referat-ca-colon.pdf
TRANSCRIPT
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 1/42
BAB I
PENDAHULUAN
Pada awalnya, insiden dari keganasan kolon dan rektal tidak diperhitungkan sebelum
tahun 1900. Akan tetapi, sejak kemajuan ekonomik dan industri berkembang, angka kejadian
keganasan ini meningkat. Pada saat ini, kanker kolorektal merupakan penyebab ketiga
kematian dari pria dan wanita akibat kanker di Amerika Serikat. 1
Insidens kanker kolorektal di Indonesia cukup tinggi, demikian juga angka
kematiannya. Pada tahun 00 kanker kolorektal menduduki peringkat kedua pada kasus
kanker yang terdapat pada pria, sedangkan pada wanita kanker kolorektal menduduki
peringkat ketiga dari semua kasus kanker.
!
"eskipun belum ada data yang pasti, tetapi dari berbagai laporan di Indonesia terdapat kenaikan jumlah kasus, data dari #epkes didapati
angka 1,$ per 100.000 penduduk.%
Pada kebanyakan kasus kanker, terdapat &ariasi geogra'ik pada insiden yang
ditemukan, yang mencerminkan perbedaan sosial ekonomi dan kepadatan penduduk,
terutama antara negara maju dan berkembang. #emikian pula antara (egara )arat dan
Indonesia, terdapat perbedaan pada 'rekuensi kanker kolorektal yang ditemukan. #i
Indonesia 'rekuensi kanker kolorektal yang ditemukan sebanding antara pria dan wanita*
banyak terdapat pada seseorang yang berusia muda* dan sekitar +- dari kanker ditemukan
pada kolon rektosigmoid, sedangkan di (egara )arat 'rekuensi kanker kolorektal yang
ditemukan pada pria lebih besar daripada wanita* banyak terdapat pada seseorang yang
berusia lanjut* dan dari kanker yang ditemukan hanya sekitar 0- yang berada pada kolon
rektosigmoid.
etak kanker kolorektal paling sering terdapat pada kolon rektosigmoid.! /eluhan
pasien karena kanker kolorektal tergantung pada besar dan lokasi dari tumor. /eluhan dari
lesi yang berada pada kolon kanan dapat berupa perasaan penuh di abdominal, symptomaticanemia dan perdarahan, sedangkan keluhan yang berasal dari lesi pada kolon kiri dapat
berupa perubahan pada pola de'ekasi, perdarahan, konstipasi sampai obstruksi.
enis kanker yang paling sering ditemukan ialah adenokarsinoma yaitu sebanyak
9$-, sedangkan lainnya yang lebih jarang ialah carcinoid 0,%-2, lim'oma 1,!-2 dan
sarkoma 0,!-2.1
BAB II
1
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 2/42
ISI
II.1 Anatomi dan 3istologi
4sus besar terdiri dari caecum, appendi5, kolon ascendens, kolon trans&ersum, kolon
descendens, kolon sigmoideum dan rektum serta anus. "ukosa usus besar terdiri dari epitel
selapis silindris dengan sel goblet dan kelenjar dengan banyak sel goblet, pada lapisan
submukosa tidak mempunyai kelenjar. 6tot bagian sebelah dalam sirkuler dan sebelah luar
longitudinal yang terkumpul pada tiga tempat membentuk taenia koli. apisan serosa
membentuk tonjolan tonjolan kecil yang sering terisi lemak yang disebut appendices
epiploicae. #idalam mukosa dan submukosa banyak terdapat kelenjar lim'a, terdapat lipatan7
lipatan yaitu plica semilunaris dimana kecuali lapisan mukosa dan lapisan submukosa ikut
pula lapisan otot sirkuler. #iantara dua plica semilunares terdapat saku yang disebut haustra
coli, yang mungkin disebabkan oleh adanya taenia coli atau kontraksi otot sirkuler. etak
haustra in &i&o dapat berpindah pindah atau menghilang.
8askularisasi kolon dipelihara oleh cabang7cabang arteri mesenterica superior dan
arteri mesenterica in'erior, membentuk marginal arteri seperti periarcaden, yang memberi
cabang7cabang &asa recta pada dinding usus. ang membentuk marginal arteri adalah arteri
ileocolica, arteri colica de5tra, arteri colica media, arteri colica sinistra dan arteri sigmoidae.
3anya arteri ciloca sinistra dan arteri sigmoideum yang merupakan cabang dari arteri
mesenterica in'erior, sedangkan yang lain dari arteri mesenterica superior. Pada umumnya
pembuluh darah berjalan retroperitoneal kecuali arteri colica media dan arteri sigmoidae yang
terdapat didalam mesocolon trans&ersum dan mesosigmoid. Seringkali arteri colica de5tra
membentuk pangkal yang sama dengan arteri colica media atau dengan arteri ileocolica.
Pembuluh darah &ena mengikuti pembuluh darah arteri untuk menuju ke &ena mesenterica
superior dan arteri mesenterica in'erior yang bermuara ke dalam &ena porta. Aliran lim'e
mengalir menuju ke nn. ileocolica, nn. colica de5tra, nn. colica media, nn. colica sinistra dan
nn. mesenterica in'erior. /emudian mengikuti pembuluh darah menuju truncus intestinalis.,:
;olon ascendens panjangnya sekitar 1! cm, dimulai dari caecum pada 'ossa iliaca
de5tra sampai 'le5ura coli de5tra pada dinding dorsal abdomen sebelah kanan, terletak di
sebelah &entral ren de5tra, hanya bagian &entral ditutup peritoneum &isceral. adi letak colon
ascendens ini retroperitoneal, kadang kadang dinding dorsalnya langsung melekat pada
dinding dorsal abdomen yang ditempati muskulus <uadratus lumborum dan ren de5tra.
Arterialisasi colon ascendens dari cabang arteri ileocolic dan arteri colic de5tra yang berasal
dari arteri mesentrica superior.:
2
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 3/42
;olon trans&ersum panjangnya sekitar !$ cm, berjalan dari 'le5ura coli de5tra sampai
'le5ura coli sinistra. )agian kanan mempunyai hubungan dengan duodenum dan pankreas di
sebelah dorsal, sedangkan bagian kiri lebih bebas. =le5ura coli sinistra letaknya lebih tinggi
daripada yang kanan yaitu pada polus cranialis ren sinistra, juga lebih tajam sudutnya dan
kurang mobile. =le5ura coli de5tra erat hubunganya dengan 'acies &isceralis hepar lobus
de5tra bagian caudal2 yang terletak di sebelah &entralnya. Arterialisasi didapat dari cabang
cabang arteri colica media. Arterialisasi colon trans&ersum didapat dari arteri colica media
yang berasal dari arteri mesenterica superior pada >! proksimal, sedangkan 1>! distal dari
colon trans&ersum mendapat arterialisasi dari arteri colica sinistra yang berasal dari arteri
mesenterica in'erior .
?ambar .1. Arteri "esenterica Superior
"esokolon trans&ersum adalah duplikatur peritoneum yang mem'iksasi colon
trans&ersum sehingga letak alat ini intraperitoneal. Pangkal mesokolon trans&ersa disebut
radi5 mesokolon trans&ersa, yang berjalan dari 'le5ura coli sinistra sampai 'le5ura coli de5tra.
apisan cranial mesokolon trans&ersa ini melekat pada omentum majus dan disebut
3
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 4/42
ligamentum gastro meso2 colica, sedangkan lapisan caudal melekat pada pankreas dan
duodenum, didalamnya berisi pembuluh darah, lim'a dan syara'. /arena panjang dari
mesokolon trans&ersum inilah yang menyebabkan letak dari colon trans&ersum sangat
ber&ariasi, dan kadangkala mencapai pel&is.:
?ambar .. Arteri "esenterica In'erior
;olon descendens panjangnya sekitar cm, dimulai dari 'le5ura coli sinistra sampai
'ossa iliaca sinistra dimana dimulai colon sigmoideum. @erletak retroperitoneal karena hanya
dinding &entral saja yang diliputi peritoneum, terletak pada muskulus <uadratus lumborum
dan erat hubungannya dengan ren sinistra. Arterialisasi didapat dari cabang7cabang arteri
colica sinistra dan cabang arteri sigmoid yang merupakan cabang dari arteri mesenterica
in'erior.
;olon sigmoideum mempunyai mesosigmoideum sehingga letaknya intraperi toneal,
dan terletak didalam 'ossa iliaca sinistra. adi5 mesosigmoid mempunyai perlekatan yang
&ariabel pada 'ossa iliaca sinistra. ;olon sigmoid membentuk lipatan7lipatan yang tergantung
4
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 5/42
isinya didalam lumen, bila terisi penuh dapat memanjang dan masuk ke dalam ca&um pel&is
melalui aditus pel&is, bila kosong lebih pendek dan lipatannya ke arah &entral dan ke kanan
dan akhirnya ke dorsal lagi. ;olon sigmoid melanjutkan diri kedalam rectum pada dinding
mediodorsal pada aditus pel&is di sebelah depan os sacrum. Arterialisasi didapat dari cabang7
cabang arteri sigmoidae dan arteri haemorrhoidalis superior cabang arteri mesenterica
in'erior. Aliran &ena yang terpenting adalah adanya anastomosis antara &ena haemorrhoidalis
superior dengan &ena haemorrhoidalis medius dan in'erior, dari ketiga &ena ini yang
bermuara kedalam &ena porta melalui &ena mesenterica in'erior hanya &ena haemorrhoidalis
superior, sedangkan yang lain menuju &ena iliaca interna. adi terdapat hubungan antara &ena
parietal &ena iliaca interna2 dan &ena &isceral &ena porta2 yang penting bila terjadi
pembendungan pada aliran &ena porta misalnya pada penyakit hepar sehingga mengganggu
aliran darah portal. "esosigmoideum mempunyai radi5 yang berbentuk huru' 8 dan
ujungnya letaknya terbalik pada ureter kiri dan percabangan arteri iliaca communis sinistra
menjadi cabang7cabangnya, dan diantara kaki7kaki huru' 8 ini terdapat reccessus
intersigmoideus.:
II. =isiologi
Pertukaran air dan elektrolit
/olon ialah tempat utama bagi absorpsi air dan pertukaran elektrolit. Sebnyak 90 -
kandungan air diserap di kolon yaitu sekitar 17 per hari. (atrium diabsorpsi secara akti'
melalui (A7/7A@Pase. /olon dapat mengabsorpsi sebanyak %00 mB< perhari. Air diserap
secara pasi' mengikuti dengan natrium melalui perbedaan osmotik. /alium secara akti'
disekresikan ke dalam lumen usus dan diabsorpsi secara pasi'. /lorida diabsoprsi secara akti'
melalui pertukaran klorida7bikarbonat.
#egradasi bakteri dari protein dan urea menghasilkan amonia. Amonia adalah
substansi yang diabsorpsi dan ditransportasikan ke hati. Absorpsi amonia ini tergantung daro
p3 intraluminal. Penggunaan antibiotik akan menyebabkan penurunan bakteri usus dan
penuran p3 intraluminal yang akan menyebabkan penurunan absorpsi amonia.
