n0. 11 24 desember 2005 dua...

16
N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUAN REKONSTRUKSI ACEH http://e-aceh-nias.org/ceureumen/ GRATIS PANTON Hana teurasa wahe rakan lon Katroh sithon tsunami teuka Lon lake meuah seureuta ampon Kon salah ulon meuteunak gata EDISI KHUSUS SATU TAHUN TSUNAMI ACEH Meunyoe neu bantu Nanggroe Aceh nyoe Bek that laloe bak meubagi jeumba Nyang peunteng ikhlas neu tulong kamoe Oh watee neuwoe kana pahala ANWAR Karna tan rumoh teumpat meupayong Padahai tanglong bantuan leupah raya Bah pih meunan hai panyang idong Bek sampe tersinggong nyoe lon ceuca PERISTIWA PENTING SETAHUN TSUNAMI HOTLI SIMANJUNTAK 4: NASIB YANG BERUBAH 7: PEMERINTAH DAN NGO UMBAR JANJI 13: GAM MASIH KECEWA

Upload: dinhthuan

Post on 06-Feb-2018

255 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

N0. 11 ■ 24 DESEMBER 2005 ■ DUA MINGGUAN

REKONSTRUKSI ACEH

■ http://e-aceh-nias.org/ceureumen/

GRATIS

PANTON

Hana teurasa wahe rakan lonKatroh sithon tsunami teukaLon lake meuah seureuta amponKon salah ulon meuteunak gata

EDISI KHUSUS SATU TAHUN TSUNAMI ACEH

Meunyoe neu bantu Nanggroe Aceh nyoeBek that laloe bak meubagi jeumbaNyang peunteng ikhlas neu tulong kamoeOh watee neuwoe kana pahala

ANWAR

Karna tan rumoh teumpat meupayongPadahai tanglong bantuan leupah rayaBah pih meunan hai panyang idongBek sampe tersinggong nyoe lon ceuca

PERISTIWA PENTINGSETAHUN TSUNAMI

■ H

OT

LI S

IMA

NJU

NTA

K

■ 4: NASIBYANG BERUBAH

■ 7: PEMERINTAH DANNGO UMBAR JANJI

■ 13: GAM MASIHKECEWA

Page 2: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

■ REDAKSI CEUREUMeN ■Pemimpin Redaksi: Sim Kok Eng Amy ■ Sekretaris Redaksi: Siti Rahmah ■ Redaktur: Nani Afrida ■ Wartawan: Mounaward Ismail, Muhammad Azami ■

Koordinator Artistik: Mahdi Abdullah ■ Fotografer: Hotli Simanjuntak ■ Dengan kontribusi wartawan lepas di Aceh ■ Alamat: PO BOX 061 Banda Aceh 23001.Email: [email protected] ■ Percetakan dan distribusi oleh Serambi Indonesia.CEUREUMeN merupakan media dwi-mingguan yang didanai dan dikeluarkan oleh Decentralization Support Facility (DSF atau Fasilitas PendukungDesentralisasi). DSF merupakan inisiatif multi-donor yang dirancang untuk mendukung kebijakan desentralisasi pemerintah dengan meningkatkankeselarasan dan efektifitas dukungan dari para donor pada setiap tingkatan pemerintahan. Misi dari CEUREUMeN adalah untuk memberikan informasidi Aceh tentang rekonstruksi dan berita yang bersifat kemanusiaan. Selain itu CEUREUMeN diharap bisa memfasilitasi informasi antara komunitasnegara donor atau LSM dengan masyarakat lokal.

CEUREUMeN2 ANTIKORUPSI

LSM SuAK (Solidaritas untukAntiKorupsi) menerima sejumlahpengaduan dari masyarakat. An-tara lain persoalan dana Jadup,bantuan lauk pauk yang tidak se-suai standar, barak yang ter-indikasi korupsi, dan proyek-proyek lain yang diduga adanyaindikasi KKN.

Menurut Teuku Neta Firdaus,Koordinator Badan Pekerja SuAKAceh Barat dan Nagan Raya, pi-haknya telah mempublikasikanbeberapa kasus di media massa,sehingga dapat menegakkanaparat penegak hukum untukmengusutnya.

Hambatan yang dihadapidalam menginvestigasi kasus-ka-sus penyalahgunaan uang publik,katanya, hanya persoalan angga-ran dan jumlah personel yangmasih sangat terbatas.■

Setahun TsunamiApa Kerja Lembaga Antikorupsi?

SUNAMI sudah setahun berlalu.Triliunan rupiah uang telah dihabis-kan oleh berbagai donatur untuk ke-

butuhan rehabilitasi dan rekonstruksi diAceh-Nias. Namun, pengawasan terhadappenggunaan dana-dana itu masih sangatkurang. Tidak diketahui berapa jumlahdana yang benar-benar sampai ke sasaran.Kalaupun ada lembaga-lembaga antikorup-si, mereka punya keterbatasan kemam-

Teuku Zulyadi

Tpuan. SAMak, GeRAK Aceh, SuAK, men-gaku punya keterbatasan kemampuan me-mantau dana-dana publik yang dikucurkanitu.

Bahkan SAK BRR yang baru bebera-pa bulan lalu didirikan, mengaku tak cu-kup waktu, ketika berhadapan menga-wasi berbagai kucuran dana untuk kebu-tuhan rehab dan rekon. Secara singkat, be-rikut ini dipaparkan kinerja beberapaLSM atau lembaga antikorupsi di masarehabilitasi dan rekonstruksi.■

SATUAN Antikorupsi Badan Reha-bilitasi dan Rekonstruksi (SAK BRR)NAD-Nias setidaknya telah menerima206 laporan pengaduan. Kepala SAKBRR Kevin Evans mengatakan, sejaklembaga itu didirikan, dirinya tidak me-miliki hambatan apa pun untuk men-indaklanjuti laporan masyarakat seba-tas menjadi kewenangannya. “Saya kanbukan polisi, bukan jaksa, tidak bisamenang-kap orang. Kalau ada laporan

SAK BRRDihambat oleh Waktu

kita investigasi, lalu kita serahkan ke-pada aparat penegak hokum. Saya kiratidak ada hambatan. Yang mengham-bat a waktu yang cuma 24 jam, sangatsedikit,” katanya.

Dia mengaku jumlah personelmasih terbatas, tapi ke depan, kata-nya, akan direkrut tenaga baru terma-suk merekrut tenaga professionalBPKP untuk diperbantukan sementa-ra di SAK BRR.■

GeRAK KurangAkses Informasi

GERAKAN Antikorupsi (GeRAK) Acehmenerima sejumlah pengaduan darimasyarakat tentang berbagai proyek yangdikerjakan selama masa rehabilitasi danrekonstruksi. Berbagai kasus ditindaklan-juti dengan diinvestigasi oleh GeRAK.Berikut adalah beberapa kasus dan predik-si kerugian negara.

Kendala1. Kurangnya akses informasi. Lembaga-

lembaga pemerintah, BRR, dan lain-lainyang mengelola dana publik kurangmemberi akses informasi.

2. Kasus-kasus yang telah diinvestigasi dandilaporkan kepada aparat penegak hu-kum, tidak ada tindak lanjutnya.

3. Keterbatasan sumber daya dalam me-mantau berbagai penyalahgunaan danapublik yang terjadi di seluruh Aceh.■

Jenis Laporan Indikasi Kerugian Negara

Barak : 5 Rp 114.500.000

Jadup : 40 Rp 170.965.000

Rumah : 6 Rp 14.000.000

Boat Nelayan : 2 Rp 1.500.000.000

Bantuan Logistik Tsunami : 18 Rp 780.000.000

Gerakan Antikorupsi (GeRAK) Aceh

SuAK KurangPersonel

SAMaK (Solidaritas Masyarakat Antiko-rupsi), dalam satu tahun pascatsunami, me-nemukan banyak kasus korupsi. Yang pal-ing dominan adalah Jadup dan pembuatanbarak pengungsi. Saat ditemui Ceureumendi kantornya kawasan Jambo Tape,M.Saifuddin (33), Koordinator SAMaKAceh, menyebutkan bahwa dugaan korup-si Jadup dan barak ditemukan hampir diseluruh kawasan Aceh yang ada pen-gungsinya.

“Pemotongan Jadup, barak yang tidaklayak huni menambah beban saudara kita

SAMaK Kekurangan Danayang terkena musibah. Informasi ini dida-patkan SAMaK dari relawan yang dikirimke daerah dan dibantu oleh perwakilanSAMaK yang sudah ada di seluruh Aceh,”katanya.

LSM antikorupsi ini juga membuat ko-tak pengaduan dari masyarakat. SelainJadup, SAMak juga sedang membongkarkasus kayu ilegal di Simeulue. Hambatanyang dihadapi lembaga ini, antara lain per-soalan dana dan personel. “Di sampingkekurangan personel juga kekurangandana,“ kata M Saifuddin.■

Tidak diketahui berapa jumlah dana yang benar-benar sampai ke sasaran.

■ H

OT

LI

SIM

AN

JUN

TAK

Page 3: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

M Y KC

3CEUREUMeNFOKUS

INGGA setahun tsunami, belumada aksi serius membuat strategiperingatan dini tsunami dan gem-

pa. Padahal peringatan dini itu sangat pent-ing dan bisa mengurangi korban jiwa.

Di Asia, Indonesia dan Jepang memilikikesamaan sebagai negara dengan potensibencana longsor, gempa bumi, erupsi vul-kanik, dan tsunami, karena berada padawilayah yang dikenal dengan sebutan Pa-cific Ring of Fire.

Bedanya, pemerintah Jepang meman-dang sangat serius ancaman bencana yangada dengan membentuk kementeriankhusus mitigasi bencana. Infrastruktur di-siapkan dengan memasang 300 buah sen-sor gempa bumi yang secara langsung mengirimkan informasinya ke 6 buah pu-sat data regional di seluruh Jepang. Ketikaterjadi gempa di dasar laut, maka potensitsunami sudah dapat dideteksi dan disebar-kan peringatannya ke masyarakat Jepanghanya dalam waktu 4-5 menit. Hal itudidukung pemerintah Jepang dengan mem-berikan alokasi dana 180 milyar setiaptahunnya hanya untuk membangun sistemperingatan dini.

Sementara Indonesia, harus kita akuibelum memiliki sistem peringatan dini ter-hadap semua potensi bencana yang ada diwilayahnya. Perhatian pemerintah masihsebatas program rehabilitasi dan rekon-struksi pascabencana. Padahal potensibencana alam di Indonesia jauh lebih ris-kan, mengingat luasnya cakupan wilayahancaman dan variasi fenomena alam yangterjadi.

Mendesak: Sistem Peringatan DiniSetahun Tsunami

Nani AfridaBanda Aceh

[email protected]

Hasil PertemuanAdalah pertemuan internasional di Pa-

ris yang membicarakan soal peringatan diniini. Dari pertemuan itu diharapkan tahun2006 telah ada sebuah sistem peringatandini untuk tsunami.

Khusus Indonesia, proyek peringatandini tsunami itu senilai US $ 60 juta dan di-harapkan akan terlaksana dalam jangkawaktu 3 tahun.

Tahapan pertama proyek akan menca-

kup instalasi pemasangan 25 seismometerdan 10 GPS -Global Positioning System in-strument bersama dengan Jerman.

Sistem peringatan dini gempa bumi dantsunami membutuhkan pembangunanprasarana teknologi yg terdiri atas: jaringanseismograf, accelerograph, dart, GPS, tidegauge, sistem komunikasi dan prosesingdata realtime, dan sistem simulasi mitigasibencana.

Dan yang paling penting yakni sistem

penyebaran informasi keadaan siaga ben-cana dari pihak otoritas pemerintah kepa-da masyarakat, suatu sistem yg harus dita-ta dengan jelas dan diaktifkan secara terusmenerus, baik lewat jalur

Sirene untuk AcehNah, jelang setahun tsunami di Aceh,

sirene peringatan dini (early warning) tsu-nami telah dipasang. Kendati belum sem-purna, sirene peringatan dini ini dipasangdi Desa Cot Langkeuweueh, Ulee Lheue,Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh dengandidukung oleh PT Pasific Satelit Nusantara,dan PT Indosat.

Sirene peringatan dini tsunami itu bisadioperasikan dengan tiga cara, yaitu, dibu-nyikan langsung oleh manusia, meng-gunakan remot dari pusat control, danmelalui GSM satelit.

Peralatan itu akan mendeteksi gempadan merekam 16 macam suara, yang kemu-dian baru dibunyikan sirene sesuai tingkatbahaya. Peralatan canggih yang dipasangdi Ulee Lheue itu memiliki sebuah towersetinggi 50 meter. Tower itu mirip yang di-miliki PT Telkom, yang dilengkapi dua ka-mar mesin untuk mengoperasikan sirene.

Sirene yang dibunyikan bisa didengarwarga dalam jarak 2,5 kilometer. Rencanan-ya, peralatan itu akan dipasang di limawilayah di seluruh Aceh. Pada peringatansetahun tsunami, sirene ini akan dibunyi-kan.

Kendati siap dibunyikan, ternyata alat inibelum sempurna betul karena dua bagianpenting lain yaitu bagian yang meng-hubungkan sirene dengan laut sama sekalibelum jadi. Dengan kata lain sirene itu be-lum sepenuhnya bisa digunakan.

“Itu dibutuhkan biaya dan teknologitinggi,” kata Kepala BRR Kuntoro. Nah lo.■

H■

HO

TLI

SIM

AN

JUN

TAK

ENCANA alam tidak bisa dice-gah, tetapi jumlah korban bisadikurangi. Berbagai cara pence-

gahan dilakukan. Mulai dari alarm pe-ringatan hingga tembok penahangelombang tsunami.

