referat-ctev-2
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Referat-CTEV-2
1/10
BAB I
PENDAHULUAN
Congenital talipes Equinovarus merupakan suatu kelainan bawaan yang sering ditemukan pada bayi
baru lahir, mudah didiagnosis, tapi koreksi sepenuhnya sulit dilakukan. Sering ditemukan karena
ketidaktahuan keluarga penderita, sehingga kelainan menjadi terbengkalai. Clubfoot adalah istilah umum yang
digunakan untuk menggambarkan deformitas mum dimana kaki berubah dari posisi yang normal. Clubfoot
sering disebut juga Congenital talipes Equino Varus. CTEV adalah deformitas yang meliputi flei dari
pergelangan kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia. Tanpa terapi, pasien
dengan !lubfoot akan berjalan dengan bagian luar kakinya, yang mungkin menimbulkan nyeri dan atau
disabilitas. "eskipun begitu, hal ini masih menjadi tantangan bagi keterampilah para ahli bedah ortopedik
akibat adanya ke!enderungan kelainan ini menjadi relaps, tanpa memperdulikan apakah kelainan tersebut
diterapi se!ara operatif maupun konservatif. Salah satu alasan terjadinya relaps antara lain adalah kegagalan
ahli bedah dalam mengenali kelainan patoanatomi yang mendasarinya. Clubfoot seringkali se!ara otomatis
dianggap sebagai deformitas equinovarus, namun ternyata terdapat permutasi dan kombinasi lainnya, seperti
Cal!aneovalgus, Equinovalgus dan !al!aneovarus yang mungkin saja terjadi.
1
-
8/10/2019 Referat-CTEV-2
2/10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
#rti!ulatio talo!ruralis
$enis sendi adalah gynglimus sinovial yang meliputi tibia, fibula dan talus. %enguat sendi ligamentum mediale
&deltoideum' pars tibionavi!ularis, pars tibio!al!anea, pars tibiotalaris anterior, pars tibiotalaris posterio.
(igamentum talofibulare posterius dan ligamentum !al!anofibulare. Sumbu gerak pada sendi ini adalah
sumbu frontal yang berjalan dari kraniomedialis ujung bawah malleolus medialis sampai kaudolateralis ujung
bawah pada malleolus lateralis. Sumbu ini membentuk sudut pada bidang transversa sebesar )o. *ila dilihat
dari atas anteromedial ke posterolateral dan membentuk sudut +odari bidang frontal.
-erak sendi fleksi dorasalis meliputi ". Tibialis anterior, ". Etensor digitorum longus, ". %eroneus tertius,dan ". Etensor hallu!is longus. Tulangtulang kaki selain metatarsal dan falang di sebut tulang tarsal.
Tulangtulang tarsal itu terdiri dati talus, kalkaneus, kuboid, navikular, dan kuneiformis.
DEFINISI
2
-
8/10/2019 Referat-CTEV-2
3/10
CTEV &Congenital Talipes Equino Varus' sering disebut juga !lubfoot adalah
deformitas yang meliputi flei dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki
depan, dan rotasi media dari tibia &%ri!iples of Surgery, S!hwart/'. Taliper berasal dari kata
talus &ankle' dan pes &foot', menunjukan suatu kelainan pada kaki &foot' yang menyebabkan
penderitanya berjalan pada angkenya. Sedang Equinovarus berasal dari kata equino
&meng.kuda' dan varus &bengkok ke arah dalam0medial'.
EPIDEMIOLOGI
1nsidens CTEV yaitu + dari setiap +222 kelahiran hidup. (ebih sering ditemukan pada bayi lakilaki
daripada perempuan &34+'. 526 bersifat bilateral.
