reliability to sustain - pdsi pertaminapdsi.pertamina.com/assets_front/download/lap_2011.pdf ·...

212
LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT 2011 LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT 2011 Reliability to Sustain Kehandalan Untuk Tumbuh dan Terus Berkembang Reliability to Sustain Kehandalan Untuk Tumbuh dan Terus Berkembang KANTOR PUSAT Menara Standard Chartered Lantai 15 & 16 Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164 Jakarta 12950 Indonesia Phone : (62-21) 2553 2400, Fax : (62-21) 2553 2411 www.pertamina-pdsi.com

Upload: buidan

Post on 16-Feb-2018

270 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT

2011

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPO

RT 2011

Reliability to SustainKehandalan Untuk Tumbuh dan Terus Berkembang

Reliability to Sustain Kehandalan Untuk Tum

buh dan Terus Berkembang

KANTOR PUSAT

Menara Standard Chartered

Lantai 15 & 16

Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164 Jakarta 12950

Indonesia

Phone : (62-21) 2553 2400,

Fax : (62-21) 2553 2411

www.pertamina-pdsi.com

22

35

78

9

1013

1415

1517

1819

2021

2122

2632

36

4244

4446

4751

5253

70

8085

8788

8889

8991

9496

98100

103104

105117

122124

133 144

148149

151

IKHTISAR UTAMAIKHTISAR KEUANGAN

IKHTISAR OPERASIPENCAPAIAN KPI PERUSAHAAN 2011

PETA SEBARAN AREA OPERASI RIG PDSI 2011PERISTIWA PENTING 2011

PENGHARGAAN 2011

PROFIL PERUSAHAANSEKILAS PERSEROAN

SEJARAH SINGKAT PERSEROANSTRUKTUR KORPORASI

KOMPOSISI PEMEGANG SAHAMVISI DAN MISI

TATA NILAISTRATEGI JANGKA PANJANG

ARAH PENGEMBANGAN PERUSAHAANPDSI STRATEGY MAP

STRUKTUR ORGANISASI PERSEROANPROFIL DEWAN KOMISARIS

PROFIL DEWAN DIREKSILAPORAN KOMISARIS UTAMA

LAPORAN DIREKTUR UTAMA

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMENTINJAUAN UMUM 2011

PRODUK/ JASA PDSIPROSPEK 2012

EKONOMI DAN INDUSTRI DRILLING SECARA KESELURUHAN

URAIAN TENTANG ASPEK PEMASARANREALISASI INVESTASI 2011

PEMBAHASAN ATAS KINERJA BISNISKINERJA KEUANGAN

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANKOMITMEN GCG

KEBIJAKAN MANAJEMENTUJUAN PENERAPAN GCG

PENGUKURAN IMPLEMENTASI GCGSTRUKTUR DAN HUBUNGAN TATA KELOLA

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)DEWAN KOMISARIS

DEWAN DIREKSIKOMITE AUDIT

REMUNERASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSIMEKANISME GCG

ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJASISTEM DAN PROSEDUR PERSEROAN

PENGENDALIAN RISIKO PERSEROANINTERNAL AUDIT

LAPORAN KEBERLANJUTANSUMBER DAYA MANUSIA

LAPORAN K3LLTANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

PERNYATAAN DEWAN KOMISARISPERNYATAAN DEWAN DIREKSI

LAPORAN KEUANGAN AUDITED 2011

DAFTAR ISI C o n t e n t s

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

1

Pertumbuhan sebuah perusahaan bertumpu pada kekuatan respon dalam menjawab tantangan dunia usaha yang semakin dinamis. Respon tersebut tertuang dalam strategi manajemen yang cerdas dan bernas dalam melihat setiap nilai dan peluang.PDSI menjawab tantangan dengan memperkuat kompetensi dasar, keahlian, dan ketrampilan untuk dapat bekerja lebih handal. Siap menyediakan solusi dan menjadikan setiap pelanggan sebagai mitra kerja. Handal, terpercaya, dan bertumbuh.

Growth of a company rests on the strength of the response in answering the challenges of an increasingly dynamic business world. Response is contained in a smart and sharp management strategy in seeing any value and opportunity.PDSI responds to challenge by strengthening the basic competencies, expertise, and skills to be able to work more reliably. Ready to provide solutions and make every customer as a partner. Reliable, trustworthy, and thriving/growing.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

2

IKHTISAR KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHT

(Dalam Jutaan Rupiah) (In Million Rupiah)

URAIAN 2009* 2010* 2011* DESCRIPTION

LABA RUGI KOMPREHENSIF COMPREHENSIVE PROFIT/LOSS

Pendapatan 1,507,258 1,402,246 1,629,013 Revenue

EBITDA ** 474,169 498,085 379.339 EBITDA **

Laba Kotor 718,679 636,441 369,395 Gross Income

Laba Usaha 593,268 445,364 199,069 Comprehensive Income

Laba Bersih 332,424 310,233 138,364 Net Income

Laba Bersih per Saham Dasar 7.60 0.95 0.42 Comprehensive Basic Earning per Share

POSISI KEUANGAN FINANCIAL POSITION

Aset Lancar 1,490,416 1,325,840 1,515,579 Current Asset

Aset Tetap - Bersih 288,262 915,065 1,994,759 Fixed Asset - Net

Aset Lain-Lain 13,250 69,232 98,110 Other Assets

Jumlah Aset 1,791,928 2,310,137 3,608,448 Total Assets

Liabilitas Lancar 1,325,488 963,070 2,350,748 Current Liabilities

Liabilitas Tidak Lancar 1,946 18,584 11,512 Non-Current Liabilities

Jumlah Liabilitas 1,327,434 981,654 2,362,260 Total Liabilities

Jumlah Ekuitas 464,494 1,328,483 1,246,188 Total Equity

INDIKATOR KEUANGAN FINANCIAL INDICATORS

Return on Equity 251.70% 30.47% 31.52% Return on Equity

Return on Investment 28.03% 21.83% 13.00% Return on Investment

Operating Profit Margin 39.36% 31.76% 10.68% Operating Profit Margin

Net Profit Margin 22.05% 22.12% 8.49% Net Profit Margin

Cash Ratio 4.09% 17.89% 9.08% Cash Ratio

Current Ratio 112.44% 137.67% 66.40% Current Ratio

Collection Periods 295,71 196,63 85.02 Collection Periods

Inventory Turn Over 12.80 21.32 20.39 Inventory Turn Over

Total Asset Turn Over 89.16% 61.92% 55.63% Total Asset Turn Over

Equity to Total Asset 25.92% 57.51% 34.52% Equity to Total Asset

* Laporan Keuangan Diaudit** Laba Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan, dan Amortisasi

* Audited Financial Statements ** Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Ammortization

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

3

IKHTISAR UTAMAGENERAL OVERVIEW

Ikhtisar Operasi

Kinerja operasi tahun 2011 terlihat dari pencapaian

tingkat rig availability sebesar 97,52% dari 32 unit rig

yang dioperasikan , termasuk 2 unit rig brand new, yaitu

D-1000/52 (1000HP) dan D-1500/53 (1500HP). Sepanjang

tahun 2011, rig PDSI telah selesai mengerjakan 262

sumur, yang terdiri dari 5 sumur Eksplorasi, 74 sumur

Eksploitasi dan 183 sumur workover.

Downtime ratio dari seluruh rig PDSI pada tahun 2011

adalah 2.23%, dihitung dengan membandingkan total

jam downtime saat operasi dengan jumlah jam kerja,

sepanjang tahun 2011. Hal ini dapat dicapai tidak lepas

dari kinerja fungsi maintenance yang berhasil mengelola

overhaull sejumlah 48 unit engine, 43 unit BOP, dan

melakukan kalibrasi instrument untuk 22 rig.

Secara umum performa aspek HSE mengalami

peningkatan pada tahun 2011, jika dibandingkan dengan

tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat

dari adanya peningkatan yang cukup signifikan dalam

kontribusi pelaporan Safety Monitoring Card sebagai

salah satu sarana deteksi dini dan minimalisir risiko

kecelakaan dalam penurunan angka kecelakaan yang

sebenarnya.

Operational Overview

Operatinal performancein 2011can be seen fromthe

achievementsofrigavailability at97.52% of32

operatingrigs, includingtwounits ofbrandnewrigs,

D-1000/52 (1000HP) andD-1500/53 (1500HP).

Throughout2011, PDSI’s rigs have completed262wells,

consistingoffiveexplorationwells, 74 Exploitation wellsand

183workoverwells.

Downtime Ratio of all PDSI rigs in 2011 was 2.23%,

calculated by comparing the total hours of downtime

during the operation by the number of work hours,

during 2011. This achievement cannot be separated from

the performance of maintenance functions that managed

to overhaul 48 engine units, 43 BOP units, and to calibrate

the instrument for 22 rigs.

In general, the performance of HSE aspect saw an

improvement in 2011, compared to the previous years.

This can be seen from significant increase in contribution

of Safety Morning Card as one of early detection means

and minimizing risk of accident in actual declining

number of accidents.

FatalitiesRecordable

Accident

First Aid

Near Miss

Safety Monitoring Card

2010 2011

26,650

1,382

36

11

0

79,030

893

21

14

0

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

4

Sementara itu, Total Recordable Incident Rate (TRIR)

tahun 2011 tercapai 1,37. Meskipun tidak mencapai target

(1,14) namun terdapat penurunan angka TRIR dari tahun-

tahun sebelumnya. Ini menjadi indicator peningkatan

performa HSE selama 3 (tiga) tahun terakhir.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar terhadap

rig, maka pada tahun 2011 ini, PDSI membeli 4 unit

rig elektrik baru yang terdiri dari 2 unit rig 1.000

HP dan 2 unit rig 1.500 HP. 2 unit sudah beroperasi

pada akhir tahun 2011, dan yang lainnya baru tiba di

bulan Desember 2011, dan sampai akhir tahun masih

dalam tahap comissioning. Rig baru ini menggunakan

teknologi baru, yaitu rig elektrik dengan sistem amphion

terintegrasi yang dibuat oleh NOV-Dreco Canada.

Rig baru yang telah beroperasi di tahun 2011 adalah rig

D-1500/53 (1500HP) mulai operasi pada 5 September

2011 di lokasi Cilamaya (CLU-B1/CLU-12), dan rig

D-1000/52 (1000HP) mulai operasi pada 25 Desember

2011 di lokasi Donggi (DNG-06).

In general, the performance of HSE aspect saw an

improvement in 2011, compared to the previous years.

This can be seen from significant increase in contribution

of Safety Morning Card as one of early detection means

and minimizing risk of accident in actual declining

number of accidents.

In order to meet market demand for rigs, PDSI bought 4

new electric rig units in 2011, which consists of two rigs

of 1000 HP and 2 rigs of 1500 HP. Two units have already

been in operation at the end of 2011, while the two

others arrived in December 2011, and until the end of the

year were still in the comissioning phase. The new rigsuse

new technology, the electric rig with an integrated system

made by Amphion-NOV Dreco Canada.

The newrigshave been operating in2011 areD-1500/53

(1500HP) rig, began operations on September 5,2011 at

Cilamaya site (CLU-B1/CLU-12), and D-1000/52rig(1000HP)

beganoperations onDecember 25, 2011, at Donggisite

(DNG-06).

6.00

5.00

4.00

3.00

2.00

1.50

1.00

0.00

Total Recordable Incident Rate (TRIR)

2009 20092010 20102011 2011

2.11

5.16

1.43

4.67

1.37

5.08Good

IADC

* Asia Pacific Land

PDSI

1.80

1.60

1.40

1.20

1.00

0.80

0.60

0.40

0.20

0.00

Accident Frequency Rate (AFR)

1.13

1.34

1.001.04

0.39

1.56

IADC

* Asia Pacific Land

PDSI

Good

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

5

PEN

CAPA

IAN

KPI

PER

USA

HA

AN

201

1CO

RPO

RATE

KEY

PER

FORM

AN

CE IN

DIC

ATO

RS (K

PI A

CHIE

VEM

ENT

2011

)

NO

UKU

RAN

KIN

ERJA

TE

RPIL

IHSA

TUA

NFR

EQ.

MO

N

TARG

ET 2

011

BOBO

T

Targ

etRe

alis

asi

Kom

ulat

ifD

evia

tion

Perf

orm

ance

BASE

STRE

TCH

*4Q

Cum

/Ave

Base

Stre

tch

Base

Stre

tch

TW4

TW4

IFI

NA

NCI

AL

5535

.36%

K1EB

ITD

AID

R (T

riliu

n)Bu

lana

n0.

630.

7010

%0.

630.

700.

160.

170.

320.

3250

.48%

5.05

%

K2A

. Lab

a U

saha

IDR

(Tril

iun)

Bula

nan

0.50

0.55

10%

0.50

0.55

0.12

0.14

0.14

0.14

27.2

7%2.

73%

B. P

erse

ntas

e Pe

ncap

aian

La

ba U

saha

%Bu

lana

n10

0%11

0%10

%10

0%11

0.00

%25

.00%

27.5

0%27

.27%

27.2

7%27

.27%

2.73

%

K3Bi

aya

Usa

haID

R (T

riliu

n)Bu

lana

n1.

311.

245%

1.31

1.24

0.33

0.31

1.32

1.32

98.7

4%4.

94%

K4Ti

ngka

t Pen

capa

ian

Inve

stas

i%

Bula

nan

90%

95%

10%

90.0

0%95

.00%

15.3

0%16

.16%

98.9

5%98

.95%

98.9

5%9.

89%

IDR

(juta

)1,

376,

106

1,45

2,55

71,

376,

106

1,45

2,55

723

3,87

424

5,56

81,

361,

626

1,36

1,62

6

K5Re

turn

On

Capi

tal

Empl

oyed

(RO

CE)

%Bu

lana

n10

0%10

5%10

%10

0%10

6%10

0%10

5%10

0.06

%10

0.06

%10

0.23

%10

.02%

IIO

PERA

SIO

NA

L35

%38

.95%

K6Ri

g Av

aila

bilit

y%

Bula

nan

98%

100%

10%

98%

100%

98%

100%

97.5

2%97

.52%

99.5

1%9.

95%

K7N

on P

rodu

ctiv

e Ti

me

(NPT

)%

Bula

nan

100%

90%

10%

100%

90%

100%

90%

81.6

9%81

.69%

120.

00%

12.0

0%

K8Ri

g U

tiliz

atio

n%

Bula

nan

87%

91%

10%

88%

92%

88%

92%

93.8

8%93

.88%

120.

00%

12.0

0%

K9Ke

tepa

tan

Peny

ampa

ian

Dat

a BO

D C

ontr

ol R

oom

%Tr

iwul

anan

100%

120%

5%10

0%12

0%10

0%12

0%10

0.00

%10

0%10

0.00

%5.

00%

IIIPE

OPL

E, S

AFE

TY A

ND

EN

VIR

ON

MEN

T6%

5.59

%

K10

Pene

rapa

n Sa

fety

be

rsta

ndar

Tin

ggi

- TRI

RN

ilai

Rata

-rat

aBu

lana

n 1.

141.

033%

1.14

1.03

1.14

1.03

1.37

1.37

79.8

2%2.

39%

- HSE

Mee

ting

%Bu

lana

n10

0%12

0%2%

100%

120%

100%

120%

100%

100%

100.

00%

2.00

%

- Man

agem

ent W

alkt

hrou

ghKu

njun

gan

Triw

ulan

an4

81%

12

12

58

120.

00%

1.20

%

IVSH

ARE

D K

PIs

4%3.

73%

K11

Tind

ak L

anju

t Tem

uan

Audi

t %

Triw

ulan

an80

%10

0%1%

80%

100%

80%

100%

88.5

0%89

%10

8.50

%1.

09%

K12

Util

isas

i Sis

tem

ERP

%Bu

lana

n95

%10

0%1%

95%

100%

95%

100%

96.0

6%96

%10

4.26

%1.

04%

K13

Lapo

ran

Keua

ngan

tahu

nan

Audi

ted

2010

Har

i Ka

lend

erTa

huna

n90

602%

00

Akh

ir M

aret

Akh

ir Pe

brua

ri 0

108

80.0

0%1.

60%

100.

0%83

.63%

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

6

TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN

Kinerja Keuangan RKAP 2011

Audited 2011 Kinerja Keuangan

Nilai SKOR Nilai SKOR

1. Imbalan Kpd Pemegang Saham (ROE) 30.73 20.00 31.52 20.00

2. Imbalan Investasi (ROI) 19.21 12.00 13.01 9.00

3. Operating Profit Margin 24.75 2.50 12.22 1.50

4. Net Profit Margin 18.66 2.50 8.49 1.50

5. Rasio Kas 34.99 4.00 7.17 1.00

6. Rasio Lancar 132.51 5.00 64.47 1.00

7. Collections Period 96.36 1.50 85.02 2.50

8. Perputaran Persediaan 9.11 3.00 20.39 2.50

9. Perputaran Total Asset 61.06 2.00 55.65 1.50

10. Rasio TMS Thd Total Asset 43.75 7.00 34.54 7.00

11. Time Interest Earned Ratio - - 75.80 3.00

Nilai Kinerja Keuangan 59.50 50.50

Nilai Kinerja Keuangan Proporsional 62.16 -

Klasifikasi Tingkat Kinerja Keuangan Sehat Sehat

Kinerja Pertumbuhan Kinerja PertumbuhanNilai SKOR Nilai SKOR

1. Pertumbuhan Produktivitas, antara lain :

- Aspets Produktifity Growth (ASPG) 0.19 1.00 (69.41) -

2. Pertumbuhan Daya Saing, antara lain :

- Sales Growth (SALG) 48.91 5.00 116.17 5.00

- Net Profit Margin Growt (NPMG) (19.77) - (61.61) -

3. Pertumbuhan Efisiensi, antara lain :

- Sales to Total Asset Growt (STAG) 13.57 3.00 (25.99) -

- Net Profit Growth (NPG) 19.48 5.00 (55.40) -

Sub Total NKO 14.00 5.00

Klasifikasi Tingkat Kinerja Pertumbuhan Tumbuh Tinggi

Kurang Tumbuh

Kinerja Administrasi Kinerja AdministrasiNilai SKOR Nilai SKOR

1. Laporan Keuangan Perusahaan Bulanan ≤7 hari kalender

2.00 ≤7 hari kalender

2.00

2. Laporan Manajemen Perusahaan Bulanan

≤11 hari kalender

2.00 ≤11 hari kalender

2.00

3. Laporan Keuangan Audited ≤Bulan Maret

3.00 ≤Bulan Maret

3.00

4. Rancangan RKAP ≤Bulan Juli 3.00 ≤Bulan Juli 3.00

Sub Total NKA 10.00 10.00

Klasifikasi Tingkat Kinerja Administrasi

Total Kinerja Perusahaan 86.16 65.50

Klasifikasi Tingkat Kinerja Perusahaan Sehat AA Sehat A

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

7

Pet

a S

ebar

an A

rea

Op

eras

i Rig

PD

SI 2

011

Are

a KT

I:•N-80UE/2

2•OW700

/39

•D-700

N0.6/26

•D10

00/52

•MaritimeHY03

Are

a JA

WA

:•N-80UE/2

2•OW700

/39

•OW700

/40

•MSH

-200

0/30

•OW-760

/20

•H-40D/24

•N-80

B2/01

•N11

0-M2/3

1•N11

0-M3/2

8

•D-700

N0.6/26

•N-80-UE/UY3

•D-150

0/53

•F–20

0•TopDriv

eMaritimeHY01

•TopDriv

eMaritimeHY02

•TopDriv

eTesco58

4•TopDriv

eTesco91

9

Are

a SU

MBA

GTE

NG

:•H-25CD

/DRII

•T-45

I/3

3•LTO-350

/37

•T-45

-II/3

4•H35

-3/UY6

Are

a SU

MBA

GSE

L:•H-40D/29

•E.D-2/38

•N-80UE/2

5•N-1

10M1/1

8•LTO-650

/35

•LTO-750

/43

•KT

-210

BNo.3A/42

•N-80B1

/27

•IE-900

No.9/3

•TopDriv

eTesco27

2•TopDriv

eTesco58

3

Are

a N

AD

-SU

MBA

GU

T:•KM

-200

ANo.1/9

•KT

-210

BNo.2A

/41

•H-30FD/23

•SK

YTOPRR

650/UY7

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

8

PERISTIWA PENTING 2011Milestone 2011

Feb 10 Pemegang Saham menetapkan perubahan penyebutan jabatan Direksi, yaitu sebutan Direktur Keuangan menjadi Direktur Keuangan & AdministrasiShareholders established Director nomenclature change of Finance Director to Finance and Administration Director

Mar 01 Perseroan ditugaskan untuk melakukan pembelian atas asset PT. Usayana berupa rig, top drive dan suku cadang.The Company was commissioned to make a purchase of PT. Usayana’s assets of rigs, top drives and spare parts.

Apr 25 Terbitnya persetujuan Pemegang Saham tentang penghapusan dan pelepasan rig IH 40 D/26 dan rig N 80B2/01 yang rusak dan telah mendapat klaim dari asuransiThe issu an ceof Shareholders’ approval on the discharge and release of IH40D/26 rig and N80B2/01 rig that were damaged and have received payment of claim from the insurance

Jun 07 Kedatangan 2 rig baru dari Kanada yang merupakan pesanan Perseroan, terdiri dari 1.000 HP dan 1.500 HP. Rig baru ini adalah Type : Cantilever mast, Slingshot substructure.The arrival of two new rigs from Canada ordered by the Company, consisting of 1,000 HP and 1,500 HP rigs. The type of the new rigs is Type: Cantilevermast, Slingshot substructure.

15 Persetujuan Pemegang Saham atas Laporan Tahunan termasuk pengesahan Laporan Keuangan (Audited) Tahun Buku 2009 beserta penjelasannyaShareholders’ approval on the Annual Reportincluding the adoption of Financial Statements (Audited) for 2009 fiscal year and an its explanations

16 Perseroan melaksanakan RUPS Tahunan Tahun Buku 2010The Company held Annual General Meeting of Shareholders for 2010 Fiscal year

Agt/Aug 08 Perseroan mendapatkan persetujuan memberikan performance bond sebesar USD 4.994.750 dalam rangka kerjasama penyediaan jasa pembangunan rig pemboran, sehubungan dengan pengembangan lapangan minyak dan gas Blok Cepu di Jawa.The Company received an approval to give USD4,994.75 million performance bondin the cooperation of drilling rigs development service provision, related to oil and gas field development of Cepu Block in Java.

25 Penetapan Direktur Pemasaran dan Pengembangan, dimana semula Sdr. Adi Harianto adalah PJ. Direktur Pemasaran dan Pengembangan menjadi Direktur Pemasaran dan PengembanganAppointment of Adi Harianto as Marketing and Development Director, who previously served as Acting Marketing and Development Director.

Des /Dec 6 Perseroan menerima kedatangan 2 rig baru lagi dari Kanada yang terdiri dari 1.000 HP dan 1.500 HPThe Company received the arrival of two new rigs from Canada consisting of 1,000 GP and 1,500 HP

10 Perseroan meraih 2 penghargaan bidang HSE Patra Adhikriya Bhumi Pratama untuk Drilling Area Sumbagsel dan Drilling Area Jawa, serta 1 penghargaan Patra Adhikriya Bhumi Madya untuk drilling Area NAD-Sumbagut.

The Company received two awards for HSE, Patra Adhikriya Bhumi Pratama award for Southern Sumatra Drilling Area, and Patra Adhikriya Bhumi Madya award for Aceh-Northern Sumatra Drilling.

30 Persetujuan Pemegang Saham menerima pengunduran diri Sdr. Made Mahendra Budhi dari jabatannya sebagai Direktur Keuangan dan Administrasi terhitung sejak tanggal 1 Januari 2012.Shareholders’ approval on resignation of Made Mahendra Budhi from his post as Finance and Administration Director since January 1, 2012

Ganti Rig

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

9

Penghargaan 2011 2011 Awards

Pada tanggal 10 Desember 2011, Perseroan mendapatkan

penghargaan atas implementasi bidang HSE yang terdiri

dari :

On December 10, 2011, The Company received several

awards for the HSE implementation, consisting of:

No. Pencapaian

1 Patra Adhikriya Bhumi Utama dari PT. Pertamina (Persero) untuk Drilling Area Sumbagsel

Patra Adhikriya Bhumi Utama from PT. Pertamina (Persero) to Drilling Area in Southern Sumatera

2 Patra Adhikriya Bhumi Utama dari PT. Pertamina (Persero) untuk Drilling Area Jawa

Patra Adhikriya Bhumi Utama from PT. Pertamina (Persero) to Drilling Area in Java

3 Patra Adhikriya Bhumi Madya dari PT. Pertamina (Persero) untuk Drilling Area NAD-Sumbagut

Patra Adhikriya Bhumi Madya from PT. Pertamina (Persero) to Drilling Area in NAD-Northern Sumatera

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

10

PROFIL PERUSAHAANCompany Profile1

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

11

Memperkuat KompetensiEnhancing Competency

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

12

INFORMASI PERSEROAN Corporate Information

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

13

SEKILAS PERSEROAN

Pertamina Drilling Services Indonesia adalah anak

perusahaan Pertamina (Persero) yang memiliki

kompetensi dan berpengalaman lebih dari 30 tahun

di bidang jasa drilling dan work over meliputi

eksplorasi dan eksploitasi dengan memberikan

solusi jasa pemboran terpadu (one stop solution

drilling services) kepada pelanggan, serta

memiliki kegiatan usaha lain yang terkait dan

menunjang kegiatan usaha di bidang jasa

drilling dan work over tersebut yang telah

teruji kompetensinya.

PDSI sebagai pemimpin di bidang

jasa drilling dan work over

yang terbiasa menjalin aliansi

strategis dan profesional dengan

dunia industri terkait melalui

sinergi dengan prinsip-prinsip bisnis

yang kuat. PDSI memiliki reputasi

rekam jejak yang membanggakan,

ditunjukkan dengan kualitas kinerja yang

memenuhi standard ISO 9001:2008 dan

OHSAS 18001:2007 yang telah diakui secara

internasional.

Komitmen PDSI sangat kuat terhadap prinsip

keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan

lingkungan serta memiliki kebijakan dalam seluruh

aspek Health, Safety and Environment (HSE) dengan

selalu memberikan prioritas terhadap upaya pencegahan

terjadinya insiden dan meminimalkan risiko operasi.

Dengan pengelolaan perusahaan berdasarkan

prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik Good

Corporate Governance (GCG) sebagai komitmen untuk

mempertahankan kepercayaan pelanggan, pemegang

saham, mitra bisnis dan pemangku kepentingan lainnya.

PDSI secara konsisten terus melakukan peningkatan

kompetensi sumber daya manusia sebagai aset penting

perusahaan, kepedulian terhadap lingkungan, dan

implementasi tanggung jawab sosial untuk menjadikan

generasi masa depan yang lebih baik. Selain itu, PDSI

adalah bagian dari keluarga besar Pertamina yang

merupakan perusahaan energi nasional terbesar dan

menjadi “Power House” bagi pertumbuhan ekonomi

nasional.

COMPANY IN BRIEF

PertaminaDrilling ServicesIndonesiais asubsidiary

ofPertamina(Persero) which has competencyand

morethan 30years of experience indrillingandwork

overservicesincluding explorationandexploitationby

providing one stop solution drillingservicesto customers,

andhas other related businessactivitiesandsupport

business activitiesindrillingandwork overserviceswitha

provencompetence.

PDSIas aleaderindrillingandwork overservices, is familiar

withbuildingstrategicandprofessionals alliances with

relatedindustrythroughsynergywith sound business

principles. PDSIhas areputation ofencouragingtrack

record, demonstrated by performance that

meetstheinternationally recognized qualitystandard of

ISO9001:2008andOHSAS18001:2007.

PDSI has a strong commitment to the occupational

safety, health and environmental protection principles

as well as having a policy in all aspects of Health, Safety

and Environment (HSE) to always give priority to efforts

in preventing the incidences and minimize the risks of

operations.

With the management of the company based on

the Good Corporate Governance (GCG) principles

as a commitment to maintaining the confidence of

customers, shareholders, business partners and other

stakeholders. PDSI consistently continues to increase

the competence of human resources as an important

asset of the company, environmental stewardship,

and implementation of social responsibility to create

better future generations. In addition, PDSI is part of a

Pertamina’s big family which is the largest national energy

company and a "Power House" for national economic

growth.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

14

SEJARAH SINGKAT PERSEROAN

PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) berdiri

sejak tahun 2008 berdasarkan Akte Notaris Marianne

Vincentia Hamdani, SH Nomor 13 tanggal 13 Juni 2008

yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri

Hukum & HAM RI No. AHU-39442. AH. 01.01 Tahun 2008

tanggal 8 Juli 2008.

Sebelumnya, PT. PDSI merupakan salah satu unit usaha

(divisi) Direktorat Hulu PT. Pertamina (Persero) yang

melakukan kegiatan pemboran. Namun, sesuai dengan

surat rekomendasi Komisaris PT. Pertamina (Persero)

tanggal 28 Desember 2007 Nomor 365/K/DK/2007

maka melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

tanggal 13 Juni 2008, Unit Usaha Drilling ini menjadi

entitas bisnis sendiri yang profit oriented dengan

nama PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI)

dengan komposisi kepemilikan sahamnya terdiri atas PT.

Pertamina (Persero) 99 % dan PT. Pertamina Hulu Energi 1

%. Dengan ini. PDSI diharapkan memperoleh keuntungan

berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan secara efektif

dan efisien.

Pada tanggal 18 Juni 2010 terbit Keputusan Pemegang

Saham Secara Sirkuler yang merubah status kepemilikan

saham perseroan menjadi 99,87 % dimiliki PT. Pertamina

(Persero) dan 0,13% dimiliki oleh PT. Pertamina Hulu

Energi.

Pendirian PDSI memiliki maksud dan tujuan yaitu

menyelenggarakan usaha di bidang jasa drilling baik

di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha

lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di

bidang jasa drilling tersebut. Untuk itulah maka PT. PDSI

ini menyelenggarakan kegiatan usaha pengelolaan

dan pengembangan sumberdaya jasa drilling meliputi

eksplorasi dan eksploitasi, baik migas maupun panas

bumi. Menyelenggarakan kegiatan usaha jasa yang

meliputi konsultasi, operasi dan pemeliharaan serta

pengembangan teknologi di bidang jasa drilling dalam

arti yang seluas-luasnya.

Sebagai wujud komitmen untuk memberikan jasa drilling

yang berkualitas, Investasi menambah rig baru kapasitas

besar dan akuisisi rig PT. Usayana dilakukan oleh PDSI

untuk lebih memantapkan sumber daya ke dalam bisnis

inti perseroan.

BRIEF HISTORY OF THE COMPANY

PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) was

founded in 2008, according to Notarial Act by Marianne

Vincentia Hamdani, SH No. 13 dated June 13, 2008 that

has been authorized by Minister of Justice and Human

Rights of Republic of Indonesia No. AHU-39442. AH. 01.01

of 2008 dated July 8, 2008.

Previously, PT. PDSI is a business unit (division) of

Upstream Directorate of PT. Pertamina (Persero) that

operated drilling. However, according to the letter

of recommendation of the PT. Pertamina (Persero)

Commissioners dated December 28, 2007 No. 365/K/

DK/2007 through Extraordinary General Meeting of

Shareholders on June 13, 2008, the Drilling Business Unit

has become a separate is profit-oriented business entity

under the name PT. Pertamina Drilling Services Indonesia

(PDSI) with its shareholder composition consisting of

PT. Pertamina (Persero) controlled99% of shares and

PT. Pertamina Hulu Energi held the remaining 1%. PDSI

is expected to earn profits based on the principles of

efefctive and efficient management.

On June 18, 2010, Shareholders’ Circulair Resolution was

issued that changed the company’s shares ownership to

99.87% is controlled by PT. Pertamina (Persero) and 0.13%

is owned by PT. Pertamina Hulu Energi.

The establishment of PDSI has aim and purpose

which are to operate business in drilling services both

domestic and overseas, as well as other business

related or supporting the business of drilling services.

Therefore, PT. PDSI operates business in management

and development of resources drilling services including

exploration and exploitation of oil, gas and geothermal.

The service business includes consultation, operation

and maintenance, as well as technology development in

extensive range of drilling services.

Asa commitmenttoprovidequalitydrillingservices, the

investments innewrigs with largecapacity andacquisition

ofPT. Usayana’s rigswere conductedbyPDSIfor

consolidationof resourcesinto thecompany's core

business.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

15

KOMPOSISI PEMEGANG SAHAM

COMPOSITION OF SHAREHOLDERS

STRUKTUR KORPORASI

CORPORATION STRUCTURE

SahamShares

AktePendirian–SKMenteriKehakimanRINo. AHU-39442.AH.01.01. Tahun 2008

Tgl. 08 Juli 2008Deed of Establishment - Minister of Justice and Human Rights of Republic of Indonesia

No. AHU-39442. AH. 01.01 of 2008 dated July 8, 2008.

Kept. Pemegang Saham Secara Sirkuler tgl. 18 Juni 2010

Shareholders’ Circular Resolution on June 18, 2010

lembarquantity

Jumlah (Rp)Amount (Rp)

% Saham

% Shares

lembarquantity

Jumlah (Rp)Amount (Rp)

% Saham

% Shares

PT. Pertamina (Persero)43.312 86.624.000.000 98,99 325.456 650.992.000.000 99,87

PT. Pertamina 438 876.000.000 1,01 438 876.000.000 0,13

PT. PERTAMINA (PERSERO)

PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

PT. PERTAMINA HULU ENERGI

0,13%99,87%

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

16

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

17

VISI DAN MISIVision and Mission

Visi Vision

Perusahaan Penyedia Jasa Pemboran Dengan Reputasi Internasional.

Drilling Service Provider Company with International Reputation.

Misi Mission

Menyediakan jasa solusi terpadu yang berkualitas tinggi di bidang pemboran,

kerja ulang dan reparasi sumur kepada pelanggan, untuk memberi nilai tambah

yang optimal bagi Pemegang Saham dan pekerja, serta berkontribusi secara

proporsional kepada pemangku kepentingan lainnya.

Provide integrated high quality solution services in drilling, workover, and well

repair for the customers, to give optimal added value for Shareholders and

employees, and proportionally contribute to other stakeholders.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

18

Menjunjung tinggi dan menerapkan secara konsisten

nilai-nilai :

1. Care (Peduli) & Safety First (Mengutamakan

Keselamatan)

Senantiasa memberikan perhatian penuh pada

keselamatan kerja dan selalu peduli pada kelestarian

lingkungan.

2. Clean (Bersih)

Dikelola secara profesional, menghindari benturan

kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung

tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada

asas-asas tatakelola korporasi yang baik.

3. Competence (Mumpuni)

Dikelola oleh SDM yang profesional, memiliki talenta

dan penguasaan teknis tinggi serta berkomitmen

dalam membangun kemampuan riset dan

pengembangan.

4. Customer Focused (Prima)

Berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan

berkomitmen untuk memberikan pelayanan

berkualitas tinggi pada pelanggan berdasarkan

prinsip-prinsip komersial yang kuat.

5. Competitive (Kompetitif )

Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun

internasional, mendorong pertumbuhan melalui

investasi, membangun budaya sadar biaya dan

menghargai kinerja.

6. Continuous Improvement (Pertumbuhan)

Komitmen memajukan perusahaan dengan

pertumbuhan kinerja dari waktu ke waktu guna

mengamankan kepentingan stakeholder kunci.

7. Commitment (Komitmen)

Komitmen terhadap aturan main serta

penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika

melalui penerapan prinsip-prinsip manajemen risiko

dan tatakelola organisasi yang modern, transparansi,

akuntabilitas, responsibilitas serta independensi.

Consistenly uphold and apply values:

1. Care& Safety First

Always give full attention to occupational safety and

care for the preservation of environment.

2. Clean

Professionally managed, avoid conflict of interest,

no tolerance for bribery, uphold trust and integrity.

Guided by good corporate governance principles.

3. Competence

Managed by human resources who are professional,

talented and have high technical skills, as well as

committed to building the competence in research

and development.

4. Customer Focused (Excellence)

Oriented to the customers’ interests, and committed to

provide high quality services to the customers based

on sound commercial principles.

5. Competitive

Competitive in regional and international scale,

stimulating growth through investments, building

cost-conscious culture and respect to performance.

6. Continuous Improvement (Pertumbuhan)

Commitment to foster the company with growth

performance from time to time to securet the interests

of key stakeholders.

7. Commitment (Komitmen)

Commitment to the rule of the game as well as fair and

ethical business operations through the application of

the principles of risk management and governance of

modern organizations, transparency, accountability,

responsibility and independence.

TATA NILAI CORE VALUES

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

19

Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2011-

2015 untuk PT. PDSI ini disusun dengan arah strategis,

sehingga end state PDSI menjadi sebuah world class

company dapat tercapai. Momentum transformasi

yang pada tahun 2008 diwali dengan mengubah PDSI

dari sebuah unit usaha Direktorat Hulu menjadi anak

perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) harus

terus dijaga sehingga PT. PDSI tetap tumbuh dan

berkembang dalam mengantisipasi setiap peluang pasar

eksternal yang lebih luas dengan membentuk budaya

kerja yang kompetitif dan lebih berorientasi bisnis.

Arah Pengembangan Perusahaan

Sesuai dengan Visi & MIsi, arah pengembangan PDSI

harus menuju kepada VIsi yang telah ditetapkan, yaitu

Menjadi Perusahaan Penyedia Jasa Pemboran dengan

Reputasi Internasional. Langkah-langkah yang diambil

PDSI untuk mencapai Visinya, dibagi dalam 3 (tiga)

tahapan, yaitu:

I. Membangun Pondasi

II. SistemEnterprise–GoPublicNonListed

III. Drilling Company With International Reputation.

2013 – 2015 : Stage 2 – System Enterprise – Go Public

Non Listed

• Pengembangankompetensibidangoperasionaldan

manajemen offshore drilling

• Pengembangankompetensibidangmarketingdan

sales

• Membangunkompetensidrillingcompetency

• Eksekusioperasipemborantanpakesalahan

• PenerapansecarakonsistensistemHSE,operation&

maintenance rig, zero accident, and zero downtime

• Pelaksakaansystembisnisfullcomputerizeddan

penilaian GCG baik sekali

• Membangunpasarlocaldanpenetrasipasar

internasional

• LaporankeuanganstandardIFRS

• Pengembanganteknologidrillingmelaluikerjasama

dengan pihak mitra

PT. PDSI Long-Term Corporate Plan (RJPP) of 2011 to

2015 was developed with the strategic direction, so that

the end state of PDSI as a world class company can be

reached. Transformation momentum in 2008 was started

by changing PDSI as a business unit of the Upstream

Directorate to a Limited Liability Company (PT) subsidiary

should be maintained so that PT. PDSI keeps growing

and expanding in anticipation of bigger external market

opportunities by establishing a competitive working

culture and more business oriented.

Direction of Company Development

In accordance with the Vision & Mission, the PDSI

development should lead to the Vision that has been

established, namely Becoming Drilling Service Provider

Company with International Reputation. The step staken

by PDSI to achieve its Vision, is divided into 3 (three)

stages:

I. Foundation Building

II. EnterpriseSystem–GoPublicNonListed

III. Drilling Company With International Reputation.

2013 – 2015 : Stage 2 –Enterprise System – Go Public

Non Listed

• Competencedevelopmentinoffshoredrilling

operations and management

• Competencedevelopmentinmarketingandsales

• Buildingdrillingcompetency

• Executionofdrillingoperationswithouterror

• ConsistentapplicationofHSE,rigoperation&

maintenance, zero accident, and zero downtime

systems

• Implementationoffullcomputerizedbusinesssystem

and excellent GCG assessment

• Buildinglocalmarketandinternationalmarket

penetration

• FinancialstatemensofIFRSstandard

• Drillingtechnologydevelopmentthroughcooperation

with partners

STRATEGI JANGKA PANJANG LONG TERM STRATEGY

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

20

2016 : Stage 3 – Drilling Company With International

Reputation

• Identifikasioverseasproject(SouthEastAsia)

• Kolaborasidenganmid-sizeinternationaldrilling

company pada proyek-proyek tertentu

• DidukungkualitasSDMberpengalamandanskillkelas

dunia

• OperationaldidukungsystemHSE,operation,dan

maintenance kelas dunia

• Operationperformancerecordkelasdunia(TRIR,

downtime)

• Inherentbusinesscontrol

• Kinerjakeuanganworldclassdandipercayainvestor

serta pemanfaatan pasar modal yang optimal

• LaporankeuanganIFRSdandipercayainvestordalam

dan luar negeri

2016 : Stage 3 – Drilling Company With International

Reputation

• Identificationofoverseasproject(SouthEastAsia)

• Collaborationwithmid-sizedinternationaldrilling

company in particular projects

• SupportedbyqualifiedHRwithexperienceandworld

class skills

• OperationssupportedbyworldclassHSE,operation

and maintenance systems

• Operationperformanceofworldclassrecord(TRIR,

downtime)

• Inherentbusinesscontrol

• Worldclassfinancialperformanceandtrustedby

investors as well as optimal capital market utilization

• IFRSfinancialperformanceandtrustedbydomestic

and foreign investors

ARAH PENGEMBANGAN PERUSAHAAN/ DIRECTION OF COMPANY DEVELOPMENT

2013 - 2015• Pengembangan kompetensi bidang

operational & management offshore drilling

• Pengembangan kompetensi di bidang marketing & Sales

• Membangun kompetensi drilling competency

• Eksekusi Operasi Pemboran tanpa kesalahan• Penerapan secara konsisten sistem HSE,

Operation & Maintenance Rig, Zero Accident & Zero Downtime

• Pelaksanaan sistem bisnis full computerized & Penilaian GCG baik sekali

• Membangun pasar lokal dan penetrasi pasar internasional

• Laporan Keuangan standar IFRS• Pengembangan teknoligi drilling melalui

kerjasama dengan pihak mitra

2016• Identifikasioverseasproject(South–East

Asia)• Kolaborasi dengan mid-size international

drilling company pada proyek-proyek tertentu

• Didukung kualitas SDM berpengalaman dan skill kelas dunia

• Operational didikung sistem HSE, Operation & Maintenance kelas dunia

• Operation performance record kelas dunia (TRIR, downtime)

• Inherent business control• Kinerja keuangan world class dan

dipercaya investor serta pemanfaatan pasar modal yang optimal

• Laporan keuangan IFRS dan dipercaya investor dalam & luar negeri

2010–2012:• Membangun Safety Culture• Memperkuat Kompetensi Pekerja• Pengembangan Business Process & KPI

berdasarkan ISO & OHSAS• Membangun Sistem Procurement Material

& Jasa• Membangun Integrated Information System

yang realtime• Membangun sistim manajemen operasi rig• Membangun kompetemsi di bidang

Marketing Intelligence• Membangun Budaya Kerja berbasis Kinerja• Laporan Keuangan Unqualified Opinion &

Persiapan Go Public

Evol

usi P

DSI

Time

Stage 1: Membangun Pondasi

2010 2013 2016

Stage 2: System Enterprise – Go Public Non Listed

Stage 3: Drilling Company with International Reputation pada 2016

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

21

STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN Corporate Organization Structure

PRESIDENTDIRECTOR

CORPORATE SECRETARY

OPERATION DIRECTOR

FINANCE & ADMINISTRATION DIRECTOR

HEAD OF INTERNAL AUDIT

MARKETING & BUSINESS DEV. DIRECTOR

VP COMMERCIAL &

MARKETING

VP VENTURE PLANNING &

DEVELOPMENT

VP DRILLING

OPERATION

VP DRILLING SUPPORT

VP GENERAL AFFAIR & HR

VP TREASURY

VP CONTROLLER

PDSI STRATEGY MAP

VP QHSE

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

22

PROFIL DEWAN KOMISARISProfile of Board of Commissioners

M. Afdal BahaudinKomisaris Utama

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

23Suyartono

Komisaris Independen

Subarkah Kustowo

Komisaris

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

24

M. AFDAL BAHAUDIN

Komisaris Utama

Pada tanggal 12 Juli 2010 diangkat sebagai Komisaris PT

PDSI. Lahir di Jakarta, 14 November 1955, Mohammad

Afdal Bahaudin meraih gelar sarjana Akuntansi di

Universitas Padjadjaran Bandung dan gelar Master in

Business Administration di University of Illinois, Urbana-

Champaign USA.

Mengawali karir tahun 1985- 2001 selaku staff, staff

utama, dan Kepala Sub. Dinas Analisa Kontrak pada

Dinas Perhitungan Bagian Negara-Financial & Economics

Pertamina-BPPKA (Badan Pembinaan dan Pengusahaan

KontraktorAsing).Tahun2001–2007berkarirdiPT

Pertamina (Persero) selaku Project Support Leader

proyek Implementasi SAP R/3, Vice President Manajemen

Resiko dan Asuransi Dit. Keuangan, Senior Vice President

OperasiKeuanganDit.Keuangan.Padatahun2007–2010

menjadi Presiden Direktur PT Tugu Pratama Indonesia,

dan 2010-2011 selaku Corporate Senior VP & CFO PT

Pertamina(Persero),dan2011–sekarangmenjabat

sebagai Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen

Resiko PT. Pertamina (Persero).

SUBARKAH KUSTOWO

Komisaris

Kelahiran Kudus, Jawa Tengah, 2 Januari 1953 ini adalah

lulusan S-1 Teknik Tambang Minyak ITB. Beliau memulai

karirnya di PT. Pertamina (Persero) sejak 19 Mei 1981.

Setelah itu berbagai tugas pernah diembannya, di

antaranya sebagai General Manager DOH Jawa Bagian

Barat dan General Manager DOH Sumbagsel. Periode 1

Januari 2006 hingga 31 Agusuts 2008 beliau dipercaya

untuk menduduki posisi sebagai Direktur Operasi PT.

Pertamina EP Kantor Pusat. Beliau memasuki Masa Purna

KaryadiDirektoratHulu.Pada13Juni2008–12Juli2010

beliau menjabat sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina

Drilling Services Indonesia, dan kemudian hingga kini

menduduki posisi sebagai Komisaris PT. PDSI.

On July 12, 2010, he was appointed Commissioner

at PT PDSI. Born in Jakarta on November 14, 1955,

Mohammad Afdal Bahaudin earned his bachelor’s degree

in Accounting from Padjadjaran University, Bandung

and received Master in Business Administration from

University of Illinois, Urbana-Champaign, USA.

Began his career in 1984-2001 as a staff, main staff, and

Head of Contract Analysis sub-Agency at State Share

Calculation Agency - Financial & Economics Pertamina-

BPPKA (Foreign Contractors Management Body). During

2001 to 2007, worked at PT Pertamina (Persero) as Project

Support Leader for SAP R/3 Implementation project, Vice

President of Risk Management and Insurance at Finance

Directorate. In 2007 to 2010 he served as President

Director of PT Tugu Pratama Indonesia and 2010 t0 2011

as Corporate Sernior VP & CFO of PT Pertamina (Persero),

and since 2011 until now serves as Investment Planning

and Risk Management Director of PT Pertamina (Persero).

Born in Kudus, Central Java, on January 2, 1953, he

earned a bachelor’s degree in Petroleum Engineering

from Bandung Institute of Technology. He began his

career at PT Pertamina (Persero) since May 19, 1981.

After that, he was entrusted with various tasks, including

as General Manager of DOH Western Java and General

Manager of DOH Southern Sumatra. During the period

January 1, 2006 to August 31, 2008, he was appointed

Operations Director of PT. Pertamina EP Head Office.

He entered Retirement at Upstream Directorate.

Between June 13,2008 and July 12, 2010, he served

as President Commissioner of PT. Pertamina Drilling

Services Indonesia, and then until now has served as

Commissioner of PT PDSI.

PROFIL DEWAN KOMISARIS Profile of the Board of Commissionners

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

25

SUYARTONO

Komisaris

Lahir di Bogor, 7 Februari 1952. Lulusan Fakultas

Teknologi Mineral Jurusan Tambang Metalurgi, ITB

Bandung tahun 1978. Program S-2 ditempuh di School

of Mining Engineering University of New South Wales,

Sidney, Australia. Memulai kariernya sebagai Peneliti

diPuslitbangTekmiratahun1977–1992.Kemudian

menjabat selaku Kepala Subdit Pemanfaatan, Kepala

Subdit Bina Program dan Kepala Subdit Bina Usaha di

Direktorat Batubara tahun 1992-1999. Pada tahun 2000

Suyartono menduduki jabatan Direktur Batubara di

Dit. Pertambangan Umum DESDM, kemudian Direktur

Teknik dan LIngkungan Mineral dan Batubara pada

2001–2005.SekretarisBadanGeologidijabatnyapada

2006-2007. Dan sejak 2007 sampai 2010, menjabat

sebagai Direktur Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas

Bumi di Ditjen Migas. Di Perseroan, Suyartono diangkat

sebagai Komisaris pada tanggal 6 Mei 2010. Beliau aktif

menulisbukudiantaranyaHidupDenganBatubara–Dari

Kebijakan Hingga Pemanfaatan (2001), Good Mining

Practice–KonsepTentangPengelolaanPertambangan

yang Baik dan Benar (2003), Pertambangan Berwawasan

Lingkungan–PerannyaBagiPertumbuhanEkonomi

dan Pembangunan Berkelanjutan (2007), Keselamatan

LingkunganMigas–EraBaruParadigmaBaru(2009),serta

Keselamatan Instalasi Migas (2010). Suyartono mendapat

anugerah penghargaan Satya Lancana Karya Satya, Satya

Lancana Wira Karya (2009), dan Dharma Karya Energi dan

Sumber Daya Mineral (2009).

Born in Bogor, February 7, 1952. Graduated from

Mineral Technology Faculty, Metallurgy Mining major,

Bandung Institute of Technology in 1978. He underwent

Graduate Program at Mining Engineering, University of

New South Wales, Sydney, Australia. Began his career

as a Researcher at Research and Development Center

of Mineral and Coal Technology in 1977to 1992. Then

he served as Utilization Sub-directorate Head, Program

Development Sub-directorate Head and Business

Development Sub-directorate Head at Directorate of

Coal in 1992 to 1999. In 2000, Suyartono served as Coal

Director at General Mining Directorate General of Energy

and Mineral Resources Department, then as Engineering

and Environment of Mineral and Coal Director in 2001

to 2005. He served as Secretary for Geology Body in

2006 to 2007. And since 2007 to 2010, he served as

Engineering and Environment of Oil and Gas at Oil and

Gas Directorate General. At the Company, Suyartono wa

appointed Commissioner on May 6, 2010. He actively

wrote books, among others Live with Coal - From Policies

to Utilization (2001), Good Mining Practice - a Concept

on Good and Proper Mining Management (2003),

Environmentally Friendly Mining - Its Role for Economic

Growth and Sustainable Development (2007), Oil and Gas

Environment Safety - New Era New Paradigm (2009), and

Safety of Oil and Gas Installation (2010). Suyartono was

awarded Satya Lancana Karya Satya, Satya Lancana Wira

Karya (2009), and Dharma Karya Energi dan Sumber Daya

Mineral (2009).

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

26

PROFIL DEWAN DIREKSIBoard of Directors Profile

Amran AnwarDirektur UtamaPresident Director

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

27

Faried RudionoDirektur OperasiOperational Director

Adi Harianto Direktur Pemasaran dan PengembanganMarketing and Development Director

Made Mahendra Budhi Direktur Keuangan dan AdministrasiFinance and Administration Director

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

28

PROFIL DIREKSI Profile of the Board of Directors

AMRAN ANWAR

Direktur Utama/ President Director

Lulusan sarjana Teknik Pertambangan Universitas

Sriwijaya Palembang, kelahiran Pangkal Pinang, 16

September 1961. Memulai karir di Pertamina pada

1989–1998sebagaiAhliTeknikLapanganPertaminaEP

Rantau,kemudian1998–2001selakuKa.Ops.TeknikEPT

Pertamina EP Prabumulih. Berbagai tugas lainnya antara

lainpada2001–2004menjabatsebagaiMan.Umum

Pertamina EP Prabumulih, kemudian Man. Mgt. Operasi

EPTpada2004–2007.SempatmendudukiposisiGM

JOBP.Hess/TalismanJambiMerangtahun2007–2010

sebelum akhirnya pada 01 Juli 2010 menjabat sebagai

Direktur Utama Perseroan.

FARIED RUDIONO

Direktur Operasi/ Director of Operations

Lahir di Jakarta tanggal 09 Oktober 1955 adalah S-1

Mesin lulusan ITB Bandung. Memulai karirnya di Mobil

Oil Indonesia sebagai Drilling Engineer tahun 1983.

Pengalaman pemboran di darat maupun dilaut dalam

memegang record pemboran laut terdalam (waterdepth)

saat itu dengan kedalaman laut sebesar 4000 ft pada

tahun 1993 (Bayu Laut Dalam di Selat Malaka). Tahun

1995-2000 ditugaskan di Dallas untuk proyek pemboran

di Amerika Latin, Vietnam dan Eropa. Tahun 2000-2003

ditugaskan di Nigeria sebagai Drilling engineering

Manager mengelola JV dengan NNPC (Nigerian National

Petroleum Corporation) sebelum kembali ke Jakarta

sebagai Planning Manager. Tahun 2005 di tugaskan

kembali ke Houston untuk projek pemboran di Papua

New Guinea. Kembali ke Jakarta tahun 2007 untuk

menjadi Drillling Manager pada proyek MCL Cepu. Mulai

bergabung dengan PT. PDSI sejak 13 Juni 2008 sebagai

Direktur Operasi.

Graduate of Mining Engineering, Sriwijaya University,

Palembang, born in Pangkal Pinang, September 16, 1961.

He started his career in Pertamina in 1989 to 1998 as

a Field Engineer of Pertamina EP Rantau, then in 1998

to 2001 as the Head of EPT Engineering, Pertamina EP

Prabumulih. His other posts include General Affairs

Manager of Pertamina EP Prabumulih in 2001 to 2004,

Manager of EPT Operational Management in2004 - 2007.

He also held the position of GM of JOB P. Hess/Talisman

Jambi Merang in 2007 to 2010 before the end on July

1, 2010 was appointed as President Director of the

Company.

Born in Jakarta on October 9, 1955, he graduated from

Mechanical Engineering undergraduate program,

Bandung Institute of Technology. He began his career

at MobilOil Indonesia as a Drilling Engineerin 1983. He

has had experience in onshore and deep water drilling

with record water depth of 4,000 ft in 1993 (Bayu Deep

Sea in Malacca Strait). In1995 to 2000he was assigned

in Dallas for drilling projects in Latin America, Vietnam

and Europe. In 2000 to 2003 he was assigned in Nigeria

as Drilling Engineering Manager to manage the JV with

NNPC (Nigerian National Petroleum Corporation) before

returning to Jakarta and served as Planning Manager. In

2005, he was assigned to Houston for drilling projects

in Papua New Guinea. He was back to Jakarta in 2007 to

become the Drillling Manager of MCL Cepu project. He

joined PDSI on June 13, 2008 as Director of Operations.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

29

ADI HARIANTO

Direktur Pemasaran & Pengembangan/

Director of Marketing & Development

Kelahiran Medan, Sumatera Utara, 27 Maret 1962 adalah

lulusan S-1 Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara dan

kemudian mengambil Master of Business Administration

diUniversitasGadjahMada,Yogyakarta.Memulai

karirnya sebagai Asisten 1 Eksploitasi di PT. Pertamina

DOH Cirebon sejak 09 September 1989. Setelah itu

berbagai tugas pernah diembannya, di antaranya sebagai

Chief Operation DOH Prabumulih, Chief Petroleum

EngineeringJOBP-HEDI,OperationsManagerJOBP–

HESS, Vice President Drilling Operation PT. Pertamina

Drilling Services Indonesia (PDSI) dan kemudian terhitung

mulai 01 Juli 2010 hingga saat ini beliau dipercaya

untuk menduduki posisi sebagai Direktur Pemasaran &

Pengembangan PT. PDSI.

MADE MAHENDRA BUDHI

Direktur Keuangan dan Administrasi/

Director of FinanceandAdministration

Lahir di Denpasar Bali 2 Mei 1955. Lulus S1 Fakultas

Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Gadjah Mada

Yogyakartatahun1981danmenyelesaikanS2padaPasca

Sarjana bidang Administrasi dan Kebijakan Perpajakan

Universitas Indonesia pada tahun 1999. Kariernya diawali

pada Departemen Perdagangan dan Koperasi pada tahun

1982 sampai dengan tahun 1985. Mulai merintis karier

di Pertamina pada bulan Maret 1985 dan ditempatkan

pada Badan Koordinasi Kontraktor Asing. Manajer

Hukum dan Perpajakan Direktorat Keuangan dijabat

sejak tahun 2002 dan tahun 2003 diangkat sebagai

Manajer Senior Pendanaan dan Manajemen Portofolio

Investasi Direktorat Keuangan. Tahun 2005 diangkat

sebagai Direktur Keuangan dan Umum PT. Pelita Air

Services. Tahun 2007 ditetapkan sebagai Komisaris pada

PT. Usayana. Pada awal berdirinya PT. Pertamina Drilling

Services Indonesia bulan Juli 2008 diangkat sebagai

Direktur Keuangan dan Administrasi.

Born in Medan, North Sumatra, on March 27, 1962, he

graduated from undergraduate program of Chemical

Engineering, University of North Sumatra and then

earned a Masterof Business Administration degree from

GadjahMadaUniversity,Yogyakarta.Startinghiscareer

as an Assistant 1 of Exploitation at PT. Pertamina DOH

Cirebon since September 9, 1989. Several assignments

that he under took include Chief Operation of DOH

Prabumulih, Chief Petroleum Engineering of JOBP-HEDI,

Operations Managerof JOBP-HESS, Drilling Operations

Vice President of PT. Pertamina Drilling Services Indonesia

(PDSI) and starting from July 1, 2010 to the present he has

been appointed Marketing & Development Director of

PDSI.

Born in Denpasar, Bali, on May 2, 1955. Graduated from

undregraduate program of Accounting Department,

Economics Faculty, Gadjah Mada University in 1981 and

completed his Master's degree in Administration and Tax

Policy, University of Indonesiain 1999. His career began

at the Department of Trade and Cooperatives in 1982

until 1985. Started his career in Pertamina since March

1985 and placed on Foreign Contractors Coordinating

Board. The post of Legal and Taxation Manager,

Directorate of Finance, was held since 2002 and in 2003

he was appointed as a Senior Manager of Finance and

Investment Portfolio Management, Directorate of Finance.

In 2005, he was appointed as Director General Affairs

and Finance of PT. Pelita Air Services. In 2007, he was

appointed as Commissioner of PT. Usayana. In the early

establishment of PT. Pertamina Drilling Services Indonesia

in July 2008, he was appointed as Director of Finance and

Administration.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

30

PROFIL SEKRETARIS PERUSAHAANProfile of Corporate Secretary

PROFIL KOMITE AUDITProfile of Audit Committee

Ali Mundakir Sekretaris PerusahaanCorporate Secretary

Sigit RaharjoKomite AuditAudit Committee

Bambang PriyatnaKomite AuditAudit Committee

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

31

SIGIT RAHARJO

Menjadi anggota Komite Audit Perseroan sejak bulan Februari 2009. Pendidikan S1 Teknik Geologi Universitas GadjahMadaYogyakarta,MagisterManagementdiJakarta dan Magister Geologi ITB Bandung. Saat ini sedang menyelesaikan pendidikan S3, Universitas Padjadjaran Bandung.

Memulai karir di Pertamina tahun 1990, dan sempat ditempatkan di JOB PERTAMINA-Suryaraya, dan PT. Pertamina EP. Saat ini menjabat sebagai Vice President, Upstream Strategic Planning & Portfolio, Upstream Directorate. Sigit Raharjo juga aktif dalam organisasi IATMI dan IAGI.

BAMBANG PRIYATNA

Lahir di Bandung, 20 Februari 1956 adalah seorang Akuntan lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Jakarta pada 1989. Kemudian tahun 1996 lulus Master of Sience in Accountancy dari University of Illinois, Urbana, Champaign, USA. Tahun 1992 sampai sekarang Bambang Priyatna adalah dosen pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Jakarta. Aktif sebagai instruktur pada berbagai institusisepertiKomitePemberantasanKorupsi,YayasanPendidikan Internal Auditor, Pusat Pengembangan Akuntansi dan Keuangan, dan lain-lain. Tahun 2005-2007, beliau tercatat sebagai Komite Audit pada PT. Pembangunan Perumahan (Persero). Sejak Tahun 2005 –sampaisekarangadalahDirekturInstituteofSocialMoral Management Education & Development (ISMMED), Tahun2005–sampaisekarangAnggotaBadanPenasehatProfesi Akuntan Manajemen, dan sejak Februari 2009 menjabat sebagai Komite Audit Perseroan.

He has become a member of the Audit Committee since February 2009. He graduated from undergraduate program of Geological Engineering, Gadjah Mada University; Master of Management in Jakarta and Master of Geology, Bandung Institute of Technology. He is currently completing his post graduate studies in Padjadjaran University, Bandung.He started his career at Pertamina in 1990, and was placed at JOB Pertamina - Suryaraya, and PT. Pertamina EP. He currently serves as Vice President of Upstream Strategic Planning & Portfolio, Upstream Directorate. Sigit Raharjo is also active in the organizations, IATMI and IAGI.

Born in Bandung, February 20, 1956, he is an Accountant, graduated from State Institute of Accountancy, Jakarta, in 1989. Then in1996, he earned Master of Sience in Accountancy from the University of Illinois, Urbana-Champaign, USA. Since 1992 to present, Bambang Priyatna has been a lecturerat the State Institute of Accounting, Jakarta. Active as an instructor at various institutions such as the Corruption Eradication Committee, Internal Auditor Education Foundation, Center for Development of Accounting and Finance, and others. In 2005 to 2007, he was registered as a member of the Audit Committee at PT Pembangunan Perumahan (Persero). Since 2005 until now, he has served as Director of the Institute of Social Management Moral Education & Development (ISMMED), in 2005 until present he has been a Member of Management Accountant Professionals Advisory Board, and since February 2009 he has served as a member of the Company's Audit Committee.

ALI MUNDAKIR

Lahir di Lamongan, 20 September 1969, adalah seorang Sarjana Teknik Mesin Universitas Brawijaya Malang tahun 1991. Kemudian tahun 1997 lulus Graduate Diploma in Energy Technology dari Geothermal Institute, New Zealand dan menyelesaikan Master of Engineering (MEng) in Mechanical dari University of Auckland, New Zealand tahun 2000. Memulai karir di Pertamina sejak Mei 1993 di bidang operasi geothermal sebagai Production Engineer, Drilling Engineer dan terakhir sebagai Kepala Reservoir Area Geothermal Lahendong tahun 2001. Selanjutnya bertugas di bidang manajemen korporasi sebagai Asisten Sekretaris Dewan Direksi PERTAMINA (bidang Hulu, Hilir, Anak Perusahaan dan Joint Venture), Asisten Manajer BOD Support - Sekretaris Perseroan PT. Pertamina (Persero). Mulai Juni 2008, menduduki jabatan Manajer Relation & Corporate Administration PT. Pertamina Hulu Energi. Sejak Agustus 2011 menjabat sebagai Sekretaris Perseroan PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI).

Born in Lamongan, September 20, 1969, he earned Bachelor’s degree in Mechanical Engineering from Brawijaya University, Malang in 1991. Then in1997, he earned Graduate Diploma in Energy Technology from Geothermal Institute, New Zealand and earned Masterof Engineering(MEng) of Mechanical from the University of Auckland, New Zealand, in 2000. He started his career in Pertamina since May 1993 in geothermal operations as a Production Engineer, Drilling Engineer and later as Head of Reservoir at Geothermal Lahendong Area in 2001. Subsequently he served in corporate management as Assistant Secretary of the Board of Directors PERTAMINA (Upstream, Downstream, Subsidiaries and Joint Venture), BOD Support Assistant Manager-Corporate Secretary PT. Pertamina (Persero). Starting June 2008, he served as Relations & Corporate Administration Manager of PT. Pertamina Hulu Energi. Since August 2011 he has served as Corporate Secretary of PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI).

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

32

LAPORAN KOMISARIS UTAMA President Commissioner’s Report

Tahun 2011 adalah menjadi tahun yang penuh

dengan tantangan bagi Perseroan. Karenanya tidak

mengherankan bila banyak perubahan yang telah

dilakukan, terutama pada beberapa sistem yang

mendukung operasi Perseroan. Perubahan itu adalah

keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, guna

memperkuat struktur bisnis Perseroan agar dapat lebih

baik lagi di masa mendatang.

Sepanjang tahun 2011, Dewan Komisaris telah melakukan

tugas-tugas pengawasan dan memberikan arahan

serta nasihat kepada Direksi dalam pengelolaan dan

pengurusan Perseroan sehingga Perseroan mampu

meningkatkan nilai (value) bagi Pemegang Saham dan

para stakeholders lainnya. Dalam melakukan tugasnya

Dewan Komisaris dibantu oleh perangkat yang berbentuk

Komite Audit, yang telah memberikan masukan data

dan informasi kepada Dewan Komisaris dari segi-segi

kepatuhan terhadap peraturan perundangan, penerapan

tata kelola perusahaan yang baik (GCG), penerapan

manajemen risiko pada bidang operasi, keuangan dan

investasi.

Year2011wasayearfullofchallengesfortheCompany.

Therefore it was not surprising that many changes have

been made, especially on some systems that support

the Company’s operations. That change is an absolute

necessity, to strengthen the Company's business structure

to better in the future.

Throughout 2011, the Board of Commissioners has

conducted oversight tasks and providing direction and

advice to the Board of Directors in the management

and maintenance of the Company to increase the value

for shareholders and other stakeholders. In performing

their duties, Board of Commissioners is assissted by Audit

Committee, which has provided data and information to

the Board of Commissioners in the aspects of compliance

with laws and regulations, implementation of good

corporate governance (GCG), the application of risk

management in operations, financial and investment

areas.

Menghadapi tantangan bisnis ke depan, Perseroan akan terus melakukan berbagai upaya untuk dapat terus tumbuh dan berkembang di tahun-tahun mendatang.

To face business challenges ahead,

the Company will continue to make efforts to continue

growing and expanding in the coming years.

M. Afdal BahaudinPresiden Komisaris President Commissioner

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

33

Dalam konteks itu, Dewan Komisaris secara rutin

memantau kinerja Perseroan, baik secara insidentil

maupun berkala dan memberikan arahan untuk

pengambulan keputusan manajemen dengan segera.

Selama tahun 2011, Dewan Komisaris telah mengadakan

8 kali rapat. Di samping itu juga beberapa kali pertemuan

non rapat, kunjungan Management Walk Through (MWT)

sebagai bagian dalam menjalankan fungsi pengawasan.

Kinerja 2011 memang belum cukup menggembirakan,

namun Dewan Komisaris telah melihat adanya upaya-

upaya maintenance dan overhaul beberapa rig untuk

senantiasa menjamin kehandalan operasi. Di samping

itu, kedatangan 4 unit rig baru hingga akhir tahun 2011

menjadikan secercah harapan di tahun 2012 dalam

menghasilkan revenue. Langkah Perseroan untuk masuk

ke dunia offshore drilling setidaknya akan menempatkan

Perseroan pada posisi yang lebih baik dari sebelumnya.

Karenanya, Dewan Komisaris menyampaikan bahwa

dalam rangka menghadapi tantangan bisnis ke depan,

Perseroan akan terus melakukan berbagai upaya untuk

dapat terus tumbuh dan berkembang di tahun ini dan

di tahun-tahun mendatang. Dewan Komisaris telah

melakukan beberapa aksi bersifat internal maupun

eksternal guna menyempurnakan dan memperkuat

struktur bisnis maupun bisnis proses yang ada.

Aspek Health, Safety and Environment (HSE) di

lingkungan Perseroan, tak luput dari pantauan Dewan

Komisaris mengingat bisnis yang dijalankan Perseroan

tergolong pada risiko tinggi. Peningkatan aspek kualitas

jasa dan keselamatan, kesehatan kerja dan lindung

lingkungan serta kompetensi sumber daya menjadi

prioritas utama kegiatannya.

Pencapaian kinerja Perseroan didukung oleh komitmen

untuk memegang teguh prinsip-prinsip GCG, dimana

implementasinya telah dilakukan secara bertahap.

Setiap personil yang memegang fungsi tertentu telah

menandatangani Paktra Integritas serta Code of Conduct.

Diharapkan pada 2012 telah mulai dilakukan diagnostic

In that context, the Board Commissioners regularly

monitors the performance of the Company, both

incidentally and periodically, and immediately provides

direction for management decision making. During 2011,

the Board of Commissioners has held eight meetings.

Besides, there were also some non-meeting sessions and

Management Walk Through (MWT) visit as part of the

implementation of over sight function.

Performance in 2011is not yet quite satisfactory, but

the Board of Commissioners have seen the efforts of

maintenance and overhaul some of the rigs to always

ensure the reliability of operation. In addition, the arrival

off our new rig units by the end of 2011 has given a hope

to generate revenue in 2012. The Company’s move to

enter the off shore drilling business would at least put the

company in a better position than before.

Therefore, the Board of Commissioners stated that in

order to face future business challenges, the Company

will continue to make efforts to continue growing and

thriving this year and in the coming years. The Board

of Commissioners has conducted several internal and

external actions in order to refine and strengthen its

business structure and business process.

Aspects of Health, Safety and Environment(HSE) within

the Company, did not escape theBoard of Commissioners’

monitor as the Company runs a high risk business.

Improvement of service quality, occupational safety,

health and environmental protection, as well as resource

competence are the priorities of its activities.