Jepang dan India merupakan duaNegara yang memiliki tembok penah-an tsunami. India dan Jepang memangmenggunakan teknologi sederhana dancenderung masuk akal, kendati demiki-an hasilnya luar biasa.

IndiaDi kawasan Negara Tamil Nadhu,

India, misalnya. Pemerintah membuatpenahan ombak sampai 300 meter kelaut. Jajaran ini memanjang sekitar 1,5kilometer.

Jajaran ini sengaja dibuat agar airyang dibawa topan bisa mengalir de-ngan baik. Namun karena tembok itu-lah, desa di kawasan itu selamat dari tsu-

Belajar dari India dan JepangMembendung Tsunami Dengan Tembok

nami Desember lalu sementara desa te-tangganya kehilangan korban jiwa yangbesar.

JepangKhusus di Jepang, masyarakatnya

cukup trauma dengan gempa. Kejadiantsunami di Jepang pada 1896 menewas-kan 22 ribu orang dan pada 1933 me-newaskan 3.000 orang.

Sehingga salah satu cara adalah mem-buat tembok. Misalnya tembok pena-han ombak setinggi 5,8 meter berhasildiselesaikan di Pelabuhan Numazu,Jepang. Inilah salah satu jajaran tembokantitsunami di Jepang. Tembok inimelindungi 9.000 penduduk di kawasanitu. Selain di Numazu, tembok antitsu-nami juga dibuat di Prefektur Shizuoka.Jumlahnya tembok penahan gelombangitu 258 buah. Dan dijajarkan di tepi pantai.

Sepertinya cara sederhana ini bisaditiru di Aceh. (Dari Berbagai Sumber)■

B

Foto Udara kondisi kota Banda Aceh setelah terkena tsunami 26 Desember 2006 lalu.

Page 4: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

IMANA dia jatuh, dia harus ber-diri di tempat itu pula. Filosofi geu-deu-geudeu ala Hasballah M. Saad

ini tampaknya cocok untuk Rusli. Filosofiinilah yang membuat laki-laki berumur 41tahun ini mencoba kembali bangkit, di tem-pat dirinya pernah terpuruk.

Tak mudah memang untuk itu. Ia me-rintis kembali dari nol dan menghabiskanmodal Rp 40 juta untuk menjalankankembali warung mie-nya di desa Mon Ike-un, Lhoknga, Aceh Besar.

“Pascatsunami saya pernah bekerja diTHW-Jerman, bisa dibilang saya sebagaimandor. Namun, upah yang diberikan se-muanya saya pergunakan untuk modalusaha ini,” jawab Rusli ketika ditanyakandarimana mendapatkan modal usaha.

Pria kelahiran Meulaboh ini berkisah, iamengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,Lhoknga, setelah tsunami memporak-po-randakan kampungnya. Istrinya hilang, se-dangkan tiga anaknya masih diselamatkanTuhan. Beberapa saat sempat merasa di-manjakan di pengungsian.

ANGIT mendung disertai de-ngan hujan rintik masih menye-limuti Kota Banda Aceh dan se-

kitarnya. Sore itu terlihat banyak ken-daraan berseliweran dari arah pantaiUlee Lheue maupun sebaliknya. Takjauh dari Masjid Ulee Lheue yang masihberdiri kokoh itu, terdapat sebuah pasarikan. Di belakang pasar ikan yang ber-jarak beberapa meter saja dari bibirmuara terlihat deretan boat-boat kecilmilik para nelayan.

Salah satunya adalah milik Ardian-syah (27). Menurut Ardiansyah, boattersebut bantuan dari Depsos beberapabulan yang lalu. Dengan boat itulah, iabisamenghidupi keluarganya. Ardian-syah adalah mantan pawang boat pe-nangkap ikan hiu. Sekitar dua tahun iamenjadi pemburu hiu, sebelum tsuna-mi menghentikannya.

Ia pernah berpetualang sampai kelaut Nikobar, India. Sewaktu masih ber-layar dengan boat khusus penangkaphiu itu, Ardiansyah bisa membawa pu-lang uang ke rumah rata-rata Rp 2,8 juta,untuk sekali pulang melaut.

“Dalam sekali melaut bisa sampai 7hari di lautan dan dalam sebulan rata-rata tiga kali,” ujar pria berperawakan

CEUREUMeN4 PERUBAHA

Mereka yang Hidu

Rusli Lebih MandiriBoy Nashruddin Agus

[email protected]

Namun, jiwa kewiraswastaan akhirnyakembali bangkit. Tak mudah memulai tan-pa modal, awalnya sempat tertarik padaajakan teman menjual mie di Medan,Sumatera Utara. Namun, setelah beberapapekan mencoba, ia merasa kurang mandi-ri. Ia memilih pulang ke Aceh dan mem-buka warung mie di atas puing-puing be-kas tempat usahanya dulu. “Saya yakin disuatu saat, tempat ini akan maju dan sayatidak ingin lari keluar. Walaupun sudahpernah buka warung di Medan, bertahancuma dua minggu karena kerja sama o-rang,” kenang Rusli.

Keyakinan Rusli dengan Cafe Ayu-nyaini, mulai menampakkan hasil. Setiap hari-nya dia dikunjungi oleh tiga ratusan pen-gunjung. Racikan bumbunya ternyata me-manjakan lidah ratusan orang. Banyak yangsudah menjadi langganan tetapnya. Kini,untungnya bahkan mencapai lima juta ru-piah per hari.

Rusli yang bekerja sebagai penjual miesejak tahun 1980 ini mengatakan, warung-nya sering dikunjungi oleh orang-orangasing. Kalangan pejabat pemerintahan jugapernah makan di Cafe Ayu yang sederha-

D

NURAIDA (30), seorang wanita pembe-rani yang memiliki semangat hidup tinggi.Perempuan ini berani pulang kampung,ketika yang lainnya masih berpikir panjang.Tiga bulan sesudah tsunami, ia sudah be-rani menetap. Itu mungkin sebabnya, men-jadi inspirasi bagi majalah internasionalTime edisi Asia untuk menobatkannya se-bagai salah satu pahlawan, beberapa bulanlalu.

Ketika tsunami memporak-porandakankampungnya Lampaseh Aceh, Nuraida tu-rut terbawa arus. Ia kehilangan ibu yangselama ini penyangga hidupnya, serta ke-dua adik yang disayangi. Saat itu Nuraidaterseret ke Blang Padang dan tersangkut disebuah pohon asam. Nuraida juga kehilan-gan harta benda serta sumber penghasilan.Beberapa kios yang disewakan hilang tak

Srikandi Aceh dari Lampasehberbekas, padahal inilah yang sempat mem-buat hidup mereka berkecukupan. Namun,ia harus merelakan semuanya berlalu ber-sama orang-orang yang dicintai.

Tsunami memang memberi luka yangbegitu perih baik fisik maupun perasaan-nya. Kehidupan yang begitu baik, tanpabeban, telah dilakoni dengan begitu lama.Namun,semua hilang dalam hitunganmenit. ”Saya begitu sedih semua keba-hagiaan saya telah hilang dan terganti den-gan tanggung jawab yang sangat besar,“katanya.

Namun, perasaan itu segera ditepisnya,karena hidup terus berlalu dan menangisinasib bukanlah jawaban. “Mau tidak maukami harus menerimanya dan kami harusbangkit untuk hidup. Kami harus bangkit,”kata perempuan ini, bertekad.

Berkat tekad kuat, menginspirasi ma-jalah Time dengan mengajak Nuraida danbeberapa temannya, ke Taiwan, sekitar se-

bulan lalu. Kepada Ceureumen, Nurai-da mengatakan bahwa tidak pernah ter-lintas dalam benaknya dinobatkan se-bagai salah satu pahlawan versi TimeAsia. Juga tak pernah membayangkanmendapat undangan berlibur selamadua hari ke Taiwan bersama rekan-re-kannya.

Saat berada di Taiwan, Nuraida men-gaku tetap berjilbab. “Bagaimana punkita ini orang Aceh. Jilbab adalah iden-titas kita,” kata wanita berkulit sawomatang ini.

Berharap kembali ke kampung, Lam-paseh Aceh, terus memenuhi inderapikirnya. Namun, keinginan itu harustertunda, karena saat ini baru sebagiankecil rumah yang dibangun. “Saya in-gin pembangunan rumah di kampungsaya segera diselesaikan secara menye-luruh, agar kami bisa kembali pulangke kampung bersama-sama,” katanya.■

Nuraida

Nasib Mantan Pencari Hiu Firman Hadi

Banda Aceh tinggi besar ini. Itu artinya, penghasilan-nya kala itu bisa mencapai sekitar sem-bilan juta rupiah per bulan. “Kadang-kadang bahkan sampai Rp 10 juta perbulan,” katanya.

Sebelum tsunami, pria ini tinggal didusun Tongkol, Ulee Lheue. Sejak duluia sangat menyenangi pekerjaan mem-buru hiu. Karena selain kerja tidak ter-lalu capek, harganya pun mahal. “Jadi,lebih menghasilkan,” katanya. Namun,semua itu telah berubah sejak setahunyang lalu. Boat penangkap ikan hiu mi-lik Ardiansyah telah hancur diterjangtsunami. Juga seorang buah hatinyayang berumur 2 tahun, hilang.

Kini Ardianyah hanya nelayan biasa.Seperti juga warga lainnya, ia punyacuma sebuah boat kecil bantuan Dep-sos. “Sekarang cukup untuk makansaja,” ujar Adriansyah, yang saat inibersama istrinya menempati barak diLhong Raya, Aceh Besar. Ia mengibarat-kan, rezeki bagi pelaut bagaikan rezeki-nya harimau.

“Pergi ke laut bagaikan rezeki hari-mau. Maksudnya, jika ada tangkapanikan bisa sebanyak-banyaknya, dan jikatidak ada maka justru kerugian yangdidapat,” tambah pria ini, yang lebihdari delapan tahun menggantungkanhidupnya dengan melaut.■

■ N

OV

IA L

ISA

Novia LizaBanda Aceh

[email protected]

L

na ini. Sebut saja salah satunya, Hasballah M.Saad, Mantan Menteri HAM masa pemerin-tahan Gus Dur. “Musibah kadang membawaberkah,” katanya.

Walaupun kini istrinya telah tiada dan harusmenghidupi tiga orang anaknya, Rusli men-gaku senang menjual mie. Meski telah berha-sil membangun kembali usahanya, ia merasamasih belum cukup. Ia masih punya rencanamemperluas usaha. “Saya ingin mengubahwarung ini menjadi sebuah restoran,” ungkap-nya penuh harapan.

Untuk mengubah sebuah warung menjadi

restoran, dana yang besar tentu sajadiperlukan. Rusli pernah punya renca-na meminjam modal kepada bank, na-mun karena merasa tak punya ang-gunan, niat pun diurungkan.

“Tapi, saya tetap berusaha mencaridonatur untuk modal usaha,” katanya.Ketika ditanyakan mengapa setelah tsu-nami pengunjung semakin berlipat gan-da, Rusli menjawab, “Mungkin pelang-gan mie buatan tangan saya tidak diba-wa tsunami,” jawabnya sambiltersenyum. ■

Rusli

■ B

OY

NA

SH

RU

DD

IN A

GU

S

Page 5: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

UBAHAN

Hidupnya Berubah

5CEUREUMeN

SUNAMI yang terjadi di Acehmerupakan bencana terdahsyatyang pernah terjadi di abad ini. Ba-

nyak rakyat Aceh yang menjadi korban

Perlahan Mulai BangkitBoy Nashruddin Agus

Aceh [email protected]

jiwa. Bagi mereka yang terselamatkan, adahikmah tersendiri di balik musibah. Mes-kipun sanak keluarga dan harta bendamereka tersapu bersih oleh keganasan alampada Desember lalu.

Salah satu dari mereka yang terselamat-kan adalah Rahmawati (30). Berasal dari

Desa Mata Ie, Kecamatan Sampoiniet-AcehJaya, wanita ini selalu ramah terhadap se-mua orang. Rahmawati adalah salah satusosok perempuan Aceh yang mempunyaijiwa besar. Hal ini terbukti dengan pemiki-ran dan perencanaannya yang mapandalam bertahan hidup di pengungsian.“Saya sekarang membuka warkop untukkebutuhan hidup sehari-hari. Di warung iniselain saya mendapatkan rejeki, ibu-ibu disini juga dapat keuntungan. Mereka setiapharinya meletakkan kue di sini. Secara tidaklangsung saya dapat membantu mereka,”tutur Rahma kepada Ceureumen.

Meskipun telah kehilangan satu-satu-nya buah hati yang berusia lima tahun, pe-rempuan ini tetap tegar menjalani hidup-nya yang sekarang. Untuk menghilangkansemua trauma yang dialami, ia menyibuk-kan diri dengan mengikuti pertemuan-per-temuan serta pelatihan yang diadakan dikamp pengungsian Aceh Jaya.

Selain itu, bersama suaminya, Rahmakini mencoba membeli biji kopi dari dae-rah asalnya, Aceh Jaya. “Dengan begitu,saya dapat selalu mengetahui perkemban-gan terakhir mengenai daerahnya juga da-pat membantu penduduk Aceh Jaya yang

menanam kopi,” akunya sembaritersenyum.

Ketika ditanyakan alasannya memilihBanda Aceh sebagai tempat mengungsi,Rahma menjawab dan menggambarkanbahwa Banda Aceh sebagai pusat kota tidakseluruhnya terkena tsunami. Apalagi kotaini merupakan tempat tinggal mertuanya,walaupun mertuanya juga meninggal aki-bat bencana itu.

