perwali pengadaan barang jasa

Upload: fery-trianda

Post on 06-Jul-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    1/87

     

    WALIKOTA SURABAYASALINAN

    PERATURAN WALIKOTA SURABAYANOMOR 4 TAHUN 2008

    TENTANG

    PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARANBELANJA LANGSUNG DAN PENGADAAN BARANG/JASA

    WALIKOTA SURABAYA,

    Menimbang  : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja transparansi danakuntabilitas pengelolaan Anggaran Belanja Daerah, perludiatur dan diselenggarakan sistem pengendalian internalterhadap rangkaian proses perencanaan, pelaksanaan danpenatausahaan keuangan di bidang pengadaan barang/jasa,pembinaan dan pengawasan, serta pelaporan danpertanggungjawaban anggaran belanja yang pembiayaannyasebagian atau seluruhnya dibebankan pada APBD; 

    .b. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 7 ayat (3)

    Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang PendomanPelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahsebagaimana telah diubah ketujuh kali terakhir denganPeraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 denganmendasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerahsebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 59 Tahun 2007, perlu mengatur kembaliketentuan mengenai pedoman teknis pelaksanaan anggaranbelanja langsung dan pengadaan barang/jasa sebagaimanadimaksud dalam Peraturan Walikota Nomor 14 Tahun 2007

    tentang Pelaksanaan dan Pengendalian Belanja Daerah.

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a dan huruf b, serta memperhatikan Surat MenteriNegara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BadanPerencanaan Pembangunan Nasional Nomor0021/M.PPN/01/2008, tanggal 31 Januari 2008 perihal SuratEdaran tentang Pemberlakuan Sertifikat Keahlian PengadaanBarang/Jasa Pemerintah, perlu menetapkan Peraturan Walikotatentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Anggaran BelanjaLangsung dan Pengadaan Barang/Jasa.

    Mengingat  : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang PembentukanDaerah Kota Besar Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur/Jawa Tengah/ Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakartasebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2Tahun 1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730);

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    2/87

    2

    2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang JasaKonstruksi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 54Tambahan Lembaran Negara Nomor 3833);

    3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

    Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47 TambahanLembaran Negara Nomor 4287);

    4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5 TambahanLembaran Negara Nomor 4355);

    5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang PembentukanPeraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

    6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (LembaranNegara Tahun 2004 Nomor 66 Tambahan Lembaran NegaraNomor 4400);

    7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125 TambahanLembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (LembaranNegara Tahun 2005 Nomor 108 Tambahan Lembaran NegaraNomor 4548);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang PeraturanDisiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1980

    Nomor 50 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3176);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usahadan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran NegaraTahun 2000 Nomor 63 Tambahan Lembaran Negara Nomor3955);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentangPenyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Tahun2000 Nomor 64 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3956);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentangPenyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi (LembaranNegara Tahun 2000 Nomor 65 Tambahan Lembaran NegaraNomor 3957);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (LembaranNegara Tahun 2005 Nomor 48 Tambahan Lembaran NegaraNomor 4502)

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor49 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4503);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang SistemInformasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005Nomor 138 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4576);

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    3/87

    3

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentangPengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran NegaraTahun 2006 Nomor 20 Tambahan Lembaran Negara Nomor4609);

    17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang LaporanKeuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran NegaraTahun 2006 Nomor 25 Tambahan Lembaran Negara Nomor4614);

    18. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang PedomanPelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahsebagaimana telah diubah ketujuh kali terakhir denganPeraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007;

    19. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan

    Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk KepentinganUmum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan PresidenNomor 65 Tahun 2006;

    20. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang KerjasamaPemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaanInfrastruktur;

    21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59

    Tahun 2007;

    22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentangPedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;

    23. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2005tentang Organisasi Sekretariat Daerah Kota Surabaya(Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2005 Nomor 1/D);

    24. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 13 Tahun 2005tentang Organisasi Sekretariat Dewan Perwakilan RakyatDaerah Kota Surabaya (Lembaran Daerah Kota SurabayaTahun 2005 Nomor 2/D);

    25. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 14 Tahun 2005tentang Organisasi Dinas Kota Surabaya (Lembaran DaerahKota Surabaya Tahun 2005 Nomor 3/D);

    26. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 15 Tahun 2005tentang Organisasi Lembaga Teknis Kota Surabaya (LembaranDaerah Kota Surabaya Tahun 2005 Nomor 4/D);

    27. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 16 Tahun 2005

    tentang Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya(Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2005 Nomor 5/D);

    28. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 tahun 2006 tentangRencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2006-2011(Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2006 Nomor 1);

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    4/87

    4

    29. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 3 Tahun 2006tentang Organisasi Kecamatan Kota Surabaya (LembaranDaerah Kota Surabaya Tahun 2006 Nomor 3).

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan :  PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN TEKNISPELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG DANPENGADAAN BARANG/JASA.

    BAB IKETENTUAN UMUM

    Bagian KesatuPengertian

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :

    1. Daerah adalah Kota Surabaya.

    2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Surabaya.

    3. Walikota adalah Walikota Surabaya.

    4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Surabaya.

    5. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan adalah KepalaBadan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya.

    6. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan adalah Kepala BadanPengelolaan Keuangan Kota Surabaya.

    7. Kepala Badan Pengawas adalah Kepala Badan Pengawas KotaSurabaya.

    8. Kepala Bagian Bina Program adalah Kepala Bagian BinaProgram Sekretariat Daerah Kota Surabaya.

    9. Kepala Bagian Perlengkapan adalah Kepala Bagian

    Perlengkapan Sekretariat Daerah Kota Surabaya.

    10. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerahdalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yangdapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentukkekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajibandaerah.

    11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnyadisingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah Kota Surabaya.

    12. Belanja Langsung adalah belanja yang dianggarkan terkaitlangsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

    13. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkatSKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerahselaku Pengguna Anggaran, meliputi Lembaga Teknis/Dinas/Sekretariat Daerah/Sekretariat DPRD/Kecamatan/Satuan PolisiPamong Praja.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    5/87

    5

    14. Unit kerja adalah bagian dari Sekretariat Daerah yangmelaksanakan satu atau beberapa program.

    15. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD

    adalah unit pelaksana tugas teknis pada Dinas di lingkunganPemerintah Kota Surabaya.

    16. Unit Pelaksana Teknis Lembaga Teknis yang selanjutnyadisingkat UPT Lembaga Teknis adalah unit pelaksana tugasteknis pada Lembaga Teknis di lingkungan Pemerintah KotaSurabaya.

    17. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnyadisingkat PPKD adalah Kepala Badan Pengelolaan Keuanganyang selanjutnya disebut dengan kepala Satuan KerjaPengelola Keuangan Daerah yang mempunyai tugas

    melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagaiBendahara Umum Daerah.

    18. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUDadalah Kepala Badan Pengelolaan Keuangan yang bertindakdalam kapasitas sebagai Bendahara Umum Daerah.

    19. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalahKepala SKPD sebagai pemegang kewenangan penggunaananggaran untuk melaksanakan tugas dan fungsi SKPD yangdipimpinnya.

    20. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPAadalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan seluruhatau sebagian kewenangan PA dalam melaksanakan sebagiantugas dan fungsi SKPD.

    21. Pengelola Barang adalah Sekretaris Daerah Kota Surabaya.

    22. Pengguna Barang adalah kepala SKPD selaku pejabatpemegang penggunaan barang milik daerah.

    23. Penyimpan Barang adalah pegawai yang ditugaskan untuk

    menerima, menyimpan, dan mengeluarkan barang inventaris disetiap Satuan Kerja Perangkat Daerah.

    24. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnyadisingkat PPK-SKPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsitata usaha keuangan pada SKPD atau unit kerja padaSekretariat Daerah.

    25. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diangkatdengan keputusan PA atau KPA pada Sekretariat Daerah,sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab atas

    pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

    26. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkatPPTK adalah pejabat yang ditunjuk oleh PA atau KPA padaSekretariat Daerah dengan surat perintah, yang melaksanakansatu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai denganbidang tugasnya.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    6/87

    6

    27. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yangditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan,menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untukkeperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD

    pada SKPD.

    28. Program adalah penjabaran kebijakan SKPD/Unit Kerja dalambentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan denganmenggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapaihasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.

    29. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan olehSKPD/Unit Kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaranterukur pada program tersebut dan terdiri dari sekumpulantindakan pengerahan sumber daya berupa personil, barangmodal termasuk peralatan dan tekhnologi, dana, atau

    kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber dayatersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran(output) dalam bentuk barang/jasa pada jangka waktu tertentudalam batas anggaran yang tersedia.

    30. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akanatau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggarandengan kuantitas dan kualitas yang terukur.

    31. Pengadaan barang/jasa pemerintah daerah adalah kegiatanpengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD,

    baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun olehpenyedia barang/jasa.

    32. Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh PA atau KPApada Sekretariat Daerah untuk melaksanakan pemilihanpenyedia barang/jasa.

    33. Pejabat pengadaan adalah 1 (satu) orang yang diangkat olehPA atau KPA pada Sekretariat Daerah untuk melaksanakanpemilihan penyedia barang/jasa dengan nilai sampai denganRp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

    34. Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) adalah satu unityang terdiri dari pegawai-pegawai yang telah memiliki sertifikatkeahlian pengadaan barang/jasa pemerintah, yang dibentukoleh Walikota yang bertugas secara khusus untukmelaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa di lingkunganPemerintah Kota Surabaya.

    35. Gugus Tugas Pengadaan adalah bagian dari Unit LayananPengadaan (Procurement Unit) yang melaksanakan pemilihanpenyedia barang/jasa.

    36. Pelaksana Pengawasan Teknis adalah personil yang ditunjuk

    untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam waktu tertentusesuai jangka waktu yang telah ditetapkan sebagaimana dalamkontrak pada paket pekerjaan tersebut.

    37. Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orangperseorangan yang kegiatan usahanya menyediakanbarang/layanan jasa.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    7/87

    7

    38. Pemilihan penyedia barang/jasa adalah kegiatan untukmenetapkan penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untukmelaksanakan pekerjaan.

    39. Paket Pekerjaan adalah rangkaian kegiatan terukur yangmemberikan keluaran (output) berupa barang/jasa denganfungsi tertentu, dilakukan pada kurun waktu dan lokasi tertentuyang merupakan penunjang berjalannya kegiatan.

