rekomendasi anggota kompas 100 terpukul permintaan dan …€¦ · di tengah pandemi korona,...

1
PORTOFOLIO Kontan Rabu, 15 April 2020 nREKOMENDASI SAHAM nOBLIGASI Dana asing sejauh ini belum kembali mengalir ke Indonesia. Maximilianus Nico Demus, Direktur Asosiasi Riset & Investasi Pilarmas Prediksi Rupiah Laju Rupiah Tertahan JAKARTA. Tren penguatan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sudah mulai tertahan. Kemarin, Selasa (14/4) di pasar spot, rupiah melemah ke posisi Rp 15.645 per dollar AS, dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp 15.630. Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menilai, pergerakan rupiah terbilang masih cukup stabil. Namun pertambahan korban korona menyebabkan laju rupiah tertahan. Sentimen positif dalam negeri datang dari keputusan Bank Indonesia mempertahankan bunga acuan 4,5%. "Kebijakan moneter BI yang akomodatif tersebut membuat investor cukup optimis terhadap kondisi ekonomi domestik saat ini," kata dia, kemarin. Serupa, Presiden Komisioner HFX Interna- tional Berjangka Sutopo Widodo mengata- kan, virus korona masih menjadi sentimen negatif yang akan membayangi pergerakan rupiah ke depan. Alhasil, kata dia, kurs rupi- ah tetap berpotensi terdepresiasi. Berkaca dari kondisi tersebut, Reny meng- hitung, pergerakan rupiah untuk Rabu (15/4) akan berada di rentang Rp 15.200–Rp 15.700 per dollar AS. Sementara Sutopo menghitung rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.500– Rp 15.800 per dollar AS. Arvin Nugroho Terpukul Permintaan dan Harga Dalam jangka panjang, PT Indika Energy Tbk (INDY) masih memiliki prospek positif JAKARTA. Persebaran virus korona atau Covid-19 menye- babkan permintaan komodi- tas batubara semakin kendor. Hanya, analis menilai, salah satu emiten batubara yakni PT Indika Energy (INDY) ma- sih memiliki peluang tumbuh positif dalam jangka panjang. Di tengah pandemi korona, produsen batubara dihadap- kan pada penurunan harga komoditas. Mengutip Bloom- berg, harga batubara interna- sional di pasar ICE Newcastle berada di level US$ 58,50 per ton, yang merupakan level te- rendah sejak Juli 2016. Untuk acuan dalam negeri, Harga Batubara Acuan (HBA) per April 2020 dipatok di ang- ka US$ 65,77 per ton, turun US$ 1,31 dibanding bulan se- belumnya. Seiring menggeliatnya eko- nomi China pasca tergilas ko- rona, peluang kenaikan harga batubara pun muncul. "Ditam- bah data neraca perdagangan China yang bagus bakal jadi sentimen positif," kata Direk- tur Anugerah Mega Investama Hans Kwee, Selasa (14/4). Meski disadari kondisi ter- sebut tak bisa menjamin sta- bilitas harga batubara, meng- ingat banyak negara masih berjuang melawan korona. Selama sebaran Covid-19 ma- sih berlangsung, permintaan terhadap batubara akan cen- derung tertekan. Untuk jangka panjang, Hans optimistis, harga batubara masih akan bergerak positif. Apalagi, pelaku pasar komo- ditas cenderung bergerak le- bih awal dalam merespons. Sehingga, saat Covid-19 dipas- tikan benar-benar berakhir, harga batubara diyakini akan cepat bangkit. Hedging natural Beberapa sentimen positif lainnya bagi batubara seperti harganya yang relatif lebih murah sebagai bahan bakar, sehingga tetap mengundang permintaan. Dengan tekanan terhadap harga komoditas batubara, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji melihat, peluang INDY muncul dari di- versifikasi bisnisnya di luar batubara. INDY melaksanakan diver- sifikasi usaha, salah satunya lewat tambang emas Awak Mas di Kabupaten Luwu, Sula- wesi Selatan. Diversifikasi di- lakukan