Dulunya, Rahma dan suaminya mampubekerja dan menghasilkan uang sebesar Rp2.700.000 per bulannya. Waktu itu suami-nya bekerja sebagai penjual nasi. Sedang-kan dia sendiri menjual baju dan mainananak-anak. “Sekarang hidup kami adalahwarung kopi ini, penghasilannya hanyapas-pasan. Terkadang per bulannya hanyadapat Rp 50.000. Tapi saya juga bersyukur,dengan hidup seperti ini pengetahuan un-tuk seorang tamatan SMA seperti saya inimenjadi bertambah,” ujar Rahma.

Menolong orang lain adalah sifat lainyang dimiliki oleh Rahmawati. Perempuanini kesehariannya selalu membuka dapurumum untuk pemuda-pemuda yang bera-da di posko pengungsian tersebut. “Sayamenganggap mereka seperti adik sayasendiri. Jadi, nggak ada salahnya saya mem-bantu mereka. Apalagi kebutuhan pokokmakanan itu merupakan bantuan dari o-rang lain. Apa salahnya kalau kitamenyedekahkan lagi kepada orang yangmembutuhkan. Jangankan sekarang, dulusaja ketika bahan makanan memang meru-pakan hasil kerja kami,” katanya.

Untuk kembali ke Aceh Jaya, Rahmatampaknya masih berpikir panjang. Ia le-bih memilih menetap untuk beberapa lamalagi di Banda Aceh. Alasannya, pemban-gunan yang direncanakan di Aceh Jaya be-lum juga menampakkan hasil, ditambahjalur transportasi yang rusak serta pereko-nomian yang masih sulit.

Baginya hidup seperti sekarang inisetidaknya telah membawa perubahanyang berarti dalam kepribadiannya.Sekarang Rahma mengaku lebih taat beri-badah. Walaupun tidak mempunyai rumahdan sanak keluarga, dengan hidup di pen-gungsian, yang hilang seakan telah bergan-ti. “Saya menganggap semua pengungsi disini adalah saudara,” tutur Rahma. “Sean-dainya kehidupan saya nantinya berubah,saya berjanji akan memperhatikan orang-orang yang bernasib sama seperti sayasekarang ini,” ungkap perempuan inipenuh harapan.■

T

INGGU pekan lalu, sayacoba berdiri di puing-puingbekas pertapakan rumah yang

masih menyisakan beberapa keramik.Pertapakan rumah yang membawa in-gatan ke suatu pagi, setahun silam. An-gin bertiup kencang. Awan hitam masihmenggumpal. Hujan rintik-rintik. Tapi,saya bisa memandang lautan lepas darijauh. Tidak ada bangunan yang merin-tangi. Berbeda ketika orang-orang ber-teriak dan mengatakan air laut naik.Kala itu tak tampak pertanda datang-nya musibah. Laut tak kelihatan. Tsu-nami datang tak tampak. Karena me-mang ada deretan panjang rumah yangmenghalangi pandangan mata.

Saya coba merenung, memperhati-kan jejak langkah saat kami berlari taktentu arah, hingga sebuah ombak besardatang dan menenggelamkan. Sangatsedikit yang tersisa. Saya selamat sete-lah hanyut lebih satu kilometer dan ter-sangkut di reruntuhan bangunan.

Tidak ada air mata yang keluar, bah-kan saat pertama kali berjalan terseok-seok setelah surutnya air laut.

Saya percaya, ini datang dari Tuhan.Tak seorang pun dapat menghadang

Menambah Kekuatan Hidupjalannya mesin waktu. Kalau hari iniSenin, siapapun tidak bisa menghenti-kan datangnya Selasa, Rabu, dan sete-rusnya. Dan tsunami merupakan satubagian dari mesin waktu yang harusdilalui di antara perjalanan panjangmanusia menuju Tuhan. Tentu masihbanyak hal lain yang akan kita temuidalam perjalanan panjang itu. Terlepaskita siap atau tidak.

Akan tetapi, semakin banyak men-galami musibah, (seharusnya) justrusemakin memberi kekuatan dan seman-gat hidup. Setiap kali musibah datangdan membawa kesedihan mendalam,ia juga meninggalkan hikmah dankekuatan.

Terlalu banyak contoh untuk itu.Jepang bisa bangkit justru setelah bere-nang dalam samudera air mata, akibatjatuhnya bom di Hiroshima dan Na-gasaki. Dan Nelson Mandela begitu di-hormati dan menjadi tokoh penting didunia ini, justru setelah puluhan tahunia dipenjara dan disiksa.

Musibah, rintangan, atau apa punkesedihan mendalam lainnya yang di-alami manusia sepanjang perjalananhidup, justru menyembulkan energipemberi kekuatan hidup yang luar biasa.Tinggal Anda, dan tentunya saya sendiri,pintar-pintar memanfaatkannya. ■

MSaid Kamaruzzaman

Banda [email protected]

Saya sekarang membukawarkop untuk kebutuhan

hidup sehari-hari. Diwarung ini selain saya

mendapatkan rejeki, ibu-ibu di sini juga dapatkeuntungan. Mereka

setiap harinya meletakkankue di sini. Secara tidaklangsung saya dapatmembantu mereka.

RAHMA

■ B

OY

NA

SH

RU

DD

IN A

GU

S

Jadi, nggak ada salahnyasaya membantu mereka.Apalagi kebutuhan pokokmakanan itu merupakanbantuan dari orang lain.Apa salahnya kalau kitamenyedekahkan lagi

kepada orang yang mem-butuhkan.

RAHMA

RAHMAWATI

Page 6: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

CEUREUMeN6 LSM

PA SAJA yang sudah “disulap” Badan Rehabili-tasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh Nias dalammemulihkan kembali Aceh pasca-tsunami. Pada

hal sudah setahun bencana itu berlalu. Masyarakat korbancenderung memicing mata mengerutkan dahi. “Belum ban-yak yang dilakukan,” kata Epi Muliyadi, warga Kahju, KecBaitussalam, Aceh Besar.

Epi benar, jika melihat hamparan kerusakan dengan ra-sio pembangunan tentu saja tak sebanding dengan yangmereka kerjakan. Namun kita harus berpikir rasional, apala-gi BRR Aceh dan Nias belum penuh setahun berkerja.

Sekadar informasi BRR Aceh dan Nias didirikan pada16 April 2005, berdasarkan mandat yang tertulis dalamPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)No. 2/2005 yang dikeluarkan oleh Presiden Republik In-donesia. Pada 29 April 2005 Presiden Susilo Bambang Yud-hoyono menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) No.34/2005 menjelaskan tentang struktur organisasi dan me-kanisme BRR.

Badan tersebut mempunyai staf penuh waktu dan duabadan pengawas. BRR akan beroperasi selama empattahun, dan akan berkantor pusat di Banda Aceh dengankantor cabang di Nias dan kantor perwakilan di Jakarta.

Lalu dalam masa delapan bulan apa saua yang sudahmereka lakukan? Barangkali memang tak banyak. Menu-rut data yang didapat dari situs http://www.e-aceh-nias.org disebutkan dalam berbagai proses rekonstruksidan rehabilitasi Aceh hingga akhir tahun ini sudah banyakmenargetkan beragam hal.

Hasil SurveySurvey BRR per 15 September lalu menyebutkan mere-

ka menargetkan menyalurkan sebanyak 10 ribu unit per-ahu, namun yang sudah disalurkan 4.397 perahu saja. Un-tuk Pemulihan UKM, penyaluran kredit mikro yang ditar-getkan 4.800, Namun realisasinya 3.640 UKM. Pada soalrehabilitasi sawah ditargetkan, 35 ribu haktare, tetapi yangterealisasi 30.926.

Di bidang pendidikan rencananya merehab 1.105 danmembangun 37, namun yang sudah dibangun kembali se-banyak 119 sekolah, 152 fasilitas kesehatan, rehab empatRumah Sakit, membangun 148 unit di antaranya, serta 32fasilitas kesehatan telah dibangun.

Lalu dibidang lain seperti Bidang Infrastruktur (on-go-ing), ada sejumlah “kemajuan” yang sudah “dikoordina-tori lembaga itu. Data yang diperoleh dalam proses iniantara lain:◆ Pembangunan jalan Banda Aceh – Meulaboh◆ Rehabilitasi jalan Kota Calang◆ Rehabilitasi Pelabuhan Ferry Ulee Lheue

11 Proyek (US$ 52,1 juta) dalam proses lelang, antaralain:

◆ Pembangunan penahan banjir Banda Aceh,◆ Rehabilitasi irigasi Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, Aceh

Selatan◆ Perencanaan pelabuhan laut Gunung Sitoli

3 Proyek (US$ 13 juta) dalam persiapan MoU/ grantagreement antara lain:

◆ Pembangunan jalan Lamno – Calang,◆ Pembangunan Airstrip Calang◆ Pelabuhan Malahayati

Nah untuk tahun depan dari dana Anggaran PendapatBelanja Negara (APBN) BRR menetapkan target utama2006, antara lain:

● 40.000 unit rumah dengan infrastruktur pendukung● 41.229 hektar sawah di NAD dan Nias● 450 km jalan nasional, provinsi dan kabupaten● 435 meter jembatan di NAD dan Nias● 182 unit sekolah, 10 asrama mahasiswa● 20 puskemas baru, 20 pustu, 105 polindes, dan rehabili-

tasi 8 rumah sakit● Peningkatan kapasitas kelembagaan daerah, pember-

dayaan hukum dan HAM, serta keamanan dan pertah-anan

● Bantuan usaha mikro untuk 24.114 orang● 32 pasar tradisional dan 7 pasar induk/grosir● Pengembangan kualitas kehidupan keagamaan baik

melalui aktifitas pembangunan fisik maupun non-fisik.■

Setelah Setahun Tetap dalam Rencana

A

200 400 600 800 1000 1200 1400 1600

$ 857Amerika Serikat $ 813.60

$ 1480

$ 738.90Australia $ 270.40

$ 284.40

$ 689.90Bank Pembangunan Asia $ 659.90

N/A

$ 643.30Jerman $ 344.70

$ 663.90

$ 608.60Komisi Eropa $ 582.80

N/A

$ 500Jepang $ 550.50

$ 123.80

$ 486.70Bank Dunia $ 486.70

N/A

$ 445.20Kerajaan Inggris $ 382.60

$ 663

$ 341.10Kanada $ 186

$ 310

$ 308.80Belanda $ 214

$ 257

10 Kontributor untuk Bantuan Tsunami*(Dihitung dalam Dolar Amerika Serikat)

■ S

UM

BE

R:

RE

UT

ER

S

Mounaward IsmailBanda Aceh – Aceh Besar

[email protected] Afrika Selatan,Thambo Mbheki sedangmeninjau kawasan Ulee

Lheue. Afrika Selatanjuga merupakan salah

satu negara donor yangbanyak membantu Aceh.

■ N

AN

I A

FR

IDA

BANTUAN RESMI YANG DIJANJIKAN

JUMLAH YANG DIALOKASIKAN

SUMBANGAN INDIVIDU

Keterangan:

* Untuk Indonesia, Srilanka, India,

Thailand, Maldives, dan lain-lain.

N/A (Tidak ada aplikasi).

Page 7: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

7CEUREUMeNDONOR

ILAWATI (28) bukan politisi. Diajuga bukan pula pengamat. Na-mun melihat realitas di sekitar ko-

munitasnya membuat saraf “omel”-nyamencuat. Apalagi dalam masa rekonstruk-si dan rehabilitasi Aceh. Banyak LSM ber-wara-wiri “menjual” simpati.

Jika ada LSM “bule” dan lokal masuk ka-mpung keluar kampung, itu pemandanganyang jamak terjadi. Bukan benda asing lagi.Namun akibat kinerja mereka yang bolehdibilang tak becus, membuat Nilawati ikut“bertindak” bak politisi.

“Sudah banyak mereka mendata pen-gungsi dan menjanjikan akan membangunrumah tapi itu hanya iming-iming mereka,”tukas ibu muda ini sambil mengendong bayiyang lahir 24 Agustus lalu di tenda pen-gungsi.

Nila begitu dia disapa, masih merasateriknya sengatan matahari di sekitar Darus-salam. Tendanya di sekitar kamp pengung-sian Mesjid Jamik Darussalam kini sudahkoyak. “Tak punya kelebihan apa-apa, samajuga seperti yang lain, yang pandai merekalakukan hanya mendata dan mendata, itusemua orang bisa melakukannya,” debatibunya Haya Deskara ini.

Dengan penuh rasa kecewa, sang suamijuga ikut menimpali. “Semua yang tinggaldi sini pada kesal pada LSM, kemarin kamidi janjikan bantuan beras dari Word Vision,tapi apa boleh buat sampai sekarang bantu-an itu belum kami terima karena banyakpersyaratan dan dipersulit,” tukas Jumaidi(35).

Karena pesimis mereka tidak ingin cumatergantung pada LSM semata, lalu merekajuga menggugat, “Apa saya harus terka-tung-katung karena mengharapkan janjiNGO dan pemerintah, apa kami tidak pun-ya hak, kepada siapa lagi kami harus men-gadu, sampai kapan kami harus begini.”

Tidak cukup sampai di sini, M. Sidiekjuga mengomentari pembangungan yangdilakukan berbagai lembaga di Tanah Ren-cong. “Hampir tiap hari LSM masuk ke-mari, meminta data, menjanjikan, tapi buk-ti tidak ada,” ujar dia.

