referat anamnesa urologi

28
REFERAT ANAMNESIS PADA KASUS UROLOGI Disusun oleh: Christian Adiputra Wijaya 11-2014-084 Pembimbing : Dr. Nurul Akbar, Sp U Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSUD KOJA Periode 17 Agustus 2015 – 24 Oktober 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta, 2015

Upload: christian-adiputra-wijaya

Post on 30-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

wefwewef

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Anamnesa Urologi

REFERAT

ANAMNESIS PADA KASUS UROLOGI

Disusun oleh:

Christian Adiputra Wijaya

11-2014-084

Pembimbing :

Dr. Nurul Akbar, Sp U

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah

RSUD KOJA

Periode 17 Agustus 2015 – 24 Oktober 2015

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta, 2015

Page 2: Referat Anamnesa Urologi

BAB I

PENDAHULUAN

Kemampuan melakukan anamnesis yang akurat adalah keterampilan yang paling esensial bagi

seorang dokter. Dengan anamnesis yang terinci dapat memunculkan beberapa diagnosa banding sehingga

anamnesis merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan diagnosa. Tujuan dari anamnesis

adalah membuat diagnosa banding dan memahami permasalahan pasien itu sendiri.

Untuk menegakkan diagnosis kelainan urologi, seorang dokter dituntut dapat melakukan

pemeriksaan dasar urologi dengan seksama dan secara sistematik dimulai dari:

1. Pemeriksaan subyektif, yaitu mencermati keluhan yang disampaikan oleh pasien dan yang digali

melalui anamnesis yang sistematik.

2. Pemeriksaan obyektif, yaitu melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien untuk mencari data-data

yang objektif mengenai keadaan pasien.

3. Pemeriksaan penunjang, yaitu mampu memilih berbagai pemeriksaan yang dapat menunjang

diagnosis.

Kemampuan seorang dokter dalam melakukan wawancara dengan pasien ataupun keluarganya diperoleh

melalui anamnesis yang sistematik dan terarah. Dan pemeriksaan fisik pasien meliputi pemeriksaan tentang

keadaan umum pasien dan pemeriksaan urologi. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan diagnosis suatu

penyakit.

Anamnesis yang cermat dan penilaian gejala yang dirasakan akan menentukan pemeriksaan lengkap atau

pemeriksaan terbatas langsung ke indikasi, dan juga membantu mengarahkan pilihan ke diagnosis yang

tepat. Pemeriksaan fisik lengkap dan menyeluruh merupakan komponen yang penting dari pasien urologi.

Riwayat medis yang lengkap dapat dibagi menjadi keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang, riwayat

medis sebelumnya, dan riwayat keluarga. Setiap bagian akan memberikan temuan yang signifikan yang akan

berkontribusi pada evaluasi keseluruhan dan pengobatan pasien.1,2

2

Page 3: Referat Anamnesa Urologi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANAMNESA

Anamnesa bergantung pada keterampilan dan metode yang dipergunakan untuk memperoleh

informasi, anamnesa akan akurat jika pasien menjelaskan gejala yang dialaminya. Informasi

subjektif ini penting untuk menegakkan diagnosis yang akurat.

a. Keluhan Utama

1. Manifestasi Sistemik

Gejala demam dan kehilangan berat badan merupakan gejala yang meragukan.

Demam berkaitan dengan gejala infeksi saluran kemih yang dapat membantu untuk

evaluasi infeksi. Seperti sistitis akut biasanya tanpa demam. Pielonefritis akut atau

prostatitis dapat menunjukkan suhu yang tinggi (mencapai 40⁰C), bayi dan anak-anak

dengan pielonefritis akut disertai dengan suhu yang tinggi tanpa disertai tanda dan gejala

lainnya. Karsinoma renal kadang disertai demam yang dapat mencapai 39⁰C atau lebih.

Tidak adanya demam bukan berarti tidak adanya infeksi pada ginjal, masih mungkin bisa

mengarah ke pielonefritis kronik yang tidak disertai demam.1

Kehilangan berat badan mungkin menunjukkan staging kanker, tapi biasanya disertai

dengan adanya insufisiensi ginjal yang mengarah ke obstruksi atau infeksi. Biasanya

dapat terjadi pada anak dengan kegagalan berkembang, obstruksi kronik, infeksi saluran

kemih.1

Gejala malaise bisa mengarah kearah tumor, pielonefritis kronik atau gagal ginjal.

