rencana aksi daerah pangan dan gizi provinsi … · pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada...

80
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DRAFT RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI JAWA TIMUR 2011-2015 2011

Upload: dinhtuyen

Post on 26-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

DRAFT

RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI

PROVINSI JAWA TIMUR

2011-2015

2011

Page 2: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

2

RINGKASAN

Pembangunan ketahanan pangan dan gizi di Jawa Timur harus dipandang sebagai bagian

tidak terlepaskan dari wawasan nasional. Jawa Timur sebagai provinsi dengan penduduk besar dan

wilayah yang sangat luas, ketahanan pangan dan gizi merupakan agenda penting di dalam

pembangunan ekonomi. Keberhasilan Ketahanan Pangan dan gizi di Jawa Timur sebagai wilayah

yang surplus pangan telah menjadi tolok ukur keberhasilan ketahanan pangan dan gizi nasional.

Oleh karena itu pemerintah Jawa Timur harus terus berupaya memacu pembangunan ketahanan

pangan dan gizi melalui program–program yang benar-benar mampu memperkokoh ketahanan

pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan Rencana Aksi Pangan dan Gizi Jawa Timur 2011-2015 ini diharapkan dapat

memantapkan ketahanan pangan dan Gizi, melalui: (1) meningkatkan stus gizi masyarakat

dengan memprioritaskan pada penurunan prevalensi gizi buruk dan kurang anak balita menjadi 10

persen pada tahun 2015, (2) mempertahankan dan meningkatkan produksi pangan berbasis

kemandirian untuk menyediakan ketersediaan energi perkapita minimal 2.200 Kilokalori/hari, dan

penyediaan protein perkapita minimal 57 gram/hari, (3) meningkatkan keragaman konsumsi

pangan perkapita untuk mencapai gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal 2.000 kkal/hari

dan protein sebesar 52 gram/hari dan cukup zat gizi mikro, serta meningkatkan keragaman

konsumsi pangan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) mendekati 100 pada tahun 2015. (4)

meningkatkan keamanan, mutu dan higiene pangan yang dikonsumsi masyarakat dengan menekan

dan meminimalkan pelanggaran terhadap ketentuan keamanan pangan

Dalam rencana aksi ini disusun melalui pendekatan lima pilar pembangunan pangan dan

gizi yang meliputi : (1) perbaikan gizi masyarakat, terutama pada ibu pra-hamil, ibu hamil, dan anak

melalui peningkatkan ketersediaan dan jangkauan pelayanan kesehatan berkelanjutan difokuskan

pada intervensi gizi efektif pada ibu pra-hamil, ibu hamil, bayi, dan anak baduta; (2) peningkatan

aksebilitas pangan yang beragam melalui peningkatan ketersediaan dan aksesibiltas pangan yang

difokuskan pada keluarga rawan pangan dan miskin; (3) peningkatan pengawasan mutu dan

keamanan pangan melalui peningkatan pengawasan keamanan pangan yang difokuskan pada

makanan jajanan yang memenuhi syarat dan produk industri rumah tangga (PIRT) tersertifikasi; (4)

peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui peningkatan pemberdayaan masyarakat

dan peran pimpinan formal serta non formal, terutama dalam peribahan perilaku atau budaya

konsumsi pangan yang difokuskan pada penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya

lokal, perilaku hidup bersih dan sehat, serta merevitalisasi posyandu; dan (5) penguatan kelembagaan

pangan dan gizi melalui penguatan kelembagaan pangan dan gizi di tingkat, provinsi, dan kabupaten

dan kota, serta sampai tingkat desa.

Page 3: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

3

DAFTAR ISI

Table of Contents

RINGKASAN ........................................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. 3

DAFTAR TABEL ..................................................................................................................................... 4

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................. 5

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................................................... 6

I. PENDAHULIUAN ................................................................................................................................ 7

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................... 7 1.2. Tujuan Penyusunan ......................................................................................................................... 8

II. PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INVESTASI PEMBANGUNAN..................................................... 9

2.1. Pangan dan Gizi untuk Pertumbuhan dan Kecerdasan .................................................................... 9 2.2. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan dan Produktivitas .................................................................... 10 2.3. Pangan dan Gizi sebagai Penentu Daya Saing Bangsa. ................................................................. 11 2.4. Perbaikan Gizi adalah Intervensi Sangat Menguntungkan dalam Pembangunan ...................... 12

III. KERANGKA KONSEP IMPLEMENTASI RENCANA AKSI DAERAHPANGAN DAN GIZI

2011-2015 PROVINSI JAWA TIMUR............................................................................................ 15

3.1. Kerangka Penyebab Masalah Pangan dan Gizi ............................................................................. 15 3.2. Konsep Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Jawa Timur 2011-2015 ..................................... 17

IV. KONDISI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PANGAN DAN GIZI JAWA TIMUR .......... 20

4.1. Gizi masyarakat ............................................................................................................................ 20 4.2. Aksesibilitas pangan ..................................................................................................................... 25 4.3. Mutu dan Keamanan Pangan ........................................................................................................ 35 4.4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat .................................................................................................. 36 4.5. Kelembagaan Pangan dan Gizi .................................................................................................... 37

V. RENCANA AKSI PERCEPATAN TARGET PEMBANGUNAN PANGAN DAN GIZI ................ 39

5.1. Tujuan ........................................................................................................................................... 39 5.2. Strategi .......................................................................................................................................... 39 5.3. Kebijakan ...................................................................................................................................... 39 5.4. Target sasaran ............................................................................................................................... 40 5.5. Prioritas Lokasi Sasaran ............................................................................................................... 43 5.6. Rencana Aksi ............................................................................................................................... 49

VI.PENUTUP .......................................................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 59

LAMPIRAN ............................................................................................................................................ 60

Page 4: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

4

DAFTAR TABEL

1. Rasio Manfaat-Biaya (benefit-cost ratio) Berbagai Program Gizi ................................ 13

2. Biaya per Unit dan Manfaat Ekonomi berbagai Program Pangan dan Gizi .................. 14

3. Penduduk Menurut Gol. Pengeluaran dan Kriteria KetahananPangan, 2010 ……….. 35

4. Sasaran Penurunan Kerawanan Pangan dan Peningkatan Gizi Masyarakat ................. 40

5. Sasaran Ketersediaan Pangan Di Jawa Timur ............................................................... 41

6. Sasaran Pola Pangan Harapan ....................................................................................... 42

7. Indikator Penentuan Prioritas Lokasi Sasaran .............................................................. 43

8. Prioritas Lokasi Sasaran RAD-PG Jawa Timur ........................................................... 45

Page 5: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

5

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pikir Penyebab Masalah Gizi .............................................................................. 16

2. Kerangka Konsep Implementasi Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi 2011-

2015 Provinsi Jawa Timur .................................................................................................. 19

3. Status Gizi Balita berdasarkan berat Badan Menurut Provinsi ............................................ 20

4. Status Gizi Balita berdasarkan berat Badan Jawa Timur, 2010 ........................................... 21

5. Status Gizi Balita berdasarkan berat TB/U dan BB/TU Jawa Timur, 2010 ........................ 22

6. Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan Jawa Timur, 2010 ....................................... 23

7. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Jawa Timur, 2010 ......................................... 24

8. Status Gizi Balita Berdasarkan Tinmggi Badan Jawa Timur, 2010 .................................... 24 9. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat dan Tinggi Badan Jawa Timur, 2010 ....................... 25

10. Peranan Jawa Timur Dalam Penyediaan pangan Nasional .................................................. 25

11. Perkembangan Ketersediaan pangan Nabati di Jawa Timur................................................ 26

12. Perkembangan Ketersediaan pangan Hewani di Jawa Timur ............................................. 26

13. Kemandirian pangan di Jawa Timur ................................................................................... 27

14. Ketersediaan pangan per kapita dalam energy................................................................... 28

15. Ketersediaan protein per kapita dalam energy ................................................................... 28

16. Capaian Kecukupan Konsumsi Energi Masyarakat Jawa Timur ....................................... 29

17. Tingkat Konsumsi Protein Penduduk Jawa Timur, 2007 ................................................... 30

18. Konsumsi energi Penduduk Jawa Timur (Kkal/kapita/hari), 2007 ...................................... 31

19. Konsumsi Protein Penduduk Jawa Timur (Kkal/kapita/hari), 2007 ................................... 31

20. Capaian Pola Pangan Harapan Masyarakat Jawa Timur .................................................. 32

21. Perkembangan Pola Pangan Masyarakat di Jawa Timur .................................................... 33

22. Pekembangan Penduduk Sangat Rawan .............................................................................. 33

23. Prevalensi Penduduk Sangat Rawan Konsumsi Pangan Energi Tingkat Berat ................... 34

24. Rumah Tangga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Jawa Timur ........................................... 37

25. Prioritas Lokasi Sasaran RAD PG Jawa Timur 2011-2015 ................................................. 44

26. Prioritas Lokasi Sasaran Penanganan Gizi Buruk Jawa Timur 2011-2015 ......................... 46

27. Prioritas Lokasi Sasaran Penanganan Gizi Kurang Jawa Timur 2011-2015 ....................... 46

28. Prioritas Lokasi Sasaran Penanganan PHBS Jawa Timur 2011-2015 ................................. 47

29. Prioritas Lokasi Sasaran Penanganan KEK Wanita Usia Subur Jawa Timur 2011-

2015...................................................................................................................................... 47

30. Prioritas Lokasi Sasaran Penanganan Daerah Rawan Pangan Jawa Timur 2011-

2015...................................................................................................................................... 48

31. Prioritas Lokasi Sasaran RADPG (Komposit) Jawa Timur 2011-2015 .............................. 48

Page 6: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

6

DAFTAR SINGKATAN

AGB = Anemia Gizi Besi

BBLR = Bayi Berat Lahir Rendah

BLT = Bantuan Langsung Tunai

CPMB = Cara Produksi Makanan Yang Baik

CDPB = Cara Distribusi Pangan Yang Baik

FDA = Food Drug Administration

GAKY = Gangguan Akibat Kurang Yodium

GAP = Good Agricultural Practices

GDP = Good Distribution Practices

GHP = Good Handling Practices

GKP = Gabah Kering Panen

GMP = Good Manufacturing Practices

HDPP = Harga Dasar Pembelian Pemerintah

HDR = Human Development Report

HIV/AIDS = Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome

HPP = Harga pembelian pemerintah

IMT = Indeks Massa Tubuh

IPM = Indeks Pembangunan Manusia

ISPA = Infeksi Saluran Pernapasan Atas

KEK = Kurang Energi Kronik

KLB = Kejadian Luar Biasa

KMS = Kartu Menuju Sehat

KVA = Kurang Vitamin A

LILA = Lingkar Lengan Atas

LUEP = Lembaga Usaha Ekonomi di Pedesaan

MDGs = Millenium Development Goals

MP-ASI = Makanan Pendamping Air Susu Ibu

PAUD = Pendidikan anak usia dini

PDB = Product Domestic Bruto

PPH = Pola Pangan Harapan

RANPG = Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi

RPJMN = Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

SDM = Sumberdaya Manusia

SDKI = Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

SUVITAL = Sumber Vitamin A Alami

SKPG = Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi

SUSENAS = Survei Sosial Ekonomi Nasional

TBC = Tuberculosis

TGR = Total Goiter Rate

UPGK = Upaya Perbaikan Gizi Keluarga

WUS = Wanita Usia Subur

WKNPG = Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi

Page 7: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

7

I. PENDAHULIUAN

1.1. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia

(SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat,

kesehatan yang prima, serta cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa hal ini sangat ditentukan

oleh status gizi yang baik, dan status gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang

dikonsumsi. Oleh karena itu pemenuhan pangan dan gizi untuk kesehatan warga negara

merupakan investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sementara itu, pengaturan

tentang pangan tertuang dalam Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan, yang

menyatakan juga bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi

hak asasi setiap rakyat. Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan

yaitu : “kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan

yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau”. Kecukupan pangan

yang baik mendukung tercapainya status gizi yang baik sehingga akan menghasilkan generasi

muda yang berkualitas.

Beberapa dampak buruk kurang gizi adalah: (1) rendahnya produktivitas kerja; (2)

kehilangan kesempatan sekolah; dan (3) kehilangan sumberdaya karena biaya kesehatan yang

tinggi. Agar individu tidak kekurangan gizi maka akses setiap individu terhadap pangan harus

dijamin. Akses pangan setiap individu ini sangat tergantung pada ketersediaan pangan dan

kemampuan untuk mengaksesnya secara kontinyu. Kemampuan mengakses ini dipengaruhi oleh

daya beli, yang berkaitan dengan tingkat pendapatan dan kemiskinan seseorang. Upaya-upaya

untuk menjamin kecukupan pangan dan gizi serta kesempatan pendidikan tersebut akan

mendukung komitmen pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), terutama pada sasaran-

sasaran: (1) menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; (2) mencapai pendidikan dasar untuk

semua; (3) menurunkan angka kematian anak; dan (4) meningkatkan kesehatan ibu pada tahun

2015.

Pembangunan ketahanan pangan dan gizi di Jawa Timur harus dipandang sebagai bagian

tidak terlepaskan dari wawasan nasional. Jawa Timur sebagai provinsi dengan penduduk besar dan

wilayah yang sangat luas, ketahanan pangan dan gizi merupakan agenda penting di dalam

pembangunan ekonomi. Keberhasilan Ketahanan Pangan dan gizi di Jawa Timur sebagai wilayah

yang surplus pangan telah menjadi tolok ukur keberhasilan ketahanan pangan dan gizi nasional.

Oleh karena itu pemerintah Jawa Timur harus terus berupaya memacu pembangunan ketahanan

pangan dan gizi melalui program–program yang benar-benar mampu memperkokoh ketahanan

pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kejadian rawan pangan menjadi

masalah yang sangat sensitif dalam dinamika kehidupan sosial politik. Menjadi sangat penting

bagi Jawa Timur untuk mampu mewujudkan ketahanan pangan dan gizi wilayah, rumahtangga dan

individu yang berbasiskan kemandirian pangan. Pembangunan ketahanan pangan dan gizi Jawa

Timur secara menyeluruh di setiap sektornya akan dapat terlaksana dengan efektif manakala

memiliki arah yang jelas dan terukur kinerjanya. Program-program dalam rangka pembangunan

ketahanan pangan dan gizi harus terpadu (integrated), terukur keberhasilannya (measureable) dan

berkesinambungan (sustainability). Pemerintah Pusat telah menetapkan rencana aksi Nasional

Pangan dan Gizi 2011-2015, yang perlu ditindak lanjuti oleh daerah. Oleh karena itu untuk

menjabarkan kebijakan dan langkah terpadu di bidang pangan dan gizi dalam rangka mendukung

pembangunan SDM berkualitas, perlu disusun Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Jawa Timur

2011-2015(RAD-PG2011-2015)

Page 8: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

8

Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional yang menyatukan

pembangunan ketahanan pangan dalam rangka mewujudkan SDM berkualitas sebagai modal sosial

pembangunan bangsa dan negara.Selanjutnya dokumen ini diharapkan dapat dijadikan panduan dan

acuan bagi para pemangku kepentingan baik instansi pemerintah di tingkat propinsi dan

kabupaten/kota, swasta, BUMN/BUMD, perguruan tinggi, petani, nelayan, industri pengolahan,

pedagang, penyedia jasa, serta masyarakat pada umumnya dalam menjabarkan lebih lanjut secara

terintegrasi, terkoordinasi dan sinergis berbagai kegiatan nyata untuk mewujudkan ketahanan

pangan dan gizi menadatang di Jawa Timur.

1.2.Tujuan Penyusunan

Tujuan umum. RAD-PG Jawa Timur 2011-2015 disusun untuk menjadi panduan dan

arahan serta acuan bagi instutusi pemerintah, organisasi non pemerintah, institusi masyarakat dan

pelaku lain baik pada tataran provinsi maupun kabupaten dan kota untuk berperan serta

meningkatkan kontribusi yang optimal dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan dan gizi Jawa

Timur.

Tujuan khusus

1. Meningkatkan pemahaman seluruh stakeholders terkait dan masyarakat dalam peran sertanya

untuk pemantapan ketahanan pangan dan gizi.

2. Meningkatkan kemampuan menganalisis perkembangan situasi pangan dan gizi di setiap

wilayah agar: (i) mampu menetapkan prioritas penanganan masalah pangan dan gizi; (ii)

mampu memilih intervensi yang tepat sesuai kebutuhan lokal; dan (iii) mampu membangun dan

memfungsikan lembaga pangan dan gizi; dan (iv) mampu memantau dan mengevaluasi

pembangunan pangan dan gizi.

3. Meningkatkan koordinasi pembangunan ketahanan pangan dan gizi secara terpadu untuk

diimplementasikan karena terinci dengan jelas untuk membangun sinergi, integrasi dan

koordinasi yang baik mulai dari perencanaan, implementasi dan evaluasi atas pelaksanaan

bidang tugas masing-masing dalam rangka mencapai tujuan yaitu mewujudkan ketahanan

pangan dan gizi yang berkelanjutan pada propinsi Jawa Timur dan pemerintah Kabupaten/kota.

Page 9: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

9

II. PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INVESTASI PEMBANGUNAN

Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan setiap warga negara.

Peningkatan kemajuan dan kesejahteraan bangsa sangat tergantung pada kemampuan dan kualitas

sumberdaya manusianya. Ukuran kualitas sumberdaya manusia dapat dilihat pada Indeks

Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat antara lain dapat

dilihat pada tingkat kemiskinan dan status gizi masyarakat

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/HumanDevelopment Index (HDI) digunakan untuk

mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara

terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas

hidup. IPM adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan

standar hidup untuk semua negara. IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3

dimensi dasar pembangunanmanusia yaitu : (1) Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur

dengan harapan hidup saat kelahiran; (2) Pengetahuan yang diukur dengan angka ti ngkat baca tul is

pada orang dewasa; dan (3) Standar kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari

produk domestik bruto per kapita dalam paritas daya beli.

Menurut Human Development Reports, UNDP, 2010, IPM Indonesia dikategorikan dalam

‘medium human development’ dan menduduki ranking 108 dari 182 negara. Sementara, negara

ASEAN lain berada pada posisi 27 (Singapura), 37 (Brunei Darussalam), 57 (Malaysia), 92

(Thailand), 97 (Filipina), dan 113 (Vietnam).Pangan dan gizi merupakan salah satu faktor yang

mempunyai peran yangsangat penting dalam pencapaian IPM dari suatu negara. Peran pangan dan

gizi sebagai modal pembangunan bangsa, seperti ulasan berikut.

