang Tinggi ....................................... Bab 4  –  1

4.2. SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI .................. Bab 4 –  1

4.2.1. Angkutan Umum dalam Kota ........................................... Bab 4  –  1

4.2.2. Transportasi Kereta Api .................................................... Bab 4 – 

 24.2.3. Transportasi Laut ............................................................... Bab 4  –  2

4.2.4. Transportasi Udara ............................................................ Bab 4  –  2

BAB V : ANALISIS

5.1. KONDISI JARINGAN JALAN ...................................................... Bab 5  –  1

5.2. PERENCANAAN BRT ................................................................... Bab 5 –  95.2.1. Pendahuluan ..................................................................... Bab 5 –  9

5.2.2. Rencana Trayek BRT ........................................................ Bab 5  –  13

5.2.3. Tanggapan Terhadap Rencana BRT Dalam

Berbagai Skenario ............................................................. Bab 5  –  155.2.4. Arahan Pengembangan BRT ............................................. Bab 5

 –  17

5.3. PEMODELAN TRANSPORTASI .................................................. Bab 5  –  19

5.3.1. Skenario Perencanaan ....................................................... Bab 5 –  195.3.2. Dasar Analisis .................................................................. Bab 5 –  20

5.3.3. Kodifikasi Network .......................................................... Bab 5 –  23

5.3.4. Penentuan Zonasi dan Matrik Asal-Tujuan ...................... Bab 5 –  265.3.5. Pemodelan Kondisi Eksisting .......................................... Bab 5 –  34

5.3.6. Pemodelan Kondisi Do Nothing ...................................... Bab 5 –  36

5.3.7. Pemodelan Kondisi Do Something ................................. Bab 5 –  40

5.4. PENYUSUNAN JARINGAN LINTAS ANGKUTAN BARANGDAN KERETA API DI KAWASAN PERKOTAAN MEBIDANG

DAN SEKITARNYA ...................................................................... Bab 5 – 

 455.4.1. Permasalahan Angkutan Barang di Perkotaan ................. Bab 5 –  455.4.2. Strategi Pengembangan Angkutan Barang ........................ Bab 5 –  45

5.4.3. Rencana Aksi ..................................................................... Bab 5 –  49

5.4.4. Angkutan Barang di Kota Medan dan Sekitarnya ........... Bab 5 –  535.4.5. Transportasi Kereta Api ................................................... Bab 5 –  53

5.4.6. Pergerakan Angkutan Barang di Wilayah Mebidang ....... Bab 5 –  56

5.4.7. Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi

Angkutan Barang ............................................................. Bab 5 –  565.5. RENCANA LOKASI DAN KEBUTUHAN SIMPUL DI

KAWASAN PERKOTAAN MEBIDANG DAN SEKITARNYA . Bab 5  –  58

5.6. RENCANA PENANGANAN PERMASALAHAN PARKIRDI KAWASAN PERKOTAAN MEBIDANGDAN SEKITARNYA ...................................................................... Bab 5  –  59

BAB VI : ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN

TRANSPORTASI PERKOTAAN

Page 219: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 219/248

 LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

vi

6.1. UMUM ............................................................................................. Bab 6 –  16.2. PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

PERKOTAAN ................................................................................. Bab 6  –  1

Page 220: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 220/248

 LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.  Lokasi Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Transportasi

Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidangdan Sekitarnya  ............................................................................Bab 1 –  6

Gambar 2.1.  Bagan Alir Pelaksanaan Studi ....................................................Bab 2 –  2

Gambar 2.2.  Metodologi Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ............................. Bab 2 –  3

Gambar 2.3.  Bagan Alir Pemodelan Transportasi 4 Tahap ..........................Bab 2 - 10 

Gambar 2.4.  Keterkaitan antara Sistem Transportasi

dan Tata Ruang  ...........................................................................Bab 2 –  11

Gambar 2.5.  Keterkaitan RTRW dan Sistem Transportasi pada Berbagai

Tingkatan Wilayah  ......................................................................Bab 2 – 

 13

Gambar 2.6.  Deskripsi Jaringan Transportasi Multi dan Intermoda ...........Bab 2 –  20

Gambar 2.7.  Pengaturan Hirarki Pergerakan dalam Sistem Transportasi

Multi Moda ................................................................................. Bab 2 –  21

Gambar 2.8.  Rantai Transportasi Intermoda .................................................. Bab 2 –  22

Gambar 2.9.  Perbandingan Fungsi Biaya Transportasi Moda Jalan,

Rel dan Laut ............................................................................... Bab 2 - 23 

Gambar 2.10. Konsep Sistem Logistik Intermoda Nasional

di Indonesia  .................................................................................Bab 2 – 

 26

Gambar 2.11. Penyiapan Dokumen Perjanjian Kerjasama ............................. Bab 2 –  35

Gambar 2.12. Pelaksanaan Kerjasama ............................................................. Bab 2 –  36

Gambar 3.1.  Peta Kota Medan ........................................................................ Bab 3 –  21

Gambar 3.2.  Peta Kota Binjai  ...........................................................................Bab 3 –  40

Gambar 3.3.  Peta Kabupaten Deli Serdang ................................................... Bab 3 –  47

Gambar 3.4.  Kawasan Pendekatan dan Lepas Landas ................................. Bab 3 –  62

Gambar 3.5.  Peta Kabupaten Karo ................................................................. Bab 3 –  67

Gambar 5.1.  Alasan Menggunakan Angkot .................................................. Bab 5 –  9

Gambar 5.2.  Persepsi Terhadap Pelayanan Angkot ...................................... Bab 5 –  9

Gambar 5.3.  Pelayanan Angkutan Umum Dalam Pelayanan

Pergerakan Komuter Mebidang .............................................. Bab 5 –  10

Gambar 5.4.  Evolusi Angkutan Umum .......................................................... Bab 5 –  11