Dan banyaknya gejala tersebut mungkin juga berhubungan dengan HIV.1,3

2. Nyeri Lokal dan Menjalar

Dua tipe nyeri yang merupakan gejala khas dari organ genitourinaria adalah nyeri

lokal dan nyeri menjalar, dimana nyeri menjalar merupakan nyeri yang paling sering

timbul.

Nyeri lokal biasanya dirasakan pada organ atau sekitar organ. Contohnya nyeri dari

penyakit ginjal (T10-12, L1) dirasakan di costovertebral angel dan di bagian belakang 3

Page 4: Referat Anamnesa Urologi

dari regio dan dibawah costae 12. Nyeri dari testis yang meradang dirasakan di gonad itu

sendiri.1

Nyeri menjalar juga dapat menunjukkan kelainan organ tapi biasanya dirasakan jauh

dari organ tersebut. Kolik ureter dapat disebabkan batu di bagian ureter atas yang

berhubungan dengan nyeri berat pada testis yang sama letaknya dengan batu tersebut, ini

menjelaskan inervasi dari 2 struktur (T11-12). Batu pada ureter bawah dapat

menyebabkan nyeri menjalar kearah dinding skrotum. Nyeri seperti terbakar dengan

gangguan berkemih menunjukkan sistitis akut yang dirasakan di uretra bagian distal pada

perempuan dan di glandula uretra pada laki-laki (S2-3).1

Kelainan dari organ urologi dapat menyebabkan nyeri di berbagai organ yang lain

(gastrointestinal, ginekologi) yang mempunyai saraf sensoris untuk menyuplai keduanya.

Gambar 1. Cabang persarafan simpatis dan parasimpatis

a. Nyeri ginjal

Nyeri pada ginjal dirasakan sebagai nyeri yang menetap di costovertebral

angel sebelah lateral dari otot sacrospinalis dan dibawah costae ke 12.

4

Page 5: Referat Anamnesa Urologi

Nyeri ini jarang mengarah ke umbilicus atau kuadran perut bawah. Nyeri

ginjal ini menunjukkan kelainan ginjal yang disebabkan distensi dari kapsul

ginjal. Tapi biasanya tanpa nyeri karena penyakit ginjal berjalan lambat

progresivitasnya. Pielonefritis akut (edema) dan obstruksi ureter akut (nyeri tekan

belakang ginjal) yang menyebabkan nyeri ginjal ini.2,3

b. Nyeri ureter

gambar 2. Bagian dari ureter

Nyeri ureter biasanya dirangsang dari adanya obstruksi akut (berupa

batu/bekuan darah). Nyeri tekan belakang dari distensi kapsul ginjal dapat disertai

5

Page 6: Referat Anamnesa Urologi

dengan nyeri kolik yang berat, berjalan dari costovertebral angle turun ke kuadran

perut bawah depan., yang pasti menunjukkan ureter. Pada laki-laki kadang terasa di

kandung kemih, skrotum, atau testis. Pada perempuan terasa sampai ke vulva.

Nyeri kolik terjadi karena perilstatik yaitu nyeri hilang timbul disertai perasaan

mual dengan atau tanpa muntah dengan nyeri alih khas.2,4

Dengan ini dapat ditentukan letak dari batu ureter berdasarkan keluhan

nyerinya dan penjalarannya. Jika batu terletak di ureter atas, nyeri menjalar ke

testis. Jika terletak di ureter tengah sebelah kanan, nyeri akan menjalar ke titik

McBurney’s yang terlihat seperti gejala apendisitis, dan jika di sebelah kiri akan

menunjukkan seperti gejala diverkulitis atau penyakit lain dari kolon desenden

atau sigmoid (T12,L1). Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih. Jika

terdapat batu pada kandung kemih, peradangan dan edema dari ureter akan

menyebabkan gejala frekuensi urin dan urgensi. Batu juga dapat tinggal di ureter

sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang

asimptomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan

kolik.2,4

c. Nyeri vesica

Kandung kemih yang terlalu distensi pada retensi urin akut menyebabkan

nyeri pada area suprapubik. Pada pasien dengan retensi urin kronik mengarah ke

obstruksi leher kandung kemih atau neurogenik sedikit atau tidak akan

memberikan gejala tidak nyaman suprapubik meskipun kandung kemih mencapai

umbilikus.3

Paling banyak penyebab nyeri kandung kemih adalah infeksi, nyeri ini

biasanya tidak disebabkan dari kandung kemih tapi bisa juga penjalaran dari

uretra bagian distal dan berhubungan dengan gejala urinasi. Nyeri berkemih

merupakan gejala mayor dari sistitis berat.

