rencana aksi kegiatan tahun 2015 – 2019 filekondisi umum 10 dasar hukum 18 ... 30 bab ii visi,...

65
RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2015 – 2019 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS IV YOGYAKARTA

Upload: vothien

Post on 12-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RENCANA AKSI KEGIATAN

TAHUN 2015 – 2019 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS IV

YOGYAKARTA

2

KATA PENGANTAR

KEPALA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS IV YOGYAKARTA

Sebagai tindak lanjut dari Rencana Strategis (Renstra) Kementerian

Kesehatan tahun 20152019, maka masing-masing Unit Utama Eselon I telah

menjabarkan ke dalam dokumen perencanaan jangka menengah yang disebut

Rencana Aksi Program (RAP), dan selanjutnya masing-masing eselon ll

menguraikan lebih lanjut menjadi dokumen perencanaan jangka menengah

untuk eselon Il yang disebut sebagai Rencana Aksi Kegiatan (RAK).

Dalam Rencana Aksi Program P2P 20152019 tidak ada visi dan misi

Direktorat Jenderal. Rencana Aksi Program P2P mendukung pelaksanaan

Renstra Kemenkes yang melaksanakan visi dan misi Presiden Republik

Indonesia yaitu "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong". Upaya untuk mewujudkan visi ini

adalah melalui 7 misi pembangunan dan 9 agenda prioritas yang dikenal dengan

Nawa Cita.

Program P2P mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya

seluruh Nawa Cita terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia

Indonesia melalui upaya preventif dan promotif, sehingga sebagai salah satu Unit

Pelaksana Teknis dari Kementerian Kesehatan yang dibawahi oleh Ditjen P2P,

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta ikut berkontribusi dalam

mewujudkan hal tersebut.

RAK ini merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang

menguraikan kegiatan kegiatanyang akan dilaksanakan di Kantor Kesehalan

Pelabuhan (KKP) Kelas IV Yogyakarta dalam kurun waktu 20152019. Untuk

memudahkan peniabaran di dalam dokumen RAK ini maka uraian rencana

kegiatannya disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi dari bagian dan

bidang-bidang yang ada di Kantor Kesehalan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta.

RAK ini juga dilengkapi dengan uraian kegiatan, indikator-indikator yang

merupakan pejabaran lebih rinci dari indikator Program Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit, khususnya diwilayah Kantor Kesehalan Pelabuhan Kelas

IV Yogyakarta, serta perkiraan anggaran yang dibutuhkan. Dalam upaya

mencapai indikator Kantor Kesehalan Pelabuhan kelas IV Yogyakarta juga

3

melibatkan lintas sektor dan unit yang terkait khususnya di lingkungan kerja

Kantor Kesehalan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta.

Semoga upaya kita semua mendapat rahmat, hidayah dan ridho dari

Tuhan Yang Maha Kuasa.

Yogyakarta, 25 Januari 2018

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas IV Yogyakarta

dr. H. Chamidah

NIP. 196001141989012002

4

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 4

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang 5

Kondisi Umum 10

Dasar Hukum 18

Struktur Organisasi dan Wilayah Kerja 19

Potensi dan Permasalahan 25

Lingkungan Strategis 30

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI

Visi dan Misi 34

Nilai 35

Tujuan 36

Sasaran Strategis 36

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Arah Kebijakan 38

Strategi 40

BAB IV RENCANA AKSI KEGIATAN 41

BAB V RENCANA KEBUTUHAN SUMBER DAYA KEGIATAN

Rencana Kebutuhan Sumber Daya Manusia 56

Rencana Kebutuhan Anggaran Kegiatan 57

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI 59

BAB VI PENUTUP 60

LAMPIRAN

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dengan ditetapkannya Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2015-2019 melalui Peraturan Presiden No. 2 tahun 2015

dan Rencana Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-2019 melalui

Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.02.02/MENKES/52/2015, Direktorat

Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) menyusun

Rencana Aksi Program (RAP) P2P tahun 20152019 yang merupakan

jabaran kebijakan Kementerian Kesehatan dalam pencegahan dan

pengendalian penyakit sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Ditjen P2P

termasuk langkah antisipasi tantangan program selama lima tahun

mendatang.

Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun

20152019 kemudian menjadi acuan untuk Satuan Kerja (Satker) dalam

menyusun Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dengan periode waktu yang sama

yakni tahun 20152019 sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-

masing. Dengan demikian, RAK Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas IV

Yogyakarta merupakan penjabaran lebih lanjut dari RAP Ditjen P2P dan

Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 20152019 dengan sasaran

programnya adalah menurunnya penyakit menular dan tidak menular serta

meningkatnya kesehatan jiwa dengan indikator dan target sebagai berikut.

1. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar

lengkap pada bayi dengan target 85%.

2. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi malaria dengan target

sebesar 265.

3. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka

mikrofilaria <1 persen dengan target 55 Kabupaten/Kota.

4. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta dengan target 25 provinsi.

5. Prevalensi TB per 100.000 penduduk dengan target 262/100.000

penduduk.

6. Prevalensi HIV sebesr < 0,5 persen

6

7. Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun dengan target 5,9 persen.

Arah kebijakan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sesuai

dengan RKP tahun 2017 adalah meningkatkan pencegahan dan

pengendalian penyakit melalui:

1. Perluasan cakupan akses masyarakat (termasuk skrining cepat bila

ada dugaan potensi meningkatnya kejadian penyakit menular seperti

mass blood survey untuk malaria) dalam memperoleh pelayanan

kesehatan terkait penyakit menular terutama di daerah-daerah yang

berada di perbatasan, kepulauan dan terpencil untuk menjamin upaya

memutus mata rantai penularan.

2. Memberikan otoritas pada petugas kesehatan masyarakat (Public

Health Officers) dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pencegahan dan

pengendalian penyakit, termasuk hak akses pengamatan penyakit dan

faktor risikonya serta penentuan langkah penanggulangannya.

3. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam upaya pengendalian

penyakit dan faktor risikonya melalui surveilans berbasis masyarakat,

yaitu melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang dapat

menyebabkan masalah kesehatan dan melaporkannya kepada

petugas kesehatan agar dapat dilakukan respon dini sehingga

permasalahan kesehatan tidak terjadi.

4. Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam pengendalian

penyakit menular melalui peningkatan kapasitas pejabat fungsional

tertentu seperti fungsional epidemiolog kesehatan, sanitarian,

entomolog kesehatan dan analis laboratorium.

5. Peningkatan peran daerah khususnya kabupaten/kota yang menjadi

daerah pintu masuk negara dalam mendukung implementasi

pelaksanaan International Health Regulation (IHR) untuk upaya cegah

tangkal terhadap masuk dan keluarnya penyakit yang berpotensi

menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.

6. Menjamin ketersediaan obat dan vaksin serta alat diagnostik cepat

untuk pengendalian penyakit menular secara cepat.

7. Melakukan Deteksi dini enyakit tidak menular secara proaktif dengan

mengunjungi masyarakat.

7

8. Mendorong kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS untuk

menerapkan kawasan bebas asap rokok agar mampu membatasi

ruang gerak para perokok.

9. Meningkatkan peran laboratorium dalam sistem surveilans penyakit

menular dan tidak menular

Untuk menyelenggarakan programnya Ditjen P2P melaksanakan

kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

1. Surveilans dan Karantina kesehatan

2. pencegahan dan pengendalina penyakit tular vektor dan zoonotik

3. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung

4. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular

5. Pembinaan pelayanan kesehatan jiwa

6. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada

program pencegahan dan pengendalian penyakit.

Seiring dengan arah kebijakan dan kegiatan-kegiatan yang akan

dilaksanakan dalam Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, maka

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta yang merupakan unit

pelaksana teknis Kementerian Kesehatan yang bertanggung jawab kepada

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengemban tugas

pokok dan fungsi dalam mencegah masuk dan keluarnya penyakit karantina

dan penyakit menular berpotensi wabah.

Sesuai dengan Permenkes Nomor 2348 tahun 2011 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan menegaskan bahwa Kantor

Kesehatan Pelabuhan mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk

dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi,

kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan

kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru

dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan

pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas

darat negara.

Peran Kantor Kesehatan Pelabuhan sangat penting dalam melakukan

cegah tangkal penyakit sebagai garda terdepan dari Kementerian Kesehatan

untuk menangkal masuknya penyakit dari luar negeri dan mencegah

8

keluarnya penyakit ke negara lainsebagai suatu kewajiban dalam

mengamankan jalannya lalu lintas internasional. selain melakukan cegah

tangkal penyakit, KKP juga berkewajiban untuk mengendalikan/

menghilangkan faktor risiko kesehatan yang muncul sebagai dampak dari

meningkatnya aktivitas di bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara

berkaitan dengan transmisi penyakit potensial wabah serta penyakit lainnya

yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan yang meresahkan

dunia.

Dalam menjalankan tugasnya, Kantor Kesehatan Pelabuhan tidak hanya

mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, tetapi

juga mengacu kepada komitmen internasional yakni International Health

Regulation (IHR) 2005. Di dalam IHR 2005 diberikan perhatian khusus untuk

wilayah pelabuhan dengan menetapkan Persyaratan Kapasitas Inti bagi

Pelabuhan, Bandara dan PLBD; agar setiap saat :

1. menyediakan akses pada:

a. pelayanan kesehatan yang memadai termasuk fasilitas diagnostik

dilokasi yang dekat sehingga memungkinkan penilaian cepat dan

perawatan bagi pelaku perjalanan yang sakit dan staf,

b. peralatan dan lingkungan kerja yang memadai;

2. menyediakan akses terhadap peralatan dan personel untuk pengiriman

pelaku perjalanan yang sakit ke fasilitas kesehatan yang memadai;

3. menyediakan personel yang terlatih untuk pemeriksaan alat angkut;

4. menjamin lingkungan yang aman bagi para pelaku perjalanan yang

menggunakan fasilitas yang ada di pintu masuk, termasuk pengadaan

air minum, tempat makanan, fasilitas katering pesawat udara, toilet

umum, fasilitas pembuangan sampah cair dan padat yang memadai,

dan area berpotensi risiko lainnya, dengan melaksanakan pemeriksaan

secara berkala; dan

5. menyediakan personel terlatih dan program pengendalian vektor dan

reservoar di dalam dan di sekitar pintu masuk.

IHR juga mempersyaratkan agar pelabuhan dapat merespons kejadian

yang dapat menimbulkan PHEIC dengan kapasitasnya :

9

1. menyediakan respon emergensi kesehatan masyarakat yang memadai

dengan menetapkan dan memantapkan rencana kontingensi emergensi

kesehatan masyarakat, termasuk penunjukan koordinator dan contact-

point yang berhubungan dengan pintu masuk, layanan kesehatan

masyarakat, dan layanan agen lainnya;

2. melakukan penilaian dan perawatan bagi pelaku perjalanan atau hewan

yang terjangkit oleh pengaturan yang tepat pada fasilitas medis dan

kesehatan hewan setempat dalam pengisolasian, pengobatan dan

layanan pendukung lainnya yang diperlukan;

3. menyediakan ruangan yang memadai dan dipisahkan dari pelaku

perjalanan lain, untuk mewawancarai orang yang terjangkit atau

tersangka;

4. menyediakan sarana diagnosis, dan bila perlu, karantina terhadap pelaku

perjalanan yang diduga, lebih baik bila di sarana kesehatan yang jauh

dari pintu masuk;

5. menerapkan tindakan yang direkomendasikan bila perlu untuk hapus

serangga, hapus tikus, hapus hama, dekontaminasi atau penanganan

bagasi, kargo, peti kemas, alat angkut, barang dan paket pos, di lokasi

khusus yang ditunjuk dan dilengkapi untuk keperluan ini.

6. menerapkan pengawasan masuk dan keluarnya pelaku perjalanan; dan

7. menyediakan akses berupa peralatan yang dirancang khusus dan

personel terlatih dengan alat pelindung diri yang memadai, dalam

melakukan rujukan bagi pelaku perjalanan yang membawa atau

terkontaminasi penyakit menular.

