rekreasi alam

15
REKREASI ALAM REKREASI ALAM A. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara megabiodiversity nomor dua di dunia, telah dikenal memiliki kekayaan alam, flora dan fauna yang sangat tinggiPara explorer dari dunia barat maupun timur jauh telah mengunjungi Indonesia pada abad ke lima belas yang lalu. Perjalanan eksplorasi yang ingin mengetahui keadaan di bagian benua lain telah dilakukan oleh Marcopollo, Washington, Wallacea, Weber, Junghuhn dan Van Steines dan masih banyak yang lain merupakan awal perjalanan antar pulau dan antar benua yang penuh dengan tantangan. Para adventurer ini melakukan perjalanan ke alam yang merupakan awal dari perjalanan ekowisata. Sebagian perjalanan ini tidak memberikan keuntungan konservasi daerah alami, kebudayaan asli dan atau spesies langka (Lascurain, 1993). Pariwisata dewasa ini sedang bahkan telah dikembangkan dengan giat di IndonesiaPariwisata adalah industri yang kelangsungan hidupnya ditentukan oleh baik buruknya lingkungan. Objek wisata sangat peka terhadap keruskan lingkungan, misalnya pencemaran oleh limbah domestik yang berbau dan nampak kotor, sampah yang menumpuk, dan rusaknya pemandangan akibat penebangan hutan yang tidak terkendali, gulma air di danau, gedung yang letak dan arsitekturnya tidak sesuai serta sikap

Upload: tsamsuari

Post on 29-Jun-2015

92 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: REKREASI ALAM

REKREASI ALAM

REKREASI ALAM

A. PENDAHULUANIndonesia sebagai negara megabiodiversity nomor dua di dunia, telah dikenal memiliki kekayaan alam, flora dan fauna yang sangat tinggi। Para explorer dari dunia barat maupun timur jauh telah mengunjungi Indonesia pada abad ke lima belas yang lalu. Perjalanan eksplorasi yang ingin mengetahui keadaan di bagian benua lain telah dilakukan oleh Marcopollo, Washington, Wallacea, Weber, Junghuhn dan Van Steines dan masih banyak yang lain merupakan awal perjalanan antar pulau dan antar benua yang penuh dengan tantangan. Para adventurer ini melakukan perjalanan ke alam yang merupakan awal dari perjalanan ekowisata. Sebagian perjalanan ini tidak memberikan keuntungan konservasi daerah alami, kebudayaan asli dan atau spesies langka (Lascurain, 1993).

Pariwisata dewasa ini sedang bahkan telah dikembangkan dengan giat di Indonesia। Pariwisata adalah industri yang kelangsungan hidupnya ditentukan oleh baik buruknya lingkungan. Objek wisata sangat peka terhadap keruskan lingkungan, misalnya pencemaran oleh limbah domestik yang berbau dan nampak kotor, sampah yang menumpuk, dan rusaknya pemandangan akibat penebangan hutan yang tidak terkendali, gulma air di danau, gedung yang letak dan arsitekturnya tidak sesuai serta sikap penduduk yang tidak ramah. Tanpa lingkungan yang baik tidak mungkinlah pariwisata akan berkembang. Karena itu pengembangan pariwisata haruslah memperhatikan terjaganya mutu lingkungan, sebab

Page 2: REKREASI ALAM

dalam industri pariwisata lingkungan itulah yang sebenarnya dijual. Dengan demikian jelas sudah bahwa di dalam pengembangan pariwisata, asas pengelolaan lingkungan untuk melestarikan kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan bukanlah merupkan hal yang abstrak, melainkan benar-benar konkrit bahkan sering mempunyai efek jangka pendek.

