refleksi kasus mata

6
FORM REFLEKSI KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA _________________________________________________________________ _____________ Nama Dokter Muda : Aditya Rahman NIM: 10711135 Stase : Ilmu penyakit mata Identitas Pasien Nama / Inisial : Ny. K No RM :267641 Umur : 50 th Jenis kelamin :Perempuan Diagnosis/ kasus : Katarak Matur Pengambilan kasus pada minggu ke: 5 Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib) a. Ke-Islaman* b. Etika/ moral c. Medikolegal d. Sosial Ekonomi e. Aspek lain Form uraian 1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ). Page 1

Upload: aditya-bichu

Post on 24-Sep-2015

192 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

Refleksimata

TRANSCRIPT

FORM REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA______________________________________________________________________________Nama Dokter Muda: Aditya Rahman

NIM: 10711135

Stase

: Ilmu penyakit mataIdentitas Pasien

Nama / Inisial

: Ny. K

No RM:267641 Umur

: 50 th

Jenis kelamin:Perempuan

Diagnosis/ kasus: Katarak Matur Pengambilan kasus pada minggu ke: 5Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib)a. Ke-Islaman*

b. Etika/ moral

c. Medikolegal

d. Sosial Ekonomi

e. Aspek lain

Form uraian1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ).

Seorang perempuan datang ke Rumah sakit dengan keluhan pandangan kabur . pandangan kabur dirasakan terus menerus pada kedua mata pasien.sudah sekitar 10 hari sebelum masuk SMRS pasien mengeluhkan semakin kabur. tidak diikuti rasa sakit dikepala dan sekitar bola mata.pasien juga mengeluhkan akhir-akhir ini seringa melihat bayangan kabut . serta pasien mengeluhkan ketika ada cahaya merasa silau,tidak diikuti adanya mata berair dan merah.aktivitas terganggu karna pandangan kabur belum pernah pengobatan atau dibawa ke rs sebelumnya.Riwayat penyakit dahulu pasien tidak pernah mengeluhkan penyakit serupa.riwayat sakit gula juga tidak ada riwayat tensi tinggi juga tidak ada riwayat penyakit kuning juga tidak ada.serta riwayat alergi tidak ada.dari keluarga pasien juga tidak ada keluarga yang penyakit gula dan penyakit tekanan darah tinggi maupun penyakit katarak.kebiasaan pasein dari muda pasien jarang olahraga suka makan-makanan yang manis serta gorengan.pasien tidak merokok maupun mengkonsumsi alcohol.pasien tinggal dilingkungan yang layak ditinggal..

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus

Pasien merupakan pasien dari kalangan keluarga yang kurang mampu. Pasien datang ke dokter Spesialis Penyakit Mata juga menggunakan jamkesmas sehingga pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk berobat di RSUD Kebumen. Saat dilakukan anamnesis dan pemeriksaan, dokter curiga diagnosis pasien mengarah ke Katarak Matur. Hal ini dikarenakan tampak pada pemeriksaan segmen anterior mata lensa tampak keruh di kedua mata pasien.pada pemeriksaan oftalmoskop reflek fundus negative dikarenakan lensa keruh.dari gejala pasien semakin keliatan yaitu mata tampak seperti berkabut ketika melihat dan terasa silau.Selain itu menurut data epidemiologi, kejadian penyakit Katarak dikebumen cukup banyak.

Pada kasus ini, masalah yang menarik bagi penulis adalah adanya usaha yang diupayakan oleh keluarga pasien terutama anaknya untuk membantu seorang ibu yang sakit untuk bisa mencapai pelayanan kesehatan yang lebih memadai demi kepentingan pasien sendiri. Keluarga juga berusaha agar pasien bias dapat meringankan keluhan penyakit mata tersebut.

