reaksi pembentukan asam laktat dari hetero dan homo

13

Click here to load reader

Upload: denmaskoko-heru

Post on 27-Sep-2015

173 views

Category:

Documents


115 download

TRANSCRIPT

  • 1

    1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pengawetan bahan makanan bermula dari penggunaan garam, asap, asam dan proses

    fermentasi, untuk mengawetkan makanan. Seiring dengan berkembangnya teknologi di

    bidang pangan, dikembangkan substansi antimikroba yang bertujuan menghambat

    pertumbuhan mikroorganisme patogen pada bahan makanan.Penggunaan substansi

    antimikroba yang tepat dapat memperpanjang umur simpan dan menjamin keamanan

    makanan (Indriyati, 2010).

    Salah satu substansi antimikroba yang dapat digunakan adalah bakteri asam laktat (BAL)

    yang telah digunakan di banyak negara, sebagai pengawet makanan dan senyawa

    antimikroba alami (Suardana et al., 2007), karena dapat mengambat bakteri pembusuk dan

    bakteri patogen (Djafaar, 1996 dalam Sarkono et al., 2006).Bakteri asam laktat dapat

    menghasilkan asam-asam organik, diasetil dan hidrogen peroksida sehingga mempunyai

    aktivitas antimikroba.

    Antimikroba primer yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat ialah asam laktat dan efek

    penurunan pH, sedangkan senyawa lainnya yaitu hidrogen, karbon dioksida, diasetil dan

    bakteriosin.Semua senyawa ini bersifat antagonis terhadap beberapa bakteri perusak dan

    patogen dalam makanan (Erdogrul & Erbilir, 2006).Antimikroba yang dihasilkan oleh

    bakteri asam laktat dapat menghambat dan menginaktivasi mikroorganisme pembusuk dan

    mikroorganisme patogen (Tadesse et al., 2005).

    Bakteri asam laktat sering ditemukan secara alami pada bahan makanan, contohnya pada

    susu, daging, buah-buahan, sayur-sayuran dan pada makanan hasil fermentasi. Pada proses

    fermentasi secara spontan BAL sering kali ditemukan sebagai bakteri dominan yang

    ditemukan sebagai mikrobia dominan yang dapat menghambat bakteri pembusuk dan

    patogen (Djafaar, 1996 dalam Sarkono et al., 2006).

  • 2

    Salah satu substrat bakteri asam laktat adalah sayur asin, yang merupakan salah satu bentuk

    awetan sayur sawi, yang dibuat dari tanaman sawi pahit/sawi asin/sawi hijau yang

    direndam dalam larutan air kelapa.Pada penelitian ini digunakan sayur asin dari sawi pahit.

    Proses fermentasi berlangsung secara spontan/tanpa ada penambahan inokulum BAL.

    Fermentasi sayuran memiliki beberapa kelebihan, baik dari segi kesehatan, sosial dan

    ekonomi, antara lain mengawetkan bahan pangan, hemat energi, menghilangkan faktor

    anti-nutrisi, misalnya menurunkan kadar sianida pada ketela,dan meningkatkan kandungan

    vitamin, misalnya pada palm wine (makanan khas Afrika Selatan) yang memiliki vitamin

    B12 lebih tinggi dari pada buah kelapa (Battcock & Azam-Ali, 1998).

    Pada proses fermentasi ditambahkan garam untuk membentuk lingkungan yang sesuai bagi

    bakteri asam laktat untuk tumbuh. Konsentrasi garam merupakan salah satu komponen

    yang mendukung berhasilnya proses fermentasi, karena mempengaruhi jenis mikroba yang

    berperan dalam proses fermentasi. Bila konsentrasi garam kurang dari 2,5%, maka bakteri

    proteolitik dapat tumbuh sehingga menyebabkan peruraian protein yang ditandai adanya

    aroma busuk. Sedangkan bila konsentrasi garam lebih dari 10% maka dapat menghambat

    pertumbuhan bakteri asam laktat dan menumbuhkan bakteri halofilik sehingga proses

    fermentasi menjadi gagal (Pradani & Hariastuti, 2009).Pada penambahan kadar garam

    sebanyak 5% bakteri asam laktat akan menghasilkan asam laktat secara optimal (Hadiyanti

    dan Wikandari, 2013).