B. DAYADUKUNG LINGKUNGANSetiap daerah mempunyai kemampuan tertentu untuk menerima wisatawan, yaitu yang disebut dayadukung lingkungan। Dayadukung lingkungan dinyatakan dalam jumlah wisatawan persatuan luas per satuan waktu. Tetapi baik luas maupun waktu umumnya tidak dapat dirata-ratakan, karena penyebaran wisatawan dalam ruang dan waktu tidak merata. Seringkali wisatawan itu mengelompok di suatu tempat dan pada waktu tertentu. Jika dilihat menurut waktu, wisatawan akan terkonsentrasi pada hari Minggu dan hari libur lainnya. Karena itu dayadukung lingkungan objek wisata tidak dapat dihitung berdasarkan rata-rata luas daerah yang di dalamnya terdapat objek wisata dan rata-rata setiap bulan atau setiap tahun, melainkan harus memperhatikan tiap objek wisata dan waktu-waktu tertentu.

Dayadukung lingkungan pariwisata dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu tujuan wisatawan dan faktor lingkungan biofisik lokasi pariwisata। Tujuan pariwisata adalah untuk mendapatkan rekreasi. Setelah berekreasi orang akan meras dirinya pulih kembali untuk melakukan tugas-tugas

Page 3: REKREASI ALAM

rutinnya lagi. Karena itu tujuan rekreasi bermacam-macam, antara lain bermain-main, berolah-raga, belajar, beristirahat atau kombinasi macam-macam tujuan tersebut.

Walaupun tujuan rekreasi bermacam-macam, tetapi secara umum sifatnya sama, yaitu dilakukan di luar tugas pekerjaan untuk mendapatkan hiburan। Hiburan inilah yang merupakan faktor utama penciptaan kembali jati diri seseorang dengan berbagai kegiatan yang dapat dilaukan tidak mutlak melakukan suatu perjalanan atau mengunjungi suatu tempat tujuan tertentu.

Faktor biofisik lingkungan pariwisata yang mempengaruhi kuat atau rapuhnya suatu ekosistem akan sangat menentukan besar-kecilnya dayadukung objek wisata tersebut। Ekosistem yang kuat mempunyai dayadukung yang tinggi, yaitu dapat menerima wisatawan dalam jumlah yang besar, karena tidak mudah rusak dan dapat segera pulih jika ada kerusakan. Ekosistem demikian umumnya tedapat di ketinggian di atas laut yang rendah, kontur tanah landai, suhu yang tinggi dan tanah yang subur. Sebaliknya ekosistem kawah di pegunungan yang tinggi merupakan contoh objek wisata yang mempunyai daya dukung rendah.

Faktor biofisik yang mempengaruhi dayadukung lingkungan bukan hanya faktor alamiah, melainkan juga faktor buatan manusia। Misalnya, adanya perkampungan penduduk di dekat objek wisata yang limbahnya terbuang langsung atau terbawa oleh arus

Page 4: REKREASI ALAM

ke lokasi itu akan menurunkan daya dukung lingkungan pariwisata tersebut.

Sarana pariwisata juga merupakan faktor dalam penentu dayadukung dan menjadi parameter sejauh mana dayadukung lingkungan pariwisata tersebut, antara lain jalan dan tempat peristrahatan। Dayadukung lingkungan tidak cukup hanya dilihat dari sarana pelayanan wisatawan saja, melainkan juga harus dari segi kemampuan lingkungan untuk mendukung sarana itu.

C. RUANG LINGKUP REKREASI ALAM1। Pengertian PariwisataMenurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan:1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah

Page 5: REKREASI ALAM

Daerah, dan pengusaha.

2. Hakekat PariwisataHakekat pariwisata dapat dirumuskan sebagai “seluruh kegiatan wisatawan dalam perjalanan dan persinggahan sementara dengan motivasi yang beraneka ragam sehingga menimbulkan permintaan barang dan jasa। Seluruh kegiatan yang dilakukan pemerintah di daerah dengan tujuan wisatawan untuk menyediakan dan menata kebutuhan wisatawan, dimana dalam proses keseluruhan menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan ekonomi , sosial-budaya, politik dan hankamnas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pembangunan bangsa dan negara"(Anonymous, 1987).

