reformulasi desentralisasi fiskal dalam instrumen dau, dak, dan dbh

32

Upload: dadang-solihin

Post on 21-Dec-2014

3.400 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Capacity Building DPRK Kota Banda Aceh di Merlynn Park Hotel Jakarta 19 Januari 2011

TRANSCRIPT

Page 1: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH
Page 2: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Nama : Dadang SolihinNama : Dadang SolihinTempat/Tgl Lahir : Bandung 6 November 1961Pekerjaan : Direktur Evaluasi Kinerja

P b D hPembangunan Daerah Bappenas

Alamat Kantor : Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310

Telp/Fak Kantor : (021) 392 6248HP : 0812 932 2202HP : 0812 932 2202Email : [email protected] :

http://dadang-solihin.blogspot.com

2dadang-solihin.blogspot.com

Page 3: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

MateriMateriMateriMateriA P i h d N• Anggaran Pemerintah dan Negara

• Desentralisasi Fiskal• Pilar Pilar Desentralisasi Fiskal• Pilar-Pilar Desentralisasi Fiskal• Pertimbangan Cost dan Benefit• Syarat Desentralisasi Fiskaly• Persoalan Fiscal Sustainability• Masalah yang Mengancam Kesinambungan

Fiskal• Dana Alokasi Umum• Dana Alokasi Khusus• Dana Alokasi Khusus• Dana Bagi Hasil

3dadang-solihin.blogspot.com

Page 4: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Anggaran PemerintahAnggaran PemerintahAnggaran PemerintahAnggaran PemerintahT d i i i d• Terdapat tiga cara pengorganisasian dan penganggaran sektor pemerintah pada negara-negara desentralisasi yaitu:1. Dekonsentrasi (deconcentration), 2. Delegasi (delegation), dan 3. Devolusi (devolution).

dadang-solihin.blogspot.com 4

Page 5: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Anggaran NegaraAnggaran NegaraAnggaran NegaraAnggaran NegaraD k i d l h i d h k• Dekonsentrasi adalah proses pemindahan kewenanganpengambilan keputusan (shifting decision-making power) dalam struktur pemerintahan pusat, dari pemerintah pusat ibukota negara ke pemerintahan pusat yang ada di daerah (propinsi).

• Delegasi adalah proses pemindahan tanggung jawab pengeluarandari pemerintah pusat ke badan pemerintah yang semi-otonomdari pemerintah pusat ke badan pemerintah yang semi-otonom, organisasi pihak ketiga yang tidak sepenuhnya dikontrol oleh pemerintah pusat, namun akuntabel untuk melaksanakannya.

• Devolusi adalah proses pemindahan fungsi-fungsi kewenangan pemerintahan dan pengeluaran (shifting responsibility for government functions and expenditures) dari pemerintah pusat ke g p ) p ppemerintah daerah

dadang-solihin.blogspot.com 5

Page 6: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Desentralisasi FiskalDesentralisasi FiskalDesentralisasi FiskalDesentralisasi FiskalD li i fi k l d l h k k• Desentralisasi fiskal adalah konsep penentuan kewenangan pengambilan keputusan fiskal, pengaturan tanggung jawab pada pemerintahan yang lebih rendah pada sistem pemerintahan desentralisasi. – Dengan demikian, maka pemerintah daerah memiliki

kewenangan tertentu dalam otonomi fiskalkewenangan tertentu dalam otonomi fiskal• Desentralisasi fiskal adalah kewenangan daerah untuk mengurus

penganggaranya sendiri dari sumber-sumber kapasitas fiskal masing-masing. – Setiap daerah memiliki kapasitas fiskal yang berbeda-beda;

Daerah-daerah yang mempunyai fiscal gap memerlukanDaerah daerah yang mempunyai fiscal gap memerlukan bantuan dari pemerintah pusat, yang selanjutnya bantuan ini disebut sebagai dana perimbangan keuangan.

dadang-solihin.blogspot.com 6

Page 7: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

PilarPilar Pilar Desentralisasi FiskalPilar Desentralisasi FiskalPilarPilar--Pilar Desentralisasi FiskalPilar Desentralisasi Fiskal1 T J b P l1. Tanggung Jawab Pengeluaran

