rencana 9kerangka · ·pengemba·ngan · 2020. 1. 9. · 1.1 maksud pene1itian ··l 1.2 beberapa...
TRANSCRIPT
·J
[ .
1
\) --
t /1.-1.2. Ren-v
. oDE.PARTEMEN TRANSMIG-RASI . DIREKTORAT JENDERAL PENYIAPAN PEMUKIMAN DIREKTORAT BINA PROGRAM
RENCANA 9KERANGKA SATUAN KAWASAN
· ·PENGEMBA·NGAN (RKSKP) STUDI TAHAP II
STUDI SOSIAL
SUNGAI RANGIT DAN PANGI<ALAN LADA I<ABUPATEN I<OTAWARINGIN BARAT
I<ALIMANTAN TENGAH
LA PO RAN AKHI x· _
·.:PUSAT PEN£LtTIAN PERENCANAAN-PEMBAN-GU'N:AN NASIONAL . .UNIVERSITAS GADJAH .MADA
~ l986
).
IL
0
TIM PENELITI -
STUD! SOSIAL TRANSMIGR..iSI
DISIPLIR SDSIOLOGI : DRS ·SJfjRIO - : .
DRS OOEPR.APTO
DISIPLIN .AWTROFOIDGI & IlRS · .AMliN .YITNO ,--::. .
. DRS :.HARRY_. PURW.AN1'0
DISIPLIN GPDGelFI SJSI.AL : DRS SUNARSJ SIM.JN
DRS SODJJLI
.. ··~~ .. .
0
.. ·.•·
I . I
; KATA PENGANTAR
Dalarn rangka kerjasama antara Bagian Proyek Perencanaan
Tata Ruang Ka~asan, Direktorat Jenderal Penyiapan Pemukiman
Direktorat Bina Program, Departemen Transmigrasi dengan
Pusat Peneli tian Perencanaan Pernbangunan Nasional (P4N) Uni-•
versitas Gadjah Mada berdasark.an Surat Perjanjian Kerjasama
No. PKK-2196/DJ-B-5/85, telah dilakukan survei di daerah
Sungai Rangit dan Pangkalan Lada Kabupaten Kotawaringin
··-Ba:rat · Propinsi Kalimantan Te·n-ga·h untuk Penyusunan Rencana
Kera~gka Satuan Kawasan Pengernbangan.
Dengan selesainya laporan akhir ini, kami Tim Studi
' Penyusunan· Rencana Satuan Kawasan Pengembangan (Studi
Sosial) Universitas Gadjah ; Mada yang dalarn hal ini dilakukan
oleh P4N tidak lupa rnenyampaikan rasa terimakasih sebesar
besarnya kepada Direktorat Jenderal Penyiapan Pemukiman,
Direktorat Bina Program, Departernen Transmigrasi atas
··kepercayaan yang diberikan kepada Tim P4N UGM untuk
pekerjaan tersebut. Ucapan terima kasih ini kami tujukan
pula kepada Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah beserta -
seluruh aparat pemerintahannya, terutama kepada Kanwil
Transmigrasi Kalimantan Tengah yang membantu terlaksananya
pekerjaan lapangan studi ini. Juga kepada Tim Penasehat yang
dib.entuk oleh Direktorat Jenderal Penyiapan Pemukiman,
.Di:r;ektorat Bina Program Departernen Transmigrasi Jakarta yang
·:t.el.a.h ·memberikan tanggapan dan rnasukan yang sangat berharga
~;guna k:e.l-engk.apan laporat:l akhir ini •
.'K-epada ·:s-emua pihak yang:t.idak dapat kami sebut disini . .
yang .tel.ah :mernberi .bantuan . .unt.uk -k~lancar.an pekerjaan Studi . .
-Penyusunan ~R-encana Ke:rangka . ·Satuan Kawasan ~engembangan
.. ..D~er~h·.. Tr.a?SIDigrasi . diucapkan teri~kasih . banyak.
.segal.a ses.uatu dapat be~guna untuk :ke.l.anjutcin studi berikut-
Semoga
· ·nya ..
.PPPPN ··- :':UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
i
0
I
-·· -.. I ...
. ··I .. ;;r I .
.. ,£:'c,...-
l
Akhir kata semoaga· laporan akhir Penyusunan Rencana
Kerangka Satuan Kawasan Pengembangan (Studi Sosial) daerah
P.angkalan Lada dan sungai Rangi t ini dapat dipergunakan
sesuai dengan keperluannya.
Yogya~arta. 7 Maret 1986
TIM PENELITI
STUDI SOSIAL '· TRANSMIGRASI
ii
oj
KATA PENGANTAR
DAFTAR lSI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
1.1 Maksud Pene1itian
··l
1.2 Beberapa Isyu atau Cara Pandang Da1am
Pene1itian
1.3 Kerangka Pene1itian
BAB II LATAR BELAKANG DAERAH PENELITIAN
BAB III ANAL.ISA DATA
3.1 Aspek Spasia1
3.2 Adaptasi Sosia1
3.3 Adaptasi Pertanian
BAB IV KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
DAFTAR PUSTAKA
iii
0
i
iii
iv
1
1
2
4
6 .
19
19
26
41
68
:STUDI_SOSIAL TRANSMIGRASI
~.
2.1
-2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
DAFTAR TABEL
Mutasi Penduduk dan Keadaan Sekarang di Unit
Pemukiman Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin
Bar at
Jurn1ah Transmigran Menurut Urnur Laki-laki dan
Perernpuan
Jurn1ah Transrnigran Menurut Urnut Laki-laki 0
Jurn1ah Transrnigran Menurut Urnur Perernpuan
Jurnlah Transrnigran Menurut Tingkat Pendidikan
di U. P. T. Kah. Kotawaringin Barat .
Mata Pencaharian Transmigran di Unit ·Pernukiman
Transrnigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat
iv
13
14
15
16
17
18
PPPPN-UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
2
diselenggarakan? Penelitian ini hendak mencoba mencari ke• mungkinan kearah perbaikan itu.
0 Dalam menyusun disain pe~elitian dapat digunakan salah satu ~ari dua macam sikap terhadap rencana pemukiman trans·
migrasi ini. Pe~tama, segenap perangkat pengembangan pemuki~ .
man transmigrasi yang telah disusun berwujud rencana fisik
tataruang pemukiman transmigrasi itu dianggap sebagai
'given'. Pertanyaan yang akan harus dijawab oleh penelitian
adalah aspek sosial apa yang masih harus dipertimbangkan
untuk menjadika~ usaha pemukiman transmigrasi berha~il dan
bagaimana hal itu diopera%ionalisasikan di lapangan? Kedua,
segenap perangkat pengembangan pemu.kiman transmigrasi, yaitu
rencana pemukiman transmigrasi, harus disusun dengan memasuk ---+--·--------
kan segenap pertimbangan sosial (termasuk berbagai bentuk
tatanilai kemasyarakatan) ke dalam proses perencanaannya.
Dengan demikian diharapkan bahwa pelaksanaan pengembangan
pemukiman transmigrasi di lapangan dapat t 'erselenggara de~
ngan hambatan sosial yang sesedikit mungkin. Dengan kata
lain pengembangan pemukiman transmigrasi, yang juga adalah
pembangunan masyarakat (baru?) di tempat baru dapat berlang sung lancar. Berbagai keterbatasan pendukung kegiatan pene~
litian, mengarahkan untuk (pada kali ini) memilih dan mela~
kukan kegiatan peneli:-tian dengan sikap. atau pilihan pertama.
1. 2 Beberapa Isyu atau Cara Pandang dalam Penelitian
Beberapa pe~~asalahan yang dapat diamati dan dijadikan
aspek penelitian adalah: Satu, permasalahan adaptasi lingkungan pertanian atau
tata~ cara bercocok tanam. ~salah ini timbul karena kondisi .. l .ahBn pertanian yang pada dasarnya ~emang berbeda dengan
kondi.si laban rata~rata . daerah asal para transmigran, yaitu
kondisi. per:tanian pada :umumnya di Jawa dan Bali. ·Kondisi . . .
ini, ~· yang . .. melahir.ka:n .cara .bercocok tanam ·dan jenis tanaman
yang ·berbeda, .s.eringkali. menun.'tu:t penyesuai.an yang tidak sedilti£. dari _:par:a .transmigran.. Disa:mping .faktor ... faktor tek~
PPPPN ... UGM STIJDI SOSIAL TRANSH~GRASI
. I nis pertanian itu, ada juga faktor~faktor sosial kehidupan bertani, pada lingkungan pertanian baru yang perlu diatasi o leh petani (baru) tran_smigran bersangkutan. Kemampuan meng
padapi dan mengatasi persoalan yang timbul oleh faktor .. .
faktor ini ikut menentukan keberhasilan petani transmigran
beradaptasi dengan lingkungan pertanian barunya. Yang menja ..
di pertanyaan adalah: konsep sosial (agrikultural) apakah
yang dapat disumbangkan kepada pengembangan pemukiman trans
migrasi seperti ini, yang akan lebih menjamin 1 keberhasilan1
program.
Dua, permasal~han adapatasi fisik .. tataruang lingkungan
hidup di kawasan bermukim ba~u bagi para transmigran. Sekali_
lagi, lingkungan hidup baru ini memang direncanakan dan
dipersiapkan berdas~r perhitungan teknis kondisi dan kemam .. puan laban sebagai sumber daya utama penyangga kehidupan masyarakat transmigran. · Segenap aspek tataruang kawasan
pemukiman: luas lahan pekarangan dan usaha, serta letak, bentuk dan orientasinya, juga jarak dan akses dari satu
persil ke persil lainnya (atau dari satuan pemukiman ke
satuan pemukiman lainnya sekalipun), diatur atau ditata
berdasarkan aspek•aspek teknis diatas. Hasilnya, {seringka ..
li) adalah tataruang yang sangat berbeda dengan pola ruang
yang telah menjadi bagian hidup para transmigran selama ini
di tempat asalnya. Situasi yang baru dan asing, bahkan
mungkin di luar jangkauan daya khayalnya, merupakan persoal an adaptasi keruangan yang juga harus dihadapi para pemukim transmigran di lingkungan hidup barunya, apabila program ini
diharapkan ak~n 1 berhasil'. Pertanyaannya: adakah 'k?nsep
sosial(•spasial)' yang dapat dirumuskan untuk ikut menjamin
keberhasilan proses adaptasi keruangan diatas? Tiga, permasalahan adaptasi sosial(·kemasyarakat~n)
para anggota masyarakat transmigran dengan anggota (kelolll"" pok) _transmigran lainnya, atau dengan anggota (kelompok) masyarakat set:empat.. Persoalan ini timbul dari perbe_daan
.£*or- faktor ·so.siologis masyarakat berasal dari sesuatu daerah (suku) .. t:.ertentu dengan .masyarakat setempat atau ma .. syar.akat: ·'Yang berasal dari .daerah (suku) tertentu lainnya.
PPPP~UGM .STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
....
.0 '.· '"I "' ,'..,.,"; . • ' •
4
Adaptasi atau integrasi antar (anggota) masyarakat yang
berbeda norma dan sistim nilai, yang melahirkan berbagai perb0daan cara 'menyelenggarakan~ hidup bermasyarakat, me~
rupakan ~entuk utama persoalan pembentukan . dan pembinaan masyarakat lebih besar yang 1 lntegrated 1
• Sedangkan disadari
bahwa keberhasilan adaptasi · atau integrasi ini merupakan
salah satu kunci keberhasilan usaha pengembang~n pemukiman
trasmigrasi. Pertanyaannya: mungkinkah suatu 'ko~sep sosial
(~sosiologis) 1 dikembangkan untuk melengkapi usaha pengembangan transmigrasi yang berhasil?
Dari uraian~uraian diaeas jelas bahwa yang ingin diha~
silkan dari penelitian ini bukan hanya . kelua~an yang bersi
fat 1deskripti£1 atau apa sebaga~ana adanya, tetapi lebih
kearah rumusan_yang bersifat 'preskripti£1 atau bagaiman'l seharusnya.
1.3 Kerangka Penelitian
1.3.1 Pendekatan Penelitian
Ada beberapa kemungkinan skemata penye~enggaraan penelitian sosial transmigrasi ini, . dua diantaranya adalah: · yang
bersifat pengamatan pasca-pengh~ian (post occupancy eyalua
tion), dan yang bersifat telaah perencanaan atau pra•pengem• bangan~fisik di lapangan. Berbagai hambatan waktu, tenaga
dan dana yang dihadapi tim penelitian, mengarahkan kita
k~pada pilihan pertama, yaitu pengamatan pasca~penghunian.
1 •. 3......2 ,Metodologi Penelitian
Pe.neTi.tlan <d.engan .maksud .se_perti yang diuraikan di atas
sebenarnya dapat merupak:an .. usaha yang besar dengan melibat• kan kasus .atau .pengam~tan .untuk dapa:t mencakup berbagai kemungkinan. _kombinasi ko.ndis:i .laban ·:transm:igrasi dan daerah
asal tr~nsmigran.. Pada hakekatnya, makin banyak kasus yang
diamati akan .. makin andal pula has.il yang diperoleh. Na:mun
PPPPN-UGM .. STUDI -SOSIAL TRANSMIGRASI - --"j
5
berbagai hambatan yang telah disebut di muka, sekali lagi
menyebabkan tim peneliti hanya dapat meliput beberapa lokasi .
transmigran dalam waktu y~ng sangat terbatas, sehingga meta•
do.logi yang digunakan juga terbatas pada· metoda kualitatif·
deskriptif berdasar pengamatan lapangan seca~a cepat serta
wawancara•wawancara intensif dengan para transmigran yang ~
dapat dikunjungi. Oleh karena itu memang penelitian ini
boleh dikatakan merupakan penelitian awal untuk menemu•
tunjukkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para
transmigran sehubungan dengan proses adaptasi mereka ke
dalam kehidupan lingKungan yang baru, yang kemudian perlu
diikuti dengan penelitian yang lebih luas dan cermat untuk
meningkatkan keandalan basil penelitian ini. _ ___,....._ ____ _ 0
PPPPN~UGM SI'DDI ·. ·SOSIAL :TRANSMIGRASI __., ..
-
--·· ~ . - ·~·. • ,, "'---' ' · ~· •• I. • ••. ~ - ...... .. .. .;. ...... . u . .. It ,.j;, . ~ .'1. '- I _,, - I A ,.,~·-.h ·~ ~ . ..-.-:; ~1-"' ; 0 ,1 ',.1; : -• o
PETA:
LOKAS I SURVAI. STUDI · SOSIAL
I<ALIMANTAN TENGAU
1·+·+·3 Ba tas Prop Ins I
t=tj=tJ£3 Batas Kabupaten
-Y-t-~·t-ld==-'h-<t-t~k--H-JJJU1£2~\~J:f;jtJ=l-· -I ~ ::~;: 1 Kecamatan
..
Lokas I Tra'nsm ·lgras I
PANOPAH . TELAGA
LoKasl surval Stud l Sos :i al
Krn
ELITIAN PEMBANGUNAN Jlll\S I 0 GADJAH MADA
"
• :
6
BAB II LATAR BELAKANG DAERAH PENELITIAN
Daerah. penelitian adalah daerah transmigrasi Satuan
Kawasan . Pemukiman (SKP) A sungai Rangit dan Satuan Kawasan Pemukiman (SKP) B Pangkalan lada, kecamatan Kumai, kabupaten
. I . .
Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Ibu kota kecamatan di Pangkalan Bun. Jarak terdekat dari lokasi transmigrasi ke
ibukota kabupaten adalah 25 km (dari SP 2 SKP A).
Secara astronomis daerah penelitian terletak pada lllo
35' Bujur timur dan 2o34' Lintang Selatan. Berarti derah ini
masih termasuk iklim tropis (Rainy Tropic).
Curah hujan rata~rata setahun berkisar antara 2500 ~
3000 mm. Hujan di daerah ini boleh dikatakan mera~a sepa~~
jang tahun, artinya tidak ada ·bulan kering. Yang dimaksud
deng~n ?ulan -kering adalah bulan yang curah hujannya ~~rang .
dar.i .60 mm sebulan. Curah· hujan bulanan .terkecil ·berkisar
antara .100 ~ 150 mm yang· jatuh -pada bulan· · ~ . bulan Juli,
Agustus dan Se·ptember.. .Curah huj an bulanan :tertinggi berki~
PPPPN.UGM STUD! SOSIAL . TRANSMIGRASI
0 . - · .
0
7
s ar antara 200 ~ 300 mm per bulan, terjadi pada bulan Okto~
ber hingga Mei.
Tanah di d.aerah· penelitian terdiri dari tanah podsolik
merah kuning dengan kesuburan tanah rendah dan PH yang
rendah pula, sehingga dalam usaha tani mutlak diperlukan
berbagai pupuk dan kapur. Sebagian tanah terdiri dari pasir
kwarsa yang kesuburannya sangat rendah (terutama di SKP A
sungai Rangit). Petani yang mendapatkan tanah semacam ini
boleh dikatakan gagal sama sekali dalam usaha taninya,
sehingga pe~lu mend~patkan perh~tian khusus. ·
Sungai~sungai yang agak besar tidak terdapat di kedua
SKP . ini sehingga tidak dapat diharapkan adanya sawah iriga~
si, meskipun ada tanah rawa yang merupakan tanah sisa (R)
yang dapat diusahakap. sebagai saw~h, tetapi di samping luas
nya sangat terbatas juga tanahnya sangat asam sehingga tidak
dapat mengahasilkan. Pertanian yang dapat diharapkan adalah
pertanian lahan kering yang oleh para transmigran disebut
"ladang". Di s~ping usaha ·dalam bidang pertanian pangan
harapan lain adalah menanami lahan mereka dengan tanaman
keras dan tanaman perkebunan. Tanaman keras dan tanaman
perkebunan yang dapat dikembangkan di daerah ini masih perlu
diadakan penelitian lebip lanjut, karena ternyata tanaman
cengkeh tidak dapat tumbuh dengan baik sedangkan di bebera~a
tempat kopi dapat· tumbuh dan berhasil baik, tanaman nangka
di daerah ini mengalami keriting daun.
SKP A sungai Rangit terdiri dari 6 SP (Satuan Pemuki~
man) dengan SP 2 sebagai pusatnya. Masing ... masing SP direnca ...
nakan untuk dapat menampung transmigran seperti daftar
berikut
Nomor SP
1
2
3
Daya tampung KK
.. 456
405
Kenyataan sekarang
. 395 KK (1 : 7~9 j iwa)
456 KK (2 .1_06 j iwa) .
367 KK (1.512 jiwa)
STUD! SOSIAL TRANSHIGRASI
. ;
8
Lanjutan
4 200 180 KK ( 772 jiwa) . 5 450 397 KK (1. 817 jiwa) 6 327 tidak (1. 042 jiwa) · ·
ada data
SKP B Pangkalan ~ada terdiri dari 5 SP dengan · SP 4
sebagai pusatnya. ~sir~~masing SP dapat menampung transmig~ . ran seperti daftar berikut :
Nomor SP Da·ya ta.ril.pung KK Kenyataan sekarang
1 ,500 424 KK (1. 753 jiwa) 2 500 455 KK (1. 913 j iwa) 3 440 420 KK (1.417 jiwa) 4 500 407 KK (1. 655 j iwa)
5 360 ' 353 KK (1.475 jiwa)
Selisih antara da, a tampung dan kenyataan sekarang me~
nunjukkan adanya tran5migran yang gagal dan pulang atau me~ larikan diri dari daer ah transmigrasi. Berdasarkan angka~
angka di atas rata~rata selisihnya untuk SKP A= 7,61, se~
dangkan SKP B = 9, 8%. Ang~a~angka persentase ini cukup besar
kalau .dihandingkan dengan angka_kegagalan transmigrasi s~ca~
ra nasional .yang --hanya s.ekitar 31. Dengan demikian maka kita
dapat menggam:barkan .lmhwa ..ada .suatu "hal" yang menyebabkan angka ini b.esar.
Pembag.ian .lah.an .. di:. lokasi ::tran-smigras:i l:ni sama . dengan daerah tran-smig:rui laban kering yang .. ant~a 'lain yaitu : .
Laban pekara:ngan -r: rumah - 0,2.5 ha Lahan .I ·- 1 ha
Laban I.I - 0.,75 ha
I' PPPN ... UGM ·· STUD! SOSIAL TRANSHIGRASI
Q
0
, . ·.:
9
Lahan pekarangan diberikan telah terbuka dan tetah siap
dengan rumahnya, Lahan I {1 Ha) telah dibuka dengan istilah
"siap tanam", artinya lahan ini telah dibuka dari padang alang .. alang atau dari hutan dan telah dibajak dengan trak .. ·
tor, sehingga diharapkan transmigran tinggal menanami. Teta ..
pi yang terjadi tanah yang siap tanam ini pada waktu trans
migran datang di. lokasi lahan ini telah menjadi padang
alang .. alang kembali. Sebenarnya hal semacam ini tidak usah
terjadi kalau segera setelah dibukanya suatu lahan langsung
disebarkan 11Ligimonose11 untuk menutup tanah dan menahan tum.buhl)ya alang .. ·alang. Disamping itu jenis tum.buhan ini
dapat menambah kesuburan tanah. Lahan II yang luasnya 0,75 . .
Ha merupakan lahan ~ang belum dibuka dan biasanya dibagikan
setelah transmigran ~inggal di lokasi selam 2 atau 3 tahun.