3. Bentuk-Bentuk WisataSementara itu, berbagai macam bentuk wisata, menurut Suwantoro (2002), diantaranya adalah:1. Dari segi jumlahnya, wisata dibedakan atas:a. Individual tour (wisatawan perorangan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau pasangan suami istri.b. Family group Tour (wisata keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu sama lain.c। Group Tour (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan bersama-sama dengan pimpinan oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan seluruh anggotanya.

Page 6: REKREASI ALAM

2. Dari segi kepengaturan, wisata dibedakan atas:a. Pre-arranged Tour (wisata berencana), yaitu suatu perjalanan wisata yang jauh hari sebelumnya telah diatur segala sesuatunya, baik transportasi, akomodasi maupun obyek-obyek yang akan dikunjungi.b. Package Tour (wisata paket), yaitu suatu produk perjalanan wisata yang dijual oleh suatu Perusahaan Biro Perjalanan.c. Coach Tour (wisata terpimpin), yaitu suatu paket perjalanan ekskursi yang dijual oleh Biro Perjalanan dengan dipimpin oleh pemandu wisata dan merupakan perjalanan wisata yang diselengarakan secara rutin dalam jangka yang telah ditetapkan dan dengan rute perjalanan tertentu pula.d. Special Arranged Tour (wisata khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang disusun secara khusus guna memenuhi permintaan seorang langganan atau lebih sesuai kepentingannya.e। Optional Tour (wisata tambahan), yaitu suatu perjalanan wisata tambahan diluar pengaturan yang telah disusun dan diperjanjikan pelaksanaannya yang dilakukan atas permintaan pelanggan.

3. Dari segi maksud dan tujuan, wisata dibedakan atas:a. Holiday Tour (wisata liburan), yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur, bersenang-senang dan menghibur diri.b। Familiarization Tour (wisata pengenalan), yaitu suatu perjalanan anjangsana yang dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan pekerjaannya.

Page 7: REKREASI ALAM

4. Sifat dan Karakter WisataKemudian setelah diketahui terminologi konsep WISATA (tourism) dan jenisnya, sekiranya perlu diketahui juga mengenai sifat dan karakter WISATA. Fandeli (1999) menyatakan bahwa terdapat beberapa sifat dan karakter wisata yang terdiri dari:1. In-SituObyek dan daya tarik wisata alam hanya dapat dinikmati secara utuh dan sempurna di ekosistemnya. Pemindahan obyek ke Ex-situ akan menyebabkan terjadinya perubahan dari obyek dan daya tarik atraksinya. Pada umumnya wisatawan kurang puas apabila tidak mendapatkan sesuatu secara utuh dan apa adanya.2. PerishableSuatu gejala atau proses alam ini hanya terjadi pada kurun waktu tertentu. Kadang siklusnya beberapa tahun, bahkan ada yang puluhan atau ratusan tahun. Obyek dan daya tarik wisata alam yang demikian membutuhkan pengkajian dan pencermatan secara mendalam untuk dipasarkan.3. Non RecoverableSuatu ekosistem alam yang mempunyai sifat dan perilaku pemulihan secara alami sangat tergantung dari faktor alam (Genotype) dan faktor luar (Fenotype). Pada umumnya pemulihan secara alami terjadi dalam waktu yang panjang. Proses untuk mempercepat pemulihan biasanya dibutuhkan dana dan tenaga yang besar, dan apabila upaya ini berhasil hasilnya tidak akan sama dengan kondisi semula.4. Non SubstitutableSuatu daerah atau kawasan mungkin terdapat banyak obyek wisata alam. Obyek alam ini, jarang sekali yang mempunyai kemiripan yang sama. Obyek dan daya tarik wisata, misalnya kawasan pegunungan antara

