rangkuman seminar jen (1)

4
Nama : Salzabila NIM : 030.09.221 SEMINAR “TANTANGAN PELAKSANAAN DAN KEBIJAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DAN BPJS” JAKARTA, 6 SEPTEMBER 2014 RANGKUMAN : TANTANGAN PENGEMBANGAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN SJSN DAN SKN ( Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc,PhD) Pada sesi pertama ini dibahas mengenai tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan pelayanan kesehatan primer, dimana semua program yang telah dibuat ini bertujuan untuk membantu masyarakat agar dapat mengakses pelayanan kesehatan dengan mudah, dan agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan setara bagi semua strata tanpa memandang status sosial ekonomi, dan semua hal tersebut diharapkan dapat terwujud lewat usaha pelayanan kesehatan primer yang diselenggarakan untuk menunjang pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pelayanan kesehatan primer menitik beratkan pada pelayanan Promosi dan Prevensi yang mendorong meningkatnya peran serta dan kemandirian masyarat dalam mengatasi berbagai faktor risiko kesehatan. Keberhasilan Pelayanan Kesehatan Primer akan mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional, dimana akan mengurangi jumlah pasien yang di rujuk dan juga diharapkan dapat mengurangi biaya pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif . Pelaksanaan pelayanan kesehatan primer di daerah yang baik akan mendukung Pembangunan Kesehatan Nasional. Tantangan strategis yang dihadapi pada pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Primer, antara lain : Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM o Terbatasnya jumlah dan kualitas SDM yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan Primer Akses jangkauan dan disparitas

Upload: salzabila-bustam

Post on 22-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nama: SalzabilaNIM: 030.09.221SEMINAR TANTANGAN PELAKSANAAN DAN KEBIJAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DAN BPJSJAKARTA, 6 SEPTEMBER 2014

RANGKUMAN :TANTANGAN PENGEMBANGAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN SJSN DAN SKN ( Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc,PhD)

Pada sesi pertama ini dibahas mengenai tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan pelayanan kesehatan primer, dimana semua program yang telah dibuat ini bertujuan untuk membantu masyarakat agar dapat mengakses pelayanan kesehatan dengan mudah, dan agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan setara bagi semua strata tanpa memandang status sosial ekonomi, dan semua hal tersebut diharapkan dapat terwujud lewat usaha pelayanan kesehatan primer yang diselenggarakan untuk menunjang pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Sistem Kesehatan Nasional (SKN).Pelayanan kesehatan primer menitik beratkan pada pelayanan Promosi dan Prevensi yang mendorong meningkatnya peran serta dan kemandirian masyarat dalam mengatasi berbagai faktor risiko kesehatan. Keberhasilan Pelayanan Kesehatan Primer akan mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional, dimana akan mengurangi jumlah pasien yang di rujuk dan juga diharapkan dapat mengurangi biaya pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif . Pelaksanaan pelayanan kesehatan primer di daerah yang baik akan mendukung Pembangunan Kesehatan Nasional.Tantangan strategis yang dihadapi pada pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Primer, antara lain : Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM Terbatasnya jumlah dan kualitas SDM yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan Primer Akses jangkauan dan disparitas Luasnya wilayah Indonesia dengan disparitas yang sangat beragam karena kondisi geografi dan iklim, memerlukan pola pendekatan khusus sesuai kondisi wilayah. Fokus Pelayanan Kesehatan Primer pada kuratif Pemahaman pelaksana maupun stake holder bahwa pelayanan kesehatan primer adalah pelayanan kuratif Sarana, prasarana, dan alat kesehatan Keterbatasan pemenuhan sarana prasarana dan alkes untuk mendukung pelaksanaan pelayanan seringkali akibat kurangnya pemahanan dan perencanaan daerah dalam menterjemahkan pola pelayanan kesehatan.Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasyankes Primer (Permenkes No.5/2014) menetapkan standar pelayanan di fasilitas kesehatan primer. Setiap dokter yang bertugas di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer diharapkan dapat menguasai 155 jenis penyakit, dan dokter juga diharapkan mampu mendiagnosa, melakukan penatalaksanaan tuntas/sementara dan melakukan rujukan yang tepat sesuai indikasi.

Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer dilakukan dengan cara :1. Peningkatan akses2. Peningkatan mutu3. Regionalisasi rujukan

Yang masih sering menjadi masalah dalam pelaksanaan usaha pengembangan sistem pelayanan kesehatan primer adalah masih banyaknya tenaga kesehatan, termasuk anggota DPR, yang tidak setuju dengan sistem ini, dan ingin kembali ke sistem yang lama.Dari segi tenaga kesehatan lebih sering mempermasalahkan mengenai masalah dana, baik dari segi tunjangan masing-masing dokter ataupun masalah finansial rumah sakit yang berkerja sama dengan sistem tersebut.

TANGGAPAN:Menurut saya, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mempunyai tujuan yang baik untuk rakyat Indonesia khususnya masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah, dimana pelayanan kesehatan seluruh Indonesia akan dibayar dengan sistem asuransi. JKN juga bertujuan untuk mengurangi membludaknya pasien di rumah sakit, karena banyak yang sudah terjadi sebelumnya banyak pasien yang terlantar oleh karena kurangnya tempat rawat inap di rumah sakit. Oleh karena itu pemerintah mensiasatinya dengan alur sistem JKN yang mengharuskan pasien untuk ke tempat pelayanan kesehatan primer, dimana diharapkan pasien sudah dapat diobati di tempat pelayanan kesehatan primer seperti puskesmas tanpa harus ke rumah sakit. Namun mengapa program yang tampaknya bagus ini banyak diributkan dan menimbulkan banyak keluhan?Keluhan banyak yang datang dari kalangan dokter, dimana sudah bukan rahasia lagi kapitasi yang diberikan BPJS kepada dokter di pelayanan primer sangat rendah. Begitupula di rumah sakit, bagaimana mungkin dokter dan rumah sakit dapat melayani pasien dengan baik bila tariff INA CBG tidak rasional, jauh dari biaya operasional rumah sakit. Yang terjadi bukan penghematan melainkan membagi-bagi paket prosedur menjadi beberapa paket yang lebih kecil agar klaim dapat memenuhi kebutuhan operasional rumah sakit. Hal ini bukan saja penyimpangan yang dapat menimbulkan tuntutan hukum bagi pihak dokter dan RS tetapi dapat merugikan pasien yang merasakan prosedur pelayanan RS menjadi berbelit.Besar kemungkinan kesemrawutan JKN akan menimbulkan potensi konflik antara rakyat dan penyedia layanan kesehatan (dokter dan RS). Sesungguhnya kebijakan JKN baru bisa dilaksanakan secara keseluruhan apabila pemerintah konsistem dan memiliki komitmen dalam memenuhi anggaran belanja minimal 5% untuk pembangunan kesehatan. Kalaupun pemerintah belum siap, mengapa program ini harus dijalankan dengan mengorbankan hak-hak rakyat dan tenaga kesehatan.