ETIOLOGI
Sampai saat ini masih banyak perdebatan dalam etiopatologi CTEV. *anyak teori
telah diajukan sebagai penyebab deformitas ini, termasuk faktor genetik, defek sel
germinativum primer, anomali vaskular, faktor jaringan lunak, faktor intrauterine dan faktor
miogenik. Telah diketahui bahwa kebanyakan anak dengan CTEV memiliki atrofi otot betis,
yang tidak hilang setelah terapi, karenanya mungkin terdapat hubungan antara patologi otot
dan deformitas ini. *eberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab !lubfoot. %ertama,
adalah kuman plasma primer yang merusak talus menyebabkan flei plantar yang
berkelanjutan dan inversi pada tulang tersebut, dan selanjutnya diikuti perubahan pada
jaringan lunak, pada sendi dan kompleks muskulotendinous. Teori lainnya kelainan jaringan
lunak primer beserta neuromuskular akibat perubahan tulang sekunder. 7linisnya, anak
dengan CTEV mempunyai hipotrofi arteritibialis anterior dalam penambahan terhadap atrofi
dari muskular sekitar betis. *eberapa penulis telah mendokumentasikan distribusi abnormal
dari tipe 1 dan tipe 3 mus!le fibers pada !lubfoot.7aki abnormal mungkin +,5+ ukurannya
lebih ke!il pada panjang dan lebarnya.
KLASIFIKASI
7lasifikasi !lubfoot43
-
8/10/2019 Referat-CTEV-2
4/10
Typical Clubfoot "erupakan kaki pengkor klasik yang hanya menderita kaki pengkor saja
tanpa disertai kelainan lain. 8mumnya dapat dikoreksi setelah lima kali pengegipan dan
dengan manajemen ponseti mempunyai hasil jangka panjang yang baik atau memuaskan.
Positional clubfoot sangat jarang ditemukan, sangat fleksibel dan diduga akibat jepitan
intrauterin. %ada umumnya koreksi dapat di!apai dengan satu atau dua kali pengegipan.
Delayed treated clubfoot ditemukan pada anak berusia 9 bulan atau lebih.
Recurrent typical clubfoot dapat terjadi baik pada kasus yang awalnya ditangani dengan
metode ponseti maupun dengan metode lain. :elaps lebih jarang terjadi dengan metode
ponseti dan umumnya diakibatkan pelepasan bra!e yang terlalu dini. :ekurensi supinasi dan
equinus paling sering terjadi. #walnya bersifat dinamik namun dengan berjalannya waktu
menjadifixed.
Alternatively treated typical clubfoot termasuk kaki pengkor yang ditangani se!ara operatif
atau pengegipan dengan metode non%onseti.
Atypical clubfoot kategori ini pada biasanya berhubungan dengan penyakit lain. "ulailah penanganan
dengan metode ponseti. 7oreksi umumnya lebih sulit.
Rigid atau Resistant atypical clubfoot dapat kurus atau gemuk. 7asus dengan kaki yang
gemuk lebih sulit ditangani. 7aki tersebut umumnya kaku, pendek, gemuk dengan lekukan
kulit yang dalam pada telapak kaki dan dibagian belakang pergelangan kaki, terdapat
pemendekan metatarsal pertama dengan hiperekstensi sendi metatarsophalangeal. ;eformitas
ini terjadi pada bayi yang menderita kaki pengkor saja tanpa disertai kelainan yang lain.
Syndromic clubfoot
Selain kaki pengkor ditemukan juga kelainan kongenital lain. $adi kaki pengkor merupakan
bagian dari suatu sindroma. "etode ponseti tetap merupakan standar penanganan, tetapi
mungkin lebih sulit dengan hasil kurang dapat diramalkan.
-
8/10/2019 Referat-CTEV-2
5/10
Tetralogic clubfootseperti pada !ongenital tarsal syn!hondrosis.
Neurogenic clubfoot berhubungan dengan kelainan neurologi seperti meningomyelo!ele.
Acquired clubfootseperti pada Streeter dysplasia.
