rehab saluran irigasi

Upload: indah-sutrisno

Post on 08-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Rehab Saluran Irigasi

TRANSCRIPT

  • SPESIFIKASI TEKNIS 1

    SPESIFIKASI TEKNIK

    A. SYARAT SYARAT UMUM

    1. RINGKASAN PEKERJAAN

    2. LINGKUP PEKERJAAN

    Lingkup pekerjaan ini terdiri dari:

    2.1. Pekerjaan Persiapan2.2. Pekerjaan Tanah2.3. Pekerjaan Beton

    Item-item pekerjaan ini nantinya dapat dilihat pada lampiran Dokumen Tender ini(lembar lampiran Rencana Anggaran Biaya)

    Dikarenakan Kontrak ini nantinya menggunakan sistem Unit Price, maka item-item danvolume yang tercantum dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan dan disrahkanmelalui Addendum Kontrak.

    3. PEKERJAAN PERSIAPAN

    Sebelum pekerjaan ini dimulai, Pelaksana harus menyiapkan semua kebutuhan yangdiperlukan dilapangan atas biaya sendiri untuk menunjang terlaksananya pekerjaan iniantara lain sebagai berikut :

    3.1. Mobilisasi Tenaga dan Alat

    - Pada tahap persiapan Pelaksana sudah harus segera memobilisasi peralatankerja dan semua bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan dilapangan.

    - Peralatan kerja harus sudah siap, setelah kontrak ditanda tangani atau sebelumSurat Perintah Kerja diterbitkan, dimana sebelumnya akan diperiksa olehdireksi tentang persiapan tersebut.

  • SPESIFIKASI TEKNIS 2

    - Mobilisasi/Demobilisasi alat berat akan dibayar setelah diperiksa dandigunakan dengan baik untuk pelaksanaan pekerjaan dan disetujui olehDireksi Lapangan.

    - Alat berat yang dimobilisasi kelapangan harus alat yang kondisinya baik dandapat digunakan sebagaimana layaknya alat dapat bekerja dengan sempurnadilapangan.

    3.1. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

    Pelaksana wajib mengadakan pengukuran, sebelum pekerjaan konstruksi dimulai.Pengukuran meliputi pengukuran melintang dan memanjang pada Saluran danBangunanseusai gambar kerja sebagai berikut :3.3.1 Pengukuran jarak atau untuk pengukuran melintang dengan jarak

    maksimum 50 meter dan jarak minimum 25 meter. Penggambaran hasilpengukuran dilakukan diatas kertas HPS skala sebagai berikut :-Untuk potongan memanjangH = 1 : 1000

    V = 1 : 100-Untuk potongan melintang 1 : 100-Untuk Gambar Detail 1 : 20-Pada saat penggambaran, titik awal dan titik akhir pekerjaan ditampilkansystem koordinat geografisnya.

    3.3.2 Pada bangunanyang direncanakan, Pelaksana wajib memasang bowplanksesuai ukuran ukuran yang tersebut pada papan dan tiang kayu yang kokohdan selama pekerjaan bangunan berlangsung kedudukan bowplank harusdijaga dan tidak terganggu hingga selesai pekerjaan.

    3.3.3 Pengukuran atau pembayaran untuk pekerjaan ini, dilakukan sesuaiprosentase berlangsungnya pekerjaan pengukuran dan penggambaran yangdisetujui oleh Direksi.

    4. PENGUKURAN DAN AS-BUILT DRAWING

    Pelaksana harus harus mempunyai tahap pelaksanaan dilapangan antara lain sebagaiberikut :

    4.1. Pelaksana harus mempunyai peralatan ukur, termasuk personil timpengukurannya untuk dilapangan.

    4.2. Sejak penyerahan lapangana Pelaksana harus memulai pekerjaan pengukuran.

    4.3. Pelaksana harus membuat gambar kerja sesuai hasil pengukuran dilapangan yangdiawasi oleh Kepala Urusan Survey dan Pengukuran.

    4.4. Pelaksana harus membuat As-Built Drawing sesuai perkembangan terakhirdilapangan yang meliputi gambar : Lay Out, potongan memanjang, melintang,denah dan detail semua pekerjaan yang dilaksanakan (kondisi 100%). Hasilpengukuran digambar dengan ukuran A.4 dan F.4.

    4.5. Asbuilt Drawing dimulai sejak awal dan sampai dengan kondisi 95% konstruksilapangan selesai dilaksanakan dan disetujui.

  • SPESIFIKASI TEKNIS 3

    4.6. Gambar Asbuilt Drawing yang telah selesai dapat diajukan ke proyek (Ass.Teknik) untuk diperiksa, disetujui dan diserahkan kepada proyek .

