refleks fisiologi dan refleks patologi
TRANSCRIPT
Refleks Fisiologi dan refleks Patologi REFLEK FISIOLOGI DAN PATOLOGI
A. Pemeriksaan reflek
Reflek motorik merupakan kontraksi yang tidak disadari dari respon otot atau kelompok
otot yang meregang tiba-tiba dekat daerah otot yang di ransang. Tendon terpengaruh langsung
dengan palu reflek atau secara tidak langsung melalui benturan pada ibu jari penguji yang
ditempatkan rekat pada tendon. Uji reflek ini memungkinkan orang yang menguji dapat
mengkaji lengkung reflek yang tidak disadari, yang bergantung pada adanya reseptor bagian
aferen, sinap spinal, serabut eferen motorik dan adanya beberapa pengaruh perubahan yang
bervariasi pada tingkat yang lebih tinggi. Biasanya reflek yang dapat diuji mencakup reflek
bideps, brakhioradialis triseps, patela, dan pergelangan kaki (atau Achiles).
B. Tehnik reflek
Palu reflek digunakan untuk menimbalkan reflek tendon profunda (RTP). Batang palu
dipegang longgar antara ibu jari dan jari telunjuk, yang memberikan getaran. Gerakan
pergerakan tangan sama seperti pada saat digunakan selama perkusi. Ekstremitas diposisikan
sehingga tendon sedikit meregang. Hal ini membutuhkan pengetahuan tentang lokasi otot, dan
tendong yang melengkapinya. Tendon yang bergerak cepat yang berhubungan dengan reflek
dibandingkan dengam sisi yang berlawanan.
C. Derajat reflek
Hilangnya reflek adalah sangat lah berarti, walaupun sentakanpergelangan kaki (reflek
Achilles) yang tidak ada, terutama pada lansia. Respon reflek sering dikelaskan antara 0 sampai
4.
4+-hiperaktif dengan klonus terus-menerus
3+-hiperaktif
2+-normal
1+-hipoaktif
0+-tidak ada reflek
A. Jenis-jenis reflek
1. Reflek biseps
Reflek biseps didapat melalui peregangan tendon biseps pada saat siku pada keadaan fleksi.
Orang yang menguji menyokong lengan bawah dengan satu tangan sambil menempatkan jari
telunjuk dengan menggunakan palu reflek. Respon normal dalam fleksi pada siku dan kontraksi
binseps.
2. Reflek triseps
Untuk menimbulkan reflek triseps, lengan pasien difleksikan pada siku dan diposisikan
depan dada. Pemeriksaan menyokong lengan pasien dan mengindetifikasi tendon triseps dengan
mempalpasi 2,5 sampai 5 cm diatas siku. Pemukulan langsung pada tendon normalnya
menyebabkan kontraksi otot triseps dari ekstensi siku.
3. Reflek brakhioradialis
Pada saat pengkajian reflek brakhioradialis, penguji meletakkan lengan pasien di atas meja
laboratorium atau disilangkan di atas perut. Ketukan palu dengan lembut 2,5 sampai 5 cm di atas
siku. Pengkajian ini dilakukan dengan lengan dalam keadaan fleksi dan supinasi.
4. Reflek patella
Reflek patella ditimbulkan dengan cara mengetok tendon patella tepat di bawah patella.
Pasien dalam keadaan duduk atau tidur telentang. Jika pasien telentang, pengkaji menyokong
kaki untuk memudahkan refleksasi otot. Kontraksi quadriseps dan ekstensi lutut adalah respon
normal.
5. Reflek ankle
Buat pergelangan kaki dalam keadaan reflek, kaki dalam keadaan dorsi fleksi pada
pergelangan kaki dan palu diketok pada bagian tendon Achilles. Reflek normal yang muncul
adalah fleksi pada bagian plantar. Jika penguji tidak dapat menimbulkan reflek pergelangan kaki
dan kemungkinan tidak dapat rileks, pasien diinstruksikan untuk berlutut pada sebuah kursi atau
tingginya sama dengan penguji. Tempatkan pergelangan kaki dengan posisi dorsi fleksi dan
kurangi tegangan otot gastroknemeus. Tendon Achilles digores menurun dan terjadi fleksi
plantar.
6. Klonus
Bila terjadi rileks yang sangat hiperaktif, maka keadaaan ini di sebut klonus. Jika kaki dibuat
dorsi fleksi dengan tiba-tiba, dapat mengakibatkan dua atau tiga kali “gerakan” sebelum selesai
pada posisi istirahat. Kadang-kadang pada penyakit SSP terdapat aktivitas ini dan kaki tidak
mampu istirahat di mana tendon menjadi longgar tetapi aktivitas menjadi berulang-ulang. Tidak
terus-menerus klonus dihubungkan dengan keadaan normal tetapi reflek hiperaktif tidak
dipertimbangkan sebagai keadaan patologis. Klonus yang teru-menerus indikasi adanya penyakit
SSP dan membutuhkan evaluasi dokter.
7. Reflek kontraksi abdominal
Reflek superfisial yang ada ditimbulkan oleh goresan pada kulit dinding abdomen atau pada
sisi paha untuk pria. Hasil yang didapat adalah kontraksi yang tidak di sadari oleh otot abdomen
dan selanjutnya menyebabkan skrotum tertarik.
8. Respons babinsky
Reflek yang diketahui jelas, sebagai indikasi adanya penyakit SSP yang mempengaruhi
traktus kortikospinal, disebut respon babinski. Bila bagian lateral telapak kaki seseorang dengan
SSP utuh digores, maka terjadi kontraksi jari kaki dan menarik bersama-sama. Pada pasien yang
mengalami penyakit SSP pada sistem motorik, jari-jari kaki menyebar dan menjauh. Keadaan ini
normal pada bayi tetapi bila ada pada orang dewasa keadaan ini abnormal. Beberapa variasi
refleks-refleks lain memberi informasi. Dan yang lainnya juga perlu diperhatian tetapi tidak
memberi informasi yang teliti.
Referensi:
Smeltzer, C.S., Bare, G.B., (2001). Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner &Suddarth,
Edisi 8, Volume 3, Penerbit EGC: Jakarta