rekonstruksi aceh n0. 28 2 september 2006...

8
M Y K C N0. 28 2 SEPTEMBER 2006 DUA MINGGUAN REKONSTRUKSI ACEH http://e-aceh-nias.org/ceureumen/ 7 Dummm... Safrizal Pun Terpasung PANTON 2 Roda Tiga Lindas Warga 3 Penyuling Air Berhenti Menetes Makmu dalam gle lee wase kacang Rame lam peukan lee ureung meukat Qanun Pilkada, kelheueh geurancang Syarat pakiban gubernur meuhat Putik pisang toeng jantoeng pisang klat Ureung poet kulat leethat dalam blang Calon gubernur ngoen wakil meuhat Ka geuboeh syarat baca quru’an Bukon lee sayang pisang teupeungat Teumon bulukat ka basi santan Wate Pilkada uloen peu ingat Beu ade that-that bek sampe curang Bukon le sayang keu bintang barat Teungoh loen lihat gadoeh meulayang Wahee tim sukses bek paksa rakyat Soe galak meuhat yue pileh rijang SULAIMAN A. GANI ikmat kemerdekaan ternya- ta tak singgah ketiga desa di pedalaman Lamno, Aceh Jaya. Desa Pante Ceureumen, Sabet dan Maree terisolir oleh Krueng In- ong. Warga di sana tak sabar lagi. Pasalnya sudah 61 tahun negeri ini merdeka. Tapi… Derita warga ketiga desa itu bagai tak terperi. Untuk menjangkau pu- sat kecamatan, Lamno, mereka dua kali menaiki rakit. Inilah satu-satun- ya sarana transportasi “modern” di sana. Rakit amat sederhana itu dibuat dari bambu. Tanpa mobil Setiap harinya, dia selalu ramai dipakai masyarakat. Jangan harap mobil sedan bisa lewat. Cuma si roda dua yang bisa melintas. Itu pun tak gratis. Setiap kendaraan roda dua dikenakan bea seribu saja. Manusia juga, Rp 1.000 per kepala. Sudah puluhan tahun, warga ke- tiga desa itu berakit-rakit selalu. Ke- Berakit Rakit di Krueng Inong Firman Hadi Aceh Jaya [email protected] tiga desa tertinggal ini jaraknya sekira delapan kilometer dari Lam- no. Penghuninya seribuan jiwa leb- ih. Mayoritas mereka petani. Jadi inilah rakit penyambung urat nadi kehidupan masyarakat di tiga desa pedalaman Lamno. Karena han- ya dari rakit itulah masyarakat bisa membawa hasil alamnya untuk di- jual di Pasar Lamno. Uroe peukan Desa-desa tersebut memproduk- si hasil tani, antara lain kopi, kacang tanah, rotan, durian. Terkadang ak- ses menuju ke pasar menjadi lambat ketika Uroe Peukan. Sebab sejak pagi sekali warga sudah antre. Kadangkala hingga pukul sebelas siang seluruh penumpang baru da- pat menyeberang. Praktis membuat hasil alam warga, telat sampai di pasar. Parah lagi bila musim hujan. Arus sungai menjadi sangat deras. Otom- atis rakit tidak bisa dipakai. Jika sudah begini, bisa empat hingga se- pekan warga terkurung. Hubungan pun terputus. Bisa dibayangkan bagaimana na- sib warga, bila terisolir. Beragam ke- butuhan baik itu bahan dapur sep- erti minyak tanah, menjadi langka. “Warga sudah lama menagih janji,” tukas Heri, seorang mahasiswa bak- ti sosial. Menanti janji Impian membuat jembatan, telah diusahakan sebelum konflik berke- camuk. Namun sampai kini tak tere- alisir, warga pun tak percaya lagi dengan pemerintah. “Yang berjanji banyak, apalagi musim pemilu. Tapi hasilnya nihil,” ujar Salami, ketua Pemuda Pante Ceureumen. Janji pejabat datang musim Pemi- lu. Mereka beretorika akan buat jem- batan. Sekali lagi, itu cuma sebatas janji. “Masyarakat sudah bosan men- dengar,” ujar warga yang lain. Sayangnya lagi, tiga desa ini juga masuk kategori hitam dalam kamus militer semasa konflik dahulu. Heri yang melakukan bakti sosial di sana mengatakan, sudah tiga tahun lebih daerah itu tak pernah mendapat per- hatihan karena konflik. N HOTLI SIMANJUNTAK Seorang profesor di Pusat Riset Sistem Penanggulan- gan Bencana Universitas Kyoto, Jepang mengatakan teknologi peringatan dini sangat penting, kendati itu bukan segalanya. Baca halaman 4 - 5. Penyuling Air Berhenti Menetes Penyuling Air Berhenti Menetes

Upload: votruc

Post on 11-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: REKONSTRUKSI ACEH N0. 28 2 SEPTEMBER 2006 …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/...dengar,” ujar warga yang lain. Sayangnya lagi, tiga desa ini juga masuk kategori

M Y KC

N0. 28 ■ 2 SEPTEMBER 2006 ■ DUA MINGGUAN

REKONSTRUKSI ACEH

http://e-aceh-nias.org/ceureumen/

7

Dummm...Safrizal Pun Terpasung

PANTON

2

Roda TigaLindas Warga

3

Penyuling AirBerhenti Menetes

Makmu dalam gle lee wase kacangRame lam peukan lee ureung meukatQanun Pilkada, kelheueh geurancangSyarat pakiban gubernur meuhat

Putik pisang toeng jantoeng pisang klatUreung poet kulat leethat dalam blangCalon gubernur ngoen wakil meuhatKa geuboeh syarat baca quru’an

Bukon lee sayang pisang teupeungatTeumon bulukat ka basi santanWate Pilkada uloen peu ingatBeu ade that-that bek sampe curang

Bukon le sayang keu bintang baratTeungoh loen lihat gadoeh meulayangWahee tim sukses bek paksa rakyatSoe galak meuhat yue pileh rijang

SULAIMAN A. GANI

ikmat kemerdekaan ternya-ta tak singgah ketiga desa dipedalaman Lamno, Aceh

Jaya. Desa Pante Ceureumen, Sabetdan Maree terisolir oleh Krueng In-ong. Warga di sana tak sabar lagi.Pasalnya sudah 61 tahun negeri inimerdeka. Tapi…

Derita warga ketiga desa itu bagaitak terperi. Untuk menjangkau pu-sat kecamatan, Lamno, mereka duakali menaiki rakit. Inilah satu-satun-ya sarana transportasi “modern” disana. Rakit amat sederhana itu dibuatdari bambu.

Tanpa mobilSetiap harinya, dia selalu ramai

dipakai masyarakat. Jangan harapmobil sedan bisa lewat. Cuma si rodadua yang bisa melintas. Itu pun takgratis. Setiap kendaraan roda duadikenakan bea seribu saja. Manusiajuga, Rp 1.000 per kepala.

Sudah puluhan tahun, warga ke-tiga desa itu berakit-rakit selalu. Ke-

Berakit Rakit di Krueng InongFirman Hadi

Aceh [email protected]

tiga desa tertinggal ini jaraknyasekira delapan kilometer dari Lam-no. Penghuninya seribuan jiwa leb-ih. Mayoritas mereka petani.

Jadi inilah rakit penyambung uratnadi kehidupan masyarakat di tigadesa pedalaman Lamno. Karena han-ya dari rakit itulah masyarakat bisamembawa hasil alamnya untuk di-jual di Pasar Lamno.

Uroe peukanDesa-desa tersebut memproduk-

si hasil tani, antara lain kopi, kacangtanah, rotan, durian. Terkadang ak-ses menuju ke pasar menjadi lambatketika Uroe Peukan. Sebab sejak pagisekali warga sudah antre.

Kadangkala hingga pukul sebelassiang seluruh penumpang baru da-pat menyeberang. Praktis membuathasil alam warga, telat sampai dipasar.

