real sector - bi.go.id 3...1. pendekatan produksi – nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan,...

50
Bahan ajar ini merupakan milik BI Institute dan digunakan untuk kepentingan pengajaran yang terkait dengan BI Institute. Penggunaan materi di luar kegiatan BI Institute perlu mendapat persetujuan. Real Sector Financial Programming and Policies (FPP) M. Setyawan Santoso Tempat, Tanggal

Upload: nguyenthuy

Post on 14-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Bahan ajar ini merupakan milik BI Institute dan digunakan untuk kepentingan pengajaran yang terkait dengan BI Institute. Penggunaan materi di luar kegiatan BI Institute perlu mendapat persetujuan.

Real Sector

Financial Programming and Policies (FPP)

M. Setyawan Santoso

Tempat, Tanggal

Page 2: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Topik

1. PDB & Agregat Lainnya

2. Indikator Pasar Tenaga Kerja

3. Output Potensial & Output Gap

4. Proyeksi Sektor Riil

2

Page 3: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

1. PDB & Agregat Lainnya

2. Indikator Pasar Tenaga Kerja

3. Output Potensial & Output Gap

4. Proyeksi Sektor Riil

Topik 3

Page 4: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Produk Domestik Bruto

Definisi• Produk Domestik Bruto (PDB) adalah ukuran pendapatan

dan pengeluaran sebuah ekonomi mengabaikan

pendapatan yang diterima dari atau dibayar kepada non

residen.

• Ini adalah total nilai pasar semua barang dan jasa yang

diproduksi dalam suatu negara dalam jangka waktu

tertentu.

• Untuk perekonomian secara keseluruhan, pendapatan harus

sama dengan pengeluaran karena:

– Setiap transaksi ada pembeli dan penjual.

– Setiap dolar pengeluaran oleh pembeli adalah dolar

pendapatan untuk penjual.

• Kesetaraan pendapatan dan pengeluaran dapat diilustrasikan

dengan diagram circular-flow.

4

Page 5: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Diagram circular-flow 5

Page 6: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Pendekatan terhadap PDB

1. Pendekatan Produksi

– Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya

barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi,

misalnya, nilai tambah di sektor pertanian, manufaktur, dll

– PDB = VA

2. Pendekatan Pengeluaran

– Konsumsi (C): Pengeluaran rumah tangga untuk barang dan

jasa menengah & akhir.

– Investasi (I): Pengeluaran untuk peralatan modal, inventaris,

dan struktur bukan obligasi dan saham.

– Pengeluaran pemerintah (G): Pengeluaran untuk barang dan

jasa oleh lokal, negara bagian, dan federal.

– Ekspor bersih (X - M): Ekspor dikurangi impor.

– PDB = C + I + (X –M)

6

Page 7: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

3. Pendekatan pendapatan

– Jumlah pendapatan faktor, yaitu upah, bunga, sewa

dan keuntungan.

– PDB = W + OS + TSP

– W = kompensasi karyawan, termasuk upah, gaji, dan

biaya tenaga kerja lainnya ( kontribusi majikan dan

kontribusi karyawan untuk jaminan sosial);

– OS = surplus bruto operasi perusahaan (termasuk

keuntungan, sewa, bunga, dan depresiasi);

– TSP = pajak dikurangi subsidi produk

Pendekatan terhadap PDB 7

Page 8: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Yang tidak dilaporkan:

• Kegiatan sukarela dan jasa amal tidak

diperdagangkan

• Peningkatan kualitas barang

• Black market dan perekonomian underground

aktivitas illegal seperti drug trafficking &

penyelundupan

• Selisih total pendapatan dan pengeluaran

atau produksi dan pengeluaran

SD = PDB – (C+I+X-M)

Masalah dengan PDB 8

Page 9: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

1. Pendapatan Nasional Bruto (GNI)

• Sebelumnya disebut Produk Nasional Bruto (GNP)

• GNI= PDB + Neto pendapatan faktor dari luar negeri (YF)

• Pendapatan faktor tersebut terutama:

1) Pendapatan modal, yang mencakupi pendapatan investasi

dalam bentuk dividen dari investasi langsung dan bunga dari

pinjaman eksternal atau peminjaman;

2) Pendapatan tenaga kerja dari pekerja migran dan musiman;

3) Pendapatan jasa atas tanah, sewa bangunan, dan royalti.