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas IV Yogyakarta sebagai leading

sektor pembangunan kesehatan di wilayah pelabuhan/bandara mempunyai

peran yang sangat penting dalam mewujudkan kondisi pelabuhan/bandara

yang sehat di wilayah kerjanya. Untuk itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas IV Yogyakarta perlu meningkatkan profesionalisme agar mampu

berfungsi sebagai fasilitator dan dinamisator dalam pencapaian

program/sasaran pembangunan kesehatan. Hal ini dimaksudkan dalam

upaya ikut berkontribusi dalam pencapaian Rencana Aksi Program Ditjen

P2P yang mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya seluruh

10

Nawa Cita terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia

melalui upaya preventif dan promotif. Rencana Aksi Program P2P

mendukung pelaksanaan Renstra Kemenkes yang melaksanakan visi dan

misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang

Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”

Penyusunan Rencana Aksi tahun 20152019 KKP Kelas IV Yogyakarta

ini merupakan acuan dalam pelaksanaan upaya cegah tangkal penyakit

karantina dan penyakit menular berpotensi wabah. Di samping itu juga,

diharapkan penyusunan dan pelaksanaan kegiatan/anggaran KKP Kelas IV

Yogyakarta dapat dilaksanakan secara tertib, efektif, efisien, transparan, dan

akuntabel.

B. KONDISI UMUM

Sejalan dengan perkembangan organisasi, program pencegahan dan

pengendalian penyakit juga mengalami perkembangan seperti kekarantinaan

dan kesehatan matra, peningkatan kualitas kesehatan lingkungan sebagai

faktor risiko, serta pengkajian terhadap penanganan kasus dan kinerja

surveilans berbasis laboratorium.

Gambaran kondisi umum, potensi dan permasalahan pelaksanaan

kegiatan di KKP Kelas IV Yogyakarta dipaparkan berdasarkan hasil

pencapaian pelaksanaan kegiatan : (1) pengendalian karantina dan

surveilans epidemiologi, (2) Pengendalian resiko lingkungan , (3) Upaya

kesehatan dan lintas wilayah. Potensi dan permasalahan pelaksanaan

kegiatan akan menjadi input dalam menentukan arah kebijakan dan strategi

KKP Kelas IV Yogayakarta :

1. Pengawasan Kesehatan Alat Angkut, Orang dan Barang di

Pelabuhan

Upaya kekarantinaan dilaksanakan dengan tujuan untuk mencegah

dan menangkal masuk dan keluarnya penyakit dan/atau masalah

kesehatan yang dapat menjadi kedaruratan kesehatan masyarakat secara

international (PHEIC) pada pintu gerbang negara seperti bandar udara,

pelabuhan dan lintas batas darat negara. Upaya kekarantinaan dilakukan

dengan melaksanakan pengawasan kesehatan pesawat di KKP Kelas IV

Yogyakarta.

11

Pada tahun 2016, pengawasan kesehatan terhadap kedatangan dan

keberangkatan pesawat dari dan ke luar negeri sebanyak 1.458 pesawat.

Di samping itu dilakukan pula pengawasan kesehatan kru pesawat luar

negeri sebanyak 4.374 orang.

Kondisi ini menjukan bahwa kedatangan pesawat melalui pintu

masuk Bandara Adisutjipto Yogyakarta cukup tinggi sehingga perlu

dilakukan pengawasan kesehatan secara intensif. Selama tahun 2016

tidak ditemukan kasus penyakit menular potensial wabah pada saat

pengawasan kesehatan pesawat sehingga tidak dilakukan tindakan

kekarantinaan.

2. Tindakan karantina yang dilakukan di KKP Kelas IV Yogyakarta

a. Tindakan Karantina adalah tindakan pembatasan, pemeriksaan

dan/atau pemeberian profilaksis terhadap alat angkut dan barang

yang dicurigai menjadi sumber penularan penyakit menular potensial

wabah, termasuk orang yang dicurigai karenan memiliki riwayat

kepergian dari wilayah/negara terjangkit selama 2 (dua) kali masa

inkubasi di KKP Kelas IV Yogyakarta termasuk di Wilayah Kerja

b. Isolasi adalah tindakan pemisahan, pemeriksaan, pengobatan dan

tindakan medik penunjang terhadap alat angkut, orang dan barang

yang teridentifikasi menderita penyakit menular potensial wabah di

KKP Kelas IV Yogyakarta termasuk di Wilayah Kerja

3. Surveilans Kesehatan di KKP Kelas IV Yogyakarta

Pengumpulan, pengolahan dan analisis data di KKP Kelas IV Yogyakarta

termasuk di Wilayah Kerja, antara lain :

a. Data penyakit kunjungan poliklinik di KKP maupun di luar KKP

b. Data hasil penyelidikan epidemiologi

c. Data pengamatan penyakit pada kru dan penumpang pesawat

d. Data pengamatan penyakit menular langsung

e. Data pengamatan penyakit tidak menular

f. Data pengamatan faktor risiko penyakit bersumber binatang

g. Data pengamatan penyakit jamaah pasca haji

h. Data pengamatan penyakit jamaah pasca umroh

i. Data pengamatan penyakit lainya

12

4. Desiminasi informasi bidang kesehatan di KKP Kelas IV Yogyakarta

Penyebar luasan informasi terkait dengan situasi dan kecenderungan

penyakit menular potensial wabah dan penyakit lainnya sebagai upaya

antisipasi dan penanggulangan kejadian penyakit yang memerlukan

tindakan.

a. Desiminasi penanggulangan penyakit PHEIC

b. Desiminasi penanggulangan penyakit tidak menular

c. Desiminasi penanggulangan penyakit menular langsung

d. Desiminasi penanggulangan faktor risiko lingkungan

e. Desiminasi penanggulangan faktor risiko penyakit bersumber

binatang

f. Desiminasi pelayanan vaksinasi internasional

g. Desiminasi laporan kegiatan KKP

h. Desiminasi pengamatan penyakit jamaah pasca haji

i. Desiminasi pengamatan penyakit jamaah pasca umroh

5. Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit di KKP Kelas

IV Yogyakarta

Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit terdiri atas

a. Pengendalian vektor nyamuk

Upaya pemberantasan vektor nyamuk meliputi pengamatan,

peniadaan sarang nyamuk, pengasapan (fogging), maupun

penyemprotan (residual spraying)

b. Pengendalian jentik nyamuk

Upaya pemberantasan jentik nyamuk meliputi tindakan 3M

(menguras, menutup, mengubur) maupun dengan cara kimia dan

biologi terhadap tempat perindukan secara berkala

c. Pengendalian tikus dan pinjal

Upaya pemberantasan terhadap tikus dan pinjal meliputi penagkapan

tikus dan penghapusan sarang tikus

d. Pengendalian lalat dan kecoa

Upaya pemberantasan lalat dan kecoa dengan insektisida

e. Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit lainnya

Upaya pemberantasan vektor dan binatang penular penyakit lainnya

baik di dalam maupun di lingkungan pelabuhan dan bandara

13

Kegiatan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit di

KKP Kelas IV Yogyakarta pada tahun 2016 sebanyak 32 kali.

6. Inspeksi kesehatan lingkungan di KKP Kelas IV Yogyakarta

Tindakan pemeriksaan dan pengamatan serta pemberian saran perbaikan

terhadap :

a. Kualitas air, udara, tanah, pangan

b. Kondisi sanitasi gedung dan bangunan

c. Kondisi sanitasi tempat-tempat umum

d. Kondisi sanitasi tempat pengelolaan makanan

7. Pelayanan kesehatan dasar di KKP Kelas IV Yogyakarta

Pelyananan kesehatan dasar terdiri atas:

a. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan

Tindakan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan terhadap

masyarakat di lingkungan KKP Kelas IV Yogyakarta termasuk di

Wilayah Kerja

b. Pelayanan skrening kesehatan

Tindakan pemeriksaan kesehatan tertentu yang berhubungan dengan

KKMMD pada awak/penumpang moda alat angkut serta masyarakat

di lingkungan KKP Kelas IV Yogyakarta termasuk di Wilayah Kerja

c. Pelayanan gawat darurat medik

Tindakan pelayanan medik dan asuhan keperawatan pada

awak/penumpang moda alat angkut serta masyarakat pada kondisi

matra di lingkungan KKP Kelas IV Yogyakarta termasuk di Wilker.

d. Tindakan rujukan

Tindakan pemindahan penderita dari instalasi poliklinik, intalasi

isolasi maupun lapangan yang berasal dari kejadian kecelakaan,

keracunan atau kedaruratan di lingkungan di lingkungan KKP Kelas

IV Yogyakarta termasuk di Wilayah Kerja

8. Pelayanan vaksinasi dan profilaksis di KKP Kelas IV Yogyakarta

a. Tindakan pemberian vaksinasi Meningitis dan Yellow Fever pada

calon jamaah umroh dan masyarakat di lingkungan KKP Kelas IV

Yogyakarta termasuk di Wilayah Kerja

14

b. Tindakan pemberian pengobatan pencegahan pada awak dan

penumpang pesawat serta masyarakat di lingkungan KKP Kelas IV

Yogyakarta termasuk di Wilayah Kerja

c. Jumlah penerbitan ICV pada tahun 2016 sebanyak 23.976 dokumen.

Berdasarkan uraian di atas, kinerja KKP dalam rangka pengendalian

penyakit dan penyehatan lingkungan di pintu gerbang negara pada periode

2015-2019 masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain sebagai

berikut.

1. Transisi epidemiologi

Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang kita hadapi saat

ini dalam pembangunan kesehatan adalah beban ganda penyakit, yaitu

di satu pihak masih banyaknya penyakit infeksi yang harus ditangani, di

lain pihak semakin meningkatnya penyakit tidak menular. Demikian pula

re-emerging dan new emerging diseases, yang berpotensi menimbulkan

Kejadian Luar Biasa (KLB) dan pandemi. Penyakit yang berpotensi

menjadi ancaman internasional (PHEIC) semakin nyata, sehingga

diperlukan pula kesiapan semua lini baik jajaran kesehatan dari pusat,

provinsi dan kabupaten/kota termasuk pintu-pintu masuk (bandara,

pelabuhan, lintas darat) dalam mencegah keluar masuknya penyakit.

2. Transisi demografi

Meningkatnya umur harapan hidup menyebabkan proporsi penduduk

usia lanjut semakin meningkat, sehingga menyebabkan perubahan pola

penyakit dan gangguan kesehatan.

3. Transisi lingkungan

Ditandai dengan banyaknya terjadi bencana alam, perubahan iklim

global, berkurangnya lahan pangan, dan lain-lain. Perubahan iklim di

dunia (climate change) diyakini akan sangat berpengaruh terhadap pola

penyebaran penyakit terutama penyakit bersumber binatang, penyakit

tidak menular, kejadian kecelakaan, dan gangguan kesehatan akibat

perubahan lingkungan.

4. Perubahan sosial budaya

Adanya perubahan gaya hidup (lifestyle) yang cenderung menjadi tidak

sehat, laju modernisasi yang cepat, dan berkembangnya nilai-nilai baru.

15

5. Perubahan keadaan politik

Adanya reformasi dan desentralisasi di mana daerah mempunyai

wewenang untuk mengelola daerahnya sendiri.

6. Perubahan keadaan ekonomi

Adanya globalisasi dan pasar bebas dimana salah satu contoh akan

diterapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada bulan

Desember 2015.

7. Perubahan keadaan keamanan

Perubahan keadaan keamanan dengan adanya berbagai macam konflik

skala global dan regional, terjadinya perang, dan terorisme termasuk

bioterorisme.

8. Kondisi kesehatan lingkungan

Proporsi masyarakat yang memiliki akses ke sarana sanitasi dasar dan

air bersih yang memenuhi syarat masih terbatas dan lingkungan

pemukiman dan perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

Kondisi ini diperberat dengan jumlah penduduk yang besar yang

menyebabkan daya dukung lingkungan semakin menurun. Salah satu

hal yang harus diadaptasi adalah adanya perubahan iklim (climate

change). Peningkatan muka air laut menyebabkan semakin luasnya

breeding places vektor penular penyakit, ancaman penyediaan sumber

air bersih dari sumur gali, dan kenaikan suhu menyebabkan adaptasi

vektor penular penyakit ke area yang lebih luas.

