referat bell palsy jadi

Upload: riyan-budianor

Post on 04-Jun-2018

282 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    1/19

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Bells palsy merupakan salah satu gangguan neurologik yang paling sering

    mempengaruhi nervus cranialis. Gangguan ini berupa paresis atau paralisis fasial perifer

    yang terjadi tiba-tiba, bersifat unilateral tanpa penyebab yang jelas. Sindroma paralisis

    fasial idiopatik ini pertama kali dijelaskan lebih dari satu abad yang lalu oleh Sir Charles

    Bell, meskipun masih banyak kontroversi mengenai etiologi dan penatalaksanaannya,

    Bells palsy merupakan penyebab paralisis fasial yang paling sering di dunia.

    Insidensi Bells palsy di Amerika Serikat adalah sekitar 2 kasus per 1!!.!!!

    orang. InsidenBells palsy tampak "ukup tinggi pada orang-orang keturunan #epang, dan

    tidak ada perbedaan distribusi jenis kelamin pada pasien-pasien dengan Bells palsy. $sia

    mempengaruhi probabilitas kontraksi Bells palsy. Insiden paling tinggi pada orang

    dengan usia antara 1%-&% tahun.Bells palsylebih jarang pada orang-orang yang berusia

    di ba'ah 1% tahun dan yang berusia di atas (! tahun.

    )ada sebagian besar penderita *ell+s )alsy kelumpuhannya dapat menyembuh,

    namun pada beberapa diantara mereka kelumpuhannya sembuh dengan meninggalkan

    gejala sisa. Gejala sisa ini berupa kontraktur, dan spasme spontan. )ermasalahan yang

    ditimbulkanBells palsy "ukup kompleks, diantaranya masalah fungsional, kosmetika dan

    psikologis sehingga dapat merugikan tugas profesi penderita, permasalahan kapasitas

    fisik impairment antara lain berupa asimetris 'ajah, rasa kaku dan tebal pada 'ajah sisi

    lesi, penurunan kekuatan otot 'ajah pada sisi lesi, potensial terjadi kontraktur dan

    perlengketan jaringan, potensial terjadi iritasi pada mata sisi lesi. Sedangkan permasahan

    fungsional fungsional limitation berupa gangguan fungsi yang melibatkan otot-otot

    'ajah, seperti makan dan minum, berkumur, gangguan menutup mata, gangguan bi"ara

    dan gangguan ekspresi 'ajah. Semua hal ini dapat menyebabkan individu tersebut

    menjadi tidak per"aya diri.

    1

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    2/19

    1.2. Tujuan Penulisan

    ujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui se"ara lebih dalam

    mengenai definisi, struktur anatomi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis,

    penegakan diagnosis, diagnosis banding, penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosisBells palsy.

    2

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    3/19

    BAB II

    PEMBAHASAN

    BELLS PALS

    2.1. De!inisi

    /elumpuhan 'ajah adalah suatu bentuk ke"a"atan yang memberikan dampak

    yang kuat pada seseorang. /elumpuhan nervus fa"ialis dapat disebabkan oleh ba'aan

    lahir kongenital, neoplasma, trauma, infeksi, paparan toksik ataupun penyebab

    iatrogenik. 0ang paling sering menyebabkan kelumpuhan unilateral pada 'ajah adalah

    Bells palsy.Bells palsy ditemukan oleh dokter dari inggris yang bernama harles *ell.

    Bells palsy didefinisikan sebagai suatu keadaan paresis atau kelumpuhan yang akut dan

    idiopatik akibat disfungsi nervus fa"ialis perifer.

    2.2. Struktur anat"#i

    Saraf otak ke II mengandung & ma"am serabut, yaitu 3

    a. Serabut somato motorik, yang mensarafi otot-otot 'ajah ke"uali m. levator

    palpebrae 4.III, otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian posterior dan

    stapedius di telinga tengah

    b. Serabut visero-motorik, parasimpatis yang datang dari nukleus salivatorius

    superior. Serabut saraf ini mengurus glandula dan mukosa faring, palatum,

    rongga hidung, sinus paranasal, dan glandula submaksilaris serta sublingual dan

    lakrimalis.