Page 8: REKREASI ALAM

satu tempat dengan tempat lain akan berbeda.4. Pengertian Rekreasi AlamRekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti 'membuat ulang', adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohaniseseorang. Hal ini adalah sebuahaktivitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Berdasarkan peninjauan secara terminologi keilmuan, REKREASI berasal dari dua kata dasar yaitu RE dan KREASI, yang secara keseluruhan berarti kembali menggunakan daya pikir untuk mencapai kesenangan atau kepuasan melalui suatu kegiatan. Pengertian rekreasi tersebut memberikan suatu syarat dan batasan,yang terdiri dari:a. kegiatan rekreasi terjadi pada waktu luang,b. kegiatan rekreasi bersifat sementara,c. dalam melakukan kegiatan rekreasi tidak terdapat unsur paksaan (dalam artian bersifat sukarela),d. pelaksanaan kegiatan rekreasi tidak terikat waktu dan tempat, bisa kapan saja dan dimana saja (dalam hal ini ilustrasikan bahwa kita sedang menonton televisi di rumah, kegiatan menonton televisi tersebut dapat dikatakan sebagai salah satu kegiatan rekreasi),e. pelaksanaan kegiatan rekreasi tidak terikat aturan, tapi aturan berlaku jika ada program-program tertentu (misalnya program paket perjalanan rekreasi).Rekreasi Alam atau wisata alam meru-pakan salah satu bagian dari kebutuhan hidup manusia yang khas dipenuhi untuk memberikan keseimbangan, keserasian, ketenangan dan kegairahan hidup, dimana rekreasi alam atau wisata alam adalah salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang

Page 9: REKREASI ALAM

berlandaskan atas prinsip kelestarian alam. (Direktorat Perlindungan dan Pelestarian Alam (1979) dalam Hemawan (1983))

Jadi, setelah kita menelaah secara terminologi WISATA dan REKREASI dan perbedaan keduanya। Maka dapat ditarik suatu kesimpulan dasar mengenai perbedaan konsep WISATA dan REKREASI. Pemahaman umum (substansi) dari perbedaan keduanya menghasilkan suatu konsep dimana REKREASI secara terminologi lebih luas (general) daripada konsep WISATA.Berikut perbedaan mendasar antara WISATA dan REKREASI.

4. Perbedaan Wisata dan Rekreasia. WISATA1. Mutlak melakukan perjalanan2. Ada tujuan / destination area3. Selalu dilakukan di luar rumah, dan berada dalam jarak yang jauh ± 80 km (50 mil) dari rumah4. Konteks kegiatannya cenderung pada pemanfaatan suatu tempat tujuan5. Pelakunya merupakan pengunjung / wisatawan6. Konteks wisata lebih spesifik dan pasti termasuk REKREASI.b. REKREASI1 Tidak mutlak melakukan perjalanan2 Cenderung tidak ada tujuan, karena bisa dilakukan dimana saja3 Dapat dilakukan di rumah dan di luar rumah (cakupan area kegiatan rekreasi lebih luas)4 Konteks kegiatan lebih cenderung pada pemanfaatan waktu luang (leisure time)

Page 10: REKREASI ALAM

5 Pelaku kegiatan rekreasi adalah siapapun dan tidak mendapat panggilan/sapaan khusus6 Konteks rekreasi lebih luas (general), maka daripada itu konteks rekreasi belum tentu WISATA।

4. Tujuan RekreasiSyarat dan batasan rekreasi tersebut merupakan salah satu pembeda yang nyata dengan terminologi WISATA. Sehingga dalam hal ini pun dapat terumuskan bahwa tujuan dari REKREASI adalah:1) pengisi waktu luang;2) pelepas lelah, kebosanan dan kepenatan;3) sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan pengganti/pelengkap), contoh pendidikan dan pekerjaan/bekerja;4) sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan untuk kegiatan berkelompok serta rekreasi aktif).Setelah dibuat suatu substansi dasar mengenai wisata dan rekreasi, sekiranya pertanyaan pertama mengenai perbedaan utama antara rekreasi dan wisata dapat diselesaikan pemecahannya। Persoalan selanjutnya pun mengenai konteks penempatan kata yang tepat untuk kegiatan yang dilaksanakan di lokasi mall, pantai, perdesaan dan kawasan lindung lainnya (Taman Wisata Alam, Cagar Alam), hal tersebut dapat timbul berbagai pendapat dimana hal ini disesuaikan dengan tingkat pemahaman seseorang terhadap konteks REKREASI dan WISATA secara efektif dan efisien.