9. Perilaku masyarakat

Salah satu faktor kunci untuk menekan angka kesakitan penyakit

menular dan tidak menular adalah perilaku pola hidup bersih dan sehat

yang disertai upaya penyehatan lingkungan. Masih terbatasnya

kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat dapat dilihat dari

masih tingginya prevalensi merokok di masyarakat, kurangnya aktivitas

fisik, konsumsi gizi yang tidak seimbang. Kecenderungan meningkatnya

jumlah penderita HIV/AIDS dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika,

dan zat adiktif (NAPZA), serta tingginya kecacatan dan kematian akibat

kecelakaan.

16

1. Kinerja pelayanan kesehatan

Kinerja pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam

membuka kesempatan masyarakat memperoleh status kesehatan yang

lebih baik. Pelayanan kesehatan yang diberikan ke masyarakat telah

mengalami perbaikan dari waktu ke waktu, tetapi masih dirasakan belum

memadai. Hal ini terlihat dari beberapa indikator diantaranya proporsi

bayi yang mendapatkan imunisasi campak, dan proporsi penemuan

kasus (case detection rate) TB paru, penemuan kasus baru kusta,

cakupan pengobatan massal filariasis dan lainnya.

2. Keterbatasan, kesenjangan, dan distribusi SDM kesehatan

Sumber daya manusia dalam upaya pengendalian penyakit dan

penyehatan lingkungan adalah tenaga fungsional seperti sanitarian,

epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan pada sarana kesehatan

maupun tenaga masyarakat, kader desa, juru malaria desa, jumantik,

juru imunisasi. Sampai saat ini kebutuhan dan distribusi tenaga

fungsional tersebut di atas masih belum terpenuhi secara merata,

demikian pula tenaga masyarakat banyak yang kurang aktif.

Beberapa hasil kegiatan yang telah dicapai Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas IV Yogyakarta pada tahun 2017 adalah pemasangan lift di gedung

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta yang sebelumnya

memakai tangga dari lantai 1 ke lantai 4; pembelian meubelair ruang rapat

Kantor Kesehatan Pelabuhan sehingga rapat yang biasanya di luar kantor

dapat dilaksanakan di dalam kantor; pengadaan mesin antrian sehingga

memudahkan pelayanan dan menjadi lebih tertib.

Gambaran kondisi umum yang ada saat ini, dapat teridentifikasi dan

dianalisis berbagai peluang dan ancaman yang memengaruhi pencapaian

tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas IV Yogyakarta. Beberapa peluang antara lain meliputi era globalisasi

ekonomi, perdagangan internasional, hukum, dan politik yang semakin

kondusif, kemitraan dengan stakeholder dan masyarakat, berlakunya

Internasional Health Regulation (IHR) revisi 2005 dan terbitnya Peraturan

MenteriKesehatan RI No.: 356/MENKES/PER/IV/2008 Permenkes Nomor

17

2348/MENKES/PER/XI/2011; tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan.

Beberapa hal yang mendukung antara lain penerapan penganggaran

berbasis kinerja dan progres pembinaan dari Ditjen P2P dan Kementerian

Kesehatan mulai meningkat. Kantor Kesehatan Pelabuhan merupakan Unit

Pelaksana Teknis (UPT) dari Ditjen P2P Kemenkes RI sehingga tidak menjadi

urusan pemerintah daerah dan tidak berpengaruh terhadap gejolak politik di

daerah. Kedudukan dan perannya di daerah adalah sebagai institusi

perwakilan Kementerian Kesehatan yang melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya dengan prinsip-prinsip kesetaraan, koordinasi horizontal dan

berpedoman pada ketentuan yang berlaku.

Adapun ancaman yang dihadapi adalah era globalisasi yang

menyebabkan semakin meningkatnya aktivitas di bandara, pelabuhan, dan

lintas batas darat negara. Hal ini menyebabkan meningkatnya peluang

transmisi penyakit potensial wabah serta penyakit lainnya yang berpotensi

menimbulkan kedaruratan kesehatan yang meresahkan dunia. Desentralisasi

pemerintah menyebabkan terjadinya egoisme kedaerahan di wilayah

kabupaten/kota, kondisi rawan kesehatan dalam negeri dan luar negeri yang

berpotensi menimbulkan masalah kesehatan. Tuntutan dari pengguna jasa

akan percepatan dan mutu pelayanan yang sangat tinggi sehingga

menyebabkan tidak optimalnya proses pengawasan yang dikhawatirkan akan

menyebabkan tidak terdeteksinya penyakit karantina dan penyakit menular

lainnya. Jejaring kerja dengan pemerintah daerah juga belum optimal

sehingga berpengaruh terhadap lemahnya sistem deteksi, respons, dan

pelaporan terhadap masalah-masalah kedaruratan kesehatan yang terjadi di

wilayah kabupaten/kota yang secara epidemiologis masalah tersebut

berpotensi meresahkan dunia internasional.

Berdasarkan gambaran tersebut di atas, maka diperlukan rencana aksi

kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta sebagai

penjabaran dari rencana aksi program P2P yang diharapkan dapat menjadi

pedoman dalam melaksanakan program dan pelayanan kesehatan pelabuhan

di wilayah kerjanya. Selain itu juga, diharapkan penyusunan dan pelaksanaan

kegiatan/anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta dapat

dilaksanakan secara tertib, taat pada peraturan perundangan, efisien,

18

ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan

rasa keadilan dan kepatuhan. Rencana yang telah disusun diharapkan dapat

terlaksana sesuai rancangan.

C. DASAR HUKUM

1) Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut;

2) Undang-Undang Nomor : 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara;

3) Undang-Undang Nomor : 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit

Menular;

4) Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Ibadah Haji;

5) Undang-Undang Nomor : 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;

6) Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

7) PP Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit

Menular;

8) International Health Regulation (IHR) 2005.

9) PP No. 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi;

10) Inpres Nomor : 4 Tahun 1985 tentang Kebijaksanaan Kelancaran Arus

Barang untuk Menunjang Kegiatan Ekonomi;

11) Permenkes Nomor : 356/MENKES/PER/IV/2008 Jo Permenkes Nomor

2348/MENKES/PER/XI/2011; tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan;

12) Permenkes Nomor : 560 Tahun 1989 tentang Jenis Penyakit Tertentu

yang Dapat Menimbulkan Wabah;

13) Kepmenkes Nomor : 1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Kesehatan;

14) Keputusan Menkes No. : 1314/MENKES/SK/IX/2010 tentang Pedoman

Standarisasi SDM, Sarana dan Prasarana di Lingkungan KKP;

15) Keputusan Menkes No. : 612/MENKES/SK/V/2010 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Karantina Kesehatan pada Penanggulangan

Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia;

16. Kepmenkes Nomor : 949 Tahun 2004 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa;

19

17. Kepmenkes Nomor : 1116 Tahun 2003 tentang Pedoman

penyelenggaraan Sistem Survailans Epidemiologi Kesehatan;

18. Kepmenkes Nomor : 1479 Tahun 2003 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Sistem Survailans Epidemiologi Penyakit Menular dan

Penyakit Tidak Menular Terpadu;

19. Kepmenkes Nomor : 340 Tahun 1985 tentang Pembantuan Taktis

Operasional Satuan Organisasi Ditjen PPM & PLP Dalam Lingkungan

Kerja Pelabuhan Laut Utama Keppel ADPEL;

20. Keputusan Dirjen PPM & PLP 351 Tahun 1995 tentang Pencatatan dan

Laporan Kantor Kesehatan Pelabuhan;

21. Keputusan Dirjen PPM & PL No. 451 Tahun 1991 tentang Pedoman

Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa;

22. Standar Operasional Prosedur Nasional Kegiatan KKP di Pintu Masuk

Negara;

D. STRUKTUR ORGANISASI DAN WILAYAH KERJA

KKP Kelas IV Yogyakarta merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis

(UPT) Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Direktur Jenderal P2P. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan

RI No.: 356/MENKES/PER/IV/2008 Permenkes Nomor 2348/MENKES/

PER/XI/2011; tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan

Pelabuhan, dicantumkan bahwa Struktur Organisasinya terdiri atas :

1. Kepala Kantor.

2. Kepala Urusan Tata Usaha.

3. Petugas Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi.

4. Petugas Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas

Wilayah.

5. Disamping itu dilengkapi dengan Instalasi, Koordinator Wilker dan

Kelompok Jabatan Fungsional.

20

1. Struktur Organisasi KKP Kelas IV Yogyakarta.

Grafik 1. Struktur Organisasi

2. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Permenkes nomor 2348 Tahun 2011 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan maka KKP mempunyai

tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit,

penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan,

pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,

pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan

penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan

pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas

batas darat negara.

Dalam melaksanakan tugas tersebut KKP Kelas IV Yogyakarta

menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan kekarantinaan;

b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan;

c. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan,

dan lintas batas darat negara;

d. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah,

penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali;

e. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi,

dan kimia;

Kepala

Petugas Pengendalian Karantina dan

Surveilans Epidemiologi

Petugas Pengendalian Risiko

Lingkungan dan Kesehatan Lintas

Wilayah

InstalasiKelompok Jabatan

Fungsional

Urusan Tata Usaha

21

f. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai

penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan

internasional;

g. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesiapsiagaan dan

penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang

kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan

kesehatan haji dan perpindahan penduduk;

h. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

i. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan,

kosmetika, dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor

dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor;

j. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;

k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

l. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

m. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan,

dan surveilans kesehatan pelabuhan

o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan,

dan lintas batas darat negara;

p. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP

3. Ruang Lingkup Tugas

Adapun ruang lingkup tugas masing-masing bagian dan seksi di Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta berdasarkan Permenkes

2348 tahun 2011 adalah sebagai berikut.

a. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan

penyusunan program, pengelolaan informasi, evaluasi, pelaporan,

urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, serta perlengkapan dan

rumah tangga.

22

b. Petugas Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi

mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan evaluasi serta

penyusunan laporan di bidang kekarantinaan, surveilans epidemiologi

penyakit dan penyakit potensial wabah serta penyakit baru dan

penyakit yang muncul kembali, pengawasan alat angkut dan

muatannya, lalu lintas OMKABA, jejaring kerja, kemitraan, kajian,

serta pengembangan teknologi, pendidikan, serta pelatihan bidang

kekarantinaan di wilayah kerja bandara dan pelabuhan.

c. Petugas Pengendalian Risiko Lingkungan dan Upaya Kesehatan dan

Lintas Wilayah mempunyai tugas melaksanakan perencanaan,

pemantauan, dan evaluasi serta penyusunan laporan di bidang

pengendalian vektor dan dan binatang penular penyakit, pembinaan

sanitasi lingkungan, jejaring kerja, kemitraan, kajian dan

pengembangan teknologi, serta pendidikan dan pelatihan bidang

pengendalian risiko lingkungan di wilayah kerja bandara dan

pelabuhan. Selain itu, mempunyai tugas melaksanakan perencanaan

dan evaluasi serta penyusunan laporan di bidang pelayanan

kesehatan terbatas, kesehatan haji, kesehatan kerja, kesehatan

matra, vaksinasi internasional, pengembangan jejaring kerja,

kemitraan, kajian dan teknologi, serta pendidikan dan pelatihan

bidang upaya kesehatan pelabuhan di wilayah kerja bandara dan

pelabuhan.

