relasi sosial dalam pertanian gula merah kelapa...

136
i Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa di Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah Skripsi Diajukan untk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Bintu Nafi’ah Dwi Handayani 1112111000049 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: hoangque

Post on 15-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

i

Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa di

Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah

Skripsi

Diajukan untk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Bintu Nafi’ah Dwi Handayani

1112111000049

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

ii

Page 3: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

iii

Page 4: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

iv

Page 5: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

v

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisis tentang hubungan patron klien antara penderes danpengepul, dimana penderes sebagai penyadap nira diposisikan sebagai klien,sedangkan pengepul sebagai pedagang pengumpul gula merah kelapa diposisikansebagai patron. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanaterbentuknya hubungan patron klien antara penderes dan pengepul di KecamatanCipari, serta mengetahui pengaruh dari adanya hubungan patron klien khususnyabagi penderes.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif denganpengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Kerangkateoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori patron klien menurutJames Scott dimana Patron Klien merupakan suatu hubungan pertukaran antarakedua peran yang dapat dinyatakan sebagai kasus khusus dari ikatan diadik (duaorang) yang melibatkan persahabatan instrumental dimana seorang individudengan status sosial-ekonomi yang lebih tinggi (patron) menggunakan pengaruhdan sumberdayanya untuk menyediakan perlindungan dan/atau keuntungan-keuntungan bagi seseorang dengan status lebih rendah (klien). Pada gilirannyaklien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasukjasa pribadi, kepada patron.

Dari hasil analisis dan temuan di lapangan dapat disimpulkan bahwaterbentuknya hubungan patron klien antara pengepul dan penderes bisa terjadikarena melalui beberapa proses. Pertama, penemuhan kebutuhan. Kedua,pembentukkan kepercayaan. Ketiga, Hutang yang mengikat. Keempat, Resiprositasyang tidak seimbang. Kelima, hubungan yang sifatnya berkelanjutan. Dari adanyaproses inilah yang menyebabkan terjadinya hubungan patron klien sehingga efekyang ditimbulkan bagi penderes adalah penentuan harga beli gula merah kelapayang didominasi oleh pengepul, ketergantungan sosial karena adanya jaminansubsistensi, serta ketimpangan sosial terutama status dan kedudukan yang berbedaantara pengepul dan penderes.

Kata Kunci: Hubungan Patron Klien, Gula Merah Kelapa, Penderes, Pengepul.

Page 6: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas izin dan

kuasaNya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “RELASI

SOSIAL DALAM PERTANIAN GULA MERAH KELAPA DI KECAMATAN

CIPARI, KABUPATEN CILACAP” dari awal hingga akhir, meskipun dalam

penulisannya masih jauh dari kata sempurna.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis bertemu dengan orang-orang yang

menjadi penyemangat serta membantu dalam menyelesaikan kendala-kendala yang

penulis alami dalam proses penyusunan dari awal hingga akhir. Oleh karena itu

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Zulkifli, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Cucu Nurhayati, M.Si, selaku Ketua Prodi Sosiologi.

4. Dr. Joharotul Jamilah, M.Si, selaku Sekretaris Prodi Sosiologi serta sebagai

dosen pembimbing, selaku orangtua dan teman yang sangat membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi. Terimakasih Bu Jamilah atas arahan,

masukan, waktu serta kesabarannya dalam membimbing dan memotivasi

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan

ilmu kepada pengetahuannya kepada mahasiswa.

6. Kedua orangtua penulis yang sangat penulis sayangi, Bapak H. Khasbullah

Sidiq dan Ibu Hj. Siti Ma’munah, serta kaka penulis Eka Nur’aini Chasanah

dan si ganteng Gempar Farista Fariel yang telah setia mendo’akan dan

memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir

skripsi ini.

Page 7: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

vii

7. Keluarga besar bani Mukhzir, bu lik, bude dan sepupu kongkow Cilacap

Jakarta (Abun, Mas Tanwir, Mas Basit, Mas Himam, Mba Atik, Mba Titi,

dan Mas Aip).

8. Penyemangat, pendukung, temen curhat, dan calon imam penulis

(InsyaAlloh) yang saya sayangi Yoto Eki Setiawan.

9. Keluarga besar FISIP Mengajar, senior dan junior yang telah banyak

membantu dan memotivasi penulis diantaranya, Ka Eri, Ka Icha, Ka Fajri,

serta kaka-kaka angkatan 2012-2016.

10. Keluarga KKN Gempita, Derinah, Gunawan, Rere, Mama Ughi, Desti, Iin,

Badrun, Pak Luk, Bang Mu, Bang Mami, Fajar, Galang, Qibi, Faiq, Ahya.

11. Sahabat setia “Telor Ceplok” Derinah, Fitri, Lila, serta sahabat galau Ari

Alfiatul Rochmah.

12. Tidak lupa kepada keluarga Sosiologi angkatan 2012 yang tidak bisa penulis

sebutkan namanya satu persatu.

Demikianlah ucapan terima kasih, semoga segala bantuan dan dukungan yang

diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang berlipat dari Allah SWT.

Skripsi ini penulis dedikasikan untuk orang yang yang memberikan banyak arti dan

motivasi dalam perjalanan hidup, khususnya orangtua penulis. Maka dengan ini

penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat.

Ciputat, 26 Mei 2017

Penulis,

Bintu Nafi’ah Dwi Handayani

NIM. 1112111000049

Page 8: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR........................................................................................ vi

DAFTAR ISI.....................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah .................................................................................. 1

B. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 6

D. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 7

E. Kerangka Teori........................................................................................ 15

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian ....................................................................... 17

2. Subjek dan Lokasi Penelitian ............................................................ 17

3. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ................................................ 19

4. Teknik Analisis Data......................................................................... 23

5. Hambatan Penelitian ......................................................................... 24

G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 25

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN CIPARI

A. Kondisi Geografis dan Demografis Kecamatan Cipari........................... 26

1. Desa Segaralangu .............................................................................. 27

2. Desa Mulyadadi ................................................................................ 28

Page 9: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

ix

3. Desa Cisuru ....................................................................................... 29

B. Kondisi Sosial Ekonomi.......................................................................... 30

C. Usaha Gula Merah Kelapa di Kecamatan Cipari

1. Profil Penderes (Penyadap Nira Kelapa) dan Pengepul.................... 35

2. Gula Merah Kelapa .......................................................................... 38

3. Pola Relasi Pemasaran Gula Merah Kelapa ..................................... 41

BAB III HUBUNGAN PATRON KLIEN DI KALANGAN PENDERES

A. Proses Terbentuknya Hubungan Patron Klien ........................................ 52

B. Pengaruh Hubungan Patron Klien

1. Kesejahteraan Sosial .......................................................................... 65

2. Ketimpangan Sosial ........................................................................... 68

3. Ketergantungan Sosial ........................................................................ 70

IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 74

B. Saran........................................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ xii

LAMPIRAN- LAMPIRAN ............................................................................ xvii

Page 10: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

x

DAFTAR TABEL

Tabel I.D. 1 Tinjauan Pustaka............................................................................. 13

Tabel I.F. 1 Informan Penelitian ......................................................................... 22

Tabel II.A. 1 Jarak Desa Segaralangu dengan Pusat Pemerintahan.................... 27

Tabel II.A. 2 Jumlah Penduduk Desa Mulyadadi Berdasarkan Umur ............... 28

Tabel II.A. 3 Batas Wilayah Desa Cisuru .......................................................... 29

Tabel II.A. 4 Luas Wilayah Desa Cisuru berdasarkan Penggunaannya ............. 30

Tabel II.B. 1 Jumlah & Jenis Pekerjaan Masyarakat Cipari tahun 2011-2015 .. 31

Tabel II.B. 2 Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Segaralangu ............................ 32

Tabel II.B. 3 Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Mulyadadi ............................... 33

Tabel II.B. 4 Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Cisuru ..................................... 34

Tabel II.B. 5 Jumlah Penderes Desa Segaralangu, Mulyadadi, Cisuru............... 37

Tabel II.B. 6 Jumlah Penderes Berdasarkan Pengepulnya.................................. 37

Tabel II.B. 7 Jumlah Pengepul Desa Segaralangu, Cisuru, dan Mulyadadi ...... 38

Tabel II.C. 1 Profil Informan Penderes .............................................................. 39

Tabel II.C. 2 Profil Informan Pengepul ............................................................. 40

Tabel II.C.3 Informan berdasarkan Penjualan Gula Merah Kelapa ................... 44

Tabel III.A. 1 Jumlah Penyewaan Pohon Kelapa Penderes ............................... 59

Page 11: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.A. 1 Peta Kecamatan Cipari .............................................................. 26

Gambar II.C. 1 Jenis-jenis Gula Merah Kelapa ................................................. 41

Bagan II.C. 1 Struktur Pola Hubungan di Kalangan Penderes .......................... 42

Bagan III.A. 1 Proses Terbentuknya Hubungan Patron Klien ............................ 53

Page 12: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Penelitian dalam skripsi ini memfokuskan pada sebuah hubungan sosial antara

pengepul gula merah kelapa dengan penyadap nira (penderes), di mana hubungan

sosial antara keduanya berlandaskan pada hubungan patron klien. Dalam hubungan

sosial ini pengepul disebut patron, sedangkan penderes disebut klien. Fenomena

patron klien yang terjadi hampir di seluruh aktifitas produksi pangan, pertanian, dan

nelayan sering memunculkan kesenjangan di masyarakat.

Hegemoni patron menjadi kunci penting dalam bertahannya pola hubungan patron-klien. Pihak patron yang semakin merajalela terus menambah kapital (kekayaan),dengan modal dan jaringan yang ia miliki. Kerja keras para klien ia nikmati denganpeningkatan kekayaan secara eksponensial. Disisi lain, para klien semakin terjebakatau bahkan nyaman dengan berbagai jaminan yang diberikan patron, sehinggakeadaan relasi tersebut membuat ia tidak bisa meningkatkan kesejahteraannya secarasignifikan. (Ellen 2012:35)

Hubungan patron klien biasanya sering ditemukan pada bidang pertanian

terutama di daerah pedesaan. Seperti di Kecamatan Cipari yang memang sebagian

besar masyarakatnya memilih menjadi petani sebagai satu jenis mata pencaharian

yang paling banyak digeluti. Sebenarnya masih cukup banyak jenis pertanian serta

perkebunan yang digeluti oleh masyarakat di Kecamatan Cipari seperti padi, jagung,

palawija, perkebunan karet, kelapa dan lain sebagainya. Peneliti pribadi memilih

penderes (orang yang mencari nira untuk dimasak menjadi gula merah) karena

melihat masih minimnya penelitian terkait dengan gula merah kelapa. Dari

Page 13: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

2

banyaknya jenis pertanian di Kecamatan Cipari salah satu yang cukup diminati adalah

petani manggar. Petani manggar (penderes) merupakan orang yang bekerja menuai

manggar untuk diambil niranya lalu diolah menjadi gula merah. Di Kecamatan Cipari

sendiri penderes masih cukup mudah ditemui terutama didaerah pegunungan.

Masyarakat masih banyak yang memiliki pohon kelapa disetiap pekarangan atau

halaman rumahnya, hanya saja penderes di desa ini sifatnya masih usaha rumahan.

Mereka hanya akan membuat gula merah sesuai dengan jumlah nira yang

diperolehnya tanpa adanya sistem-sistem yang mengikat seperti kejar target. Setelah

gula dibuat, penderes akan menyetor gulanya kepada para pengepul gula. (Observasi

peneliti, Cipari, 19/02/2017)

Dalam aktifitas di kalangan penderes terkait dengan hasil produksinya yaitu

gula merah kelapa tidak terlepas dari adanya relasi patron klien. Hal ini terlihat ketika

penulis melakukan observasi lapangan tampaknya penderes masih tergolong sebagai

pihak yang memerlukan bantuan dari pengepul untuk memenuhi kebutuhannya

sehingga penderes seringkali meminjam uang kepada pengepul. Namun biasanya

selain meminjam, penderes yang tidak memiliki pohon kelapa untuk dideres namun

ingin menjadi penderes, pengepul akan memberikan bantuan dengan menyewakan

pohon kelapa yang dimilikinya. (observasi penulis, Cipari 25/02/2017)

Persewaan adalah suatu bentuk ikatan ekonomi antara pemilik tanah dan penyewa(pemilik uang), dalam mana si pemilik tanah menyerahkan hak guna tanahnya kepadapenyewa, sedang si penyewa menyerahkan sejumlah uang (sesuai kelajiman setempat)untuk jangka waktu tertentu (setengah atau beberapa tahun, atau satu atau beberapawaktu tertentu (setengah atau beberapa tahun, atau satu atau beberapa kali panen).(Rahardjo 2010:143)

Page 14: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

3

Pinjaman yang diberikan oleh pengepul kepada penderes atas dasar rasa

percaya, tanpa bunga, dan tanpa adanya jangka waktu untuk pengembaliannya

sehingga tampak terlihat bahwa hubungan yang terjalin antara penderes dan pengepul

sepertinya bukan hanya sekedar hubungan dagang saja, melainkan adanya hubungan

yang terjalin lebih mendalam lagi menyangkut aspek sosial kemasyarakatan.

Fenomena yang tergambar diatas menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan pada

pelaku produksi dan distribusi gula merah kelapa yang merupakan komoditi ekonomi

yang cukup penting. Kondisi tersebut berdampak pada berkurangnya jumlah penderes

dari waktu ke waktu yang berarti memungkinkan berkurangnya produksi dan bisnis

gula merah kelapa. Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan sebelum melakukan

penelitian skripsi ini, bahwa jumlah penderes di Kecamatan Cipari cukup banyak,

menurut informasi dari anggota masyarakat yang jumlahnya terus berkurang karena

penderes atau keluarga penderes dikenal cenderung “miskin”, jadi tidak jarang bagi

anak muda yang sudah lulus sekolah SMP atau SMA lebih memilih untuk mencari

pekerjaan di kota-kota besar daripada mengembangkan peluang usaha yang ada di

desanya seperti agroindustri gula merah kelapa ini (observasi penulis, Cipari

25/02/2017). Seperti menurut Bapak DM yang merupakan pengepul di Kecamatan

Cipari menjelaskan bahwa awalmula ia menjadi pengepul jumlah penderes yang

menyetor kepadanya sebanyak 45 orang, namun sampai akhir 2016 jumlahnya hanya

30 orang. Begitupun dengan Bapak VG yang mana ia sebagai pengepul gula merah

membuat gula masak atau gula campuran, menurutnya hal ini dilakukan karena

Page 15: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

4

berkurangnya jumlah penderes hingga stok gula merah kelapa semakin sedikit dan

tidak sesuai dengan jumlah permintaan dari konsumen.

Kecamatan Cipari merupakan wilayah yang peneliti pilih sebagai lokasi

penelitian karena dilihat dari data BPS tahun 2016, Kecamatan Cipari merupakan

salasatu daerah yang memiliki sektor pertanian dan perkebunan terluas di Kabupaten

Cilacap sehingga hampir sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian

baik usaha sendiri atau menjadi buruh tani. Diketahui bahwa 66 % penduduk

Kecamatan Cipari memilih bekerja di sektor pertanian, sisanya menyebar luas di

sektor industri, angkutan, dan perdagangan (BPS 2016:7). Kecamatan Cipari terdiri

dari 11 desa yaitu Serang, Mulyadadi, Cipari, Segaralangu, Karangreja, Kutasari,

Pegadingan, Cisuru, Mekarsari, Sidasari, dan Caruy (BPS 2016:3). “Di Indonesia

desa-desa memang pada umumnya adalah desa pertanian. Sistem pertanian pada

masyarakat desa yang dominan pertanian sangatlah vital bagi kehidupan mereka.

Sistem pertanian bagi mereka merupakan cara bagaimana mereka bisa hidup”

(Rahardjo 2010:146).

Paul H. Landis seorang sarjana Sosiologi Pedesaan dari Amerika Serikat

mendefinisikan desa berdasarkan tujuan analisa. Untuk tujuan analisa sosial-psikologi

desa sebagai suatu lingkungan yang di mana penduduknya memiliki hubungan akrab

dan informal antara sesama warganya. Sedangkan untuk analisa ekonomi dilihat

sebagai lingkungan yang masyarakatnya tergantung pada pertanian (Rahardjo

2010:30).

Page 16: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

5

Petani pada umumnya dalam melakukan pengelolaan pertanian masih berorientasi padapemenuhan kebutuhan keluarga (subsistence) dan belum berorientasi pada pasar(market oriented). Beberapa kendala utama dalam pengembangan agroindustri yaitukemampuan teknologi, kualitas sumberdaya manusia (SDM), koordinasi dansinkronisasi program kelembagaan, belum tercapainya iklim yang kondusif daninfrastruktur pendukung pengembangan agroindustri yang masih terbatas, masihlangkanya sumberdaya manusia berkualitas yang tertarik menekuni agroindustriterutama di pedesaan dan pemasaran serta distribusi yang belum berkembang.(Maharani, Edwina, Kusumawati 2011:89)

Sejauh ini penelitian terkait dengan penderes sebagai penyadap nira dan

pemproduksi gula merah kelapa masih sangat jarang ditemukan, hal ini penulis

temukan ketika mencari literatur riview terkait tentang gula merah kelapa masih

sangat sedikit, selain itu bagi kebanyakan masyarakat masih belum banyak yang

mengetahui bahwa di pedesaan gula merah kelapa bukan hanya terbuat dari kelapa

aren, namun adapun yang terbuat dari nira kelapa buah, sehingga penulis tertarik

untuk melihat seperti apa hubungan patron klien antara penderes dan pengepul di

Kecamatan Cipari melihat bahwa jumlah penderes yang masih cukup banyak

jumlahnya di Kecamatan ini.

B. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan uraian pernyataan masalah diatas, penulis membuat pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana terbentuknya hubungan patron klien antara pengepul dan penderes

gula merah kelapa di Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah?

2. Apa pengaruh dari adanya hubungan patron klien bagi penderes di Kecamatan

Cipari, Kabupaten Cilacap?

Page 17: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

6

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pernyataan masalah dan pertanyaan masalah diatas, maka

penelitian dalam skripsi ini memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh penulis

diantaranya:

a. Penulis ingin mengetahui bagaimana proses terbentuknya hubungan patron

klien antara pengepul gula merah kelapa dan penderes di Kecamatan Cipari

Kabupaten Cilacap khususnya Desa Segaralangu, Mulyadadi, dan Cisuru.

b. Penulis ingin mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari adanya hubungan

patron klien bagi penderes di Kecamatan Cipari.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin penulis capai dalam skripsi ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan kontribusi

positif dalam menambah dan memperkaya ilmu sosiologi serta pemecahan

masalah kemasyarakatan khususnya yang berkaitan tentang hubungan

patron klien pengepul dan penderes.

2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi dan

perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan hubungan patron klien terutama dikalangan penderes.

b. Manfaat Praktis

Page 18: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

7

1) Hasil pemelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi siapa

saja yang ingin mengetahui tentang hubungan patron klien antara pengepul

gula merah dan petani manggar.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi mayarakat

dalam membentuk solidaritas antara patron dengan klien pada setiap

bidang ekonomi yang dijalaninya.

D. Tinjauan Pustaka

Untuk menjadikan skripsi ini menjadi sebuah penelitian yang relevan,

dibutuhkan penelitian-penelitian sebelumnya guna menjadikannya sebagai bahan

referensi dan bahan acuan yang berkaitan dengan skripsi ini. Berikut beberapa

penelitian yang penulis jadikan sebagai tinjauan pustaka, diantaranya:

Pertama, Buletin riset sosial ekonomi kelautan dan perikanan yang ditulis oleh

Ellen Suryanegara dan Hikmah (2012) yang berjudul “Hubungan Patron Klien

pada Usaha Budidaya Udang Windu (Penaeus Monodon) dan Bandeng (Chanos

Chanos) di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat”. Pendekatan penelitian yang

digunakan oleh Ellen dan Hikmah adalah kualitatif. Jenis data yang dikumpulkan

adalah data primer dan sekunder.

Fokus penelitian Ellen dan Hikmah adalah menggambarkan dinamika

hubungan patron-klien pada pelaku usaha perikanan budidaya, khususnya antara

bakul (pengumpul) dengan langgan (pembudidaya polikultur udang dan bandeng) di

Kabupaten Indramayu. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pola relasi yang

tercermin dalam hubungan patron-klien antara bakul-langgan merupakan salah satu

Page 19: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

8

institusi jaminan sosial-ekonomi karena mampu memberikan perlindungan

subsistensi kepada pembudidaya yang kekurangan modal, menciptakan lapangan

pekerjaan, mengakses pasar serta menjadi mediator untuk mendistribusikan hasil

panen ke luar kabupaten Indramayu. Dalam mekanisme hubungan patron-klien yang

terjadi seringkali bersifat dominatif dan sengaja dipelihara oleh patron (pengumpul)

agar klien (pembudidaya) menjadi tergantung dan terus menyuplai pasokan hasil

budidayanya.

Kedua, Jurnal Hukum Islam (JHI) yang ditulis oleh Iwan Zaenul Fuad

Aenurofik, dan Ahmad Rosyid (2015) dengan judul “Belenggu Tengkulak atas

Petani Pembudidaya Lele: Relasi Patron Klien Budidaya Lele di Wonotunggal

Jawa Tengah”. Jenis penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah studi kasus

dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan diantaranya adalah

observasi wawancara secara mendalam, studi kepustakaan seperti buku, dokumen,

artikel dan jurnal.

Hasil penelitian jurnal ini dapat disimpulkan bahwa dalam perdagangan

komoditas lele, pada level produksi terlihat adanya hubungan patron-klien yang

mencolok antara petani pembudidaya lele dengan tengkulak. Relasi patron klien

antara kedunya telah lama berlangsung. Tidak ada perjanjian tertulis yang

menyebabkan hubungan ini terjadi. Daya ikat sosial dan kultur terbukti sangat ampuh

dalam memaksakan kepatuhan petani (sebagai klien) kepada tengkulak (sebagai

patron). Daya ikat sosial dan kultural tersebut berupa budaya ketergantungan petani

dan kepercayaan sosial.

Page 20: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

9

Ketiga, Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) (2011) dengan

judul “Pemasaran Gula Kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir Melalui

Pendekatan Struktur, Perilaku & Penampilan Pasar”. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah survei dengan teknik pengambilan sample purposive dan

random sampling. Sumber data yang digunakan bersumber dari hasil wawancara,

kuesioner, dan literatur.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pemasaran gula kelapa di

Kabupaten Indragili Hilir melalui pendekatan struktur, perilaku, dan penampilan

pasar. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini ditemukan bahwa dalam struktur

pasar gula kelapa lebih mengarah pada struktur pasar monopsoni, dimana

pembentukan harga pedagang perantara berada dalam posisi yang dominan.

Sedangkan pengrajin berada dalam posisi sebagai penerima harga.

Perilaku pasar gula kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir dalam sistem penetapan

harganya masih tergantung kepada toke, sedangkan sistem pembayaran dilakukan

secara tunai atau ditukar dengan bahan kebutuhan sehari-hari. Sedangkan dalam

penampilan pasar pola pemasaran yang menguntungkan bagi pengrajin adalah pada

saluran dimana hanya terdapat satu perantara yaitu pedagang besar sebelum kelapa

sampai ke konsumen.

Keempat, Indonesian journal of Agricultural Economics (IJAE) (2011) yang

ditulis oleh Kausar dan Komar Zaman dengan judul “Analisis Hubungan Patron

Klien (Studi Kasus Hubungan Toke dan Petani Sawit Pola Swadaya di

Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu”. Tujuan dari penelitian ini

Page 21: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

10

adalah ingin mengetahui bagaimana saluran pemasaran TBS kelapa sawit petani pola

swadaya dan mengetahui faktor yang menyebabkan adanya hubungan patron klien

antara petani kelapa sawit pola swadaya dengan toke/pedagang.

Penelitian yang dilakukan oleh Kausar dan Komar menggunakan metode survei

dengan teknik pengambilan sample multistage random sampling. Sumber data yang

digunakan adalah yang didapat dari wawancara secara mendalam, kuesioner, dan

literatur dari instansi pemerintahan atau swasta.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam saluran pemasaran

TBS di kecamatan Tambunsai Utara Kabupaten Rokan Hulu ada 3. Saluran pertama

dimulai dari petani ke pedagang besar (non SPB) ke pedagang besar (SPB) baru

dijual ke PKS. Saluran kedua dimulai dari petani ke pedagang pengumpul, pedagang

besar (non SPB) pedagang besar (SPB) lalu ke pabrik. Saluran ketiga, dimulai dari

petani ke pedagang besar (SPB) lalu ke pabrik kelapa sawit. Faktor penyebab

terbentuknya hubungan patron klien antara lain karena petani sawit mengalami

ketergantungan pada toke dalam pemasaran TBS karena petani sulit menjual

langsung ke PKS, selain itu juga adanya peminjaman modal atau hutang kepada

toke untuk biaya dalam usaha tani, membeli pupuk, memenuhi biaya untuk kesehatan

anak, dan pendidikan anak.

Kelima, jurnal agritech yang ditulis oleh Sri Hidayati (2007) dengan judul

“Analisis Produktivitas dan Profil Industri Gula Kelapa di Desa Gumelem

Kulon Kabupaten Banjarnegara”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

profil industri gula kelapa di Desa Gumelem Kulon, mengidentifikasi dan

Page 22: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

11

menganalisis faktor-faktor produksi pada industri gula kelapa, serta mengetahui

tingkat produktifitas total, produktivitas partial, marginal pada industri gula kelapa.

Dalam penelitiannya Sri Hidayati menggunakan dua metode yaitu deskriptif dan

survei. Sumber data yang digunakan adalah yang diperoleh dari hasil wawancara dan

observasi. Selain itu Sri juga menggunakan fungsi Cobb-Douglass untuk

mengidentifikasi dan menganalisis faktor produksi.

Kesimpulan dari hasil penelitain Sri Hidayati ini bahwa Industri gula merah

kelapa di Desa Gumelem Kulon merupakan industri rumah tangga yang dilakukan

secara turun temurun oleh seluruh anggota keluarga dengan jumlah penderes

sebanyak 1308 orang dan pohon kelapa deres sebanyak 24.813 pohon. Umur

penderes rata-rata 51 tahun dengan sebagian besar berpendidikan SD. Penderes rata-

rata menderes sebanyak 20 pohon, produksi per pohon sebanyak 0,32 kg. Rata-rata

produktivitas atas dasar biaya yang diperhitungkan adalah 0,66688 dan atas dasar

biaya yang dikeluarkan adalah 1,92708.

Keenam, jurnal Sosiologi FISIP UNTAN (2014) yang ditulis oleh Ahmad

Maulana dengan judul “Hubungan Patron Klien pada Masyarakat Nelayan Desa

Kualakarang Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kuburaya”. Dalam

jurnalnya Maulana menggunakan pendekatan deskriptif. Fokus tujuan dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sosial ekonomi mengenai hubungan

kerja, baik dalam pembagian kerja maupun pembagian hasil. Selain itu Ahmad

Maulana juga memfokuskan pada hubungan sosial antara patron dengan klien, serta

dampak dari hubungan patron klien terhadap kehidupan masyarakat nelayan.

Page 23: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

12

Hasil yang didapat dalam penelitian Ahmad Maulana diketahui bahwa

hubungan kerja serta pembagian hasil antara juragan dan nelayan bukan hanya

didasari oleh aspek sosial melainkan didasari pula oleh aspek ekonomi dan aspek

ketergantungan dengan posisi tawar menawar yang tidak seimbang. Juragan

memberikan pijaman dan fasilitas kepada nelayan sebagai jaminan dan kontrak kerja

antara juragan dan nelayan. Sedangkan nelayan sendiri sangat menggantungkan

hidupnya pada pinjaman dan fasilitas yang diberikan oleh juragan.

Dari tinjauan pustaka yang penulis jadikan sebagai rujukan dalam penulisan

skripsi ini beberapa diantaranya memiliki perbedaan dan persamaan. Perbedaan yang

sangat mencolok ada pada judul serta lokasi penelitian yang berbeda. Beberapa

lainnya berbeda dalam hal pendekatan penelitian, ada yang menggunakan kuantitatif

seperti pada tinjauan pustaka yang ke tiga, empat, dan lima. Sedangkan bagi tinjauan

pustaka dengan pendekatan kualitatif memiliki perbedaan pada pokok permasalahan

yang berbeda dengan yang penulis teliti.

Selain perbedaan, adapun persamaan penelitian skripsi ini dengan penelitian

sebelumnya ada pada relasi hubungan patron klien. Pada penelitian sebelumnya

hubungan patron klien terjadi pada usaha budidaya udang windu, usaha budidaya lele,

hubungan antara toke dan petani kelapa sawit, serta masyarakat nelayan. Belum

adanya penelitian yang penulis temukan tentang hubungan patron klien di kalangan

penderes gula merah kelapa menjadi hal yang penulis anggap menarik untuk diteliti.

Selain itu fokus penelitian yang berbeda dengan penelitan sebelumnya, dimana dalam

Page 24: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

13

skripsi ini penulis memfokuskan pada terbentuknya relasi patron klien serta

pengaruhnya bagi penderes.

Tabel I. D. 1 Tinjauan Pustaka

No. Sumber PenelitiJudul

Penelitian

Fokus

PenelitianTeori

Metode

Penelitian

1. Buletin RisetSosekKelautan danPerikananVol. 7, No.2,2012.

EllenSuryanegaradan Hikmah.

HubunganPatron KlienPada UsahaBudidayaUdang Windu(PenaeusMonodon) danBandeng(ChanosChanos) diKabupatenIndramayuJawa Barat.

Dinamikahubungan patronklien padapelaku usahaperikananbudidaya,khususnyaantara bakul(pengumpul)dengan langgan(pembudidayapolikultur udangdan bandeng) diKabupatenIndramayu.

Patron Klien dariJames Scott.

Kualitatif

2. JurnalHukum Islam(JHI), Vol.13, No. 2,2015.

Iwan ZaenulFuad,Aenurofik,AhmadRosyid.

BelengguTengkulak atasPetaniPembudidayaLele: RelasiPatron KlienBudidaya LelediWonotunggulJawa Tengah.

Relasi patronklien dalambudidaya leleantara petanidan tengkulak diDesa Siwatu,KecamatanWonotunggalKabupatenBatang.

1. TigaKarakteristikhubunganpatronasemenurut Scott:inequality, face toface characte,dan diffuseflexibility.

2. Dependensi3. Pertukaran Sosial

Kualitatif

IndonesianJournal ofAgriculturalEconomics(IJAE), Vol.2, No. 1,2011.

EvyMaharani,Susi Edwina,dan YeniKusumawaty.

PemasaranGula Kelapa diKabupatenIndragiri Hilir.

Pemasaran gulakelapa denganpendekatanstruktur,perilaku, danpenampilanpasar.

Teori pemasaranmenurut Dunne danKotler.

Kuantitatif

Page 25: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

14

4. IndonesianJournal ofAgriculturalEconomics(IJAE), Vol.2, No. 2,2011.

Kausar danKomarZaman.

Analisis HubunganPatron Klien (StudiKasus HubunganToke dan PetaniSawit Pola Swadayadi KecamatanTambusai UtaraKabupaten RokaHulu)

Saluranpemasaran TBSkelapa sawitpetani polaswadaya danfaktor penyebabterjadinyahubungan patronklien antarapetani kelapasawit dengantoke/ pedagang.

1. Patron Kliendari JamesSott

2. Pertukaran.

Kuantitatif

5. Agritech,Vol. IX, No.2, 2007.

Sri Hidayati AnalisisProduktivitas danProfil Industri GulaKelapa di DesaGumelem KulonKabupatenBanjarnegara

Identifikasi dananalisispenggunaanfaktor-faktorproduksi padaindustri gulakelapa serta totaltingkatproduktivitasnya.

Faktor-faktorproduksi menurutCobb-Douglas.

Kualitatifdankuantitatif.

