remunerasi

6
Akhir-akhir ini kita sering sekali mendengar informasi baik melalui media massa maupun dari mulut ke mulut tentang penerimaan dana remunerasi bagi sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau anggota organisasi birokrasi. Jumlah yang diterima berkisar antara tiga sampai sepuluh kali gaji sebelumnya. Jumlah yang fantastis dan menggembirakan bagi mereka yang menerimanya. Padahal, birokrasi Indonesia secara riil masih banyak mengecewakan. Dalam beberapa survey yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa nilai capaian kinerja birokrasi dalam hal produktifitas, kualitas layanan, responsivitas, responbilitas dan akuntabilitas masih rendah. Dari segi orientasi pelayanan, cenderung tidak sepenuhnya mencurahkan waktu dan tenaganya untuk untuk melayani masyarakat. Pelayanan yang tidak ramah, berbelit-belit, tidak transparan, tidak ada kepastian, sombong, cuek, mata duitan, serta berbagai perilaku buruk birokrasi senantiasa muncul dalam pelayanan birokrasi di Indonesia. Dari penilaian masyarakat tentang kinerja pelayanan birokrasi tersebut maka pemerintah telah berupaya untuk mereformasinya, dan salah satu upaya untuk mereformasi birokrasi di Indonesia yang mulai dicoba dilaksanakan adalah pemberian remunerasi. Remunerasi adalah pemberian tunjangan atau insentif bagi para Pegawai Negeri Sipil disamping gaji tetap yang diterimanya. Remunerasi sebagai bagian dari reformasi birokrasi merupakan terobosan yang dicoba dilaksanakan di Indonesia dengan harapan dapat mendorong individu dan organisasi memiliki kinerja yang baik. Ukuran kinerja merupakan ukuran yang dipakai dalam pemberian insentif. Yang perlu diperhatikan dalam pemberian insentif adalah ukuran kinerja yang jelas dan obyektifitas dalam pemberiannya. Remunerasi atau pemberian dana tunjangan khusus bagi pegawai di lingkungan Kementerian dan lembaga mulai dilaksanakan pada tahun 2008 dengan di tiga lembaga yaitu Departemen Keuangan (Depkeu), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Mahkamah Agung (MA). Pada Tahun 2010 remunerasi birokrasi akan dilaksanakan di 12 Kementerian/Lembaga. Anggaran untuk pelaksanaan remunerasi tersebut mencapai lebih kurang Rp 10 Triliun. Kementerian/Lembaga yang akan melaksanakan sistem REMUNERASIadalah Kejaksaan Agung, Departemen Pertahanan, Departemen Hukum dan HAM, Kantor Menko Perekonomian, Kantor Menko Kesra, Kantor Menko Polhukam, Kantor Meneg PPN/Bappenas, Kepolisian Negara RI, Lembaga Administrasi Negara, BKN dan BPKP. Meski sudah dilaksanakan, beberapa pihak mulai meragukan manfaat dari remunerasi yang dikatakan merupakan salah satu strategi reformasi birokrasi. Pengamat politik Andrinof A Chaniago menduga remunerasi justru akan menimbulkan dampak negatif karena akan menimbulkan degradasi mental bagi pegawai di instansi lain yang tidak terkena remunerasi. Lebih lanjut dikatakan, Anggaran untuk remunerasi akan lebih baik jika digunakan dalam perbaikan sistem rekruitmen pegawai dan penataan organisasi pemerintah. Selain itu mantan presiden Megawati Soekarno Putri mengkritik bahwa dengan adanya pemberian tunjangan remunerasi tersebut, pemerintah telah mengkerdilkan arti reformasi birokrasi itu sendiri. Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli mengatakan bahwa menurutnya biaya untuk reformasi birokrasi yang pilot project Abstract The acceptance of remuneration allowance for civil servants or members of bureaucracy has disturbed people's sense of justice. It is due to services performances that still unwell managed, and many of our people still live in bad condition, such as malnutrition, unemployment, broken school buildings, and poverty. Therefore, civil bureaucrats should balance it with real actions. In particular they must be friendly, uncorrupt, and unpicky. While in general, civil bureaucrats should improve their performances in each functions and duties, either as village or sub-dictrict apparatus, police, military, in legal, and so forth. Those steps should be accompanied by a spesific performance evaluation's parameters and community involvement. Keywords:remuneration, sense ofjustice, performance reforms REMUNERASI DAN RASA KEADILAN MASYARAKAT Oleh : Rina Martini TOPIK UTAMA *) Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan 61 PENDAHULUAN