4. Sumber Daya Manusia

Pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta sebanyak 35

(tiga puluh lima) orang dengan rincian sebagai berikut.

a. Menurut Jabatan

Tabel 1. Distribusi Pegawai Berdasarkan Jenis Jabatan

No. Jenis Jabatan Jumlah

1 Struktural 2

2 JFT 2

3 JFU 31

Total 35

23

Grafik 2. Distribusi Pegawai Berdasarkan Jenis Jabatan

b. Menurut Pangkat

Tabel 2. Distribusi Pegawai menurut Pangkat

Grafik 3. Distribusi Pegawai menurut Pangkat

5.71%5.71%

88.57%

Struktural

JFT

JFU

25.71%

22.86%

14.29%

17.14%

5.71%

11.43%2.86%

Pengatur - II.c

Pengatur Tk. I - II.d

Penata Muda - III.a

Penata Muda Tk.I - III.b

Penata - III.c

Penata Tk. I - III.d

Pembina - IV.a

No. Jenis Jabatan Jumlah

1 Pembina – IV.a 1

2 Penata Tk.I – III.d 4

3 Penata – III.c 2

4 Penata Muda Tk.I – III.b 6

5 Penata Muda – III.a 5

6 Pengatur Tk. I – II.d 8

7 Pengatur – II.c 9

Total 35

24

c. Menurut Pendidikan

Tabel 3. Distribusi Pegawai menurut Tingkat Pendidikan

Grafik 4. Distribusi Pegawai menurut Tingkat Pendidikan

d. Menurut Jenis Kelamin

Tabel 4. Distribusi Pegawai menurut Jenis Kelamin

25.71%

20.00%

2.86%

48.57%

2.86%Pasca Sarjana (S.2)

Sarjana (S.1)

Diploma IV

Diploma III

No. Jenis Jabatan Jumlah

1 Pasca Sarjana (S.2) 9

2 Sarjana (S.1) 7

3 Diploma IV 1

4 Diploma III 17

5 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 1

Total 35

No. Jenis Jabatan Jumlah

1 Laki-Laki 16

2 Perempuan 19

Total 35

25

Grafik 5. Distribusi Pegawai menurut Jenis Kelamin

E. POTENSI DAN PERMASALAHAN

1. POTENSI

a. Letak Geografis Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV

Yogyakarta

Berdasarkan Permenkes Nomor: 356/MENKES/PER/IV/2008 Jo

Permenkes Nomor 2348/MENKES/PER/XI/2011 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta mempunyai 2 Wilayah Kerja

(Wilker) yang secara rinci sebagai berikut.

1) Pelabuhan Laut Baron

Pelabuhan Laut Baron terletak di Desa Kemadang, Kecamatan

Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa

Yogyakarta. Lokasi Pantai Baron berjarak 63 km dari pusat kota

Yogyakarta dengan posisi geografis antara 8,129117°LS dan

110,549149°BT.

2) Pelabuhan Laut Kulonprogo

Pelabuhan Tanjung Adikarto terletak di Dusun Keboan, Desa

Karangwuni, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo,

Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi Pelabuhan Tanjung

Adikarto berjarak 41 km dari pusat kota Yogyakarta dengan

posisi geografis antara 7°54'58"S dan 110°5'0"E. Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta mempunyai wilayah

strategis di Indonesia Bagian Selatan Pulau Jawa, hal ini

45.71%

54.29%

Laki-Laki

Perempuan

26

dibuktikan dengan akan dibangunnya bandara baru yang akan

dibangun di sebelah Wilker Pelabuhan Laut Kulonprogo,

diperkirakan akan selesai dan bisa dioperasionalkan pada 2020

mendatang. Bandara yang akan diberi nama New Yogyakarta

International Airport ini, akan menggantikan Bandara Adisutjipto.

b. Sarana dan Prasarana

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta memiliki

gedung kantor induk baru guna mendukung keberhasilan kegiatan

KKP Kelas IV Yogyakarta dengan luas bangunan 982 m². Sarana

dan Prasarana di Wilayah Kerja KKP Kelas IV Yogyakarta lainnya

masih terus dilakukan pengembangan dan pembenahan demi

pelaksanaan tupoksi KKP secara maksimal. KKP Kelas IV

Yogyakarta juga dilengkapi dengan Kendaraan Operasional Roda 2

(dua) sebanyak 10 unit, Kendaraan Roda 4 (empat) sebanyak 3 unit,

Ambulance sebanyak 2 unit dan 1 unit Kendaraan Khusus

Operasional Lapangan/bak terbuka/pick up. Untuk alat pengolah data

KKP Kelas IV Yogyakarta dilengkapi dengan 13 unit PC/Komputer,

18 unit Note Book dan 25 unit Printer.

Adapun rincian per aset seperti tertuang dalam bagan seperti

berikut.

1) Tanah

No Nama Jumlah Sertifkat Lokasi

1 Tanah KKP

Kelas IV

Yogyakarta

492 m2 SHP No 202 Jln. Ring

Road Utara

No 8,

Nanggulan,

Maguwoharjo,

Depok,

Sleman, DIY

27

2) Bangunan

No Nama Jumlah Tahun

Rehab

Lokasi

1 Gedung dan

Bangunan KKP

Kelas IV

Yogyakarta

982 m2 2016 Jln. Ring Road

Utara No 8,

Nanggulan,

Maguwoharjo,

Depok,

Sleman, DIY

3) Kendaraan

No Nama Merk No BPKB Nopol

1 Mini Bus (Penumpang 14 Orang kebawah)

Toyota Kijang Inova

K-02861613 AB 1189 DE

2 Mini Bus (Penumpang 14 Orang kebawah)

Toyota New Avanza

K-06585735 AB 1226 DE

3 Mini Bus (Penumpang 14 Orang kebawah)

Toyota Innova L-05621915 AB 1251 DE

4 Pick Up Hilux Gas Pick Up

K-02861800 AB 8002 DE

5 Kendaraan Bermotor Beroda Dua Lainnya

Honda Supra X 125

K-04988826 AB 2815 DE

6 Kendaraan Bermotor Beroda

Dua Lainnya

Honda Verza 150

K-04988827 AB 2813 DE

7 Kendaraan Bermotor Beroda Dua Lainnya

Honda Verza 150

K-04988831 AB 2814 DE

8 Kendaraan Bermotor Beroda Dua Lainnya

Suzuki Shooter FV 110 LAZ

K-11586932 AB 2948 DE

9 Kendaraan Bermotor Beroda Dua Lainnya

Suzuki Shooter FV 110 LAZ

K-11586933 AB 2947 DE

10 Kendaraan Bermotor Beroda Dua Lainnya

Supra X 125 CW Fi

L-02497776 AB 2980 DE

11 Kendaraan Bermotor Beroda Dua Lainnya

Supra X 125 CW 125

L-02497777 AB 2981 DE

12 Kendaraan Supra X 125 CW L-02497778 AB 2982 DE

28

Bermotor Beroda Dua Lainnya

Fi

13 Kendaraan Bermotor Beroda Dua Lainnya

Supra X 125 CW Fi

L-02497779 AB 2983 DE

14 Kendaraan Bermotor Beroda Dua Lainnya

Supra X 125 CW Fi

L-02497780 AB 2984 DE

15 Mobil Ambulance Toyota Hilux PU Ambulance

K-06585734 AB 9024 DE

16 Mobil Ambulance Isuzu ELF Ambulance

M-08262796

AB 9016 U

4) Alat Pengolah Data

No Nama Jumlah Merk

1 Komputer P.C 13 unit Lenovo dan HP

2 Mesin Fotocopy 1 unit Canon IR-2004N

3 Note Book 18 unit Lenovo, Sony,

Toshiba dan Asus

4 Serial Printer 25 unit Canon, Epson, Fuji

Xerox dan HP

c. Norma, Standar, Pedoman, Kriteria (NSPK)

KKP Kelas IV Yogyakarta dalam melaksanakan tugasnya mengacu

kepada peraturan perundangan yang berlaku baik tingkat nasional

maupun internasional (lihat pada BAB I Subbab Dasar Hukum). Di

samping itu KKP Kelas IV Yogyakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis

(UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit, maka dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya juga mengacu kepada pedoman-pedoman pelaksanaan

yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal P2P .Adapun

pedoman-pedoman tersebut antara lain adalah Pedoman Teknis

Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Standar Sumber Daya Manusia

Kantor Kesehatan Pelabuhan.

29

d. Kemitraan dan Jejaring Kerja

Kemitraan dan jejaring kerja dengan instansi-instansi yang

berkepentingan (stakeholders) yang berada di pelabuhan/bandara

dalam suatu jaringan kerja diperlukan dalam penanganan masalah

kesehatan di wilayah pelabuhan/bandara, agar dalam menjalankan

tugas pokok dan fungsi dapat dilaksanakan dengan maksimal.

Secara de facto, jejaring kerja sudah dilaksanakan antarinstansi

terkait di dalam pelabuhan, tetapi secara yuridis formal belum

semuanya dibakukan dalam bentuk kesepakatan bersama.

Pembentukan jejaring kerja tidak terbatas hanya di lingkungan

pelabuhan/bandara saja, tetapi bisa mencakup antar KKP maupun

dengan instansi lainnya. Misalnya, dalam pelaksanaan

penyelenggaraan ibadah haji.

Kegiatan kemitraan dan jejaring kerja antara lain, meliputi Pertemuan

Jejaring dalam Rangka Kekarantinaan termasuk dalam mengatasi

penyakit yang baru muncul maupun penyakit lama yang muncul

kembali; Pertemuan Jejaring dalam Rangka Surveilans Epidemiologi;

Pertemuan Jejaring dalam Rangka Pengendalian Vektor; dan

Pertemuan Jejaring dalam Rangka Pengendalian Risiko Lingkungan.

2. PERMASALAHAN

a. Profesionalisme Petugas dan Kesiapan Prosedur

Keterampilan serta pemahaman terhadap prosedur

pelayanan/kegiatan sebagian SDM di KKP Kelas IV Yogyakarta

masih perlu ditingkatkan untuk melaksanakan tugas pokok maupun

untuk mengatasi/menghadapi kejadian-kejadian PHEIC.

b. Kurangnya Koordinasi

Belum optimalnya pelaksanaan koordinasi di lapangan antara

instansi terkait. Sebagai contoh adalah kurangnya koordinasi antara

KKP dengan pihak maskapai penerbangan terkait dengan

pengawasan lalu lintas orang sakit di bandara.

30

c. Munculnya Penyakit Baru maupun Penyakit Lama (New

Emerging Diseases dan Re-emerging Diseases)

Era globalisasi mengakibatkan semakin meningkatnya aktivitas di

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Transmisi

penyakit potensial wabah serta penyakit lainnya yang berpotensi

menimbulkan kedaruratan kesehatan yang meresahkan dunia turut

meningkat sejalan dengan hal tersebut. Penyakit-penyakit yang

penyebarannya sangat cepat kepenjuru dunia (termasuk Indonesia)

meliputi New Emerging Disease, seperti Avian Influenza, SARS,

Legionnaires Disease, Nipah Virus, dan Paragoniasis Pulmonallis.

Emerging Disease antara lain HIV/AIDS, dan penyakit

menularlainnya seperti Dengue Haemorragic Fever, Chikungunya,

Cholera, Salmonellosis, dan Filariasis. Selain Itu, penyebaran

penyakit MERS CoV dan penyakit menular lainnya melalui jamaah

umrah juga menjadi perhatian dan perlu diwaspadai. Re-emerging

disease antara lain Pes, TBC, Scrubthypus, Malaria, Anthrax, dan

Rabies.

F. LINGKUNGAN STRATEGIS

1. Lingkungan Strategis Nasional

Pertumbuhan penduduk Indonesia ditandai dengan adanya

window opportunity yang rasio ketergantungannya positif, yaitu jumlah

penduduk usia produktif lebih banyak dari pada yang usia nonproduktif,

yang puncaknya terjadi sekitar tahun 2030. Masalah penduduk miskin

yang sulit berkurang akan masih menjadi masalah penting. Tingkat

pendidikan penduduk merupakan salah satu indikator yang menentukan

Indeks Pembangunan Manusia. Di samping kesehatan, pendidikan

memegang porsi yang besar bagi terwujudnya kualitas SDM Indonesia.

Meskipun secara nasional kualitas kesehatan masyarakat telah

meningkat, disparitas status kesehatan antartingkat sosial ekonomi,

antarkawasan, dan antarperkotaan-pedesaan masih cukup tinggi.

Diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Menurut peta

jalan menuju Jaminan Kesehatan Nasional ditargetkan pada tahun 2019

semua penduduk Indonesia telah tercakup dalam JKN (Universal Health

31

CoverageUHC). Diberlakukannya JKN ini jelas menuntut dilakukannya

peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, baik pada fasilitas

kesehatan tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan tingkat lanjutan,

serta perbaikan sistem rujukan pelayanan kesehatan.

Pada tahun 2014 diberlakukan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor

46 tentang Sistem Informasi Kesehatan (SIK).PP ini mensyaratkan agar

data kesehatan terbuka untuk diakses oleh unit kerja instansi Pemerintah

dan Pemerintah Daerah yang mengelola SIK sesuai dengan

kewenangan masing-masing.

