rangkuman skripsi

19
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS) RANGKUMAN SKRIPSI Oleh : FRIDA KARTIKA NURANI 2007310606 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U R A B A Y A 2011

Upload: nr1998

Post on 20-Oct-2015

88 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Yups

TRANSCRIPT

  • i

    PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI

    INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS

    (IFRS)

    RANGKUMAN SKRIPSI

    Oleh :

    FRIDA KARTIKA NURANI

    2007310606

    SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

    S U R A B A Y A

    2011

  • ii

    PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI

    N a m a : Frida Kartika Nurani

    Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 25 Agustus 1989

    N.I.M : 2007.310.606

    Jurusan : Akuntansi

    Program Pendidikan : Strata 1

    Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

    Judul : Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai

    International Financial Reporting Standards

    (IFRS)

    Disetujui dan diterima baik oleh :

    Dosen Pembimbing,

    Tanggal :..................

    Nanang Shonhadji, S.E.,Ak.,M.Si.

    Ketua Jurusan Akuntansi

    Tanggal :.....................

    (Supriyati, SE., M.Si., Ak)

  • 1

    RANGKUMAN SKRIPSI

    I. Latar Belakang Masalah

    Globalisasi muncul karena adanya beberapa faktor, globalisasi mulai

    tampak di bidang ekonomi ditandai dengan munculnya fenomena krisis nilai tukar

    rupiah di sebagian Negara Asia, termasuk Indonesia pada tahun 1997. Arus

    globalisasi pun semakin berkembang dan saat ini sudah tidak dapat dibendung.

    Seiring dengan meningkatnya globalisasi, maka semakin tidak ada batasan waktu,

    ruang dan tempat antar suatu Negara. Hal ini merupakan kesempatan bagi

    perusahaan-perusahaan untuk berkembang semakin besar. Keberadaan globalisasi

    tidak disia-siakan oleh para pengusaha untuk memperluas daerah pemasarannya

    dan mencari keuntungan yang lebih besar lagi. Kesempatan itu ternyata diiringi

    dengan munculnya suatu kendala, dalam konteks ini adalah perbedaan standar

    akuntansi antar Negara. Standar akuntansi yang diberlakukan pada setiap Negara

    dapat berbeda tergantung pada faktor-faktor lokal yang ada pada Negara tersebut.

    Linda Keslar dalam I Made (2007 : 43) mengatakan, U.S. standards are not only

    too cumbersome and too costly, but downright unfair compared to those their

    foreign competitors have to follow. That is U.S. companies face an uneven playing

    field. Standar akuntansi sangat penting dalam pelaporan keuangan suatu

    perusahaan. Berbedanya aturan akuntansi yang berlaku di banyak Negara tersebut

    berimbas pada keterbandingan laporan keuangan dan memunculkan kebutuhan

    akan sebuah standar yang dapat diterima oleh semua Negara di

    dunia/internasional. IASB (International Accounting Standar Boarddahulu

  • 2

    IASC) sebagai badan akuntansi pembuat standar sektor swasta yang independen

    membuat dan menerbitkan suatu standar global dalam penyajian laporan

    keuangan perusahaan publik, yaitu IFRS (International Financial Reporting

    Standard).

    Saat ini, berdasarkan data dari International Accounting Standard Board

    (IASB), terdapat 102 negara yang telah menerapkan IFRS dalam pelaporan

    keuangan entitas di negaranya dengan keharusan yang berbeda-beda. Sebanyak 23

    negara mengizinkan penggunaan IFRS secara sukarela, 75 negara mewajibkan

    untuk perusahaan domestik secara keseluruhan, dan 4 negara mewajibkan hanya

    untuk perusahaan domestik tertentu. Pada tanggal 23 Desember 2008 yang lalu

    IAI mendeklarasikan rencana Indonesia untuk convergence terhadap International

    Financial Reporting Standards (IFRS) dalam pengaturan standar akuntansi

    keuangan. Dituturkan juga bahwa pengaturan perlakuan akuntansi yang

    konvergen dengan IFRS akan diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan

    entitas yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012.