    4.7. Pembayaran pembuatan As-Built Drawing dibayarkan setelah semua gambarselesai dikerjakan dan disetujui oleh Direksi.

    5. LAPORAN

    5.1. Pelaksana harus membuat dan melaporkan secara terperinci dalam formulir yangtelah ditentukan oleh direksi antara lain mencantumkan susunan staff pelaksana,jumlah dari berbagai macam tenaga kerja menurut waktu-waktu yang diperlukanoleh Pelaksana dilapangan, keterangan-keterangan tentang peralatan konstruksidan lain-lain.

    5.2. Jumlah dan macam bahan atau barang yang ada dilapangan dan belum dipakai. Jumlah dan jenis peralatan, yang masih dapat digunakan dan yang rusak Jenis bagian pekerjaan dan pekerjaan yang dilaksanakan Taksiran volume pekerjaan yang dilaksanakan Keadaan cuaca termasuk hujan, angin, banjir, perisstiwa-peristiwa alam

    lainnya yang mempengaruhi kelangsungan pekerjaan. Catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan, perubahan desain dan

    lain-lain.

    5.3. Pelaksana harus membuat laporan mingguan (contoh terlampir) yang merupakanhasil laporan harian (hari senin s/d hari minggu), diserahkan kepada Direksi setiaphari senin untuk diperiksa dan disahkan. Laporan mingguan/himpunan tersebutberisikan volume/bobot pekerjaan yang selesai dilaksanakan.

    5.4. Pelaksana harus membuat laporan bulanan (contoh terlampir) yang mencatatprihal kemajuan progress fisik yang telah dicapai dilapangan yang telah diperiksadan disahkan oleh Direksi.

    5.5. Dalam hubungan dengan pasal ini juga, Pelaksana berkewajiban untukmempersiapkan dan menyediakan buku harian, buku Direksi, dan buku tamu yangsetiap saat harus tersedia dikantor lapangan, dimana sewaktu-waktu Direksi dapatmemberi perintah dan catatan-catatan dalam buku harian ataupun buku Direksitersebut.

    6. DOKUMENTASI

    6.1. Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan kepada Direksi Photo-photodokumentasi pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan lengkap beserta negatifnya.

    Photo-photo tersebut harus dibuat pada setiap pekerjaan dengan tempat/posisipengambilan yang tetap. Titik pengambilan ditentukan sesuai dengan kondisilapangan dan dapat mewakili jalur dokumentasi, dalam hal ini akan ditentukanoleh Direksi.

    6.1.1. Satu Keadaan pada waktu pekerjaan belum dimulai, (0%)

  • SPESIFIKASI TEKNIS 4

    6.1.2. Satu Keadaan pada waktu pekerjaan sedang dikerjakan, (50%)6.1.3. Satu Keadaan pada waktu pekerjaan telah selesai dikerjakan seluruhnya,

    (100%)

    6.2. Pelaksana harus mengambil photo-photo tersebut dalam 3 (tiga) cetakan untuktiap photo yang dimasukkan kedalam album beserta klisenya serta diberipenjelasan seperlunya

    B. SYARAT SYARAT TEKNIS

    1. PEKERJAAN TANAH

    1.1. Umum

    1. Keadaan lapisan Tanah

    Pelaksana harus mengetahui sendiri keadaan dari semua jenis pekerjaan tanah danmemeriksa sendiri keadaan dan sifat lapisan serta bahan-bahan yang akan digalidan ditimbun. Pelaksana juga harus mengetahui dan menguasai keadaan lapanganpekerjaan masing-masing secara umum serta hambatan-hambatan yang ada,bentuk dasar tanggul sungai, aliran air sungai, keadaan permukaan tanah,kemungkinan adanya penurunan permukaan tanah lunak dan material-materialyang jelek dan pecah, penyusutan material, licinnya material, kemungkinanterjadinya banjir dan sebagainya dan Pelaksana dalam menentukan harga satuansecara tetap (fixed) pada Rencana Anggaran Biaya (Bill of Quantities) harus sudahmemperhitungkan akibat hal-hal tersebut.

    Pelaksana juga harus memperhitungkan segala resiko yang terjadi didalampenggalian-penggalian, longsoran tanah, pasir yang bergerak, batu serta batu-batubesar (bolder), tanah dasar air sungai, mata air lapisan batuan yang pecah maupunyang masih bersifat utuh, batu-batu, pohon-pohon semak belukar, kekayuan danreruntuhan, segala sesuatu yang menghalang dan segala sesuatu yang mungkinterjadi dan semua hal yang tak terduga harus sudah diperhitungkan dan tercakupdidalam harga satuan yang tercantum didalam Daftar Rencana Anggaran Biaya(Bill of Quantities).