2.1. Pangan dan Gizi untuk Pertumbuhan dan Kecerdasan

Konsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman dapat memenuhi kecukupan gizi

individu untuk tumbuh dan berkembang. Gizi pada ibu hamil sangat berpengaruh pada

perkembangan otakjanin, sejak dari minggu ke empat pembuahan sampai lahir dan sampai anak

berusia 2 tahun. Sejumlah penelitian telah menunjukkan peran penting zat gizi tidak saja pada

pertumbuhan fisik tubuh tetapi juga dalam pertumbuhan otak, perkembangan perilaku, motorik, dan

kecerdasan (Jalal, 2009). Martorell pada tahun 1996 telah menyimpulkan kekurangan gizi pada masa

kehamilan dan anak usia dini menyebabkan keterlambatan dalam pertumbuhan fisik, perkembangan

motorik, dan gangguan perkembangan kognitif. Selain itu, akibat kekurangan gizi dapat berdampak

pada perubahan perilaku sosial, berkurangnya perhatian dan kemampuan belajar sehingga berakibat

pada rendahnya hasil belajar. Penelitian lain juga menyimpulkan bahwa intervensi gizi hanya akan

efektif jika dilakukan selama kehamilan dan 2-3 tahun pertama kehidupan anak.

Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang dilakukan pada tahun 2007 dan 2010 secara konsisten

menunjukkan bahwa rata-rata asupan kalori dan protein anak balita masih di bawah Angka

Kecukupan Gizi (AKG). Akibat dari keadaan tersebut, anak balita perempuan dan anak balita laki-

laki Indonesia mempunyai rata-rata tinggi badan masing-masing 6,7 cm dan 7,3 cm lebih pendek

daripada standar rujukan WHO 2005, bahkan pada kelompok usia 5-19 tahun kondisi ini lebih

buruk karena anak perempuan pada kelompok ini tingginya 13,6 cm di bawah standar dan anak

laki-laki 10,4 cm di bawah standar WHO. Kelompok ibu pendek juga terbukti melahirkan 46,7

persen bayi pendek. Karena itu jelas masalah gizi intergenerasi ini harus mendapat perhatian serius

karena telah terbukti akan mempengaruhi kualitas bangsa.Anak yang memiliki status gizi kurang

atau buruk (underweight) berdasarkan pengukuran berat badan terhadap umur (BB/ U) dan pendek

atau sangat pendek (stunting) berdasarkan pengukuran tinggi badan terhadap umur (TB/U) yang

Page 10: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

10

sangat rendah dibanding standar WHO mempunyai resiko kehilangan tingkat kecerdasan atau

intelligence quotient (IQ) sebesar 10-15 poin.

Air susu ibu (ASI) adalah makanan yang paling sesuai untuk bayi karena mengandung zat-

zat gizi yang diperlukan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang. Pentingnya memberikan ASI

secara eksklusif pada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan dan terus memberikan ASI sampai anak

berusia 24 bulan telah memiliki bukti yang kuat. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa

bayi yang diberi ASI eksklusif menunjukkan perkembangan sosial dan kognitif yang lebih baik dari

bayi yang diberi susu formula (Michael S. dan Kramer, et al, 2003). Efek jangka panjang dari

pemberian ASI pada anak dan kesehatan mental remaja telah diteliti secara cohort pada 2900 ibu

hamil yang diteliti selama 14 tahun di Australia. Penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2009 ini

menyimpulkan bahwa pemberian ASI yang singkat (kurang dari 6 bulan) menjadi prediktor dari

berbagai masalah kesehatan mental yang akan muncul pada masa anak dan remaja, seperti autis,

kenakalan remaja, agitasi, dan lain sebagainya (Wendy H. Oddy, et al, 2009). Bahkan IQ anak yang

diberi ASI ditemukan 13 poin lebih baik daripada bayi yang tidak diberikan ASI.

Kekurangan yodium pada saat janin yang berlanjut dengan gagal dalam pertumbuhan anak sampai

usia dua tahun dapat berdampak buruk pada kecerdasan secara permanen. Anemia kurang zat besi

pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan menderita kurang zat besi, dan

berdampak buruk pada pertumbuhan sel-sel otak anak, sehingga secara konsisten dapat mengurangi

kecerdasan anak. Di Indonesia, telah lama di bukti kan bahwa kejadian anemia pada anak

berhubungan dengan berkurangnya prestasi kognitif sehingga berakibat rendahnya pencapaian

tingkat pendidikan pada anak sekolah (Soemantri, AG et al. 1989). Bayi dengan berat badan lahir

rendah (BBLR) disertai dengan anemia, selain dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik

dan mental anak, juga dapat mengakibatkan penurunan kecerdasan sampai 12 poin. Selain itu

BBLR meningkatkan resiko pada usia dewasa menderita diabetes mellitus, penyakit jantung dan

pembuluh darah, kegemukan (obesity), kanker, dan stroke (James et al, 2000).

Keadaan gizi yang buruk sewaktu janin di dalam kandungan dan setelah dilahirkan,

mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perkembangan otaknya. Pada saat janin dalam

kandungan sampai bayi dilahirkan, 66 persen dari jumlah sel otak dan 25 persen dari berat otak

dewasa telah tercapai. Sisanya akan ditentukan oleh keadaan gizi setelah lahir. Pertumbuhan otak

yang sangat cepat terjadi pada minggu ke 15-20 dan minggu ke 30 masa kehami lan, serta bulan ke

18 setelah kelahiran. Penelitian pada BBLR menunjukkan penurunan berat otak besar 12 persen dan

otak kecil 30 persen, juga mengalami penurunan jumlah sel otak besar 5 persen dan otak kecil 31

persen. Pengukuran tingkat kecerdasan pada anak umur tujuh tahun yang sebelumnya pernah

menderita kurang energi protein (KEP) berat memiliki rata-rata IQ sebesar 102, KEP ringan adalah

106 dan anak yang bergizi baik adalah 112. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan gizi pada masa

lalu dapat mempengaruhi kecerdasan di masa yang akan datang.

2.2. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan dan Produktivitas

Faktor makanan dan penyakit infeksi, sebagai penyebab langsung masalah gizi, keduanya

saling berkaitan. Anak balita yang tidak mendapat cukup makanan bergizi seimbang memiliki daya

tahan yang rendah terhadap penyakit sehingga mudah terserang infeksi. Sebaliknya penyakit infeksi

seperti diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dapat mengakibatkan asupan gizi tidak dapat

diserap tubuh dengan baik sehingga berakibat gizi buruk. Oleh karena itu, mencegah terjadinya

infeksi juga dapat mengurangi kejadian gizi kurang dan gizi buruk. BBLR akibat kurang energi

kronik (KEK) pada ibu hamil, dapat meningkatkan angka kematian bayi dan anak balita. Anemia

kurang zat besi pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko kematian waktu melahirkan dan

Page 11: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

11

melahirkan bayi yang juga menderita anemia. Kurang vitamin A (KVA) pada bayi dan anak balita

dapat menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan resiko kebutaan, dan meningkatkan resiko

kesakitan dan kematian akibat infeksi (Tarwotjo, et al 1989).

Kekurangan gizi pada anak balita dan ibu hamil akan meningkatkan pengeluaran rumah

tangga dan pemerintah untuk biaya kesehatan karena banyak warga yang mudah jatuh sakit akibat

kurang gizi. Penelitian dampak anemia pada kelompok penduduk dewasa ternyata juga mengurangi

produktivitas kerjanya (Husaini et al, 1984). Hal ini akan berakibat serius mengingat pada saat yang

sama,penderita anemia pada usia produktif yang berj umlah hampi r 52 juta jiwa akan menurunkan

produktivitas kerja 20-30 persen. Pada kondisi gizi buruk, penurunan produktivitas perorangan

diperkirakan lebih dari 10 persen dari potensi pendapatan seumur hidup. Dengan diperbaiknya

konsumsi pangan dan statusi gizi, produktivitas masyarakat miskin dapat ditingkatkan sebagai

modal untuk memperbaiki ekonominya dan mengentaskan diri dari lingkaran kemiskinan-

kekurangan gizi-kemiskinan. Semakin banyak rakyat miskin yang diperbaiki konsumsi pangan dan

status gizinya, akan semakin berkurang jumlah rakyat miskin. Upaya penanggulangan kemiskinan

yang dapat meningkatkan akses rumah tangga terhadap pangan akan mempunyai daya ungkit yang

besar dalam meningkatkan kesehatan dan produktivitas (Bank Dunia, 2006).

2.3. Pangan dan Gizi sebagai Penentu Daya Saing Bangsa.

The Global Competitiveness Report 2010-2011 yang di kel uarkan World Economic Forum

pada September 2010 menyebutkan, peringkat daya saing Indonesia meningkat dengan sangat

bermakna.Sementara pada 2009 daya saing Indonesia menduduki peringkat ke-54 dari 144 negara

dan tahun 2010 peringkat Indonesia naik 10 tingkat di posisi ke-44 dengan nilai 4,43. Posisi ini

lebih baik dibanding India, meski masih berada di bawah Cina. Daya saing global India menduduki

peringkat ke-51 dan Cina di peringkat ke-27. Peringkat Indonesia tidak buruk, bahkan Indonesia

dinilai sebagai salah satu negara dengan prestasi terbaik. Tentu saja prestasi ini harus di pertahankan

bahkan terus diti ngkatkan, diantaranya dengan melakukan upaya perbaikan kualitas pangan dan gizi

masyarakat. Jika tingkat konsumsi makanan seimbang dan bergizi baik maka akanmeni ngkatkan

status kesehatan yang merupakan salah satu i ndi katorpenti ng bersama pendidi kan dalam

menentukan daya sai ng bangsa.

Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga terutama pada ibu hamil

dan anak balita akan berakibat pada kekurangan gizi yang berdampak pada lahirnya generasi muda

yang tidak berkualitas. Apabila masalah ini tidak diatasi maka dalam jangka menengah dan panjang

akan terjadi kehilangan generasi (generation lost) yang dapat mengganggu kelangsungan berbagai

kepenti ngan bangsa dan negara. Keberhasi lan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang

tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta tangkas dan cerdas. Bukti empiris

menunjukkan bahwa hal ini sangat ditentukan oleh status gizi yang baik, dan status gizi yang baik

ditentukan oleh jumlah dan kualitas asupan pangan yang dikonsumsi. Masalah gizi kurang dan

buruk dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi makanan dan penyakit infeksi. Secara tidak

langsung dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan dan konsumsi pangan beragam, faktor sosial-

ekonomi, budaya dan politik. Gizi kurang dan gizi buruk yang terus terjadi dapat menjadi faktor

penghambat dalam pembangunan nasional.

Investasi gizi berperan penting untuk memutuskan lingkaran setan kemiskinan dan kurang

gizi sebagai upaya peningkatan kualitas SDM. Beberapa dampak buruk kurang gizi adalah:

rendahnya produktivitas kerja, kehilangan kesempatan sekolah, dan kehilangan sumberdaya karena

biaya kesehatan yang tinggi.Upaya peningkatan kualitas SDM diatur dalam UUD 1945 pasal 28

Page 12: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

12

H ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap individu berhak hidup sejahtera, dan pelayanan

kesehatan adalah salah satu hak asasi manusia. Dengan demikian pemenuhan pangan dan gizi

untuk kesehatan warga negara merupakan investasi untuk peningkatan kualitas SDM. Upaya-

upaya untuk menjamin kecukupan pangan dan gizi akan mendukung komitmen pencapaian

Millennium Development Goals (MDGs), terutama pada sasaran-sasaran tahun 2015, yaitu:

MDG1: menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; MDG4: menurunkan kematian anak;

MDG5: meningkatkan kesehatan ibu; dan MDG6: memberantas HIV/AIDS, malaria dan

penyakit lainnya.

2.4. Perbaikan Gizi adalah Intervensi Sangat Menguntungkan dalam Pembangunan

Bank Dunia (2006) menyatakan bahwa perbaikan gizi merupakan suatu investasi yang

sangat menguntungkan. Setidaknya ada tiga alasan suatu negara perlu melakukan intervensi di

bidang gizi. Pertama, perbaikan gizi memiliki ‘economic returns’ yang tinggi; kedua, intervensi

gizi terbukti mendorong pertumbuhan ekonomi; dan ketiga, perbaikan gizi membantu menurunkan

tingkat kemiskinan melalui perbaikan produktivitas kerja, pengurangan hari sakit, dan pengurangan

biaya pengobatan. Pada kondisi gizi buruk, penurunan produktivitas perorangan diperkirakan lebih

dari 10 persen dari potensi pendapatan seumur hidup; dan secara agregat menyebabkan kehilangan

PDB antara 2-3 persen. Konferensi para ekonom di Copenhagen tahun 2005 (Konsensus

Kopenhagen) menyatakan bahwa intervensi gizi menghasilkan keuntungan ekonomi (‘economic

returns’) tinggi dan merupakan salah satu yang terbaik dari 17 alternatif investasi pembangunan

lainnya. Konsensus ini menilai bahwa perbaikan gizi, khususnya intervensi melalui program

suplementasi dan fortifikasi zat gizi mikro (memperbaiki kekurangan zat besi, vitamin A, yodium,

dan seng) memiliki keuntungan ekonomi yang sama tingginya dengan investasi di bidang

liberalisasi perdagangan, penanggulangan malaria dan HIV, serta air bersih dan sanitasi. Behman,

Alderman dan Hoddinot (2004) dalam Bank Dunia (2006) mengungkapkan bahwa Rasio Manfaat-

Biaya (benefit-cost ratio) berbagai program gizi, khususnya program suplementasi dan fortifikasi

adalah sangat tinggi, berkisar antara 4 hingga 520 (Tabel 1).

Page 13: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

13

Tabel 1. Rasio Manfaat-Biaya (benefit-cost ratio) Berbagai Program Gizi

Jenis Program Intervensi BC-Ratio

a. Promosi ASI di rumah sakit 5-67

b. Program Pelayanan Anak Terpadu 9-16

c. Suplementasi Iodium pada Wanita 15-520

d. Suplementasi Vitamin A pada anak < 6 thn 4-43

e. Pemberian tablet besi untuk ibu hamil 24.7

f. Fortifikasi zat besi 176-200

g. Suplementasi zat besi pada ibu hamil 6-14

Sumber: Behrman, Alderman, and Hoddinott (2004) dalam Bank Dunia (2006)

Selama ini para ahli ekonomiberpendapatbahwa investasi ekonomi merupakan pra syarat

utama untuk memperbaiki keadaan gizi masyarakat. Dari analisis hubungan timbal balik antara

kurang gizi dan kemiskinan, serta analisis ekonomi terhadap keuntungan investasi gizi, diketahui

bahwa perbaikan gizi dapat dilakukan tanpa harus menunggu tercapainya tingkat perbaikan

ekonomi tertentu. Perkembangan iptek pada dasawarsa terakhir memungkinkan perbaikan gizi

dengan lebih cepat tanpa harus menunggu perbaikan ekonomi.

Beberapa negara dengan PDB yang sama ternyata mempunyai angka prevalensi gizi-kurang

pada anak balita yang berbeda-beda. Zimbabwe yang memiliki PDB lebih rendah dari Namibia

tetapi ternyata memiliki status gizi anak balita yang lebih baik. Demikian halnya dengan Cina,

PDB per kapita negara ini relatif lebih rendah dibanding negara-negara Asia lainnya namun

memiliki prevalensi balita gizi kurang paling rendah.

Sampai 1970-an banyak ahli ekonomi dan ahli perencanaan pembangunan, termasuk Bank

Dunia, mengartikan investasi dalam arti sempit. Investasi pembangunan ekonomi lebih diartikan

sebagai penanaman modal untuk membangun industri barang dan jasa dalam rangka menciptakan lapangan kerja. Titik berat investasi adalah untuk membangun prasarana ekonomi seperti jalan,

jembatan dan transportasi. Pada waktu itu jarang sekali para perencana pembangunan memasukkan

perbaikan gizi, kesehatan dan pendidikan sebagai bagian suatu investasi ekonomi.

Memasuki periode 1990-an keadaan ini mulai berubah. Pada 1992 Bank Dunia menyatakan

bahwa perbaikan gizi merupakan suatu investasi pembangunan. Investasi di bidang ini menjadi

salah satu prioritas Bank Dunia dalam pemberian pinjaman kepada negara berkembang.

Keterkaitan upaya perbaikan gizi dengan pembangunan ekonomi juga dikemukakan oleh Sekretaris

Jenderal PBB, Kofi Annan, yang menyatakan bahwa gizi yang baik dapat merubah kehidupan

anak, meningkatkan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, melindungi kesehatannya, dan

meletakkan fondasi untuk masa depan produktivitas anak.

Perubahan kebijakan pinjaman Bank Dunia dan perhatian PBB terhadap pembangunan

perbaikan gizi dibuktikan dengan meningkatnya alokasi pinjaman Bank Dunia untuk proyek-

proyek perbaikan gizi di negara berkembang yang meningkat 18 kali lipat dari hanya US$ 50 juta

pada 1980-an menjadi US$ 900 juta pada 1990-an. Sejalan dengan itu, alokasi anggaran

pembangunan untuk perbaikan gizi di Indonesia juga meningkat secara signifikan dari Rp 61

Milyar pada tahun 2000 menjadi Rp 179 Milyar pada tahun 2005, atau meningkat hampir tiga kali

lipat dalam jangka waktu lima tahun. Meskipun peningkatan anggaran cukup tinggi namun jumlah

tersebut dinilai masih belum memadai, sehingga perlu dipilih intervensi pemerintah yang benar-

Page 14: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

14

benar “cost-effective”. Bank Dunia (1996) merekomendasikan bentuk intervensi yang dianggap

cost-effective untuk berbagai situasi. Sementara Soekirman dkk (2003), berdasarkan data dari

berbagai sumber juga menyajikan informasi tentang unit cost dan cost-effectiveness berbagai

program gizi hasil studi di berbagai negara (Tabel 2).

Tabel 2. Biaya per Unit dan Manfaat Ekonomi berbagai Program Pangan dan Gizi

Jenis Intervensi

Biaya Per Unit Dan Lokasi Manfaat

Ekonomi Per

1 US$

Investasi

Biaya per

Unit

(US$/target)

Negara & Tahun

Kajian

Intervensi Pangan dan Gizi Di

Masyarakat

1. Subsidi Pangan * Indonesia, 2004 0,9

2. Program Intervensi Gizi Berbasis

Masyarakat Sebagai Bagian Dari

Pelayanan Kesehatan Dasar

8.01 Indonesia, 2004 2.6

2. Pendidikan Gizi 0.37 Indonesia, 2004 32.3

Intervensi Zat Gizi Mikro

3.Suntikan Iodium 0.49

0.14

0.21

Peru, 1978

Zaire, 1977

Indonesia, 1986

-

4. Iodinasi Air 0.04 Italia, 1986 -

5. Iodisasi Garam 0.04 India, 1987 28.0

6. Suplementasi Vitamin A 0.46-0.68 Haiti, 1978 50.0

7. Fortifikasi Vitamin A Pada Gula 0.14 Guatemala, 1976 16.0

8. Suplementasi Besi Pada Ibu Hamil 2.65-4.44 Tidak Disebut, 1980 24.7

9. Fortifikasi Besi Pada Garam 0.10 India, 1980

10.Fortifikasi Besi Pada Gula 0.10

0.80

Guatemala, 1980

Tidak Disebut, 1980 -

11.Fortifikasi Besi Pada Pangan Pokok

(Terigu) - - 84.1

Pemberian Makanan Tambahan

11. PMT Pada Anak Balita 3.99 Indonesia, 2004 1.4

Sumber: Soekirman dkk (2003). Situational Analysis of Nutrition Problems in Indonesia: Its

Policy, Programs and Prospective Development. Direktorat Gizi dan Bank Dunia (Diolah

dari berbagai sumber).*Behrman, Alderman, and Hoddinott (2004) dalam Bank Dunia

(2006)

Page 15: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

15

III. KERANGKA KONSEP IMPLEMENTASI RENCANA AKSI DAERAH

PANGAN DAN GIZI 2011-2015 PROVINSI JAWA TIMUR

3.1. Kerangka Penyebab Masalah Pangan dan Gizi

Terdapat dua faktor langsung penyebab gizi kurang pada anak balita, yaitu faktor makanan

dan penyakit infeksi dan keduanya saling mendorong. Sebagai contoh, anak balita yang tidak

mendapat cukup makanan bergizi seimbang memiliki daya tahan yang rendah terhadap penyakit

sehingga mudah terserang infeksi. Sebaliknya penyakit infeksi seperti diare dan infeksi saluran

pernapasan atas (ISPA) dapat mengakibatkan asupan gizi tidak dapat diserap tubuh dengan baik

sehingga berakibat pada gizi buruk. Oleh karena itu, mencegah terjadinya infeksi juga dapat

mengurangi kejadian gizi kurang dan gizi buruk. Berbagai faktor penyebab langsung dan tidak

langsung terjadinya gizi kurang digambarkan dalam kerangka pikir UNICEF (1990) (Gambar 1).