• Tidak sepert PDB, yang merupakan konsep produksi

dan pendapatan, GNI adalah konsep yang hanya

meliputi pendapatan.

Agregat Lainnya 9

Page 10: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

2. Pendapatan Nasional Setelah Pajak Bruto (GNDI)

• GNDI= GNI + Neto transfer berjalan dari luar negeri

(TRF)

• Transfer pribadi sebagian besar adalah pengiriman

uang pekerja;

• Transfer publik sebagian besar adalah hibah

pemerintah.

3. Tabungan Nasional Bruto (S)

• S = GNDI - C

Agregat Lainnya 10

Page 11: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• GDP = C + I + (X – M) = A + (X – M)

• GNI = GDP + YF = C + I + (X – M + YF ) = A + (X –

M + YF )

• GNDI = GNI + TRF = C + I + (X-M + YF + TRF ) = A

+ (X-M + YF + TRF )

Oleh karena itu,

• GNDI - A = (X-M + YF + TRF ) = CAB

• GNDI – C = S

• GNDI – C = I + (X-M + YF + TRF )

• S – I = (X-M + YF + TRF ) = CAB

Hubungan Akuntansi 11

Page 12: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• Jika Absorption (A) didefinisikan sebagai C+I, kemudian GNDI –

A = CAB = S – I = Foreign saving

• Jika A > GNDI CA defisit defisit transaksi berjalan terjadi

setiap kali suatu negara memiliki pengeluaran di luar

kemampuannya atau menyerap lebih dari menghasilkan

• Jika A < GNDI CA surplus

• Jika A = GNDI CA dalam kesetimbangan

• Jangka pendek: Output yang meningkat (dan karena itu

pendapatan juga meningkat) membutuhkan kapasitas produksi

yang belum terpakai,

• Jangka menengah: peningkatan kapasitas produksi melalui

investasi, partisipasi angkatan kerja, dan kebijakan struktural

yang memadai untuk mempromosikan peningkatan

produktivitas.

Hubungan Akuntansi 12

Page 13: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• PDB nominal mengukur nilai output selama satu tahun dengan

harga dalam tahun itu.

• Perubahan PDB nominal dari waktu ke waktu akan mencerminkan

perubahan baik dalam harga dan dalam output fisik.

• Untuk mencerminkan hanya perubahan di output fisik, ekonom

menurunkan PDB nominal sebanyak indeks harga keseluruhan,

deflator PDB implisit.

• Deflator PDB implisit adalah indeks yang mengukur rata – rata

tingkat harga output ekonomi relatif terhadap base year.

• PDB Riil, disebut sebagai “PDB atas dasar harga konstan” di SNA,

mengukur nilai output suatu perekonomian menggunakan harga

dari base year yang telah ditetapkan.

PDB Riil dan Nominal 13

Page 14: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Value (V) = Price (P) * Quantity (Q)

Hubungan dasar yang akan digunakan berulang-ulang!

Perkiraan: ∆%V ≈ ∆%P + ∆%Q

Hubungan yang tepat:

(1+ ∆%V/100) = (1+∆%P/100)*(1+∆%Q/100)

Misalkan: PDB riil tumbuh 8%

Harga bertambah 10%

%Value = (1+0.08)(1+0.10) – 1 = 0.188

PDB nominal meningkat sebanyak 18.8%

Nominal Vs. Riil 14

Page 15: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

1. PDB & Agregat Lainnya

2. Indikator Pasar Tenaga Kerja

3. Output Potensial & Output Gap

4. Proyeksi Sektor Riil

Topik 15

Page 16: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• Pasar Tenaga Kerja mencakupi semua individu dalam usia kerja

(biasanya berusia 16 atau lebih) baik yang sudah sedang bekerja

atau aktif mencari pekerjaan.

• Tingkat pengangguran mengukur persentase orang-orang di pasar

tenaga kerja yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan yang sedang

mencari pekerjaan.

• Tingkat partisipasi tenaga kerja didefinisikan sebagai rasio

angkatan tenaga kerja terhadap penduduk usia kerja. Faktor-

faktor budaya dan kelembagaan yang mempengaruhi tingkat

partisipasi tenaga kerja termasuk akses perempuan ke pasar

tenaga kerja, rata-rata usia meninggalkan sekolah, dan rata-rata

usia pensiun.

• Tingkat non-percepatan inflasi pengangguran, atau NAIRU,

adalah tingkat ekuilibrium pengangguran. NAIRU didefinisikan

sebagai tingkat penangguran yang tidak mempercepat atau

memperlambat inflasi.