PATOFISIOLOGI
Clubfoot bukan merupakan malformasi embrionik. 7aki yang pada mulanya normal
akan menjadi !lubfoot selama trimester kedua kehamilan. Clubfoot jarang terdeteksi pada
janin yang berumur dibawah +9 minggu. %ada !lubfoot, ligamenligamen pada sisi lateral dan
medial ankle serta sendi tarsal sangat tebal dan kaku, yang dengan kuat menahan kaki pada
posisi equines dan membuat navi!ular dan !al!aneus dalam posisi adduksi dan inversi.
8kuran otototot betis berbanding terbalik dengan derajat deformitasnya. %ada kaki pengkor
yang sangat berat, gastrosoleus tampak sebagai otot ke!il pada sepertiga atas betis. Sintesis
kolagen yang berlebihan pada ligamen, tendo dan otot terus berlangsung sampai anak
berumur = ta hun dan mung kin merupakan penyebab re laps &k ek ambuhan' .
; ib awah mikroskop, be rkas serabu t k olagen men un jukkan gambaran
be rgelombang yang dikenal seb ag ai !rimp &ke rutan' . 7erutan in i menyebabkan
ligament mudah diregangkan. %eregangan ligamen pada bayi, yang dilakukan
dengan gentle, tidak membahayakan. 7erutan akan mun!ul lagi beberapa hari berikutnya,
yang memungkinkan dilakukan peregangan lebih lanjut. 1nilah sebabnya mengapa koreksi
deformitas se!ara manual mudah dilakukan.
Sebagian besar deformitas terjadi ditarsus. %ada saat lahir, tulang tarsal, yang hampur
seluruhnya masih berupa tulang rawan, berada dalam posisi fleksi, adduksi, dan inversi yang
berlebihan. Talus dalam posisi plantar fleksi hebat, !ollumnya melengkung ke medial dan
plantar, dan kaputnya berbentuk baji. >avikular bergeser jauh ke medial, mendekati
malleolus medialis dan berartikulasi dengan permukaan medial !aput talus. Cal!aneus
adduksi dan inversi dibawah talus. Sendisendi tarsal se!ara fungsional saling tergantung.
%ergerakan satu tulang tarsal akan menyebabkan pergeseran tulang tarsal disekitanya.
%ergerakan sendi ditentukan oleh kelengkungan permukaan sendi san oleh orientasi dan
struktur ligamen yang mengikatkanya. Tiaptiap sendi mempunyai pola pergerakan yang
khas. ?leh karena itu, koreksi tulang tarsal kaki pengkor yang inverse serta bergeser jauh ke
5
-
8/10/2019 Referat-CTEV-2
6/10
medial, harus dilakukan dengan menggeser navi!ular, !uboid, dan !al!aneus ke arah lateral
se!ara bertahap dan simultan, sebelum mereka dapat dieversi keposisi netral. %ergeseran ini
mudah dilakukan karena ligamenta tarsal dapat diregangkan se!ara bertahap. 7oreksi tulang
tarsal kaki pengkor yang telah bergeser hebat memerlukan pengertian yang baik mengenai
anatomi fungsional talus. *anyak alhi ortopedik menangani kaki pengkor dengan asumsi
yang salah bahwa sendi subtalar dan Chopart mempunyai sumbu rotasi yang tetap, yang
berjalan miring dari anteromedial superior ke posterolateral inferior, melalui sinus tarsi.
"ereka per!aya bahwa dengan mempronasikan kaki pada sumbu ini akan mengkoreksi
!al!aneus yang varus dan kaki yang supinasi. %adahal tidaklah demikian. "empronasikan
kaki pengkor pada sumbu ini justru akan menyebabkan forefoot lebih pronasi lagi dan
akibatnya akan memperberat !avus dan menekan !al!aneus yang adduksi pada talus.
#kibatnya !al!aneus varus tetap tidak terkoreksi.