Faktor penyebab langsung pertama adalah makanan yang dikonsumsi, harus memenuhi

jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang. Makanan lengkap bergizi

seimbang bagi bayi sampai usia 6 bulan adalah air susu ibu (ASI), yang dilanjutkan dengan

tambahan makanan pendamping ASI (MP-ASI) bagi bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun. Data

menunjukkan masih rendahnya persentase ibu yang memberikan ASI, dan MP-ASI yang belum

memenuhi gizi seimbang oleh karena berbagai sebab. Faktor penyebab langsung yang kedua adalah

infeksi yang berkaitan dengan tingginya prevalensi dan kejadian penyakit infeksi terutama diare,

ISPA, TBC, malaria, demam berdarah dan HIV/AIDS. Infeksi ini dapat mengganggu penyerapan

asupan gizi sehingga mendorong terjadinya gizi kurang dan gizi buruk. Sebaliknya, gizi kurang

melemahkan daya tahan anak sehingga mudah sakit. Kedua faktor penyebab langsung gizi kurang

itu memerlukan perhatian dalam kebijakan ketahanan pangan dan program perbaikan gizi serta

peningkatan kesehatan masyarakat.

Kedua faktor penyebab langsung tersebut dapat ditimbulkan oleh tiga faktor penyebab

tidak langsung, yaitu: (i) ketersediaan dan pola konsumsi pangan dalam rumah tangga, (ii) pola

pengasuhan anak, dan (iii) jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Ketiganya dapat

berpengaruh pada kualitas konsumsi makanan anak dan frekuensi penyakit infeksi. Apabila kondisi

ketiganya kurang baik menyebabkan gizi kurang. Rendahnya kualitas konsumsi pangan

dipengaruhi oleh kurangnya akses rumah tangga dan masyarakat terhadap pangan, baik akses

pangan karena masalah ketersediaan maupun tingkat pendapatan yang mempengaruhi daya beli

rumah tangga terhadap pangan. Pola asuh, pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan

dipengaruhi oleh pendidikan, pelayanan kesehatan, informasi, pelayanan keluarga berencana, serta

kelembagaan sosial masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat khususnya perempuan.

Page 16: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

16

Sumber : UNICEF 1990, diolah lebih lanjut

Gambar 1. Kerangka Pikir Penyebab Masalah Gizi

Ketidakstabilan ekonomi, politik dan sosial, dapat berakibat pada rendahnya tingkat

kesejahteraan rakyat yang antara lain tercermin pada maraknya masalah gizi kurang dan gizi buruk

Status Gizi Anak Balita

Konsumsi Makanan Status Infeksi

Pola Asuh

Pemberian ASI/MPASI,

pola asuh psikososial,

penyediaan MP-ASI,

kebersihan dan sanitasi

lingkungan

Ketersediaan

& Pola

Konsumsi

Rumah tangga

Playanan

Kesehatan dan

Kesehatan

Lingkungan

Daya Beli, Akses Pangan, Askes Informasi, Akses Pelayanan Kesehatan, Akses

Pendidikan, Akses LSM dan Sumberdaya Perempuan, Keluarga

Kemiskinan, Ketahanan Pangan & Gizi, Pendidikan, Kesehatan,

Kependudukan

Pembangunan Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya

Outcome

Penyebab

Langsung

Penyebab

Tidak

Langsung

Akar

Masalah

Page 17: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

17

di masyarakat. Upaya mengatasi masalah ini bertumpu pada pembangunan ekonomi, politik dan

sosial yang harus dapat menurunkan tingkat kemiskinan setiap rumah tangga untuk dapat

mewujudkan ketahanan pangan dan gizi serta memberikan akses kepada pendidikan dan pelayanan

kesehatan.

3.2.Konsep Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Jawa Timur 2011-2015

Seperti banyak diketahui, baik secara nasional maupun global, ketersediaan pangan yang

melimpah melebihi kebutuhan pangan penduduk tidak menjamin bahwa seluruh penduduk terbebas

dari kelaparan dan gizi kurang. Konsep ketahanan pangan dan gizi yang luas bertolak pada tujuan

akhir dari ketahanan pangan yaitu tingkat kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, sasaran pertama

Millenium Development Goals (MGDs) bukanlah tercapainya produksi atau penyediaan pangan,

tetapi menurunkan kemiskinan dan kelaparan sebagai indikator kesejahteraan masyarakat. MDGs

menggunakan pendekatan dampak bukan masukan. United Nation Development Programme

(UNDP) sebagai lembaga PBB yang berkompeten memantau pelaksanaan MDGs telah menetapkan

dua ukuran kelaparan, yaitu jumlah konsumsi energi (kalori) rata-rata anggota rumah tangga di

bawah kebutuhan hidup sehat dan proporsi anak balita yang menderita gizi kurang. Ukuran tersebut

menunjukkan bahwa MDGs lebih menekankan dampak daripada masukan. Oleh karena itu, analisis

situasi ketahanan pangan harus dimulai dari evaluasi status gizi masyarakat diikuti dengan tingkat

konsumsi, persediaan dan produksi pangan; bukan sebaliknya. Status gizi masyarakat yang baik

ditunjukkan oleh keadaan tidak adanya masyarakat yang menderita kelaparan dan gizi kurang.

Keadaan ini secara tidak langsung menggambarkan akses pangan dan pelayanan sosial yang merata

dan cukup baik.

Berdasarkan konsep tersebut , maka dalam penyusunan RAD-PG Jawa Timur 2011-2015

harus mengacu pada pada keluaran Akses Universal Pangan dan Gizi pada tahun 2015, yakni :

Penurunan prevalensi gizi kurang anak balita dan Penurunan Prevalensi pendek anak balita, dan

pencapaian konsumsi pangan dengan asupan kalori 2000 Kkal/kapita/hari. Pencapaian harus

dilakukan secara bertahap dan indikator keluaran yang terukur, yakni:

1. Meningkatnya cakupan ASI ekslusif, D/S (jumlah anak yang ditimbang terhadap jumlah

seluruh anak di wilayah penimbangan tersebut), KN (kunjungan neonatal), dan K4

Kunjungan ke-4

2. Meningkatnya tingkat keragaman konsumsi dan skor Pola Pangan Harapan (PPH)

3. Meningkatnya cakupan jajanan anak sekolah yang memenuhi syarat dan Pangan industri

rumah tangga (PIRT) tersertifikasi

4. Meningkatnya jumlah rumah tangga yang melakukan perilaku hidup sehat dan bersih

(PHBS)

5. Meningkatnya jumlah kab/kota yang mempunyai SKPD bidang pangan dan gizi

6. Meningkatnya peraturan perundangan pangan dan gizi

7. Meningkatnya tenaga D3 gizi puskesmas dan PPL kecamatan

Pencapaian keluaran ini harus dilakukan melalui serangkaian kegiatan yang dimulai

dengan identifikasi tantangan yang dihadapi. Tantangan yang perlu diidentifikasi menyangkut :

1. Sosial dan Budaya : disparitas kemiskinan, disparitas pendidikan, persepsi hak asasi

manusia, pemberdayaan keluarga dan kesetaraaan gender, persepsi kesehatan reproduksi,

tabu makanan, kepercayaan dan perilaku yang bertentangan dengan kesehatan

2. Sistem pangan dan gizi : sumberdaya manusia, infrastruktur, pembiayaan, implementasi

standar pelayanan minimal, ketahanan pangan terkait dengan climate cange, kewaspadaan

Page 18: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

18

pangan dan gizi terkait dengan kemiskinan, pengawasan mutu dan keamanan pangan,

koordinasi dan kemitraan, pennelitian pangan dan gizi termasuk kurang zat gizi mikro

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Jawa Timur 2011-2015(RAD-PG 2011-2015) perlu

diimplementasikan dengan sistematis sesuai dengan tantangan yang dihadapi dan kegiatan yangb

terstuktur secara integratif dalam 5 pilar rencana aksi, yang terdiri atas :

1. Perbaikan gizi masyarakat terutama pada ibu pra hamil, ibu hamil dan anak

2. Peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam

3. Peningkatan pengawasan Mutu dan keamanan pangan

4. Peningkatan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS)

5. Penguatan kelembagaan pangan dan Gizi.

Page 19: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

19

TANTANGAN

1. Sosial dan Budaya :

• disparitas kemiskinan

• disparitas pendidikan

• persepsi hak asasi

manusia

• pemberdayaan keluarga dan

kesetaraaan gender

• persepsi kesehatan reproduksi

• tabu makanan,

kepercayaan dan perilaku yang

bertentangan dengan

kesehatan

2. Sisitem Pangan dan

gizi

• sumberdaya manusia

• infrastruktur, pembiayaan

• implementasi standar pelayanan minimal

• ketahanan pangan terkait dengan climate

cange

• kewaspadaan pangan

dan gizi terkait dengan

kemiskinan

• pengawasan mutu dan keamanan pangan,

koordinasi dan

kemitraan

• pennelitian pangan dan gizi termasuk kurang

zat gizi mikro

5 PILAR RENCANA

AKSI

1. Perbaikan gizi masyarakat

terutama pada ibu pra

hamil, ibu hamil dan anak

2. Peningkatan aksesibilitas

pangan yang beragam

3. Peninghkatan pengawasan

Mutu dan keamanan

pangan

4. Peningkatan perilaku

hidup sehat dan bersih

(PHBS)

5. Penguatan kelembagaan

pangan dan Gizi.

KELUARAN

1. Meningkatnya cakupan

ASI ekslusif, D/S, KN,

dan K4

2. Meningkatnya tingkat

keragaman konsumsi dan

skor PPH

3. Meningkatnya cakupan

jajanan anak sekolah yang

memenuhi syarat dan

PIRT tersertifikasi

4. Meningkatnya jumlah

rumah tangga yang

melakukan PHBS

5. Meningkatnya jumlah

kab/kota yang mempunyai

SKPD bidang pangan dan

gizi

6. Meningkatnya peraturan

perundangan pangan dan

gizi

7. Meningkatnya tenaga D3

gizi puskesmas dan PPL

kecamatan

Akses Universal Pangan dan

Gizi pada tahun 2015

1. Penurunan prevalensi gizi

kurang anak balita dan

Penurunan Prevalensi

pendek anak balita

2. Konsumsi pangan dengan

asupan kalori 2000

Kkal/kapita/hari

Gambar 2. Kerangka Konsep Implementasi Rencana Aksi Daerah Pangan Dan

Gizi Jawa Timur 2011-2015

Page 20: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

20

IV. KONDISI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PANGAN

DAN GIZI JAWA TIMUR

4.1.Gizi masyarakat

Tolok ukur yang dapat mencerminkan status gizi masyarakat adalah status gizi pada anak

balita yang diukur dengan berat badan dan tinggi badan menurut umur dan dibandingkan dengan

standar baku rujukan WHO (2005). Posisi Jawa Timur dalam status gizi berdasarkan berat badan

cukup baik dibandingkan dengan Propinsi lain yang ada di Indonesia (Gambar 3)

Sumber : Riskesdas, 2010 dan Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2011

Gambar 3. Status Gizi Balita berdasarkan berat Badan Menurut Provinsi

Jika dibandingkan dengan target MDGs yang harus dicapai pada tahun 2015 yakni gizi

buruk dan kurang sebesar 15.5 %, maka Jawa Timur dalam “posisi aman”, karena jauh

melampai target MDGs. (Gambar 4).

0

5

10

15

20

25

30

35

Status gizi pada Balita berdasar berat badan, 2010

Gizi buruk Gizi kurang Gizi lebih

Page 21: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

21

Sumber : Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2011

Gambar 4. Status Gizi Balita berdasarkan berat Badan Jawa Timur, 2010

Gizi buruk yang terjadi di jawa Timur sebesar 2.5 % dan gizi kurang sebesar 9.3 %.

Namun penurunan gizi buruk dan kurang masih terus harus diturunkan mengingat Jawa Timur populasi penduduknya sangat besar.

Status Gizi Balita berdasarkan tinggi badan dan BB/TU disajikan dalam Gambar 5.

Status. Di samping Target MDGs menekankan pada stus Gizi balita berdasarkan berat badan,

juga berdasarkan tinggi badan. Target MDGs pada tahun 2015 diharapkan balita dengan staus

sangat pendek dan pendek maksimal 32 %.

2.5

9.3 2.8

85.4

Target MDGs Gizi Buruk + kurang 2015 sebesar 15.5 %

Gizi buruk

Gizi kurang

Gizi lebih

Gizi Baik

Page 22: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

22

Sumber : Riskesdas, 2010

Sumber : Riskesdas, 2010 dan Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2011

Gambar 5. Status Gizi Balita berdasarkan berat TB/U dan BB/TU Jawa Timur, 2010

Jumlah Balita sangat pendek dan pendek di Jawa Timur sebesar 36 %, sehingga dalam

masih di atas target MDGs tahun 2015 sebesar 32 %. Oleh karena itu diperlukan usaha penurunan

sebesar 1 % setiap tahunnya.

0

10

20

30

40

50

60

70

Status gizi pada Balita berdasar tinggi badan, 2010

sangat pendek pendek

0

5

10

15

20

25 Status gizi pada Balita berdasar BB/TB, 2010

Sangat kurus kurus

Page 23: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

23

Sumber : Riskesdas, 2010

Gambar 6. Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan Jawa Timur, 2010

Daerah yang perlu mendapatkan penanganan gizi di Jawa Timur dimana ditunjukkan pada

daerah diatas garis sebagaimana disajikan dalam Gambar 7, 8 dan 9.

21%

15%

64%

Prevalensi status Gizi Balita Jawa Timur (Riskesdas, 2010)

Sangat pendek

Pendek

normal

Page 24: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

24

Gambar 7. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Jawa Timur, 2010

Gambar 8. Status Gizi Balita Berdasarkan Tinmggi Badan Jawa Timur, 2010

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

Kab

. Pac

itan

K

ab. P

on

oro

go

Kab

. Tre

ngg

alek

K

ab. T

ulu

nga

gun

g K

ab. B

litar

K

ab. K

edir

i K

ab. M

alan

g K

ab. L

um

ajan

g K

ab. J

emb

er

Kab

. Ban

yuw

angi

K

ab. B

on

do

wo

so

Kab

. Sit

ub

on

do

K

ab. P

rob

olin

ggo

K

ab. P

asu

ruan

K

ab. S

ido

arjo

K

ab. M

ojo

kert

o

Kab

. Jo

mb

ang

Kab

. Nga

nju

k K

ab. M

adiu

n K

ab. M

aget

an

Kab

. Nga

wi

Kab

. Bo

jon

ego

ro

Kab

. Tu

ban

K

ab. L

amo

nga

n

Kab

. Gre

sik

Kab

. Ban

gkal

an

Kab

. Sam

pan

g K

ab. P

amek

asan

K

ab. S

um

enep

K

ota

Ked

iri

Ko

ta B

litar

K

ota

Mal

ang

Ko

ta P

rob

olin

ggo

K

ota

Pas

uru

an

Ko

ta M

ojo

kert

o K

ota

Mad

iun

K

ota

Su

rab

aya

Ko

ta B

atu

Ja

wa

Tim

ur

Status gizi Balita berdasar BB/U di Wilayah Jawa Timur, 2010

Gizi buruk Gizi kurang Gizi lebih

0

10

20

30

40

50

60

Pac

itan

Po

no

rogo

Tren

ggal

ek

Tulu

nga

gun

g

Blit

ar

Ked

iri

Mal

ang

Lum

ajan

g

Jem

be

r

Ban

yuw

angi

Bo

nd

ow

oso

Situ

bo

nd

o

Pro

bo

lingg

o

Pas

uru

an

Sid

oar

jo

Mo

joke

rto

Jom

ban

g

Nga

nju

k

Mad

iun

Mag

etan

Nga

wi

Bo

jon

ego

ro

Tub

an

Lam

on

gan

Gre

sik

Ban

gkal

an

Sam

pan

g

Pam

ekas

an

Sum

en

ep

Ko

ta K

ed

iri

Ko

ta B

litar

Ko

ta M

alan

g

Ko

ta P

rob

olin

ggo

Ko

ta P

asu

ruan

Ko

ta M

ojo

kert

o

Ko

ta M

adiu

n

Ko

ta S

ura

bay

a

Ko

ta B

atu

Jaw

a Ti

mu

r

Status gizi Balita berdasar TB/U di Wilayah Jawa Timur, 2010

sangat pendek pendek

Page 25: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

25

Sumber : Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2011

Gambar 9. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat dan Tinggi Badan Jawa Timur, 2010

4.2. Aksesibilitas pangan

Jawa Timur merupakan daerah sentra pangan di Indonesia, bahkan secara umum

merupakan propinsi yang terbesar kontribusinya dalam penyediaan pangan nasional. Oleh karena

itu pembangunan dalam peningkatan produksi pangan di Jawa timur sekaligus merupakan suatu

penyediaan pangan secara nasional. Gambaran Peranan Jawa Timur dalam penyediaan pangan

disajikan dalam Gambar 10.

Sumber : Badan Ketahanan Pangan (diolah)

Gambar 10 Peranan Jawa Timur Dalam Penyediaan pangan Nasional

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

Status gizi Balita berdasar BB/TU di Wilayah Jawa Timur, 2010

Sangat kurus Kurus Gemuk

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

40.0

45.0

50.0

Pers

en T

hd

Pro

du

ksi N

asio

nal

Peranan Jawa Timur Dalam Penyediaan Pangan Nasional

Page 26: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

26

Ditinjau dari perkembangan ketersediaan pangan, di Jawa timur selalu mengalami

peningkatan kecuali, beberapa komoditas palawija saja. Perkembangan produksi pangan nabati

ditunjukkan dalam Gambar 11, sedangkan untuk pangan hewani disajikan dalam Gambar 12.