Pekerjaan dan Pengangguran 16

Page 17: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Produktivitas didefinisikan sebagai rasio output terhadap penggunaan

input.

Pengukutan produktivitas yang paling sederhanda dan paling sering

digunakan adalah produktivitas tenaga kerja, yang dapat didefinisikan

sebagai output (Y) per unit input tenaga kerja (L):

Produktivitas tenaga kerja mengukur seberapa efisien penggunaan tenaga

kerja untuk menghasilkan output.

Pada tingkat agregat, dengan beberapa penyesuaian, produktivitas tenaga

kerja diterjemahkan menjadi pendapatan per kapita, ukuran standar

hidup.

Ada dua cara di mana produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan:

• melalui pendalaman modal (kenaikan rasio modal fisik terhadap input

tenaga kerja), dan

• melalui kemajuan teknis (kenaikan output karena ketersediaan

teknologi baru).

Produktivitas Tenaga Kerja 17

Page 18: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

di mana (W/P) adalah upah riil dan (R/P) adalah tarif sewa modal riil.

Dibagi dengan Y, kita mendapatkan

sL = (WL)/(PY) = proporsi upah dalam total pendapatan

sK = (RK)/(PY) = proposi laba dalam total pendapatan.

Perhatikan bahwa sL dapat juga ditulis menjadi:

Jika upah riil tumbuh lebih cepat dari rata-rata produktivitas tenaga kerja,

proporsi upah dalam pendapatan meningkat dan proporsi laba dalam

pendapatan menurun.

Recall:

Upah Riil 18

Page 19: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Unit biaya tenaga kerja (ULC) dihitung dengan rasio kompensasi pekerja

terhadap output.

ULC bertambah ketika upah meningkat lebih cepat daripada rata-rata

produktivitas tenaga kerja.

• Jika proporsi updah dalam total pendapatan (sL) naik, proporsi laba

dalam total pendapatan (sK) harus berkurang.

• Dengan demikian, peningkatan ULC umunya diartikan sebagai

penurunan profitabilitas.

Unit Biaya Tenaga Kerja 19

Page 20: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

1. PDB & Agregat Lainnya

2. Indikator Pasar Tenaga Kerja

3. Output Potensial & Output Gap

4. Proyeksi Sektor Riil

Topik 20

Page 21: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Fungsi Produksi Cobb-Douglas:

Sebuah kerangka akuntansi pertumbuhan diperoleh dengan menguraikan

tingkat pertumbuhan output ke tingkat pertumbuhan modal, tingkat

pertumbuhan input tenaga kerja, dan tingkat pertumbuhan TFP (atau

perubahan teknis).

Output bertumbuh dengan tingkat pertumbuhan faktor produksi dikaliproporsi mereka terhadap output ditambah kontribusi dari TFP:

Fungsi Produksi 21

Page 22: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Konsep output potensial pada dasarnya adalah hubungan teknis

antara input dan output yang dianalisa dan diperkirakan dengan

menggunakan berbagai bentuk fungsi produksi.

It specifies the aggregate supply of goods and services, given the

nation’s endowment of productive factors, as well as the prices for

inputs and outputs.

1. Pendekatan Fungsi Produksi

2. Pendekatan Regresi Linier

3. Teknik time series

Output Potensial 22

Page 23: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Output gap didefinisikan sebagai perbedaan antara tingkat output

aktual dan output output potensial, biasanya dinyatakan sebagai

persentase dari tingkat output potensial:

• Ketika output aktual melebihi output potensial, akan ada output gap

yang positif dan inflase cenderung naik.

• Ketika output aktual turun di bawah output potensial, akan ada output

gap yang negatif dan tekanan pada inflasi untuk turun.

• Dengan demikian, output gap memberikan ukuran tingkat tekanan

inflasi dalam perekonomian.

