referat bell palsy jadi
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
1/19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bells palsy merupakan salah satu gangguan neurologik yang paling sering
mempengaruhi nervus cranialis. Gangguan ini berupa paresis atau paralisis fasial perifer
yang terjadi tiba-tiba, bersifat unilateral tanpa penyebab yang jelas. Sindroma paralisis
fasial idiopatik ini pertama kali dijelaskan lebih dari satu abad yang lalu oleh Sir Charles
Bell, meskipun masih banyak kontroversi mengenai etiologi dan penatalaksanaannya,
Bells palsy merupakan penyebab paralisis fasial yang paling sering di dunia.
Insidensi Bells palsy di Amerika Serikat adalah sekitar 2 kasus per 1!!.!!!
orang. InsidenBells palsy tampak "ukup tinggi pada orang-orang keturunan #epang, dan
tidak ada perbedaan distribusi jenis kelamin pada pasien-pasien dengan Bells palsy. $sia
mempengaruhi probabilitas kontraksi Bells palsy. Insiden paling tinggi pada orang
dengan usia antara 1%-&% tahun.Bells palsylebih jarang pada orang-orang yang berusia
di ba'ah 1% tahun dan yang berusia di atas (! tahun.
)ada sebagian besar penderita *ell+s )alsy kelumpuhannya dapat menyembuh,
namun pada beberapa diantara mereka kelumpuhannya sembuh dengan meninggalkan
gejala sisa. Gejala sisa ini berupa kontraktur, dan spasme spontan. )ermasalahan yang
ditimbulkanBells palsy "ukup kompleks, diantaranya masalah fungsional, kosmetika dan
psikologis sehingga dapat merugikan tugas profesi penderita, permasalahan kapasitas
fisik impairment antara lain berupa asimetris 'ajah, rasa kaku dan tebal pada 'ajah sisi
lesi, penurunan kekuatan otot 'ajah pada sisi lesi, potensial terjadi kontraktur dan
perlengketan jaringan, potensial terjadi iritasi pada mata sisi lesi. Sedangkan permasahan
fungsional fungsional limitation berupa gangguan fungsi yang melibatkan otot-otot
'ajah, seperti makan dan minum, berkumur, gangguan menutup mata, gangguan bi"ara
dan gangguan ekspresi 'ajah. Semua hal ini dapat menyebabkan individu tersebut
menjadi tidak per"aya diri.
1
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
2/19
1.2. Tujuan Penulisan
ujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui se"ara lebih dalam
mengenai definisi, struktur anatomi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis,
penegakan diagnosis, diagnosis banding, penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosisBells palsy.
2
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
3/19
BAB II
PEMBAHASAN
BELLS PALS
2.1. De!inisi
/elumpuhan 'ajah adalah suatu bentuk ke"a"atan yang memberikan dampak
yang kuat pada seseorang. /elumpuhan nervus fa"ialis dapat disebabkan oleh ba'aan
lahir kongenital, neoplasma, trauma, infeksi, paparan toksik ataupun penyebab
iatrogenik. 0ang paling sering menyebabkan kelumpuhan unilateral pada 'ajah adalah
Bells palsy.Bells palsy ditemukan oleh dokter dari inggris yang bernama harles *ell.
Bells palsy didefinisikan sebagai suatu keadaan paresis atau kelumpuhan yang akut dan
idiopatik akibat disfungsi nervus fa"ialis perifer.
2.2. Struktur anat"#i
Saraf otak ke II mengandung & ma"am serabut, yaitu 3
a. Serabut somato motorik, yang mensarafi otot-otot 'ajah ke"uali m. levator
palpebrae 4.III, otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian posterior dan
stapedius di telinga tengah
b. Serabut visero-motorik, parasimpatis yang datang dari nukleus salivatorius
superior. Serabut saraf ini mengurus glandula dan mukosa faring, palatum,
rongga hidung, sinus paranasal, dan glandula submaksilaris serta sublingual dan
lakrimalis.