Asam lemak rantai pendek
Asam lemak rantai pendek seperti asetat, butirat dan propionat diproduksi oleh
'ermentasi bakterial yang berasal dari karbohidrat. Asam lemak rantai pendek ini berguna
sebagai sumber energi bagi mukosa kolon dan metabolisme usus seperti transportasi natrium.
5
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 6/42
/ekuranga nsumber penghasil Asam lemak rantai pendek atau kolostomi, ileostomi akan
menyebabkan atro'i mukosa.
Mikroflora kolon dan gas intestinal
Sebanyak kurang lebih !0- dari berat 'eses terdiri dari bakteri. "ikroorganisme yang
terbanyak ialah anaerob dan spesies terbanyak ialah )acteroides. Bscherichia coli merupakan
bakteri aerob terbanyak. "ikro'lora endogen ini penting dalam pemecahan karbohodrat dan
protein di kolon dan berpartisipasi dalam metabolisne bilirubin, asam empedu, estrogen dan
kolesterol. )akteri ini juga diCperlukan dalam produksi &itamin / dan menghambat
pertunbuhan bakteri patogen seperti ;lostridium di''icle. @etapi tingginya jumlah bakteri
pada colon dapat menyebabkan sepsis, abses dan in'eksi.
?as intestinal dihasilkan dari air yang tertelan, di'usi dari darah dan produksi
intraluminal. /omponen utama dari gas ini ialah nitrogen, oksigen, karbon dioksida, hidrogen
dan methan. (itrogen dan oksigen dihasilkan dari udara yang tertelan. /arbon dioksida
diproduksi dengan reaksi bikarbonat dan ion hidrogen dan perubahan trigliserid menjadi
asam lemak. 3idrogen dan methane diproduksi oleh bakteri kolon. ?as yang diproduksi
sekitar 100700 m dan dikeluarkan melalui 'latus.
Motilitas
@idak seperti usus halus, usus besar tidak menampilkan karaktersistik dari kompleks
migrasi motorik. 4sus besar memperlihatkan kontraksi intermiten. Amplitudo rendah,
kontraksi durasi pendek akan meningkatkan waktu transit di kolon, dan meningkatkan
absorpsi air dan perubahan elektrolit. Secara umum, akti&asi kolinergik meningktkan
motilitas kolon. :
Secara umum, akti&itas 'isik seperti postur, cara berjalan berperan penting dalam
stimulus pergerakan isi kolon. Selain itu juga dipengaruhi oleh keadaan emosi. Daktu transit
di kolon dipercepat oleh makan makanan yang mengandung serat. Serat ialah matri5 sel
tumbuhan yang tidak larut dan terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lilgnin. Pergerakan
kolon normal lambat, kompleks dan ber&ariasi. Pada kebanyakan, makanan mencapai sekum
dalam % jam dan % pada rektosigmoid. /olon trans&ersum merupakan tempat penyimpanan
'eses.
Pola motilitas kolon dapat mencampur dan mengeliminasi isi usus. =aktor yang
mempengaruhi motilitas ialah keadaan emosional, jumlah kegiatan dan tidur, jumlah distensi
kolon dan &ariasi hormonal.enis7 jenis gerakan E
6
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 7/42
F ?erakan retrograde. @erutama pada kolon kanan dan gerakan ini memperpanjang
lamanya kontak isi lumen dengan mukosa dan meningkatkan absorpsi air dan
elektrolit
F /ontraksi segmental. #ilakukan secara simultan oleh otot longitudinal dan sirkular.
F ?erakan massa. @erjadi !7% kali sehari dan dikarakteristikkan dengan kontraksi
antegrade dan propulsi'.+
Defekasi
#e'ekasi ialah mekanisme yang kompleks dan terkoordinasi melibatkan pergerakan
massa kolon, peningkatan tekanan intra abdominal dan rektal serta relaksasi lantai pel&is.
asa ingin de'ekasi terbentuk ketika 'eses memasuki rektum dan menstimulasi reseptor di
dinding rektum atau otot le&ator. #istensi dari rektum menyebabkan relaksasi dari s'ingter
ani yang menyebabkan kontak dengan kanal anal. e'leks ini menyebabkan epitel
memisahkan 'eses padat dari gas dan cair.:
II.! Bpidemiologi
#i dunia, kanker kolorektal menduduki peringkat ketiga pada tingkat insiden dan
mortalitas.1, Pada tahun 00 terdapat lebih dari 1 juta insiden kanker kolorektal dengan
tingkat mortalitas lebih dari 0-. 9, - pria penderita kanker terkena kanker kolorektal,sedangkan pada wanita angkanya mencapai 9,!- dari total jumlah penderita kanker.1
Angka insiden tertinggi terdapat pada Bropa, Amerika, Australia dan Selandia baru*
sedangkan angka insiden terendah terdapat pada India, Amerika Selatan dan Arab Israel. #i
Bropa, penyakit ini menempati urutan kedua sebagai kanker yang paling sering terjadi pada
pria dan wanita pada tingkat insidensi dan mortalitas.
#idapatkan suatu hubungan yaitu
F @erdapat perbedaan insiden pada pria dan wanita yang berusia lanjut, yang meningkat
seiring dengan usia
F "eningkatnya insiden kanker kolorektal seiring dengan kepadatan penduduk
F endahnya insiden pada pria yang belum pernah menikah dibandingkan dengan pria
lainnya.
Perkiraan insiden kanker di Indonesia adalah 100 per 100.000 penduduk. (amun,
hanya !,- dari kasus kanker yang baru mencari perawatan di umah Sakit. #ewasa ini
kanker kolorektal telah menjadi salah satu dari kanker yang banyak terjadi di Indonesia, data
yang dikumpulkan dari 1! pusat kanker menunjukkan bahwa kanker kolorektal merupakansalah satu dari lima kanker yang paling sering terdapat pada pria maupun wanita. :
7
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 8/42
?ambar .! Insiden /anker di Indonesia
II.% Btiologi
Penyebab dari keganasan kolorektal memiliki 'aktor genetik dan lingkungan E
Sindroma kanker 'amilial
@erdapat berbagai 'aktor genetik yang berkaitan dengan keganasan kolorektal.
Sebanyak 1071 - kasus kanker kolorektal disebabkan oleh 'aktor ini.
@abel .1 Sindroma kanker 'amilial+
TABLE !" Hereditar# $olore%tal $an%er &$'$( S#ndromesS#ndrome ) of
total$'$*urden
+eneti%*asis
Penot#pe E-tra%oloni%manifestations
Treatment Notes
=amilialadenomatous
polyposis
=AP2
G1- "utasi padagensuppressor
tumor APC<12
G100adenomatous
polyp* near
100- with;; by age
;3PB,osteomas,epidermal
cysts, periampullary
@P; withend7ileostomy
or IPAA or@A; with
8ariantsinclude @urcot;(S tumors2
and ?ardenerdesmoids2
8
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 9/42
%0 yr neoplasms IA andli'elongsur&eillance
syndromes
3ereditary
nonpolyposis colorectalcancer3(P;;2
-F
+-
#e'ecti&e
mismatchrepairE
MSH2 and MLH190-2,
MSH6 10-2
Polyps
sedikit, predominantly right7sided;;, $0-li'etime risko' ;;
At risk 'or
uterine,o&arian, smallintestinal,
pancreaticmalignancies
?enetic
counseling*consider
prophylacticresections,including@A3>)S6
3igh
microsatelliteinstability"SI732tumors, better
prognosis thansporadic ;;
PeutH7eghersPS2
G1- /ehilangantumorsuppressorgene
LKB1/STK11 19p1!2
3amartomasthroughout ?Itract
"ucocutaneous pigmentation,risk 'or
pancreatic
cancer
Sur&eillanceB?# andcolonoscopy <! yr*
resect polyps 1.cm
"ajority present withS)6 due tointussusceptin
g polyp
=amilial ju&enile polyposis=P2
G1- "utasiSMAD4/DP C 1$<12
3amartomasthroughout ?Itract* !
ju&enile polyps* 1-with ;; byage ! yr
?astric,duodenal and
pancreaticneoplasms*
pulmonaryA8"s
?eneticcounseling*consider
prophylactic@A; withIA 'ordi''usedisease
Presents withrectal bleedingor diarrhea
A8", arterio&enous mal'ormation* ;3PB, congenital hypertrophy o' retinal pigmentedepithelium* ;(S, central ner&ous system* B?#, esophagogastroduodenoscopy* ?I,gastrointestinal* IPAA, ileal pouch7anal anastomosis* IA, ileal7rectal anastomosis* @A;,total abdominal colectomy* @A3>)S6, total abdominal hysterectomy and bilateralsalpingo7oophorectomy* @P;, total proctocolectomy.
/asus sporadik
/asus sporadik merupakan bagian terbesar yaitu sekitar $- dari seluruh keganasan
kolorektal. Dalaupun tidak ada mutasi genetik yang dapat diidenti'ikasi, namun
kekerabatan tingkat pertamadari pasien kanker kolorektal memiliki peningkatan
resiko !79 5 untuk dapat terkena kanker.
=aktor lingkungan
=aktor lingkungan yang ikut berpengaruh antara lain ialah diet. #iet tinggi lemak
jenuh meningkatkan resiko. "emperbanyak makan serat menurunkan resiko ini untuk
indi&idu dengan diet tinggi lemak. Studi epidemiologik juga memperlihatkan bahwa
orang dari negara bukan industri lebih sedikit terkena resiko ini.+
9
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 10/42
II. =aktor esiko
II./." Polip
Polip telah diketahui potensial untuk menjadi kanker kolorektal. B&olusi dari kanker
itu sendiri merupakan sebuah proses yang bertahap, dimana proses dimulai dari hiperplasia
sel mukosa, pembentukan adenoma, perkembangan dari displasia menuju trans'ormasi
maligna dan in&asi' kanker . Akti'asi onkogen, inakti'asi tumor supresi gen, dan kromosomal
deletion memungkinkan perkembangan dari 'ormasi adenoma, perkembangan dan
peningkatan displasia dan in&asi' karsinoma.$
Ada tiga kelompok utama gen yang terlibat dalam regulasi pertumbuhan sel yaitu
proto7onkogen, gen penekan tumor Tumor Suppresor Gene J @S?2, dan gen gatekeeper .
Proto7onkogen menstimulasi dan meregulasi pertumbuhan dan pembelahan sel. @S?
menghambat pertumbuhan sel atau menginduksi apoptosis kematian sel yang terprogram2.
/elompok gen ini dikenal sebagai anti7onkogen, karena ber'ungsi melakukan kontrol negati'
pada pertumbuhan sel. ?en p! merupakan salah satu dari @S? yang menyandi protein
dengan berat molekul ! k#a. ?en p! juga ber'ungsi mendeteksi kerusakan #(A,
menginduksi reparasi #(A. ?en gatekeeper ber'ungsi mempertahankan integritas genomik
dengan mendeteksi kesalahan pada genom dan memperbaikinya. "utasi pada gen7gen ini
karena berbagai 'aktor membuka peluang terbentuknya kanker.