6

Page 7: Referat Anamnesa Urologi

d. Nyeri prostat

M

Gambar 3. Pembesaran prostat

Nyeri langsung dari prostat tidak biasanya. Ketika prostat mengalami

peradangan akut, pasien akan merasakan ketidaknyamanan dan terasa penuh pada

bagian perineal atau rektal (S2-4). Nyeri belakang lumbosakral menunjukkan

penjalaran nyeri dari prostat, tapi bukan merupakan gejala dari prostatitis.

Peradangan dari prostat menyebabkan disuria, frekuensi, dan urgensi.2

e. Nyeri testis

Nyeri pada testis mengarahkan ke trauma, infeksi, atau menyempitnya

spermatic cord yang sangat berat dan terasa lokal, meskipun terdapat

ketidaknyamanan dari penjalaran spermatic cord sampai ke kuadran perut bawah.

Hidrokel yang tidak terinfeksi, spermatokel, dan tumor testis sering tidak

menyebabkan nyeri. Varikokel mungkin menyebabkan nyeri hilang timbul pada

testis yang akan meningkat setelah beraktivitas berat. Gejala pertama tidak

langsung dari hernia inguinal adalah nyeri pada testis (menjalar). Nyeri dari batu

di ureter atas mungkin akan menyebar ke testis.2

f. Nyeri epididimis

Infeksi akut dari epididimis adalah hanya nyeri dari penyakit organ tersebut

dan biasanya tidak terlihat. Nyeri dimulai dari skrotum yang akan membuat tidak

nyaman. Di stase awal dari epididimitis, nyeri dirasakan pertama di kuadran perut

bawah (jika disebelah kanan akan menstimulasi apendisitis). Ini merupakan nyeri

yang menjalar tapi dapat sekunder dari inflamasi sekitar dari vas deferens.

7

Page 8: Referat Anamnesa Urologi

3. Gejala Gastrointestinal

Penyakit ginjal atau ureter menyakitkan atau tidak, gejala gastrointestinal sering hadir.

Pasien dengan pielonefritis akut tidak hanya dirasakan nyeri, gejala iritabilitas vesikalis,

menggigil, dan demam tetapi juga umum sakit perut dan distensi.2

4. Gejala Urinasi

Banyak kondisi yang menyebabkan gejala sistitis. Termasuk infeksi kandung kemih,

peradangan vesika dari reaksi radiasi atau kimiawi, prostatitis, psikoneurosis, dan benda

asing di kandung kemih. Sering pasien dengan sistitis kronik tidak memberikan gejala

iritasi kandung kemih. Iritasi dari bahan kimia atau sabun di meatus uretra dapat

menyebabkan gejala sistitis mirip disuria, frekuensi, dan urgensi.

a. Frekuensi, nokturia, dan urgency

Kapasitas normal dari kandung kemih adalah 400 ml. Frekuensi dapat

menyebabkan adanya residu urin, dimana terjadi penurunan dan kapasitas

fungsional dari organ. Ketika mukosa, submukosa, bahkan otot menjadi radang

(karena infeksi, benda asing, batu, tumor), kapasitas kandung kemih menurun

tajam. Penurunan ini mengarah ke 2 faktor: nyeri yang timbul berasal dari

peregangan kandung kemih dan kehilangan kemampuan berkemih karena adanya

edema peradangan. Ketika kandung kemih normal, urinasi dapat ditahan.2,3

b. Disuria

Nyeri saat berkemih berhubungan dengan peradangan akut dari kandung

kemih, uretra atau prostat. Kadang nyeri dirasakan seperti terbakar saat berkemih

dan biasanya berlokasi di bagian distal dari uretra pada laki-laki. Perempuan

biasanya lebih merasakan nyerinya pada uretra. Banyak nyeri yang berat kadang

terasa di kandung kemih saat terakhir berkemih, memungkinkan kearah

peradangan dari kandung kemih adalah penyebab terbanyak. Nyeri juga banyak

dirasakan saat memulai pertama kali berkemih. Disuria sering menunjukkan gejala

awal dari infeksi urin dan sering berhubungan dengan frekuensi urin dan urgensi.2