    Sadar atau tidak, perubahan tata cara pelaporan keuangan dari Generally

    Accepted Accounting Principles (GAAP), PSAK, atau lainnya ke IFRS akan

    berdampak sangat luas. Para akuntan publik, penilai (appraiser), akuntan

    manajemen, regulator dan akuntan pendidik harus memiliki kompetensi baru

    (IFRS) yang sifatnya wajib. Selain berdampak pada sektor ekonomi dan bisnis,

    perubahan ini nantinya juga akan berpengaruh di dunia pendidikan, terutama bagi

    pendidikan tinggi yang memiliki sekolah atau fakultas ekonomi dan bisnis.

    Pembelajaran akuntansi yang ada saat ini harus disesuaikan dengan IFRS sejak

  • 3

    dini, sehingga mahasiswa pada saat bergelut di dunia kerja pada tahun 2012 tidak

    akan mengalami kebingungan. Jika mahasiswa tidak segera meng-update

    pengetahuannya mengenai IFRS, maka akan semakin tertinggal dari dunia bisnis

    yang terus berkembang. Pada saat ini saja, sudah semakin banyak MNC yang

    membuka lowongan dan membutuhkan tenaga akuntansi namun selain meminta

    pelamar memiliki sertifikat Brevet Pajak, para pelamar kebanyakan juga dituntut

    untuk memiliki pemahaman dan penguasaan IFRS. Hal ini merupakan risiko yang

    harus ditanggung akibata adanya proses konvergensi ini. Bagi mahasiswa baik

    yang sudah lulus maupun akan lulus yang selama ini merasa belum pernah

    mendapatkan pengetahuan tentang IFRS, merupakan suatu keharusan untuk terus

    menambah pengetahuan dan kualifikasi tambahan tentang IFRS yang merupakan

    nilai plus bagi mahasiswa akuntansi yang ingin melamar pekerjaan.

    Penelitian tentang persepsi mahasiswa akuntansi mengenai International

    Financial Reporting Standards (IFRS) sebelumnya pernah dilakukan oleh James

    dan Blazczynski (2010) di Amerika Serikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    mahasiswa akuntansi berpendapat bahwa pengetahuan tentang IFRS merupakan

    hal yang penting meskipun saat itu mereka merasa masih belum memahami dan

    memiliki pengetahuan yang cukup mengenai IFRS. Hal ini menunjukkan bahwa

    sebenarnya ada kemauan dalam diri mahasiswa untuk belajar dan memiliki

    pengetahuan serta kompetensi mengenai IFRS. STIE Perbanas Surabaya sebagai

    salah satu perguruan tinggi di bidang ekonomi dan bisnis pun mengajarkan IFRS

    pada perkuliahannya dalam mata kuliah akuntansi internasional. Sebagai calon

    akuntan dimasa depan yang dituntut untuk memiliki kompetensi yang tinggi pada

  • 4

    bidang pekerjaannya, mahasiswa akuntansi tentunya tidak ingin ketinggalan

    dalam arus globalisasi dan selayaknya untuk terus memperdalam ilmunya.

    Pengetahuan dan penerimaan tentang rencana Indonesia untuk mengkonvergensi

    IFRS tentunya ditanggapi berbeda oleh para mahasiswa. Berdasarkan uraian

    tersebut, maka penelitian ini akan mengambil topik PERSEPSI MAHASISWA

    AKUNTANSI MENGENAI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING

    STANDARDS (IFRS).

    II. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

    permasalahan yang akan diambil dalam penelitian ini adalah :

    1. Apakah ada perbedaaan persepsi mengenai pengetahuan dan pentingnya IFRS

    serta penggunaan IFRS dan PSAK antara mahasiswa akuntansi yang belum

    menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan telah menempuh mata

    kuliah akuntansi internasional?

    2. Apakah ada perbedaaan persepsi mengenai peran IFRS dan PSAK di

    Indonesia antara mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah

    akuntansi internasional dan telah menempuh mata kuliah akuntansi

    internasional?

    3. Apakah ada perbedaaan persepsi mengenai konvergensi IFRS di Indonesia

    antara mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah akuntansi

    internasional dan telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional?

  • 5

    III. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah :

    1. Mengetahui perbedaan persepsi mengenai pengetahuan dan pentingnya IFRS

    serta penggunaan IFRS dan PSAK antara mahasiswa akuntansi yang belum

    menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan telah menempuh mata

    kuliah akuntansi internasional.