Lahan ini sebagian berupa padang alang .. alang sebagian lagi
berupa hutan. Ada sebagian hutan yang berupa hutan rawa,
yang "diharapkan dapat dijadikan sawah setelah dibuka. Di SKP
A sungai Rangit l~han II ini belum. dibagikan walaupun trans
migran telah tinggal selama 3 tahun. Sedangkan di SKP B
Pangkalan Lada sebag.ian lahan II ini telah dibagikan.
Di · kedua SKP ini ~ara pengelompokan perum.ahan terpisah dengan lahan I dan lahan II sehingga jarak antara satu rumah
dengan rum.ah yang lain tidak terlalu jauh, tetapi dengan
demikian. ada yang jarak dari rumah ke lahan perta~iannya
menjadi sangat jauh. Daerah transmigrasi ini relatip jauh dengan perkampung
an penduduk setempat, tetapi mereka masih dapat juga berhu ..
: bunga~ dan berkomunikasi lewat pencarian bibit seperti pb
sang, kelapa dan singkong. Dalam kelompok daerah transmigra~
si sendiri terpaksa masih terdapat kelompok .. kelompok daerah
asal, karena biasanya mereka .datang satu rombongan dari suatu daerah da.n rumah yang -sudah siap ditempati juga seke ..
lompo~. Meskipun demikian nampaknya tidak terjadi hal .. hal :yang negatip al!ta~a sesama tranSmigran maupun ' dengan pendu"' duk setempat.
Transmigra·n yang tiri.ggal di kedua SKP ini terdiri dari
keluarga .. keluarga yang berasal dari :
PPPPN:-:UGM · STUD! SOSIAL TRANSHIGRASI
.,
10.
8 • JAWA TENGAH antar lain dari Banyumas, Cilacap, Sumpyuh, Kebumen,
Kendal,
Solo dan
Ambarawa, Purworejo, Wonosobo,
Semarang, Salatiga, Klaten, Sragen, Blora. ·
b. ·JAWA TIMUR antara lain dari Ponorogo, Kediri, Nganjuk,
Lamongan dan Jember. .
c. JAWA BARAT antara lain dari Tasikmalaya, Sukabumi,
Ciamis dan Purwakarta, DKI Jaya dan DIY umum
nya dari kabupaten Bantu!. Umunya transmig~an yang ada di sungai Rangit dan
Pangkalan Lada berasal dari bagian daerah yang lahannya
merupakan lahan kering, atau dari daerah sawah tetapi tidak
Q . -
0
mempunyai lahan, dan sebagian kecil saj a besaral dari daera=h=-------~ kota dan buka~ petani.
Transportasi di kedua lokasi transmigrasi ini belum me
madai, karena keadaan jalan yang belum sempurna. Jalan darat
yang menuju ke lokasi m~rupakan jalan tanah yang banyak
mengalami ~erusakan terutama pada waktu hujan tidak dapat .
dilalui kendaraan sama sekali karena banyak bagian-bagian ya.ng becek dan berlumpur. Keadaan ini yang menyebabkan hubu"'! _
ngan ke Pangkalan Bun sangat terhambat dan akibatnya pengang
kutan hasil bumi ke daerah pasar terlambat dan penyaluran
bahan~bahan pokok seperti pupuk juga sering terhambat.
Lalu lintas lewat air tersedia juga di daerah ini,
tetapi tidak semua SP dapat dilalui sungai yang dapat dilewati perahu. Di SKP A hanya SP 2 dan SP 4 saja yang terdekat
dengan sungai Rangit, inipun masih cukup jauh karena dari SP 2 ke der.maga + 6 km. SKP B hanya SP 1 dan SP 2 yang dilalui sungai yang dapat dilewati perahu yaitu sungai Jegendul yang dapat dilewati ·~e~o.tok11
• . Jar.a:k terdekat ke dermaga Jegendul
Yaitu dar.i :S:P 2 -+ 2 km.. D~i .dermaga Jegendul di Pangkalan
Lada ke ~bukota ke·camatan Kllmai d.i-perlukan waktu + 2, 5 jam
pe rjalanan, sedangkan dari .·sungai'·Rang.it ke kec~atan Kumai
!>(:kitar ~ Jam • . jarak .dari ... kota Kumlii ke Pangkalan Bun l~wat dara.t sekitar 21 Km.
Keadaan penduduk .transmigran : .. d.i · kedua SKP ini dapat c iperhatikan dalam tabel4r·tabel ·berikut. Jumlah bayi yang
··STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
11
lahir se1ama kurang 1ebih 3 tahun sejum1ah + 384 orang dari
+ 4200 KK berarti sekitar 9% se1am 3 tahun atau 3% per
tahun. Anak~anak di bwah umur 9 tahun sejum1ah 6.042 orang
dari 17.300 jiwa, berarti ada 35%. Kalau diperhitungkan
anak.,anak sampai umur 15 tahun jum1ahnya · sekitar 8. 06 7
orang. Pendidikan yang dimi1iki o1eh transmigran umumnya
rendah, kebanyakan ada1ah di bawah pendidik SD.
Keadaan ekonomi di daerah transmigarsi ~ni masih di
tingkat sangat rendah, belum ada pasar sama sekali, sedang
kan inisial pasarpun belum kelihatan. Hanya ada beberapa (
transmigran yang memi1iki modal daerah asal mendirikan wa., . . \
rung di rumahnya masing.,masing dengari berjua1an barang kebu~
tuhan sehari.,hari. Ada beberapa yang mendirikan warung
reakan.
PPPPN~UGM STUD! SOSIAL TRANSHIGRASI
·:
PETA: LOKASI TRANSMIGRASI SKP,A1 ·.B DAN C DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT KALIMANTAN TENGAH
/-,,. I I
~ PENEMPATAN 81/82 . - PENEMPATAN 82/83
D PENEMPATAN 83/84
6 DERMAGA
JALAN PLPT
~: SUNGAI
12
1 .816 KK
2.700 KK
1.350 KK
PPPPN~UGM .STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
Q . -
0
-:
· ~
13
0
label 2.1. HUTASI PENDUDUK DAN KEADAAtl SEKARANG DI UNIT PEHUKIHAN TRAtiSHIGRASI KABUPATEN lOTAWARINGIN BARAT.
-------------------------------------i---------------------------------------------------7-------------------------------------------------------------Progra• Bertambah Berkurang
Unit Pe1uki1an Trans1igrasi Tahun Keadaan Keterangan · -----------------------------D;t;~------~--H-;-t-i------~----He~i~99;1:- sekarang
Baru kan Lokasi ~
lahir Nikah Cerai Rujuk -------------------------------------------------------- -(Psg) (Psg) (Psg) KK JiNa Anak DeNasa Jumlah KK JiNa KK Jiwa '
-------------------------------------~~--------------------------------------------------1-------------------------------------------· ------------------. I
I
1. Sungai Rangi t I. A Sp 2 81\82 156 48 1 0 0 46 136 24 9 33 47 160 456 2106 Data dari 2. Sungai Rangit II.A Sp 1. · ' 81\B2 60 27 0 0 52 133 . 9 3 12 81 265 395 1739 lokasi kurang 3. Sungai Rangit liLA Sp 4 82\83 180. . 772 lengkap. 4. Sungai Rangit IV.A Sp 3 82\83 41 24 7 0 30 111 15 2 17 131 323 367 1512 5. Sungai Rangit V.A Sp 5 B2\83 11 22 0 0 32 96 0 0 0 38 145 397 1817 6. Sungai Rangit VI.A Sp 6 P.2\83 1042 7. Pangkalan lada 1.8 Sp 3 P.1\82 . 22 20 o· 0 20 44 0 0 7 60 329 420 1417 B. Pangkalan Lada 11.8 Sp 1 S1\82 40 · 27 0 0 27 46 0 0 18 102 279 424 1753 9. Pangkalan lada III.B Sp 4 B2\83 45 17 0 0 21 49 9 4 13 93 424 407 1655
10. Pangkalan lada IV .B Sp 2 t3\84 - 3 0 0 0 1 . 6 0 0 0 46 169 455 1913 11.· Pangkalan Lada V.B Sp 5 ~3\84 6 0 1 D 0 0 0 0 1 6 · 76 353 1475
--------------------------------------~------~-----------------------------------------------------------------------------~--------------------------
<:.). --
14
0
label 2.2. JUHLAH TRAKSHIG~K HEHURUT UHUR LAII-LAII DAH PER£HPUAH 1. · ---------------------~----- ~---------------------------------------------------- -------~----------------------------· ----------------
Struktur lumur Unit Pemukiman Transmigrasi . · Jumlah
--------------------------------------------------~----------------------------------------!
0 - 4 5-9 10- 14 15- 19 20- 24 25 r 29 30- 34 35- 39 40- 44 45 ke :tas
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------i
L Sungai Rangit LA Sp 2 441 330. 238 169 178 j222 168 153 109 96 2104 2. Sungai Rangit II.A Sp ! 313 257 237 123 131 1202 160 137 80 99 . 1739 3. Sungai Rangit . III.A Sp 4 160 119 79 65 53 : 70
I 58 59 56 53 772 .
4. Sungai ·Rangit - IY.A Sp 3 173 218 179 143 154 !171 104 98 79 93 1512 S. Sungai Rangit Y.A Sp 5 307 306 217 153 129 168 142 132 122 141 1817 6. Sungai Rangit YI.A Sp 6 189 201 134 - 72 85 114 110 59 78 70 lll2 7. Pangkalan Lada I.B Sp :> · 242 214 ISS 133 167 153 116 98 94 51 1523 8. Pangkalan Lada n:s Sp 1. 273 314 . 228 117 184 176 147 116. 119 79 1753 9. Pangkala·n !ada III.B Sp ·4 .307 241 191 108 166 •19.4 149 109 90 100 1655 10. Pangkalan Lada IY.B Sp 2 355 302 . 211 115 173 220 154 143 96 144 1913 11. Pangkalan Lada Y.B Sp 5 239 248 156 96 127 .171 135 · 123 76 . 38 1409
---------------------------f----------------------------------------------------------------------------------------------------------
I
C;
·--) \.--
~ r ! ·~
0
0
,.-... : !
r-1 J '--'
j ~ '-
"
------ ~ ---.,. -· -
.;.:.: \!
15
0
label 2.3 . JUHLAH TRANSHIGRAN HENURUT UHUR LAKI-LAKI
----------------------------------------------------------------------------------------------- ------------------------
Struktur Umur Unit Pemukiman Transaigrasi
------------------------------------------------------------Jualah
' 0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19. 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35- 39 40 - 44 45 keatas . ------------------------------------------------------------------------------------------------ ----- -----:
L 3ungai Rangi t LA Sp 2 217 p6 118 88 78 109 85 79 59 53 1062 2. Sungai Rangit ILA Sp 1 153 130 132 l 66 39 69 91 87 57 76 900 3. Sungai Rangit III.A Sp 4 80 58 44 I 30 24 24 . 31 27 35 40 • 393 4. Sungai Rangit IY.A Sp 3 141 87 90 l 84 79 93 55 42 50 66 797 5. Sungai Rangit V.A Sp 5 157 149 108 89 57 71 73 76 64 lOf 945 6. Sungai Rangit VLA Sp 6 114 108 75 44 .41 37 60 38 32 51 600 7. Pangkalan Lada LB Sp 3 132 110 95 50 58 88 57 40 73 28 722 B. Pangkalan Lada II.B Sp 1· 148 169 118 63 68 83 81 73 75 53 931 9 .. Pangka lan lada III. 8 Sp 4 149 127 109 62 62 92 78 57· 61 71 868 10. ~angkalan Lada IV.B Sp 2 183 175 115 61 74 103 77 74 61 102 1025 11. Pang~alan . Lada Y.B Sp.5 ll5 123 75 55 . 50 -· 68 67 67 50 27 697 ,·
----------------------------~--------------------------------------------------------~------~----------------- -------
- -- - ~------
\ . --
..!~ .
16
c
label .2.4. JUHLAH TRANSHIGRAN HENURUT STRUKTUR UHUR PEREHPUAN
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------.. Struktur U11ur
Unit Pemukiaan Transmigrasi I;>
Jumlah ----------------------------------------------------------------------------------------0 - 4 5 7 9 10 - '14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - ·44 45 keatas
' . . ------------------~---------------------------------------------------i:-------------------------------------~------------------. .
1. Sungai Rangi t LA Sp 2 223 153 120 81 100 113 83 74 so 45 1042 2. Sungai Rangi t II.A Sp 1 160 127 . 105 57 92 133 69 so 23 23 339 3. Sungai Rangit III.A Sp 4 80 61: . 35 35 29· 46 27 32 21 13 379 4. Sungai Rangit IY.A So J 132 121 89 59 75 78 49 5.6 29 . 27 715 5. Sungai Rangit Y.A Sp 5 150 15/ 109 64 72 97 .69 56 53 . 40 072 6. Sungai Rangit VI.A Sp 6 95 113 59 28 44 57 so 21 26 19 512 7. Pangkalan Lada 1.8 Sp 3 119 104 60 83 109 65 59 sa 21 23 701 8. Pangkalan Lada II.B Sp 1 125 145 ' 110 . 54 116 93 66 43 44· 26 322 9. Pangkalan lada III.B Sp 4 158 . 114 82 46 104 102 71 52 29 29 787 10. Pangkalan Lada IV.B S? 2 172 127 96 54 99 117 . n · 69 35 42 888 11. Pangkalan Lada V.B Sp 5 123 125 81 41 77 103 68 56 26 11 712
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---- ~--~--· ·· - -·- -
1/'
0
label 2.5 JUHLAH TRANSHIGRAN HENURUT TINGKAT PENDIDIKAN DI U.P.T KAB. KOTAWARINGIN BARAT
Unit Pemukiman Transmigrasi I Bisa S D S H P S L A Perguruan Tioggi But a Sac a Belut · ---------------------------------------------------------------------------------
Huruf Tulis Sekolah PS ss Lulus .(>PS ss Lulus PS ss Luli!S ss PS Lulus
-----------------------------------~-----------------------------------------------------------------------~------~---------------------------------
1. Sungai Rangit LA Sp 2 .. 24 84 426 612 448 439 23 55 35 25 4 21 ' 2. Sungai Rangi t II.A Sp 1 r 100 384 160 333 399 256 15 52 12 1 8 19
3. Sungai Rangit III.A Sp 4 I 160 144 16 4. Sungai Rangit IY.A Sp 3 i 125 607 273 57 310 140 31 30 15 9 IS
' 5. Sungai Rangit Y.A Sp 5 307 233 349 408 8 45 . 11 1 18 6. Sungai Rangit YI.A Sp 6 189 240 7. Pangkalan Lada I.B Sp 3 242 304 42 8. Pangkalan Lada II.B Sp 1 54 296 273 302 309 24 181 93 9. Pangkalan ladi III.B Sp 4 ~ 83 79 309 392 319 403 9 7 19 10 5
I
10. Pangkalan Lada IY .B Sp 2 I 46 865 355 94 330 113 7 66 26 3 18 - ~
11. Pangkalan Lada Y.B Sp 5 I 356 238 258 199 8 9 8 . I
-----------------------------------~--------------------------------------------------------------: ________________________________________________
'
"
\J
18
Q
"' Tabel 2.6. HATA PENCAHARIAN TRAHSHIGRAN DI UNIT PEHUKIHAN TRANSHIGRSI KAB. KOTAWARINGIN BARAT
Unjt Peeukiman Transmigrasi Usaha Pokok Tani
Home Industri Pertukangan ---------------------------------------------------------------------------------------------------. . .
Tempe Tahu Kerupuk Ayaman Warung Lainnya Kayu Batu Reparasi Radio Tukang Besi Cukur ~peda Jahit
-----------------------------------~-~-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Sungai Rangit I.A Sp 2 456 1 - - 1 20 - 10 - 9 - - 4. 1 2 :
2. Sungai Rangit II.A Sp 1 412 . - - - 9 - - - 1 3 4 - 2 3. Sungai Rangit III.A Sp 4 208 - - . - - 6 -· - - - - - - 2 4. Sungai Rangit IY.A Sp 3 367 . - - - 1 16 - 7 - 4 - 2 5. Sungai Rangit Y.A Sp 5 397 - - - - 12 6. Sungai Rangit YI.A Sp 6 229 - - - - 2 7. Pangkalan Lada 1.8 Sp 3 420 2 1 - - 2 - 15 - - - 2 1 3 8. Pangkalan Lada II.B Sp 1 424 1 1 - 1· - - - - 1 - 2 1 . 1 9. Pangkalan lada III.B Sp 4 407 4 . - - 1 11 - 76 - 1 - 2 1 4 10. Pangkalan Lada IY.B Sp 2 455 4 2 . - 4 9 - 24 - 4 - 5 3 3 11. Pangkalan Lada Y.B Sp 5 353 2 - - - - - - - - - . - 1 - 2
---~-----------------------------~~-~---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
.. 4 . _.....,_ .
19
,-
BAB III ANALISA DATA
3.1 Aspek Spasial
3.1.1 Pemilikan Tanah
Umumnya transmigran yang berada di lokasi Sungai Rangit
dan pangka1an Lada berasal dari daerah asal yang tanahnya
juga kurang baik atau mereka yang tidak memiliki tanah, atau
memiliki tanah hanye sempit saja dan ~apat di kriteriakan
s.ebagai petani gurem dan buruh tani.
."Set:elah menempati daerah baru transmigran mendapatkan
jatah . :laban ... dari pemerintah sebagai modal hidupnya . yaitu
berupa_ ·tanah :sel-uas .. 2 Ha ·::r:umah d~ beberap.a .·per.alatan pert a ..
nian. Sep.ert:i , :tersebut .. di .. depan :~wa tiap KK :·:transmigran
mendapatkan 0;;5 ·Ha I:ahan pekarangan .dengan .:r.umah lahan I . .
seluas l ·Ha. yang .Budah ·4ibuka dan - .siap :~tanam, serta ... lahan II
s eluas ·.0..,_7? lla_ · y.ang b.elum .. dibuka :dan ·:berup.a ··. padang .a lang""'
a lang a:t.au berupa hut an. · ·Pada umunya mo.tivas.i ·.:transmigran
PPPPN411UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
20
roe ngikuti transmigrasi adalab keinginan mempunyai bak milik canah.
Tanab di Pangkalan Lada relatif lebib baik dan lebib
subur dari pada di sungai Rangit, sebingga seririg met?-imbul· kan iri bagi transmigran yang a4a di sungai Rangit.
Tentang laban pekarangan umunnya transm{gran tidak
pernab mempersoalkan, tetapi teritang laban I dan Laban II
sering timbul keresahan. Keresaban tersebut antara lain,
laban I yang menurut informasi yang diterima akan berupa
tanah hutan yang dapat dijadikan sawab, kenyataanny,a berupa
padang alang•alang yang tandus. Disamping itu daerah lahan I .
tidak disediakan 11space11 untuk jalan umum, sehingga timbul
keresahan bagi mereka yang tanahnya di kurangi untuk jalan umum. · .. "'Umumnya transmigran. ··lebih -menyuka:i ·lahatf "I"I ·perupa
hutan dari pada padang alang•alang.
3.1.2 Jarak Pemilikan Tanah
Pemukiman di daerah asal transmigran umumnya mengelom~
pok dan tanah garapan berada jauh dari pemukiman (desa).
Dengan keadaan ini maka di lokasi tr~nsmigrasi umumnya mere•
ka tidak asing lagi dengan jarak lahan garapan sekitar 1,5
km dari runiah. Dengan aturan pemukiman dikelompokan umumnya
para transmigran sudah sangat cocok karena dekat dengan te• tangga yang jaraknya tidak terlalu jauh. Yang menjadi . masa•
lah adalah kalau letak laban I atau II di tepi hutan maka ·· .tanaman mereka f.t.kan dihabiskan oleh hama seperti babi hutan
.dan·:r.usa yang I!lenyebabkan mereka tidak panen sama sekali dan
akbirny.a .·:t.lmhul .rasa putus asa.
3:. :1 . 3 :Rumah dan Lingkungan
3 ... 1 •. 3.~ Jarak : dengan .:·fasil±tas .umum
. .
_Para :.transmigran .um~ya ::~· di.daerah .asal tidak ·begitu
banyak mendapatkan ke.sukaran dalam hal fasi.litas sosial (p:emerintah), sekolah, kesehatan . .dan fasilitas .lainnya. Di
PPPPN"".'UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
. :
21
daerah transmigrasi mereka sebenarnya juga disediakan fasi~ litas umum. Jarak dari rumah ke fasilitas umum tidak terlalu jauq, karena hanya belum cukup tersedianya sarana angkutan
maka harus ditempuh dengan jalan kaki atau sepeda. Pada
setiap SP telah disediakan Sekolah Dasar, Puskesmas Pembantu
(Pos Yandu) dengan tenaga para medis, dan disediakan Balai Desa untuk persi~pan pemerintahan desa yang akan dimulai
setelah 5 tahun dibina oleh Departemen Transmigrasi.
Disetiap SP induk (pusat) dalam satu SK~ telah disedia~
kan SMP Negeri dan PUskesmas dengan seorang dokfer dan para
~medis. Tetapi fasilitas ini memang belum teratur disebabkan
karena s~karnya perhubungan menyebabkan seringnya petugas~
petugasnya tidak berada di tempat, juga masalah persediaan
obat~o~atan masih sangat diras~kan kurang. Faktor fasilitas
umum ini juga merupakan salah satu penyebab kurang krasannya
transmigran tinggal di daerah baru. Untuk menunjang fasi~itas umum ini masing~masing SP
terutama di SP pusat telah didirikan rumah~rumah untuk guru, . .
dokter, paramedis dan Balai desa untuk kantor lurah dan pe~
rangkat desa. Juga tempat ibadah seperti mesjid dan gereja.