8

Page 9: Referat Anamnesa Urologi

c. Enuresis

Secara tegas adalah mengompol dimalam hari, hal ini fisiologis selama 2 atau

3 tahun awal kehidupan, tetapi menjadi masalah jika terjadi pada orang tua yang

lanjut usia. Hal ini mungkin terjadi sekunder atau fungsional akibat pematangan

komponen uretrovesika, tapi dapat juga karena penyakit organik (infeksi, stenosis

uretra distal pada anak perempuan, katup uretra posterior pada anak laki-laki, dan

neurogenik bladder).2,3

d. Gejala Obstruksi Pengeluaran Kemih2

- Hesitansi

Hubungan hesitansi didalam pancaran berkemih yang merupakan

gejala awal dari hambatan pengeluaran kandung kemih. Berdasarkan

peningkatan derajat obstruksi, hesitansi merupakan proses yang lama dan

pasien sering tegang karena urin memaksa melewati obstruksi.

- Kehilangan kekuatan dan penurunan pancaran

Kehilangan kekuatan dan penurunan pancaran urin ditandai dengan

peningkatan resistensi uretra yang nantinya akan meningkatan tekanan

intravesika. Ini dapat dievaluasi dengan membuat rata-rata pancaran urin,

normalnya dengan kandung kemih yang penuh pancaran maksimal 20

mL/s.

- Kencing menetes

Keluhan kencing menetes menjadi semakin menandai sebagai

perjalananan obstruksi dan paling banyak dengan gejala distressing.

- Urgency

Pengeluaran urin secara tiba-tiba bisa dikarenakan hiperaktivitas dan

iritasi dari kandung kemih, hasil dari obstruksi, peradangan, atau gangguan

neuropatik kandung kemih. Kebanyakan pasien dapat mengkontrol

sementara keinginan untuk berkemih, tetapi kehilangan sedikit urin

(inkontinensia urgensi).1,2

- Retensi urin akut

9

Page 10: Referat Anamnesa Urologi

Pada pasien yang tidak bisa berkemih secara mendadak, didapatkan

nyeri pada suprapubik yang berhubungan dengan urgensi berat dan

mungkin urin menetes sedikit.

- Retensi urin kronik

Retensi urin kronik dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien

meskipun ada tekanan kuat pada saat pancaran memulai kencing. Urin

menetes yang konstan (inkontinensia paradoks) mungkin seperti kandung

kemih yang penuh dimana urinnya ingin keluar.2

- Gangguan pancaran urin

Gangguan pancaran urin berhubungan dengan nyeri berat yang

menjalar turun ke uretra. Tipe ini mengarah ke komplikasi dari kalkulus

vesika urinaria.

- Residu urin

Pasien sering merasakan masih ada urin yang tersisa di kandung kemih

meskipun setelah berkemih.2

- Sistitis

Merupakan episode berulang dari sistitis akut yang mengarah

timbulnya gejala residu urin. Biasanya berhubungan dengan dysuria,

frekuensi urin dengan/atau tanpa urgensi. Gejala nyeri suprapubik dan

hematuria jarang muncul terjadi. Gejala infeksi saluran kemih bagian

bawah lebih sering menunjukkan gejala spesifik dibanding infeksi saluran

kemih bagian atas, contohnya seperti pielonefritis yang biasanya muncul

demam dan menggigil.3

e. Inkontinensia

Merupakan ketidakmampuan menahan miksi ditandai hilangnya kendali pada

kandung kemih yang berakibat terjadinya kebocoran urin. Sangat banyak

penyebab inkontinensia, riwayat dari pasien dapat sering memberikan petunjuk

untuk mengetahui penyebabnya.

10

Page 11: Referat Anamnesa Urologi

a) True incontinence

Pasien mungkin kehilangan urin tanpa tanda peringatan, mungkin

gejala spontan atau periodik. Penyebabnya antara lain sebelumnya radikal

prostatektomi, epispadia, fistula vesikovaginal biasanya terjadi sekunder

akibat operasi ginekologi, radiasi, atau trauma obstetrik, dan orifisium

ureter ektopik. Cedera pada otot polos uretra yang dapat terjadi selama

prostatektomi atau melahirkan. Penyakit kongenital dan neurogenik dapat

menyebabkan disfungsi kandung kemih dan inkontinensia.2

b) Stress incontinence

Kelemahan mekanisme sfingter mengakibatkan urin keluar jika ada

hubungan fisik dengan regangan (misalnya batuk, tertawa, bangun dari

kursi) atau kegiatan lain yang meningkatkan tekanan intra abdominal.

