redline

10
1

Upload: imsikmfs

Post on 05-Jul-2015

74 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Redline

1

Page 2: Redline

Menembus Tanpa Batas 2

Salam Redaksi

Segala puji kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan be-gitu banyak rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikannya bulle-tin ini. Kami juga ucapkan banyak terima kasih kepada semua anggota redaksi yang telah bekerja keras dalam pembuatan bul-letin dan seluruh pihak yang telah membantu dan mendampingi kami.Kekurangan dan kesalahan dari penulisan bulletin mung-kin masih banyak terlihat. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk membenahi kekuran-gan dan kesalahan kami dan menjadikannya lebih baik.

Buletin kali ini, kami mencoba mengulas sedikit tentang dunia malam kampus Unhas dengan segala suasana, ke-giatan mahasiswa, dan polemik-polemik yang kerap terjadi dimalam hari.Adapun jika ditemukan kata-kata yang terli-hat kurang pro dengan kampus, itu bukanlah maksud kami menjelekan kampus.Tapi kami mencoba memberikan yang ter-baik untuk kampus dengan memberikan saran dan kritik agar dapat dijadikan bahan introspeksi bagi kampus tercinta ini.

Salam Redaksi

MANAJEMEN

Pemimpin Redaksi :

Andi Chairiza

koordinator liputan :

Umratunnisah

Fotografer :

Indah Wahyu Lestari

Editor :

Kadri, Rey, Dian

Layout

: Lutfi,Aisyah

1. Salam Redaksi :

Andi Chairiza

2. Aktivitas :

Uni, Icha, Indah, Inna,

DewiSartika,Ema

3. Laput :

Jen-jen, Dian, Reski, Sam

4. Opini :

Esse, Jana, Rahma

5. Literasi :

Mila, Gilang, Ria

6. Potret :

Aisyah, Rey, Indah

7. Lipsus :

Akbar, Anisa, Ilna, Dewi

8. Community :

Fajrin

Page 3: Redline

Menembus Tanpa Batas 3

Aktivitas

Suasana malam yang begitu dingin tak meruntuhkan semangat para mahasiswa yang sangat antusias dalam beraktifitas di malam hari. Begitu halnya dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di naungan Wakil Rektor 3 yang bertempat di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM). Hampir semua UKM terlihat beraktifitas di malam hari. “Kegiatan mahasiswa kebanyakan malam hari dilak-sanakan karena ketika siang hari Mahasiswa sibuk kuliah. Sebanyak 30 UKM di Unhas sering melakukan kegiatan berupa latihan” Ungkap Didi mahasiswa Tekhnik Elektro 2009 yang juga ketua UKM Tenis Meja

UKM HOCKEY terlihat lebih sibuk dari UKM yang lain berhubung karena ada beber-apa kegiatan yang menanti ke depan. Pada tanggal 3 februari sampai akhir bulan februari UKM ini mencari atlit yang dipersiapkan untuk acara KE-MENPORAKA se-universitas Indonesia yang akan diadakan di Universitas Negri Jakarta. Namun UKM ini kesulitan mencari kader baru. “Kami dari UKM Hockey sangat susah mencari kader-kader baru. Hal ini mungkin karena Mahasiswa sekarang yang kurang ingin berorganisasi atau kurangnya sosialisasi dari kami “ Ungkap cowok tampan berkulit kun-ing langsat Mifta Farid selaku ketua dari UKM Hockey.

Menyapa PKM Di Malam Hari

Laporan Utama

Ditutupnya gerbang pintu satu Universitas Hasanuddin di malam hari ternyata bukan menjadi syarat akan tercip-tanya selalu keamanan bagi lingkungan kampus, justru itu menjadi peluang yang be-sar adanya tindak kejahatan. Keamanan yang ketat malah menjadikan tindakan kejahatan semakin menjadi-jadi .

Para penjaga keamanan Universitas Hasanuddin terus siap siaga dalam menjaga ling-kungan kampus. Malam hari merupakan salah satu sua-sana yang mendukung untuk melakukan tindakan di luar ba-tas kewajaran. Tindak kriminal yang kerap terjadi di lingkun-gan kampus menjadikan para penjaga keamanan lebih eks-tra lagi dalam memperhatikan setiap gerak-gerik yang men-curigakan.