(Expenditure Responsibility)2. Pendapatan Penugasan (Revenue2. Pendapatan Penugasan (Revenue

Assignment)3. Transfer antar pemerintahan

(I t t l Fi l T f )(Intergovernmental Fiscal Transfer)4. Pinjamanan Daerah

(Subnational/Regional Borrowing)( g g)

dadang-solihin.blogspot.com 7

Page 8: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Expenditure ResponsibilityExpenditure ResponsibilityExpenditure ResponsibilityExpenditure ResponsibilityF i d j b di b l h i i k• Fungsi dan tanggung jawab apa yang diemban oleh setiap tingkatan pemerintahan ?

• Kunci utama dalam menjawab pertanyaan tersebut adalan prinsip j p y p psubsidi (subsidiarity principle).

• Dalam “subsidiarity principle” menyebutkan bahwa terdapat 3 jenis fungsi pemerintah pusat dapat dilakukan atau 3 aktifitas utama yangfungsi pemerintah pusat dapat dilakukan atau 3 aktifitas utama yang dibiayai oleh pemerintah pusat yaitu:1. Penentuan barang dan jasa publik yang bermanfaat langsung

secara nasional.2. Redistribusi pendapatan atau kebijakan yang berkaitan

dengan kebijakan sosialdengan kebijakan sosial3. Kegiatan-kegiatan pemerintah yang mempunyai spillover

antar daerah

dadang-solihin.blogspot.com 8

Page 9: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Revenue AssignmentRevenue AssignmentRevenue AssignmentRevenue AssignmentS b b d• Sumber-sumber pendapatan yang mana untuk membiayai pengeluran

• Penganggaran semestinya sesuaiPenganggaran semestinya sesuai dengan program/proyek pembangunan yang telah ditetapkan (finance should followditetapkan (finance should follow function)

dadang-solihin.blogspot.com 9

Page 10: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Intergovernmental Fiscal TransferIntergovernmental Fiscal TransferIntergovernmental Fiscal TransferIntergovernmental Fiscal TransferDi i b b i li d h b i b• Disamping sumber-sumber penerimaan asli daerah sebagai sumber penganggaran pembangunan di daerah, pemerintah pusat melalui intergovernmental transfer atau grants sebagai sumber penganggaran.

• Transfers dapat digunakan untuk berbagai tujuan; vertical fiscal balance, horizontal fiscal balance, tujuan spesific nasional– Vertical fiscal balance ditujukan untuk menjamin keseimbangan antara j j g

kebutuhan fiskal dengan sumber-sumber fiskal pada berbagai tingkat pemerintah

– Horizontal fiscal balance ditujukan untuk menjamin keseimbangan j j gsumber-sumber alokasi antara unit-unit pemerintah pada tingkat pemerintah yang sama.

– Tujuan spesifik nasional ditujukan untuk menjamin keseimbangan fiskalTujuan spesifik nasional ditujukan untuk menjamin keseimbangan fiskal akibat adanya spillover atau externalitas yang ditimbulkan oleh program pembangunan yang dilaksanakan.

dadang-solihin.blogspot.com 10

Page 11: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Subnational/Regional BorrowingSubnational/Regional BorrowingSubnational/Regional BorrowingSubnational/Regional BorrowingK i b fi k l i h d h d did fi i ik b i• Keseimbangan fiskal pemerintah daerah dapat didefinisikan sebagai selisih antara expenditure responsibility dengan pendapatan asli daerah dan transfer.

• Jika anggaran pengeluaran tidak cukup dari sumber pendapatan asli daerah dan sumber transfer, maka akan mengkibatkan defisit anggaran daerah dan untuk menutupi defisit ini sumber pinjamananggaran daerah, dan untuk menutupi defisit ini, sumber pinjaman merupakan suatu alternatif.

dadang-solihin.blogspot.com 11

Page 12: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Pertimbangan Cost dan BenefitPertimbangan Cost dan Benefit1/1/22

Pertimbangan Cost dan BenefitPertimbangan Cost dan BenefitP t i k t d i d t li i fi k l t l i ( i• Potensi keuntungan dari desentralisasi fiskal antara lain: (moving government closer to the people)1. Pelayanan publik yang lebih baik, karena sesuai dengan kebutuhan

lokal.2. Akuntabilitas pemerintah daerah yang lebih baik, pelayanan publik yang

baik.3. Kesedian membayar atas jasa pelayanan (willingness to pay for

service), karena pelayanan publik yang diberikan sesuai dengan preferensi lokal.