    2. Garis dan Elevasi Pekerjaan Tanah

    Seluruh pekerjaan tanah bagi beberapa bagian pekerjaan harus dilaksanakansesuai dengan dimensi dan elevasi seperti tertera pada gambar, atau hinggadimensi dan elevasi tertentu sesuai dengan petunjuk Direksi. Dimensi-dimensiyang berdasarkan pada atau berhubungan dengan permukaan tanah, harusditunjukan kepada direksi sebelum dimulainya pekerjaan-pekerjaan tanah padasemua lokasi.

    Untuk keperluan spesifikasi, istilah tanah atau elevasi dasar sungai harusmenunjuk kepada tanah atau permukaan dasar sungai sebelum dimulai pekerjaantanah sesuai dengan syarat-syarat yang diberikan.

  • SPESIFIKASI TEKNIS 5

    Pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya terhadap penentuan posisi/lokasi semuabangunan-bangunan dan pemasangan titik-titik duga tinggi (Bench Marks) atautitik referensi yang diperlukan. Data-data topografi yang terletak pada gambaradalah hanya bersifat sebagai petunjuk dan Pelaksana harus mengeceknya danbila perlu mengadakan pengukuran topografi kembali. Bila terdapat perbedaanantara hasil pengukuran yang asli dengan hasil pengukuran yang baru, makaPelaksana harus melaporkan kepada Direksi secara tertulis.

    Dalam hal ini Pelaksana melaksanakan tersebut dengan sepengetahuan Direksi,sehingga hasil yang diperoleh tersebut harus dapat pula dipergunakan didalampengukuran pembayaran pekerjaan.

    1.2. Pembersihan dan Pembongkaran

    Didalam pelaksanaan mungkin diperlukan pemindahan suatu pepohonan dansemak-semak tertentu, maka didalam hal ini Pelaksana didalam memindahkan tersebutharus mendapat persetujuan lebih dahulu dari Direksi. Semua pepohonan dan semak-semak yang harus berada pada tempatnya dan tidak dipindahkan, harus dilindungi darikerusakan. Bilamana pembersihan diperlukan, seperti didalam jalur pembebasan tanahatau pada borrow area yang berada diluar jalur pembebasan tanah, maka semua bahanyang mudah terbakar dari hasil pembersihan tersebut harus segera dibakar ataudisingkirkan dari lapangan pekerjaan atau dengan cara lain sesuai dengan petunjuk dariDireksi.

    Semua bahan-bahan yang akan dibakar harus ditumpuk dengan baik dan bilamemungkinkan harus dibakar seluruhnya. Penumpukan pembakaran harus dilaksanakansedemikian rupa demi untuk menghindari resiko kemungkinan terjadinya kebakaran.Semua pembakaran harus betul-betul baik sehingga betul-betul menjadi abu yang harusdibuang sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Tidak ada sisa-sisa kayu, cabang-cabangkayu ataupun potongan-potongan bara yang diperkenankan tertinggal. Pelaksana setiapsaat harus siap untuk mengadakan pencegahan terhadap kobaran api dan peralatankebakaran harus cukup tersedia dan siap untuk digunakan setiap saat untuk mencegah danmemadamkan kebakaran dan bertanggung jawab segala kerusakan baik didalam maupundiluar batas-batas pembebasan tanah yang disebabkan proses pembakaran.

    1.3. Galian

    1.3.1 UmumGalian Tanah untuk pondasi, saluran-saluran, pipa tanah, septictank, rembesan

    dan lain-lain harus dilaksanakan sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar.Semua galian yang diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan permanen harus

    dilaksanakan sesuai garis-garis, sudut-sudut dan dimensi-dimensi yang tertera padagambar-gambar. Dalamnya semua galian harus mendapat persetujuan dari Pengawas dansesuai dengan rencana.

    1.3.2 Galian Untuk Bangunan

    Galian untuk bangunan-bangunan adalah meliputi juga galian semua jenis tanah,pasir, gravel dan border. Semua galian pada bangunan-bangunan harus dilaksanakandengan memperhatikan faktor keamanan sesuai dengan garis dan bidang yang tertera

  • SPESIFIKASI TEKNIS 6

    pada gambar. Atau sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang daoat disetujuiDireksi. Kecuali bila telah pasti dan jelas tertera pada gambar-gambar atau ditentukanoleh Direksi, maka galian pada bangunan-bangunan harus dilaksanakan menurutkemiringan serta dimensi sebagai berikut:

    Uraian Bangunan pada jenis tanah biasa1. Kemiringan galian2. Jarak sisi dari ujung luar pondasi3. Lebar berm pada setiap ketinggian

    galian 3m

    1 V : 0.5 H0.5 m

    0.5m

    Dasar maupun kemiringan talud galian tanah dimana nantinya nantinya terdapatpekerjaan beton atau pekerjaan pasangan batu, maka harus betul-betul dilaksanakandengan benar dan teliti sesuai dengan dimensi-dimensi yang tertera pada gambar atauditentukan oleh Direksi.