Gambar 11. Perkembangan Ketersediaan pangan Nabati di Jawa Timur

Sumber : Badan Ketahanan Pangan (diolah)

Gambar 12. Perkembangan Ketersediaan pangan Hewani di Jawa Timur

Beras Jagug Kedela

i Kc.Tan

ah Kc.

Hijau Ubi

Kayu Ubi

Jalar Gula

2007 5,457,8 4,252, 252,02 196,88 95,961 3,423, 149,81 1,035,

2008 5,481,1 5,053, 277,28 202,34 95,961 3,533, 136,55 1,245,

2009 6,850,4 5,266, 355,26 216,47 83,629 3,222, 162,60 1,129,

2010*) 7,394,2 5,587, 339,49 214,13 74,360 3,667, 141,10 1,014,

0

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

Ton

Pangan Nabati (ton)

Daging Telur Susu Ikan

2007 332,263 376,607 298,855 567,299

2008 305,130 345,413 359,023 615,399

2009 316,818 251,413 461,880 914,088

2010*) 339,055 259,162 531,797 809,928

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

Ton

Pangan Hewani

Page 27: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

27

Kebutuhan pangan di Jawa Timur memang hampir dapat dipenuhi semua dari potensi

domestik, kecuali untuk komoditas kedelai yang masih mengalami defisit. Sedangkan untuk beras,

jagung, kacang maupun ubi mengalami surplus. Surplus pangan di jawa Timur selain didukung

sumberdaya alam yang sesuai, juga potensi sumberdaya manusia dan adanya dukungan

infrastruktur ekonomi yang lebih baik. .

Selain mempertimbangkan ketersediaan dan konsumsi komoditi pangan utama yaitu beras,

jagung, kedelai, kacang-kacangan dan umbi-umbian, Jawa Timur juga merupakan sumber bahan

pangan lainnya yang bersumber dari ternak dan ikan yaitu beberapa jenis bahan makanan lainnya

seperti daging, telur, susu dan ikan

Sumber : Badan Ketahanan Pangan (diolah)

Gambar 13. Kemandirian pangan di Jawa Timur

Sesuai dengan sifat produksi pertanian yang bersifat musiman, maka telah menyebabkan

ketersediaan pangan di Jawa timur bersifat fluktuatif per bulan. Akibat dari keadaan ini neraca

pangan per bulan untuk komoditas beras terjadi surplus yang sangat besar pada waktu musim

panen (Februari s/d Agustus), namun pada selain bulan tersebut terjadi defisit. Keadaan ini terjadi

pula pada komoditas kedelai, namun pada komoditas jagung terjadi surplus sepanjang bulan.

Berdasarkan persyaratan yang ditetapkan FAO, bahwa ketersediaan pangan dalam energy

minimal 2200 Kkal/kapita/hari dan protein sebesar 54 gram/kapita/hari, maka posisi Jawa Timur

jauh melebihi standar tersebut. Ketersediaan pangan dalam ukuran energ Jawa Timur saat ini

sebesar 5.812 KKal/kapita/hari(Gambar 14), sedangkan untuk proten ketersediannnya sebesar 115

gr/kapita/hari(Gambar 15).

-1000000

0

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

Ton

Ketersediaan dan Konsumsi pangan Jawa Timur , 2010

Ketersediaan

Konsumsi

Surplus

Page 28: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

28

Sumber : Badan Ketahanan Pangan (diolah)

Gambar 14. Ketersediaan pangan per kapita dalam energi

Sumber : Badan Ketahanan Pangan (diolah)

Gambar 15. Ketersediaan protein per kapita dalam energi

Jumlah konsumsi energi penduduk Jawa Timur terus mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2010 sebesar 1.967 Kkal/Kap/hari, namun masih berada di bawah Angka

3,829

5,706 5,812

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

2007 2008 2009

kkal

/kap

/hr

Ketersediaan Energi

90

95

100

105

110

115

120

2007 2008 2009

99.96

112.93

119.10

gr/k

ap/h

r

Ketersediaan Protein

Page 29: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

29

Kecukupan Energi (AKE) sebesar 2.000 Kkal/kap/hari..Konsumsi energi penduduk perkotaan

relatif sama dengan konsumsi energi penduduk pedesaan (Gambar 16)

Sumber : Badan Ketahanan Pangan (diolah)

Gambar 16. Capaian Kecukupan Konsumsi Energi Masyarakat Jawa Timur

Sedangkan konsumsi protein penduduk Jawa Timur mencapai sebesar 55,9 gr/kap/hr dari

konsumsi protein tahun sebelumnya sebesar 51,9 gr/kap/hr. Konsumsi protein tersebut ternyata

melampaui 4 gr/kap/hr (19,61% ) dari angka kecukupan protein yang dianjurkan 52 gr/kap/ hr

(Gambar 17).

Pedesaan Perkotaan Jawa Timur

2002 1893 1889 1889

2005 1874 1880 1876

2007 1988 1912 1950

2009 1962.3

2010 1966.8

standar 2000 2000 2000

1800

1820

1840

1860

1880

1900

1920

1940

1960

1980

2000

2020

K k

sl/k

apit

a/h

ari

Capaian Kecukupan Energi

Page 30: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

30

Sumber : Badan Ketahanan Pangan (diolah)

Gambar 17. Tingkat Konsumsi Protein Penduduk Jawa Timur, 2009

Sedangkan Tingkat konsumsi energi dan proten Jawa Timur berdasarkan wilayah disajikan

Gambar 18 dan 19. Sesuai dengan standar (Angka Kecukupan Energi (AKE) sebesar 2.000

Kkal/kap/hari), maka dijumpai wilayah-wilayah di bawah standar kecukupan (Gambar 18).

Begitu pula angka kecukupan protein terdapat beberapa yang berada di bawah angka kecukupan

protein yang dianjurkan 52 gr/kap/ hr (Gambar 19)

Padi-Padian, 26.8

Umbi-Umbian , 0.5

Pangan Hewani, 12

Minyak & Lemak, 0.1

Buah/Biji Berminyak, 0.7

Kacang-Kacangan, 9.8

Gula, 0

Sayur Dan Buah, 3.9

Lain-Lain, 2.1

Capaian 55,9 gr/kapita/hari

Page 31: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

31

Gambar 18. Konsumsi energi Penduduk Jawa Timur (Kkal/kapita/hari), 2007

Sumber : Riskesdas Jawa Timur, 2007

Gambar 19. Konsumsi Protein Penduduk Jawa Timur (Kkal/kapita/hari), 2007

Tingkat dan kualitas konsumsi pangan tercermin dari skor Pola Pangan Harapan (PPH).

Skor PPH terus meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini ditunjukkan oleh

keragaman konsumsi pangan penduduk dengan skor PPH 86.4. Meskipun kesadaran dan

kepedulian masyarakat terhadap kualitas konsumsi pangan semakin meningkat, namun masih

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

Pac

itan

P

on

oro

go

Tren

ggal

ek

Tulu

nga

gun

g B

litar

K

edir

i M

alan

g Lu

maj

ang

Jem

be

r B

anyu

wan

gi

Bo

nd

ow

oso

Si

tub

on

do

P

rob

olin

ggo

P

asu

ruan

Si

do

arjo

M

ojo

kert

o

Jom

ban

g N

gan

juk

Mad

iun

M

aget

an

Nga

wi

Bo

jon

ego

ro

Tub

an

Lam

on

gan

G

resi

k B

angk

alan

Sa

mp

ang

Pam

ekas

an

Sum

enep

K

ota

Ked

iri

Ko

ta B

litar

K

ota

Mal

ang

Ko

ta P

rob

olin

ggo

K

ota

Pas

uru

an

Ko

ta M

ojo

kert

o

Ko

ta M

adiu

n

Ko

ta S

ura

bay

a K

ota

Bat

u

Jaw

a Ti

mu

r

Konsumsi energi Jawa Timur (Kkal/kapita/hari), 2007

Standar

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pac

itan

Po

no

rogo

Tren

ggal

ek

Tulu

nga

gun

g

Blit

ar

Ke

dir

i

Mal

ang

Lum

ajan

g

Jem

be

r

Ban

yuw

angi

Bo

nd

ow

oso

Situ

bo

nd

o

Pro

bo

lingg

o

Pas

uru

an

Sid

oar

jo

Mo

joke

rto

Jom

ban

g

Nga

nju

k

Mad

iun

Mag

etan

Nga

wi

Bo

jon

ego

ro

Tub

an

Lam

on

gan

Gre

sik

Ban

gkal

an

Sam

pan

g

Pam

ekas

an

Sum

enep

Ko

ta K

edir

i

Ko

ta B

litar

Ko

ta M

alan

g

Ko

ta P

rob

olin

ggo

Ko

ta P

asu

ruan

Ko

ta M

ojo

kert

o

Ko

ta M

adiu

n

Ko

ta S

ura

bay

a

Ko

ta B

atu

Jaw

a Ti

mu

r

Konsumsi Protein Jawa Timur (gr/kapita/hari), 2007

Page 32: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

32

terdapat asupan gizi dari beberapa kelompok bahan makanan berada dibawah rekomendasi

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII.

Sumber : Badan Katahanan Pangan (diolah)

Gambar 20. Capaian Pola Pangan Harapan Masyarakat Jawa Timur

Tingkat asupan konsumsi pangan masyarakat Jawa timur masih didominasi Konsumsi

pangan kelompok padi-padian didominasi oleh beras, dan ternyata konsumsi beras masih cukup

tinggi, melibihi dari yang dianjurkan. Di sisi lain konsumsi pangan lainnya kurang dari yang

dianjurkan (ideal). Hal ini merupakan tantangan yang harus menjadi fokus penanganan secara

sistematis dan berkesinambungan dalam upaya percepatan penganekaragaman pangan di Jawa

Timur .

Pedesaan Perkotaan Jawa Timur

2002 71

2005 73.3 82.9 78.1

2007 78.9 84.9 81.9

2010 86.4

standar 100 100 100

target 2015 95 95 95

0

20

40

60

80

100

120

Axi

s Ti

tle

Pola Pangan Harapan Jawa Timur

Page 33: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

33

Sumber : Badan Katahanan Pangan, 2011

Gambar 21. Perkembangan Pola Pangan Masyarakat di Jawa Timur

Salah satu ukuran yang banyak digunakan untuk akses pangan adalah kerawanan

pangan masyarakat. Tingkat rawan pangan masyarakat di Jawa Timur khususnya penduduk rawan

berat ( < 70 % AKG) terus mengalami penurunan, dan pada tahun 2008 sekitar 12 persen (Gambar

22). Tingkat kerawanan pangan ini terus menurun sejalan dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh

pemerintah.

Sumber: Data SUSENAS (diolah)

109.3

22.9 32.5

7.5 3.3 11.7 10.3

85.9

100.3

32.9

51.4

9.1 3.7

12.8 11

84

0

20

40

60

80

100

120 K

g/K

apit

a/th

Konsumsi Pangan Jawa Timur

2009 2010 Ideal

23.96

14.39 13.9 13.41 14.11

12.07

15.33

y = -1.0829x + 19.641 R² = 0.3523

0

5

10

15

20

25

30

1999 2002 2005 2006 2007 2008 2009

%

p

e

n

d

u

d

u

k

Penduduk rawan pangan < 70% AKG Jatim

Page 34: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

34

Gambar 22 Pekembangan Penduduk Sangat Rawan

Perkembangan prevalensi penduduk rawan konsumsi pangan (deficit energy tingkat berat)

di Jawa Timur dibandingkan dengan propinsi lain disajikan pada Gambar 23. Tingkat kerawanan

pangan ini dalam katagori sedang. . Tingkat kelaparan di Jawa Timur walaupun telah mampu

diturunkan sebesar 2 persen (2007-2008) per tahun sesuai dengan kesepakatan Gubernur se

Indonesia, namun masih cukup tinggi yakni sebesar 12,07 persen. Usaha ini harus dipecahkan

secara bertahap melalui usaha peningkatan pendapatan masyarakat karena merupakan faktor

kunci dalam meningkatkan akses pangan masyarakat menuju gizi yang cukup untuk hidup

sehat.Kelompok miskin inilah yang seharusnya menjadi fokus perhatian dalam pembangunan di

bidang ketahanan pangan dan perbaikan gizi.

Sumber: Data SUSENAS (diolah)

Gambar 23. Prevalensi Penduduk Sangat Rawan Konsumsi PanganEnergi Tingkat Berat

(Konsumsi Energi<70% AKE) di Propinsi (1999-2008)

Permasalahan penduduk rawan pangan ini erat kaitannya dengan masalah kemiskinan yang

terjadi pada masyarakat. Hubungan antara masalah kerawanan pangan dengan pendapatan

sebagaimana disajikan dalam Gambar 24. Tampak bahwa semakin rendah pendapatan seseorang

akan semakin rendah angka kecukupan gizinya, sehingga dalam katagori rawan pangan.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

NA

D

Sum

ut

Sum

bar

Ria

u

Jam

bi

Sum

sel

Ben

gku

lu

Lam

pu

ng

Bab

el

Kep

ri

DK

I

Jab

ar

Jate

ng

DIY

Jati

m

Ban

ten

Bal

i

NTB

NTT

Kal

bar

Kal

ten

g

Kal

sel

Kal

tim

Sulu

t

Sult

eng

Suls

el

Sult

ra

Go

ron

talo

Sulb

ar

Mal

uku

Mal

ut

Pap

ua

Bar

at

Pap

ua

Persentase Penduduk < 70 % AKG

1999

2002

2005

2007

2008

Page 35: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

35

Tabel 3. Penduduk Menurut Gol. Pengeluaran dan Kriteria KetahananPangan, 2010

No. Gol Pengeluaran Jml Kalori % AKE % Jml

Penduduk Jml

Penduduk

1. < 100.000 668.74 33.44 0.21 78,700

2. 100.000 - 149.999 887.94 44.40 3.69 1,382,865

3. 150.000 - 199.999 1171.62 58.58 12.95 4,853,143

4. 200.000 - 299.999 1621.96 81.10 28.18 10,560,740

5. 300.000 - 499.999 2236.40 111.82 31.23 11,703,758

6. 500.000 - 749.999 2913.86 145.69 14.51 5,437,769

7. 750.000 - 999.999 3584.95 179.25 5.14 1,926,267

8. > 1.000.000 4004.65 200.23 4.09 1,532,769

Sumber : Badan Ketahanan Pangan Jawa Timur, 2011

4.3. Mutu dan Keamanan Pangan

Kondisi keamanan pangan sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat di seluruh lapisan

tanpa mengenal batas usia dangolongan ekonomi. Kondisi keamanan pangan sangat ditentukan oleh

lingkungan dan perilaku personil yang menangani pangan dari sejak dipanen sampai di meja makan.

Oleh karena itu, peningkatan keamanan pangan harus melibatkan berbagai instansi termasuk

pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, sebagaimana dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah

No.28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan. Terdapat produk industri pangan yang

tidak memenuhi syarat (TMS) dari tahun ke tahun. Jika produk yang TMS tersebut dielaborasi lebih

lanjut, terlihat bahwa penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) pemanis dan pengawet (benzoat)

berlebih, penyalahgunaan bahan berbahaya formalin, boraks, pewarna bukan untuk makanan, dan

cemaran mikroba. Urutan penyebab masalah keamanan pangan tersebut berturut-turut adalah:

cemaran mikroba, BTP pemanis berlebih, pewarna bukan untuk makanan, BTP pengawet (benzoat)

berlebih, serta penyalahgunaan bahan berbahaya boraks dan formal in.

Penyalahgunaan bahan berbahaya formalin telah dapat diturunkan kasusnya dari tahun ke

tahun, demikian pula penggunaan BTP pemanis yang berlebihan. Sementara produk TMS terkait

dengan cemaran mikroba masih cukup dominan. Hal ini dapat merupakan indikasi kondisi higienis

dan sanitasi lingkungan yang masih memprihatinkan.

Analisis terhadap kondisi sarana produksi pangan bai industri pangan besar, menengah dan

kecil serta industri rumah tangga masih membutuhkan perbaikan, terutama sarana produksi industri

rumah tangga (IRT). Khusus untuk peningkatan kondisi sarana produksi IRT, partisipasi

pemerintah provinsi, kabupaten dan kota sangat diperlukan, karena industri pangan kategori ini

sertifikasi produknya diberikan oleh pemerintah daerah setempat. Berdasarkan hasil monitoring

sarana produksi, di daerah masih banyak ditemukan sarana produksi tidak terdaftar. Memperhatikan

hal tersebut diperlukan adanya pemberdayaan pemeri ntah provi nsi, kabupaten dan kota sehingga

sarana produksi tersebut memperoleh sertifikat PIRT melalui penyuluhan.

Pengawasan keamanan pangan jajanan anak sekolah merupakansalah satu kegiatan strategis

mengingat anak-anak sekolah adalahcikal bakal generasi bangsa yang akan datang. Jenis produk yang

diambil sampelnya difokuskan pada pengawasan terhadap penyalahgunaan bahan berbahaya seperti

pewarna rhodamin B dan methanil yellow, boraks dan formalin. Selain itu, dilakukan monitoring

Page 36: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

36

terhadap penggunaan bahan tambahan pangan yang melebihi batas yang ditetapkan khususnya

pengawet dan cemaran mikroba. Kegiatan pengawasan keamanan pangan dilakukan secara periodik

setiap tahun

Hasil pengawasan menunjukkan adanya penurunan produk TMS dari tahun 2006 ke tahun

2009, meskipun tidak terlalu nyata. Secara nasional produk pangan yang mengandung bahan

berbahaya masih berfluktuasi di antara 10 persen sampai 13 persen, sedangkan produk yang

mengandung bahan tambahan pangan berlebih juga berfluktuasi di sekitar 15 persen dan 30 persen.

Masalah utama dari produk pangan jajanan anak sekolah nampaknya adalah cemaran mikroba.

Intervensi untuk meningkatkan higienis dan sanitasi para penjaja pangan jajanan anak sekolah ini

perlu di lakukan.

Kasus kejadian luar biasa (KLB) karena pangan beberapa kali terjadi dan dilaporkan di

media masa. Hasil monitoring KLB khusus di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi

menunjukkan bahwa KLB paling sering terjadi di sekolah dasar. Sebagian besar KLB ini tidak

diketahui dengan pasti apa penyebabnya, apakah disebabkan karena mikroba atau bahan

kimia.Pemantauan garam konsumsi beryodium yang beredar di kabupaten dan kota dilakukan

secara kuantitatif dan kualitatif. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan pengawasan dan penegakan

hukum agar garam yang beredar memenuhi syarat sebagai garam konsumsi beryodium.

4.4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Program PHBS adalah upaya untuk memberi pengalaman belajar atau menciptakan kondisi

bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku hidup bersih dan sehat, melalui pendekatan pimpinan, bina suasana dan pemberdayaan

masyarakat.