    ". Serabut visero-sensorik, yang menghantar impuls dari alat penge"ap di dua

    pertiga bagian depan lidah.

    d. Serabut somato-sensorik, rasa nyeri dan mungkin juga rasa suhu dan rasa raba

    dari sebagian daerah kulit dan mukosa yang dipersarafi oleh nervus trigeminus.

    4ervus II terutama terdiri dari saraf motorik yang mempersarafi seluruh otot

    mimik 'ajah. /omponen sensorisnya ke"il, yaitu nervus intermedius 5risberg yang

    mengantarkan rasa penge"apan dari 26 bagian anterior lidah dan sensasi kulit dari

    dinding anterior kanalis auditorius eksterna. Serabut-serabut rasa penge"apan pertama-

    tama melintasi nervus lingual, yaitu "abang dari nervus mandibularis lalu masuk ke korda

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    4/19

    timpani dimana ia memba'a sensasi penge"apan melalui nervus fasialis ke nukleus

    traktus solitarius. Serabut-serabut sekretomotor menginervasi kelenjar lakrimal melalui

    nervus petrosus superfisial major dan kelenjar sublingual serta kelenjar submaksilar

    melalui korda tympani.

    4ukleus inti motorik nervus II terletak di ventrolateral nukleus abdusens, dan

    serabut nervus fasialis dalam pons sebagian melingkari dan mele'ati bagian ventrolateral

    nukleus abdusens sebelum keluar dari pons di bagian lateral traktus kortikospinal. /arena

    posisinya yang berdekatan jukstaposisi pada dasar ventrikel I, maka nervus I dan II

    dapat terkena bersama-sama oleh lesi vaskuler atau lesi infiltratif. 4ervus fasialis masuk

    ke meatus akustikus internus bersama dengan nervus akustikus lalu membelok tajam ke

    depan dan ke ba'ah di dekat batas anterior vestibulum telinga dalam. )ada sudut ini

    genu terletak ganglion sensoris yang disebut genikulatum karena sangat dekat dengan

    genu.

    &

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    5/19

    4ervus fasialis berjalan melalui kanalis fasialis tepat di ba'ah ganglion genikulatum

    untuk memberikan per"abangan ke ganglion pterygopalatina, yaitu nervus petrosus

    superfisial major, dan di sebelah yang lebih distal memberi persarafan ke m. stapedius

    yang dihubungkan oleh korda timpani. 7alu nervus fasialis keluar dari kranium melalui

    foramen stylomastoideus kemudian melintasi kelenjar parotis dan terbagi menjadi lima

    "abang yang melayani otot-otot 'ajah, m. stilomastoideus, platisma dan m. digastrikus

    venter posterior.

    2.$. E%i&e#i"l"gi

    Bells palsy menempati urutan ketiga penyebab terbanyak dari paralysis fasial

    akut. 8i dunia, insiden tertinggi ditemukan di Se"kori, #epang tahun 19:( dan insiden

    terendah ditemukan di S'edia tahun 199;. 8i Amerika Serikat, insiden Bells palsy

    setiap tahun sekitar 2 kasus per 1!!.!!! orang, (< mengenai 'ajah sisi kanan.

    Insiden Bells palsy rata-rata 1%-! kasus per 1!!.!!! populasi. )enderita diabetes

    mempunyai resiko 29< lebih tinggi, dibanding non-diabetes. Bells palsy mengenai

    laki-laki dan 'anita dengan perbandingan yang sama. Akan tetapi, 'anita muda yang

    berumur 1!-19 tahun lebih rentan terkena daripada laki-laki pada kelompok umur yang

    sama. )enyakit ini dapat mengenai semua umur, namun lebih sering terjadi pada umur

    1%-%! tahun. )ada kehamilan trisemester ketiga dan 2 minggu pas"a persalinan

    kemungkinan timbulnyaBells palsy lebih tinggi daripada 'anita tidak hamil, bahkanbisa men"apai 1! kali lipat.

