red oks

Upload: abdul-rakan

Post on 12-Jul-2015

375 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pada reaksi oksidasi reduksi terlibat dua

pasangan reaksi paro yaitu pasangan oksidasi dan reduksi, terjadi transfer elektron dari pasangan reduksi ke pasangan pengoksidasi. Red Oks + ne Red = bentuk tereduksi (reduktor/zat pereduksi), Oks = bentuk teroksidasi (oksidator/zat pengoksidasi), n = jumlah elektron yang ditransfer, e = elektron.

Reduksi = proses memperoleh elektron dari

suatu atom kumpulan atom-atom, Fe3+ + e Fe2+ Oksidasi = proses pelepasan elektron dari suatu atom kumpulan atom-atom. 2 II2 + 2e Potensial elektroda standar merupakan ukuran kuantitatif dari kemudahan unsur untuk melepas elektron, jadi merupakan ukuran kekuatan unsur itu sebagai reduktor, makin negatif potensialnya makin kuat sebagai reduktor

Potensial standar pada suhu 250C Fe3+ + e

Fe2+ MnO4- + 8H+ + 5e Ce4+ +e Ce3+ H3AsO4 + 2H+ + 2e IO3- + 6H+ + 5e

Mn2+ + 4H2O

H2AsO3 1/2 I2 + 3H2O

+ 0,77 (v) + 1,51 + 1,45 + 0,56 + 1,20

Dari persamaan NERST potensial standar adalah

E = E0 + 0,0591 log [pereaksi] n [ hasil rx ] MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O E = 1,51 + 0,0591 5 log [MnO4-] [H+]8 [Mn2+]

Oksidasi Fero dengan Permanganat Senyawa fero dioksidasi oleh permanganat, dalam

suasana asam menjadi feri.MnO4- + 5Fe2+ + 8H+ Mn2+ + 5Fe3+ + 4H2O

maka tetapan keseimbangan reaksi redoks adalah K= [Mn2+] [Fe3+]5 [MnO4-] [Fe2+]5 [H+]8

Reaksi diatas merupakan gabungan dari MnO4dan Fe2+ Sehingga E MnO41,51 + 0,0591 log [MnO4-] [H+]8 5 [Mn2+]

E Fe2+0,77 + 0,0591 log [Fe3+]5 5 [Fe2+]5 5(1,51 0,77) 0,0591

jadi log

[Mn2+] [Fe3+]5 [MnO4-] [Fe2+]5 [H+]8

log K = 62,61 K = 4,04 x 1062 harga K semakin besar reaksi akan berlangsung sempurna.

Oksidasi Fero dengan Seri Sulfat Fero juga dapat doksidasi oleh seri sulfat menjadi feri.

Ce4+ + Fe2+ Ce3+ + Fe3+ reaksi merupakan sistem terpisah, reaksi fero-feri dan seri-sero. sehingga, log [Ce3+][Fe3+] [Ce4+][Fe2+] log K = 11,51 K = 3.21 x 1011 1,45 0,77 0,0591

Oksidasi Arsen Trioksida dengan Iodium Asam arsenit dapat dioksidasi oleh iodium menjadi

asam arsenat H3AsO3 + I2 + H2O

H3AsO4 + 2H+ + 2I-

dari persamaan diperoleh nilai K = 9,68 x 10-2 harga K yang sangat kecil menunjukkan reaksi tidak dapat berlangsung sempurna, reaksi dapat diubah berjalan sempurna dengan diberikan natrium karbonat untuk mengikat ion hidrogen.

permanganometri Reaksi berlangsung dalam suasana asam

MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O dari persamaan tersebut diketahui berat ekivalen KMnO4 adalah seperlima dari BM nya, karena tiap mol KMnO4 setara dengan 5 elektron. asam yang digunakan adalah asam sulfat karena jika asam klorida kemungkinan terjadi reaksi 2MnO4- + 16H+ + 10Cl2Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O (sebagian permanganat digunakan untuk pembentukan klorin) secara alkali, permanganat direduksi menjadi mangan dioksida MnO4- + 2H2O + 3e MnO2 + 4OH( pembentukan mangan dioksida akan mempercepat penguraian permanganat )

Pembutan : dalam pembutan baku permanganat perlu

diperhatikan hal-hal yang dapat menyebabkan baku teroksidasi, biasanya dilakukan pemanasan dan penyaringan. Pembakuan : dibakukan dengan natrium oksalat. timbang seksama 200 mg natrium oksalat, larutkan dalam 250 ml aqudest, tambahkan 7 ml asam sulfat (konsentrasi ion hidrogen tetap dan menghindari terbentuknya mangan dioksida), panaskan pada suhu kurang lebih 70 0C, titrasi hingga diperoleh warna merah jambu.