    1.3.3 Penyimpanan (Stockpile) dan Pembuangan Bahan-Bahan Hasil Galian.

    Bila memang praktis dan disetujui Direksi, maka semua bahan-bahan yang baikdari hasil galian pondasi bendung, Saluran-saluran, drainase serta bangunan-bangunanlainnya dapat digunakan kembali sebagai bahan timbunan tanggul atau timbunan kembalipada konstruksi permanen bila diperlukan, sesuai dengan spesifikasi yang berlaku.

    Bialamana perlu maka bahan-bahan yang baik untuk timbunan tanggul atautimbunan kembali harus digali dan dipisahkan dari bahan-bahan yang harus dibuang(tidak dipakai) dan bahan-bahan yang baik harus dikumpulkan tersendiri danditempatkan pada tempat penyimpanan (stockpile) sementara dan kemudian dapatdipindahkan pada lokasi-lokasi yang telah ditentukan dan diatur oleh Direksi.

    Bahan-bahan hasil galian yang tidak dapat dipergunakan kembali atau tanah-tanahhasil galian yang berlebihan harus dibuang pada tempat-tempat pembuangan yang telahdisediakan oleh Pemberi Tugas sebagaimana telah tertera pada gambar-gambar atautempat-tempat yang telah diarahkan oleh Direksi, atau pada tempat-tempat lain yang telahdiusulkan oleh Pelaksana dan disetujui oleh Direksi. Pelaksana harus mengatur danmerapikan permukaan tanah-tanah bangunan tersebut. Pelaksana juga harus menjaga agaraliran-aliran tidak terganggu akibat tanah-tanah pembuangan tersebut.

  • SPESIFIKASI TEKNIS 7

    2. PEKERJAAN PEKERJAAN BETON

    Bahan-Bahan

    2.5.1. Semen

    1. Umum

    Semen yang digunakan untuk seluruh pekerjaan harus diproduksi oleh pabrikyang disetujui secara tertulis oleh Direksi.

    Semen tersebut harus semen Portland biasa sesuai dengan ketentuan semen yangdisebutkan dalam standar yang ditunjukan, dan harus kering dan tidak ada yangmenggumpal dan mengeras.

    Semen harus dikemas dalam kantong. Kantong semen harus cukup kuat untukmenerima perlakuan kasar dalam pengangkutan oleh tenaga manusia. Nama dancap pabrik, tipe semen, tahun, dan tahun pembuatan serta berat bersih harustertera dengan jelas di setiap kantong.

    3.5.1. Bahan-Bahan Pengisi

    1. Umum

    Semua bahan pengisi beton harus disiapkan oleh Pelaksana dari sumber yangdisetujui oleh Direksi. Bahan-bahan tersebut bebas dari kandungan tanah, tanahliat, kapur, batu bara, tanah napal dan bahan-bahan organic serta pencemaranlainnya. Batu tersebut harus keras, padatdan kuat.

    2. Bahan-Bahan Pengisi Kasar

    Bahan-bahan pengisi kasar harus terdiri dari batu pecah atau campuran kerikilalam dengan batu dan butiran-butiran tersebut pada umumnya harus berbentukbulat dan kubus.

    Ukuran maksimum bahan pengisi kasar harus 80 milimeter pada beton berat, 40milimeter pada beton struktur, 20 milimeter dalam bangunan-bangunan tipislainnya. Bahan-bahan pengisi kasar harus dipisahkan dalam ukurn yang telahditetapkan.

    3. Bahan Pengisi Halus

    Partikel bahan pengisi halus pada umumnya harus berbentuk bulat dan kubus.

    Bahan-bahan yang merugikan didalam bahan pengisi halus tidak bolehmelampaui batas tersebut dibawah ini:

  • SPESIFIKASI TEKNIS 8

    Bahan Prosentse beratGumpalan tanah liat 1,0Bahan yang hilang dalam uji pencucian 3,0Beton yang tergerus 5,0Bahan beton lainnya dengan gaya beratkurang dari 1,95

    1,0

    4. Penyimpanan Bahan Pengisi

    Harus diadakan tindakan pengamanan dilapangan untuk penyimpanan bahanpengisi halus dan kasar, serta penyipanan masing-masing ukuran bahan, dengansuata cara yang dapat menghindarkan pengotoran atas bahan pengisi oleh bahanlainnya.