lewat anak usahanya, Indika Mineral Investindo. Untungnya, INDY tidak ter- pukul keras dengan fluktuasi rupiah. Sebab, sebagian besar utang dan pendapatan dalam denominasi yang sama, yaitu dollar Amerika Serikat (AS). Lantaran sudah ada natural hedging, Nafan melihat, pele- mahan rupiah yang sempat menyentuh Rp 16.500 per dol- lar AS, tidak terlalu berpenga- ruh pada keuangan INDY. Adapun sentimen utama yang menjadi sorotan bagi prospek INDY ke depan masih seputar tingginya tekanan di harga batubara dunia. Nafan merekomendasikan akumula- si beli untuk saham INDY, de- ngan target harga setahun ke depan Rp 1.500 per saham. Sementara itu, Hans mere- komendasikan akumulasi beli saham INDY saat harga sudah terkoreksi 30% dari level saat ini, atau di kisaran Rp 500-Rp 556 per saham, dengan target harga Rp 950 per saham. Mengutip RTI pada perda- gangan Selasa (14/4), saham INDY ditutup menguat 4,61% ke level Rp 795 per saham, di- bandingkan penutupan perda- gangan hari sebelumnya. Secara teknikal, Hans men- jelaskan bahwa price to ear- ning ratio (PER) saham INDY saat ini masih negatif atau rugi. Tetapi, untuk price to book value (PBV) berada di 0,28, yang mengindikasikan harga terlampau murah, se- hingga layak untuk beli. n Rekomendasi Anggota KOMPAS 100 Intan Nirmala Sari KETERANGAN: Target harga merupakan target harga tertinggi suatu saham berdasarkan perhitungan para analis. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) Harga MNCN masih berada dalam tren bearish meskipun mulai bergerak di atas EMA21. Namun, indikator Stochastic sudah overbought, sehingga harga MNCN masih berpeluang melemah ke area support. Rekomendasi : Buy on weakness Support : Rp 900 Resistance : Rp 1.250 Anthonius Edyson Astronacci International PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Secara tren menengah masuk fase downtrend, dengan indikator MACD yang kurang dari 0. Tetapi secara jangka pendek, BBCA berusaha menguat karena harga sudah menembus garis moving average (MA) 20. Rekomendasi : Buy Support : Rp 26.500 Resistance : Rp 29.300 Chris Apriliony Jasa Utama Capital Sekuritas PT Elnusa Tbk (ELSA) Saham ELSA menguji three black crows pattern candle, dengan RSI melemah. Sementara, volume perdagangan turun disertai Stochastic yang berpotensi golden cross. Adapun MA5, MA60 dan MA200 turun, hanya MA20 meningkat. Rekomendasi : Sell on strength Support : Rp 204 Resistance : Rp 230 Achmad Yaki BCA Sekuritas Kinerja PT Indika Energy Tbk (INDY) (USS juta, kecuali laba bersih per saham) Per 31/12/2019 Per 31/12/201� 31/12/201� Total Aset 3.616,16 3.669,95 Total Kewajiban 2.570,39 2.542,77 Total Ekuitas 1.045,77 1.127,18 Pendapatan 2.782,68 2.962,86 Laba Kotor 426,70 641,21 Laba Usaha 289,52 508,06 Laba Bersih -18,16 80,07 Laba Bersih per Saham -0,0035 0,0154 Margin Laba Kotor (%) 15,33 21,64 Margin Laba Usaha (%) 10,40 17,15 Margin Laba Bersih (%) -0,65 2,70 ROA (%) -0,50 2,18 ROE (%) -2,13 7,10 Sumber: RTI Pelaku pasar komoditas lebih cepat merespons sentimen positif. LELANG SUN n Minat Investor Loyo, Lelang SUN Hanya Serap Rp 16,88 Triliun JAKARTA. Permintaan terha- dap Surat Utang Negara (SUN) belum bergairah. Dalam le- lang yang digelar Kementerian Keuangan kemarin (14/4), jumlah penawaran yang ma- suk sebesar Rp 27,65 triliun. Minat investor terlihat turun jika dibanding lelang SUN se- belumnya (31/3) yang menca- tatkan penawaran masuk se- besar Rp 33,51 triliun. Pemerintah awalnya mene- tapkan target indikatif Rp 20 triliun. Namun dari lelang ke- marin, pemerintah hanya me- nyerap Rp 16,88 triliun. Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat, investor asing belum tertarik kembali ke pa- sar obligasi Indonesia. “Kema- rin Indonesia memang sempat keluarkan global bond dan terbilang sukses. Tapi, dana asing sejauh ini belum kemba- li mengalir ke Indonesia,” ujar Nico, Selasa (14/4). Asal tahu saja, merujuk data Direktorat Jenderal Pengelo- laan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR), jumlah dana asing per 13 April 2020 tercatat se- besar Rp 1.814,03 triliun. Ang- ka ini sudah turun kurang le- bih Rp 6 triliun dalam kurun waktu seminggu terakhir. Meski investor asing masih menjauh dari pasar obligasi, Nico melihat investor lokal sejauh ini masih cukup kuat. Hanya saja, di tengah kondisi penuh ketidakpastian ini, im- bal hasil yang diminta investor ikut merangkak naik. Hal ini yang menyebabkan pemerin- tah tak menyerap penawaran sebanyak target di awal. Head of Economics Re- search Pefindo, Fikri C Per- mana juga cukup terkejut ka- rena meleset dengan perkira- an dia, yaitu permintaan akan oversubscribed satu hingga dua kali. Fikri menyebut, per- kembangan penanganan virus korona punya kaitan erat ter- hadap hasil lelang hari ini. Menurut dia, investor kha- watir dengan penanganan vi- rus korona di Indonesia. "Ter- lebih, berbagai upaya belum menunjukkan kurva lebih lan- dai, sehingga dikkhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan pemulihan Indonesia,” kata Fikri. Dia juga khawatir, jika pe- nerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSB) tak kunjung menunjukkan hasil, kondisi lelang primer yang sepi masih akan berlanjut. Dari lelang kemarin, seri FR0082 yang jatuh tempo 15 September 2030, menjadi por- tofolio yang paling banyak di- buru investor (lihat tabel). Nico Demus menyebut, seri bertenor 10 tahun tersebut menjadi paling diburu karena sebagai modeling portofolio obligasi. Para investor biasa- nya akan menyeimbangkan antara seri benchmark 5 tahun dan 10 tahun. "Selain itu, seri acuan 10 tahun juga memung- kinkan mendapatkan imbal hasil yang lebih besar dengan volatilitas yang lebih terukur,” kata dia. Sementara Fikri menduga, seri FR0082 menjadi yang pa- ling banyak diburu dan dime- nangkan sebagai langkah in- tervensi bank sentral. “Saya curiga, kalau itu merupakan bentuk intervensi bank sen- tral, khususnya bertujuan menjaga yield seri benchmark 10 tahun,” tukas Fikri. Adapun pekan depan (21/4), pemerintah kembali berenca- na mengeluarkan lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk dengan target indikatif Rp 7 triliun. Hikma Dirgantara Hasil Lelang Surat Utang Negara, Selasa (14/4/2020) Keterangan Surat Utang Negara SPN03200715 SPN12210401 FR0081 FR0082 FR0080 FR0083 FR0076 Jumlah penawaran yang masuk Rp 2,19 triliun Rp 3,20 triliun Rp 5,95 triliun Rp 9,51 triliun Rp 4,06 triliun Rp 1,95 triliun Rp 786 miliar Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan 2,56% 3,57% 7,54% 7,96% 8,21% 8,32% 8,42% Tanggal jatuh tempo 15 Jul 20 01 Apr 21 15 Jun 25 15 Sep 30 15 Jun 35 15 Apr 40 15 Mei 48 Jumlah nominal dimenangkan Rp 380 miliar Rp 300 miliar Rp 4,15 triliun Rp 8 triliun Rp 2 triliun Rp 1,60 triliun Rp 450 miliar Sumber: DJPPR, Kementerian Keuangan 20 27 3 14 IMar 2020 IApr 2020 1.179 974 760 60 20 89 30 200 -200 125,8 -125,8 70% 30% 80% 20% -20% 80% 20 27 3 14 IMar 2020 IApr 2020 31.063 26.625 21.070 80 20 2.092 697 100 -200 1.923 -1.923 70% 30% 80% 20% -20% 80% 20 27 3 14 IMar 2020 IApr 2020 239 172 119 00 20 19 6,3 200 -200 23,53 -23,53 70% 30% 80% 20% -20% 80%