". Serabut visero-sensorik, yang menghantar impuls dari alat penge"ap di dua
pertiga bagian depan lidah.
d. Serabut somato-sensorik, rasa nyeri dan mungkin juga rasa suhu dan rasa raba
dari sebagian daerah kulit dan mukosa yang dipersarafi oleh nervus trigeminus.
4ervus II terutama terdiri dari saraf motorik yang mempersarafi seluruh otot
mimik 'ajah. /omponen sensorisnya ke"il, yaitu nervus intermedius 5risberg yang
mengantarkan rasa penge"apan dari 26 bagian anterior lidah dan sensasi kulit dari
dinding anterior kanalis auditorius eksterna. Serabut-serabut rasa penge"apan pertama-
tama melintasi nervus lingual, yaitu "abang dari nervus mandibularis lalu masuk ke korda
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
4/19
timpani dimana ia memba'a sensasi penge"apan melalui nervus fasialis ke nukleus
traktus solitarius. Serabut-serabut sekretomotor menginervasi kelenjar lakrimal melalui
nervus petrosus superfisial major dan kelenjar sublingual serta kelenjar submaksilar
melalui korda tympani.
4ukleus inti motorik nervus II terletak di ventrolateral nukleus abdusens, dan
serabut nervus fasialis dalam pons sebagian melingkari dan mele'ati bagian ventrolateral
nukleus abdusens sebelum keluar dari pons di bagian lateral traktus kortikospinal. /arena
posisinya yang berdekatan jukstaposisi pada dasar ventrikel I, maka nervus I dan II
dapat terkena bersama-sama oleh lesi vaskuler atau lesi infiltratif. 4ervus fasialis masuk
ke meatus akustikus internus bersama dengan nervus akustikus lalu membelok tajam ke
depan dan ke ba'ah di dekat batas anterior vestibulum telinga dalam. )ada sudut ini
genu terletak ganglion sensoris yang disebut genikulatum karena sangat dekat dengan
genu.
&
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
5/19
4ervus fasialis berjalan melalui kanalis fasialis tepat di ba'ah ganglion genikulatum
untuk memberikan per"abangan ke ganglion pterygopalatina, yaitu nervus petrosus
superfisial major, dan di sebelah yang lebih distal memberi persarafan ke m. stapedius
yang dihubungkan oleh korda timpani. 7alu nervus fasialis keluar dari kranium melalui
foramen stylomastoideus kemudian melintasi kelenjar parotis dan terbagi menjadi lima
"abang yang melayani otot-otot 'ajah, m. stilomastoideus, platisma dan m. digastrikus
venter posterior.
2.$. E%i&e#i"l"gi
Bells palsy menempati urutan ketiga penyebab terbanyak dari paralysis fasial
akut. 8i dunia, insiden tertinggi ditemukan di Se"kori, #epang tahun 19:( dan insiden
terendah ditemukan di S'edia tahun 199;. 8i Amerika Serikat, insiden Bells palsy
setiap tahun sekitar 2 kasus per 1!!.!!! orang, (< mengenai 'ajah sisi kanan.
Insiden Bells palsy rata-rata 1%-! kasus per 1!!.!!! populasi. )enderita diabetes
mempunyai resiko 29< lebih tinggi, dibanding non-diabetes. Bells palsy mengenai
laki-laki dan 'anita dengan perbandingan yang sama. Akan tetapi, 'anita muda yang
berumur 1!-19 tahun lebih rentan terkena daripada laki-laki pada kelompok umur yang
sama. )enyakit ini dapat mengenai semua umur, namun lebih sering terjadi pada umur
1%-%! tahun. )ada kehamilan trisemester ketiga dan 2 minggu pas"a persalinan
kemungkinan timbulnyaBells palsy lebih tinggi daripada 'anita tidak hamil, bahkanbisa men"apai 1! kali lipat.