Pada keadaan normal, pertumbuhan sel akan terjadi sesuai dengan kebutuhan melaluisiklus sel normal yang dikendalikan secara terpadu oleh 'ungsi proto7onkogen, @S?, dan gen
gatekeeper secara seimbang. ika terjadi ketidakseimbangan 'ungsi ketiga gen ini, atau salah
satu tidak ber'ungsi dengan baik karena mutasi, maka keadaan ini akan menyebabkan
penyimpangan siklus sel. Pertumbuhan sel tidak normal pada proses terbentuknya kanker
dapat terjadi melalui tiga mekanisme, yaitu perpendekan waktu siklus sel, sehingga akan
menghasilkan lebih banyak sel dalam satuan waktu, penurunan jumlah kematian sel akibat
gangguan proses apoptosis, dan masuknya kembali populasi sel yang tidak akti' berproli'erasi
ke dalam siklus proli'erasi. ?abungan mutasi dari ketiga kelompok gen ini akan
menyebabkan kelainan siklus sel akibatnya sel akan berkembang tanpa kontrol yang sering
terjadi pada manusia adalah mutasi gen p!2. Akhirnya akan terjadi pertumbuhan sel yang
tidak diperlukan, tanpa kendali dan karsinogenesis dimulai.
Secara histologi polip diklasi'ikasikan sebagai neoplastik dan non neoplastik. (on
neoplastik polip tidak berpotensi maligna, yang termasuk polip non neoplastik yaitu polip
hiperplastik, mukous retention polip, hamartoma ju&enile polip2, lim'oid aggregate dan
in'lamatory polip.+
10
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 11/42
(eoplastik polip atau adenomatous polip berpotensial berdegenerasi maligna* dan
berdasarkan D36 diklasi'ikasikan sebagai tubular adenoma, tubulo&illous adenoma dan
&illous adenoma. @ujuh puluh persen dari polip berupa adenomatous, dimana +-7$-
tubular adenoma, 10-7- tubulo&illous adenoma dan &illous adenoma dibawah -.$
?ambar .% Adenomatous Polip
#isplasia dapat dikategorikan menjadi low atau high grade. Bnam persen dari
adenomatous polip berupa high grade displasia dan - didalamnya berupa in&asi' karsinoma
pada saat terdiagnosa. Potensi malignansi dari adenoma berkorelasi dengan besarnya polip,
tingkat displasia, dan umur. Polip yang diameternya lebih besar dari 1 cm, berdisplasia berat
dan secara histologi tergolong sebagai &illous adenoma dihubungkan dengan risiko tinggi
untuk menjadi kanker kolorektal. Polip yang berukuran kecil G1 cm2 tidak berhubungandengan meningkatnya timbulnya kanker kolorektal. Insiden dari kanker meningkat dari ,7%
kali lipat jika polip lebih besar dari 1 cm, dan 7+ kali lipat pada pasien yang mempunyai
multipel polip. Daktu yang dibutuhkan untuk menjadi malignansi tergantung beratnya derajat
displasia.$
11
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 12/42
?ambar . Polip (eoplastik
/eterangan E A2 tubular adenoma, )2 &illous adenoma, ;2 tubulo&illous adenoma, #2
karsinoma pada tangkai tubular adenoma, B2 karsinoma in&asi' yang muncul dari sebuah
&illous adenoma.
II./. Idiopati% Inflammator# Bo0el Disease
II./.." Ulseratif 1olitis
4lserati' kolitis merupakan 'aktor risiko yang jelas untuk kanker kolon, sekitar 1-
dari pasien yang memiliki riwayat kronik ulserati' kolitis. isiko perkembangan kanker pada
pasien ini berbanding terbalik pada usia terkena kolitis dan berbanding lurus dengan
keterlibatan dan keakti'an dari ulserati' kolitis. isiko kumulati' adalah - pada 10 tahun,
$- pada 0 tahun, dan 1$- pada !0 tahun. Pendekatan yang direkomendasikan untuk
seseorang dengan risiko tinggi dari kanker kolorektal pada ulserati' kolitis dengan
mengunakan kolonoskopi untuk menentukan kebutuhan akan total proktokolektomi pada
pasien dengan kolitis yang durasinya lebih dari $ tahun. Strategi yang digunakan berdasarkan
asumsi bahwa lesi displasia bisa dideteksi sebelum terbentuknya in&asi' kanker. #iagnosis
dari displasia mempunyai masalah tersendiri pada pengumpulan sampling spesimen dan
&ariasi perbedaan pendapat antara para ahli patologi anatomi.
II./.. Pen#akit $ron2s
12
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 13/42
Pasien yang menderita penyakit crohnKs mempunyai risiko tinggi untuk menderita
kanker kolorektal tetapi masih kurang jika dibandingkan dengan ulserati' kolitis.$
/eseluruhan insiden dari kanker yang muncul pada penyakit crohnKs sekitar 0-.
Pasien dengan striktur kolon mempunyai insiden yang tinggi dari adenokarsinoma pada
tempat yang terjadi 'ibrosis. Adenokarsinoma meningkat pada tempat strikturoplasty
menjadikan sebuah biopsy dari dinding intestinal harus dilakukan pada saat melakukan
strikturoplasty. @elah dilaporkan juga bahwa s<uamous sel kanker dan adenokarsinoma
meningkat pada 'istula kronik pasien dengan crohnKs disease.
II./.3 4aktor +enetik
II./.3." 'i0a#at 1eluarga
Sekitar 1- dari seluruh kanker kolon muncul pada pasien dengan riwayat kanker
kolorektal pada keluarga terdekat. Seseorang dengan keluarga terdekat yang mempunyai
kanker kolorektal mempunyai kemungkinan untuk menderita kanker kolorektal dua kali lebih
tinggi bila dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki riwayat kanker kolorektal
pada keluarganya.:
II./.3. Herediter 1anker 1olorektal
Abnormalitas genetik terlihat mampu memediasi progresi dari normal menuju mukosa
kolon yang maligna. Sekitar setengah dari seluruh karsinoma dan adenokarsinoma yang besar
berhubungan dengan mutasi. angkah yang paling penting dalam menegakkan diagnosa dari
sindrom kanker herediter yaitu riwayat kanker pada keluarga. "utasi sangat jarang terlihat
pada adenoma yang lebih kecil dari 1 cm. Allelic deletion dari 1+p ditunjukkan pada L dari
seluruh kanker kolon, dan deletion dari < ditunjukkan lebih dari 1>! dari karsinoma kolon
dan adenoma yang besar. #ua sindrom yang utama dan beberapa &arian yang utama dari
sindrom ini menyebabkan kanker kolorektal telah dikenali karakternya. #ua sindrom ini,
dimana mempunyai predisposisi menuju kanker kolorektal memiliki mekanisme yang
berbeda, yaitu 'amilial adenomatous polyposis =AP2 dan hereditary non polyposis colorectal
cancer 3(P;;2.+
♥ 4AP
?en yang bertanggung jawab untuk =AP yaitu gen AP;, yang berlokasi pada
kromosom <1. Adanya de'ek pada AP; tumor supresor gen dapat menggiring kepada
kemungkinan pembentukan kanker kolorektal pada umur %0 sampai 0 tahun. Pada =AP
yang telah berlangsung cukup lama, didapatkan polip yang sangat banyak untuk dapatdilakukannya kolonoskopi polipektomi yang aman dan adekuat. /etika hal ini terjadi,
13
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 14/42
direkomendasikan untuk melakukan prophylactic subtotal colectomy diikuti dengan
endoskopi pada bagian yang tersisa. Idealnya prophylactic colectomy harus ditunda kecuali
terdapat terlalu banyak polip yang dapat ditangani dengan aman. Prosedur pembedahan
elekti' harus sedapat mungkin dihindari ketika memungkinkan. Screening untuk polip harus
dimulai pada saat usia muda. Pasien dengan =AP yang diberi %00 mg celeco5ib, dua kali
sehari selama enam bulan mengurangi rata rata jumlah polip sebesar $-. @umor lain yang
mungkin muncul pada sindrom =AP adalah karsinoma papillary thyroid, sarcoma,
hepatoblastomas, pancreatic carcinomas, dan medulloblastomas otak. 8arian dari =AP
termasuk gardnerKs syndrom dan turcotKs syndrom.+
♥ HNP$$
Pola autosomal dominan dari 3(P;; termasuk lynchKs sindrom I dan II. ?enerasi
multipel yang dipengaruhi dengan kanker kolorektal muncul pada umur yang muda M%
tahun2, dengan predominan lokasi kanker pada kolon kanan. Abnormalitas genetik ini
terdapat pada mekanisme mismatch repair yang bertanggung jawab pada de'ek eksisi dari
abnormal repeating se<uences dari #(A, yang dikenal sebagai mikrosatellite mikrosatellite
instability2. etensi dari s<uences ini mengakibatkan ekspresi dari phenotype mutator, yang
dikarakteristikkan oleh 'rekuensi #(A replikasi error BN phenotype2, dimana
predisposisi tersebut mengakibatkan seseorang memiliki multitude dari malignansi primer.
Pasien dengan 3(P;; mungkin juga memiliki adenoma sebaceous, carcinoma sebaceous,
dan multipel keratocanthoma, @ermasuk kanker dari endometrium, o&arium, kandung kemih,
ureter, lambung dan traktus biliaris. ika dibandingkan dengan sporadic kanker kolorektal,
tumor pada 3(P;; seringkali poorly di''erentiated, dengan gambaran mucoid dan signet7
cell, reaksi yang mirip crohnKs nodul lymphoid, germinal centers, yang berlokasi pada
peri'er in'litrasi kanker kolorektal2, kehadiran in'iltrasi lymphocytes diantara tumor.
/arsinogenesis yang terakselerasi muncul pada 3(P;;, pada keadaan ini adenoma kolon
yang berukuran kecil dapat menjadi karsinoma dalam 7! tahun, bila dibandingkan dengan
proses pada rata7rata kanker kolorektal yang membutuhkan waktu $710 tahun. /etika kriteria
amsterdam digunakan untuk menentukan proporsi dari kanker kolorektal yang dikarenakan
3(P;;, estimasi keakurasiannya sekitar 17: -.