Bukan hanya di malam hari tindak kejahatan terjadi, namun terjadi pula pada siang hari. Umumnya pencuri di malam hari menjadikan barang elek-tronik dan aset berharga se-bagai sasaran utama, sedan-gkan di siang hari pencurian motor kerap terjadi di lingkun-gan kampus, ini dikarenakan tidak tersedianya tempat parkir bagi mahasiswa.

Pencurian memang kerap terjadi di lingkungan kampus. Seperti pada peristiwa yang dialami oleh keluarga pak Sar-man . “pencurian terjadi saat mahasiswa sedang liburan, kasus ini sudah dilaporkan ke pihak yang berwajib namun, dua bulan setelah kehilangan,

polisi belum memberikan re-spon yang akurat “ ujar pak Sarman saat diwawancarai di kediamannya, sabtu (1/2).

Pencurian juga terjadi di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM). Pencurian ini terjadi pada siang dan malam hari, ini didasari karena tidak adanya pengamanan dari pihak ke-amanan kampus. “diperlukan adanya satu tempat khusus yang dijadikan sebagai tempat parkir, agar mahasiswa tidak memarkirkan kendaraannya di sembarang tempat, sehingga bisa mengurangi tindakan pen-curian” ungkapannya Abdul Rahman, sabtu (1/2). Adapun pencurian yang pernah terjadi di danau kampus yakni pelaku pencurian menyodorkan sen-jata tajam kepada korban yang sebelumnya telah mereka jadi-kan sasaran utama.

Sulitnya menjaga keamanan kampus, itulah yang dirasakan oleh para penjaga keamanan sebab banyak mahasiswa yang berdiam diri di kampus hingga larut malam. Demi terciptanya keamanan kampus, penjaga keamanan kerap melarang mahasiswa berlama-lama di kampus, tetapi mahasiswa memilih untuk tetap berada di kampus dengan alasan akan adanya kegiatan kelembagaan dan mengerjakan tugas kam-pus. ini menyebabkan Penjaga keamanan sulit untuk membe-dakan mana mahasiswa dan mana orang luar.

Gerbang Tertutup, Tindak Kejahatan Terbuka

Page 4: Redline

Menembus Tanpa Batas 4

Laporan Khusus

Diklat jurnalistik dan kepenulisan ke-VI mengun-dang perhatian sejumlah warga IMSI, sebab baru ta-hun ini pesertanya bukan hanya sastra saja khususnya sastra Indonesia, namun juga beberapa mahasiswa fakultas lain, serta dari luar universitas , dan tak lupa dari SMA pun ikut mengikuti diklat ini.

Diklat yang bertempat di Gedung Pertemuan Alumni (GPA) Universitas Hasanuddin ini berlangsung sela-ma tiga hari dari 31 Januari sampai 1 Februari. Dalam kegiatan ini mengundang Aan Mansyur, Aslan Abi-din, dan Basri sebagai pemateri dan beberapa jurnalis lokal dan kampus.

“Ketika peserta lain bertanya apa tips menulis saya hanya berkata, menulislah sampai keha-bisan kata dan jangan sampai kehabisan kata”,ungkap Aan mansyur.

Mengundang Sastrawan Makassar !

Materi yang dibawakan oleh pemateri tersebut men-arik minat dari peserta seperti yang dialami oleh Dian Moudyan mengatakan “kegiatan ini bagus sebab di usia sekarang kita sudah dituntut untuk menulis dan menurut saya ini berguna di masa depan”.

Lain halnya dengan Nisa yang mengatakan bahwa penyampaian dari beberapa materi kurang rileks se-hingga peserta tidak nyaman akan kondisi tersebut dan beberapa dari peserta ada yang mengantuk.

Terlepas dari itu, materi cukup menarik bagi sebagian peserta, dan berhubungan dengan temanya “hari ini berharga, Tuliskan!

Page 5: Redline

Menembus Tanpa Batas 5

Menjadi seorang satpam kampus tidaklah mudah. Profesi seperti ini membutuhkan mental yang kuat dan tenaga yang ekstra untuk menjaga keamanan kampus dari unsur-unsur kejahatan yang ada. Profesi seperti ini berbeda dengan profesi yang lain, jika profesi yang lain bekerja pada siang hari dan beristirahat pada malam hari maka seorang satpam akan bekerja dimalam hari dan beristirahat pada siang hari.