    2. Mengetahui perbedaan persepsi mengenai peran IFRS dan PSAK di Indonesia

    antara mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah akuntansi

    internasional dan telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional.

    3. Mengetahui perbedaan persepsi mengenai konvergensi IFRS di Indonesia

    antara mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah akuntansi

    internasional dan telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional.

    IV. Manfaat Penelitian

    Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan

    manfaat bagi peneliti, pembaca, dan institusi pendidikan. Manfaat yang

    diharapkan dari penelitian ini adalah :

    1. Bagi peneliti

    a. Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang International Financial

    Reporting Standards (IFRS).

    b. Mendukung penelitian penelitian sebelumnya meskipun dalam skala

    kecil.

  • 6

    2. Bagi pembaca

    Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak lain dalam penelitian

    selanjutnya, memberikan pengetahuan mengenai persepsi mahasiswa

    mengenai International Financial Reporting Standards (IFRS).

    3. Bagi institusi pendidikan

    Diharapkan dapat memberi nilai tambah dalam upaya untuk memberi

    wawasan tentang sejauh mana persepsi mahasiswa mengenai International

    Financial Reporting Standards (IFRS).

    4. Bagi pengembangan keilmuan

    Menambah pembendaharaan keilmuan di bidang International Financial

    Reporting Standards (IFRS)

    V. Metode Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yang

    menggunakan data primer, yang didapatkan melalui proses penyebaran kuesioner.

    Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi di STIE

    Perbanas Surabaya yang diambil menggunakan purposive sampling dengan

    kriteria sebagai berikut :

    a. Masih aktif menjadi mahasiswa atau mahasiswi di STIE Perbanas Surabaya.

    b. Mahasiswa atau mahasiswi akuntansi program strata satu

    c. Mahasiswa atau mahasiswi yang belum menempuh mata kuliah Akuntansi

    Internasional dan telah menempuh mata kuliah Akuntansi Internasional

  • 7

    VI. Pembahasan

    Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan persepsi mengenai

    International Financial Reporting Standards (IFRS) antara mahasiswa yang

    belum dan telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional. Berdasarkan

    analisis deskriptif pada kuesioner bagian I, mayoritas mahasiswa baik yang belum

    menempuh maupun yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional

    ternyata mengetahui standar akuntansi yang dipergunakan atau dipakai di

    Indonesia, meskipun ada beberapa yang menyatakan tidak mengetahui tentang

    standar akuntansi yang digunakan di Indonesia. Ketika ditanyakan lebih lanjut

    untuk menyebutkan apa saja standar akuntansi yang dipakai, mayoritas menjawab

    PSAK, IFRS, ETAP, dan SAP. Selain keempat standar tersebut, ada juga yang

    menyebutkan SEBI, PAPI, dan API, PBI, dan GAAP. Namun yang disayangkan,

    ternyata ada juga mahasiswa yang menjawab IAI, dimana IAI bukan merupakan

    standar akuntansi namun organisasi/badan yang menaungi akuntan di Indonesia.

    Ketika ditanyakan apa yang mereka ketahui tentang IFRS, mereka menjawab

    IFRS adalah standar akuntansi internasional yang dipergunakan sebagai pedoman

    untuk pembuatan laporan keuangan yang akan diterapkan di Indonesia pada tahun

    2012 lewat proses konvergensi yang pengukurannya menggunakan nilai wajar.

    Mayoritas mahasiswa baik yang belum menempuh maupun yang telah menempuh

    mata kuliah akuntansi internasional juga menyatakan bahwa mereka setuju

    dengan adanya program konvergensi ini. Hal ini menunjukkan bahwa adanya

    penerimaan mahasiswa akuntansi akan program konvergensi tersebut.

  • 8

    Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa berdasarkan uji

    statistik validitas untuk mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi

    internasional terdapat variabel yang tidak valid yaitu variabel pengetahuan IFRS

    & PSAK indikator 1 dengan nilai 0,053 atau lebih dari 0,05 maka data tersebut

    dibuang untuk penelitian selanjutnya dan selanjutnya menggunakan alat uji

    reliabilitas untuk menguji apakah reliabel atau tidaknya data yang akan diuji lebih

    lanjut dan hasil dari pengujian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan IFRS &

    PSAK dapat dinyatakan reliable dengan nilai 0,692, variabel konvergensi IFRS

    (hambatan) dinyatakan reliabel dengan nilai 0,833, dan variabel konvergensi IFRS

    (manfaat) dinyatakan reliabel dengan nilai 0,902.