Page 221: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 221/248

 LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

vii

Gambar 5.5.  Pergerakan Penumpang di Mebidang .......................................... Bab 5 –  12

Gambar 5.6.  Konsep Pergerakan Angkutan Massal Mebidang ........................ Bab 5 –  13

Gambar 5.7.  Rencana Trayek .............................................................................. Bab 5 –  15

Gambar 5.8.  Penetapan Koridor .......................................................................... Bab 5 –  18

Gambar 5.9.  Struktur Klasik Model Transportasi ............................................. Bab 5 – 

 20

Gambar 5.10. Jaringan Jalan Mebidang dan Sekitarnya yang Digunakan

Dalam Pemodelan  ........................................................................... Bab 5 –  25

Gambar 5.11.  Pembagian Zona di Mebidang ..................................................... Bab 5 –  28

Gambar 5.12.  Gabungan Jaringan dan Zona di Mebidang ............................... Bab 5 –  29

Gambar 5.13.  Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun

2011  ................................................................................................. Bab 5 –  30

Gambar 5.14.  Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun

2016  ................................................................................................. Bab 5 –  31

Gambar 5.15.  Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun

2021  ................................................................................................. Bab 5 –  32

Gambar 5.16.  Desireline Pergerakan di Kawasan Mebidang Tahun

2026  ................................................................................................. Bab 5 –  33

Gambar 5.17.  Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada

Kondisi Eksisting (2011) .............................................................. Bab 5 –  35

Gambar 5.18.  Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang PadaTahun 2016 .................................................................................... Bab 5 –  37

Gambar 5.19.  Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada

Tahun 2021 .................................................................................... Bab 5 –  38

Gambar 5.20.  Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada

Tahun 2026 .................................................................................... Bab 5 –  39

Gambar 5.21.  Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada

Tahun 2016 pada Kondisi Do Something .................................. Bab 5 –  41

Gambar 5.22.  Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada

Tahun 2021 pada Kondisi Do Something .................................. Bab 5 –  42

Gambar 5.23.  Traffic Flow Jaringan Jalan di Kawasan Mebidang Pada

Tahun 2026 pada Kondisi Do Something .................................. Bab 5 –  43

Gambar 5.24.  Evolusi Moda Angkutan Barang  .................................................. Bab 5 –  46

Gambar 5.25.  Evolusi Manajemen Lalu Lintas Angkutan Barang ................... Bab 5 –  47

Page 222: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 222/248

 LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

viii

Gambar 5.26.  Evolusi Logistik Angkutan Barang .............................................. Bab 5 –  48

Gambar 5.27.  Kondisi Kawasan Tempat Bongkar Muat Barang

Di Jl. Letda Sujono ....................................................................... Bab 5 –  53

Gambar 5.28.  Jaringan Jalan KA di Sumatera Utara yang Melintasi

Kota Medan ................................................................................... Bab 5 – 

 54

Page 223: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 223/248

 LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.  Kebutuhan, Sumber dan Kegunaan Data ....................................... Bab 2 –  7

Tabel 2.2.  Kerangka Analisis Kinerja Transportasi Intermoda .................... Bab 2 – 

 24Tabel 2.3.  Pemilihan Bentuk Kerjasama ..................................................... Bab 2 –  33

Tabel 2.4.  Prasyarat Pemilihan Bentuk Kerjasama ..................................... Bab 2 –  34

Tabel 3.1.  Data VC Ratio Jaringan Jalan Kawasan Perkotaan

Mebidang .................................................................................... Bab 3 – 1

Tabel 3.2.  Data Kecepatan Pada Jaringan Jalan Kawasan Perkotaan

Mebidang .................................................................................... Bab 3 – 3

Tabel 3.3.  Data MPU AKDP Dalam Kawasan Perkotaan Mebidang ........ Bab 3 –  4

Tabel 3.4.  Data Bus AKDP Dalam Kawasan Perkotaan Mebidang ........... Bab 3 – 

 9

Tabel 3.5.  Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan ....................... Bab 3 –  22

Tabel 3.6.  Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Menurut

Kecamatan Tahun 2006 –  2009 ................................................ Bab 3 –  23

Tabel 3.7.  Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin per

Kecamatan Tahun 2010 ............................................................... Bab 3 –  24

Tabel 3.8.  Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin per

Kecamatan Tahun 2009 .............................................................. Bab 3  –  25

Tabel 3.9. Perkembangan PDRB, Penduduk Pertengahan Tahun dan

PDRB Per Kapita Tahun 2000  –  2007 ...................................... Bab 3  –  26

Tabel 3.10. Jumlah Sarana Angkutan (umum dan pribadi)

tahun 2004 –  2009 ..................................................................... Bab 3 –  28

Tabel 3.11. Jumlah Kendaraan Tidak Bermotor Tahun 2004  –  2009 .......... Bab 3 –  28

Tabel 3.12. Jumlah Angkutan Umum Tidak Dalam Trayek

Tahun 2004 –  2009 ................................................................... Bab 3  –  29

Tabel 3.13. Kondisi Angkutan Umum di Kota Medan Tahun 2007 ............. Bab 3  –  31

Tabel 3.14. Fasilitas Dermaga Kota Medan .................................................. Bab 3  –  37

Tabel 3.15. Fasilitas Gudang dan Penumpukan ............................................ Bab 3  –  37

Tabel 3.16. Peralatan Bongkar Muat ............................................................. Bab 3  –  38

Tabel 3.17. Jumlah Penduduk Kota Binjai Menurut Jenis Kelamin per

Kecamatan Tahun 2010 ............................................................. Bab 3 –  42

Page 224: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 224/248

 LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

x

Tabel 3.18.Bus AKDP Yang Beroperasi Dari Kota Binjai ........................... Bab 3 –  44

Tabel 3.19.Perusahaan MPU AKDP Awal Keberangkatan Dari

Kota Binjai ................................................................................. Bab 3  –  45