Parah lagi bila musim hujan. Arussungai menjadi sangat deras. Otom-atis rakit tidak bisa dipakai. Jikasudah begini, bisa empat hingga se-pekan warga terkurung. Hubunganpun terputus.

Bisa dibayangkan bagaimana na-sib warga, bila terisolir. Beragam ke-butuhan baik itu bahan dapur sep-erti minyak tanah, menjadi langka.“Warga sudah lama menagih janji,”tukas Heri, seorang mahasiswa bak-ti sosial.

Menanti janjiImpian membuat jembatan, telah

diusahakan sebelum konflik berke-camuk. Namun sampai kini tak tere-alisir, warga pun tak percaya lagidengan pemerintah. “Yang berjanjibanyak, apalagi musim pemilu. Tapihasilnya nihil,” ujar Salami, ketuaPemuda Pante Ceureumen.

Janji pejabat datang musim Pemi-lu. Mereka beretorika akan buat jem-batan. Sekali lagi, itu cuma sebatasjanji. “Masyarakat sudah bosan men-dengar,” ujar warga yang lain.

Sayangnya lagi, tiga desa ini jugamasuk kategori hitam dalam kamusmiliter semasa konflik dahulu. Heriyang melakukan bakti sosial di sanamengatakan, sudah tiga tahun lebihdaerah itu tak pernah mendapat per-hatihan karena konflik. ■

N

■ H

OT

LI S

IMA

NJU

NTA

K

Seorang profesor di PusatRiset Sistem Penanggulan-gan Bencana UniversitasKyoto, Jepang mengatakanteknologi peringatan dinisangat penting, kendati itubukan segalanya.Baca halaman 4 - 5.

Penyuling AirBerhenti MenetesPenyuling AirBerhenti Menetes

Page 2: REKONSTRUKSI ACEH N0. 28 2 SEPTEMBER 2006 …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/...dengar,” ujar warga yang lain. Sayangnya lagi, tiga desa ini juga masuk kategori

Pembaca yang budiman. Mulai edisi depan TabloidCeureumén memberi kesempatan kepada anda untukmenyampaikan keluhan menyangkut rekontruksi, rein-tegrasi dan perdamaian. Uneg-uneg bisa dikirim ke no-mor 081377237728. Rubrik SMS ini akan hadir setiap duaedisi atau setiap edisi nomor genap Ceureumén.Redaksi

>> SMS

CEUREUMeN2

>> SMS>> CEK BANUN

Menanti Janji BRAKapan BRA melunasi janji di Peureulak Timur? Se-

dangkan pengecekan korban konflik sudah 5 bulan, se-dangkan rekening rakyat hampir habis masa. Tolonglahdiperhatikan.

085260205 XXX

Kapan Ganti SewaKami salah satu korban tsunami yang tinggal di daer-

ah Deah Glumpang. Kami sekarang menyewa rumah.Kami pernah mendengar untuk penyewa yang tidakpunya rumah akan diberi biaya ganti sewa. Bagaimanakami mendapatkannya? Lalu, bagaimana cara mendap-takan rumah bantuan dari BRR, dengan cara mencicil?Terima kasih atas dimuatnya sms ini.

Husman-085260503XXX

Pilkada TerancamProses Kartu Tanda Penduduk (KTP) Nasional dijaja-

ki, berapa persen yang sudah selesai? Kalau ini belumtuntas, Pilkada terancam minim pemilih.

Marzi - 08126928 XXX

Buat KuntoroWahai Pak Kuntoro pimpinan BRR. Jangan ”memper-

mainkan” orang Aceh dengan cara-caramu yang tidakbecus menangani BRR. Kami kecewa berat terhadap ki-nerjamu.

081360470XXX

>> KORUPSI

ukan hanya di BandaAceh, kasus bantuan be-cak juga merembet ke bumi

Teuku Umar, Meulaboh Aceh Bar-at. Kemelut serupa juga terjadi didaerah itu. Siapa biangkerok seg-alanya, Persatuan Tiga Roda-kah?Sebab ada protes dari masyarakat-nya.

Penerima becak mencelat.Mereka merasa diperlakukantidak adil. Pelakunya, tentu saja di-tuding Persatuan Tiga Roda Ban-da Aceh (PERTIBA). Sebab inilahlembaga yang khusus menduku-ng eksistensi abang becak.

Ceritanya begini. Becak bantu-an Menko Kesra diberikan untukwarga yang berprofesi sebagai tu-kang becak di Meulaboh. Jumlah-nya sebanyak 40 (empat puluh)unit, meski pun yang benar-benardisalur menurut SuAK (Solidari-tas untuk AntiKorupsi) hanya 35unit.

Bayar IuaranNah, setelah memperoleh be-

cak, penerima harus membayariuran sebesar Rp 15.000 per hari.Iuran wajib ini memang diaturdalam perjanjian tertulis. Dalamsurat perjanjian yang ditandatan-gani Cut Fitri Marfiza dengan pen-

Roda Tiga Lindas WargaMuhammad Azami

Banda [email protected]

erima becak, disebutkan bahwajangka waktu pembayaran kreditbecak selama tiga tahun.

Ternyata ada aroma lain yangkian membusuk. Pada awalnyatukang becak oke-oke saja. Na-mun, lama-kelamaan merasadiperlakukan secara tidak adil.Mereka merasa bahwa bantuantersebut bukan untuk member-dayakan korban tsunami, tapiterkesan menjadi milik pribadilembaga penyalurnya. TemuanSuAK Aceh Barat mengindikasi-kan becak bermesin motor merekHonda Win dikutip berbagai bi-aya.

Katanya, dikenakan bea admRp 300.000 per unit becak. Ada 39

unit becak bantuan Menko Kesra,maka terkumpul biaya adminis-trasi sebesar Rp 11.700.000 darikutipan ini. Setoran harian Rp15.000 per hari selama 3 tahun.

Tak tahanTak tahan oleh perlakuan lem-

baga penyalur, warga pun kemu-dian melaporkan kasus ini kepa-da SuAK. Lalu, SuAK punmenawarkan opsi sebagai solusidari permasalahan yang terjadiantara penerima bantuan denganpenyalur bantuan becak MenkoKesra itu.

Semua anggota Pertiba jugakeberatan dengan beban sewayang terkesan tidak manusiawi.“Kalau memang itu peraturan dari

Menko Kesra sebagai pihak yangmemberi bantuan, kami tidak ke-beratan, padahal di beberapakabupaten lain biaya kredit terse-but juga ditetapkan tapi setoran-nya lebih rendah dan limit waktusetorannya pun tidak begitu lama,tidak sampai 3 tahun.

Dan setelah itu becaktersebut bisa menjadi hak milikyang sah, tapi yang terjadi malahbecak yang sudah lunas disetorselama tiga tahun belum tentumenjadi hak milik,” demikian tu-tur warga.

Sebagai modalKetua PERTIBA Cabang Aceh

Barat Cut Fitri Marphiza membe-narkan melakukan pengutipanatas becak bantuan itu. Klarifikasiyang disampaikan kepada SuAKdi kantor PERTIBA Aceh Barat,diakui becak Menko Kesra bukandiberikan, tapi disewakan selama3 tahun. “Maksud penyewaantersebut untuk menambah arma-da becak yang masih kurang dis-amping dijadikan modal kopera-si,” katanya.

Bukan kasusAda yang mengompori Cut

Fitri. Dia membantah adanya in-dikasi penyelewengan dana dalamkasus ini seperti dilaporklanSuAK. “Sebenarnya ini bukan ka-sus, tapi dibuat menjadi kasus,”

katanya kepada Ceureumén.Kalaupun ada kutipan uang

Rp 15.000 per hari dan biaya ad-ministrasi awal sebesar Rp300.000, itu adalah kutipan yangsah sesuai dengan perjanjian. “Kantidak mungkin kita hanya memikir-kan perut satu orang. Kita inginmemberdayakan mereka semuanyasecara ekonomis,” katanya.