Pasien dengan 3(P;; mempunyai kecenderungan untuk menderita kanker
kolorektal pada umur yang sangat muda, dan screening harus dimulai pada umur 0 tahun
atau lebih dini tahun dari umur anggota keluarga yang pertama kali terdiagnosa kanker
kolorektal yang berhubungan 3(P;;. Angka rata7rata pasien dengan 3(P;; yang
didiagnosa menderita kanker kolorektal pada umur %% tahun, dibandingkan dengan pasienkontrol yang menderita kanker kolorektal pada umur :$ tahun. Prognosis dari pasien 3(P;;
14
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 15/42
terlihat lebih baik daripada pasien dengan sporadic kanker kolon. #ari penelitian
menunjukkan bahwa pasien dengan 3(P;; kurang mendapat man'aat dari adju&ant
kemoterapi berdasarkan kombinasi 'luorourasil daripada pasien tanpa kelainan ini.+
II./.5 Diet
"asyarakat yang diet tinggi lemak, tinggi kalori, daging dan diet rendah serat
berkemungkinan besar untuk menderita kanker kolorektal pada kebanyakan penelitian,
meskipun terdapat juga penelitian yang tidak menunjukkan adanya hubungan antara serat dan
kanker kolorektal. Ada dua hipotesis yang menjelaskan mekanisme hubungan antara diet dan
resiko kanker kolorektal. @eori pertama adalah pengakumulasian bukti epidemiologi untuk
asosiasi antara resistensi insulin dengan adenoma dan kanker kolorektal. "ekanismenya
adalah menkonsumsi diet yang berenergi tinggi mengakibatkan perkembangan resistensi
insulin diikuti dengan peningkatan le&el insulin, trigliserida dan asam lemak tak jenuh pada
sirkulasi. =aktor sirkulasi ini mengarah pada sel epitel kolon untuk menstimulus proli'erasi
dan juga memperlihatkan interaksi oksigen reakti'. Pemaparan jangka panjang hal tersebut
dapat meningkatkan pembentukan kanker kolorektal. 3ipotesis kedua adalah identi'ikasi
berkelanjutan dari agen yang secara signi'ikan menghambat karsinogenesis kolon secara
e5perimental. #ari pengamatan tersebut dapat disimpulkan mekanismenya, yaitu hilangnya
'ungsi pertahanan lokal epitel disebabkan kegagalan di'erensiasi dari daerah yang lemah
akibat terpapar toksin yang tak dapat dikenali dan adanya respon in'lamasi 'okal,
karakteristik ini didapat dari bukti terakti'asinya enHim ;6O7 dan stres oksidati' dengan
lepasnya mediator oksigen reakti'. 3asil dari proli'erasi 'okal dan mutagenesis dapat
meningkatkan resiko terjadinya adenoma dan aberrant crypt 'oci. Proses ini dapat dihambat
dengan a2 demulsi yang dapat memperbaiki permukaan lumen kolon* b2 agen anti7
in'lamasi* atau c2 anti7oksidan. /edua mekanisme tersebut, misalnya resistensi insulin yang
berperan melalui tubuh dan kegagalan pertahanan 'okal epitel yang berperan secara lokal,
dapat menjelaskan hubungan antara diet dan resiko kanker kolorektal.$
II././ +a#a Hidup
Pria dan wanita yang merokok kurang dari 0 tahun mempunyai risiko tiga kali untuk
memiliki adenokarsinoma yang kecil, tapi tidak untuk yang besar. Sedangkan merokok lebih
dari 0 tahun berhubungan dengan risiko dua setengah kali untuk menderita adenoma yang
berukuran besar. Pemakaian alkohol juga menunjukkan hubungan dengan meningkatnya
risiko kanker kolorektal.
15
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 16/42
Pada berbagai penelitian telah menunjukkan hubungan antara akti'itas, obesitas dan
asupan energi dengan kanker kolorektal. Pada percobaan terhadap hewan, pembatasan asupan
energi telah menurunkan perkembangan dari kanker. Interaksi antara obesitas dan akti'itas
'isik menunjukkan penekanan pada akti'itas prostaglandin intestinal, yang berhubungan
dengan risiko kanker kolorektal. @he (urses 3ealth Study telah menunjukkan hubungan yang
berkebalikan antara akti'itas 'isik dengan terjadinya adenoma, yang dapat diartikan bahwa
penurunan akti'itas 'isik akan meningkatkan risiko terjadinya adenoma.$
II./.6 Usia
Proporsi dari semua kanker pada orang usia lanjut : thn2 pria dan wanita adalah
:1- dan :-. =rekuensi kanker pada pria berusia lanjut hampir + kali 1$ per 100.000
orang per tahun2 dan pada wanita berusia lanjut sekitar % kali 119 per 100.000 orang per
tahun2 bila dibandingkan dengan orang yang berusia lebih muda !07:% thn2. Peningkatan
resiko kanker kolorektal meningkat sesuai dengan usia.+
"enurut D36, 'aktor resiko kanker kolorektal E
1. )erusia 0 tahun
. Sindroma adenomatous popilposis 'amilial, hamartomatous poliposis dan PeutH jagers
sindrom2
!. iwayat kanker kolorektal pada keluarga
%. In'lamatory bowel disease
. iwayat menderita kanker kolorektal
:. iwayat menderita polip kolrektal
II.: Pato'isiologi
Penyebab dari kanker kolorektal masih terus diselidiki. "utasi dapat menyebabkan
akti&asi dari onkogen k7ras2 dan atau inakti&asi dari gen supresi tumor AP;, #;;
deleted in colorectal carcinoma, p!2. /arsinoma kolorektal merupakan perkembangan dari
polip adenomatosa dengan akumulasi dari mutasi ini.
16
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 17/42
?ambar .: Perkembangan menuju karsinoma$
#e'ek pada gen AP; yang merupakan pertama kali dideskripsikan pada pasien
dengan =AP. #engan meneliti dari populasi ini, maka karakteristik mutasi dari gen AP;
dapat diidenti'ikasi. "ereka sekarang diketahui ada dalam $0- kasus sporadik kanker
kolorektal. ?en AP; merupakan gen supresi tumor. "utasi pada setiap alel diperlukan untuk
pembentukan polip. "ayoritas dari mutasi ialah prematur stop kodon yang menghasilkan
truncated AP; protein. Inakti&asi AP; sendiri tidak menghasilkan karsinoma. Akan tetapi,
mutasi ini menyebabkan akumulasi kerusakan genetik yang menghasilkan keganasan.
@ambahan mutasi pada jalur ini ialah akti&asi onkogen /7ras dan hilangnya gen supresi
tumor #;; dan p!.
/7ras diklasi'ikasikan sebagai proto onkogen karena mutasi 1 alel siklus sel. ?en /7
ras menghasilkan produk ? protein yang akan menyebabkan transduksi signal intraceluler.
/etika akti', /7ras berikatan dengan guanosine triphosphate ?@P2 yang dihidrolisis menjadi
guanosis diphosphate ?#P2 kemudian menginakti&asi ? protein. "utasi /7ras
menyebabkan ketidakmampuan dalam hidrolisis ?@P yang menyebabkan ? protein akti&
secara permanen. 3al ini yang menyebabkan pemecahan sel yang tidak terkontrol.
#;; ialah gen supresi tumor dan kehilangan semua alelnya diperlukan untuk
degenerasi keganasan, mutasi #;; terjadi pada lebih dari +0- kasus karsinoma kolorektal
dan memiliki prognosis negati'. ?en supresi tumor p7! sudah banyak dikarakteristikan
dalam banyak keganasan. Protein p! penting untuk menginisiasi apoptosis dalam sel pada
kerusakan genetik yang tidak dapat diperbaiki. "utasi p! diperlihatkan dalam +- kasus.
17
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 18/42
?ambar .+ Perubahan genetik dan gambaran klinis9
alur genetik
@erdapat jalur utama dalam inisasi dan progesi dari tumor yaitu jalur 63 dan jalur
replication error B2. alur 63 dikarakteristikan dengan delesi pada kromosom dan
tumor aneuploidi. $0- dari karsinoma kolorektal merupakan mutasi dari jalur 63, sisanya
merupakan mutasi jalur B yang dikarakteristikan dengan kesalahan pasangan sewaktu
replikasi #(A. )eberapa gen sudah diidenti'ikasi sebagai sesuatu yang penting dalam
mengenali dan memperbaiki kesalahan replikasi. /esalahan pencocokan gen yaitu include
hMSH2 hMLH1 hPMS1 hPMS2, dan h"S3:>?@)P. "utasi satu dari beberapa gen ini
merupakan predisposisi dalam mutasi sel yang dapat terjadi pada proto onkogen ataupun gen
supresi tumor.
alur B berhubungan dengan instabilitasi mikrosatelit. @umor dengan instabilitas
mikrosateliti memiliki karakteristik yang berbeda dari jalur 63. @umor ini lebih banyak
terdapaat pada bagian kanan dan memiliki prognosis yang lebih baik. @umor yang berasaldari 63 terjadi pada kolon distal dan berprognosis lebih buruk.:
18
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 19/42
/anker kolon dan rectum terutama 9-2 adenokarsinoma muncul dari lapisan epitel
usus2 dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak
jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari
tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang lain paling sering ke hati2.
(eoplasma primerà adenokarsinoma
Secara makroskopik terdapat tiga tipe karsinoma kolon dan rektum, yaitu E
1. @ipe polipoid atau &egetati' yang tumbuh menonjol kedalam lumen usus, berbentuk
kembang kol dan ditemukan terutama di daerah sekum dan kolon asendens.
. @ipe skirus mengakibatkan penyempitan sehingga terjadi stenosis dan gejala obstruksi,
terutama ditemukan di daerah kolon desendens, sigmoid dan rektum.
!. )entuk ulserati' terjadi karena nekrosis di bagian sentral terdapat di rektum.
Pada tahap lanjut sebagian besar karsinoma kolon mengalami ulserasi menjadi tukak
maligna.:
II.+ 3istologi
Pada penelitian mengenai gambaran histologi kanker kolorektal dari tahun 199$7001
di Amerika Serikat yang melibatkan .:!0 kasus kanker kolorektal. #idapatkan gambaran
histopatologis dari kanker kolorektal sebesar 9:- berupa adenocarcinoma, - karsinoma
lainnya termasuk karsinoid tumor2, 0,%- epidermoid carcinoma, dan 0,0$- berupa sarcoma.
Proporsi dari epidermoid carcinoma, mucinous carcinoma dan carcinoid tumor banyak
diketemukan pada wanita. Secara keseluruhan, didapatkan suatu pola hubungan antara tipe
histopatologis, derajat di''erensiasi dan stadium dari kanker kolorektal. Adenocarcinoma
sering ditemukan dengan derajat di''erensiasi sedang dan belum bermetastase pada saat
terdiagnosa, signet ring cell carcinoma banyak ditemukan dengan derajat di''erensiasi buruk
dan telah bermetastase jauh pada saat terdiagnosa, lain pula pada carcinoid tumor dan
sarcoma yang sering dengan derajat di''erensiasi buruk dan belum bermetastase pada saatterdiagnosa, sedangkan small cell carcinoma tidak memiliki derajat di''erensiasi dan sering
sudah bermetastase jauh pada saat terdiagnosa.
#ari 01 kasus kanker kolorektal periode 199%700! di S /anker #harmais S/#2
didapatkan bahwa tipe histopatologis yang paling sering dijumpai adalah adenocarcinoma
Cdi'erensiasi baik %$ !,$$-2, sedang +$ !$,$0-2, buruk % ,!9-2Q, dan yang jarang
adalah musinosum 19 9,%-2 dan signet ring cell carcinoma 11 ,%+-2. )erbagai &arian
gambaran histopatologi kanker kolorektal berdasarkan klasi'ikasi Dorld 3ealth 6rganiHationE
F "ucinous adenocarcinoma
19
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 20/42
F Signet ring cell adenocarcinoma
F Adenoskuamous carcinoma
F S<uamous carcinoma
F ;horiocarcionma
F "edullary carcinoma10
II. $ "ani'estasi klinis
4sus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan kanan sejalan dengan suplai
darah yang diterima. Arteri mesenterika superior memperdarahi belahan bagian kanan
caecum, kolon ascendens dan duapertiga proksimal kolon trans&ersum2, dan arteri
mesenterika in'erior yang memperdarahi belahan kiri sepertiga distal kolon trans&ersum,
kolon descendens dan sigmoid, dan bagian proksimal rektum2. @anda dan gejala dari kanker
kolon sangat ber&ariasi dan tidak spesi'ik. /eluhan utama pasien dengan kanker kolorektal
berhubungan dengan besar dan lokasi dari tumor.