Reaksi yang terjadi :MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O x 2 C2O422CO2 + 2e x5 2MnO4- + 16H+ + 5C2O422Mn2+ + 8H2O + 10CO2 maka 5 mol natrium oksalat akan kehilangan 10 elektron pada oksidasi dengan kalium permanganat sehingga BE = BM (valensinya 2) mGrek Na oksalat = mGrek K permanganat N KMnO4 = mg Na2C2O4 x valensi mL KMnO4 x BM Na2C2O4 Penggunaan : penetapan kadar Hidrogen peroksida, natrium nitrit, besi(II)sulfat, kalsium laktat.

Serimetri Larutan serium(IV)sulfat dalam asam sulfat encer merupakan

zat pengoksidasi yang kuat dan lebih stabil dari KMnO4 asalkan asam sulfat cukup untuk menghindari hidrolisis dan pengendapan garam basanya. Larutan serium(IV)sulfat direduksi selalu menghasilkan ion serium(III) Ce4+ + e Ce3+ Dalam perdagangan yang tersedia dan dengan harga rendah adalah tetrasulfatoseriat atau ammonium heksanitroseriat. Pengubahan menjadi serium(IV)sulfat dengan jalan mengendapkan menjadi seriumhidroksida dengan amonia encer. Endapan dilarutkan dalam asam sulfat 4N dan dipanaskan pada suhu 40 0C

KEUNTUNGAN SERIMETRI Stabil dalam waktu yang cukup lama (Seri-SO4) Dapat untuk zat reduktor dalam suasana adanya HCl

dalam konsentrasi yang cukup besar

Larutan Seri-SO4 0.1 N tidak berwarna pekat sehingga

mempermudah pembacaan data di buret, penggunaan indikator ion fero-fenantrolin paling sesuai. Reaksinya sederhana , biasanya valensinya satu Seri-SO4 merup oksidator kuat sehingga dapat pengganti KMnO4

KERUGIAN Suasana basa/netral mudah terhidrolisis membentuk

Ce(OH)4 berupa endapan shg mengganggu penetapan kadar Ada kemungkinan terdapatnya ion yang dapat membentuk kompleks stabil dengan Ce4+ yaitu CeX62shg potensial oksidasi menurun

Pembutan : 59 g dalam 1000 ml (0,1 N) Pembakuan : 200 mg arsen trioksida larutkan dalam

25 NaOH 8%, + 100 ml air dan 10 ml asam sulfat, + 2tetes indikator orto fenantrolin, titrasi hingga warna merah jambu menjadi biru pucat. As2O3 + 6OH2AsO332Ce4+ + AsO33- + 2H2O 2Ce3+ + AsO43- + 2H+ dari persamaan diperoleh valensi = 4, karena 1 mol arsentrioksida setara dengan 2 mol arsenit, dan 1 mol arsenit setara dengan 2 mol serium(IV) Penggunaan : penetapan kadar hidrokuinon, vit K, vit E, besi(II)fumarat

Oksidasi Reduksi dengan IodiumMetode titrasi dengan iodium terbagi atas 2, yaitu 1. Iodimetri ; titrasi langsung dengan mengunakan baku iodium (I2). Digunakan untuk senyawa-senyawa reduktor kuat (vit C, arsenit, ferosianida) 2. Iodometri ; titrasi tidak langsung digunakan untuk senyawa-senyawa bersifat oksidator (tembaga sulfat). sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebih dan akan menghasilkan iodium, iodium yang dihasilkan dititrasi dengan baku tiosulfat. Banyaknya tiosulfat yang digunakan setara dengan iod yang dihasilkan dan setara dengan sampel.

Hal yang perlu diperhatikan pH sekitar netral asam lemah Jika pH > 8, menghasilkan ion iodatI2 + OHHI + IO3IOIO3- + 2Ibila ini terjadi maka potensial oksidasinya lebih besar daripada iodium, sehingga menghasilkan sulfat (reaksi berjalan tidak kuantitatif)

Jika pH terelalu asam

Oksidasi oleh O2 yang berasal dari udara (Oksidasi dipercepat oleh: ion logam, ion NO2-, dan cahaya kuat) 4I- + O2 + 4H+ 2I2 + 2H2o

Indikator Amilum, penambahan dekat TA (iod dengan

kanji akan membentuk kompleks yang berwarna biru yang tidak larut dalam air dingin)