    1.2 Tinjauan Pustaka

    1.2.1 Bakteri Asam Laktat (BAL) Perkembangan teknologi, mengakibatkan berkembangnya penggunaan mikroba dalam

    dunia pangan. Hal ini dipengaruhi juga oleh mikroba cenderung mudah diperbanyak dan

    dikendalikan, disamping itu substrat sebagai tempat tumbuhnya murah, selain itu bahan-

    bahan pelengkap untuk proses fermentasi mudah didapat dan murah, bahkan dapat

  • 3

    didapatkan dari hasil limbah industri pertanian yang biasanya dibuang (Misgiyarta

    &Widowati, 2002).

    Pada dasarnya bakteri dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu bakteri yang menguntungkan dan

    bakteri yang merugikan. Salah satu golongan bakteri yang menguntungkan adalah bakteri

    asam laktat. Bakteri asam laktat berguna sebagai pengawet makanan yang aman serta dapat

    juga digunakan sebagai antimikroba alami karena dapat mencegah pertumbuhan bakteri

    perusak dan bakteri patogen (Suardana et al., 2007).

    Bakteri asam laktat merupakan bakteri yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba

    lain. Penghambatan pertumbuhan mikroba disebabkan bakteri asam laktat menghasilkan

    lingkungan asam, di mana hampir sebagian besar bakteri patogen dan bakteri perusak (food

    spoilage bacteria) tidak dapat tumbuh di lingkungan asam.Ciri-ciri yang dimiliki bakteri

    asam laktat antara lain: Grampositif, tidak membentuk spora,berbentuk cocciatau basil,

    tidak bergerak (non-motil), menghasilkan asam laktat dari proses pemecahan karbohidrat

    dan tidak mempunyai enzim katalase (Salminen et al., 2004; Rahayu & Margino, 1997).

    Enzim katalase merupakan enzim yang mengkatalisasi penguraian hidrogen peroksida

    menjadi air dan oksigen. Bakteri yang memproduksi enzim katalase akan bertahan hidup

    dalam kondisi aerobik. Bakteri asam laktat hanya membutuhkan sedikit bahkan cenderung

    tidak membutuhkan oksigen dalam proses fermentasi, sehingga bakteri ini tidak

    memproduksi enzim katalase (Battcock & Azam-Ali, 1998).

    Berdasarkan kemampuan menghasilkan asam laktat sebagai produk akhir metabolisme,

    bakteri asam laktat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu bakteri homofermentatif dan

    bakteri heterofermentatif. Bakteri homofermentatif memecah gula menjadi asam laktat,

    sedangkan bakteri heterofermentatif mengubah gula menjadi asam laktat, asam asetat, dan

    etanol (Battcock & Azam-Ali, 1998).

  • 4

    Bakteri homofermentatif dapat memecah glukosa menjadi asam laktat melalui jalur

    Embden-Meyerhorf-Parnas (EMP) atau glikolisis. Enzim yang berperan dalam tahap

    glikolisis adalah enzim aldolase dan heksosa isomerase. Bakteri homofermentatif dapat

    menghasilkan energi sebesar dua kali energi yang dihasilkan oleh bakteri heterofermentatif

    dari sejumlah substrat yang sama (Gambar 1) (Todar, 2008). Bakteri heterofermentatif

    mampu memecah glukosa menjadi asam laktat, asam asetat, asam propionat dan etanol

    melalui jalur oksidatif pentosa fosfat dengan bantuan enzim fosfoketolase. Bakteri

    heterofermentatif tidak mempunyai enzim fruktosadifosfat aldolase, transaldolase dan

    transketolase yang berperan dalam tahap glikolisis (Gambar 2) (Rattanachaikunsopoet al.,

    2010).

  • 5

    Gambar 1. Proses biokimia pembentukan asam laktat pada bakteri homofermentatif.

    GLUCOSE

    Glucose-6-P

    Fructose-6-P

    Fructose-1,6-Di P

    Glyceraldehyde-3-P Dihydroxyactone-P

    aldolase

    1,3-Diphosphoglycerate

    3-Phosphoglycerate

    2-Phosphoglycerate

    Phosphoenolpyruvate

    Pyruvate

    2 LACTATE

    Sumber: Todar (2008)

  • 6

    Gambar 2. Proses biokimia pembentukan asam laktat pada bakteri heterofermentatif.