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rekomendasi Anggota KOMPAS 100 Terpukul Permintaan dan …€¦ · Di tengah pandemi korona, produsen batubara dihadap-kan pada penurunan harga komoditas. Mengutip Bloom-berg, harga

PORTOFOLIO �Kontan Rabu, 15 April 2020

nRekOmendasI saham nObLIgasI

Dana asing sejauh ini belum kembali mengalir ke Indonesia.Maximilianus Nico Demus, Direktur Asosiasi Riset & Investasi Pilarmas

Prediksi Rupiah

Laju Rupiah TertahanJAKARTA. Tren penguatan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sudah mulai tertahan. Kemarin, Selasa (14/4) di pasar spot, rupiah melemah ke posisi Rp 15.645 per dollar AS, dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp 15.630.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menilai, pergerakan rupiah terbilang masih cukup stabil. Namun pertambahan korban korona menyebabkan laju rupiah tertahan.

Sentimen positif dalam negeri datang dari keputusan Bank Indonesia mempertahankan bunga acuan 4,5%. "Kebijakan moneter BI yang akomodatif tersebut membuat investor cukup optimis terhadap kondisi ekonomi

domestik saat ini," kata dia, kemarin.Serupa, Presiden Komisioner HFX Interna-

tional Berjangka Sutopo Widodo mengata-kan, virus korona masih menjadi sentimen negatif yang akan membayangi pergerakan rupiah ke depan. Alhasil, kata dia, kurs rupi-ah tetap berpotensi terdepresiasi.

Berkaca dari kondisi tersebut, Reny meng-hitung, pergerakan rupiah untuk Rabu (15/4) akan berada di rentang Rp 15.200–Rp 15.700 per dollar AS. Sementara Sutopo menghitung rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.500–Rp 15.800 per dollar AS.

Arvin Nugroho

Terpukul Permintaan dan HargaDalam jangka panjang, PT Indika Energy Tbk (INDY) masih memiliki prospek positif

JAKARTA. Persebaran virus korona atau Covid-19 menye-babkan permintaan komodi-tas batubara semakin kendor. Hanya, analis menilai, salah satu emiten batubara yakni PT Indika Energy (INDY) ma-sih memiliki peluang tumbuh positif dalam jangka panjang.

Di tengah pandemi korona, produsen batubara dihadap-kan pada penurunan harga komoditas. Mengutip Bloom-berg, harga batubara interna-sional di pasar ICE Newcastle berada di level US$ 58,50 per ton, yang merupakan level te-rendah sejak Juli 2016.

Untuk acuan dalam negeri, Harga Batubara Acuan (HBA) per April 2020 dipatok di ang-ka US$ 65,77 per ton, turun

US$ 1,31 dibanding bulan se-belumnya.

Seiring menggeliatnya eko-nomi China pasca tergilas ko-rona, peluang kenaikan harga batubara pun muncul. "Ditam-bah data neraca perdagangan China yang bagus bakal jadi sentimen positif," kata Direk-tur Anugerah Mega Investama Hans Kwee, Selasa (14/4).

Meski disadari kondisi ter-sebut tak bisa menjamin sta-bilitas harga batubara, meng-ingat banyak negara masih berjuang melawan korona. Selama sebaran Covid-19 ma-sih berlangsung, permintaan terhadap batubara akan cen-derung tertekan.

Untuk jangka panjang, Hans optimistis, harga batubara masih akan bergerak positif. Apalagi, pelaku pasar komo-ditas cenderung bergerak le-

bih awal dalam merespons. Sehingga, saat Covid-19 dipas-tikan benar-benar berakhir, harga batubara diyakini akan cepat bangkit.

Hedging naturalBeberapa sentimen positif

lainnya bagi batubara seperti harganya yang relatif lebih murah sebagai bahan bakar, sehingga tetap mengundang

permintaan.Dengan tekanan terhadap

harga komoditas batubara, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji melihat, peluang INDY muncul dari di-versifikasi bisnisnya di luar batubara.

INDY melaksanakan diver-sifikasi usaha, salah satunya lewat tambang emas Awak Mas di Kabupaten Luwu, Sula-wesi Selatan. Diversifikasi di-lakukan lewat anak usahanya, Indika Mineral Investindo.

Untungnya, INDY tidak ter-pukul keras dengan fluktuasi rupiah. Sebab, sebagian besar utang dan pendapatan dalam denominasi yang sama, yaitu dollar Amerika Serikat (AS).