Pasar didaerah kedua SKP ini belum ada . sama sekali dan
hanya ada toko di rumah transmigran sendiri yang menjual
barang~barang kebutuhan sehari~hari •
3.1.3.2 Luas rumah. •
Dengan melihat keadaan transmigran di daerah asal seba~
gian besar masih ikut dengan orang tua atau mertua (terutama transmigran muda} maka tentu saja selama di daerah asal
menempati rumah yang kurang cukup. Dan bila melihat keadaan
dan tata ruang rumah di desa, rumah terdiri dari rumah in~
duk, dapur dan kadang~kadang gandhok dan untuk · kelua_rga
ekonomi rendah kadang~kadang hanya satu ~umah dengan berba~
gai ~fungs i, . temp_at keluarga, temp at untuk t~dur, ruB:ng da?ur . .
dan kadang untuk temp~t hewan~ ,
Keadaan yang seperti. .;di ~daerah asal masih pula dirasa":"
kan .~di. daerah haru., mereka menemp.ati rumah jatah dengan luas
PPPPN~·UGM STUDI . SOSIAL 'TRANSMIGRASI . ·.
22
5 ,5 x · 6,5 m, terhyata dengan luas itu dirasakan pula sangat sempit terutama dibagian belakang atau dapur. Untuk ruang
dapur hampir sebagian besar telah diperlebar, dapur mempu ..
nyai fungsi ganda untuk masak, menyiiDpan pasil bumi dan
untuk menyimpan kayu bakar siap digunakan. Sejauh pengamatan
dan dengan umur penempatan 3/4 tahun banyak rumah telah diperluas dengan menambah ke belakang dan ke .samping.
3.1.3.3 Konstruksi.
Lingkungan geografis dapat mempengaruhi kebudayaan s~seorang atau masyarakat. Dem~kian juga tentang bahan ba•
ngunan rumah yang mereka tempati, bahan bangunan diambil
dari basil setempat (hayu} dan tidak ada yang berasal dari 0 •
non kayu seperti bambu atau tembok. Sesuai dengan peraturan
atau anggaran rumah dibuat dari dind~ng papan, tiang kayu
balok kecil dan dengan atap seng; berlantai tanah. Keadaan
yang sepe.rti ini sudah dirasa cukup baik dan enak untuk
h_idup di daerah baru~ Akan tetapi karena berbagai keadaan
seperti penempatan segera dilakukan sedang persiapan kurang
baik, maka untuk mengejar waktu ada sebagian ru:nah dengan dinding•dinding triplek bukan papan lagi. Pada awal dinding
lebih raJLn dan bagus akan tetapi setelah beberapa tahun
dinding triplek lebih kurang baik dari pada papan, papan
lebih awet dari pada triplek maka dalam jangka waktu terten•
tu terpaksa sudah harus mengganti dinding dari bahan papan.
Atap seng pada awalny& sulit untuk menyesuaikan, terasa
panas dan kalau huj an ter~sa bising, namun lama kelamaan ·
juga sudah terbiasa dan hal tersebut bukan halangan. Hanya t~ntang mudahnya rusak atap tersebut menyebabkan rasa kuatir
karena harus segera mengganti yang baru karena bocor.
"3 .• ~ .... ·.3..4 "'Perkamaran •
. · :Seperti -perumahan· yang ada di daerah pedesaan Jawa .. pada , um:umnya, rumah tanpa menggunakan alat penyeka.t (tanpa penga ...
mar an). Pad a ·.rumah yang · -sederhana terdapat ·satu . ilmhen .besar
PPPPN~UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
.,
23 -
untuk keperluan 11 jagongan11 . dan sekaligus sebagai tempat'
tidur keluar ga, satu meja di tengah, satu kamar untuk isteri
dan lainnya dapur dan sering tempat hewan. Mereka lebih senang dengan ruangan luas untuk banyak kep.erluan. Sebalik
nya setelah mereka menempati rumah barunya dengan luas rumah
5,5 x 6,5 meter disekat menjadi 4 ruang : 2 ruang tidur, 1 ruang dapur. Dengan pengamaran ini dirasakan terlalu sumpeg
kurang longgar, sehingga pada saat ini sudah banyak yang
diubah susunan perkamaran, kamar tidur dikurangi dan kamar
tamu diperluas, deng~n bentuk yang melebar.
Seperti telah disebutkan . dimuka bahwa transmigran sewak
tu di derah asal pada umumnya masih mengikuti orang tua/mer•
tua, maka tiap rumah dapat terdiri· dari lebih dar~ satu KK
(KK orang tua dan KK anak yang· sudah kawin). Keadaan terse
but . berbeda dengan di derah baru, yang tadi ikut orang tua
sekarang sudah berdiri sebagai KK sendiri dengan tanggung
j awab penuh dipundaknya. Dan p_ada umumnya setiap rumah hanya
terdiri dari satu KK saja hanya kadang·kadang di rumah
tersebut ada orang tua mertua atau saudara 'tetapi bukan KK
sendiri. Satu hal perlu dikemukakan bahwa seandainya dalam . .
KK di daerah asal ada anggota KK yang sudah cukup umur baik
laki•laki atau perempuan, mereka berusaha agar anaknya sege~
ra dinikahkan untuk dapat mendapatkan jatah satu paket di
daerah baru, dan soal langgeng atau tidak adalah soal yang _
lain. Dan hila terdapat perceraian dari fihak mana yang mempunyai inisiatip merekalah yang harus pergi dan tanpa
.me.ndapatkan hak apapun yang ada.
3- 1.3.5 Sanitasi.
Usaha p.enyediaan air bersih telah dilakukan dengan
mengadakan satu .slliii.ur ·untuk .4 - 7 KK. Penyediaan -itu . p·ada
.tahap awal .dirasakan cuk.up.~ :tapi s-etelah merasa mapan dengan penggunaan sumur secara bez:sama dinisakan kurang enak, maka mereka ·berusaha membuat sumur sendiri.., sen.diri.. Pengadaan
sumur j.atah dirasakan kurang baik .terlalu dangkal, karena
pada saat membuat jatuh pada saat banyak huJan setelah huj an
PPPPN~UGM STIJDI SOSIAL TRANSHIGRASI
24
mulai surut berkurang airpun akan berkurang. Air yang ada di
dalam sumur bukanlah air tanah melainkan air hujan yang
tertampung di dalam tanah, sehingga dengan tidak ada hujan 2 0
atau 3 bulan sudah terjadi kesulitan air.
Kedalaman sumur bervariasi sekitar 3 sampai 10 meter
dan air rel_atip kurang baik . terutama di daerah sungai
daerah" Rangit, air berwarna putih dan asam. Sedangkan di
Pangkalan lada sedikit berbeda, daerah ini banyak dijumpai
sungai kecil dengan persediaan air yang· kontinyu, sehingga
pada musim kering dapat mudah mendapatkan air dari
kecil dan derajat keasaman lebih rendah~ dibanding
sungai Rangit.
sungai
dengan
Tempat pem~uangan air besar sudah · disediakan untuk
setiap kK yang berupa we jumbleng, sehingga pada saat di
daerah asal kebi~saan MCK di kali sudah ada kemajuan sedi~
kit. Penyediaan jumbleng juga kurang memadai terlalu dang
kal, sehingga terpaksa membuat baru di tempat lain.
3.1.4 Aksesbilitas/Transportasi/Komunikasi
3.1.4.1 Sarana Transportasi
Pembangunan pada dewasa ini terutama di daerah Jawa,
perhubungan antar daerah sudah cukup lancar dan antar daerah
sudah mudah dijangkau dengan jalan kaki, kendaraan hewan
atau sepeda. Dan antar kota Kecamatan sudah ada jalur jalan
aspal, sedangkan antara desa dan desa, .desa dan kota terke~
cil sudah ditembus dengan jalan dengan maksud agar terdapat
peningkatan perekonomian masyarakat pedesaan.. Dengan jalur
lalu lintas ramai maka pemasaran hasil bumipun akan mening
kat lancar.
Keadaan di daerah · transmigrasi sungai Rangit dan
Pangkalan Lad~ · terutama di lingkungan pemukimannya, ja~an .· .
darat · s~~ah ada dan cukup lebar namun dalam kondisi yang
kurang baik/kurang stabil. Pada saat hujan sangat becek
licin sehingga sukar untuk kendaraan lewat. Perencanaan
PPPPN"'!UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
"-. -· .
25
jalan darat antara pemukiman dengan pemukiman yang lain
sudah ada demikian juga dengan kota Kabupaten Pangka~an Bun
namun dengan kondisi yacg sama, berlumpur pada saat- hujan ·dan licin.
Jarak antara sungai Rangit ke Pangkalan Bun sekitar 25
Km, dengan jarak yang relatif dekat inipun ~asih sulit
dijangkau dengan mobil dengan lancar, saat hujan licin dan
banyak berlumpur. Sehingga dengan umur 4 tahun ini belum ada
orang kota yang mencoba untuk menanam modal untuk membuka
usaha atau toko di daerah pemukiman transmigran. Masalah l>
j alan dirasakan sebagai hambatan dari pertumbuhan perekono"" .
mian di sungai Rangit khususnya ditambah lagi masalah bahan
bakar yang seringie~~atangnya. Kendaraan yang sudah
mampu ke luar masuk pemukiman Colt, Truk, Sepeda motor,
sepeda dan bagi warga .yang sudah mempunyai sepeda sudah
dapat memanfaatkan jalan untuk berbelanja ke kota. Dengan
sangat pentingnya saran~ transportasi maka -sudah ada kegiat
an pengerasan jalan antara Pangkalan Bun ke lokasi transmi""
grasi.
Bagi daerah pemukiman Pangkalan Lada keadaan berbeda,
'lalu lintas darat sama saja cukup sulit dan lebih lagi
pemukiman ini belum ada atau sangat jarang ada kendaraan
masuk dari kota kecuali kendaraan pribadi dari proyek atau ·
kontraktor. Alat transportasi yang dapat diharapkan adalah
lalu lintas air dengan kelotok, transport ini dapat menuju . .
kota Kabupaten. Namun untuk menuju alat transport itu harus
menuju ke SP yang lain yaitu ·SP II dengan jarak sekitar 5 Km
(tempat dermaga sungai). Untuk mencapai kota dari dermaga SP
II Pangkalan Lada dengan biaya Rp 1000,"" sedang kalau dari
s·ungai Rangit ke kota dengan Colt Rp 500,""• Dengan jalan air
-ke kota memerlukan waktu sekitar 2,5 jam perjalanan tanpa
berhenti. . Menurut pengamatan kemungkinan dengan kela~caran
transportasi desa ke kota daerah Pangkalan Lada mempunyai
harapan dapat . l_ebih mudah berkembang dibandingkan dengan
daer-ah sungai Rangit.
PPPPN.,UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
...
s ~ ~
26
3 .1.4.2 Sarana Komun~kasi
Sarana komcnDcasi masih kurang memadai, _untuk kedua
daerah · belum ·dapat dijBngkau surat kabar daerah. Tetapi
untuk menangkap beri~a daerah atau nasional dapat mengguna~
kan pesawat radio atau TV. Penartgkapan pesawat radio dan TV
cukup baik, namun juolah pesawat itupun masih terbatas juga.
Jumlah pesawat TV bag i kedua _daerah rata~rata 2% dari jumlah
KK yang ada. Dan hal yang menghambat penggunaan pesawat TV
adalah masalah penye=ruman. batery, untuk ke kota cukup jauh dan sulit. ~
Hubungan surat ~enyurat dan pengiriman wesel dan paket
sudah ser~~g terja~i dan cukup lancar. Di daerah sungai
Rangit sudah ade kantor Pos untuk melayani pengiriman surat
atau barang. P£da setiap hari tertentu ada petugas yang
turun ke, kota untuk mengambil surat beralamatkan daerah
pemukiman tersebut. Untuk sampai ke alamat dapat disampaikan
lewat ketua RT a~au siapa yang dapat dititipi -ke alamat.
3.2 Adaptasi Sosial
3.2.1 Pekerjaan
Seperti telah cisebutkan di depan, gran yang berada di SKP A (sungai
(Pangkalan Lada) pada umumnya berlatar
bahwa para transmi~
Rangit) dan SKP B belakang pekerjaan di
sektor pertanian. Sebagian besar dari mereka adalah buruh
.tani, dan hanya sebagian kecil saj a yang dapat disebut
sebagai p.e.tani,. itupun tergolong dalam kategori petani gu~ rem. Memang :t-erdapat pula diantara para transmigran yang
berlata~ ·be'l~kang pekerj.~ .d:i luar sektor pertanian, antara
lain :
a. :Bidang ind:1stri~ · seperti -.: pembuat ·tahu, tempe,
, .... ~kerupuk , .. tikar,_ bat..u bata .dan , tuka~g · kayu .• _
b. • . ,Bi dang jasa:, seperti : p.erbengkelan, .angkutan, pen~
PPPPN~UGM ; STUD! SOSIAL .TRANSMIGRASI ·
\J . 27
jahit, makelar, dukun bayi, dukun pijat, buruh sera~ butan dan tukang becak.
c. Bidang lain•lain0 seperti : pedagang•pedagang kecil,
penganggur (gelandang~n), karyawan s'erta para pen• siunan.
Sekalipun dari daerab asal terdapat sedikit variasi latar
belakang pekerjaan, namun setelah menempati daerah baru
(daerah transmigrasi) mereka dihadapkan pada situasi yang
mendorong mereka menjadi petani pemilik dengan keseragaman
luas lahan dua (dua) bektar. ~
Berbubung kehadiran para transmigran di duB. lokasi
tidak serempak, maka perkembangan laban yan~ mereka olab
menunjukkan basil yang berbeda-be~a. Ada yang mulai menikma•
ti basil jerib payahnya ~engan 11 lumayan", namun masih banyak
pula yang baru ~encapai tahap barapan. Atas dasar keadaan itu ada diantara mereka yang terpak•
sa mencari pekerjaan sambilan sebagai buruh tani di lahan orang lain, atau buruh Perkebunan Inti Rakyat (PIR) guna
menyambung hidup keluarganya • . Keterpaksaan ini di samping karena hal di atas, juga karena lahan yang kurang subur di
satu pihak, dan ~ondisi transmigran te!tentu di pihak lain, yang terpaksa harus mengangkat beberapa ·orang untuk membantu
dalam penggarapan lahannya, sehingga di antara mereka itu
ada yang disamping menjadi pemiliki dan penggarap di · lahan
sendiri ada juga yang inerangkap sebagai buruh di lahan orang
lain termasuk sebagai buruh perkebunan (PIR).
Kenyataan di atas memberi isyarat bahwa sesungguhnya
seorang kepala keluarga transmigran tidaklah mampu menggarap
.laban .seluas dua (2) hektar seorang diri, lebih•lebih bagi
mereka yang mendapat lahan kurang subur, sehingga kep~da
mereka >in?-. nampaknya sangat .memerlukan adanya bantua~ ternak atS:upun · .ir_akt~r tangan~ - · .Se~ama belum .-ada .bantuan, kecende•
r:i:m~annya · ·mer~ka akan b~rusaha 111engatasi -ke~itan hidupnya dengan ·bekerj a ·pada .lahan orang . lain maupun ,_menj adi buruh
. . PIR sebagai peker.]aan -sambilan. Mereka yang ·terpaksa mencari . .
pekerj.aan samhilan ini :· nampaknya ·mengalami dilemma yang
PPPPN~UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
28
cukup serius, yaio..i -n: : reka memang memperoleh tambahan peng ...
hasilan sebesar ratE-r ata Rp 1000, ... per hari, akan tetapi
lahan mereka me~aci tidak tergarap
menjadi terlantar . F~la karena harus
beberapa lama.
dan keluarga mereka
sering ditinggalkan
Agaknya pe=lu FLia dikemukakan, baqwa diantara para
transmig~an yang m~~yai sedikit modal yang dibawanya dari
daerah asal mencoba ~~tuk membuka warung makan atau warung
kebutuhan sehari ... hari. Dan ada pula yang meneruskan ketram~
pilannya membuat temf e, kerupuk, batu bata, menjadi tukang
kayu, membuka bengke l sepeda, menjadi duiun bayi dan dukun
pijat.
Dari hasil penelitian y~ng telah ·dilakukan ini didapat
kesan bahwa adapt asi mereka sangat dipengaruhi oleh :
a. Latar belakang pekerjaan di daerah asal, - mereka yang
berlatar te:akang pekerjaan di sektor pertanian
nampak l ebih oemperoleh kemudahan ... kemudahan beradap~
tasi hila d~anding dengan mereka yang berlatar
belakang peker jaan non pertanian.
b. Motivasi ~nt1L~ meraih masa depan yang lebih baik
bagi kelurga ~~n anak ... anak mereka.
c. Tidak a da nya ~arapan meraih kehidupan lebih baik di
daerah a s a l.
3.2.2 Pendidikan /Ket~~pilan
Dari sudut pendidikan, sebagian besar transmigran di
sungai Rangit dan Pa~~alan Lada adalah berpendidikan paling
tinggi Sekolah Das~r bahkan banyak diantara mereka yang
tidak lulus SD dan ~~an buta huruf. Sekalipun demikian,
dijumpai pula bebe~a?9 yang sempat menikmati pendidikan SLTP
dan . SLTA, bahkan ·ada )·ang sempat kul iah di Perguruan . Tinggi,.
Adaptasi scsial :li kala.ngan mereka banyak tampil karena
adanya pe.rasaan s enasib di kalangan transmigran. . . . ini dapat dimcni=or dari adanya saling. tolong
Kenyataan
menolong/
PPPPNoo:UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
29
gotong royong dalam usaha penggarapan sebagian dari lahan masing~masing secara bergilir (ada yang menyebut sebagai
kelompok tani, ada pula ya,Jg terkelompok dalam .RT•RT). -Kego•
tong~royongan ·ini bahkan muncul -juga dalam panenan, kendati•
pun panenannya tak memuaskan. Jiwa yang terpenting dalam
panenan itu adalah saling dapat merasakan hasil di kalangan
para transmigran. Inilah yang disebut sebagai adanya pera• saan senasib •
. 3. 2. 3 Keluarga
Para transmigran yang datang di sungai Rangit maupun
Pangkalan Lada pada umumnya bersama~sama seluruh anggota
keluarga . yang terdiri dari suami, istri dan anak dan bahkan -
tidak sedikit diantara mereka yang datang di daerah transmi•
gran merupakan teman sekerja atau para tetangga di daerah
asal. Sebagian besar diantara mereka berasal dari keluarga yang telah lama menikah dan memiliki jumlah anak yang cukup
bervariasi (antara satu sampai delapan anak) • Adapun yang berkondisi sebagai pengantin baru hanya satu dua saja jumlah
nya. Mereka yang telah merasa berhasil tinggal di daerah
transmigrasi, banyak yang kemudian berkirim surat pada sanak
keluarga di daerah asal untuk menginformasikan keadaan di
daerah baru (transmigrasi), atau sekedar pengobat rindu dan bahkan ada pula yang mengajak mereka bertransmigrasi,
I
sampai•sampai ada satu dua diantaranya yang langsung menjem•
put ke daerah asal atas biaya sendiri. Dilihat dari sudut kekrasanan di daerah baru, nampaknya
faktor keluarga sangat besar pengaruhnya. Mereka yang telah lama membentuk rumah tangga dan ·telah punya anak, lebih
mudah kerasan .dari pada mereka yang belum lama membentuk rumah tangga. Kenyataan ini mudah dipahami, karena sebelum
mereka memutuskan untuk bertransmigrasi,. ternyata telah berembug satu kata untuk bersama.;·sama membangun dunia baru
.Yang ·lebih baik. Sedangkan bagi mereka yang _ belum lama · -
men~kah, masih sangat dimungkinkan akan mendapatkan gangguan
PPPPN~UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
--30
psikologis dalam saling memahami dan saling adanya kesediaan berkorban. Apabila tidak ada kecocokan dalam kehidupan di
daerah baru yang aOing dan penuh tantangan itu, sering
menimbulkan ·perceraian. Di ·kalangan mereka ada semacam pera
turan tak tertulis; yaitu siapapun yang berinisiatif/menga
jak bercerai, orang tersebut kehilangan hak .atas rumah .dan tanah yang telah diterimanya dalam arti harus meninggalkan
lokasi. Di samping itu, pola .kerja di ladang yang cukup
banyak memakan waktu, sering menimbulkan terganggunya keseim
bangan dalam keluarga. Rasa sepi dan adanya kekosongan ke-"' giatan di rumah adakalanya menimbulkan terjadinya penyele-
wengan seksual. Orang-orang yang demikian itu pada umumnya te.~golong orapg yang tj dak. maiJ;tpu menci.ptakan keharmonisan
sosial di lingkungan barunya. Di balik keadaan itu, ada pula .
~ diantara mereka yang cukup krasan di sana, khususnya mereka
~ yang beranggota keluarga besar. Lebih-lebih dengan adanya
kebijaksanaan, bahwa setiap anggota keluarga yang telah
dikawinkan (pemecahan KK), akan mendapatkan rumah dan tanah
seperti transmigran murni, yaitu rumah dan tanah yang telah
ditinggalkan oleh para transmigran yang gagal dan meninggal•
kan lokasi.