4. Mendukung pembangunan dari bawah.5. Meningkatkan mobilisasi penerimaan daerah, karena pemerintah

daerah berada dalam posisi yang baik dalam meningkatkan sumber i t t t di d hpenerimaan tertentu di daerah.

6. Inovasi dalam kegiatan ekonomi, karena dengan desentralisasi memungkinkan daerah dapat melakukan eksperimen fiskal.

dadang-solihin.blogspot.com 12

Page 13: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Pertimbangan Cost dan BenefitPertimbangan Cost dan Benefit22//22

Pertimbangan Cost dan BenefitPertimbangan Cost dan BenefitDi i i l i d li i fi k l l hi k i k iDisisi lain desentralisasi fiskal melahirkan potensi kerugian:1. Kontrol pemerintah pusat melahirkan kontrol yang lebih ketat

terhadap kebijakan fiskal, stabilitas ekonomi, kondisi-kondisiterhadap kebijakan fiskal, stabilitas ekonomi, kondisi kondisi ekonomi makro.

2. Pemerintah pusat harus mempunyai kemampuan untuk l k k di t ib i d tmelakukan distribusi pendapatan.

3. Secara politik, desentralisasi fiskal dapat mendorong merenggangkan persatuan nasional (discourage national unity), gg g p ( g y),memerlukan otonomi daerah yang luas (possibly regional independence).

dadang-solihin.blogspot.com 13

Page 14: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Syarat Desentralisasi FiskalSyarat Desentralisasi Fiskal1/1/22

Syarat Desentralisasi FiskalSyarat Desentralisasi Fiskal1 D li i fi k l h di d b i b h i1. Desentralisasi fiskal harus dipandang sebagai sebuah sistem yang

komprehensif2. Finance follows function3. Harus ada kemampuan yang kuat oleh pemerintah pusat untuk

memonitor dan mengevaluasi desentralisasi4 S t i t t l t tid k k i d4. Satu intergovernmental system tidak akan sesuai dengan

kebutuhan kota dan desa”, membutuhkan berbagai variasi intergovernmental system

5. Desentralisasi fiskal memerlukan local government taxing powers yang signifikan

6 Pemerintah pusat harus dapat menjalankan dan menjaga aturan6. Pemerintah pusat harus dapat menjalankan dan menjaga aturan yang dibuatnya

dadang-solihin.blogspot.com 14

Page 15: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Syarat Desentralisasi FiskalSyarat Desentralisasi Fiskal22//22

Syarat Desentralisasi FiskalSyarat Desentralisasi Fiskal7 KIS (K i i l )7. KIS (Keep it simple)8. Desain intergovernmental transfer system harus sesuai dengan

tujuan reformasi desentralisasij9. Desentralisasi fiskal harus mempertimbangkan tiga tingkatan

pemerintah (pusat, propinsi, dan kabupaten/kota)10 J l k i t “ h d b d t t i t”10. Jalankan sistem penganggaran “a hard budget constraint”11. Kenali bahwa intergovernmental system selalu dalam posisi

transisi, dan untuk itu buatlah rencana,12. must be a champion for fiscal decentralization

dadang-solihin.blogspot.com 15

Page 16: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Persoalan Fiscal SustainabilityPersoalan Fiscal SustainabilityPersoalan Fiscal SustainabilityPersoalan Fiscal SustainabilityP l d d l l d k bij k fi k l• Persoalan mendasar dalam pengeluaran dan kebijakan fiskal adalah pemerintah dibatasi oleh anggaran yang tersedia (budget constraint)