    40. Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi bahan baku, barang setengah jadi, barang

     jadi/peralatan, yang spesifikasinya ditetapkan oleh PejabatPembuat Komitmen sesuai penugasan PA atau KPA padaSekretariat Daerah.

    41. Kontrak adalah perikatan antara Pejabat Pembuat Komitmen

    dengan Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengadaanbarang/jasa.

    42. Pemasokan Barang adalah layanan pekerjaan penyediaanBarang yang spesifikasinya ditetapkan oleh Pejabat PembuatKomitmen.

    43. Jasa Pemborongan adalah layanan pekerjaan pelaksanaankonstruksi atau wujud fisik lainnya yang perencanaan teknisdan spesifikasinya ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen danproses serta pelaksanaannya diawasi oleh Pejabat PembuatKomitmen.

    44. Jasa Konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesionaldalam berbagai bidang yang meliputi jasa perencanaankonstruksi, jasa pengawasan konstruksi, dan jasa pelayananprofesi lainnya, dalam rangka mencapai sasaran tertentu yangkeluarannya berbentuk non fisik tidak terkecuali pembuatansistem, piranti lunak, rancangan kebijakan dan lainnya yangdisusun secara sistematis berdasarkan Kerangka Acuan Kerjayang ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen.

    45. Jasa lainnya adalah segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain jasa konsultansi, jasa pemborongan, dan

    pemasokan barang.

    46. Kerangka Acuan Kerja yang selanjutnya disingkat KAK adalahPetunjuk teknis yang akan dilaksanakan oleh PPTK danpenyedia barang/jasa dalam melaksanakan pekerjaan sesuaibeban kerja yang menjadi tanggungjawabnya.

    47. Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/jasa Pemerintah adalahtanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuanprofesi di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah yangdiperoleh melalui ujian sertifikasi keahlian pengadaanbarang/jasa nasional.

    48. Dokumen pengadaan adalah dokumen yang disiapkan olehpanitia/pejabat/Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit)sebagai pedoman dalam proses pembuatan dan penyampaianpenawaran oleh calon penyedia barang/jasa serta pedomanevaluasi penawaran oleh panitia/pejabat pengadaan/UnitLayanan Pengadaan (Procurement Unit).

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    8/87

    8

    49. Serah Terima Tingkat Pertama (STT-I) adalah batas waktupenyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh penyediabarang/jasa yang tertuang dalam kontrak.

    50. Serah Terima Tingkat Akhir (STT-II) adalah penyerahan hasilpekerjaan yang dilakukan oleh penyedia barang/jasa kepadaPengguna Barang setelah masa pemeliharaan berakhirsebagaimana tertuang dalam kontrak.

    51. Usaha kecil termasuk koperasi kecil adalah kegiatan ekonomirakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria yangditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995tentang Usaha Kecil.

    52. Surat Jaminan adalah jaminan tertulis yang dikeluarkan bank

    umum/lembaga keuangan lainnya yang diberikan oleh penyediabarang/jasa kepada Pejabat Pembuat Komitmen untukmenjamin terpenuhinya persyaratan/kewajiban penyediabarang/jasa.

    53. Pembinaan adalah upaya penguatan kapasitas sumber dayamanusia pengelola kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkanterlaksananya program/kegiatan yang dibiayai dari belanjadaerah.

    54. Kemitraan adalah kerjasama usaha antara penyedia

    barang/jasa dalam negeri maupun dengan luar negeri yangmasing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas, berdasarkan kesepakatan bersama yangdituangkan dalam perjanjian tertulis.

    55. Pengawasan adalah proses kegiatan yang ditujukan untukmenjamin agar pelaksanaan belanja daerah berjalan secaraefisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku.

    56. Pemeriksaan pelaksanaan anggaran adalah prosespengindentifikasian masalah, analisis dan evaluasi yangdilakukan secara independen, obyektif dan profesionalberdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran,kecermatan, kredibilitas dan keandalan informasi mengenaipengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah.

    57. e-Budgeting  adalah sistem penyusunan anggaran yang didalamnya termasuk aplikasi program komputer berbasis webuntuk memfasilitasi proses penyusunan anggaran belanjadaerah.

    58. e-Project Planning adalah sistem perencanaan kegiatan yang didalamnya termasuk program komputer berbasis web untukmemfasilitasi pencatatan rincian rencana kegiatan yangditetapkan berdasarkan faktor waktu, alokasi anggaran, danvolume kegiatan. 

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    9/87

    9

    59. e-Procurement  adalah sistem pengadaan barang/jasapemerintah yang di dalamnya termasuk program komputerberbasis web untuk memfasilitasi rangkaian proses pemilihanpenyedia barang/jasa yang meliputi e-Tendering dan

    e-Selection.

    60. e-Tendering  adalah pelelangan umum dalam rangkapengadaan barang/jasa yang prosesnya dilakukan secaraelektronik dengan menggunakan media elektronik berbasisweb.

    61. e-Selection  adalah seleksi umum dalam rangka pengadaan jasa konsultansi yang prosesnya dilakukan secara elektronik. 

    62. e-Delivery adalah sistem pendukung administrasi kegiatan yang

    di dalamnya termasuk program komputer berbasis web untukmemfasilitasi kebutuhan pembuatan kontrak pengadaanbarang/jasa dan penyediaan dokumen-dokumen kelengkapanpencairan keuangan.

    63. e-Controlling  adalah sistem pengendalian kegiatan yang didalamnya termasuk program komputer berbasis web untukmemfasilitasi pengumpulan informasi mengenai perkembanganpelaksanaan kegiatan/pekerjaan dan permasalahannya.

    64. e-Performance  adalah sistem pengendalian kinerja yang di

    dalamnya termasuk program komputer berbasis web untukmemfasilitasi penyusunan indikator kinerja kegiatan dan kinerjapersonil serta proses pengumpulan data capaian indikatorkinerja.

    65. Portal e-Procurement Pemerintah Daerah yang selanjutnyadisebut sebagai portal e-Procurement  adalah sistem informasie-Procurement  berupa program komputer berbasis web yangdikelola oleh Sekretariat Layanan eProcurement.

    66. Sekretariat Layanan e-Procurement  adalah Sekretariat yangmenyediakan sarana dan prasarana penunjang pelaksanaane-procurement  serta memantau kelengkapan persyaratandokumen pemilihan penyedia barang/jasa dari Unit LayananPengadaan (Procurement Unit) ke portal e-Procurement  yangberfungsi sebagai administrator sistem.

    67. Infrastruktur Kunci Publik adalah suatu sistem yangmemungkinkan terjadinya integritas dan keaslian data melaluipenggunaan tanda tangan digital dan mengamankan datapenawaran melalui proses enkripsi.

    68. Tanda tangan digital adalah informasi elektronik yangdilekatkan, memiliki hubungan langsung atau terasosiasi padasuatu informasi elektronik lain yang dibuat oleh penandatanganuntuk menunjukkan identitas dan statusnya sebagai subjekhukum, termasuk dan tidak terbatas pada penggunaaninfrastruktur kunci publik, biometrik dan kriptografi simetrik.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    10/87

    10

    69. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatuprogram atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

    70. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh

    kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaiansasaran dan tujuan program dan kebijakar.

    71. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkanberfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satuprogram.

    72. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerahyang ditentukan oleh Walikota untuk menampung seluruhpenerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruhpengeluaran daerah.

    73. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempatpenyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Walikota untukmenampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untukmembayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yangditetapkan.

    74. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnyadisingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuatpendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagaidasar pelaksanaan anggaran oleh PA atau KPA pada

    Sekretariat Daerah.

    75. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD yangselanjutnya disingkat DPPA-SKPD adalah dokumen yangmemuat perubahan pendapatan, belanja dan pembiayaan yangdigunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaranoleh PA atau KPA pada Sekretariat Daerah.

    76. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPPadalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yangbertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan/bendaharapengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.

    77. SPP Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-UPadalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaranuntuk permintaan uang muka kerja yang bersifat pengisiankembali (revolving) yang tidak dapat dilakukan denganpembayaran langsung.

    78. SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-GU adalah dokumen yang diajukan oleh bendaharapengeluaran untuk permintaan pengganti uang persediaanyang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran Iangsung.

    79. SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkatSPP-TU adalah dokumen yang diajukan oleh bendaharapengeluaran untuk permintaan tambahan uang persediaanguna melaksanakan kegiatan SKPD/Unit Kerja yang bersifatmendesak dan tidak dapat digunakan untuk pembayaranIangsung dan uang persediaan.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    11/87

    11

    80. SPP Langsung yang selanjutnya disingkat SPP-LS adalahdokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untukpermintaan pembayaran Iangsung kepada pihak ketiga atasdasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja Iainnya

    dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima, peruntukan,dan waktu pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkanoleh PPTK.

    81. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPMadalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh PA atau KPApada Sekretariat Daerah untuk penerbitan SP2D atas bebanpengeluaran DPA-SKPD.

    82. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnyadisingkat SPM-UP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PA

    atau KPA pada Sekretariat Daerah untuk penerbitan SP2D atasbeban beban pengeluaran DPA-SKPD yang dipergunakansebagai uang persediaan untuk mendanai kegiatan.

    83. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan yangselanjutnya disingkat SPMGU adalah dokumen yang diterbitkanoleh PA atau KPA pada Sekretariat Daerah untuk penerbitanSP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD yang dananyadipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang telahdibelanjakan.

    84. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yangselanjutnya disingkat SPM-TU adalah dokumen yangditerbitkan oleh PA atau KPA pada Sekretariat Daerah untukpenerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD, karenakebutuhan dananya melebihi dari jumlah batas pagu uangpersediaan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan.

    85. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disingkatSPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PA atau KPApada Sekretariat Daerah untuk penerbitan SP2D atas bebanpengeluaran DPA-SKPD kepada pihak ketiga.

    86. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkatSP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasarpencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM.

    Bagian KeduaMaksud dan Tujuan

    Pasal 2

    (1) Maksud diberlakukannya Peraturan Walikota ini adalah untukmengatur prosedur pelaksanaan Anggaran belanja langsungdan pengadaan barang/jasa oleh SKPD/Unit Kerja dansebagai dasar penyelenggaraan sistem pengendalian internalbelanja daerah khususnya belanja langsung yang sebagianatau seluruhnya dibiayai oleh APBD di lingkungan PemerintahDaerah.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    12/87

    12

    (2) Tujuan diberlakukannya Peraturan Walikota ini adalah agarkeseluruhan kegiatan yang dilaksanakan secara kuantitas dankualitas keluaran sesuai dengan rencana dan tolok ukurkinerja yang telah ditetapkan.