6. Sociologique,JurnalSosilogi, Vol.3, No. 2,2014.

AhmadMaulanaAhmadMaulana

Hubungan PatronKlien padaMasyarakat NelayanDesa KualakarangKecamatan TelukPakedai KabupatenKuburaya

Hubungan sosialekonomi dalamhal pembagiankerja,pembagian hasilantara juragandan nelayan,serta dampakdari hubunganpatron klienbagi nelayan.

Strukturasi dariAnthony Giddensdengan analisis 3gugus yangmembentukstruktur:signifikasi,dominasi, danlegitimasi

Kualitatif

7. PenelitianSkripsi ini.

Bintu Nafi’ahDwiHandayani

Relasi Sosial dalamPertanian GulaMerah Kelapa diKecamatan Cipari,Kabupaten CilacapJawa Tengah

Terbentuknyahubungan patronklien penderesdan pengepulsertapengaruhnyabagi penderes.

Patron- Klienmenurut JamesScott.

Kualitatif

Page 26: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

15

E. Kerangka Teori

Hubungan patron klien yang terjadi di kalangan penderes dan pengepul dalam

penelitian ini menjadi fokus utama penelitian. Penderes dalam penelitian ini berarti

orang yang mencari badeg atau nira dari bunga kelapa yang kemudian ia proses

menjadi gula merah kelapa. Sedangkan pengepul merupakan orang yang bekerja

sebagai pengumpul gula merah kelapa yang di mana pengepul dalam penelitian ini

mengumpulkan gula merah kelapa yang diproduksi dari penderes.

Patron Klien merupakan suatu hubungan pertukaran antara kedua peran, dapatdinyatakan sebagai kasus khusus dari ikatan diadik (dua orang) yang terutamamelibatkan persahabatan instrumental dimana seorang individu dengan status sosial-ekonomi yang lebih tinggi (patron) menggunakan pengaruh dan sumberdayanya untukmenyediakan perlindungan dan/atau keuntungan-keuntungan bagi seseorang denganstatus lebih rendah (klien). Pada gilirannya klien membalasnya dengan menawarkandukungan umum dan bantuan, termasuk jasa pribadi, kepada patron. Dua ciri diadikpatron klien ini perlu ditekankan dalam konteks yang sifatnya didasarkan padaketidaksamaan dan sifat fleksibilitas yang tersebar sebagai sebuah sistem pertukaranpribadi. (Scott 1993: 7-8)

Dampak yang ditimbulkan dari adanya hubungan patron klien pada beberapa

daerah di Asia Tenggara, pola-pola patron klien dari kolaborasi petani-elit menjadi

pola permusuhan antar kelas (Scott 1993:3). Di dalam Indonesian Journal of

Agricultural Economics (IJAE) (2011) yang ditulis oleh Kausar dan Komar Zaman,

menurut Scott (1981) bahwa ada beberapa ciri-ciri hubungan patron klien:

1. Karena adanya kepemilikan sumberdaya ekonomi yang tidak seimbang.2. Adanya hubungan resiprositas atau hubungan yang saling menguntungkan walau

dalam kadar yang tidak seimbang.3. Hubungan loyalitas (kesetiaan atau kepatuhan).4. Hubungan Personal yang bersifat langsung dan intensif antara patron dengan

client yang menyebabkan hubungan terjadi tidak bersifat semata-matabermotifkan keuntungan saja, melainkan adanya unsur perasaan yang bisaterdapat dalam hubungan yang bersifat pribadi. (h.191)

Page 27: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

16

Beberapa unsur petukaran di dalam patron klien memang dapat dikuantitatifkan

sedangkan yang lainnya tidak. Namun, James C. Scott sendiri dalam bukunya

perlawanan kaum tani mencoba menguraikan kategori-kategori dalam arus pertukaran

patron ke klien:

a. Penghidupan subsistensi dasar. Pada banyak daerah agraria jasa utama dapatberupa pemberian pekerjaan tetap atau tanah untuk bercocok tanam dan bisa jugamencakup penyediaan benih, peralatan, jasa pemasaran, nasihat teknis, danseterusnya.

b. Jaminan krisis subsistensi. Patron diharapkan memberikan pinjaman pada saatbencana ekonomi, membantu pada waktu panen kecil atau saat panen gagal.

c. Perlindungan. Patron melindungi klien baik dari bahaya pribadi (bandit, musuhpribadi) maupun dari bahaya umum (tentara, pejabat luar, pengadilan, pemungutpajak).

d. Makelar dan Pengaruh. Jika patron melindungi kliennya dari perusakan yangberasal dari luar, ia juga menggunakan kekuatan dan pengaruhnya untuk menarikhadiah dari luar bagi kepentingan kliennya. Perlindungan merupakan perandefensifnya dalam menghadapi dunia luar, kemakelaran adalah peran agresifnya.

e. Jasa Patron Kolektif. Secara internal, patron sebagai kelompok dapat melakukanfungsi ekonomi secara kolektif. Mereka dapat memajukan kepentingan masyarakatdengan melakukan pekerjaan dan jasa publik, keuntungan administratif, pinjamanmasyarakat, bantuan pertanian dan seterusnya. Dalam berurusan dengan pihak luarpara patron dapat melakukan sesuatu yang dilakukan oleh seorang patron tertentuuntuk kliennya, secara bersama-sama untuk desanya. (Scott 1993:9)

Dalam melakukan pertukaran barang atau jasa tentunya patron tidak cuma-cuma

memberikannya hanya saja memang dalam arus barang atau jasa dari klien ke patron

amat sukar untuk digolongkan, karena seorang klien umumnya menyediakan tenaga

dan keahliannya untuk kepentingan patron, apapun bentuknya (Scott 1993:10).

F. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian berasal dari kata metode yang berarti cara yang tepat

untuk melakukan sesuatu dan logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Adapun

penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan

Page 28: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

17

menganalisis sampai menyusun laporannya. Metodologi penelitian adalah suatu

cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau mempersoalkan cara-cara

melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat,

merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporan penelitian) berdasarkan fakta-

fakta atau gejala-gejala secara ilmiah (Wirarta 2006:68). Adapun cara-cara yang

peneliti rumuskan dalam pembuatan skripsi ini sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian

kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dengan menggunakan metode kualitatif

diharapkan “peneliti bisa berfikir secara induktif yaitu menangkap berbagai fakta atau

fenomena-fenomena sosial melalui pengamatan di lapangan, kemudian

menganalisisnya dan berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang

diamatinya” (Bungin 2007:6).

Pendekatan penelitian ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana

terbentuknya hubungan patron klien yang terjadi antara penderes dan pengepul gula

merah kelapa serta mengetahui pengaruh dari adanya hubungan patron klien bagi

penderes di Kecamatan Cipari desa Segaralangu, Mulyadadi, dan Cisuru.

2. Subjek dan Lokasi Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah penderes dan pengepul yang tinggal

di Kecamatan Cipari khususnya yang tinggal di Desa Segaralangu, Mulyadadi, dan

Cisuru. Dalam teknik ini, pengambilan sampel dilihat dengan pertimbangan

Page 29: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

18

pengumpulan data yang menurutnya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian

(Soehartono 2011:62).

b. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di desa Segaralangu, Mulyadadi, dan Cisuru,

Kecamatan Cipari, Cilacap Jawa Tengah. Alasan penulis memilih lokasi ini adalah

berdasarkan hasil observasi awal sebelum penelitian masih banyak masyarakat di

Kecamatan Cipari khususnya di Desa Segaralangu, Mulyadadi, dan Cisuru yang

berprofesi sebagai penderes, sehingga diperkirakan Kecamatan Cipari dapat mewakii

masalah pokok dalam penelitian ini serta dapat mewakili Kecamatan lainnya yang

memiliki permasalahan yang sama (observasi peneliti di lapangan, Cipari,

20/02/2017). Selain itu, Kecamatan Cipari dipilih karena merupakan salah satu

wilayah yang memiliki sektor pertanian dan perkebunan terluas di Kabupaten Cilacap

(BPS 2016:7). Meskipun Kecamatan Cipari terdapat 11 desa, namun penulis hanya

membatasinya pada 3 desa saja yaitu Segaralangu, Mulyadadi, dan Cisuru. Ketiga

desa yang penulis teliti merupakan desa dengan jumlah penderes yang masih cukup

banyak (Wawancara dengan Kepala Dusun Kecamatan Cipari, 28/02/2017).

Waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini mulai dari

mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data yang didapat adalah dari bulan

September 2016 sampai bulan Juni 2017.

Page 30: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

19

3. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ada 2 yaitu data

primer dan sekunder, adapun:

1) Data primer dikumpulkan melalui wawancara kepada responden

(penderes, bos, pejabat pemerintahan) dan observasi (pengamatan

langsung) yang diperoleh dari informan yang berkenaan dengan variabel

yang diteliti.

2) Data Sekunder dimana diperoleh dari berbagai sumber dan literatur baik

dari instansi pemerintahan atau swasta seperti, dokumen, foto, jurnal dan

lain sebagainya yang berhubungan dengan permasalahan penelitian ini.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu tahap yang cukup penting

dalam sebuah penelitian, karena dari yang kita ketahui bahwa tujuan dari penelitian

itu sendiri adalah untuk mencari data. “Metode pengumpulan data merupakan suatu

metode yang independen terhadap metode analisis data atau bahkan menjadi alat

utama metode dan teknik analisis data” (Bungin 2007:110). Dengan melihat dari segi

cara atau pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan observasi (pengamatan), Interview

(wawancara), dan dokumentasi.

Page 31: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

20

a. Observasi (pengamatan)

“Mengobservasi adalah seluruh bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan

cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya, dan mencatatnya” (Arikunto

2010:265). Sedangkan menurut Bugin (2007) “observasi merupakan metode

pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui

pengamatan dan pengindraan” (h.118).

Peneliti melakukan pengamatan secara langsung dilapangan baik ditempat

penderes maupun ditempat tengkulak gula merah baik dari mulai pengolahan hingga

proses transaksi. Teknik ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dilapangan

dengan alat bantu panca indra mata sebagai indra utamanya namun dibantu dengan

indra yang lainnya, diharapkan data yang diperoleh akan lebih segar karena langsung

diamati dari subjeknya yaitu dari pengepul (patron) dan penderes (klien).

b. Interview (wawancara)

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

secara langsung oleh peneliti kepada reponden yang kemudian jawaban dari

responden akan dicatat dan direkam oleh pewawancara. Bungin (2007) menjelaskan

wawancara secara umum adalah “proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan

responden dengan atau tanpa menggunakan pedoman” (h.111).

Dalam penelitian ini penulis akan mewawancarai 13 informan yang terdiri dari

6 pengepul gula merah kelapa dan 7 penderes. Selain informan inti, penulis juga

mewawancarai 2 tengkulak gula merah guna memperkuat hasil penelitian.

Page 32: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

21

Informan yang penulis pilih berdasarkan informasi dari salahsatu tengkulak

gula merah kelapa di Kecamatan Cipari. Informasi juga penulis dapatkan dari

salahsatu Kepala Dusun (KADUS) di Kecamatan Cipari. Dalam hal ini strategi

pengambilan sampel yang penulis lakukan disebut sebagai prosedur snowball. Burhan

Bugin (2007) menyatakan bahwa dengan siapa peneliti pertama kali bertemu adalah

penting untuk menggunakan jaringan sosial mereka untuk merujuk peneliti kepada

orang lain yang berpotensi berpartisipasi atau berkontribusi dan mempelajari atau

memberi informasi kepada peneliti (h. 108). Neuman (2013) menyatakan bahwa

snowball sampling adalah teknik multi tahap, dimulai dengan satu orang atau

beberapa orang atau kasus dan menyebar berdasarkan kaitannya kasus awal (h.300).

Dalam Burhan Bugin (2007) Johan Castilo menyebutkan bahwa ada beberapa

model snowball yang dapat digunakan di dalam penelitian, diantaranya:

a. Linear Snowball Modle (Peneliti bergerak linier untuk menemukan informanbaru, dari satu informan ke informan lain).

b. Expenential non-discriminative snowball model (semua informan yangdirujuk oleh informan sebelumnya diambil sebagai informan), dan

c. Explonential discriminative snowball model (pertimbangan dan tindakanselektif peneliti tidak semua informan yang ditunjuk oleh informan laindipilih oleh peneliti untuk dijadikan informan). (h. 109)

Dalam penelitian ini penulis memilih menggunakan Expenential non-

discriminative snowball model dalam menentukan informan yang diteliti. Menurut

penulis, informan yang ada di lapangan lebih mengerti tentang keadaan di lapangan.

Selain itu penulis juga percaya kepada informan yang merujuk informan berikutnya

karena sebelumnya penulis telah menjelaskan informan seperti apa yang penulis

Page 33: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

22

butuhkan untuk diwawancarai. Selain itu juga bagi penulis sendiri informasi yang

penulis dapatkan di lapangan terkait penderes dan pengepul amat cukup penting bagi

penelitian ini terutama melengkapi data dalam penulisan.

Tabel I. F. 1. Informan Penelitian

No InisialInforman

Peran

1. IP Pengepul2. SF Pengepul3. KA Pengepul4. KS Pengepul5. SU Pengepul6. TN Pengepul7. CH Penderes8. CM Penderes9. SY Penderes

10. MM Penderes11. TY Penderes12. RK Penderes13. IH Penderes

Sumber: Hasil pengolahan data dari wawancara dengan informan, 2016.

Dengan melakukan wawancara peneliti berharap bisa mendapatkan data secara

langsung dari pengepul dan penderes secara langsung. Dengan melakukan wawancara

selain mendapatkan data yang diinginkan peneliti bisa mendapatkan kebenaran

mengklarifikasi, meluruskan dan mengecek kembali data informasi yang ada.

c. Dokumentasi

Dalam metode dokumentasi ini penulis bukan lagi mengamati benda hidup

tetapi benda mati dalam artian apabila ada kekeliruan sumber data masih tetap atau

Page 34: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

23

belum berubah. Selain itu dokumentasi juga membatu dalam merekam setiap kejadian

dan sebagai pendukung dari keaslian data. Dokumenter ini bisa berupa kamera atau

alat perekam saat sedang melakukan wawancara dan alat digital lainnya.

Dalam buku “Pengantar Metodologi Research Sosial” yang ditulis oleh Kartini

Kartono dijelaskan bahwa “metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk

menelusuri data historis” (Bungin 2007:124). Jadi metode ini digunakan untuk

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkip, buku,

notulen dan sebagainya. Data-data yang digunakan penulis adalah yang berhubungan

dengan tema skripsi baik itu tentang hubungan patron klien, pengepul, penderes,

maupun gula merah kelapa.

4. Teknik Analisis Data

Neuman (2013) menyatakan bahwa dalam “analisis data melibatkan

pemeriksaan, pemilahan, penggolongan, evaluasi, perbandingan, sintesis, dan

perenungan data yang dikodekan serta mengkaji data mentah dan data yang direkam”

(h.570).

Analisis data kualitatif berawal dari mempelajari data yang telah terkumpul

baik itu data primer (wawancara dan observasi) atau data sekunder (dokumentasi,

foto, atau jurnal), kemudian penulis melakukan pemilahan atau penggolongan guna

mempermudah dalam proses analisa serta melakukan perangkuman inti dari persoalan

yang diangkat. Kemudian penulis menganalisis data dengan menyusun dalam tulisan

Page 35: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

24

yang lebih luas dengan kerangka sosiologi hingga bisa ditarik kesimpulan dari data

yang didapatkan selama dilapangan.

5. Hambatan Penelitian

Hambatan yang dialami penulis dalam melakukan penelitian selama dilapangan

diantaranya:

a. Tidak adanya data tertulis tentang penderes baik di kantor Kecamatan Cipari

maupun di Desa Cipari, sehingga dalam penentuan informan penelitian penulis

perlu merubah teknik pengambilan sampelnya. Awalnya penulis menggunakan

teknik sampel purposive dimana sample yang diteliti didasarkan atas kriteria

atau pertimbangan tertentu, seperti dalam penelitian ini penulis mengambil dari

umur yang tertua dan termuda, serta alasan lainnya yang akan penulis sesuai

dengan data yang didapatkan. Namun karena ketiadaan data tertulis, maka

penulis memutuskan pengambilan sample menjadi snowball sampling.

b. Karena ketiadaan data yang tersimpan oleh pihak desa maupun kecamatan,

penulis memutuskan untuk membatasi lokasi penelitian yang awalnya satu

Kecamatan Cipari dengan total 11 desa, penulis memutuskan untuk meneliti 3

desa di mana desa tersebut terkenal oleh masyarakat sekitar sebagai penghasil

gula merah kelapa karena masih cukup banyak yang bekerja sebagai penderes.

c. Akses jalan yang masih cenderung sangat menanjak dan berbatu menjadi

hambatan dan tantangan sendiri bagi penulis.

Page 36: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

25

G. Sistematika Penulisan

Sistematika yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat)

bab. Adapun sistematika penulisannya adalah:

Bab I Pendahuluan, memuat tentang rancangan penelitian yang menguraikan

tentang pernyataan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, kerangka teoritis, metodologi penelitian hingga sistematika

penulisan.

Bab II Gambaran Umum Lokasi Penelitian, dalam bab ini akan menjelaskan

gambaran umum Kecamatan Cipari terutama Desa Segaralangu, Mulyadadi, dan

Cisuru terkait dengan kondisi geografis serta kondisi sosial ekonominya. Bab ini juga

membahas tentang subjek penelitian yaitu terkait dengan produksi gula merah kelapa

terkait dengan penderes dan pengepul serta struktur pola hubungan di kalangan

penderes.

Bab III Analisis Hubungan Paatron Klien di Kalangan Penderes, merupakan

bentuk pembahasan dan analisis bedasarkan data-data yang didapatkan di lapangan,

terkait dengan judul yang dipilih mengenai hubungan patron klien di kalangan

penderes.

Bab IV Penutup: berisikan kesimpulan dari hasil peneitian dan saran.

Daftar pustaka, dalam hal ini berisi kepustakaan yang digunakan dalam penulisan

penelitian, baik yang berasal dari media cetak seperti buku, jurnal maupun dari media

elektronik internet seperti jurnal dan artikel.

Page 37: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

26

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

A. Kondisi Geografis dan Demografis Lokasi Penelitian

Kecamatan Cipari merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Cilacap

bagian Barat dengan jumlah penduduk 63.021 jiwa terdiri dari 31.538 laki-laki dan

31.483 perempuan. Kecamatan Cipari memiliki luas wilayah 12.148 Ha/120 km²

dengan ketinggian 50 M dpl yang membentang dari Tengah ke Barat. Wilayah

Kecamatan Cipari terdiri dari 11 desa yang terdiri dari dataran rendah (Desa Cipari,

Segaralangu, Serang, dan Mulyadadi) dan daerah perbukitan (Desa Karangreja,

Kutasari, Pegadingan, Cisuru, Mekarsari, Sidasari dan Caruy). Sepanjang tahun

Kecamatan Cipari mengalami dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau

(BPS 2016).

Gambar II. A. 1. Peta Kecamatan Cipari

Sumber: Katalog BPS Kecamatan Cipari, 2016.

Page 38: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

27

Berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografisnya, Kecamatan Cipari

terbagi menjadi 3 bagian:

a. Bagian Barat Utara, merupakan daerah perbukitan denga puncak tertinggi 80 m diatas permukaan laut berada di wilayah perkebunan karet.

b. Bagian Tengah ke Selatan, merupakan wilayah dengan relief datar.c. Bagian Tengah ke Utara dan ke Timur merupakan daerah perbukitan. Desa yang

tertinggi yaitu Caruy 100 M di atas permukaan laut. (BPS 2016: 1)

1. Desa Segaralangu

Desa Segaralangu merupakan desa yang berada di wilayah dataran rendah

dengan luas wilayah 430.5 Ha. Jumlah penduduk Desa Segaralagu sebanyak 9.095

jiwa dengan rincian penduduk laki-laki sebanyak 4.667 jiwa, perempuan 4.428 jiwa.

Jumlah penduduk berdasarkan usia 0-15 tahun sebanyak 2.065 jiwa, usia 15-56 tahun

sebanyak 6.399 jiwa, dan yang memiliki usia 65 tahun ke atas sebanyak 631 tahun.

Bisa kita lihat jarak Desa Segaralangu dengan beberapa pusat pemerintahan

digambarkan dalam tabel dibawah ini,

Tabel II. A. 1. Jarak Desa Segaralangu dengan Pusat Pemerintahan

No. Pusat Pemerintahan Jarak

1. Kantor Kecamatan Cipari 3 km

2. Kantor Pemerintahan Kota 75 km

3. Ibukota Kabupaten Cilacap 75 km

4. Ibukota Provinsin Jawa Tengah 365 km

Sumber:Data Profil Desa Segaralangu 2016

Diketahui dari tabel di atas bahwa jarak Desa Segaralangu ke Kecamatan

Cipari masih cukup dekat yaitu 3 km, sedangkan jarak ke kantor pemerintahan dan

ibukota Kabupaten Cilacap sejauh 75 km. Diketahui bahwa dari hasil observasi,

Page 39: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

28

bahwa akses yang dapat digunakan dari Desa Segaralangu masih cenderung susah

didapatkan, seperti angkutan umum hanya bisa dijumpai ketika jam-jam berangkat

sekolah atau pulang sekolah saja sekita 06.30 atau 13.00 WIB.

Adapun batas dari wilayah Desa Segaralangu terbagi menjadi :

a. Sebelah Utara : Desa Karangrejab. Sebelah Selatan : Desa Ciparic. Sebelah Barat : Desa Ciparid. Sebelah Timur : Desa Kunci Kecamatan Sidareja. (Profil Desa Segaralangu,

2016)

2. Desa Mulyadadi

Desa Mulyadadi Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap merupakan desa yang

memiliki luas wilayah 9,04 ha dengan jumlah penduduk 2.721 jiwa serta kepadatan

penduduk 674 per km² (BPS Kecamatan Cipari 2016: 6).

Tabel II. A. 2 Jumlah Penduduk Desa Mulyadadi Berdasarkan Umur

No No RW Umur Jumlah

0-14 th 15-34 th 35-54th 55-74 th >= 75 th

1. 001 579 963 713 347 103 2.705 jiwa

2. 002 436 712 558 287 87 2.080 jiwa

3. 003 521 881 673 346 65 2.486 jiwa

Total Jumlah 7.271 jiwa

Sumber: Profil Desa Mulyadadi 2016

Jika kita lihat dari data jumlah penduduk di Desa Segaralangu bahwa penduduk

terbanyak berada di RW 001 dengan jumlah 2.705 jiwa, sedangkan untuk jumlah

Page 40: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

29

terbanyak kedua ada di RW 003 dengan jumlah 2.486 jiwa, sedangkan RW 002

sebanyak 2.080 jiwa.

3. Desa Cisuru

Desa Cisuru merupakan salah satu desa di Kecamatan Cipari Kabupaten

Cilacap yang terletak sekitar 65 km dari kota Kabupaten Cilacap, dengan luas

wilayah 691,984 ha dan memiliki topografi dataran rendah dan pegunungan dengan

ketinggian 14 m dpl (Profil Desa Cisuru, 2016). Adapun batas wilayah Desa Cisuru

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel II. A. 3. Batas Wilayah Desa Cisuru

No Batas Wilayah Desa/ Kelurahan Kecamatan1. Sebelah Utara Desa Pahonjean Majenang2. Sebelah Selatan Desa Mulyadadi Cipari3. Sebelah Timur Desa Mekarsari Cipari4. Sebelah Barat Desa Cilongkrang Wanareja

Sumber: Data profil Desa Cisuru 2016.

Desa Cisuru bisa dikatakan ujung dari Kecamatan Cipari. Jika dilihat dari batas

wilayahnya sebelah utara Desa Cisuru adalah Desa Pahonjean, Kecamatan Majenang.

Sebelah selatan adalah Desa Mulyadadi, Kecamatan Cipari. Sebelah timur berbatasan

dengan Desa Mekarsari Kecamatan Cipari. Sedangkan sebelah barat berbatasan

dengan Desa Cilongkrang Kecamatan Wanareja

Page 41: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

30

Tabel II. A. 4. Luas Wilayah Desa Cisuru Berdasarkan Penggunaannya

No Penggunaan Luas Wilayah1. Pemukiman 70,94 Ha2. Persawahan 167,60 Ha3. Perkebunan 362,22 Ha4. Kuburan 24,65 Ha5. Pekarangan 73,71 Ha6. Taman 0,00 Ha7. Perkantoran 0,18 Ha8. Prasarana Umum Lainnya 44,79 Ha

Total Luas Wilayah 743,49 HaSumber: Data Profil Desa Cisuru 2016

Jika dilihat dari tabel diatas bahwa luas penggunaan wilayah terbanyak

digunakan untuk perkebunan, bahkan jumlahnya melebihi jumlah yang digunakan

untuk pemukiman. Dilihat dari data yang penulis dapatkan dari kantor Desa Cisuru

menunjukkan bahwa jumlah total penduduk Desa Cisuru adalah 6.790 jiwa dengan

total laki-laki sebanyak 3.433 jiwa dan 3.357 jiwa perempuan. Total kepadatan

penduduk sebesar 11,00 per km².

B. Kondisi Sosial Ekonomi

Dalam kehidupan sehari-hari penduduk Kecamatan Cipari melakukan interaksi

sosial hampir di seluruh aktifitasnya, salah satunya yaitu pada sektor ekonomi.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi

sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama (Soerjono Soekanto 1996:67).

Pola-pola interaksi di dalam suatu masyarakat cukup beragam, apalagi dewasa ini

semakin berkembang pesatnya dunia modern menjadikan masyarakat semakin

memiliki cukup banyak kebutuhan dalam kehidupannya.

Page 42: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

31

Setiap manusia pasti menginginkan segala kebutuhannya terpenuhi dan untuk

memenuhinya ia perlu melakukan suatu kegiatan yang disebut dengan kegiatan

ekonomi. Dalam suatu kegiatan ekonomi, hubungan masyarakat bisa dilihat dari sisi

saling pengaruh-mempengaruhi. Jadi, bagaimana masyarakat mempengaruhi

ekonomi. Sebaliknya bagaimana ekonomi mempengaruhi masyarakat (Damsar &

Indrayani 2013:11). Seperti halnya kebutuhan masyarakat yang semakin beragam

dapat mempengaruhi bagaimana kegiatan ekonomi yang dilakukannya. Begitupun

dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan dapat mempengaruhi bagaimana pola

perilaku atau kehidupan mereka dalam sehari-hari. Mungkin dari penjabaran tersebut

kita bisa melihat seperti apa dan jenis pekerjaan apa yang masyarakat Desa Cipari

lakukan sebagai bentuk usaha dalam memenuhi kebutuhannya.

Tabel II. B. 1. Jumlah dan Jenis Pekerjaan

Masyarakat Kecamatan Cipari tahun 2011-2015.

No Tahun

Buruh

Tani Nelayan

Buruh

Industri

Buruh

Bangunan

PNS/

TNI-

Polri

Pensiunan

1. 2011 3.680 - 1.497 0 434 300

2. 2012 9.799 - 902 2.448 433 302

3. 2013 14.079 - 2.270 3.537 437 304

4. 2014 9.889 - 1.576 2.533 439 304

5. 2015 10.011 - 1.621 2.574 439 305

Sumber: BPS Kecamatan Cipari, 2016 ( diolah)

Page 43: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

32

Penduduk di Kecamatan Cipari sebagian besar masih menggantungkan

hidupnya pada sektor pertanian. Meskipun sempat mengalami pasang surut namun

pada akhir tahun 2015 jumlah buruh tani kembali meningkat. Begitu juga dengan

Desa Segaralangu, Mulyadadi dan Cisuru. Petani masih tergolong sebagai pekerjaan

yang banyak digeluti oleh masyarakat, baik sebagai petani pemilik maupun buruh.

Tabel II. B. 2. Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Segaralangu

No Pekerjaan Jumlah1. Karyawan

1. PNS2. TNI/ Polri3. Swasta

12 Orang2 Orang

671 Orang2. Wiraswasta/ Pedagang 7 Orang3. Petani 2.346 Orang4. Tukang 90 Orang5. Buruh Tani 52 Orang6. Pensiunan 1 Orang7. Nelayan 1 Orang8. Peternakan 1 Orang9. Jasa 4 Orang

10. Pengrajin 5 Orang11. Pekerja Seni 25 Orang12. Lainnya 5 Orang13. Tidak Bekerja 2.372 Orang

Total Jumlah 5.594 OrangSumber: Profil Desa Segaralangu tahun 2016

Penduduk Desa Segaralangu sebanyak 2.346 orang masih menggantungkan

hidupnya sebagai petani, sedangkan pekerjaan yang masih cukup sedikit adalah

nelayan dan peternakan yaitu sebanyak 1 orang nelayan dan 1 orang peternak.

Page 44: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

33

Tabel II. B. 3. Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Mulyadadi

No Pekerjaan Jumlah1. Pensiunan 26 Orang2. Pegawai Negeri Sipil 39 Orang3. Tentara Nasional Indonesia 9 Orang4. Kepolisian RI 2 Orang5. Perdagangan 15 Orang6. Petani/ Pekebun 848 Orang7. Karyawan Swasta 156 Orang8. Karyawan BUMN 3 Orang9. Karyawan Honorer 3 Orang

10. Buruh Harian Lepas 1.483 Orang11. Buruh Tani/ Perkebunan 55 Orang12. Buruh Peternakan 1 Orang13. Tukang Kayu 2 Orang14. Penjahit 1 Orang15. Guru 46 Orang16. Bidan 3 Orang17 Perawat 4 Orang18. Sopir 2 Orang19. Pedagang 110 Orang20. Perangkat Desa 11 Orang21. Wiraswasta 497 Orang22. Mengurus Rumah Tangga 952 Orang23. Pelajar/ Mahasiswa 1.116 Orang24. Belum/ Tidak Bekerja 1.887 OrangTotal Jumlah 7.271 Orang

Sumber: Data Profil Desa Mulyadadi tahun 2016

Berbeda dengan Desa Segaralangu, di mana penduduk Desa Mulyadadi

banyak yang bekerja sebagai buruh harian lepas, namun petani tetap berada di nomor

dua terbanyak yaitu ada 848 orang. Sedangkan paling sedikit adalah mereka yang

bekerja sebagai buruh peternakan 1 orang dan penjahit 1 orang.

Page 45: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

34

Tabel II. B. 4. Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Cisuru

No Pekerjaan Jumlah1. Petani 1.911 Orang2. Buruh Tani 1.279 Orang3. Pegawai Negeri Sipil 96 Orang4. Pengrajin 510 Orang5. Pedagang Barang Kelontong 24 Orang6. Peternak 40 Orang7. Montir 6 Orang8. Pengusaha Kecil, Menengah, dan Besar 75 Orang9. Seniman/ Artis 67 Orang

10. Pembantu Rumah Tangga 349 Orang11. Dukun Tradisional 5 Orang12. Karyawan Pengusaha Swasta 57 Orang13. Purnawirawan/ Pensiunan 29 Orang14. Perangkat Desa 21 Orang15. Buruh Harian Lepas 330 Orang

Total Jumlah 4.799 OrangSumber: Data Profil Desa Cisuru Tahun 2016

Desa Cisuru memiliki jumlah penduduk yang lebih sedikit dibandingkan

dengan Desa Segaralangu dan Desa Mulyadadi. Penduduk Desa Cisuru sebagian

besar masyarakatnya bekerja sebagai petani dan buruh tani, yaitu sebanyak 1.911

orang untuk petani dan 1.279 orang adalah buruh tani.

Dilihat dari kondisi sosial ekonomi Desa Segaralangu, Mulyadadi, dan Cisuru

merupakan Desa dengan sebagian besar masyarakatnya bekerja di sektor pertanian.

Namun masih cukup tinggi angka pengangguran di masing-masing desa, seperti di

Desa Segaralangu sebanyak 2.372 orang dan 1.887 orang berada di Desa Mulyadadi.