2. Lingkungan Strategis Regional

Saat mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

secara efektif pada tanggal 1 Januari 2016. Pemberlakukan ASEAN

Community yang mencakup total populasi lebih dari 560 juta jiwa, akan

memberikan peluang (akses pasar) sekaligus tantangan tersendiri bagi

Indonesia. Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang mencakup

liberalisasi perdagangan barang dan jasa serta investasi sektor

kesehatan. Perlu dilakukan upaya meningkatkan daya saing

(competitiveness) dari fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan dalam

negeri. Pembenahan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang ada,

baik dari segi sumber daya manusia, peralatan, sarana dan

prasarananya, maupun dari segi manajemennya perlu digalakkan.

Terjadinya perubahan iklim global yang secara langsung atau

tidak akan berpengaruh terhadap muncul penyakit baru (emerging

diseases) dan/atau penyakit yang selama ini sudah bukan

masalahkesehatan (re-emerging diseases), serta kondisi rawan dalam

negeri dan luar negeri akan berpotensi menimbulkan masalah

kesehatan. Di samping hal tersebut, muncul tuntutan dari pengguna jasa

akan percepatan dan mutu pelayanan yang sangat tinggi, sehingga

menyebabkan tidak optimalnya proses pengawasan yang dikhawatirkan

akan menyebabkan tidak terdeteksinya penyakit karantina dan penyakit

menular berpotensi wabah lainnya.

Implementasi International Health Regulation (IHR) 2005

merupakan kesepakatan bersama antara bangsa-bangsa anggota WHO,

32

termasuk Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya

penyebaran penyakit/masalah kesehatan yang sering disebut sebagai

Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). IHR tahun

2005 mengamanatkan dalam melakukan deteksi masalah PHEIC harus

dilaksanakan lebih optimal, namun tidak menghambat arus lalu lintas

barang/tidak menghambat arus perekonomian atau perdagangan.

3. Lingkungan Strategis Global

Dengan berakhirnya agenda Millennium Development Goals

(MDGs) pada tahun 2015, banyak negara mengakui keberhasilan dari

MDGs sebagai pendorong tindakan-tindakan untuk mengurangi

kemiskinan dan meningkatkan pembangunan masyarakat. Khususnya

dalam bentuk dukungan politik.Kelanjutan program ini disebut Sustainable

Development Goals (SDGs), yang meliputi 17 goals. Dalam bidang

kesehatan, fakta menunjukkan bahwa individu yang sehat memiliki

kemampuan fisik dan daya pikir yang lebih kuat, sehingga dapat

berkontribusi secara produktif dalam pembangunan masyarakatnya.

Pemberantasan malaria telah berhasil memenuhi indikator MDG’s

yaitu API < 1 pada tahun 2015. Pada SDG’s pemberantasan malaria

masuk dalam goals ke 3.3 yaitu Menghentikan epidemi AIDS,

Tuberkulosis, Malaria, dan Penyakit Terabaikan serta Hepatitis, Water

Borne Diseases dan Penyakit menular lainnya. Di Helsinki, GHSA

membahas rancangan GHSA Action Packages and Commitments yang

diharapkan dapat dijadikan rujukan bersama di tingkat global dalam

mengatasi ancaman penyebaran penyakit infeksi. Komitmen ini antara

lain juga dimaksudkan untuk memperkuat implementasi IHR yang telah

dicanangkan WHO sebelumnya

Agenda Ketahanan Kesehatan Global (Global Health Securty

Agenda―GHSA) juga sebagai bentuk komitmen dunia yang telah

mengalami dan belajar banyak dalam menghadapi musibah wabah

penyakit menular berbahaya seperti wabah Ebola yang telah melanda

beberapa negara Afrika, Middle East Respiratory Syndrome (MERS-Cov)

di beberapa negara Timur Tengah, flu H7N9 khususnya di Tiongkok, flu

babi di Meksiko, flu burung yang melanda di berbagai negara, dan wabah

33

flu Spanyol tahun 1918. Rangkaian kejadian tersebut seakan

menegaskan bahwa wabah penyakit menular berbahaya tidak hanya

mengancam negara yang bersangkutan, tetapi juga mengancam

kesehatan masyarakat negara lainnya termasuk dampak sosial dan

ekonomi yang ditimbulkannya.Termasuk elemen penting dari GHSA

adalah zoonosis. Sebagai bentuk dari perwujudan atas elemen penting

(komitmen) tersebut, Pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini diwakili

oleh Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat,

Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Pertanian membahas lebih

jauh berbagai aspek dari penyakit zoonosis dalam kaitan pencegahan,

pendeteksian lebih dini, dan upaya merespons atas munculnya ancaman

dari penyakit tersebut.

34

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGI

A. VISI DAN MISI

Program P2P mempunyai peran dan berkonstribusi dalam

tercapainya seluruh Nawa Cita terutama dalam meningkatkan kualitas hidup

manusia Indonesia melalui upaya preventif dan promotif. KKP Kelas IV

Yogyakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Kementerian

Kesehatan yang dibawahi dan bertanggung jawab kepada Ditjen P2P

tentunya mendukung dan turut berkontribusi dalam pencapaian program

P2P dengan melaksanakan tugas pokok dan fungsi KKP dalam upaya

preventif dan promotif di wilayah Pelabuhan dan Bandara yang menjadi

wilayah kerja KKP Kelas IV Yogyakarta.

Dalam Rencana Aksi Program P2P 2015-2019 tidak ada visi dan misi

Direktorat Jenderal. Rencana Aksi Program P2P mendukung pelaksanaan

Renstra Kemenkes yang melaksanakan visi dan misi Presiden Republik

Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan

visi ini adalah melalui tujuh misi pembangunan yaitu:

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan

sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai

negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan, dan demokratis

berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri

sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju, dan

sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,

kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional, serta

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

35

Selanjutnya terdapat sembilan agenda prioritas yang dikenal dengan Nawa

Cita yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-

daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan

penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial

Indonesia.

B. NILAI-NILAI

1. Pro Rakyat

Dalam penyelenggaraan kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

Kelas IV Yogyakarta selalu memperhatikan kepentingan rakyat.

Diperolehnya masyarakat pelabuhan sehat yang setinggi-tingginya bagi

setiap orang sebagai salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan

suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.

2. Inklusif

Semua program Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta harus

melibatkan semua pihak, dengan melibatkan seluruh komponen

masyarakat yang meliputi lintas sektor dan lintas program.

3. Responsif

Program Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat pelabuhan, serta tanggap

dalam mengatasi permasalahan di wilayah pelabuhan.

36

4. Efektif

Program Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta harus

mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan dan

bersifat efisien.

5. Bersih

Pelaksanaan kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta

harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan

akuntabel.

C. TUJUAN

Tujuan Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta adalah

mendukung tujuan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015–

2019, yaitu “meningkatkan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif”, yang dalam

pelaksanaannya diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan pencapaian tujuan

Ditjen P2P yaitu “terselenggaranya pengendalian penyakit dan penyehatan

lingkungan secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung

pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”.

Untuk mewujudkan tujuan Ditjen. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Kemenkes. tersebut maka tujuan Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah

““terselenggaranya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung pencapaian

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah

pelabuhan/bandara, melalui rencana aksi kegiatan, sebagai berikut.

1. Peningkatan surveilans, imunisasi dan karantina kesehatan .

2. Peningkatan pengendalian penyakit menular langsung.

3. Peningkatan pengendalian penyakit bersumber binatang.

4. Peningkatan pengendalian penyakit tidak menular.

5. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.

D. SASARAN STRATEGIS

Sasaran strategis dalam penyelenggaraan kesehatan pelabuhan oleh

Kantor Kesehatan pelabuhan Kelas IV Yogyakarta 2015–2019 dalam

Rencana Aksi Kegiatan merupakan sasaran startegis dalam rencana aksi

37

program Ditjen P2P yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta yaitu meningkatnya

penyelenggaraan program pengendalian penyakit dan penyehatan

lingkungan di pintu masuk negara.

38

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. ARAH KEBIJAKAN

Arah kebijakan dan strategi Kantor Keehatan Pelabuhan/KKP Kelas IV

Yogyakarta didasarkan pada arah kebijakan dan strategi program

pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan sebagaimana yang

tercantum dalam Rencana Program P2P 20152019, yaitu:

1. Meningkatnya Dukungan Administrasi dan Manajemen

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi dan

penyusunan program, pengelolaan informasi, evaluasi, laporan, urusan

tata usaha, keuangan, penyelenggaraan pelatihan, kepegawaian, serta

perlengkapan dan rumah tangga.

2. Meningkatnya Kinerja Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi

Bagian karantina dan surveilans epidemiologi berusaha meningkatan

kinerjanya dengan menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan,

evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan

pengembangan dan pengawasan kekarantinaan terhadap kapal, pesawat

udara dan alat transportasi lainnya; Menyiapkan bahan perencanaan,

pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan

tindakan kekarantinaan terhadap pesawat udara dan alat transportasi

lainnya; Penerbitan dokumen kesehatan pesawat udara dan alat

transportasi lainnya; Pelatihan di bidang kekarantinaan. Sementara untuk

meningkatkan kegiatan Surveilans Epidemiologi antara lain menyiapkan

bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan

koordinasi pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit; Menyiapkan

bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan

koordinasi pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit potensial

wabah; Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi,

penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan surveilans epidemiologi

penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali; Menyiapkan bahan

perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi

pelaksanaan jejaring kerja surveilans epidemiologi, dan Penanggulangan

KLB, bencana/pascabencana bidang kesehatan.

39

3. Meningkatnya Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan

Lintas Wilayah

Bagian Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan,

pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelaksanaan

pengendalian vektor dan binatang penular penyakit, pembinaan sanitasi

lingkungan, jejaring kerja, kemitraan, kajian, dan pengembangan

teknologi serta pelatihan teknis bidang pengendalian risiko lingkungan di

wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Selain

itu, penyiapan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan

laporan, dan koordinasi pelayanan kesehatan terbatas, kesehatan kerja,

kesehatan matra, kesehatan haji, perpindahan penduduk,

penanggulangan bencana, vaksinasi international, pengembangan

jejaring kerja, kemitraan, kajian dan teknologi, serta pelatihan teknis

bidang upaya kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas

batas darat negara.

Berdasarkan hal hal tersebut di atas, maka arah kebijakan yang

ditempuh KKP Kelas IV Yogyakarta adalah sebagai berikut.

1. Peningkatan kemampuan kapasitas inti melalui usulan tambahan tenaga

maupun diklat teknis petugas;

2. Pemenuhan sarana dan prasarana pendukung pelayanan kesehatan

pelabuhan dan bandara;

3. Pengembangan kualitas perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan

pembangunan di bidang kesehatan pelabuhan dan bandara;

4. Penguatan sistem informasi kesehatan pelabuhan dan bandara;

5. Pengembangan kemampuan SDM wilayah kerja;

6. Peningkatan kemampuan institusi dan instalasi untuk menjalankan

fungsi pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan pelabuhan di

wilayah timur Indonesia;

7. Penegakan peraturan/perundangan di bidang kesehatan pelabuhan dan

bandara;

8. Pelaksanaan kajian kajian yang mendukung pelaksanaan tugas

pelayanan di bidang kesehatan pelabuhan dan bandara;

40

9. Penegakan kedisiplinan karyawan menuju pelaksanaan reformasi

birokrasi;

10. Perluasan jejaring kerja, kemitraan dengan lintas sektor, perguruan

tinggi dan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan kesehatan

pelabuhan dan bandara.

B. STRATEGI

Berdasarkan arah kebijakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV

Yogyakarta dalam pengelolaan program pengendalian penyakit dan

penyehatan lingkungan dipintu gerbang negara, dikembangkan strategi

sebagai berikut.