Achievement of the Company's performance is supported

by a commitment to uphold the principles of good

corporate governance, and it has been implementation

gradually. Any personnel who hold a particular function

has signed Integrity Pactand Code of Conduct. It is

expected that GCG diagnostic to start being conducted

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

34

GCG oleh lembaga independen, untuk selanjutnya

Perseroan diharapkan mampu melakukan penilaian

mandiri agar dapat mengetahui tingkat ketaatan

Perseroan dalam menjalankan prinsip-prinsip GCG.

Perkembangan sektor industri jasa drilling and workover

di Indonesia pada tahun-tahun mendatang memiliki

potensi yang besar. Harga minyak yang diprediksi terus

meningkat menjadi harapan yang menarik. Peluang

yang lebih mengarah pada pengeboran di perairan

telah disikapi dengan rencana Perseroan untuk siap-

siap masuk ke dunia offshore, memang menjadi sebuah

tantangan dan peluang tersendiri dalam upaya Perseroan

mengembangkan kompetensinya.

Dengan memperhatikan parameter kinerja Perseroan

tahun 2011, Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi

atas upaya yang telah dilakukan, dengan harapan agar

tetap berusaha untuk mencapai kinerja yang lebih baik di

masa yang akan datang. Kami juga mengucapkan terima

kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Pemegang

Saham atas kepercayaan dan dukungan selama ini.

Semoga semua upaya yang telah dilakukan mendapat

berkah dan rahmat dari Allah SWT, dan kita selalu

diberikan kekuatan untuk tetap dapat menampilkan

karya terbaik bagi bangsa dan negara.

by independent institutionsin 2012, then the Companyis

expected toconductindependent assessments to

determine its level of compliance in implementing the

principles of good corporate governance.

Development of drilling and workover services industry

sector in Indonesia has a great potential in the coming

years. Oil prices that a repredicted to continue rising

becomes an attractive prospect. Opportunities that lead

to more drilling in waters has been addressed with the

Company's plan to get ready to enter the offshore sector,

and it becomes a challenge and opportunities in the

Company's efforts to enhance its competencies.

By observing the parameters of the Company's

performance in 2011, the Board of Commissioners

expressed its appreciation for the efforts that have been

done, with the hope that the Company will continue to

achieve better performance in the future. We also express

gratitude and appreciation to the shareholders for the

trust and support over the years. May all the efforts that

have been made had the blessing and mercy of Allah

SWT, and we are always given the power to still be able to

demonstrate the best work for the nation and state.

M. Afdal BahaudinPresiden Komisaris

President Commissioner

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

35

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

36

LAPORAN DIREKTUR UTAMA President Director’s Report

Tahun 2011 adalah tahun keempat berjalannya PT.

Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) sebagai anak

perusahaan Pertamina. Pada tahun ini perseroan mulai

menerapkan strategi yang lebih fokus pada peningkatan

kehandalan dan mutu layanan jasa drilling dan work over

termasuk unsur pendukungnya.

Dalam upaya memantapkan langkah Perseroan untuk

terus fokus pada bisnis jasa pengeboran, kami mulai

memperkuat bisnis di bidang drilling ini dengan terus

menyiapkan kehandalan rig dan pendukung lainnya dan

melakukan perbaikan-perbaikan armada rig, menyiapkan

SDM yang handal serta membangun sistem infrastruktur

pendukung. Kekurangan di masa lalu menjadi bahan

pembelajaran yang berharga, dan berbagai macam

program improvement dilaksanakan tidak hanya untuk

meningkatkan performa perusahaan namun juga

mengantisipasi potensi risiko yang mungkin dapat terjadi.

Aksi korporasi sebagai upaya untuk meningkatkan utility

terus dilakukan, diantaranya melalui koordinasi yang

intensif dengan user untuk meminimalkan jumlah rig

yang idle. Proses pembelajaran dan pembenahan terus

dilakukan sebagai salah satu aspek penting dalam rangka

peningkatan performa perusahaan. Satu demi satu

Year2011wasthefourthyearofPTPertaminaDrilling

Services Indonesia (PDSI) operating as a subsidiary of

Pertamina. In this year the company began implementing

a strategy that is more focused on improving the

reliability and quality of drilling and work over services,

including the supporting elements.

In an effort to establish measures of the Company to

continue to focus on drilling services business, we

began to strengthen the business in the drilling area by

continuing to prepare the reliability of rig and its other

support, as well as improvements of rig fleet, preparing

reliable human resources, and building supporting

infrastructure systems. The short comings in the past

become valuable lessons, and various improvement

programs are implemented not only to raise the

performance of the company but also anticipate the

potential risks that may occur. Corporate action as an

effort to improve utility continues to be done, including

through intensive coordination with users to minimize

the number of idle rigs. Learning and improvement

process continues to be one important aspect in order to

boost the company’s performance. A string of programs

have been rolled out and become PDSI’s milestone

Dalam upaya untuk memantapkan dan memperkuat bisnis intinya, PDSI terus menyiapkan kehandalan rig dan pendukung lainnya, melakukan perbaikan-perbaikan armada rig, menyiapkan SDM yang handal serta membangun sistem infrastruktur pendukung.

In an effort to consolidate and strengthen its core business, PDSI

continues to prepare reliability of rigs and other support, improve

rig fleet, prepare reliable human resources, and build supporting

infrastructure systems.

Amran Anwar Direktur Utama President Director

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

37

program telah digulirkan dan menjadi milestone PDSI

yang akan terus disempurnakan. Sepanjang tahun 2011,

telah berhasil dikembangkan 12 sistem aplikasi guna

mendukung operasional perusahaan.

Pencapaian Perseroan Selama 2011

Dengan diiringi puji syukur kehadirat Allah SWT, PDSI

telah menutup lembaran kerja tahun 2011 dengan

performa utilisasi rig rata-rata sebesar 93,88% dan

availability rig 97,52% dan telah berhasil menyelesaikan

262 sumur.

Mengingat mesin uang PDSI terletak pada armada rig,

maka pada tahun 2011 PDSI telah merealisasikan 89,05%

anggaran investasi antara lain untuk membeli peralatan

pemboran, rig utilities dan mendatangkan 4 (empat) unit

rig baru dengan kapasitas 1.000 dan 1.500 HP. Rig baru ini

adalah rig elektrik yang dibuat oleh NOV-Dreco Canada

dengan menggunakan teknologi baru, yaitu sistem

amphion terintegrasi. Selain itu Perseroan juga telah

mengakuisisi 2 unit rig milik Usayana dengan kapasitas

350 HP. Kini, PDSI telah memiliki 36 unit armada rig, terdiri

atas 28 unit rig pemboran dan 8 unit rig KUPL serta 1 unit

rig yang didedikasikan sebagai sarana untuk pelatihan

crew.

Di samping itu, PDSI juga tengah mengembangkan

program pemeliharan dengan metode Online System

yang disebut Program Online Maintenance System

(OMS). Program yang berbasis Reliablitiy Centered

Maintenance (RMC) ini diharapkan dapat mendukung

kemajuan PDSI, karena melalui OMS ini kondisi suatu

peralatan bisa diketahui secara mudah dan cepat, bahkan

sebelum suatu peralatan itu rusak sistem tersebut sudah

mengingatkan guna persiapan untuk penggantiannya.

Demikian pula bagi alat yang jam kerjanya sudah

melewati batas waktunya, maka sistem ini pun akan

memberikan peringatan dini sehingga bisa disiapkan

spare part penggantinya. Jika OMS telah berjalan dengan

baik, maka diharapkan target maintenance di PDSI bisa

tercapai, yaitu safety operational cost yang optimal dan

kondisi rig yang excellence.

that will continue to be refined. Throughout 2011, 12

application systems have been successfully developed to

support operations.

Company Achievements During2011

With gratitude to Allah SWT, PDSI has closed the year

2011with the performance of rig utilizationat an average

of 93.88%, availability of rigs at 97.52%, and 262 wells

have been successfully completed.

Given the rig fleet is PDSI’s cash machine, the company

in 2011 has realized 85.76% of its investment budget to

buy drilling equipment, rig utilities and bring 4 (four)

new rig units with a capacity of 1,000 and 1,500 HP.

These new rigs are electric rigs manufactured by NOV

Dreco Canada using new technology, which is integrated

Amphion system. The Company also has acquired two

rig units belonging to Usayana with a capacity of 350 HP.

Now, PDSI has had a rig fleet of 36 units, consisting of 28

drilling rig units and 8 workover units as well as one unit

dedicatedas a facility for crew training.

In addition, PDSI is also developing a maintenance

program with Online System Online called Program

Online Maintenance System (OMS). The program is

based on Reliablitiy Centered Maintenance (RMC) and

is expected to support PDSI’s growth, because through

the OMS, the condition of the equipment can be

identified easily and quickly, even before the equipment

is damaged, the system would warn to prepare for its

replacement. Similarly, for equipment that operates

overtime, works at the deadline has passed, this system

will provide early warning so the replacement spare

parts can be prepared. If the OMS has run properly, it is

expected that PDSI’s maintenance target can be achieved,

which is optimal safety operational costs and excellent rig

condition.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

38

Sepanjang tahun 2011, asset yang dimiliki oleh PDSI

(rig dan non rig) mayoritas terutilisasi di PT. Pertamina

EP (PEP) dan PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE)

dengan nilai total kontrak yang diperoleh sebesar USD

274.686.504,59. Pada tahun 2011 ini pula PDSI bekerja

sama dengan mitra memenangkan kontrak pemboran

42 sumur di Proyek Mobil Cepu Ltd., dengan nilai kontrak

sebesar USD 98.895.000 dan ditargetkan dapat mulai

melaksanakan operasi pemboran pada September 2012.

Guna meningkatkan performa di bidang jasa

pengeboran, Perseroan mulai mengedepankan kualitas

dari seluruh aspek bisnis. Karenanya pada tahun 2011

ini aspek Quality telah terintegrasi secara resmi dengan

aspek HSE menjadi satu kesatuan aspek Quality, Health,

Safety and Environment (QHSE) yang dipimpin oleh

seorang Vice President. Mengingat bisnis yang dijalankan

Perseroan adalah berkategori high risk, maka perhatian

terhadap safety adalah mutlak dilakukan. Segala aspek

proses bisnis yang dijalankan selalu mengedepankan

faktor safety sebagai sebuah persyaratan. Karenanya

program-program Management Walk Through, Tindak

Lanjut Safety Monitoring Card, HSE Training Development

terus menerus dilakukan.

Di samping itu, Perseroan juga patuh menjalankan

prinsip-prinsip ISO 9001:2008 guna memastikan

berjalannya sistem manajemen mutu berstandar

Internasional dan OHSAS-18001:2007 guna menjaga

standar sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja. Komitmen yang diterapkan sejak tahun 2005

menjadikan Perseroan tetap berhak memiliki sertifikat

OHSAS-18001 sebagai pengakuan akan kemampuan

Perseroan dalam melakukan pengendalian terhadap

berbagai aktifitas yang mempunyai potensi bahaya

keselamatan dan kesehatan kerja yang pada akhirnya

dapat menurunkan tingkat kecelakaan dan resiko

kesehatan bagi pekerjanya.

Sepanjang tahun 2011, realisasi jam kerja total adalah

10.224.605 dan total recordable accident 1,37. Meskipun

tidak mencapai target, namun terdapat penurunan angka

TRIR dimana hal ini menunjukkan adanya peningkatan

performa HSE dilihat dari sisi menurunnya jumlah

recordable accident selama 3 (tiga) tahun terakhir.

Throughout 2011, the assets owned by the PDSI (rig and

non-rig) were majority utilizedin PT. Pertamina EP (PEP)

and PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) with a total

contract value of USD274,686,504.59 obtained. In 2011,

PDSI in cooperation with partners won the contract

drilling of 42 wells in Mobil Cepu Ltd.Project, with a

contract value of USD98,895,000 and is targeted to start

drilling operations in September 2012.

In order to improve performance in drilling services, the

Company began to promote quality out of all business

aspects. Therefore in 2011, Quality aspect has been

officially integrated with HSE as one of the aspects of

Quality, Health, Safety and Environment (QHSE), led by a

Vice President. Given the Company runs a business that

is categorized as high risk, the concern for safety is an

absolute need to be conducted. All aspects of business

processes implemented always proritize safety factor as

a pre-requisite. Therefore programs such as Management

Walk Through, Follow-up Safety Monitoring Card, HSE

Training Development continue to be done.

In addition, the Company also complies with the

principles of ISO 9001:2008 to ensure the implementation

of international standard quality management system

and OHSAS-18001: 2007 to maintain standards of

occupational safety and health management systems.

The commitment that has been in place since 2005, made

the Company retains its OHSAS-18001 certificate as a

recognition of the Company's ability to control various

activities that have potential safety and health hazards,

which could ultimately reduce the level of accidents and

health risks to its workers.

Throughout 2011, the Total Recordable Incident Rate

(TRIR) was at 1:14, while the realization of total working

hours in 2011 was 10,22,605 and total recordable

accidents at 1:37. Although it fell short of target, but

there is adecline in TRIR rate which showed an increase

in HSE performance in terms of the declining number of

recordable accidents for the last 3 (three) years.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

39

Sementara itu, improvement yang dituangkan ke dalam

Breakthrough Project tahun 2011 terkait sistem informasi

HSE dinamakan HSE Online Reporting System. Portal

tersebut dibuat untuk memudahkan sistem pelaporan

bagi personil-personil HSE serta memudahkan personil

non HSE dalam mengakses informasi-informasi mengenai

HSE mulai dari data kecelakaan, safety alert, status

sertifikasi peralatan dan lain sebagainya.

Dari sisi financial, pendapatan operasi pada tahun 2011

mencapai Rp 1.629.013 juta, meningkat 16,17% atau

Rp 226.767 juta dibandingkan pendapatan tahun 2010

sebesar Rp 1.402.246 juta. Peningkatan ini dipicu adanya

kenaikan aktifitas operasi yang berasal dari penambahan/

pembelian 2 buah rig yang mulai beroperasi pada bulan

September 2011 dan pelaksanaan IPM (Integrated Project

Management). Sedangkan Beban Administrasi & Umum

mengalami penurunan dari Rp 191.076 juta di tahun 2010

menjadi Rp 170.326 juta pada tahun 2011, turun 10,86%

atau Rp 20.750 juta. Penurunan ini disebabkan adanya

efisiensi pada tunjangan pegawai. Namun demikian,

keuntungan atau laba bersih pada tahun 2011 tercatat

sebesar Rp 138.364 juta atau 55,40% dari laba tahun

2010. Hal ini dikarenakan upaya-upaya dan biaya untuk

maintenance dan overhaul banyak terealisasi di tahun

2011.

Tata Kelola Perusahaan

Pencapaian kinerja Perseroan harus didukung oleh

komitmen untuk terus memegang teguh prinsip-prinsip

Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG). Hal ini sejalan

dengan nilai-nilai Perseroan yang diemban dalam

bekerja. Dalam best practice-nya kami ingin Perseroan

dijalankan melalui pengelolaan yang bersih, transparan,

dan dapat dipercaya, di mana hal ini diimplementasikan

di semua lini hingga level terbawah, seluruh insan

Perseroan, untuk selalu menjunjung nilai-nilai kejujuran

dan profesionalisme dalam bekerja. Sebagai sebuah

perusahaan jasa pemboran yang selalu berupaya untuk

memelihara dan menjaga kelangsungan usahanya,

Perseroan menerapkan standar Tata Kelola Perusahaan

yang baik secara ketat dan berkesinambungan. Dalam

rangka meningkatkan implementasi praktik GCG, pada

tahun 2011 telah diselesaikan dan disosialisasikan Code

of Conduct (COC) ke semua insan Perseroan.

Meanwhile, the improvement contained in the

Breakthrough Project in 2011related to HSE information

system called the HSE Online Reporting System. The

portal was created to facilitate the reporting systemfor

HSE personnel and facilitate non-HSE personnel in

accessing HSE-related information ranging from crash

data, safety alert, certification status of equipment and so

forth.

In terms of financial, operating in come in 2011 reached

Rp1,629,013 million, increased by 16.17% or Rp226.767

billion compared to revenues in 2010 amounted to

USD1,402,246 million. The increase was triggered by an

increase in operating activities derived from the addition/

purchase of 2 rigs which began operating in September

2011and the implementation of IPM (Integrated Project

Management). While Operating Expenses decreased

from Rp191,076 million in 2010 to Rp170,326 million in

2011, down 10.86% or Rp20,750 million. This decrease

was due to efficiency of employee benefits. However, net

profit in 2011 stood at Rp138,364 million or 55.40% of

profit in 2010. This was due to many efforts and costs for

maintenance and overhaul were realized in2011.

Corporate Governance

Achievement of the Company's performance must be

supported by a commitment to continue upholding the

principles of Good Corporate Governance (GCG). This is

consistent with the Company’s values that are carried

in the works. In its best practice we want the Company

to run with management that is clean, transparent, and

trust worthy, in which it is implemented at all levels to

the lowest level, all personnel of the Company, to always

uphold the values of honesty and professionalism at

work. As a drilling services company that always seeks

to maintain and sustain the business, the Company

strictly and continuously implements standards of

Good Corporate Governance. In order to improve the

implementation of good corporate governance practices,

Code of Conduct (COC) has been finalized in 2011 and

disseminated to all personnel of the Company.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

40

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Kegiatan usaha Perseroan itu tidak lepas pula dari

kegiatan sosial Perseroan guna meningkatkan kualitas

komunitas sekitar. Konsep yang dibangun Perseroan

dalam tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) ini, adalah

dengan memetakan kebutuhan masyarakat sekitar

yang kemudian diwujudkan dalam bentuk kepedulian

Perseroan terhadap lingkungan. Alokasi manfaat CSR

Perseroan dibangun dengan 5 pilar, yaitu pendidikan,

kesehatan, lingkungan, infrastruktur dan sosial

kemasyarakatan. Pelaksanaan tanggung jawab sosial

lebih diarahkan di drilling area karena aktivitas Perseroan

lebih banyak terkait langsung di area yang lebih dekat

berinteraksi dengan masyarakat setempat. Alokasi

anggaran CSR ini dalam kurun waktu 3 tahun terakhir

mengalami peningkatan yang signifikan. Ini merupakan

wujud dari kepedulian Perseroan terhadap masyarakat

sekitar yang juga menjadi stakeholder Perseroan.

Prospek Perseroan ke Depan

Menyongsong tahun mendatang, di mana kondisi

ekonomi global maupun nasional yang memiliki potensi

besar untuk diraih, menjadi sebuah tantangan yang

harus digapai. Harga minyak yang terus meningkat,

dan komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan

produksi minyak dan ketahanan energy baik melalui

sector migas, geothermal, coal bed methane, ataupun

sumber energy lainnya adalah peluang. Proyek-proyek

baru Pertamina seperti CBM dan shale gas membutuhkan

peralatan pengeboran yang harus diantisipasi. Perseroan

juga akan mulai mengincar wilayah yang sebelumnya

belum pernah disentuh, yaitu pengeboran offshore.

Direncanakan dari 8 (delapan) unit rig yang akan dibeli

pada tahun 2012, diantaranya 1 (satu) unit khusus

digunakan untuk offshore.

Dalam percaturan bisnis drilling di Indonesia, PDSI

termasuk yang memiliki rig terbesar. Market share

yang diraih dari total biaya onshore drilling rig

nasional sekitar USD 355 juta, di mana PDSI meraih 35

persen di dalamnya. Karenanya, kami optimis bahwa

Perseroan akan tetap memiliki prospek bisnis yang

besar di masa mendatang. Perseroan tentu akan terus

Corporate Social Responsibility

The Company’s business activities are not independent

of its social activities in order to improve the quality of

surrounding communities. The concept developed by

the Company in corporate social responsibility (CSR)

is to map the needs of local communities which are

then manifested in the form of the Company's care

programs for the environment. The Company’s CSR

benefit allocation was built with five pillars, namely

education, health, environment, infrastructure and social.

Implementation of social responsibility is more intended

to drilling area, as the Company’s activities are more

directly related to the area that has closer interaction

with the local community. The allocation of CSR budget

with in the last 3 years has increased significantly. This is

a manifestation of the Company’s care for the community

who are also a stakeholder of the Company.

Future Prospect of the Company

Ahead of the upcoming years, where as the global and

national economic conditions have great potential

to be grasped, it becomes a challenge that must be

reached. Oil prices continue to rise, and the government's

commitment to continue increasing oil production

and energy security through sectors of oil and gas,

geothermal, coal bed methane, or other energy sources

is an opportunity. Pertamina new projects such as CBM

and shale gas needs drilling equipment that have to be

anticipated. The Company will also begin to target the

areas that had not been touched, that is offshore drilling.

It is planned that of 8 (eight) rig units to be purchased in

2012, 1 (one) unit will be specially used for offshore.

In the drilling business arena in Indonesia, PDSI is

considered to own the largest number of rigs. PDSI

gained 35% of market share of total value of onshore

national drilling rigs of approximately USD355 million.

Therefore, we are optimistic that the Company will

continue to have great business prospects in the future.

The Company will certainly continue to make internal

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

41

melakukan pembenahan internal, meningkatkan

efisiensi, menanamkan awareness sadar biaya, dan

mengembangkan pangsa pasar luar dalam rangka

menangkap peluang pasar. Dengan pengelolan dan

pengembangan yang optimal serta kompetensi yang

telah teruji, tentu akan mengantarkan Perseroan menjadi

salah satu perusahaan nasional yang dapat diandalkan

dan dibanggakan.

Atas semua pencapaian yang telah diraih, Direksi

menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dedikasi yang

ditunjukkan oleh para karyawan. Juga ucapan terima

kasih kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Mitra

Usaha, Pemasok, Pelanggan dan stakeholders lainnya

atas segala dukungan dan kepercayaan yang telah

diberikan. Dukungan itu tentu masih tetap dibutuhkan

dalam mengarungi tahun-tahun yang penuh tantangan

ke depan. Di masa yang akan datang, Perseroan akan

selalu bekerjasama untuk terus meningkatkan kinerjanya

dan memberikan jasa terbaik sehingga Perseroan dapat

mencapai visinya menjadi perusahaan penyedia jasa

pemboran dengan reputasi internasional.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan

rahmatNya bagi kita semua, untuk dapat bekerja

dan berkarya lebih baik lagi dalam nafas Semangat

Terbarukan !

Terima kasih.

improvements, increasing efficiency, raising cost-

conscious awareness, and developing foreign market

share in order to capture market opportunities. With

the optimal and proven competence management and

development, has brought the Company to become one

of reliable and esteemed national companies.

For all the accomplishments that have been achieved,

the Board of Directors express high appreciation for the

dedication shown by our employees. Also twe would ike

to thank the Shareholders, the Board of Commissioners,

Business Partners, Suppliers, Customers and other

stakeholders for all the support and confidence that have

been gviven . That support would be needed in the years

to wade through a challenging forward. In the future,

the Company will always work together to continuously

improve its performance and provide the best services

so that the Company can achieve its vision of becoming

the provider of drilling services with an international

reputation.

May Allah always give an abundance of mercy for us all, to

be able to work and work better in the Renewable Spirit!

Thank you.

Amran Anwar

Direktur Utama

President Director

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

42

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN Management’s Discussion and Analysis 2

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

43

Memperluas Wawasan dan KeahlianBroadening Knowledge and Expertise

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

44

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN Management’s Discussion and Analysis

TINJAUAN UMUM 2011

Produk/ Jasa PDSI

Secara garis besar, jasa yang dimiliki oleh PDSI terbagi

dalam tiga kategori utama, yaitu jasa rig, jasa integrated

project management (IPM) dan jasa non rig, sehingga

lebih jauh dapat diketahui hubungan antara prospek

perusahaan dengan industri, ekonomi secara umum dan

pasar internasional.

GENERAL OVERVIEW 2011

PDSI Products/Services

In general, services of PDSI are divided into three main

categories, namely rigservices, integrated project

management (IPM) services and non-rig services, to

further indetify relations between the company's

prospects with the industry, general economy and

international markets.

Gambar 1.1. Jasa-jasa yang dimiliki PDSI

29 Drilling Rig:2 unit 400HP1 unit 450 HP1 unit 500 HP3 unit 550 HP1 unit 650 HP1 unit 630 HP2 unit 700 HP2 unit 750 HP7 unit 1000 HP4 unit 1500 HP1 unit 1600 HP2 unit NEW 1000 HP2 unit NEW 1500 HP

7 Workover Rig:2 unit 300 HP3 unit 350 HP1 unit 500 HP1 unit 550 HP1 unit 150 HP sebagai Training Center

Jasa Drilling & Workover Rig IPM (Integrated Project Management)

PDSI current IPM Geothermal :1. Geothermal Ulubelu ; 2 Rig

1500 HP- Rig N 110/M1 (1500 HP) PDSI- Rig F - 200 DEC (1500 HP) PDSI- Top Drive 500 T PDSI

2. Integrated Project Management Ulubelu PT. PGE - PT. PDSI has completed 15 Well from Total 17 Well.

3. Drilling Tools & Equipments PDSI also utilized in Ulu Belu Project ; Single shot & Fishing Tools.

4. Incoming Geothermal Kamojang

Top Drive

2 unit NEW 500 ton 3 unit 500 ton 2 unit NEW 250 ton 1 unit 250 ton

Coring Services

Fishing Services

Tools : All size of Casing / Hole All size of FISH All type of Fish All size of Catch type (inner

& outer)

Technology : Latest Technology (Bowen, Well engineered

modification, experienced in designing and modification for non standard fish. Supported with special

tools for specific job.

H2S Services

As part of New Bussiness Development of PDSI ; 1. 2 Unit of H2S Services with

"Computerized & Wire Less Technology"

2. Fix & Portable systems ( Personal Detector)

3. Others safety equipment that can accomodate all personil on Rig Floor.

Tools :Core Barrel 6 ¾” : 6 setCore Barrel 5 ¾” : 3 setExtention 6 ¾” : 4 pcsExtention 5 ¾” : 4 pcsCore Head PDC 8 ½” x 4“ : 1 eaCore Head 8 15/32” x 4“ : 1 eaCore Head 6 1/8” x 3 1/2“ : 1 ea

Quality- Professionals ; more than 20

experienced engineer.- Experienced workshop man

& technician- SOP ; Coring Job Standard

Procedure.- SMP ; Coring Tools Standard

Maintenance Procedure.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

45

Jasa Rig

Sampai dengan 2011, PDSI memiliki 36 unit armada rig,

terdiri atas 29 unit rig pemboran dan 7 unit rig KUPL

(termasuk dua unit rig bor berdaya 1000 HP dan dua unit

rig bor berdaya 1500 HP yang datang 2011).

Saat ini mayoritas rig PDSI melayani pelanggan internal

PT. Pertamina (Persero), yaitu PT. Pertamina EP (PEP)

sebanyak 30 Rig dan PT. Pertamina Geothermal Energy

(PGE) sebanyak dua Rig dan dua unit rig sedang

melaksanakan commissioning (satu unit rig 1000 HP dan

satu unit rig 1500 HP).

Jasa IPM

Selain menyediakan jasa drilling rig, dalam melaksanakan

pemboran sumur geothermal tersebut PDSI juga

berperan sebagai koordinator dalam penyediaan jasa-jasa

lainnya seperti directional drilling, H2S monitoring, top

drive, drilling fluid, general services, cementing, mud

logging unit, water pump, seperti terlihat pada gambar

1.2.

PDSI saat ini melaksanakan pemboran sumur geothermal

secara integrated project management (IPM) di PGE

dengan menggunakan 2 (dua) unit drilling rig milik PDSI.

Rig Services

Until 2011, PDSI has 36 units of rig fleet, consisting of 29

drilling rig units and seven workover rig units (including

two drilling rig units of 1,000 HP and two units of 1,500

HP that arrived in 2011).

Currently majority of PDSI rigs serve internal customer

of PT. Pertamina (Persero), namely PT. Pertamina EP

(PEP) with 30 rigs and PT. Pertamina Geothermal Energy

(PGE) with two rigs and two other rigs are conducting

commissioning units (one 1,000 HP rig and 1,500 HP rig).

IPM Services

In addition to drilling rig services, PDSI also has a role as

a coordinator for other services provision in geothermal

well drilling, such as directional drilling, H2S monitoring,

top drive, drilling fluid, general services, cementing, mud

logging unit, water pump, as seen in picture 1.2.

PDSI currently conducts gothermal well drilling with

integrated project management (IPM) at PGE by using 2

(two) units of drilling rigs owned by PDSI.

Gambar 1.2. PDSI sebagai Koordinator dalam Pemboran IPM Geothermal

Picture 1.2. PDSI as Coordinator in IPM Geothermal Drilling

PDSIKoordinator

Rig

CementingDrillingFluid

General Services

Directional Drilling

Mud Logging

Unit

WaterPump

H2SMonitoring

Top Drive

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

46

Jasa Non Rig

Selain Jasa Rig dan IPM, PDSI juga menyediakan jasa

coring, fishing serta penyewaan peralatan pemboran

seperti top drive, tubular goods dan blow out preventer.

Saat ini PDSI memiliki total 8 unit top drive, terdiri atas

lima unit top drive berkapasitas 500 ton dan tiga unit

250 ton, selain top drive PDSI juga menyewakan jasa non

rig lainnya seperti coring, fishing, fire pump, directional

drilling, H2S monitoring, dan penyewaan peralatan

lainnya.

Dari total 8 unit top drive tersebut, tujuh unit sudah

terutilisasi di PEP dan PGE, sedangkan satu unit sedang

disiapkan untuk beroperasi di PGE (sumur workover) pada

2012.

Penjualan/ Pemasaran

Sepanjang tahun 2011, asset yang dimiliki oleh PDSI

(rig dan non rig) mayoritas terutilisasi di PT. Pertamina

EP (PEP) dan PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE)

dengan nilai total kontrak yang diperoleh sebesar USD

274.686.504,59.

Pada tahun 2011 ini pula PDSI bekerja sama dengan

mitra memenangkan kontrak pemboran 42 sumur di

Proyek Mobil Cepu Ltd., dengan nilai kontrak sebesar USD

98.895.000 dan ditargetkan dapat mulai melaksanakan

operasi pemboran pada September 2012.

Prospek 2012

Profil Bisnis PDSI Secara Singkat

Pada awalnya PT. Pertamina Drilling Services Indonesia -

selanjutnya disingkat PDSI - merupakan unit kerja di PT.

Pertamina Direktorat Eksplorasi dan Produksi, dengan

nama Drilling Services, untuk memenuhi kebutuhan jasa

pengeboran internal perusahaan. Saat ini PDSI selain

melayani kebutuhan internal PT. Pertamina (Persero) juga

melayani perusahaan lainnya dengan jenis jasa yang

diberikan meliputi:

• JasaRigDaratuntukpekerjaanpemborandankerja

ulang reparasi sumur/ workover (KUPL)

• JasaIntegratedProjectManagement(IPM)

• JasaNonRig

Non-Rig Services

In addition to Rig and IPM Services, PDSI also provides

coring services, fishing and drilling equipment rental such

as topdrive, tubular goods and blow out preventer.

PDSI currently has a total of eight topdrive units,

consisting of five topdrive units with a capacity of 500

tons and three units of 250 tons, PDSI also provides non-

rig services such as coring, fishing, firepump, directional

drilling, H2S monitoring, and other equipment rental.

From a total of eight units of topdrive, seven units have

been utilized at PEP and PGE, while one unit is being

prepared to operate at PGE (workover wells) in 2012.

Sales/Marketing

Throughout 2011, the assets owned by the PDSI (rig and

non-rig) utilized majority at PT. Pertamina EP (PEP) and PT.

Pertamina Geothermal Energy (PGE) with a total contract

value obtained amounted to USD274,686,504.59.

In 2011 PDSI along with partners won the drilling contract

of 42 wells in Mobil Cepu Ltd. Project, with a contract

value of USD98,895,000 and is targeted to begin carrying

out drilling operations in September 2012.

2012 Prospect

PDSI Business Profile in Brief

Initially PT. Pertamina Drilling Services Indonesia - here in

after abbreviated PDSI - a work unit of the PT. Pertamina

Exploration and Production Directorate, with the name

of Drilling Services, to meet the company’s internal needs

of drilling services. Currently PDSI in addition to serving

the needs of the PT. Pertamina (Persero), also serves other

companies with types of services provided include:

• OnshoreRigServicesfordrillingandworkoverwells

• IntegratedProjectManagement(IPM)Services

• Non-RigServices

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

47

Ekonomi dan Industri Drilling secara keseluruhan

Di Indonesia, energi migas masih menjadi andalan utama

perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa

maupun pemasok kebutuhan energi dalam negeri.

Pembangunan prasarana dan industri yang sedang giat-

giatnya dilakukan di Indonesia, membuat pertumbuhan

konsumsi energi rata-rata mencapai 7% dalam 10 tahun

terakhir. Peningkatan yang sangat tinggi, melebihi rata-

rata kebutuhan energi global, mengharuskan Indonesia

untuk segera menemukan cadangan migas baru, baik

di Indonesia maupun ekspansi ke luar negeri. Cadangan

terbukti minyak bumi dalam kondisi depleting, sebaliknya

gas bumi cenderung meningkat. Perkembangan produksi

minyak Indonesia dari tahun ke tahun mengalami

penurunan, sehingga perlu upaya luar biasa untuk

menemukan cadangan-cadangan baru dan peningkatan

produksi.

Di sisi lain, cadangan terbukti minyak bumi yang dimiliki

Indonesia saat ini adalah sebesar 3,7 milyar barel atau

1,2% dari total cadangan minyak dunia. Indonesia

sendiri memiliki keanekaragaman geological basin yang

memiliki potensi minyak dan gas bumi cukup besar. Dari

sebanyak 128 basin, hanya 38 yang telah dieksplorasi

dengan mayoritas produksi minyak dan eksplorasi yang

telah dilakukan berada pada basin bagian barat wilayah

Indonesia (onshore dan offshore Sumatera bagian tengah

dan Kalimantan bagian timur).

Produksi minyak mentah Indonesia terus turun

selama dekade terakhir diakibatkan oleh antara lain

maturity alami dari sumur-sumur minyak dan gas, serta

lambannya tingkat penemuan cadangan baru (gambar

5.1). Akibatnya pada tahun 2009, total produksi minyak

mentah Indonesia berada pada angka 0,949 juta barel

per hari, turun sekitar 33% sejak tahun 2000. Selama 10

tahun terakhir, Pemerintah Indonesia berusaha untuk

mendorong dilakukannya eksplorasi terutama pada

bagian timur wilayah Indonesia dan laut dalam.

Economy and Drilling Industry

In Indonesia, oil and gas energy are still the main stay

commodities of Indonesia's economy, both as a source

of foreign exchange and supplier of domestic energy

needs. Infrastructure and industrial development is

being actively carried out in Indonesia, makes energy

consumption growt have raged 7% in the last 10 years.

The increase is very high, exceeding the average global

energy needs, requiring Indonesia to quickly find new oil

and gas reserves, both in Indonesia and expand overseas.

The proven reserves of oil a indepleting condition,

while of natural gas tend to increase. Development

of Indonesia's oil production from year to year has

decreased, so it needs extraordinary efforts to find new

reserves and increase production.

On the other hand, Indonesia’s proven reserves of oil

are currently at 3.7 billion barrels, or 1.2% of total world

oil reserves. Indonesia itself has a diversity of geological

basins that have quite large oil and gas potential. From

128 basins, only 38 that have been explored with the

majority of oil production and the exploration was done

in basins of western Indonesia (onshore and offshore

central Sumatra and eastern Kalimantan).

Indonesia's crude oil production continued to fall

during the last decade caused by, among others, the

natural maturity of oil and gas wells, and the slow rate

of discovery of new reserves (figure 5.1). As a result, in

2009, Indonesia’s total crude oil production stood at 0.949

million barrels per day, down about 33% since 2000. Over

the past 10 years, the Government of Indonesia has been

trying to encourage exploration, especially in the eastern

part of Indonesia and the deep sea.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

48

Tabel 5.1. Jumlah sumur yang diselesaikan di IndonesiaTable 5.1. Number of completed wells in Indonesia

Akibat produksi minyak mentah yang terus turun,

Pemerintah Indonesia mulai beralih kepada sumber

energi lainnya yaitu gas bumi dan geothermal untuk

digunakan sebagai sumber energi alternatif pembangkit

listrik. Dimana lebih dari 50% produksi gas Indonesia

berasal lapangan offshore, hal ini yang menyebabkan

adanya kenaikan jumlah sumur gas yang selesai dibor,

seperti terlihat pada tabel 5.1.

Due tothe production ofcrude oilcontinues

to fall, the Government ofIndonesiabegan to

switchtoother energysources, including natural

gasandgeothermaltobe usedas alternative energy

sources for power generation. Wheremorethan50%

ofIndonesiangasproductionfromoffshore fields,

thiscausesan increase inthe numberofcompleted drilled

gas wells, as shown intable5.1.

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Oil 558 807 605 566 570 574 568*

Gas 42 88 430 402 420 439 434*

Dry Hole 25 80 52 49 55 62 40

Other 288 125 63 58 55 52 N/A

Total 913 1100 1150 1075 1100 1127 1042

Average Depth (ft) 3079 3330 3350 3120 3350 3597 N/A

Sumber: OPEC 2008 Annual Statistical Bulletin

Sehingga pada akhirnya mengembangkan usaha sektor

hulu terutama gas bumi dan wilayah offshore akan

menjadi salah satu alternatif jalan keluar dari penurunan

laju produksi minyak mentah serta menambah sumber

energi sebagai pembangkit listrik di Indonesia Indonesia

dengan lebih memperbanyak aktivitas eksplorasi dan

produksi.

Selain itu, mengacu pada bauran energi primer, seperti

terlihat pada gambar 5.2, Indonesia akan mulai beralih

Eventually development of the upstream sector

business, especially natural gas and offshore areas will

be an alternative solution of the declining rate of crude

oil production and increase the sources of energy for

power plants in Indonesia Indonesia to further expand

exploration and production activities.

In addition, referring to the primary energy mix, as shown

in Figure5.2,Indonesia will begin converting energy

Gambar 5.1. Produksi dan Konsumsi Minyak IndonesiaPicture 5.1. Indonesian Oil Production and Consumption

Indonesian Oil Supply and Consumption, 199-2009

Total Oil Supply

Consumption

Source: EIA International Energy Statistics

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Thou

sand

Bar

rels

Per

Day

Indonesia becomes a net importer of oil

1,800

1,600

1,400

1,200

1,000

800

600

400

200

0

Indonesia suspends its OPEC membership

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

49

dari sumber energi minyak mentah menuju gas bumi

serta sumber energi baru dan terbarukan lainnya

seperti coal bed methane dan geothermal, sehingga

diproyeksikan akan banyak potensi pemboran sumur coal

bed methane (CBM) serta geothermal.

source from crude oil to natural gas as well as new and

renewable energy sources such as coal bed methane and

geothermal, that are projected to be much potential for

coal bed methane (CBM) and geothermal well drilling.

Pada tahun 2011, realisasi produksi minyak sebesar

903.000 barel per hari, sedangkan untuk tahun 2012,

pemerintah mengusulkan target produksi minyak sebesar

950.000 barel per hari dengan 20 Kontraktor Kontrak Kerja

Sama (KKKS) utama yang diharapkan dapat menggenjot

produksinya .

Berikut adalah target produksi minyak 2012 dari 20 KKKS

utama di Indonesia:

1. PT. Chevron Pacific Indonesia dengan target produksi

maksimal 357.000 barel per hari;

2. PT. Pertamina EP (PEP) sebesar 135.000 barel per hari;

3. Total Indonesie E&P (Kaltim) sebesar 86.000 barel per

hari;

4. ConocoPhillips Blok B (Natuna) sebesar 45.000 barel

per hari;

5. CNOOC SES sebanyak 38.000 barel per hari;

6. Chevron Indonesia Co sebesar 28.300 barel per hari;

7. PHE (ONWJ) sebesar 35.000 barel per hari;

8. Medco Sumatera (Rimau & SSE) sebesar 22.960 barel

per hari;

In 2011, the realization of oil production amounted

to 903,000barrelsperday, while forthe year2012, the

government proposesoil production targetof950,000

barrelsperdaywith20 major Contract Cooperation

Contractors (KKKS) that are expectedtoboost their

production.

The following are oil production target of 20 major KKKS

in Indonesia:

1. PT. Chevron Pacific Indonesia with maximum target

production 357,000 barrels per day;

2. PT. Pertamina EP (PEP) with 135,000 barrels per day;

3. Total Indonesie E&P (East Kalimantan) with 86,000

barrels per day;

4. ConocoPhillips Block B (Natuna) with 45,000 barrels

per day;

5. CNOOC SES with 38,000 barrels per day;

6. Chevron Indonesia Co with 28,300 barrels per day;

7. PHE (ONWJ) with 35,000 barrels per day;

8. Medco Sumatera (Rimau & SSE) with 22,960 barrels

per day;

Gambar5.2.EnergyMixIndonesia2005–2025

2005

54% Oil

20% Oil

14% Coal

33% Coal

27% Gas

30% Gas

5% Others

17% Others

5% Geothermal2% Coal Liq.5% Biofuel5% (Nuclear, CBM.Biomass, Hydrogen, etc)

2025

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

50

9. BOB Sumatera-Bumi Siak Pusako sebanyak 17.000

barel per hari;

10. Petrochina International (Jabung) sebesar 17.300

barel per hari;

11. Mobil Cepu Ltd diharapkan dapat menggenjot

produksi sebesar 22.000 barel per hari;

12. Vico (Sanga-Sanga) sebesar 15.000 barel per hari;

13. PHE West Madura Offshore sebesar 23.000 barel per

hari;

14. ConocoPhillips Sumatera (Corridor Blok) sebanyak

12.200 barel per hari;

15. JOB PetroChina East Java (Tuban) sebesar 11.000 barel

per hari;

16. Kondur Petroleum 7.600 barel per hari;

17. PetroChina Bermuda (Papua) diharapkan

berkontribusi 6.190 barel per hari;

18. BP Indonesia Tangguh sebesar 5.400 barel per hari;

19. Star Energy (Kakap) 4.500 barel per hari;

20. ExxonMobil Oil (Aceh) sebesar 2.420 barel per hari;

21. KKKS lainnya sebesar 59.130 barel per hari.

Selanjutnya pada tahun 2015, pemerintah menargetkan

produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari dan

gas bumi sebesar 4,5 juta barel ekuivalen minyak per

hari. Dengan kondisi tersebut di atas, akan mendorong

peningkatan jumlah pemboran eksplorasi maupun

pengembangan untuk mengejar pertumbuhan produksi

yang telah ditargetkan pemerintah.

Usaha Pertamina untuk meningkatkan produksi minyak

dan gas bumi tercermin dari rencana pemboran yang

terdapat dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan

(RJPP) 2012-2016 masing-masing anak perusahaan,

seperti terlihat pada tabel 5.2, 5.3 dan 5.4.

9. BOB Sumatera-Bumi Siak Pusako with 17,000 barrels

per day;

10. Petrochina International (Jabung) with 17,300 barrels

per day;

11. Mobil Cepu Ltd is expected to boost production to

22,000 barrels per day;

12. Vico (Sanga-Sanga) with 15,000 barrels per day;

13. PHE West Madura Offshore with 23,000 barrels per

day;

14. ConocoPhillips Sumatera (Corridor Block) with 12,200

barrels per day;

15. JOB PetroChina East Java (Tuban) with 11,000 barrels

per day;

16. Kondur Petroleum 7,600 barrels per day;

17. PetroChina Bermuda (Papua) is expected to

contribute 6,190 barrels per day;

18. BP Indonesia Tangguh with 5,400 barrels per day;

19. Star Energy (Kakap) 4,500 barrels per day;

20. ExxonMobil Oil (Aceh) with 2,420 barrels per day;

21. Other KKKS with 59,130 barrels per day.

In 2015, the government is targeting oil production of

1.2 million barrels per day and gas at 4.5 million barrels

of oil equivalent per day. The above conditions will

encourage exploration and development drilling to

pursue production growth that has been targeted by the

government.

Pertamina's effort to increase production of oil and

natural gas is reflected in the drilling plan contained in

the Company's Long Term Plan (RJPP) 2012-2016 of each

subsidiary, as shown in table 5.2, 5.3 and 5.4.

Tabel 5.2. Rencana Pemboran Sumur Minyak dan GasTable 5.2. Oil and Gas Well Drilling Plan

2012 2013 2014 2015 2016

Eksplorasi 23 27 27 28 28

Pengembangan 143 173 181 176 172

KUPL 84 125 128 113 91

Total 250 325 336 317 291

Sumber: Pengolahan Data (termasuk mitra)

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

51

Sementara usaha Pertamina untuk memproduksikan gas

CBM tercermin dari rencana pemboran yang terdapat

dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2012-

2016 PT. Pertamina Hulu Energy - CBM, seperti terlihat

pada tabel 5.5.

Meanwhile Pertamina's efforts to produce CBM gas

is reflected from drilling plan that contained in the

Company's Long Term Plan (RJPP) from 2012 to 2016 of

PT. Pertamina's Hulu Energy - CBM, as shown in table 5.5.

PHE-CBM merencanakan untuk melaksanakan pemboran

eksplorasi CBM di tiga (3) wilayah kerja, yaitu Enim, Suban

keduanya berada di Sumatera dan Tanjung (Kalimantan).

PHE-CBM merencanakan untuk melaksanakan pemboran

di Enim pada September 2012, Suban pada Oktober 2012

dan Tanjung pada Juni 2012.

Selain CBM usaha Pertamina untuk turut memajukan

sumber energi baru terbarukan (EBT) lainnya yang

tercermin dari rencana jangka panjang PGE, seperti

terlihat pada tabel 5.6.

PHE-CBM planned to conduct CBM exploration drilling

in three (3) the working areas, in Enim, Suban both in

Sumatra and Tanjung (Kalimantan). PHE-CBM is planning

to carry out drilling in Enim in September 2012, in Suban

in October 2012 and in Tanjung in June 2012.

In addition to CBM, Pertamina's efforts to help promote

other new renewable energy sources (EBT) are reflected

inlong-termplan of PGE, as shown in table 5.6.

Tabel 5.5. Rencana Pemboran Sumur CBMTable 5.5. CBM Well Drilling Plan

2012 2013 2014 2015 2016

Eksplorasi 17 27 10 - -

Pengembangan - - 20 66 97

Total 17 27 30 66 97

Sumber: Pengolahan Data (termasuk mitra)

Tabel 5.6. Rencana Pemboran Sumur Geothermal Table 5.6. Geothermal Well Drilling Plan

2012 2013 2014 2015 2016

Eksplorasi 3 4 2 8 2

Pengembangan 16 28 25 21 15

Total 19 32 27 29 17

Sumber: Pengolahan Data (termasuk mitra)

Sehingga dengan kondisi tersebut di atas, maka demand

market terhadap jasa rig diproyeksikan akan tetap tinggi.

Uraian tentang Aspek Pemasaran

Pemahaman atas peta persaingan jasa pemboran di

Indonesia, baik onshore maupun offshore merupakan

hal fundamental bagi pelaku usaha pemboran. Dapat

diketahui bahwa posisi PDSI memiliki jumlah rig onshore

sebanyak 36, terbanyak dibandingkan drilling contractor

lainnya, dengan penguasaan market share nasional

sebesar 35,49% dari total nilai kontrak onshore drilling

nasional sebesar USD355 juta.

With the above conditions, market demand for rig

services are projected to remain high.

Description of Marketing Aspect

Understanding of competitive landscape in Indonesia’s

drilling services, both onshore and offshore is

fundamental to drilling business players. It can be seen

that PDSI’s position that has a total of 36 onshore rigs, the

largest than any other drilling contractors, with control

of national market share of 35.49% of the total value of

national onshore drilling contract of USD355 million.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

52

Tabel 6.1. Market Share PDSI Tiap Lini Jasa Table 6.1. Market Share of PDSI in each Service Line

No Produk/ Jasa Customer Kompetitor Market Share

1 Onshore drilling rig PEP & PGE Apexindo,NYT,BKY 35%*

2 IPM PGE Apexindo, Radiant Utama, Antareja 20%

3 Jasa non rig PEP, PGE & Kondur Fergaco, Dyfco Energy, Pandu 30%**

*) Market share berdasarkan estimasi revenue**) Asumsi Kontrak Fishing, Coring, dan H2S Monitoring

*) Market share based on estimated revenue **) Assumption of Fishing, Coring, and H2S Monitoring Contracts

Realisasi Investasi 2011

Dalam rangka mengembangkan usaha & meningkatkan

kualitas pelayanan terhadap pelanggan, maka

pada tahun 2011, PDSI melakukan investasi total

Rp.1.361.625.869,-. Nilai tersebut termasuk untuk

pembelian rig baru, pembelian top drive, pembelian asset

usayana dan membeli rig utilities. Berikut tabel daftar

realisasi anggaran investasi 2011 :

Investment Realization of 2011

In order to develop businesses and improve the quality

of service to customers, PDSI in 2011 invested a total of

Rp1,335,989,791,285. This value included purchases of

new rigs, topdrive, Usayana’s assets and rig utilities. The

following table lists the realization of 2011 investment

budget :

Grafik Realisasi ABI 2011 UPDATE SAP, 3 Januari 2012Graph of ABI Realization of 2011, SAP UPDATE, January 3, 2012

450.000

400.000

350.000

300.000

250.000

200.000

150.000

100.000

50.000

-Pembelian Peralatan

Pemboran

Pembelian Rig 1000 HP 2 unit

Pembelian Peralatan

Pemboran

Pembelian Peralatan

HSE

Pembelian Rig 1500

HP

Pembelian Rig Utilities

Pembelian Rig 1500 HP 2 unit

Pembelian Rig Utilities

Pembelian Rig Utilities

Pembelian Peralatan Pemboran

Pembelian Asset eks Usayana

IDR

(x 1

000.

000)

Realisasi ABI 2011 = 85.76%

Plan Actual

InvestasiInvestments

Plan Ekiv. IDR

Actual Ekiv. IDR %

Carry Over

1 9DB502 Pembelian Peralatan Pemboran Purchase of Drillng Equipment 37,268,145 29,360,845 78.78

2 9DB503 Pembelian Rig Utilities Purchase of Rig Utilities 1,296,240 1,030,261 79.48

3 0DB502 Pembelian Peralatan Pemboran Purchase of Drilling Equipment 124,919,919 125,266,610 100.28

4 0DB503 Pembelian Rig Utilities Purchase of Rig Utilities 537,240 - -

5 0DB504 Pembelian Rig 1000 HP 2 Unit Purchase of 2 Unitsof Rig 100 HP 334,386,000 342,155,163 102.32

6 0DB505 Pembelian Rig 1500 HP 2 Unit Purchase of 2 Unitsof Rig 1500 HP 393,210,000 406,718,013 103.44

Usul Baru

7 1DB501 Pembelian Peralatan HSE Purchase of HSE Equipment 9,648,009 8,129,155 84.26

8 1DB502 Pembelian Peralatan Pemboran Purchase of Drillng Equipment 403,200,000 250,235,638 62.06

9 1DB503 Pembelian Rig Utilities Purchase of Rig Utilities 26,360,950 12,284,536 46.60

10 1DB505 Pembelian Asset eks Usayana Purchase of ex Usayana Assets 198,180,497 186,445,648 94.08

T o t a l 1,529,007,000 1,361,625,869 89.05

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

53

AVAILABILITY Tahun 2011

Tabel Availability Bulanan Tahun 2011Table of Monthly Availability of 2011

Pembahasan atas Kinerja Bisnis

Pengukuran Kinerja

Pada tahun 2011 ini rig Availability mencapai 96.94%.

Nilai kinerja itu dicapai dengan jumlah Rig 32 unit. Tahun

2011 PDSI melakukan penambahan 5 unit Rig, dimana 4

diantaranya adalah rig brand new, D-1000/52 (1000HP),

D-1500/53 (1500HP), D-1000/54 (1000HP), D-1500/55

(1500HP),serta1unitrigex-UsayanaH35-3/UY6(350HP).

Analysis of Business Performance

Performance Measurement

In 2011, Rig Availability reached 96.94%. The performance

scores were achieved with 32 rig units. PDSI in 2011

added 5 Rig units, where 4 of themare brand new rig,

D-1000/52 (1,000HP), D-1500/53 (1,500HP), D-1000/54

(1,000HP), D-1500/55 (1,500HP), and 1 unit of ex-Usayana

H35-3/UY6rig(350HP).

Area Operasi Bulan Kumulatif

rata-rataJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

SBU-NAD 99.33 97.82 97.89 99.03 99.76 99.11 97.06 94.64 97.14 99.19 97.31 98.05 98.03

Sumbagteng 99.01 95.80 98.86 100.00 98.69 96.84 96.10 98.70 99.75 95.95 98.75 94.11 97.71

Sumbagsel 95.04 90.48 92.97 98.35 97.63 94.26 94.19 99.46 90.26 98.72 98.01 97.06 95.54

Jawa 99.32 97.96 99.39 97.20 96.47 97.55 99.85 99.55 95.04 95.91 95.26 98.23 97.64

PDSI 97.65 94.81 96.73 98.24 97.63 96.53 97.06 98.75 94.53 97.15 96.92 97.24 97.52

Tabel Availability Bulanan Tahun 2011

100.00

99.00

98.00

97.00

96.00

95.00

94.00

97.90

97.09

AVAILABILITY Akumulatif Rata-rata

Januari

Februari

MaretApril Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

Target

95.85

97.10 96.92

97.52

97.0097.30

98.00

97.2497.60

98.4698.71

99.03

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

54

a. RKAP 2011

Berdasarkan RKAP 2011, target availability adalah 98%,

namun dengan banyaknya kendala dan hambatan

yang terjadi maka realisasi hanya mencapai 97,52%.

Hambatan yang terjadi, mulai dari hambatan eksternal,

kerusakan peralatan saat operasi, kerusakan peralatan

yang tidak terduga namun membutuhkan waktu yang

lama untuk perbaikan, closing temuan inspeksi SKPI

yang membutuhkan waktu yang lama sehingga rig

tidak bisa generate revenue. Dan ada 3 unit rig yang

tidak bisa mulai beroperasi sesuai dengan target

RKAP,yaituH-350/UY3,D-1000/52,danD-1500/53,

dikarenakan proses melengkapi peralatan dan tunggu

lokasi.

a. RKAP 2011

Based on RKAP 2011, the availability target was 98%,

but with many obstacles and barriers, the realization

only reached 96.94%. The external barriers, equipment

damage during the operation, unforeseen equipment

breakdowns, requires a long time to repair, SKPI

inspection findings closingtakes a long time that

caused rig could not generate revenue. And there

are 3 units of rigs that can not resume operations in

accordancewiththeRKAPtarget,namelyH-350/UY3,

D-1000/52, and D-1500/53, because the process of

completing the equipment and pending location.

Tabel Perbandingan Availability RKAP vs Realisasi Tahun 2011 Table Availability RKAP vs Realization 2011

ARE

A

No. Rig Name

Target vs Realisasi RKAP 2011

Daya Avail. "Avail. RKAP"

"Realisasi Avail." Deviasi Total "Realisasi

Avail." Deviasi

HP % % days days

NA

D

1 IE900/3 1,000 0.973 97.26 97.14 -0.12 365.00 365.00 0.00

2 KM200A/9 250 0.995 99.45 99.53 0.08 365.00 365.00 0.00

3 KT210B2A/41 400 0.973 97.26 97.56 0.30 365.00 365.00 0.00

4 H30FD/23 350 0.984 98.36 96.83 -1.52 365.00 365.00 0.00

TOTAL NAD 2,000 0.984 1,460

SBT

5 LTO350/37 350 0.986 98.63 98.33 -0.30 365.00 365.00 0.00

6 H25CD / 50 300 0.986 98.63 98.70 0.07 365.00 365.00 0.00

7 T45I / 33 550 0.986 98.63 99.61 0.98 365.00 365.00 0.00

8 T45II / 34 550 0.981 98.08 97.07 -1.01 365.00 365.00 0.00

TOTAL SBT 1,750 0.987 1,460

SBS

9 N110M1 / 18 1,500 0.986 98.63 91.10 -7.53 365.00 365.00 0.00

10 N80 UE/25 1,000 0.973 97.26 97.57 0.31 365.00 365.00 0.00

11 N80B1 / 27 1,000 0.973 97.26 99.29 2.03 365.00 365.00 0.00

12 ED2 / 38 750 0.973 97.26 96.71 -0.55 365.00 365.00 0.00

13 LTO750/43 750 0.973 97.26 99.37 2.11 365.00 365.00 0.00

14 LTO650 / 35 650 0.986 98.63 98.00 -0.63 365.00 365.00 0.00

15 H40D / 29 550 0.973 97.26 92.85 -4.41 365.00 365.00 0.00

16 H350UY(3) 350 0.986 98.63 95.34 -3.29 365.00 184.00 -181.00

17 KT210B3A/42 400 0.986 98.63 97.15 -1.48 365.00 365.00 0.00

TOTAL SBS 6,950 0.982 3,285

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

55

b. Hambatan Operasi

Hambatan Internal

Untuk hambatan internal terbagi atas 3 bagian:

1. Downtime peralatan rig saat operasi

Untuk rincian peralatan rig yang rusak saat operasi

ada pada lampiran “NPT Rig Tahun 2011”, pada

lampiran tersebut diuraikan kejadian-kejadian

yang menyebabkan Non Productive Time yang

terjadi tahun 2011, baik saat operasi maupun

saat rig move,rig up, rig down, dan saat idle tidak

dibayar. Secara garis besarnya peralatan rig yang

mengalami downtime terbesar pada tahun 2011

adalah drawwork, top drive, swivel/power swivel,

mud pump dan crossover sub.

2. Denda Rig Down, Rig Move, dan Rig Up

Kejadian yang menyebabkan denda ini diantaranya;

permasalah pada vendor HTE (mulai dari

kekurangan armada, kerusakan armada, tunggu

BBM, dan masalah lainnya pada internal vendor),

closing check list HSE dan SIKA, kebocoran line

saat test line, tunggu swivel pengganti, perbaikan

genset, test load menara setelah perbaikan, tunggu

camp storage dan lain-lain.

b. Operational Barriers

Internal Barriers

Internal barriers are divided in three parts:

1. Downtime of rig equipment during operation

Details of the rig equipment damaged during

the operation are in the appendix "NPT Rig 2011",

the appendix describes the incidents that led to

Non-Productive Time, which occurred in 2011,

both during operation and when the rig move,

rig up, rig down, and unpaid idle time. In general,

rig equipment that are experiencing the largest

downtime in 2011 were draw work, top drive,

swivel/power swivel, mud pump and crossover sub.

2. Penalties of Rig Down, Rig Move, and Rig Up

Incidents leading to these penalties include:

problems at HTE vendors (ranging from fleet

shortage, fleet damage, pending fuel delivery, and

other problems at internal vendors), HSE checklist

closing and SIKA, line leak age during testline,

pending swivel replacement, genset repair, tower

load test after repair, pending camp storage and

others.

ARE

A

No. Rig Name

Target vs Realisasi RKAP 2011

Daya Avail. "Avail. RKAP"

"Realisasi Avail." Deviasi Total "Realisasi

Avail." Deviasi

HP % % days days

JAW

A &

KTI

18 N110M2 / 31 1,500 0.986 98.63 94.96 -3.67 365.00 365.00 0.00

19 N80B2 / 01 1,000 0.973 97.26 99.85 2.59 365.00 365.00 0.00

20 OW760 / 20 1,000 0.973 97.26 99.14 1.88 365.00 365.00 0.00

21 H40D / 24 550 0.986 98.63 99.73 1.10 365.00 365.00 0.00

22 MSH2000 / 30 1,600 0.986 98.63 99.06 0.43 365.00 365.00 0.00

23 OW700 / 40 700 0.986 98.63 97.45 -1.18 365.00 365.00 0.00

24 N80UE / 22 1,000 0.984 98.36 98.72 0.37 365.00 365.00 0.00

25 OW700 / 39 700 0.986 98.63 99.79 1.16 365.00 365.00 0.00

26 D-700 630 0.986 98.63 98.31 -0.32 365.00 365.00 0.00

27 N110M3 / 28 1,500 0.986 98.63 97.73 -0.90 365.00 365.00 0.00

28 RIG F 200 DEC 1,500 0.986 98.63 95.48 -3.15 365.00 365.00 0.00

29 RIGN80UE(UY) 1,000 0.986 98.63 96.50 -2.13 365.00 365.00 0.00

30 RIGSKYTOPR650 450 0.986 98.63 98.52 -0.11 365.00 365.00 0.00

TOTAL JAWA 13,130 0.062 4,745

2011 31 Rig 1000HP (1) 1,000 0.975 97.534 99.73 2.20 365.00 31.00 -334.00

32 Rig 1500HP (2) 1,500 0.995 99.452 90.18 -9.27 365.00 153.00 -212.00

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

56

3. Idle tidak dibayar

Ada beberapa hambatan operasional internal

yang menyebabkan rig tidak bisa operasi sehingga

masuk ke dalam kategori idle tidak dibayar,

diantaranya karena kerusakan peralatan/komponen

rig yang critical, perbaikan peralatan untuk closing

temuan inspeksi perpanjangan SKPI dan moving

melewati batas waktu bayar sesuai dengan UBEP

Jambi sehingga rig masuk dalam kategori idle tidak

dibayar. Hal ini terjadi pada Rig H40D/24, N-80-

UE/UY3,LTO-350/37,OW-700/40,CWKT-210BNo.

3A/42, N-80-B1, CWKT-210B no. 2A/41, D-1500/53,

H-30-FD/23,T-45/1,EmscoD-2/38,F-200/UY8,dan

OW-700/39.

Rig H-40D/24 melakukan overhaull engine

drawworks CAT-3408 pada bulan Januari 2011

dan proses perpanjangan SKPI yang dimulai pada

31 Maret 2011, serta mulai operasi kembali pada

15 Mei 2011. Saat inspeksi untuk perpanjangan

SKPI dilakukan perbaikan untuk seluruh temuan

inspeksi, diantaranya; H-beam pada upper mast

karena keropos dan bending sudah melebihi

toleransi, terdapat crack pada shave traveling

block, bail swivel terdapat crack melingkar, crack

pada main gear rotari table, terlihat bending dan

keropos pada brace upper mast dan terdapat crack

pada kedua brake rim drawwork, main drum dan

cathead.

RigN-80-UE/UY3,melakukanGeneralOverhaull

Engine Detroit Diesel Engine GM 12 V-149 pada

tanggal 25 Januari 2011, dan selesai pada 11

Februari 2011.

Rig T-45 I /33 melakukan inspeksi untuk proses

perpanjangan SKPI pada tanggal 8 Februari 2011

dan siap operasi kembali pada 24 Februari 2011.

Saat inspeksi tidak ada temuan kerusakan, sehingga

proses menjadi lebih cepat.

RigLTO-350/37,padatanggal8–9Februari2011

melakukan perbaikan drive axle (GARDAN) mobile

rambler. Idle tidak dibayar untuk rig ini bukan

hanya dikarenakan perbaikan peralatan rig, akan

tetapi juga idle untuk tunggu hari terang untuk rig

move dan Safety Meeting Risk Assesment, serta

idle karena melebihi waktu moving di UBEP Jambi,

3. Unpaid Idle

There are several internal operational barriers that

disrupt the rig to operate that are categorized as

unpaid idle, such as critical damage to equipment/

rig component, repair of equipment for closing of

SKPI extension inspection findings and moving

beyond the payment due date in accordance with

UBEP Jambi so that the rig is categorized as unpaid

idle. These occurred at Rig H40D/24, N-80-UE/

UY3,LTO-350/37,OW-700/40,CWKT-210BNo.

3A/42, N-80-B1,-210B CWKT No.2A/41, D-1500/53,

H-30-FD/23,T-45/1,EMSCOD-2/38,F-200/UY8,and

OW-700/39.

The Rig-40D/24 performed overhaul of draw

works CAT-3408 engine in January2011 and the

SKPI extension process that started on March

31, 2011, and resumed operation on May 15,

2011. During an inspection for SKPI extension,

repairs were conducted to all inspection findings,

including: H-beam on the uppermast due to decay

and bending beyond tolerance, acrack on shave

traveling block, circular crack on swivel bail, crack

on main rotary table gear, apparent bending,

decayed uppermast brace and second crack on the

draw work rimbrake, main drums and cathead.

RigN-80-UE/UY3,performedGeneralOverhaulof

Detroit Diesel Engine GM12V-149 on January 25,

2011, and completed on February 11, 2011.

Rig T-45 I/33performed inspection for SKPI

extension process on February 8, 2011and ready for

operation again on February 24, 2011. The process

went faster as there was no findingof damage

during inspection.

Rig LTO-350/37, on February 8 -9,

2011torepairthe driveaxlemobilerambler. Unpaid

idleforthisrigwas notonly due torigequipment

repair, but alsoduetowait for daylight

forrigmoveandSafetyRiskAssessmentMeeting,

as wellasidle caused by exceeding time of

movingatUBEP Jambi, fromlocation SGC-10

toTPN-46 whichhas distance of44.2km. According

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

57

dari lokasi SGC-10 ke TPN-46 yang berjarak 44,2 km.

Sesuai PJP dengan UBEP Jambi hanya diberi waktu

moving hanya 6 Jam, jika melebihi waktu tersebut

dianggap tidak dibayar. Padahal jika melihat

PJP dengan PEP, untuk rig 350 HP di area jawa,

diberikan jatah moving 4 hari jika moving berjarak

25 s/d 50 KM.

Rig KT-210 B No.2A /41, melakukan perbaikan

menara yang dikerjakan oleh PT. Barata. Kerusakan

terjadi pada sambungan monkey board ke menara.

Terdapat koyakan dibagian support monkey

board dan crack pada bagian menara disekitar

monkey board karena benturan traveling block

yang terangkat akibat kick dari sumur. Perbaikan

dilakukan dari tanggal 8 s/d 17 Mei 2011.

Rig Emsco D-2/38, melakukan proses perpanjangan

SKPI pada tanggal 1 s/d 14 Mei 2011, dari hasil

inpeksi didapati temuan oleh PJIT ; Pad eye pada

subctructure agar diganti dengan yang standar,

melengkapi prosedur pengelasan sebelum

perbaikan, COC BOP yang masa berlakunya telah

habis agar diperpanjang untuk SKPI yg berikutnya

dan seluruh line yg korosi agar segera di bersihkan

dan di cat ulang.

Rig CWKT-210 B No. 3A/42, melakukan perbaikan

menara dari tanggal 9 Mei s/d 14 Juli 2011,

diantaranya perbaikan upper mast, lower mast,

monkey board Rig CWKT 210B no. 3A/42 (estimasi

36 titik) termasuk penggantian bracing, repair las

dan jacketing.

Rig OW 700 / 40, pada tanggal 28 Mei s/10 Sept

2011 berada dalam status idle tidak dibayar karena

melakukan overhaull drawwork yaitu penggantian

input & output shaft dan perbaikan mast &

substructure rig.

Rig N-80 B1 / 27, melakukan perbaikan drawwork

(penggantian bearing) pada tanggal 10 s/d 21 Mei

2011. Dan pada tanggal 6 Oktober s/d 31 Desember

2011 melakukan perbaikan substructure yang

keropos.

to PJP, UBEP Jambi was given only 6 hours for

moving , if it took longer then it was considered

unpaid. However, according to PJP with PEP, for 350

HP r ig in the area of Java, the time for moving is 4

days if it is in the radius between 25 and 50 KM.

Tower repair of Rig KT-210 B No. 2A/41 was carried

out by PT. Barata. The damage was at monkey board

connection to the tower. There was as lit on monkey

board support and crack on the tower around the

monkey because of bumps with traveling block

that was lifted due to kick from well. Repairs were

carried out from May 8 to 17, 2011.

Rig EMSCOD-2/38, processed SKPI extension

on May 1 to14, 2011, and the findings of PJIT

inspection were: Padeye on subctructure needed to

be replaced with a standard one, complete welding

procedure prior to repair, expired BOPCOC has to

be extended for the next SKPI and all corro dedlines

to immediately cleaned and repainted.

Rig CWKT-210 B No. 3A/42, conducted tower repair

from May 9 to July 14, 2011, including repair of

uppermast, lowermast, monkeyboard of Rig CWKT

210B No.3A/42 (estimate 36 points) including

bracing replacement, welding and jacketing repair.

Rig OW700/40, on May 28 to September 10, 2011

were in unpaid idle status due to draw work

over haul which were input and output shafts

replacement, as well as mastand rig substructure

repair.

Rig N-80 B1/27, conducted draw work (bearings)

repair on May 10 to 21, 2011. And on October

6 to December 31, 2011 to repair acorroded

substructure.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

58

Rig D-1500/ 53, melakukan proses rig up sekaligus

commissioning rig dari tanggal 1 Juli s/d 29

Agustus 2011. Dan pada tanggal 1 s/d 5 Desember

2012 tunggu inspeksi tubular goods.

Hambatan Eksternal

Hambatan external yang dialami selama tahun 2011

diantaranya adalah tunggu program, tunggu surat

perintah moving, tunggu kesiapan lokasi, tunggu

perbaikan jalan, gangguan keamanan, kahar, tunggu

kesiapan service company lain, inspeksi pra tajak oleh

Ditjen Migas, tunggu peralatan material sumur, dan

tunggu ijin lokasi dari pemda dan ijin tajak dari Katek

Tambang.

Dari tabel “Faktor Penyebab Siaga Without Crew”,

terlihat hambatan external terbesar adalah tunggu

lokasi baik karena perbaikan lokasi yang rusak ataupun

lokasi yang belum selesai. 5 hambatan terbesar adalah

permasalahan eksternal PDSI.