Para Transmigran swakarsa, mendapat .prioritas pola
dal~m memperoleh rumah dan tanah di daerah transmigrasi,
sehingga hal ini menambahkan kekrasanan transmigran lama,
sebab disamping ada yang pergi, banyak p.ula yang datang.
3-2-4 .Lama Tinggal
.>Be.rdasarkan basil penelitian, lama tinggal para trans
:ln.i:gr.an ;cukup ·.b.erv.ar.i4si., . berkisar .antara 1 .. 3 tahun dan ada
pula yang bar.u ... 3 bulan (:swak.arsa)+ •.. Lama tinggal mereka yang
cukup ·bervarisi .itu .ternya:ta .tetap menunjukkan keseragaman . . .
dalam . menjawab atau · dalam berpendapa:t mengenai tingkat. -. .
kekrasanannya maupun tingkat adaptas:inya. · Informas.i emp:ir.is .men.unjukkan, bahwa dalam tahun perta ..
ma tinggal ;di lokasi :transmigras.i 1IIerupakan batu uj ian yang
·PPPPN~UGM . STIIDI SOSIAL TRANSMIGRASI
31
sangat menentukan. ?ada tahun pertama inilah seringkali
terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Hasrat
untuk menanam padi cu~up besao , tetapi hasilnya tak seperti yang - mereka harapkan, t anaman lain juga mengalami hal yang
sama. Sementara itu k=bu::uhan untuk bertahan hidup dari hari
ke hari semakin tip~ ,- belum lagi keterlambatan d.ropping
jatah (baik pangan maupun pupuk) jelas dapat membuat
"goncangan" dalam n=nghadapi tantangan hidup yang amat keras.
Sumber informasi yang dapat dipercaya (Kepala Unit Pemukiman Transmigrasi Pangkalan Lada) menyebutkan, ,. bahwa
antara lain 50'%. lebih t r an.smigran asal DKI dan 30% asal DJ;Y
(Bantul) lebih suka memil~h pulang ke daerah asal pada
menjelang akhir ta~~ pertama. Sekalipun transmigran dari daerah lain tak s eba~ak yang gagal seperti transmigran DKI, -namun data empirik juga menunjukkan bahwa pada tahun pertama
itulah saat~saaat ys ng paling kritis. Jika pengalaman itu - .
kita ambil manfaatnye , maka jelaslah bahwa pada tahun perta~ -
ma itu mereka membutuhkan perhatian yang lebih serius dari
instansi yang kocpetEn, agar jumlah mereka yang meninggalkan lokasi tidak membengkak.
Diantara merek£ yang pergi itu biasanya tidak terus
terang. Ijin yang d iajukan hanyalah menengok . keluarga di
Jawa, tapi ternyata ticak pulang kembali ke lokasi. Mereka
juga hanya minta ij~n cntuk satu dua orang saja, tapi ter~
nyata yang pergi selu ruh anggota keluarga •
.'.3-~.3 "Posi:si dan Peranan Kedudukan - "--~~~~~~----------~----
.. Latar -helakang_ s·os.'ial , eko~omi ~ara transm:igran adalah
eukup berv.arias.i. Hal .ini ::ternyata jug,a merupakan faktor . -
yang · dapat __ menJ?.eng:aruhi p.enamp.ilan mereka dalam -kehidupan -. -
bermasyarakat d.i .daer~h barun~a. Ta:mp.ak ada kecende_rungan, bagi mereka yang · d::. .daerah ,asah1ya .·mempunyai kedudukan so~
.si.al 'yang relatif p=nt~ng . . dan memi~i-ki peranan yang cukup
berarti bagi .banyak :>ra::1g (s.e'perti mi.salnya sebaga.i pengurus
· PPPP~UGM STIJDI SOSIAL TRANSMIGRASI
-
32
suatu organisasi), biasanya cenderung akan tampil di kalang~
an masyarakat barunya. Dalam khasanah sosiologik sering
disebut sebagai pemp tn . Orang semacam ini, jika di · lingkung~
an masyarakat barunya gagal tampil, cenderung frustasi. Akan
tetapi bagi mereka yang di daerah asal merasa memiliki
status sosial ' yang relatif rendah dan tid~~ banyak punya peranan, andaipun di ··derah baru mereka belum atau tidak pula
memiliki status sosi~l yang berarti, biasanya tidak begitu banyak tuntut-an, dalam arti mereka akan berupaya beradapta~
-- s i terhadap berbagai hal yang mereka hadapai. Ap abila orang~ ""~ orang semacam ini ternyata di daerah baru memperoleh status .:311£
.I sosial tinggi dan lebih .. lebih mempunyai peranan yang "Qerar .. ,;1 ti, pada umumnya mereka lebih kerasan di daerah transmigra .. _ _
~I· . ~-
si, jika dibandinkan dengan transmigran lain yang tidak
banyak berperanan.
Menanjaknya posisi sosial di tengah~tengah masyarakat
ini sedikit banyak akan memepengaruhi sikap d~n perilakunya.
Yang bersangkutan akan berUsaha memelihara dan menemukan
cara-cara yang dipandang tepat untuk tetap menjadi tauladan
bagi lingkungan nya. S~hingga konsekwensinya mereka harus
mampu menunjukkan bahwa dirinya akan dapat berhasil menjawab
tantangan keadaan di daerah transmigrasi tersebut. Inilah
sikap dan tekad yang sekaligus menjadi modal keberhasilan
mereka dalam upaya menciptakan masa depan yang lebih baik.
Seandainya kondisi ekonomik di daerah baru belum ·menun~
jukkan perkembangan, dia akan terus berusaha keras dan tidak
akan menun-jukkan sikap menyerah pada keadaan. Kasus semacam
.i:n:i ::di:jumpai di Pangkalan Lada, yaitu dua orang transmigran
.dati . ::DKI~ · dua orang transmigran ini secara ekonomik dapa:t . .
.dikatakan : helum berhasil, .bahkan kalah dengan tetangga ..
.. tetang.ga~ya, ·.t-etapi ka~ena- ·.kedudukan sosial sebagai calon
perangkat 11;desa persiapan11 yang jug.a secara ·fungsional terlibat ~alam kepengurusan transm:igras:i.., mAka .. .mereka bertekad
untuk . tidak kembali ~e daerah asal sebagai transmigra~ yang . . .
gagal. Secara singkat -dapat. dikatakan· bahwa seseorang yang
.. di d~rah . . asal (DA) memp.~yai peranan yang ~cukUp terpandang (r-elatif punya arti bagi banyak .orang) cenderung untuk tam--
PPPPN~UGM 'STUD! SOSIAL TR.ANSMIGRASI
- 33
pil di daerah baru . . Kedudukkan sosi~l yang baik ini berfung~
si menumbuhkan semangat dan tekad untuk tetap bertahan di daerah baru (DB).
Sementara itu yang dari 0daerah asal (DA) kurang mempu~ nyai kedudukan sosial yang. cukup terpandang (dengan demikian
social rolenya kurang . berarti), tetapi didaerah baru dapat
tampil, maka cendert~.ng sikap dan perilakunya positif. Punya
semangat dan tekad untuk meraih masa depan yang lebih baik,
mengendalikan tutur kata, sehingga tidak memberi kesan seba~
gai orang yang tidak/belum berhasil.
Adapun yang,mereka di DA punya posis~ sosial y~g baik tetapi di DB tidak terpandang dapatlah diketahui sebagai
berikut tipe orang ini besar kemungkinannya untuk frustasi
· -d-an pada saatnya aka:n menjadi- orang~orang yang gagal.
Sekalipun demikian, apabila kondisi ekonominya dapat diharap
~an membaik, maka masih dimungkinkan untuk krasan di daerah baru itu.
Kecenderungan lai~ yang dapat ditangkap adalah, hila di .
DA kurang terpandang secara sosial dan ekonomi, dan di DB
juga belum berhasil, maka bias~ny~ menjadi warga biasa yang ·
manut terhadap kalangan yang tergolong berpengaruh {pemim~
pin). Ada segi positif yang tampil dari golongan ini yait~ bahwa mereka tidak banyak ulah, apabila menghasut . kalangan
lain. Mereka lebih bersikap menerima kenyataan dengan, terus
berusaha maksimal untuk mencapai perbaikan hidup. Peranan sosial nampaknya menunjukkan kecenderungan yang searah de~
n.gan kondisi ekonomi sebagaimana terurai di atas •
. 3. 2. 6 Persepsi
·"Persepd s-eseorang .·agaknya dipengaruhi oleh pengalaman
· .. terdahulu, . baik .. yang :dip.eroleh dari informasi dari orang . lain ~ maupun· p.eng.alam_an-pe·ngcil.aman praktis yang ·pernah dujum~
painya"' .Dalam konteks ini akan .·dikemukakan tentang pengala~ man karena .iriformasi yang· perna:h ·:diperoleh ·para .transmigran •
. Lebih .larijut :info:rmasi ittil.ah yang ·pad~ · gi.lirannya membentuk
persepsi., bahkan .sikap . dan .perilakunya.
PPPPN~UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
·.
----------:--- ·--- - -
. --
- 34· -
informasi empirik menunjukkan bahwa hampir seluruh
transmigran beranggapan bahwa lahan yang akan mereka peroleh
adalah berupa · pekarangan dan tanah persawahan seperti di
Jawq. Oleh karena i~ bukan hal yang aneh apabi~a sering
terdengar keluhan tentang kenyataan yang. mereka hadapi yang
terutama menyangkut .masalah tanah. Tanah yang benar~benar
masih rawan dan relatif 11 tandus11 yang apabila· tanpa bantuan
pupuk akan sulit sekali diharapkan hasilnya, kadang~_kadang
merupakan faktor yang dapat mengganggu tingkat kekrasanan
dan adaptasi mereka. Kenyataan ini sudah seharusnyalah men~
jadi pelajaran yang amat berharga bagi para p~egang peme~
rintahan atau setidak~tidaknya petugas~petugas pada tingkat
instansi terendah untuk. memberikan informasi sejujur~juj"ur
nya. · Ketidak jujuran ini jelas akan dibayar mahal, yaitu
makin banyaknya para transmigran yang gagal. Secara makro
tentu saja berarti kerugian besar bagi negara, buka~ secara
materiil semata~mata, melainkan juga tentang kewibawaan
pemerintah.
Aspek lain yang pantas ditampilkan adalah perihal inte•
grasi antar transmigran yang berasal dari pelbagai daerah
suku bangsa dan kebudayaannya. Demikian pula integrasi antar
transmigran dengan penduduk setempat.
lnformasi empirik menunjukkan bahwa integrasi sosial
baik antara sesama transmigran maupun antara transmigran ·
dengan penduduk setempat, tidaklah menjadi persoalan· yang
menghawatirkan setidak~tidaknya dalam jangka pendek dan
menengah.
Solidaritas mereka mudah timbul karena ikatan perasaan
senasib dan saling membutuhkan. Bukti~bukti juga menunjukkan
bahwa diantara transmigran sering mengadakan kontak sosial
dengan penduduk setempat, bahkan dalam hubunganya dengan
permintaan bibit tanaman yang cocok untuk daerah tersebut,
pertukaran pengetahuan dan pengalaman disekitar penentuan
saat tanam dari penduduk setempat, serta tata cara penanaman
bibit t "ertentu dari para transmigran. Kasus ini ba_nya~ · di~
jumpai baik di SKP Sungai Rangit maupun di SKP . Pangkalan
Lada. Kenyataan semacam ini sekaligus membantah bahwa seolah
PPPPN~UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
·..... ~
v 3-5 .
· 6 lah "orang Jawa" menj aj ah "orang luar Jawa".
Persepsi itu jelas tidak didukung oleh fakta empirik
(di daerah penelitian). Banyak bukti menunjukkan sikap sa~
ling membutuhkan dan kesediaan untuk membentuk masya9akat yang tentram telah banyak dirintis di kalangan mereka, pra~
sangka kesuku bangsaan nampaknya juga ternetra_lisir oleh perasaan senasib. Ini dijajagi antara lain melalui sikap
toleran mereka terhadap kemungkinan perkawinan bagi anak~
anak mereka. Cita~cita kalangan tua yang terpenting adalah
kebahagiaan bagi anak~anak, siapapun jodohnya.
3.2.7 Kontak Sosial I Ekonomi
Telah disinggung pada uraian terdahulu, namun mengen-ai: kontak· sosial I ekonomi ini nampaknya perlu dijelaskan ·seba~
gai berikut. Lokasi pemukiman para transmigran yang tidak diatur
atas dasar kesukuan atau daerah asal, telah menyebabkan
·perbauran para transmigran dari daerah _dan suku bangsa yang
berbeda, karena dapat tinggal dalam satu SP (s~tuan pemukim~
an) yang sama. Kenyataan ini jelas sangat menguntungkan bagi tercipta~
nya integrasi sosial dari pelbagai latar belakang budaya,
so.sial ekonomi maupun agama yang berbeda.., beda.
Kontak sosiallekonomi tersebut dilakukan antara lain
dengan:
1. Sesw1a Transmigrasi
Bentuk kontak ·mereka dengan sesama transmigran diwujud~
kan dalam pertukaran pengalaman, gotong royong membuka
ladang, . membuka jalan serta acara~acara lain
pengajian, selapanan bayi, jagong manten,
serta acara yang diadakan oleh pemerintah seperti: mendengai:kan penyuluhan dan lain~ lain
barter barang ataupun berdagang bia~a.
seper ti:
tahlilan
setempat termasuk
PPPPN~UGM STIJDI SOSIAL TRANSMIGRASI
;g " . - · . 36
2. Penduduk Setempat
Tidak banyak berbeda dengan sesama transmigran, kontak
mereka dengan penduduk setemp~t juga dis~itar tukar
menukar pengal aman maupun bibit dan bahkan kesediaan
saling mengawinkan anak mereka.
3. Daerah As al
Kontak dengan daerah asal dilakukan melalui surat me~
nyurat dan atau menengok ke daerah asal, baik dengan
tujuan sekedar melepas rindu maupun sekaligus menyam~
paikan informasi mengenai keadaan di daerah transmigra~
si yang jika perlu, disertai pula · dengan-ajak~n untuk
pindah bersama mereka.
Kontak sosial yang baik, seringkali membawa serta hubu~
ngan ekonomik, misalnya saja kesediaan · untuk mengundang
tetangga lin~kungannya untuk sama~sama mengerjakan lahan
secara bergilir-an, serta panenan bersama~sama, kendatipun ·
hasilnya tak berapa banyak. Nilai yang terpenting bagi mere~
ka adalah s· ama~ sama merasakan hasil jerih payah. Faktor
inilah yang antara lain dapat berfungsi sebagai pengedali
kegagalan.
Patutlah dimengerti bahwa lembaga~lembaga ekonomi se~
perti pasar, kios~kios· untuk sirkulasi barang dan hasil
lahan masih sangat kurang, sebab warung yang ada lebih
banyak berupa warung kebutuhan sehari~hari dan berupa warung
makan kecil~kecilan, sehingga merupakan problem bagi sebagi~
an besar warga transmigran, khususnya dalam hal pemasaran
hasil pertanian dan keperluan rumah tangga lainnya. . .
Satu~satunya tempat yang memungkinkan untuk menjual
atau membeli barang~barang kebutuhan lain seperti misalnya
keperluan rum.ah tangga, .adalah ·Pangkalan Bun, yang jaraknya
le.bih kurang 25 Km dari daerah pemukiman. Secara ekonomis
j elas · kurang menguntung~kan. Dari kenyataan ini ag.aknya v instansi yang kompeten (Depar temen Transmigrasi maupun Peme~
PPPPN~UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
~----..
rintah Daerah) perlu memikirkan lebih serius untuk segera
merealisir .potensi yang sebenarnya telah mekar di daerah
transmigrasi. Tentu saja pasar ini tidak semata merupakan
--~ kegiatan ekonomik warga transmigran, melainkan sebagai G: alah
satu kelembagaan yang mampu menghidupkan lembaga~lembaga·
yang lainnya baik di lingkungan pemukiman maupun di luar
pemukiman transmigrasi, apalagi jika sarana dan prasarana
transportasi semakin bertUmbuh.
Perlu ditambahkan, bahwa kontak sosial ekonomi yang
berkaitan dengan keperluan sehari~hari di lokasi tidaklah ·
begitu dipersoalkan, sebab adanya fasilitas Balai Desa,
Sekolahan, Kantor Pos, tempat~tempat ibadah dan · lai~~lain
telah cukup mendukung kontak .di antara mereka.- Adapun untuk
kontak~kontak sosial ekonomi yang lebih luas, ~~
te~hambat ole~ prasarana dan sarana transportasi yang belum
lancar, lebih lebih sangat sulit ditempuh sewaktu huj an atau_
s ehabis huj an •
. 3.2.8 Pembinaan sosial
Permbinaan sosial di · kalangan transmigran t _erjalin
melalui dua sisi yaitu pembinaan yang tumbuh dan dirintis . atas kesadaran mereka sendiri, dan pembinaan yang dirintis
oleh Kepala KUPT. lnformasi empirik menunjukkan bahwa di
kalangan warga transmigran telah dibentuk kelompok~kelompok . . arisan, yang biasanya meliputi warga dalam satu RT. Arisan
ini digunakan sebagagi sarana komunikasi antar warga, se~ ·
h ingga rencana~rencana yang akan dilakukan untuk kepentingan
desa dapat dikomunikasikan (misalnya gotong royong menggarap
laban dan ·lain~lain). Disamping arisan, di beberapa SP baik
SKP Sungai Rangit maupun SKP Pangkalan Lada telah ada per~
kumpulan ·yang mengurusi kepentingan kematian dan perkawinan.
Dengan · adanya organisasi~organisasi ini jelas bahwa hubungan
hub.un~an .sosial para warga sanga~ a~ab dan saling me~butuh~
kan. Bukan sekedar i~·u, di wilayah SP_ 4 Pangkalan Lada
bahkan ·telah· dibentuk sebuah organisasi Karang Taruna yang
diberi nama RUKUN SANTOSO. Anggota~anggotanya penuh antusias
PPPPN ... UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
\1 -· . .. H:S
uotuk mengembangkari kesenian ketoprak serta lawak. Ketika
penelitian dilakukan, berkumpullah sekitar 25 pemuda yang
5edang menabuh gamelan sederhana yang dibuat dari bekas drum
mi nyak tanah untuk dibuat gong sert~ bonang. Dis~ing ke~
giatan
kebun
kesenian; karang taruna ini ternyata juga merintis percontohan yang telah siap ditanami beberapa jenis
tanaman baik padi maupun jagung dan ketela.
Melalui informasi empirik ini dapat diketahui, bahwa
wadah pembinaan sosial sebetulnya sudah tersedia, namun
sayang para tokoh mereka banyak yang bertingkat pengetahuan
terbatas, sehingga ada satu hal penting yang mestinya dapat diselipkan dalam rangka pembinaan, tapi .kurang terpikirkan,
yaitu upaya menumbuhkan kesadaran· diantara mereka untuk bersiap~siap menyongsong hidup sendiri. Selama joj dikalang~
· an mereka masih nampak ada sifat manja sebagai akibat dari
adanya "mas a pembinaan" dan masa pemberian j ami nan hidup
dari pihak . transmigrasi. Masih banyak diantara mereka yang
l tidak menyadari bahwa keadaan ini suatu ~aat akan berakhir i dan mereka harus hidup mandiri tanpa tergantung pihak lain. I
Adapun tentang prakarsa Kepala KUPT dapatlah dikemuka~
kan informasi empi~ik bahwa: Ada seorang Kepala KUPT yang
sangat luwes dan memasyarakat, sehingga hampir setiap warga~
nya dikenal. Wibawanya muncul justru dari kesediaan untuk
menyatu dengan masyarakat serta kesediaan bekerja sam~ mem~ bantu warganya dalam mengolah lahan~ Terhadap kepala ' KUPT semacam ini tentulah · dapat di sisipkan materi pembinaan
sosial tentang perlunya hidup mandiri.
Dari pengamatan yang dilakukan, terlihat bahwa agaknya
sikap Kepala KUPT seperti diatas itu.lah yang menjadi harapan
masyarakat. .Dalam rangka pembinaan sosial ini, juga telah \
disediakan · sarana olah raga seperti lapang sepak bola, volley, pingpong dan lain ... la~n. Bukan. sekedar itu_, temp at~
tempat · perib~datan (masjid, langgar dan. gereja) juga telah t ~rdapat di ·dua lokasi pene~itian ini. Toleransi terhadap
. perbedaan agama cukup bes.ar, terbukti belum pernah . terJadi
Perselisihan yang berbau keagamaan.
STUD! SOSIAL TRANSKIGRASI
._
3.2.9 Kesehatan
Menurut informasi yang diperoleh, pelayanan kesehatan
di daerah transmigrasi ini sama sekali belum memadai. Di SKP 0
Sungai
orang
Belum
Rangit hanya ada satu Puskesmas Pembantu dengan dua
paramedis, sedangkan dokternya jarang berkunjung. lagi persediaan obat yang sangat terbatas baik secara
kuantitas maupun jenis~jenisnya. Keadaan seperti juga diala~
mi di lingkungan SKP Pangkalan Lada sehingga bukanlah hal
yang mustahil apabila warga transmigran banyak yang mengeluh mengenai fasilitas kesehatan ini.