Dikatakan, kekisruhan in jugamuncul karena ada pihak ketigayang mengompori. “Ini terjadi,karena ada pihak ketiga yangmengompori,” jelasnya. Menurut-nya, Menko Kesra juga menyalur-kan becak itu untuk Aceh beratberkat kerja keras lembaga yangdipimpinnya.

Tanpa solusiSebetulnya, telah diupayakan

solusi dengan mengadakan perte-muan bersama. Namun,kekecewaan tetap tidak terbend-ung, karena abang-abang becakmerasa tetap ada aturan yangmemberatkan mereka.

Dan sebelum ada solusi yangdirasa adil bagi semua pihak, be-cak itu diawasi SuAK Aceh Barat.“Untuk sementara dalam penga-wasan kita sesuai dengan keingi-nan abang becak. Nanti akan kitacarikan solusi bersama yang lebihadil,” kata Teuku Neta Firdaus,Kordinator BP SuAK Aceh Barat.■

B

■ H

OT

LI S

IMA

NJU

NTA

K

■ M

AH

DI

AB

DU

LLA

H

Page 3: REKONSTRUKSI ACEH N0. 28 2 SEPTEMBER 2006 …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/...dengar,” ujar warga yang lain. Sayangnya lagi, tiga desa ini juga masuk kategori

3CEUREUMeN>> FOKUS

■ REDAKSI CEUREUMeN ■Pemimpin Redaksi: Sim Kok Eng Amy ■ Sekretaris Redaksi: Siti Rahmah ■ Redaktur/Wartawan: Nani Afrida, Mohammad Avicenna, Muhammad Azami ■

Koordinator Artistik: Maha Studio ■ Fotografer: Hotli Simanjuntak ■ Bagian Keuangan: Atik Hidayati ■ Bagian Umum: Ratnasari Dewi, Andi Yoga Tama ■

Bagian Sirkulasi: Surya Windu ■ Dengan kontribusi wartawan lepas di Aceh ■ Alamat: Jl. Prada Utama No: 11 A. Gampong Prada, Banda Aceh. PO BOX061 Banda Aceh 23001. Email: [email protected] ■ Percetakan dan distribusi oleh Serambi Indonesia.CEUREUMeN merupakan media dwi-mingguan yang didanai dan dikeluarkan oleh Decentralization Support Facility (DSF atau Fasilitas PendukungDesentralisasi). DSF merupakan inisiatif multi-donor yang dirancang untuk mendukung kebijakan desentralisasi pemerintah dengan meningkatkankeselarasan dan efektifitas dukungan dari para donor pada setiap tingkatan pemerintahan. Misi dari CEUREUMeN adalah untuk memberikan informasidi Aceh tentang rekonstruksi dan berita yang bersifat kemanusiaan. Selain itu CEUREUMeN diharap bisa memfasilitasi informasi antara komunitasnegara donor atau LSM dengan masyarakat lokal.

udah setahun Habibah (35) taklagi mengambil air bersih dariInstalasi Penjernihan Air yang ter-

parkir di halaman PDAM, Lambaro,Aceh Besar. Padahal dulu, saban sore diaselalu sowan ke sana bersama sang sua-mi untuk mengambil air yang keluardari pipa mesin penyulingannya.“Sekarang sudah tidak ada, jadi sayatidak ambil air lagi,” ucap Habibah.

“Menghilangnya” mesin tersebutkarauan saja membuat Habibah danjuga warga yang biasa mengantri air bin-gung. Sebab, tak ada kabar pengiringkepergian mesin pemberian GeneralElectric, Amerika Serikat itu.

Semua BingungWarga hanya mendengar selentingan

kabar, alat tersebut diboyong ke Yo-gjakarta untuk membantu korban gem-pa di sana.”Ada yang bilang dibawa keYogjakarta,” ucap Habibah lagi.

Tak hanya warga yang bingung.Mantan Direktur Perusahaan DaerahAir Minum Banda Aceh, Syamsul Bahripun terkejut ketika tahu mesin pengha-sil air bersih itu tak bertengger lagi disana.

Padahal dulu saat dia terima, alattersebut memang diberikan untuk mem-bantu korban tsunami di Aceh. “Alat itudiberikan untuk korban tsunami diAceh,” tukas Syamsul.

Syamsul juga masih ingat ketika Gen-eral Electric menyambanginya untukmenghibahkan alat itu pada Februaritahun lalu. Pihak General Electric mem-berikan alat penyuling air itu, untukmembantu Aceh dalam masa tanggapdarurat. “Ketika itu air bersih memangsulit didapat, karenanya mereka memi-lih bantu penyuling air,” ucapnya lagi.

MengherankanBantuan ini tentu saja membuat

Syamsul senang. Apalagi bila mengin-gat akibat tsunami, hampir 50 persenpipa pengalir air milik PDAM hancur.Akibatnya, masyarakat kekurangan pa-sokan air bersih ke tempat hunian mere-ka. Ini tentu saja mengganggu. “Bantu-an ini memang bertujuan meringankanmasyarakat di masa tanggap daruratyang tak dapat pasokan air,” ucap Syam-sul.

Kini Syamsul mendengar alat terse-but tak lagi di sana. Dia pun heran.Menurutnya, saat ini Aceh sendiri masihsangat membutuhkan alat tersebut. Set-iap hari, puluhan mobil tanki berkelil-ing ke barak mengantarkan air dari ha-sil sulingan. “Sampai saat ini Acehmasih butuh,” tegas dia.

Syamsul gusar. Dia sebenarnya ber-niat akan memajukan program instalasipenyulingan air ini. Pihak PDAM dan

Dan Penyuling Pun Berhenti MenetesAsri Zaidir

Banda [email protected]

ekas Direktur PDAM, Syam-sul Bahri tak habis mengerti.Apalagi bila ingat instalasi pe-

ngolah air ini bernilai Rp 30 miliarlebih. Dia masih ingat saat mendar-at di Aceh dengan memakai pesawatkargo Antonov.

Instalasi air mineral ini diman-faatkan untuk memproduksi airsiap minum bagi pengungsi. “Alatini mampu memproduksi air 40liter per detik,” cerita dia beberapawaktu lalu soal kemampuanpenyuling air itu.

Katanya, berdasarkan hasil pene-litian yang dilakukan sebuah lemba-ga dari Jakarta, kualitas air yang di-hasilkan oleh instalasi ini sangatlahmemuaskan. Konon, hasilnya lebihbaik dibandingkan produk air min-eral mana pun di republik ini.

“Misalnya jika dibandingkan den-gan air mineral produk dalam negeri.Jadi, mutunya jauh baik dari air me-

donatur akan bikin sebuah pabrik airmineral yang diolah dari Krueng Aceh.Air akan disuling, lalu dipasarkan. Ha-sil penjualan akan dimasukkan ke dalamkas daerah.

Lobi Pun BuyarDemi mewujudkan impiannya,

Syamsul telah melakukan lobi denganpihak investor PT Metito, sebuah peru-sahaan dari Jakarta. Dari hasil lobi,Syamsul mengatakan bahwa merekasudah mencapai kesepakatan tentangpenggunaan instalasi penjernihan airtersebut. Investor menyanggupi mem-bantu dengan syarat apabila alat terse-but rusak, maka spare part-nya harusmembeli pada perusahaan Metito terse-but.

Belum tercapai keinginan Syamsul,pada 12 April 2005, dia digantikan olehA. Ritonga. Akhirnya hasratnya punbuyar. Apalagi semuanya masih seba-tas ucapan, belum tertulis dalam perjan-jian kontrak. “Karena belum ada MoU,jadi mau dibilang apa,” jelasnya.

Ritonga tak menyangkal apa yangdikatakan Syamsul. Namun menurutdia itu memang sudah menjadi keten-tuan. Tak ada yang bisa disalahkan.Sebab, belum ada perjanjian yangdibuat oleh PDAM dengan pihak in-vestor.

