rangkuman buku media pembelajaran pengarang
DESCRIPTION
RANGKUMAN BUKU MEDIA PEMBELAJARANTRANSCRIPT
Rangkuman Buku Media pembelajaran Pengarang: Prof. Dr. Azhar
Arsyad, M.A.
PENDAHULUAN
Buku yang dirangkum berjudul “Media Pembelajaran” dikarang oleh Prof. Dr. Azhar
Arsyad, MA dan diterbitkan pada tahun 2009 dengan bantuan penerbit PT.
RajaGrafindo Persada yang berdaerah di Jakarta. Buku ini memiliki 192 halaman
dengan VII bab yang membahas beberapa informasi dasar dan penting mengenai
media pembelajaran. Pada bab I dibahas mengenai pengertian media, bab II fungsi
dan manfaat media pendidikan, bab III dikenalkan beberpa media pendidikan, bab IV
membahas pemilihan media, bab V penggunaan media, bab VI pengembangan media
dan bab terakhir atau bab VII dibahas mengenai evaluasi media pembelajaran.
RINGKASAN
Pengarang atau penulis merupakan seorang master agama maka buku ini dibuat
bukan hanya untuk pendidikan umum namun untuk pendidikan agama juga karena
didalamnya terdapat pemaparan yang kemudian dikaitkan dengan penggunaan media
dalam keberlangsungan pendidikan agama. buku ini dapat membantu pendidik dan
mahasiswa untuk memahami, menggunakan dan membuat media pendidikan, baik
untuk pendidikan umum maupun pendidikan agama sehingga dalam proses belajar
dapat tercipta suasana yang lebih baik, interaktif dan diminati oleh siswa. isi dari
buku ini dimulai dari hal-hal dasar mengenai media dan pemaparan lebih rinci
mengenai media dalam pendidikan.
Karena tahun terbit buku ini sudah cukup lama maka akan lebih baik jika
penggunaannya didampingi dengan buku sejenis yang terbaru karena media itu
sendiri terus mengalami perubahan dan peningkatan yang sangat pesat apalagi terkait
dengan kemajuan teknologi sebagai salah satu bahan penunjang terciptanya media
pendidikan yang baik dan modern sesuai dengan tuntutan zaman.
RESUME BAB
(Ringkasan Bab I. Pengertian Media)
Interaksi yang terjadi selama proses belajar dipengaruhi lingkungannya, yang antara
lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi
pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman, video atau audio, dan yang
sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor overhead, perekam
pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat
sumber belajar dan lain-lain). Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik,
1994:6):
1. Media sebagai alat komunikasi untuk efektivitas proses belajar mengajar;
2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
3. Seluk-beluk proses belajar;
4. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan; dan
5. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
Heinich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara
yang mengantar informasi antara sumber dengan penerima. Sedangkan AECT
(Association of Education and Communication Technology, 1997) memberi batasan
tentang media sebgai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi.
Ciri-ciri umum batasan tentang media dikemukakan sebagai berikut:
1. Media memiliki pengertian fisik yang umum dikenal sebagai hardware
2. Media memiliki pengertian nonfisik yang umum dikenal sebagai software
3. Penekanan media terdapat pada visual dan audio
4. Media memiliki pengertian sebagai alat bantu pada proses belajar
5. Media digunakan sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara guru dengan
peserta didik
6. Media digunakan secara masal
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan
dengan penerapan suatu ilmu.
Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media, diantaranya:
1. Ciri Fiksatif (Fixative Property), ciri ini menggambarkan kemampuan media
merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau
objek.
2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property), ciri ini menggambarkan
kemungkinan transformasi suatu kejadian atau objek.
3. Ciri Distributif (Distributive Property), ciri ini menggambarkan kemungkinan
media mentransformasikan suatu peristiwa atau objek melalui ruang, dan
secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa
dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian tersebut.
(Ringkasan Bab II. Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan)
Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,
khususnya media visual yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif dan fungsi
kompensatoris.
Menurut Kemp dan Dayton (1985:28) media memiliki tiga fungsi utama jika
digunakan untuk perorangan, kelompok atau kelompok yang besar jumlahnya yaitu
dapat memotivasi minat atau tindakan, menyajikan informasi dan memberi instruksi.
