remunerasi rumah sakit blu kemenkes

Upload: agus-suarsana

Post on 06-Jul-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Remunerasi Rumah Sakit BLU Kemenkes

    1/3

    Remunerasi Rumah Sakit BLU Kemenkes 

    May 19, 2014 By Setagu 21 Comments 

    Pembayaran tunjangan kinerja kepada pegawai negeri sipil di rumah sakit yang berstatus badan layanan umum (BLU) di lingkungan Kemenkes terdapat kendala ketika ketika keluar

    Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2013 tentang Tunjangan

    kinerja bagi pegawai di lingkungan Kementerian Kesehatan.

    Pasal 3 (f) pada peraturan tersebut berbunyi Tunjangan Kinerja tidak diberikan kepada

    Pegawai pada Badan Layanan Umum yang telah mendapatkan remunerasi sebagaimana

    diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

    Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74

    Tahun 2012. Pasal tersebut mengikuti Perpres No 81 Tahun 2013 tentang Tunjangan Kinerja

    Pegawai di lingkungan Kemenkes pasal 3 (f) yang menjabarkan hal yang sama.

    Dalam pelaksanaanya Kementerian Kesehatan memutuskan bahwa pegawai pada satuan kerja

    yang berstatus BLU di lingkungan Kemenkes tidak dibayarkan tunjangan kinerja dari

    kementerian (pusat) berdasarkan Perpres 81 Tahun 2013. Padahal besaran insentif yangditerima rata-rata pada RS BLU tersebut (khususnya pegawai level menengah bawah) jauh

    lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang tercantum dalam lampiran Perpres tersebut.

    Sedikit banyak keputusan dari Kemenkes tersebut menimbulkan ketidakpuasan yang

     berujung kepada aksi keprihatinan dari beberapa UPT mapun RS yang berstatus BLU.

    Beberapa perwakilan telah mengajukan tuntutan ke DPR, selain itu juga diperjuangkan ke

    kementerian terkait sesuai prosedur yang ada dengan tujuan agar dapat dibayarkan tunjangan

    kinerja sesuai Perpres 81/2013.

    Remunerasi BLU 

    Persoalan yang dianggap sebagai peyebab tidak dibayarkannya tunjangan kinerja sesuai

    Perpres 81/2013 adalah karena Kemenkes beranggapan bahwa pegawai BLU RS/UPTVertikal telah menerima tunjangan atas kinerja (remunerasi) sesuai dengan kemampuan BLU.

    Tidak salah apabila tunjangan kinerja tidak dibayarkan namun dengan syarat sistem

    remunerasi telah diterapkan oleh rumah sakit BLU sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 23

    Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012.

    Pasal 36 ayat (2) PP Nomor 23 tahun 2005 sangat jelas ditegaskan bahwa besaran remunerasi

    Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas dan Pegawai BLU untuk

    masing-masing BLU harus ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan .

    Sepengetahuan penulis (koreksi bila salah), rumah sakit di lingkungan Kemenkes yang sudah

    mempunyai penetapan remunerasi dari Kemenkeu hanyalah RS Jantung dan Pembuluh Darah

    Harapan Kita Jakarta yaitu dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 165/KMK.05/2008

    tentang Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai BLU

    RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita pada Depetemen Kesehatan.

    http://setagu.net/author/Setagu/http://setagu.net/author/Setagu/http://setagu.net/remunerasi-rumah-sakit-blu-kemenkes/#commentshttp://setagu.net/remunerasi-rumah-sakit-blu-kemenkes/#commentshttp://setagu.net/remunerasi-rumah-sakit-blu-kemenkes/#commentshttp://setagu.net/remunerasi-rumah-sakit-blu-kemenkes/#commentshttp://setagu.net/author/Setagu/

  • 8/18/2019 Remunerasi Rumah Sakit BLU Kemenkes

    2/3

    Dari sini sebenarnya dapat dipahami bahwa alasan tidak diberikannya tunjangan kinerja

    sesuai pasal 3 (f) unsur formilnya tidak terpenuhi, karena tidak semua RS yang berstatus

    Badan Layanan Umum sudah ditetapkan remunerasinya dengan peraturan Menteri Keuangan.

    Penerapan remunerasi rumah sakit harus mempertimbangkan faktor-faktor diantaranya fakor

    kepatutan, yakni menyesuaikan kemampuan pendapatan BLU yang bersangkutan (dalam halini pendapatan PNBP). Usulan remunerasi ke Kementerian Keuangan harus melalui prosedur

    atau langkah-langkah tertentu: Persiapan, Identifikasi Kondisi umum, Perhitungan, Analisa

    Faktor Tertentu dan Evaluasi.

    Insentif  

    Seperti yang berlaku umum di berbagai rumah sakit, setiap bulan pegawai menerima insentif

    sebagai bagian dari jasa pelayanan rumah sakit. Pembagian insentif ini sesuai dengan

    kebijakan manajemen. Insentif bersumber dari jasa pelayanan dan keuntungan apotik. Jasa

     pelayanan merupakan bagian integral dari tarif kegiatan pelayanan rumah sakit. Komponen

    lain dari tarif selain jasa pelayanan adalah jasa sarana.

    Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Pola Tarif

    Badan Layanan Umum Rumah Sakit Di Lingkungan Kementerian Kesehatan dijelaskankomponen jasa pelayanan merupakan imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan 

    atas jasa yang diberikan kepada pasien dalam rangka pelayanan medis, pelayanan penunjang

    medis dan/atau pelayanan lainnya.