    2.'. Eti"l"gi

    8iperkirakan, penyebabBells palsyadalah edema dan iskemia akibat penekanan

    kompresi pada nervus fasialis. )enyebab edema dan iskemia ini sampai saat ini masih

    diperdebatkan. 8ulu, paparan suasana6suhu dingin misalnya ha'a dingin, A, atau

    menyetir mobil dengan jendela yang terbuka dianggap sebagai satu-satunya pemi"u

    Bells palsy. Akan tetapi, sekarang mulai diyakini =S sebagai penyebab Bells palsy,

    karena telah diidentifikasi =S pada ganglion geni"ulata pada beberapa penelitian otopsi.

    >urakami et all juga melakukan tes )? Polymerase-Chain Reaction pada "airan

    endoneural 4.II penderita Bells palsy berat yang menjalani pembedahan dan

    menemukan =S dalam "airan endoneural. irus ini diperkirakan dapat berpindah se"ara

    %

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    6/19

    a@onal dari saraf sensori dan menempati sel ganglion, pada saat adanya stress, akan

    terjadi reaktivasi virus yang akan menyebabkan kerusakan lo"al pada myelin.

    2.(. Pat"!isi"l"gi

    )ara ahli menyebutkan bah'a padaBells palsyterjadi proses inflamasi akut pada

    nervus fasialis di daerah tulang temporal, di sekitar foramen stilomastoideus. Bells palsy

    hampir selalu terjadi se"ara unilateral. )atofisiologinya belum jelas, tetapi salah satu teori

    menyebutkan terjadinya proses inflamasi pada nervus fasialis yang menyebabkan

    peningkatan diameter nervus fasialis sehingga terjadi kompresi dari saraf tersebut pada

    saat melalui tulang temporal. )erjalanan nervus fasialis keluar dari tulang temporal

    melalui kanalis fasialis yang mempunyai bentuk seperti "orong yang menyempit pada

    pintu keluar sebagai foramen mental. 8engan bentukan kanalis yang unik tersebut,

    adanya inflamasi, demyelinisasi atau iskemik dapat menyebabkan gangguan dari

    konduksi. Impuls motorik yang dihantarkan oleh nervus fasialis bisa mendapat gangguan

    di lintasan supranuklear, nuklear dan infranuklear. 7esi supranuklear bisa terletak di

    daerah 'ajah korteks motorik primer atau di jaras kortikobulbar ataupun di lintasan

    asosiasi yang berhubungan dengan daerah somatotropik 'ajah di korteks motorik primer.

    )aparan udara dingin seperti angin ken"ang, A, atau mengemudi dengan ka"a

    jendela yang terbuka diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya Bells palsy. /arena

    itu nervus fasialis bisa sembab, ia terjepit di dalam foramen stilomastoideus dan

    menimbulkan kelumpuhan fasialis 7>4. )ada lesi 7>4 bias terletak di pons, di sudut

    serebelo-pontin, di os petrosum atau kavum timpani, di foramen stilomastoideus dan pada

    "abang-"abang tepi nervus fasialis. 7esi di pons yang terletak di daerah sekitar inti nervus

    abdusens dan fasikulus longitudinalis medialis. /arena itu paralisis fasialis 7>4 tersebut

    akan disertai kelumpuhan muskulus rektus lateralis atau gerakan melirik ke arah lesi.

    Selain itu, paralisis nervus fasialis 7>4 akan timbul bersamaan dengan tuli perseptif

    ipsilateral dan ageusia tidak bisa menge"ap dengan 26 bagian depan lidah. *erdasarkan

    beberapa penelitian bah'a penyebab utama Bells palsyadalah reaktivasi virus herpes

    =S tipe 1 dan virus herpes oster yang menyerang saraf kranialis. erutama virus

    herpes oster karena virus ini menyebar ke saraf melalui sel satelit. )ada radang herpes

    oster di ganglion genikulatum, nervus fasialis bisa ikut terlibat sehingga menimbulkan

    kelumpuhan fasialis 7>4.

