refrat tarsal tunnel syndrome

Upload: akbar-eka-putra

Post on 23-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Refrat Tarsal Tunnel Syndrome

    1/14

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Tarsal tunnel syndrome merupakan sebuah keadaan yang disebabkan karena adanya

    kompresi pada nervus tibialis atau yang berhubungan dengan percabangannya yang melewati

    bagian bawah dari flexor retinaculum pada pergelangan kaki atau di bagian distalnya. Tarsal

    tunnel syndrome dapat disamakan dengan carpal tunnel syndrome yaitu yang terjadi pada

    pergelangan tangan. Pada tahun 196! "eck dan #am pertama kali mendiskripsikan syndrome ini

    dan terapinya. Tarsal tunnel syndrome disebabkan oleh beraneka segi kompresi yang

    menimbulkan neuropathy dengan bermanifestasi sebagai rasa nyeri dan paresthesi yang meluas

    dari bagian distal dalam pergelangan kaki dan terkadang sampai dengan bagian proximal. $alam

    menegakkan tanda%tanda dan gejala dari tarsal tunnel syndrome! maka hal ini didasarkan dariberbagai macam penyebab! yang dikelompok%kelompokkan berdasarkan ekstrinsik dan intrinsik

    atau faktor%faktor ketegangan. &ebab%sebab ekstrinsik dapat menyebabkan terjadinya tarsal

    tunnel syndrome. &ebagai contoh trauma eksternal yang dapat disebabkan karena crush injury,

    stretch injury! fraktur! dislokasi dari ankle dan hindfoot! dansevere ankle sprains. Penyebab

    lokal misalnya penyebab intrinsik seperti neuropathy. 'ontoh termasuk space-occupying masses!

    tumor%tumor lokal! bony prominences! dan pleksus dari vena pada tarsal canal. Nerve tension

    disebabkan dari valgus foot yang identik dengan gejala terkompresinya saraf circumferential.1

    BAB II

    1

  • 7/24/2019 Refrat Tarsal Tunnel Syndrome

    2/14

    TINJAUAN KEPUSTAKAAN

    1 DEFINISI

    Tarsal tunnel adalah ruang sempit yang terletak di bagian dalam pergelangan kaki sebelahtulang pergelangan kaki. Terowongan ditutupi dengan ligament tebal (flexor retinakulum yang

    melindungi dan memelihara struktur yang terkandung dalam terowongan%arteri!vena!tendon dan

    saraf. &alah satu struktur ini adalah saraf tibialis posterior! yang merupakan focus dari sindrom

    terowongan tarsal.6

    Tarsal tunnel siyndrome adalah kompresi pada saraf tibialis posterior yang menghasilkan

    gejala dimana saja ) sepanjang jalur saraf. Tarsal tunnel syndrome mirip dengan carpal tunnel

    syndrome! yang terjadi dipergelangan tangan. "edua gangguan timbul dari kompresi saraf dalam

    ruang tertutup.*

    2. ANATOMI

    Nervus Tibialis

    +ervus tibialis berasal dari bagian anterior dari plexus sacralis. ,ang keluar melalui

    region posterior dari paha dan kaki! dan cabang%cabangnya masuk kedalam bagian medial danlateral dari nevus plantaris. )nervasi dari nervus tibialis ke kulit adalah menuju bagian betis dan

    permukaan plantar dari kaki. )nervasi nervus tibialis ke otot terdapat paling banyak ke daerah

    posterior dari paha dan otot%otot kaki dan beberapa pada otot%otot intrinsik dari kaki.

    Tarsal Tunnel

    &truktur dari tarsal tunnel pada kaki terdapat di antara tulang%tulang kaki dan jaringan

    fibrosa. -lexor retinaculum (ligament laciniate merupakan atap dari tarsal tunnel dan terdiri darifascia yang dalam dan deep transversa dari angkle. /agian batas proximal dan inferior dari

    tunnel berbatasan dengan bagian inferior dan superior flexor retinaculum. /atas bawah dari

    tunnel berhubungan dengan bagian superior dari tulang calcaneus! bagian medial dari talus dan

    distal%medial dari tibia. &isanya dari fibroosseus kanal membentuk dari tibiocalcaneal tunnel.

