refleksi diri

4
Refleksi Diri Anggita Oksyrana, IPE-7-1, 1206243192 Menjadi mahasiswa rumpun ilmu kesehatan adalah sebuah pilihan. Pilihan yang tidak mudah. Ya, mahasiswa rumpun ilmu kesehatan, calon pengemban amanah profesi kesehatan di masa yang akan datang. Itu pula yang saya rasakan ketika pertama kali menjadi salah satu mahasiswa rumpun ilmu kesehatan Universitas Indonesia. Memulai pendidikan ilmu keperawatan di semester satu, saya menempuh mata kuliah terspesifikasi keilmuan keperawatan. Di dalamnya, saya mempelajari konsep dasar keperawatan, teori, dan prinsip-prinsip dasar asuhan keperawatan. Di semester satu, saya belum memahami prinsip kerja profesi kesehatan sepenuhnya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang ternyata terlaksana secara teamwork. Pelayanan kesehatan kepada klien dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari profesi-profesi kesehatan yang bekerja sama berdasarkan prinsip mengutamakan pelayanan dan peningkatan status kesehatan klien. Kerja sama yang terlaksana antar profesi kesehatan ini disebut kolaborasi tim kesehatan. Di semester dua, barulah saya mengikuti sebuah modul tentang ilmu kolaborasi tim kesehatan. Modul ini diikuti oleh semua mahasiswa rumpun ilmu kesehatan angkatan 2012 meliputi, mahasiswa Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keperawatan, dan Fakultas Farmasi. Modul kolaborasi mengajarkan ilmu tentang konsep umum kolaborasi kesehatan dan peran setiap profesi kesehatan di dalam tim. Selain mempelajari peran profesi perawat di dalam tim kesehatan, saya juga mempelajari peran profesi kesehatan lain di dalam tim. Memahami peran setiap profesi kesehatan di dalam tim berguna untuk memahami batas-batas fungsional kerja profesi kesehatan. Hal ini berguna untuk menghindari terjadinya permasalahan di dalam tim kesehatan yang disebabkan oleh kesalahpahaman mengenai peran dan cakupan tanggung jawab masing-masing profesi kesehatan dalam menjalankan program kerja tim untuk menuntaskan kasus klien. Inilah poin-poin utama yang saya dapatkan dari modul kolaborasi tim kesehatan yang berguna dalam pembekalan kemampuan dasar bekerja di dalam tim bagi saya di masa yang akan datang, mengingat pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada klien di dalam tatanan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara tim.

Upload: anggita-oksyrana

Post on 30-Jun-2015

6.962 views

Category:

Health & Medicine


3 download

DESCRIPTION

Refleksi diri yang baik terdiri atas enam poin utama. (1)Deskripsi pengalaman belajar yang tidak ada kaitannya dengan isu,(2)Deskripsi pengalaman belajar yang sesuai tetapi tidak ada refleksi diri,(3)Lesson learned yang telah diidentifikasi tanpa menunjukkan hubungan yang eksplisit melalui bukti pendukung lesson learned,(4)Mengandalkan penilaian diri seutuhnya tanpa memasukkan bukti eksternal pendukung,(5)Secara eksplisit merujuk pada pengalaman sebelumnya yang relevan dengan isu dan menjelaskan bagaimana pengalaman tersebut berpengaruh pada situasi saat ini,(6)Analisis, termasuk bukti eksternal pendukung lesson learned, hubungan dengan pengalaman sebelumnya, dan implikasi yang timbul untuk masa yang akan datang.

TRANSCRIPT

Page 1: Refleksi Diri

Refleksi Diri

Anggita Oksyrana, IPE-7-1, 1206243192

Menjadi mahasiswa rumpun ilmu kesehatan adalah sebuah pilihan. Pilihan yang tidak

mudah. Ya, mahasiswa rumpun ilmu kesehatan, calon pengemban amanah profesi kesehatan di

masa yang akan datang. Itu pula yang saya rasakan ketika pertama kali menjadi salah satu

mahasiswa rumpun ilmu kesehatan Universitas Indonesia. Memulai pendidikan ilmu

keperawatan di semester satu, saya menempuh mata kuliah terspesifikasi keilmuan keperawatan.