1. Meningkatnya pembinaan dan pengawasan tempat-tempat umum di

lingkungan pelabuhan/bandara

2. Meningkatnya pengendalian vektor dan binatang pengganggu

3. Meningkatnya sampel pemeriksaan kualitas air bersih

4. Terselenggaranya lokasi yang diawasi dalam kondisi matra

5. Meningkatnya dokumen HPAGD

6. Meningkatnya alat angkut yang sesuai standar karantina

7. Meningkatnya surat keterangan laik terbang ibu hamil

8. Meningkatnya surat izin angkut orang sakit dan bayi diterbitkan

9. Meningkatnya surat izin angkut jenazah yang diterbitkan

10. Meningkatnya surat pengantar rujukan diterbitkan

11. Jumlah surat izin angkut OMKABA

12. Meningkatnya International Certificate of Vaccination (ICV) diterbitkan

13. Terselenggaranya penyusunan dokumen perencanaan yang sesuai

standar

14. Terselenggaranya penyusunan dokumen pelaporan yang sesuai standar

41

BAB IV

RENCANA AKSI KEGIATAN

Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta

Tahun 2015–2019 merupakan penjabaran dari Rencana Aksi Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2015–2019 yang dilaksanakan

oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Sasaran

dalam rencana program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit adalah

meningkatnya pengendalian penyakit di wilayah Pelabuhan/Bandara pada akhir

tahun 2019.

Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV

Yogyakarta Tahun 2015–2019 ini merupakan dokumen perencanaan yang

bersifat indikatif dan berorientasi kepada tujuan dan sasaran kinerja yang akan

dilaksanakan oleh KKP Kelas IV Yogyakarta untuk kurun waktu tahun

20152019. sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dalam mencegah masuknya

penyakit karantina dan penyakit menular berpotensi wabah, dituntut mampu

menangkal risiko kesehatan yang mungkin masuk dari Negara lain atau dari

daerah lain dengan melakukan tindakan tanpa menghambat perjalanan dan

perdagangan sebagaimana tercantum dalam Permenkes 2348 tahun 2011

tantang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan.

Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran, KKP Kelas IV Yogyakarta

menyelenggarakan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, melalui

sasaran strategi yaitu meningkatnya penyelenggaraan program pengendalian

penyakit dan penyehatan lingkungan di pintu masuk negara. Kegiatan yang

dilakukan untuk mewujudkan sasaran strategis tersebut terdiri atas:

1. Dokumen Pelaporan yang Disusun Sesuai Standar

Dokumen adalah sebuah tulisan yang memuat informasi. Biasanya dokumen

ditulis di kertas dan informasinya ditulis memakai tinta baik memakai tangan

atau memakai media elektronik. Kegiatan penyusunan pelaporan kegiatan

dan evaluasi di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta meliputi

bulanan, semesteran, dan tahunan yang meliputi dokumen laporan di

antaranya adalah LAKIP, SAI dan BMN, Profil, dan LAPTAH.

42

2. Dokumen Perencanaan yang Disusun Sesuai Standar

Dokumen perencanaan adalah dokumen patokan untuk mempermudah

dalam mencapai suatu tujuan dana mengembangkan rencana aktivitas

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta. Dokumen ini meliputi

dokumen RKAKL dan PNBP.

3. Intenational Certificate of Vaccination (ICV) yang Diterbitkan Sesuai

Standar

Sertifikat vaksinasi internasional adalah surat keterangan yang menyatakan

bahwa seseorang telah mendapatkan vaksinasi untuk perjalanan

internasional (Permenkes Nomor 58 tahun 2013). Kegiatan pelayanan

vaksinasi internasional dalam rangka penerbitan ICV dilakukan Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta dengan Wilayah Kerja

Pelabuhan Baron dan Glagah dan legalisasi ICV.

Indikator jumlah pencapaian target penerbitan ICV di KKP Kelas IV

Yogyakarta termasuk di Wilayah Kerja, sesuai dengan target yang

ditetapkan dalam kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut.

INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Intenational Certificate

of Vaccination (ICV) yang

Diterbitkan Sesuai Standar

12.000 15.000 17.000 17.000 17.000

4. Surat Izin Angkut OMKABA yang Diterbitkan Sesuai Standar

Pengawasan lalu lintas OMKABA dilakukan terhadap muatan (kargo) dan

barang bawaan yang termasuk komoditi OMKABA. Pengawasan ini

bertujuan agar OMKABA yang masuk maupun keluar melalui Bandara

Adisutjipto tidak membahayakan kesehatan masyarakat.

Indikator jumlah pencapaian target peneribitan surat izin angkut OMKABA di

KKP Kelas IV Yogyakarta sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurun

waktu lima tahun adalah sebagai berikut.

INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Surat Izin Angkut

OMKABA yang Diterbitkan

Sesuai Standar

1 1 1 1 1

43

5. Surat Pengantar Rujukan yang Diterbitkan Sesuai Standar

Kantor Kesehatan Pelabuhan juga memberikan layanan kesehatan terbatas

kepada warga bandara serta penumpang. Oleh karenanya, jika diperlukan

tindakan medis yang lebih jauh, maka dilakukan tindakan rujukan. Rujukan

merupakan suatu kegatan pengiriman pasien atau spesimen ke

tempat/posisi yang lebih berwenang (KMK 424/Menkes/SK/IV/2007).

Rujukan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta di Bandara

Adisutjipto dapat ditujukan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara

Hardjolukito Yogyakarta.

Indikator jumlah pencapaian target penerbitan surat pengantar rujukan di

KKP Kelas IV Yogyakarta sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurun

waktu lima tahun adalah sebagai berikut.

INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Surat Pengantar

Rujukan yang Diterbitkan

Sesuai Standar

8 8 8 8 8

6. Surat Izin Angkut Jenazah yang Diterbitkan Sesuai Standar

Guna mengantisipasi ancaman penyebaran penyakit serta permasalahan

kesehatan masyarakat maka diperlukan penerbitan surat angkut jenazah

(memenuhi persyaratan yang ditentukan serta aman untuk terbang di udara).

Pengiriman jenazah melalui udara disyaratkan yakni sebagai berikut (KMK

424/Menkes/SK/IV/2007).

a. Jenazah harus disuntik dengan obat penahan busuk secukupnya yang

dinyatakan dengan keterangan dokter.

b. Jenazah harus dimasukkan dalam peti yang dibuat dari logam (timah,

seng, dan sebagainya).

c. Alasnya ditutup dengan bahan yang meyerap (absorbent) umpamanya

serbuk gergaji/arang halus yang tebalnya ±5 cm.

d. Peti logam ditutup rapat-rapat (air tight), lalu dimasukkan dalam peti

kayu yang tebalnya sekurang-kurangnya 3 cm, sehingga peti tidak dapat

bergerak di dalamnya. Peti kayu ini dipaku dengan skrup dengan jarak

sepanjang-panjangnya 20 cm dan diperkuat dengan ban-ban logam

(secured with metal bands).

44

Indikator jumlah pencapaian target penerbitan surat izin angkut jenazah di

KKP Kelas IV Yogyakarta sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurun

waktu lima tahun adalah sebagai berikut.

INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Surat Izin Angkut

Jenazah yang Diterbitkan

Sesuai Standar

50 60 60 60 70

7. Surat Izin Angkut Orang Sakit dan Bayi yang Diterbitkan Sesuai

Standar

Guna mengantisipasi ancaman penyebaran penyakit serta permasalahan

kesehatan masyarakat maka diperlukan penerbitan surat laik terbang

(memenuhi persyaratan yang ditentukan serta aman untuk terbang di udara).

Pemberangkatan orang sakit melalui udara disyaratkan yakni tidak

menderita penyakit karantina/penyakit menular tertentu, tidak ada kontradiksi

dengan peraturan penerbangan, serta pasien didampingi oleh

keluarga/dokter/perawat (KMK 424/Menkes/SK/IV/2007).

Indikator jumlah pencapaian target penerbitan surat izin angkut orang sakit

dan bayi di KKP Kelas IV Yogyakarta sesuai dengan target yang ditetapkan

dalam kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut.

INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Surat Izin Angkut Orang

Sakit dan Bayi yang Diterbitkan

Sesuai Standar

1.000 1.050 1.100 1.150 1.200

8. Surat Keterangan Laik Terbang Ibu Hamil yang Diterbitkan Sesuai

Standar

Penumpang peswat cenderung mengalami gangguan ringan dalam

penerbangan. Ibu hamil dianggap memiliki risiko yang lebih tinggi untuk

mengalami gangguan ringan hingga risiko yang paling parah yaitu

keguguran.

Gangguan yang paling umum dapat berupa kram dan pembengkakan

kaki/mata kaki. Hal ini umumnya terjadi selama penerbangan di atas 3-5 jam.

45

Gangguan yang lebih serius bisa berupa pembekuan darah atau dalam

istilah asingnya disebut blood clots/thrombosis.

Saat terbaik untuk terbang adalah saat usia kehamilan 14 hingga 27 minggu.

Pada usia kehamilan 14 minggu, ibu hamil sudah melewati masa-masa mual

dan sudah lebih kuat secara fisik. Saat usia kehamilan di atas 32 minggu, ibu

hamil tidak lagi diperbolehkan untuk bepergian dengan pesawat terbang.

Surat laik terbang untuk ibu hamil diterbitkan sebagai dasar pihak maskapai

penerbangan bersedia mengangkut ibu hamil dalam perjalanan udara.

Indikator jumlah pencapaian target penerbitan surat keterangan laik terbang

ibu hamil di KKP Kelas IV Yogyakarta sesuai dengan target yang ditetapkan

dalam kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut.

INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Surat Keterangan Laik

Terbang yang Diterbitkan

Sesuai Standar

650 675 700 725

9. Alat Angkut yang Diperiksa Sesuai Standar Karantina Kesehatan

Pengawasan Kekarantinaan Kesehatan adalah kegiatan pemeriksaan

dokumen karantina kesehatan dan faktor risiko kesehatan masyarakat

terhadap kedatangan alat angkut, orang beserta barang bawaan/muatan

oleh pejabat karantina kesehatan. Sementara itu, alat angkut adalah kapal,

pesawat udara, dan kendaraan darat yang digunakan dalam melakukan

perjalanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Indikator jumlah pencapaian target alat angkut yang diperiksa sesuai standar

karantina kesehatan di KKP Kelas IV Yogyakarta sesuai dengan target yang

ditetapkan dalam kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut.

INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Alat Angkut yang

Diperiksa Sesuai Standar

Karantina Kesehatan

720 720 720 720 720

46

10. Dokumen Health Part of The Aircraft General Declaration (HPAGD) yang

Diperiksa

Alat angkut (pesawat) adalah semua alat angkut yang bergerak dari atas

tanah/air ke udara/ ke ruang angkasa atau sebaliknya. Alat angkut (pesawat)

yang datang dari luar negeri berada dalam karantina (UU Karantina Udara

No. 2/1962/pasal 15). Alat angkut (pesawat) yang memenuhi standar

kekarantiaan adalah alat angkut yang isa memenuhi kelengkapan yang

dibutuhkan pada kegiatan kekarantinaan sesuai persyaratan yang ditetapkan

Menteri Kesehatan (UU Karantina Udara No 2/1962/pasal 14), yaitu berupa

tersedianya dokumen kesehatan, meliputi: Health Part of the Aircraft General

Declaration (HPAGD), Surat Keterangan Hapus Serangga Terakhir, Surat

Keterangan Hapus Hama (jika ada), Buku Kesehatan Pesawat Udara (hanya

pada pesawat udara yang mengadakan perjalanan dalam negeri), dan jika

diperlukan dokter pelabuhan melakukan pemeriksaan daftar penumpang, kru

pesawat, dan muatan pesawat tersebut.

Indikator jumlah pencapaian target Dokumen Health Part of The Aircraft

General Declaration (HPAGD) yang diperiksa di KKP Kelas IV Yogyakarta

sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurun waktu lima tahun adalah

sebagai berikut.

INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Dokumen Health Part of

The Aircraft General

Declaration (HPAGD) yang

Diperiksa

1.500 1.600 1.650 1.700 1.750

11. Lokasi yang Diawasi dalam Kondisi Matra

Matra adalah dimensi atau lingkungan atau wahana atau media tempat

seseorang atau sekelompok orang melangsungkan hidup serta

melaksanakan kegiatan. Kondisi matra adalah keadaan dari seluruh aspek

pada matra yang serba berubah dan berpengaruh terhadap kelangsungan

hidup dan pelaksanaan kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan

tersebut. Kesehatan matra adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri

terhadap lingkungan yang berubah secara bermakna baik di lingkungan

47

darat, laut dan udara. Target kegiatan jumlah lokasi yang diawasi dalam

kondisi matra sebanyak 3 lokasi.