Output Gap 23

Page 24: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

1. PDB & Agregat Lainnya

2. Indikator Pasar Tenaga Kerja

3. Output Potensial & Output Gap

4. Proyeksi Sektor Riil

Topik 24

Page 25: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• Konsumsi Tw. I dalam rentang normal hingga rendah seiring perlambatan beberapa indikator

coincident. Konsumsi Tw. 2 terindikasi dalam rentang normal hingga rendah sejalan dengan

pergerakan indikator leading

• Ekspor berada dalam kisaran rendah hingga normal dengan penguatan pertumbuhan secara

terbatas

Contoh:

Page 26: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• Produksi manufaktur tumbuh normal dengan bias rendah sejalan dengan kontraksi impor bahan

baku

• Impor total dalam kisaran rendah terkait kontraksi impor barang modal, bahan baku dan barang

konsumsi

• Investasi dalam kisaran normal hingga rendah sejalan dengan kontraksi yg semakin dalam pada

impor barang modal dan perlambatan penjualan semen

Contoh:

Page 27: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• PDB Tw.I dan II-2013 diperkirakan masih di bawah potensialnya.

• Excess Capacity mfg masih besar; Tkt utilisasi kapasitas 71,1%; berada dlm kisaran moderat historis (70-75%).

• Tingkat persediaan perusahaan bursa meningkat; Rasio persediaan thd penjualan dlm tren meningkat.

• Kontribusi kredit modal kerja riil & kredit investasi riil lebih besar dibanding kontribusi kredit konsumsi riil.

Diperkirakan belum terjadi kelebihan permintaan agregat

Gap PDB Penggunaan Kapasitas: Manufacturing

Pertumbuhan Riil Kontributor KreditTingkat Inventaris Perusahaan yang Terdaftar

Contoh:

Page 28: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

1. Proyeksi PDB riil dari sisi supply

2. Proyeksi PDB riil dari sisi demand

• Cp persamaan atau rasio C terhdap Y

• Cg preliminary, terutama dari sektor fiskal

• Ip residual (perbedaan supply dan demand) gunakan

solver!

• Ig preliminary, terutama dari sektor fiskal

• X preliminary, terutama dari sektor eksternal (BOP)

• M preliminary, terutama dari sektor eksternal (BOP)

3. Proyeksi deflator PDB

4. Hitung PDB nominal

Langkah-langkah Proyeksi PDB 28

Page 29: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Gross Domestic Product by Sector of Origin

at Constant 1998 Prices, 1998–2002 1/

1999 2000 2001 2002 Baseline Program

Agriculture 176,987 180,304 183,492 187,330

Mining and quarrying 118,377 124,902 126,533 129,763

Manufacturing 248,446 262,807 270,599 279,733

Utilities 12,216 13,139 14,212 15,064

Construction 60,580 63,998 66,828 70,073

Trade, hotels, and restaurants 146,650 154,958 160,635 166,758

Transport and communications 51,253 55,533 59,682 64,146

Banks, finance, dwellings, and real estate 50,302 52,515 55,422 58,577

Other services 98,340 101,290 105,187 108,426

GDP 963,151 1,009,446 1,042,592 1,079,869

Oil/gas 4/ 106,464 107,544 102,736 101,676

Non-oil/gas 856,688 901,902 939,856 978,193

GDP Growth 4.81 3.28 3.58

Sectors2003

Proyeksi PDB dari Sisi Supply 29

Page 30: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Proyeksi PDB dari Sisi Supply 30

Page 31: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Gunakan informasi untuk membuat proyeksi, seperti indikator

terkemuka:

i. Menyebabkan fluktuasi dalam kegiatan ekonomi suku

bunga jangka pendek

ii. Mengekspresikan ekspetasi pelaku ekonomi survei tendesi

konsumer atau bisnis dan harga saham

iii. Mengukur aktivitas ekonomi pada tahap awal proses produksi

pembangunan rumah dan output barang-barang

intermediate, kerja lembur.

Proyeksi produksi di masing-masing sektor secara terpisah dan

dapatkan tingkat pertumbuhan PDB riil secara keseluruhan sebagai

weighted average dari tingkat pertumbuhan sektoral.

Proyeksi PDB dari Sisi Supply 31

Page 32: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• Melihat sektor-sektor ekonomi:

• Pertanian (1), Pertambangan & Penggalian (2), Manufaktur (3), …, Jasa Lainnya(10). Pertumbuhan PDB riil dapat diuraikan sebagai berikut:– Pertumbuhan PDB tahun 2003 = W1 pertumbuhan PDB

di Sektor1 pada tahun 2003 + W2 pertumbuhan PDB di Sektor2 pada tahun 2003+… + W10 pertumbuhan PDB si Sektor10 pada tahun 2003

where W1 = PDB di sektor1/ PDB

W2 = PDB di sektor2/ PDB

W10 = PDB di sektor10/ PDB

• Untuk memproyeksikan weights (W’s) Anda boleh menganggap weights sama seperti pada tahun 2002.