Selama kegiatan ini, tekanan intra abdomen meningkat secara sementara

diatas resistensi uretra, sehingga terjadi sejumlah kecil kebocoran urin.

Sering terjadi pada wanita multipara yang memiliki dukungan otot yang

melemah dari leher kandung kemih dan uretra, pada pria biasanya pada

kelainan neuropatik atau yang menjalani prostatektomi radikal dimana

mungkin ada cedera pada sfinger uretra eksternal.2,3

c) Urge incontinence

Keluarnya urin yang didahului dorongan yang kuat untuk menahan

miksi. Biasanya akibat sistitis akut, gangguan sfingter, neurogenik bladder

dan lesi pada UMN.2

d) Overflow incontinence

Hilangnya urin akibat retensi urin kronis atau kandung kemih yang

lemah, tekanan intravesika akhirnya sama dengan resistensi uretra.

Biasanya berkembang selama waktu yang cukup lama dan pasien mungkin

sama sekali tidak menyadari pengosongan kandung kemih yang tidak

lengkap. Dengan demikian setiap pasien dengan inkontinensia signifikan

harus menjalani pengukuran urin sisa setelah berkemih.2

f. Oliguria dan anuria

11

Page 12: Referat Anamnesa Urologi

Oliguria dan anuria dapat disebabkan kegagalan ginjal akut (syok atau

dehidrasi), ketidakseimbangan cairan-ion, atau obstruksi ureter bilateral.

g. Pneumaturia

Gas yang terdapat dalam urin meyakinkan kuat bahwa terdapat fistula antara

traktus urinaria dan kandung kemih. Ini sering terjadi di kandung kemih atau

uretra tapi kadang bisa tampak juga di ureter atau pelvis renal. Karsinoma kolon

sigmoid, divertikulitis dengan abses, enteritis, dan trauma paling banyak

menyebabkan fistula vesika. Kelainan kongenital paling banyak menyebabkan

fistula uretroenteric. Gas bisa berasal dari bakteri dan berfermentasi.2

h. Urin keruh

Pasien sering mengeluhkan urin keruh, yang dikarenakan alkalin yang

menyebabkan presipitasi fosfat. Infeksi juga dapat menyebabkan urin menjadi

keruh dan berbau busuk. Hasil urinalisis yang baik dapat menunjukkan

penyebabnya.

i. Siluria

Urin yang mengandung cairan limfatik biasanya urin akan tampak seperti

warna putih susu. Ini menunjukkan adanya fistula pada sistem urinaria-limfatik.

Paling sering disebabkan adanya obstruksi di limfatik ginjal. Filariasis, trauma,

tuberkulosis, dan tumor retroperitoneal yang dapat menyebabkan kelainan

tersebut.

j. Hematuria

Hematuria adalah penanda bahaya yang tidak bisa disingkirkan. Karsinoma

ginjal atau kandung kemih, kalkulim, dan infeksi merupakan beberapa kondisi

dimana ada hematuria yang tampak. Ini penting untuk mengetahui adanya nyeri

berkemih atau tidak, dimana hematuria berhubungan dengan gejala iritabilitas

vesika, dan darah tampak pada urin keseluruhan atau hanya ada pada sedikit

pancaran urin. Hemoglobinuria menunjukkan sindrom hemolitik yang

menyebabkan warna urin menjadi merah.