    Bagian KetigaRuang Lingkup

    Pasal 3

    Ruang lingkup berlakunya Peraturan Walikota ini adalah rangkaianaktifitas pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah khususnya padabelanja langsung yang meliputi perencanaan, pelaksanaan danpenatausahaan keuangan di bidang pengadaan barang/jasa,

    pembinaan dan pengawasan, serta pelaporan danpertanggungjawaban anggaran belanja yang pembiayaannyasebagian atau seluruhnya dibebankan pada APBD. 

    BAB II

    ORGANISASI PENGELOLA KEUANGAN DAN KEGIATAN SKPD

    Bagian KesatuPersonil Pengelola Kegiatan dan Keuangan SKPD

    Pasal 4

    Setiap kegiatan pada SKPD/Unit Kerja dilaksanakan oleh personilpengelola kegiatan antara lain :

    a. PA;

    b. KPA;

    c. Pejabat Pembuat Komitmen;

    d. PPTK;

    e. Sekretariat Proyek;f. Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit);

    g. Panitia/Pejabat Pengadaan;

    h. Pelaksana Pengawasan Teknis;

    i. Penyimpan Barang.

    Pasal 5

    Fungsi penatausahaan keuangan dan pelaksanaan tugas-tugaskebendaharaan pada SKPD/Unit Kerja dilaksanakan olehPPK-SKPD dan Bendahara Pengeluaran.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    13/87

    13

    Bagian KeduaTugas dan tanggung jawab

    Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang

    Pasal 6

    (1) Kepala SKPD selaku pejabat PA/Pengguna Barangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 mempunyai tugas:

    a. menyusun RKA-SKPD;

    b. menyusun DPA-SKPD;

    c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaranatas beban anggaran belanja;

    d. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

    e. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkanpembayaran;

    f. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

    g. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihaklain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;

    h. menandatangani SPM;

    i. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;

     j. mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang

    menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;k. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD

    yang dipimpinnya;

    l. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yangdipimpinnya;

    m. melaksanakan tugas-tugas Pengguna Anggaran/Pengguna Barang lainnya berdasarkan kuasayang dilimpahkan oleh Walikota; dan

    n. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada

    Walikota melalui sekretaris daerah.

    (2) PA pada Dinas/Lembaga Teknis/Kecamatan/Satuan PolisiPamong Praja melimpahkan tugas-tugas sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, huruf g, dan huruf lkepada KPA.

    (3) PA pada Sekretariat Daerah melimpahkan seluruh tugas-tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada KPA.

    (4) KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)

    adalah :a. Kepala Bagian Tata Usaha dan Kepala Bidang pada

    Lembaga Teknis Daerah/Dinas/Satuan Polisi PamongPraja;

    b. Kepala Bagian pada Sekretariat Daerah/SekretariatDPRD;

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    14/87

    14

    c. Kepala Seksi pada Kecamatan;

    d. Kepala UPTD dan Kepala UPT Lembaga Teknis.

    Bagian KetigaPersyaratan, Tugas dan Tanggung Jawab

    Pejabat Pembuat Komitmen

    Pasal 7

    Pejabat Pembuat Komitmen harus memenuhi persyaratan sebagaiberikut :

    a. memiliki integritas moral;

    b. memiliki disiplin tinggi;

    c. memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerialuntuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya;

    d. memiliki sertifikat nasional keahlian pengadaan barang/jasapemerintah;

    e. memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, bertindaktegas dan keteladanan dalam sikap dan perilaku serta tidakpernah terlibat Kolusi, Korupsi dan Nepotisme.

    Pasal 8

    (1) Tugas Pejabat Pembuat Komitmen sebagaimana dimaksuddalam Pasal 7 adalah sebagai berikut :

    a. menyusun perencanaan pelaksanaan pekerjaan, termasukpengadaan barang/jasa dan berkoordinasi denganSekretariat Layanan e-Procurement  dan Unit LayananPengadaan (Procurement Unit) untuk menetapkan rencanapengumuman pelelangan;

    b. mengusulkan panitia/pejabat pengadaan barang/jasa yangselanjutnya ditetapkan dengan Surat Perintah PA atau KPA

    pada Sekretariat Daerah;

    c. menetapkan paket-paket pekerjaan disertai ketentuanmengenai peningkatan penggunaan produksi dalam negeridan peningkatan pemberian kesempatan bagi usaha keciltermasuk koperasi kecil, serta kelompok masyarakat tanpamengabaikan prinsip efisiensi, kesatuan sistembarang/jasa, kualitas dan kemampuan teknis usaha keciltermasuk koperasi kecil;

    d. menetapkan dan mengesahkan harga perkiraan sendiri(HPS), jadwal, dan tata cara pelaksanaan dan lokasi

    pengadaan yang disusun pejabat/panitia pengadaan/UnitLayanan Pengadaan (Procurement Unit);

    e. menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaanpanitia/pejabat pengadaan/Unit Layanan Pengadaan(Procurement Unit) sesuai kewenangannya;

    f. menetapkan besaran uang muka yang dapat menjadi hakpenyedia barang/jasa sesuai ketentuan yang berlaku;

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    15/87

    15

    g. menyiapkan, menandatangani dan melaksanakanperjanjian/kontrak dengan pihak penyedia barang/jasadalam batasan anggaran yang telah ditetapkan;

    h. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas

    beban anggaran belanja;

    i. melaporkan pelaksanaan dan/atau penyelesaianpengadaan barang/jasa kepada pejabat yangmengangkatnya;

     j. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;

    k. menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan asetlainnya kepada Walikota dengan berita acara penyerahan;

    l. menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaanpengadaan barang/jasa dimulai.

    (2) Pejabat Pembuat Komitmen sebagaimana dimaksud pada ayat(1) adalah:

    a. Kepala Bagian Tata Usaha dan Kepala Bidang padaLembaga Teknis Daerah/ Dinas/Satuan Polisi PamongPraja;

    b. Kepala Bagian pada Sekretariat DPRD;

    c. Kepala Sub Bagian pada Sekretariat Daerah;

    d. Kepala Seksi pada Kecamatan;

    e. Kepala UPTD dan Kepala UPT Lembaga Teknis.

    (3) Dalam hal pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belummemiliki sertifikat nasional keahlian pengadaan barang/jasapemerintah maka pejabat dimaksud tetap dapat melakukanpengadaan barang/jasa pemerintah sepanjang telah memilikisertifikat pelatihan pengadaan barang/jasa yangdiselenggarakan oleh pemerintah/pemerintah daerah/ instansiyang berwenang lainnya, yang dapat diberlakukan sebagaisertifikat keahlian pengadaan barang/jasa, sampai dengan

    tanggal 31 Desember 2008, berdasarkan Surat Menteri NegaraPerencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BadanPerencanaan Pembangunan Nasional Nomor0021/M.PPN/01/2008, tanggal 31 Januari 2008.

    (4) Khusus Pejabat Pembuat Komitmen pada Sekretariat Daerahselain mempunyai tugas-tugas sebagaimana dimaksud padaayat (1) juga melaksanakan tugas-tugas sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf d, huruf g, dan huruf lberdasarkan pelimpahan wewenang dari masing-masingKepala Bagian selaku KPA.

    (5) Pejabat Pembuat Komitmen bertanggung jawab dari segiadministrasi, fisik, keuangan dan berjalannya fungsi atas hasilpengadaan barang/jasa yang dilaksanakannya.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    16/87

    16

    (6) Pejabat Pembuat Komitmen dapat melaksanakan prosespengadaan barang/jasa setelah Peraturan Walikota tentangPenjabaran APBD atau Peraturan Walikota tentang PenjabaranPerubahan APBD disahkan sepanjang anggaran untuk kegiatan

    yang bersangkutan telah dialokasikan, dengan ketentuanpenerbitan surat penunjukan penyedia barang/jasa (SPPBJ)dan penandatanganan kontrak pengadaan barang/jasadilakukan setelah DPA atau DPPA untuk kegiatan/proyekdimaksud disahkan.

    (7) Dalam hal SKPD/Unit kerja melakukan pergeseran anggaranantar obyek belanja dalam jenis belanja berkenaan dan/ataupergeseran anggaran antar rincian objek belanja dalam obyekbelanja berkenaan pada satu kegiatan, maka penerbitan suratpenunjukan penyedia barang/jasa (SPPBJ) dan

    penandatanganan kontrak pengadaan barang/jasasebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan olehPejabat Pembuat Komitmen setelah Peraturan Walikota tentangPenjabaran APBD dilakukan perubahan.

    (8) Pejabat Pembuat Komitmen dalam melaksanakan tugasnyasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang :

    a. mengadakan ikatan perjanjian dengan penyedia barang/jasaapabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersediaanggaran yang akan mengakibatkan dilampauinya batasanggaran yang tersedia untuk kegiatan yang dibiayai dari

     APBD;

    b. memecah pengadaan barang/jasa menjadi beberapa paketdengan maksud untuk menghindari pelelangan;

    c. memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di beberapadaerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinyaseharusnya dilakukan di wilayah masing-masing;

    d. menggabungkan beberapa paket pekerjaan yang menurutsifat pekerjaan dan besaran nilainya seharusnya dilakukanoleh usaha kecil termasuk koperasi kecil menjadi satu paketpekerjaan untuk dilaksanakan oleh perusahaan/koperasimenengah dan/atau besar;

    e. menentukan kriteria, persyaratan atau prosedur pengadaanyang diskriminatif dan/atau dengan pertimbangan yang tidakobyektif.

    Bagian KeempatTugas dan Tanggung Jawab

    Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)

    Pasal 9

    (1) Pejabat PA atau KPA pada Sekretariat Daerah dalam

    melaksanakan program dan kegiatan menunjuk pejabat padaunit kerja SKPD selaku PPTK.

    (2) PPTK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

    a. Staf pada Bagian pada Sekretariat Daerah;

    b. Kepala Sub Bagian pada Dinas/Lembaga Teknis/SatuanPolisi Pamong Praja/Sekretariat DPRD;

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    17/87

    17

    c. Kepala Sub Bidang pada Lembaga Teknis Daerah;

    d. Kepala Seksi pada Dinas/Satuan Polisi Pamong Praja;

    e. Staf pada Kecamatan;

    f. Staf pada UPTD; dan

    g. Staf pada UPT Lembaga Teknis.