Tabel 3.20.Jumlah Penduduk Kabupaten Deli Serdang Menurut Jenis

Kelamin per Kecamatan Tahun 2010 .......................................... Bab 3 – 

 48

Tabel 3.21. Arahan Pengembangan Kegiatan Pembangunan Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2007  –  2027 ............................................. Bab 3  –  50

Tabel 3.22.Bus AKDP Yang Beroperasi Dari Kab. Deli Serdang ................ Bab 3  –  63

Tabel 3.23.Perusahaan MPU AKDP Awal Keberangkatan Dari

Kab. Deli Serdang ..................................................................... Bab 3 –  65

Tabel 3.24. Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Karo ............... Bab 3  –  67

Tabel 3.25.Jumlah Penduduk Kabupaten Karo Menurut Jenis

Kelamin per Kecamatan Tahun 2010 .......................................... Bab 3  –  68

Tabel 3.26. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karo Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 2000, 2008,

2009 ........................................................................................... Bab 3 –  69

Tabel 3.27. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karo Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2008,

2009 ........................................................................................... Bab 3 –  70

Tabel 3.28. Panjang Jalan Aspal, Berbatu dan Tanah (KM) 2009 ................ Bab 3 – 

 71Tabel 3.29. Jarak Dari Ibukota Kabupaten Ke Ibukota Kecamatan

Serta Kondisi Jalannya (Km) 2009 ........................................... Bab 3  –  71

Tabel 3.30. Jumlah Jembatan Dirinci Menurut Jenis Jembatan 2009 ........... Bab 3  –  72

Tabel 3.31. Perusahaan Bus AKDP Awal Keberangkatan Kab. Karo .......... Bab 3 –  73

Tabel 3.32. Perusahaan MPU AKDP Awal Keberangkatan Kab. Karo ........ Bab 3 –  73

Tabel 3.33. Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan Kerugian Yang

Diderita Tahun 2009 .................................................................. Bab 3 –  74

Tabel 5.1. Data Geometrik Jalan Kota Medan ............................................ Bab 5 – 

 2 

Tabel 5.2. Alternatif Koridor –  Koridor BRT ............................................ Bab 5 –  14 

Tabel 5.3. Pilihan Responden Bila BRT Beroperasi di Kota Medan ......... Bab 5 –  16

Tabel 5.4. Pilihan Responden Pengguna Mobil Pribadi terhadap BRT ...... Bab 5  –  16

Tabel 5.5. Pilihan Responden Pengguna Sepeda Motor terhadap BRT ...... Bab 5  –  16

Page 225: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 225/248

 LAPORAN AKHIR

Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya

xi

Tabel 5.6. Koridor Pengembangan BRT .................................................... Bab 5 –  17 

Tabel 5.7. Pembagian Zona di Mebidang ................................................... Bab 5 –  27 

Tabel 5.8. Perbandingan Kinerja Jalan Mebidang Kondisi

Do Nothing .................................................................................. Bab 5  –  40

Tabel 5.9. Perbandingan Kinerja Jalan Mebidang Kondisi Do Nothing

Dan Do Something ...................................................................... Bab 5  –  44

Tabel 5.10. Rute Pelayanan Kereta Api Penumpang di Medan dan

Sekitarnya .................................................................................... Bab 5  –  54

Tabel 5.11. Jumlah Penumpang dan Barang Melalui Stasiun Medan ............ Bab 5 –  55

Tabel 5.12. Jumlah Muatan Barang Berdasar Jenis ........................................ Bab 5 –  55

Tabel 5.13. Titik-titik Kemacetan di Kota Medan ......................................... Bab 5 –  59

Tabel 6.1. Program Pengembangan Jaringan Transportasi Perkotaan

Mebidang dan Sekitarnya .............................................................. Bab 6  –  3

Page 226: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 226/248

 

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

DRAFT PRA RANCANGAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SUMATERA UTARA

NOMOR ...........TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA UTARA

Menimbang : a. bahwa transportasi mempunyai peranan penting dan strategis untukmemantapkan perekonomian daerah dalam rangka memberikan pelayanan

kepada masyarakat, perlu mengatur ketentuan mengenai rencana induk

transportasi perkotaan pada kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya;

 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

 perlu membentuk Peraturan Gubernur tentang Rencana Induk Transportasi

Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya.Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah

Otonom Provinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Provinsi

Sumatera Utara jo. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah Provinsi (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1103);

2. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan;

4. Undang –  Undang No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;

5. Undang –  Undang No 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;

6. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia;

7. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan;

8. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah;

Page 227: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 227/248

  9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan

Kendaraan Bermotor di Jalan;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu

Lintas Jalan;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan danPengemudi;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di

Perairan;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang KewenanganPemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI SUMATERA UTARA

Dan

GUBERNUR SUMATERA UTARA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG RENCANA INDUK

TRANSPORTASI PERKOTAAN PADA KAWASAN PERKOTAANMEBIDANG DAN SEKITARNYA.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan :

1. 

Daerah adalah Kawasan Perkotaan Mebidang dan sekitarnya yang meliputi : Kota Medan,Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan sebagian Kabupaten Karo.

2.  Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

3.  Gubernur adalah Gubernur Provinsi Sumatera Utara

4.  Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah DewanPerwakilan Rakyat Provinsi Sumatera Utara.

5.  Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

6.  Jalan adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

Page 228: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 228/248

7.  Jaringan Transportasi kota adalah serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan yang

dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan sistem jaringan

transportasi kota untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan.8.  Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan

orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum,

yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi.9.  Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotoratau kendaraan tidak bermotor.

10.  Angkutan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan

oleh umum dengan dipungut bayaran.11.  Mobil Bus adalah setiap kendaraaan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan)

tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa

 perlengkapan pengangkutan bagasi.