Keadaan ini dapat dimaklumi, mengingat sekalipun jarak dari lokasi ke "Fasilitas umum" tidak terlalu j auh, · tapi
.karena sarana pengangkutan masih banyak yang harus ditem¥p~u~h~---
dengan j~lan kaki atau· sepeda, maka berbagai kesulitan
sering terasakan baik oleh para warga maupun tenaga medis
sendiri. Pada setiap SP telah ada fasilitas Puskesmas Pem~
bantu dengan tenaga para .medis.
Dalam suatu SKP telah disediakan Puskesmas dengan seo~
rang dokter dan dua orang para medis. Tetapi karena kondisi~ nya yang ·~urang baik maka pelayanan kesehatan terpaksa belum
dapat diberikan secara memadai. Hal~ hal semacam ini sering menyebabkan para Transmigran banyak mengeluh · dan kurang
kerasan.
3.2.10 Kesenian dan Rekreasi
Gejala~gejala yang amat menggembirakan telah banyak bermunculan dikalangan warga transmigran (baik di SKP Sungai
Rangit maupun Pangkalan Lada) dalam hal kesenian. Kesenian• kesenian dari daerah asal banyak dilestarikan di daerah
baru, . . seperti wayang .. kulit, lenong, kethoprak, jatilan dan
masih, banyak lagi yang ~ain. Bagi yang belum memiliki sepe"'!
rangk~t gamelan tak segan .. segan memin~am atau menyewa pada
pihak lain. ·
Menilik arti perttingnya. fungs·i kesenian bagi kalanga.n
transmigras.i inL, maka sudah seharusnyalah instansi yang
PPPPN-UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
---
-; Q. -40
· bersangkutan (terutama pemerintah daerah) memberi bantuan
dan pembinaan agar para transmigran .menjadi semakin kerasan. '
0
3.3 Adaptasi Pertanian
3.3.1 Adaptasi Laban Pertanian
Seperti telah ·diuraikan diatas, para trans~igran baik
yang ditempatkan d~ lokasi sungai Rangit (SKP A) maupun yang
di Pangkalan Lada (SKP B), berasal dari propinsi dan kabupa•
ten yang berbeda. Jika ditelaah lebih jauh, daerah·daerah
asal tersebut ternyata mempunyai variasi yang ~~~e~a
pula. -Ada yang berupa daerah pegunungan dengan kondisi lahan
pertanian basah atau kering, ada yang berupa dataran rendah_
dengan kondisi lahan pertanian yang juga basah atau kering,
dan ada pula yang berasal dar~ daerah yang berbeda sama
sekali dengan yang tersebut di atas, yaitu wilayah kota
Berdasarkan karakteristik lahan pertanian daerah asal,
Ponorogo merupakan contoh lahan yang bersifat tandus yang
kurang ~enguntungkan untuk usaha pertanian. Kondisi yang
hampir sama juga disebutkan oleh mereka yang berasal dari
kabupaten Sragen dan Cilacap, yaitu berupa lahan tada~ hujan
yang tidak begitu subur. Walaupun demikin, dibandingkan
dengan kondisi lahan yang mereka tempati sekarang, secara
umum kondisi lahan di rlaerah asal tidak terlalu jelek untuk
usaha pertanian. Jadi masalah utama yang melingkupi para
transmigran di daerah asal bukan terletak pada kondisi la• . han, tetapi pada pemilikan. Di daerah asal umumnya mereka
adalah petani•petani "gurem" yang luas lahan yang dimiliki
STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
Kegiatan kesenian
Ini adalah bentuk upaya mereka dalam melestarikan kesenian daerah asal sekaligus mengembangkannya di daerah baru.
0
' . . :
-·- -----0
Fasilitas E.alai Desa Fasilitas ini disamping berfungsi untuk kegiatan ?EmEri~tahan, juga sering ·menjadi tempat berintara~si ant ar transmigran.
! t c·
Pemanfaa-an~alai Desa
-~ I
• ! ......... . ,
Di Balai te3a mereka sering bersama-sama menyaksikan acara Televi.si. · .
4l.a
tl
. . ;,· . . .
\). - ·
4l.b
· - ~ ...... !·:. . : t
Fasilitas kesehatan 0 Iniliah fasilitas kesehatan yang masih perlu ditingkatkan kemampuannya untuk menjawab kebutu~an masyarakat.
-----·--------
i·
• * =- = ":"'"E ·==- =r· n=c- =n:-r ·- - - - =:r · M - aerr ;:- --=
•
v. -·
4l.c
Prasarana dan sarana transportasi Selip dan tarik menarik antar kendaraan hampir selalu terjadi disaat musim hujan. 0
- -. ·---~--.·~--· - . . .. - ---·--·
-·-----·- -----·- ----------- ·----
.·
- -- ---
..
·I I
- Kadangkala penumpang terpaksa harus turun dan j alan kaki~ beberap~ meter, yang bahkan j ika perlu ikut mendorong •... . ..
-:,~-d~ -,. ---
- --------- - - • • .E·"': ... -~ - ..... - ..... -~-· - -- · .
7
l j
1 i I j
~ ·l l
-t l f
l i
' l i
t t
\.) . - .
4l.d
Fasilitas Kantor Pos Sungai Rangit Di kantor pos ini, tidak kurang dari 5 sampai 7 su0at, masuk setiap minggunya.
! l
Fasilitas Sekolah · _;. -: ..... . ......;;.. ___ ...;;_...;.__~=·- h~----4-· --.-- - .--- .
Dengan adanya sekolahan ini mereka tidak menjadi ber--pengetahuan; akan tetapi juga menjadi lebih cepat ber-interaksi dengan sesamanya . ·
r .i i I
-:
- 42
\
pya tidak cukup memberi hasil yang diharapkan untuk memenuhi kebu~tuhan hidupnya, atau bahkan merupakan buruh tani yang
sama sekali tidak memiliki tanah. Termasuk pada golongan 0
yang secara resmi ti~ak memiliki tanah adalah mereka yang
masih ikut atau hidup bersama orang tua. Mungkin orang tua
mereka mempunyai sebidang tanah pertanian, tetapi karena ia
masih hidup, tanah tersebut belum dibagi atau diwariskan
kepada anak~anaknya. Walaupun ~nak~anak yang sudah berkeluar
ga umumnya telah diijinkan untuk menggarap tanah milik orang tua itu, tetapi sangat sempit,
kebutuhan hidup
hila kita- lihat ukur~an luasnya yang umumnya
hasilnya juga tidak dapat untuk mencukupi
diri dan keluarganya. Bagi mereka yang sedi• kit beruntung, hidupnya di daerah asal adalah mengerjakan
sebidang tanah sempit milik orang lain' yang dapat afPeroleh•
nya dengan cara bagihasil, sewa atau membeli 11tahunan11•
Jenis mata pencaharian hidup yang la~n yang dimiliki
oleh transmigran di daerah asal adalah sebagai buruh perke•
bunan karet {Ke-ndal), dan sebagai penderes nira kelapa
(Banyumas) atau aren (Ambarawa). Sebagaimana ·kehidupan pen•
deres pada umunya, para penderes asal Banyumas maup~
Ambarawa itu juga selalu terjerat oleh kekuasaan para teng• kulak dan atau pengijon. Disamping- jenis·jenis .mata pencaha~
rian hidup itu, ada pula mata pencaharian lain yang · dimiliki
para transmigran di daerah asal, yaitu sebagi pedagang ~ecil (bakul). Jenis mata dagangannya cukup berbeda~beda akan
tetapi umumnya masih berkaitan dengan pertnian. Berdagang
kecil~kecilan atau jenis usaha lain yang umumnya di luar
sektor pertanian, dilakukan oleh mereka yang semula tinggal
di kota. Misalnya sebagi tukang becak, buruh "serabutan",
makelar dan· lain sebagainya.
Dari gambaran tentang kehidupan dan penghidupan·. para trans•migran di da~rah asal, kita peroleh kesan adanya ·warna ~
kel~ kemiskinan yang dibyang~bayangi oleh masa depan yang suram, khususnya bagi generasi berikutnya. Mereka adalah
orang~orang yang di daerah asalnya termasuk daiam kelompo~ -
ya ng tingkat sosial .ekonominya rendah. Bertransmigrasi ada• lah salah satu bentuk usaha yang diharapkan dapat · untuk
STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
melepaskan diri dari himpitan itu.
Jika dibandinekan dengan ~aerah asal urnumnya, · kondisi
lahan pertanian rli lokasi transmigrasi mempunyai sifat yang
berbeda. Jenis tanah sungai Rangit maupun . Pangk~lan Lada . misalnya, termasuk yang kesuburannya rendah. Lapisan humus
tanah dikedua lokasi itu tipis, dan umumnya bercampur pasir
kersik. Tebal lapisan humus itu rata~rata tidak lebih dari
setengah meter, dan di bawah lapisan itu terdapat lapisan
yang berupa tanah padas berwarna keputihan. Walaupun secara
umum tidak j auh berbeda, . tetapi bila dilihat teb_al · lapisan
humusnya _ dan kandungan pasir
lahan di lokasi Pangkalan Lada
lahan di sungai Rangit.
kersiknya, agaknya kondisi
sedikit lebih baik dari pada
Sebelum dibuka sebagai lokasi transmigrasi, kedua tem~ pat itu berupa hutan atau padang alang~alang • . Untuk keper~
luan pembuatan lokasi, hutan dan atau alang~alang · itu diba~
bat. Tetapi karena an tara seles.ainya persiapan hingga saat
penempatan bertaut terlalu lama, maka lahan yang _ tadinya
sudah siap tanam menjadi menghutan kembali • . Menginga~ kondi~
si laban yang demikian itu maka diperlukan ketabahan dan
keuletan untuk m~ngolahnya hingga menhasilkan. Seorang
transigran asal Cilongok (Banyumas) yang sekarang bertempat
tinggal di sun~i Rangit mengatakan bahwa pada awal keda~
tangannya, hampir semua tanaman yang ditanamnya mati.
Helihat kondisi tanah yang demikian itu ia amat pesimistis
karena jerih payahnya ~idak meng~asilkan sesuatu apapuri.
Untung waktu itu jatah jaminan hidup dari Dep.Tran masih
diterimanya. Keadaan semacam itu dialami oleh hampir warga
transmigran sungai Rangit dan juga Pangkalan Lada~ Sekalipun
diatas disebutkan· bahwa tingkat ~esuburan lahan dilokasi
Pangkalan Lada sedikit lebih baik dari pada lahan di sungai
Rangit, kegagalan ta~am pada saat~saat awal pemukiman, juga
diras~kan oleh t~ansmigran di Pangkalan Lada. Misalnya se~
perti yang .d_ialami oleh_ Yasin, ·. seorimg transmigran asal DKI
Jakarta. Beberapa kali i~ mencoba menancapkan tanaman, te~a~ .
pi beberapa kali pula .berakhir dengan kegagalan. Kegagalan
semacam itu tidak membuatnya jera, · walaupun akhirnya sampai
PPPPNoo:UGM STUD!. SOSIAL TRANSMIGRASI
44
kehabisan benih. Untuk . mendapatkan benih lagi, ia membelinya
dengan uang celana yang terpaksa dijualnya. Hal yang sama
juga di lakukan oleh kawan~kawan Yasin, sehingga pada waktu
itu la~u dikenal ~stilah "kacang celana", 0yaitu kacang yang benihnya berasal dari hasil penjualan celana, njagung baju" yang benihnya dibeli dengan uang penjualan baju, dan seba~
gainya.
Untuk mengatasi ·kondisi lahan yang demikian itu, para
transmigran diberi bantuan paket yang berupa kapur, pupuk, pestisida dan benih. Secara teoritis, lahan yang akan dikapur harus dicangkul lebih dahulu dengan kedalaman sekitar 25
em. Setelah itu kapur ditaburkap dan baru kemudian ditimbun
lagi dengan tanah. Namun para transmigrari umumnya tid~~ cara
pengapuran seperti itu • . Mereka nanya men~b~r kapur itu secara begitu saja di tanah yanga telah dicangkul, tanpa
menimbun kembali. Sementara transmigran memang belum tahu
cara pengapuran seper~i - ·tersebut di atas, tetapi alasannya yang umum dikemukakan adalah . "praktis" dan menghemat tenaga.
Mereka mengatakan, tenaga yang tersedia dalam setiap keluar
ga transmigra~ ~ntuk mengolah tanah terbatas, padahal lahan yang harus mereka kerjakan cukup luas. Untuk mempercepat
proses penyiapan lahan agar secepatnya dapat ditanami, mere
ka. te~paksa meninggalkan cara•cara yang dipersyaratkan se~
perti tersebut di atas. Cara lain yang akhirnya mereka
temukan setelah kira-kira setahun mereka tinggal di · lokasi transmigrasi, adalah mena~urkan kapur di lahan yang telah
dicangk:ul, tepat pada waktu huj an turun. Dengan car a ini ·:.
kapur langsung dapat masuk dan meresap ke dalam tanah secara
lebih . merata. Cara ini mungkin tida~ sebaik yang pertama,
tetap·i lebih baik dari pada cara yang kedua. Dari pengalwnan ini diketahui bahwa kegagalan dalam · bercocok tanam pada
masa•masa awal, kiranya bukan semata•mata karena kurang
pupuk, tetapi karena cara yang d~lakukan yang kurang tepat. Tidak semua transmigran dapat menghadapi kegagalan pada
masa•masa awal itu dengan tabah. Di Pangkalan Lada misal
nya, hampir 50% transmigran asal DKI Jakarta dan Jawa Barat,
tidak krasan dan meninggalkan lokasi. Walaupun angka · yang
PPPPN~UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
I I - I
\J -
pasti tidak sempat diperoleh selama penelitian, yang serupa juga terjadi pada beberapa kelompok
asal dari beb~rapa daerah yang lain, baik a ang di Pangkalan Lada maupun yang. di· Sungai Rangit.
dingkan dengan yang asal dari DKI Jakarta dan
jumlah angka transmigran dari daerah
lokasi jauh lebih sedikit.
Secara urn~, masa kritis
transmigran terjadi pada saat menjelang bera~.u~.L jaminan hidup atau menjelang
45
tetapi hal transmigran ditempatkan
diban-.
Barat, ninggalkan
para bantuan
mereka itu mere-.
bantuan
kedatangan mereka di lokasi transmigrasi.
khawatir akan kelangsungan · hidupnya, sebab
ka selalu mengalami kegagalan dalam be~tani -"-~-"-----t-
j aminan hidup hanya tinggal be_berapa kali
Apakah yang akan mereka makan setelah tidak bantuan1·. Satu-.satunya
hasil hanyalah singkong. . .
jenis tanaman yang
Bagi orang di daerah
biasa makan singkong, mungkin tidak terlalu menj Tetapi bagi sementara orang yang belum biasa, pakan . suatu faktor yang membuatnya tidak kras
Ipar Yasin (Asal DKI Jakarta) dan kawan-.~awauu
kan lokasi adalah karena ia khawatir tidak lagi dan terpaksa harus makan singkong hila
hidup tidak diterima lagi.
Selanjutnya·, penyebab yang lain dari
transmigran dalam bertani pada masa awal
kiranya erat berkaitan dengan kesalahan
rima sewaktu mereka masih di daerah pengirim.
Bantul, DIY, misalnya menuturkan bahwa transm
annya yang berasal d~ri Bantul, diberi tahu ba
patkan di daerah pasang surut. Sebagai kepal
~ebelum keberangkatan, Darjo diberi kursus ket ·. berhubungan dengan car a bercocok tanam di 1 rut. Tetapi ternyata ... s .eka~ang ia dan kawan-. k!l
. . ·. _ . patkan di Pangkalan Lada, suatu lokasi transmi
kering.- Sekalipun banyak da~i kawan Darjo ya - pengalaman dalam mengolah tanah tegalan atau
memperoleh
memberi
di masalah. ini meru-.
Kepergian meninggal-.
makan nasi jaminan
para
kimannya,
yang dite ..
rjo, . asal rombong-.
akan ditem
rombongan,
ampilan yang su-.
ditem-.
puny a
sawah tadah
PPPPN-.UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
9'
46
huj an, umumnya ?erpendapat bahwa ''ladang" yang mereka ker ..
jakan sekarang berceda dalam banyak hal dengan tanah tegalan di daerah asalnya. 0
Kesalahan informasi yang diterima di daerah asal yang
membuat kecang~~ngan dalam mengerjakan lahan terutama pada
masa awal pemukiman, adalah seperti yang dikemukakan 9leh
Paimin. Tatkala mendaftarkan diri di kantor Transmigrasi di
daerah asalnya~ Faimin mendapat penjelasan bahwa di lokasi
transmigrasi kelak,. yaitu di Kalimantan, para transmigran
akan mendapat tanah selu.as dua hektar, dengan perincian 1,25
hektar berupa lah£n kering dan 0,75 hektar yang lai~ berbpa
persawahan. Bagi orang sepe~ti Paimin yang di daerah asalnya bekerja sebagai buruh tani, bayangan1 akan memperoleh sawah
seluas itu, me~upakan dorongan yang kuat untuk ikut ber~
transmigrasi~ Eay£ngan semacam ~tu sering diperkuat berita tentang daerah ~ransmigrasi yang kadang disiarkan melalui
acara televisi,. · yang biasanya memberikan gambaran "yang
selalu baik" n:engenai lokasi transmigrasi. Demikianlah;
sesampai merek£ di lokasi baik di Sungai Rangit maupun di
Pangkalan Lada, umnmnya mereka menanyakan lahan ·persawahan
seperti yang cija3jikan ole~ kantor transmigrasi daerah
~ pengirim. Pihak pelaksarta di tingkat KUPT, sehubung dengan
pertanyaan tersebut menjelaskan , bahwa lahan yang disedia• kan adalah saw£h :ahan kering tadah hujan• Oleh sementara
transmigran, javaban semacam itu ~ianggapnya sebagai jawaban
"akal.,- akalan11• ·walaupun mereka kecewa karena ternyata tidak
mendapatkan lahan sawah, tetapi di daerah transmigrasi mere• ka adalah petami•petani yang mempunyai lahan garapan yang
cukup luas, dan bukan hanya sekedar sebagai buruh tani
seperti sewaktu me:::-eka masih berada di daerah asal. Dari 30 orang yang diwawancarai, hampir semua berpenda ..
pat bahwa tantangan yang dihadapkan kepada mereka untuk
mengolah lahan cukUp besar. Walaupun demikian, seperti dise• butkan di atas, mereka meras~ bangga karena sekarang mereka
adalali pemil_ik ta:.ah. Pada tanah itulah segala harapan di masa depannya "di tumpukan. Walaupun kondisi tanah yang menja ..
di miliknya kini t idak sebagus yang diharapkan, namun hal
PPPPN·UGM STUD! SOSIAL TRANSIUGRASI
IJ • - -47
itU tidak terlalu mengendorkan semangat dan kegigihan mereka
urituk berjuang demi masa depannya. "Tanah kuwi yen digulo~
wentah mesthi ngasilake", {tanah itu j ika d iolah dengan
b"""aik ten~u akan menghasilkan} ad~lah contoh 0
ungkapan j iwa dan semangat tidak mudah menyerah. Meski~pun demikian, di
lain pihak semangat ini juga harus ditanggapi dengan dasar pemikiran yang rasional. Oleh karena itu mental yang ulet
dan tak mudah menyerah yang dimiliki dan telah ditunjukkan oleh para transmigran, hendaknya ditunjang pula dengan hebe· rapa kemudahan, misalnya peneyediaan SAP~ODI seperti yang
juga mereka harapkan. Dengan demikian istilah "tanah hara•
pan" untuk tanah transmigrasi akan ben~r~bez:tar terwujud di
kelak kemudian hari, terutama untuk anak cucu mereka.
3.3.2. Jenis tanaman
Para transmigran yang berada di dua lokasi yang diteli~
ti, umumnya berasal dari daerah yang makanan pokoknya beras. Oleh karena itu adalah wajar jika · sesampai di lokasi trans~
migrasi mereka berharap untuk dapat secepatnya menanam padi.
Sekalipun di tempat pemukiman baru mereka tidak mendapat
lahan persawahan seperti yang diharapkan, dengan bekal pe•
ngetahuan ·mereka mengolah lahan di daerah asal, segera mere~
ka mencoba menanam padi. ~erbeda dengan cara penanaman padi
di sawah beririgasi a tau sawah tadah huj an pada umumnya, penanaman padi di tanah lahan kering tidak perlu dengan
mengairi lahan, melainkan cukup dengan memasukkan bibit padi
pada tanah yang telah dilobangi dengan · tugal. Dengan siraman
air hujan, bibit tersebut akan tumbuh dengan sendirinya. Seperti telah disebutkan di atas, pada awal usaha mere•
ka s _elalu berakhi~ dengan kegagalan. Di antara _beberapa
penyebab kegagalan yang lain, rupanya tersedianya pupuk
·merupakan salah satu yang cukup menonjol. Setelah dilakukan
pemup~kan~ maka kegaga·lan yang ·terjadi pada masB; tanam seb_e~
h~nya ·dapat diat.a~i, · ~f7~ingga bagi ~ereka yang tela_h ~enga~ lami tiga kal·i panen, panenan yang ke ·dua adalah yang paling berhasil • . Panenan yang pertama gagal karena belum dipupuk
PPPPN~UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
\J. 48
dengan baik. Setelah itu, dengan pupuk yang diperoleh dari bantuan pemerintah, penggarapan tanah menjadi lebih baik sehingga panenannya berhasil dengan baik pula. Tetapi _pada
roasa tan~ berikutnya, _ bantuan pu~uk s~ngat terlambat · da ..