Lantaran sudah ada natural hedging, Nafan melihat, pele-mahan rupiah yang sempat menyentuh Rp 16.500 per dol-

lar AS, tidak terlalu berpenga-ruh pada keuangan INDY.

Adapun sentimen utama yang menjadi sorotan bagi prospek INDY ke depan masih seputar tingginya tekanan di harga batubara dunia. Nafan merekomendasikan akumula-si beli untuk saham INDY, de-ngan target harga setahun ke depan Rp 1.500 per saham.

Sementara itu, Hans mere-komendasikan akumulasi beli saham INDY saat harga sudah terkoreksi 30% dari level saat ini, atau di kisaran Rp 500-Rp 556 per saham, dengan target harga Rp 950 per saham.

Mengutip RTI pada perda-gangan Selasa (14/4), saham INDY ditutup menguat 4,61% ke level Rp 795 per saham, di-bandingkan penutupan perda-gangan hari sebelumnya.

Secara teknikal, Hans men-

jelaskan bahwa price to ear-ning ratio (PER) saham INDY saat ini masih negatif atau rugi. Tetapi, untuk price to

book value (PBV) berada di 0,28, yang mengindikasikan harga terlampau murah, se-hingga layak untuk beli. n

Rekomendasi Anggota KOMPAS 100

Intan Nirmala Sari

KETERANGAN: Target harga merupakan target harga tertinggi suatu saham berdasarkan perhitungan para analis.

PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)Harga MNCN masih berada dalam tren bearish meskipun mulai bergerak di atas EMA21. Namun, indikator Stochastic sudah overbought, sehingga harga MNCN masih berpeluang melemah ke area support.

Rekomendasi : Buy on weaknessSupport : Rp 900 Resistance : Rp 1.250

Anthonius EdysonAstronacci International

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)Secara tren menengah masuk fase downtrend, dengan indikator MACD yang kurang dari 0. Tetapi secara jangka pendek, BBCA berusaha menguat karena harga sudah menembus garis moving average (MA) 20.

Rekomendasi : BuySupport : Rp 26.500 Resistance : Rp 29.300

Chris AprilionyJasa Utama Capital Sekuritas

PT Elnusa Tbk (ELSA)Saham ELSA menguji three black crows pattern candle, dengan RSI melemah. Sementara, volume perdagangan turun disertai Stochastic yang berpotensi golden cross. Adapun MA5, MA60 dan MA200 turun, hanya MA20 meningkat.

Rekomendasi : Sell on strengthSupport : Rp 204 Resistance : Rp 230

Achmad YakiBCA Sekuritas

Kinerja PT Indika Energy Tbk (INDY)(USS juta, kecuali laba bersih per saham)

Per 31/12/2019 Per 31/12/201�31/12/201�Total Aset 3.616,16 3.669,95Total Kewajiban 2.570,39 2.542,77Total Ekuitas 1.045,77 1.127,18Pendapatan 2.782,68 2.962,86Laba Kotor 426,70 641,21Laba Usaha 289,52 508,06Laba Bersih -18,16 80,07Laba Bersih per Saham -0,0035 0,0154Margin Laba Kotor (%) 15,33 21,64Margin Laba Usaha (%) 10,40 17,15Margin Laba Bersih (%) -0,65 2,70ROA (%) -0,50 2,18ROE (%) -2,13 7,10

Sumber: RTI

pelaku pasar komoditas lebih

cepat merespons sentimen positif.

LeLang SUnn

Minat Investor Loyo, Lelang SUN Hanya Serap Rp 16,88 TriliunJAKARTA. Permintaan terha-dap Surat Utang Negara (SUN) belum bergairah. Dalam le-lang yang digelar Kementerian Keuangan kemarin (14/4), jumlah penawaran yang ma-suk sebesar Rp 27,65 triliun. Minat investor terlihat turun jika dibanding lelang SUN se-belumnya (31/3) yang menca-tatkan penawaran masuk se-besar Rp 33,51 triliun.

Pemerintah awalnya mene-tapkan target indikatif Rp 20 triliun. Namun dari lelang ke-marin, pemerintah hanya me-nyerap Rp 16,88 triliun.