Selama ini, para “oknum” LSM itu han-ya piawai menawari dan mengiming-imin-gi pengungsi dan korban tsunami denganbermacam-macam bantuan. Akan tetapisudah satu tahun tsunami, mereka mengakubelum mendapat apa-apa. “Janganlah meni-pu kami, kalau tak sanggup janganlah um-bar janji,” pinta dia.■

AK terasa satu tahun begitu ce-pat berlalu, usia terus bertambah,selesai satu masalah timbul masa-

lah lain. Itulah namanya kehidupan,tantangan selalu mengikuti dan mengha-langi langkah di depan. Namun solusiatau penyelesaian selalu ada. Hal yangsama juga mengalami Aceh dan Nias, dimana puluhan negara asing datang mem-bantu.

Banyak LSM asing maupun lokal,muncul dan membantu bumi SerambiMekah dalam menghadapi proses pem-benahan diri, atau lebih dikenal dengannama Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

Banyak ProblemaLalu, tanpa terasa setahun sudah la-

manya masa kerja, begitu banyak tanta-ngan dan problema dihadapi di lapanganyang tidak terulaskan media. Baik itumasyarakat sebagai korban maupun pi-hak relawan yang turut bergabung dalamorganisasi-organisasi kemanusiaan.

Salah seorang relawan Oxfam, YonThayrun mengakui begitu banyak ken-dala di lapangan dalam menjalankan pro-gram kerja LSM-nya. Adapun problemautama adalah material. Kurangnya bah-an material menyebabkan kerja merekaterhambat.

“Masalah utama dalam satu tahunprogram rekonstruksi dan rehabilitasi iniadalah susahnya mendapat bahan-ba-han pokok, seperti semen, bata dan lain-nya. Untuk mendapatkan kebutuhan ini,terkadang kita harus menunggu satuminggu,” katanya menanggapi Ceureu-mén.

Dalam menghadapi permasalah ini,Oxfam harus memesan 649 kubik meterkayu dari Autralia, “Sebanyak 17 petikemas telah dikirim, cukup untuk mem-bangun 300 rumah dan akan menyusulpada pertengahan Desember 2005 mela-

Rekonstruksi yang Masih Sulit Dimengerti

T

Rehabilitasi di Mata Pengungsi

Pemerintah dan LSM Berlomba Umbar JanjiIndra A Liamsi & Bahagia Ishak

Aceh [email protected]

Bahagia Ishak & Boy NasruddinBanda Aceh – Aceh Besar

[email protected] & [email protected]

lui pelabuhan Belawan Medan,” tambahYon serius.

Selain masalah material, transportasi jugamenjadi kendala yang patut diperhitung-kan. Permasalah yang sama juga di hadapiInternational Organization for Migration (IOM)selama bekerja di Aceh.

Paul Dillon (Press and Information OfficerIOM) mengakui mendapat kendala saatmembawa bantuan logistik dan materialpembangunan rumah ke Calang. “Sepertiyang kita ketahui, jalur transportasi daratwilayah barat selatan hancur total, untukmencapai daerah itu kami harus menyewakapal-kapal nelayan. Sehingga hal inimenyebabkan keterlambatan sampainyabantuan ke sana”

Dalam melakukan pembangunan, revi-tasilisasi infrakstruktur kesehatan, per-masalahan yang di hadapi tidak terlalu ru-mit dan bisa teratasi. Meski begitu, akunya,sampai sekarang mereka akan terus mem-berikan dukungan logistik dan transportasiyang luas bagi keseluruhan usaha rekon-struksi Aceh,” papar Paul Dillon dengan ba-hasa Indonesianya pas-pasan.

Masalah TanahLain halnya dengan Lillianne Fan, koor-

dinator Advokasi Oxfam. Dia menilai per-masalahan yang spesifik lainnya adalah ke-hilangan hak tanah atas warga, korban tsu-nami. Bagaimana supaya mereka mendap-at hak-hak kembali atas tanahnya?

Karena pada dasarnya mendirikan ru-mah itu memerlukan tanah. Pihaknya meli-hat dan baru memberikan rumah itu apabi-la permasalahan tanah selesai. Bagaimanamenyelesaikan permasalahan ini? “Kamiakan membantu warga dalam hal ini den-gan cara membicarakannya kepada pihakPemda setempat, seperti halnya Bupati AcehBesar yang meresponnya dengan menggantirugi hak tanah masyarakat,” ujar Lillianetersenyum simpul.

Masalah BirokrasiDi samping LSM asing, LSM lokal se-

perti Jaringan Komunitas Masyarakat Adat

(JKMA) juga mempunyai problema, Walau-pun agak sedikit berbeda karena programkerja organisasi.

Budi Arianto, Sekretaris PelaksanaJKMA, menilai banyak problema selamarekronstruksi dan rehabilitasi Aceh. Menu-rutnya permasalahan yang utama adalahtidak dilibatkannya Mukim atau pemukaadat dalam rekonstruksi dan rehabilitasiAceh.

“Padahal untuk masuk dalam suatu ko-munitas tertentu, kita harus mengetahui apadan bagaimana kondisi dan kebutuhanmasyarakat itu. Oleh karenanya, untuk men-capai program yang maksimal kita harusdidampingi oleh orang-orang yang mengertiatau mengetahui seluk beluk masyarakattersebut,” terang Budi yang juga bekerja se-bagai dosen di Unsyiah ini.

Ketika ditanyakan masalah birokrasipemerintahan, kesemua LSM mengata-kan, bahwa pemerintah daerah sangat re-sponsive dengan program-program yangmereka jalankan. “Saya merasa tidak adakendala yang sulit dalam menghadapibirokrasi di Aceh, asalkan aturan yang adatidak dilanggar,” timpal Yon Thayrun ra-mah.

Menyikapi sikap penduduk, tentangpembangunan yang dilakukan, Yon men-jelaskan dalam menjalankan programnya,Oxfam mencoba merekrut penduduk yangdiberikan rumah untuk dijadikan tukangbagi rumahnya sendiri. “Mereka akan diba-yar untuk membuat rumahnya sendiri,”tambah Yon senang.

Sedangkan Paul menyebutkan dalam halmengatasi permasalahan dengan pen-duduk, pihak IOM dan Oxfam mengadakanduek pakat dengan masyarakat setempat.“Apabila mereka tidak mau rumah tipe 36,kita akan mengusahakan rumah yang lebihbesar.

Tapi kalau tanah yang akan dibangun itubermasalah maka kami akan memberikanrumah ‘modular’ yang bisa bongkarpasang,” katanya.■

❞Hampir tiap hari LSM

masuk kemari, memin-ta data, menjanjikan,tapi bukti tidak ada.

M. SIDIEK

N

■ H

OT

LI S

IMA

NJU

NTA

K

Truk IOM mengangkut material bangunan di daerah Calang, Aceh Jaya.

Page 8: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

Peristiwa PentingSetahun Tsunami

Ceureumén menyajikan tanggal dan peristiwa penting yang terjadi se-lama setahun tsunami Aceh. Hal ini dianggap redaksi penting, untuk

KILAS BALIKCEUREUMeN8

MEN

GEN

ANG

mengenang sekaligus menjadi acuan apa-apa saja yang terjadi dan men-jadi kemajuan pembangunan Aceh setahun lalu.

20 Februari 2005

Mantan Presiden AS Bill Clinton danGeorge Bush mengunjungi Aceh

KeteranganMenurut Clinton, butuh 4-5 tahun un-

tuk membangun Aceh. Bush dan Clintonmengunjungi Kecamatan Lhoknga AcehBesar yang selamat dari tsunami.

26 Desember 2004

Bencana gempa dan gelombang tsuna-mi di Aceh

KeteranganGempa dan tsunami terbesar sepanjang

abad, khusus Aceh:● Korban tewas 131.934 jiwa● Korban hilang 37.066 jiwa.● Jumlah pengungsi diperkirakan 400.000

jiwa.Data tersebut didapat dari United

Nations (PBB).

6 Mei 2005

Palang Merah dan Bulan Sabit Interna-sional memberi bantuan sebanyak 600 jutadolar Amerika untuk pembangunan diAceh

Keterangan● Bantuan itu mereka kelola untuk mem-

bangun 20.000 rumah di Aceh dan 2500rumah di Nias.

● Termasuk juga pembangunan infrastuk-tur lainnya.

● Dana bantuan itu berasal dari 32 badanpalang merah dan bulan sabit interna-sional di seluruh dunia.

18 Mei 2005

Penurunan status Aceh dari darurat sipilmenjadi tertib sipil

Penurunan status ini dilakukan peme-rintah untuk memperlancar masa rekon-struksi dan rehabilitasi di Aceh. Namunsaat itu pemerintah akan tetap memperta-hankan militer di Aceh untuk menjagakeamanan dari Gerakan Aceh Merdeka(GAM).

7 Juli 2005

Penandatangan perjanjian bantuan 400juta dolar dari Amerika lewat lembagaUSAID

KeteranganUang tersebut untuk pembangunan

jalan Banda Aceh Meulaboh sepanjang 240km, termasuk pembangunan rumah dankehidupan masyarakat. Proyek pemban-gunan jalan dijanjikan dimulai Agustus.

15 Agustus 2005

Ditandatanganinya Perjanjian damaiantara Republik Indonesia dan GerakanAceh Merdeka (GAM) di Helsinki Firlan-dia

● Menjadi babak baru yang paling pen-ting di Aceh, karena selama ini rekon-struksi dan rehabilitasi di Aceh diklaimterhalang dengan konflik bersenjata an-tara RI dengan GAM.

● GAM mendapat amnesti dan menda-patkan dana integrasi

1 Maret 2005

Pemerintah akan membagikan jatahhidup (jadup) mulai Maret hingga Desem-ber 2005

KeteranganMasing-masing pengungsi akan menda-

patkan Rp 3000/hari yang akan diterimasetiap bulan Rp 90.000. Dalam praktiknyabanyak pengungsi yang belum mendapat-kan jadup.

26 Maret 2005

Berakhirnya masa emergency (darurat)pascatsunami di Aceh

Keterangan● Masa ini proses pembersihan kota, pem-

berian tenda untuk korban tsunami danpencarian jenazah korban mulai dihen-tikan.

● Militer asing yang selama ini memban-tu Aceh juga mulai meninggalkan Aceh.

● Aceh memasuki babak baru, yaitu masarekonstruksi dan rehabilitasi. Masa inidiharapkan para pengungsi kembalimendapatkan rumah, terciptanya lapan-gan kerja, dan juga pembangunan infras-tuktur yang hancur karena bencanaalam.

Page 9: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

KILAS BALIK 9CEUREUMeN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Catatan: Grafis tidak menyebutkan pejabatyang berkunjung serta apa yang diberikanuntuk Aceh karena dianggap terlalu banyakperistiwa penting yang tak mungkin disebutsatu persatu.

5 April 2005

Peringatan 100 hari tsunami di MesjidUlee Lheue Banda Aceh

16 April 2005

Presiden menandatangani PeraturanPresiden mengenai Rencana Induk AcehNias (Blue Print) di Jakarta

● Rencana induk ini seharusnya dilaku-kan, terutama karena menyangkut tataletak kota yang baru.

● Salah satu bagian yang paling pentingadalah melarang pembangunan rumah2 km dari pantai karena berbahaya dankawasan itu akan dijadikan buffer zone(kawasan penyangga pantai).

28 Maret 2005

Gempa 8,7 scala richter menguncangNias.

KeteranganGempa itu menyebabkan ratusan kor-

ban jiwa sementara banyak bangunan yangrubuh. Konsentrasi bantuan mulai dialih-kan sebahagian ke Nias.

30 April 2005

Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi(BRR) Aceh Nias dibentuk

Keterangan1. Sesuai Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang- undang No 2/2005 tentangBRR Aceh-Nias, tugas badan ini adalah:● Merumuskan strategi dan kebijakan

operasional● Menyiapkan rencana dan anggaran● Menyusun rencana rinci sesuai de-

ngan rencana induk2. Melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan

rekonstruksi Aceh-Nias.3. Lamanya badan ini 4-5 tahun. Dan bisa

diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.

26 Desember 2005

Peringatan setahun musibah gempa dangelombang tsunami

Hingga saat ini masih banyak pengungsiyang tinggal di tenda, dan pembangunanAceh pascatsunami dinilai banyak pen-gungsi terkesan lambat.

15 September 2005

Mulainya penyerahan senjata GAM ke-pada Aceh Monitoring Mission (AMM) danpenarikan pasukan TNI/Polri dari Aceh,sebagai implementasi perjanjian damai

3 Oktober 2005

Puasa pertama pascatsunami

16 Oktober 2005

Wakil PBB Urusan Wakil Sekjen PBBuntuk Urusan Kemanusiaan dan Kordina-tor Tanggap Darurat Jan Egeland berkun-jung ke Aceh

Keterangan● Egeland menyatakan bahwa rekon-

struksi Aceh bergerak sangat lambandibanding masa darurat.

● Dan PBB akan menempatkan seorangkordinator pemulihan (recovery) untukAceh yang akan bertanggung jawabmenyusun sebuah rencana penanggu-langan selama enam bulan, termasukpembangunan rumah permanen untukmenanggulangi masalah pengungsiyang masih tinggal di tenda.

■ F

OT

O-F

OT

O:

HO

TLI

SIM

AN

JUN

TAK

Page 10: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

CEUREUMeN10

Bagi Anda yang memiliki resepunik yang bisa dimasak dengan

mudah dan enak, bisa mengirimsurat ke PO BOX 061 BandaAceh 23001. Email: [email protected]. Cantumkanalamat lengkap. Ceureumen akanmengunjungi Anda dan melihat

Anda memasak. Disediakanbingkisan kecil untuk Anda.