    Hasil penelitian uji statistik validitas untuk mahasiswa yang telah

    menempuh mata kuliah akuntansi internasional terdapat variabel yang tidak valid

    yaitu variabel Pengetahuan IFRS & PSAK indikator 6 dan variabel konvergensi

    IFRS (hambatan) indikator 7 dengan nilai 0,167 dan 0,092 atau lebih dari 0,05

    maka data tersebut dibuang untuk penelitian selanjutnya dan selanjutnya

    menggunakan alat uji reliabilitas untuk menguji apakah reliabel atau tidaknya data

    yang akan diuji lebih lanjut dan hasil dari pengujian menunjukkan bahwa variabel

    Pengetahuan IFRS & PSAK dapat dinyatakan reliabel dengan nilai 0,746, variabel

    Konvergensi IFRS (hambatan) dinyatakan reliabel dengan nilai 0,790, dan

    variabel Konvergensi IFRS (manfaat) dinyatakan reliabel dengan nilai 0,908.

    Setelah menggunakan uji validitas dan reliabilitas untuk menunjukkan

    kualitas data, selanjutnya menggunakan uji normalitas dan hasilnya menunjukkan

    bahwa variabel pengetahuan dan pentingnya IFRS serta penggunaan IFRS dan

  • 9

    PSAK dan variabel konvergensi IFRS baik bagi persepsi mahasiswa yang belum

    menempuh mata kuliah akuntansi internasional maupun yang telah menempuh

    mata kuliah akuntansi internasional dapat dikatakan tidak normal atau nilai

    signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,001 dan 0,02. Karena data

    terdistribusi tidak normal maka uji beda dilakukan dengan uji Mann-Whitney

    yang bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan persepsi antara

    kelompok mahasiswa yang belum maupun mahasiswa yang telah menempuh mata

    kuliah akuntansi internasional.

    Dari pengujian Mann-Whitney ini pada pengetahuan dan pentingnya IFRS

    serta penggunaan IFRS dan PSAK menunjukkan nilai 0,015 sehingga H01 ditolak

    dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi mengenai pengetahuan dan

    pentingnya IFRS serta penggunaan IFRS dan PSAK antara mahasiswa yang

    belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan mahasiswa yang telah

    menempuh mata kuliah akuntansi internasional. Hal ini dapat juga dilihat dari

    nilai rata-rata kelompok mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi

    internasional yaitu sebesar 2,957. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan

    kelompok mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional

    yaitu 2,836. Hasil ini sesuai dengan penelitian James dan Blaszczynski (2010).

    Hal ini dapat terjadi karena jika mahasiswa telah menempuh mata kuliah

    akuntansi internasional, mereka akan memperoleh penjelasan lebih mendalam

    tentang IFRS baik bagaimana cara pengukurannya maupun penilaiannya untuk

    pembuatan suatu laporan keuangan, walaupun tidak semua pasal dalam IFRS

    dibahas dalam mata kuliah akuntansi internasional. Dengan adanya pengetahuan

  • 10

    yang lebih baik daripada mahasiswa yang belum menempuh akuntansi

    internasional dimungkinkan terdapat perbedaan persepsi antara kedua kelompok

    mahasiswa tersebut.

    Dari pengujian statistik deskriptif pada peran IFRS dan PSAK di

    Indonesia, terlihat bahwa persentase jawaban pada poin ini baik pada pertanyaan

    pertama, kedua, maupun ketiga tidak mengalami perbedaan yang signifikan

    sehingga H02 diterima dan disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi

    mengenai peran IFRS dan PSAK dalam pemakaian standar akuntansi di Indonesia

    antara mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan

    mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional. Hasil ini

    dimungkinkan terjadi sebab butir-butir pertanyaan ini tidak menuntut mahasiswa

    untuk memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai IFRS. Mayoritas

    mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional sudah

    memperoleh sedikit gambaran dan pengetahuan mengenai IFRS dari media lain

    selain perkuliahan, seperti diuraikan pada jawaban bagian I, mayoritas mahasiswa

    sudah mendapatkannya dari seminar, baca buku, browsing internet dan lainnya.

