rehabilitasi oa lutut

Upload: fatimah-syakirah

Post on 11-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

2.4. DiagnosisDiagnosis OA lutut dibuat berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.Nyeri merupakan keluhan yang paling sering terjadi pada penderita penyakit sendi degeneratif yang menyebabkan penderita datang berobat. Nyeri dipicu oleh pergerakan, dan berkurang dengan istirahat, kecuali pada tahap lanjut, rasa nyeri tetap terasa pada saat tidur. Tahap dini pada umumnya tidak terasa nyeri, oleh karena rawan sendi adalah aneural. Nyeri timbul dari mikrofraktur tulang subkhondral dan inflamasi pada membran sinovium. Struktur artikuler yang sensitif terhadap nyeri adalah kapsul sendi, bantalan lemak sendi, dan tulang subkhondral, sedangkan dari struktur ekstra artikuler adalah ligamen, tendon, dan bursa. Pada tahap lanjut, pada umumnya nyeri disebabkan oleh karena fibrosis kapsuler, kontraktur sendi, dan kelelahan otot.3,4,7Kekakuan sendi (stiffness), sering timbul pagi hari, dan keluhan dapat hilang dalam 15 menit. Kekakuan dapat berubah permanen, yang diduga disebabkan oleh karena terjadinya kerusakan permukaan sendi dan fibrosis kapsul. Edema persendian dapat berasal dari efusi cairan sinovial serta dapat disertai dengan eritema ringan.3,7Pemeriksaan penunjang rutin yang dilakukan untuk evaluasi OA lutut adalah pemeriksaan rontgen konvensional. Gambaran khas pada OA lutut adalah adanya osteofit dan penyempitan celah sendi.3,7Berdasarkan pemeriksaan radiologi,Kellgren & Lawrence menyusun gradasi OA lutut menjadi:8Grade 0 :tidak ada OAGrade 1 :sendi dalam batas normal dengan osteofit meragukanGrade 2 :terdapat osteofit yang jelas tetapi tepi celah sendi baik dan tak nampak deformitas tulang.Grade 3 :terdapat osteofit dan deformitas ujung tulang dan penyempitan celah sendi.Grade 4 :terdapat osteofit dan deformitas ujung tulang dan disertai hilangnya celah sendi.8

The American College of Rheumatologymenyusun kriteria diagnosis OA lutut idiopatik berdasarkan pemeriksaan klinis dan radiologi sebagai berikut :1Klinis dan laboratorium

Klinis dan radiologisKlinis

Nyeri lutut + minimal 5 dari 9 berikut :-umur > 50 tahun-stiffness < 30 menit-krepitasi-nyeri pada tulang-pelebaran tulang-tidak hangat pada perabaan-LED < 40mm/jam-Rheumatoid factor 50 tahun-stiffness < 30 menit-krepitasi-nyeri pada tulang-pelebaran tulang-tidak hangat pada perabaan

92% sensitif75%spesifik91 % sensitive86% spesifik95 % sensitif69spesifik

2.5. PenatalaksanaanPenatalaksanaan OA lutut terdiri dari terapi farmakologik dan non farmakologik. Terapi farmakologik dapat berupa analgesik baik dari golongan non steroid (NSAID) maupun golongan steroid, dapat diberikan oral maupun injeksi intraartikular. Suplemen glukosamin sulfat dan kondroitin sulfat sebagai bahan dasar tulang rawan sendi juga sering digunakan sebagai terapi OA. Mekanisme kerjanya belum diketahui secara pasti, tetapi dikatakan bermanfaat dalam metabolisme kartilago sendi dan mempunyai efek anti inflamasi. Injeksi intraartikular dengan asam hyaluronat sebagai viscosuplement dikatakan juga dapat memperbaiki kekentalan dan elastisitas cairan sinovial, efek anti inflamasi dan anti nosiseptif, menghambat degradasi enzim kartilago sendi, spons mekanik (absorbsi mediator inflamasi), umpan balik positif untuk sintesis asam hyaluronat endogen, dan merangsang sintesis matriks tulang sendi.4,9,10Terapi non farmakologis terdiri dari edukasi pada penderita, terapi modalitas, latihan, dan pemberian alat bantu/ortesa. Terapi modalitas bisa berupa terapi panas (Short wave diathermy, micro wave diathermy, ultrasound diathermy),terapi dingin, TENS, dan terapi laser. Pemakaian terapi panas bertujuan mengurangi nyeri, mengurangi spasme otot, mengurangi kekakuan sendi, menambah ekstensibilitas tendon. Kompres dingin pada sendi OA akan menghambat aktivitas kolagenase di dalam sinovium. Kompres dingin juga mengurangi spasme otot. Terapi listrik TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) digunakan untuk mengurangi nyeri melalui kerjanya menaikkan ambang rangsang nyeri. Terapi laser pada dekade terakhir ini mulai populer digunakan pada OA untuk mengurangi nyeri.4,9,11Ortosis atau alat bantu pada OA lutut diberikan untuk mengurangi beban sendi, menstabilkan sendi, mengurangi gerakan sendi, memelihara sendi pada posisi fungsi maksimal, dan mencegah deformitas.9,11Terapi bedah (arthroscopy, osteotomy, atrhroplasty) diindikasikan pada pasien yang tidak responsif dengan terapi konservatif.7