TEKA TEKI SILANG CEUREUMÉN NO. 11

KHUSUS masyarakat pesisir,udang ukuran kecil tidak sulit didapat, mengolahnya pun mudah.Kali ini Ceureumén menyajikandua macam resep yang bertema-kan sambal dengan bahan bakuudang. Ada sambal yang disajikansegar, ada pula yang digoreng ter-lebih dahulu. Sebagai teman ma-kan nasi tidak mengecewakan.

1. Sambal Udang Asam SegarBahan:● ¼ kg udang rebus ukuran kecil

● Lima butir cabai rawit ataumenurut selera

● Enam siung bawang merah● Dua lembar daun jeruk, rajang

tipis● Garam secukupnya● Lima buah belimbing wuluh

Cara membuatKupas kulit udang rebus, uleg

tapi jangan terlalu halusHaluskan cabai, bawang dan

belimbingCampur dengan udang

Tambahkan garam dan daunjeruk dirajang

NBPaling enak dimakan dengan

nasi panas

2. Goreng Sambal UdangBahan

● ¼ udang rebus yang sudah di-keringkan

● Lima siung cabai merah● Lima siung bawang merah● Lima buah asam sunti● Satu siung bawang putih● Minyak secukupnya● Garam secukupnya

Cara membuatHaluskan udang rebus yang

sudah dikeringkanHaluskan bawang putih,

bawang merah, cabai dan asamsunti

Panaskan minyakMasukkan semua bumbu dan

udang, aduk rataBila sudah harum dan warna-

nya kecoklatan angkatSajikan panas-panas

NBPaling cocok untuk sarapan

pagi.■

1. Selebaran Akta Tanah● UNDP dan UN-HABITAT memberikan ke-

mudahan untuk korban tsunami yang tidakmendapatkan akses perumahan karena tidak me-miliki bukti kepemilikan tanah. Caranya denganmengisi sebuah selebaran sebagai akta tanahsementara.

● Selebaran akta tanah sementara itu dalamwaktu dekat akan dibagikan langsung kepadakorban tsunami.

● Dalam selebaran akta tanah itu juga akanterdapat cara pengisian untuk mempermudah.

2. Kursus Bahasa Inggris gratisInternational Labour Organization (ILO) be-

kerja sama dengan Harvard English School (HES)membuka kesempatan untuk masyarakat Acehbelajar bahasa Inggris. Biaya kursus dan pendaf-taran gratis. Hubungi Harvard English School diJalan Daud Bereueh, Jambotape, Banda Aceh.

AGENDA SETAHUN TSUNAMI (GRATIS):

■■■■■ 24-25 Desember 05Di Ulee Lheue Banda Aceh, FBA (Forum BangunAceh) di dukung oleh BRR akan mengadakan Pa-meran UKM (Usaha Kecil Menengah)

No. kontak: 0651-45204Asnawi 081360372797

■■■■■ 23-27 Desember 2005Di Taman Budaya Aceh, Banda Aceh, BRR me-ngadakan Pertunjukan Seni & Budaya (Art & Cul-tural Exhibition) Aceh-Nias Reflections, antaralain:● Pameran Lukisan & Sketsa Mahdi Abdullah● Pemutaran Film Reuboh Sie Cinta untuk Ibra-

him oleh Garin Nugroho● Film Nyanyian Tsunami oleh Maulana Akbar● Pameran Foto Kehidupan Masyarakat Aceh

dan Nias hasil bidikan masyarakat awam yangsebelumnya memperoleh kamera dari MDF(Multi Donor Fund).

● Pertunjukan seni panggung Kelompok Talo dariBanda Aceh dan tim kesenian Nisel dari Niasakan mempersembahkan tarian tradisional.

● Grup Momo akam membawakan musik-musiktradisional Aceh.

■■■■■ 21 Desember- 3 Januari 2006Galeri Foto Jurnalistik Antara menampilkan Pa-meran Foto Mohamad Iqbal, Raut Pusaran RautHayat, di Rumoh Aceh, Museum Aceh, BandaAceh.

■ A

SR

I Z

AID

IR

1 2 3 4

5

6 7

8

9 10 11

12 13

14

MENDATAR1. Sebelum waktunya, Belum

cukup umur5. Racun,6. Berkurang karena gesekan7. Kata ganti milik, Ia8. Organ pencernaan9. Jarum penyemat, Peniti10. Atom yang bermuatan listrik12. Perkakas14. Kesedihan yang mendalam

MENURUN1. Patron2. Memorandum of Under-

standing3. Tempat singgah4. Bunga5. Gelombang dahsyat yang

terjadi karena gempa atauletusan gunung api di dasarlaut

9. Pompa ( Inggris)11. Lampu TL13. Harapan

Jawaban TTS CeureuménNo. 10 adalah:

Mendatar1. Ekspresi, 5. Indikasi, 7. Eval-uasi, 11. Istimewa, 13. Eskala-si.

Menurun1. Elite, 2. Sedia, 3. Eja, 4. Isi,6. SOS, 8. Vas, 9. Arena, 10. Il-ahi, 11. Ide, 12. Tak.

Pemenang TTS CeureuménNo. 10 adalah:

1. SalmiridaDsn Mawar, Desa Paerd-amaian, Aceh Tamiang

2. MosriahJln. KH. AgussalamSabang

3. Diandra Agussyah. PJl. Seroja No. 8BDesa Garut, Aceh Besar

4. Muhammad ZubirSamalanga, Bireuen

5. T. Wahyu RinaldiLamteumen TimurBanda Aceh

Page 11: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

11CEUREUMeNANAK-ANAK

ALAU sudah sering kecewa,namun tekad Rahmadi, 32tahun, untuk menemukan sang

buah hati tak kunjung padam. Hampir se-tahun pascatsunami, dia masih saja me-masang iklan di media masa.

Setiap hari foto anaknya yang bernamaAlif Miftahul Riski (5) berjejer rapi bersa-ma iklan produk dan perumahan di lem-baran hitam putih surat kabar.

Sekarang ini malah dia semakin gencarmemasang foto anaknya tersebut. Bahkandua hari yang lalu, dia juga memasang iklandi stasiun televisi lokal pada jam tertentu.Tujuannya agar nama anaknya bisa mun-cul di layar kaca secara bergantian bersa-ma dengan nama para korban tsunami yangbelum ditemukan, dengan harapan ada o-rang yang memberitahukan keberadaanAlif sekarang.

Rahmadi melakukan semua itu karenabeberapa minggu yang lalu seorang kera-batnya melapor bahwa ada orang yangmelihat Alif berada disuatu tempat di Aceh.Tanpa mencari tahu siapa penghembuskabar tersebut, Rahmadi pun langsungmerogoh kocek Rp 468 ribu untuk me-masang iklan baris berukuran 10 centime-ter, dengan 20 kali penayangan.

”Ada keluarga yang kasih kabar bahwaada orang yang mengaku melihat Alif, ma-kanya saya pasang iklan lagi, karena sayayakin dia masih ada,” ucap Rahmadi pe-lan.

Petunjuk dari rohSuami dari Almarhumah Cut Khairida

ini memang berkeyakinan sang buah hatimasih hidup. Apalagi setelah dia kerapmendengar dari tetangganya bahwa saatusai tsunami. Banyak yang melihat Alifdibawa oleh seorang wanita berpenampilanperlente. Selain itu, Rahmadi juga mempu-nyai tanda yang lain. Dari cerita Rahmadi,

Orang tua tunggal : 156 orangAnak terpisah dan sebatangkara

: 2,242 orangTotal : 2,398 orangAnak terpisah dan sebatang karaAnak terpisah : 1,970Sebatangkara : 272

Setahun Tsunami

Suka Duka Bapak Mencari Anaknya

dua minggu yang lalu seorang keluargaRamadi sempat ‘kerasukan’ roh seorangkorban tsunami.

Dalam kesurupan itu Rahmadi sempatmengambil kesempatan untuk bercakap-cakap dengan roh yang masuk kedalamtubuh keluarganya tersebut. Dalam perbin-cangan mahkluk beda alam itu, terucaplaholeh roh tersebut bahwa anaknya Alif hing-ga kini masih hidup dan sedang berada disuatu tempat. Namun roh yang merasukitubuh tersebut tak mengetahui dimanalokasi Alif berada. Kendati sedikit terhibur,tapi buat Rahmadi kejadian tersebut hanyasebagai penegas saja bahwasanya Alifmasih hidup.

”Sebenarnya saya tidak percaya denganhal seperti itu, mungkin karena keadaan,makanya bisa begini. Saya sebenarnya le-bih suka mendekatkan diri kepada Tuhan,”ucap Rahmadi.

Terus mencariStaf di Rumah Sakit Umum Zainal Abi-

din ini mengakui bahwa semuanya tak le-pas dari kelelahannya selama mencari sibuah hati. Sehingga sesuatu yang dulu takpernah terpikirkan, kini terpaksa dilaku-kannya. Karena sebelum mengiklankanAlif, hampir semua tempat di Aceh Besarsudah dijelajahinya. Dari Banda Aceh, Si-breh, Indrapuri, hingga Jantho, tuntassudah dikitarinya.

Didaerah terakhir ini, Rahmadi pernahmempunyai harapan. Ketika itu temannyamengatakan bahwa di daerah tersebut adasebuah pesantren khusus menampunganak-anak korban tsunami.

Dan lagi-lagi menurut si teman, ada yangpernah melihat Alif ada disana. Tak mem-perdulikan sang teman mendapat kabardari mana, dengan memendam harapantinggi, Rahmadi pun mendatangi pesantrentersebut. Namun saat dia menemui pengu-rusnya dan menerangkan tujuannya kesa-na, Rahmadi harus mampu melapangkandadanya. Buah hati yang dicarinya tak be-

Asri ZaidirBanda Aceh

[email protected]

rada di pesantren tersebut.“Rupanya pesantren tersebut khusus

untuk anak korban tsunami dari Meula-boh,” ucapnya sedih.

Mendatangi poskoSelain dengan cara pasang iklan dan ‘ber-

petualang’ hingga kini Rahmadi juga masihsuka mendatangi posko-posko yang mela-yani pengaduan anak hilang.

Disana Rahmadi selalu menitipkan bio-data beserta foto anak semata wayangnyaitu. Bahkan ada beberapa posko yang men-jadi langganan tempat dia menitipkan’ fotoanaknya. Diantaranya Children Center diMata Ie dan Children Center Muhamma-diyah. Namun tetap saja pencarian Rama-di tak menampakan hasil yang me-

muaskan.Ditipu

Dua minggu yang lalu, keluarga Rahma-di mendapat telepon dari seseorang men-gaku dari pekan baru, Riau. Sang penele-pon menghubungi telepone seluler Rahma-di yang ditinggal di rumah, dan mengakubahwa dia pernah melihat Arif berada diBatam dan sedang dirawat oleh seorangkawan si penelepon yang bernama Anton.

Saat itu telepon diterima oleh adik kan-dung Rahmadi yang bernama, Rahmayati(20). Dan ketika Rahmayati hendak menan-yakan lebih lanjut, si penelepon mematikanpembicaraan, dengan alasannya pulsa akansegera habis.

Rahmayanti yang berharap keponakan-ya untuk kembali berkumpul langsungmencoba menelepon balik. Namun telepondari Rahmayanti tak diangkat. Keluarga punbertambah cemas. Tapi tak berselang lama,sebuah pesan sms masuk kedalam teleponseluler Rahmayanti dari orang tersebut.

Dalam pesan pendek yang muncul dila-yar telepon, penelepon tadi meminta kelu-arga Rahmadi untuk mengirimkan bebera-pa lembar pulsa yang nantinya akan di-gunakan untuk berhubungan antara sipenelepon, keluarga Rahmadi dan orangyang sedang merawat Alif.

”Dia juga meminta uang, dan bila dibi-lang tolong untuk temukan dulu dengananaknya baru dikasih uang, maka dia tu-tup teleponnya,” ucap Rahmayanti kesal.

Mengenai adanya telepon penipuantersebut, Rahmadi mengaku sudahmemikirkannya. Dan dia selalu berpesankepada anggota keluarganya untuk berhati-hati, dan harus lebih teliti.

Karena Rahmadi sendiri tak tahu sam-pai kapan dia akan terus mengiklankananaknya yang bernama Alif Miftahul Riskiini. Harapan Rahmadi cuma ingin bertemukembali dengan anaknya, Dan kalau puntidak bisa, dia mengaku sudah mengiklas-kanya.

”Bila memang sudah tidak ada lagi sayaikhlas, karena tempat untuk anak-anak di-sisi Tuhan kan kita tahu,” ucapnya pilu.■

W

Jumlah Anak Terpisah, Sebatang Kara, dan Orang Tua Tunggal yangdidaftar oleh Pemerintah, Unicef, Save the Children dan NGO lain (DataOktober 2005)

Total : 2,242Anak sebatang karaTerdaftar dalam institusi

: 63 anakTinggal dengan keluarga yang takdikenal : 209 anak

Saat ini NGO yang mengurusianak seperti Save the Children andUnicef sedang melakukan supportuntuk keluarga yang mencarianaknya yang hilang atau keluargayang ingin mengadopsi anak-anaktersebut.

“Kami berusaha untuk meyakin-kan bahwa anak-anak lebih baikbersama dengan keluarga merekadan masyarakat daripada diurusoleh institusi,” kata Jon Bugge, dariSave the Children kepadaCeureumén.■

■ A

SR

I Z

AID

IR

Yang masih mencari keluarga yang hilang.