Menurut Kemp dan Dayton (1985:3-4) mengemukakan beberapa dampak positif
penggunaan media pembelajaran, diantaranya:
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku;
2. Pembelajaran bisa lebih menarik;
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif;
4. Waktu pembelajaran dapat lebih singkat;
5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana terdapat integrasi
didalamnya;
6. Pembelajaran dapat diberikan kapanpun dan dimanapun;
7. Dapat meningkatkan sikap positif siswa; dan
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif
Sudjana dan Rivai (1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam
proses belajar siswa, diantaranya:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa;
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya;
3. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi; serta
4. Serta siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena tidak hanya
mendengarkan guru menerangkan saja.
Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik (1994:15) merincikan manfaat
media pendidikan sebagai berikut:
1. Mengurangi verbalisme;
2. Memperbesar perhatian siswa;
3. Membuat pelajaran lebih mantap;
4. Memberikan pengalaman lebih nyata di kalangan siswa dan guru;
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu;
6. Membantu tumbuhnya perkembangan kemampuan berbahasa; dan
7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain.
Dapat disimpulkan manfaat praktis dari media pembelajaran diantaranya:
1. Media dapat memperjelas penyajian informasi;
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian peserta
didik;
3. Media dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu; serta
4. Media dapat memberikan kesamaan pengalaman pada siswa tentang informasi
yang disampaikan.
(Ringkasan Bab III. Pengenalan Beberapa Media)
Berdasarkan beberapa perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat
dikelompokan menjadi empat kelompok, yaitu (1) media teknologi cetak, (2) media
hasil teknologi audio-visual, (3) media hasil teknologi berdasarkan komputer, dan (4)
media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti
buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau
fotografis. Ciri media teknologi cetak, diantaranya: (1) teks dibaca secara linear, (2)
baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif, (3) teks
atau visual dtampilkan statis (diam) serta ciri-ciri lainnya.
Teknologi audio-visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan
audo dan visual. Ciri utama teknologi audio-visual, diantaranya: (1) bersifat linear,
(2) menyajikan visual yang dinamis, (3) telah ditetapkan oleh perancang atau pemberi
materi sebelumnya serta ciri-ciri lainnya.
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan
materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-procesor. Berbagai
jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran umumnya dikenal
sebagai computer-assisted instruction (pembelajaran dengan bantuan komputer). Ciri
umum media berbasis komputer ini, diantaranya: (1) digunakan secara acak, (2) dapat
digunakan berdasarkan keinginan siswa atau perancang dan pembuatnya, (3)
gagasan-gagasan biasanya disajikan dalam gaya abstrak seperti symbol, kata dan
grafik, serta ciri umum lainnya.
Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang
menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh
komputer. Ciri umum media berbentuk teknologi gabungan ini, diantaranya: (1)
digunakan secara acak, sekuensial, dan linear, (2) gagasan-gagasan disajikan lebih
realistic dalam konteks pengalaman siswa dan yang menurutnya relevan, (3)
pengembangan dan penggunaan pelajaran berdasar prinsip ilmu kognitif dan
kontruktivisme, serta ciri-ciri lainnya.
Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan
teknologi oleh Seels & Glasgow (1990:181-183) dibagi kedalam dua kategori luas,
yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
1. Pilihan media tradisional
2. Visual diam yang diproyeksikan (proyeksi opaque, proyeksi overhead, slides,
filmstrips
3. Visual yang tak diproyeksikan (gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram,
pameran, papan-info, papan-bulu)
4. Audio (rekaman piringan, pita kaset, reel cartridge)
5. Penyajian multimedia (slide plus suara, multi-image)
6. Visual dinamis yang diproyeksikan (film, televise, video)
7. Cetak (buku teks, modul, workbook, majalah ilmiah, lembaran lepas)
8. Permainan (teka-teki, simulasi, permainan papan)
9. Realia (model, specimen, manipulative)
10. Pilihan media teknologi mutakhir
11. media berbasis telekomunikasi (teleconference, kuliah jarak jauh)
12. media berbasis mikroprosesor (computer-assisted instruction, permainan
komputer, sistem tutor intelejen, interaktif, hypermedia, compact video disc).