12.  Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang denganmobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal

tetap maupun tidak berjadwal.

13. 

Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang.

14.  Angkutan Jalan Rel adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat

lain dengan menggunakan kereta api, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan

kendaraan lainnya yang akan atau sedang bergerak di jalan rel15.  Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan

tenaga mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung

dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yangtidak berpindah-pindah.

16.  Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-

 batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang

dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan

 penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

17.  Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayananmasyarakat umum.

18.  Pelabuhan Penyeberangan adalah pelabuhan umum untuk angkutan penyeberangan.

19.  Jaringan Transportasi Sungai dan Danau adalah serangkaian simpul dan/atau ruang lalulintas yang berwujud alur sungai dan danau sehinga membentuk suatu jaringan untuk

keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan sungai dan danau.

20.  Jaringan Transportasi Penyebrangan adalah serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan

yang dihubungkan oleh ruang lalu lintas yang berwujud alur penyeberangan sehingamembentuk suatu jaringan untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan

 penyeberangan.

21.  Penerbangan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan wilayah udara,

 pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, keamanan dan keselamatan penerbangan,serta kegiatan dan fasilitas penunjang lain yang terkait;

22.  Wilayah udara adalah ruang udara di atas wilayah daratan dan perairan Republik

Indonesia;

Page 229: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 229/248

23.  Pesawat udara adalah setiap alat yang dapat terbang di atmosfer karena daya angkat dari

reaksi udara kecuali reaksi udara terhadap permukaan bumi;

24.  Bandar udara adalah daratan dan atau perairan yang dipergunakan untuk mendarat danlepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/atau

 pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keamanan dan keselamatan penerbangan dan sebagai

tempat perpindahan antar moda transportasi;25.  Dewan Transportasi Daerah adalah suatu organisasi yang menampung aspirasi masyarakatdan memberikan bahan pertimbangan terhadap penyusunan kebijakan Pemerintah Provinsi

dalam bidang transportasi.

26.  Pelayanan Multi Moda adalah pelayanan angkutan penumpang dan/atau barang yangdiselenggarakan oleh satu operator penanggungjawab dengan satu dokumen perjanjian

yang dilaksanakan dengan menggunakan lebih dari satu jenis moda transportasi.

Pasal 2

Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang Dan Sekitarnyaditetapkan dalam lampiran Peraturan Gubernur ini merupakan rencana induk transportasi yang

terorganisasi secara kesisteman untuk dijadikan sebagai pedoman dan landasan dalam perencanaan, pembangunan, penyelenggaraan transportasi guna mewujudkan penyediaan jasatransportasi yang efektif dan efisien.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 3

Rencana Induk Transportasi Perkotaan diselenggarakan dengan asas manfaat, usaha bersama dan

kekeluargaan, keadilan, keseimbangan, kepentingan umum, keterpaduan, kesadaran hukum,

kemandirian, demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas.

Pasal 4

Transportasi perkotaan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan satu kesatuan sistem

yang :

a.  selamat, aman, cepat dan lancar, tertib dan teratur, nyaman, efisien, mampu memadukan

moda transportasi lainnya dan menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan dengan biayayang terjangkau oleh daya beli masyarakat;

 b.  mampu berperan sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan daerah.

BAB III

RUANG LINGKUP

Peraturan Gubernur ini mengatur mengenai penyelenggaraan transportasi di Daerah, meliputi :

1.  Transportasi Jalan;2.  Transportasi Penyeberangan;

3.  Transportasi Kereta Api;

Page 230: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 230/248

4.  Transportasi Udara;

5.  Transportasi Multimoda;

BAB IV

PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI

Pasal 4(1) Perencanaan Pengembangan sistem transportasi terdiri dari :a.  Pengembangan Sarana Transportasi Jalan Raya

 b.  Pengembangan Transportasi Kereta Api dan Implementasi TOD.

c.  Pengembangan Jaringan Jalan Rayad.  Pengembangan Transportasi Laut

e.  Pengembangan Transportasi Udara

f.  Pengembangan Transportasi Sungai

g.  Rencana Aksi Nasional Pengurangan Dampak Gas Rumah Kaca(2) Perencanaan Pengembangan Sistem Transportasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan secara bertahap dengan tahapan sebagai berikut :

a. 

tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 b. 

tahun 2017 sampai dengan tahun 2021

c.  tahun 2022 sampai dengan tahun 2031

Pasal 5Pengembangan Sarana Transportasi Jalan Raya dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)

huruf a terdiri dari:

a.  Pengembangan sistem angkutan umum Perkotaan/MetropolitanMebidang-Ro

 b.  Evaluasi dan pengembangan koridor angkutan umum ‘Bus  Priority’

Kawasan Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

c. 

Peningkatan pelayanan dan kelas terminal regionald.  Pengembangan kawasan pejalan kaki pada kawasan

 perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

e.  Pembangunan Terminal Terpadu di Bandara Kuala Namu

f.  Pembangunan Busway dan Monorail di Kota Medan

g.  Pengaturan on street parkir parkir di kota Medan di jalan MT. Haryono,Aksara, Sutomo, H. Zaenul Arifin, Pemuda, Perintis Kemerdekaan,

Kereta Api, Cirebon dan Sisingamangaraja

h.  Penetapan kawasan parkir maupun gedung parkir di Kota Binjai

i.  Lajur, jalur atau jalan khusus angkutan massal di kawasan perkotaan inti

menghubungkan simpul Medan Helvetia-Medan Sunggal-MedanSelayang-Medan Polonia-Medan Amplas-Medan Tembung-Medan

Timur-Medan Deli-Medan Marelan-Medan Labuhan

 j.  Pengembangan terminal penumpang tipe A pada terminal MedanAmplas di kecamatan Medan Amplas dan terminal Pinang Baris di

kecamatan Medan Sunggal di kota Medan

k.  Pengembangan terminal penumpang tipe B pada terminal Binjai dikecamatan Binjai di kota Binjai, terminal Lubuk Pakam di kecamatan