    (

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    7/19

    /elumpuhan padaBells palsyakan terjadi bagian atas dan ba'ah dari otot 'ajah

    seluruhnya lumpuh. 8ahi tidak dapat dikerutkan, fisura palpebra tidak dapat ditutup dan

    pada usaha untuk memejam mata terlihatlah bola mata yang berbalik ke atas. Sudut mulut

    tidak bisa diangkat. *ibir tidak bisa di"u"urkan dan platisma tidak bisa digerakkan.

    /arena lagoftalmos, maka air mata tidak bisa disalurkan se"ara 'ajar sehingga tertimbun.

    Gejala-gejala pengiring seperti ageusia dan hiperakusis tidak ada karena bagian nervus

    fasialis yang terjepit di foramen stilomastoideum sudah tidak mengandung lagi serabut

    korda timpani dan serabut yang mensyarafi muskulus stapedius.

    2.). *ejala +linis

    /elumpuhan perifer 4.II memberikan "iri yang khas hingga dapat didiagnosa

    dengan inspeksi. Btot muka pada sisi yang sakit tak dapat bergerak. 7ipatan-lipatan di

    dahi akan menghilang dan 4ampak seluruh muka sisi yang sakit akan men"ong tertarik

    ;

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    8/19

    ke arah sisi yang sehat. Gejala kelumpuhan perifer ini tergantung dari lokalisasi

    kerusakan.

    a. /erusakan setinggi foramen stilomastoideus.

    Gejala 3 kelumpuhan otot-otot 'ajah pada sebelah lesi.

    Sudut mulut sisi lesi jatuh dan tidak dapat diangkat

    >akanan berkumpul diantara pipi dan gusi pada sebelah lesi

    idak dapat menutup mata dan mengerutkan kening pada sisi lesi

    /elumpuhan ini adalah berupa tipe flaksid, 7>4. )enge"apan dan sekresi air liur

    masih baik.

    b. 7esi setinggi diantara khorda tympani dengan n.stapedeus didalam kanalis fasialis.

    Gejala3 seperti a ditambah dengan gangguan penge"apan 26 depan lidah dangangguan salivasi.

    ". 7esi setinggi diantara n.stapedeus dengan ganglion genikulatum.

    Gejala3 seperti b ditambah dengan gangguan pendengaran yaitu hiperakusis.

    d. 7esi setinggi ganglion genikulatum.

    Gejala3 seperti " ditambah dengan gangguan sekresi kelenjar hidung dan gangguan

    kelenjar air mata lakrimasi.

    e. 7esi di porus akustikus internus.Gangguan3 seperti d ditambah dengan gangguan pada 4.III.

    0ang paling sering ditemui ialah kerusakan pada tempat setinggi foramen

    stilomastoideus dan pada setinggi ganglion genikulatum. Adapun penyebab yang sering

    pada kerusakan setinggi genikulatum adalah 3 =erpes Coster, otitis media perforata dan

    mastoiditis.

    :

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    9/19

    2.,. Penegakan Diagn"sis

    8iagnosis Bells palsy dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis dan

    pemeriksaan fisis. )ada pemeriksaan nervus kranialis akan didapatkan adanya parese dari

    nervus fasialis yang menyebabkan bibir men"ong, tidak dapat memejamkan mata dan

    adanya rasa nyeri pada telinga. =iperakusis dan augesia juga dapat ditemukan. =arus

    dibedakan antara lesi $>4 dan 7>4. )adaBells palsylesinya bersifat 7>4.

    a. Anamnesis.=ampir semua pasien yang diba'a ke ruang ga'at darurat merasa bah'a mereka

    menderita stroke atau tumor intrakranial. =ampir semua keluhan yang

    disampaikan adalah kelemahan pada salah satu sisi 'ajah.

    4yeri postauri"ular3 =ampir %!< pasien menderita nyeri di regio mastoid.

    4yeri sering mun"ul se"ara simultan disertai dengan paresis, tetapi paresis

    mun"ul dalam 2- hari pada sekitar 2%< pasien.