    GLUCOSE

    Glucose-6-P

    6-Phosphogluconate

    Ribulose-5-phosphate

    Glyceraldehyde-3-P Acetyl-phosphate

    phosphoketolase

    1,3-Diphosphoglycerate

    3-Phosphoglycerate

    2-Phosphoglycerate

    Phosphoenolpyruvate

    Pyruvate

    LACTATE

    Xylulose-5-phosphate

    Acetyl-CoA

    Acetaldehyde

    ETHANOL

    Sumber: Todar (2008)

  • 7

    Bakteri asam laktat akan mengubah karbohidrat menjadi asam laktat dalam kondisi anaerob

    dan proses ini dapat dibagi menjadi tiga tahapan. Pada tahap awal, zat pati dari sumber

    karbohidrat akan dihidrolisa menjadi maltosa oleh enzim dan amylase yang merupakan

    enzim ekstraseluler pada mikroorganisme,kemudian molekul maltosa ini akan dipecah

    menjadi glukosa oleh maltase dan pada tahap terakhir bakteri asam laktat akan mengubah

    glukosa menjadi asam laktat dan sejumlah kecil bahan lain seperti asam asetat, asam

    propionat dan etanol (Rattanachaikunsopoet al., 2010).

    Bakteri asam laktat yang telah diketahui dan memiliki peranan penting dalam industri

    pangan adalah genus Lactobacillus, Leuconostoc, Pediococcus dan Streptococcus.Namun

    berdasarkan pada revisi terbaru, genus yang saat ini termasuk dalam bakteri asam laktat

    meliputi Aeroccous, Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus,

    Leuconostoc, Oenococcus, Pediococcus, Streptococcus, Tertragenococcus atau

    Pediococcus halophilus, Weisella, dan Vaganococcus (Rahayu & Margino, 1997).

    Klasifikasi bakteri asam laktat dapat dilihat dari bentuk morfologi, kemampuan tumbuhnya

    di berbagai temperatur, kemampuan tumbuh pada berbagai konsentrasi garam, serta

    toleransinya terhadap asam atau basa (Salminen et al., 2004).

    a. Genus Lactobacillus Genus Lactobacillus, merupakan jenis bakteri yang berbentuk batang, tidak membentuk

    spora, fakultatif anaerob dan katalase negatif.Lactobacillus dapat ditemukan pada

    tanaman dan sayuran, minuman fermentasi, produk sereal dan pada saluran pencernaan

    manusia dan hewan.Lactobacillus dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok

    homofermentatif atau heterofermentatif (Hutkins, 2006).

    Kelompok Lactobacillus homofermentatif dapat memecah glukosa terutama menjadi

    asam laktat.Kelompok ini mampu tumbuh pada suhu 37oC atau lebih. Spesies dari

    genus Lactobacillus yang tergolong ke dalam kelompok homofermentatif, antara lain:

    L. lactis, L. acidophilus dan L. bulgaricus.Sedangkan kelompok Lactobacillus

    heterofermentatif dapat memecah glukosa menjadi asam laktat, asam asetat, asam

  • 8

    propionat, dan etanol.Gas dan senyawa volatil yang terbentuk dari hasil fermentasi ini

    berperan penting sebagai pembentuk cita rasa pada makanan fermentasi. Spesies dari

    genus Lactobacillus yang tergolong ke dalam kelompok heterofermentatif, antara lain:

    L. brevis dan L. fermentum.L. brevisdapat tahan pada kondisi asam hingga konsentrasi

    2,4% dan suhu optimum pertumbuhannya berkisar pada 30oC (Buchanan dan Gibbons,

    1975 dalam Candra, 2006).

    b. Genus Streptococcus Genus Streptococcus merupakan kelompok bakteri Gram positif, sel berbentuk bulat

    atau cocci, fakultatif anaerob, katalase negatif dan bersifat homofermentatif. Genus

    Streptococcus dibagi menjadi 6kelompokbesar yaitu: Pyogenic Streptococci, Oral

    Streptococci, Enterococci, Lactic Streptococci, Anaerobic Streptococci dan other

    Streptococci. Namun sejak 1984, ada dua revisi terbaru dari genus Streptococcus.

    Pertama yaitu spesies Streptococcus faecalis, Streptococcus faecium, dan Streptococcus

    durans masuk dalam genus Enterococcus. Kemudian pada tahun 1985 spesies

    Streptococcus lactic dan Streptococcus cremoris yang dimasukkan kedalam genus baru

    yaitu Lactococcus(Hutkins, 2006).

    c. Genus Leuconostoc Genus Leuconostocmemiliki perbedaan yang sangat mencolok dibandingkan dengan

    genus Lactobacillus dan Streptococcus karena bersifat heterofermentatif yaitu

    memfermentasi gula menjadi asam laktat, asam asetat, etanol, dan CO2. Karakteristik

    lain genus Leuconostoc adalah Gram positif, tidak membentuk spora, non-motil,

    fakultatif anaerob dan berbentuk bulat dan terkadang terlihat berbentuk batang

    tergantung pada komposisi media dan bentuk media pertumbuhan (cair atau padat)

    (Hutkins, 2006).