, tang. Be,berapa petani bahkan baru menerima pupuk setelah
· padi tanamannya sudah siap dipanen. Akibatnya, banyak lahan
· tanaman padi yang merosot hasil panenannya atau bahkan ada
yang hampir gagal sama sekali. Lahan milik Sunaryoto misal ..
nya, pada panen yang lalu dapat menghasilkan 8 karung gabah,
tetapi pada panen tahun -ini hanya membuahkan kurang dari 5
karung. Panen yang dialami oleh Samsuwito lebih jelek lag~
karena hanya mendapatkan 2 karung gabah. Keadaan yang demi-- - .
kian adalah gambaran umum yang dialami baik oleh mereka yang
berada di Sungai Rangit maupun di Pangkalan Lada. Akibat lebih jauh mengenai ketidakadaan pupuk tidak
\
hanya terjadi pada padi, tetapi juga pada jagung. Satu"'!
satunya tanaman yang dianggap lebih berhasil tanpa harus
menggantungkan pada pupuk adalah singkong. Oleh karena itu
setelah gagal dalam tanam pada masa awal kedatangan mereka,
kebanyakan orang lalu memenuhi lahannya dengan tanaman sing ..
kong. Pada _ waktu itu bibit batang singkong sudah banyak
terdapat. · Tetapi pada waktu para- transmigran angkatan
pertama baru datang, ~ibit itu ~asih langka sehingga banyak
orang yang memperolehnya (umumnya dengan cara membeli) dari
penduduk setempat, yaitu orang Dayak atau orang Mendawai. Letak· pemukiman penduduk setempat umumnya terpencar dan
cukup jauh jaraknya dari lokasi transmigrasi, sehingga untuk
mengadakan kontak dengan penduduk setempat itu ka~ang ... kadang
bukan hal yang mudah. Bibit tanaman yang bisa diperoleh dari
· penduduk setempat itu tidak hanya singkong, tetapi juga yang
lain seperti misalnya pisang, ubi .. ubian, beberapa jenis
sayuran dan sebagainya.
Pada wa~tu itu; karena setiap orang menanam singkong maka tatkala masa ·panen tiba, singkong merupakan barang yang halJ}pir tidak bernilai ekonomL Beberapa orang mencoba men ..
jualnya ke Pangkalan Bun yang dari lokasi transmigrasi
Sungai Rangit berjarak sekitar ·· 25 Km. Waiaupun untuk menuju
PPPPN~UGM .STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
•ill
49
l<.e kota itu bukan hal yang mudah mengingat · belum adanya
trayek kendaraan umum yang menghubungkan, sehingga orang
harus menempuhnya dengan berjalan kaki at~ paling-paling
dengan sepeda ya~g memilikiriya, rupanya banyak pula orang
yang mencoba membawa hasil buminnya ke sana. Akibatnya,
harga pemasaran tidak seperti yang diharapkan. · Kekecewaan ·
petani singkong misalnya seperti yang dialami oleh Muhlisin,
seorang transmigran asal Banyumas. Singkong seberat 40 kg
dibawanya ke Pangkalan Bun dengan kendaraan sepeda _ yang
dimilikinya. Hampir se hari penuh ia menjajakan dagangannya .
itu, tetapi tak seorangpun mau membeli dengan harga yang ~
dikehendakinya. Menje~ang sore hari karena tidak ada harapan
lagi untuk mendapatkan pembeli, ia lalu memutuskan untuk
memberikan singkong itu kepada siapa saja sebab kalau harus
dibawa pulang hanya merupakan beban saja,· sedangkan perse~
diaan di rumah masih banyak. Kep~tusannya _it~ jatuh kepada
seorang wanita yang waktu itu kebetulan ada di pasar. Agak~
nya wanita tersebut menaruh iba kepada Muhlisin yang gagal
menjual dagangannya. Lalu diberinya Muhlisin uang sebanyak
Rp. 200,00 yang katanya sebagai uang jajan.
Kecuali padi dan singkong, j enis tanaman lain yang
semula diharapkan dapat menjadi tanaman pangan adalah ja~ ·
gung. Untuk jenis tanaman ini banyak responden yang mengata•
kan hasilnya kurang baik, terutama di Sungai Rangit. Seperti
pada tanaman lain, tanpa dipupuk, tanaman jagung juga tidak
membuahkan hasil sebagaimana diharapkan. Namun pemupukan
yang kurang tepat juga berakibat kurang baik. Menghadapi hal
semacam ·ini ada sementara orang yang berpendapat bahwa tanah
di lo~a$i itu memang sulit. Tetapi sementara orang lain
menghadapi kesulutian itu dengan semangat yang tinggi untuk
mengatasinya.
Munawar, asal Solo, adalah contoh transmigran yang mem•
punyai semangat tinggi itu.· Sekalipun di daerah asalnya ia
~ama ._ seka~i tidak pe~ah bekerj~ di sekto~ pertanian - ~ia
bekerja sebagai penja~it), ia tak mau kalah dengan _ kawan•
kawan ·transmigran yang lain yang semula me~ang petani.
bagai jenis tanaman ia tanam sehingga lahan pertanian
Ber"'t
yang
PPPPN-,UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
menjadi haknya tiada yang tanpa tanaman. Dahkan karena ia juga sempat mengerjakan "tanah kelebihan" yang ada di seki ..
tar lahannya. Waktu itu sebagian lahannya ditanami jugung.
Ia . sangat gembira demi melihaP tanamannya tumbuh· denga~ subur. Daunnya yang lebat· menghijau dan batangnya yang besar
adalah bukti kesuburannya. Dan setelah berbuah~ buahnyapun
tampak besar .. besar. Tatkala umur tanaman jagungnya itu di~
angap telah cukup tua, ia mencoba memetik · sebuah
dilihat LsLnya. Betapa kecewanya setelah ia melihat '
untuk
pad a ontong jagung yang besar itu hanya terdapat beberapa butir biji s~ja. Kemudian ia mencoba memetik buah yang ~in,
tetapi hasilnya sama saja, atau bahkan ada yang tidak berbi~
ji sama sekali. Setelah beberapa buah jagung dilihatnya, akhirnya dengan penuh ra~a kecewa dihabatnya semua tanaman
jagung di lahannya. Di lain kesempatan Munawar sempat meli~
hat tanaman j agung kawannya yang tidak j auh dari ladangnya
berbuah dengan· baik. Menghadapi hal ini ia merenung dan
kemudian timbul pertanyaan dalam dirinya : 11 mungkinkah s·aya
telah melakukan kesalahan dalam mengolah tanah? 11•
Pengalaman serupa juga dialami oleh Slamet asal Klaten, yang sek~rang bermukim di Pangkalan _Lada. Ia menanam
kedele, tetap_i ·hasilnya tidak seperti yang diperoleh oleh lahan kawannya yang terletak di sebelah lahannya. Padahal
menurut pengakuan Slamet, cara menanam, memelihara dan memu~
puknya juga tidak berbeda dengan yang dilakukan oleh kawan~
nya. Melihat kenyataan itu ia berkesimpulan bahwa tanah di
lokasi transmigrasi ini cukup sulit dan kualitasnya tidak
sama walaupun letaknya berdekatan.
Terlepas dari berbagai usaha untuk mencoba menanami
lahan dengan berbagai jenis tanaman, kebanyakan para trans~
migran tidak lepas dari usaha untuk menan~m padi. Hal ini
adalah wajar karena di daerah asal umunya mereka mengkonsum
s .i beras sebagai makanan pokoknya, di samping juga punya anggapan .. bahwa makanan pokok non beras ~ ·seperti s ingkong atau jagung .adalah jenis makanan pokok yang bernilai sosial
rendah. Orang hanya bersedi~ mengkonsumsinya sebagai makanan
pokok bila beras memang tidak ada atau sulit diusahakan.
PPPPN<!!UGM STUD! SOSI.Al. TRANSMIGRASI
\) . - - -51
~~!!!!E;:= ~ oleh karena itu, walaupun harus menghadapi banyak tantangan
- -
yang sering mengakibatkan kegagalan, orang selalu berusaha
menanam padi. Berdasar pengalaman taname n yang paling dapat
dihaJ;"apkan hasilnya adalah singkong. Sekal~pun demikian,
orang biasanya tidak menanami seluru~ lahannya dengan tana~
man singkong, tanpa menanam padi.- Paimin, transmigran asal
sragen yang telah disebutkan di atas, adalah salah seorang diantara para transmigran yang lain selalu berorientasi pada
tariaman padi. Semula laban pertama (I) yang menjadi haknya
ditanami padi seluruhnya, - dengan harapan hasilnya akan dapat untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Walaupun itu ia ~
masih terbayang tanah di jawa. · Di sana, dengan laban seluas
itu sudah dapat dibayangkan berapa basil padi yang akan
diperolehnya. Karena bayangannya itu ia menjadi kecewa sete•
lab menga~adapi kenyataan bahwa kondisi tanah di lokasi
transmigrasi jauh berbeda dengan yang ada di ·Jawa. Lebih• lebih laban milik Paimin terletak di pinggir hutan,_ sehingga
gangguan dari babi hutan dan rusa yang merusak
jauh lebih besar dari tariah yang terlet~k agak tanamannya jauh dari
hutan. Karena tidak mampunya untuk membuat penghalang atau
menghalau binatang~binatang perusak tanaman itu, boleh dika·
takan berbagai usaha taninya di lahannya itu tidak pernah
membuahkan basil. Untung tidak jauh dari rumahnya adalah
sebidang tanah "R", yaitu tanah rawa yang tidak ada pemilik·
nya. Karena tanah itu selalu berair, dicobanya menanam padi di sana. Walaupun tanah itu tidak seberapa luas hasil tana•
man padinya pada panen ya~g lalu cukup baik. S~karang ia
mencoba menanami lagi tanah rawa itu dengan padi, dengan
pengolahan yang lebih cermat. Sementara itu lahan "I"nya
ditanami dengan tanaman pangan yang lain di samping juga
ditanami tanaman•tananan keras. Berapa jenis tanaman keras yang diberikan oleh pelaksa•
na · proyek, umumnya dapat tumbuh dengan baik, kecuali ceng•
keh.· · Di samping tanaman keras ·yang berupa kelapa, nangka,
ra~du, . cengkeh dai_t _sebagainya, ·a~a pula Jenis t~naman perke .. ·
bunan yaitu kopi. Dalam hal bertanam tanaman ini, _ rupa ..
rupanya orang .. orang asal Jember atau Jawa Timu·r umumnya yang
PPPPN .. UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
- ---.- -- . ~ -- ...
.·
.·
\J . --
52
tinggal di Pangkalan Lada cukup berhasil. Karena baik, maka tanaman kopi mereka tanam tidak
tetapi banyak juga di lahan "I11 •
sudah dapat dipetik dengan hasil
hanya di tanah pekarangan,
Sebagian dari usaha mereka 0 yang ~ukup baik. Yarig agak
-: mengherankan, untuk jenis tanaman yang sama, di lahan Sungai
Rangit umumnya tidak dapat sebaik yang ada di Pangkalan Lad a.
Di samping jenis~jenis tanaman yang telah disebutkan di atas, pisang merupakan tanaman yang dapat tumbuh dengan baik (walaupun tidak seluruhnya), baik di sungai Rangit maup~ di Pangkalan lada. Banyak diantara para transmigran yang men&a~
pat hasil tambahan dari tanaman ini, terutama di Pa~gkalan
Lada. Darjo dan Muhlisin adalah contoh transmigran yang
memanfaatkan tanaman ini untuk mencari tambahan penghasilan~
nya. Kedua orang itu dikenal · sebagai tengkulak pisang yang
membeli buah~buah pisang para transmigran . untuk· kemudian
dijualnya ke Kumai (ibu kota kecamatan) atau ke Pangkalan
Bun (ibu kota kabupaten). Menurut ·mereka, hasilnya cukup lumayan.
Sementara itu, banyak juga para transmigran di kedua
lokasi itu yang bertanam sayur mayur seperti kacang panjang, lombok, labu, kara dan lain~lain. - Di pekarangan di dekat
rumah, banyak juga yang menanam tanaman~tanaman bambu seper~
ti laos, jahe, kunyit dan sebaginya. Di sana sini banyak
juga kelihatan tanaman tebu, pepaya, nangka dan sebagainya. Khusus tanaman nangka, ada sebagian yang tumbuh dengan baik
dan sudah berbuah, tetapi banyak yang lain kurang baik dan
berdaun keriting. Mengapa demikian dan baga~ana mengatasi~
nya, umumnya para transmigran tidak mengetahui. Beberapa rumah transmigran dihias dengan tanam•tanaman
bunga, sehingga dari kesemuannya itu, daerah yang tadinya
hutan atau tanah kering yang coklat atau merah keputih~
putihan, sedikit demi sedikit berubah menjadi perkampungan
yang makin menghijau sebagaimana yang_ banyak terlihat di tanah ·Jawa. Kadang~kadang dari ·cara m~ngatur tata ruang
-pekarangan atau halaman, ragam tanaman hias yang ditamannya
dan sebagainya. Kita dapat mertgira•ira dari mana daerah asal
PPPPN"~"UGM STUDI SOSIAL TRM~SMIGRASI
" . -.
penghuninya. Demikian, orang yang berasal dari
dapat dibedakan dari ·mereka yang asal Kebumen atau
yang lain. Sedang yang berasal dari Jawa Barat 0
sudah dikenal karena .umumnya menanam bunga hanjuang
roan rum.ahnya.
3.3.3 Sarana Produksi
3.3.3.1. Sarana Fisik
53
Banyumas
temp at
misalnya
di hala·
Alat•alat pertanian dan pertukangan um.umnya dibawa dari
daerah asal, baik dengan ca~a mem~eli ' sendiri maupun yang
berasal dari 11sum.bangan" Kantor Trans:nigrasi daerah pengi ..
rim. Dari hasil wawancara _ enga~ para transmigran yang bera~
sal dari perbagai propinsi dan kabupaten di kedua lokasi
transmigrasi, tampak ada variasi jawaban yang diberikan
dalam hal sumbangan peralatan. Ada diantara mereka yang
telah menerima menjelang keberangkatan,
alatan tersebut baru diterima ' setelah
dan ada pula per ..
berada di lokasi.
Agaknya, peralatan seperti cangkul yang diterima setelah
tiba di lokasi transmigrasi, kualitasnya kurang atau tidak
seperti yang diharapkan. Mereka yang diwawancarai memperli~
hatkan contoh cangkul bantuan yang diterima. Sampai seka ..
rang cangkul tersebut masih dalam keadaan "baru" karena
jarang dipakai. Menurut mereka, cangkul tersebut berat dan
tumpul sehingga sukar dipakai.
Kebiasaan dalam mempergunakan suatu j enis cangkul ter ..
tentu yang dainggap baik (ringan, tajam dan tidak mudah
patah),· agaknya cukup ~elekat ' di kalangan transmigran. Oleh
karena itu hampir semua transmigran telah membekali dirinya
dengan cangkul daerah asal karena alat tersebut dianggap
pent~ng artinya di sana "sebagai gaman (alat atau senjata)
orang. tani" •· Ada cukup banyak t~_ansmigr~n yang membawa cang ..
kul lebih dari sebuah tatkala, ?erangkat. Sel~in itu mereka
juga membawa arit dan parang . buatan da~r~h asal. Tatkala - . -
ditanyakan bagaimanakah seandainya cangkul yang dibawa telah·
rusak; ternyata ·mereka cukup optimis· akan dapat memiliki
PPPPN"'UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
1
- 54
kembali jenis cangkul .serupa. Hal tersebut dapat dilakukan
me lalui cara memesan kalau ada ternan mereka yang pulang atau
rnemintakan pada teman/keluarga di desa asal agar meng~r1.moo: 0 -
kannya. Sehubungan dengan hal tersebut maka pengadaan cangoo: kul yang disumbangkan oleh kantor Transmigrasi perlu diperoo:
hatikan. Apakah cangkul tersebut telah sesuai dengan kondisi lahan di sana, dan apakah kualitas cangkul yang diberikan
itu ·cukup baik kualitasnya. Sebagai contoh, orang yang ber ...
asal dari daerah dataran tinggi (pegunungan) umumnya mempu ...
nyai bentuk cangkul yang- berbeda dibandingkan dengan orang
yang tinggal di daerah dataran rendah atau tan&h datar.
Mengingat kondisi laban di kedua lokasi tidak sama dengan
daerah asal (berlahan datar dan tanahnya keras), maka orang
yang berasal dari daerah pegunungan masih sulit menyesuaikan jenis dan bentuk cangkulnya di sana. Cangkul bantuan pabrik
sekalipun kualitasnya baik .dianggap kurang cocok. Orang akan merasa kurang "sreg" dalam mempergunakan cangkul itu, di
-samping akan menghambat dalam ia bekerja. Seorang petani
asal Klaten atau Bantul yang telah terbiasa memakai cangkul
berbentuk panjang (baik mata cangkul maupun tangkainya),
mer as a lebih enak j ika tetap mempergunakan j enis cangkul . seperti itu. Padahal kondisi tanah-di lokasi transmigrasi
Sungai Rangit dan Pangkalan Lada berbeda dengan kondisi
tanah di daerah asal. Di kedua lokasi transmigrasi tanahnya
keras, sedangkan di daerah asal gembur. Ada diantara transmigran yang membawa mata bajak.
Harapan mereka, alat tersebut. dapat dimanfaatkan untuk mem ... percepat dan meringankan pengolahan ~anah di lokasi transmi ...
grasi. Ternyata mereka yang membawa mata bajak itu sampai
kini belum sempat memanfaatkannya. Salah satu sebabnya anta ...
ra lain karena belum ada sapi. Mengingat hal tersebut,
aiangkah baiknya dalam rangka pengadaan sumbangan peralatan
pertanian, tercakup pula sapi berikut perangk.at alat baj ak •
. Bantuan tersebut mungkin dapat diberik~n dalam bentuk kelo~ pok. Demikian pula·· dal~m hal pemeliharaan dan tanggung j a ...
wabnya~ Ada suatu kesan selama penelitian, hampir · semua transmigran mengharapkan segera terwujudnya bantuan sapi
PPPPN ... UGH STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
Q . - -
55
= dari Presiden (Banpres). Binatang ini amat mereka perlukan
untuk meringankan dan mempercepat pengolahan lahan, disam~
ping kotorannya dapat dimanfaatkan untuk pemupukan. Baik di 0
Jokasi Sungai Rangit maupun Pangkalan Lada, telah banyak
rumput kolojono yang _ditanam oleh para transmigran untuk membuktikan bahwa mereka telah siap menerima bantuan ternak.
Selain itu, air yang tersedia cukup di kedua lokasi tersebut
akan menunjang pemeliharaan dan pengembang~biakannya di kemud ian hari.
Selain alat pertanian, sebagian transmigran ada pula 'iaw' yang membawa seperangkat alat pertukangan. Alat•alat terse~
but dirasakan dapat untuk menunjang kehidupannya. Mereka
memanfaatkan keahlian bertukang (kayu, sepeda dan menjahit)
sehingga kehidupan- di kedua loksi tran~migrasi tidak ~emata., mata diwarnai oleh kegiatan pertanian, melainkan telah menu~
ju pada sebuah kehidupan "daerah pedesaan" yang beragam mata
pencaharian hidupnya. ·~
3.3.3.2. Pemupukan
Kegagalan tanam dan panen pada masa awal, umumnya tidak
membuat mereka putus asa. Setiap kegagalan selalu diikuti
dengan usaha baru yang dianggap akan memberikan hasil yang
lebih baik. Ternyata setelah diadakan pemupukan yang cukup,
tanaman dapat tumbuh dengan baik dan hasilnya cukup melega~
kan. Pada tahun 1985, lokasi Sungai Rangit mendapatkan kun•
jungan Menteri Transmigrasi. Tatka_la itu tanaman padi tumbuh
subur dan hasilnya amat baik dibandingkan _dengan tahun sebe~ lumnya. Akan tetapi pada waktu penelitian ini
hasil panen di Sungai Rangit maupun Pangkalan
merosot.
dilakukan,
Lada, jauh
Kegagalan panen pada awal kedatangan di lokasi telah
menimbulkan kesedihan. Mereka yang tidak tabah akan segera meninggalkan loka:si. Yang berusaha bel;'tahan di lokasi diha~
dap~an pada b~rbagat"· pilihan r~it;~ Setelah bantuan jatah -
dihentikan, hasil panen yang diperoleh tidak -mencukupi untuk
hidup anak istrinya. Tidak j a·rang terjadi penjualan "pupuk
PPPPN ... UGM STIJDI SOSIAL TRANS!HGRASI
56
sumbangan" merasa senang karena pupuk dapat diperoleh dengan
roudah, yaitu dari sesama transmigran "yang terpaksa menjual
pupuk sumbangan". Ada kecenderungan di kalangan para trans .. 0
·migran yang melakukan hal tersebut, mengalami kesulitan
beruntun. Oleh karena "sebagian" pupuk sumbangan telah ter ...
jual untuk menyambung hidupnya maka tanaman mereka jadi kurang baik. Ini berarti hasil panenpun berkurang atau sama
sekali tidak panen. Apabila panen gagal maka kesempatan yang
~-~ masih terbuka untuk m~mpertahankan hidupnya adalah bekerja
·:
sebagai buruh pada lahan milik transmigran lain atau menjadi
buruh di Perkebunan Inti Rakyat (PIR) ~yang letaknya tidak jauh dari kedua lokasi. Lahan miliknya menjadi terbengkelai,
dan akan s·emakin sulit mereka keluar dari kemelut yang tidak
diharapRannya. Tatkala penelitian dilakukan, kedua lokasi
transmi~rasi diklasifikasikan dalam kondisi "rawan pangan".