• Bilamana selisih antara anggaran yang tersedia dengan kebutuhan pengeluaran adalah negatif, maka pemerintah menghadapi defisit anggaran (budget deficit) dan sebaliknya positif maka pemerintahanggaran (budget deficit), dan sebaliknya positif, maka pemerintah memiliki kelebihan anggaran (budget surplus)

dadang-solihin.blogspot.com 16

Page 17: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Masalah yang Mengancam Masalah yang Mengancam 1/1/22Kesinambungan FiskalKesinambungan Fiskal

1 P h j b l bil i i id k j l k1. Penyerahan tanggung jawab pengeluaran, bila ini tidak jelas maka ada kemungkinan timbulnya pengeluaran tambahan untuk menjamin kewajiban pemerintah seperti ketersediaan bahan pangan utama, pendidikan, dan kesehatan.

2. Dalam waktu yang bersamaan daerah memiliki keterbatasan untuk meningkatkan penerimaan terutama yang bersumber dari pajakmeningkatkan penerimaan terutama yang bersumber dari pajak.

3. Krisis, bersama dengan bencana elnino, menyebabkan meningkatnya kemiskinan, akibatnya:– Munculnya kebutuhan penyediaan jaring pengaman sosial.– Biaya pengurangan kemiskinan 5 kali lipat dibandingkan

sebelum krisissebelum krisis– Subsidi meningkat

dadang-solihin.blogspot.com 17

Page 18: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Masalah yang Mengancam Masalah yang Mengancam 22//22Kesinambungan FiskalKesinambungan Fiskal

4 K b h d k i k i d4. Kebutuhan good governance untuk mengurangi korupsi dan perbaikan pelayanan publik yang memerlukan reformasi pada sektor publik, implikasinya perlu ada perbaikan kesejahteraan pegawai negeri.

5. Jika pemulihan ekonomi berjalan lambat, sedangkan faktor ketidakpastian besar akan menyebabkan tingkat pertumbuhan riilketidakpastian besar, akan menyebabkan tingkat pertumbuhan riil lebih rendah dari tingkat suku bunga rill, akibatnya rasio pinjaman terhadap PDB meningkat

dadang-solihin.blogspot.com 18

Page 19: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Sumber Penerimaan Daerah dalam Sumber Penerimaan Daerah dalam Rangka DesentralisasiRangka Desentralisasi

P d A li D h (PAD) Pendapatan Asli Daerah (PAD); Dana Perimbangan yang terdiri atas

DAU DAU, DAK, dan Dana Bagi Hasil. g

Pinjaman Daerah dan Lain-lain Penerimaan yang Sah

UU No. 33/2004 Pasal 5

dadang-solihin.blogspot.com 19

Page 20: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Pelaksanaan Perimbangan KeuanganPelaksanaan Perimbangan KeuanganPelaksanaan Perimbangan KeuanganPelaksanaan Perimbangan Keuangan

1 U k i l h i l i b l dil k k l l i1. Untuk mengatasi masalah vertical imbalance dilakukan melalui bagi hasil dari penerimaan perpajakan dan penerimaan sumber daya alam;

2. Untuk mengatasi masalah horizontal imbalance dilakukan melalui Dana Alokasi Umum (DAU);

3 U t k k b t h kh D h d k ti N i l3. Untuk kebutuhan khusus Daerah dan kepentingan Nasional dilakukan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).

dadang-solihin.blogspot.com 20

Page 21: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Dana Alokasi UmumDana Alokasi Umum1/1/22

Dana Alokasi UmumDana Alokasi UmumD Al k i U (DAU) d l h d b b d i Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi

Sebagai instrumen untuk mengatasi horizontal imbalance, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangandialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Daerah dimana pengunaannya ditetapkan sepenuhnya oleh Daerah (block grant)

DAU untuk suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar

dadang-solihin.blogspot.com 21

Page 22: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Dana Alokasi UmumDana Alokasi Umum22//22

Dana Alokasi UmumDana Alokasi UmumC l h fi k l d l h k b h fi k l dik i d k i Celah fiskal adalah kebutuhan fiskal dikurangi dengan kapasitas fiskal daerah

Alokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri SipilAlokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah.