Banyaknya penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan perkebunan di lokasi

penelitian cukup membantu mengurangi angka pengangguran di masyarakat. Sektor

Page 46: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

35

pertanian dan perkebunan tersebar dalam bidang yang berbeda-beda, mulai dari padi,

jagung, palawija, karet, kelapa, hingga gula merah kelapa yang tergolong sebagai

usaha rumahan.

Gula merah kelapa merupakan sebuah usaha yang tergolong sebagai unit usaha

kecil rumahan (home industry) yang menjadi suatu basis ekonomi rakyat terutama di

Desa Segaralangu, Mulyadadi, dan Cisuru dimana usaha gula merah kelapa ini

merupakan usaha yang perlu untuk dikembangkan karena cukup banyak keluarga

penderes yang menggantungkan hidupnya dari industri rumahan ini, selain itu gula

merah kelapa dibutuhkan terutama bagi mereka Ibu Rumah Tangga (IRT) atau

pengusaha seperti industri kecap.

Usaha rumahan gula merah kelapa ini biasanya dikerjakan dengan kerjasama

sesama anggota keluarga atau dengan istri. Setiap pagi sekitar pukul 06.00- 09.00

WIB penderes berangkat memanjat pohon kelapa untuk memasang dan menurunkan

pongkor (alat untuk menampung nira yang dipasang di bunga kelapa). Biasanya

setelah menyetorkan pongkor ke rumah untuk dimasak oleh istri dengan

menggunakan wajan besar, penderes akan pergi untuk mencari kayu bakar hingga

pukul 11.30 WIB, kemudian penderes akan beristirahat sejenak. Biasanya ketika sore

hari sekitar pukul 14.30-15.30 WIB penderes kembali memanjat pohon kelapa.

Penderes merupakan pekerjaan yang memiliki resiko cukup tinggi karena

biasanya penderes dalam memanjat pohon kelapa tidak menggunakan perlengkapan

keamanan atau pelindung sama sekali, sedangkan pohon kelapa yang dipanjat

memiliki tinggi sekitar 10-25 m. Tingginya pohon kelapa ini bisa saja menyebabkan

Page 47: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

36

kecelakaan yang mengakibatkan resiko cedera ringan, patah tulang, lumpuh bahkan

meninggal dunia. Seringkali ketika hujan lebat penderes memutuskan untuk tidak

memanjat pohon kelapa untuk mengurangi resiko kecelakaan, namun terkadang

meskipun setelah hujan mengguyur atau hanya gerimis penderes tetap memanjat

meskipun pohon kelapa dalam keadaan licin untuk dipanjat.

Dalam proses pembuatannya gula merah kelapa merupakan gula yang dibuat

dari bahan dasar badeg atau nira yang disadap oleh penderes. Mungkin sebagian ada

yang sudah pernah mengetahui siapa penderes itu. Penderes adalah orang yang

mencari atau menyadap hasil perkebunan. Dalam skripsi ini penderes adalah orang

yang menyadap nira kelapa untuk kemudian diproduksi menjadi gula merah kelapa.

Penderes ini biasanya sering kita temui di pedesaan terutama daerah pegunungan.

Penderes di Kecamatan Cipari khususnya di Desa Segaralangu, Mulyadadi dan

Cisuru, dalam sehari mampu memanjat pohon kelapa sebanyak 18-40 pohon kelapa.

Biasanya banyaknya pohon kelapa yang dipanjat tergantung dari 2 faktor, yaitu

faktor usia dan faktor kepemilikan pohon atau penyewaan pohon.

Faktor usia berpengaruh karena bekerja menjadi penderes sangat bergantung

pada kekuatan fisik, semakin banyak usia yang dimiliki penderes maka jumlah pohon

yang dipanjat akan semakin sedikit jumlahnya dari sebelumnya. Penderes di Desa

Segaralangu, Mulyadadi dan Cisuru masih tergolong cukup banyak jumlahnya, dari

data yang penulis temukan dilapangan jumlah dari ketiga desa tersebut adalah

sebanyak 308 orang penderes, data tersebut penulis temukan dari berbagai sumber,

Page 48: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

37

diantaranya dari informan pengepul dan ketua RT setempat, dengan rincian hasil

sebagai berikut:

Tabel II. B. 5 Jumlah PenderesDesa Segaralangu, Mulyadadi, dan Cisuru

No Desa Jumlah Penderes1. Segaralangu 231 Orang2. Cisuru 48 Orang3. Mulyadadi 29 OrangTotal Jumlah 308 Orang

Sumber: Dokumen Kelompok Tani, Pengepul dan Pendataan di Desa Segaralangu

Dilihat dari hasil wawancara dengan informan pengepul, jumlah penderes yang

menyetor kepada pengepul dilapangan sebanyak 158 orang penderes, jumlah tersebut

penulis gambarkan pada tabel dibawah ini.

Tabel II. B. 6 Jumlah Penderes Berdasarkan Pengepulnya

No Informan Tahun Desa JumlahPenyetor

1. IP 2013 Segaralangu 20 Orang2. SF 2009 Cisuru 40 Orang3. KA 2014 Cisuru 15 Orang4. KS 2011 Segaralangu 15 Orang5. SU 2013 Segaralangu 30 Orang6. TN 1989 Mulyadadi 13 Orang7. NH 1986 Mulyadadi 25 OrangTotal Jumlah 158 Orang

Sumber: Wawancara dengan Informan

Jumlah Penderes berdasarkan tujuan penjualan gula merah kelapanya kepada

masing-masing pengepul adalah sebanyak 158 orang. Pengepul sendiri merupakan

orang yang mengumpulkan gula merah kelapa dari penderes untuk dijual kepada

Page 49: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

38

tengkulak. Diketahui jumlah pengepul di Desa Segaralangu, Cisuru dan Mulyadadi

adalah sebanyak 12 orang, dimana untuk masing-masing desanyanya penulis

gambarkan pada tabel dibawah ini:

Tabel II. B. 7 Jumlah PengepulDesa Segaralangu, Mulyadadi, dan Cisuru

No Desa Jumlah Pengepul1. Segaralangu 5 Orang2. Cisuru 4 Orang3. Mulyadadi 3 Orang

Total Jumlah 12 OrangSumber: Hasil Wawancara dengan Informan

Jumlah pengepul memang masih tergolong cukup sedikit daripada jumlah

penderes. Penderes yang menyetor kepada pengepul biasanya adalah penderes yang

rumahnya masih berada disekitar tempat tinggal pengepulnya.

C. Usaha Gula Merah Kelapa di Kecamatan Cipari

1. Profil Informan Penderes dan Pengepul

Informan dalam penelitian ini telah dijelaskan dalam metodologi penelitian

yaitu berdasarkan pengambilan sample dengan snowball sampling. Di dalam sebuah

hubungan yang terjadi di dalam sistem produksi gula merah kelapa di Kecamatan

Cipari Desa Mulyadadi, Segaralangu, dan Cisuru mungkin tidak begitu terlihat

beberapa perbedaan-perbedaan dari informan satu dengan yang lainnya, terutama

antara pengepul dan penderes dilihat dari profil yang dimilikinya. Profil informan

peneliti gambarkan kedalam tabel dimana berisikan tentang usia, tahun mulai usaha,

penghasilan dan lain sebagainya, digambar dalam tabel di bawah ini:

Page 50: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

39

Tabel II. C. 1 Profil Informan Penderes

No

Inis

ial

Jeni

sK

elam

in

Usi

a

Tah

un M

ulai

Jum

lah

Tan

ggun

gan

Ala

san

Men

dere

s

Jum

lah

Poh

on/ H

ari

Pen

ghas

ilan/

Bul

an

Bes

ar S

ewa

Tot

al H

asil/

Bul

an

1. CH P 51 th 1983 5 Orang Keturunan 30 Rp 1.360.000 - Rp 1.360.0002. CM L 54 th 1985 5 Orang Keturunan 25 Rp 1.280.000 Rp 60.000 Rp 1.220.0003. SY P 36 th 2000 6 Orang Coba-coba 18 Rp 672.000 Rp 216.000 Rp 456.0004. MM P 36 th 2000 6 Orang Lingkungan 40 Rp 2.380.000 Rp 510.000 Rp 1.870.0005. TY P 57 th 1977 5 Orang Perputaran

uang cepat23 Rp 1.440.000 Rp 229.000 Rp 1.211.000

6. RK P 70 th 1982 5 Orang Keturunan 21 Rp 2.016.000 Rp 72.000 Rp 1.944.0007. IH P 29 th 2008 4 Orang Keturunan 23 Rp 1.190.000 Rp 293.000 Rp 897.000

Sumber: Hasil Wawancara dengan Informan Penderes

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 75 % informan memiliki alasan

karena keturunan sehingga bekerja menjadi penderes, sedangkan yang lainnya karena

faktor coba-coba pada awalnya, faktor lainnya adalah lingkungan dimana warga

sekitar rumahnya bekerja sebagai penderes, serta faktor perputaran uang cepat

dikarenakan ketika menjadi penderes, uang yang dihasilkan bisa setiap hari, tanpa

harus menunggu minggu atau bulan. Jika dilihat dari jenis kelamin yang penulis teliti

penderes sebagian besarnya merupakan perempuan. Informan yang penulis

wawancarai merupakan istri dari penderes yang dimana istri memiliki peran untuk

memasak gula merah kelapa, sedangkan suaminya bertugas memanjat pohon kelapa

dan mencari kayu bakar.

Penghasilan yang penulis gambarkan diatas merupakan penghasilan penderes

yang telah dikalkulasikan selama satu bulan dengan jumlah yang berbeda setiap

penderesnya. Adapun banyaknya penghasilan yang didapat oleh penderes tergantung

Page 51: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

40

dari banyaknya jumlah pohon kelapa yang disadap. Selain itu, faktor besarnya

pembelian harga gula merah kelapa dari pengepul, serta faktor musim sangat

mempengaruhi. Bisa dikatakan penghasilan penderes masih bisa terus berubah-ubah.

Dilihat dari rentang usia penderes di Desa Segaralangu, Mulyadadi, dan

Cisuru adalah 30-70 tahun. Usia yang dimiliki penderes tentunya dapat

mempengaruhi banyaknya jumlah pohon kelapa yang dipanjat. Bisa dikatakan

bahwa, semakin banyak usia yang dimiliki penderes, jumlah pohon kelapa yang di

deres akan semakin berkurang jumlahnya.

Tabel II. C. 2 Profil Informan Pengepul

No.

Inis

ial

Jeni

sK

elam

in

Usi

a

Tah

un M

ulai

Jum

lah

Tan

ggun

gan

Mod

al A

wal

Jum

lah

Pen

yeto

r

Tot

alP

engh

asila

n/B

ulan

1. IP P 29 th 2013 4 Orang Dari Nderes 20 Orang Rp 3.200.0002. SF P 44 th 2009 4 Orang Orangtua 40 Orang Rp 2.504.0003. KA L 60 th 2014 5 Orang Dari Nderes 15 Orang Rp 1.200.0004. KS L 58 th 2011 7 Orang Tabungan Jahit 15 Orang Rp 2.800.0005. SU P 55 th 2013 7 Orang Jual Tanah 30 Orang Rp 2.800.0006. TN P 45 th 1989 7 Orang Merantau

Jakarta13 Orang Rp 2.067.500

Sumber: Hasil Wawancara dengan Informan Pengepul

Berdasarkan tabel profil informan di atas, diketahui bahwa jumlah tanggungan

dari pengepul rata-rata adalah 7 orang. Tanggungan yang penulis hitung termasuk

pengepul dan istrinya. Sedangkan untuk pengepul sendiri lebih didominasi oleh

perempuan yang lebih memegang perannya sebagai pengepul. Untuk rentang usia

informan pengepul yang penulis teliti adalah usia 29-60 tahun dengan modal awal

Page 52: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

41

yang berbeda-beda. Dua dari pengepul yang menjadi informan merupakan mantan

penderes yang mulai berkembang menjadi pengepul.

Dilihat dari tabel di atas bahwa penderes keberadaannya lebih dulu

dibandingan dengan pengepul. Data yang penulis dapatkan di lapangan bahwa

pengepul paling lama adalah pada tahun 1989 sedangkan pada tahun 1977 ibu TY

salahsatu informan penderes telah memulai usahanya menjadi penderes.

Dari ke-13 informan yang penulis dapatkan dilapangan, diketahui bahwa

secara umum perbedaan penghasilan yang didapatkan oleh penderes dan pengepul

tidak begitu jauh berbeda. Namun penulis melihat bahwa perbedaan terletak pada

berapa lamanya gula merah kelapa dijual kepada pengepul. Bagi penderes, menjual

gula merah kelapa dilakukan ketika selesai memasak. Jika mereka memasak gula

merah kelapa 2 hari satu kali, maka mereka akan mendapatkan uang sesuai dengan

gula yang mereka jual hari itu dan akan mereka pakai pada hari itu juga. Berbeda

dengan pengepul yang memang mereka menunggu hingga seminggu bahkan satu

bulan untuk menjualnya kepada tengkulak, tentu uang yang mereka dapatkan akan

lebih besar, sehingga lebih mudah untuk mengatur pengeluaran dan pemasukan. Hal

seperti ini tidak dirasakan oleh penderes, mereka akan mendapatkan hari itu dan

menggunakannya hari itu juga. Sehingga ketika adanya kebutuhan lain mereka akan

lebih memilih menghutang kepada pengepul. Hutang yang pengepul pinjamkan

seringkali menjadi sebuah ikatan untuk penderes tetap menyetorkan gula merah

kelapanya kepada pengepul yang meminjamkan. Namun, penulis sendiri menemukan

Page 53: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

42

bahwa ada beberapa penderes meskipun memiliki hutang tetap menjual ke pengepul

lain dengan cara sembunyi-sembunyi dari pengepul yang diberi hutang. Seperti yang

diungkapkan oleh ibu TN ketika penulis bertanya, apakah ada penderes yang

menyetor ke pedagang lain,

“Ya ada banyak, nyolong-nyolong. Kalau ketahuan saya paling-paling ketikadia kesini buat jual gula saya nanya, kemarin kamu jual ke sana dibayarberapa. Kalau sudah begitu baru mengaku biasanya, katanya kepepetlah, tidakada oranglah. Sedangkan saya selalu dirumah padahal”. (Wawancara dengansalahsatu informan pengepul Ibu TN, Mulyadadi, 09/03/2017)

Penjualan gula merah kelapa kepada pengepul lainpun diungkapkan oleh Ibu

SF ketika penulis bertanya tentang hal yang sama,

“Banyak, kalau di sini rata-rata ada 2-3. Kalau sikap saya ke penderes yangseperti itu ya di tegur, saya ingetin hutangnya ke saya “tolong diperhatiin kesaya, kalau memang situ kurang cocok dengan harga saya, ya tutup hutang kesaya” saya paling ngomongnya sama yang punya hutang. Kalau sama yangtidak punya hutang, saya bebas.” (Wawancara dengan salahsatu informanpengepul, Cisuru, 05/03/2017)

Jika penulis melihat disini bahwa memang kenyataannya penderes melakukan

hal tersebut tidak lain karena keinginannya untuk mendapatkan hasil yang lebih.

Dalam persaingan pengepul, seringkali perbedaan harga yang ditawarkan memang

berbeda. Bahkan ada beberapa pengepul yang memberikan harga lebih rendah ketika

penderes memiliki hutang, namun harga yang di kurangi tidak membantu mencicil

hutang penderes. Justru semakin mengurangi penghasilan yang didapatkan oleh

penderes.

Page 54: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

43

Menjadi penderes bukanlah cita-cita yang diharapkan bagi setiap orang, dilihat

dari alasan awal mula informan penderes memilih menjadi penderes adalah karena

keturunan, lingkungan, coba-coba, serta dianggap sebagai usaha yang memiliki

perputaran uang yang cepat. Ibu TY mengungkapkan bahwa alasan ia menjadi

penderes karena,

“Genah gie sing cepet dadi duit ket gemiyen. Umpamane kepepetta ora duweberas kan gawa warung bisa dadi beras.”“Memang ini yang cepat jadi uang. Seumpama kepepet tidak punya beras,dibawa ke warung bisa jadi beras.” (Wawancara dengan salahsatu informanpenderes Ibu TY, Segaralangu, 08/03/2017)

2. Gula Merah Kelapa

Gula merah kelapa merupakan hasil olahan dari nira kelapa yang direbus

selama berjam-jam hingga mengental lalu dicetak. Biasanya gula merah kelapa yang

sering kita jumpai memiliki bentuk seperti koin hanya lebih tebal dan lebih lebar,

besar kecilnya gula merah kelapa tergantung dari bagaimana permintaan pasarnya.

Proses pembuatan gula merah kelapa ini sebenarnya bisa dibilang susah-susah

gampang hanya saja dalam pengerjaannya membutuhkan waktu yang cukup lama.

Bagaimana proses pembuatan gula merah ini banyak dijelaskan oleh penderes selaku

produsen salahsatunya ibu IH, ia menjelaskan bagaimana proses pembuatan gula

merah kelapa dari awal sampai proses pencetakan.

“Awalle obat/ tatal tewel dicampur kapur sirih trus dijerri nganggo banyuanget. Nah gue jenenge laru, trus disogna nang pongkor sing nggo nderes. Trusproses nggawene ya kae nira/ badeg digeneni sampe munjuk, bar munjuk diweiparudan kelapa sipet men ora mumbul terus sih. Trus nek wis tua diangkatterus dikuber-kuber sampe mandan kentel nek uwis gari di sogna cetakan”

Page 55: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

44

“Awalnya obat/ tatal nangka dicampur dengan kapur sirih lalu dilarutkanmenggunakan air hangat untuk dijadikan laru yang kemudian dituangkan kedalam tempat untuk nira kelapa. Lalu dalam pembuatannya nira kelapa direbussampai mengembang, ketika mengembang adonan nira perlu diberi sedikitparutan kelapa supaya tidak tumpah dan pengembangan menjadi kempes.Ketika adonan sudah cukup matang diangkat sambil diaduk hingga mengentalkemudian dicetak.” (Wawancara dengan salahsatu informan penderes Ibu IH,Segaralangu, 08/03/2017)

Seperti yang dijelaskan ibu IH bahwa dalam pembuatan gula merah dibutuhkan

obat gula atau bisa menggunakan tatal pohon nangka dan kapur sirih, gunanya adalah

supaya gula yang diproduksi tidak mudah lembek. Penggunaan obat gula biasanya

lebih sering dipakai ketika penderes memproduksi gula cetak atau koin. Tatal pohon

nangka lebih cenderung digunakan ketika penderes memproduksi gula semut karena

memang biasanya gula semut dalam pemasarannya di ekspor ke luar negeri dan perlu

adanya pengecekan laboratorium. Jika gula ditemukan mengandung obat, maka gula

otomatis akan dikembalikan kepada penderes. Hal ini tentu berbeda dengan gula koin

yang dipasarkan hanya disekitar Indonesia saja seperti daerah Jakarta, Semarang,

Solo, dan sebagainya. Dalam pembuatan gula koin, apabila penderes menggunakan

obat alami seperti tatal pohon nangka, maka akan menghasilkan gula yang mudah

lembek. Jika obat alami digunakan pada gula semut tidak akan mudah lembek karena

dalam proses produksi gula semut yang telah dihancurkan akan dijemur dibawah

sinar matahari hingga gula benar-benar kering. (Hasil wawancara dari berbagai

informan baik pengepul maupun penderes di Kecamatan Cipari)

Dilihat dari segi kualitas gula merah kelapa, ternyata kualitas hasil yang

diproduksi masih berbeda dari satu penderes dengan penderes lain. Selain dari obat

Page 56: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

45

yang digunakan biasanya lama waktu dalam pemasakan juga cukup mempengaruhi.

Meskipun yang sangat mempengaruhi tentunya kualitas dari bahan dasarnya yaitu

nira kelapanya. Nira kelapa tidak diperbolehkan dibiarkan terlalu lama tidak dimasak

karena hal itu sangat mempengaruhi hasil produksi gula merahnya. Ibu CH

menjelaskan bahwa,

”Proses pembuatan gula merah itu membutuhkan waktu yang cukup lama,apalagi jika kayunya basah itu ngga mateng-mateng. Pokonya itu kalo si bapakturun dari jam 09.00 atau 10.00 kan langsung diapiin niranya diatas kompor,nah nanti baru mateng sekitar jam 15.00 atau 16.00, itu juga gulanya sedikit.Tapi gimana lagi daripada ngga dimasak-masak, soalnya badeg kan ngga bisadiinepin, paling kalo nginep satu malam kalo lebih ya ngga jadi gula nanti.Harga gulanya jadi turun drastis yang sebelumnya 8.000 bisa jadi 4.000. Kalausudah begitu mau dapet apa coba dari nderes.” (Wawancara dengan salahsatuinforman penderes Ibu CH, Cisuru, 05/03/2017)

Kualitas gula merah kelapa yang dihasilkan oleh penderes memang sangat

mempengaruhi harga jual beli gula merah kelapa itu sendiri. Berdasarkan kualitasnya

gula merah kelapa bisa dibedakan menjadi 4 jenis:

1. Gula Super adalah gula yang bagus tanpa cacat, warnanya bisa coklat

kekuning-kuningan atau coklat tua tergantung dari jenis pengawet yang

digunakan apakah dengan obat gula atau dengan bahan alami seperti tatal

nangka.

2. Gula KR adalah gula yang memiliki tekstur sangat keras dan jika diamati

gula KR memiliki bercak-bercak seperti jamur atau bintik putih.

3. Gula BS atau biasa disebut dengan gula gemblung. Gula BS ini biasanya

memiliki tekstur yang lembek sehingga dianggap gagal karena tidak bisa

dicetak. Biasanya gula BS digunakan di dalam pabrik kecap dan industri

gula masak karena harga lebih terjangkau namun rasa tetap sama.

4. Gula Kristal atau gula semut adalah gula merah yang memiliki bentuk halus

seperti tepung. Gula kristal ini dalam pemasarannya biasanya di eksport ke

Page 57: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

46

luar negeri karena kualitasnya yang sangat baik serta harganya yang cukup

lebih mahal. Gula kristal sendiri dalam pembuatannya harus menggunakan

obat alami seperti tatal nangka serta dalam proses akhirnya perlu adanya

pengayakan serta penjemuran gula di bawah sinar matahari langsung.

Gambar II. C. 1. Jenis-jenis Gula Merah Kelapa

Gula Super Gula KR Gula BS Gula SemutSumber: Hasil Observasi dan Dokumentasi penelitian

3. Pola Relasi Pemasaran Gula Merah Kelapa

Perkembangan ekonomi masyarakat yang semakin kompleks membuat manusia

membutuhkan sesuatu dari orang lain sehingga menyebabkan masyarakat merasa

perlu untuk melakukan sebuah pertukaran baik barang ataupun jasa. Begitupun dalam

pola relasi yang terjadi pada pemasaran gula merah kelapa, mereka melakukan

pertukaran dalam segi peran karena memang jika dilihat dari segi pertukaran mereka

sama-sama membutuhkan perannya masing-masing. Untuk lebih jelasnya, penulis

membagi menjadi 3 pola relasi di dalam pemasaran gula merah kelapa. Pola relasi di

kalangan penderes terbagi menjadi 3:

a. Pola satu, dari penderes dengan pedagang kemudian pedagang menjualnya

kepada konsumen.

Page 58: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

47

b. Bentuk dua, penderes menjual gula kepada tengkulak kemudian tengkulak

menjualnya kepada pedagang, lalu diteruskan oleh pedagang kepada konsumen.

c. Bentuk tiga, penderes menjual gulanya kepada pengepul setelah gula terkumpul

banyak gula dijual kepada tengkulak lalu tengkulak menjual kepada pedagang

dan pedagang menjual kepada konsumen.

Bagan II. C. 1. Struktur Pola Hubungan di KalanganPenderes Kecamatan Cipari

Sumber:Hasil observasi dan wawancara penelitian

Pola relasi yang terjadi di dalam pemasaran gula merah kelapa menunjukkan

bahwa penderes, pengepul, tengkulak, dan konsumen memiliki perannya masing-

masing. Penderes sebagai produsen gula merah kelapa, tengkulak sebagai agen yang

cukup besar untuk menyalurkan gula merah kelapa ke kota-kota besar seperti Jakarta,

Semarang, Bandung dan sebagainya. Pengepul sendiri berperan sebagai pengumpul

yang nantinya akan menyalurkan gula merah kelapa kepada tengkulak dari penderes

Keterangan:

Pola Satu,

Pola Dua,

Pola Tiga.

TENGKULAK

PENDERES

PENGEPUL

PEDAGANG/

PENGECER

KONSUMEN

Page 59: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

48

sedangkan pedagang atau pengecer sebagai penjual gula kepada konsumen secara

langsung.

Di Kecamatan Cipari pola relasi di kalangan penderes lebih kepada pola yang

ketiga. Penderes lebih banyak yang memilih langsung berhubungan dengan pengepul

secara langsung daripada dengan tengkulak meskipun pasti harga beli gula merah

kelapa akan lebih tinggi jika langsung dijual kepada tengkulak. Seperti ibu Marmi

memiliki alasan tersendiri ketika ditanya mengapa menjual gula tidak langsung

kepada tengkulak saja, menurutnya:

“Dangu mba, nek di dol teng tengkulak kan genah tedah katah gulane. Nekteng pengepul kan pirang ndina digawa, rong ndina sepisan digawa. Walaupunluwih larang nek teng tengkulak tapi genah kudune katah sih gulane”“Lama mba, kalau dijual di tengkulak gulanya harus banyak, kalau ke pengepulkan bisa 2 hari sekali dibawa. Walaupun lebih mahal di tengkulak tapi kan yaitugulanya harus punya banyak.” (Wawancara dengan salahsatu informanpenderes Ibu MM, Mulyadadi, 07/03/2017)

Seorang filosof Yunani Aristoteles pernah berkata bahwa “the human is by

nature a social animal”. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk hewani yang

bermasyarakat. Jadi kita manusia sebagai individu memang ditakdirkan hidup

bersama dengan orang lain di masyarakat (Amin Nurdi, 2006: 1) jadi kita tidak

mungkin hidup menyendiri. Dalam hidup bermasyarakat kita tentunya melakukan apa

yang dinamakan dengan interaksi sosial yang berarti adanya hubungan dua orang atau

lebih yang perilaku atau tindakannya direspon oleh orang lain (Amin Nurdi,

2006:52). Dalam melakukan tindakan sosial tentu setiap manusia akan termotivasi

untuk melakukan kontak dengan orang lain. Motivasi itu muncul karena manusia

Page 60: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

49

perlu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dan adanya tujuan tertentu. (Bernard Raho,

2007: 171)

Begitupun bagi penderes yang dalam hal ini membutuhkan pengepul, tengkulak

dan konsumen karena penderes akan sulit dalam hal pemasaran gula merah kelapanya

jika tidak ada pengepul dan tengkulak serta ia tidak akan mendapatkan apa-apa ketika

hanya memproduksi tanpa ada konsumen yang membutuhkan. Begitupun dengan

tengkulak dan pengepul, mereka tidak akan mendapatkan gula merah kelapa jika

tidak ada penderes yang memproduksi gula merah kelapa. Hal seperti ini membuat

terjadinya hubungan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.

Tabel II. C. 3 Informan Berdasarkan Penjualan Gula Merah Kelapa

No Inisial Peran Dijual Kepada1. IP Pengepul Tengkulak2. SF Pengepul Tengkulak3. KA Pengepul Tengkulak4. KS Pengepul Tengkulak5. SU Pengepul Tengkulak6. TN Pengepul Tengkulak7. CH Penderes Pengepul8. CM Penderes Pengepul9. SY Penderes Pengepul

10. MM Penderes Pengepul11. TY Penderes Pengecer/ Pedagang12. RK Penderes Pengepul13. IH Penderes Pengepul

Sumber: Hasil pengambilan sample penelitian

Dari hasil data yang peneliti dapatkan di lapangan bahwa dari 6 informan

dengan perannya sebagai pengepul menjual gulanya kepada tengkulak tidak langsung

Page 61: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

50

kepada konsumen, dari 7 informan penderes hanya ada 1 penderes dengan inisial TY

saja yang menjual kepada pedagang pengecer. TY menjelaskan bahwa,

“Ngedolle ya nang pasar langsung. Nang nggon bakul-bakul ora mathok.Meng bakul sing butuh tok. Nek sing wis akeh, ora ngarah ya ngalih. Aku oratau ngepul dadi nang ndi bae lah. Kadang ana wong pesen dikon nggaweknaya gelem.”“Jualnya ya ke pasar langsung. Ke penjual-penjual tidak menentu. Dijualnya kepenjual yang butuh gula, kalo stok di penjual sudah banyak ya saya pergi. Tapisaya tidak pernah ke pengepul jadi jual kemana saja. Terkadang ada yang pesandi suruh buatin gula.” (Wawancara dengan salahsatu informan penderes IbuTY, Segaralangu, 08/03/2017)

Dilihat dari data Informan yang penulis gambarkan penderes hanya menjual

gula merah kelapa kepada pengepul dan pengecer namun, ada penderes yang menjual

langsung kepada tengkulak seperti Bu NA yang sudah menjadi tengkulak gula merah

kelapa sejak tahun 1986 selain ia mendapatkan gula merah dari pengepul, ia juga

mendapatkannya dari penderes yang langsung menyetor kepadanya.

“Sing nyetor teng kulo nek bakulle cuman ana 5 tapi niku sampun 30 tahunanteng kulo, nek penderesse nggeh enten 25 kurang lewih, niku nyetorre kanseminggu 2 kali pas pasarran.Tapi nggeh niku mba, bon bonanne gede-gedebanget ana sing 7 juta, 8 juta, sampe 9 juta”“Pengepul yang setor gula ke saya cuman ada 5 orang, tapi semuanya sudah 30tahunan. Kalau penderes kurang lebih ada 25 orang, biasanya setor gulanya 2kali dalam satu minggu setiap hari pasaran. Tapi ya itu mba, hutangnya besar-besar , ada yang 7 juta, 8 juta, sampai 9 juta.” (Wawancara dengan salahsatutengkulak Ibu NA, Cipari, 27/03/2017)

Hal semacam itu bisa saja terjadi karena memang berangkat dari latar belakang

tengkulak itu sendiri, ibu NA ketika awal mula menjadi tengkulak gula merah

membelinya kepada penderes kemudian menjualnya ke Yogyakarta.

“Gemiyen kan awalle ana mantan tengkulak gula merah mrentah kulo numbasigula mangke dibeto teng Jogja. Gemiyen kulo bingung teng pundi tumbasi gula,trus di tidokkaken teng banyu panas terutama bagian nduwur katah sanget.

Page 62: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

51

Ciri-cirine nek ana wong nggawa dlebug/ rinjing dikrubung-krubung plastikberarti gue nggawa gula”.“Dulu awalnya ada mantan tengkulak gula merah nyuruh saya beli gula nantidibawa ke Jogja. Dulu saya bingung dimana beli gula, lalu dikasih tahu diBanyu Panas terutama bagian pegunungan atas sangat banyak. Ciri-cirinya kaloada orang bawa dlebug/ rinjing ditutup plastik berarti itu orang bawa gula.”(Wawancara dengan salahsatu tengkulak Ibu NA, Cipari, 27/03/2017)

Berbeda dengan Pak WW yang telah menjadi tengkulak sejak tahun 2009.

Awal mula ia menjadi tengkulak adalah ketika ia merasa sudah cukup mempunyai

pengalaman dan modal untuk menjadi tengkulak karena sebelum menjadi tengkulak,

pak WW adalah seorang supir dari tengkulak gula. Pak WW dalam mengumpulkan

gulanya lebih memilih membeli gula merah kelapa kepada pengepulnya dari pada

penderes.