Di dalamnya, saya mempelajari konsep dasar keperawatan, teori, dan prinsip-prinsip dasar

asuhan keperawatan.

Di semester satu, saya belum memahami prinsip kerja profesi kesehatan sepenuhnya

dalam memberikan pelayanan kesehatan yang ternyata terlaksana secara teamwork. Pelayanan

kesehatan kepada klien dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari profesi-profesi kesehatan yang

bekerja sama berdasarkan prinsip mengutamakan pelayanan dan peningkatan status kesehatan

klien. Kerja sama yang terlaksana antar profesi kesehatan ini disebut kolaborasi tim kesehatan.

Di semester dua, barulah saya mengikuti sebuah modul tentang ilmu kolaborasi tim kesehatan.

Modul ini diikuti oleh semua mahasiswa rumpun ilmu kesehatan angkatan 2012 meliputi,

mahasiswa Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Fakultas Ilmu Keperawatan, dan Fakultas Farmasi.

Modul kolaborasi mengajarkan ilmu tentang konsep umum kolaborasi kesehatan dan

peran setiap profesi kesehatan di dalam tim. Selain mempelajari peran profesi perawat di dalam

tim kesehatan, saya juga mempelajari peran profesi kesehatan lain di dalam tim. Memahami

peran setiap profesi kesehatan di dalam tim berguna untuk memahami batas-batas fungsional

kerja profesi kesehatan. Hal ini berguna untuk menghindari terjadinya permasalahan di dalam

tim kesehatan yang disebabkan oleh kesalahpahaman mengenai peran dan cakupan tanggung

jawab masing-masing profesi kesehatan dalam menjalankan program kerja tim untuk

menuntaskan kasus klien. Inilah poin-poin utama yang saya dapatkan dari modul kolaborasi tim

kesehatan yang berguna dalam pembekalan kemampuan dasar bekerja di dalam tim bagi saya di

masa yang akan datang, mengingat pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada klien di dalam

tatanan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara tim.

Page 2: Refleksi Diri

Sebelum mengikuti modul kolaborasi kesehatan, saya belum memiliki pandangan dan

pemahaman tentang pentingnya mengasah kemampuan bekerja di dalam tim dengan profesi yang

berlainan. Sejauh itu saya berpikir bahwa seorang profesi perawat hanya perlu memiliki

kemampuan bekerja di dalam tim bersama sesama profesi perawat. Modul kolaborasi tim

kesehatan menuntut mahasiswa rumpun ilmu kesehatan untuk memiliki kemampuan bekerja di

dalam tim bersama-sama dengan berbagai profesi kesehatan yang bekerja berdasarkan

penggabungan berbagai skill bidang keilmuan yang dikuasai masing-masing profesi kesehatan

yang terlibat di dalam tim. Setiap profesi kesehatan memegang dua tanggung jawab utama, yaitu

tanggung jawab terhadap kompetensinya menyelesaikan peranannya dengan baik, serta tanggung

jawab di dalam tim untuk melaksanakan kewajiban sebagai anggota tim kesehatan yang

menjunjung tinggi tujuan utama pelaksanaan kolaborasi tim kesehatan yaitu memberikan

pelayanan guna meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Pelaksanaan modul kolaborasi tim kesehatan tidak lantas berjalan dengan mulus tanpa

adanya permasalahan. Kegiatan perkuliahan yang dibuat semirip mungkin dengan atmosfer kerja

sebuah tim kesehatan di lapangan agaknya menimbulkan permasalahan, seperti miss

communication, dominasi, dan adanya karakter free rider anggota kelompok di dalam kelas. Di

dalam kelompok kecil (focus group) saya di kelas, ada salah satu anggota yang memiliki karakter

free rider atau anggota yang hanya hadir dalam diskusi kelompok tanpa memberikan kontribusi

penuh dalam proses diskusi dan penyelesaian masalah. Hal ini tentunya sangat mengganggu

jalannya pembelajaran, karena eksistensi anggota di dalam tim seharusnya mencakup aspek

kehadiran, peran serta, dan kinerjanya di dalam tim. Permasalahan ini agaknya memiliki

relevansi dengan permasalahan yang terjadi dalam tim kesehatan sesungguhnya di lapangan,

mengingat bekerja di dalam tim merupakan upaya menyatukan beberapa pemikiran dari kepala-

kepala yang berbeda untuk menghasilkan output yang sesuai dengan tujuan dan harapan.