Kebutuhan fiskal daerah merupakan kebutuhan pendanaan daerah t k l k k f i l duntuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum

Kebutuhan pendanaan diukur dengan jumlah penduduk, luas wilayah, Indeks Kemahalan Konstruksi, produk Domestik Regional y , , p gBruto per kapita, dan Indeks Pembangunan Manusia

Kapasitas fiskal daerah merupakan sumber pendanaan daerah yang berasal dari PAD dan Dana Bagi Hasilyang berasal dari PAD dan Dana Bagi Hasil

Pembagian besaran DAU antara Provinsi dan Kabupaten/Kota ditetapkan berdasarkan imbangan kewenangan antara Provinsi dan Kabupaten/KotaKabupaten/Kota

dadang-solihin.blogspot.com 22

Page 23: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Dana Alokasi KhususDana Alokasi KhususDana Alokasi KhususDana Alokasi KhususD Al k i Kh (DAK) d l h d b b d i Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang menjadi urusan daerah dan merupakan prioritas nasional, sesuai dengan fungsi yang merupakan perwujudan tugas kepemerintahan dibidang tertentu, khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan g , y p y psarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat.

Program yang menjadi prioritas nasional dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun anggaran yang bersangkutanKerja Pemerintah (RKP) tahun anggaran yang bersangkutan.

RKP merupakan hasil musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional yang diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara Menteri, y g p y ggGubernur, dan Bupati/Walikota.

dadang-solihin.blogspot.com 23

Page 24: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Kondisi yang Diharapkan (DAU)

DAU h i k i h i l i• DAU harus mampu mengatasi ketimpangan horizontal yang sampai saat ini masih cukup tinggi, sebagai akibat adanya kebijakan-kebijakan yang justru mendistorsi formulasi DAU untuk mencapai tujuan tersebut, seperti holdharmless policy dan penggunaan belanja pegawai sebagai variabel.

• Penilaian kebutuhan fiskal dalam formulasi DAU tidak lagiPenilaian kebutuhan fiskal dalam formulasi DAU tidak lagi menggunakan proxy, namun telah menggunakan alat ukur yang lebih mencerminkan kebutuhan riil tiap-tiap daerah. P hit DAU dil k k l h l b i d d• Penghitungan DAU dilakukan oleh lembaga yang independen yang terlepas dari berbagai macam kepentingan politik. Pembagian DAU bukan dari kepentingan politik tetapi kepentingan daerah dalam pengertian yang sebenarnya yaitu kepentingan pemenuhan kebutuhan pelayanan minimum.

dadang-solihin.blogspot.com 24

Page 25: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Arah Kebijakan DAKArah Kebijakan DAKArah Kebijakan DAKArah Kebijakan DAK1 Di i it k t k b t d h d h d k1. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan

keuangan dibawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar yang sudah mer pakan r san daerahmerupakan urusan daerah;

2. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pesisir dan kepulauan, perbatasan darat dengan negara lain, daerah

i l/ il k k i d h k htertinggal/terpencil, serta termasuk kategori daerah ketahanan pangan;3. Mendorong penyediaan lapangan kerja, mengurangi jumlah penduduk

miskin, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan sel-selpertumbuhan di daerah;

4. Menghindari tumpang tindih kegiatan yang didanai dari DAK dengankegiatan yang didanai dari anggaran kementerian/lembaga;g y g gg g ;

5. Mengalihkan kegiatan-kegiatan yang didanai dari dekonsentrasi dan tugaspembantuan yang telah menjadi urusan daerah secara bertahap ke DAK

dadang-solihin.blogspot.com 25

Page 26: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Kriteria Pengalokasian DAKKriteria Pengalokasian DAK1/1/22

Kriteria Pengalokasian DAKKriteria Pengalokasian DAK1 K i i U1. Kriteria Umum

Ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.daerah. Kriteria umum dihitung untuk melihat kemampuan APBD untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan dalam rangka pembangunan d h di i k d i i APBD dik idaerah yang dicerminkan dari penerimaan umum APBD dikurangi belanja pegawai.

dadang-solihin.blogspot.com 26

Page 27: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Kriteria Pengalokasian DAKKriteria Pengalokasian DAK22//22