    2

  • 7/24/2019 Refrat Tarsal Tunnel Syndrome

    3/14

    Tendon dari flexor hallucis longus muscle! flexor digitorum longus muscle, tibialis posterior

    muscle, posterior tibial nerve! danposterior tibial arterymelewati dari tarsal tunnel.!0

    /agian posterior dari saraf tibia berada diantara otot tibialis posterior dan otot flexor

    digitorum longus pada region proximal dari kaki dan melewati antara otot flexor digitorum

    longusdanflexor hallucis longuspada bagian distal dari region dari kaki. &araf tibia melewati

    bagian belakang dari medial malleolus dan melewati tarsal tunnel dan kemudian membagi

    menjadi bercabang%cabang ke dalam cutaneus articulardan cabang%cabang vascular. Persarafan

    utama dari saraf tibialis posterior mempersarafi calcaneal! medial plantar! dan cabang%cabang

    saraf dari lateral plantar. &araf medial plantar superior mempersarafi otot abductor hallucis

    longusdan bagian lateralnya terbagi menjadi 0 bagian yaitu saraf medial dari kaki! dan saraf

    medial plantar cutaneous dari hallux. &araf lateral plantar berjalan langsung melalui bagiantengah dari otot abductor hallucis! di mana kemudian membagi ke dalam percabangan%

    percabangan.!0

    )nervasi dari percabangan dari saraf tibialis posterior

    % Percabangan calcaneal % 2spek medial dan posterior dari tumit

    % Percabangan media plantar 3 percabangan cutaneous dari aspek plantar medial dari kaki!

    percabangan motorik dari otot abductor hallucis dan flexor digitorum brevis! dan

    percabangan talonavicular dan calcaneonavicular joints.

    % Percabangan lateral plantar 3 percabangan motorik dari otot abductor digiti quinti dan

    quadrates plantae! saraf cutaneos ke jari ke 4! percabangan%percabangan tersebut

    berhubungan ke saraf bagian jari )4! percabangan motorik ke lumbricalis kedua! ketiga!

    dan keempat dari percabangan interosei ke bagian atas dari transversa dari adductor

    hallucisdan otot pertama dari interosseous space.!0

    ETIOLO!I

    /eberapa faktor berhubungan dengan terjadinya tarsal tunnel neuropathy. Soft-tissue

    massesdapat menimbulkan compression neuropathydari bagian saraf tibialis posterior. 'ontoh

    termasuuk lipoma! tendon sheath ganglia! neoplasma pada tarsal canal! nerve sheathdan nerve

    tumor! dan vena varicose. Tulang yang menonjol dan exostoses dapat pula menimbulkan

    3

  • 7/24/2019 Refrat Tarsal Tunnel Syndrome

    4/14

    gangguan. &ebuah penelitian dari $aniel dan teman%temannya menunjukkan adanya deformitas

    dari valgus pada rearfoot yang menghasilkan neuropathy dengan menigkatnya tensile loadpada

    saraf tibial.!0

    " !EJALA KLINIS

    5ejala dari tarsal tunnel syndrome bervariasi dari masing%masing individu! tetapi dari

    klinis umumnya gangguan sensorik yang bervariasi dari mulai sharp painsampai hilangnya

    sensasi! gangguan motorik dengan resultant atrophy dari intrinsic musculature, dan gait

    abnormality ('ontoh Overpronation dan pincang karena nyeri dengan weight bearing.

    $eformitas dari hindfoot valgusberpotensi ke dalam gejala dari tarsal tunnel syndrome karena

    deformitas tersebut dapat meningkatkan tension menjadi peningkatan dari eversion dan

    dorsiflexion. Tidak ada penelitian lainnya yang dapat menunjukkan hubungan secara statistik dari

    tarsal tunnel syndrome dalam kondisi bekerja atau beraktivitas sehari%hari. Prevalensi dan

    insiden dari tarsal tunnel syndrome belum pernah dilaporkan.1

    # PATOFISIOLO!I

    &indrom tarsal tunnel adalah kompresi neuropathy dari nervus tibial pada tarsal canal.

