refleksi kasus anestesi
DESCRIPTION
anestesiTRANSCRIPT
REFLEKSI KASUS ANESTESI
FATIMATUZZAHRA/20070310105
I. IDENTITAS PASIENNama : Nn. PUsia : 22 tahunJenis Kelamin : PerempuanAlamat : LoanoStatus : belum menikahPekerjaan : MahasiswaBerat Badan : 50 kgJenis Pembedahan : Ekstirpasi FAM SinistraRencana Anestesi : General Anestesi
II. Anamnesis ( 12 September 2012)Pre OperasiPasien menyatakan ada benjolan pada payudara kiri, sebesar telur puyuh sejak 2 bulan yang lalu. Benjolan dirasakan lunak, tidak keras, berjumlah satu dan bisa digerakkan. Pasien menyangkal benjolan membesar dan tidak ada pembesaran pada kelenjar ketiak kiri. Pasien tidak merasakan demam sebelumnya, sesak nafas disangkal. Pasien tidak mengalami gangguan beraktifitas fisik. Pusing, mual/muntah disangkal. Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan, asma, DM, HT, penyakit jantung dan ginjal disangkal.Pasien tidak menjalani pengobatan apapun, dan belum perna menjalani operasi sebelumnya. Pasien dipuasakan sejak jam 00.00 (6 jam pre operasi)
III. Pemeriksaan Fisik Pre Operasi - Status Generalisata : dbn- B1 (Breath) : airway paten, nafas spontan, RR : 18x/menit, ronchi (-/-),
wheezing (-/-), vesikuler (+/+), malammpati I, leher bebas, jarak tiromental > 6 cm, buka mulut ≥ 3 jari, gigi goyang (-), gigi palsu (-)
- B2 (Blood) : akral hangat, kering, nadi : 84x/menit, TD : 120/70 mmHg, S1S2 single reguler
- B3 (Brain) : sadar penuh, GCS 456, pupil isokor, reflek cahaya +/+, kaku kuduk (-)
- B4 (Bladder) : terpasang DC, BAK spontan, urine warna kuning, urine output ±100 cc
- B5 (Bowel) : perut flat, distensi (-), timpani (+), peristaltik (+) normal- B6 (Bone) : mobilitas (+), oedem (-/-), sistem integumentum baik
IV. Recana Anestesi- Jenis Anestesi : GA – intubasi
- Teknik Anestesi : Total Intra Vena Anestesi, ETT size 7, cuff (+), orofaringeal airway (+)
V. Tindakan Anestesi Umum dengan Intubasi1. Pasien diposisikan supine2. Memastikan kondisi pasien stabil dengan vital sign dalam batas normal3. Premedikasi : Midazolam 2.5 mg IV, Ondancetron 4 mg 4. Induksi dimasukkan secara intravena : fentanyl 100µg, Propofol 80mg5. Pasien diberi O2 100% 6 Liter dengan metode fask mask selama 2-5 menit
6. Memsatikan airway pasien paten
7. Pemberian muscle relaxan : Atracurium 25 mg intravena dan diberi bantuan nafas dengan ventilasi mekanik
8. Memastikan pasien berada dalam kondisi tidak sadar danstabil untuk dilakukan intubasi ETT
9. Lakukan intubasi ETT
10. Cuff dikembangkan cek suar nafas semua lapang paru dan lambung memastikan suara nafas (+), ETT disambungkan dengan ventilator
11. Maintenance inhalasi O2 2 liter/menit, N2O 3 liter/menit, sevoflurane MAC 1 %
12. Monitor tanda-tanda vital pasien, produksi urine, saturasi oksigen
13. Dilakukan ekstubasi apabila pasien mulai sadar, nafas spontan, dan ada reflek-reflek jalan nafas atas dan dapat menuruti perintah sederhana