Kriteria Pengalokasian DAKKriteria Pengalokasian DAK2 K i i Kh2. Kriteria Khusus

Ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan karakteristik daerah.undangan dan karakteristik daerah. Kabupaten/Kota di Provinsi Papua dan Daerah Tertinggal/

Terpencil Karakteristik Wilayah: daerah pesisir dan kepulauan, daerah

perbatasan dengan negara lain, daerah yang masuk kategori ketahanan pangan, dan daerah pariwisata. p g , p

3. Kriteria TeknisDirumuskan oleh kementerian negara/departemen teknis terkait d k i dik i dik ddengan menggunakan indikator-indikator yang dapat menggambarkan kondisi sarana/prasarana pada masing-masing bidang/kegiatan yang akan didanai oleh DAK.

dadang-solihin.blogspot.com 27

Page 28: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Pengembangan DAKPengembangan DAKPengembangan DAKPengembangan DAKD l j k j d d k i d d• Dalam jangka panjang dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan yang merupakan bagian dari anggaran kementerian negara/lembaga yang digunakan untuk melaksanakan urusan yang menurut peraturan perundangundangan menjadi urusan daerah akan dialihkan menjadi DAK

UU 33/2004 Pasal 107UU 33/2004 Pasal 107

• Dana yang digunakan untuk melaksanakan urusan yang menurut y g g y gperaturan perundang-undangan menjadi urusan daerah, secara bertahap dialihkan menjadi DAK.

UU 33/2004 Pasal 108UU 33/2004 Pasal 108

dadang-solihin.blogspot.com 28

Page 29: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Pengembangan DAKPengembangan DAKPengembangan DAKPengembangan DAKS b i d i k i /l b di k• Sebagian dari anggaran kementerian/lembaga yang digunakan untuk mendanai urusan pemerintahan yang merupakan kewenangan daerah, dialihkan menjadi Dana Alokasi Khusus (DAK).

• Kegiatan tugas pembantuan yang dialokasikan untuk urusan yang sudah menjadi kewenangan daerah dapat diusulkan untuk dialihkansudah menjadi kewenangan daerah dapat diusulkan untuk dialihkan menjadi DAK.

PP 7/2008 pasal 76 ayat 1

dadang-solihin.blogspot.com 29

Page 30: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Kondisi Yang Diharapkan (DAK)Kondisi Yang Diharapkan (DAK)

• bahwa DAK menjadi instrumen utama dalam rangka mendorong pembangunan daerah untuk memenuhiberbagai prioritas pembangunan nasionalberbagai prioritas pembangunan nasional.

• Besarnya alokasi DAK seyogyanya meningkat secara signifikansignifikan.

• Bila porsi DAK dalam dana perimbangan saat ini hanya sekitar 8,05%, maka di masa mendatang, untuk dapat se a 8,05%, a a d asa e da a g, u u dapamenjadi alokasi DAK yang efektif bagi pemenuhan prioritas nasional, diharapkan dapat meningkat porsinya menjadi setidak-tidaknya 30% terhadap total dana perimbangan.

dadang-solihin.blogspot.com 30

Page 31: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

Dana Bagi Hasil (DBH)Dana Bagi Hasil (DBH)Dana Bagi Hasil (DBH)Dana Bagi Hasil (DBH)D b i h il k d i b i b i• Dana bagi hasil merupakan dana perimbangan yang strategis bagi daerah-daerah yang memiliki sumber-sumber penerimaan pusat di daerahnya, meliputi:

• Penerimaan pajak pusat yaitu pajak penghasilan perseorangan (PPh perseorangan),

• Pajak bumi dan bangunan (PBB)• Pajak bumi dan bangunan (PBB), • Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan • Penerimaan dari sumber daya alam (Minyak Bumi, Gas Alam,y ( y , ,

Pertambangan Umum, Kehutanan dan Perikanan).

B d k UU N 33/2004 b i d h d i j kBerdasarkan UU No.33/2004, bagian daerah dari pajak maupun sumber daya alam tersebut telah ditetapkan besarnya berdasarkan suatu persentase tertentu.

dadang-solihin.blogspot.com 31

Page 32: Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

32dadang-solihin.blogspot.com