    Tarsal canal terdiri dari flexor retinaculum! dimana berada posterior dan distal dari maleolus

    medial. 5ejala dari kompresi dan tension neuropathy adalah mirip akan tetapi! perbedaan dari

    kondisi ini tidaklah semudah dengan mengidentifikasi gejalanya saja. Pada akhir%akhir ini!

    kompresi dan tension neuropathy merupakan gejala yang terdapat bersama%sama. -enomena

    double-crush yang dipublikasikan oleh 7pton dan 8c'omas pada tahun 19*0. $engan

    hipotesanya adalah kerusakan lokal pada saraf pada satu sisi sepanjang saraf tersebut dapat

    cukup merusak dari seluruh fungsi dari sel saraf (axonal flow! dimana sel saraf menjadi lebih

    mudah terkena trauma kompresi pada bagian distal. aringan saraf mempunyai tanggung jawab

    dalam menyalurkan sinyal afferent dan efferent sepanjang saraf tersebut dan mereka juga

    mempunyai tanggung jawab dalam penyaluran nutrisi!dimana secara esensial untuk optimalnya

    fungsi. Pergerakan dari nutrisi intraselular melewati beberapa tipe dari sitoplasma pada sel saraf

    yang dinamakan axoplasma (sitoplasma dari 2kson. 2xoplasma bergerak bebas sepanjang dari

    keseluruhan panjangnya saraf. ika aliran dari axoplasma (axoplasmic flow terhalangi! maka

    4

  • 7/24/2019 Refrat Tarsal Tunnel Syndrome

    5/14

    jaringan saraf di bagian distal mengalami penurunan dari nutrisi dan mudah mengalami injury

    sebagai akibat dari penekanan tersebut.:

    7pton dan 8c'omas menemukan (*;

  • 7/24/2019 Refrat Tarsal Tunnel Syndrome

    6/14

    neurophaty, leprosy, atau hereditary motor sensory neurophaty !"SN# disertai dengan

    gangguan sensorik. 8enipisnya jaringan perineural ditemukan juga pada kasus%kasus leprosy

    dan amyloid neuropathy.1!:!;

    INDIKASI

    @iwayat penyakit terdahulu yang positif disertai dengan pemeriksaan suportif yang

    ditemukan (pemeriksaan fisik dan hasil dari elektrodiagnostik positif! menghasilkan diagnosis

    tarsal tunnel neuropathy. Pasien%pasien dengan kompresi pada jaringan saraf umumnya

    mempunyai hasil yang baik setelah diambil tindakan operasi dekompresi pada saraf tibial. &angat

    penting untuk diketahui bahwa walaupun hasil dari elektrodiagnostik memberikan hasil

    berkurangnya fungsi dari saraf! tidak menutup kemungkinan akan tindakan dari dekompresi akan

    menghilangkan gejala%gejala dari tarsal tunnel syndrome.1!:!;

    P%OSEDU% PEME%IKSAAN

    Pe&eri'saan lab(ra)(riu&

    % Pemeriksaan $lectromyography (=85 dan nerve conduction velocity(+'4 dapatlah

    berguna untuk mengevaluasi penyebab dari tarsal tunnel syndrome dan untuk

    memastikan adanya neuropathy. &ebagai tambahan! dapat membedakan dari tipe%tipe dari

    jaringan saraf (sensorik! motorik atau keduanya dan patofisiologi (aksonal vs

    demyelinating dan simetrik vs asimetrik dari pemeriksaan =85 danAatau +'4. Psikiater

    atau neurolog yang telah cukup berpengalaman dalam pemeriksaan ekstremitas dengan

    menggunakan pemeriksaan =85 dan +'4 akan lebih mendapatkan hasil yang baik pada

    pemeriksaan tersebut. Pemeriksaan =85 menunjukkan fungsi dari saraf tibialis posterior

    bagian distal sampai ke otot dari abductor hallucis atau abductor digiti quinti.