  • 9

    d. Genus Pediococcus Genus Pediococcus merupakan kelompok bakteri berbentuk bulat atau cocci dengan

    susunan tetrad, kadang tampak berpasangan namun tidak membentuk rantai seperti

    Lactococci, Streptococci dan Leuconostoc.Pediococcus mirip dengan bakteri asam

    laktat lainnya yaitu bersifat fakultatif anaerob, tumbuh optimal pada suhu 250C-400C,

    tapi beberapa spesies dapat tumbuh pada temperatur di atas 500C, dapat tumbuh pada

    pH 4,2 dan media yang mengandung 6,5% NaCl (Hutkins, 2006).

    Habitat alami Pediococcus terdapat pada tumbuhan, susu, urin hewan dan bir (Hutkins,

    2006).Kisaran suhu pertumbuhannya adalah 7-45oC dengan suhu optimum 25-32oC.

    Beberapa spesies yang cukup terkenal antara lainP. cerevisiae yang sering tumbuh pada

    pikel dan menyebabkan kerusakan pada bir dengan memproduksi diasetil dalam jumlah

    tinggi. Selain itu juga ada P. halophilus merupakan bakteri yang bersifat halofilik dan

    dapat tumbuh baik pada medium dengan konsentrasi NaCl sebanyak 7 %(Rahayu &

    Margino, 1997).

  • 10

    1.2.2 Sawi Pahit dan Sayur Asin Salah satu bahan makanan yang dapat menghasilkan bakteri asam laktat adalah sayur asin.

    Sayur asin merupakan salah satu bentuk awetan sayur sawi, yang dibuat dari tanaman sawi

    pahit/sawiasin/sawi hijau (Brassica juncea (L.) Czernjaew). Sawi pahit (familia

    Brassicaceae)sangat kaya akan vitamin A, vitamin C dan zat besi.Komposisi nutrisi dalam

    100 gram sawi pahit ditampilkan dalam Tabel 1.

    Tabel 1.Komposisi Sawi Pahit (Brassica juncea (L.) Czernjaew) (per 100 g) Komponen Kandungan Kalori 24 kal Air 91,8 g Protein 2,4 g Lemak 0,4 g Karbohidrat total 4,3 g Serat 1 g Abu (ash) 1,1 g Kalsium 160 mg Fosfat 48 mg Besi 2,7 mg Natrium 24 mg Kalium 297 mg -karoten 1825 g Thiamin (vitamin B1) 0,06 mg Riboflavin (vitamin B2) 0,14 mg Niacin (asam nikotinat) 0,8 mg Asam askorbat 73 mg

    Sumber:Duke(1983)

    Kandungan air di dalam 100 gram sawi pahit sebesar91,8 gram (Tabel 1). Hal ini

    menyebabkan sayuran sawi mudah rusak dan sering kali dibuang. Metode fermentasi sawi

    merupakan salah satu metode pengawetan yangpaling umum digunakan untuk mengatasi

    kerusakan sayuran sawi.Fermentasi sawi dikenal juga sebagai fermentasi asam laktat,

    karena selama proses fermentasi bakteri/kultur yang ada menghasilkan asam laktat. Pada

    proses fermentasi sayur asin, tidak perlu ditambahkan inokulum mikroba. Menurut Hansen

  • 11

    dalam Hui et al. (2004), inokulasi mikroba terkadang tidak diperlukan dalam suatu proses

    fermentasi apabila mikroba yang diperlukan sudah ada pada bahan baku. Josephsen &

    Jespersendalam Hui et al. (2004) menambahkan bahwa sebagian besar habitat natural

    bakteri asam laktat, khamir, dan jamur adalah pada sayuran.

    Untuk proses pembuatan sayur asin diperlukan sawi pahit, air kelapa atau air tajin, dan

    garam. Penambahan air kelapa atau air tajin disebabkan kandungan karbohidratdalam sawi

    pahit yang sedikit yaitu hanya sekitar 4,3 gram dalam 100 gram, sehingga perlu

    ditambahkan sumber energi lainyang berasal dari air kelapa maupun air tajin. Komposisi

    nutrisi dalam air kelapa adalah air (95%), karbohidrat (4 %), lemak (0,1 %), kalsium (0,02

    %), fosfat (0,01 %), besi (0,5 %), dan berbagai asam amino, vitamin C, vitamin B kompleks

    dan garam mineral lainnya (Helmi, 2008).