Upload: nanang-rarung

Post on 25-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Remunerasi atau Balas Jasa

TRANSCRIPT

Page 1: Remunerasi

Akhir-akhir ini kita sering sekali mendengarinformasi baik melalui media massa maupun darimulut ke mulut tentang penerimaan danaremunerasi bagi sejumlah Pegawai Negeri Sipil(PNS) atau anggota organisasi birokrasi. Jumlahyang diterima berkisar antara tiga sampai sepuluhkali gaji sebelumnya. Jumlah yang fantastis danmenggembirakanbagimerekayang menerimanya.Padahal, birokrasi Indonesia secara riil masihbanyak mengecewakan. Dalam beberapa surveyyang sudah dilakukan menunjukkan bahwa nilaicapaian kinerja birokrasi dalam hal produktifitas,kualitas layanan, responsivitas, responbilitas danakuntabilitas masih rendah. Dari segi orientasipelayanan, cenderung tidak sepenuhnyamencurahkan waktu dan tenaganya untuk untukmelayani masyarakat. Pelayanan yang tidakramah, berbelit-belit, tidak transparan, tidak adakepastian, sombong, cuek, mata duitan, sertaberbagai perilaku buruk birokrasi senantiasamuncul dalampelayananbirokrasi di Indonesia.Dari penilaian masyarakat tentang kinerjapelayanan birokrasi tersebut maka pemerintahtelah berupaya untuk mereformasinya, dan salahsatu upaya untuk mereformasi birokrasi diIndonesia yang mulai dicoba dilaksanakan adalahpemberian remunerasi. Remunerasi adalahpemberian tunjangan atau insentif bagi paraPegawai Negeri Sipil disamping gaji tetap yangditerimanya.

Remunerasi sebagai bagian dari reformasibirokrasi merupakan terobosan yang dicobadilaksanakan di Indonesia dengan harapan dapatmendorong individu dan organisasi memilikikinerja yang baik. Ukuran kinerja merupakanukuran yang dipakai dalam pemberian insentif.

Yang perlu diperhatikan dalam pemberian insentifadalah ukuran kinerja yang jelas dan obyektifitasdalampemberiannya.

Remunerasi atau pemberian dana tunjangankhusus bagi pegawai di lingkungan Kementeriandan lembaga mulai dilaksanakan pada tahun 2008dengan di tiga lembaga yaituDepartemen Keuangan (Depkeu), BadanPemeriksa Keuangan (BPK) dan MahkamahAgung (MA). Pada Tahun 2010 remunerasib i r o k r a s i a k a n d i l a k s a n a k a n d i 1 2Kementerian/Lembaga. Anggaran untukpelaksanaan remunerasi tersebut mencapai lebihkurang Rp 10Triliun.Kementerian/Lembaga yangakanmelaksanakan sistemREMUNERASIadalahKejaksaan Agung, Departemen Pertahanan,Departemen Hukum dan HAM, Kantor MenkoPerekonomian, Kantor Menko Kesra, KantorMenko Polhukam, Kantor Meneg PPN/Bappenas,Kepolisian Negara RI, Lembaga AdministrasiNegara,BKNdan BPKP.