    (3) PPTK mempunyai tugas meliputi :a. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;

    b. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; dan

    c. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaranpelaksanaan kegiatan.

    d. membantu Pejabat Pembuat Komitmen dalammelaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa.

    (4) Dokumen anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)huruf c meliputi dokumen administrasi kegiatan maupundokumen administrasi yang terkait dengan persyaratanpembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuanperundang-undangan. 

    (5) PPTK bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugassebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada PA atau KPApada Sekretariat Daerah.

    Bagian KelimaPersyaratan, Tugas dan Tanggung Jawab

    Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD)

    Pasal 10

    (1) Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPA,DPPA, dan DPA-L SKPD, PA menetapkan pejabat yangmelaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPDsebagai PPK-SKPD kecuali pada Sekretariat Daerah, PPK-SKPD ditetapkan oleh masing-masing Kepala Bagian selaku

    KPA.

    (2) PPK-SKPD sebagai pelaksana fungsi tata usaha keuanganpada SKPD harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    a. berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau CalonPegawai Negeri Sipil (CPNS);

    b. memiliki kompetensi yang cukup di bidang penatausahaankeuangan daerah yang dibuktikan dengan sertifikatpelatihan kebendaharaan daerah;

    c. memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab

    dalam melaksanakan tugas.

    (3) PPK-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyaitugas:a. meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa

    yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dengandiketahui oleh PPTK dan disetujui oleh Pejabat PembuatKomitmen;

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    18/87

    18

    b. meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU danSPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnyayang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;

    c. melakukan verifikasi SPP;

    d. menyiapkan SPM;

    e. melaksanakan akuntansi SKPD

    f. menyiapkan laporan keuangan SKPD.

    (4) PPK-SKPD sebagaimana pada ayat (1) diangkat dengan suratperintah PA atau KPA pada Sekretariat Daerah.

    (5) PPK-SKPD dilarang merangkap sebagai pejabat yang bertugasmelakukan pemungutan penerimaan daerah, bendahara,Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, panitia/pejabat pengadaan,dan Pelaksana Pengawasan Teknis.

    Bagian KeenamTugas dan Tanggung Jawab Bendahara Pengeluaran

    Pasal 11

    (1) Walikota atas usul PPKD menetapkan bendahara pengeluaranuntuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka

    pelaksanaan anggaran pada SKPD/Unit Kerja.

    (2) Bendahara pengeluaran pembantu dapat ditunjuk berdasarkanpertimbangan besaran SKPD, besaran jumlah uang yangdikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentangkendali dan pertimbangan objektif Iainnya. 

    (3) Bendahara pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dalam melaksanakan tugas-tugas kebendaharaan padaSKPD/Unit Kerja dibantu oleh pembantu bendaharapengeluaran. 

    (4) Pembantu bendahara pengeluaran sebagaimana dimaksudpada ayat (3) diangkat oleh PA atau KPA pada SekretariatDaerah untuk melaksanakan fungsi sebagai kasir, pembuatdokumen dan pencatat pembukuan pengeluaran dan/ataupengurusan gaji.

    (5) Bendahara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmemenuhi persyaratan sebagai berikut :

    a. berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau CalonPegawai Negeri Sipil (CPNS);

    b. memiliki kompetensi yang cukup di bidang penatausahaankeuangan daerah yang dibuktikan dengan sertifikatpelatihan kebendaharaan daerah;

    c. memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawabdalam melaksanakan tugas.

    (6) Bendahara pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah pejabat fungsional.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    19/87

    19

    (7) Bendahara pengeluaran baik secara langsung maupun tidaklangsung dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaanpemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagaipenjamin atas kegiatan/ pekerjaan/penjualan, serta membuka

    rekening/giro pos atau menyimpan uang pada suatu bank ataulembaga keuangan Iainnya atas nama pribadi.

    (8) Bendahara pengeluaran secara fungsional bertanggung jawabatas pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD. 

    Pasal 12

    Dalam hal bendahara pengeluaran berhalangan, maka:

    a. apabila melebihi 3 (tiga) hari sampai selama-lamanya 1 (satu)

    bulan, bendahara pengeluaran tersebut wajib memberikan suratkuasa kepada pejabat yang ditunjuk untuk melakukanpembayaran dan tugas-tugas bendahara pengeluaran atastanggung jawab bendahara pengeluaran yang bersangkutandengan diketahui kepala SKPD;

    b. apabila melebihi 1 (satu) bulan sampai selama-lamanya 3 (tiga)bulan, harus ditunjuk pejabat bendahara pengeluaran dandiadakan berita acara serah terima; 

    c. apabila bendahara pengeluaran sesudah 3 (tiga ) bulan belum juga dapat melaksanakan tugas, maka dianggap yang

    bersangkutan telah mengundurkan diri atau berhenti dari jabatan sebagai bendahara pengeluaran dan oleh karena itusegera diusulkan penggantinya. 

    Bagian KetujuhTugas dan Tanggungjawab Sekretariat Proyek

    Pasal 13

    (1) Koordinator Sekretariat Proyek diangkat oleh PA atau KPA

    pada Sekretariat Daerah dengan surat perintah.

    (2) Sekretariat Proyek mempunyai tugas antara lain : 

    a. menyusun administrasi kontrak;

    b. menyusun administrasi proses penyerapan anggaranpada kegiatan yang disesuaikan dengan kontraksebagaimana dimaksud pada huruf a.

    c. melakukan koordinasi, pelaporan kemajuan danpermasalahan pelaksanaan kegiatan SKPD kepadaSekretariat Manajemen Proyek. 

    d. membantu Pejabat Pembuat Komitmen menanganiadministrasi pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh

     APBD; 

    e. menyimpan dan memelihara seluruh dokumenpelaksanaan pengadaan barang/jasa termasuk beritaacara proses pengadaan barang/jasa. 

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    20/87

    20

    (3) Koordinator Sekretariat Proyek bertanggung jawab sertamelaporkan hasil pelaksanaan proyek kepada PA atau KPApada Sekretariat Daerah melalui Pejabat Pembuat Komitmen.

    (4) Sekretariat Manajemen Proyek sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf c, ditetapkan lebih lanjut dengan Surat PerintahKepala Bagian Bina Program. 

    Bagian KedelapanPersyaratan, Tugas dan Tanggungjawab

    Pejabat/Panitia Pengadaan

    Pasal 14

    (1) Pengadaan barang/jasa dengan nilai sampai denganRp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dilaksanakan olehpanitia atau pejabat pengadaan.

    (2) Pejabat/panitia pengadaan berasal dari pegawai negeri, baikdari SKPD sendiri maupun SKPD lainnya.

    (3) Panitia/pejabat pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1), harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    a. memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawabdalam melaksanakan tugas;

    b. memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan;

    c. memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugaspanitia/pejabat pengadaan yang bersangkutan;

    d. memahami isi dokumen pengadaan/metoda dan prosedurpengadaan;

    e. tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yangmengangkat dan menetapkannya sebagai panitia/pejabatpengadaan;

    f. memiliki sertifikat nasional keahlian pengadaan

    barang/jasa pemerintah.

    (4) Dalam hal panitia/pejabat pengadaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) belum memiliki sertifikat nasional keahlianpengadaan barang/jasa pemerintah maka panitia/pejabatpengadaan dimaksud tetap dapat melakukan pengadaanbarang/jasa pemerintah sepanjang telah memiliki sertifikatpelatihan pengadaan barang/jasa yang diselenggarakan olehpemerintah/pemerintah daerah/ instansi yang berwenanglainnya, yang dapat diberlakukan sebagai sertifikat keahlianpengadaan barang/jasa, sampai dengan tanggal 31 Desember

    2008, berdasarkan Surat Menteri Negara PerencanaanPembangunan Nasional/Kepala Badan PerencanaanPembangunan Nasional Nomor 0021/M.PPN/01/2008, tanggal31 Januari 2008.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    21/87

    21

    (5) Tugas, wewenang, dan tanggung jawab panitia/pejabatpengadaan sebagai berikut:

    a. menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan sertalokasi pengadaan;

    b. menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri (HPS);

    c. menyiapkan dokumen pengadaan;

    d. menetapkan nilai nominal jaminan penawaran sebesar satupersen sampai dengan tiga persen dari nilai hargaperkiraan sendiri (HPS);

    e. menilai kualifikasi penyedia barang/jasa melaluipascakualifikasi atau prakualifikasi;

    f. melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk;

    g. mengusulkan calon pemenang/calon pelaksana;h. membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan

    kepada Pejabat Pembuat Komitmen;

    i. menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaanpengadaan barang/jasa dimulai.

    (6) Panitia pengadaan wajib memahami tata cara pengadaan,substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidanglain yang diperlukan, baik dari unsur-unsur di dalam maupundari luar SKPD yang bersangkutan. 

    (7) Pejabat pengadaan hanya 1 (satu) orang dengan menunjukpersonil yang memahami tata cara pengadaan, substansipekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yangdiperlukan, baik dari unsur-unsur di dalam maupun dari luarSKPD yang bersangkutan.

    (8) Panitia/pejabat pengadaan dilarang sebagai :

    a. PA atau KPA pada Sekretariat Daerah;

    b. Pejabat Pembuat Komitmen;

    c. PPTK;

    d. Pelaksana Pengawas Teknis;

    e. PPK-SKPD;

    f. Bendahara Pengeluaran;g. Pegawai pada Badan Pengawas kecuali menjadi

    panitia/pejabat pengadaan untuk pengadaan barang/jasayang dibutuhkan SKPD yang bersangkutan.

    (9) Pejabat Pembuat Komitmen dan PPTK pada suatu kegiatandapat menjadi panitia/pejabat pengadaan pada kegiatan lainyang bukan menjadi tanggung jawabnya.

    (10) Pelaksana Pengawasan Teknis pada suatu paket pekerjaandapat menjadi panitia/pejabat pengadaan pada paket pekerjaanlain yang bukan menjadi tanggung jawabnya.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    22/87

    22

    Bagian KesembilanUnit Layanan Pengadaan (Procurement Unit)

    Pasal 15

    (1) Pengadaan barang/jasa dengan nilai di atas Rp 50.000.000,00(lima puluh juta rupiah) dilakukan oleh Unit LayananPengadaan (Procurement Unit) melalui Gugus TugasPengadaan.

    (2) Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dibentuk dengan Keputusan Walikota.