“Aku nek tuku gula langsung meng bandar (pengepul) sing wis dibungkusi.Soalle aku wis berpengalaman dadine wis ora gelem tukuni meng penderes.Soalle nek tuku meng penderes, penderes siki wis pinter-pinter. Pinterre genahnjaluk diutangi dadine rubes. Nek pengepul kan ada barang ada uang.”“Saya kalau beli gula langsung ke pengepul yang sudah dibungkus rapih.Soalnya saya sudah berpengalaman jadi sudah tidak mau beli ke penderes.Soalnya kalau beli ke penderes, penderes sekarang sudah pintar-pintar.Pintarnya jelas minta di beri hutang jadi ribet. Kalau pengepul kan ada uangada barang.” (Wawancara dengan salahsatu tengkulak Bapak WW, Cipari,11/03/2017)

Hampir seluruh penderes di Kecamatan Cipari menjual gulanya kepada

pengepul. Peneliti melihat bahwa pengepul dan penderes memiliki hubungan cukup

dekat karena mereka berinteraksi secara langsung dan intensif. Interaksi sosial yang

terjadi di dalamnya merupakan suatu bentuk hubungan sosial ekonomi dimana antara

kedua pihaknya merasa saling membutuhkan satu dengan lain.

Page 63: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

52

BAB III

HUBUNGAN PATRON KLIEN DI KALANGAN PENDERES

Bab ini membahas mengenai hasil temuan data lapangan yang peneliti peroleh

berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara di lokasi penelitian yaitu Kecamatan

Cipari Kabupaten Cilacap tepatnya di Desa Segaralangu, Cisuru, dan Mulyadadi.

Hasil temuan yang peneliti dapatkan akan dianalisis berdasarkan teori yang peneliti

gunakan dalam skripsi ini. Dalam analisisnya peneliti menyertakan dokumentasi

lapangan guna memperkuat hasil penelitian.

A. Proses Terbentuknya Hubungan Patron Klien

Dalam setiap hubungan sosial ekonomi tidak semuanya bisa dikatakan sebagai

patron klien, namun ada hal yang mendasari mengapa hubungan antara penderes dan

pengepul bisa dikatakan sebagai patron klien.

Patron klien merupakan sebuah pertukaran hubungan antara kedua peran dariikatan diadik yang melibatkan seorang individu dengan status sosial ekonomiyang lebih tinggi (patron) menggunakan pengaruh dan sumberdayanya untukmenyediakan perlindungan dan keuntungan bagi seseorang dengan status lebihrendah (klien). (Scott 1993: 7-8)

Pengepul dianggap memiliki status sosial ekonomi lebih tinggi daripada

penderes karena memiliki modal untuk membantu memenuhi segala kebutuhan

penderes asalkan penderes mau menyetorkan gula merahnya kepada pengepul yang

memberi bantuan. Pak KS seorang pengepul Desa Cisuru mengungkapkan bahwa

awal mula ia menjadi pengepul gula merah adalah ketika ada penderes yang

meminjam uang, nanti dibayarnya dengan gula (wawancara dengan salahsatu

Page 64: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

53

informan pengepul Bapak KS, Cisuru, 06/ 03/ 2017). Dalam hal ini pengepul

diposisikan sebagai patron karena memberikan pinjaman dari sumberdaya ekonomi

yang ia miliki kepada penderes guna memenuhi kebutuhan penderes yang dalam hal

ini ia diposisikan sebagai klien. Adapun proses bagaimana hubungan patron klien

bisa terjadi antara pengepul dan penderes penulis gambarkan pada bagan dibawah ini:

Bagan III. A. 1 Proses Terbentuknya Hubungan Patron Klien

Penderes dan Pengepul di Kecamatan Cipari

Sumber: Hasil observasi dan wawancara penelitian lapangan

Terbentuknya hubungan patron klien penderes dan pengepul di Kecamatan

Cipari, Kabupaten Cilacap terjadi melalui beberapa proses:

1. Pemenuhan kebutuhan

Tujuan setiap manusia dalam melakukan tindakan ekonomi tidak lain adalah

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti pengepul dan penderes di Kecamatan

Cipari, Kabupaten Cilacap. Hal ini dijelaskan oleh salahsatu informan pengepul Ibu

IP bahwa,

“Awalle dadi pengepul genah gemiyen aku nderes, terus rega gula mudunbanget, akhirre kepriwe carane men bisa memenuhi kebutuhan keluarga,beralih dadi gula kristal aku nggoleti sing bisa ngaraih gula nang Sidadi.

PemenuhanKebutuhan

PembentukkanKepercayaan

Hutang (Pengikat)

Hubungan BekelanjutanPatron Klien

Resiprositastidak

seimbang

Page 65: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

54

Soalle nek gula kristal kan lumayan regane larang. Awalle aku mung ngedolnggone dewek, tapi akhirre aku tuku kang penderes lainne”“Awal jadi pengepul, dahulu saya penderes lalu harga gula merah cetak turundrastis. Akhirnya bagaimana cara supaya saya bisa memenuhi kebutuhankeluarga, saya beralih ke gula kristal. Saya cari orang yang suka beli-beli gulakristal di Sidadadi. Soalnya kalau gula kristal harganya lumayan mahal.Awalnya saya hanya menjual produksi sendiri, tapi akhirnya terkumpul modaldan saya membeli dari penderes yang lainnya.” (Wawancara dengan salahsatuinforman pengepul Ibu IP, Segaralangu, 08/03/2017)

Selain Ibu IP, adapun Ibu TN yang menceritakan bahwa awal menjadi pengepul

adalah adanya motivasi untuk membiayai kebutuhan anak-anaknya di masadepan

seperti pendidikan.

“Sejarah saya jadi pengepul gula merah kelapa soalnya kepikiran buatmasadepan anak-anak, bingung mau bagaimana biar mereka bisa sekolah.Karena saya kan sudah mempunyai warung, dan disekitar saya banyak yangmembuat gulamerah kelapa. Akhirnya saya jadi pengepul.” (Wawancaradengan salahsatu informan pengepul Ibu TN, Mulyadadi, 09/03/2017)

Kebutuhan manusia yang semakin hari semakin kompleks memang bisa

mendorong untuk melakukan segala kegiatan yang diharapkan mampu untuk

memenuhi kebutuh hidupnya. Data yang diolah dari hasil wawancara dengan

informan penderes ditemukan bahwa sebagian besar informan penderes memiliki

latarbelakang dari keluarga penderes atau disebut sebagai keturunan (tabel II.C.1.

hal.39), menjadi penderes merupakan satu-satunya keterampilan yang dimiliki untuk

melakukan kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan keluarganya bagi penderes.

Menurut salahsatu informan penderes Ibu CH bahwa,

“Saya jadi penderes karena memang sudah keturunan, dari sebelum menikahbapak saya kerjanya nderes. Kalau sekarang sebenarnya kepinginannya yaberhenti nderes kalau ada yang lain mah. Tapi memang ngga ada yang lain yangbisa dilakukan. Nah kalau berhenti nderes nanti saya jadi mikir, makannya nanti

Page 66: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

55

gimana.” Wawancara dengan salahsatu informan penderes Ibu CH, Cisuru,05/03/2017)

Menjadi seorang penderes atau pengepul merupakan salahsatu kegiatan

ekonomi yang masih cukup banyak dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Cipari

sebagai salahsatu cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pada perannya masing-

masing tergantung dari kemampuannya, dimana penderes menjadi orang yang

memproduksi karena ia memiliki tenaga dan keterampilan dalam membuat gula

merah kelapa, sedangkan pengepul sebagai pembeli hasil produksi dari penderes

karena pengepul memiliki modal untuk membeli gula dari penderes.

Peran yang dimiliki penderes dan pengepul merupakan suatu bentuk tindakan

ekonomi yang masih bisa dikatakan sebagai suatu proses jual beli yang sering terjadi

di masyarakat. Penderes menjual gula merah kelapa dan pengepul membeli gula

merah kelapanya. Penderes mendapatkan uang sesuai dengan harga beli yang telah

disepakati dengan pengepul.

2. Pembentukan Kepercayaan

Proses transaksi jual beli gula merah antara pengepul dan penderes pada

akhirnya membangun sebuah kepercayaan dari masing-masing pihak. Bagi pengepul,

penderes yang menjual gula merahnya menandakan bahwa ia benar seorang pederes

dan menghasilkan gula merah kelapa. Sedangkan bagi penderes yang merasa cocok

dengan harga beli gula merahnya akan mempercayakan gula merah kelapa

produksinya kepada pengepul tersebut. Proses jual beli gula merah kelapa antara

penderes dan pengepul berjalan secara langsung dan secara terus menerus sehingga

Page 67: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

56

pada akhirnya melibatkan adanya rasa atau perasaan yang sifatnya lebih pribadi

antara keduanya. Penderes menjual gula merah kelapanya secara langsung kepada

pengepul dengan bertatap muka, biasanya penderes dan pengepul sering bertemu

karena pengepul memang tinggal berdekatan dengan penderes (Observasi penulis,

Segaralangu, Mulyadadi, & Cisuru, 05-10/03/2017). Jadi, selain hubungan yang

terjadi bukan hanya secara langsung, namun juga intensif. Seperti yang dijelaskan

oleh Ibu KA bahwa,

“Wong sing jenenge penderes karo pengepul ya kaya keluarga. Padane arepkondangan mesti, “njaluk duwitte sit ngeneh 20.000 nggo kondangan”, soallegenah nek kaya gie dadi nambah sodara sih mba. Pokoke aku ya karo pendereswis ngerasa tresna kaya sodarane dewek, wis geduga. Kang kana mesti yaarep ngapa-ngapa ya ngomong, kaya seumpama arep tuku motor ya njaluktambaih disit.”“Ya namanya penderes sama pengepul ya kaya keluarga. Contoh maukondangan pasti, “minta uangnya dulu sini 20.000 buat kondangan”, soalnyakalau seperti ini jadi nambah saudara mba. Pokonya saya sama penderes sudahmerasa sayang seperti saudara sendiri. Dari sana juga kalau ada apa-apa pastibilang, seperti mau beli motor ya minta tambahin dulu.” (Wawancara dengansalahsatu informan pengepul Ibu KA, Segaralangu, 06/03/2017)

Hubungan penderes dan pengepul bukan lagi hanya semata-mata untuk tujuan

ekonomi saja, hal seperti ini akan menimbulkan rasa saling percaya antara penderes

dan pengepul. Begitupun dengan pengepul dan penderes di Kecamatan Cipari,

mereka mengungkapkan meskipun ada dari mereka yang tidak memiliki ikatan

keluarga secara biologis namun yang terjadi mereka mengakui bahwa antara

pengepul kepada penderes atau penderes kepada pengepul menganggapnya seperti

keluarga bahkan bagi mereka yang sudah cukup lama akan menganggapnya seperti

Page 68: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

57

hubungan orangtua kepada anak seperti yang penulis kutip dari hasil wawancara

dengan Ibu SU seorang pengepul gula merah,

“Nek kulo kalih penderes ibaratkan kulo kalih anak, kudu bisa momong.Kadang nek mpun mireng penderes enten kebutuhan mendadak kan melas,kadang bojone lairan, damel umah, macem-macem nggeh kulo modal percayamawon lah.”“Kalau saya sama penderes ibaratkan saya dengan anak, harus bisa ngemong.Kadang kalau sudah denger penderes ada kebutuhan mendadak suka kasihan,kadang buat istrinya lahiran, bikin rumah, macem-macem saya modal percayasajalah.” (Wawancara dengan salahsatu informan pengepul Ibu SU,Segaralangu, 07/03/2017)

3. Hutang sebagai pengikat

Rasa saling percaya yang terbangun antara penderes dan pengepul atau bahkan

terjalin seperti hubungan orangtua dan anak seringkali memunculkan suatu hubungan

yang lain antara keduanya. Pengepul atas dasar rasa percayanya akan turut serta

dalam membantu memenuhi kebutuhan yang belum bisa terselesaikan oleh penderes

dengan bantuan pinjaman atau hutang. Pinjaman atau hutang yang diberikan oleh

pengepul tidak lain adalah untuk pengikat atau memperkuat hubungannya dengan

penderes.

“Nek nang kene ora model ngebonni ora duwe batir sih, nek nang kene wongwis setor gula ya bar gue gari ngebon. Dadi carane nggo gatholan menpenderes ora meng wong liya. Nganah-nganah ya pada bae caranne bon nggokuat-kuat antara petani karo pengepul.”“Kalau disini tidak kasih hutang ya tidak punya teman, kalau di sini orang jualgula merah ya habis itu ambil bon (hutang). Jadi hutang itu biar penderes tidakmenjual gulanya ke yang lain. Pengepul di sana-sana ya sama saja, caranyakasih hutang buat memperkuat antara petani dan pengepul.” (Wawancaradengan salahsatu informan pengepul Ibu IP, Segaralangu, 08/03/2017)

Namun, meskipun pinjaman hutang yang diberikan oleh pengepul sebagai suatu

pengikat, antara keduanya tidak ada sebuah syarat tertentu selain dapat menjual gula

Page 69: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

58

merahnya kepada pengepul yang memberikan pinjaman hutang kepadanya, itupun

merupakan sebuah syarat yang tidak tertulis. Seperti dikutip dari hasil wawancara

dengan Ibu SF ketika penulis menanyakan perjanjian seperti apa yang ibu buat

dengan pederes ketika melakukan transaksi pinjaman menurutnya,

“Tidak ada perjanjian apa-apa, ya saya modal percaya saja kepada penderes.”(Wawancara dengan salahsatu informan pengepul Ibu SF, Cisuru, 05/03/2017)

4. Resiprositas (Pertukaran) yang tidak seimbang

Adanya bantuan-bantuan yang diberikan oleh pengepul kepada penderes

menciptakan adanya sebuah pertukaran yang sifatnya tidak seimbang. Bantuan yang

diterima oleh penderes semakin memberikan kenyamaan tersendiri. Meskipun

pertukaran antara penderes dan pengepul secara umum terlihat bahwa penderes

membutuhkan pengepul dalam hal pemasaran gula merah kelapa. Pengepul

membutuhkan penderes karena ia perlu gula untuk menyetorkan kepada tengkulaknya

sehingga ia dapat mendapatkan keuntungan dari penjualan gula merahnya, namun

kenyataannya tidak hanya sebatas itu saja. Jika kita lihat menurut James C. Scott

(1993: 9) dalam bukunya perlawanan kaum tani menguraikan kategori-kategori dalam

arus pertukaran patron ke klien dalam hal ini pengepul kepada penderes:

a. Penghidupan subsistensi dasar.

Pada banyak daerah agraria jasa utama dapat berupa pemberian pekerjaan tetap

atau tanah untuk bercocok tanam dan banyak lainnya. Dalam hal ini pengepul sama

saja turut membantu dalam membuka lapangan pekerjaan bagi penderes, bagi

Page 70: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

59

penderes yang tidak memiliki pohon kelapa bisa menyewa pohon kelapa untuk

dideres.

Salahsatu informan yang berinisial SY (penderes) bercerita bahwa dalam 2

hari ia bisa menghasilkan gula merah 7 kg dari 18 pohon kelapa. Dari pengepul

gulanya dihargai Rp 8.000/kg. Sedangkan 18 pohon yang ia sadap niranya bukanlah

milik sendiri, namun ia menyewanya dengan 1 ½ kg gula merah setiap bulannya.

(Wawancara dengan salahsatu informan penderes Ibu SY, Mulyadadi, 06/ 03/ 2017)

Tabel III. A. 1. Jumlah Penyewaan Pohon Kelapa PenderesDesa Segaralangu, Cisuru, dan Mulyadadi

No. Inisial

Jumlah Pohon Kelapa Harga Sewa/

Pohon

Harga

per kg

Jumlah

Sewa/ bulanMilikSendiri

Sewa

1. CH 30 - - - -2. CM 20 5 1,5 kg Rp 8.000 7,5 kg = Rp 60.0003. SY - 18 1,5 kg Rp 8.000 27 kg = Rp 216.0004. MM - 40 1,5 kg Rp 8.500 60 kg = Rp 510.0005. TY 5 18 1,5 kg Rp 8.500 27 kg = Rp 229.5006. RK 13 8 1 kg Rp 9.000 8 kg = Rp 72.0007. IH - 23 1,5 kg Rp 8.500 34,5 kg = Rp 293.250

Sumber: Hasil wawancara dengan informan penderes (diolah)

Penyewaan pohon kelapa memang tidak semuanya diberikan oleh pengepul

banyak pula masyarakat yang menyewakan pohon kelapanya kepada penderes.

Namun dari informan pengepul yang peneliti wawancarai hampir sebagian besarnya

memberikan penyewaan pohon kelapa, salahsatunya informan Ibu SF,

“Iya ada, saya menyewakan pohon kelapa sekitar 40 pohonan dengan hargasewa yang berbeda-beda tergantung letak pohonnya. Kalau pohonnya ada didaerah pegunungan 1 kg gula per pohonnya, tapi kalau di daerah perkampungan

Page 71: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

60

1 ¼ kg, tapi terkadang ada yang memberikan 1 ½ kg per bulan untuk satupohonnya. Tapi kalau yang penyewanya rumahnya cukup jauh dibayar uangsaja.” (Wawancara dengan salahsatu informan pengepul Ibu SF, Cisuru,05/03/2017)

b. Jaminan krisis subsistensi.

Patron diharapkan memberikan pinjaman pada saat bencana ekonomi,

membantu pada waktu panen kecil atau saat panen gagal. Pengepul memberikan

pinjaman baik untuk modal atau pemenuhan kebutuhan kepada penderes jika

penderes sedang membutuhkannya. Seperti dikutip dari hasil wawancara dengan

salahsatu informan penderes Ibu CH bahwa,

“Kita butuh pengepul, soalnya wong kalau butuh sedikit-sedikit kita langsung“sini minjem uangnya”, kalau lagi ngga punya apa-apa juga “sini ngutangdulu”. Kalau ngga kayak gitu saya bagaimana bisa makan, ada kondangan,belum lagi mau kesana-sana keperluannya banyak. ya dibantu sama bos sayaitu.” (Wawancara dengan salahsatu informan penderes Ibu CH, Cisuru,05/03/2017)

c. Perlindungan.

Patron melindungi klien baik dari bahaya pribadi (bandit, musuh pribadi)

maupun dari bahaya umum. Bahaya yang dialami oleh penderes biasanya terkait

dengan hutang yang tidak kunjung terselesaikan dengan pengepul atau bank. Jika

penderes ingin berpindah kepada pengepul baru, maka pengepul baru akan berusaha

melindunginya dengan peminjaman modal guna pelunasan dan penyelesaian masalah

hutang dengan pengepul lama, seperti yang dijelaskan oleh Bapak KA salahsatu

informan penulis bahwa,

“Kalau penderes pinjam uang itu banyak alasannya. Namanya juga kebutuhanorang ya macam-macam, buat beli kebun, anak sakit minta di tolongin, bahkansaya biasanya kasih buat lunasin hutang dia ke pengepul sebelumnya, nanti dia

Page 72: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

61

jadi setor ke saya gulanya. Soalnya hutangnya kan jadi ke saya.” (Wawancaradengan salahsatu informan pengepul Bapak KA, Segaralangu, 06/03/2017)

d. Makelar dan Pengaruh.

Jika patron melindungi kliennya dari perusakan yang berasal dari luar, ia juga

menggunakan kekuatan dan pengaruhnya untuk menarik keuntungan bagi

kepentingan kliennya. Perlindungan merupakan peran defensifnya dalam menghadapi

dunia luar, sebagai imbalan atas perlindungannya.

Jadi dalam hal ini jika pengepul memberikan sebuah bantuan kepada penderes

biasanya pengepul ada keuntungan yang pengepul dapatkan. Keuntungan tersebut

sebagai suatu imbalan dari penderes untuk pengepul. Jelas saja bahwa bantuan-

bantuan yang diberikan oleh pengepul merupakan suatu keuntungan bagi pengepul

karena dengan begitu penderes akan tetap menyetorkan gula kepadanya, karena

merasa memiliki balas budi karena sudah terbiasa diberikan bantuan-bantuan dari

pengepul berupa hutang. Tidak lain memang hutang yang diberikan merupakan suatu

pengikat seperti dikutip dari hasil wawancara dengan salahsatu informan pengepul

Ibu IP menurutnya,

“Modelle nek nang kene wong wis nyetor gula pira terus pada ngebon, dadicarane bon-bonan nggo gatholan men ora meng wong lia.”“Jadi kalau disini biasanya kalau penderes sudah menjual berapa kali gula pastiakan hutang, ceritanya hutang itu sebagai pengikat biar penderes tidak pergi kepengepul lain.” (Wawancara dengan salahsatu informan pengepul Ibu IP,Segaralangu, 08/03/2017)

Salahsatu informan pengepul Ibu SU menjelaskan bahwa,

“Kulo kan asline kalih penderes niku kados embret, nek penderes mbotennyetor gula teng kulo, kulo nggeh mboten gadah bathi.”

Page 73: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

62

“Saya kepada penderes itu sebenarnya seperti sedang bekerja, kalau penderestidak menjual gula ke saya, otomatis saya tidak punya untung.” (Wawancaradengan salahsatu informan pengepul Ibu SU, Segaralangu, 07/03/2017)

e. Jasa Patron Kolektif.

Secara internal, patron sebagai kelompok dapat melakukan fungsi ekonomi

secara kolektif. Mereka dapat memajukan kepentingan masyarakat dengan

melakukan pekerjaan dan jasa publik, keuntungan administratif, pinjaman

masyarakat, bantuan pertanian dan seterusnya. Dalam berurusan dengan pihak luar

para patron dapat melakukan sesuatu yang dilakukan oleh seorang patron tertentu

untuk kliennya, secara bersama-sama untuk desanya. Dalam hal ini patron atau

pengepul cukup berperan penting bagi masyarakat karena bisa membantu mengurangi

masalah pengangguran.

Dalam melakukan pertukaran barang atau jasa tentunya patron tidak cuma-

cuma memberikannya kepada klien. Namun dalam arus pertukaran barang atau jasa

dari klien ke patron amat sukar untuk digolongkan, karena seorang klien umumnya

menyediakan tenaga dan keahliannya untuk kepentingan patron apapun

bentuknya.(Scott 1993:10)

Hubungan timbal balik antara penderes dan pengepul seharusnya bisa saling

menguntungkan satu sama lain, namun dalam suatu hal penderes lebih pasrah dan

menerima akan keputusan pengepul, salhsatunya dalam penentuan harga gula merah

kelapa. Jadi harga gula merah kelapa ditentukan oleh pengepul itu sendiri tanpa

melibatkan penderes sebagai produsen. Seperti yang diungkapkan ibu CH bahwa

harga gula ditentukan oleh pengepul, baik ada tanggungan hutang atau tidak penentu

Page 74: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

63

harga tetap pengepul. (Wawancara dengan salahsatu informan Ibu CH, Cisuru, 05/

03/ 2017)

“Ya kalo harga lagi ngga stabil saya nego sama bos saya (tengkulak). Tapikalo saya sama penderes ya saya yang nentuin.” (Wawancara dengan salahsatuinforman pengepul Ibu SF, Cisuru, 05/03/2017)

“Ih ya aku lah mba. Nek kana sing nentokna ya adolle larang. Aku kan palingngarah untung ya piralah palingan”.“Ya saya mba. Kalau sana (penderes) yang nentuin ya jualnya mahal. Kalosaya paling ambil untung berapa.” (Wawancara dengan salahsatu informanpengepul Bapak KS, Cisuru, 06/ 03/ 2017).

5. Hubungan yang sifatnya berkelanjutan

Loyalitas di sini merupakan suatu bentuk kesetiaan dan kepatuhan yang

diberikan oleh si penderes untuk pengepul sebagai tanda balas jasa atau bantuan yang

telah diterimanya selama ini. Penderes lebih memilih untuk tetap menjual kepada

pengepul satu dan tidak berpindah tempat. Sekalipun ada penderes yang memiliki

pengepul lebih dari satu mereka tetap akan membagi gulanya secara merata. Hal

seperti ini bisa terus terjadi ketika memang penderes memiki hutang kepada

pengepulnya atau merasa memiliki hutang budi. Seperti yang dikatakan oleh ibu SY

ketika peneliti bertanya apakah ibu menyetor gula ke pengepul lebih dari satu, dan ia

menjawab:

“Nggeh mboten, namung teng mriku tok. Teng mriku nggih anu mpun biasasih. Kadang-kadang mboten gadah duit nggih nyuwun riyin kados niku dadikepenak.”“Ya tidak, hanya ke situ saja. Di situ kan sudah biasa. Kadang-kadang tidakpunya uang juga minta dulu jadi lebih enak.” (Wawancara dengan salahsatuinforman penderes Ibu SY, Mulyadadi, 06/ 03/ 2017)

Page 75: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

64

Begitupun dengan ibu CH (penderes) yang kebetulan rumahnya cukup

berdekatan dengan pengepul SF dan KA. Meskipun ia menyetorkan gulanya kepada

dua orang namun hasil gula yang ia masak tetap akan dibagi dua.

“Ya iya, gimana sih ya, orang kalo butuh sedikit-sedikit pasti kita bilang, “siniminjem dulu gitu”, kalo ngga kaya gitu saya gimana mau makannya, adakondangan, ada keperluan apa ya ke sono sama ke sono. Nanti kan gulanyadibagi dua.” (Wawancara dengan salahsatu informan penderes Ibu CH, Cisuru,05/03/2017)

Bapak CM (penderes) memilih lebih setiap cukup pada satu pengepul saja

menurutnya,

“Kalo saya sih hanya satu pengepul. Suka inget aja kalo kita butuh duit ataumakanan kan juga lari kesitu.” (Wawancara dengan salahsatu informanpenderes Bapak CM, Cisuru, 06/ 03/ 2017)

6. Hubungan Patron Klien

Dari kelima proses yang penulis gambarkan diatas menimbulkan adanya

hubungan patron klien antara penderes dan pengepul gula merah kelapa di Kecamatan

Cipari khususnya di Desa Segaralangu, Mulyadadi dan Cisuru, yang dimanadalam

proses terjadinya hubungan patron klien antara penderes dan pengepul di Kecamatan

Cipari terdapat adanya ciri-ciri hubungan patron klien yang digambarkan oleh James

Scott (1891) dalam jurnal Kausar dan Komar Zaman diantaranya:

a. Karena adanya kepemilikan sumberdaya ekonomi yang tidak seimbangb. Adanya resiprositas, saling memberi dan menerima walaupun dalam kadar

yang tidak seimbang.c. Hubungan loyalitas, adanya kesetiaan atau kepatuhan.d. Hubungan personal bersifat langsung dan intensife antara keduanya ( patron

dan klien) menyebabkan hubungan terjadi tidak bersifat semata-matabermotifkan keuntungan saja melainkan adanya unsur perasaan di dalamnya.(2011: 191)

Page 76: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

65

B. Pengaruh dari Hubungan Patron Klien

a. Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial merupakan hal yang cukup penting di kehidupan manusia.

Menurut Segal & Brzuzy kondisi masyarakat yang sejahtera meliputi kesehatan,

keadaan ekonomi, kebahagiaan, dan kualitas hidup rakyat.(Suud, 2006: 5)

Hubungan patron klien yang terjadi di kalangan penderes tampaknya memiliki

dampak tersendiri bagi kesejahteraan sosial penderes. Kesejahteraan sosial di dalam

masyakat bisa dilihat dari 3 unsur menurut Midgley didalam Suud (2006) :

Pertama, dilihat dari sebesar apa masalah sosial yang dapat dikendalikan.

Masalah sosial yang terjadi di kalangan penderes secara umum berkaitan dengan

perekonomian. Peran pengepul sebagai penentu harga jual beli gula merah

menimbulkan adanya masalah sosial ekonomi bagi penderes.

Hasil yang didapatkan seorang penderes sebagai pemproduksi gula merah

kelapa dianggap cukup rendah. Harga gula merah kelapa yang rata-rata dihargai Rp

8.500/kg dan Rp 8.000/kg (jika memiliki hutang) tidak sebanding dengan resiko dan

waktu yang dikorbankannya. Kegiatan Penderes sepanjang hari hanya dihabiskan

untuk menyadap nira dan memasak gula merah kelapa sedangkan hasil yang

didapatkan hanya cukup untuk kebutuhan dasar saja.

Seorang informan bernama SY yang berusia 50 tahun dalam satu hari mampu

menyadap nira dari 18 pohon kelapa dan dari 18 pohon itu dapat menghasilkan gula

merah sebanyak 7 kg dengan harga jual Rp 8.000/kg. SY memasak niranya setiap 2

hari sekali itu berarti dalam satu minggu SY mendapatkan gula sebanyak 21 kg x Rp

Page 77: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

66

8.000 = Rp 168.000 setiap minggunya. Jika dalam sebulan SY hanya berpenghasilan

Rp 672.000, hasil yang diperoleh SY belum sepenuhnya miliknya karena ia harus

membayar sewa pohon kelapa yang ia deres sebanyak 1 ½ kg-per pohon setiap satu

bulan sekali. (Wawancara dengan salahsatu informan penderes Ibu SY, Mulyadadi,

06/03/2017). Peneliti mengutip pendapat SY ketika ditanya tentang penghasilannya

apakah mencukupi, menurutnya

“Lahh ya dicukup-cukupna. Lah wingi sonten kulo mbeto gula 7 kg, namungsedinten mpun telas. Lha seniki nopo-nopo larang. Mboten cekap mbotenmba.”“Lah ya dicukup-cukupkan. Kemarin sore saya bawa gula 7 kg, hanya seharisudah habis. Lha sekarang apa-apa mahal. Ngga cukup ngga mba.”(Wawancara dengan salahsatu informan penderes Ibu SY, Mulyadadi,06/03/2017)

Menurut MM (36 th) ketika ditanya apakah penghasilannya mencukupi, menurutnya,

“Nggeh lumayan cekap lah, kenging damel maem, nyangoni anake.”“Ya lumayan cukup, bisa buat makan dan kasih uang jajan anak.” (Wawancaradengan satu informan penderes Ibu MM, Mulyadadi, 07/03/2017)

MM merupakan salahsatu informan yang peneliti wawancara dengan jumlah

pohon kelapa yang dideres terbanyak dari penderes lainnya yaitu 40 pohon per

harinya. Namun pohon yang ia miliki bukanlah kepunyaan sendiri, melainkan ia

harus membayar sewa pohon kelapa setiap satu bulannya sebesar harga gula 1 ½ kg

gula dari setiap pohonnya. (Wawancara dengan salahsatu informan penderes Ibu

MM, Mulyadadi, 07/03/2017)

Kedua, Seluas apa kebutuhan-kebutuhan dapat dipenuhi. Kebutuhan setiap

manusia itu berbeda-beda. Menurut Debyta (2013) kebutuhan pokok yang mendasar

bagi setiap manusia adalah kebutuhan sandang pangan dan papan. Saat ini manusia

Page 78: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

67

sendiri mulai bingung membedakan antara kebutuhan primer dan sekunder hal

tersebut karena kebutuhan manusia yang semakin beragam (hal. 1).

Adanya pengepul bagi penderes sebenarnya cukup membantu dalam memenuhi

kebutuhan penderes baik yang primer maupun sekunder. Penderes nira di Kecamatan

Cipari terutama di Desa Segaralangu, Cisuru, dan Mulyadadi memang

menggantungkan hidupnya dari sebuah pohon kelapa untuk memenuhi kebutuhannya.