BAB 3TERAPI LATIHAN PADA PENDERITA OA LUTUT

Latihan merupakan bagian penting dalam manajemen pasien dengan OA lutut. Menurut Minor, tujuan program latihan pada pasien OA adalah:1.Mengurangiimpairmen dan memperbaiki fungsi. Misalnya mengurangi nyeri sendi, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan luas gerak sendi, menormalkan pola jalan, dan memperbaiki kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.2.Melindungi sendi dari kerusakan lebih lanjut dengan cara mengurangi stress pada sendi, mengurangijoint forces, dan memperbaiki biomekanik sendi.3.Mencegah disabilitas dan menurunnya kesehatan yang terjadi sekunder karena inaktivitas dengan meningkatkan level aktifitas fisiksehari-hari dan memperbaiki daya tahan fisik.4Program latihan pada pasien OA harus disusun secara individual sesuai keadaan pasien. Pada pasien dengan kelemahan otot yang signifikan dan berkurangnya gerakan sendi, tujuan awal dari latihan adalah mengurangi impairmen, memperbaiki fungsi, dan persiapan untuk aktivitas fisik.Pada pasien OA dengan kekuatan otot dan luas gerak sendi (LGS) yang baik maka program latihan difokuskan pada perlindungan sendi dangeneral conditioning.4Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menyusun program latihan untuk penderita OA lutut, yaitu :4,5

1. Derajat penyakit dan alignment sendiDerajat OA bisa mempengaruhi respon penderitanya terhadap latihan. Penelitian Fransen dkk menunjukkan bahwa pasien dengan celah sendi lutut sisi medial yang lebih sempit berespon kurang baik dibandingkan dengan pasien yang celah sendinya lebih lebar. Pada pasien OA dengan genu varus maka akan terjadi peningkatan beban di sisi medial lutut saat jalan cepat. Oleh karena itu perlu dgunakan ortosis misalnya denganlateral wedge,atauknee brace.5Selain itu pada kondisi inflamasi akut atau udema sendi yang signifikan, latihan harus ditunda sampai inflamasi berkurang.4,52. NyeriNyeri merupakan gejala utama pada pasien OA yang sering menyebabkan pasien membatasi aktivitasnya. Latihan penguatan dapat mengurangi keluhan nyeri pada pasien OA. Pada tahap awal digunakan latihan penguatan otot isometrik karena gerak sendi yang terbatas sehingga tidak menimbulkan nyeri.4Selain itu sebelum melakukan latihan aerobik harus dilakukan latihan pemanasan muskuloskletal dan kardiovaskular serta latihan fleksibilitas. Latihan dilakukan sebatas gerakan bebas nyeri serta harus menghindari postur dan gerakan yangmeningkatkan nyeri dan menibulkan udema. Pasien juga diajari untuk memonitor sendiri latihannya untuk menghindari nyeri dandelayed onset muscle soreness.4,53. UsiaUsia bukan merupakan kontraindikasi melakukan latihan.Guidelinelatihan sama bisa diterapkan pada penderita usia lanjut dengan memperhatikan adanya resiko fraktur dan ganguan keseimbangan.5