PinjamanKe mana penyuling air itu? Ritonga

mengatakan, dia mengetahuinya. Diajuga tahu alat tersebut diangkut denganmenggunakan truk. Namun, dia taktahu ke mana alat tersebut dibawa.Sebab, alat ini bukan diberikan untukPDAM, namun hanya sekadar untukdipinjamkan.

Airnya Mengalir Ke Yogya?Muhammad Azami

Banda [email protected]

neral produk manapun di negeri ini,”jelas Syamsul Bahri.

Biaya TinggiIa mengakui, biaya operasional insta-

lasi pemroses air mineral tersebut rela-tif tinggi, yaitu mencapai Rp 8.000 perkubik. Karena tingginya biaya opera-sional, saat memproduksi air untuk ke-butuhan pengungsi selama masatanggap darurat, PDAM mendapat in-jeksi dana dari sejumlah lembaga.

Itu sebab kala itu pernah dicari solu-si supaya alat ini berproduksi secarakomersial. Pasca tanggap daruratPDAM Tirta Daroy pernah berupayamenjalin kerjasama dengan PT Metito.Presdir PT Metito, Nabile Warich, yangasal Al-Jazair secara khusus pernah da-tang ke Aceh.

Mereka bahkan sudah pernah me-neken kontrak MoU untuk mengop-erasikan instalasi air mineral tersebutuntuk kebutuhan komersial. Keuntun-gannya ya, menurut Syamsul, untukmasyarakat Aceh juga. Itu sebab, iasempat menyayangkan ketika alat terse-but dibawa ke Yogyakarta. ■

B

Jadi, tak bisa disalahkan bila investormenarik kembali dan memindahkannyasesuai keinginan mereka. “Alat itu dip-injamkan. Jadi, kalau diambil kembali yaharus terima,” Ritonga pasrah.

Pun begitu, PDAM akan terus beru-

saha untuk memasok air untukmasyarakat khususnya yang berada dibarak pengungsian. “Kami akan terusberusaha untuk memenuhi, dan mudah-mudahan tidak ada masalah,” ucapnyapasti. ■

■ H

OT

LI S

IMA

NJU

NTA

K

Seorang ibu sedangmencuci pakaian disebuah istalasi air

bersih, di DesaSiron, Lambaro.

S

Page 4: REKONSTRUKSI ACEH N0. 28 2 SEPTEMBER 2006 …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/...dengar,” ujar warga yang lain. Sayangnya lagi, tiga desa ini juga masuk kategori

M Y KC

CEUREUMeN4 CERITA SAMP

>> KOMENTAR ANDA

Saya setuju, sebab kata-kaa GAM dapat menimbulkantrauma pada keluarga korban GAM, lebih baik GAM jadiparpol dengan nama yang lain.

Pengirim: 085260357xxx

Menurut hemat kami, dalam rangka menjaga MoU, GAMtak perlu dibubarkan. Lagi pula, RI dengan siapa berund-ing kalau GAM dibubarkan? yang nggak-nggak aja.

Pengirim: 08126925xxx

Tolong GAM jangan dibubarkan sebelum semua anggo-ta TNA mendapat dana, dan masyarakat korban konflikjuga harus dapat dana untuk haknya seperti GAM.

Masyarakat Lamno06517419xxx

Saya tidak setuju GAM dibubarkan, karena berkat per-juangan GAM, rakyat Aceh bisa hidup sejahtera di masayang akan datang, dan berharap GAM tetap ada di Aceh.

Pengirim: 085261921xxx

Saya sangat setuju GAM dibubarkan. Sebab selamamasa damai ini, saya melihat GAM dengan KPA-nya,mendirikan pemerintahan di dalam pemerintahan. Set-ahu saya, inti dari MoU Helsinki adalah dibubarkannyaGAM dan kembali ke NKRI.

Pengirim: 081360844xxx

Membubarkan GAM, sama dengan membubarkan His-bullah di Tanah Langit Libanon.

Pengirim: 085260248xxx

GAM/TNA jangan dibubarkan karena mereka pasukanyang berjasa bagi bangsa Aceh. Mana orang lain yangpikir nasib bangsa selain GAM. Saya mohon kepada pet-inggi GAM, GAM jangan dibubarkan kalau sayangmasyarakat Aceh.

Herman: 085260552xxx

Bagaimana menurut perjanjian Helsinki? Tolong jangandiubah-ubah, karena kami rakyat Aceh ini sudah sangatjera dengan konflik. Kalau menurut hukum GAM harusbubar, ya bubar...!!!

Nur di Jeunieb (korban Konflik)085270614xxx

Aceh kaya sumber daya alam, berapa banyak sudah di-curi Jakarta. GAM salah satu penjaga tersebut. UntukGAM, bertindaklah sesuai dengan tuntutan agama danhati nurani. Siapa yang jaga ini kalau GAM dibubarkan?

Pengirim: 085260262xxx

Saya rasa GAM tak perlu dibubarkan mungkin kalaumereka dibubarkan siapa yang membela hak-hak Acehuntuk yang akan datang. Umpama jika GAM tak adamungkin UU-PA tak ada. Saran saya tak perlu perludibubarkan lebih baik ganti nama saja. Jangan pakai lagimereka.

Zainal LambaroPengirim: 085260240xxx

Apa perlu GAM dibubarkan?

Mulai edisi ini Tabloid Ceureumén membuka rubrikbaru yang kami namai “Komentar Anda”. Rubrik ini men-gundang partisipasi pembaca untuk memberi komentarterkait dengan topik yang akan kita bahas per edisi.

“Komentar Anda” akan hadir setiap dua edisi atau se-tiap edisi bernomor genap Ceureumén. Anda bisa men-girim pendapat ke nomor 081377237728 dengan menu-lis komentar_isi komentar anda. Bisa juga melalui email:[email protected], atau lewat surat ke PO Box 061Banda Aceh 23001.

udah 20 bulan bencanagempa dan tsunami diAceh berlalu. Pemerin-

tah bagai tak menggubrisn-ya. Terutama dalam mengh-adapi musibah yang tanpadiduga datang kapan saja. Bu-kankah Aceh dan Indonesiaumumnya rawan bencana?

Secara geografis, daerah kitasudah jelas rentan musibah, takjauh beda dengan “SuadaraTua” Jepang. Mereka jugasudah lama “berlangganan”gempa dan tsunami. Karenasudah kerap disambangi gem-pa, lantas jurus “samurai” punkeluar.

Dinas Kebakaran Tokyo,

Apa Jurus Kita BilaBencana?

aruo Hayashi, seorang profesor di Pu-sat Riset Sistem PenanggulanganBencana Universitas Kyoto, Jepang me-

ngatakan teknologi peringatan dini sangat pent-ing, kendati itu bukan segalanya. “Peringatandini apa pun dia tidak bisa menyelamatkannyawa,” katanya.

Namun, kata Hayasi itu hanya menjadi

Mohammad AvicenaBanda Aceh

[email protected]

perintah bertindak. “Orang harus tahu apayang diutamakan.” Demikian katanya sep-erti dilansir sebuah koran ibu kota belumlama ini. Dalam konteks kekinian, kita be-lum melihat “perintah bertindak” dari pe-merintah.

Lalu bagaimana bila —semoga tidak—tragedi 26 Desember 2004 kembali terulang.Apa saja yang patut kita perbuat? langkahmana duluan yang harus digerak? Laporandibawah ini kami harap bisa membantu kita.■

H

Belajarlah Dari “Saudara Tua”!

S

Puluhan siswa sekolah menengah pertama sedang mempehatikan gambar ilustrasi tatacara “mengelak” tsu-nami, saat sebuah LSM memberikan pendidikan bagaimana bersikap kala bencana terjadi.

■ H

OT

LI S

IMA

NJU

NTA

K

mengeluarkan sepuluh jurusbila gempa datang. Barangkaliini berguna bagi kita.1. Lindungi diri sendiri saat

berasa saat gempa. Mu-ngkin bisa di bawah meja,dengan kepala menundukdan tangan di atasnya.Hanya berlari ke luar jikagetaran sudah mengecilatau hilang.