Rig D-1500/53, conducted rig up process and rig

commissioning from July 1 to August 29, 2011. And

on December 1to 5, 2012 waiting for the inspection

of tubular goods.

External Barriers

External barriers experienced during 2011, among

others, were pending program, pending moving

order, pending location readiness, pending road

repair, security disturbance, force majeure, pending

servicereadiness of othercompanies, pre-excavation

inspection by the Directorate General of Oil and

Gas, pending well equipment material, and pending

location permit from local government and pending

excavation permit from Head of Mine Engineering.

Table "Causes of Standby Without Crew", shows the

biggest external barriers are pending location both

due to repair of damaged location or unfinished

location. Five biggest barriers were external problems

of PDSI.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

59

FAKTOR PENYEBAB SIAGA WITHOUT CREW

0 80 160

240

320

400

480

TUNGGU LOKASI

TUNGGU PROGRAM

TUNGGU PERBAIKAN JALAN/ JEMBATAN

TUNGGU PERIJINAN

GANGGUANMASYARAKAT

TUNGGU CHEKIST HSE

PERSIAPAN MOVING

TUNGGU SURAT PERINTAH MOVING

TUNGGU MATERIAL SUMUR

TUNGGU HASIL RISK ASSESSMENT

GANGGUAN CUACA

TUNGGU LEBARAN

TUNGGU SIKA

TUNGGU AIR & TRANSFER AIR

TUNGGU HARI TERANG

PERSAPAN TAJAK

(Hari)

387.94

271.83

147.71

50.71

45.67

29.23

27.63

14.00

12.67

10.50

8.65

7.00

4.04

3.83

3.46

2.00

0.92

0.25

(37.74%)

(26.44%)

(14.37%)

(4.93%)

(4.44%)

(2.84%)

(2.69%)

(1.36%)

(1.23%)

(1.02%)

(0.84%)

(0.68%)

(0.39%)

(0.37%)

(0.34%)

(0.19%)

(0.09%)

(0.02%)

MOVINGTERHAMBAT(SEMENBLOCKPENYEBERANGANDIJALANRAYAPANTURASUKRABELUMDIBUKA)

MODIFIKASI SISIR BORDEST, PEMASANGAN & PENGELASAN PADEYEUNTUKPASANGRELTOPDRIVEKEMENARARIG

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

60

Non Productive Time (NPT)

YangtermasukkedalamkategoriNonProductive

Time adalah perbaikan alat dibayar, perbaikan alat

tidak dibayar, denda alat rusak, denda moving,

denda BOP job dan idle tidak dibayar. Pada idle

tidak dibayar, termasuk proses perpanjang SKPI

maupun akibat perbaikan peralatan rig yang

menyebabkan rig tidak bisa mengerjakan program

sumur yang telah diberikan oleh user (PEP & PGE).

Non Productive Time (NPT)

Included inthe category of Non Productive Time is

paid equipment repair, unpaid equipment repair,

damaged equipment penalties, moving penalties,

BOP job penalties. Unpaid idle includes SKPI

extension process, as well as equipment rig repair

that causes the rig can not carry out well program

that has been provided by users (PEP & PGE).

Grafik NPT Bulanan Tahun 2011 Graph of Monthly NPT 2011

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00

Satu

an (H

ari)

49.10

73.15

31.35

46.90

95.0690.15

104.25

NPT BULAN

Des

embe

r

Nov

embe

r

Okt

ober

Sept

embe

r

Agus

tus

Juli

Juni

Mei

Apr

il

Mar

et

Febr

uari

Janu

ari

72.00

60.9053.73

73.5669.71

Grafik NPT Tahun 2011 Graph of NPT 2011

120

100

80

60

40

20

0

Satu

an (H

ari)

OW

700/

40N

80B1

/27

H40

D/2

4

F200

ED2/

38

T45I

/33

H40

D/2

9

N80

UE/UY3

D15

00/5

3KT

210B

No3

A

N11

0M1/

18

N11

0M2/

31KT

210B

No2

AN

80U

E/25

LTO

350/

37H

30FD

/23

LTO

650/

35T4

5II/3

4N

110M

3/28

H35

-3/UY6

SKYT

OP

OW

700/

39D

700N

0626

H25

CD/D

RII

N80

UE/

22N

80B2

/01

OW

760/

20M

SH20

00/3

0LT

O75

0/43

KM20

0AD

1000

/52

IE90

0No9

/3

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

61

Downtime Ratio

Berdasarkan data Rekap Time Distribution & kinerja

PT. PDSI tahun 2011 (terlampir), ± 10% dari total

hari utilization rig PDSI adalah siaga without crew

(penyebab siaga without crew ada dilampiran),

yang artinya rig dalam kondisi siaga/tidak bekerja.

Sehingga tidak tepat jika membandingkan kinerja

antar rig yang berkaitan dengan downtime tanpa

melihat jumlah hari operasinya.

Maka untuk membandingkan kinerja antar

rig dibuat Downtime Ratio, dimana cara

perhitungannya dengan membandingkan jumah

waktu downtime dengan jumlah waktu operasi

rigtersebut.Yangdimaksudjumlahwaktuoperasi

adalah waktu dimulai tajak sampai dengan

release. Untuk rumusan Downtime Ratio, dapat

digambarkan sebagai berikut:

Downtime Ratio

Based on Recap Time Distribution & performance

2011 data of PT. PDSI (attached), ±10% of the

total rig utilization days of PDSI standby without

crew(the causes are attached), which means the

rig is idle/not operated. So it is not appropriate to

compare the performance of rigs on downtime

without taking into account the number of

operating days.

Therefore Downtime Ratio was prepared to

compare the performance of rigs, with the

calculation is done by comparing the amount

of downtime with the rig operating time. The

definition of the operating time is the time of

excavation starts until its release. Downtime Ratio

formulation, can be described as follows:

Komponen time distribution yang memperbesar

nilai downtime ratio adalah kerusakan alat dibayar,

kerusakan alat tidak dibayar, denda alat rusak, dan

denda BOP job. Dan jika rig masuk dalam status idle

tidak dibayar dan status denda rig move/rig up/ rig

down, tidak akan mempengaruhi downtime ratio,

karena berada diluar waktu operasi (antara waktu

tajak & release).

Time distribution components that increase

the value of downtime ratio is paid damaged

equipment, unpaid damaged equipment, faulty

equipment penalties, and BOP job penalties. If

the rig is in unpaid idle status and the penalty

status of rig move/rig up/rig down, will not affect

downtime ratio, because it takes place outside of

the operating time(between time of excavation &

release).

Downtime Ratio = x 100%

Kerusakan Komponen Rig Selama Operasi (antara waktu tajak & release)

Rig Component Damage During Operation (between time of excavation & release)

Jumlah Waktu Operasi (antara waktu tajak & release)

Total Operating Time (between time of excavation & release)

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

62

Dari grafik diatas, downtime ratio terbesar adalah

pada rig D-1500/53, karena jumlah hari kerja nya

sedikit, namun downtime saat operasi tinggi. Rig

ini mulai operasi pada tanggal 5 September 2011, di

lokasi CLU-B1/CLU-12. Selama tahun 2011, rig tersebut

operasi selama ± 96.63 hari, dan jumlah hari downtime

21,08 hari.

From the graph above, the largest downtime ratio is

at rig D-1500/53, because the few number of working

days, but high downtime during operations. This

rig began operations on September 5, 2011, at the

CLU-B1/CLU-12 location. During 2011, the rig operated

for ±96.63days, and 21.08 of downtime days (the

causes of downtime available in the appendix).

Rincian total sumur yang dikerjakan selama tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Details of total works on wells during 2011 are as follows:

AREA OPERASISUMUR PEPPEP WELLS SUMUR PGE

PGE WELLS TOTAL OPERATION AREABOR EXP BOR EPT WORKOVER

SUMBAGUT - NAD 0 8 50 0 58 NORTHERN SUMATERA-NAD

SUMBAGTENG 1 7 99 0 107 CENTRAL SUMATERA

SUMBAGSEL 3 23 13 11 50 SOUTHERN SUMATERA

KTI 0 17 0 0 17 KTI

JAWA 1 19 10 0 30 JAVA

TOTAL SUMUR 5 74 172 11 262 TOTAL WELLS

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00

Pros

enta

se

D15

00/5

3

H-4

0 D

/ 29

H35

-3/UY6

F - 2

00

N -1

10M

1 / 1

8

N11

0-M

3 / 2

8

SKYT

OPRR

650/U

Y7

D-7

00 N

0.6

/26

OW

700

/ 40

N-8

0 U

E / 2

5

N-8

0 U

E / 2

2

T-45

-II/ 3

4

N11

0-M

2 / 3

1

IE-9

00 N

o.9

/ 3

H-2

5 CD

/ D

R II

OW

-760

/ 20

E. D

-2 /

38

KT-

210

B N

o.2A

/41

N-8

0 B1

/ 27

D10

00/5

2

H-3

0FD

/ 23

LTO

-750

/43

KM-2

00A

No.

1 /

9

LTO

-350

/ 37

LTO

-650

/35

MSH

-200

0/30

T-45

I / 3

3

N-80-UE/UY3

H-4

0 D

/24

OW

700

/ 39

N -

80 B

2/01

KT-2

10 B

No.

3A

/42

Grafik Downtime Ratio Tahun 2011Graph of Downtime Ratio 2011

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

63

TotalSumurYangSelesaiDikerjakan

Selama tahun 2011, total sumur yang telah selesai

dikerjakan adalah sebanyak 262 sumur, dimana 251

sumur milik PT. Pertamina EP dan 11 sumur milik PGE.

Catatan Operasi

Sebagai catatan operasi tahun 2011, akibat cuaca

yang buruk, terjadi 3 (tiga) kali kondisi kahar, 2 kali di

rig LTO-750/43 dan 1 kali di rig N110-M2/31, dengan

uraian sebagai berikut:

1. Rig LTO-750/43

- Stop operasi sementara 6,13 hari (17 s/d 23

Maret) karena banjir di lokasi DWA-13N, sumur

DWA-61, ketinggian air maksimum 120 cm.

- Stop operasi sementara 2.25 hari / 54 jam (9

s/d 11 April) akibat banjir, dan tunggu air surut

di lokasi DWA-13N, sumur DWA-61, yang sama

Services dievakuasi di mess Pengabuan. Level air

di camp 35 cm, di area genset / rig site 8 cm.

2. Rig N110-M2 / 31

Stop operasi sementara tanggal 13 Mei 2 jam/

0.08 hari akibat cuaca buruk, hujan dan ada

petir menyambar Rig, sistem elektrik rig mati dan

dilakukan perbaikan sistem elektrik.

Maintenance

Pada kegiatan sehari-hari, arah proses bisnis

diusahakan untuk berada dalam jalur program

Maintenance Excellence tahun 2014 .Tujuannya

sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya

kerusakan peralatan yang dapat berakibat downtime

atau meminimalisir kerugian karena menurunnya

pendapatan dan company image. Fungsi Maintenance

PT. Pertamina Drilling Services Indonesia selama tahun

2011 telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sbb:

Total Completed Well

During 2011, total wells that have been completed was

262 wells, of which 251 wells owned by PT. Pertamina

EP and 11 wells owned by PGE.

Operating Records

As operating records in 2011, due to bad weather,

there were 3 (three) conditions of force majeure, twice

at rig LTO-750/43 and once at rig N110-M2/31, with the

following descriptions:

1. Rig LTO-750/43

- Temporary stop of operation for 6.13 days

(March 17 to 23) due to floods at location of

DWA-13N, DWA-61 well, with maximum water

level of 120 cm.

- Temporary stop of operation for 2.25 days/54

hours (April 9 to 11) due to floods, and waited for

water to recede at the same location of DWA-

13N, DWA-61 well, Services were evacuated to

Pengabuan mess. Water level at the camp was 35

cm, and 8 cm at genset area/rig site.

2. Rig N110-M2 / 31

Temporary stop of operation on May 13, for 2

hours/0.08 day due to bad weather, rain and

lightning stroke the rig, outage of electrical system

and repair of electrical system.

Maintenance

On daily activities, the direction of business process

is attempted to be in line with the Maintenance

Excellence program 2014. It is aimed to minimize the

damage to equipment that can result in downtime

or minimize losses due to declining revenue and

company image. Maintenance function of PT.

PertaminaDrilling Services Indonesia during 2011has

conducted the following activities:

No. DOWNTIME PERALATAN TOTAL DT (JAM) % DOWNTIME EQUIPMENT

1 Drawwork 337.5 10.92 Drawwork

2 Top Drive 334.0 10.80 Top Drive

3 Swivel 286.0 9.25 Swivel

4 Mud Pump 260.0 8.41 Mud Pump

5 Cross Over Sub 252.0 8.15 Cross Over Sub

Lima penyebab utama downtime yang disebabkan oleh

setiap jenis peralatan, antara lain :

Five major causes of downtime by any type of equipment,

among others:

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

64

URAIAN RENCANA * REALISASI KETERANGAN

ENGINE / GENSET 10 Unit 48 Unit 480%

SAFETYMEETING 10 kali 44 kali 440%

BOP 15 Unit 43 Unit 287%

EVALUASI KALIBRASI INSTRUMENT 28 Rig 22 Rig

PELATIHAN - 8

* berdasarkan KPI 2010

a. STRATEGI.

i) Proses bisnis berada dalam jalur program

Maintenance Excellence tahun 2014.

ii) Mempunyai cadangan unit alat utuh (selain

suku cadang) dengan jalan memberdayakan

unit/asset yang rusak/tidak terpakai seoptimal

mungkin.

iii) Secara terus menerus/ jangka panjang berupaya

mempunyai sistem administrasi dengan

memanfaatkan teknologi jaringan elektronik

terpadu.

iv) Membuat data base sederhana untuk memenuhi

kebutuhan informasi jangka pendek.

v) Melakukan cost reduction dengan tetap

melakukan pengawasan mutu dengan upaya

antara lain:

(a) Melakukan swakelola OH engine / genset dan

uji mutu dengan test beban.

(b) Berusaha mencari suku cadang dead stock /

alternatif ke gudang PT.PDSI atau PT. EP.

(c) Melakukan Kalibrasi instrument langsung ke

bengkel representatif tanpa melalui rekanan/

CV dengan uang muka kerja atau tunjuk

langsung .

(d) Dan lain-lain.

vi) Melakukan pelatihan terhadap SDM

Maintenance

b) REALISASI kegiatan:

a. STRATEGY.

i) Business process is in line with program of

Maintenance Excellence 2014.

ii) Own full equipment backup (excluding spare

parts) by optimizing the utilization of damaged/

idle unit/asset.

iii) Continuous/long-term effort to have the

administrative system by utilizing an integrated

electronic network.

iv) Create a simple database to meet short-term

information needs.

v) Perform cost reduction through constant quality

control efforts including:

(a) Self-management of OHengine/generator set

and quality test by load test.

(b) Sourcing of dead stock/alternative spare

parts to warehouses of PDSI or PEP.

(c) Instrument Calibration directly to the

workshop without partner/CV with a down

payment or direct appointment.

(d) Others.

vi) Conduct training on HR Maintenance

b) REALIZATION of activities:

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

65

Proses kontrak besar yang sedang berjalan antara lain :

1. Kontrak perbaikan dan sertifikasi BOP : kontrak

dilakukan secara Multi Standing Agreement (MSA).

Jangka waktu kontrak 19 Maret 2010 s.d. 18 Maret

2012.

2. Kontrak Pengadaan Jasa Perawatan, Perbaikan

dan Rekondisi Peralatan Product Caterpillar Serta

Penyediaan Kebutuhan Spare Parts Caterpillar dengan

System On Call Basis. Jangka Waktu kontrak 01

November 2010 s.d. 21 Oktober 2012.

3. Kontrak Perbaikan dan Sertifikasi Valve & BPM :

Pemenang PT. Esa Karunia Abadi. Jangka Waktu

Kontrak:19Juli2010–18Juli2011.

Kontrak yang sedang disiapkan antara lain :

1. Kontrak Perbaikan dan Sertifikasi Valve & BPM baru :

Proses di Tim Lelang

2. Kontrak perbaikan dan Sertifikasi BOP : Penyiapan Data

Kontrak Tahun 2011

Pada tahun 2011, untuk mendukung kegiatan operasi

rigdiseluruharea,telahditerbitkankontrak–kontrak

sebanyak 88 (Delapan Puluh Delapan) buah dengan nilai

sebesar Rp. 315,839,494,628.44 dan US$ 1,045,447.00 Nilai

Kontrak tersebut merupakan gabungan kontrak multi

years dan kontrak jangka pendek.

Kontrak kontrak tersebut disusun dalam kelompok untuk:

• KontrakJasa,antaralain:kontrakcrew,catering,

fasilitas dan peralatan.

• KontrakMaterial,antaralain:kontraksukucadang

peralatan

Mobilisasi Rig

Pada tahun 2011 untuk memenuhi kebutuhan konsumen

terutama PT. Pertamina EP, telah dilakukan mobilisasi

rig antar area area & antar pulau. Dengan kondisi ini

diperlukan persiapan yang baik agar pelaksanaan

mobilisasi dapat dilakukan dengan aman dan lancer.

Process of ongoing major contracts include:

1. Repair contract and BOP certification: the contract

was under Multi Standing Agreement (MSA) scheme.

Period of contract March 19, 2010 to March 18, 2012.

2. Procurement contracts of Maintenance Services,

Equipment Repair and Recondition of Caterpillar

Products, and Supply of Caterpillar Spare Partswith On

Call Basis System. Period of contract November 1, 2010

to October 21, 2012.

3. Repair contractand Valve & BPM Certification: Winner

PT. Esa Karunia Abadi. Period of Contract: July 19, 2010

- July 18, 2011.

In process contracts include:

1. Repair contractand new Valve & BPM Certification:

Process at Auction Team

2. Repair contract and BOP certification: Data Preparation

Contracts in 2011

In 2011, to support rig operations across all areas, as many

as 88 (eighty eight) contracts have been issued with a

value of Rp315,839,494,628.44 and USD1,045,447.00. The

Contract Value is a combination of multi-years contracts

and short-term contracts.

The contracts are composed into the following groups:

- Service Contract, including: contracts of crew, catering,

facilities and equipment

- Material Contract, including: equipment spare parts

contract

Rig Mobilization

In 2011, to meet the needs of consumers, especially

PT. Pertamina EP, there have been rig mobilization

between areas and inter-island. With this condition,

good preparation was needed for safe and smooth

implementation ofmobilization.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

66

Pertumbuhan Kapasitas Rig

Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, pada tahun

2011 ini, PDSI melakukan investasi 5 unit Rig, yaitu; 1unit

rig ex usayana, dan 4 unit Rig baru (2 unit D-1000 & 2

unit D-1500) dari manufacture NOV-Dreco dari Canada.

Rig baru tersebut merupakan rig elektrik dengan sistem

amphion terintegrasi pada bagian controlnya. Berbeda

pada rig elektrik pada umumnya yang menggunakan

motor DC untuk menggerakkan komponen utama, rig ini

menggunakan motor AC dengan VFD (Variable Frequency

Devices) untuk mengatur kecepatan motor.

Rig-rig tersebut adalah :

1. RigH-35UY/6Ex.Usayana,kapasitas350HP,mulai

operasi pada tanggal 17 Juli 2011 di lokasi kenali asam

(KAS-212).

2. Rig D-1000/52

Type : Cantilever mast, Slingshot substructure. Nilai

Invetasi Rig D-1000/52 ini senilai USD 18.154.500,-. Rig

ini datang tanggal 7 Juni 2011 di tanjung priok dan

mulai operasi 25 Desember di area KTI / Donggi (DNG-

06).

3. Rig D-1500/53

Type : Cantilever mast, Slingshot substructure. Nilai

Invetasi Rig D-1500/53 ini senilai USD 21.690.000,-. Rig

ini datang tanggal 7 Juni 2011 di tanjung priok dan

mulai operasi 05 September 2011 dilokasi Cilamaya

(CLU-B1 / CLU-12) masuk dalam area kerja Drilling Area

Jawa.

4. Rig D-1000/54

5. Rig D-1500/55

Untuk Rig D-1000/54 & D -1500/55, tiba di indonesia

pada bulan Desember 2011, sehingga hingga akhir

desember 2011 masih dalam tahap persiapan untuk

comissioning, dan belum bisa beroperasi. Pembelian

rig D-1000/54 & D -1500/55 menggunakan Repeat

Order sehingga nilai pembeliannya sama dengan

D-1000/52 & D -1500/53.

Rig Capacity Growth

To meet customers’ needs, PDSI invested in 5 Rig units in

2011, namely: 1 unit rig ex Usayana, and 4 new rig units

(2 units of D-1000 & 2units of D-1500) manufactured by

NOV-Dreco of Canada. The new rigs are electric rigs with

integrated Amphion systems on the control. Unlike the

regular electric rig that uses a DC motor to drive the main

component, this rig uses AC motors with VFD (Variable

Frequency Devices) to control the speed of the motor.

The rigs are as follows:

1.RigH-35UY/6ExUsayana,capacity350HP,started

operating on July 17, 2011 at Kenali Asam (KAS-212)

site.

2. Rig D-1000/52

Type : Cantilever mast, Slingshot substructure.

Investment Value of Rig D-1000/52 is USD18,154,500.

This rig arrived on June 7, 2011 at Tanjung Priok

and started operations on December 25, in

EasternIndonesia Region/Donggi (DNG- 06).

3. Rig D-1500/53

Type : Cantilever mast, Slingshot substructure.

Investment Value ofthe Rig D-1500/53 is

USD21,69,.000. This rig arrived on June 7, 2011 at

Tanjung Priok and started operations on September

5, 2011 at Cilamaya (CLU-B1/CLU-12) site, which is in

Drilling working area Java.

4. Rig D-1000/54

5. Rig D-1500/55

Rig D-1000/54 & D -1500/55 arrived in Indonesia in

December 2011, and was in preparation stage for

commissioning and has not yet to operate. Purchase of

rig D-1000/54 & D -1500/55 used Repeat Order so that

the purchase value was the same with D-1000/52 &

D-1500/53.

Tabel Mobilisasi Rig Pada Tahun 2011

Table of Rig Mobilization in 2011

No. RIG DARI KE JARAK JANGKA WAKTU BIAYA KETERANGAN

1 SKYTOPRR650/UY7

PRABUMULIH NAD-SUMBAGUT (PT-22)

1683.4 KM 37 Hari Rp.912.500.000 Lewat darat (antar area)

2 T-45-II/ 34 UBEP JAMBI (SGC-05A) SETITI (STT-A) 57 KM 26.5 Hari - Lewat sungai

3 D-1000/ 52 JANGGAINDRAMAYU(CMS-20)

DONGGI (DNG-06)

+ 2700 KM 47.5 Hari Rp.5.749.000- Antar pulau (lewat laut)

4 H35-3/UY6 PRABUMULIH UBEP JAMBI (KNALI ASAM)

367 KM 7 Hari Lewat darat (antar area)

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

67

Sejak berdirinya PT. PDSI dari tahun 2008 sampai

dengan tahun 2011 telah terjadi pertumbuhan

kapasitas rig yang signifikan. Jika dibandingakan

dengan tahun awal berdirinya PDSI, telah terjadi

pertumbuhan 7.480 HP dengan penambahan rig 8

unit, seperti yang terlihat pada “Grafik Pertumbuhan

Kapasitas Rig Tahun 2011” dibawah.

Pertumbuhan ini dilakukan dengan dengan beberapa

hal yaitu :

• Alihkelolarig-rigPT.Usayana

• Pembelianbaru

Since the establishment of PDSI in 2008 to 2011 there has

been significant growth in rig capacity. Compared to the

years before PDSI establishment, there has been growth

of 7,480 HP with the addition of 8 rig units, as shown in

the "Rig Capacity Growth Graphic in 2011" below.

Growth was carried out with a few things:

• TakeoverofPT.Usayanarigs

• Newpurchases

30,000

25,000

20,000

15,000

10,000

5,000

-

ACTUAL HP HPRIGYEAR

2008

18,800 18,800

21,30023,390

26,280

21,98324,313

20,27313.30%

9.77%

12.40%

7.83%8.44%

10.60%

2009 2010 2011

Grafik Pertumbuhan Kapasitas Rig Tahun 2011Graphic of Rig Capacity Growth 2011

Keterangan:

1. Tahun 2009 N 80 B2 (1000 HP) + F 200 (1500 HP)

2. Tahun 2010 D-700(630HP)+SKYTOP(450HP)+N

80 UE (1000 HP)

3. Tahun 2011 H-35UY/6(350HP)+D-1000/52(1000

HP) + D-1500/53 (1500 HP)

Note:

1.Year2009N 80 B2 (1000 HP) + F 200 (1500 HP)

2.Year2010D-700(630HP)+SKYTOP(450HP)+N80

UE (1000 HP)

3.Year2011H-35UY/6(350HP)+D-1000/52(1000HP)

+ D-1500/53 (1500 HP)

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

68

DIVISION TOOL & EQUIPMENT

Division (Tool & Equipment) sampai saat ini telah

mengoperasikan beberapa peralatan non-Rig yang

disewakan kepada PT. PERTAMINA EP dan PT. PERTAMINA

GEOTHERMAL ENERGI yang terdiri dari:

1) 8 (delapan) unit Top Drive dengan kegiatan di

beberapa Area, yaitu :

- Area Sumbagteng : 1 (satu) unit

- Area Sumbagsel : 3 (tiga) unit

- Area Jawa : 3 (tiga) unit

- Donggi, Sulawesi : 1 (satu) unit

2) Fishing Tools yang telah disewakan kepada PT.

PERTAMINA EP dengan Warehouse dan Workshop di

Gudang Sunter, Jakarta.

3) Coring Tools, yang terdiri dari :

- 4 (empat) unit tipe Stell Inner Barrel yang

digunakan pada sumur Geothermal.

- 2 (dua) unit tipe Fiberglass Inner Barrel yang

digunakan pada sumur Migas.

4) Directional Drilling yang dimiliki merupakan tipe

konvensional sehingga masih diperlukan penambahan

jenis peralatan lain seperti MWD. Walaupun

demikian telah dilakukan kerjasama dengan partner

untuk sebagian peralatan dan telah menghasilkan

pendapatan.

Fishing Tools

Sedang melaksanakan pembenahan tools dengan

mengadakan, memperbaiki, melengkapi dan

meyempurnakan. Di sisi lain untuk menangkap peluang

pasar maka dilakukan kerjasama dengan mitra, sehingga

dapat dikerjakan permintaan dari pihak PT. PERTAMINA

EP. Adapun sumur-sumur yang telah dikerjakan pada

tahun 2011 adalah sebagai berikut:

DIVISION TOOL & EQUIPMENT

Division (Tool & Equipment) to date has operated a

number of non-rig equipment rented out to PT. Pertamina

EP and PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGI consisting

of:

1) 8 (eight) unit of Top Drive with activities in several

areas, namely :

- Central Sumatra Area : 1 (one) unit

- Southern Sumatra Area : 3 (three) units

- Java Area : 3 (three) units

- Donggi, Sulawesi : 1 (one) unit

2) Fishing Tools that have been rented out to PT.

PERTAMINA EP with Warehouse and Workshop at

Sunter Warehouse, Jakarta.

3) Coring Tools, consisting of:

- 4 (four) units of Stell Inner Barrel type used for

Geothermal wells.

- 2 (two) unitsof Fiberglass Inner Barrel type used for

Oil and Gas wells.

4) Directional Drilling owned by the company is a

conventional type that need an addition of other tools

such as MWD. However, there has been cooperation

with partners for some of the tools and has generated

income.

Fishing Tools

In a process of tool revamp through procurement, repair,

complementing and improvement. On the other hand to

capture market opportunities, the company cooperated

with partners, to be able to carry out request from PT.

Pertamina EP. The wells that have been completed in 2011

are as follows:

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

69

Coring Tools

Sedang melaksanakan pembenahan tools dengan

mengadakan, melengkapi dan meyempurnakan

beberapa peralatan dengan modifikasi local, sehingga

dapat mengerjakan permintaan dari pihak PT. PERTAMINA

EP dan PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGI. Saat ini PT.

PDSI memiliki 6 (enam) set Coring Tools dengan ukuran

6-3/4” (8-1/2” Bit) dan 5-3/4” (6” Bit). Posisi tools saat ini

tersimpan di Gudang Sunter, Jakarta. Adapun sumur-

sumur yang telah dikerjakan pada tahun 2011 adalah

sebagai berikut:

Coring Tools

In a process of tool revamps through procurement, repair,

complementing and improvement of some tools with

local modifications, to be able to carry out request by PT.

Pertamina EP and PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGi.

Currently PT. PDSI has 6 (six) sets of Coring Tools with

size of 6-3/4 "(8-1/2" Bit) and 5-3/4 "(6" Bit). The tools are

currently stored in the Sunter Warehouse, Jakarta. The

wells that have been completed in 2011 are as follows:

No. Periode Sumur/Lokasi Period

1 Januari 2011 s/d Februari 2011 HLS-B1

2 Desember 2011 s/d April 2011 Kotamubagu

3 28 April s/d 03 April 2011 KMJ-79/Rig Antareja#1

4 Desember 2011 Hulu Lais

No. Periode Nama Sumur/ Customer Period

1 16 Januari 2011 s/d 18 Februari 2011 Rig T 45 II - Sungai Gelam Jambi

2 Februari 2011 KTB-03/RIGNYT

3 31 Maret 2011 s/d 04 April 2011 NYTZJ05LTD01LimauUbeb

4 26 Maret 2011 s/d 23 April 2011 Sopa 08 Rig H 40

5 16 April 2011 s/d 25 April 2011 Rig OW 740 RDL 01 - Karawang

6 25 April 2011 s/d 30 April 2011 RDL-01/ST USRD

7 07 Mei 2011 s/d 22 Mei 2011 KTB-03/RIGNYT

8 16 Mei 2011 s/d 25 Mei 2011 RDL-01

9 09 Mei 2011 s/d 17 Mei 2011 PDMA/PDM-10 RIG TMMJ 01

10 Mei 2011 BERINGIN

11 Juni 2011 WPM-06

12 19 Juni 2011 s/d 31 Juli 2011 KBB-01/N80UY

13 3 Juli 2011 s/d 5 Agustus 2011 Kamojang/ Riig Antareja

14 3 Juli 2011 s/d 5 Agustus 2011 LM-20/LIMAU

15 5 Sept 2011 s/d 18 Sept 2011 EDR 01 KAS 20

16 Oktober 2011 s/d Nop 2011 KRE-01/RigN80UYCLU/ Rig D-1500

17 Desember 2011 KRE-01/RigN80UY

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

70

Directional Drilling

PDSI saat ini memiliki beberapa peralatan pendukung

Directional Drilling. Peralatan yang dalam kondisi baik

dan siap pakai adalah Monel. Dan saat ini beberapa

peralatan disewakan kepada perusahaan Directional

Drilling yang telah berjalan. Hal ini dilakukan untuk turut

mendukung pendapatan PDSI. Beberapa peralatan inti

Directional Drilling berupa Mud Motor dan MWD saat ini

sedang dalam proses pengadaan.

Kinerja Keuangan

Pembahasan dan analisis berikut mengacu pada Laporan

Keuangan perusahaan hasil dari proses audit yang

dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja,

Wibisana & Rekan sesuai laporannya tanggal 28 Februari

2012 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31

Desember 2011 dan 2010 yang disajikan dalam buku

Laporan Tahunan ini. Laporan keuangan ini disajikan

berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku

di Indonesia. Mata uang pelaporan keuangan adalah

Rupiah. Dalam analisis ini nilai Rupiah dinyatakan dalam

satuan jutaan.

Laporan Laba-Rugi Komprehensif

Tabel berikut menyajikan ikhtisar Laporan Laba Rugi

Komprehensif Perusahaan untuk tahun-tahun yang

berakhir tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Directional Drilling

PDSI currently has some Directional Drilling support

equipment.The equipment is in good condition and

ready to use is Monel. At present some of the equipment

are leased to existing Directional Drilling companies.

This is done to support PDSI’s income. Some of the core

equipment of Directional Drilling are Mud Motor and

MWD that are currently in the procurement process.

Financial Performance

The following discussion and analysis refer to the

company's financial statements resulting from the audit

conducted by Public Accountant Tanudiredja, Wibisana

& Partners according to its report dated February 28,

2012 for the year ended December 31, 2011 and 2010

that are presented in this Annual Report. These financial

statements are presented based on the Financial

Accounting Standards applicable in Indonesia. Financial

reporting currency is Rupiah. In this analysis Rupiah value

is stated in millions.

Comprehensive Profit-Loss Report

The following table presents summary of the Company’s

Comprehensive Profit/Loss for years ended December 31,

2011 and 2010.

URAIAN 2010 % 2011 % Variance (%) DESCRIPTION

Pendapatan 1,402,246 100.00 1,629,013 100.00 16.17 Revenue

Beban Pokok Pendapatan (765,805) -54.61 (1,259,618) 77.32 -264.48 Cost of Revenue

Beban Administrasi dan Umum

(191,076) -13.63 (170,326 ) 10.46 -189.14

Administration and General Expenses

Laba Usaha 445,365 31.76 199,069 12.22 -55.30 Operating Income

EBITDA 498,085 35.52 379.339 23.33 -23.70 EBITDA

Beban Lain-Lain (26,692) -1.90 (6,362) -0.39 -76.17 Other Expenses

Laba Sebelum Pajak Penghasilan (418,673) -29.86 (192,707) -11.83 -53.97

Profit Before Income Tax

Beban Pajak Penghasilan (108,440) -7.73 (54,343) -3.34 -49.89 Income Tax Expense

Total Laba Komprehensif 320,233 22.84 138,364 8.49 -56.79 Comprehensive Total Profit

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

71

Pendapatan

Jumlah Pendapatan pada tahun 2011 sebesar Rp

1.629.013 juta, meningkat 16,17% dari Rp 1.402.246

juta pada tahun 2010. Pendapatan ini berasal dari tiga

kelompok usaha yaitu Jasa Rig PDSI, Jasa Rig Mitra, serta

Jasa IPM & Lainnya. Komposisi pendapatan terbesar tahun

2011 berasal dari Jasa Rig PDSI yang merupakan bisnis

inti perusahaan dengan kontribusi 84,08%, kemudian

Jasa Rig Mitra 7,89% dan Jasa IPM & Lainnya 7,90% dari

total pendapatan perusahaan.

Pendapatan dari Jasa Rig PDSI

Jumlah Pendapatan dari Jasa Rig PDSI pada tahun 2011

sebesar Rp 1.371.373 juta, meningkat 16,47% dari Rp

1.177.405 juta pada tahun 2010. Peningkatan ini dipicu

adanya kenaikan aktifitas operasi yang berasal dari

penambahan/pembelian 2 buah rig dan peningkatan

utilisasi rig dari 93,38% di tahun 2010 menjadi 93,48% di

tahun 2011.

Pendapatan dari Jasa Rig Mitra

Jumlah Pendapatan dari Jasa Rig Mitra pada tahun 2011

sebesar Rp 128.732 juta, menurun 7,40% dari Rp 139.016

juta pada tahun 2010. Penurunan ini disebabkan karena

rig-rig mitra mayoritas baru beroperasi pada Quartal 3

tahun 2011. Selain itu, PDSI menunggu bridging contract

antara PEP dan mitra selesai, baru kemudian PDSI dapat

menggunakan mitra tersebut. PDSI juga membutuhkan

waktu dalam memproses pemilihan mitra dengan

memperhatikan aspek safety, teknis, pengalaman kerja

dan komersial.

Pendapatan dari Jasa IPM & Lainnya

Jumlah Pendapatan dari Jasa IPM & Lainnya pada tahun

2011 sebesar Rp 128.907 juta, meningkat 50,20% dari

Rp 85.823 juta pada tahun 2010. Peningkatan ini dipicu

adanya kenaikan aktifitas operasi IPM di proyek ulubelu

yang pada tahun 2011 menyelesaikan sampai dengan 11

sumur sedangkan tahun 2010 hanya 5 sumur.

Revenue

Total revenue in 2011 amounted to Rp1,629,013 million,

increased 16.17% from Rp1,402,246 million in 2010. The

revenue was derived from three business groups namely

PDSI, Rig Services, Partners Rig Service, as well as IPM &

Other Services. The composition of the largest revenue in

2011 came from PDSI Rig Services which is the company's

core business with contribution of 84.08%, followed by

Partners Rig Services with 7.89% and IPM & Other Services

with 7.90% of total company revenue.

Revenue from PDSI Rig Services

PDSI Service Rig revenue in 2011 amounting to Rp

1,371,373 million, increased 16.47% from Rp1,177,405

million in 2010. The increase was triggered by an increase

in operating activities due to the addition/purchase of 2

units of the rig and rig utilization increased from 93.38%

in 2010 to 93.48% in 2011.

Revenue from Partner Rig Services

Partner Service Rig revenue in 2011 amounting to

Rp128,732 million, down 7.40% from Rp139,016 million

in 2010. The decline was triggered by a decrease in to

partners’ rig operationsas their rigs only operate in

the third quarter of 2011. Moreover, PDSI waiting for

the bridging contract between the PEP and partners

completed, then PDSI can work together with these

partners. PDSI also takes in the partner selection process

with due respect to safety, technical, commercial and

work experience.

Revenue from the IPM & Other Services

Total income from IPM & Other Services in 2011

amounting to Rp 128,907 million, an increase of 50.20%

from Rp 85,823 million in 2010. The increase was

triggered by an increase in the IPM operating activities in

ulubelu project that completed in 11 wells in 2011, while

it had been only only 5 wells in 2010.

PENDAPATAN 2010 % 2011 % Variance (%) REVENUE

Jasa Rig PDSI 1,177,406 83.97 1,371,374 84.18 16.47

Jasa Rig Mitra 139,016 9.91 128,732 7.90 -7.40

Jasa IPM & Lainnya 85,823 6.12 128,907 7.91 50.20

Jumlah 1,402,246 100.00 1,629,013 100.00 16.17

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

72

Beban Pokok Pendapatan

Beban Pokok Pendapatan perusahaan berasal dari Beban

Langsung serta Beban Penyusutan dan Amortisasi.

Seiring dengan peningkatan pendapatan sebesar

16,17% maka beban pokok pendapatan juga mengalami

peningkatan dari semula pada tahun 2010 sebesar Rp

765.805 juta menjadi Rp 1.259.618 juta di tahun 2011

atau meningkat sebesar 64,48%. Secara prosentase

peningkatan terbesar adalah pada Beban Penyusutan

dan Amortisasi yaitu sebesar 117,30%. Hal ini dikarenakan

adanya kapitalisasi asset baru senilai Rp 602.848 juta

di tahun 2011 dan asset ex.inbreng dari PT Pertamina

(Persero) yang pada tahun 2010 disusutkan selama 6

bulan (inbreng dilakukan per 1 Juli 2010) maka pada

tahun 2011 penyusutannya adalah 12 bulan.

Cost of Revenue

The company’s Cost of Revenue is derived from Direct

Costs, Depreciation and Amortization. Along with the

increase in revenues of 16.17%, the cost of revenues

also increased from the beginning of 2010 amounted to

Rp765,805 million to Rp 1,259,618 million in 2011 or an

increase of 64.48%. In percentage, the largest increase is

at Depreciation and Amortization which was 117.30%.

This is due to the capitalization of new assets valued at

Rp602,848 million in 2011 and ex.inbreng assets of PT

Pertamina (Persero) in 2010 which were depreciated

over six months (inbreng was done by July 1, 2010), the

depreciation in 2011 was 12 months.

Beban Langsung

Beban Langsung perusahaan berasal dari Beban

Langsung operasional pada tahun 2011 meningkat

sebesar 64,44% atau Rp 493.813 juta dari Rp 765.805 juta

pada tahun 2010 menjadi Rp 1.259.618 juta tahun 2011.

Direct Costs

The company’s Direct Costs derived from operating direct

costs in 2011 increased by 64.44% or Rp493,813 million

from Rp765,805 million in 2010 to Rp1,259,618 million in

2011.

Komposisi Pendapatan Perusahaan Berdasarkan Jenis

Pelanggan

Komposisi pendapatan perusahaan secara keseluruhan

pada tahun 2011 yang terbesar berasal dari pihak berelasi

perusahaan sebesar 99,84% yang terdiri dari PT Pertamina

EP sebesar Rp 1.334.833 juta dan PT Pertamina GE sebesar

Rp 291.650 juta dengan komposisi 81,94% dan 17,90%.

Company Revenue Composition by Type of Customer

Composition of the company's overall revenue in 2011,

the largest came from related parties at 99.84% consisting

of PT Pertamina EP amounted to Rp 1,334,833 million and

PT Pertamina GE Rp291,650 million with the composition

81.94% and 17.90 %.

PENDAPATAN 2010 % 2011 % Variance (%) REVENUE

Pihak Berelasi: Related Party

PT Pertamina EP 1,203,222 85.81 1,334,833 81.94 10.94 PT Pertamina EP

PT Pertamina GE 191,768 13.68 291,650 17.90 52.08 PT Pertamina GE

Pihak Ketiga 7,255 0.52 2,530 0.16 -65.13 Third Party

Jumlah 1,402,246 100.00 1,629,013 100.00 16.17 Total

BEBAN POKOK PENDAPATAN 2010 % 2011 % Variance

(%) COST OF REVENUE

Beban Langsung 685,380 89.50 1,084,858 86.13 58.29 Direct Costs

Beban Penyusutan dan Amortisasi

80,425 10.50

174,760 13.87 117.30

Depreciation and Amortization Expenses

Jumlah 765,805 100.00 1,259,618 100.00 64.48 Total

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

73

Beban Administrasi dan Umum

Beban administrasi dan umum mengalami penurunan

dari Rp 191.076 juta di tahun 2010 menjadi Rp 170.326

juta pada tahun 2011, turun 10,86% atau Rp 20.750

juta. Penurunan ini disebabkan sebagian besar oleh

menurunnya gaji, upah dan tunjangan sebanyak 47,89%

dari Rp 132,348 juta di tahun 2010 menjadi Rp 68,966

juta pada tahun 2011.

Peningkatan ini dipicu terutama oleh kenaikan aktifitas

operasi, biaya perbaikan dan pemeliharaan dalam rangka

optimalisasi peralatan rig, tarif crew, dan catering.

The increase was driven primarily by an increase in

operating activities, cost of repairs and maintenance

in order to optimize the rig equipment, crew rates, and

catering.

Administrative and General Expenses

Administrative and general expenses decreased from

Rp191,076 million in 2010 to Rp170,326 million in 2011,

down 10.86% or Rp20,750 million. The decrease was due

largely to declining salaries, wages and benefits as much

as 47.89% from Rp132.348 million in 2010 to Rp68.966

million in 2011.

BEBAN LANGSUNG 2010 % 2011 % Variance (%) DIRECT COSTS

Sewa 211,673 30.88 301,232 27.77 42.31 Rent

Sub Kontraktor 164,703 24.03 289,393 26.68 75.71 Sub-contractor

Perbaikan dan Pemeliharaan 141,818 20.69 210,807 19.43 48.65 Repair and Maintenance

Aktivitas Pengeboran 24,938 3.64 113,721 10.48 356.01 Drilling Activities

Pemakaian Material 64,303 9.38 75,764 6.98 17.82 Material Usage

Camp dan Jasa Katering 23,434 3.42 38,493 3.55 64.26 Camp and Catering Services

Asuransi 36,908 5.39 37,827 3.49 2.49 Insurance

Lainnya 17,603 2.57 17,621 1.62 0.10 Other

Jumlah 685,380 100.00 1,084,858 100.00 58.29 Total

BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM 2010 % 2011 % Variance

(%)ADMINISTRATIVE AND GENERAL EXPENSES

Gaji, Upah dan Tunjangan

132,348 69.26 68,966 40.49 -47.89Salaries, wages and other

employee benefits

Pajak dan Retribusi 23,554 12.33 35,261 20.70 49.70 Taxes and Retribution

Jasa-Jasa Layanan Kantor 14,462 7.57 19,961 11.72 38.02 Office Services

Perjalanan Dinas 4,126 2.16 16,408 9.63 297.67 Business Travel

Imbalan Kerja 8,146 4.26 10,114 5.94 24.16 Employee Benefit

Penerimaan dan Pelatihan 260 0.14 6,562 3.85 2423.85 Recruitment and Training

Jamuan, Iklan dan Promosi

3,413 1.79 6,333 3.72 85.56

Entertainment, Advertisement and Promotion

Representasi dan Sumbangan

1,504 0.79 1,299 0.76 -13.63 Representation and Donation

Jasa Profesional 556 0.29 1,318 0.77 137.05 Professional Services

Lainnya 2,707 1.42 4,104 2.41 51.61 Other

Jumlah 191,076 100.00 170,326 100.00 -10.86 Total

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

74

Beban Pajak Penghasilan

Beban pajak tahun 2011 menjadi Rp 54.343 juta, turun

sebanyak Rp 54.097 juta atau 49,89% dari 108.440 juta

pada tahun 2010. Hal ini dipicu oleh penurunan Laba

sebelum pajak sebesar Rp 225.966 juta atau 53,97% dari

Rp 418.673 juta menjadi Rp 192.707 juta di tahun 2011 .

Laba Bersih

Laba Bersih pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp 138.364

juta, turun sebanyak Rp 171.869 juta atau 55,40% dari Rp

310.233 juta di tahun 2010. Penurunan ini disebabkan

karena adanya penurunan Laba Usaha dimana terefleksi

dari menurunnya Marjin Bersih dari 22,14% ditahun 2010

menjadi 8,49% ditahun 2011.

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Aset

Total asset perusahaan pada tahun 2011 adalah

sebesar Rp 3.608.448 dengan komposisi aset lancar

sebesar 42,00% dan aset tidak lancar sebesar 58,00%.

Nilai tersebut naik dibandingkan tahun 2010 sebesar

Rp 2.310.237. Peningkatan total nilai asset sebagian

besar diakibatkan oleh peningkatan asset tidak lancar

perusahaan sebesar 112,63% dari tahun lalu, sedangkan

untuk aktiva lancar hanya terjadi peningkatan sebesar

14,31%.

Income Tax Expense

Tax expenses in 2011 wasRp54,343 million, down by

Rp54, 097 million or 49.89% from Rp108,440 million in

2010. This was triggered by a decline in profit before tax

of Rp225,966 million or 53.97% of Rp418,673 million to

Rp192,707 million in 2011.

Net Income

Net profit in 2011 reached Rp138,364 million, down by

Rp171,869 million or 55.40% of Rp310,233 million in

2010. The decrease was due to reduction in Operating

Profit which was reflected in the net margin decrease of

22.14% in 2010 to 8.49% in 2011.

FINANCIAL POSITION REPORT

Asset

The company’s total assets in 2011 amounted to

Rp3,608,448 with a composition of 42.00% of current

assets and 58.00% non-current assets. The amount

increased compared to 2010 amounted to Rp2,310,237.

Increase in total assets value largely due to the increase in

non-current assets of the company of 112.63% from last

year, while current assets only increased by 14.31%.

Pendapatan (Beban) Lain-Lain

Beban Lainnya di tahun 2011 tercatat sebesar Rp 6.362

juta atau menurun sebesar Rp 20.330 juta atau 76,17%

dari Rp 26.692 juta pada tahun 2010. Hal ini dipicu oleh

menurunnya kerugian atas selisih kurs.

Other Income (Expense)

Other Expenses in 2011 totaled Rp6,362 million or

decreased by Rp20,330 million or 76.17% of Rp26,692

million in 2010. This was triggered by declining losses on

foreign exchange.

PENDAPATAN/(BEBAN) LAIN-LAIN 2010 % 2011 % Variance

(%)OTHER INCOME

(EXPENSE)

Pendapatan Keuangan 1,373 -5.14 1,062 -16.69 -22.65 Financial Income

Pendapatan atas Denda, Bersih 9,413 -35.27 5,889 -92.57 -37.44 Income on Penalties, Net

Rugi Selisih Kurs, Bersih (36,857) 138.08 (7,930) 124.65 -78.48 Foreign Exchange Loss, Net

Beban Lain-Lain, Bersih (621) 2.33 (5,383) 84.61 766.83 Other Expenses, Net

Jumlah (26,692) 100.00 (6,362) 100.00 -76.17 Total

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

75

Aset lancar perusahaan meningkat sebesar 14,31% dari

yang semula pada tahun 2010 sebesar Rp 1.325.840 juta

menjadi Rp 1.515.579 juta pada tahun 2011. Hal ini terjadi

dikarenakan adanya peningkatan yang cukup signifikan

pada pajak dibayar dimuka yang berasal dari PPN

masukan yang dapat ditagihkan kembali dan kelebihan

pembayaran PPH Badan tahun 2011.

Aset tidak lancar perusahaan meningkat signifikan , yaitu

naik sebesar 112,63% menjadi Rp 2.092.869 pada tahun

2011, hal ini terjadi karena adanya peningkatan asset

tetap perusahaan yang semula Rp 915.065 pada tahun

2010 menjadi Rp 1.994.759 pada tahun 2011 atau naik

sebesar 117,99%. Peningkatan asset tetap perusahaan

dikarenakan adanya pembelian 2 buah rig baru dan 6

buahrigexPTUSAYANA.

The company's current assets increased by 14.31% from

the beginning of 2010 amounted to Rp1,325,840 million

to Rp1,515,579 million in 2011. This was due to the

significant increase in prepaid taxes derived from VAT

in that can be refunded and overpayment of Corporate

Income Taxes in 2011.

Non-current assets of the company increased

significantly by 112.63% to Rp2,092,869 million in

2011, this was due to the increase in fixed assets of the

company that originally Rp915,065 million in 2010 to

Rp1,994,759 million in 2011 or an increase of 117.99%.

Increase in fixed assets of the company was due to the

purchaseof2newrigsand6rigsexPTUSAYANA.

ASET 2010 % 2011 % Variance (%) ASSET

ASET LANCAR CURRENT ASSETS

Kas dan Setara Kas 172,338 7.46 168,519 4.67 -2.22 Cash and Cash Equivalent

Piutang Usaha 624,892 27.05 636,777 17.65 1.90 Trade Receivables

Piutang Lain-Lain 130,505 5.65 53,708 1.49 -58.85 Other Receivables

Persediaan, Bersih 81,897 3.55 91,003 2.52 11.12 Inventory, Net

Pajak Dibayar Dimuka 293,723 12.71 546,279 15.14 85.98 Prepaid Taxes

Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka

22,485 0.97

19,293 0.53 -14.20 Advances and Prepayments

Jumlah Aset Lancar 1,325,840 57.39 1,515,579 42.00 14.31 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS

Aset Tetap, Bersih 915,065 39.61 1,994,759 55.28 117.99 Fixed Assets, Net

Beban Tangguhan, Bersih 67,201 2.91 51,142 1.42 -23.90 Deferred Charges, Net

Dana yang Dibatasi Penggunaannya

- 0.00 44,937 1.25 0.00Restricted Deposit

Aset Lain-Lain 2,031 0.09 2,031 0.06 0.00 Other Assets

Jumlah Aset Tidak Lancar 984,297 42.61 2,092,869 58.00 112.63 Total Non-current Assets

TOTAL AKTIVA 2,310,137 100.00 3,608,448 100.00 56.20 TOTAL

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

76

Perusahaan membukukan total liabilitas pada akhir

tahun 2011 sebesar Rp 2.362.260 juta dengan jumlah

liabilitas lancar sebesar 99,51% dan liabilitas tidak lancar

sebesar 0,49%. Nilai total liabilitas perusahaan tahun

2011 meningkat sebesar 140,64% dari tahun sebelumnya

yang berjumlah Rp 981,64 juta. Peningkatan liabilitas

terbesar berasal dari hutang lain-lain, biaya yang masih

harus dibayar dan taksiran kewajiban imbalan kerja.

Hutang lain-lain yang meningkat 188,62% dari tahun

2010 berasal dari hutang kepada PT PERTAMINA (Persero)

yang digunakan untuk membeli peralatan penunjang

kegiatan operasional perusahaan.

Ekuitas

Jumlah Ekuitas Pemegang Saham tercatat sebesar Rp

1.246.188 juta pada tahun 2011, menurun sebesar Rp

82.295 juta atau 6,19% dari Rp 1.328.483 juta pada tahun

2010. Penurunan tersebut disebabkan adanya Selisih

Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

(SNTRES) sebesar Rp 127.588 juta yang merupakan

hasil transaksi pembelian peralatan penunjang operasi

denganPTUSAYANAyangsedangdalamproses

restrukturisasi dan mempunyai hubungan sepengendali

dengan perusahaan.

The company booked total liabilities at the end of 2011

amounting to Rp2,362,260 million with current liabilities

amounting to 99.51% and non-current liabilities of

0.49%. Total value of the company’s liabilities in 2011

increased by 140.64% from the previous year, amounting

to Rp981.64 million. The largest increase was in other

payables, accrued expenses and the provision for

employee benefits.

Other payables increased 188.62% from 2010 came

from loans to PT Pertamina (Persero) used to purchase

supporting equipment of company operations.

Equity

Shareholders' Equity was recorded at Rp1,246,188

million in 2011, a decrease of Rp82,295 million, or 6.19%

from Rp1,328,483 million in 2010. The decline was due to

the Difference in Value from Restructuring Transactions

of Entities under Common Control (SNTRES) of Rp127,588

million which was a result of operational support

equipmentpurchaseswithPTUSAYANAwhichwasinthe

process of restructuring and related with the company as

entities under common control.

Liabilitas

Liabilities

LIABILITAS 2010 % 2011 % Variance (%) LIABILITIES

LIABILITAS LANCAR CURRENT LIABILITIES

Hutang Usaha 98,872 10.07 125,926 5.33 27.36 Trade Payables

Hutang Lain-lain 666,352 67.88 1,923,223 81.41 188.62 Other Payables

Hutang Pajak 16,587 1.69 5,525 0.23 -66.69 Tax Payables

Biaya yang Masih Harus Dibayar 181,259 18.46 296,074 12.53 63.34 Accrued Expenses

Jumlah Liabilitas Lancar 963,070 98.11 2,350,748 99.51 144.09 Total Current Liabilities

LIABILITAS TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIES

Hutang Pajak tangguhan, bersih 16,317 1.66 7,480 0.32 -54.16 Deferred Tax Payable, net

Taksiran Kewajiban Imbalan Kerja

2,267 0.23 4,032 0.17 77.86

Provision for Employee Benefit

Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 18,584 1.89 11,512 0.49% -38.05 Total Non-current Liabilities

TOTAL LIABILITAS 981,654 100.00 2,362,260 100.00 140.64 TOTAL LIABILITIES

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

77

LAPORAN ARUS KAS

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Penerimaan kas bersih dari aktivitas operasi menurun

sebesar 88% dari Rp 264.951 juta di tahun 2010 menjadi

Rp 32.222 juta di tahun 2011. Penyebab penurunan kas

tersebut karena adanya penurunan penerimaan kas dari

pelanggan sebesar 16%

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Pengeluaran kas bersih dari aktivitas investasi meningkat

sebesar 655% dari Rp 145.478 juta di tahun 2010

menjadi Rp 1.098.221 juta di tahun 2011. Penyebab

peningkatan pengeluaran kas tersebut karena adanya

investasi melalui penambahan asset tetap perusahaan

sebesar Rp 1.053.284 juta.

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Penerimaan kas bersih dari aktivitas pendanaan

sebesar Rp 1.053.284 yang berasal dari pinjaman ke PT

PERTAMINA (Persero) selaku pemegang saham adalah

dana yang digunakan untuk melakukan penambahan

asset tetap perusahaan.

STATEMENT OF CASH FLOWS

Cash Flows from Operating Activities

Net cash receipts from operating activities decreased by

88% from Rp264,951 million in 2010 to Rp32,222 million

in 2011. The cause of the decrease in cash was due to a

decrease in cash receipts from customers by 16%

Cash Flows from Investing Activities

Net cash disbursements from investing activities

increased by 655% from Rp145,478 million in 2010 to

Rp1,098,221 million in 2011. The cause of the increase

was due to the cash disbursements through investment

in the addition of the company’sfixed assets amounted to

Rp1,053,284 million.

Cash Flows from Financing Activities

Net cash receipts from financing activities amounted

to Rp 1,053,284 from loans to PT Pertamina (Persero) as

shareholder is the fund that was used to add fixed assets

of the company.

EKUITAS 2010 % 2011 % Variance (%) EQUITY

Modal saham 651,868 49.07 651,868 52.31 0.00 Share capital

Cadangan Umum 2 0.00 15,514 1.24 775600.00 General Reserve

SNTRES (10,614) -0.80% (138,202) -11.09 0.00% SNTRES

Saldo Laba 687,227 51.73 717,008 57.54 4.33 Retained Earnings

TOTAL EKUITAS 1,328,483 100.00 1,246,188 100.00 -6.19 TOTAL EQUITY

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

78

LAPORAN-ARUS KASUNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR

STATEMENT OF CASH FLOWSFOR YEARS ENDED

31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DECEMBER 31, 2011 AND 2010

ARUS KAS 2010 2011 Variance % CASH FLOWS

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI : CASH FLOWs FROM OPERATING ACTIVITIES:

Penerimaan kas dari pelanggan 1,945,484 1,635,353 -16 Cash receipts from customers

Penerimaan kas dari pendapatan keuangan 1,373 1,062 -23 Cash receipts from financial income

Penerimaan kas dari Aktivitas operasi lainnya 9,822 3,698 -62

Cash receipts from other operating activities

Restitusi Pajak - 49,497 100 Tax refunds

Pembayaran kas kepada pemasok (1,427,679) (1,406,418) -1 Cash paid to suppliers

Pembayaran kas kepada karyawan (100,909) (97,371) -4 Cash paid to employees

Pembayarankas untuk pajak penghasilan (163,140) (153,599) -6 Cash payment for income tax

Arus kas bersih yang diperolehdari aktivitas operasi 264,951 32,222 -88

Net cash flows from operating activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI:

CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES:

Penambahan aset tetap (145,478) (1,053,287) 624 Fixed asset addition

Dana yang dibatasi penggunaannya - (44,937) 100 Restricted deposit

Arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi (145,478)

(1,098,224) 655

Cash flows disbursed for operating activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN:

CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES:

Penerimaan kas dari pemegang saham untuk belanja modal - 1,053,284 100

Cash receipts from shareholders for capital expenditure

Arus kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas pendanaan - 1,053,284 100

Net cash flows from financing activities

PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 119,473 (12,718) -111

NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENT

Dampak perubahan nilai kurs pada kas dan setara kas (1,307) 8,896 -781

Effect of exchange rates on cash and cash equivalent

SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 54,172 172,338 218

CASH AND CASH EQUIVALENT AT THE BEGINNING OF THE YEAR

SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 172,338

168,516 -2

CASH AND CASH EQUIVALENT AT THE END OF THE YEAR

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

79

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

80

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Corporate Governance Report3

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

81

Mengasah KetrampilanEnhancing Skills

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

82

Corporate governance atau Tata kelola Perusahaan merupakan struktur dan mekanisme yang diperlukan untuk

menjalankan suatu perusahaan dengan baik yang biasa disebut dengan Good Corporate Governance (GCG).

Penerapan prinsip-prinsip GCG dalam tata kelola perusahaan adalah merupakan salah satu bentuk kepatuhan terhadap

aspek transparansi, akuntabilitas, responsibility, independensi dan fairness. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut,

diharapkan dapat tercapai keseimbangan serta menciptakan nilai tambah bagi perusahaan, para shareholders dan

stakeholders.

Corporate Governance is the structure and mechanism needed to run a company properly, which commonly called Good

Corporate Governance (GCG).

Application of GCG principles in corporate governance is a form of compliance with aspects of transparency, accountability,

responsibility, independence and fairness. Application of these principles is expected to achieve a balance and create

added value for the company, its shareholders and stakeholders.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Corporate Governance Report

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

83

Adapun penjelasan secara rinci prinsip-prinsip GCG

adalah sebagai berikut:

Transparansi

Perusahaan harus menyediakan informasi yang material

dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan

dipahami oleh pemangku kepentingan.

Akuntabilitas

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan

kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu

perusahaan harus dikelola dengan benar.

Responsibilitas

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-

undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap

masyarakat dan lingkungan.

Independensi

Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga

masing-masing organ tidak saling mendomi-nasi dan

tidak diintervensi oleh pihak lain.

Kewajaran dan kesetaraan

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus

senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Prinsip-prinsip GCG di atas harus dilaksanakan bersamaan

dan secara proporsional, sesuai dengan tuntutan

pasar (performance), regulator (compliance) dan juga

masyarakat luas (conformance). Untuk selanjutnya

dituangkan dalam kebijakan-kebijakan tata kelola

perusahaan yang menjadi acuan bagi peraturan-

peraturan di bawahnya, diantaranya adalah (bagan

terlampir):

The detailed explanation of the principles of good

corporate governance are as follows:

Transparency

The company must provide material and relevant

information in a way that is easily accessible and

understood by stakeholders.

Accountability

The company must be accountable for its performance

in a transparent and fair manner. Therefore the company

must be managed properly.

Responsibility

The company must comply with legislation and carry out

responsibilities for people and the environment.

Independence

The company must be managed independently so

that each organ cannot dominateone another and no

intervention by other parties.

Fairness and equality

In carrying out its activities, the company must always

take into consideration the interests of shareholders and

other stakeholders.

GCG principles above should be implemented

simultaneously and proportionally, according to market

demands (performance), regulators (compliance) and also

the wider community (conformance). They furthermore

are set forth in the corporate governance policies that

become the reference for the regulations under it,

including the following (chart attached):

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

84

1. Charter, Aturan pokok-pokok Organ Pendukung

Perusahaan dan pelaksanaan tugasnya. Charters dapat

terdiri dari Charter Dewan Komisaris, Charter Direksi,

Charter Komite Audit, Charter Internal Audit dll.

2. Code of Conduct, Aturan /pedoman etika bisnis

dan etika kerja yang berlaku bagi seluruh jajaran

perusahaan dan stakeholders

3. Management Policy & SOP (Standard Operating

Procedure), Aturan yang berisi pedoman dan prosedur

teknis seperti Tata Kerja Organisasi (TKO), Tata Kerja

Individu (TKI), Prosedur dan Manual untuk Health Safty

& Environment (HSE).

1. Charter, Fundamental Rules of Company Support

Organs and execution of their duties. The Charters

can be composed of Board of Commissioners Charter,

Board of Directors Charter, Audit Committee Charter,

Internal Audit Charter, etc.

2. Code of Conduct, rules/guidelines of business ethics

and work ethics that apply to all personnel of the

company and stakeholders

3. Management Policy & SOP (Standard Operating

Procedure), Rules that provide guidance and technical

procedures such as the Working Procedures of

Organization (TKO), Individual Work Procedures

(TKI), Procedures and Manual for Health Safety &

Environment (HSE).

Penerapan GCG tentunya tidak dapat dipisahkan dari 3

aspek Utama sasaran perusahaan yang meliputi:

1. Peningkatan kinerja perusahaan (performance);

2. Kepatuhan pada peraturan perundangan yang berlaku

(compliance), dan;

3. Kesesuaian pada norma etika dan masyarakat

(conformance)

GCG implementation surely can not be separated from

three main aspects of corporate targets which include:

1. Improvement of corporate performance

(performance);

2. Compliance with applicable laws and regulations

(compliance), and;

3. Conformity to the norms of ethics and society

(conformance)

Corporate Governance Policies

Management PolicyCharter

Internal Audit Charter

Standart Operating Procedures

Whistle Blowing System

Code of Conduct (CoC)

Transparency

Accountability

Responsibility

Independency

Fairness

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

85

Adapun tahapan proses implementasi dapat dilihat pada

bagan berikut:

The stages of the implementation process can be seen in

the following chart:

Komitmen GCG

Menyadari akan pentingnya penerapan GCG bagi

pertumbuhan, perkembangan dan keberlangsungan

perusahaan, maka sejak berdirinya PDSI telah disusun

suatu roadmap implementasi GCG dengan kerangka

konseptual sebagai berikut:

GCG Commitment

Aware of the importance to implement good corporate

governance for growth, development and sustainability

of the company, the PDSI since its establishment has

developed of a GCG implementation roadmap with the

conceptual framework as follows:

Kinerja Saat IniCurrent

Performance

Kinerja yang

lebih baikBetter

Performance

Kebijakan Tata Kelola Perusahaan

Corporate governance policies

Kepatuhan atas: Etika Korporasi dan Etika

Bisnis yang sehatCompliance with: Fair Corporate Ethics and

Business Ethics

Terbentuknya Budaya GCG

Establishment of GCG Culture

Evaluasi GCGGCG Evaluation

Review Implementasi Implementation Review

(7)

Melengkapi Pedoman GCG: Penyusunan CoCG & Code of

Conduct, dll. Completing GCG Guidelines: Preparation CoCG & Code of

Conduct, etc.(3)

Diagnostic Assessment GCG GCG Diagnostic Assessment

(6)

Pelaksanaan Praktek GCG GCG Practice Implementation

(5)

Internalisasi & Sosialisasi Internalization & Dissemination

(4)

Penetapan Visi, Misi dan Nilai Korporat

Determination Vision, Mission and Corporate Values

(1)

Evaluasi GCG GCG Evaluation

(8)

Pemetaan Praktek Governance Mapping of Governance Practices

(2)

Perumusan GCGGCG Formulation

Implementasi GCGGCG implementation

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

86

Adapun penjabaran dari roadmap tersebut kedalam

aktifitas, sasaran, ukuran dan hasil yang diharapkan dapat

dilihat pada table di bawah ini:

The implementation of the roadmap into the activities,

objectives, parameter and expected results can be seen in

the table below:

No. AktifitasActivity

UkuranParameter

HasilOutcome

Perumusan GCG/ GCG Formulation

1 Penetapan Visi, Misi dan Nilai Korporat/Establishment of Vision, Mission and Corporate Values

Visi, Misi dan Nilai Korporat yang termuat dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) Perusahaan telah disahkan oleh Pemegang SahamVision, Mission and Corporate Values contained in the the Company's Long Term Plan (RJP) has been approved by Shareholders

• Komitmen Manajemen/ Management Commitment.

• Adanya pedoman perilaku insan PDSI dalam berinteraksi dengan stakeholders/ Code of Conduct for PDSI personnel in interacting with stakeholders.

• Terbentuknya struktur pengendalian manajemen/ Formation of management control structure.

2 Pemetaan Praktek Governance/Mapping of Governance Practices

• Identifikasi nilai-nilai yg selaras dg Visi dan Misi/ Identification of appropriate values with Vision and Mission.

• Menjabarkan Tata Nilai sebagai landasan etika yang harus diikuti insan PDSI dalam bekerja/ Describe the Values as the foundation of ethics to be followed by PDSI at work.

3 Melengkapi Pedoman GCG/Completing GCG Guidelines

Adanya pedoman GCG yg lengkap/ Comprehensive GCG guidelines:• Code of CG• Board Manual• Charter Komite/ Committees’ Charter• Code of Conduct (CoC)• Sistem Pengendalian Manajemen/ Manuals &

Standard Operating Prosedures

Implementasi GCG/ GCG Implementation

4 Internalisasi & Sosialisasi/Internalization & Dissemination

• Pelaksanaan sosialisasi yang ekstensif dan intensif/ Extensive and intensive dissemination

• Munculnya kesadaran GCG/ GCG awareness• Tingkat kepatuhan yang meningkat/ Improved

compliance rate

• Perilaku praktek bisnis yang beretika/ Ethical business conducts

• Operasional bisnis terkendali secara efektif/ Effectively controlled business operations.

• Pengendalian internal dan penanganan resiko bisnis secara efektif/ Effective internal control and business risk

• Peningkatan kinerja perusahaan/ Improved performance of the company.

5 Pelaksanaan Praktek GCG/Implementation of GCG Practices

• Menerapkan CoC sebagai sumber nilai budaya perusahaan/ Implementation of CoC as source of values for company culture

• Penerapan semua sistem dan prosedur/

6 Diagnostic Assessment Penerapan GCG pada semua proses bisnis/ GCG implementation of all business processes.

Evaluasi GCG/ GCG Evaluation

7 Review Implementasi GCG/GCG Implementation Review

Penguatan budaya GCG, sistem dan prosedur pengendalian proses bisnis dengan focus pada penanganan resiko usaha/Enhancement of GCG culture, systems and control procedures of business processes with a focus on operational risk management.

Penerapan GCG yang sesuai dengan perkembangan lingkungan bisnis.GCG implementation in accordance with the development of business environment.

8 Evaluasi GCG/GCG Evaluation

Perbaikan sistem dan prosedur yang berbasis manajemen resiko/Improvement of systems and procedures based on risk management.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

87

Sebagai pelaksanaan dari roadmap implementasi GCG

tersebut, beberapa hal telah terlaksana yaitu;

1. Kebijakan Pengendalian internal yang tertuang

dalamSuratKeputusanDireksiNomor:Kpts–177/

DSI0000/2009-S0 tentang Pedoman Umum Internal

Audit.

2. Kebijakan Tata Kerja Organisasi (TKO) Internal Audit

yang tertuang dalam Surat Keputusan Direksi Nomor:

Kpts–029/DSI0000/2010-S0,dimanadidalamnya

tercakup TKO Nomor: B-0189/DSI0200/ 2010 yang

mengatur pengelolaan Whistle Blowing System.

Untuk melengkapi pedoman-pedoman GCG, maka pada

tahun 2011 telah disusun Pedoman GCG (code of GCG)

dan Pedoman Etika dan Tata Perilaku (code of Conduct).

Kedua pedoman tersebut diharapkan dapat disahkan

pada awal tahun 2012.