4. ObesitasObesitas merupakan faktor resiko terjadinya OA. Menurunkan berat badan diketahui menurunkan gejala OA dan resiko terjadinya OA. Program penurunan berat badan harus termasuk dalam program latihan pasien OA dengan obesitas. Berjalan dengan kecepatan sedang, bersepeda, dan latihan di air merupakan latihan yang aman dan bermanfaat untuk pasien OA lutut dan hip, termasuk pasien yang obesitas/overweight.5

3.1. Latihan untuk pasien OA lututBelum ada formula latihan yang pasti untuk pasien OA lutut. Walaupun demikian prinsip yang umum digunakan dalam program rehabilitasi medik untuk pasien OA terdiri dari beberapa komponen seperti pada tabel berikut.7Tabel 3.1.Program rehabilitasi untuk OA7

3.1.1. Latihan luas gerak sendi (LGS)/fleksibilitas dan peregangan/stretchingPada saat gerakan sendi terjadi kompresi dan dekompresi kartilago sendi yang penting untuk nutrisi adekuat dan keseimbangan aktivitas anabolik dan katabolik di kartilago sendi. Imobilisasi dan joint loading yang tidak adekuat menyebabkan atrophy kartilago. Inaktivitas juga menyebabkan berkurangnya fleksibilitas dan berkurangnyacompliancekapsul sendi, ligamen, dan sinovium.5Prinsip umum latihan LGS adalah bahwa sendi terutama sendi lutut digerakkan pada luas gerak sendi penuh untuk mencegahmotion lossyang sering terjadi pada sendi OA. Latihan LGS aktif diberikan apabila pasien mempunyai LGS penuh dan kekuatan otot yang cukup untuk dapat menggerakkan ototnya sendiri. Latihan LGS aktif assistif diberikan jika kekuatan otot pasien tidak cukup kuat untuk dapat menggerakkan sendinya sendiri.7Latihan LGS dilakukan pada sendi lutut dan sendi lain yang berdekatan serta sendi-sendi kontralateral.5Berkurangnya LGS merupakan sekuele yang sering terjadi pada penderita OA. Pada OA lutut umumnya terjadi berkurangnya ekstensi (lag extension), tetapi fleksi lutut pun sering berkurang. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan berkurangnya LGS pada OA, antara lain perubahan pada sendi, pemendekan struktur myotendinosus di sekitar sendi karena nyeri dan kelemahan. Otot yang lebih pendek dari panjang idealnya menyebabkan kerugian secara biomekanik saat ia bekerja. Oleh karena itu latihan peregangan harus diberikan sejak awal.12Latihan fleksibilitas dimulai dengan pasien menggerakkan sendinya pada seluruh luas gerak sendi yang ada untuk mencegah berkurangnya luas gerak sendi. Selanjutnya ditambahkan latihan peregangan yang dilakukan dengan pelan,gentle, dansustainedstretching.Sustained stretchingadalah menahan peregangan selama 20-40 detik, atau lebih, kemudian relaks, dan mengulangi peregangan lagi. Peregangan yang tiba-tiba, kasar, atauballistic stretchingharus dihindari karena bisa menimbulkan eksaserbasi OA. Untuk pasien OA hip dan lutut otot yang penting untuk diregangkan adalah otot quadrisep dan hamstring.12Luas gerak sendi yang cukup, kekuatan otot, dan daya tahan sangat penting untuk aktivitas berjalan, keseimbangan, naik-turun tangga, dan bangkit dari kursi. Tabel berikut menunjukkan LGS ekstremitas bawah yang diperlukan untuk beberapa aktivitasTabel 3.2. LGS fungsional untuk ekstremitas bawah4SendiGerakanLuas gerak sendi (o)