    Pada proses fermentasi dilakukan penambahan garam untuk membentuk tekstur dan

    menyediakan lingkungan hidup bagi bakteri asam laktat. Garam akan mengakibatkan

    tekstur sawi menjadi lunak karena terjadinya pengeluaran cairan dari sawi (peristiwa

    osmosis) (Battcock & Azam-Ali, 1998). Pada umumnya makin tinggi konsentrasi garam

    yang digunakan maka makin lambat proses fermentasi. Pada fermentasi pendek sebaiknya

    digunakan larutan garam 2,5-10% agar laju fermentasi berkisar antara sedang dan cepat.

    Apabila konsentrasi melebihi 20% maka tidak dianjurkan, karena menghasilkan produk

    yang keriput dan menyebabkan bakteri yang tumbuh adalah bakteri halofilik atau bahkan

    fermentasi tidak berlangsung(Pradani & Hariastuti, 2009).

    1.2.3 Senyawa Antimikroba Salah satu sifat penting dari bakteri asam laktat yang sering diaplikasikan dalam pembuatan

    produk pangan adalah kemampuannya untuk memfermentasi gula menjadi asam laktat.

    Produksi asam laktat yang dihasilkan tersebut akan mengakibatkan pertumbuhan mikroba

    lain yang tidak diinginkan dapat terhambat(Salminen et al., 2004).Terhambatnya

    pertumbuhan mikroba lain yang tidak diinginkan tersebut tidak hanya disebabkan oleh

    penurunan pH karena produksi asam, namun juga karena hasil metabolit ekstraseluler.

  • 12

    Produk hasil metabolit ekstraseluler bakteri asam laktat antara lain asam-asam organik

    (asam laktat, asam asetat dan asam format), hidrogen peroksida, diasetil dan bakteriosin

    (Daeschel, 1989 dalam Sarkonoet al., 2006). Kemampuan tersebut menyebabkan bakteri

    asam laktat dapat dikembangkan sebagai agensia pengawet makanan baik sebagai kultur

    starter maupun dalam bentuk metabolit ekstraselulernya seperti bakteriosin (Yang & Ray,

    1993 dalam Sarkono et al., 2006).

    Escherichia colimerupakan salah satu kelompok bakteri patogen yang mampu dihambat

    pertumbuhannya oleh bakteri asam laktat (Sarkono et al., 2006).E. coli merupakan

    mikroorganisme normal yang ada di organ pencernaan manusia dan hewan mamalia

    normal.E. coliyang termasuk dalam keluarga Enterobacteriaceae ini termasuk dalam

    kelompok Gram negatif, tidak membentuk spora dan berbentuk batang.Meskipun

    merupakan flora normal di usus, beberapa jenis E. coli dapat bersifat patogen, yaitu

    serotipe-serotipe yang masuk dalam golongan Enteroroxigenic E. coli (ETEC),

    Enteroinvasive E. coli (EIEC), Enteropathogenic E.coli (EPEC) dan Enterohaemorrhagic

    E. coli (EHEC) (Adams & Moss, 2000).

    Bakteri lain yang digunakan sebagai bakteri patogen uji adalah Staphylococcus aureus.

    Staphylococcus merupakan bakteri penghasil enterotoksin berbentuk bulat yang termasuk

    dalam kelompok Gram positif yang terdapat dalam bentuk tunggal, berpasangan, tetrad,

    atau berkelompok seperti anggur. Kebanyakan galur Staphylococcus aureus bersifat

    patogen. Bakteri ini membutuhkan nitrogen organik (asam amino) utnuk pertumbuhannya

    dan bersifat anaerobik fakultatif.Bakteri ini sering ditemukan di kulit, kelenjar kulit dan

    pada membran mukosa pada hewan dan pada kulit manusia (Adams & Moss, 2000).

  • 13

    1.3 Tujuan Penelitian

    Untuk mengidentifikasi dan mengetahui kemampuan aktivitas antimikroba pada bakteri

    asam laktat yang diisolasi dari sayur asin yang difermentasi dari sawi pahit (Brassica

    juncea (L.) Czernjaew) pada kadar garam 5%.