Selanjutnya pada tahun 2012, perusahaan telah

merencanakan untuk melakukan sosialisasi dan

internalisasi yang intensif atas Code of CG dan Code

of Conduct kepada seluruh insan PDSI. Dengan proses

sosialisasi ini maka diharapkan akan menumbuhkan

kesadaran atas prinsip-prinsip GCG. Tumbuhnya

kesadaran tersebut akan meningkatkan kepatuhan atas

prinsip-prinsip GCG termasuk kepatuhan atas prosedur

dan etika bisnis yang sehat. Adanya kesadaran tersebut

Proses sosialisasi ini diharapkan dapat diselesaikan

Kebijakan Manajemen

Sebagai perusahaan yang menyediakan jasa pemboran,

PDSI menyadari bahwa kehandalan operasi menjadi

hal yang tidak bisa ditawar lagi guna memberikan hasil

yang maksimal bagi kepuasan pelanggan. Ditambah

lagi, sifat jasa pemboran di bidang minyak dan gas serta

panasbumi mempunyai resiko yang sangat tinggi, baik

secara operasional, lingkungan dan social. Kehandalan

operasi tersebut tentunya hanya bisa dicapai dengan

dukungan peralatan yang memenuhi standard, SDM

yang kompeten dan Standard Operating Prosedur yang

memadai.

Hal ini ditandai dengan tetap dipertahankannya ISO

9001:2008 dan OHSAS 18001:2007.

As the implementation of the roadmap implementation

of GCG, some things have been accomplished, namely;

1. Internal Control policies contained in the Board of

Directors Decree No: Kpts-177 / DSI0000/2009-S0

onGeneral Guidelines on Internal Audit.

2. TKO Working Procedures of Organization (TKO) Policy

for Internal Audit contained in the Board of Directors

Decree No: Kpts-029/DSI0000/2010-S0, in which TKO is

also covered, No: B-0189/DSI0200 / 2010 that regulates

the management of Whistle Blowing System.

To complement the GCG guidelines, Code of GCG andn

Code of Conduct have been prepared in 2011. Both

guidelines were expected to be passed in early 2012.

Subsequently in 2012, the company has planned to

conduct an intensive dissemination and internalization of

the Code of CG and the Code of Conduct to all personnel

of PDSI. With this dissemination, it is expected to raise

awareness of the GCG principles. Growing awareness will

improve compliance with the GCG principles, including

compliance with the procedures and sound business

ethics. The dissemination is expected to be completed.

Management Policy

As a company that provides drilling services, PDSI is aware

that the operating reliability is not negotiable in order

to provide maximum results for customer satisfaction.

In addition, the nature of drilling services in oil, gas

and geothermal sector has a very high risk, both in

operational, environmental and social aspects. Reliable

operation can only be achieved with the support of

equipment that meets the standard, competent human

resources and adequate Standard Operating Procedures.

This is marked by maintaining ISO 9001:2008 and OHSAS

18001:2007.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

88

Tujuan Penerapan GCG

Penerapan GCG merupakan wujud komitmen

Perseroan untuk mencapai tujuan Perseroan. Dalam

mengembangkan GCG, Perseroan senantiasa

memperhatikan ketentuan dalam Pedoman Umum

GCG Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional

Kebijakan Governance serta memperhatikan praktik-

praktik bisnis terbaik (best practice).

Penerapan tata kelola perusahaan di lingkungan

Perseroan mempunyai tujuan utama untuk :

1. Mengarahkan dan mengendalikan hubungan kerja

Organ Perseroan yaitu antara Rapat umum Pemegang

Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi;

2. Meningkatkan pertanggungjawaban pengelolaan

Perseroan kepada Pemegang Saham dnegan tetap

memperhatikan kepentingan para stakeholders;

3. Menciptakan kejelasan hubungan kerja antara

perusahaan dengan para stakeholders;

4. Mendorong dan mendukung pengembangan

usaha, pengelolaan sumber daya perusahaan dan

pengelolaan risiko secara lebih efektif sehingga

meningkatkan nilai perusahaan;

5. Mengarahkan pencapaian visi dan misi perusahaan;

6. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia;

7. Menjadi dasar implementasi dan pengembangan

budaya perusahaan;

8. Implementasi GCG diharapkan akan mencegah

praktik-praktik KKN serta meningkatkan fungsi

pengawasan dalam pengelolaan perusahaan.

Pengukuran Implementasi GCG

Sesuai dengan Road Map Implementasi GCG yang

telah disusun, di tahun 2011 dan 2012 dilaksanakan

pemenuhan kelengkapan pedoman GCG yaitu: Code

of CG, Board Manual, Charter Komite, Code of Conduct,

Sistem Pengendalian Manajemen (Manual & Standard

Operating Procedure). Kemudian dilanjutkan dengan

proses sosialisasi dan internalisasi seluruh pedoman

tersebut. Untuk itu assesmen Good Corporate Governace

Pertamina Drilling Services Indonesia direncanakan pada

akhir tahun 2012 atau awal 2013.

GCG Implementation Objectives

GCG implementation is the Company's commitment to

achieve the objectives of the Company. In developing

GCG, the company always pays attention to the provisions

in the Code of Corporate Governance issued by the

Indonesia National Committee on Governance Policy and

with regard to best practices.

Implementation of corporate governance within the

Company has the main objectives as follows:

1. Directing and controlling the working relationship

between organs of the Company, namely General

Meeting of Shareholders (GMS), the Board of

Commissioners and Directors;

2. Increasing the accountability of the management of

the Company to the Shareholders while taking into

account the interests of stakeholders;

3. Creating clarity of the working relationship between

the company and its stakeholders;

4. Encouraging and supporting business development,

corporate resource management and risk

management more effectively to increase the

company’s value;

5. Directing the achievement of the company’s vision

and mission;

6. Enhancing the professionalism of human resources;

7. Becoming the basis for the implementation and

development of corporate culture;

8. GCG implementation is expected to prevent corrupt

practices and to improve the oversight function in the

management of the company.

Measurement of GCG Implementation

In accordance with the established GCG Implementation

Road Map, the GCG guidelines completed in 2011 and

2012 include: Code of CG, Board Manual, the Committee

Charter, Code of Conduct, Manual& Standard Operating

Procedure. It was then carried on with the dissemination

and internalization process of all guidelines. Therefore the

assessment of Good Corporate Governance of Pertamina

Drilling Services Indonesia was planned for late 2012 or

early 2013.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

89

Struktur dan Hubungan Tata Kelola

Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No.

40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, organ suatu

Perseroan terdiri dari :

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

2. Dewan Komisaris

3. Direksi

Organ Perseroan tersebut memainkan peran kunci

dalam keberhasilan pelaksanaan GCG. Organ Perseroan

menjalankan fungsinya sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan, Anggaran Dasar Perseroan dan

ketentuan lainnya atas dasar prinsip bahwa masing-

masing organ mempunyai independensi dalam

melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya

untuk kepentingan Perseroan. Dengan demikian maka

RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi saling memahami

tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing

sesuai peraturan perundang-undangan dan Anggaran

Dasar Perseroan.

Dalam konteks hubungan kerja Dewan Komisaris dan

Direksi, hubungan yang bersifat informal dapat dilakukan

oleh masing-masing Anggota Dewan Komisaris dan

Direktur, namun tidak mempunyai kekuatan hukum

sebelum diputuskan melalui mekanisme yang sah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran

dasar Perseroan.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan

kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas

yang ditentukan dalam undang-undang atau anggaran

dasar. Wewenang tersebut antara lain adalah meminta

pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi

terkait dengan pengelolaan Perseroan, mengubah

anggaran dasar, mengangkat dan memberhentikan

Direktur dan Anggota Dewan Komisaris, memutuskan

pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara

Direktur dan lain-lain. Perseroan menjamin untuk

memberikan segala keterangan yang berkaitan dengan

Perseroan kepada RUPS, sepanjang tidak bertentangan

dengan kepentingan Perseroan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Governance Structure and Relations

As mandated by Law No. 40 of 2007 regarding Limited

Liability Company, organs of a Company consist of:

1. General Meeting of Shareholders (GMS)

2. Board of Commissioners

3. Board of Directors

The Company’sorgans play a key role in the successful

implementation of GCG. Company organs perform

their functions in accordance with the provisions of

laws and regulations, the Articles of Association and

other provisions on the principle that each organ has

independence in carrying out duties, functions and

responsibilities for the interest of the Company. Thus,

the GMS, the Board of Commissioners and Directors

understand each other’s duties, responsibilities and

authorities according to laws and regulations as well as

the Articles of Association.

In the context of work relations between the Board of

Commissioners and Directors, informal relationships can

be made by each Member of the Board of Commissioners

and Directors, but does not have legal force before it is

decided through the legal mechanisms in accordance

with the laws and articles of association of the Company.

General Meeting of Shareholders (GMS)

GMShas the authoritiesthat are not given to the Board

of Directors or Board of Commissioners, within the

limits stipulated in the laws or articles of association.

The authorities, among others, are asking the Board of

Commissioners and Directors’ accountability related to

the management of the Company, ammendments of

articles of association, appoint and dismiss the Director

and Board of Commissioners’ Member, to determine the

division of duties and authority of managementamong

Directors and others. The Company guarantees to provide

any information relating to the Company to the GMS, to

the extent it is not contrary to the Company’s interests

and applicable laws and regulations.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

90

Keputusan yang diambil dalam RUPS didasarkan pada

kepentingan Perseroan. RUPS atau Pemegang Saham

tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi

dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi, dengan

tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan

haknya sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Pada tahun 2011 telah dikeluarkan Keputusan Pemegang

Saham Secara Sirkuler sebanyak 7 buah.

Sepanjang tahun 2011, Perseroan telah mengadakan

RUPS Tahunan pada tanggal 15 Juni 2011 dengan

keputusan penting yang telah ditetapkan antara lain

sebagai berikut :

1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan untuk Tahun

Buku 2010, termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas

Pengawasan Dewan Komisaris Tahun Buku 2010;

2. Menyetujui dan mengesahkan Laporan Keuangan

untuk tahun buku yang berakhir 31-12-2010 beserta

penjelasannya yang telah diaudit Kantor Akuntan

Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana dan Rekan dengan

pendapat “Wajar dalam semua hal yang material”,

sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan

sepenuhnya dari tanggung jawab (acquit et decharge)

kepada Dewan Direksi atas tindakan pengurusan dan

kepada Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan

yang mereka lakukan dalam Tahun Buku yang berakhir

31-12-2010 sepanjang :

1. Tindakan tersebut tercermin dalam Laporan

Tahunan Perseroan (termasuk laporan keuangan)

Tahun Buku yang berakhir 31-12-2010;

2. Tindakan tersebut bukan merupakan tindakan

pidana.

3. Menetapkan penggunaan laba bersih Perseroan

Tahun Buku yang berakhir 31-12-2010 sebesar Rp.

310.233.000.000 sebagai berikut :

1. Sebesar 5 % dari laba bersih digunakan untuk

Cadangan Wajib;

2. Sebesar 65 % dari laba bersih sebagai Cadangan

lainnya;

3. Sebesar 30 % dari laba bersih sebagai Deviden ke

Pemegang Saham

4. Penetapan penghargaan atas kinerja Direksi dan

Dewan Komisaris akan dilaksanakan dalam RUPS

terpisah/tersendiri. Penyesuaian remunasi Direksi

dan Dewan Komisaris Perseroan akan ditetapkan

kemudian.

Decisions taken in the GMS is based on the interests of

the Company. GMS or Shareholders can not intervene

against the duties, functions and authority of the Board

of Commissioners and Directors, without limiting the

authority of the GMS to exercise its rights in accordance

with the articles of association and applicable laws and

regulations.

In 2011, seven Shareholders’ Circular Resolutions have

been issued.

The Company held Annual General Meeting of

Shareholders held on June 15, 2011 with the following

important resolutions that have been established:

1.ApprovetheCompany'sAnnualReportforFiscalYear

2010, including the Oversight Implementation Report

ofBoardofCommissionersforFiscalYear2010;

2. Accept and approve Financial Statements for the

year ended December 31,2010 and explanation that

have been audited by Public Accountant Office (KAP)

Tanudiredja, Wibisana and Partners with the opinion of

"fair in all material respects", while providing discharge

and release of responsibility (acquit et decharge) to

the Board of Directors for the actions of management

and the Board of Commissioners for theiroversight

actions in the fiscal year ending December 31,2010

inasmuch as:

1. Actions are reflected in the Company's Annual

Report (including financial statements) the fiscal

year ending December 31, 2010;

2. The action was not a criminal act.

3. Determine the Company’s net profit for the year ended

December 31,2010 amounting to Rp310,233,000,000

as follows:

1. 5% of net profit used for Compulsory Reserves;

2. 65% of net profit as other Reserves;

3. 30% of net profit as a dividend to shareholders

4. Establishment of appreciation for the performance of

the Board of Directors and Board of Commissioners

will be implemented in a separate/individual GMS.

Remuneration adjustment of Board of Directors and

Board of Commissioners will be determined later.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

91

5. Memberikan kuasa dan melimpahkan kewenangan

kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk

menetapkan Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam

melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan

Perseroan tahun buku yang berakhir tanggal 31-12-

2011, berikut besaran nilai jasanya, sesuai ketentuan

dan peraturan yang berlaku.

RUPS Tahunan tersebut dihadiri oleh 100 % (seratus

persen) dari seluruh saham yang dikeluarkan dan

ditempatkan serta disetor ke dalam kas Perseroan. Hasil

dan berita acara RUPS juga telah disusun oleh Notaris

yang telah ditunjuk Perseroan yaitu Marianne Vincentia

Hamdani, SH, Notaris di Jakarta.

Dewan Komisaris

Dewan Komisaris merupakan organ Perseroan yang

secara kolektif bertugas melakukan pengawasan secara

umumd an atau khusus sesuaui Anggaran Dasar serta

memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komsiaris

tidak turut serta edalam mengambil keputusan

operasional. Kedudukan masing-masing anggota Dewan

Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara.

Tugas Komisaris Utama sebagai primus inter pares adalah

mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris.

Adapun komposisi Dewan Komisaris Perseroan per 31

Desember 2011 adalah sebagai berikut :

5. Authorize and delegate authority to the Board of

Commissioners to determine a Public Accounting Firm

(KAP) to audit the financial statements for fiscal year

ended December 31, 2011, with the following value of

services according to the rules and regulations

Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) was

attended by 100% (one hundred percent) of all holders

of shares issued and placed, as well as paid into the the

Company’s treasury. AGMSresults and minutes of meeting

have also been prepared by the Notary appointed by the

Company, Marianne Vincentia Hamdani, SH, Notary in

Jakarta.

Board of Commissioners

Board of Commissionersis an organ of the Company that

is collectively assigned to conduct general and/or special

oversightin accordance with Articles of Association as

well as provides advice to the Board of Directors. Board of

Commissionersdoes not take part in making operational

decisions. The position of each member of the Board of

Commissioners including the President Commissioner

is equal. The President Commissioner’s duty as primus

inter pares is to coordinate the activities of the Board of

Commissioners.

Board of Commissioners composition as of December 31,

2011 is as follows:

Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris

Sesuai ketentuan Pasal 66 ayat (2) huruf e Undang-

Undang Nomor 40 tahun 2007 jo. Pasal 15 ayat

(1) Anggaran Dasar Perusahaan, Dewan Komisaris

memberikan laporan tugas pengawasan kepada Rapat

Umum Pemegang Saham, sebagai berikut:

1. Pengarahan Penyusunan RKAP dan RJPP

Memberikan pengarahan/masukan dalam

penyusunan RKAP dan RJPP dan memantau

pelaksanaan RKAP dan RJPP

Board of Commissioners’ Implementation of Duties

In accordance with the provisions of Article 66 paragraph

(2) letter e of Law Number 40 of 2007 jo. Article 15

paragraph (1) Articles of Association, the Board of

Commissioners providesoversight duty reportto the

General Meeting of Shareholders, as follows:

1. The briefings of RJPP and RKAP preparation

Provide guidance/input in the preparation of

RJPPand RKAP and monitor the implementation of

RJPP and RKAP

No. Nama Name

Mulai MenjabatDate of appointment

Jabatan Position

1. M. Afdal Bahaudin 12.07.2010 Komisaris Utama/ President Commissioner

2. Subarkah Kustowo 12.07.2010 Komisaris/ Commissioner

3. Suyartono 01.07.2010 Komisaris/ Commissioner

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

92

Beberapa kekurangan dalam dokumen RKAP dan

RJPP: ketidaktelitian/ ketidak-konsistenan informasi

dan kesalahan penulisan

Dokumen RKAP dan RJPP mengalami perbaikan

dari tahun ke tahun

2. Pengawasan Kinerja Perusahaan

a. Kinerja Keuangan : meneliti dan menelaah laporan

keuangan bulanan (unaudited). Telah dilakukan

pengarahan melalui konfirmasi, koreksi dan

penyampaian catatan-catatan kepada Direksi guna

penyempurnaan laporan keuangan.

b. Kinerja Operasi :

• Menelaahlaporanoperasibulanan.Tindak

lanjutnya adalah konfirmasi serta penyampaian

catatan-catatan kepada Direksi, terutama bila

terjadi fluktuasi kinerja operasi secara mencolok

• MemintaDireksimemperhatikansecara

serius dan mencari jalan keluar sejumlah asset

bermasalah agar dapat berkontribusi positif

terhadap kinerja Perseroan

• MemintaDireksiagarterusmencaripeluang

dalam upaya peningkatan kinerja operasi untuk

pencapaian target yang telah ditetapkan oleh

PT. Pertamina (Persero).

3. Rapat Periodik Dengan Direksi

• Membahasberbagaiisustrategis:termasukkinerja

operasi, keuangan dan investasi, organisasi dan

SDM, perencanaan dan komersial, serta isu-isu

legal.

• Isu-isuyangmendesak/memerlukanpenanganan

secepatnya.

4. Rapat Periodik Internal DewanKomisaris & Komite

Audit

• Dilakukansebelumdansesudahrapatdengan

Direksi dalam menyiapkan agenda dan memantau

pelaksanaan keputusan rapat

• Membahasisu-isupentinglaintermasukupaya

peningkatan kinerja Dewan Komisaris

5. Rapat Periodik Dengan Satuan Pengawas Internal

• Dilaksanakanminimalsetiaptigabulanguna

memperoleh gambaran tentang kemungkinan

adanya hambatan dalam pelaksanaan pengawasan

dan pengendalian internal perusahaan

The shortcomings in the documents of RKAP and

RJPP: inaccuracy/inconsistency of information and

writing mistakes

RKAP and RJPP documents are improved every year

2. Corporate Performance Monitoring

a. Financial Performance: researching and reviewing

monthly financial statements (unaudited).

Direction has been done through the confirmation,

correction and delivery records to the Board of

Directors to improve the financial statements.

b. Operating Performance:

• Reviewingmonthlyoperatingreports.The

follow-up actions are confirmation and delivery

records to the Board of Directors, especially if

there are significant fluctuations in operating

performance

• RequestingtheBoardofDirectorstotake

matters seriously and find a way out of a

number of troubled assets in order to contribute

positively to the performance of the Company

• RequestingtheBoardofDirectorstocontinue

to seek opportunities in improving operating

performance for target achievements set by PT.

Pertamina (Persero).

3. Periodic Meeting with Board of Directors

• Discussingstrategicissues:includingoperating

performance, finance and investment, organization

and human resources, planning and commercial,

and legal issues.

• Theissuesthatareurgent/requiringimmediate

treatment.

4. Periodic Meeting with Internal Board of Commissioners

& Audit Committee

• BeingHeldbeforeandafterthemeetingwiththe

Board of Directors in preparing the agenda and

monitor the implementation of the meeting’s

resolutions

• Discussingotherimportantissuesincludingefforts

to improve the performance of the Board of

Commissioners

5. Periodic Meeting with Internal Control Unit

• Conductedatleasteverythreemonthsto

get a picture of a possible bottleneck in the

implementation of internal supervision and control

of the company

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

93

• KeterbatasanSDM/auditorsangattidakberimbang

dengan jumlah asset yang sangat banyak,

merupakan isu krusial untuk dapat dicarikan

solusinya.

6. Tindak Lanjut Penerapan GCG

• MeningkatkankoordinasidenganDireksi

• Melakukanpengawasandanpemantauan

atas pelaksanaan GCG oleh Direksi, termasuk

pelaksanaan manajemen risiko Perseroan

• MenetapkanorganisasidantatakerjaKomiteAudit

• Meningkatkanketertibanadministrasidi

lingkungan Dewan Komisaris

7. Kunjungan Lapangan (Management Walkthrough)

• Untukmengetahuikinerjaoperasionalsecara

langsung ke beberapa lapangan yang dinilai

mempunyai kontribusi signifikan bagi Perseroan

• LimitednumberofHR/auditorisnotbalancedby

the large number of assets, is a crucial issue to be

able to find a solution.

6. Follow-up of GCG Implementation

• ImprovecoordinationwiththeBoardofDirectors

• Conductingsupervisionandmonitoringofthe

implementation of good corporate governance

by the Board of Directors, including the

implementation of corporate risk management

• EstablishtheorganizationandfunctioningofAudit

Committee

• ImprovetheadministrativeorderwithintheBoard

of Commissioners

7. Field Visit (Management Walkthrough)

• Todeterminetheoperationalperformancedirectly

to several fields which are considered to have

contributed significantly to the Company

PERSETUJUAN DAN REKOMENDASI AKSI KORPORASI APPROVAL AND RECOMMENDATION FOR CORPORATE ACTION

Bulan Mounth

Perihal Subject

February Pemberlakuan Charter Hubungan Korporasi PT Pertamina (Persero) dengan antar Anak Perusahaan Hulu (APH)Enactment of Corporate Relations Charterof PT Pertamina (Persero) with inter Upstream Subsidiaries (APH)

June Pembelian Tanah Milik PT Usayana di IndramayuPurchase of land owned by PT Usayana in Indramayu

July Kerjasama Penyediaan Jasa Pembangunan Rig Pemboran sehubungan dengan Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Blok Cepu di Jawa Cooperation of Service Provision for Drilling Rig Development in connection with the Cepu Block Oil and Gas Field Development in Java.

Pembelakukan Charter Hubungan Korporasi PT Pertamina (Persero) dengan dan antar Anak Perusahaan Hulu (APH)Enactment of Corporate Relations Charter of PT Pertamina (Persero) with and inter Upstream Subsidiaries (APH)

October Rekomendasi untuk tidak membeli aset PT Patra Drilling Contractor (PT PDC) berupa Barge, Rig beserta kelengkapannya.Recommendation not to buy the assets of PT Patra Drilling Contractor (PT PDC) of Barge, Rig along with the supporting equipment.

Rekomendasi Pelimpahan Wewenang kepada Direksi untuk Melepaskan dan Menghapuskan Aktiva Tetap Bergerak dengan Umur Ekonomis Sampai Dengan 5 (lima) Tahun dan Persediaan Barang mati Recommendations for Delegation of Authority to the Board of Directors for Release and Dischargeof Fixed Assets with Economic Life up to 5 (five) years and Dead Stock

Rencana Perpindahan Kantor Pusat PDSIRelocation Plan of PDSI Head Office

December Rekomendasi Untuk Penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Untuk Jasa Audit Laporan Keuangan PDSI Tahun Buku 2011Recommendation for Appointment of Public Accountant (KAP) for Financial Statements Audit Services of PTPDSIforFiscalYear2011

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

94

Fungsi dan Tugas Direksi

Direksi merupakan organ Perseroan yang berwenang dan bertanggungjawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan Anggaran Dasar.

Direksi bertanggungjawab menyusun strategi bisnis, anggaran dan rencana kerja sesuai dengan visi, dan misi perusahaan serta RKAP dan RJPP. Direksi juga bertanggung jawab terhadap struktur pengendalian internal dan penerapan manajemen risiko dan praktek-praktek tata kelola perusahaan yang baik. Direksi memastikan praktek akuntansi dan pembukuan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, memberikan perhatian pada pelaksanaan audit internal, melakukan tindak lanjut yang diperlukan sesuai arahan Dewan Komisaris dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan peraturan yang ada saat ini, Direksi bertanggungjawab terhadap laporan keuangan

Functions and Duties of Directors

Board of Directors is an organ of the Company that is authorized and fully responsible for the management of the Company for the benefit of the Company, in accordance with the purposes and objectives of the Company and represent the Company both in and out of court in accordance with the Articles of Association.

Board of Directors is responsible for developing business strategy, budgets and work plans in accordance with the vision, and mission as well as RKAP and RJPP. Board of Directors are also responsible for internal control structure and risk management implementation and practices of good corporate governance. Board of Directors is to ensure the practice of the company’s accounting and bookkeeping are in accordance with applicable regulations, giving attention to the implementation of internal audit, perform necessary follow-up according to directions of the Board of Commissioners and applicable laws and regulations. In line with current regulations, the Board of Directors is responsible for corporate financial

No. NamaName

Mulai MenjabatDate of appointment

JabatanPosition

1. Amran Anwar 01.07.2010 Direktur Utama/ President Director

2. Faried Rudiono 13.06.2008 Direktur Operasi/ Operational Director

3. Made Mahendra Budhi 13.06.2008 Direktur Keuangan & Administrasi/ Finance & Administration Director

4. Adi Harianto 01.07.2010 Direktur Pemasaran & Pengembangan/Marketing & Development Director

Board of Directors

Board of Directors is an organ of the Company that performs execution of company management to achieve its vision and mission including short-term targetsstated in the Corporate Work Plan and Budget (RKAP) and the Company's Long Term Plan (RJPP). In addition, it is also responsible for the consistent implementation of good corporate governance and risk management systems. And the Board of Directors shall be accountable for performance of its duties to shareholders through the GMS.

Composition of Board of DirectorsComposition of Board of Directors is established by Shareholders, which consists of 4 (four) members, 1 (one) President Director and 3 (three) Directors. Board members are selected and appointed by Shareholders in accordance with the Company’s Articles of Association with the following composition:

Direksi

Direksi Perseroan merupakan organ Perseroan yang melakukan pelaksanaan pengelolaan perusahaan untuk mencapai visi dan misinya meliputi perncapaian sasaran-sararan jangka pendek yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Di samping itu juga bertanggung jawab atas pelaksanaan GCG dan sistem manajemen risiko secara konsisten. Dan Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.

Komposisi DireksiKomposisi Direksi ditetapkan Pemegang Saham, yang terdiri dari 4 (empat) orang, yaitu 1 (satu) orang Direktur Utama dan 3 (tiga) orang Direktur. Anggota Direksi diseleksi dan diangkat Pemegang Saham sesuai Anggaran Dasar Perseroan dengan komposisi sebagai berikut :

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

95

perusahaan dan keputusan RUPS. Jajaran Direksi mengadakan rapat rutin seminggu sekali dan rapat bersama Dewan Komisaris minimal sebulan sekali.

Direksi bertugas dan bertanggungjawab secara kolegial. Masing-masing Direktur dapat bertindak dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Namun pelaksanaan tugas oleh masing-masing Direktur tetap merupakan tanggungjawab bersama. Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara. Tugas Direktur Utama sebagai primus inter pares adala mengkoordinasikan kegiatan Direksi. Adapun fungsi dan tugas masing-masing Direktur adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama Menentukan, memutuskan dan menetapkan strategi

perencanaan serta pelaksanaan selluruh kegiatan Perseroan meliputi fungsi operasi, pemasaran dan pengembangan, keuangan dan administrasi, Internal Audit, Quality HSE dan Corporate Secretary.

2. Direktur Keuangan dan Administrasi Menentukan, memutuskan dan menetapkan

serta mengendalikan kebijakan dan strategi keuangan, untuk meningkatkan profitabilitas, likuiditas perusahaan guna mencapai tujuan dan sasaran perusahaan secara efektif dan efisien. Bertanggungjawab dalam mengendalikan kegiatan SDM dan Umum meliputi Human Resources, Supply Chain Management, untuk mendukung kegiatan operasi maupun proyek perusahaan secara tepat waktu, accountable dan auditable.

3. Direktur Operasi Menentukan, memutuskan dan menetapkan serta

mengendalikan kebijakan pembuatan kebijakan operasi dalam rangka pencapaian sasaran business plan dengan merumuskan arah unit usaha bidang drilling dan work over, serta mengevaluasi dan mengkaji kinerja operasional perusahaan.

4. Direktur Pemasaran dan Pengembangan Menentukan, memutuskan dan menetapkan

serta mengendalikan kebijakan marketing dan pengembangan usaha melalui pemantauan dan evaluasi baik operasi dalam perusahaan maupun di luar perusahaan guna meningkatkan revenue, optimalisasi utilisasi rig, dan upaya-upaya optimalisasi pengembangan usaha perusahaan dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan.

reporting and GMS's decision. Board of Directors holds a regular meeting once a week and a meeting with the Board of Commissioners at least once a month.

Board of Directors has collegial duties and responsibility. Each Director can act and make decisions in accordance with the division of duties and responsibilities. But the performance of duties by each Director remains a shared responsibility. The position of each member of the Board of Directors including the President Director are equal. President Director’s duties as primus inter pares include to coordinate the activities of the Board of Directors. The functions and duties of each director are as follows:

1. President Director Determine, decide and establish the planning strategy

and implementation of the Company's overall activities including functions of operations, marketing and development, finance and administration, Internal Audit, Quality HSE and Corporate Secretary.

2. Finance dan Administration Director Determine, decide,establish and control the financial

policies and strategies, to increase profitability, liquidity of the company to achieve its goals and objectives effectively and efficiently. Responsible for controlling the activities of HR and General Affairs including Human Resources, Supply Chain Management, to support the company's operations and projects timely, accountable and auditable.

3. Operation Director Determine, decide, establish and control the

operational policymaking to achieve business plan targets by formulating the direction of drilling and work over business unit, as well as evaluate and assess the operational performance of the company.

4. Marketing and Development Director Determine, decide, and establish and control policies

of marketing and business development through monitoring and evaluation of operationsboth within and outside the company to increase revenue, optimize the utilization of rig, and efforts to optimize the company's business development in order to achieve targets that have been set.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

96

Komite Audit

Dewan Komisaris dalam kesehariannya dibantu oleh

Komite Audit yang dibentuk sejak tahun 2009 sebagai

upaya merealisasikan implementasi prinsip-prinsip

GCG yang mengacu pada Undang-Undang No.19

tahun 2003 tentang BUMN pasal 70 yang menyebutkan

bahwa Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) wajib membentuk Komite Audit.

Peraturan- peraturan mengenai Komite Audit selanjutnya

mengacu Keputusan Menteri BUMN No.KEP- 117/

MBU/2002 tentang penerapan praktek GCG.

Komite Audit berfungsi sebagai alat bantu Dewan

Komisaris Perseroan dalam melakukan pengawasan dan

memberikan nasihat kepada Direksi Perseroan dalam

pelaksanaan pengelolaan Perseroan.

Tugas dan Tanggung jawab Komite Audit

Dalam rangka melaksanakan fungsinya, maka Tugas dan

Tanggung Jawab Komite Audit adalah:

1. Memberikan masukan, pendapat dan/atau

rekomendasi kepada Dewan Komisaris terhadap

laporan dan/atau hal-hal yang disampaikan oleh

Direksi Perseroan kepada Dewan Komisaris,

2. Mengidentifikasi serta melakukan evaluasi/analisis

terhadap hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan

Komisaris.

3. Melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan

tugas pengawasan Dewan Komisaris, yaitu:

• Melakukanevaluasidanpenilaianatashasil

kegiatan compliance audit & performance

audit yang dilakukan oleh satuan internal

audit perusahaan, dalam upaya memastikan

terlaksananya efektifitas dari sistem pengendalian

internal perusahaan.

• Melakukanreviewatasinformasikeuangan

yang akan dikeluarkan oleh perusahaan, seperti

Laporan Keuangan, Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan, Rencana Jangka Panjang Perusahaan,

Laporan Manajemen dan informasi lain sebelum

disampaikan kepada Pemegang Saham dan/atau

Regulator.

• Melakukanevaluasiatasketaatanperusahaan

terhadap peraturan dan perundang-undangan

yang berlaku.

Audit Committee

Board of Commissioners in performing their daily duties is assisted by Audit Committee which has been formed since 2009 as an effort to realize the implementation of good corporate governance principles that refers to Law No. 19 of 2003 on state-owned enterprises Article 70 which states that the Commissioner and the Supervisory Board of the State Owned Enterprises (SOEs) are required to establish an Audit Committee. The regulations regarding Audit Committee ae further referred to SOEs Minister Decree No. Kep-117/MBU/2002 on the application of GCG practices.

The Audit Committee functions as an aid for the Board of Commissioners to supervise and advise the Board of Directors on the implementation of the Company’s management.

Duties and Responsibilities of Audit Committee

In order to carry out its functions, the Duties and

Responsibilities of the Audit Committee are:

1. Provide input, opinions and/or recommendations to

the Board of Commissioners of the report and/or other

matters submitted by the Board of Directors to the

Board of Commissioners,

2. Identify and conduct evaluation/analysis on

matters that require the attention of the Board of

Commissioners.

3. Carry out duties related to the oversight duty of the

Board of Commissioners, namely:

• Conductevaluationandassessmentof

performance audit & compliance audit results by

the company’s internal audit unit, in an effort to

ensure the effectiveness of internal control systems

implementation.

• Conductreviewoffinancialinformationtobe

published by the company, such as Financial

Statements, Corporate Work Plan and Budget,

Corporate Long-Term Plan, Management Report

and other information before submitted to the

Shareholders and/or the Regulator.

• Conductanevaluationofthecompany's

compliance with applicable laws and regulations.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

97

• Melakukanreviewdanseleksiataspencalonan

Kantor Akuntan Publik (KAP), termasuk

independensinya, serta memberikan rekomendasi

penunjukan KAP kepada Dewan Komisaris.

• Melakukanevaluasidanpenilaianataspelaksanaan

kegiatan pemeriksaan/audit atas Laporan

Keuangan Perusahaan oleh KAP, untuk memastikan

pelaksanaan audit telah sesuai dengan standar

yang berlaku.

• Mengevaluasiresikodarisuatukebijakandan

stategi yang ditetapkan Direksi pada bidang

operasi, keuangan dan investasi

• Melakukantugas-tugaslainyangdimintaDewan

Komisaris.

Kewenangan Komite Audit

Dewan Komisaris memberikan kewenangan kepada

Komite Audit dalam lingkup tanggung jawabnya untuk

memperoleh berbagai informasi yang diperlukan secara

legal dan etis baik dari pihak internal maupun eksternal

Perseroan berkaitan dengan catatan keuangan, dana,

kepegawaian, aset dan sumber daya Perseroan lainnya.

Dalam menjalankan kewenangan tersebut, Komite

Audit dapat berkerja sama dengan Internal Audit, dan

fungsi-fungsi manajemen dalam Perseroan. Berdasarkan

persetujuan Dewan Komisaris, Komite Audit dapat

memperoleh masukan atau rekomendasi dari para

profesional diluar Perseroan seperti Akuntan, Konsultan,

Penasehat Hukum dan profesi lainnya yang berkaitan

dengan pelaksanaan tugasnya atas beban Perseroan.

Atas persetujuan Dewan Komisaris, Komite Audit juga

dapat meminta Internal Audit dan Eksternal Auditor

untuk melakukan penelitian ataupun penyelidikan

terhadap masalah-masalah tertentu yang berpengaruh

terhadap Kinerja Perseroan

Independensi Anggota Komite Audit

Anggota Komite Audit yang berasal dari pihak

independen tidak memiliki hubungan keuangan,

kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan

keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau

Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan

Perseroan, yang dapat mempengaruhi kemampuan

bertindak independen.

• Performreviewandselectiononnomination

of Public Accounting Firm (KAP), including its

independence, and make recommendations of KAP

appointment to the Board of Commissioners.

• Conductevaluationandassessmentonthe

implementation of the Company’s financial

statements inspection/audit by KAP, to ensure the

implementation of the audit in accordance with the

applicable standards.

• Evaluatetheriskofpoliciesandstrategies

establishedby the Board of Directors in operations,

finance and investment

• PerformothertasksthatarerequestedbytheBoard

of Commissioners.

Authority of Audit Committee

Board of Commissioners authorizes the Audit Committee

within the scope of its responsibility to obtain the

necessary information legally and ethically both from

internal and external parties relating to the Company's

records of finance, funds, personnel, assets and other

resources of the Company.

In exercising such authority, Audit Committee may work

together with Internal Audit and other management

functions within the Company. Based on the approval

of the Board of Commissioners, Audit Committee

may obtain advice or recommendation from of the

professionals outside the Company such as accountants,

consultants, legal advisers and other professions related

to the execution of its duties at the expense of the

Company.

Upon the approval of the Board of Commissioners, the

Audit Committee may also request Internal Audit and

External Auditors to conduct research or investigations

into specific issues that affect the performance of the

Company

Independence of Audit Committee Members

Audit Committee members who are from an independent

party has no financial, management, ownership and/or

family relations with the Board of Commissioners, Board

of Directors and/or controlling shareholders or relations

with the Company, which may affect the ability to act

independently.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

98

Susunan Anggota Komite Audit

Sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK diatas, Komite

Audit dipimpin oleh seorang Komisaris Independen

Perseroan. Anggota Komite Audit juga harus memenuhi

beberapa persyaratan, dimana salah satu anggotanya

merupakan seorang pihak independen yang memiliki

keahlian di bidang keuangan atau akuntansi dan seorang

dari pihak independen yang memiliki keahlian di bidang

hukum atau perbankan.

Per 31 Desember 2011, Susunan Anggota Komite Audit

terdiri dari:

Composition of Audit Committee Members

In accordance with Bapepam-LK above, the Audit

Committee chaired by an Independent Commissioner

of the Company. Audit Committee members must

also meet certain requirements, in which one member

is an independent party with expertise in finance or

accounting and one of an independent party with

expertise in law or banking.

As per December 31, 2011, the composition of Audit

Committee members are as follows:

No. N a m a Mulai Menjabat Jabatan

1. Suyartono 01 Mei 2010 Ketua, merangkap Komisaris Independen

2. Bambang Priyatna 01 Februari 2009 Anggota, dari pihak independen

3. Sigit Rahardjo 01 Februari 2009 Anggota, dari pihak independen

Laporan Kegiatan Komite Audit 2011

Pada tahun 2010 Komite Audit telah melaksanakan tugas

dan tanggung jawab tersebut diatas, mengacu pada

Rencana Kerja Komite Audit (RKKA) yang disetujui Dewan

Komisaris dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris dan Direksi menerima remunerasi

yang terdiri atas gaji, tunjangan dan tantiem. Jumlah

total remunerasi yang diterima oleh anggota Dewan

Komisaris dilaporkan oleh Perseroan dalam RUPS

tahunan. Remunerasi yang ditetapkan untuk Direksi

direkomendasikan oleh Komisaris serta dilaporkan dalam

RUPS tahunan.

Audit Committee Activity Report 2011

In 2010 the Audit Committee has been carrying out

the duties and responsibilities mentioned above, refers

to the Audit Committee Work Plan (RKKA) Board of

Commissioners approved the following activities:

Remuneration of Board of Commissioners and Board

of Directors

Board of Commissioners and Board of Directors receive

remuneration consisting of salary, allowances and bonus.

Total remuneration received by members of the Board

of Commissioners is reported by the Company in annual

GMS. Remuneration determined by the Board of Directors

is recommended by Board of Commissioners and

reported in the annual GMS.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

99

(dalam Jutaan Rp) (in million Rp)

No. JabatanPosition

Gaji & Tunjangan(sebelum Pajak)

Salary & Benefits (before tax)

Tantiem (sebelum Pajak)

Bonus (before tax)Total

2010 2011 2010 2011 2010 2011

1. Dewan Komisaris/Board of Commissioners

1116.7 1162.3 566.7 306 1683.4 1468.3

2. Direksi/Board of Directors

4364.7 4440 2758.9 977 7123.6 5417

Gaji Direktur Utama merupakan sebagai acuan porsi

100%, di mana gaji Direktur memiliki porsi 90% dari

nilai gaji Direktur Utama, sedangkan honorarium

untuk Komisaris Utama dan Komisaris memiliki porsi

masingmasing 40% dan 36% dari nilai gaji Direktur

Utama.

Dalam penetapan remunerasi untuk Dewan Komisaris

dan Direksi Perseroan menggunakan referensi pada

Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-02/

MBU/2009 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan

Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan

Usaha Milik Negara serta dengan tetap memperhatikan

keadaan market competitiveness untuk level Jabatan

Direksi dan Dewan Komisaris.

Penghasilan anggota Direksi dan anggota

Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS dengan

mempertimbangkan faktor pendapatan, aktiva, kondisi

dan kemampuan keuangan perusahaan, tingkat inflasi

dan faktor-faktor lain yang relevan sebagaiman yang

telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

President Director’s salary is as 100% portion reference,

in which a director has a salary of 90% portion of the

President Director’s salary value, while the honorarium

for the President Commissioner and Commissioners have

a portion of each of 40% and 36% respectively of the

President Director’s salary.

Determination of remuneration for the Board of

Commissioners and Board of Directors refers to the

Minister of State Owned Enterprises Regulation No. Per-2/

MBU/2009 on Guidelines for Income Determination of

Board of Directors, Board of Commissioners and State-

Owned Enterprises Supervisory Board as well as with due

regard to the state of market competitiveness for the post

levels Board of Directors and Board of Commissioners.

Income of the Board of Directors and Board of

Commissioners’ members is established by the GMS by

considering factors of income, assets, the company’s

financial condition and ability, inflation rate and other

relevant factors as set out in laws and regulations.

Adapun perincian jumlah remunerasi yang diberikan

adalah sebagai berikut :

The details of the amount of remuneration are as follows:

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

100

Sekretaris Perusahaan

Sekretaris Perusahaan merupakan fungsi dalam Perseroan

yang berperan sebagai penghubung informasi Perseroan

dengan pemegang saham, mitra bisnis dan pelaku pasar

lainnya, pemerintah, media, seta pemangku kepentingan

lainnya. Dalam pelaksanaan tugasnya, Sekretaris

Perusahaan dituntut untuk mengupayakan komunikasi

yang efektif dan transparan untuk keterbukaan informasi

yang menyangkut aksi korporasi dan transaksi material

yang dilakukan perusahaan. Selain itu Sekretaris

Perusahaan juga bertugas menyelenggarakan RUPS

dan informasi kepada publik untuk memaparkan kinerja

perusahaan kepada pemangku kepentingan.

Dalam hal kepatuhan, Sekretaris Perusahaan

bertanggungjawab memastikan Perseroan untuk selalu

memenuhi dan mematuhi peraturan-peraturan, hukum,

dan etika bisnis. Hal ini merupakan komitmen perusahaan

untuk menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang

baik.

Saat ini Sekretaris Perusahaan Perseroan dipimpin oleh

Ali Mundakir yang membawahi fungsi legal, Corporate

Relations dan tanggung jawab sosial perusahaan.

Mekanisme GCG

Governance Mechanism merupakan mekanisme

implementasi GCG yang tercermin dalam sistem yang

kuat. Hal ini menjadi penting, karena implementasi

GCG tidak cukup hanya dengan mengandalkan pilar

governance structure, melainkan dibutuhkan adanya

aturan main yang jelas dalam bentuk mekanisme.

Governance mechanism dapat diartikan sebagai

aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas antara

pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang

melakukan kontrol (pengawasan) terhadap keputusan

tersebut. Perseroan menyebut governance mechanism

dengan sebutan softstructure GCG. Softstructure

merupakan aspek penting dalam implementasi GCG,

karena softstructure GCG akan menjadi living document

bagi segenap jajaran dan tingkatan organisasi di suatu

perusahaan.

Secara mudah, GCG dapat diartikan sebagai mengerjakan

apa yang tertulis dan menuliskan apa-apa yang

dikerjakan. Dengan membentuk dan menguatkan

softstructure GCG, diharapkan tidak akan ada lagi

Corporate Secretary

Corporate Secretary is a function in the Company which

acts as a liaison information between the Company

and shareholders, business partners and other market

players, government, media, and other stakeholders. In

performing its duties, Corporate Secretary is required

to seek effective and transparent communication for

disclosure of information relating to corporate actions

and material transactions conductedby the company.

In addition the Corporate Secretary is in charge of

organizing the GMS and information to public to describe

the company's performance to stakeholders.

In terms of compliance, Corporate Secretary is responsible

to make sure that the Company always meet and comply

with regulations, laws and business ethics. This is the

company's commitment to implement good corporate

governance.

Currently, Corporate Secretary of the Company is led

by Ali Mundakir who oversees legal function, Corporate

Relations and corporate social responsibility.

GCG mechanism

Governance Mechanism is a GCG implementation

mechanism that is reflected in a strong system. This

becomes important because GCG implementation will

not be adequate by only relying on the governance

structure pillars, but it needs a clear rule in the form of the

mechanism. Governance mechanisms can be interpreted

as rules, procedures and a clear relationship between

parties that make decision and parties that control

over the decision. The Company called the governance

mechanism as GCG softstructure. Softstructure is an

important aspect in the implementation of GCG, because

GCG softstructure will be a living document for all ranks

and levels of the organization in a company.

GCG can be easily interpreted as conducting what is

written and write down what is done. By establishing

and strengthening GCG softstructure, it is expected that

there will be no decision-making practices based on

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

101

praktik-praktik pengambilan keputusan berdasarkan

kebiasaan. Tidak akan ada lagi praktik-praktik yang

termasuk “grey area”. Pembangunan aturan main yang

kuat ini diharapkan akan memperkokoh sistem Perseroan.

Apabila aturan main telah terbiasa dijalankan, ini akan

menjadi budaya, dimana Insan Perseroan diharapkan

telah terbiasa menjalankan sistem. Secara bertahap, hal

ini terus menerus dijalankan di Perseroan.

Softstructure GCG yang dimiliki Perseroan antara lain:

1. GCG Roadmap

GCG Roadmap merupakan arahan atau panduan

dalam proses menjalankan implementasi GCG sebagai

bagian dalam pencapaian tujuan Perseroan.

2. Code of CG

Merupakan sekumpulan nilai dan praktik perusahaan

yang menjadi dasar dan acuan bagi Pemegang Saham,

Dewan Komisaris, segenap jajaran manajemen dalam

mengelola perusahaan dan berhubungan dengan

pihak-pihak berkepentingan lainnya (stakeholders).

Code of CG memuat prinsipprinsip penerapan

GCG yang selaras dengan perundang-undangan,

visi dan misi, serta budaya perusahaan. Perseroan

menempatkan Code of CG sebagai ‘payung’ bagi

pembuatan peraturan-peraturan teknis di bawahnya.

3. Board Manual

Board Manual merupakan kompilasi dari praktik-

praktik pengelolaan perusahaan yang bersumber dari

regulasi (Undang-undang/Peraturan), Anggaran Dasar

dan best practices yang disepakati bersama dalam

rangka implementasi GCG. Board Manual digunakan

oleh organ-organ perusahaan yang berfungsi

melakukan pengawasan dan pengelolaan Perusahaan,

yakni Dewan Komisaris dan Direksi.

4. Code of Conduct

Code of Conduct merupakan pedoman bagi individu

perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan

sesuai dengan budaya yang diharapkan. Merupakan

etika bisnis perusahaan dan nilai-nilai yang mengatur

cara mengelola perusahaan dalam mencapai visi, misi

habit. There will be no longer practices considered as

"gray area". Development of these rules is expected to

strengthen the Company’s system. If the rules had been

accustomed to be implemented, this will be a culture, in

which the Company’s personnel are expected to have

been used to carry out the system. Gradually, it will

continuously implemented in the Company.

Softstructure GCG of the Company includes:

1. GCG Roadmap

GCG Roadmap is a direction or guideline in the

process of implementing GCG as a part to achieve the

Company’s goals.

2. Code of CG

It is a set of the company’s values and practices that

become the basis and reference for the Shareholders,

the Board of Commissioners, all levels of management

in managing the company and interact with other

stakeholders. Code of CG contains the application of

GCG principles in line with laws, vision and mission,

as well as corporate culture. The Company places the

Code of CG as an 'umbrella' for the development of

technical regulations under it.

3. Board Manual

Board Manual is a compilation of corporate

management practices derived from the regulation

(Laws/RPeraturan), Articles of Association and best

practices that are mutually agreed upon within the

framework of the GCG implementation. Board Manual

is used by the organs of the company that conduct

oversight and management of the Company, the

Board of Commissioners and Board of Directors.

4. Code of Conduct

Code of Conduct is a guideline for the company’s

individual in carrying out corporate activities in

accordance with the expected culture. It is the

company's business ethics and values that govern

how to manage the company in achieving its vision,

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

102

dan tujuan. Merupakan komitmen tertulis tentang

GCG oleh manajemen dan karyawan Perseroan.

5. Piagam Komite di bawah Dewan Komisaris

Memiliki peran sebagai panduan bagi Komite

Audit dan Komite Nominasi dan Remunerasi dalam

pelaksanaan tugas sebagai organ pendukung Dewan

Komisaris. Karakteristik Piagam Komite ini bersifat

fleksibel dan dilakukan sesuai kebutuhan.

6. Piagam Internal Audit

Piagam Internal Audit memiliki peran untuk

meningkatkan fungsi pengendalian yang terintegrasi

di lingkungan PT. Pertamina Drilling Services

Indonesia. Dan memastikan kegiatan operasional telah

dijalankan dengan baik sesuaidengan aturan main

yang berlaku.

7. Pakta Integritas

Pakta Integritas adalah pernyataan atau janji tentang

komitmen untuk melaksanakan segala tugas dan

tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Pakta Integritas diperlukan untuk mencegah

terjadinya praktik korupsi dan kecurangan. Pakta

Integritas menjadi komitmen bersama Dewan

Komisaris, Direksi dan seluruh Insan Perseroan dalam

menjalankan perusahaan secara profesional.

8. Ketentuan Penerimaan dan Pemberian Hadiah dan

Hiburan

Perseroan memiliki peraturan yang secara spesifik

mengatur mengenai penerimaan dan pemberian

hadiah dan hiburan. Dalam ketentuan ini terdapat

dua inti pokok yang harus dilaksanakan oleh Insan

Perseroan, sebagai berikut :

• InsanPerseroanDILARANGmemintadan/atau

menerima hadiah dan hiburan yang berhubungan

dengan jabatan dan pekerjaannya dari pihak luar ;

• InsanPerseroanDILARANGmemberikanatau

menjanjikan hadiah dan hiburan kepada pihakyang

berhubungan dengan Perusahaan

9. Kebijakan Benturan Kepentingan

Perseroan memiliki kebijakan yang

mengatur,mengenai benturan kepentingan.

Dalam kebijakan ini diatur mengenai hal-hal yang

mission and goals. It is a written commitment on GCG

by management and employees of the Company..

5. Committee Charter under Board of Commissioners

It has a role as a guidelinefor Audit Committee

and Nomination and Remuneration Committee in

performing their duties as the Board of Commissioners’

supporting organ. Characteristics of the Committee

Charter is flexible and is conducted as needed.

6. Internal Audit Committee

Internal Audit Charter has a role to enhance the

integrated control functions at PT. Pertamina Drilling

Services Indonesia. Also ensure that operational

activities have been conducted properly according to

rules and regulations.

7. Integrity Pact

Integrity Pact is a statement or pledgeon commitment

to carry out all duties and responsibilities in

accordance with applicable regulations. Integrity

Pact is needed to prevent corruption and fraud.

Integrity Pact is a mutual commitmentof the Board of

Commissioners, Board of Directors and all personnel of

the Company torun the company professionally.

8. Provisions on Receipt and Giving Gifts and

Entertainment

The Company has specific regulations governing the

receipt and giving gifts and entertainment. In this

provisions there are two main subjects that must be

undertaken by the Company’s Personnel, as follows:

• TheCompany’spersonnelarePROHIBITEDfrom

asking and/or receiving gifts and entertainment

related to their position and job from outside party;

• TheCompany’spersonnelarePROHIBITEDfrom

giving or promising gift and entertainment to

parties related to the Company

9. Conflict of Interest Policy

The Company has a policy that regulates conflict

of interest. This policy regulates matters that are

categorized as conflict of interest, way of handling and

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

103

termasuk dalam kategori benturan kepentingan, cara

penanganan dan berbagai aspek lain terkait lainnya.

10. Whistleblower Policy

Perseroan memiliki ketentuan mengenai

whistleblower policy yakni sistem pelaporan

pelanggaran. Dalam ketentuan ini diatur mengenai

mekanisme pelaporan pelanggaran. Selain itu,

diatur juga mengenai tahap penerimaan laporan,

tahap penyelidikan sampai kepada tahap pemberian

keputusan dan sanksi yang akan diberikan apabila

pelanggaran yang dilaporkan terbukti.

11. Berbagai kebijakan dan prosedur lain terkait dengan

kepengurusan perusahaan berbasis GCG

Perseroan memiliki berbagai kebijakan lain yang

terkait dengan kepengurusan berbasis GCG. Tanggung

jawab penyusunan berada di Section of System and

Procedure. Dengan terpusatnya tanggung jawab

penyusunan kebijakan dan prosedur, diharapkan

dapat tercipta sebuah sistem yang komprehensif dan

terintegrasi bagi seluruh Insan Perseroan.

Pembagian tata kebijakan Perseroan terdiri atas

Kebijakan Mutu, Manual Mutu, Kebijakan, Prosedur,

Manual dan Dokumen Pendukung.

Etika Bisnis dan Etika Kerja

Perseroan merupakan salah satu perusahaan yang public

yang memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan

Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap

aktivitasnya. Implementasi GCG di Perseroan diharapkan

menjadi payung bagi seluruh sistem dan struktur

yang ada di dalam prinsip GCG sampai kepada level

operasional, sekaligus menjadi panduan dalam hubungan

Perseroan dengan stakeholders. Implementasi GCG di

Perseroan diarahkan untuk membentuk tidak saja sistem

dan struktur yang kuat, namun menciptakan mentalitas

SDM yang memiliki integritas baik sehingga menjadi

agent of change yang melaksanakan dan menjadikan

GCG sebagai budaya Perseroan. Perseroan berkomitmen

untuk melaksanakan praktik-praktik Good Corporate

Governance atau Tata Kelola perusahaan yang baik

sebagai bagian dari usaha untuk pencapaian Visi dan

Misi perusahaan. Code of Conduct ini merupakan salah

satu wujud komitmen tersebut dan menjabarkan Tata

Nilai Unggulan Perseroan, yaitu Care & Safety Focus,

other related aspects.

10. Whistleblower Policy

The Company has a whistleblower policy provisions

regarding violations of the reporting system. This

provision regulates mechanism of violation reporting.

In addition, it also regulates stages of receiving the

report, the investigation to the delivery of decision and

sanctions that will be given if the reported violation is

proven.

11. Various policies and other procedures related to the

GCG-based company management

The Company has various other policies related

to GCG-based management. Responsibilities

offormulationis in System and Procedure Section.

Centralized responsibilities of policy and procedure

formulation is expected to create a comprehensive and

integrated system for all personnel ofthe Company.

The division of the Company’s policy governance

consists of Quality Policy, Quality Manual, Policies,

Procedures, Manual and Supporting Documents.

Business Ethics and Work Ethics

The Company is one of the public companies that has the

responsibility to implement Good Corporate Governance

(GCG) in each of its activity. GCG implementation in

the Company is expected to be the umbrella for all

systems and structures in the GCG principles down to the

operational levels, as well as a guideline in the Company's

relationships with stakeholders. GCG implementation

in the Company is aimednot only to establish strong

systems and structures, but creating a human resources

mentality who have good integrity to be the agent of

change to implement and make GCG as a culture of the

Company. The Company is committed to implementing

good corporate governance practices as part of efforts

to achieve the company’s Vision and Mission. Code of

Conduct is one manifestation of that commitment and

outlines the Company's Values, namely Care & Safety

Focus, Clean, Competitive, Confident, Customer Focused,

Commercial and Capable into the interpretation of

behaviors related to business ethics and code of conduct.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

104

Clean (Bersih), Competitive (berdaya saing), Confident

(Percaya Diri), Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan),

Commercial (Komersial) dan Capable (Berkemampuan)

ke dalam interpretasi perilaku yang terkait dengan etika

usaha dan tata perilaku.

Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) disusun

untuk menjadi acuan perilaku bagi Komisaris, Direksi dan

pekerja sebagai Insan PDSI dalam mengelola perusahaan

guna mencapai Visi, Misi dan tujuan perusahaan.

Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan adanya

mekanisme yang menjadi pengikat bagi setiap insane

Perseroan dalam menjalankan implementasi GCG dengan

penuh komitmen dan konsistensi. Salah satu caranya

adalah dengan menjalankan Code of Conduct (Pedoman

Etika Bisnis dan Etika Kerja) Perseroan yang telah dimiliki

sejak tahun 2011. Code of Conduct mencakup prinsip-

prinsip dasar etika bisnis sebagai pedoman bagi seluruh

Insan Perseroan, yang terdiri dari beberapa aspek :

1. Etika Bisnis, mengatur hubungan dengan Pegawai

Perseroan, pelanggan, pemegang saham, pemerintah

dan regulator, lingkungan, penyedia barang/jasa,

kreditur/investor, pesaing dan masyarakat sekitar.

2. Etika kerja, mengatur tuntutan perilaku individu,

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

perundangundangan, kerahasiaan informasi, benturan

kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah,

anti penggelapan, melindungi aset perusahaan,

keselamatan dan kesehatan kerja, menjaga criteria

perusahaan, serta ketepatan pencatatan.

Sistem dan Prosedur Perseroan

Perubahan internal Organisasi Perseroan menuntut

adanya adaptasi terhadap struktur organisasi dan proses

bisnis (business process) di lingkungan Perseroan.

Berkenaan dengan kelancaran dan kelangsungan operasi

Perseroan, kebijakan dan prosedur atas proses bisnis

di Perseroan perlu distandarkan dan disempurnakan.

Pendekatan dalam menentukan proses bisnis berasal

dari ketentuan pemangku kepentingan (stakeholder

requirement) yang akan dijalankan oleh Perseroan

sehingga dapat menghasilkan kepuasan (stakeholder

satisfaction).

Business Ethics and Code of Conduct are composed to be

a reference of conductfor Commissioners, Directors and

employees as PDSI Personnel in managing the company

to achieve the vision, mission and corporate goals.

To support this, a mechanism is need with full

commitment and consistency. One of the ways is to

implement Code of Conduct (Code of Business Ethics and

Work Ethics) which has been owned by the Company

since 2011. Code of Conduct covers basic principles of

business ethics as a guideline for all personnel of the

Company, which consists of several aspects:

1. Business Ethics, governing the relationship with the

Company's employees, customers, shareholders,

governments and regulators, the environment,

providers of goods/services, lenders/investors,

competitors and surrounding communities.

2. Work ethics, governing the individual expected

behavior, compliance with laws and regulations,

confidentiality, conflicts of interest, giving and

receiving gifts, anti fraud, corporate assets protection,

occupational safety and health, maintain the

company's criteria, as well as the accuracy of recording.

Corporate System and Procedure

Changes in the Company's internal organization

requires adaptation to the organizational structure and

business process within the Company. With regard to the

smoothness and continuity of the Company's operations,

policies and procedures on the Company's business

processes need to be standardized and improved.

Approach in determining the business processes derived

from stakeholders’ requirements to be executed by the

Company so as to result in stakeholders’ satisfaction.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

105

Perseroan telah menentukan bisnis inti pada Jasa

Pengeboran, yang meliputi Drilling dan Workover, serta

pengembangan usahanya (business development).

Identifikasi terhadap stakeholder requirement kemudian

dirumuskan dalam rencana bisnis (business plan)

Perseroan dan menjadi target pencapaian di semua lini,

mulai dari pra operasi, operasi dan pasca operasi.

Sementara dalam menjalankan setiap tahapan aktivitas

operasional tersebut didukung oleh fungsi-fungsi

Shared Services /Support di Perseroan. Secara garis

besar Business Process yang dijalankan di Perseroan

digambarkan seperti gambar berikut, imana dapat

dilihat keterlibatan masing-masing proses, sekaligus

merepresentasikan unsur organisasi yang mewakilinya.

Pengendalian Risiko Perseroan

“Sistem Monitoring Manajemen Risiko PDSI “ dibangun

sebagai bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari

proses penerapan manajemen risiko pada “AKTIVITAS

BISNIS” APH khususnya PT. Pertamina Drilling Services

Indonesia, yang merupakan suatu proses yang dilakukan

secara berkesinambungan untuk memaksimalkan

opportunities dan meminimalkan ancaman pada proyek-

proyek yang dilaksanakan.

Rangkaian kegiatan perencanaan dan penerapan

manajemen risiko perusahaan dan proyek di PT.

Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) telah

dilakukan dengan baik dan selaras dengan kebijakan

Direktorat Hulu Pertamina. Seluruh dokumen yang telah

dihasilkan dalam proses kegiatan sebelumnya sangat

membantu PT. Pertamina Drilling Services Indonesia

(PDSI) untuk mencapai sasaran strategis dari perusahaan

yang tentunya harus sejalan dan selaras dengan visi dan

misi dari PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI).

Kegiatan perencanaan dan penerapan manajemen risiko

perusahaan dan proyek di PT. Pertamina Drilling Services

Indonesia (PDSI) ini juga merupakan rangkaian dari

program perencanaan dan implementasi manajemen

risiko yang telah tersusun sebelumnya. Manajemen risiko

adalah hal yang baru dan menarik. Oleh karena tuntutan

pasar ke depan terhadap bisnis PDSI semakin berat dan

tidak mudah, maka BOD PT. PDSI sangat concern dan

komit terhadap hal ini, apalagi menyangkut rencana

The Company has determined its core business in Drilling

Services, covering Drilling and Workover, as well as its

business development. Identification of stakeholder

requirements is then formulated in a business plan of the

Company and becomes achievement target at all lines,

ranging from the pre-operation, operation and post-

operation.

Meanwhile in conductingeach stage, operational

activities are supported by Shared Services/Support

functions in the Company. In general, the Business

Processescarried out in the Company are described by the

following picture, where involvement of each process can

be seen, as well as represent their respective element of

organization.

Enterprise Risk Control

"PDSI Risk Management Monitoring System" was built

as an important part that can not be separated from the

risk management application in a Subsidiary’s "BUSINESS

ACTIVITIES" especially PT. Pertamina Drilling Services

Indonesia, which is a continuous process conducted to

maximize opportunities and minimize threats on the

projects undertaken.

Series of planning and implementation of enterprise

and project risk management in PT. Pertamina Drilling

Services Indonesia (PDSI) has been peroperly conducted

and in accordance with the policy of the Upstream

Directorate of Pertamina. All documents have been

produced in the previous activities help PT. Pertamina

Drilling Services Indonesia (PDSI) achieve its strategic

goals which must be consistent and aligned with vision

and mission of PT. Pertamina Drilling Services Indonesia

(PDSI).

The planning and implementation of enterprise risk

management and project in PT. Pertamina Drilling

Services Indonesia (PDSI) is also a series of planning and

implementation of risk management programsthat have

been previously arranged. Risk management is a new

and exciting issue. As the market demands ahead toward

the company’sbusiness areincreasingly tough and hard,

PT. PDSI’s BOD is highly concerned and committed to

this matter, especially regarding plans to launch IPO and

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

106

PDSI untuk masuk dalam IPO dan target-target lainnya.

Untuk itu perlunya kesadaran akan arti pentingnya

manajemen risiko dalam membawa gerbong bisnis PDSI.

Kesadaran itu terwujud dalam implementasi dan proses

pemantauannya. Selanjutnya “Dalam pemantauan dan

pengendalian manajemen risiko, peran SPI tidaklah kecil.

Laporan yang masuk harus dapat ditindaklanjuti dan

tidak sekedar menjadi “kreasi seni”. SPI akan bertindak

selaku pihak independen.

Pemantauan risiko merupakan upaya pengumpulan

informasi berlangsung dalam proses rutin dan menjadi

kegiatan preventif yang penting dilakukan. Karenanya

perusahaan harus intens melakukan kegiatan ini

gunamenghindarikejadianyangtakterduga.Yang

tak kalah pentingnya adalah pengendalian terhadap

risiko yang sering disebut sebagai penanganan

risiko, dengan mengacu pada langkah-langkah yang

diambil ketika suatu risiko terjadi atau akan terjadi.

Isu yang paling penting dalam pengendalian risiko

yang dihadapi dalam tahap awal peristiwa risiko yang

signifikan adalah awal untuk menentukan apa yang

sebenarnya terjadi. Tindakan respons terhadap risiko

yang telah direncanakan akan diseksekusi selama proyek

berlangsung, namun pekerjaan proyek harus juga

dipantau secara berkesinambungan terhadap risiko baru

yang mungkin muncul atau perubahan yang terjadi.

Penerapan Sistem Monitoring Manajemen Risiko

Beberapa hal penting terkait dengan kegiatan

perencanaan dan penerapan manajemen risiko korporat

dan proyek pada PT. Pertamina Drilling Services

Indonesia (PDSI) melalui Penerapan Sistem Monitoring

Manajemen Risiko adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui hasil evaluasi atas pelaksanaan rencana

tindakan respons risiko beserta status pengendalian

(merah, kuning, hijau) atas kejadian-kejadian

risiko, guna mengetahui efektifitas dari tindakan

pengendalian yang telah dilakukan oleh PT PDSI.

2. Menyajikan laporan atas peristiwa kejadian risiko

selama tahun 2011 atau sebelumnya dan tindakan

pengendalian yang telah dilaksanakan terkait dengan

penerapan system Governance Risk and Compliance

(GRC) oleh Pertamina Korporat

3. Menyajikan daftar kejadian-kejadian risiko baru yang

belum teridentifikasi sebelumnya agar risk owner

lebih banyak mengetahui potensi risiko yang mungkin

timbul

other targets. Therefore the need for awareness of the risk

management importance in carryingPDSI’sbusiness. The

awareness is manifested in the implementation and its

monitoring process. Furthermore "In the monitoring and

control of risk management, the role of SPI is not small.

Incoming reports must be acted upon and not just being

a "creation of art". SPI will act as an independent party.

Risk monitoring is an effort of gathering information

becomes a routine process and preventive activities that

are important to be done. Therefore the company should

perform these activities intensively in order to avoid

unforeseen incidents. Equally important is the control

of risk is often referred to as risk management, with

reference to the steps taken when a risk occurring or will

occur. The most important issue in controlling the risks

faced in the early stages of significant risk events are the

beginning to determine what really happened. Action

in response to the risks that are planned to be executed

during a project, but work of project should also be

monitored continuously toward new risks that may arise

or changes that may occur.

Application of Risk Management Monitoring System

Some important things related to the planning

and implementation of enterprise and project risk

management at PT. Pertamina Drilling Services Indonesia

(PDSI) through the Application of Risk Management

Monitoring System as follows:

1. Discover the evaluation results of the implementation

of risk response action plans and their control status

(red, yellow, green) of the risk events, to determine

the effectiveness of control measures that have been

carried out by PT PDSI.

2. Presenting a report on risk events during 2011 or

earlier and control measures that have been carried

out regarding the application of the Governance Risk

and Compliance (GRC) system by Pertamina Corporate

3. Presenting a list of new risk events that have not been

identified previously to enable risk owners to be more

aware of potential risks that may arise

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

107

4. Menyajikan daftar kejadian-kejadian risiko yang telah

retired setelah adanya tindakan respon.

5. Menyajikan perubahan atau penambahan atas

rencana respons untuk kejadian risiko tertentu bila

rencana respon yang telah dibuat tidak atau belum

efektif.

6. Menyajikan perubahan atas status risiko residual

(probalitas dan dampak) dari kejadian-kejadian risiko

tertentu setelah dilakukan beberapa tindakan respon

7. Menyajikan estimasi potensi kerugian finansial atas

kejadian-kejadian risiko dalam risk register sehingga

manajemen dapat mengambil tindakan respon

dengan biaya respon yang wajar dan dianggarkan

dalam RKAP PT PDSI.

“Go Live” Risk Management Monitoring System

Pada tanggal 27 Maret 2011, PT PDSI telah melaksanakan

“go live” atas penerapan Sistem Monitoring Manajemen

Risiko. Dalam acara ini, PT.PDSI dengan penuh komitmen

terus berusaha melakukan peningkatan kapabilitas dalam

manajemen risiko, baik pada proyek ataupun dalam

kerangka Enterprise Risk Management.

Dalam hal ini SPI sebagai bagian dari Komite Manajemen

Risiko, sangat berperan penting dalam proses penerapan

manajemen risiko terutama pada proses pemantauan

dan pengendalian risiko, dalam kerangka audit berbasis

risiko. SPI akan mengeluarkan pendapat yang obyektif

dan independen kepada manajemen apakah pengelolaan

risiko telah dilakukan dengan pola yang dapat diterima.

Acara “Go Live” yang dihadiri oleh seluruh fungsi di PDSI

korporat dan wakil-wakil dari seluruh Area menghasilkan

kesepakatan untuk menyampaikan materi dari setiap

fungsi dan Area (proyek) yang akan menjadi laporan risk

profile untuk disampaikan kepada Pemegang Saham.

Selain itu, untuk meningkatkan komitmen dan motivasi

manajemen dan personel, PT PDSI merencanakan

untuk memasukkan penerapan manajemen risiko dan

pelaksanaan pemantauan dan pengendalian risiko

sebagai salah satu item KPI mulai dari BOD, VP, Manager

sampai dengan risk owner pada setiap fungsi dan proyek/

area yang ada.

4. Presenting a list of risk events that have been retired

after a response action.

5. Presenting the changes or additions to response plan

for particular risk events if the response plan that has

been made is not or yet effective.

6. Presenting changes in the residual risk status

(probability and impact) of certain risk events after

conducting several response actions

7. Presenting estimates of the potential financial loss over

risk events in the risk register so that management can

take response action with a reasonable response costs

and budget them in RKAP of PT PDSI.