    5. Air Campuran

    Air yang digunakan untuk beton, adukan, semen encer untuk penyuntikan,bilamana diperlukan, harus mendapatkan persetujuan Direksi, dan bebas daribahan-bahan yang jumlah tertentu akan merusak seperti Lumpur dan bahanorganic lainnya.

    6. Bahan Tambahan

    Tidak diperbolehkan memasukan bahan tambahan kedalam beton tanpaperetujuan Direksi, dan bahan tambahan yang dapat menyebabkan pelapukantidak diijinkan. Apabila secara prinsip disetujui maka pemborong harusmelakukan beberapa pengujian dalam pengawasan dan dengan petunjuk Direksi.

    Percampuran Beton

    Beton harus terdiri dari semen, Bahan pengisi air, dan bahan tambahan, biladiijinkan, diaduk dengan sempurna, untuk mendapat kekuatan yang ditentukan. Betondiklasifikasikan berdasarkan kekuatan tekanan pada 28 hari dengan menggunakan ukuranagregat maksimum seperti terlihat dibawah ini :

    Tipe campuranbeton

    Kekuatan tekanyang ditentukan

    pada umur 28 hari(kg/cm2)

    Ukuranagregat

    maksimum(mm)

    Perbandinganair/semen

    maksimum (%)A (K-225) 225 40(20) 50B (K-175) 175 40 50C (K-125) 125 80 55D (K-100) 100 20 60

    Perbandingan campuran untuk masing-masing kelas beton harus ditentukan olehDireksi, berdasarkan hasil-hasil pengujian dan percobaan-percobaan campuran olehpemborong sesuai dengan ketentuan dan Direksi memodifikasi perbandingan-

  • SPESIFIKASI TEKNIS 9

    perbandingan tersebut setiap waktu, dengan maksud agar bahan-bahan tersebut dapatmencapai kekuatan beton yang maksimum, mudah dilaksanakan, konsisten dan kuatdengan perbandingan air./semen kerikil.

    Jumlah air yang digunakan dalam beton harus ditetapkan oleh direksi, termmasukpenetapan batas-batas perbandingan air semen yang diperlukan untuk memastikan betondengan konsistensi yang layak, memperhitungkan efek penggunaan bahan-bahantambahan yang diijinkan, dan setiap variasi kadar air atau tingkatan agregat atau kedua-duanya ketika dimasukkan kedalam alat pencampur. Tambahan air untuk mengencerkanbeton yang mulai mengeras sebelum dituang/dicor tidak diijinkan. Harus adakeseragaman beton yang konsisten dari setiap tekanan.

    Slump adukan beton harus serendah mungkin yang akan menghasilkan pemadatansempurna dengan peralatan yang diijinkan untuk pekerjaan tersebut, tetapi dalambeberapa hal harus terletak diantara nilai-nilai batas seperti terlihat dibawah ini, setelahbeton dituang.

    Tipe Campuran Tipe Konstruksi terbesar Batas-batas Slump(cm)Tipe A Bagian-bagian beto pracetak 12,5 5,0Tipe A Pelat dan balok beton kelas I dan II 15 7,5Tipe B Pelat, dinding, balok dan pondasi dinding dan

    pilar12,5 5,0

    Tipe B Bagian lereng pengalihan 5,0 2,5Tipe C Konstruksi besar 7,5 2,5Tipe D Perkerasan pada gorong-gorong 7,5 5,0Tipe D Pondasi 9,0 2,5

    Takaran

    Pelaksana harus menyediakan peralatan penakar dan pencampur yang disetujuioleh Direksi, yang harus dipelihara dan dipakai sesuai dengan keperluan menetapkan danmengawasi dengan cermat jumlah setiap bahan secara terpisah yang menjadi campuranbeton, sehingga memuaskan Direksi. Peralatan tersebut harus mempunyai kemampuanuntuk menghasilkan beton dengan mencampurkan agregat, semen dan bahan tambahan,dan air menjadi suatau campuran yang seragam sehingga hasil campuran tersebut tidakterjadi pemisahan.

    Pengadukan Beton Dengan Mesin

    Bahan-bahan campuran beton harus diaduk dalam alat pengaduk tidak kurang dari1,5 menit semua bahan dimasukan, kecuali air,

    Seluruh air pencampur harus dituangkan sebelum 0,25 waktu pengadukandilampaui. Waktu pengadukan untuk alat pencampur yang lebih besar dari 0,75 m3 harusditambah 0,25 menit untuk setiap tambahan 0,5 m3.