Perilaku higienis yang dikumpulkan meliputi kebiasaan/perilaku buang air besar (BAB) dan

perilaku mencuci tangan. Perilaku BAB yang dianggap benar adalah bila penduduk melakukannya

di jamban. Mencuci tangan yang benar adalah bila penduduk mencuci tangan dengan sabun

sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah buang air besar, setelah menceboki

bayi/anak, dan setelah memegang unggas/binatang. Riskesdas 2007 mengumpulkan 10 indikator

tunggal Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang terdiri dari enam indikator individu dan

empat indikator rumah tangga. Indikator individu meliputi pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan, bayi 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif, kepemilikan/ketersediaan Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan, penduduk tidak merokok, penduduk cukup beraktivitas fisik, dan

penduduk cukup mengonsumsi sayur dan buah. Indikator Rumah Tangga meliputi rumah tangga

memiliki akses terhadap air bersih, akses jamban sehat, kesesuaian luas lantai dengan jumlah

penghuni (≥8 m2/ orang), dan rumah tangga dengan lantai rumah bukan tanah. Dalam penilaian

PHBS ada dua macam rumah tangga, yaitu rumah tangga dengan balita dan rumah tangga tanpa

balita. Untuk rumah tangga dengan balita digunakan 10 indikator, sehingga nilai tertinggi adalah

10; sedangkan untuk rumah tangga tanpa balita terdiri dari 8 indikator, sehingga nilai tertinggi

delapan (8). PHBS diklasifikasikan ―kurang‖ apabila mendapatkan nilai kurang dari enam (6)

untuk rumah tangga mempunyai balita dan nilai kurang dari lima (5) untuk rumah tangga tanpa

balita.

Secara umum, di provinsi Jawa Timur proporsi penduduk yang buang air besar di jamban

adalah 67,8%, sedangkan angka tertinggi di Kota Surabaya (97,6%) disusul Kota Madiun dan

Mojokerto. Penduduk yang mencuci tangan dengan sabun di provinsi Jawa Timur sebesar 26,3%

dengan angka tertinggi di Kota Batu (50,2%) disusul kabupaten Bondowoso dan Lamongan. Dari

Page 37: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

37

tabel 5.71 dapat dilihat bahwa penduduk perempuan memiliki tingkat kebiasaan BAB (67,9%) dan

mencuci tangan dengan sabun (32,1%) sedikit lebih baik dibanding laki-laki. Penduduk di daerah

Perkotaan memiliki tingkat kebiasaan BAB (83,8%) dan mencuci tangan dengan sabun (27,3%)

lebih baik dibanding penduduk di daerah Perdesaan. Kebiasaan perilaku hidup sehat semakin

meningkat seiring meningkatnya tingkat pendidikan dan status ekonomi.

Proporsi rumah tangga yang berperilaku bersih dan sehat (PHBS) dengan baik hanya 33,5%

jauh lebih kecil dari angka nasional (38,7%), sedangkan angka tertinggi di Kota Batu (66.5%)

disusul Kota Mojokerto dan Madiun.

Sumber : Riskesdas Jawa Timur, 2007

Gambar 24. Rumah Tangga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Jawa Timur

4.5. Kelembagaan Pangan dan Gizi Diawali pada tahun 1974 dengan diberlakukannya Instruksi Presiden Nomor 14 tentang

Perbaikan Menu Makanan Rakyat telah terbentuk Kelompok Kerja Fungsional antar

Kementerian yang mengkoordinasikan kegiatan perbaikan pangan dan gizi masyarakat.

Kemudian diikuti dengan Instruksi Presiden Nomor 20 Tahun 1979 sehingga di tingkat provinsi

dan kabupaten dan kota dibentuk Badan Perbaikan Gizi Daerah (BPGD) yang mengkoordi nasi

kan kegiatan Usaha Per bai kan Gizi Kel uarga oleh sektor Kesehatan, Keluarga Berencana,

Pertanian dan Agama. Selama 3 dekade, Indonesia mencapai keberhasilan dalam perbai kan gizi

masyarakat melal ui kegiatan pemantauan tumbuh kembang dan konseling gizi, pemeriksaan ibu

hamil, pelayanan kontrasepsi, imunisasi dan penanggulangan diare yang dilaksanakan di hampir

240.000 pos pelayanan terpadu (posyandu) oleh lebih dari satu juta kader desa. Kegiatan

posyandu menurun seiring dengan tekanan ekonomi yang dialami masyarakat sebagai dampak

krisis moneter pada tahun 1998.

Dewan Ketahanan Pangan dipimpin langsung oleh Presiden terbentuk dengan Peraturan

Presiden Nomor 83 Tahun 2006, dengan tugas utama mengevaluasi ketahanan pangan dan

memformulasikan kebijakan peningkatan ketahanan pangan ditinjau dari sisi ekonomi, politik,

geografis, dan gizi. Sektor pertanian bertanggung jawab dalam produksi pangan dan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Kab

. Pac

itan

K

ab.P

on

oro

go

Kab

.Tre

ngg

alek

K

ab.T

ulu

nga

gun

g K

ab.B

litar

K

ab.K

edir

i K

ab.M

alan

g K

ab.L

um

ajan

g K

ab.J

em

be

r K

ab.B

anyu

wan

gi

Kab

.Bo

nd

ow

oso

K

ab.S

itu

bo

nd

o

Kab

.Pro

bo

lingg

o

Kab

.Pas

uru

an

Kab

.Sid

oar

jo

Kab

.Mo

joke

rto

K

ab.J

om

ban

g K

ab.N

gan

juk

Kab

.Mad

iun

K

ab.M

aget

an

Kab

.Nga

wi

Kab

.Bo

jon

ego

ro

Kab

.Tu

ban

K

ab.L

amo

nga

n

Kab

.Gre

sik

Kab

.Ban

gkal

an

Kab

.Sam

pan

g K

ab.P

amek

asan

K

ab.S

um

en

ep

K

ota

Ked

iri

Ko

ta B

litar

K

ota

Mal

ang

Ko

ta P

rob

olin

ggo

K

ota

Pas

uru

an

Ko

ta M

ojo

kert

o

Ko

ta M

adiu

n

Ko

ta S

ura

bay

a K

ota

Bat

u

Jaw

a Ti

mu

r

Persentase Rumah Tangga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Jawa Timur, 2007

Page 38: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

38

berkoordinasi dengan Badan Ketahanan Pangan Daerah yang dipimpin gubernur. Standar

industri makanan dan penegakan hukum dilaksanakan oleh sektor Industri, sementara mutu dan

keamanan pangan yang layak di konsumsi masyarakat di pantau oleh Badan Pengawas Obat dan

Makanan. Pelayanan gizi dan promosi gizi dilaksanakan oleh sektor kesehatan.

Para pemangku kepentingan(stakeholders)di bidang pangan dan gizi termasuk sektor

swasta, perguruan tinggi dan organisasi non pemerintah dalam dan luar negeri terlibat dalam

perbaikan gizi, termasuk saat krisis gizi buruk di tahun 1998 dan saat terjadinya bencana alam

nasional. Badan PBB dan mitra pembangunan berkontribusi memberikan hibah dan bantuan

teknis untuk perbaikan pangan, kesehatan, dan gizi. Walaupun demikian,koordinasi lintas

program dan lintas sektor/bidang di pemerintah maupun antar Badan PBB dan mitra

pembangunan masih harus terus ditingkatkan. Koordinasi perlu dibangun untuk mengkoordi

nasi kan secara efektif kebijakan antar sektor/bi dang,memfasilitasi kolaborasi di tingkat

operasional dan mengintegrasikan kegiatan program terkait dengan penurunan prevalensi

kekurangan gizi dan peningkatan asupan kalori pada semua anggota keluarga yang mengalami

rawan pangan (Landscape Analysis on Nutrition, Kemenkes, 2010).

Saat ini tidak cukup tersedia data SDM gizi dan terkait gizi yang dapat diandalkan,

maupun proyeksi kebutuhan SDM gizi yang realistis terkait dengan berbagai tantangan gizi yang

dihadapi, begitupun halnya dengan SDM di bidang pangan. Beberapa pokok persoalan yang

terkait dengan pengelolaan SDM terkait pangan dan gizi adalah: (1) Terbatasnya perencanaan

SDM berdasar kebutuhan program; (2) Kurangnya analisis deskripsi pekerjaan agar SDM efektif

dan efisien melaksanakan pelayanan di bidang pangan dan gizi; (3) Sistem pengadaan dan

rekrutmen SDM dengan kompetensi yang memenuhi standar sangat tergantung pada alokasi

anggaran pemeri ntah yang tersedia di daerah; serta(4) Sulitnya mempertahankan SDM terkait

pangan dan gizi di daerah perdesaan karena tidak adanya insentif karir (diadaptasi dari Laporan

Bank Dunia, 2010).

Permasalahan kelembagaan yang memerlukan perhatian di Jawa Timur adalah masalah

koordinasi antar insitutusi di tingka provinsi, koordinasi antar insitusi tingkat provinsi dengan

tingkat kabupaten, serta perlunya tenaga professional di tingkat pemerintahan bawah yakni tingkat

kecamatan dan desa.

Page 39: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

39

V. RENCANA AKSI PERCEPATAN

TARGET PEMBANGUNAN PANGAN DAN GIZI

5.1. Tujuan

Mengacu pada kesepakatan internasional (MDGs), dan Rencana Aksi Pangan dan Gizi

Nasional (RANPG), serta memperhatikan situasi pangan dan gizi, maka provinsi Jawa Timur

terus bertekad untuk pemantapan ketahanan pangan dan gizi. Adapun tujuan pembangunan

pangan dan gizi pada tahun 2011-2015 adalah sebegai berikut :

1. Meningkatkan stus gizi masyarakat dengan memprioritaskan pada penurunan prevalensi

gizi buruk dan kurang anak balita menjadi 10 persen pada tahun 2015

2. Mempertahankan dan meningkatkan produksi pangan berbasis kemandirian untuk

menyediakan ketersediaan energi perkapita minimal 2.200 Kilokalori/hari, dan penyediaan

protein perkapita minimal 57 gram/hari.

3. Meningkatkan keragaman konsumsi pangan perkapita untuk mencapai gizi seimbang

dengan kecukupan energi minimal 2.000 kkal/hari dan protein sebesar 52 gram/hari dan

cukup zat gizi mikro, serta meningkatkan keragaman konsumsi pangan dengan skor Pola

Pangan Harapan (PPH) mendekati 100 pada tahun 2015.

4. Meningkatkan keamanan, mutu dan higiene pangan yang dikonsumsi masyarakat dengan

menekan dan meminimalkan pelanggaran terhadap ketentuan keamanan pangan.

5.2. Strategi

1. Perbaikan gizi masyarakat. Peningkatkan ketersediaan dan jangkauan pelayanan kesehatan

berkelanjutan yang difokuskan pada intervensi gizi efektif pada ibu pra-hamil, ibu hamil,

bayi, dan anak baduta.

2. Peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam.Peningkatkan ketersediaan dan

aksesibilitas pangan yang difokuskan pada keluarga rawan pangan dan miskin.

3. Peningkatan pengawasan mutu dan keamanan pangan.Peningkatkan pengawasan

keamanan pangan yang difokuskan pada makanan jajanan yang memenuhi syarat dan produk

industri rumah tangga (PIRT) tersertifikasi.

4. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).Peningkatkan pemberdayaan

masyarakat dan peran pimpinan formal serta non formal terutama dalam perubahan perilaku

atau budaya konsumsi pangan yang difokuskan pada penganekaragaman konsumsi pangan

berbasis sumber daya lokal, perilaku hidup bersih dan sehat, serta merevitalisasi posyandu.

5. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi di

tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten dan kota yang mempunyai kewenangan

merumuskan kebijakan dan program bidang pangan dan gizi, termasuk sumber daya serta

penelitian dan pengembangan.

5.3.Kebijakan

1. Perbaikan gizi masyarakat. Arah kebijakan adalah : (a) peningkatan pembinaan Gizi

masyarakat dan (b) peningkatan layanan kesehatan bagi pada ibu pra-hamil, ibu hamil,

bayi, dan anak baduta.

Page 40: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

40

2. Peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam. Arah kebijakan adalah : (a)

pengembangan ketersediaan pangan melalui peningkatan produksi dan mutu tanaman

Tanaman Serealia, aneka kacang dan umbi, tanaman buah, perkebunan, peternakan

dan perikanan, (b) pengembangan system distribusi dan stabilitas harga pangan, (c)

pengembangan penganekaramaan Konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan

segar.

3. Peningkatan pengawasan Mutu dan keamanan pangan. Arah kebijakan adalah : (a)

pengawasan obat dan makanan, (b) pengawasan produk dan bahan berbahaya, (c) inspeksi

dan sertifikasi makanan, (d) peningkatan jumlah dan kompetensi tenaga penyuluh

keamanan pangan (PKP) dan penagwas pangan, (e) bimbingan teknis pada industri rumah

tangga pangan (IRTP), (f) bimbingan Teknis dan monitoring pada kantin sekolah

4. Peningkatan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS). Arah kebijakan adalah

menciptakan kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan

membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat, melalui pendekatan

pimpinan, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksanaannya dilakukan

melalui : (a) pembinaan PHBS pangan dan Gizi, dan (b) pengembangan kebijakan sehat

bidang pangan dan gizi

5. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi. Arah kebijakan adalah : (a) pengiuatan

kelembagaan Dewan Ketahanan pangan pada level kabupaten/kota, (b) penguatan

koordinasi antar insitusi di tingka provinsi, koordinasi antar insitusi tingkat provinsi

dengan tingkat kabupaten, (c) peningkatan tenaga professional di tingkat pemerintahan

paling bawah yakni tingkat kecamatan dan desa, (d) peningkatan kelembagaan masyarakat

tingkat desa, (e) perbaikan system pendataan pangan dan gizi, dan (e) penguatan lembaga

system kewaspadaan pangan dan gizi di tingkat kabupaten/kota sampai tingkat desa.

5.4.Target sasaran

Target sasaran RAD-PG Jawa Timur disajikan dalam Tabel 4, 5, dan 6 sebagai berikut:

Tabel 4. Sasaran Penurunan Kerawanan Pangan dan Peningkatan Gizi Masyarakat

Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

Kerawanan pangan (%) 14.19 13.06 11.92 10.78 9.64

Balita Gizi Buruk 2.4 2.3 2.2 2.1 2.0

Balita Gizi Kurang 9.0 8.8 8.6 8.4 8.2

Penurunan Balita sangat

pendek dan pendek 35.5 35.0 34.0 33.0 32

Page 41: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

Tabel 5. Sasaran Ketersediaan dan Konsumsi Pangan Di Jawa Timur (Ton)

Tahun Target beras jagung kedelai Kacang tanah

Kacang hijau

Ubi Kayu

Ubi Jalar

Daging Telur Susu Ikan

2011 Produksi 7574130 5671372 433928 293934 123405 5137899 231502 329364 337145 545714 888159

Konsumsi 3395284 223315 43392 52448 16390 803115 92604 210613 306495 100799 807417

surplus 4178846 5448057 390536 241486 107015 4334784 138898 118751 30650 444915 80742

2012 Produksi 7725612 5784800 441530 323328 135745 5651589 254652 336924 374144 559982 989085

Konsumsi 3504978 199907 441530 52868 16728 874592 100366 232950 340131 112344 899168

surplus 4220634 5584893 0 270460 119017 4776997 154286 103974 34013 447638 89917

2013 Produksi 7880125 5900496 449225 355660 149320 6216858 280117 344670 411714 574639 1091567

Konsumsi 3567989 176110 449225 53291 17070 947162 108247 255629 374285 124068 992334

surplus 4312136 5724386 0 302369 132250 5269696 171870 89041 37429 450571 99233

2014 Produksi 8037727 6018506 457016 391226 164252 6838543 308129 352609 449860 589687 1195627

Konsumsi 3553518 151919 457016 53717 17416 1020836 116247 278658 408964 135972 1086934

surplus 4484209 5866587 0 337509 146836 5817707 191882 73951 40896 453715 108693

2015 Produksi 8190725 6133068 464807 422089 177210 7378023 332437 360262 487145 604150 1297331

Konsumsi 3639871 223315 464807 54139 17756 1092860 124069 301166 442859 147607 1179393

surplus 4550854 5909753 0 367951 159454 6285163 208368 59096 44286 456543 117939

Page 42: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

Tabel 6. Sasaran Pola Pangan Harapan

No Tahun 2011 2012 2013 2014 2015

A Skor Pola Pangan

Harapan

Skor PPH

88,1 89,8 91,6 93,3 95,0

B Kelompok Pangan (Satuan : gram/kapita/hari)

1 Padi-padian 294.6 289.7 284.8 279.90 275.0

Beras 250.71 247.79 244.86 241.93 239.00

Jagung 15.57 13.83 12.09 10.43 8.60

Terigu 28.36 28.14 27.93 27.71 27.50

2 Umbi-umbian 68.17 73.63 79.09 84.54 90.00

Singkong 56 60.5 65.00 69.50 74.00

Ubi jalar 6.46 6.94 7.43 7.91 8.40

Kentang 5 5.4 5.8 6.20 6.60

Umbi lainnya 0.76 0.84 0.93 1.01 1.10

3 Pangan hewani 99.26 109.44 119.63 129.81 140.0

Daging ruminansia 5.77 6.23 6.69 7.14 7.60

Daging unggas 8.91 9.89 10.86 11.83 12.80

Telur 21.37 23.53 25.69 27.84 30.00

Susu 7.03 7.77 8.51 9.26 10.00

Ikan 56.3 62.2 68.10 74.00 79.90

4 Minyak dan Lemak 20.14 19.66 19.17 18.69 25.00

Minyak kelapa 2.77 2.83 2.89 2.94 3.00

Minyak sawit 19.94 20.36 20.77 21.19 21.60

Minyak lainnya 0.34 0.36 0.37 0.39 0.40

5 Buah/Biji berminyak 8.14 9.44 9.63 9.81 10.00

Kelapa 7.69 7.81 7.94 8.07 8.2

Kemiri 1.44 1.46 1.47 1.49 1.5

B Kelompok Pangan (Satuan : gram/kapita/hari)

6 Kacang-kacangan 31.57 31.23 30.89 30.54 35.00

Kedele 30.26 30.54 30.83 31.11 31.40

Kacang tanah 3.66 3.66 3.66 3.66 2.00

Kacang hijau 1.14 1.16 1.17 1.19 1.20

Kacang lainnya 0.3 0.30 0.30 0.30 0.30

7 Gula 28.51 28.89 29.26 29.63 30.00

Gula pasir 27.51 27.79 28.06 28.33 28.60

Gula merah 0.7 0.70 0.70 0.70 0.70

8 Sayuran dan buah 234.34 233.26 232.17 231.09 230.0

Sayur 160.09 160.01 159.94 159.87 159.80

Buah 74.26 73.24 72.23 71.21 70.20

9 Lain-Lain 41.17 34.63 28.09 21.54 15.00

Minuman 32.76 27.44 22.13 16.81 11.50

Bumbu-bumbuan 7.13 5.47 3.81 2.16 0.50

Page 43: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

43

5.5.Prioritas Lokasi Sasaran

Dalam rangka efektifitas dan efisiensi rencana aksi pangan dan gizi di Jawa Timur, maka

diperlukan pula adanya prioritas lokasi sasaran. Penentuan prioritas didasarkan pada beberapa

indicator yang disesuaikan dengan pilar rencana aksi.