2.'. Eti"l"gi
8iperkirakan, penyebabBells palsyadalah edema dan iskemia akibat penekanan
kompresi pada nervus fasialis. )enyebab edema dan iskemia ini sampai saat ini masih
diperdebatkan. 8ulu, paparan suasana6suhu dingin misalnya ha'a dingin, A, atau
menyetir mobil dengan jendela yang terbuka dianggap sebagai satu-satunya pemi"u
Bells palsy. Akan tetapi, sekarang mulai diyakini =S sebagai penyebab Bells palsy,
karena telah diidentifikasi =S pada ganglion geni"ulata pada beberapa penelitian otopsi.
>urakami et all juga melakukan tes )? Polymerase-Chain Reaction pada "airan
endoneural 4.II penderita Bells palsy berat yang menjalani pembedahan dan
menemukan =S dalam "airan endoneural. irus ini diperkirakan dapat berpindah se"ara
%
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
6/19
a@onal dari saraf sensori dan menempati sel ganglion, pada saat adanya stress, akan
terjadi reaktivasi virus yang akan menyebabkan kerusakan lo"al pada myelin.
2.(. Pat"!isi"l"gi
)ara ahli menyebutkan bah'a padaBells palsyterjadi proses inflamasi akut pada
nervus fasialis di daerah tulang temporal, di sekitar foramen stilomastoideus. Bells palsy
hampir selalu terjadi se"ara unilateral. )atofisiologinya belum jelas, tetapi salah satu teori
menyebutkan terjadinya proses inflamasi pada nervus fasialis yang menyebabkan
peningkatan diameter nervus fasialis sehingga terjadi kompresi dari saraf tersebut pada
saat melalui tulang temporal. )erjalanan nervus fasialis keluar dari tulang temporal
melalui kanalis fasialis yang mempunyai bentuk seperti "orong yang menyempit pada
pintu keluar sebagai foramen mental. 8engan bentukan kanalis yang unik tersebut,
adanya inflamasi, demyelinisasi atau iskemik dapat menyebabkan gangguan dari
konduksi. Impuls motorik yang dihantarkan oleh nervus fasialis bisa mendapat gangguan
di lintasan supranuklear, nuklear dan infranuklear. 7esi supranuklear bisa terletak di
daerah 'ajah korteks motorik primer atau di jaras kortikobulbar ataupun di lintasan
asosiasi yang berhubungan dengan daerah somatotropik 'ajah di korteks motorik primer.
)aparan udara dingin seperti angin ken"ang, A, atau mengemudi dengan ka"a
jendela yang terbuka diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya Bells palsy. /arena
itu nervus fasialis bisa sembab, ia terjepit di dalam foramen stilomastoideus dan
menimbulkan kelumpuhan fasialis 7>4. )ada lesi 7>4 bias terletak di pons, di sudut
serebelo-pontin, di os petrosum atau kavum timpani, di foramen stilomastoideus dan pada
"abang-"abang tepi nervus fasialis. 7esi di pons yang terletak di daerah sekitar inti nervus
abdusens dan fasikulus longitudinalis medialis. /arena itu paralisis fasialis 7>4 tersebut
akan disertai kelumpuhan muskulus rektus lateralis atau gerakan melirik ke arah lesi.
Selain itu, paralisis nervus fasialis 7>4 akan timbul bersamaan dengan tuli perseptif
ipsilateral dan ageusia tidak bisa menge"ap dengan 26 bagian depan lidah. *erdasarkan
beberapa penelitian bah'a penyebab utama Bells palsyadalah reaktivasi virus herpes
=S tipe 1 dan virus herpes oster yang menyerang saraf kranialis. erutama virus
herpes oster karena virus ini menyebar ke saraf melalui sel satelit. )ada radang herpes
oster di ganglion genikulatum, nervus fasialis bisa ikut terlibat sehingga menimbulkan
kelumpuhan fasialis 7>4.