    Alat pencampur tidak boleh dibebani lebih dari kapasitas rata-ratanya, serta tidakboleh dioperasikan denga kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan yang dianjurkan

  • SPESIFIKASI TEKNIS 10

    oleh pabriknya. Mesin pencampur tersebut harus menghasilkan beton yang seragamsepanjang waktu kerjanya sesuai dengan persetujuan Direksi.

    Semua peralatan pencampur harus dibersihkan sebelum melakukan pencampuran,dan harus bebas dari beton yang mengeras. Campuran pertama, setelah pembersihansetiap alat pencampur harus dibuang. Pisau pelempar yang ada didalam alat pencampurharus diganti bila telah mencapai tingkat keausan 2 cm atau 10 % dari tingginya.

    Semua alat pencampur yang digunakan utuk beton harus dari tipe mekanis dengankapasita yang telah disetujui oleh Direksi.

    Pengadukan Beton Dengan Tangan

    Apabila tidak mungkin mempergunakan mesin pengaduk dan disetujui oleDireksi, beton dapat diaduk dengan tangan (tenaga manusia), pada tempat sdekatmungkindengan tempat pengecorannya. Harus disediakan bak pencampuran yang rataditempat pelaksanaan kerja. Jika bak percampuran tersebut dari bahan kayu, harus dibuatdari papan yang sambungannya kedap air, untuk menghindari kehilangan cairan daribeton yang basah. Seluruh bahan campuran dan semen narus diaduk dalam bak campurandalam keadaan kering. Air kemudian dituangkan sedikit demi sedikit kedalam lubangyang dibuat gundukan campuran, setelah itu campuran diaduk lagi dalam keadaan basahpaling sedikit 3 (tiga) kali, sampai smua menjadi butiran agregat kasar terbunggkussempurna.

    Laporan Pekerjaan Beton (Concrete Return)

    Pelaksana harus setiap hari menyampaikan suatu bentuk laporan yangmenunjukan jumlah semen dan jumlah campuran dari setiap kelas beton yang dipakaipada masing-masing bagian pekerjaan dan pekerjaan sementara. Jumlah semen yangdipergunakan untuk semua keperluan pekerjaan tersebut harus menunjukan hubunganyang layak dengan jumlah semen dan campuran beton yang lolos uji dan disetujuiDireksi. Bila terjadi beberapa perbedaan ukuran semen dan campuran harus disesuaikandengan perintah Direksi.

    Pengecoran Beton

    1. Pengecoran Beton Tidak Diijinkan Dalam Cuaca Yang TidakMenguntungkan

    Pengerjaan beton tidak diijinkan selama ada badai dan hujan lebat. Semua bahanbeton dan instalasinya dilindungi dengan baik terhadap akibat terjadinya badaidan angin kencang.

    2. Campuran Yang Sudah Mengeras Tidak Boleh Digunakan

    Dalam keadaan apapun campuran yang sudah mengeraastidak boleh digunakan.Direksi berhak menolak dalam beberapa kejadian :1. Jika pelaksanaan pengadukantidak dapat dimulai dalam wktu 30 menit

    setelah semen dituangkan kedalam agregat.2. Jika lebih dari 30 menit telah dilampaui antara adukan yang telah masak

    dikeluarkan dari alat pengaduk dengan pengecoran tanpa mengaduk lagi.

  • SPESIFIKASI TEKNIS 11

    3. Jika telah dilampaui lebih dari 1,5 jam antara penuangan semen dan agregatdan pelaksanaan pengecoran beton.

    4. Jika slump dari beton telah menyusut lebih dari 2,5 cm atau cukup besaranggapan Direksi, selama jangka waktu matangnya beton sampaipengecoran beton.

    3. Pengecoran Beton

    Sebelum pengecoran beton harus dilakukan persiapan sedemikian rupa sehinggadalam keadaan adukan beton dapat diangkut dengan lancar dan ditempatkan padaposisi yang diperlukan tanpa adanya pengangkutan lebih lanjut serta tidak terjadipemisahan bahan-bahan. Apabila memungkinkan pengecoran beton langsung dariujung saluran penghantar adukan dan dalam semua keadaan harus dicor secaraberlapis dengan kedalaman sedemikian rupa sehingga setiap lapis dapat denganmudah menyatu dengan lapisan yang dibawahnya dengan menggunakan setiaplapisan tidak boleh miring, kecuali ditentukan demikian dan semua sambunganharus dibentuk seluas pekerjaan tersebut.