Indikator jumlah pencapaian target lokasi yang diwasi dalam kondisi matra di

KKP Kelas IV Yogyakarta sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurun

waktu lima tahun adalah sebagai berikut.

INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Lokasi yang Diawasi

dalam Kondisi Matra 3 3 3 3 3

12. Pemeriksaan Kualitas Air Minum di Pelabuhan/Bandara

Kualitas air minum suatu keadaan kualitas air tersebut bertujuan untuk

memelihara, melindungi dan meningkatkat derajat kesehatan masyarakat

terutama dalam pengolahan air atau dalam kegiatan usaha mengolah dan

mendistribusikan air minum untuk keperluan masyarakat umum. (Kemenkes

1990).

Indikator jumlah pencapaian target pemeriksaan kualitas air minum di

pelabuhan/bandara di KKP Kelas IV Yogyakarta sesuai dengan target yang

ditetapkan dalam kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut.

INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Pemeriksaan Kualitas

Air Minum di

Pelabuhan/Bandara

60 75 80 85 90

13. Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu di Bandara/Pelabuhan

Jumlah Pengendalian Vektor dan binatang pengganggu di

bandara/pelabuhan adalah kegiatan pengendalian vektor dan binatang

pengganggu di bandara/pelabuhan meliputi pengedalian nyamuk, lalat,

kecoa, dan tikus.

Indikator jumlah pencapaian target pengendalian vektor dan binatang

pengganggu di bandara/pelabuhan di KKP Kelas IV Yogyakarta sesuai

dengan target yang ditetapkan dalam kurun waktu lima tahun adalah sebagai

berikut.

48

INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Pengendalian Vektor

dan Binatang Pengganggu di

Bandara/Pelabuhan

20 25 25 25 25

14. Pengawasan Tempat-Tempat Umum di Lingkungan Bandara/Pelabuhan

Pengertian Pengawasan Tempat Tempat Umum di lingkungan

Bandara/Pelabuhan adalah suatu pengawasan tingkat sanitasi terhadap

orang atau pengelola kegiatan dan masyarakat pengunjung/pengguna

melalui penyuluhan dan sosialisasi.

Indikator jumlah pengawasan tempat-tempat umum di lingkungan

bandara/pelabuhan di KKP Kelas IV Yogyakarta sesuai dengan target yang

ditetapkan dalam kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut.

INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Pengawasan Tempat-

Tempat Umum di Lingkungan

Bandara/Pelabuhan

125 125 125 125 125

TABEL 5

MATRIK RENCANA KINERJA

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS IV YOGYAKARTA

TAHUN 2015–2019

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

SATUAN

/

VOLUME

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Meningkatnya

Penyelenggaraan

Program

Pengendalian

Penyakit dan

Penyehatan

Lingkungan di Pintu

Masuk Negara

1 Pembinaan dan pengawasan tempat - tempat umum di

lingkungan pelabuhan / bandara

Kegiatan 125 125 125 125 125

2 Pengendalian vektor dan binatang pengganggu Kegiatan 20 25 25 25 25

3 Jumlah sampel pemeriksaan kualitas air bersih Sampel 60 75 80 85 90

4 Jumlah lokasi yang diawasi dalam kondisi matra Lokasi 3 3 3 3 3

5 Jumlah dokumen HPAGD Dokumen 1500 1600 1650 1700 1750

6 Jumlah alat angkut yang sesuai standar karantina Buah 720 720 720 720 720

7 Jumlah surat keterangan laik terbang ibu hamil Lembar 650 675 700 725

8 Jumlah surat izin angkut orang sakit dan bayi

diterbitkan

Lembar 1000 1050 1100 1150 1200

9 Jumlah surat izin angkut jenazah yang diterbitkan Lembar 50 60 60 60 70

10 Jumlah surat pengantar rujukan diterbitkan Lembar 8 8 8 8 8

11 Jumlah surat izin angkut OMKABA Lembar 1 1 1 1 1

12 Jumlah International Certificate of Vaccination (ICV)

diterbitkan

Buku 12000 15000 17000 17000 17000

50

13 Jumlah dokumen perencanaan disusu sesuai standar Buku 2 2 2 2 2

14 Jumlah dokumen pelaporan disusu sesuai standar Buku 5 5 5 5 5

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas IV Yogyakarta

dr. H. Chamidah

NIP. 196001141989012002

51

TABEL 6

MATRIKS RENCANA ANGGARAN

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS IV YOGYAKARTA

TAHUN 2015 – 2019

INDIKATOR KINERJA TARGET PERIODE 2015 – 2019

2015 2016 2017 2018 2019

Pembinaan Surveilans, Imunisasi,

Karantina Kesehatan

1.373.287.000 1.895.975.000 1.681.491.000 1.260.227.000 1.386.249.700

Pengendalian penyakit bersumber binatang 300.000.000 304.000.000 321.018.000 469.000.000 515.900.000

Pengendalian penyakit menular langsung 130.300.000 301.388.000 277.425.000 110.000.000 110.000.000

Pengendalian penyakit tidak menular 140.000.000 269.845.000 142.143.000 - -

Penyehatan lingkungan 271.622.000 - - - -

Dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya

1.635.345.000 8.977.687.000 6.484.075.000 5.931.179.000 6.524.296.900

TABEL 7

DEFINISI OPERASIONAL RENCANA KINERJA

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS IV YOGYAKARTA

TAHUN 2015–2019

INDIKATOR KINERJA

1. Jumlah dokumen pelaporan yang disusun sesuai standar

Definisi

operasional

Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

sebanyak lima jenis Dokumen antara lain Laporan

Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN,

Lakip, dan Profil dalam periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah dokumen sebanyak lima

dokumen terdiri dari Laptah 1 dokumen, Laporan

Keuangan 1 dokumen, Laporan BMN 1 dokumen,

Lakip 1 dokumen, dan Profil 1 dokumen

2. Jumlah dokumen perencanaan yang disusun sesuai standar

Definisi

operasional

Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

sebanyak dua jenis Dokumen antara lain

RKAKL/DIPA dan Proposal PNBP dalam periode

satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen

terdiri dari RKAKL/DIPA 1 dokumen dan Proposal

PNBP 1 dokumen

3. Jumlah International Certificate of Vaccination (ICV) yang

diterbitkan sesuai standar

Definisi

operasional

Jumlah dokumen ICV yang diterbitkan berdasarkan

permintaan/permohonan yang diterima dalam

periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah penerbitan/legalisasi ICV dalam

satu tahun

53

4. Jumlah surat izin angkut OMKABA yang diterbitkan sesuai standar

Definisi

operasional

Jumlah surat izin angkut OMKABA yang diterbitkan

berdasarkan permintaan/permohonan yang

diterima dalam periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah sertifikat izin angkut OMKABA

dalam satu tahun

5. Jumlah surat pengantar rujukan yang diterbitkan yang diterbitkan

sesuai standar

Definisi

operasional

Jumlah surat pengantar rujukan yang diterbitkan

berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan

dalam periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah sertifikat izin angkut OMKABA

dalam satu tahun

6. Jumlah surat izin angkut jenazah yang diterbitkan sesuai standar

Definisi

operasional

Jumlah surat izin angkut jenazah yang diterbitkan

berdasarkan permintaan/permohonan yang

diterima dalam periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah sertifikat izin angkut jenazah

dalam satu tahun

7. Jumlah surat izin angkut orang sakit dan bayi yang terbitkan sesuai

standar

Definisi

operasional

Jumlah surat izin angkut orang sakit dan bayi yang

diterbitkan berdasarkan permintaan/permohonan

yang diterima dalam periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah sertifikat izin angkut orang sakit

dan bayi dalam satu tahun

8. Jumlah surat keterangan laik terbang ibu hamil yang diterbitkan

sesuai standar

Definisi

operasional

Jumlah surat keterangan laik terbang ibu hamil

yang diterbitkan berdasarkan

permintaan/permohonan yang diterima dalam

periode satu tahun

54

Cara hitung Akumulasi jumlah surat keterangan laik terbang ibu

hamil dalam satu tahun

9. Jumlah alat angkut yang diperiksa sesuai standar karantina

kesehatan

Definisi

operasional

Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai dengan

standar kekarantinaan Kesehatan dalam periode

satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah hasil pemeriksaan alat angkut

dalam satu tahun

10. Jumlah dokumen Health Part of the Aircraft General Declaration

(HPAGD) yang diperiksa

Definisi

operasional

Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di

pelabuhan dan di klinik layanan lainnya dalam

rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya

penyakit dalam periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah sertifikat Gendec dalam satu

tahun

11. Jumlah lokasi yang diawasi dalam kondisi matra

Definisi

operasional

Jumlah lokasi pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan pada saat situasi khusus tertentu

seperti lebaran, natal, tahun baru dan lain - lain

dalam periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah lokasi posko yang melakukan

pelayanan kesehatan pada saat lebaran, natal,

tahun baru dan lainnya dalam satu tahun

12. Jumlah pemeriksaan kualitas air minum di pelabuhan/bandara

Definisi

operasional

Jumlah sampel pemeriksaan kualitas air minum di

pelabuhan berdasarkan pemeriksaan biologi, kimia,

dan fisika.

Cara hitung Akumulasi jumlah sampel pemeriksaan kualitas air

minum di pelabuhan berdasarkan pemeriksaan

biologi, kimia, dan fisika dalam satu tahun.

55

13. Jumlah pengendalian vektor dan binatang pengganggu di

bandara/pelabuhan

Definisi

operasional

Jumlah kegiatan pengendalian vektor dan binatang

pengganggu di pelabuhan/bandara/PLBD

Cara hitung Akumulasi jumlah kegiatan pengendalian vektor

dan binatang pengganggu di

pelabuhan/bandara/PLBD dalam satu tahun

14. Jumlah pengawasan tempat-tempat umum di lingkungan

bandara/pelabuhan

Definisi

operasional

Jumlah lokasi di pelabuhan/bandara/PLBD yang

diawasi sanitasi tempat-tempat umum, TPM,

tempat penyediaan air bersih sehingga dapat

memenuhi syarat kesehatan

Cara hitung Akumulasi jumlah lokasi pelabuhan/bandara/PLBD

yang diawasi TPM sehingga memenuhi syarat

layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih

memenuhi syarat kesehatan

56

BAB V

RENCANA KEBUTUHAN SUMBER DAYA KEGIATAN

Dalam rangka peningkatan kinerja pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya maka

diperlukan sumber daya yang memadai, kebutuhan sumber daya di Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta adalah:

A. Rencana Kebutuhan Sumber Daya Manusia

Berdasarkan buzzetting Pada tahun 2015 jumlah PNS KKP Kelas IV

Yogyakarta pada tanggal 31 Desember tahun 2014 adalah 16 orang

sedangkan pada awal tahun 2015 terdapat penerimaan CPNS sebanyak 12

orang sehingga pada awal tahun 2015 jumlah PNS seluruhnya adalah 28

orang. Berdasarkan Analisis Beban Kerja jumlah tersebut masih dibawah

Standar Kebutuhan SDM di KKP Kelas IV Yogyakartayang jumlahnya

sebanyak 48 orang. Sehingga jumlah kebutuhan pegawai baru yang

diusulkan pada tahun 2015 s/d 2019 sebanyak 20 orang terdiri dari :

a. Dokter : 2 Orang

b. Perawat Pemula : 2 Orang

c. Pranata Laboratorium Kesehatan Pemula : 4 Orang

d. Sanitarian Pemula : 3 Orang

e. Entomolog Kesehatan Pemula : 2 Orang

f. Epideimolog Pemula : 3 Orang

g. Epideimolog : 1 Orang

h. Analis Kepegawaian Pemula : 1 Orang

i. Arsiparis Pemula : 1 Orang

j. Penata Laporan Keuangan : 1 Orang

Rincian kebutuhan pegawai pada KKP Kelas IV Yogyakarta dapat di lihat

pada berikut.