    Aliran air mata3 8ua pertiga pasien mengeluh mengenai aliran air mata

    mereka. Ini disebabkan akibat penurunan fungsi orbicularis oculi dalam

    mengalirkan air mata. =anya sedikit air mata yang dapat mengalir hingga

    saccus lacrimalis dan terjadi kelebihan "airan. )roduksi air mata tidak

    diper"epat.

    9

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    10/19

    )erubahan rasa3 =anya sepertiga pasien mengeluh tentang gangguan rasa,

    empat per lima pasien menunjukkan penurunan rasa. =al ini terjadi akibat

    hanya setengah bagian lidah yang terlibat.

    >ata kering.

    Hyperacusis3 kerusakan toleransi pada tingkatan tertentu pada hidung akibat

    peningkatan iritabilitas mekanisme neuron sensoris.

    b. )emeriksaan fisik.

    Gambaran paralisis 'ajah mudah dikenali pada pemeriksaan fisik. )emeriksaan

    yang lengkap dan tepat dapat menyingkirkan kemungkinan penyebab lain

    paralisis 'ajah. )ikirkan etiologi lain jika semua "abang nervus facialis tidak

    mengalami gangguan.

    8efinisi klasikBell palsy menjelaskan tentang keterlibatan mononeuron dari

    nervus facialis, meskipun nervus cranialis lain juga dapat terlibat. Nervus

    facialis merupakan satu-satunya nervus cranialis yang menunjukkan

    gambaran gangguan pada pemeriksaan fisik karena perjalanan anatomisnya

    dari otak ke 'ajah bagian lateral.

    /elamahan dan6atau paralisis akibat gangguan pada nervus facialis tampak

    sebagai kelemahan seluruh 'ajah bagian atas dan ba'ah pada sisi yang

    diserang. )erhatikan gerakan volunter bagian atas 'ajah pada sisi yang

    diserang.

    )ada lesi supranuklear seperti stroke kortikal neuron motorik atasD di atas

    nucleus facialisdi pons, dimana sepertiga atas 'ajah mengalami kelemahan

    dan dua per tiga bagian ba'ahnya mengalami paralisis.usculus orbicularis,

    frontalisdan corrugatordiinervasi se"ara bilateral, sehingga dapat dimengerti

    mengenai pola paralisis 'ajah.

    7akukan pemeriksaan nervus cranialis lain3 hasil pemeriksaan biasanya

    normal.

    >embran timpani tidak boleh mengalami inflamasiD infeksi yang tampak

    meningkatkan kemungkinan adanya otitis media yang mengalami komplikasi.

    ". )emeriksaan laboratorium.

    1!

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    11/19

    idak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk menegakkan diagnosis

    Bells palsy. 4amun pemeriksaan kadar gula darah atau =bA1" dapat

    dipertimbangkan untuk mengetahui apakah pasien tersebut menderita diabetes

    atau tidak. )emeriksaan kadar serum =S juga bisa dilakukan namun ini biasanya

    tidak dapat menentukan dari mana virus tersebut berasal.

    d. )emeriksaan radiologi.

    *ila dari anamneses dan pemeriksaan fisik telah mengarahkan ke diagnoseBells

    palsy maka pemeriksaan radiologi tidak diperlukan lagi, karena pasien-pasien

    dengan Bells palsyumumnya akan mengalami perbaikan dalam :-1! minggu.

    *ila tidak ada perbaikan ataupun mengalami perburukan, pen"itraan mungkin

    akan membantu. >?I mungkin dapat menunjukkan adanya tumor misalnya

    S"h'annoma, hemangioma, meningioma. *ila pasien memiliki ri'ayat trauma

    maka pemeriksaan -S"an harus dilakukan.

    2.-. Diagn"sa Ban&ing

    /ondisi lain yang dapat menyebabkan kelumpuhan nervus fasialis diantaranya

    tumor, infeksi herpes oster pada ganglion genikulatum ?amsay =unt syndrom,

    penyakit 7yme, AI8S, infeksi uber"ulosa pada mastoid ataupun telinga tengah, !uillen

    Barre syn"rome, stroke.