(
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
7/19
/elumpuhan padaBells palsyakan terjadi bagian atas dan ba'ah dari otot 'ajah
seluruhnya lumpuh. 8ahi tidak dapat dikerutkan, fisura palpebra tidak dapat ditutup dan
pada usaha untuk memejam mata terlihatlah bola mata yang berbalik ke atas. Sudut mulut
tidak bisa diangkat. *ibir tidak bisa di"u"urkan dan platisma tidak bisa digerakkan.
/arena lagoftalmos, maka air mata tidak bisa disalurkan se"ara 'ajar sehingga tertimbun.
Gejala-gejala pengiring seperti ageusia dan hiperakusis tidak ada karena bagian nervus
fasialis yang terjepit di foramen stilomastoideum sudah tidak mengandung lagi serabut
korda timpani dan serabut yang mensyarafi muskulus stapedius.
2.). *ejala +linis
/elumpuhan perifer 4.II memberikan "iri yang khas hingga dapat didiagnosa
dengan inspeksi. Btot muka pada sisi yang sakit tak dapat bergerak. 7ipatan-lipatan di
dahi akan menghilang dan 4ampak seluruh muka sisi yang sakit akan men"ong tertarik
;
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
8/19
ke arah sisi yang sehat. Gejala kelumpuhan perifer ini tergantung dari lokalisasi
kerusakan.
a. /erusakan setinggi foramen stilomastoideus.
Gejala 3 kelumpuhan otot-otot 'ajah pada sebelah lesi.
Sudut mulut sisi lesi jatuh dan tidak dapat diangkat
>akanan berkumpul diantara pipi dan gusi pada sebelah lesi
idak dapat menutup mata dan mengerutkan kening pada sisi lesi
/elumpuhan ini adalah berupa tipe flaksid, 7>4. )enge"apan dan sekresi air liur
masih baik.
b. 7esi setinggi diantara khorda tympani dengan n.stapedeus didalam kanalis fasialis.
Gejala3 seperti a ditambah dengan gangguan penge"apan 26 depan lidah dangangguan salivasi.
". 7esi setinggi diantara n.stapedeus dengan ganglion genikulatum.
Gejala3 seperti b ditambah dengan gangguan pendengaran yaitu hiperakusis.
d. 7esi setinggi ganglion genikulatum.
Gejala3 seperti " ditambah dengan gangguan sekresi kelenjar hidung dan gangguan
kelenjar air mata lakrimasi.
e. 7esi di porus akustikus internus.Gangguan3 seperti d ditambah dengan gangguan pada 4.III.
0ang paling sering ditemui ialah kerusakan pada tempat setinggi foramen
stilomastoideus dan pada setinggi ganglion genikulatum. Adapun penyebab yang sering
pada kerusakan setinggi genikulatum adalah 3 =erpes Coster, otitis media perforata dan
mastoiditis.
:
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
9/19
2.,. Penegakan Diagn"sis
8iagnosis Bells palsy dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisis. )ada pemeriksaan nervus kranialis akan didapatkan adanya parese dari
nervus fasialis yang menyebabkan bibir men"ong, tidak dapat memejamkan mata dan
adanya rasa nyeri pada telinga. =iperakusis dan augesia juga dapat ditemukan. =arus
dibedakan antara lesi $>4 dan 7>4. )adaBells palsylesinya bersifat 7>4.
a. Anamnesis.=ampir semua pasien yang diba'a ke ruang ga'at darurat merasa bah'a mereka
menderita stroke atau tumor intrakranial. =ampir semua keluhan yang
disampaikan adalah kelemahan pada salah satu sisi 'ajah.
4yeri postauri"ular3 =ampir %!< pasien menderita nyeri di regio mastoid.
4yeri sering mun"ul se"ara simultan disertai dengan paresis, tetapi paresis
mun"ul dalam 2- hari pada sekitar 2%< pasien.