    Beton bervolume besar harus dilaksanakan dalam bagian-bagian yang terlebihdahulu dianjurkan atau disetujui oleh Direksi, dan harus dkerjakan terus menerustanpa berhenti sampai dengan selesai dalam setiap bagiannya, dan tidak diijinkanistrirahat selam pekerjaan berjalan. Apabila diperlukan pekerjaan diluar batas jamkerja biasa untuk terpenuhi kondisi tersebut diatas, Pelaksana harus sudahmemperhitungkannya dalam harga-harga satuan beton didalam RencanaAnggaran Biaya (Bill of Quantities).

    4. Suhu Beton

    Suhu beton pada saat pengecoran tidak boleh lebih tinggi dari 320 C. Jika disaatpengecoran keadaan cuaca sedemikian rupa sehingga suhu beton melebihi 320 C,Pelaksana harus mengambil langkah-langkah tertentu misalnya pra pendinginanbahan beton dan air dan menuangkan/mengecor dimalam hari, untuk menjaminsuhu beton saat dicor tidak melebihi 32 0C, Pelaksana tidak berhak atas tambahankonpensasi yang disebabkan oleh keperluan-keperluan tersebut.

    5. Acian

    Sisi terluar dari Saluran harus disempurnakan dengan Acian adukan semen danair. Sambungan dan bagian permukaan harus dibersihkan dengan sempurnadengan sebuah sikat dari bahan-bahan yang terlepas, dan kemudian diaci denganadukan semen tersebut.

    6.Konstruksi Cetakan Beton

    Cetakan harus digunakan untuk pembatasan beton dan membentuknya sesuaidengan garis dan permukaan yang diperlukan. Cetakan tersebut harus terbuat darikayu, atau bahan-bahan lain yang dapat dipakai dan disetujui serta harus benar-benar kuat, dan sesuai dengan bentuk garis-garis dimensi bangunan-bangunanyang ditunjukan dalam gambar.

  • SPESIFIKASI TEKNIS 12

    Pelaksana harus bertanggung jawab sepenuhnya bahwa waktunya telah dilampauiuntuk beton mencapai kekuatan yang cukup sebelum cetakan dibuka danpembongkaran cetakan ditujukan ke PBI-1971 (N1-2) dalam pasal yangbersangkutan.

    2.6 Pemadatan dan Perawatan

    2.6.1 Penggetaran Beton

    Kecuali untuk adukan beton yang ditempatkan didalam air dan cara lain yangdiijinkan oleh Direksi, beton harus dipadatkan segera setelah dicor dengan menggunakanmesin penggetar, yang harus memiliki ukuran dan tipe yang sesuai serta disetujui Direksi,dibantu sekop tangan, tongkat dan penumbuk unutk mencapai kepadatan maksimum yangdapat dilaksanakan, serta tidak keropos. Lamanya penggetaran tidak dibatasi sekupkeperluannya untuk menghasilkan kepadatan maksimum yang memuaskan, tanpamenyebabkan pemisahan. Penggetaran harus dilanjutkan setelah air atau cairan berlebih,jika ada, terlihat diatas permukaan.

    2.6.2 Perawatan dan Perlindungan Beton

    Kotraktor harus mengambil tindakan yang cukup untuk menjamin pengeringanbeton. Dalam hal ini harus termasuk melindungi beton dengan menutupi terpal, karung,goni atau cara-cara lain yang efektif yang harus dijaga tetap basah terus menerus selamajangka waktu minimum 3 (tiga) hari setelah pengecoran atau untuk waktu tertentu yangtelah ditentukan oleh Direksi. Setelah penutupan tersebut dibuka, beton selanjutnya harusdisirami air terus menerus selama jangka waktu minimum 7 (tujuh) hari berikutnya.Metode lain untuk menjaga hidrasi (persenyawaan air dengan mineral) dalam betonsebagai akibat adanya penguapan, dapat digunakan dengan persetujuan Direksi.

    2.7 Permukaan Langsung Jadi (Exposed Surface)

    Permukaan seluruh pekerjaan beton yang langsung jadi licin merata dan tidakterdapat lubang-lubang (keropos), benjolan-benjolan dan retakan-retakan. Semua sudutpertemuan bidang yang nampak harus dibuat miring atau dibulatkan. Tidak diijinkanmenggunakan plesteran untuk menutupi permukaan beton yang tidak sempurna dansetiap beton yang tidak sempurna harus dikupas dengan berbagai cara dan dicor kembalipada kedalaman tertentu atau diperbaiki sesuai petunjuk Direksi atas biaya Pelaksana.Perbaikan atas ketidak sempurnaan harus dikerjakan oleh tukang yang berpengalamandalam waktu 24 jam setelah pembukaan cetakan.