Ibu CH (penderes) bercerita bahwa,

“Kalo jadi penderes sebenernya si pengen berhenti, soalnya nderes kan capekbanget, susah lah pokonya. Belum lagi kalau musim hujan. Kebayang kangimananya. Belum lagi kalau turun nderes ngga ada kayu ujan juga. Kalo adayang lain sekarang juga mah pingin ganti. Nah kalo sekarang berhenti jadimikir, makannya nanti gimana.” (Wawancara dengan salahsatu informanpenderes Ibu CH, Cisuru, 05/03/ 2017)

Meskipun begitu Ibu CH tetap mensyukuri sebagai penderes menurutnya,

“Tapi kalo saya alhamdulillah usaha nderes makan bisa ngutang dulu. Teruskalo kita lagi butuh kan kita bisa dikasih duit dulu sama bos.” (Wawancaradengan salahsatu informan penderes, Cisuru, 05/03/2017)

Selain kebutuhan pangan, seperti sandang biasanya pengepul memberikan THR

ketika lebaran tiba ibu MM bercerita bahwa ketika lebaran ia dan suami akan diberi

hadiah oleh pengepulnya seperti sarung, baju, kaos, dan sandal. (Wawancara dengan

salahsatu informan penderes Ibu MM, Mulyadadi, 07/03/2017). Selain ibu MM, ibu

CH mengakui ketika lebaran biasanya ia akan mendapatkan sprei jika hasil gula yang

ia setor ke pengepul jumlahnya dianggap cukup banyak (Wawancara dengan

salahsatu informan penderes Ibu CH, Cisuru, 05/03/2017).

Page 79: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

68

Bahkan Ibu TN seorang pengepul pernah membelikan penderesnya sepeda

motor, ketika peneliti bertanya untuk apa biasanya penderes meminjam uang

jawabnya,

“Ya kalo pinjem uang kadang-kadang buat kebutuhan lah, buat beli motor jugaada. Dulu malah 3 orang aku beliin motor, kan dia ngebon 4 juta. Trus saya beliada yang 3,5 juta trus saya jual ke penderes 4 juta. Jadi itu saya ngebon nantidia bayar pakai gula.” (Wawancara dengan salahsatu informan pengepul IbuTN, Mulyadadi, 09/03/2017)

Ketiga, Setinggi apa kesempatan untuk maju tersedia. Kemajuan dalam industri

gula kelapa di Kecamatan Cipari sebenarnya bisa saja terjadi apabila ada kepedulian

yang serius dari pihak pemerintah. Kenyataannya bahwa dalam hal pemasaran sendiri

hampir semua penderes tidak mengetahui jalur atau jaringan pemasaran. Penderes

hanya bergantung pada pengepul saja karena memang penderes tidak memiliki akses

untuk menjual gula merahnya ke tempat lain karena sudah terikat dengan hutang yang

diberikan oleh pengepulnya masing-masing. Dikutip dari hasil wawancara dengan ibu

IP,

“Nek nang kene modelle wong nek wis nyetor gula pira terus pada ngebon.Dadi carane bon gue nggo gatholan men ora meng wong liya. Pengepul kana-kana ya pada bae carane bon nggo kuat-kuat antara penderes karo pengepulsih. Nek ora ngebonni ya ora ana sing nyetorri gula.”“Kalau disini modelnya orang, kalau sudah nyetor gula berapa terus pada bon.Jadi caranya bon itu buat pengikat biar tidak setor ke orang lain. Pengepuldisana-sana juga sama saja caranya bon buat kuat-kuat antara penderes samapengepul. Kalo ngga kasih bon ya ngga ada yang setor gula.” (Wawancaradengan salahsatu informan pengepul Ibu IP, Segaralangu, 08/03/2017).

2. Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial berarti sebagai suatu ketidakadilan yang dirasakan oleh

masyarakat dalam status dan kedudukan yang berbeda, hal ini biasanya terjadi karena

Page 80: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

69

adanya sistem pelapisan masyarakat yang dalam sosiologi dikenal dengan istilah

stratifikasi sosial. Kata stratification berasal dari kata ‘stratum’ (jamaknya strata yang

berarti lapisan) (Syamsir Salam, 2008:51). Stratifikasi sosial sebagai suatu

pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat

(hirarkis). Inti dari adanya lapisan masyarakat ini ialah adanya ketidaksamaan dalam

pembagian hak, kewajiban, tanggungjawab dan nilai-nilai sosial dan pengaruhnya

diantara anggota masyarakat (Dwi Narwoko, 2007: 153)

Dalam hubungan patron klien terjadi sebuah pertukaran antara kedua peran

(diadik) yang dimana didasarkan pada ketidaksamaan dalam status sosial ekonomi.

Patron yang memiliki status sosial lebih tinggi akan menggunakan pengaruh dan

sumberdayanya untuk menyediakan perlindungan dan keuntungan bagi seseorang

dengan status lebih rendah (klien) (Scott, 1993:7). Perlindungan dan keuntungan yang

didapatkan si klien dari patron menimbulkan apa yang dinamakan dengan prinsip

moral resiprositas yakni bahwa orang harus membantu mereka yang pernah

membantunya atau setidaknya jangan merugikan (Scott, 1983:255).

Di dalam hubungan patron klien yang terjadi di Desa Segaralangu, Cisuru, dan

Mulyadadi, pengepul dan penderes memiliki status dan kedudukan yang berbeda.

Dalam hal ini pengepul (patron) memiliki kedudukan lebih tinggi daripada penderes

(klien). Penderes sendiri mengakui bahwa pengepul bagi mereka adalah bos yang

perlu untuk dipatuhi.

“Ya iya lah, kan itu bos saya jadi harus dihormatin. Suka inget aja kalo lagibutuh duit atau makan.” (Wawancara dengan salahsatu informan penderes IbuCM, Cisuru, 06/03/2017)

Page 81: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

70

“Nggih wong namine be bos nggih kadang dituruti kepeginanne. Genah nekkana kan sing penting gulane mriko sih.”“Ya orang namanya bos ya kadang harus dituruti kemauannya. Kalau dari sanakan yang penting gulanya kesana.” (Wawancara dengan salahsatu informanpenderes Ibu MM, Mulyadadi, 07/03/2017)

Perbedaan yang terjadi antara penderes dan pengepul karena adanya status

sosial ekonomi yang berbeda antara keduanya. Karena memiliki status yang lebih

tinggi, pengepul sebagai patron memiliki kekuasaan atas klien salahsatunya dalam hal

penentuan harga gula merah kelapa yang ditentukan oleh pengepul tanpa melibatkan

penderes. Karena penentuan harga yang tidak melibatkan penderes sebagai produsen

seringkali merugikan penderes sehingga penderes harus meminta bantuan kepada

pengepul jika kebutuhan mereka belum terpenuhi karena kurangnya hasil yang

didapatkan dari membuat gula merah kelapa.

3. Ketergantungan Sosial

Adanya hubungan patron klien yang terjadi di Kecamatan Cipari khususnya

Desa Mulyadadi, Segaralangu, dan Cisuru menyebabkan adanya hubungan saling

ketergantungan antara penderes dan pengepul dalam beberapa hal antara lain:

a. Pemasaran gula merah

Dalam gambaran arti sistem perdagangan di dalam masyarakat jawa menurut

Sayogyo (1996), terutama bagi para produsen di Jawa mengerti bahwa untuk

mendapatkan harga yang paling menguntungkan untuk barang yang mereka hasilkan,

barang harus dijual ke daerah atau tempat dimana terdapat permintaan terbesar.

Mereka sadar bahwa mereka tidak akan bisa mengerjakannya sendiri dan mereka

tidak bisa menilai faktor-faktor persediaan permintaan di daerah lain. Sebaliknya para

Page 82: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

71

pedagang tahu pasar mana yang memiliki fasilitas pengangkutan yang murah yang

dapat menghubungkan mereka dengan kota-kota lain. (hlm. 71)

Dalam hal pemasaran gula merah kelapa penderes sangat tergantung pada

pengepul. Pederes kurang memiliki pengetahuan mengenai perkembangan pasar

sehingga penderes seringkali dirugikan karena ketidakmampuannya dalam

menentukan harga yang sesuai dengan pasar.

Penderes tidak memiliki akses untuk menjualnya langsung kepada tengkulak

karena dari segi keterbatasan jumlah produksi gula merah kelapa yang masih

cenderung sedikit. Selain itu kebutuhan keluarga setiap hari yang tidak bisa

menunggu jika gula harus dibeli oleh tengkulak. Sehingga penderes hanya bisa

bergantung pada pengepul.

“Dangu mba, nek di dol teng tengkulak kan genah tedah katah gulane. Nekteng mriki (pengepul) kan pirang ndina digawa, 2 dina sepisan bisa.”“Lama mba, kalau dijual ke tengkulak kan harus banyak gulanya. Kalau ke sini(pengepul) kan bisa beberapa hari langsung dibawa, 2 hari sekali juga bisa.”(Wawancara dengan salahsatu informan penderes Ibu TY, Segaralangu,08/03/2017)

Berbeda dengan pengepul yang memang notabennya sebagai pengumpul gula

jadi bisa menjualnya kepada tengkulak karena memiliki sumberdaya ekonomi atau

modal untuk membeli gula kepada penderes secara langsung dan gula yang

terkumpul bisa cukup banyak. Seperti Ibu TN seorang pengepul gula ia menjual

gulanya kepada tengkulak setiap 3 minggu sekali dengan jumlah 2 ton gula merah

kelapa.

“Saya ngangkutnya paling 3 minggu sekali. Paling ngga kan 2 mobil sekalian,satu mobil isinya 100 bungkus kadang 105 bungkus. Tapi yang jelas mutlak itu

Page 83: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

72

satu mobil 100 bungkus, kalo 100 bungkus berarti kan 10 kw yah, berarti itu 1ton. Nah kalo dua mobil ya sekitar 2 ton berarti mba.” (Wawancara dengansalahsatu informan pengepul, Mulyadadi, 09/03/2017)

b. Pemenuhan Kebutuhan Penderes

Ketergantungan yang terjadi bukan hanya sekedar di dalam pemasaran namun

bagi penderes yang memiliki kebutuhan mendesak biasanya lari kepada pengepul

untuk meminjam uang. Menurut kausar dan Komar Zaman, semakin sering petani

berhutang pada pedagang maka akan memperkuat posisi pedagang (patron) terhadap

petani (klien) dan untuk mempererat hubungannya dengan klien, patron akan

menganggap klien sebagai keluarga sehingga klien akan merasa lebih senang dan

dihargai (h. 197). Karena adanya hubungan kekeluargaan yang diciptakan oleh

pengepul dan penderes, terutama bagi penderes yang cenderung lebih sering

mendapatkan bantuan dari patron menimbulkan adanya rasa hutang budi.

Kewajiban dalam membalas budi merupakan suatu prinsip moral yang berlaku bagihubungan baik antara pihak yang sederajat maupun yang tidak sederajat. Di dalammasyarakat petani yang belum mengenal pemisahan antar-kelas, tata hubungan itubiasanya berbentuk ikatan patron-klien. Sifat dari tata hubungan itu didasarkan ataskebutuhan-kebutuhan mereka yang berbeda. Patron diharapkan untuk melindungikliennya dan memenuhi kebutuhan materil sedangkan klien mengimbanginya dengantenaga kerja dan loyalitasnya. (Scott, 1983: 257)

Hubungan saling ketergantungan yang terjadi dari adanya arus pertukaran di

dalam hubungan patron klien. Dalam kasus yang terjadi antara penderes dan pengepul

yang jelas terlihat adalah pengepul merasa membutuhkan penderes karena memang

gula merah kelapa merupakan ladang untuk mencari nafkah bagi pengepul. Selain itu

penderes masih terbelit hutang dengan pengepul sehingga bagaimanapun jika

pengepul ingin hutang yang dipinjamkannya terbayarkan, pengepul harus tetap

Page 84: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

73

mempertahankan interaksinya dengan penderes tetap berjalan dengan baik. Seperti

yang dicontohkan oleh Sayogyo (1996) bahwa:

Kebanyakan pinjaman yang diberikan oleh pedagang kepada langganannya adalahbebas dari bunga. Dalam taraf yang sederhana jika seorang langganan membelisemangkok kopi, ternyata tidak mempunyai cukup uang tunai orang bersangkutanmembayar sebagian dari harga semangkok kopi itu dan berjanji akan membayarsisanya di lain waktu. Menagih bunga atas jumlah yang demikian kecil itu (mungkinsebesar 5 atau 10 sen), adalah hal yang cukup aneh. Tetapi yang terpenting ialahbahwa langganan pasti akan menjauhkan diri dari pedagang bersangkutan, jikadisarankan agar ia membayar bunga. Dengan demikian pedagang itu tidak hanya akankehilangan langganannya, tetapi mungkin juga ia tidak akan menerima kembali sisauangnya karena langganan itu pasti akan menghindari warung kopi tersebut. (h.78-79)

Hal tersebut bisa saja terjadi antara pengepul dan penderes. Dapat dikatakan

bahwa berhutang kepada pengepul tergolong ringan bagi penderes. Jika penderes

harus meminjam uang kepada bank, maka ia perlu membayar secara teratur setiap

bulannya ditambah dengan bunga yang diminta oleh bank. Hal seperti ini tidak

berlaku bagi pengepul, karena pengepul tidak pernah meminta bunga kepada

penderes dan pembayaran hutang bisa dibayar kapan saja asalkan gula merah yang

penderes produksi setiap harinya tetap akan disetorkan kepada pengepulnya. Jika

pengepul menerapkan bunga untuk hutang yang penderes punya, bisa saja penderes

akan berpindah ke pengepul lain karena akan merasa terbebani pastinya.

Page 85: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

74

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dan analisis yang telah dijabarkan dalam pembahasan

diatas, penulis menyimpulkan hasil penelitian ini bahwa proses terbentuknya

hubungan patron klien antara pengepul dan penderes gula merah kelapa di

Kecamatan Cipari adalah sebagai berikut:

Pertama, pemenuhan kebutuhan. Bekerja menjadi penderes dan pengepul pada

awalnya adalah bertujuan benar-benar hanya untuk melakukan tindakan ekonomi

guna memenuhi kebutuhan kehidupan keluarganya. Usaha yang dilakukan dan di

pilih sesuai dengan kemampuannya masing-masing, bagi mereka yang memiliki

ketrampilan membuat gula merah kelapa maka akan memilih memproduksi gula

merah kelapa untuk dijual. Sedangkan bagi mereka yang memiliki modal namun

kurang memiliki ketrampilan dalam berproduksi dan melihat peluang pemproduksi

gula merah kelapa di lingkungannya akan memilih menjadi pengepul gula merah

kelapa. Keduanya masih berjalan sesuai perannya sebagai produsen dan pemasar atau

penjual dan pembeli seperti pada umumnya.

Kedua, pembentukan kepercayaan yang dilakukan baik penderes maupun

pengepul. Proses transaksi jual beli yang terjadi secara langsung dan intensif

menimbulkan adanya rasa atau perasaan yang sifatnya lebih pribadi antara keduanya.

Hubungan antara keduanya bukan lagi bertujuan untuk ekonomi saja.

Page 86: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

75

Ketiga, hutang sebagai pengikat penderes kepada pengepul. Rasa percaya yang

terbangun antara penderes dan pengepul pada akhirnya menyebabkan adanya

dorongan untuk saling membantu dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan

terutama dalam hal ekonomi bagi pengepul kepada penderes. Permasalah yang

pengepul lakukan adalah dengan memberikan pinjaman yang mana pinjaman

tersebut secara tidak langsung akan memperkuat penderes terhadap pengepul.

Keempat, resiprositas yang tidak seimbang. Resiprositas yang terjadi antara

pengepul dan penderes awalnya hanya sama-sama membutuhkan. Namun

kenyataannya resiprositas yang terjadi semakin terlihat tidak seimbang. Pertukaran

yang terjadi lebih didominasi oleh pengepul kepada penderes sehingga akhirnya

menimbulkan adanya rasa balas budi penderes kepada pengepul.

Kelima, hubungan yang sifatnya berkelanjutan. Balas budi dari adanya

bantuan-bantuan yang diterima oleh penderes dari pengepul pada akhirnya akan

menciptakan rasa patuh dan kesetiaan sehingga hubungan seperti ini akan

berlangsung secara terus menerus selama penderes masih menerima bantuan-bantuan

yang terus diberikan oleh pengepul. Sehingga pada akhirnya menimbulkan hubungan

yang disebut sebagai patron klien.

Adapun pengaruh yang ditimbulkan dari adanya hubungan patron klien bagi

penderes di Kecamatan Cipari sebagai berikut:

1. Kesejahteraan Sosial

Penentuan harga jual beli gula merah kelapa yang didominasi oleh pengepul

menimbulkan adanya masalah sosial ekonomi bagi penderes dimana penghasilan

Page 87: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

76

yang didapatkan pengepul cenderung lebih besar daripada penderes. Seringkali

penderes masih belum mampu memenuhi kebutuhan pokoknya karena hasil yang

didapatkan tidak sesuai sehingga penderes masih harus meminjam kepada pengepul

untuk memenuhi kebutuhannya, hal ini dapat dikatakan bahwa penderes di

Kecamatan Cipari khususnya Desa Segaralangu, Cisuru, dan Mulyadadi masih bisa

dikatakan kurang sejahtera terutama dalam perekonomian.

2. Ketimpangan Sosial

Pengaruh dari adanya hubungan patron klien antara pengepul dan penderes

juga menimbulkan adanya ketimpangan sosial dimana memang posisi pengepul

dianggap lebih tinggi daripada penderes di dalam masyarakat, maka dalam hal ini

tentunya status dan kedudukan yang mereka miliki berbeda satu sama lain.

Perbedaan yang terjadi dikarenakan adanya status sosial yang dimiliki patron lebih

kuat sehingga patron memiliki kekuasaan atas klien seperti salahsatunya dalam hal

penentuan harga patron lebih mendominasi.

3. Ketergantungan Sosial

Ketergantungan sosial yang terjadi dari adanya hubungan patron klien

diantaranya Pertama, pemasaran gula merah kelapa dimana penderes sangat

tergantung pada pengepul karena kurangnya pengetahuan penderes mengenai

pemasaran atau perkembangan pasar. Kedua, pemenuhan kebutuhan penderes atau

jaminan subsistensi dari pengepul. Seringkali bagi penderes yang memiliki

kebutuhan mendesak seperti untuk makan, kondangan, biaya sekolah anak, atau

biaya pengobatan mereka akan meminta bantuan kepada pengepul dengan meminjam

Page 88: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

77

uang. Dalam memberikan bantuan pengepul tidak menggunakan perjanjian secara

tertulis, namun mereka memberikannya atas dasar percaya kepada penderesnya yang

akan tetap menjual gula merahnya kepada pengepul yang memberikan bantuan.

Karena adanya hubungan saling percaya satu sama lain, terutama bagi penderes yang

sering menerima bantuan dari pengepul menimbulkan adanya rasa hutang budi

penderes kepada pengepul. Hal seperti ini terus terjadi hingga menjadi sebuah

ketergantuan bagi penderes untuk meminjam uang kepada pengepul.

B. Saran

Berdasarkan temuan dalam penelitian terkait dengan hubungan patron klien

penderes dan pengepul di Kecamatan Cipari, disarankan sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah Daerah Kecamatan Cipari diharapkan bisa lebih peduli

terhadap industri kecil gula merah kelapa sebagai industri yang patut untuk

dikembangkan dan menjadi salahsatu usaha unggulan di Kecamatan Cipari.

2. Adanya pendataan secara resmi dan tertulis dari pihak pemerintah sebagai

bentuk pengakuan mengingat jumlah penderes yang masih cukup banyak di

Kecamatan Cipari.

3. Warga masyarakat yang bekerja sebagai penderes harus membuat lembaga atau

badan usaha bersama petani penderes lainnya di setiap desa atau kelompok

kecil dengan bentuk koperasi yang dimana memiliki beberapa tugas. Pertama,

sebagai badan usaha yang mengelola nira kelapa dari anggotanya termasuk

produksi jenis gula yang seragam baik dari warna hingga kualitas, sehingga

bisa meningkatkan harga jual gula merah kelapa dipasaran. Kedua, diharapkan

Page 89: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

78

koperasi mampu menyediakan bantuan modal dan simpan pinjam agar penderes

bisa terlepas dari jeratan hutang kepada pengepul sebelumnya. Ketiga, koperasi

diharapkan dapat mengembangkan jaringan pemasaran, sehingga mampu

memberikan peluang untuk meningkatkan produksi gula merah kelapa.

4. Adanya bantuan dari pemerintah seperti peningkatan pengetahuan tentang

kewirausahaan, serta adanya pembinaan dan pengembangan industri gula merah

kelapa yang dilakukan secara berkelanjutan bagi penderes sehingga mampu

menciptakan wirausaha-wirausaha yang handal di Kecamatan Cipari.

5. Bantuan manajemen usaha untuk mengelola koperasi yang bersifat sementara

hingga sampai kelompok penderes mampu mengelola koperasinya sendiri.

6. Saran penulis bagi peneliti selanjutnya terkait dengan hubungan patron klien

adalah ruang lingkup yang diteliti bisa pada sektor-sektor informal yang masih

tergolong banyak dan belum dikenal oleh masyarakat. Selain patron klien,

penelitian terkait penderes bisa difokuskan pada relasi sosial yang terjadi baik

dengan pengepul, tengkulak, maupun masyarakat sekitar. Diharapkan dalam

penelitian selanjutnya yang mengambil tema sama dengan penulis dalam skripsi

ini dapat mengkajinya dengan lebih baik lagi.

Page 90: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

i

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. 2010. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup.

Damsar & Indrayani. 2013. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kharisma PutraUtama.

Dwi, J. Narwoko & Bagong Suyanto. 2007. Sosiologi Teks Pengantar & Terapan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Katalog BPS. 2016. Statistika Daerah Kecamatan Cipari. Cilacap: Badan PusatStatistika Kabupaten Cilacap (E-book). Diunduh pada: 15/12/2016.(https://cilacapkab.bps.go.id/index.php/publikasi/136).

Katalog BPS. 2016. Kecamatan Cipari Dalam Angka Tahun 2016. Cilacap: BadanPusat Statistika Kabupaten Cilacap (E-book). Diunduh pada: 15/12/2016.(https://cilacapkab.bps.go.id/index.php/publikasi/112).

Made, I Wirartha. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: AndiOffset.

Neuman, W. Laurence. 2013. Metodologi Penelitian Sosial Pendekatan Kualitatifdan Kuantitatif. Jakarta: PT. Indeks.

Rahardjo. 2010. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Sajogyo & Pudjiwati Sajogyo. 1996. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: GadjahMada University Press.

Salam, Syamir & Amir Fadhillah. 2008. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: LembagaPenelitian UIN Syarif Hidayatullah.

Scott, James C.). (Diterjemahkan oleh: Budi Kusworo dkk.).1993. PerlawananKaum Tani. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

-----------------. (Diterjemahkan oleh: Hasan Basari. 1983. Moral Ekonomi Petani.Jakarta: PT. Dharma Aksara Pratama.

Soehartono, irawan. 2011. Metode penelitian sosial: suatu teknik penelitian bidangkesejahteraan sosial dan ilmu sosial lainnya. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Page 91: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

ii

Soerjono soekanto. 1996 . Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Suud, Mohammad. 2006. 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial. Jakarta: PrestasiPustaka.

Jurnal dan Skripsi

Erawati, Debyta Saputro. 2013. Kontribusi Ketersediaan Pangan TerhadapStabilitas Ekonomi di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi. Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diunduh pada: 10/05/2017.(http://eprints.ums.ac.id/25861/)

Hidayati, Sri. 2007. Analisis Produktivitas dan Profil Industri Gula Kelapa diDesa Gumelem Kulon Kabupaten Banjarnegara. Agritech. 9(2): 109-126.Diunduh pada: 05/07/2016.(http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/AGRITECH/article/view/954).

Kausar, Komar Zaman. 2011. Analisis Hubungan Patron Klien (Studi KasusHubungan Toke dan Petani Sawit Pola Swadaya di Kecamatan TambusaiUtara Kabupaten Roka Hulu. Indonesian Journal of Agricultural Economics(IJAE). 2(2): 183-200. Diunduh pada: 05/07/2016.(https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiH9MeghIPUAhVJOo8KHfiBD-gQFgglMAE&url=https%3A%2F%2Fjom.unri.ac.id%2Findex.php%2FJOMFAPERTA%2Farticle%2Fdownload%2F2535%2F2467&usg=AFQjCNFUWIFE3UQSpaRO0mxEnjExyxGLXg&sig2=4o020BVewmFsTdQu-sB6wQ).

Maharani, Evi, Susy Edwina, dan Yeni Kusumawaty. 2011. Pemasaran GulaKelapa di Kabupaten Indragiri Hilir Melalui Pendekatan Struktur, Perilaku& Penampilan Pasar. Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE).2(1): 87-104. Diunduh pada: 06/07/2016.(http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/42237216/1505-2988-1-SM.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1495443232&Signature=Y%2BMHxRL3oMl9tKeb%2Blob4NCtBVg%3D&response-content-disposition=inline%3B%20filename%3DPemasaran_Gula_Kelapa_DI_Kabupaten_Indra.pdf)

Page 92: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

iii

Maulana, Ahmad. 2012. Hubungan Patron Klien pada Masyarakat Nelayan DesaKualakarang Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kuburaya. JurnalSosiologi. 3 (2): 1-8. Diunduh pada: 05/07/2016.(https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&sqi=2&ved=0ahUKEwitqe-8ofDMAhXKP48KHaoHCe0QFgg3MAU&url=http%3A%2F%2Fjurmafis.untan.ac.id%2Findex.php%2Fsociologique%2Farticle%2Fdownload%2F602%2Fpdf_12&usg=AFQjCNEf_NalN1fzqcloT3hrS5lv9iqgvQ&sig2=VUVI46XT8QJ6yT0GUWiPdw&bvm=bv.12244893,d.c2I).

Suryanegara, Ellen & Hikmah. 2012. “Hubungan patron klien pada usahabudidaya udang windu (penaeus monodon) & bandeng (chanos-chanos) diKabupaten Indramayu, Jawa Barat”. Buletin Riset Sosek Kelautan danPerikanan. 7 (2): 35-40. (Diunduh pada: 05/07/2016).(http://bbpse.litbang.kkp.go.id/publikasi/buletin/buletin_2012_v7_no2_(1)_full.pdf).

Zaenul, Iwan Fuad, Aenurofik, dan Ahmad Rosyid. 2015. Belenggu Tengkulakatas Petani Pembudidaya Lele: Relasi Patron Klien Budidaya Lele diWonotunggal Jawa Tengah. Jurnal Hukum Islam. 13(2): 88-98. Diunduhpada: 05/07/2016. (http://e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/jhi/article/view/488).

Sumber Wawancara

Wawancara Pribadi dengan Bapak Hidayat, Cipari, 28 Februari 2017. (Ketua DusunKecamatan Cipari).

Wawancara Pribadi dengan Bapak DM, Cipari, 09 Mei 2016. (Pengepul DesaCipari).

Wawancara Pribadi dengan Bapak VG, Cipari, 25 Mei 2016. (Pengepul DesaSegaralangu).

Wawancara Pribadi dengan Ibu KA, Cipari, 03 Maret 2017. (Pengepul DesaSegaralangu).

Wawancara Pribadi dengan Ibu SF, Cipari, 05 Maret 2017. (Pengepul Desa Cisuru).

Wawancara pribadi dengan Ibu CH, Cipari, 05 Maret 2017. (Penderes Desa Cisuru).

Wawancara pribadi dengan Bapak KS, Cipari, 06 Maret 2017. (Pengepul DesaCisuru).

Page 93: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

iv

Wawancara pribadi dengan Bapak CM, Cipari, 06 Maret 2017. (Penderes DesaCisuru).

Wawancara pribadi dengan Bapak SY, Cipari, 06 Maret 2017. (Penderes DesaMulyadadi).

Wawancara pribadi dengan Ibu MM, Cipari, 07 Maret 2017. (Penderes DesaMulyadadi).

Wawancara pribadi dengan Bapak SU, Cipari, 07 Maret 2017. (Pengepul DesaSegaralangu).

Wawancara pribadi dengan Ibu TY, Cipari, 08 Maret 2017. (Penderes DesaSegaralangu).

Wawancara Pribadi dengan Ibu IP, Cipari, 08 Maret 2017. (Pengepul DesaSegaralangu)

Wawancara pribadi dengan Ibu TN, Cipari, 09 Maret 2017. (Pengepul DesaMulyadadi).

Wawancara pribadi dengan Ibu RK, Cipari, 10 Maret 2017. (Penderes DesaSegaralangu).

Wawancara pribadi dengan Ibu IH, Cipari, 10 Maret 2017. (Penderes DesaSegaralangu)

Wawancara Pribadi dengan Bapak WW, Cipari, 11 Maret 2017. (TengkulakKecamatan Cipari).

Wawancara Pribadi dengan Ibu NA , Cipari, 27 Maret 2017. (TengkulakKecamatan Cipari).

Sumber Dokumen

Data Profil Desa Segaralangu tahun 2016.

Data Profil Desa Mulyadadi tahun 2016.

Data Profil Desa Cisuru tahun 2016.

Page 94: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

v

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran I Dokumentasi

Keadaan Dapur Penderes Bumbung (Tempat Nira Kelapa)

Obat Gula Proses Pemasakan Nira

Page 95: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

vi

Penambahan Parutan kelapa Pengadukan Adonan Gula

Cetakan setelah direndam air Proses Mencetak Gula Koin

Page 96: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

vii

Gudang Penyimpanan Gula Semut Gula Merah Koin

Penjualan gula kepada Pengepul Penimbangan Gula Merah

Dlebug Tempat membawa Gula Pencatatan Hutang penderes

Page 97: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

viii

Lampiran II Transkip Hasil Wawancara

Keterangan:

N: Nara Sumber

Transkip Wawancara Pengepul Gula Merah Kelapa

Wawancara 1

Informan : IP

Usia : 29 tahun

Tanggal : 08 Maret 2017

Lokasi : Desa Segaralangu

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pekerjaan : Pengepul

Tahun Mulai Usaha : 2013

Jumlah Tanggungan : 4 orang

N : Bagaimana awal pertama jadi pengepul gula merah ?IP: Pertama jadi pengepul, intinya kan dulu harga gula cetak turun mba, hanya6.500. Akhirnya kita sebagai penderes tidak cukup untuk memenuhi kebutuhankeluarga, akhirnya cari yang suka cari-cari gula kristal ke Sidadadi. Waktu ituharga gula kristal 11,5 kan yang dari 6.500 ke 11.500, kan selisihnya cukupbanyak. akhirnya temen-temen banyak yang ikutan, gulanya dikumpulkan kesaya disini. Dari sini nanti yang jualin ke sananya mba.

N : Tapi sebelum jadi pengepul gula kristal, ibu ngepul gula merah cetak?IP : Oh tidak, tadinya saya penderes gula cetak yang dijual ke rumah PakDarsimin. Trus pas sudah mulai bikin gula kristal, akhirnya kan banyaktemennya yang juga ikut produksi kristal, akhirnya dikumpulkan di sini saya jaditukang ngejualin sampai sekarang.

N : Bagaimana proses jadi pengepul gula merah?

Page 98: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

ix

IP : Ya awalnya kan orang orang pada kesini sendiri, jadi ngga harus ambilkesana kalo saya. Misanya ada penderes yang jauh kesini trus disini dikumpulkanbegitu. Nanti kalau sudah banyak ada tengkulak yang kesini beli. Jadi aku nggaharus anter, ada penjualnya sendiri. Misalnya gulanya sudah banyak seperti dulukan paling besar 5 kw atau berapa, kan dulu temennya belum banyak. ya nantisetiap satu minggu sekali atau setengah bulan sekali, pengepul ambil gulanyakesini.

N: Sepertinya itu ada gula cetak juga bu?

IP: Ohh, iya ada mba. Tapi tadi habis dibawa yang cetak, habis dimuat jadisedikit.

N : Apakah tengkulak yang memuat gula cetak dan gula kristal sama?

IP : Beda mba bosse, kalau gula cetak saya ikut ke Pak Kodir dari Cipari. Kalaugula kristal ke Kristiawan Kedungreja. Kalau itu di tempatnya Bu Tursini yasama saja, gula cetak punya Pak Kodir, gula kristal ke pak Kristiawan.

N : Ibu kalau beli ke penderes berapa harga gulanya?

IP : Kalau sekarang kan lagi turun, cuman 11.500 untuk gula semut, kalau cetak8.000- 8.500.

N : Kenapa untuk gula cetak harganya bisa berbeda?