"Go Live" Risk Management Monitoring System

On March 27, 2011, PT PDSI has conducted "go live" on

the application of Risk Management Monitoring System.

In this event, PT.PDSI with full commitment continued

to enhance capabilities in risk management, both at

the project or within the framework of Enterprise Risk

Management.

In this regard SPI as part of the Risk Management

Committee, plays a very important role in the process

of risk management implementation primarily on

monitoring and risk control process, within risk-based

audit framework. SPI will issue an objective and

independent opinion to the management if the risk

management has been carried out with an acceptable

pattern.

The "Go Live" event which was attended by all the

functions in PDSI corporate and representatives from all

areas resulted in an agreement to convey the material

of each function and area (project) which will be the risk

profile reports to be submitted to the Shareholders.

In addition, to raise commitment and motivation of

management and personnel, PT PDSI is planning to

include the application of risk management and the

monitoring and control of risk as one of the KPI items

from BOD, VP, Manager to the risk owner at every function

and existing project/area.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

108

Penerapan Risk Management ISO 31000 Standard

Untuk terus dapat meningkatkan kapabilitas

manajemen risiko pada lingkungan PDSI, maka

PDSI menyelenggarakan workshop “Introduction to

International Standard ERM ISO 31000 (Enterprise Risk

Management dengan standar ISO 31000) pada tanggal 23

s/d 25 Februari 2011.

Pemahaman dasar atas Standar Enterprise Risk

Management (ERM) yang sesuai dengan ISO 31000 ini

dilanjutkan dengan membuat rencana kerja penerapan

ISO 31000 dalam kerangka penerapan Enterprise Risk

Management di PT PDSI, dengan melakukan penyesuaian

terhadap risk management framework yang ada

sebelumnya.

Pada tanggal 11 s/d 15 Juli 2011 serta tanggal 5 s/d 9

Desember 2011, PDSI telah mengirimkan personelnya

untuk mengikuti ujian sertifikasi Internasional untuk

Enterprise Risk Management (ERM) berbasis standard

ISO 31000. Personel PT PDSI telah berhasil mendapat

sertifikasi ERMCP (Enterprise Risk Management Certified

Professionals) serta ERMAP (Enterprise Risk Management

Assosiate Program) dari ERM Academy, Singapura. Ujian

sertifikasi ini diadakan di Indonesia selama dua hari

setelah waktu pelatihan.

Application of Risk Management ISO 31000 Standard

To continue enhancing risk management capabilities

within PDSI, the company held workshop "Introduction

to International Standard of ERM ISO 31000 (Enterprise

RiskManagement with ISO standard 31000) on February

23 to 25, 2011.

The basic understanding of the Enterprise Risk

Management (ERM) Standard in accordance with ISO

31000 is followed by an action plan of the ISO 31000

implementation in the framework of Enterprise Risk

Managementat PDSI, to make adjustments to the risk

management framework that existed before.

On July 11 to July 15, 2011 and December 5 to December

9, 2011, PT PDSI sent its personnel to participate in

International certification test for Enterprise Risk

Management (ERM) based on ISO 31000 standard.

Personnel of PT PDSI have successfully received

certifications of ERMCP (Enterprise Risk Management

Certified Professionals) and ERMAP (Enterprise Risk

Management Associate Program) from the ERM Academy,

Singapore. This certification test was held in Indonesia for

two days after the training.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

109

Pelatihan selama lima hari yang dimulai dengan

pemantapan pengetahuan tentang prinsip-prinsip

manajemen risiko ISO 31000, dilanjutkan dengan

penguasaan aplikasi kerangka kerja ISO 31000, dan

kemudian diakhiri dengan mempraktikan bagaimana

melaksanakan proses manajemen risiko ISO 31000 secara

sistematis dalam satu siklus proses yang utuh.

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta memperoleh

pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk

mendukung implementasi ISO 31000 di perusahaan

karena pendekatan pelatihan ini berupa campuran antara

pemberian paparan oleh penyaji materi dan dinamika

kelas yang berupa diskusi kelompok, simulasi, studi kasus,

dan berbagi pengalaman dengan praktisi.

Salah satu langkah tahapan kerja PT. Pertamina Drilling

Services Indonesia (PDSI) dalam pencapaian sasaran

strategis adalah melakukan pembenahan internal secara

sistematis, antara lain kualitas layanan, kualitas rig, dan

kualitas SDM, terutama untuk memperbaiki kekurangan

yang ada.

Implementasi penerapan manajemen risiko di PT PDSI

antara lain dengan melakukan risk assessment terhadap

beberapa kegiatan operasional maupun rencana

investasi. Salah satu implementasi penerapan manajemen

risiko adalah berupa penutupan asuransi property land

rig termasuk Top Drive untuk periode 2010-2011 dengan

sum insured sebesar US$376 juta dengan nilai premi

sebesar 1,08%, serta penutupan asuransi TPL dan Marine

Cargo.

Gambaran Umum Eksposur Risiko Perseroan 2011 &

Antisipasi Eksposur Risiko 2012

Registrasi terhadap Profil Potensi Risiko yang telah

disusun PDSI menjadi tidak berarti tanpa ada

implementasi di lapangan. Rencana tindakan respon

yang telah dibuat sebelumnya masih perlu ditindaklanjuti

implementasinya termasuk melakukan pemantauan dan

pengendalian.

Manfaat-manfaat Penerapan Produk Manajemen Risiko

untuk PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI)

secara khusus dan PT. Pertamina (Persero) secara umum

adalah sebagai berikut :

The five-day training started with the strengthening

knowledge of risk management principles of ISO 31000,

followed by the application of ISO 31000framework,

and then ends with practice how to implement

risk management processes systematically in a

comprehensive process cycle.

After this training, participants gain sufficient knowledge

and skills to support the implementation of the ISO 31000

at the company because of this training approach is a

mixture between material presentation by the instructor

and the class dynamics of group discussions, simulations,

case studies, and sharing experiences with practitioners.

One of work stages at PT. Pertamina Drilling Services

Indonesia (PDSI) in achieving the strategic goals is to

conduct a systematic internal improvements, such as

servicequality, rigquality, and the quality of human

resources, especially to rectify existing deficiencies.

Implementation of risk management at PT PDSI among

others is by conducting risk assessment of some of the

operations and investment plans. One implementation of

risk management is land rig property insurance coverage

including Top Drive for the period 2010-2011 with sum

insured of USD376 million with a premium value of 1.08%,

and the insurance coverage of the TPL and Marine Cargo.

Overview of Enterprise Risk Exposures 2011 &

Anticipation of Risk Exposures 2012

Registration of Potential Risk Profile that has been

prepared by PDSI would be meaningless without actual

implementation. Implementation of response action plan

that was previously created still needs to be followed up

including by monitoring and control.

Benefits of Risk Management of Products Application

for PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) in

particular and PT. Pertamina (Persero) in general are as

follows:

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

110

• Membantudanmendukungpencapaiantujuan

perusahaan sesuai visi dan misi perusahaan.

• Mencapaikesinambunganpemberianpelayanan

kepada stakeholder, sehingga meningkatkan kualitas

dan nilai perusahaan.

• Mencapaihasilyanglebihbaikberupaefisiensidan

efektivitas di setiap bidang organisasi.

• Meningkatkanakuntabilitasdancorporategovernance

(tata kelola) yang baik dan benar.

• Secarasubstansialakanmengurangibiaya-biaya

melalui penurunan tingkat kerugian dan memperbaiki

teknik dan pelaksanaan Manajemen Risiko.

• Membantudidalampengambilankeputusanyang

transparan dan berjalannya proses manajemen

yang baik, sampai dengan pemahaman lebih dalam

terhadap risiko-risiko yang signifikan dan bagaimana

cara mengendalikan risiko tersebut.

• MeningkatkanreputasiPT.PertaminaDrilling

Services Indonesia (PDSI) secara khususnya dan PT.

Pertamina secara umumnya di dalam komunitas

bisnis internasional, dan dengan para mitra kerja di

dalam mengadopsi praktek-praktek manajemen risiko

terbaik.

• Meningkatkanmoraldankinerjapegawaimelalui

peningkatan dan pelaksanaan standarisasi pekerjaan

dan mengurangi eksposur kerugian seperti pada

properti aset perusahaan, karyawan dan operasional.

• Mengubahpandanganterhadaprisikomenjadilebih

terbuka dan membentuk langkah awal suatu budaya

risiko di perusahaan.

1. Potensi Risiko keterlambatan / gagalnya proses

pengadaan investasi

Dampak dari adanya keterlambatan atau gagalnya

proses pengadaan investasi adalah :

a) Tidak tercapainya target investasi

b) Pelaksanaan pemboran terganggu sehingga

utilisasi rig tidak tercapai

c) Tidak tercapainya revenue yang sesuai dengan

RKAP 2011

Beberapa hal yang menjadi akar penyebabnya adalah

antara lain :

a) Terjadinya gagal lelang

b) Over Load difungsi pengadaan SCM

c) Vendor pemenang tender tidak dapat memenuhi

persyaratan yang ditetapkan

• Assistandsupporttheachievementofcorporategoals

according to the vision and mission.

• Achievecontinuityofservicedeliverytostakeholders,

thus improving the quality and value of the company.

• Achievebetterresultsintheformofefficiencyand

effectiveness in every area in the organization.

• Increaseaccountabilityandgoodandproper

corporate governance.

• Itwouldsubstantiallyreducecoststhroughthe

reduction of losses and improve the techniques and

the implementation of Risk Management.

• Assistinthetransparentdecisionmakingprocess

and running good management, up to a deeper

understanding of the significant risks and how to

control those risks.

• ImprovethereputationofPT.PertaminaDrilling

Services Indonesia (PDSI) in particular and the PT.

Pertamina in general in the international business

community, and with its partners in adopting risk

management best practices.

• Raisemoraleandperformanceofemployeesthrough

improvement and standardization of work execution

and reduce exposure to losses such as the company's

property assets, employees and operations.

• Changetheviewoftherisktobecomemoreopenand

establish an initial step in the company's risk culture.

1. Potential Risk of delay/failure of the investment

procurement process

The impacts of delay or failure of investment

procurement process are:

a) Theinvestment target was not achieved

b) Disruptions in Implementation of drilling that led to

failure to reach rig utilization

c) Revenue target of RKAP 2011was not achieved

Some issues that became the source of the problems

include:

a) Failed auctions

b) Over Load at SCM procurement function

c) Vendor who won the bid failed to meet the

requirements

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

111

Untuk mengantisipasi terjadinya risiko ini di kemudian

hari, manajemen telah menetapkan beberapa rencana

sebagai risk treatment yaitu :

a) Melakukan survey pasar dan pembuatan data base

atas harga barang dan jasa serta perencanaan tata

waktu pelelangan yang optimal

b) Penambahan personil dan peningkatan kompetensi

SDM untuk fungsi SCM

c) Pemilihan dan penetapan vendor yang harus

selektif sesuai performance yang dimiliki

2. Potensi Risiko Tidak Optimalnya Pengelolaan

Maintenance dan Repair, baik dari aspek

perencanaan, pelaksanaan, maupun dari

pengendaliannya.

Akibat dari kejadian ini akan berdampak pada

terganggunya waktu pelaksanaan pemboran sehingga

utilisasi dan Availability rig tidak tercapai. Akar

penyebab dari kejadian risiko ini adalah :

a. Kompetensi SDM secara menyeluruh belum

sepenuhnya memadai

b. SOP perencanaan dan pelaksanaan maintenance

sudah tidak up to date

c. Pemahaman tentang tatacara dan tatawaktu

preventif maintenance belum optimal.

Untuk mengatasi hal ini, manajemen telah

merumuskan rencana untuk menurunkan peluang

serta dampaknya melalui hal-hal sebagai berikut :

a. Melakukan Finetune Organisasi dan pemenuhan

SDM Maintenance.

b. Melaksanakan Continuous Improvement TKO dan

TKI, untuk hal-hal yang sudah tidak sesuai lagi.

c. Sosialisasi minimal per 6 bulan untuk mereview TKO

dan TKI serta mencari masukan.

3. Potensi risiko tidak selesainya proses perijinan dan

penyiapan lokasi pemboran

Dampak dari kejadian ini berakibat pada tidak

tercapainya target laba yang sesuai dengan target

pada RKAP 2011, serta terganggunya pelaksanaan

pemboran sehingga utilisasi rig tidak tercapai.

Penyebab dari kejadian risiko ini adalah perencanaan

lokasi pemboran yang tidak optimal serta kondisi

lingkungan yang terkait dengan kondisi sosial budaya

masyarakat setempat yang tidak kondusif.

To anticipate this risk in the future, the management

has set several plans ad risk treatment as follows:

a) Conduct market survey and produced data base on

prices of goods and services as well as planning the

optimal time of auction

b) The addition of personnel and improving the

competence of human resources for SCM function

c) The selection and determination to be selective

according to vendor-owned performance

2. Potential Risk of Not optimized Maintenance and

Repair Management, both from the aspect of

planning, implementation, and its control

This incident will have an impact on the time

disruption of rig drilling so that the target of Rig

utilization and Availability are not achieved. The root

cause of the occurrence of these risks are:

a. HR competency as a whole has not been fully

adequate

b. SOP of maintenance planning and execution was

not up to date

c. Understanding of the procedures and time of

preventive maintenance was not optimal.

To overcome this, management has formulated plans

to reduce the opportunities and impacts through the

following activities:

a. Perform Finetune of Organization and the

fulfillment of HR Maintenance.

b. Implement Continuous Improvement of TKO and

TKI, for issues that are no longer appropriate.

c. Dissemination at least every 6 months to review the

TKO and TKI as well as seeking input.

3. Potential risk of unfinished licensing process and

preparation of drilling locations

The impact of these events resulted in failure to

achieve profit targets stated in RKAP 2011, as well

as disruption of the drilling so that the rig utilization

target was not achieved. This risk event was caused

by the drilling locationplanning was not optimal and

environmental conditions associated with the local

community’s social and cultural conditions are not

conducive.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

112

Rencana respon yang dilakukan adalah melakukan

koordinasi dengan pihak Korporat, PT PEP, para

stakeholder lainnya termasuk Aparat keamanan serta

pemerintah setempat.

4. Risiko Mata Uang Asing

Perusahaan rentan terhadap risiko nilai tukar mata

uang asing yang timbul dari berbagai eksposur mata

uang. Risiko nilai tukar mata uang asing timbul dari

transaksi komersil di masa depan serta aset dan

liabilitas yang diakui.

5. Risiko Harga dan Suku Bunga

Risiko harga adalah fluktuasi nilai instrumen keuangan

sebagai akibat perubahan harga pasar. Saat ini

Perusahaan tidak terekspos terhadap risiko harga

karena semua transaksi penjualan yang dilakukan

adalah dengan pihak yang memiliki hubungan

istimewa dengan harga yang telah disetujui bersama.

Perusahaan tidak terekspos secara signifikan dengan

risiko suku bunga karena, selain kas dan setara

kas, tidak ada aset dan kewajiban yang berbunga.

Pendapatan dan arus kas yang diperoleh dari aktivitas

operasi secara substansial independen terhadap

perubahan suku bunga pasar.

6. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas merupakan risiko yang muncul

dalam situasi dimana posisi arus kas Perusahaan

mengindikasikan bahwa arus kas masuk dari

pendapatan jangka pendek tidak cukup untuk

memenuhi arus kas keluar untuk pengeluaran jangka

pendek. Sebagian besar arus kas masuk perusahaan

bergantung pada dana dari Pertamina, dalam bentuk

cash call. Management perusahaan secara rutin

melakukan monitor atas perkiraan arus kas dan arus

kas aktual dan melakukan koordinasi secara rutin atas

pendanaan dengan Pertamina.

7. Risiko Usaha

Dalam menjalankan kegiatan operasinya, Perusahaan

selalu menghadapi bahaya dan risiko yang

ditimbulkan dari aktivitas produksi seperti kebakaran,

bencana alam, ledakan, keretakan, pencemaran

lingkungan, kecelakaan kerja dan kerugian

The response plan action was to coordinate with

the Corporate, PT PEP, other stakeholders including

security forces and local government.

4. Foreign Currency Risk

The company is vulnerable to exchange rate risk

of foreign currency arising from various currency

exposures. Exchange rate risk arose from foreign

currency transactions as well as the commercial future

of assets and recognized liabilities.

5. Price and Interest Rate Risk

Price risk is the fluctuation in the value of financial

instruments due to changes in market prices. Currently

the Company is not exposed to price risk as all sales

transactions are conducted by related parties with a

mutually agreed price.

The Company is not significantly exposed to

interest rate risk because, aside from cash and cash

equivalents, there was no interest in assets and

liabilities. Revenues and cash flow from operating

activities are substantially independent of changes in

market interest rates.

6. Liquidity Risk

Liquidity risk is the risk that arises in situations where

the position of the Company's cash flows indicates

that the cash inflow from short-term revenues are not

sufficient to meet cash outflows for the short-term

expenses. Most of the company's cash inflows depend

on funding from Pertamina, in the form of cash call.

The company’s management routinely monitor

the cash flow forecast and actual cash flows and to

coordinate on a regular basis for funding by Pertamina.

7. Operating Risk

During its operations, the Company has always faced

the dangers and risks arising from production activities

such as fire, natural disaster, explosion, cracks,

environmental pollution, work accidents and losses

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

113

lainnya. Untuk mengurangi dampak keuangan

dari kemungkinan bahaya dalam operasional ini,

Perusahaan memiliki asuransi atas risiko kerugian-

kerugian tertentu, namun tidak untuk seluruh risiko

kerugian.

8. Risiko tidak tepatnya waktu pengiriman rig sesuai

delivery time yang telah disepakati.

Hal ini akan berdampak pada terlambatnya “time

to enter market” sehingga berpotensi kehilangan

peluang bagi PDSI untuk menghasilkan pendapatan.

Penyebab dari risiko tersebut terjadi:

• Pemasokyangtidakprofesional

• Prosespengadaanyanglamasehinggaterlambat

diterima oleh pemasok.

Untuk mengantisipasi risiko serupa dimasa

mendatang, beberapa langkah mitigasi risiko yang

dilakukan adalah melakukan pengadaan langsung

ke pabrikan, melakukan due diligence terhadap

calon pemasok (reputasi dan legalitas) dan serta

mempercepat proses penerbitan SPK / PO kepada

pemasok.

9. Risiko meningkatnya initial investment yang tidak

dapat dimonitoring

Adalah dimana perusahaan akan mengeluarkan biaya

initial investment yang lebih besar dari harga yang

ditawarkan oleh pabrikan / Sole distributor.

Hal ini disebabkan :

• Pengadaanperalatanrigdilakukantidakmelalui

sole distributor atau pabrikan

• Perencanaanterhadapnilaiestimasiperalatan

rig yang kurang memadai dan cenderung tidak

didukung data-data estimasi harga yang terbaru

dari pabrikan.

Mitigasi yang dilakukan agar potensi risiko tersebut

tidak terjadi di masa mendatang dengan melakukan

prioritas terhadap proses pengadaan rig langsung

melalui pabrikan/ distributor, melakukan kujungan

langsung ke lokasi manufaktur dan penyempurnaan

database informasi harga peralatan rig secara

sustainable.

other. To reduce the financial impact of the possible

hazard in this operation, the Company has insurance

on the risk of certain losses, but not all risk of loss.

8. Risk of untimely delivery of rig according to agreed

delivery time.

This will impact on the delay in "time to enter the

market", so it potentially causes loss of opportunity for

PDSI to generate income.

The cause of the risk are:

• Supplierswerenotprofessional

• Theprocurementprocesswaslongthatcausedlate

delivery by the supplier.

In anticipation of similar risks in the future, some of the

risk mitigation measures are undertaken to procure

directly to the manufacturer, perform due diligence

on potential suppliers (reputation and legality) and

accelerate the process of SPK/PO issuance to the

supplier.

9. Risk of increased initial investment that can not be

monitored

The risk is when the company spent larger initial

investment costs than the price offered by

manufacturer/Sole distributor.

This was caused by:

• Rigequipmentprocurementdoesnotconducted

through sole distributor or manufacturer.

• Planningofrigequipmentestimatedvaluewas

iinadequate and tend not to be supported by the

latest data of estimated prices from manufacturer.

Mitigation is done so that the potential risk does

not happen in the future by making a priority of

the rig procurement process directly through the

manufacturer/distributor, direct visit to he location of

manufacturing and improving information database of

rig equipment prices sustainably.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

114

10. Risiko ketidaksiapan memasuki pasar yang

tersedia setelah peralatan diterima dan

dinyatakan layak untuk operasi.

Adalah dimana pay out time terhadap pengembalian

investasi menjadi lebih lama. Hal ini terjadi pada

proyek pengadaan rig 1000 HP dan 1500 HP yang

disebabkan oleh :

• KetidaksiapanSDMterhadappenguasaanteknologi

yang ada

• Lahanpemboranbelumsiapuntukdilakukan

pemboran

Untuk mengantisipasi risiko tersebut dimasa

mendatang, beberapa langkah mitigasi risiko yang

sedang dilakukan oleh PDSI dengan melakukan

seleksi dan training SDM terutama untuk rig electrical

dan mechanical dan melakukan koordinasi serta

pendekatan dengan pemberi kerja (kontarktor KKS)

11. Risiko asset rig tidak dapat dicatat/ dibukukan

sesuai standar IFRS

Adalah dampak dari laporan keuangan diqualifikasi

karena tidak sesuai standar IFRS. Hal ini disebabkan

harga per komponen asset rig tidak dipisahkan.

Mitigasi untuk risiko ters ebut adalah dengan

melakukan perhitungan harga per komponen asset

dalam perhitungan OE

12. Risiko meningkatnya jumlah Unbilled

Dikarenakan Perusahaan sebagian besar bertransaksi

dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa yang

menghendaki agar dilakukan pembagian terhadap

denda pajak. Ada Faktor internal dan eksternal yang

menjadi penyebab risiko ini seperti:

• Tidaklengkapnyadokumenpendukungtimesheet

• Verifikasidenganpihakyangmemilikihubungan

istimewa membutuhkan waktu yang lama.

• Ketidaklengkapandalamkontrakmengenai

kejelasan batas waktu berita acara serah terima.

• BelumadanyaTKOdraftinvoice.

10. Riskof unpreparedness to enter the market after

the equipment is received and declared fit for

operation.

It is when pay-out time of the return on investment

takes longer. This occurred in the procurement project

of rig HP 1000 and HP 1500 caused by:

• HRunpreparednessinthemasteryofexisting

technologies

• Drillinglocationwasnotreadyfortheexecutionof

drilling

To anticipate future risks, several measures of risk

mitigation are being conducted by PDSI through the

selection and training of human resources, especially

for electrical and mechanical rig as well as coordinate

and approach the employer (KKS contractors)

11. Rig asset risk cannot be recorded/booked based

on IFRS standards

It is the impact of the disqualified financial statements

because it does not meet IFRS standards. This is due

to price per rig asset components are not separated.

The mitigation for the risk is to perform calculations of

price per asset component in the calculation of OE

12. Risk of increasing number of Unbilled

The risk arises because the company conducts most

of its transactions with related parties that requires

distribution of tax penalty. There are internal and

external factors that cause this risk such as:

• Incompletetimesheetsupportingdocument

• Verificationwithrelatedpartiestookalongtime.

• Incompletecontractprovisionsonclarityof

handover document deadline

• AbsenceofTKOdraftinvoice.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

115

Untuk mengantisipasi risiko serupa di masa

mendatang, perusahaan melakukan mitigasi risiko

dengan menerapkan sistem S2C (Sales to Cash),

koordinasi itensif dilakukan dengan drilling pihak yang

memiliki hubungan istimewa dan koordinasi antara

fungsi Sarbang dan fungsi Operasi PDSI.

13. Risiko Sumber Daya Manusia

Adalah dampak dari masalah-masalah yang berasal

dari faktor manusia, terhadap perolehan pendapat,

beban dan laba perusahaan. Ada Faktor yang

dapat dikendalikan dan tidak dikendalikan menjadi

penyebab risiko seperti:

• Deskripsipekerjaanyangbelumjelas

• Produktivitasdanmotivasikaryawan

• Peluangditempatlain

Untuk mengantisipasi risiko serupa di masa

mendatang, beberapa langkah yang sedang

dilakukan perusahaan adalah antara lain dengan

membuat deskrisi pekerjaan sesuai dengan proses

bisnis perusahaan, menerapkan punishment dan

reward secara konsisten dan konsekuen, peningkatan

remunerasi karyawan dan melakukan kegiatan

pelatihan secara terjadwal dan berkelanjutan untuk

semua pekerja.

Upaya-upaya Mitigasi Risiko

Pihak manajemen perusahaan telah melakukan

beberapa upaya-upaya untuk meminimalkan risiko-risiko

perusahaan yang timbul dengan :

1. Analisislebihlanjutuntukmenentukankejadian–

kejadian risiko yang menjadi prioritas dari pihak

manajemen atas risk register yang telah diupdate.

2. Melakukan Analisis kuantitatif atas seluruh dampak

risiko yang terdapat pada risk register baik risk

register korporat maupun proyek. Penentuan secara

kuantitatif atas dampak risiko sangat diperlukan dan

bermanfaat bagi perusahaan untuk menentukan

langkah kerja selanjutnya.

3. Menerapkan pemahaman yang tepat dan benar bagi

seluruh manajemen dan pekerja di bidang kompensasi

berbasis risiko ( seperti KPI, dan Lainnya)

To anticipate a similar risk in the future, the company

mitigates risk by implementing S2C (Sales to Cash)

system, intensive coordination with related parties’

drilling and coordination between PDSI’s Marketing

and Development function and Operations function.

13. Human Resources Risk

The risk as impact of problems caused by human

factors, on revenues, expenses and profit of the

company. There are controllable and uncontrollable

factors that cause the risk such as:

• Unclearjobdescription

• Produktivityandmotivationofemployees

• Opportunitieselsewhere

To anticipate a similar risk in the future, steps that are

being carried out by the company include to create

jobs description in accordance with the company's

business processes, implement punishment and

reward consistently and consequently, raise in

employee remuneration and conduct scheduled and

sustainable training activities for all workers.

Risk Mitigation Efforts

Management of the company has made some efforts to

minimize enterprise risks that arise as follows:

1. Further analysis to determine which risk events

becomes a priority of the management on updated

risk register.

2. Perform quantitative analysis of all the risk impact

on the risk register both corporate and project risk

registers. Quantitative determination of the impact

of risk is necessary and beneficial for the company to

determine the next work step.

3. Apply proper and appropriate understanding for all

management and workers in risk-based compensation

department (such as KPIs, and Others)

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

116

2013-2014

Culture2012-2013

Habit

2011-2012

DiciplineFrameworkAwareness

Road Map ERM - (Generic)Dalam Kaitannya Dengan Pertumbuhan PerusahaanIn its Relation with the Company’s Growth

• DoNothing • InternalControl• Ketergantungan

kpd Internal Audit• Programmitigasi

individual• Bergantungkpd

kualitas orang dan budaya perusahaan

• Leadership• Budaya

Perusahaan

• Penentuanrisiko• Adanya

Operational risk manager

• PengembanganAlat2: Peta Risiko, Manual, Sistem, Komite

• Pengelolaanlossevent tahap awal

• Modelekonomisederhana

• PenentuanValuePreposition

• KematanganFungsi Unit

• Indipedensi• PenentuanValue

yg Tepat

• Visi&goaloperational risk management yg jelas

• KPI&KRIyang jelas & komprohensif

• SistemPelaporanRisiko yg terkonsolidasi

• Pengembangankriteria eskalasi usaha

• TrainingProgram

• KuantifikasiRisiko• PenentuanKPIdanKRI–Knowledge-based

• SasaranKuantitatifdari Pengukuran Risiko

• KomiteRMygefektif

• AdanyaLeadingIndicators

• SistemDatabase&Analisa Loss Event yg Komprohensif

• ModelEkonomidrRisiko yg bersifat bottom-up

• SistemInformasiPengambilan keputusan ERM

• LeadingIndicators- Model

• Risk-adjustedCorporate plan

• Hubungankuantitatif antara KPI, KRI & Kerugian (losses)

• HubunganantaraReturn–Kompensasi yg sdh Risk-adjusted (EVA)

• HubunganantaraPengelolaan Risiko dgn Kompensasi SDM

• HubunganRisiko–Value

• HubunganRisiko-Nilai Usaha –KompensasiPegawai

Stage 0

Stage 1

Stage 2

Stage 3

Stage 4

Stage 5

ERM Road Map

Key Success Factors

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

117

Internal Audit

Pedoman dan Kebijakan Dasar Perusahaan Perseroan

mengenai GCG merekomendasikan agar perusahaan

memiliki fungsi pengawasan internal (Internal Audit).

Perseroan memandang Internal Audit sebagai salah

satu fungsi pengendali dan pengawas internal untuk

mendukung kegiatan operasional, keuangan dan

manajemen menjadi lebih efektif dan efesien.

Internal Audit Perseroan juga telah menetapkan Piagam

Internal Audit yang merupakan aturan perilaku bagi

Internal Auditor dan prinsip-prinsip dasar pelaksanaan

Internal Audit. Piagam ini ditetapkan melalui SK Direktur

Utama dan ditandatangani bersama oleh Head of Internal

Audit, Direktur Utama dan Ketua Audit tanggal 17

Desember 2010.

Internal Audit Perseroan menempatkan diri sebagai mitra

auditee (pihak yang diaudit) dalam tujuan pencapaian

sasaran Perusahaan. Aktivitas Internal Audit mencakup

pengujian atas transaksi keuangan, compliance (ketaatan

terhadap peraturan), serta pengujian terhadap system

Internal Audit

Fundamental Guidelines and Policies of the Company

GCG recommends the company to have internal control

function (Internal Audit). The Company views Internal

Audit one of internal control and supervisory functions to

support operations, finance and management becomes

more effective and efficient.

Internal Audit also has established the Internal Audit

Charter which is a code of conduct for Internal Auditors

and the basic principles of Internal Audit implementation.

This charter was established by decree of the President

Director and co-signed by Head of Internal Audit,

President Director and Chairman of Audit on December

17, 2010.

The Company’s Internal Audit positionsitself as auditees’

partner in the Company's goal achievement. Internal

Audit activities include examination of financial

transactions, compliance (adherence to rules), and

examination of existing systems, running processes and

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

118

yang ada, proses dan operasi yang berjalan. Saat ini

Internal Audit Perseroan dipimpin oleh Abdul Azis

Mukhlis. Dalam struktur organisasi Perseroan, fungsi

Internal Audit, langsung di bawah Direktur Utama.

Struktur Divisi tersebut terdiri dari :

1. Corporate Office & Shared Services Audit Manager

(Vacant)

Telah dilakukkan staffing terdiri dari 1 (satu) orang

Senior Auditor, 2 (orang) Junior Auditor yang

menangani aspek audit operasional maupun

keuangan;

2. Product Owner & marketing Audit Manager (Vacant)

3. Planning & Evaluation Asistance Manager (Vacant)

Telah dilakukan staffing terdiri dari 1 (satu) orang

Planning & Evaluation Assistance yang menangani

aspek perencanaan dan evaluasi pelaksanaan audit,

monitoring tindak lanjut dan kesekretariatan.

Tugas penting Audit Internal Perseroan adalah

memastikan bahwa pengendalian internal Perusahaan

telah berjalan dan mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Dalam melaksanakan tugasnya, langkah-langkah

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menyusun Rencana Kerja Audit Tahunan (RKAT) pada

setiap awal tahun berdasarkan analisis risiko yang

dimiliki Perusahaan. RKAT ini disampaikan kepada

Direksi dan Komite Audit untuk mendapatkan

persetujuan;

b. Melakukan pengujian terhadap pelaksanaan

pengendalian internal dan manajemen risiko sesuai

kebijakan yang dimiliki Perusahaan;

c. Melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap

auditee yang mencakup aspek pemasaran,

operasi,keuangan, sumber daya manusia, pengadaan,

teknologi informasi, dan kegiatan lainnya;

d. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang

obyektif tentang kegiatan yang diperiksa;

e. Memantau, menganalisis, dan melaporkan

pelaksanaan tindak lanjut perbaikan.

Selama tahun 2011, telah dilakukan audit terhadap

beberapa obyek audit sebagai berikut :

a. Audit atas Pengadaan Barang

b. Audit atas Pengelolaan Persediaan material Periode

Tahun 2010

operations. Internal Audit is currently headed by Abdul

Aziz Mukhlis. In the Company's organizational structure,

Internal Audit function is directly under the President

Director.

The Division structure is composed of:

1. Corporate Office & Shared Services Audit Manager

(Vacant)

Staffing has been carried out comprising 1 (one) Senior

Auditor, 2 (two) Junior Auditorsto handle operational

and financial audit;

2. Product Owner & marketing Audit Manager (Vacant)

3. Planning & Evaluation Assistant Manager (Vacant)

Staffing has been carried out comprising 1 (one)

Planning & Evaluation Assistant to handle planning

and evaluation of audit implementation, follow-up

monitoring and secretariat.

Important task of the Company's Internal Audit is to

ensure that the Company's internal controlhas been run

and improved from year to year. In performing its duties,

the steps are as follows:

a. Prepare Annual Audit Work Plan (RKAT) at the

beginning of each year based on risk analysis of the

Company. RKAT is presented to the Board of Directors

and Audit Committee for approval;

b. Conduct examination on the implementation of

internal control and risk management in accordance

with the Company’s policies;

c. Conducting checksand assessment on auditee

covering aspects of marketing, operations, finance,

human resources, procurement, information

technology, and other activities;

d. Provide improvement advices and objective

information on audited activities;

e. Monitor, analyze, and report the corrective follow-up

implementation.

During 2011, audit has been performed on several

objects as follows:

a. Audit on Procurement of goods

b. Audit on material inventory management period 2010

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

119

c. Audit atas Pertanggungjawaban Biaya Area

d. Audit atas Pelaksanaan Jasa Angkutan Berat dan Crane

untuk Drilling Area Sumbangsel

e. Evaluasi atas Proses Verifikasi Tagihan PT Patra Drilling

Contracttor (PDC) di Onshore Drilling Area Jawa

f. Audit atas pengelolaan Barang Bekas (Limbah)yang

Masih Mempunyai Nilai Ekonomis

g. Evaluasi atas Addendum I PO No. 3900077004 Antara

PT PDSI dengan PT Dieselindo Utama Nusa

h. Audit atas Pembayaran Kepada PT Aqua Terra Oceanic

Offshore

i. Evaluasi atas Pelaporan Time Distribution dalam

Sistem S2C

j. Evaluasi atas Permasalahan Repeat Order 2 Rig 1000

HP dan 1500HP.

Dari hasil pelaksanaan audit tersebut, Internal Audit

bersama-sama dengan auditee telah membahas

hal-hal yang merupakan kelemahan untuk diberikan

saran perbaikannya. Seluruh Laporan Hasil Audit

beserta rekomendasinya disampaikan kepada Direksi

dan Komisaris melalui Komite Audit. Laporan ini juga

disampaikan kepada auditee untuk dapat dipergunakan

sebagai bahan perbaikan baik aspek pengendalian

internal, maupun proses dan aktivitasnya.

Secara berkala Internal Audit melakukan monitoring atas

pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi audit dengan

pihak auditee. Pelaksanaan tindak lanjut sudah berjalan

cukup baik dengan dilaksanakannya rekomendasi yang

diberikan, termasuk rekomendasi dari pemeriksaan

khusus.

Etika Bisnis dan Etika Kerja | Code of Conduct

Perseroan merupakan salah satu perusahaan yang public

yang memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan

Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap

aktivitasnya. Implementasi GCG di Perseroan diharapkan

menjadi payung bagi seluruh sistem dan struktur

yang ada di dalam prinsip GCG sampai kepada level

operasional, sekaligus menjadi panduan dalam hubungan

Perseroan dengan stakeholders. Implementasi GCG di

Perseroan diarahkan untuk membentuk tidak saja sistem

dan struktur yang kuat, namun menciptakan mentalitas

SDM yang memiliki integritas baik sehingga menjadi

agent of change yang melaksanakan dan menjadikan

c. Audit on Area Cost Accountability

d. Audit on Transportation Service of Heavy Equipment

and Crane for Drilling Area of southern Sumatra

e. Evaluation on Billing Verification Process of PT Patra

Drilling Contracttor (PDC) at Onshore Drilling Java Area

f. Audit on Waste management that still have Economic

Value

g. Evaluation on Addendum I PO No. 3900077004

Between PT PDSI and PT Dieselindo Utama Nusa

h. Audit on Payment to PT Aqua Terra Oceanic Offshore

i. Evaluation on Time Distribution Reporting in S2C

System

j. Evaluation on Matters of Repeat Order of 2 rigs, Rig

1000 HP dan 1500HP.

From the results of the audit, the Internal Audit together

with the auditees have discussed weaknesses to be

given suggestions for improvement. The Report of Audit

Results and its recommendations are submitted to the

Board of Directors and Commissioners through the Audit

Committee. This report was also presented to the auditees

to be used as a improvement material for internal control

aspects, as well as processes and activities.

Internal Audit regularly monitor the implementation

of the follow-up on audit recommendations with

the auditees. Implementation of follow-up has been

running quite well with the implementation of the

recommendations, including recommendation of a

special examination.

Business Ethics and Work Ethics | Code of Conduct

The Company is one of the public companies that has the

responsibility to implement Good Corporate Governance

(GCG) in each of its activity. GCG implementation in

the Company is expected to be the umbrella for all

systems and structures in the GCG principles down to the

operational levels, as well as a guideline in the Company's

relationships with stakeholders. GCG implementation

in the Company is aimednot only to establish strong

systems and structures, but creating a human resources

mentality who have good integrity to be the agent of

change to implement and make GCG as a culture of the

Company. The Company is committed to implementing

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

120

GCG sebagai budaya Perseroan. Perseroan berkomitmen

untuk melaksanakan praktik-praktik Good Corporate

Governance atau Tata Kelola perusahaan yang baik

sebagai bagian dari usaha untuk pencapaian Visi dan

Misi perusahaan. Code of Conduct ini merupakan salah

satu wujud komitmen tersebut dan menjabarkan Tata

Nilai Unggulan Perseroan, yaitu Care & Safety Focus,

Clean (Bersih), Competitive (berdaya saing), Confident

(Percaya Diri), Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan),

Commercial (Komersial) dan Capable (Berkemampuan)

ke dalam interpretasi perilaku yang terkait dengan etika

usaha dan tata perilaku.

Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) disusun

untuk menjadi acuan perilaku bagi Komisaris, Direksi dan

pekerja sebagai Insan PDSI dalam mengelola perusahaan

guna mencapai Visi, Misi dan tujuan perusahaan.

Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan adanya

mekanisme yang menjadi pengikat bagi setiap insane

Perseroan dalam menjalankan implementasi GCG dengan

penuh komitmen dan konsistensi. Salah satu caranya

adalah dengan menjalankan Code of Conduct (Pedoman

Etika Bisnis dan Etika Kerja) Perseroan yang telah dimiliki

sejak tahun 2011. Code of Conduct mencakup prinsip-

prinsip dasar etika bisnis sebagai pedoman bagi seluruh

Insan Perseroan, yang terdiri dari beberapa aspek :

1. Etika Bisnis, mengatur hubungan dengan Pegawai

Perseroan, pelanggan, pemegang saham, pemerintah

dan regulator, lingkungan, penyedia barang/jasa,

kreditur/investor, pesaing dan masyarakat sekitar.

2. Etika kerja, mengatur tuntutan perilaku individu,

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

perundangundangan, kerahasiaan informasi, benturan

kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah,

anti penggelapan, melindungi aset perusahaan,

keselamatan dan kesehatan kerja, menjaga criteria

perusahaan, serta ketepatan pencatatan.

good corporate governance practices as part of efforts

to achieve the company’sVision and Mission. Code of

Conduct is one manifestation of that commitment and

outlines the Company's Values, namely Care & Safety

Focus, Clean, Competitive, Confident, Customer Focused,

Commercial and Capable

into the interpretation of behaviors related to business

ethics and code of conduct.

Business Ethics and Code of Conduct are composed to be

a reference of conductfor Commissioners, Directors and

employees as PDSI Personnel in managing the company

to achieve the Vision, Mission and corporate goals.

To support this, a mechanism is need with full

commitment and consistency. One of the ways is to

implement Code of Conduct (Code of Business Ethics and

Work Ethics) which has been owned by the Company

since 2011. Code of Conduct covers basic principles of

business ethics as a guideline for all personnel of the

Company, which consists of several aspects:

1. Business Ethics, governing the relationship with the

Company's employees, customers, shareholders,

governments and regulators, the environment,

providers of goods/services, lenders/investors,

competitors and surrounding communities.

2. Work ethics, governing the individual expected

behavior, compliance with laws and regulations,

confidentiality, conflicts of interest, giving and

receiving gifts, anti fraud, corporate assets protection,

occupational safety and health, maintain the

company's criteria, as well as the accuracy of recording.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

121

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

122

LAPORAN KEBERLANJUTANSustainability Report4

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

123

Menjaga Amanah dan KepercayaanMaintaining Mandate and Trust

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

124

SUMBER DAYA MANUSIAHuman Resources

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

125

Mengingat arti pentingnya sumber daya manusia (SDM)

dalam bisnis pengeboran, Perseroan menempatkan

pekerja sebagai asset terpenting dalam menjalankan

proses bisnis Perseroan. Kinerja dan kapabilitas SDM

yang handal akan membawa pengaruh terhadap

keberhasilan Perseroan meraih visi dan misinya.

Karena itu Perseroan terus melakukan perubahan

dan perbaikan secara berkesinambungan

mulai dari perekrutan, pembinaan dan

pengembangan SDM agar dapat

mengantisipasi setiap tantangan bisnis

yang sangat dinamis dan mampu

meningkatkan nilai Perseroan bagi

Pemegang Saham dan pemangku

kepentingan lainnya. Pengelolaan

SDM yang efektif merupakan

bagian yang integral dalam

strategi Perseroan.

Sejalan dengan strategi bisnis

jangka panjang Perseroan untuk focus

pada bisnis inti dan menata kembali

pengembangan struktur bisnis sehingga

menjadi lebih kuat, maka Perseroan

memantapkan kembali pola pengelolaan

SDM yang berbasis Human Capital sebagai mitra

strategis manajemen dalam mewujudkan visi, misi

dan tujuan usaha Perseroan.

Sampai dengan 31 Desember 2011, Perseroan didukung

oleh 372 orang pekerja, yang terdiri dari 104 orang

pekerja Perbantuan dari PERTAMINA (Persero) dan

268 orang Pekerja Direct Hire Perusahaan. Apabila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka terlihat

untuk Pekerja Perbantuan dari PERTAMINA (Persero)

mengalami penurunan sebesar 8%, sedangkan untuk

Pekerja Direct Hire mengalami kenaikan diatas 100%

untuk PWTT (Pekerja Waktu Tidak Tertentu) dan untuk

PWT (Pekerja Waktu tertentu) relatif sama.

Penurunan jumlah pekerja Perbantuan dari Persero

dikarenakan telah memasuki masa pensiun (terminasi

alami) maupun mutasi keluar dari Perusahaan dan

kembali ke PERTAMINA (Persero). Sedangkan kenaikan

Pekerja Direct Hire Perusahaan yang signifikan karena

adanya rekrutmen pekerja baru melalui pendidikan

perusahaan dan juga kebijakan Perusahaan dalam

mengakomodir PWT yang potensial untuk diangkat

menjadi PWTT Direct Hire Perusahaan.

Considering the importance of human resources in the

drilling business, the Company puts workers as the most

important asset in running the Company’s business

process. Human resources’ reliable performance and

capability will bring impact toward the Company’s

success in achieving its vision and mission. Therefore, the

Company continues to carry out constanttransformation

and improvement starting from recruitment, training

and human resources development aimed at

anticipatingevery dynamic business challenge and

increasing the Company’s value for the shareholders

and other stakeholders. Effective human resources

management is an integral part of the Company strategy.

In line with the Company's long-term business strategy to

focus on core businesses and reorganize the development

of business structure to become stronger, the Company

re-establishes the pattern of Human Capital-based

human resources management as a management

strategic partner in materializing the Company’s vision,

mission and objective.

As of December 31, 2011, the Company was supported

by 372 workers comprised 104 support workers from

PERTAMINA (Persero) and 268 Company’s Direct Hire

Workers. Compared to the previous year, there has

been 8% decrease in support workers from PERTAMINA

(Persero) while for the Direct Hire workers saw 100%

increase in PWTT (No Specific Time Workers) and for the

PWT (Specific Time Workers) was relatively the same.

Decrease in numbers of Support workers from Persero

was due to the workers have entered retirement (natural

termination) or were transferred from the Company and

returned to PERTAMINA (Persero).Meanwhile, increase in

Company’s Direct Hire workers is significant due to new

recruits through the Company education and Company’s

policy in accommodating potential PWT to be promoted

to become the Company’s Direct Hire PWTT.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

126

Headcount Des 2010 Des 2011 % Headcount

Pekerja Perbantuan 113 104 -8 Support Workers

PWTT Direct Hire 62 154 148 PWTT Direct Hire

PWT Direct Hire 134 114 -15 PWT Direct Hire

Total 309 372 20 Total

No. Layer Jenjang Kepangkatan 31 Des 2010 % 31 Des

2011 % Ranks

1. L0 Direksi 4 1 4 1

2. L1 Vice President/ setara 4 1 9 2

3. L2 Manager 26 8 26 7

4. L3 Assistant Manager/ setara 55 18 66 18

5. L4 Sr Supervisor/ setara 31 10 72 19

6. L5 Supervisor/ setara 89 29 120 32

7. L6 Staff 100 32 75 20

Total 309 100 372 100

Komposisi Pekerja Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Dibandingkan dengan tahun 2010, terjadi perubahan

jumlah pekerja berdasarkan tingkat pendidikan, terutama

pada kelompok pendidikan Pasca Sarjana dan Sarjana

yang mengalami penurunan namun pada kelompok

Diploma mengalami kenaikan sebanyak 25 orang.

Kenaikan ini menunjukkan bahwa pada penerimaan

pekerja di tahun 2011 Perusahaan lebih difokuskan

pada pekerja guna menunjang kegiatan operasional

Perusahaan, dan sebagai langkah antisipasi

bertambahnya jumlah armada rig PDSI.

Selain itu, komposisi pekerja pada kelompok

pendidikanSarjana merupakan porsi terbesar dari

keseluruhan kelompok pendidikan di PDSI dengan

jumlah hampir 50%. Hal ini menunjukkan bahwa di

samping pekerja berketerampilan teknis operasional,

maka kelompok sarjana masih memegang peranan yang

dominan dalam menjalankan bisnis dan manajemen

Perseroan. Ditambah lagi kelompok Pasca Sarjana

yang kian melengkapi kekuatan SDM Perseroan dalam

menunjang aktivitas bisnisnya.

Pemetaan pekerja berdasarkan pendidikan dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Workers Composition Based on Education

Compared to 2010, there has been a change in work-

ers numbers based on education level, especially in

Graduate,Post Graduate and Undergraduate education

group that saw a decrease, while Diploma group experi-

enced an increase by 25 people.

The increase shows that during worker recruitment in

2011, the Company is focusing on the workers as an effort

to support Company’s operations, and in anticipation to

the increasing number of PDSI rig fleet.

In addition, the workers composition in the undergradu-

ate education group is the largest portion of the entire

educational groups in PDSI with its number reaches near-

ly 50%. This indicates that beside workers with technical

operations skill, undergraduate group still holds a key role

in running the business and the Company’s management.

The Graduate and Post Graduate group which increas-

ingly complement the Company’s human resources force

in supporting its business activities.

A worker mapping based on education can be seen in the

table below.

The table below describes detail on the Company’s

Workers based on their ranks:

Tabel dibawah ini menguraikan rincian Pekerja Perusahaan berdasarkan posisi jabatan :

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

127

Komposisi Pekerja Berdasarkan Jenjang Usia

Sesuai dengan tabel dibawah, terlihat bahwa jumlah

pekerjapadakelompokusia26–45tahunmendomi-

nasi komposisi keseluruhan pekerja dengan jumlah 249

pekerja (68%). Hal ini menunjukkan bahwa Perseroan me-

miliki jumlah pekerja dengan usia produktif yang cukup

signifikan sehingga memiliki potensi yang besar untuk

memberikan kontribusi bagi Perusahaan.

Namun demikian program kaderisasi dan succesion plan

tetap perlu dimatangkan dengan melihat fakta bahwa

dalam 5 tahun ke depan pekerja dalam kelompok usia 46-

56 tahun (sepertiga dari keseluruhan komposisi pekerja)

akan memasuki masa pension.

Workers Composition Based on Age

In accordance with the table below, it is seen that workers

numbersaged between 26 and 45 dominate the entire

worker composition with the number reaches 249 work-

ers (68%). This indicates that the Company has significant

number of workers in productive age so that it has a great

potential to contribute to the Company.

However, regeneration program and succession plan

still need to be refined by taking into consideration the

fact that in the next 5 years, workers grouped under the

age between 46 and 56 (one-third of the entire workers

composition) will enter retirement.

No. Jenjang Pendidikan 31 Des 2010 % 31 Des 2011 % Education Level

1. Pasca Sarjana (S2 dan S3) 24 8 21 6 Graduate and Post Graduate (S2 and S3)

2. Sarjana (S1) 165 53 178 48 Undergraduate (S1)

3. Diploma (D1 s.d. D3) 38 12 63 17 Diploma (from D1 to D3)

4. SLTA / Kejuruan 82 27 110 30 High School/Vocational School

Total 309 100 372 100 Total

No. Jenjang Usia 31 Des 2010 % 31 Des 2011 % Age Range

1. 20–25Tahun 9 3 25 7

2. 26–30Tahun 79 26 78 21

3. 31–35Tahun 51 17 58 16

4. 36–40Tahun 40 13 55 15

5. 41–45Tahun 31 10 58 16

6. 46–50Tahun 45 15 49 13

7. 51–55Tahun 48 16 38 10

8. Di atas 56 Tahun 6 2 11 3

Total 309 100 372 100

Produktivitas SDM

Dalam hal produktivitas pekerja, secara umum dapat

dilihat terjadi sejumlah penurunan yang cukup signifikan

terutama pada komponen laba usaha dan laba bersih.

Namun untuk pendapatan usaha relatif stabil. Hal ini

dikarenakan laba bersih dan laba usaha Perusahaan

juga mengalami penurunan sementara jumlah pekerja

mengalami peningkatan.

Human Resources Productivity

In terms of worker productivity, in general, a number

of significant declines can be seen in the component

of operating income and net income. However, the

operating revenue is relatively stable.This is because the

net income and operating income ofthe Company also

experienced a decrease while the number of workers has

increased.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

128

Komponen Satuan Unit 2010 2011 Satuan

Unit 2010 2011 Component

Pendapatan Usaha/ Jumlah Pekerja

Rp. Milyar 4.54 4.38 USD Ratusan Ribu

4.98 4.99 Operating Revenues/ Number of Workers

Beban Usaha/ Jumlah Pekerja

Rp. Milyar 3.18 3.86 USD Ratusan Ribu

3.50 4.40 Operating Expenses/Number of Workers

Laba Usaha/ Jumlah Pekerja

Rp. Milyar 1.35 0.52 USD Ratusan Ribu

1.48 0.59 Operating Profit/ Number of Workers

Laba Bersih/ Jumlah Pekerja

Rp. Milyar 1.00 0.37 USD Ratusan Ribu

1.09 0.42 Net Income/ Number of Workers

Program Pengembangan/Peningkatan Kompetensi

SDM Tahun 2011

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan sejumlah

pengembangan dan peningkatan kompetensi di bidang

Sumber Daya Manusia. Adapun program perbaikan

tersebut adalah :

Pembenahan Organisasi

Melakukan evaluasi atas fungsi-fungsi dalam organisasi

untuk mendukung kegiatan Perusahaan, seperti

memperkuat fungsi QHSE dan pembentukan Fungsi

Sekretaris Perseroan yang berada di bawah koordinasi

langsung Direktur Utama. Perbaikan organisasi ini

bertujuan agar proses bisnis dapat berjalan lebih efektif

sehingga diharapkan dapat lebih kompetitif terhadap

persaingan dunia usaha.

Menjadikan parameter Key Performance Indicator (KPI)

sebagai salah satu kontrak kinerja yang harus dilakukan

oleh setiap fungsi yang ada dalam Perusahaan

Pengembangan SDM

Implementasi program pengembangan pekerja

yang dilakukan sejalan dengan kebutuhan bisnis dan

pemenuhan target kinerja sehingga mendukung

pencapaian target kerja dan tujuan Perusahaan.

Program pengembangan pekerja salah satunya adalah

melalui pelatihan. Pengembangan difokuskan pada

pengembangan kompetensi pekerja baik kompetensi

teknikal maupun kompetensi manajerial.

Program pelatihan yang telah dilakukan tersebut adalah :

1. Mandatory Training Program, yaitu pelatihan yang

berkaitan dengan persyaratan suatu pekerjaan baik di

bidang operation maupun support yang wajib diikuti

oleh pekerja sesuai dengan fungsi pekerjaan dan

kepangkatannya.

Development Program/HR Competency Improvement

Year 2011

In 2011, the Company conducted a number of

development and competency improvement in the field

of Human Resources. The improvement programs are as

follow:

Organization Reform

Conducting evaluation on functions in the organization

to support Company activities, such as strengthening

the function of QHSE and establishing the function

of Corporate Secretary which is under the direct

coordination of President Director. The organization

improvement is aimed to run a more effective business

process so that it can be expected to be more competitive

in businessworld competition.

Making the Key Performance Indicator (KPI) parameter as

one of the performance contracts which must be done by

each function within the Company.

HR Development

The implementation of workers development program

is carried out in line with the business needs and

meeting the performance target in a bid to support the

achievement of the Company’s target and objectives.

One of the workers development programs is training.

The development is focused on the development of

workers’ competency both in technical competency and

managerial competency.

Training programs that have been carried out are as

follow:

1. Mandatory Training Program, a training related to

job requirement both in operations and support

which is mandatory to be participated by workers in

accordance with the job functions and ranks.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

129

2. Technical Training Program, yaitu pelatihan yang

berkaitan dengan kompetensi teknis pendukung

suatu jabatan sesuai dengan fungsi pekerjaan dan

kepangkatannya.

3. General Training Program, yaitu pelatihan yang

berkaitan dengan soft skill sesuai dnegan fungsi

pekerjaan dan kepangkatannya, segala bentuk

pembelajaran untuk menambah pengetahuan umum

dan secara langsung tidak terkait dengan persyaratan

jabatan atau kompetensi pada suatu jabatan tertentu.

4. Pembelajaran bekerjasama dengan PT. PERTAMINA

(Persero) dan GE Oil University. Program ini bertujuan

untuk pengembangan pekerja di bidang oil & gas

terutama dalam hal ilmu teknikal secara best practices

dan memberikan pemahaman mengenai managerial

secara umum. Dilaksanakan selama 1.5 Bulan di

Pertamina Learning Center (PLC).

5. Leadership, PPEP & TLE

6. Upskilling Rig Superintendent

Secara keseluruhan, pada tahun 2011 Perseroan telah

menyelenggarakan 510 hari pelaksanaan pelatihan

dengan jumlah peserta sebanyak 223 orang pekerja.

Learning days pada tahun 2011 adalah sebesar 7.28 hari,

yakni 1 orang di Perseroan mendapatkan hari pelatihan

sebanyak 7.28 hari.

Pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada semua pekerja

dengan kesempatan yang sama dan memperhatikan

kompetensi serta bidang pekerjaan yang ditangani.

Investasi pelatihan dan pengembangan yang dikeluarkan

pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 4,850 Milyar di

luar biaya perjalanan dinasnya. Rata-rata alokasi biaya

pelatihan per seluruh pekerja adalah sebesar Rp. 13

Juta. Nilai ini dapat diartikan bahwa Perusahaan sudah

memandang pekerja sebagai asset Perusahaan yang

diharapkan dapat menghasilkan revenue yang lebih

tinggi lagi.

Jumlah Pekerja PDSI yang sudah lulus dan memiliki

sertifikasi untuk jasa pengeboran pada tahun 2011 adalah

sebanyak 149 orang pekerja. Jumlah ini meningkat

sebanyak 40% dari jumlah pekerja bersertifikat pada

tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan

sangat memberi perhatian yang tinggi terhadap aspek

keselamatan kerja di jasa pengeboran.

2. Technical Training Program, a training related to

supporting technical competency of a post in

accordance with the job function and ranks.

3. General Training Program, a training related to soft

skill in line with the job functions and ranks, all form

of learning to improve general knowledge and not

directly related tojob requirement or competency of a

certain position.

4. Learning, in cooperation with PT PERTAMINA (Persero)

and GE oil University. This program is aimed to develop

workers in the field of oil and gas especially in terms of

technical knowledge in best practices and provide an

understanding in terms of general managerial. This is

carried out for 1.5 months at the Pertamina Learning

Center (PLC).

5. Leadership, PPEP & TLE

6. Upskilling Rig Superintendent

In general, throughout 2011 the Company has organized

510 days of training with the number of participants

reached 223 workers. Learning days in 2011 were 7.28

days, with 1 person in the Company gets 7.28 days of

training days.

The trainings given to all workers with equal

opportunities and regard totheir respective competence

and job areas.

Investments for training and development spent in 2011

amounted to Rp4.850 billion excluding business trip

costs. Average training cost allocation per total workers

amounting Rp13 million. The values can be interpreted

that the Company has viewed its workers as assets that

are expected to generate higher revenue.

The number of PDSI workers who have passed and

obtained certification for drilling services in 2011 was

149 workers. These numbers show a 40% increase from

certified worker numbers recorded in 2010. This indicates

that the Company gives high attention to safety aspects

in the drilling services.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

130

Di samping pendidikan dan pelatihan, program

pengembangan pekerja juga dilakukan melalui

pelaksanaan kenaikan golongan di mana pada tahun

2011 telah dilakukan sebanyak 51 orang pekerja.

Sedangkan untuk recruitment di tahun 2011 mencapai

169 orang, yang terdiri dari 23 orang berasal dari fresh

graduate sedangkan 146 orang merupakan tenaga pro

hire yang berasal dari internal perusahaan.

RencanaProgramImprovementSDMYangBerkelanjutan

Beberapa rencana program improvement yang telah

direncanakan untuk terus melakukan pengelolaan

manusia yang sejalan dengan strategi Perusahaan

sehingga pada akhirnya mampu mencapai tujuan

Perusahaan yang diharapkan, antara lain :

1. Melaksanakan tinjauan dan evaluasi terhadap struktur

organisasi yang ada, kinerja SDM, kompetensi dan

alokasi sumber daya manusia sehingag diharapkan

tercipta organisasi yang lebih efektif, lebih handal

dalam melaksanakan proses bisnis, menghasilkan

produktivitas tinggi dan diharapkan dapat lebih

kompetitif terhadap persaingan dunia usaha terutama

jasa layanan Rig.

2. Program penguatan Culture masih dilakukan secara

berkelanjutan sebagai dasar untuk membangun

budaya Good Corporate Governance (GCG) melalui

program internalisasi code of conduct (Pedoman Etika

Bisnis dan Etika Kerja).

3. Program perbaikan sistem melalui evaluasi kebijakan

dan prosedur SDM dengan memperhatikan

pertimbangan efisiensi dan efektifitas proses kerja.

Program penyusunan career path dan succesion

planning akan dibuat berdasarkan skill group para

pekerja. Perbaikan proses resourcing juga akan

dilakukan yaitu dengan lebih mengoptimalkan media

sourcing yanga da, melakukan kerjasama dengan PT.

PERTAMINA (Persero), memperluas jaringan komunitas

sosial,dan mengikuti job fair serta melakukan

penyempurnaan terhadap database.

4. Untuk menjamin kesiapan sumber daya manusia

dalam menghadapi tuntutan bisnis yang ada, maka

perlu dipastikan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh

pekerja sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam

jabatannya. Oleh karena itu analisa lebih jauh akan

dilakukan untuk memfokuskan pada pemenuhan

kesenjangan kompetensi yang ada dan dilaksanakan

secara komprehensif melakui program pelatihan dan

pendidikan.

Aside from education and training, workers development

program also done through the implementation of

promotion which in 2011 has been applied to 51 workers.

As for the recruitment in 2011, reached 169 people,

comprised 23 fresh graduates while 146 people were pro-

hire workers from within the Company.

Sustainable HR Improvement Program Plan

A number of improvement program plans which

have been planned to continue to perform people

management in line with the Company’s strategy

and ultimately able to achieve the Company’s

expectedobjectives, including:

1. Implementing review and evaluation on existing

organizational structures, HR performances,

competencies and human resources allocation so that

a more effective organization can be created, more

reliable in performing business process, generate high

productivity and is expected to be more competitive

toward business world competition especially in rig

services.

2. Culture reinforcement program continued to be

conducted as the foundation in building Good

Corporate Governance (GCG) through internalization

program of code of conduct (Guidelines for Business

Ethics and Work Ethics).

3. System improvement program through policy

and HR procedure evaluation by taking into

accounteffectiveness and efficiencies of work process.

Career path development program and succession

planning will be formulated by optimizing existing

media sourcing through cooperation with PT

PERTAMINA (Persero), extending social community

networks and by participating in job fairs as well as

improving the database.

4. To guarantee human resources readiness in dealing

with existing business demands, it is necessary to

ensure that the workers’ competencies are in line with

their job requirement. Therefore, further analysis will

be done to focus on fulfilling the existing competency

gaps and comprehensively implemented through

training and education programs.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

131

5. Mengembangkan program knowledge management

sebagai bagian dari pengembangan SDM, yaitu

berupa sarana untuk menyampaikan ide, konsep, dan

informasi yangd apat diakses oleh seluruh pekerja,

termasuk sarana untuk mendokumentasikan informasi

dan pengetahuan yang dimiliki oleh Perusahaan.

6. Melakukan pengembangan sistem HRIS sehingga

dapat digunakan secara optimal, terutama untuk

kegiatan-kegiatan pengelolaan SDM yang saat ini

masih dilakukan secara manual.

Pengelolaan Hubungan Industrial

Tahun 2011 pengelolaan SDM di PDSI semakin solid

dengan terbentuknya Serikat Pekerja (SP). PDSI juga

melibatkan SP dalam melakukan beberapa konsultasi

terkait perpanjangan Peraturan Perusahaan yang habis

tahun 2011, serta dalam rencana perancangan Perjanjian

Kerja Bersama (PKB).

PDSI juga melakukan hubungan kerja sama dengan

Instansi Pemerintah baik daerah maupun pusat

seperti Departemen Tenaga Kerja RI dalam rangka

perpanjangan Peraturan Perusahaan serta pendaftaran

tenaga kerja di area-area kerja PDSI. Serta menghadiri

berbagai undangan seminar ketenagakerjaan yang

diselenggarakan oleh LSM maupun instansi pemerintah

setempat. Hal ini dilakukan selain untuk menambah

wawasan juga untuk membina hubungan yang baik

dengan lembaga pemerintah serta LSM setempat.

Untuk mengakomodir serta memberi kesempatan bagi

pemuda setempat, PDSI juga melakukan perekrutan

Bimbingan Profesi Ahli Teknik (BPAT) di lingkungan kerja

PDSI yaitu melakukan rekrutmen ke politeknik-politeknik

setempat seperti Politeknik Negeri Medan, Politeknik

Negeri Lhoksumawe, Politeknik Negeri Palembang,

Politeknik Negeri Padang dan Politeknik Negeri

Samarinda. Dari hasil tersebut, pada tahun 2011 PDSI

berhasil melakukan perekrutan 37 orang BPAT baik untuk

posisi Driller dan SCM.

PDSI memiliki Badan Dakwah Islam (BDI) yang

menyelenggarakan pengajian rutin tiap bulan di kantor

pusat maupun area. Selain itu, untuk memfasilitasi

kegiatan olahraga pekerja, dibentuk BAPOR PDSI dengan

kegiatan rutin seperti futsal, senam, bulutangkis, sepeda,

mancing dan menyelam.

5. Developing the management knowledge program

as part of HR development namely means to deliver

ideas, concepts and information that can be accessed

by all workers, including means to document

information and knowledge owned by the Company.

6. Conducting HRIS system development so that it can

be used optimally especially for HR management

activities which to this day still done manually.

Industrial Relations Management

In 2011 HR management at PDSI became more solid

with the establishment of a Workers Union (SP). PDSI

also involved the SP in conducting several consultancies

in relation to the extension of Company Regulation

which expired in 2011, as well as in designing plan of the

Collective Work Agreement (PKB).

PDSI also cooperated with the government agencies

both regional and central such as the Manpower Ministry

of Republic of Indonesia in bid to extend the Company

Regulation and registering the workers in PDSI’s work

areas. As well as attending various manpower seminars

organized by NGOs and local government agencies. This

is done aside from improving knowledge also to develop

good relations with local government agencies and

NGOs.

To accommodate and provide the opportunity for

local youths, PDSI also conducted recruitment of the

Engineering Profession Guidance (BPAT) programwithin

PDSI work environment by conducting recruitment at

local polytechnics such as Medan State Polytechnic,

Lhokseumawe State Polytechnic, Palembang State

Polytechnic, Padang State Polytechnicand Samarinda

State Polytechnic. From this program, PDSI managed to

recruit 37 people of the BPAT both for drillers and SCM

positions in 2011.

PDSI has the Islamic Teachings Body (BDI) which organizes

routine Koran recital each month at the head and area

offices.In addition, to facilitate workers’ sports activities,

a BAPOR PDSI was formed by holding routine activities

such as futsal, gymnastics, badminton, cycling, fishing

and diving.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

132

Sistem Informasi SDM

Pada tahun 2011, telah dilakukan permulaan project

untuk meningkatkan Human Resources Information

System sesuai dengan kebutuhan organisasi. Penerapan

HRIS untuk pekerjaan terkait pengelolaan SDM antara lain

pencatatan absensi pekerja, update data pribadi pekerja,

dan melihat data-data pekerja terkait dengan golongan

upah, riwayat jabatan dan nilai kinerja.

HR Information System

In 2011, a project has started to improve Human

Resources Information System in accordance with the

organization needs. The implementation of the HRIS

for jobs related to HR management including workers

attendance record, workers personal data updates, and

viewing workers data regarding wage, job histories and

performance scores.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

133

Menginjak tahun ke-empat sebagai entitas bisnis

dan anak perusahaan, PT. Pertamina Drilling Services

Indonesia tak pernah berhenti meningkatkan performa

sebagai salah satu langkah pengembangan sayap bisnis

di bidang jasa pengeboran dengan mengedepankan

kualitas seluruh aspek bisnis. Oleh karena itulah pada

tahun 2011 ini, Quality telah terintegrasi secara resmi

dengan aspek HSE menjadi satu kesatuan aspek Quality,

Health, Safety and Environment (QHSE).

Program-program kerja yang telah berjalan pada tahun-

tahun sebelumnya terus dikembangkan dan dievaluasi

secara berkesinambungan dengan mengintegrasikan

aspek Quality berperan. Continuous Improvement

dalam bentuk inovasi baik dari segi teknis, sumber daya

manusia, budaya hingga teknologi berbuah peningkatan

performa pada tahun 2011 ini.

PT. Pertamina Drilling Services Indonesia telah

mendapatkan pengakuan mengenai kualitas sistem

manajemen dalam bentuk sertifikasi ISO 9001:2000 sejak

sebelum menjadi anak perusahaan, yaitu mulai tahun

2004 dengan PT. SGS Indonesia sebagai badan sertifikasi.

Segala macam bentuk kegiatan operasional terlaksana

sesuai dengan sistem dan prosedur tata cara yang telah

tersusun serta terdokumentasi, sesuai dengan prasyarat

dari ISO 9001:2000. Internal Audit maupun Surveillance

dilaksanakan secara rutin sesuai jadwal, tim Internal

Auditor telah dibentuk dengan pembinaan terlebih

dahulu melalui pelatihan dan sertifikasi sebagai Internal

Auditor.

Sementara untuk sistem Manajemen HSE, Perseroan

juga telah mendapatkan sertifikasi OHSAS 18001:1999

pada tahun 2005 dengan PT. TUV Nord Indonesia

selaku badan sertifikasi, dan diaudit secara rutin setiap

tahunnya baik internal maupun eksternal. Pada tahun

2010 dilakukan integrasi antara sistem manajemen

mutu dengan sistem manajemen HSE sekaligus upgrade

sistem manajemen mutu menjadi ISO 9001:2008. Kedua

sertifikasi ini merupakan salah satu pembuktian bahwa

bisnis dan operasional PT. Pertamina Drilling Services

In its fourth year as business entity and subsidiary, PT

Pertamina Drilling Services Indonesia never ceases efforts

in improving performance as one of the steps to develop

business wings in drilling services by prioritizing quality

in all business aspects. Therefore, in 2011, Quality aspect

has officially been integrated in HSE aspect to become

Quality, Health, Safety and Environment (QHSE) aspect.

The work programs that have been running in previous

year continue to be developed and evaluatedon an

ongoing basis by integrating aspects of Quality role.

Continuous Improvement in the form of innovation

from technical aspect, human resources, culture and

technology resulting in the improvement of performance

this 2011.

PT Pertamina Drilling Services Indonesia has gained

recognition of its management system quality in the form

of ISO 9001:2000 certification since before it became a

subsidiary, starting from 2004 with PT SGS Indonesia as

the certification body. All types of operations are done

in accordance with the system and procedures which

has been organized and documented, according to ISO

9001:2000 requirements. Internal Audit and Surveillance

were done periodically according to schedule; Internal

Auditor team has been formed by prior guidance through

training and certification as an Internal Auditor.