    Pada poin ini mahasiswa hanya disuruh untuk memilih dari dua atau tiga pilihan

    yang ada berkaitan dengan pemilihan standar akuntansi maupun hal yang harus

    dilakukan perusahaan non-publik berkaitan dengan penggunaan IFRS pada

    perusahaan publik. Mayoritas mahasiswa pun juga sudah mengetahui baik

    buruknya penggunaan IFRS bagi perusahaan non-publik sehingga memungkinkan

    mereka untuk memilih opsi yang sama dan memungkinkan tidak adanya

  • 11

    perbedaan persepsi antara kedua kelompok mahasiswa tersebut mengenai peran

    IFRS dan PSAK di Indonesia.

    Dari pengujian Mann-Whitney pada konvergensi IFRS di Indonesia

    menunjukkan nilai 0,096 sehingga H03 diterima dan disimpulkan bahwa tidak

    terdapat perbedaan persepsi mengenai konvergensi IFRS di Indonesia antara

    mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan

    mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional. Dilihat dari

    nilai rata-rata kelompok mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi

    internasional yaitu sebesar 6,250 dan 3,164. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan

    dengan kelompok mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi

    internasional yaitu 6,050 dan 3,070. Namun merujuk pada hasil uji Mann-

    Whitney perbedaan tersebut tidak signifikan untuk membedakan persepsi

    mahasiswa mengenai IFRS pada mahasiswa yang belum dan telah menempuh

    mata kuliah akuntansi internasional. Hasil ini dapat terjadi karena ternyata

    mayoritas mahasiswa sudah mengetahui proses konvergensi IFRS ini baik dari

    perkuliahan maupun hal lain semisal seminar, membaca buku jurnal, browsing

    internet, sehingga baik mahasiswa yang belum menempuh maupun yang telah

    menempuh mata kuliah akuntansi internasional sama-sama memiliki kewaspadaan

    akan dampak program konvergensi ini. Pengetahuan akan hambatan maupun

    manfaat akan program konvergensi ini pun dapat diperoleh selain di luar

    perkuliahan. Sehingga baik mahasiswa yang belum maupun yang telah menempuh

    mata kuliah akuntansi internasional dapat berpendapat serupa atau sama karena

    mereka sama-sama mengetahui akan program konvergensi IFRS ini.

  • 12

    Proses konvergensi IFRS atau pengadopsian IFRS ke dalam PSAK akan

    diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan entitas yang dimulai pada atau

    setelah tanggal 1 Januari 2012, namun hal ini hanya diterapkan pada entitas-

    entitas yang memiliki fungsi fidusia (memegang kepentingan orang banyak) atau

    dapat disebut juga dengan berakuntabilitas publik. Contoh entitas yang memiliki

    fungsi fidusia adalah entitas perbankan, BUMN, dan entitas yang menjual saham

    di pasar modal. PSAK yang sudah mengadopsi IFRS ini tidak diterapkan pada

    entitas tanpa akuntabilitas publik karena akan menghabiskan banyak biaya yang

    tidak akan sebanding dengan manfaatnya. Seperti misalnya pengukuran dengan

    nilai wajar, atau persyaratan pengungkapan informasi yang cukup banyak.

    Waktu penerapan PSAK yang mengadopsi IFRS ini sudah semakin dekat,

    namun masih banyak mahasiswa STIE Perbanas Surabaya yang merasa bahwa

    mereka tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk membuat laporan

    keuangan sesuai dengan PSAK yang mengacu pada IFRS, sebab selama ini

    mahasiswa lebih familier dengan PSAK yang mengacu pada U.S. GAAP.