Bantuan rawan p·angan telah mulai dibagikan, -sekalipun masih dalam batas yang "minimal".
Ada usaha dari para transmigran di Pangkalan Lada
untuk mendirikan "Koperasi Unit De sa" (KUD). Pada awal
berdirinya, progam yang dirasakan mendesak dan ingin ~ilak ...
sanakan adalah pengadaan pupuk. Mengingat paket C yang meru• pakan bantuan terakhir kalinya telah diberikan maka kelang ...
sungan tersedianya pupuk merupakan masalah yang amat pen~
ting. · Ternyata usaha pengadaan pupuk dari KUD mengalami
kesulitan. Pangkalan Bun yang merupakan ibu kota kabupaten
Kotawaringin Barat, tidak ada toko atau kios yang mempll:Ilyai persediaan pupuk yang cukup. Jikalaupun ada persediaan · pu ...
puk, amat tergantung dari pengiriman_ di pulau Jawa. Meng• ingat kesukaran untuk mendapatkan pupuk di pasaran bebas,
kini para transmigran di kedua lokasi berada di persimpang
an j alan. Di satu p_ihak tanah memerlukan pupuk., setelah
paket C diterima tidak ada lagi bantuan serupa, sedangkan di
lain · pihak cukup . sulit memperoleh pupuk di pasaran bebas.
Selanjutnya~ bagaimanakah halnya dengan sebagian besar para transmigran·· di. kedua lokasi yang belum mampu membeli · pupuk
sendiri ? •
PPPPN ... UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
I .
_]
'"
. - " .,.
v . - ·. 57
Program sejenis Bimas atau Inmas, per_lu dipikirkan
untuk menunjang pengembangan lokasi transmigrasi. Perlu
segera dipikirkan bagaimanakah bentuk program dan pelaksa~
naanny~ untuk lokafi transmigrasi. Berdasarkan penelitian di
kedua . lokisi transmigrasi di atas, sampai dengan realisa~i
paket C, d~ya beli para tansmigran masih rendah. Bentuk
bantuan atau sistim kridit ~ertanian bagaimanakah yang baik
untuk suatu masyarakat transmigran seperti itu, perlu dikaji
lebih lanjut.
3.3.3.3. Pestisida
Setiap paket sarana produksi (SAPRODI) yang diberikan,
termasuk pula obat pemberantas hama,' misalnya sevin dan
diazinon. Hama yang biasanya_ diberantas dengan obat pembe~
rantas hama di atas adalah .sejenis ulat yang menyerang
tanam.an palawija dan sayuran. Apabila ada serangan ham.a
sej enis itu, biasanya mudah diatasi. Gagalnya tanam.an p .adi
ada yang mempercayainya karena hama wereng. Ternyata pesti~
sida yang disemprotkan tidak berhasil mengatasi gangguan
panen 1986. Sekalipun mungkin pula ada kebenarannya bahwa
rusaknya tanaman padi disebabkan we~eng, tetapi banyak pula
transmigran yang mempercayainya sebagai akibat dari pemupuk~
an yang kurang dan musim kemarau yang berkepanjangan.
Babi hutan (Celeng) dan rusa termasuk hama perusak yang
paling mengganggu pertanian transmigran. Jenis binatang ini
masih banyak hidup di hutan sekitar lokasi tansmig~asi.
Ap abila para t:r:ansmigran kurang giat membuat pagar pengha~ ·
lang atau malas menunggu ladangnya, maka tanaman mereka akan
rusak atau habis dimakan. Biasanya babi hutan akan makan
umbi ketela pohon atau bagian bawah pohon pis~ng. Selain
itu, babi hutan senang bergulung~gulung di ladang, karena
itu padi atau palawija akan rusak karena ulahnya. Rusa
biasanya · senang makan bagian tanaman (terutama daun) yang
masih muda, dan tidak jarang daun pisang atau palawi.)a
transmigran habis dimakannya. S~kalipun kedua jenis binatang
sama~ sama . dianggap merugikan, tetapi babi hutan · ·dipandang
PPPPN~UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
.,::~ ,_-foiiij[
~
'. :ai :r:-:
:
v . - · 58
lebih merupakan ancaman, terutama pada malam hujan rintik~
rintik.
Para transmigran telah mengenal babi hutan dan rusa.
Kedua binatang ini di Jawa hampir punah sehingga tidak
dianggap sebagai hama yang merugikan petani. Setelah berada
di lokasi transmigrasi, mereka dihadapkan pada kedua bina~
tang tersebut yang selalu merusak tanamannya. Mereka belum
terbiasa ~ atau belum tahu bagaimanakah cara yang paling baik
untuk mengatasi. Beberapa upaya telah dilakukan, misalnya
memberikan pagar kayu di · sekitar ladang. Pembuatan pagar ada
yang dilakukan secara berkelompok, d~n ada pula perorangan.
Sekalipun ladang telah dipagari tetapi jika tidak ditunggu
(terutama pada malam hari), babi hutan masih dapat ma~uk. . . .
Terus·menerus menunggui ladang, jelas belum mampu dilakukan,
antara lain mengingat terbatasnya tenaga.
Binatang lain yang juga dirasakan -cukup mengganggu
tanaman dan belum banyak dikenal di derah asal adalah
beruang. Seorang sopir proyek mengatakan, pernah terjadi
seorang warga transmigran yang meninggal. akibat serangan
binatang ini. Dibandingkan dengan jumlah babi hutan dan
rusa, jumlah beruang' tidak banyak. Sekalipun demikian, para
transmigran sering dibuat repot untuk menghadapinya, teruta~ . .
ma yang ladangnya terletak berbatasan dengan hutan.
3.3.4 Sarana Pemasaran
3.3.4.1 Penyimpanan
Agaknya para transmigran asal Banyumas, telah cukup ·
berpengalaman dalam pengolahan singkong ·untuk dijadikan
sebagai makanan pokok. Ketela pohon dibuat oyek dan dapat
berfungsi sebagai makanan pengganti beras atau jagung. ~
dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu yang rela~ .. . -
tif ·lama. Oleh karena terbatasnya padi, banyak para . transmi·
gran yang mengalihkan makanan pokok sehari~harinya. Sekali~
pun di daerah asal itu sering makan nasi tetapi karena
PPPPN~UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
J•,..
0
'J -·
59
keadaan terpaksa, mereka menggantikannya dengan jagung atau ketela pohon. Para t r ansmigran·asal Sragen, Solo, Kendal,
Ponorogo, Purwakarta::. DKI Jakarta dan sebagainya., umunya 0
baru mengenal dan makgn oyek setelah berada di lokasi trans~
migrasi. Seorang transm:igran asal Solo mengatakan " ••• mula ..
mula memang saya tidak suka makan oyek. Lama. kelamaan perut
saya menjadi biasa. 3abis ·bagaimana lagi, dari pada tidak makan".
Keberhasilan menanam jagung pernah menyebabkan kedua lokasi transmigrasi ~e~dapat persediaan jagung yang melim~
pah. Para transm~ran di kedua lokasi tidak~habis mengerti
apa sebabnya jagung yang telah dipetik tidak dapat tahan
lama disimpan, seka1i~un telah diletakkan diatas tungku
dapur (ditarang}. Tida~ sampai dengan sebulan lamanya, ja~
gung mulai rusak dimaka~ bubuk. Hal serupa juga. terjadi pada
ketela pohon yang dib·.1at gaplek. Singkong . hasil ladang Muhlisin misalnya, d£l am waktu sekitar dua bulan, gaplek
singkongnya menjaci bubuk. Akhirnya gaplek yang telah menja ..
di bubuk ditebarkan ?ada lahan pekarangannya ilmungkin bisa menjadi pupuk11
•
3.3.4.2 Aksesibilitas
Dari berbagai informasi, baik melalui wawancara maupun
pengamatan, m~s£:ah pemasaran atau pelemparan hasil perta"' nian merupakan suatu yang sering dikeluhkan para transmi~
gran. Untuk mennju Pangkalan Bun, sekalipun jarak dari
Sungai Rangit lebih ~ekat dibandingkan dari Pangkalan Lada,
tetapi mengingat sarena dan prasarana transportasi yang
terbatas, maka lama ~~ktu yang dibutuhkan menjadi relatif.
Pada umumnya para trsnsmigr!ln di Sungai· Rangit mempergunakan
transportasi dara~ (kendaraan roda empat, sepeda dan sepeda
motor), sedangkan pa~a transmigran di Pangkalan Lada memper"' gtinakan ang~utan . sul"...gai (kelotok). Untuk menuju Pangkalan_ Bun dari kedua l:>ka.3i tran~igrasi di atas tersedil;l j alan
darat. Akan tetapi ~arena kondisi jalan tersebut belum baik, terutama setelah ~ur~ hujan maka ,prasarana jalan darat yang
PPPPN"''UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
.I'·
--~ 60
=-=-1-=:Ef:_ -==::::::.. ~~ sekarang telah ada --.. belum dapat berfungsi dengan baik. Hasil
bumi kedua lokasi transmigrasi yang akan Pangkalan Bun , sulit membawanya. Padahal,
dipasarkan Pangkalan
di Bun
0 adalah kota terbe·sar yang ada di sana. Diharapkan kot~ ini akan merupakan daerah pelemparan basil pertanian. Sebagai
akibatnya, warga transmigran di Sungai Rangit SP II pernah
mengusulkan membuat pasar yang lokasinya dekat Puskesmas
Pembantu dan Balai Desa. Namun pihak KUPT tidak memberikan
ijin dengan alasan akan mengganggu perkantoran. Untuk itu
KUPT . membuatkan pasar di .SP III Sungai Rangit yang letaknya
sekitar 5 km dari SP II. SP III Sun~ai Rangit merupakan
lokasi transmigrasi yang relatif lebih baru dibandingkan
dengan SP II. Adanya pasar di SP III ·kurang cocok atau
strategis·. Alhasil, sampai sekarang pasar SP III tetap ko~ song. Tidak ada penjual maupun pembeli yang memanfaatkannya.
Salah satu sebab utama kegagalan pasar di-SP III karena
jalan yang menghubungkan dengan SP-Sf lain di Sungai Rangit J
belum dalam keadaan baik. Pada musim hujan misalnya, jalan
yang menuju ke saria tidak baik kondisinya, selain licin juga
becek-berlumpur.
Tidak ad~nya pasar yang dapat dipakai sebagai prasarana
untuk pelemparan produksi pertanian atau sirkulasi barang
dan uang, membuat para transmigran di Sungai Rangit merasa
kewalahan, terutama jika hasi~ panen melimpah. Apabila diba
wa ke Pangkalan Bun, harus mengeluarkan ongkos angkut yang tidak sepadan dengan harga singkong. Selain itu, belum tentu
laku terjual di sana dengan harga layak. Keadaan serupa juga
berlaku di Pangkalan Lada, bahkan mungkin lebih buruk. ' Biaya
transportasi yang harus dikeluarkan, lebih besar dibanding~
kan dari Sungai Rangit. Sekalipun ada jalan darat untuk
mencapai Pangkalan Bun, setelah turun huj an tidak dapat
dilalui oleh kendaran umum roda empat. Untuk ke sana, para . .
transmigran di Pangkalan Lada mempergunakan kelotok yang
dermaganya ~erletak di SP II. Jarak SP IV Pangkalan La~a (SP
,-: induk). ke SP Ii sekitar _7 km. Me lalui dermaga yang terletak . -
di sungai Jegendul, mereka dapat menuju Kumai dengan biaya
Rp. 1. 000,00 per orang. Kumai adalah kota kecamatan 'dan
PPPPN~UGM STUD! SOSIAL · TRANSMIGRASI
\J. - ·
61
merupakan kota p,elabuhan (sungai dan laut) yang terpenting di Pangkalan Bud . Untuk menuju Pangkalan Bun dari Kumai,
masih diperlukaJ ongkos transportasi darat (colt L 300) s.ebesar Rp. 500, do0
{berjarak 21 km). · .
Agaknya, hal-hal tersebut di atas juga merupakan alasan
yang memyebabkan para transmigran di Pangkalan Lada lebih
banyak meninggalkan lokasi dibandingkan dengan transmigran
di Sungai Rangit. Sekalipun keadaan tanah di sana relatif lebih baik tetapi karena rendahnya tingkat aksesibilitas,
kecuali mempersulit pemasaran juga membuat lokasi Pangkalan Lada terasa 11 lebih sepi dan terpencil 11
• ,.
3.3.5 Pengelolaan
3.3.5.1 Input dan Output
Sebelum dibuka sebagai lokasi transmigrasi, daerah
Sungai Ra.ngit maupun Pangkalan Lada merupakan padang alangalang. Sekalipun struktur tanah relatif tidak rusak oleh
pembukaan dengan alat-alat besar, maka agar tanah di sana
dapat menghasilkan . diperlukan usaha tekun dan pemikiran
rational. Di satu pihak para transmigran sadar bahwa tanpa
pemupukan (apalagi kurang), . lahan tidak atau kurang mengha
silkan. Akan tetapi di lain pihak masih ada diantara mereka
yang tetap menanami lahan tanpa pupuk ~tau kurang pemupukan.
Cara bertanam seperti itu, mencerminkan kebiasaan mereka di
daerah asal. Tanaman jagung dan ketela pohon misalnya, di
daerah asal dapat menghasilkan sekalipun tanpa dipupuk atau
kurang pemupukannya. Mereka tahu dan menyadari bahwa lahan
di lokasi transmigrasi ti~ak akan menghasilkan ata~ hasilnya
kurang baik kalau tidak dipupuk atau dosis pupuk yang diper
guna~an · kurang. Sikap dan kebiasaan yang spekulatip ini . .
dilakukan kare~~ · suatu ~eadaan yang tidak terelakkan. Mengelola· tanah yang ~ebelumnya bukan merupakan lahan
pertanian, memerlukan kondisi fisik yang prima. Sebagian
besar para transmigran inenggantungkan pengolahan tanah pada
PPPPN""UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
Q . - -
62
tenaganya sendiri. Keadan ini akan berbeda di kalangan para transmigran yang secara ekonomis "lebih mampu" atau mempu~
nyai uang sebagai ongkos/upah. Baik di Sungai Rangit maupun 0 . -
Pangkalan Lada d~kenal cara pengolahan lahan dengan . sistim upah (memburuhkan) . dan sistim gotong royong (sambat sinambat dan liuran).
Rata~rata uang yang harus dikeluarkan un~uk membayar
.. i!. ongkos mencangkul seharinya Rp. 1000,00 per orang. Mengingat
upah mencangkul cukup tinggi maka jika dibandingkan dengan
hasil yang nanti diperoleh, nomis. Dalam kenyataannya,
tidak menguntungkan secara eko~
cara t0rse?ut tetap dilakukan oleh sebagian transmigran, terutama yang mampu. }1ereka me~
nyadari hal tersebut. Basil yang d~peroleh selama tahun
perta:ma da-n kedua tentu akan rugi jika dilihat dari segi ,
tersebut. Ini berarti modal yang telah dikeluarkannya tidak
akan kembali pada saat panenan. Apalagi·jika semua jenis pengeluaran yang masih mendapatkan bantuan (bibit, pupuk,
pestisida, kapur), turut diperhitungkan. Sekalipun upah
mencangkul cukup mahal, tetap dilakukan karena mereka yakin
bahwa lama kelamaan lahan tersebut menjadi baik dan mengun~
tungkan. Lahan yang semula 11panas11 akan menj adi 11dinging"
karena digulowentah (diolah, dirawat dengan sepenuh hati).
Ismail seorang transmigran dari Sungai Rangit mengutarakan
pengalamannya tatkala akan mulai mengolah lahannya, ia
mengeluarkan uang Rp. 40.000,00 untuk ongkos mencangkul
ladang seluas 0,5 ha. Biaya sebesra itu adalah tarif yang umum berlaku untuk ongkos mecangkul lahan yang belum sama
sekali dicangkul. Apabila ladang tersebut sebelumnya pernah
dicangkul, maka untuk luas yang sama hanya berlaku tarif Rp.
25.000,00 lahan seluas 0,5 ha dapat diselesaikan dalam waktu
dua hari (mulai sekitar pukul 07.00 s/d pukul 15.00) dengan
20 orang tenaga· kerja. Jumlah uang yang telah dikeluarkannya
tidak sebanding dengan hasil panenan yang diterima. Apalagi
jika masih harus diperhitungkan pengeluaran memberi m~kan 20 orang· . . selama dua hari kerja serta pengeluaran untuk saprodi
(jika harus dibeli).
PPPPN~UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
-~·
(J . - -
Mereka yang ekonomis kurang mampu untuk membayar ongkos mencangkul, mengadakan usaha gotong royong (sambat~sinambat
dan liuran) • Menurut para transmigran yang pernah terlibat . 0 .
·- dalam keg-iatan tersebut, biasanya tidak dapat bertahan lama.
.·
Jika ada satu atau d~a orang yang _tidak hadir atau karena
kondisi fisiknya . dianggap kurang kuat, akan dijauhi oleh
yang lain. Kawan~kawannya tidak akan datang bekerja di lahan
mereka yang tidak hadir tatkala mengerjakan ladangnya. Sete~
lah itu, ada keengganan mereka untuk bekerja di lahan sesama
~ ternan yang kemampuan tenaga mencangkulnya kurang kuat, seka~
lipun · ia termasuk yang selalu hadir membantu~ mencangkul
lahan kawannya. Oleh karena "prinsip keadilan" tida~ dapat
dipertahankan bersama maka akhirnya usaha tersebut bubar. Oleh karena . itu yang secara ekonomis: kurang mampu, lebih
senang mengandalkan tenaga yang dimilikinya~ Untuk itu di~
perlukan ketekunan. Hari· demi hari, sedikit demi sedikit dan
akhirnya selesailah lahan garapannya tercangkul. . .
Sesuatu yang biasanya dikeluhkan oleh mereka. yang hanya
mampu
dengan
mencangkul sedikit demi sedikit harus bersaing cepat
tumbuhnya alang~alang dan rumput pahit(an). Tunggul asa,l Ponorogo mengatakan "belum lagi saya selesai mencangkul
ladang, rumput dan alang~alang sudah-mulai tumbuh pada bekas
tanah cangkulan seminggu yang ·lalu". Ia mengharapkan sekali
·adanya bajak yang dapat membantu untuk mengolah tanah.
Selain itu, sekalipun Pangkalan Lada sebelumnya dipakai se~ bagai lokasi transmigrasi merupakan ladang alang~alang,
tetapi tidak j arang di sana~ sini pada lahan transmigran
masih tersisa tunggak (bagian bawah suatu pohon).. Sering mereka dibuat repot, apalagi jika di ladang masih tersisa
akar~akar pohon" Jika tidak hati mencangkul tanah, mata . cangkul akan terkena sisa akar pohon, dan apabil meleset
mencangkulnya dapat mengenai kaki. Mencangkul_ lahan garapan harus pula ditunjang dengan
perut. · yang telah "terisi". Pergi mencangkul ladang dalam
keadaan perut _yang belum .kemasukan m~kanan, merupakan sik
saan. _Agar perut dalam keadaan terisi sewaktu - mengolah
lahan merupakan suatu yang tidak mudah dilakukan. Ladang
PPPPN.,UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
.·
..
. -.- ~.
..., . - · 64
harus segera dicangk~l tetapi keadaan ekonomi keluarga ku~
rang mendukung. Pada umumnya mereka memilih untuk tetap
tinggal di rumah dat i _pada pergi ke ladang dalam · keadaan
perut · kosong. Jika memungkinkan, akan dicarinya pekerjaan
lain (buruh mencangkul atau buruh PIR), sekalipun dengan
konsekuensi lahannya - terbengkelai. Maskan asal Semarang
menceriterakan pengalamannya sebagai berikut "pagi hari
tatkala berangkat ke l a dang, perut saya belum t"erisi apa~apa
selain air. Ibu anak· anak menja~jikan bahwa sekitar pukul
09.00 ia akan menyusul ke ladang membawakan makanan. · Saya
tunggu sampai pukul 12.00, dan ibunya anak tidak juga
datang. Sementara ftu badan terasa lelah, lemas karena
mencangkul
dan saya
dan perut. lapar. CS.ngkul .segera saya lemparkan,
tertidur. · Bangun tidur_ s"egera pulang ke rumah
sambil merasakan perut yang meiilit-.lilit". Bedasarkan kasus
ini menunjukkan bahwa untuk mengolah- ladang diperlukan
adanya pangan di rum£h. Bukan saja untuk yang dimakan anak
istri saja melainkan juga untuk yang bersangkutan.
3.3.5.2 Penyuluhan -
Para transmigran di kedua lokasi adalah berasal dari
Pulau Jawa. Peranan pa~a penyuluh ·pertanian (PPL: Penyuluh
Pertan:l.an Lapanga n) di sana "dianggap" telah· memadai. I
Keadaan lahan pert an ian di Pulau Jawa yang relatif lebih
baik dibandingkan dengan lokasi transmigrasi menyebabk~n
tidak banyak persoa l an yang ''kritis" berkaitan dengan
peranannya. · Permasala han yang dihadapkan kepada para PPL di
Jawa, tidak sekompleks di _lokasi transmigrasi. Kedua lokasi
transmigrasi yang. d i teliti, mempunyai tenaga PPL. Akan
tetapi kualaitas PPL yang _ ada di sana kurang memenuhi
harapan para transmigran. Dalam menjalankan peranannya, para
transmigran· menilai bahwa mereka tidak _banyak menolong
pemecahan persoalan . t e ntang pertanian di lokasi. Ada suatu
kesan bahwa para transmig~an. merasa dirinya lebih mampu
di.bandingkan deng~n para PPL. Se.kalipun ada anggapan
demikian maka hal ini tidak berarti bahwa para transmigran
PPPPN~UGM STUDI SOSIAL TRANSHIGRASI
.... . .