57

TABEL 8

RENCANA KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS IV YOGYAKARTA

TAHUN 2015

No Nama Satuan

Organisasi

Standar

Kebutuhan

SDM

PNS

TAHUN

(31 Des

2014)

Realisasi

Penerimaan

CPNS tahun

2015

Rencana

Kebutuhan

SDM TH

2015 - 2019

1 2 3 4 5 6

1 Kepala Kantor 1 1 - 0

2 Kepala Urusan

Tata Usaha 1 1 - 0

3 Dokter 7 1 4 2

4 Perawat Pemula 10 4 4 2

5 Pranata Laboratorium Kesehatan Pemula

4 - - 4

6 Sanitarian Pemula 10 6 1 3

7 Entomolog Kesehatan Pemula

3 1 - 2

8 Entomolog Kesehatan

1 - 1 0

9 Epideimolog Pemula

3 - - 3

10 Epideimolog 1 - - 1

11 Bendahara 2 1 1 0

12 Pengadministrasi Umum

2 1 1 0

13 Analis Kepegawaian Pemula

1 - - 1

14 Arsiparis Pemula 1 - - 1

15 Penata Laporan Keuangan

1 - - 1

B. Rencana Kebutuhan Anggaran Kegiatan

Untuk menunjang pelaksanaan rencana kegiatan KKP Kelas IV Yogyakarta

tahun 2017 dibutuhkan anggaran kegiatan/program yang telah ditetapkan

58

dalam DIPA KKP Kelas IV Yogyakarta Tahun 2017, yaitu sebesar Rp.

8.940.145.000,-dengan perincian sebagai berikut.

No. Kegiatan Anggaran

1. Survailans dan Karantina Kesehatan Rp 1.681.491.000

2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular

Vektor dan Zoonotik

Rp 321.018.000

3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Langsung

Rp 277.425.000

4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak

Menular

Rp 142.143.000

5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit

Rp 6.518.068.000

59

BAB VI

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pemantauan dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali keseluruhan

proses kegiatan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dengan

perbaikan segera agar dapat dicegah kemungkinan adanya penyimpangan

ataupun ketidaksesuaian yang berpotensi mengurangi bahkan menimbulkan

kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk itu, pemantauan diarahkan

guna mengidentifikasi jangkauan pelayanan, kualitas pengelolaan, permasalahan

yang terjadi serta dampak yang ditimbulkannya.

Pemantauan dilakukan dengan cara :

1. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan (RPK)

2. Menyusun rencana penarikan dana (RPD)

3. Menyusun rencana pengadaan barang dan jasa

4. Rapat evaluasi bulanan

5. Rekonsiliasi laporan keuangan

6. Rekonsiliasi laporan BMN

Penilaian rencana aksi program pengendalian penyakit dan penyehatan

lingkungan bertujuan untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan pengendalian

penyakit dan peyehatan lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV

Yogyakarta . Penilaian dimaksudkan untuk memberikan bobot atau nilai terhadap

hasil yang dicapai dalam keseluruhan pentahapan kegiatan, untuk proses

pengambilan keputusan apakah suatu program atau kegiatan diteruskan,

dikurangi, dikembangkan atau diperkuat. Untuk itu penilaian diarahkan guna

mengkaji efektivitas dan efisiensi pengelolaan program.

Penilaian kinerja program pengendalian penyakit dan penyehatan

lingkungan dilaksanakan berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan

dalam pencapaian sasaran.

60

BAB VII

PENUTUP

Rencana Aksi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas IV Yogyakarta

Tahun 2015-2019 ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan semua bagian

di Lingkungan KKP Kelas IV Yogyakarta dalam melakukan perencanaan,

Pelaksanaan dan penilaian kinerja dalam kurun waktu lima tahun (2015 – 2019).

Penyusunan Rencana Aksi ini dilakukan sedemikian rupa, sehingga hasil

pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan

laporan kinerja tahunan KKP Kelas IV Yogyakarta Direktorat Jenderal

Pengendalian Penyakit & penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI.

Laporan kinerja ini selanjutnya menjadi bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan

untuk digunakan sebagai bahan perencanaan berikutnya. RAP ini juga

mengamanatkan perlunya dilakukan evaluasi tengah periode (midterm review).

Kepada semua Bidang dan Bagian yang terlibat dalam penyusunan

Rencana Aksi KKP Kelas IV Yogyakarta ini disampaikan penghargaan yang

setinggi-tingginya. RAP dan RAK KKP Kelas IV Yogyakarta dapat mewujudkan

visi, misi, dan strategi yang telah ditentukan, apabila dilakukan dengan penuh

dedikasi, koordinasi, bekerjasama yang keras dari segenap staf KKP Kelas IV

Yogyakarta serta kerjasama lintas program dan lintas sector dengan instansi

lainnya baik dilingkungan pelabuhan maupun di luar pelabuhan.

Dalam rangka penyempurnaan, tidak tertutup kemungkinan untuk

dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan terhadap substansi dari Rencana

Aksi KKP Kelas IV Yogyakarta ini sesuai dengan perkembangan, perubahan dan

dinamika perkembangan pembangunan kesehatan.

Kepala Kantor

dr. Hj. Chamidah

NIP. 196001141989012002

61

LAMPIRAN 1. RENCANA KERJA TAHUNAN KANTOR KESEHATAN

PELABUHAN KELAS IV YOGYAKARTA TAHUN 2015 – 2019

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

SATUAN

/

VOLUME

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Meningkatnya

Penyelenggaraan

Program

Pengendalian

Penyakit dan

Penyehatan

Lingkungan di

Pintu Masuk

Negara

1 Pembinaan dan

pengawasan tempat -

tempat umum di lingkungan

pelabuhan / bandara

Kegiatan 125 125 125 125 125

2 Pengendalian vektor dan

binatang pengganggu

Kegiatan 20 25 25 25 25

3 Jumlah sampel

pemeriksaan kualitas air

bersih

Sampel 60 75 80 85 90

4 Jumlah lokasi yang diawasi

dalam kondisi matra

Lokasi 3 3 3 3 3

5 Jumlah dokumen HPAGD Dokume

n

1500 1600 1650 1700 1750

6 Jumlah alat angkut yang

sesuai standar karantina

Buah 720 720 720 720 720

7 Jumlah surat keterangan

laik terbang ibu hamil

Lembar 650 675 700 725

8 Jumlah surat izin angkut

orang sakit dan bayi

diterbitkan

Lembar 1000 1050 1100 1150 1200

9 Jumlah surat izin angkut

jenazah yang diterbitkan

Lembar 50 60 60 60 70

1

0

Jumlah surat pengantar

rujukan diterbitkan

Lembar 8 8 8 8 8

1

1

Jumlah surat izin angkut

OMKABA

Lembar 1 1 1 1 1

1

2

Jumlah International

Certificate of Vaccination

(ICV) diterbitkan

Buku 1200

0

1500

0

1700

0

1700

0

1700

0

1

3

Jumlah dokumen

perencanaan disusu sesuai

standar

Buku 2 2 2 2 2

1

4

Jumlah dokumen pelaporan

disusu sesuai standar

Buku 5 5 5 5 5

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas IV Yogyakarta

dr. H. Chamidah

NIP. 196001141989012002

62

LAMPIRAN 2. DEFINISI OPERASIONAL

INDIKATOR KINERJA

1. Jumlah dokumen pelaporan yang disusun sesuai standar

Definisi

operasional

Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

sebanyak lima jenis Dokumen antara lain Laporan

Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN,

Lakip, dan Profil dalam periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah dokumen sebanyak lima

dokumen terdiri dari Laptah 1 dokumen, Laporan

Keuangan 1 dokumen, Laporan BMN 1 dokumen,

Lakip 1 dokumen, dan Profil 1 dokumen

2. Jumlah dokumen perencanaan yang disusun sesuai standar

Definisi

operasional

Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

sebanyak dua jenis Dokumen antara lain

RKAKL/DIPA dan Proposal PNBP dalam periode

satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen

terdiri dari RKAKL/DIPA 1 dokumen dan Proposal

PNBP 1 dokumen

3. Jumlah International Certificate of Vaccination (ICV) yang

diterbitkan sesuai standar

Definisi

operasional

Jumlah dokumen ICV yang diterbitkan berdasarkan

permintaan/permohonan yang diterima dalam

periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah penerbitan/legalisasi ICV dalam

satu tahun

4. Jumlah surat izin angkut OMKABA yang diterbitkan sesuai standar

Definisi

operasional

Jumlah surat izin angkut OMKABA yang diterbitkan

berdasarkan permintaan/permohonan yang

diterima dalam periode satu tahun

63

Cara hitung Akumulasi jumlah sertifikat izin angkut OMKABA

dalam satu tahun

5. Jumlah surat pengantar rujukan yang diterbitkan yang diterbitkan

sesuai standar

Definisi

operasional

Jumlah surat pengantar rujukan yang diterbitkan

berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan

dalam periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah sertifikat izin angkut OMKABA

dalam satu tahun

6. Jumlah surat izin angkut jenazah yang diterbitkan sesuai standar

Definisi

operasional

Jumlah surat izin angkut jenazah yang diterbitkan

berdasarkan permintaan/permohonan yang

diterima dalam periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah sertifikat izin angkut jenazah

dalam satu tahun

7. Jumlah surat izin angkut orang sakit dan bayi yang terbitkan sesuai

standar

Definisi

operasional

Jumlah surat izin angkut orang sakit dan bayi yang

diterbitkan berdasarkan permintaan/permohonan

yang diterima dalam periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah sertifikat izin angkut orang sakit

dan bayi dalam satu tahun

8. Jumlah surat keterangan laik terbang ibu hamil yang diterbitkan

sesuai standar

Definisi

operasional

Jumlah surat keterangan laik terbang ibu hamil

yang diterbitkan berdasarkan

permintaan/permohonan yang diterima dalam

periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah surat keterangan laik terbang ibu

hamil dalam satu tahun

9. Jumlah alat angkut yang diperiksa sesuai standar karantina

kesehatan

Definisi Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai dengan

64

operasional standar kekarantinaan Kesehatan dalam periode

satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah hasil pemeriksaan alat angkut

dalam satu tahun

10. Jumlah dokumen Health Part of the Aircraft General Declaration

(HPAGD) yang diperiksa

Definisi

operasional

Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di

pelabuhan dan di klinik layanan lainnya dalam

rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya

penyakit dalam periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah sertifikat Gendec dalam satu

tahun

11. Jumlah lokasi yang diawasi dalam kondisi matra

Definisi

operasional

Jumlah lokasi pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan pada saat situasi khusus tertentu

seperti lebaran, natal, tahun baru dan lain - lain

dalam periode satu tahun

Cara hitung Akumulasi jumlah lokasi posko yang melakukan

pelayanan kesehatan pada saat lebaran, natal,

tahun baru dan lainnya dalam satu tahun

12. Jumlah pemeriksaan kualitas air minum di pelabuhan/bandara

Definisi

operasional

Jumlah sampel pemeriksaan kualitas air minum di

pelabuhan berdasarkan pemeriksaan biologi, kimia,

dan fisika.

Cara hitung Akumulasi jumlah sampel pemeriksaan kualitas air

minum di pelabuhan berdasarkan pemeriksaan

biologi, kimia, dan fisika dalam satu tahun.

13. Jumlah pengendalian vektor dan binatang pengganggu di

bandara/pelabuhan

Definisi

operasional

Jumlah kegiatan pengendalian vektor dan binatang

pengganggu di pelabuhan/bandara/PLBD

Cara hitung Akumulasi jumlah kegiatan pengendalian vektor

dan binatang pengganggu di

65

pelabuhan/bandara/PLBD dalam satu tahun

14. Jumlah pengawasan tempat-tempat umum di lingkungan

bandara/pelabuhan

Definisi

operasional

Jumlah lokasi di pelabuhan/bandara/PLBD yang

diawasi sanitasi tempat-tempat umum, TPM,

tempat penyediaan air bersih sehingga dapat

memenuhi syarat kesehatan

Cara hitung Akumulasi jumlah lokasi pelabuhan/bandara/PLBD

yang diawasi TPM sehingga memenuhi syarat

layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih

memenuhi syarat kesehatan