MANIFESTASI KLINIS
-ambaran klinisnya dapat dibagi 34
+. Type rigid &intrinsi!' &resistent' @A Tidak dapat dikoreksi dengan manipulasi. Tumit
ke!il, equinus, dan inversi. 7ulit dorsolateral pergelangan kaki tipis dan teregang,
sedangkan kulit medial terlipat.
6
-
8/10/2019 Referat-CTEV-2
7/10
3. Type fleksibel &etrinsi!' &easy' @A ;apat dimanipulasi. Tumit normal dan terdapat
lipatan kulit pada bagian dorsolateral pergelangan kaki.
Tanda lain 4
*etis seperti tangkai pipa &pipe stem !olf'
Tendo ar!hiles pendek
*agian distal fibula menonjol
7aki lebar dan pendek
"etatarsal 1 pendek
DIAGNOSIS
7elainan ini mudah didiagnosis, dan biasanya terlihat nyata pada waktu lahir &early diagnosis
after birth'. %ada bayi yang normal dengan equinovarus postural, kaki dapat mengalami
dorsifleksi dan eversi hingga jarijari kaki menyentuh bagian depan tibia. B%assive
manipulationdorsifleion Toe tou!hing tibia normalD.
*erupa deformitas pada 4
#dduksidan supinasikaki depan pada sendi mid dorsal
Subluksasisendi talonavikulare
Equinuskaki belakang pada sendi ankle
Varuskaki belakang pada sendi subtalar
;eviasi medial seluruh kaki terhadap lutut
1nversitumit
%emeriksaan :adiologi
ray dibuat bayi umur 9 bulan, menilai keberhasilan serial plateringm menentukan
apa perlu tindakan operasi untuk memperoleh koreki yang maksimal, menentukan berat
7
http://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/03/adduksi-dan-abduksi.htmlhttp://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/03/pronasi-dan-supinasi.htmlhttp://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/03/dislokasi-dan-subluksasi.htmlhttp://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/03/ekuinus.htmlhttp://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/03/varus-dan-valgus.htmlhttp://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/03/inversi-dan-eversi.htmlhttp://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/03/pronasi-dan-supinasi.htmlhttp://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/03/dislokasi-dan-subluksasi.htmlhttp://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/03/ekuinus.htmlhttp://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/03/varus-dan-valgus.htmlhttp://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/03/inversi-dan-eversi.htmlhttp://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/03/adduksi-dan-abduksi.html -
8/10/2019 Referat-CTEV-2
8/10
ringannya CTEV. Cara yang paling sederhana yaitu membuat foto #% dan akan kelihatan
talus dan !al!aneus tumpang tindih. %enting untuk menilai ray apakah ada BparalelismeD
antara sumbu talus dan !al!aneus yang terjadi pada CTEV.
>ormal besar sudut sumbu talus dan !al!aneus 2 &sudut dari kite'. ;emikian pula
ray posisi lateral dimana kaki dibuat dorsofleksi maksimal juga akan memberikan gambaran
BparalelismeD pada CTEV. %ada kaki yang normal ujung talus dan !al!aneus selalu overlap
&tumpang tindih', sedangkan pada CTEV tidak ada, menunjukan adanya kapsul posterior
yang tegang dan varus. (ateral ray juga bisa untuk melihat adanya Bri!ket bottomD yaitu
garis yang melalui tepi bawah !al!aneus melewati bagian bawah sendi !al!aneo!uboid, dan
juga bisa untuk melihat adanya flat topped talus. Sering ray selain untuk operatif dan post
operatif di pakai intraoperatif untuk melihat apakah release dan realigment sudah !ukup.