Aliran air mata3 8ua pertiga pasien mengeluh mengenai aliran air mata
mereka. Ini disebabkan akibat penurunan fungsi orbicularis oculi dalam
mengalirkan air mata. =anya sedikit air mata yang dapat mengalir hingga
saccus lacrimalis dan terjadi kelebihan "airan. )roduksi air mata tidak
diper"epat.
9
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
10/19
)erubahan rasa3 =anya sepertiga pasien mengeluh tentang gangguan rasa,
empat per lima pasien menunjukkan penurunan rasa. =al ini terjadi akibat
hanya setengah bagian lidah yang terlibat.
>ata kering.
Hyperacusis3 kerusakan toleransi pada tingkatan tertentu pada hidung akibat
peningkatan iritabilitas mekanisme neuron sensoris.
b. )emeriksaan fisik.
Gambaran paralisis 'ajah mudah dikenali pada pemeriksaan fisik. )emeriksaan
yang lengkap dan tepat dapat menyingkirkan kemungkinan penyebab lain
paralisis 'ajah. )ikirkan etiologi lain jika semua "abang nervus facialis tidak
mengalami gangguan.
8efinisi klasikBell palsy menjelaskan tentang keterlibatan mononeuron dari
nervus facialis, meskipun nervus cranialis lain juga dapat terlibat. Nervus
facialis merupakan satu-satunya nervus cranialis yang menunjukkan
gambaran gangguan pada pemeriksaan fisik karena perjalanan anatomisnya
dari otak ke 'ajah bagian lateral.
/elamahan dan6atau paralisis akibat gangguan pada nervus facialis tampak
sebagai kelemahan seluruh 'ajah bagian atas dan ba'ah pada sisi yang
diserang. )erhatikan gerakan volunter bagian atas 'ajah pada sisi yang
diserang.
)ada lesi supranuklear seperti stroke kortikal neuron motorik atasD di atas
nucleus facialisdi pons, dimana sepertiga atas 'ajah mengalami kelemahan
dan dua per tiga bagian ba'ahnya mengalami paralisis.usculus orbicularis,
frontalisdan corrugatordiinervasi se"ara bilateral, sehingga dapat dimengerti
mengenai pola paralisis 'ajah.
7akukan pemeriksaan nervus cranialis lain3 hasil pemeriksaan biasanya
normal.
>embran timpani tidak boleh mengalami inflamasiD infeksi yang tampak
meningkatkan kemungkinan adanya otitis media yang mengalami komplikasi.
". )emeriksaan laboratorium.
1!
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
11/19
idak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk menegakkan diagnosis
Bells palsy. 4amun pemeriksaan kadar gula darah atau =bA1" dapat
dipertimbangkan untuk mengetahui apakah pasien tersebut menderita diabetes
atau tidak. )emeriksaan kadar serum =S juga bisa dilakukan namun ini biasanya
tidak dapat menentukan dari mana virus tersebut berasal.
d. )emeriksaan radiologi.
*ila dari anamneses dan pemeriksaan fisik telah mengarahkan ke diagnoseBells
palsy maka pemeriksaan radiologi tidak diperlukan lagi, karena pasien-pasien
dengan Bells palsyumumnya akan mengalami perbaikan dalam :-1! minggu.
*ila tidak ada perbaikan ataupun mengalami perburukan, pen"itraan mungkin
akan membantu. >?I mungkin dapat menunjukkan adanya tumor misalnya
S"h'annoma, hemangioma, meningioma. *ila pasien memiliki ri'ayat trauma
maka pemeriksaan -S"an harus dilakukan.
2.-. Diagn"sa Ban&ing
/ondisi lain yang dapat menyebabkan kelumpuhan nervus fasialis diantaranya
tumor, infeksi herpes oster pada ganglion genikulatum ?amsay =unt syndrom,
penyakit 7yme, AI8S, infeksi uber"ulosa pada mastoid ataupun telinga tengah, !uillen
Barre syn"rome, stroke.