\J .• - -
65
tidak membutuhkannya. Sebenarnya ungkapan tersebut merupakan
cermin rasa tidak puas di kalangan para transmigran karena
PPL yang ada di kedua lokas i secara kwa pengetahuan (ba~k . 0
teori . maupun prkatek) seharusnya be:ada di atas .mereka. Hal
tersebut antara lain disebabkan karena tenaga PPL yang
ditempatkan di sana adalah orang yang baru tamat dari
pendidikannya. Sebagai akibatnya, pengetahuan yang dimiliki
terbatas. Selanjutnya ada kesan bahwa para PPL lebih
menguasai pengetahuan teoritis pertanian yang dinilai
transmigran hanya sesuai untuk Pulau Jawa. Menghadapi
kenyataan tersebut hendaknya pihak yang berwenang ~erlu
memp·ertimbangkan kualitas PPL yang ditempatkan di lokasi
transmigrasi. Tanah di daerah transmigrasi ·~ondisinya masih
rawan11, karena itu hanya tenaga · PPL' yang mempunyai
pengetahuan dan pengalaman kondisi tanah setempat yang
paling sesuai.
Selain persyaratan pengetahuan dan pengalaman, agaknya
keberhasilan para PPL juga ditentukan oleh faktor ·~ejururan
dan penampilannya". Selama 11paket sumbangan saprodi" masih
berjalan, dibutuhkan para pelaksana yang bertanggung jawab.
Sikap para transmigran selama periode itu cukup peka dan
amat kritis terhadap sesuatu yang- menjadi haknya. Oleh
karena itu jika terjadi suatu penyimpangan, misalnya yang
menjadi hak mereka dikurangi atau tidak diberikan; akan
menciptakan suatu suasana yang tidak menguntungkan bagi para
pelaksana. Sebagai akibatnya, peranan yang dibawakan akan ' terhambat atau gagal, sekalipun belum tentu benar bahwa
"kesalahan tadi sebagai akibat langsung dari perbuatannya".
Selanjutnya, penampilan seorang pelaksana harus pula
mencerminkan bidang yang merupakan tanggung jawab yang
dibebankan. Apabila tidak maka "kesalahan yang dilakukan
oleh . ·oknum pelaksana ~ain11 akan selalu melekat kepadany~.
Seorang petugas . misalnya, tidak seharusnya mendapatkan
predikat lebih sebagai 11 tukang foto'.' dari pada sebagai
petti.gas l~pangan sesuai derigan bidang yang diembannya.
PPPPN.,.UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
"·. - · 66
3.3.6 Cara dan Waktu Bercocok Tanam
· Pada umumnya para transmigran telah mengenal ·~elompok 0
tani sehamparan11 di daerah asal. Konsep tersebut dikembangkan, terutama di Jawa guna menghindari kegagalan
panen padi yang disebabkan oleh hama wereng atau walang sangit. Setelah berada di lokasi transmigrasi, para
transrnigran juga diperkenalkan lagi dengan konsep tersebut,
yaitu dengan harapan agar dijalankan. Mengingat (1)
kernarnpuan fisik ·dalam rnengolah laban setiap individu adalah
berbeda, (2) ketersediaan SAPRODI di pasaran bebas, dan (3)
kernarnpuan ekonornis para transrnigran umumnya rnasLh
rnaka . konsep tersebut perlu dikaji lebih rendah;
lanjut pelaksanaannya.
Cara bertanam padi di ladang adalah berbeda dengan di
laban sawah tadah huj an. Selama penelitian bahwa para transrnigran belum sepenuhnya
tersebut. Oleh karena itu penyebab kegagalan
seharusnya juga dilihat dalam kaitannya
diperoleh kesan rnenguasai hal
panen tahun ini dengan konteks
tersebut. SB:rnsuwito transrnigran asal B~njar rnengatakan "Saya
belum tahu apakah cara bertanam pad~ di -ladang sudah benar
atau belum. Cara bertanam yang saya -lakukan sekarang hanya sekedar rnengikuti apa yang dikerjakan oleh kawan .. kawan saya.
Mernang benar ada ~awan saya yang bertanya dengan penduduk
asli di sin~, tetapi yang saya lakukan hanya rnelalui ternan .. ternan saja. Apa yang dikerjakan ternan, saya praktekkan juga·, dan hasilnya ••••• 111 Sebaliknya jika bertanam p~di
ditanyakan kepada penduduk seternpat yang kebetulan rnenjadi warga transrnigran lokal di Pangkalan Bun sebagai berikut 11 Saya amat senang rnenjadi warga di sini. Sebeltnnnya saya
hanya petani ladang berpind~h-pindah. Di sini saya bisa belajar bertani dari teman-teman transmigran asal Jawa. Saya
bertanya, rnelihat dan rnencoba rnencangkul seperti rnereka. 11
. B~rdasarkan hal tersebut rnaka dap~t dit;arik kesimpulan bahwa
dalarn hal bertanam padi, baik pendatang maupun yang
didatangi berkeinginan untuk saling belajar. Oleh karena
itu, dibutuhkan PPL yang rnampu membimbing.
PPPPN~UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
u::
\1 . • -· -67
Selain hal di atas perlu kiranya dipertanyakan apakah
selama ini orientasi terhadap tanaman padi yang melekat di
kalangan para transmigran dap a0 dibenarkan. Apakah benar
kondisi lahan di. sana memang cukup P<?tensial untuk tanaman
pangan ataukah hanya potensial untuk tanaman perkebunan
saja. Hal tersebut dipikirkan sejak dini oleh yang
berwenang. Kegagalan panenan padi tahun 1986 yang telah
menyebabkan kedua lokasi diklasifikasikan sebagai "daerah
rawan pangan", tidak menjadi berkelanjutan.
Kegagalan panen, tertitama di masa awal kedatangan ada
kalanya disebabkan karena mereka masih dipengaruhi eara
berpikir atau konsep pranoto mongso seperti yang berlaku di
Jawa. Mereka kurang menyadari bahwa curah hujan dan keadaan
cuaca di Kalimantan Tengah berbeda dengan yang ada di Jawa.
Akhirnya kegagalan yang "mu.ngkin" disebabkan karena hal
tersebut segera dapat diatasi dengan cara · bertukar . . ' .. -pengalaman atau menanyakannya kepada penduduk setempat.
Tidak semua transmigran pernah menanyakannya kepada penduduk
setempat di sana, dan banyak diantara mereka yang hanya
mendengarnya melalui kawan yang pernah bertukar pengalaman. .
Menurut penduduk di sana, bulan Rejeb adalah merupakan masa
yang paling baik untuk bertanam padi. Para transmigran
menyimpulkan bahwa bu1an baik untuk bertanam padi adalah
sekitar September ~ Oktober. Selanjutnya, sistim tumpangsari
banyak dilakukan oleh para transmigran, . terutama untuk
menghadapi kegagalan panen atas suatu ·jenis tana~an.
PPPPN~UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
=~
. -: ._
\) . . ·
0
BAB IV KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan analisis data di muka, dapatlah dikemukakan
kesimpulan dan implikasi sebagai bercikut:
4.1 Persiapan fisik di daerah pemukiman transmigrasi tergo~
long baik, tetapi persiapan sosial dalam arti penyiapan
t.ransmigrasi yang sesuai dengan kondisi daerah pemuki~ man nampaknya kurang sinkron, sehingga banyak transmi~
gran yang telah disiapkan untuk daerah pasang surut,
ditempatkan di darah kering, yang akibatnya adaptasi
mereka menjadi lambat. Untuk itu alangkah baiknya apa~
hila penyiapan di daerah asal disinkronkan dengan dae~
rah tujuan / pemukiman.
4. 2 .·. Keterl~batan Pemer~ntah Daerah p_enerima transmigran masih belum ·nyata, lebih~lebih ~isekitar awal penempat~
an, . sehingga berbagai kesulitan sering mereka ·alami, seperti: Pembelian pupuk, · p~mbelian kebutuhan hidup,
PPPPN~UGM STUD! SOSIAL TRANS!ITGRASI
. ---
() . -· . 69
obat~obatan dan lain-lain, sehingga mengurangi tingkat
kekrasanan mereka. Untuk itu ada baiknya jika Pemerintah Daerah setagai penerima transmigran, dilibatkan
"k 0 seJa aw~l penempatan, terutama untuk menangani masalah logistik, penyuluhan dan pembinaan.
4.3 Tingkat kekras£nan para transmigran berkaitan erat
dengan lancar tidaknya transportasi dan komunikasi
dengan daerah luar (setidak-tidaknya antara daerah
transmigrasi deng~n .'tempat pemasaran hasil pertanian mereka), sebab faktor kemudahan pemasaran (assesibili~ ~
tas) sangat berpengaruh terhadap pengembangan ekonomi.
Dengan demikian penyediaan prasarana dan sarana perhu~ . . bungan yang meli puti ruang lingkup lebih luas sangatlah perlu.
4.4 Pada umumnya kondisi lahan yang ada hanya mampu mengha~
silkan tanaman pangan yang tidak begitu memuaskan,
sehingga penana•man tanaman keras dan perkebunan perlu
difsyaratkan kepada mereka dengan sekaligus pihak yang
berwenang membe~ikan pet~njuk tentang jenis tanaman
yang perlu/dapat ditanam di lahan mereka, penyediaan
bibit, saprodi demplot dan penyuluhan karena mereka
belum pernah menanam tanaman keras.
4.5 Adaptsi sosial dan tingkat kekrasan transmigran sangat
dipengaruhi oleh latar belakang pekerjaan di daerah
asal, motivasi untuk meraih masa depan anak dan keluar~
ga secara lebih baik, keinginan melihat kenyataan ten~
tang info~asi yang pernah diperoleh sebelum berangkat
serta ~ipisnya harapan meraih kehidupan _lebih baik di
daerah asal. Hal ~ni memberi petunjuk, bahwa pembe~
rangkatan tr_ar:.smigr~n nampaknya perlu disertai dengan
pemberian ·111otivasi, seleksi latar belakang pekerja_an ... serta kejujljrE.n petugas. : dalam memberikan informasi
mengenai keadE.an lokasi yang akan mereka transmigran yang b.erupa bedol desa atau · yang
tuju. Pada
jumlahnya
PPPPN"!UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
iJ . -· . -70
dari satu asal cukup banyak adalah bijaksana apabila ada wakil transmaigran yang diber_i kesempatan meninjau kesiapan dan kesesua~n lokasi transmigrasi d~ngan
harapan dan keingingan tran~migarasi.
4.6 Tingkat kekrasanan dan kesediaan beradaptasi dipengaru~ hi oleh kemelesetan/perubahan lokasi, · yang s~~ing ter~ jadi sebagai akibat dari kurang adanya sinkronisasi antara perencanaan fisik di daerah pemukiman dengan perencanaan sosial di daerah asal/pengirim. Untuk meng~
atasi hal ini perlu diusahakan agar penempatan ~transmi~
gran dilaks~nakan sesuai dengan ·rencana yang meletakkan
manusia sebagai fokus transmigras:i, bukan sebagai bidak
yang akan ditempatkan menurut keinginan perencana/
penguasa.
4.7 Harapan yang tersimpan di alam pikiran para transmigran
di .daerah baru, tidaklah hanya bersifat ekonomik, akan tetapi juga psikologik dan sosial, sehingga perlakuan
terhadap mereka kearah manusiawi sangatlah perlu, agar mereka tidak merasa dijadikan sebagai obyek pembangunan
belaka,. namun juga sebagai subyek pembangunan.
4.8 Kelambatan adapt~si transmigran dengan keadaan alam
berkaitan erat dengan kurangnya bimbingan tentang pen~
tingnya· mempersiapkan -diri untuk hidup mandiri, sehing~
ga kepada mereka itu perlulah diberi bimbingan tentang
pentingnya mempersiapkan hidup mandiri dan tidak ter~
gantung pada pihak lain. Persiapan dam ketersediaan
transmigran untuk memik~l resi~o guna menunjang kehi~
dupan masa depan. Ini berkai~an dengan cakarawala pan~
darigan hidup yang · lebih berjangka panjang dan kebe~
ranian untuk mengatasi segala permasalahan secara man~ .·· diri maupun _melal~i ke~jasama antar. transmigran, misal . t~rhadap hama. yang belum p~rnah dijumpai, · terhadap isolasi dari daerah lain dan sebagainya:
PPPPN~UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
•
< •
u . -·
4.9 Kelambatan adaptasi tr-ansmigran dengan alam juga her~
kaitan erat dengan sifat manja yang muncul. akibat:
perlakuan I sanjungan berlebihan dari daerah peng~r1m
(b:ahw~ tranSID.·igran adalaR pahlawan pembangunan) serta
fasilitas yang sering berlebihan pula. Oleh karena itu
sebaiknya perlakuan yang diberikan kepada mereka hen• daknya yang wajar•wajar saja, dan apabila akan memberi fasilitas, sebaiknya diarahkan pada sesuatu yang benar•
benar dibutuhkan (sekalipun sedikit), daripada memberi
sesuatu yang banyak .tapi kurang berguna.
4.10 Pengembangan dan pemeliharaan s_eni•budaya daerah asal
ternyata meningkat~an kekrasan mereka, sehingga akan
lebih baik apabila untuk kepe~luan itu, Pemerintah
Daerah Asal ikut ambil bagian dalam hal ini, misalnya
menyumbang alat kesenian .yang sangat diperlukan trans· -· migran. Walaupun demikian perlu dijaga agar pembinaan
seni budaya tidak mengarah menjadi seni budaya yang
eksklusif di daerah transmigrasi itu. As imilasi secara
natural dengan seni budaya setempat perlu diperhatikan ·
dalam rangka pembangunan bangsa. -
4.11 Tingkat kekrasanan transmigran berkaitan erat dengan
perubahan makanan pokok mereka. Apabila perubahannya
mengarah pada kualitas makanan pokok yang lebih rendah, mereka cenderung tidak krasan karena merasa tingkat kehidupannya merosot. Dengan demikian para transmigran
yang dikirim kedaerah tertentu, sebaiknya dipilih orang orang yang berasal dari daerah yang berjenis· makanan
pokok yang berderajat minimal sama.
4.12 Hasil pertanian "makanan pokok. non padi" di daerah
transmigrasi culcup baik, tapi cara penyimpanan bahan
makanan tersebut masih ~enjadi persoalan (belum ditemu•
kan), _ sebab car~ peng~wetan da~r~h ~sal (cara lama)
.tidak dapat diterapkan di daerah baru. Untuk itu perlu dipikirkari cara•cara pengawetan hasil bahan makanan
PPPPN'!UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
. ·~
72
pokok non padi yang cocok untuk daerah tersebut. Dalam
hal in Pemerintah Daerah perlu melakukan penyuluhan dan pembinaan yang intensif kearah penyempurnaan cara nyimpanan ini.
0 Sebab keinginan menyimpan .untuk
depan adalah modal untuk mendorong mereka menjadi ni/usahwan yang berpandangan maju/jauh.
pe ..
mas a
4.13 Adaptasi sosial antar transmigran dan antara transmi• gran dengan penduduk setempat tidak menjadi persoalan, mengingat:
a. Jarak antara lokasi transmigrasi dengan pemukiman
penduduk setempat cukup jau~ (sehingga ke~ngkinan konflik kecil) --- ·
b. Agama yang dianut sebagian besar transmigran ada~
lah sama dengan penduduk setempat.
Hal ini memberi isyarat bahwa apabila di daerah Panopa jarak antara lokasi transmigrasi dengan penduduk setem~
pat (orang Dayak) cukup dekat, maka perlulah dipikirkan
mengenai agama calon tra~smigran yang akan diberangkat•
kan kesana. Demi mempercepat adaptasi mereka sebaiknya dipilih agama yang agamanya sama dengan penduduk setem•
pat. Atau setidak•tidaknya tidak menimbulkan potensi
konflik.
4. 14 Dari bebert:~.pa informasi yang diperoleh-, nampaknya per•
siapan yang selama ini banyak dilakukan hanyalah meni• tik beratkan pada masalah fisik, padahal masalah sosial
pun sangatlah berpengaruh terhadap kelancaran adaptasi transmigran. Untuk itu hendaknya perhatian kepada masa~
lah..,.masalah sosial lebih ditingkatkan.
1)". Dalam untuk memac~ pa~a transmigran kearah kehidupan
sosiai ekonomi y~ng berpandangan maju, perlu .dikaji lebih dalam bentuk pemukiman yang berupa desa di
- -mana penduduk hidup bergerombol yang cenderung akan
PPPPN .. UGM STUDI SOSIAL TRANSMIGRASI
0
,•
73
mengikuti cara hidup komersial yang tidak kondusif
guna mendorong kearah pengubahan transmigran menjadi petani/pengusaha maju.
Di lain pihak penempatan pemukiman secara terpencar dapat · menfmbulkan asapek sosial ~ psikologis yang
kurang baik setidak~tidaknya pada awal penempatan.
Karena itu penyuluhan dan pembinaan secara berkesi~
nambungan harus terus dilakukan agar pengaruh itu dapat dikikis habis.
2) Luas
bahwa dalam
barang
laban pada. umumnya diberikan dasar anggapan transmigran semua akan menjadi petani. Padahal satau wilayah pemukiman permintaan berbagai
dan jasa akan mendorong tumbuhnya usahawan
yang bukan petani. Karena itu~ah perlu ada penyiapan
yang lebih seksama. Transmigran non petani harus
dimungkinkan dengan diversifikasi usaha dan dengan
demikian penyediaan barang dan jasa yang diperlukan
dapat dihasilkan di wilayah _tersebut, sehingga me~ ngurangi ketergantungan transmigran pada pihak luar.
3) Aksesibilitas terhadap fasilaitas pendidikan , kese~
hata~ dan fasilitas sosial ~ ekonomi yang lai~ harus diatur dengan memperhatikan aspek manusianya, tidak
semata~mata aspek teknis ~ ekonomis. Dalam hal ini
barangkali perlu dipikirkan kurikulum pendidikan
yang juga disesuaikan dengan k·eperluan keperluan setempat disamping keperluan umum, Puskesmas keli~
ling dan sebagainya.
PPPPN .. UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
Il.~FTAR PUSTAK.A
Andrew, Colin Mac dan Rahardjo (1979), Pemukiman Di Asia Tenggara ~ ·Trar~igrasi di _Indonesia, _ Gadjan Mada University Press. Yogyakarta.
Berry, David (1982), F~kok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi, CV Rajawali, JakErta.
Collier, William L (1~80), "Lima Puluh Tahun Transmigrasi Spontan dan Tran~igrasi Pemerintah di Tanah Berawa Kalim~ntan11 , Prisma, Jakarta, LP3ES, No. 5 Mei Hal. 12-35.
Danandjaja, James (19'A9), "Kebudayaan Penduduk Kalimantan · Tengah", Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Ed. Koentjaraningrat), Jakarta, Penerbit Jambatan, Hal. 118-142. . ·.
Dieter Evers, Hans (1979), Sosiologi Perkotaan, LP3ES, Jakarta.
Dixon; John A (1980) : 11Biaya-biaya Pemukiman Atas Areal Tanah dan Al1:ernatif-alternativenya11
, Prisma, Jakarta, LP3ES, ~o. ? Mei, Hal. 63-83.
Dove, Michael R (191H), 11Studi Kasus tentang Perladangan . Sukt: Kantu di Kalimantan", Jakarta, LP3ES, No. 4 April, Hal. 63-77. . . '
Sis tim Prisma,
Goldscheider, Cal~~n (1971), Population, Modernization, and Sosial ~tructure, Little Brown and Company, Boston.
Hagul, Peter (Ed. ) , :1 985), Pemban~nan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat, CV RajawalL, Jakarta.
Heeren, HJ (1979) , Transmigrasi di Indonesia, Gramedia, · Jakarta.
Hudson, AB, Hudson, JM, (1964), "Telang : Sebuah Desa · Ma' anyan di Kal3E.antan Tengah", Masyarakat Des a di Indonesia Masa I~i (Ed. Koentjaraningrat), Jakarta, Yayasan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Hal. ~ 53-273.. -- ·
Koen.tj araningrat {1962)-, 11Mingrasi, Transmigrasi dan Urbanisasi", Mru;alah-masalah Pembangunan (ed. Koentjaraningrat ) ; J~karta, Lembaga Penelitian· Pendidikan dan Petllerangan Ekonomi dan Sosial, Hlm. 245 260.
Rogers, Everett m • . (1981), Memasyarakatkan Ide-ide Baru Usaha Nsional, Surabaya.
PPPPN - UGM STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI
\1 . . -·
Tjilik Riwut (1979), Kalimantan Membangun, Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah, Palangka Raya.
WehnerO Gunter dan Wiryanto_ Yomo (1-973), Membangun Masyarakat, Buku Pegan~an Bagi Pekerja Pembangunan Masyarakat Alumni, Ban ung.
PPPPN - UG1 STUD! SOSIAL TRANSMIGRASI