Pak Mansyur seorang satpam yang kurang lebih 31 tahun yang telah bekerja untuk menjaga keamanan kampus. Menurut beliau ada beberapa kendala yang dialami bersama kawan-kawan seprofesinya yaitu ketika bertugas di malam hari, kendaraan merupakan salah satu penyebab dari tidak efektifnya proses kerja mereka. Karena mereka harus menggunakan kendaraan pribadi untuk keliling mengecek keamanan kampus dan mengisi BBM sendiri, mengingat mobil patroli hanya satu yang menyebabkan tidak maksimal untuk berpatroli.

Opini

Community

Organisasi ini berdiri pada tahun 2007. Organisasi ini bergerak dalam bidang proyek sosial yang bertujuan untuk memecahkan masalah masyarakat.

IFL (Indonesian Future Leaders) Chapter Sulsel ini sekarang dipimpin oleh Ardiman dan memiliki 35 staf yang terdiri dari divisi komunikasi dan kerjasama, social project, pendan-aan dan publikasi. Organisasi ini bukanlah organisasi keterampilan tapi merupakan organ-isasi yang menampung aktivis-aktivis mahasiswa yang siap bekerja menjalankan social project. Kegiatan yang telah dilakukan IFL Chapter Sulsel salah satunya adalah clean up desember 2013 dimana kegiatan ini membersihkan Anjungan losari. Kemudian kegiatan terakhir yang dilakukan adalah VCD (Volunteer Competition Day) januari 2014.

“be a part IFL is one of unforgettable experience. Awesome people with a wise passion. Campus activist with volunteer soul”

Media social

Twitter : @IFLsulsel

IFL (Indonesian Future Leaders) Chapter Sulsel

Alternatif Satpam Dalam Beroperasi di Lingkungan Kampus

Page 6: Redline

Menembus Tanpa Batas 6

Ia berjalan tanpa keceriaan, mulutnya tertutup rapat, raut wajah pucat pasih dan tatapannya kosong. Ia sedang beradaptasi dengan kehidupannya sekarang. Ia harus mengelilingi Desa yang jalanannya terjal, becek karena hujandanmelewatisungaiuntukbertemu satu persatu calon pasiennya.

Ia tidak terbiasa dengankehidupan barunya.

Yah, dialah Bidan yang baru di tempatkan didesa yang sulit mendapatkan akses dan fasilitas yang bagus layaknya kota.

Dengan membawa senter dan berjalanhati-hati,malamitusangbidan akan mendatangi salah seorang pasiennya.

Dooooorrrr..Suara tembakan senapan dari

desa seberang mengagetkan dan menghentikanlangkahbidan.

“Astaghfirullah, ada apa ini?Apa yang sedang terjadi malam-malam begini?” Bidanmembatinketakutan

Bidan mempercepat langkahnya, ia ketakutan berjalan sendirian dan waspada dengan suara senapan.

Tok..tok..tok“Assalamu’alaikum”“Wa’alaikumsalam, maaf ibu

inisiapaya?”Tanyapemilikrumahdengan bernada curiga sambil membukakan pintu.

“Ibu Kamariahnya ada pak?Saya bidan baru di desa ini. Saya datang kemari bermaksud untuk bertemu ibu Kamariah. Saya ingin periksa kehamilannya. Kata bidan Sari, sekarang sudah masuk masa persalinannya. Saya khawatirterjadiapa-apa.”Ujarbidan

“Oh, jadi ibu ini adalah pengganti bu bidan Sari ya?Silahkan masuk kalau begitu. Maaf,sayakiraibuinimata-mata”tutur suami Bu Kamariah curiga.

“Mata-mata apa pak? Ohiya pak. Maaf saya terlambat berkunjung, saya masih sulit menghafal jalanan desa ini.”Jawab Bidan.

“Ah, tidak apa-apa.Maaf sayakeceplosan. Perkenalkan, nama sayaIwan.”jawabpakIwan

“Oh iya pak, tadi saat di jalan

mau kemari, saya mendengar ada suara tembakan. Apa di desa ini ada pemburu ya pak? Tapi kokmalam-malam berburu?” tanyabidan lugu

“Hah? Di mana ibu dengarsuaranya?” Pak Iwan balikbertanya.

“Sepertinya di desa seberangpak. Tapi ini baru dugaan saya”jawabbidanhati-hati

“Kalau begitu ibu kekamar saja ya, kebetulan di dalam ada dukun kepercayaan desa ini. Saya suruh dukun itu untuk menjaga isteri saya karena saya khawatir isterisaya kenapa-kenapa. Maklum, sayainilaki-laki,tidakpahamsoalperempuan.”