Sebagai ilustrasi, kita dapat menempatkan konteks “wisata” apabila kita sedang melakukan perjalanan dan hiburan menuju / di PANTAI। Tetapi, kita juga

Page 11: REKREASI ALAM

sebenarnya sedang melakukan kegiatan “rekreasi” yang bertempat di PANTAI tersebut. Jadi, substansi utama pemecahan persoalan tersebut adalah pahami dulu bahwa konteks REKREASI lebih luas (general) daripada konteks WISATA. Kasus tersebut menyatakan bahwa konteks rekreasi lebih luas sehingga dalam kegiatan wisata yang dilakukan pun sebenarnya kita sedang melakukan rekreasi pula, meskipun begitu hal tersebut belum tentu jikalau kita melakukan kegiatan rekreasi termasuk ke dalam kegiatan wisata.

Hal tersebut merupakan salah satu hal yang harus dipahami pada saat ini, dengan tujuan agar semua orang dapat mengetahui dan mengatakan yang benar:KITA AKAN REKREASI KE TAMAN NASIONAL GUNUNG Ciremai atau KITA AKAN WISATA KE TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI.

diposkan oleh pelita alas di 19.34 0 komentar   label: ekowisata

jumat, 09 april 2010

Pariwisata Alam Terlahir Dari Sebuah “Klimaks”

Industri Pariwisata lahir karena adanya

perbedaan, keunikan, dari banyaknya etnik lokal, dari segi bentang alam, flora, fauna

maupun yang berupa kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa, rasa dan budi manusia. Tanpa

adanya perbedaan itu, tak akan ada kepariwisataan, tidak ada orang yang melakukan

Page 12: REKREASI ALAM

perjalanan ingin menikmati keunikan yang tidak ada didaerah asal wisatawan (berwisata).

Dengan mempertahankan keunikan alam dan budaya, berarti menjaga kelestarian lingkungan

hidup serta meningkatkan kualitas hidup, tanpa merusak sumber kehidupan manusia yaitu

alam dan budayanya.

Tak dapat disangkal bahwa masyarakat yang sudah menyadari bahwa peranan alam dan budaya

serta adat istiadat (saling mengasihi dan menghormati) dapat menjadikan pariwisata

menjadi alat pencipta ketenteraman dalam kehidupannya, mereka memiliki watak yang mampu

menerima perubahan tanpa meninggalkan keaslian/keunikan yang dianutnya. Dengan falsafah

itulah mereka menjadi masyarakat yang tidak mudah digoncang untuk melakukan hal-hal yang

diluar nilai-nilai yang dianutnya.

Seimbangnya hubungan manusia dengan Tuhan, seimbangnya hubungan manusia dengan

sesamanya, seimbangnya hubungan manusia dengan lingkungan alam। Konsep ini mengajarkan

kepada kita untuk menjunjung nilai-nilai luhur agama serta mampu mengaktualisasikannya,

menghargai nilai-nilai kemanusiaan, toleran, kesetaraan, kebersamaan, persaudaraan,

memelihara lingkungan alam.

Pergeseran paradigma dari pariwisata lama ke pariwisata baru, telah mendorong pelaku

pariwisata semakin menyadari eksistensi ekosistem sebagai bagian dari kegiatan

wisatanya. Mereka menyadari betapa pentingnya keseimbangan lingkungan dan kelestarian

sumber daya alam bagi kehidupan generasi yang akan datang. Model pengembangan pariwisata

yang sangat tepat untuk menciptakan ekosistem yang lestari adalah pengembangan wisata

ekologi (ecotourism ) dan pariwisata alam terbuka, yang tidak merubah kondisi alam yang

ada.