Proyeksi Pertumbuhan PDB 2003 32

Page 33: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Sektor Struktur 1/ Pertumbuhan Riil2/ Kontribusi weighted

Pertanian

Industri

Perdagangan

Jasa

PDB

10%

15%

30%

45%

100%

-2%

5%

4%

3%

???

-2 x 0.10 = -0.20%

5 x 0.15 = 0.75%

4 x 0.30 = 1.20%

3 x 0.45 = 1.35%

= 3.10%

1/ Untuk t-1 atau base year

2/ Proyeksi pertumbuhan sektoral diperoleh dari instansi terkait.

Contoh: Proyeksi Pertumbuhan PDB 33

Page 34: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

1999 2000 2001 2002 Baseline Program

Domestic demand 823,848 844,461 903,635 927,541

Consumption 625,027 612,363 656,457 679,844 Private 590,950 576,921 623,181 644,936 Public (cental govt) 34,078 35,442 33,276 34,908Investment 198,821 232,098 247,178 247,697 Fixed capital 198,821 232,098 247,178 247,697 private sector 153,728 191,137 214,450 220,644 government (central govt) 45,093 40,961 32,728 27,053 Change in stocks 0 0 0 0

Net export 139,304 164,985 138,957 152,328

Exports of goods and nonfactor services 519,415 651,102 596,723 614,203 Imports of goods and nonfactor services 380,111 486,117 457,766 461,874

Gross domestic product 963,151 1,009,446 1,042,592 1,079,869

Table 2.4. Indonesia: Expenditure on Gross Domestic Product, 1997–2002 1/

2003

(In billions of rupiah)

In 1998 prices

(at constant 1998 prices)

Proyeksi PDB dari Sisi Demand 34

Page 35: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Proyeksi PDB dari Sisi Demand 35

Page 36: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• Konsumsi Swasta Riil

– Teliti rasio konsumsi swasta riil di PDB yang sebelumnya; atau

– Hitung elastisitas terhadap PDB riil di tahun-tahun sebelumnya;

Selain disposable income saat ini, variabel lain yang berpotensimempengaruhi konsumsi adalah ekspetasi pendapatan masadepan, kekayaan, dan suku bunga riil.

Versi sederhana teori ekonomi Keynesian

di mana a > 0 dan 0 < b < 1.

Marginal propensity to consume (dCp /dYD) adalah konstan dansama dengan b, tetapi average propensity to consume (C /YD) berkurang ketika YD meningkat

Proyeksi Konsumsi 36

Page 37: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• Konsumsi Pemerintah Riil

– Dapatkan hanya proyeksi awal untuk item ini, berdasarkan tren masa lalu (misalnya dengan mempertimbangkan rasio konsumsi pemerintah terhadap PDB).

– Variabel ini akan diproyeksikan dengan lebih akurat dalam akun fiskal.

Proyeksi Konsumsi 37

Page 38: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• Investasi Swasta Riil

– Teliti rasio investasi swasta riil di PDB sebelumnya; atau

– Hitung elastisitas terhadap PDB riil;

– Berhubungan positif dengan ekspetasi pertumbuhanPDB, utilisasi kapasitas, dan insentif fiskal,

– Dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga, output gap, biaya konstruksi, biaya riil mesin dan peralatan, danvolatilitas dan ketidakpastian politik dan ekonomi.

Proyeksi Investasi 38

Page 39: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• Investasi Pemerintah Riil

– Dapatkan hanya proyeksi awal untuk item ini, berdasarkan tren-tren sebelumnya (misalnya, denganmempertimbangkan rasio investasi pemerintahterhadap PDB).

– Variabel ini akan diproyeksikan secara lebih akurat diakun fiskal.

Proyeksi Investasi 39

Page 40: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• Ekspor & Impor Riil Barang dan Jasa

– Peropleh hanya proyeksi awal untuk item-item ini

– Dapat menggunakan tren masa lalu atau asumsi.

– Variabel-variebel ini akan diproyeksikan secara lebih

akurat di akun eksternal.

Proyeksi Ekspor dan Impor 40

Page 41: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Hitung PDB menurut Pengeluaran

PDB = Konsumsi + Investasi+ Ekspor barang dan jasa –

Impor barang dan jasa

Bandingkan proyeksi PDB yang diperoleh dari sisi

Supply dan Demand.