    2.. Penatalaksanaan

    >eskipun seseorang dengan Bells Palsy memiliki prognosis yang sangat baik karena

    se"ara umum bisa sembuh se"ara spontan, pengobatan untukBells Palsy masih "ontroversial.

    )rinsip umum pengobatan adalah mengembalikan fungsi nervus II dan mengurangi atau

    menghindari terjadinya kerusakan nervus.

    Ameri"an a"ademy of neurologi AA4 menerbitkan sebuah praktek parameter pada

    tahun 2!!1 yang menyatakan bah'a steroid mungkin efektif dan a"y"lovir dengan prednisone

    mungkin efektif untuk pengobatan bell palsy. Ada "ukup bukti untuk rekomendasi dilakukanyaoperasi dekompresi pada 'ajah. )ada 2!12, AA4 mengeluarkan pedoman yang menyatakan

    bah'a steroid sangat mungkin untuk menjadi efektif dan meningkatkan kemungkinan pemulihan

    fungsi saraf 'ajah di onset baru *ell palsy

    Selain itu, berbagai tindakan nonfarmakologis telah digunakan untuk mengobati *ell

    palsy, termasuk terapi fisik misalnya, latihan 'ajah dan akupunktur. idak ada efek samping

    11

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    12/19

    dari pera'atan ini telah dilaporkan. $lasan menunjukkan bah'a terapi fisik dapat menyebabkan

    pemulihan lebih "epat dan mengurangi gejala sisa.

    a. Agen antiviral.

    >eskipun pada penelitian yang pernah dilakukan masih kurang menunjukkan

    efektifitas obat-obat antivirus pada Bells palsy, hampir semua ahli per"aya pada

    etiologi virus. )enemuan genom virus disekitar nervus fasialis memungkinkan

    digunakannya agen-agen antivirus pada penatalaksanaanBells palsy. Bleh karena itu,

    at antiviral merupakan pilihan yang logis sebagai penatalaksaan farmakologis dan

    sering dianjurkan pemberiannya. A"y"lovir &!! mg selama 1! hari dapat digunakan

    dalam penatalaksanaan Bells palsy. A"y"lovir akan berguna jika diberikan pada

    hari pertama dari onset penyakit untuk men"egah replikasi virus.

    Na#a "/at A"y"lovir Covira@ E menunjukkan aktivitas hambatan

    langsung mela'an =S-1 dan =S-2, dan sel yang terinfeksi

    se"ara selektif.

    D"sis &e0asa &!!! mg62& jam peroral selama ;-1! hari.

    D"sis %e&iatrik F 2 tahun 3 tidak dianjurkan.

    2 tahun 3 1!!! mg peroral dibagi & dosis selama 1! hari.

    +"ntrain&ikasi )ernah dilaporkan adanya hipersensitivitas.

    Interaksi "/at )enggunaan bersama dengan probene"id atau idovudine dapat

    memperpanjang 'aktu paruh dan meningkatkan toksisitas

    a"y"lovir terhadap SS).

    +eha#ilan E keamanan penggunaan selama kehamilan belum pernah

    dilaporkan.

    Perhatian =ati-hati pada gagal ginjal atau bila menggunakan obat yang

    bersifat nefrotoksik.

    b. /ortikosteroid.

    12

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    13/19

    )engobatan Bells palsy dengan menggunakan steroid masih merpakan suatu

    kontroversi. *erbagai artikel penelitian telah diterbitkan mengenai keuntungan dan

    kerugian pemberian steroid pada Bells palsy. )ara peneliti lebih "enderung memilih

    menggunakan steroid untuk memperoleh hasil yang lebih baik. *ila telah diputuskan

    untuk menggunakan steroid, maka harus segera dilakukan konsensus. )rednison

    dengan dosis &!-(! mg6 hari per oral atau 1 mg6 kg**6 hari selama hari, diturunkan

    perlahan-lahan selama ; hari kemudian, dimana pemberiannya dimulai pada hari

    kelima setelah onset penyakit, gunanya untuk meningkatkan peluang kesembuhan

    pasien.