Page 231: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 231/248

Lubuk Pakam di kabupaten Deli Serdang dan terminal Berastagi di

kecamatan Berastagi di kabupaten Karo

l.  Terminal barang terpadu di kecamatan Pancur Batu di kabupaten Deli

Serdang

m.  Terminal barang di Kawasan Industri Medan (KIM) dan Kawasan

Industri Lamhotma di kota Medan, Kawasan Industri Binjai di kotaBinjai, Kawasan Industri Tanjung Morawa, Kawasan Industri Percut Sei

Tuan dan Kawasan Industri Hamparan Perak di Kabupaten Deli Serdang

n.  Terminal agribisnis di Kecamatan Medan Selayang di kota Medan, diKecamatan Pancur Batu di Kabupaten Deli Serdang dan di Kecamatan

Berastagi di Kabupaten Karo

Pasal 6

Pengembangan Transportasi Kereta Api dan Implementasi TOD dimaksud dalam

Pasal 4 ayat (1) huruf b terdiri dari:

a. 

Penyiapan pembangunan transportasi kereta api penumpang modern danTOD di Kawasan Perkotaan Mebidang-Ro

 b.  Pengembangan koridor jalur Kereta Api terkait implementasi TOD

Kawasan Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

c.  Peningkatan jalur jalan rel dan pengembangan terminal/stasiun yangdapat melayani distribusi barang

d.  Pembangunan Stasiun Kereta Api baru di Kota Medan

e.  Pembangunan Simpang dengan Kereta Api tidak Sebidang di Kota

Medan di simpang jalan Pandu

f.  Peningkatan pelayanan Kereta Api Jalur Medan - Binjai

g.  Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur kereta api Medan-Tebingtinggi-Kisaran-Rantau Prapat

h.  Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur kereta api Medan-Besitang-Langsa-Lhokseumawe

i.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Belawan-Stasiun Kota

 j.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Stasiun Kota-Batang Kuis-Lubuk Pakam

k.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur

kereta api Stasiun Kota-Sunggal-Binjai

l.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur

kereta api Stasiun Kota-Pancur Batum.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur

kereta api Lubuk Pakam-Galang

n.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Aras Kabu-Bandara Kuala Namu

o.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalurkereta api Stasiun Kota-Deli Tua

 p.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur kereta api pada jalur

Page 232: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 232/248

kereta api Deli TuaSibolangit

q.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun kota Medan di kecamatan Medan Timur di kota Medan

r.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Belawan di kecamatan Medan Belawan di kota Medan

s. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Labuhan di kecamatan Medan Labuhan di kota Medan

t.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Kampung Besar di kecamatan Medan Labuhan di kota Medan

u.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Titi Papan di kecamatan Medan Deli di kota Medan

v.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Mabar di kecamatan Medan Deli di kota Medan

w.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Pulo Brayan di kecamatan Medan Timur di kota Medan

x.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada

stasiun Medan Pasar di kecamatan Medan Timur di kota Medany.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada

stasiun Kebon Pisang di kecamatan Medan Timur di kota Medan

z.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Sei Sikambing di kecamatan Medan Helvetia di kota Medan

aa.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Medan Sunggal di kecamatan Medan Sunggal di kota Medan

 bb.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada

stasiun Bandar Kalipah Tembung di kecamatan Percut Sei Tuan di

kabupaten Deli Serdang

cc.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Batang Kuis di kecamatan Batang Kuis di kabupaten Deli

Serdang

dd.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Aras Kabu di kecamatan Beringin di kabupaten Deli Serdang

ee.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada

stasiun Lubuk Pakam di kecamatan Lubuk Pakam di kabupaten DeliSerdang

ff.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Galang di kecamatan Galang di kabupaten Deli Serdang

gg.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD pada

stasiun Pancur Batu di kecamatan Pancur Batu di kabupaten DeliSerdang

hh.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Deli Tua di kecamatan Deli Tua di kabupaten Deli Serdang

ii.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Diski di kecamatan Sunggal di kabupaten Deli Serdang

 jj.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait implementasi TOD padastasiun Binjai di kecamatan Binjai Kota di kota Binjai

Page 233: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 233/248

 

Pasal 7

Pengembangan Jaringan Jalan Raya dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf cterdiri dari:

a. 

Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Dalam b.  Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Luar

c.  Pengembangan Jaringan Jalan Akses Bandara Kuala Namu

d.  Pengembangan Jaringan Akses Medan-Hamparan Perak-Langkat (tahapawal), altermatif pergerakan regional ke Aceh

e.  Pengembangan jaringan jalan tol Medan- Binjai - Deli Serdang

f.  Pengembangan jaringan jalan tol Medan-Tanjung Morawa- Tebing-Tinggi

g.  Pembangunan Jalan Lingkar Luar Paling Luar Medan

h.  Pengoperasian Bus Pemadu Moda Bandara Kuala Namu

i.  Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar Luar Medan

 j. 

Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar Tengah Medan

k.  Pembangunan Jalan Lingkar Utara Medan

l.  Pembangunan Jalan Lingkar Mebidang Medan

m.  Pembangunan Jalan Lingkar Pantai Utara Medan

n.  Pembangunan Jalan Agromarinepolitan Medan

o.  Rencana jalan lingkar (ring road) pada kawasan perkotaan di Kab DeliSerdang

 p.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan batas Deli Sedang/SerdangBedagai-Lubuk Pakam-Tanjung Morawa-Lingkar Luar Kota Medan-

Sunggal- Binjai- Batas Binjai/Langkat

q. 

Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-Belawanr.