Berjalan di tempat datarNaik tanggaBangkit dari kursi

PanggulEkstensi1570

Fleksi3767112

Abduksi7820

Adduksi5--

Rotasi interna4--

Rotasi eksterna91017

LututEkstensi000

Fleksi708393

Pergelangan kakiDorsofleksi101515

Plantarfleksi1510-

Latihan ROM rutin setiap hari dengan periodeweight bearingdannon weight bearingpenting untuk menjaga kesehatan sendi. Pada individu tertentu diperlukan latihan yang didesain khusus sesuai impaiment dan pathologi sendinya. Umumnya petunjuk untuk latihan fleksibilitas menurut American College of Sports Medicine (ACSM) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC)adalah sebagai berikut.5Tabel 3.3. Rekomendasi untuk latihan fleksibilitas5

3.1.2. Latihan PenguatanKelemahan otot, terutama otot quadrisep, telah diketahui sangat berhubungan dengan OA lutut. Kelemahan quadrisep pada OA lutut disebabkan oleh inhibisi neuromuskuler yang terjadi karena nyeri dan efusi, dandisuse atrophykarena inaktivitas. Penelitian menunjukkan bahwa kelemahan otot quadrisep juga bisa terjadi sebelum OA dan menjadi faktor resiko terjadinya OA lutut.5Oleh karena itu penguatan otot quadrisep menjadi fokus dalam latihan penguatan untuk pasien OA lutut.Latihan penguatan bisa dibedakan menjadi isometrik, isotonik, dan isokinetik. Latihan penguatan isometrik adalah bentuk latihan statik dimana otot berkontraksi dan menghasilkanforcetanpa perubahan panjang otot dan sedikit/tanpa gerakan sendi. Latihan isometrik digunakan jika pasien tidak dapat mentoleransi gerakan sendi berulang, misalnya pada sendi yang nyeri atau inflamasi. Latihan isometrik mudah dipelajari dan bisa meningkatkan kekuatan otot dengan cepat, tetapi manfaat fungsionalnya terbatas.12Latihan penguatan isotonik adalah latihan penguatan dinamik dengan beban konstan dimana otot berkontraksi memanjang (eksentrik) atau memendek (konsentrik) di sepanjang luas gerak sendinya. Kontraksi eksentrik menyebabkan stress yang lebih besar tetapi menghasilkan kekuatan otot yang lebih besar pula.Latihan isotonik bemanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, dan power.Latihan isokinetik adalah latihan dengan gerak terkendali sehingga gerakan terjadi melalui suatu rentang sendi pada kecepatan angular yang konstan selama otot memendek atau memanjang dengan beban dapatbervariasi.12,13Menurut deLisa latihan ini jarang digunakan karena memerlukan peralatan isokinetik untuk latihan dan hubungannya dengan aktivitas fungsional masih belum jelas.12Walaupun demikian, beberapa penulis mengatakan bahwa latihan isokinetik dapat menguatkan otot lebih efisien dibandingkan latihan isotonik.13Latihan penguatan juga bisa dibedakan menjadi latihanclosed kinetic chain(bagian distal ekstremitas terfiksasi) danopen kinetic chain(bagian distal ekstremitas bebas). Latihanopen kinetic chainmemungkinkan penderita melakukan penguatan secara spesifik pada satu gerakan/otot pada satu sendi, misalnya penguatan ekstensor lutut, tetapi latihan ini meningkatkanshear forcespada sendi sehingga bisa menimbulkan eksaserbasi OA lutut.Quadricep setting, SLR, dan PRE denganquadriceps benchadalah contoh latihanopen kinetic chain. Latihanclosed kinetic chainmenyebabkanshear forcesyang lebih kecil dan lebih menyerupai aktivitas sinergis danfiring patternuntuk aktivitas sehari-hari12. Contoh latihanclosed kinetic chainuntuk OA lutut antara lainpartial/mini squat, wall slides, danlunge.Latihan penguatan dimulai dengan latihan penguatan isometrik (brief isometric exercise) karena latihan ini tidak melibatkan gerakan sendi dan tidak memperberat gejala OA lutut.Sendi lutut diposisikan pada posisi yang nyaman (biasanya posisi ekstensi) dan kemudian otot quadrisep dikontraksikan maksimal selama minimal 6 detik, minimal dilakukan 2 kali sehari.Sambil melakukan kontraksi otot pasien diminta untuk menghitung dengan suara keras untuk menghindari manuver Valsava. Penggunaanelastic beltataurubber loopyang terbuat daritire inner tube( ban dalam) merupakan cara praktis untuk mendapat feedbackproprioseptif saat otot berkontraksi isometrik melawan tahanan.(gambar3.1).14Gambar 3.1. Latihanisometric counterrresistanceantara otot quadrisep dengan gluteal dan hamstring kontralateral menggunakan elastic band atau belt loop di pergelangan kaki.14