“Ahmad.. Ahmad.. Kemari”panggil Pak Iwan kepada anak lelakinya.

“Iyaa, Pak” jawab pemudaberusia 12 tahun.

“Kamu antarkan ibu bidan ke kamar ibumu. Sekaligus beritahukan kalau bapak mau kedesa seberang. Kamu harus menjaga ibumu ya, sebentar lagi kamuakanpunyaadik.”KataPakIwan

“Berbahaya Pak, di desa seberang. Jangan kesana Pak.”KataAhmadmemperingati

“Tugas orang dewasa melindungi desa dan keluarga. Tugasmu anakku, lindungi ibu dan calonadikmu.”PesanPakIwan

“I..ii..ya, Pak. Hati-hati, Pak”kata Ahmad sambil memeluk ayahnya

Bidan dan Ahmad berjalan menuju kamar ibu Kamariah. Mata bidan berkeliaran melihat ruangan-ruangan yang sempit. Lantai kayu yang di injaknya saling bersahutansepertihendakroboh.

“Ada apa memangnya desa seberang?”TanyabidankeAhmadmemulai percakapan

“Ibu hanya orang baru disini. Orang baru yang berkunjung kesini selalu membela mereka.”Jawab Ahmad

“Maksud mu membela mereka? Mereka siapa?” Tanyabidan

“Aaahhhh, sakiiittt..sakiiittt.Aduuhh, mau patah tulang kuu.. Ahhhh.. Sakiittt..” Jerit ibuKamariah.

Sontak Bidan dan Ahmad berlari kekamar.

Sesampainya di depan pintu,

bidan itupun tersenyum ramah pada Bu Kamariah dan dukun yang kini menjadi saingannya, belakangan ia baru kenal namanya Nenek Saroh.

“Tenang ya, Bu, tenang. Saya pijetin punggung belakangnyaya Bu.” kata dukun yang sedangmengunyah sirih.

“Sakit sekali Nek Saroh, cairan apa ini yang keluar. Sepertinyadarahnya yang keluar” BuKamariah Panik

Bidan dan Ahmad menghampiri Bu Kamariah lebih dekat.

“Ibu, ada orang yang mau bertemu. Dan bapak tadi pamit pergi ke desa seberang” ujarAhmad

Dengan susah payah, Bu Kamariah menelentangkan badannya, wajahnya pucat dan berkeringat kelelahan, perut buncitnya basah di berikan air bacaan Nenek Saroh.

Ibu Kamariah, Saya bidan baru didesa ini.Bisa sayaperiksaBu?Nek Saroh, saya minta izin periksa BuKamariahya.”

“Mau apa bapakmu ke desa seberang?Kenapadiatidakdisinimenjagaku atau sekedar pamit kepadaku?” Tanya Bu Kamariahke Ahmad tanpa memperdulikan pertanyaan bidan.

“Saya tadi melarangnya bu, tapi bapak tetap mau ke sana”jawab Ahmad

Wajah Bu Kamariah menjadi mendung, ia khawatir dengansuami dan juga calon bayinya.

“Tadi Bu bidan, ada semburan darah yang keluar, ada juga lendirnya.” Nenek Sarohmenjelaskan

“Bu, mohon izinkan saya periksa Ibu. Ini amanah bidan Sari. Saya harus menolong Ibu.” Katabidan dengan nada lembut.

Bu Kamariah hanya mengangguk. Bidan pun memulai pemeriksaan. Ia menyembunyikan kepanikan tentang suara senapan desa seberang. Ia berusaha konsentrasi untuk menolong Bu Kamariah.

Sedikit kesulitan menghadapi pasien mau bersalin dengan keadaan yang serba sederhana. Penerangan sederhana, alat dan obat-obatan seadanya yang ia bawa dari puskesmas. Bidan adalah profesi yang rawan dengan undang-undang yang

Di tanah Konflik !

Page 7: Redline

Menembus Tanpa Batas 7

tidak sepenuhnya berpihak padabidan, upah murah sudah menjadi masalah kronik negara ini, malah kadang tak di gaji. Penghisapan dan penindasan terjadi pada bidan yang bekerja lebih dari 8 jam kerja--saat dinas malam sampai 13 jam kerja.