2. Matikan kompor atausumber api lain sat getaranmengecil atau jika apimenyambar tempat lain.

3. Jauhi perabotan atau kacayang mungkin jatuh.

4. Keluar ruang saat gempamulai mengecil ata lenyap.

5. Matikan peralatan listrik,aliran air atau gas sebelumevakuasi.

6. Jangan panik. Perhatikangenting, kaca, baliho, ataubarang-barang tinggi yangmungkin bisa menimpakepala.

7. Jauhi tembok atau dinding8. Setelah memastikan selu-

ruh keluarga aman, cek tet-angga.

9. Bekerja dengan tetanggamencari korban direruntu-han. Beri pertolongan per-tama.

10. Cari informasi dari radio,televisi atau pejabat resmi.Jangan dengarkan isuyang tidak jelas sumbern-ya, seperti lewat pesanpendek (SMS) berantai.

■ Sumber www.tfd.metro.tokyo.jp,PMI Indonesia, dan IFRC dan Red Cros

lainnya.

Mohammad AvicenaBanda Aceh

[email protected]

Page 5: REKONSTRUKSI ACEH N0. 28 2 SEPTEMBER 2006 …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/...dengar,” ujar warga yang lain. Sayangnya lagi, tiga desa ini juga masuk kategori

M Y KC

5CEUREUMeNRITA SAMPUL

alang Merah Indonesiabekerja sama dengan In-ternational Red Cross and red

Cresent (IFRC) ternyata memilikiprogram early warning systemtersendiri. Dan ini melibatkanmasyarakat langsung.

“Namanya PERTAMA, yaitupengurangan risiko bencana ber-basis masyarakat,” kata Ardi Sofi-nar, Bagian komunikasi PMI kepa-da Ceureumén.

Dalam PERTAMA, masyarakatdiberikan pengetahuan tentangbencana dan penanggulanganrisikonya. Training biasanya di-lakukan oleh relawan palang mer-ah di seluruh pelosok Aceh. Danselesai training, akan dipilih beber-

● Pahami wilayah Anda● Susun peta partisipatif● Susun rencana pengurangan risiko● Buat latihan siap siaga bencana● Perkuat kerjasama berbagai pihak (PMI, Satkorlak, dinas

sosial)

angrove, bakau ataudalam bahasa Aceh di-sebut bak bangka, sejati-

nya menjadi tanaman “hias” sep-anjang pantai Aceh. Mangrove se-cara fisik mampu meredam keru-sakan yang ditimbulkan oleh pros-es alam seperti angin, abrasi, danintrusi air asin ke daratan. Man-grove juga dapat menyerap garamyang ada di dalam perairan danmengeluarkannya lewat daun.

Secara biologis, mangrove men-jadi tempat hidup berbagai jenisikan, udang, tiram, dan kepiting.Kerusakan mangrove menyebab-kan hewan-hewan ini kehilangantempat.

Berapa banyak hutan man-grove yang rusak akibat tsunami?

“PERTAMA” untuk Bencanaapa orang yang akan masuk keanggota siga bencana tingkat desa(SIBAD).

“Kita tahu, bencana tidak han-ya di kota tetapi juga di desa, nahmasyarakat disini bukan hanyasebagai objek bencana, tetapimereka menjadi pemain utama,”kata Ardi serius.

Selama ini Palang merah sudahmelakukan training ke beberapatempat. Sosialisasi mereka soalpentingnya penganggulanganbencana juga dilakukan denganmemutar film kartun. “Filmnyakartun, sehingga mudah dicerna,”kata Ardi.

Alat pendukungSelain sosialisasi dan pendidi-

kan, palang merah juga memilikialat pendukung untuk penguran-gan risiko bencana. Salah satunya

adalah radio komunikasi handietalkie jenis VHF dan HF. Diharap-kan radio panggil ini bisa men-gurangi korban karena semua bisamengetahui datangnya bencana.

“Jaringan radio ini akan tersam-bung ke Palang Merah IndonesiaNasional dan juga akan bekerjadengan bakornas,” kata Ardi.

Akan ada 22 pusat komunikasi(base station) dan 10 alat pancarulang (repiter) di seluruh Aceh.Dan akan ada 10 kendaraan yangdifasilitasi dengan peralatan radioVHF dan HF.

Untuk soal radio ini, PMI jugasudah mentraining 80 staf dan rel-awan operator radio. “Bencana itudatangnya tidak bisa dicegah.Yang bisa kita lakukan hanyalahmencegah banyaknya korban,”ujar Andi serius. ■

Nani AfridaBanda Aceh

[email protected]

P

Bak Bangka Jangan DilupakanMuhammad Azami

Banda [email protected]

Kerusakan mangrove di Acehtelah terjadi jauh sebelum tsuna-mi. Kajian yang dilakukan WIIP(Wetlands International IndonesiaProgramme) menunjukkan bahwahingga tahun 1990, kurang dariseparuh luas mangrove yang ter-sisa di Aceh, yaitu hanya tersisasekitar 20.000 hektare, sedangkanluas semula 54.000 hektare.

Data BRR menunjukkan bahwaluas lahan yang potensial sebagi-an mangrove di Aceh sekitar 168ribu hektare. Sebagian besar telahrusak, baik akibat tsunami mau-pun akibat lain seperti peneban-gan dan alih fungsi lahan. BRRmemperkirakan, potensi rehabili-tasi hutan mangrove yang bisa di-lakukan adalah 105 ribu hektare.

Berapa persen yang sudah dire-habilitasi?

Dari perhitungan kasar Wet-

lands Aceh, saat ini hanya mam-pu direhabilitasi sekitar 20-30 ribuhektare. Artinya, kurang dari 30%.Oleh sebab itu, untuk memperbai-ki kerusakan yang tidak tertanga-ni, yaitu sekitar 70 ribu hektarelagi, masyarakat harus secarasukarela melakukan rehabilitasilingkungan pesisirnya sendiri.

Kira-kira berapa kekuatan man-grove yang mampu meminimal-kan kerusakan akibat tsunami?

Sangat tergantung kepada ket-inggian gelombang. Untukwilayah yang terkena tsunamidengan kekuatan yang besar (ket-inggian 10 - 20 meter) seperti diBanda Aceh, Aceh Besar, dan pan-tai barat, masyarakat menyaksi-kan sendiri bahwa keberadaanmangrove tidak mampu mengh-adapi gelombang tsunami.

Jika tinggi gelombang tsunamidi bawah 5 meter, seperti di AcehUtara dan Aceh Selatan, man-grove dan hutan pantai terbuktiefektif mengurangi dampak tsu-nami. Para ahli memperkirakanbahwa mangrove yang padat den-gan ketebalan sekitar 150 meterakan mampu mengurangi dayarusak tsunami hingga 50%.

Serapat apa dan seluas apamangrove seharusnya ditanam?

Jarak tanam mangrove sangattergantung dengan peruntukanlahan dan jenis mangrove yangditanam. Saat ini sebagian besarmangrove yang ditanam adalahjenis Rhizophora (Bangka). Jaraktanam yang direkomendasikanoleh Wetlands adalah sekitar 1x1- 2x1 meter jika ditanam di pesisiratau di pinggir sungai.

Tapi, jika ditanam di tengahtambak sebaiknya 2x2 meteratau lebih. Sedangkan ketebalanmangrove di setiap daerah ber-beda-beda. Rekomendasi Depar-temen Kehutanan untuk Acehadalah rata-rata 200 meter den-gan memperhatikan kesesuaianlokasi. ■

MSirene sebagai peringatan terjadinya tsunami, kini di gantung di sebuahtower milik operator sebuah telepon selular di Daerah Punge Jurong,Ulheu Lhue, Banda Aceh. Early warning sistem merupakan salah satucara untuk menghindarkan masyarakat dari bencana alam.