    Na#a "/at )rednisone 8eltasone, Brasone, Sterapred E efek farmakologis

    yang berguna adalah efek antiinflamasinya, yang menurunkan

    kompresi nervus facialisdi canalis facialis.

    D"sis &e0asa 1 mg6kg6hari peroral selama ; hari.

    D"sis %e&iatrik )emberian sama dengan dosis de'asa.

    +"ntrain&ikas

    i

    )ernah dilaporkan adanya hipersensitivitasD infeksi virus, jamur,

    jaringan konektif, dan infeksi kulit tuberkulerD penyakit tukak

    lambungD disfungsi hepatikD penyakit gastrointestinal.

    Interaksi "/at )emberian bersamaan dengan estrogen dapat menurunkan klirens

    prednisoneD penggunaan dengan digoksin dapat menyebabkan

    toksisitas digitalis akibat hipokalemiaD fenobarbital, fenitoin, dan

    rifampin dapat meningkatkan metabolisme glukokortikoid

    tingkatkan dosis pemeliharaanD monitor hipokalemia bila

    pemberian bersama dengan obat diuretik.

    +eha#ilan * E biasanya aman tetapi keuntungan obat ini dapat memperberatresiko.

    Perhatian )enghentian pemberian glukokortikoid se"ara tiba-tiba dapat

    menyebabkan krisis adrenalD hiperglikemia, edema,

    osteonekrosis, miopati, penyakit tukak lambung, hipokalemia,

    1

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    14/19

    osteoporosis, euforia, psikosis, myasthenia gravis, penurunan

    pertumbuhan, dan infeksi dapat mun"ul dengan penggunaan

    bersama glukokortikoid.

    ". )era'atan mata.

    >ata sering tidak terlindungi pada pasien-psien denganBells palsy. Sehingga pada

    mata beresiko terjadinya kekeringan kornea dan terpapar benda asing. Atasi dengan

    pemberian air mata pengganti, lubrikan, dan pelindung mata.

    Air mata pengganti3 digunakan selama pasien terbangun untuk mengganti air mata

    yang kurang atau tidak ada.

    7ubrikan digunakan saat sedang tidur. 8apat juga digunakan saat terbangun jika

    air mata pengganti tidak "ukup melindungi mata. Salah satu kerugiannya adalah

    pandangan kabur selama pasien terbangun.

    /a"a mata atau pelindung yang dapat melindungi mata dari jejas dan mengurangi

    kekeringan dengan menurunkan jumlah udara yang mengalami kontak langsung

    dengan kornea.

    d. /onsultasi.

    8okter yang menangani pasien ini harus melakukan pemeriksaan lanjutan yang ketat.

    8okumentasi yang dilakukan harus men"akup kemajuan penyembuhan pasien.

    *erbagai pendapat mun"ul mengenai perlunya rujukan ke dokter spesialis. Indikasi

    untuk merujuk adalah sebagai berikut3

    Ahli neurologi3 bila dijumpai tanda-tanda neurologik pada pemeriksaan fisik dan

    tanda-tanda yang tidak khas dariBell palsy, maka segera dirujuk.

    Ahli penyakit mata3 bila terjadi nyeri okuler yang tidak jelas atau gambaran yang

    abnormal pada pemeriksaan fisik, pasien harus dirujuk untuk pemeriksaan

    lanjutan.

    1&

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    15/19

    Ahli otolaryngologi3 pada pasien-pasien dengan paralisis persisten, kelemahan

    otot 'ajah yang lama, atau kelemahan yang rekuren, sebaiknya dirujuk.

    Ahli bedah3 pembedahan untuk membebaskan nervus facialis kadang dianjurkan

    untuk pasien dengan Bell palsy. )asien dengan prognosis yang buruk setelahpemeriksaan nervus facialisatau paralisis persisten "ukup baik untuk dilakukan

    pembedahan.

    2.1. +"#%likasi

    =ampir semua pasien dengan Bell palsy dapat sembuh tanpa mengalami

    deformitas kosmetik, tetapi sekitar %< mengalami gejala sisa "ukup berat yang tidak

    dapat diterima oleh pasien.

    a. ?egenerasi motorik yang tidak sempurna.