“Normalkan, Bu?” Tanya BuKamariah dengan suara rendah hampir tak terdengar.

“Dari hasil pemeriksaan, semuanya normal kok Bu. Pembukaan serviksnya sudah4cm, ini yang membuat ada sedikit darah dan lendir keluar. Ibu bisa makan dan minum yang manis-manis dulu sampai tunggu pembukaan lengkap. Perasaan Ibu tolong di perbaiki ya. Jangan terlalu cemas. Kalau ibu cemas dan stres, bisa berpengaruh terhadap calonbayidanpersalinan.”

“Kamu tidak rasakankekhawatiran dan ketakutanku.Desa seberang sangat berbahaya. Apa kamu bisa menjamin suamiku akan baik-baik saja?Mereka berseragam dan bersenjata. Mereka menyerang dan membunuh siapa saja yang coba menghalanginya. Aku dan anakkumasihbutuhsuamiku,”BuKamariah meluapkan emosinya.

Bidan mematung mendengar luapan emosi dari pasiennya. Ia mulai menerka-nerka apa yang sedang terjadi.

“Nek saroh, mari bantu saya menyiapkan perlengkapan persalinan. Saya juga akan mengisi lembaran partograf.” Kata bidanmengalihkanperhatian

“Tringg..tringg..tringg” bunyihandphone bidan

“Ahh, si bedebah ini lagi.”Gumam bidan

“Kenapa tidak pernahmengangkat telphone ku dan membalas sms ku hah? Kamuini isteriku, seharusnya kamu malam ini bersamaku dalam pembaringan. Jangan sok sosial kamu!”Suaratelephoneseberang.

“Maafkan aku, aku hanyaingin menjadi perempuan yang merdeka! Dan bisa menaikkan haji kedua orang tuaku” Jawabbidan tegas

“Okee, jangan salahkan aku jika aku bersama perempuan lain. Aku hanya ingin dapat di layani oleh isteriku di saat aku sedang

terbakar hasrat seksual sepertipada lelaki umumnya!” Ancamsuami sang bidan

“Aku tak mungkin meninggalkan pasienku. Beberapa jam lagi ia akanmelahirkan.”Jawabbidan

“Aku tak perduli, seharusnya dari awal aku menikah dengan perempuan yang bisa ku suruh seenak udel ku. Bukan menikahi perempuan yang tak bisa ku atur sepertimu!”Ketussuamibidan.

“Terserahlah! Kuharap kamu tetap berpikir waras walaupun kamusedanginginbersamaku”

Keharmonisan keluarga kecil sang bidan memang telah lama sirna. Sang suami yang melarang isterinya untuk menjadi bidan karena menurutnya pendapatan telah cukup. Namun, sang isteri juga punya tanggung jawab sosial terhadap orang tuanya yang sangat ingin naik haji. Ia telah meminta pada suaminya untuk menaikkan haji orang tuanya. Tapisuaminyatidakmau.Budayapatriarki yang bercokol pada fikiransangsuami,membuatsangsuami selalu melihat perempuan hanya di dapur, sumur dan kamar.

***“Nak bidan, perlengkapannya

telah siap semua. Saya mau pakaikan bu kamariah bawang merah di bagian kerah bajunya. Supaya tidak ada makhluk halusyangmendekatinya.” JelasNenekSaroh

“Iyaa nek, pasangkan saja.”Jawab Bidan

Didalam ilmu kebidanan, sepanjang mitos dan kepercayaan adat tidak mengganggupersalinan.Makatidakapa-apadigunakan.

5 jam kemudian..“Ahhhh, sakiiittttt.. Aduhhhh..

Apa ini yang keluaaarr.. Aduuuhhhh.. Sakiittt..” Teriakanbu Kamariah makin keras.

Air berwarna hijau mengucur deras membasahi sarung yang ia kenakan, air yang serbaguna yaitu campuran kencing serta mekonium (kotoran) janin yang juga jadi air penyejuk dahaga sang janin ini telah keluar lebih dahulu untuk melicinkan jalan lahir.