■ H

OT

LI S

IMA

NJU

NTA

K

Bagaimana MasyarakatBersiap Hadapi Bencana?

Mampu meredam kerusakan yang ditimbulkan oleh proses alam seperti angin,abrasi, dan intrusi air asin ke daratan.

■ M

AH

DI

AN

DU

LLA

H

Seorang anggota pengkajian bencana alam gempa dan tsunami asalJepang sedang memberikan pendidikan bagaimana bersikap kala ben-cana terjadi. Pendidikan mengenai pengenalan bencana secara dinimerupakan sebuah cara pembelajaran untuk menghidari musibah yangtidak diinginkan.

■ H

OT

LI S

IMA

NJU

NTA

K

Para ahli memperkirakan bahwa mangroveyang padat dengan ketebalan sekitar 150 meterakan mampu mengurangi daya rusak tsunami

hingga 50%.

Page 6: REKONSTRUKSI ACEH N0. 28 2 SEPTEMBER 2006 …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/...dengar,” ujar warga yang lain. Sayangnya lagi, tiga desa ini juga masuk kategori

CEUREUMeN6

Anda bisa mengirimkan pertanyaan apa pun yang ingin Anda ke-tahui,terutama mengenai masalah rekonstruksi dan rehabi-litasi. Redaksi akanmencarikan jawaban untuk pertanyaan Anda. Kirimkan ke PO BOX 061Banda Aceh 23001 atau email [email protected] dengan mencan-tumkan “Rubrik Tanya Jawab”

T:

J:

Bagi Anda yang memiliki resep unik yang bisa dimasak dengan mudah dan enak, bisa mengirim surat ke PO BOX 061Banda Aceh 23001. Email: [email protected]. Cantumkan alamat lengkap. Ceureumen akan mengunjungi Andadan melihat Anda memasak. Disediakan bingkisan kecil untuk Anda.

>> INFO LSM

TEKA TEKI SILANG CEUREUMÉN NO. 28

Mendatar1. Bersifat keagamaan5. Kualitas7. Cela, Noda8. Ikan sotong9. Selesai10. Anak laki-laki dari11. Gemuk ( Inggris )13. Suku yang mendiami kabu

paten Aceh Tengah15. Orang memberi informasi

Menurun1. Bunga Uang2. Perut besar3. Riol4. Penyedap masakan6. Pakaian seragam

10. Zodiak12. Kurus ( Inggris )14. Kata ajakan

Jawaban TTS Ceureumén No. 27Mendatar1. Diabetes, 5. Main, 6. Are, 7. Gas,8. Riak, 9. And, 10. Asa, 12. Epos,14. Transpor.

Menurun1. Data, 2. Boa, 3. Tangkas, 4. Saus,5. Merdeka, 9. Anut, 11. Akar, 13.Ons.

Pemenang Ceureumén Edisi No. 251. Ghaza Giffari, Jl. Mangga, Lr.

Pandan no;3 Tempok Tenggoh

Pengumuman pemenang TTS akan diumumkan setiap dua edisi berikutnya. Jawaban di kirim ke Po.Box 061 Banda Aceh. Kepada 5 (lima)pemenang akan mendapatkan kamus Bahasa Indonesia-Inggris.

ama Jaringan PendidikanPemilih untuk Rakyat(JPPR) sebetulnya bukan

nama baru. Lembaga ini sudahberkiprah sejak tahun 2004 lalu.

JPPR ini memiliki jaringan 30lembaga yang terdiri dari organ-isasi kemasyarakatan di bawahNahdlatul Ulama (NU) dan Mu-hammadiyah, Lembaga SwadayaMasyarakat (LSM), lembaga pen-didikan, lembaga antar iman, lem-baga kemahasiswaan dan radio.

Visi JPPR adalah mewujudkanmasyarakat Indonesia yang sadar,berpengetahuan dan partisipatifdalam membangun kedaulatanrakyat.

Bila Pilkada Ingat JPPRSedang misinya

memberikan duku-ngan kepada ma-syarakat luas agarsadar, berpenge-tahuan dan parti-sipatif dalam mem-bangun kedaulatanrakyat.

Libatkanribuan relawan

Dan pada pemilu presiden danwakil presiden yang dilaksanakansecara langsung tahun2004 JPPRmenurunkan 100.000 relawan.

JPPR juga melakukan kegiatanpendidikan pemilih dan peman-tauan pemilu dengan lebih dari

141.000 relawanmemantau prosespemungutan suaradi TPS.

Kini, pada pemi-lihan kepala daerahtahun 2005-2006 diAceh, JPPR akanmenurunkan rela-wan lebih kurangsebanyak 66.000

relawan yang tersebar di selu-ruh provinsi dan kabupatenyang akan melaksanakan pemi-lihan kepala daerah. Info lanju-tan bisa hubungi Sekretariat JPPRPropinsi NAD Jl. T.Nyak Arief No236 Jeulingke, Banda Aceh. ■

asi goreng? Mengapatidak. Apalagi di kawa-san pesisir seperti Aceh,

makanan laut justru sangatmudah didapat. Jadi tunggu apalagi, mari memasak nasi gorengspecial dengan bahan dari laut.

Bahan :200 gr nasi putih30 gr udang kupas, rebus30 gr cumi bersih, potong kotakrebus30 gr ikan kakap, potongn kotak,rebus1 butir telur, kocok30 gr bawang bombay iris halus1 sdm bawang putih cincang1 sendok kecap

Nasi Goreng Bahari2 sdm margaringaram, lada gulasecukupnya

Cara membuat● Panaskan margarin

dalam wajan, ke-mudian tumisbawang bombaydan bawang putihhingga harum danlayu

● Masukkan telur,lalu aduk hingga telur matang,tambahkan nasi, ikan, udangdan cumi

● Masukkan semua bumbu,aduk dengan panas yang ting-gi hingga bumbu meresap

hingga rata, lalu angkat● Cetak nasi dengan meng-

gunakan cetakan sesuai selera● Lengkapi piring dengan telur

dadar● Selamat menikmati ■

N

N

■ R

EP

RO

: JE

LITA

Adakah Anggota TNA Menjadi TNI?

Di dalam MoU ditegaskan bahwa mantan anggota TNA(Tentara Negara Aceh) diberikan kesempatan untukmenjadi anggota TNI (Tentara Negara Indonesia). Dise

butkan bahwa, “Pasukan GAM akan memiliki hak untuk mem-peroleh pekerjaan sebagai polisi dan tentara organik di Aceh tan-pa diskriminasi dan sesuai dengan standar nasional.” Pertanyaansaya, apakah sudah ada TNA yang diberikan kesempatan untukmenjadi anggota TNI?

Tony HermansyahMedan, Sumatera Utara

Menurut Pangdam Iskandar Muda Meyjen TNI Supia-din AS, hingga pekan lalu belum ada satu pun mantananggota TNA yang masuk menjadi anggota TNI. Kata

dia, betulnya pihak TNI membuka kesempatan seluas-luasnya bagimantan TNA dan seluruh rakyat Aceh untuk menjadi anggota TNI.Dia katakan, begitupun, tak ada perlakuan istimewa bagi bekasTNA untuk menjadi TNI. Siapa pun yang berminat harus memenu-hi standar nasional yang sudah ditetapkan.

Ceureumén Dalam Format Baru

Dalam edisi sebelumnya terlihat bahwa Ceureumén sudahmengubah formatnya. Sudah ada rubrik-rubrik barumisalnya “Tamu Kita”. Juga ada rubrik kandidat yang

memprofilkan calon-calon yang akan ikut bertarung dalam Pilka-da mendatang. Bisa dijelaskan, apa tujuan perubahan formatCeureumén kali ini?