    (3) Personil Gugus Tugas Pengadaan pada Unit LayananPengadaan (Procurement Unit) sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1), harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :a. memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab

    dalam melaksanakan tugas;

    b. memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan;

    c. memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugaspanitia/pejabat pengadaan yang bersangkutan;

    d. memahami isi dokumen pengadaan/metoda dan prosedurpengadaan;

    e. tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang

    mengangkat dan menetapkannya sebagai panitia/pejabatpengadaan;

    f. memiliki sertifikat nasional keahlian pengadaanbarang/jasa pemerintah

    (4) Gugus Tugas Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab sebagaiberikut:

    a. menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan sertalokasi pengadaan;

    b. menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri (HPS);

    c. menyiapkan dokumen pengadaan;

    d. menetapkan nilai nominal jaminan penawaran sebesar satupersen sampai dengan tiga persen dari nilai hargaperkiraan sendiri (HPS);

    e. menilai kualifikasi penyedia barang/jasa melaluipascakualifikasi atau prakualifikasi;

    f. melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk;

    g. mengusulkan calon pemenang/calon pelaksana;

    h. membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaankepada Pejabat Pembuat Komitmen;

    i. menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaanpengadaan barang/jasa dimulai.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    23/87

    23

    Bagian KesepuluhTugas dan Tanggungjawab Pelaksana Pengawasan Teknis

    Pasal 16

    (1) Pelaksana Pengawasan Teknis bertugas membantu PejabatPembuat Komitmen dalam hal :

    a. mengawasi pelaksanaan pekerjaan;

    b. memverifikasi perhitungan kuantitas dan kualitas pekerjaansesuai spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam kontrak.

    (2) Pelaksana Pengawasan Teknis sebagaimana dimaksud padaayat (1), harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    a. memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawabdalam melaksanakan tugas;

    b. memahami jenis dan spesifikasi pekerjaan yang menjaditugas Pelaksana Pengawasan Teknis yang bersangkutan;

    c. memiliki sertifikat keahlian dan/atau keterampilanpengawasan teknis khusus untuk jasa pemborongan dan

     jasa konsultansi pekerjaan konstruksi yang dikeluarkanoleh :

    1. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi ataulembaga lain yang telah diakreditasi oleh Lembaga

    Pengembangan Jasa Konstruksi bagi pegawai dilingkungan pemerintah daerah yang melaksanakanpengawasan teknis di bidang jasapemborongan/konstruksi.

    2. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi ataulembaga lain yang telah diakreditasi oleh LembagaPengembangan Jasa Konstruksi bagi tenaga ahli di luarlingkungan pemerintah daerah yang melaksanakanpengawasan teknis pekerjaan di bidang jasapemborongan/konstruksi;

    d. tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yangmengangkat dan menetapkannya sebagai PelaksanaPengawasan Teknis.

    (3) Keanggotaan Pelaksana Pengawasan Teknis berjumlah gasal.

    (4) Dalam rangka efektifitas pelaksanaan pengawasan atau karenaketerbatasan personil yang memiliki keterampilan pengawasanuntuk paket pekerjaan jasa pemborongan, PelaksanaPengawasan Teknis dapat digantikan oleh KonsultanPengawas.

    (5) Untuk mendapatkan kepastian pemenuhan spesifikasi teknisatas pekerjaan pemasokan barang yang sifatnyarumit/kompleks, maka pelaksana pengawas teknis dapatdigantikan oleh konsultan appraisal/surveyor.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    24/87

    24

    (6) Untuk pekerjaan jasa pemborongan yang hasilnyadimanfaatkan oleh SKPD lainnya, maka pelaksanaanpengawasan teknis dapat dilakukan oleh SKPD pelaksana danSKPD pemanfaat.

    (7) Untuk pekerjaan jasa pemborongan, maka PelaksanaPengawasan Teknis wajib memberikan laporan kemajuanpelaksanaan pekerjaan secara periodik dalam mingguan danbulanan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

    Bagian KesebelasTugas dan Tanggungjawab Penyimpan Barang

    Pasal 17

    (1) Penyimpan Barang sebagai pelaksana fungsi pengelola barangpada SKPD harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    a. berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS);

    b. memiliki kompetensi yang cukup di bidang pengurusanbarang yang dibuktikan dengan sertifikat kursus penyimpanbarang;

    c. memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawabdalam melaksanakan tugas.

    (2) Tugas Penyimpan Barang sebagaimana dimaksud padaayat (1), adalah sebagai berikut :

    a. menerima barang daerah baik yang diadakan sendirimaupun yang diterima dari Pengelola Barang ataupenerimaan lainnya yang sah;

    b. menyimpan dan mengamankan barang daerah yangberada dalam tanggungjawabnya;

    c. mengeluarkan dan menyerahkan barang daerah untukdipergunakan sesuai kebutuhan dari gudang, berdasarkan

    surat perintah pengeluaran dan penyerahan barang daerah;d. melaksanakan pengeluaran dan penyerahan barang daerah

    yang dituangkan dalam berita acara penyerahan barang;

    e. menghimpun seluruh tanda bukti dan mecatat secara tertibdan teratur semua penerimaan dan pengeluaran barangdaerah;

    f. menyiapkan usulan penghapusan atas barang daerahselain tanah dan bangunan yang berada dalamtanggungjawabnya;

    g. menyimpan dan mengamankan barang daerah selain tanahdan bangunan yang dalam proses penghapusan;

    h. melaporkan hasil penerimaan dan pengeluaran barangdaerah secara berkala dalam Laporan Barang PenggunaSemesteran (LBPS) dan Laporan Barang PenggunaTahunan (LBPT) kepada atasan langsung;

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    25/87

    25

    i. mencatat dan melaporkan penggunaan barang daerah baikyang digunakan sendiri, yang digunakan oleh KuasaPengguna Barang maupun yang dioperasikan oleh pihaklain;

     j. menginventarisasi jumlah dan kondisi barang daerah yangdalam penguasaannya dan melaporkan kepada atasanlangsung;

    k. melaporkan barang daerah yang hilang, rusak atau sebablain sehingga dapat digunakan kepada atasan langsung.

    (3) Penyimpan barang tidak diperbolehkan merangkap sebagaipersonil pengelola kegiatan yang lain.

    BAB IIIPENGENDALIAN PELAKSANAAN KEGIATAN

    Bagian KesatuPenyusunan Dokumen dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

    Pasal 18

    (1) Berdasarkan DPA, DPPA dan DPA-L SKPD serta LembarRincian Anggaran Kegiatan, Pejabat Pembuat Komitmenmenyusun jadwal pelaksanaan kegiatan pada form

    perencanaan kegiatan tahunan serta menyusun rencanapenggunaan anggaran kas.

    (2) DPA, DPPA, dan DPA-L SKPD sebagaimana dimaksud padaayat (1) merupakan dokumen cetak sistem aplikasi keuangandaerah yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaranoleh PA atau KPA pada Sekretariat Daerah.

    (3) Sistem aplikasi keuangan daerah sebagaimana dimaksud padaayat (2) yang digunakan untuk mencetak DPA dan DPPAbelanja langsung SKPD/Unit Kerja menggunakan database dari

    sistem aplikasi e-budgeting.

    (4) Form perencanaan kegiatan tahunan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) merupakan salah satu acuan bagi PejabatPembuat Komitmen dan PPTK dalam menjalankan kegiatanyang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

    (5) Dalam menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan dan rencanapenggunaan anggaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat(1), Pejabat Pembuat Komitmen menggunakan aplikasie-Project planning.

    (6) Jadwal Pelaksanaan Kegiatan sebagaimana dimaksud padaayat (4) meliputi :

    a. jadwal mulai dilaksanakannya kegiatan;

    b. metode pelaksanaan kegiatan;

    c. rencana kemajuan fisik kegiatan setiap bulan.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    26/87

    26

    Bagian KeduaSistem Informasi Manajemen Pelaksanaan

    dan Pengendalian Kegiatan

    Pasal 19

    (1) Dalam rangka efektifitas proses pengendalian pelaksanaanpekerjaan pada belanja langsung yang menggunakan sumberdana APBD maka administrasi kegiatan dilakukan denganSistem Informasi Manajemen Pelaksanaan dan PengendalianKegiatan berbasis web.

    (2) Sistem Informasi Manajemen Pelaksanaan dan PengendalianKegiatan berbasis web sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dikoordinasikan oleh Bagian Bina Program denganmenggunakan fasilitas pada aplikasi e-Project Planning,

    e-Delivery, dan e-Controlling.

    (3) Melalui fasilitas pada aplikasi e-Project Planning, PejabatPembuat Komitmen dan PPTK berkewajiban mengisi data-datayang diperlukan terkait pelaksanaan kegiatan termasuk jadwalpelaksanaan pekerjaan, rencana kemajuan pelaksanaanpekerjaan dan pendataan kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

    (4) Melalui fasilitas pada aplikasi e-Delivery, Pejabat PembuatKomitmen berkewajiban mengisi data-data yang diperlukanterkait pelaksanaan kegiatan seperti pembuatan kontrak dari

    paket pekerjaan yang dilelang melalui portal e-Procurement maupun secara penunjukan langsung termasuk mencetakdokumen-dokumen terkait pencairan termin pembayaran.

    (5) Penyedia barang/jasa wajib mengisi data-data yang diperlukanterkait pelaksanaan pekerjaan antara lain pengisian kemajuanfisik pekerjaan melalui fasilitas pada aplikasi e-Delivery, palinglambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan.

    (6) Melalui fasilitas pada aplikasi e-Controlling, PPTK dan/ataukoordinator sekretariat proyek melengkapi data-data kemajuanpelaksanaan pekerjaan di lingkup kegiatan yang menjaditanggung jawabnya.

    (7) Pengisian data-data oleh penyedia barang/jasa melalui fasilitaspada aplikasi e-Delivery sebagaimana dimaksud pada ayat (5),tidak menghapus kewajiban penyedia barang/jasa untukmembuat laporan harian (daily report) dan kewajiban lainnyayang diatur dalam Surat Perintah Kerja (SPK) dan/atau KontrakPengadaan Barang/Jasa (KPBJ) maupun ketentuan dalamperaturan perundang-undangan yang berlaku.