Kontraksi isometrik harus ditahan minimal 6 detik untukmemungkinkan tercapainya puncak tegangan otot dan perubahan metabolik di otot, dan tidak boleh lebih dari 10 detik karena akan menyebabkan otot cepat kelelahan/fatique.13Latihanquadricep settingadalah contoh latihan penguatan isometrik otot quadrisep dengan fokus pada kontraksi vastus medialis obliq.Latihan dilakukan dengan pasien posisi supine atau duduk dan lutut posisi ekstensi dan pergelangan kaki dorsifleksi.Pasien diberi perintah tekan lutut anda ke bawah, dan kencangkan otot paha. Kontraksi ditahan selama 10 detik, istirahat beberapa detik, dan kemudian kontraksi lagi.13,15Latihan dilakukan 8-12 kali repetisi, diulang beberapa kali sehari. Jika pasien merasa kurang nyaman, bisa ditambahkan gulungan handuk di bawah lutut.15

Gambar 3.2. Latihan quadrisep setting15Latihanstright leg rising(SLR) adalah latihan penguatan isometrik otot quadrisep dengan fokus pada otot rectus femoris. Latihan ini juga melibatkan kontraksi dinamik otot fleksor hip. Posisi pasien supine dengan lutut ekstensi. Untuk menstanbilkan pelvis dan punggung bawah, hip dan lutut kontra lateral diposisikan fleksi, kaki diletakkan netral di alas latihan. Pasien diperintahkan untuk mengkontraksikan quadrisep, kemudian tungkai diangkat sekitar 45ofleksi hip sambil lutut tetap ekstensi. Tungkai ditahan pada posisi tersebut selama 10 hitungan kemudian tungkai diturunkan. Sesuai dengan kemampuan pasien, tungkai bisa diturunkan 30oatau 15ofleksi hip untuk menambah beban pada quadrisep, atau dengan menambahkan beban di pergelangan kaki.13

Gambar3.3. Latihanstraight leg rising(tanpa beban dan dengan beban).15,16

Untuk menghindari cedera pada otot, berikan tahanan secara bertahap, serta turunan kontraksi otot secara bertahap pula. Hal ini membantu peningkatan tegangan/tension otot secara bertahap, menjamin kontraksi otot yang bebas nyeri, dan menghindari resiko gerakan sendi yang tidak terkontrol. Menahan nafas (valsava manuver) sering terjadi saat penderita melakukan latihan isometrik. Hal ini harus dihindari karena bisa meningkatkan tekanan darah dengan cepat.Rhytmic breathingdengan penekanan pada ekspirasi saat melakukan kontraksi otot, harus dilakukan saat melakukan latihan isometrik untuk mengurangi resiko tersebut. Latihan isometrik dengan intensitas tinggi merupakan kontra indikasi bagi penderita dengan gangguan jantung dan vaskuler.13Progressive resistance exercise (PRE)adalah latihan penguatan isotonik dinamik dengan beban yang ditingkatkan secara bertahap. Latihan penguatan dengan PRE lebih baik untuk menjaga dan meningkatkan fungsi otot, mengurangi nyeri sendi, dan meningkatkan fungsi pasien OA lutut.4,13Salah satu metode untuk PRE adalah metode DeLorme-Watkins yang terdiri dari serial kontraksi otot dengan beban meningkat sehingga pada akhir latihan otot mengangkat beban yang maksimal.13Latihan ini bisa dilakukan dengan NK table/quadirceps bench. Caranya adalah sebagai berikut :a.Tentukan beban maksimal 10 kali repetisi (10repetition maximal resistance/ 10 RM), yaitu beban maksimal yang bisa diangkat oleh otot 10 kali padaluas gerak sendi penuh .

b.Pasien kemudian diminta melakukan latihan :-10 kali repetisi dengan beban dari 10 RM-10 kali repetisi dengan beban dari 10 RM-10 kali repetisi dengan beban 10 RM penuhc.pasien beristirahat sebentar ( 5 menit) diantara bout latihand.pada prosedur ini sudah termasuk latihan pemanasan karena awalnya pasien mengangkat beban hanya dan RMe.nilai 10 RM ditingkatkan setiap minggu sesuai dengan peningkatan kekuatan otot.13

Gambar 3.4. Latihan penguatan quadrisep dengan quadrisep bench/NK table.