“Bu Kamariah, saya periksa lagi ya”bujukbidan

“Saya mau keWC, saya mau buang air besar” Keluh bu

Kamariah“Jangan keWC bu, itu hanya

perasaan saja mau buang air besar. Nah sekarang pembukaannya sudah lengkap bu dan air ketuban sudah pecah. ayoo dengarkan instruksi saya ya. Saat perut ibu sakit, langsung mengedan dan didorongyabu.”Jelasbidan

“Ah, Gawat, air ketubannya berwarna hijau, ini telah bercampur dengan mekonium janin.Terlambatsedikitbayitidakbisa bernafas atau jalan nafasnya terganggu(Asfiksia)danparahnyatak terselamatkan” bidanmembatin

“Aaahhhh, aduuuhhh, eeemmmmm, aaarrrghhh, huu..huu..huu.. Eeeeemmmmmm.”Jerit bu kamariah

“Ayoo bu, semangattkepalanyasudahkelihatan”bidanmenyemangati

hhhhhh,,sakiiittt..Ahhhhhh”“Bukan begitu bu cara

mengedannya, nafas ibu jangan terputus-putus.. Tunggu sampai benar-benar sakit lalu Ibu tarik nafas dalam-dalam, lalu tahan tanpa mengeluarkan suara. Sambil menahan, sambil mendorong keluar seperti buang air besar.”Bidan memberikan instruksi

10 menit kemudian..“Belum terasa sakit lagi bu?”

Tanya bidan berusaha menahan kepanikannya

“Iyaa,tidakterasalagisakitnya”jawab bu Kamariah kelelahan

“Saya rangsang kalau begitu ya bu”ujarbidan

Bidanpun mengambil cairan infus dan memasukkan obat rangsangan agar rahim berkontraksi.

Beberapa menit kemudian, semburan darah keluar dari jalan lahir. Bidan membantu mengeluarkan bayi.

Bidan terharu, ia mengingat kata pramoedya ananta toer :

‘Tanpa wanita takkan ada bangsa manusia. Tanpa bangsa manusia takkan ada yang memuji kebesaran-Mu (Tuhan). Semua puji untuk tuhan dimungkinkan hanya oleh titik darah, keringat,dan erang kesakitan wanita yang sobek bagian badannya karena melahirkan kehidupan..’

***

Cerpen

Page 8: Redline

Menembus Tanpa Batas 8

ketubannya telah terkontaminasi dengan mekonium.Tapiiatidak

menangis.

“Alhamdulillah bu, bayinya sudah lahir.” Kata nenek Sarohkepada bu Kamariah

Senyum kebahagiaan telah terpancar dari raut wajah bu Kamariah.

“Nek saroh, silahkan bantu bu Kamariah keluarkan Placenta (Ari-ari). Saya akan membersihkan jalan nafas bayinya krn bayi ini belummenangis”katabidan

“Ayoolah menangis malaykat kecilku, teriakkan pada dunia bahwa kau telah hadir. Jangan kecewakan perjuangan ibu dan ayahmu” kata bidan sambilmembersihkan jalan nafas.

Bayi kecil itu terbatuk dan tersedak, ia telah banyak meminum air ketuban.

“ N g e e e e a a a a a a a k k . .Ngeaaaakkkk” Tangisan lemahbayi itu.

“Aku ada adik baruu.. Yesss..yeeesss” teriak anak lelaki buKamariah di luar ruangan saat mendengar bahwa adiknya telah lahir.

Bidanpun menempatkan bayi mungil itu di atas perut ibu Kamariah dan menutupinya dengan sarung yang bersih..

“Bu, bayinya telah menangis, saya biarkan diatas perut ibu biar bisanyarisendiriputingsusunya.Saya harap bayinya bisa langsung meminum Asi ibu. Ini juga berguna agar bayi hangat dan lebih mendekatkan ikatan emosional ibu kebayi. Saya akan mengawasi setiap 2 jam setelah placentanyatelahkeluar.”Ujarbidan

***

“Ternyata aku dan nek Saroh bisa berkolaborasi dengan baik. Terimakasih telah percaya padaku nek Saroh” ungkap bidan tulussambil menyalami dan mencium tangan nek Saroh.

“Alhamdulillah, bayinya sehat.

Terimakasih ya bu bidan dan nek Saroh.”ujarbuKamariah

“Tokk..Tokk..Tookk, Gawat bu Kamariah.. Gawat.. Suami ibu.. Suami ibu” Teriakan pemuda diluar sambil mengetuk pintu tak sabaran.

Ahmad keluar dan membukakan pintu. Wajah Ahmad berubah duka, ia tidakpercaya apa yang telah terjadi.

“Ada apa Ahmad?” Tanya buKamariah yang masih terbaring lemah.