    Meskipun mereka merasa tidak memiliki kemampuan yang memadai akan IFRS

    namun mereka merasa bahwa mempelajari IFRS dan memiliki kemampuan yang

    memadai akan IFRS sangat penting bagi mereka, hal ini sejalan dengan penelitian

    James dan Blaczynsky (2010). Mereka merasa mempelajari IFRS penting untuk

    mereka karena walaupun sekarang masih belum memasuki tahun 2012, sudah

    semakin banyak MNC yang membuka lowongan dan membutuhkan tenaga

    akuntansi namun selain meminta pelamar memiliki sertifikat Brevet Pajak,

    pelamar juga dituntut untuk memiliki pemahaman dan menguasai IFRS. Mata

  • 13

    kuliah Akuntansi Internasional sudah membantu mahasiswa dalam mempelajari

    IFRS, namun hal ini masih dirasa kurang bagi mahasiswa untuk benar-benar

    memahami dan menguasai IFRS secara baik, mereka perlu bentuk-bentuk

    pembelajaran yang lain di luar kelas untuk membantu mereka memahami dan

    menguasai IFRS secara baik, misalnya seperti seminar, searching di internet,

    membaca buku maupun jurnal, dan lain-lainnya. Adanya pelatihan khusus

    mengenai IFRS akan membantu mahasiswa untuk memiliki pemahaman dan

    penguasaan yang lebih baik mengenai IFRS.

    Mayoritas mahasiswa STIE Perbanas Surabaya setuju dengan rencana

    konvergensi ini karena konvergensi ini akan membawa banyak manfaat bagi

    perusahaan-perusahaan di Indonesia yang ingin bersaing di pasar global. Ada

    suara yang setuju, tentu saja ada juga yang tidak setuju hal ini disebabkan karena

    mereka merasa waktu penerapan konvergensi ini yang terlalu cepat dan mereka

    harus mempelajari semuanya dari awal lagi, yang lain mengatakan bahwa

    walaupun saat ini mendekati tahun 2012, tetapi dalam kurikulum pembelajaran

    hanya memperkenalkan saja, bahkan ada yang mengungkapkan bahwa mereka

    sendiri sebenarnya masih belum memahami PSAK yang sekarang, apalagi jika

    PSAK itu harus berubah lagi karena proses ini. Hal ini hendaknya harus

    diperhatikan baik oleh para mahasiswa maupun para pengajar yang menyiapkan

    mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja, karena tentunya para mahasiswa tidak

    ingin kebingungan dengan adanya proses konvergensi ini. Mahasiswa pun juga

    selayaknya untuk terus mempelajari tentang IFRS selain di luar perkuliahan

    seperti dengan mengikuti training, mengikuti seminar, dan lain-lainnya.

  • 14

    VII. Kesimpulan

    Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan persepsi mengenai

    International Financial Reporting Standards (IFRS) antara mahasiswa yang

    belum dan telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional. Setelah

    melakukan penelitian maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa :

    1. Terdapat perbedaan persepsi mengenai pengetahuan dan pentingnya IFRS

    serta penggunaan IFRS dan PSAK di Indonesia antara mahasiswa yang belum

    menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan mahasiswa yang telah

    menempuh mata kuliah akuntansi internasional.

    2. Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai peran IFRS dan PSAK dalam

    pemakaian standar akuntansi di Indonesia antara mahasiswa yang belum

    menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan mahasiswa yang telah

    menempuh mata kuliah akuntansi internasional

    3. Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai konvergensi IFRS di Indonesia

    antara mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional

    dan mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional.

    Dan pada akhirnya penelitian ini juga tidak mengatakan bahwa persepsi

    mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional lebih

    buruk atau lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang telah menempuh

    mata kuliah akuntansi internasional, karena pada dasarnya setiap mahasiswa

    hendaknya mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam menyambut proses

    konvergensi IFRS ini. Oleh karena itu hendaknya dunia pendidikan akuntansi

    sekarang lebih memperhatikan kurikulum pengajaran akan IFRS, sehingga

  • 15

    mahasiswa juga tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai

    IFRS dengan baik sehingga hal itu akan menjadi bekal yang cukup bagi

    mahasiswa untuk terjun dalam dunia kerja.

    VIII. Saran

    Adapun saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya, antara lain :

    1. Penelitian kedepan diharapkan menggunakan lebih dari satu civitas akademika

    atau lebih sebagai objek penelitian untuk mendapatkan generalisasi hasil yang

    lebih luas.

    2. Penelitian kedepan diharapkan menggunakan jumlah sampel yang lebih

    banyak sehinggan hasilnya lebih dapat digeneralisir antara kedua kelompok

    mahasiswa tersebut.

    3. Penelitian kedepan diharapkan selain menggunakan kuesioner sebagai

    pengumpulan datanya alangkah baiknya juga memperhitungkan melalui

    wawancara langsung kepada responden guna keakuratan data yang nantinya

    akan diuji.