Meski sudah dilaksanakan, beberapa pihakmulai meragukan manfaat dari remunerasi yangdikatakan merupakan salah satu strategi reformasibirokrasi. Pengamat politik Andrinof A Chaniagomenduga remunerasi justru akan menimbulkandampak negatif karena akan menimbulkandegradasi mental bagi pegawai di instansi lainyang tidak terkena remunerasi. Lebih lanjutdikatakan, Anggaran untuk remunerasi akan lebihbaik jika digunakan dalam perbaikan sistemrekruitmen pegawai dan penataan organisasipemerintah. Selain itu mantan presiden MegawatiSoekarno Putri mengkritik bahwa dengan adanyapemberian tunjangan remunerasi tersebut,pemerintah telah mengkerdilkan arti reformasib irokras i i tu send ir i . Man tan MenkoPerekonomian Rizal Ramli mengatakan bahwamenurutnya biaya untuk reformasi birokrasi yang

pilot project

AbstractThe acceptance of remuneration allowance for civil servants or members of bureaucracy has disturbedpeople's sense of justice. It is due to services performances that still unwell managed, and many of ourpeople still live in bad condition, such as malnutrition, unemployment, broken school buildings, andpoverty. Therefore, civil bureaucrats should balance it with real actions. In particular they must befriendly, uncorrupt, and unpicky. While in general, civil bureaucrats should improve theirperformances in each functions and duties, either as village or sub-dictrict apparatus, police, military,in legal, and so forth. Those steps should be accompanied by a spesific performance evaluation'sparameters and community involvement.

Keywords :remuneration, sense of justice, performance reforms

REMUNERASI DAN RASAKEADILANMASYARAKAT

Oleh : Rina Martini

TOPIK UTAMA

*) Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan 61

PENDAHULUAN

Page 2: Remunerasi

mencapai Rp 13,92 Trilyun di APBN-P 2010 ituamat mahal (diunduhpada 26Mei 2001 jam11.35WIB).

Sadar akan pendapat pro dan kontra di dalammasyarakat, maka dalam rangka memperolehkepastian bahwa program reformasi birokrasidilaksanakan secara sungguh-sungguh di semuainstansi pemerintah yang telah menerimatunjangan remunerasi tesebut, pemerintah telahmenyiapkan parameter untuk mengevaluasipelaksanaan remunerasi tersebut.

Sementara itu di sisi lain, kita menyaksikanjuga kondisi di beberapa masyarakat yang masihsangat memprihatinkan. Selain kinerja pelayananyang masih sangat amburadul, masih banyakgedung sekolah yang hampir roboh, adanya balitapenyandang gizi buruk, masih banyaknyapengangguran, masih banyaknya kemiskinan, danlain-lain. Kontroversi fakta tersebutlah yang akankita bahas di sini. Dengan fokus utama untukmenjawab pertanyaan : apakah pemberiantunjangan remunerasi yang jumlahnya fantastistersebut mengusik arsa keadilan dalammasyarakat?

Ada beberapa alasan atau variabel alasankenapa birokrasi itu harus direformasi (BudiSetiyono; 2004, hlm129-142) :1. Ketidakpuasan masyarakat luas kepada

pemerintah, karena dianggap pemerintahmemiliki organisasi yang terlalu besar, selalumelakukan campur tangan, dan caratindaknya telah usang.

2. Adanya globalisasi dan perdagangan bebasyang menuntut pemerintah untuk dapatmemenuhi keinginan dan melayanikebutuhanpasar.

3. Munculnya teori-teori ekonomi baru yangmenyebabkan kinerja pemerintah yangmenggunakan paradigma lama harus segeradirubah.

4. Adanya perkembangan teknologi yangmensyaratkan pemerintah harus mampumengadopsinya.

5. Telah munculnya gerakan reformasi sejaktahun 1998 yang sampai saat ini masihstagnan.

6. Telah munculnya era otonomi daerah sejaktahun 1999 yang menuntut perubahanparadigma, mindset, dan komitmenpemerintah.

Selama ini kinerja birokrasi sering dipandangtidak optimal akibat adanya hambatan internal

http://www.media indonesia.com

PEMBAHASAN

B.1. ReformasiBirokrasi danRemunerasi

maupun hambatan eksternal. Sorensen (BudiSetiyono; 2004, hlm 111) mengemukakan bahwasetidaknya ada enam faktor yang menyebabkanperan dan fungsi birokrasi tidak optimal dalammemberikan pelayanan kepadamasyarakat :- Tiadanya iklim kompetisi dalam model