1olon kanan memiliki kaliber yang besar, tipis dan dinding distensi serta isi 'ecal
ialah air. /arena 'itur anatomisnya, karsinoma kolon kanan dapat tumbuh besar sebelum
terdiagnosa. Pasien sering mengeluh lemah karena anemia. #arah makroskopis sering tidak
tampak pada 'eses tetapi dapat mendeteksi tes darah samar. Pasien dapat mengeluh
ketidaknyamanan pada kuadran kanan perut setelah makan dan sering salah diagnosa dengan penyakit gastrointestinal dan kandung empedu. arang sekali terjadi obstruksi dan gangguan
berkemih.
1olon kiri memiliki lumen yang lebih kecil dari yang kanan dan konsistensi 'eses
ialah semisolid. @umor dari kolon kiri dapat secara gradual mengoklusi lumen yang
menyebabkan gangguan pola de'ekasi yaitu konstipasi atau peningkatan 'rekuensi )A).
Pendarahan dari anus sering namun jarang yang masi'. =eses dapat diliputi atau tercampur
dengan darah merah atau hitam. Serta sering keluar mukus bersamaan dengan gumpalan
darah atau 'eses.
Pada kanker rektum, gejala utama yang terjadi ialah hematokeHia. Perdarahan
seringkali terjadi persisten. #arah dapat tercampur dengan 'eses atau mukus. Pada pasien
dengan perdarahan rektal pada usia pertengahan atau tua, walaupun ada hemoroid, kanker
tetap harus dipikirkan.
?ejala akut dari pasien biasanya adalah obstruksi atau per'orasi, sehingga jika
ditemukan pasien usia lanjut dengan gejala obstruksi, maka kemungkinan besar penyebabnya
adalah kanker. 6bstruksi total muncul pada G 10- pasien dengan kanker kolon, tetapi hal iniadalah sebuah keadaan darurat yang membutuhkan penegakan diagnosis secara cepat dan
20
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 21/42
penanganan bedah. Pasien dengan total obstruksi mungkin mengeluh tidak bisa 'latus atau
buang air besar, kram perut dan perut yang menegang. ika obstruksi tersebut tidak mendapat
terapi maka akan terjadi iskemia dan nekrosis kolon, lebih jauh lagi nekrosis akan
menyebabkan peritonitis dan sepsis. Per'orasi juga dapat terjadi pada tumor primer, dan hal
ini dapat disalah artikan sebagai akut di&ertikulosis. Per'orasi juga bisa terjadi pada &esika
urinaria atau &agina dan dapat menunjukkan tanda tanda pneumaturia dan 'ecaluria.
"etastasis ke hepar dapat menyebabkan pruritus dan jaundice, dan yang sangat disayangkan
hal ini biasanya merupakan gejala pertama kali yang muncul dari kanker kolon.
?ambar .$ #istribusi kanker kolorektal menurut lokasi sebanyak +!- dapat dideteksi
dengan pemeriksaan rektosigmoidoskopi data unit endoskopi, #i&isi #epartemen Ilmu
penyakit #alam =/4I>S;", akarta 002
?ejala7gejala yang timbul pada karsinoma kolorektal
/olon kanan E
F /elemahan yang tidak dapat dijelaskan > anemia
F @es darah samar pada 'eses
F ?ejala dispepsia
F /etidaknyamanan abdomen kanan persisten
F @eraba massa abdominal
/olon kiri E
F ?angguan pola buang air besar
F #arah makro pada 'eses
F ?ejala obstruksi
ektum E
F Pendarahan per rektal
21
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 22/42
F ?angguan pola buang air
F Adanya sensasi tidak lampias
F @eraba tumor intrarectal
@abel . ?ambaran klinis karsinoma kolorektal
/66( /A(A( /66( /II B/@4"
ASPB/ /I(IS /olitis 6bstruksi Proktitis
(BI /arena penyusupan 6bstruksi 6bstruksi
#B=B/ASI #iare>diare berkala /onstipasi progresi' @enesmi terus
menerus
6)S@4/SI arang 3ampir selalu 3ampir selalu
#AA3 PA#A=BSBS
Samar Samar>makroskopik "akroskopik
=BSBS (ormal>diare berkala (ormal Perubahan bentuk
#ISPBPSIA Sering arang arang
A(B"IA 3ampir selalu ambat ambat
"B")44/(A
/BA#AA( 4"4"
3ampir selalu ambat ambat
Stag!ng tumor menurut T"M
Prognosis dari pasien dari pasien kanker kolorektal berhubungan dengan dalamnya
penetrasi tumor ke dinding kolon, keterlibatan kelenjar getah bening regional atau metastasis
jauh. Semua &ariabel ini digabung sehingga dapat ditentukan sistem stag!ng yang awalnya
diperhatikan oleh #ukes.
#an diaplikasi dalam metode klasi'ikasi @(" dalam hal ini, @ menunjukkan
kedalaman penetrasi tumor, ( menandakan keterlibatan kelenjar getah bening dan " adatidaknya metastase jauh.
esi super'isial yang tidak mencapai lapisan muskularis atau kelenjar getah bening
/?)2 dianggap sebagai stadium A @1 (0"02. )ila tumor yang masuk lebih dalam namun
tidak menyebar ke /?) dikelompokkan sebagai stadium )1 @ (0"02. )ila tumor terbatas
sampai lapisan muskularis disebut stadium ) @! (0"02. )ila tumor mengin'iltrasi serosa
dan /?) disebut stadium ; @O (1"02, bila terdapat status anak sebar di hati, paru, atau
tulang mempertegas stadium # @O (O"12. )ila status metastasis belum dapat dipastikan
maka sulit menentukan stadium. 6leh karena itu, pemeriksaan mikroskopik terhadap
22
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 23/42
spesimen bedah sangat penting dalam menentukan stadium. 4mumnya rekurensi kanker
kolorektal terjadi dalam % tahun setelah pembedahan sehingga harapan hidup rata7rata
tahun dapat menjadi indikator kesembuhan. Indikator buruknya prognosis prognosis kanker
kolorektal setelah menjalani operasi.
/anker kolorektal umumnya menyebar ke kelenjar getah bening regional atau ke hati
melalui sirkulasi &ena portal. 3ati merupakan organ yang paling sering mendapat anak sebar
kelenjar getah bening. Sepertiga kasus kanker kolorektal yang rekuren disertai metastase ke
hati dan duapertiga pasien kanker kolorektal ditemukan metastase ke hati pada waktu
meninggal. /anker kolorektal jarang bermetastasis ke paru. /?) superkla&ikula tulang atau
otak tanpa ditemukan anak sebar di hati terlebih dahulu. Pengecualian terjadi bilamana tumor
dapat terletak di distal rektum, sel tumor dapat menyebar melalui pleksus &ena para&ertebra
kemudian dapat mencapai paru atau /?) superkla&ikula tanpa melalui sistem &ena porta.
ata7rata harapan hidup setelah ditemukan metastase berkisar : F 9 bulan hepatomegali dan
gangguan pada hati2 atau 07!0 bulan nodul kecil di hati yang ditandai oleh peningkatan
;BA dan gambaran ;@7scan2.
@ F Tumor primer
@5E @umor primer tidak dapat dinilai
@0E @idak ada tumor primer
@isE /arsinoma insitu, in&asi lamina propia atau intraepitelial
@1E In&asi tumor di lapisan sub7mukosa
@E In&asi tumor di lapisan otot propria
@!E In&asi tumor melewati otot propria ke subserosa atau masuk ke perikolik
yang tidak dilapisi peritoneum atau perirektal
@%E In&asi tumor terhadap organ>struktur sekitarnya dan>atau peritoneum
&iseral.
23
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 24/42
?ambar .9 ?ambaran kedalaman tumor
( F 1elen7ar limfe regional
(5E /elenjar lim'e regional tidak dapat dinilai
(0E @idak didapatkan kelenjar lim'e regional
(1E "etastase di 1 F ! kelenjar lim'e perikolik atau perirektal
(E "etastase di % atau lebih kelenjar lim'e perikolik atau perirektal
(!E "etastase pada kelenjar lim'e sesuai nama pembuluh darah dan atau pada
kelenjar apikal bila diberi tanda oleh ahli bedah2.
" F Metastase 7au
"5E "etastase jauh tidak dapat dinilai
"0E @idak ada metastase jauh
"1E @erdapat metastase jauh:
@abel .!. Stadium dan Prognosis /anker /olorektal:,+
Stadium Deskripsi
istopatologis
Bertaan /
taun &)(Dukes TNM Dera7at
A @1 (0"0 I /anker terbatas
pada
mukosa>submukosa
90
)1 @ (0"0 I /anker mencapai
muskularis
$
)1 @! (0"0 II /anker cenderung
masuk atau
melewati lapisan
serosa
+07$0
; @5 (1"0 III "etastasis !7:
# @5 (5"1 I8
II.9 Pemeriksaan
➢Pemeriksaan penyaring pada kanker kolorektal ;;2E
@abel .! Screening pada tiap resiko
esiko Prosedur 6nset =rekuensi
'esiko renda
F Asimptomatik @es darah samar
@S#2, 'leksibel
sigmoidoskopi =S2
0 @#S tiap tahun
=S tiap tahun
24
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 25/42
F @idak ada
kerabat tingkat 1
yang kena
/olonoskopi, barium
enema dan
proctosigmoidoscopy0 @iap 710 tahun
'esiko menenga
F ;; pada
kerabat tingkat
1,usia G th
atau keluarga
tingkat pertama
terkena
F ;; pada
keluarga tingkat
pertama, usia
th
F iwayat polip
kolorektal besar
1cm ataumultipel
F iwayat ;;
setelah reseksi
/olonoskopi
/olonoskopi
/olonoskopi
/olonoskopi
%0 atau 10 tahun
sebelum kasus ;;
termuda
0 atau 10 tahun
sebelum kasus ;;
termuda
1 tahun setelah
polipektomi
1 tahun setelah
reseksi
Setiap tahun
Setiap F 10 tahun
ika rekuren, tiaptahun. ika tidak, tiap
tahun
ika normalà ! th,
bila tetap normal tiap
tahun. ika
abnormal, tiap
tahun
'esiko tinggi
F =AP
F 3(P;;
F I)#
=S, pemeriksaan
genetik
/olonoskopi,
pemeriksaan genetik
/olonoskopi
171% tahun
pubertas2
17%0 tahun
%0 tahun
@iap tahun
@iap tahun
@iap tahun
25
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 26/42
$71 tahun @iap tahun
Tes dara samar
Pada suatu studi kontrol pada uni&ersitas di "innesota, didapatkan kesimpulan bahwa
tes darah samar sebagai tes penyaring dapat mengurangi mortalitas ;; sebanyak !!- dan
metastasis sebanyak 0-. @etapi tes darah samar tidak selalu sensiti' dan terlewat sampai
0- kasus. Spesi'itas pemeriksaan ini rendah, 90- pasien dengan tes ini positi' tidak
memiliki ;;. @es ini baru signi'ikan bila dilakukan kolonoskopi setelahh tes darah samar
positi'. adi, tes darah samar dilakukan dan direkomendasikan bagi pasien asimptomatik.
'igid Pro%tos%op#
Proctoscopy digunakan untuk menge&aluasi kanal anal, rektum dan kolon sigmoid.