    4. Penelitian kedepan diharapkan dapat meningkatkan sampel lebih dari jumlah

    sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

    5. Penelitian kedepan hendaknya menguji coba terlebih dahulu kuesioner yang

    digunakan untuk mendukung penelitian ini, agar dapat memperbaiki

    kekurangan yang ada pada instrumen kuesionernya

    6. Penelitian kedepan hendaknya mempertimbangkan uji yang akan dilakukan

    mengingat adanya perbedaan pengukuran skala pada instrumen penelitian.

  • 16

    DAFTAR PUSTAKA

    Atika. 2010. Konvergensi IFRS di Indonesia, (Online),

    (http://atikatikaaziz.blogspot.com/2010/09/konvergensi-ifrs-di-

    indonesia.html), diakses tanggal 1 November 2010)

    Choi, Frederick D.S dan Gary K. Meek. 2010. International Accounting. 6th

    Edition.

    Diterjemahkan oleh M. Yusuf Hamdan. Salemba Empat. Jakarta.

    Choi, Frederick D.S dan Gerhard G. Mueller. 1998. Akuntansi Internasional.

    Salemba Empat. Jakarta.

    Gamayuni, Rindu Rika. 2009. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju International Financial Reporting Standards. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 14, No.02, Hal 153-166.

    IAI. Sejarah SAK, (Online), (http://www.iaiglobal.or.id/prinsip_akuntansi/

    index.php?id=2, diakses tanggal 15 Januari 2011)

    ____, 2010. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), (Online),

    (http://www.iaiglobal.or.id/prinsip_akuntansi/standar.php?cat=SAK%20Umu

    m&id=71, diakses tanggal 15 Januari 2010)

    Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Edisi Revisi 1 Juli

    2009. Salemba Empat. Jakarta.

    Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat.

    Jakarta.

    Imam Ghozali. 2005. Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan Penerbit

    Universitas Diponegoro. Semarang.

    Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metode Penelitian Bisnis untuk

    Akuntansi dan Manajemen.

    James, Marianne L. dan Carol Blazczynski. 2010. Accounting Students Perceptions of International Financial Reporting Standards. Journal for Global Business Education. Vol. 10, Hal 37-49.

  • 17

    Ladewi, Yuhanis dan Wita Andaryani. 2005. Persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi terhadap Penggunaan dan Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di

    Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang. Fordema, . Vol. 5, No. 1, Hal 985-1003.

    Laela Mufida. 2007. Persepsi Guru Mengenai Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri I Warungasem Kecamatan

    Warungasem Kabupaten Batang Tahun 2007/2008. Skripsi Sarjana tak

    diterbitkan, Universitas Negeri Semarang.

    Mega Anjasmoro. 2010. Adopsi International Financial Report Standard : Kebutuhan atau Paksaan? Studi Kasus pada PT. Garuda Airlines Indonesia.

    Skripsi Sarjana tak diterbitkan, Universitas Diponegoro.

    Narsa, I Made. 2007. Struktur Meta Teori Akuntansi Keuangan (Sebuah Telaah dan Perbandingan antara FASB dan IASC). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 9, No. 2, Hal 43-51

    Natawidnyana. 2008. International Financial Reporting Standars: A Brief

    Description, (Online), (http://natawidnyana.wordpress.com/2008/10/

    28/international-financial-reporting-standards-ifrs-a-brief-description/, diakses

    tanggal 12 Oktober 2010)

    Sadjiarto, Arja. 1999. Akuntansi Internasional: Harmonisasi Versus Standarisasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 1, No. 2, Hal 144-161.

    Tia. 2010. Dampak IFRS, (Online), (http://tiaa-lingua.blogspot.com/2010/06/

    dampak-ifrs.html, diakses tanggal 1 November 2010)

    Winarna, Jaka dan Ninuk Retnowati. 2003. Persepsi Akuntan Pendidik, Akuntan Publik, dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik Ikatan Akuntansi

    Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VI. Hal 839-847.

    Yulianti dan Fitriany. 2005. Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Hal 791-807.

    Yohanes. 2010. Standar Akuntansi di Indonesia, (Online),

    (http://rogonyowosukmo.wordpress.com/2010/11/25/standar-akuntansi-di-

    indonesia/#more-762, diakses tanggal 15 Januari 2011)