As for HSE system management, the Company has also

obtained the OHSAS 18001:1999 certification in 2005

with PT TUV Nord Indonesia as certification body, and

was audited periodically each year both internally and

externally. In 2010, quality management system and HSE

management system were integrated as well as quality

management system upgrade to become ISO 9001:2008.

Both certifications were evidence that PT Pertamina

Drilling Services Indonesia business and operations have

been carried out systematically with HSE as one of the key

Laporan K3LLHealth, Safety, and Environment Report

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

134

Indonesia telah dijalankan secara tersistem dengan

aspek HSE menjadi salah satu aspek utama yang harus

dipertimbangkan dalam tiap kegiatan operasional.

Implementasi aspek HSE yang terintegrasi dengan

manajemen mutu diharapkan dapat menghasilkan

pencapaian yang semakin baik seiring waktu, oleh

karena itu target pencapaian dibentuk sebagai sarana

monitoring sekaligus acuan untuk improvement. Pada

tahun 2011 target strategis yang harus dicapai sebagai

berikut :

1. Tidak terjadinya pencemaran lingkungan atau dampak

negatif pada lingkungan dari kegiatan operasional

pemboran

2. Rate recordable accident (Total Recordable Incident

Rate) < 1.14

3. Tidak terjadinya kejadian yang menyebabkan property

damage dengan nilai kerugian > $US 100,000

Dalam pencapaian target tersebut di atas, segala upaya

dalam pelaksanaan dan peningkatan program-program

HSE dengan mempertimbangkan aspek Quality telah

dilakukan baik pada kegiatan operasional maupun non

operasional. Kinerja aspek HSE terukur dan dimonitor di

dalam Key Performance Indicator (KPI) yang melekat pada

tiap fungsi sebagai bentuk tanggung jawab aspek HSE

merupakan tanggung jawab bersama.

aspects to be regarded in each operational activity.

The implementation of integrated HSE aspect with quality

management is expected to be able to produce better

achievements over time; therefore achievement target

is established as a means of monitoring as well as a

reference for improvement. In 2011, strategic target that

must be achieved were as follows:

1. No environmental pollution or negative environmental

impact of drilling operations.

2. Rate of recordable accident (Total Recordable Incident

Rate) < 1.14

3. No incidents that could led to property damage with

losses of >$US100,000

In achieving the targets mentioned above, all efforts in

the implementation and improvement of HSE programs

by considering aspects of Quality has been done both in

operational and non operational activities. HSE aspect

performance is measured and monitored in the Key

Performance Indicator (KPI) which is embedded to each

function as a form of responsibility for the HSE aspects as

a shared responsibility.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

135

LEADING INDICATOR

Secara garis besar Program Kerja QHSE pada tahun 2011

dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Contractor Safety Management System (CSMS)

Program ini telah dimulai sejak tahun 2010 dan

bertujuan untuk memastikan para mitra kerja yang

akan dan sudah mulai bekerja di lingkungan kerja

PT. Pertamina Drilling Services Indonesia telah

memenuhi persyaratan yang terkait dengan aspek-

aspek HSE dan dipastikan dapat bekerja secara aman

dan selamat serta tidak menimbulkan kerugian

baik moril maupun materiil. Progam ini dimulai dari

pembentukan tim khusus serta dilakukan upskilling,

sosialisasi baik internal kepada manajemen dan fungsi

terkait) maupun eksternal (para mitra kerja), kemudian

penyusunan Risk Management, hingga berlanjut pada

klinik CSMS, prakualifikasi CSMS dan dokumentasi

HSE Plan dari masing-masing mitra kerja. Hingga akhir

tahun tercatat terdapat 234 mitra kerja yang telah

mengikuti CSMS dengan tingkat kelulusan sebesar

69% dari total mitra kerja.

2. Equipment/Plant Integrity

Program ini terkait dengan kondisi peralatan baik

peralatan pemboran maupun peralatan keselamatan

melalui kegiatan inspeksi rutin dan terjadwal serta

monitoring sertifikasi peralatan. Pada tahun 2011

juga telah dilaksanakan pembinaan kepada para

personil HSE terpilih yang sudah berpengalaman dan

ditempatkan sebagai Inspector di masing-masing

Drilling Area untuk menunjang program inspeksi yang

telah dibuat.

3. Management Commitment

Komitmen manajemen sangat penting di dalam

implementasi aspek HSE, sehingga dituangkan dalam

bentuk kegiatan Management Walkthrough dan

HSE Meeting. Pada awal tahun telah direncanakan

jadwal Management Walkthrough setiap bulannya

untuk seluruh level manajemen dari tiap fungsi,

LEADING INDICATOR

In general, QHSE Work Program in 2011 can be described

as follows:

1. Contractor Safety Management System (CSMS)

This program has begun since 2010 and is aimed to

ensure all business partners which has and will be

working in the environment of PT Pertamina Drilling

Services Indonesia have fulfilled all qualifications

related to HSE aspects and guaranteed to be able

to work securely and safely as well as not create

losses both morally and material. This program

began from the establishment of special team and

upskilling, familiarization whether it is internal to the

management and related functions or external parties

(work partners), later the drafting of Risk Management,

continue to the CSMS clinic, CSMS prequalification and

HSE Plan documentation from each work partner. As of

the end of the year, 234 registered partners who have

followed the CSMS with graduation rate of 69% of total

partners.

2. Equipment/Plant Integrity

This program is related to equipment condition

whether it is drilling equipment or safety equipment

through routine and scheduled inspections as well

as monitoring the equipment certification. In 2011,

counseling has been conducted to the selected HSE

personnel who has the experience and stationed

as inspector at each drilling area in a bid to support

inspection program that has been made.

3. Commitment Management

Management commitment is significant in the

implementation of HSE aspect, thus it is materialized

in the form of Walkthrough Management and HSE

Meeting. Early this year, there has been plan to

schedule a Walkthrough Management every month

to all management levels of all functions, while the

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

136

90,000

80,000

70,000

60,000

50,000

40,000

30,000

20,000

10,000

0

Safety Monitoring Card (SMC)

2009

4,942

26,650

79,030

2010 2011

sementara penetapan target di KPI 2011 pelaksanaan

Management Walkthrough setidaknya sekali dalam

satu triwulan. Realisasi Management Walkthrough

pada tahun 2011 yaitu sebanyak 10 kali kunjungan

yang melibatkan beberapa tim dari manajemen

seluruh fungsi.

4. HSE Culture

Pengembangan budaya HSE merupakan salah

satu program strategis pada tahun 2011 karena

dirasakan berkontribusi signifikan di dalam

peningkatan performa HSE. Berbagai macam bentuk

kegiatan dilaksanakan masuk di dalam kerangka

pengembangan budaya HSE ini, seperti :

- Peningkatan hazard observation melalui laporan

Safety Monitoring Card (SMC), pada tahun

2011 tercatat terdapat 79.030 laporan dengan

status per 31 Desember 2011 89% temuan telah

ditindaklanjuti. Peningkatan laporan SMC dapat

dilihat pada grafik berikut :

target set in the KPI 2011 states that the Walkthrough

Management is at least conducted once every three

month. The realization of Walkthrough Management

in 2011 was 10 visitations involving a number of teams

from management of all functions.

4. HSE Culture

The development of HSE culture is one of the

strategic programs in 2011 because of its significant

contribution in boosting HSE performance. Various

types of activities included in this HSE culture

development, such as:

- Increased in hazard operation throught Safety

Monitoring Card (SMC) report, in 2011 it was

recorded 79,030 reports with status that per

December 31, 2011, 89% findings have been

followed up. The increased in SMC reports can be

seen in the graphic below:

Pelaporan SMC turut diapresiasi dalam bentuk

SMC Award, dan pada tahun 2011 terdapat 5 (lima)

personil yang mendapatkan SMC Award yang

diserahkan langsung dari Direktur Utama pada

acara Town Hall Meeting

- Peningkatan hazard observation juga melalui

laporan Near Miss, tertuang di dalam KPI dimana

masing-masing Rig ditargetkan melaporkan Near

Miss minimal 5 (lima) laporan setiap bulannya

- Safety Alert, merupakan sistem informasi lesson

learned atas kejadian kecelakaan yang terjadi

baik internal maupun eksternal dalam rangka

SMC reporting was also appreciated in the form

of SCM Award, and in 2011 there were 5 (five)

personnel who obtained the SMC Award which was

given directly from the President Director at the

Town Hall Meeting

- Increasing hazard observation also through

report of Near Miss, stipulated within the KPI in

which every rig was targeted to report near miss a

minimum of 5 (five) report every month

- Safety Alert is a lesson-learned information system

on accidents occurred both internal and external in

an effort to prevent similar occurrence to happen or

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

137

pencegahan terjadinya kejadian yang sama

ataupun kejadian berulang yang didistribusikan

secara merata ke seluruh Rig serta dipasang di

papang pengumuman

- Safety Stand Down, bentuk sistem informasi lesson

learned lainnya perihal kejadian kecelakaan yang

disampaikan secara lisan di masing-masing Rig

- Safety Award, merupakan program penghargaan

yang dilaksanakan secara rutin tiap tahunnya

sebagai bentuk apresiasi kepada Rig-rig dengan

performa HSE yang baik. Pada tahun 2011 Safety

Award diberikan kepada :

(a) Rig H 40 D/24, atas pencapaian 6 tahun tanpa LTI

(b) Rig OW 700/40, atas pencapaian 4 tahun tanpa

LTI

(c) Rig N 80 B1/27, atas pencapaian 3 tahun tanpa

LTI

repeated which is distributed evenly to all rig and

put up on announcement board

- Safety Stand Down, another lesson-learned

information system on the accidents which is

delivered verbally at each rig

- Safety Award is an appreciation program done

periodically every year as an appreciation to rigs

with good HSE performances. In 2011, the Safety

Award went to:

(a) Rig H 40 D/24, on its achievement of 6 years

without LTI

(b) Rig OW 700/40, on its achievement of 4 years

without LTI

(c) Rig N 80 B1/27, on its achievement of34 years

without LTI

- Bulletin HSE, merupakan salah satu sarana

informasi HSE Campaign terkait dengan

kegiatan-kegiatan QHSE yang telah

dilaksanakan, terbit setiap bulannya dan

didistribusikan ke seluruh wilayah kerja

- Weekly Safety Campaign, merupakan salah satu

sarana kampanye dalam bentuk artikel yang

ditempatkan di seluruh meja kerja dengan topik

yang berganti-ganti setiap minggunya

- Safety Poster dan Sticker HSE

- HSE Bulletin is one of the means of information

of the HSE Campaign related to QHSE activities

which have been done, published each month

and distributed to all work areas

- Weekly Safety Campaign is one of the campaign

means in the form of article placed in all working

desks with different topics each week

- Safety Poster and HSE sticker

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

138

5. Ketersediaan dan Kepatuhan Terhadap Prosedur

Program ini dimulai dengan pembentukan tim khusus

untuk mereview dan mengevaluasi SOP maupun TKI

yang sudah ada, kemudian dilaksanakan sosialisasi

atas prosedur-prosedur yang telah direview melalui

One Day Course HSE.

6. Kompetensi HSE Untuk Personil HSE dan

Operasional

Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan

kompetensi personil juga menjadi salah satu aspek

penting di tahun 2011. One Day Course yang telah

berjalan sejak tahun 2010 berlanjut pada tahun 2011

di seluruh Drilling Area. Program HSE Mandatory

Training yang dilaksanakan di HSE Training Center

Sungai Gerong telah dibentuk dan mulai berjalan pada

tahun 2011, dimana seluruh personil fungsi Operasi

dan HSE (dibagi menjadi 5 batch) wajib mengikutinya,

seperti Fire Safety dan Behaviour Based Safety dengan

harapan jiwa HSE semakin melekat pada tiap personil.

Berdasarkan evaluasi laporan dan hasil investigasi

kecelakaan kerja yang terjadi selama tahun 2010,

didapat bahwa Supervision menjadi salah satu

faktor penyebab kecelakaan secara tidak langsung.

Oleh karena hal tersebut, program Upskilling HSE

Competency merupakan salah satu program penting

di tahun 2011. Dimana seluruh Rig Superintendent

wajib mengikuti kegiatan tersebut yang dilaksanakan

di seluruh Drilling Area dan terbagi menjadi 7 (tujuh)

batch. Kegiatan tersebut turut mendatangkan seorang

motivator untuk menanamkan HSE Awareness, dan

peran serta tanggung jawab aspek HSE di seluruh

mind set para Rig Superintendent selaku pimpinan

tertinggi di kegiatan operasional pemboran. Pada

kegiatan Upskilling ini turut menjadi ajang sharing

knowledge dan sharing permasalahan-permasalahan

yang dihadapi di lapangan secara langsung dengan

level manajemen hingga ke tingkat Direksi.

7. Emergency Response and Contigency Plan

Kesigapan dalam menghadapi keadaan darurat terus

ditingkatkan dan dikembangkan, selain pelaksanaan

Drill secara rutin pada tiap sumur, pada tahun

2011 telah dilakukan kerjasama dengan third party

dalam hal ini SOS International dalam penanganan

Emergency Response.

5. Availability and Obedience toward Procedur

This program began with the formation of special

team to review and evaluate existing SOP and TKI, and

later followed by familiarization on procedures which

have been reviewed through HSE One Day Course.

6. HSE Competency For HSE Personnel and

Operations

Improving the quality of human resources and

personnel competence is also one of the important

aspects in 2011. One Day Course which has run since

2010 continued in 2011 in all Drilling Areas.The HSE

Mandatory Training Program was conducted at the

HSE Training Center Gerong River has been formed

and started in 2011 when all personnel of Operations

and HSE functions (divided into 5 batches) were

required to attend, such as Fire Safety and Behaviour

Based Safety in the hope of each personnel will

embrace the HSE spirit.

Based on report evaluation and work accident

investigation occurred throughout 2010, it was

found that Supervision was one of the factors that

indirectly caused accidents. Therefore, the Upskilling

HSE Competency program is one of the important

programs in 2011. All Rig Superintendentsare required

to participate in the activities undertaken around the

drilling area and were divided into 7 (seven) batches.A

motivator was also invitedfor these activities to instill

HSE Awareness, and the roles and responsibilities in

all aspects of HSE into theRig Superintendents’ mind

set as the highest leader in drilling operations. The

Upskilling activities have become knowledge and

problems sharing event for all the trouble faced in the

field directly with management level up to Director

level.

7. Emergency Response and Contigency Plan

Preparedness to face emergency situation isconstantly

improved and developed, aside fromroutine

drillsconducted at each well, the Company cooperated

with a third party, SOS International, in the handling of

Emergency Responsein 2011.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

139

8. Penanganan Limbah

Sesuai dengan target yang ingin dicapai dalam

performa HSE yaitu tidak terjadinya pencemaran

lingkungan, maka penanganan limbah turut menjadi

salah satu program khusus dimana di dalamnya

terdapat kegiatan pengelolaan oli bekas melalui pihak

ketiga yang telah memiliki izin dari Kementerian

Lingkungan Hidup.

9. Improvement

Improvement yang dituangkan ke dalam

Breakthrough Project tahun 2011 terkait dengan

sistem informasi yaitu pembuatan portal sistem

informasi HSE yang dinamakan HSE Online Reporting

System. Portal tersebut dibuat untuk memudahkan

sistem pelaporan bagi personil-personil HSE serta

memudahkan personil-personil non HSE dalam

mengakses informasi-informasi mengenai HSE mulai

dari data kecelakaan, Safety Alert, status sertifikasi

peralatan dan lain sebagainya.

8. Waste Treatment

In accordance with the projected target in HSE

performance, which is no pollution, then waste

treatment becomes one of the special programs

including activities of used motor oil management

through third party with permit from Environment

Ministry.

9. Improvement

Improvement in the Breakthrough Project of 2011

related to information system involving the creation

of HSE information system portal called HSE Online

Reporting System. The portal was created to facilitate

the reporting system for HSE and non-HSE personnel

in accessing information on HES such as accident data,

Safety Alert, the certification status of equipment and

so forth.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

140

Lagging Indicator

Secara umum lagging indicator dapat dilihat pada

Statistical Safety Performance berikut :

Lagging Indicator

In general, lagging indicator can be seen in the Statistical

Safety Performance as follow:

Secara umum performa aspek HSE mengalami

peningkatan pada tahun 2011 jika dibandingkan dengan

tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat pada

piramida berikut :

In general, the performance of HSE aspects has increased

in 2011 compared to previous years. This can be seen in

the following pyramid:

0

11

36

1,382

26,650

0

14

21

893

79,030

Fatalities Fatalities

Recordable Accident Recordable Accident

First Aid First Aid

Near Miss Near Miss

Safety Monitoring Card

2010 2011

Safety Monitoring Card

Dari piramida di atas terlihat jelas adanya peningkatan

performa yang cukup signifikan serta kontribusi

peningkatan pelaporan Safety Monitoring Card sebagai

salah satu sarana deteksi dini dan minimalisir risiko

kecelakaan dalam penurunan angka kecelakaan yang

sebenarnya. Meskipun terlihat adanya peningkatan angka

Recordable Accident dimana pada tahun 2010 terdapat

10 kasus sementara pada tahun 2011 meningkat menjadi

14 kasus, namun angka TRIR yang menunjukkan rate yang

sebenarnya meningkat karena imbas dari penambahan

Rig yang beroperasi berdampak langsung pada jumlah

jam kerja.

From the pyramid above, it clearly shows the existence of

a significant increase in performance and contributions

of Safety Monitoring Card reporting as a means of early

detection and to minimize the risk of accidents in the

decline of actual accident rate. Although there was an

increase in the number of Recordable Accident whereas

in 2010 there were 10 cases while in 2011 increased to

14 cases, but the TRIR figures showing the actualrate

increased as the direct impact of addition of the

operating Rig to the man hour.

No. DescriptionLokasi

NAD-SBU SBT SBS Jawa Pusat TOTAL

1 Total Man Hours Worked 1,037,506 1,355,470 3,420,156 4,078,457 333,016 10,224,605

2 No. of Fatality (FAT) 0 0 0 0 0 0

3 No. of Lost Time Accident (LTA) 0 0 0 4 0 4

4 No. of Restricted Work Case (RWC) 0 0 0 1 0 1

5 No. of Medical Treatment Case (MTC) 1 1 3 4 0 9

6 No. of Near Miss Incident 112 46 331 404 0 893

7 No. of Environment Pollution 0 0 0 0 0 0

8 No. First Aid Case 2 4 8 7 0 21

9 Accident Frequency Rate 0 0 0 0.98 0 0.39

10 Total Recordable Incident Rate 0.96 0.74 0.88 2.21 0 1.37

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

141

1. Total Recordable Incident Rate (TRIR)

Target Total Recordable Incident Rate (TRIR) pada KPI

tahun 2011 yaitu sebesar 1.14, sementara realisasi

dengan jam kerja total pada tahun 2011 sebesar

10.22.605 dan total recordable accident sebanyak 14

kasus yaitu 1.37. Meskipun tidak mencapai target,

namun terdapat penurunan angka TRIR dalam hal

ini menunjukkan adanya peningkatan performa

HSE dilihat dari sisi menurunnya jumlah recordable

accident selama 3 (tiga) tahun terakhir. Berdasarkan

perbandingan dengan hasil survey IADC periode

2009–2011jugadapatdilihatbahwaincidentrate

PT. Pertamina Drilling Services Indonesia masih dalam

kategori baik dengan kondisi di bawah rata-rata

perusahaan sejenis untuk wilayah Asia Pasifik, seperti

pada grafik berikut :

1. Total Recordable Incident Rate (TRIR)

The target of Total Recordable Incident Rate (TRIR) in

the KPI in 2011 was1.14, while the realization of the

total working hours in 2011 was10.22.605 and total

recordable accidents of 14 cases is 1.37. Although it

did not reach the target, however there was a decline

in TRIR number in this case showed an increase in HSE

performance seen from the declining of recordable

accidents during the past 3 (three) years. Based on

comparison with the IADC survey of the 2009 - 2011

period, it can also be seen that the incident rates of PT.

Pertamina Drilling Services Indonesia is still in a good

category withbelow the average conditions of similar

companies in the Asia-Pacific region, as seen in the

graphic below:

6.00

5.00

4.00

3.00

2.00

1.50

1.00

0.00

Total Recordable Incident Rate (TRIR)

2009 2010 2011

2.11

5.16

1.43

4.67

1.37

5.08Good

IADC

* Asia Pacific Land

PDSI

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

142

2. Accident Frequency Rate (AFR)

Angka Accident Frequency Rate (AFR) tahun 2011

yaitu 0.39 sementara target di dalam KPI sebesar

1.20. Pencapaian ini merupakan prestasi yang cukup

menonjol selama 3 (tiga) tahun terakhir, adanya

penurunan angka AFR yang sangat signifikan

didapat dari usaha-usaha pencegahan terjadinya

kecelakaan terutama kecelakaan berulang yang

dapat menyebabkan hilangnya hari kerja. Setiap

kejadian kecelakaan menjadi bahan lesson learn untuk

kedepannya melalui sarana Safety Alert, sosialisasi

baik melalui HSE Meeting ataupun Safety Stand Down.

Lesson learn yang ada juga menjadi salah satu materi

yang disampaikan pada One Day Course HSE yang

diikuti oleh seluruh personil Operasi dan HSE.

2. Accident Frequency Rate (AFR)

The number of Accident Frequency Rate (AFR) in

2011 states 0.39 while KPI’s target was 1.20. This

achievement was quite an accomplishment that stood

out for the past 3 (three) years, with a significant a

decrease in AFR figure resulting from the efforts of

prevention of accidents, especially recurringaccidents

that could cause the loss of working days. Every

accident becomes lesson learn material in the future

through the means of Safety Alert, good dissemination

through HSE Meeting or Safety Stand Down. The

existing lesson learn become one of the material

presented at the HSE One Day Course attended by all

operations and HSE personnel.

1.80

1.60

1.40

1.20

1.00

0.80

0.60

0.40

0.20

0.00

Accident Frequency Rate (AFR)

2009 2010 2011

1.13

1.34

1.001.04

0.39

1.56Good

IADC

* Asia Pacific Land

PDSI

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

143

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

144

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCorporate Social Responsibility

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

145

Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen

Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan

masyarakat guna meningkatkan kualitas kehidupan

dan lingkungan yang bermanfaat dan menjadi lebih

baik. Komitmen Perseroan ini adalah perwujudan

implementasi dari Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2007 pasal 74 dan kepedulian Perseroan

terhadap komunitas maupun masyarakat

secara luas. Sebagai wujud komitmen

Perseroan dalam penerapan tanggung

jawab sosial perusahaan yang berdaya

nilai, sepanjang tahun 2011 telah

dilaksanakan berbagai upaya

menempatkan posisi tanggung

jawab sosial perusahaan pada

level yang strategis dalam

mendukung kegiatan operasi

perusahaan dengan memperkuat basis

hubungan masyarakat di seputar lokasi

pekerjaan perusahaan berlangsung.

Tanggung jawab sosial perusahaan

atas dampak keputusan dan tindakannya

terhadap masyarakat dan lingkungan tercermin

secara transparan melalui perilaku etis yang

memberikan kontribusi terhadap pembangunan

berkelanjutan, termasuk pendidikan, kesehatan,

infrastruktur dan bencana alam, serta sosial masyarakat

dengan memperhitungkan harapan para pemangku

kepentingan, dilaksanakan terintegrasi di dalam

organisasinya dan dijalankan dalam segala interaksinya.

Tanggung jawab sosial perusahaan dilaksanakan

dengan menempatkan Perseroan sebagai bagian yang

berpadu tak terpisahkan dengan lingkungannya untuk

bernilai tambah bagi para pemangku kepentingan. Pintu

koordinasiutamaberadadiunitkerjaPublicRelation–

Divisi Corporate Secretary, dengan bersinergi bersama

fungsi CSR korporat dan Anak Perusahaan Hulu lainnya.

Social and environmental responsibilities are the

Company’s commitment to participate in the community

development in a bid to improve quality of life and

beneficial environment and become better. This

Company’s commitment is the implementation of Law

No. 40 of 2007 article 74 and the Company’s awareness

toward the community and society in general. As a

form of Company’s commitment in enforcing corporate

social responsibilities with values, throughout 2011,

various efforts were implemented to place the position

of corporate social responsibilities in strategic level in

supporting the company’s operations by strengthening

the basis of community relations in the surrounding

location where the company’s work is taking place.

Corporate social responsibilities on the impact of decision

and actions toward the community and environment are

reflected in transparent manner through ethical behavior

which contributes to the sustainable development,

including education, health, infrastructure and natural

disaster as well as community by taking into account

the expectations of the shareholders, implemented in

integrated manner within the organization and carried

out in all of its interactions.

Corporate social responsibilities were carried out by

placing the Company as the integrated part of its

environment for added value for the stakeholders. The

main coordination door is at the Public Relations working

unit–CorporateSecretary,bysynergizingwiththe

corporate CSR function and other upstream subsidiaries.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

146

Landasan utama pelaksanaan tanggung jawab sosial

perusahaan adalah triple bottom line (people - planet

- profit). Karenanya pelaksanaan tanggung jawab

sosial perusahaan ditujukan untuk menciptakan dan

memelihara hubungan yang lebih harmonis dengan

lingkungan di sekitar daerah operasinya serta bekerja

sama dengan Pemerintah untuk memberikan manfaat

yang besar bagi masyarakat. Pertamina Drilling Services

Indonesia memiliki komitmen untuk melaksanakan

tanggung jawab Perusahaan di bidang sosial serta

lingkungan dengan mendasarkan diri pada kebutuhan

masyarakat sehingga dapat memberikan manfaat yang

tepat.

Oleh karena itu, Perseroan memfokuskan format

tanggung jawab sosial perusahaan ke dalam 5 (lima) pilar

utama yaitu :

1. Pendidikan,

• memberikanbantuanterhadapaksespendidikan

dengan prioritas di sekitar wilayah kerja operasi dan

masyarakat secara selektif

• meningkatkankualitaspendidikansecaraprioritas

di sekitar wilayah kerja operasi dan masyarakat luas

secara selektif

2. Kesehatan,

• Meningkatkankesehatanmasyarakatdengan

prioritas di sekitar wilayah kerja operasi dan

masyarakat luas secara selektif

3. Lingkungan,

• Mendukungimplementasihematenergidanbebas

polusi

• Meminimalisasikandampaknegatifterhadap

lingkungan akibat kegiatan operasi perusahaan.

4. Infrastruktur dan Bencana,

• Membantupembangunandanperbaikan

sarana prasarana umum sesuai peruntukan dan

kebutuhan, khususnya masyarakat sekitar wilayah

kerja operasi perusahaan dan masyarakat luas

secara selektif.

• Mengurangidampakburukterjadinyabencana

5. Sosial Kemasyarakatan.

• Membantuprogram-programkemasyarakatan

secara insidentil pada komunitas masyarakat sekitar

operasi perusahaan dan masyarakat luas secara

selektif.

The main foundation of the corporate social responsibility

implementation is a triple bottom line (people - planet

- profit). Therefore, the implementation of corporate

social responsibilities is aimed to create and foster a more

harmonious relation with its surrounding community of

its operational areasand cooperate with the Government

to provide great benefits for society. Pertamina Drilling

Services Indonesia has committed to carry out Corporate

social responsibilities in social and environmental

areasbased on the needs of the community to provide

them with appropriate benefits.

Therefore, the Company focused the format of corporate

social responsibilities into 5 (five) key pillars as follows:

1. Education

• Provideassistanceforeducationalaccessby

prioritizing the surrounding area of operations and

community selectively

• Improvethequalityofeducationasapriority

around the working area of operations and the

wider community selectively

2. Health,

• Improvethecommunity’shealthbyprioritizing

the surrounding areas of operations and wider

community selectively

3. Environment,

• Supporttheimplementationofenergysavingand

pollution-free

• Minimizethenegativeimpactontheenvironment

resulting from the company’s operations.

4. Infrastructure and Disaster,

• Helpbuildandrestorepublicfacilitiesand

infrastructures according to allocation and needs,

especially the people around the working area

of the company's operations and the public

selectively.

• Reducenegativeimpactofadisaster

5. Social Community

• Assistthecommunityprogramsincidentallyto

the surrounding community of the company’s

operations and general public selectively.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

147

PendidikanEducation

Penghijauan & Perpustakaan

KelilingReforestation & Mobile Library

Bantuan Anak Yatim&Fakir

MiskinAssistance to

Orphans & the Poor

Perbaikan Pondok Pesantren Sirojul

Kutub UlubeluRenovation of

the Sirojul Kutub Ulubelu Islamic

Boarding School

Laskar Sepeda - 400 unit

Bicycle Troops -

400 units

Pembangunan Sekolah & Asrama Gratis untuk KaumDhuafa&Yatim

PiatuConstruction of

School&Free Dormitory for the Poor & Orphans

Pembangunan Masjid Baitul Mutaqin Desa Sangowetan - Cepu

Construction of School & Free Dormitory for the

Poor & Orphans

Pembangunan Asrama Pesantren Anak SLB

Construction of Islamic Boarding School

Dormitory for Children with special needs

Bright with Pertamina

(pemberian 412 kacamata)Bright with Pertamina

(distribution of 412 spectacles)

Donor DarahBlood Donor

Penunjang Pendidikan

SMA & Pesantren

High School & Islamic Boarding

School Education Support

SosmasSocial Community

KesehatanHealth

InfrastrukturInfrastructure

LingkunganEnvironment

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM 2011

50,000,000

272,000,000

200,000,000

35,000,0002,500,000

Pendidikan

Sosmas

Kesehatan

Infrastruktur

Lingkungan

Rp. 559.500.000

Pelaksanaan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan

Pelaksanaan tanggung jawab sosial lebih diarahkan di

area drilling karena perseroan lebih banyak beraktivitas

langsung di area yang relatif lebih dekat berinteraksi

dengan masyarakat setempat. Sepanjang tahun 2011,

telah dilaksanakan berbagai program tanggung jawab

sosial perusahaan sebagai berikut :

Implementation of Corporate Social Responsibilities

The implementation of social responsibilities is more

directed at the drilling areas as the company has more

direct activities in these areasthat relatively more closely

interact with local community. Throughout 2011, various

corporate social responsibility programs implemented

are as follows:

Sepanjang tahun 2011, kegiatan CSR dilakukan dengan dua program, yaitu:1. Program Korporat: Rp.472.000.000,002. Program PDSI: Rp.87.500.000,00

Throughout 2011, the CSR activities were conducted with two programs, namely: 1. Corporate Program: Rp.472,000,000.00 2. PDSI Program: Rp.87,500,000.00

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

148

PERNYATAAN DEWAN KOMISARISThe Board of Commissioner’s Statement

Kami, Komisaris PT Pertamina Drilling Services Indonesia

Tahun 2011, menyatakan menyetujui dan bertanggung

jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan

PT Pertamina Drilling Services Indonesia Tahun 2011

yang didalamnya juga memuat Laporan Keuangan

Konsolidasian PT Pertamina Drilling Services Indonesia

per tanggal 31 Desember 2011.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya

untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

We, the 2011 Board of Commissioners of PT Pertamina

Drilling Services Indonesia, hereby state that wehave

approved and are fully responsible for the accuracy of

the content of the 2011 Annual Report of PT Pertamina

Drilling Services Indonesia, which also consists of a

Consolidated Financial Statement of PT Pertamina Drilling

Services Indonesia as of 31 December 2011.

This Statement is duly made to be used in accordance

with its purpose.

Dewan Komisaris

Board of Commissioners

M. Afdal Bahaudin

Komisaris Utama

President Commissioner

Subarkah Kustowo

Komisaris

Commissioner

Suyartono

Komisaris

Commissioner

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

149

PERNYATAAN DEWAN DIREKSIThe Board of Director’s Statement

Kami, Direksi PT Pertamina Drilling Services Indonesia

Tahun 2011, menyatakan menyetujui dan bertanggung

jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan

PT Pertamina Drilling Services Indonesia Tahun 2011

yang didalamnya juga memuat Laporan Keuangan

Konsolidasian PT Pertamina Drilling Services Indonesia

pertanggal 31 Desember 2011.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenamya

untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

We, the 2011 Board of Directors of PT Pertamina Drilling

Services Indonesia, hereby state that we have approved

and are fully responsible for the accuracy of the content

of the 2011 Annual Report of PT Pertamina Drilling

Services Indonesia, which also consists of a Consolidated

Financial Statement of PT Pertamina Drilling Services

Indonesia as of 31 December2011.

This Statement is duly made to be used in accordance

with its purpose.

Dewan Direksi

Board of Directors

Amran Anwar

Direktur Utama

President Director

Faried Rudiono

Direktur Operasi

Operational Director

Adi Harianto

Direktur Pemasaran dan Pengembangan

Marketing and Development Director

Made Mahendra Budhi

Direktur Keuangan dan Administrasi

Finance and Administration Director

Halaman ini sengaja dikosongkan.This page has been intentionally left blank.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

151

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN/FINANCIAL STATEMENTS

31 DESEMBER 2011 DAN 2010/31 DECEMBER 2011 AND 2010

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

152

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

153

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

154

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 1/1 Schedule

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

The accompanying notes form an integral partof these financial statements

LAPORAN POSISI KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

STATEMENTS OF FINANCIAL POSITIONAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

Catatan/2011 Notes 2010

ASET ASSETS

ASET LANCAR CURRENT ASSETSKas dan setara kas 168,519 5 172,338 Cash and cash equivalentsPiutang usaha Trade receivables

Pihak yang mempunyaihubungan istimewa 634,180 21a 624,553 Related parties

Pihak ketiga 2,597 339 Third partiesPiutang lain-lain Other receivables

Pihak yang mempunyaihubungan istimewa 51,448 21b 127,661 Related parties

Pihak ketiga 2,260 2,844 Third partiesPersediaan, bersih 91,003 6 81,897 Inventories, netPajak dibayar dimuka 546,279 20a 293,723 Prepaid taxesUang muka dan biaya

dibayar dimuka 19,293 7 22,485 Advances and prepayments

Jumlah Aset Lancar 1,515,579 1,325,840 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETSAset tetap, bersih 1,994,759 8 915,065 Fixed assets, netBeban tangguhan, bersih 51,142 9 67,201 Deferred charges, netDana yang dibatasi

penggunaanya 44,937 10 - Restricted fundsAset lain-lain 2,031 11 2,031 Other assets

Jumlah Aset Tidak Lancar 2,092,869 984,297 Total Non-Current Assets

JUMLAH ASET 3,608,448 2,310,137 TOTAL ASSETS

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

155

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 1/2 Schedule

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

The accompanying notes form an integral partof these financial statements

LAPORAN POSISI KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

STATEMENTS OF FINANCIAL POSITIONAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

Catatan/2011 Notes 2010

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

LIABILITAS LANCAR CURRENT LIABILITIESHutang usaha Trade payables

Pihak yang mempunyaihubungan istimewa 40,595 12 56,882 Related parties

Pihak ketiga 85,331 12 41,990 Third partiesHutang lain-lain Other payables

Pihak yang mempunyaihubungan istimewa 1,923,223 21d 666,352 Related parties

Hutang pajak 5,525 20b 16,587 Taxes payablesBiaya yang

masih harus dibayar 296,074 13 181,259 Accrued expenses

Jumlah Liabilitas Lancar 2,350,748 963,070 Total Current Liabilities

LIABILITAS TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIESHutang pajak

tangguhan, bersih 7,480 20e 16,317 Deferred tax liabilities, netTaksiran kewajiban Estimated employee

imbalan kerja 4,032 14 2,267 benefits obligations

Jumlah Liabilitas Total Non-CurrentTidak Lancar 11,512 18,584 Liabilities

JUMLAH LIABILITAS 2,362,260 981,654 TOTAL LIABILITIES

EKUITAS EQUITYModal saham Share capital

Modal dasar – 2,000,000 saham Authorised – 2,000,000dengan nilai nominal shares at parRp2.000.000 (nilai penuh) value of Rp2,000,000per saham (full amount) each

Modal ditempatkan dan Issued and paid-updisetor – 325.934 saham capital – 325,934 shares(2010: 325.934 saham) 651,868 15 651,868 (2010: 325,934 shares)

Cadangan umum 15,514 16 2 General reserveSelisih nilai Difference in value from

transaksi restrukturisasi restructuring transactions ofentitas sepengendali (138,202) 16 (10,614) entities under common control

Saldo laba 717,008 687,227 Retained earnings

JUMLAH EKUITAS 1,246,188 1,328,483 TOTAL EQUITY

JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIESDAN EKUITAS 3,608,448 2,310,137 AND EQUITY

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

156

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 2 Schedule

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

The accompanying notes form an integral partof these financial statements

LAPORAN LABA-RUGI KOMPREHENSIFUNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOMEFOR THE YEARS ENDED

31 DECEMBER 2011 AND 2010(Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

Catatan/2011 Notes 2010

PENDAPATAN 1,629,013 17 1,402,246 REVENUES

BEBANPOKOK PENDAPATAN COST OF REVENUEBeban langsung 1,084,858 18 685,380 Direct expensesBeban penyusutan Depreciation expenses

dan amortisasi 174,760 8,9 80,425 and amortisation

JUMLAH BEBANPOKOK PENDAPATAN 1,259,618 765,805 TOTAL COST OF REVENUE

General andBeban administrasi dan umum 170,326 19 191,076 administration expenses

JUMLAH BEBAN 1,429,944 956,881 TOTAL EXPENSES

LABA USAHA 199,069 445,365 OPERATING INCOME

PENDAPATAN/(BEBAN)LAIN LAIN: OTHER INCOME/(EXPENSES):Pendapatan keuangan 1,062 1,373 Finance incomePendapatan atas denda, bersih 5,889 9,413 Revenue from penalty, netRugi selisih kurs, bersih (7,930) 3o (36,857) Foreign exchange loss, netBebanlain-lain, bersih (5,383) (621) Other expenses, net

JUMLAH BEBAN TOTAL OTHERLAIN-LAIN, BERSIH (6,362) (26,692) EXPENSES, NET

LABA SEBELUM INCOMEPAJAK PENGHASILAN 192,707 418,673 BEFORE INCOME TAX

BEBANPAJAK PENGHASILAN INCOME TAX EXPENSEKini 63,180 20c 93,071 CurrentTangguhan (8,837) 20c 15,369 Deferred

BEBAN PAJAK INCOME TAXPENGHASILAN, BERSIH 54,343 108,440 EXPENSE, NET

LABA TAHUN BERJALAN 138,364 310,233 PROFIT FOR THE YEAR

PENDAPATAN KOMPREHENSIF OTHER COMPREHENSIVELAINNYA - - INCOME

TOTAL LABA TOTAL COMPREHENSIVEKOMPREHENSIF 138,364 310,233 INCOME

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

157

PTPE

RTA

MIN

AD

RIL

LIN

GSE

RVI

CES

IND

ON

ESIA

Lam

pira

n3/

1Sc

hedu

le

Cat

atan

atas

lapo

ran

keua

ngan

mer

upak

anba

gian

yang

The

acco

mpa

nyin

gno

tes

form

anin

tegr

alpa

rttid

akte

rpis

ahka

nda

rila

pora

nke

uang

anof

thes

efin

anci

alst

atem

ents

LAPO

RA

NPE

RU

BA

HA

NEK

UIT

AS

UN

TUK

TAH

UN-

TAH

UN

YAN

GB

ERA

KH

IR31

DES

EMB

ER20

11D

AN

2010

(Din

yata

kan

dala

mju

taan

Rup

iah)

STA

TEM

ENTS

OF

CH

AN

GES

INEQ

UIT

YFO

RTH

EYE

AR

SEN

DED

31D

ECEM

BER

2011

AN

D20

10(E

xpre

ssed

inm

illio

nsof

Rup

iah)

Selis

ihni

lai

tran

saks

ire

stru

ktur

isas

ien

titas

sepe

ngen

dali/

Diff

eren

cein

Mod

alva

lue

from

dite

mpa

tkan

rest

ruct

urin

gda

ndi

seto

r/tr

ansa

ctio

nsof

Cat

atan

/Is

sued

and

Cad

anga

num

um/

entit

ies

unde

rSa

ldo

laba

/Ju

mla

hek

uita

s/N

otes

paid

-up

capi

tal

Gen

eral

rese

rve

com

mon

cont

rol

Ret

aine

dea

rnin

gsTo

tale

quity

Sald

ope

r1

Janu

ari2

010

87,5

00-

-37

6,99

446

4,49

4B

alan

ceas

at1

Janu

ary

2010

Tam

baha

nm

odal

dise

tor

1556

4,36

8-

--

564,

368

Add

ition

alpa

id-u

pca

pita

l

Pem

bent

ukan

cada

ngan

16-

2-

-2

App

ropr

iatio

nto

gene

ralr

eser

ve

Per

ubah

anek

uita

sC

hang

esin

equi

tydu

eto

terk

aits

elis

ihni

lai

diffe

renc

ein

valu

efro

mtra

nsak

sire

stru

ktur

isas

ire

stru

ctur

ing

trans

actio

nsof

entit

asse

peng

enda

li16

--

(10,

614)

-(1

0,61

4)en

titie

sun

derc

omm

onco

ntro

l

Tota

llab

ako

mpr

ehen

sif

Tota

lcom

preh

ensi

vein

com

eta

hun

berja

lan

--

-31

0,23

331

0,23

3fo

rthe

year

Sald

ope

r31

Des

embe

r201

065

1,86

82

(10,

614)

687,

227

1,32

8,48

3B

alan

ceas

at31

Dec

embe

r201

0

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

158

PTPE

RTA

MIN

AD

RIL

LIN

GSE

RVI

CES

IND

ON

ESIA

Lam

pira

n3/

2Sc

hedu

le

Cat

atan

atas

lapo

ran

keua

ngan

mer

upak

anba

gian

yang

The

acco

mpa

nyin

gno

tes

form

anin

tegr

alpa

rttid

akte

rpis

ahka

nda

rila

pora

nke

uang

anof

thes

efin

anci

alst

atem

ents

LAPO

RA

NPE

RU

BA

HA

NEK

UIT

AS

UN

TUK

TAH

UN-

TAH

UN

YAN

GB

ERA

KH

IR31

DES

EMB

ER20

11D

AN

2010

(Din

yata

kan

dala

mju

taan

Rup

iah)

STA

TEM

ENTS

OF

CH

AN

GES

INEQ

UIT

YFO

RTH

EYE

AR

SEN

DED

31D

ECEM

BER

2011

AN

D20

10(E

xpre

ssed

inm

illio

nsof

Rup

iah)

Selis

ihni

lai

tran

saks

ire

stru

ktur

isas

ien

titas

sepe

ngen

dali/

Diff

eren

cein

Mod

alva

lue

from

dite

mpa

tkan

rest

ruct

urin

gda

ndi

seto

r/tr

ansa

ctio

nsof

Cat

atan

/Is

sued

and

Cad

anga

num

um/

entit

ies

unde

rSa

ldo

laba

/Ju

mla

hek

uita

s/N

otes

paid

-up

capi

tal

Gen

eral

rese

rve

com

mon

cont

rol

Ret

aine

dea

rnin

gsTo

tale

quity

Sald

ope

r31

Des

embe

r201

065

1,86

82

(10,

614)

687,

227

1,32

8,48

3B

alan

ceas

at31

Dec

embe

r201

0

Pem

bent

ukan

cada

ngan

16-

15,5

12-

(15,

512)

-A

ppro

pria

tion

toge

nera

lres

erve

Per

ubah

anek

uita

sC

hang

esin

equi

tydu

eto

terk

aits

elis

ihni

lai

diffe

renc

ein

valu

efro

mtra

nsak

sire

stru

ktur

isas

ire

stru

ctur

ing

trans

actio

nsof

entit

asse

peng

enda

li16

--

(127

,588

)-

(127

,588

)en

titie

sun

derc

omm

onco

ntro

l

Div

iden

--

-(9

3,07

1)(9

3,07

1)D

ivid

end

Tota

llab

ako

mpr

ehen

sif

Tota

lcom

preh

ensi

vein

com

eta

hun

berja

lan

--

-13

8,36

413

8,36

4fo

rthe

year

Sald

ope

r31

Des

embe

r201

165

1,86

815

,514

(138

,202

)71

7,00

81,

246,

188

Bal

ance

asat

31D

ecem

ber2

011

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

159

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 4 Schedule

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

The accompanying notes form an integral partof these financial statements

LAPORAN ARUS KASUNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecualidinyatakan lain)

STATEMENTS OF CASH FLOWSFOR THE YEARS ENDED

31 DECEMBER 2011 AND 2010(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise

stated)

Catatan/2011 Notes 2010

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROMAKTIVITAS OPERASI : OPERATING ACTIVITIES :

Penerimaan kas dari pelanggan 1,635,353 3d, 5 1,945,484 Cash receipts from customersPenerimaan kas dari pendapatan

keuangan 1,062 1,373 Cash receipts from finance incomePembayaran kas dari aktivitas Cash paid from other

operasi lainnya 3,698 9,822 operating activitiesRestitusi pajak 49,497 - Receipt from tax refundPembayaran kas kepada pemasok (1,406,418) (1,427,679) Cash paid to suppliersPembayaran kas kepada karyawan (97,371) (100,909) Cash paid to employeesPembayaran kas untuk pajak

penghasilan (153,599) (163,140) Cash paid for income taxesArus kas bersih yang diperoleh Net cash flows generated from

dari aktivitas operasi 32,222 264,951 operating activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROMINVESTASI : INVESTING ACTIVITIES :Penambahan aset tetap (1,053,284) (145,478) Addition to fixed assetsDana yang

dibatasi penggunaannya (44,937) - Restricted fundsArus kas yang digunakan untuk Cash flows used in

aktivitas investasi (1,098,221) (145,478) investing activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROMPENDANAAN : FINANCING ACTIVITIES :

Penerimaan kas dari pemegang Cash receipt from shareholdersaham untuk belanja modal 1,053,284 - for capital expenditures

Arus kas bersih yangdihasilkan dari aktivitas Net cash flowspendanaan 1,053,284 - provided by financing activities

PENURUNAN BERSIH KAS DAN NET DECREASE IN CASH ANDSETARA KAS (12,715) 119,473 CASH EQUIVALENTS

Dampak perubahan nilai kurs pada Effect of exchange rate changeskas dan setara kas 8,896 (1,307) on cash and cash equivalents

CASH AND CASHSALDO KAS DAN SETARA KAS EQUIVALENTS AT

AWAL TAHUN 172,338 54,172 THE BEGINNING OF THE YEAR

CASH AND CASHSALDO KAS DAN SETARA EQUIVALENTS AT THE END

KAS AKHIR TAHUN 168,519 172,338 OF THE YEAR

Aktivitas pendanaan dan investasi Non-cash financing andyang tidak mempengaruhi arus kas investing activities

Penambahan hutang lain-lainpihak yang mempunyai Addition in other liabilitieshubungan istimewa akibat related parties due topembagian dividen 93,071 - dividend declared

Setoran modal dalam Capital contributionbentuk aset - 553,755 in form of assets

Transfer aset dari entitas Transfer of assets fromsepengendali 177,912 - entity under common control

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

160

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/1 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

1. UMUM 1. GENERAL

a. Pendirian perusahaan a. The Company’s establishment

PT Pertamina Drilling Services Indonesia(“Perusahaan”) didirikan berdasarkan AktaNotaris No. 13 tanggal 13 Juni 2008 olehMarianne Vincentia Hamdani, S.H., aktapendirian ini telah disahkan melalui SuratKeputusan Menteri Hukum dan Hak AsasiManusia No. AHU-39442.AH.01.01 tanggal8 Juli 2008, serta telah diumumkan dalamTambahan Berita Negara No. 84 tanggal 17Oktober 2008.

PT Pertamina Drilling Services Indonesia (the“Company”) was established by virtue ofNotarial Deed No. 13 dated 13 June 2008 ofMarianne Vincentia Hamdani, S.H., the deedof establishment was approved by the Ministryof Law and Human Rights in Decision LetterNo. AHU-39442.AH.01.01 dated 8 July 2008and was published in the State Gazette No. 84dated 17 October 2008.

Perusahaan didirikan untuk menjalankanusaha dalam bidang jasa penunjangpemboran minyak dan gas bumi, baik didaratan maupun perairan laut, dan jasa terkaitlainnya.

The Company was established to engage indrilling services of oil and gas, both onshoreand offshore, and other related services.

Pendirian Perusahaan merupakan tindaklanjut dari diterbitkannya PeraturanPemerintah No. 31 tahun 2003 tanggal 18 Juni2003 tentang Pengalihan Bentuk PerusahaanPertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara(PERTAMINA, selanjutnya disebut ”PertaminaLama”) menjadi perusahaan perseroan(Persero).

The Company’s establishment is related withGovernment Regulation No. 31 of 2003 dated18 June 2003 regarding the change in thestatus of Perusahaan Pertambangan Minyakdan Gas Bumi Negara (PERTAMINA, the“former Pertamina Entity”) to a limited liabilitycompany (“Persero”).

Pengalihan bentuk Pertamina Lama menjadiPT Pertamina (Persero) (“Pertamina”)dituangkan dalam Akta Notaris No. 20 tanggal17 September 2003 dari Lenny Janis Ishak,S.H., dan telah disahkan melalui keputusanMenteri Hukum dan Hak Asasi ManusiaNo. C-24025 HT.01.01.TH.2003 tanggal9 Oktober 2003 dan diumumkan dalam BeritaNegara No. 93 Tambahan No. 11620 tanggal21 November 2003.

Anggaran Dasar perusahaan telah mengalamibeberapa perubahan. Perubahan terakhirberdasarkan Akta Notaris No. 9 dari MarianneVincentia Hamdani, S.H., tanggal 10 Agustus2010 tentang Perubahan Susunan DewanKomisaris.

The change in the status of the formerPertamina Entity to PT Pertamina (Persero)(“Pertamina”) is documented by Notarial DeedNo. 20 dated 17 September 2003 of LennyJanis Ishak, S.H., which was approved by theMinistry of Law and Human Rights in DecisionLetter No. C-24025 HT.01.01. TH.2003 dated9 October 2003 and published in SupplementNo. 11620 to the State Gazette No. 93 dated21 November 2003.

The Company’s Articles of Association havebeen amended several times. The latestamendment was based on Notarial Deed No.9 from Marianne Vincentia Hamdani, S.H.,dated 10 August 2010 regarding Change inBoard of Commisioners Composition.

Area operasi pemboran perusahaan beradapada lokasi sebagai berikut: Sumatera bagian Utara - Nangroe Aceh

Darussalam Sumatera bagian Tengah - Jambi Sumatera bagian Selatan - Prabumulih Jawa bagian Barat – Cirebon

Drilling operation areas of the Company wereas follows: North of Sumatera - Nangroe Aceh

Darussalam Central of Sumatera - Jambi South of Sumatera - Prabumulih West of Java - Cirebon

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

161

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/1 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

1. UMUM 1. GENERAL

a. Pendirian perusahaan a. The Company’s establishment

PT Pertamina Drilling Services Indonesia(“Perusahaan”) didirikan berdasarkan AktaNotaris No. 13 tanggal 13 Juni 2008 olehMarianne Vincentia Hamdani, S.H., aktapendirian ini telah disahkan melalui SuratKeputusan Menteri Hukum dan Hak AsasiManusia No. AHU-39442.AH.01.01 tanggal8 Juli 2008, serta telah diumumkan dalamTambahan Berita Negara No. 84 tanggal 17Oktober 2008.

PT Pertamina Drilling Services Indonesia (the“Company”) was established by virtue ofNotarial Deed No. 13 dated 13 June 2008 ofMarianne Vincentia Hamdani, S.H., the deedof establishment was approved by the Ministryof Law and Human Rights in Decision LetterNo. AHU-39442.AH.01.01 dated 8 July 2008and was published in the State Gazette No. 84dated 17 October 2008.

Perusahaan didirikan untuk menjalankanusaha dalam bidang jasa penunjangpemboran minyak dan gas bumi, baik didaratan maupun perairan laut, dan jasa terkaitlainnya.

The Company was established to engage indrilling services of oil and gas, both onshoreand offshore, and other related services.

Pendirian Perusahaan merupakan tindaklanjut dari diterbitkannya PeraturanPemerintah No. 31 tahun 2003 tanggal 18 Juni2003 tentang Pengalihan Bentuk PerusahaanPertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara(PERTAMINA, selanjutnya disebut ”PertaminaLama”) menjadi perusahaan perseroan(Persero).

The Company’s establishment is related withGovernment Regulation No. 31 of 2003 dated18 June 2003 regarding the change in thestatus of Perusahaan Pertambangan Minyakdan Gas Bumi Negara (PERTAMINA, the“former Pertamina Entity”) to a limited liabilitycompany (“Persero”).

Pengalihan bentuk Pertamina Lama menjadiPT Pertamina (Persero) (“Pertamina”)dituangkan dalam Akta Notaris No. 20 tanggal17 September 2003 dari Lenny Janis Ishak,S.H., dan telah disahkan melalui keputusanMenteri Hukum dan Hak Asasi ManusiaNo. C-24025 HT.01.01.TH.2003 tanggal9 Oktober 2003 dan diumumkan dalam BeritaNegara No. 93 Tambahan No. 11620 tanggal21 November 2003.

Anggaran Dasar perusahaan telah mengalamibeberapa perubahan. Perubahan terakhirberdasarkan Akta Notaris No. 9 dari MarianneVincentia Hamdani, S.H., tanggal 10 Agustus2010 tentang Perubahan Susunan DewanKomisaris.

The change in the status of the formerPertamina Entity to PT Pertamina (Persero)(“Pertamina”) is documented by Notarial DeedNo. 20 dated 17 September 2003 of LennyJanis Ishak, S.H., which was approved by theMinistry of Law and Human Rights in DecisionLetter No. C-24025 HT.01.01. TH.2003 dated9 October 2003 and published in SupplementNo. 11620 to the State Gazette No. 93 dated21 November 2003.

The Company’s Articles of Association havebeen amended several times. The latestamendment was based on Notarial Deed No.9 from Marianne Vincentia Hamdani, S.H.,dated 10 August 2010 regarding Change inBoard of Commisioners Composition.

Area operasi pemboran perusahaan beradapada lokasi sebagai berikut: Sumatera bagian Utara - Nangroe Aceh

Darussalam Sumatera bagian Tengah - Jambi Sumatera bagian Selatan - Prabumulih Jawa bagian Barat – Cirebon

Drilling operation areas of the Company wereas follows: North of Sumatera - Nangroe Aceh

Darussalam Central of Sumatera - Jambi South of Sumatera - Prabumulih West of Java - Cirebon

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/2 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

b. Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan b. Commissioners, Directors, and Employees

Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi padatanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah:

The composition of the Company’s Board ofCommissioners and Board of Directors as at31 December 2011 and 2010 were as follows:

Berdasarkan keputusan sirkuler pemegangsaham tanggal 30 Desember 2011, parapemegang saham menerima pengunduran diriMade Mahendra Budhi dari jabatannyasebagai Direktur Keuangan dan Administrasiterhitung sejak tanggal 1 Januari 2012.Sampai dengan tanggal penyelesaian laporankeuangan ini, Direktur Utama Perusahaanmenjadi Pejabat Sementara DirekturKeuangan dan Administrasi.

Based on a circular shareholder resolutiondated 30 December 2011, the shareholdersapproved the resignation of Made MahendraBudhi as Finance and Administration Directoreffective from 1 January 2012. As at thecompletion date of this financial statement, theCompany’s President Director acts as theinterim Finance and Administration Director.

c. Domisili c. Principal address

Kantor pusat Perusahaan beralamat diMenara Standard Chartered Lantai 15 - 16, Jl.Prof. Dr. Satrio Kav. 164, Jakarta Selatan.

The Company’s head office is located atMenara Standard Chartered 15th - 16th floor, Jl.Prof. Dr. Satrio Kav. 164,South Jakarta.

Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaanmempunyai 372 karyawan (2010: 311karyawan), dimana 104 karyawan (2010: 115karyawan) adalah karyawan Pertaminadengan status diperbantukan kepadaPerusahaan dan 268 karyawan (2010: 196karyawan) adalah karyawan tetap Perusahaan(tidak diaudit).

As at 31 December 2011 the Company had372 employees (2010: 311 employees), forwhich 104 employees (2010: 115 employees)were Pertamina’s employees seconded to theCompany and the remaining 268 employees(2010: 196 employees) were employeesdirectly hired by the Company (unaudited).

2. PENGALIHAN HAK, KEWAJIBAN DANKEPENTINGAN

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur UtamaPertamina No. KPTS-13/C00000/2010-S0 tanggal28 Januari 2010, kegiatan pengelolaan,pengoperasian dan pemeliharaan seluruh asetpenunjang dalam bidang jasa pemboran minyakdan gas bumi, baik di daratan maupun perairanlaut, dan jasa terkait lainnya dialihkan dariPertamina kepada Perusahaan efektif sejaktanggal 1 Juli 2008.

2. TRANSFER OF RIGHTS, OBLIGATIONS ANDINTERESTS

In accordance with Pertamina’s PresidentDirector’s Decision Letter No. KPTS-13/C00000/2010-S0 dated 28 January 2010, themanagement, operations and maintenance of allassets for drilling activities, both in onshore andoffshore, and other related services weretransferred from Pertamina to the Companyeffective since 1 July 2008.

Dewan Komisaris: 2011 dan/and 2010 Board of Commissioners:Komisaris Utama Mohamad Afdal Bahaudin President CommissionerKomisaris Subarkah Kustowo CommissionerKomisaris Suyartono Commissioner

Direksi: Board of Directors:Direktur Utama Amran Anwar President DirectorDirektur Operasi Faried Rudiono Director of OperationsDirektur Pemasaran dan

Pengembangan Adi HariantoDirector of Marketing andBusiness Development

Direktur Keuangan danAdministrasi Made Mahendra Budhi

Director of Finance andAdministration

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

162

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/3 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

2. PENGALIHAN HAK, KEWAJIBAN DANKEPENTINGAN (lanjutan)

Penggunaan aset tetap milik Pertamina olehPerusahaan dilakukan berdasarkan PerjanjianSewa Aset antara Pertamina denganPerusahaan No. 122/C00000/2009-SO tanggal 2Februari 2009 antara Pertamina denganPerusahaan yang berlaku sejak tanggal 1 Juli2008 sampai dengan tanggal 31 Desember 2009atau sampai dengan tanggal efektif berlakunyapengalihan aset tetap dari Pertamina kepadaPerusahaan, mana yang terjadi lebih dahulu.Biaya sewa yang dikenakan oleh Pertaminakepada Perusahaan sesuai dengan perjanjiansewa operasi tersebut adalah sebesar biayadepresiasi aset tetap tersebut selama periodeberjalan.

Sesuai Akta Notaris No.26 dan 27 tanggal 28 Juni2010 dari Lenny Janis Ishak, S.H., Pertaminamengalihkan aset-aset tersebut kepadaPerusahaan sebagai bentuk tambahan setoranmodal Pertamina kepada Perusahaan.Pengalihan aset tersebut efektif berlaku sejak 30Juni 2010 (Catatan 16).

2. TRANSFER OF RIGHTS, OBLIGATIONS ANDINTERESTS (continued)

The use of Pertamina’s fixed assets by theCompany is based on Asset Lease Agreement No.122/C00000/2009-SO dated 2 February 2009between Pertamina and the Company, which iseffective from 1 July 2008 through 31 December2009 or from the effective date of transfer ofPertamina’s fixed assets to the Company,whichever occurs first. The lease charge under theoperating lease agreement with Pertamina is equalto Pertamina’s fixed assets depreciation expensefor the period.

Based on Notary Deed No. 26 and 27 dated 28June 2010 of Lenny Janis Ishak, S.H., Pertaminatransferred its assets to the Company as additionalpaid in capital of Pertamina to the Company(“inbreng assets”). This inbreng asset was effectiveon 30 June 2010 (Note 16).

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES

Laporan keuangan Perusahaan telah disusun olehDewan Direksi dan diselesaikan pada tanggal 28Februari 2012.

Laporan keuangan Perusahaan disusunberdasarkan Standar Akuntansi Keuangan diIndonesia. Kebijakan akuntansi yang signifikan,diterapkan secara konsisten dalam penyusunanlaporan keuangan untuk tahun yang berakhir padatanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang dianutoleh Perusahaan adalah sebagai berikut:

These financial statements of the Company wereprepared by the Board of Directors and completedon 28 February 2012.

The Company’s financial statements have beenprepared in accordance with Indonesian financialaccounting standards. The significant accountingprinciples were applied consistently in thepreparation of the financial statements for the yearsended 31 December 2011 and 2010 by theCompany, and are as follows:

a. Dasar penyusunan laporan keuangan a. Basis of preparation

Laporan keuangan disusun berdasarkankonsep harga perolehan, kecuali asetkeuangan yang tersedia untuk dijual dan asetkeuangan dan kewajiban keuangan yangdiukur pada nilai wajar melalui laporan labarugi.

The financial statements have been preparedunder the historical cost, except for availablefor sale financial assets and financial assetsand liabilities which were measured at fairvalue through profit or loss.

Di tahun 2011, Perusahaan telah mengubahmetode penyusunan laporan arus kas darimetode tidak langsung menjadi metodelangsung. Oleh karena itu, laporan arus kas2010 telah disesuaikan oleh manajemendengan tidak ada pengaruh terhadap arus kasoperasi Perusahaan.

In 2011, the Company has changed the cashflows method from the indirect method to thedirect method. Therefore, the statement ofcash flows for the year 2010 was adjusted anddid not impact on the Company’s operatingcash flows.

Laporan arus kas disusun denganmenggunakan metode langsung, denganmengelompokkan arus kas ke dalam aktivitasoperasi, investasi dan pendanaan.

The statements of cash flows have beenprepared based on the direct method byclassifying cash flows on the basis ofoperating, investing, and financing activities.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

163

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/4 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

a. Dasar penyusunan laporan keuangan(lanjutan)

a. Basis of preparation (continued)

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini,dibulatkan dan disajikan dalam jutaan Rupiah(”IDR”), kecuali dinyatakan lain.

Figures in the financial statements are roundedto and stated in millions of Rupiah (”IDR”),unless otherwise specified.

b. Perubahan pada pernyataan standarakuntansi keuangan dan interpretasipernyataan standar akuntansi keuangan

b. Changes to the statements of financialaccounting standards and interpretations ofstatements of financial accountingstandards

Pada tanggal 1 Januari 2011, Perusahaanmenerapkan pernyataan standar akuntansikeuangan (PSAK) dan interpretasi standarakuntansi keuangan (ISAK) baru dan revisiyang efektif pada tahun 2011. Perubahankebijakan akuntansi Perusahaan telah dibuatseperti yang disyaratkan, sesuai denganketentuan transisi dalam masing-masingstandar dan interpretasi.

On 1 January 2011, the Company adopted newand revised statements of financial accountingstandards (“SFAS”) and interpretations ofstatement of financial accounting standards(“ISFAS”) that are mandatory for applicationfrom that date. Changes to the Company’saccounting policies have been made asrequired, in accordance with the transitionalprovisions in the respective standards andinterpretations.

- PSAK 1 (Revisi 2009), “Penyajian LaporanKeuangan”

- SFAS 1 (Revised 2009), “Presentation ofFinancial Statements”

Standar yang direvisi melarang penyajianpenghasilan dan beban (yakni “perubahanekuitas nonpemilik”) dalam laporan perubahanekuitas, mengharuskan “perubahan ekuitasnonpemilik” disajikan terpisah dari perubahanekuitas pemilik. Seluruh “perubahan ekuitasnonpemilik” disajikan dalam suatu laporankinerja.

The revised standard prohibits the presentationof items of income and expense (that is“nonowner changes in equity”) in the statementof changes in equity, requiring “non-ownerchanges in equity” to be presented separatelyfrom owner changes in equity. All “non-ownerchanges in equity” are required to be shown ina performance statement.

Entitas dapat memilih untuk menyajikan satulaporan kinerja (laporan pendapatankomprehensif) atau dua laporan (laporan labarugi dan laporan pendapatan komprehensif).Seluruh penghasilan dan beban disajikansebagai bagian aktivitas normal entitas.

Entities can choose whether to present oneperformance statement (the statement ofcomprehensive income) or two statements (theincome statement and statement ofcomprehensive income). All items of income orexpenses are to be presented as arising fromthe entity’s ordinary activities.

Jika entitas menyajikan kembali ataumereklasifikasi informasi komparatif, entitasharus menyajikan laporan posisi keuanganyang disajikan kembali pada awal periodekomparatif di samping penyajian laporan posisikeuangan pada akhir periode berjalan danperiode komparatif.

Where entities restate or reclassify comparativeinformation, they will be required to present arestated statement of financial position as at thebeginning comparative period in addition to thecurrent requirement to present balance sheetsat the end of the current period andcomparative period.

Perusahaan memilih menyajikan satu laporan.Laporan keuangan telah disajikan sesuaidengan yang disyaratkan oleh standar.

The Company has elected to present onestatement. The financial statements have beenprepared under the revised disclosurerequirements.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

164

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/5 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

b. Perubahan pada pernyataan standarakuntansi keuangan dan interpretasipernyataan standar akuntansi keuangan(lanjutan)

b. Changes to the statements of financialaccounting standards and interpretations ofstatements of financial accountingstandards (continued)

- PSAK No. 7 (Revisi 2010), “PengungkapanPihak-pihak Berelasi”

Standar memperjelas pedoman pengungkapanpihak berelasi, transaksi dan saldo, termasukkomitmen dengan pihak berelasi. Standarmenjelaskan bahwa personil manajemen kuncimerupakan pihak berelasi, yang mewajibkanpengungkapan jumlah dan kategori remunerasidan kompensasi kepada personil manajemenkunci. Standar juga mewajibkanpengungkapan atas transaksi dan saldo terkaitdengan entitas yang berelasi denganPemerintah. Perusahaan telah melakukanevaluasi ulang mengenai pihak berelasi sesuaidengan standar ini dan memastikan laporankeuangan telah disusun berdasarkanketentuan pengungkapan yang direvisi.

- SFAS No. 7 (Revised 2010), “Related PartyDisclosures”

The standard enhances the guidance fordisclosure of related party relationships,transactions and outstanding balances,including commitments. It makes clear that amember of the key management personnel is arelated party, which in turn requires thedisclosure of each category of remunerationand compensation of the key managementpersonnel. The standard also requiresdisclosures of transactions with Government-related entities and outstanding balances withthose entities. The Company has re-evaluatedits related party relationships in accordancewith this standard and ensured the financialstatements have been prepared under therevised disclosure requirements.