Page 12: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

Setahun MenjadiManusia Tenda

Assalamualaikum Wr. WbHAMPIR setahun tsunami berlalu, sebentar lagi trage-

di yang lama itu akan ”terulang” lagi. Disaat tanggal 26Desember 2005 ini bekas ingatan itu pasti akan timbul daribenak para korban. Seakan-akan mereka baru mengalamihal yang serupa.

Gempa dan gelombang tsunami padahal sudah setahunberlalu, tapi luka itu masih membekas. Sampai kapan lukaitu akan hilang?

Mungkin itu tidak akan terjadi. Contohnya daerah Lam-bada atau Kahju Kecamatan Baitussalam Aceh Besar. “Se-tahun Bersama Manusia Tenda” pantas untuk sebuah namaperingatan tsunami pada tanggal 26 Desember ini di dae-rah tersebut.

Mari lihat bersama, menjaga dan membangun secarabersama. Jangan jadikan tsunami untuk tiket masa depanpara pemulung yang loba (tamak) akan kekayaan. Tapi jadi-lah profesionalisme untuk membangun tanpa mengharap.

Seperti ungkapan salah seorang nenek yang menempatitenda di kawasan Kahju. Katanya “Tendaku Masa Depan-mu”

Bukan tanpa alasan dia berujar demikian, sudah setahuntsunami berlalu, kami masih berada dalam tenda, diguyurair hujan, serta hembusan angin laut yang acapkali mem-bangunkan tidur malam kami. Siapa yang perduli atas pen-deritaan kami?

Itu contoh nyata dari penderitaan yang masih masyara-kat Aceh alami.

Atas contoh itulah, Badan Rehabilitasi dan Rekonstruk-si (BRR) mempunyai tanggung jawab untuk mempercepatrekontruksi dan rehabilitasi.

Demikianlah saya buat surat pembaca ini sehingga men-jadi ceureumen (cerminan) bagi siapa saja yang mencobamelihat wajah mereka.

Dan dari penglihatan itu pula mereka menjadikan bah-an introspeksi diri dalam memenuhi tanggung jawab se-bagai pemimpin.

Atas pemuatan keluhan kami dan perhatiannnya sayahaturkan terima kasih.

Davi AbdaPenduduk Cadek Permai Kahju

Kec Baitussalam Aceh Besar

Surat “Cinta”Untuk BRR

SURAT “cinta” untuk Badan Rehabilitasi dan Rekon-struksi (BRR) ini lahir karena dorongan perasaan “kepri-hatinan”, bukan atas rasa menaruh curiga.

Ibarat surat cinta untuk sang kekasih, tentunya ada ke-luh kesah, harapan jiwa, dan sejuta asa lain yang tertuangdalam untaian goresan kata bernama surat cinta.

Dengan demikian, diawal tulisan ini saya ingin menan-daskan bahwa tulisan ini bukan untuk saling tuding me-lainkan sebagai jembatan untuk membuka akses informa-si bagi publik dan membuka wacana sejauh mana realiasasiyang telah dimainkan oleh BRR, termasuk di era damaisekarang ini.

Adalah tidak terbantahkan, jika dalam ranah teori ilmupembangunan, suasana yang damai, bebas konflik sosial-politik, menjadi sebuah landasan awal untuk menetapkanhaluan dasar dimulainya pembangunan.

Begitu pula dengan dengan Aceh yang sepanjang se-jarahnya terus dirundung duka.

Deretan sejarah kelam hingga bencana gempa dan tsu-

CEUREUMeN12 SUARA RAKYAT KECIL

Buat Anda yang ingin menyampaikan Suara Rakyat kecil berupa ide, saran,dan kritik tentang rekonstruksi bisa melalui surat ke

Tabloid CEUREUMéNPO Box 061 Banda Aceh 23001 email: [email protected]

nami telah menjadikan Aceh laksana daerah yang mestidibangun dari nol lagi. Otomatis, dengan tercapainyakesepakan damai antara Pemerintah Indonesia denganGAM diharapkan menjadi primum mobile mengakselerasi-kan proses rekontruksi Aceh selanjutnya.

Akan tetapi, persoalannya sekarang apakah pasca MoUitu ditandatangani, proses rekontruksi Aceh sudah lebihbaik dibandingkan dengan era sebelumnya?

Ini merupakan pertanyaan yang “lumayan” sulit untukdijawab namun dengan melihat ragam persoalan yang adamaka akan ditemukan benang merah sejauhmana peran“damai” untuk rekonstruksi Aceh!

Abdullah Abdul [email protected]

Hormati Syariat IslamKALAU tidak salah saya beberapa waktu lalu, Badan

Rekonstuksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh dan Nias men-gumumkan bahwa untuk rekonstruksi tahun depan ini bu-tuh sebanyak 1.5 juta pekerja. Ini tentu saja sebuah jumlahyang tidak sedikit.

Kita sambut dengan tangan terbuka banyaknya rekan-rekan kita yang datang dari luar daerah mencari kerja diAceh. Sungguh ini tak pernah terbayang sebelumnya.Apalagi sejak dulu banyak rakyat Aceh yang mencari ker-ja di keluar daerah hingga luar negeri.

Kini semuanya terbalik, seperti tsunami yang sudahmembalikkan semuanya. Karena itu, kepada para penda-tang dan pekerja kemanusiaan yang sudah masuk ke Acehagar menghargai betul budaya di sini.Jangan Anda mem-buka peluang maksiat di Aceh.

Kami yakin semua musibah itu adalah cobaan Allahkepada hambanya yang sudah mungkar. Salah satunya ya,mungkin kita kita sudah mengingkari perintah Sang Kha-lik. Karenanya, kedatangan Anda jangan malah menam-bah keangkara-murkaan Tuhan.

Makanya segera hentikan maksiat. Terimakasih untukCeureumén yang sudah memuat uneg-uneg saya ini.

Mohd Isa AbdullahBeurawe Kec Kuta Alam

Banda Aceh

Alpa MenyebutkanSumber

SAYA pembaca setia Tabloid Ceureumén. Namun padaCeureumén edisi 9 yang lalu ada sedikit yang mengganggusaya. Mungkin ini kesalahan teknis atau kealpaan yangbarangkali tidak perlu. Kealpaan itu ada di halaman 4-5dalam berita Cover Story.

Kalau tidak salah saya, dalam berita tentang sejarah itudisebutkan banyak situs-situs sejarah yang rusak di BandaAceh, Aceh Besar dan Aceh Utara. Yang menjadi tanda-tanya saya sumbernya tak disebutkan sebagimana khasCeureumén biasanya.

Terima kasih buat para jurnalis Ceureumén dan sela-mat bekerja, semoga tabloid ini menjadi harapan kami.

Rauza J SahalKecamatan Juli, Kab Bireuen

Terima kasih atas kejelian Rauza. Betul, kamu akui padaedisi itu memang lupa mencantumkan sumbernya. Data-data tersebut kami peroleh dari Balai Peninggalan dan Pe-lestarian Purbakala (BP3) Banda Aceh.

Kepada pihak BP3 kami mohon maaf atas kesalahan ini.Terima kasih atas kerjasamanya. Redaksi

Peringatan “Ulang Tahun” Tsunami❞Sudah setahun tsunami berlalu,kami masih berada dalam tenda,diguyur air hujan, serta hembu-san angin laut yang acapkalimembangunkan tidur malamkami. Siapa yang perduli ataspenderitaan kami?

❞Persoalannya sekarang apakahpasca MoU itu ditandatangani,proses rekontruksi Aceh sudahlebih baik dibandingkan denganera sebelumnya?

❞Kini semuanya terbalik, sepertitsunami yang sudah membalikkansemuanya. Karena itu, kepadapara pendatang dan pekerja ke-manusiaan yang sudah masuk keAceh agar menghargai betul bu-daya di sini.Jangan Anda membu-ka peluang maksiat di Aceh.

■ M

AH

DI

AB

DU

LLA

H■

MA

HD

I A

BD

ULL

AH

Page 13: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

13CEUREUMeNDAMAI

IHAK Gerakan Aceh Merdeka(GAM) menyatakan proses rekon-struksi dan rehabilitasi di Aceh ma-

sih jauh dari harapan. Setahun tsunami ber-lalu, perubahan di lapangan masih sangatkecil. Yang tinggal di tenda masih banyak,yang dibarak apa lagi. Berbagai bidang lain-nya juga masih tertinggal. “Saya sama se-perti pendapat masyarakat lainnya bahwaproses rehabilitasi dan rekonstruksi masihsangat jauh dari harapan,” kata IrwandiYusuf, wakil GAM di AMM. “Coba lihat,apa saja yang sudah dilakukan setelah se-tahun tsunami. Masyarakat kan kecewa,sama juga seperti kita,” katanya.

Namun ke depan, kata Irwandi, semuapihak harus berbuat lebih baik lagi. Diamemisalkan, jika saja uang yang berjum-lah puluhan triliun dibagi kepada korbantsunami, entah berapa besar setiap orangakan mendapatkannya.

Akan tetapi, jika uang sebanyak itu di-implementasikan dalam bentuk pemban-gunan, maka memang sangat sedikit hasil-nya seperti yang kini terlihat di lapangan.“Lagee le dirheut ngon dilhe,” katanya, men-gucapkan sebait pepatah Aceh yangmaknanya kira-kira le-bih banyak di-gunakan untuk yang tidak perlu ketimbanguntuk pembangunan.

Lalu, apa keinginan pihak GAM kedepan? Ke depan, kata Irwandi, semua pi-hak harus bekerja keras untuk mengisi masarekonstruksi dan rehabilitasi ini. Pihak GAMsendiri, seperti dikatakan oleh Teuku Ka-maruzzaman, ingin ambil peran lebih be-sar dalam proses ini. Itu dilakukan dengancara mengambil peran lebih besar lewatBRR.

Beberapa personel mewakili GAM yangdianggap punya kemampuan akan dima-sukkan ke dalam BRR. “Dengan begitu kitaberharap proses rehabilitasi dan rekon-struksi ini tidak menimbulkan konflik dikemudian hari. Itu sebabnya, GAM inginberperan lebih besar lewat kebijakan diBRR,” katanya.

Seperti halnya Irwandi, seorang tokohGAM lainnya Munawarliza mengatakan,pembangunan di masa rekonstruksi danrehabilitasi juga masih belum sesuai den-gan harapan. Cuma, kata Munawarliza,masyarakat Aceh tidak boleh menyalahkansiapa pun. Semua harus introspeksi diriuntuk perbaikan ke depan.

Korban konflik jangan dilupakanDi sisi lain Munawarliza mengatakan,

tidak mudah menghilangkan perasaan trau-ma konflik bagi masyarakat Aceh. Jugatidak mudah melupakan berbagai peristi-wa buruk yang pernah menimpa rakyatAceh. “Kita kan berkonflik selama 30 tahun.Ban meletus saja masih terasa sepertisuara bom, ya karena kita masih trauma.”

Dia mengharapkan, di masa rekonstruk-si ini semua pihak tidak melupakan kor-ban konflik. Bantuannya kepada merekatidak sekadar dalam bentuk dana, melain-kan juga dalam bentuk yang lain, yakniberupa keadilan. “Tak sekadar bantuanekonomi, tetapi juga bantuan untuk menda-patkan keadilan. Kadang-kadang, orang takmenuntut secara ekonomi, melainkanmenuntut keadilan. Tuntutan ini yangharus diberikan oleh pemerintah,” kata priayang sempat tiga tahun bermukim diAmerika Serikat ini.■

ARA korban konflik sepertijanda-janda atau siapa punyang cacat karena konflik, bah-

kan Kelompok “Pembela Tanah Air“ akan mandapatkan jatah bantuanpada tahun 2006. Menurut KepalaDinas Sosial NAD, Haniff Asmara,pemerintah pusat telah menga-lokasikan dana sebanyak Rp 600

Setahun Rekonstruksi, GAM Masih Kecewa

Adakah Bantuan untuk Mereka?++

EHADIRAN Nota Kesepa-haman antara RI dan GAMyang ditandatangani 15 Agus-

tus lalu, memberi kontribusi yangsangat berarti bagi penurunan tindakkekerasan di Aceh. Koalisi NGOHAM Aceh mencatat, meski terjadipelanggaran HAM sepanjang Agus-tus sebanyak 47 kasus, namun angka

MoU Buka Ruang Pengusutan HAMini sangat jauh berkurang dibanding-kan sebelumnya. Penurunan inimemperlihatkan bahwa kedua pihakyang bertikai menampakkan komit-men mereka untuk menghadirkankedamaian di Aceh. Begitu KoalisiNGO HAM Aceh menyampaikanhasil refleksinya.

Menurut NGO HAM tersebut, ke-hadiran MoU juga membuka ruangbagi penyelesaian kasus-kasus pe-langgaran HAM yang terjadi melalui

pengadilan HAM dan Komisi Kebe-naran dan Rekonsiliasi (KKR). Ruangini merupakan jawaban dari upayamenuntaskan persoalan Aceh yangsudah menahun ini. “Karena itu, apapun nantinya yang dipilih, apakahpengadilan HAM atau menggunakanmekanisme KKR, haruslah memberijaminan bagi masyarakat korban.Sebab, salah satu tujuan dari penye-lesaian kasus-kasus pelanggarantersebut adalah untuk mengungkapkebenaran dan keadilan bagimasyarakat korban,” kata mereka.

