reagen benedict dan barfoed (amilum)

2
Amilum atau pati adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Amilum merupakan suatu polisakarida yang mengandung amilosa dan amilopektin. Uji identifikasi amilum juga dapat dilakukan dengan menggunakan reagen benedict dan barfoed. Tabung reaksi yang masing-masing berisi benedict dan barfoed ditetesi amilum, dan kemudian tabung reaksi tersebut dipanaskan pada penangas air agar menghasilkan perubahan warna. Dengan menggunakan reagen benedict, tidak dihasilkan perubahan warna dan endapan pada amilum setelah dipanaskan. Hal ini dikarenakan amilum termasuk dalam polisakarida, sehingga tidak memiliki sifat mereduksi karena tidak adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam polisakarida. Hal yang sama juga terjadi pada sampel larutan PGA, Na-CMC, dan agarosa, menunjukkan hasil negatif dengan pengujian benedict. Sedangkan pada sampel glukosa, sukrosa, dan laktosa, dengan pengujian menggunakan benedict, dihasilkan perubahan warna dan terbentuk endapan. Hal ini dikarenakan ketiga sampel memiliki gugus aldehid bebas dalam strukturnya, sehingga menyebabkan ketiga sampel memiliki sifat mereduksi. Ketiga gula tersebut tergolong gula pereduksi, yaitu gula yang memiliki gugus karbonil bebas yang bisa mereduksi ion logam yang memiliki muatan. Uji kualitatif karbohidrat berikutnya yaitu dengan menggunakan reagen Barfoed. Reagen Barfoed bersifat asam lemah dan dapat direduksi oleh monosakarida. Tabung reaksi yang sudah berisi reagen Barfoed dan sampel dipanaskan pada menangas air. Hal ini bertujuan untuk menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida sehingga dapat menghasilkan reaksi positif. Pada pengujian dengan sampel amilum, tidak terjadi perubahan warna atau

Upload: annisa-sri-wandini

Post on 22-Dec-2015

58 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Uji Kualitatif

TRANSCRIPT

Amilum atau pati adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Amilum merupakan suatu polisakarida yang mengandung amilosa dan amilopektin. Uji identifikasi amilum juga dapat dilakukan dengan menggunakan reagen benedict dan barfoed. Tabung reaksi yang masing-masing berisi benedict dan barfoed ditetesi amilum, dan kemudian tabung reaksi tersebut dipanaskan pada penangas air agar menghasilkan perubahan warna.

Dengan menggunakan reagen benedict, tidak dihasilkan perubahan warna dan endapan pada amilum setelah dipanaskan. Hal ini dikarenakan amilum termasuk dalam polisakarida, sehingga tidak memiliki sifat mereduksi karena tidak adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam polisakarida. Hal yang sama juga terjadi pada sampel larutan PGA, Na-CMC, dan agarosa, menunjukkan hasil negatif dengan pengujian benedict.Sedangkan pada sampel glukosa, sukrosa, dan laktosa, dengan pengujian menggunakan benedict, dihasilkan perubahan warna dan terbentuk endapan. Hal ini dikarenakan ketiga sampel memiliki gugus aldehid bebas dalam strukturnya, sehingga menyebabkan ketiga sampel memiliki sifat mereduksi. Ketiga gula tersebut tergolong gula pereduksi, yaitu gula yang memiliki gugus karbonil bebas yang bisa mereduksi ion logam yang memiliki muatan. Uji kualitatif karbohidrat berikutnya yaitu dengan menggunakan reagen Barfoed. Reagen Barfoed bersifat asam lemah dan dapat direduksi oleh monosakarida. Tabung reaksi yang sudah berisi reagen Barfoed dan sampel dipanaskan pada menangas air. Hal ini bertujuan untuk menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida sehingga dapat menghasilkan reaksi positif.Pada pengujian dengan sampel amilum, tidak terjadi perubahan warna atau endapan. Hal ini dikarenakan amilum termasuk kedalam kelompok polisakarida, sehingga proses hidrolisisnya menjadi monosakarida tidak terjadi dan menghasilkan reaksi negatif. Hal yang sama juga terjadi pada sampel laktosa, larutan PGA, Na-CMC, dan agarosa. Tidak terhidrolisisnya sampel menjadi bentuk yang lebih sederhana (monosakarida) menyebabkan sampel bereaksi negatif.Sedangkan pada sampel glukosa dan sukrosa, terjadi reaksi positif dengan menggunakan reagen Barfoed. Hal ini karena glukosa yang merupakan gula monosakarida dan juga termasuk gula pereduksi memiliki gugus aldehid pada strukturnya. Sukrosa yang merupakan diskarida dapat mengalami perubahan warna dengan reagen Barfoed karena diberikan pemanasan yang lebih lama, sehingga disakarida dapat terhidrolisis menjadi monosakarida dan bersifat mereduksi.

Pada reagen Benedict dan Barfoed, waktu pemanasan yang diberikan pada kedua reagen berbeda. Hal ini dikarenakan pada Benedict yang bersifat basa, karbohidrat akan lebih mudah terhidrolisis pada suasana basa. Sehingga waktu pemanasan pada reagen Benedict lebih singkat dibanding pada reagen Barfoed yang bersifat asam.