    Pemeriksaan ini juga dapat disertai dengan adanya penurunan amplitude dari fungsi

    motorik atau hilangnya respons dari otot%otot yang diperiksa. 2walnya pada pemeriksaan

    sensibilitas bagian medial danAatau lateral plantar di mana aksi potensial akan

    terpengaruhi dengan pemanjangan dari masa laten! lambatnya velocity! dan penurunan

    amplitude.

    6

  • 7/24/2019 Refrat Tarsal Tunnel Syndrome

    7/14

    2ksi potensial dari sensorik dapat tidak terdeteksi pada beberapa kasus yang lebih berat

    seperti tarsal tunnel syndrome! pemeriksaan dengan jarum (needle pada otot abductor

    hallucis danAatau abductor digiiti quinti dapat menunjukkan adanya denervation danperubahan%perubahan aktif danAatau kronis. 7ntuk memastikan hasil penemuan%

    penemuan tersebut bukanlah suatu lesi pada cabang dari &1! otot dari tibialis posterior ke

    bawah dari tarsal tunnel (posterior tibialis atau otot%otot lainnya dari bagian otot dari

    tibialis posterior (extensor digitorum brevis harus dilakukan pemeriksaan

    pembandingnya. Btot%otot dari lumbosacral paraspinal haruslah sensitif terhadap

    pemeriksaan =85 dan +'4.

    C Pemanjangan dari masa laten dari bagian distal motorik

    Terminal latensi dari otot abductor digiti Duinti (saraf lateral plantar yang lebih dari *ms adalah abnormal.

    C Terminal latensi dari otot abductor hallucis (saraf medial plantar lebih dari 6! ms

    adalah abnormal.

    C 2danya fibrilasi dari otot abductor hallucis juga dapat ditemukan.

    Pemeriksaan ulang dari =85 seharusnya dilakukan dalam waktu 6 bulan setelah tindakan

    operasi yang biasanya memberikan hasil yang baik setelah penderita menjalani tindakan

    dekompresi. Penurunan fungsi dapat ditemukan pada distal latensi! hasil dari pemeriksaan +'4

    dapatlah normal pada pasien%pasien dengansmall fiber neurophaties. &ebagai tambahan! respons

    dari lower%extremity sensory dapat tidak didapatkan pada pasien%pasien berusia tua. Terlebih lagi

    pemeriksaan elektrodiagnostik haruslah tidak boleh digantikan untuk suatu pemeriksaan secara

    klinis yang baik.

    % Pada pemeriksaan diabetes mellitus pada bagian distal! sensorik simetris dan motor

    polyneuropathy. )ni merupakan aksonal neuropathy yang mengalami degenerasi pada

    akson bagian distal. Pada penderita diabetes juga didapatkan neuropathy juga sama

    halnya dengan microangiopathy! dimana memberikan hasil pada bagian proximal!

    asymmetric mononeuropathy (primarily motor nerves. =valuasi permulaannya harus

    termasuk pemeriksaan urinalisis dan pemeriksaan dari tingkat serum glukosa!

    hemoglobin 21' (>b21'A>g21'! blood urea nitrogen (/7+! creatinine! complete

    7

  • 7/24/2019 Refrat Tarsal Tunnel Syndrome

    8/14

    blood cell count('/'! erythrocyte sedimentation rate (=&@! dan kadar dari vitamin

    /1.% 2rtritis dihubungkan dengan @eiter syndrome yang khususnya mempunyai efek ke lutut!

    angkle! dan kaki! menimbulkan rasa nyeri dan bengkak pada pergelangan! jari%jari dan

    persendian lainnya yang terkena. Pasien%pasien dengan @eiter syndrome umumnya

    mengalami proses inflamasi di mana tendon akan menyerang ke dalam tulang! kondisi ini

    yang dinamakan enthesopathy. $nthesopathymenghasilkan rasa nyeri dan pemendekan

    dan penapisan dari jari%jari kaki. /eberapa pasien yang menderita @eiter syndrome juga

    didapatkan heel spursyang dihubungkan dengan chronic or long-lasting foot pain. #aki%

    laki yang berusia antara ?%:? tahun merupakan yang tersering terkena @eiter syndrome.