    2.8 Percobaan Campuran dan Percobaan Bagian-Bagian Beton

    Pelaksana dengan petunjuk Direksi harus melakukan percobaan campuran denganmenggunakan agregat yang diusulkan pada pekerjaan itu untuk menjamin bahwa betondapat dikerjakan dengan baik dan pemisahan dalam campuran selama pengangkutan danpenuangan/pengecoran tidak terjadi. Komposisi campuran percobaan harus sesuai denganketentuan ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.

  • SPESIFIKASI TEKNIS 13

    Pelaksana harus pula melaksanakan percobaan atas bagian-bagian beton denganketebalan yanga sama sebagaimana yang seharusnya dilaksanakan dalam pekerjaantersebut. Bagian-bagian tersebut harus dilaksnakan dengan campuran yang telah disetujuioleh Direksi serta digunakan dalam pekerjaan, setelah semua sesuai lalu diukur dandibayar dalam harga satuan beton yang tercantum didalam Rencana Anggaran Biaya (Billof Quantities).

    2.9 Pengujian Pengujian Beton

    Pengujian atas bahan-bahan beton harus dilaksanakan oleh Pelaksana denganmenggunakan laboratorium dan peralatannya yang disediakan oleh Pelaksana. Pengujianatas beton selama pengecoran beton berjalan harus dilakukan oleh Pelaksana. Biayauntuk semua pengujian dan semua biaya tidak terduga dibayar oleh Pelaksana.

    Untuk pekerjaan yang lebih besar dari 60 m3 harus disediakan 1 (satu) contoh(sample) setiap 5 m3 beton, untuk yang lebih kecil dari 60 m3 harus diambil 20 contoh(sample).

    Selama pembuatan dan pengecoran beton tidak kurang dari 2 (dua) contohpengecoran setiap hari dan tidak kurang dari satu contoh random setiap 5 m3. Kubuspengujian tekanan berukuran 15 x 15 x 15 cm harus dibuat dari stiap contoh, dirawat dandiuji pada hari ketujuh dan ke dua pulh delapan. Hasil-hasil pengujian harus dianalisasecara progresif dan evaluasi statistik. Evaluasi harus dibuatlebih dari 10 hasil-hasilpengujian dengan dasar sebagai berikut :

    1. Kemungkinan pengujian-pengujian kekuatan berada dibawah kekuatan yangditentukan.

    2. Kemungkinan pengujian-pengujian kekuatan berada pada 80% darikekuatan yang ditentukan diatas, tidak boleh lebih dari 5%.

    Suatu pengujian slump harus dibuat segera sebelum pengecoran- pengecoranbeton dilaksanakan dan pada setiap saat contoh-contoh pengujian, dan pada waktu-waktulainnya jika ditentukan oleh Direksi.

    2.10 Pengukuran dan Pembayaran Beton

    Pembayaran untuk beton harus dibuat dalam harga satuan permeter kubik, yangditwarka untuk masing-masing tipe beton dalam Rencana Anggaran Biaya (Bill ofQuantities). Harga-harga satuan tersebut harus sudah termasuk biaya semua pekerja,bahan-bahan, Instalasi kerja dan lain-lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan,termasuk pengadaan dan pengangkutan bahan-bahan pembuatan beton, kecuali untukpembayaran-pembayaran pengadaan dan pemasangan besi tulangan dan cetakan betoyang akan dibuat secara terpisah dalam harga satuan yang tersedia dalam RencanaAnggaran Biaya (Billof Quantities).

    2.11 Pengukuran dan Pembayaran Cetakan Beton

    Pengukuran untuk pembayaran atas pekerjaan cetakan harus di buat dalam satuanmeter persegi hanya pada daerah-daerah cetakan yang telah digunakan sesuai dengangambar-gambar, spesifikasi, dan sebagaimana yang telah di tentukan oleh Direksi.

  • SPESIFIKASI TEKNIS 14

    Pengukuran tersebut meliputi permukaan sambungan dan block-out yang tercantumdalamgambar atau ditentukan Direksi.

    2.12 Penutup

    Apabila dalam melaksanakan pekerjaan ini terdapat hal-hal yang belum diaturdalam syarat-syarat dan peraturan teknis, maka pelaksanaan harus terlebih dahulumendapat persetujuan direksi.

    Kerusakan-kerusakan yang terjadi sebelum pekerjaan diserahkan kepada Direksi ,pemborong harus mengadakan perbaikan kembali hingga sempurna.

    Hal pekerjaan yang diserahkan kepada Direksi harus sesuai dengan gambar.