IP : Soalnya ada yang berjamur seperti ada sedikit bintik-bintik putih padagulanya.

N : Kalau dihitung-hitung, berapa keuntungannya selama satu mingu?

IP : Kalau gula kristal satu minggu bisa dapat satu ton, kalau gula cetak sekarangkan rata-rata beralih ya paling besar dapat 10 bungkus. Kalau dihitung satuminggu sekitar 800.000 kalau satu bulan satu juta lebih.

N : Apakah ibu punya orang yang bantu untuk bungkus gula merah?

IP : Engga mba, soalnya dari petani kan setor sudah dibungkus seperti ini. Nantidisini hanya nimbang saja. Dari sini tinggal pas-passin saja beratnya. Kan satuplastik yang di setor ke tengkulak 10 kg, nah kalau satu plastik 10 kg nya kurangya saya tambahin, kalau lebih ya saya kurangin.

N : Harga gula ditentukan siapa bu?

IP : Ya dari tengkulaknya, jadi kalau saya paling tawar menawar sedikit nantiuntuk menyesuaikan saya beli gula merahnya ke penderes.

N : Apa pernah ada permasalahan antara ibu selaku pengepul dengan penderes?

IP : Tidak sih, tidak pernah ada masalah.

N : Apakah ibu melihat bahwa penderes kepada ibu dan suami, memiliki sikaplebih menghormati seperti kepada bos?

Page 99: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

x

IP : Kalau menurut saya ya biasa saja, seperti teman. Pokonya prinsip sayasekeluarga itu menganggap penderes memang sudah seperti teman atau keluargasendiri. Lagian juga yang nderes kan rata-rata umurnya lebih tua daripada saya.

N : Apakah disini ada sistem bon (hutang), kalau ada apakah harga gula yang ibubeli harganya sama untuk yang memiliki bon maupun yang tidak?

IP : Ya disini ada, tapi kalau beda harga sebenarnya kan tergantung pengepulnyamasing-masing. Kalau saya si disama ratakan, paling beda kalo kualitas gulanyabeda.

N : Apakah uang yang ibu pakai untuk modal memberi hutangan dan modalmembeli gula kepada penderes dari tengkulak?

IP : Ya engga lah mba, modal dari saya kumpulkan sedikit-sedikit dari waktusuami saya nderes.

N : Apakah ada perjanjian tertentu ketika penderes meminjam uang?

IP : Ngga ada mba, terkadang hutang kan terserah dari pihak penderes,sebutuhnya. Nanti bayarnya juga seikhlasnya. Misalnya sekarang penderes jualgula trus dia punya bon 1 juta, trus penderes itu mau nyicil 100.000 atau berapaya baru saya terima. Kalau dari pihak penderes yang hutang itu belummenyatakan untuk membayar atau mencicil hutangnya ya saya belum minta. Jadingga saya potong dari harga gula atau apapun. Masalahnya kadang kankebutuhan tidak pasti, misalnya kalau saya mau motong dari harga jual gulanyatakutnya orangnya lagi butuh, suka kasihan. Jadi saya diam saja walaupun lama.Memang jadi pengepul resikonya besar, kadang juga sering terjadi kalau sudahpinjam ya susah bayarnya.

N : Biasanya penderes hutang buat keperluan apa?

IP : Ya ngga tau buat apa, kadang buat kebutuhan pribadi. Kalau saya sih kasihhutangan uang paling besar kan cuman 3,5 juta. Tapi ada juga yang ngebonpaling 100.000, 200.000.

N : Apa ada yang menyetor gula kesini tapi juga nyetor ke tempat lain?

IP : Ya ada saja yang seperti itu misalnya disini punya hutang trus disana ditempatnya pak Darsimin punya hutang ya pasti ada saja yang seperti itu, dibagi-bagi. Kalau sudah seperti itu akhirnya pengepul yang bingung, sedikasihnyaakhirnya. Misalnya mau jual kesini yang diterima, jual kesana ya diterima.

N : Kalau seperti itu apakah ketika meminjam lagi akan di berikan pinjaman lagi?

IP : Ya engga lah, kan sudah keluar dari aturan jadi ya sudah tidak di kasih.

N : Kenapa ibu sampai berani memberikan hutangan tanpa perjanjian?

IP :Ya soalnya kalau disini kalau jadi pengepul ngga ada sistem ngebon pastingga punya temen. Kalau disini misalnya penderes sudah nyetor gula berapa kilo,pasti terus pada minta bon. Jadi bon itu ibarat buat pegangan atau pengikat biar

Page 100: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xi

penderes tidak pergi ke pengepul lainnya. Kadang yang seperti itu saja masih adayang kesana-sana jualnya.

N : Apakah menurut ibu penghasilan menjadi pengepul gula mencukupi untukkebutuhan keluarga?

IP : Ya lumayan lah penghasilan jadi pengepul. Bisa buat beli motor, bikin rumahjuga. Lumayan bisa buat setor bank, kalau disini modelnya mau ngapa-ngapainpasti htang bank dulu nanti baru buat beli motor, mobil, atau apa. Soalnya kalaukumpulin sendiri di rumah habis mba.

Wawancara 2

Informan : SF

Usia : 44 tahun

Tanggal : 05 Maret 2017

Lokasi : Desa Cisuru

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pekerjaan : Pengepul

Tahun Mulai Usaha : 2009

Jumlah Tanggungan : 4 orang

N : Mengapa memilih menjadi pengepul gula merah dan bagaimana awalmulanya?

SF : Ya memang dirasa enak gitu kayaknya jualan gula merah. Kalo dari orangtuakan juga dulunya pedagang, cuman bukan gula merah, dulu kan belum ada.

N : Bagaimana proses pengerjaan menjadi pengepul gula merah?

SF : Ya awal-awalnya kan tadinya penderes yang jual ke saya, trus kalo penderesbutuh uang saya yang nyukupin. Ya istilahnya kalo disini ngebon gitu. Yaudahabis itu jalan kaya gitu terus. Nanti bayarnya tergantung, kalo sananya lagilonggar terus nyetor gula ke saya nanti bisa dipotong buat bayar bonannya. Tapikalo kaya sekarang harga gula lagi murah, uang dibawa, belanjaan juga kadangdibawa. Kan saya ngumpulin gula, nanti kalo udah kekumpul diambil samabosnya, kalo saya ke bu haji mirin orang mekarsari, kalo gula kristal sama pakSadam.

N : Berapa jumlah penderes yang menyetor ke anda?

SF : Banyak, sekitar 40 an ya ada. Dari awal-awal dulu sih paling 20-25 orang.

Page 101: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xii

N : Apa ibu ada pembukuannya?

SF : Ada kalo yang punya utang ke saya saya catet, tapi kalo ngga ada bon yaengga.

N : Penderes yang menyetor dari mana saja?SF : Sekitar sini aja.

N : Apakah anda menyewaan pohon kelapa untuk dideres kepada penderes?

SF : Iya, ada. Harga sewanya beda-beda tergantung tempatnya. Kalo yangpohonnya di gunung 1 kg per bulan, tapi kalo di perkampungan ya 1 ¼ kg,kadang ada yang kasih 1 ½ kg per bulan. Kalo yang rumahnya jauh ya bayarnyadiduittin aja.

N : Ada berapa pohon yang ibu sewakan?

SF : Ada sekitar 40 pohonan ada.

N : Berapa harga gula yang anda beli ke penderes?

SF : Kalo yang punya utang sekarang 7.500, kalo yang ngga punya utang 8.500.

N : Kalo yang punya utang ada kewajiban untuk bayar seminggu atau sebulanberapa ngga sih bu?

SF : Ngga ada, walaupun diwajibin juga susah dikampung mah

N : Berapa keuntungan anda dalam satu minggu/satu bulan?

SF : Ya 500.000 seminggu dapet lah, ngga usah besar-besar. Tapi ngga samayang lain-lain kaya warung, apalagi penyewaan pohon itu masuknya ke individu.hehe

N : Harga jual beli gula merah ditentukan oleh siapa?

SF : Ya nego kita, kalo harga lagi ngga stabil nego saya sama bosnya. Tapi kalosaya sama penderes ya saya yang nentuin.

N : Apakah pernah ada permasalahan antara anda dengan penderes seperti apabiasanya?

SF : Ya paling itu masalah bon-bonan, tapi ya kita sabarin aja. Kadang nih yahmba contohnya penderes ambil ke saya minjem 5 juta umpamanya, nah nantiudah tinggal 3 juta apa berapa lah dia minta lagi. Nah otomatis kan saya nggakasih ya, karena ngga dikasih akhirnya pindah ke yang lain, kah akhirnyangurangin lagi gula yang masuk ke saya.

N : Apakah semua penderes yang menyetor gula ke anda menganggap andasebagai bos/ atasan?

SF : Kalo saya sendiri sih ngerasanya saya sama penderes sama aja, tapi ya nggatau tanggepan penderesnya.

N : Apakah ada ikatan keluarga antara anda dengan penderes?

SF : Ya banyak yang masih keluarga, tapi kalo yang buka keluarga juga udahdianggep keluargalah. Orang masih satu kampung ya udah kaya keluarga

Page 102: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xiii

N : Apa kalau pinjam uang tidak ada perjanjian apa-apa?

SF : Ngga ada, ya modal kepercayaan aja.

N : Apakah anda merasa dipatuhi/ didengar oleh penderes?

SF : Ya kalo kita ngarahinnya bener ya InsyaAlloh, alhamdulillah gitu.

1. N : Apakah anda memberi perlindungan bagi penderes yang memiliki masalahcontohnya anak sakit atau lainnya? (Seperti orangtua kepada anak)SF : Ya pernah, sering malah. Kalo disini sih ngga sodara, ngga tetangga ikatankekeluargaannya bagus sih. Seumpamanya penderes saya ada yang sakit masukrumah sakit, kompak disini mah. Kadang ada yang dateng ke saya “gie arepbesuk kapan, ayuh pada mangkat” kan mobil kadang pakai mobil saya, disini kanudah ada mobil.

2. N : Apakah anda membantu materi- non materi ke penderes anda ketika merekamemiliki hajat atau kebutuhan?SF : Ya alhamdulillah, walaupun bantunya kadang dia minta sayuran. Walaupunyang dimaksud minta itu ambil dulu, setelahnya dia hajatan itung-itungan. Yapokonya kadang-kadang sampai ada yang ketutup, ada yang kurang. Sampaisekarang juga ada yang ngga kebayar gitu ya banyak.

3. N : Apakah ada penderes anda yang menyetor ke pengepul lain, jika iyabagaimana sikap anda?SF : Banyak, kalo disini mah rata-rata ada yang 2-3. Malah ada yang kadangpengepul yang pendatang pake mobil, pake motor. Kalo saya sikapnya ya gimanasih ya, paling suka ngingetin aja “tolong lah diperhatiin ke saya, kalo memangsitu kurang cocok dengan harga saya, tutup utang ke saya “ saya palingngomongnya sama yang punya utang ke saya, kalo sama yang ngga punya utangsaya mah ngga masalah. Mau jual kemana saja saya mah bebas.

4. N : Apa yang anda berikan kepada penderes sebagai bentuk suatu ikatan?SF : Ya engga, sananya yang minta. Saya ngga pernah nawarin butuh uang berapagitu.

5. N : Apa ibu ngga pernah ada rasa khawatir nanti kalau ngga ada yang nyetor gulake ibu lagi gimana?SF : Tadinya kan awal-awalnya bagus. Waktu awal-awal saya jadi pengepul kandisini belum banyak yang beli gula disini, jadi kebanyakan masuknya ke saya.

N : Memangnya selain cari untung apa ada hal lain yang ibu dapat dari penderes,ko sampai percaya kasih bon ke penderes tanpa perjanjian dan sebagainya?

SF : Apa sih ya, ya ngga ada kayaknya, kita mah pasrah aja sama yang kasihhidup. Ada mba nih, orang ngambil uang, waktu pertama ngambil lunas udahyah, trus ngambil yang kedua udah ngga pernah kesini-sini lagi. Kan orangnyamasih satu kelurahan tapi bukan orang sini, kalo ditagih kadang saya kerumahnyaorangnya lagi ngga ada, kalo ada orangnya katanya gulanya ngga ada, soalnya

Page 103: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xiv

saya juga males nagihin kerumah-rumah. Soalnya dirumah kan juga sibuk nggaada waktu jadi pasrah aja lah.

6. N : Sekarang kan banyak yang buat gula semut, ini ibu gimana prosespemasarannya?SF : Kalo gula semut susah masarinnya. Saya kan ngambil gula semut jugakarena penderes disini kan pada bikin gula semut. Harga gula semut sama gulakoin selisihnya banyak. Jadi kalo gula semut lancar kayaknya bakalan beralihsemua ke gula semut. Cuman karena sekarang lagi susah, uangnya susah danpemasarang juga susah makannya saya stop. Saya bilang ke penderes, kalo maubikin gula semut silahkan, tapi saya mintanya gula koin.

7. N : Selama anda menjadi pengepul, bagaimana anda melihat perkembanganindustri rumahan gula merah di Cipari, semakin menurun atau naik?SF : Alhamdulillah, kalo bagi saya sendiri maju mba. Kalo buat sehari-hari yabisa lebih lah buat makan.

8. N : Ibu punya mobil dari jualan gula?SF : Iya, cuman kalau mutlak nabung saya ngga bisa. Jadi saya ngutang ke bankdulu. Baru saya bayar pake jualan gula.

9. N : Apa harapan anda kepada Penderes?SF : Ya mudah-mudahan lebih baik. kalo ekonomi penderes baik kan otomatishutang ke saya dipikirin.

10. N : Kalo ibu lihat bagaimana penderes yang sudah menyetor ke ibu selama 15tahun, apa ada perubahan secara ekonomi?SF : Jangankan 15 tahun, yang 2 tahun 3 tahun kalo dianya priyatin ya cepetmaju. Ya tergantung orangnya sih yah, kalo orangnya ke utang kadang suka sulitya kebetulan kemajuannya agak sulit. Soalnya kalo dikampung kan cara kitautang jalannya, cuman kita harus tau aturannya. Banyak yang anak buah sayayang baru berapa tahun 5 tahun lah, yang bisa bikin rumah. Walaupun bukanhasil dari nyadap aja jadi ada sampingannya.

11. N : Apa ibu ada orang yang bantu untuk nata gula?SF : Engga, tata sendiri saya dibantu sama anak saya.

12. N : Sekali angkut berapa bu?SF : Ya 50 bal, per balnya 10 kg.

13. N : Seminggu berapa kali?SF : Ya kadang 2 kali.

14. N : Apa ibu bikin gula juga?SF : Dulu bikin, saya dulu bikin waktu gula masih sedikit, saya cetak gula BSatau gula yang yang dicampur sama gula pasir. Tapi sekarang udah engga,soalnya dihitung-hitung ngga ada hasilnya. Sekarang udah gula koin asli semua.

15. N : Disini gulanya pakai obat ngga bu?

Page 104: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xv

SF : Emang pake obat, tadinya waktu bikin kristal ngga pake obat. Tapikan padakembali lagi ke koin, kalo ngga pake obat gulanya item dan cepet lembek.Kadangan kalo dibawa dari sini ke semarang atau ke Jakarta suka dibalikin lagi.Jadi sama bosnya suruh dikasih obat lagi.

Wawancara 3

Informan : KA

Usia : 60

Tanggal : 03 Maret 2017

Lokasi : Desa Segaralangu

Status Pekerjaan :Pengepul

Tahun Mulai Usaha : 2014

Jumlah Tanggungan : 5 orang

N : Mengapa memilih menjadi Pengepul gula merah dan bagaimana awalmulanya?

KA : Lah namanya orang usaha, ya sedikit-sedikit pengen punya peningkatan.Awalnya kan saya nderes, tapi sekarang udah engga dari 3 th lalu. Cumanpohonnya diparo, jadi giliran ke penderesnya 3 hari ke saya 3 hari. Dulu sayaawalnya kan kumpulin sedikit demi sedikit beli ada yang jual ke saya.

N : Bagaimana proses pengerjaan menjadi pengepul gula merah?

KA : Ya kalo namanya orang bisnis yang dicari kan keuntungan yah, namanyaorang jualan kan awalnya ada yang pinjem uang sediki, ya si penderes kalo adadikasih. Nanti kan dibayarnya sama gula, soalnya sini jualnya gula ya bayarnyagula.

N : Berapa jumlah penderes yang menyetor ke anda?

KA : Ada sekitar 15 orang, kalo dulu awal mula ya paling 2-3 kan soalnyakesebar dari obrolan temen-temennya, lama-lama jadi banyak.

N : Penderes yang menyetor dari mana saja?

KA : Orang sini-sini aja sih.

N : Apakah anda menyewaan pohon kelapa untuk dideres kepada penderes?

KA : Ya itu yang di paro itu buat giliran. Sistim bayarnya kan paro badeg. Kalosetornya gula namanya sewa gula. Total pohon semuanya sekitar 25 pohon.

N : Berapa harga gula yang anda beli ke penderes?

Page 105: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xvi

KA : Kalo sekarang 8.000 dan 8.500 soalnya beda yang ada bon sama engga.bedanya 500.

N : Berapa keuntungan anda dalam satu minggu/satu bulan?

KA : Kalo itu sih tidak bisa menentukan sih ya. Apalagi kalo yang gula kristalsekarang itu gulanya udah dibawa tapi dibayarnya baru separo udah satu bulanlebih. Kalo memperhitungkan untungnya sih ngga ada untungnya itu. Disini udahbeli dari penderes, tapi yang dibawa bosnya belum dibayar semua udah berbulan-bulan, kalau dipikirkan ya ngga ada untungnya, jadi uangnya ngga bisa jalan buatmutar.

N : Apa bapak sekarang masih nerima gula kristal?

KA : Kalo sekarang yang bikin jugakan ngga ada, soalnya penderes tau simasalahnya. Kalo sekarang saya bilang ke penderes untuk berhenti dulu gulakristalnya, dibikin gula cetak aja. Walaupun murah gula cetak kan lancar.

N : Bapak ngangkut ke bos gula cetak seminggu berapa?

KA : Ngga pasti sih ya, kadang sekitar 3 kw, ngga banyak si. Tapi kalo lagibanyak 6 kw. Satu minggu cuman sekali setiap hari minggu aja. Jumlahnyaberapa ngga bisa dipastikan, soalnya penderes kadangan nyetor kesana, kesinibandarnya ngga cuman satu, ada dua atau tiga.

N : Dari bos berapa dibelinya pak?

KA : Berapa sih ya, kalo sekarang gula lagi ngga ada harganya sih ya palingandibeli 9.000, paling selisih 500.

N : Apakah anda mempunyai pekerja (menata gula atau sebagainya), jika iyaberapa?

KA : Ngga ada mba, ya sendiri. Soalnya kalo ada orang nanti ada keuntunganmalah buat orang lain.

N : Harga jual beli gula merah ditentukan oleh siapa?

KA : Ya kalo saya sama penderes ya saya, kalo saya sama bos ya bosnya yangnentuin. Rata-rata memang begitu ya.

N : Apakah pernah ada permasalahan antara anda dengan penderes seperti apabisanya?

KA : Sebenernya kalo masalah itu kalo dipikir-pikir bagi saya ngga ada masalah.Kadang-kadang bagi si penderes yang ada masalah, kadang-kadang pinjam uangudah dikasih gulanya ngga datang. Ada yang kaya gitu, banyak malah jadi uangitu berhenti di sipenderes.

N : Kalau ada yang seperti itu bagaimana pak?KA : Ya namanya hutang kan wajib ditagih. Trus umpamanya sekali, duakali,tiga kali ngga ngasih ya terserah itu kan resiko sendiri. Kalo udah begitu ya saya

Page 106: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xvii

sabar-sabar aja. Tapi kadang-kadang ya gini akhirnya “biarin ngga setor gula,yang penting dikembalikan uang”.N : Apakah semua penderes yang menyetor gula ke anda menganggap andasebagai bos/ atasan?

KA : Kalo saya sih ngga perlu begitu sih. Kadang-kadang fikiran orang itu kanbeda-beda. Tapi ada sih, pasti ada tapi ya ngga semua.

N : Apakah ada ikatan keluarga antara anda dengan penderes?

KA : Ya ada sih, kalo di daerah sini ya rata-rata keluarga. Kalo di daerah sini sikebanyakan masih berkaitan atau masih sebuyut.

N : Apakah anda merasa dipatuhi/ didengar oleh penderes?

KA : Kalo begitu sih kadang ada yang nurut ada yang engga.

N : Biasanya penderes itu ngebon buat apa pak?

KA : Kalau penderes pinjam uang itu banyak alasannya. Namanya jugakebutuhan orang ya macam-macam, buat beli kebun, anak sakit minta ditolongin, bahkan saya biasanya kasih buat lunasin hutang dia ke pengepulsebelumnya, nanti dia jadi setor ke saya gulanya. Soalnya hutangnya kan jadi kesaya. Namanya orang kan harus tolong menolong kalo ada ya dikasih, kalo nggaada ya apa yang mau dikasih. Kalo umpamanya anaknya sakit, bapaknya yangnderes sakit ya perlu dikasih. Wong yang usaha nderes kan bapaknya.

N : Apakah anda membantu materi- non materi ke penderes anda ketika merekamemiliki hajat atau kebutuhan?

KA : Itu sih suatu kepastian, kadang-kadang sana yang minta kan, ini saya butuhini butuh ini gitu.

N : Apakah ada penderes anda yang menyetor ke pengepul lain, jika iyabagaimana sikap anda?

KA : Ya ada, kalo saya gimana sih ya. Kalo negur juga belum pernah sih yah.Umpamanya “oh kamu punya utang banyak kesana kesini” gitu ngga pernah,kalau kaya gitu gimana sih ya namanya utang-utang sendiri yang penting kan dianyetor gitu. Saya ngga berani bilang begitu, itu resiko sendiri. Pasti sananyabilang “saya utang-utang sendiri yang penting kan dibayar kan”.N : Bagaimana cara bapak biar penderes tetep nyetor ke bapak?

KA : Ya gimana ya, palingan ya kalo ada orang dateng utang uang buat nutuputangnya ke bos yang disana, ya saya fikirkan tapi saya liat orangnya. Yanamanya orang kadang udah ditutup gulanya masih disetor ke orang lain.

N : Apa bapak ada perjanjian dengan penderes ketika meminjamkan uang?

KA : Ya ngga ada wong kaya gini, yang penting perjanjiannya gula. Palinganmodalnya ya percaya aja

Page 107: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xviii

N : Selama anda menjadi pengepul, bagaimana anda melihat perkembanganindustri rumahan gula merah di Cipari, semakin menurun atau naik?

KA : Ya kalo itu sih gimana kelancara gulanya ya. Kalo untuk gula cetak ya pastilanjut dan bakal laku terus, soalnya banyak digunakan kaya bikin kecap dansebagainya. Kalo gula kristal kan katanya eksport, tapi ya bener atau engganyasaya ngga tau. Dulu soalnya kan bilangnya ada uang ada barang, lha ini adabarang ngga ada uang. Ngambil gula kristal disini, gulanya dibawa dulu. Iya kaloninggalin uang berapa-berapa gapapa, lah ini engga.

N : Jadi menurut bapak cukup ngga penghasilan jadi pengepul gula merah?

KA : Ya cukup ngga cukup sih ya, namanya orang kan pengen punya mobil satupingin dua.

N : Apa harapan anda kepada Penderes?

KA : Ya apa sih ya, wong saya kan kaya gini itung-itung nolong penderesnamanya mereka kan orang butuh, kadang kepepet saya pinjemin uang buat anu,buat anu. Ya palingan pinginnya kalo ada hutang ya ngerasa lah gitu.

Wawancara 4

Informan : KS

Usia : 58 tahun

Tanggal : 06 Maret 2017

Lokasi : Desa Cisuru

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pekerjaan : Pengepul

Tahun Mulai Usaha : 2011

Jumlah Tanggungan : 7 orang

N : Mengapa memilih menjadi pengepul gula merah dan bagaimana awalmulanya?

KS : Awalnya coba-coba dulu, pilih gula soalnya dari hatinya ngerasa senengkayaknya kalo jadi penjual gula, lingkungan yang banyak penderes kan jugamendukung. Sekarang saya sudah ngga kepingin jualan lain-lainnya lagi. Kalo

Page 108: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xix

dulu saya kan jahit baju, trus bosan akhirnya pindah haluan jadi pengepul gula.Semuanya saya rintis sendirian.

N : Bagaimana proses pengerjaan menjadi pengepul gula merah?

KS : Prosesnya kan biasanya ada orang butuh dana, akhirnya ngebon dulu kesini,pokonya ngebon, ngebon, dan ngebon. Trus saya bilang yang penting gulanyananti dijual kesini ya. Hutangnya ya kadang dibayar langsung, kadang nyiciluang.

N : Berapa jumlah penderes yang menyetor ke anda?

KS : Jumlahnya tidak pasti berapa-berapanya sih, kalo disini pengepul agaksusah karena ada saingannya. Kadang juga udah ngebon kesini, trus ada pengepulyang beli dengan harga beda 100, 200 sananya lebih tinggi ya akhirnya gulanyadibawa kesana. Tapi ngga semua penderes begitu, kalau yang setia ada sekitar 15orang kurang lebih.

N : Penderes yang menyetor dari mana saja?

KS : Kalo yang setor ada RT Barat, RT atas, ada orang dari Kedung Duren jugaada yang langsung anterin kesini.

N : Apakah anda menyewaan pohon kelapa untuk dideres kepada penderes?

KS : Engga mba, ngga punya. Soalnya bukan dari keluarga penderes juga, bikingula juga ngga bisa.

N : Berapa harga gula yang anda beli ke penderes?

KS : 8.500

N : Berapa keuntungan anda dalam satu minggu/satu bulan?

KS : Ya kadang kan angkut gulanya satu minggu sekali, kalo untunya saya ambil600-700 perak/kg. Sekali angkut satu ton gula.

N: Apakah anda mempunyai pekerja (menata gula atau sebagainya), jika iyaberapa?

KS : Engga ada, saya sendiri. Kalau ada yang bantuin nanti saya kerja gimana.Jual gula ya kan ini salah satu kerjaanku nata gula juga.

N : Apakah ada pekerjaan/ usaha lain yang anda geluti selain menjadi pengepul?Jika ada mengapa?

KS : Ya ada, saya sedikit-sedikit berkebun.

N : Harga jual beli gula merah ditentukan oleh siapa?

KS : Ih, ya saya lah mba. Kalau sana (penderes) yang nentuin nanti jual gulanyamahal.

N : Apakah pernah ada permasalahan antara anda dengan penderes seperti apabisanya?

KS : Alhamdulillah belum pernah, jangan sampai lah ya.Tapi ya kadang-kadangada, kadang masalah bon numpuk kebanyakan akhirnya ribut. Tapi kalau

Page 109: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xx

masalah harga ya alhamdulillah penderes ngga pada nggerutu, soalnyakan sayajuga harganya hampir sama denganpengepul lainnya. Tapi kalau cari untungnyakegeden ya pada protes penderes.

N : Apakah semua penderes yang menyetor gula ke anda menganggap andasebagai bos/ atasan?

KS : Lah ya ora lah, aku sih ora kaya gue ya. Masio kaya juragan karo bos tapiya aku ora, sing penting brati ibaratte aku esih kanggo nang tukang nderes. Soalletukang nderes sing nggawa gula mengeneh, aku sing wedi karo tukang nderesmalah. Nah nek aku wis ora kanggo nang tukang nderes kan berarti gulane wisora di dol meng ngeneh mesti di dol mengaring liane.

N: Apakah ada ikatan keluarga antara anda dengan penderes?

KS : Yang punya ikatan keluarga ada, terkadang yang namanya penderes denganpengepul juga sudah seperti keuarga. Misalnya mau kondangan pasti penderes,“sini minta uangnya dulu 20.000 buat kondangan” begitu. Justru lebih dekatdari itu. Ya pokonya terkadang kalau butuh apa seperti buat keperluan anak PKL,piknik, pokonya pasti minta dulu kesini.

N : Apakah anda membantu materi- non materi ke penderes anda ketika merekamemiliki hajat atau kebutuhan?

KS : Ya tinggal sananya (penderes) minta atau tidak, kalau tenaga biasanya yaengga kalau jauh-jauh rumahnya.

N : Apa ada seperti perjanjian ketika dalam proses peminjaman (bon)?

KS : Ya ngga ada, walaupun ada yang sudah hutang uang sekian juta nanti kalautiba-tiba nderesnya susah hutangnya banyak ya pergi ke jakarta dulu biasanyaakhirnya ngga bisa bayar hutang, juga ngga bisa setor gula. Kadang ada aja yangbandel soalnya hutang sana sini tapi nderesnya males. Kalo sudah seperti itu yagimana lagi, mau diambil barangnya ya ngga ada yang bisa diambil, soalnyasananya juga ngga punya apa-apa.

N : Kalo ada yang hutang belum lunas trus mau ngebon lagi gimana?

KS : ya dilihat dulu orangnya nderes apa engga, gulanya bagus apa engga. kalaukelihatannya gulanya bagus ya saya kasih bonan lagi. Pokonya modalkepercayaan saja lah mba.

N : Apa yang ibu dapatkan selain hal yang bersifat non materi dari penderes?

KS : Ya jadi nambah sodara sih mba. Pokonya saya sama penderes sudah merasatresna seperti saudara sendiri. Dari pihak sana (penderes) kalau mau apa-apa jugapasti ngomog, seperti mau beli motor pasti “ni aku mau beli motor, sinihtambahin dulu”. Ruginya engepul gula ya memang dari bon-bonan. Kalauuntung si pasti untung, walaupun cuman 600-700.

N: Selama anda menjadi pengepul, bagaimana anda melihat perkembanganindustri rumahan gula merah di Cipari, semakin menurun atau naik?

Page 110: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxi

KS : Kalau untuk kedepan, saya melihat bahwa menjadi pengepul gula merah ituuangnya jelas ada dan lumayan, tapi uangnya di penderes. Misalnya maudikeluarkan mau buat kebutuhan ya ngga bisa dikeluarkan. Tapi jika melihat daritahun 2011 sampai sekarang gulanya tambah banyak yang setor ke saya terutama.Kalau dulu waktu pertama kan paling 15 plastik.

N : Apa harapan anda kepada Penderes?

KS : Harapan saya kan soalnya kan sama-sama butuhjadi harapannya gulanyajangan dijual ke lainnya. Ya walaupun hutangnya berjuta-juta ya ngga papa, yangpenting gulanya tetep ke saya.

N : Apa ibu tidak pernah bilang untuk tetap ke ibu nyetor gulane?

KS : Ya pernah, tapi kadang tetep ngumpet-ngumpet jualnya. Kadang sudah anabon disini, trus gulanya ngga dateng-dateng ternyata sudah dijual ke tempat lainbilang ke saya tidak nderes. Nah itu dia bejatnya pengepul gula, sekarang pintarpenderesnya, pengepul dibohongi sama penderesnya. Tapi ya ngga semuanya,hanya beberapa. Yang bener-bener hutang dan bayar juga banyak, nanti biasanyakalau sudah selesai hutangnya baru hutang lagi. Pokonya kalau hutang sudahketutup baru hutang lagi.

N : Cara ibu untuk mengantisipasi penderes tidak menjual gula ketempat laingimana bu?

KS : Ya caranya kalau saya beli gula, saya kasih harga umum jadi ngga neko-neko. Nah itu saya kasih hutang uang kan dikasih niatnya buat ngiket biargulanya kesini terus. Tapi sekarang sedihnya sudah diiket pakai uang juta-jutaannanti ada yang beli lebih mahal sedikit misalnya lebih tinggi 100.000 akhirnyagulanya disetor ke yang lebih tinggi. Kadang sampe saya jengkel, tapi saya nggapernah ngomong apa-apa sih.

Page 111: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxii

Wawancara 5

Informan : SU

Usia : 55 tahun

Tanggal : 07 Maret 2017

Lokasi : Desa Segaralangu

Status Pekerjaan : Pengepul

Tahun Mulai Usaha : 2013

Jumlah Tanggungan : 7 orang

N : Mengapa memilih menjadi pengepul gula merah dan bagaimana awalmulanya?