(Ringkasan Bab IV. Pemilihan Media)
Heinich dan kawan-kawan (1982) mengajukan model perencanaan penggunaan
media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE. ASSURE adalah singkatan
dari Analyze learner characteristics, State objective, Select or modify media, Utilitize,
require learner response and educate yang mana dalam model ini disarankan enam
kegiatan dalam merencanakan pembelajaran, yaitu:
1. Menganalisis karakteristik umum sasaran;
2. Menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran;
3. Memilih, memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan
media yang tepat;
4. Menggunakan materi dan media;
5. Meminta tanggapan dari siswa; dan
6. Mengevaluasi proses belajar.
Pada tingkatan umum dan menyeluruh pemilihan media dapat didasarkan dengan
mempertimbangkan factor-faktor seperti:
1. Hambatan pengembangan dan pembelajaran;
2. Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran;
3. Mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan siswa;
4. Tingkat kesenangan dan keefektifan biaya;
5. Kemampuan akomodasi penyajian, kemampuan akomodasi respon siswa,
kemampuan akomodasi umpan balik, serta memilih media primer dan sekunder
6. Memperhatikan media sekunder.
Dari segi teori belajar dengan berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis,
pemilihan media dapat mempertimbangkan hal-hal seperti:
1. Motivasi;
2. Perbedaan individual;
3. Tujuan pembelajaran;
4. Organisasi isi;
5. Persiapan sebelum belajar;
6. Emosi;
7. Partisipasi;
8. Umpan balik;
9. Penguatan (reinforcement);
10. Latihan dan pengulangan; dan
11. Penerapan;
Kriteria pemilihan media pembelajaran diantaranya:
1. Media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai;
2. Media harus tepat untuk mendukung isi pembelajaran;
3. Media harus praktis, luwes dan bertahan;
4. Guru harus terampil menggunakannya;
5. Media dapat mengelompokan sasaran; serta
6. Media harus memiliki mutu teknis.
(Ringkasan Bab V. Penggunaan Media)
Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan
dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila
tujuan yang ingin dicapai adalah mengubah sikap atau memantau pembelajaran siswa.
Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang
berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates. Langkah-langkah rancangan jenis
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. merumuskan masalah yang relevan;
2. mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan masalah;
3. ajarkan pentingnya pengetahuan dan bagaimana penerapan pengetahuan itu
untuk pemecahan masalah;
4. tuntun eksplorasi siswa;kembangkan masalah dalam konteks yang beragam;
5. nilai pengetahuan siswa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan;
Media berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun,
jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Dalam merancang teks berbasis cetakan harus
memperhatikan hal-hal seperti konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran
huruf, dan penggunaan spasi kosong.
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peranan yang sangat
penting dalam proses belajar. Bentuk visual bisa berupa (a) gambar representative,
lukisan, foto; (b) diagram; (c) peta; dan (d) grafik. Ada beberapa prinsip umum
tentang penggunaan media visual secara efektif, diantaranya:
1. usahakan visual sesederhana mungkin dalam menggambarkan sesuatu;
2. visual digunakan untuk menekankan informasi dan saran;
3. gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi;
4. ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingatnya;
5. gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep;
6. hindari visual tak berimbang;
7. tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual;
8. visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca;
9. visual dalam bentuk diagram dapat membantu mempelajari materi yag agak
kompleks;
10. visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan khusus akan
efektif bila (1) jumlah objek visual dijaga agar terbatas; (2) jumlah aksi
terpisah; (3) semua objek dan aksi dimaksudkan dilukiskan secara realistic
untuk menghindari penafsiran ganda;
11. unsur-unsur pesan dalam visual harus ditonjolkan;
12. caption harus disiapkan untuk (1) menambah informasi yang sulit dilukiskan
secara visual; (2) memberi nama orang, tempat, atau objek; (3)
menghubungkan antara kejadian atau aksi dalam lukisan visual sebelum atau
sesudahnya; (4) menyatakan apa yang orang dalam gambar kerjakan, pikirkan
atau katakana;
13. warna harus digunakan secara realistic;
14. warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan
membedakan komponen-komponen;
Media berbasis audio-visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan
pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang
diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang
memerlukan persiapan banyak, rancangan dan penelitian. Ada beberapa petunjuk
praktis untuk menulis naskah narasi, diantaranya:
1. tulis singkat, padat dan sederhana;
2. tulis seperti judul berita pendek dan tepat, berirama, dan mudah diingat;
3. tulisan tidak harus berupa tulisan yang lengkap;
4. hindari istilah teknis;
5. tulis dalam kalimat aktif;
6. usahakan dalam satu kalimat tidak lebih dari 15 kata;
7. setelah penulisan selesai, baca kembali narasi dengan suara keras; dan
8. edit serta revisi narasi seperlunya.