2.. Penatalaksanaan
>eskipun seseorang dengan Bells Palsy memiliki prognosis yang sangat baik karena
se"ara umum bisa sembuh se"ara spontan, pengobatan untukBells Palsy masih "ontroversial.
)rinsip umum pengobatan adalah mengembalikan fungsi nervus II dan mengurangi atau
menghindari terjadinya kerusakan nervus.
Ameri"an a"ademy of neurologi AA4 menerbitkan sebuah praktek parameter pada
tahun 2!!1 yang menyatakan bah'a steroid mungkin efektif dan a"y"lovir dengan prednisone
mungkin efektif untuk pengobatan bell palsy. Ada "ukup bukti untuk rekomendasi dilakukanyaoperasi dekompresi pada 'ajah. )ada 2!12, AA4 mengeluarkan pedoman yang menyatakan
bah'a steroid sangat mungkin untuk menjadi efektif dan meningkatkan kemungkinan pemulihan
fungsi saraf 'ajah di onset baru *ell palsy
Selain itu, berbagai tindakan nonfarmakologis telah digunakan untuk mengobati *ell
palsy, termasuk terapi fisik misalnya, latihan 'ajah dan akupunktur. idak ada efek samping
11
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
12/19
dari pera'atan ini telah dilaporkan. $lasan menunjukkan bah'a terapi fisik dapat menyebabkan
pemulihan lebih "epat dan mengurangi gejala sisa.
a. Agen antiviral.
>eskipun pada penelitian yang pernah dilakukan masih kurang menunjukkan
efektifitas obat-obat antivirus pada Bells palsy, hampir semua ahli per"aya pada
etiologi virus. )enemuan genom virus disekitar nervus fasialis memungkinkan
digunakannya agen-agen antivirus pada penatalaksanaanBells palsy. Bleh karena itu,
at antiviral merupakan pilihan yang logis sebagai penatalaksaan farmakologis dan
sering dianjurkan pemberiannya. A"y"lovir &!! mg selama 1! hari dapat digunakan
dalam penatalaksanaan Bells palsy. A"y"lovir akan berguna jika diberikan pada
hari pertama dari onset penyakit untuk men"egah replikasi virus.
Na#a "/at A"y"lovir Covira@ E menunjukkan aktivitas hambatan
langsung mela'an =S-1 dan =S-2, dan sel yang terinfeksi
se"ara selektif.
D"sis &e0asa &!!! mg62& jam peroral selama ;-1! hari.
D"sis %e&iatrik F 2 tahun 3 tidak dianjurkan.
2 tahun 3 1!!! mg peroral dibagi & dosis selama 1! hari.
+"ntrain&ikasi )ernah dilaporkan adanya hipersensitivitas.
Interaksi "/at )enggunaan bersama dengan probene"id atau idovudine dapat
memperpanjang 'aktu paruh dan meningkatkan toksisitas
a"y"lovir terhadap SS).
+eha#ilan E keamanan penggunaan selama kehamilan belum pernah
dilaporkan.
Perhatian =ati-hati pada gagal ginjal atau bila menggunakan obat yang
bersifat nefrotoksik.
b. /ortikosteroid.
12
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
13/19
)engobatan Bells palsy dengan menggunakan steroid masih merpakan suatu
kontroversi. *erbagai artikel penelitian telah diterbitkan mengenai keuntungan dan
kerugian pemberian steroid pada Bells palsy. )ara peneliti lebih "enderung memilih
menggunakan steroid untuk memperoleh hasil yang lebih baik. *ila telah diputuskan
untuk menggunakan steroid, maka harus segera dilakukan konsensus. )rednison
dengan dosis &!-(! mg6 hari per oral atau 1 mg6 kg**6 hari selama hari, diturunkan
perlahan-lahan selama ; hari kemudian, dimana pemberiannya dimulai pada hari
kelima setelah onset penyakit, gunanya untuk meningkatkan peluang kesembuhan
pasien.