3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai * *pilihan minimal satu

Penulis mencoba merefleksikan kasus yang terjadi pada pasien diatas dari aspek sosial ekonomi. Pada pasien diatas, kesadaran dan kepedulian keluarga pasien terhadap pasien terbilang baik. Hal ini bisa dilihat dari tampaknya usaha keluarga pasien untuk control rutin penyakit Katarak tersebut.tetapi karna alasan transpotasi dikarenankan jauh serta kesibukan anaknya juga yang masih sekolah jadi kadang menyempatkan waktu buat sang ibu control penyakitnya agak susah.Rendahnya upaya keluarga pasien dalam mencapai sarana kesehatan yang lebih lengkap bisa jadi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan sosial ekonomi. Dengan pengetahuan yang terbatas, keluarga pasien tidak menyadari bahwa tertundanya pemeriksaan akan menyebabkan tertundanya terapi yang bisa saja berakibat fatal pada kondisi kesehatan pasien bahkan keselamatan pasien. Jika keluarga pasien memiliki pemahaman yang baik mengenai akibat yang mungkin terjadi bisa jadi keluarga pasien akan lebih mengupayakan lebih keras agar pasien mendapatkan transportasi ke rumah sakit kebumen dan pemeriksaan tersebut bisa dilakukan. Demikian juga dengan pasien sendiri.

Dari kasus ini juga bisa direfleksikan bahwa pencapaian derajat kesehatan yang lebih baik tidak hanya membutuhkan biaya tetapi juga kemauan, dukungan, dan motivasi. Selama ini ketiadaan biaya selalu dijadikan alasan penyebab rendahnya kualitas kesehatan di Indonesia tetapi ternyata hal tersebut tidak selamanya benar. Terbukti pada pasien diatas, dari segi biaya keluarga pasien tidak perlu mengeluarkan biaya sendiri untuk pemeriksaan tetapi keluarga pasien tetap susah untuk pergi ke rumah sakit dengan alasan keterbatasan transportasi. Padahal disisi lain, keluarga pasien belum tampak mengusahakan untuk mendapatkan transportasi.Selain dari aspek sosial ekonomi, penulis juga mengambil refleksi dari aspek medikolegal. Dalam kasus ini dokter sudah menjalankan kewajibannya untuk memberikan informasi yang jelas mengenai kondisi dan penyakit yang diderita pasien serta pemeriksaan yang dibutuhkan untuk menunjang diagnosis. Sehingga jika terjadi sesuatu dengan pasien yang merupakan akibat dari tidak dilakukannya pemeriksaan penunjang terhadap pasien dokter tidak bisa disalahkan karena hal ini merupakan keputusan dari keluarga pasien sendiri.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuaiDari aspek keislaman, kasus ini bisa direfleksikan pada kewajiban untuk senantiasa menjaga dan mengusahakan kesehatan. Hal ini bisa dilihat pada hadits Rasulullah S.A.W. sebagai berikut:

Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada orang mikmin yanglemah (HR. Muslim)Selain itu, jika keluarga pasien yang mengantar pasien adalah anaknya, kasus ini bisa direfleksikan peda kewajiban berbakti kepada kedua orang tua. Kewajiban berbakti kepada orang tua tertuang jelas dalam Firman Allah S.W.T. dalam Q.S. An-Nisa ayat 36:

Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua Ibu Bapak. (An Nisa : 36).

Selain itu juga ada didalam Quran surat Al-Isra ayat 23:

Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.(QS. Al Isra: 23)Dalam keadaan yang dialami oleh pasien, anak pasien wajib merawat dan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan pengobatan bagi pasien termasuk pemeriksaan yang harus dijalani pasien. Karena hal ini merupakan bagian dari kewajiban anak pasien untuk berbakti kepada orang tuanya yang saat ini membutuhkan dukungan baik moral maupun materil (dalam hal ini mengusahakan agar cepat sembuh) dari anaknya untuk bisa menjalani pemeriksaan dan mendapatkan pengobatan yang sesuai.

Umpan balik dari pembimbing

Kebumen, 2 maret 2014TTD Dokter Pembimbing

TTD Dokter Muda

( dr.Elly Soraya.Sp.M)

(Aditya Rahman)

Page 3