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat, investor asing belum tertarik kembali ke pa-sar obligasi Indonesia. “Kema-rin Indonesia memang sempat keluarkan global bond dan terbilang sukses. Tapi, dana asing sejauh ini belum kemba-li mengalir ke Indonesia,” ujar Nico, Selasa (14/4).

Asal tahu saja, merujuk data Direktorat Jenderal Pengelo-laan Pembiayaan dan Risiko Kementer ian Keuangan (DJPPR), jumlah dana asing per 13 April 2020 tercatat se-besar Rp 1.814,03 triliun. Ang-ka ini sudah turun kurang le-

bih Rp 6 triliun dalam kurun waktu seminggu terakhir.

Meski investor asing masih menjauh dari pasar obligasi, Nico melihat investor lokal sejauh ini masih cukup kuat. Hanya saja, di tengah kondisi penuh ketidakpastian ini, im-bal hasil yang diminta investor ikut merangkak naik. Hal ini yang menyebabkan pemerin-tah tak menyerap penawaran sebanyak target di awal.

Head of Economics Re-search Pefindo, Fikri C Per-mana juga cukup terkejut ka-rena meleset dengan perkira-an dia, yaitu permintaan akan oversubscribed satu hingga dua kali. Fikri menyebut, per-kembangan penanganan virus korona punya kaitan erat ter-hadap hasil lelang hari ini.

Menurut dia, investor kha-watir dengan penanganan vi-rus korona di Indonesia. "Ter-lebih, berbagai upaya belum menunjukkan kurva lebih lan-dai, sehingga dikkhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan pemulihan Indonesia,” kata Fikri.

Dia juga khawatir, jika pe-nerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSB) tak kunjung menunjukkan hasil, kondisi lelang primer yang

sepi masih akan berlanjut.Dari lelang kemarin, seri

FR0082 yang jatuh tempo 15 September 2030, menjadi por-tofolio yang paling banyak di-buru investor (lihat tabel).

Nico Demus menyebut, seri bertenor 10 tahun tersebut menjadi paling diburu karena sebagai modeling portofolio obligasi. Para investor biasa-nya akan menyeimbangkan antara seri benchmark 5 tahun dan 10 tahun. "Selain itu, seri acuan 10 tahun juga memung-kinkan mendapatkan imbal hasil yang lebih besar dengan volatilitas yang lebih terukur,” kata dia.

Sementara Fikri menduga, seri FR0082 menjadi yang pa-ling banyak diburu dan dime-nangkan sebagai langkah in-tervensi bank sentral. “Saya curiga, kalau itu merupakan bentuk intervensi bank sen-tral, khususnya bertujuan menjaga yield seri benchmark 10 tahun,” tukas Fikri.

Adapun pekan depan (21/4), pemerintah kembali berenca-na mengeluarkan lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk dengan target indikatif Rp 7 triliun.

Hikma Dirgantara

Hasil Lelang Surat Utang Negara, Selasa (14/4/2020)

KeteranganSurat Utang Negara

SPN03200715 SPN12210401 FR0081 FR0082 FR0080 FR0083 FR0076Jumlah penawaran yang masuk Rp 2,19 triliun Rp 3,20 triliun Rp 5,95

triliunRp 9,51

triliunRp 4,06

triliunRp 1,95

triliunRp 786

miliarYield rata-rata tertimbang yang dimenangkan

2,56% 3,57% 7,54% 7,96% 8,21% 8,32% 8,42%

Tanggal jatuh tempo 15 Jul 20 01 Apr 21 15 Jun 25 15 Sep 30 15 Jun 35 15 Apr 40 15 Mei 48Jumlah nominal dimenangkan Rp 380 miliar Rp 300 miliar Rp 4,15

triliunRp 8

triliunRp 2

triliunRp 1,60

triliunRp 450

miliarSumber: DJPPR, Kementerian Keuangan

20 27 3 14 IMar 2020 IApr 2020

1.179974760

60208930

200-200

125,8-125,8

70%30%80%20%

-20%80%

20 27 3 14 IMar 2020 IApr 2020

31.06326.62521.070

8020

2.092697100

-2001.923

-1.92370%30%80%20%

-20%80%

20 27 3 14 IMar 2020 IApr 2020

239172119

0020196,3200

-20023,53

-23,5370%30%80%20%

-20%80%