Tabel 7 Indikator Penentuan Prioritas Lokasi Sasaran

Rencana Aksi Indikator Prioritas penanganan

Penanangan gizi buruk % Balita gizi buruk I. >7.6

II. 5.1-7.5

III. 2.6-5

IV. 1-2.5

Penanganan Gizi kurang % Balita Gizi kurang I. >17.6

II. 12.6-17.5

III. 7.6-12.5

IV. <7. 5

Penganeragaman konsumsi

pangan

Angka Kecukupan Energi

dalam Kkal/kapita/hari dan

Angka kecukupan Protein

dalam gr/kapita/hari (tidak

tersedia data Skor PPH)

I. AKE < 2000 / atau

AKP < 52

II. AKE > 2000 / dan

AKP > 52

Peningkatan perilaku hidup

sehat dan

bersih (PHBS).

% Rumah tangga PHBS I. <30

II. 31-35

III. 36-40

IV. >41

Daerah Kerawanan pangan Skore Komposit FSVA I. 1-30

II. 31-60

III. 61-100

IV. 101-181

V. 82-262

VI. >263

Penanganan Kekurangan

Energi Kronis (KEK)

wanita usia subur

% wanita 15-45 KEK

I. >17.6

II. 12.6-17.5

III. 7.6-12.5

IV. <7. 5

Kemanan pangan Industri rumah tangga yang

menggunakan bahan

tambahan berbahaya

Dianggap sama antar daerah

Peningkatan produksi pangan Kabupataen/kota I. Kabupaten

II. Kota

Berdasarka indikator tersebut, maka lokasi sasaran rencana aksi pangan dan Gizi di Jawa Timur

ditentukan yang disajikan Gambar 25, dan prioritas setiap indikator dalam Tabel 7.

Page 44: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

44

Gambar 25. Prioritas Lokasi Sasaran RAD PG Jawa Timur 2011-2015

1

1

1

1

1

1

1

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

Kab. Sumenep

Kab. Sampang

Kab. Pamekasan

Kab. Bangkalan

Kab. Jember

Kab. Probolinggo

Kab. Bondowoso

Kab. Lumajang

Kab. Situbondo

Kab. Pasuruan

Kab. Tuban

Kab. Lamongan

Kab. Ponorogo

Kab. Banyuwangi

Kab. Bojonegoro

Kota Surabaya

Kab. Kediri

Kab. Gresik

Kota Blitar

Kota Probolinggo

Kota Pasuruan

Kab. Pacitan

Kab. Blitar

Kab. Sidoarjo

Kab. Mojokerto

Kab. Jombang

Kota Malang

Kab. Trenggalek

Kab. Tulungagung

Kab. Malang

Kab. Madiun

Kab. Ngawi

Kab. Nganjuk

Kab. Magetan

Kota Kediri

Kota Mojokerto

Kota Madiun

Kota Batu

Prioritas Lokasi Sasaran RAD PG Jatim 2011-2015

Page 45: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

45

Tabel 8. Prioritas Lokasi Sasaran RAD-PG Jawa Timur

No Kabupaten/

Kota

Gizi

buruk

Gizi

kurang

Pengane

ragaman

konsumsi

PHBS

Daerah

rawan

pangan

KEK

wanita

usia

subur

Kemanan

pangan

produksi

pangan

1 Kab. Pacitan 4 3 2 1 6 2 2 1

2 Kab. Ponorogo 3 3 2 1 6 1 2 1

3 Kab. Trenggalek 4 3 2 1 6 3 2 1

4 Kab. Tulungagung 3 4 1 2 6 3 2 1

5 Kab. Blitar 4 3 1 2 6 2 2 1

6 Kab. Kediri 3 3 1 2 6 2 2 1

7 Kab. Malang 3 3 2 3 6 2 2 1

8 Kab. Lumajang 3 2 2 1 5 2 2 1

9 Kab. Jember 1 1 2 1 4 3 2 1

10 Kab. Banyuwangi 3 2 2 3 5 1 2 1

11 Kab. Bondowoso 3 2 2 2 4 1 2 1

12 Kab. Situbondo 3 2 2 3 4 1 2 1

13 Kab. Probolinggo 1 2 2 1 3 3 2 1

14 Kab. Pasuruan 1 3 2 2 5 2 2 1

15 Kab. Sidoarjo 3 3 2 3 6 1 2 1

16 Kab. Mojokerto 2 4 2 1 6 3 2 1

17 Kab. Jombang 2 2 2 3 6 3 2 1

18 Kab. Nganjuk 3 3 2 3 6 3 2 1

19 Kab. Madiun 3 3 1 4 6 2 2 1

20 Kab. Magetan 3 4 2 4 6 2 2 1

21 Kab. Ngawi 4 3 2 2 6 2 2 1

22 Kab. Bojonegoro 3 3 2 1 5 2 2 1

23 Kab. Tuban 3 1 2 2 5 2 2 1

24 Kab. Lamongan 2 3 2 2 5 1 2 1

25 Kab. Gresik 3 2 2 3 6 1 2 1

26 Kab. Bangkalan 2 1 2 2 3 1 2 1

27 Kab. Sampang 1 2 2 1 1 3 2 1

28 Kab. Pamekasan 1 1 2 1 3 2 2 1

29 Kab. Sumenep 1 1 1 1 2 1 2 1

30 Kota Kediri 4 3 2 3 na 3 2 2

31 Kota Blitar 3 3 1 3 na 1 2 2

32 Kota Malang 3 3 1 4 na 1 2 2

33 Kota Probolinggo 2 3 2 2 na 2 2 2

34 Kota Pasuruan 2 2 1 3 na 3 2 2

35 Kota Mojokerto 4 3 2 4 na 2 2 2

36 Kota Madiun 4 4 2 3 na 3 2 2

37 Kota Surabaya 4 2 1 2 na 1 2 2

38 Kota Batu 4 3 2 4 na 3 2 2

Page 46: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

46

Gambar 26. Prioritas Lokasi Sasaran Penanganan Gizi Buruk Jawa Timur 2011-2015

Gambar 27. Prioritas Lokasi Sasaran Penanganan Gizi Kurang Jawa Timur 2011-2015

BANGKALAN

BANYUWANGI

BLITAR

BONDOWOSO

JOMBANG

KEDIRI

KODYA MADIUN

KODYA MALANG

KODYA MOJOKERTO

KODYA PASURUAN

KODYA PROBOLINGGO

KODYA SURABAYA

LAMONGAN

LUMAJANG

PAMEKASAN

PROBOLINGOSITUBONDO

TRENGGALEK

JEMBER

TUBAN

NGAWI

BOJONEGORO

PONOROGO

PACITAN MALANG

KODYA BATU

KABUPATEN_JATIM by GIZI_BURUK

4 to 5 (9)3 to 4 (17)2 to 3 (6)1 to 2 (6)

BANGKALAN

BANYUWANGI

BLITAR

BONDOWOSO

JOMBANG

KEDIRI

KODYA MADIUN

KODYA MALANG

KODYA MOJOKERTO

KODYA PASURUAN

KODYA PROBOLINGGO

KODYA SURABAYA

LAMONGAN

LUMAJANG

PAMEKASAN

PROBOLINGOSITUBONDO

SUMENEP

TRENGGALEK

JEMBER

TUBAN

NGAWI

BOJONEGORO

PONOROGO

PACITAN MALANG

KODYA BATU

KABUPATEN_JATIM by GIZI_KURANG

4 to 5 (4)3 to 4 (19)2 to 3 (10)1 to 2 (5)

Page 47: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

47

Gambar 28. Prioritas Lokasi Sasaran Penanganan PHBS Jawa Timur 2011-2015

Gambar 29. Prioritas Lokasi Sasaran Penanganan KEK Wanita Usia Subur Jawa Timur 2011-2015

BANGKALAN

BANYUWANGI

BLITAR

BONDOWOSO

JOMBANG

KEDIRI

KODYA MADIUN

KODYA MALANG

KODYA MOJOKERTO

KODYA PASURUAN

KODYA PROBOLINGGO

KODYA SURABAYA

LAMONGAN

LUMAJANG

PAMEKASAN

PROBOLINGOSITUBONDO

SUMENEP

TRENGGALEK

JEMBER

TUBAN

NGAWI

BOJONEGORO

PONOROGO

PACITAN MALANG

KODYA BATU

KABUPATEN_JATIM by PHBS

4 to 5 (5)3 to 4 (11)2 to 3 (11)1 to 2 (11)

BANGKALAN

BANYUWANGI

BLITAR

BONDOWOSO

JOMBANG

KEDIRI

KODYA MADIUN

KODYA MALANG

KODYA MOJOKERTO

KODYA PASURUAN

KODYA PROBOLINGGO

KODYA SURABAYA

LAMONGAN

LUMAJANG

PAMEKASAN

PROBOLINGOSITUBONDO

SUMENEP

TRENGGALEK

JEMBER

TUBAN

NGAWI

BOJONEGORO

PONOROGO

PACITAN MALANG

KODYA BATU

KABUPATEN_JATIM by KEK_WANITA_USIA_SUBUR

3 to 4 (12)2 to 3 (14)1 to 2 (12)

Page 48: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

48

Gambar 30. Prioritas Lokasi Sasaran Penanganan Daerah Rawan Pangan Jawa Timur 2011-2015

Gambar 31. Prioritas Lokasi Sasaran RADPG (Komposit) Jawa Timur 2011-2015

BANGKALAN

BANYUWANGI

BLITAR

BONDOWOSO

JOMBANG

KEDIRI

KODYA MADIUN

KODYA MALANG

KODYA MOJOKERTO

KODYA PASURUAN

KODYA PROBOLINGGO

KODYA SURABAYA

LAMONGAN

LUMAJANG

PAMEKASAN

PROBOLINGOSITUBONDO

SUMENEP

TRENGGALEK

JEMBER

TUBAN

NGAWI

BOJONEGORO

PONOROGO

PACITAN MALANG

KODYA BATU

KABUPATEN_JATIM by DAERAH_RAWAN_PANGAN

6 to 7 (15)5 to 6 (6)4 to 5 (3)3 to 4 (3)2 to 3 (1)1 to 2 (1)all others (9)

BANGKALAN

BANYUWANGI

BLITAR

BONDOWOSO

JOMBANG

KEDIRI

KODYA MADIUN

KODYA MALANG

KODYA MOJOKERTO

KODYA PASURUAN

KODYA PROBOLINGGO

KODYA SURABAYA

LAMONGAN

LUMAJANG

PAMEKASAN

PROBOLINGOSITUBONDO

SUMENEP

TRENGGALEK

JEMBER

TUBAN

NGAWI

BOJONEGORO

PONOROGO

PACITAN MALANG

KODYA BATU

KABUPATEN_JATIM by KOMPOSIT

22 to 26 (11)20 to 22 (11)18 to 20 (9)1 to 18 (7)

Page 49: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

49

5.6.Rencana Aksi

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi 2011-2015diJawa Timur (RAD-PG 2011-2015)

berdasarkan kegiatan dan institusi pelaksana kegiatan yang terstuktur secara integratif diwujudkan

dalam 5 pilar rencana aksi, yang terdiri atas :

1. Perbaikan gizi masyarakat terutama pada ibu pra hamil, ibu hamil dan anak

2. Peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam

3. Peningkatan pengawasan Mutu dan keamanan pangan

4. Peningkatan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS)

5. Penguatan kelembagaan pangan dan Gizi.

Secara rinci rencana aksi disajikan dalam Lampiran

Page 50: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

50

VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

6.1 Tujuan

Dalam rangka menjamin pencapaian RADPG 2010-2015, maka perlu dilakukan kegiatan

pemantauan dan evaluasi. Pemantauan difokuskan pada apa yang kegiatan yang sedang

dilaksanakan agar secepatnya dapat diketahui kelemahana agar segera diantisipadi. Sedangkan

evaluasi dilakukan untuk melihat hasil yang dicapai dengan rencana target atau standar yang telah

ditentukan.

Tujuan Monitoring dan Evaluasi Internal adalah :

1. Memberikan masukan terhadap pelaksana untuk mengatasi hambatan yang dihadapi oleh

pelaksana kegiatan;

2. Menyediakan sumber informasi tentang pelaksanaan pencapaian target pembangunan pangan

dan gizi

3. Sebagai salah satu dasar dalam perumusan kebijakan di bidang pangan dan gisi di Jawa Timur;

6.2 Ruang Lingkup

Lingkup Pemantauan dan Evaluasi dijelaskan sebagai berikut :

1. Aspek input : sejauhmana sumberdasa yang digunakan dalam melaksanan kegiatan dan petan

setiap SKPD pelaksana yang terlibat. Serta sumber dana yang digunakan dalam kegiatan-

kegiatan dan tugas-tugas untuk menghasilkan capaian dari suatu kegiatan

2. Aspek Proses: Tahapan kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan program atau kegiatan yang apakah

sesuai dengan prosedur (pedoman) yang ditentukan

3. Ouput : capaian hasil kegiatan setelah kegiatan dilakukan tiap tahun

4. Dampak: perubahan jangka panjang yang dicapai dari program dan kegiatan yang dilaksanakan

melalui serangkaian efek-efek hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut.

6.3 Prinsip Pelaksanaan

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Kejelasan tujuan dan hasil yang diperoleh dari pemantauan dan evaluasi;

Page 51: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

51

2. Dilakukan oleh petugas yang memahami konsep, teori dan proses serta berpengalaman dalam

melaksanakan pemantauan dan evaluasi agar hasilnya optimal;

3. Melibatkan berbagai pihak yang dipandang perlu dan berkepentingan secara proaktif;

4. Pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan secara internal dan eksternal;

5. Mencakup seluruh objek agar dapat menggambarkan secara utuh kondisi dan situasi sasaran

pemantauan dan evaluasi;

6. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan pada saat yang tepat

agar tidak kehilangan momentum yang sedang terjadi;

7. Dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan;

8. Berbasis indikator kinerja, yaitu kriteria/indikator yang dikembangkan berdasarkan Tujuan

RADPG);

6.4. Tim Pelaksana

Tim pemantauan dan evaluasi ditunjuk oleh Gubernur melalui Surat Keputusan Gubernur.

Artinya hanya terdapat satu tim pemantauan dan evaluasi terpadu yang mempunyai kewenangan

melakukan pemantauan dan evaluasi di provinsi Jawa Timur. Secara prinsip tim pemantauan dan

evaluasi harus bebas dari kepentingan dan memiliki sikap jujur, egaliter, tidak memihak, dan tidak

mencari-cari kesalahan. Jika keadaan mengharuskan, tim pemantauan dan evaluasi dapat ditunjuk

dari luar lingkungan pemerintahan ataupun gabungan baik dari dalam maupun luar lingkungan

pemerintah daerah provinsi Jawa Timur. Tim pemantauan dan evaluasi dipilih berdasarkan

kemampuan, keterampilan dan pengalaman mereka dalam kegiatan pemantauan sesuai dengan

keahliannya. Tim pemantauan dan evalausi bertanggungjawab kepada Gubernur.

Tim Pengarah :

Penanggunga Jawab : Gubernur

Sekretaris : Kepala Bappeda

Anggota : Kepala Dinas Teknis Terkait

Kelompok Kerja

Pokja I : Gizi masyarakat

Pokja II : Aksesibilitas pangan

Page 52: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

52

Pokja III : Mutu dan keamanan pangan

Pokja IV : Perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS)

Pokja V. : Kelembagaan pangan dan Gizi.

6.5 Metode

Pemantauan dan evaluasi merupakan kegiatan rutin, dapat dilakukan secara berjenjang,

terstruktur dan terjadwal yang dilakukan oleh Tim khusus. Pemantauan dan evaluasi internal

dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif berbasis program dan kegiatan untuk menilai prestasi

dan perkembangan pelaksanaan kegiatan. Indikator utama yang diukur disini adalah indikator dari

kepentingan stakeholders yang dituju.

Agar pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuannya, maka

setiap SKPD hendaknya menyiapkan beberapa kelengkapan yaitu Evaluasi SKPD, Rencana

Strategis (Renstra), Rencana program, kegiatan dan anggaran penyelengaraan, serta melaporkan

hasil kegiatan selama periode tertentu. Setiap unit diwajibkan melaporkan kegiatannya setiap tri

wulan. Untuk kegiatan fisik dapat mengacu kepada “Pedoman Pengukuran Realisasi Fisik Kegiatan

untuk Penyusunan Laporan Perkembangan pelaksanaan Program/Kegiatan di Lingkungan

Pemerintah Provinsi Jawa Timur”. Data dan informasi tersebut di atas akan dijadikan pedoman

oleh SKPD terkait dalam menjalankan tugasnya.

Waktu Pelaksanaan dan Hasil Pemantauan dan Evaluasi

Waktu pemantauan dan evaluasi dilaksanakan tiga kali dalam satu tahun dibagi dalam tiga rentang

yakni di awal, pertengahan dan akhir pelaksanaan program dan kegiatan. Sedangkan lama waktu

pelaksanaan di sesuaikan dengan jadwal kunjungan dimasing-masing SKPD.

1. Pemantauan dan Evaluasi Awal Pelaksanaan Program

a) Mengkonfirmasi kondisi yang tertulis di dalam RAD PG dengan kondisi riil di lapangan;

b) Penentuan dan kesepakatan indikator kinerja pelaksanaan RAD PG

c) Memberikan alternatif pemecahan masalah tentang:

- strategi pencapaian tujuan,

Page 53: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

53

- kemungkinan keberhasilan yang dapat diraih, serta

- kendala yang akan datang

d) Memberikan penjelasan pada pihak terkait mengenai mekanisme kerja implementasi RAD

PG

2. Pemantauan dan Evaluasi Pertengahan Pelaksanaan Program

a) Melihat langsung dampak dari pelaksanaan RAD PG pada pertengahan implementasi

melalui:

- SKPD terkait

- Stakeholders

b) Melihat arah pengembangan pelaksanaan RAD PG apakah sesuai dengan tujuan yang

dicapai

c) Menggali kemungkinan keberlangsungan hasil pengembangan dan peningkatan yang telah

dicapai

3. Pemantauan dan Evaluasi Akhir Pelaksanaan Program

a) Melihat langsung dampak dari pelaksanaan RAD PG pada akhir implementasi melalui:

- SKPD terkait

- Stakeholders

b) Melihat arah pengembangan selanjutnya di SKPD terkait

c) Menggali informasi pada:

- Indikator capaian

- Kendala dan masalah serta solusinya

d) Melihat usaha-usaha dalam rangka menjaga keberlangsungan hasil pengembangan dan

peningkatan yang telah dicapai oleh SKPD terkait

Biaya Pemantauan dan Evaluasi

Biaya Pemantauan dan Evaluasi akan dialokasikan pada SKPD penanggungjawab masing-masing

Kelompok Kerja RADPG (Pokja 1 – 4).