Penerapan dari standar, interpretasi baru/revisidan pencabutan standar berikut, tidakmenimbulkan perubahan besar terhadapkebijakan akuntansi Perusahaan dan efekmaterial terhadap laporan keuangan:

The adoption of these new and revisedstandards and interpretations did not result insubstantial changes to the Company’saccounting policies and had no material effecton the amounts reported for the current or priorfinancial periods:

PSAK 2 (Revisi 2009), “Laporan ArusKas”

PSAK 3 (Revisi 2010), “LaporanKeuangan Interim”

PSAK 4 (Revisi 2009), “LaporanKeuangan Konsolidasian dan LaporanKeuangan Tersendiri”

PSAK 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”

PSAK 8 (Revisi 2010), “Peristiwa SetelahPeriode Pelaporan”

PSAK 12 (Revisi 2009), “BagianPartisipasi dalam Ventura Bersama”

PSAK 15 (Revisi 2009), “Investasi padaEntitas Asosiasi”

PSAK 19 (Revisi 2010), “Aset Takberwujud”

PSAK 22 (Revisi 2010), “KombinasiBisnis”

PSAK 23 (Revisi 2010), “Pendapatan” PSAK 25 (Revisi 2009), “Kebijakan

Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,dan Kesalahan”

PSAK 48 (Revisi 2009), “Penurunan NilaiAset”

PSAK 57 (Revisi 2009), “Provisi, LiabilitasKontinjensi dan Aset Kontinjensi”

SFAS 2 (Revised 2009), “Statement ofCash Flows”

SFAS 3 (Revised 2010), “Interim FinancialReporting”

SFAS 4 (Revised 2009), “Consolidated andSeparate Financial Statements”

SFAS 5 (Revised 2009), “OperatingSegment”

SFAS 8 (Revised 2010), “Events after theReporting Period”

SFAS 12 (Revised 2009), “Interests in JointVentures”

SFAS 15 (Revised 2009), “Investments inAssociates”

SFAS 19 (Revised 2010), “IntangibleAssets”

SFAS 22 (Revised 2010), “BusinessCombinations”

SFAS 23 (Revised 2010), “Revenue” SFAS 25 (Revised 2009), “Accounting

Policies, Changes in Accounting Estimatesand Errors”

SFAS 48 (Revised 2009), “Impairment ofAssets”

SFAS 57 (Revised 2009), “Provisions,Contingent Liabilities and ContingentAssets”

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

165

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/6 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

b. Perubahan pada pernyataan standarakuntansi keuangan dan interpretasipernyataan standar akuntansi keuangan(lanjutan)

b. Changes to the statements of financialaccounting standards and interpretations ofstatements of financial accountingstandards (continued)

PSAK 58 (Revisi 2009), “Aset TidakLancar yang Dimiliki untuk Dijual danOperasi yang Dihentikan”

ISAK 7 (Revisi 2009), “Konsolidasi EntitasBertujuan Khusus”

ISAK 9, “Perubahan atas LiabilitasAktivitas Purna Operasi, Restorasi danLiabilitas Serupa”

ISAK 10, “Program Loyalitas Pelanggan” ISAK 11, “Distribusi Aset Nonkas kepada

Pemilik” ISAK 12, “Pengendalian Bersama Entitas:

Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer” ISAK 14, “Aset Tak berwujud – Biaya

Situs Web” ISAK 17, “Laporan Keuangan Interim dan

Penurunan Nilai”

SFAS 58 (Revised 2009), “Non-CurrentAssets Held for Sale and DiscontinuedOperations”

ISFAS 7 (Revised 2009), “Consolidation ofSpecial Purpose Entities”

ISFAS 9, “Changes in ExistingDecommissioning, Restoration and SimilarLiabilities”

ISFAS 10, “Customer Loyalty Programs” ISFAS 11, “Distributions of Non-Cash

Assets to Owners” ISFAS 12, “Jointly Controlled Entities-Non-

Monetary Contributions by Venturers” ISFAS 14, “Intangible Assets - Website

Costs” ISFAS 17, “Interim Financial Reporting and

Impairment”

Pencabutan standar dan interpretasi ini tidakmenyebabkan perubahan signifikan terhadapkebijakan akuntansi Perusahaan dan tidakmaterial atas jumlah yang dilaporkan atastahun berjalan atau tahun sebelumnya:

The withdrawals of these standards andinterpretations did not result in significantchanges to the Company’s accounting policiesand had no material effect on the amountsreported for the current or prior financial year:

PSAK 6, “Akuntansi dan Pelaporan untukEntitas Tahap Pengembangan”

PSAK 21, “Akuntansi Ekuitas” PSAK 40, “Akuntansi Perubahan Ekuitas

Entitas Anak atau Asosiasi” ISAK 1, “Penentuan Harga Pasar Dividen”

ISAK 2, “Penyajian Modal dalam Neracadan Piutang kepada Pemegang Saham”

ISAK 3, “Akuntansi atas PemberianSumbangan atau Bantuan”

SFAS 6, “Accounting and Reporting forDevelopment-Stage Entities”

SFAS 21, “Accounting for Equity” SFAS 40, “Accounting for Changes in

Equity of the Subsidiaries or Associates” ISFAS 1, “Determining Market Price of

Dividends” ISFAS 2, “Presentation of Capital in the

Balance Sheet and SubscriptionReceivables”

ISFAS 3, “Accounting for Donations orEndowment”

Standar akuntansi dan interpretasi baru/revisitelah diterbitkan dan diwajibkan untuk tahunyang dimulai sejak atau setelah 1 Januari2012:

The following new and revised accountingstandards and interpretations have beenpublished and are mandatory for financial yearsbeginning on or after 1 January 2012:

PSAK 10 (Revisi 2010), “PengaruhPerubahan Kurs Valuta Asing”

PSAK 18 (Revisi 2010), “Akuntansi danPelaporan Program Manfaat Purnakarya”

PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” PSAK 28 (Revisi 2010), “Akuntansi untuk

Asuransi Kerugian”

SFAS 10 (Revised 2010), “The Effects ofChanges in Foreign Exchange Rates”

SFAS 18 (Revised 2010), “Accounting andReporting by Retirement Benefit Plans”

SFAS 24 (Revised 2010), “EmployeeBenefits”SFAS 28 (Revised 2010), “Accounting forLoss Insurance”

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

166

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/7 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

b. Perubahan pada pernyataan standarakuntansi keuangan dan interpretasipernyataan standar akuntansi keuangan(lanjutan)

b. Changes to the statements of financialaccounting standards and interpretations ofstatements of financial accountingstandards (continued)

PSAK 33 (Revisi 2011), “AktivitasPengupasan Lapisan Tanah danPengelolaan Lingkungan Hidup padaPertambangan Umum”

PSAK 34 (Revisi 2010), “KontrakKonstruksi”

PSAK 36 (Revisi 2010), “Akuntansi untukAsuransi Jiwa”

PSAK 45 (Revisi 2011), “PelaporanKeuangan Entitas Nirlaba”

PSAK 46 (Revisi 2010), “PajakPenghasilan”

PSAK 50 (Revisi 2010), “InstrumenKeuangan: Penyajian”

PSAK 53 (Revisi 2010), “PembayaranBerbasis Saham”

PSAK 56 (Revisi 2011), “Laba PerSaham”

SFAS 33 (Revised 2011), “StrippingActivities and Environmental Managementin General Mining”

SFAS 34 (Revised 2010), “ConstructionContracts”

SFAS 36 (Revised 2010), “Accounting forLife Insurance”

SFAS 45 (Revised 2010), “FinancialReporting for Non-Profit Organisations”

SFAS 46 (Revised 2010), “Income Taxes”

SFAS 50 (Revised 2010), “FinancialInstruments: Presentation”

SFAS 53 (Revised 2010), “Share-BasedPayments”

SFAS 56 (Revised 2010), “Earnings perShare”

PSAK 60, “Instrumen Keuangan:Pengungkapan”

PSAK 61, “Akuntansi Hibah Pemerintahdan Pengungkapan Bantuan Pemerintah”

PSAK 62, “Kontrak Asuransi” PSAK 63, “Pelaporan Keuangan dalam

Ekonomi Hiperinflasi”

SFAS 60, “Financial Instruments:Disclosures”

SFAS 61, “Accounting for GovernmentGrants and Disclosures of GovernmentAssistance”

SFAS 62, “Insurance Contracts” SFAS 63, “Financial Reporting in

Hyperinflationary Economies” PSAK 64, “Aktivitas Eksplorasi dan

Evaluasi pada Pertambangan SumberDaya Mineral”

ISAK 13, “Lindung Nilai Investasi Netodalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”

ISAK 15 – PSAK 24, “Batasan AsetImbalan Pasti, Persyaratan PendanaanMinimum dan Interaksinya”

ISAK 16, “Perjanjian Konsesi Jasa”

ISAK 18, “Bantuan Pemerintah - TidakAda Relasi Spesifik dengan AktivitasOperasi”

ISAK 19, “Aplikasi Pendekatan PenyajianKembali pada PSAK 63 PelaporanKeuangan dalam ekonomi hiperinflasi”

ISAK 20, “Pajak Penghasilan –Perubahan dalam Status Pajak Entitasatau Para Pemegang Saham”

ISAK 22, “Perjanjian Konsesi Jasa:Pengungkapan”

ISAK 23, “Sewa Operasi – Insentif” ISAK 24, “Evaluasi Substansi Beberapa

Transaksi yang Melibatkan suatu BentukLegal Sewa”

SFAS 64, “Exploration and Evaluation ofMineral Resources”

ISFAS 13, “Hedges of a Net Investment in aForeign Operation”

ISFAS 15 – SFAS 24, “The Limit on aDefined Benefit Asset, Minimum FundingRequirements and their Interaction

ISFAS 16, “Service ConcessionArrangements”

ISFAS 18, “Government Assistance — NoSpecific Relation to Operating Activities”

ISAK 19, “Applying the RestatementApproach under PSAK 63: FinancialReporting in Hyperinflationary Economies”

ISAK 20, “Income Taxes—Changes in theTax Status of an Entity or its Shareholders”

ISAK 22, “Service ConcessionArrangements: Disclosure”

ISAK 23, “Operating Leases – Incentives” ISAK 24 - Evaluating the Substance of

Transactions Involving the Legal Form of alease”

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

167

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/8 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

b. Perubahan pada pernyataan standarakuntansi keuangan dan interpretasipernyataan standar akuntansi keuangan(lanjutan)

b. Changes to the statements of financialaccounting standards and interpretations ofstatements of financial accountingstandards (continued)

Pencabutan standar akuntasi dan interpretasiberikut ini telah diterbitkan dan diwajibkanuntuk tahun yang dimulai sejak atau setelah 1Januari 2012:

The following withdrawals of accountingstandards and interpretations have beenpublished and are mandatory for the financialyear beginning on or after 1 January 2012:

PSAK 11, “Penjabaran Laporan Keuangandalam Mata Uang Asing”

PSAK 27, “Akuntansi Koperasi” PSAK 29, “Akuntansi Minyak dan Gas

Bumi” PSAK 39, “Akuntansi Kerja Sama

Operasi” PSAK 52, “Mata Uang Pelaporan” ISAK 4, “Alternatif Perlakuan yang

Diizinkan atas Selisih Kurs”

SFAS 11, “Translation of FinancialStatements in Foreign Currencies”

SFAS 27, “Accounting for Cooperatives” SFAS 29, “Accounting for Oil and Gas”

SFAS 39, “Accounting for Joint Operations”

SFAS 52, “Reporting Currencies” ISFAS 4, “Allowable Alternative Treatment

of Foreign Exchange Differences”

Perusahaan masih menganalis is dampakstandar dan interpretasi baru/revisi sertapencabutan standar dan interpretasi tersebutterhadap laporan keuangan.

The Company is still assessing the impact ofthese new or revised SFAS and ISFAS andwithdrawals of those standards andinterpretations on the financial statements.

c. Transaksi dengan pihak yang mempunyaihubungan istimewa

c. Related parties transactions

Perusahaan melakukan transaksi denganpihak-pihak yang berelasi sebagaimanadidefinisikan dalam PSAK No. 7,“Pengungkapan Pihak-pihak berelasi”. Seluruhtransaksi dan saldo yang material denganpihak-pihak yang berelasi telah diungkapkandalam catatan atas laporan keuangankonsolidasian, termasuk transaksi denganentitas yang berelasi dengan Pemerintah.

The Company enters into transactions withrelated parties as defined in SFAS 7 “RelatedParty Disclosures”. All significant transactionsand balances with related parties have beendisclosed in the notes to these financialstatements, including transactions withGovernment-related entities.

d. Kas dan setara kas d. Cash and cash equivalents

Pada laporan arus kas, kas dan setara kasmencakup kas, bank dan semua depositoberjangka yang jatuh tempo dalam waktu tigabulan setelah dikurangi cerukan. Pada laporanposisi keuangan, cerukan disajikan sebagailiabilitas jangka pendek.

In the statement of cash flows, cash and cashequivalents include cash in hand, deposits heldat call with banks, other short-term highly liquidinvestments with original maturities of threemonths or less, and bank overdrafts. In thestatement of financial position, bank overdraftsare shown within borrowings in currentliabilities.

Kas dan setara kas yang dibatasipenggunaanya disajikan sebagai “Dana yangDibatasi Penggunaannya”. Bila dana tersebutakan digunakan dalam waktu satu tahun ataukurang maka akan disajikan sebagai assetlancar dan bila jatuh tempo lebih dari satutahun disajikan sebagai bagian dari aset tidaklancar.

Cash and cash equivalents which are restrictedfor certain use are presented as “Restrictedfunds”. If the funds are expected to be usedwithin one year or less, they are classified aspart of current assets and if the funds are notgoing to be used within the next one year, theyare classified as part of non-current assets.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

168

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/9 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

e. Piutang Usaha e. Trade receivables

Piutang usaha merupakan jumlah yangterutang dari pelanggan atas penjualan barangdagangan atau jasa dalam kegiatan usahanormal. Jika piutang diperkirakan dapat ditagihdalam waktu satu tahun atau kurang (ataudalam siklus operasi normal jika lebihpanjang), piutang diklasifikasikan sebagai asetlancar. Jika tidak, piutang disajikan sebagaiaset tidak lancar.

Trade receivables are amounts due fromcustomer for merchandise sold or servicesperformed in the ordinary course of business. Ifcollection is expected in one year or less (or inthe normal operating cycle of the business iflonger), they are classified as current assets. Ifnot, they are presented as non-current assets.

Piutang usaha pada awalnya diakui sebesarnilai wajar dan selanjutnya diukur pada biayaperolehan diamortisasi dengan menggunakanmetode bunga efektif, apabila dampakpendiskontoan signifikan, dikurangi provisiatas penurunan nilai.

Trade receivables are recognised initially at fairvalue and subsequently measured at amortisedcost using the effective interest method, if theimpact of discounting is significant, lessprovision for impairment.

f. Persediaan f. Inventories

Persediaan dicatat berdasarkan metode rata-rata tertimbang dan nilai realisasi bersih,mana yang lebih rendah. Penyisihan untukpersediaan usang dan bergerak lambatditentukan berdasarkan estimasi penggunaanatau penjualan masing-masing jenispersediaan pada masa mendatang.

Penyisihan penurunan nilai persediaan usang,tidak terpakai, dan lambat pergerakannyadilakukan berdasarkan analisa manajementerhadap kondisi material tersebut pada akhirtahun.

Inventories are stated at the lower of weightedaverage cost and net realisable value. Aprovision for obsolete and slow movinginventory is determined on the basis ofestimated future usage or sale of individualinventory items.

An allowance for obsolete, unusable and slow-moving inventories is provided based onmanagement’s analysis of the condition of suchmaterials at the end of the year.

g. Biaya dibayar di muka g. Prepayments

Biaya dibayar di muka diamortisasi selamaperiode manfaat masing-masing biaya denganmenggunakan metode garis lurus sesuaidengan peruntukannya.

Prepaid expenses are amortised on a straight-line basis over the estimated beneficial periodsof the prepayments.

h. Aset Tetap h. Property, plant and equipment

Aset tetap dicatat berdasarkan biayaperolehan dikurangi dengan akumulasipenyusutan dan penurunan nilai, jika ada.

Fixed assets are stated at cost lessaccumulated depreciation and impairmentlosses, if any.

Termasuk ke dalam biaya perolehan adalahbiaya penggantian sebagian aset tetap danbiaya pinjaman untuk proyek konstruksijangka panjang jika kriteria pengakuanterpenuhi. Demikian pula, ketika majorinspection dilakukan, biayanya diakui sebagainilai aset tetap sebagai biaya penggantian,jika kriteria pengakuan terpenuhi. Biayaperbaikan dan pemeliharaan dibebankan kelaporan laba-rugi dalam periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.

Acquisition cost includes the cost of replacingpart of fixed assets and borrowing costs forlong-term construction projects if therecognition criteria are satisfied. Likewise,when a major inspection is performed, its costis recognised in the carrying amount of thefixed assets as a replacement cost if therecognition criteria are satisfied. All repairs andmaintenance are charged to the statement ofincome during the financial period in whichthey are incurred.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

169

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/9 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

e. Piutang Usaha e. Trade receivables

Piutang usaha merupakan jumlah yangterutang dari pelanggan atas penjualan barangdagangan atau jasa dalam kegiatan usahanormal. Jika piutang diperkirakan dapat ditagihdalam waktu satu tahun atau kurang (ataudalam siklus operasi normal jika lebihpanjang), piutang diklasifikasikan sebagai asetlancar. Jika tidak, piutang disajikan sebagaiaset tidak lancar.

Trade receivables are amounts due fromcustomer for merchandise sold or servicesperformed in the ordinary course of business. Ifcollection is expected in one year or less (or inthe normal operating cycle of the business iflonger), they are classified as current assets. Ifnot, they are presented as non-current assets.

Piutang usaha pada awalnya diakui sebesarnilai wajar dan selanjutnya diukur pada biayaperolehan diamortisasi dengan menggunakanmetode bunga efektif, apabila dampakpendiskontoan signifikan, dikurangi provisiatas penurunan nilai.

Trade receivables are recognised initially at fairvalue and subsequently measured at amortisedcost using the effective interest method, if theimpact of discounting is significant, lessprovision for impairment.

f. Persediaan f. Inventories

Persediaan dicatat berdasarkan metode rata-rata tertimbang dan nilai realisasi bersih,mana yang lebih rendah. Penyisihan untukpersediaan usang dan bergerak lambatditentukan berdasarkan estimasi penggunaanatau penjualan masing-masing jenispersediaan pada masa mendatang.

Penyisihan penurunan nilai persediaan usang,tidak terpakai, dan lambat pergerakannyadilakukan berdasarkan analisa manajementerhadap kondisi material tersebut pada akhirtahun.

Inventories are stated at the lower of weightedaverage cost and net realisable value. Aprovision for obsolete and slow movinginventory is determined on the basis ofestimated future usage or sale of individualinventory items.

An allowance for obsolete, unusable and slow-moving inventories is provided based onmanagement’s analysis of the condition of suchmaterials at the end of the year.

g. Biaya dibayar di muka g. Prepayments

Biaya dibayar di muka diamortisasi selamaperiode manfaat masing-masing biaya denganmenggunakan metode garis lurus sesuaidengan peruntukannya.

Prepaid expenses are amortised on a straight-line basis over the estimated beneficial periodsof the prepayments.

h. Aset Tetap h. Property, plant and equipment

Aset tetap dicatat berdasarkan biayaperolehan dikurangi dengan akumulasipenyusutan dan penurunan nilai, jika ada.

Fixed assets are stated at cost lessaccumulated depreciation and impairmentlosses, if any.

Termasuk ke dalam biaya perolehan adalahbiaya penggantian sebagian aset tetap danbiaya pinjaman untuk proyek konstruksijangka panjang jika kriteria pengakuanterpenuhi. Demikian pula, ketika majorinspection dilakukan, biayanya diakui sebagainilai aset tetap sebagai biaya penggantian,jika kriteria pengakuan terpenuhi. Biayaperbaikan dan pemeliharaan dibebankan kelaporan laba-rugi dalam periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.

Acquisition cost includes the cost of replacingpart of fixed assets and borrowing costs forlong-term construction projects if therecognition criteria are satisfied. Likewise,when a major inspection is performed, its costis recognised in the carrying amount of thefixed assets as a replacement cost if therecognition criteria are satisfied. All repairs andmaintenance are charged to the statement ofincome during the financial period in whichthey are incurred.

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/10 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

h. Aset Tetap (lanjutan) h. Property, plant and equipment (continued)

Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan denganmenggunakan metode garis lurusberdasarkan estimasi masa manfaat asettetap sebagai berikut:

Fixed assets, except land, are depreciatedusing the straight-line method over theirestimated useful lives as follows:

Tahun/Years

InstalasiBangunanHarta Bergerak

5 - 2040

5 - 10

InstallationsBuildings

Moveable equipments

Tanah dan hak atas tanah dinyatakanberdasarkan biaya perolehan dan tidakdisusutkan.

Land and land rights are stated at cost and arenot amortised.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai sisa, umurmanfaat dan metode penyusutan ditinjau ulangdan disesuaikan secara prospektifsebagaimana mestinya.

Nilai aset dikaji ulang atas kemungkinanpenurunan pada nilai wajarnya yangdisebabkan oleh peristiwa atau perubahankeadaan yang menyebabkan nilai tercatat asetmungkin tidak dapat dipulihkan. Penurunannilai aset diakui sebagai biaya tahun berjalan.

At each financial year end, the residual values,useful lives and methods of depreciation ofassets are reviewed and adjustedprospectively, as appropriate.

Asset values are reviewed for any impairmentand possible write-down to fair valueswhenever events or changes in circumstancesindicate that the carrying values of the assetsmay not be fully recovered. Impairment ofasset is recognised as a charge to currentyear operations.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikanpengakuannya pada saat dilepaskan atau saattidak ada manfaat ekonomis masa depan yangdiharapkan dari penggunaan ataupelepasannya. Laba atau rugi yang timbul daripenghentian pengakuan aset (dihitung sebagaiperbedaan antara jumlah neto hasil pelepasandan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan ataudibebankan di laporan laba rugi pada tahunaset tersebut dihentikan pengakuannya.

An item of fixed assets is derecognised upondisposal or when no future economic benefitsare expected from its use or disposal. Any gainor loss arising on derecognition of the asset(calculated as the difference between the netdisposal proceeds and the carrying amount ofthe asset) is credited or charged to thestatement of income in the year the asset isderecognised.

Aset dalam penyelesaian Assets under construction

Aset dalam penyelesaian merupakan biaya-biaya yang berhubungan secara langsungdengan pembangunan dan akuisisi aset tetapdan biaya-biaya lainnya. Biaya-biaya tersebutakan dipindahkan ke aset tetap yangbersangkutan pada saat aset tersebut selesaidan siap digunakan. Biaya pinjaman yangterjadi untuk mendanai aset dalampenyelesaian dikapitalisasi selama periodesampai dengan proses pembangunan asetselesai.

Assets under construction represents costs forthe assets and acquisition of fixed assets andother costs, for which costs are transferred tothe relevant asset account when the asset iscompleted and ready to use. Borrowing costsincurred specifically to fund assets underconstruction are capitalised during the periodup to completion of the respective assets.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

170

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/11 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

i. Sewa

Suatu sewa dimana porsi yang signifikan atasrisiko dan manfaat kepemilikan aset masihtetap berada ditangan lessor, maka sewatersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi.Pembayaran sewa operasi (dikurangi denganinsentif yang diterima dari lessor) dibebankanke laporan laba rugi dengan metode garis lurusselama masa sewa.

Sewa aset tetap dimana Perusahaan memilikisecara substansi seluruh risiko dan manfaatkepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewapembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasipada awal masa sewa sebesar nilai wajar asetsewa atau sebesar nilai kini pembayaran sewaminimum, jika nilai kini lebih dari nilai wajar.

i. Leases

Leases in which a significant portion of the risksand rewards of ownership are retained by thelessor are classified as operating leases.Payments made under operating leases (net ofany incentives received from the lessor) arecharged to the statements of income on astraight-line basis over the period of the lease.

Leases of fixed assets where the Companysubstantially has all the risks and rewards ofownership are classified as finance leases.Finance leases are capitalised at thecommencement of the lease term based on thefair value of the leased property or, if lower thepresent value of the minimum lease payments.

Setiap pembayaran sewa dialokasikan antarabagian yang merupakan pelunasan kewajibandan bagian yang merupakan beban keuangansedemikian rupa sehingga menghasilkantingkat suku bunga yang konstan atas saldopembiayaan. Unsur bunga dalam bebankeuangan dibebankan di laporan laba rugiselama masa sewa sedemikian rupa sehinggamenghasilkan suatu tingkat suku bungaperiodik yang konstan atas saldo kewajibansetiap periode. Aset tetap yang diperolehmelalui sewa pembiayaan disusutkan denganmetode yang sama dengan penyusutan asettetap yang dimiliki sendiri. Jika tidak terdapatkepastian yang memadai bahwa Perusahaanakan memiliki aset tersebut pada akhir masasewa, aset tersebut disusutkan selama jangkawaktu yang lebih pendek antara umur manfaataset dan masa sewa.

Each lease payment is allocated between theliability and finance charges so as to achieve aconstant rate of interest on the outstandingfinance balance. The interest element of thefinance cost is charged to the statements ofincome over the lease period so as to produce aconstant periodic rate of interest on theremaining balance of the liability for each period.Fixed assets acquired under finance leases aredepreciated similarly to owned assets. If there isno reasonable certainty that the Company willhold the ownership by the end of the lease term,the asset is depreciated over the shorter of theuseful life of the asset and the lease term.

Penentuan apakah suatu perjanjianmerupakan, atau yang mengandung, sewadidasarkan atas substansi perjanjian padatanggal awal sewa dan apakah pemenuhanperjanjian tergantung pada penggunaan suatuaset tertentu dan perjanjian tersebutmemberikan suatu hak untuk menggunakanaset tersebut. Apabila perjanjian mengandungsewa, Perusahaan akan menilai apakahperjanjian sewa tersebut adalah sewapembiayaan atau sewa operasi. Sewa yangmengalihkan secara substansial kepada lesseeseluruh risiko dan manfaat yang terkait dengankepemilikan asset diklasifikasikan sebagaisewa pembiayaan, sebaliknya akandiklasifikasikan sebagai sewa operasi.

The determination of whether an arrangement is,or contains, a lease is based on the substance ofthe arrangement at the inception date andwhether the fulfillment of the arrangement isdependent on the use of a specific asset and thearrangement conveys a right to use the asset. Ifan arrangement contains a lease, the Companywill asses whether the lease is a finance oroperating lease. Leases that transfersubstantially to the lessee all of the risks andrewards incidental to ownership of the leaseditem are classified as finance leases, otherwisethey are classified as operating leases.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

171

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/12 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

j. Beban tangguhan

Biaya-biaya yang dianggap memberikanmanfaat di masa mendatang dicatat sebagaibiaya yang ditangguhkan dan diamortisasimenggunakan metode garis lurus selamamasa manfaat dari biaya-biaya tersebut.

j. Deferred charges

Expenditures which are considered to providebenefits in future periods are recorded asdeferred charges and amortised using thestraigh-line method over the useful life of theseexpenditures.

k. Penurunan nilai aset non keuangan k. Impairment of non-financial assets

Evaluasi terhadap aset jangka panjangdilakukan pada setiap tanggal neraca untukmengetahui adanya penurunan nilai ketikaterjadi peristiwa atau perubahan kondisi yangmengindikasikan bahwa nilai tercatat asettersebut tidak dapat terpulihkan. Jika terdapatkondisi seperti yang digambarkan di atas, nilaiterpulihkan dari aset diestimasi. Nilaiterpulihkan dari aset ditentukan berdasarkannilai yang lebih besar antara nilai jual asetbersih dan nilai pakainya.

Long-lived assets are reviewed at each balancesheet date for impairment whenever events orchanges in circumstances indicate that thecarrying amount of an asset may not berecoverable. If any such indication exists, theasset’s recoverable amount is estimated. Therecoverable amount of an asset is determined asthe greater of an asset’s net selling price andvalue in use.

Kerugian yang terjadi akibat penurunan nilaidiakui ketika nilai tercatat dari aset atau unitpenghasil kas melebihi nilai yang terpulihkan.Kerugian penurunan nilai diakui pada laporanlaba-rugi periode berjalan.

An impairment loss is recognized whenever thecarrying amount of the asset or its cash-generating unit exceeds its recoverable amount.Impairment losses are recognized in the currentperiod’s statements of comprehensive income.

Nilai tercatat aset dimana kerugian penurunannilai telah diakui akan dipulihkan tidak melebihinilai yang dapat diperoleh kembali dankerugian penurunan nilai dibalik jika terdapatperubahan estimasi yang digunakan untukmenentukan nilai aset yang terpulihkan sejakterakhir kerugian penurunan nilai diakui.Kerugian penurunan nilai dibalik sepanjangnilai tercatat dari aset tidak melebihi nilaitercatat yang seharusnya, setelah dikurangipenyusutan, deplesi atau amortisasi, dan tidaktercatat adanya kerugian penurunan nilai yangdiakui.

The carrying amount of an asset for which animpairment loss has been recognised isincreased to not more than its recoverableamount and an impairment loss is reversed ifthere has been a change in the estimate used todetermine the asset’s recoverable amount sincethe last impairment loss was recognised. Animpairment loss is reversed only to the extentthat the asset’s carrying amount does notexceed the carrying amount that would havebeen determined, net of depreciation, depletionor amortisation, if no impairment loss had beenrecognised.

l. Hutang usaha dan hutang lain-lain

Hutang usaha dan hutang lain-lain padaawalnya diakui pada nilai wajar dan kemudiandiukur pada harga perolehan yangdiamortisasi dengan menggunakan metodesuku bunga efektif. Hutang dikelompokkansebagai kewajiban lancar apabila pembayaranjatuh tempo dalam waktu satu tahun ataukurang (atau dalam siklus normal operasi daribisnis jika lebih lama). Jika tidak, hutangusaha tersebut disajikan sebagai kewajibantidak lancar.

l. Trade and other payables

Trade and other payables are recognised initiallyat fair value and subsequently measured atamortised cost using the effective interestmethod. Payables are classified as currentliabilities if payment is due within one year or less(or in the normal operating cycle of the businessif longer). If not, they are presented as non-current liabilities.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

172

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/13 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

m. Pengakuan pendapatan dan beban m. Revenue and expense recognition

Pendapatan usaha berasal dari penjualan jasapengeboran setelah dikurangi potonganpenjualan, dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”).

Bila suatu transaksi penjualan jasa dapatdiestimasi dengan andal, pendapatansehubungan dengan transaksi tersebut diakuidengan mengacu pada tingkat penyelesaiantransaksi tersebut pada tanggal neraca denganmengacu pada kondisi berikut:

- jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;- besar kemungkinan manfaat ekonomi

sehubungan dengan transaksi tersebut akandiperoleh Perusahaan

- tingkat penyelesaian dari transaksi tersebutpada tanggal neraca dapat diukur dengan andal;dan

- biaya yang terjadi untuk transaksi dan untukmenyelesaikan transaksi tersebut dapat diukurdengan andal.

Bila hasil transaksi penjualan jasa tidak dapatdiestimasi dengan andal, pendapatan yang diakuihanya sebesar beban yang telah diakui yangdapat diperoleh kembali.

Beban diakui pada saat terjadi berdasarkankonsep akrual.

Revenue is recognised from the sale ofdrilling services, net of trade allowances,and Value Added Tax (“VAT”).

When the outcome of a transactioninvolving the rendering of services can beestimated reliably, revenue associated withthe transaction is recognised by referenceto the stage of completion of transaction atthe balance sheet date. The outcome of atransaction can be estimated reliably whenall the following conditions are met:

- the amount of revenue can bemeasured reliably;

- it is probable that the economic benefitsassociated with the transaction will flowto the Company

- the stage of completion of thetransaction at the balance sheet datecan be measured reliably; and

- the costs incurred for the transaction andthe costs to complete the transactioncan be measured reliably.

When the outcome of a transactioninvolving the rendering of services cannotbe estimated reliably, revenue isrecognised only to the extent of theexpenses recognised that are recoverable.

Expenses are recognised when incurred onan accrual basis.

n. Program pensiun dan imbalan kerja n. Pension plan and employee benefits

(i) Kewajiban imbalan pasca masa kerja (i) Post–retirement benefit obligation

Program imbalan pascakerja dapatdiklasifikasikan sebagai program iuran pastiatau program imbalan pasti, bergantung padasubstansi ekonomis syarat dan kondisi utamaprogram tersebut.

Post-retirement benefit plans areclassified as either defined contributionplans or defined benefit plans,depending on the economic substanceof the plan as derived from its principalterms and conditions.

Program imbalan pasti adalah program pensiunyang menentukan jumlah imbalan pensiun yangakan diterima seorang karyawan pada saatpensiun, biasanya berdasarkan pada satu ataulebih faktor seperti usia, masa kerja, dankompensasi.

A defined benefit plan is a pension planthat defines the amount of pensionbenefit that an employee will receive onretirement, usually dependent on one ormore factors such as age, years ofservice and compensation.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

173

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/14 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

n. Program pensiun dan imbalan kerja (lanjutan) n. Pension plan and employee benefits(continued)

(i) Kewajiban imbalan pasca masa kerja(lanjutan)

(i) Post–retirement benefit obligation(continued)

Program iuran pasti adalah program imbalanpascakerja yang mewajibkan perusahaanmembayar sejumlah iuran tertentu kepada(dana) entitas terpisah, sehingga perusahaantidak memiliki kewajiban konstruktif untukmembayar iuran lebih lanjut jika entitas tersebuttidak memiliki aset yang cukup untuk membayarseluruh imbalan pascakerja sebagai imbalanatas jasa yang diberikan pekerja pada periodeberjalan dan periode lalu.

A defined contribution plan is a post-retirement benefit plan under which anenterprise pays fixed contributions into aseparate entity (a fund) and will have nolegal or constructive obligation to payfurther contributions if the fund does nothold sufficient assets to pay allemployee benefits relating to employeeservice in the current and prior periods.

Perusahaan menerima pembebanan biaya jasakini atas kewajiban pensiun dan imbalan kerjauntuk karyawan Pertamina yang statusnyadiperbantukan ke Perusahaan.

The Company is charged for currentservice costs for pension and otheremployee benefit obligations forPertamina employees seconded to theCompany.

Perusahan memberikan imbalan pasca kerjakepada karyawan tetap (yang statusnya bukanperbantuan) sesuai dengan Kontrak KerjaBersama (“KKB”). Imbalan pasca kerjakaryawan diakui berdasarkan ketentuanUndang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003tanggal 25 Maret 2003 (“Undang-Undang”) atauprogram imbalan pasca kerja Perusahaan,mana yang lebih tinggi. Karena Undang-undangKetenagakerjaan atau KKB menentukan rumustertentu untuk menghitung jumlah minimalimbalan pensiun pada dasarnya Undang-Undang Ketenagakerjaan atau KKB adalahprogram imbalan pasti.

The Company provides post-employment benefits covering all of itspermanent employees (direct hiredemployees) in accordance with itsemployment agreement (the “KKB”).TheCompany post-employment benefits arerecognised in accordance with LabourLaw No. 13/2003 dated 25 March 2003(the “Labour Law”), or the KKB,whichever benefit is higher. Since theLabour Law or the KKB sets a formula todetermine the minimum amount ofbenefits, in substance the Labour Lawor the KKB represents a defined benefitplan.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

174

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/15 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

n. Program pensiun dan imbalan kerja(lanjutan)

n. Pension plan and employee benefits(continued)

(i) Kewajiban imbalan pasca masa kerja(lanjutan)

(i) Post–retirement benefit obligation(continued)

Kewajiban program pensiun imbalan pastiyang diakui dalam laporan posisi keuanganadalah nilai kini kewajiban imbalan pastipada tanggal laporan posisi keuangandikurangi nilai wajar aset program, sertadisesuaikan dengan keuntungan ataukerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yangbelum diakui. Besarnya kewajiban imbalanpasti ditentukan berdasarkan perhitunganaktuaris independen yang dilakukan secaratahunan menggunakan metode projected-unit-credit. Nilai kini kewajiban imbalanpasti ditentukan dengan mendiskontoestimasi arus kas keluar masa depanmenggunakan tingkat suku bunga obligasipemerintah (dengan pertimbangan saat initidak ada pasar aktif untuk obligasikorporat berkualitas tinggi) dalam matauang yang sama dengan mata uangimbalan yang akan dibayarkan dan waktujatuh tempo yang kurang lebih samadengan waktu jatuh tempo imbalan yangbersangkutan.

The liability recognised in the statement offinancial position in respect of the definedbenefit pension plans is the present value ofthe defined benefit obligation at the balancesheet date less the fair value of plan assets,together with adjustments for unrecognisedactuarial gains or losses and past servicecosts. The defined benefit obligation iscalculated annually by independentactuaries using the projected–unit-creditmethod. The present value of the definedbenefit obligation is determined bydiscounting the estimated future cashoutflows using interest rates of governmentbonds (considering currently there is nodeep market for high quality corporatebonds) that are denominated in the currencyin which the benefits will be paid, and thathave terms of maturity approximating theterms of the related pension liability.

Beban yang diakui di laporan laba rugikomprehensif termasuk biaya jasa kini,beban bunga, amortisasi biaya jasa lalu,dan amortisasi keuntungan dan kerugianaktuaria.

Expense charged to the statement ofcomprehesive income includes the currentservice cost, interest expense, amortisationof past service cost and amortization ofactuarial gains and losses.

Biaya jasa lalu diakui segera di laporanlaba rugi komprehensif, kecuali perubahanpada program pensiun bergantung kepadasisa masa kerja karyawan untuk jangkawaktu tertentu (periode hak atau vested).Dalam kasus ini, biaya jasa laludiamortisasi menggunakan metode garislurus selama periode rata-rata sampaiimbalan tersebut menjadi hak atau vested.

Past-service costs are recognisedimmediately in the statement ofcomprehensive income, unless the changesto the pension plan are conditional on theemployees remaining in service for aspecified period of time (the vesting period).In the case, the past-service costs areamortised on a straight-line basis over thevesting period.

Keuntungan dan kerugian aktuarial yangtimbul dari penyesuaian pengalaman danperubahan asumsi-asumsi aktuarial,apabila melebihi 10% dari nilai kini darikewajiban imbalan pasti pada tanggalneraca, dibebankan atau dikreditkan padalaporan laba-rugi komprehensif selamarata-rata sisa masa kerja para karyawan.

Actuarial gains and losses arising fromexperience adjustments and changes inactuarial assumptions, when exceeding10% of the present value of the definedbenefit obligation at the balance sheet date,are charged or credited to the statement ofcomprehensive income over the averageremaining service lives of the employees.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

175

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/16 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

n. Program pensiun dan imbalan kerja(lanjutan)

n. Pension plan and employee benefits(continued)

(ii) Pesangon pemutusan kontrak kerja (ii) Termination benefits

Pesangon pemutusan kontrak kerjaterhutang ketika karyawan dihentikankontrak kerjanya oleh Perusahaansebelum tanggal pensiun normal atauketika karyawan menerima penawaranpengunduran diri secara sukarelasebagai ganti dari manfaat yang diterima.Perusahaan mengakui pesangonpemutusan kontrak kerja ketikaPerusahaan menunjukkan komitmennyabaik untuk memutuskan kontrak kerjadengan karyawan berdasarkan suaturencana formal terinci yang secararealistis kecil kemungkinan untukdibatalkan; atau menyediakan pesangonpemutusan kontrak kerja sebagai hasildari penawaran yang diberikan untukmendorong pemberhentian secarasukarela. Pesangon yang jatuh tempolebih dari 12 bulan setelah periodepelaporan akan didiskonto ke nilai kini.

Termination benefits are payable when anemployee’s contract is terminated by theCompany before the normal retirementdate, or whenever an employee acceptsvoluntary redundancy in exchange forthese benefits. The Company recognisesthe termination benefits when it isdemonstrably committed to eitherterminating the employment of currentemployees according to a detailed formalplan without realistic possibility ofwithdrawal; or providing terminationbenefits as a result of an offer made toencourage voluntary redundancy. Benefitsfalling due more than 12 months after theend of the reporting period are discountedto their present value.

o. Penjabaran mata uang asing o. Foreign currency translation

Transaksi dalam mata uang selain mata uangRupiah dijabarkan menjadi Rupiahmenggunakan kurs yang berlaku pada tanggaltransaksi. Pada tanggal neraca, aset dankewajiban moneter dalam mata uang selainRupiah dijabarkan menjadi Rupiah dengankurs yang berlaku pada tanggal tersebut.Keuntungan dan kerugian selisih kurs yangberasal dari pembayaran atas transaksi-transaksi tersebut dan dari penjabaran asetdan kewajiban moneter dalam mata uangselain Rupiah diakui dalam laporan laba rugi.

Transactions denominated in currencies otherthan Rupiah are converted into Rupiah at theexchange rate prevailing at the date of thetransaction. At the balance sheet date,monetary assets and liabilities in currenciesother than Rupiah are translated into Rupiah atthe exchange rate prevailing at that date.Exchange gains and losses resulting from thesettlement of such transactions and thetranslation of monetary assets and liabilities incurrencies other than Rupiah are recognised inthe statements of income.

Kurs yang digunakan pada tanggal neraca,berdasarkan kurs tengah yang diterbitkanBank Indonesia adalah sebagai berikut (dalamRupiah penuh):

At the balance sheet date, the exchange rateused, based on the middle rates published byBank Indonesia, were as follows (Rupiah fullamount):

2011 2010

Dolar Amerika Serikat (“US$”) 9,068 8,991 US Dollars (“US$”)

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

176

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/17 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

p. Pajak Penghasilan p. Income Tax

Beban pajak penghasilan terdiri dari pajak kinidan pajak tangguhan. Beban pajak diakuidalam laporan laba-rugi komprehensif, kecualijika pajak itu berkaitan dengan kejadian atautransaksi yang langsung dicatat ke ekuitas.Pada kasus ini, beban pajak juga dicatatsecara langsung di ekuitas.

Semua perbedaan temporer antara jumlahtercatat aset dan kewajiban di dalam laporankeuangan dengan dasar pengenaan pajaknyadiakui sebagai pajak penghasilan tangguhanmenggunakan metode kewajiban neraca. Akantetapi, pajak penghasilan tangguhan tidakdiperhitungkan jika timbul dari pengakuan awalaset atau kewajiban dari transaksi selainpenggabungan perusahaan yang pada saattransaksi tidak mempengaruhi laba atau rugiakuntansi atau pajak. Tarif pajak yangdigunakan oleh Perusahaan untuk menghitungpajak penghasilan tangguhan adalah tarifpajak yang berlaku atau yang secarasubstansial telah berlaku.

The income tax expense comprises current anddeferred income tax. The tax expense isrecognised in the statements of comprehensiveincome, except to the extent that it relates toitems recognised directly in equity. In this casethe tax expense is also recognised directly inequity.

Deferred income tax is recognised using thebalance sheet liability method on temporarydifferences arising between the tax bases ofassets and liabilities and their carrying amountsin the financial statements. However, thedeferred income tax is not accounted for if itarises from initial recognition of an asset orliabilty in a transaction other than a businesscombination that at the time of the transactionaffects neither accounting nor taxable profit orloss. The tax rate used to calculate thedeferred income tax is the current orsubstantially enacted tax rate.

Aset pajak tangguhan yang berasal darimanfaat pajak masa mendatang dan saldo rugifiskal yang dapat dikompensasi akan diakuiapabila besar kemungkinan jumlah laba fiskalpada masa mendatang akan memadai untukdikompensasi dengan manfaat pajak masamendatang dan saldo rugi fiskal masih dapatdipakai.

Deferred tax assets relating to future taxbenefits and the carry forward of unused taxlosses are recognised to the extent that it isprobable that future taxable profit will beavailable against the future tax benefits andunused tax losses can be utilised.

Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakuipada saat surat ketetapan pajak diterima, ataujika dalam hal Perusahaan mengajukanbanding: (1) pada saat hasil dari bandingtersebut ditetapkan, kecuali bila terdapatketidakpastian yang signifikan atas hasilbanding tersebut, maka koreksi berdasarkansurat ketetapan pajak terhadap kewajibanperpajakan tersebut dicatat pada saatpengajuan banding dibuat, atau (2) pada saatdimana berdasarkan pengetahuan dariperkembangan atas kasus lain yang serupadengan kasus yang sedang dalam prosesbanding, berdasarkan keputusan PengadilanPajak atau Makamah Agung, dimana hasilyang diharapkan dari proses banding tersebutmenjadi tidak pasti, maka pada saat tersebutkewajiban perpajakan berdasarkan jumlahyang sedang dibanding akan diakui.

Amendments to taxation obligations arerecorded when an assessment letter isreceived or, for assessment amounts appealedagainst by the Company, when: (1) the result ofthe appeal is determined, unless there issignificant uncertainty as to the outcome ofsuch appeal, in which event the impact of theamendment of the tax obligations based on anassessment is recognised at the time of makingsuch appeal, or (2) at the time based onknowledge of developments in similar casesinvolving matters appealed, based on rulingsby the Tax Court or the Supreme Court, that apositive appeal outcome is adjudged to besignificantly uncertain, in which event theimpact of an amendment of tax obligationsbased on assessment amounts appealed isrecognised.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

177

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/18 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)

q. Aset dan kewajiban keuangan

q.1. Aset keuangan

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

q. Financial assets and liabilities

q.1. Financial assets

Perusahaan mengklasifikasikan asetkeuangan dalam kategori sebagai berikut:(i) aset keuangan yang diukur pada nilaiwajar melalui laporan laba rugi, (ii)investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo,(iii) pinjaman dan piutang, dan (iv) asetkeuangan yang tersedia untuk dijual.Klasifikasi ini tergantung pada tujuan saataset keuangan tersebut diperoleh.Manajemen menentukan klasifikasi asetkeuangan tersebut pada saat pengakuanawal. Aset keuangan tidak diakui apabilahak untuk menerima arus kas dari suatuinvestasi telah berakhir atau telahditransfer dan Perusahaan telahmentransfer secara substansial seluruhrisiko dan manfaat atas kepemilikan asetkeuangan tersebut.

The Company classifies its financialassets into the categories of: (i) financialassets at fair value through profit or loss,(ii) held-to-maturity investments, (iii) loansand receivables and (iv) available-for-salefinancial assets. The classificationdepends on the purpose for which thefinancial assets were acquired.Management determines theclassification of its financial assets atinitial recognition. Financial assets arederecognised when the rights to receivecash flows from the investments haveexpired or have been transferred and theCompany has transferred substantially allrisks and rewards of ownership.

(i) Aset keuangan yang diukur padanilai wajar melalui laporan laba rugi

(i) Financial assets at fair value throughprofit or loss

Aset keuangan yang diukur padanilai wajar melalui laporan laba rugiadalah aset keuangan yangdiperoleh untuk tujuandiperdagangkan. Aset keuanganyang diklasifikasikan dalamkelompok ini jika diperoleh terutamauntuk tujuan dijual dalam jangkapendek. Derivatif jugadiklasifikasikan sebagai kelompokdiperdagangkan kecuali yangmerupakan kontrak jaminankeuangan atau instrumen lindungnilai yang ditetapkan efektif.Keuntungan atau kerugian yangtimbul dari perubahan nilai wajardari aset keuangan ini disajikan didalam laporan laba rugi di dalamperiode terjadinya.

Financial assets at fair value throughprofit or loss are financial assets heldfor trading. A financial assets isclassified in this category if acquiredprincipally for the purpose of selling inthe short-term. Derivatives are alsocategorised as held for trading unlessthey are financial guarantee contractsor designated and effective hedginginstruments. Gains or losses arisingfrom changes in fair value of thefinancial assets are presented in thestatements of income in the period inwhich they arise.

Aset keuangan yang diukur padanilai wajar melalui laporan laba rugi,pada awalnya diakui sebesar nilaiwajar dan biaya transaksidibebankan pada laporan laba-rugikomprehensif, dan kemudian diukurpada nilai wajarnya.

Financial assets carried at fair valuethrough profit or loss are initiallyrecognised at fair value, andtransaction costs are expensed in thestatements of comprehensive income,and subsequently carried at fair value.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

178

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/19 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)

q. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)

q.1. Aset keuangan (lanjutan)

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

q. Financial assets and liabilities (continued)

q.1.Financial assets (continued)

(ii) Investasi yang dimiliki hingga jatuhtempo

(ii) Held-to-maturity investments

Investasi yang dimiliki hingga jatuhtempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetapatau telah ditentukan dan jatuhtemponya telah ditetapkan, sertaPerusahaan mempunyai intensipositif dan kemampuan untukmemiliki aset keuangan tersebuthingga jatuh tempo, kecuali:

Held-to-maturity investments are non-derivative financial assets with fixed ordetermined payments and fixedmaturities that the Company has thepositive intention and ability to holdthe financial assets to their maturity,except for:

(a) investasi yang pada saatpengakuan awal ditetapkansebagai aset keuangan yangdiukur pada nilai wajar melaluilaporan laba rugi;

(a) investments that upon initialrecognition are designated asfinancial assets at fair valuethrough profit or loss;

(b) investasi yang ditetapkan olehentitas dalam kelompoktersedia untuk dijual; dan

(b) investments that are designatedin the category of available-for-sale; and

(c) investasi yang memenuhidefinisi pinjaman dan piutang.

(c) investments that meet thedefinition of loans andreceivables.

Investasi ini dimasukkan di dalamaset tidak lancar kecualiinvestasinya jatuh tempo ataumanajemen bermaksud untukmelepasnya dalam waktu 12 bulandari akhir periode pelaporan.

These investments are included innon-current assets unless theinvestment matures or managementintends to dispose of them within 12months of the end of the reportingperiod.

Investasi yang dimiliki hingga jatuhtempo pada awalnya diakui sebesarnilai wajar termasuk biaya transaksiyang dapat diatribusikan secaralangsung dan kemudian diukur padabiaya perolehan diamortisasidengan menggunakan metode sukubunga efektif.

Held-to-maturity investments areinitially recognised at fair valueincluding directly attributabletransaction costs and subsequentlycarried at amortised cost using theeffective interest method.

Bunga dari investasi tersebut yangdihitung dengan menggunakanmetode bunga efektif diakui di dalamlaporan laba-rugi komprehensifsebagai bagian dari pendapatanlain-lain.

Interest on the investments calculatedusing the effective interest method isrecognised in the statements ofcomprehensive income as part ofother income.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

179

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/20 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)

q. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)

q.1. Aset keuangan (lanjutan)

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

q. Financial assets and liabilities (continued)

q.1. Financial assets (continued)

(iii) Pinjaman dan piutang (iii) Loans and receivables

Pinjaman dan piutang adalah asetkeuangan non-derivatif denganpembayaran tetap atau telahditentukan dan tidak mempunyaikuotasi di pasar aktif. Merekadimasukkan di dalam aset lancarkecuali untuk yang jatuh temponyalebih dari 12 bulan setelah akhirperiode pelaporan. Aset keuanganini diklasifikasikan sebagai aset tidaklancar.

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixedor determined payments and notquoted in an active market. They areincluded in current assets, except forthose with maturities more than 12months after the end of the reportingperiod. These are classified as non-current assets.

Pinjaman dan piutang pada awalnyadiakui sebesar nilai wajar termasukbiaya transaksi yang dapatdiatribusikan secara langsung dankemudian diukur pada biayaperolehan diamortisasi denganmenggunakan metode suku bungaefektif.

Loans and receivables are initiallyrecognised at fair value includingdirectly attributable transaction costsand subsequently carried atamortised cost using the effectiveinterest method.

(iv) Aset keuangan yang tersedia untukdijual

(iv) Available-for-sale financial assets

Aset keuangan yang tersedia untukdijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagaitersedia untuk dijual atau yang tidakdiklasifikasikan sebagai pinjamanatau piutang, investasi yang dimilikihingga jatuh tempo, dan asetkeuangan yang diukur pada nilaiwajar melalui laporan laba-rugi.Mereka dimasukkan di dalam asettidak lancar kecuali investasinyajatuh tempo atau manajemenbermaksud untuk melepasnya dalamwaktu 12 bulan dari akhir periodepelaporan.

Available-for-sale financial assets arenon-derivative financial assets thatare designated as available-for-saleor that are not classified as loans orreceivables, held-to-maturityinvestments and financial assets atfair value through profit or loss. Theyare included in non-current assetsunless the investment matures ormanagement intends to dispose of itwithin 12 months of the end of thereporting period.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

180

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/21 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)

q. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)

q.1. Aset keuangan (lanjutan)

(iv) Aset keuangan yang tersedia untukdijual (lanjutan)

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

q. Financial assets and liabilities (continued)

q.1. Financial assets (continued)

(iv) Available-for-sale financial assets(continued)

Aset keuangan yang tersedia untukdijual pada awalnya diakui sebesarnilai wajar, ditambah biaya transaksiyang dapat diatribusikan secaralangsung. Setelah pengakuan awal,aset keuangan tersebut diukurdengan nilai wajar, dimanakeuntungan atau kerugian diakuimelalui laporan perubahan ekuitas,kecuali untuk kerugian akibatpenurunan nilai dan keuntungan ataukerugian akibat perubahan nilai tukar,sampai aset keuangan tersebutdihentikan pengakuannya. Jika suatuaset keuangan tersedia untuk dijualmengalami penurunan nilai, makaakumulasi keuntungan atau kerugianyang sebelumnya telah diakui dalamlaporan perubahan ekuitas diakuidalam laporan laba rugi.

Available-for-sale financial assets areinitially recognised at fair value,including directly attributabletransaction costs. Subsequently, thefinancial assets are carried at fairvalue, with gains or losses recognisedin the statements of changes inequity, except for impairment lossesand foreign exchange gains or losses,until the financial assets arederecognised. If the available-for-salefinancial assets are impaired, thecumulative gain or loss previouslyrecognised in the statements ofchanges in equity is recognised in thestatements of income.

q.2. Kewajiban keuangan q.2. Financial liabilities

Perusahaan mengklasifikasikankewajiban keuangan dalam kategorisebagai berikut: (i) kewajiban keuanganyang diukur pada nilai wajar melaluilaporan laba-rugi dan (ii) kewajibankeuangan yang diukur pada biayaperolehan diamortisasi. Klasifikasi initergantung pada tujuan saat kewajibankeuangan tersebut diperoleh.Manajemen menentukan klasifikasikewajiban keuangan tersebut pada saatpengakuan awal. Kewajiban keuangantidak diakui ketika kewajiban tersebutberakhir yaitu ketika kewajiban yangditetapkan dalam kontrak dilepaskanatau dibatalkan atau kadaluarsa.

The Company classifies its financialliabilities into the categories of: (i)financial liabilities at fair value throughprofit or loss and (ii) financial liabilitiescarried at amortised cost. Theclassification depends on the purpose forwhich the financial liabilities wereacquired. Management determines theclassification of its financial liabilities atinitial recognition. Financial liabilities arederecognised when they areextinguished, which means the obligationspecified in the contract is discharged,cancelled or expires.

(i) Kewajiban keuangan yang diukurpada nilai wajar melalui laporan labarugi

(i) Financial liabilities at fair valuethrough profit or loss

Kewajiban keuangan yang diukurpada nilai wajar melalui laporan labarugi adalah kewajiban keuanganyang diperoleh untuk tujuandiperdagangkan. Kewajibankeuangan diklasifikasikan dalamkelompok ini jika dimiliki terutamauntuk tujuan dibeli kembali dalamjangka pendek.

Financial liabilities at fair valuethrough profit or loss are financialliabilities held for trading. A financialliability is classified in this category ifincurred principally for the purpose ofrepurchasing it in the short-term.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

181

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/22 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)

q. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)

q.2. Kewajiban keuangan (lanjutan)

(i) Kewajiban keuangan yang diukurpada nilai wajar melalui laporanlaba rugi (lanjutan)

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

q. Financial assets and liabilities (continued)

q.2. Financial liabilities (continued)

(i) Financial liabilities at fair value throughprofit or loss (continued)

Kewajiban keuangan yang diukurpada nilai wajar melalui laporanlaba rugi, pada awalnya diakuisebesar nilai wajar dan kemudiandiukur pada nilai wajarnya, dimanakeuntungan atau kerugiannyadiakui dalam laporan laba rugi.

Financial liabilities carried at fair valuethrough profit or loss are initiallyrecognised at fair value andsubsequently carried at fair value, withgains or losses recognised in thestatements of income.

(ii) Kewajiban keuangan yang diukurpada biaya perolehan diamortisasi

(ii) Financial liabilities carried at amortisedcost

Kewajiban keuangan yang tidakdiklasifikasikan sebagai kewajibankeuangan yang diukur pada nilaiwajar melalui laporan laba rugi,pada awalnya diakui sebesar nilaiwajar, termasuk biaya transaksiyang dapat diatribusikan secaralangsung.

Financial liabilities that are notclassified as financial liabilities carriedat fair value through profit or loss, areinitially recognised at fair value,including directly attributabletransaction costs.

Setelah pengakuan awal,kewajiban keuangan tersebutdiukur pada biaya perolehan yangdiamortisasi, dengan menggunakanmetode suku bunga efektif. Merekadimasukkan di dalam kewajibanlancar kecuali untuk yang jatuhtemponya lebih dari 12 bulansetelah akhir periode pelaporan.Kewajiban keuangan inidiklasifikasikan sebagai kewajibantidak lancar.

Subsequently, financial liabilities arecarried at amortised cost using theeffective interest method. They areincluded in current liabilities, exceptfor maturities more than 12 monthsafter the end of the reporting period.These financial liabilities are classifiedas non-current liabilities.

Keuntungan dan kerugian diakuidalam laporan laba-rugikomprehensif ketika kewajibankeuangan tersebut dihentikanpengakuannya atau mengalamipenurunan nilai, dan melalui prosesamortisasi.

Gains and losses are recognised inthe statement of comprehensiveincome when the financial liabilitiesare derecognised or impaired, as wellas through the amortisation process.

q.3. Saling hapus antar instrumenkeuangan

q.3. Offsetting financial instruments

Aset keuangan dan kewajiban keuangandisajikan saling hapus dan nilaibersihnya disajikan di dalam neraca jikaterdapat hak yang berkekuatan hukumuntuk melakukan saling hapus atasjumlah yang telah diakui tersebut danada niat untuk menyelesaikan secaraneto, atau merealisasikan aset danmenyelesaikan kewajiban secarasimultan.

Financial assets and liabilities are offsetand the net amount reported in thebalance sheet when there is a legallyenforceable right to offset the recognisedamounts and there is an intention tosettle on a net basis, or realise the assetand settle the liability simultaneously.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

182

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/23 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

r. Penurunan nilai dari aset keuangan r. Impairment of financial assets

r.1. Aset yang dicatat berdasarkan biayaperolehan diamortisasi

r.1. Assets carried at amortised cost

Pada setiap tanggal neraca, Perusahaanmengevaluasi apakah terdapat buktiyang objektif bahwa aset keuangan ataukelompok aset keuangan mengalamipenurunan nilai. Aset keuangan ataukelompok aset keuangan diturunkannilainya dan kerugian penurunan nilaitelah terjadi, jika dan hanya jika, terdapatbukti yang objektif mengenai penurunannilai tersebut sebagai akibat dari satuatau lebih peristiwa yang terjadi setelahpengakuan awal aset tersebut (peristiwayang merugikan), dan peristiwa yangmerugikan tersebut berdampak padaestimasi arus kas masa depan atas asetkeuangan atau kelompok aset keuanganyang dapat diestimasi secara andal.

At each balance sheet date, theCompany assesses whether there isobjective evidence that a financial assetor group of financial assets is impaired.A financial asset or a group of financialassets is impaired and impairment lossesare incurred only if there is objectiveevidence of impairment as a result of oneor more events that occurred after theinitial recognition of the asset (a “lossevent”) and that loss event (or events)has an impact on the estimated futurecash flows of the financial asset or groupof financial assets that can be reliablyestimated.

Kriteria yang digunakan Perusahaanuntuk menentukan bahwa ada buktiobjektif dari suatu penurunan nilaimeliputi:

The criteria that the Company uses todetermine that there is objectiveevidence of an impairment loss include:

- kesulitan keuangan signifikan yangdialami penerbit atau pihakpeminjam;

- pelanggaran kontrak, sepertiterjadinya wanprestasi atautunggakan pembayaran pokok ataubunga;

- significant financial difficulty of theissuer or obligor;

- a breach of contract, such as adefault or delinquency in interest orprincipal payments;

- peminjam, dengan alasan ekonomiatau hukum sehubungan dengankesulitan keuangan yang dialamipihak peminjam, memberikankeringanan pada pihak peminjamyang tidak mungkin diberikan jikapihak peminjam tidak mengalamikesulitan tersebut;

- terdapat kemungkinan bahwa pihakpeminjam akan dinyatakan pailitatau melakukan reorganisasikeuangan lainnya;

- hilangnya pasar aktif dari asetkeuangan akibat kesulitankeuangan; atau

- the lenders, for economic or legalreasons relating to the borrower’sfinancial difficulty, granting to theborrower a concession that thelenders would not otherwiseconsider;

- it becomes probable that theborrower will enter bankruptcy orother financial reorganisation;

- the disappearance of an activemarket for that financial assetbecause of financial difficulties; or

- data yang dapat diobservasimengindikasikan adanya penurunanyang dapat diukur atas estimasi aruskas masa depan dari kelompok asetkeuangan sejak pengakuan awalaset dimaksud, meskipunpenurunannya belum dapatdiidentifikasi terhadap asetkeuangan secara individual dalamkelompok aset tersebut, termasuk:

- observable data indicating that thereis a measurable decrease in theestimated future cash flows from aportfolio of financial assets since theinitial recognition of those assets,although the decrease cannot yet beidentified with the individual financialassets in the portfolio, including:

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

183

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/24 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

r. Penurunan nilai dari aset keuangan(lanjutan)

r. Impairment of financial assets (continued)

r.1. Aset yang dicatat berdasarkan biayaperolehan diamortisasi (lanjutan)

r.1. Assets carried at amortised cost(continued)

memburuknya status pembayaranpihak peminjam dalam kelompoktersebut; dan

kondisi ekonomi nasional atau lokalyang berkorelasi denganwanprestasi atas aset dalamkelompok tersebut.

adverse changes in the paymentstatus of borrowers in the portfolio;and

national or local economic conditionsthat correlate with defaults on theassets in the portfolio.

Jika terdapat bukti objektif bahwakerugian penurunan niIai telah terjadi,maka jumlah kerugian tersebut diukursebagai selisih nilai tercatat aset dengannilai kini estimasi arus kas masa depan(tidak termasuk kerugian kredit di masadepan yang belum terjadi) yangdidiskonto menggunakan suku bungaefektif awal dari aset tersebut. Nilaitercatat aset tersebut dikurangi, baiksecara langsung maupun menggunakanpos cadangan. Jumlah kerugian yangterjadi diakui pada laporan laba rugi.

If there is objective evidence that animpairment loss has been incurred, theamount of the loss is measured as thedifference between the asset’s carryingamount and the present value ofestimated future cash flows (excludingfuture credit losses that have not beenincurred) discounted at the financialasset’s orig inal effective interest rate.The carrying amount of the asset isreduced either directly or through the useof an allowance account. The amount ofthe loss is recognised in the statementsof income.

Jika, pada periode berikutnya, jumlahkerugian penurunan nilai berkurang danpengurangan tersebut dapat dikaitkansecara objektif pada peristiwa yangterjadi setelah penurunan nilai diakui(seperti meningkatnya peringkat kreditdebitur), maka kerugian penurunan nilaiyang sebelumnya diakui harusdipulihkan, baik secara langsung, ataudengan menyesuaikan pos cadangan.Pemulihan tersebut tidak bolehmengakibatkan nilai tercatat asetkeuangan melebihi biaya perolehandiamortisasi sebelum adanya pengakuanpenurunan nilai pada tanggal pemulihandilakukan. Jumlah pemulihan asetkeuangan diakui pada laporan laba-rugikomprehensif .

If, in a subsequent period, the amount ofthe impairment loss decreases and thedecrease can be related objectively to anevent occurring after the impairment wasrecognised (such as an improvement inthe debtor’s credit rating), the previouslyrecognised impairment loss will bereversed either directly or by adjusting anallowance account. The reversal will notresult in carrying of the financial assetthat exceeds what the amortised costwould have been had the impairment notbeen recognised at the date theimpairment reversed. The reversalamount will be recognised in thestatement of comprehensive income.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

184

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/25 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

r. Penurunan nilai dari aset keuangan(lanjutan)

r. Impairment of financial assets (continued)

r.2. Aset yang tersedia untuk dijual r.2. Assets classified as available-for-sale

Ketika penurunan nilai wajar atas asetkeuangan yang diklasifikasikan dalamkelompok tersedia untuk dijual telahdiakui secara langsung dalam ekuitasdan terdapat bukti objektif bahwa asettersebut mengalami penurunan nilai,maka kerugian kumulatif yangsebelumnya diakui secara langsungdalam ekuitas harus dikeluarkan dariekuitas dan diakui pada laporan laba-rugikomprehensif meskipun aset keuangantersebut belum dihentikanpengakuannya. Jumlah kerugiankumulatif yang dikeluarkan dari ekuitasdan diakui pada laporan laba rugimerupakan selisih antara biayaperolehan dengan nilai wajar kini,dikurangi kerugian penurunan nilai asetkeuangan yang sebelumnya telah diakuipada laporan laba-rugi komprehensif.

When a decline in the fair value of anavailable-for-sale financial asset hasbeen recognised directly in equity andthere is objective evidence that theassets are impaired, the cumulative lossthat had been recognised in the equitywill be reclassified from equity to thestatement of comprehensive incomeeven though the financial asset has notbeen derecognised. The amount of thecumulative loss that is reclassified fromequity to the statement of comprehensiveincome will be the difference between theacquisition cost and the current fair value,less any impairment loss on that financialasset previously recognised in thestatement comprehensive of income.

Kerugian penurunan nilai yang diakuipada laporan laba rugi atas investasiinstrumen ekuitas yang diklasifikasikansebagai instrumen ekuitas yang tersediauntuk dijual tidak boleh dipulihkan melaluilaporan laba-rugi.

The impairment losses recognised in thestatements of income for an investmentin an equity instrument classified asavailable-for-sale will not be reversedthrough statement of income.

Jika, pada periode berikutnya, nilai wajarinstrumen utang yang diklasifikasikandalam kelompok tersedia untuk dijualmeningkat dan peningkatan tersebutdapat secara objektif dihubungkandengan peristiwa yang terjadi setelahpengakuan kerugian penurunan nilaipada laporan laba rugi, maka kerugianpenurunan nilai tersebut harus dipulihkanmelalui laporan laba-rugi komprehensif.

If, in a subsequent period, the fair valueof a debt instrument classified asavailable-for-sale increases and theincrease can be objectively related to anevent occuring after the impairment losswas recognised in the statements ofincome, the impairment loss is reversedthrough the statement of comprehensiveincome.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

185

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/26 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)

s. Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitassepengendali

s. Difference in value from restructuringtransactions of entities under commoncontrol

Transaksi restrukturisasi antara entitassepengendali dibukukan menggunakanmetode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interests).

Selisih antara harga pengalihan dengan nilaibuku setiap transaksi restrukturisasi antaraentitas sepengendali dibukukan dalam akun“selisih nilai transaksi restrukturisasi entitassepengendali” pada bagian ekuitas dalamneraca.

Saldo akun “selisih nilai transaksirestrukturisasi entitas sepengendali” dapatberubah pada saat:

Restructuring transactions among entities undercommon control are accounted for using thepooling-of-interests method.

The difference between the transfer price andthe book value of each restructuring transactionamong entities under common control isrecorded under the account “difference in valuefrom restructuring transactions of entities undercommon control” in the equity section of thebalance sheet.

The balance of the account “difference in valuefrom restructuring transactions of entities undercommon control” can change when:

(i) adanya transaksi resiprokal antara entitassepengendali yang sama;

(i) there are reciprocal transactions betweenentities under common control;

(ii) adanya peristiwa kuasi reorganisasi; (ii) there is quasi-reorganisation;(iii) hilangnya status sepengendalian antara

entitas yang pernah bertransaksi; atau(iii) “under common control” status is lost

between transacting entities; or(iv) pelepasan aset, kewajiban, saham, atau

instrumen kepemilikan lainnya yangmendasari terjadinya selisih nilai transaksirestrukturisasi entitas sepengendali kepihak lain yang tidak sepengendali.

(iv) there is a transfer of the assets, liabilities,share or other ownership instruments thathas caused the difference in value fromrestructuring transactions of entities undercommon control to another party that is notunder common control.

Jika terjadi perubahan atas saldo akun ini yangdisebabkan oleh (i), saldo yang ada akandisalinghapuskan dengan transaksi baru,sehingga menimbulkan saldo baru.

When changes in the balance of this accountresult from point (i), the existing balance isnetted-off with the new transaction, hencecreating a new balance for the account.

Jika terjadi perubahan atas saldo akun ini yangdisebabkan oleh (ii), saldo yang ada akandigunakan untuk menghilangkan ataumenambah saldo negatif akun laba ditahan.

When changes in the balance of the accountcome from point (ii), the balance is used toeliminate or add to the negative retainedearnings balance.

Jika terjadi perubahan atas saldo akun ini yangdisebabkan oleh (iii), atau (iv), saldo yang adadiakui sebagai laba atau rugi yang terealisasi.

When changes in the balance of the accountcome from points (iii) or (iv), the balance isrecognised as realised gain or loss.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

186

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/27 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSIYANG PENTING

4. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES ANDJUDGEMENTS

Penyusunan laporan keuangan Perusahaanmengharuskan manajemen untuk membuatpertimbangan, estimasi dan asumsi yangmempengaruhi jumlah yang dilaporkan daripendapatan, beban, aset dan liabilitas, danpengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhirperiode pelaporan.

The preparation of the Company’s financialstatements requires management to makejudgements, estimates and assumptions that affectthe reported amounts of revenues, expense, assetsand liabilities, and the disclosure of contigentliabilities, at the end of the reporting period.

Estimasi dan pertimbangan terus dievaluasiberdasarkan pengalaman historis dan faktor-faktorlain, termasuk ekspektasi peristiwa masa depanyang diyakini wajar berdasarkan kondisi yang ada.Hasil aktual dapat berbeda dengan jumlah yangdiestimasi. Estimasi dan asumsi yang memilikipengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat asetdan liabilitas diungkapkan di bawah ini.

Perusahaan membuat estimasi dan asumsimengenai masa depan. Estimasi akuntansi yangdihasilkan, menurut definisi, jarang yang samadengan hasil aktualnya. Estimasi dan asumsi yangsecara signifikan berisiko menyebabkanpenyesuaian material terhadap jumlah tercatat asetdan liabilitas selama 12 bulan ke depan dipaparkandi bawah ini.

Estimates and judgements are continuallyevaluated and are based on historical experienceand other factors, including expectations of futureevents that are believed to be reasonable under thecircumstances. Actual results may differ from theseestimates. The estimates and assumptions thathave a significant effect on the carrying amounts ofassets and liabilities are disclosed below.

The Company makes estimates and assumptionsconcerning the future. The resulting accountingestimates will, by definition, seldom equal therelated actual results. The estimates andassumptions that have a significant risk of causinga material adjustment to the carrying amounts ofassets and liabilities within the next 12 months areaddressed below.

- Kewajiban pensiun

Nilai kini kewajiban pensiun tergantung padasejumlah faktor yang ditentukan berdasarkanbasis dari aktuaria dengan menggunakansejumlah asumsi. Asumsi yang digunakandalam menentukan biaya (pendapatan) bersihuntuk pensiun termasuk tingkat diskonto,perubahan remunerasi masa depan, tingkatpengurangan karyawan, tingkat harapan hidupdan periode sisa yang diharapkan dari masaaktif karyawan. Setiap perubahan dalamasumsi-asumsi ini akan berdampak pada nilaitercatat atas kewajiban pensiun.

Perusahaan menentukan tingkat diskonto yangsesuai pada setiap akhir tahun. Tingkat sukubunga inilah yang digunakan untukmenentukan nilai kini dari estimasi arus kaskeluar masa depan yang dibutuhkan untukmemenuhi kewajiban pensiun. Dalammenentukan tingkat diskonto yang sesuai,Perusahaan mengggunakan tingkat sukubunga obligasi korporat berkualitas tinggi (atauobligasi pemerintah, dengan pertimbangansaat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasikorporat berkualitas tinggi) dalam mata uangyang sama dengan mata uang imbalan yangakan dibayarkan dan memiliki waktu jatuhtempo yang kurang lebih sama dengan waktujatuh tempo kewajiban pensiun yangbersangkutan. Asumsi kunci lainnya untukkewajiban pensiun didasarkan sebagian padakondisi pasar saat ini.