bekerjanyabirokrasi- Sumber pendapatan yang tidak berasal dari

usahaorganisasinya sendiri- Tiadanya ukuran kinerja

Tiadanya insentif- Tiadanya tantangan administratif kepada

pejabat birokrasi secara personal- Tiadanya kepemimpinan yang aktif

Sementara itu Agus Dwiyanto (2006; hlm 37),memberikan ide tentang reformasibirokrasi yaitu :1. Perubahan struktur birokrasi; perubahan

struktur ini dilakukan sehingga pelayananmenjadi sederhana dan responsif

2. Perubahan non-srtuktur (atau kultur)birokrasi ; yaitu melakukan perubahanbudaya dan etikapelayanan

3. Perubahan lingkungan ; maksudnya adalahlingkungan birokrasi itu sendiri sehinggaakan muncul kontrol yang efektif terhadapp e r i l ak u- pe r i l aku b i r ok ra s i ya ngmenyimpang.

Dari beberapa ide atau masukan tentang cara,makna, dan langkah reformasi birokrasi, makapemerintah Republik Indonesia berdasar padabeberapa kajian yang telah dilakukan, kemudianmemilih untuk menerapkan prinsip-prinsippemberian insentif bagi pegawainya yang dikenaldengan istilah remunerasi.

Remunerasi adalah sebuah kata yang sulitdiingat. Beberapa orang kadang salah menulis danmelafalkan kata remunerasi. Ada yangmengatakan remonerasi, ada pula yangmenuliskan renumerasi. Yang benar adalahREMUNERASI. Arti harafiahnya adalah" " atau penggajian, bisa juga uang.Menurut PP Nomor 69 Tahun 2010 remunerasiadalah tambahan penghasilan yang diberikanuntuk meningkatkan kinerja. Sedangkanpengertian resmi menurut Kamus Besar BahasaIndonesia adalah pemberian hadiah (penghargaanatas jasa dsb); imbalan. Remunerasi berasal daribahasa Inggris yaitu Remuneration. Wikipediamemberi penjelasan, "

."Remunerasi adalah merupakan imbalan atau

balas jasa yang diberikan perusahaan kepadatenaga kerja sebagai akibat dari prestasi yang telahdiberikannya dalam rangka mencapai tujuan

-

payment

Remuneration is pay orsalary, typically a monetary payment for servicesrendered, as in an employment. Usage of the wordis considered formal

TOPIK UTAMA

62

Page 3: Remunerasi

perusahaan. Pengertian ini mengisyaratkan bahwakeberadaannya di dalam suatu organisasiperusahaan tidak dapat diabaikan begitu saja.Sebab, akan terkait langsung dengan pencapaiantujuan perusahaan. Remunerasi yang rendah tidakdapat dipertanggungjawabkan, baik dilihat darisisi kemanusiaan maupun dari sisi kelangsunganhidup perusahaan. Tujuannya, tercipta

, salah satunya dengan menaikkankesejahteraan sampai pada tingkat kebutuhanhidup layak.

Dalam rangka mewujudkan tata kelolapemerintahan dan pelayanan publik yang baik,sejak tahun 2008 pemerintah telah memberikanremunerasi pada beberapa kementerian/lembagayang telah dan sedang melakukan reformasibirokrasi. Diharapkan pada tahun 2011 ini, seluruhproses reformasi birokrasi akan tuntasdilaksanakan pada semuakementerian/lembaga.Secara teoritis dapat dibedakan dua sistemremunerasi, yaitu yang mengacu kepada teori KarlMark dan yang mengacu kepada teori Neo-klasik.Kedua teori tersebut masing-masing memilikikelemahan. Oleh karena itu, sistem pengupahanyang berlaku dewasa ini selalu berada diantara duasistem tersebut. Berarti bahwa tidak ada satupunpola yang dapat berlaku umum. Yang perludipahami bahwa pola manapun yang akandipergunakan seyogianya disesuaikan dengankebijakan remunerasi masing-masing perusahaandan mengacu kepada rasa keadilan bagi keduabelah pihak (perusahaan dan karyawan). Besarnyatingkat remunerasi untuk masing-masingperusahaan adalah berbeda. Perbedaan tersebutdisebabkan oleh beberapa faktor yangmempengaruhinya diantaranya, yaitu permintaandan penawaran tenaga kerja, kemampuanperusahaan, kemampuan dan keterampilan tenagakerja, peranan perusahaan, serikat buruh, besarkecilnya resiko pekerjaan, campur tanganpemerintah, danbiaya hidup.