    8erupakan arthritis yang sering terdapat pada laki%laki muda! pada laki%laki di bawah ;?

    tahun! sekitar 0!; dari 1??.??? menderita @eiter syndrome setiap tahunnya. Tepatnya 0#2 3 /* yang positif. >anya 6#2%/* yang

    mendasari kondisi dari sistemik arthritis! =&@! rheumatoid factor(@-! dan antinuclear

    antibody (2+2 yang didapatkan. "hususnya pasien%pasien dengan rheumatic disease!

    termasuk @eiter syndrome didapatkan peningkatan dari =&@. 8eskipun pada @eiter

    syndrome hasil dari @- dan pemeriksaan 2+2 adalah negatif! meskipun demikian >#2%

    /* dapatlah berguna dalam membedakan apakah suatu seronegative arthopahty dari

    arthritis yang lainnya.

    % %enerali&ed amyloidosisdapat menimbulkan peripheral neuropathy bersamaan dengan

    atrophy dari jaringan saraf. 'entral nervous systemtidak terpengaruhi kecuali pada area

    dengan kurangnya blood-brain barrier! seperti choroid plexusdan kelenjar pineal. Pada

    beberapa kasus! biopsi dapat membantu untuk mendiagnosis suatu leprosy! amyloid

    neuropati! sarcoidosis! dan leukodystrophies.

    Pe&eri'saan I&a*in*

    8

  • 7/24/2019 Refrat Tarsal Tunnel Syndrome

    9/14

    % "agnetic resonance imaging (8@) dan ultrasonographydapat cukup membantu yang

    berhubungan dengan kasus soft-tissue masses danspace-occupying lesionlainnya pada

    tarsal tunnel. &ebagai tambahan! 8@) berguna dalam menilai suatuflexor tenosynovitis

    dan unossified subtalar joint coalitions.

    % Plain radiography juga berguna untuk mengevaluasi pasien%pasien dengan dasar kelainan

    struktur dari kaki! fraktur! bony masses! osteophytes! dan subtalar joint coalition.1!:!;

    PEME%IKSAAN HISTOLO!I

    $ihubungkan dengan neuroma pada kebanyakan kasus di masyarakat! jaringan saraf

    merupakan yang paling intak dari perineural sheath. >asil ini merupakan hasil dari chronic

    nerve compression dan irritation, yang dapat menyebabkan pembengkakan pada saraf.

    Proliferasi dari jaringan fibrous menimbulkan kompresi pada saraf! walaupun dapat

    menimbulkan dekompresi dan jaringan fibrous tersebut harus dihilangkan. "ista ganglion dapat

    menyebabkan peripheral neuropathies seperti biasanya! tetapi ketika dikombinasikan hal itu

    bukanlah suatu etiologi yang sering. &umber dan penyebab dari kista ganglion tetap tidak dapat

    dijelaskan! satu teori mengatakan bahwafibrillar degenerationdari kolagen dengan akumulasi

    dari intraselular dan extraselular mucin. ika dilakukan tindakan operasi maka lesi ini harus

    dihilangkan secara in toto karena dapat menimbulkannerve decompression.1!:!;

    + TE%API

    Tera,i Me-i'

    Terapi medik dari tarsal tunnel syndrome dapat dengan memberikan suntikan lokal

    steroid ke dalam tarsal canal. Tindakan konservatif yang dapat diterima pada awal terapi dari

    tarsal tunnel neuropathy termasuk penggunaan lokal anestesi dan steroid! dimana dapat

    mengurangi nyeri. Terapi ini dapat menghilangkan gejala! tetapi harus diberikan secara

    bijaksana! karena dapat menyebabkan kerusakan pada saraf sebagai akibat dari jarum suntikan

    tersebut.(hysical therapyjuga berguna dalam mengurangilocal soft-tissue edema! karena dapat

    menimbulkan tekanan pada kompartemen tersebut.