    Artinya bahwa setiap tarif pelayanan yang dikenakan kepada pasien ada bagian untuk

     pelaksana pelayanan. Yang ditegaskan di sini, bahwa pemberian insentif tidak bisa dijadikan

    alasan untuk tidak memberikan tunjangan kinerja, karena insentif merupakan bagian dari tarif

    layanan yang akan selalu ada. Persoalan bahwa insentif tersebut dibagikan atau tidak itu

    tergantung kebijakan manajemen.

    Duplikasi Anggaran 

    Esensi tunjangan kinerja adalah tidak adanya duplikasi penganggaran pada kegiatan yangsifatnya sama. Dengan pemikiran seperti ini bagi pegawai pada Satker BLU memperoleh

    tunjangan kinerja Kemenkes tidak boleh lagi menerima bagian dari keuntungan (surplus) dari

    rumah sakit seperti bonus akhir tahun.

    Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2009 tentang pedoman pemberian bonus atas prestasi bagi rumah sakit Eks-Perjan yang menerapkan pengelolaan keuangan

    Badan layanan Umum, terdapat 13 (tiga belas) rumah sakit yang dapat memberikan bonus

    akhir tahun yakni : RSCM, RSUP Fatmawati, RSUP Persahabatan, RS Jantung danPembuluh Darah, RSAB Harapan Kita, RS Kanker Dharmais, RSUP Hasan Sadikin, RSUP

    Kariadi, RSUP Sardjito, RSUP Sanglah, RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, RSUP MDjamil Padang dan RSUP Mohammad Hoesin Palembang.

    Ketigabelas rumah sakit di atas berhak mendapatkan bonus dari surplus atau selisih antara

     pendapatan dengan belanja BLU berdasarkan ketentuan yang berlaku. Besaran persentase

     bonus bervariasi tergantung jumlah surplus dalam tahun berjalan. Apabila tunjangan kinerja

    Kemenkes diterapkan, dampaknya bonus seperti ini tidak dapat lagi diberikan.

  • 8/18/2019 Remunerasi Rumah Sakit BLU Kemenkes

    3/3

    Tindak Lanjut 

    Seperti dikutip dari situs lapor.ukp.go.id, menindaklanjuti laporan pengaduan tentangTunjangan Kinerja PNS sesuai dengan Perpres 81 th 2013 dari berbagai pihak yang ditujukan

    kepada Bapak Presiden RI dan didisposisikan kepada Kementerian Kesehatan, Kementerian

    Kesehatan memberikan jawaban sebagai berikut:

    1. Sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2011 terdapat 39 RS/UPT Vertikal yang menjadi

    Badan Layanan Umum (BLU) artinya RS/UPT Vertikal diberikan fleksibilitas dalam

     pengelolaan keuangannya. Diantaranya fleksibilitas pengelolaan keuangan itu adalah pegawai

    BLU RS/UPT Vertikal telah menerima tunjangan atas kinerja (remunerasi) sesuai dengankemampuan BLU.

    2. Pada saat ini terdapat beberapa RS dan Balai/UPT BLU di lingkungan Ditjen Bina UpayaKesehatan menuntut agar diberikan Tunjangan Kinerja Kementerian/Lembaga (K/L) karena

    tunjangan yang diterima pegawai PNS RS/Balai dari pendapatan BLU lebih rendah daritunjangan kinerja K/L.

    3. Kementerian Kesehatan tidak melakukan pembayaran Tunjangan Kinerja K/L kepada pegawai PNS Satker BLU karena untuk menghindari duplikasi penganggaran.

    4. Saat ini Kementerian Kesehatan sedang menghitung ulang selisih tunjangan yang diterima

    PNS RS/UPT BLU dibandingkan dengan besar tunjangan kinerja K/L dan selanjutnya

    diusulkan selisih pembayaran ke Kementerian Keuangan.

    Penutup 

    Berkaitan dengan paparan di atas, berikut rangkuman poin-poin utamanya:

    1.  Dasar pelaksanaan remunerasi satker Badan Layanan Umum adalah adanya penetapan

    dari Kementerian Keuangan adalah adanya surat keputusan atau peraturan menteri

    keuangan mengenai remunerasi pada satker bersangkutan. Selama belum ada

     penetapan dari Kemenkeu dianggap tidak bertentangan dengan pasal 3 ayat f Perpres

     No 81 Tahun 2013 maupun Peraturan Kemenkes Nomor 83 Tahun 2013.

    2.  Perlu analisa lebih lanjut apakah insentif yang diterima pegawai selama ini terdapatkomponen dari surplus operasional rumah sakit. Jika tunjangan kinerja Kemenkes

    dibayarkan maka pegawai tidak berhak lagi menerima insentif dari komponen

    keuntungan rumah sakit.

    3.  Insentif yang berkaitan dengan jasa pelayanan yang merupakan bagian dari tarif

     pelayanan bisa tetap diberikan atau dihentikan pembayarannya tergantung kebijakan

    manajeman, namun hal tersebut bukan sebagai alasan untuk tidak memberikantunjangan kinerja.

    http://lapor.ukp.go.id/http://lapor.ukp.go.id/http://lapor.ukp.go.id/http://lapor.ukp.go.id/