Dilihat dari sistem pemberiannya remunerasidapat dibedakan atas prestasi kerja, lama kerja,senioritas atau lama dinas, kebutuhan, dan premiatau upah borongan. Di Indonesia, kebijakanremunerasi diterapkan dengan sistem penggajianyang adil karena disesuaikan berdasarkan kinerjaPNS. Dengan sistem remunerasi ini gaji pegawaidi lingkungan pemerintahan bersangkutan naiksecara signifikan.

Gaji sebagian besar pegawai negeri yangmendapat remunerasi diperkirakan akan naikpaling tinggi 10 kali lipat dari besarnya gaji yangditerima biasanya. Kenaikan ini seiring denganupaya perbaikan kesejahteraan seluruh pegawaipemerintah baik pusat maupun daerah padapemerintahan yang akan datang. Besarnya

goodgovernance

kenaikan gaji ini, didasarkan pada penerapanreformasi birokrasi di departemen lainnya.

Keputusan Presiden (Keppres) RepublikIndonesia (RI) Nomor:195/VII/2009 tanggal 27juli 2009 tentang Perbaikan Gaji PNS danTunjangan (REMUNERASI) menjadi Kepprespaling disukai oleh sebagian besar Pegawai NegeriSipil di seluruh Indonesia. Karena Kepres RI No195/VII/2009 menyebutkan tentang KenaikanGaji dan Tunjangan PNS terdapat perubahan yangsangat signifikanmelebihi 100persen.Besaran Kenaikan Gaji Menurut KeputusanPresiden (Kepres) RI Nomordisesuaikan berdasarkan Golongan dengan rinciansebagai berikut :

Besaran Gaji PNS Golongan I menurutKeppres No:195/VII/2009 tanggal 27 Juli2009 adalah sebesar Rp.3.000.000,- (TigaJutaRupiah).Besaran Gaji PNS Golongan II menurutKeppres No:195/VII/2009 tanggal 27 Juli2009 adalah sebesar Rp.5.000.000,- (LimaJutaRupiah).Besaran Gaji PNS Golongan IIIa/IIIbmenurut Keppres No:195/VII/2009 tanggal27 Juli 2009 adalah sebesar Rp.7.500.000,-(Tujuh JutaLimaRatusRibuRupiah).Besaran Gaji PNS Golongan IIIc/IIIdmenurut Keppres No:195/VII/2009 tanggal27/7/2009 adalah sebesar Rp.8.500.000,-(Delapan JutaLimaRatusRibuRupiah).Besaran Gaji PNS Golongan IVa/IVbmenurut Keppres No:195/VII/2009 tanggal27 Juli 2009 adalah sebesar Rp.9.500.000,-(Sembilan JutaLimaRatusRibuRupiah).Besaran Gaji PNS Golongan IVc/IVd/IVemenurut Keppres Nomor 195/VII/2009tanggal 27 Juli 2009 adalah sebesarRp.12.000.000,- (DuaBelas JutaRupiah).

Menurut Wahyudi Kumorotomo (2005; hlm21-24) dalam teori administratif ada dua modelsistem penggajian pegawai yaitu : (1)

yakni sistem penggajianpegawai berdasarkan pembayaran tetap danpenetapan alokasi anggaran, (2)

yakni sistem penggajian pegawai yangberdasarkan pada komisi dan pengaturan harga.Penerapan sistem pembayaran birokrasi Indonesiaberdasar seringkalimembuat para pegawai memiliki produktifitas dankinerja yang jelek. Model pembayaran yang tetap( ) membuat birokrasi akanmendapatkan gaji yang konstan, walaupun merekamungkin memiliki produktifitas dan kinerja yangbaik. Situasi ini menyebabkan pegawai bekerjatanpa motivasi untuk dapat berprestasi sebaik-

:195/VII/2009

behaviororiented contract

outcome orientedcontract

behaviour oriented contract

fixed salaries

w

w

w

w

w

w

TOPIK UTAMA

63

Page 4: Remunerasi

baiknya, karena bila mereka berprestasi tetap tidakakan ada tambahanpenghasilan.