    9

  • 7/24/2019 Refrat Tarsal Tunnel Syndrome

    10/14

    uga pada pasien dengan gejala kontraktur pada otot gastrocnemius dari triceps surae!

    stretching exercisesberguna untuk meningktakan fleksibilitas dari gastrocnemius. Pada beberapa

    kasus tertentu dimana pasien dengan tipe kaki pes planovalgus! diperlukan suatu desain kaki

    orthosis untuk mengurangi ketegangan dari nervus tibialis dengan mengurangi beban pada

    medial column. >al ini terbukti dengan memberikan medial longitudinal postingdengan orthosis

    pada kedua hindfoot dan forefoot. Penggunaan night splintspada kaki dengan plantar valgus

    foot. Penggunaan dalam jangka panjang akan meningkatkan efektivitas! dimana hal ini terbukti

    pada penelitian%penelitian saat ini! tetapi hal ini sering kali hanya digunakan pada clinical

    practice)

    Tera,i (,erasi

    "etika konservatif terapi dinyatakan gagal dalam mengurangi gejala%gejala pada pasien!

    maka intervensi operasi dapatlah diperhitungkan. &pace%occupaying masses harusnya

    dihilangkan. /eberapa didapatkan adanya neurilemoma pada saraf tibial! dimana hal ini juga

    harus dihilangkan. Pengetahuan yang cukup akan anatomi haruslah dibutuhkan sebelum

    dilakukan tindakan pembebasan tersebut yang nantinya akan mempunyaiefek terhadap saraf

    tersebut.

    =xternal neurolysis pada saraf dapatlah dibutuhkan jika tindakan operasi eksplorasi didapatkanadanya pelekatan atau adanya jaringan parut yang dapat menyebabkan mengenai jaringan saraf.

    Terlebih lagi apabila jaringan parut atau entrapment encapsulates mengenai dari jaringan saraf!

    maka tindakan external neurolysis dengan membebaskan dari epineurium dapatlah

    dipertimbangkan.

    Tin-a'an ,re(,erasi

    Pasien dalam keadaan terlentang atau posisi terlentang miring untuk memfasilitasi bagian

    medial lapangan operasi. Penggunaan pneumatic tourniDuet sangatlah dibutuhkan.

    Tin-a'an In)ra(,erasi

    10

  • 7/24/2019 Refrat Tarsal Tunnel Syndrome

    11/14

    )nsisi berbentuk kurva haruslah 1 cm posterior dari tibia distal dan menuju kearah plantar!

    sejajar dengan terowongan dan malleolus dan masuk kedalam sustentaculum tali. @etinaculum

    haruslah dapat di identifikasi dan secara hati%hati dilepaskan seluruhnya. &araf tibialis posterior

    harus dapat diketahui! dilihat! dan jangan diganggu sepanjang tindakan operasi sampai mencapai

    bifurcation dari porta pedis. $alam tindakan operasi tersebut harus dilakukan secara teliti untuk

    menghindari terpotongnnya dari small calcaneal branches ini sering sekali dikelilingi oleh

    jaringan lemak dan sangatlah sulit terlihat. 'abang dari medial plantar dari saraf tibialis posterior

    harus dapat diidentifikasi sepanjang batas dari sarung flexor hallucis longus. 'abang lateral

    harus pula diikuti sepanjang abductor hallucis. /eberapa ikatan jaringan ikat juga dikatakan

    dapat menimbulkan penarikan dari saraf dan harus secara hati%hati dibebaskan.

    &etelah proses pembebasan tersebut semua cabang%cabang dari saraf tibial haruslahterbebas dari semua permukaan yang menutupinya. TourniDuet haruslah digunakan untuk

    mengobservasi dan mengontrol perdarahan. #apisan penutup harus digunakan! termasuk

    permukaan subdermal tetapi bukan flexor retinaculum. Pada proses pelepasan dari tarsal tunnel!

    permukaan penutup dari lluka operasi haruslah dilakukan dengan hati%hati dari extensor

    retinaculum! karena merupakan penyebab terbanyak yang menimbulkan entrapment neuropathy.

    Tin-a'an P(s)(,era)i/

    &uatu kompresi ringan dan immobilisasi awal haruslah dilakukan pada area yang

    dioperasi dengan menggunakan splint selama 0 minggu tanpa pemberat. &etelah splint dibuka!

    pasien dapat menggerakkan sendinya dan kembali ke aktivitas semula.