a) Gejala dan penyakit urin berdarah

12

Page 13: Referat Anamnesa Urologi

Hematuria yang dihubungkan dengan kolik renal menandakan adanya

batu pada ureter, walaupun sebuah bekuan darah dari sebuah tumor ginjal

yang mengalami perdarahan juga dapat menimbulkan tipe nyeri yang

sama. Hematuria tidak jarang dikaitkan dengan penyebab non spesifik,

tuberkulosis, atau infeksi schistosomal pada kandung kemih. Perdarahan

sering terjadi terminal (antara leher kandung kemih atau prostat) meskipun

mungkin dapat terjadi selama miksi (kandung kemih dan saluran bagian

atas). Batu dalam kandung kemih sering menyebabkan hematuria, tetapi

biasanya terjadi infeksi dan ada gejala obstruksi leher kandung kemih,

neurogenik bladder, atau sistokel. Dilatasi vena dapat berkembang pada

leher kandung kemih yang timbul sekunder akibat pembesaran prostat. Hal

ini mungkin dapat ruptur ketika pasien mengejan untuk miksi, yang

menghasilkan gross hematuria atau hematuria mikroskopik.2,3

b) Waktu hematuria

Menentukan waktu terjadinya hematuria sering membantu dalam

mengidentifikasi lokasi perdarahan. Hematuria pada awal miksi

menandakan sebuah lesi pada uretra anterior (misalnya uretritis, striktura,

stenosis meatus pada anak laki-laki). Hematuria saat akhir miksi biasanya

muncul dari uretra posterior, leher kandung kemih, atau trigonum.

Penyebab paling umum pada uretritis posterior, polip, dan tumor pada

leher kandung kemih. Jumlah hematuria tergantung penyebab terjadinya

perdarahan. Waktu terjadinya hematuria saat buang air kecil sering

menunjukkan lokasi keluhan. Hematuria pada awal berkemih biasanya

timbul dari uretra, terjadi paling umum dan biasanya sekunder akibat

peradangan. Hematuria total adalah yang paling sering dan menunjukkan

bahwa perdarahan tersebut kemungkinan besar berasal dari kandung kemih

atau saluran kemih bagian atas. Hematuria terminal terjadi pada akhir

berkemih dan biasanya timbul sekunder terhadap peradangan di daerah

leher kandung kemih atau uretra pars prostatica. Hal ini terjadi pada akhir

berkemih sebagai akibat leher kandung kemih memeras urin yang tersisa.

13

Page 14: Referat Anamnesa Urologi

5. Gejala Lain2

a. Urethral discharge

Merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan pada laki-laki.

Penyebabnya biasanya adalah Neisseria gonorrhoeae or Chlamydia trachomatis.

Keluhan ini sering berhubungan dengan rasa panas yang terlokalisir saat berkemih

atau adanya sensasi itching pada uretra.

b. Lesi genitalia eksterna

Ulserasi pada glans penis menunjukkan adanya sifilitis, cancroid, herpes

simplex, atau karsinoma sel skuamosa.

c. Massa

Pasien yang mengeluhkan adanya massa yang terlihat atau teraba di perut

bagian atas akan menunjukkan tumor renal, hidronefrosis, atau ginjal polikistik.

Pembesaran nodus limfa di leher menunjukkan metastasis tumor dari prostat atau

penis. Massa yang tidak terasa nyeri di skrotum sering menunjukkan hidrokel,

varikokel, spermatokel, epididimitis kronik, hernia, dan tumor testikular.

d. Edema

Edema di kaki dapat menunjukkan adanya kompresi dari vena iliaka karena

metastasis limfatik dari kanker prostat. Edema di genitalia mengarahkan filariasis,

asites kronik, atau hambatan aliran limfe dari radioterapi untuk keganasan pelvik.

e. Ejakulasi darah

Peradangan pada prostat atau vesika seminalis dapat menyebabkan

hematospermia.

f. Ginekomasti

Sering karena idiopatik, ginekomastia timbul pada laki-laki tua, khususnya

yang mengonsumsi estrogen untuk kanker prostat. Dapat juga tampak pada

14

Page 15: Referat Anamnesa Urologi

koriokarsinoma dan tumor sel intertisial dan sel sertoli testis. Dapat juga karena

penyakit endokrin seperti sindrom klinefelter.

6. Gangguan Seksual

Banyak orang memiliki keluhan genitourinaria yang murni berdasarkan masalah

psikologis atau emosional. Gejala organik dapat meningkat akibat tekanan yang tinggi.