Menyelesaikan kasus klien, para profesi kesehatan yang bekerja sama di dalam tim harus

bekerja secara maksimal dan menjunjung profesionalitas untuk mewujudkan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat yang mencapai target. Klien membutuhkan pelayanan optimal

yang memenuhi semua kebutuhan dan menuntaskan kasus sepenuhnya. Menanggapi tuntutan ini,

profesi kesehatan harus memiliki kemampuan yang memadai, dalam hal ini terutama

kemampuan bekerja di dalam tim, seperti kemampuan multi tasking, kepemimpinan, komunikasi,

Page 3: Refleksi Diri

dan penyelesaian masalah. Sebisa mungkin proses kerja tim kesehatan terhindar dari ancaman

permasalahan seperti miss communication, dominasi, dan kehilangan otonomi. Permasalahan-

permasalahan tersebut adalah permasalah klasik yang sering muncul dalam proses kerja sebuah

tim. Tindakan yang dapat diambil dalam mengantisipasi permasalahan tersebut antara lain,

mengasah kemampuan komunikasi dengan bersikap dan berpikir secara terbuka mengolah dan

menerima pemikiran orang lain, dan memahami fungsi peran profesi masing-masing anggota tim

yang terlibat.

Menurut artikel yang saya baca mengenai pentingnya kesamaan visi ketika bekerja di

dalam tim yang ditulis dalam website Bee Outbound Adventure Training, setiap anggota tim

harus memiki pemahaman terhadap visi tim yang sama. Hal ini bertujuan untuk memantapkan

langkah setiap anggota dalam mengupayakan perwujudan visi bersama. Setiap anggota tim harus

mampu memimpin diri sendiri dan memotivasi anggota tim lainnya untuk tetap berada dalam

visi utama tim. Semua anggota tim diharapkan dapat bekerja secara kolaboratif, saling

mendukung, dan percaya. Setiap anggota tim harus menginterpretasikan visi tim secara baik dan

tegas serta memahami tanggung jawab, peran, dan fungsinya di dalam tim. Pengartikulasian visi

yang sama oleh masing-masing anggota tim akan menjaga tim berada dalam lingkungan yang

pasti, termasuk menjaga setiap anggota tim menempuh langkah yang merujuk pada tujuan yang

sama. Dengan demikian, pencapaian visi tim akan berjalan efektif.

Menyikapi permasalahan kolaborasi yang saya alami di atas, saya merencanakan sebuah

perbaikan untuk meningkatkan kualitas diri dalam bekerja, terutama bekerja di dalam tim. Saya

harus meningkatkan kemampuan komunikasi, mengingat komunikasi merupakan suatu aspek

vital dalam semua aktivitas. Kemampuan kepemimpinan juga merupakan skill yang harus

dikuasai dengan baik, karena jalannya kerja tim yang baik didukung oleh pengaruh pemimpin

yang positif pula. Pemimpin sebuah tim harus mampu memotivasi anggotanya serta mampu

menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Pembagian tugas masing-masing anggota serta

batasan-batasan kerjanya juga harus disampaikan secara jelas agar tidak terjadi kasus kehilangan

otonomi. Pemikiran secara kritis dan terbuka juga sangat diperlukan untuk menciptakan atmosfer

kerja yang efektif dan terhindar dari ancaman permasalahan dominasi yang mampu merusak

keutuhan tim. Kemampuan komunikasi, multi tasking, penyelesaian masalah, serta

Page 4: Refleksi Diri

kepemimpinan saya asah melalui kegiatan seminar-seminar kepemimpinan, organisasi

kemahasiswaan, dan kepanitiaan.

Referensi:

Bekerja dalam Tim Harus dengan Visi yang Sama. Diunggah pada 11 April 2013. Diakses dari

http://beeoutbound.com/beeoutbound/index.php?modul=modules/publik/detail_konten&id

=86&id_menu=1 pada Senin, 27 Mei 2013 Pukul 21.30.