SU : Awalnya kaka saya yang sudah jadi pengepul. Lalu saya disuruh buat beligula, saya aslinya kerjanya tukang sadap karet. Katanya saya disuruh belajar jadipenjual gula soalnya saya kan tambah tua nanti tidak mungkin kerja terus. Nahsaya akhirnya bilang ke sodara-sodara sendiri, saya mau beli gula lalu saya suruhmereka buat jual gulanya kesini, lalu temen-temen saya yang penderes pada taukalau saya beli gula. Lalu kalau ada orang butuh nanti ngebon kesini tapi gulanyakesini. Trus nanti kalau sdah ada kesempatan nyicil ya hutangnya dicicil, kalaubelum ya belum.

N : Bagaimana proses pengerjaan menjadi pengepul gula merah?

SU : Prosesnya orang pada dateng sendiri sih, kan pada tanya apa disini mbandarigula. Intinya ya pertama kesini sebenernya niatnya mau ngebon. kan kalau sayapercaya ngga percaya dulunya tapi ya kan alasannya macam-macam. Kadangbuat beli motor juga gara-gara anak mau sekolah lah, apalah.

N : Berapa jumlah penderes yang menyetor ke anda?

SU : Kurang lebih 30. Cuman yang saya catat ada 22 orang

N: Penderes yang menyetor dari mana saja?

SU : Tembongwangi, Banyu Panas, pasir benda.

N: Apakah anda menyewaan pohon kelapa untuk dideres kepada penderes?

SU : Iya ada 35 pohon kelapa. Itu kan yang disewakan dipilih yang niranyabanyak-banyak.

N :Model pembayarannya gimana bu?

SU : Bayarnya ya pakai gula satu bulan satu kilo tapi ada yang satu setengah kilo.Kalau yang jauh ngga bisa ke sini ya paling bayarnya pakai uang sewa. Tadinya

Page 112: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxiii

ada sistem paron nira tapi sekarang sudah tidak ada, soalnya tenaganya yangmasak disini ngga ada.

N: Berapa harga gula yang anda beli ke penderes?

SU : kalau yang ada hutang 9.000 kalau yang ngga ada hutang 9.200

N : Berapa harga beli gula dari bos anda?

SU : 9.900

N: Berapa keuntungan anda dalam satu minggu/satu bulan?

SU : Ya tinggal dihitung kalau itu tadi 110 plastik. Ya seminggu paling dapetsatu ton.

N: Apakah anda mempunyai pekerja (menata gula atau sebagainya), jika iyaberapa?

SU : Ya ngga ada, saya, suami saya, anak saya, dan menantu paling.

N : Apakah ada pekerjaan/ usaha lain yang anda geluti selain menjadi pengepul?Jika ada mengapa?

SU : Ya cuman nyadap sama jual gula kalau saya.

N: Harga jual beli gula merah ditentukan oleh siapa?

SU : ya kalau saya ke penderes, saya yang nentuin harganya. Tapi tergantungdari bos pusat kalau darisana naik ya saya belinya naik ke penderes, kalau turunya turun.

N: Apakah pernah ada permasalahan antara anda dengan bakul/ penderes sepertiapa bisanya?

SU : Terkadang ya ada, kadang-kadang ada yang penderes sudah hutang ke sininanti hutang ke sana, hutang lagi ke penjual baru. Kalau sudah seperti itubiasanya kalau ditanya suruh bayar uang susah, jual gula juga engga ya akhirnyabiarin saja lah. Siapa tahu nanti sadar kalau kasih hutang seperti itu memangharus sabar.

N : Penderes jumlah bon paling besar berapa bu?

SU : ya 10 juta ada, 5 juta juga ada.

N : Apakah semua penderes yang menyetor gula ke anda menganggap andasebagai bos/ atasan?

SU : Kalau saya ke penderes kepinginnya ngga perlu ngaku bos, orang saya kantermasuknya ke penderes embret. Jelas kalau penderes tidak jual kesini kan sayatidak dapat untung.

N : Apakah ada ikatan keluarga antara anda dengan penderes?

SU :Ada yang ada tapi ada yang ngga ada juga sih.

N : Kalo yang bukan keluarga bagaimana hubungannya dengan ibu?

SU : Ya sama lah, kalau saya sama penderes kan ibarat saya sama anak harusbisa ngemong.

Page 113: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxiv

N: Kalau ibu dengan bos ibu hubungannya bagaimana?

SU : Kalau penderes tidak setor gula ke saya, saya tidak dapat untung. Tapi kalausaya tidak kasih gula ke tengkulak saya, dia juga ngga dapat untung toh. Sama;ah kita.

N: Kalau lebaran ibu ke penderes suka kasih apa gitu ngga bu?

SU : Ya kalau penderes disini kan ngga mau dikasih baju, tapi mintanya uang.Kalau yang setor gula banyak ya dibedakan kasihnya. Pokonya kalau sedikit 3kg ya saya kasih 100-150 tapi kalau banyak 200-250.

N : Jenis gula enten pinten bu?

SU : Ya ada gula super Itu yang bagus, kalau yang kaya ada jamurnya itu KR,kalau gula yang ngga bisa dicetak itu BS atau gula gemblung. Kalau gula BSsaya beli ke penderes 7.000, kalau boss beli ke saya 8.000 pokonya beda 1.000

N: Apakah anda membantu materi- non materi ke penderes anda ketika merekamemiliki hajat atau kebutuhan?

SU : Ya paling kalau hajatan. Tapi paling seringnya juga kondangan biasa, kalaubantu-bantu paling nunggu disuruh kalau tidak disuruh ya ngga.

N : Kenapa ibu percaya kasih bon ke penderes tanpa perjanjian bayarnyabagaimana?

SU : Biasa kalau orang seperti itukan janjinya manis. Bilangnya sudah tidakpunya bonnan trus katanya kebutuhan mendadak kan kalau sudah dengarkebutuhan dadakan suka kasihan. Kadang buat istri melahirkan, bikin rumah, yapokonya macem-macem.

N : Apakah ibu dengan bos ibu juga ada sistem bon?

SU : Ngga ada sih.

N : Apakah ibu punya bos lebih dari satu?

SU : Ya engga, ada bos yang suka minta gula kesini tapi ya ngga saya kasih.Soalnya kalau kebanyakan saya juga bingung tidak ada barangnya. Kalau sayakasih bos yang sekarang kan sudah ada perjanjian, jadi kalau gula sudah dibawaternyata ada penurunan harga nanti harga ke saya tidak boleh turun.

N : Apakah ada penderes anda yang menyetor ke pengepul lain, jika iyabagaimana sikap anda?

SU : Ya ada pasti, cuman pada ngumpet-ngumpet.

N : Selama anda menjadi pengepul, bagaimana anda melihat perkembanganindustri rumahan gula merah di Cipari, semakin menurun atau naik?

SU : ya lumayan kalau buat sambiyan. Kalau saya kan sekarang utamanyanyadap. Kalau banyak sedikit kan tergantung sama musim, kalau lagi musimhujan ya tambah banyak badegge bisa sampai setengah kilo gula jadinya.

N : Apa harapan anda kepada Penderes?

Page 114: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxv

SU : Ya kepinginnya ke penderes yang masih punya hutang ya tetep jual kesini,tapi kalau yang tidak punya hutang sih silahkan dijual ke manapun soalnya sayatidak bisa paksa penderes yang tidak punya sangukutan dengan saya.

Wawancara 6

Informan : TN

Usia : 45 tahun

Tanggal : 09 Maret 2017

Lokasi : Desa Mulyadadi

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pekerjaan : Pengepul

Tahun Mulai Usaha : 1989

Jumlah Tanggungan : 7 orang

N : Mengapa memilih menjadi pengepul gula merah dan bagaimana awalmulanya?

TN : Sejarahnya ya awal mulanya kepikiran buat masadepan anak-anak sih yabingung mau apa, tadinya kan saya di Jakarta cuman trus pulang dirumah maungapain akhirnya jualan saya ada sayuran, beras, gula merah. Dulu waktu puasasaya jual es sama gedang, trus kayu 1 kibik nggo kawitan, ngga punya uang samasekali lha trus kan warungnya udah tambah cabe, tambah sabun, gula pasir lhabaru 3 bulan kemudian trus ada yang utang duit mau jual gula, kan dulu utang20.00-30.000 nanti dikasih gula. Trus udah gitu yang lain-lain jauh-jauh padadatang ada yang utang 100.000-200.000 eh sampe sekarang jadi ada yang utang2.000.000-3.000.000 ya saya sanggupi, jadi uang saya banyak tapi cuman namadoang.

N : Ibu kenal bosnya darimana?

TN : Ya kan saya jual dulu ke pasar, trus kaya begitu terus jual lagi jual lagi.Akhirnya saya bilang ke bosnya, saya boleh ngutang ngga? Kalo saya bolehutang di rumah saya ada yang mau ngebon tapi saya kan ngga punya uang, sayangebon dulu ke bos nanti uangnya saya kasih kesana gulanya saya kasih kesini,ya sampe sekarang.

N : Bagaimana proses pengerjaan menjadi pengepul gula merah?

Page 115: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxvi

TN : Ya kalo itu kan misalnya beli 9.000 trus dijual ke bos 10.000 kan lumayandapet 1.000. kalo proses awalnya kan penderes pinjem uang ke saya, awalnyacuman 10.000-30.000 dulu kan gula sekilo cuman 2.000 pertama dulu malah400-500 trus naik ke 1.000 sampe sekarang 10.000-12.000. kalo udah kekumpulsaya jual ke Cipari ada yang ngepul juga. Ya pokonya penderes kan sengaja jualkesini, nanti disini yang jual ke agennya di Cipari.

N :Seminggu angkutnya berapa kali bu?TN : Ngga seminggu sih ngangkutnya paling 3 minggu, kadang ya 1 bulan.Paling ngga kan 2 mobil sekalian, satu mobil isinya 100 kadang 105 bungkusyang 10 kg. tapi yang jelas mutlak itu satu mobil 100 bungkus. Kalo 100 bungkusberartikan 10 kw yah, berarti itu 1 ton. Tapi kadang ngga pasti bawanya berapaminggunya sebenernya, karena kadang baru ada 50 bungkus udah di telpon inibawa sini itu kalo gula lagi naik.Tapi kalo lagi kendo hampir 1 bulan lebih.

N : Berapa jumlah penderes yang menyetor ke ibu?

TN : Dulu sih banyak ada 25 orang, tapi orangnya pada mati, kalo sekarangpaling ya tinggal 12 orang yang masih rutin, lah yang mati separo. Tapi kalodisini kan emang yang nderes paling 12 apa 13 orang ya nyetornya pada kesinisoalnya ngga ada yang beli gula lagi sih.

N :Tapi bukannya nambah sama yang nderes baru bu?

TN : Engga. kasian banget mana yang pada mati itu orang yang eman-eman, singsayang yang dulu setiap hari kesini ngga pernah jual kemana-mana pasti mau adamau ngga, mau bagus mau ngga, mau gula jelek apa gemblung jual sini semua,tapi itu orang yang kaya gitu udah mati. Kalo udah mati otomatis istrinya kanngga bikin gula trus ada yang nikah lagi tapi bukan tukang gula.

N : Penderes yang menyetor dari mana saja?

TN : Ya daerah sini aja, paling ada yang daerah Cipari, Sorah. Sebenarnya sanabanyak tapi yang satu ada yang jatoh dari pohon glugu akhirnya macet ngga bisanderes lagi, kerjanya sekarang di kebon karet. Waktu itu sebelum pada mati yah,satu minggu 2 ton terus.Sekarang satu bulan baru 2 ton.

N : Apa ibu ngga cari penderes yang lain?

TN : Ya engga, kalo kaya gitu sih ngga bisa dicari mba, soalle kalo kaya gitunanti lama-lama cara anak kecille manja. Jadi harusnya mereka yang nyarisendiri kesini.

N : Apakah anda menyewaan pohon kelapa untuk dideres kepada penderes?

TN : Ada tapi sedikit paling 5 wit. Sebenernya ada 10 wit cuman pada nggaberbuah.

N : Sistim bayar sewanya gimana bu?

TN : Pake gula, jadi satu bulan nggawa gulanya 1 ½ kg satu wit, angger 5 pohonkan berarti 7 ½ kg. tapi malah kadang-kadang 2-3 bulan baru dikasih, aku diem

Page 116: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxvii

ajalah kasian mintanya. Jualnya memang kesini kadang ya kalo 2 ato 3 bulan yaada yang bilang “ge aku mbayar sewa” oh iya berapa, “5 kg”.N : Berapa harga gula yang ibu beli ke penderes?

TN : Kalo pas lebaran kemaren si sampe 12.000 jualnya 14.000, sekarang murahsekarang jualnya cuman 10.000 jadinya waktu kemaren cuman 9.000, sayauntung cuman 3 jutaan belinya 8.500. pokonya kadang dijual kesanan 9.000-10.000, kalo beli ada yang 8.500-9.000 tergantung gimana gulanya. Kalo kayagula gemblung itu kan paling murah harganya biasanya dibelinya sama tukangbikin kecap. Dulu kan sampekan 3 kw, 4 kw dibawa kesana. Lha yang sekarangini udah 5 minggu orangnya belum dateng, padahal orangnya udah saya telponin.Saya udah butuh uang kan waktu itu juga masih kurang bayarnya katanya harirabu tapi ngga dateng-dateng. Yang dulu sampe sekarang 3 tahun belum bayar,tapi emang yang gula gemblung. Trus yang dulu pernah ada udah 5 tahun eh paslebaran kemaren dateng walaupun cuman ada 3 juta.

N : Apa harga beli gula yang penderes ngebon sama engga ada perbedaan?

TN : Kalo dulu memang beda, tapi kalo sekarang dibikin sama. Kalo dulu waktumahal kan yang ngebon aku beli 12.000 yang ngga ada bon 12.500.

N : Kalo dihitung-hitung kira-kira keuntungannya selama satu bulan berapa bu?TN : Ya misalkan kalo satu bulan kan dapet 200 bungkus, sekarang kalo 1 antong100 dari sana kan 90.000 berarti saya untung 10.000 satu kantong. Ya tinggaldikali 10.000 x 200 = 2.000.000. segitu penghasilan saya, ngga banyak lah. Manakadang ngga langsung dibayar lagi.

N : Kalo dari penderes ke ibu kan ada sistem bon, kalo ibu ke bos sana apa adajuga?

TN : Ada, tapi saya sekarang ngga pernah bon sih. Malah sekarang sering sanayang utang ke saya, waktu itu waktu gula lagi mahal trus disini banyak sampepernah 24.000.000 nah saya ngambilnya sampekan malu. Saya minta uangdikasih 3 juta, minta lagi dikasih 2 juta jadi dicicil jadi aku mau buat beli apa-apa lagi susah. Lha sekarang uang 1 – 2 juta buat belanja sehari abis.Padahal sayamasih ada juga utang kesana, cuman kalo saya jual gula bos bayarnya nyicil jadisaya juga bingung mau nyarutang.

N : Apakah anda mempunyai pekerja (menata gula atau sebagainya), jika iyaberapa?

TN : Ngga ada paling anak, saya.Dulu ya ada tapi sekarang yang bantuin udahpada mbojo. Kalo dulu kan soalnya saya berangkatkan gula banyak, trus warungkan cuman saya jadi saya sampe kerepotan. Kalo sekarang warung di 1 RT ajaudah ada 6, jadi saya nanganin warung sama nata gula udah ngga repot.

N : Harga jual beli gula ditentuin sama siapa bu?

Page 117: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxviii

TN : Ya kalo saya ya nantukan bosnya saya dari agen sana, cuman kalo saya kependeres ya saya sendiri yang nentuin. Saya nentuin ya karena memang lihatharga dari bosnya saya dibeli berapa gulanya.Kaya sekarang saya dibeli 10.000ya saya beli ke penderes 9.000.kalo ada bon ya kadangan 8.500, kalo gulagemblung lebih murah lagi, kalo polet ya beda lagi. Kalo gula polet kan kerasgulanya, gara-gara cuaca sih kadangan jadi kurang bagus gulanya.

N :Yang hutang ke ibu rata-rata berapa?

TN : Ya macem-macem ada yang 100, 300,500.Kalo yang paling gede ada yangsampe 5.000.000.ini rata-rata orang sini juga semua ngutang walaupun beceran,jadi saya ngga cuman urusin utangan masalah gula.

N : Apakah pernah ada permasalahan antara anda dengan penderes seperti apabisanya?

TN : Ya kadangan ada sih tapi ngga diambil hati, palingan kadang penderes adayang tiba-tiba nanya “ih bu itu kemaren saya sih jual gula berapa kg ya, kayaknyabukan sekian deh” trus ya saya bilang aja “oh iya berarti saya yang salah nimbangmaaf ya” gitu. Ngga yang cek cok apa gimana si mba. Palingan protes, “inikemaren jual berapa ko uangnya dihitung cuman segini saya dapetnya” kadangankalo begitu kan dari sananya yang salah karena gulanya kan kadang polet jadiharganya kacek 500.

N: Apakah semua penderes yang menyetor gula ke anda menganggap andasebagai bos?

TN : Ya biasa aja, ya kadang kalo saya ngomong suka diturutin sih. Wong yangjadi penderes kan dulu mantan murid saya, kadang mereka bilang itu guruku gurungaji (ke saya).Ini anak ini dulu bapaknya nderes, kalo jual semua ke saya (nunjuk pembeli diwarung). Eh bapaknya mati, trus kan jadi anak yatim trus saya daftarin aja kemusholla, mesjid, desa. Semuanya saya daftarin santunan anak yatim, dulu dapetitu terus.Sekarang udah gede, sekarang udah SMP dulu dari kelas 2 sampekan 6dapet terus, setahun kadang 2 kali.

N : Apakah ada ikatan keluarga antara anda dengan penderes?

TN : Ada, tapi sekarang lagi ngga nderes.

N : Ibu kenapa percaya aja kalau di mintai bon tanpa perjanjian dan sebagainya?

TN : Ya percaya aja wong tetangga sini aja yang pada ngebon mba, kalo yangjauh-jauh kan ada itu yang sodaranya bapak tapi orangnya kan habis jatuh daripohon kelapa, ada 2 sih kadang 5 hari sekali kadang seminggu kesininya kansoalnya jauh. Dia pinjem uang sampe sekarang masih banyak ada 3 juta, tapijarang setor. Jadi kesini jual doang, yang penting dia jual kesini saya bayar trusdia juga belanja, trus lebihannya buat kebutuhan dia dirumah apa kondangan apaaja lah. Saya ngga mikirin apa-apa sih mba cuman percaya aja.

Page 118: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxix

N : Kalo penderes ngebon biasanya buat apa penderes bu?

TN : Kadang-kadang buat ebutuhan lah, buat beli motor. Dulu malah 3 orang akubeliin motor, kan dia ngebon 4 juta, trus suami saya bilang sama yang jual motor“aku ambil motor ini berapa harganya” itu kan macem-macem ada yang 7 juta,5 juta trus saya beli ada yang 3,5 juta trus saya jual ke penderes itu 4 juta. Yamemang kadang bukan motor baru sih, anu second. Jadi itu saya utang bon, diabayarnya pake gula.

N : Apakah ada penderes anda yang menyetor ke pengepul lain, jika iyabagaimana sikap anda?

TN : Ya ada banyak, nyolong nyolong.Ya kalo saya paling-paling pas dia kesinimau jual gula saya nanya, kemaren kamu jual kesana dibayar berapa. Ya kaloudah gitu paling mbene ngaku, iya anu kepepet yu wingi ora ana wong nangumah. Padahal saya selalu dirumah palingan kalo ngga ada ya mandi ato dimusholla.

N : Apa ibu suka bantuin kalo penderes lagi ada masalah atau apa?

TN : Ya engga, palingan kalo sananya minta mau utang beras ato becera.Kalohajatan ya ngambil disini semua. Kalo saya diminta mbantu ya bantu, kalo enggaya engga. kadang disini ambil lehor, minyak beras ya apa aja lah. Nanti kalo udahselese hajatan dihitung trus mbayar. Tapi itu ya ngga saya gabungin sama bongula. Kadangan kalo bon 5-6 juta trus ada yang bayarnya cuman bisa 4 jutasisanya ada 1-2 juta nanti saya masukin ke bon gula.

N : Selama anda menjadi pengepul bagaimana anda melihat perkembanganindustri rumahan gula merah di Cipari, semakin menurun atau naik?

TN : Kalo sekarang semakin sedikit, orangnya pada meninggal.Soalnyakebanyakan kalo bapaknya yang nderes udah meninggal anaknya pada kerjamerantau ke Jakarta lampung.Kalo seumpama bapaknya masih ada utangan nantianaknya kerja trus kalo udah pulang nyicil. Kadang 500 kadang 1 juta, pulangnyakadang kan 1 tahun sekali. Itu yang tadi suaminya penderes, berhubung berantemsama mertua trus akhirnya pergi itu punya sangkutan sama saya bon gula,sekarang suaminya lagi dirumah tapi ngga nyicil ngga apa. Waktu mau berangkatitu suaminya bilang sama aku, aku arep meng jakarta lik soalnya saya berantemsama mertua saya ngebon uang buat berangkat. Trus aku jawabin kamu kanpunya sangkutan sama bos yang lain, kamu hutang aja kesana kalo yang samasaya udah ngga usah ditambah-tambahin udah. Trus katanya dia kesana nggadikasih kembali lagi ke saya, akhirnya yaudah saya kasih. “yaudah kalo bon lagitapi jangan banyak-banyak, tapi kalo kamu puang kamu harus nyicil sedikit-sediki 100 apa 200”. Tapi kenyataannya engga kan, istrinya terus yang disuruhbelanja kesini dia ngga mau tatap muka sama saya, padahal besok katanya udahmau berangkat lagi.

Page 119: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxx

N : Kalo lebaran ibu suka ngasih apa gitu ke penderes ngga?

TN : Ya saya ngasih, kalo sama yang becer aku kasih baju muslim. Kalo samapenderesnya sarung sama baju, kalo ngga sarung sama sendal, kalo ngga bajusama celana. Setiap tahun ganti-ganti sih.

N : Apa harapan anda kepada Penderes?

TN : Ya yang lancar aja setorannya, jangan kesana-sana lagi.Kalo ngebon disiniya ngebonnya harus disini, kalo mau pergi jauh nanti pulang harus nyicilutangnya. Kadang tapi ya ada yang cepet bayar utangnya. Kalo orang sini banyaksih mba, seumpama bilang “saya mau pergi ke Jakarta sini bon” ngga banyak sihpaling 200.000.

Transkip Wawancara Penderes

Wawancara 7

Informan : CH

Usia : 51 tahun

Tanggal : 05 Maret 2017

Lokasi : Desa Cisuru

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pekerjaan :Penderes

Tahun Mulai Usaha : 1983

Jumlah Tanggungan : 5 orang

N : Mengapa memilih menjadi penderes dan bagaimana awal mulanya?CH : Ya gemana si, karena sudah keturunan kali. Orang dari sebelum nikah bapaksaya ya nderes.N : Berapa kali sehari matengin gula merahnya bu?CH : Kalo dibikin gula semut itu dalam sehari dua kali sehari, dulu mah waktupertama sehari banyak ya. Seharinya bisa sampai 15 kg waktu belum dikasih keorang. Kalo gula koin atau gula cetak si sekali aja (3 x naik). Pokonya 3 hari 2xmatengin. Kalo gula semut kan proses bikinnya rumit banget, tapi itu sih tergiurharganya lebih mahal.

Page 120: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxxi

N : Bagaimana proses dan bahan utama dalam pembuatan gula merah &takarannya?CH : Kalo nderes kan sekarang ada yang pake galon atau bumbung. Takerannya yapokonya diitung aja berapa pohon dapet berapa pongkor/ bumbung gitu. Pokonyakalo 7 pohon kadang-kadang dapet 10 bumbung. Kalo ngga kadang-kadang pakeember, ya dapet satu ember yang sedang.Bahannya ya itu badeg kalo yang pake obat ya obat, tapi kalo sekarang semenjakpernah buat gula semut kan ngga boleh pake obat ya, jadi pake bahan alami, kayaenjet, atau pake tewel.Sekali matengin kalo 30 pohon lagi ada badegnya ya bisa sampe 10 kg gula merah.

N : Ada berapa pohon kelapa yang anda deres dalam sehari?CH : Sekarang mah 30 apa yah. Dulu waktu sebelum di kasih orang the 50 pohon.Di kasih orang kan nderes pohon kelapanya punya saya, trus dikasih ke sono keyang ngga punya phon suruh di deres. Ke yang nderes 3 hari ke saya 2 hari gitu.Setor badegnya. Tapi kalo sekarang mah lagi jarang badegnya.

N : Apakah lahan/ pohon kelapa yang anda deres milik sendiri?CH : Iya punya sendiri. Ya waktu lagi pertama nikah ya nyewa pohonnya, tapibayarnya pake gula sebulan sekali pake gula 1 kg gula. Ya mendingan gula daripadabadeg dibaginya.N : Berapa harga gula yang dibayarkan oleh pengepul kepada anda?CH : Ya 8.500 kalo belum ngutang, kalo udah ngutang ya beda. Kadang bisa sampai6.000.

N : Berapa penghasilan anda dalam satu minggu/satu bulan?CH : Ya pokonya segitu lah, seminggu kan 3 kali matengan. Satu matengan 10 kgkalo lagi ada. Kalo lagi ngga ada ya paling 7-8 kg.

N : Apakah penghasilan (jawaban no.6) cukup menurut ibu?CH : Ya dicukup-cukupin lah kalo nurutin hati sih kurang lah. Ya mau gimanasuami udah kasihnya segitu ya diterima aja.

N : Harga jual beli gula merah ditentukan oleh siapa?CH : Ya disitu, saya kan jual gula kadang kesono, kadang ke sono. Soalnya nggaada bon sih jadi ngga di omelin. Kalo punya bon ya palingan kalo mau jual ketempat lain ya umpet-umpetan. Soalnya kadang kan harganya beda si, di sini 8 disono 85. Ya kan pokonya perasaan, kalo kita diliatin sama orang-orangnya gimanayah ngga enak lah. Kalo dibilang cukup si ya ngga cukup mba orang segitu, soalnyaudah tua si. Waktu tenaganya masih kenceng ya 50 pohon, kadang-kadang lebih.Soalnya sekarang kan udah berpuluh-puluh tahun, 60 tahunan lah.

N : Apakah anda merasa dekat dengan pengepul anda?CH : Ya iya lah, udah darisananya kaya gitu. Ya kalo kita butuh ato mau apah yautang dulu. Kalo sekarang lagi susah mba, kalo misalnya mau utang 1jt atau 500rasanya gimana lah, soalnya sekarang kan lagi mogok yang dari gula kristal kan dia

Page 121: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxxii

udah dimuat tapi belum dibayar. Kalo kaya gitu kan jadinya yang disini yamodalnya ngga ada. Orang yang dirumah gulanya belum dimuat yang udah dimuatbelum dibayar, makannya itu sekarang lagi susah penderes disini.

N : Apakah ada ikatan keluarga antara anda dengan pengepul?CH : Ya ada cuman kan masih deket sama yang disini.

N : Apakah pernah ada permasalahan antara anda dengan pengepul seperti apabiasanya?CH : Ngga ada sih yah, ya paling ya lagi keselnya ato lagi ngeluhnya kalo hargagulanya lagi harganya murah (turun) lagi musim terang. Soalnya kalo lagi musimterang itu kan paling-paling nderes itu 10 pohon juga itu kalo yang punya pohonsendiri, bahkan mau total berhenti. Musim terang kemarin saya cuman 12 pohonmba. Sehari palingan 3 kg, 4 kg. matenginnya kadang kadang 3 hari sekali itupunpaling 10 kg ngga sampe.Soalnya kalo badeg kan ngga bisa di inepin, palingan kalo nginep ya satu malamdua malam kalo lebih ya ngga jadi. Kan harganya turun drastis, kalo misalnya gulaharga 8 rb, kalo gulanya gemblung jadinya paling 4 rb. Kalo begitu gimana coba,mau dapet apa dari nderes.

N : Apa ibu nganggep pengepul ibu sebagai bos?CH : Ya iya lah gimana sih. Wong kalo butuh sedikit-sedikit kita “sini minjem dulugitu”. Kalo ngga punya apa-apa ya “sini ngutang dulu”, kan ya deket banget. Kalongga kaya gitu saya gemana mau makannya, ada kondangan, ada mau kemana-mana ya ke sono sama kesono. Ntar kan dibagi dua gulanya.

N : Apakah pengepul anda memberi bantuan perlindungan baik materi atau nonmateri kepada anda ketika ada masalah atau hajat?CH : Ya engga lah, ya paling bantuin ngutang. Paling kalo lebaran ya pasti ngasihbaju, kalo kasih gulanya banyak ya dikasih sprei. Pokonya apa aja kalo yang banyaknyetornya dikasih apa, kalo yang sedikit dikasih apa, beda dikasihnya.

N : Apa jadi ngga merasa hutang budi bu?CH : Ya gimana sih ya, kan kita juga kasih gula. Kan disitu bathinya gede mba,walaupun ngga tau berapa-berapanya. Pokonya kalo turun ya turun, kalo naik yanaik. Gitu dikasihtaunya.

N : Apakah bapak memiliki motor, mobil, TV, kulkas dll?CH : ada motor, tv rumah, kebun.

N : Selama anda menjadi penderes, bagaimana anda melihat perkembanganindustri rumahan gula merah di Cipari, semakin menurun atau naik?CH : Ya kalo perkembangannya si ya gimana pohonnya, kalo pohonnya ditambahinlagi ya berkembang begitu.

N : Apa ibu ikutan kelompok gula kristal?

Page 122: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxxiii

CH : Ya ikut si, tapi sebentar saya mah. Yang dulu-dulu kan tadinya mau bikingagal trus mau bikin lagi ngga jadi lagi gagal, trus akhirnya berhenti kita mahkarena ngga bisa. Tapi ko lama-lama harganya naik-naik gitu, akhirnya kita kanikut-ikutan coba lagi, nah sampe sekarang kita jadi. Sekarang lagi lancar, gulanyabagus terus bisa jadi eh dari sononya lambat. Kalo gula semut kan ngga boleh pakeobat, soalnya disananya ada laboratorium. Ada tuh kemaren di mba sari pake obat,dikira dari sananya ngga tau akhirnya dibawa ke bos sono ya balik lagi gulanyakesini, kalo yang kotor juga ketahuan. Kan dikasih nama seplastiknya/ 10 kg.Pembuatan gula semut lebih ribet sih mba tapikan kita tergiur harganya loh. Soalnyakan kalo udah di matengin lama, apalagi kalo kayunya basah itu lebih lamamatengnya, ngga mateng-mateng. Pokonya kalo si bapak turun jam 09.00 atau10.00 itu kan langsung di apiin, mateng baru jam 15.00 atau 16.00. nah udah gitukan nunggu sampe keras, kalo udah keras baru diancurin. Kalo udah diancurintinggal diayak, trus kan kalo yang diayak masih besar-besar masih perlu diancurinlagi. Nah udah gitu kan gulanya harus kering jadi perlu dijemur gulanya sekitar 1½ jam.

N : Apa harapan anda kepada pengepul?CH : Ya gimana sih ya, kalo kita mah ya nderes gini harapannya harganya gimanagitu biar lebih semangat. Kalo harganya kita sama-sama cocok kan semangat kitajadinya mbak. Ya pengennya si sebenernya berhenti nderes, soalnya nderes kancapek banget. Kalo ada mah pengen ganti atuh mba. Apalagi udah tua gitu, anaksaya juga kalo ada mah ngga boleh usahanya nderes. Tapi kalo ngga ada lagi yagimana. Kalo nderes itu susah mba, udah capek belum lagi kalo musim ujan,kebayang lah gimananya kan. Belum lagi turun nderes ngga ada kayu, ujan-ujan.Kalo ada yang lain mah sekarang juga pengen berenti atuh, tapi emang ngga adaapa belum ngga tau deh. Nah kalo sekarang berenti jadi mikir, makannya maugimana.