SilviaKampus Unsyiah

Darussalam,Banda Aceh

Mulai edisi 27 Ceureumén memang mengubah format-nya. Ini untuk menyesuaikan dengan dinamikaperkembangan situasi di Aceh. Seperti diketahui, tabloid

dua mingguan ini juga mempunyai salah satu misi, yakni men-dorong lahirnya kedamaian di Aceh. Itu sebabnya, rubrik-rubrikbaru dibuka, seperti “Tamu Kita” dan “Kandidat.”

Mendekati pelaksanaan Pilkada, setiap edisi Ceureumén beren-cana memuat tanya jawab singkat dengan kandidat yang inginmenjadi gubernur Aceh mendatang. Meski singkat, pembaca akanmengetahui apa yang sebenarnya ada di benak seorang kandidatterhadap suatu persoalan yang ditanyakan.

T:

J:

Lhokseumawe.

2. DRH. Abdullah HamzahFakultas Kedokteran HewanUnsyiah, Darussalam

3. Ihsanul. AK. MTSS. KeutapangII. Jln. Hadiah no: 4A, LambeuBanda Aceh

4. Ibrahim Hasandy. Desa PasheuBeutong. Kec. Darul ImarahAceh Besar

5. Rita Mursyidah. Jln. Medan –Banda Aceh No 18. MeunasahBlang Manyang Cut, Sp.3Meureudu, Pidie.

>>> TANYA JAWAB

Page 7: REKONSTRUKSI ACEH N0. 28 2 SEPTEMBER 2006 …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/...dengar,” ujar warga yang lain. Sayangnya lagi, tiga desa ini juga masuk kategori

7CEUREUMeN>> SOSOK

atu lemari tua teronggok miringdi sudut rumah. Dua dipan be-ralas tikar membikin sumpek sa-

ja. Ruang tamu juga sempit. Jangantanya bagaimana kondisi penghunin-ya. Miskin.

Kemiskinan itu pula yang ikut me-masung Safrizal (23). Warga Desa Lu-eng Daneun, Kecamatan PeusanganSiblah Krueng, Bireuen. Hidupnyaadalah “penjara”. Di atas dipan beralastikar kumal kaki kanan dipasung.Miris memang.

Kendati perih, tak ada pilihan lainbagi orang tuanya. “Dia mengalamigangguan jiwa,” ujar sang ayah, Nur-din (53) saat menerima Ceureumén dibelum lama ini.

DipasungGangguan mental itulah yang

membuat Safrizal hampir setahundikurung. Di atas dipan, tubuh priayang sempat duduk di kelas tiga Ma-drasah Ibtidaiyah Negeri ini terbaringlesu.

Jika sudah di alam bebas, Safrizal“ringan tangan”. Dia tak takut melem-par batu ke siapa saja. Apalagi yangtak memenuhi permintaannya.Keadaan itulah yang memaksa Nur-din dan isterinya Hamidah (50) memi-lih jurus pasung.

“Bagaimana pun kami sayang dia.Tapi kami tak mampu buat apa-apadengan kondisi ekonomi keluarga

Dummm... Safrizal Pun TerpasungDesi Saifan

Peusangan - [email protected]

kami yang sulit ini,” ungkap Nurdin,petani miskin yang bermodal sepetaksawah.

Melihat Safrizal, Nurdin bagai ke-hilangan darah. Sedih berat. Dalamkeluarga, dia anak penurut. Memban-tu orang tua di sawah adalah baktiSafrizal buat orang yang telah mendid-iknya.

DentumanTapi siapa nyana, sekira tahun 1999,

ketika dia membantu orang tuanya disawah, Safrizal terkejut hebat menden-gar dentuman keras. Duuummm…Suaranya membahana, seakan tanahyang dia pijak bergetar hebat.

“Safrizal terkejut, nyaris pingsan.Sejak saat itu kondisi dia berubah,”tutur sang ayah. Dia lebih banyakdiam dan menyendiri dari komunitas-nya. Tapi dia tetap penurut dan mem-bantu kedua orang tuanya bekerja disawah.

Begitu pun, gerak-gerik dan tingkahlakunya tak membahayakan. Atasdasar itulah, pada suatu hari di tahun2002, dia mengizinkan anak sulungdari untuk mengikuti sebuah aksi diJeunib. Teman-teman sekampung punjuga ikut.

Tidak NormalSepulang dari aksi itulah, psikis

Safrizal berubah dramatis berubah.Wajahnya memar plus luka-luka dis-ekujur badan. Nurdin yakin anaknyadipukuli. Lebih sakit lagi, jiwa Safrizaljuga memburuk.

Di rumah yang beratap rumbia, Sa-

frizal kerap berteriak tak karu-karuan.Sesekali ia meringkuk di bawah meja,atau pun kursi. Dia bagai menghindarikejaran sesuatu yang ditakutinya.

“Gimana pak nanti mereka datangdan memukuli saya lagi,” kata Safrizalseperti yang dikutip Nurdin. Kalimatitu kerap terlontar dari mulut Safrizal.Keluarga miskin ini cuma mampumengurut dada. Anak mereka tak nor-mal lagi akibat konflik.

Tak Punya BiayaKarena terbatas dana, hanya tiga

kali Nurdin memboyong Safrizal kedokter saraf di Lhokseumawe. Ia men-

S

gaku tak ada biaya untuk mengobatisang anak. “Untuk makan sehari-harisaja sulit.”

Namun, guratan kesedihan terpan-car jelas pada raut wajah Safrizal. Sekil-as menyirat hasrat buat sembuh. Samahalnya yang dirasa kedua orang tuan-ya. Dia berharap ada dermawan yangterketuk hatinya; meringankan bebanSafrizal untuk pulih.

Sebab, konflik tak lagi bergeliat.Kerusuhan dan pertikaian “haram”bertahta lagi di tanah ini, karena Acehsudah damai. Kendati damai masihmahal bagi Safrizal. ■

SAFRIZAL hanya bisa menatap nanar. Hidupnya tinggal selebar dipan. Gerakannya puntak lebih dari itu, apalagi dengan kaki terpasung.

■ D

ES

I S

AIF

AN

ALAS (Re-constructionof Aceh Land

Administration Sys-tem). Program ini di-laksanakan BadanPertanahan Nasional.Salah satunya tujua-nmya merekonstruk-si administrasi per-tanahan sesuai kon-disi pratsunami.Apabila dokumenta-si yang sebelumnyatelah hilang, makakesepakatan batas-batas bidang tanahakan dilaksanakanmelalui musyawarahdesa dengan wargadesa, geucik bersamatokoh informal ma-syarakat desa dandidukung oleh fasili-tator yang ada dilokasi desa tersebut.

Jika kesepakatankepemilikan dan ba-tas tanah sudah adadan ditandai denganpemasangan patoktanda batas oleh war-ga masyarakat. Se-lanjutnya BPN akanmelakukan pengu-kuran dan pemetaanterhadap bidang ta-nah serta melakukanverifikasi data yuri-dis untuk penerbitansertifikat atas tanah. ■

R

Page 8: REKONSTRUKSI ACEH N0. 28 2 SEPTEMBER 2006 …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/...dengar,” ujar warga yang lain. Sayangnya lagi, tiga desa ini juga masuk kategori

M Y KC

>> KANDIDAT

8CEUREUMeN>> SENI BUDAYA

Teater Kosong Masuk Sekolah

Maafkan aku, t’lah bertingkah salahMaafkan aku, t’lah membuat ayah kesalHasratku hanya ingin bermainEntah mengapa, aku pun tak mengertiKini aku terbujur kaku dipelukanmuBukan aku menolak sorgaTetapi ada yang belum aku mengertiMengapa aku tak boleh hidup lagi

ait lagu di atas yang diaranse-men oleh Arifin Efendi, dinya-nyikan bersama-sama, menjadi

pengantar sebuah drama tragedi tentangkekerasan dalam rumah tangga dengantajuk Jangan Rampas Duniaku oleh Tea-ter Kosong di SMA Negeri 3, BandaAceh, Sabtu (26/8) lalu.