Proctoscope pendek, lurus, rigid, dengan pipa metal dan biasanya terdapat cahaya diatasnya.
Panjangnya sekitar 1cm. Proctoscope dilubrikasi dan dimasukan ke dalam rektum,
kemudian obturator disingkirkan dan terlihat bagian interior dari rektum. Prosedur ini biasa
digunakan untuk menginspeksi hemoroid atau polip rektum.
Studi kasus kontrol memperlihatkan adanya penurunan resiko kematian pada kanker
rektal dengan skrining melalui rigid proctoskopi walaupun resiko kematian kanker kolon
tidak dipengaruhi. Akan tetapi, dikarenakan adanya limitasi jangkauan,maka proctoskopi inihanya sedikit dicantumkan dalam program skrining modern ini.
?ambar .10 Proctoscopy
4le-i*le Sigmoidos%op#
Skrining dengan 'leksibel sigmoidoskopi setiap tahun menyebabkan penurunan
mortalitas ;; dan mengidenti'ikasi indi&idu resiko tinggi dengan adenoma. Pada pasien
26
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 27/42
dengan polip, kanker atau lainnya pada 'leksibek sigmoidoskopi maka memerlukan
kolonoskopi.
$olonos%op#
/olonoskopi sekarang ini merupakan metode yang akurat dan paling baik digunakan
dalam pemeriksaan usus besar. Prosedur ini sangat sensiti' dalam mendeteksi polip kecil
sekalipun dan dapat dilakukan biopsi, polipektomi, mengontrol pendarahan dan dilatasi
striktur. Akan tetapi, pemeriksaan ini memerlukan persiapan usus dan menyebabkan
ketidaknyamanan karena memerlukan sedasi. /olonoskopi dilakukan dengan bantuan
endoskopi. /omplikasi utama setelah kolonoskopi ialah per'orasi dan pendarahan, namun
sangat kecil.
?ambar .11 /olonoskopi dan sigmoidoskopi
Barium enema kontras
/ontras barium enema juga sensiti' dalam mendeteksi polip 1cm yaitu sekitar 90-.
Akan tetapi, tidak ada studi yang membuktikan e'ikasinya dalam skrining populasi besar.
Akurasi paling tinggi pada kolon proksimal, akan tetapi dapat juga digunakan pada kolon
sigmoid bila ada di&ertikulosis signi'ikan. 4ntuk alasan ini, maka barium enema
dikombinasikan dengan 'leksibel sigmoidoskopi sebagai skrining. /erugian pada metode ini
ialah memerlukan persiapan pada usus. /olonoskopi juga dilakukan bila ditemukan lesi.
$T $olonografi
/emajuan teknologi sekarang ini menghasilkan sesuatu yang tidak in&asi' tetapi
akurasi tinggi. ;@ colonogra'i mengggunakan teknologi ;@ helik dan rekonstruksi ! dimensi
27
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 28/42
untuk menggabarkan kolon intraluminal. Pasien membutuhkan persiapan usus. /olon diisi
dengan udara lalu dilakukan ;@. /olonoskopi tetap dibutuhkan bila terdetteksi lesi.:
CT Co#onograph$ ;@;2 yang juga populer dengan istilah R%!rtua# Co#onograph$
merupakan pengembangan dari teknologi multipel helical multi7 slice2 ;@ Scan yang dapat
menghasilkan gambaran interior kolon dalam dua atau tiga dimensi. ;@; memiliki radiasi
e5posure yang rendah dan tidak in&asi', tapi tidak bisa melakukan biopsi dan polipektomi.
Persiapan pemeriksaan ;@; hampir sama dengan kolonoskopi yaitu membersihkan usus
besar dengan bahan laksan, ditambah memasukkan udara ke dalam kolon melalui kateter
rektal. Pemeriksaan dilakukan pada posisi supinasi dan pronasi serta tidak membutuhkan
sedasi. Penelitian meta7 analisis mengatakan bahwa ;@; memiliki sensiti'itas dan spesi'isitas
yang tinggi untuk mendeteksi polip ukuran 10mm, yaitu $$- dan 9-. Penelitian lainnya
;@; dengan %7detector7row scanners menghasilkan sensiti'itas $-7100- dan spesi'isitas
90-79$- untuk mendeteksi polip ukuran 10mm. ;@; juga memiliki resiko terjadinya
per'orasi dan dilaporkan hanya 1>.000 pemeriksaan.$
➢ Pemeriksaan 'isik
Pemeriksaan 'isik penting dalam menentukan penyakit lokal, mengidenti'ikasi
emtastase dan mendeteksi sistem organ lain yang turut berperan dalam pengobatan. Area
supracla&icula harus dipalpasi untuk memeriksa adanya kelenjar yang mengalami
metastase. Pemeriksaan abdomen dimulai dari inspeksi yaitu melihat adanya bekas
operasi, penonjolan massa, kontur usus yang mungkin dapat terlihat darm kontur, darm
stei'ung2. Palpasi dilakukan untuk meraba adanya massa, pembesaran hepar, asites atau
nyeri tekan pada abdomen. )ila teraba massa disebutkan lokasi, diameter, mobilitas atau
melekat pada jaringan, konsistensi, batas jelas atau tidak. Perkusi normal pada abdomen
ialah timpani. )ila terdapat masssa maka perubahan suara menjadi redup. Pada
auskultasi didengarkan bising usus.
Pada kanker rektal distal, dapat dirasakan massa yang rata, keras, o&al atau melingkar
dengan depresi pada sentral. )ila meluas, harus ditentukan ukuran dan derajat perlekatan
jaringan. Pada pemeriksaan @, maka dapat didapatkan darah pada sarung tangan.,+
➢ Pemeriksaan penunjang
/eberadaan kanker kolorektal dapat dikenali dari beberapa tanda sepertiE anemia
mikrositik, hematoskeHia, nyeri perut, berat badan turun atau perubahan de'ekasi. 6leh sebab
itu perlu segera dilakukan pemeriksaan endoskopi atau radiologi. @emuan darah samar di'eses memperkuat dugaan neoplasia namun bila tidak dapat menyingkirkan lesi neoplasma.
28
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 29/42
La*oratorium
4mumnya pemeriksaan laboratorium pada pasien adenoma kolon memberikan hasil
normal. Pemeriksaan yang dapat dilakukan ialah urinalisis, hitung leukosit dan hemoglobin.
Pemeriksaan lain yang dapat diperiksa sesuai dengan indikasinya ialah protein serum,
kalsium, bilirubin, alkali 'os'atase dan kreatinin. Pendarahan !nterm!tten dan polip besar
dapat dideteksi melalui darah sama 'eses atau de'esiensi =e.
Petanda tumor yang paling banyak digunakan untuk keganasan kolorektal ialah
carcinoembryonic antigen ;BA2 yaitu sebuah glikoprotein yang ditemukan pada sel
membran banyak jaringan tubuh termasuk ;;. )eberapa antigen masuk ke dalam sirkulasi
dan dideteksi dengan radioimunnoassay serum. ;BA dapat terdeteksi di berbagai cairan
tubuh, urin dan 'eses. Peningkatan serum ;BA tidak spesi'ik berhubungan dengan kanker
kolorektal. /adar ;BA tinggi pada +0- pasien dengan kanker usus besar. ;BA tidak dapat
digunakan sebagai prosedur screening tetapi akurat sebagai diagnosis ;BA residi'.
Pemeriksaan 'adiologi
Pemeriksaan enema barium kontras ganda hanya mampu mendeteksi 0- polip kolon
dengan spesi'itas $-. @erdapat gambaran pasase kontras, jenis bagian rektosigmoid sering
sulit untuk di&isualisasi meskipun bila dibaca oleh ahli radiologi senior. 6leh karena itu,
pemeriksaan rektosigmoidoskopi masih diperlukan.
)ilamana ada lesi yang mencurigakan, pemeriksaan kolonoskopi diperlukan untuk
biopsi. Pemeriksaan lumen barium teknik kontras ganda merupakan alternati' lain untuk
kolonoskopi namun pemeriksaan ini sering tidak bisa mendeteksi lesi berukuran kecil. Bnema
barium cukup e'ekti' untuk memeriksa bagian kolon di balik striktur yang tak terjangkau
dengan pemeriksaan kolonoskopi.
Persiapan dan pemeriksaan barium enema
PersiapanE
• Penderita diberi makan bubur kecap 1 hari sebelumnya
• 10 71 jam sebelum pemeriksaan penderita diberi a5ans
• Segera setelah akan diperiksa diberi a5ans
• /ontras yang dipakai yaitu )arium sul'at.
• )ubur barium 1E%, 1E, 1E:.
?ambaran normalE
• Pasase lancar gambaran haustre2
• e'luks kontras ke dalam ileum
29
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 30/42
• Post e&akuasiE &eather #!ke apperean'e
?ambar .1. )arium enema normal
?ambaran radiologis karsinoma kolonE
• ?angguan pasase kontras
• enis ekstraluminarE pendorongan lumen
• enis intraluminarE mukosa kasar N 'illing de'ect
/arsinoma kolon kiri E 'illing de'ek, biasanya 7: cm dengan kon'igurasi apple core.
/arsinoma kolon kanan E konstriksi atau massa intrluminal
?ambar .1! karsinoma anular kolon sigmoid
?ambaran radiologis polipE
• /has pada post e&akuasi terdapat gambaran radiolusen yang berbentuk multipel
30
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 31/42
?ambar .1%. gambaran polip pada barium enema ?ambar .1. peduncaled polyp
?ambaran radiologis karsinoma rektumE
• ?ambaran pasase kontras
• @ergantung jenisnyaE
F Pendorongan E kelainan bentuk dan anatomis
F =illing de'ect E mukosa tidak rata
Diagnosis
#iagnosis karsinoma kolorektal ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
'isik, colok dubur dan rektosigmoidoskopi atau 'oto kolon dengan kontras ganda.
Pemeriksaan ini sebaiknya di lakukan setiap ! tahun untuk usia diatas % tahun. /epastian
diagnosis ditentukan berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi.
Pemeriksaan tambahan ditujukan pada jalan kemih untuk kemungkinan tekanan ureter
kiri atau in'iltrasi ke kandung kemih, serta hati dan paru untuk metastasis.
II. 10 @ata laksana1anker kolon
@ata laksana yang dapat diberikan ialah reseksi operasi luas dari lesi dan drainase
regional lim'atik. eseksi dari tumor primer tetap diindikasikan walaupun telah terjadi
metastase. Abdomen dibuka dan dieksplorasi adakah metastase. @ujuan terapi karsinoma
kolon ialah mengeluarkan tumor dan suplai lim'o&askular. eseksi dari usus tergantung dari
pembuluh darah yang mengaliri bagian kanker tersebut. 6rgan atau jaringan penyokong
seperti omentum nyga harus direseksi en blok dengan tumor. )ila seluruh tumor tidak dapat
diangkat, maka dibutuhkan terapi paliati'. Anastomosis dilakukan diawali dengan irigasi
usus dengan normal solusio saline atau po&idon idodin yang diharapkan sel tumor dalam
lumen dapat tercuci atau dihancurkan.