Penting untuk mencari petunjuk yang membuktikan terjadinya stres emosional. Pada

wanita, hubungan menstruasi terhadap nyeri pada ureter atau masalah pada kandung

kemih harus ditentukan meskipun menstruasi dapat memperburuk masalah organik dan

fungsional kandung kemih dan kesulitan ginjal.

a) Gangguan seksual pada laki-laki

Pria mungkin mengeluh secara langsung mengalami kesulitan seksual namun

mereka sering terlalu malu kehilangan kemampuan seksual, bahkan mereka tidak

mengakuinya walaupun ke dokter. Gejala seksual utama meliputi gangguan

kualitas ereksi, kehilangan ereksi secara dini, ejakulasi dini, ketidakmampuan

ejakulasi dengan orgasme, dan bahkan hilangnya keinginan untuk hubungan

seksual.

b) Gangguan seksual pada perempuan

Wanita yang memiliki sindrom sistitis psikosomatik hampir selalu mengakui

kehidupan seksual yang tidak bahagia. Mereka mengeluh nyeri pada vagina-uretra

sering terjadi diikuti tidak selesainya aktifitas seksual. Banyak dari mereka

mengakui ketidakmampuan seksual yang disebabkan masalah urologi.1

b. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat medis dahulu sangat penting karena sering memberikan petunjuk untuk

diagnosis pasien saat ini. Riwayat penyakit dahulu diperoleh secara teratur dan berurutan.

Penting untuk mendengarkan dan merekam penyakit pasien sebelumnya. Pasien dengan

diabetes melitus sering mengembangkan disfungsi otonom yang dapat mengakibatkan

gangguan kemih dan fungsi seksual. Riwayat tuberkulosis sebelumnya mungkin penting

dalam presentasi pasien dengan gangguan fungsi ginjal, obstruksi ureter, atau UTI kronis.

Penderita hipertensi memiliki resiko disfungsi seksual karena mereka lebih cenderung

15

Page 16: Referat Anamnesa Urologi

memiliki penyakit pembuluh darah perifer dan karena banyak obat yang digunakan untuk

mengobati hipertensi sering menyebabkan impotensi. Pasien dengan penyakit neurologis

seperti multiple sklerosis juga lebih mungkin untuk gangguan kemih dan disfungsi seksual.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Hal ini sama penting untuk mendapatkan riwayat keluarga lebih rinci karena banyak

penyakit yang disebabkan masalah genetik. Contoh penyakit genetik termasuk penyakit ginjal

polikistik dewasa, tuberous sklerosis, penyakit von Hippel-Lindau, asidosis tubulus ginjal,

dan cystinuria. Selain penyakit tersebut dari kecenderungan genetik diketahui, ada kondisi

lain dimana pola yang tepat dari turunan belum dijelaskan tapi itu jelas memiliki

kecenderungan familial. Hal ini juga diketahui bahwa individu dengan riwayat keluarga

urolitiasis memiliki peningkatan resiko untuk pembentukan batu. Baru-baru ini, telah diakui

bahwa 8-10% pria dengan kanker prostat memiliki bentuk familial yang cenderung

berkembang sekitar satu dekade lebih awal dari kanker prostat.

d. Riwayat Pengobatan

Penting untuk mengetahui daftar obat-obatan yang dikonsumsi secara lengkap dan

akurat karena banyak obat yang mengganggu fungsi kemih dan seksual. Contoh, sebagian

besar obat antihipertensi mengganggu fungsi ereksi dan mengubah obat antihipertensi kadang

dapat meningkatkan fungsi seksual.

e. Riwayat Pembedahan Sebelumnya

Operasi sebelumnya dapat membuat operasi yang berikutnya lebih sulit. Jika

sebelumnya pembedahan di daerah anatomi yang sama, akan lebih bermanfaat untuk

mencoba mendapatkan laporan operasi sebelumnya. Dengan memberikan penjelasan tentang

operasi pasien sebelumnya akan menyederhanakan operasi berikutnya. Secara umum, akan

lebih bermanfaat memperoleh informasi sebanyak mungkin sebelum operasi dilakukan.

f. Riwayat Kebiasaan

Penggunaan rokok dan konsumsi alkohol yang jelas terkait dengan sejumlah kondisi

urologi. Merokok dikaitkan dengan peningkatan resiko karsinoma urothelial, terutama

kandung kemih, dan juga dikaitkan dengan peningkatan penyakit pembuluh darah perifer dan

disfungsi ereksi. Merokok juga merupakan faktor risiko utama untuk

penyakit arteri perifer (PAD). PAD  adalah suatu kondisi di mana plak menumpuk di