Perhatian kepada korban konflikharuslah sungguh-sungguh. Setelahtsunami, menurut Koalisi NGOHAM, mereka nyaris tidak terperha-tikan. Ini berbanding terbalik dengankorban gempa dan tsunami yangmendapat simpati dan bantuan yangbegitu besar dari pemerintah.■

KMuhammad Azami

Banda [email protected]

Korban Jan Feb Mar Apr Mei

Sipil : 16 11 38 32 34

GAM : 1 1 4 15 7

TNI/Polri : 0 8 1 1 3

Jumlah : 17 20 43 48 44

Korban Tindak Kekerasan Pascatsunami

Muhammad AzamiBanda Aceh

[email protected]

miliar melalui APBN. Dana initidak hanya diberikan kepada man-tan GAM. “Pengungsi korban kon-flik baik di Aceh maupun di luarAceh, termasuk relawan PembelaTanah Air akan mendapatkan danaini,” kata Haniff Asmara, pekanlalu.

Ditambahkannya, sejumlah do-nor seperti dari LSM, donor, jugasudah menyatakan komitmennyauntuk membantu dana reintegrasi.Dana ini termasuk untuk korban

konflik. Cuma, soal berapa besarbantuan mereka, pihaknya men-gaku belum mengetahui.

Untuk mencapai keadilan bagi se-muaya, tambah Haniff, akan diben-tuk forum bersama yang bertugasuntuk memberi masukan. Mereka ter-diri atas LSM dan donor. “Akandibentuk forum bersama antara LSM,negara donor, pemerintah daerah,pusat, tokoh masyarakat. Dari donormisalnya IOM, Unicef, World Bank,USAID, dan lainnya,” katanya.■

P

P

MENANGIS - Seorang ibu swdang menangis karena rumahnya diobrak-abrik aparat dalam penyisiran ke Desa Mata Mamplam Bireun. Konflik banyakmenimbulkan korban, termasuk sipil.

■ N

AN

I A

FR

IDA

Muhammad AzamiBanda Aceh

[email protected]

Page 14: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

Kapan Pilkada

Kapan Pilkada di Aceh dimulai?

UsmanBanda Aceh

Menurut sejumlah anggota DPRD NAD yang per-nah bertemu langsung dengan Mendagri di Jakar-ta, dua pekan lalu, Pilkada (Pemilihan Kepala Da-

erah) di Aceh direncanakan pada 26 April 2006 sesuai de-ngan jadwal yang termaktub dalam MoU.

Namun, kepastian jadwalnya sangat tergantung padabanyak hal, termasuk pada draf Rancangan Undang-Un-dang Penyelenggaraan Pemerintahan Aceh yang kini se-dang dibahas di DPR RI.

GAM di BRR

Seperti diketahui, sesuai dengan perjanjian dam-ai (MoU), pihak GAM juga harus dilibatkan dalamBadan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-

Nias. Yang ingin saya ketahui, berapa banyak orang GAMditempatkan di BRR dan apa saja kerja mereka. Selain itu,apakah mereka hanya untuk mewakili kepentingan GAM?

Mahdin,Blok Sawah , Pidie

Anda bisa mengirimkan pertanyaan apa pun yang ingin Andake-tahui, terutama mengenai masalah rekonstruksi dan rehabilita-si. Redaksi akan mencarikan jawaban untuk pertanyaan Anda. Kir-imkan ke PO BOX 061 Banda Aceh 23001 atau [email protected] dengan mencantumkan “Rubrik TanyaJawab”

Menurut Wakil GAM di BRR Teuku Kamaruzza-man, sampai kini pihaknya baru menempatkansatu orang mewakili GAM di BRR. Menurutnya,

pihak GAM akan menempatkan beberapa orang lagi disetiap komisi BRR.

Ditambahkannya, secara umum GAM belum terlibatdalam setiap kebijakan di BRR.

Ke depan, katanya, GAM berkeinginan untuk menen-tukan arah kebijakan serta percepatan rehabilitasi dan re-konstruksi dengan membuat mekanisme agar terjadi keadi-lan bagi seluruh rakyat Aceh. Ini juga untuk menghindarikemungkinan konflik sosial maupun politik yang mungkintimbul dari proses rehabilitasi dan rekonstruksi.

Acara Setahun Tsunami

Katanya pemerintah akan melakukan peringatansatu tahun tsunami. Apa-apa saja acaranya?

TaufiqSimpang Surabaya

Banda AcehMenurut kepala BRR Kuntoro Mangkusubroto,acara peringatan satu tahun tsunami akan dilaku-kan acara doa bersama. Tempatnya di Mesjid Raya

Baiturrahman pada tanggal 26 Desember 2005.Acara itu akan dihadiri oleh presiden Susilo Bambang

Yudhoyono dan juga sejumlah Negara sahabat yang sela-ma ini membantu Aceh.

Sampai Kapan AMM di Aceh?

Saya sangat senang dengan perjanjian damai yangdicapai oleh Indonesia dan Gerakan Aceh Mer-deka. Apalagi dengan hadirnya Aceh Monito-ring

Mission (AMM) yang begitu tegas dengan kedua belah pi-hak. Saya ingin tahu sampai kapan AMM ada di Aceh?

LusiTakengon

Aceh Tengah

AMM akan berada di Aceh hingga tanggal 15Maret 2006---diperpanjang kalau ada keinginanpemerintah---setelah selesai memantau proses pe-

rubahan pengaturan dan perundang-undangan.Menurut informasi yang diterima Ceureumén, pemilu dan

proses politik di Aceh setelah AMM meninggalkan Acehakan dipantau oleh pemantau pemilu Uni Eropa. Namunhal tersebut masih dalam pembicaraan.

T:J:

T:

J:

T:J:

T:

J:

CEUREUMeN14 TANYA JAWAB

KAMPUNGKU ACEH UTARA

EJAK “langkah” tsunami masih mem-bekas bila melewati Desa Kuala Kru-toe Barat Kecamatan Tanah Pasir, Ka-

bupaten Aceh Utara. Aroma memilukanhati amat terasa di sana. Di sanalah mene-tap orang-orang yang dilupakan.

Desa ini berpenghuni orang-orang yangmenderita penyakit lepra. Tidak cukup itu,pada umumnya memiliki tubuh cacat.Singkat kata mereka tak “sempurna” jikadibandingkan dengan warga yang tinggaldi pesisir kecamatan lain.

Meski bertubuh tak normal, mereka paranelayan yang handal dan mampu mengaisrezeki yang diberikan tuhan di lautan se-tiap harinya. Tapi jangan tanya tempat ting-gal mereka. Bentuk rumahnya sangat daru-rat. Maaf – mungkin lebih pantas di sebuttempat beristirahatnya hewan ternak.

Sejatinya, tempat itu tak layak bagi tem-pati mereka sedemikian rupa. Rumah-ru-mah nan kumuh itu sebenarnya terpaksadi huni oleh para masyarakat lepra. “Pakbeginilah nasib kami orang-orang berpen-yakit lepra yang luput dari perhatian. TapiTuhan masih menyayangi kami ,” kataMarzuki.

Dari Marzuki (50) yang juga menderitapenyakit lepra, Ceureumén mendapat in-formasi bahwa pascatsunami hanya 20 KKwarga Kuala Kreutoe yang mampu men-gungsi ke barak-barak darurat. Sisanya, 29KK memilih tetap bertahan di desa karenatak leluasa bergerak untuk mengungsi jauh.

Sialnya, mereka yang tinggal di sanawajib mengambil sendiri setiap bantuanpangan. Katanya Save The Children setiapbulannya menyalurkan bantuan 12 kg be-ras per orang. Tapi harus diambil sendiri dikantor Camat Tanah Pasir.

Bagi yang normal mungkin bukan pro-blem. Tapi bagi Basir yang tak punya jari

Dilema Mereka yang TerlupakanJaijuangAceh Utara

[email protected]

kaki dan tangan, bagaimana melakukan itu.Belum lagi kantor kecamatan yang cukupjauh dan butuh biaya transpor sekiraRp20.000-Rp.30.000 dengan naik RBT.

Sedangkan warga lain yang fisiknya se-hat, tentu saja mampu mengambil berasbantuan itu dengan berjalan kaki atau men-gendari sepeda. “Sedih sekali kami yangtidak bisa berjalan jauh, apalagi ada kabarbantuan itu juga sempat diterima oleh o-rang yang tidak berhak dan bukan korbantsunami,” ungkap Basir.

Seharusnya, pinta Basir, pemerintah bisabersikap arif dengan mengantar langsungbantuan apapun ke desanya. “Coba lihattubuh kami ini Pak, kan tak sempurna. Ka-lau sempurna kami mau tinggal di barakpengungsian. Kami tak bisa pergi jauh,maka kami menetap di gubuk yang kamibuat sendiri,” sambung Marzuki.

Karena itu, mereka menghimbau NGOasing atau pemerintah yang hendak men-yalurkan bantuan, bila berkenan segeralahmengantarnya langsung ke Desa KualaKruetoe Barat dan jangan diberikan mela-lui pihak ketiga.

Mengenai bantuan pembangunan ru-mah, Menurut Marzuki, pihak Badan Re-konstruksi dan Rehablitasi pernah membelibeberapa petak tanah di Desa Kuala kreu-toe Barat. Rencanyanya untuk pemban-gunan rumah bantuan tsunami. Tapi sam-pai kemarin belum juga ada tanda-tandapembangunannya, padahal itu direncana-kan beberapa bulan yang lalu.

Kata Marzuki, masyarakat setempat sa-ngat butuh bantuan rumah. Selama inimereka terpaksa menempati gubuk reotbuatan sendiri. “Kenapa kami terisolir danluput dari perhatian pemerintah. Tidak adasatu pun masyarakat di sini yang mendap-at bantuan rumah dari pemerintah ata LSMasing. Kami masih menempati gubuk ru-sak Pak,” Marzuki melaporkankondisinya.■

Kecamatan SeunuddonDesa Blang GeuleumpangDesa Meunasah SagoDesa Ulee Rubeek BaratDesa Ulee rubeek TimurDesa Teupin KuyunDesa Cot Petisah

Kecamatan Tanah PasirDesa Blang MeeDesa LapangDesa Kuala CangkoiDesa Kuala Kreutoe BaratDesa Kuala Kreutoe TimurDesa Matang Baroe.

Desa-desa yang Dihempas Tsunami di Aceh UtaraKecamatan SamudraDesa Blang Glumpang Blang MeeDesa Blang NibongDesa Pu’ukDesa Krueng MateeDesa Meunasah BeuringenDesa SamudraDesa Muara Barat

Kecamatan Muara DuaDesa Tanah AnoeDesa Cot SeuraniDesa Meunasah ManyangDesa Krueng Manee

Desa Kuala Krutoe Barat Kecamatan Tanah Pasir, Kabupaten Aceh Utara minta bantuan di antar langsung.

■ J

AIJ

UA

NG

J

Page 15: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

15CEUREUMeNOPINI

AYA termasuk yang berdebar-debarmenantikan terbitnya majalah TIMEedisi Asia menjelang peringatan se-

tahun tsunami di Aceh. Sebab, majalah ituakan menurunkan kisah dan foto empat or-ang janda korban tsunami yang kehilanganrumah dan keluarga mereka. Lantas apa he-batnya dibanding ratusan korban senasib?

Beberapa hari setelah tsunami, TIMEAsia yang berbasis di Hongkong pernahmemuat foto keempat perempuan itu.Mereka difoto berdiri di depan puing ru-mah masing-masing. Bos TIME Asia, Ab-doolcarim, mengaku masih mengantongialamat keempatnya. Karena itu, pada bu-lan April 2005, di hadapan para wartawandi China, Abdoolcarim pernah berjanji akanmemfoto kembali keempat perempuan itudi depan lokasi rumahnya masing-masing,dan akan memuatnya.

“Kita akan lihat, bagaimana nasib mere-ka setelah satu tahun. Apakah rumahnyasudah dibangun, atau nasibnya masih samasaja,” katanya.

Dengan oplah 350.000 eksemplar, tinda-kan TIME tentu akan memberi secuil gam-baran kepada dunia, bagaimana kinerja se-mua pihak dalam membantu korban tsu-nami di Aceh dalam satu tahun terakhir.Apalagi, tak hanya TIME yang akanmelakukan hal itu. Hampir setiap mediadalam dan luar negeri yang pernah men-girim wartawan ke Aceh, akan menampil-kan gaya liputan yang sama: yaitu mem-bandingkan obyek tertentu saat tsunamidan setahun setelahnya.

Obyek itu bisa berupa sosok manusia,jalan, jembatan, bangunan sekolah, masjid,barak, lokasi pengungsian, makanan, fasi-litas air bersih, atau apa saja yang bisa me-wakili satu tahun perjalanan rehabilitasidan rekonstruksi di Aceh. Pembaca dan

Setahun Menggelandang di Kampung SendiriDandhy Dwi Laksono(Pemimpin Redaksi acehkita.com)

pemirsa di seluruh dunia, terutama mere-ka yang telah menyumbangkan satu-duadollar uangnya, akan menilai, apakahdalam satu tahun ini, nasib warga Acehkorban tsunami lebih baik, sama saja, ataujustru lebih buruk.

Kendati banyak pihak terlibat di Aceh,namun kepada pemerintah lah telunjukakan banyak diarahkan bila warga duniatak puas dengan apa yang telah terjadi. Ter-utama, bila ternyata halaman media massabanyak melaporkan fakta-fakta yang memi-lukan. Dan suka atau tidak,representasi pemerintah ad-alah Badan Rehabilitasi danRekonstruksi (BRR) Aceh-Nias. Umurnya memangbelum setahun. Tapi di bu-lan Desember ini, orang takakan terlalu peduli apakahBRR sudah berusia setahunatau seabad.