 

Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-Batang Kuis-Kuala Namu

s.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan Lubuk Pakam-Kuala Namu-Belawan-Hamparan Perak

t.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan Kuala Namu-Tanjung Morawa-Deli Tua-Pancur Batu-Sunggal-Hamparan Perak

u.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan Percut Sei Tuan-Tembung-

Tanjung Morawa

v.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan Sunggal-Medan Timur-Percut Sei Tuan

w.  Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan Selayang-Pancur Batu

x. 

Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalan Pancur Batu-Berastagi

y.  Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalan Berastagi-Kabanjahe

z.  Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Deli Tua-Sinembah TanjungMuda Hilir-Tiga Juhar-Bangun Purba

aa.  Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Pagar Merbau-Galang-Bangun Purba-Batas Deli Serdang/Serdang Bedagai

 bb.  Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Galang-Batas Deli

Page 234: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 234/248

Serdang/Serdang Bedagai

cc.  Jaringan jalan kolektor primer 2pada jalan Batas DeliSerdang/Simalungun-Pekan Gunung Meriah-Jalan Batas Deli

Serdang/Simalungun

dd.  Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kota

Binjai dengan kota Medan dan kawasan perkotaan Lubuk Pakamee.  Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kawasan

Perkotaan Pancur Batu dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam

melalui kecamatan Deli Tua

ff.  Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kotaMedan dengan kawasan perkotaan Percut Sei Tuan dan kawasan perkotaan Lubuk Pakam melalui kecamatan Batang Kuis

gg.  Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan

kecamatan Medan Helvetia dengan kecamatan Medan Labuhan

hh.  Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkankawasan perkotaan Percut Sei Tuan dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam

melalui kecamatan Batang Kuis dan kecamatan Pantai Labuii.  Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang menghubungkan kawasan

 perkotaan Lubuk Pakam dengan kecamatan Beringin dan kecamatan

Pantai Labu

 jj.  Jaringan jalan bebas hambatan antarkota pada jalan Medan-TanjungMorawa-Lubuk Pakam-Kuala Namu-Batas Deli Serdang/SerdangBedagai-Tebingtinggi

kk.  Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada jalan Belawan-Medan-

Tanjung Morawa

ll.  Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada jalan Binjai-Medan

Pasal 8Pengembangan Transportasi Laut dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d terdiridari:

a.  Pengembangan pelayanan multimoda pelabuhan utama daninternasional Belawan

 b.  Pembangunan kawasan penunjang pelabuhan internasional Belawan

Pasal 9

Pengembangan Transportasi Udara dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf eterdiri dari:

a. 

Pembangunan Bandar Udara Kuala Namu dan fasilitas pendukungnya

Pasal 10Pengembangan Transportasi Sungai dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f

terdiri dari:

a.  Alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai adalah pada sungaiBelawan dan sungai Deli di kota Medan dan sungai Belawan dan Sungai

Percut di kabupaten Deli Serdang

Page 235: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 235/248

 b.  Pembangunan Dermaga Sungai di Medan Labuhan

Pasal 11

Pengembangan Transportasi Sungai dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf gterdiri dari:

a. 

Pembangunan ITS b.  Penerapan Pengendalian Dampak Lalu Lintas

c.  Penerapan Manajemen Parkir

d.  Reformasi Sistem Transit

e.  Peremajaan armada angkutan umum

f.  Pemasangan Converter Kit  

g.  Pelatihan dan sosialisasi smart driving  (eco-driving )

h.  Membangun Non Motorized Transport  

BAB V

PELAKSANA

Pasal 12

(1) Pelaksanaan program Rencana Induk Transportasi Perkotaan pada Kawasan

Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat

Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

(2) Pelaksanaan Tugas pokok dan fungsi dalam program Rencana Induk TransportasiPerkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi perencanaan, implementasi dan pengendalian.

BAB VI

KERJA SAMA

Pasal 13

(1) Dalam melaksanakan Pengembangan Sistem Transportasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4, Pemerintah Daerah dapat bekerja sama dengan Pemerintah

dan/atau Pemerintah Daerah sekitar dan Pihak Ketiga.

(2) Kerja sama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah sekitar dan/atau Pihak Ketiga

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai ketentuan peraturan

 perundang-undangan.

Page 236: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 236/248

BAB VII

KOORDINASI

Pasal 14

Koordinasi pelaksanaan program Rencana Induk Transportasi Perkotaan padaKawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dilakukan oleh Asisten yang

membidangi masalah transportasi.

BAB VIII

PEMBIAYAAN

Pasal 15

Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan program Rencana Induk TransportasiPerkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dibebankan pada

APBD Provinsi Sumatera Utara dan sumber pembiayaan lain yang sah sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IX

PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

Pasal 16

(1) Pengendalian terhadap pelaksanaan program Rencana Induk Transportasi

Perkotaan pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya dilakukan olehmasing-masing Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas pokok

dan fungsinya.

(2) Terhadap hasil pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

evaluasi setiap 6 bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

(3) 

Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnya dilaporkan kepada

Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 17

Terhadap peraturan pelaksanaan yang sudah ada, dinyatakan masih tetap berlakusepanjang tidak bertentangan dengan peraturan Gubernur ini.

Page 237: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 237/248

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Gubernurini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Ditetapkan di Medan pada tanggal

Diundangkan di Medan

 pada tanggal

BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARATAHUN NOMOR .

Page 238: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 238/248

LAMPIRAN I : Peraturan Gubernur Sumatera Utara

PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI KAWASAN PERKOTAAN MEBIDANG DAN SEKITARNYA

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKAPENDEK

JANGKAMENENGAH

JANGKAPANJANG

PUSAT PROVINSI KAB/KOTA

A. 

PROGRAM PENGEMBANGAN SARANA

TRANSPORTASI JALAN RAYA

1. Pengembangan sistem angkutan umum

Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

2. Evaluasi dan pengembangan koridor angkutan

umum ‘Bus Priority’ Kawasan

Perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

3. Peningkatan pelayanan dan kelas terminal

regional

4. Pengembangan kawasan pejalan kaki pada

kawasan perkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

5. Pembangunan Terminal Terpadu di BandaraKuala Namu

6. 