Page 54: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

54

Instrumen Pemantauan dan Evaluasi

Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik maka tim pemantauan dan evaluasi dilengkapi dengan

alat-alat pemantauan dan evaluasi antara lain sebagai berikut:

a. Matrik pemantauan dan evaluasi perkembangan/kemajuan pelaksanaan kegiatan pemantauan

dan evaluasi perkembangan menunjukkan indikator yang dibuat. Indikator itu digunakan untuk

mengukur perkembangan proses dan sistem yang direncanakan oleh SKPD. Pelaporan pada

indikator ini membutuhkan analisis pengumpulan data dan informasi secara periodik. Dalam

pelaksanaan pemantauan dan evaluasi lebih ditekankan kepada kendala-kendala apa yang terjadi

di setiap SKPD, dan apa yang telah dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, juga apakah cara

yang digunakan tepat untuk mengatasi hambatan tersebut baik ditinjau dari segi aturan yang

berlaku maupun hal-hal lain yang mungkin di setiap SKPD akan bervariasi. Tim pemantauan

dan evaluasi diwajibkan memberikan saran perbaikan agar pelaksanaan kegiatan di SKPD

tersebut dapat berjalan dengan baik sehingga terdapat kesesuaian antara perencanaan dengan

pelaksanaan, dan pencapaian tujuan kegiatan tersebut.

b. Selain matrik, tim pemantauan dan evaluasi juga dilengkapi dengan alat pemantauan lain berupa

daftar pertanyaan yang wajib diisi oleh setiap SKPD yang dipantau.

c. Tim pemantauan dan evaluasi dalam melaksanakan tugasnya perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

(1) mengidentifikasi kegiatan pengembangan kapasitas pada tahun berjalan.

(2) mengidentifikasi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan serta

memberikan saran untuk perbaikannya.

(3) mengidentifikasi perubahan prestasi pada SKPD yang dipantau.

(4) mengidentifikasi dan menganalisis kesenjangan antara rencana dan pelaksanaan

(5) mengidentifikasi tindakan yang dibutuhkan oleh SKPD tersebut guna perbaikan dalam

pelaksanaannya.

(6) menilai dan melihat secara langsung dampak dari pelaksanaan kegiatan di SKPD tersebut.

(7) melihat arah perkembangan SKPD tersebut selanjutnya.

(8) Melihat usaha-usaha yang telah dan akan dilaksanakan dalam rangka menjaga

keberlangsungan hasil kegiatan tersebut.

Page 55: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

55

(9) menilai capaian, kendala dan masalah yang dihadapi serta solusinya.

Kegiatan tersebut dilaksanakan berdasarkan wawancara dengan responden kunci seperti

pejabat, penanggungjawab program dan kegiatan, stakeholders dan responden kunci

lainnya, mengevaluasi dokumen tertulis, meninjau lapangan dan bentuk lainnya jika

diperlukan. Sebelum pelaksanaan pemantauan, tim pemantauan dan evaluasi membuat

jadwal kegiatan yang disebarkan kepada seluruh SKPD yang akan dipantau, sehingga

SKPD-SKPD tersebut siap dipantau. Setelah kegiatan pemantauan dan evaluasi

dilaksanakan, maka tim pemantauan dan evaluasi wajib membuat laporan hasil

pemantauan. Agar terdapat keselarasan, setelah pemantauan dan evaluasi selesai tim

pemantauan dan evaluasi membuat matrik tentang temuan-temuan di lapangan, saran

perbaikan, kesanggupan SKPD untuk menindaklanjuti temuan dan saran tersebut. Hasil

pemantauan dan evaluasi ini kemudian didiskusikan dengan SKPD yang dipantau dan

ditandatangani bersama.Langkah berikutnya, tim pemantauan dan evaluasi membuat

laporan hasil pemantauan tersebut dengan sistematika sebagai berikut:

d. Alat ukur lain (matrik, daftar pertanyaan dll.) jika diperlukan dapat dibuat oleh tim pemantauan

dan evaluasi.

Tim pemantauan dan evaluasi diharapkan dapat melakukan tugasnya secara cermat dalam

mencapai tujuan pemantauan. Apabila dalam melaksanakan pemantauan ditemukan hal-hal

penting dan relevan yang tidak termasuk dalam pedoman ini, para pelaksana pemantauan dan

evaluasi diharapkan dapat memberikan catatan tambahan pada laporan hasil pemantauan.

Diharapkan pula agar dalam laporan pemantauan disertakan saran-saran atau rekomendasi yang

relevan yang diangkat dari hasil pemantauan dan evaluasi ini.

Adapun indikator kinerja upaya pencapaian target RADPG merupakan indikator proses

dari setiap langkah program percepatan pencapaian target radpg secara lintas sektor yang

dilaksanakan oleh SKPD-SKPD di Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian diharapkan terjadi

sinkronisasi dan sinergi untuk mencapai sasaran pokok. Indikator kinerja upaya percepatan

pencapaian target radpg meliputi :

Page 56: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

56

Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

Kerawanan pangan (%) 14.19 13.06 11.92 10.78 9.64

Balita Gizi Buruk 2.4 2.3 2.2 2.1 2.0

Balita Gizi Kurang 9.0 8.8 8.6 8.4 8.2

Penurunan Balita sangat

pendek dan pendek 35.5 35.0 34.0 33.0 32

Page 57: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

57

Page 58: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

58

VI.PENUTUP

Dokumen ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan, setidaknya hingga tahun 2015

untuk mewujudkan tujuan memperkuat ketahanan pangan dan gizi provinsi Jawa Timur dengan

berbasiskan pada kemandirian. RAD-PG Jawa Timur 2011-2015 ini digunakan untuk

meningkatkan kemampuan menganalisis perkembangan situasi dan perencanaan program dan

kegiatan pangan dan gizi di Jawa Timur agar: (i) mampu menetapkan prioritas penanganan

masalah pangan dan gizi; (ii) mampu memilih intervensi yang tepat sesuai kebutuhan lokal; dan

(iii) mampu membangun dan memfungsikan lembaga pangan dan gizi; dan (iv) mampu memantau

dan mengevaluasi pembangunan pangan dan gizi.

Mengingat masalah pangan dan gizi dan pembangunan ketahanan pangan dan gizi bersifat

lintas sektor, maka dalam menyusun rencana aksi maupun rencana implementasinya, semangat

koordinasi dan integrasi serta sinergitas antar kegiatan harus diutamakan. Kemitraan antar

pemerintah dengan masyarakat dan swasta merupakan salah satu faktor kunci dalam pembangunan

ketahanan pangan di daerah.

Page 59: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

59

DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2010. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan

Milenium di Indonesia.

Kementeri an Kesehatan R.I. 2007. Riset Kesehatan Dasar 2007.

Kementeri an Kesehatan R.I. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010.

Kementerian Kesehatan R.I. 2010. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2015.

Monteiro et al, Bulletin WHO, 2010; 88: 305-311. Narrowing Socioeconomic Inequality in Child

Stunting: The Brazilian Experience, 1974-2007.

Oddy, WH et al. 2009. The Long-term Efects of Breastfeeding on Child and Adolescent Mental

Health: A Pregnancy Cohort Study Followed for 14 Years. The Journal of Paediatrics.

Soemantri , AG. American Journal of Clinical Nutrition, 1989; 50:698-702.

Tarwotjo, et al. Determinants of Community-based Coverage: Periodic Vitamin A

Supplementation. Aceh Study Group. American Journal of Public Health. 1989 July;

79(7): 847-849.

Thaha, AR et al. 2010. A Study of the Quality Assurance System for Nutritionist Education in

Indonesia.

The Lancet. 2008. Maternal and Child Undernutrition: Global and Regional Exposures and

Health Consequences.

The Lancet, 37: 340-357. Maternal and Child Undernutrition: Concequences for adult health and

human capital.

Titaley CR et al, 2009. Iron and Folic Acid Supplements and Reduced Early Neonatal Deaths in

Indonesia. Bulletin WHO. 2010: 88 (7): 500-8

United Nations System Standing Committe on Nutrition. SCN News no 36, 2008. Accelerating the

Reduction of Maternal and Child Undernutrition.

World Bank. 2006. Repositioning Nutrition as Central to Development: A Strategy for Large-

Scale Action.

World Economic Forum. September 2010. The Global Competitiveness Report 2010-2011.

World Health Organization. 2005. WHO Child Growth Standard.

World Health Organization. 2008. The Global Nutrition Challenge: Getting a Healthy Start. The

Pacific Health Summit.

Page 60: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

60

LAMPIRAN

Page 61: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

MATRIK RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI JAWA TIMUR

Pilar I. : Perbaikan gizi masyarakat

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberda

dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Pencegahan dan Penanganan Gizi Buruk Balita

1. Persentase balita gizi buruk dirawat sesuai standar

Persen 100 100 100 100 100 2,426 2,655 2,655 2,197 2,197 APBN,APBD Dinkes

2. Persentase bayi usia 0-6 bl mendapat ASI Ekslusif

Persen 67 70 75 80 80 300 300 300 300 300 APBN,APBD Dinkes

3. Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium

Persen 77 80 85 90 90 500 500 600 600 600 APBN,APBD Dinkes

4. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A

Persen 78 80 83 85 90 400 400 400 400 400 APBN,APBD Dinkes

5. Persentase kabupaten dan kota yang melaksanakan surveilans gizi

Persen 100 100 100 100 100 850 850 850 850 850 APBN,APBD Dinkes

6. Persentase penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah bencana

Persen 20 20 20 20 20 300 300 300 300 300 APBN,APBD Dinkes

Page 62: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

62

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberda

dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Peningkatanan layanan kelembagaan penanganan Gizi

1. Persentase puskesmas dengan tenaga terlatih tatalaksana anak gizi Buruk

Persen 20 50 80 90 100 3,292 2,469 2,469 1,235 1,235 APBN,APBD Dinkes

2. Jumlah (%) RSUD dengan tenaga terlatih tatalaksana anak gizi buruk

Persen 20 40 60 70 80 400 400 400 400 - APBN,APBD Dinkes

3. Persentase balita ditimbang di Posyandu ( D/S)

Persen 72 74 76 78 80 8,020 8,020 8,020 8,020 8,020 APBN,APBD Dinkes

4. Persentase Puskesmas memiliki tenaga pemantauan pertumbuhan

Persen 10 40 60 100 100 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 APBN,APBD Dinkes

5. Persentase pembinaan kader di posyandu

Persen 20 30 35 40 50 500 500 500 500 500 APBN,APBD Dinkes

6. Persentase Puskesmas memiliki konselor menyusui

Persen 20 30 35 40 50 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 APBN,APBD Dinkes

7. Persentase puskesmas membina kelompok pendukung ASI

Persen 20 30 35 40 50 500 500 500 500 500 APBN,APBD Dinkes

Peningkatan gizi dan pangan untuk anak usia dini

1. Persen peserta didik PAUD yang mendapat pemberian makanan tambahan

Persen - 10 20 30 30 1000 2000 3000 4000 5000 APBD Dinas Pendidikan

2. Persen Tenaga Pendidik PAUD yang dilatih tentang pangan dan gizi

Persen - 10 20 30 50 7000 9000 11000 13000 14000 APBN Dinas Pendidikan

Page 63: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

63

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberda

dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Peningkatan konsumsi Ikan

1. Sosialisasi manfaat ikan bagi usia balita di Kab/Kota

Kab 12 - - - - 370.00 - - - - APBD Diskanla

2. Lomba masakan serba ikan

Kab 10 - - - - 289.65 - - - - APBD/ APBN

Diskanla

3. Kampanye Gemarikan Kab 3 10 10 10 10 164.85 1,474 1,474 1,474 1,474 APBN Diskanla

Page 64: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

64

Matrik Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Jawa Timur

Pilar II. : Peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberd

a dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Pengembangan Ketersediaan pangan

1. Jumlah desa mandiri pangan yang dikembangkan

Desa 34 34 34 34 34 12000 12000 12000 12000 12000 APBD & APBN

Badan Ketahanan Pangan

2. Jumlah lumbung pangan yang dikembangkan di daerah rawan pangan

Juml lumbung

60 80 100 120 140 3000 5000 5000 6000 7000 APBD Badan Ketahanan Pangan

100 150 175 200 200 5000 7500 8750 10000 10000 APBN

3. Penanganan daerah rawan pangan (desa)

Desa 9 10 10 10 10 385 400 400 400 400 APBD & APBN

Badan Ketahanan Pangan

4. Ketersediaan data desa rawan pangan

(jumlah kabupaten /kota)

30 30 30 30 38 230 230 230 230 400 APBD & APBN

Badan Ketahanan Pangan

5. Terlaksananya system Kewaspadaan pangan dan Gizi (SKPG)

Kabupaten /kota

38 38 38 38 38 100 150 200 200 200 APBD & APBN

Badan Ketahanan Pangan

6. Cadangan Pangan di Pekarangan

Kabupaten/Kota

10 15 20 25 30 150 225 300 375 450 APBD Badan Ketahanan Pangan

7. Safari Mapan Bener Kabupaten/Kota

10 10 12 12 12 600 600 750 750 750 APBD Badan Ketahanan Pangan

Page 65: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

65

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberd

a dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Pengembangan system distribusi dan stabilitas harga pangan

1. Lembaga Distribusi Pangan PM) di daerah produsen oangan

Jumlah LDPM

112 112 112 112 112 6000 3000 - - - APBN Badan Ketahanan Pangan

2. Tersedianya data dan informasi tentang distribusi, harga dan akses pangan

Jumlah kab/kota

38 38 38 38 38 300 300 350 400 450 APBD Badan Ketahanan Pangan

3. Terlaksananya pemantauan dan pemantapan distribusi, harga dan akses pangan

Jumlah kab/kota

38 38 38 38 38 750 900 1100 1300 1500 APBD Badan Ketahanan Pangan

Pengembangan penganekaraman Konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan segar

1. Jumlah desa P2KP(Percepatan penganegaramanan Konsumsi pangan)

Desa 220 420 620 820 1020 1120 2100 3100 4100 5100 APBN Badan Ketahanan Pangan

2. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan promosi penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan

Kab/kota 21 25 29 33 38 5068 6250 7250 8250 9500 APBN Badan Ketahanan Pangan

3. Penyediaan tenaga/petugas lapangan seperti punyuluh (pendamping P2KP)

Desa 220 420 620 820 1020

Badan Ketahanan Pangan

4. Terlaksananya pemantauan dan pemantapan penganekaragaman pangan dan keamanan pangan

Kab/kota 22 30 35 38 38 850 1000 1250 1350 1350 APBN & APBD

Badan Ketahanan Pangan

Page 66: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

66

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberd

a dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Pengelolaan Produksi Tanaman padi dan palawija

1. Tersalurnya sarana produksi pertanian dalam upaya penanganan RTSM

KK 32,125

33,954

35,773

37,561

77,729.96

81,616.46

85,697.28

89,982.14

APBD Diperta

2. Terselenggaranya sinkronisasi sasaran sasaran tanaman dan produksi tanaman pangan

Paket 1 1 1 1 61 65 70 75 APBD Diperta

3. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang teknologi dan budidaya melalui forum pengembangan padi hibrida

Paket 1 1 1 1 60 63 66 69 APBD Diperta

4. Terselenggaranya identifikasi, sosialisasi dan monev pengemb padi inhibrida

Keg. 1 1 1 1 230 242 254 266 APBD Diperta

5. Tersedianya cadangan benih padi untuk penyangga bencana alam dan OPT di Jawa Timur

Kg 400,000

420,000

441,000

463,000

2,800 2,940 3,087 3,241 APBD Diperta

6. Demplot pengembangan padi Varietas Baru

Hektar 29 43.5 58 72.5 188.5 203 217.5 232 APBD Diperta

7. Identifikasi, Koordinasi dan monev pengembangan padi varietas baru

Keg. 1 1 1 1 230 242 254 266 APBD Diperta

8. Sosialisasi dan monev pengembangan sorgum

Keg. 1 1 1 1 121.3 127.3 133.7 140.4 APBD Diperta

9. Demplot pengembangan sorgum

hektar 40 40 40 40 62.00 65.10 68.36 71.77 APBD Diperta

10. Koordinasi dan monev pengemb jagung di lahan marginal

Keg. 1 1 1 1 242 255 270 280 APBD Diperta

11. Demplot pengembangan jagung di lahan marginal

Hektar 150 180 210 240 307.5 332.1 358.7 387.4 APBD Diperta

Page 67: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

67

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberd

a dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Pengelolaan Produksi Tanaman padi dan palawija

12. Tersedianya cadangan benih jagung

Kw 400 420 450 500 1,600 1,680 1,800 2,000 APBD Diperta

13. Bimtek pengembangan budidaya serealia lainnya

Keg. 1 1 1 1 147 154 160 170 APBD Diperta

14. Tersedianya fasilitasi antisipasi bencana alam dan gangguan iklim terhadap produksi dan produktivitas

Keg. 1 1 1 1 397 428 463 500 APBD Diperta

15. Terselenggaranya forum pengemb. komoditi palawija

Paket 1 1 1 1 71.5 75 79 83 APBD Diperta

16. Koordinasi dan pembinaan pengemb. pangan alternatif

Keg. 1 1 1 1 175 185 193 203 APBD Diperta

17. Akselerasi peningkatan produksi ubi kayu

Hektar 40 80 120 160 200 440 720 1,040 APBD Diperta

18. Akselerasi peningkatan produksi ubi jalar

Hektar 40 80 120 160 200 440 720 1,040 APBD Diperta

19. Koordinasi, pengawalan dan pendampingan akselerasi produksi ubi kayu dan ubi jalar

Keg. 1 1 1 1 225 237 247 261 APBD Diperta

20. Koordinasi, monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan tan. Pangan

Keg. 1 1 1 1 165 173 180 187 APBD Diperta

21. Terselenggaranya bimtek kelompok PPAH

Keg 1 1 1 1 65 68 71 75 APBD Diperta

22. Terlaksananya pemberdayaan kelompok pengembangan agensia hayati dalam rangka Pengawalan SLPTT padi

unit 247 259 271 283 1,605.5

1,813 2,032.5

2,264 APBD Diperta

23. Identifikasi dan monev pemberdayaan kelompok pengemb. Agensia hayati pendampingan SLPTT padi

Keg 1 1 1 1 223 234 245 256 APBD Diperta

Page 68: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

68

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberd

a dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Pengelolaan Produksi Tanaman padi dan palawija