KekerasanTopik kekerasan yang diangkat

oleh Teater Kosong, seperti kejam-nya seorang ayah (Sarbunis) ter-hadap keluarganya sendiri. Hanyagara-gara rokok yang dibeli oleh An-sari (Satria) kerena terlambat datang,maka Ansari tewas di tangan sangayah, dan si ibu (Maida Yanuar)yang hendak membantu si anak

pun, turut tewas karena kekejaman sua-

B

minya sendiri.Itulah sepenggal cerita kekerasan

yang ditawarkan oleh Teater Kosong be-berapa waktu lalu di sekolah-sekolah.Berdasarkan dialog tadi, para penontondiharapkan bisa aktif dan mencari solusiagar kekerasan itu bisa tertanggulangi.

Solusi masalahForum teater telah berkembang di

Brazil, Amerika Latin sejak tahun 1960yang digagas oleh seorang seniman tea-ter, Augusto Boal.

Dalam forum tersebut, audiensi ataupeserta terlibat langsung dengan dialogteateral yang sedang dilangsungkan.Penonton yang semula pasif diharapkanakan menjadi peserta yang aktif.

Sutradaranya, T Yanuarsyah (41),mengatakan “kita berharap terjadinyadialog mengenai suatu isu atau topikdalam forum ini. Peserta di beri kebe-basan untuk memberikan ide-ide, sekali-gus mencari cara pemecahan penyele-saian suatu masalah yang terjadi padamasyarakat dan lingkungannya”.

Menitikkan air mataPertunjukan yang berdurasi sekitar

15 menit, telah mencuatkan aura teate-ral yang berkualitas walau tanpa light-ing dan tanpa “panggung”. Komposisidari gerak, blocking, musik yang telaten,

dan tata artistiknya yang sangat seder-hana---hanya sebatang pohon sebagaisentral---tapi telah mampu menggugahpenonton hingga beberapa siswa meni-tikkan air mata dan hanyut dalam dia-log yang disampaikan.

Program layatan yang bernama Fo-rum Teater 2006 bertujuan untuk meng-gugah siswa dan masyarakat agar lebihaktif dalam menyikapi konflik yang ke-rap terjadi di tengah-tengah lingkungandan keluarga. Forum teater ini terwujudatas kerjasama World Bank, ACI (AcehCulture Institute), dan Teater Kosong.

Hajatan ini merupakan hasil dari workshop yang digodok oleh The NecessaryStage, Singapura akhir 2005 lalu diTaman Budaya Aceh, Banda Aceh, de-ngan jumlah peserta berkisar 30-an pe-

serta dari seluruh Aceh.Adapun teater yang terpilih dari ha-

sil work shop tahun lalu---untuk kegiatanforum teater di tahun 2006---adalah Tea-ter Kosong, Teater Kuala, Teater Kosma,Teater Putih, dan Teater Raja Linge. Duaterakhir berdomisili dan beraktifitas diTakengon dan Bener Meriah, yang lain-nya di Banda Aceh dan Aceh Besar. ■

INFO: Teater Raja Linge akan mentas diTakengon tanggal 3 September 2006, danTeater Putih, 4 September di SMU Ban-dar Baru, Bener Meriah. 5 September diSMU Negeri 1, Babesen, Kab. Aceh Te-ngah. 6 September di SMU Negeri 1, Pe-gasing, Kab. Aceh Tengah. 7 September diPerguruan Tinggi Gajah Putih, Takengon.

Mahdi AbdullahBanda Aceh

[email protected]

T Yanuarsyah

dawani tergolong berani. Dia “Sri-kandi” di antara lelaki. Bagaimanatidak, dari sepuluh paket calon Ke-

pala Pemerintahan, hanya dia yangkaum hawa. Mantan Kadis Kesehatanmengambil posisi calon wakil KepalaPemerintahan Aceh dari jalur inde-penden. Pasanganya, Ibrahim Hasyim.Apa kiatnya bertarung di Pilkada, simakpenuturannya kepada Ceureumén.

Berharap Dukungan Kaum MarginalApa yang mendorong Anda maju

menjadi calon wakil Kepala Pemerin-tahan Aceh?

Inisiatif itu bukan dari saya sebenarn-ya. Waktu itu Bapak Ibrahim Hasyimmengatakan ingin mengandeng perem-puan sebagai wakilnya. Lalu teman-te-man perempuan menunjuk saya. Jujursaja saya tidak pernah terpikir untukikut ajang Pilkada Aceh. Namun kare-na saya melihat mereka, baik temanemosional yang bekerja di dinas kese-hatan dan juga orang yang kenal sayamendukung. Lantas saya putuskan un-

tuk ikut. Dukungan mereka saya ang-gap sebagai amanah.

Darimana saja basis massa Anda?Yah, penggalangan massa memang

penting. Apalagi untuk maju sebagaicalon independen membutuhkan 120ribu suara atau sekitar 3 persen darimasyarakat Aceh. Pak Ibrahim berasaldari Aceh Timur, dukungan massa un-tuk beliau dari Aceh Timur mungkinakan lebih kuat karena beliau di kenaldi Aceh Timur. Saya sendiri berharapmendapat massa dari jalur emosionalyaitu di dinas-dinas kesehatan dan Pi-die, karena saya berasal dari Pidie.

Apakah Anda akan mendekati pe-rempuan agar bisa menang?

Ini memang sedang tren, meng-gunakan gender karena lebih popular.Saya juga tidak tahu berapa perempuanyang ikut pilkada kepala daerah kali ini.Tetapi saya lebih suka mengatakan bah-wa saya lebih suka bila didukung olehkaum marginal termasuk perempuan.

Apa komentar Anda melihat kondi-si Aceh yang selama ini diklaim sebagaidaerah rawan korupsi?

Aceh tidak terlepas dari Indonesiayang serba sentralistik. Soal korupsi inibukan hanya di Aceh tetapi juga diprovinsi lain. Butuh waktu lama untukmenanggulangi korupsi apalagi korup-si berjamaah seperti di Indonesia.

Anda mantan kepala RSU ZainoelAbidin (RSUZA), selama itu banyakyang bilang kondisi RSUZA sangatparah dengan korupsi saat itu. Tangga-pan Anda?

Saya punya obsesi untuk melakukanperbaikan. Karena diam saja juga tidakmungkin. Yang pasti setiap perubahanada pro dan kontra. Saya pernahmelakukan peningkatan tarif di kamarVIP, alasannya supaya orang kaya tidakdisubsidi dan subsidinya ke orang yangtidak mampu. Namun banyak yangprotes. Herannya yang protes justruyang tidak menginap di sana. Saya per-caya setiap keputusan memang tidakakan membuat semua orang senang.

Apa impian Anda bila terpilih?Sesuai visi, saya ingin Aceh menjadi

tentram, sejahtera dan bermartabat. Sayajuga berharap pelayanan kesehatandasar yang gratis untuk masyarakat.Termasuk pemeriksaan kehamilan grat-is karena Indonesia merupakan ka-wasan yang tingkat kematian ibu hamil-nya cukup tinggi. ■

Nama : Cut Idawani MscTanggal Lahir : Meureudu 23 Maret 1949Pendidikan : Medical doctor and Master of

Medical Service di AustraliaPekerjaan : Pensiunan PNSAsal : Meureudu PidieVisi Misi : Aceh yang Tentram, Sejahtera

dan Bermartabat

Nani AfridaBanda Aceh

[email protected]

I

CU

T

ID

AW

AN

I

Siswa Pun Meneteskan Air Mata

■ M

AH

DI

AB

DU

LLA

H

Kekerasan dalam rumah tangga.

Pembaca setia Ceureumén. Sejak edisi 27 lalu, kami sudah menampilkan sebuah rubrik baru yang namanya; Kandidat. Rubrik ini tak punya tendensi ganda. Diacuma sebatas memperkenalkan figur-figur yang bertarung dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Aceh Desember nanti. Anda sendiri yang menentukanpilihannya, sebab kami cuma “pangantar”. Selamat membaca!