16

Page 17: Referat Anamnesa Urologi

arteri yang membawa darah ke kepala, organ, dan anggota badan. Orang yang

memiliki P.A.D. berada pada peningkatan risiko untuk penyakit jantung, serangan

jantung, dan stroke.Pada seorang yang merokok, asap rokok akan merusak dinding pembuluh

darah. Kemudian nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan merangsang hormon

adrenalin yang akibatnya akan mengubah metabolisme lemak dimana kadar HDL akan

menurun. Adrenalin juga akan menyebabkan perangsangan kerja jantung dan menyempitkan

pembuluh darah (spasme). Disamping itu adrenalin akan menyebabkan terjadinya

pengelompokan trombosit. Sehingga semua proses penyempitan akan terjadi. Jadi asap rokok

yang tampaknya sederhana itu dapat menjadi penyebab penyakit jantung koroner.

Demikian pula faktor stres yang akhirnya melalui jalur hormon adrenalin, menyebabkan

proses penyakit jantung koroner terjadi sebagaimana asap rokok tadi. Seseorang yang stres

kemudian mengambil pelarian dengan jalan merokok sebenarnya sama saja dengan melipat

gandakan proses penyakit jantung koroner pada dirinya. Jika hal ini terjadi pada bagian penis,

maka akan menyebabkan disfungsi ereksi pada pria.6

Alkoholisme kronis dapat menyebabkan neuropati otonom dan perifer dengan resultan

kemih terganggu dan fungsi seksual. Alkoholisme kronis juga dapat mengganggu

metabolisme hepatik estrogen, yang mengakibatkan penurunan testosteron serum, atrofi

testis, dan penurunan libido.

Selain efek urologi langsung merokok dan konsumsi alkohol, pasien yang secara aktif

merokok atau minum alkohol akan ada peningkatan resiko komplikasi perioperatif. Perokok

memiliki peningkatan resiko komplikasi paru dan jantung.

g. Riwayat Trauma urogenitalia

Riwayat trauma pada urogenitalia sangatlah penting dalam diagnosis. Hal ini penting

untuk membedakan apakah kasus trauma tersebut merupakan suatu kegawatdaruratan atau

bukan. Cedea yang mengenai organ genitalia biasanya merupakan cedera dari luar berupa

tumpul maupun trauma tajam. Hal yang dapat terjadi pada trauma adalah hematuria, nyeri

pada organ yang terkena, sampai pasien tidak dapat berkemih jika terkena trauma pada vesica

urinaria dan retensi urin jika terkena pada uretra. 5

BAB III

KESIMPULAN

17

Page 18: Referat Anamnesa Urologi

Dalam pemeriksaan pasien, anamnesa merupakan hal yang sangat penting. Anamnesa dan

pemeriksaan fisik menjadi kunci diagnostik dan harus dilakukan dengan sistematis. Anamnesis yang cermat

dan penilaian gejala yang dirasakan akan menentukan pemeriksaan lengkap atau terbatas langsung ke

indikasi, sehingga membantu untuk mengarahkan ke diagnosis yang tepat.

Anamnesis urologi dimulai dengan menanyakan manifestasi sistemik, keluhan nyeri lokal atau

menjalar, nyeri pada organ-organ terkait sistem urologi seperti ginjal, ureter, vesika urinaria, prostat, penis,

testis, epididimis. Gejala saluran cerna yang berhubungan dengan miksi, gejala gangguan berkemih, dan

gejala lain, bahkan gejala yang berhubungan dengan seksual.

DAFTAR PUSTAKA

18

Page 19: Referat Anamnesa Urologi

1. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: penerbit buku Erlangga;

2007.h.6-7.

2. Tanagho, Emil A, McAninch, Jack W. 2008. Smith’s GENERAL UROLOGY Seventeenth

Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Manufactured in the United States

of America.p.30-38

3. Campbell-Walsh Urology.10th ed 2012, Alan J. Wein ; editors, Louis R. Kavoussi. Printed in the

United States of America.

4. Umbas R, Manuputty D, Sukasah CL, Swantari NM, Raharjo D, Hardjowijoto S, et al. Saluran

kemih dan alat kelamin lelaki dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah De Jong. Jakarta: EGC; 2010.p.848-

933.

5. Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston textbook of surgery the

biological basis of modern surgical practice. 19th ed. Canada: Elsevier; 2009.

6. Davey P. At a glance medicine. Jakarta: Erlangga ; 2005.p.59-60.

19