    Bagian KetigaPengendalian administrasi Kegiatan

    Pasal 20

    (1) Pengendalian terhadap belanja yang terkait langsung denganpelaksanaan program/kegiatan dilakukan melalui monitoringkegiatan, yang meliputi :

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    27/87

    27

    a. pembinaan administrasi kegiatan maupun pelaksanaankegiatan;

    b. pembinaan teknis operasional pelaksanaan atas rekeningbelanja dari masing-masing kegiatan;

    c. penyediaan petunjuk teknis operasional pelaksanaanmasing-masing kegiatan.

    (2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandengan tujuan :

    a. melakukan pengawasan terhadap dayaguna dan hasilgunaatas pelaksanaan kegiatan;

    b. mengamati penggunaan sumber dana dan daya olehseluruh kegiatan agar sesuai dengan kebijakan yang

    ditetapkan;c. mengamati agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

    target, tolok ukur, biaya dan jadwal yang direncanakan.

    (3) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandengan cara :a. mengumpulkan bahan berupa laporan periodik;

    b. melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan,pelaksanaan, monitoring dan evaluasi;

    c. mengamati perkembangan pelaksanaan pekerjaan dan

    menguji kebenaran laporan yang telah disampaikan,dengan melakukan kunjungan/peninjauan lapangan secaraperiodik maupun sewaktu-waktu;

    d. melakukan analisis hasil monitoring dan evaluasi ataslaporan dan hasil peninjauan lapangan untuk mengetahuihasil pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan tujuan dansasaran program/kegiatan yang ditetapkan.

    Pasal 21

    Hasil pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20ayat (3) huruf d dengan didukung analisa keuangan daerah yangdilakukan oleh Kepala Badan Pengelolaan Keuangan, digunakansebagai bahan kajian untuk :

    a. penyempurnaan perencanaan pembangunan daerah;

    b. penyusunan rancangan APBD tahun anggaran berikutnyamaupun rencana perubahan APBD tahun anggaran berjalan.

    Pasal 22

    (1) Pengendalian yang dilakukan oleh Badan PerencanaanPembangunan merupakan monitoring dan evaluasi terhadappencapaian indikator sasaran program/kegiatan sesuai denganRPJMD.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    28/87

    28

    (2) Pengendalian yang dilakukan oleh Bagian Bina Program sertaBadan Pengelolaan Keuangan merupakan monitoring danevaluasi laporan administrasi fisik maupun keuangan ataspelaksanaan tugas PA atau KPA pada Sekretariat Daerah.

    (3) Pengendalian oleh Bagian Bina Program sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan atas nama SekretarisDaerah.

    (4) Pengendalian oleh PA atau KPA pada Sekretariat Daerah,merupakan monitoring dan evaluasi laporan operasional danadministrasi fisik maupun keuangan atas pelaksanaantugas-tugas Pejabat Pembuat Komitmen dan/atau PPTK. 

    (5) Pengendalian oleh Pejabat Pembuat Komitmen merupakan

    monitoring dan evaluasi laporan pelaksanaan tugas dari PPTKserta Pelaksana Pengawasan Teknis. 

    (6) Guna acuan pelaksanaan dan untuk menjamin kualitaspekerjaan sebagaimana diperjanjikan dalam kontrak, PejabatPembuat Komitmen sebagaimana dimaksud pada ayat (5)menyiapkan dokumen pengendalian yang meliputi : 

    a. lampiran kontrak yang di dalamnya terdapat penjelasanmengenai spesifikasi teknis/bestek untuk pekerjaanpemborongan/konstruksi atau pemasokan barang dan/atauKAK untuk paket pekerjaan non fisik/konsultan;

    b. soft drawing  hasil pengecekan bersama (mutual check)apabila diperlukan untuk pekerjaanpemborongan/konstruksi;

    c. berita acara keadaan lapangan/serah terima lapanganuntuk pekerjaan pemborongan/konstruksi;

    d. laporan kemajuan fisik pekerjaan pada aplikasi sisteme-Controlling

    Pasal 23

    (1) Dalam rangka menjaga kualitas hasil pekerjaan/kegiatan, makadalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan di bidangkonstruksi harus mengacu pada standar teknis barang/jasapublik.

    (2) Standar teknis barang/jasa publik sebagaimana dimaksud padaayat (1) terdiri dari :

    a. Standar Teknis Geologi Teknik;

    b. Standar Teknis Bangunan Gedung;

    c. Standar Teknis Konstruksi Jalan;

    d. Standar Teknis Saluran dan Fasilitas lain.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    29/87

    29

    (3) Guna efektifitas dan efisiensi rangkaian pengendalian kualitashasil pekerjaan/kegiatan, berbagai pihak yang terkait langsungmaupun tidak langsung dengan proses pelaksanaan kegiatanakan difasilitasi kebutuhan informasi, administrasi dan

    aktifitasnya melalui Sistem Informasi Manajemen RantaiPasokan berdasarkan prinsip Supply Chain Management.

    (4) Ketentuan mengenai standar teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur tersendiri dengan Peraturan Walikota.

    BAB IVPELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA

    Bagian Kesatu

    Prinsip Umum Pengadaan Barang/Jasa

    Pasal 24

    (1) Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaanbarang/jasa harus mematuhi etika sebagai berikut :

    a. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasatanggungjawab untuk mencapai sasaran kelancaran danketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa;

    b. bekerja secara profesional dan  mandiri atas dasarkejujuran, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaanbarang dan jasa yang seharusnya dirahasiakan untukmencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaanbarang/jasa;

    c. tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidaklangsung untuk mencegah dan menghindari terjadinyapersaingan tidak sehat;

    d. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangankepentingan para pihak yang terkait, langsung maupuntidak langsung dalam proses pengadaan barang/jasa(conflict of interest);

    e. menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dankebocoran keuangan negara dalam pengadaanbarang/jasa;

    f. menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenangdan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi,golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidaklangsung merugikan negara;

    g. tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikanuntuk memberi atau menerima hadiah, imbalan berupa apasaja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapatdiduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa.

    (2) Kepala Badan Pengawas melakukan pemeriksaan kepadapegawai yang tidak memenuhi etika sebagaimana dimaksudpada ayat (1).

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    30/87

    30

    Pasal 25

    Guna mendapatkan hasil pelaksanaan pengadaan barang/jasayang mencerminkan persaingan sehat dan profesional dalam

    pemilihan penyedia barang/jasa, harus dipenuhi beberapa hal yangmeliputi :

    a. kesesuaian bidang/sub bidang, keseimbangan antarakemampuan dan beban kerja serta kinerja penyediabarang/jasa;

    b. khusus jasa konstruksi harus memiliki izin usaha di bidang jasakonstruksi dan memiliki sertifikat keahlian/sertikat keterampilanuntuk tenaga ahli yang dimiliki;

    c. bagi badan usaha yang dimiliki oleh satu atau kelompok orangyang sama atau berada pada kepengurusan yang sama

    dilarang mengikuti pelelangan untuk satu paket pekerjaansecara bersamaan.

    Bagian KeduaPengadaan barang/jasa yang di laksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa

    melalui pelelangan/seleksi umum, pelelangan/seleksi terbatas,dan pemilihan/seleksi langsung secara elektronik

    Paragraf 1Persyaratan Penyedia Barang/Jasa

    Pasal 26

    (1) Persyaratan penyedia barang/jasa dalam pelaksanaanpengadaan adalah sebagai berikut:

    a. memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untukmenjalankan usaha/kegiatan sebagai penyediabarang/jasa;

    b. memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis danmanajerial untuk menyediakan barang/jasa sesuai

    persyaratan yang ditetapkan dalam dokumen pemilihanpenyedia barang/jasa;

    c. memiliki surat izin usaha pada bidang usaha yangdikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang yangmasih berlaku, seperti SIUP untuk jasa perdagangan, IUJKuntuk jasa konstruksi, dan sebagainya;

    d. secara hukum mempunyai kapasitas menandatanganikontrak pengadaan;

    e. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatanusahanya tidak sedang dihentikan, dan/atau direksi yangbertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedangdalam menjalani sanksi pidana;

    f. sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajibanperpajakan tahun terakhir, dibuktikan dengan melampirkanfotokopi bukti tanda terima penyampaian Surat PajakTahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir,dan fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29;

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    31/87

    31

    g. dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir pernahmemperoleh pekerjaan menyediakan barang/jasa baik dilingkungan pemerintah maupun swasta termasukpengalaman subkontrak, kecuali penyedia barang/jasa

    yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;h. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, dan

    fasilitas lain yang diperlukan dalam pengadaan barang/jasa;

    i. tidak masuk dalam daftar hitam;

     j. memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkaudengan pos;

    k. khusus untuk penyedia barang/jasa orang perseoranganpersyaratannya sebagaimana dimaksud pada huruf a, hurufb, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf h, huruf i, danhuruf j;

    l. menandatangani pakta integritas sebelum pembukaandokumen penawaran dimulai.

    (2) Tenaga ahli yang akan ditugaskan dalam melaksanakanpekerjaan jasa konsultansi harus memenuhi persyaratansebagai berikut:

    a. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan buktipenyelesaian kewajiban pajak;

    b. lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi

    swasta yang telah diakreditasi oleh instansi yangberwenang atau yang lulus ujian negara, atau perguruantinggi luar negeri yang ijazahnya telah disahkan/diakui olehinstansi pemerintah yang berwenang di bidang pendidikantinggi;

    c. mempunyai pengalaman di bidang pekerjaan yangdipersyaratkan.

    (3) Pegawai negeri, pegawai BI, pegawai BHMN/BUMN/BUMDdilarang menjadi penyedia barang/jasa, kecuali yangbersangkutan mengambil cuti di luar tanggungan negara/BI/BHMN/BUMN/ BUMD.

    (4) Penyedia barang/jasa yang keikutsertaannya menimbulkanpertentangan kepentingan dilarang menjadi penyediabarang/jasa. 

    (5) Pemilihan penyedia barang/jasa melalui e-Procurement selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud padaayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4), juga harus memenuhipersyaratan sebagai berikut : 

    a. terdaftar pada portal e-Procurement ;

    b. melengkapi informasi yang diminta oleh portale-Procurement  pada saat registrasi sesuai dengandokumen kualifikasi manual yang dimiliki;

    c. membuat Infrastruktur Kunci Publik (IKP) guna memperolehkunci publik dan kunci privat untuk tandatangan digitalmelalui portal jasa layanan Certification Authority  (CA)sebagai media keamanan dalam melakukan penawaran;

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    32/87

    32

    d. mampu mengakses penyelenggaraan sistem pelayanan,baik dengan infrastruktur sendiri atau infrastruktur publik.