Adanya kanker synchronous atau adenoma atau riwayat keluarga yang kuat terhadap
;; mengindikasikan seluruh kolon beresiko terhadap karsinoma 'ield de'ect2 dan harus
dilkukan subtotal atau total kolektomi. /anker synchronous ialah adanya lebih dari kanker
secara bersamaan. "etachronous tumor reseksi baru pada pasien yang telah direseksi
sebelumnya2 juga diterapi serupa.
31
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 32/42
Apabila terdapat metastase tidak terprediksi sebelumnya saat dilakukan laparotomi,
maka tumor primer harus direseksi bila dapat dilakukan dan aman. Selanjutkan dilakukan
anaastomosis. Pada tumor yang tidak dapat direseksi, maka dilakukan prosedur paliati' dan
membutuhkan proksimal stoma atau bypass.
Stage 0 @is, (0,"02
Polip yang mengandung carcinoma in situ> high grade dysplasia tidak memiliki resiko
metastasis nodus lim'atikus. Akan tetapi, high grade dysplasia meningkatkan resiko
karsinoma in&asi'. /arena alasan ini, maka polip dieksisi lengkap dan batasnya harus bebas
dari displasia.polip bertangkai harus dilepaskan secara komplit secara endoskopi. Pada pasien
iini, diikuti dengan kolonoskopi teratur yang memastikan bahwa polip tidak rekuren dan tidak
terbentuk karsinoma in&asi'. Apabila polip tidak dapat diangkat seTluruhnya, maka dilakukan
reseksi segmental.
Stage IE "alignant Polyp @1, (0, "02
Pengelolaan polip malignant didasarkan atas resiko rekurensi dan metastasis ke
kelenjar getah bening. "etastase ke kelenjar getah bening berdasarkan kedalaman in&asi
polip. Pada in&asi lim'o&askular, histologi di'erensiasi buruk dapat dilkakukan segmental
kolektomi.
Stages I and IIE ocaliHed ;olon ;arcinoma @17!, (0, "02
"ayoritas pasien dengan stadium 1 dan dapat disembuhkan dengan operasi reseksi.
)eberapa pasien dengan reseksi komplit stadium 1 dapat berkembang rekurensi lokal atau
jauh dan kemoterapi tidak meningkatkan sur&i&al pasien ini. Sebanyak %:- pasien dengan
reseksi komplit stadium dapat beresiko kematian. 4ntuk alasan ini, kemoterapi aju&an
disarankan untuk beberapa pasien pasien muda dan resiko tinggi2.
Stage IIIE ymph (ode "etastasis @an$ , (1, "02
Pasien dengan keterlibatan kelenjar getah bening merupakan resiko yang tinggi
terhadap rekurensi. 6leh karena itu, direkomendasikan aju&an kemoterapi rutin pada pasien
ini. egimen yang digunakan ialah 7 =lourouracil dengan le&amisole atau leuko&orin
emngurangi rekurensi dan meningkatkan angka ketahanan hidup. Agen kemoterapi yang baru
ialah as capecitabine, irinotecan, o5aliplatin, angiogenesis inhibitors, dan immunotherapy.
Stage I8E #istant "etastasis @an$ , (an$ , "12
32
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 33/42
Angka sur&i&al sangat terbatas pada stadium ini. Pasien dengan penyakit sistemik, sebanyak
1- akan bermetastase ke hati. Pada stadium ini, sebanyak 0- potensial reseksi untuk
sembuh. Angka sur&i&al pada pasien reseksi ini menignkat bila dibandingkan dengan pasien
yang tidak direseksi. Semua pasien membutuhkan kemoterapi aju&an. Pasien yang
tidakdioperasi di'okuskan untuk paliati' terapi. @erapi paliati' yang digunakan ialah stenting
untuk lesi obstruksi kolon kiri.
(eseks! ko#orekta#
eseksi kolorektal dilakukan pada kondisi ber&ariasi termasuk neoplasma jinak dan ganas2,
in'lamatori bowel disease dan kasus lain.
• eseksi
Secara umum, ligasi proksimal mesenterik akan mengelimnasi aliran darah pada bagiankolon lebih besar dan membutuhkan kolektomi. eseksi kurati& dari ;; dicapai
dengan ligasi P# mesenterika proksimal dan pembersihan kelenjar getah bening
mesenterika secara radikal. Pada reseksi proses benign, tidak diperlukan reseksi
mesenterika dan omentum dapat tetap dipertahankan.
• Bmergensi reseksi
eseksi jenis ini digunakan dalam kasus obstruksi, per'orasi dan hemoragi. Pada keadaan
ini, usus tidak ada persiapan dan kondisi pasien tidak stabil. Pada reseksi kolon kanan
atau proksimal tran&ersal, anastomsosi oleocolonic dapat dilakukan.
• eseksi laparoskopik
/euntungan dari laparoskopik ialah baik secara kosmetik, mengurangi nyeri post operasi
dan pemulihan usus yang lebih cepat. eseksi usus besar secara laparoskopik
membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding operasi secara terbuka.
33
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 34/42
?ambar .1: ?ambar reseksi kolon berdasarkan tumor primer
Anastomos!s
Anastomosis dapat dibentuk melalui segemen usus. @eknik yang digunakan dapat berupa
handsewn atau stapled.
enis anastomosis E
1. Bnd to end
#ilakukan ketika segmen usus dengan kaliber yang sama. @eknik ini terutamadilakukan pada reseksi rektum, tetapi dapat digunakan dalam kolostomi atau anastomosis
usus kecil.
. Bnd to side
#igunakan bila salah satu bagian usus lebih besar dari lainnya. @eknik ini dilakukan
pada obstruksi kronik.
!. Side to end
#ilakukan ketika usus proksimal lebih kecil daripada bagian distalnya.
%. Side to side
#ilakukan bila menyambung kontinuitas diantara pembuluh darah atau segmens
usus dimana tempat terakhirnya telah ditutup.
34
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 35/42
?ambar . 1+ Anastomosis
Co#ostom$
)entuk kolostomi yang sering digunakan ialah end kolostomi dibanding dengan loop
kolostomi. /olostomi dibuat pada sisi kiri kolon. #e'ek pada dinding abdomen dibuat dan
akhir dari kolon dimobilisasi melalui lubang itu. 4sus bagian distal yang dikeluarkan melalui
dinding abdomen sebagai mucus 'istula atau di dalam abdomen sebagai hartmannKs pouch.
Penutupan kolostomi membutuhkan laparotomi. Stoma didiseksi dari dinding abdomen danodenti'ikasi usus distal, kemudian dilakukan anastomosis end to end.
/omplikasi dari nekrosis dapat terjadi pada masa awal post operasi dikarenakan
terganggunya suplai darah. etraksi juga dapat terjadi, tapi kolostomi lebih sedikit beresiko.:
?ambar .1$ /olostomi
35
End to end End to side
Side to side
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 36/42
1anker rektum
)iologis dari adenokarsinoma rekal sama dengan adenokarsinoma kolon dan prinsip
operasi ialah reseksi komplit dari tumor primer, kelenjar getah bening dan organ apapun yang
terkena. Akan tetapi diakrenakan struktur dari pel&is maka reseksi lebih sulit dan
membutuhkan pendekatan lain. ekurensi lebih tinggi dibanding dengan kanker kolon
dengan stadium yang sama. Akan tetapi, tumor rektum lebih sensiti' dengan radiasi.
@erapi lokal
Sepanjang 10 cm distal dari rektum dapat dijangkau melalui anus. /arena itulah,
beberapa terapi dilakukan secara lokal. 4ntuk jenis yang benign, noncircum'erential dan
adenoma &illous dilakukan dengan baik dengan eksisi transanal. Akan tetapi rekurensi tinggi
walau dengan terapi kemoradiasi. @ransanal endoscopic microsurgery @B"2 dioperasikan
dengan menggunakan proctoscope dan alat7alat serupa dengan laparoskopi yang membuat
eksisi lokal dapat dilakukan pada tempat yang lebih tinggi yaitu sekitar 1 cm. okal eksisi
harus diikuti dengan eksisional biopsi.
@eknik ablasi seperti elektrokauter atau radiasi endoca&itary juga dapat digunakan.
/erugian dari teknik ini ialah tidak dapat diambilnya spesimen patologis untuk diketahui
stadiumnya. @eknik ini digunakan pada indi&idu dengan resiko tinggi yang tidak dapat
mentoleransi terapi radikal lainnya.
eseksi radikal
eseksi radikal lebih dipilih dibanding terapi lokal untuk banyak kasus karsinoma
rektal. eseksi radikal mengangkat segmen yang terkena bersama dengan lim'o&askularnya.
@otal mesorektal e5cision @"B2 adalah teknik yang menggunakan diseksi tajam
untuk menghasilkan reseksi total dari mesenterium rektal. 4ntuk tumor rektosigmoid, eksisi
partial mesorektal paling tidak sepanyak cm distal dari tumor. @"B menurunkan rekurensi
dan meningkatakan sur&i&al. @eknik ini hanya sedikit dari yang hilang dibanding dengan
operasi tajam.
@erapi spesi'ik stadium
Sebelum dilakukan terapi dilakukan ultrasound endorektal untuk mengetahui @ dan ( dari
kanker rektum. 4S? ini baik untuk mengetahui kedalaman tumor namun kurang akurat
dalam diagnosis keterlibatan nodus lim'atikus.
Stage 0 @is, (0,"02
36
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 37/42
/arsinoma in situ displasia tingkat tinggi2 secara ideal diterapi dengan eksisi lokal.
Stage IE ocaliHed ectal ;arcinoma @17, (0, "02
/arsinoma in&asi' yang berasal dari polip pedunkulated hanya memiliki G 1- resiko
metastasis. @erapi yang dapat dilakukan ialah polipektomi. @erapi lokal dapat dilakukan
namun angka rekurensi tinggi. 4ntuk alasan ini, maka dilakukan reseksi radikal.
Stage IIE ocaliHed ectal ;arcinoma @!7%, (0, "02
@umor rektum yang besar sering terjadi lagi. Ada pendapat untuk mencegah rekurensi yaitu
tidak diperlukannya kemoradiasi aju&an setelah dilakukan @"B untuk stadium 1, dan !.
Pendapat lainnya ialah diperlukannya kemoradiasi. /euntungan kemoradiasi preoperasi ialah
pengecilan ukuran tumor, mereseksi menjadi lebih mudah. /erugiannya ialah o&ertreatment
dari tumor masa awal, penundaan penyembuhan uka dan 'ibrosis pel&is.
Stage IIIE ymph (ode "etastasis @an$ , (1, "02
)anyak pendapat yang menyarankan kemoterapi dan radiasi pre atau post operasi untuk
kanker rektal dengan keterlibatan kelenjar getah bening. /euntungan dan kerugian sama
seperti yang diungkapkan di atas. 4ntuk alasan ini, pasien diterapi dengan neoaju&an terapi
diikuti dengan reseksi radikal.
