refleksi kasus klinis dhf

Upload: ariloveatika

Post on 01-Mar-2016

73 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

refleksi

TRANSCRIPT

LAPORAN KEGIATAN REFLEKSI STASE KOMPREHENSIFDisusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan Klinik

Bagian Stase KomprehensifFakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

Ari Irawan20090310219Diajukan Kepada:

dr. FatimahBAGIAN STASE KOMPREHENSIFRSI MUHAMMADIYAH KENDALFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2015Laporan Refleksi Kasus1. Rangkuman PengalamanIdentitas Pasien

Nama

: Nn. RAUsia

: 22 tahun

Jenis Kelamin: PerempuanAlamat

: Sempu 1/4 LimpungPekerjaan

: SwastaTgl. Periksa: Senin, 1 Juni 2015

Anamnesis

Seorang perempuan datang ke Rumah Sakit dengan keluhan demam sejak hari kamis siang, demam mendadak tinggi. Demam turun setelah minum obat penurun demam, kemudian demam timbul lagi. Keluhan demam disertai nyeri kepala, nyeri pada persendian dan otot, nyeri perut, mual dan muntah. Pasien juga mengeluh nyeri ketika menelan, keluhan batuk pilek disangkal. Riwayat mimisan dan perdarahan gusi disangkal. BAK (+) normal, BAB (+) normal. Satu hari yang lalu pasien sudah periksa ke dokter umum dan mendapat obat parasetamol, amoxicillin, domperidon, ranitidin, dan antasida, tetapi keluhan pasien belum membaik. Pasien kemudian datang ke Rumah Sakit dengan membawa hasil tes darah yang menunjukkan penurunan jumlah trombosit.Pasien tinggal sendiri di tempat kos di semarang, menurut pasien tidak ada teman kos yang mengalami sakit yang serupa. Riwayat berpergian jauh dalam 2 minggu terakhir disangkal. Pemeriksaan Fisik

Nadi: 120 kali/menit

RR: 28 kali/menit

Suhu: 40 C

TD: 120/80 mmHg

Kesadaran

: Compos MentisKU

: SedangPernapasan: Reguler

Kepala

: CA (-/-), SI (-/-)

Leher

: JVP tidak meningkat, pembesaran kelenjar getah bening tidak ada.Thorax

:

Cor

: bunyi jantung 1 dan 2 murni, irama reguler.

Pulmo

: suara dasar vesiculer, suara tambahan (-).Abdomen

: Bising usus (+) normal, perkusi suara timpani, nyeri tekan (+) regio epigastrik.Ekstremitas: Akral hangat, udem (-)Pemeriksaan Rumple Leed (+)

Laboratorium:Hemoglobin= 13,8 gr/dl

Leukosit

= 4,3 x 103/mm3

Trombosit

= 95 x 103/mm3Hematokrit= 40,1 %

Diagnosis

: Febris 4 hari suspek demam dengueTerapi

:

Infus Ringer Lactat 20 tetes per menit

Injeksi Ceftriaxon 1 gram/12 jam intravena

Injeksi Ranitidin 50 mg/12 jam intravena

Injeksi Ondansetron 1 Ampul/ 8 jam jika perlu

Injeksi Parasetamol 500 mg/ 8 jam

Peroral :

Parasetamol 3x500 mg setelah makan

Sukralfat syrup 3x1 sendok sebelum makan

Lanzoprazol 1x1 kapsul sebelum makan

Imboost 2x1 tablet setelah makan

2. Perasaan Terhadap Pengalaman

Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue. Indonesia merupakan Negara yang endemis untuk Demam Dengue maupun Demam Berdarah Dengue. Demam karena virus dengue juga menyerupai penyakit lain seperti demam tifoid yang biasanya berlangsung lebih dari 7 hari.3. Evaluasi

1) Bagaimana penegakkan diagnosis demam dengue/ demam berdarah dengue?2) Bagaimana manajemen penatalaksanaan pada kasus ini?4. AnalisisPenegakkan diagnosis demam dengue berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang :

a. Anamnesis : Dari anamnesis didapatkan keluhan berupa (dengan atau tanpa perdarahan): demam bifasik akut 2-7 hari, nyeri kepala, nyeri retroorbital, mialgia/atralgia, ruam, gusi berdarah, mimisan, nyeri perut, mual/muntah, hematemesis dan dapat juga melena. b. Hasil Pemeriksaan Fisik : Tanda patognomonik untuk demam dengue :1) Suhu Suhu > 37,5 derajat celcius

2) Ptekie, ekimosis, purpura

3) Perdarahan mukosa

4) Rumple Leed (+)

Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue :

1) Suhu > 37,5 derajat celcius

2) Ptekie, ekimosis, purpura

3) Perdarahan mukosa

4) Rumple Leed (+)

5) Hepatomegali

6) Splenomegali

7) Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa tanda-tanda efusi pleura dan asites.8) Hematemesis atau melena c. Pemeriksaan Penunjang :

1) Leukosit: leukopenia cenderung pada demam dengue

2) Adanya bukti kebocoran plasma yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas pembuluh darah pada Demam Berdarah Dengue dengan manifestasi peningkatan hematokrit diatas 20% dibandingkan standard sesuai usia dan jenis kelamin dan atau menurun dibandingkan nilai hematokrit sebelumnya > 20% setelah pemberian terapi cairan.

3) Trombositopenia (Trombosit 20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya. 3) Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asistes atau hipoproteinemia. Derajat DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat berdasarkan klasifikasi dari WHO 1997 :

a. Derajat I : Demam disertai gejala konstitusional yang tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji bending.

b. Derajat II : Seperti derajat I namun disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.

c. Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi menurun (20mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab.

d. Derajat IV : Syok berat, nadi tak teraba, tekanan darah tak terukur.

Penatalaksanaan :

a. Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik (Parasetamol 3 x 500- 1000 mg).

b. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi.

c. Alur penanganan pasien dengan demam dengue/demam berdarah dengue, yaitu:

5. KesimpulanDemam Dengue dan Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue. Virus Dengue memiliki 4 jenis serotipe: DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, namun tidak untuk serotipe lainnya, sehingga seseorang dapat terinfeksi demam Dengue 4 kali selama hidupnya. Penatalaksanaan demam dengue maupun demam berdarah dengue cukup dengan terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik dan pemeliharaan volume cairan sirkulasi. 6. Referensi1. PERMENKES. (2014). Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014. 2. Suhendro, Nainggolan, L., Chen, K., Pohan, H.T. (2009). Demam berdarah dengue. Dalam : Sudoyo, A. et al. (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi 5. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FKUI.3. Hadinegoro, S.R.H., Soegijanto, S., Wuryadi, S., Suroso, T. (2004). Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta : Depkes RI Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan.Kendal, 03 Juni 2015

Dokter Pembimbing

dr. Fatimah6