    *agian terbesar dari nervus facialis terdiri dari serabut saraf eferen yang

    merangsang otot-otot ekspresi 'ajah. *ila bagian motorik mengalami

    regenerasi yang tidak optimal, maka dapat terjadi paresis semua atau beberapa

    otot 'ajah tersebut.

    Gangguan tampak sebagai 1 inkompetensi oral, 2 epifora produksi air

    mata berlebihan, dan obstruksi nasal.

    b. ?egenerasi sensoris yang tidak sempurna.

    #ysgeusia gangguan rasa.

    $geusiahilang rasa.

    #ysesthesia gangguan sensasi atau sensasi yang tidak sesuai dengan stimulus

    normal.

    ". ?einervasi aberan dari nervus facialis.

    Setelah gangguan konduksi neuron pada nervus facialis dimulai dengan

    regenerasi dan proses perbaikan, beberapa serabut saraf akan mengambil jalan

    lain dan dapat berhubungan dengan serabut saraf di dekatnya. ?ekoneksi

    aberan ini dapat menyebabkan jalur neurologik yang tidak normal.

    1%

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    16/19

    *ila terjadi gerakan volunter, biasanya akan disertai dengan gerakan

    involunter seperti gerakan menutup mata yang satu diikuti dengan gerakan

    menutup mata disebelahnya. Gerakan involunter yang menyertai gerakan

    volunter ini disebutsyn%inesis.

    2.11. Pr"gn"sis

    )enderitaBells palsydapat sembuh total atau meninggalkan gejala sisa. Haktor

    resiko yang memperburuk prognosisBells palsyadalah3

    a. $sia di atas (! tahun.

    b. )aralisis komplit.

    ". >enurunnya fungsi penge"apan atau aliran saliva pada sisi yang lumpuh.

    d. 4yeri pada bagian belakang telinga.

    e. *erkurangnya air mata.

    )ada umumnya prognosis Bells palsybaik3 sekitar :!-9! < penderita sembuh

    dalam 'aktu ( minggu sampai tiga bulan tanpa ada ke"a"atan. )enderita yang berumur

    (! tahun atau lebih, mempunyai peluang &!< sembuh total dan beresiko tinggi

    meninggalkan gejala sisa. )enderita yang berusia ! tahun atau kurang, hanya memiliki

    perbedaan peluang 1!-1% persen antara sembuh total dengan meninggalkan gejala sisa.

    #ika tidak sembuh dalam 'aktu & bulan, maka penderita "enderung meninggalkan gejala

    sisa, yaitu sinkinesis, croco"ile tearsdan kadang spasme hemifasial.

    )enderita diabetes !< lebih sering sembuh se"ara parsial dibanding penderita

    nondiabetik dan penderita 8> lebih sering kambuh dibanding yang non 8>. =anya 2onnel, /., Ca"hariah, S., /horomi, S. 2!!9. *ell+s )alsy. Available from

    http366emedi"ine.meds"ape."om6arti"le611&(9!. A""essed 4ovember 2;, 2!1.

    2. =olland, #. *ell+s )alsy. *rithis >edi"al #ournal. 2!!:D!1D12!&.

    1:

  • 8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi

    19/19

    . ?opper A=, *ro'n ?=. *ell+s )alsy 8isease Bf he ranial 4erve. Adams and i"tor+s

    )rin"iples of 4eurology, :thed. 4e' 0ork 3 >"Gra' =ill, 2!!%. 11:1-11:&

    &. >ardjono, >. Sidharta, ). 4ervus Hasialis dan )atologinya. 4eurologi /linis 8asar, %th

    ed. #akarta 3 ) 8ian ?akyat, 2!!%. 1%9-1(.

    %. Sjahrir, =asan. 4ervus Hasialis. >edan D0andira Agung, 2!!.

    (. ?ohkamm, ?einhard. Ha"ial 4erve 7esions. olor Atlas of 4eurology 2nd ed. George

    hieme erlag3 German, 2!!. 9:-99.

    19