Pembangunan Busway dan Monorail di Kota

Medan

7. 

Pengaturan on street parkir parkir di kota

Medan di jalan MT. Haryono, Aksara, Sutomo,H. Zaenul Arifin, Pemuda, Perintis

Kemerdekaan, Kereta Api, Cirebon dan

Sisingamangaraja

8. Penetapan kawasan parkir maupun gedung

 parkir di Kota Binjai

9. 

Lajur, jalur atau jalan khusus angkutan massal

di kawasan perkotaan inti menghubungkan

simpul Medan Helvetia-Medan Sunggal-Medan

Selayang-Medan Polonia-Medan Amplas-

Medan Tembung-Medan Timur-Medan Deli-

Medan Marelan-Medan Labuhan

Page 239: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 239/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

10. 

Pengembangan terminal penumpang tipe A

 pada terminal Medan Amplas di kecamatan

Medan Amplas dan terminal Pinang Baris di

kecamatan Medan Sunggal di kota Medan

11. 

Pengembangan terminal penumpang tipe B pada

terminal Binjai di kecamatan Binjai di kota

Binjai, terminal Lubuk Pakam di kecamatanLubuk Pakam di kabupaten Deli Serdang dan

terminal Berastagi di kecamatan Berastagi di

kabupaten Karo

12. 

Terminal barang terpadu di kecamatan Pancur

Batu di kabupaten Deli Serdang

13. 

Terminal barang di Kawasan Industri Medan

(KIM) dan Kawasan Industri Lamhotma di kota

Medan, Kawasan Industri Binjai di kota Binjai,Kawasan Industri Tanjung Morawa, Kawasan

Industri Percut Sei Tuan dan Kawasan Industri

Hamparan Perak di Kabupaten Deli Serdang

14. 

Terminal agribisnis di Kecamatan Medan

Selayang di kota Medan, di Kecamatan Pancur

Batu di Kabupaten Deli Serdang dan di

Kecamatan Berastagi di Kabupaten Karo

B. 

PROGRAM PENGEMBANGAN

TRANSPORTASI KERETA API dan

IMPLEMENTASI TOD

1. 

Penyiapan pembangunan transportasi kereta api

 penumpang modern dan TOD di KawasanPerkotaan Mebidang-Ro

2. 

Pengembangan koridor jalur Kereta Api terkait

implementasi TOD KawasanPerkotaan/Metropolitan Mebidang-Ro

3. 

Peningkatan jalur jalan rel dan pengembangan

terminal/stasiun yang dapat melayani distribusi barang

Page 240: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 240/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

4. Pembangunan Stasiun Kereta Api baru di Kota

Medan

5. 

Pembangunan Simpang dengan Kereta Api

tidak Sebidang di Kota Medan di simpang jalan

Pandu

6. 

Peningkatan pelayanan Kereta Api Jalur Medan- Binjai

7. 

Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur

kereta api Medan- Tebingtinggi-Kisaran-RantauPrapat

8. 

Jaringan jalur kereta api antarkota pada jalur

kereta api Medan-Besitang-Langsa-Lhokseumawe

9. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Belawan-Stasiun

Kota

10. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-

Batang Kuis-Lubuk Pakam

11. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur

kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-

Sunggal-Binjai

12. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur

kereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-

Pancur Batu

13. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Lubuk Pakam-

Galang

14. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Aras Kabu-

Bandara Kuala Namu

15.  Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalurkereta api pada jalur kereta api Stasiun Kota-

 

Page 241: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 241/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

Deli Tua

16. 

Jaringan jalur kereta api perkotaan pada jalur

kereta api pada jalur kereta api Deli

TuaSibolangit

17. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkaitimplementasi TOD pada stasiun kota Medan di

kecamatan Medan Timur di kota Medan

18. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Belawan dikecamatan Medan Belawan di kota Medan

19. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkaitimplementasi TOD pada stasiun Labuhan di

kecamatan Medan Labuhan di kota Medan

20. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkaitimplementasi TOD pada stasiun Kampung

Besar di kecamatan Medan Labuhan di kota

Medan

21. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Titi Papan di

kecamatan Medan Deli di kota Medan

22. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Mabar di

kecamatan Medan Deli di kota Medan

23. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Pulo Brayan di

kecamatan Medan Timur di kota Medan

24. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Medan Pasar dikecamatan Medan Timur di kota Medan

25. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Kebon Pisang

di kecamatan Medan Timur di kota Medan

26.  Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

Page 242: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 242/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

implementasi TOD pada stasiun Sei Sikambing

di kecamatan Medan Helvetia di kota Medan

27. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Medan Sunggal

di kecamatan Medan Sunggal di kota Medan

28. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Bandar Kalipah

Tembung di kecamatan Percut Sei Tuan di

kabupaten Deli Serdang

29. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Batang Kuis di

kecamatan Batang Kuis di kabupaten DeliSerdang

30. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Aras Kabu di

kecamatan Beringin di kabupaten Deli Serdang

31. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Lubuk Pakam

di kecamatan Lubuk Pakam di kabupaten Deli

Serdang

32. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Galang di

kecamatan Galang di kabupaten Deli Serdang

33. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Pancur Batu di

kecamatan Pancur Batu di kabupaten DeliSerdang

34. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Deli Tua dikecamatan Deli Tua di kabupaten Deli Serdang

35. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Diski dikecamatan Sunggal di kabupaten Deli Serdang

Page 243: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 243/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

36. 

Pengembangan stasiun Kereta Api terkait

implementasi TOD pada stasiun Binjai di

kecamatan Binjai Kota di kota Binjai

C. PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN

JALAN RAYA

1. 

Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Dalam

2. 

Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Luar

3. Pengembangan Jaringan Jalan Akses BandaraKuala Namu

4. 

Pengembangan Jaringan Akses Medan-Hamparan Perak-Langkat (tahap awal),

altermatif pergerakan regional ke Aceh

5. Pengembangan jaringan jalan tol Medan- Binjai- Deli Serdang

6. 

Pengembangan jaringan jalan tol Medan-

Tanjung Morawa- Tebing-Tinggi

7. Pembangunan Jalan Lingkar Luar Paling Luar

Medan

8. 

Pengoperasian Bus Pemadu Moda Bandara

Kuala Namu

9. 

Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar

Luar Medan

10. 

Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Lingkar

Tengah Medan

11.  Pembangunan Jalan Lingkar Utara Medan

12. 

Pembangunan Jalan Lingkar Mebidang Medan

13. Pembangunan Jalan Lingkar Pantai Utara

Medan

Page 244: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 244/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

14.  Pembangunan Jalan Agromarinepolitan Medan

15. Rencana jalan lingkar (ring road) pada kawasan

 perkotaan di Kab Deli Serdang

16. 

Jaringan jalan arteri primer pada jalan batas

Deli Sedang/Serdang Bedagai-Lubuk Pakam-

Tanjung Morawa-Lingkar Luar Kota Medan-

Sunggal- Binjai- Batas Binjai/Langkat

17. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-

Belawan

18. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan-

Batang Kuis-Kuala Namu

19. 

Jaringan jalan arteri primer pada jalan Lubuk

Pakam-Kuala Namu-Belawan-Hamparan Perak

20. 

Jaringan jalan arteri primer pada jalan Kuala

 Namu-Tanjung Morawa-Deli Tua-Pancur Batu-Sunggal-Hamparan Perak

21. 

Jaringan jalan arteri primer pada jalan Percut

Sei Tuan-Tembung-Tanjung Morawa

22. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan

Sunggal-Medan Timur-Percut Sei Tuan

23. Jaringan jalan arteri primer pada jalan Medan

Selayang-Pancur Batu

24. Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalanPancur Batu-Berastagi

25. 

Jaringan jalan kolektor primer 1 pada jalan

Berastagi-Kabanjahe

26. 

Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan Deli

Tua-Sinembah Tanjung Muda Hilir-Tiga Juhar-

Bangun Purba

27.  Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan

Pagar Merbau-Galang-Bangun Purba-Batas Deli

Page 245: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 245/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

Serdang/Serdang Bedagai

28. 

Jaringan jalan kolektor primer 2 pada jalan

Galang-Batas Deli Serdang/Serdang Bedagai

29. 

Jaringan jalan kolektor primer 2pada jalan Batas

Deli Serdang/Simalungun-Pekan GunungMeriah-Jalan Batas Deli Serdang/Simalungun

30. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang

menghubungkan kota Binjai dengan kota

Medan dan kawasan perkotaan Lubuk Pakam

31. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang

menghubungkan kawasan Perkotaan PancurBatu dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam

melalui kecamatan Deli Tua

32. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yangmenghubungkan kota Medan dengan kawasan

 perkotaan Percut Sei Tuan dan kawasan

 perkotaan Lubuk Pakam melalui kecamatan

Batang Kuis

33. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang

menghubungkan kecamatan Medan Helvetia

dengan kecamatan Medan Labuhan

34. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang

menghubungkankawasan perkotaan Percut SeiTuan dengan kawasan perkotaan Lubuk Pakam

melalui kecamatan Batang Kuis dan kecamatan

Pantai Labu

35. 

Jaringan jalan arteri sekunder pada jalan yang

menghubungkan kawasan perkotaan Lubuk

Pakam dengan kecamatan Beringin dankecamatan Pantai Labu

36. 

Jaringan jalan bebas hambatan antarkota pada

 jalan Medan-Tanjung Morawa-Lubuk Pakam-Kuala Namu-Batas Deli Serdang/Serdang

Bedagai-Tebingtinggi

Page 246: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 246/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

37. Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada

 jalan Belawan-Medan-Tanjung Morawa

38. Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota pada

 jalan Binjai-Medan

D. 

PROGRAM PENGEMBANGAN

TRANSPORTASI LAUT

1. 

Pengembangan pelayanan multimoda pelabuhan

utama dan internasional Belawan

2. Pembangunan kawasan penunjang pelabuhan

internasional Belawan

E. 

PROGRAM PENGEMBANGAN

TRANSPORTASI UDARA

.

Pembangunan Bandar Udara Kuala Namu dan

fasilitas pendukungnya

F. PROGRAM PENGEMBANGAN

TRANSPORTASI SUNGAI 

1. 

Alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai

adalah pada sungai Belawan dan sungai Deli di

kota Medan dan sungai Belawan dan Sungai

Percut di kabupaten Deli Serdang

2. 

Pembangunan Dermaga Sungai di MedanLabuhan

G. PROGRAM AKSI NASIONAL

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 

1.  Pembangunan ITS

2.  Penerapan Pengendalian Dampak Lalu Lintas

3.  Penerapan Manajemen Parkir

4. 

Reformasi Sistem Transit

5.  Peremajaan armada angkutan umum

Page 247: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 247/248

 NO.

 NAMA PROGRAM/

KEGIATAN

WAKTU PEMERINTAH PENANGGUNG JAWAB KEMUNGKINAN

PUBLIC PRIVATE

PARTNERSHIPJANGKA

PENDEK

JANGKA

MENENGAH

JANGKA

PANJANGPUSAT PROVINSI KAB/KOTA

6. 

Pemasangan Converter Kit

7. 

Pelatihan dan sosialisasi  smart driving (eco-

driving)

8.  Membangun Non Motorized Transport

Page 248: rencana induk mebidang1

7/23/2019 rencana induk mebidang1

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-induk-mebidang1 248/248