Wisata ekologi terdiri atas berwisata ke/dan mengunjungi kawasan wisata alamiah yang

relatif tak terganggu dengan niat betul-betul obyektif untuk melihat, mempelajari,

mengagumi keindahan alam, flora, fauna termasuk aspek-aspek budaya baik di masa lampau

maupun di masa sekarang, yang mungkin terdapat di kawasan wisata tersebut. Wisata

ekologi menekankan pada upaya pelibatan masyarakat setempat dalam proses sehingga mereka

dapat memperoleh keuntungan sosio-ekonomi dari proses dimaksud. Dalam keterlibatannya,

masyarakat harus memperoleh petunjuk-petunjuk dan pengaturan, guna memperoleh saringan

(filter) yang ketat terhadap masuknya pengaruh negatif para wisatawan.

Jasa ekowisata menyimpan potensi ekonomi yang besar. Pada periode 1990an, pertumbuhan

ekowisata global sebesar 20 hingga 34 persen per tahun. Tahun 2002 adalah tahun dimana

Page 13: REKREASI ALAM

dicanangkannnya Tahun Ekowisata dan Pegunungan di Indonesia. Pada tahun 2004,

pertumbuhannya tiga kali lebih cepat dibanding pariwisata umumnya (The International

Ecotourism Society, TIES, 2006). Negara berkembang dengan potensi sumberdaya alam,

termasuk Indonesia, memiliki peluang meraup manfaat dari jasa ekowisata ini.

Ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan konservasi. Apabila

ekowisata pengelolaan alam dan budaya masyarakat yang menjamin kelestarian dan

kesejahteraan, sementara konservasi merupakan upaya menjaga kelangsungan pemanfaatan

sumberdaya alam untuk waktu kini dan masa mendatang. Hal ini sesuai dengan definisi yang

dibuat oleh The International Union for Conservntion of Nature and Natural Resources

(1980), bahwa konservasi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan biosphere dengan

berusaha memberikan hasil yang besar dan lestari untuk generasi kini dan mendatang.

Dari berbagai workshop dan diskusi yang diselenggarakan di berbagai daerah di Indonesia

baik oleh pemerintah pusat maupun daerah, dirumuskan 5 (lima) Prinsip dasar pengembangan

ekowisata di Indonesia yang menitikberatkan pada kelestarian lingkungan, yaitu:

1. Pelestarian

2. Pendidikan

3. Pariwisata

4. Perekonomian

5. Partisipasi masyarakat setempat

Maksud dari menjamin kelestarian ini seperti halnya tujuan konservasi (UNEP, 1980)

sebagai berikut:

1. Menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung sistem kehidupan.

2. Melindungi keanekaragaman hayati.

3. Menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya.

Di luar seluruh permasalahan, tantangan dan hambatan yang dimiliki Indonesia dalam

pengembangan kepariwisataan, potensi yang dimiliki sebagai penunjang pembangunan

kepariwisataan sangat tinggi. Kekayaan alam dengan keanekaragaman jenis atraksi wisata

alam kelas dunia masih kita miliki. Atraksi wisata alam berbasis kekayaan alam tersebut

meliputi daya tarik ekowisata, bahari, pulau-pulau kecil serta danau dan gunung tersebar

di seluruh wilayah dan siap untuk dikembangkan. Kekayaan budaya yang tinggi dan

beranekaragam juga menjadi potensi yang sangat tinggi untuk dilestarikan melalui

pembangunan kepariwisataan.

Page 14: REKREASI ALAM

Pada dasarnya minat utama wisatawan datang ke suatu destinasi pariwisata lebih

disebabkan karena daya tarik wisata budaya dengan kekayaan seperti adat istiadat,

peninggalan sejarah dan purbakala, kesenian, monumen, upacaraupacara dan peristiwa

budaya lainnya. Kemajemukan bangsa Indonesia dengan agama yang beragam menjadi potensi

yang sangat besar dalam peningkatan kepariwisataan. Hampir tidak ada negara atau daerah

di dunia yang memiliki penduduk yang heterogen dalam kepercayaan mereka. Sementara

Indonesia sangat berbeda dan dari satu daerah ke daerah lainnya pengembangan pariwisata

relijius merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di masa yang akan

datang.