N : Memang kalau ngutang ke bos bisa sampai berapa bu?CH : Ya kalau lancar 5 juta 10 juta bisa.

N : Apa walaupun ngutang banyak ngga ada target buat dibayarnya harusberapa tahun atau ada bunganya gitu bu?CH : Ngga ada, kalo bunga-bunganya ya paling itu doang kalo punya bon belisegini, kalo yang ngga ada dibeli berapa.

N : Tapi itu ngga dihitung motong utang?CH : Ya engga, bayarnya paling kalo ngga ada uang ya kadang gula atau apa kaloada makanan apa dirumah dikasih ya sedikit nyicil. Kadang seumpama satu minggunyetor gula sampai duakali ngga dicicil juga ngga papa yang penting gulanyakesono gitu. Tapi kalo lagi banyak dapatnya kaya saya pernah hutang, trus dapetuang sampai 600 ribu trus 500 atau 400nya buat makan, yang 200 buat nyetor. Yaapokoknya gulanya kesitu, makannya itu suka ada yang ngumpet-ngumpet, cumankalo yang punya perasaan ya ngga banyak-bayak paling 10 kg apa 5 kg.

Page 123: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxxiv

Tapi kalo saya mah alhamdulillah usahanya nderes, bisa makan bisa ngutang dulu.Tapi jangan sampai ini fikirannya dibolekin sama yang ngga bener gitu. Soalnyakan banyak yang utang buat nutup yang disini kan kasian yang begitu bosnya,soalnya kalo kita lagi butuh kan kita juga dikasih duit.

Wawancara 8

Informan : CM

Usia : 54 tahun

Tanggal : 06 Maret 2017

Lokasi : Desa Cisuru

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pekerjaan : Penderes

Tahun Mulai Usaha : 1985

Jumlah Tanggungan : 5 orang

N : Mengapa memilih menjadi penderes dan bagaimana awal mulanya?CM : Ya memang tadinya udah belajarnya begitu si mba, udah jadi penderes dariorangtua. Jadi memang dari kecinya belajarnya nderes gitu.

N : Bagaimana proses dan bahan utama dalam pembuatan gula merah &takarannya?CM : Yang pertama pakai njet/ gamping sama tatal nangka (ketewel), dan nira. Kalotakerannya pake kira-kira aja. Kan pokonya prosesnya itu di seduh satu ember yanggede, nah itu di endapkan bareng tatalnya trus dituang air panas trus kan mendidihjadi hancur, kalau sudah hancur dikasih air dingin trus di kuncer, lalu didiamkandulu biar airnya bening. Nah kan kalau dikasih tatal nangka jadi kemerah-merahanwarnanya, trus jangan sampai ngikut tatal nangkanya soalnya kan kotor.

N : Ada berapa pohon kelapa yang anda deres dalam sehari?CM : Karena saya mah udah tua ya, jadi paling 20 lebih sampai 25 pohon.

N : Apakah lahan/ pohon kelapa yang anda deres milik sendiri?CM : Campur, ada yang punya orang lain, ada yang sendiri. Sistimnya pokonya adayang giliran (3 hari ke yang naik, 2 hari ke yang punya pohon), ada yang disewakansama gula. Kalau yang disewakan gula ya satu pohon per satu bulannya bayar gulaya 1 kg, tapi ada yang 1,5 kg, ada yang 1 ¼ kg.

Page 124: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxxv

N : Kalo pohon bapak sendiri kira-kira ada berapa pohon?CM : Kalo pohon sendiri sii 20 pohon ya ada lah.

N : Apakah ada pekerjaan/ usaha lain yang anda geluti selain menjadi penderes?Jika ada mengapa?CM : Kalo sekarang si cuman ini doang sih. Ada karet juga sedikit tapi ngga diambil hasilnya.

N : Berapa harga gula yang dibayarkan oleh pengepul kepada anda?CM : Kalau waktu sekarang kayaknya 8.000,, soalnya saya ngga begitu fahamharga, kata istri segitu sih kan istri yang jual. Pokonya suami mah hanya tugasnyanaik sama cari kayu.

N : Tapi kalo kayu itu beli ngga pak?CM : Ya kadang-kadang beli, kadang-kadang cari, tergantung ada uangnya ataungga buat beli.

N : Apa ngga rugi pak kalau dihitung keuntungan sama uang buat beli kayu?CM : Ya ngga pernah ngitung kaya gitu yah.. yang penting kan kita ada stok kayubuat masak.

N : Berapa penghasilan anda dalam satu minggu/satu bulan?CM : Kalo waktu sekarang ya Cuma sedikit ya, sekarang seumpama 7 kg x 8.000=56.000, ya 50 ribu lah, ngga pasti sih bagaimana harga gulanya aja sih. Lah satuminggu kan 40 atau 50 kg.

N : Apakah penghasilan (jawaban no.6) cukup menurut bapak?CM : Wahh, ngga cukup. Kalo sekarang ngga cukup mba. Kalo kemarin waktu adagula semut sih lumayan, tapi sayangnya cuman sebentar.

N : Harga jual beli gula merah ditentukan oleh siapa?CM : Ya ditentuin oleh tengkulaknya. Mau punya bon atau engga sama ajapenentuan harga oleh tengkulak mau ngga mau sih mba.

N : Apakah anda merasa dekat dengan pengepul anda?CM : Iya mba karena memang masih ada hubungan keluarga sih yah…

N : Apakah ada ikatan keluarga antara anda dengan pengepul?CM : Iya masih ada mba. Malah itu adeknya.

N : Apakah pernah ada permasalahan antara anda dengan pengepul seperti apabiasanya?CM : Ya sampai sekarang sih belum. Paling-paling ya kalau harga lagi kecil ataulagi murah ya agak nggersula.

N : Apakah pengepul anda perlu anda patuhi atau dengarkan kata-katanya?

Page 125: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxxvi

CM : Ya iya lah, kan itu bos saya jadi harus dihormati. Suka inget aja kalo kita lagibutuh duit atau makanan,

N : Apakah anda menyetorkan gula kepada lebih dari satu pengepul? Mengapa?CM : Kalo saya si cuman satu tengkulak, ya ada sih yang jual ke yang lain ke sanaada, ke sana ada. Tapi kalo saya cuman satu tengkulak.

N : Apakah pengepul anda memberi bantuan perlindungan baik materi atau nonmateri kepada anda ketika ada masalah atau hajat?CM : Kalo bantuan mutlak itu di kasihkan itu engga, tapi kalo bantuan” pinjam apagimana sih ya di kasih cuman jatahnya masuknya ya utang. Tapi kalo membantuitu ya belum. Paling kalo lagi ada hajatan ya bantu tenaga, soalnya kan saudara.

N : Apakah bapak memiliki motor, mobil, TV, kulkas dll? (pengamatan)CM : TV ada sih cuman sekarang lagi ngga normal. Motor ngga punya, dibawaanaknya semua. Kebun ada lah sedikit.

N : Selama anda menjadi penderes, bagaimana anda melihat perkembanganindustri rumahan gula merah di Cipari, semakin menurun atau naik?CM : Ya kalo saya sih kan sudah tua, kedepannya ya pinginnya berhenti. Carapegawainya ya pensiun gitu mba.

Wawancara 9

Informan : SY

Usia : 36 tahun

Tanggal : 06 Maret 2017

Status Pekerjaan : Penderes

Tahun Mulai Usaha : 2000

Jumlah Tanggungan : 6 orang

N : Mengapa memilih menjadi penderes dan bagaimana awal mulanya?SY : Awalnya suami saya kan cuman kerja bangunan, tapi akhirnya coba jadipenderes buat kesehariannya. Soalnya gampang perputaran uangnya kalau butuhuang tinggal dibawa. Soalnya kalu padi kan musiman 3 bulan sekali.

N : Bagaimana proses dan bahan utama dalam pembuatan gula merah &takarannya?

Page 126: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxxvii

SY : prosesnya ya diobati, trus disadap trus diambilin, direbus sudah. Yang direbusitu kan badeg dicampur obat gula, sama njet sedikit. Soalnya kalau pakai obat nantitidak jadi gula.

N : Ada berapa pohon kelapa yang anda deres dalam sehari?SY : 18 wit, kadang-kadang dadi 7 kg, kadang-kadang dadi 8 kg. gulih matengnakan 2 hari sekali.

N : Apakah lahan/ pohon kelapa yang anda deres milik sendiri?SY : Bukan, punya orang banyak, dari sana-sana, pengepul. Pokonya ada orang 4yang sewakan pohon.

N : Cara bayar penyewaannya gimana bu?SY : Nggih di bayar gula sekilo setengah setiap bulan. Kalau 3 pohon berarti 4 ½kg.

N : Apakah ada pekerjaan/ usaha lain yang anda geluti selain menjadi penderes?SY : Tidak ada paling ini jadi petani sedikit.

N : Berapa harga gula yang dibayarkan oleh pengepul kepada anda?SY : 8.000, kalau lagi mahal ya mahal.

N : Berapa penghasilan anda dalam satu minggu/satu bulan?SY : Tidak pasti mba, soalnya kadang sedikit kadang banyak sih.

N : Apakah penghasilan (jawaban no.6) cukup menurut bapak?SY : ya dicukup-cukupkan. Lha ini seperti kemarin sore saya bawa gula, cumansatu hari sudah habis uangnya. Sekarang apalagi kaya cabe mahal, apa-apa pokonyaserba mahal. Kalau dihitung hitung ngga bakalan cukup.

N : Harga jual beli gula merah ditentukan oleh siapa?SY : Ya itu pengepulnya dari warung.

N : Apakah anda merasa dekat dengan pengepul anda?SY : Tapi ya sudah seperti keluarga, itu anaknya dia waktu bayi saya yang urus.Soalnya waktu lahiran di rumah sakit ibunya, jadinya ya saya yang urus.

N: Apakah ada ikatan keluarga antara anda dengan pengepul?SY : Ya tidak ada

N : Apakah pernah ada permasalahan antara anda dengan pengepul seperti apabiasanya?SY : Tidaka ada sih kayaknya.

N : Apakah pengepul anda perlu anda patuhi atau dengarkan kata-katanya?SY : Ya dituruti soalnya kan bos, selain itu juga kan tetangga.

Page 127: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxxviii

N : Apakah anda menyetorkan gula kepada lebih dari satu pengepul? Mengapa?SY : Ya tidak ada cuman kesitu saja. Orang gula cuman sedikit. Kalau disitu kanjuga sudah biasa. Kadang kalau lagi ngga punya uang minta dulu kesitu, jadi kanmudah.

N : Apakah pengepul anda memberi bantuan perlindungan baik materi atau nonmateri kepada anda ketika ada masalah atau hajat?SY : Ya iya, bantu tenaga. Kalau materi ya dihitung bon. Kalau lebaran juga sukadikasih baju. Ceritanya hadiah THR.

N : Apakah bapak memiliki motor, mobil, TV, kulkas dll? (pengamatan)SY : Ya kalau dari gula jelas tidak bisa beli apa-apa. Cuman buat harian lah. Kalaukaya motor ya kadang-kadang dulu bapak kan kerja bangunan ke jakarta. Tapi kalausekarang sudah tua jadi sudah tidak bisa.

N :Selama anda menjadi penderes, bagaimana anda melihat perkembanganindustri rumahan gula merah di Cipari, semakin menurun atau naik?SY : Lah ya itu kalau menurut saya buat tiap harian ya cukup, dicukup-cukupkan.Soalnya mau usaha lainnya repot.

Wawancara 10

Informan : MM

Usia : 36 tahun

Tanggal : 07 Maret 2017

Lokasi : Desa Mulyadadi

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pekerjaan : Penderes

Tahun Mulai Usaha : 2000

Jumlah Tanggungan : 6 orang

N : Mengapa memilih menjadi penderes dan bagaimana awal mulanya?MM : Lha soalnya adanya mba, soalnya kalau ke sawah tidak punya lahan. Kalaudisini kerjaan rata-rata tukang nderes soalnya.

N : Ada berapa pohon kelapa yang anda deres dalam sehari?

Page 128: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xxxix

MM : Ya ada 40 pohon. Soalnya keluarga kan ada mbah, ibu suami, anak juga jadiyang dipanjat banyak pohonnya.

N : Apakah lahan/ pohon kelapa yang anda deres milik sendiri?MM : Ya bukan, punya orang. Saya bayar sewa. Bayarnya nanti ada yang uang adajuga yang gula.

N : Apakah ada pekerjaan/ usaha lain yang anda geluti selain menjadi penderes?Jika ada mengapa?MM : Tidak ada mba, saya cuman bikin gula. Cuman kan memang ngga tetap,kadang saya ke Jakarta kalau lagia ada kerjaan di Jakarta. Kalau pohonnya lagimacet niranya kalo musim terang kan manggarnya ngga ada, ya saya ke Jakarta.

N : Kayu untuk bakar beli atau tidak?MM : Ya kadang-kadang beli, tapi kadang ngga beli. Kalau kayu soalnya mahalmba, 90 sejepret. Pokonya belinya itu meteran.. tapi ya beda-beda ada yang 100,90. Pokonya kadang cari-cari kadang juga beli, kalau lagi hujan terus ya saya beli.Tapi disitu pengepul saya kan juga jual kayu.

N : Berapa harga gula yang dibayarkan oleh pengepul kepada anda?MM : 8.500 kalau sekarang.

N : Berapa penghasilan anda dalam satu minggu/satu bulan?MM : berapa ya, saya kan masak gula satu hari satu kali. Kalau lagi sedikit palingdapet 10 kg, tapi kalau lagi banyak bisa sampai 15 kg. Nek penghasilan nek di itung10 kg x 7= 70 kg x 8500= 595.000, ya 600 an lah dapatnya.

N :Apakah penghasilan (jawaban no.6) cukup menurut bapak?MM : ya lumayan cukup bisa buat makan sama kasih uang jajan anak.

N : Harga jual beli gula merah ditentukan oleh siapa?MM : ya yang nentuin harganya bandarnya.

N : Kenapa penjualan tidak langsung ke pengepul bu?MM : lama mba kalau jual ke tengkulak kan jelas harus banyak gulanya. Kalaudisini kan berapa hari bisa langsung dibawa, dua hari sekali dibawa. Walaupun lebihmahal kalau ke tengkulak tapi ya itu harus banyak jumlah gulanya itu juga harus keCipari Kota.

N : Apakah anda merasa dekat dengan pengepul anda?MM : ya deket mba. Kalau lebaran juga suka dikasih hadiah. Kadang sarung, kalauyang istri Baju. Kalau laki-laki kadang sarung atau kaos atau sandal.

N : Apakah ada ikatan keluarga antara anda dengan pengepul?MM : Tidak ada. Tapi ya sudah seperti keluarga wong namanya di kampung

Page 129: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xl

N : Apakah pernah ada permasalahan antara anda dengan pengepul seperti apabiasanya?MM : tidak ada

N : Apakah pengepul anda perlu anda patuhi atau dengarkan kata-katanya?MM : ya namanya juga bos ya harus dituruti. Tapi yang jelas yang penting kangulanya setor kesana.

N : Apakah anda menyetorkan gula kepada lebih dari satu pengepul? Mengapa?MM : tidak pasti, kadang kalau saya sekalian bayar arisan ya ngga disitu, tapi yaseringnya kesitu, yang deket soalnya.

N : Apakah pengepul anda memberi bantuan perlindungan baik materi atau nonmateri kepada anda ketika ada masalah atau hajat?MM : Ya dibantu, belanjanya juga kan disitu. Segala rupa urusan didapur yapokonya pengepul saya yang tanggung. Kalau kurang-kurang nanti situ yang urus,tapi ya dihitung bon atau hutang. Kalau bantu tenaga, ya namanya tetangga pastibantu.

N : Apakah bapak memiliki motor, mobil, TV, kulkas dll? (pengamatan)MM : ya alhamdulillah anak saya minta motor bisa keturutan, motor kan ada dua.Dulu belinya satu langsung lunas satunya nyicil tapi. Tapi ya Alhamdulillah.

Wawancara 11

Informan : TY

Usia : 57 tahun

Tanggal : 08 Maret 2017

Lokasi : Desa Segaralangu

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pekerjaan : Penderes

Tahun Mulai Usaha : 1977

Jumlah Tanggungan : 5 orang

N: Awal mulane gemiyen kepripun ko milih damel gula?TY : Ya genah kepriwe sih ya, genah gie sing cepet dadi duit ket gemiyen.Umpamane kepepette ora duwe beras kan gawa warung bisa dadi beras.

N : Bahan- bahan damel ndamel gula nopo mawon bu?

Page 130: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xli

TY : Ya gue bahanne badeg karo obat tok.

N : Sedinten sing dideres pinten wit?TY : 23 wit ketone. Tapi gulih matengna kan telung munggahan utowo telungmudunan.

N : Sing di deres witte gadah piambek nopo sanes?TY : Ya ora, seliane nggone dewek ya karo nyewa karo ngeons.

N : Nek gadaeh piambek enten pinten wit bu?TY : Gone dewek mung 5 wit karo sewanne 2. Gulih mbayar sewan 1 ½ kg sewulanmisalle ket kemis wage tekan kemis wage.

N : Tapi niki sekali masak dados pinten kg bu?TY : Paling gie ya nek telung mudunan dadi 9 kg.

N : Ibune nyadene teng pundi bu?TY : Ngedolle ya nang pasar langsung. Nang nggon bakul-bakulan ora mathok.Meng bakul sing butuh tok. Nek sing wis akeh ya ora ngarah ya ngalih.

N : Nopo teng mriki mboten enten sing ngepul bu?TY : Langka nang kene tah.

N : Nopo teng mriki sing nderes sedoyo langsung sade teng peken nopo?TY : Ya ora, kadangan ana sing nang pengepul. Kene nang kene karang bawangana kan.

N : Nek dihitung penghasilanne seminggu pinten bu?TY : Ya nek seminggu nek sing sewit palingan 3 dunan ya ulieh 80, siki soalle lagimurah.

N : Cekap nopo mboten bu penghasilan semonten?TY : Lah ya ora lah,, cukup sih apa nek ana kondangan maning nek lagi pas akehya ndina-ndina.

N : Trus kepripun nek mboten cekap kados niku?TY : Ya nek ora cukup genah kadang-kadang ya kang liane. nek kang gula tok yaora cukup mba.

N: Berati ibune enten usaha lainne?TY : Ya nggo tanian sih, karo kae dagang saipet kaya jajanan bocah.

N : Regi gula ditentukna teng sinten?TY : Lahh ya kang kana sing nuku. Palingan kadang nek lagi murah ya mandankaget “deneng sih murah temen gulane”.

Page 131: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xlii

N : Brati ibune mboten gadah pengepul khusus piambek nggeh bu?TY : Iya ra duwe, nang ndi baelah aku tah ora ngepul. Kadang-kadang ana wongpesen dikon digawekna ya digawekna.

N: Nopo nek sing tumbas benten nggeh benten regine bu?TY : Ya iya beda-beda. Kadang-kadang ana sing 85, ana sing 8 kaya gue.

N : Kenging nopo ibune mboteng nyetorre teng sing 85 terus?TY : Ya wong genah kadang-kadang wis pas akeh sih. Soalle nang pasar sih,kadang-kadang wis dituku nang wong.N : Tapi ket gemiyen ndamel gendis mpun saget damel nyelengi nopo bu, kadostumbas motor nopo nopo?TY : Ya deneng kae bisa nggawe motor ya deneng bisa nggawe umah kaya batirre.Mung ya werna-werna penghasilanne, ora kang gula tok. Nek kang gula tok ya orabisa.

N : Nopo dangu bu nggeneni kados niki?TY : Ya suwe kit esuk gie tekan bar bedug, tapi ya kan bisa disambi ngapa baengurusi bocah apa ngapa.

N : Ibune kayune tumbas nopo repek?TY : Kayune ya met, wong gula murah nemen nek kayune tuku ya ora nana papane.Angger tuku kayu geh semobil be 600 ewuan. Lah aku mbok gulane setitik anuwitte ya mung setitik. Nek diakeih witte ya kesel bapakke kan ngarit mbireng, tani,trus mbacok pines.

Page 132: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xliii

Wawancara 12

Informan : RK

Usia : 70 tahun

Tanggal : 10 Maret 2017

Lokasi : Desa Segaralangu

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pekerjaan : Penderes

Tahun Mulai Usaha : 1982

Jumlah Tanggungan : 5 orang

N : Mengapa memilih menjadi penderes dan bagaimana awal mulanya?RK : Gemiyen kan bapakku wong nderes, mbasa mbojo ya bojone kon nderes. Lhawong penghasilan apa sih yah nek nang kene ya dadine nderes ague lah. Nekmertuaku tah asline tani.

N : Bagaimana proses dan bahan utama dalam pembuatan gula merah &takarannya?RK : Nek seniki kan kataeh gula semut. Prosesse nggeh pokoke niku kan kalih obat,obatte di brukkaken teng ember sing ngge ngadangi badeg. Pokoke emberre disogilaru nggo menek, trus nek wis di iris mudun maning. Kados niku lah prosesse wongnderes. Pas wis medun badegge disaringi digeneni.

N : Dimasakke nopo dangu?RK : Ya suwe ya mbah, wong ket isuk. Ya nek ket esuk ya jam 12 mateng,seumpama jam 7 nderes trus digeneni ya jam 12 rapih anu ora akeh sih.

N : Tapi sedinten pinten wit sing dideres?RK : Kulo ya 21.

N : Apakah lahan/ pohon kelapa yang anda deres milik sendiri?RK : Nyewa nggone pak darsimin, mbayarre ya sewulan sekilo gula.

N : Niku 21 wit nyewa sedoyo nopo enten sing gadah piambek?RK : Ya ora, anu karo ngemplong 8 wit 2 juta 32 wulan lah.

N : Apakah ada pekerjaan/ usaha lain yang anda geluti selain menjadi penderes?Jika ada mengapa?RK : Ya ora, paling-paling ya ngingu wedus.

Page 133: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xliv

N : Berapa harga gula yang dibayarkan oleh pengepul kepada anda?RK : 11,5 nek gula semut. Nek gula cetak 9.000. nek gula semut mikine kan 17.

N : Berapa penghasilan anda dalam satu minggu/satu bulan?RK : Ya nek sedina kadang 8 kg- 9 kg.

N : Nek menurut ibune penghasilan semonten cekap nopo mboten?RK : Ya janeh kurang, tapi ya dicukup-cukupna. Genah anane semeno. Tapi kadangnek lagi ana kondangan mbangsane ya bingung juga, ya dibagi-bagi setitik-setitik.Palingan ya pas-pasan tok.

N : Nopo ibune kadangan ngebon teng pengepul?RK : Ya nek sing bon ya bon. Aku ya duwe.

N : Harga jual beli gula merah ditentukan oleh siapa?RK : Nggih bakulle, mriku kan atasane kan ana. Nek mriku atasanne turun nggehmrikune turun, nek lagi munggah ya munggah, rgane kang bosse.

N : Nek ibune ket seniko nyetorre teng pak darsimin?RK : Gemiyen bu niah, siki pak darsimin kan nyalur. Trus juga kan sempet prei oranderes, kae merantau aku merantau. Mbasa bali mbalek nderes maning. Nderessesih ket 82 tapi terus prei merantau 4 th.

N : Tapi ibune kalih pengepul kados keluarga nopo sekedar bos?RK : Ya iya, nek karo pak darsimin tah emang keluarga. Nek karo bu niah lha udukeluarga ya kae mung bos.

N : Ibune kadang ngebon damel nopo?RK : Lha wong genah utange mung sending-sending ya palingan angger kurangenapa utang, kurangen apa utang kados niku.

N : Apakah pernah ada permasalahan antara anda dengan tengkulak seperti apabiasanya?RK : Nek rumangsaku sih ora, ya nek metu ya paling karena nek wis ora ndereskaro wis ora duwe bon. Kaya gue tok.

N : Apakah anda menyetorkan gula kepada lebih dari satu pengepul? Mengapa?RK : Kadang nek sing kendel ya ana sing meng loro, utang meng bos 2. Nek akuya meng pak darsimin tok.

N : Nek lebaran nopo sok maringi THR nopo-nopo mboten bu?RK : Ohh, ya iya. Kene (pak darsimin) ya sok aweh, klambi, duit carane bonuslebaran. Ora tau akeh-akeh si, nek ora 100 ya 50.

N : Ket gemiyen nderes mpun saget nyelengi damel tumbas nopo bu ?

Page 134: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xlv

RK : Nek gemiyen gulih nderes ya bisa gawe umah, ya kena nggo ngurusi bocahsekolah mbaran gemiyen ya nggo kebutuhan apa bae. Ya nggo tuku bata nggo tukuapa kena go nggawe gubugan. Siki wong wis tua penghasilan mung sipet ya palingnggo mangan.

N : Memang gemiyen pinten bu pas bapakke tesih enom semasakan gulane?RK : Ya gemiyen paling 25-30 ora tau nganti 50 sih. Wong siki standarre rata-rataya 7-8 kg. wong gula kerek umpamane 8 kg regane 85 ya mung ulih sekerek tok.Gampanganne ya mung pas-pasan tok.

N : Menurut ibune mending gemiyen nopo seniki dados penderes?RK : Nek diperitung-peritungaken ya wong gemiyen apa-apa murah ya mendinggemiyen. Wong jaman gemiyen misalle kulo pasar duwe duit 10.000 niku mpuntuku beras, tuku beceran. Lha seniki 100.000 be urung ulih beras, urung ulihbeceran, ya paling ulih be beceran apalah. Nek gemiyen 10.000 wis kumplit. Tukuberas 10 kg, trus beceran wis kumplit. Lha nek seniki duit 50 mung nggo tuku ududkaro gula kopi wis enteng.

RK : Ibune ndamel gula semut mpun pinten dangu?Ya anyar mbene pirang wulan urung sue, paling 3 bulan. Tapi siki ya nang keneakeh sing gawe gula cetak maning.

N : Niku awalle enten pelatihanne nopo kepripun?RK : Ya anu kang crita-crita laah jere kaya gie kaya gie kaya gie. Tapi kudunedipeneke sedina pindo. Nek gula cetak kan kadang-kadang sore diiris tok ulih gaweisuk. Nek gula semut kan esuk sore kudune badegge medun. Lha nek gula semutjuga kayune boros soalle ndina-ndina kudu digawe. Nek gula cetak kan umpamanedigawe 2 ndina pisan kan ora nemen-nemen boros kayu.

N : Berarti nek gula semut badegge mboten saget nginep nggeh?

RK : Ya ngineppe padane sore digawe ngisuk. Nek gula cetak kan padane gulawingi sore, mau isuk, karo ngko sore kena. Nek gula semut palingan badeg wingisore karo siki langsung digawe. Soalle obatte alami sih nek gula semut.N : Obatte nopo bu?RK : Obatte ya njet karo tatal tewel. Nek jaman gemiyen kan janeh ya kaya gue,cuman kan dicetak ora gula semut. Nah semakin mengeneh lah nganggo obat gula.Obat gula mulane nek digawe 2 dinaan ya dadi bae. Nek nganggo njet ya umpamanebadeg wingi sore karo siki kudu langsung digawe. Nek ora digawe ya gelem oradadi.

N : Niku kudu disaring damel nopo bu?RK : Ya kudu disaring soalle kan akeh kembang manggarre kan kotor.

N : Tapi ibune kayu tumbas nopo repek?

Page 135: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xlvi

RK : Repek, tapi nek kadang-kadang nek lagi teles kayune kepepet ya tukulah,segulung 20 ewu. Sok kan ada sing adol wong wadon repek segendongan 20 ewu.

Wawancara 13

Informan : IH

Usia : 29 tahun

Tanggal : 11 Maret 2017

Lokasi : Desa Segaralangu

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pekerjaan : Penderes

Tahun Mulai Usaha : 2008

Jumlah Tanggungan : 4 orang

N :Mengapa memilih menjadi penderes dan bagaimana awal mulanya?IH :Awalmulanya ngga begitu tau mba soalnya suami saya sudah jadi penderessejak sebelum menikah dengan saya.

N :Bagaimana proses dan bahan utama dalam pembuatan gula merah &takarannya?IH :Pertama itu kan ada nira/ badeg itu di rebus sampai lama sampai erep atausampai munjuk habis itu kalau sudah munjuk kan dikasih parutan kelapa sedikitbiar tidak membeludag keluar atau tidak tumpah. Trus kalau sudah tua atau bisadibilang masak diangkat dan diaduk-aduk lalu dipinggir-pinggirkan sampai agakkering nanti kalau sudah kering habis itu diaduk atau digerus, setelah digerussampai sedikit pera trus dibeber di tempat yang lebar lalu diayak. Setelah diayakgula dijemur. Baru gula siap dijual belikan.

N: Bedanya dengan bikin gula cetak apa?IH :Bedanya di akhir aja. Setelah gula diangkat dari tungku lalu diaduk-aduksampai adonan gula mengental baru di tuangkan ke cetakan sedikit demi sedikit.Kalau bahannya sendiri sama saja, kalau saya bikin gula cetak juga organik.

N: Untuk pengganti obatnya sendiri apa yang dipakai?IH : Kita buat laru dari tatal pohon nangka yang dicampur dengan kapur sirih.Larutan itu diletakkan pada pongkor yang dipakai untuk menampung nira daripohon.

Page 136: Relasi Sosial dalam Pertanian Gula Merah Kelapa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40965...klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk

xlvii

N: Ada berapa pohon kelapa yang anda deres dalam sehari?IH :sekarang cuman 23 pohon.

N: Apakah lahan/ pohon kelapa yang anda deres milik sendiri?IH :bukan mba, saya sewa pohon kelapa ke pengepul nanti bayarnya 1 ½ kgsewulanne. Tapi ada juga ke orang lain ada yang bayar sampai 2 kg perbulan..

N: Apakah ada pekerjaan/ usaha lain yang anda geluti selain menjadi penderes?IH : tidak ada, cuman ini saja.

N: Berapa harga gula yang dibayarkan oleh pengepul kepada anda?IH :ya kadang 8.000 kadang 8.500, tergantung gulanya kaya gimana. Kalau sayalagi apes kaya jadinya gula putih ada jamurnya bintik-bintik itu biasanya niranyalagi jelek, kan kualitas gulanya juga jadi jelek dan harganya jadi murah.

N: Berapa penghasilan anda dalam satu minggu/satu bulan?IH :lah ya ngga banyak, paling kalo sekali masak cuman jadi 5 kg gula. Kalau satuminggu ya 35 kg. ya tinggal dikalikan berapa, tapi ya kan juga ngga kelihatan.Soalnya jualnya kan setiap satu kali masak.

N: Apakah penghasilan (jawaban no.6) cukup menurut bapak?IH : Butuhnya banyak mba, jadi ya ngga cukup.

N: Harga jual beli gula merah ditentukan oleh siapa?IH :ya dari sana yang beli yang nentuin.

N: Apakah anda merasa dekat dengan pengepul anda?IH :Ya deket mba, orang setiap hari juga ketemu, soalnya tetanggaan juga. Kalaulagi butuh ya terkadang pinjem juga kesana.

N: Emang ibu jual gula kemana?IH :ya saya jual ke situ deket tempat pak Darsimin.

N: Apakah ada ikatan keluarga antara anda dengan pengepul?IH :Tidak sih, tapi ya sudah seperti saudara orang deket. Setiap hari ketemu, butuhkalau butuh juga kan selalu kesitu.

N: Apakah pernah ada permasalahan antara anda dengan pengepul seperti apabiasanya?IH : Tidak ada sih kayaknya mba.

N: Apakah anda menyetorkan gula kepada lebih dari satu pengepul? Mengapa?Ya engga ada si, cuman satu disitu saja soalnya orangnya enakan jadinya kan sayajuga enak