Na#a "/at )rednisone 8eltasone, Brasone, Sterapred E efek farmakologis
yang berguna adalah efek antiinflamasinya, yang menurunkan
kompresi nervus facialisdi canalis facialis.
D"sis &e0asa 1 mg6kg6hari peroral selama ; hari.
D"sis %e&iatrik )emberian sama dengan dosis de'asa.
+"ntrain&ikas
i
)ernah dilaporkan adanya hipersensitivitasD infeksi virus, jamur,
jaringan konektif, dan infeksi kulit tuberkulerD penyakit tukak
lambungD disfungsi hepatikD penyakit gastrointestinal.
Interaksi "/at )emberian bersamaan dengan estrogen dapat menurunkan klirens
prednisoneD penggunaan dengan digoksin dapat menyebabkan
toksisitas digitalis akibat hipokalemiaD fenobarbital, fenitoin, dan
rifampin dapat meningkatkan metabolisme glukokortikoid
tingkatkan dosis pemeliharaanD monitor hipokalemia bila
pemberian bersama dengan obat diuretik.
+eha#ilan * E biasanya aman tetapi keuntungan obat ini dapat memperberatresiko.
Perhatian )enghentian pemberian glukokortikoid se"ara tiba-tiba dapat
menyebabkan krisis adrenalD hiperglikemia, edema,
osteonekrosis, miopati, penyakit tukak lambung, hipokalemia,
1
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
14/19
osteoporosis, euforia, psikosis, myasthenia gravis, penurunan
pertumbuhan, dan infeksi dapat mun"ul dengan penggunaan
bersama glukokortikoid.
". )era'atan mata.
>ata sering tidak terlindungi pada pasien-psien denganBells palsy. Sehingga pada
mata beresiko terjadinya kekeringan kornea dan terpapar benda asing. Atasi dengan
pemberian air mata pengganti, lubrikan, dan pelindung mata.
Air mata pengganti3 digunakan selama pasien terbangun untuk mengganti air mata
yang kurang atau tidak ada.
7ubrikan digunakan saat sedang tidur. 8apat juga digunakan saat terbangun jika
air mata pengganti tidak "ukup melindungi mata. Salah satu kerugiannya adalah
pandangan kabur selama pasien terbangun.
/a"a mata atau pelindung yang dapat melindungi mata dari jejas dan mengurangi
kekeringan dengan menurunkan jumlah udara yang mengalami kontak langsung
dengan kornea.
d. /onsultasi.
8okter yang menangani pasien ini harus melakukan pemeriksaan lanjutan yang ketat.
8okumentasi yang dilakukan harus men"akup kemajuan penyembuhan pasien.
*erbagai pendapat mun"ul mengenai perlunya rujukan ke dokter spesialis. Indikasi
untuk merujuk adalah sebagai berikut3
Ahli neurologi3 bila dijumpai tanda-tanda neurologik pada pemeriksaan fisik dan
tanda-tanda yang tidak khas dariBell palsy, maka segera dirujuk.
Ahli penyakit mata3 bila terjadi nyeri okuler yang tidak jelas atau gambaran yang
abnormal pada pemeriksaan fisik, pasien harus dirujuk untuk pemeriksaan
lanjutan.
1&
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
15/19
Ahli otolaryngologi3 pada pasien-pasien dengan paralisis persisten, kelemahan
otot 'ajah yang lama, atau kelemahan yang rekuren, sebaiknya dirujuk.
Ahli bedah3 pembedahan untuk membebaskan nervus facialis kadang dianjurkan
untuk pasien dengan Bell palsy. )asien dengan prognosis yang buruk setelahpemeriksaan nervus facialisatau paralisis persisten "ukup baik untuk dilakukan
pembedahan.
2.1. +"#%likasi
=ampir semua pasien dengan Bell palsy dapat sembuh tanpa mengalami
deformitas kosmetik, tetapi sekitar %< mengalami gejala sisa "ukup berat yang tidak
dapat diterima oleh pasien.
a. ?egenerasi motorik yang tidak sempurna.