Storyboard dikembangkan dengan memperhatikan beberapa petunjuk, seperti:
1. penetapan jenis media visual yang akan digunakan;
2. memikirkan peranan audio dalam program media;
3. yakinkan seluruh isi pelajaran tercakup dalam storyboard;
4. review storyboard;
5. pemaparan storyboard;
6. review dan kritik storyboard oleh anggota tim produksi;
7. catat semua komentar, kritik, dan saran-saran; dan
8. revisi persiapan akhir.
Media berbasis komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam pendidikan dan
pelatihan. Peran komputer sebagai pembantu dalam tambahan belajar,
pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan atau
keduannya dikenal sebagai modus CAI (Computer Assisted Instruction). Penggunaan
komputer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional,
sebagai berikut:
1. merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan serta menjadwalkan
pengajaran;
2. mengevaluasi siswa (tes);
3. mengumpulkan data mengenai siswa;
4. melakukan analisis statistik mengenai data pelajaran; dan
5. membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau individu).
Format penyajian pesan dan informasi dalam CAI terdiri atas tutorial terprogram,
tutorial intelejen, drill and practice, dansimulasi. Tutorial terprogram adalah
seperangkat tayangan baik statis maupun dinamis yang telah lebih dulu
diprogramkan.. Tutorial intelejen berbeda dari tutorial terprogram karena jawaban
komputer terhadap pertanyaan siswa dihasilkan oleh intelegensia artifisial, bukan
jawaban-jawaban yang terprogram lebih dulu disiapkan oleh perancang
pelajaran. Drill and practice digunakan dengan asumsi bahwa suatu konsep, aturan
atau kaidah, atau prosedur telah diajarkan kepada siswa. Sedangkan simulasi pada
komputer memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif dan
perorangan. Berikut adalah beberapa petunjuk untuk perwajahan teks media berbasis
komputer.
1. layar/ monitor bukanlah halaman, tetapi penayangan yang dinamis, bergerak
berubah dengan perlahan-lahan;
2. layar tidak boleh terlalu padat;
3. pilihlah jenis huruf yang normal;
4. gunakan antara tujuh sampai sepuluh kata per baris untuk memudahkan
pembacaan;
5. tidak memenggal kata pada akhir baris; tidak memulai paragraph pada baris
terakhir dalam satu layar tayangan; tidak mengakhiri paragraph pada baris
pertama layar tayangan; dan meluruskan baris kalimat pada sebelah kiri, namun
disebelah kanan lebih baik tidak lurus untuk memudahkan pembacaan;
6. jarak dua spasi disarankan untuk tingkat keterbacaan yang baik;
7. pilih karakter huruf tertentu untuk judul dan kata-kata kunci, missal cetak tebal,
garis bawah, dan cetak miring;
8. teks diberi kotak apabila teks itu berada bersamaan dengan grafik atau
representasi visual lainnya; serta
9. konsistensi dengan gaya dan format yang dipilih.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan media berbasis komputer,
diantaranya:
1. pertimbangan rancangan yang berpusat pada masalah, studi kasus atau
simulasi;
2. buat penyajian instruksional singkat;
3. berikan kesempatan interaksi sekurang-kurangnya 3 atau 4 layar tayangan;
4. pertimbangkan desain agar tidak tercipta informasi secara linear bagi siswa;
5. pertimbangan membolehkan siswa berinteraksi dengan pemakai komputer lain;
dan
6. jangan memaksakan interaksi.
Perpustakaan merupakan pusat sarana utama akademis. Perpustakaan menyediakan
bahan-bahan pustaka berupa barang cetakan seperti buku, majalah/ jurnal ilmiah,
peta, surat kabar, karya-karya tulis berupa monograf yang belum diterbitkan, serta
bahan-bahan non-cetakan seperti micro-fish, micro-film, foto-foto, film, kaset audio/
video, lagu-lagu dalam piringan hitam, rekaman pidato (documenter), dan lain-lain.