    (6) Terpenuhinya persyaratan penyedia barang/jasa dinilai melalui

    proses prakualifikasi atau pascakualifikasi oleh panitia/pejabatpengadaan/Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit). 

    (7) Penyedia barang/jasa tidak dapat melakukan penawaran dalamhal Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) dan Sisa KemampuanProyek (SKP) yang dimiliki oleh penyedia barang/jasa dimaksudtelah habis. 

    Paragraf 2Prakualifikasi dan Pascakualifikasi

     Al inea 1Prinsip-prins ip Prakualifikasi dan Pascakualifikasi

    Pasal 27

    (1) Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dankemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentulainnya dari penyedia barang/jasa sebelum memasukkanpenawaran.

    (2) Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dankemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentulainnya dari penyedia barang/jasa setelah memasukkanpenawaran.

    (3) Prakualifikasi dan pascakualifikasi pada prosespelelangan/seleksi umum, pelelangan/seleksi terbatas.Pemilihan/seleksi langsung dilakukan dengan menggunakansistem e-Procurement.

    (4) Prakualifikasi wajib dilaksanakan untuk pengadaan barang/jasapemborongan/jasa lainnya yang menggunakan metodapenunjukan langsung untuk pekerjaan kompleks, pelelanganterbatas dan pemilihan langsung.

    (5) Pada pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa melaluiportal e-Procurement, Pejabat Pembuat Komitmen dan UnitLayanan Pengadaan (Procurement Unit) tidak meminta seluruhdokumen kualifikasi yang dipersyaratkan, melainkan cukupdengan mendasarkan pada formulir isian kualifikasi penyediabarang/jasa yang telah diserahkan oleh penyedia barang/jasa.

    (6) Formulir isian kualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)dicetak dari portal e-Procurement  dan wajib ditandatanganidengan dibubuhi meterai secukupnya sebelum diserahkankepada Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit).

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    33/87

    33

    (7) Apabila ditemukan penipuan/pemalsuan/kesalahan pemasukandata atas informasi yang disampaikan di dalam isian kualifikasisebagaimana dimaksud pada ayat (5), penyedia barang/jasadikenakan sanksi pembatalan sebagai calon pemenang,

    dimasukkan dalam daftar hitam selama 2 (dua) tahun sertadapat dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

     Al inea 2Proses Prakualifikasi dan Pascakualifikasi 

    Pasal 28

    (1) Untuk mengurangi kemungkinan faktor kesalahan dan campur

    tangan pihak-pihak yang menyalahi ketentuan sertamewujudkan transparansi dan kemudahan bagi penyediabarang/jasa dalam mengikuti proses prakualifikasi ataupascakualifikasi, maka isian dokumen kualifikasi danpenawaran dilakukan melalui portal e-Procurement.

    (2) Pada pelaksanaan proses prakualifikasi dan pascakualifikasidengan portal e-Procurement, dokumen yang memerlukantanda tangan asli dan/atau bermeterai wajib berasal dari hasilcetak portal e-procurement  dan diserahkan kepada UnitLayanan Pengadaan (Procurement Unit) paket pekerjaan

    dimaksud dalam bentuk cetak (hard copy).

    (3) Proses prakualifikasi secara umum meliputi pengumumanprakualifikasi, pemasukan dokumen prakualifikasi, evaluasidokumen prakualifikasi, penetapan calon peserta pengadaanyang lulus prakualifikasi, dan pengumuman hasil prakualifikasi.

    (4) Proses pascakualifikasi secara umum meliputi pemasukan isiandokumen kualifikasi bersamaan dengan pemasukan dokumenpenawaran cetak (hard copy) dan penawaran secara elektronik(soft copy) dan terhadap peserta yang diusulkan untuk menjadipemenang serta cadangan pemenang dievaluasi dokumenkualifikasinya melalui sistem e-procurement.

    Paragraf 3Prinsip Penetapan Sistem Pengadaan 

    Pasal 29

    (1) Pejabat Pembuat Komitmen bersama Unit Layanan Pengadaan(Procurement Unit) dalam menentukan sistem pengadaan yangmeliputi metoda pemilihan penyedia barang/jasa, metodapenyampaian dokumen penawaran, metoda evaluasipenawaran, dan jenis kontrak, perlu mempertimbangkan jenis,sifat, dan nilai barang/jasa serta kondisi lokasi, kepentinganmasyarakat, dan jumlah penyedia barang/jasa yang ada, danselanjutnya dimasukkan ke portal e-Procurement.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    34/87

    34

    (2) Dalam menyusun rencana dan penentuan paket pengadaan,Pejabat Pembuat Komitmen bersama dengan Unit LayananPengadaan (Procurement Unit), wajib memaksimalkanpenggunaan produksi dalam negeri dan perluasan kesempatan

    bagi usaha kecil, koperasi kecil, dan masyarakat.

    (3) Pejabat Pembuat Komitmen dalam menyusun rencana danpenentuan paket pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dilakukan berdasarkan prinsip efisiensi, persaingan sehat,kesatuan sistem, kualitas, dan kemampuan teknis usaha kecil.

    (4) Kesepakatan antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan UnitLayanan Pengadaan dalam menetapkan sistem pengadaansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Berita

     Acara Penetapan sistem pengadaan yang merupakan hasil

    cetak dari portal e-procurement.

    Paragraf 4Metoda Pemil ihan, Metoda Penyampaian Dokumen, dan Metoda

    Evaluasi Penawaran Penyedia Barang/Jasa Pemborongan/Jasa Lainnya

    Pasal 30

    (1) Dalam pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasalainnya, pada prinsipnya dilakukan melalui metode pelelangan

    umum melalui portal e-Procurement.

    (2) Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyediabarang/jasa yang dilakukan secara terbuka denganpengumuman secara luas sekurang-kurangnya di satu suratkabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi serta melaluiportal e-Procurement.

    (3) Dalam hal jumlah penyedia barang/jasa yang mampumelaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yangkompleks, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapatdilakukan dengan metode pelelangan terbatas dan diumumkansecara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasionaldan/atau satu surat kabar provinsi serta melalui portale-Procurement  dengan mencantumkan penyedia barang/jasayang mampu, guna memberi kesempatan kepada penyediabarang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi.

    (4) Dalam hal metode pelelangan umum atau pelelangan terbatasdinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihanpenyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metodepemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yangdilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknyapenawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran daripenyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi sertadilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harusdiumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untukpenerangan umum dan melalui portal e-Procurement.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    35/87

    35

    Pasal 31

    Pengumuman pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnyadengan metode pelelangan umum dan metode pelelangan terbatas

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 wajib dilakukan denganketentuan sebagai berikut :

    a. untuk pengadaan dengan metode pelelangan umum yangbernilai sampai dengan Rp.1.000.000.000,00 (satu miliarrupiah) diumumkan sekurang-kurangnya pada :

    1. portal e-Procurement;

    2. satu surat kabar provinsi;

    3. satu surat kabar nasional, dalam hal jumlah penyediabarang/jasa yang mampu melaksanakan kegiatan tersebutyang berdomisili di provinsi kurang dari 3 (tiga) penyediabarang/jasa.

    b. untuk pengadaan dengan metode pelelangan umum/terbatasyang bernilai di atas Rp.l.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)diumumkan sekurang-kurangnya di portal e-Procurement, satusurat kabar nasional dan satu surat kabar provinsi. 

    Pasal 32

    (1) Dokumen penawaran dalam Pelaksanaan Proses Pemilihan

    Penyedia Barang/Jasa Pemborongan/Jasa Lainnya dengansistem e-Procurement terdiri dari:

    a. penawaran harga melalui portal e-Procurement; dan

    b. penawaran harga dalam bentuk cetak (hard copy).

    (2) Penawaran harga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh penyedia barang/jasa paling lambat 1 (satu) jamsebelum pembukaan sampul penawaran.

    (3) Pada sampul penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b penyedia barang/jasa wajib melampiri:

    a. Formulir Isian Penilaian Kualifikasi (FIPK);

    b. Surat Pernyataan Minat untuk mengikuti pengadaanbarang/jasa;

    c. Surat Pernyataan Mengikuti Proses Lelang Sampai Akhir;dan

    d. Surat Penawaran Harga (SPH) yang ditandatangani dengandibubuhi meterai secukupnya serta diberi tanggal.

    (4) Lampiran sampul penawaran sebagimana dimaksud pada ayat

    (3) merupakan hasil cetak dari portal e-Procurement.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    36/87

    36

    (5) Dalam dokumen lelang pada proses pemilihan penyediabarang/jasa pemborongan/jasa lainnya dengan sisteme-procurement dicantumkan salah 1 (satu) dari 3 (tiga) metodapenyampaian dokumen penawaran berdasarkan jenis

    barang/jasa yang akan diadakan yaitu :a. metoda satu sampul;

    b. metoda dua sampul;

    c. metoda dua tahap.

    (6) Pemilihan metoda penyampaian dokumen penawaran danpencantumannya pada dokumen lelang sebagaimana dimaksudpada ayat (5) dilakukan oleh Unit Layanan Pengadaan(Procurement Unit) dengan cara melakukan upload  dokumenlelang dimaksud pada portal e-Procurement.

    (7) Metoda satu sampul yaitu penyampaian dokumen penawaranyang terdiri dari pemenuhan persyaratan administrasi, teknis,penawaran harga dan data kualifikasi dimasukkan ke dalam 1(satu) sampul tertutup dan sampul digital yang disampaikankepada Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit).

    (8) Metoda dua sampul yaitu penyampaian penawaran yang terdiridari pemenuhan persyaratan administrasi, teknis dan datakualifikasi dimasukkan ke dalam sampul tertutup I dan sampuldigital I, sedangkan harga penawaran dimasukkan ke dalam

    sampul tertutup II dan sampul digital II, selanjutnya keduasampul dimasukkan kedalam sampul penutup dan disampaikankepada Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit).

    (9) Metoda dua tahap adalah penyampaian dokumen penawaranyang terdiri dari pemenuhan persyaratan administrasi, teknisdan data kualifikasi dimasukkan ke dalam sampul tertutup I dansampul digital I, sedangkan harga penawaran dimasukkan kedalam sampul tertutup II dan sampul digital II, yangpenyampaiannya dilakukan dalam 2 (dua) tahap secaraterpisah dan dalam waktu yang berbeda.