PENATALAKSANAAN
serial plateringm BAB III
KESIMPULAN
CTEV &Congenital Talipes Equino Varus' sering disebut juga !lubfoot adalah
deformitas yang meliputi flei dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki
depan, dan rotasi media dari tibia &%ri!iples of Surgery, S!hwart/'. Taliper berasal dari kata
talus &ankle' dan pes &foot', menunjukan suatu kelainan pada kaki &foot' yang menyebabkan
penderitanya berjalan pada angkenya. Sedang Equinovarus berasal dari kata equino
&meng.kuda' dan varus &bengkok ke arah dalam0medial'. 1nsidens CTEV yaitu setiap + dari
+222 kelahiran hidup. (ebih sering ditemukan pada bayi lakilaki dari pada perempuan &34+'.*eberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab !lubfoot. %ertama, adalah kuman
plasma primer merusak talus menyebabkan flei plantar yang berkelanjutan dan inversi pada
tulang tersebut, dan selanjutnya diikuti dengan perubahan pada jaringan lunak pada sendi dan
kompleks mukulotendinous. Teori lainnya kelainan jaringan lunak primer beserta
neuromuskular akibat perubahan tulang sekunder. 7linisnya, anak dengan CTEV mempunyai
hipotrofi arteritibialis anterior dalam penambahan terhadap atrofi dari muskular sekitar betis.
7lasifikasi !lubfoot 4
8
-
8/10/2019 Referat-CTEV-2
9/10
Typical Clubfoot "erupakan kaki pengkor klasik yang hanya menderita kaki pengkor saja
tanpa disertai kelainan lain. 8mumnya dapat dikoreksi setelah lima kali pengegipan dan
dengan manajemen ponseti mempunyai hasil jangka panjang yang baik atau memuaskan.
Positional clubfoot sangat jarang ditemukan, sangat fleksibel dan diduga akibat jepitan
intrauterin. %ada umumnya koreksi dapat di!apai dengan satu atau dua kali pengegipan.
Delayed treated clubfoot ditemukan pada anak berusia 9 bulan atau lebih.
Recurrent typical clubfoot dapat terjadi baik pada kasus yang awalnya ditangani dengan
metode ponseti maupun dengan metode lain. :elaps lebih jarang terjadi dengan metode
ponseti dan umumnya diakibatkan pelepasan bra!e yang terlalu dini. :ekurensi supinasi dan
equinus paling sering terjadi. #walnya bersifat dinamik namun dengan berjalannya waktu
menjadifixed.
Alternatively treated typical clubfoot termasuk kaki pengkor yang ditangani se!ara operatif
atau pengegipan dengan metode non%onseti.
Atypical clubfoot kategori ini pada biasanya berhubungan dengan penyakit lain. "ulailah penanganan
dengan metode ponseti. 7oreksi umumnya lebih sulit.
Rigid atau Resistant atypical clubfoot dapat kurus atau gemuk. 7asus dengan kaki yang
gemuk lebih sulit ditangani. 7aki tersebut umumnya kaku, pendek, gemuk dengan lekukan
kulit yang dalam pada telapak kaki dan dibagian belakang pergelangan kaki, terdapat
pemendekan metatarsal pertama dengan hiperekstensi sendi metatarsophalangeal. ;eformitas
ini terjadi pada bayi yang menderita kaki pengkor saja tanpa disertai kelainan yang lain.
Syndromic clubfoot
Selain kaki pengkor ditemukan juga kelainan kongenital lain. $adi kaki pengkor merupakan
bagian dari suatu sindroma. "etode ponseti tetap merupakan standar penanganan, tetapi
mungkin lebih sulit dengan hasil kurang dapat diramalkan.
-
8/10/2019 Referat-CTEV-2
10/10
;#FT#: %8ST#7#
+. :asjad, Chairuddin. %engantar 1lmu *edah ?rtopedi. Edisi , 322G. $akarta 4 %T.
Harsif Iatampone
3. Iim de $ong. 3225. *uku #jar 1lmu *edah. Edisi 3. E-C. $akarta.
. Salter, :obert *. Tetbook of ;isorders and 1njuries of the "us!uloskeletal system.
Edisi , 322J. $akarta 4 F781 :SC"
10