Bahan-bahan yang tersedia itu dapat dikelompokan ke dalam jenis (1) referensi, (2)
reserve, (3) pinjaman. Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar secara
efektif memerlukan keterampilan, sebagai berikut (Achsin, 1986):
1. keterampilan mengumpulkan informasi;
2. keterampilan mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi;
3. keterampilan menganalisis, menginterpretasikan, dan mengevaluasi informasi;
serta
4. keterampilan menggunakan informasi.
(Ringkasan Bab VI. Pengembangan Media)
Media berbasis visual, dalam proses penataan itu harus diperhatikan prinsip-prinsip
desain tertentu antara lain prinsp kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan
keseimbangan. Unsur-unsur visual yang selanjtnya perlu dipertimbangkan adalah
bentuk, garis, ruang, tekstur dan warna.
Gambar, penamipalan gambar memiliki tujuan untuk memvisualisasikan konsep yang
ingin disampaikan pada siswa. Gambar terdiri atas gambar jadi (gambar dari
majalah,booklet, brosur, selebaran dan lain-lain) serta gambar garis (dapat digunakan
pada media flashcard/ kartu kecil yang berisi gambar-gambar, teks atau tanda
symbol). strip story merupakan potongan-potongan kertas yang sering digunakan
dalam pengajaran bahasa asing. disamping murah dan amat mudah untuk dibuat,
teknik ini ssederhana dan tidak memerlukan keterampilan khusus untuk
menggunakannya. Papan kantong, untuk membuat papan kantong diperlukan papan
triplek atau kartu kata. Pada papan triplek diletakan deretan kantong-kantong karton
yang mana deretan kantong-kantong ini kemudian dapat dipindah-pindahkan isi
kertas yang bertuliskan kata-kata. Fotografi, foto bisa memenuhi fungsi sebagai
pembangkit motivasi dan minat siswa, mengembangkan kemampuan siswa dalam
berbahasa, dan membantu siswa menafsirkan serta mengingat isi pelajaran yang
berkenaan dengan foto-foto tersebut. Foto yang digunakan sebagai media
pembelajaran harus artistic dalam arti foto tersebut mempertimbangkan factor-faktor
seperti komposisi, pewarnaan yang efektif, dan teknik pengambilan serta pemrosesan
yang baik.
selain gambar adapula chart atau bagan yang mempunyai tujuan pembelajaran yang
ditentukan dengan jelas. sebaiknya chart itu ditekan hingga hanya berisi informasi
verbal dan visual yang minimum untuk dapat dipahami.
(Ringkasan Bab VII. Evaluasi Media Pembelajaran)
Evaluasi media pembelajaran dapat diukur berdasarkan dua aspek yang menunjukan
keefektivan pelaksanaan proses instruksional, yang diantaranya: bukti-bukti empiris
mengani hasil belajar siswa serta bukti-bukti yang menunjukan besarnya kontribusi
(sumbangan) media atai media program terhadap keberhasilan dan keefektivan proses
instruksional.
Evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti diskusi kelas dan kelompok
interview perorangan, observasi mengenai perilaku siswa dan evaluasi media yang
telah tersedia. Walker dan Hess (1984:206) memberikan kriteria dalam mereview
perangkat lunak media pembelajaran yang berdasarkan kepada kualita:
1. kualitas isi dan tujuan (ketepatan, kepentingan, kelengkapan, keseimbangan,
minat/ perhatian, keadilan, kesesuaian dengan situasi siswa);
2. kualitas instruksional (memberikan kesempatan belajar, bantuan untuk belajar,
kualitas memotivasi, fleksibilitas instruksionalnya, hubungan dengan program
pembelajaran lainnya, kualitas soal interaksi instruksionalnya, kualitas tes dan
penilaiannya, dapat memberi dampak bagi siswa, dapat memberi dampak bagi
guru dan pembelajarannya); dan
3. kualitas teknis (keterbacaan, mudah digunakan, kualitas tampilan/ tayangan,
kualitas penayangan jawaban, kualitas pengelolaan programnya dan kualitas
pendokumentasiannya).
KESIMPULAN
Dalam proses pembelajaran kita sebagai pendidik khususnya sangat penting untuk
mengetahui mengenai media pembelajaran untuk memfasilitasi terjadinya proses
interaksi saat proses belajar mengajar. Pengetahuan mengenai media pembelajaran
harus diketahui dimulai dari hal yang dasar hingga perkembangannya saat ini agar
media yang digunakan relevan dan sesuai dengan keadaan pada saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arsayd, Azhari. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.