rekomendasi sosev batam fix

2
REKOMENDASI SOSEV BATAM 1112 NOP. 2014 1 REKOMENDASI RAPAT SOSIALISASI DAN EVALUASI KEBIJAKAN BIDANG SDM APARATUR BATAM, 11-12 NOPEMBER 2014 Berdasarkan materi-materi pengarahan dari : (i). Deputi MenPANRB Bidang SDM Aparatur, (ii). Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, dan Para Narasumber dari : KemenPANRB, BKN, BAPEK, BPKP, dan Ombudsman RI, serta masukan-masukan dari para peserta Rapat maka diperoleh rekomendasi sebagai berikut : REKOMENDASI : 1. Landasan hukum reformasi birokrasi, khususnya bidang SDM Aparatur berupa UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN dan UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mempunyai benang merah dalam aspek pelaksanaannya, utamanya dalam aspek penegakan integritas SDM Aparatur. Keberhasilan implementasi UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) sangat bergantung pada kemampuan SDM Aparatur sebagai penggerak birokrasi dalam mengubah mindset (pola pikir) dari “comfort zones” ke “competitive zones”, yaitu sistem pembinaan karir ASN berbasis merit system. 2. Revolusi mental sebagaimana digaungkan oleh Presiden Jokowi terkait erat dengan mindset (pola pikir) dan culture set (pola budaya kerja) terkait erat dengan perubahan mindset dan kebiasaan. Di lapangan dituntut perubahan mindset dari mental majikan menjadi pelayan, dari mental minta dilayani menjadi melayani, dari kebiasaan duduk dibelakang meja menjadi proaktif melakukan cek dan recek lapangan. Revolusi mental juga berarti stop pemborosan anggaran negara (hemat) dan dalam jangka waktu tertentu juga stop (moratorium) rekrutmen CPNS, penerimaan CPNS secara terbatas dan selektif. 3. SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) akan berjalan dengan baik apabila didukung integritas dan kepatuhan SDM Aparatur. Hal-hal yang dapat diidentifikasikan pencegahan terjadinya korupsi adalah : Pelayanan publik adalah Entry Point untuk terjadinya korupsi Maladministrasi adalah perilaku koruptif yang meskipun tidak merugikan negara tetapi merugikan masyarakat/perseorangan Mengawasi pelayanan publik diartikan mencegah mal-administrasi dan mencegah korupsi Penindakan / penegakan hukum terhadap korupsi tidak akan efektif tanpa upaya pencegahan melalui pengawasan terhadap pelayanan publik 4. Peningkatan kompetensi yang terus menerus sebagai bagian dari pengembangan karir ASN menuntut instansi yang menangani diklat (BKD, Badan Diklat) untuk segera menyusun peta rencana (roadmap) pengembangan kompetensi ASN di masing-masing instansi. Regulasi PP. 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS masih berlaku sampai dengan adanya PP yang baru. 5. Perencanaan SDM dan e-Formasi sangat meningkatkan efisiensi dan efektifitas koordinasi rekrutmen CPNS. Pemutakhiran data eksisting pegawai dan perencanaan pegawai untuk 5 (lima) tahun kedepan. Data dan informasi yang perlu dimuat dalam e- Formasi : (i). Peta jabatan pada setiap unit organisasi melalui analisis jabatan (nama jabatan, ikhtisar jabatan, tugas jabatan, kompetensi jabatan), (ii). Jumlah kebutuhan

Upload: mohammad-subhan

Post on 26-Jul-2015

5 views

Category:

Government & Nonprofit


0 download

TRANSCRIPT

REKOMENDASI SOSEV BATAM 11‐12 NOP. 2014 1 

REKOMENDASI RAPAT SOSIALISASI DAN EVALUASI

KEBIJAKAN BIDANG SDM APARATUR

BATAM, 11-12 NOPEMBER 2014

Berdasarkan materi-materi pengarahan dari : (i). Deputi MenPANRB Bidang SDM Aparatur, (ii). Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, dan Para Narasumber dari : KemenPANRB, BKN, BAPEK, BPKP, dan Ombudsman RI, serta masukan-masukan dari para peserta Rapat maka diperoleh rekomendasi sebagai berikut :

REKOMENDASI :

1. Landasan hukum reformasi birokrasi, khususnya bidang SDM Aparatur berupa UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN dan UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mempunyai benang merah dalam aspek pelaksanaannya, utamanya dalam aspek penegakan integritas SDM Aparatur. Keberhasilan implementasi UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) sangat bergantung pada kemampuan SDM Aparatur sebagai penggerak birokrasi dalam mengubah mindset (pola pikir) dari “comfort zones” ke “competitive zones”, yaitu sistem pembinaan karir ASN berbasis merit system.

2. Revolusi mental sebagaimana digaungkan oleh Presiden Jokowi terkait erat dengan mindset (pola pikir) dan culture set (pola budaya kerja) terkait erat dengan perubahan mindset dan kebiasaan. Di lapangan dituntut perubahan mindset dari mental majikan menjadi pelayan, dari mental minta dilayani menjadi melayani, dari kebiasaan duduk dibelakang meja menjadi proaktif melakukan cek dan recek lapangan. Revolusi mental juga berarti stop pemborosan anggaran negara (hemat) dan dalam jangka waktu tertentu juga stop (moratorium) rekrutmen CPNS, penerimaan CPNS secara terbatas dan selektif.

3. SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) akan berjalan dengan baik apabila didukung integritas dan kepatuhan SDM Aparatur. Hal-hal yang dapat diidentifikasikan pencegahan terjadinya korupsi adalah : Pelayanan publik adalah Entry Point untuk terjadinya korupsi Maladministrasi adalah perilaku koruptif yang meskipun tidak merugikan negara

tetapi merugikan masyarakat/perseorangan Mengawasi pelayanan publik diartikan mencegah mal-administrasi dan mencegah

korupsi Penindakan / penegakan hukum terhadap korupsi tidak akan efektif tanpa upaya

pencegahan melalui pengawasan terhadap pelayanan publik

4. Peningkatan kompetensi yang terus menerus sebagai bagian dari pengembangan karir ASN menuntut instansi yang menangani diklat (BKD, Badan Diklat) untuk segera menyusun peta rencana (roadmap) pengembangan kompetensi ASN di masing-masing instansi. Regulasi PP. 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS masih berlaku sampai dengan adanya PP yang baru.

5. Perencanaan SDM dan e-Formasi sangat meningkatkan efisiensi dan efektifitas koordinasi rekrutmen CPNS. Pemutakhiran data eksisting pegawai dan perencanaan pegawai untuk 5 (lima) tahun kedepan. Data dan informasi yang perlu dimuat dalam e-Formasi : (i). Peta jabatan pada setiap unit organisasi melalui analisis jabatan (nama jabatan, ikhtisar jabatan, tugas jabatan, kompetensi jabatan), (ii). Jumlah kebutuhan