    (10) Tidak dipenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1), penyedia barang/jasa dianggap tidak melakukanpenawaran dan Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit)memasukkan penyedia barang/jasa dimaksud ke dalam daftarpenyedia barang/jasa beretika buruk yang ditampilkan padaportal e-procurement selama kurun waktu tertentu.

    Pasal 33

    (1) Dalam dokumen lelang pada proses pemilihan penyediabarang/jasa pemborongan/jasa lainnya dengan sisteme-procurement dicantumkan salah 1 (satu) dari 3 (tiga) metodaevaluasi penawaran berdasarkan jenis barang/jasa yang akandiadakan, yang meliputi :

    a. sistem gugur;

    b. sistem nilai;

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    37/87

    37

    c. sistem penilaian biaya selama umur ekonomis.

    (2) Sistem gugur adalah evaluasi penilaian penawaran dengancara memeriksa dan membandingkan dokumen penawaran

    terhadap pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalamdokumen pemilihan penyedia barang/jasa dengan urutanproses evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi,persyaratan teknis dan kewajaran harga, melalui portale-procurement.

    (3) Terhadap penyedia barang/jasa yang tidak lulus penilaianpada setiap tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)maka penyedia barang/jasa dinyatakan gugur.

    (4) Sistem nilai adalah evaluasi penilaian penawaran dengan cara

    memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilaiberdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalamdokumen pemilihan penyedia barang/jasa sertapelaksanaannya.

    (5) Dalam rangka memberikan nilai angka tertentu sebagaimanadimaksud pada ayat (4), Unit Layanan Pengadaan(Procurement Unit) melakukan input nilai angka dimaksud padaportal e-procurement  untuk dilakukan penghitungan danpembandingan secara otomatis oleh sistem e-Procurement.

    (6) Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis adalah evaluasipenilaian penawaran dengan cara memberikan nilai padaunsur-unsur teknis dan harga yang dinilai menurut umurekonomis barang yang ditawarkan berdasarkan kriteriadan nilai yang ditetapkan dalam dokumen pemilihanpenyedia barang/jasa melalui portal e-procurement, kemudiannilai unsur-unsur tersebut dikonversikan ke dalam satuan matauang tertentu, dan dibandingkan dengan jumlah nilai darisetiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya.

    (7) Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, Unit LayananPengadaan (Procurement Unit)  tidak diperkenankanmengubah, menambah, dan mengurangi kriteria dan tatacaraevaluasi tersebut dengan alasan apapun dan/atau melakukantindakan lain yang bersifat post bidding.

    Pasal 34

    Prosedur pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasalainnya dengan sistem e-Procurement meliputi :

    a. Prosedur pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa

    lainnya dengan metoda pelelangan umum meliputi:1. dengan prakualifikasi:

    a) pengumuman prakualifikasi melalui portale-procurement;

    b) pengambilan dokumen prakualifikasi e-procurement;

    c) pemasukan dokumen prakualifikasi e-procurement;

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    38/87

    38

    d) evaluasi dokumen prakualifikasi melalui portale-procurement;

    e) penetapan hasil prakualifikasi melalui portale-procurement;

    f) pengumuman hasil prakualifikasi melalui portale-procurement;

    g) masa sanggah prakualifikasi;

    h) pengambilan dokumen lelang umum melalui portale-procurement;

    i) penjelasan melalui portal e-procurement  dan secaratatap muka;

     j) penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelangdan perubahannya melalui portal e-procurement;

    k) pemasukan penawaran melalui portal e-procurement dan penawaran cetak (hard copy);

    l) pembukaan penawaran melalui portal e-procurement dan secara tatap muka;

    m) evaluasi penawaran melalui portal e-procurement;

    n) penetapan pemenang melalui portal e-procurement;

    o) pengumuman pemenang melalui portal e-procurement;

    p) masa sanggah;

    q) penunjukan pemenang;

    r) pencetakan kontrak melalui e-Delivery  yang dilanjutkandengan penandatanganan kontrak;

    2. dengan pasca kualifikasi:

    a) pengumuman pelelangan umum melalui portale-procurement;

    b) pendaftaran untuk mengikuti pelelangan melalui portale-procurement;

    c) pengambilan dokumen lelang umum melalui portal

    e-procurement;

    d) penjelasan melalui portal e-procurement  dan secaratatap muka;

    e) penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelangdan perubahannya melalui portal e-procurement;

    f) pemasukan penawaran melalui portal e-procurement dan penawaran cetak (hard copy);

    g) pembukaan penawaran melalui portal e-procurement dan secara tatap muka;

    h) evaluasi penawaran termasuk evaluasi kualifikasimelalui portal e-procurement;

    i) penetapan pemenang melalui portal e-procurement;

     j) pengumuman pemenang melalui portal e-procurement;

    k) masa sanggah;

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    39/87

    39

    l) penunjukan pemenang;

    m) pencetakan kontrak melalui e-Delivery  yang dilanjutkandengan penandatanganan kontrak.

    b. Prosedur pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan /jasalainnya dengan metoda pelelangan terbatas meliputi :

    1. pemberitahuan dan konfirmasi kepada peserta terpilihmelalui portal e-procurement;

    2. pengumuman pelelangan terbatas melalui portale-procurement;

    3. pengambilan dokumen prakualifikasi melalui portale-procurement;

    4. pemasukan dokumen prakualifikasi melalui portale-procurement;

    5. evaluasi dokumen prakualifikasi melalui portale-procurement;

    6. penetapan hasil prakualifikasi melalui portale-procurement;

    7. pengumuman hasil prakualifikasi melalui portale-procurement;

    8. masa sanggah prakualifikasi;

    9. penjelasan pekerjaan melalui portal e-procurement  dansecara tatap muka;

    10. penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang danperubahannya melalui portal e-procurement;

    11. pemasukan penawaran melalui portal e-procurement  danpenawaran cetak (hard copy);

    12. pembukaan penawaran melalui portal e-procurement  dansecara tatap muka;

    13. evaluasi penawaran melalui portal e-procurement;

    14. penetapan pemenang melalui portal e-procurement;

    15. pengumuman pemenang melalui portal e-procurement;16. masa sanggah;

    17. penunjukan pemenang;

    18. pencetakan kontrak melalui e-Delivery  yang dilanjutkandengan penandatanganan kontrak.

    c. Prosedur pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan /jasalainnya dengan metoda pemilihan langsung meliputi :

    1. pengumuman pemilihan langsung melalui portale-procurement;

    2. pengambilan dokumen prakualifikasi melalui portale-procurement;

    3. pemasukan dokumen prakualifikasi melalui portale-procurement;

    4. evaluasi dokumen prakualifikasi melalui portale-procurement;

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    40/87

    40

    5. penetapan hasil prakualifikasi melalui portale-procurement;

    6. pengumuman hasil prakualifikasi melalui portale-procurement;

    7. masa sanggah prakualifikasi;

    8. penjelasan pekerjaan melalui portal e-procurement  dansecara tatap muka;

    9. penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang danperubahannya melalui portal e-procurement;

    10. pemasukan penawaran melalui portal e-procurement  danpenawaran cetak (hard copy);

    11. pembukaan penawaran melalui portal e-procurement  dansecara tatap muka;

    12. evaluasi penawaran melalui portal e-procurement;

    13. negosiasi teknis dan biaya melalui portale-procurement;

    14. penetapan pemenang melalui portal e-procurement;

    15. pengumuman pemenang melalui portal e-procurement;

    16. masa sanggah;

    17. penunjukan pemenang;

    18. pencetakan kontrak melalui e-Delivery  yang dilanjutkan

    dengan penandatanganan kontrak.

    Paragraf 5Metoda Pemil ihan, Metoda Penyampaian Dokumen,dan Metoda Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi

    Pasal 35

    (1) Pemilihan penyedia jasa konsultansi pada prinsipnya harusdilakukan melalui seleksi umum, dan dalam keadaan tertentupemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dilakukan melalui

    seleksi terbatas atau seleksi langsung.

    (2) Seleksi umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan metode pemilihan penyedia jasa konsultansi yangdaftar pendek pesertanya dipilih melalui proses prakualifikasidengan sistem e-procurement yang diumumkan secara luassekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satusurat kabar provinsi serta melalui portal e-Procurement.

    (3) Seleksi terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan metode pemilihan penyedia jasa konsultansi untukpekerjaan yang kompleks dan diyakini jumlah penyedia jasa

    yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut jumlahnyaterbatas, dan diumumkan secara luas sekurang-kurangnya disatu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsiserta melalui portal e-Procurement  dengan mencantumkanpenyedia jasa yang mampu guna memberi kesempatan kepadapenyedia jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi.

  • 8/18/2019 Perwali Pengadaan Barang Jasa

    41/87

    41

    (4) Dalam hal metode seleksi umum atau seleksi terbatas dinilaitidak efisien dari segi biaya seleksi, maka pemilihan penyedia

     jasa konsultansi dapat dilakukan dengan seleksi langsung, yaitumetode pemilihan penyedia jasa konsultansi yang daftar

    pendek pesertanya ditentukan melalui proses prakualifikasidengan sistem e-procurement yang diumumkan secara luassekurang-kurangnya di papan pengumuman resmi untukpenerangan umum serta melalui portal e-Procurement dandiupayakan diumumkan di website pengadaan nasional.

    Pasal 36

    (1) Untuk pengadaan jasa konsultansi dengan metode seleksiumum/seleksi terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35

    ayat (2) dan ayat (3) dengan nilai di atasRp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) wajib diumumkansekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan satu suratkabar provinsi, serta melalui portal e-Procurement.

    (2) Untuk pengadaan jasa konsultansi dengan metode seleksiumum sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (2) yangbernilai sampai dengan Rp. 200.000.000,- (dua ratus jutarupiah), wajib diumumkan sekurang-kurangnya di satu suratkabar provinsi serta melalui portal e-Procurement  atausekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dalam hal

    untuk kegiatan dimaksud tidak dapat dipenuhi oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) penyedia jasa konsultansi.

    Pasal 37

    Metode penyampaian dokumen penawaran pada proses pemilihanpenyedia jasa konsultansi mengikuti ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 32.

    Pasal 38

    (1) Dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi melalui sisteme-procurement pada aplikasi sistem e-selection  dapat dipilihsalah 1 (satu) dari 5 (lima) metoda evaluasi penawaranberdasarkan jenis jasa konsultansi yang akan diadakandengan mencantumkan metode evaluasi penawaran dimaksudpada dokumen seleksi.

    (2) Jenis metode evaluasi penawaran sebagaimana