- Pension obligation

The present value of the pension obligationdepends on a number of factors that aredetermined on an actuarial basis using anumber of assumptions. The assumptionsused in determining the net cost (income) forpensions include the discount rate, futureremuneration changes, employee attritionrates, life expectancy and expected remainingperiods of service of employees. Any changesin these assumptions will have an impact onthe carrying amount of pension obligation.

The Company determines the appropriatediscount rate at the end of each year. This isthe interest rate that should be used todetermine the present value of estimatedfuture cash outflows expected to be required tosettle the pension obligation. In determiningthe appropriate discount rate, the Companyconsiders the interest rates of high-qualitycorporate bonds (or government bonds, ifthere is no deep market for high qualitycorporate bonds) that are denominated in thecurrency in which the benefits will be paid andthat have terms to maturity approximating theterms of the related pension obligation. Otherkey assumptions for pension obligationbenefits are based in part on current marketconditions.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

187

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/28 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSIYANG PENTING (lanjutan)

4. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES ANDJUDGEMENTS (continued)

- Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan diperlukan dalammenentukan provisi pajak penghasilan.Terdapat banyak transaksi dan perhitunganyang hasil pajak akhirnya tidak pasti.Perusahaan mengakui liabilitas untuk areaaudit pajak yang diantisipasi berdasarkanestimasi apakah tambahan pajak akanterutang Jika hasil pajak final berbeda denganjumlah yang sudah dicatat, selisihnya akanmempengaruhi aset dan liabilitas pajak kinidan tangguhan pada periode ditentukannyahasil pajak tersebut.

Aset pajak tangguhan, termasuk yang timbuldari perbedaan temporer, diakui hanya apabiladianggap lebih mungkin daripada tidak bahwamereka dapat diterima kembali, dimana hal initergantung pada kecukupan pembentukan labakena pajak di masa depan. Asumsipembentukan laba kena pajak di masa depanbergantung pada estimasi manajemen untukarus kas di masa depan. Hal ini bergantungpada estimasi pendapatan jasa pengeboran,biaya operasi, belanja modal, dividen dantransaksi manajemen lainnya di masa depan.

- Penyusutan

Perusahaan mencatat nilai aset tetap dengannilai perolehan dikurangi akumulasipenyusutan dan biaya-biaya yang berkaitandengan penurunan nilai. Nilai perolehan asettetap termasuk semua biaya untukmempersiapkan aset tersebut agar dapatdigunakan. Aset tetap disusutkan denganmetode garis lurus selama estimasi umurekonomisnya, setelah memperhitungkan nilaisisa. Pertimbangan penting dan estimasimeliputi hal-hal sebagai berikut:

- Estimasi masa manfaat aset antara 5sampai 40 tahun. Meskipun demikian masamanfaat aktual aset tetap dapat berbedayang disebabkan oleh beberapa faktorseperti metode pemeliharaan dan tingkatkeausan peralatan mempengaruhi masamanfaat menjadi lebih panjang atau lebihpendek.

- Income taxes

Significant judgement is required indetermining the provision for income taxes.There are many transactions and calculationsfor which the ultimate tax determination isuncertain. The Company recognizes liabilitiesfor anticipated tax audit issues based onestimates whether additional taxes will be due.Where the final tax outcome of these mattersis different from the amounts that were initiallyrecorded, such differences will impact thecurrent and deferred tax income tax assetsand liabilities in the period in which suchdetermination is made.

Deferred tax assets, including those arisingfrom temporary differences, are recognisedonly where it is considered more likely than notthat they will be recovered, which is dependenton the generation of sufficient future taxableprofits. Assumptions about the generation offuture taxable profits depend onmanagement’s estimates of future cash flows.These depend on estimates of sales of drillingservice, operating costs, capital expenditure,dividends and other capital managementtransactions in the future.

- Depreciation

The Company records the value of fixedassets at cost less accumulated depreciationand any impairment charges. The cost of thefixed assets includes all expenditures toprepare the assets for service. Fixed assetsare depreciated on a straight-line basis overthe assets’ estimated useful lives, afterreducing for the estimated residual values.The critical judgements and estimates involvedare:

- Estimated useful life of the assets whichrange from an estimated 5 to 40 years.However, actual life of the fixed assets maybe different depending on many factorssuch as maintainance method and the rateof obsolosence of the equipment may resultin a shorter or longer life.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

188

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/29 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSIYANG PENTING (lanjutan)

4. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES ANDJUDGEMENTS (continued)

- Penyusutan (lanjutan)

- Nilai sisa sulit diestimasi berdasarkanmasa manfaat aset tetap, karena adanyaketidakpastian seperti kondisi ekonomi danharga baja di masa yang akan datang,yang dianggap sebagai pertimbanganutama dalam menentukan nilai sisa.

Saat ini Perusahaan melakukan estimasi nilai sisasecara tahunan berdasarkan evaluasi terbaik atashasil penilaian masa manfaat dan nilai sisa asettetap.

Setiap tiga tahun sekali, Perusahaanmenggunakan jasa penilai independen untukmelakukan penelaahan atas masa manfaat dannilai sisa dari aset.

Jika estimasi masa manfaat ekonomis tidak benaratau kondisi lingkungan berubah, estimasi masamanfaat ekonomis harus disesuaikan, rugipenurunan nilai aset atau penambahan biayapenyusutan harus diperhitungkan untuk periodeyang akan datang. Penurunan masa manfaat asetatau penurunan nilai residu akan mengakibatkanbeban penyusutan tahunan meningkat danberpotensi mengakibatkan rugi penurunan nilai.Jika nilai sisa lebih dari yang di estimasikan makaakan mengurangi biaya penyusutan dan lebihcatat atas nilai aset.

- Depreciation (continued)

- Residual values are difficult to estimategiven the long lives of fixed assets, theuncertainty as to future economicconditions and the future price of steel,which is considered as the maindeterminant of the residual price.

The Company currently estimates residual valueannually based upon the best estimation of usefullife and residual value.

On a three year basis, the Company usesindependent appraisal to review the useful livesand residual values of the assets.

If the estimated economic useful life is incorrect, orcircumstances change such that the estimatedeconomic useful life has to be revised, animpairment loss or additional depreciation expensecould result in future periods. A decrease in theuseful life of the assets or fall in the residual valuewould have the effect of increasing the annualdepreciation charge and potentially resulting in animpairment loss. If the residual value is overestimated, it would reduce the annual depreciationand overstate the value of the assets.

5. KAS DAN SETARA KAS 5. CASH AND CASH EQUIVALENTS

Rincian kas dan setara kas berdasarkan mata uangdan masing-masing bank adalah sebagai berikut:

The details of cash and cash equivalents based oncurrency and by individual bank were as follows:

2011 2010Kas: Cash on hand:Rupiah 204 264 Rupiah

Bank: Cash in banks:Entitas berelasi dengan Pemerintah Government-related entitiyRekening rupiah Rupiah acccounts:

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 41,538 91,011 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Rekening dolar Amerika Serikat U,S, dollar accounts:PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 126,777 81,063 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Jumlah bank 168,315 172,074 Total cash in banks

Jumlah kas dan setara kas 168,519 172,338 Total cash and cash equivalents

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

189

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/29 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSIYANG PENTING (lanjutan)

4. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES ANDJUDGEMENTS (continued)

- Penyusutan (lanjutan)

- Nilai sisa sulit diestimasi berdasarkanmasa manfaat aset tetap, karena adanyaketidakpastian seperti kondisi ekonomi danharga baja di masa yang akan datang,yang dianggap sebagai pertimbanganutama dalam menentukan nilai sisa.

Saat ini Perusahaan melakukan estimasi nilai sisasecara tahunan berdasarkan evaluasi terbaik atashasil penilaian masa manfaat dan nilai sisa asettetap.

Setiap tiga tahun sekali, Perusahaanmenggunakan jasa penilai independen untukmelakukan penelaahan atas masa manfaat dannilai sisa dari aset.

Jika estimasi masa manfaat ekonomis tidak benaratau kondisi lingkungan berubah, estimasi masamanfaat ekonomis harus disesuaikan, rugipenurunan nilai aset atau penambahan biayapenyusutan harus diperhitungkan untuk periodeyang akan datang. Penurunan masa manfaat asetatau penurunan nilai residu akan mengakibatkanbeban penyusutan tahunan meningkat danberpotensi mengakibatkan rugi penurunan nilai.Jika nilai sisa lebih dari yang di estimasikan makaakan mengurangi biaya penyusutan dan lebihcatat atas nilai aset.

- Depreciation (continued)

- Residual values are difficult to estimategiven the long lives of fixed assets, theuncertainty as to future economicconditions and the future price of steel,which is considered as the maindeterminant of the residual price.

The Company currently estimates residual valueannually based upon the best estimation of usefullife and residual value.

On a three year basis, the Company usesindependent appraisal to review the useful livesand residual values of the assets.

If the estimated economic useful life is incorrect, orcircumstances change such that the estimatedeconomic useful life has to be revised, animpairment loss or additional depreciation expensecould result in future periods. A decrease in theuseful life of the assets or fall in the residual valuewould have the effect of increasing the annualdepreciation charge and potentially resulting in animpairment loss. If the residual value is overestimated, it would reduce the annual depreciationand overstate the value of the assets.

5. KAS DAN SETARA KAS 5. CASH AND CASH EQUIVALENTS

Rincian kas dan setara kas berdasarkan mata uangdan masing-masing bank adalah sebagai berikut:

The details of cash and cash equivalents based oncurrency and by individual bank were as follows:

2011 2010Kas: Cash on hand:Rupiah 204 264 Rupiah

Bank: Cash in banks:Entitas berelasi dengan Pemerintah Government-related entitiyRekening rupiah Rupiah acccounts:

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 41,538 91,011 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Rekening dolar Amerika Serikat U,S, dollar accounts:PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 126,777 81,063 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Jumlah bank 168,315 172,074 Total cash in banks

Jumlah kas dan setara kas 168,519 172,338 Total cash and cash equivalents

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/30 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

6. PERSEDIAAN 6. INVENTORIES

2011 2010

Material umum 93,609 81,897 General materials

dikurangi: less:Penyisihan persediaan usang (2,606) - Provision for obsolete inventories

Bersih 91,003 81,897 Net

Manajemen berpendapat bahwa nilai penyisihanpersediaan telah memadai untuk menutupkemungkinan kerugian atas tidak terpakainyapersediaan.

Management believes that the provision for obsoleteinventories is adequate to cover possible lossesfrom the non-usable inventories.

7. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA 7. ADVANCES AND PREPAYMENTS

2011 2010

Asuransi dibayar dimuka 14,593 14,816 Prepaid insuranceSewa dibayar dimuka 4,700 5,473 Prepaid rentPanjar kerja - 2,196 Working advances

Jumlah 19,293 22,485 Total

8. ASET TETAP 8. FIXED ASSETS

Saldo awal/ Saldo akhir/Beginning Penambahan/ Reklasifikasi/ Ending

2011 balance Additions Reclassifications balance

Nilai perolehan Acquisition costTanah 603 188 - 791 LandBangunan 549 - 1,794 2,343 BuildingHarta bergerak 970,122 - 600,866 1,570,988 Moveable equipment

Sub-jumlah 971,274 188 602,660 1,574,122 Subtotal

Aset dalam penyelesaian 28,193 1,243,323 (602,660) 668,856 Assets under construction

Jumlah 999,467 1,243,511 - 2,242,978 Total

Akumulasi penyusutan Accumulated depreciationBangunan (31) (301) - (332) BuildingHarta bergerak (84,371) (163,516) - (247,887) Moveable equipment

Jumlah Totalakumulasi penyusutan (84,402) (163,817) - (248,219) accumulated depreciation

Nilai buku bersih 915,065 1,994,759 Net book value

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

190

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/31 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

8. ASET TETAP (lanjutan) 8. FIXED ASSETS (continued)

Saldo awal/ Saldo akhir/Beginning Penambahan/ Reklasifikasi/ Ending

2010 balance Additions Reclassifications balance

Nilai perolehan Acquisition costTanah - 603 - 603 LandBangunan - 549 - 549 BuildingHarta bergerak 204,922 552,603 212,597 970,122 Moveable equipment

Sub-jumlah 204,922 553,755 212,597 971,274 Sub- total

Aset dalam penyelesaian 95,312 145,478 (212,597) 28,193 Assets under construction

Jumlah 300,234 699,233 - 999,467 Total

Akumulasi penyusutan Accumulated depreciationBangunan - (31) - (31) BuildingHarta bergerak (11,972) (72,399) - (84,371) Moveable equipment

Jumlah Totalakumulasi penyusutan (11,972) (72,430) - (84,402) accumulated depreciation

Nilai buku bersih 288,262 915,065 Net book value

Kebijakan asuransi atas aset Perusahaan terpusatdi Manajemen Asuransi Pertamina. Seluruh asettetap Perusahaan telah diasuransikan terhadaprisiko kebakaran, pencurian, dan risiko lain yangmungkin terjadi kepada PT Tugu PratamaIndonesia, dengan nilai pertanggungan asuransisebesar US$415.092.500 (nilai penuh) atau setaradengan Rp3.544.059 (2010: US$368.250.000 –nilai penuh atau setara dengan Rp3.310.936) yangmencakup pertanggungan seluruh aset tetap yangdimiliki oleh Perusahaan dan aset yang disewaPerusahaan dari Pertamina.

The insurance for fixed assets of the Company isarranged under the Management Insurance ofPertamina. All of the Company’s fixed assets havebeen insured against fire, theft and other risksunder policies with PT Tugu Pratama Indonesiainvolving insurance of US$415,092,500 (fullamount) or equivalent to Rp3,544,059 (2010:US$368,250,000 – full amount or equivalent toRp3,310,936) which cover all of the Company’sfixed assets and leased assets from Pertamina.

Manajemen berpendapat bahwa nilaipertanggungan tersebut cukup untuk menutupkemungkinan kerugian yang timbul dari risiko yangdiasuransikan.

Pada tanggal 31 Desember 2011, mayoritas dariaset dalam penyelesaian adalah biaya yang terjaditerkait dengan proses pengadaan rig baru.

Management believes that the insurance coverageamounts are adequate to cover any possiblelosses that may arise in relation to the risksinsured.

At 31 December 2011, the majority of assetsunder construction related to costs incurred inrelation to procurement of new rigs which were inprogress.

9. BEBAN TANGGUHAN 9. DEFERRED CHARGES

2011 2010

Biaya overhaul rig 70,080 75,196 Rig overhaul expensesDikurangi: amortisasi (18,938) (7,995) Less: amortisation

Bersih 51,142 67,201 Net

Biaya overhaul rig diamortisasi selama 4 tahun. Rig overhaul expenses is amortised over 4 years.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

191

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/32 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

10. DANA YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA 10. RESTRICTED FUNDS

Akun ini merepresentasikan kas di bank yangdigunakan sebagai jaminan atas bank garansisehubungan dengan kontrak unit pengeborandarat Perusahaan dengan pelanggan. (Catatan22d)

This account represents cash in bank which isused as collateral for bank guarantee in relation tothe Company’s land drilling rig contract with acustomer. (Note 22d)

11. ASET LAIN-LAIN 11. OTHER ASSETS

2011 2010

Jaminan – sewa gedung 2,031 2,031 Guarantee deposit – building rental

Jumlah 2,031 2,031 Total

12. HUTANG USAHA 12. TRADE PAYABLES

2011 2010

Pihak yang mempunyai hubunganistimewa (Catatan 21c) 40,595 56,882 Related parties (Note 21c)

Pihak ketiga: Third parties:PT Drilling Rig International 27,989 - PT Drilling Rig InternationalDreco Energy Services, Ltd 12,315 - Dreco Energy Services, LtdPT Traktor Nusantara - 13,173 PT Traktor NusantaraLainnya

(masing-masing dibawah Rp5.000) 45,027 28,817 Others (each below Rp5,000)

Jumlah pihak ketiga 85,331 41,990 Total third parties

13. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 13. ACCRUED EXPENSES

2011 2010

Kontrak jasa 236,859 113,674 Contract servicesPembelian material 53,294 36,663 Materials purchaseGaji dan bonus - 30,170 Salary and bonusBiaya-biaya kantor 5,921 752 Office expenses

Jumlah 296,074 181,259 Total

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

192

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/33 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

14. TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA 14. ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITSOBLIGATIONS

a. Program imbalan pasca kerja dan imbalankerja jangka panjang lainnya

a. Post-employment benefits and other long-term employee benefits

a.1. Program imbalan kerja jangka panjanguntuk karyawan perbantuan dariPertamina

a.1. Post-employment benefit program foremployees seconded from Pertamina

(i) Program manfaat pasti dibawahDana Pensiun Pertamina

Seluruh pekerja tetap Pertamina yangdiperbantukan ke Perusahaanterdaftar dalam Program PensiunManfaat Pasti (“PPMP”) dimanaPertamina dan karyawan perbantuanPertamina diwajibkan untukmembayar iuran yang dikelola secaraterpisah oleh Dana PensiunPertamina. Iuran Pertaminaditentukan berdasarkan laporanaktuaris. Iuran karyawan perbantuanPertamina adalah sebesar 7.5% dariPenghasilan Dasar Pensiun.

(i) Defined benefit plans under DanaPensiun Pertamina

The Defined Benefit Plan (“PPMP”)covers all of Pertamina’s permanentemployees seconded to theCompany. Pertamina andemployees seconded fromPertamina fund contributions to thepension plan which funds aremanaged separately by thePertamina Pension Plan.Pertamina’s contributions aredetermined based on actuarialreport. The employees secondedfrom Pertamina’s contributionsamount to 7.5% of PensionableEarnings.

(ii) Program imbalan kerja jangkapanjang lainnya

(ii) Other long-term employeebenefits

Perusahaan memberikan imbalankerja jangka panjang lainnya yangtidak didanai, seperti biayapemulangan, ulang tahun dinas dantunjangan cuti. Manfaat ini tidakdidanai.

The Company provides other longterm employee benefits such as thecost of repatriation, anniversaryservice and leave allowances. Thebenefits are unfunded.

Pertamina dan Perusahaanmemberikan imbalan kerja jangkapanjang lainnya dalam bentuktunjangan Masa PersiapanPurnakarya (“MPPK”), tunjangan cuti,dan Program Asuransi Guna Mandiri Ikecuali untuk program asuransi.Manfaat-manfaat ini tidak didanai.

Pertamina and the Company provideother long-term employee benefits inthe form of pre-retirement benefits(“MPPK”), annual leave and a GunaMandiri I Insurance Program exceptthe insurance program benefit,these benefits are unfunded.

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/34 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

14. TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA(lanjutan)

14. ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITSOBLIGATIONS (continued)

a. Program imbalan pasca kerja dan imbalankerja jangka panjang lainnya (lanjutan)

a. Post-employment benefits and other long-term employee benefits (continued)

a.1. Program imbalan kerja jangka panjanguntuk karyawan perbantuan dariPertamina (lanjutan)

a.1. Post-employment benefit program foremployees seconded from Pertamina(continued)

(ii) Program imbalan kerja jangkapanjang lainnya (lanjutan)

(ii) Other long-term employeebenefits (continued)

Mulai tahun 2010, karyawanperbantuan Pertamina yang telahberumur 55.5 dan telah bekerjaminimum selama 15 tahun berhakatas MPPK selama 6 bulan.Sebelumnya, Program MPPK hanyadiberikan kepada pekerja yang lahirsebelum tahun 1956 dan telahmenyelesaikan masa kerja minimal 15tahun sebagai berikut:

Starting in 2010, employeeseconded from Pertamina who havereached age of 55.5 years andcompleted minimum 15 years ofservice are eligible for 6 months ofMPPK. Previously, the MPPKprogram is only provided toemployees who were born prior to1956 and who have completed aminimum of 15 years of service asfollows:

- Pekerja yang lahir pada tahun1953 berhak atas masa MPPKsebanyak 9 bulan;

- Pekerja yang lahir pada tahun1954 berhak atas masa MPPKsebanyak 6 bulan;

- Pekerja yang lahir pada tahun1955 berhak atas masa MPPKsebanyak 3 bulan.

- Employees who were born in1953 are eligible for a 9 (nine)months MPPK period;

- Employees who were born in1954 are eligible for a 6 (six)months MPPK period;

- Employees who were born in1955 are eligible for a 3 (three)months MPPK period.

(iii) Tunjangan kesehatan pasca-kerja

Pertamina memberikan tunjangankesehatan pasca-kerja kepada parapensiunan dan pasangannya yangberhak sejak mereka memasuki usiapensiun sampai meninggal dunia.Manfaat ini tidak didanai.

(iii) Post-employment health benefits

Pertamina provides post retirementhealthcare benefits. The benefitscover retired employees and theirspouses from the date of theemployees’ retirement until death.The benefits are unfunded.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

193

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/34 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

14. TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA(lanjutan)

14. ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITSOBLIGATIONS (continued)

a. Program imbalan pasca kerja dan imbalankerja jangka panjang lainnya (lanjutan)

a. Post-employment benefits and other long-term employee benefits (continued)

a.1. Program imbalan kerja jangka panjanguntuk karyawan perbantuan dariPertamina (lanjutan)

a.1. Post-employment benefit program foremployees seconded from Pertamina(continued)

(ii) Program imbalan kerja jangkapanjang lainnya (lanjutan)

(ii) Other long-term employeebenefits (continued)

Mulai tahun 2010, karyawanperbantuan Pertamina yang telahberumur 55.5 dan telah bekerjaminimum selama 15 tahun berhakatas MPPK selama 6 bulan.Sebelumnya, Program MPPK hanyadiberikan kepada pekerja yang lahirsebelum tahun 1956 dan telahmenyelesaikan masa kerja minimal 15tahun sebagai berikut:

Starting in 2010, employeeseconded from Pertamina who havereached age of 55.5 years andcompleted minimum 15 years ofservice are eligible for 6 months ofMPPK. Previously, the MPPKprogram is only provided toemployees who were born prior to1956 and who have completed aminimum of 15 years of service asfollows:

- Pekerja yang lahir pada tahun1953 berhak atas masa MPPKsebanyak 9 bulan;

- Pekerja yang lahir pada tahun1954 berhak atas masa MPPKsebanyak 6 bulan;

- Pekerja yang lahir pada tahun1955 berhak atas masa MPPKsebanyak 3 bulan.

- Employees who were born in1953 are eligible for a 9 (nine)months MPPK period;

- Employees who were born in1954 are eligible for a 6 (six)months MPPK period;

- Employees who were born in1955 are eligible for a 3 (three)months MPPK period.

(iii) Tunjangan kesehatan pasca-kerja

Pertamina memberikan tunjangankesehatan pasca-kerja kepada parapensiunan dan pasangannya yangberhak sejak mereka memasuki usiapensiun sampai meninggal dunia.Manfaat ini tidak didanai.

(iii) Post-employment health benefits

Pertamina provides post retirementhealthcare benefits. The benefitscover retired employees and theirspouses from the date of theemployees’ retirement until death.The benefits are unfunded.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

194

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/35 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

14. TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA(lanjutan)

14. ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITSOBLIGATIONS (continued)

a. Program imbalan pasca kerja dan imbalankerja jangka panjang lainnya (lanjutan)

a. Post-employment benefits and other long-term employee benefits (continued)

a.1. Program imbalan kerja jangka panjanguntuk karyawan perbantuan dariPertamina (lanjutan)

a.1. Post-employment benefit program foremployees seconded from Pertamina(continued)

(iv) Penghargaan atas pengabdian(”PAP”)

(iv) Severance and service pay(“PAP”)

Manfaat PAP merupakan imbalantambahan yang diberikan pada saatkaryawan memasuki usia pensiun,mengalami cacat tetap, meninggal,atau mengundurkan diri secarasukarela. Besarnya masing-masingmanfaat tersebut tergantung padamasa kerja karyawan denganmengacu pada tabel perhitunganyang telah ditetapkan Pertamina.Manfaat ini tidak didanai.

PAP consists of additional benefitsto which employees are entitledwhen they enter the pension period.and in the event of permanentdisability, death, or voluntaryresignation. The amounts for eachof these benefits depend on theyears of service completed inaccordance with the calculationtable previously determined byPertamina. These benefits areunfunded.

Untuk pensiun normal, 90% darijumlah manfaat pensiun PAPdibayarkan pada saat karyawanberusia 55 tahun dan sisanyadibayarkan pada usia 56 tahun.

In the case of normal retirements,90% of the total severance andservice pay amounts are paidwhen the employees attain 55years of age and the balance ispaid to the employees at 56 yearsof age.

a.2. Program imbalan pasca-kerja untukkaryawan tetap Perusahaan

a.2. Post-employment benefit program forthe Company’s direct hire employees

(i) PAP (i) PAP

Manfaat PAP merupakan imbalan yangdiberikan pada saat karyawanmemasuki usia pensiun, ataumengalami cacat tetap, meninggal, ataumengundurkan diri secara sukarela.Besarnya masing-masing manfaattersebut tergantung pada masa kerjakaryawan dengan mengacu pada tabelperhitungan yang telah ditetapkanPerusahaan. Manfaat ini tidak didanai.

PAP consist of benefits to whichemployees are entitled when theyenter the pension period, and in theevent of permanent disability, death,or voluntary resignation. The amountsfor each of these benefits depend onthe years of service completed inaccordance with the calculation tablepreviously determined by theCompany. These benefits areunfunded.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

195

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/36 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

14. TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA(lanjutan)

14. ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITSOBLIGATIONS (continued)

a. Program imbalan pasca kerja dan imbalankerja jangka panjang lainnya (lanjutan)

a. Post employment benefits and other long-term employee benefits (continued)

a.2. Program imbalan pasca-kerja untukkaryawan tetap Perusahaan (lanjutan)

a.2. Post employment benefit program forthe Company’s direct hire employees(continued)

(ii) Biaya pemulangan (ii) Repatriation cost

Biaya pemulangan merupakanimbalan yang diberikan untukpemulangan karyawan ke tempatpenerimaannya.

Repatriation cost is a benefit givento repatriated employees and theirfamily members at their point oforigin.

b. Taksiran kewajiban imbalan kerja b. Estimated employee benefit obligations

Taksiran kewajiban imbalan kerja karyawanperbantuan Pertamina dan karyawan tetapPerusahaan per tanggal 31 Desember 2011dan 2010 dihitung oleh aktuaris independen,PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, dalamlaporan mereka tanggal 12 Januari 2012(2010: 28 Februari 2011).

The estimated employee benefit obligations ofPertamina and the Company at 31 December2011 and 2010, were determined based on thevaluation reports of an independent actuary,PT Dayamandiri Dharmakonsilindo dated 12January 2012 (2010: 28 February 2011).

Berikut ini adalah ringkasan jumlah-jumlah yangdiakui dalam neraca untuk kewajiban imbalankerja.

The following tables summarise the estimatedamounts of employee benefit obligationsrecognised in the balance sheet.

b.1 Pembebanan biaya imbalan kerjakaryawan perbantuan Pertamina kepadaPerusahaan

b.1 Seconded employee benefits expensecharged by Pertamina to the Company

2011 2010

Pensiun dan imbalan Pension andpasca-kerja post-employment benefits

Penghargaan ataspengabdian 6,034 4,890 Severance and service pay

Program manfaat pasti dibawah Defined benefit plan underDana Pensiun Pertamina 701 579 Pertamina Pension Fund

Biaya pemulangan 104 90 Repatriation costs

Sub-jumlah 6,839 5,559 Sub-total

Imbalan kerjajangka panjang lainnya Other long-term employee benefits

Tunjangan cuti 937 754 Leave allowanceMasa Persiapan

Purna Karya (MPPK) 755 564 Pre-retirement benefitsUlang tahun dinas 46 - Anniversary service

Sub-jumlah 1,738 1,318 Sub-total

Jumlah 8,577 6,877 Total

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

196

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/37 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

14. TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA(lanjutan)

14. ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITSOBLIGATIONS (continued)

b.1 Pembebanan biaya imbalan kerjakaryawan perbantuan Pertamina kepadaPerusahaan (lanjutan)

b.1 Seconded employee benefits expensecharged by Pertamina to the Company(continued)

Tidak ada tunjangan kesehatan pascakerja yang dibebankan oleh Pertamina kePerusahaan untuk karyawan perbantuanyang berakhir pada tanggal 31 Desember2011 dan 2010.

Pertamina has not charged post-employment health benefit costs for itsseconded employees to the Company forthe years ended 31 December 2011 and2010.

b.2 Biaya imbalan kerja karyawanPerusahaan

b.2 Employee benefits expense for theCompany’s direct hire employees

2011 2010

Pensiun dan imbalan Pension andpasca-kerja post-employment benefitsPenghargaan atas

Pengabdian 1,086 297 Severance and service payBiaya pemulangan 142 22 Repatriation costs

Sub-jumlah 1,228 319 Sub-total

Imbalan kerjajangka panjang lainnya Other long-term employee benefits

Selisih pesangon 305 828 Severance payment differenceTunjangan cuti 232 121 Leave allowance

Sub-jumlah 537 949 Sub-total

Jumlah 1,765 1,268 Total

b.3 Perubahan kewajiban imbalan pascakerja dan imbalan kerja jangka panjanglainnya

b.3 Changes in post-employment benefitsand other long-term employee benefitsobligations

2011 2010

Saldo awal 2,267 999 Beginning balanceBiaya imbalan kerja Employee benefits expense

(Catatan 14b,2) 1,765 1,268 (Note 14b,2)

Saldo akhir 4,032 2,267 Ending balance

Selisih pesangon disebabkan oleh gajipokok yang dibayarkan kepada karyawanperbantuan oleh Perusahaan lebih tinggidari gaji pokok menurut Pertamina;pembebanan selisih pesangon karyawanperbantuan Pertamina kepada Perusahaandicatat oleh Perusahaan berdasarkanstruktur gaji karyawan di Perusahaan, tidakberdasarkan struktur gaji karyawanPertamina.

The severance payments difference is dueto the higher basic salaries paid toseconded employees by the Companycompared to Pertamina; the severancepayment expense for Pertamina’semployees seconded to the Company isrecognised by the Company on the basisof the Company’s employee salary levels,not Pertamina’s employee salary levels.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

197

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/38 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

14. TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA(lanjutan)

14. ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITSOBLIGATIONS (continued)

c. Asumsi aktuarial c. Actuarial assumptions

Tingkat diskonto 2011: 7.00% per tahun/year;2010: 9.25% per tahun/year

Discount rate

Kenaikan gaji

Faktor demografi:

9% per tahun/year Salary increases

Demographic factors:- Tingkat kematian Group Annuity Mortality 1971 Mortality -- Tingkat cacat 0.75%

dari tingkat kematian/of mortality rateDisability -

- Pengunduran diri 1% pada usia/at age 20 tahun/yearsdan berkurang secara linear sebesar/

and reducing linearly by 0.028%sampai usia/per year up to age 55

tahun/years

Resignation rate -

Usia pensiun normal 56 tahun/years of age Normal pension age

15. MODAL SAHAM 15. SHARE CAPITAL

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, pemegangsaham Perusahaan adalah sebagai berikut:

As at 31 December 2011 and 2010, theCompany’s shareholders were as follows:

Persentasekepemilikan/Percentage of

Lembar/Shares Nilai/Value ownership

PT Pertamina (Persero) 325,496 650,992 99.9% PT Pertamina(Persero)PT Pertamina Hulu Energi 438 876 0.1% PT Pertamina Hulu Energi

Jumlah 325,934 651,868 100% Total

16. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASIENTITAS SEPENGENDALI DAN CADANGANUMUM

16. DIFFERENCE IN VALUE FROMRESTRUCTURING TRANSACTIONS OFENTITIES UNDER COMMON CONTROL ANDGENERAL RESERVES

Berdasarkan Akta Notaris No.26 tanggal 28 Juni2010 oleh Lenny Janis Ishak. S.H., Pertaminamenyetujui setoran saham dalam bentuk asetsenilai Rp564.369 kepada Perusahaan. Nilaitersebut terbagi atas Rp564.368 yang ditetapkansebagai ekuitas untuk menambah setoran modalsedangkan sisanya sebesar Rp1.6 ditetapkansebagai cadangan umum. Harga pengalihan dannilai buku aset setoran saham pada tanggaltersebut berturut-turut sebesar Rp564.368 danRp553.755. Selisih antara harga pengalihandengan nilai buku sebesar Rp10.614 dicatatsebagai selisih nilai transaksi restrukturisasientitas sepengendali.

Based on Notarial Deed No.26 dated 28 June2010 of Lenny Janis Ishak, SH., Pertamina agreedto contribute capital in the form of assets (inbrengassets) amounting to Rp564,369 to the Company.The value consisted of Rp564,368 that assertedas additional paid-up capital and Rp1.6.appropriated as general reserve. The transferprice and book value of the inbreng assets as atthat date were Rp564,368 and Rp553,755,respectively. Difference between the transfer priceand the book value of Rp10,614 is recorded asdifference in value from restructuring transactionsof entities under common control.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

198

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/39 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

16. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASIENTITAS SEPENGENDALI DAN CADANGANUMUM (lanjutan)

16. DIFFERENCE IN VALUE FROMRESTRUCTURING TRANSACTIONS OFENTITIES UNDER COMMON CONTROL ANDGENERAL RESERVES (continued)

Pada tanggal 17 Desember 2010, Perusahaandan PT Usayana menandatangani perjanjian jualbeli aset rig, top drive, dan suku cadang(material) No. B0000/Srt/XII/2010/294 danNo. 1224/DSI0000/2010-S0 dengan nilai totalsebesar Rp184.540. Perpindahan aset tersebutterjadi pada 1 Maret 2011 dengan nilai Rp161.764setelah dikurangi dengan biaya perbaikan.

On 17 December 2010, the Company and PTUsayana entered into a sale and purchaseagreement for rigs, top drives, and spare parts(material) No. B0000/Srt/XII/2010/294 andNo. 1224/DSI0000/2010-S0 with total value ofRp184,540. The transfer of the assets wasexecuted on 1 March 2011 with total value ofRp161,764 after adjustments for repair cost.

Berdasarkan keputusan rapat pemegang sahamtertanggal 16 Juni 2011, Perusahaan menambahcadangan umumnya sebesar Rp15.512.

Based on minutes of shareholders’ meeting dated16 Juni 2011, the Company increased its generalreserves by Rp15,512.

Pada tanggal 29 Desember 2011, Perusahaan danPT Usayana menandatangani perjanjian jual beliuntuk aset rig Ideco H-35 (1) dan H-35 (2) dengantotal nilai jual beli sebesar Rp16.148.

Dari kedua transaksi diatas, Perusahaan mencatataset tetap sebesar Rp177.912 berdasarkan nilaibuku aset tersebut di PT Usayana, karena PTUsayana adalah sesama anak perusahaanPertamina. Selisih antara harga beli dengan nilaibuku dicatat sebagai “Selisih Nilai TransaksiRestrukturisasi Entitas Sepengendali” sebesarRp127.588.

On 29 December 2011, the Company and PTUsayana entered into another agreement topurchase rig Ideco H-35 (1) and rig H-35 (2) with atotal price of Rp16,148.

From the above transactions, the Companyrecorded Rp177,912 of fixed assets based on thenet book value of the assets at PT Usayana booksdue to PT Usayana is a fellow subsidiary ofPertamina. The difference between the purchaseprice and the net book value is recorded as“Difference in value from restructuring transactionsof entities under common control” of Rp 127,588.

17. PENDAPATAN 17. REVENUE

2011 2010Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa(Catatan 21e) 1,626,483 1,394,990 Related parties (Note 21e)

Pihak ketiga 2,530 7,256 Third parties

1,629,013 1,402,246

18. BEBAN LANGSUNG 18. DIRECT EXPENSES

2011 2010Sewa 301,232 211,673 RentalSub kontraktor 289,393 164,703 Sub contractorsPerbaikan dan pemeliharaan 210,807 141,818 Repairs and maintenanceAktivitas pengeboran 113,721 24,938 DrillingPemakaian material 75,764 64,303 Material usageCamp dan jasa katering 38,493 23,434 Camp and catering serviceAsuransi 37,827 36,908 Insurance (Note 21f)

OthersLainnya 17,621 17,603 (each below Rp500)

Jumlah 1,084,858 685,380 Total

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

199

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/40 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

18. BEBAN LANGSUNG (lanjutan) 18. DIRECT EXPENSES (continued)

Di tahun 2010, beban sewa sebagian besarmerupakan beban atas sewa aset rig kepada pihakyang mempunyai hubungan istimewa yaitu sewarig milik Pertamina (Catatan 2) dan Usayana(Catatan 21c) dan beban atas sewa rig kepadapihak ketiga.

In 2010, rental expenses mostly represent the rentexpense of rig to related parties, which arePertamina (Note 2) and Usayana (Note 21c) andrent expense of rig to third parties.

19. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM 19. GENERAL AND ADMINISTRATION EXPENSES

2011 2010

Gaji , upah dan tunjangan 68,966 132,348 Salaries, wages and allowancesPajak dan retribusi 35,261 23,554 Taxes and retributionJasa-jasa layanan kantor 19,961 14,462 Office servicesPerjalanan dinas 16,408 4,126 Business travelImbalan kerja 10,114 8,146 Employee benefitsPenerimaan dan pelatihan 6,562 260 Recruitment and trainingJamuan, iklan dan promosi Entertaiment, advertising and

6,333 3,413 promotionsRepresentasi dan sumbangan 1,299 1,504 Representation and donationsJasa profesional 1,318 556 Professional feesLainnya Others

(masing-masing dibawah Rp500) 4,104 2,707 (each below Rp500)

Jumlah 170,326 191,076 Total

20. PERPAJAKAN 20. TAXATION

a. Pajak dibayar dimuka a. Prepaid taxes

2011 2010

Pajak Pertambahan Nilai (”PPN”) Reimbursablemasukan yang dapat Value Added Taxditagihkan kembali: (”VAT”) In2011 211,634 - 20112010 154,947 154,947 20102009 - 49,497 2009

Kelebihan pembayaran pajak Overpayment of corporatepenghasilan badan tahun: income tax for the year:2011 90,419 - 20112010 62,476 62,476 20102009 26,803 26,803 2009

Jumlah 546,279 293,723 Total

Manajemen berpendapat bahwa tidakdiperlukan adanya pencadangan atas PPNmasukan yang dapat ditagihkan kembali dankelebihan pembayaran pajak badan yangdapat ditagihkan kembali pada tanggal 31Desember 2011 dan 2010.

Management is of the opinion that noallowance for reimbursable VAT andoverpayment of corporate income tax arerequired as at 31 December 2011 and 2010.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

200

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/41 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

20. PERPAJAKAN (lanjutan) 20. TAXATION (continued)

a. Pajak dibayar dimuka (lanjutan) a. Prepaid taxes (continued)

Pada tanggal 28 April 2011, Kantor PelayananPajak mengeluarkan Surat Ketetapan Pajakmenyetujui kelebihan pembayaran PPN untukmasa pajak 2009 sebesar Rp49 Milyar. Jumlahini telah diterima Perusahaan pada bulan Mei2011.

On 28 April 2011, the Tax Office issued a taxassessment letter for the fiscal year 2009 VAT,agreeing the VAT overpayment was Rp49billion. This amount has been received by theCompany in Mei 2011.

Perusahaan saat ini sedang diperiksa olehkantor pajak untuk pengembalian kelebihanpembayaran pajak badan tahun 2009. Sampaidengan tanggal laporan keuangan inidiselesaikan, hasil dari pemeriksaan tersebutbelum diterima oleh Perusahaan.

The Company is currently being audited by thetax office for its refund of 2009 corporateincome tax overpayment. As at the completiondate of these financial statements, theCompany has not yet received the results ofthe tax audit.

Perusahaan telah mengajukan permohonanpengembalian atas kelebihan pembayaranpajak atas pembayaran PPN dan PPh Badanuntuk tahun fiskal 2010.

The Company has submitted requests for taxrefunds for its VAT and corporate income taxoverpayments for fiscal year 2010.

b. Hutang pajak b. Taxes payable

2011 2010

Pajak Penghasilan Income TaxPasal 4(2) 11 1,260 Article 4(2)Pasal 21 3,991 3,611 Article 21Pasal 23 1,523 3,713 Article 23Pasal 25 - 7,991 Article 25

PPN Keluaran - 12 VAT Out

Jumlah 5,525 16,587 Total

c. Beban/(manfaat) pajak penghasilan c. Income tax expense/(benefit)

2011 2010

Kini (Catatan 20d) 63,180 93,071 Current (Note 20d)Tangguhan (Catatan 20e) (8,837) 15,369 Deferred (Note 20e)

Bersih 54,343 108,440 Net

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

201

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/42 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

20. PERPAJAKAN (lanjutan) 20. TAXATION (continued)

d. Pajak kini d. Current income tax

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajakpenghasilan dengan penghasilan kena pajakuntuk tahun yang berakhir pada tanggal 31Desember 2011 dan 2010 adalah sebagaiberikut :

Reconciliation between income before incometax and taxable income for the year ended31 December 2011 and 2010 is as follow :

2011 2010

Laba sebelum pajak penghasilan 192,707 418,673 Income before income tax

Ditambah/(dikurangi): Add/(less):Perbedaan waktu Temporary differences

Penyisihan imbalan kerja 10,341 8,146 Provision for employee benefitsPenyisihan persediaan usang 2,606 - Provision for obsolete inventoryPenyusutan aset tetap 22,401 (69,620) Fixed assets depreciation

Sub-jumlah perbedaan waktu 35,348 (61,474) Sub-total temporary differences

Perbedaan tetap Permanent differencesBeban yang tidak dapat

dikurangkan 25,728 16,461 Non-deductible expensesPendapatan bunga yang, Interest income

dikenakan pajak final (1,062) (1,373) subject to final tax

Sub-jumlah perbedaan tetap 24,666 15,088 Sub-total permanent differences

Penghasilan kena pajak 252,721 372,287 Taxable income

Beban pajak penghasilan kini 63,180 93,071 Current income tax expense

Dikurangi: Less:Pajak penghasilan dibayar dimuka Prepaid income taxes

Pasal 22 27,349 730 Article 22Pasal 23 30,868 40,077 Article 23Pasal 25 95,382 114,740 Article 25

Kelebihan pembayaran Overpayment ofpajak penghasilan badan (90,419) (62,476) corporate income tax

Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilanyang dihitung dengan mengalikan labasebelum pajak penghasilan dengan tarif pajakyang berlaku atas laba sebelum pajakpenghasilan dan beban pajak penghasilanbersih pada laporan laba rugi untuk tahunyang berakhir pada tanggal 31 Desember2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

The reconciliation between income taxexpense computed by applying the applicabletax rate to the income before income tax andthe net income tax expense as shown in thestatement of comprehensive income for theyear ended 31 December 2011 and 2010were as follows:

2011 2010

Laba sebelum pajak penghasilan 192,707 418,673 Income before income tax

Pajak penghasilan Income tax calculateddihitung pada tarif 25% 48,176 104,668 at tax rate 25%

Beban yang tidak dapat dikurangkan 6,432 4,115 Non-deductible expensesPendapatan bunga Interest income

yang dikenakan pajak final (265) (343) subject to final tax

Jumlah bebanpajak penghasilan 54,343 108,440 Income tax expense

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

202

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/43 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

20. PERPAJAKAN (lanjutan) 20. TAXATION (continued)

e. Pajak tangguhan e. Deferred tax

Mutasi aset dan kewajiban pajak tangguhanPerusahaan selama 2011 dan 2010 adalahsebagai berikut:

Analysis of deferred tax assets and liabilitiesduring 2011 and 2010 are as follows:

Saldo awal/ Saldo akhir/Beginning Mutasi/ Ending

2011 balance Movement balance

Aset/(kewajiban) Deferred tax assets/pajak tangguhan (liabilities)

Taksiran kewajiban Estimated employeeimbalan kerja 4,473 2,585 7,058 benefit obligations

Penyisihan persediaan Provision forusang - 652 652 obsolete inventory

Aset tetap (20,790) 5,600 (15,190) Fixed assets

Kewajiban pajakTangguhan, bersih (16,317) 8,837 (7,480) Deferred tax liabilities, net

Saldo awal/ Saldo akhir/Beginning Mutasi/ Ending

2010 balance Movement balance

Aset/(kewajiban) Deferred tax assets/pajak tangguhan (liabilities)

Taksiran kewajiban Estimated employeeimbalan kerja 2,437 2,036 4,473 benefit obligations

Aset tetap (3,385) (17,405) (20,790) Fixed assets

Kewajiban pajaktangguhan, bersih (948) (15,369) (16,317) Deferred tax liabilities, net

f. Administrasi f. Administration

Berdasarkan Undang-Undang Perpajakanyang berlaku di Indonesia. Perusahaan yangberdomisili di Indonesia menghitung danmembayar sendiri besarnya jumlah pajak yangterhutang. Direktorat Jenderal Pajak (“DJP”)dapat menetapkan atau mengubah kewajibanpajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejaksaat terhutangnya pajak atau akhir tahun2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baruyang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008dan tahun-tahun selanjutnya menentukanbahwa DJP dapat menetapkan dan mengubahkewajiban pajak tersebut dalam batas waktulima tahun sejak saat terhutangnya pajak.

Under the taxation laws of Indonesia theCompany which is domiciled in Indonesiacalculates and pays tax on the basis of selfassessment. The Directorate General of Tax(“DGT”) may assess or amend taxes within tenyears of the time the tax becomes due or untilthe end of 2013, whichever is earlier. Thereare new rules applicable to the fiscal year 2008and subsequent years stipulating that the DGTmay assess or amend taxes within five yearsof the time the tax becomes due.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

203

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/44 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

21. TRANSAKSI PIHAK BERELASI 21. RELATED-PARTY TRANSACTIONS

a. Piutang usaha a. Trade receivables

2011 2010

PT Pertamina EP 554,203 522,938 PT Pertamina EPPT Pertamina Geothermal Energy 79,977 101,615 PT Pertamina Geothermal Energy

Jumlah 634,180 624,553 Total

b. Piutang lain-lain b. Other receivables

2011 2010

Pertamina 51,388 127,661 PertaminaPT Pertamina Hulu Energi 60 - PT Pertamina Hulu Energi

Jumlah 51,448 127,661 Total

Piutang lain-lain dari Pertamina merupakantagihan atas biaya operasional yang dibayaroleh Perusahaan untuk kepentinganPertamina.

Other receivables from Pertamina representcharges of operating costs paid by theCompany on behalf of Pertamina.

c. Hutang usaha c. Trade payables

2011 2010

Pertamina 16,904 45,139 PertaminaPT Patra Drilling Contractor 12,928 - PT Patra Drilling ContractorPT Elnusa, Tbk 4,300 - PT Elnusa, TbkPT Pratama Mitra Sejati 2,537 - PT Pratama Mitra SejatiPT Tugu Pratama Indonesia 2,510 - PT Tugu Pratama IndonesiaPT Pertamina Trans Kontinental 1,416 - PT Pertamina Trans KontinentalPT Usayana - 11,743 PT Usayana

Jumlah 40,595 56,882 Total

d. Liabilitas lain-lain d. Other payables

2011 2010

PT Pertamina (Persero) 1,739,348 564,386 PT Pertamina (Persero)PT Usayana 180,049 - PT UsayanaPT Pertamina Bina Medika 1,586 1,765 PT Pertamina Bina MedikaPT Mitra Tour and Travel 1,236 - PT Mitra Tour and TravelPT Pertamina EP 377 99,696 PT Pertamina EPLainnya Others(masing-masing dibawah Rp500) 627 505 (each below Rp500)

Jumlah 1,923,223 666,352 Total

Liabilitas lain-lain kepada Pertaminadiantaranya terdiri dari pemberian dana untukbelanja modal Perusahaan, penggantian biayaoperasional yang dibayar oleh Pertaminauntuk Perusahaan, dan gaji serta manfaatkaryawan perbantuan dari Pertamina kepadaPerusahaan.

Other payables to Pertamina consists ofdropping of funds for Company’s capitalexpenditures reimbursement of operationalexpenses paid by Pertamina on behalf of theCompany, and salaries and benefits forPertamina’s employees seconded to theCompany.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

204

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/45 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

21. TRANSAKSI PIHAK BERELASI (lanjutan) 21. RELATED-PARTY TRANSACTIONS (continued)

d. Liabilitas lain-lain (lanjutan) d. Other payables (continued)

Pada 31 Desember 2010, liabilitas lain-lainkepada PT Pertamina EP merupakanpendapatan atas jasa rig sebelum Perusahaanberdiri. Dimana sebelumnya jasa rig tersebutdilaksanakan oleh unit bisnis drilling Pertaminayang ditagihkan oleh Perusahaan untukPertamina.

At 31 December 2010, other payables to PTPertamina EP represent revenue from rigservices before the establishment of theCompany. Previously the drilling services wereperformed under the drilling business unit ofPertamina which are billed by the Company onbehalf of Pertamina.

e. Pendapatan e. Revenues

2011 2010

PT Pertamina EP 1,334,833 1,203,222 PT Pertamina EPPT Pertamina Geothermal Energy 291,650 191,768 PT Pertamina Geothermal Energy

Jumlah 1,626,483 1,394,990 Total

Persentase total pendapatan 99% 99% As a percentage of total revenue

f. Sewa dan Asuransi f. Rental and Insurance

2011 2010

PT Usayana - 296,282 PT UsayanaPT Tugu Pratama Indonesia 37,460 36,908 PT Tugu Pratama Indonesia

Jumlah 37.460 333,190 Total

Persentase dari totalbeban pokok pendapatan 3% 44% As percentage of total cost of revenue

Di tahun 2010, hutang usaha merupakanbeban sewa yang dibebankan kepadaPerusahaan sebagaimana yang telah diaturdalam Perjanjian Sewa Aset (Catatan 2 dan22c).

In 2010, the trade payable represents rentalcosts charged to the Company in accordancewith the Fixed Assets Lease Agreements (Note2 and 22c)

g. Kompensasi manajemen kunci g. Key management compensation

Manajemen kunsi termasuk direksi, komisaris,sekretaris Perusahaan dan kepala auditinternal. Kompensasi yang dibayar atauterhutang untuk manajemen kunci atas dasarjasa pekerja adalah sebagai berikut:

Key management includes director,commissioner, the Corporate secretary andhead of internal audit. The compensation paidpayable to key management for employeeservices as shown below:

2011 2010

Gaji dan imbalan pekerja Salaries and other short termjangka pendek 7,009 7,441 employee benefits

Jumlah 7,009 7,441 Total

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

205

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/46 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

22. KONTRAK, PERJANJIAN DAN IKATAN YANGMATERIAL

22. SIGNIFICANT CONTRACTS, AGREEMENTSAND COMMITMENTS

a. Perjanjian dengan PT Pertamina EP a. Agreement with PT Pertamina EP

Pada tanggal 11 Agustus 2006, Pertamina danPertamina EP menandatangani KontrakKerjasama Jasa Pemboran dan RencanaKerja Pemboran dan Kerja Ulang Sumur PTPertamina EP No. 854/EP0000/2007-S0 danNo. 944/C00000/2007-S0. Perjanjian ini telahmengalami beberapa kali perubahan,termasuk mengenai kesepakatan pengalihanwewenang dari Pertamina kepada Perusahaanuntuk melakukan kegiatan pengelolaan,pengoperasian dan pemeliharaan seluruh asetdrilling terhitung sejak 30 Oktober 2008.

On 11 August 2006, Pertamina andPertamina EP signed a Memorandum ofUnderstanding for Wells Drilling Services andWorkover of PT Pertamina EP No.854/EP0000/2007-S0 and No.944/C00000/2007-S0. This agreement hasbeen amended for several times, including theagreement for delegation of authorities fromPertamina to the Company to perform themanagement, operation and maintenance ofall drilling assets effective 30 October 2008.

Sejak Juni 2008, perjanjian ini diperpanjangsetiap 6 bulan. Perpanjangan perjanjian yangterakhir adalah untuk periode 1 Juli 2011 – 31Desember 2011. Perusahaan dan PertaminaEP masih dalam proses untuk memperpanjangjangka waktu perjanjian untuk tahun 2012.

Since June 2008, this agreement has beenextended semi annually. The latest extentionwas for the period from 1 July 2011 –31 December 2011. The Company andPertamina EP is in the process to extend theterm of this agreement for 2012.

b. Perjanjian dengan PT PertaminaGeothermal Energi

b. Agreement with PT Pertamina GothernalEnergi

Pada tanggal 8 April 2010, Perusahaan danPT. Pertamina Geothermal Energymenandatangani Perjanjian TentangPenyediaan Jasa Semi Integrated ProjectManagement (”IPM”) Proyek GeothermalUlubelu No. 215/PGE000/2010-S0. Perjanjianini telah mengalami perubahan di bulan Mei2011, untuk melaksanakan penambahanpengeboran 3 sumur injeksi dengan estimasinilai kontrak sebesar US$ 10,8 juta. Sampaidengan tanggal penyelesaian laporankeuangan, proyek ini masih berlanjut.

On 8 April 2010, the Company and PTPertamina Geothermal Energy signed aContract for Semi Integrated ProjectManagement (“IPM”) services GeothermalUlubelu Project No. 215/PGE000/2010-S0.This agreement has been amended in May2011, to perform additional drilling of 3injection wells with estimated contract value ofUS$ 10.8 million. This project is still on goingat the completion date of these financialstatements.

c. Perjanjian dengan PT Usayana c. Agreement with PT Usayana

Pada bulan Mei tahun 2009, Perusahaanmelakukan perjanjian sewa aset berupa 4 rigbeserta peralatan pendukung unit jasapemboran termasuk pekerja milik PT Usayana(”Usayana”) yang berlaku sejak tanggal 14 Mei2009 sampai dengan tanggal 31 Desember2009 atau sampai dengan tanggal efektifberlakunya pengalihan aset tetap dari Usayanakepada Perusahaan, mana yang terjadi lebihdahulu.

In May 2009, the Company entered into anAsset Lease Agreement of 4 rigs, including thedrilling equipments and the co-workers of PTUsayana (“Usayana”) which agreement iseffective from 14 May 2009 through 31December 2009 or from the effective date oftransfer of Usayana’s fixed assets to theCompany, whichever occurs first.

Sesuai dengan addendum I antara Usayanadan Perusahaan pada tanggal 1 Maret 2010,dinyatakan bahwa biaya sewa yang dikenakanoleh Usayana kepada Perusahaan sesuaidengan perjanjian sewa operasi tersebutadalah sebesar biaya depresiasi masing-masing rig tersebut selama periode berjalanterhitung sejak masing-masing rig beroperasi.

Based on addendum I between Usayana andthe Company dated 1 March 2010, the leasecharge under the lease agreement withUsayana is equal to the each of Usayana’s rigdepreciation expense for the period whicheffective since the operation date of each rig.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

206

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/47 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

22. KONTRAK, PERJANJIAN DAN IKATAN YANGMATERIAL (lanjutan)

22. SIGNIFICANT CONTRACTS, AGREEMENTSAND COMMITMENTS (continued)

c. Perjanjian dengan PT Usayana (lanjutan) c. Agreement with PT Usayana (continued)

Pada tanggal 17 Desember 2010, Perusahaandan PT Usayana menandatangani perjanjianjual beli aset rig, top drive, dan suku cadang(material) No. B0000/Srt/XII/2010/294 danNo. 1224/DSI0000/2010-S0 dengan nilai totalsebesar Rp184.540. Perpindahan asettersebut terjadi pada 1 Maret 2011 dengannilai Rp161.764 setelah dikurangi denganbiaya perbaikan.

On 17 December 2010, the Company and PTUsayana entered into a sale and purchaseagreement for rigs, top drives, and spare parts(material) No. B0000/Srt/XII/2010/294 andNo. 1224/DSI0000/2010-S0 with total value ofRp184,540. The transfer of the assets wasexecuted on 1 March 2011 with total value ofRp161,764 after adjustments for repair cost.

Pada tanggal 29 Desember 2011, Perusahaandan PT Usayana menandatangani perjanjianjual beli untuk aset rig Ideco H-35 (1) dan H-35(2) dengan total nilai jual beli sebesarRp16.148.

Dari kedua transaksi diatas, Perusahaanmencatat aset tetap sebesar Rp177.912berdasarkan nilai buku aset tersebut di PTUsayana, karena PT Usayana adalah sesamaanak perusahaan Pertamina. Selisih antaraharga beli dengan nilai buku dicatat sebagai“Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi EntitasSepengendali” sebesar Rp127.588.

On 29 December 2011, the Company and PTUsayana entered into another agreement topurchase rig Ideco H-35 (1) and rig H-35 (2)with a total price of Rp16,148.

From the above transactions, the Companyrecorded Rp177,912 of fixed assets based onthe net book value of the assets at PT Usayanabooks due to PT Usayana is a fellow subsidiaryof Pertamina. The difference between thepurchase price and the net book value isrecorded as “Difference in value fromrestructuring transactions of entities undercommon control” of Rp 127,588.

d. Kontrak unit pengeboran darat denganPerusahaan Minyak Internasional

d. Land drilling rig contract with MultinationalOli Company

Pada tanggal 12 September 2011 konsorsiumantara Perusahaan dan Atlantic RotterdamLtd., (“Konsorsium”) dan suatu kontraktorkontrak kerja sama (“KKKS”) mengadakankontrak unit pengeboran darat. Jangka waktukontrak adalah 4 tahun terhitung sejak 12September 2011 sampai dengan 11September 2015. Nilai kontrak tersebut adalahUS$ 98.895.000 (nilai penuh), yang dihitungberdasarkan tarif harian dari 2 unitpengeboran darat dan biaya lainnya seperticamp rates, biaya mobilisation dandemobilisation.

Effective as of 12 September 2011, aconsortium between the Company and AtlanticRotterdam Ltd., (the Consortium) and acontractor of a production sharing contract(“KKKS”) entered into a land drilling rigcontract. The contract term is 4 years from12 September 2011 to 11 September 2015.The estimate value of the contract isUS$ 98,895,000 (full amount) based on theday rates of 2 land drilling rigs and othercharges, e.g. camp rate and mobilisation anddemobilisation fees.

Berdasarkan kontrak tersebut. Perusahaanharus menyediakan Performance bond yangdikeluarkan oleh bank pemerintah denganmenggunakan persentase tertentuberdasarkan estimasi dari nilai kontrak.

Under this contract, the Company is requiredto provide a performance bond issued by astate-owned bank based on a certainpercentage of the estimate value of thecontract.

Berdasarkan perjanjian konsorsium tertanggal3 Agustus 2011 antara Perusahaan danAtlantic Rotterdam Ltd., masing-masing pihaksetuju untuk mengadakan 1 unit pengeborandarat untuk memenuhi kontrak unitpengeboran darat.

Under the consortium agreement dated3 August 2011 entered by the Company andAtlantic Rotterdam Ltd., each party agrees toprocure 1 land drilling rig to fulfill theircommitment under the land drilling rig contract.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

207

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/48 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

22. KONTRAK, PERJANJIAN DAN IKATAN YANGMATERIAL (lanjutan)

22. SIGNIFICANT CONTRACTS, AGREEMENTSAND COMMITMENTS (continued)

d. Kontrak unit pengeboran darat denganPerusahaan Minyak Internasional (lanjutan)

d. Land drilling rig contract with MultinationalOli Company (continued)

Di bulan November 2011, Perusahaanmengadakan perjanjian dengan PT CitraTubindo Engineering untuk pengadaansebuah rig untuk memenuhi komitmenkonsorsiumnya. rig tersebut masih dalampengerjaan.

In November 2011, the Company entered intoa contract with PT Citra Tubindo Engineeringto procure a rig to fulfill its commitment underthe Consortium. The construction of the rig isin progress.

e. Sewa operasi kepada pihak ketiga e. Rental operating lease to third party

Perusahaan mengadakan beberapa perjanjiansewa operasi dengan pihak-pihak ketiga untuksewa rig, peralatan pendukung untukpengeboran, dan alat berat lainnya Perjanjiansewa operasi tersebut pada umumnyaberjangka waktu satu tahun. Totalpembayaran sewa minimum yang tidak dapatdibatalkan sampai dengan satu tahun kedepanadalah Rp18.966.

The Company entered into several operatinglease agreements with third parties to acquirerental rig, supporting driiling equipments andother heavy equipment. These operating leaseaggrements generally have one year term.Total non-cancellable future minimum leasepayments up to one year after the balancesheet date is Rp18,966.

23. MANAJEMEN RISIKO 23. RISK MANAGEMENT

Berbagai aktivitas yang dilakukan membuatPerusahaan terekspos terhadap berbagai risikokeuangan: risiko pasar (termasuk risiko daridampak nilai tukar mata uang asing, risiko harga,dan risiko suku bunga), risiko kredit, dan risikolikuiditas. Tujuan dari manajemen risikoPerusahaan adalah untuk mengidentifikasi,mengukur, mengawasi dan mengelola risiko dasardalam upaya melindungi kesinambungan bisnisdalam jangka panjang dan meminimalkan dampakyang tidak diharapkan pada kinerja keuanganPerusahaan.

The Company’s activities expose it to a variety offinancial risks: market risk (including the effects offoreign currency exchange risk. price risk andinterest rate risk), credit risk, and liquidity risk.The objectives of the Company’s riskmanagement are to identify measure, monitor andmanage basic risks in order to safeguard theCompany's long term business continuity and tominimize potential adverse effects on the financialperformance of the Company.

a. Risiko pasar a. Market risk

(i) Risiko mata uang asing (i) Foreign exchange risk

Sebagian besar pendapatan danpengeluaran operasi dari Perusahaandidenominasi dalam mata uang Dolar AS,yang secara tidak langsung merupakanlindung nilai alami (natural hedging)terhadap eksposur fluktuasi mata uangasing. Namun demikian, karena mata uangpelaporan dari Perusahaan adalah Rupiah.Perusahaan mempunyai eksposur yangsignifikan terhadap fluktuasi mata uangasing di dalam pendapatan dan bebanoperasi untuk tujuan pelaporan laporankeuangan.

The majority of the Company’s revenueand operating expenditures aredenominated in US Dollars, whichindirectly represents a natural hedge onexposure to the fluctuation in foreignexchange rates. However, since thereporting currency of the Company isRupiah, the Company has a significantexposure to fluctuations in foreignexchange rates on the Company'srevenue and operating expenses forfinancial reporting purposes.

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

208

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/49 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

23. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 23. RISK MANAGEMENT (continued)

a. Risiko pasar (lanjutan) a. Market risk (continued)

(ii) Risiko harga (ii) Price risk

Risiko harga adalah fluktuasi nilaiinstrumen keuangan sebagai akibatperubahan harga pasar. Saat ini,Perusahaan tidak terekspos terhadap risikoharga karena semua transaksi penjualanyang dilakukan adalah dengan pihak yangmemiliki hubungan istimewa dengan hargayang telah disetujui bersama.

Price risk is the risk that the value offinancial instrument will fluctuate as aresult of changes in market price.Currently, the Company did notencounter any price risks since all salestransactions were done with relatedparties at agreed price by both parties.

(iii) Risiko suku bunga (iii) Interest rate risk

Perusahaan terekspos dengan risiko sukubunga sebagai akibat dari hutang kepadaInduk Perusahaan dalam rangka pembelianaset Perusahaan. Perusahaan melakukanmonitoring atas tingkat bunga untukmeminimalisasi pengaruhnya terhadapposisi keuangan Perusahaan.

The Company is exposed to interest raterisk due to payable to parent company inrelation with the Company’s assetacquisition. The Company monitorinterest rates to minimise any impact onthe Company’s financial position.

31 Desember/December 2011Suku bunga mengambang/ Suku bunga tetap/

Floating rate Fixed rateTidak

Kurang dari Lebih dari Kurang dari Lebih dari berbunga/satu tahun/ satu tahun/ satu tahun/ satu tahun/ Non-Less than More than Less than More than interest Jumlah/one year one year one year one year bearing Total

Aset keuangan/Financial assets

Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents 168,519 - - - - 168,519

Dana yang dibatasi penggunaannya/Restricted funds 44,937 - - - - 44,937

Piutang/Receivables - - - - 690,485 690,485

Jumlah aset keuangan/Total financial assets 213,456 - - - 690,485 903,941

Liabilitas keuangan/Financial liabilities

Hutang usaha/Trade payables - - - - 125,726 125,726

Hutang lain-lain/Other payables - - - - 1,923,223 1,923,223

Biaya yang masih harus dibayar/Accrued expenses - - - - 296,074 296,074

Liabilitas keuangan/Financial Liabilities - - - - 2,345,023 2,345,023

b. Risiko kredit b. Credit risk

Perusahaan memiliki eksposur risiko kredityang rendah karena mayoritas transaksipenjualan yang dilakukan adalah dengan pihakyang memiliki hubungan istimewa. Risiko kredityang mungkin muncul berasal daripenempatan dana pada bank.

The Company has low risk exposure on creditrisk since the majority of sales transactionswere done with related parties. The possiblecredit risk that may arise is from cash in banks.

PDSI

201

1 A

nnua

l Rep

ort

209

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/50 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

23. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 23. RISK MANAGEMENT (continued)

b. Risiko kredit (lanjutan) b. Credit risk (continued)

Manajemen yakin akan kemampuannya untukterus mengendalikan dan mempertahankaneksposur yang minimal terhadap risiko kreditmengingat Perusahaan memiliki kebijakanyang jelas dalam penempatan dana di bankdimana ditempatkan pada bank pemerintah

Management is confident in its ability to continueto control and sustain minimal exposure of creditrisk given that the Company has clear policiesplacement of fund in bank which placed ingovernment banks.

c. Risiko likuiditas c. Liquidity risk

Risiko likuiditas merupakan risiko yang munculdalam situasi dimana posisi arus kasPerusahaan mengindikasikan bahwa arus kasmasuk dari pendapatan jangka pendek tidakcukup untuk memenuhi arus kas keluar untukpengeluaran jangka pendek. Sebagian besararus kas masuk perusahaan bergantung padadana dari Pertamina dalam bentuk cash call.Management perusahaan secara rutinmelakukan monitor atas perkiraan arus kasdan arus kas aktual dan melakukan koordinasisecara rutin atas pendanaan denganPertamina.

Liquidity risk is defined as a risk that arises insituations where the Company's cash flowindicates that the cash inflow from short-termrevenue is not enough to cover the cashoutflow of short-term expenditure. Most of theCompany’s cash inflow depends on funding inform of “cash calls” from Pertamina. TheCompany’s management regularly monitorsthe projected and actual cash flows andregularly coordinates the funding arrangementwith Pertamina.

d. Nilai Wajar d. Fair value

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatatdari aset dan kewajiban keuangan Perusahaanmendekati nilai wajarnya pada tanggal 31Desember 2011.

e. Mitigasi Risiko

Pihak manajemen perusahaan telah melakukanbeberapa upaya untuk meminimalkan risiko-risiko Perusahaan yang timbul dengan:

1. Analisis lebih lanjut untuk menentukankejadian–kejadian risiko yang menjadiprioritas dari pihak manajemen atas riskregister yang telah diupdate.

2. Melakukan Analisis kuantitatif atas seluruhdampak risiko yang terdapat pada riskregister baik risk register korporat maupunproyek. Penentuan secara kuantitaif atasdampak risiko sangat diperlukan danbermanfaat bagi perusahaan untukmenentukan langkah kerja selanjutnya.

Management is of the opinion that the carryingvalue of its financial assets and liabilitiesapproximates the fair value of the financialassets and liabilities as at 31 December 2011.

e. Risk Mitigation

The management has made several efforts tominimise the Company’s risks incurred with:

1. Further analysis to determine the risksthat a priority of the management of riskregisters that have been updated.

2. Conduct quantitative analysis of the riskimpact contained in risk registerscorporate and project risk register.Determination of quantitative over theimpact of the risk is very necessary andbeneficial for the company to determinethe next work step.

3. Menerapkan pemahaman yang tepat danbenar bagi seluruh manajemen dan pekerjadi bidang kompensasi berbasis risiko(seperti KPI dan lainnya)

3. Apply a proper understanding for thewhole management and workers in thefield of risk-based compensation (such asKPI and others)

Lapo

ran

Tahu

nan

2011

PD

SI

210

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

Lampiran 5/51 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010

(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)

23. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 23. RISK MANAGEMENT (continued)

f. Manajemen risiko permodalan f. Capital risk management

Tujuan Perusahaan dalam pengelolaanpermodalan adalah untuk mempertahankankelangsungan usaha Perusahaan gunamemberikan imbal hasil kepada pemegangsaham dan manfaat kepada pemangkukepentingan lainnya serta menjaga strukturmodal yang optimal untuk mengurangi biayamodal.

The Company’s objectives when managingcapital are to safeguard the Company’s abilityto continue as a going concern in order toprovide returns for shareholders and benefitsfor other stake holders and to maintain anoptimal capital structure to reduce the cost ofcapital.

Kebijakan manajemen adalah untukmempertahankan basis modal yang kuat untukmempertahankan keyakinan investor, krediturdan pasar, dan untuk mempertahankanperkembangan bisnis dimasa yang akandatang. Modal terdiri dari modal saham biasa.Manajemen memonitor tingkat pengembalianmodal dan tingkat dividen yang dibagikan.

Management’s policy is to maintain a strongcapital base in order to maintain investor,creditor and market confidence and to sustainfuture development of the business. Capitalconsists of share capital. The Managementmonitors the return on capital as well as thelevel of dividens.

Manajemen berusaha mempertahankankeseimbangan antara laba yang lebih tinggiyang mungkin tecapai dengan tingkat pinjamanyang lebih tinggi dan manfaat serta jaminanyang diberikan oleh posisi modal yang sehat.

Management seeks to maintain a balancebetween the higher returns that might bepossible with higher level of borrowings andthe advantages and security afforded by asound capital position.