Jika remunerasi sudah diterima sedangkanpelayanan masih semaunya sendiri danamburadul, dan kondisi sebagian masyarakatmasih memprihatinkan, tentu hal ini akan sangatmengusik rasa keadilan masyarakat. Untukmengatasi terusiknya rasa keadilan masyarakat,maka organisasi birokrasi harus berbenah sesegeramungkin agar tunjangan remunerasi yang sudahdinikmatinya juga berimbas pada kinerjapelayanan kepada masyarakat. Di bawah iniadalah pendapat atau saran tentang langkah-langkah atau program jangka pendek yang harussegera dilaksanakan. Ide ini sifatnya sederhanatetapi tepat sasaran sehingga apabila organisasibirokrasi sudah mampu melaksanakan langkah-langkah ini, maka rasa keadilan masyarakat ituakan teratasi. Hal-hal yang harus dibawah ini,mengacu pada pendapatnya Keating dalam BudiSetiyono (2007; hlm 24), yang menyatakan bahwakesuksesan sebuah sistem pemerintahanbergantung kepada sikap dan karakter pemerintahyang HARUS DEKAT dengan karakter dan nilai-nilai masyarakatnya (meliputi struktur, cara kerja,sumber kewenangan, dan lain-lain). Secara rinci,langkah-langkah jangka pendek itu ialah :a. Secara umum : seluruh pegawai birokrasi

yang melakukan pelayanan kepadamasyarakat harus bersikap ramah, terbukaterhadap kritik, dan tidak pilih-pilih (tidakm e m b e d a k a n m a s y a r a k a t d a r ipenampilannya atau karena kenal/tidakkenal). Hanya tiga sikap itu yang dituntutoleh masyarakat, sedangkan sikap yangberbelit-belit, tidak efisien dan tidak efektifakan dengan sendirinya tercapai apabilaketiga sikap di atas sudah berhasilditerapkan.

b. Secara khusus :b.1. : selalu standby di tempat-

tempat yang rawan ketertiban, misalnya dititik-titik kemacetan dan tempat-tempatumum, misalnya terminal, stasiun, dan pasar.Dalam menjalan fungsi penyidikan danpenyelidikan harus betul-betul independendan tidak lagi melalukan pungutan-pungutantanpa dasar. Selain itu juga meningkatkankualitas pelayanan dan pelayanan pembuatanSIM dan STNK yaitu dengan waktu yanglebih singkat dan biayayang lebih ringan.

b.2. : tingkatkan kewaspadaan padaperusuh-perusuh baik internal maupuneksternal, terutama di daerah-daerahperbatasan yang rawan sengketa batas

B.2. Upaya-upaya Jangka Pendek

Untuk POLRI

Untuk TNI

wilayah. Keberhasilan TNI dalam bertempurmelawan perompak Somalia, patutditeruskan jiwa kepahlawanannya.

b.3. : dari beberapa bagian diKementerian Keuangan, Ditjen Pajak adalahbagian yang paling disorot masyarakat. Olehkarena itu mereka harus berbenah yaitu :memperbaiki nya denganmenganggap bahwa mereka adalah bagiandari keluarga besar negara Indonesia. Denganbesarnya jumlah pajak yang akan diterimaoleh negara berarti adalah pendapatan buatkeluarganya, karena nantinya pendapatan ituuntuk membiayai program-programpembangunan yang dibutuhkan bagimasyarakat di negaranya. Dengan demikiantidak akan ada keinginan untuk mengkhianatikeluarganya.