*agian terbesar dari nervus facialis terdiri dari serabut saraf eferen yang
merangsang otot-otot ekspresi 'ajah. *ila bagian motorik mengalami
regenerasi yang tidak optimal, maka dapat terjadi paresis semua atau beberapa
otot 'ajah tersebut.
Gangguan tampak sebagai 1 inkompetensi oral, 2 epifora produksi air
mata berlebihan, dan obstruksi nasal.
b. ?egenerasi sensoris yang tidak sempurna.
#ysgeusia gangguan rasa.
$geusiahilang rasa.
#ysesthesia gangguan sensasi atau sensasi yang tidak sesuai dengan stimulus
normal.
". ?einervasi aberan dari nervus facialis.
Setelah gangguan konduksi neuron pada nervus facialis dimulai dengan
regenerasi dan proses perbaikan, beberapa serabut saraf akan mengambil jalan
lain dan dapat berhubungan dengan serabut saraf di dekatnya. ?ekoneksi
aberan ini dapat menyebabkan jalur neurologik yang tidak normal.
1%
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
16/19
*ila terjadi gerakan volunter, biasanya akan disertai dengan gerakan
involunter seperti gerakan menutup mata yang satu diikuti dengan gerakan
menutup mata disebelahnya. Gerakan involunter yang menyertai gerakan
volunter ini disebutsyn%inesis.
2.11. Pr"gn"sis
)enderitaBells palsydapat sembuh total atau meninggalkan gejala sisa. Haktor
resiko yang memperburuk prognosisBells palsyadalah3
a. $sia di atas (! tahun.
b. )aralisis komplit.
". >enurunnya fungsi penge"apan atau aliran saliva pada sisi yang lumpuh.
d. 4yeri pada bagian belakang telinga.
e. *erkurangnya air mata.
)ada umumnya prognosis Bells palsybaik3 sekitar :!-9! < penderita sembuh
dalam 'aktu ( minggu sampai tiga bulan tanpa ada ke"a"atan. )enderita yang berumur
(! tahun atau lebih, mempunyai peluang &!< sembuh total dan beresiko tinggi
meninggalkan gejala sisa. )enderita yang berusia ! tahun atau kurang, hanya memiliki
perbedaan peluang 1!-1% persen antara sembuh total dengan meninggalkan gejala sisa.
#ika tidak sembuh dalam 'aktu & bulan, maka penderita "enderung meninggalkan gejala
sisa, yaitu sinkinesis, croco"ile tearsdan kadang spasme hemifasial.
)enderita diabetes !< lebih sering sembuh se"ara parsial dibanding penderita
nondiabetik dan penderita 8> lebih sering kambuh dibanding yang non 8>. =anya 2onnel, /., Ca"hariah, S., /horomi, S. 2!!9. *ell+s )alsy. Available from
http366emedi"ine.meds"ape."om6arti"le611&(9!. A""essed 4ovember 2;, 2!1.
2. =olland, #. *ell+s )alsy. *rithis >edi"al #ournal. 2!!:D!1D12!&.
1:
-
8/13/2019 Referat Bell Palsy Jadi
19/19
. ?opper A=, *ro'n ?=. *ell+s )alsy 8isease Bf he ranial 4erve. Adams and i"tor+s
)rin"iples of 4eurology, :thed. 4e' 0ork 3 >"Gra' =ill, 2!!%. 11:1-11:&
&. >ardjono, >. Sidharta, ). 4ervus Hasialis dan )atologinya. 4eurologi /linis 8asar, %th
ed. #akarta 3 ) 8ian ?akyat, 2!!%. 1%9-1(.
%. Sjahrir, =asan. 4ervus Hasialis. >edan D0andira Agung, 2!!.
(. ?ohkamm, ?einhard. Ha"ial 4erve 7esions. olor Atlas of 4eurology 2nd ed. George
hieme erlag3 German, 2!!. 9:-99.
19