• Tujuannya adalah untuk meminimalkan ketidaksesuaian,

atau perbedaan antara dua perkiraan PDB.

• Jika statistical discrepancy relatif terhadap tahun-tahun

sebelumnya terlalu besar, revisi proyeksi Anda.

Proyeksi PDB 41

Page 42: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Persentase perubahan deflator PDB dapat diproyeksikansebagai weighted average dari persentase perubahandalam deflator konsumsi, investasi, ekspor dan impor:

% deflator PDB= WC .% deflator konsumsi

+ WI .% deflator investasi

+ WX .% deflator ekspor

- WM .% deflator impor

Di mana:

• WC = Konsumsi Riil/ PDB Riil

• WI = Investasi Riil/ PDB Riil

• WX = Ekspor Riil/ PDB Riil

• WM = Impor Riil/ PDB Riil

Proyeksi Deflator PDB 42

Page 43: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• Deflator Konsumsi

Persentase perubahan deflator konsumsi, %Chg

deflator konsumsi, dapat diperkirakan dengan

perubahan Consumer Price Index (CPI).

• CPI dapat diproyeksikan dengan ekstrapolasi

tren-tren sebelumnya.

• Perubahan nilai rata-rata tahunan CPI berbeda

dari perubahan CPI dari bulan ke bulan.

Proyeksi Deflator Konsumsi 43

Page 44: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• Untuk memproyeksi perubahan deflator investasi, dapat digunakan pendekatan sederhana berikut:

% Deflator Investasi = β % deflator impor

+ (1- β) % PID

β = rasio barang-barang investasi yang diimpor terhadap total investasi

% PID = persentasi perubahan harga barang-

barang investasi produksi dalam negeri (menggunakan CPI)

• Bagaimana menghitung β?

Proyeksi Deflator Investasi 44

Page 45: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Nilai Impor Merchandise menurut Kelompok Komoditas 2002 (US$ juta)

Impor Umum 26,795

Barang Modal 2,104

Impor Pemerintah 2,171

PDB menurut Pengeluaran pada Current Prices 2002

(gunakan kurs rata-rata tahunan pada tahun 2002)

Investasi Tetap Bruto 35,218.6 (US$ juta)

Perkiraan β sebagai β = 2104/35218.6 = 0.0597

Contoh Penghitungan β 45

Page 46: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• Anggap % Deflator Ekspor= 4.0 persen (harga US$)

• Anggap % Deflator Impor= 4.4 persen (harga US$)

• Dari WEO, IMF

• Berikutnya masukkan asumsi dasar pada nilai tukar nominal

• % deflator ekspor (harga rupiah) = ((1+4.0/100)*(1+%perubahan nilai tukar nominal/100)-1)*100

• % deflator impor (harga rupiah) = ((1+4.4/100)*(1+%perubahan nilai tukar nominal/100)-1)*100

Proyeksi Deflator Ekspor-Impor 46

Page 47: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

• Setelah memproyeksikan persentase perubahan deflator konsumsi, investasi, impor, dan ekspor, peroleh proyeksi untuk persentase perubahan deflator PDB:

% Deflator PDB =

WC .% Deflator Konsumsi

+ WI .% Deflator Investasi

+ WX .% Deflator Ekspor

- WM .% Deflator Impor

Menggabungkan Deflator 47

Page 48: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Deflator untuk 2003: Pertumbuhan dan Tingkat

Setelah memproyeksikan persentase perubahandeflator-deflator, proyeksi indeks harga 2003 dapatdiperoleh:

Sebagai contoh:

• Indeks deflator PDB tahun 2003 = indeks deflatorPDB tahun 2002 (1+ % deflator PDB 2003)

• Indeks deflator konsumsi tahun 2003 = Indeksdeflator konsumsi tahun 2002 (1+ % deflator konsumsi tahun 2003)

• Dan seterusnya..

48

Page 49: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Cara Mendapatkan Proyeksi Nominal

Tujuan: Proyeksi nilai nominal

Langkah-langkah:

Proyeksi pertumbuhan riil

Proyeksi perubahan harga

Gabungkan proyeksi kuantitas dan harga:

Nilai Nominal (V) = Harga (P) * Kuantitas (Q)

(1+ %V/100) =

(1+%P/100)*(1+%Q/100)

49

Page 50: Real Sector - bi.go.id 3...1. Pendekatan Produksi – Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, nilai

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Terima Kasih

50