b.4. : yangutama adalah tidak korup terhadap pungutan-pungutan dari anak didiknya, terutamapengadaan buku-buku pelajaran. Selain itujuga selalu mengingatkan para guru yangsudah memperoleh sertifikasi guru untuksela lu berkarya dan meningkatkankualitasnya.

b.5.meningkatkan pelayanan dalam pengurusanKTP, KK, surat pindah, dan surat keteranganlainnya, dengan penyelesaian dalam waktuyang sesingkat-singkatnya dan dengan biayayang serendah-rendahnya. Kalau mampu(harus diusahakan) selesai dalam satu harikarena banyak penduduk yang bekerjasehingga hanyabutuh ijin satu hari.

b.6. : selama ini yangdikeluhkan adalah adanya suap, suap, dansuap. Yang benar menjadi salah dan yangsalahmenjadi benar karena suap.Oleh karenaitu yang harus dilakukan adalah denganmenolak suap dari siapapun dengan alasanapapun.Kalaumisalnya secara tiba-tiba tidakboleh menerima dianggap terlalu berat, makabisa dilakukan dengan sedikiti demi sedikit.Misalnya kalau awalnya biasa menerimasuap sebesar Rp 10 juta, maka bisa diperkecilterlebih dahulu menjadi Rp 5 juta, kemudianRp 2,5 juta, kemudian Rp 1 juta, dan akhirnyabisa bekerja dengan independen tanpa suapsepeserpun.

b.7. : dalam melakukanpelayanan pengurusan bidang pertanahanatau dokumen kepemilikan tanah, mulai dariHak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak GunaUsaha, atau peralihan hak atas tanah, harusdalam waktu yang sesingkat-singkatnya danbiaya yang serendah-rendahnya. Tidak

Untuk Ditjen Pajak

mindset

Untuk Dinas Pendidikan Nasional

Untuk Aparat Kelurahan dan Kecamatan :

Untuk Aparat hukum

Untuk Aparat BPN

TOPIK UTAMA

64

Page 5: Remunerasi

melakukan manipulasi data pertanahandengan alasan apapun dan atas tekanansiapapun.

Berdasar pada hasil penelitian yang pernahdilakukan oleh penulis pada tahun 2010 yang lalu,dengan judul “Persepsi Mahasiswa Fisip Undipterhadap Kebijakan Remunerasi”, menunjukkanbahwa sebanyak 69% responden menyatakansetuju atas diberlakukannya kebijakannyaremunerasi tersebut. Hasil penelitian ini bisadikatakan sebagai faktor pendorong bagi pegawaibirokrasi untuk melakukan perbaikan-perbaikankinerja di semua sektor dan tahapan pelayanankepada masyarakat. Karena dukungan darimahasiswa sejatinya sangat sulit untuk diperolehapalagi berkaitan dengan penggunaan uang negaryang tidak sedikit jumlahnya. Oleh karena itu agarperbaikan-perbaikan atau langkah-langkahreformasi bisa diketahui kena sasaran atau tidak,sesuai dengan tujuan tidak, maka harus dilakukanevaluasi. Evaluasi ini digunakan untukmemastikan sedini mungkin bahwa dana yangtelah dikeluarkan tidaklah sia-sia.

Seperti telah disinggung di muka, bahwapemerintah saat ini sedang menyiapkan parameteruntuk mengukur keberhasilan kebijakanremunerasi ini. Meskipun begitu, upaya untukmengevaluasi tidak akan pernah berhasil jikahanya dilakukan oleh pemerintah saja. Ibaratkuman di seberang lautan tampak, gajah dipelupuk mata tak tampak, maka evaluasi ini jugaharusmelibatkanpihak lain, terumapenggunaataukonsumen atau masyarakat itu sendiri. Karenapemerintah jelas tidak mungkin untuk melihatdengan kacamatanya sendiri apa saja kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan, danketidalpantasan yang ada pada dirinya. Disinilahperan masyarakat sangat dibutuhkan, yaitu dalamhal memberi saran, kritik, masukna, dan pendapatyang membangun. Masyarakat yang mampumelakukan pengawasan atau evaluasi ini adasyaratnya, yaitu antara lain :1. Masyarakat dengan pendidikan yang

memadai. Pendidikan disini bukan hanyapendidikan formal saja tetapi juga pendidikannon formal dan informalnya. Artinya,dibutuhkan sekelompok orang yang rasionaldan berhati dan berkepala “dingin”.