24. Terlaksananya pemberdayaan penangkar benih kedelai

Hektar 160 170 180 190 128 136 144 152 APBD Diperta

25. Identifikasi, koordinasi dan monev pemberdayaan penangkar kedelai

Keg 1 1 1 1 145 152.25

159.5 166.75

APBD Diperta

26. Pengemb. Agensia hayati untuk OPT kedelai

Unit 76 80 84 88 456 520 588 660 APBD Diperta

27. Identifikasi, pelatihan dan monev Pengemb. Agensia hayati untuk OPT kedelai

Keg 1 1 1 1 223 234 245 256 APBD Diperta

28. SLPTT Kacang Tanah Hektar 110 120 130 140 55 66 78 91 APBD Diperta

29. SLPTT Kacang Hijau Hektar 40 50 60 70 20 27.5 36 45.5 APBD Diperta

30. Identifikasi, koordinasi, pendampingan dan pengawalan SLPTT kac. Tanah/ kac. Hijau

Keg 1 1 1 1 223 234 245 256 APBD Diperta

31. SLPTT Jagung Hektar 825 900 975 1050 275 330 390 455 APBD Diperta

32. Koordinasi, pengawalan dan pendampingan SLPTT jagung

Keg. 1 1 1 1 175 184 200 225 APBD Diperta

33. Pengemb. Agensia hayati untuk OPT jagung

Unit 91 95 99 103 546 618 693 773 APBD Diperta

34. Identifikasi, pelatihan dan monev Pengemb. Agensia hayati untuk OPT Jagung

Keg 1 1 1 1 223 234 245 256 APBD Diperta

35. Tersedianya bantuan stimulan dalam rangka pengembangan agribisnis melalui CF

Kelp 44 46 48 50 5,645.2

5,901.8

6,158.4

6,415.0

APBD Diperta

36. Identifikasi, koordinasi dan pengawalan pengemb. Agribinis melalui CF

Keg 1 1 1 1 748.3 785.72

825 866.25

APBD Diperta

Page 69: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

69

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberd

a dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Peningkatan produksi tanaman buah

1. Pengembangan Kawasan Tanaman Buah

Ha 19 23 23 23 333 413 413 413 APBNDekon

Diperta

2. Pengembangan Registrasi Kebun Tanaman Buah

Kebun 4 6 6 6 56,700

94,500

94,500

94,500

APBN-Dekon

Diperta

3. Perbaikan Mutu Pengelolaan Pasca Panen Tanaman BUAH

APBN-Dekon

Diperta

- Sarana Paket 6 8 8 8 330 440 440 440 Diperta

- Packing House Buah 1 1 1 1 500 500 500 500 Diperta

4. Pengembangan Registrasi Packing House

Buah 1 1 1 1 100 100 100 100 APBN-Dekon

Diperta

5. Peningkatan Jumlah Kelembagaan Usaha Tan buah

Lembaga 5 7 9 10 230 345 460 520 APBN-Dekon

Diperta

6. SL GAP Lokasi/Paket

5 6 6 6 123,162

147,794

147,794

147,794

APBN-Dekon

Diperta

11 12 12 12 346,785

374,202

374,202

374,202

APBD Diperta

Peningkatan produksi tanaman sayur

1. Bantuan Stimulan Paket 1 1 1 1 210,250

210,250

210,250

210,250

APBD Diperta

- Cabe Ha 20 20 20 20 800 800 800 800 Diperta

- Bawang Merah Ha 15 15 15 15 600 600 600 600 Diperta

2. Pengembangan Registrasi Lahan Usaha Tan.Sayuran

Lahan Usaha

100 100 100 100 150 150 150 150 APBN- Diperta

3. Perbaikan Mutu Pengelolaan Pasca Panen Tanaman Sayuran

APBN- Diperta

- Alat Pasca Panen Paket 16 16 16 16 480 500 520 540 Diperta

- Packing House Buah 2 2 2 2 300 300 300 300 Diperta

4. Pengembangan Registrasi Packing House

Buah - 2 2 2 - 50 50 50 APBN- Diperta

Page 70: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

70

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberd

a dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Peningkatan produksi tanaman sayur

5. Peningkatan Jumlah Kelembagaan Usaha tan sayuran

Lembaga 4 4 4 4 40 40 40 40 APBN- Diperta

6. SL GAP

Bawang Merah Unit 1 - - - 25 - - - Diperta

Cabe Rawit Unit 1 4 - - 25 100 - - Diperta

Kubis Unit 1 - - - 25 - - - Diperta

Kentang Unit 1 - - 1 25 - - 25 Diperta

Paprika Unit - - 3 - - - 75 - Diperta

Jagung Manis Unit - - 1 - - - 25 - Diperta

Wortel Unit - - - 3 - - - 75 Diperta

7. Bantuan Stimulan APBD Diperta

Bawang Merah Paket 1 - - - 50 - - - Diperta

Cabe Rawit Paket 1 4 - - 50 200 - - Diperta

Kubis Paket 1 - - - 50 - - - Diperta

Kentang Paket 1 - - 1 50 - - 50 Diperta

Paprika Paket - - 3 - - - 150 - Diperta

Jagung Manis Paket - - 1 - - - 50 - Diperta

Wortel Paket - - - 3 - - - 150 Diperta

Peningkatan produksi tanaman obat

1. Pengembangan Kawasan Tanaman Hias dan Obat

Ha - 4 4 4 APBN- Diperta

2. Pengembangan Kawasan Tanaman Hias dan Obat

Ha 2 3 3 3 400 500 500 500 Diperta

3. Pengembangan registrasi Lahan Usaha

APBN- Diperta

4. Lahan Usaha Tan.Obat 2 2 2 2 50 50 50 50 Dekon Diperta

5. Lahan Usaha Tan.Hias 5 5 5 5 125 125 125 125 Diperta

6. Pengembangan Registrasi Packing House

Buah - - 1 1 - - 20 20 APBN- Diperta

7. Peningkatan Jumlah Kelembagaan Usaha Tanaman Hias dan Obat

Lembaga 1 2 2 2 10 20 20 20 APBN- Diperta

Page 71: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

71

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberd

a dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Peningkatan produksi tanaman obat

8. SL GAP (Tanaman obat) APBD Diperta

Jahe Unit 1 1 1 1 30 30 30 30 Diperta

Temulawak Unit 1 1 1 1 30 30 30 30 Diperta

Kunyit Unit 1 1 1 1 30 30 30 30 Diperta

Kencur Unit - 1 1 1 30 30 30 Diperta

9. Bantuan Stimulan (Obat) Diperta

Jahe Paket 2 2 2 2 120 120 120 120 APBD Diperta

Temulawak Paket 1 1 1 1 50 50 50 50 Diperta

Kunyit Paket 1 1 1 1 50 50 50 50 Diperta

Kencur Paket 1 1 1 1 50 50 50 50 Diperta

10. SL GAP (Tanaman Hias) Diperta

Krisan Unit 1 1 1 1 40 40 40 40 APBD Diperta

Mawar Unit 1 1 1 1 40 40 40 40 Diperta

Melati Unit 1 1 1 1 40 40 40 40 Diperta

Sedap Malam Unit 1 1 1 1 Diperta

11. Bantuan Stimulan(Hias) Diperta

Krisan Unit 1 1 1 1 40 40 40 40 APBD Diperta

Mawar Unit 1 1 1 1 60 60 60 60 Diperta

Melati Unit 1 1 1 1 60 60 60 60 Diperta

Sedap Malm Unit 1 1 1 1 40 40 40 40 Diperta

Peningkatan Produksi peternakan

1. Optimalisasi IB dan INKA Paket 70 100 100 100 100 4200 6000 6000 6000 6000 APBN Disnak

2. Pengembangan agribisnis peternakanmelalui LM3

kelompok 50 50 50 50 50 7500 7500 7500 7500 7500 APBN Disnak

3. Pengembangan budidaya ternak Perah

kelompok 10 15 20 25 30 3000 4500 6000 7500 9000 APBN Disnak

4. Pengembangan budidaya kambing/domba

kelompok 10 20 30 40 40 1500 3000 4500 6000 6000 APBN Disnak

5. Pengembangan budidaya perunggasan

kelompok 25 30 35 40 50 3750 4500 5250 6000 7500 APBN Disnak

6. Pengembangan budidaya ternak non unggas

Kelompok 10 20 30 30 30 1000 2000 3000 3000 3000 APBN Disnak

7. Pengembangan budidaya ternak sapi potong

Kelompok 24 30 35 40 45 6000 7500 8750 10000 11250 APBN Disnak

8. Gerakan makan telur ayam Paket 15 15 16 16 16 228 228 243.2 243.2 243.2 APBD Disnak

Page 72: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

72

9. bagi putra-putri Indonesia

Page 73: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

73

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberd

a dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Peningkatan Produksi perkebunan

1. Rehabilitasi dan pengembangan tanaman kelapa

Hektar (Ha)

270 600 800 800 800 350 450 700 700 700 APBD Provinsi

Disbun

2. Peningkatan produksi gula melalui penyediaan bibit tebu unggul dan penanganan pasca panen

Hektar (Ha)

33 33 33 33 33 1200 1200 1600 1800 2400 APBD Provinsi

Disbun

3. Pengembangan Desa Mandiri Energi dan Pangan

Desa 10 10 10 10 10 400 400 400 400 400 APBD Provinsi

Disbun

4. Pemberdayaan pekebun tanaman semusim

Kelp 39 39 39 39 39 1060 1060 1060 1060 1060 APBN Disbun

5. Pembangunan dan pemeliharaan kebun sumber bahan tanaman semusim perkebunan

Hektar (Ha)

40 40 40 40 40 810 810 810 810 810 APBN Disbun

6. Peremajaan tanaman kelapa Hektar (Ha)

1.44 1.5 2 2.5 2.5 1270 1270 1690 2100 2100 APBN Disbun

7. Penerapan sistem jaminan mutu hasil pertanian

Unit 5 5 5 8 8 2000 2000 2000 3000 3000 APBN Disbun

8. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

Kab/ Kota

13 13 15 15 15 19790 19790 22500 22500 22500 APBN Disbun

Pembinaan dan Pengembangan Jaringan Usaha dan Pemasaran Hasil Perikanan

1. Sosialisasi FORIKAN Jawa Timur

kab 7 - - - - 231 - - - - APBD Diskanla

2. Agro and Food serta Pameran produk perikanan dalam dan luar provinsi

paket 2 2 2 2 2 491 491 491 491 491 APBD Diskanla

Page 74: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

74

Matrik Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Jawa Timur

Pilar III. : Peningkatan pengawasan Mutu dan keamanan pangan

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberda

dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Inspeksi dan sertifikasi makanan

1. Persentase sarana produksi makanan MD yang memenuhi standar GMP yang terkini

Persen 50 100 100 100 100 100 250 300 350 400 DIPA BPOM

2. Persentase sarana produksi makanan bayi dan anak yang memenuhi standar GMP yang terkini

Persen 50 100 100 100 100 10 25 25 30 35 DIPA BPOM

Peningkatan jumlah dan kompetensi tenaga penyuluh keamanan pangan (PKP) dan penagwas pangan kab/kota

1. Jumlah tenaga penyukuh keamanan pangan (PKP) dan pengawas pangan kabupaten/kota

152 152 152 152 150 175 175 175 175 DIPA BKP

Page 75: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

75

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberda

dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Bimbingan teknis pada industri rumah tangga pangan (IRTP)

1. Jumlah IRTP yang dilatih dan difasilitasi disain dan implementasi cara produksi produk pangan yang baik (CPPB) pada industry rumah tangga

IRTP - 5 10 15 20 - 10 15 20 20

DIPA

BPOM

Bimbingan Teknis dan monitoring pada kantin sekolah

1. Jumlah kantin sekolah yang dilatih dan difasilitasi penerapan prinsip-prinsip kemanan pangan

Sekolah

dasar

-

10

15

20

25

-

10

15

20

30

DIPA

BPOM

2. Monitoring dan verifikasi pelaksanaan Bimtek pada kantin sekolahsekolah dasar

Sekolah

dasar

10

15

20

25

-

10

15

20

30

DIPA

BPOM

3. Mobil

Laboratorium

Keliling

Kab/kota 38 38 38 38 38 280. 300 330 360 390 DIPA BPOM

4. Sampling Pangan Sarana

Distribusi

2200 2400 2600 2800 3000 220 250 300 350 400 DIPA BPOM

Page 76: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

76

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberda

dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Penerapan GAP, GHP dan Sistem Jaminan Mutu Perikanan Budidaya

Tersertifikasinya usaha pembudidaya ikan

paket 50 60 70 80 90 275.00 303 333 366 403 APBD Diskanla

Monitoring dan pengendalian hama penyakit ikan

Menurunnya hama penyakit ikan dan meningkatkan mutu hasil budidaya serta menunjang peningkatan produksi perikanan budidaya Jatim (2571%)

Prevalensi (%)

10 10 10 10 10 959.00 959.00 959.00 959.00 959.00 APBD Diskanla

Peningkatan mutu dan pengembangan pengolahan hasil perikanan

1. Pemahaman penerapan CCS untuk menjamin mutu dan kamanan hasil perikanan

Orang 100 100 100 100 100 190.00 190.00 190.00 190.00 190.00 APBD Diskanla

2. Kemampuan menerapkan sistem manajeman mutu sesuai tuntutan pasar

Orang 50 50 50 50 50 121.00 121.00 121.00 121.00 121.00 APBD Diskanla

3. Kemampuan menerapkan pengemasan yang baik untuk meningkatkan daya awet

Orang 30 30 30 30 30 52.00 52.00 52.00 52.00 52.00 APBD Diskanla

Page 77: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

77

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberda

dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Fasilitasi Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan

1. Bantuan peralatan untuk meningkatkan konsumsi/gizi dan usaha pengolahan

Kelompok 60 60 63 65 67 1425.00 1496.25 1571.06 1649.62 1732.10 APBD Diskanla

2. Meningkatkan keterampilan pengolah skala kecil untuk menganekaragamkan produk olehan hasil perikanan

Kab/kota Orang

12 600

7 350

7 350

- - 60.93 30 30 - - APBN Diskanla

3. Pendampingan untuk pembuatan manual HACCP dan penerapannya

Orang 20 20 20 20 20 35.00 35.00 35.00 35.00 35.00 APBN Diskanla

4. Terciptanya standard produk yang dapat menjamin mutu dan kamanan hasil olahan

Orang 30 30 30 30 30 41.00 41.00 41.00 41.00 41.00 APBN Diskanla

Page 78: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

78

Matrik Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Jawa Timur

Pilar IV. : Peningkatan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS)

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberda

dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Pembinaan PHBS pangan dan Gizi

1. Persentase sekolah dasar yang mendapat sosialisasi PHBS

Persen 5 5 10 10 10 250 250 500 500 500 APBD Dinas Kesehatan

2. Jumlah PKK tingkat Kab/kota yang telah dilatih sebagai Kelompok Pembina PHBS

Kab/kota 10 10 18 38 38 850 1000 1250 1350 1350 APBN & APBD

Bappeda/ Bapemas

3. Jumlah tenaga penyuluh PHBS pada tingkat kecamatan

Persen 10 10 20 25 30 200 200 400 500 600 APBN & APBD

Dinas Kesehatan

Pengembangan kebijakan sehat bidang pangan dan gizi

1. Jumlah kabupaten dan kota yang diadvokasi untuk menetapkan kebijakan yang berwawasan kesehatan

Kab/kota 22 30 35 38 38 880 1200 1400 1660 16600 APBN & APBD

Dinas Kesehatan

Dan Bappeda/ Bapemas

2. Monitoring dan evaluasi PHBS level Kabupaten/kota

Kab/kota 38 38 38 38 38 760 760 760 760 760 APBN & APBD

Bappeda/ Bapemas

Sosialisasi dan promosi PHBS

1. Jumlah kab/kota yang memasang reklame PHBS

Kab/kota 22 30 35 38 38 220 300 350 380 380 APBN & APBD

Bappeda/ Bapemas

2. Lomba PHBS desa tingkat Provinsi

Kab/kota 38 38 38 38 38 200 200 200 200 200 APBD Bappeda/ Bapemas

3. Frekuensi promosi PHBS di media televise

Kali/tahun 3 3 6 6 6 150 150 300 300 300 APBD Bappeda/ Bapemas

Page 79: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

79

Matrik Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Jawa Timur

Pilar V. : Penguatan kelembagaan pangan dan Gizi

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberda

dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Peningkatan kelembagaan pangan dan gizi di pedesaan

1. Prosentase pembinaan kelompok masyarakat (Pokmas) di lokasi sasaran

Pokmas - 39 45 50 65 - 150 200 250 300 APBD Bapemas

2. Pembinaan kelompok pada desa mandiri pangan yang dikembangkan

Desa - 29 45 60 75 - 150 175 200 225 APBD Bapemas

3. Pembinaan kelompok pada daerah rawan pangan

Desa - 33 36 39 41 - 100 125 150 175 APBD Bapemas

4. Pembinaan kelompok pada desa lokasi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

Desa - 20 35 50 55 - 100 125 150 175 APBD Bapemas

5. Pembinaann kelompok pendamping P2KP

Desa - 29 38 48 55 - 125 160 180 200 APBD Bapemas

6. Jumlah Kelompok Masyarakat yang disuluh

Pokmas - 200 350 500 550 - 150 200 250 275 APBD Bapemas

7. Pembinaan kelompok pada dalam Terlaksananya pemantuan dan pemantapan penganekaragaman pangan dan keamanan pangan

Desa - 29 38 38 38 - 100 140 140 140 APBD Bapemas

Page 80: RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI … · Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan ... Penyusunan RAD-PG 2011-2015 akan dijadikan dokumen operasional

80

Kegiatan Indikator Ukuran Target Alokasi Anggaran (Rp juta) Sumberda

dana Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Peningkatan kelembagaan pangan dan gizi di pedesaan

8. Pembinaan kelompok tani pangan

Klp - 38 76 114 152 - 100 200 300 400 APBD Bapemas

9. Pembinaan kelompok pada dalam perbaikan mutu pengelolaan proses produksi dan pasca panen

Kab - 15 20 25 30 - 100 120 140 160 APBD Bapemas

10. Peningkatan jumlah kelembagaan usaha di bidang pangan dan gizi

Lembaga - 15 30 45 60 - 100 150 200 250 APBD Bapemas

11. Penguatan Tim Pangan dan Gizi Kecamatan pada setiap Kabupaten

Kab/kota 38 38 38 38 38 760 760 760 760 760 APBN & APBD

Badan Ketahanan

Pangan

Revitalisasi Intitusi Ketahanan Pangan dan Gizi

1. Pemberdayaan Dewan Ketahanan Pangan daerah

Kab/kota 38 38 38 38 38 380 380 380 380 380 APBN & APBD

Badan Ketahanan

Pangan

2. Penguatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi Daerah

Kab/kota 38 38 38 38 38 1900 1900 1900 1900 1900 APBN & APBD

Badan Ketahanan

Pangan

3. Penguatan kapasitas tenaga Pembina

Kab/kota 38 38 38 38 38 1900 1900 1900 1900 1900 APBN & APBD

Badan Ketahanan

Pangan

Peningkatan Sistem Informasi pangan dan Gizi

1. Pendataan Gizi Balita Kab/kota 38 38 38 38 38 760 760 760 760 760 APBN & APBD

Dinas Kesehatan

2. Pendataan Kerawanan Pangan masyarakat

Kab/kota 38 38 38 38 38 760 760 760 760 760 APBN & APBD

Badan Ketahanan

Pangan

3. Pendataan Pola Pangan Harapan

Kab/kota 38 38 38 38 38 760 760 760 760 760 APBN & APBD

Badan Ketahanan

Pangan

Koordinasi dan kerjasama lintas SKPD

Pembinaan Pokja RAD-PG

Kab/Kota 38 38 38 38 38 380 380 380 380 380 APBD Bappeda Prov