Wall slidesadalah salah satu latihan penguatanclosed kinetik chainuntuk otot quadrisep. Caranya, penderita berdiri bersandar pada dinding dengan jarak antara kaki dengan dinding sekitar 1 kaki(32cm), kemudian punggung digeser ke bawah samapi lutut fleksi sekitar 20-30o. Jika ditambahkan kontraksi quadrisep sebelah medial dengan menjepit bola diantara kedua lutut maka penguatan terutama ditujukan untuk otot vastus medialis. Kontraksi ditahan selama 10 detik, kemudian penderita menaikkan kembali badannya. Latihan diulang 8-12 kali dengan istirahat diantara kontraksi. Otot vastus medialis merupakan otot yang paling sering mengalami kelemahan diantara kelompok otot quadrisep dan bisa menyebabkan gerakan patella yang tidak normal.15

Gambar 3.5 . Wall slides15Latihan penguatan otot sangat penting untuk pasien OA lutut karena otot yang lemah bisa menambah disfungsi/kerusakan/gangguan pada sendi dan otot yang kuat akan melindungi sendi. Walaupun demikian harus dihindari latihan penguatan yang menyebabkan bertambanya kerusakan dan nyeri sendi. Caranya dengan melakukan latihan isometrik pada posisi-posisi yang bebas nyeri (multiple angle isometric in pain free positions), melakukan latihan beban pada luas gerak sendi yang tidak nyeri, dan latihan di kolam. Latihan dengan beban pada luas gerak sendi 45-90ofleksi cenderung menimbulkan nyeri patelofemoral karena gaya kompresi pada patella.13

3.1.3. Latihan AerobikLatihan aerobik penting untuk penderita OA lutut karena pada penderita OA lutut sering terjadi penurunan kapasitas aerobik sebagai akibat kurangnya aktivitas. Manfaat latihan aerobik antara lain meningkatkan kapasitas aerobik, kekuatan otot, daya tahan, serta pengurangan berat badan. Selain itu latihan aerobik juga dapat menyebabkan pelepasan opioid endogen, serta memperbaiki gejala depresi dan kecemasan.4,7Latihan aerobik bisa dilakukan di darat dan di air (aquaterapi). Bentuk latihan aerobik yang dianjurkan adalah berjalan, bersepeda, berenang, senam aerobik, dan senam aerobik di kolam. Berenang dan latihan di kolam menimbulkan stress sendi yang lebih ringan dibandingkan bentuk latihan aerobik yang lain. Setiap sesion latihan aerobik harus diawali oleh latihan pemanasan yang terdiri dari latihan ROM dan diikuti oleh pendinginan dan peregangan.4Jika latihan jalan kaki atau jogging menyebabkan gejala yang dikeluhkan pasien bertambah berat, intensitas latihan harus dikurangi atau bentuk latihan dirubah. Alas kaki yang baik sangat penting dan latihan lebih baik dilakukan di permukaan yang lunak. Untuk dapat meningkatkan kapasitas aerobikheart rateyang harus dicapai adalah 60-80% daritarget heart rateuntuk latihan selama 20-30 menit, 3-4 kali seminggu. Naik turun tangga juga merupakan bentuk latihan aerobik yang baik, tapi menyebabkanjointloadingyang maksimal pada hip dan lutut sehingga tidak dianjurkan untuk pasien OA lutut dan hip.4Latihan dengan sepeda statik dilakukan dengan setting lutut ekstensi saat pedal sepeda berada di bawah.13,16Tingkat beban diatur bertahap mulai dari minimal sampai sedang. Latihan dilakukan 5 menit dengan beban ringan selama 2 hari, kemudian beban dinaikkan dan waktu ditambah 5 menit.Setiap peningkatan level dilatih selama 3 hari sampai waktu latihan 20-30 menit.16