Titik Akhir TitrasiAda beberapa cara: Autoindikator, larutan air-iodida (I2 ) berwarna kuning coklat tua, sehingga iod dapat bertindak sebagai indikatornya sendiri dengan munculnya sedikit warna kekuningan pada larutan sampel. IndikatorAmilum soluble, sehingga dapat dimasukkan dalam larutan sampel Amilum + I2 I2-Amilum (Biru), Kepekaan konsentrasi I2 = 2 X 10-5 M, Kepekaan warna berkurang dengan kenaikan suhu dan adanya pelarut organik

Na Amilum glikolat Bubuk putih tidak higroskopis Tidak mengabsorbsi I2 Jarang digunakan karena Indikator Amilum lebih murah Pelarut organik (CCl4 dan CHCl3 ) I2 dalam CHCl3 ungu/merah muda I2 yang tebentuk harus terlarut sempurna dalam CCl4 agar warna ungu terlihat. Pelarut organik penting digunakan jika larutan sampel sangat asam sehingga akan menghidrolisa kanji, titrasi berjalan sangat lambat dan larutan sampel sangat encer Kerugianya, pada saat titrasi harus digunakan labu bertutup gelas dan harus digojog kuat-kuat untuk memisahkan iodium dari air.

Pembuatan : larutkan 12,7 gram iodium dalam 100 mL

yang mengandung 36 gram KI, tambahkan 3 tetes asam klorida dan air ad 1000 mL ( Iodium 0,1 N) Pembakuan : timbang kurang lebih 150 mg arsen trioksida, + 20 mL NaOH 1 N, + air 40 mL, + 2 tetes metil orange dan HCl hingga warna kuning menjadi pink, + 2 g NaHCO3, + 20 mL air dan 3 mL kanji, titrasi hingga berwarna biru. Arsen trioksida tidak larut dalam air, mudah larut dalam NaOH. Sedangkan iodium akan membentuk ion iodat dalam alkali, sehingga kelebihan NaOH dinetralkan dengan HCl (metil orange sebagai indikator kuning jadi pink) dan penambahan NaHCO3 untuk menetralkan asam iodida yang terbentuk.

Reaksinya :AS2O3 + 6NaOH 2Na3ASO3 + 3H2O Na3ASO3 + I2 + 2NaHCO3 Na3ASO4 + 2NaI + 2CO2 + H2O satu mol AS2O3 setara dengan 2 mol Na3ASO3, sedangkan 1 mol NaASO3 setara dengan 1 mol I2. sehingga 1 mol AS2O3 setara dengan 2 mol I2. (valensinya 2) Pembakuan Na2S2O3 lajimnya yang tersedia adalah natrium tiosulfat pentahidrat. pembakuanya dengan kalium iodat (KIO3) KIO3 + 5KI + 6HCl 3I2 + 6KCl + 3H2O I2 + 2NaS2O3 2NaI + Na2S4O6 1 mol KIO3 setara dengan 3 mol I2, 1 mol I2 setara dengan 2 elektron, sehingga 1 mol KIO3 setara dengan 6 elektron (valensinya 6)

PK ZAT-2 DENGAN LAR BAKU I2 /S2O3 Antalgin / Metampiron Asam Askorbat / Vit C Isoniazid

Antipyrin Coffein Tablet Besi (III) Fumarat Na Askorbat Selenium sulfida

Oksidasi Reduksi dengan Kalium Iodat Larutan kalium iodat dapat diperoleh dalam keadaan

murni dan stabil sehingga larutan ini tidak perlu dibakukan kembali. Penggunaan kalium iodat dalam molaritas karena normalitasnya dapat bermacammacam menurut reaksinya. IO3- + 6H+ + 6e I- + 3H2O (valensinya 6) 2IO3- + 12H+ + 10e I2 + 6H2O (valensinya 5) Untuk menentukan titik akhir digunakan kloroform atau karbon tetraklorida, pada awal titrasi ketika terbentuk iodium permukaan kloroform menjadi berwarna, TAT warnanya menjadi hilang

SoalSampel tetes telinga yang mengandung hidrogen peroksida, ditimbang teliti 100 mg, hasil titrasi dengan kalium permanganat 0,098 N menghasilkan TAT pada volume 1,7 ml, 1,8 ml dan 1,7 ml, tentukan kadar hidrogen peroksida dalam sampel 2. Bobot total vitamin C dari 20 tablet adalah 8000 mg, kandungan zat aktif tiap tablet adalah 50 mg, berapa sampel yang ditimbang setara 100 mg? hasil titrasi sampel dengan iodium 0,1 N adalah 8,8 ml, berapa kadar vitamin C (BM=176)? 3. Jelaskan cara penentuan kadar dari campuran asetosal dan vitamin C ?1.

1.