    K(n)rain-i'asi

    Tindakan operasi dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat kesehatan yang belum

    stabil untuk dilakukan tindakan operasi. &ebelumnya pasien%pasien harus dilakukan pemeriksaan

    kesehatan sebelumnya apabila mereka akan dilakukan tindakan operasi. Pada beberapa kondisi

    dengan gejala yang mirip atau bersamaan dengan tarsal tunnel neuropathy. Tindakan operasi

    harus dilakukan secara akurat pada kondisi yang mirip seperti tarsal tunnel syndrome tetapi

    dikatakan tidak terbukti memberikan hasil yang baik setelah dilakuakn tindakan surgical

    decompression. $iferensial diagnose dari tarsal tunnel syndrome dapat termasuk adalah fasitis

    11

  • 7/24/2019 Refrat Tarsal Tunnel Syndrome

    12/14

    plantaris! stress fracture dari hindfoot! yang paling sering adalah calcaneus! herniated spinal disk!

    peripheral neurophaties seperti yang disebabkan karena diabetes atau alcohol! dan inflammatory

    arthritidies seperti @eiter syndrome atau rheumatoid arthritis.

    F(ll(0u,

    Pasien haruslah tidak menggunakan beban selama 0 minggu! yang berguna untuk

    penyembuhan yang baik. 8obilisasi awal harus dimulai untuk mengurangi formasi dari jaringan

    parut! di mana hal tersebut akan nantinya menimbulkan compression neuropathy. Penggunaan

    sepatu operasi berguna untuk mengurangi tekanan pada tempat operasi. -isioterapi juga cukup

    membantu pasien dalam meningkatkan kekuatan otot dan gerakan dan untuk mengurangi

    timbulnya kembali nyeri. &etelah jahitan dibuka! pasien diperbolehkan menggunakan sepatu

    yang ringan! tindakan penggunaan sepatu yang berat dapat menyebabkan tekanan atau iritasi

    pada bekas operasi. Pada pasien%pasien dengan planus foot type! penggunaan orthosis harus

    dipertimbangkan untuk menstabilkan medial column.

    K(&,li'asi

    "arena dari segi anatomi mempunyai efek pada area tersebut! maka beberapa komplikasi

    dari tindakan dekompresi setelah dilakukan tindakan operasi akan muncul kemudian.

    "ebanyakan dari semua komplikasi tersebut dapat diminimalkan dengan diseksi yang teliti dan

    hati%hati dengan memperhatikan anatominya. #aserasi dari saraf atau arteri posterior dapat secara

    signifikan mempunyai efek langsung yang mengganggu fungsi kaki. "egagalan dari pelepasan

    retinaculum sepanjang perjalanan saraf dapat menimbulkan hasil post operasi yang buruk. >al

    ini merupakan penyebab tersering dari gagalnya tindakan operasi. 2khirnya nantinya

    dihubungkan dengan fasitis plantaris yang dapat menimbulkan nyeri persisten dari region medial

    heel setelah dilakukan tindakan dekompresi. Pada sebuah kasus penelitian oleh "im dan $ellon

    memperlihatkan bahwa neuroma dari bagian distal saraf saphenous dapat difikirkan sebagai

    penyebab dari nyeri yang terjadi terus%menerus setelah tindakan operasi.

    Hasil -an Pr(*n(sis

    12

  • 7/24/2019 Refrat Tarsal Tunnel Syndrome

    13/14

    Pada akhirnya tindakan dekompresi dapat memberikan hasil yang memuaskan. Tandanya

    adalah dengan menurunnya rasa nyeri dan parestesi yang tampak! diikuti dengan berkurangnya

    gejala. @esolusi komplet dari gejala%gejala tersebut sangatlah jarang terjadi hal ini disebabkan

    karena banyaknya etiologi yang mendasaripenyakit ini dan juga karena area dari saraf yang rusak

    tidak dapat kembali normal. 8eningkatnya rasa nyeri setelah tindakan dekompresi sangatlah

    jarang terjadi. Penelitian dari 8ann memperlihatkan sekitar *;< pasien%pasien yang telah

    dilakukan tindakan operasi dekompresi didapatkan nyeri yang cukup dirasakan! dan ;