Gambar 3.6. Latihan dengan sepeda statik16Berikut adalah rekomendasi petunjuk latihan daya tahan kardiovaskular dan muskuloskletal untuk pasien OA lutut dan hip dengan awal latihan menggunakan intensitas dan durasi yang paling rendah, kemudian secara bertahap ditingkatkan.5Tabel 3.4. Petunjuk latihan daya tahan kardiovaskuler dan daya tahan otot5

3.1.4. Latihan FungsionalPasienOA lutut sering mengalami gangguan aktivitas seperti naik turun tangga, duduk dan bangkit dari kursi atau toilet, atau mengambil benda dari lantai. Perlu dilakukan latihan yang bertujuan mengatasi gangguan fungsional khusus yang dialami pasien. Latihan ini berupa latihan penguatan dengan modifikasi aktivitas sehari-hari.Contohnya adalah sebagai berikut13:-Latihanstep-updanstep down: latihan naik dan turun tangga.13-Wall slidesdanmini squatsampai 90oatausebatas toleransi: bertujuan melatih aktivitas duduk dan berdiri dari duduk dengan bantuan lengan, serta menentukan perlu tidaknya adaptasitinggi kursi untuk fungsi yang lebih aman.13Gambar 3.7. Mini squat dan wall slide15-Partial lunge: bertujuan melatih mekanika tubuh yang efektif untuk mengambil benda di lantai dengan konsentrasi pada kontrol otot trunk saat melakukan gerakan. Pasien diajarkan untuk mengkontraksikan otot abdomen untuk menstabilkan pelvis saat melakukan gerakan lunge.13Gambar 3.8. Lunge-Latihan keseimbangan dan proprioseptif, dimulai bila pasien mempunyai kemampuan kontrol yang baik, misalnya dengan berjalan sepanjang garis sempit, latihan dengan bola Swiss, atau latihan keseimbangan dengan wobble board.13,17Latihan Tai Chi juga efektif untuk memperbaiki keseimbangan pada penderita OA.13Menurut deLisa belum ada metode paling baik untuk mengoptimalkan keseimbangan pada penderita OA, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa latihan penguatan dan latihan aerobik dengan berjalan memperbaiki stabilitas postural penderita OA12Gambar 3.9. Latihan dengan bola Swiss17-Latihan ambulasi : penggunaan alat bantu jalan dikurangi ketika kekutan otot quadrisep membaik ( MMT 4/5) atau nyeri berkurang. Latihan ambulasi dilakukan pada permukaan yang bervariasi, naik turun ramp, pertama dengan bantuan kemudian mandiri.13

3.2. Edukasi danHome Exercise ProgramEdukasi dan program latihandirumah merupakan hal yang penting bagi penderita OA. Edukasi yang diberikan terutama tentang penyakit OA, prinsip perlidungan sendi, bagaimana manajemen gejala OA, dan program latihan di rumah. Program yang diberikan adalah latihan yang aman dilakukan di rumah berupa latihan penguatan otot, latihan luas gerak sendi, dan latihan enduran/daya tahan.Pasien dengan berat badan lebih dianjurkan untuk mengurangi berat badannya.13Proteksi dan pemeliharaan sendi lutut antara lain denganmenghindari gerakan fleksi yang berlebihan, menghindari memposisikan sendi pada satu posisi dalam waktu yang lama, menghindarioveruse, mengontrol berat badan, mengurangi beban pada sendi yang nyeri, menyeimbangkanaktivitas dan istirahat, mendistribusikan tekanan, menggunakan otot dan sendi yang paling kuat, dan menggunakan gerakan dengan biomekanik yang baik.7,11Home exercise programatau program latihan di rumah sangat penting bagi pasien OA lutut. Kepatuhan jangka panjang untuk melakukan latihan di rumah merupakan tujuan yang utama karena sangat berhubungan dengan perbaikan fungsi fisik penderita OA.8Berikut contoh leaflet latihan di rumah untuk pasien OA.

Gambar 3.6. Latihan untuk OA10