2. Bukan masyarakat yang kaku atau keraskepala, misalnya hanya bisa mengatakan“pokoke” saja tanpa memberi alternatif jalankeluar yang baik.

3. Masyarakat yang mencintai negaranya ataumemiliki rasa nasionalisme yang tinggi.Karena kalau mereka mencintai negaranya,

B.3. Upaya-upaya Evaluasi

pasti menginginkan yang terbaik untuknegaranya. Tetapi kalau mereka membencinegaranya, maka apapun yang dilakukan olehnegaranya tidak akan pernah berarti, selalusalah, selalu tidak betul, sehingga negaraakan sangat sulit untuk memberlakukankebijakan-kebijakannya.

Intinya, birokrasi tidak akan mampumelakukan reformasi dalam kinerjanya jika hanyamengandalkan pada usahanya sendiri kecualidibantu oleh pihak lain. Dan pihak lain yang palingjitu untuk membantu melakukan reformasi kinerjaadalah pengguna atau atau masyarakat itusendiri.

Berdasarkan pada uraian pembahasan diaatas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagaiberikut :1. Bahwa penerimaan tunjangan remunerasi

bagi PNS atau anggota birokrasi yang telahdimulai sejak tahun 2006 ternyata mengusikrasa keadilanmasyarakat.

2. Terusiknya rasa keadilan masyarakat inidikarenakan kinerja pelayanan pemerintahyang masih amburadul, dan banyakmasyarakat kita yang masih dalam kondisimemprihatinkan, misalnya menganggur, giziburuk, gedung sekolah yang ambruk, miskin,dan sebagainya.

3. Oleh karena itu, untuk mengurangi ataubahkan menghilangkan terusiknya rasakeadilan masyarakat tersebut, maka pegawaibirokrasi yang telah menerima tunjanganremunerasi harus mengimbanginya denganlangkah-langkah nyata dan sesegeramungkin, ramah, tidak korup, dan tidak pilih-pilih adalah 3 sikap yang sangat didambakanolehmasyarakat.

4. Selain itu aparat pemerintah atai pegawaibirokrasi harus melakukan perbaikankinerjanya dalam masing-masing tugasnya,apakah sebagai aparat kelurahan, kecamatan,kepolisian,TNI, hukum, dan sebagainya.

5. Untuk memastikan bahwa perbaikan kinerjayang sudah dilakukan telah berhasil, makadibutuhkan evaluasi kinerja denganparameter yang jelas dan juga melibatkanmasyarakat sebagai pengguna.

Sedangkan saran yang diberikan adalah :bahwa seluruh pegawai birokrasi tidak bolehmenunda-nunda langkah untuk perbaikankinerjanya, akerna masyarakat sudah semakinkritis dan semakin nekad untuk bisa melakukan

user

PENUTUP

TOPIK UTAMA

65

Page 6: Remunerasi

hal-hal yang tidak baik, apabila perbaikan kinerjatidak segera terwujud.

Dwiyanto, Agus,. Yogyakarta. Penerbit Gadjah

MadaUniversity Press; 2006

Kumorotomo, Wahyudi,.

Yogyakarta. Penerbit Pustaka Pelajar; 2005

DAFTARPUSTAKA

Reformasi Birokrasi Publik diIndonesia

Akuntabilitas BirokrasiPublik : Sketsa Pada Masa Transisi

Setiyono, Budi,. Semarang.

PuskodakUndip; 2004

Setiyono, Budi,. Jakarta. Penerbit Kalam

Nusantara; 2007

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga.Jakarta. Penerbit Balai Pustaka DepartemenPendidikanNasional; 2005

:

Birokrasi dalam PerspektifPolitik dan Administratif

Pemerintahan dan ManajemenSektor Publik

Media Internethttp://www.wikipedia.comError! Hyperlink reference not valid.

TOPIK UTAMA

66