Ahmad berlari kekamar ibunya, ia tak bisa menahan tangisannya.

“Ibu, bapak bu’, bapak” suaraAhmad bergetar

“Kenapa bapakmu Ahmad?”Tanya bu Kamariah panik

“Ba..ba..bapak meninggal bu di tembak tentara saat bapak membela orang di desa seberang” kata Ahmadmencobamenjelaskan

Sontak kamar hening karena kaget.

“Aku tidak percaya ini. Akubutuh dia untuk ku, untuk Ahmad dan untuk bayi ini. Bayi ini belum di adzani dan aku ingin suamiku yangmengazaninya”BuKamariahlalu teriak dan menangis, membangunkantidurbayinya.

“Ahmad, kenapa ini bisa terjadi? Kenapa tentara itu tegamembunuh bapakmu?” Tanyabidan kalap

“Ini karena pabrik sialan itu ! Aku akan pergi kesana. Aku kini telah dewasa. Aku akan melindungi desa dan tanah kelahiranku.”JawabAhmad

“Jangan Ahmad, jangan gegabah !” Nenek Sarohmengingatkan

“Apa yang sebenarnya terjadi didesaini?PantassajabidanSariketakutan dan pindah kedesa lain.”Bidanberpikirkeras

***

Kabut duka mewarnai desa. Teriakan tangisan, wajah lusuh dan sembab terlihat pada warga yang datang melayat. Kini bu Kamariah telah menjadi janda, ia tercekik dengan kebutuhan hidup yang semakin mahal. Ia tak punya pekerjaan apa-apa. Ditambah, ia masih lemah telah menjalani persalinan anak keduanya.

“Iwan, tega sekali kau tinggalkan aku dengan bebanseberatini”teriakanbuKamariahdisertai tangisannya.

“Sudah bu, sudah. Jangan sedih berlarut-larut. Ibu harus tabah menerimanya.” beberapa wargamenasehati sambil mengeluspundak bu Kamariah.

Ahmad tak tampak dirumah duka. Ia berjalan tunduk. Ia diselimuti rasa dendam danamarah dalam dadanya. Ia tidakterima takdir ini. Darahnya telah memuncak hingga keleher. “Mereka telah menindas sampai luarbatas.”UjarAhmad

“Ahmad, mau kemana kamu?”Tanyabidanyangtengahberpapasan dengannya.

“Bu bidan, seharusnya aku harus mengatakan ini sedari awal kepada ibu. Agar ibu paham desa ini dan desa seberang. Agar ibu bisa minggat lari terbirit-birit sepertibidanyanglainnya”jawabAhmad

“Apa maksudmu Ahmad?”Bidan kembali bertanya.

“Duduklah bu, setelah aku ceritakanini.Setidaknyabebankukepada ibu tidak menghantuikulagi. Aku telah berhutang budi kepada ibu karena ibu telah membantuku menepati janjikepada bapakku. Ibu telah berjasa menyelamatkan ibu dan adik ku. Nah, sekarang tolong ibu dengarkan ceritaku ini. Banyak warga desa yang masih segan menceritakannya kepada ibu. Sebab, mereka menginginkan ibu untukmembantunya”kataAhmad

Bidan mengikuti kehendakAhmad untuk duduk dan berusaha

Page 9: Redline

9Menembus Tanpa Batas

LiterasiCreatedBy:Milawati

PENDIDIKANKU KANDAS DI ATAS KERTAS

Untuk kalian…

Parapemimpin,penguasadanpengayomdibumipertiwiku

Ini bukan apa – apa, bukan sesuatu yang wow

Hanya coretan kegalauan seorang mahasiswa

Ah, ini bukan kegalauan akan cinta

Tapi, kegalauan akan pendidikan di negeriku

Ibu,Begitumulianyatujuanpendidikandibumipertiwiku

“MencerdaskankehidupanBangsa”

Namun, para penjahat intelektual menciderainya

Membuatnya tak lebih dari pengesahan diatas selembar kertas

Tak lebih !!!

Ibu,adaapadenganpendidikandibumipertiwiku?

Pendidikanku tak lagi mencerdaskan kehidupan bangsa

Pendidikanku hanya mencerdaskan kaum elite

Membodohi kaum terpinggirkan

Ibu,salahkahjikamerekakaumterpinggirkan?

Taklayakkahmerekamengenyampendidikan?

Page 10: Redline

Menembus Tanpa Batas