Yang jelas, besar kemu-ngkinan keempat janda ‘mi-lik’ majalah TIME itu masihberstatus gelandangan, aliastak punya rumah. Sebab,hingga 17 November 2005saja, data BRR menyebutkan, rumah yangdibangun di Aceh baru 10.119 unit. Pada-hal, jumlah yang rusak konon ditaksir men-capai 76.039. Itu artinya, yang dibangunbaru sekitar 13 persennya saja.

Bila angka di atas akurat, maka kecepa-tan rata-rata pembangunan rumah di Acehmencapai 42 unit per hari. Ini diasumsikanpembangunan mulai dilakukan pada bulanApril 2005 (berakhirnya masa tanggapdarurat) hingga data bulan November.

Sementara di bulan Desember 2005 ini,Ketua BRR Kuntoro Mangkusubroto per-nah menjanjikan jumlah rumah yang sele-sai dibangun mencapai 30.600 unit. Per-serikatan Bangsa Bangsa sendiri melaluiWakil Sekjen Urusan Kemanusiaan danKordinator Tanggap Darurat, Jan Egeland,

pernah menyebut-nyebut agar 500.000 pen-gungsi tsunami tak ada yang jadi ‘gelandan-gan’ lagi pada April 2006.

Bila batas waktu itu yang dijadikan pa-tokan. Maka sejak 1 Januari 2006, kecepa-tan rata-rata pembangunan rumah harusmencapai 233 unit per hari. Angka yangluar biasa. Ini seperti membangun satu ko-mplek perumahan baru dalam setiap harin-ya. Seperti membangun satu RW per hari.

Tapi BRR menganggap ini adalah misiyang mustahil. Karena itu, mereka menar-

getkan semuanya barurampung pada semesterpertama tahun 2007. Bah-kan seorang pejabat Jakar-ta pernah menyebut pem-bangunan perumahan daninfrastruktur di Aceh baruakan tuntas pada 2009.

Itu artinya, beberaparibu orang masih akanmenggelandang di kam-pung sendiri hingga satu,dua, atau tiga tahun kedepan. “Karena itu kamimeminta warga bersabar,”sebut Kuntoro suatu ketika.

Sebuah kalimat yang mudah ditulis dan di-uucapkan, tetapi sungguh berat bagi yangmenjalani.

Rumah adalah benteng psikologi dansosial bagi penghuninya. Memiliki rumah,mendatangkan ketenangan batin bagi pe-miliknya sehingga mereka mampu menatahidup dan bekerja, dan tak selalu merasadalam kondisi darurat. Rumah tempatberistirahat, melakukan hubungan seks,dan membesarkan anak-anak. Tempat se-pasang suami istri mendiskusikan rencana-rencana hidup mereka. Tempat rasa per-caya diri dan optimisme tumbuh.

Tapi bagi sebagian korban, satu tahunlagi tinggal di bawah tenda-tenda yangmulai membusuk dan bau apek,dengan tanah becek, dan bantuan pangan

atau dana jadup yang kerap mampet, ada-lah bayangan suram yang pasti datang.

Seperti nasib pengungsi di pesisir baratAceh, yang di bulan Desember ini masihmendiami tenda-tenda darurat. Wartawanacehkita.com yang melakukan liputan se-tahun tsunami di Kecamatan Sampoinit,Aceh Jaya, misalnya, menemukan kondisiyang memprihatinkan.

Mereka terisolasi karena jalanan yangrusak. Akibatnya, tak banyak LSM yangdatang membantu. Bahkan untuk sampaidi Kecamatan Sampoinit (dari Banda Aceh),diperlukan waktu 4,5 jam dengan motor. Itusudah termasuk naik rakit di Desa Seu-mareum. Jalanan pun berlubang dan ber-lumpur. Sudah lima bulan pengungsi disana tak mendapat bantuan pangan apala-gi jadup. Tenda bantuan Unicef setahun lalusudah busuk dan tak layak huni. Penggan-ti pun tak ada.

Masyarakat yang bertahan hidup den-gan menjadi nelayan, juga kesulitan men-cari es batu untuk mengawetkan tangka-pannya. Bukannya mereka tak mau me-nolong diri sendiri dan selalu berharap u-luran tangan orang lain, tetapi begitulahkenyataannya.

Dan kisah-kisah semacam ini bertabur diberbagai wilayah di Aceh hingga setahunsetelah tsunami. Sepertinya, semakin ditulisdan diberitakan media, orang justru semakinkebal terhadap kepiluan dan penderitaan.

Peringatan satu tahun tsunami adalahmomen yang tepat untuk kembali menun-dukkan kepala. Melupakan sejenak kesibu-kan, carut marut, dan kelelahan yang sudahmendera selama satu tahun ini. Bencana inimemang luar biasa dahsyatnya. Saking he-batnya, sampai kita bingung harus memu-lai dari mana. Karenanya, saatnya semuapihak mulai memfokuskan pada satu agen-da yang ‘sederhana’: membangun rumah.

Bangunlah rumah, niscaya korban tsu-nami akan menyelesaikan sendiri sisamasalahnya.■

Karena itu kamimeminta wargabersabar,” sebut

Kuntoro suatu ketika.Sebuah kalimat yang

mudah ditulis dandiucapkan, tetapi

sungguh berat bagiyang menjalani.

■ MAHDI ABDULLAH

CEK BANUN

S

Page 16: N0. 11 24 DESEMBER 2005 DUA MINGGUANsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · pengaduan dari masyarakat. An- ... mengungsi ke posko Jenggala Lamgaboh,

ARANG kali kitabukanlah katagoripelupa nomor sa-

tu di dunia yang tak ingatlagi dengan Jamaan (48).Dia guru SD 02 Desa PasiKecamatan Lhoong, AcehBesar. Tentu saja masih se-gar diingatan kita karenasosok guru teladan inisudah pernah menghiasiedisi Ceureumén sebelum-nya.

Pameo klasik mengata-kan baik buruknya seseo-rang bukanlah individuterkait yang menilai, akantetapi orang lain jualahyang bisa menilainya.konon lagi dia kurangsenang dipuji.

Kepala sekolah pen-gagum cara kerja bule ini,setiap hari standby mem-fokuskan diri untuk men-gajar 50 murid dari tiga lo-kal yang dibantu oleh duaorang guru pendamping.

Sebelum tsunami men-darat di Lhoong, jumlahtenaga guru di SD Jamaansebanyak 10 orang. Na-mun apa hendak dikata ge-lombang “sensalaben” diMinggu pagi akhir 2004lalu, ikut merebut enampahlawan tanpa jasa itu.“Apa boleh buat itu kehen-dak Allah,” ucap Jamaanpasrah

Program kalaborasiBoleh jadi kurikulum

pendidikan saat ini kurangmaksimal memperhatikan

EMUA karena cinta, yang membuat pria tam-pan, berkulit sawo matang ini kembali ketanah kelahirannya, Lampuuk. Pria ini di sa-

pa Joe. Nama lengkapnya Zulfitri.Pria kelahiran 3 Oktober 1972 ini memiliki dedi-

kasi yang begitu tinggi pada Serambi Mekah, khusus-nya di bidang pariwisata. Tujuannya semangat men-gangkat perekonomian masyarakat Lampuuk khu-susnya. Joe tak hanya memperkenalkan keindahanpantai Lampuuk dan sekitar.

Akan tetapi membantu masyarakat sekelilingdengan menampung komoditi yang dihasilkan olehmasyarakat, seperti kerajinan kerang, ikan dan se-bagainya.

Banting StirDulunya, usaha peternakan ayam pernah dilako-

CEUREUMeN16 INSPIRATOR

UDAH setahun berlalu se-jak Nurleili mendapati di-rinya cacat. Kaki kanannya

terpaksa diamputasi karena su-dah membusuk.

Dan sudah lebih dari enam bu-lan berlalu saat Ceureumén tera-khir kali bertemu dengannya.

Nurleili masih tinggal di barakLamlhom, Kecamatan LhokngaAceh Besar bersama tiga orangabangnya yang selamat.

Kendati demikian ada yangberubah di dalam diri gadis hitammanis ini. Tidak ada air mata danwajah murung, seperti yang diper-lihatkannya kepada Ceureuménbeberapa bulan yang lalu.

Kini dia begitu bersemangatdan begitu “hidup”.

Padahal dengan kaki sebelah,segala aktivitas serba terbatas.Bahkan dia mengaku tidak pernahkeluar dari barak.

“Sehari-hari saya hanya di ba-rak,” kata Leili, begitu dia disapakepada Ceureumén.

Leili tetap beraktivitas dengankakinya yang sebelah itu. Tentusaja dibantu dengan sebuah kakipalsu yang berat dan kekecilan.

Nani AfridaAceh Besar

[email protected]

Dia menyapu, menyuci dan me-masak. Khusus mencuci dan me-masak dilakukannya sambilduduk. “Saya mencoba bisa mem-bantu abang saya. Meskipun sayalebih sering merepotkan,” kataLeili serius.

Leili tidak punya keinginan apapun kecuali bermimpi menjadiseorang penjahit. Dia ingin belajarmenjahit sehingga bisa mandiri.

Celakanya sangat sedikit ban-tuan berupa latihan ketrampilan

di Barak Lhamlom. Maklum bar-ak korban tsunami itu terletak be-gitu jauh dari kota. Sehingga Leiliyang juga cacat terpaksa mena-han keinginannya.

Dan, Kendati setahun sudahmenjadi gadis cacat, semangatLeili untuk bisa mandiri belumpadam.

“Sulit bagi saya untuk bekerjakarena saya cacat, tetapi menjahitbisa dilakukan orang cacat seper-ti saya,” kata sambil tersenyum.■

ni oleh pria berbintang scorpio ini. Dengan bermodal-kan ilmu yang didapatkan di sekolah peternakan, diamemulai bisnis itu pada 1992. Namun sayang, usahaini hanya bertahan beberapa tahun saja dikarenakankesulitan mendapatkan pakan.

“Susah sekali pakan hanya bisa dipasok dari Me-dan, sehingga membuat pengeluaran usaha kami se-makin membengkak,” tutur Joe

Tersandung dalam bisnis tersebut, tak membuatJoe terus tenggelam dalam kegagalan. Joe segerabangkit dan melirik usaha lain. Menurut dia, alamAceh sangat menjanjikan dan memiliki potensi yangsangat besar, yakni dalam bidang pariwisata. Lan-tas, dengan modal seadanya, Joe optimis kegiatanbarunya mengelola bungalow yang berlokasi di pan-tai Lampuuk bergairah lagi.

Belajar Dari ItaliDarurat militer menjadi sandungan yang besar

untuk membangun kembali usahanya. Saat itupemerintah melarang kedatangan turis asing baikuntuk urusan bisnis, apalagi berwisata. Tak heranjika kemudian bungalownya sepi pelanggan. Sebabcostumernya saat itu didominasi turis mancane-gara .

Keadaan ini tak membuat Joe hanya duduk diamberpangku tangan. Tak dinyana, sebuah tawaran da-tang dari seorang pelanggan yang berasal dari Italiauntuk sekolah specialisasi koki. Tawaran itupun se-gera diembatnya. Lalu berangkatlah Joe menujunegari Spagheti pada 2003 lalu.

Pariwisata Bernuansa Syariat IslamKendati pun tsunami telah memporak-poranda-

kan bisnis yang digeluti sejak tahun 1998, namun Joetetap bersikukuh kembali ke kampung halamannya.Tujuan cuma satu, untuk membangun kembali usa-ha, yang pada saat itu. Imbasnya, bisa memberikanbanyak peluang bisnis bagi masyarakat sekitarnya.

Joe begitu berharap agar pemerintah daerah lebihpeduli pada sektor pariwisata dengan tetap disesuai-kan pada tuntutan Syariat Islam. ■

Novia LizaAceh Besar

[email protected]

S

S

Jamaan,tidak Cilet-cilet

Nurleili Yang Bersemangatdalam Ketidakberdayaan

BantadimanLhoong – Aceh Besar

[email protected]

mata pelajaran agama un-tuk peserta didik. Tapi cek-gu satu ini mempunyai al-ternatif lain dengan sis-tim kalaborasi (perpadu-an), bahwa anak-anak sela-in didokrtin pengetahuanumum juga harus dipon-dasi oleh pengetahuan a-gama yang handal.

“Dengan dukungan se-mua pihak Insya Allah kitapunya program, memban-gun tempat ngaji di sam-ping sekolah,” ucapJamaan yang jugamerangkap guru ngaji dikampungnya.

Selama ini dia sangatberterima kasih kepada pe-merintah dan sederet NGOyang telah membantu se-kolah baik bantuan fisikmaupun non fisik.

Tak MenyesalSenang tidak sengsara

pun tidak, jawaban ini sea-kan jadi password ngetrenddi kalangan cek gu. ketikadi tanya bagaimana kese-jahteraan mereka? tapitunggu dulu.

Sepertinya Jamaankurang sepakat de-nganpassword itu “Saya cukupsenang jadi guru dan kalauenggak senang sudah min-ta di pecat,” cetusnya sedi-kit bercanda.

Bagi pria yang pernahkuliah dua semester (1978)di Fakultas UshuluddinIAIN-Ar-Raniry ini, men-jelaskan bahwa profesi guruadalah amanah yang harusdipertanggungjawabkan“Bek cilet-cilet,” pesannya. ■

Demi Cintanya,dari Itali Kembali ke Lampuuk

Joe

■ D

OK

CE

UR

EU

ME

N

■ N

AN

I A

FR

IDA

■ N

OV

IA L

IZA

B