Stage I8E #istant "etastasis @an$ , (an$ , "12
Sama seperti stadium % karsinoma kolon, angka harapan hidup terbatas dengan pasien
metastasis. "etastasis ke hepar jarang namun bila ada reseksi dapat menyembuhkan untuk
beberapa pasien. /ebanyakan pasien memerlukan terapi paliati'. eseksi radikal dapat
digunakan untuk mengontrol nyeri, perdarahan atau tenesmus. @erapi lokal dengan kauter
atau laser digunakan untuk mengontrol perdarahan atau mencegah obstruksi. Intraluminal
stent berguna untuk mencegah obstruksi namun sering menyebabkan nyeri dan tenesmus. :
Sistemik kemoterapi
@ulang punggung regimen kemoterapi untuk kanker kolon ialah 7 =lourouracil sebagai
terapi aju&an maupun metastase. #ahulu, dinyatakan pendapat bahwa regimen kombonasi
menyediakan peningkatan e'ikasi dan angka harapan hidup pasien. Selain 7=lorourasil,
terdapat capecitabine dan tega'ur yang digunakan sebagai monoterapi atau kombonasi dengan
o5alipatin dan irinotecan. (eg!men untuk a)u*an kemoterap! E
37
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 38/42
• 7=luorouracil N leuco&orin
○ 7=luorouracilE 00 mg>m I8 seminggu sekali untuk : minggu
○ euco&orinE 0 mg>m I8 seminggu sekali untuk : minggu, diberikan sebelum
7=4
○ Siklus diulang setiap $ minggu untuk total % minggu
• 8=4 de ?ramont regimen2
○ 7=luorouracilE %00 mg>m I8 bolus, diikuti :00 mg>m I8 continuous
in'usion untuk jam hari 1 dan
○ euco&orinE 00 mg>m I8 pada hari 1 dan sebagai jam in'usion sebelum
7'luorouracil
○ Siklus diulang setiap minggu untuk total 1 minggu
• 65aliplatin N 7'luorouracil N leuco&orin =6=6O%2
○ 65aliplatinE $ mg>m I8 pada hari 1
○ 7=luorouracilE %00 mg>m I8 bolus, diikuti :00 mg>m I8 continuous
in'usion untuk jam hari 1 dan
○ euco&orinE 00 mg>m I8 pada hari 1 dan sebagai jam in'usion sebelum
7'luorouracil
○ Siklus diulang setiap minggu untuk total 1 minggu
(eg!men untuk metastas!s +
• Irinotecan N 7'luorouracil N leuco&orin =6=II regimen2
○ IrinotecanE 1$0 mg>m I8 pada hari 1
○ 7=luorouracilE %00 mg>m I8 bolus pada hari 1, diikuti dengan %00 mg>m
I8 continuous in'usion untuk %: jam
○ euco&orinE %00 mg>m I8 pada hari 1 sebagai jam in'us sebelum 7
'luorouracil○ "engulang siklus setiap minggu
• 65aliplatin N 7'luorouracil N leuco&orin =6=6O:2
○ 65aliplatinE 100 mg>m I8 pada hari 1
○ 7=luorouracilE %00 mg>m I8 bolus on day 1, diikuti dengan %00 mg>m I8
continuous in'usion untuk %: jam
○ euco&orinE %00 mg>m I8 pada hari 1 sebagai jam in'us sebelum 7
'luorouracil
○ "engulang siklus setiap minggu
38
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 39/42
• 65aliplatin N 7'luorouracil N leuco&orin m=6=6O+2
○ 65aliplatinE 100 mg>m I8 pada hari 1
○ 7=luorouracilE !000 mg>m I8 continuous in'usion pada hari 1 untuk %: jam
○ euco&orinE %00 mg>m I8 pada hari 1 sebagai jam in'us sebelum 7
'luorouracil
○ "engulang siklus setiap minggu
• ;apecitabine N o5aliplatin OB6O2
○ ;apecitabineE $071000 mg>m P6 terbagi dosis pada hari 171%
○ 65aliplatinE 10071!0 mg>m I8 pada hari 1
○ "engulang siklus setiap 1 hari
• =6=6O% N be&aciHumab
○ 65aliplatinE $ mg>m I8 pada hari 1
○ 7=luorouracilE %00 mg>m I8 bolus, diikuti dengan :00 mg>m I8 continuous
in'usion pada hari 1 dan
○ euco&orinE 00 mg>m I8 pada hari 1 sebagai jam in'us sebelum 7
'luorouracil
○ )e&aciHumabE 10 mg>kg I8 setiap minggu
○ "engulang siklus setiap minggu11
Agen *iologis
)e&aciHumab A&astin2 merupakan obat antiangiogenesis pertama yang
diindikasikan untuk kanker kolorektal metastasis. Ini meripakan antibodi monoklonal untuk
&ascular endothelial growth 'actor 8B?=2 dan meningkatkan sur&i&al bila ditambahkan pada
kemoterapi. Agen biologis lain yang telah direkomendasikan ialah epidermal growth 'actor
receptor B?=2. (ama obat untuk golongan ini ialah ;etu5imab yang digunakan sebagai
monoterapi atau kombinasi dengan irinotecan pada pasien kanker kolorektal yang re'rakterdengan 7=4 dan o5alipatin. Panitumumab adalah antibodi monoklonal human dan
diindikasikan untuk monoterapi bila kombinasi gagal. ini pertama untuk kanker metastasis
ialah be&aciHumab dan kemoterapi o5iliplatin dan irinotecan2.
Terapi radiasi
adioterapi merupakan modalitas standar bagi pasien dengan kanker rektum, tetapi
terbatas bagi kanker kolon. @erapi ini tidak mempunyai e'ek aju&an maupun metastatik,
hanya sebagai terapi paliati' untuk metastasis tulang atau otak.11
39
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 40/42
II.11 Penyebaran tumor
Penyebaran tumor dapat terjadi melaluiE
a. Penyebaran langsung
/arsinoma tumbuh secara melingkari usus sebelum terdiagnosa, khususnya bagi
kolon kiri yang memiliki kaliber lebih kecil dibanding dengan kanan. "embutuhkan waktu 1
tahun bagi tumor untuk melingkari L bagian usus. esi menyebar secara radial dan
berpenetrasi ke lapisan luar dinding usus dan dapat mengenai struktur di dekatnya seperti
hati, kur&atura mayor lambung, duodenum, usus halis, pankreas, limpa, kandung kemih,
&agina, ginjal, ureter dan dinding abdomen. /anker rektum dapat mengin&asi dinding &agina,
kandung kemih, prostat atau sakrum.
b. "etastasis hematogen
In&asi melalui pembuluh darah dapat menyebabkan tumor terbawa melalui sistem
&ena porta yang menyebabkan metastasi ke hepar. Bmbolisasi dapat terjadi melalui &ena
lumbal atau &ertebral ke paru. /anker rektum menyebar melalui &ena hipogastrik.
Penyebaran ke o&arium terutama melalui hematogen yaitu terlihat pada 10.!- pasien wanita
dengankanker kolorektal. 4ntuk mencegah metastase melalui hematogen sewaktu operasi
dilakukan manipulasi minimal dengan ligasi pembuluh darah.
c. "etastasis kelenjar getah bening regionalIni merupakan tipe penyebaran yang paling umum. /anker rektum bermetastase
proksimal melalui kelenjar getah bening mesorectalm iliac dan mesenterika in'erior. Serta
bermetastase secara radial sepanjang dinding pel&is. /elenjar getah bening harus diangkat
sewaktu operasi.
d. "etastasis transperitoneal
@erjadi sewaktu tumor berektensi melalui lapisan serosa dan memasuki ka&itas
peritoenal, memproduksi lokal implant carcinomatosis.
e. "etastasis intraluminal
Sel ganas dari lapisan tumor dapat tersapu sepanjang usus melalui isi 'eses.
II.1 Prognosis
Prognosis tergantung dari ada tidaknya metastase jauh, yaitu klasi'ikasi penyebaran
tumor dan tingkat keganasan sel tumor.
40
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 41/42
4ntuk tumor yang terbatas pada dinding usus tanpa penyebaran, angka kelangsungan
hidup lima tahun adalah $0-, yang menembus dinding tanpa penyebaran +-, dengan
penyebaran kelenjar !- dan dengan metastasis jauh satu persen. )ila disertai di''erensiasi
sel tumor buruk, prognosisnya sangat buruk.
II.1! =ollow up
1. Pemeriksaan 'isik
Pemeriksaan 'isik dilakukan setiap !7: bulan pada ! tahun pertama dan setiap : bulan
pada tahun keempat dan kelima. Akan tetapi hal ini tidak mutlak dan berdasarkan kondisi
indi&idu dan 'aktor resiko yang dimiliki oleh pasien.
. Pemeriksaan carcinoembryonic antigen ;BA2
Pemeriksaan ini masih menjadi kontro&ersial tetapi berguna walaupun ada
kekurangannya. /adar ;BA serum diperiksa setiap ! bulan pada pasien selama ! tahun dan
setiap : bulan pada tahun keempat dan kelima. Pemeriksaan ini berguna untuk menilai
kekambuhan pada pasien.
!. ;@ scan
;@ scan dada dan abdomen dilakukan setiap tahun untuk minimal ! tahun pertamasetelah reseksi tumor primer.
%. /olonoskopi
/olonoskopi wajib dilakukan pada semua pasien untuk mendokumentasi tidak adanya
tumor tambahan atau polip. /olonoskopi dilakukan setelah operasi > !7: bulan kemudian dan
kemudian tiap tahun sampai ! tahun kemudian. )ila normal, diulang setiap tahun. )ila
tidak tersedia sarana kolonoskopi, maka dapat dilakukan barium enema dan sigmoidoskopi.
. ;olok dubur> proctoskopi> sigmoidoskopi
#iperuntukkan pasien yang mengalami kanker rektal. Pemeriksaan dilakukan pada
bulan ketiga, keenam, setahun dan tahun kedua.
BAB III
1ESIMPULAN
41
7/23/2019 Referat-CA-Colon.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/referat-ca-colonpdf 42/42
/arsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian kedua setelah keganasan di
paru7paru di 4SA. diperkirakan pada tahun 00$ ditemukan 10.000 kasus baru dan :0.000
diantaranya meninggal karena karsinoma kolorektal. @ingginya angka kematian tersebut
menyebabkan berbagai upaya untuk menguranginya, salah satunya dengan kebijakan deteksi
dini atau skrining terhadap kelompok berisiko yang asimptomatis. Sebagian besar dari
modalitas skrining yang dimaksud adalah ra,!o#og!' !mag!ng+ -#e.!#e S!gmo!,os'op$ 0-S
Co#onos'op$ Dou#e Contrast Bar!um nema ,an CT Co#onograph$ 0CTC3 Pemilihan
modalitas skrining tersebut tergantung pada kondisi pasien, teknologi yang dimiliki, resiko
dan keuntungan modalitas terhadap pasien, serta kemampuan operator. Penanganan
karsinoma kolorektal membutuhkan kecermatan pemeriksaan preoperati' untuk dapat
memutuskan modalitas terapi baik pembedahan, kemoterapi maupun radioterapi. Penanganan
postoperati' dan 'ollow7up sangat tergantung pada pemeriksaan dan penanganan yang dapat
dilakukan sebelumnya. 3al ini sangat ditentukan oleh staging karsinoma, yang salah satunya
dapat ditentukan oleh imaging seperti ultrasonogra'i, ;@ Scan, maupun "I. Pada
prinsipnya, semakin dini diagnosis karsinoma kolorektal, semakin baik prognosisnya karena
penanganannya dapat dengan pembedahan kurati'.